To see the other types of publications on this topic, follow the link: Kubisme.

Journal articles on the topic 'Kubisme'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Kubisme.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Putra, Jacob Adha, Mira Dharma Susilawaty, and Pedia Aldy. "LEGO CENTER DI PEKANBARU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KUBISME." JAUR (JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH) 4, no. 2 (April 28, 2021): 96–104. http://dx.doi.org/10.31289/jaur.v4i2.4575.

Full text
Abstract:
Banyaknya masyarakat yang berminat terhadap mainan LEGO membuat mainan LEGO menjadi terkenal. mulai banyaknya event-event yang diselenggarakan di mall atau convention center terhadap mainan LEGO, memunculkan ide untuk merancang LEGO Center. ide ini muncul karena tidak adanya tempat yang mengkhususkan untuk kegiatan menggunakan mainan LEGO tersebut. tujuan perancangan bangunan LEGO Center ini adalah sebagai tempat pameran, dan sebagai tempat rekreasi yang bersifat edukasi dengan menggunakan LEGO. Menggunakan tema arsitektur kubisme, yang dimana pemikirian ini timbul dari sudut pandang LEGO yang memiliki tiga dimensi panjang, lebar dan tinggi. Konsep pada rancangan LEGO Center di Kota Pekanbaru ini menggunakan konsep “Tumpukan LEGO Bricks” yang dihasilkan dari keterkaitan objek rancangan dan tema Arsitektur Kubisme terhadap objek rancangan yang memiliki penyederhanaan bentuk-bentuk kotak atau kubus sesuai dengan sifat Kubisme.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Engen, Line. "Mellom realisme og kubisme - Paula Modersohn-Beckers stilleben med krukke." Kunst og Kultur 98, no. 04 (December 9, 2015): 234–46. http://dx.doi.org/10.18261/issn1504-3029-2015-04-05.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Sulthan, Silmi, Irma Rahayu, and Mutmainnah Mutmainnah. "GEDUNG KOMUNITAS SASTRA FIKSI KREATIF DI MAKASSAR DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTURE KUBISME." Nature : National Academic Journal of Architecture 1, no. 1 (June 15, 2014): 35–48. http://dx.doi.org/10.24252/nature.v1i1a4.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Sulthan, Silmi, Irma Rahayu, and Mutmainnah Mutmainnah. "GEDUNG KOMUNITAS SASTRA FIKSI KREATIF DI MAKASSAR DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KUBISME." Nature : National Academic Journal of Architecture 1, no. 2 (December 15, 2014): 119–28. http://dx.doi.org/10.24252/nature.v1i2a1.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Prasetya, Nova Agung, Setyo Budi, and Desy Nurcahyanti. "Kritik Seni Ekspresivistik pada Karya Dekoratif Widayat." Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain 24, no. 1 (May 12, 2021): 1–8. http://dx.doi.org/10.24821/ars.v24i1.4674.

Full text
Abstract:
Maestro Widayat merupakan pelukis beraliran kubisme dekoratif magis. Karya-karyanya yang oriental klasik membawa perpaduan antara seni Indonesia dan Asia Timur. Penulis menilai visualisasi karya Widayat unik dan tidak dimiliki oleh seniman lain, baik dari segi bentuk, tema, dan isi dalam karya. Kritik ekspresivistik pada karya Widayat untuk mengurai pesan dan perasaan yang ingin dikomunikasikan dalam karya tersebut. Umumya menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis judul, tema, isi dan visulisasi bentuk. Penelitian dilakukan dengan pengamatan yang memanfaatkan media dan data yang dikumpukan dengan sewajarnya dan melakukan analisis. Hasil penelitian bersifat deskriptif, analitis, terperinci dan bersifat komunikatif bagi penikmat seni, mahasiswa, dan kolektor. Evaluasi pembanding dilakukan terhadap karya serupa yang memiliki tema dan bentuk yang hampir sama atau mirip.Tentunya dengan melakukan perbandingan secara objektif baik dari segi bentuk sampai komunikasi yang ingin disampaikan dari karya pembanding maupun karya utama. Karya Widayat yang berjudul “Telanjang “ dengan karya Pablo Picasso yang berjudul “Les Demoiselles d’Avignon” memiliki kemiripan dari segi pesan dan tema yang ingin disampaikan sehingga mengacu pada landasan kritik ekspresivistik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Nurmala, Lesria, Soetoro Soetoro, and Zulfikar Noormansyah. "ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI KUBIS (Brassica Oleraceal) (Suatu Kasus di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis)." JURNAL ILMIAH MAHASISWA AGROINFO GALUH 2, no. 2 (April 11, 2017): 97. http://dx.doi.org/10.25157/jimag.v2i2.64.

Full text
Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Besarnya rata-rata biaya dan rata-rata penerimaan pada usahatani kubis per hektar dalam satu kali musim tanam di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis, (2) Besarnya rata-rata pendapatan pada usahatani kubis per hektar dalam satu kali musim tanam di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis, (3) Besarnya R/C pada usahatani kubis per satu kali musim tanam di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai yang dilakukan di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan metode sampling jenuh atau sensus, dimana jumlah petani kubis di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri dijadikan sampel semua yaitu sebanyak 20 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Besarnya rata-rata biaya pada usahatani kubis di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis sebesar Rp 4.621.086,46 per hektar dalam satu kali musim tanam. Penerimaannya sebesar Rp 11.887.500,-per hektar dalam satu kali musim tanam, diperoleh dari hasil panen kubis sebesar 7.925 kg per hektar dengan harga Rp 1.500/Kg. Besarnya rata-rata pendapatan pada usahatani kubisdi Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis adalah sebesar Rp 7.266.413,54 per hektar dalam satu kali musim tanam. Besarnya rata-rata R/C pada usahatani kubis di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis adalah sebesar 2,57. Dengan demikian usahatani kubis putih di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis layak untuk diusahakan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Ruhnayat, Agus, Sri Yuni Hartati, and Otih Rostiana. "PENGARUH PUPUK HIJAU KUBIS-KUBISAN TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN PERKEMBANGAN PENYAKIT LAYU BAKTERI JAHE." Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat 25, no. 2 (July 13, 2016): 101. http://dx.doi.org/10.21082/bullittro.v25n2.2014.101-109.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Jayanti, Hadis, Wiwin Setiawati, and Ahsol Hasyim. "Preferensi Kumbang Daun Phyllotreta striolata Fab. (Coleoptera : Chrysomelidae) Terhadap Berbagai Tanaman Cruciferae dan Upaya Pengendaliannya Dengan Menggunakan Insektisida Klorpirifos." Jurnal Hortikultura 23, no. 3 (May 25, 2016): 235. http://dx.doi.org/10.21082/jhort.v23n3.2013.p235-243.

Full text
Abstract:
<p>Phyllotreta striolata Fab. (Coleoptera : Chrysomelidae) merupakan salah satu hama penting pada berbagai jenis tanaman dari famili Cruciferae, Amaranthaceae, Chenopodiaceae, Convolvulacea, dan Fabacea. Kehilangan hasil yang diakibatkannya dapat mencapai 20 – 50% bahkan 100% bila serangan terjadi pada saat tanaman masih muda. Di Indonesia, sampai saat ini belum ada insektisida yang terdaftar untuk mengendalikan P. striolata. Tujuan penelitian untuk mengetahui (1) preferensi P. striolata pada berbagai tanaman Cruciferae seperti sawi putih, sawi hijau, pakcoy, kubis bunga, brokoli, dan kubis, (2) keefektifan insektisida klorpirifos 400 g/l terhadap P. striolata, serta (3) kehilangan hasil yang diakibatkan P. striolata. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium, Rumah Kasa, dan Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran, sejak Bulan Maret sampai dengan Agustus 2011. Metode yang digunakan untuk uji preferensi ialah metode choice dan nonchoice. Rancangan percobaan yang digunakan ialah acak kelompok. Perlakuan terdiri atas enam jenis kubis-kubisan dan diulang empat kali. Perlakuan yang digunakan untuk uji keefektifan ialah empat konsentrasi insektisida klorpirifos 400 g/l serta kontrol dan diulang lima kali. Pengamatan dilakukan terhadap populasi P. striolata, kerusakan tanaman, dan hasil panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa P. striolata lebih memilih tanaman pakcoy, sawi putih, dan sawi hijau sebagai makanan, tingkat kerusakan pada tanaman terpilih berkisar antara 13,75 – 100%, tanaman kubis merupakan tanaman yang paling tidak disukai oleh P. striolata, aplikasi insektisida klorpirifos 400 g/l pada konsentrasi 1.500 ppm dan 2.000 ppm paling efektif dalam menekan serangan P. striolata, dan mampu mempertahankan hasil panen sawi putih tertinggi masing-masing sebesar 22,87 dan 26,99 t/ha. Insektisida klorpirifos 400 g/l dapat digunakan untuk mengendalikan P. striolata pada tanaman sawi putih dan dapat menekan kehilangan hasil sebesar 49,61 – 79,37%.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Pratama, Teguh, Gede Suastika, and Ali Nurmansyah. "Dampak Penyakit Tanaman terhadap Pendapatan Petani Kubis-kubisan di Daerah Agropolitan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat." Jurnal Fitopatologi Indonesia 12, no. 6 (March 8, 2017): 218. http://dx.doi.org/10.14692/jfi.12.6.218.

Full text
Abstract:
Cruciferous vegetables are very important agricultural commodities for increasing farmers income. The main obstacles in their cultivation involved among others high level of pathogen infestation that may cause reduction in farmer’s income. This research was conducted to determine the main pathogens and their impact on farmer income in Agropolitan area of Cianjur Regency, West Java Province. The research was conducted through three activities, i.e. farmer survey, identification of the main pathogens, and measurement of disease intensity. The results showed that there were three main pathogens on assessed cruciferous vegetables, i.e. Alternaria brassiccicola (alternaria leaf spot), Plasmodiophora brassicae (clubroot), and Xanthomonas campestris (black rot), with disease intensity of 16.7%, 18.7%, and 15.1%, respectively. Clubroot disease was the most affecting disease in decreasing the production of cruciferous vegetables and the farmer income. Incidence of clubroot disease with an average disease intensity of 16.67% might lead to the decrease of farming income about 24%–28%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Wardani, Nila, and Amrizal Nazar. "EVALUASI TINGKAT PARASITISASI PARASITOID TELUR DAN LARVA TERHADAP PLUTELLA XYLOSTELLA L. (LEPIDOPTERA: YPONOMEUTIDAE) PADA TANAMAN KUBIS-KUBISAN." Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika 2, no. 2 (March 22, 2002): 55–59. http://dx.doi.org/10.23960/j.hptt.2255-59.

Full text
Abstract:
Evaluation of parasitization of egg and larvae parasitoids to Putella xylostella L. (Lepidoptera: Yponomeutidae) on crucifers. Diamond back moth Plutella xylostella is an important pest of cabbage in Indonesia. Trichogramma (egg parasitoid) and Diadegma (larvae parasitoid) are the main parasitoid of diamond back moth. This study was conducted as survey methods in several region in West Java. The results indicated that level of parasitism by egg parasitoid (40.45%) was higher than larvae parasitoid (15.98%).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Thorstenson, Inger Johanne. "André Lhote om den syntetiske kubismen." Konsthistorisk tidskrift/Journal of Art History 54, no. 1 (January 1985): 27–32. http://dx.doi.org/10.1080/00233608508604068.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Okhrim, Khrystyna. "SPECIFICITY OF ARTISTIC CHRONOTOPE IN CZECH CUBISTS ARCHITECTURE." space&FORM 2016, no. 27 (October 30, 2016): 245–54. http://dx.doi.org/10.21005/pif.2016.27.e-03.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Yang, Da, Bruce Armitage, and Seth R. Marder. "Kubische flüssigkristalline Nanopartikel." Angewandte Chemie 116, no. 34 (August 27, 2004): 4502–10. http://dx.doi.org/10.1002/ange.200301683.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Peth�, Attila. "�ber kubische Ausnahmeeinheiten." Archiv der Mathematik 60, no. 2 (February 1993): 146–53. http://dx.doi.org/10.1007/bf01199100.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Harahap, Rismawati, Gusmeizal Gusmeizal, and Erwin Pane. "Efektifikatas Kombinasi Pupuk Kompos Kubis-Kubisan (Brassicaceae) dan Pupuk Organik Cair Bonggol Pisang terhadap Produksi Kacang Panjang (Vigna Sinensis L.)." Jurnal Ilmiah Pertanian ( JIPERTA) 2, no. 2 (September 22, 2020): 135–43. http://dx.doi.org/10.31289/jiperta.v2i2.334.

Full text
Abstract:
The purpose of this study was to obtain data on the ability of cabbage compost (Brassicaceae) and banana weevil liquid organic fertilizer on the growth and production of long bean plants (Vigna Sinensis L.). The method used in this study is a randomized block design (RBD) in factorial, with 2 (two) treatment factors, Namely: 1) Factors Cabbage Compost Fertilizer (K); 2) Faktors liquid organic fertilizer banana weevil (P), each treatment was repeated two (2) times so that there are 32 experimental plots. Each experimental plot consisted of 9 plants with 4 plant samples. The parameters were observed in this study consisted of stem diameter, number of pods per sample plant, pod length per sample plant, pod weight per sample plant, production per plot; From the research has been carried out can be concluded as follows: 1) Provision of POC banana weevil has no real effect on stem diameter, number of pods per sample plant, pod length per sample plant, pod weight per sample plant, production per plot; 2) The administration of cabbage compost has a significant effect on stem diameter, number of pods per sample plant and production per plot, but has no real effect on pod length per sample plant and pod weight per sample plant; 3) The combination of the two treatment factors has no real effect on stem diameter, number of pods per sample plant, pod length per sample plant, pod weight per sample plant, production per plot
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Clegg, Elizabeth. "Bohumil Kubista 1884-1918." Zeitschrift für Kunstgeschichte 56, no. 3 (1993): 451. http://dx.doi.org/10.2307/1482651.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

St�wer-Grote, Ruth. "Isometrische kubische B�zierkurvensegmente." Journal of Geometry 39, no. 1-2 (November 1990): 158–74. http://dx.doi.org/10.1007/bf01222147.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Özbalcı ARİA, Ümran. "AN ANOTHER WAY OF RE-DISCOVERING THE WORLD AGAIN: CUBISM." TURKISH ONLINE JOURNAL OF DESIGN, ART AND COMMUNICATION 6, no. 2 (April 1, 2016): 261–72. http://dx.doi.org/10.7456/10602100/018.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Simanjuntak, Romauli, and Irwansyah Putra Munthe. "Analisis Keuntungan dan Kelayakan Usahatani Kubis Serta Pengaruh Faktor- Faktor Produksi Terhadap Pendapatan Usahatani Kubis." Jurnal Agrilink 2, no. 1 (February 5, 2020): 19–28. http://dx.doi.org/10.36985/agrilink.v9i1.14.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Keuntungan dan Kelayakan Usahatani Kubis; dan untuk mengetahui pengaruh faktor produksi lahan, biaya saprodi dan tenaga kerja terhadap pendapatan petani kubis di Kecamatan Dolok Silau Kabupaten Simalungun. Penelitian ini memiliki sampel petani kubis sebanyak 30 petani. Hasil penelitian menunjukkan usahatani kubis di Kecamatan Dolok Silau Kabupaten Simalungun dari analisis pendekatan rasio penerimaan dengan nilai (R/C) adalah 1,75 maka dapat dikatakan usahatani kubis menguntungkan. Pendapatan rata-rata usahatani kubis per usahatani yaitu Rp. 2.574.665/musim tanam, dengan rata-rata per hektar adalah Rp. 15.145.090,20/musim tanam. Variabel luas lahan, biaya saprodi dan tenaga kerja dapat menjelaskan variasi pendapatan sebesar 79,8%, sedangkan sisanya 20,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam persamaan. Luas lahan dan biaya saprodi berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani kubis sementara jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani kubis. Kata Kunci : Usahatani Kubis, Kelayakan dan Pengaruh Faktor Produksi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Prabaningrum, Laksminiwati, and Tonny Koestoni Moekasan. "Budidaya Kubis di Dalam Rumah Kasa Dalam Upaya Menekan Serangan Hama." Jurnal Hortikultura 27, no. 1 (June 22, 2017): 87. http://dx.doi.org/10.21082/jhort.v27n1.2017.p87-94.

Full text
Abstract:
Salah satu kendala dalam budidaya kubis ialah serangan hama utama yaitu ulat daun kubis <em>Plutella xylostella </em>dan ulat krop kubis <em>Crocidolomia binotalis. </em>Penggunaan penghadang fisik atau rumah kasa sedang dikembangkan sebagai alternatif cara pengendalian selain menggunakan insektisida. Informasi mengenai sejauh mana pengaruh penggunaan rumah kasa terhadap serangan hama-hama tersebut pada budidaya kubis di Indonesia masih terbatas. Oleh karena itu penelitian untuk menguji kemampuan rumah kasa dalam mencegah serangan hama kubis dilakukan di Kebun Percobaan Margahayu (1250 m dpl.), Balai Penelitian Tanaman Sayuran di Lembang, dari bulan Desember 2014 sampai April 2015. Penelitian disusun menggunakan petak berpasangan dengan dua macam perlakuan, yaitu budidaya kubis di dalam rumah kasa (A) dan budidaya kubis di lahan terbuka (B). Tiap perlakuan diulang sebanyak empat kali. Aplikasi insektisida dilakukan jika populasi hama telah mencapai ambang pengendalian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan rumah kasa mampu menekan populasi ulat daun kubis dan kerusakan tanaman oleh serangan ulat krop kubis, sehingga dapat mengurangi jumlah aplikasi insektisida sebesar 62,50%, dengan hasil panen lebih tinggi sebesar 13,75% dan kualitas krop kubis tetap tinggi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Haderiah, Haderiah, and Ade Isfi Hayatul Ufa. "KEMAMPUAN LARUTAN KUBIS DALAM MENGAWETKAN IKAN." Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat 17, no. 2 (July 15, 2019): 56. http://dx.doi.org/10.32382/sulolipu.v17i2.845.

Full text
Abstract:
Limbah kubis yang umumnya sudah tidak dapat digunakan lagi ternyata bisa menjadi jalan keluar bagi masyarakat untuk dijadikan pengawet ikan, dibanding menggunakan bahan yang berbahaya untuk mengawetkan ikan, yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Pemanfaatan limbah kubis ini dalam proses fermentasi dapat menghasilkan bakteri asam laktat yang dapat menghambat proses pembusukan pada ikan karena bersifat membunuh bakteri pembusuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan larutan kubis dalam mengawetkan ikan. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen laboratorium yaitu untuk mengetahui kemampuan larutan kubis dalam mengawetkan ikan hasil penelitian diolah secara manual dan disajikan dalam bentuk tabel kemudian dinarasikan. Berdasarkan hasil penelitian mengenai kemampuan larutan kubis dalam mengawetkan ikan dapat disimpulkan bahwa larutan kubis dengan lama fermentasi 3 hari mampu mengawetkan ikan yang sudah dibersihkan selama 12 jam, dan mampu mengawetkan ikan yang tidak di bersihkan selama 9 jam sedangkan larutan kubis dengan lama fermentasi 6 hari mampu mengawetkan ikan yang sudah dibersihkan selama 12 jam dan mampu mengawetkan ikan yang tidak dibersihkan selama 10 jam dan larutan kubis dengan lama fermentasi 9 hari mampu mengawetkan ikan yang sudah dibersihkan selama 8 jam dan mampu mengawetkan ikan yang tidak dibersihkan selama 6 jam.Keyword: Fermentasi Limbah Kubis, Ikan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Rafidah, Rafidah, and Nurpiyani Nurpiyani. "IDENTIFIKASI TELUR CACING PADA SAYURAN KUBIS (Brassica Oleraceae ) YANG DIJUAL DI PASAR TERONG." Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat 18, no. 1 (June 30, 2018): 102. http://dx.doi.org/10.32382/sulolipu.v18i1.736.

Full text
Abstract:
Kecacingan merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yang masih menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat di Indonesia. Salah satu jenis sayuran yang sering terkontaminasi adalah sayuran kubis merupakan jenis sayuran yang umunya dikomsumsi secarah mentah. Struktur permukaan sayur kubis berlekuk-lekuk memungkinkan telur cacing menetap di dalamnya bila dalam proses pengolahan dan pencucian kurang baik mempermudah transmisi telur cacing kemanusia.Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan telur cacing pada sayuran kubis (Brassica Oleracea) yang dijual dipasar terong kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif untuk mengetahui ada atau tidaknya telur cacing pada sayur kubis yang dijual di pasar terong kota Makassar. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sayuran kubis (Brasicca Oleracea) yang dijual dipasar terong kota Makassar 100 % terkontaminasi oleh telur cacing. Jenis telur cacing yang ditemukan adalah telur Ascaris Lumricoides (66,67%) dan Trichuris Trichiura (33,33%) Kesimpulan sayuran kubis yang diperoleh dari pasar terong kota Makassar positif terkontaminasi telur cacig maka dari itu pembeli hendaknya terlebih dahulu membersihkan sayur kubis dengan air yang mengalir sebelum diolah atau disajikan sebelum dikomsumsi agar kebersihan sayur kubis dapat dijaga dan dikomsumsi dengan aman Kata Kunci: Telur cacing,sayur kubis
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Nasution, Sri Bulan. "ANALISA KADAR TIMBAL PADA SAYUR KUBIS (Brassica oleracea L.var. capitata L) YANG DITANAM DI PINGGIR JALAN TANAH KARO BERASTAGI." Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) 8, no. 3 (January 29, 2019): 291–89. http://dx.doi.org/10.36911/pannmed.v8i3.373.

Full text
Abstract:
Kubis (Brassica oleracea L.var capitata L) merupakan sumber vitamin serta mineral dan terkandungbeberapa macam vitamin yang sangat penting untuk memenuhi nutrisi kita. Kubis cukup banyakmengandung vitamin C bila dibandingkan dengan sayuran yang lain. Penelitian Kadar Timbal ( Pb ) padasayur Kubis dilakukan di Laboratorium Kimia Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan Jurusan AnalisKesehatan dan Balai Laboratorium Kesehatan Medan pada Bulan Maret – juli 2013. Tujuan penelitian iniuntuk mengetahui kadar Timbal (Pb) pada sayur kubis. Sampel diambil Dipinggir Jalan Tanah KaroBerastagi sebanyak 5 sampel sayur kubis secara acak. Pemeriksaan Kadar Timbal pada Sayur Kubisdilakukan dengan Metode Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) panjang gelombang 248,3 nm dengansampel berjumlah 5 sayur Kubis. Hasil uji kuantitatif diperoleh kadar Timbal pada Sayur Kubis berkisar0,25 mg% - 0,55 mg%. Sedangkan batas maksimum Timbal pada sayuran menurut SNI sebanyak 0,5. Dandari hasil tersebut menunjukkan dimana Kadar Timbal (Pb) pada Sampel 2 melebihi dari batas maksimum.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Maulana, Andi, Dini Rochdiani, and Muhamad Nurdin Yusuf. "ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KUBIS PUTIH (Brassica oleracea)." JURNAL ILMIAH MAHASISWA AGROINFO GALUH 3, no. 2 (May 23, 2017): 67. http://dx.doi.org/10.25157/jimag.v3i2.113.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya: (1) Biaya yang di keluarkan dalam usahatani kubis per hektar per satu musim tanam di Desa Cibeureum, (2) Pendapatan dalam usahatani kubis per hektar per satu musim tanam di Desa Cibeureum, (3) Titik impas dalam usahatani kubis per hektar per satu musim tanam di Desa Cibeureum. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai, dengan mengambil kasus di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis. Jumlah responden diamibil dari semua petani kubis sebanyak 20 orang petani dengan menggunakan metode sampling jenuh atau sensus. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa : 1) Besarnya biaya yang dikeluarkan dalam usahatani kubis per hektar per satu musim tanam di Desa Cibeureum rata-rata sebesar Rp 1.778.876,13. 2) Besarnya pendapatan usahatani kubis per hektar per satu musim tanam di Desa Cibeureum rata-rata sebesar Rp 1.221.125,86. 3) Besarnya titik impas pada usahatani kubis per hektar per satu musim tanam di Desa Cibeureum rata-rata sebagai berikut: a) Titik impas penerimaan adalah Rp 683.846,84. b)Titik impas volume produksi adalah 227,94 kilogram. c) Titik impas luas lahan adalah 0,02/hektar. d) Titik impas harga adalah Rp 592,95. Kata Kunci : Titik impas, Usahatani, Kubis putih
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Banachowicz, Joanna Małgorzata. "On the “Other Side” of the World of Imagination: An Artistic Dialogue Between Radek Knapp and Alfred Kubin." Transfer. Reception Studies 4 (2019): 137–48. http://dx.doi.org/10.16926/trs.2019.04.08.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Emawati, Emma, Nesti Septi Yani, and Idar Idar. "Analisis Kandungan Fosfor (P) Dalam Dua Varietas Kubis (Brassica oleracea) Di Daerah Lembang Bandung." Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology 1, no. 1 (May 10, 2017): 08. http://dx.doi.org/10.15416/ijpst.v1i1.10426.

Full text
Abstract:
Fosfor merupakan nutrisi penting bagi manusia dan hewan. Selain itu, fosfor juga penting untuk pertumbuhan, pemeliharaan, perbaikan semua jaringan tubuh, dan dibutuhkan bersama dengan kalsium dan magnesium untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang pada bayi dan anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fosfor dalam kubis putih dan ungu. Fosfor diukur dengan metode spektrofotometri Visibel, meliputi validasi analisis yang terdiri atas penetapan linieritas, batas deteksi dan batas kuantisasi, akurasi dan presisi serta analisis kadar fosfor pada sampel. Hasil penelitian menunjukan nilai linieritas 0,9991, batas deteksi dan kuantisasi dihitung secara statistik, dengan nilai 0,38 μg /ml dan 1,25 μg / ml. Presisi intra- day dan inter-day Nilaiinyatakan sebagai koe sien variansi (CV) ditentukan dalam tiga hari yang berbeda. Nilai presisi inter-day masing masing 0,67; 0.60; dan 0,80%, untuk presisi intra-day 0,82% . Perolehan kembali tingkat konsentrasi 2,0; 3,0; 4.0; dan 5,0 ug / ml kisaran 86,33% -105,01%. Kadar fosfor dalam kubis putih 20,725 mg/g, dalam kubis ungu 14,525 mg/g Dari hasil tersebut kadar fosfor dalam kubis putih ternyata lebih besar dibandingkan dengan kubis ungu tetapi kadar Fosfor tidak dipengaruhi oleh warna kubis. Kubis merupakan makanan kaya serat dan dapat dijadikan sebagai bahan makanan alternatif sebagai sumber fosfor. Kata Kunci : Fosfor (p), spektrofotometri, kubis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Asikin, Syaiful, and Ni’matuljannah Akhsan. "Efektivitas Ekstrak Daun Tumbuhan Bintaro (Cerbera odollam), Bayam Jepang (Amaranthus viridis) dan Paku Perak (Niprolepis hirsutula) Terhadap Ulat Krop Kubis (Crocidolomia pavartata)." Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab 2, no. 2 (November 7, 2019): 111. http://dx.doi.org/10.35941/jatl.2.2.2020.2805.111-117.

Full text
Abstract:
Hama krop kubis (Crocidolomia pavartata) merupakan salah satu kendala budidaya sayuran sawi dan kubis di lahan rawa pasang surut. Salah satu alternatif pengendalian hama adalah dengan menggunakan bahan tumbuhan di lahan rawa pasang surut sebagai pestisida nabati. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas aplikasi ekstrak daun bintaro, bayam japang dan paku merah pada hamakropkubis. Hasil penelitian menunjukkan hanya ekstrak daun bintaro yang efektif mengendalikan hama ulat krop kubis. Ekstrak daun bintaro mempunyai zat antifedan dan dalam waktu 60 jam setelah aplikasi, menyebabkan mortalitas ulat krop kubis sebesar 84,00%. Ekstrak daun bintaro mampu menghambat pertumbuhan pupa dan imago. Kesimpulannya yaitu ekstrak daun bintaro (Cerbera odollam), dapat digunakan sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama krop kubis pada tanaman sayuran sawi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Rusbiyati, Ariana, Rohlan Rogomulyo, and Sri Muhartini. "Pengaruh Proporsi Tanaman terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tumpangsari Kubis (Brassica oleracea Var. Capitata L.) dengan Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)." Vegetalika 7, no. 4 (November 21, 2018): 26. http://dx.doi.org/10.22146/veg.41164.

Full text
Abstract:
Jumlah penduduk di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini mengakibatkan penurunan luas kepemilikan lahan pertanian karena permintaan lahan pemukiman yang tinggi. Selain itu, juga akan berdampak terhadap kuantitas produksi sayuran untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kubis dan tomat merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai komersial dan prospek yang tinggi. Tumpangsari merupakan salah satu program intensifikasi pertanian untuk meningkatkan hasil dan produktivitas lahan dalam satu musim tanam. Pengaturan proporsi tanaman perlu diperhatikan karena untuk mendapatkan proporsi tanaman yang optimal, sehingga dapat meningkatkan efisien penggunaan lahan dan me­ningkat­­kan produksi kedua tanaman. Penelitian ini berjudul “Pengaruh Proporsi Tanaman terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tumpangsari Kubis (Brassica oleracea var. Capitata L.) dengan Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)”. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan kombinasi perbandingan jumlah tanaman yang memberikan produktivitas lahan yang menguntungkan dalam sistem tumpangsari kubis dan tomat. Penelitian dilaksanakan pada Juni–September 2017 di lahan sawah di daerah Argomulyo, Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Percobaan disusun dalam rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) faktor tunggal dengan lima pelakuan dan tiga blok sebagai ulangan. Faktor yang diuji adalah perbandingan jumlah tanaman atau proporsi populasi yaitu 100% kubis; 25% kubis : 75% tomat; 50% kubis : 50% tomat; 75% kubis : 25% tomat; dan 100% tomat. Hasil penelitian menunjukkan tumpangsari dengan proporsi 75% kubis dan 25% tomat memberikan produktivitas lahan dan pendapatan ekonomi yang menguntungkan sebab nilai kesetaraan lahan lebih dari satu (NKL <1), yaitu 1,13 dan nilai ekonomi sebesar Rp 76.773.870,-.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Putri, Aldila Sagitaning, Endang i. Bekti Kristiani, and Sri Haryati. "Kandungan Antioksidan pada Kubis Merah (Brassica oleracea L.) Dan Aplikasinya Pada Pembuatan Kerupuk." METANA 14, no. 1 (June 4, 2018): 1. http://dx.doi.org/10.14710/metana.v14i1.19162.

Full text
Abstract:
Kubis Merah (Brassica oleracea L.) merupakan salah satu hasil pertanian yang mengandung kandungan antosianin yang berpotensi sebagai antioksidan. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menggali potensi kubis merah sebagai antioksidan alami pada kerupuk kubis merah. Tahapan dari penelitian ini adalah pembuatan kerupuk kubis merah dengan berbagai formulasi tepung tapioka dan kubis merah, uji organoleptik serta penentuan aktivitas antioksidan dan kadar antosianin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan dari kubis merah dan kerupuk kubis merah sebesar. Dari uji organoleptik yang paling disukai panelis adalah perlakuan T2K1 yaitu 150 gram tapioka dan 50 gram kubis mera yang memiliki kadar air sebesar 15,49%, kadar abu 1,18%, kadar protein 1,48%, kadar lemak 16,55%, antosianin 1,31% dan aktivitas antioksidan sebesar 23,93%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kerupuk kubis merah memiliki potensi sebagai sumber antioksidan. Antioxidant content in Red Cabbage (Brassica oleracea L.) and Application In The Making of Crackers Red Cabbage (Brassica oleracea L.) is one of the agricultural products containing anthocyanin content that has potential as antioxidant. The purpose of this study was to explore the potential of red cabbage as a natural antioxidant in red cabbage crackers. The stages of this research are the manufacture of red cabbage crackers with various formulations of tapioca flour and red cabbage, organoleptic test and the determination of antioxidant activity and anthocyanin levels. The results showed that antioxidant activity of red cabbage and red cabbage cracker amounted to. The most preferred organoleptic test of panelist is T2K1 treatment which is 150 g tapioca and 50 g of red cabbage which has water content 15,49%, ash content 1,18%, protein content 1,48%, fat content 16,55%, antocyanin 1.31% and antioxidant activity of 23.93%. Thus it can be concluded that red cabbage crackers have the potential as a source of antioxidants.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Ririd, Ariadi Retno Tri Hayati, Ayundha Wulan Kurniawati, and Yoppy Yunhasnawa. "IMPLEMENTASI METODE SUPPORT VECTOR MACHINE UNTUK INDENTIFIKASI PENYAKIT DAUN TANAMAN KUBIS." Jurnal Informatika Polinema 4, no. 3 (May 1, 2018): 181. http://dx.doi.org/10.33795/jip.v4i3.204.

Full text
Abstract:
Tanaman kubis merupakan salah satu sayuran yang banyak dikonsumsi masyarakat, dalam produksi bibit tanaman kubis sering mengalami hambatan karena serangan hama. Salah satu komponen dalam keberhasilan produksi kubis adalah masa perkembangan bibit, yang dikhawatirkan banyak mendapat serangan hama. Dalam penelitian ini pengolahan citra digital digunakan untuk mengidentifikasi hama/penyakit terhadap bibit tanaman kubis. Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan citra daun tanaman kubis. Tahapan selanjutnya adalah pre-processing citra dengan menghilangkan background dari citra masukan kemudian dilakukan proses grayscale untuk mendapatkan nilai yang akan digunakan untuk proses selanjutnya. Hasil tersebut kemudian akan dihitung dengan menggunakan metode Support Vector Machine (SVM). Proses training dilakukan dengan Sequential Training yang kemudian dilakukan proses testing. Hasil dari klasifikasi dipengaruhi oleh proses segmentasi yang dilakukan serta input parameter yang digunakan saat proses training. Dari hasil pengujian menunjukkan rata-rata akurasi hasil klasifikasi mencapai 80.55%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Lang, CH, and H. K. MÜller-Buschbaum. "BaIr0,67Be0,33O3: Eine stabilisierte kubische Form von BaIrO3." Zeitschrift für anorganische und allgemeine Chemie 574, no. 1 (July 1989): 169–71. http://dx.doi.org/10.1002/zaac.655740118.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Arsanti, Idha Widi, Apri Laila Sayekti, and Adhitya Marendra Kiloes. "Analisis Rantai Nilai Komoditas Kubis (Brassica oleracea L): Studi Kasus di Sentra Produksi Kabupaten Karo." Jurnal Hortikultura 27, no. 2 (February 19, 2018): 269. http://dx.doi.org/10.21082/jhort.v27n2.2017.p269-278.

Full text
Abstract:
<p>Kabupaten Karo, Sumatera Utara merupakan sentra produksi kubis yang berkontribusi memberikan devisa negara melalui ekspor. Di samping itu, kubis dari Kabupaten Karo memiliki keunggulan dalam karakteristik produknya dibandingkan dari negara lain. Namun demikian, arti penting kubis sebagai penyumbang nilai devisa belum diikuti dengan perlakuan produksi, panen, pascapanen, dan pemasaran yang memenuhi standar ekspor. Pelaku agribisnis di dalam rantai pasar kubis semakin banyak, di mana awalnya petani menjual ke pedagang pengumpul, pedagang besar, dan langsung ke eksportir, namun sekarang terdapat pelaku baru seperti pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul kecamatan, kemudian kubis dijual ke pedagang besar. Hal ini memungkinkan terjadinya inefisiensi margin pemasaran di sepanjang alur pemasaran. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan analisis rantai nilai komoditas kubis Kabupaten Karo untuk melihat keuntungan yang diperoleh setiap pelaku agribisnis kubis. Lebih lanjut dapat diberikan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan efisiensi dan keefektifan rantai pemasaran kubis di Kabupaten Karo. Penelitian dilakukan di Kabupaten Karo melalui wawancara langsung kepada pelaku agribisnis kubis pada tahun 2012. Pemilihan <em>sample</em> dilakukan secara <em>purposive</em> dengan pertimbangan bahwa jumlah pelaku agribisnis kubis tidak terlalu banyak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspor kubis mengalami penurunan dari tahun ke tahun, karena lahan pertanian kubis yang semakin sempit. Kubis dengan nilai R/C yang tinggi menunjukkan tingkat keuntungan yang cukup besar. Dalam rantai pemasaran kubis, petani menerima pangsa yang cukup besar, sementara eksportir dengan kapasitas usaha yang besar juga menerima pendapatan yang seimbang. Sebagai implikasi kebijakan, pemerintah dapat memberikan dukungan dalam peningkatan ekspor berupa diseminasi teknologi budidaya untuk meningkatkan produksi serta fasilitasi ekspor baik sarana maupun prasarana pengangkutan dari lahan usahatani hingga pasar ekspor, perijinan ekspor serta bongkar muat di pelabuhan.</p><p>Karo District, North Sumatera is a production center of cabbages which provides significant contribution of foreign exchange. Moreover, cabbages in Karo have many advantages compare to cabbages from other countries. Nevertheless, these important roles of cabbages have not been followed by standardized exported treatments, not only the production, harvest, postharvest but also the marketing treatment. Agribusiness of cabbages also show inefficiency of the marketing margin. Based on these problems, it is necessary to analyze the value chain of cabbages in Karo, to see the benefit received by each person in agribusiness system. Further, policy recommendations can be given to improve the efficiency and effectiveness of cabbage supply chain in Karo District. This research was conducted through interviews people who in charge in cabbage agribusiness in 2012. The purposive sample was done considering that the number people in cabbage agribusiness were not too much. The results showed that cabbage exports, in term of value, decreased from year to year, particularly due to limited land. R/C analysis showed the high level of profit. In this cabbage supply chain, farmers receive considerable share, while the exporters with large business capacity also received a higher income. In order to increase production and export of cabbages, it is recommended that government supports several programs such as increase innovation technologies dissemination, improve infrastructures for export as well as develop the simple administration process.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Herlina, Ninuk, Didik Hariyono, and Dayu Tri Margawati. "Pengaruh Waktu Tanam Kubis (Brasssica oleraceae L. var capitata) dan Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Efisiensi Penggunaan Lahan Pada Sistem Tumpangsari." Jurnal Hortikultura Indonesia 8, no. 2 (August 10, 2017): 111. http://dx.doi.org/10.29244/jhi.8.2.111-119.

Full text
Abstract:
<p align="center"><strong><em>ABSTRACT</em></strong><strong><em> </em></strong></p><p><em>The aim of this research was to determine the effects of planting time of cabbage on the growth and yield of cabbage and chilli and to determine the value of Land Equivalent Ratio (LER) in intercropping. The research was carried out in Juni to November 2015 at the Ngoran village, Nglegok district, Blitar. The methods used a Randomized Block Design, with 7 levels of planting time of cabbage, that is : P<sub>1</sub> = Intercropping, cabbage planted 28 days before the chilli. P<sub>2</sub> = Intercropping, cabbage planted 14 days before the chilli. P<sub>3</sub> = Intercropping, cabbage and chilli are planted in the same time. P<sub>4 </sub>= Intercropping, cabbage planted 14 days after the chilli. P<sub>5</sub> = Intercropping, cabbage planted 28 days after the chilli. P<sub>6</sub> = cabbage monoculture and P<sub>7</sub> = chilli monoculture. The results showed the time of planting cabbage did not significantly affect to growth and yield of chilli. Intercropping with cabbage planted 14-28 days before and after the chilli and cabbage plants are grown alongside chilli were able to increase the productivity of land. The highest LER in the treatment cabbage planted 28 days before the chilli (1.91).</em></p><p><em>Keywords : intercropping cabbage and chilli, land equivalent ratio and planting time</em></p><p align="center"> </p><p align="center"><strong>ABSTRAK</strong><strong> </strong></p><p>Penelitian bertujuan untuk mendapatkan waktu tanam kubis dan cabai yang tepat sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kubis dan cabai dalam sistem tumpangsari serta menentukan nilai NKL (Nisbah Kesetaraan Lahan). Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai November 2015 di Desa Ngoran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 7 perlakuan waktu tanam kubis, yaitu: P<sub>1 </sub>= Tumpangsari, kubis ditanam 28 hari sebelum cabai, P<sub>2 </sub>= Tumpangsari, kubis ditanam 14 hari sebelum cabai, P<sub>3 </sub>= Tumpangsari, kubis ditanam bersamaan dengan cabai, P<sub>4 </sub>= Tumpangsari, kubis ditanam 14 hari setelah cabai, P<sub>5 </sub>= Tumpangsari, kubis ditanam 28 hari setelah cabai, P<sub>6 </sub>= Penanaman kubis monokultur dan P<sub>7 </sub>= Penanaman cabai monokultur. Hasil penelitian menunjukkan waktu tanam kubis tidak mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman cabai. Tumpangsari cabai dengan kubis yang ditanam 14-28 hari sebelum dan sesudah cabai serta kubis yang ditanam bersamaan dengan cabai mampu meningkatkan produktivitas lahan. NKL tertinggi terdapat pada perlakuan waktu tanam kubis 28 hari sebelum cabai, yaitu sebesar 1.91. </p>Kata kunci: nisbah kesetaraan lahan (NKL), tumpangsari cabai dan kubis dan waktu tanam
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Suhartati, Rochmanah, Dewi Peti V, and Fanzi Afsgar. "PEMANFAATAN KUBIS UNGU (Brassica oleracea L) SEBAGAI INDIKATOR FERMENTASI KARBOHIDRAT PADA MEDIA UJI BIOKIMIA." Journal of Indonesian Medical Laboratory and Science (JoIMedLabS) 2, no. 1 (April 3, 2021): 1–13. http://dx.doi.org/10.53699/joimedlabs.v2i1.32.

Full text
Abstract:
Kubis ungu memiliki kandungan antosianin yang larut dalam etanol 96%. Senyawa antosianin tersebut dapat berubah warna pada pH asam, netral dan basa. Perubahan warna tersebut dapat digunakan sebagai indikator reaksi fermentasi karbohidrat pada media uji biokimia manitol dan laktosa dengan memanfaatkan ekstrak etanol kubis ungu sebagai indikator asam basa alternatif pada media gula-gula cair. Metode penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan ekstrak kubis ungu dapat dijadikan indikator asam basa alternatif untuk melihat hasil reaksi fermentasi manitol dan laktosa pada media. Perubahan warna yang terjadi adalah dari tidak berwarna menjadi warna merah muda. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kubis ungu dapat digunakan sebagai indikator warna dalam uji fermentasi karbohidrat manitol dan laktosa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Nisaummahmudah, Nisaummahmudah, Kornialia Kornialia, and Nurhamidah Nurhamidah. "PENGARUH EKSTRAK KUBIS (Brassica oleracea L. var. capitata L.) DALAM PEMBENTUKAN ZONA HAMBAT TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus mutans PADA KARIES (In Vitro)." B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah 3, no. 2 (January 17, 2019): 90–96. http://dx.doi.org/10.33854/jbdjbd.63.

Full text
Abstract:
Gigi dan mulut merupakan investasi utama bagi kesehatan. Apabila kesehatan gigi dan mulut sering diabaikan, maka akan menimbulkan masalah pada gigi dan mulut maupun kesehatan secara umum. Masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak terjadi di masyarakat adalah karies gigi. Streptococcus mutans merupakan salah satu mikroorganisme spesifik penyebab karies gigi. Pencegahan karies dapat dilakukan dengan penggunaan bahan antimikroba yang berasal dari alam seperti kubis. Kubis (Brassica oleracea L.var capitata L.) merupakan salah satu hasil bumi Indonesia yang memiliki sifat antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak kubis dalam pembentukan zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans pada karies (invitro). Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Kopertis wilayah X Padang, Sumatera Barat. Konsentrasi ekstrak kubis yang digunakan adalah 15%, 20%, 25% dan 30%. Pengujian antibakteri dilakukan dengan metode disc diffusion dengan mengukur zona hambat yang mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans oleh ekstrak kubis. Hasil penelitian diuji menggunakan uji Anova, diketahui rerata diameter zona hambat paling besar adalah pada konsentrasi 30% (16,69 mm). Nilai p-value dari hasil tes uji Anova p-value
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Aprilia, Rennanti Lunnadiyah, and Rahmat Joko Nugroho. "RESPON DUA VARIETAS KUBIS (Brassica oleracea L.) DATARAN RENDAH TERHADAP DOSIS PUPUK NPK." CERMIN: Jurnal Penelitian 5, no. 1 (July 1, 2021): 51. http://dx.doi.org/10.36841/cermin_unars.v5i1.765.

Full text
Abstract:
Budidaya tanaman kubis awalnya hanya ditanam di daerah dataran tinggi. Dalam perkembangannya, kubis mulai banyak ditanam di dataran menengah dan bahkan di dataran rendah. Hal ini seiring dengan ditemukannya varietas - varietas baru yang sesuai untuk daerah dataran rendah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan petani kubis dataran rendah agar meningkatkan produktivitas kubis di daerah dataran rendah dengan menggunakan varietas, dosis pemupukan dan perawatan yang tepat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui respon dua varietas Kubis dataran rendah terhadap dosis pupuk di dataran rendah. Penelitian dilakukan di lahan milik petani daerah Kabupaten Kebumen. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan RAK dengan dua faktor yaitu Varietas dan dosis pupuk. Data hasil pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan analisis sidik ragam (ANOVA) dan diuji lanjut dengan metode LSD pada α=5% untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan yang diuji. Hasil penelitian menunjukkan V2 yaitu Grand 22 mempunyai adaptasi yang lebih baik di daerah Surotrunan Kebumen. Pupuk rekomendasi P3 yaitu (150 kg/ha Urea,200 kg/ha SP36, 150 kg/ha KCL). Masih memungkinkan dilakukan penelitian lanjutan dengan dosis yang lebih tinggi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Nurhikma, Eny, Dewi Antari, and Selfyana Austin Tee. "Formulasi Sampo Antiketombe Dari Ekstrak Kubis (Brassica oleracea Var. Capitata L.) Kombinasi Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb)." Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 4, no. 1 (July 3, 2018): 61–67. http://dx.doi.org/10.35311/jmpi.v4i1.25.

Full text
Abstract:
Sampo ekstrak kubis kombinasi daun pandan wangi adalah sediaan kosmetik yang dibuat dari bahan dasar ekstrak kubis dan daun pandan wangi serta penambahan bahan lain yang dapat digunakan pada kulit kepala tanpa menimbulkan iritas. Ekstrak kubis dan daun pandan wangi memiliki senyawa yang berkhasiat menghambat pertumbuhan ketombe pada kulit kepala , penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan sampo antiketombe dari ekstrak kubis kombinasi daun pandan wangi yang dapat memenuhi uji evaluasi fisik sediaan. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan beberapa evaluasi fisik sediaan diantaranya yaitu uji organoleptik, berdasarkan warna, bentuk dan aroma sediaan, uji pH, uji tinggi busa, uji homogenitas, dan uji viskositas. Hasil penelitian menunjukan formula sampo antiketombe ekstrak kubis dan daun pandan wangi hasilnya menunjukka bahwa uji evaluasi fisik sediaan sampo antiketombe ekstrak kubis kombinasi daun panan wangi memenuhi syarat secara fisik, pada uji organoleptik warna yang dihasilkan dari ketiga formula yaitu formula A, formula B dan formula C berwarna hijau gelap disebabkan oleh zat aktif yang digunakan yaitu daun pandan wangi, aroma yang dihasilkan adalah aroma dari penambahan pewangi yang digunakan dalam sediaan, pewangi yang digunakan yaitu minyak mawar serta bentuk dari sediaan yaitu kental. Pada uji pH ketiga formulasi telah memenuhi syarat mutu pH kulit kepala yaitu 4,5 – 6,5. Formula yang dihasilkan menghasilkan tinggi busa yang baik. Sediaan sampo yang dibuat dari ketiga formula homogen dan kental.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Fadilah, Umi, Joko Waluyo, and Wahju Subchan. "Efektivitas Cacing Tanah (Lumbricus rubellus Hoff.) dalam Degradasi Karbon Organik Sampah Sayur Pasar Tanjung Jember." BERKALA SAINSTEK 5, no. 1 (September 20, 2017): 1. http://dx.doi.org/10.19184/bst.v5i1.5367.

Full text
Abstract:
Sampah oraganik merupakan bahan organik buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri atau aktivitas manusia lainnya. Sampah daun kubis merupakan salah satu contoh sampah organik yang berasal dari aktivitas pasar. Pada pasar Tanjung Jember volume terbesar sampah sayur adalah sampah daun kubis. Upaya untuk mengatasi pencemaran karbon oleh sampah daun kubis adalah dengan memanfaatkan organisme detritivor cacing tanah Lumbricus rubellus Hoff. Jenis penelitian terdiri dari dua macam yaitu penelitian pertama adalah penelitian lapang yang dilakukan selama 28 hari. Penelitian kedua adalah penelitian laboratorium dilakukan selama satu minggu menggunakan teknik gravimetri dengan hasil akhir berupa nilai karbon organik pada tiap-tiap parameter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar efektivitas degradasi karbon organik yang dilakukan cacing tanah L. rubellus terhadap sampah sayur kubis. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancanagan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 taraf perlakuan pemberian sampah sayur kubis yaitu 140 g/minggu dan 280 g/minggu. Setiap perlakuan terdiri dari 20 gram cacing tanah dan 3 kali pengulangan. Pakan cacing tanah diperoleh dari hasil fermentasi sampah sayur kubis selama 7 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas degradasi karbon organik sampah buah dengan pemberian biomassa sampah 140 g/minggu sebesar 14,74% dan pemberian biomassa sampah 280 g/minggu sebesar 17,19%. Kata Kunci: Degradasi, Sampah Organik, Karbon Organik, dan Lumbricus rubellus Hoff.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Sari, Vitria Komala, Widya Ningsih, and Riska Nelda Putri. "EFEKTIVITAS KOMPRES DAUN KUBIS(BRASSICA OLERACEA VAR. CAPITATA) DAN BREAST CARE TERHADAP PENGURANGAN PEMBENGKAKAN PAYUDARA PADA IBU NIFAS." Voice of Midwifery 10, no. 2 (October 11, 2020): 929–39. http://dx.doi.org/10.35906/vom.v10i2.119.

Full text
Abstract:
: Pembengkakan payudara sering kali diasosiasikan dengan terlambatnya atau kurang seringnya menyusui, atau pengosongan payudara yang tidak efektif. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas kompres daun kubis dan breast care dalam mengurangi pembengkakan payudara pada ibu nifas. Salah satu penanganan secara non farmakologis dapat dilakukan dengan perawatan payudara tradisional (kompres panas dikombinasi dengan pijatan) dan daun kubis. Desain penelitian Quasi experiment dengan Pre-test post-test nonequivalent control group design. Sampel berjumlah 20 orang yang dipilih secara Purposive Sampling, terbagi 10 kelompok intervensi dan 10 kelompok kontrol. Data dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh pada bulan Maret – April 2019. Berdasarkan analisa Univariat diperoleh hasil pengurangan pembengkakan payudara pada kelompok yang diberikan kompres daun kubis dan breast care yaitu sebelum (mean 5,5 dan SD 0,527) dan sesudah (mean 1,4 dan SD 0,516). Sedangkan pada kelompok yang diberikan breast care saja yaitu sebelum (mean 5,6 dan SD 0,516) dan sesudah (mean 2,8 dan SD 0,632). Hasil analisis Bivariat terdapat perbedaan rata-rata pengurangan pembengkakan payudara setelah diberikan kompres daun kubis dan breast care dengan mean 6,10 dan p-value = 0,0005. Kata Kunci : Pembengkakan Payudara, Daun Kubis, Breast care
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Dawid, Łucja. "Jedna religia, dwie poetyki. Jana Kubisza przygoda translatorska." Napis Pismo poświęcone literaturze okolicznościowej i użytkowej 1 (2005): 231–44. http://dx.doi.org/10.18318/napis.2005.1.17.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Strasser, Alfred. "« Notgedrungen wird jeder be­gabte junge Künstler sich mit dem Kubismus aus­ein­an­der­set­zen müs­sen ». - Die Darstellung des Kubismus in den Schriften mit­tel­eu­ro­pä­i­scher Kunsttheoretiker." Germanica, no. 34 (June 30, 2004): 117–30. http://dx.doi.org/10.4000/germanica.1812.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Roazen, Paul. "The Correspondence of Edward Glover and Lawrence S. Kubie." Psychoanalysis and History 2, no. 2 (September 2000): 162–88. http://dx.doi.org/10.3366/pah.2000.2.2.162.

Full text
Abstract:
Lawrence S. Kubie, one of psychoanalysis's distinguished thinkers, had gone from America to be analyzed in London by Edward Glover in 1928-1930. Glover, in spite of all his achievements as a thinker and publicist, has had a bad press ever since he resigned from the British Psycho-Analytical Society in 1944. These letters illustrate not just the successful personal relationship between Kubie and Glover, and how both of them were interested in research, but some of their respective struggles within the psychoanalytic movement. Kubie, who was for a time President of the New York Psychoanalytic Society, was able to help Glover remain within the International Psychoanalytic Association by securing for Glover honorary membership in the American Psychoanalytic Association. Glover, who for years had been Ernest Jones's second-in-command, encountered some of the resentment at Jones's autocratic manner of running the British Society. But Glover had taken a key role, allied with Anna Freud, in dissecting Melanie Klein's theories during the World War II Controversial Discussions. (Klein's daughter Melitta Schmideberg, an analysand and supporter of Glover's, was also in touch with Kubie.) After Glover withdrew, and before he successfully became a member of the Swiss Psychoanalytic Society, Kubie secured an offer for Glover to become Clinical Director of the New York Psychoanalytic Institute. Although Glover decided to stay in London, he remained an outsider; Glover suffered not just from the circumstances of the clash occasioned by the arrival of analysts loyal to Anna Freud and her father's judgment about Klein's ‘deviation’, but his own ideological intolerances ensured his isolation. He was, however, an administrative success at the ISTD, the Portman Clinic, as well as the British Journal of Criminology, and as a teacher of someone like Kubie, who in his own way also became a maverick within American psychoanalysis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Alamsyah, Dicky, and Muhammad Ikbal Arif. "STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA BAWANG MERAH (Allium Cepa) DAN SAYUR KUBIS (Brassica Oleracea) (STUDI KEPUSTAKAAN)." Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat 21, no. 1 (July 23, 2021): 72. http://dx.doi.org/10.32382/sulolipu.v21i1.2081.

Full text
Abstract:
Bawang merah (Allium Cepa) dan sayur kubis (Brassica Oleracea) merupakan komoditi holtikultural yang dikembangkan dan memiliki prospek yang bagus yang tergolong sayuran rempah. Timbal adalah logam lunak kebiruan atau kelabu keperakan yang lazim terdapat dalam kandungan endapan sulfit yang tercampur mineral-mineral lain terutama seng dan tembaga.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan Timbal (Pb) pada bawang merah (Allium Cepa) dan sayur kubis (Brassica Oleracea). Jenis penelitian ini adalah studi literatur, yaitu dengan mengumpulkan data berupa data sekunder yang diperoleh dari literatur-literatur dan hasil penelitian sebelumnya yang mengkaji hubungan variabel bebas dan variabel terikat. Sampel dalam penelitian dengan studi kepustakaan ini adalah 6 jurnal yang sekaitan dengan judul.Hasil dari penelitian menunujukkan bahwa terdapat 3 jurnal tentang kandungan Timbal (Pb) pada bawang merah (Allium Cepa) dengan hasil rata – rata pada jurnal 1 sebesar 0,0187 ppm, jurnal 2 sebesar ≤ 0,01 ppm, jurnal 3 sebesar ≤ 0,1046 ppm dan 3 jurnal tentang kandungan logam berat timbal (Pb) pada sayur kubis (Brassica Oleracea) dengan hasil rata – rata pada jurnal 1 sebesar 5,49 ppm, jurnal 2 sebesar ≤ 0,09 ppm dan pada jurnal 3 sebesar 0,0963 ppm, yang dipengaruhi oleh penggunaan argokimia, asap kendaraan, usia lahan pertanian yang digunakan. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa petani bawang merah (Allium Cepa) dan sayur kubis (Brassica Oleracea) sebaiknya menggunakan pestisida nabati atau senyawa bioaktif alamiah yang berasal dari tumbuhan serta mengurangi dosis pemakaian pestisida dan pupuk. Kata Kunci : Bawang Merah (Allium Cepa), Sayur Kubis (Brassica Oleracea), Timbal (Pb)
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Muñoz-Alonso, Gemma. "Posada Kubissa, L.: "Filosofía, crítica y (re)flexiones feministas"." Anales del Seminario de Historia de la Filosofía 33, no. 1 (May 12, 2016): 339–41. http://dx.doi.org/10.5209/rev_ashf.2016.v33.n1.52665.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Schöttker, Detlev. "Vielfältiges Sehen. Franz Kafka und der Kubismus in Prag." Zeitschrift für Ideengeschichte 4, no. 4 (2010): 85–98. http://dx.doi.org/10.17104/1863-8937-2010-4-85.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Floyd, M. M., W. M. Gross, D. A. Bonato, V. A. Silcox, R. W. Smithwick, B. Metchock, J. T. Crawford, and W. R. Butler. "Mycobacterium kubicae sp. nov., a slowly growing, scotochromogenic Mycobacterium." International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology 50, no. 5 (September 1, 2000): 1811–16. http://dx.doi.org/10.1099/00207713-50-5-1811.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Manikome, Nonice, Ariance Yeane Kastanja, and Zeth Patty. "Efektivitas Ekstrak Buah Bitung (Barringtonia asiatica L. ) Terhadap Hama Spodoptera litura F. Pada Tanaman Kubis (Brassica oleraceae)." Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 13, no. 1 (May 5, 2020): 17. http://dx.doi.org/10.29239/j.agrikan.13.1.17-22.

Full text
Abstract:
Saat ini di Halmahera Utara petani sedang mengikuti program alih teknologi pertanian khususnya tanaman hortikultura. Salah satu tanaman hotikultura yang dibudidayakan adalah kubis, akan tetapi dalam peningkatan produksi kubis mengalami permasalah organisme penggangu tanaman (OPT). Spodoptera litura (F.) merupakan salah satu hama yang menyerang kubis. Serangan hama tersebut dapat menyebabkan kerusakan hingga 90 persen jika tidak dikendalikan. Salah satu cara mengurangi masalah akibat penggunaan insektisida sintetik yaitu perlu dikembangkan sarana pengendalian yang efektif dan ramah lingkungan dengan menggunakan insektisida yang berasal dari tumbuhan (insektisida nabati). Berdasarkan hal ini dilakukan penelitian mengenai efektivitas ekstrak buah bitung (Barringtonia asiatica L. ) terhadap hama Spodoptera litura F. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan adalah konsentrasi ekstrak yaitu 10 persen, 20 persen, 30 persen, 40 persen, 50 persen, dan kontrol. Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengendalian S. litura dengan menggunakan ekstrak B. Asiatica efektif. Rata- rata mortalitas menunjukan hasil presentasi yang sangat baik. Mortalitas tertinggi 84,25 persen ditemukan pada konsentrasi ekstrak 50 persen., dapat disimpulkan bahwa ekstrak buah efektif dalam mengendalikan larva S. litura. Saran perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efektifitas ekstrak buah bitung dalam mengendalikan hama lain pada tanaman kubis bahkan hama pada tanaman sayuran lainnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Marszałek, Rafał. "O Kubie, Przyjacielu z „Reytana”." Stan Rzeczy, no. 2(9) (November 1, 2015): 258–62. http://dx.doi.org/10.51196/srz.9.17.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Marszałek, Rafał. "O Kubie, Przyjacielu z „Reytana”." Stan Rzeczy, no. 2(9) (November 1, 2015): 258–62. http://dx.doi.org/10.51196/srz.9.17.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Brahmanda Diputra, Bagus Made, Ida Bagus Putu Gunadnya, and I. Putu Gede Budisanjaya. "Modifikasi Kotak Polistiren untuk Penyimpanan Dingin Sayur Kubis dengan Menggunakan Es Kering sebagai Media Pendingin." Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) 9, no. 2 (September 29, 2021): 212. http://dx.doi.org/10.24843/jbeta.2021.v09.i02.p08.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Penelitian telah dilakukan pada kotak modifypolystyrene sebagai kotak pengiriman kubis segar menggunakan es kering sebagai media pendingin. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kotak yang dimodifikasi untuk mengetahui kotak yang paling cocok dimodifikasi untuk menjaga kesegaran sayuran. Kotak polystyrene yang dimodifikasi dibuat dengan memisahkan kotak menjadi dua kompartemen, satu kompartemen untuk menempatkan es kering sebagai media pendingin, dan kompartemen lain untuk menyimpan kubis segar. Itu dibuat lima jenis kotak dimodifikasi, dua jenis media pendinginan mondar-mandir di bawah sayuran segar, sedangkan jenis sisanya menempatkan media pendingin di atas sayuran. Tes yang dilakukan selama 7 jam terdiri dari suhu di sekitar kotak, suhu di dalam kotak, dan suhu pusat kubis segar. Pengukuran lain yang dilakukan adalah berat es kering yang digunakan selama penyimpanan dingin, penurunan berat kubis segar, pengamatan visual kerusakan kubis segar, dan perhitungan keseimbangan energi. Menempatkan es kering di bawah kubis segar menyebabkan suhu tengah kubis segar jauh di atas suhu penyimpanan yang disarankan, 0oC, sementara menempatkan media pendingin di atas sayuran memberi dampak negatif pada sayuran di mana suhu tengah kubis segar di bawah 0oC untuk dua jenis kotak yang dimodifikasi, kecuali es kering yang ditempatkan di baskom yang terbuat dari piring zink. Berdasarkan perhitungan energi, terungkap bahwa hampir lebih dari 75% energi pendingin digunakan untuk mengatasi beban pendinginan di sekitarnya. Ditemukan bahwa kotak modifikasi yang paling cocok untuk menyimpan kubis segar adalah jenis kelima. ABSTRACT Research had been carried out to modify polystyrene box as fresh cabbage delivery box using dry ice as a cooling medium. The research aims were to find out the most suitable model box to maintain the freshness of the vegetables. Modified polystyrene box was made by separating the box into two compartments, one compartment for placing dry ice, and another compartment for storing the fresh cabbage. The box was modified into five types which consisted of two types of the box where the cooling medium was placed below the fresh vegetable, while for the rest, the cooling medium was placed above the vegetable. The tests were performed for 7 hours with the hourly observation that consisted of the temperature surrounding the model box, temperature inside the box, and temperature of the center of the fresh cabbage. Other conducted measurements were the weight of dry ice used during cold storage, weight loss of fresh cabbage, visual observation on the deterioration of the fresh cabbage, and energy equilibrium calculation. Placing dry ice below the fresh cabbage caused the center temperature of the fresh cabbage to far above the recommended storing temperature, 0oC, while placing the cooling medium above the vegetable gave a negative impact on the vegetable where the center temperature of the fresh cabbage was below 0oC for the two types of model boxes, except for the fifth type box where dry ice was placed in a basin made of zink plate. Based on energy calculation it was revealed that almost more than 75% of cooling energy was used to overcome the surrounding cooling load. It was found that the most suitable model box for storing the fresh cabbage was the fifth type.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography