To see the other types of publications on this topic, follow the link: Komplementär.

Journal articles on the topic 'Komplementär'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Komplementär.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Heilmann-Wagner, Elke. "Komplementär pflegen." CNE.fortbildung 11, no. 03 (May 1, 2017): 1. http://dx.doi.org/10.1055/s-0037-1603216.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Weis, Nicole. "Nebenwirkungen komplementär behandeln." Deutsche Zeitschrift für Onkologie 52, no. 02 (June 2020): 81–89. http://dx.doi.org/10.1055/a-1161-4175.

Full text
Abstract:
ZusammenfassungIn der supportiven Onkologie werden zunehmend Verfahren aus dem Bereich der Naturheilkunde ergänzend eingesetzt, um Nebenwirkungen zu lindern. Dieser Artikel gibt eine Übersicht der wichtigsten Symptome und beschreibt anhand dessen komplementäre Therapiemöglichkeiten, die sich in Studien beziehungsweise in der Praxis bewährt haben.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Trolliet, C. "Klassisch – alternativ – komplementär..." Schweizer Archiv für Tierheilkunde 150, no. 7 (July 1, 2008): 329. http://dx.doi.org/10.1024/0036-7281.150.7.329.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Székely, Csaba. "Complementer Currency and Stimulation of Local Economy." Gazdaság és Társadalom 2, no. 1 (2010): 82–95. http://dx.doi.org/10.21637/gt.2010.1.05.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Junaedi, Deni, and Jacqueline Jesse Blues Tanos. "KOMPOSISI WARNA SPLIT KOMPLEMENTER UNTUK PENCIPTAAN LUKISAN LANSKAP CAT AIR." Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain 22, no. 2 (May 1, 2019): 95–106. http://dx.doi.org/10.24821/ars.v22i2.2943.

Full text
Abstract:
Penelitian berjudul “Komposisi Warna Split Komplementer untuk Penciptaan LukisanLanskapCat Air” ini untuk mengkaji komposisi warna split komplementer pada lukisan dengan material cat air di kertas. Warna komplementer adalah warna yang berhadap-hadapan dalam lingkaran warna, misalnya, kuning berkomplementer dengan ungu. Adapun split komplementer atau bias komplementer adalah sebuah warna dengan warna yang ada di dekat warna komplementernya, contohnya, warna kuning berbias komplementer dengan ungu-biru maupun ungu-merah. Dalam hal ini, warna kuning merupakan poros untuk split komplementer.Rumusan masalahnya adalah bagaimana menciptakan lukisan lanskap dengan menggunakan warna split komplementer danpersoalan artistik apakah yang timbul pada lukisan yang menggunakan warna split komplementer dengan material cat air. Penelitian ini menghasilkan lukisan dengan komposisi warna split komplementer dengan poros wana primer (merah, biru, dan kuning) maupun warna sekunder (oranye, hijau, dan ungu). Persoalan artistik yang dianalisis meliputi efek teknik cat air pada warna split komplementer, tonalitas, dan objek.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Widyatuti, Widyatuti. "Terapi Komplementer Dalam Keperawatan." Jurnal Keperawatan Indonesia 12, no. 1 (March 24, 2008): 53–57. http://dx.doi.org/10.7454/jki.v12i1.200.

Full text
Abstract:
AbstrakTerapi komplementer akhir-akhir ini menjadi isu di banyak negara. Masyarakat menggunakan terapi ini dengan alasan keyakinan, keuangan, reaksi obat kimia dan tingkat kesembuhan. Perawat mempunyai peluang terlibat dalam terapi ini, tetapi memerlukan dukungan hasil-hasil penelitian (evidence-based practice). Pada dasarnya terapi komplementer telah didukung berbagai teori, seperti teori Nightingale, Roger, Leininger, dan teori lainnya. Terapi komplementer dapat digunakan di berbagai level pencegahan. Perawat dapat berperan sesuai kebutuhan klien. AbstractComplementary therapy has emerged as a common health issue in the countries worldwide. People choose the complementary therapy based on many reasons such as belief, financial, avoiding the chemical reaction from medicine, and positive healing outcome. Nurse has great opportunity to deliver and develop complementary therapy supported by scientific evidences. Basically, the complementary therapy theoretical justification has been established by several nursing theory, as the Nightingale’s, Roger’s, Leininger’s and many others. Complementary therapy can be delivered in various prevention level. In accordance to the purpose, nurse should perform his/her role based on particular client’s needs.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Burkhard, Barbara. "Risikofreie Komplementär- und Alternativmedizin?" Zeitschrift für Evidenz, Fortbildung und Qualität im Gesundheitswesen 102, no. 9 (January 2008): 568–73. http://dx.doi.org/10.1016/j.zefq.2008.09.019.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Schäfer, Maike. "Komplementär pflegen bei Brustkrebs." Heilberufe 65, no. 7-8 (July 2013): 24–27. http://dx.doi.org/10.1007/s00058-013-0754-4.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Fərhad oğlu Qəyayev, Nihad. "International criminal court as an international judical body acting on a complementary basis." SCIENTIFIC WORK 15, no. 3 (March 24, 2021): 97–101. http://dx.doi.org/10.36719/2663-4619/64/97-101.

Full text
Abstract:
The functioning of the International Criminal Court is carried out on the basis of the principle of complementarity. Thus, in the Preamble and Article 1 of the Rome Statute of the International Criminal Court explicitly states that “the International Criminal Court….complements the national criminal justice authorities”. The principle of complementarity is revealed in Art. 17-20 of the Statute. This article discusses the algorithm and the criteria for evaluating the performance of the complementarity based on the analysis of the Rome Statute of the International Criminal Court (Statute), the Rules of Procedure and Evidence (2000), the Policy Paper on Case Selection and Prioritisations of 2016, the Policy Paper Preliminary Examinations of 2013. Key words: International Criminal Court, principle of complementarity, Rome Statute, international crime, state sovereignty, criminal law jurisdiction, international criminal law, principles of criminal procedure
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Bihlmaier, Susanne. "Medizinalpilze komplementär bei gynäkologischen Tumoren." Deutsche Zeitschrift für Onkologie 46, no. 03 (September 26, 2014): 124–30. http://dx.doi.org/10.1055/s-0033-1357708.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Ariyanti, Kadek Sri, Made Dewi Sariyani, and Cokorda Istri Mita Pemayun. "Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pengobatan Komplementer Akupuntur Di Praktik Perawat Mandiri Latu Usadha Abiansemal Badung." Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA 10, no. 2 (August 31, 2020): 107–16. http://dx.doi.org/10.37413/jmakia.v10i2.14.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Latar belakang: Terapi komplementer merupakan suatu bentuk terapi non konvensional sebagai suatu bentuk pengobatan yang berasal dari berbagai sistem, modalitas dan praktik pelayanan kesehatan yang berdasarkan pada teori dan kepercayaan. Pengobatan non konvensional seringkali berhasil ketika pengobatan konvensional tidak berhasil serta memiliki efek samping yang ringan yang dapat merugikan pasien. Akupuntur merupakan salah satu terapi komplementer sebagai upaya untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan. Akupuntur adalah suatu cara pengobatan dengan menusukkan jarum ke titik akupuntur tubuh. Dalam merencanakan dan mengidentifikasi asuhan yang dibutuhkan oleh pasien, perlu dikaji lebih dalam, bagaimana kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan komplementer akupuntur. Tujuan: mengetahui bagaimana terbentuknya kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan komplementer akupuntur. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara mendalam. Pengumpulan data dilaksanakan pada Bulan Maret-Mei 2020. Informan dalam penelitian ini adalah pasien yang melakukan terapi komplementer akupuntur dengan jumlah 10 orang. Informan dipilih secara acak (randomisasi). Untuk menilai pengalaman informan, peneliti menggunakan skala likert. Hasil dan Pembahasan: Sebagian besar informan memiliki pengalaman yang sangat baik terhadap pengobatan akupuntur. Faktor internal yang berpengaruh terhadap kepercayaan masyarakat dalam melakukan pengobatan komplementer akupuntur: kepercayaan/tradisi, persepsi dan pengetahuan. Faktor eksternal: ekonomi, kebudayaan, pekerjaan, penghasilan dan dukungan keluarga. Kesimpulan dan Saran: Upaya promosi dan pengembangan pelayanan kesehatan komplementer akupuntur bisa dilakukan lebih efektif dan inovatif, sehingga masyarakat dapat memilih pelayanan kesehatan yang diinginkan. Kata Kunci : Akupuntur, Kepercayaan Masyarakat, Komplementer
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Ariyanti, Kadek Sri, Made Dewi Sariyani, and Cokorda Istri Mita Pemayun. "Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pengobatan Komplementer Akupuntur di Praktik Perawat Mandiri Latu Usadha Abiansemal Badung." Bali Medika Jurnal 8, no. 1 (March 31, 2021): 1–12. http://dx.doi.org/10.36376/bmj.v8i1.157.

Full text
Abstract:
Latar belakang: Terapi komplementer merupakan suatu bentuk terapi non konvensional sebagai suatu bentuk pengobatan yang berasal dari berbagai sistem, modalitas dan praktik pelayanan kesehatan yang berdasarkan pada teori dan kepercayaan. Pengobatan non konvensional seringkali berhasil ketika pengobatan konvensional tidak berhasil serta memiliki efek samping yang ringan. Akupuntur merupakan salah satu terapi komplementer sebagai upaya untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan. Akupuntur adalah suatu cara pengobatan dengan menusukkan jarum ke titik akupuntur tubuh. Dalam merencanakan dan mengidentifikasi asuhan yang dibutuhkan oleh pasien, perlu dikaji lebih dalam, bagaimana kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan komplementer akupuntur. Tujuan: mengetahui bagaimana terbentuknya kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan komplementer akupuntur. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara mendalam. Pengumpulan data dilaksanakan pada Bulan Maret-Mei 2020. Informan dalam penelitian ini adalah pasien yang melakukan terapi komplementer akupuntur dengan jumlah 10 orang. Informan dipilih secara acak (randomisasi). Untuk menilai pengalaman informan, peneliti menggunakan skala likert. Hasil dan Pembahasan: Sebagian besar informan memiliki pengalaman yang sangat baik terhadap pengobatan akupuntur. Faktor internal yang berpengaruh terhadap kepercayaan masyarakat dalam melakukan pengobatan komplementer akupuntur: kepercayaan/tradisi, persepsi dan pengetahuan. Faktor eksternal: ekonomi, kebudayaan, pekerjaan, penghasilan dan dukungan keluarga. Simpulan dan Saran: Upaya promosi dan pengembangan pelayanan kesehatan komplementer akupuntur bisa dilakukan lebih efektif dan inovatif, sehingga masyarakat dapat memilih pelayanan kesehatan yang diinginkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Trisnawati, Elly, and Ikhlas M. Jenie. "Terapi Komplementer Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi: A Literatur Review." Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta 6, no. 3 (September 12, 2019): 641. http://dx.doi.org/10.35842/jkry.v6i3.370.

Full text
Abstract:
Pengobatan menggunakan terapi komplementer akhir-akhir ini berkembang dan menjadi sorotan di berbagai negara. Beberapa pengobatan komplementer yang telah ditemukan untuk membantu menurunkan tekanan darah diantaranya dengan tanaman tradisional,akupuntur,akupressur, bekam, dan lain-lain. Literature review ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan dari beberapa jenis terapi komplementer terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi. Pencarian literature review ini menggunakan database pubMed dan google scholar. Pencarian dilakukan dengan keywords: Complementary Therapy AND Hypertention, Complementary Therapy AND Blood Pressure, Complementary Therapy OR Acupunture OR Music Therapy OR Rose Aromatherapy OR Wet-Cupping, Effect of ”Complementary therapy”Hypertention Patients”+Journal. Didapatkan hasil 7 Jurnal dari rentang waktu 2016-2019 yang sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil dari 7 jurnal yang direview secara penuh melalui literature review ini didapatkan 6 jurnal pada terapi komplementer (Rose Aromaterapy, Meditasi & yoga, akupresure, bekam, akupuntur pada thaicong acupoint) menunjukan hasil yang signifikan terhadap keefektifan dari terapi komplementer dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi, sedangkan 1 jurnal pada terapi musik menunjukan hasil yaitu terjadi peningkatan pada tekanan darah sistolik setelah diberikan terapi. kesimpulan dari literature revies ini bahwa terapi komplementer seperti, rose aromaterapy, meditasi & yoga, akupresure, bekam basah, akupuntur pada thaicong acupoint efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Rohaeti, Sri Elis, Kusman Ibrahim, and Sri Hartati Pratiwi. "Hubungan Terapi Komplementer dengan Psychological Well Being pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium 5." Indonesian Journal of Health Science 13, no. 1 (June 28, 2021): 12–24. http://dx.doi.org/10.32528/ijhs.v13i1.4004.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Penyakit Ginjal Kronis stadium 5 dengan Dialisis (PGK5D) merupakan penyakit kronis yang memerlukan terapi pengganti seumur hidup sehingga pasien memerlukan perawatan paliatif untuk mengurangi gejala, memperhatikan aspek psikologis, spiritual, serta meningkatkan kualitas hidup. Terapi komplementer adalah metode yang digunakan untuk mengontrol gejala, berpengaruh kepada pengendalian perasaan, sikap serta emosi. Tujuan dari penelitian ini mengetahui hubungan penggunaan terapi komplementer dengan Psychological Well Being (PWB). Desain menggunakan korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel 97 responden, teknik Sampling Purposive, kriteria inklusi pasien menjalani hemodialisis lebih dari 3 bulan, pernah atau sedang menggunakan terapi komplementer. Menggunakan kuesioner Complementary Alternative Medicine yang disusun peneliti, validitas 0,482-0,884, reliabilitas 0,931 serta kuesioner PWB adaptasi skala Carol Ryff validitas 0,456-0,905, reliabilitas 0,975. Hasil analisis korelasi Pearson terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan terapi komplementer dengan PWB (r= 0.418, p value= 0.000). Jenis terapi komplementer yang banyak digunakan adalah teknik pijat tradisional, dimensi keyakinan dan komunikasi memiliki rata-rata terendah dan dimensi PWB yang masih rendah yaitu otonomi, tujuan hidup dan penerimaan diri. Saran, bagi perawat mengikuti pelatihan pijat refleksi untuk memberikan pendidikan kepada keluarga pasien dan Caregiver, menyediakan terapi doa dan lantunan Al-Qur’an selama intradialitik. Kata Kunci : Kesejahteraan Psikologis, Penyakit Ginjal Kronis Stadium 5, Terapi Komplementer.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

ob. "„Studienergebnisse sind nicht konträr, sondern komplementär“." CardioVasc 18, no. 5 (October 2018): 17. http://dx.doi.org/10.1007/s15027-018-1430-z.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Ortloff, H. "Komplementär- resp. Antidotverhältnisse in der Homöopathie." Allgemeine Homöopathische Zeitung 204, no. 02 (April 13, 2007): 75–93. http://dx.doi.org/10.1055/s-2006-934927.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Frey, F. J. "NFP34: Zusammmenarbeit zwischen Komplementär- und Schulmedizinern." Complementary Medicine Research 6, no. 1 (1999): 2–3. http://dx.doi.org/10.1159/000057117.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Borchers, Moritz. "Alternativ, komplementär, integrativ — was heißt das?" InFo Onkologie 21, no. 7 (November 2018): 21. http://dx.doi.org/10.1007/s15004-018-6267-1.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Ismail, Sjarif, Swandari Paramita, Meiliati Aminyoto, Khemasili Kosala, and Rahmat Bakhtiar. "Layanan Komplementer di Klinik Universitas Mulawarman pada Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus." Jurnal SOLMA 7, no. 2 (October 30, 2018): 168. http://dx.doi.org/10.29405/solma.v7i2.2119.

Full text
Abstract:
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) telah dilaksanakan di Universitas Mulawarman dengan dibentuk Layanan Komplementer di Klinik Universitas Mulawarman. Tujuan kegiatan PPUPIK ini adalah diversifikasi usaha di Klinik Universitas Mulawarman untuk meningkatkan perolehan pendapatan secara mandiri dan bermanfaat untuk masyarakat, serta memberikan kesempatan dan pengalaman kerja kepada mahasiswa dengan memberikan layanan komplementer di Klinik Universitas Mulawarman. Sebelum dibukanya layanan komplementer dilakukan analisis SWOT untuk mendapatkan gambaran keberhasilan, dan hasil analisis disimpulkan layak untuk dibuka. Layanan komplementer meliputi akupunktur (tusuk jarum) dan jamu (herbal), resmi dibuka tanggal 02 Mei 2018. Jumlah kunjungan sampai akhir bulan Agustus adalah 110 dan jumlah pasien yang berobat 47 orang dengan total pendapatan sebesar Rp. 3.777.900,-. Karakterisik pasien yang berobat perempuan (88,2%) dan pria (11,8%), sebagian besar berhubungan dengan kelainan muskuloskeletal diikuti obesitas, dan dispepsia, hampir semua menyukai jamu dan lebih dari 50% mendapat terapi jamu. Pada pasien yang kontrol ulang telah merasakan manfaat dari pengobatan komplementer yang didapatkan baik yang mendapat pengobatan jamu, akupunktur dan gabungan akupunktur dan jamu. Mahasiswa Fakultas Kedokteran juga telah dilibatkan untuk membantu pelayanan dalam hal pemeriksaan fisik tekanan darah. Luaran PPUPIK yang telah dicapai adalah jasa layanan komplementer di Universitas Mulawarman telah diterapkan dan menghasilkan pendapatan, publikasi di jurnal nasional (accepted) dan buku pedoman pengobatan herbal (draf), dua paten sederhana telah didaftarkan dan satu granted paten hasil mediasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Kriswantoro, Andika, Siti Munawaroh, and Ririn Nasriati. "STUDI LITERATUR: ASUHAN KEPERAWATAN GASTROENTERITIS PADA ANAK DENGAN MASALAH HIPOVOLEMIA." Health Sciences Journal 5, no. 1 (April 1, 2021): 30. http://dx.doi.org/10.24269/hsj.v5i1.666.

Full text
Abstract:
Gastroenteritis adalah suatu feses yang encer di dalam jumlah besar, yang terhitung terjadi terhadap banyak gangguan, terhitung infeksi bakteri dan virus, penyakit radang usus, sindroma malabsorbsi, dan alergi makanan. Penanganan gastroenteritis (diare akut) selain manfaatkan teknik farmakoterapi terkandung terhitung terapi komplementer yang bisa digunakan yaitu bersama beri tambahan madu. Fungsi madu untuk mengatasi gastroenteritis (diare akut) sebab pengaruh antibakterinya dan takaran nutrisinya yang ringan dicerna. Madu terhitung menolong di dalam penggantian cairan tubuh yang hilang akibat gastroenteritis (diare akut). Penelitian yang dilakukan manfaatkan belajar literature berasal dari beberapa jurnal bersamayang berisikan penelitian pengaruh dukungan madu sebagai terapi komplementer untuk anak balita bersama masalah diare akut, didapatkan hasil adanya pergantian yang vital di dalam dukungan madu sebagai terapi komplementer anak bersama masalah diare akut. Sehingga bersama adanya hasil penelitian ini di berharap tenaga medis khususnya perawat bisa mengaplikasikan dukungan terapi komplementer madu terhadap anak bersama masalah gastronteritis (diare akut) bersama teratur dan bertahap didalam mengatasi pasien bersama masalah hipovolemia. Penulis sangat merekomendasikan tindakan Terapi Komplementer Madu jurnal pertama untuk diterapkan pada anak diare karena memiliki pengaruh besar terhadap peningkatan cairan tubuh terhadap anak sehingga dapat mengatasi kekurangan cairan (hipovolemia) pada anak.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Otto Bergmann, Karl. "Rechtliche Implikationen der Komplementär- und Alternativmedizin (CAM)." Zeitschrift für Evidenz, Fortbildung und Qualität im Gesundheitswesen 102, no. 9 (January 2008): 574–81. http://dx.doi.org/10.1016/j.zefq.2008.09.020.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

de. "Basalinsulin und GLP-1-Agonisten wirken komplementär." Info Diabetologie 6, no. 4 (August 28, 2012): 60. http://dx.doi.org/10.1007/s15034-012-0183-5.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Staubach, P. "Komplementär- und Alternativmedizin (CAM) bei chronischer Urtikaria." Allergologie 39, no. 01 (January 1, 2016): 16–21. http://dx.doi.org/10.5414/alx01714.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Suhr, J., and J. Suhr. "Komplementär- und Alternativmedizin in der Uro-Onkologie." Oncology Research and Treatment 26, no. 4 (2003): 26–29. http://dx.doi.org/10.1159/000074742.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Putri, Miko Eka, and Nurfitriani Nurfitriani. "Terapi Hipertensi di rumah dengan terapi komplementer." Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK) 2, no. 1 (January 31, 2020): 59. http://dx.doi.org/10.36565/jak.v2i1.94.

Full text
Abstract:
Based on data from the 5 biggest diseases in Jambi Province, which were reported by the Jambi Provincial Health Office from 2014 to 2016, showed that hypertension was ranked 2nd out of 5 biggest diseases in Jambi Province. Seen from the prevalence of hypertension, it shows an increase from 12.16% in 2014 to 13.69% in 2016. The incidence rate of Putri Ayu Health Center is quite high as 3334 sufferers in 2017. This community service is done to help the community, especially hypertension sufferers to overcome hypertension problems with complementary therapy. This service is carried out with 4 implementation processes starting from 1) measuring blood pressure, 2) conducting health education about the treatment of hypertension with complementary therapy by progressive muscle relaxation, 3) evaluating the results of activities. This dedication was assisted by 1 lecturer and 2 students. After progressive muscle relaxation training exercises, blood pressure measurements are taken again. The results showed that 25% of participants who had not decreased blood pressure.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Vukov, Anikó Veronika. "Komplementer és alternatív medicina – népi gyógyászat, nőiség." Kultúra és Közösség 11, no. 1 (2020): 85–90. http://dx.doi.org/10.35402/kek.2020.1.8.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Teichfischer, P., and K. Münstedt. "Zur Definition der Komplementär- und Alternativmedizin (CAM)." Forum 26, no. 5 (July 24, 2011): 16–20. http://dx.doi.org/10.1007/s12312-011-0671-x.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Ots, T., and A. Pagitz. "Komplementär-integrative Therapiemöglichkeiten in der Urologie/Gynäkologie." Deutsche Zeitschrift für Akupunktur 54, no. 2 (2011): 19–25. http://dx.doi.org/10.1016/j.dza.2011.05.004.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Ernst, E. "Was (zukünftige) Ärzte von Komplementär-medizin halten." MMW - Fortschritte der Medizin 153, no. 43 (November 2011): 32. http://dx.doi.org/10.1007/bf03368979.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Hayati, Fatihatul. "Pendidikan Kesehatan tentang Terapi Komplementer dalam Kehamilan." Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK) 3, no. 2 (June 28, 2021): 120. http://dx.doi.org/10.36565/jak.v3i2.167.

Full text
Abstract:
Complementary therapy in health care is a non-conventional treatment aimed at increasing the degree of public health. The terpi includes promotional, preventive, curative, and rehabilitative efforts that have proven their quality of safety, and effectiveness based on research and science (Evidence Based Medicine). In complementary therapy, the therapist treats various diseases or complaints using traditional techniques and is not done by surgery and drugs or pharmaceutical products, but by utilizing various types of therapy and herbs.The use of complementary therapies in the field of midwifery must be proven safe by research. Pregnant women are a group that is recommended to take advantage of complementary therapy or medicine in dealing with perceived complaints, because complementary therapy can avoid the side effects of conventional medicine and have great control over their own health. Although traditional / complementary medicine is relatively safer, it does not mean that it does not pose a risk, therefore pregnant women must have adequate knowledge about the use of safe complementary therapies during pregnancy.Health education on complementary therapies in pregnancy is provided by extension methods when pregnant women carry out motherhood classes in the working area of Puskesmas Putri Ayu, Jambi City. This activity was carried out in conjunction with the clinical practice of students of D III Midwifery Stikes Baiturrahim Jambi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Abidin, Ahmad Zainal, and Ferawati. "Pelaksanaan Fungsi Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Dengan Pengetahuan Terapi Komplementer Pada Penderita Hipertensi Di Balenrejo Bojonegoro." Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA 10, no. 2 (August 31, 2020): 66–75. http://dx.doi.org/10.37413/jmakia.v10i2.9.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Kondisi hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan bentuk penyakit degeneratif/ tidak menular yang masih tinggi kasusnya yang seharusnya mendapatkan sentuhan terapi komplementer sebagai bentuk terapi modalitas yang dikombinasikan dengan pengobatan farmakologis untuk memberikan efek yang lebih positif terhadap penyakit degenerative yang belum banyak dikatahui oleh setiap lapisan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga dengan pengetahuan tentang terapi komplementer pada penderita hipertensi di desa balenrejo balen bojonegoro. Desain penelitian ini adalah kuantitatif non-eksperimental dengan pendekatan korrelationall dengan teknik simpel random sampling sebanyak 90 responden penderita hipertensi yang memiliki keluarga dan teknik analisa data menggunakan uji statistik kendalls tau b. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan pelaksanaan fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga terhadap pengetahuan tentang terapi komplementer pada penderita hipertensi dengan nilai p value dari uji kendalls tau b sebesar 0,000 yang kurang dari nilai α = 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa fungsi keluarga sangat punya andil dalam pembentukan pengetahuan keluarga dalam memenejemen kesehatannya.. Kata Kunci : Pelaksanaan Fungsi Pemeliharaan Kesehatan Keluarga, Pengetahuan Terapi Komplementer, Hipertensi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Sumartini, Ni Putu, Dewi Purnamawati, and Ni Ketut Sumiati. "Pengetahuan Pasien Yang Menggunakan Terapi Komplementer Obat Tradisional Tentang Perawatan Hipertensi Di Puskesmas Pejeruk Tahun 2019." Bima Nursing Journal 1, no. 1 (June 2, 2020): 103. http://dx.doi.org/10.32807/bnj.v1i2.516.

Full text
Abstract:
Hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah melebihi nilai normal. Data yang diperoleh dari National Center of Health Statistics (NCHC, 2017), prevalensi hipertensi pada penduduk umur ≥18 tahun di Amerika Serikat pada tahun 2015-2016 sebesar 29,0%, dengan penyebab yang tidak diketahui sekitar 90-95% kasus. Suranti (2017) memperkirakan kenaikan kasus hipertensi sekitar 80% terutama terjadi di negara berkembang dan pada tahun 2025 menjadi 1,15 milyar jika dibandingkan 639 juta kasus di tahun 2000 (Ardiansyah, 2012). Salah satu upaya yang sudah dilakukan pemerintah yaitu melalui edukasi yang lebih intensif tentang pentingnya perawatan hipertensi dengan pengobatan tradisional melalui program, “Jamu Expo”. Pada kegiatan pelayanan jamu, peserta program terapi komplementer ini dilakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu disertai dengan konsultasi kesehatan, pemberian pendidikan kesehatan (penkes) dan cara menerapkan terapi komplementer obat tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengetahuan pasien yang menggunakan terapi komplementer obat tradisional tentang perawatan hipertensi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi penelitian merupakan pasien hipertensi yang menjalani terapi komplementer obat tradisional sejumlah 33 responden di Puskesmas Pejeruk. Sampling dengan tehnik non probability sampling yaitu total sampling. Pengambilan data pengetahuan responden tentang perawatan hipertensi menggunakan lembar kuesioner dengan wawancara langsung. Penelitian ini menghasilkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik sebesar 57,6%; responden yang memiliki pengetahuan cukup 36,4% dan responden yang memiliki pengetahuan kurang 6,1 %. Kesimpulan penelitian ini adalah pengetahuan sebagian responden yaitu pasien hipertensi yang menggunakan terapi komplementer obat tradisional, tentang perawatan hipertensi termasuk dalam kategori baik. Saran bagi puskesmas Pejeruk untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan pendidikan kepada masyarakat tentang perawatan hipertensi dan pencegahan penyakit sedini mungkin, melalui penyuluhan pada posyandu, internet dan media leafet, booklet dan flyer.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Jumiatun, Jumiatun, and Shinta Ayu Nani. "Analisis Kesiapan Bidan dalam Pelaksanaan Pelayanan Kebidanan Komplementer." Jurnal SMART Kebidanan 7, no. 2 (December 22, 2020): 71. http://dx.doi.org/10.34310/sjkb.v7i2.400.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Terapi komplementer merupakan terapi yang bertujuan untuk melengkapi pengobatan medis konvensional. Penyelenggaraan terapi komplementer telah diatur dalam Permenkes RI Nomor 1109 Tahun 2007 tentang penyelenggaraan pengobatan komplementer alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan. Menjadi peluang bagi bidan untuk mengembangkan profesionalisme dalam pelaksanaan praktik kebidanan secara lebih komprehensif, dapat menambah nilai jual praktik kebidanan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan sebagai salah satu cara meningkatkan daya saing pasar, nilai tambah, unggulan, inovatif dan sesuai dengan harapan dari pengguna jasa layanan kebidanan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesiapan bidan dalam pelaksanaan pelayanan kebidanan komplementer di IBI ranting Weleri Kabupaten Kendal. Jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel diambil secara proporsional sejumlah 78 bidan di IBI ranting Weleri, instrument penelitian menggunakan kuesioner. Hasil analisa data regresi sederhana menunjukkan p value 0,569 (kemampuan), 0,000 (self efficacy). Tidak ada pengaruh kemampuan terhadap kesiapan dan ada pengaruh self efficacy terhadap kesiapan. Kata kunci: kebidanan komplementer; kemampuan; kesiapan; self efficacy ANALYZE THE FACTORS THAT INFLUENCE THE READINESS OF MIDWIVES IN IMPLEMENTING COMPLEMENTARY ABSTRACT Complementary therapy is a therapy that aims to complement conventional medical treatment. Implementation of complementary therapy has been regulated in the Republic of Indonesia Minister of Health Regulation Number 1109 of 2007 concerning Implementation of Alternative Complementary Medicine in Health Service Facilities. it can be an opportunity for midwives to develop professionalism in implementing midwifery practice more comprehensively, it can also add value to midwifery practice in providing services to the community and as a way to increase market competitiveness, added value. , superior, innovative and in accordance with the expectations of users of midwifery services. The purpose of this study was to analyze the factors that influence the readiness of midwives in implementing complementary midwifery services at IBI Weleri branch, Kendal Regency. This type of analytic survey research with a cross sectional approach, the sample was taken proportionally a number of 78 midwives at IBI Weleri branch, the research instrument was used a questionnaire method. The results of simple regression data analysis showed p value 0.569 (ability), 0.000 (self efficacy). There is no effect of ability on readiness, there is an effect of self-efficacy on readiness. Key words: complementary midwifery ability; readiness; self efficacy
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Gerbing, K.-K., M. Bientzle, J. Kimmerle, and A. Thiel. "Die Nutzung von Komplementär- und Alternativmedizin im Spitzensport." Deutsche Zeitschrift für Sportmedizin 2013, no. 04 (April 1, 2013): 103–7. http://dx.doi.org/10.5960/dzsm.2012.063.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Pratiwi, Jihan Nur, and Khoirun Nisa. "Terapi Komplementer Akupuntur Terhadap Penderita Sindroma Terowongan Karpal." Jurnal Penelitian Perawat Profesional 1, no. 1 (November 30, 2019): 95–102. http://dx.doi.org/10.37287/jppp.v1i1.28.

Full text
Abstract:
Sindroma Terowongan Karpal (Carpal Tunnel Syndrome atau CTS) adalah kondisi kompresi saraf medianus pada terowongan karpal sehingga muncul gejala klinis berupa kekakuan, paresthesia, dan nyeri. Beberapa intervensi perawatan baik konservatif dan bedah diusulkan untuk pengobatan CTS. Intervensi konservatif termasuk bebat, injeksi steroid lokal, carpal tunnel release, steroid oral atau ketoprofen phonophoresis, efektif pada pasien dengan gejala ringan sampai sedang. Sementara pembedahan disarankan jika intervensi konservatif gagal. Di antara intervensi tersebut, akupuntur telah mendapat perhatian khusus. Akupuntur adalah terapi komplementer yang telah lama digunakan pada perawatan medis di Cina. Literature review ini bertujuan untuk menjelaskan efektifitas akupuntur dalam pengelolaan CTS mulai dari gejala ringan hingga sedang. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah penelusuran artikel melalui database NCBI. Tahun penerbitan pustaka adalah dari tahun 2004 hingga 2017 dengan 22 sumber pustaka. Artikel yang dikumpulkan terkait dengan stimulasi terapi akupuntur terhadap perubahan dalam pemrosesan otak pada respon limbik yang terkoordinasi, efek anti-inflamasi, dan modulator imun. Hasil dari sintesa 14 artikel yang telah ditemukan, terdapat pengaruh terapi komplementer akupuntur pada peningkatan regenerasi saraf dan kinerja fungsional pada penderita Sindroma Terowongan Karpal. Kata Kunci: akupuntur, terapi komplementer, sindroma terowongan karpal ACUPUNCTURE COMPLEMENTARY THERAPY FOR PEOPLE WITH CARPAL TUNNEL SYNDROME ABSTRACT Carpal Tunnel Syndrome (CTS) is a condition of median nerve compression in the carpal tunnel so that clinical symptoms appear in the form of stiffness, paresthesia, and pain. Several conservative and surgical treatment interventions are proposed for the treatment of CTS. Conservative interventions including bebat, local steroid injection, carpal tunnel release, oral steroids or ketoprofen phonophoresis, are effective in patients with mild to moderate symptoms. While surgery is recommended if conservative intervention fails. Among these interventions, acupuncture has received special attention. Acupuncture is a complementary therapy that has long been used in medical care in China. This literature review aims to explain the effectiveness of acupuncture in the management of CTS ranging from mild to moderate symptoms. The method used in this article is article searching through the NCBI database. Library publication year is from 2004 to 2017 with 22 library sources. The articles collected are related to the stimulation of acupuncture therapy for changes in brain processing in coordinated limbic responses, anti-inflammatory effects, and immune modulators. The results of the synthesis of 14 articles that have been found, there is the effect of acupuncture complementary therapy on increased nerve regeneration and functional performance in patients with carpal tunnel syndrome. Keywords: acupuncture, complementer therapy, carpal tunnel syndrome
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Meidania, Nursilri, and Jihan Nur Pratiwi. "Potensi Daun Serai sebagai Terapi Komplementer pada Selulitis." Jurnal Penelitian Perawat Profesional 2, no. 2 (May 5, 2020): 163–70. http://dx.doi.org/10.37287/jppp.v2i2.90.

Full text
Abstract:
Selulitis merupakan penyakit infeksi yang terjadi di kulit, baik itu dermis maupun jaringan subkutan. Gejala klinis yang muncul dapat berupa gejala akut yaitu eritema, nyeri, edema, inflamasi supurasi, serta gejala sistemik berupa malaise, demam, menggigil, dan nyeri lokal. Penyebab utama selulitis yaitu bakteri kokus gram positif seperti Streptococcus spp. atau Staphyloccocus aureus. Serai mengandung antimikroba dan antiinflamasi yang baik untuk membantu mengatasi selulitis. Tujuan dari tinjauan pustaka ini adalah untuk melaporkan temuan ilmiah terbaru tentang peran kandungan Serai dalam menngatasi selulitis dengan kandungannya yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab selulitis dan meredakan gejala peradangan dengan sifat antiinflamasinya. Metode yang digunakan dalam artikel berjenis tinjauan pustaka ini adalah literature searching method melalui database NCBI dan Google Scholar. Tahun penerbitan sumber pustaka adalah dari tahun 1999 sampai tahun 2019 dengan 21 sumber pustaka dan 11 sumber yang digunakan dalam menjelaskan mekanisme kandungan Serai. Tema yang dikumpulkan terkait dengan kandungan Serai dalam mengatasi selulitis. Hasil dari sintesis artikel yang telah ditemukan yaitu serai bermanfaat dalam mengatasi selulitis. Kata kunci: antimikroba, daun serai, selulitis THE POTENTION OF LEMONGRASS AS COMPLEMENTER THERAPY IN CELLULITIS ABSTRACT Cellulitis is an infectious disease that occurs in the skin, both skin and subcutaneous tissue. Clinical symptoms that appear can be in the form of acute symptoms such as erythema, pain, edema, inflammation suppuration, and systemic symptoms consisting of malaise, fever, chills, and local pain. The main cause of cellulitis is gram-positive cocci such as Streptococcus spp. or Staphyloccocus aureus. Lemongrass contains antimicrobial and anti-inflammatory which is good for helping to overcome cellulitis. The purpose of this literature assessment is to report the latest scientific findings about the role of collection. The method used in this article is a literature search method through the NCBI database and Google Scholar. The year of library resource contributions is from 1999 to 2019 with 21 library sources and 11 sources used in describing the Serai Theme resources collected related to Serai content in overcoming cellulitis. The results of the synthesis of articles that have been found that Lemongrass is useful in overcoming cellulitis. Keywords: antimicroba, cellulitis, lemongrass
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Scharplatz, Madlaina. "Einsatz von Komplementär- und Alternativmedizin höher als erwartet." Praxis 94, no. 28 (2005): 1123–24. http://dx.doi.org/10.1024/0369-8394.94.28.1123.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Schelzig, H., and M. Duran. "Endovaskuläre und offenchirurgische Methoden stehen komplementär zur Verfügung." Notfall + Rettungsmedizin 21, no. 1 (July 24, 2017): 66. http://dx.doi.org/10.1007/s10049-017-0341-3.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Lehmann-Waffenschmidt, Marco. "Evolutorische Ökonomik und Mainstream-Ökonomik – komplementär oder konfrontativ?" List Forum für Wirtschafts- und Finanzpolitik 44, no. 4 (April 2019): 507–33. http://dx.doi.org/10.1007/s41025-019-00162-3.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Hayati, Fatihatul. "Persepsi Ibu Hamil tentang Terapi Komplementer dalam Kehamilan." Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi 10, no. 2 (September 18, 2021): 289. http://dx.doi.org/10.36565/jab.v10i2.331.

Full text
Abstract:
Complementary therapy has been applied in various regions to accompany conventional / medical therapy. Pregnant women are a group that is encouraged to take advantage of complementary therapy or medicine in dealing with their perceived complaints, because complementary therapy can avoid the side effects of conventional medicine and have great control over their own health. The purpose of this study was to determine the perceptions of pregnant women about complementary therapies in pregnancy. This research is a quantitative study with a cross sectional approach. Primary data collection research using a questionnaire. The population in this study were all pregnant women at PuskesmasPutri Ayu Jambi City with a sample of 88 people. The sampling technique is accidental sampling. Data analysis was carried out by univariate. From the results of the research on the perceptions of pregnant women about complementary therapies in pregnancy, it was concluded that most pregnant women had a positive perception, namely 73.3%. The results of this study are expected to contribute to increasing the knowledge of pregnant women about complementary therapies that are safe for pregnant women, so that pregnant women can achieve optimal health by utilizing non-pharmacological therapies and the fetus can grow healthy
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Saswati, Nofrida, and Maulani Maulani. "Teknik pernapasan buteyko terhadap peningkatan nilai arus puncak ekspirasi penderita asma." Riset Informasi Kesehatan 10, no. 1 (June 30, 2021): 1. http://dx.doi.org/10.30644/rik.v10i1.489.

Full text
Abstract:
Asma merupakan penyakit jalan napas yang tak dapat pulih dengan episode berulang namun dapat dikendalikan dengan terapi komplementer, salah satu terapi komplementer yang ada yaitu buteyko. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teknik pernapasan buteyko terhadap nilai arus puncak ekspirasi (APE) pada penderita asma. Jenis penelitian yang digunakan pre experimental design dengan pendekatan One Group Pretest-Posttest. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 responden sesuai dengan kriteria penelitian. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan Uji t-dependent. Hasil statistik diperoleh nilai p-value = 0,000 artinya, nilai APE mengalami peningkatan setelah melakukan teknik pernapasan buteyko. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh teknik pernapasan buteyko terhadap peningkatan nilai arus puncak ekspirasi (APE) pada penderita asma di wilayah kerja Puskesmas Olak Kemang. Diharapkan bagi pihak Puskesmas Olak Kemang dapat menjadikan teknik pernapasan buteyko sebagai salah satu terapi komplementer dalam pengendalian asma
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Khadijah, Sitti, and Vitrianingsih Vitrianingsih. "TERAPI KOMPLEMENTER ESSENTIAL OIL LAVENDER TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN TUBUH DAN DAYA TANGKAP ANAK PRASEKOLAH." Jurnal Kebidanan Indonesia : Journal of Indonesia Midwifery 11, no. 1 (February 5, 2020): 62. http://dx.doi.org/10.36419/jkebin.v11i1.326.

Full text
Abstract:
Latar Belakang : Anak prasekolah merupakan kelompok usia yang rentan terhadap masalah gizi dan kesehatan. Pada masa ini daya tahan tubuh anak masih belum kuat, sehingga mudah terkena penyakit infeksi. Selain itu, anak yang waktu tidurnya kurang menunjukkan kesulitan dalam konsentrasi dan aturan emosional dimana akan berpengaruh terhadap daya tangkap anak. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manfaat terapi komplementer essential oil lavender terhadap peningkatan daya tahan tubuh dan daya tangkap anak prasekolah di PGTK Jogja Kids Park Depok Sleman Yogyakarta. Metode : Pengambilan data selama 2 bulan di PGTK Jogja Kids Park dengan sampel anak prasekolah (3-6 tahun). Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan analitik observasional. Desain penelitian Pre Experimental dengan One Group Pre-Post Test Design. Pre test dilakukan dengan cara observasi. Perlakuan dengan memberikan essential oil lavender selama 1 bulan menggunakan diffuser. Kemudian dilakukan post test dengan cara observasi untuk melihat kembali variabel yang diteliti. Metode pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Analisis bivariat menggunakan uji Mc Nemar dan paired t-test. Hasil : Hasil penelitian ada pengaruh terapi komplementer essential oil lavender terhadap peningkatan daya tangkap pada anak pra sekolah. Tidak ada pengaruh terapi komplementer essential oil lavender terhadap peningkatan daya tahan tubuh. Simpulan : Terapi komplementer essential oil lavender dapat meningkatkan daya tangkap pada anak pra sekolah
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Arman, M., A. Rehnsfeldt, and E. Hamrin. "Brostcancerpatienters upplevelser av komplementar vard vid en antroposofisk klinik -- en fallstudie." Nordic Journal of Nursing Research 22, no. 2 (June 1, 2002): 4–8. http://dx.doi.org/10.1177/010740830202200201.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Agil, Mangestuti, Tutik Sri Wahyuni, Rakhmawati Rakhmawati, and Herra Studiawan. "PELAYANAN KESEHATAN KONVENSIONAL DAN KOMPLEMENTER TERPADU BAGI WARGA BINAAN LANJUT USIA DI WILAYAH KARANG GAYAM TERATAI SURABAYA." JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 26, no. 3 (June 3, 2020): 162. http://dx.doi.org/10.24114/jpkm.v26i3.17273.

Full text
Abstract:
Pelayanan kesehatan konvensional dan komplementer terpadu dilaksanakan bagi warga binaan lanjut usia di Wilayah Karang Gayam Teratai, Surabaya dengan memberikan konsultasi kesehatan konvensional dan komplementer dengan ramuan herbal, akupunktur dan pijat. Tujuan program pengabdian masyarakat ini adalah peningkatan wawasan tentang pengaplikasian sistem pengobatan konvensional berpadu dengan pengobatan komplementer. Titik berat pengobatan konvensional berupa kepatuhan menjalankan perintah dan nasehat dokter Pusat Kesehatan Masyarakat setempat, yaitu kepatuhan minum obat dokter, pengaturan pola hidup terutama pola makan, olahraga dan istirahat. Perpaduan dengan pengobatan komplementer berupa pemanfaatan tanaman obat, akupunktur dan pijat yang sesuai dan menunjang pengobatan dokter. Jumlah pasien 30 orang yang semuanya mengalami gangguan penyakit kronik, yaitu diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, kadar asam urat tinggi, kadar kolesterol darah tinggi. Berdasarkan data menunjukkan tidak terdapat satu pasien pun yang mengalami perubahan gangguan kesehatan pada ke empat indikator darah secara keseluruhan yang diukur. Melalui program ini dapat disimpulkan, bahwa pola hidup tidak sehat menjadi penyebab utama masalah kesehatan. Warga membutuhkan perhatian dalam bentuk konsultasi, dimana mereka dapat berdiskusi secara aktif, dan bukan tindakan pemeriksaan kesehatan dan pemberian obat saja. Pelayanan terpadu sistem konvensional dan komplementer perlu dipertimbangkan sebagai cara untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.Kata kunci: Pelayanan Terpadu; Komplementer; Herbal; Akupunktur; Pijat.AbstractIntegrated conventional and complementary health care services have been conducted among elderly residents of Karang Gayam Teratai Regency in Surabaya which provided patients with necessary information on conventional combined with herbal medicine, acupuncture, massage. The aim of the program was to enhance the understanding of people in the community about the application of complementary medicine along with conventional medicine. Conventional medicine alone, or in combination has to be thoroughly taken through understanding about all necessary instructions, and conduct healthy life style. 30 patients participated in the program, where all of them contracted various kinds of chronic diseases, including high blood pressure, high blood sugar, cholesterol, uric acid levels. It is concluded from the program, that unhealthy life style is the main cause of their health problems. People showed great appreciation to every effort in giving them special time for active discussion and attention. Effective doctor-patient communication is a central clinical function in building a therapeutic doctor-patient relationship, which is the heart and art of medicine. This is important in the delivery of high-quality health care. Much patient dissatisfaction and many complaints are due to breakdown in the doctor-patient relationship.Keywords: Complementary Medicine; Conventional Medicine; Acupuncture; Massage; Herbal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Eőry, Ajándék, János Szabó, Ivett Csik, Dezső Csupor, Csaba Sőti, László Kalabay, Péter Varsányi, Ildikó Komsa, Ajándok Eőry, and Péter Torzsa. "Az integratív medicina képzésének hazai koncepciója nemzetközi minták alapján." Orvosi Hetilap 161, no. 27 (July 2020): 1122–30. http://dx.doi.org/10.1556/650.2020.31754.

Full text
Abstract:
Absztrakt: Az integratív medicina a XXI. századi egészségügyi ellátás egészség- és személyközpontú irányvonala, mely az evidenciákon alapuló, biztonságos és hatékony komplementer eljárásokat és a konvencionális orvoslást egységes biomedicinába integrálja. Orvosok és komplementer terapeuták partnerként együtt dolgoznak a betegekkel azon, hogy az utóbbiak visszanyerjék egészségüket, és teljes életet élhessenek. Ezzel egyenrangú cél az egészség fenntartása és kiteljesítése, ebben az orvosok példaképpé válnak. Közleményükben a szerzők a szakorvosok számára tervezett kétéves magyarországi képzés koncepcióját és főbb tartalmi elemeit mutatják be, és összefoglalják a nemzetközi orvosképzésben ezen a téren elért eredményeket. Orv Hetil. 2020; 161(27): 1122–1130.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Mock, Sebastian. "Die Geltendmachung der Geschäftsführerhaftung durch die Kommanditisten bei der GmbH & Co. KG." Zeitschrift für Unternehmens- und Gesellschaftsrecht 47, no. 5 (October 15, 2018): 796–810. http://dx.doi.org/10.1515/zgr-2018-0032.

Full text
Abstract:
Die GmbH & Co. KG als häufigster Fall der kapitalistischen Personengesellschaften steht ebenso wie jeder andere Verband vor dem Problem der tatsächlichen Durchsetzung von Organhaftungsansprüchen, da auch bei der GmbH & Co. KG die für die Geltendmachung der Organhaftung zuständigen Verwaltungsmitglieder in der Regel selbst unmittelbarer Haftungsadressat sind und daher einem Interessenkonflikt hinsichtlich der Geltendmachung unterliegen. Die bei allen Gesellschaftsformen zur Überwindung dieses Interessenkonflikts entwickelte Gesellschafterklage (actio pro socio) steht bei der GmbH & Co. KG vor dem besonderen Problem, dass die geschäftsführende Gesellschafterin (= Komplementär-GmbH) selbst durch ihren Geschäftsführer vertreten wird und dieser als Geschäftsführer der KGZum Verhältnis des Geschäftsführers zur KG IV. 2. b). somit nur in einer mittelbaren Beziehung zu der Kommanditgesellschaft und zu den an der Geltendmachung der Organhaftung interessierten Kommanditisten steht. Die Möglichkeit der Geltendmachung der Organhaftung des Geschäftsführers der Komplementär-GmbH durch die Kommanditisten würde diesen daher gestatten, Ansprüche geltend zu machen, die ihren Ursprung nicht in dem Gesellschaftsrechtsverhältnis der Kommanditgesellschaft, sondern im Be- bzw. Anstellungsverhältnis zwischen der Komplementär-GmbH und ihrem Geschäftsführer haben.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Noviyanti, Noviyanti, Nurdahliana Nurdahliana, Fitri Munadya, and Gustiana Gustiana. "Kebidanan komplementer: Pengurangan nyeri persalinan dengan latihan birth ball." Holistik Jurnal Kesehatan 14, no. 2 (July 27, 2020): 226–31. http://dx.doi.org/10.33024/hjk.v14i2.2876.

Full text
Abstract:
Advantage of birth ball exercises on labour pain managementBackground: Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still high. 2015 Census Survey, MMR ranged from 305 / 100,000 live births. The MMR in Banda Aceh in 2016 was 37 per 100,000 live births. Pain during labour arises as a result of physical and psychological reflexes of the mother. Emotional tension due to anxiety will worsen the perception of pain felt by the mother during labour . Pain that occurs during labour requires proper pain management and this should be a concern for women, families and health workers. Pain labour during the first stage is severe pain that the mother feels in labor for a longer time. Non-pharmacological (Complementary) methods are proven to reduce labor pain, one of which is Birth Ball.Purpose: To analyze the effectiveness of birth ball exercises on labour pain managementMethod: An experimental study with a Pre and Post-Test Control Group Design approach. The population was primigravida first stage active mothers with a sample of 15 participants. The study was conducted at clinic of Midwife Practices in Banda Aceh City. The instrument used in this study was an observation sheet about the intensity of labor pain using the Faces Pain Rating Scale scale.Results: Statistical tests were performed using the Wilcoxon Test and showed that the p value (0.001 <0.05) so it can be concluded that there was a significant difference in the intensity of labour pain before and after Birth Ball exercises.Conclusion: Birth ball exercises is one of the complementary midwifery care which can be implementation easily, cheaply, simply, effectively, and without adverse effects. Birth ball exercises had a significantly reduce labour pain in primigravida mother stage I.Keywords: Advantage; Birth ball exercises; Labour pain; Management Pendahuluan: Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi. Survei Angka Sensus (Supas) tahun 2015, AKI berkisar 305/100.000 kelahiran hidup. AKI di Kota Banda Aceh pada tahun 2016 adalah 37 per 100.000 kelahiran hidup. Nyeri saat persalinan timbul sebagai akibat reflek fisik dan psikis ibu. Ketegangan emosi akibat rasa cemas akan memperburuk persepsi nyeri yang dirasakan oleh ibu saat melahirkan. Nyeri yang timbul saat persalinan, memerlukan manajemen pengelolaan nyeri yang tepat dan ini hendaknya menjadi perhatian bagi wanita, keluarga dan petugas kesehatan. Nyeri persallinan saat kala I merupakan nyeri berat yang dirasakan ibu bersalin dalam waktu yang lebih lama. Metode non farmakologis (Komplementer) terbukti dapat mengurangi nyeri persalinan salah satunya latihan Birth Ball. Tujuan : Menganalisis efektifitas latihan birth ball pada ibu bersalin kala I terhadap penurunan nyeri persalinan di Praktek Mandiri Bidan (PMB) “EM” di Kota Bada AcehMetode : Penelitian eksperimental dengan pendekatan Pre and Post-Test Control Group Design. Populasinya ibu bersalin primigravida kala I fase aktif dengan jumlah sampel 15 partisipan. Penelitian di lakukan di Praktek Bidan Mandiri (PMB) “EM” di Kota Banda Aceh. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi tentang intensitas nyeri persalinan dengan menggunakan skala Faces Pain Rating Scale.Hasil : Uji statistik dilakukuan dengan menggunakan Uji Wilcoxon didapatkan nilai p-value (0,001<0,05) jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada intensitas nyeri persalinan sebelum dan sesudah diberikan latihan Birth Ball.Simpulan : Latihan Birth Ball adalah salah satu asuhan kebidanan komplementer yang dapat diberikan secara mudah, murah, simple, efektif, dan tanpa efek yang merugikan. Birth Ball secara signifikan dapat menurunkan nyeri persalinan pada ibu primigravida kala I.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Indirawaty, Indirawaty, Kurnia Rahma Syarif, Rosita Genggeng, and Sumirah Sumirah. "Analisis Terapi Komplementer Yoga Terhadap Penyalahgunaan Napza Pada Remaja." Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal 6, no. 3 (August 1, 2020): 277. http://dx.doi.org/10.37905/aksara.6.3.277-282.2020.

Full text
Abstract:
<p>According to Riskesdes data (2018), the prevalence of mental disorders has increased when compared to the 2013 Riskesdes from 1.7% to 7%. In addition, the prevalence of mental emotional disorders in people aged&gt; 15 years rose from 6% to 9.8%. Based on the results of data analysis the World Drug Report states that in this decade showed about 208 million people or 5% of the world's population who use narcotics and other addictive substances. Users of narcotics, psychotropic substances and other addictive substances are aged 15 years to 64 years and it is estimated that in 2025 it will increase to 15% of the world's population (Syahrial, 2015). One method that can be used to help control depression or mood due to narcotics consumption is complementary yoga therapy (Streeter, Gerbarg, Domenic, &amp; Brown, 2012). The research design used was quasy experimental. In this study, One group pretest posttest design. The subjects in this study were 40 people with kiteria. The results of the study are based on paired t test results obtained that the value of the statistical test results obtained p value (0,000) &lt;0.05 which means there is a difference in knowledge scores between before and after the intervention while the statistical test results obtained p value (0,000) &lt;0.05 which means there is a difference in scores attitude between before and after the intervention. So it can be concluded that complementary yoga therapy can increase knowledge and attitudes on drug abuse.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Andayani, Rifka Putri. "Madu sebagai Terapi Komplementer Mengatasi Diare pada Anak Balita." JURNAL KESEHATAN PERINTIS (Perintis's Health Journal) 7, no. 1 (July 12, 2020): 64–68. http://dx.doi.org/10.33653/jkp.v7i1.393.

Full text
Abstract:
Diare menimbulkan dampak bagi kesehatan anak salah satunya adalah dehidrasi. Pemberian madu bermanfaat dalam menurunkan frekuensi diare anak. Madu memiliki kandungan antibakteri, antiinflamasi, dan antivirus yang dapat mengatasi diare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas madu terhadap frekuensi diare anak balita. Desain penelitian ini quasi experiment pre test and post test nonequivalent without control group pada 20 responden. Madu diberikan 3 kali sehari sebanyak 5 ml dan ORS diberikan setiap anak diare. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi diare menurun setelah diberikan madu (p<0,001). Madu dapat dijadikan salah satu alternatif terapi yang dapat diterapkan oleh perawat anak di ruang rawat inap anak untuk menurunkan frekuensi diare pada anak.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Stüdeli, Walter. "Das neue Heilmittelgesetz aus Sicht der Komplementär- und Phytoarzneimittel." Schweizerische Zeitschrift für Ganzheitsmedizin / Swiss Journal of Integrative Medicine 28, no. 3 (2016): 130–32. http://dx.doi.org/10.1159/000446168.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography