To see the other types of publications on this topic, follow the link: Klausa.

Journal articles on the topic 'Klausa'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Klausa.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Linarto, Lazarus. "STRUKTUR KLAUSA BAHASA MAANYAN DALAM PANGUNRAUN TALIWAKAS PAADU (THE STRUCTURE OF THE MAANYAN CLAUSE IN PANGUNRAUN TALIWAKAS PAADU)." JURNAL BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA 5, no. 1 (July 18, 2017): 1. http://dx.doi.org/10.20527/jbsp.v5i1.3706.

Full text
Abstract:
Struktur Klausa Bahasa Maanyan dalam Pangunraun Taliwakas Paadu. Penelitian ini bertujuanmemerikan secara lengkap struktur klausa bahasa Maanyan dalam Pangunraun Taliwakas Paadu(nasihat pernikahan), yaitu struktur kalimat dasar, struktur klausa relatif atau klausa perwatasan,dan struktur klausa pemerlengkapan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodedeskriptif. Deskripsi penelitian semata-mata hanya berdasarkan fakta yang nyata atau fenomenayang secara empiris hidup pada penuturnya, sehingga yang dihasilkan atau dicatat berupa pemerianbahasa.Berdasarkan hasil penelitian struktur bahasa Maanyan dalam Pangunraun Taliwakas Paadu(nasihat pernikahan) terdapat struktur klausa sebagai berikut: (1) Klausa relatif/perwatasan, terdiriatas pewatas frasa nomina objek, pewatas frasa nomina subjek sama, (2) Klausa pemerlengkapan,terdiri atas klausa pemerlengkap frasa verba berfungsi sebagai pelengkap, klausa pemerlengkap frasaverba berfungsi sebagai keterangan, dan klausa pemerlengkap frasa nomina subjek, (3)Struktur kalimatdasar, yang terdiri atas frasa nomina + frasa nomina, frasa nomina + frasa verba, dan frasa nomina +frasa numeralia.Kata-kata kunci: klausa relatif, klausa pemerlengkapan, struktur kalimat dasar
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Sigiro, Alisten Parulian. "KLAUSA BAHASA SIANG." MABASAN 9, no. 1 (January 23, 2019): 29–42. http://dx.doi.org/10.26499/mab.v9i1.154.

Full text
Abstract:
Penelitian ini adalah penelitian tentang klausa bahasa Siang. Untuk itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif karena metode dan teknik penelitian ini mencerminkan kenyataan berdasarkan fakta-fakta (fact findings) yang ada di lapangan sebagaimana adanya. Dengan demikian, hasil penelitian ini berusaha menggambarkan secara objektif dan tepat aspek klausa bahasa Siang sesuai dengan kondisi bahasa Siang saat ini, khususnya mengenai ciri, tipe, dan pola, serta hubungan antarklausa dalam kalimat majemuk bahasa Siang. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan kategori frasa pengisi predikatnya penamaan klausa bahasa Siang pada umumnya adalah a) klausa nominal, b) klausa verbal, c) klausa adjektival, d) klausa preposisional, e) klausa numeralia, dan f) klausa pronominal. Sementara itu, klausa adverbial tidak dapat mengisi fungsi predikat. Klausa bebas dalam bahasa Siang predikatnya dapat diisi oleh frasa nominal, frasa verbal, frasa adjektival, frasa preposisional, dan frasa numeralia. Ciri khas klausa bebas adalah memiliki potensi untuk berdiri sendiri sebagai kalimat bebas. Sementara itu, klausa terikatdalam bahasa Siang terdapat pada kalimat kompleks yang terdiri dari dua klausa atau lebih. Dalam hal ini, hubungan antara klausa yang satu dengan yang lain dalam kalimat kompleks dapat berupa hubungan subordinatif atau hubungan koordinatif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Firdiani Putri, Dziza, and Asep Purwo Yudi Utomo. "ANALISIS KLAUSA PADA ARTIKEL OPINI “SETELAH BENCANA, LALU APA?” OLEH IQBAL AJIDARYONO YANG DIMUAT DETIK.COM 29 SEPTEMBER 2020." Widya Accarya 12, no. 1 (April 30, 2021): 18–30. http://dx.doi.org/10.46650/wa.12.1.1023.18-30.

Full text
Abstract:
Penelitian difokuskan pada bidang Sintaksis yaitu klausa. Analisis klausa pada artikel opini “Setelah Bencana, Lalu Apa?” oleh Iqbal Aji Daryono yang dimuat detik.com 29 September 2020 ini dilatarbelakangi adanya keberagaman dalam penggunaan klausa pada artikel online khususnya pada artikel opini. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan klausa pada artikel opini tersebut berdasarkan tiga hal, yaitu berdasarkan fungsi yang menjadi unsur-unsurnya (fungsi sintaksisnya), berdasarkan kategori yang menjadi unsur-unsurnya (kategori sintaksisnya), dan berdasarkan peran yang menjadi unsur-unsurnya (peran sintaksis). Metode yang digunakan untuk menganalisis klausa pada artikel opini ini adalah metode penelitian kualitatif. Sumber data dari penelitian ini adalah artikel berupa opini dalam laman berita online detik.com. Hasil dari penelitian ini menganalisis klausa berdasarkan fungsi, kategori, dan peran. Sedangkan klausa sendiri dapat dibedakan antara lain klausa berdasarkan distribusinya yaitu klausa terikat dan kalusa bebas, klausa berdasarkan ada atau tidaknya unsur negasi yaitu klausa positif dan juga klausa negatif, serta klausa berdasarkan kategori pengisi fungsi predikatnya. Dengan adanya analisis ini diharapkan para pembaca lebih memahami mengenai klausa dan analisisnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Nazar, Asrul. "STRUKTUR KLAUSA DERIVASI BAHASA KULISUSU DI KELURAHAN LAKONEA KECAMATAN KULISUSU KABUPATEN BUTON UTARA." Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton 2, no. 1 (February 18, 2016): 8–16. http://dx.doi.org/10.35326/pencerah.v2i1.182.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Struktur Klausa Derivasi Bahasa Kulisusu di Kelurahan Lakonea, Kecamatan Kulisusu, Kabupaten Buton Utara. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Kasus yang akan diuraikan secara deskriptif dari hasil jaringan pengumpulan data yang diperoleh dari beberapa metode, yaitu Metode Tes, Wawancara dan Observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur klausa derivasi bahasa Kulisusu di Kelurahan Lakonea Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton sebagai berikut (1) Klausa derivasi nonkausatif yang terdiri dari (a) Klausa pasif derivasi dari klausa aktif transitif, dengan prefiks sebagai pemerkah dari klausa pasif; (b) Klausa resiprok derivasi dari klausa aktif transitif, dengan prefiks meka- sebagai pemerkah resiprok; (c) Klausa refleksi dengan struktur formal terdiri atas S : FN, P: FVref, dan O : FN; (d) Klausa refleksif dengan prefiks pa-, ku-, di- sebagai pemerkah klausa bitransitif dan (2) Klausa derivasi kausatif terdiri dari (a) Kausatif dari akar verba intransitif dengan prefiks pa- sebagai pembentuk kausatif dan (b) Kausatif dari akar verba transitif dengan konfiks pa-o dan pa-e sebagai pembentuk kausatif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Restu Aditia and Asep Purwo Yudi Utomo. "ANALISIS KLAUSA YANG MENDUDUKI FUNGSI PREDIKAT PADA BERITA “PERTUMBUHAN EKONOMI KUARTAL IV DIPREDIKSI MASIH MINUS, DAYA BELI MASYARAKAT KIAN BURUK”." Widya Accarya 12, no. 1 (April 30, 2021): 7–17. http://dx.doi.org/10.46650/wa.12.1.1022.7-17.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai pengelompokkan klausa menurut frasa atau kategori kata yang memiliki fungsi P pada berita “Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV Diprediksi Masih Minus, Daya Beli Masyarakat Kian Buruk” di Radar Tegal. Atikel ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai penggolongan klausa dan memberikan contoh mengnai penggolongan klausa pada setiap kalimat yang ada pada berita tersebut. Metode deskriptif kuantitatif merupakan metode yang dipakai oleh penulis dalam penelitian ini. Penulis hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk menganalisis teks berita tersebut dalam penelitian ini. Data pada penelitian ini berupa kata dan frasa terdapat pada salah satu berita yang ada di Radar Tegal. Kemudian data dianalisis berdasarkan kajian teori yang diperoleh. Dari analisis yang dilakukan, terdapat lima golongan pada klausa. Pada klausa nomina terdapat sepuluh kalimat, klausa verba terdapat dua belas kalimat, klausa sifat terdapat lima kalimat, klausa bilangan terdapat enam kalimat dan klausa depan terdapat lima kalimat. Artikel ini bermanfaat bagi pelajar khususnya bagi mahasiswa karena memberikan wawasan mengenai penggolongan klausa dan contoh pada setiap penggolongan klausa yang ada pada berita tersebut. Kata Kunci: Klausa, Sintaksis, Radar Tegal, Bahasa Indonesia
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Ari Mestha, Titania. "Abreviasi Subjek dalam Klausa pada Berita Harian Umum Pos Kupang." Jurnal Lingko : Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan 1, no. 1 (June 30, 2019): 55–68. http://dx.doi.org/10.26499/jl.v1i1.18.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis klausa yang mengalami pelesapan subjek pada berita surat kabar harian Pos Kupang dan menguraikan sifat pelesapan subjek yang terjadi dalam kalimatpadaberita surat kabar harian Pos Kupang. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kebahasaan transformasi dan metode yang dipakai adalah metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dapat diketahui bahwa ada dua jenis klausa yang mengalami pelesapan subjek, yaitu klausa koordinatif dan klausa subordinatif.Dalam konstruksi koordinatif, pelesapan subjek tidak terjadi pada penyebutan pertama (klausa pertama), tetapi terjadi pada klausa kedua jika terdapat dua klausa dan pelesapan subjek terjadi pada klausa ketiga dan seterusnya jika terdapat lebih dari dua klausa. Dalam konstruksi subordinatif, pelesapan subjek tidak terjadi pada klausa utama, tetapi hanya terjadi pada klausa sematan. Adapun sifat pelesapan subjeknya yaitu pelesapan subjek yang bersifat anaforis dan pelesapan subjek yangbersifat kataforis. Pelesapan subjek yang anaforis terjadi apabila subjek lesap (Ø) mengacu pada unsur yang disebutkan terdahulu atau dengan kata lain pelesapan terjadi ke arah kanan, sedangkan pelesapan subjek yang kataforis terjadi apabila subjek lesap (Ø) mengacu pada unsur yang disebutkan kemudian atau dengan kata lain, pelesapan terjadi ke arah kiri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Sudaryat, Yayat. "UNSUR FUNGSIONAL KLAUSA DALAM BAHASA SUNDA." Sosiohumaniora 11, no. 2 (July 4, 2009): 183. http://dx.doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v11i2.5418.

Full text
Abstract:
Artikel ini menggambarkan fungsi sintaksis dari elemen klausa atau fungsional klausa dalam bahasa Sunda. Ada tiga elemen klausa: predikasi, subjek dan komplementasi. Tiga elemen klausa ini, masing-masing dilihat dari bentuk, kategori, distribusi dan peran sintaksis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Huda, Moh Syaiful. "FRASA DAN KLAUSA PEMBANGUN DALAM NOVEL DIA ADALAH DILANKU TAHUN 1991 KARYA PIDI BAIQ." LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan 16, no. 1 (June 29, 2021): 15. http://dx.doi.org/10.26499/loa.v16i1.2658.

Full text
Abstract:
Abstrak Penggunaan bahasa Indonesia menjadi sangat populer di era sekarang ini. Berbagai majalah, koran, surat kabar, buku, artikel maupun jurnal ilmiah tidak lepas dari penggunaan bahasa Indonesia. Banyaknya penggunaan bahasa Indonesia diberbagai media tersebut tentunya sangat menguntungkan bagi masyarakat untuk lebih mengenal bahasa Indonesia. Mengenalkan bahasa Indonesia yang baik dan benar tentunya juga menjadi keharusan agar masyarakat tidak salah menafsirkan informasi di dalamnya. Memahami struktur bahasa tentunya mempermudah pembaca memahami makna yang ingin disampaikan dari setiap kalimatnya. Frasa dan klausa merupakan salah satu struktur pembangun kalimat. Penggunaan frasa dan klausa tidak bisa dipisahkan dalam tatanan bahasa yang baik dan benar. Novel saat ini sangat diminati oleh banyak masyarakat di Indonesia, selain karena ceritanya yang sering membawa kita dalam imajinasi penulis, penggunaan bahasa dalam novel juga cendrung menarik. Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji frasa dan klausa yang terdapat dalam novel Dia Adalah Dilanku Tahun 1991 Karya Pidi Baiq.Keyword: Bahasa Indonesia, Frasa dan klausa, Novel. AbstractThe use of Indonesian has become very popular in this era. Various magazines, newspapers, newspapers, books, articles and scientific journals can not be separated from the use of Indonesian. The many uses of Indonesian in various media are certainly very beneficial for the public to get to know Indonesian better. Introducing good and correct Indonesian language is certainly also a must so that people do not misinterpret the information in it. Understanding the structure of language certainly makes it easier for readers to understand the meaning to be conveyed from each sentence. Phrases and clauses are one of the structure of sentence builders. The use of phrases and clauses cannot be separated in a good and correct language order. The novel is currently in great demand by many people in Indonesia, aside from the story that often brings us into the imagination of the writer, the use of language in the novel is also likely to be interesting. Therefore, this study examines the phrases and clauses contained in the novel He Is My Self in 1991 by Pidi Baiq.Keyword: Indonesia Languange, Frase and Klause, Novel.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Hanifah, Rifa, Anang Santoso, and Gatut Susanto. "Kesalahan Klausa Dalam Karangan Mahasiswa BIPA Tingkat Pemula." Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan 5, no. 4 (March 31, 2020): 447. http://dx.doi.org/10.17977/jptpp.v5i4.13344.

Full text
Abstract:
<p class="Abstract"><strong>Abstract:</strong> This study aims to find out the errors of clauses contained in essays by BIPA beginner level students at State University of Malang. This study uses a qualitative approach to the type of text analysis research. This research data in the form of error clauses with data sources in the form of essays from beginner level BIPA students. This research instrument is based on the error analysis guide, clauses. Data analysis was carried out qualitatively by reading the full essay of BIPA students, marking errors contained in BIPA student essays, grouping error data based on patterns of error clauses into prepared tables, reducing error data by sorting out error data made more than three data sources only, and a summary of results. The results showed that there were errors in clauses. Error clauses in beginner level BIPA student essays include (a) Pø clause errors (empty predicate), (b) Sø clause errors (empty subject), (c) Bitransitive verbal clause errors with meN-i, ber, and me error clauses -i, and meN-, and (d) Mistakes in monotransitive clauses with patterns of ber-, meN-, me-, per-, -i, –an, and –nya.<em></em></p><strong>Abstrak:</strong> Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui kesalahan klausa yang terdapat dalam karangan mahasiswa BIPA tingkat pemula di Universitas Negeri Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian analisis teks. Data penelitian ini berupa kesalahan klausa dengan sumber data berupa karangan mahasiswa BIPA tingkat pemula. Instrumen penelitian ini didasarkan pada panduan analisis kesalahan klausa. Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan membaca karangan mahasiswa BIPA secara utuh, menandai kesalahan yang terdapat dalam karangan mahasiswa BIPA, mengelompokkan data kesalahan berdasarkan pola kesalahan klausa kedalam tabel yang telah disiapkan, mereduksi data kesalahan dengan cara memilah data kesalahan yang dilakukan lebih dari tiga sumber data saja, dan penyimpulan hasil. Hasil penelitian menunjukkan terdapat kesalahan pada klausa. Kesalahan klausa pada karangan mahasiswa BIPA tingkat pemula mencakup (a) Kesalahan klausa Pø (predikat kosong), (b) Kesalahan klausa Sø (subjek kosong), (c) Kesalahan klausa verbal bitransitif dengan pola kesalahan meN-i, ber-an, me-i, dan meN-kan, dan (d) Kesalahan klausa monotransitif dengan pola ber-, mem-, meN-, per-, -i, –an, dan –nya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Mushaitir, Mushaitir. "PEMEROLEHAN SINTAKSIS (B1) BAHASA “SASAK” PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN DI LOMBOK TIMUR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL." Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra 16, no. 1 (August 29, 2016): 33. http://dx.doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v16i1.3060.

Full text
Abstract:
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemerolehan sintaksis (B1) bahasa “sasak” pada anak usia 4-6 tahun di Lombok Timur melalui permainan tradisional. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitin ini adalah klausa atau kalimat (B1). Sumber data diperoleh dari anak usia 4-6 tahun di Lombok Timur selaku penutur asli (B1) bahasa “sasak” di desa Kalijaga, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik simak dan rekam audio visual. Teknik analisis data yang digunakan adalah mentranskrip data, penerjemahan, pengklasifikasian berdasarkan jenis klausa atau kalimat, dan penganalisisan. Hasil analsis data yang diperoleh adalah terdapat penggunaan kalimat tunggal, di antaranya (1) klausa berdasarkan kelengkapan unsur intinya, di dalamnya terdapat klausa lengkap dan klausa tidak lengkap; (2) klausa berdasarkan struktur internalnya, di dalamnya terdapat klausa berstruktur runtut dan klausa berstruktur inversi; dan (3) klausa berdasarkan unsur negasi pada predikat;. Selain itu, terdapat pula penggunakan kalimat majemuk koordinatif dan kalimat majemuk subordinatif.Kata kunci: pemerolehan sintaksis B1, anak usia 4-6 tahun, permainan tradisional AbstractThe purpose of this study is to investigate the acquisition of syntax (B1) of children aged 4-6 years through traditional games. The method used is descriptive qualitative. The research data is a clause or sentence (B1). Sources of data obtained from children aged 4-6 years as native speakers (B1) of “Sasak” language in the village Kalidjaga, Aikmel sub-district, East-Lombok district. The data collection technique used is the listen and record technique using audio-visual equipment. Data analysis technique used was transcribing the data, translation, classification based on the type of clause or sentence, and analyzing. The results of the analysis of data obtained is a single sentence contained use, including: (1) clause based on the completeness of the point, in which there is a complete clause and the clause is not complete; (2) clause based on the internal structure, in which there is a coherent structured clause, and clause inversion structure; and (3) clause based on a predicate negation element ;. In addition , there is also the use of complex sentences coordinative and subordinate compound sentencesKeywords: syntactic derivation B1, children aged 4-6 years, traditional games
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Maulana, Idham, Hilda Hilaliyah, and Bambang Sumadyo. "Campur Kode pada Papan Reklame Iklan Komersial." Diskursus: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia 4, no. 1 (April 28, 2021): 9. http://dx.doi.org/10.30998/diskursus.v4i1.9551.

Full text
Abstract:
<p>Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui wujud campur kode yang berupa sisipan kata, frasa, dan klausa yang terdapat di dalam papan reklame iklan komersial dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia. Jenis penelitian termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik analisis isi pada kalimat papan reklame iklan komersial. Analisis data yang digunakan mengklasifisikan data yang terdapat campur kode berupa, kata, frasa, dan klaua. Data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 52 Campur kode yang terdapat dalam papan reklame iklan komersial. Hasil penelitian ini, teridentifikasi bahwa terdapat temuan Campur kode dalam bentuk kata sebanyak 22 temuan (42.3%), Campur kode dalam bentuk frasa sebanyak 21 temuan (40.4%), Campur kode dalam bentuk klausa sebanyak 9 temuan (17.3%). Dengan demikian, hasil dari temuan papan reklame yang dominan adalah campur kode dalam bentuk kata.</p><p><strong> </strong></p><p><strong>Kata Kunci:</strong> Campur Kode, Papan Reklame, Iklan Komersial.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Polianskis, Marius, Vija Vainutienė, Laurynas Rimševičius, Ieva Polianskytė, Aleksandras Laucevičius, Marius Miglinas, and Eugenijus Lesinskas. "DIALIZUOJAMŲ LIGONIŲ KLAUSA." Medicinos teorija ir praktika 20, no. 3 (July 25, 2014): 239–43. http://dx.doi.org/10.15591/mtp.2014.039.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Šidlauskaitė, Agota. "Klausa, asmenybė, kūnas." Psichologija 26 (December 8, 2015): 76–87. http://dx.doi.org/10.15388/psichol.2002..8958.

Full text
Abstract:
Šiame „Psichologijos" numeryje su rubrika „Psichologija - praktikai" pristatomi du Lietuvos psichologų asociacijos garbės narės dr. Agotos Šidlauskaitės straipsniai. Agota Šidlauskaitė gimė Paviekių k., Kurtuvėnų vis., lankė Šiaulių mergaičių gimnaziją, studijavo VDU filosofiją, 1936 m. išvyko į Milano katalikiškąjį universitetą rengti psichologijos daktaro disertaciją. Po Lietuvos okupacijos 1940 m. buvo priversta palikti tėvynę. 1942 m. Milano universitete apgynė daktaro disertaciją iš vaiko psichologijos, 1944-1948 dirbo šiame universitete asistente - dėstė raidos psichologiją. 1948 m. A. Šid/auskaitė emigravo į Kanadą. 1951-1979 m. profesoriavo Otavos universitete kartu eidama ir šio universiteto Vaiko studijų centro direktorės pareigas. 1981 m. įkūrė ir iki šiol vadovauja privačiai parengiamajai mokyklai Venta, kurioje mokomi iš prigimties gabūs, tačiau įvairių mokymosi sutrikimų varginami vaikai. Nuo pat savo profesinės karjeros pradžios pradėjusi domėtis vaikų psichopatologijos problemomis ir ypač pagalba jų varginamiems vaikams, profesorė „atrado" A. Tomatiso teoriją apie žmogaus vidinės ausies funkcijas. Ja remiantis buvo sukurti klinikiniai vaiko negalių atitaisymo būdai, kurie iki šiol sėkmingai taikomi Ventoje. Autorei maloniai sutikus, pristatome mūsų išverstus anksčiau Kanadoje publikuotus dr. A. Šidlauskaitės straipsnius, atskleidžiančius Ventos mokyklos darbo esmę.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Nia Amelia, Jumadi, and Ahsani Taqwiem. "KOMPLEKSITAS KALIMAT DALAM TEKS EKSPLANASI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN 14 BANJARMASIN." LOCANA 3, no. 2 (October 8, 2020): 23–40. http://dx.doi.org/10.20527/jtam.v3i2.44.

Full text
Abstract:
Penelitian ini mendeskripsikan (1) kompleksitas kalimat dalam kalimat majemuk setara pada teks eksplanasi peserta didik. (2) Kompleksitas kalimat dalam kalimat majemuk rapatan pada teks eksplanasi peserta didik. (3) Kompleksitas kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat pad teks eksplanasi peserta didik. Metode dalam penelitin ini ialah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian memaparkan: (1) pada kalimat majemuk setara peserta didik membuat kalimat majemuk setara sejalan biasa dengan dua klausa berpola S-P, S-P-Pel, dan S-P-Ket, serta menggunakan konjungsi dan serta penggunaan tanda baca “,” (koma), dan “/” (atau). (2) Pada kalimat majemuk rapatan peserta didik membuat karangan kalimat majemuk rapatan sama S serta sama S dan P dengan dua dan tiga klausa berpola S-P, S-P-Pel, S-P-O, S-P-Ket, dan Ket-S-P serta menggunakan konjungsi dan, serta atau. (3) pada kalimat majemuk bertingkat peserta didik membuat kalimat dengan dua, tiga, dan empat klausa berpola S-P, S-P-Pel, S-P-O, S-P-Ket, S-P-O-Ket, P-S, P-S-K, dan P-S-Pel, memiliki klausa relatif dan klausa subordinasi dengan menggunakan konjungsi sehingga, karena, akibat, dan untuk.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Nurhamidah, Didah Nurhamidah, and Lutfi Syauki Faznur Syauki Faznur. "ANALISIS ADVERBIA DALAM TEKS PROMOSI, TEKS RUBLIK SURAT KABAR, DAN TEKS JURNAL ILMIAH." Pena Literasi 1, no. 1 (May 22, 2018): 17. http://dx.doi.org/10.24853/pl.1.1.17-22.

Full text
Abstract:
AbstrakAnalisis dalam kajian ini mengidentifikasi tiga macam teks, yaitu teks promosi, teks surat kabar, dan jurnal ilmiah dengan pendekatan fungsional sistemik untuk mengidentifikasi tindakan proses. Hal ini berkaitan dengan metafungsi klausa untuk mewakili pengalaman (metafungsi eksperiensial). Data terdiri dari 87 klausa dari 4 teks pada berbagai topik, termasuk kolom surat kabar, teks promosi, dan jurnal ilmiah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga proses dalam adverbia yang tidak termasuk dalam tata bahasa tradisional Indonesia. Mereka adalah kata keterangan yang menyajikan adverbia ideasional, interpersonal, dan tekstual. Kata kunci: klausa, proses material, proses tindakan, dan adverbia
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Zalhairi, Moh, Riska Kusumawati, and Sumarlam USM. "ANALISIS KONTRASTIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA PEMBENTUKAN KLAUSA PASIF BAHASA SASAK (B1) DENGAN BAHASA INDONESIA (B2)." NATURALISTIC : Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran 1, no. 2 (April 17, 2017): 146–54. http://dx.doi.org/10.35568/naturalistic.v1i2.13.

Full text
Abstract:
Kesulitan dalam mempelajari suatu bahasa seringkali terlihat melalui kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa maupun pelajar secara umum, yang sulit mereka hindari, terutama oleh penutur bilingual seperti suku Sasak. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pola klausa pasif dalam bahasa Sasak (B1) dengan bahasa Indonesia (B2) menggunakan pendekatan studi kontrastif, sebagai acuan dalam pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik penggalian data yang digunakan ialah teknik cakap tansemuka (CTS), sedangkan teknik analisis data ialah analisis baca markah. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa klausa pasif dalam B1 mewujud dalam bentuk pasif kanonis, pasif bentuk diri- dan pasif bentuk ke-an. B2 diidentifikasi memiliki bentuk klausa pasif yang lebih beragam, yakni selain bentuk kanonis, bentuk diri- dan ke-an, juga terdapat bentuk ter- dan ke- yang mana dalam B1 tidak ditemukan. Selanjutnya, klausa pasif kanonis dalam B1 baik yang menggunakan verba ekatransitif maupun dwitransitif masing-masing dapat dibentuk dalam dua pola yang berbeda.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Kruk, Aleksandra. "Kariera polityczna Klausa Kinkela." Rocznik Polsko-Niemiecki, no. 21 (April 26, 2013): 70–100. http://dx.doi.org/10.35757/rpn.2013.21.04.

Full text
Abstract:
Born in 1936, Klaus Kinkel is a representative of Germany’s Free Democratic Party (FDP). Among the leaders of that party, Walter Scheel and Hans-Dietrich Genscher may have won greater popularity, but even so, Kinkel also exerted an influence on the liberals’ policy line, primarily by means of the Wiesbaden Declaration. Working closely with Genscher, Kinkel amassed the experience of which he would avail himself in leading the FDP, in holding office as the Federal Minister of Justice and, subsequently, in heading the Federal Foreign Office. With his education as a lawyer, Kinkel demonstrated an adroitness and professionalism in carrying out his duties. He gained no renown for charisma and leadership skills, but neither did he ever become implicated in any scandals.The article presents Kinkel’s path into politics. As a politician, it was not until 1991 that he decided to become a member of the FDP, despite having worked with Genscher since 1968. Because he was the Federal Minister of Justice during the unification of the two Germanys, he was responsible for the restoration of the rule of law in the Eastern part of the new state. Then, on assuming Genscher’s former duties at the Federal Foreign Office, he pointed to the new role to be played by diplomacy following the collapse of the Cold War.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Hanifah, Listi, Irma Apriliyani Rahayu, and Septian Rinata. "Bentuk Istilah-Istilah Upacara Panggih Pernikahan Adat Jawa: Kajian Etnolinguistik." LITE: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya 15, no. 2 (September 30, 2019): 204–16. http://dx.doi.org/10.33633/lite.v15i2.2538.

Full text
Abstract:
Upacara panggih merupakan simbol budaya yang menarik untuk dikaji terutama secara aspek kebahasaan maupun dari sisi budaya. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui bentuk istilah-istilah yang ada dalam upacara panggih yang berada di Kabupaten Karanganyar. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil analisis menggambarkan bentuk istilah yang ada dalam upacara panggih pernikahan adat Jawa adalah kata, frasa, dan klausa. Kata yang ditemukan berjumlah delapan kata, termasuk dalam kategori verba maupun nomina dengan makna leksikal bagi kata monomorfemis, serta makna gramatikal bagi kata polimorfemis. Frasa yang ditemukan berjumlah 17 frasa yang terbagi berdasarkan kategori dan satuan lingual unsur penyusunnya. Frasa dalam penelitian ini dapat dimaknai secara gramatikal. Terakhir, istilah yang ditemukan adalah istilah berbentuk klausa yang termasuk dalam klausa bebas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Faizah Ar, Hasnah. "KONJUNGSI KLAUSA OBJEK DALAM KALIMAT SUBORDINATIF BAHASA INDONESIA." Sosiohumaniora 13, no. 1 (March 2, 2011): 76. http://dx.doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v13i1.5463.

Full text
Abstract:
Pokok persoalan yang dikaji dalam penelitian ini adalah klausa objek sebagai konstruksi subordinatif dalam BI berdasarkan analisi struktur dan semantik. Hal ini terlihat dari bentuk dan maknanya. Bahasa yang diteliti adalah bahasa Indonesia (BI) dalam bentuk tulisan, khususnya data tertulis beberapa tulisan ilmiah seperti, jurnal ilmiah, buku ilmiah, dan laporan ilmiah (disertasi, tesis, dan skripsi). Penelitian ini menggunakan metode distribusional (agih) dengan menggunakan empat macam teknik analisis data: teknik sulih, sisip, lesap, dan pindah unsur. Konjungsi yang menyertai klausa objek dibedakan menjadi konjungsi monomorfemis adalah bahwa, mengapa, bagaimana, apakah, kapan, agar, supaya, untuk, betapa, dan konjungsi polimorfemis adalah ke mana, sejauh mana, di mana, dari mana, kepada siapa, untuk siapa, dengan siapa, dengan apa, untuk apa, sambil apa, waktu apa, sehabis apa, sejak kapam dan berapa lama. Kata kunci: Konjungsi, subordinatif, klausa, dan objek
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Dwi Astari, Yanisha. "Mental Processes in the Stories of HumansofNY’s Instagram Account: Bonding Humans through Language." Lingua Didaktika: Jurnal Bahasa dan Pembelajaran Bahasa 10, no. 2 (April 3, 2017): 206. http://dx.doi.org/10.24036/ld.v10i2.6571.

Full text
Abstract:
PROSES MENTAL DALAM POSTINGAN AKUN INSTAGRAM HUMANSOFNY’S: HUBUNGAN IKATAN MANUSIA MELALUI BAHASA AbstractIt is said that emotions make the powerful relationship between humans. However, the study investigating types of mental processes in the stories of HumansofNY’s instagram account found that among 112 clauses, 34 of them belong to perceptive, 44 cognitive clause, 19 desiderative clause, and 15 emotive clauses. By using descriptive analysis, the result shows that not only emotion but also perception and cognition are most frequently used type of sensing the tellers, the citizens of New York City, apply to deliver their stories to other people. All of them creates bond between the tellers and the readers.Key words/phrases: mental process, perceptive, cognitive, desiderative, emotiveAbstrakDikatakan bahwa emosi membuat hubungan yang kuat antara manusia. Namun, penelitian yang menyelidiki jenis proses mental dalam cerita- cerita di akun instagram HumanofNY menemukan bahwa di antara 112 klausa, 34 di antaranya termasuk dalam pengertian, klausa kognitif, 19 klausa desideratif, dan 15 klausa emotif. Dengan menggunakan analisis deskriptif, hasilnya menunjukkan bahwa tidak hanya emosi tapi juga persepsi dan kognisi yang paling sering digunakan tipe penginderaan pencerita, warga kota New York, berlaku untuk menyampaikan ceritanya kepada orang lain. Semuanya menciptakan ikatan antara teller dan pembacanya.Kata Kunci: mental process, perceptive, cognitive, desiderative, emotive
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Rahmania, Nadia, and Asep Purwo Yudi Utomo. "Analisis Kalimat Turunan Plural Bertingkat Hasil Gabungan Dua Klausa dalam Naskah Pidato Kenegaraan Presiden RI 2020." Imajeri: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 3, no. 2 (March 27, 2021): 149–57. http://dx.doi.org/10.22236/imajeri.v3i2.6194.

Full text
Abstract:
Salah satu sudut pandang telaah kalimat adalah berdasarkan jumlah klausanya. Kalimat turunan plural, yang sering disebut kalimat plural, merupakan kalimat turunan yang terbentuk akibat penambahan klausa. Penelitian dalam artikel ini bertujuan untuk mengetahui tentang kalimat plural bertingkat dan menganalisis penerapan kalimat plural bertingkat dari hasil gabungan dua buah klausa pada naskah pidato kenegaraan Presiden RI tahun 2020. Metode deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Metode deskriptif kualitatif merupakan sebuah metode untuk menganalisis data yang objek kajiannya berupa kata-kata dan kalimat. Selain metode deskriptif kualitatif, penelitian ini juga menggunakan teknik studi pustaka yang telaah analisisnya berhubungan dengan kajian teoritis dan membutuhkan banyak referensi yang tidak bisa dipisahkan dari beberapa literatur ilmiah. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan terdapat beberapa hubungan semantis dalam kalimat plural bertingkat hasil gabungan dua buah klausa pada naskah pidato kenegaraan Presiden RI tahun 2020. Rincian hasil penelitian ini adalah ditemukannya 3 kalimat hubungan waktu, 5 kalimat hubungan tujuan, 2 kalimat yang menyatakan hubungan hasil, 5 kalimat hubungan cara, dan 9 kalimat hubungan atributif. Manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah didapatkannya pemahaman secara lebih mendalam tentang kalimat plural bertingkat yang berasal dari hasil gabungan dua buah klausa dan mendapatkan penggambaran mengenai analisis yang diterapkan dalam sebuah teks.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Sari, Anggun Melati, Andayani Andayani, and Sumarlam Sumarlam. "GRAMATICAL FUNCTIONS IN INDONESIAN RELATIVE CLAUSES IN FOREIGN STUDENTS’ WRITING." Humanus 16, no. 2 (November 15, 2017): 163. http://dx.doi.org/10.24036/humanus.v16i2.7855.

Full text
Abstract:
This study aims to describe the grammatical function of the Indonesian relative clauses found on the foreign students' academic degree program at Technical Manager Unit Language (UPTBahasa) University SebelasMaret Surakarta. Data used in the form of writing, the sentences in the written essays of foreign students contained relative clauses. The techniques of data analysis use apportion method and advanced techniques of apportion method. The result of this study shows that the process of relativizationthat occurs in Indonesian can only relate the subject function. As the development of linguistics, the process of relativizationalso occurs in the object. Relativization on object will be accepted when it is altered through the passage process. In addition, the process of relativizationthat occurs can be through the steps, namely the obliteration strategy. The obliteration strategy serves to dissipate the nominative which relating its relative clauses. This research has concluded that the relativizationprocess of relative clauses in Indonesian only occurs in the subject. Then, the most frequently usedrelativizationin Indonesian is the obliteration strategy.Keywords: Indonesian for foreign speakers, grammatical functions, strategy obliteration, relative clausesFUNGSI GRAMATIKAL DALAM KLAUSA RELATIF BAHASA INDONESIA PADA KARANGAN MAHASISWA ASINGAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan tentang fungsi gramatikal klausa relatif bahasa Indonesia yang ditemukan pada karangan mahasiswa asing program darmasiswa level akademik di UPT Bahasa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Data yang digunakan berupa data tulis, yakni kalimat-kalimat dalam karangan mahasiswa asing yang didalamnya terdapat klausa relatif. Teknik analisis data menggunakan metode agih dan teknik lanjutan dari metode agih. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses perelatifan yang terjadi dalam bahasa Indonesia hanya dapat merelatifkan fungsi subjek. Seiring perkembangan ilmu kebahasaan, proses perelatifan terjadi juga pada objek. Perelatifan pada objek akan berterima apabila diubah melalui proses pemasifan. Selain itu, proses perelatifan yang terjadi dapat melalui langkah-langkah, yakni strategi obliteration. Strategi obliteration berfungsi untuk melesapkan nomina yang direlatifkan dalam klausa relatifnya. Penelitian ini memeroleh simpulan bahwa proses perelatifan klausa relatif dalam bahasa Indonesia hanya terjadi pada subjek. Kemudian, strategi perelatifan dalam bahasa Indonesia yang sering digunakan adalah strategi obliteration. Kata Kunci: bahasa Indonesia bagi penutur asing, fungsi gramatikal, strategi obliteration, klausa relatif
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Permata Sari, Christine Dian, and Sufriati Tanjung. "VARIASI KELUASAN MAKNA INTERPERSONAL TEKS TRANSLASIONAL LINTAS BAHASA NOVEL BOTCHAN BERBAHASA JEPANG DAN INDONESIA." LingTera 1, no. 1 (May 1, 2014): 54. http://dx.doi.org/10.21831/lt.v1i1.2469.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan variasi keluasan makna inter-personal (KMI) teks translasional lintas bahasa novel Botchan berbahasa Jepang dan Indonesia, faktor-faktor penyebab variasi KMI, serta pengaruh variasi KMI terhadap kesepadanan makna teks terjemah-an. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kualitatif. Sumber data primer penelitian yaitu novel Botchan dalam bahasa Jepang (T1) dan bahasa Indonesia (T2) disertai data sekunder berupa hasil wawancara. Data penelitian berwujud klausa yang difokuskan pada makna interpersonal melalui pendekatan Linguistik Fungsional Sistemik dan Komunikasi Semiotik Translasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1115 klausa atau 43,58 % dari jumlah keseluruhan klausa (2562) dalam T2 tersusun dengan jenis dan jumlah elemen makna yang setara dengan T1. Faktor-faktor penyebab variasi KMI T1 dan T2 adalah perbedaan sistem bahasa dan konteks situasi, termasuk konteks budaya. Variasi-variasi KMI yang terjadi sebagai upaya untuk mempertahankan kesepadanan makna antara T1 dan T2.Kata kunci: makna interpersonal, sistem bahasa, konteks situasi, kesepadanan makna
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Aritonang, Buha. "Struktur Klausa Bahasa Dayak Tagol." Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa 15, no. 2 (January 19, 2018): 153. http://dx.doi.org/10.26499/metalingua.v15i2.116.

Full text
Abstract:
The problem of this research is the structure of the clause Dayak Tagol the languange which spoken by people in Tau Lumbis Village, Subdistrict Lumbis Ogong, Nunukan Regency, North Kalimantan Province. This research aim to describe a general overview of the life Dayak Tagol people and the structure of the clause the languange of Dayak Tagol. This research used a qualitative research method. The results of this research shows that the structure of the clause Dayak Tagol can be classified into (1) the structure of the clause predicated of non-verb and (2) the structure of the clause predicated of verb. The structure of the clause predicated of non-verbal can be intangible (1) clause predicate nominal, (2) clause adjectival, (3) numeralia, and (4) clause the phrase prepositional. Based on the research data, the structure of the clause verbal consists of (1) clause intransitive, (2) clause ekatransitif (the clause argued the core two), and (3) clause be dwitransitive (the clause argued the core three)
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Gricius, A. "Apie kai kuriuos esminius momentus, ugdant techninius grojimo įgūdžius." Psichologija 6 (January 6, 2016): 31–42. http://dx.doi.org/10.15388/psichol.1964.6.8898.

Full text
Abstract:
Muzikos pedagogikoje įsigalėjusi pažiūra, kad atlikėjas-instrumentalistas gali būti ruošiamas dviem etapas - atskirai iš techniškos ir atskirai iš meninės puses - yra klaidinga. Nepriklausomai nuo to, koks techninis įgūdis duotuoju momentu bebūtų vystomas, negalima abstrahuotis nuo skambėjimo, garso kokybės. Mokinį - atlikėją būtina ugdyti visapusiškai, pasiekti harmoningą techninių ir muzikinių sugebėjimų vienybę. Prieš pradedant bet kokį techninį darbą, mintyse jau turi būti suformuotas visiškai aiškus ir reljefiškas garsinis piešinys. Daugeliu atveju vidinė klausa, "išankstinis girdėjimas", stokoja labai svarbių atlikėjui - instrumentalistui komponentų - tembro, ritmo. Nemaža taip pat atveju, kai, norint sukelti garsinį vaizdinį, naudojama vokalinė motorika (begarsiai gerklės, liežuvio, lūpų judesiai). Tokiu atveju garsinis vaizdinys paprastai turi įvairias įsivaizduojančiojo asmens balso savybes. Jei pirmajame muzikanto - atlikėjo mokymo etape, kai svarbiausia yra išgauti tikslią intonaciją toks būdas ir gali būti pateisinamas, tai vėliau, kai būtinas platus "išankstinio girdėjimo" diapozonas, judrumas, specifinis duotojo instrumento tembras, - vidinis girdėjimas, pagrįstas vokaline motorika, nebetinka. Vaizdiniai yra glaudžiai susiję su realiais įspūdžiais. Todėl, norint vystyti vidinę klausą, būtina ją turtinti garsiniais įspūdžiais - klausyti kuo daugiau įvairios muzikos tiek koncertuose, tiek ir iš įrašų. Be to, egzistuoja būdai vystyti reikiamas vidinės klausos savybes, remiantis pirminiais atminties vaizdiniais ir vadinamąja "mišria vidine klausa" (sugebėjimu pačiam pratęsti melodiją, jei jos pradžia nuskambėjo realiai). Jeigu iš pradžių, ugdant kurį nors techninį įgūdį, galima tam tikro laipsnio koncentracija į atskiras atliekamo judesio detales, judesio analizė (tuo pat metu turint galvoje garsinį uždavinį), tai vėliau dėmesys. nukreiptas į šias detales, stabdo įgūdžių automatizavimą, sintezę. Dėstytojo uždavinys - reikiamu momentu nukreipti mokinio dėmesį atitinkama linkme.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Samosir, Hepnyi. "METAFUNCTION PATTERNS OF THE TOBA BATAK LANGUAGE." Polyglot: Jurnal Ilmiah 14, no. 2 (July 31, 2018): 107. http://dx.doi.org/10.19166/pji.v14i2.1028.

Full text
Abstract:
<p>This study aims at finding out the metafunction patterns of clauses of the Toba Batak Language. The data was gained from the speech of <em>tulang</em> (the mother’s brother) in delivering <em>ulos saput</em> at the Bataknese <em>sari matua</em> (an old person who died but he/she still has children who are unmarried) ceremony. The result shows that 74% of the clauses are patterned with Predicator, Complement, and Adjunct followed by Mood, whereas 26% of them are patterned with Mood followed by Predicator, Complement, and Adjunct. The majority of the clause pattern is Predicator followed by Mood. The most dominant theme is the Marked Topical Theme that reached 73% whereas 26% of them have Unmarked Topical Themes; the rest clause is imperative that has no theme. It can be concluded that clauses in the Toba Batak Language are dominantly patterned by Predicator followed by Mood. The Mood consists of Finite preceding the Subject. Residue itself mostly precedes Mood. The most dominant theme is the Marked Topical Theme in which the theme is not the Subject.</p><p><strong>BAHASA INDONESIA ABSTRAK: </strong>Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pola metafunction dalam bahasa Batak Toba. Data peneltian ini adalah klausa-klausa yang disampaikan oleh tulang (saudara laki-laki dari ibu) ketika menyerahkan ulos saput dalam acara saur matua (orang Batak yang meninggal dalam kondisi sudah lanjut usia akan tetapi masih memiliki anak yang belum menikah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 74% klausa terdiri dari Mood yang didahului oleh Predicator, Complement dan Adjunct, dan hanya 26% Mood mendahului Predicator, Complement, dan Adjunct. Kebanyakan klausa dalam bahasa Batak Toba dibentuk dengan pola Predicator yang kemudian diikuti oleh Mood. Theme yang paling dominan adalah Marked Topical Theme yang mencapai 73% sementara 26% merupakan Unmarked Topical Theme; selebihnya merupakan kalimat perintah yang tidak memiliki theme. Dapat disimpulkan bahwa pola klausa dalam bahasa Batak Toba adalah Predicator diikuti oleh Mood. Mood terdiri dari Finite yang mendahului Subjek. Kebanyakan Residue mendahului Mood. Theme yang paling dominan adalah Marked Topical Theme dimana Theme bukan merupakan Subjek.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Selmaj-Pomaska, Paulina. "Klausa Michaela Meyer-Abicha teoria odpowiedzialności." Studia Ecologiae et Bioethicae 11, no. 3 (September 30, 2013): 29–49. http://dx.doi.org/10.21697/seb.2013.11.3.02.

Full text
Abstract:
This article presents the K. M. Meyer-Abich theory of responsibility. It discusses the essence of human responsibility as it arises especially at times of ecological crises. The circle of responsibility should be so wide as to prevent anything from existing merely for the sake of human needs. K. M. Meyer-Abich’s theory focuses on eight periods of human development, which correspond to eight circles of responsibility referring to eight ethical conceptions. Throughout human history, we can see how the scope of responsibility has been increasing to fall upon more and more entities. The extension of the circle of responsibility moved from the individual to include family and friends, the nation, all peoples of the world, and humanity as a whole, including future generations. The final step was to look beyond the boundaries of humanity to include all life forms.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Dāboliņš, Viktors. "Bītnieka Klausa Kreihela tiesas process (1594)." Latvijas Universitātes Žurnāls. Vēsture 3 (2017): 98–111. http://dx.doi.org/10.22364/luzv.3.2017.07.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Hasanudin, Cahyo. "KAJIAN SINTAKSIS PADA NOVEL SANG PENCURI WARNA KARYA YERSITA." Jurnal Pendidikan Edutama 5, no. 2 (July 29, 2018): 19. http://dx.doi.org/10.30734/jpe.v5i2.191.

Full text
Abstract:
AbstractThis study aims to describe the form of 1) phrase, 2, clause, and 3) sentence on novel of Sang Pencuri Warna by Yersita. This research is a qualitative descriptive study. Data collection using documentation techniques by applying strategis read, listen, and take note. Data analysis using content analysis Miles and Huberman. The result of the research shows 1) the existence of phrase form based on the relationship between the element and the core element of the word type, 2) the existence of positive and negative clauses, 3) the existence of the phrase based on pronunciation, grammatical structure, function or content, element, arrangement, presentation style (rhetoric), and the subject. Keywords: Phrase, Clause, Sentence, Novel AbstrakPenelitian ini bertujuan mendeskrispikan bentuk 1) frasa, 2, Klausa, dan 3) kalimat pada Novel Sang Pencuri Warna karya Yersita. Penelitian ini merupakan penelitian deskripstf kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dengan menerapkan strategi baca-cimak-catat. Analisis data menggunakan content analysis Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan 1) adanya bentuk frasa berdasar hubungan antar unsur dan unsur inti jenis kata, 2) adanya bentuk klausa positif dan negatif, 3) adanya kalimat berdasar pengucapan, struktur gramatikal, fungsi atau isi, unsur, susunan, gaya penyajian (retorik), dan subjek Kata kunci: Frasa, Klausa, Sentence, Novel
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Nirmalasari, Yohanna. "Pola Kalimat Bahasa Indonesia Tulis Pembelajar BIPA Tingkat Pemula Asal Tiongkok di Universitas Ma Chung Tahun 2018." KLAUSA (Kajian Linguistik, Pembelajaran Bahasa, dan Sastra) 2, no. 01 (October 2, 2018): 41–50. http://dx.doi.org/10.33479/klausa.v2i01.142.

Full text
Abstract:
Pemahaman sebuah bahasa dapat direpresentasikan melalui penggunaan kalimat, baik lisan ataupun tulis. Kalimat adalah hasil buah pikiran yang diwujudkan dalam bentuk gabungan kata dengan kata, frasa dengan frasa, ataupun klausa dengan klausa. Kalimat yang diproduksi oleh penutur asli dengan penutur asing yang belajar bahasa Indonesia tentu berbeda. Perbedaan ini dapat teramati melalui pola fungsi sintaktis yang digunakan dalam memproduksi kalimat yang diujarkan baik lisan maupun tulis. Namun, dalam kalimat lisantentu seorang penutur akan banyak menggunakan delesi ataupun elipsis. Dengan kata lain, pola sintaktis akan lebih dapat teramati melalui kalimat tulis. Oleh sebab itu, penelitian berkaitan dengan pola kalimat bahasa Indonesia tulis pembelajar BIPA tingkat pemula asal Tiongkok perlu dilakukan. Di dalam penelitian ini, kalimat akan dianalisis berdasarkan analisis struktural tata bahasa Indonesia, yakni berdasarkan fungsi sintaktisnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kalimat yang diproduksi oleh pembelajar dapat dikategorikan menjadi dua, yakni kalimat berklausa dan kalimat tidak berklausa. Kalimat berklausa tersebut merupakan kalimat berklausa sederhana karena hanya terdiri dari satu klausa. Kalimat berklausa ini dapat dipilah menjadi lima pola berdasarkan fungsi sintaktisnya, yakni kalimat yang berpola sintaktis S-P, S-P-O, S-P-Pel, S-P-Ket, dan S-P-O-Ket. Masingmasing pola kalimat tersebut ada yang berterima dan ada yang tidak berterima
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Ekoyanantiasih, Ririen. "Ketidakparalelan Bentuk dalam Kalimat Perincian:." Gramatika: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan 3, no. 2 (December 1, 2015): 169–81. http://dx.doi.org/10.31813/gramatika/3.2.2015.35.169--181.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ketidakparalelan bentuk di dalam kalimat perincian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan memaparkan strategi pemaralelan kalimat-kalimat perincian di dalam ragam bahasa tulis, seperti Kompas (Februari—Maret 2010), Media Indonesia (Februari—Maret 2010), Majalah BPPT (No. LVIII 2000), dan LAN (2000) sebagai sumber datanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat ketidakparalelan bentuk di dalam kalimat perincian. ketidakparalelan tersebut ditemukan dalam bentuk kata, frasa, dan klausa. ketidakparalelan tersebut dapat membuat kalimat tidak efektif dan tidak gramatikal. dalam penelitian ini kalimat perincian yang tidak paralelan tersebut diubah menjadi bentuk yang paralel. untuk mencapai keparalelan dalam kalimat perincian, baik pada tataran kata, frasa, maupun klausa, strategi yang dapat dilakukan dengan pengimbuhan, pengaktifan, atau pemasifan. dengan demikian, teknis analisis data menggunakan kaidah morfologi dan sintaksis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Sari, Suindah. "STRUKTUR, BENTUK, DAN ISI PERIBAHASA BAHASA KUTAI." LOA: Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan 15, no. 1 (June 30, 2020): 23. http://dx.doi.org/10.26499/loa.v15i1.1835.

Full text
Abstract:
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur, bentuk, dan isi peribahasa bahasa Kutai. Masalah penelitian yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu (1) struktur peribahasa bahasa Kutai, (2) bentuk peribahasa bahasa Kutai, dan (3) isi peribahasa bahasa Kutai. Untuk memecahkan masalah tersebut digunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peribahasa bahasa Kutai berstruktur frasa (frasa nomina, frasa verba, dan frasa adjektiva), klausa (klausa verbal dan klausa adjektival), dan kalimat (kalimat tunggal, kalimat majemuk setara, dan kalimat majemuk bertingkat). Peribahasa bahasa Kutai berdasarkan bentuknya terdiri atas ungkapan, pepatah/bidal, pemeo/semboyan, dan perumpamaan. Berdasarkan isinya, peribahasa bahasa Kutai berisi sifat/tindakan baik, sifat/tindakan buruk, nasihat, peringatan, dan sindiran. Kata kunci: peribahasa, bahasa Kutai, struktur, bentuk, isi AbstractThe purpose of this research is to describe structures, forms, and contents of Kutai proverbs. The research discusses about 1) the structure of Kutai proverbs, (2) forms of Kutai proverbs, and (3) contents of Kutai proverbs. It is qualitative and descriptive as well. The results show that Kutai proverbs contain of phrases (noun phrases, verb phrases, and adjective phrases), clauses (verbal clauses and adjective clauses), and sentences (single sentences, equivalent compound sentences, and multilevel compound sentences). Kutai proverbs based on its form consist of idioms, proverbs, motto, and parables. According to its contents, Kutai proverbs contain good deeds, bad deeds, advises, warnings, and satires. Keywords: proverbs, Kutai language, structure, form, content
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Syahroni, Abd Wahab, and Harsono Harsono. "Aplikasi Penentuan Kategori dan Fungsi Sintaksis Kalimat Bahasa Indonesia." InfoTekJar (Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan) 4, no. 1 (September 5, 2019): 12–20. http://dx.doi.org/10.30743/infotekjar.v4i1.1537.

Full text
Abstract:
Bahasa Indonesia merupakan bagian penting dalam kehidupan Bangsa Indonesia Namun penelitian yang dilakukan terhadap Bahasa Indonesia masih sedikit di temukan terutama mengenai satuan sintaksis (Kata, Frasa, Klausa dan Kalimat), padahal sintaksis merupakan tata kalimat. Secara sintaksis, sebuah kata atau frasa dalam kalimat harus memperlihatkan pertautan, pertautan itu akan tampak apabila unsur-unsur dalam tata bahasa yang berfungsi sebagai penunjuk secara konsisten dipergunakan. Dengan demikian maka kalimat yang disampaikan menjadi lebih mudah untuk dipahami isinya. Sintaksis dapat juga diartikan sebagai pemahaman terhadap urutan kata dalam pembentukan kalimat dan hubungan antar kata tersebut dalam proses perubahan bentuk dari kalimat menjadi bentuk yang sistemis meliputi proses pengaturan tata letak suatu kata dalam kalimat.Dalam penelitian ini, teknik chunking digunakan untuk memecah kalimat menjadi potongan kata atau frasa (kategori) dengan membuat chunk grammar yang berupa aturan (rule) yang mengindikasikan cara kalimat tersebut dipecah menjadi potongan frasa. Frasa yang dibentuk antara lain Frasa Nominal (NP), Frasa Verbal (VP), Frasa Adjektiva (AP), Frasa Adverbial (ADVP), Frasa Preposisional (PP) dan Frase Numeralia (NUMP). Dari hasil chunking ini akan dibuatkan algorithma penentuan klausa (fungsi) antara lain Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (PEL) dan Keterangan (K). Output dari penelitian ini dapat dilihat dalam bentuk teks atau grafik (tree). Pemrosesan hasil POSTagger kalimat Bahasa Indonesia yang berupa level kata menjadi frasa (kategori) mendapatkan akurasi sebesar 93,32 % dan penentuan kedudukan klausa (fungsi) sintaksis mendapatkan akurasi sebesar 91,12%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Adika, Dimas. "TELAAH FUNGSI MAKNA LOGIS PADA CERITA RAKYAT TIMUN EMAS DAN TERJEMAHANNYA." PRASASTI: Journal of Linguistics 3, no. 2 (November 30, 2018): 170. http://dx.doi.org/10.20961/prasasti.v3i2.12862.

Full text
Abstract:
<p>This article discusses the function of logical meaning which can be identified from logico-semantic and taxis interdependence. This descriptive-qualitative research employs systemic functional linguistics approach. The data sources are all clause complexes in the Timun Emas folkflore written by the best IKAPI writer and translated into English by the translator of Litte Serambi. The function of logical meaning (projection, enhancement and extension) in source and target language spreads to all text structures, started from orientation, complication, evaluation, resolution and coda. The complication had distinctive feature of projection showed by dialogues between characters. Temporal series in the enhancement (time) plays pivotal role in constructing events. Then, the the extension function in Timun Emas folklore and its translation is worthwhile to give information for the comprehensible narrative with the help of chronological series from enhancement (time) function.Next, some changes of the logical meaning after translation process do not seemingly influence to the text structure of this folklore. </p><p> </p><p>Artikel ini membahas fungsi makna logis yang bisa dilihat dari hubungan semantik logika dan ketergantungan klausa dalam klausa-klausa kompleks. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dan menggunakan pendekatan linguistik sistemik fungsional. Sumber data berupa seluruh klausa kompleks dalam cerita rakyat Timun Emas yang ditulis penulis terbaik IKAPI beserta terjemahan yang dihasilkan penerbit Little Serambi. Fungsi proyeksi, ganda dan ekstensi baik pada bahasa sumber maupun bahasa sasaran terdapat pada seluruh bagian struktur teks dimulai dari orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi dan koda. Bagian komplikasi menjadi khas dari fungsi proyeksi lokusi parataksis yang berupa dialog antar tokoh. Rangkaian temporal dalam fungsi ganda (waktu) memerankan peranan yang penting dalam konstruksi kejadian. Kemudian, kemunculan fungsi ekstensi cerita rakyat Timun Emas dan terjemahannya bermanfaat untuk memberikan informasi agar pembaca mudah memahami cerita dengan bantuan rangkaian kronologis fungsi ganda (waktu). Terakhir, beberapa perubahan fungsi logis setelah diterjemahkan tidak berpengaruh kepada struktur teks narasi cerita rakyat ini.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Vozbinas, Stanislovas. "Apie B. Šidiškio mokslinį palikimą." Problemos 35 (September 29, 2014): 101–8. http://dx.doi.org/10.15388/problemos.1986.35.6541.

Full text
Abstract:
Straipsnyje pristatomi tiksliųjų mokslų požiūriu svarbiausi B. Šidiškio mokslinio palikimo momentai. B. Šidiškio tyrimo objektas – muzikos suvokimo proceso analizė kiekybinių metodų pagrindu (loginiu, meniniu, psichologiniu). Savo darbuose jis rėmėsi muzikos ir matematikos kalbomis, ypač pasitikėdamas tiksliaisiais mokslais meno dalykuose. Pagrindinė B. Šidiškio teorijos aksioma – tonų aukščiai akorduose ar nuoseklioje melodijų sekoje bei garsų intervalų ilgiai gali būti suvokiami kaip muzika tik esant tam tikriems jų tarpusavio santykiams. Jis išaiškino kriterijų, pagal kurį žinomi muzikinių gamų periodai yra optimalūs. Tirdamas „judančios“ ir „stovinčios“ muzikos problemas B. Šidiškis rėmėsi bendrais valdomų procesų neapibrėžtumo principais, kurių universalumu jis tikėjo. Teigė, kad muzikos kūrinio apriorinė informacija, kurią geba priimti klausa, glūdi tonalinėje atskaitų sistemoje, ir priešingai – jeigu jos nėra, mūsų klausa tampa panaši į paveikslais keliaujantį neregio žvilgsnį. Straipsnio pabaigoje pateikiama B. Šidiškio darbų bibliografija.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Kurniawati, Wati. "STRUKTUR FRASA, KLAUSA, DAN KALIMAT BAHASA TALONDO." Sirok Bastra 8, no. 1 (June 30, 2020): 109–22. http://dx.doi.org/10.37671/sb.v8i1.207.

Full text
Abstract:
Penelitian ini mengidentifikasi struktur frasa, klausa, dan kalimat bahasa Talondo yang dituturkan oleh masyarakat Talondo, di Desa Bonehau, Kecamatan Bonehau, Kabupaten Mamuju. Fokus masalah dalam penelitian ini bagaimana struktur frasa, klausa, dan kalimat bahasa Talondo? Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi struktur frasa, klausa, dan kalimat bahasa Talondo. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa aspek kebahasaan, yaitu frasa, klausa, dan kalimat dilakukan dengan teknik kerja sama dengan informan dan teknik kuesioner. Pengumpulan data itu dilakukan dengan kuesioner, simak, wawancara, dan catat. Sumber data lisan diperoleh dari informan penutur asli. Penentuan informan berpedoman pada kualifikasi dan kemampuan penutur. Sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa Talondo memiliki struktur frasa endosentris yang berkonstruksi atributif dan koordinatif. Konstruksi atributit memiliki empat tipe, yaitu nomina, verba, adjektiva, dan numeralia sebagai konstituen induk. Konstruksi koordinatif memiliki enam tipe, yaitu nomina, verba, adjektiva, preposisi, numeralia, dan adverbia sebagai konstituennya. Selain frasa endosentris, bahasa Talondo memiliki struktur frasa eksosentris yang berkonstruksi direktif, konektif, objektif, dan predikatif. Konstruksi direktif memiliki empat struktur frasa. Konstruksi konektif memiliki delapan struktur frasa. Konstruksi objektif memiliki satu struktur frasa. Konstruksi predikatif memiliki delapan struktur frasa. Sementara itu, konstruksi klausa terdiri atas unsur subjek dan predikat yang terdiri atas satu predikat atau lebih. Kalimat terdiri atas unsur predikat dan subjek dengan atau tanpa objek, pelengkap dan keterangan. Unsur predikat dan subjek merupakan unsur yang kehadirannya selalu wajib. Pola kalimat dasar meliputi tipe S-P, S-P-O, S-P-Pel, S-P-Ket, S-P-O-Pel, dan S-P-O-Ket. This research identifies the structure of phrases, clauses and sentences in the Talondo language spoken by the Talondo community, in Bonehau Village, Bonehau District, Mamuju Regency. The focus of the problem in this research is how the structure of phrases, clauses and sentences in the Talondo language? This study aims to identify the structure of Talondo phrases, clauses and sentences. This research is a field research using descriptive qualitative method. Data collection techniques in the form of linguistic aspects, i.e. phrases, clauses and sentences, were carried out in collaboration with informants and questionnaire techniques. Data collection was carried out by questionnaire, refer, interview, and note. Sources of oral data were obtained from native speakers of the Talondo language in Talondo Hamlet, Bonehau Village, Bonehau District, Mamuju Regency, West Sulawesi Province. The determination of informants is based on the qualifications and abilities of the speaker.The sample in this study was chosen based on the criteria of the respondents. The results showed that the Talondo language had an endocentric phrase structure that was attributive and coordinated constructions. Atributive construction have four types, namely nouns, verbs, adjectives, and numeralia as parent constituents. Coordinative construction has six types, namely nouns, verbs, adjectives, prepositions, numeralia, and adverbs as constituents. In addition to endocentric phrases, Talondo has an exocentric phrase structure that has directive, connective, objective, and predictive constraction. The directive construction has four phrase structures. Connective construction has eight phrase structures. Objective construction has one phrase structure. The predictive construction has eight phrase structures. Meanwhile, clause construction consists of subject and predicate elements consisting of one or more predicates. Sentences consist of predicate elements and subjects with or without objects, complements and captions. The element of predicate and subject is an element whose presence is always mandatory. The basic sentence patterns include type S-P, S-P-O, S-P-Comp, S-P-Capt, S-P-O-Comp, and S-P-O-Capt.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Aritonang, Buha. "HUBUNGAN SUBORDINASI DAN SEMANTIS DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT BAHASA DAYAK LUNDAYEH." Aksara 29, no. 1 (June 30, 2017): 75. http://dx.doi.org/10.29255/aksara.v29i1.102.75-87.

Full text
Abstract:
Penelitian ini membicarakan kalimat. Salah satu kalimat dimaksud adalah kalimat majemuk bertingkat yang berkaitan dengan hubungan subordinasi dan semantis. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriftif dengan sampel penelitian bahasa Dayak Lundayeh dialek Tanjung Lapang. Pengumpulan data menggunakan teknik pemancingan dengan pemanfaatan instrumen penelitian. Pengolahan data sintaksis diawali dengan pengklasifikasian data-data sintaksis dan dilanjutkan dengan analisis setiap kelompok data dengan kriteria fungsi, kategori, dan peran terhadap satuan-satuan sintaksis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran umum kehidupan masyarakat Dayak Lundayeh; peringkat, keutamaan, dan wilayah pengunaan bahasa Lundayeh; cara menghubungkan klausa; dan hubungan subordinasi yang dapat menentukan jenis hubungan semantis antarklausa dalam kalimat majemuk bertingkat bahasa Dayak Lundayeh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sejarah kehidupan masyarakat Dayak Lundayeh hampir sama dengan masyarakat pribumi yang berdomisili di Pulau Kalimantan yang tergolong sebagai masyarakat yang sangat menghormati tradisi dan budaya nenek moyang; (2) bahasa Lundayeh masuk peringkat ke-15 sebagai bahasa daerah dominan, tergolong sebagai salah satu bahasa daerah utama, dan digunakan di lima kecamatan; (3) cara menghubungkan klausa dalam kalimat majemuk bertingkat dapat dilakukan dengan hubungan subordinasi; dan (4) hubungan antarklausa dalam kalimat majemuk bertingkat/subordinatif ditentukan oleh jenis subordinator yang digunakan dan makna leksikal dari kata atau frasa dalam klausa masing-masing sehingga dikenal sebagai kalimat majemuk bertingkat dengan hubungan semantis waktu bersamaan dengan hubungan subordinator kereb ‘ketika’, syarat/pengadaian dengan subordinator kudeng ‘kalau’; konsesif dengan subordinator agan ‘meskipun’, dan tujuan dengan subordinator fele ‘supaya’.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Ardiyanto, Fahmi, Amanda Raissa, and Tomy Michael. "PENUNTUTAN GANTI RUGI KEHILANGAN BENDA ATAU BARANG TERHADAP PENGELOLA PARKIR YANG BERLINDUNG DI BAWAH KLAUSA BAKU." Jurnal Hukum Magnum Opus 3, no. 1 (January 20, 2020): 46–56. http://dx.doi.org/10.30996/jhmo.v3i1.2947.

Full text
Abstract:
For Those who have lost their vehicles or valuables in the vehicle, they can request compensation from the parking operator, the requsted goods or the vehicle has been handed over to the parking entrepreneur. But not a few of the parking entrepreneurs who take refuge under a raw clause if there are consumers who complain about the goods or vehicles that are deposited lost. Based on the decision of the Supreme Court (MA) included in the review decision (PK) dated April 21, 2010 each service provider is obliged to replace the vehicle added with additional money for the lost vehicle. This decisión is accordance with the requested PK case PK 124 PD/PDT/2007 by secure parking. According to articles 1366 and 1367 of the Civil Code every person who is surrendered is obliged to be responsible for goods thet have been Surrendered, while standart clause is regulated in article 18 of law No. 8 of 1999 concering consumers, buyers of standard clauses benefit one party. Therefore, theresercher is interested in studying the problem of claiming compensation for goods or goods to the parking operator sheltering under a standard clause.Seseorang yang kehilangan kendaraan atau barang-barang berharga yang ada di kendaraan dapat menuntut ganti rugi terhadap pengusaha parkir, apalagi barang atau kendaraan tersebut sudah di berikan penyerahan kekuasaan pada pengusaha parkir. Namun tidak sedikit dari pengusaha parkir yang berlindung di bawah klausa baku jika ada konsumen yang mengomplain atas barang atau kendaraan yang dititipkannya hilang. Berdasarkan putusan Mahkamah Agung (MA) yang tercantum dalam putusan peninjuan kembali (PK) tertanggal 21 April 2010 bahwa setiap penyedia layanan parkir wajib mengganti kendaraan yang hilang dengan sejumlah uang senilai kendaraan yang hilang. Putusan ini berdasarkan permohonan PK perkara 124 PK/PDT/2007 yang diajukan oleh secure parking. Menurut Pasal 1366 dan 1367 KUHPerdata setiap orang yang di penyerahan kekuasaan wajib bertanggung jawab atas barang yang telah dipasrahkan, sedangkan klausa baku diatur dalam pasal 18 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, apabila klausa baku yang tercantum dalam satu dokumen lebih menguntungkan satu pihak. Oleh karena itu penulis akan mengkaji masalah penuntutan ganti rugi benda atau barang terhadap pengusaha parkir yang berlindung di bawah paying klausa baku.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Adha, Ruly. "LOGICAL FUNCTION DALAM TEORI SYSTEMIC FUNCTIONAL GRAMMAR (SFG)." JL3T ( Journal of Linguistics Literature and Language Teaching) 4, no. 1 (December 31, 2018): 72–91. http://dx.doi.org/10.32505/jl3t.v4i1.751.

Full text
Abstract:
Systemic Functional Grammar merupakan teori yang diperkenalkan oleh M.A.K. Halliday, ahli linguistik Australia. Teori ini masih tergolong belum begitu lama dipakai walaupun Halliday sudah mempublikasikannya sekitar tahun 80an. SFG merupakan teori tata bahasa yang lebih menekankan pada fungsi atau peran bahasa itu sendiri. Di dalam teori SFG, manusia menggunakan bahasa dengan tujuan untuk memenuhi tiga fungsi dalam kehidupannya yang dikenal dengan metafunctions, yaitu fungsi untuk merepresentasikan pengalaman yang disebut ideational function, fungsi untuk menukarkan pengalaman yang disebut interpersonal function, dan fungsi untuk mengorganisasikan pengalaman yang disebut textual function. Ideational function dibagi lagi menjadi dua, yaitu experiential function dan logical function. Tulisan ini hanya membahas tentang logical function dalam teori SFG. Logical Function merupakan fungsi yang berkaitan dengan hubungan logis antara satu klausa dengan klausa lainnya yang meliputi dua aspek, yaitu interdependency relations dan logico-semantic relations. Kedua aspek tersebut akan dijelaskan secara detail dalam tulisan ini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Septianah, Anisya, and Misbah Priagung Nursalim. "Campur kode pada percakapan anggota grup facebook pencinta drama korea." Jurnal Genre (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) 2, no. 2 (April 8, 2021): 79. http://dx.doi.org/10.26555/jg.v2i2.3048.

Full text
Abstract:
Sejak pemerintah menetapkan status pandemi covid-19, sebagian orang menikmati kegiatan di rumah dengan memenonton film. Banyak orang yang sudah menghabiskan beberapa film salah satunya film drama Korea. Campur kode dapat terjadi di mana saja salah satunya adalah percakapan pada anggota grup facebook pencinta drama Korea. Penelitian ini membahas tentang mengenai wujud dan jenis campur kode yang ada dalam percakapan anggota grup pencinta drama Korea. Dalam penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan bentuk wujud campur kode dalam percakapan anggota grup facebook pencinta drama Korea, 2) mendeskripsikan jenis campur kode dalam percakapan grup facebook pencinta drama Korea. Sumber data penelitian adalah percakapan anggota grup facebook Pencinta Drama Korea selama PSBB berlangsung. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data yang terkumpul berjumlah 41 wujud campur kode yang ada, 27 wujud campur kode bentuk kata, 10 wujud campur kode bentuk frasa, dan 4 wujud campur kode bentuk klausa. Bentuk campur kode berupa kata, frasa, dan klausa. Jenis campur kode berupa ke luar dan ke dalam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Witkowska-Chrzczonowicz, Katarzyna. "Prezydencja Republiki Czeskiej w pierwszym półroczu 2009 roku jako przykład skutecznego zarządzania Unią Europejską." Acta Universitatis Lodziensis. Folia Iuridica 84 (September 30, 2018): 125–34. http://dx.doi.org/10.18778/0208-6069.84.09.

Full text
Abstract:
W artykule przedstawiono zalety i wady czeskiej prezydencji w Radzie Unii Eu­ropejskiej (styczeń–czerwiec 2009 r.). Prezydencja czeska była jedną z najciekawszych prezydencji ostatnich lat. Republika Czeska była dopiero drugą (po Słowenii) prezydencją państwa z grupy kra­jów, które przystąpiły do Unii Europejskiej podczas „wielkiego rozszerzeniaˮ w 2004 roku. Prezy­dencja czeska rozpoczęła w bardzo trudnym dla Unii czasie (tj. głębokiego kryzysu gospodarczego w większości państw członkowskich UE, konfliktu gazowego między Rosją i Ukrainą, wojny w Gru­zji, wyborów prezydenckich w USA, braku ratyfikacji traktatu lizbońskiego). Co więcej, w Republice Czeskiej panowała bardzo skomplikowana wewnętrzna sytuacja polityczna, w tym dymisja czeskiego rządu w połowie czeskiej prezydencji UE i eurosceptycyzm prezydenta Klausa. Jednak prezydencja czeska zasługuje na pozytywną ocenę. Z punktu widzenia administracji prezydencja była bardzo do­brze przygotowana, choć w momencie obalenia rządu w czasie prezydencji czeska klasa polityczna poniosła porażkę. Republika Czeska okazała się państwem członkowskim Unii Europejskiej, które dostrzega nowe wyzwania stojące przed UE i rozumie jej filozofię i mechanizmy. Czesi przyjęli per­spektywę unijną i wykazali znacznie większe zrozumienie dla wspólnych ideałów niż państwa człon­kowskie o znacznie dłuższym członkostwie i znaczącej pozycji politycznej.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Sari, Novita, Radhiah Radhiah, and Safriandi Safriandi. "ANALISIS MAKNA IMPLIKATUR DALAM WACANA IKLAN LAYANAN MASYARAKAT PADA MEDIA SOSIAL." KANDE Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 1, no. 1 (February 9, 2021): 45. http://dx.doi.org/10.29103/jk.v1i1.3410.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Penelitianinibertujuanuntukmendeskripsikananalisiswacanaberupaimplikaturdalamiklanlayananmasyarakatpada media sosial. Iklanlayananmasyarakatpadapenelitianinidiperolehdari 10 akun, terdiriatas 1 akunorganisasianakdan 9 akunkementerian Indonesia yang dibatasipadaJanuari 2020. Jenispenelitianiniadalahkualitatifdenganpendekatandeskriptif. Data padapenelitianiniberupa kata, frasa, klausa, sertakalimat yang mengandungmaknaimpilkaturdalamiklanlayananmasyarakatpada media sosial. Sumber data penelitianiniadalahiklanlayananmasyarakatpada media sosial. Teknikpengumpulan data yang digunakanadalahteknikdokumentasi. Hasilpenelitian yang diperolehadalahmaknaimplikatursebanyak 3 makna, yakniimbauan (ajakan), larangan (sindiran) danperingatan. Kata Kunci: AnalisisWacana, IklanLayananMasyarakat, Implikatur
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Kasni, Ni Wayan. "Klausa Keterangan Dalam Bahasa Sumba Dialek Waijewa (BSDW)." RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa 2, no. 1 (February 22, 2017): 95. http://dx.doi.org/10.22225/jr.2.1.51.95-109.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Pratiwi, Kania, Sakura Ridwan, and Aulia Rahmawati. "DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR." Arkhais - Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia 7, no. 1 (June 30, 2016): 47. http://dx.doi.org/10.21009/arkhais.071.08.

Full text
Abstract:
Abstrak. Penelitian ini bertujuan memahami secara mendalam penggunaan bentuk dan nilai rasa disfemia pada berita utama surat kabar Pos Kota dan Radar Bogor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Hasil penelitian yang diperoleh dari surat kabar Pos Kota dan Radar Bogor ditemukan 245 data. Sebanyak 155 data atau 63,26% ditemukan pada surat kabar Pos Kota dan 90 data atau 36,73% ditemukan pada surat kabar Radar Bogor. Disfemia berdasarkan bentuk dibagi menjadi disfemia bentuk kata, bentuk frase, dan bentuk klausa. Bentuk disfemia tersebut masing-masing dibagi lagi berdasarkan kategori kata verba, nomina, dan adjektifa. Diperoleh 228 data atau 93,06% berbentuk kata, 12 atau 4,90% data berbentuk frase, dan 5 data atau 2,04% berbentuk klausa. Disfemia memiliki nilai rasa yang dibagi menjadi disfemia bernilai rasa emotif, dan bernilai rasa tabu. Diperoleh 226 atau 92,24% data berkategori unsur emotif dan 19 data atau 7,75% memiliki nilai rasa tabu. Hasil penelitian, disfemia bentuk kata verba dan nilai rasa emotif ke arah menguatkan makna paling banyak ditemukan. Kata Kunci: Disfemia, Berita Utama, Surat Kabar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Lidi, Agustina Maria, Robertus Adi Sarjono Owon, and Bernadus Bura. "ANALISIS INTERFERENSI SINTAKSIS BAHASA DAERAH SIKKA PADA KARANGAN NARASI PESERTA DIDIK." CERMIN: Jurnal Penelitian 4, no. 1 (July 1, 2020): 39. http://dx.doi.org/10.36841/cermin_unars.v4i1.571.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan mengetahui bentuk interferensi sintaksis bahasa daerah Sikka pada karangan narasi peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi (pengamatan), teknik baca dan teknik catat. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah data hasil karangan narasi peserta didik. Data tersebut dianalisis dengan cara membaca, memeriksa, menilai dan mengelompokkan kalimat yang di dalamnya terdapat interferensi sintaksis. Sumber data dalam penelitian ini adalah tulisan atau karangan narasi peserta didik di SMPK Sanctissima Trinitas Bloro kelas VII yang berada di dalam kelas saat pembelajaran bahasa Indonesia. Data yang dianalisis adalah frase, klausa dan kalimat yang diduga mengandung interferensi bahasa Sikka ke dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian terdapat interferensi sintaksis pada karangan narasi peserta didik. Temuan penelitian ini juga menunjukkan bahwa banyak yang terinterferensi pada bentuk frase, klausa dan kalimat. Dari kejadian ini dapat dikatakan bahwa peserta didik memiliki pengetahuan yang minim mengenai bentuk dan pola struktur penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu, kalimat yang digunakan dalam menulis kurang efektif dan tidak sesuai dengan struktur penulisan bahasa Indonesia yang baku.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Yuricki, Effrina. "ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 3 LAMBU KIBANG TULANG BAWANG BARAT." Ksatra: Jurnal Kajian Bahasa dan Sastra 1, no. 2 (January 30, 2020): 93–106. http://dx.doi.org/10.52217/ksatra.v1i2.425.

Full text
Abstract:
Penelitian ini tujuan untuk mengetahui bentuk alih kode dan campur kode, serta ingin melihat manfaat atau fungsi penggunaannya pada kegiatan pembelajaran di SMP Negeri 3 Lambu Kibang Tulang Bawang Barat. Metode yang digunakan adalah kualitatif yaitu untuk mendeskripsikan bentuk alih kode dan campur kode dalam kegiatan pembelajaran. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini (1) observasi, (2) wawancara dan (3) teknik sadap. Hasil penelitian diperoleh data dari segi bentuk dan fungsi alih kode dan campur kode. Dari hasil klasifikasi bentuk data campur kode penggunaan bahasa Lampung dalam proses kegiatan pembelajaran yang diperoleh yaitu bentuk yang sering muncul adalah dari segi bentuk kata (24,13%) , frasa (13,79%) dan kalimat (26,72%) serta klausa dan singkatan tidak ditemukan sama sekali. Sedangkan hasil klasifikasi bentuk alih kode penggunaan bahasa Lampung yang sering muncul adalah dari bentuk kalimat sekitar (14,65%) dan kata, frasa, klausa serta singkatan tidak ditemukan sama sekali. Dari fungsi campur kode dan alih kode bahasa Lampung yang digunakan dalam kegiatan pemebelajaran di SMP Negeri 3 Lambu Kibang Tulang Bawang Barat yaitu untuk menjalin keakraban, memberikan penjelasan, penegasan kepada peserta didik serta memahami dan mengetahui materi lebih dalam bagi peserta didik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Aritonang, Buha. "Klitik Klausa Pasif Bahasa Manggarai Dialek Barat Buha Aritonang." Buletin Al-Turas 24, no. 1 (January 31, 2018): 51–67. http://dx.doi.org/10.15408/bat.v24i1.7191.

Full text
Abstract:
Clitics is one of the language systems retained in the Western dialect of Manggarai. The clitics in that language is a bound form that phonologically has no stress and its form can not be regarded as a bound morpheme. To analyze it is used clitics theory. The purpose of this study is to describe the type of clitics, the proclitics form, and its manifestation in the passive clause of Western dialect of Manggarai language. The research method used is descriptive-qualitative method. The results of this study indicate that (1) the type of clitics in the Manggarai language of the Western dialect is classified into a prestigious prestigious proclitics, pronominal genetic encryption, and the pronominal enclosure of the subject; (2) the proximal pronounced pronominal form de= alomorfed with d= and belongs to the prestigious pronominal possessive. The form of de proclitics follows the / h / consonant, whereas d= follows the vowel form; proximal pronominal to the proper noun in the form of di=; the name of pronoun is de =, and the name of office (social status) is de =; and (3) the pronominal and genetic encryption of pronominal subjects can be manifested in the construction of the Western Manggarai dialect's passive clause.---Klitik merupakan salah satu sistem bahasa yang terdapat dalam bahasa Manggarai dialek Barat. Klitik dalam bahasa itu merupakan bentuk terikat yang secara fonologis tidak memiliki tekanan sendiri dan bentuknya tidak dapat dianggap sebagai morfem terikat. Untuk menganalisinya digunakan teori morfologi. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis klitik, bentuk proklitik, dan perwujudannya dalam klausa pasif bahasa Manggarai dialek Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) jenis klitik dalam bahasa Manggarai dialek Barat diklasifikasikan menjadi proklitik pronominal posesif, enklitik pronominal genetif, dan enklitik pronominal subjek; (2) bentuk proklitik pronominal posesif de= beralomorf dengan d= dan tergolong sebagai proklitik pronominal posesif. Bentuk proklitik de= mengikuti bentuk berawalan konsonan /h/, sedangkan d= mengikuti bentuk vokal; proklitik pronominal posesif untuk nama diri insan berupa di=; nama diri bukan insan berupa de=, dan nama jabatan (status sosial) berupa de=; dan (3) enklitik pronominal genetif dan enklitik pronominal subjek dapat diwujudkan dalam kontruksi klausa pasif bahasa Manggarai dialek Barat. DOI : 10.15408/bat.v24i1.7191
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Pehala, Ilfan Askul. "FRASA DAN KLAUSA DALAM KATA POLISINTESIS PADA BAHASA TOLAKI." LINGUA: Journal of Language, Literature and Teaching 14, no. 2 (April 21, 2017): 127. http://dx.doi.org/10.30957/lingua.v14i2.283.

Full text
Abstract:
This study examines the descriptions of phrases and sentences in the polysynthesis words. Sources of data of this study polyshyntesis words in Tolaki Language. Data were collected using observation and interview. Data were anlyzed using descriptive qualitative of formal and informal techniques. The study revealed that: (1) construction of phrases and sentences in the polyshyntesis words, (2) kinds of phrases in the polyshinthesis words, (3) functions, roles, and categories of clauses in the polysunthesis words, and (4) polysinthesis occured due to lapses or changes of mofphology of the Tolaki speakers
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Fauziah, Anisak Syaid, Mustofa Kamal, Djatmika Djatmika, and Sumarlam Sumarlam. "PERBEDAAN ANTARA KLAUSA SUBORDINATIF BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS." LINGUA: Journal of Language, Literature and Teaching 14, no. 2 (May 3, 2017): 309. http://dx.doi.org/10.30957/lingua.v14i2.324.

Full text
Abstract:
The aim of this study was to describe the difference between subordinate in Indonesian and in English viewed from subordinate clause theory from Jim Miller. This study used qualitative descriptive approach. Primary data of this study were written texts containing sentences and clauses in English and Indonesian the corpus of which was selected from academic texts. Data were collected using record. Segmenting immediate constituent was used to analyze the data. The research revealed that Indonesian has neither elliptic conjunction in all relative and adverbial clauses nor non-finite subordinate clauses. English has no elliptic conjunction only in relative clauses showing possessiveness and all adverbial clauses except for time and result but has non-finite subordinate clauses. Indonesian has no relative clause elliptic conjunction non-finite subordinate clause. English relative clause elliptic conjunction is available and empty elliptic conjunction in all adverbial clauses appear. English has non-finite subordinate clauses.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Đokanović, Aleksandar S. "Transformacija mita o Edipu u drami Slepac Huga Klausa." Анали Филолошког факултета 33, no. 1 (2021): 245–58. http://dx.doi.org/10.18485/analiff.2021.33.1.14.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography