To see the other types of publications on this topic, follow the link: Konsep Diri.

Journal articles on the topic 'Konsep Diri'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Konsep Diri.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Kusuma Wardhani, Rr Dina. "STIMULASI PENGEMBANGAN KONSEP DIRI PADA ANAK USIA DINI." Jurnal Impresi Indonesia 2, no. 8 (2023): 733–42. http://dx.doi.org/10.58344/jii.v2i8.3138.

Full text
Abstract:
Usia dini merupakan masa yang sensitif bagi anak. Selama periode ini, landasan pertama diletakkan untuk pengembangan fisik, kognitif, linguistik, keterampilan sosial-emosional, citra diri, disiplin, kemandirian, dan nilai-nilai seni, moral, dan agama. Konsep diri menentukan sikap perilaku anak. Pada masa kanak-kanak awal, konsep diri adalah persepsi yang terbentuk melalui pengalaman pribadi anak, dan salah satu langkah awal dalam pembelajaran konsep diri anak adalah kesadaran diri anak. Tujuan dari pencarian ini adalah untuk memberikan wawasan tentang citra diri anak yang tentunya akan berubah saat ia beranjak ke sekolah dasar. Metode yang digunakan adalah teknik pengumpulan data melalui studi literatur dan review jurnal. Hasil penelitian berupa masa keemasan anak, dimana perkembangan dan pertumbuhan anak saat ini sangat pesat, dan saat ini dianggap sebagai waktu yang sangat tepat untuk mewujudkan seluruh potensi anak. sebagai berbagai bidang perkembangan anak. Dengan mengetahui citra diri anak, maka guru atau pendidik dapat merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan dan karakteristik anak didik tersebut. Bersenang-senang sambil belajar, siswa memahami sesuatu dari semua sisi. Akhirnya, hal ini akan membuat siswa lebih percaya diri saat menghadapi kegiatan menarik lainnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Hartanti, Jahju. "Pengembangan Materi Bahan Ajar “Kondisi” Konsep Diri Pada Anak di TK Negeri Pembina Surabaya." Wahana 73, no. 1 (2021): 9–18. http://dx.doi.org/10.36456/wahana.v73i1.2880.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini secara umum untuk mengembangkan bahan ajar untuk mengembangkan konsep diri anak. Hal ini didasarkan pada kebutuhan anak yang perlu memahami belajar konsep diri dan juga mengembangkan konsep diri sejak usia dini. Pengembangan konsep diri pada anak ditentukan oleh keberhasilan orang tua dalam mendidik anak dan mengajarkan anak terkait beberapa kepedulian terhadap interaksi sosial dengan orang di sekitarnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan yang dilakukan pada 63 siswa di TK Negeri Pembina Surabaya. Hasil penelitian ini berupa bahan ajar “KONDISI”(Konsep Diri Siswa) yang dikhususkan untuk anak usia dini. Bahan ajar ini masih memerlukan penyempurnaan dan tahap diseminasi untuk diberikan pada siswa di sekolah lain agar memiliki validitas semakin baik. Bahan ajar ini dapat mengembangkan konsep diri positif pada anak melalui interaksi sosial serta memotivasi anak untuk semakin mengenali perbedaan satu sama lain ketika di lingkungan bermain.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Afriany, Fina, Abu Bakar, Nanang Al Hidayat, Syahwami Syahwami, Siti Rahmiati, and Deni Handani. "KONSEP DIRI NARAPIDANA." Jurnal Administrasi Sosial dan Humaniora 7, no. 1 (2023): 107. http://dx.doi.org/10.56957/jsr.v7i1.260.

Full text
Abstract:
Hal yang dapat menjadi masalah bagi narapidana salah satunya adalah masalah konsep diri. Bagaimana narapidana menilai dirinya baik secara fisik, psikis, moral dan sosial memiliki peran penting untuk menjalani kehidupannya. Memiliki konsep diri yang negatif akan menciptakan hubungan interpersonal yang negatif pula. Terbentuknya konsep diri seseorang tergantung pada penilaian orang lain disekitarnya. Konsep diri dapat dikaji dalam konsep the looking-glass self adalah terdapat?????? elemen-elemen pokok yang bersifat fundamental. Bagaimana konsep diri yang dimiliki oleh para narapidana menjadi fenomena yang menarik karena bukan hanya berdampak bagi dirinya sendiri tapi juga orang lain atau masyarakat.Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam menggali data mengenai konsep diri narapidana yang menjadi objek penelitian dengan menggunakan kajian dari konsep diri dari teori Cooley. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis selanjutnya dijadikan sebagai dasar hasil penelitian. Subjek penelitian terdiri dari 5 (Lima) orang narapidana.Berdasarkan hasil penelitian semua narapinda menilai diri mereka secara negatif, mereka merasa memiliki lebih banyak kekurangan dari pada kelebihan. Mereka tidak dapat menggambarkan diri mereka sendiri dengan jelas, adanya perasaan bingung dan lebih banyak mengungkapkan adalah masalah dan kondisi emosi dan karakter mereka yang temperamental. Berdasarkan kajian dari konsep the looking-glass self oleh Cooley menunjukkan sangat besar peran dan pengaruh penilaian diri seseorang dari pemikiran orang lain. Konsep diri yang dimiliki oleh narapidana berperan terhadap tindakan pelanggaran norma dan aturan yang mereka lakukan. Konsep diri pada narapidana memiliki peran penting bagi para narapidana untuk menghadapi kehidupan setelah hukuman pidana selesai dan kembali ke lingkungan masyarakat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Afifah, Hani Nur, Deasy Yunika Khairun, and Meilla Dwi Nurmala. "Hubungan Konsep Diri Dengan Penerimaan Diri Siswa." EDU SOCIATA ( JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI ) 7, no. 2 (2024): 445–52. https://doi.org/10.33627/es.v7i2.2831.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel konsep diri dengan variabel penerimaan diri siswa kelas VII SMP Negeri 10 Kota Serang. Penelitian ini berdasarkan aspek konsep diri yang dikemukakan oleh William H. Fitts dan juga ciri penerimaan diri yang oleh Sheerer. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan diri individu adalah adanya konsep diri individu. Penelitian ini didasarkan dari fenomena yang terjadi di sekolah, dimana terdapat siswa yang menunjukkan konsep diri yang kurang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis korelasi untuk mengetahui adakah hubungan antara konsep diri dengan penerimaan diri. Pelaksanaan penelitian ini dengan cara membagikan instrumen kuisioner berupa checklist dengan skala Likert pada subjek. Subjek penelitian ini merupakan sisa kelas VII SMP Negeri 10 Kota Serang tahun ajaran 2024/2025 berjumlah 192 siswa. Hasil penelitian ini didapatkan terdapat 125 siswa atau 65% subjek yang memiliki konsep diri tinggi, 67 siswa atau 35% subjek yang memiliki konsep diri sedang, sedangkan tidak terdapat siswa yang memiliki konsep diri dengan kategori rendah. Terdapat 87% siswa atau 45% subjek yang memilikipenerimaan diri tinggi, 105 siswa atau 55% subjek yang memiliki penerimaan diri dengan kategori sedang, dan tidak terdapat siswa yang masuk kedalam kategori rendah. Kemudian dilakukan analisis correlation product moment pearson mendapat nilai pearson correlation 0,614 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 yang artinya terdapat hubungan antara konsep diri dengan penerimaan diri pada siswa dengan arah hubungan yang positif, yang artinya jika konsep diri rendah maka penerimaan dirinya juga akan rendah. Begitupun sebaliknya, jika konsep dirinya tinggi maka akan tinggi pula penerimaan dirinya. Pada SMP Negeri 10 Kota Serang terdapat 131 siswa yang memiliki arah hubungan positif antara variabel konsep diri dengan variabel penerimaan diri atau sebesar 68%. Sedangkan 61 siswa lainnya atau 32% responden memiliki arah hubungan yang negatif antara variabel konsep diri dengan penerimaan diri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Afifah, Hani Nur, Deasy Yunika Khairun, and Meilla Dwi Nurmala. "Hubungan Konsep Diri Dengan Penerimaan Diri Siswa." EDU SOCIATA ( JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI ) 7, no. 2 (2024): 392–98. https://doi.org/10.33627/es.v7i2.2801.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel konsep diri dengan variabel penerimaan diri siswa kelas VII SMP Negeri 10 Kota Serang. Penelitian ini berdasarkan aspek konsep diri yang dikemukakan oleh William H. Fitts dan juga ciri penerimaan diri yang oleh Sheerer. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan diri individu adalah adanya konsep diri individu. Penelitian ini didasarkan dari fenomena yang terjadi di sekolah, dimana terdapat siswa yang menunjukkan konsep diri yang kurang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis korelasi untuk mengetahui adakah hubungan antara konsep diri dengan penerimaan diri. Pelaksanaan penelitian ini dengan cara membagikan instrumen kuisioner berupa checklist dengan skala Likert pada subjek. Subjek penelitian ini merupakan sisa kelas VII SMP Negeri 10 Kota Serang tahun ajaran 2024/2025 berjumlah 192 siswa. Hasil penelitian ini didapatkan terdapat 125 siswa atau 65% subjek yang memiliki konsep diri tinggi, 67 siswa atau 35% subjek yang memiliki konsep diri sedang, sedangkan tidak terdapat siswa yang memiliki konsep diri dengan kategori rendah. Dan terdapat 87% siswa atau 45% subjek yang memilikipenerimaan diri tinggi, 105 siswa atau 55% subjek yang memiliki penerimaan diri dengan kategori sedang, dan tidak terdapat siswa yang masuk kedalam kategori rendah. Kemudian dilakukan analisis correlation product moment pearson mendapat nilai pearson correlation 0,614 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 yang artinya terdapat hubungan antara konsep diri dengan penerimaan diri pada siswa dengan arah hubungan yang positif, yang artinya jika konsep diri rendah maka penerimaan dirinya juga akan rendah. Begitupun sebaliknya, jika konsep dirinya tinggi maka akan tinggi pula penerimaan dirinya. Pada SMP Negeri 10 Kota Serang terdapat 131 siswa yang memiliki arah hubungan positif antara variabel konsep diri dengan variabel penerimaan diri atau sebesar 68%. Sedangkan 61 siswa lainnya atau 32% responden memiliki arah hubungan yang negatif antara variabel konsep diri dengan penerimaan diri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Nua, Agustina, and Elisabeth Tantiana Ngura. "PENTINGNYA KONSEP DIRI UNTUK PENINGKATAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI." Jurnal Citra Pendidikan Anak 1, no. 3 (2022): 274–82. http://dx.doi.org/10.38048/jcpa.v1i3.911.

Full text
Abstract:
Saat ini, arah pendidikan menuju pembelajaran yang merdeka. Kurikulum merdeka hadir untuk menjawab tantangan global, yang mengacu pada pembelajaran yang mengadopsi pembelajaran di era revolusi industri 4.0. Era ini mengajak setiap individu untuk menguasi paling sedikit emapt kemampuan, seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir kritis, kemampuan berkolaborasi, dan kemampuan memecahkan masalah. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode review literatur. Metode ini menggunakan penelusuran kajian Pustaka, dengan menggali secara mendalam kajian secara teoritis dan empiris yang terkait dengan topik penulisan. Topik penulisan dalam hal ini adalah kajian tentang konsep diri dan kajian tentang aspek perkembangan anak usia dini. Dari kajian telaah Pustaka, diperoleh hasil sebagai berikut. (1) Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Konsep diri pada anak adalah suatu persepsi tentang diri dan kemampuan anak yang merupakan suatu kenyataan bagaimana mereka memandang dan menilai diri mereka sendiri yang berpengaruh pada sikap yang mereka tampilkan. (2) Lingkup perkembangan sesuai tingkat usia anak meliputi aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni . (3) Pembentukan konsep diri anak usia dini dipengaruhi faktor usia, sistem Pendidikan, faktor hubungan antara guru dan anak. Hal-hal yang membentuk konsep diri anak yaitu dari proses pembelajaran, peranan guru. Guru sangat berpern penting dalam membentuk konsep diri anak. Guru menjadi panutan dan model bagi anak
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Manurung, Aprida, Budi Anna Keliat, and Ira Erwina. "Pengaruh Therapy Supportif Konsep Diri terhadap Konsep Diri Anak Sekolah Dasar." Jurnal Keperawatan Jiwa 7, no. 3 (2019): 293. http://dx.doi.org/10.26714/jkj.7.3.2019.293-302.

Full text
Abstract:
Permasalahan kenakalan anak usia sekolah yang sering terjadi adalah bolos, melangar peraturan sekolah, merokok, tauran hingga bully. Hal ini disebabkan karena saat perkembangan konsep diri anak mengalami kerancuan identitas, hingga depersonalisasi. Untuk mencegah hal itu maka diperlukan suatu tindakan preventif, salah satunya dengan melakukan therapy supportif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Therapy Supportif terhadap Konsep Diri dan perkembangan anak, dengan metode quasi eksperimental pre-post test with control group dan menggunakan kuesioner konsep diri. Sampel berjumlah 80, 40 Kelompok Intervensi dan 40 kontrol, mengunakan tehnik random sampling. Hasil penilitian didapatkan ada pengaruh yang bermakna pada Therapy supporti terhadap perkembangan dan konsep diri, denga nilai rerata variabel perkembangan sebelum diberikan Therapy supportif pada kelompok intervensi 72,78 atau 77,45% dan nilai rerata setelah dilakukan therapy supportif 83 atau 88,32% dari nilai tersebut terjadi peningkatan perkembangan sebesar 10,22 (10,87%) yang artinya Therappy Supportif memiliki pengaruh bermakna terhadap perkembangan anak, Sedangkan untuk nilai variabel konsep diri sebelum dilakukan terapi suportif pada kelompok intervensi 68,28 atau 72,63%, Setelah dilakukan Therapy Supportif didapatkan nilai rerata 83,87 atau 89,22%, dari nilai tersebut dapat dianalisis bahwa terjadi peningkatan, sebesar 15,59 atau 22,84% yang artinya Therappy Supportif memiliki pengaruh bermakna terhadap konsep diri anak Kata kunci: terapi supportif, konsep diri, anak sekolah dasar THE EFFECT OF THERAPY SUPPORTIVE SELF-CONCEPT AGAINSTCHILDREN'S CONCEPT OF BASIC SCHOOL ABSTRACTThe problem of delinquency in school-age children that often occurs is truancy, violating school rules, smoking, mixing, and bullying. This is because when the child's self-concept development experiences confusion in identity, to depersonalization. To prevent that, we need a preventive action, one of them is by doing supportive therapy. The purpose of this study was to determine the effect of Supportive Therapy on Self-Concept and child development, with a quasi-experimental method of pre-post test with control group and using a self-concept questionnaire. Samples amounted to 80, 40 intervention groups and 40 controls, using random sampling techniques. The results of the study, found that there is a significant relationship in supportive therapy to development and supportive therapy in self-concept, with the average value of the development variables before being given supportive therapy in the intervention group 72.78 or 77.45% and the mean value after supportive therapy 83 or 88.32% of the value there was an increase in development of 10.22 (10.87%) which means that Therappy Supportive has a significant influence on children's development, while for the value of self-concept variables before supportive therapy in the intervention group 68.28 or 72, 63%, after supportive therapy, the mean value is 83.87 or 89.22%. From this value, it can be analyzed that there is an increase of 15.59 or 22.84%, which means that therapeutic support has a significant influence on the child's self-concept Keywords: supportive therapy, self-concept, elementary school children
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Oktavia, Yuki. "PEMBELAJARAN KONSEP DIRI UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI." JURNAL TALITAKUM 1, no. 1 (2022): 21–35. http://dx.doi.org/10.69929/talitakum.v1i1.5.

Full text
Abstract:
Abstract Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep diri dalam membantu perkembangan atau keterampilan sosial pada anak usia dini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka. Setelah data dikumpulkan dari beberapa sumber, kemudian diolah dan disimpulkan. Hasil penelitian adalah bahwa Konsep diri merupakan hasil dari proses belajar manusia melalui hubungannya dengan orang lain dan Lingkungan memiliki peran yang penting dalam proses mengenal diri terutama dalam pengalaman relasi dengan orang lain dan bagaimana orang lain memperlakukan dirinya yang akan membentuk keterampilan sosial pada anak sejak dini, konsep diri tersebut merupakan hal yang paling penting untuk menjalin hubungan yang seimbang dengan sebayanya. Hubungan pertemanan yang seimbang dapat diperoleh jika anak memiliki rasa percaya diri dan bisa menghadapi berbagai masalah serta mencari solusinya. Keterampilan sosial juga membuatnya mudah diterima oleh anak lain karena mampu berperilaku sesuai harapan lingkungannya secara tepat. Kata Kunci :konsep diri,keterampilan sosial
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Yunika, Nurheliza, Ria Novianti, and Zulkifli N. "Hubungan Konsep Diri dengan Perilaku Moral Anak Usia Dini." Aulad : Journal on Early Childhood 2, no. 3 (2019): 73–80. http://dx.doi.org/10.31004/aulad.v2i3.36.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsep diri dengan perilaku moral anak usia dini di TK Pertiwi Kelurahan Sungai Pakning Kabupaten Bengkalis. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia 5-6 tahun di TK Pertiwi Kelurahan Sungai Pakning Kabupaten Bengkalis berjumlah 54 orang anak. Metode yang digunakan adalah survey denfan teknik korelasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi data. Teknik analisa data adalah teknik statistik dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment. Hasil penelitian diketahui tingkat konsep diri anak berada dalam kategori tinggi (51,85%) dan tingkat perilaku moral anak berada dalam kategori sedang (55,55%). Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar rxy = 0,837 lebih besar dari pada rtabel = 0,268 (0,837 > 0.268) dengan taraf signifikansi 0,000 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara konsep diri dengan perilaku moral. Tingkat hubungannya termasuk dalam kategori sangat tinggi dengan nilai koefisien determinan sebesar 70% artinya bahwa konsep diri memberi kontribusi sebesar 70% terhadap perilaku moral, sisanya 30% ditentukan oleh variabel lain.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Aghnaita, Aghnaita, Norhikmah Norhikmah, Nur Aida, and Rabi'ah Rabi'ah. "Rekonstruksi Pembelajaran Bagi Anak Usia Dini Melalui Konsep "Jati Diri"." Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 6, no. 4 (2022): 3253–66. http://dx.doi.org/10.31004/obsesi.v6i4.2071.

Full text
Abstract:
Anak usia dini sebagai penerus bangsa dapat menjadi tolak ukur terhadap kemajuan bahkan harkat dan martabat bangsanya, sehingga pengenalan identitas nasional dalam konsep “Jati Diri” menjadi suatu upaya dalam menjaga keunikan bangsa Indonesia serta sebagai langkah preventif untuk menghindari pergesekan sosial antar budaya sejak dini. Tujuan pada penelitian ini untuk mengkaji mengenai rekonstruksi pembelajaran bagi anak usia dini melalui konsep "Jati Diri". Metode penelitian yang digunakan adalah kajian pustaka dengan teknik pengumpulan data yaitu dokumentasi melalui 46 referensi kepustakaan yang relevan. Referensi yang digunakan minimal terbitan 10 tahun terakhir yakni mulai tahun 2012-2022 berupa buku, modul, jurnal, tugas akhir, kebijakan, dan referensi lainnya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa rekonstruksi pembelajaran bagi anak usia dini melalui konsep "Jati Diri" yaitu dengan memetakan tema pembelajaran yang meliputi 3 ruang lingkup: Jati Diri Nasional, Wilayah, dan Individu.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

S, Santi. "Konsep Diri, Lansia KONSEP DIRI PADA LANSIA DI PANTI WERDHA PANGESTI LAWANG." Jurnal Keperawatan Malang 3, no. 1 (2018): 16–25. http://dx.doi.org/10.36916/jkm.v3i1.54.

Full text
Abstract:
Abstrak
 Konsep diri berkembang seiring dengan peningkatan usia seseorang. Menurut WHO, konsep diri pada kelompok lansia dipengaruhi oleh banyak factor, antara lain: fisik, psikososial, spiritual dan ekonomi. Kebanyakan lansia dibawa keluarga ke panti dengan alasan tidak mampu mengurus lansia di rumah. Hal ini menjadikan lansia berpikir negatif tentang keputusan keluarga tersebut, sehingga mempengaruhi konsep diri. (Rahayu dalam Setyowati, 2005). Dari fenomena tersebut, peneliti bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep diri lansia di Panti Werdha Pangesti Lawang, pada tanggal 24-25 Mei 2016. Desain penelitian ini adalah diskriptif, dengan purposive sampling , sebesar 46 responden. Menggunakan alat ukur kuesioner. Hasil penelitian yang didapatkan: 1) Gambaran diri lansia lebih dari setengahnya (63%) positif, 2) Ideal diri lansia lebih dari setengahnya (52,2%) positif, 3) Harga diri lansia lebih dari setengahnya (56,5%) negatif, 4) Peran lansia sebagian besar (69,6%) negatif, 5) Identitas diri lansia lebih dari setengahnya (58,7%) positif, 6) Konsep diri lansia yang tinggal di panti lebih dari setengahnya (63%) positif. Salah satu factor terbesar yang menjadi penyebab adalah kurangnya dukungan/motivasi dari keluarga. Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap perawat dapat memberikan pengertian pada keluarga untuk memberi motivasi pada lansia meski harus tetap dititipkan di panti, selain itu perawat juga melibatkan lansia dalam kegiatan-kegiatan bersama, antara lain: beribadah, senam lansia, menyiapkan makan bersama, bersih-bersih, serta memberikan penghargaan atas hasil kerja lansia seperti pujian sehingga lansia merasa dihargai dan berguna.
 
 Kata Kunci: Konsep diri, gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran, identitas diri, lansia
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Novita, Lina, and Sumiarsih . "PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI SISWA." Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Guru Sekolah Dasar (JPPGuseda) 4, no. 2 (2021): 92–96. http://dx.doi.org/10.55215/jppguseda.v4i2.3608.

Full text
Abstract:
THE INFLUENCE OF SELF-CONCEPT ON STUDENTS' CONFIDENCEThe purpose of this study was to determine the influence of the influence of self-concept on student self-confidence. The population in this study were students in class V A and V B Baranangsiang Elementary School, Bogor City. The analysis prerequisite testing technique is in the form of a normality test, then the homogeneity test is carried out. Data that were declared normal and homogeneous were used to test the hypothesis, the results showed that there was an influence of self-concept on student self-confidence. The simple correlation regression analysis technique produces a relationship model expressed in the form of a regression equation, namely Ŷ = 59.46 + 0.43X. The results of this study are indicated by statistical analysis which produces a correlation coefficient (rxy) of 0.37. While the coefficient of determination is 0.13%. The regression analysis technique and simple correlation the effect of self-concept on students' self-confidence produces an effect that is expressed in the form of a regression equation, namely Ŷ = 59.46 + 0.43X), which means that each increase in self-concept units causes an increase in student confidence by 0.43 unit. Based on the results of the research above, it can be concluded that there is a positive influence between self-concept on the self-confidence of students in grades V A and V B of Baranangsiang State Elementary School, Bogor City, 2020/2021 academic year.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Widyana, Alifa Inggit, and Robertus Budi Sarwono. "Peran Konsep Diri Dalam Membentuk Kepercayaan Diri Mahasiswa." Solution : Journal of Counseling and Personal Development 5, no. 1 (2023): 26–32. https://doi.org/10.24071/sol.v5i1.6945.

Full text
Abstract:
: Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui ada tidaknya hubungan antara konsep diri dengan kepercayaan diri mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2020 Universitas Sanata Dharma, (2) Mengetahui seberapa baik konsep diri pada mahasiswa, (3) Mengetahui seberapa tinggi kepercayaan diri mahasiswa, (4) Mengetahui butir item skala konsep diri mana saja yang teridentifikasi rendah, (5) Mengetahui butir item skala kepercayaan diri mana saja yang teridentifikasi rendah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian korelasi. Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Bimbingan Konseling angkatan 2020 yang berjumlah 102 orang. Skala pertama yang digunakan adalah skala konsep diri dengan 32 item valid dan memiliki indek reliabilitas Alpa Cronbach sebesar 0,926. Skala konsep diri disusun berdasarkan aspek konsep diri yaitu : (1) Aspek Citra Diri, (2) Aspek Bahasa, (3) Aspek Umpan Balik dari Lingkungan, (4) Aspek pola asuh atau Praktet-Prakter Membesarkan Anak. Skala kedua yang digunakan adalah skala kepercayaan diri dengan 27 item valid dan memiliki indek reliabilitas 0,931. Skala kepercayaan diri disusun berdasarkan aspek kepercayaan diri yaitu: (1) Keyakinan Kemampuan Diri, (2) Optimis, (3) Bertanggung Jawab, (4) Rasional dan Realistis, (5) Objektif. Uji korelasi penelitian ini menggunakan Spearman Correlation yang dibantu menggunakan program JASP 0.17.0.0. Hasil penelitian menunjukkan : (1) Tingkat konsep diri yang menjadi sampel penelitian ini cenderung pada kategori tinggi (50%), (2) Tingkat kepercayaan diri yang menjadi sampel penelitian ini cenderung pada kategori tinggi (64,7%) (3) Terdapat hubungan yang signifikan positif antara konsep diri dengan kepercayaan diri dengan nilai Spearman rho 0,606 dan nilai ρ-value ˂.001 yang artinya masuk dalam kategori sangat kuat
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Suci, Debi Trila. "Konsep diri anak jalanan." SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling 2, no. 2 (2017): 14. http://dx.doi.org/10.23916/08439011.

Full text
Abstract:
Sampai dewasa ini sebagian besar anak jalanan bekerja sebagai pengamen, menyemir sepatu, mengasong, menjadi calo, menjajakan koran atau majalah, mengelap mobil, mencuci kendaraan, menjadi pemulung, menjadi kuli angkut, menyewakan payung, menjadi penghubung atau penjual jasa alasannya karena kesulitan ekonomi untuk mencari uang tambahan dan juga untuk rekreasi. Pendidikan orangtua anak jalanan rata-rata hanya tamat sekolah dasar dan bekerja disektor marjinal seperti buruh dan pada bidang jasa seperti tukang ojek ataupun kuli angkut. Konsep diri anak jalanan menyangkut karakter pribadi ,penampilan fisik, hubungan dengan orang tua, teman sebaya, umum dan sikap jujur dan percaya dan hubungan dengan Tuhan cenderung positif .artinya sebagian anak jalanan melihat dirinya cenderung positif. Namun konsep diri menyangkut kestabilan dan emosi yang dimiliki anak jalanan cenderung sedang, anak jalanan mengakui kondisi mereka yang sering labil. Ada perbedaan konsep diri anak jalanan berdasarkan karakteristik sosial ekonomi yang mereka miliki seperti usia, jenis kelamin dan alasan turun kejalan, namun tidak ada perbedaan konsep diri berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan mereka. Konsep diri anak jalanan cenderung negative ternyata belum muncul dalam usaha mereka untuk memperbaiki diri dalam memilih pekerjaaaan dan berhubungan dengan oranglain yang tidak bekerja sebagai anak jalanan ataupun orang lain yang tidak senasib dengan mereka.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Iswati, Noormawanti,. "KONSEP DIRI SEORANG DA'I." Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam 1, no. 2 (2019): 207. http://dx.doi.org/10.32332/jbpi.v1i2.1719.

Full text
Abstract:
The concept of self is an understanding of the attitude of the individual towards himself so that it results in the interaction of two or more people. Self-concept is a factor that communicates with others. The concept of self is the views and attitudes of individuals towards themselves, characteristics and individual and self-motivation. The self-view includes not only individual strengths but also weaknesses and even failures. This self-concept is psychological, social and physical. Self-concept is our views and feelings about ourselves, which include physical, psychological and social aspects. The concept of self is not just a descriptive picture, but also an assessment of ourselves, including what we think and how we feel. Anita Taylor defines self-concept as "all you think and feel about you, the entire complex of beliefs and attitudes you hold abaout yourself '. Human behavior is a product of their interpretation of the world around them through social interaction. Behavior is often a choice as a feasible thing to do based on how it defines the existing situation. The definition they give to other people, situations, objects and even themselves determines their behavior. So it is individuals who are considered active to regulate and determine their own behavior and environment. While the core of the individual is consciousness (consciousness). self-development depends on communication with others, which shape or influence themselves
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Azhari, Muhammad, Anwar, Khairisa Pohan, Sabarita Banurea, and Lilis Darmila. "Konsep Diri dalam Islam." Wathan: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora 1, no. 2 (2024): 124–35. https://doi.org/10.71153/wathan.v1i2.52.

Full text
Abstract:
Konsep diri atau self-concept merupakan pandangan keseluruhan individu terhadap dirinya dan mencakup aspek-aspek seperti keyakinan, nilai, cita-cita, aspirasi, dan komitmen terhadap suatu filosofi hidup. Artikel ini menggunakan penelitian kepustakaan untuk mengkaji model konsep diri dalam Islam. Konsep diri dalam Islam di sini dijelaskan sebagai cara seseorang memandang dirinya sebagai makhluk di muka bumi, hamba Tuhan, dan khalifah. Dalam teori tasawuf, seseorang harus mampu melepaskan pandangannya terhadap diri sendiri. Sebab, hal ini dipandang sebagai tabir yang memisahkan kita dari Tuhan. Seseorang kemudian memusatkan pandangannya kepada Tuhan, sehingga terjalin kesatuan antara hamba dengan Tuhan, sehingga sampai pada insan kamil yang dalam psikologi sufi disebut sebagai manusia sempurna.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Anisa Purwa Ningrum and Rajiyem. "KONSEP DIRI PETANI MILENIAL." KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science 5, no. 2 (2023): 169–78. http://dx.doi.org/10.36761/kagangakomunika.v5i2.3320.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep diri petani milenial. Desain penelitian menggunakan desain kualitatif dengan metode studi kasus yang dilakukan di Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur, NTB. Dalam penelitian ini teori yang digunakan yaitu, interaksionisme simbolik oleh George Herbert Mead. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, dokumentasi, dan rekaman arsip. Dilanjutkan dengan validasi data penelitian menggunakan triangulasi sumber. Kemudian, teknik analisis data menggunakan analisis data induktif. Hasil penelitian menunjukkan petani milenial di Kecamatan Suralaga memiliki kepercayaan diri dan bangga dengan identitas bertani. Konsep diri yang terbentuk pada petani milenial dipengaruhi tiga faktor yaitu, faktor lingkungan keluarga dan teman dekat, faktor lingkungan tempat tinggal, dan faktor pendidikan. Dari ketiga faktor tersebut ditemukan alasan yang mendasari konsep diri petani milenial yaitu, tradisi turun-temurun, menganggap usaha tani banyak keuntungannya, dan merasa terpanggil sebagai generasi penerus. Kata Kunci: Konsep Diri, Petani Milenial, Interaksionisme Simbolik
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Baaka, Jusmadini, Rifki Sakinah Nompo, and Arvia Arvia. "GAMBARAN KONSEP DIRI REMAJA DI KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 SENTANI KABUPATEN JAYAPURA." Sentani Nursing Journal 1, no. 2 (2021): 111–18. http://dx.doi.org/10.52646/snj.v1i2.72.

Full text
Abstract:
Latar Belakang: Konsep diri individu tidaklah bawaan dari lahir tetapi timbul akibat adanya pengalaman, persepsi dan hasil belajar yang dialami oleh setiap individu. Konsep diri seseorang terbentuk dari proses belajar. Konsep diri pada remaja merupakan keadaan dimana remaja mampu menilai dirinya secara fisik, psikis, sosial, emosional, aspirasi, dan prestasi. Keperawatan jiwa konsep diri terdiri dari lima komponen; citra tubuh/ gambaran diri, harga diri, indentitas diri, peran, dan ideal diri. Remaja yang memiliki konsep diri positif cenderung menampilkan tingkah laku sosial yang positif, sedangkan remaja yang konsep diri kurang memandang dirinya negatif sehingga akan timbulnya konsep diri negatif. Dalam mengembangkan potensi diri, individu perlu memahami dirinya sendiri, dan mengetahui kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya serta cara memahami dan mengetahui diri sendiri. Tujuan: Untuk mengetahui konsep diri remaja di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sentani Kabupaten Jayapura. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan persentase, dilakukan pada bulan Januari sampai Februari 2021. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 33 siswa/I, dengan kuesioner konsep diri yang terdiri dari 43 pernyataan positif dan negatif. Hasil: Konsep diri remaja dengan kriteria positif 31 orang (93.9%) dan konsep diri dengan kriteria negatif 2 orang (6.1%). Kesimpulan: Konsep diri bukanlah aspek yang dibawa sejak lahir, tetapi merupakan aspek yang dibentuk melalui interaksi individu dalam berbagai lingkungan, baik itu lingkungan keluarga maupun lingkungan lain yang lebih luas. Pada dasarnya konsep diri seseorang terbentuk dari lingkungan pertama yang paling dekat dengan individu, yaitu lingkungan keluarga, tetapi lama-kelamaan konsep diri individu akan berkembang melalui hubungan dengan lingkungan yang lebih luas, seperti teman sebaya.
 Kata Kunci: Konsep Diri, Remaja, SMA
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Khairani, Dina, Freddy Yusanto, and Berlian Primadani Satria Putri. "ANALISIS KONSEP DIRI SISWI-SISWI PENYANDANG TUNARUNGU DAN TUNAWICARA SLB NEGERI CICENDO BANDUNG." Jurnal Manajemen Komunikasi 2, no. 1 (2019): 18. http://dx.doi.org/10.24198/jmk.v2i1.12038.

Full text
Abstract:
Dalam komunikasi interpersonal, konsep diri seseorang akan mempengaruhi tingkah lakunya. Dari tingkah laku ini, kita dapat melihat apakah seseorang tersebut memiliki konsep diri positif ataukah memiliki konsep diri negatif. Pengamatan untuk mengetahui kecenderungan positif atau negatif dari konsep diri dilakukan kepada siswi-siswi penyandang tunarungu dan tunawicara SLB Negeri Cicendo Bandung menggunakan metode penelitian kualitatif, studi deskriptif. Data primer didapatkan melalui observasi terang-terangan dan tersamar, dan wawancara semiterstruktur kepada informan kunci dan significant others. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan kunci tidak dapat dinyatakan secara utuh memiliki konsep diri positif maupun konsep diri negatif, karena saat memenuhi satu ciri-ciri konsep diri positif, belum tentu seseorang memenuhi semua ciri-ciri konsep diri positif, dan jika salah satu ciri-ciri konsep diri positif tidak terpenuhi, belum tentu semua ciri-ciri konsep diri positif tidak dapat terpenuhi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Kamaruddin, Ilham, Imam Tabroni, and Muna Azizah. "Konsep Pengembangan Self-Esteem Pada Anak Untuk Membangun Kepercayaan Diri Sejak Dini." Al-Madrasah: Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah 6, no. 3 (2022): 496. http://dx.doi.org/10.35931/am.v6i3.1015.

Full text
Abstract:
<p><em>Konsep diri bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir. Bahkan ketika lahir, kita tidak memiliki konsep diri, tidak memiliki pengetahuan tentang diri, dan tidak memiliki penghargaan tertentu terhadap diri kita.</em><em> </em><em>Konsep diri akan terbentuk sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, anak-anak membutuhkan konsep diri untuk dapat masuk dan diterima lingkungan sosialnya, dan salah satu pembentuk konsep diri itu yakni dengan adanya self-esteem (harga diri</em><em>). </em><em>Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi literatur. Kegiatan penelitian dengan studi literatur dilakukan peneliti dengan cara mencari data dari berbagai sumber tertulis, baik berupa buku, artikel, dan jurnal yang relevan dengan obyek penelitian, sehingga masalah dapat dipecahkan dengan menelaah sumber-sumber data yang sudah terkumpul sebelumnya dan tidak perlu lagi riset secara langsung di lapangan.</em> <em>Kepercayaan diri seorang anak tentu tidak timbul dengan sendirinya. Orang tua mempunyai peran terbesar dalam menumbuhkan self-esteem anak agar menjadi individu yang percaya diri. Self-esteem adalah cara seorang anak berpikir dan merasakan segala sesuatu tentang dirinya. Apakah ia merasa dicintai, disayangi, dihargai, atau justru merasa diabaikan dan ditolak, perasaan inilah yang kemudian akan menentukan baik/buruk perilakunya. Orang tua yang mampu menunjukkan rasa cinta, kasih sayang, dan penghargaan, bahkan ketika anak berbuat salah sekalipun, akan membuat self-esteem anak menjadi positif. Anak akan tumbuh menjadi sosok yang bersyukur dan percaya diri. Sebaliknya, orang tua yang lebih sering menunjukkan rasa marah, kecewa, atau frustrasi ketika melihat perilaku anak akan menciptakan self-esteem yang negatif dalam diri anak.</em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Habibi, Ahmad, Sumaryoto Sumaryoto, and Sri Hapsari. "Konsep Diri Dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (Survey Pada SMP Swasta di Kabupaten Indramayu)." Herodotus: Jurnal Pendidikan IPS 6, no. 3 (2024): 370. http://dx.doi.org/10.30998/herodotus.v6i3.16820.

Full text
Abstract:
Konsep diri dan minat belajar berasal dari diri siswa sendiri dengan belajar di rumah atau les privat dan belajar di sekolah yang di pandu oleh guru. Siswa di beri arahan, semangat, dan menanamkan rasa kepercayaan dirinya agar mereka berprestasi sehingga hasil belajar nya meningkat. Konsesp diri dapat didefinisikan sebagai keyakinan, pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya. Seseorang dikatakan memiliki konsep diri negatif jika menyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak di sukai dan kehilangan daya Tarik terhadap hidup. Seseorang yang memiliki konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Seseorang dengan konsep diri negatif, akan mudah menyerah sebelum melaksakannya, sehingga jika gagal akan ada dua pihak yang disalahkan, baik menyalahkan dirinya sendiri bahkan menyalahkan orang lain. Penelitian dilakukan dalam bentuk penelitian lapangan menggunakan metode deskriptif analistis dengan mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Dalam penelitian ini data dan informasi dikumpulkan dari responden dengan kuesioner. Terdapat pengaruh yang signifikan konsep diri dan minat belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar IPS siswa SMA Swasta di kabupaten Indramayu. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai Sig. 0,00 < 0,05 dan FH = 51,890.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Sari, Rani Puspita, Zulela Zulela, Yunita Sari, Siti Nurhayati, and Rasmita Rasmita. "Peran pengaturan diri dan konsep diri terhadap prestasi pelajaran IPS." Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar 6, no. 1 (2020): 21–30. http://dx.doi.org/10.22236/jipd.v6i1.147.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan antara kemandirian belajar dan konsep diri siswa dengan hasil IPS. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dan menggunakan teknik analisis regresi dan korelasi sederhana serta regresi dan korelasi ganda Penelitian ini di lakukan di SDN Pondok Kopi 08 Pagi Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat hubungan positif antara kemandirian belajar dengan hasil belajar IPS; (2) terdapat hubungan positif hubungan antara konsep diri siswa dengan hasil IPS dan ; (3) terdapat hubungan positif antara kemandirian belajar dan konsep diri siswa secara bersama-sama dengan hasil belajar IPS. Berdasarkan hasil penelitian, hasil belajar IPS dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kemandirian belajar dan konsep diri siswa, karena hasil verifikasi membuktikan bahwa kemandirian belajar dan konsep diri siswa menjadi faktor penentu yang signifikan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Harnung, Harnung. "HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI I JUWANA." MAJALAH LONTAR 34, no. 2 (2022): 34–38. http://dx.doi.org/10.26877/ltr.v34i2.12827.

Full text
Abstract:
Penelitian hubungan antara konsep diri dan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Juwana dilatarbelakangi oleh rendahnya konsep diri pada siswa serta masih banyak siswa yang masih kurang menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode ex-post facto. Populasi data penelitian ini sejumlah 144 siswa, meliputi kelas VII A dan VIIB. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh (sampling sensus) yaitu dengan mengambil semua jumlah populasi untuk dijadikan sebagai penelitian. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah skala konsep diri dan skala penyesuaian diri. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Ada hubungan yang negatif dan signifikan antara konsep diri dengan penyesuaian Diri. Hal ini berarti semakin tinggi konsep diri maka semakin rendah penyesuaian diri, begitu pula sebaliknya semakin rendah konsep diri maka akan semakin tinggi penyesuaian diri. (2) Hasil uji koefesien determinasi (R2) sebesar 0,300. Nilai tersebut berarti 30% perubahan variabel penyesuaian diri (Y) dapat diterangkan oleh konsep diri (X), sedangkan 70% dijelaskan oleh variabel yang lain.(3) Tingkat penyesuaian diri dan konsep diri tergolong dalam kategori rendah dengan hasil presentasi 36% dan 42%. (4) Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel konsep diri dan penyesuaian diri.Berdasarkan uji linieritas antara konsep diri dan penyesuaian diri diperoleh nilai signifikansi yaitu sebesar 0,098. Dengan nilai sig.deviation from linierity > 0,05, dalam dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linier antara konsep diri dan penyesuaian diri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Purwarini, Putu Deasytha, and I. Made Rustika. "Peran Pola Asuh Autoritatif dan Konsep Diri terhadap Self regulated learning Siswa Remaja SMA di Kabupaten Gianyar." Jurnal Psikologi Udayana 5, no. 2 (2018): 282. http://dx.doi.org/10.24843/jpu.2018.v05.i02.p05.

Full text
Abstract:
Self-regulated learning merupakan aspek mental yang sangat penting dalam kehidupan remaja yang sedang menuntut ilmu karena pada masa remaja terjadi banyak gejolak, seperti emosi, teman sebaya, identitas diri, dan kognitif. Self-regulated learning merupakan sebuah konsep bagaimana individu menjadi pengatur bagi belajarnya sendiri. Self regulated learning bukan aspek mental yang dibawa sejak lahir melainkan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Bagaimana seseorang memandang dirinya serta bagaimana lingkungan memperlakukan seseorang sejak usia dini akan memengaruhi perkembangan Self regulated learning. Konsep diri merupakan salah satu faktor internal dan pola asuh autoritatif merupakan salah satu faktor eksternal yang memengaruhi Self regulated learning. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pola asuh autoritatif dan konsep diri terhadap Self-regulated learning. Subjek penelitian berjumlah 220 siswa SMA yang terpilih melalui two stage cluster sampling. Hasil uji regresi berganda menunjukkan nilai R sebesar 0,587 dan R Square sebesar 0,344, yang berarti bahwa pola asuh autoritatif dan konsep diri secara bersama-sama berperan sebesar 34,4% terhadap Self regulated learning. Koefisien beta terstandarisasi dari pola asuh autoritatif sebesar 0,100 dan taraf signifikansi 0,107 (p>0,05) menunjukkan bahwa pola asuh autoritatif tidak berperan secara signifikan terhadap Self regulated learning. Koefisien beta terstandarisasi dari konsep diri sebesar 0,535 dan taraf signifikansi 0,000 (p<0,05) menunjukkan bahwa konsep diri berperan secara signifikan terhadap Self regulated learning.
 
 Kata kunci : pola asuh autoritatif, konsep diri, Self regulated learning, remaja.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Purnomo, Adhi, Badar Badar, and Dwi Prihatin Era. "HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN ULKUS DIABETIK DI RSD dr. H. SOEMARNO SOSROATMODJO." Aspiration of Health Journal 1, no. 2 (2023): 354–59. http://dx.doi.org/10.55681/aohj.v1i2.115.

Full text
Abstract:
Konsep diri negatif berhubungan erat dengan kualitas hidup penderita ulkus diabetikum hal ini didasari oleh penelitian sebelumnya yang memaparkan bahwa tujuan utama diagnosis dan pengobatan dini Diabetes Melitus adalah kualitas hidup. Kualitas hidup Diabetes Melitus menjadi lebih buruk ketika disertai komplikasi dan penyakit kronis lainya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan kualitas hidup pada pasien ulkus diabetik di RSD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo. Desain penelitian merupakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Pasien Ulkus Diabetik di RSD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Tanjung. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 36 orang. Diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden memiliki konsep diri negatif sebanyak 28 orang (77,8%) dan memiliki konsep diri positif sebanyak 8 orang (22,2%). Diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden memiliki kualitas hidup sedang sebanyak 34 orang (94,4%), memiliki kualitas hidup buruk sebanyak 2 orang (5,6%). Tidak ada hubungan konsep diri dengan kualitas hidup pasien pasien ulkus diabetik di RSD. dr. H. Soemarno Sosroatmodjo.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Ninin, Retno Hanggarani, Tb Zulrizka Iskandar, Ahmad Gimmy Pratama Siswadi, and Elmira N. Sumintardja. "DIRI RELIGIUS: SUATU MODEL KONSEPTUAL TENTANG DIRI." Journal of Psychological Science and Profession 2, no. 1 (2018): 114. http://dx.doi.org/10.24198/jpsp.v2i1.16580.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi konsep Diri Religius (DR) Sejumlah lima belas partisipan terlibat dalam studi kualitatif dan total 739 subyek menjadi partisipan dalam studi kuantitatif. Rancangan penelitian adalah exploratory sequential mix method dengan studi kualitatif mendahului studi kuantitatif. Pengambilan data kualitatif dilakukan menggunakan wawancara dengan pendekatan fenomenologi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis tematik dan menghasilkan konsep DR dengan konstruk yang terdiri dari empat dimensi. Pengambilan data kuantitatif dilakukan melalui kuesioner tertulis, berlokasi di kota Bandung, Denpasar, Jogjakarta, Cimahi, Surabaya, Garut, dan Depok. Penelitian membuktikan bahwa model konseptual DR dengan tiga dimensi yaitu pandangan individu akan keterlibatan Tuhan dalam keber’ada’an, perspektif positif tentang keterlibatan Tuhan dalam peristiwa kehidupan, dan perilaku positif yang disertai dengan emosi positif, secara signifikan sesuai dengan data empiris. DR terbukti merupakan konsep yang dapat membedakan individu yang berorientasi pada Tuhan (theistik) dengan yang tidak (nontheistik). Kata-kata kunci: diri religius, religiusitas, spiritualitas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Lestari, Puji, and Liyanovitasari Liyanovitasari. "Konsep Diri Remaja Yang Mengalami Bullying." Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal) 2, no. 1 (2020): 40. http://dx.doi.org/10.32807/jkt.v2i1.45.

Full text
Abstract:
Konsep diri terdiri dari semua nilai-nilai, keyakinan dan ide-ide yang berkontribusi terhadap pengetahuan diri dan mempengaruhi hubungan seseorang dengan orang lain. Bullying dapat menjadikan konsep diri remaja terganggu. Tujuan penelitian untuk mengetahui konsep diri remaja yang mengalami bullying. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan survey deskriptif. Sampel 88 remaja yang pernah mengalami bullying. Alat ukur konsep diri dengan Tennessee Self Concept Scale (TSCS). Hasil penelitian menunjukkan remaja yang memiliki konsep diri yang positif sebanyak 45 responden (51,1%), sedangkan remaja yang memiliki konsep diri negatif sebanyak 43 (48,9%). Diharapkan adanya upaya dari masyarakat dan institusi pendidikan untuk mengatasi perilaku bullying yang dapat berdampak pada konsep diri remaja
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Lucyana, Lucyana, and Made Subawo. "Pengaruh Konsep diri dan Kepercayaan diri Terhadap Hasil Belajar Matematika." Sulawesi Tenggara Educational Journal 5, no. 1 (2025): 425–33. https://doi.org/10.54297/seduj.v5i1.1200.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan tujuan untuk mengetahui: (1) Deskripsi konsep diri, kepercayaan diri, dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Wundulako; (2) Pengaruh konsep diri terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Wundulako; (3) Pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Wundulako; (4) Pengaruh konsep diri dan kepercayaan diri terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Wundulako.Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Wundulako sebanyak 54 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampel jenuh diproleh sampel sebanyak 54 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Konsep diri siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Wundulako cenderung berada pada kategori sangat tinggi; (2) Kepercayaan diri siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Wundulako cenderung berada pada kategori rendah; (3) Hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Wundulako cenderung berada pada kategori rendah; (4) Pengaruh konsep diri terhadap hasil belajar matematika siswa kelasVIII SMP Negeri 2 Wundulako sebesar 52,3%, dimana terdapat pengaruh positif dan signifikan konsep diri terhadap hasil belajar matematika dengan thitung = 7,487 ≥ 2,008 ttabel dan sig = 0,000 < 0,05; (5) Pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar matematika siswa kelasVIII SMP Negeri 2 Wundulako sebesar 60,9%, dimana terdapat pengaruh positif dan signifikan kepercayaan diri terhadap hasil belajar matematika dengan thitung = 8,918 ≥ 2,008 = ttabel dan sig = 0,000 < 0,05; (6) Pengaruh konsep diri dan kepercayaan diri terhadap hasil belajar matematika siswa kelasVIII SMP Negeri 2 Wundulako sebesar 88,6%, dimana terdapat pengaruh positif dan signifikan konsep diri dan kepercayaan diri terhadap hasil belajar matematika dengan Fhitung = 199,081≥ 3,179 Ftabeldengan persamaan regresi .
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Rahmah, Restu Athifah, Putri Handayani, Mila Ermila Hendriyani, Ika Rifqiawati, and Dwi Ratnasari. "Self Concept Siswa SMA di Kabupaten Lebak." Jurnal Pendidikan Abad Ke-21 1, no. 2 (2023): 65–70. http://dx.doi.org/10.53889/jpak.v1i2.308.

Full text
Abstract:
Konsep diri siswa merupakan bentuk penilaian seseorang terhadap dirinya. Konsep diri dikatakan penting karena dapat dijadikan sebagai evaluasi peserta didik terkait kelebihan dan kelemahan dirinya sendiri. Guru dapat mengetahui konsep diri siswa melalui penilaian afektif yang dilakukan saat pelaksanaan pembelajaran. Metode penelitian menggunakan metode survei. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui konsep diri siswa SMA di Lebak untuk inisiasi program peningkatan profil pelajar Pancasila. Konsep diri diukur menggunakan teknik penilaian diri (self-assessment). Instrumen penilaian berupa angket yang terdiri dari indikator dan dimensi konsep diri peserta didik yaitu keadaan psikis siswa pada lingkungan sekitar, peran siswa dalam lingkungan sosial, dan percaya diri . Hasil penelitian menunjukan bahwa konsep diri siswa sudah cukup baik dengan hasil penilaian afektif 67%, sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki konsep diri yang cukup baik dan harus lebih ditingkatkan., dengan cara melatih siswa untuk mengenali diri melalui kegiatan proyek penguatan profil pelajar Pancasila.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Nurfadilah, Nurfadilah. "HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KECEMASAN NARAPIDANA PADA RUTAN KELAS II B MAJENE." J-KESMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat 6, no. 1 (2020): 38. http://dx.doi.org/10.35329/jkesmas.v6i1.651.

Full text
Abstract:
Konsep diri merupakan konseptualisasi individu terhadap dirinya sendiri secara langsung konsep diri ini berpengaruh terhadap harga diri serta perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri terbagi menjadi 2 yakni konsep diri positif dan konsep diri negatif ketika individu memiliki konsep diri yang positif maka kecemasannya akan rendah sedangkan ketika individu memiliki konsep diri yang negatif maka kecemasannya akan tinggi. Narapidana merupakan individu yang kehilangan kebebasan dimana narapidana mengalami kecemasan yang cenderung depresi akibat ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan kecemasan narapidana. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional study dengan metode Simple Random Sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan Skala likers dan Skala HARS. Sampel dalam penelitian sebanyak 57 orang narapidana. Berdasarkan hasil analisis Chi Square menunjukkan bahwa hipotesis yang diuji dalam penelitian ditolak dengan nilai signifikan sebesar 0,671 yang berarti lebih besar dari 0,05 (p > 0,05). Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan kecemasan narapidana pada Rutan Kelas II B Majene. Saran bagi peneliti selanjutnya agar dapat menambahkan faktor-faktor terkait konsep diri sekaligus menambah sampel untuk mendapatkan hasil yang lebih signifikan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Mz, Ihsan. "Peran Konsep Diri Terhadap Kedisiplinan Siswa." NALAR: Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam 2, no. 1 (2018): 1. http://dx.doi.org/10.23971/njppi.v2i1.915.

Full text
Abstract:
<p><em>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Konsep Diri terhadap Kedisiplinan Siswa di Madrasah “ABC” Yogyakarta, Tahun Akademik 2015/2016. Populasi dari penelitian ini terdiri dari 208 siswa dari Madrasah “ABC”. Data dikumpulkan dengan menggunakan skala Konsep Diri dan skala Kedisiplinan menggunakan Analisis Regresi Berganda dan Teknik Korelasi Parsial. Hasil menunjukkan peran signifikan positif antara Konsep Diri terhadap Kedisiplinan yang menunjukkan F = 70,770, p = 0,000 (p <0,05). Peran signifikan positif dari Konsep Diri terhadap Kedisiplinan ditemukan t = 8,346, p = 0,000 (p <0,05). Kontribusi Efektif Konsep Diri terhadap Kedisiplinan menunjukkan 51,9%, dan sekitar (48,1%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan berdasarkan hasil analisis ditemukan peran signifikan positif Konsep Diri terhadap Kedisiplinan. Semakin tinggi skor Konsep Diri, semakin tinggi pula Kedisiplinan. Sebaliknya, semakin rendah Konsep Diri, maka rendah pula Kedisiplinan.</em></p><p><strong>Kata Kunci:</strong> <em>Konsep Diri, Kedisiplinan</em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Rahmi, Alfi, and Fadhila Yusri. "Konsep Diri Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling IAIN Bukittinggi." Islamic Counseling: Jurnal Bimbingan Konseling Islam 1, no. 2 (2017): 88. http://dx.doi.org/10.29240/jbk.v1i2.327.

Full text
Abstract:
Pada dasarnya setiap individu memiliki konsep tentang dirinya. Konsep diri yang dimiliki oleh masing-masing individu itu berbeda. Konsep yang telah tertanam pada diri individu, akan mempengaruhi individu dalam berbagai aspek dikehidupannya. Konsep diri meliputi yang menyangkut fisik (materi dan bentuk tubuh), maupun psikis (sosial, emosi, moral dan kognitif) yang dimiliki seseorang.Konsep diri juga mempengaruhi individu dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup. Mahasiswa termasuk individu unik yang memiliki konsep diri yang berbeda antara satu dengan lainnya. Konsep diri yang telah tertanam dalam diri individu itulah nantinya yang akan mempengaruhi diri individu, dalam mengambil suatu tindakan untuk menghadapi permasalahannya. Banyak kemungkinan yang akan dilakukan oleh individu dalam menghadapi permasalahanya. Konsep diri akan mempengaruhi tindakan yang dilakukan individu tersebut, apakah tindakan yang berdampak baik maupun sebaliknya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Angraeni, Noerlina. "Pengaruh Konsep Diri Dan Sikap Belajar Terhadap Kemampuan Berbahasa Inggris Siswa SMP Swasta." Jurnal Inovasi Pendidikan MH Thamrin 3, no. 1 (2019): 50–55. http://dx.doi.org/10.37012/jipmht.v3i1.86.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh konsep diri dan sikap belajar siswa secara bersama-sama terhadap kemapuan berbahasa Inggris. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Sampel yang diambil sebanyak 65 siswa dengan teknik acak sederhana. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Swasta di Kecamatan Cilodong, Kota Depok. Pengumpulan data dilakukan penyebaran angket langsung kepada sampel. Analisis data menggunakan statistic deskriptif seperti mencari mean, median, standar deviasi dan statistik inferensial yaitu untuk mencari koefisien korelasi sederhana dan ganda yang dilanjtkan dengan uji signifikasi koefisien korelasi dengan uji t. penelitian dini dilakukan pada bulan Januari. Hasil penelitian menunjukan : 1) Ada pengaruh positif konsep diri dan sikap belajar siswa terhadap kemampuan berbahasa Inggris dengan skor koefisien korelasi sederhana r = 0,767 yang signifikan dan skor koefisien determinasi r2 = 0,589 yang berarti bawha konstribusi konsep diri dan sikap belajar siswa terhadap kemampuan berbahasa Inggris sebesar 58,9%. 2) Adanya pengaruh posotif konsep diri dan sikap belajar siswa terhadap kekampuan berbahasa Inggris dengan skor koefisien korelasi sederhana r = 0,677 yang siginfikan dengan t hitung (1,751) t tabel (1,671) pada α = 5% (0,05), dan skor koefisien korelasi = 0,589, yang berarti bahwa kontribusi konsep diri terhadap kemampuan berbahasa Inggris sedang. 3) Terhadap pengaruh sikap belajar siswa terhadap kemampuan berbahasa Inggris dengan hitung ttabel atau (2,7311,671) pada α = 5% (0,05). Hasil penelitian ini, terbukti bahwa konsep diri dan sikap belajar siswa sangat berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalan berbahasa Inggris.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Puput, Oktafiani Farida, and Trubus Raharjo. "Penerimaan Diri Orang Tua dengan Anak Disleksia : Konsep Diri dan Dukungan Keluarga." EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN 6, no. 4 (2024): 2896–905. http://dx.doi.org/10.31004/edukatif.v6i4.6998.

Full text
Abstract:
Setiap orang tua menginginkan anak berkembang secara normal, tidak terkecuali anak disleksia, banyak otrang tua yang sulit menerima anak disleksia, dikarenakan rendahnya konsep diri dan dukungan keluarga, hal ini menyebabkan orang tua merasa sedih, malu, menyalahkan diri sendiri dan tidak mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi, sehingga proses penerimaan diri orang tua terhambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan dukungan keluarga dengan penerimaan diri pada orangtua dengan anak dileksia. Populasi dalam penelitian ini adalah orangtua yang memiliki anak disleksia sebanyak 20 responden dari sekolah disleksia cendekia kudus, sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan Teknik nonprobability sampling. Pengambilan data menggunakan skala penerimaan diri, konsep diri, dan dukungan keluarga. Adapun metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi dua predictor, Hasil hipotesis mayor ada hubungan yang signifikan antara konsep diri, dukungan keluarga dengan penerimaan diri dengan sumbangan efektif 34,8%. Hasil hipotesis minor antara konsep diri dan penerimaan diri terdapat hubungan positif yang signifikan dengan sumbangan efektif 34,7%. Hipotesis minor dukungan keluarga dan penerimaan diri terdapat hubungan positif yang signifikan serta memiliki sumbangan efektif 16,5%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konsep diri dan dukungan keluaga berpengaruh terhadap penerimaan diri orang tua dengan anak disleksia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Graha Permata Sari, Hayati, and Faradila Ishara Lestari. "KONSEP DIRI PADA ISTRI SEBAGAI TULANG PUNGGUNG KELUARGA DI DESA PANGARENGAN KECAMATAN RAJEG KABUPATEN TANGERANG." Jurnal Psikologi Pendidikan dan Pengembangan SDM 12, no. 1 (2024): 69–77. http://dx.doi.org/10.37721/psi.v12i1.1374.

Full text
Abstract:
Penelitian ini membahas mengenai Konsep Diri Pada Istri Sebagai Tulang Punggung Keluarga, di Kampung Baru, Desa Pangarengan, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana gambaran konsep diri pada isti sebagai tulang punggung keluarga dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk melihat bagaimana gamabaran konsep diri pada istri sebagai tulang punggung keluarga penulis menggunakan teori konsep diri Fiits (1975) dalam Agustiani (2009), yaitu konsep diri dimensi internal dan ekstrenal, serta faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri. Metode yang digunakan pada peelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling dengan tiga subjek penelitian. Penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa gambaran konsep diri pada istri sebagai tulang punggung keluarga pada ketiga subjek memiliki konsep diri cenderung positif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

All Habsy, Bakhrudin, Tri Wahyu Ariffudin, Shindy Krinandini, and Rania Surya Jelita. "PSIKOLOGI PENDIDIKAN PESERTA DIDIK PADA JENJANG SMP (Analisis Konsep Emosi Dan Konsep Diri Peserta Didik serta Pengaruhnya terhadap Kualitas Pembelajaran di SMP 1 Jenu Tuban)." Istifkar 2, no. 2 (2022): 140–60. http://dx.doi.org/10.62509/ji.v2i2.62.

Full text
Abstract:
Penelitian dilaksanakan di SMPN 1 JENU KAB.TUBAN dengan tujuan penelitian untuk memahami pengaruh konsep diri dan konsep emosi terhadap diri para pelajar. Metode penelitian berupa survei korelasional. Penelitian yang digunakan adalah dengan mengklasifikasikan konsep diri dan konsep emosi setiap siswa yang akan dikaitkan dengan pemahaman terhadap dirinya sendiri. Setelah mengadakan penelitian dan menganalisis data, akhirnya peneliti dapat menarik simpulan bahwa artikel ini membahas tentang konsep emosi dan konsep diri siswa serta pengaruhnya pada jenjang SMP. Konsep emosi merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang dalam hal pengendalian diri, pengelolaan stress, berempati dan membina hubungan antar sesama. Sedangkan konsep diri merupakan gambaran mental individu tentang dirinya sendiri. Penelitian menunjukkan bahwa konsep diri positif siswa berpengaruh terhadap kematangan emosional siswa pada jenjang SMP. Selain itu, kecerdasan emosional dan konsep diri siswa juga berpengaruh terhadap kemampuan mengajar guru taman kanak-kanak. Pendidikan berkualitas yang mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni diperlukan untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional dibidang pendidikan. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk memahami konsep emosi dan konsep diri siswa serta memperhatikan pengaruhnya pada proses pembelajaran di jenjang SMP.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Irawan, Romi. "Konsep Diri Warga Lembaga Pemasyarakatan." SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling 3, no. 2 (2018): 41. http://dx.doi.org/10.23916/08423011.

Full text
Abstract:
<p class="Abstrak"><em>Menjadi seorang narapidana adalah sebuah kenyataan yang sangat pahit yang selalu dirasakan oleh orang-orang yang mempertanggungjawabkan kesalahannya. Narapidana yang menjalani pidana di lembaga pemasyarakatan (lapas), pada dasarnya telah kehilangan kebebasan untuk berinteraksi dengan msyarakat luar. Narapidana yang bersangkutan hanya dapat berinteraksi di dalam lapas saja. Kebebasan atau kemerdekaan berinteraksi telah hilang untuk jangka waktu tertentu, atau bahkan seumur hidup. Lembaga pemasyarakatan merupakan wadah pembinaan bagi nara pidana berdasarkan sistem pemasyarakatan dengan upaya mewujudkan pemidanaan yang integratif. Pemidanaan yang integratif adalah upaya untuk membina dan mengembalikan narapidana ke dalam kesatuan hidup masyarakat yang baik dan berguna.. Semoga ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu rujukan.</em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Sari, Genny Gustina, and Welly Wirman. "Konsep Diri Perempuan Pelaku Pembunuhan." MIMBAR, Jurnal Sosial dan Pembangunan 31, no. 1 (2015): 135. http://dx.doi.org/10.29313/mimbar.v31i1.1273.

Full text
Abstract:
Women as perpetrators of murder is an interesting phenomenon to be studied, given the stigmatizing between men and women do in the community. Combining the law, psychology and communication, the authors try to see how the concept of self-female murderers in prison. Results of the study revealed that women prisoners perpetrators can be categorized into two: as the main actors and Performers accompanying. The main culprit is the women who commit murder with his own hands and actors accompanying a woman who was involved in the murder, but no loss of life with his own hands. The concept of self-murder convict women as main actors tend negative, compared with female inmates as actors accompanying murder, as seen from the object of their remorse. Inmates main perpetrator blame yourself for what happened to them at this time, while the inmates as actors accompanying tend to blame others that cause it to inmates
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Blegur, Jusuf. "KONSEP DIRI AKADEMIK MAHASISWA PASCASARJANA." Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 7, no. 3 (2017): 226. http://dx.doi.org/10.24246/j.scholaria.2017.v7.i3.p226-233.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Husein, Dyrga Gunawan. "Konsep Diri Penyintas Covid-19." Widya Komunika 12, no. 2 (2021): 30. http://dx.doi.org/10.20884/1.wk.2021.12.2.4836.

Full text
Abstract:
Wabah Covid-19 pertama kali ditetapkan pemerintah muncul di Inonesia pada awal Maret tahun 2020, yang kemudian sampai kini diubah statusnya menjadi pandemi. Covid-19 ini merupakan sebuah virus yang menyebabkan penyakit menular dimana penderitanya mengalami gejala-gejala tertentu. Muncul fenomena dimana masyarakat menjadi skeptis dan mempunyai stigma negatif terhadap penyakit dan bahkan terhadap orang yang terjangkit virus ini sekalipun orang itu sudah sembuh (penyintas). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep diri penyintas Covid-19 khususnya yang dirawat di Rumah Sakit Khusus Infeksi Covid-19 Pulau Galang dalam menghadapi stigma negatif dan bagaimana kedudukannya di masyarakat. Penelitian ini menggunakan teori Interaksionisme Simbolik dengan indikator orang lain (significant others) dan kelompok rujukan (reference group) sebagai acuan dasar dalam mengetahui proses pembentukan konsep diri penyintas. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dan menggunakan paradigma konstruktivis dengan tujuan mengasumsikan bahwa pemahaman dan interpretasi makna dapat diturunkan dari konstruksi sosial. Teknik pengumpulan data dan analisis data adalah dengan melakukan wawancara dengan para penyintas Covid-19. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa konsep diri yang terbentuk kedalam penyitas Covid-19 adalah membatasi interaksionisme simbolik yang terjadi di kelompok rujukan dan orang lain. Hal ini dirasakan oleh hampir semua informan kunci yang menyatakan bahwa, banyak masyarakat yang belum mengerti menangani covid-19. Media juga berpengaruh besar dalam stigma yang ditanamkan oleh masyarakat kepada pasien covid dan penyitas Covid-19.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Tumiyem. "Bimbingan Kelompok, Konsep diri positif." Jurnal Serunai Bimbingan dan Konseling 8, no. 1 (2019): 68–76. http://dx.doi.org/10.37755/jsbk.v8i1.118.

Full text
Abstract:
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang hubungan profesi orang tua dengan pengembangan karier siswa di kelas X SMK Negeri 1 Binjai Tahun Pelajaran 2017/2018. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan profesi orang tua dengan pengembangan karier siswa kelas X SMK Negeri 1 Binjai Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Binjai. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan kelas X yang berjumlah 353 orang siswa yang tersebar dalam 10 kelas. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 35 orang siswa yang terdapat dalam satu kelas. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian korelasional. Alasan peneliti menggunakan korelasional dalam penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara kedua variabel. Dalam penelitian diajukanlah hipotesis penelitian sebagai berikut: Ada hubungan antara profesi orang tua dengan pengembangan karier siswa kelas X SMK Negeri 1 Binjai tahun pelajaran 2017/2018. Berdasarkan hasil perhitungan sebesar 0,734 sedangkan pada pada taraf 5% sebesar 0,334. Dapat disimpulkan bahwa nilai > sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, maka ada hubungan antara profesi orang tua dengan pengembangan karier siswa kelas X SMK Negeri 1 Binjai tahun pelajaran 2017/2018.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Suak, Azalia Vania Velma, Elisa Anderson, and Arlien Manoppo. "Konsep Diri dengan Komunikasi Interpersonal." MAHESA : Malahayati Health Student Journal 3, no. 6 (2023): 1546–57. http://dx.doi.org/10.33024/mahesa.v3i6.10454.

Full text
Abstract:
ABSTRACT In nursing activities, communication is the most fundamental, as it is the main work tool for every nurse in providing nursing care. Self-concept is a very determining factor in interpersonal communication because everyone behaves according to their own self-concept.This study aims to determine the relationship between self-concept and interpersonal communication among the Faculty of Nursing students at Klabat University.The method used in this research is cross-sectional, involving 229 respondents through consecutive sampling technique with the Spearman's rank statistical test. The results of the univariate analysis showed that the description of self-concept was in the moderate category, and the description of interpersonal communication was in the moderate category. The results of the bivariate analysis found that there was a value of p = 0,000 (<0,05) and a correlation coefficient of r = 0,568. There was a significant relationship between self-concept and interpersonal communication among the Faculty of Nursing students at Klabat University. that the relationship is in the moderate category and has a positive direction, where the higher the self-concept, the higher the interpersonal communication. It is hoped that the results of this study can provide information for students so they can develop their self-concept and interpersonal communication in a positive direction. And it is expected for future researchers to conduct research on other factors, such as family support and knowledge about interpersonal communication, that can influence interpersonal communication. Keywords: Self-Concept, Interpersonal Communication ABSTRAK Di dalam aktivitas keperawatan komunikasi adalah hal yang paling mendasar, yaitu sebagai alat kerja utama bagi setiap perawat dalam pemberian asuhan keperawatan. Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal, karena setiap orang bertingkah laku sesuai dengan konsep dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan komunikasi interpersonal mahasiswa Fakultas Keperawatan di Universitas Klabat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional yang melibatkan 229 responden melalui teknik consecutive sampling dengan uji statistik spearman’s rank. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa gambaran konsep diri termasuk dalam kategori sedang dan gambaran komunikasi interpersonal termasuk dalam kategori sedang. Hasil analisis bivariat didapati nilai p = 0,000 (<0,05) serta nilai koefisien korelasi r = 0,568. Terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Fakultas Keperawatan di Universitas Klabat. Keeratan hubungan adalah sedang dan bersifat positif, dimana semakin tinggi konsep diri maka semakin tinggi pula komunikasi interpersonal. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi para mahasiswa agar dapat mengembangkan konsep diri dan komunikasi interpersonal ke arah yang baik. Dan diharapkan untuk peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi konsep diri maupun komunikasi interpersonal. Kata Kunci: Konsep Diri, Komunikasi Interpersonal
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Mayangsari, Dewi. "Konsep Diri Remaja Putus Sekolah." Personifikasi: Jurnal Ilmu Psikologi 3, no. 2 (2012): 13–24. https://doi.org/10.21107/personifikasi.v3i2.706.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Lubis, Yoshi Aprilia, and Ratnasartika Aprilyani. "Pengaruh Konsep Diri Terhadap Kepercayaan Diri Pada Mahasiswa Universitas Binawan." Binawan Student Journal 6, no. 3 (2025): 229–35. https://doi.org/10.54771/t1615s37.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsep diri terhadap kepercayaan diri pada mahasiswa Universitas Binawan. Kepercayaan diri merupakan suatu perilaku atau perasaan optimis terhadap kemampuan yang dimiliki sehingga individu tidak terlalu khawatir pada setiap tindakan, dapat melakukan hal-hal yang disukainya dan tanggung jawab atas tindakan yang dilakukan. Kepercayaan diri dipengaruhi oleh faktor penampilan fisik, konsep diri, hubungan dengan orang tua, dan dukungan teman sebaya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan subjek penelitian sebanyak 123 mahasiswa aktif Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial di Universitas Binawan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala kepercayaan diri dan skala konsep diri. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linear sederhana dan diolah dengan SPSS versi 22. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai signifikan 0.000 (p<0.05) dan koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.164 menunjukkan bahwa konsep diri berpengaruh terhadap kepercayaan diri sebesar 16.4%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Muhammad Bayuputra Danizar, Farida Hariyati, and Andys Tiara. "KOMUNIKASI ANTARPRIBADI MAHASISWA PESERTA PROGRAM MBKM DALAM MEMBANGUN KONSEP DIRI." KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science 5, no. 2 (2023): 138–56. http://dx.doi.org/10.36761/kagangakomunika.v5i2.2963.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung sebuah konsep diri dari mahasiswa yang mengikuti Program MBKM yang sedang dijalankan oleh kemendikbud, yang dimana sebuah konsep diri merupakan salah satu cara mahasiswa untuk dapat membangun kepercayaan dirinya adapun dalam konsep diri, adapun dalam konsep diri terdapat konsep diri positif dan konsep diri negatif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yang dimana metode ini diperlukan sebuah jawaban yang sedang diteliti untuk mendapatkan jawaban tersebut dilakuan wawancara secara mendalam. Selanjutnya penelitian ini berjudul “Komunikasi Antarpribadi Mahasiswa Peserta Program MBKM Dalam Membangun Konsep Diri” hasil penelitian menunjukan bahwa dengan adanya Program MBKM ini membuat mahasiswa mempunyai pembentukan konsep diri yang positif tentu hal itu disebabkan oleh faktor dukungan dari lingkugan yang positif, pada dasarnya konsep diri positif merupakan cara dalam hal mengembangkan bakat dan kemampuan mahasiswa dalam melakukan berkomunikasi adapun konsep diri juga salah satu cara dalam membangun sifat kepercayaan diri mahasiswa untuk mengambil peluang pengalaman mengasah kemampuan komunikasi interpersonalnya agar lebih baik. penelitian ini juga terdapat simbol dalam interaksi simbolik dimana terdapat sebuah makna simbol terhadap gaya berbicara mahasiswa terhadap atasan dan rekan kerja selama mengikuti Program MBKM, adapun jika berkomunikasi terhadap atasan yang mempunyai jabatan tinggi cenderung lebih sopan dan formal dalam gaya berbicara, dibandingkan dengan ketika berbicara kepada rekan kerja yang dimana lebih santai dan terbuka dalam gaya pembicaraan berkomunikasi. Kata Kunci : Konsep Diri, Komunikasi Antapribadi, Mahasiswa, Program MBKM
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Andromeda, Nadiya, and Tanti Helmi. "Hubungan Konsep Diri dengan Gaya Pengambilan Keputusan Menikah Dini di Madrasah Aliyah Diponegoro Desa Ngingit- Tumpang-Kabupaten Malang Tahun Ajaran." Journal Locus Penelitian dan Pengabdian 1, no. 2 (2022): 100–114. http://dx.doi.org/10.58344/locus.v1i2.987.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsep diri dengan gaya pengambilan keputusan menikah mudah. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X,XI dan XII dengan rentang usia 15-18 tahun. Metode penelitian merupakan metode kuantitatif denagn instrumen berupa kuisioner. Alat ukur konsep diri menggunakan dimensi pengetahuan, harapan dan penilaian. Pengukuran gaya pengambilan keputusan menggunakan instrumeny GDMS (general Decision Making Scale) dengan menggunakan 5 gaya pengambilan keputusan yaitu: Rational, intuisi, avoidance, dependent, dan Spontaneous. Uji analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan Product Moment. Hasil penelitian menunjukan nilai p variabel X= 0,991, yang berarti bahwa konsep diri mempunyai hubungan dengan gaya pengambilan keputusan menikah dini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Sukma Hadi, Febriyani D., and Diana Rusmawati. "HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 DEMAK." Jurnal EMPATI 8, no. 2 (2019): 361–67. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2019.24399.

Full text
Abstract:
Konsep diri merupakan gambaran seseorang terhadap dirinya sendiri baik secara fisik, psikis, emosional, serta sosial yang terdapat di dalam diri individu. Konsep diri tersebut dapat dikembangkan seiring dengan cara individu bersosialisasi dengan individu lain. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara keharmonisan keluarga dengan konsep diri pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Demak. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 432 siswa dengan sampel sebanyak 206 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik cluster sampling. Pengumpulan data menggunakan skala konsep diri diperoleh 27 aitem valid dengan α = 0,878, skala keharmonisan keluarga diperoleh 38 aitem valid dengan α = 0,929. Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana diperoleh nilai rxy = 0,478 dengan p = 0,000 (p< 0,05), artinya terdapat hubungan positif yang signifikan antara variabel keharmonisan keluarga dengan konsep diri. Semakin positif keharmonisan keluarga yang diperoleh oleh individu maka semakin positif konsep diri yang terdapat dalam diri individu, sebaliknya semakin negatif keharmonisan keluarga yang diperoleh oleh individu maka semakin negatif konsep diri dalam diri individu. Keharmonisan keluarga memberikan sumbangan efektif sebesar 22,8% terhadap variabel konsep diri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Sulistiyani, Nuraida Wahyu. "Hubungan Konsep Diri dan Regulasi Diri Dengan Motivasi Berprestasi." Psikostudia : Jurnal Psikologi 1, no. 2 (2012): 118. http://dx.doi.org/10.30872/psikostudia.v1i2.2198.

Full text
Abstract:
Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa diharapkan mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi, hal ini dapat dilihat pada kepercayaan diri dan tanggung jawab yang dimiliki oleh para mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara konsep diri dan regulasi diri dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa. Responden dalam penelitian ini sebanyak 85 orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan yang masih berstatus mahasiswa semester II. Alat ukur yang dipakai dalam bentuk skala, sedangkan data penelitian dianalisis dengan menggunakan Analisa Regresi Ganda dengan bantuan program SPSS versi 18. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara konsep diri dan regulasi diri terhadap motivasi berprestasi dengan F = 31,680 dengan p = 0,000 (p < 0,01). Ada hubungan positif signifikan antara konsep diri terhadap motivasi berprestasi dengan r parsial= 0,256 dengan p= 0,019 (p < 0,005). Ada hubungan positif signifikan antara regulasi diri terhadap motivasi berprestasi dengan r parsial= 0,701 dengan p= 0,000 (p < 0,001).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Nila Frischa Panzola, Firman, Netrawati, and Mohd Nazri Abdul Rahman. "HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN PENYESUAIAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA." EDU RESEARCH 4, no. 4 (2024): 79–91. http://dx.doi.org/10.47827/jer.v4i4.135.

Full text
Abstract:
Kemandirian belajar merupakan proses yang menjadi seseorang individu memiliki melibatkan pengambilan tanggung jawab, baik dengan atau tanpa bantuan orang lain, mengidentifikasi sumber daya dan materi pembelajaran yang mereka perlukan, mendiagnosis kebutuhan belajar mereka sendiri, menciptakan tujuan pembelajaran, memilih dan mempraktikkan strategi pembelajaran terbaik, dan menilai kemajuan mereka. Konsep diri dan penyesuaian diri siswa merupakan dua aspek kunci yang menentukan kemampuannya dalam memperoleh kemandirian belajar. Selain itu, persepsi dan penilaian siswa terhadap dirinya sendiri disebut sebagai konsep diri, sedangkan kemampuannya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan disebut dengan penyesuaian diri. Kemandirian belajar dan konsep diri memiliki korelasi yang baik, menurut temuan studi literatur. Pemilik konsep diri positif biasanya menunjukkan kemandirian belajar yang kuat. Hal ini merupakan hasil dari keyakinan dan keyakinan diri mereka dalam kapasitas mereka untuk belajar. Selain itu, kemandirian belajar dan penyesuaian diri berkorelasi positif. Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya lebih mungkin memahami dan mengatasi berbagai hambatan belajar. Secara keseluruhan, kemampuan siswa untuk memperoleh kemandirian sangat dipengaruhi oleh konsep diri dan penyesuaian diri. Penelitian ini merupakan tinjauan literatur, termasuk data yang dikumpulkan dari temuan terkait. Memiliki pemahaman umum tentang topik penelitian, mencari informasi yang mendukungnya, menekankan fokus penelitian, mencari dan memperjelas bahan bacaan yang diperlukan, membaca dan membuat catatan penelitian, dan terakhir mengkaji, memperkaya, dan mengklasifikasikan bahan bacaan sebelum mulai menulis adalah langkah-langkah yang terlibat dalam melakukan penelitian kepustakaan. Penulisan deskriptif digunakan untuk melakukan penyelidikan literatur secara mendalam. Penulisan deskriptif digunakan untuk melakukan penyelidikan literatur secara mendalam mengenai konsep diri dan penyesuaian diri dengan kemandirian belajar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Harumi, B. Primandini Yunanda, and Adijanti Marheni. "PERAN KONSEP DIRI DAN EFIKASI DIRI TERHADAP KEMATANGAN KARIER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNVIVERSITAS UDAYANA." Jurnal Psikologi Udayana 5, no. 01 (2018): 23. http://dx.doi.org/10.24843/jpu.2018.v05.i01.p03.

Full text
Abstract:
Kematangan karier adalah kemampuan untuk merencanakan, memilih, dan mempertimbangkan karier yang diinginkan selama menjalani tahap-tahap perkembangan karier. Kematangan karier merupakan hal penting dalam diri remaja karena merupakan gambaran mengenai kesiapan remaja menjalani tahap perkembangan karier selanjutnya setelah menyelesaikan jenjang pendidikannya di perguruan tinggi. Kematangan karier dipengaruhi oleh gambaran dalam diri yang terbentuk dalam diri remaja serta keyakinan remaja bahwa dirinya mampu untuk mempersiapkan karier yang sesuai dengan potensinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran konsep diri dan efikasi diri terhadap kematangan karier mahasiswa yang berada dalam tahap perkembangan remaja akhir. Subyek penelitian ini berjumlah 125 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang terpilih melalui random cluster sampling satu tahap. Alat ukur penelitian yang digunakan adalah skala konsep diri, skala efikasi diri, dan skala kematangan karier. Hasil dari uji analisis regresi ganda menunjukkan nilai R=0,536 dan R2=0,287 sehingga dapat disimpulkan bahwa konsep diri dan efikasi diri bersama-sama berperan sebesar 28,7% terhadap kematangan karier. Koefisien beta terstandarisasi dari konsep diri menujukkan nilai 0,339 dan taraf signifikansi konsep diri 0,000 (p < 0,05) menunjukkan bahwa konsep diri berpengaruh terhadap kematangan karier. Koefisien beta terstandarisasi dari efikasi diri menujukkan nilai 0,288 dan taraf signifikansi efikasi diri 0,001 (p < 0,05) menunjukkan bahwa efikasi diri berpengaruh terhadap kematangan karier.
 
 Kata kunci: konsep diri, efikasi diri, kematangan karier, mahasiswa, remaja
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!