Academic literature on the topic 'Kristologia'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the lists of relevant articles, books, theses, conference reports, and other scholarly sources on the topic 'Kristologia.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Journal articles on the topic "Kristologia"

1

Gašpar, Veronika s. Nela, and Marin Batur. "Mesijanska obećanja i ispunjenje prema dokumentu Biblija i kristologija te kristologiji C. Schönborna." Diacovensia 30, no. 2 (2022): 287–307. http://dx.doi.org/10.31823/d.30.2.6.

Full text
Abstract:
Papinska biblijska komisija objavila je dokument Biblija i kristologija kao kriterij i normu suvremenoj kristologiji. Njegova važnost leži ponajprije u inzistiranju na cjelovitosti biblijske slike Krista, a kao temeljnu biblijsku strukturu ističe odnos obećanje – ispunjenje. Pitanje o Kristu, Mesiji, i zahtjevu cjelovite biblijske slike Krista prema dokumentu Biblija i kristologija te kristologije C. Schönborna u središtu je ovoga članka. Dok je prvo poglavlje posvećeno mesijanskim obećanjima u Starom zavjetu, drugo poglavlje govori o njihovu ispunjenju u Isusu iz Nazareta. Treće poglavlje ovoga rada usredotočeno je na kristologiju C. Schönborna i njezino poštovanje cjelovitosti biblijskoga svjedočanstva o Kristu. U zaključku rada autor upozorava na to da suvremene biblijske znanosti ističu potrebu novoga propitivanja o odnosu obećanja prisutnih u Starom zavjetu i gledanju Novoga zavjeta na ta obećanja i njihovo ispunjenje. To znači da i pred kristologijom stoji novi zahtjev promišljanja odnosa Biblije i kristologije.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Galuh Pandandari and Erni M.C. Efruan. "Integrasi Kristologi dan Misiologi Berdasarkan Lukas 24:44-49 Bagi Pelayanan Misi di Gereja Persekutuan Oikoumene Umat Kristen (POUK) ICHTHUS Bumi Dirgantara Permai - Bekasi." Missio Ecclesiae 9, no. 2 (October 30, 2020): 17–44. http://dx.doi.org/10.52157/me.v9i2.129.

Full text
Abstract:
Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengemukakan sebuah model dari integrasi Kristologi dan Misiologi berdasarkan Lukas 24:44-49, yang memberi pengaruh terhadap keterlibatan jemaat dalam pelayanan misi di Gereja POUK ICHTHUS BDP, dengan menggunakan kombinasi model atau desain sequential explanatory yang menggabungkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara berurutan. Beberapa prinsip yang terdapat dalam model tersebut adalah : (1) Kristologi dan Misiologi yang dibangun di atas dasar penggalian Alkitab, (2) Kristologi yang misiologis dan Misiologi yang kristologis. (3) Kristologi tanpa Misiologi menjadi Kristologi tanpa sasaran, Misiologi tanpa Kristologi menjadi Misiologi tanpa dasar, (4) Integrasi Kristologi dan Misiologi meningkatkan mutu pelayanan misi, (5) Integrasi Kristologi dan Misiologi yang diajarkan secara maksimal menghasilkan keterlibatan dalam misi global, (6) Kristologi dan Misiologi yang terintegrasi melalui ketaatan menjadi Saksi Kristus, dan (7) Efektivitas Integrasi Kristologi dan Misiologi bergantung pada kuasa Roh Kudus. Rekomendasi diberikan kepada Gembala Jemaat, Para Pengajar Kelas Pembinaan Jemaat dan Penggiat Misi di Gereja POUK ICHTHUS Bumi Dirgantara Permai dan di gereja-gereja mitra misi, dalam mengemban misi Allah sampai Parousia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Petrus Tukan. "KRISTOLOGI LOGOS DALAM INJIL YOHANES." JURNAL REINHA 14, no. 2 (December 19, 2023): 88–101. http://dx.doi.org/10.56358/ejr.v14i2.286.

Full text
Abstract:
Salah satu tema utama dalam Injil Yohanes adalah kristologinya. Injil Yohanes secara jelas dan tegas berbicara tentang Kristologi Logos, siapa identitas pribadi dan peran Kristus. Tulisan ini hendak menguraikan konteks yang melatarbelakangi Kristologi Logos dalam Injil Yohanes mulai dari siapa penulisnya, asal usul gagasan Logos dan apa maksud Logos dalam Injil Yohanes. Penulis hendak menunjukkan bahwa dalam Injil Yohanes, Yesus itu Logos Allah. Yesus itu pra-eksistensi yaitu bahwa Yesus itu ada sebelum segala makhluk ada. Logos Allah itu menjadi manusia dalam diri Yesus dari Nazaret.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Takaliuang, Jammes Juneidy. "KRISTOLOGI BAHARI." Missio Ecclesiae 8, no. 1 (April 29, 2019): 1–16. http://dx.doi.org/10.52157/me.v8i1.92.

Full text
Abstract:
Kristologi merupakan doktrin yang paling mendasar dalam iman Kristen karena Kristologi semacam engsel yang menggerakkan pintu. Jika pemahaman Kristologinya salah maka hal ini akan memberi dampak kepada pengajaran yang lain dalam iman Kristen. Karena Kristologi yang sehat akan menghasilkan pengajaran yang sehat. Dan Kristologi yang “sehat” adalah Kristologi yang dibangun atas dasar Alkitab. Dalam perkembangan sejarah gereja Kristologi telah menjadi pembicaraan hangat selama berabad-abad bahkan perdebatan itu pun masih terjadi di era Post Modern ini dengan mengikuti alur berpikir post modern. Kristologi mendapat tantangan khusus.Semua hal ini terjadi bukan hanya dalam lingkup gereja tetapi juga diluar gereja. Kristologi dipandang sebagai kekayaan gereja tetapi dalam implementasinya Kristologi mengalami banyak kesulitan karena Kristologi hanya dianggap doktrin bahkan dipersempit “milik” sekelompok orang dalam denominasi gereja tertentu. Kristologi “dipersulit” dengan rumusan-rumusan doktrinal yang membuatnya menjadi sangat sulit untuk diterima dan dipahami. Dalam konteks kehidupan beragama yang Majemuk di Indonesia, Kristologi harus di implementasikan dengan berbagai macam pendekatan tetapi bukan dalam pengertian kompromi. Sebagaimana kristologi dengan pendekatan empati yaitu suatu upaya penjelasan kristologi lebih personal.Jadi Kristologi tidak hanya menjadi sebuah “pajangan” indah dalam Gereja tetapi menjadi nyata dalam kehidupan sosial masyarakat.Kristologi Bahari yang dikaji dalam tulisan singkat ini menjadi pertimbangan khusus bagi masyarakat SATAS demi membangun pemahaman yang mendasar tentang siapakah Yesus Kristus yang pada akhirnya pemahaman ini menjadi dasar dan kemudian memberi pengaruh bagi kehidupan religius dan juga dalam kehidupan sosial masyarkat.Karena sangat tidak mungkin memisahkan kedua bentuk kehidupan ini. Pemahaman yang benar tentang siapa Yesus Kristus dan apa karyaNya bagi kehidupan manusia akan memberi warna tersendiri dalam kehidupan sosial mayarakat. Jadi seorang yang religius pasti akan memberukan pengaruh yang positif dalam kehidupan sosial masyarakat. Kristologi mampu memberikan jawaban bagi kehidupan sosial masyarakat. Kristologi bukan hanya sekedar sebuah rumusan tetapi Kristologi adalah kehidupan itu sendiri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Sutrisno, Tonny, and Billy Kristanto. "DYOTHELITISME DALAM KRISTOLOGI YOHANES CALVIN." VERBUM CHRISTI: JURNAL TEOLOGI REFORMED INJILI 6, no. 1 (April 15, 2019): 45–59. http://dx.doi.org/10.51688/vc6.1.2019.art3.

Full text
Abstract:
Kesinambungan di dalam pemahaman ortodoks mengenai dua kehendak Kristus, berdasarkan dua natur-Nya (Dyothelitisme) merupakan hal yang sangat penting untuk mengerti mengenai Pribadi Kristus dan bagaimana pekerjaan penebusan dilaksanakan dengan sempurna oleh Pribadi-Nya, di dalam inkarnasi Sang Logos yang mengambil natur manusia. Dyothelitisme yang diwakili oleh pemikiran Maximus the Confessor merupakan acuan di dalam memahami Kristologi dua natur – satu pribadi dari Chalcedon, yang diterima sebagai ortodoksi Gereja di dalam melawan ajaran Monothelitisme dan Monoenergisme. Kesinambungan antara pemikiran Dyothelitisme Maximus the Confessor tersebut dengan pemikiran serta karya Yohanes Calvin di dalam Kristologinya, adalah sangat penting bagi pemahanan mengenai pelaksanaan dan penggenapan sempurna karya penebusan Kristus di dalam pandangan teologia Reformed sebagaimana diwakili oleh Calvin. Kata kunci: Dyothelitisme; Monothelitisme; hypostasis; pribadi; ousia; essence; natur; ke-ilahian; kemanusiaan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Corneles, Herry Sonya, Jefry Yopie Afner Suak, and Veydy Yanto Mangantibe. "Analisis Kritis Terhadap Konsep Kristologi Penganut Kristen Tauhid." TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen 1, no. 2 (December 1, 2021): 130–43. http://dx.doi.org/10.53674/teleios.v1i2.34.

Full text
Abstract:
Abstrak: Artkel ini membahas konsep kristologi penganut krsiten tauhid. Persoalan doktrin Kristologi, khususnya tentang hubungan antara natur keilahian dan natur keinsanian Yesus Kristus sudah ada sejak abad mula-mula, sehingga gereja merumuskan rumusan Chalcedon pada konsili Chalcedon yang diadakan tahun 451. Tetapi persoalan Kristologi tetap berlanjut meskipun gereja sudah memiliki rumusan Chalcedon tersebut. Salah satu ajaran yang menentang Trinitas dan doktrin keilahian Yesus Kristus adalah unitarianisme, yang muncul pada abad reformasi. Paham unitarianisme merupakan paham yang meyakini bahwa hanya ada satu Allah saja, baik eksistensi maupun persona. Dalam ajaran tentang Kristus, paham ini lebih menekankan kemanusiaan Yesus Kristus dan menolak natur keilahian Yesus Kristus. Dibuktikan pada bagian Alkitab bahwa Yesus adalah Allah dalam beberapa cara. Karena Kristus benar-benar tokoh yang pernah hadir dalam sejarah dunia ini. Penulisan ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kajian literatur, sehingga diperoleh data tentang latar belakang sejarah dan ajaran penganut Kristen Tauhid, presuposisi penganut Kristen Tauhid, pokok-pokok pemikiran Kristologis penganut Kristen Tauhid, analisis terhadap konsep Kristologi penganut Kristen Tauhid dan implikasinya bagi Theologia Kristen.Abstract: This article discusses the christology concept of monotheistic Christians. The issue of the doctrine of Christology, especially regarding the relationship between the divine nature and the human nature of Jesus Christ, has existed since the early centuries, so the church formulated the Chalcedon formula at the Chalcedon council which was held in 451. But the Christological problem continued even though the church already had the Chalcedon formula. One of the teachings that opposed the Trinity and the doctrine of the divinity of Jesus Christ was unitarianism, which emerged in the Reformation century. Unitarianism is an understanding that believes that there is only one God, both existence and person. In the teachings of Christ, this understanding emphasizes the humanity of Jesus Christ and rejects the divinity of Jesus Christ. This writing uses a descriptive research method with a literature review approach, in order to obtain data on the historical background and teachings of monotheistic Christians, presuppositions of monotheistic Christians, the main points of Christological thoughts of monotheistic Christians, analysis of the concept of Christology of monotheistic Christians and their implications for Christian Theology
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Karlau, Sensius Amon. "FINALITAS YESUS MENURUT KLAUSA “SESUNGGUHNYA AKULAH PINTU KE DOMBA-DOMBA ITU”: EKSEGESIS INJIL YOHANES 10:7." VOX DEI: Jurnal Teologi dan Pastoral 1, no. 2 (December 27, 2020): 131–48. http://dx.doi.org/10.46408/vxd.v1i2.27.

Full text
Abstract:
Klaim yang sering dilontarkan oleh pengikut Yesus mengenai finalitas-Nya sebagai satu-satunya Juruselamat terus ditentang oleh kelompok yang berspekulasi menolak pernyataan dimaksud seperti halnya kaum liberal dan konservatif yang membangun pemahaman secara subjektif. Hal ini berdampak pada upaya pertanggungjawaban iman yang semakin mengalami distorsi religiusitas iman pada masa lampau hingga saat ini. Artikel ini bertujuan mengetengahkan mengenai finalitas Yesus sebagaimana Ia kemukakan bagi kelompok yang menolak maupun juga kepada pengikut-Nya dalam upaya pemerkayaan pengajaran kristologi masa kini. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan eksegesis dengan teknik pengumpulan data yaitu telaah pustaka guna memahami makna “sesungguhnya Akulah Pintu ke domba-domba itu” menurut Injil Yohanes 10:7. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa secara terbuka Yesus menyampaikan bagi para pendengar-Nya agar dapat mengakui finalitas-Nya sebagai satu-satunya “Jalan masuk” melalui “Sang Pintu” yang sekaligus adalah “Sang Gembala yang baik” dan tidak ada lagi sarana lain selain diri-Nya. Dan pemahaman kristologis tidak dapat dilakukan berdasarkan asumsi subjektivitasmanusia melainkan berdasarkan pernyataan Yesus sendiri sebagaimana dinarasikan “sesungguhnya Akulah Pintu ke domba-domba itu”.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Pranoto, Irwan. "Hubungan antara Kristologi Paulus dan Ajaran tentang Makanan Persembahan Berhala (Eidolothuta)." Veritas : Jurnal Teologi dan Pelayanan 12, no. 2 (October 1, 2011): 257–77. http://dx.doi.org/10.36421/veritas.v12i2.246.

Full text
Abstract:
Ajaran tentang eidolothuta (makanan persembahan berhala) dalam 1 Korintus 8:1-11:1 dapat dikatakan sebagai salah satu bagian paling kompleks dalam diskusi tentang surat-surat Paulus. Para sarjana, khususnya dalam tiga dekade terakhir telah mengemukakan berbagai penafsiran tentang bagian ini dan menantang apa yang telah dikenal selama ini sebagai pandangan tradisional. Adapun dari berbagai kemajuan kesepakatan para sarjana tersebut perihal topik ini, sedikitnya masih ada dua diskusi besar yang tertinggal, yaitu berkenaan dengan kemungkinan-kemungkinan gambaran situasi pada saat itu dan sikap dasar dari ajaran Paulus tentang eidolothuta itu sendiri. Diskusi tentang gambaran situasi yang mungkin terjadi pada waktu itu menyuguhkan empat konteks yang berbeda: pertama, makan makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala-berhala di kuil mereka (8:7-13, 10:14-22); kedua, makan makanan yang dibeli dari pasar yang tanpa diketahui asal usulnya (10:23-26); ketiga, makan makanan di pesta-pesta atau pertemuan-pertemuan dimana orang Kristen telah diundang, dan yang kemungkinan diadakan di rumah orangorang kafir (10:27-31); atau keempat, makan makanan yang berhubungan dengan kultus kekaisaran Romawi. Jika semua pandangan ini diterima, maka apakah itu berarti bahwa Paulus telah mendasarkan ajarannya secara fleksibel pada berbagai situasi tersebut? Apakah ia menentang eidolothuta adalah karena masalah tempat makan? Apakah ia tidak setuju dengan eidolothuta adalah karena urusan asal-usul makanan tersebut? Paulus jelas mengarahkan ajarannya secara situasional, tetapi adalah penting juga untuk tidak hanya berfokus pada titik tersebut, melainkan untuk melihat apakah ada konsep dasar tertentu yang Paulus pegang dalam menghadapi situasi ini. Karena itu, adalah perlu untuk melihat kemungkinan adanya sebuah konsep yang dapat diterima sebagai pokok dominan dalam teologi Paulus dan yang sekaligus relevan bagi permasalahan terkait di Korintus, dalam hal ini kristologi tentu dapat diusulkan sebagai yang paling cocok dan substansial. Dengan demikian, tujuan dari artikel ini adalah untuk membahas dan menegaskan hubungan antara kristologi Paulus dan ajarannya soal eidolothuta, sehingga solusi alternatif yang tepat terhadap pergumulan memahami 1 Korintus 8:1-11:1 dapat diperoleh. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pembahasan ini perlu dimulai dengan memperhatikan ciriciri yang relevan dari kristologi Paulus dalam pengajarannya, khususnya terkait dengan ide yang terkandung dalam 1 Korintus 8:6 yang sering dianggap sebagai pernyataan terpenting Paulus berkenaan dengan konsep kristologinya. Dengan perhatian itu, pembahasan akan dilanjutkan dengan melihat bagaimana kristologi Paulus tersebut diterapkan dalam usaha memahami ajarannya tentang eidolothuta.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Putra, Adi, and Charisal B. S. Manu. "ANALISIS KRITIS TERHADAP KRISTOLOGI DALAM ISLAM." BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 2, no. 1 (June 22, 2021): 1–24. http://dx.doi.org/10.46558/bonafide.v2i1.53.

Full text
Abstract:
Penelitian ini meneliti tentang Kristologi Islam. Tujuannya untuk mengungkap seperti apa sebenarnya Islam mengajarkan tentang Yesus Kristus. Hal ini dimungkinkan karena memang dalam Islam juga mengenal Yesus sebagai nabi Isa. Dengan menggunakan metode kualitatif yang memusatkan pada kajian literatur, maka diharapkan dapat mengungkapkan natur kristologi dalam Islam guna melihat kelemahan dan kekeliruannya. Setelah diteliti, ternyata memang Kristologi Islam adalah kristologi yang sesat dan keliru karena di dalamnya mereka mengklaim Yesus bukan Tuhan / Allah, Yesus hanyalah nabi, Yesus tidak pernah mati, Yesus sebagai Anak Allah adalah sesat, bahkan ajaran tentang Trinitas juga ditolak. Itulah sebabnya, melalui penelitian ini disimpulkan bahwa kristologi Islam merupakan kristologi yang sesat sehingga tidak dapat dijadikan referensi untuk belajar dan berbicara tentang Kristus. Abstrak: Penelitian ini meneliti tentang Kristologi Islam. Tujuannya untuk mengungkap seperti apa sebenarnya Islam mengajarkan tentang Yesus Kristus. Hal ini dimungkinkan karena memang dalam Islam juga mengenal Yesus sebagai nabi Isa. Dengan menggunakan metode kualitatif yang memusatkan pada kajian literatur, maka diharapkan dapat mengungkapkan natur kristologi dalam Islam guna melihat kelemahan dan kekeliruannya. Setelah diteliti, ternyata memang Kristologi Islam adalah kristologi yang sesat dan keliru karena di dalamnya mereka mengklaim Yesus bukan Tuhan / Allah, Yesus hanyalah nabi, Yesus tidak pernah mati, Yesus sebagai Anak Allah adalah sesat, bahkan ajaran tentang Trinitas juga ditolak. Itulah sebabnya, melalui penelitian ini disimpulkan bahwa kristologi Islam merupakan kristologi yang sesat sehingga tidak dapat dijadikan referensi untuk belajar dan berbicara tentang Kristus.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Janice, Nyssa. "Kristologi Feminis." Indonesian Journal of Theology 4, no. 2 (December 1, 2017): 172–93. http://dx.doi.org/10.46567/ijt.v4i2.39.

Full text
Abstract:
Virtually zero room is afforded in everyday speech, let alone in formal ecclesiastical doctrine, for talk (discourse) concerning the Christ as Female, or even as feminist. This essay considers contingencies concerning a multiplicity of identity regarding the Christ figure, particularly the notion of a womanized Christ. In doing so, this paper aims to minimize the historical contradiction of even having such a conversation, as such pertains to the incarnation of God in the (male) body of Jesus, by first making an appeal to the Creative Christology line of inquiry developed by Muriel Orevillo-Montenegro. Following this initial contingency [concerning Christ], I forward a second contingency [concerning Jesus] by appealing to the perspective of Elizabeth Johnson concerning a multiplicity of identity regarding the prophet of Nazareth, thereby envisaging the womanly face of Jesus. Finally, in order to forward a third contingency [concerning the (social) Trinity], I investigate the notion of a multiplicity of identity regarding the divine Triunity in tandem with the articulation of perichoresis put forth by Miroslav Volf and Catherine Mowry LaCugna. All the while, I interrogate the act of naming God from within a feminist critical frame, thereby drawing upon the linguistic theory of Brian Wren; as well, I engage the constructive ecclesiology of Elisabeth Schüssler-Fiorenza (concerning household of God). This essay thus envisages the relationality within the Triune Godhead by virtue of engaging with a robustly trinitarian ecclesiology serving as portrait for gendered, mutual, interpersonal relationality.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
More sources

Dissertations / Theses on the topic "Kristologia"

1

Jansson, Emma. "Vem säger du att jag är? Mot en postkolonial feministisk kristologi." Thesis, Uppsala universitet, Teologiska institutionen, 2016. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:uu:diva-276298.

Full text
Abstract:
Uppsatsens syfte är att undersöka kristologi och dess samband med en postkolonial feministisk teologi. Detta utifrån de två teologerna Mercy Amba Oduyoye och Jaquelyn Grants kristologi. Uppsatsen undersöker hur kolonialism, feminism och teologi har påverkat den kristologiska bilden. Den postkoloniala feministiska kristologin bidrar till att utmana den traditionella kristologin. Uppsatsens frågeställning lyder ”Vilka kristologiska bilder finner jag i en postkolonial feministisk teologi? Hur är relationen mellan kristologin och en postkolonial feministisk teologi? Och är den här kristologin rimlig?” Detta undersöks genom fyra analysfrågor som berör kontext, Jesus manlighet, befrielse och lidande. Den postkoloniala feministiska teologin som presenteras i uppsatsen utgår från Kwok Pui-lans bok ”Postcolonial Imagination and Feminist Theology”.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Tenglin, Lovisa. "Jesusbilden i sju samtida konfirmandböcker : En kvalitativ undersökning." Thesis, Umeå universitet, Institutionen för idé- och samhällsstudier, 2014. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:umu:diva-105968.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Svedberg, Hannes. "En oanständig frälsare : Marcella Althaus-Reids kristologi och Elisabeth Ohlson Wallins Ecce Homo." Thesis, Uppsala universitet, Systematisk teologi med livsåskådningsforskning, 2014. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:uu:diva-225918.

Full text
Abstract:
Denna uppsats undersöker hur den kristologi som kommer till uttryck i Elisabeth Ohlson Wallins fotoutställning Ecce Homo kan förstås i relation till det kristologiska projekt som artikulerats av Marcella Althaus-Reid. Undersökningen sker i två steg där Althaus-Reids kristologi först rekonstrueras utifrån de texter i hennes författarskap som tydligt behandlar ämnet, varefter en serie bildanalyser görs av fem fotografier ur Ecce Homo. Studien visar att både Althaus-Reids texter och Ecce Homo innehåller inte en utan flera olika kristologier. De kristologier som uttrycks i Ecce Homo visar sig på många sätt överensstämma med Althaus- Reids kristologiska strävanden, samtidigt som Ohlson Wallins och Althaus-Reids projekt skiljer sig åt på väsentliga punkter, framförallt vad gäller bredd och metodologiska/tematiska ingångar. Medan Althaus-Reids kristologi förstås som intersektionell och alltså som berörande flera olika maktordningar visar sig Ecce Homo framförallt tematisera icke- heterosexuell erfarenhet i relation till Kristus.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Claesson, Bo. "Erfarenhet, tro, handling : en kontextuell studie av samhällsuppfattningen i Edward Schillebeeckx senare kristologi /." Göteborg : Göteborgs Universitet, 2001. http://catalogue.bnf.fr/ark:/12148/cb410687957.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Pettersson, Magdalena. "Kan du höra honom komma : - om kristusbilder och kristologi i Nils Ferlins dikter." Thesis, Uppsala universitet, Teologiska institutionen, 2019. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:uu:diva-385110.

Full text
Abstract:
Abstract Purpose: In this essay a limited and specific selection of poems by the Swedish poet Nils Ferlin, has been analyzed in order to find various images of Christ. By using these images of Christ, a possible Christology within the poems by Ferlin, will then be elucidated, a so called Ferlinian Christology. The theoretical perspective used in the analysis is one of high versus low Christology i.e. whether the emphasis is focused on Christ as divine, or Christ as human. Method: The used method is hermeneutic, and the chosen poems have been ascribed autonomy in order to verify their message, rather than the message of the author. The poems have been read and analyzed with a text oriented focus. Result: The result of this study is that a various number of images of Christ can be found within the selected poems by Ferlin. In some poems the image of Christ is described by the views of others; persons in the immediate surroundings of Jesus, or first-hand witnesses to the events of the Gospels. Some images show Christ as an explored tool in the hands of dogmatic structures, where the death of atonement on the Cross is problematized, along with people’s misuse of the death of atonement as a free pass to heaven, instead of taking responsibility of their own sins. Other images of Christ in the poems are more positive; showing Jesus as an inspiration, a beacon and a compass of morality. The most striking image, however, is the one of Christ as someone who places mercy above all. Conclusion: A Ferlinian Christology can be seen primarily as low Christology since it is putting the emphasis on the humanity of Christ, and partly problematizing the divinity of Christ. A Ferlinian Christology emphasize the living Christ and the Christ one finds in the Gospels. The Christ found in the dogmas is not showing the truth. The Christ living and acting in the interest of the weak and marginalized people, is the one who ought to be seen upon with respect and as a beacon of morality and truth. Key words: poetry, Christology, Christ, hermeneutics, Ferlin
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Grenstedt, Mikael. "Vem säger ni att jag är? : Kristologiska titlar i de synoptiska evangelierna." Thesis, Uppsala universitet, Teologiska institutionen, 2013. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:uu:diva-201405.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Ohlsson, Sandahl Frida. "Här finns inte längre manligt och kvinnligt” (Gal 3:28) : Kalcedons Symbolum möter nutida transteologisk kristologi." Thesis, Umeå universitet, Institutionen för idé- och samhällsstudier, 2020. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:umu:diva-172491.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Gräsberg, Franzén Josefine. "Att rädda världen genom att stoppa en apokalyps : En undersökning om messiasgestalter i TV-serien Supernatural." Thesis, Uppsala universitet, Teologiska institutionen, 2015. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:uu:diva-267942.

Full text
Abstract:
Uppsatsen berör i en vidare mening hur teologi kan återfinnas i film och i en smalare mening om det i en stor TV-serie från USA är rimligt att tolka huvudrollsinnehavarna som messiasgestalter. Syftet med att skriva denna uppsats är att skapa en ökad förståelse för hur religion i allmänhet och kristendom i synnerhet kan utryckas eller återspeglas i olika media och i denna uppsats i en TV-serie. Materialet i uppsatsen är avgränsat till säsong fem av tv-serien Supernatural. Frågeställningen som uppsatsen söker svar på är: är det en rimlig tolkning att se Sam och/eller Dean som messiasgestalter? I uppsatsen har analysens gjorts med hjälp av en narrativ metod som används för att plocka fram de scener som är av vikt för att visa på händelser och karaktärsdrag för att kunna analysera de två huvudkaraktärerna, bröderna Sam och Dean. Teorin i uppsatsen bygger på de två forskarna Tomas Axelsons och Lloyd Baughs arbeten. Efter att ha analyserat scener och de båda huvudkaraktärernas karaktärsdrag kommer uppsatsen fram till att det är möjligt och rimligt att se både Sam och Dean som messiasgestalter. Uppsatsen finner det dock rimligare att se Sam som en messiasgestalt än Dean.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Pålsson, Jesper. "En pentekostal eller katolsk Jesus? : En undersökning av kristologin i Jesusmanifestet av Anders Arborelius och Sten-Gunnar Hedin." Thesis, Uppsala universitet, Systematisk teologi med livsåskådningsforskning, 2014. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:uu:diva-226128.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Lindgren, Eva. "Ikonens dilemma : En studie av inkarnationens betydelse för ikonen." Thesis, University of Kalmar, School of Human Sciences, 2008. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:hik:diva-901.

Full text
Abstract:

 

Uppsatsen handlar om kristendomens syn på inkarnationen och dess betydelse för ikonen. Det är en studie av ikonens teologiska och historiska bakgrund, kopplad till kristologiska frågor som uppstod redan under den tidiga kristendomen. Synen på inkarnationen, Guds människoblivande i Kristus, är inom kristendomen skiftande även om det finns en gemensam trosbekännelse. Studien behandlar ikonens teologi och inkarnationsfrågan i samband med Gamla testamentets bildförbud och hur detta påverkar delar av den kristna tron. Under en längre period fanns ett stort motstånd gentemot heliga bilder inom kyrkan som till viss del påverkade brytningen mellan ortodox och katolsk kristendom. Kyrkans splittring kopplas här till inkarnationsläran och Bibelns bildförbud. Uppsatsen visar att skillnaderna i tolkningen av inkarnationen ledde till strider inom bildfrågan. Den visar även att en del av åsikterna inom kristologin, läran om Kristus, går att koppla till ett semiotiskt system, där likheterna med tankarna om inkarnationen och treenigheten går att sätta in i en modell för att synliggöra ikonens teologi.

 

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
More sources

Books on the topic "Kristologia"

1

Ojell, Ari. One word, one body, one voice: Studies in apophatic theology and christocentric anthropology in Gregory of Nyssa : an introduction, the articles and a summary. [Mäntsälä]: [Ari Ojell], 2007.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Särkiö, Riitta. Sovitus ja sovinto: Kristologia ja soteriologia jaksossa 2 Kor 5:14-21. Helsinki: [Suomen Eksegeettinen Seura], 1996.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Šagi-Bunić, Tomislav Janko. Kristologija Prokla Carigradskog. Zagreb: Kršćanska sadašnjost, 2009.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Cahyana, Solihan Mahdum. Perspektif Islam terhadap Kristologi. Solo: Tiga Serangkai, 2008.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Højlund, Asger Chr. Men han gav afkald: Bidrag til kristologien. Fredericia: Kolon, 2007.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Legarth, Peter V. Guds tempel: Tempelsymbolisme og kristologi hos Ignatius af Antiokia. Århus: Kolon, 1992.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Willert, Niels. Den korsfæstede konge: Kristologi og discipelbillede i Markusevangeliets passionsfortælling. Århus: Aarhus universitetsforlag, 1997.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Dyayadi. Kamus lengkap Islamologi: Dilengkapi dengan istilah Kristologi dan perbandingan agama. Sleman, Yogyakarta: Qiyas, 2009.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Dyayadi. Kamus lengkap Islamologi: Dilengkapi dengan istilah Kristologi dan perbandingan agama. Sleman, Yogyakarta: Qiyas, 2009.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Dyayadi. Kamus lengkap Islamologi: Dilengkapi dengan istilah Kristologi dan perbandingan agama. Sleman, Yogyakarta: Qiyas, 2009.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
More sources
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography