To see the other types of publications on this topic, follow the link: Kompetenssi.

Journal articles on the topic 'Kompetenssi'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Kompetenssi.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Masonen, Virpi. "Leksikaalinen kompetenssi osana kielitaitoa." Lähivõrdlusi. Lähivertailuja, no. 23 (2013): 187–209. http://dx.doi.org/10.5128/lv23.08.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Piippo, Sisko, Leo Nyqvist, and Mari Suonio. "Lähisuhdeväkivallasta oppimisen reflektiot sosiaalityön opiskelijoiden oppimispäiväkirjoissa." Janus Sosiaalipolitiikan ja sosiaalityön tutkimuksen aikakauslehti 27, no. 2 (June 2, 2019): 164–80. http://dx.doi.org/10.30668/janus.69690.

Full text
Abstract:
Lähisuhdeväkivalta on globaali ja sensitiivinen ilmiö, johon liittyvä koulutustarjonta on ollut sosiaalityön opinnoissa vähäistä. Artikkelissa tutkitaan sosiaalityön opiskelijoiden reflektoimia oppimiskokemuksia lähisuhdeväkivallasta. Aineistona on 54 oppimispäiväkirjaa, jotka on kerätty ensimmäiseltä sosiaalityön valtakunnalliselta lähisuhdeväkivaltaa ja sen ammatillista kohtaamista käsittelevältä verkkokurssilta. Oppiminen paikantui neljään eri kehykseen: ammatillinen kompetenssi, kokemusreflektio, väkivaltaspesifit rajat ja asennemuutos. Opiskelijoiden henkilökohtaisesti kokeman ja todistaman väkivallan yleisyys kertoo aiheen sensitiivisyydestä ja asettaa haasteita verkko-opetukselle. Verkkomuotoisella opetuksella on mahdollista kehittää opiskelijoiden kliinisiä taitoja, vaikka suora kontakti asiakkaaseen ja opettajaan puuttuvat. Sensitiivisen aiheen käsittely edellyttää kuitenkin opettajalta perinteistä verkko-opetusta aktiivisempaa kommunikointia opiskelijoiden kanssa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Laaksonen, Vilja. "Lasten vuorovaikutustaidot tutkimuksen kohteena." Prologi 6, no. 1 (December 15, 2010): 6–24. http://dx.doi.org/10.33352/prlg.95813.

Full text
Abstract:
Lapsi omaksuu arvoja ja asenteita ja rakentaa käsitystä itsestään vertaissuhteissa. Lapset tarvitsevat erilaisia vuorovaikutustaitoja vertaistensa parissa. Esimerkiksi yhteistyö, jakaminen ja ongelmanratkaisu ovat tärkeitä taitoja jo alle kouluikäiselle lapselle. Vuorovaikutustaidoista puhutaan eri tieteenaloilla eri käsittein. Tämän artikkelin tavoitteena on kuvata, millaisilla käsitteillä ja tutkimusmenetelmillä lasten vuorovaikutustaitoja on tutkittu muun muassa viestinnän, kasvatustieteiden ja psykologian tieteenaloilla. Artikkelissa kootaan myös niitä näkökulmia, jotka ovat vaikuttaneet lasten vuorovaikutustaitojen tutkimuksen taustalla. Lasten vuorovaikutustaitojen tutkimusta viimeisen kymmenen vuoden ajalta (1998–2009) kartoittavan kirjallisuuskatsauksen pohjalta voidaan todeta, että yleisimmin aineiston tutkimuksissa käytetään käsitteitä sosiaalinen kompetenssi, sosiaaliset taidot, vertaissuhdetaidot ja viestintätaidot. Lasten vuorovaikutustaidot on moninaisista käsitteistä huolimatta määritelty ja operationaalistettu samankaltaisesti. Päätutkimusmenetelminä käytetään havainnointia ja lasten vuorovaikutustaitojen mittaamiseen tarkoitettuja mittareita. Alkuperäistutkimusten tarkastelu osoitti, että lasten vuorovaikutustaitoja on tutkittu esimerkiksi erilaisten kehityshaasteiden ja riskien ehkäisyn näkökulmasta. Lasten vuorovaikutustaidot kehittyvät vertaissuhteissa (Gagnon & Nagle 2004, 174). Koska vuorovaikutustaidot muodostavat alustan vertaissuhteiden kehittymiselle, voi vertaisryhmästä syrjäytymisestä seurata negatiivinen kierre, joka ylläpitää tiettyä sosiaalista statusta vertaisryhmässä (ks. Laine 1998, 497). Lasten vuorovaikutustaitojen tutkiminen auttaa tunnistamaan myös mahdollisia riskitekijöitä, joihin jo varhaiskasvatusvaiheessa voidaan vaikuttaa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

SINABUTAR, DUSLI. "HUBUNGAN KREATIVITAS DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SMP NEGERI KECAMATAN PERBAUNGAN." SECONDARY: Jurnal Inovasi Pendidikan Menengah 1, no. 3 (July 21, 2021): 181–89. http://dx.doi.org/10.51878/secondary.v1i3.326.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kreativitas dengan kompetens pedagogik guru di SMP Negeri Kecamatan Perbaungan selanjutnya untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dengan kompetensi pedagogik guru di SMP Negeri Kecamatan Perbaungan dan untuk mengetahui hubungan antara kreativitas dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan kompetensi pedagogik guru di SMP Negeri Kecamatan Perbaungan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional. Populasi penelitian berjumlah 136 orang dan sampel berjumlah 51 orang. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kreativitas dengan kompetensi pedagogik guru di SMP Negeri Kecamatan Perbaungan, terdapat hubungan signifikan antara motivasi berprestasi dengan kompetensi pedagogik guru di SMP Negeri Kecamatan Perbaungan, dan terdapat hubungan positif dan signifikan antara kreativitas dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan kompetensi pedagogik guru di SMP Negeri Kecamatan Perbaungan. Kesimpulan hasil penelitian adalah terdapat hubungan positif dan signifikan antara kreativitas dan motivasi berprestasi secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama dengan kompetensi pedagogik guru SMP Negeri Kecamatan Perbaungan.Kata Kunci : Kreativitas, Motivasi Berprestasi, Kompetensi Pedagogik Guru
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Wahyuningsih, Sri, Hadi Susiarno, Setiawan Setiawan, Farid Husin, Ishak Abdulhak, and Firman Fuad Wirakusumah. "Peran Penerapan Model Pembelajaran Asuhan Persalinan Kala I dan II Terintegrasi Terhadap Motivasi dan Kompetensi Mahasiswa serta Kepuasan Pasien pada Praktik Klinik Kebidanan." Jurnal Pendidikan dan Pelayanan Kebidanan Indonesia 2, no. 4 (July 19, 2017): 9. http://dx.doi.org/10.24198/ijemc.v2i4.71.

Full text
Abstract:
Asuhan persalinan yang diberikan bidan sesuai kebutuhan dan menyesuaikan dimensi fisiologis, psikologis, agama, budaya yang dipadukan dengan kompetensi dasar dalam asuhan persalinan. Penerapan model pembelajaran asuhan persalinan kala I dan II terintegrasi diharapkan dapat meningkatkan motivasi, kompetensi dan sesuai harapan masyarakat yaitu memberikan kepuasan pelayanan yang diberikan mahasiswa DIII Kebidanan pada praktik klinik. Tujuan penelitian ini adalah mengukur perbedaan motivasi, kompetensi mahasiswa, menganalisis hubungan motivasi dan kompetensswsi serta menganalis peranan kompetensi terhadap kepuasan pasien Metode penelitian menggunakan quasy experimental dengan one group pretest-postest design. Subyek penelitian adalah mahasiswa DIII Kebidanan semester IV Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta, pasien yang diberi asuhan persalinan kala I dan II terintegrasi oleh mahasiswa masing masing sejumlah 37 responden dan memenuhi kriteria inklusi. Perbedaan motivasi, kompetensi dianalisis menggunakan uji Wilcoxon, uji Rank Spearman untuk menganalisis korelasi motivasi dan kompetensi (pengetahuan, sikap, ketrampilan) dengan kepuasan pasien. Hasil penelitian ini, ada peningkatan rerata nilai motivasi 40,48%, pengetahuan 57,8%, sikap 53,6%, ketrampilan 52,47%, dan kompetensi mahasiswa 64,86% sesudah penerapan model pembelajaran asuhan persalinan kala I dan II terintegrasi. Korelasi motivasi dan kompetensi menunjukkan p>0,485, peranan kompetensi terhadap kepuasan (variabel ketrampilan) mempunyai korelasi sedang sebesar 0,567 (r2=32,14%) terhadap kepuasan pasien. Simpulan dalam penelitian ini adalah terdapat peningkatan motivasi dan kompetensi motivasi dan kompetensi mahasiswa sesudah penerapan model pembelajaran asuhan persalinan kala I dan II terintegrasi, tidak ada korelasi antara motivasi dengan kompetensi mahasiswa. Kompetensi mahasiswa berperan terhadap kepuasan dengan aspek ketrampilan yang paling berperan terhadap kepuasan pasien pada praktik klinik kebidanan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Sumanto, Sumanto, Sentot Achmadi, and Ali Mahmudi. "PELATIHAN PENDALAMAN MATERI FISIKA SMP BAGI GURU-GURU MGMP IPA DI KOTA BATU." Industri Inovatif : Jurnal Teknik Industri 10, no. 1 (June 8, 2020): 36–40. http://dx.doi.org/10.36040/industri.v10i1.2528.

Full text
Abstract:
MGMP adalah suatu organisasi yang beranggotakan guru-guru pada satu mata pelajaran tertentu. MGMP IPA tingkat SMP beranggotakan guru-guru mata pelajaran IPA. Mata pelajaran IPA merupakan gabungan dari mata pelajaran fisika, biologi dan kimia, maka dari itu kompetenesi yang dimiliki guru-guru IPA adalah kompetensi di bidang fisika, biologi atau kimia. Sehubungan dengan hal tersebut, maka guru-guru IPA dituntut untuk menguasai tiga bidang studi tersebut. Keluhan yang kerap disampaikan oleh guru-guru tersebut adalah penguasaan materi fisika yang masih kurang. Dengan dilaksanakannya pelatihan pendalaman materi fisika diharapkan penguasaan materi fisika oleh guru-guru IPA semakin baik. Materi-materi yang diberikan merupakan konsep-konsep dasar dan soal-soal HOTS yang dapat dikembangkan sendiri oleh guru yang bersangkutan untuk menyelesaikan permasalahan dalam fisika. Guru dengan mudah mengembangkan kompetensi dirinya di bidang fisika apabila konsep-konsepnya telah dikuasai dengan baik. Berdasarkan perhitungan uji t sampel berpansangan, menunjukkan adanya perbedaan skor tes antara sebelum pelatihan dan sesudah pelatihan, hal ini menunjukkan adanya pengaruh perlakuan (pelatihan) terhadap pemahaman guru tentang materi fisika..
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Masriyatun, Masriyatun. "Kompetensi Literasi Informasi Mahasiswa (Studi Kasus di Universitas Sebelas Maret Surakarta)." LIBRARIA: Jurnal Perpustakaan 7, no. 2 (November 8, 2019): 257. http://dx.doi.org/10.21043/libraria.v7i2.6510.

Full text
Abstract:
Kompetensi literasi informasi pernah diteliti oleh Association of College & Research Libraries Standards Committee dan hasilnya diakui oleh The Board of Directors of the Association of College and Research Libraries (ACRL). Literasi informasi telah menjadi sebuah program wajib di berbagai lembaga, khususnya perpustakaan. Jenis penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Jumlah populasi 220 dengan sampel 22. Teknik pengambilan sampel secara random sampling. Teknik pengumpulan data dengan observasi dan kuesioner. Adapun Teknik analisis dengan menggunakan SPSS 22. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui komnpetenasi literasi informasi mahasiswa. Berdasarkan hasil pembahasan, hasil yang diketahui bahwa variable kompetenasi literasi informasi mahasiswa di UPT Perpustakaan UNS dikategorikan sedang yaitu sejumlah 14 orang atau 59,1%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Padri, Meimus, Yayuk Cicilia, and Nursalim Nursalim. "Kompetensi Bahasa dan Kompetensi Komunikatif Peserta Didik." Instructional Development Journal 3, no. 1 (April 20, 2020): 49. http://dx.doi.org/10.24014/idj.v3i1.9529.

Full text
Abstract:
In everyday life, someone's language competence is very necessary. Language competence is one's mastery of the content contained in the language learned. Without language competence a person becomes irregular in language. The purpose of this study is to explain and find out about language competence or language skills and communicative competencies or one's appearance in interacting in language. Communicative competence concerns the social and cultural knowledge that speakers have to help them use and interpret linguistic forms. The problems that will be answered in this study use library research, which will answer what are the components and language competencies. Data collected from various references; both primary, secondary and supporting data. The results of the study show that there are five language competencies according to Canale and Swain namely linguistics, socio-linguistics, speech acts (speech acts), speech sets, strategies. In language competence one must master language skills, namely listening, speaking, reading and writing.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Ananda, Lala Jelita. "KAJIAN KOMPETENSI DAN PROFESIONALISASI GURU." SCHOOL EDUCATION JOURNAL PGSD FIP UNIMED 7, no. 2 (June 24, 2017): 175–81. http://dx.doi.org/10.24114/sejpgsd.v7i2.6852.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Prawiyogi, Anggy Giri, and Restu Ajeng Toyibah. "Strategi Peningkatan Kompetensi Mahasiswa Melalui Model Sertifikasi Kompetensi." ADI Bisnis Digital Interdisiplin Jurnal 1, no. 1 (June 8, 2020): 78–86. http://dx.doi.org/10.34306/abdi.v1i1.103.

Full text
Abstract:
Berdasarkan perkembangan bonus demografi, Indonesia memiliki potensi jumlah penduduk dengan populasi umur produktif sebanyak 185,34 juta jiwa. Khususnya para mahasiswa/i yang ada di perguruan tinggi. Hal ini menjadi sebuah peluang yang ditangkap dalam penelitian ini, dengan tujuan untuk membuat strategi peningkatan kompetensi mahasiswa melalui model sertifikasi kompetensi demi membentuk lulusan sarjana yang berkualitas. Kompetensi ini dinyatakan dengan kepemilikan sertifikat kompetensi dari suatu lembaga yang diakui/terakreditasi. Dengan demikian mahasiswa Pendidikan tinggi dapat mengikuti uji kompetensi. Sehingga, mahasiswa ketika lulus ujian sarjana akan mendapatkan ijazah dari pendidikan tinggi dan juga Sertifikat Kompetensi. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa perguruan tinggi Pengaraian berada pada posisi Growth (pengembangan) yang memiliki peluang dan kekuatan. Untuk mencapai posisi tersebut maka perlu memperhatikan langkah-langkah strategi apa yang akan digunakan, bagaimana evaluasi strategi tersebut sebelum mengambil suatu keputusan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Lestariningrum, Anik, Intan Prastihastari W, Veny Iswantiningtyas, Dema Yulianto, Nur Lailiyah, and Kuntjojo Kuntjojo. "PENGEMBANGAN KOMPETENSI PENDIDIK PAUD MELALUI DIKLAT KOMPETENSI SOSIAL." Jurnal Terapan Abdimas 4, no. 2 (July 30, 2019): 148. http://dx.doi.org/10.25273/jta.v4i2.4804.

Full text
Abstract:
<p><strong><em>Abstract.</em></strong> <em>The objectives to be achieved through this activity are developing the competence of PAUD educators especially their social competencies. This is done in relation to the amount of input from PAUD educators who have difficulties in dealing with the work environment, communicating with colleagues as well as student guardians regarding the presence of PAUD educators who are considered young and have just graduated. The method that will be used in this activity is in the form of training, where participants will be provided with knowledge and learn to practice indicators that hold on to social competence. The training was held for 2 days, this was intended to enable participants to absorb knowledge and implement indicators of social competence through direct practice and independent assignments. Training results were analyzed by questionnaire showing very effective results of 3003, effective 2310, ineffective 1617, and very ineffective 924. Based on the results of the questionnaire calculation the total value was 3212 so it can be said that the implementation of training was very effective. In addition, there were many participants who wrote their suggestions and hopes so that the educator's competency training activities continued continuously.</em><em></em></p><p><strong><em> </em></strong></p><p><strong>Abstrak.</strong> Tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan ini yaitu mengembangkan kompetensi pendidik PAUD khususnya kompetensi sosialnya. Hal ini dilakukan terkait banyaknya masukan dari pendidik PAUD yang mengalami kesulitanm dalam hal berhubungan dengan lingkungan kerja, berkomunikasi dengan sejawat juga dengan wali murid terkait adanya pendidik PAUD yang dianggap masih muda dan baru lulus sarjana. Metode yang akan digunakan dalam kegiatan ini berupa diklat dimana peserta akan dibekali pengetahuan dan belajar mempraktekan indikator yang ada berpegangan dengan kompetensi sosial. Diklat ini dilaksanakan selama 2 hari, hal ini dimaksudkan agar peserta mampu menyerap pengetahuan dan mengimplementasikan indikator kompetensi sosial melalui praktek langsung serta tugas mandiri. Hasil diklat dianalisis dengan angket menunjukkan hasil sangat efektif 3003, efektif 2310, tidak efektif 1617, dan sangat tidak efektif 924. Berdasarkan hasil penghitungan angket nilai total sebesar 3212 sehingga dapat dikatakan bahwa pelaksanaan diklat sangat efektif. Selain itu banyaknya peserta yang menuliskan saran serta harapannya supaya kegiatan diklat kompetensi pendidik terus dilakukan secara kontinyu.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Dirgantoro, Kurnia Putri Sepdikasari. "Kompetensi Guru Matematika Dalam Mengembangkan Kompetensi Matematis Siswa." Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 8, no. 2 (May 4, 2018): 157–66. http://dx.doi.org/10.24246/j.js.2018.v8.i2.p157-166.

Full text
Abstract:
Education can not be separated from two main factors; teacher and student. In the absence of either of these two factors, it is essentially not education. In Indonesia, education is still far from what is expected. This can be seen from the fact that there are difficulties of the graduates achieving decent work result in accordance with the level of education they are in. One of the causes of the low quality of education in Indonesia is because the competence of teachers as educators is still considered low when compared with the standards that have been prepared. This article will discuss the influence of teacher competence on student competence, especially in Mathematics learning.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Nuryovi, Nuryovi, Ono Wiharna, and Sriyono Sriyono. "Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Kepribadian Guru." Journal of Mechanical Engineering Education 4, no. 2 (January 16, 2018): 219. http://dx.doi.org/10.17509/jmee.v4i2.9636.

Full text
Abstract:
Kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik dan kepribadian. Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik dan kepribadian guru pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif (PDTO). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian terdiri dari siswa kelas X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 1 Katapang yang berjumlah 100 orang. Teknik pengumpulan data penelelitian dengan menggunakan angket tertutup skala Likert. Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan, persepsi siswa pada kedua kompetensi ini berada pada kriteria baik. Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru menunjukkan hasil penelitian dalam kriteria baik. Secara rinci, persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dibagi menjadi empat indikator yaitu: 1) wawasan kependidikan pada kriteria baik, 2) pengelolaan pembelajaran sebesar pada kriteria baik, 3) pemanfaatan pembelajaran pada kriteria baik, dan 4) pengembangan peserta didik pada kriteria cukup. Hasil temuan dan pembahasan penelitian persepsi siswa pada kompetensi kepribadian menunjukkan hasil pada kriteria baik. Kompetensi kepribadian penelitian dibagi menjadi empat indikator yaitu: 1) berakhlak mulia pada kriteria sangat baik, 2) mantap, stabil dan dewasa pada kriteria baik, 3) demokrasi, arif, bijaksana, dan berwibawa pada kriteria baik, dan 4) jujur dan sportif pada kriteria baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Nurbilady, Nadya Frizka, and Edi Suryadi. "KOMPETENSI SOSIAL GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SEBAGAI DETERMINAN PRESTASI BELAJAR SISWA." Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran 3, no. 2 (July 1, 2018): 115. http://dx.doi.org/10.17509/jpm.v3i2.11772.

Full text
Abstract:
This research aims to analysis teacher’s social competence and student learning motivation over student learning achievement. The research method used is survey method. The data collecting technique is using rating scale model questionnaire adapted from the score of respondents’ answers. The respondents are Tenth Grade students of Office Administration Department in one vocational high school in Bandung. The data analysis technique is using simple regression and multiple regression. The result of research shows that the teacher’s social competence level and student learning motivation level has positive and significant impact towards the student learning achievement level. Therefore, student learning achievement can be improved by repair and improvement in teacher’s social competence and student learning motivation. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kompetensi sosial guru dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa. Metode penelitian menggunakan metode survey. Teknik pengumpulan data menggunakan angket model rating scale dengan skor yang diadaptasi dari skor jawaban responden. Responden adalah siswa Kelas XI Jurusan Administrasi Perkantoran di salah satu sekolah menengah kejuruan di Bandung. Teknik analisis data menggunakan regresi sederhana dan regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan kompetenis sosial guru dan motivasi belajar siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Dengan demikian prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan dengan diadakannya perbaikan dan peningkatan dalam kompetensi sosial guru dan motuvasi belajar siswa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Sundari, Tri, Babang Robandi, and Yuyus Suherman. "PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU ANAK GIFTED." SCHOOL EDUCATION JOURNAL PGSD FIP UNIMED 10, no. 3 (December 15, 2020): 204–11. http://dx.doi.org/10.24114/sejpgsd.v10i3.19112.

Full text
Abstract:
The purpose of this study is to find and formulate a pedagogical competency development program for gifted teachers suitable for use in Cugenang Gifted School at the elementary school level. In this study, the authors used qualitative, research methods used were qualitative with case studies. The research subject is the principal and class teachers, in qualitative research the main research instruments are the research itself, data collection techniques, namely interviews, observation, documentation studies, and data triangulation. The results of the study are the competencies of teachers of gifted children can be seen from the results of research on gifted teachers who actively support and diligently support actively in the classroom and can be seen in terms of speaking about the competencies of 10 teacher competencies and pedagogical competencies based on research results, we support that gifted teachers have maximally and special ideal with the needs of gifted children. Keywords: Gifted Children, Pedagogic Competencies, Qualitative
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Idrus, Muhammad. "Kompetensi Interpersonal Mahasiswa." Unisia 32, no. 72 (October 27, 2009): 171–84. http://dx.doi.org/10.20885/unisia.vol32.iss72.art5.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Dudung, Agus. "KOMPETENSI PROFESIONAL GURU." JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan) 5, no. 1 (April 17, 2018): 9–19. http://dx.doi.org/10.21009/jkkp.051.02.

Full text
Abstract:
The aims of this meta-analysis study are to find out how professional competence on postgraduate research results of Jakarta State University. The object of this study is to analyze the quality of human resources in the field of education. This research consists of three aspects of this study, i.e (a) professional competence (b) pedagogic competence, and (c) teacher performance. This meta-analysis used a comparative type, with mean comparison and t-test. Based on the results of meta-analysis known that: (a) Comparison of professional competence of science teacher of SMPN of Ternate City and teacher of IPS SMP Kota Tobelo on t-test is 3,312 and 3,651 so that there is no difference of professional competence significantly between science teacher at SMPN Kota Ternate and teacher of IPS in SMP Kota Tobelo. (b) Comparison of pedagogic competence of science teacher of SMPN of Ternate City and teacher teacher of SMPN Se-Kecamatan of Loa Kulu of Kutai Kartanegara Regency at t-test is 3,245 and 2,712 so there is no significant pedagogic competence difference between science teacher of SMPN Kota Ternate and teacher of SMPN Se-Kecamatan Loa Kulu Regency Kutai Kartanegara. Based on the results of this study, there are recommendations to improve competence by (1) involving universities in strengthening professional competence; (2) empowering teacher forums in subjects; (3) develop the capacity of school supervisors/subjects in charge of fostering teachers' professional abilities; (4) strengthen and intensify the role of Pusat Pelatihan dan Pengembangan Guru (PPPG) according to the discipline of science; (5) conducting workshops or intensive training to finalize the mastery of teachers' teaching materials; and (6) provide further study scholarships for teachers. Keyword : Meta-analysis, teacher competency Abstrak Tujuan penelitian meta-analisis ini untuk mengetahui bagaimana kompetensi profesional, hasil-hasil penelitian pasca sarjana Universitas negeri Jakarta. Objek dari penelitian ini adalah untuk menganalisa kualitas sumber daya manusia di bidang pendidikan. Terdiri dari tiga laporan penelitian dan terdapat tiga aspek kajian (a)kompetensi professional (b) kompetensi pedagogic, dan (c) kinerja guru. Meta analisis ini menggunakan jenis komparatif, dengan menggunakan perbandingan rerata dan menggunakan uji t. Berdasarkan pada hasil meta analisis di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: (a) Perbandingan kompetensi profesional guru IPA SMPN Kota Ternate dan guru IPS SMP Kota Tobelo pada t-hitung 3,312 dan 3,651 sehingga tidak terdapat perbedaan kompetensi profesional yang signifikan antara guru IPA di SMPN Kota Ternate dan guru IPS di SMP Kota Tobelo.(b) Perbandingan kompetensi pedagogik guru IPA SMPN Kota Ternate dan guru guru SMPN Se-Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara pada t-hitung 3,245 dan 2,712 sehingga tidak terdapat perbedaan kompetensi pedagogik yang signifikan antara guru IPA SMPN Kota Ternate dan guru SMPN Se-Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara. Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa hal yang perlu direkomendasikan guna meningkatkan kompetensi berikut ini dengan cara: (1) melibatkan perguruan tinggi dalam penguatan kompetensi profesional; (2) memberdayakan forum guru dalam bidang mata pelajaran; (3) mengembangkan kapasitas pengawas sekolah/mata pelajaran yang bertugas membina kemampuan profesional para guru; (4) memperkuat dan mengintensifkan peran Pusat Pelatihan dan Pengembangan Guru (PPPG) sesuai rumpun bidang ilmu; (5) menyelenggarakan kegiatan workshop atau pelatihan intensif untuk mematangkan penguasaan materi ajar para guru; dan (6) memberikan beasiswa studi lanjut bagi para guru. Kata kunci: Meta Analisis, Kompetensi Guru. References Uno, Hamzah B. 2008. Profesi Kependidikan. Sinar Grafika Offset. Jakarta. Nurjanah, Siti. 2016. Kompetensi Profesional Guru. lycheangga.blogspot.com. Tanggal akses 14 oktober 2016 Sudrajat, Akhmad.2012. Tentang Pendidikan, Kompetensi Guru. www.akhmadsudrajat.wordpress.com. Tanggal akses 14 oktober 2016 Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Prenada Media. Jakarta Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Novitasari, Yuni. "Kompetensi Spiritualitas Mahasiswa." JOMSIGN: Journal of Multicultural Studies in Guidance and Counseling 1, no. 1 (March 7, 2017): 45. http://dx.doi.org/10.17509/jomsign.v1i1.6051.

Full text
Abstract:
This study aims to present spirituality student competency profiles, which can provide a view of cultural competence on the part of students or the spirituality of the people of Indonesia. The method used is survey. Subjects consisted of 50 students on the course for guidance and counseling. Most categories of student spirituality competency is moderate, with highs in the affective aspects, aspects of cognitive and psychomotor lowest at. Therefore, the development of spirituality on student competence becomes important. Especially the development of the cognitive and psychomotor aspects. Competence spirituality is a potential in human beings that can evolve positively. As the results of research and studies mention that spirituality has contributed to mental health, positive moral behavior, professionalism, physical health, as well as character development. Character development is part of a very important educational mission. Moreover, the students as the next generation of nation-building, it is necessary formation of strong character. Belief in God and positive moral behavior is one of the main characters to be achieved in the national education goals. Spirituality can be a major potential in the development of the character.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Hermalia, Irma, Krisna Yetti, and Muhamad Adam. "KOMPETENSI PERAWAT HEMODIALISIS." Jurnal Keperawatan Komprehensif 5, no. 2 (August 20, 2019): 70. http://dx.doi.org/10.33755/jkk.v5i2.137.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Priadi, Antoni Arif, Imam Fahcruddin, Nafi Almuzani, and Ahmad Kasan Gupron. "Kinerja Kompetensi Perwira Permesinan Kapal: Suatu Analisis Kesenjangan Berbasis Kompetensi." Jurnal Penelitian Transportasi Laut 20, no. 2 (January 25, 2019): 88. http://dx.doi.org/10.25104/transla.v20i2.813.

Full text
Abstract:
Indonesia memegang peran penting dalam industri maritim dunia. Salah satunya melalui penyediaan pelaut untuk pangsa pasar nasional maupun internasional. Besarnya jumlah pelaut Indonesia jika tidak diimbangi dengan kualitas atau kompetensinya menyebabkan lemahnya daya serap pelaut Indonesia ke kapal dalam negeri maupun luar negeri. Kompetensi yang dimiliki manusia dapat diketahui oleh orang yang melihat dan menilai aktifitas yang dia lakukan. Dengan membandingkan antara persepsi dan harapan, kita bisa mengetahui apakah ada gap (kesenjangan) dalam mencapai suatu tujuan. Dalam penelitian ini dibahas persepsi dan harapan kompetensi perwira mesin kapal asal Indonesia tahun 2017 menggunakan analisis kesenjangan. Dari hasil penelitian diperoleh tingkat kesesuaian antara persepsi dan harapan kompetensi perwira mesin kapal untuk kompetensi permesinan kapal sebesar 78.92%, kompetensi listrik, elektronika, dan sistem kontrol sebesar 77.69%, kompetensi perawatan dan perbaikan sebesar 77.97%, kompetensi pengendalian operasi kapal dan penanganan personil di kapal sebesar 77.34% serta kompetensi softskill sebesar 80.92%. Kesenjangan yang terjadi antara persepsi dan harapan kompetensi perwira mesin kapal adalah negatif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Nurmalina, Nurmalina, Muhammad Hasyimsyah Batubara, and Mustafa Kamal Nasution. "PELATIHAN PEMANTAPAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGHADAPI UKG (UJI KOMPETENSI GURU)." JPMA - Jurnal Pengabdian Masyarakat As-Salam 1, no. 1 (June 14, 2021): 16–23. http://dx.doi.org/10.37249/jpma.v1i1.255.

Full text
Abstract:
Kemajuan ilmu pengetahuan serta tekhnologi yang sedemikian cepat juga mempengaruhi dunia pendidikan. Sumber daya pendidikan yang ada di sekolah dalam hal ini adalah guru, harus ikut menyeimbangkan ilmu pengetahuan dan penggunaan teknologi sehingga mutu pendidikan akan tetap terjamin. Karena hal tersebut pemerintah mengadakan uji kompetensi guru untuk mengevaluasi kompetensi yang harus ada pada para guru. Tujuan dari pelatihan ini ialah untuk memantapkan kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai persiapan mengikuti uji kompetensi guru (UKG). Metode yang dilaksanakan pada pelatihan ini ialah metode ceramah, discussion dan tanya jawab dengan peserta pelatihan yaitu guru SMP Negeri 2 Mesjid Raya. Hasil pelatihan pemantapan kompetesi guru dalam menghadapi uji kompetensi guru adalah 1) para guru sudah dapat membedakan kegiatan untuk setiap kompetensi guru, baik itu kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi social maupun kompetensi kepribadian; 2) uji kompetensi guru memberi motivasi kepada guru untuk terus meningkatkan potensi yang terdapat pada masing-masing diri guru; 3) para guru mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan juga tekhnologi yang selalu berkembang dalam mengajar; 4) lebih percaya diri untuk mengikuti uji kompetensi guru (UKG) tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Ramadhan, M. Agphin, Tuti Iriani, and Santoso Sri Handoyo. "Relevansi Kompetensi Lulusan SMK Khususnya Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan dengan Kompetensi yang Dibutuhkan di Dunia Kerja." Jurnal PenSil 2, no. 1 (February 4, 2013): 1–10. http://dx.doi.org/10.21009/jpensil.v2i1.7282.

Full text
Abstract:
The Objective of this study to determine the relevance of vocational high schools (SMK) graduates especially in drawing technique building (TGB) with competence is needed in the world of work. This research was conducted in the state vocational high schools (SMKN) in Jakarta who organized a program of TGB, they are SMKN 26, SMKN 35, SMKN 52, and SMKN 56, Jakarta, and in several companies of construction industry. The sample in this research a number of 40 people, they were graduated in 2010 and 2011. The research taken using a purposive sample techniques. There are three instrument used. First, instrument competence graduates who votes by The Chairman of the TGB programs. This instrument is basic competence of curriculum (KTSP) SMK of TGB. Second, instrument competence required in the work hosted by graduates SMK of TGB by self assessment. Third, instrument competence required in the work hosted by manager to judge ability graduates SMK of TGB. Based on the research can be concluded that graduates SMK of TGB is competent in drawing, using software, and softskill. But in terms of counting, ability graduates SMK of TGB still low.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Rabiasz, Renata, and Hanna Kachaniuk. "Scale of social competence nursing." Pielęgniarstwo XXI Wieku, no. 50 (June 16, 2015): 22–27. http://dx.doi.org/10.12923/p21w-2015-1/04.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Ambarita, Charles Fransiscus. "KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMA KALAM KUDUS MEDAN." SCHOOL EDUCATION JOURNAL PGSD FIP UNIMED 7, no. 2 (June 24, 2017): 164–69. http://dx.doi.org/10.24114/sejpgsd.v7i2.6850.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Jumardin, Jumardin. "Analisis Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Dosen Ditinjau dari Tingkat Pendidikan." Indonesian Journal of Learning Education and Counseling 1, no. 1 (January 31, 2019): 76–84. http://dx.doi.org/10.31960/ijolec.v1i1.112.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui kompetensi profesional dosen Politeknik Ilmu Pelajayaran (PIP) Makassar ditinjau dari pengalaman mengajar (masa kerja mengajar). Metode penelitian adalah expo fakto dengan menggunakan instrumen. Hasil Penelidian adalah diproleh kompetensi pedagogik dengan probabilitas 0,00, hal ini menujukkan adanya perbedaan kompetensi pedagogik antara tingkat pendidikan DIV/S1 dengan S2, sedangkan kompetensi profesionalisme, keperibadian dan sosial dengan probabilitas masing-masing 0,06, 0,10 dan 0,70, hal ini menujukkan tidak ada perbedaan kompetensi profesionalisme, keperibadian dan sosial antara tingkat pendidikan DIV/S1 dengan S2, dengan tingkat kepercayaan 95% (0,05), semakin tinggi tingkat pendidikan dosen semakin baik kompetensi pedagogik dalam mengelola proses pembelajaran di kelas, sedangkan kompetensi profesional, sosial tidak berbeda dengan pendidikan S1 dengan S2
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Suyitno, Teguh. "Pengaruh Hasil Diklat, Kompetensi Pedagogik, dan Kompetensi Profesional Terhadap Kinerja Guru." Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan 6, no. 1 (June 30, 2018): 122–42. http://dx.doi.org/10.36052/andragogi.v6i1.51.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh hasil diklat, penguasaan kompetensi pedagogik, dan kompetensi profesional terhadap kinerja guru. Penelitian ini menggunakan metoda survey. Populasi peneitian ini adalah alumni peserta diklat fungsional guru muda mata pelajaran Bahasa Inggris Madrasah Aliyah. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi dan tes dari instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya (r=….). Analisis data menggunakan korelasional, regresi linier sederhana dan berganda. Hasil penelitian diperoleh pengaruh antara variable X1 terhadap variabel Y adalah positif sebesar 0,538. Pengaruh antara variable X2 terhadap variabel Y adalah sebesar 0,483 dan positif. Pengaruh antara variable X3 terhadap variabel Y adalah sebesar 0,311 dan positif. Ada pengaruh variabel X1, X2, dan X3 secara simultan terhadap Y. Berdasarkan hasil uji signifikansi dapat disimpulkan bahwa dari hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung (81,429) > FTabel (2,469) dan sign α (0,000) < sign α (0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Besarnya nilai determinasi (Adj.R2) hasil hitung adalah sebesar 0,893. Nilai tersebut menunjukkan bahwa hasil diklat (X1), kompetensi pedagogik (X2), kompetensi profesional (X3) dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel kinerja guru (Y) sebesar 89,3%, sisanya sebesar 10,7% dijelaskan oleh faktor lain di luar penelitian ini
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Berglund, Emilia, Karin Lager, Jennifer Lundqvist, and Jan Gustafsson Nyckel. "Det dubbla kompetenskravet." Forskning i Pædagogers Profession og Uddannelse 3, no. 1 (May 15, 2019): 15. http://dx.doi.org/10.7146/fppu.v3i1.113978.

Full text
Abstract:
I föreliggande studie undersöks lärarstudenters utveckling av kompetenser inom lärarutbildningen. Studien har sin bakgrund inom de utbildningstrender som har som ambition att föra samman en socialpedagogisk omsorgstradition med en skolämnesinriktad utbildningstradition, där vi menar att lärarutbildningen för lärare i fritidshem utgör ett exempel. Fokusgruppintervjuer har använts för att intervjua 16 avgångsstudenter på lärarprogrammet med inriktning mot arbete i fritidshem på ett lärosäte i Sverige. Intervjuerna analyserades med hjälp av tematisk analys och visar att utbildningen erbjuder skilda lärandemiljöer för utveckling av kompetenser som svarar mot ett dubbelt kompetenskrav: Återskapare, Medskapare och Nyskapare. Analysen tydliggör både skillnader och likheter mellan de tre kompetenserna men det är samtidigt viktigt att se dem som komplementära. Återskapare kännetecknas av en anpassad och reproducerad kompetensutveckling där studenterna aktivt väljer att bli antingen lärare inom fritidshemmet eller i sitt praktisk estetiska skolämne. Medskapare kännetecknas av att studenterna anpassar sig till utbildningens genomförande och producerar en parallell kompetens och blir lärare i fritidshemmet och sitt skolämne. Nyskapare har drag av en produktiv - kreativ kompetens där studenterna använder sina praktisk estetiska ämneskunskaper inom fritidshemmets verksamhet, och sin fritidspedagogiska kompetens i undervisningen av det praktisk estetiska ämnet. Resultatet diskuteras avslutningsvis i relation till utbildningens förmåga att erbjuda en kreativ kompetens. Abstract“The dual competence requirement - A study of teacher student competences in a new teacher education” examines students dealing with a dual competence requirement in teacher education. The study has its’ background in educational trends that aim to bring together a social pedagogical tradition with an educational tradition, with a focus on teacher training in School age educare (fritidshem). Focus group interviews have been used to interview 16 students in teacher education at a university in Sweden with a focus on working in school-age educare. A thematic analysis was implemented, where development of three different competences emerged that correspond to a dual competence requirement, which is Re-creators, Co-Creators and Innovators. The analysis highlights both the differences and similarities between the three competences, while also showing how the competences complement each other. The Re-creators are characterized by adapted and reproduced skills development, in which the student actively chooses to become either a teacher in the school-age educare or his subject. The Co-creators are characterized by the students adapting to the education’s implementation and producing parallel skills and becoming teachers in the school-age educare and their subject. The Innovators feature a productive creative competence in which the students use their practical aesthetic subject knowledge in the school-age educare activities, and their school-age educare skills in the teaching of the practical aesthetic subject. Findings are discussed in relation to the offering of creative skills.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Hadi, Susilo. "FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI DOSEN DENGAN SEM-PLS (STUDI KASUS JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN TEKNIK ELEKTRO PTS DI SURABAYA)." WAHANA 70, no. 2 (December 1, 2018): 49–56. http://dx.doi.org/10.36456/wahana.v70i2.1742.

Full text
Abstract:
Unsur dari kompetensi pedagogik merupakan akibat langsung dari kompetensi unsur yang ada dalam kompetensi profesional, selain itu unsur dalam kompetensi sosial berkaitan erat dengan kompetensi kepribadian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kompetensi profesional, sosial dan kepribadian terhadap kompetensi pedagogik berdasarkan persepsi mahasiswa. Variabel dependent pada penelitian ini adalah kompetensi pedagogik dan variabel independentnya adalah kompentensi sosial, kompetensi kepribadian dan kompetensi professional. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi pendidikan matematika dan fakultas teknik Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, sampel berjumlah 100 orang yang diambil secara acak. Data dikumpulkan dengan kuisioner. Alat analisis yang digunakan adalah SEM-PLS. Hasil penelitian menunjukkan kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan sosial berpengaruh terhadap kompetensi pedagogik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

AS, Burdjani. "KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENGELOLA PROSES PEMBELAJARAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH AL MUHAJIRIN KOTA BANJARMASIN." Jurnal Ta'lim Muta'allim 3, no. 6 (August 20, 2015): 6. http://dx.doi.org/10.18592/tm.v3i6.493.

Full text
Abstract:
Kompetensi guru dalam mengajar terdiri dari kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kompetensi kepribadian. Akan tetapi yang bersentuhan langsung dengan kompetensi pembelajaran adalah kompetensi pedagogik. Oleh karena itu, kompetensi pedagogik harus menjadi dasar utama bagi suksenya sebuah pembelajaran. Menyikapi hal ini maka perlu adanya kajian penelitian tentang kompetensi pedagogik tersebut salah satunya adalah kajian tentang kompetensi pedagogik guru Aqidah Akhlak dalam mengelola proses pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Al-Muhajirin Banjarmasin dapat dilihat pada beberapa aspek, yakni: Kompetensi guru dalam memulai/ membuka pelajaran dikategorikan cukup baik. Kompetensi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dikategorikan cukup baik. Kompetensi guru dalam melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar dikategorikan kurang dan kompetensi guru dalam mengakhiri pelajaran dikategorikan kurang.Kata Kunci: Kompetensi, pedagogik, profesional, sosial, kepribadian
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Majkiewicz, Anna. "Can intercultural competence be tought?" Prace Naukowe Akademii im. Jana Długosza w Częstochowie. Pedagogika 25, no. 1 (2016): 113–25. http://dx.doi.org/10.16926/p.2016.25.08.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Chomicz, Marcin. "Research approaches to competencies of project managers." e-mentor 2015, no. 2(59) (April 30, 2015): 42–55. http://dx.doi.org/10.15219/em59.1170.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Narojczyk, Sebastian. "Development of competencies of industrial processing enterprises." Studia i Prace WNEiZ 56 (2019): 95–104. http://dx.doi.org/10.18276/sip.2019.56-08.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Martini, Tini. "KOMPETENSI USAHA MIKRO KECIL & MENENGAH (UMKM) KOTA BANDUNG DALAM MENGAHADAPI PERSAINGAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)." Jurnal Penelitian Pendidikan 17, no. 3 (January 16, 2018): 220–35. http://dx.doi.org/10.17509/jpp.v17i3.9616.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum kompetensi, kesiapan UMKM dalam bersaing dalam era MEA dengan kompetensi yang dimiliki, serta kompetensi apa saja yang harus dimiliki UMKM Kota Bandung. Penelitian ini menggunakanteknik analisis korelasi Pearson Product Momentyaitu dengan meneliti kompetensi dan daya saing UMKM. Penelitian ini menggunakan 80 orang responden UMKM Kota Bandung.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi hubungan antar manusia termasuk dalam kategori tinggi, kompetensi pemasaran adalah yang paling rendah. Adapun korelasi antara kompetensi dan persaingan bisnis adalah sebesar 41,3%. Serta kompetensi yang harus dimiliki adalah kompetensi hubungan antar manusia, kompetensi konseptual, dan kompetensi pemasaran.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Firmansyah, Rian O., Inu H. Kusumah, and Nana Sumarna. "STUDI KETERLAKSANAAN PRAKERIN TERHADAP KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SISWA SMK." Journal of Mechanical Engineering Education 2, no. 2 (February 25, 2016): 268. http://dx.doi.org/10.17509/jmee.v2i2.1489.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterlaksanaan kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) pada pelaksanaan Prakerin yang diselenggarakan oleh SMK Negeri 8 Bandung. Kompetensi TKR dibagi menjadi lima kelompok kompetensi yaitu; (1) kompetensi general, (2) kompetensi engine, (3) kompetensi power train, (4) kompetensi chassis dan (5) kompetensi electrical. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif yang dilaksanakan di kelas XI Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Negeri 8 Bandung pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) pada Prakerin. Hasil penelitian menunjukkan keterlaksanaan; (1) kompetensi general tergolong tinggi, (2) kompetensi engine tergolong tinggi, (3) kompetensi power train tergolong tinggi, (4) kompetensi chassis tergolong sangat tinggi dan (5) kompetensi electrical tergolong sedang dalam pelaksanaannya. Hasil rata-rata keseluruhan pelaksanaan Prakerin yang dilaksanakan tergolong tinggi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Wijayanto, Benedictus Kristo, and Asri Laksmi Riani. "The Influence of Work Competency and Motivation on Employee Performance." Society 9, no. 1 (May 31, 2021): 83–93. http://dx.doi.org/10.33019/society.v9i1.290.

Full text
Abstract:
Employee performance has a contribution to the development of a company. The personal performance of an employee can influence by competency and work motivation factors. This research was arranged based on theoretical analysis as well as empirical studies. The research aims to define a structured thinking concept about the relationship between competency variables, work motivation, and employee performance. Worker performance is the result of efforts achieved by a person or group who work in a company. Then competence leads to the employee’s deep and inherent personality. Work motivation is the driving force that makes an employee use his/her abilities to complete the works. Further research can examine conceptual frameworks in business, manufacturing, and service organizations.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Siahaan, Juanda. "Kompetensi SDM Bidang Kebandarudaraan." Warta Penelitian Perhubungan 24, no. 6 (May 14, 2019): 551. http://dx.doi.org/10.25104/warlit.v24i6.1039.

Full text
Abstract:
Recently, there is increasing growth in passenger numbers every year that are passengers, aircraft, routes, airports will have implications for increasing the number of competent human resources based on competency standards in each of the functions and duties in airport services. This implementation was carried out at the Tjilik Riwut Palangkarya Airport. Primary data were collected by interview with airport managers and direct observation, whereas secondary data obtained from reports, articles and standards of airportscompetence. Problems for some personnel do not have a certificate/ license and most of the airtime is depleted and workload that owned for each airport personnel is high. Data were analyzed using qualitative descriptive analysis towards aviation human resources competency. Overview of the results obtained for the basis technician license are 56% of licensed skilled personnel and 44% do not yet have, personnel who have SKP 46% have a basic license Avsec, 7% Avsec junior license and basic absec 20%, 13% aviation security personnel who have Avsec junior license, 40% senior Avsec licensing and 47% basic Avsec license, 29% flight engineer education had educatilln D III PLLU, 35% DIV Allu, 12% D III PPA and the other below 10%, personnel licensing PKP-PK 43 % do not have a license, 34% have a basic license, 3% junior license and 20% of senior license.Keywords: Human Resources, Competency Standards.Pada tahun terakhir ini terns terjadi peningkatan pertumbuhan jumlah penumpang setiap tahun baik jumlah penumpang, pesawat, rute penerbangan, bandar udara akan berimplikasi pada penambahan jumlah sumber daya manusia yang berkompetensi sesuai standar kompetensi pada bidang masing-masing fungsi dan tugasnya dalam pelayanan jasa kebandarudaraan. Pelaksanaan ini dilaksanakan di bandar udara Tjilik Riwut Palangkarya. Data primer dikumpulkan, dengan teknik wawancara pengelola bandar udara serta observasi langsung, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan, artikel dan standar kompetensi bandar udara. Permasalahan sebagian personel belum memiliki sertifikat/lisensi dan sebagian besar masa berlakunya sudah habis serta beban kerja yang dimiliki setiap personel bandar udara cukup tinggi. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif terhadap kompetensi sumber daya manusia kebandarudaraan. Diperoleh gambaran hasil untuk lisensi teknisi landasan 56 % personel yang memiliki lisensi terampil dan 44 % belum memiliki, personel yang memiliki SKP 46% memiliki lisensi basic avsec, 7% lisensi junior avsec dan basic avsec 20%, personel keamanan penerbangan 13% yang memiliki lisensi junior avsec, 40% lisensi senior avsec dan 47% lisensi basic avsec, pendidikan teknisi penerbangan 29% memiliki pendidikan D III PLLU, 35% DIV ALLU, 12% D III PPA dan yang lainnya dibawah 10%, lisensi personel PKP-PK 43% belum memiliki lisensi, 34% memiliki lisensi basic, 3% lisensi junior dan 20% lisensi senior. Kata kunci : SDM bandara, Standar Kompetensi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Yanti, Harti Budi, Hasnawati Hasnawati, Christina Dwi Astuti, and Haryo Kuntjoro. "Kompetensi Moral Akuntan Publik." PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH 3, no. 1 (January 16, 2018): 15. http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v3i1.2477.

Full text
Abstract:
Kompetensi moral sangat relevan bagi auditor sebab akuntan merupakan profesi yang bekerja atas dasar kepercayaan masyarakat. Penelitian ini memberikan bukti empiris tentang level kompetensi moral 342 orang auditor KAP di Jakarta. Hasil penelitian mengungkapkan 60% responden auditor berkompetensi moral tinggi, sisanya menengah. Tidak terdapat auditor yang rendah kompetensi moralnya. Auditor perempuan, auditor senior, auditor dengan masa kerja 2-4 tahun memperlihatkan nilai kompetensi moral tertinggi diantara auditor lainnya..
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Gondhowiardjo, Tjahjono D. "Kompetensi dan Perkembangan Profesi." Ophthalmologica Indonesiana 43, no. 2 (May 5, 2017): 105. http://dx.doi.org/10.35749/journal.v43i2.148.

Full text
Abstract:
Spektrum keilmuan Oftalmologi berada diantara dua sisi, kebutaan dan penglihatan yang optimal; oleh karena itu, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, paradigma oftalmologi bergeser dari rehabilitasi kebutaan dan pencegahan kebutaan menjadi optimalisasi kemampuan penglihatan. Kondisi tsb tercermin pada berbagai makalah yang ditampilkan pada edisi ini. Artikel case report memperlihatkan ketepatan pengobatan yang ahirnya dapat membedakan dua keadaan yang mengancam kebutaan namun dengan prognosis yang berbeda. Dua artikel lain, inovasi untuk menggunakan pemeriksaan kartu Amsler untuk menilai adanya gangguan lapang pandang penderita Glaukoma, dan pemberian obat acetazolamide pasca bedah katarak masuk katagori pencegahan kebutaan. Begitu pula makalah deskripsi retrospektif tumor orbita primer pada anak, yang diskusi maupun kesimpulan nya terasa menjadi sesuatu yang umum. Kedalaman substansi dan ketajaman pembahasan makalah-makalah kita cenderung kurang terasa menjadi sesuatu pengetahuan baru. Hal ini, disatu sisi, dapat dimengerti karena umumnya artikel tsb merupakan hasil proses pendidikan para peserta program studi; namun, disisi lain menunjukkan kurangnya arahan, keterlibatan atau ketidak pedulian para pengampu-nya. Namun, hal itu sebenarnya adalah suatu ironi karena pada dasarnya yang paling di-untung-kan oleh adanya persyaratan publikasi bagi peserta didik adalah institusi pendidikan dan individu pengampu-nya dalam konteks akreditasi institusi maupun personal. Secara tidak langsung, keadaan itu juga terlihat dari asal institusi makalah yang ditampilkan, yang relatif hanya berasal dari institusi pendidikan tertentu saja, relatif sangat jarang adanya artikel dari anggota profesi yang berada di jalur pelayanan yang tidak membutuhkan nilai publikasi tsb. Hal yang sebaliknya, terlihat pada presentasi oral di acara ilmiah, terutama yang menampilkan aspek psiko motor dan yang berciri cutting edge technology justru dimunculkan oleh profesional dari sarana pelayanan. Keadaan itu menunjukkan spektrum kondisi dan situasi profesional kita sesuai dengan penjenjangan tingkatan kebutuhan individu berdasarkan teori Maslow’, dimana tingkatan tertinggi kebutuhan individu, adalah aktualisasi diri; yang secara nyata ditunjukkan dengan menampilkan karya -karya, atau berbagi pengalaman yang baik atau bahkan yang buruk pada pertemuan ilmiah tahunan profesi, atau menuliskan nya dalam makalah. Sesungguh-nya leader dalam suatu profesi adalah mereka yang mau berbagi kelebihan-nya di luar keterikatan pada lingkup bidang tugas-nya. Situasi dan kondisi keterbatasan materi untuk publikasi yang kurang kondusif, di negeri tercinta kita ini, maaf, telah berlangsung hampir seumur majalah organisasi profesi kita. Memang, ada geliat sporadik di beberapa pusat pendidikan dan pelayanan, namun terbukti belum mampu menggerakkan gerbong profesi kita secara serentak. Harus diakui, kita memang terperangkap dalam rutinitas yang menjebak, serta terlena dalam tidur nyenyak kenyamanan yang berkepanjangan. Dalam era Jaminan sosial (baca BPJS) saat ini untuk sebagian kecil dari kita, menjadi perluang besar dengan melakukan upaya entrepreunership dengan membuka klinik-klinik yang dapat melakukan operasi katarak; sedangkan, mayoritas anggota profesi akan semakin terjebak dengan rutinitas akibat membanjirnya jumlah pasien dengan nilai remunerasi yang tanpa disadari cenderung semakin minim....
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Kusnadi, Yully. "ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK DOSEN." Jurnal Manajemen dan Supervisi Pendidikan 4, no. 1 (November 30, 2019): 1–6. http://dx.doi.org/10.17977/um025v4i12019p001.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Mascita, Dede Endang. "EVALUASI BERBASIS KOMPETENSI KOMUNIKATIF." Jurnal Tuturan 1, no. 1 (April 5, 2018): 53. http://dx.doi.org/10.33603/jt.v1i1.1090.

Full text
Abstract:
Pengajaran bahasa Indonesia baik di SD, SMP, dan SMA tujuan akhirnya adalah terampil berbahasa yang dilengkapi dengan pengetahuan tentang bahasa. Karena itu prioritas evaluasi harus memprioritaskan pada kompetensi sosiolinguistik. Evaluasi tidak hanya pada segi pengetahuan tentang bahasa, tetapi memahami dan terampil memfungsikan bahasa sebagai alat komunikasi, baik dalam komunikasi lisan maupun tertulis. Pembelajar dapat menggunakan bahasa sesuai dengan lingkungan sosialnya. Pengukuran kompetensinya dapat dilakukan guru melalui tes hasil belajar dan proses dalam belajar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Lubis, Hasrita. "Kompetensi Pedagogik Guru Profesional." Best Journal (Biology Education, Sains and Technology) 1, no. 2 (November 15, 2018): 16–19. http://dx.doi.org/10.30743/best.v1i2.788.

Full text
Abstract:
Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang Guru Profesional. Kompetensi paedagogik merupakan praksis perilaku kinerja guru dalam proses pembelajaran. Perilaku kerja guru dalam proses pembelajaran dilandasi demgam pijakan teoretis kompoen kompetensi paedagogik sebagai berikut : karakteristik peserta didik, teori belajar dan prinsip‐prinsip pembelajaran yang mendidik, Pengembangan kurikulum, Kegiatan pembelajaran yang mendidik dan pengenbangan potensi peserta didik peserta didik dapat mengaktualisasikan potensinya seoptimal mungkin melalui proses pembelajaran
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Andina, Elga. "Efektivitas Pengukuran Kompetensi Guru." Aspirasi: Jurnal Masalah-masalah Sosial 9, no. 2 (December 28, 2018): 204–20. http://dx.doi.org/10.46807/aspirasi.v9i2.1103.

Full text
Abstract:
Competence is the basis for describing teacher quality. Unlike the potential test, competency assessment must snapshot the behavior samples displayed in the work situation. The Teacher and Lecturer Law requires 4 competencies to be possessed by the teacher, namely pedagogic competence, professional competence, personal competence, and social competence. However, the government is only capable of testing pedagogic and professional competencies yet. The writer found that (1) the concept of teacher competence doesn’t fit the real cases; and (2) the existing measurement methods are improper. This study challenges the competency concept ruled in the Teacher and Lecturer Law to match the actual needs. Data obtained from interviews and discussions with the government, teacher training institutions, and teachers during the drafting of the academic draft law on the teacher. By analyzing teacher’s tasks as educator and administrator, the writer propose 3 competencies needed in next policy: (1) individual; (2) collective; and (3) organizational.AbstrakKompetensi merupakan landasan untuk mengetahui gambaran kualitas guru. Berbeda dengan tes potensi, penilaian kompetensi harus memotret sampel perilaku yang ditampilkan pada situasi kerja. Undang-Undang Guru dan Dosen mensyaratkan 4 kompetensi yang perlu dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Namun, pemerintah hanya mampu menguji kompetensi pedagogik dan profesional. Penulis menemukan bahwa (1) konsep kompetensi yang digunakan dalam kebijakan saat ini tidak sesuai dengan kasus nyata; dan (2) metode pengukuran saat ini yang tidak tepat. Penelitian ini menantang konsep kompetensi yang diatur dalam Undang-Undang Guru dan Dosen untuk mencocokkan kebutuhan yang sebenarnya. Data diperoleh dari wawancara dan diskusi dengan pemerintah, lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK), dan guru selama penyusunan naskah akademik rancangan undang-undang tentang guru. Dengan menganalisis tugas guru sebagai pendidik dan administrator, maka penulis mengusulkan 3 kompetensi yang dibutuhkan dalam kebijakan berikutnya yaitu kompetensi: (1) individu; (2) kolektif; dan (3) organisasional.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Neolaka, Amos. "APAKAH STANDAR KOMPETENSI ITU ?" Menara: Jurnal Teknik Sipil 1, no. 1 (January 8, 2006): 5. http://dx.doi.org/10.21009/jmenara.v1i1.7812.

Full text
Abstract:
Tujuan penulisan adalah untuk menjelaskan pengertian standar kompetensi yang saat ini ramai dibicarakan. Hal ini terjadi akibat undang-undang mengharuskan setiap orang yang bekerja di setiap bidang profesi memiliki sertifikat kompetensi, termasuk guru dan dosen sebagai suatu profesi. Standar kompetensi bidang keterampilan dan bidang keahlian menjadi sesuatu keharusan. Standar kompetensi adalah perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja sesuai bidang kerja yang dipersyaratkan. Selanjutnya dijelaskan tentang kegunaannya, strukturnya, kompetensi kunci, format unit kompetensi, dan level kinerja kompetensi kunci pada setiap unit kompetensi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Inom Nasution. "KOMPETENSI GURU DAN PERANAN KEPALA SEKOLAH." Visipena Journal 2, no. 2 (December 31, 2011): 51–57. http://dx.doi.org/10.46244/visipena.v2i2.46.

Full text
Abstract:
Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan, kompetensi guru merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Kompetensi guru tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Upaya untuk meningkatkan kompetensi guru dapat dilakukan melalui optimalisasi peran kepala sesekolah, sebagai : edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, pencipta iklim kerja dan wirausahawan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Fahrudin, Ahmad M., Haryadi Haryadi, and Sabri Sabri. "KONTRIBUSI KOMPETENSI MEMBACA GAMBAR TEKNIK TERHADAP KOMPETENSI TEKNIK PEMESINAN BUBUT SISWA SMK." Journal of Mechanical Engineering Education 2, no. 2 (February 25, 2016): 181. http://dx.doi.org/10.17509/jmee.v2i2.1498.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penguasaan peserta didik terhadap kompetensi membaca gambar teknik dan kompetensi teknik pemesinan bubut juga untuk memperoleh data tentang kontribusi kompetensi membaca gambar teknik terhadap kompetensi teknik pemesinan bubut pada peserta didik. Metode yang digunakan adalah metode deskriftif korasional ini dengan variabel bebas Kompetensi Membaca Gambar Teknik dan variabel terikat Kompetensi Teknik Pemesinan Bubut. Perolehan data dilakukan dengan mengadakan tes dan dokumentasi pada peserta didik kelas XI TPM SMK Negeri 6 Bandung Tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah populasi 138 orang dari 4 kelas. Penentuan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Issac dan Michael dengan tingkat kesalahan 5%, sehingga sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik dengan jumlah 91 orang. Hasil dalam penelitian ini adalah (1) Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa 79 peserta didik memiliki penguasaan membaca gambar teknik yang masuk kedalam kategori sudah memenuhi standar kkm. (2) Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa 81 peserta didik memiliki penguasaan kompetensi dalam kerja bubut sederhana yang termasuk kedalam kategori sudah memenuhi standar kkm. (3) Kompetensi Membaca Gambar Teknik berkontribusi sedang terhadap Kompetensi Teknik Pemesinan Bubut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Sugiarto, Toto, Bahrul Amin, Wawan Purwanto, Ahmad Arif, and Dwi Sudarno Putra. "Peningkatan Kompetensi Guru Dan Siswa SMK Melalui Pelatihan Kompetensi Kejuruan Teknologi Otomotif." INVOTEK: Jurnal Inovasi Vokasional dan Teknologi 19, no. 1 (April 1, 2019): 25–34. http://dx.doi.org/10.24036/invotek.v19i1.439.

Full text
Abstract:
Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan untuk mampu menyiapkan peserta didik yang kreatif, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Kualitas lulusan SMK tidak hanya ditentukan oleh faktor individu dari siswa itu sendiri, akan tetapi juga sangat ditentukan oleh faktor dari luar, salah satunya komptensi pendidikan yang bisa menyiapkan lulusan sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) bertujuan untuk memberikan pelatihan Kompetensi Kejuruan Teknologi Otomotif bagi guru dan siswa SMK di kabupaten Solok, kegiatan IbM dengan tema Peningkatan Kompetensi Kejuruan Teknologi Otomotif bagi Guru dan Siswa SMK, dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan sebesar 13,16 % dibidang kompetensi kejuran Teknologi Otomotif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Sri Wulan Dari, Eka Deasi, and Yulhendri Yulhendri. "Analisis Kompetensi Profesional dan Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Padang." Jurnal Ecogen 2, no. 4 (December 13, 2019): 757. http://dx.doi.org/10.24036/jmpe.v2i4.7853.

Full text
Abstract:
This study aims to analyze professional competence and pedagogic competence students of economic education of Padang State University. This type of research is descriptive research. The population of this research is the economic education of the force of 2016 Faculty Economics of Padang State University. Components of 119 students, this research sample amounted to 55 students. Data are collected by documentation, and test. The results of this study indicate: professional competence and pedagogics students of economic education force 2016 that will carry out the PLK in less category and enough professional competence consists of mastering concept structure material and science mindset that supports the subjects that are infected, developing creative learning materials are created. For pedagogic competence consists of mastering the learning theory and educational principles of education; Developing curriculum related to the field of development is promoted; Mastering the characteristics of learners from physical, moral, social, cultural, emotional, and intellectual aspects; Utilizing the results of the assessment and evaluation for the learning interests. Keyword: professional competence, pedagogic competence
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Liana, Lie, Robertus Basiya, and Kuntari Kuntari. "Peran Supervisi Akademik Sebagai Pemoderasi Kompetensi Profesional, Kompetensi Pedagogik Dan Kinerja Guru." Jurnal Ekonomi, Manajemen Akuntansi dan Perpajakan (Jemap) 4, no. 1 (May 17, 2021): 88. http://dx.doi.org/10.24167/jemap.v4i1.3183.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Fahmi, Ilham, Wardaya Wardaya, and Purnawan Purnawan. "KONTRIBUSI HASIL UJI KOMPETENSI TEORI KEJURUAN TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG KOMPETENSI TEKNIK PEMESINAN PESAWAT UDARA DI SMK." Journal of Mechanical Engineering Education 1, no. 1 (September 1, 2016): 84. http://dx.doi.org/10.17509/jmee.v1i1.3740.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian untuk mengetahui seberapa besar kontribusi hasil uji kompetensi teori kejuruan terhadap hasil uji kompetensi praktik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional dengan subjek penelitian 123 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kontribusi yang positif dan signifikan hasil uji kompetensi teori kejuruan terhadap hasil uji kompetensi praktik kejuruan. Selain itu, diperoleh hasil analisis relevansi materi uji kompetensi teori kejuruan terhadap hasil uji kompetensi praktik kejuruan sebesar 70% dalam ketegori relevan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Lestari, Yovi Anggi, and Margaretha Purwanti. "The inter-relation among pedagogic, professional, social, and personality competences in nonformal school teachers." Jurnal Kependidikan: Penelitian Inovasi Pembelajaran 2, no. 1 (May 30, 2018): 197–208. http://dx.doi.org/10.21831/jk.v2i1.10207.

Full text
Abstract:
HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK, PROFESIONAL, SOSIAL, DAN KEPRIBADIAN PADA GURU SEKOLAH NONFORMAL XAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi guru (kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian) serta melihat hubungan antarkompetensi pada guru-guru sekolah nonformal X. Penelitian ini dilakukan pada sekolah nonformal yang berfokus pada pendidikan seni yang juga membutuhkan kompetensi guru yang berkualitas seperti pada pendidikan formal. Penelitian ini menggunakan mixed methods dengan instrumen kuesioner, panduan observasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, mayoritas guru memiliki kompetensi cukup, namun masih ada yang memiliki kompetensi kurang sehingga menunjukkan bahwa kompetensi guru masih bervariasi. Pada uji korelasi menunjukkan setiap kompetensi memiliki korelasi signifikan dengan kompetensi lainnya. Artinya, setiap kompetensi tidak berdiri sendiri, namun saling melengkapi untuk menghasilkan kompetensi yang berkualitas secara utuh. Kedua, kompetensi pedagogik memiliki korelasi signifikan dengan kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Kompetensi profesional juga memiliki korelasi signifikan dengan kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian, serta kompetensi sosial yang juga memiliki korelasi signifikan dengan kompetensi kepribadianAbstractThis study was aimed at determining teachers’ pedagogic, professional, social, and personality competences and competency inter-relation of the teachers in the non-formal school X. This study was conducted in non-formal schools that focused on art education that required teachers’ qualified competences as in formal education. The study used the mixed methods with questionnaire instruments, observation, and interview guides. The results show that the majority of the teachers have sufficient competence, and the others have insufficient competence. It shows that the competences of the teachers are still varied. The correlation test results show that each competency has a significant correlation with other competencies. That is, each competency does not stand alone, but complement each other to produce a quality competence intact. The results show that pedagogic competence has a significant correlation with professional, social, and personality competences. Professional competence has a significant correlation with social and personality competences, as well as social competence also has a significant correlation with personality competence
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography