To see the other types of publications on this topic, follow the link: Kronan.

Journal articles on the topic 'Kronan'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Kronan.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Einarsson, L. "A cross-staff from the wreck of the Kronan (1676)." International Journal of Nautical Archaeology 32, no. 1 (August 2003): 53–60. http://dx.doi.org/10.1006/ijna.2003.1075.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

During, Ebba M. "Specific skeletal injuries observed on the human skeletal remains from the Swedish seventeenth century man-of-war,Kronan." International Journal of Osteoarchaeology 7, no. 6 (November 1997): 591–94. http://dx.doi.org/10.1002/(sici)1099-1212(199711/12)7:6<591::aid-oa341>3.0.co;2-j.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Einarsson, Lars. "Kronan-underwater archaeological investigations of a 17th-century man-of-war. The nature, aims and development of a maritime cultural project." International Journal of Nautical Archaeology 19, no. 4 (November 1990): 279–97. http://dx.doi.org/10.1111/j.1095-9270.1990.tb00276.x.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Berat, David. "Roma Rights and Discrimination Based on Ethnicity in Sweden (Göteborg, Vänersborg, Stockholm and Trollhätan)." SEEU Review 13, no. 1 (December 1, 2018): 15–29. http://dx.doi.org/10.2478/seeur-2018-0003.

Full text
Abstract:
Abstract This article is about the rights of the Roma in Sweden and the level of discrimination that Roma are facing. The aims and objectives of the article is theoretical and practical understanding of the situation of the Roma and their human rights through our research and analysis of reports from international organizations, civil society organizations, deep interviews and data from the collected 57 questionnaires. The data is collected during the two study visits in November 2016 and February 2017. The article sumarises the actual situation of the Roma in Sweden and shows new data I have collected while visiting Göteborg, Stockholm, Vänersborg and Trollhättan. I did 4 deep interviews with representatives from Civil Right Defenders, Kronan School and members from UNHCR Sweden. The interviews were composed out of 22 questions about the current condition of Roma in Sweden, implemented projects for improving the Roma human rights, discrimination, police harasment, Roma register, legal remedies against discrimination, financial benefits if persuing education, non-governmental organization working for and with Roma, equitable representation of Roma in the state bodies, affirmative actions (positive discrimination), Romani political parties, allocated funds for projects improving the Romani situation, system of minority right protection, equality of Roma among the Swedish citizens. The questionnaire about discrimination is composed out of 15 questions about the forms of discrimination, feeling or witnesing discrimination, discrimination in delivering services, discrimination in employment, and reporting discrimination.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Ambriani, Desy, Dolly Irfandy, and Havriza Vitresia. "Penatalaksanaan Multirinosinusitis Kronis dengan Komplikasi Abses Subperiosteal Sinistra." Jurnal Kesehatan Andalas 9, no. 4 (February 24, 2021): 466. http://dx.doi.org/10.25077/jka.v9i4.1562.

Full text
Abstract:
Abses subperiosteal merupakan salah satu komplikasi dari rinosinusitis baik akut ataupun kronis. Beberapa faktor sangat berperan sebagai penyebab penyebaran rinosinusitis ke orbita. Diagnosis rinosinusitis kronik dengan komplikasi abses periorbita ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, nasoendoskopi, tomografi komputer serta Magnetic Resonance Imaging (MRI). Penatalaksanaan rinosinusitis kronis dengan komplikasi abses subperiosteal adalah pemberian medikamentosa antibiotik intravena spektrum luas atau kombinasi, dekongestan, kortikosteroid sistemik disertai dengan tindakan operatif yaitu pendekatan Bedah Sinus Endoskopi Fungsional (BSEF). Dilaporkan satu kasus rinosinusitis kronis dengan komplikasi abses subperiosteal kiri pada laki-laki umur 40 tahun dan telah dilakukan perawatan dan dilanjutkan dengan pembedahan melalui pendekatan BSEF. Rinosinusitis kronik dengan komplikasi abses subperiosteal dapat ditatalaksana dengan terapi antibiotik dan pembedahan. Keterlambatan penanganan mempengaruhi tingkat kerusakan. Penanganan dengan antibiotik yang adekuat dan BSEF memberikan prognosis yang baik pada pasien.Kata kunci: abses subperiosteal, BSEF, rinosinusitis kronik
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Fatimah, Sitti, and Andi Ulfa Fatmasanti. "HUBUNGAN ANTARA UMUR, GRAVIDA DAN USIA KEHAMILAN TERHADAP RESIKO KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL." Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis 14, no. 3 (September 1, 2019): 271–74. http://dx.doi.org/10.35892/jikd.v14i3.248.

Full text
Abstract:
Menurut World Health Organization (WHO) jumlah ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik pada tahun 2016 sebanyak (30,1%). Pada tahun 2017 jumlah ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik secara global sebanyak (35-75%). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh umur, gravida, dan Usia Kehamilan terhadap Resiko kurang energy kronis (KEK) pada ibu hamil. Metode Penelitian cross-sectional ini melibatkan 153 ibu hamil yang periksa selama bulan Januari-Desember 2017 sebagai sampel. Sampel ini dipilih secara acak dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengaruh antar variabel dianalisis menggunakan uji Logistic Regression (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur kurang dari 20 tahun kemungkinan terjadinya Kekurangan Energi Kronis (KEK) 0,118 namun pada umur diatas 35 tahun lebih besar kemungkinan terkenak Kekurangan Energi Kronis (KEK) 0,576 kali dan faktor gravida diketahui bahwa ibu multigravida memiliki kemungkinan 1,021 kali untuk mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) dibandingkan dengan ibu primigravida, kemudian ibu grandemultigravida juga memiliki kemungkinan 3,200 kali lebih besar untuk mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) dibandingkan dengan ibu primigravida. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh umur, primigravida terhadap kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Triola, Seres, Muhammad Zuhdi, and Ade Teti Vani. "Hubungan Antara Usia Dengan Ukuran Tonsil Pada Tonsilitis Kronis Di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang Sumatera Barat Pada Tahun 2017 - 2018." Health & Medical Journal 2, no. 1 (January 15, 2020): 19–28. http://dx.doi.org/10.33854/heme.v2i1.299.

Full text
Abstract:
Tonsilitis kronis adalah peradangan tonsil yang menetap sebagai akibat infeksi akut atau subklinis yang berulang. Ukuran tonsil pada tonsilitis kronis membesar akibat hiperplasia parenkim atau degenerasi fibrinoid dengan obstruksi kripta tonsil. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI tahun 2012, angka kejadian penyakit tonsilitis di Indonesia sekitar 23%. Berdasarkan data epidemiologi penyakit THT di tujuh provinsi di Indonesia pada bulan September tahun 2012, prevalensi tonsillitis kronik sebesar 3,8%. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan usia dengan ukuran tonsil pada tonsilitis kronik di Rumah Sakit Siti Rahmah Padang Sumatera Barat tahun 2017 – 2018. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu rekam medis di RSI Siti Rahmah Padang 2017 – 2018. Penelitian dan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan November 2018- Mei 2019 di instalasi THT-KL RSI Siti Rahmah Padang. Penelitian ini merupakan studi analitik. Populasi adalah pasien tonsilitis kronik di instalasi THT-KL RSI Siti Rahmah tahun 2017 – 2018 sebanyak 66 pasien. Analisis data adalah univariat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji spearman rho dengan menggunakan program SPSS versi 24.0. Berdasarkan penelitian sebanyak (57,6%) adalah wanita dan (42,4%) adalah laki-laki, paling banyak berada pada usia < 18 tahun yaitu (72.7%), paling banyak dengan ukuran tonsil hipertropi yaitu (65.2%) dan terdapat hubungan usia dengan ukuran tonsilitis pada tonsilitis kronik diRumah Sakit Siti Rahmah Padang Sumatera Barat tahun 2017 – 2018 p=0,000 (p<0,05). Terdapat hubungan usia dengan ukuran tonsilitis pada tonsilitis kronik diRumah Sakit Siti Rahmah Padang Sumatera Barat tahun 2017 – 2018.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Iriani, Helda, Hamzah Hamzah, and Yuliani Budiyarti. "SUPPORT SISTEM KELUARGA PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RSUD ULIN BANJARMASIN 2020." JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) 5, no. 1 (June 11, 2020): 67–78. http://dx.doi.org/10.51143/jksi.v5i1.200.

Full text
Abstract:
Latar Belakang: Proses hemodialisa yang lama pada pasien GGK akan menimbulkan stress fisik dan juga psikologis, gangguan proses berfikir dan konsentrasi serta gangguan dalam hubungan sosial yang berdampak pada segi fisik, mental, dan sosial. Terapi hemodialisa juga cukup berdampak pada kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik, sehingga diperlukanya dukungan keluarga. Menarik untuk mengetahui pengalaman keluarga memberikan dukungan pada pasien gagal ginjal kronis untuk menjalani hemodialisa. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode wawancara mendalam (indept interview). Partisipan yang digunakan sebanyak 6 orang yaitu keluarga pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa di RSUD Ulin Banjarmasin. Hasil: Penelitian ini menemukan 9 tema yaitu Sumber Informasi tentang Hemodialisa/cuci darah, Cara Keluarga Memberikan Dukungan, Dukungan yang diberikan, Pentingnya Dukungan Keluarga, Sumber Informasi Dukungan yang diberikan, Harapan Keluarga setelah Memberikan Dukungan, Hambatan Saat Memberikan Dukungan, Cara Keluarga mengatasi Hambatan saat Memberikan Dukungan, Keyakinan akan Dukungan yang Diberikan bisa Meningkatkan Kesehatan. Kesimpulan: Tenaga kesehatan diharapkan mampu menguasai dan memahami edukasi dan cara pemberian motivasi yang baik pada keluarga pasien gagal ginjal Kronik yang menjalani hemodialisa selama dirawat dirumah sakit. Kata Kunci: Gagal Ginjal Kronis, Hemodialisa, Support Sistem Keluarga
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Rosmiati, Rosmiati, Henri Setiawan, and Neng Yosi Resa. "Gambaran Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis Tahun 2018." JURNAL KESEHATAN STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS 5, no. 2 (October 5, 2020): 1–9. http://dx.doi.org/10.52221/jurkes.v5i2.29.

Full text
Abstract:
Latar Belakang : Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit. Pasien yang menjalani hemodialisa jangka panjang harus dihadapkan dengan berbagai masalah seperti masalah finansial, kesulitan dalam mempertahankan pekerjaan, depresi dan ketakutan terhadap kematian sehingga mempengaruhi kualitas hidupnya. Tujuan: untuk mengetahui kualitas hidup pasien gagal ginjal kronis di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis Tahun 2018 Metode Penelitian: Metode penelitian ini adalah deskriptif. Populasinya 253 penderita gagal ginjal kronik yang melakukan terapi hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSUD Kabupaten Ciamis. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan random sampling didapat 72 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang di tentukan peneliti. Hasil Penelitian: Kualitas hidup pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa berkategori rendah sebanyak 37 orang (51.4%). Berdasarkan kesehatan sebanyak 44 orang (61.1%), memiliki kualitas hidup sedang berdasarkan kepemilikan sebanyak 51 (70.8%), dan memiliki kualitas hidup rendah berdasarkan harapan sebanyak 39 (54.2%). Kesimpulan: Kualitas hidup klien gagal ginjal kronik masih rendah, maka diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan hemodialisa kepada pasien hemodialisa agar kualitas hidup tidak rendah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Setiawati, Erni. "Hubungan Program Multipelpregnacy, Hypertension Kronis Dengan Acara Exlampsia Berat PRE Pada Ibu Yang Dilengkapi dI DR. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin di 2019." Jurnal Skala Kesehatan 11, no. 2 (June 18, 2020): 114–24. http://dx.doi.org/10.31964/jsk.v11i2.281.

Full text
Abstract:
Preeklampsia merupakan salah satu penyebab kematian ibu secara langsung. Kejadian preeklampsia berat di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dari tahun 2017 sebesar 228 (7,58%) dari 3007 ibu bersalin, pada tahun 2018 sebesar 281 (10,02%) dari 2804 ibu bersalin, dan tahun 2019 sebesar 344 (18,97%) dari 1813 ibu bersalin. Diantaranya mengalami preeklampsia berat pada ibu bersalin disebabkan oleh kehamilan ganda, riwayat hipertensi kronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Kehamilan Ganda, Riwayat Hipertensi Kronis dengan Kejadian Preeklampsia Berat pada Ibu Bersalin di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2019. Metode ini menggunakan survey analitik dengan pendekatan case control dan pengambilan sampel menggunakan teknik systematic random sampling. Populasi seluruh ibu Bersalin sebanyak 1813 orang. Sampel dalam penelitian ini dari kelompok kasus sebanyak 344 ibu bersalin dan kelompok kontrol sebanyak 344 ibu bersalin. Analisa data menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan α=0,05 dan dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil didapatkan ibu bersalin dengan kejadian preeklampsia berat sebanyak 344 orang (18,97%), kehamilan ganda sebanyak 32 orang (4,7%), riwayat hipertensi kronik sebanyak 110 orang (16%) Hasil uji Chi-Square ada hubungan antara kehamilan ganda dengan kejadian preeklampsia berat ρ = 0,019 (ρ < α = 0,05), OR = 2,667, ada hubungan riwayat hipertensi kronik dengan kejadian preeklampsia berat ρ = 0,000 (ρ < α = 0,05), OR = 11,022 Kesimpulan ada hubungan kehamilan ganda,riwayat hipertensi kronis dengan kejadian preeklampsia berat pada ibu bersalin di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2019. Kata Kunci : Preeklampsia Berat, Kehamilan Ganda, Riwayat Hipertensi kronis
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Meriyani, Herleeyana, NI KADEK AYU SARTIKAWATI, and I. Made Agus Sunadi Putra. "PENGARUH PENGGUNAAN ANTIANEMIA TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK." Jurnal Ilmiah Medicamento 5, no. 2 (February 1, 2020): 105–10. http://dx.doi.org/10.36733/medicamento.v5i2.665.

Full text
Abstract:
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering ditemukan pada pasien gagal ginjal kronis. Pemeriksaan hemogloblin rutin sangat disarankan pada pasien gagal ginjal kronis dengan anemia. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan antianemia terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada pasien gangguan ginjal kronis dengan komplikasi anemia. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan data rekam medis di RSUD Wangaya periode 2018. Untuk melihat pengaruh penggunaan antianemia dilakukan dengan membandingkan hemoglobin sebelum dengan sesudah terapi. Pasien gagal ginjal kronis yang menjadi subjek dalam penelitian ini yaitu berjumlah 64 orang. Sampel terdiri atas 64% laki laki dan 36 % perempuan. Berdasarkan profil penggunaan obat antianemia, sebanyak 95, 29% menggunakan obat asam folat; 1,57% menggunakan kombinasi eritropoetin-Fe sucrose-asam folat; sebanyak 1,57% menggunakan eritropoetin-asam folat; dan 1,57% menggunakan ferrous sulfat-asam folat. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa penggunaan antianemia pada pasien gagal ginjal kronik di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya periode 2018 dapat meningkatkan kadar hemoglobin pasien gagal ginjal kronis (p<0.05). dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan antianemia telah efektif dalam meningkatkan kadar hemoglobin pasien dengan gagal ginjal kronis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Septarini, Ayi Dilla, and Endang Windiastuti. "Terapi Profilaksis versus On-Demand pada Pasien Hemofilia Berat dengan Hemartrosis." Sari Pediatri 11, no. 5 (November 23, 2016): 311. http://dx.doi.org/10.14238/sp11.5.2010.311-6.

Full text
Abstract:
Hemartrosis merupakan komplikasi perdarahan sendi yang paling sering terjadi pada pasien dengan hemofiliaA, bila penanganan tidak adekuat maka kelainan sendi akan menjadi kronik dan menetap bahkan memburuk.Dilaporkan seorang anak lali-laki 14 tahun dengan diagnosis Hemofilia A sejak berusia 4 bulan. Keluhannyeri dan bengkak sendi lutut dirasakan sejak tujuh tahun yang lalu. Pengobatan dengan pemberian faktorVIII konsentrat diberikan sesuai dengan kebutuhan, bila ada perdarahan (on-demand). Pada evaluasi fotoradiologis menunjukkan gambaran artropati kronis lutut kanan. Artropati kronis seyogyanya dapat dicegahbila pemberian faktor VIII konsentrat secara rutin sebagai pencegahan hematrosis. Namun terdapat kesulitankarena keterbatasan penyediaan obat di Indonesia
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Suhanda, Parta. "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HAEMODIALISA DI RSU KABUPATEN TANGERANG." Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) 2, no. 2 (November 30, 2015): 160–68. http://dx.doi.org/10.36743/medikes.v2i2.114.

Full text
Abstract:
Gagal Ginjal Kronik merupakan keadaan dimana ginjal tidak dapat lagi menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga untuk menjaga Homeostasis tubuh, ginjal perlu menjalankan dyalisa, terapi ini dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien gagal ginjal kronis. Metode penelitian menggunakan desain crosectional sampel adalah pasien gagal ginjal kronis yang sedang menjalani terapi haemodialisa di RSU Kabupaten Tangerang sebanyak 53 orang. Hasil penelian : factor yang mempengaruhi kualitas hidup adalah : lama menjalani HD (P=0,019) sedangkan pekerjaan, tingkat pendidikan, usia, dan jenis kelamin tidak mempengaruhi kuliatas hidup pasien GGK di RSU Kabupaten Tangerang. Kesimpulan Kualitas hidup pasien GGK dipengaruhi oleh lamanya menjalani haemodialisa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Irawati, Kellyana, Novy Helena Catharina Daulima, and Ice Yulia Wardhani. "MANAJEMEN KASUS PADA KLIEN HARGA DIRI RENDAH KRONIS DENGAN PENDEKATAN TEORI CARING." Jurnal Keperawatan 11, no. 2 (June 24, 2019): 125–34. http://dx.doi.org/10.32583/keperawatan.v11i2.486.

Full text
Abstract:
Harga diri rendah kronik adalah suatu evaluasi diri negatif dimana mereka merasa tidak berarti, malu, dan tidak mampu melihat hal positif yang dimilikinya. Dibutuhkan intervensi keperawatan untuk membantu meningkatkan harga diri klien. Tujuan penulisan ini menggambarkan hasil manajemen kasus spesialis pada klien harga diri rendah kronik dengan pendekatan teori transpersonal caring: Jean Watson. Klien yang diambil dalam penulisan ini sebanyak 31 klien harga diri rendah kronis, dengan 16 klien diberikan terapi kognitif dan 15 klien diberikan terapi perilaku kognitif. Hasil: terjadi penurunan tanda dan gejala harga diri rendah kronis dan peningkatan kemampuan klien dengan harga diri rendah kronis. Kesimpulan: pemberian terapi kognitif dan terapi perilaku kognitif dapat membantu meningkatkan harga diri klien. Kata kunci: harga diri rendah kronis, terapi kognitif, terapi perilaku kognitif CASE MANAGEMENT IN LOW CHRONIC MANDIRI PRICE CLIENTS WITH CARE THEORY APPROACH ABSTRACT Chronic low self-esteem is a negative self-evaluation in which they feel meaningless, shame, and unable to evaluate the positive side of them self. Nursing interventions are required for enhancing client`s self-esteem. The purpose of this paperis to describe the results of a specialist case management in client with chronic low self-esteem using the approach of transpersonal caring theory of Jean Watson. Clients were takenfor thispaper were 31 clients with chronic low self-esteem, with 16 clients were intervered by cognitive therapy and 15 clients were given cognitive behavioral therapy. Results: The signs and symptoms of chronic low self-esteem were decrease and the client’sability was increase with chronic low self-esteem. Conclusion: The intervention of cognitive therapy and cognitive behavioral therapy can help increasing the level of self-esteem on clients. Key words: chronic low self esteem, cognitive therapy, cognitive behavioral therapy
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

., Yusnita. "Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Menjalankan Hemodialisa Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik." Jurnal Ilmiah Kesehatan 7, no. 2 (July 1, 2018): 80–83. http://dx.doi.org/10.35952/jik.v7i2.124.

Full text
Abstract:
Kepatuhan merupakan salah satu permasalahan pada pasien Gagal Ginjal Kronis (GGK) yang menjalani hemodialisa. Ketidakpatuhan dalam terapi dapat menyebabkan penumpukan zat-zat berbahaya dari tubuh hasil metabolisme dalam darah sehingga penderita akan merasa sakit seluruh tubuh dan jika hal tersebut dibiarkan maka akan menimbulkan kematian. Tujuan dalam penelitian ini adalah hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan pasien gagal ginjal kronik untuk menjalani hemodialisa. Penelitian ini menggunakan metode survey analytik dengan pendekatan cross sectional dan analisis uji chi square. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa sejumlah 30 responden. Pengumpulan data pada penelitian ini mengunakan kuesioner dan lembar observasi. Hasil analisis bivariat bahwa ada hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan pasien gagal ginjal kronik untuk menjalani hemodialisa diperoleh p value 0,004. Disarankan kepada keluarga agar selalu setia mendampingi dan memberikan dukungan kepada pasien dalam menjalani terapi sehingga pasien melakukan hemodialisa sesuai dengan jadwal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Ningsih, Shelfi Aprilia, Hetti Rusmini, Ratna Purwaningrum, and Zulfian Zulfian. "Hubungan Kadar Kreatinin dengan Durasi Pengobatan HD pada Penderita Gagal Ginjal Kronik." Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada 10, no. 1 (June 30, 2021): 202–7. http://dx.doi.org/10.35816/jiskh.v10i1.581.

Full text
Abstract:
Pendahuluan; salah satu terapi penggantian ginjal pada pasien gagal ginjal adalah hemodialisis (HD). Lama hemodialisis mempengaruhi kadar kreatinin serum. Tujuan; mengetahui kadar Kreatinin dengan Durasi Pengobatan HD pada Penderita Gagal Ginjal Kronik. Metode; penelitian analitik retrospektif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh serum pasien gagal ginjal kronik hemodialisis yang tercatat pada data rekam medis. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji spearman rho. Hasil; diketahui prevalensi kadar kreatinin serum Gagal Ginjal Kronis Pasien rata-rata kadar kreatinin responden 8,6 mg / dl dengan kadar kreatinin terendah 4,4 mg / dl dan tertinggi 18,4 mg / dl, serta prevalensi pengobatan hd Pasien GGK paling banyak dengan lama pengobatan hemodialisis> 6 bulan sebanyak 43 responden (82,7%). Diperoleh hasil analisis kadar kreatinin dengan lama pengobatan HD: p-value: 0,001; r: -0.464). Kesimpulan: bahwa ada hubungan yang bermakna antara kadar kreatinin dengan lama pengobatan HD pada pasien gagal ginjal kronik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Ellia Ariesti, Felisitas A. Sri S, Elizabeth Y. Y. Vinsur, and Kristianto D. N. "Analisis Faktor Perilaku Lansia Dengan Penyakit Kronis Berdasarkan Health Belief Model Di Puskesmas." Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA 11, no. 1 (February 22, 2021): 71–79. http://dx.doi.org/10.37413/jmakia.v11i1.153.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Proses menua sering dikaitkan dengan insiden penyakit kronik seiring dengan penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial serta berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh luar dari ketahanan tubuhnya. Banyak permasalahan timbul dari kondisi kronis di lansia karena meningkatnya jumlah lansia. Pengontrolan maupun pencegahan menuju kondisi lebih parah dapat dilakukan melalui gaya hidup sehat. Salah satu model yang dikembangkan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang untuk mencari upaya hidup sehat adalah model kepercayaan kesehatan atau Health Belief Model. Tujuan penelitian mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku lansia dengan penyakit kronis dalam mengatasi penyakitnya berdasarkan Health Belief Model di Puskesmas. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami penyakit kronis di Puskesmas Bareng Kota Malang. Jumlah sampel sebanyak 76 responden. Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa variabel perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers yang berhubungan dengan perilaku lansia (p<0.05). Hasil model akhir analisis multivariat, variabel perceived barriers merupakan variabel yang berhubungan dengan perilaku lansia yang menderita penyakit kronis. Dukungan individu lain terhadap lansia mulai dari mereka yang tinggal bersama maupun oleh aparat penduduk setempat untuk meminimalkan atau menghilangkan rintangan mesti dilakukan agar kualitas hidup lansia dengan penyakit kronis dapat optimal. Kata Kunci : Health Belief Model, Penyakit Kronis, Perilaku Lansia
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Ellia Ariesti, Felisitas A. Sri S, Elizabeth Y. Y. Vinsur, and Kristianto D. N. "Analisis Faktor Perilaku Lansia Dengan Penyakit Kronis Berdasarkan Health Belief Model Di Puskesmas." Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA 11, no. 1 (February 22, 2021): 71–79. http://dx.doi.org/10.37413/jmakia.v11i1.129.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Proses menua sering dikaitkan dengan insiden penyakit kronik seiring dengan penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial serta berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh luar dari ketahanan tubuhnya. Banyak permasalahan timbul dari kondisi kronis di lansia karena meningkatnya jumlah lansia. Pengontrolan maupun pencegahan menuju kondisi lebih parah dapat dilakukan melalui gaya hidup sehat. Salah satu model yang dikembangkan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang untuk mencari upaya hidup sehat adalah model kepercayaan kesehatan atau Health Belief Model. Tujuan penelitian mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku lansia dengan penyakit kronis dalam mengatasi penyakitnya berdasarkan Health Belief Model di Puskesmas. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami penyakit kronis di Puskesmas Bareng Kota Malang. Jumlah sampel sebanyak 76 responden. Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa variabel perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers yang berhubungan dengan perilaku lansia (p<0.05). Hasil model akhir analisis multivariat, variabel perceived barriers merupakan variabel yang berhubungan dengan perilaku lansia yang menderita penyakit kronis. Dukungan individu lain terhadap lansia mulai dari mereka yang tinggal bersama maupun oleh aparat penduduk setempat untuk meminimalkan atau menghilangkan rintangan mesti dilakukan agar kualitas hidup lansia dengan penyakit kronis dapat optimal. Kata Kunci : Health Belief Model, Penyakit Kronis, Perilaku Lansia
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Muniroh, Siti, Joni Haryanto, and Ika Yuni Widyawati. "PENGALAMAN ISTRI DALAM PEMENUHAN SEKSUALITAS SUAMI DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS." Jurnal Keperawatan 6, no. 1 (May 30, 2017): 41–46. http://dx.doi.org/10.47560/kep.v6i1.158.

Full text
Abstract:
Pendahuluan: Gagal Ginjal Kronik adalah penyakit dimana ginjal mengalami kerusakan yang progresif dan irreversible. Salah satu terapi pengganti ginjal adalah hemodialisis. Permasalahan akibat penyakit gagal ginjal kronik dengan hemodialisis diantaranya masalah seksualitas. Masalah seksualitas belum mendapatkan perhatian dari pemberi pelayanan kesehatan dan klien atau pasangan hemodialisis jarang melaporkan masalah seksualitas kepada petugas kesehatan. Perlu digali bagaimanakah pengalaman istri dalam pemenuhan seksualitas suami dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif tipe penelitian studi kasus Intrinsik. Partisipan berjumlah 5 orang yang memenuhi kriteria penelitian. Instrumen penelitian berupa panduan wawancara terstruktur. Peneliti juga menggunakan metode observasi dengan cara melakukan pencatatan. Hasil: Hasil penelitian ini mengidentifikasi tujuh tema. Pengetahuan istri tentang seksualitas, pengetahuan istri tentang perubahan akibat penyakit gagal ginjal kronik, respon terhadap penampilan, perasaan dan gejolak emosional yang dirasakan, upaya yang dilakukan untuk memenuhi seksualitas, pola aktifitas seksual, dukungan dan harapan untuk klien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Diskusi: Klien dengan gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis membutuhkan pemenuhan seksualitas. Istri harus memahami tentang cara dan upaya yang harus dilakukan untuk memenuhi seksualitas. Diperlukan kerja sama antara klien, istri dan petugas kesehatan untuk memberikan edukasi kepada istri supaya dapat memenuhi seksualitas kepada klien sehingga kualitas hidupnya menjadi lebih baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Isnaeni, Elfira Sri Futriani, and Chusnul. "PENINGKATAN PENGETAHUAN, PENDAMPINGAN DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DALAM MELAKSANAKAN HEMODIALISIS." JURNAL ANTARA ABDIMAS KEPERAWATAN 1, no. 2 (December 21, 2018): 20–24. http://dx.doi.org/10.37063/abdimaskep.v1i2.428.

Full text
Abstract:
Pendahuluan: WHO menyebutkan jumlah penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50%. Di Amerika Serikat, prevalensi gagal ginjal meningkat 50% di tahun 2014. Data menunjukkan bahwa setiap tahun 200.000 orang Amerika menjalani hemodialisis karena gangguan ginjal kronis. Di Indonesia pada tahun 2013 penderita gagal ginjal kronik tercatat 24.141 pasien. Penyebab gagal ginjal dikarenakan hipertensi (37%), dibetes mellitus (27%), kelainan bawaan (10%), gangguan penyumbatan saluran kemih (7%), Asam Urat (1%), Penyakit Lupus (1%) dan penyebab lain lain-lain (18%). Dari studi pendahuluan yang dilakukan di RS Medistra Jakarta dengan 10 pasien di dapatkan data bahwa 50% tampak didampangi oleh keluarga dan 50% datang sendiri dan tidak di dampingi oleh keluarga. Metode: Metode yang digunakan dalam program pengabdian masyarakat ini adalah dengan memberikan peningkatan pengetahuan kepada pasien gagal ginjal kronik untuk melakukan hemodialisis Hasil: Hasil kegiatan penyuluhan didapatkan peningkatan pengetahuan kepada pasien gagal ginjal kronik Kesimpulan: Implikasi dari hasil pengabdian kepada masyarakat ini adalah perlu dilakukanya penyuluhan terkait dengan pentinya melakukan hemodialisis secara rutin.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Lestari, Cahaya Indah. "HUBUNGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET FE (ZAT BESI) DAN ASUPAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL DI KOTA MATARAM TAHUN 2018." Midwifery Journal: Jurnal Kebidanan UM. Mataram 4, no. 2 (July 31, 2019): 89. http://dx.doi.org/10.31764/mj.v4i2.694.

Full text
Abstract:
Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan masalah gizi yang terjadi pada Ibu hamil. Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan. Kurang energi kronis (KEK) pada ibu hamil berdampak terhadap ibu, janin yang dikandung dan bayi yang akan dilahirkan. KEK mempengaruhi pertumbuhan janin, risiko kematian neonatal, risiko terjadinya stunting dan Berat badan lahir rendah (BBLR). Untuk menanggulangi masalah tersebut pemerintahmeluncurkan program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ke seluruh Puskesmas. Selain Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), salah satu program pemerintah adalah pelayanan atau AnteNatal Care (ANC) dengan standar minimal 10 T. Tujuan dari penelitian adalah menganalisis hubungan kepatuhan mengkonsumsi tablet fe (zat besi) dan asupan makanan dengan kejadian kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil di Kota Mataram Tahun 2018. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan waktu cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil dengan kehamilan normal yang ada di Puskesmas Wilayah Kota Mataram pada bulan Agustus 2018 sebanyak 1466 orang. Pengambilan tempat dan sampel dalam penelitian dengan teknik probability sampling. Hasil uji statistik bivariat dengan menggunakan chi squre menunjukkan bahwa nilai sig = 0.000 (<0.05) dengan nilai OR 5.067 artinya ibu hamil yang mempunyai asupan makanan yang sesuai akan 5.067 kali lebih besar untuk mengurangi kejadian kekurangan energi kronis. Jika asupan makanan sesuai maka perpeluang mengurangi kejadian kekurangan energy kronis. Bidan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan ANC terutama dalam konseling mengenai tablet fe dan nutrisi ibu hamil.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Putri, Della Reyhani. "Pola Bakteri Pasien Rinosinusitis Kronik di RSUP Dr. M. Djamil Padang 2016-2017." Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia 1, no. 2 (July 1, 2020): 36–42. http://dx.doi.org/10.25077/jikesi.v1i2.59.

Full text
Abstract:
Latar Belakang. Rinosinusitis kronik (RSK) adalah peradangan mukosa yang melapisi hidung dan sinus paranasal lebih dari 12 minggu. RSK merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering kita temukan di kehidupan masyarakat, penyakit ini dapat menurunkan kualitas hidup. Dalam pengobatan RSK, peranan antibiotik penting. Pola bakteri dan kepekaannya terhadap terapi antibiotik dapat berubah karena banyaknya bakteri yang resisten terhadap antibiotika tertentu. Objektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola bakteri dan tes sensitivitas pada pasien rinosinusitis kronis polip dan non polip di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari 2016-Desember 2017. Metode. Penelitian ini merupakan deskriptif retrospektif dengan jumlah sampel 100 pasien RSK di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Penelitian ini dilakukan dari bulan November-Desember 2018. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling selama tahun 2016-2017. Hasil. Prevalensi rinosinusitis kronik dengan polip lebih tinggi dibandingkan dengan rinosinusitis kronik non polip. Jenis bakteri yang ditemukan dengan persentase tertinggi pada RSK polip dan non polip adalah Staphylococcus aureus. Pada Rinosinusitis kronik, usia 41-50 memiliki prevalensi tertinggi yaitu 31 pasien. Kesimpulan. Sebagian besar jenis bakteri yang ditemukan resisten terhadap Ampicillin, dan sensitif terhadap Meropenem, Cefoperazone, dan Gentamisin. Usaha promotif dan preventif terhadap faktor risiko seperti merokok, polutan, dan lain-lain, perlu dilakukan karena prevalensi RSK yang tinggi pada kelompok usia tersebut. Kata kunci: rinosinusitis kronik polip dan non polip, pola bakteri, sensitivitas antibiotik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Kreijns, J. M. "Uitvallende kronen." Tandartspraktijk 32, no. 11 (November 2011): 54–57. http://dx.doi.org/10.1007/s12496-011-0150-7.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Destya, Futi Nurul, I. Made Krisna Dinata, Wahyuddin Wahyuddin, I. Made Ady Wirawan, I. Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti, and Nyoman Mangku Karmaya. "LATIHAN PROPRIOSEPTIF DAN THERABAND EXERCISE LEBIH MENINGKATKAN STABILITAS DARIPADA LATIHAN PROPRIOSEPTIF DAN ANTERO POSTERIOR GLIDE PADA PEMAIN BASKET YANG MENGALAMI ANKLE SPRAIN KRONIS." Sport and Fitness Journal 8, no. 2 (May 27, 2020): 8. http://dx.doi.org/10.24843/spj.2020.v08.i02.p02.

Full text
Abstract:
Pendahuluan: Gangguan stabilitas adalah masalah yang sering terjadi pada pasien yang terkena ankle sprain kronis. Ketidakstabilan pada ankle sprain kronik merupakan hasil dari saraf (proprioseptif, refleks, waktu reaksi otot), otot (strenght, power, dan endurance) dan mechanical mechanism (ligament laxity). Tujuan Penelitian: untuk membuktikan bahwa latihan proprioseptif dan theraband exercise lebih meningkatkan stabilitas dibanding latihan proprioseptif dan antero posterior glide pada pemain basket yang mengalami ankle sprain kronis. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan pre dan post test control group design. Jumlah sampel penelitian 16 orang dan terbagi ke dalam dua kelompok. Kelompok I mendapat perlakuan latihan proprioseptif dan theraband exercise sedangkan Kelompok II mendapat perlakuan latihan proprioseptif dan antero posterior glide. Stabilitas diukur menggunakan Balance Error Scoring System. Hasil: Independent t-test menghasilkan p= 0,000 (p<0,05). Hasil ini menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai selisih sebelum dan setelah intervensi BESS pada ke dua kelompok. Simpulan: latihan proprioseptif dan theraband exercise lebih meningkatkan stabilitas dibanding latihan proprioseptif dan antero posterior glide pada pemain basket yang mengalami ankle sprain kronis
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Yuli Bahriah. "Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe Dan Anemia Terhadap Kekurangan Energi Kronik (Kek) Pada Ibu Hamil Tahun 2020 (Studi Literatur)." Jurnal Kebidanan : Jurnal Medical Science Ilmu Kesehatan Akademi Kebidanan Budi Mulia Palembang 11, no. 1 (June 15, 2021): 79–91. http://dx.doi.org/10.35325/kebidanan.v11i1.254.

Full text
Abstract:
Data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia didapatkan kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Indonesia masih cukup tinggi. Salah satu penyebab terjadinya KEK adalah kurangnya asupan energi yang berasal dari zat gizi makro (karbohidrat, protein dan lemak) maupun zat gizi mikro terutama vitamin A, vitamin D, asam folat, zat besi, seng, kalsium dan iodium, kurangnya konsumsi tablet Fe serta kejadian anemia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe dan anemia terhadap Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil. Desain penelitian ini adalah menggunakan metode studi literatur. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapat dengan melakukan studi literatur dari jurnal-jurnal yang sesuai dengan topik penelitian dari tahun 2010-2020 sebanyak 10 jurnal. Berdasarkan hasil literatur review yang dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa menyatakan ada hubungan yang bermakna antara kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe dan anemia dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil. Berdasarkan hasil literatur review diketahui bahwa faktor yang dominan menjadi penyebab Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil adalah kejadian anemia. Saran bagi petugas kesehatan diharapkan adanya penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil akan pentingnya mengonsumsi tablet fe dalam mencegah terjadinya anemia serta melakukan pengamatan terhadap status gizi ibu hamil sehingga dapat dihindari terjadinya kurang energi kronis pada ibu hamil sedini mungkin.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Welly, Welly, and Hidayataul Rahmi. "SELF EFFICACY DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA." Jurnal Keperawatan Abdurrab 5, no. 1 (June 28, 2021): 38–44. http://dx.doi.org/10.36341/jka.v5i1.1791.

Full text
Abstract:
Prevalensi Gagal Ginjal Kronis di Indonesia sebesar 3,8% meningkat dari tahun 2013 yang sebesar 2,0%. Prevalensi gagal ginjal kronik di Provinsi Sumatera Barat sebesar 0,2% dari populasi penderita gagal ginjal di Indonesia dimana kasus penyakit ginjal selalu meningkat setiap tahunnya. Gagal ginjal dapat diobati salah satunya dengan menjalani terapi hemodialisis. Pasien yang menjalani hemodialisis menyebabkan kurangnya kontrol atas aktivitas sehari-hari dan kehidupan sosial, hilangnya kebebasan, pensiun dini, tekanan finansial. Hal ini menyebabkan kualitas hidup pasien menurun karena pasien tidak hanya menghadapi masalah kesehatan yang berhubungan dengan gagal ginjal kronik tetapi juga terapi seumur hidup. Kualitas hidup sangat penting dalam memberikan pelayanan keperawatan yang komprehensif bagi pasien, dengan harapan pasien bisa menjalani hemodialisis dan bisa bertahan meski dengan bantuan mesin cuci darah. Kualitas hidup seseorang dapat diprediksi melalui self-efficacy pasien, yaitu keyakinan yang menentukan bagaimana seseorang berpikir, memotivasi dirinya sendiri dan bagaimana akhirnya memutuskan untuk melakukan suatu perilaku untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kuranji dengan jumlah sampel 33 orang. Kata Kunci: Penyakit Ginjal, Hemodialisis, Efikasi Diri Prevalensi Gagal Ginjal Kronis di Indonesia sebesar 3,8% meningkat dari tahun 2013 sebanyak 2,0%. Prevalensi penyakit ginjal gagal ginjal kronik di Provinsi Sumatera Barat yaitu 0,2% dari penduduk dari pasien gagal ginjal di Indonesia, yang mana kasus penyakit ginjal selalu meningkat setiap tahunnya. Penyakit gagal ginjal dapat di obati salah satunya dengan menjalani terapi hemodialisa. Pasien yang menjalani hemodialisa menyebabkan kontrol atas aktivitas kehidupan sehari-hari dan sosial, kehilangan kebebasan, pensiun dini, tekanan keuangan. Hal itu yang menyebabkan kualitas pasien menurun karena pasien tidak hanya menghadapi masalah kesehatan yang terkait dengan penyakit ginjal gagal tetapi juga terkait dengan terapi yang berlangsung hidup.Kualitas hidup menjadi sangat penting dalam memberikan layanan keperawatan yang menyeluruh bagi pasien, dengan harapan pasien dapat menjalani hemodialisa dan mampu bertahan hidup walau dengan bantuan mesin dialisa . Kualitas hidup seseorang dapat diprediksi dengan self-efficacy pasien itu sendiri yang keyakinan mana yang menentukan bagaimana seseorang berfikir, memotivasi dirinya dan bagaimana akhirnya memutuskan untuk melakukan sebuah perilaku untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan dari penelitian ini melihat Hubungan Self Efficacy Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa. Jenis penelitian ini deskriptif analitik. Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kuranji dengan jumlah sampel 33 orang.Dapat disingkat hubungan yang berhubungan antara efikasi diri dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani haemodialisa di wilayah kerja puskesmas kuranji kota padang. Kata Kunci: Gagal Ginjal, Hemodialisa, Self Efficacy
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Prihatin Putri, Dewi Murdiyanti. "HUBUNGAN ANTARA SELF MANAGEMENT DAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS TYPE 2." Jurnal Kesehatan Karya Husada 7, no. 2 (September 27, 2019): 70–80. http://dx.doi.org/10.36577/jkkh.v7i2.234.

Full text
Abstract:
Latar Belakang : Diabetes Melitus (DM) Tipe 2 merupakan salah satu penyakit metabolik yangbersifat kronik yang ditandai dengan hiperglikemia yaitu peningkatan gula darah yangdisebabkan adanya kelainan sekresi insulin, resistensi insulin atau keduanya dan dapatmengakibatkan kerusakan jangka panjang serta disfungsi atau kegagalan pada beberapa organtubuh (Soegondo, 2013). Program yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan ini bertujuanuntuk mendorong peserta penyandang penyakit kronis dapat mengelola kesehatan (selfmanagement) untuk mencapai kualitas hidup optimal. Salah satu penyakit kronis yang dikelolaadalah Diabetes Melitus Tipe 2.Tujuan : Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara Self Management denganKualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Type 2 di Dusun Sonosewu Kasihan Bantul Yogyakarta.Metode : Jenis penelitian deskriptif korelasi dengan metode yang digunakan adalah crossectional.Hasil : Hasil penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara self management dankualitas hidup pasien DM Tipe 2 dengan dibuktikan p value = 0,002 (< 0,05) dan nilai koefisienkorelasi sebesar 0,494.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Pinzon, Rizaldy Taslim, and Kiki Amelia. "Dampak Pemberian Vitamin B1, B6, B12 Parenteral terhadap Proporsi Hiperhomosisteinemia pada Pasien Hemodialisis." PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) 17, no. 1 (July 8, 2020): 41. http://dx.doi.org/10.30595/pharmacy.v17i1.4858.

Full text
Abstract:
Banyak pasien gagal ginjal kronis menderita hiperhomosisteinemia yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskuler. Dari penelitian sebelumnya ditemukan bahwa pemberian vitamin B dapat mengurangi hiperhomosisteinemia pada pasien yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur dampak pemberian vitamin B1, B6, B12 parenteral terhadap proporsi hiperhomosisteinemia pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Penelitian dilakukan dengan desain one group pretest-posttest menggunakan data sekunder rekam medis hasil laboratorium. Data didapatkan dari 117 pasien dengan metode consecutive sampling dan analisis data dilakukan menggunakan SPSS berlisensi dengan uji McNemar. Hasilnya terdapat penurunan proporsi hiperhomosisteinemia yang bermakna setelah pemberian vitamin B selama 2 minggu (70,94%; p=0,000) dan 4 minggu (66,38%; p=0,000), sehingga kesimpulannya, pemberian vitamin B1, B6, dan B12 dalam jangka waktu 2 minggu maupun 4 minggu dapat menurunkan proporsi hiperhomosisteinemia secara bermakna pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Rusana, Ahmad Subandi, Ida Ariani. "PENYAKIT KRONIS SISTEM PERNAFASAN ANAK DENGAN STUNTING." Jurnal Kesehatan Al-Irsyad 12, no. 2 (September 20, 2019): 125–31. http://dx.doi.org/10.36746/jka.v12i2.56.

Full text
Abstract:
Penyakit kronik pada anak akhir-akhir ini menjadi perhatian dan merupakan isu global. Salah satu penyakit kronik pada anak adalah gangguan sistem pernafasan. Penyakit kronik merupakan salah satu penyebab perawakan pendek atau yang disebut dengan stunting. Anak yang memiliki perawakan pendek apabila tinggi badan berada di bawah – 2 Standar Deviasi (SD) atau di bawah persentil kurva pertumbuhan sesuai usia dan jenis kelamin. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan anak dengan stunting dan menganalisis hubungan penyakit saluran pernafasan dengan stunting pada anak, metode penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan korelatif analitik, jumlah populasi 198 teknik pengambilan data total sampling di 22 Posyandu Kelurahan Sidanegara Cilacap. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (50,5%), usia balita (mean= 32 bulan, SD= 12,), Berat Badan (mean= 10,7 Kg, SD= 2,1), Tinggi Badan (mean= 81,7 cm, SD= 10,97). Stunting pendek (80,3%) dan sangat pendek (19,7%). Anak dengan Pneumonia (0,5%) dan Batuk Bukan Pneumonia (95,5%). Hasil uji analisis korelasi didapatkan data tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin (pv= 0,914; α= 0,05), usia (pv= 0,599; α= 0,05) dan penyakit kronis sistem pernafasan dengan anak stunting (pv= 0,620; α= 0,05).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Aprillia, Dinda. "Penyakit Ginjal Kronis pada Kehamilan." Jurnal Kesehatan Andalas 8, no. 3 (September 15, 2019): 708. http://dx.doi.org/10.25077/jka.v8.i3.p708-716.2019.

Full text
Abstract:
Penyakit ginjal kronis dini secara klinis sering tidak dapat terdeteksi sampai gangguan ginjal lanjut terjadi. Kehamilan sebenarnya jarang terjadi pada seseorang dengan penyakit ginjal kronis, kelainan utama pada wanita dengan PGK adalah tidak terjadinya ovulasi, sehingga wanita menjadi infertil. Gangguan menstruasi yang terjadi bahkan biasanya berakhir dengan amenorrhea pada saat pasien jatuh ke kondisi gagal ginjal tahap akhir. Selain kehamilan yang jarang terjadi, tingkat abortus spontan meningkat tajam pada wanita dengan PGK. Berkembangnya pusat-pusat dialisis dan transplantasi ginjal meningkatkan keberhasilan kehamilan pada pasien dengan PGK. Namun, perjalanan kehamilan pada penyakit ginjal kronik masih erat kaitannya dengan kematian janin, kelahiran prematur, keterlambatan pertumbuhan janin intrauterin, dan hipertensi yang sulit terkontrol, sehingga kehamilan yang terjadi pada PGK menurunkan fungsi ginjal dan peningkatan morbiditas serta mortalitas janin. Pemahaman lebih lanjut dibutuhkan untuk penatalaksanaan PGK pada kehamilan yang lebih baik untuk meminimalkan efek pada ibu dan janin.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Aprillia, Dinda. "Penyakit Ginjal Kronis pada Kehamilan." Jurnal Kesehatan Andalas 8, no. 3 (September 15, 2019): 708. http://dx.doi.org/10.25077/jka.v8i3.1060.

Full text
Abstract:
Penyakit ginjal kronis dini secara klinis sering tidak dapat terdeteksi sampai gangguan ginjal lanjut terjadi. Kehamilan sebenarnya jarang terjadi pada seseorang dengan penyakit ginjal kronis, kelainan utama pada wanita dengan PGK adalah tidak terjadinya ovulasi, sehingga wanita menjadi infertil. Gangguan menstruasi yang terjadi bahkan biasanya berakhir dengan amenorrhea pada saat pasien jatuh ke kondisi gagal ginjal tahap akhir. Selain kehamilan yang jarang terjadi, tingkat abortus spontan meningkat tajam pada wanita dengan PGK. Berkembangnya pusat-pusat dialisis dan transplantasi ginjal meningkatkan keberhasilan kehamilan pada pasien dengan PGK. Namun, perjalanan kehamilan pada penyakit ginjal kronik masih erat kaitannya dengan kematian janin, kelahiran prematur, keterlambatan pertumbuhan janin intrauterin, dan hipertensi yang sulit terkontrol, sehingga kehamilan yang terjadi pada PGK menurunkan fungsi ginjal dan peningkatan morbiditas serta mortalitas janin. Pemahaman lebih lanjut dibutuhkan untuk penatalaksanaan PGK pada kehamilan yang lebih baik untuk meminimalkan efek pada ibu dan janin.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Erawantini, Feby, Sustin Farlinda, and Retno Ayu Wulandari. "Perancangan Aplikasi Penentu Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Secara Dini Berbasis Web." Jurnal Kesehatan 5, no. 1 (February 11, 2019): 30–33. http://dx.doi.org/10.25047/j-kes.v5i1.48.

Full text
Abstract:
AbstractDiabetes mellitus atau penyakit gula merupakan satu penyakit kronis yang disebabkan berkurangnya produksi insulin dari pankrease maupun insulin yang dihasilkan tidak efektif dalam mengurangi kadar gula darah. Dari seluruh jenis penyakit diabetes kejadian yang paling banyak adalah kasus DM tipe 2 yang disebabkan oleh faktor utama kegemukan serta pola hidup yang tidak sehat. Penyakit dengan prevalensi yang tinggi ini tidak dapat diobati secara tuntas, tetapi dapat dicegah atau.dikontrol supaya tidak menjadi kronik. Penelitian ini bertujuan untuk Merancang Aplikasi Penentu Faktor Risiko Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 Secara Dini Berbasis Web Di Kabupaten Bondowoso. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan jumlah penderita DM tipe 2 di Kabupaten Bondowoso dapat dideteksi secara dini agar tidak memasuki tahap kronis. Aplikasi ini menggunakan pemrograman berbasis web. Penderita diabetes melitus di indonesia setiap tahun bertambah seiring dengan pola hidup masyarakat yang cenderung mengikuti orang barat, begitupun di Kabupaten Bondowoso sendiri juga mengalami peningkatan di 3 tahun terakhir ini. Kata Kunci: Aplikasi , Diabetes Melitus Tipe 2, Web
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Suhanda, Parta, Maman Rusmana, and Siti Wasliyah. "PENINGKATANA KUALITAS HIDUP MENURUNKAN KOMPLIKASI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA." Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) 1, no. 2 (November 30, 2014): 69–76. http://dx.doi.org/10.36743/medikes.v1i2.128.

Full text
Abstract:
Tingkat insidensi gagal ginjal kronik (GGK) di Indonesia akhir-akhir ini cenderung meningkat sebesar 200 – 250 orang tiap 1 juta penduduk pertahun (Bakri, 2005), diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai dua kalinya (Go et al., 2004; Stevens et al., 2006). Komplikasi yang seringkali ditemukan pada penderita GGK adalah anemia, gagal jantung, (Alam Syamsir & Hadibroto Iwan, 2007), hipertensi pulmonal (Adelwhab et.al,2009), hiperkalemia dan aritmia (Kartikasari, 2010). Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kualitas hidup dan kejadian komplikasi pasien gagal ginjal kronis yang sedang menjalani terapi Haemodialisa di RSU Tangerang. Penelitian observasional analitik menggunakan rancangan cross sectional dengan sampel klien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis di RSU Tangerang yang berjumlah 60 orang. Hasil penelitian menunjukkan responden yang kualitas hidup kurang baik berisiko 0,3 kali untuk terjadi komplikasi dibanding responden yang kualitas hidupnya baik. Pasien dengan kualitas hidup baik diharapkan dapat mengurangi timbulnya komplikasi.Kondisi ini didukung oleh beberapa faktor dimana pendidikan tergolong pendidikan tinggi, lama menjalani HD rata-rata.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Gonzalez, Josefina, and Jose Angel Manas. "Historias del Kronen." Hispania 79, no. 4 (December 1996): 825. http://dx.doi.org/10.2307/345364.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Joda, Tim, Sascha Pieger, and Guido Heydecke. "Kronen- und Brückenprovisorien." Zahnmedizin up2date 3, no. 05 (October 2009): 515–36. http://dx.doi.org/10.1055/s-0029-1186077.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

de Groot, Marleen. "Kronen kunnen wachten." Tandartspraktijk 40, no. 3 (April 2019): 38–41. http://dx.doi.org/10.1007/s12496-019-0041-x.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Zonnenberg, A. J. J. "Provisionals ... en kronen." TandartsPraktijk 27, no. 9 (September 2006): 717–22. http://dx.doi.org/10.1007/bf03072918.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Aryani, Denissa Faradita, and Fadhilah Rizka Utami. "Studi Kasus: Analisis Intervensi Pemberian Petroleum Jelly Pada Masalah Keperawatan Gangguan Rasa Nyaman Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis Dengan Pruritus Umum." JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) 3, no. 2 (July 8, 2019): 70–73. http://dx.doi.org/10.46749/jiko.v3i2.32.

Full text
Abstract:
Pruritus merupakan rasa gatal yang menimbulkan gangguan dan ketidaknyamanan dimana dapat muncul sesekali ataupun regular. Masalah keperawatan gangguan rasa nyaman dan risiko perusakan integritas kulit dapat ditemukan baik dari respons subjektif pasien maupun temuan klinis objektif. Gatal dan pruritus dapat ditemui pada pasien gagal ginjal kronis dengan dialysis maupun tanpa dialysis. Prevalensi gejala pruritus yang sering ditemui dengan penyakit ginjal kronik yaitu pruritus uremik. Keluhan gatal dari pruritus ini dapat dikurangi dengan pemberian pelembab yang berfungsi untuk meningkatkan dan mempertahankan hidrasi kulit. Tujuan studi kasus ini untuk menganalisis keefektifan intervensi pemberian petroleum jelly untuk mengatasi masalah gangguan rasa nyaman dan risiko kerusakan integritas kulit pada pasien gagal ginjal kronik dengan pruritus. Metode penulisan yaitu analisis studi kasus pada intervensi keperawatan yang dilakukan di pasien selama perawatan di ruang rawat penyakit dalam. Evaluasi terhadap keefektifan tindakan dinilai dari respon pasien terhadap rasa gatal dengan menggunakan Visual Analogue Scale (VAS) serta pemeriksaaan kondisi kulit. Hasil intervensi didapatkan penurunan nilai VAS dari skala 5 ke skala 1 dan kondisi kulit yang lebih baik. Rekomendasi dari studi kasus ini adalah intervensi penggunaan petroleum jelly dapat dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan gangguan rasa nyaman dan risiko kerusakan integritas kulit pada pasien gagal ginjal kronik dengan pruritus.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Akbar, M. Ikhsan, Yani Sandra Rinaningsih, Retno Ekawaty, Ni Made Padma Batiari, Irfan Abdussalam, Exkuwin Suharyanto, Deasy Widiana, and Yeny Sulistyowati. "Pelaksanaan Program Keping Emas Pada Ibu Hamil Kekurangan Energi Kalori dan Anemia Di Desa Kronjo Tahun 2019." Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan 10, no. 1 (June 30, 2020): 108–21. http://dx.doi.org/10.52643/jbik.v10i1.866.

Full text
Abstract:
Anemia dan Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil adalah kasus penting pada kehamilan. Data World Health Organization (WHO) secara global, prevalensi anemia pada ibu hamil diseluruh dunia adalah sebesar 41.8%. Kebanyakan anemia dalam kehamilan di sebabkan oleh defisiensi besi, pendarahan akut dan ketidakseimbangan asupan gizi. Penelitian juga menunjukkan bahwa proses tumbuh kembang janin dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kesehatan ibu waktu remaja dan akan menjadi ibu. Dengan demikian upaya untuk mencegah gangguan tumbuh kembang janin sampai menjadi kanak kanak usia 2 tahun difokuskan pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara deskriptif faktor risiko Ibu hamil pada pelaksanaan program Keping Emas di Desa Kronjo Tahun 2019. Pada penelitian menggunakan data sekunder dari pengukuran haemoglobin (Hb) dan lingkar lengan atas (LILA) Ibu hamil risiko tinggi di Desa Kronjo dalam Program Keping Emas tahun 2019. Total sampel pada penelitian ini sebanyak 18 reponden ibu hamil risiko tinggi. Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah total sampling. Hasil penelitian menunjukkan ecara keseluruhan gambaran karakteristik umur ibu hamil berisiko tinggi yang terlibat dalam pelaksanaan Program Keping Emas di Desa Kronjo Tahun 2019 terdapat pada kelompok umur dewasa (26-35 tahun). Terdapat sebanyak 8 orang (44,4%) ibu hamil risiko tinggi anemia dan 5 orang (27,8%) ibu hamil berisiko tinggi KEK pada pelaksanaan bulan pertama (September 2019), serta terdapat terdapat 5 orang (27,8%) yang mempunyai status anemia dan KEK berdasarkan indikator kadar Hb dan LILA.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Girard, Nicolas. "Füllungen, Kronen und Implantate." Veterinary Focus 22, no. 03 (October 1, 2012): 47–48. http://dx.doi.org/10.1055/s-0034-1381883.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Yuliana, Ida, and Soenanto Roewijoko. "PERANAN SEL CLARA PADA INFEKSI PARU KRONIS." Majalah Kedokteran Andalas 37, no. 2 (May 3, 2015): 129. http://dx.doi.org/10.22338/mka.v37.i2.p129-135.2014.

Full text
Abstract:
AbstrakPenyakit paru kronik seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan asma merupakan masalah kesehatan global yang menyebabkan peningkatan komorbiditas dan biaya pengobatan. Hal ini telah membuat para peneliti mencoba mencari berbagai hal yang dapat digunakan untuk dapat mencegah, mendeteksi dan mengintervensi penyakit paru kronik agar didapatkan terapi yang efektif dan spesifik untuk penyakit tersebut. Artikel ini bertujuan untuk menjabarkan karakteristik sel Clara (sel yang terdapat pada dinding bronchioles paru) dan peranannya pada infeksi paru kronis di tingkat molekuler. Beberapa penelitian membuktikan adanya penurunan fungsi sel Clara akibat remodeling epitel pada infeksi paru kronik. Peranan sel Clara diketahui dapat meregulasi proses inflamasi melalui regulasi prilaku makrofag (anti-inflamasi) dan mengembalikan sel epitel respirasi yang rusak ke arah normal (progenitor stem sel). Dengan adanya fungsi yang luas ini diharapkan sel Clara dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan terapi terbaru dalam pengobatan penyakit infeksi paru kronik.AbstractChronic obstructive pulmonary disease (COPD) and asthma are global health problems which increase comorbidities and therapy costs. This has led researchers to find out strategies that can be used to prevent, detect and intervene the chronic lung diseases in order to develop specific and effective therapies for the diseases. This article aimed at describing the characteristic of Clara cells (a type of cell in lung bronchioles wall) and its role in chronic lung infection. Previous research studies provided some evidences of an imparment of Clara cell functions due to epithelial remodeling as seen in chronic lung infection. It is obvious that Clara cells are able to regulate inflammatory process via regulation of macrophage behavior (anti-inflammatory effect) and are able to restore damaged respiratory epithelial cells into the normal ones (stem cells progenitor). Based on these functions, it is expected that Clara cells can be used as a basis for developing the latest therapies in the treatment of chronic lung infection.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Indriani, Sri, Irma Nur Amalia, and Hamidah Hamidah. "Hubungan Antara Self Care Dengan Insidensi Neuropaty Perifer Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II RSUD Cibabat Cimahi 2018." Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal 10, no. 1 (June 30, 2019): 54–67. http://dx.doi.org/10.34305/jikbh.v10i1.85.

Full text
Abstract:
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah dan dapat menyebabkan komplikasi akut ataupun kronik jika tidak ditangani. Neuropati Perifer merupakan komplikasi kronik yang banyak terjadi pada pasien DM. Perawatan diri (Self Care) yang baik dapat membantu mencegah terjadinya komplikasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Self Care dengan kejadian komplikasi Neuropati Perifer pada pasien DM tipe II. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi dengan sampel 69 responden, yang diperoleh melalui teknik Accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan modifikasi kuesioner Summary Diabetes Self Care Activity (SDSCA) dan kuesioner kejadian komplikasi Neuropati Perifer. Hasil penelitian menggunakanujikorelasi Chi square ini menunjukkan terdapat hubungan antara self care dengan kejadian komplikasi neuropati perifer pada pasien DM tipe II dengan p value 0,010 (p<0,05). Dari 69 responden, 33 responden memiliki self care baik, 24 diantaranya menunjukkan tidak terjadi komplikasi neuropati perifer dan 9 diantaranya menunjukkan terjadi komplikasi neuropati perifer. Sebanyak 36 responden memiliki self care kurang, 14 diantaranya menunjukkan tidak terjadi komplikasi neuropati perifer dan 22 diantaranya menunjukkan terjadi komplikasi neuropati perifer. Peran perawat sebagai edukator sangat penting untuk membekali pasien DM agar memiliki perawatan diri yang baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Susilawati, Ela, Kamaluddin Latief, and K. Khomarudin. "Efikasi Diri Dan Dukungan Sosial Pasien Hemodialisa Dalam Meningkatkan Kepatuhan Pembatasan Cairan." Faletehan Health Journal 5, no. 1 (October 9, 2018): 39–48. http://dx.doi.org/10.33746/fhj.v5i1.7.

Full text
Abstract:
Peningkatan berat badan intradialitik akibat ketidakpatuhan asupan cairan pasien yang menjalani hemodialisa berdampak pada terjadinya penumpukan cairan secara kronis dan berisiko terhadap gangguan pada kardiovaskuler dan hipertensi, serta meningkatkan mortalitas dan morbiditas pada pasien dengan gagal ginjal kronik. Dukungan sosial menjadi salah satu faktor yang mendukung kepatuhan pasien dalam menjalankan terapi. Penelitian ini menggunakan rancangan mixed methods dengan desain sequential explanatory. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSU Kabupaten Tangerang. Jumlah sampel kuantitatif dipilih menggunakan tehnik total sampling sebanyak 76 orang dan jumlah sampel kualitatif diambil secara purposive sampling sebanyak 6 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan Chronic Kidney Disease Self-Efficacy Instrument dan Multidimentional Scale Perceived Social Support, serta wawancara. Analisis data kuantitatif dengan analisis deskriptif dan korelasi pearson. Analisis data kualitatif menggunakan teknik analisis model Miles dan Huberman. Hasil Uji korelasi Pearson, ada hubungan antara efikasi dan dukungan sosial dengan kepatuhan pembatasan cairan (r=0.476 p= 0.001) dan (r=0.308 p= 0.007). Berdasarkan hasil wawancara mendalam didapatkan bahwa rasa haus menjadi penyebab ketidakpatuhan menjalankan program pembatasan asupan cairan. Diharapkan rumah sakit memberikan ruang khusus kepada keluarga pasien dan perawat memberi motivasi yang tinggi kepada pasien dalam menjalankan regimen terapinya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Nurseskasatmata, Satria Eureka, and Dessy Rindiyanti Harista. "HUBUNGAN LAMA MENJALANI HEMODIALISIS DENGAN FREKUENSI SESAK NAFAS PADA PASIEN GAGAL GINJAL." Nursing Sciences Journal 4, no. 1 (May 1, 2020): 16. http://dx.doi.org/10.30737/nsj.v4i1.832.

Full text
Abstract:
Pendahuluan : Semakin progresifnya gejala dan penyakit yang mendasari terapi dialysis, atau oleh karena munculnya komplikasi, seperti masalah kardiovaskuler dan neurologis yang sering muncul pada pasien dialysis jangka panjang. Terjadinya berbagai komplikasi peningkatan volume cairan jika terakumulasi secara terus-menerus dapat terjadi odem paru. Salah satu gejala adalah sesak nafas, ada retraksi otot nafas, keringat dingin saturasi oksigen yang turun Metode : Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non ekperimental yaitu observational analitik, dan penelitian korelasi (hubungan atau asosiasi) yang mengkaji hubungan antara dua variable dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yang menggunakan uji analisis Spearman Rank Test. Populasi seluruh pasien gagal ginjal kronis. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling dengan teknik quota sampling sejumlah 80 responden. Hasil : p value 0.000 ≤ 0.05 Artinya ada hubungan lama menjalani hemodialisis dengan frekuensi sesak nafas pada pasien gagal ginjal kronis.Pembahasan : Masalah umum yang banyak dialami oleh pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis adalah perilaku dalam mengontrol cairan, sehingga banyak pasien hemodialisis yang mengeluh sesak nafas karena kelebihan cairan, semakin lama menjalani HD juga semakin tinggi potensi munculnya komplikasi yang justru dapat menghambat kepatuhan terhadap program terapi. Kata kunci : frekuensi sesak nafas; gagal ginjal kronis; lama hemodialisis
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Palupi, Dian Arsanti, and Yeni Krisma Dewi. "TERAPI ADJUVAN MINYAK NIGELLA SATIVA TERHADAP PENURUNAN KETEBALAN EPITEL BRONKUS MENCT ASMA YANG DIINDUKSI OVALBUMIN." Cendekia Journal of Pharmacy 2, no. 1 (August 10, 2018): 10–15. http://dx.doi.org/10.31596/cjp.v2i1.12.

Full text
Abstract:
Asma merupakan penyakit kronis saluran nafas obstruk kronik ditandai dengan adanya peradangan dan remodeling yang disertai dengan kelainan kronis pada jalan nafas responsif . Minyak jinten hitam mampu menurunkan infiltrasi sel-sel radang pada saluran pernafasan sebanding dengan antihistamin golongan III. Membuktikan minyak Nigella sativa sebagai terapi adjuvan pada asma dengan menurunkan ketebalan epitel bronkious pada mencit asma dengan eksperimental in vivo. 20 ekor mencit betina BALB/c umur 2-3 bulan, disensitisasi OVA secara intra peritoneal pada hari ke-0 dan 14 dan dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok normal tanpa perlakuan, Kelompok kontrol negatif diberi aqua dest, kelompok 1 diberi Deksametason 0,015 mg/hari i.p, kelompok 2 diberi kombinasi dexamethasone 0,015 ml / hari secara intra peritoneal dan minyak Nigella sativa 0,15 ml/ hari per oral. Hari ke-21, 23, 25, 27 ditantang oleh OVA 1% secara inhalasi dengan alat nebulizer selama 20 menit. Dua puluh empat jam setelah pemaparan akhir, tikus dikorbankan dengan dislokasi leher. Kombinasi dexamethasone 0,015mg/hari dan minyak Nigella sativa 0,15ml/hari menunjukan hasil penurunan ketebalan epitel bronkus yang paling baik dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya. Terapi adjuvan minyak Nigella sativa dapat menurunkan ketebalan epitel bronkusKata Kunci: Deksametason, Minyak Nigella sativa , Epitel bronkus
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Kristianti, Jesi, Ni Luh Widani, and Lina Dewi Anggreaini. "Pengalaman Pertama Menjalani Hemodialisa Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik." Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia 10, no. 03 (September 15, 2020): 65–71. http://dx.doi.org/10.33221/jiiki.v10i03.619.

Full text
Abstract:
Abstrak Pendahuluan: Hemodialisa adalah terapi yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dan sisa metabolisme tubuh pada gagal ginjal kronis yang harus dilakukan seumur hidupnya. Pengalaman pertama akan mempengaruhi keberlanjutan terapi. Tujuan: Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman pertama menjalani hemodialisa pada pasien gagal ginjal kronik. Metode: Jenis penelitian ini adalah kualitatif, dengan pendekatan fenomenologi deskriptif, jumlah partisipan 7 pasien yang dipilih menggunakan teknik purpose sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis Collaizi. Hasil: Hasil penelitian menghasilkan empat tema yaitu (1) Respon dan adaptasi menjalani hemodialisa (2) Alasan menjalani Hemodialisa, (3) Rintangan yang dijalani saat Hemodialisa, (4) harapan dan motivasi. Kesimpulan: Pengalaman pertama yang dirasakan informan dalam menjalani hemodialisa meliputi dunia seperti mau kiamat dan takut dengan respon menjalani hemodialisa secara rutin.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Handayani, Buntar, and Ritanti Wahyudi. "Logoterapi Medical Ministry Untuk Mengatasi Depresi Klien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa : Sebuah Study Kasus." Healthy-Mu Journal 2, no. 2 (February 25, 2019): 49. http://dx.doi.org/10.35747/hmj.v2i2.296.

Full text
Abstract:
Depresi merupakan gangguan kejiwaan yang terjadi pada semua tingkat usia dan sering muncul sebagai dampak hemodialisa. Logo therapy medical miniastri merupakan salah satu terapy klien gagal ginjal kronik agar klien mampu bertahan hidup, mendapatkan kembali makna hidupnya, menyadari potensi yang dimiliki serta terhindar dari depresi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan study kasus pada 4 klien gagal ginjal kronis , memiliki kondisi fisiologis stabil ditandai dengan tidak menggunakan alat bantu pernafasan dan sudah mejalani haemodialisa lebih dari 3 bulan . Hasil penelitian menunjukkan logoterapi medical miniastry pada keempat kasus adalah terdapat penurunan tingkat depresi dari sedang menjadi ringan, klien lebih sabar, lebih adaptif, dan menyadari perilaku terbaik yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatannya.. Peneliti menyarankan mengaplikasikan Teori Keperawatan logotherapy medical miniastri pada klien gagal ginjal yang menjalani haemodialisa .
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Aziz, Noval. "Peran Antagonis Reseptor H-2 Dalam Pengobatan Ulkus Peptikum." Sari Pediatri 3, no. 4 (December 6, 2016): 222. http://dx.doi.org/10.14238/sp3.4.2002.222-6.

Full text
Abstract:
Ulkus peptikum adalah kerusakan pada lapisan mukosa, submukosa sampai lapisan ototsaluran cerna yang disebabkan oleh aktivitas pepsin dan asam lambung yang berlebihan.Ulkus peptikum dapat bersifat primer (akut dan kronis) atau sekunder akibat adanyapenyakit lain. Tujuan utama pengobatan ulkus peptikum adalah untuk mengurangi rasasakit, mempercepat penyembuhan ulkus dan mencegah terjadinya residif ataupunkomplikasi. Antagonis reseptor H2 berperan dalam mengurangi sekresi asam lambungdengan menghambat pengikatan histamin secara selektif pada reseptor H2 danmenurunkan kadar cyclic-AMP dalam darah. Antagonis reseptor H2 yang paling banyakdigunakan pada kelompok anak sebagai pengobatan standar terhadap ulkus peptikumadalah simetidin dan ranitidin. Simetidin dan ranitidin efektif untuk menghilangkangejala nyeri pada episode akut dan mempercepat penyembuhan ulkus dengan toksisitasrelatif ringan. Pada kasus ulkus peptikum kronik yang disertai infeksi oleh Helicobacterpylori, diperlukan pemberian antibiotik amoksisilin dan atau metronidazol.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Silalahi, Elny lorensi. "KARAKTERISTIK PENDERITA OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK RAWAT JALAN DI RSUD. DR. PIRNGADI KOTA MEDAN TAHUN 2014." Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) 13, no. 2 (January 24, 2019): 94–97. http://dx.doi.org/10.36911/pannmed.v13i2.394.

Full text
Abstract:
Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) merupakan penyakit infeksi telinga tengah dan sangat sering terjadidi Negara berkembang.Beban dunia akibat OMSK melibatkan 65 - 330 juta orang terutama di negaraberkembang, dimana 39-200 juta orang (60%) menderita penurunan fungsi pendengaran secara signifikan.Di Indonesia angka morbiditas THT sebesar 38,6%.Diperkirakan terdapat 31 juta kasus baru OMSK pertahun, dengan 22,6% pada anak-anak berusia <5 tahun.Penelitian merupakan penelitian Deskriptifdenganjumlah sampel 28 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden yang terkenaOtitis Media supuratif kronik berdasarkan umur yaitu umur 61-70 tahun sebanyak 16 responden (57,14%),jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 22 responden (78,57%), pendidikan SD yaitu sebanyak 13 responden(46 %), bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 13 responden (46 %) dan keluhan telinga berair sebanyak 13orang (46,46 %).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Lorensi, Elny Lorensi. "KARAKTERISTIK PENDERITA OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK RAWAT JALAN DI RSUD. DR. PIRNGADI KOTA MEDAN TAHUN 2014." Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) 13, no. 2 (January 24, 2019): 15–18. http://dx.doi.org/10.36911/pannmed.v13i2.385.

Full text
Abstract:
Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) merupakan penyakit infeksi telinga tengah dan sangat sering terjadidi Negara berkembang.Beban dunia akibat OMSK melibatkan 65 - 330 juta orang terutama di negaraberkembang, dimana 39-200 juta orang (60%) menderita penurunan fungsi pendengaran secara signifikan.Di Indonesia angka morbiditas THT sebesar 38,6%.Diperkirakan terdapat 31 juta kasus baru OMSK pertahun, dengan 22,6% pada anak-anak berusia <5 tahun.Penelitian merupakan penelitian Deskriptifdenganjumlah sampel 28 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden yang terkenaOtitis Media supuratif kronik berdasarkan umur yaitu umur 61-70 tahun sebanyak 16 responden (57,14%),jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 22 responden (78,57%), pendidikan SD yaitu sebanyak 13 responden(46 %), bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 13 responden (46 %) dan keluhan telinga berair sebanyak 13orang (46,46 %).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography