To see the other types of publications on this topic, follow the link: Kuat Tekan.

Journal articles on the topic 'Kuat Tekan'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Kuat Tekan.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Paryati, Ninik, Sri Nuryati, Elma Yulius, and Anita Mardiana Agussalim. "Analisis Hasil Kuat Tekan Beton Normal Terhadap Mix Design Kuat Tekan Beton Rencana." JURNAL KRIDATAMA SAINS DAN TEKNOLOGI 6, no. 02 (2024): 415–29. http://dx.doi.org/10.53863/kst.v6i02.1244.

Full text
Abstract:
Mix Design beton adalah perancangan beton dengan menggunakan material penyusun beton yang terdiri dari agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), semen, air dengan bahan tambah ataupun tidak dengan bahan tambah lainnya, dengan tujuan untuk memperoleh kuat tekan beton rencana. Salah satu indikator kualitas beton yang baik dapat dilihat dari hasil pengujian kuat tekan, dimana kuat tekan beton yang dihasilkan tidak boleh lebih rendah dari kuat tekan beton rencana pada mix design. Pekerjaan mix design harus dilakukan dengan teliti dan cermat karna pada saat penentuan rasio dan proporsi campuran beton harus memperhatikan standar beton yang baik dan memenuhi syarat antara lain kuat tekan, workability (kemudahan dalam pengerjaan) dan durability (keawetan beton). Adapaun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kuat tekan beton normal lebih rendah dari kuat tekan beton rencana pada mix design, dan untuk mengetahui selisih kuat tekan beton normal yang dihasilkan dengan kuat tekan beton rencana . Banyaknya hasil kuat tekan beton yang tidak sesuai dengan kuat rencana mix design pada banyak penelitian mahasiswa Teknik Sipil Universitas Islam 45 Bekasi menjadi dasar perlunya dilakukan analisis agar dapat diketahui penyebab kesalahannya, mulai dari pengisian formulir mix design, penentuan rasio dari grafik, proporsi campuran bahan penyusun beton, maupun perbandingan berat ataupun volume beton yang digunakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kuat tekan yang direncanakan dalam mix design sebesar 20 Mpa sedangkan kuat tekan rata-rata yang dihasilkan dengan W/C 0.59 sebesar 17.5 Mpa mengalami penurunan sebesar 12.5%, Sedangkan kuat tekan rata-rata yang dihasilkan dengan W/C 0.6 sebesar 22.667 Mpa mengalami kenaikan sebesar 13.3% dari kuat tekan rencana, dimungkinkan karena kandungan air lebih banyak sehingga lebih mudah dalam pencentakan, sehingga permukaan beton lebih rata dan lebih besar kuat tekan yang dihasilkan. W/C merupakan rasio atau perbandingan berat air terhadap berat semen dan aditif cementitious yang umumnya ditambahkan dalam campuran beton mutu tinggi. Kesimpulannya yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton normal lebih rendah dari kuat tekan beton rencana pada mix design adalah pasir dengan fine modulus sebesar 3.0635, kerikil dengan fine modulus sebesar 6.72. Kuat tekan beton rata-rata untuk W/C 0.59 adalah sebesar 17.5Mpa dan Kuat tekan beton rata-rata untuk W/C 0.60 adalah sebesar 22.667 Mpa, sehingga selisih kuat tekan rata-rata keduanya sebesar 5.2 Mpa, dimana dengan W/C 0.60 hasil kuat tekan beton yang dihasilkan lebih baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

A, Arman, Faldi Sanjaya, and Syafri Wardi. "PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KAWAT BENDRAT TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON NORMAL." Jurnal Teknologi dan Vokasi 1, no. 1 (2023): 21–30. https://doi.org/10.21063/jtv.2023.1.1.21-30.

Full text
Abstract:
Seiring dengan kemajuan jaman, teknologi di bidang konstruksi bangunan juga mengalami perkembangan pesat, termasuk teknologi beton, hampir pada setiap aspek kehidupan manusia selalu terkait dengan beton. Pemakaian bahan tambah sudah banyak dilakukan dalam proses campuran beton. Berdasar hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kuat tekan dan kuat tarik belah optimal beton dengan bahan tambah serat kawat bendrat, dan persentase penambahan 0%, 4%, 5%, 6%, Kuat tarik beton hanya berkisar 9% - 15% dari kuat tekan. Nilai pendekatan yang diperoleh dari pengujian berulang kali mencapai kekuatan 0,50 – 0,60ƒ????′, sehingga untuk beton nolmal dapat digunakan nilai 0,57ƒ????′. Tinjauan analisis penelitian ini adalah kuat tekan dan kuat tarik belah, dengan benda uji silinder beton berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. didapat hasil dari beton normal dengan kuat tekan sebesar 9,62 N/mm2, dan kuat tekan 4%, dengan hasil 13,01 N/mm2, dan kuat tekan 5%, dengan hasil 12,45 N/mm2, dan kuat tekan 6%, dengan hasil 11,03 N/mm2. Mutu beton yang direncanakan K 225 yang diuji pada umur 3 dan 28 hari sebanyak 48 sampel dan terdiri dari 3 variasi, masing-masing variasi sebanyak 6 sampel. Dari penelitian diperoleh bahwa nilai kuat tekan beton yang tertinggi pada umur 3 hari yaitu 12,45 Mpa dengan, pada umur 28 hari nilai kuat tekan beton yang tertinggi yaitu 22,08 Mpa. Nilai kuat tekan beton terendah pada umur 3 hari yaitu 9,62 Mpa dengan, nilai kuat tekan beton terendah pada umur 28 hari yaitu 14,72 Mpa. Dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu semakin banyak serat kawat yang di pakai semakin naik nilai kuat tekan beton. Dari penelitian diperoleh bahwa nilai kuat tarik belah beton yang tertinggi pada umur 3 hari yaitu 13,01 Mpa dengan, pada umur 28 hari nilai kuat tarik belah beton yang tertinggi yaitu 22,08 Mpa. Nilai kuat tarik belah beton terendah pada umur 3 hari yaitu 9,62 Mpa dengan, nilai kuat tarik belah beton terendah pada umur 28 hari yaitu 14,72 Mpa. Dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu semakin banyak serat kawat yang di pakai semakin naik nilai kuat tekan beton.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

A, Arman, Faldi Sanjaya, and Syafri Wardi. "PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KAWAT BENDRAT TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON NORMAL." Jurnal Teknologi dan Vokasi 1, no. 1 (2023): 21–30. http://dx.doi.org/10.21063/jtv.2023.1.1.4.

Full text
Abstract:
Seiring dengan kemajuan jaman, teknologi di bidang konstruksi bangunan juga mengalami perkembangan pesat, termasuk teknologi beton, hampir pada setiap aspek kehidupan manusia selalu terkait dengan beton. Pemakaian bahan tambah sudah banyak dilakukan dalam proses campuran beton. Berdasar hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kuat tekan dan kuat tarik belah optimal beton dengan bahan tambah serat kawat bendrat, dan persentase penambahan 0%, 4%, 5%, 6%, Kuat tarik beton hanya berkisar 9% - 15% dari kuat tekan. Nilai pendekatan yang diperoleh dari pengujian berulang kali mencapai kekuatan 0,50 – 0,60ƒ????′, sehingga untuk beton nolmal dapat digunakan nilai 0,57ƒ????′. Tinjauan analisis penelitian ini adalah kuat tekan dan kuat tarik belah, dengan benda uji silinder beton berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. didapat hasil dari beton normal dengan kuat tekan sebesar 9,62 N/mm2, dan kuat tekan 4%, dengan hasil 13,01 N/mm2, dan kuat tekan 5%, dengan hasil 12,45 N/mm2, dan kuat tekan 6%, dengan hasil 11,03 N/mm2. Mutu beton yang direncanakan K 225 yang diuji pada umur 3 dan 28 hari sebanyak 48 sampel dan terdiri dari 3 variasi, masing-masing variasi sebanyak 6 sampel. Dari penelitian diperoleh bahwa nilai kuat tekan beton yang tertinggi pada umur 3 hari yaitu 12,45 Mpa dengan, pada umur 28 hari nilai kuat tekan beton yang tertinggi yaitu 22,08 Mpa. Nilai kuat tekan beton terendah pada umur 3 hari yaitu 9,62 Mpa dengan, nilai kuat tekan beton terendah pada umur 28 hari yaitu 14,72 Mpa. Dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu semakin banyak serat kawat yang di pakai semakin naik nilai kuat tekan beton. Dari penelitian diperoleh bahwa nilai kuat tarik belah beton yang tertinggi pada umur 3 hari yaitu 13,01 Mpa dengan, pada umur 28 hari nilai kuat tarik belah beton yang tertinggi yaitu 22,08 Mpa. Nilai kuat tarik belah beton terendah pada umur 3 hari yaitu 9,62 Mpa dengan, nilai kuat tarik belah beton terendah pada umur 28 hari yaitu 14,72 Mpa. Dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu semakin banyak serat kawat yang di pakai semakin naik nilai kuat tekan beton.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Morena, Yenita, Ermiyati Tanjung, Andre Novan, and Yolanda Novianti. "Pengujian Kuat Lentur Dan Kuat Tekan Kayu Sengon Dengan Mengunakan Lapisan/ Coating Resin." Sainstek (e-Journal) 9, no. 2 (2021): 137–42. http://dx.doi.org/10.35583/js.v9i2.169.

Full text
Abstract:

 
 
 
 Pengujian kuat lentur dan kuat tekan kayu adalah pengujian yang didasarkan pada sifat-sifat mekanik kayu yaitu menahan tarikan dan tekanan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kelas kayu dan besar perubahan nilai kuat lentur dan kuat tekan kayu sengon solid dengan kayu sengon setelah diberi lapisan zat resin. Pada pengujian ini dilakukan tiga variasi yang berbeda dimana setiap pengujian kuat lentur dan kuat tekan yaitu, kuat lentur kayu solid, kuat lentur kayu coating dengan resin 1 lapis dan kuat lentur kayu coating resin 2 lapis. Begitu juga dengan pengujian kuat tekan dilakukan variasi yang sama serperti pengujian kuat lentur. Pada setiap pengujian ini diperoleh kelas kayu adalah kayu kelas III, dan persentase rata-rata kenaikan kuat lentur kayu coating resin 1 lapis adalah sebesar 17,97 MPa atau sekitar 0,4 % dari nilai kuat lentur kayu solid, sedangkan persentase rata-rata kenaikan kuat lentur kayu coating resin 2 lapis adalah sebesar 23,40 MPa atau sekitar 0,5 %. Dan untuk pengujian kuat tekan kayu coating resin 1 lapis mengalami penurunan sebesar 0,77 MPa, atau sekitar 0,02 % dari kuat tekan kayu solid, sedangkan pada pengujian kuat tekan kayu coating resin 2 lapis mengalami penurunan sebesar 1,53 MPa, atau sekitar 0,04 % dari nilai kuat tekan kayu solid.
 
 
 
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Sukardi, Faisal, Awal Syahrani, and Anjar Asmara. "Analisis sifat kuat tarik dan tekan kayu malapoga yang di rendam dengan air kondensasi." Jurnal Teknik Mesin Indonesia 13, no. 1 (2018): 7. http://dx.doi.org/10.36289/jtmi.v13i1.83.

Full text
Abstract:
Kayu Malapoga adalah salah satu kayu endemik yang tumbuh didaerah tropis seperti di Propinsi Sulawesi Tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kuat tarik dan tekan kayu malapoga yang direndam dengan air kondensasi. Hasil pengujian kuat tarik dan kuat tekan kayu malapoga dengan variasi perendaman terjadi peningkatan nilai kuat tarik dan kuat tekan seiring dengan lamanya perendaman. Semakin lama waktu perendaman maka nilai kuat tarik dan kuat tekan semakin meningkat. Nilai kuat tarik dan kuat tekan yang paling tinggi yaitu pada perendaman selama 10 minggu dengan nilai kuat tariknya yaitu 59,520 MPa dan kuat tekannya yaitu 29,775 MPa. Sedangkan nilai kuat tarik dan tekan terendah yaitu pada spesimen tanpa perendaman (raw material) dengan kuat tarik sebesar 56,040 MPa dan kuat tekan sebesar 24,985MPa. Mengalami peningkatan kuat tarik 5,84% dan peningkatan kuat tekan 16,08% dari raw material.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Melinda, Annisa Prita, Eka Juliafad, and Fajri Yusmar. "Pemanfaatan Serat Polypropylene untuk Meningkatkan Kuat Tekan Mortar dan Kuat Tekan Pasangan Bata." CIVED 7, no. 3 (2020): 176. http://dx.doi.org/10.24036/cived.v7i3.111906.

Full text
Abstract:
Kuat tekan mortar merupakan parameter utama untuk menentukan kualitas mortar. Kuat tekan didefinisikan sebagai perbandingan antara beban yang diberikan dan luas penampang sampel mortar yang diuji, yang dinyatakan dalam kg/cm². Sedangkan pengujian kuat tekan batu bata merah dilakukan untuk mendapatkan nilai kuat hancur,yang merupakan perbandingan antara beban maksimum yang diberikan sampai batu bata merah hancur. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental tentang kuat tekan mortar dan kuat tekan pasangan bata dengan penambahan serat Polypropylene. Sampel uji mortar adalah kubus berukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm. Ada lima puluh sampel mortar yang dihasilkan dari pengujian ini. Lima sampel untuk setiap mortar dan mortar normal dengan penambahan persentase serat polypropylane yang berbeda. Persentase yang digunakan antara lain 0,5%, 1%, 1,5%, 3%, 8%, 13%, 18%, 23%, dan 28% dari berat semen. Beban maksimum yang dapat diangkut adalah 3656 kgf dengan kuat tekan rata-rata mortar normal 146,24 kg/cm2 dan beban maksimum yang dapat ditahan oleh mortar serat polypropylane 8% adalah 4082 kgf dengan kuat tekan 163,28 kg/cm2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan serat polypropylene 8% meningkatkan kuat tekan mortar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Bangki, Jamaluddin. "PERBANDINGAN GRADASI SERAGAM DAN GRADASI MENERUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON." Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil UNIDAYAN 9, no. 1 (2020): 62–71. http://dx.doi.org/10.55340/jmi.v9i1.654.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan gradasi seragam dan gradasi menerus terhadap kuat tekan beton. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan antara gradasi menerus dan gradasi seragam. Dalam penelitian ini digunakan ukuran agregat 12,5 mm untuk gradasi seragam sedangkan gradasi menerus digunakan agregat ukuran 4,75-25 mm. Pengujian ini dilakukan pada umur perawatan 3 hari, 7 hari dan 28 hari, dengan dimensi benda uji silinder 15 x 30 cm, setiap perbandingan dibuat dengan 15 benda uji dimana jumlah keseluruhan sebanyak 30 benda uji. Hasil analisa menunjukan bahwa gradasi menerus memiliki kuat tekan lebih tinggi dari kuat tekan gradasi seragam, hal ini dapat dilihat pada kuat tekan rata-rata beton menggunakan gradasi menerus pada umur 28 hari adalah 207,76kg/cm2, sedangkan kuat tekan rata-rata beton menggunakan gradasi seragam kuat tekan pada umur 28 hari adalah 181,22kg/cm2. Kuat tekan beton gradasi menerus mengalami peningkatan kuat tekan dari kuat tekan yang direncanakan sebesar3,88%, sedangkan gradasi seragam mengalami penurunan kuat tekan dari kuat tekan yang direncanakan sebesar 9,39%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Juliafad, Eka, Wilis Ardila, Rusnardi Rahmat Putra, and Iskandar G. Rani. "Faktor Pengali Kuat Tekan Aktual Terhadap Prediksi Kuat Tekan Hasil Hammer Test." CIVED 9, no. 3 (2022): 374. http://dx.doi.org/10.24036/cived.v9i3.119916.

Full text
Abstract:
Beton merupakan campuran agregat kasar dan halus, air serta semen atau bahan tambah lainnya. Dalam pelaksanaan pembuatan struktur beton masih banyak ditemukan permasalahan-permasalahan seperti pekerjaan yang tidak sesuai dengan mutu perencanaannya. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan terhadap mutu beton apakah sudah sesuai dengan mutu yang direncanakan. Untuk mengetahui mutu beton dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengujian destruktif yang dilakukan dengan mesin uji tekan (Compression Testing Mechine) dan non destruktif dilakukan dengan hammer test. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapat nilai factor pengali dari hasil uji hammer test sehingga diketahui nilai kuat tekan aktual beton, selain untuk mengetahui perbandingan nilai kuat tekan hasil hammer test dan mesin tekan. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan 60 sampel kubus beton normal. Setelah dilakukan pengujian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara nilai kuat tekan kubus aktual dengan perkiraan kuat tekan hasil uji hammer test, dimana nilai kuat tekan aktual lebih besar 23,35% dibandingkan uji hammer test arah vertikal dan 37,68% pada arah horizontal. Faktor pengali kuat tekan aktual adalah 1,3 terhadap prediksi hammer test arah vertikal (900) dan 1,6 untuk arah horizontal (1800)
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Juliafad, Eka, Wilis Ardilla, Rusnardi Rahmat Putra, and Iskandar G. Rani. "Faktor Pengali Kuat Tekan Aktual terhadap Prediksi Kuat Tekan Hasil Hammer Test." CIVED 9, no. 3 (2022): 374–79. http://dx.doi.org/10.24036/cived.v9i3.347112.

Full text
Abstract:
Beton merupakan campuran agregat kasar dan halus, air serta semen atau bahan tambah lainnya. Dalam pelaksanaan pembuatan struktur beton masih banyak ditemukan permasalahan-permasalahan seperti pekerjaan yang tidak sesuai dengan mutu perencanaannya. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan terhadap mutu beton apakah sudah sesuai dengan mutu yang direncanakan. Untuk mengetahui mutu beton dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengujian destruktif yang dilakukan dengan mesin uji tekan (Compression Testing Mechine) dan non destruktif dilakukan dengan hammer test. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapat nilai factor pengali dari hasil uji hammer test sehingga diketahui nilai kuat tekan aktual beton, selain untuk mengetahui perbandingan nilai kuat tekan hasil hammer test dan mesin tekan. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan 60 sampel kubus beton normal. Setelah dilakukan pengujian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara nilai kuat tekan kubus aktual dengan perkiraan kuat tekan hasil uji hammer test, dimana nilai kuat tekan aktual lebih besar 23,35% dibandingkan uji hammer test arah vertikal dan 37,68% pada arah horizontal. Faktor pengali kuat tekan aktual adalah 1,3 terhadap prediksi hammer test arah vertikal (900) dan 1,6 untuk arah horizontal (1800)
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Tohir, Musrifah. "Rancangan Beton Normal dan Serat Kawat Bendrat Dengan Pasir Mahakam Serta Batu Pecah Palu Kutai Barat." Kurva S : Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Teknik Sipil 5, no. 1 (2017): 1. http://dx.doi.org/10.31293/teknikd.v5i1.2641.

Full text
Abstract:
Beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi 2200 – 2500 kg/m3 dengan menggunakan agregat yang dipecah. Beton Serat merupakan campuran beton biasa dan bahan lain yang berupa serat, di mana serat berukuran 5 cm dan mempunyai variasi terhadap berat beton yaitu variasi 5% dan variasi 10%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan nilai kuat tekan yang dihasilkan Beton Normal dan Beton Serat yang menggunakan kawat bendrat dengan agregat kasar batu pecah Kutai Barat dan agregat halus dari Mahakam.Penelitian ini menggunakan metode perancangan campuran (Standar Nasional Indonesia) SNI 03-2847-2002 yang dilakukan di laboratorium dengan menggunakan ukuran maksimal agregat kasar yaitu 40 mm. Sampel yang digunakan untuk beton Normal maupun beton Serat 5% dan beton Serat 10% masing-masing menggunakan 30 sampel dan jumlah keseluruhan sampelnya adalah 90 sampel.Dari hasil pengujian kuat tekan beton Normal pada umur 28 hari nilai kuat tekan rata-rata perlu (f’cr) = 132,25 kg/cm² dan kuat tekan yang diisyaratkan (f’c) = 115,07 kg/cm² dari kuat tekan rata-rata perlu yang ditargetkan (f’cr) = 255 kg/cm² dan kuat tekan yang diisyaratkan (f’c) = 175 kg/cm² . Pengujian kuat tekan beton Serat 5% pada umur 28 hari nilai kuat tekan rata-rata yang ditargetkan (f’cr) = 155,48 Kg/cm² dan kuat tekan yang diisyaratkan (f’c) = 134,4 kg/cm² dari kuat tekan rata-rata perlu yang ditargetkan (f’cr) = 255 Kg/cm² dan kuat tekan yang diisyaratkan (f’c) = 175 Kg/cm². Pengujian kuat tekan beton Serat 10% pada umur 28 hari nilai kuat tekan rata-rata yang ditargetkan (f’cr) = 159,25 Kg/cm² dan kuat tekan yang diisyaratkan (f’c) = 133,46 kg/cm² dari kuat tekan rata-rata perlu yang ditargetkan (f’cr) = 255 Kg/cm² dan kuat tekan yang diisyaratkan (f’c) = 175 Kg/cm².
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Ainur Rifki, M. Reza, Bella Lutfiani Al Zakina, and Zainuddin. "Pengaruh Nilai Abrasi Limbah Beton (Recycle) pada Pembuatan Beton Normal." Seminar Nasional Teknik Sipil 2, no. 1 (2024): 258–67. https://doi.org/10.56071/sintesi.v2i1.1107.

Full text
Abstract:
Beton merupakan material konstruksi yang saat ini banyak digunakan dalam berbagai bagian bangunan yang kita temui selama proses pembangunan, seperti pada gedung, jalan, dan jembatan. Penelitian secara kuantitatif adalah jenis penelitian yang diambil. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan benda uji silinder 15 cm x 30 cm, penambahan pecahan agregat kasar limbah beton sebanyak 0%, 5%, 15%, dan 25%. Benda uji dibuat 6 sampel untuk diuji pada umur uji 14 dan 28 hari. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kuat tekan yang dihasilkan pada umur 14 kuat tekan pada beton dengan variasi 0% memiliki kuat tekan sebesar 8,58 Mpa, variasi 5% memiliki kuat tekan sebesar 8,12 Mpa, variasi 15% memiliki kuat tekan sebesar 9,27Mpa dan variasi 25% memiliki kuat tekan sebesar 10,25 Mpa, sedangkan kuat tekan beton umur 28 hari mengalami peningkatan dibandingkan umur 14 hari, dengan variasi penambahan 0% (beton normal), memiliki kuat tekan rata rata 20,70 Mpa, variasi 5% memiliki kuat tekan rata rata 17,43 Mpa, variasi 15% memiliki kuat tekan rata rata 17,43 Mpa dan yang terahir variasi 25% memiliki kuat tekan rata rata 9,58 Mpa. Semakin banyak penggunaan limbah beton dalam campuran maka dapat menurunkan kuat tekan beton. Substitusi pada 5% menjadi paling optimal untuk hasilnya. Kualitas limbah beton yang bervariasi menjadi penyebab turunnya kuat tekan beton dan menjadikan perbedaan pada sifat beton
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Farlianti, Sari, and Sapta Sapta. "KAJIAN KUAT LENTUR BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON (fc’= 25 MPa) MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI MUSI." TEKNIKA: Jurnal Teknik 6, no. 1 (2019): 79. http://dx.doi.org/10.35449/teknika.v6i1.106.

Full text
Abstract:
Pada penelitian ini dilakukan pengujian kuat tekan dan kuat lentur dengan menggunakan bahan dan Job Mix Formula (JMF) yang sama dan dilakukan pembuatan benda uji secara bersamaan dengan pembuatan campuran beton dalam satu adukan. Untuk pembuatan benda uji kuat tekan menggunakan cetakan silinder dengan diameter 150mm dan tinggi 300mm, sedangkan untuk pengujian kuat lentur, digunakan benda uji dengan ukuran 150mm x 150mm x 600mm. Pengujaian kuat tekan mengacu pada SNI 1974;1990 dan ASTM C39M, pengujian kuat lentur mengacu pada SNI 2834;2002. Dari hasil pengujian kuat tekan beton didapatkan kuat tekan rata-rata sebesar 25,06 MPa sedangkan kuat tekan rata-rata rencana dalam disain campuran beton (Job Mix Design) sebesar 34,84MPa (dengan margin 9,84MPa), akan tetapi melampaui kuat tekan yang disiyaratkan sebesar 25 MPa dengan benda uji yang tidak memenuhi syarat sebesar 5% (k=1,64), ini mengindikasikan ikatan antara mortar dan agrerat kasar kurang baik. Untuk kuat lentur yang dihasilkan berdasarkan hasil uji di laboratorium didapatkan kuat lentur rata-rata sebesar 3,28 MPa dengan Momen Retak (crack) berdasarkan SNI 2847;2013 sebesar 1.84.500 N.mm, lebih besar dari Momen Retak berbasarkan hasil uji kuat tekan dengan menggunakan rumus runtuh SNI 2847;2013, yaitu sebesar 1.743.750 N.mm, mengindikasikan bahwa pada penelitian ini disain campuran beton dan pembuatan benda uji telah sesuai prosedur. 
 Kata kunci : Kuat Lentur, Kuat Tekan, Momen Retak
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Arifin, Herlina, Muhammad Nur Fajar, and Syafilla Aning Saba. "Optimasi Pemanfaatan Air Laut Pada Konstruksi Beton Sebagai Efisiensi Penggunaan Air Tawar." AGREGAT 9, no. 2 (2024): 1132–36. https://doi.org/10.30651/ag.v9i2.24254.

Full text
Abstract:
Berbagai infrastruktur kini dalam lingkungan masyarakat luas sebagian besar berasal dari konstruksi beton. Tidak dapat dipungkiri bahwa konstruksi beton merupakan pilihan yang paling laris dalam banyak pembangunan, disebabkan oleh kemampuan dalam bertahan lama dan tingkat efisien dari berbagai faktor. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan air tawar bersih pada setiap kontruksi beton serta kemudahan akses untuk wilayah pesisir yang sulit akan air tawar bersih maka perlu dipertimbangkan penggunaan air laut sebagai campuran konstruksi beton dengan melihat kualifikasi kuat teken beton. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu bahwa penggunaan air laut mengakibatkan penurunan kuat tekan pada beton sehingga ditambahkan bahan tambah berupa superplasticizer sebagai upaya peningkatan kuat tekan beton. Metode pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental pada laboratorium dengan melakukan uji kuat tekan beton variasi beton normal (control), beton air laut, beton air laut + SP 0,5%, baton air laut + SP 0,75%, beton air laut + SP 1%, dan beton air laut + SP 1,25% dengan perendaman selama 28 hari. Hasil menunjukkan bahwa untuk perbandingan dengan beton normal maka beton variasi beton air laut + SP 1,25% merupakan beton dengan variasi yang paling terbaik berdasarkan hasil uji kuat tekan beton.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Prasetyo, Febri, Mas Herni, and Sari Utama Dewi. "ANALISIS PENAMBAHAN BOTTON ASH TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT BELAH BETON." JUMATISI: Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil 2, no. 2 (2021): 150–55. http://dx.doi.org/10.24127/jumatisi.v2i2.3689.

Full text
Abstract:
Beton merupakan salah satu bahan kontruksi yang telah banyak digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lain lain. Beton mempunyai peranan sangat penting untuk kontruksi karena mampu menahan gaya tekan dengan baik. Pemakaian beton sudah populer, pada perkembangannya beton dicampuri dengan beberapa bahan tambahan baik berupa bahan kimia maupun non kimia di antaranya, abu Ampas tebu (AAT), Fly Ash, Bottom Ash dan polimer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tambahan limbah batu bara (bottom ash) terhadap kuat tekan dan kuat tarik belah beton, dengan beberapa variasi tambahan. Pengambilan data atau pengujian sample dilakukan dilaboratorium Universitas Muhammadiyah Metro dengan metode SK SNI.T-15 -1990 – 03. Dari hasil penelitian yang sudah lakukan, penambahan bottom ash yang ideal adalah pada persentase 9% karena memiliki kuat tekan dan berat beton yang sesuai rencana. Kuat tekan maksimum yang dapat dicapai dari semua komposisi campuran yang digunakan terdapat pada penambahan bottom ash sebesar 9% pada umur 28. hari dengan nilai kuat tekan 292.144 kg/cm2. Penambahan bottom ash pada persentase 9 % selalu menghasilkan nilai kuat tekan lebih tinggi dari pada beton normal atau beton tanpa campuran.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Alwiyah, Syarifah Sarah. "Studi Eksperimental Pengaruh Ekstrak Limbah Sayuran Terhadap Nilai Kuat Tekan Beton Dalam Proses Self Healing Concrete (SHC)." Jurnal TeKLA 4, no. 1 (2022): 40. http://dx.doi.org/10.35314/tekla.v4i1.2625.

Full text
Abstract:
Beton merupakan bahan paling banyak digunakan untuk pembangunan infrastruktur. Tetapi munculnya celah di dalamnya tidak dapat dihindari. Jika retakan terjadi di tempat-tempat yang sulit dijangkau, maka perbaikannya akan menjadi lebih rumit. Perawatan, pemantauan, dan perbaikan yang sering juga mahal. Pembentukan retakan terjadi karena kesalahan manusia, tenaga kerja yang tidak terampil, dan kondisi cuaca. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan pada fisik beton dan menganalisa pengaruh faktor air semen 0.55 terhadap nilai kuat tekan beton pada mutu beton self healing dengan metode yang digunakan untuk menghitung campuran beton (Mix Design) berdasarkan SNI 03-2834-2000. Persentase variasi yang digunakan yaitu 0%, 2%,4%,6%, dan 8%. Hasil kuat tekan beton pada perendaman umur 28 hari pada penelitian self healing concrete ini variasi 0% dengan nilai kuat tekan 33,45 MPa. Untuk variasi 2% bakteri dengan nilai kuat tekan 27,62 Mpa. Untuk variasi 4% bakteri dengan nilai kuat tekan 25,44 MPa. Untuk variasi 6% bakteri dengan nilai kuat tekan 20,06 MPa. Untuk variasi 8% bakteri dengan nilai kuat tekan 18,99 MPa. Kuat tekan beton setelah pemulihan retakan 28 hari dengan variasi 2% bakteri nilai kuat tekan 28,14 MPa. Untuk variasi 4% bakteri nilai kuat tekan 28,38 MPa. Untuk variasi 6% Bakteri nilai kuat tekan 27,29 MPa. Untuk variasi 8% bakteri nilai kuat tekan 19,59 MPa. Nilai kuat tekan beton pada perendaman 28 hari mengalami penurunan di bandingkan dengan beton variasi 0% bakteri dan pada beton setelah pemulihan retakan 28 hari mengalami penurunan kuat tekan pada persentase variasi 2%, 4%, 6%,8%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Satriawansyah, Tri, Nova Fabella, Didin Najimuddin, and Pratiwi Dian Ilfiani. "ANALISIS UJI KUAT TEKAN BATA RINGAN DENGAN BAHAN TAMBAHAN BATU APUNG." Jurnal SainTekA 5, no. 1 (2024): 12–18. https://doi.org/10.58406/sainteka.v5i1.1502.

Full text
Abstract:
Bata ringan kini banyak dipakai untuk konstruksi dinding menggatikan bata merah ataupun batako. Sifat bata ringan tahan api,ringan, dan tahan air. Saat ini kemajuan teknologi dalam pekerjaan konstruksi semakin cepat yang menyebabkan pekerjaan lebih ekonomis. Tujuan penelitian untuk menggetahui penggaruh batu apung terhadap kuat tekan bata ringan.bata ringan CLC dengan variasi batu apung sebesar 0%, 5%, dan 10% dari berat pasir. Bata ringan yang telah dicuring selama 7, 14 dan 28 hari kemudian diuji untuk mendapatkan nilai kuat tekan dari bata ringan. Hasil penelitian menunjukan nilai kuat tekan bata ringan 0% hari ke 7 adalah sebesar 2,017 gram/cm3 kuat tekan bata ringan 5% 2,017 gram/cm3 dan kuat tekan bata ringan 10% sebesar 2,200 gram/cm3 . Pda umur 14 hari, nilai kuat tekan bata ringan 0% sebesar 2,196 gram/cm3 kuat tekan bata ringan 5% batu apung sebesar 2,188 gram/cm3 dan nilai kuat tekan bata ringan 10% batu apung sebesar 2,421 gram/cm3 . pada umur 28 hari nilai kuat tekan bata ringan CLC 0% batu apung sebesar 1,881 gram/cm3 kuat tekan bata ringan dengan variasi batu apung 5% sebesar1,885 gram/cm3 dan nilai kuat tekan bata ringan dengan apung 10% sebesar 1,879 gram/cm3.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Kaselle, Hermana, and Raynaldo Bunga Allo. "Pengaruh Penggunaan Slag Nikel Pada Kuat Tekan dan Kuat Lentur Beton Geopolimer." Journal of Applied Civil and Environmental Engineering 1, no. 2 (2021): 67. http://dx.doi.org/10.31963/jacee.v1i2.2999.

Full text
Abstract:
Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan tekan lentur beton geopolimerdengan slag nikel sebagai pengganti agregat halus. Benda uji kuat tekan dengan silinder 10×20 cm dan uji kuat lentur dengan balok 60×15×15 cm. Pembuatan benda uji dilakukan dengan trial and error serta proses perawatan dilakukan dengan metode perawatan suhu ruang (ambient curing). Pengujian tekan beton (SNI 1974-2011)dilakukan pada umur 7 dan 28 hari, sedangkan uji lentur balok (SNI 4431-2011)pada umur 28 hari. Hasil penelitian diperoleh nilai kuat tekan beton geopolimer yang menggunakan slag nikel pada umur 7 dan 28 hari sebesar 17,942 MPa dan 21, 738 Mpa, sedangkan beton kontrol diperoleh kuat tekan berturut-turut sebesar 9,960MPa dan 16,643 MPa. Peningkatan kuat tekan dengan penggunaan slag nikel sebesar 21,157%. Nilai kuat lentur rata-rata beton geopolimer yang menggunakan slag nikel 3,928 MPa, sedangkan balok kontrol sebesar 3,324 MPa. Peningkatan nilai kuat lentur beton dengan penggunaan slag nikel sebagai agregat halus sebesar 18,182% .
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Oktavian, Sandy. "ANALISIS KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI BERBAHAN AGREGAT LOKAL." JUMATISI: Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil 3, no. 1 (2022): 200–210. http://dx.doi.org/10.24127/jumatisi.v3i1.3708.

Full text
Abstract:
Untuk dapat mengetahui mutu dari beton maka beton yang sudah dicetak harus dilakukan pengujian. Ada beberapa macam metode pengujian beton, yang pertama adalah Kuat tekan dan kuat tarik belah beton. Kuat Tekan Beton menggambarkan mutu dari beton tersebut, kuat tarik belah beton menggambarkan kekuatan tarik dari beton tersebut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hasil dan peningkatan nilai kuat tarik belah beton dan pengujian kuat tekan beton mutu rencana f'c 29,05 dan menganalisis hubungan pengujian kuat tarik belah beton dan pengujian kuat tekan beton mutu rencana fc 29,05 MPa pada umur 7, 14 dan 28 hari dengan menggunakan agregat kasar tanjungan, metode pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah dilakukan setelah beton berumur 7, 14 dan 28 hari dengan jumlah
 18 sampel beton. Hasil analisis hubungan antara kuat tekan beton dengan kuat tarik belah beton dengan menggunakan metode analisis regresi, didapatkan persamaan nilai korelasi antara kuat tekan beton (MPa) terhadap kuat tekan beton, dengan Y adalah nilai kuat tarik belah beton (MPa) dan X adalah kuat tekan beton beton (MPa). Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa terdapat variabel yang pengaruhnya cukup kuat dan positif. Didapatkan juga nilai persentase koefisien determinasi (R) yang menunjukan korelasi antara variabel X dan Y menunjukan cukup kuat yaitu sebesar 0,787 Dan juga didapatkan nilai R square cukup tinggi yaitu 61,90 % itu menunjukan bahwa hubungan antara kuat tekan beton terhadap kuat tarik belah beton. sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain yang tidak termasuk dalam model regresi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Mantja, Dendi Nadaf Mantja, Desi Sandy, and Tjiang A. Gunadi. "Pengaruh Agregat Sungai Battang Terhadap Kekuatan Beton." Paulus Civil Engineering Journal 2, no. 4 (2021): 233–41. http://dx.doi.org/10.52722/pcej.v2i4.180.

Full text
Abstract:
Material alam yang digunakan pada penelitian ini bersumber dari sungai Battang kota Palopo. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik agregat dan kekuatan beton. Jenis penelitian menggunakan metode American Concrete Institude dengan identifikasi benda uji silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, serta balok dengan panjang 60 cm, lebar 15 cm dan tebal 15 cm. Pengujian kuat tekan sebanyak 24 benda uji, pengujian kuat tarik belah sebanyak 6 benda uji dan kuat lentur sebanyak 6 benda uji dengan jumlah benda uji keseluruhan sebanyak 36 sampel untuk kuat tekan rencana 23 Mpa dan 30 Mpa. Hasil penelitian yang didapatkan dari penelitian ini yaitu untuk uji kuat tekan rencana 23 Mpa dengan nilai sebesar 23,861 Mpa dan kuat tekan rencana 30 Mpa nilai yang didapatkan sebesar 31,501 Mpa, uji kuat tarik belah dengan kuat tekan rencana 23 Mpa dengan nilai yang didapatkan 1,957 Mpa dan kuat tekan rencana 30 Mpa dengan nilai 2,769 Mpa, serta uji kuat lentur kuat tekan rencana 23 Mpa dengan nilai 3,022 Mpa dan untuk kuat tekan rencana 30 Mpa dengan nilai 3,425 Mpa. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa karakteristik agregat sungai battang memenuhi Standar Nasional Indonesia dan dapat mencapai nilai kuat tekan yang direncanakan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Sitanggang, Rivaldo, Novembri Swi Hutabarat, and Rahelina Ginting. "PENGGUNAAN SUPERPLASTICIZER PADA BETON MUTU F’c 25 MPa." JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL 11, no. 2 (2022): 202. http://dx.doi.org/10.46930/tekniksipil.v11i2.2707.

Full text
Abstract:
Superplasticizer adalah bahan tambahan kimia yang ditambahkan ke dalam campuran beton, superplasticizer lebih banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas konstruksi. Pemakaian superplasticizer dapat mempercepat setting time, menekan penggunaan air, membuat beton kedap air, dan membuat campuran beton lebih mudah dikerjakan (workability). Maksud dari penelitian ini adalah untuk memahami pengaruh penggunaan Superplasticizer terhadap kuat tekan dan kuat tarik beton. Kualitas beton yang diharapkan f'c 25 MPa diuji pada 3 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari setelah perendaman pertama. Pada penelitian ini kuat tekan beton tanpa bahan tambah superplasticizer (beton normal) diperoleh kuat tekan sebesar 25,2 MPa hal ini membuktikan bahwa beton normal sesuai dengan mutu yang diharapkan. Sedangkan untuk penelitian penggunaan superplasticizer dengan dosis 0,5% dapat meningkatkan nilai kuat tekan sebesar 5,6% dari kuat tekan rencana dengan nilai kuat tekan 26,4 MPa dan maksimum yang diperoleh pada variasi 1% superplasticizer yaitu 16,4% dari kuat tekan rencan dengan nilai kuat tekan 29,1 MPa. Maka disimpulkan bahwa pengaruh penggunaan bahan superplasticizer dapat meningkatkan daya tekan beton, makin banyak dosis superplasticizer yang dipakai maka semakin tinggi dayat tekan yang diperoleh.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

PRASETYO, LUKITO. "MAXIMASI KUAT TEKAN BETON." Jurnal Teknik Industri 11, no. 1 (2012): 42. http://dx.doi.org/10.22219/jtiumm.vol11.no1.42-49.

Full text
Abstract:
Concrete mixing obtained from the fine aggregate and coarse aggregate is sand, stonebroken by adding sufficient adhesive cement and water as supporting material for purposesof chemical reactions during the process of concrete hardening and treatment progress, andmay also be additional material that could serve to strengthen or accelerate the development ofconcrete strength. Therefore, in order to obtain concrete with a light weight, one of which is toreplace the coarse aggregate is commonly used with natural stone aggregate is an alternativethat has a lighter weight but has the major attributes that do not differ greatly. The methodused in this study by testing it against a strong press, elastic modulus, split tensile strength,density, porosity. Increased modulus of elasticity of the variation in aggregate gradation gradationsI to III of variation 14.03%. On a good variety of aggregate inter-aggregate contact areawill be smaller so that the number of pores (porosity) of concrete produced would be smaller.With a small contact area porosity and the amount of cement needed in a similar treatment willbe less. The more small porosity variations in the use of aggregate gradation will memyebabkanconcrete gravity value greater. Small porosity values which will make the concrete moredense so that the stronger the resulting press will be great. In the strong increase in press andconcrete, will be followed by a rise in value of split tensile strength and modulus of elasticityof concrete.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Erlina, Erlina, Muhammad Ryan Iskandar, and Nazira Aulia Pohan. "PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH BUBUT BESI TERHADAP KUAT TEKAN BETON." CivETech 4, no. 2 (2022): 1–16. http://dx.doi.org/10.47200/civetech.v4i2.1293.

Full text
Abstract:
Beton digunakan sebagai bahan baku kontruksi dalam proyek bangunan. Karakteristik yang dimiliki beton sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan yang terkandung didalam campuran dan cara pengolahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton dengan memanfaatkan limbah bubut besi sebagai bahan tambahan sebesar 0% , 5% , 10%.
 Penelitian dilakukan dengan membandingkan pengaruh kuat tekan, kuat lentur beton dengan serat limbah bubut besi. Pengujian yang dilaksanakan di laboratorium selanjutnya dihitung dengan formula dan prosedur yang telah ditentukan untuk menentukan besarnya kuat tekan beton dan kuat lentur. hasil pengujian dan perhitungan diperoleh nilai daya serap air berkisar 2,909% sampai 3,787% dan nilai berat jenis beton sebesar 2,29 gr/cm³ sampai 2,32 gr/cm³.
 Hasil penelitian menunjukkan pengujian kuat tekan beton diketahui nilai kuat tekan beton normal sebesar 22,64 MPa, kuat tekan beton dengan 5% limbah bubut besi sebesar 23,39 MPa dan kuat tekan beton dengan tambahan 10% limbah bubut besi sebesar 26,41 MPa. Semakin besar persentase penambahan limbah bubut besi, semakin besar juga kuat tekan beton tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Meidiani, Sri Kirana, and Rangga Pratama. "ANALISIS PENURUNAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON YANG MENGUNAKAN BEKISTING KAYU." TEKNIKA: Jurnal Teknik 2, no. 2 (2017): 109. http://dx.doi.org/10.35449/teknika.v2i2.31.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemakaian bekisting kayu terhadap penurunan kuat tekan dan kuat lentur pada beton normal K.275. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen di laboratorium dengan menggunakan sampel kubus beton dengan ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm untuk kuat tekan dan balok ukuran 15 cm x 15 cm x 60 cm untuk kuat lentur. Mix Design menggunakan metode DOE (Department of the Environment) dengan f’C rencana K.275. Variasi bekisting kayu adalah kayu balai dan kayu sengon. Sedangkan sebagai pembanding adalah beton normal yang menggunakan bekisting besi. Bahan yang digunakan adalah semen tipe I (Semen Padang), Pasir ex. 3 Ilir yang memenuhi batas gradasi zona 2, Split ex. Merak dengan ukuran butir maksimum 20 mm dan air. Proses pengujian meliputi uji tekan dan uji lentur menggunakan alat compression testing machine. Hasil analisis menunjukkan hasil kuat tekan beton normal adalah 298,996 kg/cm2 (BN), sedangkan kuat tekan beton yang menggunakan bekisting kayu sengon adalah 172.064 kg/cm2 dan kuat tekan beton yang menggunakan bekisting kayu balai 209.838 kg/cm2. Hasil kuat lentur beton normal adalah 33.41 kg/cm2 (BN) dan hasil kuat lentur beton dengan bekisting kayu sengon 37.84 kg/cm2 dan hasil kuat lentur beton yang menggunakan bekisting kayu balai adalah 30.08 kg/cm2. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan kuat tekan beton sebesar 42.45% untuk beton yang menggunakan bekisting kayu sengon dan penurunan sebesar 29.82% untuk beton yang menggunakan bekisting kayu balai. Sedangkan hasil kuat lentur, terjadi peningkatan kuat lentur sebesar 13.26% untuk bekisting kayu sengon dan terjadi penurunan sebesar 9.96% untuk bekisting kayu balai. 
 Kata Kunci : Kuat Tekan, Kuat Lentur, Bekisting, Kayu Sengon dan Kayu Balai
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Fatmawati, Leily, Supriyadi Supriyadi, Dianita Ratna Kusumastuti, Lilik Satriyadi, and Yusetyowati Yusetyowati. "KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON RECYCLE TERHADAP BETON NORMAL." Bangun Rekaprima 6, no. 2 (2020): 30. http://dx.doi.org/10.32497/bangunrekaprima.v6i2.2124.

Full text
Abstract:
Limbah banyak didapat di Indonesia, baik limbah dari industri maupun non industri. Dengan semakin menimbunnya limbah, akan menimbulkan permasalahan, terutama masalah pencemaran lingkungan. Dari permasalahan ini, perlu diambil solusi bagaimana memanfaatkan limbah-limbah tersebut. Penelitian ini memanfaatkan limbah beton untuk digunakan menjadi beton daur ulang (Recycled Concrete). Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan limbah beton sebagai agregat kasar (pengganti split/ kerikil) pada campuran beton. Di samping itu, dengan penggunaan limbah beton ini akan dianalisis kuat tekan dan kuat tarik belah beton. Limbah beton yang digunakan dari Politeknik Negeri Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen di Laboratorium Bahan Bangunan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang. Dengan membuat benda uji Beton Silinder yang berjumlah 24 (dua puluh empat), dengan rincian 12 benda uji beton normal (untuk uji tekan dan uji tarik belah) dan 12 benda uji beton daur ulang (untuk uji tekan dan uji tarik belah). Dari hasil pengujian Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton diperoleh : Kuat Tekan Beton Normal rata-rata = 21.48 N/mm², Kuat Tekan Beton Recycle rata-rata = 24.32 N/mm², Kuat Tarik Belah Beton Normal rata-rata = 7.29 N/mm², Kuat Tarik Belah Beton Recycle rata-rata = 7.57 N/mm², sehingga dapat disimpulkan bahwa agregat limbah beton dapat sebagai agregat pengganti split untuk beton.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Mandela, Wennie, and Daniel A. A. Fonataba. "ANALISIS CAMPURAN BAHAN ALAM KULIT POHON BERINGIN TERHADAP KUAT TEKAN BETON." Menara: Jurnal Teknik Sipil 18, no. 2 (2023): 138–45. http://dx.doi.org/10.21009/jmenara.v18i2.35249.

Full text
Abstract:
Abstrak
 Beton adalah salah satu material utama pada suatu bangunan atau konstrusi. Dalam penelitian ini hasil dari campuran kulit pohon beringin terhadap campuran beton menghasilkan kuat tekan sebagai berikut : campuran dengan kulit pohon beringin 2% nilai kuat tekan 18.66 MPa , 5% nilai kuat tekan 17.17 MPa, 7% nilai kuat tekan 12.33 MPa, 10% nilai kuat tekan 12.91 MPa dan 13% nilai kuat tekan 10.43 MPa. Kebutuhan air yang meningkat pada campuran beton menggunakan kulit pohon beringin membuat nilai kuat tekan beton menjadi rendah. Untuk campuran kulit pohon beringin 2% beton kulit ditambahkan 200 gr dari air yang di rencanakan , 5% beton kulit 400 gr air yang ditambahkan agar dapat memenuhi nilai slump , 7% beton kulit 1.6 kg air yang di tambahkan agar dapat memenuhi nilai slump , 10% beton kulit 1.65 kg air yang di tambahkan agar dapat memenuhi nilai slump dan 13% beton kulit 1.7 kg air yang di tambahkan agar dapat memenuhi nilai slump. Seperti yang kita ketahui beton yang menyerap banyak air akan berpengaruh pada kuat tekan betonnya, sehingga beton yang menyerapa air tinggi memliki kuat tekan beton mutu rendah.
 Kata kunci : Beton, kulit pohon beringin , kuat tekan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Tanga, Deo Saldi, Frans Phengkarsa, and Desi Sandy. "Penggunaan Agregat Kasar Batu Gunung Salubue Terhadap Beton Mutu Tinggi." Paulus Civil Engineering Journal 3, no. 1 (2021): 8–15. http://dx.doi.org/10.52722/pcej.v3i1.197.

Full text
Abstract:
Pada penelitian ini untuk mengetahui karakteristik agregat kasar yang berasal dari gunung Salubue serta karakteristik beton mutu tinggi. Agregat yang digunakan berasal dari Desa Rantepuang, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat. Pengujian menggunakan benda uji silinder tinggi 30 cm dengan diameter 15 cm serta balok 60 x 15 x 15 cm, terhadap sifat mekanis beton. Jumlah benda uji adalah 20 buah benda uji silinder dan 4 buah benda uji balok. Rancangan komposisi material penyusun beton menggunakan metode SNI 03-2834-2000. Dari hasil penelitian diperoleh untuk kuat tekan beton pada umur 7 hari nilainya 24,606 MPa, sedangkan nilai kuat tekan beton umur 21 hari nilainya 37.475 MPa, serta kuat tekan beton umur 28 hari yaitu 43.202 MPa, mengalami peningkatan sebesar 2,782 % dari kuat tekan rencana yaitu sebesar 42 MPa. Nilai tarik belah beton yaitu 3,164 MPa. Nilai kekuatan lentur beton adalah 4,797 MPa. Hubungan antara kuat tekan dan kuat tarik belah sebesar 7,323% terhadap nilai kuat tekan, dan hubungan antara kuat tekan dan kuat lentur sebesar 11,104% terhadap nilai kuat tekan. Dari hasil pengujian karakteristik agregat kasar gunung Salubue memenuhi standar SNI sebagai bahan campuran beton dan berdasarkan sifat mekanik beton memenuhi kuat tekan rencana.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Dewi, Sari Utama, and Iwan Mulyadi. "STUDI EKSPERIMENTAL BENTUK PAVING BLOCK DENGAN MATERIAL SUBTITUSI TERHADAP KUAT TEKAN K-250." TAPAK (Teknologi Aplikasi Konstruksi) : Jurnal Program Studi Teknik Sipil 13, no. 1 (2023): 54. http://dx.doi.org/10.24127/tp.v13i1.2966.

Full text
Abstract:
Pada penelitian eksperimental material subtitusi paving block ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan maksimum dan bagaimana pengaruh penambahan bottom ash pada paving block persegi panjang dan segienam dengan eksperimental komposisi normal 0% dan penambahan bottom ash 10%, 20% dan 30% mengurangi berat agregat halus. Penelitian dilakukan di laboratorium Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai dengan kuat tekan paving block pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Hasil dari penelitian kuat tekan paving block didapatkan nilai kuat tekan maksimum pada paving block campuran normal 0% yaitu paving block segienam dengan nilai kuat tekan 293,48kg/cm, sedangkan paving block campuran normal persegi panjang kuat tekan maksimum yaitu 287,35 kg/cm pada umur 14 hari, paving block dengan campuran bottom ash nilai kuat tekan maksimum yang didapat pada paving block segienam dengan campuran 10% adalah 269,48 kg/cm diumur 28 hari, sedangkan kuat tekan maksimum paving block persegi panjang didapat nilai kuat tekan maksimum pada campuran bottom ash 10% adalah 197, 20 kg/cm diumur 28 hari. Secara teknis target dari kedua bentuk paving block untuk campuran normal telah memenuhi target terhadap kuat tekan rencana K-250, sedangkan untuk paving block campuran bottom ash, hanya paving block segienam yang mencapai target pada bottom ash 10%. Untuk paving block persegi panjang campuran bottom ash belum mencapai kuat tekan k-250
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Handani, Sri. "STUDI PENGARUH PENAMBAHAN SERAT TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR ATAP SERAT BULU AYAM." JURNAL ILMU FISIKA | UNIVERSITAS ANDALAS 3, no. 2 (2011): 75–79. http://dx.doi.org/10.25077/jif.3.2.75-79.2011.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan serat terhadap kuat tekan dan kuat lentur atap serat bulu ayam dengan variasi serat 30%, 40%, 50%, dan 60%. Untuk pengujian kuat tekan, atap dibuat dengan ukuran 5 cm x 5 cm x 6 cm, dan ukuran 10 cm x 5 cm x 3 cm untuk pengujian kuat lentur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi optimum serat bulu ayam adalah 30% yang memberikan nilai kuat tekan atap sebesar 38 Mpa, dan kuat lentur sebesar 27.8 MPa. Pada komposisi yang sama, nilai kuat tekan atap serat kaca lebih lebih kecil daripada atap serat bulu ayam, sedangkan nilai kuat lenturnya lebih besar dibandingkan atap serat bulu ayam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

KS, Rio Lukman, and Suhendra Suhendra. "PENGARUH VARIASI GRADASI PADA AGREGAT TERHADAP NILAI KUAT TEKAN CEMENT TREATED BASE (CTB)." Jurnal Talenta Sipil 1, no. 2 (2018): 80. http://dx.doi.org/10.33087/talentasipil.v1i2.11.

Full text
Abstract:
Cement Treated Base (CTB) adalah lapis pondasi agregat yang distabilisasi dengan semen. Pada dasarnya merupakan pengembangan dari konstruksi Soil-Cement, dengan gradasi dan mutu yang lebih terkendali dan metode pelaksanaan (pencampuran dan penghamparan) yang menyerupai pekerjaan pengaspalan. Gradasi agregat pada dasarnya sangat mempengaruhi besarnya rongga antar butir yang akan menentukan stabilitas dan memberikan kemudahan selama proses pelaksanaan. Tujuan penelitian ini adalah: 1. untuk mendapatkan nilai kuat tekan CTB untuk masing-masing variasi gradasi agregat yang digunakan. 2. untuk mengetahui perbedaan nilai kuat tekan CTB yang yang berada pada kondisi gradasi atas, gradasi tengah dan gradasi bawah dari spesifikasi gradasi lapis pondasi agregat. Data pada penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Hasil penelitian mnunjukan: 1. nilai kuat tekan umur 7 hari untuk gradasi bawah adalah 103,57 kg/cm2, nilai kuat tekan gradasi tengah pada umur 7 hari adalah 111,62 kg/cm2, dan nilai kuat tekan gradasi atas pada umur 7 hari adalah106,20 kg/cm2.Nilai kuat tekan umur 28 hari untuk gradasi bawah adalah 142,76 kg/cm2, nilai kuat tekan umur 28 hari untuk gradasi tengah adalah 159,63 kg/cm2, dan nilai kuat tekan umur 28 hari untuk gradasi atas adalah 153,42 kg/cm2. 2. nilai kuat tekan gradasi tengah memiliki nilai kuat tekan lebih tinggi dibandingkan dengan gradasi atas dan gradasi bawah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Lidya, Korneliya, Blima Oktaviastuti, and M. Sa'dillah. "KUAT TEKAN LIMBAH PECAHAN MARMER SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA PERKERASAN KAKU." Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi 23, no. 2 (2024): 166–78. https://doi.org/10.35760/dk.2024.v23i2.12099.

Full text
Abstract:
Permintaan marmer yang banyak mengakibatkan produksi marmer semakin berlimpah dan limbah buangannya semakin menumpuk jika tidak segera ditangani maka akan menyebabkan masalah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh digunakannya limbah pecahan marmer untuk menggantikan agregat kasar pada nilai kuat tekan umur 7 hari dan 28 hari. Limbah pecahan marmer diperoleh dari Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Pada penelitian ini penulis menggunakan rancangan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian ekperimental. Benda uji kuat tekan yang digunakan berbentuk silinder berukuran 15 cm x 30 cm dengan kuat tekan rencana (fc' = 21,7 MPa). Hasil pengujian kuat tekan umur 7 hari pada masing-masing persentase 0%, 15%, 25% dan 35% berturut-turut 13,06 MPa; 10,42 MPa; 15,60 MPa; dan 16,04 MPa, sedangkan pengujian kuat tekan umur 28 hari pada masing-masing persentase 0%, 15%, dan 25% berturut-turut 22,00 MPa; 22,85 MPa; 24,49 MPa dan 19,40 MPa. Nilai kuat tekan pada umur 28 hari yang paling tertinggi ada pada variasi 25% sebesar 24,49 MPa. Dari hasil penambahan limbah pecahan marmer pada peningkatan nilai kuat tekan umur 7 hari, yaitu: semakin banyak digunakannya limbah pecahan marmer untuk menggantikan agregat kasar maka nilai kuat tekan semakin naik, sedangkan pada peningkatan nilai kuat tekan umur 28 hari, yaitu: semakin ditambah kadar limbah pecahan marmer untuk menggantikan agregat kasar maka nilai kuat tekan semakin turun. Kandungan zat kapur (CaO) yang tinggi pada limbah pecahan marmer yang apabila direndam semakin lama mengakibatkan air rendaman keruh sehingga mempengaruhi nilai kuat tekan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Nur Mujahadah and Hariyadi Hariyadi. "PENGUJIAN KUAT TARIK BELAH BETON KUBUS TERHADAP VARIASI KUAT TEKAN BETON DENGAN METODE BRITISH STANDARD PART 117." Media Bina Ilmiah 19, no. 8 (2025): 5297–306. https://doi.org/10.33758/mbi.v19i8.1183.

Full text
Abstract:
Kuat tarik merupakan salah satu sifat mekanis beton yang berperan penting dalam menentukan perilaku retak serta mekanisme perambatannya dalam suatu struktur. Dalam praktiknya, hubungan antara kuat tekan dan kuat tarik beton tidak bersifat linear, di mana peningkatan mutu kuat tekan beton hanya menghasilkan peningkatan yang relatif kecil terhadap kuat tariknya. Hal ini menunjukkan bahwa kuat tarik beton memiliki karakteristik yang perlu dianalisis secara khusus guna memahami pengaruhnya terhadap kinerja struktural. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis pengujian terhadap kuat tarik belah beton dengan menggunakan sampel berbentuk kubus terhadap variasi kuat tekan beton., Pengujian kuat tarik belah dengan menggunakan sampel berbentuk kubus masih jarang dilakukan, mengingat ketersediaan teori serta standar yang membahas metode ini masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pemahaman lebih lanjut mengenai hasil pengujian kuat tarik belah tersebut. Pada penelitian ini, dilakukan perawatan benda uji selama 28 hari sebelum pengujian. Benda uji yang digunakan terdiri dari 33 sampel berbentuk kubus dengan dimensi 150 ×150 mm untuk pengujian kuat tekan, dan 33 sampel untuk pengujian kuat tarik belah menggunakan benda uji berbentuk kubus dengan dimensi 150 x 150 mm. Variasi kuat tekan yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah 20 MPa, 25 MPa, 30 MPa, 33 MPa, 35 MPa, 37 MPa, 40 MPa, MPa, 43 MPa, 45 MPa. 47 MPa, dan 50 MPa. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai kuat tarik belah beton mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya kuat tekan beton. Hubungan antara kuat tekan dan kuat tarik belah beton normal berkisar pada 0,66–0,73√f’c hal ini sesuai dengan kuat tekan menurut SNI T-15-1991-03 pasal 3.2.5 yang menyatakan f ‘t = 0,70 √f’c. Dan untuk kuat tarik beton mutu tinggi berkisar 0,74–0,75√f’c lebih tinggi dari kuat tarik beton normal. Sedangkan rasio kuat tarik belah terhadap kuat tekan beton berada dalam rentang 8.59 % hingga 12.97 %.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Dewi, Sari Utama, and Febri Prasetyo. "ANALISA PENAMBAHAN BOTTOM ASH TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON." JICE (Journal of Infrastructural in Civil Engineering) 2, no. 02 (2021): 31. http://dx.doi.org/10.33365/jice.v2i02.1307.

Full text
Abstract:
Beton merupakan salah satu bahan kontruksi yang telah banyak digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lain lain. Beton mempunyai peranan sangat penting untuk kontruksi karena mampu menahan gaya tekan dengan baik. Pemakaian beton sudah populer, pada perkembangannya beton dicampuri dengan beberapa bahan tambahan baik berupa bahan kimia maupun non kimia di antaranya, abu Ampas tebu (AAT), Fly Ash, Bottom Ash dan polimer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tambahan limbah batu bara (bottom ash) terhadap kuat tekan dan kuat tarik belah beton, dengan beberapa variasi tambahan. Pengambilan data atau pengujian sample dilakukan dilaboratorium Universitas Muhammadiyah Metro dengan metode SK SNI.T-15 -1990 – 03. Dari hasil penelitian yang sudah lakukan, penambahan bottom ash yang ideal adalah pada persentase 0.09% karena memiliki kuat tekan dan berat beton yang sesuai rencana. Kuat tekan maksimum yang dapat dicapai dari semua komposisi campuran yang digunakan terdapat pada penambahan bottom ash sebesar 0.09% pada umur 28 hari dengan nilai kuat tekan 292.144 Kg/
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Yunita, Yunita, Okta Meilawaty, and Liliana Liliana. "PENGARUH PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DAN ABU TERBANG PLTU BUNTOI SEBAGAI SEMEN KONVENSIONAL TERHADAP KUAT TEKAN." Jurnal Kacapuri : Jurnal Keilmuan Teknik Sipil 4, no. 1 (2021): 33. http://dx.doi.org/10.31602/jk.v4i1.5126.

Full text
Abstract:
Beton geopolimer adalah beton yang tidak menggunakan semen portland sebagai binder. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi yang dihasilkan dari penambahan abu sekam padi terhadap abu terbang PLTU Buntoi sebagai pengganti semen, sehingga didapat kuat tekan beton geopolimer yang maksimal. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen, yaitu dengan membuat benda uji pasta geopolimer ukuran 20 mm × 40 mm. Dengan variasi penambahan abu sekam padi (0%,10%, 20%, 30% dan 40%) dari berat abu terbang. Hasil kuat tekan pasta geopolimer dengan persentase penambahan abu sekam padi sebanyak 40% dan abu terbang 60% menghasilkan kuat tekan rata-rata terbesar yaitu 16,99 MPa. Hasil tersebut digunakan sebagai binder dalam pembuatan beton geopolimer. Kuat tekan rata-rata beton geopolimer berdasarkan umur pengujian 3, 7, 14 dan 28 hari, dengan kuat tekan berturut-turut adalah 0,96 MPa, 1,87 MPa, 1,59 MPa, 1,58 MPa. Hasil tersebut menunjukan bahwa kuat tekan beton geopolimer lebih rendah dibandingkan dengan kuat tekan pasta geopolimer. Kata Kunci: Abu sekam padi, abu terbang, geopolimer, komposisi, kuat tekan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Haryanti, Ninis Hadi, and Hendry Wardhana. "Pengaruh Komposisi Campuran Pasir Silika dan Kapur Tohor Pada Bata Ringan Berbahan Limbah Abu Terbang Batubara." Jurnal Fisika Indonesia 21, no. 3 (2019): 11. http://dx.doi.org/10.22146/jfi.42443.

Full text
Abstract:
Hasil uji berat volume dan kuat tekan bata ringan masih memenuhi syarat SNI 03-3449-1994 dan SNI 03-0349-1989. Bata ringan F terrendah dengan rerata berat 834 kg/m3. Kuat Tekan tertinggi pada bata ringan G dengan rerata Kuat Tekan 25,58 kg/cm2 (2,56 MPa). Komposisi campuran pasir silika dan kapur tohor memberikan pengaruh nyata (signifikan) terhadap berat volume dan kuat tekan bata ringan. Dari pengujian kuat tekan, bata ringan dengan komposisi kapur tohor rendah mempunyai kuat tekan lebih tinggi dari pada komposisi dengan kadar kapur tohor lebih tinggi. Sementara bata ringan dengan variasi komposisi pasir silika tinggi mempunyai kuat tekan lebih tinggi. Semakin besar penggunaan abu terbang batubara dan kapur tohor akan meningkatkan absorpsi dan porositas tetapi akan menurunkan nilai berat volume bata ringan. Semakin besar porositas maka kuat tekan bata ringan akan berkurang. Secara analisis statistik menunjukkan pemilihan komposisi sama saja, tetapi di rekomendasikan untuk memilih komposisi campuran abu terbang batubara sama dengan pasir silika 28,57% serta semen 42,86% (bata ringan G).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Aryanti, Rewilla, and Eko Walujodjati. "Pengaruh Campuran Baja Ringan Terhadap Kekuatan Beton." Jurnal Konstruksi 20, no. 2 (2022): 214–20. http://dx.doi.org/10.33364/konstruksi/v.20-2.1075.

Full text
Abstract:
Beton memiliki kuat tekan yang tinggi tetapi memilki kuat tarik yang rendah, untuk itu perlunya adanya bahan tambahan yang bertujuan untuk meningkatkan kuat tarik. Penggunaan bahan tambah pada teknologi beton telah lama dikembangkan. Beton memiliki kuat tarik 8%–15% dari kuat tekan. Beberapa usaha diperlukan untuk meningkatkan kuat tarik. Salah satunya adalah penambahan bahan tambah yaitu potongan baja ringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kuat tekan dan kuat tarik belah beton setelah penambahan baja ringan variasi 0%, l0%, l5%, dan 20%. Mutu beton rencana 20 Mpa dan umur beton l4 serta 28 hari. Benda uji kuat tekan dan tarik belah beton berupa silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan waktu penelitian selama dua bulan. Hasil pengujian kuat tekan mengalami kenaikan dan penurunan. Kenaikan terbesar berada pada campuran 15 % dengan persentase kenaikan sebesar 46,33 % dan nilai kuat tekan rata – rata 12,162 N/mm2 pada umur beton 14 hari, sedangkan kuat tekan rata – rata tertinggi berada pada campuran 0 % atau beton normal dengan nilai kuat tekan sebesar 13,859 N/mm2 umur beton 28 hari. Hasil pengujian kuat tarik belah rata – rata terbesar berada pada campuran 10 % dengan nilai kuat tarik belah yaitu 2.183 MPa dan persentase kenaikan 24, 09 %. Penambahan baja ringan optimum yang menghasilkan kuat tarik maksimal adalah 10 %.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Reza Purnama, Teuku Farizal, and Muhammad Ikhsan. "Penelitian Kuat Tekan Beton Menggunakan Bahan Tambahan Cangkang Sawit Pada Pekerjaan Gorong-Gorong Di PT. Socfindo." Jurnal Ilmiah Teknik Unida 3, no. 2 (2022): 206–12. http://dx.doi.org/10.55616/jitu.v3i2.384.

Full text
Abstract:
Indonesia salah satu negara terbesar terhadap potensi alam terutama kelapa sawit. Alasan utama masyarakat banyak menanam kelapa sawit dikarenakan buahnya yang diolah untuk dijadikan minyak makan. Seiring dengan diproduksi minyak kelapa sawit maka potensi limbah cangkak sawit semakin besar. Dari beberapa penelitiannya sudah di lakukan cangkang dijadikan salah satu material campuran beton. Tujuan dari penelitian ini sebagai studi pengaruh bahan tambah beton terhadap kuat tekan pada masing-masing varian antara beton normal dengan beton yang mengunakan bahan tambahan cangkang sawit. Pengujian ini mengunakan cetakan berukuran (15 x 15 x15 cm) dengan FAS 0,38 umur beton pada saat pengujian kuat tekan yaitu 7 dan juga 28 hari. Pada usia 28 hari umur kekuatan beton telah mencakup 100% menurut PBI 1979. Dan evaluasi dari hasil pengujian pada campuran beton normal usia 28 hari di dapat rerata terhadap kuat tekan yaitu 19,50 Mpa, pada pencampuran beton dengan penambahan 7% cangkang sawit dari berat semen dengan umur 28 hari di dapatkan kuat tekan senilai 19,58 MPa dan penambahan campuran cangkang sawit sebesar 12% dari berat semen dengan umur pengujian 28 hari di hasilkan kuat tekannya yaitu 19,60 Mpa. Dari evaluasi kuat tekan mengunakan bahan tambah cangkang sawit 7% dan 12% diperoleh kuat tekannya lebih dari pada kuat tekan normal. Untuk 7% penambahan cangkang sawit menghasilkan kuat tekan 0,08 Mpa dari nilai kuat tekan beton normal, sedangkan untuk 12% penambahan cangkang sawit menghasilakan kuat tekan 0,1 dari nilai kuat tekan beton normal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Pattisahusiwa, Muhammad Zidar, Tonny Sahusilawane, and Delvia Rimesye Apalem. "Pengaruh Penambahan Cacahan Tempurung Kelapa Terhadap Kuat Tekan Beton." Jurnal Penelitian Multidisiplin Bangsa 1, no. 4 (2024): 259–66. http://dx.doi.org/10.59837/jpnmb.v1i4.59.

Full text
Abstract:
Pada beberapa daerah tertentu sedikit sulit untuk mendapatkan agregat kasar atau agregat halus dengan kualitas yang baik, yang bertujuan sebagai bahan utama dalam pembuatan beton. Maka untuk mengatasi masalah tersebut penulis melakukan penelitian ini, dengan menggunakan bahan tambah tempurung kelapa pada agregat kasar dalam pembuatan beton. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis ketahanan benda uji dan membandingkan kuat tekan beton normal dengan beton berbahan tambah cacahan tempurung kelapa. Berdasarkan hasil analisa uji kuat tekan beton pada sampel 1 umur kuat tekan 7 hari yaitu: Beton normal 15,6 Mpa sedangkan untuk kuat tekan beton bahan tambah tempurung kelapa 5% ukuran tertahan ayakan 4,75 mm yaitu 10,5 Mpa dan beton dengan bahan tambah tempurung kelapa 5% ukuran tertahan ayakan 9,50 mm menghasilkan kuat tekan sebesar 11,6 Mpa, Sampel 2 umur kuat tekan 14 hari yaitu: Beton normal 17,0 Mpa sedangkan untuk kuat tekan beton bahan tambah tempurung kelapa 5% ukuran tertahan ayakan 4,75 mm yaitu 7,1 Mpa dan beton dengan bahan tambah tempurung kelapa 5% ukuran tertahan ayakan 9,50 mm menghasilkan kuat tekan sebesar 11,3 Mpa. Untuk hasil kuat tekan paling rendah yang diperoleh yaitu ada pada beton bahan tambah 5% ukuran ayakan 4,75 mm sebesar 10,5 Mpa dan 7,1 Mpa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Uzda, Rabiyatul, Morgan Setiady, and Billy Hatuhely. "Analysis of Mixing Time to The Compressive Strength of Concrete." Jurnal Teknik Sipil MACCA 7, no. 3 (2022): 214–21. http://dx.doi.org/10.33096/jtsm.v7i3.599.

Full text
Abstract:
Masalah pengadukan beton yang sering terjadi di lapangan adalah pengadukan beton yang hanya menggunakan waktu estimasi (perkiraan). Hal ini akan berdampak pada terjadinya segregasi beton yang mengakibatkan mutu beton tidak terukur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kuat tekan beton pada beberapa variasi waktu pengadukan untuk mendapatkan hasil kuat tekan beton yang optimum. Berdasarkan SNI 2493: 2011 Waktu pengadukan yang baik berkisar antara 2 – 4 menit serta lama waktu pengadukan uji beton di laboratorium sebaiknya 5 menit.. terdapat 3 variasi pengujian kuat tekan beton (benda uji) yaitu 3, 5, dan 7 menit. Dimana variasi ini diambil berdasarkan analisa terhadap SNI 2493: 2011 tentang Tata Cara Pengerjaan Beton dan beberapa riset terdahulu. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan, variasi waktu pengadukan 3 menit memperoleh kuat tekan sebesar 22,329 Mpa, 5 menit memperoleh kuat tekan sebesar 21,854 Mpa dan 7 menit memperoleh kuat tekan 19,874 Mpa. Hal ini menunjukan bahwa semakin lama waktu pengadukan semakin menurun nilai kuat tekan yang diperoleh. Nilai kuat tekan tertinggi didapat pada waktu pengadukan 3 menit yaitu 22,329 Mpa mengalami penurunan sebesar 2,12% pada waktu pengadukan 5 menit dan 10,9% pada waktu pengadukan 7 menit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Kiptiah, Mariatul, and Rahmat Bangun Giarto. "Analisis Perbandingan Kuat Tekan Beton Semen OPC Dan Semen PCC Terhadap Pemanfaatan Sikament-Nn." Techno (Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto) 24, no. 1 (2023): 27. http://dx.doi.org/10.30595/techno.v24i1.16800.

Full text
Abstract:
Pada tahun 2030, pemerintah mencanangkan target sebesar 29% terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca, hal itu dapat didukung dengan mengurangi konsumsi energi industri antara lain semen, kertas, baja dan lainnya. Potensi penurunan emisi CO2 sebesar 3,34 juta ton dapat terpenuhi apabila penggunaan semen OPC (semen konvensional) digantikan dengan semen PCC (semen ramah lingkungan). Penelitian dilakukan untuk mengetauhi pemanfaatan semen OPC dan semen PCC yang telah ditambahkan superplasticizer Sikament-NN. Benda uji yang digunakan adalah silinder dengan tinggi 30 cm dan diameter 15 cm.Hasil penelitian menunjukkan kuat tekan beton umur 28 hari dengan menggunakan semen OPC lebih tinggi 4,59% yakni 29,16 MPa, sedangkan dengan menggunakan semen PCC kuat tekan beton sebesar 27,88 MPa. Pemanfaatan semen OPC ditambahkan dengan sikamen-NN 1% mampu meningkatkan kuat tekan sebesar 46,64% dan pemanfaatan semen PCC ditambahkan dengan sikament-NN 2% mampu meningkatkan kuat tekan 40,96% dari kuat tekan rencana. Kuat tekan beton umur 7 hari dengan menggunakan semen OPC sebesar 21,09 MPa, sedangkan semen PPC memiliki kuat tekan 17,41 MPa. Penggunaan semen PCC, PCC dengan Sikament-NN 1% dan PCC dengan Sikament-NN 2% mampu meningkatkan kuat tekan beton secara berturut-turut 11,52%, 30,78% dan 40,96% dari kuat tekan rencana umur 28 hari.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Darmawan, Adi, Doddy Bestyan, and Gunawan Gunawan. "Pengaruh Substitusi Kaca terhadap Kuat Tekan dan Suhu Reaksi Semen Portland." Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 10, no. 3 (2007): 86–92. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.10.3.86-92.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian pengaruh substitusi kaca botol Coca Cola dan Pyrex terhadap kuat tekan dan suhu reaksi semen Portland. Penelitian dilakukan dengan mensubstitusi kaca pada semen portland Tiga Roda Indocement dengan variasi komposisi terhadap berat semen (5%,10%, 15%, 20%, 25%, 30%). Pengaruh substitusi dianalisis terhadap kuat tekan dan suhu reaksi. Analisis kuat tekan dilakukan dengan menggunakan compression test dan suhu reaksi dengan termometer.Hasil analisis menunjukkan bahwa kuat tekan semen meningkat dengan substitusi kaca. Substitusi kaca Pyrex menghasilkan kuat tekan yang lebih tinggi daripada substitusi kaca botol Coca Cola. Kuat tekan optimal yang didapat pada substitusi 10% kaca dan pada umur 28 hari. Dengan meningkatnya substitusi kaca maka suhu reaksi menurun.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Tamrin, Arisal, Hanafi Ashad, and Ratna Musa. "Konstribusi Serat Ijuk Terhadap Sifat Mekanik Beton Sistem Self Compacting Concrete (SCC)." Jurnal Teknik Sipil MACCA 6, no. 3 (2021): 186–92. http://dx.doi.org/10.33096/jtsm.v6i3.345.

Full text
Abstract:
Penambahan serat ijuk dengan sistem self compacting concerete dengan komposisi yang optimum diharapkan dapat mengatasi masalah retak, meningkatkan kuat tarik juga dapat meningkatkan Workabilty pada beton. Pengaruh kontribusi serat ijuk terhadap kuat tekan dan kuat tarik beton dengan sistem self compacting concrete (SCC), diketahui dari hasil penelitian bahwa Konstribusi serat ijuk 0,75% menghasilkan kuat tekan tertinggi yakni sebesar 65,05 MPa dengan kenaikkan kuat tekan sebesar 24,74% dari beton tanpa serat ijuk, sedangkan konstribusi serat ijuk 1% menghasilkan kuat tekan sebesar 54,16 MPa dengan kenaikkan kuat tekan sebesar 3,85% dari beton tanpa serat ijuk. Begitupun terhadap kuat tarik lentur dengan konstribusi serat ijuk 0,75%, menghasilkan kuat tarik lentur tertinggi yakni sebesar 61,30 Kg/cm2, terjadi kenaikkan kuat tarik lentur sebesar 38,75% dari beton tanpa serat ijuk, sedangkan konstribusi serat ijuk 1% menghasilkan kuat tarik lentur sebesar 54,79 Kg/cm2 dengan kenaikkan kuat tekan sebesar 24,02% dari beton tanpa serat ijuk. Konstribusi Serat ijuk Optimal yakni dengan penambahan serat ijuk sebesar 0,75% dari berat semen dengan panjang serat ± 5cm.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Pratama, Aditya, and Ellyza Chairina. "PENGARUH ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT TEKAN BETON SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN DALAM PEMBUATAN BETON NORMAL." Jurnal Teknik Sipil 2, no. 1 (2023): 118–24. http://dx.doi.org/10.30743/jtsip.v2i1.7669.

Full text
Abstract:
Kualitas beton yang baik adalah beton yang mempunyai kuat tekan yang tinggi, dan salah satu upaya untuk meningkatkan kuat tekan beton dapat dilakukan dengan pemakaian bahan tambah abu ampas tebu. Abu ampas tebu memiliki kandungan yang sama dengan bahan utama pembentuk semen portland yaitu silika (SiO2) dan ferrit (FeO2) sehingga dapat dijadikan sebagai pozolan juga dapat menambah kekuatan beton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar kenaikan kuat tekan beton, dan juga dapat mengetahui berapa persen penambahan abu ampas tebu untuk mendapatkan nilai optimum kuat tekan beton. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan melakukan studi literatur terhadap berbagai hal dan informasi berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa semakin besar persentase penambahan abu ampas tebu sebagai bahan pengganti, maka semakin rendah kuat tekan beton yang didapat. Variasi persen abu ampas tebu dapat mempengaruhi mutu beton yang didapat pada umur 28 hari, yaitu beton dengan abu ampas tebu sebesar 6% didapat kuat tekan sebesar 24,39 MPa dan beton dengan ampas tebu 8% didapat kuat tekan sebesar 21,49 MPa. Beton yang ditambah dengan abu ampas tebu 6% mempunyai kuat tekan karakteristik yang tinggi tetapi untuk beton dengan penambahan abu ampas tebu 8% didapat kuat tekan karakteristik beton yang rendah, dibandingkan dengan beton normal tanpa bahan pengganti. Pada beton normal didapat kuat tekan sebesar 25,58 MPa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Supriyadi, Supriyadi, Triwardaya Triwardaya, Parhadi Parhadi, Suroso Suroso, and Herry Ludiro Wahyono. "ANALISIS KUAT TEKAN MORTAR DENGAN PENAMBAHAN SIKAGROUT 215." Bangun Rekaprima 8, no. 2 (2022): 1. http://dx.doi.org/10.32497/bangunrekaprima.v8i2.3961.

Full text
Abstract:
<em>Mortar adalah bahan bangunan terdiri dari campuran antara semen, pasir dan air dengan persentase yang berbeda. Kuat tekan merupakan unsur penting dari sifat mekanis mortar. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan pengaruh penambahan SikaGrout 215 terhadap kuat tekan mortar dan menentukan perbedaan antara kuat tekan antara mortar semenportlanddya ditambah jumlahnya dengan mortar ditambah dengan SikaGrout 215. Pasir yang digunakan adalah pasir eks Muntilan Magelang dan semen Gresik.Pengujian pasir dilakukan untuk menentukan dan menemukan pasir yang memenuhi syarat mutu. Jenis pengujian pasir meliputi uji kadar lumpur, kandungan organik, analisa ayak serat berat jenis dan serapan air.Benda uji penelitian berupa kubus ukuran mortar ukuran 5x5x5 cm dan jumlah nya masing-masing 6 buah. Mortar yang diuji adalah campuran 1PC : 8PS dengan ditambah SikaGrout 215 dengan jumlah bervariasi. Variasi penambahan SikaGrout 215 dihitung dalam persen kali berat semen portland dalam campuran, yaitu 0; 4; 8; 16; 32; 48; 64; 80; dan 100. Sedangkan untuk menentukan beda kuat tekan antara mortar ditambah semen dengan mortar ditambah SikaGrout 215, perbandingan campuran mortarnya adalah 1PC : 8PS + 100% x beratPC atau 1PC : 4PS dan 1PC : 8PS : 1SK. Uji kuat tekan mortar dilakukan pada umur 14 hari kemudian dikonversi menjadi kuat tekan umur 28 hari. Hasil penelitian adalah bahwa penambahan SikaGrout 215 pada mortar 1PC : 8PC berpengaruh positif terhadap peningkatan kuat tekan. Hubungan antara penambahan SikaGrout 215 dengan kuat tekan mortar dinyatakan persamaan regresi Y = 66.198 + 0.831 X. Sedangkan kuat tekan rata-rata antara mortar 1PC : 8PS dengan mortar 1PC : 8PS : 1SK secara analisis statistic uji beda hasilnya berbeda secara nyata. Hal ini ditunjukkan dengan angka t hitung (tStat) =4.6903>t kritis(tCritical two-tail)= 2.2281.Hal tersebut diperjelas dengan angka numerik kuat tekan mortar 1PC : 8PS adalah 187.31 kg/cm2 lebih tinggi dari pada kuat tekan mortar 1PC : 8PS : 1SK187.31 kg/cm2. Jika dihitung secara relatih kuat tekan rata-rata mortar 1PC : 4PS adalah = (187.31-166.01) : 187.31 x 100% = 11,37% lebih tinggi dari pada kuat tekan rata-rata mortar 1PC : 8PS : 1SK</em>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Suhelmidawati, Etri, Gusri Yaldi, Zulfira Mirani, Fahmiza Yufajri, and Muhammad Ikhsan. "PENGGUNAAN PASIR DAN KERIKIL SILIKA DARI SISA PENAMBANGAN BATU KAPUR SEBAGAI SUBSTITUSI AGREGAT UNTUK PERKERASAN JALAN KAKU." Jurnal Jalan Jembatan 40, no. 1 (2023): 54–66. http://dx.doi.org/10.58499/jatan.v40i1.1125.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak penggunaan pasir dan kerikil silika terhadap kuat tekan dan kuat lentur pada beton yang dihasilkan sebagai substitusi agregat kasar dan agregat halus dan guna meningkatkan nilai kuat tekan dan kuat lentur pada beton pada perkerasan jalan (rigid pavement). Penelitian ini menerapkan metode eksperimen yang meliputi pengujian bahan, pengujian kuat tekan dan pengujian kuat lentur beton, sesuai dengan American Standard Testing and Material (ASTM). Dari hasil pengujian nilai kuat tekan tertinggi diperoleh dari variasi beton ke-3 dengan campuran beton 100% pasir silika + kerikil alami + sikament NN dengan nilai kuat tekan sebesar 41,14 MPa. Untuk nilai kuat lentur optimum didapat pada campuran beton dengan variasi ke-4 yaitu 100% pasir alami + kerikil silika + sikament NN dengan nilai kuat lentur 1,6 MPa. Berdasarkan hasil tersebut, variasi beton ke-4 dipilih untuk diterapkan dengan dasar nilai kuat lentur optimum dan dengan nilai kuat tekan yang melebihi dari kuat tekan rencana yaitu 32,36 MPa (fc’ rencana 30 MPa). Manual Desain Perkerasan (MDP) 2017 digunakan untuk merencanakan perkerasan kaku pada Jalan Simpang Anak Aia – Fly Over Bandara Internasional Minangkabau STA 22+800 s/d STA 22+800. Perhitungan tebal perkerasan didapatkan tebal perkerasan 27.5 cm. Pasir dan kerikil silika dapat digunakan untuk meningkatkan kuat tekan dari beton normal setelah penambahan material silika, dan berperan dalam menahan retak pada benda uji silinder.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Slat, Marselino Hosea, Fery Sondakh, and Vicky Assa. "Pengaruh Penambahan Steel Fibre Pada Komposisi Campuran Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Lentur Beton." Jurnal Teknik Sipil Terapan 4, no. 2 (2022): 92. http://dx.doi.org/10.47600/jtst.v4i3.456.

Full text
Abstract:
Beton adalah bahan konstruksi yang digunakan untuk pembuatan bangunan. Beton kuat terhadap gaya tekan tetapi tidak dengan gaya tarik, penambahan bahan tambah seperti steel fibre pada campuran beton dapat mengurangi retak-retak yang terjadi pada beton khususnya pada kekuatan lentur. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bahan tambah steel fibre terhadap kuat tekan dan kuat lentur yang dihasilkan beton pada umur 7 dan 28 hari. Penelitian ini menggunakan benda uji silinder ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm sebanyak 24 buah untuk pengujian kuat tekan berdasarkan SNI 1974-2011 dan benda uji balok dengan ukuran 150 mm x 150 mm x 600 mm sebanyak 24 buah untuk pengujian kuat lentur berdasarkan SNI 4431-2011. Variasi steel fibre yang digunakan adalah 10%, 20%, dan 30% yang diambil dari berat semen. Hasil pengujian yang didapat, pada pengujian kuat tekan dengan bahan tambah steel fibre sebanyak 10% mendapatkan nilai kuat tekan rata-rata tertinggi yaitu 33,40 MPa dimana terjadi peningkatan nilai persentase optimum sebesar 11,33% terhadap mutu rencana kuat tekan beton, untuk pengujian kuat lentur, penggunaan steel fibre variasi 30% mendapatkan nilai tegangan lentur rata-rata tertinggi yaitu 5,09 MPa dimana terjadi peningkatan nilai persentase optimum sebesar 32,85% terhadap mutu rencana kuat lentur beton.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Saepudin, Uu, Gini Hartati, and Syahban Nur Bakri. "ANALISIS KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON BERSERAT POLYMERIC SEBAGAI MATERIAL PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)." Jurnal Media Teknologi 9, no. 1 (2022): 88–95. http://dx.doi.org/10.25157/jmt.v9i1.2788.

Full text
Abstract:
Salah satu sifat penting beton adalah daktilitas. Daktilitas beton yang rendah memiliki penurunan kekuatan tekan yang cepat pada daerah beban pascapuncak, sehingga menyebabkan keruntuhan terjadi tiba-tiba. Penambahan serat yang mempunyai modulus elastisitas yang lebih rendah dari modulus elastisitas matrik beton diharapkan dapat membuat beton lebih daktail. Penggunaan serat untuk memperkuat material yang getas telah lama dikenal. Serat yang umum dipergunakan antara lain terbuat dari baja, polymer atau fiber glass. Salah satu jenis serat yang dapat dipakai adalah serat polymeric. Hasil pengamatan di lapangan, bahwa serat polymeric dapat memperbaiki kinerja beton.
 Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan serat polymeric terhadap kuat tekan dan kuat lentur beton dan mengetahui kadar penggunaan serat polymeric yang optimum sehingga dihasilkan kuat tekan dan kuat lentur beton maksimum sebagai material perkerasan kaku (rigid pavement). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian dirancang dengan 5 perlakukan untuk uji kuat tekan dan 5 perlakuan untuk uji kuat lentur, masing – masing di ulang 3 kali. Perlakuan yang diuji cobakan yaitu beton dengan penambahan serat polymeric 0%, 2%, 4%, 6% dan 8%.
 Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan serat Polymeric berpengaruh terhadap kuat tekan dan kuat lentur beton, di mana terjadi kenaikan kuat tekan dan kuat lentur beton pada variasi penambahan serat Polymeric 2% dan 4% dengan menghasilkan kuat tekan beton pada umur 7 hari sebesar 18,89 Mpa dan 19,48 Mpa, sedangkan pada umur 28 hari sebesar 29,06 MPa dan 29,97 Mpa serta menghasilkan kuat lentur beton pada umur 7 hari sebesar 2,31Mpa dan 2,53 Mpa, sedangkan pada umur 28 hari sebesar 3,55 Mpa dan 3,89 Mpa, ini memenuhi kuat lentur yang disyaratkan sebesar 3,78 Mpa ( memenuhi standar sebagai material perkerasan kaku). Penambahan serat Polymeric yang optimum adalah 2.8% menghasilkan kuat tekan beton maksimum sebesar 29,45 MPa dan kuat lentur beton maksimum sebesar 3,73 Mpa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Mulyadi, Asri, Dedy Febriadi, Heru Setiawan, and Azizah Khoirunnisa. "ANALISIS PENGARUH VARIASI GRADASI AGREGAT BATU KORAL TERHADAP KUAT TEKAN MUTU BETON K250." Jurnal Teknik Sipil 12, no. 2 (2023): 45–52. http://dx.doi.org/10.36546/tekniksipil.v12i2.819.

Full text
Abstract:
Beton merupakan suatu campuran antara semen, pasir, batu koral, dan air dengan atau tanpa bahan tambahan pada perbandingan tertentu. Beton sangat diminati karena bahan ini merupakan bahan konstruksi yang mempunyai banyak kelebihan antara lain, mudah dikerjakan, ekonomis (dalam pembuatannya menggunakan bahan dasar lokal yang mudah diperoleh), dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki, mampu menerima kuat tekan dengan baik, tahan aus, rapat air, awet dan mudah perawatannya, maka beton sangat populer dipakai baik untuk struktur-struktur besar maupun kecil. Penelitian dan pengujian beton ini penulis akan mencoba menganalisis pengaruh ukuran batu koral dalam menentukan kuat tekan mutu beton. Pada penelitian ini benda uji dicetak dengan menggunakan kubus baja ukuran 15cm x 15cm x 15cm dan direndam, umur beton yaitu 28 hari di uji dengan pengujian kuat tekan beton. Pada campuran mutu beton K250 tersebut dibuat Beton Normal (batu koral ukuran bervariasi), beton dengan menggunakan material batu koral dengan ukuran 12,5 mm, 19 mm, dan 25 mm. Beton yang mencapai umur 28 hari karena pada umur ini menurut PBI 1974, kekuatan beton telah mencapai 100%. Nilai evaluasi kuat tekan yang dicapai oleh beton ukuran bervariasi 25 mm, 19 mm, dan 12,5 mm pada umur 28 hari didapat kuat tekan 243,05 kg/cm2. Nilai evaluasi kuat tekan yang dicapai oleh beton ukuran seragam 12,5 mm kuat tekan pada umur 28 hari didapat 250,60 kg/cm2. Nilai evaluasi kuat tekan yang dicapai oleh beton ukuran seragam 19 mm kuat tekan pada umur 28 hari didapat 235,50 kg/cm2. Nilai evaluasi kuat tekan yang dicapai oleh beton ukuran seragam 25 mm kuat tekan pada umur 28 hari didapat 223,43 kg/cm2. Dari hasil pengujian yang dilakukan, terlihat adanya peningkatan kuat tekan beton pada variasi yang menggunakan ukuran agregat 12,5 mm.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Mulyadi, Asri, Diawarman Diawarman, Pengki Suanto, Lola Febriani, and Azizah Khoirunnisa. "ANALISIS KUAT TEKAN PAVING BLOCK KOMPOSIT SEBAGAI LAPIS PERKERASAN BEBAS GENANGAN AIR YANG MENGAKIBATKAN BANJIR DI KOTA PALEMBANG." Jurnal Teknik Sipil 13, no. 1 (2023): 11–17. http://dx.doi.org/10.36546/tekniksipil.v13i1.959.

Full text
Abstract:
Pembangunan jalan umumnya menggunakan perkerasan kaku dan perkerasan lentur yang kedap air, sehingga menyebabkan berkurangnya lahan hijau yang berdampak semakin sedikit daerah resapan air. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengantisipasi genangan air, seperti pembuatan paving block, sebatas hanya untuk konstruksi nonstructural seperti area parkir, trotoar untuk pejalan kaki, pekarangan rumah, dan lain-lain. Pada penelitian ini penulis akan mencoba menganalisis kuat tekan paving block komposit dengan paralon ½”, ¾”, dan 1” yang gunanya untuk lapis perkerasan bebasdarigenanganair. Darihasilpenelitiandanpengujiankuat tekan PavingBlockKomposit dengan paralon ½”, ¾”, dan 1” didapat nilai kuat tekan Paving Block Normal adalah 1,05 kg/cm2, kemudian kuat tekan Paving Block dengan paralon ½” adalah 0,93 kg/cm2, lalu kuat tekan Paving Block dengan paralon ¾” adalah 0,96 kg/cm2. Sedangkan kuat tekan Paving Block dengan paralon 1” adalah 1,55 kg/cm2. Jadi nampak kuat tekan paving block dengan paralon ½”, dan ¾” cendrung menurun dari paving block Normal, dankuat tekan pavingblock denganparalon1” terjadipeningkatandan melebihi kuat tekan paving block normal. Dengan demikian penggunaan paralon 1” untuk paving block komposit merupakan kadar optimum pada penelitian ini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Purwana, Yusep Muslih, and Raden Harya Dananjaya. "KUAT TEKAN TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI YANG DISTABILISASI PADA INDEKS LIKUIDITAS 0.5 DAN 0.75 MENGGUNAKAN SEMEN." Jurnal Teknik Sipil 14, no. 2 (2018): 118–23. http://dx.doi.org/10.24002/jts.v14i2.1530.

Full text
Abstract:
Tanah lempung plastisitas tinggi diklasifikasikan sebagai tanah lunak dengan daya dukung dan kekuatan yang rendah. Stabilisasi tanah dibutuhkan untuk meningkatkan sifat tekniknya. Pencampuran tanah menggunakan semen telah dilakukan untuk menstabilisasi tanah ini. Pengaruh semen dan faktor air semen terhadap kuat tekan tanah dengan masa perawatan yang berbeda telah diinvestigasi. Uji kuat tekan bebas tanah (UCS) dilakukan pada tanah yang distabilisasi dengan kandungan semen 5%, 10%, dan 15% dari berat basah tanah dengan faktor air semen 20%, 25%, 30%, dan 35% dari berat semen. Masa perawatan sampel adalah 0, 3, 7, dan 14 hari. Tanah distabilisasi pada indeks likuidtias 0.50 dan 0.75. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin tinggi proporsi semen yang digunakan, maka semakin besar peningkatan kuat tekan tanah, namun sebaliknya semakin tinggi faktor air semen yang digunakan, maka kuat tekan tanah semakin berkurang. Selain itu, tanan yang distabilisasi pada indeks likuiditas yang lebih rendah memberikan kuat tekan yang lebih tinggi. Kuat tekan tanah tertinggi dicapai pada campuran semen 15% dengan faktor air semen 20% yang distabilisasi pada indeks likuiditas 0.50, dimana kuat tekan tanah meningkat hingga 29.5 kali dari kuat tekan semula.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Okarinda, Shofina Rizqi. "Analisis Pengaruh Porositas Terhadap Uji Kuat Tekan Uniaksial Pada Batulempung di Desa Srimulyo Piyungan Yogyakarta." JURNAL TEKNOLOGI MINERAL FT UNMUL 10, no. 2 (2022): 33. http://dx.doi.org/10.30872/jtm.v10i2.9596.

Full text
Abstract:
Uji sifat fisik batuan merupakan pengujian pada batuan untuk diketahui sifat fisik (bobot isi, berat jenis, kadar air, derajat kejenuhan, porositas dan angka pori) dari batuan tersebut. Uji kuat tekan uniaksial ialah bagaimana batuan tersebut bisa bertahan dalam sifat elastisitasnya sebelum runtuh. Uji UCS dilakukan menggunakan alat uji tekan contoh batuan dari satu arah (uniaxial). Kuat Tekan Uniaksial dan sifat fisik merupakan parameter yang menentukan dalam hal rekayasa mekanika batuan salah satunya dalam proyek pertambangan. Kuat tekan uniaksial pada batuan berpengaruh terhadap nilai porositas dan densitas suatu batuan.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai porositas, dan pengaruhnya terhadap nilai kuat tekan batuan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dilakukan dengan melakukan perhitungan pada uji kuat tekan uniaksial untuk mendapatkan nilai kuat tekannya dan uji fisik. Didapatkan nilai porositas sebesar 21,44 – 46,22 % dengan rata-rata 38,16 %, dan kuat tekan uniaksial mendapatkan nilai sebesar 16,20 – 30,46 MPa dengan rata-rata 22,29 MPa. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu adanya pengaruh hubungan antara porositas dengan kuat tekan uniaksial, dengan R² 0,9051. Semakin besar porositas dan kadar air yang terkandung, maka akan semakin berkurang kekuatan batuan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography