To see the other types of publications on this topic, follow the link: Koperasi Pedagang Pasar Beringharjo.

Journal articles on the topic 'Koperasi Pedagang Pasar Beringharjo'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 37 journal articles for your research on the topic 'Koperasi Pedagang Pasar Beringharjo.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Rosid, Mohammad, and Ardhya Nareswari. "Hubungan Konfigurasi Ruang Terhadap Tingkat Pergerakan Pengunjung di dalam Pasar Beringharjo." Journal of Architectural Design and Development 1, no. 1 (June 30, 2020): 27. http://dx.doi.org/10.37253/jad.v1i1.711.

Full text
Abstract:
Penyebaran pengunjung yang merata di dalam sebuah pasar sangatlah penting untuk memastikan setiap ruang yang digunakan oleh pedagang ketika berjualan mendapatkan pengunjung atau pembeli, karena sangat berpengaruh terhadap pendapatan para pedagang di pasar tersebut. Pasar beringharjo memiliki luas bangunan yang sangat besar, namun tidak semua ruang-ruang di dalam pasar tersebut diakses oleh pengunjung bahkan terdapat beberapa ruang yang sepi dari pengunjung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan pengunjung dalam mengakses ruang-ruang di dalam Pasar Beringharjo. Metode yang digunakan adalah space syntax dengan menggunakan softaware deptmapX, lalu dikomparasikan dengan metode count gate survey. Dalam penulisan ini hanya membahas pada lantai 1 pasar Beringharjo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan tingkat pergerakan pengunjung pada tiap-tiap ruang di dalam pasar Beringharjo, selain dipengaruhi oleh konfigurasi ruang pada bangunan tersebut, juga dipengaruhi oleh jarak bangunan dari jalan raya, lebar koridor, jalur pedestrian disekitar bangunan, dan jenis dagangan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Bustami, Bustami. "Perilaku Pedagang Kerajinan Dalam Menaikkan Dan Mendiskriminasi Harga Pasar Ditinjau Menurut Hukum Ekonomi Syari’ah (Studi Kasus Di Pasar Beringharjo)." Al-Qisthu: Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Hukum 15, no. 2 (December 31, 2017): 49. http://dx.doi.org/10.32694/010380.

Full text
Abstract:
Sejumlah petunjuk al-Qur'an dan al-Hadis yang mendorong umat Islam untuk terlibat aktif dalam perdagangan komersial pada tingkat yang luas dan halal, sebagian perintah ini terutama menjelaskan perdagangan sebagai ‘fadhl Allah, karunia dan rahmat-Nya. Permasalahan yang perlu mendapatkan kejelasan dengan penelitian dan pembahasan sebagai berikut: 1) bagaimana praktek jual beli para pedagang kerajinan di pasar Beringharjo Yogyakarta?; 2) bagaimana pandangan hukum Islam terhadap transaksi para pedagang kerajinan di pasar Beringharjo Yogyakarta?. Penelitian ini adalah penelitian lapangan di mana penyusun menggunakan field research yang mencari sumber data secara langsung di lapangan atau kepada penjual kerajinan di pasar Beringharjo Yogyakarta. Metode Pengumpulan Data menggunakan: observasi Penelitian, interview atau Wawancara dan dokumentasi. Analisa data yaitu proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang mudah dipahami, dibaca dan diinterpretasikan. Adapun analisa ini dilakukan dengan analisa induktif dan analisa deduktif. Adapun temuan penelitian sebagai berikut: kenaikan harga dan diskrimansi harga yang dilakukan oleh pedagang kerajinan yang ada di pasar Beringharjo merupakan kebiasaan masyarakat setempat yang berlangsung secara terus menerus dilakukan. Sehingga dapat dikategorikan sebagai adat istiadat masyarakat yang jika dinilai sudah sesuai berdasarkan pada konsepsi hukum Islam (konsep adat atau al-’Urf), selama hal tersebut tidak bertentangan dengan al-Qur'an dan al-Hadis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Waldelmi, Idel, Afvan Aquino, and Nofrizal Nofrizal. "ANALISIS PERMODALAN PEDAGANG PASAR SYARIAH." Inovbiz: Jurnal Inovasi Bisnis 7, no. 1 (June 27, 2019): 71. http://dx.doi.org/10.35314/inovbiz.v7i1.892.

Full text
Abstract:
Penelitian ini didasari sumber permodalan pedagang pasar syariah ulul albab yang melakukan aktifitas bisnis atau jual beli di desa tanah merah kecamatan siak hulu kebupaten Kampar riau. Berdasarkan hasil temuan dan data dilapangan memberikan informasi bahwasannya sumber permodalan pedagang pasar syariah ulul albab berasal dari modal pribadi, distributor, perbankan konvensional, perbankan syariah, jula –jula tembak/rentenir/pemodal, koperasi, sesama pedagang dan pelanggan. Dimana modal sumber permodalan tertinggi yang di gunakan pedagang dalam menjalankan usahanya yakni modal pribadi dan distributor yang mencapai kisaran 31,94% ini artinya pedagang sangat selain mengandal modal secara pribadi nanum juga sangat terbantu oleh adanya distributor dan modal berikutnya diikuti sumber permodal secara pribadi yang mencapai kisaran 19,44%, hal ini berarti masih ada pedagang yang tidak menggandalkan modal usahanya dari luar seprti distributor, koperasi, lembaga keuangan lainnya atau lebih kepada pedagang yang membeli barang dagangannya secara tunai/cast dan yang terendah dalam mendapatkan sumber permodalan yakni dari sesama pedagang, pelanggan pedagang itu sendiri yakni 1,39% serta ini juga menjadi bukti bahwa pedagang dipasar syariah masih ada sebagian besar pedagang yang melakukan kerjasama dalam mendapatkan modal tambahan dari para rente/jula –jula tembak, koperasi dan lembaga keuangan konvensional.Untuk membuktikan secara ilmiah akan dari sumber permodalan yang didapatkan oleh padagang dalam menjalankan usahanya digunakan Menggunakan metode kualitatif melalui wawancara mendalam kepada unit analisis yakni pengelola pasar syariah ulul albab dan dewan pengawas syariah pasar ulul albab serta di perkuat oleh pedagang dan pembeli yang bertransaksi di pasar syariah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Yuniarti, Dwi. "ANALISIS STRUKTUR DAN PERILAKU PADI PADA PEMASARAN BERAS ORGANIK DI KABUPATEN BOYOLALI." JURNAL PANGAN 27, no. 2 (October 24, 2018): 97–106. http://dx.doi.org/10.33964/jp.v27i2.370.

Full text
Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis struktur dan perilaku pemasaran padi gabah organik di Kabupaten Boyolali. Metode dasar penelitian ini adalah metode penelitian diskriptif analitik. Responden penelitian merupakan lembaga pemasaran yang terdiri dari petani produsen padi organik dan pedagang padi organik. Responden penelitian terdiri dari 50 petani, 6 penggilingan padi umum, 2 pedagang pengumpul desa dan 1 koperasi. Tujuan ini dapat dicapai dengan menggunakan analisis pangsa pasar, konsentrasi pasar, Herfindahl-Hirschman index (HHI) dan statistik deskriptif. Analisis jumlah penjual dan pembeli di pasar padi organik menunjukkan bahwa banyak penjual dan beberapa pembeli, responden merupakan anggota asosiasi pemasaran, ada kebebasan keluar masuk pasar, ada arus informasi pemasaran di pasar beras organik, penetapan harga beras organik ditentukan oleh pedagang/pembeli dengan dasar pada harga yang berlaku saat ini. Responden memperoleh informasi pemasaran dari perantara/pedagang. Struktur pasar beras organik ditemukan adalah oligopsoni. Perilaku responden antara lain mayoritas responden menjual padi segera setelah panen, responden bergantung pada pendanaan koperasi atau asosiasi pasar, penjual tidak berkolusi untuk menentukan harga, serta tidak mengiklankan hasil panen untuk dijual, dan mayoritas responden rutin menghadiri pelatihan tentang budidaya atau pemasaran padi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Niarti, Yuyun. "ANALISIS STRUKTUR DAN PERILAKU PADI PADA PEMASARAN BERAS ORGANIK DI KABUPATEN BOYOLALI." JURNAL PANGAN 28, no. 1 (April 30, 2019): 23–34. http://dx.doi.org/10.33964/jp.v28i1.406.

Full text
Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis struktur dan perilaku pemasaran padi gabah organik di Kabupaten Boyolali. Metode dasar penelitian ini adalah metode penelitian diskriptif analitik. Responden penelitian merupakan lembaga pemasaran yang terdiri dari petani produsen padi organik dan pedagang padi organik. Responden penelitian terdiri dari 50 petani, 6 penggilingan padi umum, 2 pedagang pengumpul desa dan 1 koperasi. Tujuan ini dapat dicapai dengan menggunakan analisis pangsa pasar, konsentrasi pasar, Herfindahl-Hirschman index (HHI) dan statistik deskriptif. Analisis jumlah penjual dan pembeli di pasar padi organik menunjukkan bahwa banyak penjual dan beberapa pembeli, responden merupakan anggota asosiasi pemasaran, ada kebebasan keluar masuk pasar, ada arus informasi pemasaran di pasar beras organik, penetapan harga beras organik ditentukan oleh pedagang/pembeli dengan dasar pada harga yang berlaku saat ini. Responden memperoleh informasi pemasaran dari perantara/pedagang. Struktur pasar beras organik ditemukan adalah oligopsoni. Perilaku responden antara lain mayoritas responden menjual padi segera setelah panen, responden bergantung pada pendanaan koperasi atau asosiasi pasar, penjual tidak berkolusi untuk menentukan harga, serta tidak mengiklankan hasil panen untuk dijual, dan mayoritas responden rutin menghadiri pelatihan tentang budidaya atau pemasaran padi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Thofir, Noflin, Puji Qomariyah, and Fahmi Rafika Perdana. "Komparasi Buruh Gendong di Pasar Beringharjo dan Giwangan Yogyakarta." POPULIKA 9, no. 1 (May 27, 2021): 47–59. http://dx.doi.org/10.37631/populika.v9i1.352.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk melihat komparasi buruh gendong di Pasar Beringharjo dan Pasar Giwangan Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik- teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, secara ekonomi, buruh gendong merupakan masyarakat yang menawarkan buruh gendong yang ditawarkan sangat membantu mobilitas pedagang dalam memberikan latar belakang ke bawah. Kedua, Secara pendidikan, buruh gendong hanya terdapat di SD, SMP, dan yang tidak bersekolah. Ketiga, Secara umur, buruh gendong memiliki umur hampir rata-rata yaitu mulai dari 35 tahun sampai 70 tahun, bahkan lebih, Keempat, Jasa yang pelayanan pengangkutan barang kepada konsumen, dan konsumen merasa dimudahkan dengan jasa buruh gendong. Buruh gendong selalu memanjakan dengan pasar tradisional. Buruh gendong merupakan perempuan yang berprofesi menggendong barang-barang bawaan yang berupa barang dagangan. Dan adanya ketidakadilan dalam memberikan upah terhadap pekerja. Buruh gendong hanya mendapatkan upah dari hasil gendongannya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Setiawati, Nur, Sutrisno Sutrisno, and Y. Aris Purwanto. "Analisis Rantai Nilai Cabai Di Sentra Produksi Kabupaten Majalengka Jawa Barat." Gorontalo Agriculture Technology Journal 3, no. 2 (October 16, 2020): 55. http://dx.doi.org/10.32662/gatj.v3i2.1101.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengidentifikasi rantai nilai cabai di Kabupaten Majalengka, 2) menganalisis rantai nilai yang dilakukan para pelaku dan distribusi nilai tambah diantara para pelaku tersebut di Kabupaten Majalengka dan 3) menghitung nilai tambah yang dihasilkan pengolahan cabai menjadi produk turunannya di Kabupaten Majalengka. Metode penelitian menggunakan analisis nilai tambah dan R/C rasio. Responden penelitian adalah 75 petani cabai dari kecamatan terpilih sentra pertanaman cabai di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat yaitu 15 petani di Ligung, Banjaran, Cikijing, Talaga, dan Argapura. Adapun rincian dari pedagang pengumpul adalah 2 pengumpul kecil dari Kecamatan Argapura, 2 pengumpul besar Kecamatan Argapura, Kecamatan Banjaran, Kecamatan Ligung, 1 Koperasi dari Kecamatan Argapura dan Kecamatan Banjaran, 1 Bank dari Kecamatan Argapura, serta industri 1 dari Kecamatan Banjaran sedangkan pasar induk yang merupakan tujuan dari cabai berada di Kota Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasca panen cabai di Kabupaten Majalengka umumnya dilakukan secara manual oleh petani. Para petani menjual cabai mereka untuk skala kecil kolektor, skala besar kolektor atau mereka menjual langsung ke pasar lokal dan pasar grosir. Petani cabai di Majalengka belum dalam kemitraan dengan industri skala besar tetapi mereka telah berkumpul dalam bentuk kelompok tani dan koperasi. Kecil kolektor biasanya datang langsung ke petani untuk membeli cabai secara tunai. Tujuan dari rantai pasokan cabai di Majalengka tidak hanya pasar tradisional lokal atau pasar grosir lokal, tetapi juga pasar grosir nasional seperti Kramatjati (Jakarta), Caringin (Bandung), dan supermarket. Para aktor dalam rantai pasokan adalah petani, skala kecil kolektor, skala besar kolektor, pedagang di pasar antar-pulau, pedagang di pasar grosir, pedagang pasar tradisional setempat, dan koperasi. Biaya total produksi cabai besar adalah Rp 75.000.000 per hektar, sementara, cayenne cabai adalah Rp 70.000.000 per hektar. Rasio R / C adalah 1,33 untuk besar dan cabai rawit 1,71 untuk cabai sebagai nilai tambah cabai.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Rinofah, Risal, and Pristin Prima Sari. "PERAN MEDIASI CAPAIAN FINANSIAL: PRAKTEK MANAJEMEN KEUANGAN DAN KEPUASAN FINANSIAL PEDAGANG BATIK DAN SOUVENIR DI PASAR BERINGHARJO YOGYAKARTA." Jurnal Kewirausahaan dan Bisnis 24, no. 13 (July 1, 2019): 48. http://dx.doi.org/10.20961/jkb.v24i13.29084.

Full text
Abstract:
<p><em>This study aims to investigate the mediation role of financial experience on the link between financial management practice and financial satisfaction of Small Business Enterprise (SME) in Beringharjo Market in Yogyakarta. This study uses primary data and random sampling. This Study uses questionairre with likert scale. This study collects data to respondent in Beringharjo Market of Yogyakarta Special Region. The result of this study is financial experience can be mediator in the link between financial management practice and financial satisfaction. This study can be used to campaign financial management practice to small busniess entreprise (SME), to develop small business entreprise (SME), to make decision in business especially small business entreprise (SME). </em></p><p><em>Keyword : Financial management practice, financial experience, financial satisfaction, SME, Beringharjo Market</em><strong> </strong></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Paidi, Paidi. "Margin Tata Niaga Cumi-Cumi di Koperasi Mina Fajar Sidik Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang." Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan 10, no. 1 (April 30, 2016): 28–46. http://dx.doi.org/10.33378/jppik.v10i1.66.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur pasar, margin dan efisiensi tataniaga ikan cumicumi di TPI KUD Mandiri Mina Fajar Sidik, Kecamatan Belanakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif serta dilakukan dengan studi kasus, dari bulan juni-juli 2014. Data yang diambil berupa data primer dan data sekunder. Sasaran diambil secara porposional yang terdiri dari TPI KUD Mandiri mina fajar sidik (saluran I), pedagang pengumpul, (saluran II) dan pedagang pengecer (saluran III). Pengolahan data dilakukan dengan kuantitatif maupun pendekatan kualitatif. Struktur pasar berupa pasar heterogen, dalam hal ini KUD Mandiri sebagai penentu harga paling kuat. Hal ini berdampak pada besarnya margin yang berbeda-beda, akibat dari struktur dan perilaku pasar, sehingga berakibat keuntungan yang tidak merata atau tidak efisien.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Hikma, Nurul, and Sarnawiah Sarnawiah. "PENGARUH KEBERADAAN MINIMARKET TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KECAMATAN TURIKALE KABUPATEN MAROS." PAY Jurnal Keuangan dan Perbankan 2, no. 1 (June 25, 2020): 10–17. http://dx.doi.org/10.46918/pay.v2i1.587.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Keberadaan Minimarket Terhadap Tingkat Pendapatan Pedagang Pasar Tradisonal di Kecamatan Turikale Kabupaten Maros. Data yang digunakan dalampenelitian ini adalah data primer berupa data yang didapatkan dari hasil wawancara. Sementara data sekunder berupa jumlah Minimarket di seluruh Kabupaten Maros yang didapatkan dari Kantor Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan (KOPUNDAG), dan Jumlah Minimarket yang didirikan tiap tahun mulai dari tahun 2011 sampai 2018 serta buku-buku dan jurnal yang mengenai Pengaruh Keberadaan Minimarket terhadap Tingkat Pendapatan Pedagang pasar Tradisional.Metode analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan regresi linear sederhana, koefisien korelasi, koefisien determinasi, dan uji t (uji parsial) dengan perhitungan melalui SPSS versi 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan Minimarket berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat pendapatan pedagang Pasar Tradisonal di Kecamatan Turikale Kabupaten Maros.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Aquino, Afvan, Idel Waldelmi, and Wita Dwika Listihana. "STRATEGI PENANGGULANGAN PRAKTEK RENTENIR." Jurnal Daya Saing 5, no. 2 (July 12, 2019): 113–21. http://dx.doi.org/10.35446/dayasaing.v5i2.371.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilakukan dalam upaya untuk menganalisis dan mengidentifikasi factor eksternal dan internal pedagang dan strategi dalam penanggulangan praktek rentenir di pasar syariah ulul albab siak hulu Kampar. penelitian ini menggunakan metode kualitatif, Dilakukan dalam situasi yang wajar (natural setting) dengan Metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwasannya penerapan Strategi agresif pada penanggulan praktek rentenir pada pedagang pasar syariah ulul albab dapat dilakukan dengan menggunakan strategi SO yakni dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki yakni pasar syariah itu sendiri untuk menangkap peluang yang ada dan menggunakan Penerapan si stem syariah dipasar syariah untuk mendukung agar penerapan praktek rentenir itu sendiri bisa di akhiri dan segera untuk membentuk/mendirikan lembaga keuangan syariah/ yakni BMT (Baitul mall wa tan will) /koperasi syariah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Nikensari, Sri Indah, Siti Nurjanah, and Lilis Sari Komara. "A Market School:." Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM) 3, no. 1 (July 23, 2019): 94–111. http://dx.doi.org/10.21009/jpmm.003.1.07.

Full text
Abstract:
Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang materi dan teknik pengelolaan pendapatan melalui aplikasi keuangan sederhana untuk meningkatkan kesejahteraan pedagang buah pasar Kramatjati induk di Jakarta Timur. Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan yang dilakukan bersama dengan tema "Pasar Sekolah untuk Pedagang Buah di Pasar Kramatjati Jakarta Timur". Sub-bahan untuk teknik pengelolaan laba dimulai dengan brain storming tentang faktor-faktor yang memengaruhi aktivitas dagang partisipan. Materi berikutnya adalah tentang teknik pengelolaan laba dan pencatatan laporan keuangan sederhana menggunakan aplikasi "LAMIKRO". Aplikasi ini dapat diunduh dari situs web Kementerian Koperasi dan UMKM. Kegiatan pengembangan masyarakat ini diadakan di aula kantor PD Pasar Jaya di lingkungan pasar Kramat Jati, dengan metode ceramah dan paraktik. Hasil dari kegiatan ini termasuk pemasangan aplikasi "LAMIKRO" bagi beberapa peserta untuk memfasilitasi pembuatan laporan keuangan sederhana yang langsung dapat dipraktikkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Shahreza, Dhona, and Lindiawatie Lindiawatie. "Strategi Manajemen Meningkatkan Kinerja dan Pelayanan Anggota Koperasi Produksi Pedagang Kota Depok." JABE (Journal of Applied Business and Economic) 5, no. 4 (August 29, 2019): 285. http://dx.doi.org/10.30998/jabe.v5i4.4173.

Full text
Abstract:
<p class="15" align="justify">Koperasi Produksi Pedagang Kota Depok (KPPD) berdiri sejak 2016 namun kehadirannya tidak mampu menarik pedagang mikro dan kecil di pasar untuk aktif menjadi anggota. Bahkan, kini hanya 50 orang anggota yang aktif dari 300 orang yang terdaftar. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi manajemen KPPD dalam meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada anggotanya. Metode kualitatif deskriptif diterapkan dengan pengumpulan data melalui wawancara terstruktur dan semi terstruktur terhadap pengurus dan pengelola koperasi, dokumentasi dan observasi langsung ke koperasi. Teknik analisis data menggunakan analisis SWOT dengan mengidentifikasi faktor eksternal dan internal untuk mendapatkan matriks SWOT. Hasil penelitian merumuskan strategi manajemen yang fokus pada peningkatan aset dan profit dengan cara membuat dan meningkatkan kualitas produk/jasa dan memperluas saluran pemasaran. Adapun strategispesifik yang dirumuskan berupa: 1) Strategi SO dengan cara meningkatkan kualitas SDM, Perluasan usaha tidak saja berupa simpan pinjam, meningkatkan komitmen pengurus, Memperkuat pangsa pasar; 2) Strategi STdengancara membangun fasilitas yang memadai, meningkatkan kepercayaan anggota dan calon anggota, menetapkan strategi pemasaran; 3) Strategi WOdengancara menambah modal baru, memperketat syarat pinjaman, meningkatkan komitmen anggota,meningkatkan promosi, meningkatkan kualtitas pelayanan dan 4) Strategi WT dengan cara meningkatkan strategi manajemen yang efektif dan efisien, menampilkan keunggulan produk yang berdaya saing, bekerja sama dengan pemerintah untuk memperkuat koperasi.</p><p class="15" align="justify"> </p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Pranowo, NFN. "Tingkat Kesantunan Nonverbal dalam Tuturan Verbal antara Penjual dan Pembeli di Pasar Beringharjo Yogyakarta: Kajian Etnopragmatik." Ranah: Jurnal Kajian Bahasa 9, no. 2 (December 27, 2020): 312. http://dx.doi.org/10.26499/rnh.v9i2.2975.

Full text
Abstract:
The levels of nonverbal politeness in verbal speech acts is an ethnopragmatic study. The research design was descriptive qualitative with ethnopragmatic basic theory. Ethnographic theory is basically a theory commonly used to study the culture of an ethnicity. In further developments, ethnography can be used to study cultural acts, including speech acts in language. Cultural acts in language cannot be separated from the context of language usage. Therefore, this study also involves pragmatic theory. Cultural speech acts can occur in various environments of speech events. This research will examine speech acts that occur in the cultural environment of the Beringharjo market in Yogyakarta when traders and buyers transact with each other. The research objectives are (a) to describe the form of nonverbal politeness used by buyers and sellers in the Beringharjo market, and (b) to describe the factors that influence the level of nonverbal politeness in verbal speech by the seller-buyer. AbstrakTingkat kesantunan nonverbal dalam tindak tutur verbal merupakan kajian etnopragmatik. Desain penelitian adalah deskripsitif kualitatif dengan teori dasar etnopragmatik. Teori etnografi pada dasarnya merupakan teori yang biasa digunakan untuk mengkaji kebudayaan suatu etnis. Dalam perkembangan selanjutnya, etnografi dapat dipakai untuk mengkaji tindak budaya, termasuk tindak tutur berbahasa. Tindak budaya dalam berbahasa tidak dapat dilepaskan dengan konteks pemakaian bahasa. Oleh karena itu, kajian ini juga melibatkan teori pragmatik. Tindak tutur budaya dapat terjadi di berbagai lingkungan peristiwa tutur. Penelitian ini akan mengkaji tindak tutur yang terjadi di lingkungan budaya Pasar Beringharjo Yogyakarta ketika pedagang-pembeli saling bertransaksi. Tujuan penelitiannya adalah (a) mendeskripsikan wujud kesantunan nonverbal yang digunakan oleh penjual-pembeli dan antarpedagang di Pasar Beringharjo, dan (b) mendeskripsikan faktor yang memengaruhi tingkat kesantunan nonverbal dalam tuturan verbal oleh penjual-pembeli.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Wati, Yulitiawati. "ANALISIS PERAN MODAL KERJA DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA KOPERASI PEDAGANG PASAR." BALANCE : JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS 4, no. 2 (October 31, 2019): 561. http://dx.doi.org/10.32502/jab.v4i2.1955.

Full text
Abstract:
This study aims to determine how the role of working capital in increasing profitability in the Muaradua Gunung Putih Market Traders Cooperative in South OKU Regency. The data used are secondary data, financial statements for 2013-2017. This research uses quantitative data analysis using descriptive approach. The analysis used is the analysis of the profitability ratio of Return on Equity and Return On Investment. Based on the discussion of ratio analysis, the level of profitability of the Muaradua Gunung Putih Market Traders Cooperative in the South Oku Regency over the past five years has fluctuated. Overall the level of working capital in increasing profitability at Muaradua Gunung Putih Market traders cooperatives does not significantly influence the level of profitability, this is evident from the level of working capital that increases every year but the level of profitability (ROE and ROI) obtained by the Gunung Putih Muaradua Market Cooperative from in 2013 - 2017 has increased and decreased. From 2013 - 2015 it is said to be quite good because profitability has increased, but in 2016-2017 it has declined. This is due to ineffective working capital management so the profit / profitability obtained is less than optimal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Jazeri, Mohamad Jazeri, Dian Nita Zullina, and Siti Zumrotul Maulida. "RAGAM BAHASA DALAM TRANSAKSI JUAL-BELI DI PASAR BERINGHARJO YOGYAKARTA." Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 6, no. 1 (October 2, 2019): 22–35. http://dx.doi.org/10.15408/dialektika.v6i1.9622.

Full text
Abstract:
Abstract: This article aims to describe the variety of languages used by sellers and buyers in buying and selling transactions at Beringharjo market, Malioboro, Yogyakarta. This research is a qualitative research with a Sociolinguistic approach. The data of this research is a variety of languages spoken by sellers and buyers in buying and selling transactions. Data is collected by video recording techniques which are then transcribed. Data analysis is carried out based on various language theories and mixed code by Fishman. Based on the results of the data analysis it is known that (1) the trading transactions in Beringharjo market are done by bargaining for goods which leads to agreement and disagreement, (2) the variety of speech used by traders includes unstandardized variety of Indonesian, Ngoko Alus variant Javanese, and the diverse Javanese language of Ngoko Lugu, and (2) the variety of speech used by buyers includes satandardized Indonesian languages, unstandardized Indonesian, and Ngoko Alus Javanese variety. In general, sellers and buyers use mixed code, which is a mixture of Indonesian and Javanese. This happened because the Indonesian language used was influenced by the dialect of the local language. The speech variety used by the speaker is also influenced by the background of their social life. Abstrak: Artikel ini mendeskripsikan ragam bahasa yang digunakan penjual dan pembeli dalam transaksi jual-beli di pasar Beringharjo, Malioboro, Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan Sosiolinguistik. Data penelitian ini adalah ragam bahasa yang dituturkan oleh penjual dan pembeli dalam transaksi jual-beli. Data dikumpulkan dengan teknik perekaman video yang kemudian ditranskripsikan. Analisis data dilakukan dengan berdasar pada teori ragam bahasa dan campur kode Fishman. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa (1) transaksi jual-beli di pasar Beringharjo dilakukan dengan tawar-menawar barang yang berujung pada kesepakatan dan ketidaksepakatan, (2) ragam tutur yang digunakan oleh pedagang meliputi bahasa Indonesia ragam nonbaku, bahasa Jawa ragam Ngoko Alus, dan bahasa Jawa ragam Ngoko Lugu, dan (2) ragam tutur yang digunakan oleh pembeli meliputi bahasa Indonesia ragam baku, bahasa Indonesia ragam nonbaku, dan bahasa Jawa ragam Ngoko Alus. Secara umum, penjual dan pembeli menggunakan campur kode, yakni campuran bahasa Indonesia dan Jawa, baik Bahasa Jawa ragam Ngoko Lugu, Ngoko Alus, maupun Krama Inggil bergantung mitra tuturnya. Hal tersebut terjadi karena bahasa Indonesia yang digunakan dipengaruhi oleh dialek bahasa daerah asal. Ragam tutur yang digunakan oleh penutur tersebut dipengaruhi pula oleh latar belakang kehidupan sosial mereka.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Anggraini, Reji, Iswandi U, and Deded Chandra. "PARTISIPASI PEDAGANG DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN PASAR AUR KUNING KOTA BUKITTINGGI." JURNAL BUANA 2, no. 5 (December 31, 2018): 441. http://dx.doi.org/10.24036/student.v2i5.246.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan partisipasi pedagang dalam menjaga kebersihan lingkungan pasar, faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi pedagang dalam menjaga kebersihan lingkungan pasar khususnya di Pasar Aur Kuning Kota Bukittinggi. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif. Informan penelitian yaitu pedagang yang berjualan di Pasar Aur Kuning, Dinas Koperasi dan Perdagangan Kota Bukittinggi menggunakan teknik snowball sampling. Teknik pengambilan data yaitu dengan observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Pedagang di Pasar Aur Kuning Kota Bukittinggi kurang berpatisipasi dan mengetahui pentingnya menjaga kebersihan bagi kelangsungan hidup mereka terutama bagi kesehatan, untuk menumbuhkan kesadaran dalam diri itu susah terutama kebiasaan membuang sampah dan menjaga kebersihan lingkungan. (2) Faktor yang mempengaruhi partisipasi pedagang dalam menjaga kebersihan lingkungan pasar, meliputi faktor internal yaitu pendidikan pedagang dan jenis dagangan berpengaruh terhadap perilaku serta pengetahuan pedagang terhadap kebersihan, faktor eksternalnya meliputi peraturan, kondisi dan fasilitas yang disediakan pengelola pasar menunjang partisipasi yang dilakukan pedagang yang masih terbilang rendah dan masih kurang dalam pengadaannya. Abstract This study aims to describe the participation traders in maintaining the cleanliness of the market environment, the factors that influence the participation of traders in maintaining the cleanliness of the market environment, especially in Aur Kuning Market, Bukittinggi City. The type of research used is descriptive qualitative research. Informant of research are traders who sell in Aur Kuning Market, Department of Cooperatives and Trade [1]Bukittinggi City. Using snowball sampling technique. Technique of data retrieval is by field observation, interview and documentation.From the results of the research shows that: (1) In general, traders in Pasar Aur Kuning Bukittinggi City have participated and know the importance of maintaining hygiene for their survival, especially for health, but to raise awareness within it is difficult especially the habit of disposing of garbage and maintaining the cleanliness of the environment. (2) Factors that influence the participation of traders in maintaining the cleanliness of the market environment, including internal factors of merchant education and the type of merchandise affect the behavior and knowledge of traders on cleanliness, external factors include regulations, conditions and facilities provided by market managers to support the participation of traders which is still relatively low and still lacking in procurement.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Sururie, Ramdani Wahyu, and Dadang Husen Sobana. "Pasar Tradisional Syariah : Dari Teori Ke Implementasi (Pendampingan Di Pasar Syari’ah Campaka Kabupaten Cianjur)." Al-Khidmat 1, no. 2 (September 29, 2018): 1–18. http://dx.doi.org/10.15575/jak.v1i2.3330.

Full text
Abstract:
Di tengah persaingan seperti sekarang ini, eksistensi pasar tradisional seolah “hidup segan mati pun tak mau”. Stigma negatif, tempatnya becek, kumuh, kotor, semrawut, banyak copet, minim fasilitas hingga ke karakter pedagangnya yang tidak jujur, mengurangi timbangan dan sebagainya. Oleh karena itu tidak sedikit masyarakat tidak peduli dengan keberadaan pasar tradisional ini, hingga banyak dari konsumen beralih ke pasar modern, yang ramah, bersih, aman, nyaman dan seabreg keunggulan lain. Padahal sejatinya pasar tradisional ini adalah urat nadi perekonomian nyata di negeri yang mayoritas Muslim ini. Visi Kabupaten Cianjur, “Cianjur Lebih Maju dan Agamis”. aksentuasi pada gerakan Cianjur Agamis yang terimplementasikan dalam aktiftas perdagangan yaitu direalisasikan pendirian pasar tradisional syariah di Kecamatan Campaka yang disingkat Pasar Syariah Campaka (PSC). Tujuan pengabdian ini: pertama, mendampingi penyusunan naskah akademik mengenai konsep pasar syariah yang langsung diimple¬mentasikan di Pasar Tradisional Syari’ah di Kecamatan Campaka; Kedua, mendampingi para calon pengelola dan pedagang Pasar Rakyat Syari’ah Campaka hingga memahami hak dan kewajibannya sebagai pedagang di PSC. Ketiga Mendampingi Pemerintah Daerah cq. Dinas Koperasi UKM, Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Cianjur dalam mewujudkan Pasar Syariah Campaka sebagai destinasi wisata ekonomi syariah di Kabupaten Cianjur untuk menunjang wisata ungulan Cianjur situs megalitikum Gunung padang; Metode pengabdian dilakukan dengan metode bimbingan, asistensi, pengarahan, pelatihan dan kegiatan sejenis lainnya kepada stake holders pasar syari’ah Campaka guna meningkatkan kemampuan dan kepedulian mereka dalam memberikan layanan dan pengelolaan serta pembiasaan sesuai dengan etika bisnis, prinsip-prinsip dan karakteristik pasar syari’ah yang dikehendaki.Hasil kajian dan pengabdian memperlihatkan, bahwa subjek-subjek yang mesti ada dalam Pasar Syariah Campaka adalah, 1). Pengelola Pasar, 2) Pedagang; 3). Pembeli; 4) Distributor; 5) Dewan Pengawas Pasar Syari’ah Campaka (DPPSC); 6) Lembaga Keuangan Syari’ah Pendukung Pasar Syar’ah Campaka (LKS-PPSC); 7) Lembaga Penyelesaian Perselisihan Pelaku Pasar Syari’ah Campaka (LPPPPSC/LP4SC). Dengan kriteria-kriteria pasar adalah: Akad-akad (transaksi) mesti akad syari’ah dengan rukun dan syarat yang terpenuhi, Permodalan Pedagang mesti dari Lembaga keuangan berbasis syari’ah; Jenis dan Barang yang diperdagangkan harus halal; Alat Ukur / Timbangan tidak boleh dikurangi/curang dan harus akuntable; Harga di Pasar Syari’ah Campaka tidak mahal namun berkeadilan; Lingkungan yang bersih, aman dan nyaman (asri suasana islami); serta adanya reward & Funnisment bagi para pedagang di PS Campaka.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Januarti, Faizah, Helfi Agustin, and Muchamad Rifai. "Risk Management for Visitors at Tourism Market: a Study at Beringharjo Tourism Market Yogyakarta)." Jurnal Kesehatan Komunitas 6, no. 1 (June 25, 2020): 31–36. http://dx.doi.org/10.25311/keskom.vol6.iss1.489.

Full text
Abstract:
Abstract Background: Visitors activities and the environment on the market have potential hazards that pose safety and health risk. Some market visitors lack awareness and often ignored potential hazard and risks due to lack of knowledge. This study aims to analyze the potential hazards and determine the hazard control efforts that have been made by the manager. Met This research is a qualitative study, by an observational approach. Research informants selected by purposive, they were head of the staffing subdivision, security officers, traders/seller, and porter at the Beringharjo Market. The instruments used were checklist and interview guidance. Risks were analyzed with the AS / NZS 4360 standard. Results: The results of the study contained 40 types of potential hazards and 48 types of potential risks. The risk of market fires due to electricity installation failures and gas usage has an extreme rating. Low Back Pain (LBP) risk to the porter and injured by a coconut grater machine included in the high-risk rating. Control efforts undertaken were replacing the gas stoves to charcoal for cooking, forbidding smoking and the use of matches, training when lifting weights, disposing of garbage regularly, using seat belts and hooks when working at height. Conclusion: Market Managers have made several control efforts but inadequate and uncomfortable for. Advised to provide seat facilities for visitors to rest, safety talk to educate visitors about fires and training traders to use a fire extinguisher, activating the Occupational Health and Safety efforts organized by the community in the informal sector, making Standard Operational Procedure for each trading activity. Keywords: Hazard identification, risk assessment, hazard control, market, tourism Abstrak Latar belakang : Kegiatan pengunjung dan lingkungan di pasar memiliki potensi bahaya yang menimbulkan risiko keselamatan dan kesehatan. Kebanyakan pengunjung pasar memiliki kesadaran yang rendah dan sering mengabaikan potensi bahaya karena kurangnya pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi bahaya dan mendapat gambaran upaya pengendalian bahaya yang telah dilakukan oleh manajer Pasar Beringharjo di Yogyakarta. Metode: Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, pendekatan observasional. Informan dipilih secara purposive, yaitu kepala bagian Kepegawaian, petugas keamanan, pedagang, dan buruh gendong di Pasar Beringharjo. Instrumen yang digunakan adalah checklist dan panduan wawancara. Risiko dianalisis dengan standar AS/NZS 4360 Hasil: terdapat 40 jenis potensi bahaya dan 48 jenis potensi risiko. Risiko kebakaran pasar akibat kegagalan instalasi listrik dan penggunaan gas memiliki peringkat risiko yang sangat tinggi (Extreme). Risiko Low Back Pain (LBP) pada aktivitas buruh gendong dan terluka oleh mesin pemarut kelapa yang termasuk dalam peringkat risiko tinggi (High). Upaya pengendalian yang telah dilakukan adalah mengganti penggunaan kompor gas dengan arang untuk memasak, melarang merokok dan penggunaan korek kecuali untuk memasak, pelatihan tentang beban kerja dan postur tubuh yang benar saat mengangkat beban, membuang sampah secara teratur, menutup makanan yang dijajakan, menggunakan sabuk pengaman dan tali pengait saat bekerja di ketinggian. Kesimpulan: Pengelola Pasar sudah melakukan beberapa upaya pengendalian, namun belum memadai dan belum memberikan kenyamanan pada pengunjung, disarankan menyediakan fasilitas kursi untuk beristirahat pengunjung, edukasi melalui safety talk kepada pengunjung mengenai kebakaran dan pelatihan penggunaan APAR kepada pedagang, mengaktifkan pos Usaha Kesehatan Kerja untuk mengelola kegiatan K3 pasar, pembuatan SOP bagi setiap aktifitas perdagangan. Kata kunci: Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian bahaya, Pasar, Wisata.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Rahmawati, Itsna. "HAMBATAN HAMBATAN UTAMA DALAM MANAJEMEN PENGELOLAAN SUNDAY MARKET KOTA MADIUN; PERSPEKTIF PEMERINTAH, PELAKU UMKM, DAN MASYARAKAT." Jurnal Mediasosian : Jurnal Ilmu Sosial dan Administrasi Negara 5, no. 1 (April 14, 2021): 47. http://dx.doi.org/10.30737/mediasosian.v5i1.1581.

Full text
Abstract:
AbstrakUMKM berperan strategis bagi pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan data perekonomian nasional tahun 2013–2014 yaitu, 5.440 triliun rupiah mampu disumbangkan UMKM, serta 114,14 juta orang terserap tenaga kerja, dan menarik 1.655,2 triliun rupiah investasi dengan total jumlah usaha sebanyak 57,8 juta unit. Kota Madiun merupakan salah satu kota yang mengintensifkan keberadaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Berdasarkan data, pada tahun 2017 ada sebanyak 23.276 pelaku UMKM. Sedangkan, pada 2018 sebanyak 23.360 pelaku UMKM, Dengan perincian 20.941 usaha mikro, 2.196 usaha kecil, dan 223 usaha menengah dengan menyerap sekitar 8.000 tenaga kerja dengan nilai produksi mencapai Rp65 miliar per tahun. Perkembangan UMKM yang baik di Madiun tidak terlepas dari dukungan pemerintah daerah Kota Madiun, hal ini ditunjukkan dengan adanya pasar minggu atau Sunday market dari yang diresmikan oleh pemerintah kota Madiun. Akan tetapi beberapa masalah muncul terkait penempatan lokasi Sunday market yang dinilai tidak strategis, masyarakat mengeluhkan bahwa lokasi di Taman Taman Lalu Lintas Bantaran Kota Madiun jauh dari pemukiman dan kurangnya pepohonan yang menyebabkan suhu yang panas. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan jenis-jenis hambatan dan dukungan dalam pengelolaan Sunday Market dan menjelaskan kaitan logis dengan sumber penyebab hambatan serta bentuk dukungan dari Perspektif Pemerintah, Pelaku UMKM, dan Masyarakat. Metode penelitian kualitatif bersifat deskriptif dengan pengambilan data berupa analisis observasi, dan wawancara dengan teknik purposive. Data dianalisis menggunakan analisis data Miles dan Huberman. Hasil analisis matriks SWOT diperoleh alternatif strategi pengembangan Pasar Sunday Market Kota Madiun antara lain yaitu, Strategi SO (Strength-Opportunities) Strategi SO ini dilakukan dengan optimalisasi Pembangunan dan revitalisasi pasar Sunday Market Kota Madiun dengan dilengkapi kemudahan akses bagi pengunjung maupun pedagang. Dan pengembangan pasar Sunday Market Kota Madiun dengan memanfaatkan potensi dan ciri khas yang dimiliki. Strategi ST (Strenghts-Threats) Adalah strategi promosi yang dilakukan dari mulut ke mulut atau melalui pamflet untuk mempromosikan kios untuk meningkatkan jumlah pengunjung serta mengadakan acara. Apabila jumlah pengunjung meningkat maka diharapkan jumlah calon pedagang akan meningkat. Strategi WO (Weknesses- Opportunities) Strategi yang digunakan adalah kerjasama Pasar Sunday Market Kota Madiun pedagang dan koperasi koperasi baik dari segi modal maupun input dan pemasaran produk. Meningkatkan kualitas SDM untuk mendukung pengembangan dan revitalisasi pasar Sunday Market Kota Madiun melalui pelatihan. Rekruitmen pegawai untuk mendukung revitalisasi pasar Sunday Market Kota Madiun. Pengembangan pasar Sunday Market Kota Madiun dengan melakukan kerjasama dengan investor. Strategi WT (Weknesses- Threats) Strategi ini yaitu: penyuluhan yang diberikan seperti perlunya pengetahuan tentang menjaga kebersihan saat transaksi berlangsung, penataan produk yang menarik minat konsumen. Selain itu, adanya peningkatan pembinaan pedagang untuk merubah mindset dan mengenai promosi untuk menarik minat pengunjung/masyarakat. Kata Kunci: Analisis SWOT; Perspektif Pemerintah, Pelaku UMKM, dan Masyarakat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Dwika, Septi Anjani Putri, Kismartini Kismartini, and Ida Hayu Dwimawanti. "Implementasi Kebijakan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Adiwerna Kabupaten Tegal." Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) 2, no. 3 (March 22, 2020): 561–72. http://dx.doi.org/10.34007/jehss.v2i3.112.

Full text
Abstract:
Kebijakan retribusi pelayanan pasar merupakan kebijakan yang tertuang dalam UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang memiliki tujuan untuk mengatur pelaksanaan pajak daerah dan retibusi daerah, memberikan kewenangan yang besar kepada daerah untuk mengurus dan mengatur pengelolaan pajak dan retribusi didaerahnya. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana implementasi kebijakan retribusi pelayanan pasar di Pasar Adiwerna Kabupaten Tegal dan untuk mendeskripsikan dan menganalisis faktor pendukung dan penghambat implementasi kebijakan retribusi pelayanan pasar di Pasar Adiwerna Kabupaten Tegal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Berdasarkan hambatan didalam Implementasi kebijaka retribusi pelayanan pasar di Pasar Adiwerna Kabupaten Tegal, penulis memberikan rekomendasi berupa : Penambahan jumlah staf pada bidang pengelolaan pasar di Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Tegal, Sanksi yang tegas kepada para pedagang yang tidak membayar retribusi tepat waktu, Penyediaan fasilitas pasar haru lebih dioptimalkan. Berdasarkan hasil penelitian, ternyata masih ada banyak hal yang perlu untuk diperbaiki apabila dilihat dari keefektivan proses implementasi kebijakan retribusi pelayanan pasar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Implementasi Kebijakan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Adiwerna Kabupaten Tegal apabila dilihat dari proses pelaksanaannya dapat dikatakan cukup baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Sudrajat, Arip Rahman, Asep Sumaryana, Raden Ahmad Buchari, and Tahjan Tahjan. "Perumusan Strategi Pengelolaan Pasar Tradisional di Kabupaten Sumedang." JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik Universitas Medan Area 6, no. 1 (June 6, 2018): 53. http://dx.doi.org/10.31289/jppuma.v6i1.1600.

Full text
Abstract:
<p class="Default">Penelitian ini mengenai perumusan strategi dalam mengelola Pasar Tradisional di Kabupaten Sumedang. Permasalahan Pasar Tradisional di Kabupaten Sumedang adalah dalam perumusan strategi masih belum sepenuhnya mengikuti perkembangan kondisi dan situasi faktual, masih rendahnya pengetahuan para pengusaha/pedagang mengenai produk dan strategi pemasaran dan revitalisasi pasar tradisional hingga saat ini ternyata belum mampu memberikan daya saing terhadap pasar modern. Dalam membahas perumusan strategi pengelolaan Pasar Tradisional di Kabupaten Sumedang mencoba menggunakan tahapan dalam manajemen strategis yang mengacu pada salah satu elemen dari empat elemen dasar dari manajemen strategis menurut Hunger dan Wheelen (2003: 4), bahwa manajemen strategi mencakup pengamatan lingkungan, perumusan strategi, implementasi strategi, serta evaluasi dan pengendalian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif, karena metode ini dapat memahami dinamika dan makna perumusan strategi pengelolaan Pasar di Kabupaten Sumedang. Hasil penelitian menunjukan bahwa perumusan strategi pengelolaan Pasar Tradisional di Kabupaten Sumedang pada saat ini belum sesuai dengan elemen pada manajemen strategis secara utuh, dimana dalam merumuskan dan menetapkan strategi, para pimpinan belum memiliki analisis yang tepat tentang kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang pada khususnya Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Sumedang itu sendiri, serta belum memberdayakan keunggulan yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Sumedang yang dikaitkan dengan tantangan lingkungan, dan belum sepenuhnya dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama pengelolaan Pasar Tradisional di Kabupaten Sumedang dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan, dan Perindustrian Kabupaten Sumedang.</p><p><strong>Kata kunci: </strong>perumusan startegi, pengelolaan pasar tradisional.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Ngusmanto, Ngusmanto, Nuraini Asriati, and Wan Mansor Andi Mulia. "PENGUATAN SINERGITAS PENGELOLA PASAR TRADISIONAL DENGAN PEDAGANG DAN MASYARAKAT DI KAWASAN KOTA TERPADU MANDIRI RASAU JAYA MELALUI PENDAMPINGAN KKN-PPM TAHUN 2017." JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 24, no. 1 (March 3, 2018): 556. http://dx.doi.org/10.24114/jpkm.v24i1.9066.

Full text
Abstract:
AbstrakPenguatan Sinergitas stakeholders Pasar Tradisional melalui Pendampingan KKN-PPM dilatar-belakangi oleh beberapa persoalan mendasar yang saling terkait yaitu pengelola pasar kurang menjalankan tugas pokok dan fungsinya, pegagang pasar belum tertib, pasar dan lingkungannya terlihat kumuh, sebagian pedagang meminjam uang kepada pemilik modal dengan bunga yang tinggi dan minat konsumen berbelanja tergolong masih minim. Oleh karena itu, program ini mempunyai tujuan untuk penguatan manajemen pengelola pasar dan membangun kerjasama yang sinergis antar stakeholders yang menguntungkan. Untuk mewujudkan tujuan, implemetasi kegiatan difokuskan pada pemberdayaan manajamen pengelola pasar dan penguatan kerjasama yang sinergis antar stakeholders. Pemberdayaan manajamen dilakukan melalui diskusi pengurus serta evaluasi tugas pokok dan fungsi serta didampingi serta penetapan bendahara, sedangkan penguatan kerjasama yang sinergis antar stakeholders dilakukan melalui penertiban dan gerakan kebersihan kios dan lapak, dengan dukungan petugas kebersihan, ajakan kepada warga desa rasau Jaya I, II, III dan Rasau Jaya Umum untuk hadir berbelanja dan peringatan hari konsumen melalui berbaga acara lomba dan hiburan yang dapat menarik perhatian publik serta pembentukan koperasi pasar. Hasilnya, pengelola pasar dapat lebih berfungsi, konsumen pasar makin ramai dan pedagang makin meningkat keuntungnnya serta pasar dan lingkungannya terlihat lebih bersih.Kata Kunci : Penguatan, sinergitas, pengelola pasar, pedagang dan masyarakatAbstractThere are several reasons why the traditional market should be strengthening through KKN-PPM, that is: market management does not function correctly, the trader is not orderly and still borrow money from the loan shark, the market environment looks likes shabby, and the consumer is less interested in going to traditional market. The purpose of KKN-PPM is to establish cooperation between various traditional market stakeholders such as local government as market owner, market management, trader, distributor, and consumer. To achieve these goals, KKN-PPM executes several programs such as program evaluation based on participative mechanism, build the social movement to protect and cleaning the market environment, and launching various event in Consumer Day. The result is that the market management can function correctly, consumer willing to go to traditional market, the trader can get more profit, and market environment is clean and beautiful.Keywords: Strengthening, synergy, market management, traders and community
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Muslimah, Muslimah muslimah, and Nuzul Azmi. "STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PEMASARAN DAGING SAPI (Bos taurus ) DI KECAMATAN KUALA SIMPANG KABUPATEN ACEH TAMIANG." Jurnal Penelitian Agrisamudra 2, no. 2 (October 27, 2017): 11–20. http://dx.doi.org/10.33059/jpas.v2i2.243.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang dengan menggunakan metode survey. Objek penelitian ini adalah pedagang daging, dinas perdagangan, dinas pertanian dan peternakan dan akademisi. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada strategi pengembangan usaha pemasaran daging sapi di Kecamatan Kuala Simpang dengan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Treath). Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret s/d April 2015. Di Pasar Kuala Simpang terdapat 24 pedagang daging sapi. Seluruhan populasi pedagang daging yang ada secara purposive sampling (sengaja) dijadikan sebagai sampel atau sampel jenuh ditambah 5 orang tokoh kunci. Hasil analisis faktor-faktor strategis internal pengembangan pemasaran daging sapi di Kecamatan Kuala Simpang terdiri dari; 1) Faktor kekuatan: Produk daging sapi berkualitas, Tenaga kerja tersedia, Peralatan semi modern, Kapasitas produksi besar, Pelayanan pasar yang baik dan Adanya manajemen mutu. 2) Faktor kelemahan:, Produksi daging sapi belum optimal, Kurangnya promosi, Harga jual daging sapi relatif tinggi dan Biaya produksi daging sapi makin mahal. Hasil analisis faktor-faktor strategis eksternal pengembangan pemasaran daging sapi di Kecamatan Kuala Simpang terdiri dari; 1) Faktor peluang: Meningkatnya permintaan daging sapi, Meningkatnya pendapatan konsumen, Meningkatnya konsumsi daging sapi konsumen, Pertumbuhan ekonomi membaik, Hubungan baik dengan pemasok dan Potensi pengembangan ternak sapi. 2) Faktor ancaman: Naik turunya nilai tukar rupiah, Inflasi (kenaikkan harga barang), Naiknya harga BBM, Adanya barang pengganti, Daging sapi impor. Hasil analisis SWOT alternatif prioritas yang ditawarkan dalam rangka pengembangan pemasaran daging sapi di Kecamatan Kuala Simpang adalah: Meningkatkan kerjasama dengan pemasok agar mendapatkan harga yang kompetitif, Meningkatkan kwalitas SDM peternak sapi lokal, Mengadakan perluasan pasar daging sapi, Mengembangkan sistem pemasaran yang bisa mencukupi semua kebutuhan konsumen, Mengembangkan promosi dan peternakan sapi untuk meningkatkan pasokan daging sapi lokal yang berkualitas, Membentuk koperasi pedagang daging sapi agar tidak ada perbedaan harga yang terlalu besar, Meningkatkan sosialisasi manfaat daging sapi lokal, Meningkatkan permintaan daging sapi dengan menciptakan produk berbasis daging sapi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Dahliana, A. Besse, and Rahmawati Tahir. "Strategi Pemasaran Jagung Hibrida Sebagai Program Unggulan Daerah di Kecamatan Cina, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan." Agro Bali: Agricultural Journal 4, no. 1 (March 15, 2021): 106–15. http://dx.doi.org/10.37637/ab.v0i0.658.

Full text
Abstract:
Permasalahan yang dihadapi petani jagung di Kecamatan Cina Kabupaten Bone adalah keterbatasan pengetahuan petani masih menanam varietas lokal, kurangnya informasi pasar masih bergantung kepada pedagang, belum adanya mitra tetap, seperti koperasi atau sektor swasta, permodalan dalam menunjang tanaman jagung, kurangnya inovasi, kreatif dan diversifikasi produk. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam pemasaran jagung hibrida dan untuk menjelaskan strategi prioritas yang dapat digunakan dalam penjualan jagung hibrida di Kecamatan Cina Kabupaten Bone. Metode penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif dengan analisis SWOT dengan teknik sampel menggunakan purposive sampling berjumlah 48 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik pelaku usaha jagung hibrida masih pada proses open market negotiation dengan peran masing-masing yakni petani berperan sebagai pelaku usaha tanaman jagung, pedagang berperan sebagai perantara pemasaran dan penyedia modal dan transportasi, pergudangan serta menyediakan informasi dari pelanggan. Oleh karena itu konsep pengembangan diarahkan untuk mewujudkan pertanian yang produktif, efisien dan kompetitif. Untuk itu diperlukan penguatan sub-sistem hulu, pemberdayaan subsistem tanaman jagung, memperkuat sub-sistem hilir, membentuk lembaga usaha bersama (koperasi). Dimana dapat meningkatnya income generating petani selain farm; marketing dan adanya kerja sama yang jelas antara petani dan perusahaan dalam hal ini mitra sehingga harga yang ditawarkan jelas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Caesara, Vinia, Mustafa Usman, and Akhmad Baihaqi. "Analisis Pendapatan dan Efisiensi Pemasaran Biji Kopi (Green Bean) Arabika di Kabupaten Bener Meriah." Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian 2, no. 1 (February 1, 2017): 250–61. http://dx.doi.org/10.17969/jimfp.v2i1.2306.

Full text
Abstract:
Tujuan Penelitian untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pendapatan usahatani kopi arabika di Kabupaten Bener Meriah dan untuk menganalisis efisiensi saluran pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran biji kopi arabika di Kabupaten Bener Meriah. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari petani dan pedagang biji kopi arabika yang terpilih sebagai sampel melalui wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi perpustakaan dan publikasi ilmiah. Model analisis yang digunakan adalah model analisis Reveneu Cost Ratio(R/C)dananalisis efisiensi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani kopi arabika dapat memberikan pendapatan yang layak kepada petani di Kabupaten Bener Meriah. Saluran pemasaran II lebih efisien dibandingkan saluran pemasaran I, hal ini terjadi karena biaya saluran pemasaran II lebih kecil dibandingkan saluran pemasaran I. Kemudian berakibat kepada karena biaya pemasaran yang dikeluarkan melalui saluran tipe II lebih rendah dibandingkan dengan saluran pemasaran tipe I. Keadaan ini dapat terjadi karena saluran pemasaran tipe II lebih pendek dari pada saluran pemasaran tipe I. Sehubungan dengan hal tersebut perlua dan upaya penanganan pasar biji kopi arabika yang lebih cepat dan lebih singkat melalui pembentukan badan usaha seperti Koperasi sebagai lembaga pemasaran, yang disertai dengan upaya perbaikan mutu produk tersebut melalui penanganan pasca panen yang lebih sempurna.Income And Efficiency Analysis Of Marketing Seeds (Green Bean) Arabica Coffee In Kabupaten Bener MeriahObjective to investigate and analyze the amount of income arabica coffee growers in the central highlands and to identify marketing channels conducted by marketing agencies arabica beans and coffee grounds in the central highlands. Data collection methods used are primary data and secondary data.The primary data obtained directly from the coffee farmers and traders are chosen as samples, through interviews using a list of questions that had been prepared beforehand. While secondary data obtained from the study library and scientific publications. The analysis model used is the analysis model Reveneu Cost Ratio (R / C), the analysis of marketing efficiency, marketing margin and profit margin.The results showed that the first marketing channels more efficiently than a marketing channel II, this occurs because the cost of marketing channels I is smaller than the second marketing channel due to high marketing costs because of the many agencies involved in the marketing of this marketing channel.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Sulthoni, M., Muhlisin Muhlisin, and Mutho'in Mutho'in. "HAJI DAN KEGAIRAHAN EKONOMI:Menguak Makna Ibadah Haji Bagi Pedagang Muslim di Yogyakarta." JURNAL PENELITIAN 9, no. 1 (May 17, 2013). http://dx.doi.org/10.28918/jupe.v9i1.130.

Full text
Abstract:
Haji adalah ibadah eksklusif dan unik. Sekarang eksklusif karena tidak semua umat Islam tidak perlu itu. Ini ritual hanya dilakukan oleh mereka yang memiliki kemampuan fisik, persyaratan psikologis, dan keuangan untuk menjalankannya. Haji ritual adalah unik karena sering melampaui normatif batas. Fenomena ziarah draper di Pasar Beringharjo yang merupakan subjek penelitian ini jelas menunjukkan hal ini. Para pedagang menyisihkan sebagian dari hati keuntungan perdagangan berrela diperoleh setiap hari, mengumpulkan sedikit demi sedikit dalam waktu yang lama, dan setelah dikumpulkan relatif besar adalah tidak digunakan untuk memperluas bisnis seperti biasa oleh pedagang, namun "menghabiskan" untuk melakukan haji. Studi ini menemukan dasar pedagang rasionalisasi di Pasar Beringharjo yang dapat ditelusuri dari tiga aspek, yaitu makna dari ibadah haji, penggunaan peziarah simbol, dan penggunaan simbol-simbol ini di kegiatan perdagangan mereka. Pertama, makna haji memiliki setidaknya empat arti yang berbeda, yaitu: (a) makna normatif, (b) haji adalah jaminan untuk doa yang dijawab, (c) Haji adalah simbol status sosial dan budaya yang tinggi, (d) simbol Haji adalah jaminan kepercayaan kepada pembeli. Kedua, penciptaan aspek simbolis dari peziarah di Pasar Beringharjo pedagang termotivasi oleh tiga hal, yaitu budaya, sosial, dan latar belakang ekonomi. Ketiga, pelebaran, dan pergeseran memperluas makna haji yang dipengaruhi oleh latar belakang agama, pandangan dunia sebagai orang Jawa, dan yang posisi sebagai pedagang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Fala, Alifa Mifty, and Ismael Setiawan. "SISTEM TERITORIAL AREA DAGANG DI PASAR BERINGHARJO." LINTAS RUANG: Jurnal Pengetahuan dan Perancangan Desain Interior 7, no. 1 (August 2, 2019). http://dx.doi.org/10.24821/lintas.v7i1.3069.

Full text
Abstract:
Pasar merupakan ruang publik yang didalamnya terjadi berbagai aktivitas dan interaksi sosial di antara pelakunya. Interaksi tersebut memungkinkan terjadinya konflik di antara pelakunya khususnya untuk mempertahankan area teritori masing-masing. Penelitian ini memfokuskan bagaimana para pedagang di pasar Beringharjo membentuk territorial selama beraktivitas dagang. Metode kualitatif digunakan untuk menemukan fakta-fakta di lapangan. Sampel dipilih secara acak berdasarkan komoditi yang dijual. Penelitian ini menunjukkan bahwa sistem teritorial yang berlaku di pasar Beringharjo ini sangat unik, tidak mengenal hirarki ruang tetapi lebih dipengaruhi oleh perilaku dan sikap yang berlaku di kehidupan masyarakat khususnya budaya Jawa. Kaidah-kaidah kerukunan, rasa hormat diterapkan untuk menciptakan keselarasan dalam mengatur sistem teritori dagang di lingkungkan pasar Beringharjo.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Wahyuningtyas, Yunita Fitri, and R. Agus Choliq. "Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Suku Bunga Kredit Dan Jaminan Terhadap Keputusan Pengambilan Kredit.” (Studi Kasus Pada Pedagang Pasar Beringharjo)." Kajian Ekonomi dan Bisnis 14, no. 1 (January 23, 2019). http://dx.doi.org/10.51277/keb.v14i1.52.

Full text
Abstract:
UMKM business have contributed greatly to the economy of the Special Region of Yogyakarta. UMKM in the Special Region of Yogyakarta continues to develop from year to year. UMKM as many as 220,703 in 2015 continued to increase in 2016 to 230,047 and in 2017 to as many as 238,619 UMKM. Of these, the highest distribution was in Bantul Regency, 26%, and the smallest was in Yogyakarta City, 14% of the total UMKM in Yogyakarta Special Region (Disperindagkoptan DIY, 2018). This study uses a questionnaire with 5 Likert scales that are tested with multiple regression analysis tools to determine whether there is a partial and joint influence between service quality, loan interest rates, and collateral for credit decision making for market traders Beringharjo. Other static tests used were multicollinearity and heteroscedasticity to determine the deviations that occurred in the study. The sampling method used is the accideental sampling technique, which is the selection of samples from a population based on the ease and availability of samples during the duration of the sampling. The sample used was 200 respondents from some of the Beringharjo market traders. In this study there are influences between service quality variables, loan interest rates and collateral for credit decision making at Beringharjo market traders which is indicated by the value of R2 = 73.2%. And the variable that has the highest positive effect is the variable credit interest rate of 3.84, while the lowest variable influence on credit decision making at the Beringharjo market trader is the guarantee variable which is equal to 3.28.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Sururi, Ahmad. "Kinerja Implementasi dan Inovasi Kebijakan Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Pasar Royal Kota Serang." Jurnal Wacana Kinerja: Kajian Praktis-Akademis Kinerja dan Administrasi Pelayanan Publik 22, no. 2 (November 29, 2019). http://dx.doi.org/10.31845/jwk.v22i2.154.

Full text
Abstract:
Pesatnya perkembangan sektor informal Pedagang Kaki Lima di kawasan perkotaan memerlukan penanganan kebijakan yang komprehensif dan sinergis dari stakeholder kebijakan. Permasalahan yang dihadapi seperti penggunaan fasilitas umum dan ruang publik sehingga menimbulkan kemacetan, mengurangi keindahan kota dan rata-rata PKL tidak mempunyai Surat Daftar Usaha (SDU) atau ilegal merupakan agenda yang mendorong adanya kebijakan penataan dan pemberdayaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana kinerja implementasi kebijakan pemberdayaan dan penataan pedagang kaki lima di Kawasan Pasar Royal Kota Serang dan merumuskan strategi inovasi kebijakan pemberdayaan dan penataan pedagang kaki lima di kawasan pasar Royal Kota Serang. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian ini menggunakan studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek informan adalah 10 (sepuluh) orang yaitu pedagang kaki lima, pengelola Organisasi paguyuban pedagang kaki lima Pasar Royal Kota Serang dan aparatur Dinas Perdagangan dan Perindustrian Koperasi Kota Serang dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui data primer dan data sekunder. Kesimpulan pengukuran kinerja implementasi kebijakan pemberdayaan dan penataan pedagang kaki lima di Kawasan Pasar Royal Kota Serang masih belum optimal dilaksanakan. Berdasarkan pengukuran indikator kinerja implementasi kebijakan. Berdasarkan indikator cakupan, akses dan kesesuaian program dengan kebutuhan kinerja implementasi kebijakan pemberdayaan dan penataan PKL sudah cukup baik. Sedangkan indikator bias, indikator frekuensi dan service delivery dan indikator akses meskipun sudah dilaksanakan akan tetapi tidak dilaksanakan secara intensif dan berkelanjutan. Kemudian strategi inovasi kebijakan pemberdayaan dan penataan pedagang kaki lima di kawasan pasar Royal Kota Serang dilakukan melalui modifikasi lima kunci prinsip inovasi kebijakan yaitu 1)Kinds of Support; 2)Management of Innovation; 3)Type of Relationship dan 4)Kind of Value Creation dan 5) dan 5)Output and outcome innovation.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Kusnadi, Iwan Henri, Sri Dinarwati, and Ade Suparman. "Kinerja Bidang Pengelolaan Pasar Dalam Pemungutan Retribusi Pasar Pada Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Subang." World of Financial Administration Journal, April 25, 2020, 24–46. http://dx.doi.org/10.37950/wfaj.v1i1.756.

Full text
Abstract:
Retribusi pasar merupakan termasuk retribusi jasa umum yang dipungut dari pedagang atas penggunaan fasilitas pasar dan pemberian izin penempatan oleh Pemerintah Kabupaten Kota. Jadi retribusi pasar terdiri dari retribusi izin penempatan, retribusi kios, retribusi los, retribusi dasaran, dan retribusi tempat parkir. Retribusi pasar merupakan imbal jasa atas penyediaan sarana pasar oleh pemerintah, oleh karenanya retribusi pasar memiliki peran yang berarti terhadap fungsi pelayanan pemerintah kepada publik dan peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat. Berdasarakan penelitian, diperoleh hasil bahwa Kinerja Bidang Pengelolaan Pasar Dalam Pemungutan Retribusi Pasar pada Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan Dan Perindustrian Kabupaten Subang secara umum belum optimal. Faktor-faktor yang menjadi hambatan Kinerja Bidang Pengelolaan Pasar Dalam Pemungutan Retribusi Pasar pada Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan Dan Perindustrian Kabupaten Subang adalah sarana dan prasarana dan partisipasi pedagang. Market levies constitute a general service levy collected from traders on the use of market facilities and granting placement permits by the Municipal Municipal Government. So the market levy consists of placement permit levies, kiosk retribution, retribution los, retribution, and parking levy. The market levy is a reward for the provision of market tools by the government, therefore market retribution has a significant role in the functioning of government services to the public and the improvement of the economic activities of the people. Based on the research, obtained the result that the Performance of Market Management in the Collection of Market Levies at the Department of Cooperatives, SMEs, Trade and Industry Subang Regency in general is not optimal. Factors that become obstacles of Market Management Performance in Market Levy Levy on Department of Cooperatives, SMEs, Trade and Industry Subang Regency is a means and infrastructure and the participation of traders.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Krova, Maria. "UPAYA PENINGKATAN POSISI TAWAR PETERNAK ANGGOTA KELOMPOK BAKAL KLASTER SAPI BALI DI KABUPATEN BELU DAN MALAKA, NUSA TENGGARA TIMUR - Effort to Improve the Bargaining Posistion of the Farmer Members of the Group will Cluster Bali Cattle in the District Belu and Malaka, Nusa Tenggara Timur." Indonesian Journal of Applied Sciences 5, no. 1 (April 30, 2015). http://dx.doi.org/10.24198/ijas.v5i1.16649.

Full text
Abstract:
AbstrakKesenjangan antara produksi dan kebutuhan domestik daging sapi saat ini telah mengakibatkan kecenderungan tingginya harga daging sapi nasional. Tingginya harga daging di pasar tersebut tidak dapat dinikmati oleh peternak antara lain karena posisi tawar peternaknya lemah. Salah satu model pengembangan yang untuk mengatasi masalah tersebut telah diinisiasi oleh Bank Indonesia adalah klaster. Pemasaran ternak sapi dalam manajemen kelompok bakal klaster melibatkan banyak pelaku yang saling terkait sehingga masalahnya menjadi kompleks dan dinamis. Pendekatan yang tepat untuk memahami persoalan adalah dinamika sistem. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem pemasaran yang dilakukan dalam manejemen kelompok bakal klaster saat ini masih menempatkan peternak anggota kelompok dalam posisi tawar yang lemah. Peternak anggota hanya menerima harga dari pedagang pengumpul, pedagang pengumpul menerima harga dari koordinator pedagang pengumpul, dan koordinator pedagang pengumpul mendapatkan harga dari pedagang besar. Artinya harga di peternak anggota sangat tergantung dari harga di pedagang besar. Kebijakan yang diusulkan untuk meningkatkan posisi tawar peternak adalah menerapkan harga pedagang pengumpul dan koordinator pedagang pengumpul di peternak. Hal ini dapat dilakukan apabila ada inovasi kelembagaan usaha bersama simpan pinjam menjadi koperasi serta merangkul semua pedagang. Cara lainnya adalah dengan membentuk unit balai lelang agro di koperasi. Koperasi berfungsi menampung produksi anggota dan melelangnya kepada pedagang. Hasil simulasi menunjukkan bahwa skenario kebijakan menerapkan harga di tingkat pedagang akan meningkatkan keuntungan dan likuiditas keuangan peternak.Kata Kunci: Sapi Bali, posisi tawar, klaster, dinamika sistem, koperasiAbstractThe gap between production and domestic consumption of beef has now resulted in a tendency to high beef prices nationwide. The high price of meat in the market can not be enjoyed by farmers, among others, because of the weak bargaining position of the farmer. One of the development model to overcome these problems have been initiated by Bank Indonesia is a cluster. Marketing of cattle in the cluster group management will involve many actors are interrelated so that the problem becomes complex and dynamic. The right approach to understanding the problem is the system dynamics. The results showed that the marketing system are carried out in the management group will cluster is still putting breeders group members in a weak bargaining position. Breeders members only receive the price of the traders, traders receive price from collectors coordinator, and the coordinator of traders get the price of large traders. Means the price at farmer members highly dependent on the price at wholesalers. The proposed policy to improve the bargaining position of farmers is to apply the price collectors and traders in breeder coordinator. This can be done if there is a joint effort of institutional innovation become savings and loan cooperatives and embrace all traders. Another way is to form a unit in the cooperative agro auction. Cooperative serves to accommodate the production of the members and auction to the merchant. The simulation results show that the policy scenarios apply price at the merchant level will improve profitability and financial liquidity breeders.Keywords: Bali Cattle, bargaining position, cluster, system dynamics, cooperative
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Laraswati, Fitri Dwi, and Fitrotun Niswah. "INOVASI LAYANAN SEPASAR PEDAS (SEKOLAH PASAR RAKYAT PEDAGANG CERDAS) DALAM MENINGKATKAN EKSISTENSI PASAR TRADISIONAL DI DINAS KOPERASI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MALANG." Publika, May 31, 2021, 1–12. http://dx.doi.org/10.26740/publika.v9n2.p1-12.

Full text
Abstract:
Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang telah menciptakan sebuah inovasi pelayanan untuk pedagang pasar tradisional melalui program Sepasar Pedas. Tujuan inovasi ini yaitu untuk meningkatkan kompetensi dan wawasan pedagang pasar rakyat di tengah-tengah persaingan pasar bebas serta meningkatkan eksistensi pasar tradisional. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui teknik wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Teknik analisis data terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Fokus penelitian menggunakan kapasitas inovasi yaitu Innovative Culture, Leadership, Expert Knowledge, Stakeholders Engagement, dan Innovative Work Design. Hasil dari penelitian ini menunjukan dari komponen Innovative Culture (budaya inovatif) Diskopindag Kota Malang setiap minggunya selalu memberikan materi baru untuk Sepasar pedas. Komponen Leadership (kepemimpinan) Diskopindag Kota Malang bertanggung jawab sebagai koordinator yang memanjemen seluruh kegiatan yang berkaitan dengan program Sepasar Pedas. Pada Komponen Expert Knowledge (pengetahuan ahli) yaitu pegawai di Diskopindag Kota Malang dibidang perdagangan, yang didalamnya terdiri dari seksi atau sub bidang yang nantiya membantu Sepasar Pedas. Komponen Stakeholders Engagement (keterlibatan stakeholders) Diskopindag Kota Malang melibatkan pihak-pihak eksternal seperti Dinas Kesehatan dan Bank Jatim. Dan pada komponen Innovative Work Design (desain kerja yang inovatif) Diskopindag Kota Malang dengan telah melakukan kerja sama yang baik dan pedgang memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya inovasi ini. Saran yaitu untuk kedepannya Sepasar Pedas ini dapat diterapkan di semua pasar di Kota Malang, karena dari dua puluh enam pasar masih dua pasar saja yang menerapkan inovasi ini. Kata Kunci : inovasi pelayanan, sepasar pedas, pedagang pasar tradisional The Department of Industry and Trade Cooperatives of Malang City has created an innovative service for traditional market traders through the Sepasar Pedas program. The aim of this innovation is to increase the competence and insight of traditional market traders in the midst of free market competition and to increase the existence of traditional markets. This type of research is a descriptive study with a qualitative approach. Data collection techniques through interview techniques, observation, documentation, and literature study. Data analysis techniques consist of data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The research focus uses the innovation capacity, namely Innovative Culture, Leadership, Expert Knowledge, Stakeholders Engagement, and Innovative Work Design. The results of this study indicate that the components of the Innovative Culture (innovative culture) of the Malang City Cooperative and Industry Agency always provide new material for Sepasar spicy. The leadership component of Malang City Diskopindag is responsible for coordinating all activities related to the Sepasar Pedas program. In the Expert Knowledge Component (expert knowledge), namely employees at the Malang City Diskopindag in the field of trade, which consists of sections or sub-fields that later help Sepasar Pedas. Components of Stakeholders Engagement (stakeholder involvement) Malang City Diskopindag involves external parties such as the Health Office and Bank Jatim. And in the Innovative Work Design component (innovative work design) Malang City Cooperative and Industry Agency has done good cooperation and traders have a high awareness of the importance of this innovation. Suggestions are that in the future Sepasar Pedas can be applied in all markets in Malang, because of the twenty-six markets there are only two markets that implement this innovation. Keyword : service innovation, sepasar pedas, traditional market traders
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

"APLIKASI SISTEM INFORMASI KOPERASI SIMPAN PINJAM UNTUK KEANGGOTAAN PADA KOPERASI PEDAGANG PASAR CIRACAS (KOPPAS CIRACAS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXTREME PROGRAMING BERBASIS ANDROID." JURNAL SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS SURYADARMA, June 3, 2014. http://dx.doi.org/10.35968/jsi.v6i2.320.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Ngatno, Ngatno, Syaiful Azhar, and Mainif Sepfera. "Analisis Kinerja Saluran Pemasaran Industri Kecil Studi Kasus Pengusaha Tahu Mekar Sari di Kelurahan Pematang Kandis Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin." JAS (Jurnal Agri Sains) 1, no. 1 (August 24, 2017). http://dx.doi.org/10.36355/jas.v1i1.106.

Full text
Abstract:
Pembangunan industri kecil antara lain ditujukan untuk meningkatkan keikutsertaanmasyarakat dan kemampuan golongan ekonomi lemah, meratakan kesempatan berusaha. Usahapengembangan industri kecil merupakan pilihan potensial yang menarik dalam programpembangunan ekonomi rakyat. Data primer bersumber dari pengusaha tahu Mekar Sari dan parapedagang yang menjual tahu yang dihasilkan oleh para pengusaha. Data skunder bersumber dariDinas Koperasi Perindustrian dan Perdaganngan Kabupaten Merangin, berbagai literatur yangberhubungan dan lembaga-lembaga terkait lainnya. Data primer yang dihasilkan dianalisis secarakualitatif dan kuantitatif. Saluran pemasaran yang paling efesien bagi pengusaha tahu adalahsaluran pemasaran III (Pengusaha – Konsumen) karena memberikan margin terkecil yaitu sebesar33,19 %. Namun tidak semua pengusaha yang mengolah bahan baku lebih dari 100 Kg dapat menjual produksinya sendiri tanpa melibatkan lembaga pemasaran lainnya. Sedangkan producer's share (bagian harga yang diterima produsen) tertinggi pada pemasaran tahu mentah terdapat pada saluran pemasaran II (Pengusaha – Pedagang di pasar - Konsumen) yaitu 66,82 %.Kata Kunci : Kinerja, Saluran Pemasaran, Industri Kecil
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Santoso, Meilanny Budiarti. "ASSESSMENT SISTEM SUMBER INDUSTRI KECIL DI DESA SUKAMAJU KECAMATAN MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG." Share : Social Work Journal 3, no. 2 (December 22, 2013). http://dx.doi.org/10.24198/share.v3i2.10023.

Full text
Abstract:
Industri kecil sering kali menghadapi berbagai permasalahan. Persoalan utama yang biasanyadihadapi oleh industri kecil adalah keterbatasan modal dalam artian tidak mempunyai aksesterhadap sumber modal seperti kredit dari perbankan serta terbatasnya akses ke pasar untukmemasarkan hasil industri mereka. Banyak faktor yang dapat menghambat perkembangan industrykecil. Namun, tersimpan berbagai potensi yang membuat industri kecil tetap mampu bertahan,bahkan berkembang dalam situasi krisis. Salah satu potensi yang dimiliki industri kecil adalahkeberadaannya yang berbasis pada komunitas. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yangtelah dilakukan, di mana terungkap bahwa kekuatan atau sumber potensial yang dimiliki oleh parapengusaha industri kecil adalah ketekunan, motivasi dan visi dalam bekerja sehingga dapatmenghasilkan usaha yang mampu bertahan dan bersaing di tengah gejolak krisis dan persainganglobal. Sistem sumber informal yang mereka miliki adalah hubungan-hubungan sosial di antarasaudara, kerabat dan tetangga sehingga membentuk jaringan sosial informal. Sistem sumberformal yang dimanfaatkan oleh sebagian pengusaha adalah Bank, Departemen Kesehatan RI danMajelis Ulama Indonesia (MUI). Koperasi dan asosiasi pedagang merupakan sistem sumberkemasyarakatan yang dapat membantu pengembangan maupun perkembangan usaha.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Soejarwo, Permana Ari, and Risna Yusuf. "SALURAN PEMASARAN RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) DI SUMBA TIMUR, NUSA TENGGARA TIMUR." Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan 4, no. 2 (December 17, 2018). http://dx.doi.org/10.15578/marina.v4i2.7399.

Full text
Abstract:
ABSTRAKNusa Tenggara Timur merupakan produsen terbesar kedua setelah Sulawesi Selatan dalam produksi rumput laut jenis Eucheuma cottonii. Karena itu, peluang pengembangan rumput laut jenis E. cottonii sangat menjanjikan dengan pangsa pasar yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran rumput laut jenis Eucheuma cottonii di Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur. Data dan informasi dikumpulkan melalui observasi lapangan dan wawancara mendalam dengan pembudidaya serta dengan pengumpulan data sekunder. Data dianalisis secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif dengan memberikan informasi mengenai saluran pemasaran rumput laut jenis Eucheuma cottonii di Sumba Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran pemasaran rumput laut di Sumba Timur dapat ditentukan oleh sumber permodalan yang berasal dari modal pribadi dan koperasi sehingga pemasaran tidak dipengaruhi oleh pedagang atau tengkulak. Kemudian dari sisi serapan dan pemasaran sumput laut dapat ditentukan oleh jenis produksi rumput laut yang terdiri dari raw material dan chips rumput laut. Raw material akan diserap oleh pedagang rumput laut lokal, pedagang rumput laut luar daerah Sumba Timur dan PT ASTIL. PT ASTIL akan mengolah rumput laut menjadi chips yang kemudian diserap oleh pembeli yang ada di Maassar, Surabaya dan Jakarta.Title: ABSTRACTEast Nusa Tenggara is the second largest producer after South Sulawesi in the production of Eucheuma cottonii. Therefore, the opportunity to develop Euchema cottonii seaweed is very promising with a high market share. This study aims to determine the marketing distribution of Eucheuma cottonii in East Sumba, East Nusa Tenggara Province. Data and information were collected through field observations and in-depth interviews with farmers as well as with secondary data collection. The data were analyzed qualitatively and described in descriptive form by providing information about the marketing distribution of Eucheuma cottonii in East Sumba. The results showed that the marketing distribution for seaweed in East Sumba could be determined by capital sources that originating from private capital and cooperatives so that marketing was not influenced by traders or middlemen. Furthermore the absorption and marketing of seaweed can be determined by the type of seaweed production consisting of raw material and seaweed chips. Raw material will be absorbed by local seaweed traders, seaweed traders in outside East Sumba and PT ASTIL. PT ASTIL will process seaweed into chips which are then absorbed by buyers in Makassar, Surabaya and Jakarta.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography