To see the other types of publications on this topic, follow the link: Kolorimetr.

Journal articles on the topic 'Kolorimetr'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Kolorimetr.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Pusva K., Wangi, Edwin Saputra, Rima Mayesmy H., and M. Lutfi Firdaus. "Review Nanomaterial Sebagai Sensor Melamin dan Zat Aditif lainnya Secara Kolorimetri." PENDIPA Journal of Science Education 4, no. 3 (October 17, 2020): 98–115. http://dx.doi.org/10.33369/pendipa.4.3.98-115.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Santoso, Koekoeh, Muhammad Agil, and Ridzky Pratama. "Analisis Kolorimetri Kadar Hemoglobin Darah dengan Metode Pencitraan Digital Menggunakan Desktop Scanner." ARSHI Veterinary Letters 1, no. 2 (August 18, 2017): 19. http://dx.doi.org/10.29244/avl.1.2.19-20.

Full text
Abstract:
Spektrofotometer adalah sistem baku berbasis kolorimetri dalam pengukuran kadar Hemoglobin (Hb). Penggunaan <em>scanner </em>untuk mengukur kadar Hb berbasis kolorimetri telah dilakukan sebagai sistem alternatif. Kurva baku kanal warna <em>scanner</em> yang paling curam adalah <em>blue</em>. Perbandingan kurva baku spektrofotometer dengan kanal warna <em>blue </em>menunjukan nilai y = 0.3131x + 0.0565 dengan R<sup>2</sup> = 0.9954 dan angka konversi nilai absorbansi <em>desktop scanner </em>menjadi kadar Hb adalah 73.6. Hasil uji Pasangan T menghasilkan nilai p sebesar 0.325 atau tidak berbeda nyata pada p ˃ 0.05.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Arzu ;ŞİRELİ, YİĞİT. "YUMURTA KOLESTEROLÜNÜN KOLORİMETRİK VE ENZİMATİK YÖNTEMLE BELİRLENMESİ." Ankara Üniversitesi Veteriner Fakültesi Dergisi 45, no. 2.3 (1998): 1. http://dx.doi.org/10.1501/vetfak_0000000603.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Gunawan, Gunawan. "Studi Analisis Kobalt secara Kolorimetri dengan 1-Nitroso-2-Naftol." Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 6, no. 1 (April 1, 2003): 1–4. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.6.1.1-4.

Full text
Abstract:
Penelitian tentang studi analisis kobalt secara kolorimetri dengan l-nitroso-2-naftol telah dilakukan. Reaksi pembentukan kompleks dilakukan pada pH 9. Hasil penelitian diperoleh kompteks kobalt yang terbentuk mempunyai bilangan koordinasi tiga. Kompleks yang terbentuk mengikuti alur Hukum Beer sampai konsentrasi 4·10-4 M. Adanya ion nikel dan ion besi masing-masing sampai konsentrasi 20 mg/L dan 5 mg/L, tidak memberikan gangguan analisis, sedangkan konsentrasi besi lebih besar dari 6 mg/L menyebabkan deviasi positif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Suharman, S., and Siti Utari Rahayu. "Senyawa Hidrazone dari Vanilin-DNPH Sebagai Sensor Kolorimetri Anion Sianida." ALCHEMY Jurnal Penelitian Kimia 16, no. 1 (February 21, 2020): 77. http://dx.doi.org/10.20961/alchemy.16.1.34635.77-93.

Full text
Abstract:
<p>Senyawa hidrazon (<em>E</em>)-4-((2-(2,4-<em>dinitrophenyl</em>)<em>hydrazineylidene</em>)<em>methyl</em>)-2-<em>methoxyphenol</em> telah disintesis dari vanilin dan 2,4-dinitrofenilhidrazin (DNPH). Uji sensor anion dilakukan dengan menambahkan anion F<sup>-</sup>, Cl<sup>-</sup>, Br<sup>-</sup>, I<sup>-</sup>, CN<sup>-</sup>, SO<sub>4</sub><sup>2-</sup>, CO<sub>3</sub><sup>2-</sup>, CH<sub>3</sub>COO<sup>-</sup> dan H<sub>2</sub>PO<sub>4</sub><sup>-</sup> dalam pelarut asetonitril. Uji limit deteksi reseptor (<em>E</em>)-4-((2-(2,4-<em>dinitrophenyl</em>)<em>hydrazineylidene</em>)<em>methyl</em>)-2-<em>methoxyphenol</em> terhadap anion sianida dilakukan dalam pelarut asetonitril. Hasil uji sensor anion menunjukan bahwa reseptor selektif terhadap anion sianida dengan menghasilkan perubahan warna dari kuning ke merah. Hasil analisa dengan spektrofotometer UV-Vis reseptor memberikan perubahan panjang gelombang dari 395 nm menjadi 472 nm pada penambahan anion sianida. Reseptor (<em>E</em>)-4-((2-(2,4-<em>dinitrophenyl</em>)<em>hydrazineylidene</em>)<em>methyl</em>)-2-<em>methoxyphenol</em> dapat mendeteksi anion CN- dengan limit deteksi sebesar 7 mM.</p><p> </p><p><strong>A Hydrazone Compound from Vanillin-DNPH as Colorimetric Sensor of Cyanide Anion</strong><strong>.</strong> A hydrazone compound (<em>E</em>)-4-((2-(2,4-dinitrophenyl)hydrazineylidene)methyl)-2-methoxyphenol has been synthesized from vanillin and 2,4-dinitrophenylhydrazine (DNPH). The anion sensor study were done by adding Br<sup>-</sup><sub>, </sub>CN<sup>-</sup>, F<sup>-</sup>, SO<sub>4</sub><sup>2-</sup><sub>, </sub>Cl<sup>-</sup>, I<sup>-</sup> , CO<sub>3</sub><sup>2-</sup>, CH<sub>3</sub>COO<sup>-</sup> and H<sub>2</sub>PO<sub>4</sub><sup>-</sup> anion in acetonitrile solvent. The detection limit study of receptor <em>E</em>)-4-((2-(2,4-dinitrophenyl)hydrazineylidene)methyl)-2-methoxyphenol for cyanide anion was carried out in acetonitrile. The result of anion sensor study shows that the receptor was selective to cyanide anion by providing change of color from yellow to red. The analysis result using spectrophotometer ultraviolet-visible of the receptor provided change of maximum wavelength from 395 nm to 472 nm when the cyanide anion was added. Receptor (<em>E</em>)-4-((2-(2,4-dinitrophenyl) hydrazineylidene)methyl)-2-methoxyphenol can detect CN<sup>-</sup> with limit of detection 7 mM.</p><div><span><br /></span></div>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Kristanoko, Heru, Feri Kusnandar, and Dian Herawati. "Analisis Warna Berbasis Smartphone Android dan Aplikasinya dalam Pendugaan Umur Simpan Konsentrat Apel." agriTECH 41, no. 3 (August 20, 2021): 211. http://dx.doi.org/10.22146/agritech.52956.

Full text
Abstract:
Warna merupakan salah satu parameter mutu penting dari konsentrat apel. Teknologi kamera smartphone yang semakin akurat dan mudah dioperasikan berpotensi untuk mengukur warna konsentrat apel. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan kamera smartphone Android dalam mengukur perubahan warna model konsentrat apel dan pendugaan umur simpan konsentrat apel. Sampel konsentrat apel disimpan pada suhu 8, 15, dan 35 °C masing-masing selama 25, 20, dan 14 hari. Nilai warna L*, a*, dan b* dari kolorimetri dibandingkan dengan nilai warna R’, G’, dan B’ kamera. Nilai warna relatif (𝓇, ℊ, dan 𝒷) digunakan untuk memperoleh hasil pengukuran warna dari kamera yang lebih akurat. Nilai R’ pada kamera memiliki korelasi tertinggi dengan nilai L* kolorimetri pada pengukuran model konsentrat (r=0,986). Nilai 𝓇 sebagai turunan nilai R’ dapat menurunkan simpangan baku dari 4,66% menjadi 1,36%. Model Arrhenius dari nilai 𝓇 memberikan prediksi umur simpan 16,7 minggu yang mendekati prediksi dari nilai L* (17,2 minggu) pada suhu 25 °C.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Nuri, Nuri, Endah Puspitasari, Mochammad Amrun Hidayat, Indah Yulia Ningsih, Bawon Triatmoko, and Dewi Dianasari. "Pengaruh Metode Ekstraksi terhadap Kadar Fenol dan Flavonoid Total, Aktivitas Antioksidan serta Antilipase Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia)." Jurnal Sains Farmasi & Klinis 7, no. 2 (August 31, 2020): 143. http://dx.doi.org/10.25077/jsfk.7.2.143-150.2020.

Full text
Abstract:
Daun Guazuma ulmifolia telah digunakan secara tradisional untuk antiobesitas. Aktivitas antiobesitas dipengaruhi oleh kandungan senyawa bioaktif. Ekstraksi adalah langkah utama untuk mendapatkan senyawa bioaktif. Metode dan pelarut ekstraksi merupakan faktor penting untuk menghasilkan ekstrak dengan jumlah kandungan senyawa aktif yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar fenol dan flavonoid total dari ekstrak etanol, rebusan, dan infusa daun G. ulmifolia serta untuk menentukan aktivitas antioksidan serta antilipase. Metode Folin-Ciocalteu digunakan untuk menentukan kadar fenol total, sedangkan penentuan kadar flavonoid total dilakukan menggunakan uji kolorimetri aluminium klorida. Aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode 2,2-difenil-1-pikrillhidrazil (DPPH), dan aktivitas antilipase dikuantifikasi secara kolorimetri berdasarkan pelepasan p-nitrofenol dari substrat p-nitrofenil butirat (p-NPB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rebusan memiliki rendemen tertinggi (10,50%). Sebaliknya, ekstrak etanol menunjukkan total kandungan fenolik tertinggi (67,761 ± 1,811 mg GAE/g ekstrak) dan total kandungan flavonoid tertinggi (124,643 ± 1,033 mg QE/g ekstrak). Ekstrak yang sama juga menunjukkan aktivitas antioksidan dan aktivitas antilipase tertinggi (IC50 berturut-turut 6,544 ± 0,271 μg/mL dan 307,280 ± 21,430 μg/mL).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Azhar, Fikri Fadillah. "PEMANFAATAN NANOPARTIKEL PERAK EKSTRAK BELIMBING WULUH SEBAGAI INDIKATOR KOLORIMETRI LOGAM MERKURI." Jurnal Ipteks Terapan 13, no. 1 (May 15, 2019): 34. http://dx.doi.org/10.22216/jit.2019.v13i1.3614.

Full text
Abstract:
<p><em>Merkuri (Hg) merupakan logam berat dengan toksisitas tinggi yang seringkali mencemari lingkungan perairan. Konsentrasi ion Hg (II) biasanya ditentukan dengan menggunakan alat ICP-MS dan AAS namun karena harganya yang relatif mahal maka diperlukan alternatif</em><em> yang murah</em><em> untuk menentukan konsentrasi Hg. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi logam merkuri melalui biosintesis nanopartikel perak (NPP) dengan memanfaatkan ekstrak buah belimbing wuluh. NPP yang digunakan sebagai indikator kolorimetri logam Hg pada penelitian ini disintesis pada kondisi optimum. NPP yang terbentuk diketahui selektif terhadap logam</em><em> Hg dan kesensitifan nanopartikel perak sebesar 60 ppm jika dilihat secara langsung oleh mata</em><em>. Konsentrasi logam Hg pada sampel</em><em> lingkungan perairan dari</em><em> </em><em>1 hingga 11 sampel </em><em>dengan metode citra digital berturut-turut sebesar </em><em>41,965</em><em> ppb, 1</em><em>,547</em><em> ppb</em><em>,</em><em> </em><em> </em><em>1</em><em>,796 </em><em> ppb</em><em> ,</em><em> </em><em> </em><em>1</em><em>,398 </em><em> ppb</em><em>,</em><em> </em><em> 47,369 </em><em> ppb</em><em>,</em><em> </em><em> 8,814 </em><em> ppb</em><em>, 8,745 </em><em> ppb</em><em> ,4,804 </em><em> ppb</em><em> ,6,339 </em><em> ppb</em><em> ,</em><em> </em><em>2,333 </em><em>ppb dan</em><em> 8,441 </em><em> ppb</em><em>. </em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Nonci, Maimuna, Baharuddin Baharuddin, Burhanuddin Rasyid, and Pirman Pirman. "SELEKSI BAKTERI METHANOTROF (PEREDUKSI EMISI GAS METAN DI LAHAN SAWAH) BERDASARKAN AKTIVITAS ENZIM METHAN MONOOKSIGENASE." Jurnal Ilmu Lingkungan 13, no. 2 (March 15, 2016): 87. http://dx.doi.org/10.14710/jil.13.2.87-91.

Full text
Abstract:
Kehadiran bakteri metanotrof pada daerah rhizosfer padi sangat dibutuhkan untuk mereduksi metan yang dihasilkan oleh bakteri metanogen, sehingga tidak terjadi emisi gas metan ke atmosfer. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan koleksi dan seleksi bakteri methanotrof asal rhizosfer tanaman padi yang mampu menghasilkan enzim metan monooksigenase. Pengambilan sampel dilakukan secara acak pada tiga fase pertumbuhan tanaman padi yaitu fase vegetatif, reproduktif dan pematangan. Koleksi isolat dilakukan dengan metode isolasi dan pemurnian. Seleksi isolat dilakukan dengan pengujian reaksi gram, motil, indol, aerob/anaerob dan aktivitas enzim monooksigenase dianalisis dengan metode kolorimetrik. Hasil penelitian diperoleh 52 koleksi isolat bakteri. Berdasarkan reaksi gram terseleksi 22 isolat gram negatif, berdasarkan analisis kolorimetrik diperoleh 10 isolat menghasilkan enzim metan monooksigenase.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Santoso, Koekoeh, Ulfatin Khoiriyah Herowati, Dordia Anindita Rotinsulu, Sri Murtini, Muhammad Yusuf Ridwan, Denny Widya Hikman, Abdul Zahid, et al. "COMPARISON OF COLORIMETRIC-BASED RABIES POSTVACCINATION ANTIBODY TITER DETECTION USING ELISA READER AND MOBILE PHONE CAMERA." Jurnal Veteriner 22, no. 1 (March 31, 2021): 79–85. http://dx.doi.org/10.19087/jveteriner.2021.22.1.79.

Full text
Abstract:
Rabies is an infectious disease, zoonotic, caused by virus from the genus Lyssa virus and generally transmitted by the bite of rabid animal, especially rabies infected dog. Rabies is preventable but is always fatal to humans if the central nervous system (CNS) is infected. Vaccination has been used as one of rabies prevention programmed. A total of 83 samples were tested using an Indirect ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay) to identify post-vaccination rabies antibody titer. Antibody titres correlated with absorbance values and standard solutions concentrations. Absorbance value can be determined using ELISA reader and mobile phone camera. Absorbance were read at 450 nm and 620 nm as reference using ELISA reader and image from mobile phone camera using image processing software (ImageJ). The aim of this study is to compared between ELISA reader as gold standard and mobile phone camera through validity testing such sensitivity, specificity, and accuracy. There is no significant difference between gold standard and alternative test equipment. The mobile phone camera has sensitivity 98,6%, specificity 88.8 % and accuracy 97,5%. The image processing method using ELISA reader is relatively expensive and difficult to hold in laboratory with minimum funds. Image processing method using a mobile phone camera with ImageJ application is expected to be an alternative tool to read the result of ELISA.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

WALUYO, WALUYO, DERIL ALVIAN PERMANA, and SITI SAODAH. "Perancangan dan Realisasi Generator Ozon menggunakan Metoda Pembangkitan Tegangan Tinggi Bolak – Balik (AC)." ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika 3, no. 1 (January 1, 2015): 38. http://dx.doi.org/10.26760/elkomika.v3i1.38.

Full text
Abstract:
ABSTRAKPemanfaatan teknologi ozon pada berbagai sektor telah menunjukkan kegunaan dan keunggulan dari pemanfaatan ozon.Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghasilkan ozon melalui peluahan muatan listrik dengan korona discharge. Metoda perancangan generator ozonmenggunakan pembangkitan tegangan tinggi dari trafo dengan variasi tegangan ±3000V & ±4000V, laju alir oksigen (1 dan 3 liter/menit), dan waktu ozonasi (5; 10; 15; 20; 25 dan 30 menit) dan mengatur jarak antar batang konduktor 0,3 cm. Produk ozon dialirkan pada air bersih dan dihitung konsentrasi sisa ozonnya menggunakan larutan indigo kolorimetri. Hasil menunjukkan bahwa semakin menurunnya laju alir oksigen, konsentrasi ozon meningkat. Peningkatan tegangan output akan menambah besar medan listrik yang dihasilkan, sehingga konsentrasi ozon meningkat. Besar tegangan yang berhasil dibangkitkan sebesar 3370 V dan 4324 V. Konsentrasi maksimum ozon yang terbentuk adalah 0.088 mgO3/liter pada voltase 4324 V dan laju alir oksigen 1 liter/menit. Konsentrasi minimum ozon yang terbentuk adalah 0,012 mgO3/L pada voltase 3370 dan laju alir oksigen 3 liter/menit.Kata Kunci: indigo kolorimetri, korona discharge,medan listrik, ozon, ozon generator ABSTRACTUsing of ozone technology at various sectors have shown excellence and usefulness of ozone. One of the way to produce ozone is by electric discharge with corona discharge. The design method of ozone generator by generating high voltage from the transformer with voltage variation ± 3000 V and ± 4000 V , the oxygen flow rate ( 1 and 3 liters / min ) , and the time of ozonation ( 5 ; 10 ; 15 ; 20 ; 25 and 30 min) and adjust the distance between the conductor rod 0.3 cm.Product ozone water flowed in and calculated the concentration of residual ozon use solution indigocolorimetri. Result indicated that the decreasing of oxygen flowrate leads ozon concentration increase. By increasing of voltage variation, the electric field increasingly large, the more the results of ozone is formed. Large voltage successfully raised at 3370 V and 4324 V. The maximum concentration of ozone is formed is 0.088 mgO3 / liter at 4324 volts voltage and oxygen flow rate of 1 liter / min . The minimum concentration of ozone is formed is 0.012 mgO3 / L at 3370 voltage and oxygen flow rate of 3 liters / min. Keyword: indigo kolorimetri, korona discharge,electric field, ozon, ozon generator
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Fadhilah, Fitri. "PENGARUH LAMANYA PENCAHAYAAN TERHADAP KADAR BILIRUBIN TOTAL METODE KOLORIMETRIC DIAZO." Klinikal Sains : Jurnal Analis Kesehatan 7, no. 1 (July 9, 2019): 1–7. http://dx.doi.org/10.36341/klinikal_sains.v7i1.597.

Full text
Abstract:
Pemeriksaan laboratorium klinik merupakan system yang dapat menentukan keputusan mengenai suatu diagnosis penyakit melalui hasil laboratorium. Pemeriksaan laboratorium klinik dengan hasil yang berkualitas sangat diperlukan, salah satu pemeriksaan laboratorium yang harus dijaga kualitasnya adalah tentang penanganan sampel. Penanganan sampel yang baik memberikan hasil penanganan spesimen yang akurat, pemeriksaan yang membutuhkan penanganan sampel yang baik seperti pada pengukuran bilirubin karena mudah berubah ke stabilannya sehingga perlu pemeriksaan segera. Jenis penelitian ini merupakan eksperimen yaitu melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui stabilitas kadar bilirubin total serum yang terpapar cahaya dan tidak terpapar cahaya selama 3 jam. Berdasarkan uji Anova didapatkan hasil sampel yang terpapar cahaya di 30 menit pertama penurunan kadar bilirubin sekitar 4% sedangkan setelah 1 jam penurunan sebanyak 10% dan pada waktu 3 jam penurunan kadar bilirubin total pada sampel sebesar 25%. Kesimpulannya yaitu, terdapat pengaruh yang signifikan terhadap lamanya serum yang terpapar cahaya, cahaya saja dapat mempengaruhi kadar bilirubin total serum sebanyak 10 persen dalam kurun waktu 1 jam dan 25 persen dalam kurun waktu 3 jam, dan waktu maksimal yang dibutuhkan dalam mempertahankan kadar bilirubin hanya sekitar 30 menit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Varga, Filip, Monika Vidak, Ksenija Ivanović, Boris Lazarević, Ivan Širić, Siniša Srečec, Zlatko Šatović, and Klaudija Carović-Stanko. "How does Computer vision compare to standard colorimeter in assessing the seed coat color of common bean (Phaseolus vulgaris L.)?" Journal of Central European Agriculture 20, no. 4 (2019): 1169–78. http://dx.doi.org/10.5513/jcea01/20.4.2509.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Soni, Dang, Riska Prasetiawati, and Dian Novita Sari. "PENGARUH LOKASI TERHADAP KADAR ION FLUORIDA PADA AIR SUMUR DAN AIR PAM DENGAN METODE KOLORIMETRI." Jurnal Ilmiah Farmako Bahari 10, no. 1 (January 21, 2019): 76. http://dx.doi.org/10.52434/jfb.v10i1.650.

Full text
Abstract:
Fluor (fluorine) merupakan unsur paling reaktif, oksidator paling kuat serta memiliki elektronegatifitas paling tinggi. Dalam air fluor biasanya terbentuk sebagai ion fluorida. Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan dan membandingkan kadar ion fluorida pada air sumur dan air PAM yang digunakan masyarakat sebagai sumber air minum. Analisis kualitatif dilakukan dengan pereaksi SPADNS-Asam Zirkonil berwarna merah, hasil positif ditandai dengan adanya penurunan intensitas warna pada larutan menjadi lebih pudar atau lebih Jingga. Analisis kuantitatif menggunakan metode kolorimetri dengan penambahan pereaksi SPADNS-Asam Zirkonil dan selanjutnya diukur pada panjang gelombang 582 nm. Data yang diperoleh dilakukan uji statistik menggunakan SPSS 16 dengan One way anova. Hasil penelitian kadar ion fluorida di sekitar pantai berbeda secara signifikan dari sampel air sumur dekat pantai sampai jauh dari pantai. Sedangkan kadar ion fluorida pada sampel air PAM berbeda secara signifikan dari sampel yang bersumber dari sumur dalam, mata air perpompaan, mata air gravitasi, dan sungai. Hasil tersebut menunjukan bahwa jarak dan sumber air mempengaruhi kadar ion fluorida pada air. Kata Kunci :Ion fluorida, air sumur, air PAM, fluorosis tulang dan fluorosis gigi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Riehm, H. "Die Bestimmung der laktatlöslichen Phosphorsäure im Boden unter Verwendung eines lichtelektrischen Kolorimeters." Bodenkunde und Pflanzenernährung 9, no. 1 (January 11, 2007): 30–50. http://dx.doi.org/10.1002/jpln.19380090107.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Sarjani, Tri Mustika, Hasby Hasby, and Abdul L. Mawardi. "ANALISIS KANDUNGAN GLUKOSA DAN FRUKTOSA PADA NIPAH (Nypa fruticans) DAN AREN (Arenga pinnata)." Bioma : Jurnal Biologi dan Pembelajaran Biologi 6, no. 1 (May 5, 2021): 37–45. http://dx.doi.org/10.32528/bioma.v6i1.4818.

Full text
Abstract:
Nypa fructicans dan Arenga pinnata tergolong dalam suku palmae. Tumbuhan ini sering dimanfaatkan oleh masyarakat aceh sebagai sumber air nira. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kandungan glukosa dan fruktosa yang terkandung pada air nira (Nypa fruticans) dan air nira (Arenga pinnata). Penelitian ini menggunakan metode anthrone. Metode kolorimetri yang digunakan untuk menentukan konsentrasi gula dalam sampel berupa metode Anthrone. Sampel air nira dianalisis menggunakan spektrofotometer. Penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan pada glukosa yang paling tinggi ada pada air Arenga pinnata sebesar 7,61%, sedangkan yang paling rendah pada air Nypa fruticans sebesar 4,66%. Demikian juga dengan kandungan fruktosa, dimana air Arenga pinnata sebesar 4,17% memiliki kandungan fruktosa yang paling tinggi sedangkan air Nypa fruticans mengandung fruktosa paling rendah yaitu 1,90%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Özdemir, Mecit. "A New, Colorimetric and Fluorescent Chemosensor for The Selective Detection of Fe2+ in Aqueous Media." Afyon Kocatepe University Journal of Sciences and Engineering 18, no. 3 (December 1, 2018): 796–806. http://dx.doi.org/10.5578/fmbd.67738.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Puspasari, Rike, Lillah Lillah, and Efrida Efrida. "THE AGREEMENT BETWEEN LIGHT CRITERIA AND SERUM ASCITES ALBUMIN GRADIENT FOR DISTINGUISHING TRANSUDATE AND EXUDATE." INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY 23, no. 2 (March 29, 2018): 138. http://dx.doi.org/10.24293/ijcpml.v23i2.1135.

Full text
Abstract:
Jenis cairan asites transudat atau eksudat perlu dibedakan sebagai tahap awal untuk mengetahui penyebab penyakit yang mendasariasites. Penggabungan beberapa tolok ukur memiliki kepekaan dan kekhasan yang baik dalam membedakan jenis cairan asites. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara patokan Light dan Serum Ascites Albumin Gradient (SAAG) dalam membedakantransudat dan eksudat pada cairan asites. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain potong lintang terhadap 24 pasienasites di RSUP Dr. M. Djamil Padang, mulai bulan Maret sampai September 2016. Tolok ukur yang diperiksa adalah protein jumlahkeseluruhan (metode kolorimetrik biuret), albumin (metode kolorimetrik bromocresol green), serta laktat dehidrogenase (LDH) (metodeenzimatik). Hasil pemeriksaan setiap tolok ukur dirumuskan kedalam patokan Light dan SAAG. Kesesuaian patokan Light dan SAAGdalam membedakan transudat dan eksudat cairan asites ditentukan dengan uji kappa. Hasil dianggap bermakna secara statistik jikap<0,05. Ciri subjek penelitian ini adalah laki-laki sebanyak 54,2% dan perempuan 45,8% dengan rentang umur 22–76 tahun. PatokanLight dapat menentukan 9 eksudat dan 15 transudat, sedangkan menggunakan SAAG dapat menentukan 2 eksudat dan 22 transudat.Kesesuaian patokan Light dengan SAAG menggunakan uji kappa adalah cukup (nilai kappa=0,26) dan tidak bermakna secara statistik(p>0,05). Hasil penelitian ini menyimpulkan tidak terdapat kesesuaian antara patokan Light dan SAAG dalam membedakan transudatdan eksudat pada cairan asites. Penelitian dalam jumlah besar perlu dilakukan untuk menentukan kepekaan dan kekhasan keduapemeriksaan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Astriani, Meli, and Hidayah Murtiyaningsih. "Pengukuran Indole- 3-Acetic Acid (IAA) pada Bacillus sp dengan Penambahan L-Tryptopan." BIOEDUSCIENCE 2, no. 2 (December 31, 2018): 116. http://dx.doi.org/10.29405/j.bes/22116-1212233.

Full text
Abstract:
Background: Asam indol asetat (IAA) merupakan salah satu hormon pertumbuhan tanaman yang berperan penting dalam menstimulasi pertumbuhan tanaman. Peran IAA yang diproduksi eksogen dari bakteri mampu mempercepat pertumbuhan tanaman dalam memacu proses diferensiasi pada akar dalam membentuk rambut akar. Bakteri rizosfer kebanyakan sebagai penghasil IAA. Bacillus sp. merupakan salah satu bakteri rizosfer dari tanaman. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kandungan IAA dari Bacillus sp. dengan melakukan pengukuran kadar IAA menggunakan metode kolorimetri Metode: Tahapan penelitian meliputi peremajaan isolat uji, pembuatan kurva standar IAA dan mengukur kadar IAA dengan direaksikan menggunakan reagen Salkowsky. Hasil: Hasil dari penelitian ini diperoleh kandungan IAA dari kultur Bacillus sp. yang ditambahkan L-triptofan yaitu sebesar 39,92ppm. Kesimpulan: Kandungan IAA yang dihasilkan Bacillus sp. tergolong cukup tinggi untuk dapat diaplikasikan sebagai bakteri pemacu pertumbuhan tanaman (PGPR).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Giesecke, F., G. Michael, and L. Schulte. "Zur kolorimetrischen Bestimmung der Phosphorsäure in Pflanzenaschen mit Hilfe des Photozellen-Kolorimeters nach Lange." Bodenkunde und Pflanzenernährung 7, no. 3-4 (January 11, 2007): 171–73. http://dx.doi.org/10.1002/jpln.19380070306.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Mokoagow, Meici Sari, Muawanah Muawanah, and Dewi Arisanti. "ANALISIS KADAR SAKARIN PADA MADU BERMEREK YANG DIPERJUABELIKAN DI KOTA MAKASSAR." Jurnal Medika 5, no. 1 (June 29, 2020): 10–14. http://dx.doi.org/10.53861/jmed.v5i1.175.

Full text
Abstract:
Madu adalah cairan alami yang mempunyai rasa manis yang dihasilkan oleh lebah madu, yang berasal dari nektar bunga atau dari sekresi tanaman yang dikumpulkan oleh lebah. Sakarin adalah zat pemanis buatan yang dibuat dari garam natrium dengan rumus kimia (C7H5NO3S), berbentuk bubuk kristal putih, mudah larut dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Efek samping penggunaan sakarin dalam waktu lama dapat menyebabkan radikal bebas dan menimbulkan kerusakan membran sel tubuh. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar sakarin pada 7 sampel madu dengan batas maksimum sakarin yaitu 50-300 mg/kg bahan. Metode yang digunakan yaitu kualitatif dengan uji kolorimetri dan kuantitatif dengan alkalimetri. uji kualitatif dari 7 sampel madu bermerek di dapatkan hasil tidak terbentuk warna hijau sehingga tidak di lanjutkan ke uji kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua sampel tersebut tidak mengandung sakarin dan aman di konsumsi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Wigati, Dyan, and Dwi Koko Pratoko. "Total Flavonoid dan Aktivitas Penangkapan Radikal Bebas dari Ekstrak Etanolik Daun Dan Buah Mengkudu." Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) 5, no. 1 (May 28, 2019): 7–11. http://dx.doi.org/10.37013/jf.v5i1.36.

Full text
Abstract:
AbstractMorinda citrifolia L. adalah tanaman yang umum digunakan dalam pengobatan tradisional dan mengandung banyak flavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kadar flavonoid total dan aktivitas penangkapan radikal bebas dari ekstrak etanolik daun dan buah mengkudu sebagai sumber antioksidan. Flavonoid total diukur dengan metode kolorimetri menggunakan alumunium klorida. Aktivitas antioksidan dari ekstrak etanolik daun dan buah mengkudu diukur dengan metode DPPH. Kadar lavonoid total dari ekstrak daun (23.05 ± 0.77 mg RE/g) lebih tinggi dari ekstrak buah (18.81 ± 1.10 mg RE/g). Aktivitas penangkapan radikal bebas ditunjukkan dengan nilai IC50dari ekstrak daun (49.09 ± 0.40 µg/mL) lebih tinggi dari ekstrak buah (384.08 ± 2.29 µg/mL). Uji t-test menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan antara ekstark daun dan ekstrak buah (p<0.05) baik dari nilai flavonoid total maupun aktivitas antioksidan. Dari data tersebut menunjukkan bahwa baik daun dan buah mengkudu memiliki kemampuan dalam menghambat aktivitas radikal bebas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Muawanah, Muawanah, Muh Rifo Rianto, and Wahyuni Wahyuni. "ANALISIS KLORIN (Cl2) PADA KANTONG TEH CELUP BERBAGAI MERK DI KOTA MAKASSAR." Jurnal Medika 4, no. 1 (June 28, 2019): 1–4. http://dx.doi.org/10.53861/jmed.v4i1.158.

Full text
Abstract:
Teh celup merupakan produk teh yang banyak diminati masyarakat. Para produsen dalam pembuatan kantong teh menggunakan kertas yang berasal dari pulp (bubur kertas) dengan menambahkan senyawa klorin sebagai desinfektan dan pemutih untuk menghemat biaya produksi dan mendapatkan keuntungan. Klorin yang terdapat pada kantong teh celup sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar klorin dalam kantong teh celup berbagai merk di kota Makassar dan jenis penelitian bersifat observasi laboratorik. Penelitian dilakukan terhadap 10 sampel yang diambil secara accidental sampling dan dianalisis secara kualitatif dengan metode kolorimetri dan analisis kuantitatif dengan metode Spektrofotometer UV-Vis. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil 100% dari 10 sampel positif (+) mengandung klorin. Sedangkan kadar klorin tertinggi pada sampel 9 yaitu 121,461 μg/g dan kadar klorin terendah pada sampel 4 yaitu 15.613 μg/g. Hal ini dapat disimpulkan bahwa the celup yang beredar di kota Makassar tidak aman untuk dikonsumsi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Imawan, Cuk, Rizka Fitriana, Arie Listyarini, Wafa Sholihah, and Wiwik Pudjiastuti. "Kertas Label Kolorimetrik Dengan Ekstrak Ubi Ungu Sebagai Indikator Pada Kemasan Pintar Untuk Mendeteksi Kesegaran Susu." Jurnal Kimia dan Kemasan 40, no. 1 (April 26, 2018): 25. http://dx.doi.org/10.24817/jkk.v40i1.3525.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Kesuma, Sandry. "MEDFARM : JURNAL FARMASI DAN KESEHATAN." MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan 9, no. 2 (December 20, 2020): 63–72. http://dx.doi.org/10.48191/medfarm.v9i2.36.

Full text
Abstract:
Sudah 35 tahun pelarangan penggunaan pewarna tekstil rodhamine B sebagai pewarna makanan, namun hingga saat ini masih ditemukan penyalahgunaannya. Penentuan kandungan rhodamine B dalam kerupuk berwarna merah secara kolorimetri menggunakan reagen Zn(CNS)2 dan aplikasi imageJ telah dilakukan dalam penelitian ini. Metode ini menunjukkan bahwa analisis rhodamine B dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana. Kurva standar yang dibuat dengan konsentrasi 1 sampai 14 ppm menunjukkan adanya hubungan yang baik antara konsentrasi dan absorbansi dengan nilai R2 = 0,9985. Sampel kerupuk A, B dan C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Pasar Ranggeh Gondangwetan Kabupaten Pasuruan. Sampel A dan C positif mengandung rhodamin B dengan kadar 0,8296 ppm dan sampel C adalah 0,8203 ppm, sedangkan sampel C negatif. Penentuan nilai akurasi dan presisi dilakukan dengan metode adisi standar pada sampel A dan C. Akurasi yang dinyatakan dalam %recovery menunjukkan hasil yang baik dengan nilai rata-rata 98,98% dan 95,74%. Presisi dalam kategori keterulangan juga menunjukkan hasil yang baik dengan nilai RSD sampel A dan C adalah sebesar 0,7884% dan 0,7066%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Sari, Devy Sukma, and Enny Probosari. "HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN NABATI DENGAN KADAR ASAM URAT DI PUSKESMAS BANJARNEGARA, KABUPATEN BANJARNEGARA." Journal of Nutrition College 4, no. 4 (October 1, 2015): 416–22. http://dx.doi.org/10.14710/jnc.v4i4.10119.

Full text
Abstract:
Latar Belakang : Gout merupakan gangguan metabolik yang disebabkan karena peningkatan kadar asam urat. Kadar asam urat dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor asupan. Asupan protein sering dihubungkan dengan kadar asam urat karena adanya kandungan purin. Tetapi, hubungan tersebut menjadi berbeda ketika dipisahkan antara protein hewani dan protein nabati. Metode : Jenis penelitian adalah observasional dengan rancangan case-control. Jumlah subyek penelitian adalah 46 orang dengan kadar asam urat tinggi dan kadar asam urat normal. Masing-masing kelompok terdiri dari 23 orang subyek. Asupan protein nabati dihitung menggunakan wawancara Food Frequency Quetionare(FFQ) Semi Kuantitatif. Kadar asam urat dianalisis dengan metode kolorimetri. Uji statistik menggunakan uji hubungan pearson product moment dan rank spearman.Uji multivariat menggunakan uji regresi linier ganda. Hasil : Rata-rata asupan protein nabati kelompok kasus adalah 46,6±17,98 SD, sedangkan untuk kelompok kontrol adalah 41,9±12,21 SD. Hasil uji hubungan menunjukkan tidak ada hubungan antara asupan protein nabati (p>0,05) dengan kadar asam urat. Kesimpulan : Asupan protein nabati tidak berhubungan dengan kadar asam urat di Puskesmas Banjarnegara
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Islamiyati, Ricka, and Ika Noviana Saputri. "UJI PERBEDAAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DENGAN VARIASI KONSENTRASI PELARUT ETANOL 70% dan 96% PADA EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM MENGGUNAKAN METODE PEREDAMAN RADIKAL BEBAS DPPH." Cendekia Journal of Pharmacy 2, no. 2 (November 10, 2018): 134–42. http://dx.doi.org/10.31596/cjp.v2i2.28.

Full text
Abstract:
Tanaman salam (Syzygium polyanthum (wight) Walp). Merupakan salah satu tanaman yang mengandung senyawa flavonoid. Pada daunnya tanaman salam memiliki aktivitas antioksidan sehingga dapat menangkal proses terjadinya radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dalam ekstrak etanol daun salam 70% dan ekstrak etanol daun salam 96% dengan kuersetin. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu peredaman radikal bebas DPPH (2,2-diphenyl-2-picrylhidrazyl). Sedangkan penentuan kadar Flavonoid Total kolorimetri dengan spektrofotometri diukur pada Panjang gelombang 415. Hasil penelitian pada ekstrak etanol daun salam 96% diperoleh nilai IC50 sebesar 49,36 ppm, ekstrak etanol daun salam 70% sebesar 54,49 ppm dan kuersetin 7,585 ppm. Hasil analisis statistik dengan one way ANOVA menunjukan perbedaan yang signifikkan antara nilai IC50 ekstrak etanol daun salam 96%, ekstrak etanol daun salam 70% dan kuersetin. Kadar Flavonoid total pada Ekstrak Etanol Daun Salam 96% sebesar 270 ± 5,30 dan pada Ekstrak Etanol Daun Salam 70% sebesar 350 ± 1,76. Kesimpulan terdapat perbedaan aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun salam 96%, ekstrak etanol daun salam 70% dan kuersetin secara signifikan. Kata Kunci: Syzygium polyanthum (wight) Walp, Antioksidan, DPPH, Kuersetin.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Lušnic Polak, Mateja, and Noemi Pavlović. "Optimization of textural parameters of pork spread coagulates with addition of various starches and flour types." Meso 19, no. 5 (2017): 420–25. http://dx.doi.org/10.31727/m.19.5.4.

Full text
Abstract:
Optimierung der Texturparameter der Schweineleberwurst durch Zugabe von diversen Stärke- und Mehlsorten Ziel dieser Studie war es, eine Leberpastete aus Schweinefleisch durch Zugabe von einzelnen Ersatzstoffen herzustellen, die vergleichbare oder sogar noch bessere Textureigenschaften aufweisen würde als die mit Phosphaten hergestellte Leberwurst. Zu diesem Zweck wurden vierzehn Leberwurstgruppen vorbereitet, bei welchen die Phosphatmischung (Kontrolle) durch diverse Stärken (Kartoffelstärke, InstantStärke und Maisstärke) oder Mehl (Buchweizenmehl, Vollkorndinkelmehl, Kichererbsenmehl, Reismehl, Weizenmehl, Malzmehl bei Zugabe von Beta-Glukan und diverse Fraktionen von Kokosmehl) ersetzt wurde. Die zubereiteten Schweineleberwürste wurden sensorisch beurteilt; die Farbe wurde mit dem Kolorimeter Minolta gemessen, während die Textur mit dem Texturanalysegerät TA.XT festgelegt wurde. Bei den Leberwürsten mit diversen Stärkesorten (P ≤ 0,001) haben sich erhebliche Unterschiede bei der instrumental gemessenen Textur (Festigkeit, Konsistenz, Kompaktheit und der Viskositätsindex), bei allen Farbwerten sowie sensorischen Eigenschaften (Aussehen, Textur, Geruch und Aroma) gezeigt. Die Leberwurst mit Phosphaten und die Leberwurst mit Maisstärke waren in Bezug auf die sensorische Qualität am ähnlichsten. Aufgrund ihrer attraktiven Merkmale zeigte sich die Leberwurst mit Kokosmehl 140 besonders interessant.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Indriana, Silvi Avianti, Akhmad Sabarudin, and Hermin Sulistyarti. "Pengembangan Metode Penentuan Tiosianat Berdasarkan Pembentukan Hidrindantin Menggunakan Sequential Injection Analysis-Gas Diffusion (SIA-GD)." ALCHEMY 5, no. 2 (November 1, 2016): 38. http://dx.doi.org/10.18860/al.v5i2.3647.

Full text
Abstract:
<p>Metode <em>sequential injection analysis-gas diffusion </em>(SIA-GD) dengan kolorimeter RGB (<em>red, green, blue</em>) yang sederhana dan cepat telah berhasil dikembangkan untuk penentuan tiosianat. Metode ini didasarkan pada proses oksidasi tiosianat menjadi sianida dalam suasana asam yang selanjutnya bereaksi dengan ninhidrin membentuk hidrindantin yang diukur pada kisaran panjang gelombang 455-492 nm (<em>blue</em>). Waktu <em>stop flow </em>optimum, volume sampel, konsentrasi ninhidrin dan konsentrasi asam secara berurutan sebesar 15 detik, 125 µL, 0,008%, dan 0,1 M. Oksidator optimum yang digunakan adalah Ce(IV) dengan konsentrasi 0,01 M. Kisaran konsentrasi linier 5-45 mg/L. Metode ini tidak diganggu oleh Cl­ˉ hingga konsentrasi 40 mg/L dan HCO<sub>3</sub>ˉ<sup> </sup>hingga konsentrasi 20 mg/L. Metode yang dikembangkan ini memiliki presisi dan akurasi yang sebanding dengan metode standar.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Roni, Asep, Amar Maruf, and Lia Marliani. "UJI SITOTOKSIK EKSTRAK TANAMAN GANDARIA (Bouea macrophylla Griff) TERHADAP SEL HeLa." Jurnal Kimia Riset 6, no. 1 (June 28, 2021): 39. http://dx.doi.org/10.20473/jkr.v6i1.24254.

Full text
Abstract:
Gandaria merupakan tanaman yang berasal dari indonesia terutama maluku yang memiliki akitvitas farmakologis, akan tetapi belum banyak dilihat sebagai objek studi penelitian karena kelangkaannya di Indonesia. Gandaria memiliki kandungan flavonoid, yang terdapat dalam berbagai tumbuhan dan memiliki berbagai aktifitas farmakologis. Salah satu contoh senyawa flavonoid yang terdapat dalam gandaria adalah quercetin dimana quercetin memiliki berbagai efek biologis, salah satunya sebagai antikanker. Kanker adalah penyebab utama kedua kematian menurut WHO pada tahun 2018. Salah satu pengobatan kanker adalah kemoterapi akan tetapi memiliki efek samping yang merugikan oleh karena itu bahan alam berpotensi sebagai salah satu alternatif karena efek sampingnya lebih rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas sitotoksik ekstrak daun dan batang gandaria terhadap sel kanker serviks HeLa. Metode yang digunakan adalah MTT assay yaitu uji kolorimetri untuk menilai aktivitas metabolisme sel yang dibaca oleh alat ELISA reader pada panjang gelombang 550 nm. Nilai IC50 dari ekstrak etil asetat daun 436,966 μg/mL dan ekstrak n-heksana batang 292,044 μg/mL. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas sitototksik paling baik ditunjukan oleh sampel ekstrak n-heksana batang dan tergolong lemah
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Ramayani, Septiana Laksmi, Devi Hildhania Nugraheni, and Antonius Robertin Evan Wicaksono. "Pengaruh Metode Ekstraksi Terhadap Kadar Total Fenolik dan Kadar Total Flavonoid Daun Talas (Colocasia esculenta L.)." Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) 10, no. 1 (April 19, 2021): 11–16. http://dx.doi.org/10.37013/jf.v10i1.115.

Full text
Abstract:
Daun talas (Colocasia esculenta L.) diketahui dapat digunakan sebagai antidiabetes, karena adanya kandungan senyawa bioaktif senyawa fenolik dan flavonoid. Aktivitas farmakologis suatu ekstrak bergantung pada kadar senyawa aktif yang terkandung, semakin besar kadar senyawa maka semakin tinggi pula aktivitasnya. Metode ekstraksi mempengaruhi konsentrasi atau hilangnya efek terapi dari simplisia karena beberapa simplisia bersifat relatif tidak stabil dan dapat terurai. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbedaan metode ekstraksi terhadap kadar total senyawa fenolik dan kadar total senyawa flavonoid ekstrak daun talas. Ekstraksi daun talas menggunakan pelarut etanol 96% menggunakan metode maserasi, Microwave Assisted Extraction (MAE) dan sokletasi. Penetapan kadar total senyawa Fenolik menggunakan metode Folin Ciocalteau dengan baku pembanding asam galat. Penetapan kadar total flavonoid menggunakan metode kolorimetri dengan pereaksi AlCl3 dan baku pembanding kuersetin. Metode ekstraksi berpengaruh signifikan terhadap kadar total fenolik dan kadar total flavonoid ekstrak daun talas dengan nilai p<0,05. Kadar total fenolik dan kadar total flavonoid tertinggi pada metode ekstraksi sokletasi yaitu sebesar 10,39 mgGAE/g ekstrak dan 12,44 mgKE/g ekstrak.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Hetty Nur Handayani, Kaliawan, and Nanang Setio Pambudi. "PERBANDINGAN PENENTUAN ANTOSIANIN PADA BUNGA ROSELLA DENGAN MENGGUNAKAN UV-VIS SPEKTROMETRI DAN PENCITRAAN WARNA." Jurnal Teknik Ilmu Dan Aplikasi 9, no. 1 (April 26, 2021): 15–17. http://dx.doi.org/10.33795/jtia.v9i1.5.

Full text
Abstract:
Antosianin sebagai salah satu antioksidan banyak terdapat pada berbagai tanaman bunga dan buah. Antosianin ini berperan dalam memberikan warna merah atau ungu pada tanaman, yang salah satunya berfungsi sebagai pencegah radikal bebas. Rosella merupakan tanaman yang banyak dikonsumsi sebagai minuman seduh, mengandung antosianin yang cukup banyak. Pengujian antosianin dalam suatu sampel berdasarkan penelitian sebelumnya menggunakan spektrofotometer UV- VIS dan HPLC. Pendekatan lebih sederhana dalam pengujian antosianin sebagai senyawa yang berwarna dengan menggunakan metode kolorimetri dan pencitraan warna. Dengan membandingkan dua metode pengujian yaitu spektrofotometer UV-VIS dan pencitraan warna, pengujian antosianin baik secara kualitatif dan kuantitatif bisa lebih mudah. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS, pengujian dan karakterisasi antosianin dengan menggunakan metode pH differensial mencapai nilai koefisien korelasiyang tinggi yaitu diatas 0.995. Tetapi nilai pengukuran ini memiliki nilai maksimal pada konsentrasi 800 ppm, diatas konsentrasi tersebut nilai absorbansi lebih dari 0.8 yang mana akan melebihi nilai transmitannya. Sedangkan pengujian dengan menggunakan pencitraan warna, pengukuran konsentrasi antosianin pada 400 ppm dengan koefisien korelasi maksimum sebesar 0.9936.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Fransisca, Dewi, Yanwirasti Yanwirasti, and Eliza Anas. "PENGARUH LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI DEPOMEDROXY PROGESTERON ASETAT TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL DAN TRIGLISERIDA." Jurnal Kesehatan Saintika Meditory 4, no. 1 (June 7, 2021): 16. http://dx.doi.org/10.30633/jsm.v4i1.1041.

Full text
Abstract:
Depo Medroxyprogesteron Acetate (DMPA) merupakan turunan dari progesteron, berbentuk suspensi cair yang diberikan secara intramuskular setiap 12 minggu area bokong. DMPA memiliki beberapa efek samping diantaranya perubahan metabolisme lipid serum pada penggunaan jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh lama penggunaan depo medroxyprogesterone acetate terhadap kadar kolesterol total dan trigliserida. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Lubuk Buaya dan Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. Jenis penelitian adalah penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Sampel dikelompokkan menjadi dua, akseptor menggunakan DMPA kurang dan lebih dari 3 tahun. Enam belas responden diambil untuk setiap kelompok dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Pengambilan darah responden dilakukan secara intravena dan diukur dengan Metode Enzimatis Kolorimetri (CHOD-PAP) untuk mengetahui kolesterol total dan trigliserida (GPO-PAP). Kolesterol total rata-rata akseptor kurang dari tiga tahun adalah 185,46 ± 16,76 mg / dl dan yang lebih dari tiga tahun adalah 196,23 ± 35,55 mg / dl. Rata-rata trigliserida akseptor kurang dari tiga tahun adalah144,85 ± 23,82 yang lebih dari tiga tahun164,46 ± 34,54 mg / dl. Kadar kolesterol total dan trigliserida kedua kelompok tidak berbeda nyata
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Anggraini, Riza Silvia, Sudarmi Sudarmi, and Herawaty Ginting. "Uji Aktivitas Antioksidan dari Ekstak Etanol Daun Nipah (Nypa fruticans Wurmb.) dengan Metode DPPH." Talenta Conference Series: Agricultural and Natural Resources (ANR) 1, no. 2 (December 17, 2018): 205–12. http://dx.doi.org/10.32734/anr.v1i2.238.

Full text
Abstract:
Tumbuhan Nipah (Nypa fruticans Wurmb.) merupakan tumbuhan suku Arecaceae yang tumbuh di lingkungan hutan yang bermanfaatsebagai obat sakit perut, diabetes dan obat penurun panas . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas antioksidan serta total fenol dan total flavonoid dari Ekstrak Etanol Daun Nipah (Nypa fruticans Wurmb.). Penelitian ini meliputi penyiapan sampel, pemeriksaan karakteristik simplisia, pembuatan ekstrak dengan metode maserasi, dan pengujian aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol daun nipah dengan metode perangkapan radikal bebas menggunakan DPPH (1,1- difenil-2-pikrilhidrazil), pada panjang gelombang 515,50 nm, dibandingkan dengan vitamin C sebagai blanko positif, serta pengujian nilai kandungan total fenol ekstrak etanol daun nipah setara asam galat (Gallic Acid Equivalent (GAE)) dengan metode kolorimetri menggunakan reagen Folin-Ciocalteu pada panjang gelombang 775 nm dan pengukuran nilai kandungan total flavonoid ekstrak etanol daun nipah setara kuersetin (Quercetin Equivalent (QE)) dengan metode kolorimetri menggunkan aluminium klorida pada panjang gelombang 436,50 nm dengan menggunakan spektrofotometri UV-Visibel. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil uji aktivitas antioksidan yang menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun nipah mempunyai aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 sebesar 9,662 ppm serta nilai kandungan total fenol sebesar 85,51 mg/g GAE ekstrak dan nilai kandungan total flavonoid sebesar 12,49 mg/g QE ekstrak. Nipah plant (Nypa fruticans Wurmb.) Is a plant of the Arecaceae family that grows in a forest environment that is useful as a medicine for stomach pain, diabetes and febrifuge. This study aims to determine antioxidant activity, total phenol and total flavonoids from the Ethanol Extract of Nipah Leaves (N. fruticans). This study included the preparation of samples, checking the characteristics of simplicia, making extracts by maceration method, and testing the antioxidant activity of ethanol extract of Nipah leaves by using free radical scavenging method using DPPH (1,1-diphenyl-2-pikrilhidrazil), at a wavelength of 515.50 nm, compared with vitamin C as a positive blank, as well as testing the value of the total phenol content of ethanol extract of gallic leaf equivalent of gallic acid (Gallic Acid Equivalent (GAE)) using the colorimetric method using Folin-Ciocalteu reagent at a wavelength of 775 nm and measuring the value of total flavonoid content ethanol extract of Nipah leaves equivalent to quercetin (Quercetin Equivalent (QE)) by colorimetric method using aluminum chloride at a wavelength of 436.50 nm using UV-Spectrophotometry. Antioxidant activity test showed that the Nipah leaf ethanol extract had a very strong antioxidant activity with an IC50 value of 9.662 ppm and a total phenol content of 85.51 mg / g GAE extract and a total flavonoid content of 12, 49 mg / g QE extract.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Widajati, Rahma, Aryati Aryati, and Harianto Notopuro. "Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Lactobacillus plantarum Terhadap Perubahan Kadar Kolesterol Total Pada Tikus Putih." Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo 6, no. 1 (April 23, 2020): 53. http://dx.doi.org/10.29241/jmk.v6i1.286.

Full text
Abstract:
Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak dan gula tinggi akan menyebabkan obesitas, yang pada akhirnya akan menimbulkan sindrom metabolik. Desain penelitian ini menggunakan rancangan penelitian post test only control group, dengan menggunakan sampel rattus norvegicus galur wistar berwarna putih, berjenis kelamin jantan, dewasa berusia 3-4 bulan, dengan berat badan 150-200 gram, dan dengan kondisi fisik sehat yang digunakan sebagai hewan model kolesterol tinggi dengan diberi pakan tinggi lemak, yang kemudian diberi bakteri probiotik Lactobacillus plantarum. Variabel bebas pada penelitian ini adalah Lactobacillus plantarum, sedangkan variabel tergantung adalah kadar kolesterol total dan kolesterol LDL. Pemeriksaan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL dengan metode enzimatik kolorimetri dengan prinsip COD-PAP dilakukan pada akhir penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis optimum probiotik yang dapat menurunkan kadar kolesterol tinggi dalam darah. Analisis data menggunakan one way Anova, dimana hasil yang didapat menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan pada pemberian bakteri Lactobacillus plantarum dengan konsentrasi 5x10⁸CFU dibandingkan konsentrasi 5x10⁹CFU. Oleh karena itu, pemberian Lactobacillus plantarum dengan konsentrasi sebesar 5x10⁸CFU merupakan dosis optimum yang dapat menurunkan kadar total kolesterol dan LDL kolesterol dalam darah.Kata kunci: Diet Tinggi Lemak, Tikus Putih, Kolesterol Tinggi, Lactobacillus plantarum; Kadar Kolesterol Total.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Hermawati, Eka, and Enny Probosari. "HUBUNGAN ASUPAN KAFEIN DENGAN KADAR ASAM URAT DI PUSKESMAS BANJARNEGARA." Journal of Nutrition College 4, no. 4 (October 1, 2015): 480–85. http://dx.doi.org/10.14710/jnc.v4i4.10151.

Full text
Abstract:
Latar Belakang: Hiperurisemia disebabkan karena meningkatnya kadar asam urat di dalam tubuh. Salah satu faktor peningkatan kadar asam urat adalah faktor asupan, yaitu asupan purin yang berlebihan. Namun, konsumsi kafein dapat menurunkan kadar asam urat karena kafein mempunyai stuktur kimia yang menyerupai obat penurun asam urat. Metode: Penelitian ini termasuk penelitian observasi dengan desain kasus-kontrol. Jumlah subyek penelitian adalah 23 orang dengan usia 45-88 tahun untuk masing-masing kelompok kasus dan kelompok kontrol. Kadar asam urat dalam darah diukur dengan uji kolorimetri, dan data riwayat asupan makanan seperti asupan karbohidrat, lemak, protein, cairan, purin dan kafein diperoleh dengan wawancara menggunakan Food Frequency Questionare semi kuantitatif. Analisis bivariat menggunakan uji Chi SquareHasil: Rata-rata kadar asam urat pada kelompok kasus adalah 6,3 mg/dl±0,67 SD, sedangkan untuk kelompok kontrol adalah 4,6 mg/dl±0,73 SD. Faktor risiko yang berpengaruh terhadap peningkatan kadar asam urat adalah asupan karbohidrat yang tinggi (p=0,028;OR=4,36), sedangkan asupan kafein tinggi tidak memiliki factor risiko yang bermakna dengan penurunan kadar asam urat (p=0,546;OR=0,69)Kesimpulan: Asupan tinggi kafein bukan factor risiko dengan penurunan kadar asam urat di Puskesmas Banjarnegara
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Rahmidar, Lena, Hudzaifah Al Fatih, and Afianti Sulastri. "Pemanfaatan Nanopartikel Logam Mulia untuk Mengukur Kadar Logam Berat dalam Berbagai Sampel Cair." PENDIPA Journal of Science Education 4, no. 3 (October 1, 2020): 70–74. http://dx.doi.org/10.33369/pendipa.4.3.70-74.

Full text
Abstract:
Nanopartikel logam mulia, seperti emas dan perak, saat ini menjadi trend topik penelitian karena kemampuannya yang istimewa dalam mendeteksi berbagai analit seperti logam berat. Hal ini disebabkan oleh sifat unik nanopartikel logam mulia yang disebut dengan surface plasmon resonance, yang salah satunya disebabkan oleh kecilnya ukuran serta besarnya luas permukaan nanopartikel logam mulia. Selain itu, nanopartikel logam mulia juga memiliki kelebihan lain, seperti mudahnya prosedur kerja, biaya pembuatan yang ekonomis, cukup selektif dan sensitif. Dalam artikel ini, kami menuliskan hasil penelitian dari beberapa nanopartikel logam mulia, khususnya logam perak dan emas. Logam berat yang diteliti diantaranya adalah Pb, Cr, dan Hg. Mekanisme yang terjadi dalam mendeteksi kadar logam berat menggunakan nanopartikel logam mulia secara kolorimetri adalah karena adanya perubahan warna dari nanopartikel ketika bergabung dengan logam berat. Metode yang digunakan adalah reduksi secara kimia serta deteksi menggunaka spektrofotometer UV-Visible. Perubahan warna dari sensor nanopartikel disebabkan oleh reaksi reduksi – oksidasi atau pun rekasi kimia lainnya seperti terbentuknya ikatan hidrogen dan gaya tarik menarik Van der Walls antara analit dengan nanopartikel. Selain untuk menentukan kadar logam berat di dalam sampel lingkungan, metode ini juga bisa dikembangkan lebih lanjut untuk analit lainnya dan dari sampel makanan atau pun untuk bidang biomedis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Lallo, Subehan, Ade Christie Lewerissa, Akhmad Rafi'i, Usmar Usmar, Ismail Ismail, and Rosany Tayeb. "PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT TUMBUH TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN SITOTOKSIK EKSTRAK RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga L.)." Majalah Farmasi dan Farmakologi 23, no. 3 (February 16, 2022): 118–23. http://dx.doi.org/10.20956/mff.v23i3.9406.

Full text
Abstract:
Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga L.) merupakan tanaman yang telah banyak digunakan sebagai rempah dan obat tradisional dalam kehidupan sehari-hari. Tanaman ini mengandung senyawa bioaktif flavonoid yang memiliki efek antioksidan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ketinggian tempat tumbuh terhadap aktivitas antiokasidan dan toksisitas dari ekstrak rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.). Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi sedangkan kadar polifenol dan flavonoid total dilakukan dengan menggunakan metode Folin-ciocalteu dan metode kolorimetri yang dianalisis dengan menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrihidrazil) dan sitotoksisitas dengan menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethaly Test). Ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat diperoleh rendemen sebesar 2,24% untuk dataran rendah, 3,51% dataran sedang dan dataran tinggi sebesar 3,77%. Analisis kadar fenolik dan flavanoid diperoleh berturut turut dari dataran rendah ke tinggi sebesar 6,08±0,26% dan 2,25±0,05%, 5,09±0,14% dan 1,09±0,08, 5,47±0,24% dan 1,16±0,3%. Aktifitas antioksidan yang tertinggi diperoleh pada dataran rendah diperoleh IC50 332,48 bpj, kemudian pada dataran tinggi dengan IC50 447,14 bpj dan pada dataran sedang diperoleh IC50 sebesar 518,57 bpj. Uji sitotoksik terhadap ketiga ekstrak menunjukkan hasil LC50 yang tidak terlalu berbeda antara ketiga lokasi tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Muztika, Suci Alillah, Ellyza Nasrul, and Eugeny Alia. "Prevalensi dan Pola Sensitivitas Antibiotik Klebsiella pneumoniae dan Escherichia coli Penghasil Extended Spectrum Beta Laktamase di RSUP Dr. M Djamil Padang." Jurnal Kesehatan Andalas 9, no. 2 (August 1, 2020): 189. http://dx.doi.org/10.25077/jka.v9i2.1272.

Full text
Abstract:
Prevalensi Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae penghasil Extended spectrum beta Lactamase (ESBL) meningkat dalam beberapa tahun ini. Infeksi bakteri penghasil ESBL memiliki pilihan terapi yang terbatas. Tujuan: Mengetahui prevalensi dan pola sensitivitas antibiotik dari Klebsiella pneumoniae dan Escherichia coli penghasil ESBL di RSUP Dr M Djamil Padang. Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan rancangan potong lintang terhadap 828 sampel mikrobiologi dengan hasil kultur positif terhadap bakteri Gram negatif pada bulan Juni 2018- Mei 2019 yang memenuhi kriteria inklusi. Identifikasi bakteri, pemeriksaan ESBL dan uji sensitivitas dilakukan dengan alat mikrobiologi otomatis dengan metode kolorimetri dan turbidimetri. Hasil: Prevalensi Klebsiella pneumoniae dan Escherichia coli penghasil ESBL di RSUP Dr M Djamill Padang masing-masing sebanyak 70,9% dan 75,7%. Sensitivitas Klebsiella pneumoniae dan Escherichia coli penghasil ESBL adalah 96,4% dan 98,8 terhadap antibiotik meropenem, 98,9% dan 99,4% terhadap antibiotik amikasin, 53,5% dan 44,8% terhadap antibiotik sefepim, 46,2% dan 53,4% terhadap antibiotik gentamisin serta 31,5% dan 15,9% terhadap antibiotik siprofloksasin. Prevalensi Klebsiella pneumoniae dan Escherichia coli penghasil ESBL di RSUP Dr. M Djamil Padang cukup tinggi dengan rata-rata prevalensi kedua bakteri 73,2%. Simpulan: Klebsiella pneumoniae dan Escherichia coli penghasil ESBL sensitif terhadap antibiotik meropenem dan amikasin.Kata kunci: ESBL, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, prevalensi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Kusriani, Herni, Lia Marliani, and Erlina Apriliani. "Aktivitas Antioksidan dan Tabir Surya dari Tongkol dan Rambut Jagung (Zea Mays L.)." Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology 4, no. 1 (April 13, 2017): 10. http://dx.doi.org/10.15416/ijpst.v4i1.10428.

Full text
Abstract:
Zea mays L. (Jagung) adalah tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia dan pemanfaatan limbah dari jagung masih sebatas sebagai pakan ternak, sedangkan pemanfaatan kandungan komponen didalamnya masih sangat terbatas. Kandungan kimia yang terdapat pada tanaman jagung antara lain alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, fenol, steroid, glikosida, terpenoid, protein, mineral. Senyawa fenol banyak berperan dalam aktivitas antioksidan dan tabir surya. Sampel tongkol dan rambut jagung diduga berpotensi sebagai sumber antioksidan dan tabir surya alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan tabir surya dari ekstrak dan fraksi tongkol dan rambut jagung serta kadar fenol totalnya. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode peredaman radikal bebas 1,1 Difenil-1-Pikrihidrazil (DPPH) dan uji aktivitas tabir surya dengan penentuan nilai sun protected farctor (SPF) dengan spektrofotometri yang diukur pada λ 290-320nm. Penetapan kadar fenol total diukur dengan metode kolorimetri menggunakan reagen Folin Ciocalteu dan diukur dengan spektrofotometri pada λ 765nm. Hasil pengujian aktivitas antioksidan dan tabir surya terbaik ditunjukkan oleh fraksi etil asetat rambut jagung dengan nilai IC50 sebesar 45,18 μg/mLdan nilai SPF sebesar 23,943 serta kadar fenol totalnya sebesar 106,010 mg/G ± 0,431. Fraksi etil asetat rambut jagung memiliki aktivitas antioksidan, tabir surya, dan kadar fenol yang lebih tinggi dari yang lainnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Yamin, Yamin, Ari Sartinah, Muhammad Arba, and Gusti Ayu Made Candrayanti. "Uji Toksisitas Akut dengan Menggunakan Metode Brine Shrimp Lethaly Test (BSLT) dan penetapan kadar Fenolik dan Flavonoid Ekstrak dan Fraksi Kulit Batang Kelor (Moringa oleifera)." Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan 6, no. 2 (September 29, 2020): 89. http://dx.doi.org/10.33772/pharmauho.v6i2.12759.

Full text
Abstract:
Latar Belakang : Kelor dikenal sebagai The Miracle Tree atau pohon ajaib. Hal ini didukung dengan fakta bahwa kelor terbukti secara ilmiah merupakan sumber gizi berkhasiat obat(Tutik et al., 2018). M. oleifera sudah banyak digunakan sebagai sumber makanan dan telah digunakan sebagai obat selama berabad-abad lamanya, diantaranya penyakit kulit, infeksi pernapasan, infeksi telinga dan gigi, hipertensi, diabetes, kanker, antiinflamasi, antioksidan, hiperglikemia dan makanan suplemen. Tujuan : untuk menentukan nilai toksisitas kulit batang kelor (Moringa oleifera) dengan menggunakan metode Brine Shrimp Lethaly Test (BSLT). Metode : Serbuk kulit batang kelor diekstraksi dengan cara maserasi. Fraksi diperoleh dengan metode cair-cair. Sifat toksik diuji dengan menggunakan metode Brine Shrimp Lethaly Test (BSLT). Kadar fenolik dikur dengan menggunakan metode reagen Folin-Ciocalteau. Kadar flavonoid dianalisis dengan metode kolorimeter Aluminium klorida. Hasil : Ekstrak metanol menunjukkan nilai toksik yang kuat dibandingkan dengan fraksi n-heksan dan air dengan nilai toksisitas sebesar 153,394 ppm. Kadar fenolik dan flavonoid yang tertinggi terdapat pada ekstrak metanol dengan kadar sebesar 509,91 g EAG/100 g sampel untuk fenolik dan 536,11 gEK/100 g sampel untuk flavonoid. Kesimpulan : Kulit batang kelor memiliki sifat toksik dengan ekstrak metanol paling toksik, sehingga bias ditelusuri lebih lanjut untuk mengetahui senyawa yang paling bersifat toksik
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Yamin, Yamin. "Penetapan Kadar Fenolik dan Flavonoid Ekstrak dan Fraksi Daun Ghoenu (Abelmoschus manihot L.) serta Uji Antiradikal Secara In Vitro." Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan 7, no. 1 (April 22, 2021): 39. http://dx.doi.org/10.33772/pharmauho.v7i1.16545.

Full text
Abstract:
Ghoenu (Abelmoschus manihot L) merupakan tanaman tropis dari family Malvaceae yang dimasyakat selain digunakan sebagai sayuran juga digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional. Secara empiris, rebusan daun ghoenu (A. manihot L) digunakan sebagai penurun kolesterol, analgetik, obat sakit ginjal, maag. Ghoenu mengandung metabolit sekunder antara lain flavonoid, asam amino, nukleosida, polisakarida, asam organik, steroid, minyak volatil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mentukan kadar fenolik dan flavonoid ekstrak dan fraksi daun Ghoenu (Abelmoschus manihot L) serta uji antioksidan secara in vitro menggunakan DPPH (1-1-diphenyl-2-picrahidrazyl). Daun ghoenu diekstraksi dengan menggunakan metode maserasi. Pengukuran kandungan fenolik total ditentukan dengan menggunakan metode Folin-Ciocalteau, kadar flavonoid ditentukan dengan menggunakan metode kolorimeter kompleks aluminium klorida, serta aktivitas antiradikal ditentukan dengan menggunakan metode DPPH. Fraksi etil asetat menunjukkan kadar fenolik dan flavonoid yang lebih tinggi dibandingkan ekstrak metanol, fraksi n-heksana dan fraksi air dengan kadar berturut-turut sebesar 28,476 g EAG/100 g sampel, 26,098 g EAG/100 g sampel, 15,905 g EAG/100 g sampel, 7,397 g EAG/100 g sampel untuk fenolik dan 49,812 g EK/100 g sampel, 44,198 g EK/100 g sampel, 41,898 g EK/100 g sampel dan 24,042 g EK/100 g sampel. Fraksi etil asetat menunjukkan aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 sebesar 7,42 µg/mL.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Wijaya, Gede Arie, Jusak Nugraha, and Dheasy Herawati. "IMPRESISI POOLED SERUM FREEZ DRIED YANG TERSIMPAN PADA SUHU -24oC TERHADAP PARAMETER ALBUMIN." Jurnal SainHealth 4, no. 2 (November 10, 2020): 15. http://dx.doi.org/10.51804/jsh.v4i2.773.15-20.

Full text
Abstract:
Ukuran tingkat ketepatan dan ketelitian suatu hasil laboratorium ditentukan dengan proses pemantapan mutu internal yang baik melalui evaluasi secara berkala dan berkelanjutan, salah satunya terhindar dari larangan hukum westgard yang teraplikasi melalui grafik Levey Jenning dari suatu bahan kontrol. Penggunaan bahan kontrol tidak lepas dari perilaku pembelian bahan kontrol dari suatu industry. Pembuatan bahan kontrol dari pooled serum darah dapat digunakan sebagai alternatif dalam mengganti kontrol pabrikan yang cukup mahal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui impresisi pembuatan bahan kontrol dari serum darah sapi. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menguji presisi bahan kontrol buatan dari serum darah sapi selama 3 bulan. Serum darah sapi dibuat sedemikan rupa dengan teknik beku kering ( freeze dryed) untuk mendapatkan bentuk serbuk kering. Penyimpanan serum bentuk serbuk kering tersebut disimpan pada suhu -24oC yang nantinya akan dilarutkan dengan aquabidest setiap melukukan tindakan kontrol secara between day. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian albumin adalah metode non enzimatik kolorimetri-BCG menggunakan alat Architech. Pemeriksaan albumin dilakukan di Laboratorium IGD RSUD Dr.Soetomo Surabaya sebanyak 90 sampel. Penelitian ini menyimpulkan bahwa serum darah sapi dalam bentuk serbuk kering dengan teknik frezze dried dapat menjadi alternatif pengganti serum kontrol pabrikan dikarenakan memiliki impresisi yang baik selama tiga bulan. Kata Kunci : Albumin, Beku kering, Darah sapi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Noorrela, Lusi, and Indra Putra Munggaran. "ANALISA KUALITATIF FORMALIN PADA SAMPEL IKAN ASIN DI PASAR SEDERHANA KOTA BANDUNG." Food Scientia : Journal of Food Science and Technology 1, no. 1 (June 9, 2021): 49–57. http://dx.doi.org/10.33830/fsj.v1i1.1332.2021.

Full text
Abstract:
Ikan asin merupakan salah satu makanan dengan sumber nutrisi lengkap yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia namun sangat mudah mengalami pembusukan. Cepatnya proses pembusukan pada ikan asin mengakibatkan banyaknya pedagang yang menggunakan formalin sebagai pengawet ikan asin. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999 menyatakan bahwa formalin merupakan bahan pengawet yang dilarang untuk digunakan sebagai pengawet makanan karena dapat menyebabkan kerusakan pada saluran pencernaan, ginjal, hati dan paru-paru, bahkan dapat menyebabkan kanker. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi kandungan formalin pada ikan asin yang dijual di Pasar Sederhana Kota Bandung. Penelitian ini dilaksanakan dengan pengambilan sampel ikan asin di Pasar Sederhana Kota Bandung. Pengujian analisa kualitatif formalin dilaksanakan di Laboratorium Bidang Pengujian Kimia Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Bandung pada Oktober 2020. Dilakukan identifikasi formalin sebanyak 25 sampel ikan secara kolorimetri menggunakan test kit MERCK. Berdasarkan pengelompokan jenis ikan asin didapatkan hasil positif sebesar 20 % pada ikan asin teri jengki, dan 100% pada ikan asin cucut, sedangkan untuk kategori ikan asin kapas, cumi, dan sepat tidak mengandung formalin. Kesimpulan dari penelitian ini adalah 24% ikan asin yang beredar di Pasar Sederhana Kota Bandung positif mengandung formalin. Kelompok yang paling banyak mengandung formalin adalah ikan asin cucut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Kymäläinen, Hanna-Riitta, Risto Kuisma, and Jenni Määttä. "Navetoiden ja sikaloiden pintojen puhtauden mittaaminen eläinten hyvinvointia käsittelevissä tutkimuksissa." Suomen Maataloustieteellisen Seuran Tiedote, no. 26 (January 31, 2010): 1–5. http://dx.doi.org/10.33354/smst.76810.

Full text
Abstract:
Karjasuojien pintojen puhtaus on merkittävä elintarvikkeiden laatuun, tuotantoeläinten hyvinvointiin jatyöntekijöiden hyvinvointiin vaikuttava tekijä. Kirjallisuustutkimuksen tarkoituksena oli selvittää navetoidenja sikaloiden puhtaustutkimuksessa käytettyjä menetelmiä, joita tässä kirjoituksessa tarkastellaan erityisestieläinten hyvinvointitutkimusten näkökulmasta.Visuaaliset puhtauden arviointimenetelmät painottuivat kenttätutkimuksissa. Myös lupaaviksiosoittautuneita optisten menetelmien sovelluksia sisältyi joihinkin kenttätutkimuksiin. Tarkasteltaessakarjasuojien pintojen puhtaustutkimuksia kokonaisuutena, tuotantoeläinten hyvinvointi oli tärkein motiivikenttätutkimuksissa, joissa käytettiin visuaalista pintojen puhtauden arviointia. Laboratoriotukimuksiinsisältyi laajempi valikoima instrumentaalisia, mikrobiologisia ja visuaalisia menetelmiä sekä niidenyhdistelmiä. Mikrobiologisia pintojen puhtauden arviointimenetelmiä oli käytetty sekä laboratorio- ettäkenttätutkimuksissa. Tuotantoeläinten hyvinvointi liittyi näiden tutkimusten aiheista noin puoleen.Instrumentaaliset menetelmät, mm. kolorimetria, optiset menetelmät ja kvantitatiiviset radiokemiallisetmenetelmät, olivat tyypillisiä muissa kuin eläinten hyvinvointiin liittyvissä tutkimuksissa.Useissa tutkimuksissa pintojen tai tuotantotilojen rakenteiden puhtautta arvioitiin epäsuorasti.Tyypillinen epäsuora menetelmä oli kotieläinrakennusten puhtauden arviointi eläimen kehon puhtaudenvisuaalisen tarkastelun avulla. Sikojen käyttäytymisen todettiin eräässä tutkimuksessa olleen yhteydessäruokintalaitteen puhtauteen. Myös elintarvikkeiden, kuten maidon puhtauden mittaamisella voidaan selvittäävälillisesti tuotantolaitteiden ja –tilojen pintojen puhtautta.Pinnan puhtaus vaikuttaa mm. tautien leviämiseen, lattian liukkauteen ja sisäilman laatuun,jotka ovat yhteydessä tuotantoeläimen hyvinvointiin. Selvityksen tuloksia voidaan hyödyntää mm.kokeellisten tutkimusten menetelmävalinnoissa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Hapsari, Annisa Mulia, Masfria Masfria, and Aminah Dalimunthe. "Pengujian Kandungan Total Fenol Ekstrak Etanol Tempuyung (Shoncus arvensis L.)." Talenta Conference Series: Tropical Medicine (TM) 1, no. 1 (October 2, 2018): 284–90. http://dx.doi.org/10.32734/tm.v1i1.75.

Full text
Abstract:
Daun tempuyung merupakan salah satu tumbuhan obat tradisional Indonesia yang banyak dimanfaatkan untuk pengobatan batu ginjal, anti inflamasi, disentri, radang dan rematik. Tempuyung banyak mengandung senyawa flavonoid yang merupakan golongan fenol terbesar. Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan dan persiapan sampel, skrining fitokimia, pembuatan ekstrak etanol, dan pengujian kandungan total fenol dengan metode kolorimetri pereaksi Folin-Ciocalteu menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan asam galat sebagai baku pembanding. Hasil skrining fitokimia menunjukkan daun tempuyung mengandung senyawa flavonoid. Penetapan kadar total fenol menggunakan metode spektrofotometri pereaksi Folin- Ciocalteu didapat nilai regresi y = 0,00077 x + 0,03667 dengan nilai r2 = 0,99757 sehingga didapat nilai rata – rata kadar total fenol 45,04 ± 0,46 mg GAE/g ekstrak. Tempuyung is one of traditional medical plant in Indonesia and used in kidney stone medication, anti-inflammatory, dysentery, inflammation, and rheumatism. Tempuyung contains substantial flavonoid which considers as the biggest phenol. This research started from the preparation and sample collection, phytochemical screening, ethanol extract preparation, and total phenol test using colorimetry method usingFolin-Ciocalteu reagent byUV-Vis spectrophotometer and gallic acid as the standard compound. The phytochemical screening indicated that tempuyung leaves contained flavonoid compound. The total phenol contentwas determined using colorimetry method of Folin-Ciocalteu reagent and resulted with regression value of y=0.00077 x+0.03667 and the value of r2=0.99757 and the average of total phenolcontent of 45.04 ± 0.46 mg GAE/g.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Priamsari, Margareta Retno, Maria Mita Susanti, and Andreas Harya Atmaja. "Pengaruh Metode Pengeringan Terhadap Kualitas Ekstrak dan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Etanolik Daun Sambung Nyawa (Gynura Procumbens (Lour.) Merr.)." Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) 5, no. 1 (May 28, 2019): 29–33. http://dx.doi.org/10.37013/jf.v5i1.32.

Full text
Abstract:
AbstractFlavonoid adalah salah senyawa aktif dalam daun sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour.) Merr.) yang memiliki khasiat sebagai antioksidan, menghambat pertumbuhan sel kanker, dan menjaga fungsi hati. Banyaknya khasiat dari flavonoid membutuhkan penanganan pasca panen yang tepat karena sifat flavonoid yang tidak stabil pada suhu tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pengeringan terhadap kualitas ekstrak dan kadar flavonoid total ekstrak etanolik sambung nyawa. Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Metode pengeringan dilakukan dengan diangin-angin di bawah tempat teduh terlindung dari sinar matahari langsung dan pengeringan oven suhu 40o C. Analisis kualitas ekstrak yang dilakukan meliputi organoleptis, rendemen dan susut pengeringan. Analisis kadar flavonoid menggunakan metode kolorimetri dengan senyawa pengkompleks AlCl3 dan baku standar kuersetin. Kurva kalibrasi dibuat 5 seri konsentrasi yaitu 40, 60, 80, 100, dan 120 ppm. Absorbansi pada panjang gelombang 434 nm menggunakan spektrofotometer UV Vis. Data yang diperoleh berupa kadar flavonoid selanjutnya dianalisis statistik dengan independent pair sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pengeringan simplisia dapat mempengaruhi kualitas ekstrak dan kadar total flavonoid ekstrak etanolik daun sambung nyawa secara signifikan. Kadar flavonoid total ekstrak etanolik daun sambung nyawa metode pengeringan angin-angin sebesar 2,15 ±0,03% b/b sedangkan kadar flavonoid total ekstrak etanolik daun sambung nyawa metode pengeringan oven 40o C sebesar 1,87 ±0,01% b/b. Total kadar flavonoid dihitung sebagai kuersetin.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Riyanti, Soraya, Julia Ratnawati, and Sofi Aprilianti. "Potensi buah okra (Abelmoschus esculentus (L.) Moench) sebagai inhibitor alfa-glukosidase." Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi 6, no. 1 (April 22, 2019): 6. http://dx.doi.org/10.26874/kjif.v6i1.122.

Full text
Abstract:
<p>Buah okra (<em>Abelmoschus esculentus</em> (L.) Moench) termasuk dalam suku Malvaceae, kini menjadi primadona dalam pengobatan tradisional khususnya untuk menangani diabetes mellitus tipe 2. Masyarakat menggunakan air rendaman buah okra untuk diminum sebagai obat tradisional. Buah okra berasal dari Afrika, dan kini tersebar luas di seluruh dunia. Penderita diabetes mellitus harus mengkonsumsi obat antidiabetes sepanjang hidupnya, dan sering menimbulkan beberapa efek samping, diantaranya kembung, mual, dan diare. Pencarian obat yang berasal dari alam masih terus dilakukan dengan tujuan dapat memperbaiki kualitas hidup penderita, mengurangi efek samping dan menjaga kadar gula darah dalam kondisi normal. Buah okra diekstraksi dengan dua metode, yaitu secara maserasi menggunakan pelarut etanol 96% dan dilakukan perendaman dalam air suling selama 4 jam. Pengujian aktivitas inhibitor alfa-glukosidase dilakukan secara <em>in vitro</em> menggunakan metode kolorimetri pada panjang gelombang 400,5 nm, akarbose digunakan sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak air dan ekstrak etanol buah okra mampu menghambat aktivitas enzim α-glukosidase dengan nilai IC<sub>50</sub> berturut-turut sebesar 32,607 mg/ml, dan 57,502 mg/ml. Nilai IC<sub>50 </sub>zat aktif Akarbose adalah 10,95 mg/ml. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak air dan ekstrak etanol buah okra berpotensi dikembangkan sebagai obat herbal penurun kadar gula darah.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Muyasaroh, Luluk Lailil, M. Zainul Arifin, and Nining Mustika Ningrum. "PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA PADA IBU HAMIL SEBAGAI SKRINING PREEKLAMPSIA (Studi di Puskesmas Cukir Jombang)." Jurnal Insan Cendekia 6, no. 1 (March 7, 2019): 28–33. http://dx.doi.org/10.35874/jic.v6i1.530.

Full text
Abstract:
Pendahuluan: Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, tetapi ada beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kehamilan penuh dengan ancaman. Salah satu masalah dalam kehamilan yang masih dijumpai sampai saat ini adalah preeklampsia. Pada kehamilan dengan preeklampsia terjadi gangguan metabolisme insulin dan lipid. Kadar asam lemak bebas dan trigliserida lebih tinggi pada pasien preklampsia dibandingkan dengan pasien hamil normal. Preeklampsia pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko perlambatan pertumbuhan janin, peningkatan kejadian bayi lahir mati, kejang, gagal ginjal, stroke serta membahayakan jiwa ibu dan janin. Tujuan : adalah untuk mengetahui kadar trigliserida pada ibu hamil untuk diagnosa dini preeklampsia. Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah Deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah 30 ibu hamil di Puskesmas Cukir Jombang. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang periksa di Puskesmas Cukir Jombang selama 3 hari sebanyak 23 ibu hamil dengan menggunakan teknik Consecutive Sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah kadar trigliserida. Pengambilan data dilakukan menggunakan lembar kuisioner dan pengambilan langsung sampel darah vena yang di periksa menggunakan enzimatis kolorimetri (GPO-PAP). Pengolahan data analisa datanya menggunakan editing, coding, scoring dan tabulating. Hasil : Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kadar trigliserida responden normal yaitu sebanyak 17 responden (73,9%) dan hampir setengah responden yang kadar trigliserida borderline yaitu sebanyak 6 responden (26%). Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini adalah sebagian besar ibu hamil di Puskesmas Cukir Jombang kadar trigliserida normal. Saran : Diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan kepada ibu hamil supaya memeriksakan kehamilan untuk pencegahan dan mengontrol kadar trigliserida guna mencegah terjadinya preeklampsia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Januar, Hedi Indra, Dwiyitno Dwiyitno, Umi Annisah, and Ajeng Kurniasari Putri. "Variasi Temporal Kadar Saksitoksin dalam Kekerangan dari Perairan Tanjung Balai, Sumatra Utara." Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 14, no. 2 (December 30, 2019): 85. http://dx.doi.org/10.15578/jpbkp.v14i2.613.

Full text
Abstract:
Kekerangan merupakan salah satu biota ekonomi penting di sektor perikanan. Namun, dengan sifatnya sebagai filter feeder, pencemaran lingkungan perairan dapat mempengaruhi keamanan pangannya, misalnya pencemaran senyawa saksitoksin, yang sering terakumulasi di biota kekerangan. Saksitoksin adalah senyawa yang dihasilkan oleh fitoplakton perairan, sehingga kadarnya dapat bervariasi secara temporal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi temporal secara musiman (muson timur, peralihan, dan barat) dari kadar saksitoksin pada tiga jenis biota kerang ekonomis (Anadara granosa, Anadara antiquata, dan Polymesoda erosa) yang diperoleh dari Perairan Tanjung Balai. Kekerangan diketahui sebagai produk unggulan di sentra perikanan Tanjung Balai. Variasi temporal kadar saksitoksin dihubungkan dengan kualitas air, untuk mengetahui korelasinya terhadap lingkungan tempat hidup kekerangan. Kualitas air dianalisis secara in situ menggunakan metode potensiometri dan kolorimetri, sementara kuantifikasi saksitoksin dilakukan menggunakan teknik spektrometri massa. Hasil analisis memperlihatkan bahwa kadar saksitoksin dari ketiga jenis kerang bervariasi antara 0,04 hingga 0,16 mg STXeq/kg berat basah kerang. Hal ini menunjukkan kekerangan di wilayah ini aman dari bahaya saksitoksin (ambang maksimum 0,8 mg STXeq/kg). Kadar bahan berbahaya ini tidak secara signifikan (P>0,05) dipengaruhi oleh ukuran dan jenis kerang. Namun, akumulasinya di musim muson barat secara signifikan (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan musim muson timur dan peralihan. Hal ini diduga terkait dengan musim penghujan di muson barat yang meningkatkan polusi nutrien akibat limpasan terestrial. Kondisi ini diduga memicu peningkatan pertumbuhan fitoplakton, termasuk jenis penghasil saksitoksin, sehingga memicu peningkatan akumulasinya di kekerangan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography