Log in

Relevant bibliographies by topics / Kiswa / Journal articles

To see the other types of publications on this topic, follow the link: Kiswa.

Journal articles on the topic 'Kiswa'

Author: Grafiati

Published: 4 June 2021

Last updated: 1 February 2022

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Kiswa.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Karsa, Nadya Dwi, and Sukri Rahman. "Penatalaksanaan Kista Teratoid Leher." Jurnal Kesehatan Andalas 9, no. 2 (August 1, 2020): 253. http://dx.doi.org/10.25077/jka.v9i2.1297.

Full text

Abstract:

Kista dermoid merupakan massa kistik subkutan yang terdiri dari epitel dan struktur adneksa. Secara histopatologi terdiri dari tiga jenis yaitu kista epidermoid, dermoid sejati dan teratoid. Kista teratoid merupakan variasi jarang dari kista dermoid. Kista teratoid timbul dari diferensiasi ektodermal sel multipotensial sepanjang proses fusi embrionik. Kista ini lebih sering terjadi pada laki-laki pada usia dekade kedua dan ketiga. Kista dapat terjadi di seluruh tubuh. Dilaporkan kasus seorang laki-laki usia 49 tahun dengan benjolan di leher yang membesar secara perlahan sejak 1 bulan dan hasil Computed Tomography (CT) Scan tiroid dan leher dicurigai sebagai kista tiroglosus dan didiagnosis banding dengan kista dermoid. Dilakukan penatalaksanaan dengan eksisi kista dalam anestesi umum dan dilakukan pemeriksaan patologi anatomi dengan hasil kista teratoid. Kista teratoid dapat berkembang di bagian tubuh manapun, namun sangat jarang pada kepala dan leher. Jika kista teratoid dapat terdiagnosis lebih awal dan ditatalaksana dengan eksisi kista secara komplit, maka prognosisnya lebih baik. Dari ketiga variasi kista dermoid, hanya kista teratoid yang dapat mengalami perubahan kearah keganasan.Kata kunci: eksisi kista, histopatologi, kista teratoid

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

2

Gusman, Aggy Pramana, Dian Maulida, and Eva Rianti. "SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KISTA OVARIUM DENGAN METODE FORWARD CHAINING." KOMTEKINFO 6, no. 1 (May 16, 2019): 8–18. http://dx.doi.org/10.29165/komtekinfo.v6i1.146.

Full text

Abstract:

Penyakit Kista Ovarium umumnya hanya dapat menyerang kaum wanita setelah berumur 25 tahun keatas kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai gejala-gejala dari penyakit kista ovarium inilah yang menjadi masalahnya maka dari itu disini penulis membuat sistem pakar diagnosa penyakit Kista Ovarium dengan Metode Forward Chaining yaitu dimana pasien melakukan konsultasi dengan cara menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan gejala Kista Ovarium dan pasien menjawab pertanyaan sesuai dengan gejala yang dirasakan oleh pasien. Sistem pakar ini dibuat dengan menggunakan Bahasa Pemrograman PHP dan Database Mysql. Diharapkan dengan adanya sistem pakar diagosa penyakit Kista Ovarium ini nantinya dapat memudahkan pasien dalam berkonsultasi mengenai penyakit Kista Ovarium ini dan dapat menambah pengetahuan bagi sipasien. Kata Kunci: Kista Ovarium, Sistem Pakar, Forward Chaining.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

3

Moore, James N., and John R. Clark. "`KIOWA' BLACKBERRY." HortScience 31, no. 5 (September 1996): 750b—750. http://dx.doi.org/10.21273/hortsci.31.5.750b.

Full text

Abstract:

`Kiowa' is the eighth in a series of erect-growing, high-quality, productive blackberry cultivars developed in the breeding program of the Arkansas Agricultural Experiment Station. Large fruit size is the most outstanding characteristic of `Kiowa', with fruit size usually 30% heavier than `Shawnee'. `Kiowa' has generally been less productive than `Shawnee' but similar in productivity to `Choctaw'. First picking of `Kiowa' is usually 3 days later than that of `Shawnee'. The harvest season for `Kiowa' is long, with fruit commonly ripening over a 6-week period. Fruits of `Kiowa' are firmer than `Shawnee' and `Choctaw'. Plants of `Kiowa' are not as vigorous or erect as are plants of `Shawnee', although row establishment has been good using either plants or root cuttings.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

4

Sukma Suntana, Mutiara, and Ratna Trisusanti. "KISTA DENTIGEROUS PADA IMPAKSI GIGI KANINUS RAHANG ATAS YANG DIAMATI MENGGUNAKAN PEMERIKSAAN RADIOGRAF RUTIN." Medika Kartika Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Volume 3 No 2 (April 30, 2020): 139–48. http://dx.doi.org/10.35990/mk.v3n2.p139-148.

Full text

Abstract:

Impaksi gigi merupakan kondisi gigi tidak dapat tumbuh ke rongga mulut, dan masuk ke lengkung rahang. Kista dentigerous adalah kista di sekitar mahkota gigi yang terbentuk pada gigi belum erupsi. Kista dentigerous pada gigi belum erupsi terbentuk apabila di dalam lapisan epitel email yang tereduksi menumpuk cairan. Kista ini dapat menumpuk di antara epitel dan mahkota gigi yang belum erupsi. Laporan kasus ini bertujuan untuk memperlihatkan perubahan dari lesi pre-kista yang tidak dilakukan perawatan menjadi kista dentigerous dalam jangka waktu dua tahun setelah pasien melakukan perawatan gigi rutin pertama. Kasus ini pada pasien perempuan, berumur 19 tahun dengan keluhan terdapat gigi yang tidak tumbuh pada rahang atas dan terasa berjejal. Pasien ingin dirapikan giginya untuk alasan estetika. Hasil pemeriksaan radiograf panoramik ditemukan perkembangan lesi secara tidak sengaja. Dari radiograf rutin panoramik, terlihat gigi impaksi dengan gambaran lesi prekista dentigerous pada bagian mahkotanya. Dua tahun setelah perawatan pembersihan karang gigi dilakukan radiograf oklusal, terlihat lesi tersebut membesar dan telah berubah menjadi kista dentigerous. Erupsi gigi yang terlambat atau adanya impaksi pada gigi dapat menyebabkan penumpukan cairan di dalam lapisan epitel email gigi. Kista dentigerous dapat terbentuk karena ada cairan yang menumpuk di antara epitel dan mahkota gigi. Pertumbuhan kista yang lambat dan tidak adanya gejala penyerta menyebabkan kista ini baru terdeteksi dari pemeriksaan radiograf rutin.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

5

Healy, Donald T. "Kiowa." Raven: A Journal of Vexillology 3 (1996): 74–75. http://dx.doi.org/10.5840/raven1996/19973/446.

Full text

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

6

Qorina, Shinta, and Roni Eka Sahputra. "KISTA ARACHNOID EKSTRADURAL." Jurnal Kesehatan Andalas 7 (July 29, 2018): 74. http://dx.doi.org/10.25077/jka.v7i0.832.

Full text

Abstract:

Kista arachnoid ekstradural di tulang belakang merupakan kista yang langka dan jarang sebagai penyebab kompresi sumsum tulang belakang dan kista ini paling sering terjadi pada bagian tengah dan bawah dari tulang belakang. Kista arachnoid paling sering terjadi pada bagian tengah dan bawah tulang belakang 65%, di lumbar dan lumbosakral sebanyak 13 %, torakolumbalis 12%, dan sacrum 7%.Penyebabnya belum ditentukan secara definitif, kemungkinan besar karena kongenital dan beberapa penelitian mengatakan bahwa kista ini dapat disebabkan oleh trauma, infeksi, atau peradangan.Kista arachnoid dikategorikan menjadi tiga tipe, tipe I (IA dan IB), tipe II dan tipe III. Terapi yang disarankan pada pasien asimptomatik adalah observasi sebagai terapi konservatif. Sedangkan terapi pembedahan eksisi kista secara utuh direkomendasikan untuk pasien dengan kerusakan neurologis yang berat, serta dilanjutkan dengan obliterasi pedikel komunikan dan repair watertight defek dural untuk menghambat mekanisme ball-valve. Dilaporkan satu kasus Seorang pasien perempuan berumur 46 tahun dengan keluhan utama nyeri punggung sejak 6 bulan sebelum masuk rumah sakit, dan dari hasil pemeriksaan penunjang berupa MRI didapatkan adanya Kista Subarachnoid Thorakal 12, dan pada pasien ini dilakukan tindakan operasi berupa unilateral laminectomy dan foraminectomy.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

7

Utomo, Bagus Sediadi Bandol, Sri Amin, and Thamrin Wikanta. "PENGAWETAN KISTA ARTEMIA DAN UJI PERTUMBUHAN BIOMASSANYA." Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 8, no. 6 (March 21, 2017): 65. http://dx.doi.org/10.15578/jppi.8.6.2002.65-70.

Full text

Abstract:

Pengawetan kista basah Aftemia salina berasal daritambak garam rakyat Madura telahdilakukan dengan cara merendamnya dalam larutan garam 250 ppt pada suhu kamar selama satu bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tetas kista awetan berkurang menjadi 41,0 o/o dibandingkan kista basah sebelum diawet yaitu 55,9%.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

8

Fatkhiyah, Natiqotul. "Faktor Risiko Kejadian Kista Ovarium Pada Wanita Usia Reproduksi di RSKIA Kasih Ibu Kota Tegal." Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) 10, no. 1 (March 27, 2019): 6. http://dx.doi.org/10.36308/jik.v10i1.131.

Full text

Abstract:

Kista ovarium adalah suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium,cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh selaput yang terbentuk dari lapisan terluar ovariumKista ovarium sering terjadi pada wanita di masa reproduksinya. Kista ovarium merupakansalah satu bentuk penyakit reproduksi yang menyerang wanita. Terjadinya kista atau tumorkarena adanya pertumbuan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak. Walupun demikiantidak menutup kemungkinan untuk menjadi tumor ganas atau kanker Beberapa faktor yangdapat meningkatkan risiko kejadian kista ovarium diantaranya faktor genetik, paritas, statusekonomi, status gizi dan anemis serta penggunaan bahan kimia. Tujuan penelitian untukmengidentifikasi faktor risiko kejadian kista ovarium pada wanita usia reproduksi di RSIAKasih Ibu Tegal.Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian survey desktiptif dengan pendekatan crosssectional. Pengambilan sampel secara keseluruhan (sampling jenuh). Pengumpulan datapenelitian dengan dokumentasi data rekam medik ruamah sakit. Analisis data secara univariatberdasarkan nilai frekuensi dan peresentase variabel penelitian.Hasil penelitian diketahuifaktor risiko ibu dengan frekeunsi dominan pada kejadian kista ovarium yaitu multipara, usia20-45 tahun, anemia ringan sebesar 11 ibu (42,3%); dan berat badan < 50 kg sebesar 7(26,9%).

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

9

Yunus, Yunus, and Ketut Sugama. "UJI COBA PRODUKSI KISTA ARTEMIA DI TAMBAK GARAM DI MADURA." Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 4, no. 4 (April 5, 2017): 76. http://dx.doi.org/10.15578/jppi.4.4.1998.76-81.

Full text

Abstract:

Kista artemia yang dibutuhkan di Indonesia seluruhnya masih dipenuhi dari impor, olehkarena itu upaya penelitian yang ditujukan untuk memproduksi kista artemia secara lokal telah banyak dilakukan oleh para peneliti. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penggunaan bungkil kelapa yang dikombinasikan dengan tepung ikan pada budidaya artemia di tambak garam ternyata dapat meningkatkan produksi dan persentase penetasan kista artemia.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

10

Moore, James N., and John R. Clark. "`Kiowa' Blackberry." HortScience 31, no. 2 (April 1996): 286–88. http://dx.doi.org/10.21273/hortsci.31.2.286.

Full text

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

11

Flores, Dan L., and John R. Wunder. "The Kiowa." American Indian Quarterly 15, no. 3 (1991): 418. http://dx.doi.org/10.2307/1185506.

Full text

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

12

Marzuki, Mildawati, I. Wayan Wirata, and I. Gusti Agung Gde Putra Pemayun. "SURGICAL TREATMENT ON MULTIPLE CYST OF MIX POMERANIAN DOG’S SEBACEOUS GLAND: A CASE REPORT." Indonesia Medicus Veterinus 10, no. 2 (March 31, 2021): 326–37. http://dx.doi.org/10.19087/imv.2021.10.2.326.

Full text

Abstract:

Kista sebaseus adalah istilah yang menunjukkan kista subkutan yang terjadi karena obstruksi pembukaan duktus pilosebaceous. Sebasea diproduksi oleh kelenjar sebasea yang pada umumnya berhubungan dengan folikel rambut. Seekor anjing persilangan pomeranian berumur enam tahun, bobot badan 5,8 kg dan berjenis kelamin jantan diperiksa di Rumah Sakit Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana dengan keluhan terdapat penonjolan pada bagian inter digitalis kaki kiri depan. Menurut hasil pemeriksaan histopatologi terhadap biopsi tumor tersebut yang dilakukan di Balai Besar Veteriner Denpasar, didiagnosis mengalami kista kelenjar sebasea. Kista ditangani dengan melakukan pembedahan (eksisi). Premedikasi yang diberikan berupa atropin sulfat 0,5 mL dan anestesi yang digunakan berupa ketamin 0,6 mL dan xylazin 0,3 mL. Insisi dilakukan pada bagian pangkal kista kemudian dilakukan preparasi untuk membuka bagian kulit dan eksisi jaringan kista secara menyeluruh, kemudian jaringan dipindahkan dan dilakukan penjahitan pada daerah sayatan. Anjing diberi antibiotik amoksisilin trihidrat 250 mg dua kali sehari 0,5 tablet secara per oral, selama tujuh hari dan asam mefenamat 500 mg dua kali sehari 0,5 tablet secara per oral, selama lima hari. Penanganan pascaoperasi pada kasus ini disarankan untuk membatasi gerak pasien, menjaga kebersihan luka, dan rutin melakukan pengecekan terhadap luka dengan mengganti perbannya.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

13

Dewi, Danty Safira, and Tika Widiastuti. "PEMBERDAYAAN EKONOMI KARYAWAN PESANTREN OLEH KOPERASI AL-MAWADDAH STUDI KASUS PESANTREN PUTRI AL-MAWADDAH." Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan 3, no. 3 (January 20, 2017): 219. http://dx.doi.org/10.20473/vol3iss20163pp219-234.

Full text

Abstract:

The research goal is to figure out the role of the Al-Mawaddah Islamic Girl Boarding School or Kiswah against economic empowerment employee of boarding school. The research method used is descriptive qualitative approach with case studies. Data collected by interviews and observations directly to the informant that is in charge of the cooperative and the community surrounding the village of Coper Jetis Ponorogo and secondary data collection is derived from the journal, text books and other literature.Results from this study is a Kiswah role in the economic empowerment of the employees but still less perfect or less than optimal. The employees economic empowerment conducted by the Cooperative Al-Mawaddah Islamic Girl Boarding School or Kiswah by making Kiswah as employment and to increase their income. Going forward, Kiswah will change the shape of this cooperative that previously was business cooperatives into credit unions or other forms of cooperatives.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

14

Sinaga, Nurcahaya. "Kasus Porensefali pada Seorang Anak Laki-Laki Berusia 12 Tahun." SRIWIJAYA JOURNAL OF MEDICINE 2, no. 1 (January 30, 2019): 279–83. http://dx.doi.org/10.32539/sjm.v2i1.51.

Full text

Abstract:

Kista porensefali merupakan keadaan terdapatnya celah kavitas kistik pada otak atau lebih spesifik menunjukkan adanya area kistik fokal dari encephalomalasia yang berhubungan dengan ventrikel dan atau ruang subarachnoid. Manifestasi klinis dari kista porensefali sangatlah beragam, tergantung dari ukuran kista dan lokasi pada hemisfer otak. Bisa asimtomatik sampai pada sangat terganggu. Porensefali klinis harus dicurigai jika pasien menunjukkan hemiplegia spastik, makrosefali asimetris, transiluminasi tengkorak unilateral, atau terdapatnya supresi tegangan pada satu sisi pada EEG. Pada laporan kasus ini dilaporkan seorang anak laki-laki berusia 12 tahun dengan kista porensefali yang telah dilakukan drainase dan menunjukkan perbaikan klinis. Diagnosis porensefali dikonfirmasi dengan CT scan. Tatalaksana dan pathogenesis porensefali masih sedikit diketahui. Perlu penelitian dan evaluasi lanjut terhadap perkembangan kedepannya.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

15

Herawati, Anita, Linda Kusumawati, and Ahmad Hidayat. "Hubungan Siklus Menstruasi Dengan Angka Kista Ovarium Pada Pasien RSUD “X” Banjarmasin." DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN 10, no. 1 (January 2, 2020): 48–53. http://dx.doi.org/10.33859/dksm.v10i1.405.

Full text

Abstract:

Latar Belakang : Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2013 angka kejadian kista ovarium sebanyak 37,2% yang sering terjadi pada perempuan umur antara 20 – 40 tahun. Kista ovarium ini sering disebut dengan silent killer dimana sekitar 60% - 70% pasien datang dalam keadaan sudah terdiagnosis stadium lanjut. Kejadian kista ovarium di Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun ketahun. Di RSUD X Banjarmasin, kejadian kista ovarium berfluktuasi pada tahun 2012 sebanyak 243 kasus, tahun 2013 sebanyak 103 kasus dan tahun 2014 sebanyak 186 kasus.Tujuan : untuk mengkaji hubungan kejadian kista ovarium dengan siklus menstruasi di RSUD X Banjarmasin.Metodologi : Desain penelitian yang di gunakan desain Case control dengan jumlah kasus 186 pasien dengan kista ovarium dan kontrol 186 pasien yang tidak kista ovarium. Analisis data dengan analisis diskriptif analitik dengan chi square, regresi logistik berganda, data penelitian yang digunakan data sekunder dari tahun 2012 -2014.Hasil penelitian : umur perempuan berisiko memiliki 5 kali kemungkinan terkena kista ovarium yaitu sebesar 29,1%, siklus menstruasi yang tidak teratur memiliki risiko 2 kali dengan probabilitas 5,8%, status pernikahan memiliki kontribusi sebanyak 9 kali lebih berisiko yaitu 6,8%, paritas pada ibu yang pernah melahirkan akan mengurangi risiko kista ovarium sebesar 69,5%, dengan kontribusi 2%. Obesitas memiliki resiko 3 kali dengan probability 19,5%, keluarga yang memiliki riwayat kista ovarium memiliki risiko 1 kali dengan kontribusi 1,4%. Menarche tidak berhubungan dengan kista ovarium.Kata kunci : Kejadian kista ovarium, siklus menstruasi, pernikahan. ABSTRACTBackground: Based on the 2013 Indonesian Health Demographic Survey, the incidence of ovarian cysts, which amounted to 37.2%, often occured in women aged between 20-40 years. Ovarian cysts are often called the silent killer where around 60% - 70% of patients come under the diagnosis of an advanced stage. The incidence of ovarian cysts in Indonesia has increased significantly from year to year. In RSUD X Banjarmasin, the incidence of ovarian cysts fluctuates; in 2012 there were 243 cases, in 2013 there were 103 cases and in 2014 there were 186 cases.Objective: The purpose of this study was to examine the relationship between the incidence of ovarian cysts and the menstrual cycle in Banjarmasin X Hospital.Methodology: The study design used was Case-control design with 186 cases of patients with ovarian cysts and control of 186 patients who did not have ovarian cysts. The analysis of the data applied is analytical descriptive analysis with chi-square, multiple logistic regression, the research data used is secondary data from 2012 -2014.Results: Age of women at risk of having 5 times the likelihood of developing ovarian cysts is 29.1%, irregular menstrual cycles have 2 times the risk with a probability of 5.8%, marital status has a contribution as much as 9 times more risk which is 6.8 %, parity in mothers who have given birth will reduce the risk of ovarian cysts by 69.5%, with a contribution of 2%. Obesity has a risk 3 times with a probability of 19.5%, families that have a history of ovarian cysts have a one-time risk with a contribution of 1.4%. Menarche is not associated with ovarian cysts.Keywords : Occurrence of ovarian cysts, menstrual cycle, marriage.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

16

NOVAK, DAVID. "2·5×6 metres of space: Japanese music coffeehouses and experimental practices of listening." Popular Music 27, no. 1 (December 13, 2007): 15–34. http://dx.doi.org/10.1017/s0261143008001517.

Full text

Abstract:

AbstractThis article describes a specific history of technological mediation in the circulation of popular music by examining local practices of listening to recordings in Japanese kissaten (often shortened to kissa and meaning, loosely, ‘coffeehouse’). In postwar music kissaten, Japanese listeners were socialised to recordings of foreign music through new modes of hyper-attentive listening. While jazz kissa (though famous as crucibles for radical pro-democracy politics and the explosion of modern urban cool in post-war Japanese cities) encouraged local listeners to develop musical appreciation through the stylistic classification of distant recorded sources, later experimental music kissa helped forge unique local performance scenes by disturbing received modes of generic classification in favour of ‘Noise’. I recount the emergence of a genre called ‘Noise’ in the story of a 1970s Kyoto ‘free’ kissa Drugstore, whose countercultural clientele came to represent ‘Noise’ as a new musical style in its transnational circulation during the 1990s. This ethnographic history presents the music kissa as a complicated translocal site that articulates the cultural marginality of Japanese popular music reception in an uneven global production; but which also helps to develop virtuosic experimental practices of listening through which imported recordings are recontextualised, renamed and recreated.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

17

Major, Heather L., Ian L. Jones, G. Vernon Byrd, and Jeffrey C. Williams. "Assessing the Effects of Introduced Norway Rats (Rattus Norvegicus) on Survival and Productivity of Least Auklets (Aethia Pusilla)." Auk 123, no. 3 (July 1, 2006): 681–94. http://dx.doi.org/10.1093/auk/123.3.681.

Full text

Abstract:

Abstract We assessed potential effects of introduced Norway rats (Rattus norvegicus) on Least Auklets (Aethia pusilla) breeding at Sirius Point on Kiska Island, the largest auklet colony in the Aleutian Islands, Alaska. We compared productivity, chick growth, and adult survival of Least Auklets during 2001-2003 at Kiska and two nearby, rat-free Least Auklet colonies on Buldir and Kasatochi islands. During 2001 and 2002 (when rats were abundant), productivity at Kiska was the lowest ever recorded for this species (0.09–0.16 chicks fledged per eggs laid), primarily because of high mortality of newly hatched chicks. Growth rates and mean fledging mass were both lower on Kiska than on rat-free islands, though there were some interannual differences in these patterns. Adult survival rates were highly variable among years but strongly concordant among colonies, and survival from 2001 to 2002 on Kiska (0.881 ± 0.033) did not differ significantly from long-term averages on either Buldir (0.853 ± 0.014, 1990-2003) or Kasatochi (0.893 ± 0.027, 1996-2003) islands. Although we found little evidence at nesting crevices of predation on adults, eggs, or chicks, low productivity and slow chick growth were both consistent with disturbance caused by rats, particularly through disruption of adults attempting to brood or provision young chicks. Breeding failure may have been exacerbated by low prey availability for chick provisioning, but the lack of concordance in either productivity or chick growth rates between Kiska Island and nearby rat-free Buldir Island cast doubt on this possibility. Évaluer les Effets de Rattus norvegicus Introduits sur la Survie et la Productivité de Aethia pusilla

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

18

Susianti, Ita. "APLIKASI TEORI MODEL CALISTA ROY DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN KISTA OVARIUM DI SUKAMAJU KOTA BENGKULU." Journal of Nursing and Public Health 5, no. 2 (July 18, 2018): 42–49. http://dx.doi.org/10.37676/jnph.v5i2.575.

Full text

Abstract:

Kista ovarium dapat mengganggu pembentukan sel telur karena peningkatan hormon androgen sehingga mengganggu pematangan folikel, dengan demikian saat terjadi ovulasi tidak berisi sel telur (Ricci, 2009). Karena ovulasi tidak mengandung sel telur, maka perempuan cenderung menjadi infertil (Ricci, 2009). Teori adaptasi Calista Roy merupakan model keperawatan yang menguraikan bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku adaptasi serta mampu merubah perilaku yang inadaptif. Penerapan teori akan membantu seseorang untuk beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi selama sehat dan sakit (Tomey & Alligood, 2010). Pendekatan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan teori adaptasi Calista Roy dipandang sangat ideal untuk diterapkan dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan profesional terutama pada pasien dengan penyakit kista ovarium yang memerlukan adaptasi panjang terhadap perubahan status kesehatannya Jenis studi kasus ini adalah studi kasus Kista Ovarium dengan aplikasi teori Calista Roy dengan menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif dan memusatkan perhatian pada objek tertentu. Keefektifan aplikasi teori Roy pada pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien kista ovarium yaitu dapat meningkatkan perilaku yang baik pada penderita kista ovarium dalam melakukan upaya penanganan dan upaya pencegahan terhadap terjadinya kista ovarium. Sehingga dapat disimpulkan bahwa teori Roy dapat meningkatkan kesehatan pasien secara optimal baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kepada pihak pelayanan kesehatan diharapkan dapat menerapkan aplikasi keperawatan pada pasien dengan aplikasi yang ada seperti dengan menggunakan aplikasi teori Calista Roy, ataupun dengan aplikasi teori lainnya yang sesuai dengan keadaan pasien dan teori yang ada sehingga didapatkan hasil perawatan yang optimal.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

19

Hutabarat, S. J., A. A. Sajow, S. O. B. Lombogia, and Z. M. Warouw. "Pengaruh penyuluhan terhadap pendapatan peternak babi di desa Kiawa dua Timur Kecamatan Kawangkoan Utara." ZOOTEC 41, no. 1 (February 17, 2021): 205. http://dx.doi.org/10.35792/zot.41.1.2021.32658.

Full text

Abstract:

THE EXTENSION EFFECT ON THE INCOME OF PIG FARMERS IN KIAWA DUA TIMUR VILLAGE, KAWANGKOAN UTARA SUB-DISTRICT. The research was conducted in Kiawa Dua Timur village, Kawangkoan district, Minahasa district for one month from June to July 2020. This study aims to determine the effect of counseling on increasing the income of pig farmer groups in Minahasa Regency by taking the case in Kiawa Dua Timur village, Kawangkoan Utara district. This research applies survey research in the form of descriptive tabular. Descriptive analysis is used to explain general things then tabular is used to explain the relationship between variables in tabular form. The survey was conducted by interview method with a questionnaire guide. Interviews were conducted using structured interview methods and questionnaire data collection methods which were distributed to thirty respondents of farmers. The results of study showed that extension services have a very big influence on increasing the income of the members of the pig farmers in the village of Kiawa Dua Timur. The income of farmers before counseling was Rp. 5.833 / month. Meanwhile, the farmer's income after the counseling was Rp.880.333/ month. The pig farming business carried out by the farmer group in Kiawa Dua Timur Village, North Kawangkoan District is economically profitable and feasible to develop.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

20

Akbari, Rizal Arifin, Ietje Wientarsih, Bayu Febram Prasetyo, and Rini Madyastuti. "Terapi giardiasis penyebab diare non-spesifik pada kucing." ARSHI Veterinary Letters 2, no. 1 (February 1, 2018): 7. http://dx.doi.org/10.29244/avl.2.1.7-8.

Full text

Abstract:

Kucing jantan berumur 4 tahun bernama Rambo datang ke Klinik Star Vet Ciomas Bogor dengan keluhan menderita diare selama 6 bulan. Kucing memiliki kebiasaan diberikan minum air mentah, sering minum air toilet dan air got. Kucing di diagnosa menderita Giardiasis dengan menggunakan teknik <em>fecal flotation</em> yang ditunjukan dengan adanya kista <em>Giardia </em>sp. sebanyak >30 kista per lapang pandang. Kucing di terapi<em> </em>menggunakan antibiotika metronidazol dosis 20 mg/kg BB, imunomodulator (<em>Echinacea extract</em>) dosis 0.1 ml/kg BB dan Vitamin B12 dosis 0.025 mg/kg BB secara peroral selama 10 hari. Dilakukan pemantauan melalui pengamatan bentuk feses dan menghitung jumlah kista Giardia pada hari ke-0, 5, dan 10 pascaterapi. Pada hari ke-10 pascaterapi, feses sudah mulai berbentuk dan tidak ditemukan kista <em>Giardia </em>sp. sehingga kucing dinyatakan sembuh dari Giardiasis.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

21

Susanto, Bambang, Wardoyo Wardoyo, Suko Ismi, Ketut Sugama, and Ketut Wahyudi. "EVALUASI KERAGAAN DAN KUALITAS ARTEMIA PRODUKSI LOKAL DAN IMPOR." Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 6, no. 1 (April 3, 2017): 1. http://dx.doi.org/10.15578/jppi.6.1.2000.1-12.

Full text

Abstract:

Kendala yang dihadapi oleh hatcheri udang maupun ikan saat ini adalah sulitnya mendapatkan kista artemia impor, karena produksi sangat sedikit sehingga sangat langka di pasaran dan harganya sangat mahal (Rp350.000/0 5 kg). Kista artemia sudah dapat dihasilkan dari produksi lokal, akan tetapi kualitasnya masih perlu ditingkatkan.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

22

Fitzgerald, Faith T. "Kiska and Cupcake." Annals of Internal Medicine 170, no. 9 (May 7, 2019): 662. http://dx.doi.org/10.7326/m18-3059.

Full text

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

23

Kampar, Puridelko, and Sri Lestari. "Diagnosis dan Tatalaksana Steatosistoma." Jurnal Kesehatan Andalas 7 (October 17, 2018): 146. http://dx.doi.org/10.25077/jka.v7i0.870.

Full text

Abstract:

Steatosistoma adalah suatu kista intradermal yang umumnya asimtomatik dimana kista tersebut berisi sebum dengan karakteristik khas terdapat kelenjar sebasea pada dinding kista yang dilapisi epitel berlapis gepeng. Steatosistoma dapat muncul sebagai lesi tunggal (steatocystoma simplex) dan dapat juga multipel (steatocystoma multiplex). Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan histopatologi (jika diperlukan). Masih belum ada terapi standar untuk steatosistoma, terapi sistemik dengan pemberian retinoid oral, tetrasiklin 1 g/ hari, atau minosiklin 100-200 mg/ hari. Terapi lokal dengan injeksi glukokortikoid intralesi. Tindakan dengan cryosurgery dan radiofrequency. Terapi bedah dengan simple aspiration, eksisi bedah, insisi bedah, serta terapi dengan laser karbondioksida dan laser Er:Yag. Pasien umumnya memiliki keluhan kosmetik, sehingga deteksi dini dan tatalaksana yang baik sangat diperlukan.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

24

Azhar, Sayid, Maria Goereti, and Soetji P. Soetji P. "Enukleasi Kista Dentigerous pada Coronoid Mandibula Sinistra di Bawah Anastesi Umum." Majalah Kedokteran Gigi Klinik 1, no. 2 (December 1, 2015): 99. http://dx.doi.org/10.22146/mkgk.11967.

Full text

Abstract:

Kista adalah penyebab pembengkakan kronis yang paling sering pada rahang dibandingkan tulang lain karena banyaknya sisa epitel odontogenik. Kista yang dibentuk dari epitel odontogenik merupakan yang terbanyak di rahang. Kista dentigerous merupakan kantung jaringan ikat yang berisi cairan dengan berbatas epitel skuamos berlapis yang terbentuk di sekitar mahkota gigi yang tidak erupsi atau dentikel. Kista ini sering disebut kista folikular karena hasil pembesaran folikel yang berasal dari akumulasi cairan antara epitel tereduksi dengan email gigi. Shear dan Spreight mengatakan bahwa etiologi terjadinya kista dentigerous bisa karena gigi impaksi. Seorang pasien laki – laki berusia 41 tahun dilaporkan datang ke klinik Bedah Mulut RSUP Dr. Sardjito dengan keluhan utama benjolan di bawah telinga kiri, tidak terasa sakit ukuran 4x3x3 cm muncul kurang lebih 8 bulan sebelumnya. Awalnya kecil kemudian membesar, pasien telah menjalani perawatan dari puskesmas dan tidak ada kemajuan. Penatalaksanaan kasus ini adalah enukleasi kista di bawah anestesi umum. Evaluasi dilakukan 4 bulan post operasi dan tidak ada tanda kambuh. Riwayat penyakit sistemik dan alergi obat tidak ada. ABSTRACT: Dentigerous Cyst Enucleation on Coronoid Mandibular Sinistra under General Anesthesia. Cyst is the most common caused of chronic swelling in the jaw compared to other bone as there are a lot of odontogenic epithelium. Cyst formed from odontogenic epithelium is the most encountered case found in dental practice. Dentigerous cyst is a sac formed of connective tissues filled with liquid and lined with stratified squamos epithelium border which was developed around un-erupted dental crown or denticle. This kind of cyst is also known follicular cyst on a reason that swelling follicle is derived from liquid accumulation between tooth enamel reductions with dental email. Shear and Spreight stated that impacted tooth is the ethiology of dentigerous cyst. We are reporting a case of41 year old man who came to Dr. Sardjito central hospital with chief complain of swelling under left ear, painless, 4x3x3 cm sized and increase within 8 months since its developed. The patient was treated in the Primary Health Care but no improvement reached. This case was managed with enucleated cyst under general anesthesia. No sign of recurrence after 3 months follow up and patient evaluation. No systemic disease and allergic symptom was found in this patient.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

25

Ondondo, Emily Ayieta. "Long Vowels and Nasal-consonant Sequences in Kisa." Theory and Practice in Language Studies 8, no. 10 (October 1, 2018): 1329. http://dx.doi.org/10.17507/tpls.0810.11.

Full text

Abstract:

Nasal Consonant (NC) sequences, in Bantu languages, and the long vowels preceding them remains a puzzle in Bantu literature and research. This paper provides a descriptively oriented analysis of the relationship between long vowels and nasal consonant sequences in Kisa, a dialect of Luhya, a Bantu language spoken in Khwisero Constituency Western Province, Kenya. The data used in this paper was generated by the author as a native speaker of Kisa. The central descriptive fact is that NC sequences in words consisting of native Kisa morphemes are usually, but not obligatorily, preceded by long vowels. As such, NC sequences usually appear as part of an overall VVNC sequence. This pattern is widely found in Bantu languages, and the modelling of this preference for VVNC sequences has been a significant topic in phonological research on Bantu languages. Kisa provides evidence against the predominant analysis of the VVNC preference in Bantu- compensatory lengthening. The paper shows that compensatory lengthening does not provide a well-motivated analysis of Kisa.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

26

Harbour, Daniel. "The universal basis of local linguistic exceptionality." Behavioral and Brain Sciences 32, no. 5 (October 2009): 456–57. http://dx.doi.org/10.1017/s0140525x09991130.

Full text

Abstract:

AbstractEvans & Levinson (E&L) claim Kiowa number as a prime example of the semantically unexpected, threatening both Universal Grammar and Linguistic Universals. This commentary, besides correcting factual errors, shows that the primitives required for Kiowa also explain two unrelated semantically unexpected patterns and derive two robust Linguistic Universals. Consequently, such apparent exceptionality argues strongly for Universal Grammar and against E&L.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

27

Rodríguez Bautista, Geremías, Sergio Damián Segura Ledesma, Serafín Cruz Izquierdo, Tarsicio Corona Torres, José López Medina, María Alejandra Gutierrez Espinoza, Nicasio Cruz Huerta, and Luis Manuel Valenzuela Núñez. "Poliploidía en zarzamoras silvestres (Rubus spp L.)." Nova Scientia 10, no. 21 (July 27, 2018): 1–16. http://dx.doi.org/10.21640/ns.v10i21.1385.

Full text

Abstract:

El número de cromosomas es importante para estudios evolutivos, filogenéticos, mejoramiento genético y taxonómico. De acuerdo a la importancia de los cromosomas, los objetivos de investigación fueron: determinar la poliploidía de las zarzamoras Rubus adenotrichos Schltdl, R. cymosus Rydb, R. humistratus Steud, R. palmeri Rydb, R. pringlei Rydby, R. sapidus Schltdl; Tupí, Kiowa, Tupí x R. sapidus y Kiowa x R. sapidus. El conteo de cromosomas se realizó en células somáticas mediante aplastado de las puntas de raíz. Se observaron y contaron cromosomas en metafase para cada especie, la poliploidía se determinó partiendo de 1x = 7. Las caracteristicas morfológicas de cada una de las especies se realizó con base en descriptores cualitativos de la UPOV 2006. Los resultados obtenidos fueron: las especies de zarzamora presentaron variabilidad en el número de juegos cromosómicos: Rubus adenotrichos (2n = 2x = 14), R. cymosus (2n = 5x = 35), R. humistratus (2n = 2x = 14), R. palmeri (2n = 4x = 28) ,R. pringlei (2n = 3x = 21), R. sapidus (2n = 3x = 21); Tupí (2n = 2x = 21), Kiowa (2n = 2x = 28), Tupí x R. sapidus (2n = 2x = 21) y Kiowa x R. sapidus (2n = 2x = 28). Cada especie presentó características particulares que las caracteriza, sin embargo, no se determinó qué características morfológicas asocian o definen la poliploidía en las especies analizadas.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

28

Stellon, Nicole. "Helen at Kiska, 1936." Women's Review of Books 18, no. 1 (October 2000): 11. http://dx.doi.org/10.2307/4023512.

Full text

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

29

Brown, Helen W. "Three Kilwa Gold Coins." Azania: Archaeological Research in Africa 26, no. 1 (January 1991): 1–4. http://dx.doi.org/10.1080/00672709109511422.

Full text

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

30

Meadows, William C. "Kiowa Belief and Ritual." Ethnohistory 65, no. 2 (April 1, 2018): 346–48. http://dx.doi.org/10.1215/00141801-4385319.

Full text

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

31

McKenzie, Parker P., and William C. Meadows. "The Parker P. McKenzie Kiowa Orthography: How Written Kiowa Came into Being." Plains Anthropologist 46, no. 177 (August 2001): 233–37. http://dx.doi.org/10.1080/2052546.2001.11932030.

Full text

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

32

Widhianingrum, Rita Koen, Maria Goreti, and Prihartiningsih Prihartiningsih. "Penatalaksanaan Kista Dentigerus Terinfeksi dengan Fistel Ekstra Oral pada Pipi Kanan." Majalah Kedokteran Gigi Klinik 1, no. 1 (June 29, 2016): 79. http://dx.doi.org/10.22146/mkgk.11926.

Full text

Abstract:

Kista dentigerus merupakan kista yang berhubungan dengan gigi yang tidak erupsi berasal dari sisa epitelial organ pembentuk gigi. Gejala klinis menunjukkan pembengkakan yang tumbuh lambat dan tidak sakit pada rahang. Gambaran radiografis memperlihatkan area radiolusen uniokular yang mengelilingi mahkota gigi yang tidak erupsi. Proses infeksi kronis pada kista dentigerus dapat menyebar lambat membentuk abses subperiosteal dan melewati barrier kulit membentuk fistel ekstra oral. Studi kasus ini laporkan seorang wanita 56 tahun yang datang ke poli Bedah Mulut dan Maksilofasial RSUP Dr Sardjito dengan kasus kista dentigerus pada regio angulus mandibula kanan dengan fistel ekstra oral pada pipi kanan. Penatalaksanaan kasus adalah pemberian antibiotik, enukleasi kista, pengambilan gigi 45, 47 dan 48 yang impaksi sertafistulektomi dengan pendekatan ekstra oral dan sinus shoe polishing technique di bawah bius umum. Evaluasi 3 minggu pasca operasi menunjukkan penyembuhan ekstra oral dan intra oral sempurna serta tidak terbentuk jaringan parut. ABSTRACT: Management of Infected Dentigerous Cyst with Extra Oral Fistulae on Right Cheek. Dentigerous cyst is an odontogenic cyst associated with unerupted teeth from epithelial remnant teeth organ. The clinical appearance shows slow-growing painless swelling lesion in jaw. The radiografics reveals uniocular radiolucency surrounding unerupted teeth. The chronic infection proccess in dentigerous cyst could spread slowly forming subperiosteal abcess and, through cutaneous barrier, it forms extra oral fistulae. We reported a 56 year old woman who came to RSUP Dr Sardjito with dentigerous cyst in mandible angulus with extra oral fistulae in the right cheek. The treatment consisted of antibiotic medication; cyst enucleation; removal of unerupted third molar, second premolar, second molar; and fistulectomy with extra oral approach and sinus shoe polishing technique under general anesthetic. Three week evaluation post surgery shows succesful extra oral and intra oral healing without scarring.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

33

Jordan, Michael Paul. "Documenting and Revitalizing Kiowa Knowledge: Material Culture Studies and Community Engagement." Museum Anthropology Review 9, no. 1-2 (August 23, 2015): 80–95. http://dx.doi.org/10.14434/mar.v9i1-2.13463.

Full text

Abstract:

This project report describes a research visit by a delegation from the Kiowa Tribe of Oklahoma to the National Museum of Natural History, the National Anthropological Archives, and the National Museum of the American Indian. The Smithsonian Institution’s Recovering Voices program sponsored the visit and provided a Community Research Grant to fund the endeavor. The report summarizes the research team’s activities and outlines their efforts to incorporate information gleaned during the visit into programming for members of the Kiowa community.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

34

Keshena, Jatu Rachel. "Lesi radiolusen unilokular yang melibatkan inferior mandibular canal pada radiograf panoramik." Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi 16, no. 1 (July 3, 2020): 18. http://dx.doi.org/10.32509/jitekgi.v16i1.887.

Full text

Abstract:

Latar belakang: Lesi radiolusen pada rahang dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Lesi ini dapat mewakili variasi anatomi atau merupakan proses lesi inflamasi, benign hingga malignant.1,2 Kista adalah lesi radiolusen patologis yang paling sering ditemukan pada rahang.1 Kista radikular adalah jenis kista odontogenik yang paling umum di rahang, seringkali tidak menunjukkan adanya gejala kecuali terjadi infeksi sekunder.2,3 Laporan kasus: Seorang pasien laki-laki berusia 32 tahun datang ke Instalasi Radiologi Kedokteran Gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Universitas Padjajaran (Unpad) dengan membawa surat rujukan untuk dilakukan pemeriksaan penunjang radiografi panoramik. Pada pemeriksaan ekstra oral pasien menunjukkan adanya asimetris wajah. Palpasi menunjukkan adanya krepitasi. Tidak ada kelainan kelenjar getah bening. Pemeriksaan intra oral tampak kavitas di oklusal gigi 47, bengkak, gigi 46 missing, mukosa regio 47 tampak normal sama dengan tampilan mukosa sekitar. Kesimpulan: Investigasi klinis dan radiografi diperlukan untuk menegakkan diagnosis yang tepat serta memungkinkan dokter mencapai perawatan yang lebih konservatif untuk menyelamatkan integritas baik jaringan lunak dan keras.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

35

Hamdi, Hamdi. "PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN PADA KANTOR KELURAHAN RANTAU KIWA KECAMATAN TAPIN UTARA KABUPATEN TAPIN." Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis 6, no. 2 (July 29, 2020): 155–63. http://dx.doi.org/10.35972/jieb.v6i2.332.

Full text

Abstract:

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan fungsi manajemen pada kantor kelurahan Rantau Kiwa Kecamatan Tapin Utara Kabupaten Tapin yang selama ini dan membahas bagaimana penerapan fungsi manajemen yang seharusnya. Jenis penelitian adalah deskriptif yang memberikan gambaran mengenai penerapan fungsi-fungsi manajemen pada Kelurahan Rantau Kiwa Kecamatan Tapin Utara Kabupaten Tapin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan di kantor kelurahan Rantau Kiwa masih ada yang dilaksanakan tumpang tindih, banyak pelayanan yang diharapkan masyarakat dalam penyelesaiannya terlambat dan cenderung lama, karena masing-masing pegawai saling menunggu siapa yang menyelesaikan pekerjaan, belum adanya evaluasi sehingga tidak dapat diukur dengan jelas sejauh mana kinerja masing-masing dalam bekerja memberikan pelayanan kepada masyarakat.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

36

Spennemann, Dirk H. R. "The Use of 3-D Spatial Visualisation in the Interpretation of the World War ii Battlefield of Kiska." International Journal of Military History and Historiography 37, no. 2 (October 14, 2017): 201–22. http://dx.doi.org/10.1163/24683302-03702004.

Full text

Abstract:

The assessment of the cultural landscape of a battlefield requires hindcasting a battle commander’s view of the terrain and situation. For World War ii-era battlefields such analysis has to take into account the influence of aerial warfare – the interplay between attacking aircraft and the siting of anti-aircraft guns. Using the case example of Kiska (Aleutian Islands), this paper describes an example of three-dimensional spatial visualisation used to examine the nature and capability of anti-aircraft guns on the Japanese base of Kiska.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

37

Soewito, Timothy, Darmawan Sutantyo, and Cendrawasih A. Farmasyanti. "Perawatan Ortodontik Inkonvensional Gigi Atas Berjejal Dengan Keberadaan Kista." Majalah Kedokteran Gigi Indonesia 20, no. 1 (June 1, 2013): 99. http://dx.doi.org/10.22146/majkedgiind.8387.

Full text

Abstract:

Keberadaan kista dapat menghambat perawatan ortodontik konvensional yang diberikan pada pasien. Tujuan artikel ini adalah menyajikan laporan kasus perawatan ortodontik alternatif seorang pasien perempuan berusia 17 tahun dengan kondisi gigi atas berjejal berat dan kista jinak di antara gigi insisivus lateral dan kaninus kiri atas. Setelah menetapkan diagnosis ortodontik, perawatan pertama yang dilakukan adalah pengangkatan kista. Kista dikirim untuk biopsi dan didiagnosis sebagai kista jinak. Orang tua dan pasien memutuskan untuk mencabut gigi insisivus lateral atas setelah mengetahui bahwa gigi insisivus lateral kiri atas nekrosis. Setelah gigi dicabut, bracket ortodontik dipasang di gigi bawah pasien. Tiga bulan kemudian, bracket ortodontik dipasang di gigi atas pasien. Kondisi gigi atas yang berjejal terkoreksi dan kaninus atas menggantikan posisi insisivus lateral. Saat ini, perawatan aktif masih dilanjutkan dan terpasang bracket ortodontik dengan elastik kelas III pada pasien. Kesimpulan artikel ini adalah pendekatan perawatan ortodontik inkonvensional dapat menjadi pertimbangan ketika ditemukan hambatan seperti adanya kista. Pasien dan orang tua harus diberi informasi mengenai konsekuensi perawatan sebelum perawatan dimulai.Unconventional Orthodontic Treatment for Upper Teeth Crowding with Benign Cyst. The presence of a cyst can provide an obstacle to the conventional orthodontic treatment given to the patients. The purpose of this article is to describe a case report of a seventeen year-old girl with a severe crowding of maxilla and presence of benign cyst between lateral incisor teeth and upper left canine treated with an alternative orthodontic treatment plan. After orthodontic diagnosis, the first treatment to be conducted was the removal of the cyst. The cyst was sent for biopsy and diagnosed as non-malignant cyst. The patient and her parents decided to extract upper laterals incisor tooth after knowing that the upper left lateral incisor tooth was necrotic. After the extractions, orthodontic brackets were bonded on the mandible. Then three months later the maxilla was bonded. The upper crowding of teeth condition was resolved very promptly and the upper canines were used to replace the laterals incisor position. Currently, active treatment is still in progress, and the patient has full upper and lower orthodontic brackets with class III elastics. After the treatment so far, it can be concluded that unconventional orthodontic treatment is worth considering when an obstacle such as a cyst is present. Patients and parents must be informed about the consequences of the treatment before active treatment is started.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

38

Adhey Noumy, Chiptya, Zairina Yasmi, and Abdur Rahman. "ANALISIS KUALITAS AIR DAN BEBAN PENCEMAR DI SUNGAI BATU KAMBING, SUNGAI MALI-MALI DAN SUNGAI RIAM KIWA KECAMATAN ARANIO KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN." Fish Scientiae 6, no. 2 (February 9, 2017): 14. http://dx.doi.org/10.20527/fs.v6i2.2684.

Full text

Abstract:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu kualitas air dari kegiatan Keramba Jaring Apung (KJA) berdasarkan Indek Pencemar dan Baku Mutu Kualitas Air yang ditetapkan pada PP 82 Tahun 2001 pada Daerah Aliran Sungai Batu Kambing, Riam Kiwa dan Sungai Mali-Mali.Penelitian ini menggunakan metode analisis beban pencemar dan Indeks Pencemar berdasarkan Kep.MenLH Nomor 115 Tahun 2003, Kep.MenLH Nomor 110 tahun 2003 tentang pPedoman Penetapan beban Pencemaran Air pada Sumber Air dan analisis Laboratorium.Dari hasil penelitian diperoleh hasil Beban Pencemar (BP) dari masing – masing stasiun yaitu : Stasiun 1 (Batu Kambing) kadar PO4 berkisar 0,40 kg/hari dan NO3 berkisar 0,36 kg/hari. Stasiun 2 (Riam Kiwa) untuk kadar PO4 berkisar 0,42 kg/hari dan NO3 berkisar 0,012 kg/hari. Dan Stasiun 3 (Mali - Mali) kadar PO4 berkisar 1,27 kg/hari sedangkan NO3 berkisar 0,11 kg/hari. Sungai Batu Kambing, Sungai Riam Kiwa dan Sungai Mali – Mali termasuk dalam kategori tercemar ringan. This study aims to determine the water quality of the activities Keramba Jaring Apung (KJA) based on Pollutant Index and Air Quality Standard Quality specified in PP. 82/2001 on Watershed of Batu Kambing, Riam Kiwa and Mali-Mali.This study uses pollutant load analysis and Pollutant Index based Kep.MenLH No. 115 of 2003, Kep.MenLH No. 110/2003 on Based Determination of Water Pollution load on Water Resources and laboratory analysis.From the research results Pollutant Load (BP) of each - each station are: Station 1 (Batu Kambing) PO4 levels ranging from 0.40 kg/day and NO3 ranging from 0.36 kg/day. Station 2 (Riam Kiwa) for PO4 levels ranging from 0.42 kg/day and NO3 ranging from 0,012 kg/day. Station 3 (Mali – Mali river) PO4 levels ranging from 1.27 kg/day, while NO3 ranging from 0.11 kg/day. Batu Kambing river, Riam Kiwa and Mali – Mali rivers included in the category of lightly polluted.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

39

McKenzie, Andrew. "Subject domain restriction and reference-tracking." Semantics and Linguistic Theory, no. 20 (April 3, 2015): 269. http://dx.doi.org/10.3765/salt.v0i20.2575.

Full text

Abstract:

This paper addresses a question: How does reference-tracking work with non-referential items? Specifically, it explores switch-reference, which typically tracks subjects, in the endangered Kiowa language (of Oklahoma). In it, I propose that switch-reference does not track reference of subjects at all; instead, it tracks the domain restricting resource situation of the subject. This proposal explains a wide variety of switch-reference facts in Kiowa, and the paper brings to light new data that elucidates our understanding of this reference-tracking phenomenon, and perhaps others like it.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

40

McKenzie, Andrew. "Subject domain restriction and reference-tracking." Semantics and Linguistic Theory 20 (August 14, 2010): 269. http://dx.doi.org/10.3765/salt.v20i0.2575.

Full text

Abstract:

This paper addresses a question: How does reference-tracking work with non-referential items? Specifically, it explores switch-reference, which typically tracks subjects, in the endangered Kiowa language (of Oklahoma). In it, I propose that switch-reference does not track reference of subjects at all; instead, it tracks the domain restricting resource situation of the subject. This proposal explains a wide variety of switch-reference facts in Kiowa, and the paper brings to light new data that elucidates our understanding of this reference-tracking phenomenon, and perhaps others like it.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

41

Schnell, Steven M. "The Kiowa Homeland in Oklahoma." Geographical Review 90, no. 2 (April 2000): 155. http://dx.doi.org/10.2307/216116.

Full text

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

42

Davis, Robert Murray, and Gus Palmer. "Telling Stories the Kiowa Way." World Literature Today 78, no. 3/4 (2004): 148. http://dx.doi.org/10.2307/40158635.

Full text

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

43

Pooler, Margaret R., and Ruth L. Dix. "`Chickasaw', `Kiowa', and `Pocomoke' Lagerstroemia." HortScience 34, no. 2 (April 1999): 361–63. http://dx.doi.org/10.21273/hortsci.34.2.361.

Full text

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

44

Riska Maryati, Ni Made, I. Gde Ardika Nuaba, and Wayan Sucipta. "KISTA BRANKIALIS PADA KELENJAR TIROID." Medicina Journal 48, no. 1 (July 8, 2017): 41. http://dx.doi.org/10.15562/medicina.v48i1.23.

Full text

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

45

Schnell, Steven M. "The Kiowa Homeland in Oklahoma." Geographical Review 90, no. 2 (April 1, 2000): 155–76. http://dx.doi.org/10.1111/j.1931-0846.2000.tb00328.x.

Full text

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

46

Lassiter, Luke E., and Clyde Ellis. "Applying "Communitas" to Kiowa Powwows." American Indian Quarterly 22, no. 4 (1998): 485. http://dx.doi.org/10.2307/1184838.

Full text

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

47

Kracht, Benjamin R. "Kiowa Religion in Historical Perspective." American Indian Quarterly 21, no. 1 (1997): 15. http://dx.doi.org/10.2307/1185586.

Full text

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

48

Baldock, Lottie. "Flora of Kiowa County, Oklahoma." Oklahoma Native Plant Record 14, no. 1 (December 1, 2014): 4–37. http://dx.doi.org/10.22488/okstate.17.100102.

Full text

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

49

Meadows, William C. "Kiowa Ethnonymy of Other Populations." Plains Anthropologist 58, no. 226 (May 2013): 5–30. http://dx.doi.org/10.1179/pan.2013.58.226.002.

Full text

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

50

Pollard, Edward, Richard Bates, Elgidius B. Ichumbaki, and Caesar Bita. "Shipwreck Evidence from Kilwa, Tanzania." International Journal of Nautical Archaeology 45, no. 2 (June 29, 2016): 352–69. http://dx.doi.org/10.1111/1095-9270.12185.

Full text

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!