To see the other types of publications on this topic, follow the link: Kulit singkong (Manihot esculenta).

Journal articles on the topic 'Kulit singkong (Manihot esculenta)'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Kulit singkong (Manihot esculenta).'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Firdaus, Firdaus, Aulia Aorama, Salshabila Nadya, and Viona Izzatul Milla. "BERAS ARTIFISIAL BERBAHAN KULIT SINGKONG [Manihot esculenta] BERINDEKS GLIKARTIFICIAL RICE MADE FROM CASSAVA [Manihot esculenta]." Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) 47, no. 1 (2025): 1–12. https://doi.org/10.36457/pgm.v47i1.787.

Full text
Abstract:
Diabetes merupakan penyakit kronis yang dapat terjadi apabila tubuh tidak mampu menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Orang dengan diabetes memiliki pengaturan pola makan khusus yang berbeda dengan orang non diabetes. Salah satunya dengan mengonsumsi pangan berindeks glikemik rendah. Kulit singkong memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan. Beras artificial dari limbah kulit singkong selain memiliki kandungan gizi yang baik, limbah kulit singkong juga sangat minim dimanfaatkan terutama di Kota Padang. Tujuan dari riset ini adalah mengembangkan beras analog dari limbah kulit singkong yang berpotensi memiliki indeks glikemik rendah sebagai pangan alternatif penderita diabetes. Metode uji eksperimental menggunakan rancangan acak pembanding tepung kulit singkong dan tepung pati sagu dengan perbandingan F1(60:40), F2(70:30), F3(80:20). Uji Tingkat kesukaan dilakukan pada 30 panelis semi terlatih. Analisis data menggunakan software dengan Uji Kruskal Wallis dan uji Mann Whitney taraf 5%. Uji Indeks Glikemik dilakukan pengambilan darah kemudian diukur dengan alat finger prick test atau glukometer pada menit ke 0, 30, 60, 90 dan 120. Hasil uji organoleptik dan proksimat didapatkan formulasi terbaik yaitu F3(80:20). Kandungan gizi dari formulasi ini adalah kadar abu 3,51%; kadar lemak 6,3%; kadar protein 1,64%; karbohidrat 81,16%; amilosa 16,47%; serat kasar 6,07%; serat pangan 29,14%. Hasil indeks glikemik adalah 20,63. Beras artificial dari kulit singkong memiliki indeks glikemik rendah sehingga berpotensi sebagai pangan penderita diabetes melitus.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Fitria, Vina, Anita Dwi Septiarini, and Rahmat Hidayat. "EFEK TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL KULIT SINGKONG (MANIHOT ESCULENTA CRANTZ) TERHADAP MENCIT (MUS MUSCULUS)." Jurnal Kesehatan Tambusai 5, no. 4 (2024): 12046–54. https://doi.org/10.31004/jkt.v5i4.34680.

Full text
Abstract:
Kulit singkong (Manihot esculenta Crantz) mengandung beberapa kegunaan salah satunya digunakan untuk pakan ternak dan bahan pengikat pada sediaan tablet. Kulit singkong mengandung kadar cyanide acid (HCN) yang cukup tinggi. Namun, belum ada penelitian untuk mengetahui standar keamanan ekstrak kulit singkong terhadap hewan uji. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek toksisitas terhadap mencit jantan. Ekstrak kulit singkong dilakukan ekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol 70% dengan metode maserasi. Pada pengujian ini menggunakan metode Fixed Dose dengan dosis bertingkat menggunakan antara lain: 5, 50, dan 300 mg/kgBB. Hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan yang memiliki berat badan lebih dari 20 gram sebanyak 30 ekor yang dibagi menjadi 6 kelompok. Uji toksisitas ekstrak kulit singkong dilakukan pada mencit dengan cara mengamati perubahan perilaku setelah pemberian dosis tunggal sediaan uji, pengamatan indeks organ dan pengamatan makropatologi organ mencit jantan. Hasil pengamatan setelah pemberian ekstrak kulit singkong pada mencit jantan yaitu mencit mengalami perubahan perilaku grooming dan ptosis. Pada kelompok ekstrak kulit singkong dosis 300 mg/kgBB mencit mengalami kematian pada jam ke - 24. Berdasarkan Globally Harmonized System (GHS) ekstrak kulit singkong ini kemungkinan akan masuk dalam kategori 3 toksisitas akut oral yaitu >50 mg – ?500 mg/kgBB.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Romdhani, Ahmad Mundzir, Ulfa Maulida Farid, and Istiqamatul Jannah. "Pengaruh Variasi Perendaman Terhadap Kadar Hidrogen Sianida (HCN) Pada Keripik Kulit Singkong (Manihot esculenta)." Symbiotic: Journal of Biological Education and Science 6, no. 1 (2025): 11–18. https://doi.org/10.32939/symbiotic.v6i1.159.

Full text
Abstract:
Kulit umbi singkong mengandung senyawa toksin yang dapat meracuni tubuh apabila dikonsumsi. Senyawa berbahaya tersebut berupa hidrogen sianida (HCN). Proses pengolahan kulit singkong yang sesuai dapat memicu penurunan kadar sianida. Seperti halnya dengan pengolahan kulit singkong menjadi panganan lezat keripik kulit singkong. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi perendaman terhadap kadar hidrogen sianida (HCN) pada keripik kulit singkong (Manihot esculenta). Jenis penelitian ini adalah kuantitatif eksperimen. Metode penelitian yang digunakan adalah uji destilasi uap dan titrasi. Pemilihan sampel kulit singkong menggunakan teknik simple random sampling. Penelitian ini memiliki 3 perlakuan meliputi, P1: rendaman dengan air, P2: rendaman dengan air garam, P3: rendaman dengan air kapur. Setiap perlakuan diulang sebanyak 6 kali. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varian tunggal (one way anova) dengan taraf signifikansi 0.05. hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh signifikan perlakuan variasi perendaman terhadap kadar hidrogen sianida (HCN) pada keripik kulit singkong dengan nilai Sig. 0.000. Perlakuan perendaman air kapur selama 7 hari terbukti efektif dalam penurunan kadar sianida sebanyak 99,67%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Yuhanna, Wachidatul Linda, Agita Risma Nurhikmawati, Pujiati Pujiati, and Nurul Kusuma Dewi. "Pemberdayaan Masyarakat Desa Wakah Melalui Pemanfaatan Limbah Kulit Singkong (Manihot esculenta)." Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 5, no. 3 (2021): 411. http://dx.doi.org/10.30651/aks.v5i3.4897.

Full text
Abstract:
Desa Wakah mempunyai komoditas utama ketela pohon/singkong dan hasil pertanian hortikultura. Di Desa Wakah terdapat UMKM “Gethuk Anyar” yang memproduksi gethuk singkong dalam skala besar, yang menghasilkan limbah kulit singkong rata-rata 80 kg per hari. Limbah kulit singkong belum banyak dimanfaatkan secara optimal sehingga menimbulkan bau busuk, penumpukan sampah, dan lingkungan yang tidak bersih. Tim pengabdian masyarakat akan melakukan pelatihan pemanfaatan limbah singkong menjadi produk berupa pupuk kompos, pupuk organik cair dan pakan fermentasi. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Maret dan April 2020 dengan peserta sebanyak 30 orang dari karang taruna desa Wakah. Kegiatan dilaksanakan dengan pemberian materi, diskusi dan praktik langsung dengan pendekatan partisipatif. Hasil dari kegiatan ini adalah karang taruna Desa Wakah mampu memanfaatkan limbah kulit singkong menjadi produk pendukung agrikultura berupa pupuk kompos, pupuk organik cair, pakan fermentasi. Tingkat pemahaman serta skill karang taruna Desa Wakah dalam mengolah limbah kulit singkong menjadi produk pendukung agrikultura sebanyak 85% dan menenuhi target penelitian. Masyarakat juga berkomitmen untuk mengembangkan produk secara mandiri. Sinergisitas antara masyarakat, pemerintah dan dunia industri diharapkan mampu meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam mengolah limbah kulit singkong menjadi produk yang bermanfaatKata Kunci: fermentasi, kulit singkong, pupuk organik. Wakah Village Community Empowerment Through Utilization of Cassava Peel Waste (Manihot esculenta)ABSTRACTDesa Wakah has cassava and several horticultural products as its main commodity. There is a homemade production "Gethuk Anyar" which produces “Gethuk Singkong”, a kind of traditional foods, on a large scale. As the consequences, this production brings cassava peel waste approximately up to 80 kg per day. This waste has not been used optimally, thus it causes foul odors, garbage buildup, and a polluted environment as well. Based on that problem, the researchers conduct some training programs on the utilization of cassava peel waste into several products namely: compost, liquid organic fertilizer, and fermented food for animal. This activity was carried out between March and April 2020 with 30 participants from the Karang Taruna (youth) group. Those programs consist of providing materials, facilitating discussions, and conducting workshops with a participatory approach. The result of the programs shows that Wakah community was able to utilize cassava peel waste into three agricultural supporting products; those are: compost, liquid organic fertilizer, animal fermented food. In addition, the value of participants’ understanding and skill in processing the waste was up to 85% and it meets the standard research target. Moreover, the community is also committed to develop products independently. The synergy between Wakah community, the local government and the industry workplace is expected to increase community empowerment activities in processing cassava peel waste into some useful products.Key Words: fermentation, cassava peel, organic fertilizer.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Indriati, Dita Ajeng, Guspri Devi Artanti, and Nur Riska. "PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG SINGKONG (Manihot esculenta C.) TERHADAP KUALITAS CHICKEN CURRY PUFF FROZEN." Jurnal Gizi dan Kuliner (Journal of Nutrition and Culinary) 2, no. 1 (2022): 50. http://dx.doi.org/10.24114/jnc.v2i1.31897.

Full text
Abstract:
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan menganalisis pengaruh substitusi tepung singkong terhadap kualitas chicken curry puff frozen berdasarkan aspek warna kulit, warna isian, tekstur, lembaran, rasa, dan aroma. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pastry dan Bakery Program Studi Pendidikan Tata Boga Universitas Negeri Jakarta. Waktu penelitian dimulai pada bulan November 2019 hingga Januari 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen. Sampel penelitian yang digunakan adalah chicken curry puff frozen substitusi tepung singkong sebanyak 10%, 20% dan 30% dengan lama waktu beku penyimpanan 7 hari, produk diujikan kepada 45 panelis yang menilai aspek warna kulit, tekstur, lembaran, rasa, warna isian, dan aroma. Berdasarkan hasil uji hipotesis statistik dengan menggunakan uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh tepung singkong terhadap kualitas chicken curry puff frozen yang ditinjau dari aspek warna kulit, tekstur, lembaran, rasa, warna isian, dan aroma. Kesimpulan dari penelitian ini adalah merekomendasikan penggunaan tepung singkong 30% untuk dikembangkan sebagai inovasi pada usaha curry puff, dan mengoptimalkan pemanfaatan tepung singkong serta mengenalkan produk patisserie curry puff tepung singkong. Kata kunci: Tepung Singkong, Chicken Curry Puff Frozen, Kualitas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Afifah, Dini Nur, Adam Mufarij, Tantri Analisawati Sudarsono, and Ardi Wiranata. "Optimasi Delignifikasi Kulit Singkong (Manihot Esculenta) Dengan Pelarut Basa NaOH Menggunakan Metode Response Surface Methodology (RSM)." Techno (Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto) 25, no. 1 (2024): 63. http://dx.doi.org/10.30595/techno.v25i1.19540.

Full text
Abstract:
Kulit singkong (Manihot esculenta) merupakan bagian tubuh tumbuhan singkong yang cenderung menjadi limbah karena mengandung sianida yang hingga 618.2 mg/Kg. Dalam rangka mengurangi potensi pencemaran limbah kulit singkong maka digali potensi yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa kulit singkong dapat mengandung selulosa hingga 33%. Adanya kondisi tersebut menyebabkan terbukanya peluang kebermanfaatan kulit singkong sebagai sumber selulosa yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi material biopolymer ramah lingkungan. Tantangan pengembangan material berbasis selulosa dari limbah pertanian adalah adanya struktur lignoselulosa yang menghambat penetrasi reagen kimia. Oleh karenanya perlu dilakukan proses delignifikasi untuk memecah struktur lignoselulosa, sehingga menurunkan kadar lignin. Pada penelitian ini proses delignifikasi dilakukan dengan metode alkali dengan basa NaOH. Optimasi proses dengan melibatkan variabel terikat berupa konsentrasi NaOH (%), rasio solid/liquid(S/L), waktu (menit) dan suhu (°C) dilakukan dengan metode Response Surface Methodology (RSM) model Central Composite Design. Hasil analisis desirability mendapatkan kondisi optimum delignifikasi kulit singkong dengan pelarut basa NaOH, yaitu: konsentrasi NaOH 8.14%, rasio S/L 6.6, suhu reaksi sebesar 90°C dan lama reaksi selama 111 menit. Proses delignifikasi dengan kondisi tersebut diprediksi akan menghasilkan serbuk kulit singkong dengan kadar selulosa, hemiselulosa, dan lignin berturut-turut sebesar 68.27%; 6.21%; 0.98%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Uzma, Syafia Farihatul, Khairul Anam, and Widyaningrum Utami. "Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Singkong (Manihot esculenta Crantz) terhadap Staphylococcus epidermidis." Generics: Journal of Research in Pharmacy 3, no. 2 (2023): 100–111. https://doi.org/10.14710/genres.v3i2.20064.

Full text
Abstract:
Kulit singkong dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri karena mengandung metabolit sekunder seperti tanin dan kuinon. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit singkong terhadap S. epidermidis. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap faktorial (2 faktor). Sampel penelitian ini adalah kulit singkong yang dimaserasi dengan berbagai pelarut (E1: etanol 50%, E2: etanol 70%, E3: etanol 96%), masing-masing dibuat berbagai konsentrasi (5%, 10%, 15%, 20%). Pengujian antibakteri menggunakan metode disk diffusion. Penentuan kesetaraan ekstrak terhadap antibiotik dilakukan dengan membuat kurva baku tetrasiklin. Penentuan KHM menggunakan metode dilusi cair. Diameter hambat dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan uji Mann-Whitney. Ekstrak etanol kulit singkong memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. epidermidis. Diameter hambat ekstrak E3 memberikan perbedaan bermakna (P < 0,05) terhadap ekstrak E1 dan E2. Ekstrak E1 (200 mg/mL) setara dengan 2,69 μg/mL tetrasiklin HCl, ekstrak E2 (200 mg/mL) setara dengan 3,74 μg/mL tetrasiklin HCl, ekstrak E3 (200 mg/mL) setara dengan 6,62 μg/mL tetrasiklin HCl. KHM ekstrak E1 (100 mg/mL), KHM ekstrak E2 (50 mg/mL, KHM ekstrak E3 (25 mg/mL).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Irawan, Andre Anantama, and Rizqi Puteri Mahyudin. "PENGOLAHAN DAN OPTIMALISASI BIOPLASTIK BERBAHAN DASAR PATI SINGKONG." Dampak 18, no. 1 (2021): 7. http://dx.doi.org/10.25077/dampak.18.1.7-10.2021.

Full text
Abstract:
Biodegradable plastic is a type of plastic that can be broken down by microorganisms into water and carbon dioxide gas as its final products after it has been used and disposed of in the environment, without leaving behind any toxic residue. Due to its ability to return to nature, biodegradable plastic is considered an environmentally friendly material. Cassava peel, obtained from cassava plant products (Manihot Esculenta Cranz), is a major food waste in developing countries. As the cassava cultivation area expands, it is expected that the production of cassava tubers will increase, resulting in a higher amount of cassava peel waste. Typically, every kilogram of cassava can produce approximately 20% cassava peel waste. The relatively high starch content in cassava peel makes it suitable for the production of biodegradable plastic films.Keywords: Bioplastic, Biodegradable, Cassava Starch, Biotechnology. ABSTRAK Plastik biodegradabel adalah plastik yang dapat terurai oleh aktivitas mikroorganisme menjadi hasil akhir berupa air dan gas karbondioksida, setelah habis terpakai dan dibuang ke lingkungan tanpa meninggalkan sisa yang beracun. Karena sifatnya yang dapat kembali ke alam, plastik biodegradabel merupakanbahan plastik yang ramah terhadap lingkungan. Kulit umbi singkong yang diperoleh dari produk tanaman singkong (Manihot Esculenta Cranz) merupakan limbah utama pangan di negara-negaraberkembang. Semakin luas areal tanaman singkong diharapkan produksi umbi yang dihasilkan semakin tinggi yang pada gilirannya semakin tinggi pula limbah kulit yang dihasilkan. Setiap kilogram singkong biasanya dapat menghasilkan 20% kulit umbi. Kandungan pati kulit singkong yang cukup tinggi, memungkinkan digunakan sebagai pembuatan film plastik biodegradasi. Kata kunci: Bioplastik, Biodegradabel, Pati Singkong, Bioteknologi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Parlindungan, John Yoro, and Gardis Andari. "Peningkatan Kadar Protein Pada Kulit Umbi Singkong (Manihot esculenta Crantz Sin M. Utilissima Pohl) Melalui Proses Fermentasi." AGRICOLA 11, no. 1 (2021): 1–6. http://dx.doi.org/10.35724/ag.v11i1.3592.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian tentang peningkatan kadar protein pada kulit umbi singkong melalui proses fermentasi. Kulit umbi singkong adalah sampah organik yang bila tidak ditangani dengan baik dikhawatirkan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Tujuan dari penelitian untuk mengurangi limbah, juga memanfaatkan kulit umbi singkong agar mempunyai nilai guna. Tahap pelaksanaan penelitian adalah limbah kulit umbi singkong dibersihkan dari kulit ari lalu dicuci dan dipotong dadu dengan panjang ± 1 cm. Setelah itu dianalisis pH, kadar air, dan kadar proteinnya menggunakan metode mikro Kjehdhal. Dari hasil analisis diperoleh data fermentasi dilakukan dengan pH 6 dan kadar air 81,6%. Kadar protein hasil fermentasi dari hari ke-2 sampai hari ke 7 yang didapat menggunakan analisis mikro Kjehdhal berturut – turut 1,52 %; 2,27 %; 6,93 %; 7,62 %; 3,79 %; 0,57%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa fermentasi pada kulit umbi singkong dapat meningkatkan kadar protein dan dapat digunakan sebagai bahan tambahan pakan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Assaajidah, Alima, Evi Susanti, and Indra Kurniawan Saputra. "Eksplorasi Pati dari Limbah Kulit Singkong Sebagai Sumber Karbon Alternatif Media Pertumbuhan Rhizopus oligosporus Saito." Pro Food 11, no. 1 (2025): 41–51. https://doi.org/10.29303/profood.v11i1.513.

Full text
Abstract:
Singkong (Manihot esculenta Crantz) merupakan makanan pokok penting bagi sekitar 800 juta orang, terutama di wilayah tropis, dengan peningkatan produksi global sekitar 100 juta ton sejak tahun 2000. Di Indonesia, konsumsi singkong yang meningkat turut menghasilkan limbah kulit singkong, yang umumnya dibuang atau digunakan sebagai pakan ternak bernilai ekonomi rendah. Pembuangan yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan emisi gas metana. Kulit singkong, dengan kandungan pati mencapai 36%, memiliki potensi sebagai media alternatif pertumbuhan mikroorganisme yang lebih murah dibandingkan media komersial seperti Potato Dextrose Agar (PDA). Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kulit singkong sebagai media pertumbuhan Rhizopus oligosporus Saito, jamur yang digunakan dalam fermentasi pangan dan mampu menghasilkan metabolit sekunder bernilai tinggi. Maka dibutuhkan pengembangan media alternatif yang efisien dan ramah lingkungan untuk pertumbuhan mikroba. Metode penelitian meliputi karakterisasi R. oligosprus Saito, persiapan inokulum, pembuatan bubuk pati kulit singkong, serta optimasi konsentrasi pati kulit singkong, glukosa, dan pH media menggunakan fermentasi substrat cair (SmF). Hasil menunjukkan bahwa R. oligosprus Saito dapat tumbuh pada media alternatif berbasis kulit singkong dengan kondisi optimum pada 40 g/L pati kulit singkong, 10 g/L glukosa, dan pH 6 – 6.5. Penelitian ini menunjukkan potensi kulit singkong sebagai sumber karbon yang ekonomis dan ramah lingkungan, sekaligus mendukung pengembangan produk bioteknologi berbasis limbah organik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Engelen, Adnan, Desi Arisanti, and Kadek Sugiarta. "KARAKTERISTIK MI KERING SINGKONG (MANIHOT ESCULENTA) DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA (HYLOCAREUS COSTARICENSIS) SEBAGAI PEWARNA ALAMI." Jurnal Technopreneur (JTech) 8, no. 1 (2020): 41–46. http://dx.doi.org/10.30869/jtech.v8i1.530.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan terhadap mi kering singkong ekstrak kulit buah naga merah dan mengetahui beberapa sifat fisik (dan kimia) mi kering. Proses pembuatan mi kering singkong meliputi persiapan bahan, pencampuran masing-masing perlakuan, pemipihan dan pembentukan lembaran mi, pengukusan, dan pengeringan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 faktor perlakuan yaitu perlakuan P1 (pati singkong 80% dan tepung singkong 20%), perlakuan P2 (pati singkong 70% dan tepung singkong 30%) perlakuan P3 (pati singkong 60% dan tepung singkong 40%) dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat formulasi yang terbaik antara konsentrasi pati singkong dan tepung tapioka ekstrak kulit buah naga merah terhadap tingkat kesukaan panelis adalah perlakuan P1 (pati singkong 80% dan tepung singkong 20%) sebesar 5,20%. Adapun hasil analisis sifat fisik dan kimia mi kering pada perlakuan P1 yaitu: kadar air 6,63%, kadar abu 1,75% dan tekstur 1.320,50 gf. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa mi kering berbahan pati singkong dan tepung tapioka ekstrak kulit buah naga merah berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air dan kadar abu, nilai tekstur (kekerasan) tapi tidak berpengaruh nyata terhadap nilai warna. Adapun kisaran nilai kadar air dan kadar abu berturut-turut adalah 6,63-7,34% dan 1,75-1,86%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Mardiyah, Mahirah, Lubna Khairunisa, Vina Oktaviany Nurjanah, et al. "Uji Aktivitas Antioksidan Nano Spray Gel Ekstrak Daun Singkong (Manihot esculenta)." Majalah Farmasetika 9, no. 5 (2024): 489–505. http://dx.doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i5.57607.

Full text
Abstract:
Daun singkong (Manihot esculenta) mengandung senyawa fenolik dan flavonoid yang berpotensi sebagai antioksidan. Antioksidan dapat dimanfaatkan sebagai sediaan kosmetika yang dapat mencegah penuaan pada kulit. Nano spray gel merupakan inovasi bentuk penghantaran dari sediaan gel dengan teknologi nano yang terbentuk dengan adanya penggabungan gel dan nanoemulsi. Nanoemulsi yang terdiri dari campuran minyak dan air yang ditambahkan surfaktan. Riset ini bertujuan untuk menentukan formulasi, evaluasi, dan aktivitas antioksidan dari sediaan nano spray gel yang mengandung ekstrak daun singkong. Metode pembuatan nano spray gel dilakukan dengan menggabungkan sediaan nanoemulsi berisi ekstrak daun singkong bervariasi konsentrasi ekstrak F1 0,5%; F2 0,75%; dan F3 1% pada nano gel dengan bantuan homogenizer. Hasil skrining fitokimia menunjukkan ekstrak daun singkong positif terhadap golongan flavonoid, alkaloid, saponin, triterpenoid, steroid, fenolik, dan tanin. Nano spray gel menghasilkan nilai IC50 F1 sebesar 46,341 μg/mL, F2 sebesar 65,984 μg/mL dan F3 sebesar 71,984 μg/mL. Disimpulkan bahwa, F1 memiliki kategori antioksidan sangat kuat karena kurang dari 50.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Alida, Roni, and Hendra Budiman. "S STUDI LABORATORIUM PENGOLAHAN AIR TERPRODUKSI PADA LAPANGAN O&G DENGAN METODE KOAGULASI – FLOKULASI MENGGUNAKAN KOAGULAN LIDAH BUAYA (ALOE VERA) DAN KULIT SINGKONG GENDERUWO (Manihot esculenta)." Jurnal Teknik Patra Akademika 15, no. 01 (2024): 4–10. http://dx.doi.org/10.52506/jtpa.v15i01.237.

Full text
Abstract:
Air terproduksi dari lapangan O&G memiliki kandungan dan zat-zat kimia lainnya maka, perlu di lakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum digunakan kembali sebagai air injeksi untuk membantu peningkatan produksi dan menjaga tekanan fomasi dari lapangan O&G. Koagulasi-flokulasi merupakan salah satu metode yang digunakan dalam melakukan pengolahan air terproduksi, pada penelitian kali ini menggunakan koagulan bahan alami lidah buaya (Aloe Vera) dan kulit singkong genderuwo sebagai pengganti zat kimia. Setelah air terproduksi dilakukan koagulasi dan flokulsi menggunakan koagulan lidah buaya dan kulit singkong di ukur menggunakan beberapa parameter seperti pH mendapatkan hasil yang efisien pada penambahan 5 gr koagulan kulit singkong yaitu dengan pH 7, pada Turbidity tidak efisien dalam penggunaan koagulan kulit singkong dan lidah buaya , Total Solid Suspended (TSS) mendapatkan hasil yang efisien pada penambahan 7 gr koagulan kulit singkong yaitu sebesar 4,06, Total Solid Organic Compound (TOC) mendapatkan hasil yang efisien dalam penggunaan 7 gr koagulan kulit singkong yaitu sebesar 2,01 ppm , Chemical Oxygen Demand of Water (COD) mendapatkan hasil yang efisien dalam penggunaan 7 gr koagulan kulit singkong yaitu sebesar 5,19 ppm, Iron (Fe) In Water mendapatkan hasil yang efisien dalam penggunaan 50 ml koagulan lidah buaya yaitu sebesar 0,70 ppm.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Erna, Erna, Irwan Said, and Paulus Hengky Abram. "Bioetanol dari Limbah Kulit Singkong (Manihot Esculenta Crantz) Melalui Proses Fermentasi." Jurnal Akademika Kimia 5, no. 3 (2017): 121. http://dx.doi.org/10.22487/j24775185.2016.v5.i3.8045.

Full text
Abstract:
Carbohydrates can be obtained from tubers such as cassava. Cassava is a plant from family euphorbiaceae and typical tropical plants. Cassava peel is a major waste that contains carbohydrates. The peel of cassava can be used as an energy source, namely ethanol.The purpose of this study is to determine the contents of ethanol through the fermentation process of cassava peel where obtainable from Malino village, Batu Daka West, Tojo Una-Una. The parameters in this study was content of ethanol that was obtained by fermentation using saccaromyces cerevisiae yeast. The fermentation process was conducted by varying day of fermentation, 4, 6, 8, and 10 days. The results showed the fermentation of ethanol with time variation respectively is 4.50, 5.20, 6.00 and 4.00%. In conclusion, it can be said that the highest ethanol content is 6.00% with the fermentation time of 8 days.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Guntama, Dody, Yogi Herdiana, Uji Alman Sujiana, Rahel Laurenta Endes, and Endang Sunandar. "Bioethanol Dari Limbah Kulit Singkong (Manihot Esculenta Crantz) Melalui Metode Hidrolisa Dan Fermentasi Dengan Bantuan Saccharomyces Cerevisiae." Jurnal Teknologi 7, no. 1 (2019): 86–96. http://dx.doi.org/10.31479/jtek.v7i1.35.

Full text
Abstract:
Kulit singkong merupakan limbah pangan yang memiliki kandungan pati yang cukup tinggi, sehingga berpotensi untuk dijadikan bahan baku pembuatan energi alternatif yaitu etanol. Pada penelitian kali ini kulit singkong yang sudah dikeringkan dibuat menjadi tepung kulit singkong, selanjutnya dilakukan hidrolisa dengan menggunakan dua jenis katalis asam yaitu HCl dan H2SO4 untuk mencari katalis terbaik pada proses hidrolisa. Pada proses hidrolisa juga dilakukan perbandingan kecepatan pengadukan dan suhu hidrolisa untuk mencari hubungan antara kecepatan pengadukan dan pengaruh suhu terhadap reaksi hidrolisa. Setelah proses hidrolisa, larutan glukosa yang dihasilkan dilanjutkan dengan proses fermentasi dengan menggunakan yeast. Pada proses hidrolisa dengan menggunakan HCl dan H2SO4 dilakukan analisa kadar glukosa dengan menggunakan refractometer glukosa sehingga didapatkan konsentrasi glukosa dengan menggunakan katalis asam klorida sebesar 12 °Brix sedangkan pada katalis asam sulfat didapatkan gula sebesar 10 °brix. Temperatur Hidrolisa mempengaruhi perolehan gula. Pada tahapan fermentasi gula dapat dihasilkan oleh yeast, Konsentrasi alkohol tertinggi yang diukur menggunakan refractometer alkohol sebesar 29 % volume oleh proses hidrolisa menggunakan katalis asam klorida, sedangkan pada katalis asam sulfat didapat alkohol sebesar 30 % volume.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Arum, Mey Surya Cipta, Edjeng Suprijatna, and Teysar Adi Sarjana. "PENGARUH PEMBERIAN ADITIF PAKAN BERUPA KOMBINASI KULIT SINGKONG (Manihot esculenta L.) DENGAN BAKTERI ASAM LAKTAT (Lactobacillus sp.) TERHADAP KUALITAS EKSTERIOR TELUR PUYUH AWAL PRODUKSI." Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi 9, no. 1 (2020): 102–16. http://dx.doi.org/10.26877/bioma.v9i1.6037.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan kulit singkong yang dikombinasikan dengan bakteri asam laktat sebagai aditif pakan dalam bentuk larutan terhadap kualitas eksterior telur awal produksi. Materi yang digunakan adalah 240 ekor puyuh umur 3 minggu dipelihara selama 12 minggu tiap masing-masing petak kandang berisi 10 ekor puyuh. Parameter yang diamati adalah bobot telur, tebal cangkang, kadar kalsium telur dan kekuatan cangkang telur. Perlakuan yang diberikan yaitu T0 = ransum basal + tanpa aditif pakan T1 = ransum basal + 1,6 %/kg aditif pakan, T2 = ransum basal + 2,4 %/kg aditif pakan, T3 = ransum basal + 3,2 %/kg aditif pakan. Data yang diperoleh di analisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian aditif pakan kulit singkong yang dikombinasikan dengan bakteri asam laktat tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot telur, kadar kalsium dsn kekuatan cangkang telur namun berpengaruh nyata menurunkan tebal cangkang telur (P<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah perlakuan pemberian aditif berupa kombinasi kulit singkong dan bakteri asam laktat belum mampu memperbaiki kualitas eksterior telur terhadap bobot telur, tebal cangkang, kadar kalsium dan kekuatan cangkang telur. Kata kunci : aditif pakan, bakteri asam laktat, kulit singkong, kualitas eksterior telur puyuh, puyuh.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Tompunuh, Magdalena M., Nanda Wahyudi, Eka Rati Astuti, and Liean Ntau. "PELATIHAN KADER, IBU PKK, DAN PERANGKAT KELURAHAN TENTANG PEMBUATAN STIK KULIT SINGKONG SEBAGAI INOVASI PENCEGAHAN STUNTING DI KELURAHAN DEMBE I DAN LEKOBALO KECAMATAN KOTA BARAT KOTA GORONTALO." JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) 8, no. 1 (2024): 876. http://dx.doi.org/10.31764/jmm.v8i1.20128.

Full text
Abstract:
Abstrak: Angka stunting di Puskesmas Pilolodaa sebanyak 64 kasus pada tahun 2021. Penyebab utama dari stunting karena kurangnya asupan gizi pada ibu hamil. Karena semakin bertambahnya usia kehamilan semakin tinggi kebutuhan asupan gizi yang dibutuhkan ibu hamil. Salah satu makanan yang memiliki nilai gizi yang tinggi adalah singkong. Singkong (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman yang tumbuh di daerah tropis seperti di Provinsi Gorontalo dan mudah didapatkan. Tujuan pengabdian masyarakat ini yaitu meningkatkan pengetahuan mengenai pertumbuhan dan perkembangan balita serta cara pembuatan stik kulit singkong. Metode: berupa penyuluhan dan demonstrasi serta pendampingan tentang pembuatan stik kulit singkong untuk mencegah balita stunting kepada 20 sasaran mitra (kader kesehatan, ibu PKK dan perangkat kelurahan Dembe I dan Lekobalo), serta akan dilakukan pretest dan post test untuk menilai pengetahuan sasaran mitra mengenai pertumbuhan dan perkembangan balita serta cara pembuatan stik kulit singkong. Pengabdian masyarakat dikatakan berhasil jika terjadi peningkatan pengetahuan ≥40%. Hasil: terjadi peningkatan 55% pengetahun Kader, Ibu PKK dan Perangkat Kelurahan Dember I dan Lekobalo setelah diberikan penyuluhan mengenai pertumbuhan dan perkembangan balita serta cara pembuatan stik kulit singkong.Abstract: The stunting rate at the Pilolodaa Community Health Center is 64 cases in 2021. The main cause of stunting is lack of nutritional intake in pregnant women. Because the increasing gestational age, the higher the nutritional intake required by pregnant women. One food that has high nutritional value is cassava. Cassava (Manihot esculenta Crantz) is a plant that grows in tropical areas such as Gorontalo Province and is easy to obtain. Until now, people have not been able to utilize cassava optimally, even though in reality there are many parts of cassava that can be processed into snacks, such as: cassava meat, leaves, and the most rarely processed is the skin because it is considered waste from the cassava plant. The aim of this community service is a form of higher education tridharma in the form of training cadres, PKK mothers and village officials on making cassava skin sticks to prevent stunting in toddlers. Training methods in the form of counseling and demonstrations as well as mentoring target partners. The results showed an increase in the knowledge of PKK cadres, women and village officials after being given counseling regarding the growth and development of toddlers and how to make cassava skin sticks.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Wahyu Ratnaningsih. "ADSORPSI ION LOGAM Cr(VI) MENGGUNAKAN KARBON AKTIF KULIT SINGKONG (Manihot esculenta) TERMODIFIKASI ASAM NITRAT." Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit 21, no. 1 (2022): 34–46. http://dx.doi.org/10.58533/bptkspk.v21i1.158.

Full text
Abstract:
Industri penyamakan kulit dikenal sebagai salah satu sumber utama pencemaran air yang menghasilkan sejumlah besar air limbah dari proses penyamakan. Berbagai bahan kimia digunakan dalam jumlah yang signifikan untuk pengolahan kulit. Air limbah yang dihasilkan dari penyamakan kulit sangat mencemari lingkungan seperti logam berat kromium heksavalen (Cr(VI)). Berdasarkan toksisitasnya, maka perlu dilakukan usaha pemisahan Cr(VI) dari air limbah. Salah satu metode penyisihan Cr(VI) adalah menggunakan proses adsorpsi sebagai alternatif pilihan, karena mudah pengoperasiannya, efektif, dan layak secara ekonomi. Pada penelitian ini, karbon aktif kulit singkong termodifikasi asam nitrat untuk adsorpsi Cr(VI) berhasil disintesis melalui proses karbonisasi pada suhu 500°C selama 3 jam, aktivasi menggunakan KOH 3 M dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu 600°C selama 2 jam dan modifikasi menggunakan HNO3 7 M pada 110°C. Adsorben dikarakterisasi menggunakan Spektofotometer FTIR. Kondisi optimum adsorpsi Cr(VI) menggunakan KKS-AM diperoleh pada pH adsorpsi 1 dan waktu kontak selama 240 menit. Adsorpsi Cr(VI) mengikuti kinetika reaksi pseudo orde kedua Ho dengan nilai konstanta laju adsorpsi (k) sebesar 1,93 × 10-2 mg g-1 menit-1 dan mengikuti pola isoterm Freundlich dengan nilai R2 sebesar 0,9992. Kapasitas adsorpsi KKS-AM terhadap Cr(VI) pada 50 mg L-1 sebesar 10,75 mg g-1 dengan energi adsorpsi sebesar 26,28 kJ mol-1.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Dona Martilova, Neneng Lisma Sari, Novia Nurrahmawati, Nia Listari, Siska Saputriyani, and Natasya Lailatul Syahrani. "Kotak Manihot Food Box Eco-Green Sebagai Kotak Makanan Dari Bahan Dasar Limbah Kulit Singkong." Kesejahteraan Bersama : Jurnal Pengabdian dan Keberlanjutan Masyarakat 1, no. 4 (2024): 146–52. https://doi.org/10.62383/bersama.v1i4.736.

Full text
Abstract:
Manihot Food Box Eco-Green is an innovative food container made from cassava peel waste. Cassava (Manihot esculenta Crantz) is a plant widely grown in tropical regions, especially in Indonesia. Despite its many uses, cassava peels are often discarded and contribute to environmental pollution. This project aims to process cassava peel waste into eco-friendly food boxes. The production process involves three main stages: survey, production, and marketing. The product is designed with a simple and practical shape, ideal for the food business, and offers significant profit potential. The marketing strategy includes both offline (brochures) and online channels (Shopee, Instagram), with a competitive price of IDR 36,000 per pack (12 units). This project not only presents profitable business opportunities but also helps reduce environmental waste by utilizing cassava peels.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Sakalaty, Evanda, Edi Suryanto, and Harry S. J. Koleangan. "PENGARUH UKURAN PARTIKEL TERHADAP KANDUNGAN SERAT PANGAN DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI KULIT SINGKONG (Manihot esculenta)." CHEMISTRY PROGRESS 14, no. 2 (2021): 146. http://dx.doi.org/10.35799/cp.14.2.2021.38960.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh ukuran partikel terhadap kandungan serat pangan dan aktivitas antioksidan dari tepung kulit singkong yang diekstraksi dengan pelarut etanol. Penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu mikronisasi, ekstraksi dan karakterisasi. Parameter yang digunakan adalah komposisi proksimat, serat pangan, hemiselulosa, selulosa, lignin, karakteristik gugus fungsi, krisnilitas, aktivitas antioksidan dan kapasitas penghambat ion nitrit. Hasil karakterisasi dengan X-ray diffraction menunjukan bahwa derajat kristalinitas tepung kulit singkong yang berukuran 50 mesh (KS-5); 100 mesh (KS-10) dan 200 mesh (KS-20) berturut-turut adalah 57,41; 55,42 dan 56,26%. Spektra FT-IR sampel KS-20, KS-10 dan KS-5 menunjukkan adanya serapan yang kuat pada gugus OH (3402,43; 3433,29 and 3425,58 cm-1), sedangkan pada daerah serapan 3000-2840 cm-1 menunjukan vibrasi C-H dari selulosa yang mengidenikasikan kehadiran senyawa polisakarida. Ketiga sampel memiliki bilangan gelombang yang sama dan tidak terjadi perubahan yang signifikan selama proses mikronisasi. KS-5 menunjukkan kandungan hemiselulosa lebih tinggi daripada KS-10 dan KS-20, tetapi memiliki kandungan selulosa dan lignin lebih rendah daripada KS-10 dan KS-20. Kandungan SPTL dan SPL dalam serat meningkat 1,26-1,30 kali setelah pengurangan ukuran partikel dalam serat tepung kulit singkong. Hasil kandungan total fenolik menunjukkan bahwa ekstrak KS-20 memiliki senyawa fenolik tertinggi daripada ekstrak KS-10 dan KS-5. Hasil ini juga menunjukkan bahwa KS-20 memiliki aktivitas penangkal radikal bebas dan penghambatan ion nitrit dibandingkan dengan ekstraks KS-10 dan KS-5.ABSTRACT The objective of this study was to evaluate the effect of particle size on dietary fiber content and antioxidant activity of cassava peel flour extracted with ethanol solvent. This research consisted of 3 stages, namely micronization, extraction and characterization. The parameters used were proximate composition, dietary fiber, hemicellulose, cellulose, lignin, functional group characteristics, crisnility, antioxidant activity and nitrite ion inhibitory capacity. The results of the physical characterization with X-ray diffraction showed that the degree of crystallinity of cassava peel flour with a size of 50 mesh (KS-5); 100 mesh (KS-10) and 200 mesh (KS-20) were 57.41; 55.42 and 56.26%, respectively. FT-IR spectrum analysis of samples KS-20, KS-10 and KS-5 showed a strong absorption of the OH group (3402.43 cm-1; 3433.29 cm-1, 3425.58 cm-1), while in the absorption of 3000-2840 cm-1 showed CH vibrations of cellulose which indicated the presence of polysaccharide compounds. The three samples have same wave number and there is no significant change during the micronization process. The IDF and SDF contents in fiber sample increased of 1,26-1,30 fold after reduce particles size of cassava peel flour. The results of phenolics total content showed that the KS-20 extract has higher phenolic than KS-10 and KS-5 extracts. The results also showed that KS-20 has radical scavenging activity and nitrit ion inhibition which is comparable to that KS-1- and KS-5 extracts. The results obtained in the present study indicate that the dietary fiber of cassava peel flour are a potential source of natural antioxidant fiber.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Prajitno, Olivia Erlinda Junita, and Hari Minantyo. "Substitusi Tepung Kulit Singkong (Manihot esculenta Crantz) dalam Pembuatan Roti Gandjelrel Ditinjau dari Uji Organoleptik." Jurnal Teknologi Pertanian Andalas 26, no. 2 (2022): 183. http://dx.doi.org/10.25077/jtpa.26.2.183-188.2022.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Setyawan Jati, Sasani, and Tri Widayatno. "Pengaruh Konsentrasi Kapang dan Lama Waktu Fermentasi terhadap Kadar Bioetanol dari Limbah Kulit Singkong (Manihot esculenta)." Jurnal Teknik Kimia USU 11, no. 2 (2022): 102–9. http://dx.doi.org/10.32734/jtk.v11i2.8279.

Full text
Abstract:
The purpose of this research is the manufacture of bioethanol by utilizing cassava peel, this process is through acid hydrolysis and fermentation processes. Making bioethanol with variations in the effect of the rate of fermentation time (5th days and 10th days), as well as with variations in the amount of mold concentrations (10%, 20%, and 30%). The mold used is Saccharomyces cerevisiae, then the mixed bioethanol is separated through the distillation process and will produce bioethanol. Based on the data obtained, the highest ethanol content was found in the variation of the addition of 30% mold on the 5th day of 8.09% and the lowest ethanol content was found in the variation of the addition of 10% mold on the 10th days of 5.86%. This proves that each variation has an optimum value in producing bioethanol content from cassava peels.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Masrullita, Masrullita, Yogi Ardhika Wijaya, Novi Sylvia, and Ferri Safriwardy. "EFEKTIVITAS KARBON AKTIF KULIT SINGKONG (Manihot Esculenta Crantz) TERHADAP ADSORPSI ION LOGAM Fe2+ DENGAN AKTIVATOR NaOH." Jurnal Teknologi Kimia Unimal 10, no. 2 (2021): 83. http://dx.doi.org/10.29103/jtku.v10i2.5550.

Full text
Abstract:
Salah satu pencemar yang berbahaya dalam limbah buangan industri yaitu logam berat besi (Fe2+). Banyak teknik pengolahan yang dilakukan untuk mwnurunkan kadar logam berat besi. Salah satunya diantaranya adalah dengan teknik adsorbs. Adsorpsi sering digunakan karena prosesnya yang sederhana dan efektif untuk mengurangi kadar logam berat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektifitas karbon aktif kulit singkong sebagai adsorben pada penyerapan logam besi (Fe2+), mengkaji pengaruh waktu kontak dan variasi konsentrasi aktivator terhadap daya serap besi (Fe2+) serta mekanisme penyerapan melalui metode pendekatan isotherm adsorpsi Freundlich dan Langmuir. Penelitian ini dilakukan dengan suhu karbonasi 300 ºC selama 2 jam dengan variasi konsentrasi aktivator 10%, 20%, 25%, dan 30% serta memvariasikan waktu kontak selama 30, 60, 90, dan 120 menit. Hasil yang diperoleh adalah, % efisiensi adsorpsi maksimum yaitu 94,07% serta kapasitas adsorpsi maksimum yaitu 470,35 mg/g pada konsentrasi aktivator 30% dan waktu kontak 120 menit. Mekanisme adsorpsi yang terjadi mendekati persamaan isotherm Langmuir dengan nilai R2 = 0,9999, diduga proses penyerapan terjadi secara kimisorpsi monolayer. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu kontak dan semakin tinggi konsentrasi aktivator maka semakin tinggi kapasitas adsorpsi dan % efisiensi adsorpsi Fe2+ yang diperoleh.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Perdani, Fahmi Puteri, Cucun Alep Riyanto, and Yohanes Martono. "Karakterisasi Karbon Aktif Kulit Singkong (Manihot esculenta Crantz) Berdasarkan Variasi Konsentrasi H3PO4 dan Lama Waktu Aktivasi." IJCA (Indonesian Journal of Chemical Analysis) 4, no. 2 (2021): 72–81. http://dx.doi.org/10.20885/ijca.vol4.iss2.art4.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Bahri, Saepul, Ary Mustofa Ahmad, and La Choviya Hawa. "Rancang Bangung Prototype Mesin Pengupas Kulit Singkong (Manihot esculenta) Tipe Drum Silinder Berdinding Mild Steel Profil L." Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem 8, no. 1 (2020): 25–35. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jkptb.2020.008.01.03.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Marhaini, Sri Martini Khairil Iksani. "Pengolahan Limbah Cair Minyak Bumi Secara Adsorpsi Menggunakan Karbon Aktif Kulit Singkong." TEKNIKA 15, no. 01 (2021): 5–11. https://doi.org/10.5281/zenodo.7325341.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Harfinda, Hanum, Rinidar Rinidar, T. Armansyah, Sugito Sugito, Mustafa Sabri, and Winaruddin Winaruddin. "PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BATANG JALOH (Salix tetrasperma Roxb) DAN SERBUK DAUN SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN AYAM BROILER (Effect of Willow (Salix tetrasperma Roxb) Bark Extract and Cassava (Manihot esculenta Crantz) Leaf Powder Supplementation on Weight Gain of Broiler Chickens)." Jurnal Medika Veterinaria 10, no. 1 (2016): 51. http://dx.doi.org/10.21157/j.med.vet..v10i1.4039.

Full text
Abstract:
This study’s purpose is to determine the effect of supplementation of willow bark extract (1000 mg/L) in drinking water and 15% cassava leaf powder in feed on broiler weight gain. This study was designed using completely randomized design (CRD) in which 20 broiler chickens were divided into four treatment groups with five broiler per each treatment. Control group (P0) was only given commercial feed, P1 (commercial feed + cassava leaf powder), P2 (commercial feed + willow bark extract), and P3 (commercial feed + cassava leaf powder and willow bark extract). Data were analyzed using analysis of variance and followed by Duncan test. The results showed that P2 significantly different (P<0.01) compare to P0 and P3, and different (P>0.05) from P1. Group P1 was different (P<0.05) from group P3, but P3 showed no significant different (P>0.05) to P0 on weight gain. whereas feed intake was similar among treatments, however food conversion was differ among treatments. In conclusion, combination of willow bark extract and cassava leaf powder could not increase broiler chickens weight gain.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Ardyansyah, Ardyansyah, Rahmawati Semaun, and Rasbawati Rasbawati. "KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PAKAN PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SINGKONG (Manihot esculenta) DENGAN LEVEL YANG BERBEDA." Journal Gallus Gallus 1, no. 3 (2023): 78–87. https://doi.org/10.51978/gallusgallus.v1i3.361.

Full text
Abstract:
Salah satu pakan alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kandungan protein kasar dan menurunkan kandungan serat kasar yaitu tepung daun singkong (manihot esculenta ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun singkong (Manihot esculenta ) pada pakan terhadap kandungan protein kasar serat kasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan. Perlakuan P0 (sebagai kontrol), P1, P2 dan P3. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 12 unit pengamatan. Adapun perlakuan yang diterapkan yaitu, P0: Tanpa Perlakuan Kontrol 0%, P1: Tepung daun singkong (Manihot esculenta) 1% dari jumlah pakan, P2: Tepung daun singkong (Manihot esculenta) 3% dari jumlah pakan, P3: Tepung daun singkong (Manihot esculenta) 5% dari jumlah pakan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung daun singkong pada pakan puyuh. Adapun perlakuan terbaik pada kandungan protein kasar dan serat kasar adalah sebagai berikut. Perlakuan terbaik untuk kandungan protein kasar terdapat pada perlakuan P3 dengan penambahan tepung daun singkong sebanyak 5% dengan persentase 17,36%. Perlakuan terbaik untuk kandungan serat kasar terdapat pada perlakuan P1 dengan penambahan tepung daun singkong sebanyak 1% dengan persentase 6,45%. Salah satu pakan alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kandungan protein kasar dan menurunkan kandungan serat kasar yaitu tepung daun singkong (manihot esculenta ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun singkong (Manihot esculenta ) pada pakan terhadap kandungan protein kasar serat kasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan. Perlakuan P0 (sebagai kontrol), P1, P2 dan P3. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 12 unit pengamatan. Adapun perlakuan yang diterapkan yaitu, P0: Tanpa Perlakuan Kontrol 0%, P1: Tepung daun singkong (Manihot esculenta) 1% dari jumlah pakan, P2: Tepung daun singkong (Manihot esculenta) 3% dari jumlah pakan, P3: Tepung daun singkong (Manihot esculenta) 5% dari jumlah pakan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung daun singkong pada pakan puyuh. Adapun perlakuan terbaik pada kandungan protein kasar dan serat kasar adalah sebagai berikut. Perlakuan terbaik untuk kandungan protein kasar terdapat pada perlakuan P3 dengan penambahan tepung daun singkong sebanyak 5% dengan persentase 17,36%. Perlakuan terbaik untuk kandungan serat kasar terdapat pada perlakuan P1 dengan penambahan tepung daun singkong sebanyak 1% dengan persentase 6,45%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Sukma Sahreni, Isramilda, and Miftahuliah Rohima Sururi. "UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN SINGKONG (MANIHOT ESCULENTA) TERHADAP PERTUMBUHAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN ESCHERICHIA COLI." Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan - Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara 19, no. 1 (2020): 22–27. http://dx.doi.org/10.30743/ibnusina.v19i1.11.

Full text
Abstract:
Daun singkong (Manihot esculenta) merupakan salah satu bahan alam yang dimanfaatkan sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun singkong (Manihot esculenta) terhadap S. aureus dan E. coli. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain post test only control group. Ekstrak etanol daun singkong dibuat dengan metode ekstraksi maserasi. Sampel terdiri dari 5 kelompok perlakuan yaitu ekstrak etanol daun singkong konsentrasi 75%, 80%, 85%, kontrol positif (Chloramphenicol) dan kontrol negatif (DMSO). Hasil pengamatan akan dianalisis menggunakan analisis varians (ANOVA). Ekstrak etanol daun singkong (Manihot esculenta) menghasilkan zona bening disekitar cakram yang diartikan adanya daya hambat dengan mengukur diameternya, Hasil uji Oneway pada S. aureus dan E. coli menunjukkan nilai signifikan 0,000 (<0,05) dan kemudian dilanjutkan dengan uji LSD menunjukan adanya perbedaan signifikan pada setiap kelompok perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disinpulkan bahwa ekstrak etanol daun singkong (Manihot esculenta) dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Irawan, Bambang, and Danawati Hari Prajitno. "Analisa Karakteristik Kayu Singkong Gajah (Manihot esculenta crantz) Sebagai Bahan Baku Pulp." Jurnal Teknik Mesin dan Industri (JuTMI) 2, no. 1 (2023): 57–63. http://dx.doi.org/10.55331/jutmi.v2i1.29.

Full text
Abstract:
Proses pembuatan pulp sangat memerlukan bahan baku kayu. Keberadaan bahan baku kayu yang bisas dipergunakan semakin mengalami kelangkaan, sehingga diperlukan bahan baku kayu alternatif. Manihot esculenta crantz berpotensi untuk menjadi bahan baku alternative dalam proses pulping. Penelitian ini menggunakan 3 jenis kayu yaitu, manihot esculenta crantz, dengan pembanding eucalyptus dan acacia mangium. Parameter analisa yang dipergunakan adalah komposisi kayu (%), Basic density (gr/cm3) dan analisa FTIR. Persentase kayu pada pohon Manihot esculenta crants terdapat kecenderungan, semakin tinggi posisi sampel maka semakin rendah persentase kayu. Rata rata persentase kayu pada ketinggian 22 cm di atas permukaan tanah menunjukkan nilai 87%. Nilai basic density pada ketiga jenis kayu (manihot esculenta crantz, eucalyptus dan acacia mangium) menunjukkan hasil yang relative sama. Nilai densitas untuk kayu Manihot esculenta crantz, Eucalyptus dan Acacia mangium masing masing sebesar 0.480 g/cm3 , 0,483 g/cm3 dan 0.499 g/cm3. Analisa FTIR menunjukkan kandungan pada ketiga jenis akyu tersebut memiliki kesamaan gugus fungsi. Beberapa data pada penelitian ini dapat merekomndasikan bahwa kayu manihot esculenta crantz dapat dipergunakan menjadi bahan baku pembuatan pulp.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Khaeri, Ahmad, Alfiana Laili Dwi Agustin, and Candra Dwi Atma. "Analisa Kandungan Nutrisi Pada Limbah Daun, Batang Dan Kulit Singkong (Manihot utillisima) Yang Difermentasi Untuk Pakan Ternak Ruminansia." Mandalika Veterinary Journal 3, no. 1 (2023): 1. http://dx.doi.org/10.33394/mvj.v3i1.7727.

Full text
Abstract:
Usaha peternakan di Indonesia saat ini sedang mengalami kemajuan, namun tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan, sehingga berpengaruh terhadap kontinuitas pakan. Sisa hasil pertanian memiliki potensi yang besar untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia. Namun untuk memanfaatkan sisa hasil pertanian sebagai bahan pakan lokal haruslah memenuhi 3 aspek, yaitu aspek kuantitas, kualitas dan kontinuitas. Selain kandungan protein yang rendah dan kadar HCN yang sangat tinggi pada limbah daun, batang dan kulit singkong (Manihot utillisima) sehingga perlu dilakukan fermentasi untuk meningkatkan kadar protein dan mengurangi kadar HCN pada singkong (Manihot utillisima) supaya bisa dimanfaatkan secara maksimal sebagai pakan ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nutrisi pada limbah daun, batang dan kulit singkong sebelum dan setelah fermentasi untuk pakan ternak yang bergizi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah komparatif eksperimental, yaitu mencari pengaruh perlakuan tertentu antara daun, batang dan kulit singkong sebelum dan setelah fermentasi. Nilai rata-rata yang di amati dari masing-masing kandungan nutiri sebelum dan setelah fermentasi Daun sebelum fermentasi (17.8967), Daun setelah fermentasi (17.8389), Batang sebelum fermentasi (20.0200), Batang setelah fermentasi (19.8300), Kulit sebelum fermentasi (20.0433), Kulit setelah fermentasi (20.0067). Kesimpulan Penelitian ini adalah pakan ternak Ruminansia yang bagus sesuai kandungan nutrisi berdasarkan Uji Statistik yaitu Daun, Batang, dan Kulit Singkong (Manihot Utillisima) setelah difermentasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Kurniati, Yuli, Diana Hernawati, and Rinaldi Rizal Putra. "Etnobotani Tanaman Pangan di Desa Cigedug Kabupaten Garut." SAINTIFIK 8, no. 2 (2022): 151–58. http://dx.doi.org/10.31605/saintifik.v8i2.340.

Full text
Abstract:
Tanaman pangan merupakan salah satu bahan yang menjadi kebutuhan penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, baik dimanfaatkan secara langsung maupun diolah terlebih dahulu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kajian etnobotani dan mengidentifikasi spesies-spesies tanaman pangan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Cigedug Kabupaten Garut Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2021. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode survey. Data dianalisis dengan Use Value (UV), Relative Frequency of Citation (RFC), dan Relative Importance (RI). Didapatkan 50 spesies 36 genus 26 familia 18 ordo tanaman pangan yang disebutkan oleh 15 responden yaitu 9 orang perempuan dan 6 orang laki-laki. Spesies yang disebutkan kemudian dikategorikan menjadi tanaman pangan berupa makanan pokok sebanyak 7 spesies, sayur-sayuran sebanyak 17 spesies, buah-buahan sebanyak 13 spesies, bahan minuman sebanyak 1 spesies dan bahan bumbu masak sebanyak 12 spesies. Teknik pengambilan sampelnya dengan menggunakan teknik purposive sampling. Adapun hasil perhitungan Use Value (UV) berkisar antara 0.07 – 0.8 dengan nilai paling tinggi yaitu Singkong (Manihot esculenta), nilai Relative Frequency of Citation (RFC) berkisar antara 0.07 – 2.07 dengan nilai paling tinggi yaitu Singkong (Manihot esculenta), dan nilai Relative Importance (RI) berkisar antara 0.08 – 1.54 dengan nilai paling tinggi yaitu Singkong (Manihot esculenta). Berdasarkan analisis tersebut dapat dikatakan bahwa singkong merupakan spesies penting yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Cigedug.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Mustakim, Mustakim, Munir Munir, and Irmayani Irmayani. "WARNA DAN INDEKS KUNING TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI TEPUNG DAUN SINGKONG (Manihot esculenta) DENGAN LEVEL YANG BERBEDA." Journal Gallus Gallus 1, no. 3 (2023): 88–98. https://doi.org/10.51978/gallusgallus.v1i3.362.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun singkong pada pakan terhadap warna kuning telur puyuh. dan bagaimana pengaruh penambahan tepung daun singkong pada pakan terhadap indeks kuning telur puyuh. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Februari 2023 dikecamatan Maritengngae, kabupaten Sidrap. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah puyuh yang siap produksi (layer) yang berumur 42 hari, ransum yang digunakan pada masa siap produksi (layer) meliputi jagung giling, dedak halus, konsentrat layer, tepung daun singkong (Manihot esculenta), air bersih dan cairan desinfektan. terdapat 12 unit pengamatan dimana pada masing-masing unit terdapat 7 ekor dengan rasio 2 jantan dan 5 betina. Jadi total pengamatan 84 ekor. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan P0 (sebagai control), P1,P2 dan P3 setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan perlakuan dengan penambahan tepung daun singkong (Manihot esculenta) pada ransum puyuh dengan level yang berbeda tidak berpengaruh terhadap warna dan indeks kuning telur puyuh. Adapun perlakuan yang terbaik untuk aplikasi pada ternak puyuh yaitu P2 dengan penambahan tepung daun singkong sebanyak 3%. Sehingga diperlukan adanya penelitian lanjutan dengan penambahan level daun singkong yang lebih tinggi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Sutamihardja, RTM, Srikandi Srikandi, and Dian Purnamasari Herdiani. "HIDROLISIS ASAM KLORIDA TEPUNG PATI SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) DALAM PEMBUATAN GULA CAIR." Jurnal Sains Natural 5, no. 1 (2017): 83. http://dx.doi.org/10.31938/jsn.v5i1.103.

Full text
Abstract:
Chloride Acid Hydrolysis of Cassava (Manihot esculenta Crantz) Strach Flour in Producing a Liquid Sugar Cassava (Manihot esculenta Crantz), known as cassava or manioc is a tuber or root of a tree that long with a diameter average of 5-10 cm and a length of 50-80 cm, depending on the type of cassava. Cassava is agricultural products that having high potency source of carbohydrates for food and industrial materials. Cassava starch can be made for liquid sugar by the method of acid hydrolysis using hydrochloric acid. The research results showed that rendemen at a HCl concentration of 0.75 N and hydrolysis time of 90 minutes was 80.51%. The higest rendemen of liquid sugar at a concentration of 0.5 N HCl and the hydrolysis time of 90 minutes was 84.22%. Results of the analysis indicate liquid sugar content of 16.22% moisture, ash content of 1.46%, 2.16% protein content, fat content of 0.53%, carbohydrates of 63.90%, and a negative starch content.Key words: Cassava, Flour Cassava Starch, Acid Hydrolysis, Liquid Sugar ABSTRAK Singkong (Manihot esculenta Crantz) yang dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu merupakan umbi atau akar pohon yang rata-rata berdiameter 5-10 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong. Singkong merupakan hasil produk pertanian yang potensinya tinggi sebagai sumber karbohidrat untuk bahan pangan dan industri. Pati singkong dapat dibuat gula cair dengan metode hidrolisis asam menggunakan asam klorida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rendemen tertinggi pada konsentrasi HCl 0,75 N dan waktu hidrolisis 90 menit yaitu sebesar 80,51%. Rendemen tertinggi kadar gula pereduksi dari pembuatan gula cair dengan konsentrasi HCl 0,5 N dan waktu hidrolisis 90 menit sebesar 84,22%. Hasil analisa gula cair menunjukkan kandungan kadar air 16,22%, kadar abu 1,46%, kadar protein 2,16%, kadar lemak 0,53% , karbohidrat 63,90%, dan kandungan pati negatif.Kata kunci: Singkong, Tepung Pati Singkong, Hidrolisis Asam, Gula Cair
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Kamal Uyun, Hendri Satria, Amri Bakhtiar, and Hazli Nurdin. "KAJIAN NUTRISI DAUN SINGKONG SEBELUM DAN SESUDAH FERMENTASI." Jurnal Farmasi Higea 16, no. 2 (2024): 126. http://dx.doi.org/10.52689/higea.v16i2.634.

Full text
Abstract:
Daun singkong (Manihot esculenta Crantz) adalah salah satu sayuran yang digunakan oleh suku Minangkabau di Sumatera Barat, Indonesia. Selain sebagai sayuran, daun singkong telah dimanfaatkan sebagai sumber bioflavonoid rutin, sedangkan ampasnya difermentasi menjadi “daun singkong tempe”. Nilai gizi tempe daun singkong menunjukkan kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan sebelum fermentasi dari 23,06% menjadi 28,55% ;, sedangkan kandungan lemak menurun dari 10,72% menjadi 8,07%, serta karbohidrat (serat kasar) menurun dari 61,45% menjadi 57,76%. Diharapkan tempe daun singkong dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein untuk perbaikan gizi masyarakat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Sari, Nofi Mustika, and Retti Ninsix. "PENGARUH PENAMBAHAN BUBUR DAUN SINGKONG (Manihot esculenta) TERHADAP KARAKTERISTIK STIK YANG DIHASILKAN." JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN 6, no. 2 (2017): 19–28. http://dx.doi.org/10.32520/jtp.v6i2.104.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bubur daun singkong terhadap karakteristik stik yang dihasilkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimen langsung yakni mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian, dengan berat bahan yang digunakan adalah 250 gram tepung terigu dan 50 gram tepung kacang hijau. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, yaitu A : Bubur daun singkong 10% perberat bahan, B : Bubur daun singkong 20% perberat bahan, C : Bubur daun singkong 30% perberat bahan, dan D : Bubur daun singkong 40% perberat bahan. Perlakuan ini diulang sebanyak 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan sehingga diperoleh pola perlakuan 4 x 3 dengan 12 unit percobaan. Hasil terbaik pada stik yang dihasilkan yaitu perlakuan A dengan penambahan bubur daun singkong sebanyak 10% per berat tepung kacang hijau dan tepung terigu, yang mempunyai nilai rasa 3,7, warna 4,25, aroma 3,45, tekstur ,4,05, kandungan air 8,25%, kandungan protein 8,25% dan kandungan pati 24,60%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Dewi, Sukuriyati Susilo, Gatot Supangkat, and Meilita Adria Ramaduhita. "Kajian Kualitas Gula Cair Dari Tiga Varietas Singkong (Manihot esculenta Crantz)." Produksi Tanaman 011, no. 09 (2023): 724–29. http://dx.doi.org/10.21776/ub.protan.2023.011.09.07.

Full text
Abstract:
Singkong merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki peran penting dalam mendukung ketahanan pangan suatu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas gula cair singkong dari tiga varietas. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Pratama Chem-Mix Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan mengambil 3 jenis varietas singkong dengan pertimbangan ketiga varietas singkong tersebut mudah dijumpai dan ditanam oleh petani. Variabel yang diamati meliputi rendemen pati (%), kadar pati (%), analisis gula reduksi (%), dan uji organoleptik (warna, rasa, dan aroma). Uji jarak berganda Duncan dan sidik ragam digunakan untuk menganalisis data yang diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gula cair yang dihasilkan adalah varietas Melati (rendemen pati 22,83%, kadar pati 82,91%, gula reduksi 58,31%) dan varietas Mentega (rendemen pati 19%, kadar pati 85,75%, gula reduksi 59,96%) dengan rasa yang manis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Viony, Manasye, Laily Rosdiana, and Fikky Roqobih. "Rodentisida Nabati Singkong Mentah (Manihot esculenta) sebagai Alternatif Pengendalian Hama Tikus." HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan 9, no. 2 (2024): 79–84. http://dx.doi.org/10.24252/higiene.v9i2.37901.

Full text
Abstract:
Tikus merupakan hewan pengganggu yang dapat merusak ekonomi dan membawa penyakit bagi manusia. Untuk mengendalikan populasi tikus, sering digunakan rodentisida yang mengandung bahan kimia beracun yang tidak ramah lingkungan. Namun, ada alternatif pengurangan penggunaan rodentisida yaitu menggunakan rodentisida nabati yang terbuat dari bahan alami seperti singkong yang mengandung asam sianida. Asam sianida sangat berbahaya dan dapat menyebabkan sakit bahkan kematian jika tertelan. Penelitian ini merupakan literature review. Penelitian yang dilakukan oleh Fazriyawati dan Rahmawati menggunakan 50 ekor mencit putih jantan spesies Mus musculus sebagai sampel. Sampel diberikan perlakuan dengan dosis rodentisida singkong sebesar 40 gram, 60 gram, 80 gram, dan 100 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kematian mencit tertinggi terjadi pada dosis 100 gram dengan rerata konsumsi umpan sebesar 62,48 gram dan persentase kematian mencit sebesar 60%. Dengan demikian, kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa singkong mentah memiliki potensi sebagai rodentisida nabati yang efektif. Kata Kunci : Mencit, Rodentisida nabati, Singkong mentah
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Nurjannah, Nurjannah, and Nurhikmah Nurhikmah. "PENGARUH KONSENTRASI RAGI DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP MUTU TAPE SINGKONG (Manihot esculenta Crantz)." Jurnal Borneo Saintek 3, no. 2 (2020): 73–78. http://dx.doi.org/10.35334/borneo_saintek.v3i2.1671.

Full text
Abstract:
Tingginya kandungan karbohidrat pada singkong menyebabkan komoditas ini dijadikan sebagai makanan pokok ke tiga setelah padi dan jagung di Indonesia (Amarullah dkk 2016). Singkong memiliki kandungan karbohidrat tinggi namun memiliki kandungan protein yang rendah. Pengolahan singkong dengan metode fermentasi seperti pembuatan tapai dapat meningkatkan mutu dan nilai gizinya. Tapai hasil olahan singkong memiliki nilai gizi tinggi karena mengandung probiotik, vitamin dan mineral. Tapai merupakan pengolahan singkong dengan metode fermentasi menggunakan ragi yang mengandung mikroorganisme fermentatif. Kualitas tapai singkong sangat dipengaruhi oleh mutu ragi, lama fermentasi serta jenis singkong yang digunakan. Untuk mendapatkan kualitas tapai yang baik maka ke tiga faktor tersebut harus sesuai dengan kebutuhan proses fermentasi. Pada penelitian ini dilakukan pengujian jenis ragi dan lama fermentasi untuk memperoleh hasil tapai dengan kualitas paling baik. Rancangan penelitian yang digunakan ialah RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan menggunakan 2 faktor. Faktor I jenis ragi dengan 2 perlakuan yaitu ragi lokal dan ragi impor, faktor II lama fermentasi dengan 5 perlakuan yaitu 1 hari, 2 hari, 3 hari, 4 hari, dan 5 hari fermentasi. Berdasarkan rancangan tersebut terdapat total 10 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 30 unit percobaan. Data hasil uji organoleptik dijadikan acuan dalam penentuan kualitas tapai dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tapai singkong hasil fermentasi menggunakan ragi import lebih disukai baik warna, rasa, tekstur dan aromanya dibandingkan tapai hasil fermentasi ragi lokal. Tapai yang paling disukai oleh panelis ialah tapai singkong fermentasi ragi import yang diinkubasi selama 4-5 hari.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Nurjannah, Nurjannah, and Nur Hikmah. "PENGARUH KONSENTRASI RAGI DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP MUTU TAPE SINGKONG (Manihot esculenta Crantz)." Jurnal Borneo Saintek 4, no. 2 (2022): 73–77. http://dx.doi.org/10.35334/borneo_saintek.v4i2.1634.

Full text
Abstract:
Tingginya kandungan karbohidrat pada singkong menyebabkan komoditas ini dijadikan sebagai makanan pokok ke tiga setelah padi dan jagung di Indonesia (Amarullah dkk 2016). Singkong memiliki kandungan karbohidrat tinggi namun memiliki kandungan protein yang rendah. Pengolahan singkong dengan metode fermentasi seperti pembuatan tapai dapat meningkatkan mutu dan nilai gizinya. Tapai hasil olahan singkong memiliki nilai gizi tinggi karena mengandung probiotik, vitamin dan mineral. Tapai merupakan pengolahan singkong dengan metode fermentasi menggunakan ragi yang mengandung mikroorganisme fermentatif. Kualitas tapai singkong sangat dipengaruhi oleh mutu ragi, lama fermentasi serta jenis singkong yang digunakan. Untuk mendapatkan kualitas tapai yang baik maka ke tiga faktor tersebut harus sesuai dengan kebutuhan proses fermentasi. Pada penelitian ini dilakukan pengujian jenis ragi dan lama fermentasi untuk memperoleh hasil tapai dengan kualitas paling baik. Rancangan penelitian yang digunakan ialah RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan menggunakan 2 faktor. Faktor I jenis ragi dengan 2 perlakuan yaitu ragi lokal dan ragi impor, faktor II lama fermentasi dengan 5 perlakuan yaitu 1 hari, 2 hari, 3 hari, 4 hari, dan 5 hari fermentasi. Berdasarkan rancangan tersebut terdapat total 10 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 30 unit percobaan. Data hasil uji organoleptik dijadikan acuan dalam penentuan kualitas tapai dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tapai singkong hasil fermentasi menggunakan ragi import lebih disukai baik warna, rasa, tekstur dan aromanya dibandingkan tapai hasil fermentasi ragi lokal. Tapai yang paling disukai oleh panelis ialah tapai singkong fermentasi ragi import yang diinkubasi selama 4-5 hari.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Lin, Leonard, Eny Yulianti, and F. Ferdinal. "Uji Fenolik Total dan Kapasitas Antioksidan DPPH Ekstrak Daun Singkong (Manihot esculenta)." Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) 7, no. 2 (2025): 500–506. https://doi.org/10.59141/jsi.v7i2.175.

Full text
Abstract:
Singkong merupakan bahan makanan pokok yang sering dikonsumsi di Indonesia. Daunnya sendiri bisa menjadi berbagai masakan seperti ditumis, direbus ataupun sebagai lalapan. Daun singkong dikatakan dapat membantu beberapa penyakit seperti hipertensi. Daun singkong banyak mengandung mineral seperti Fe, Zn, Mn, Cu, Mg, Ca, K, mengandung protein kasar, β-karoten serta memiliki senyawa aktif flavonoid, fenolik, dan mengandung klorofil yang merupakan antioksidan alami. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bersifat in vitro dan bioassay. Uji in vitro yang dilakukan terdiri dari uji fitokimia, uji kapasitas total antioksidan, uji fenolik total serta uji toksisitas BSLT. Hasil Penelitian menunjukan bahwa didalam kandungan bahwa ekstrak Manihot esculenta positif alkaloid, anthocyanin dan betacyanin, kardioglikosida, coumarin, flavonoid, glikosida, fenol, saponin, steroid, dan tannin. Sedangkan hasil uji fitokimia kuinon, dan terpenoid didapatkan hasil negatif. Kadar fenolik dalam ekstrak daun Manihot esculenta didapatkan 48,87 mgGAE/gr. Hasil uji kapasitas antioksidan DPPH diperoleh IC50 sebesar 285,371 μg/mL. Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa daun singkong berpotensi sebagai sumber antioksidan alami yang dapat dimanfaatkan dalam pengobatan untuk melawan penyakit akibat oxidative stress, meskipun dengan efektivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan standar antioksidan Trolox.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Wiyono, Andi Eko, Winda Amilia, Rifqoh Anggarani Mulyana, and Ola Riska Aprilia Intan Aghata. "Optimasi Formula Serbuk Pewarna Alami Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz)." JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI 11, no. 2 (2023): 315. http://dx.doi.org/10.24843/jrma.2023.v11.i02.p14.

Full text
Abstract:
Cassava leaves (Manihot esculenta C.) have a total chlorophyll of 27.4667 mg/g, the second highest after papaya leaves. Plants containing chlorophyll can be used as raw materials to make green powder natural dyes. The method used in the manufacture of powdered natural dyes is foam mat drying. the process of making natural dye powder with foam mat drying method added with maltodextrin and MgCO3. The purpose of this study was to determine the optimum formula for natural dyes of cassava leaf powder with variations of maltodextrin and MgCO3 and to determine the physical and chemical supporting characteristics of the optimum formula for natural dyes of cassava leaf powder. The results showed that the optimum formula of cassava leaf natural coloring powder is F5. Variations in the comparison of maltodextrin and MgCO3 concentrations in the optimum formula obtained the water content value of 4.44%; dissolving time 41 seconds; pH 8.2; value of L* 53.0; value a* -21,4; b* 18.9; the degradation of the stability of the heating time of the oven and the stability of the heating time of the hot plate are 11.59% and 11.92%; hue value 138.55o ; chroma value 28.55; and total chlorophyll content of 14,231 mg/g. In addition, the application to textiles with a color resistance test found that the decrease in the mass of the fabric did not change too much.
 Keywords: Cassava Leaf, Chlorophyll, Foam Mat Drying, Maltodextrin, MgCO3
 Daun singkong (Manihot esculenta C.) memiliki klorofil total sebesar 27,4667 mg/g, tertinggi kedua setelah daun pepaya. Tumbuhan yang mengandung klorofil dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pewarna alami serbuk hijau. Metode yang digunakan dalam pembuatan serbuk pewarna alami adalah foam mat drying. Proses pembuatan serbuk pewarna alami dengan metode foam mat drying ditambah maltodekstrin dan MgCO3. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan formula pewarna serbuk daun singkong yang optimum dengan variasi maltodekstrin dan MgCO3 serta menentukan sifat fisik dan kimia pendukung dari ekstrak daun singkong. Formula optimum pewarna alami serbuk daun singkong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula serbuk pewarna alami daun singkong yang optimal adalah formula F5. Variasi perbandingan konsentrasi maltodekstrin dan MgCO3 pada formula optimum diperoleh nilai kadar air sebesar 4,44%; waktu larut 41 detik; pH 8,2; nilai L* 53,0; nilai a* -21,4; b* 18.9; penurunan stabilitas waktu pemanasan oven dan stabilitas waktu pemanasan hot plate masing-masing sebesar 11,59% dan 11,92%; nilai hue 138,55o ; nilai chroma 28,55; dan kandungan klorofil total 14.231 mg/g. Selain itu, aplikasi pada tekstil dengan uji ketahanan warna didapatkan bahwa penurunan massa kain tidak terlalu banyak berubah.
 Kata Kunci : Daun Singkong, Klorofil, Foam Mat Drying, Maltodekstrin, MgCO3
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Septian, Mohamad Haris. "The Effect of Addition of Various Media Substrates of Local Microorganisms (MOL) to Nutrient Content and Cyanide Acid Level Anaerobic Fermentation of Cassava Peels (Manihot utilissima)." Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan 5, no. 1 (2023): 40. http://dx.doi.org/10.24198/jnttip.v5i1.46470.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Keterbatasan hijauan pakan menyebabkan perlunya pakan alternatif untuk memenuhi kebutuhan ternak, salah satu pakan alternatif yang dapat digunakan adalah kulit singkong terfermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan berbagai media substrat mikroorganisme lokal (MOL) terhadap kandungan nutrien dan asam sianida fermentasi anaerobik kulit singkong. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Desember 2022 di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Tidar, Laboratorium CV. Chemmix, Bantul, Yogyakarta, dan di Laboratorium Institut Pertanian Bogor. Penelitian menggunakan metode rancangan acak lengkap. Kulit singkong diberi 4 perlakuan dan 5 ulangan, yang terdiri dari (P0) kulit singkong + 1% Effective micro-organism EM4 1%; (P1) kulit singkong + 1% MOL1; (P2) kulit singkong + 1% MOL2; (P3) kulit singkong + MOL3; dan (P4) kulit singkong + MOL4. Data dari hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam, jika hasilnya berbeda nyata dilanjutkan menggunakan uji Dunnet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan berbagai MOL memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan protein kasar dan HCN, namun tidak memberikan pengaruh (P>0,05) terhadap kadar air dan abu pada fermentasi kulit singkong. Kata Kunci: Kulit singkong, air cucian beras, air rebusan kedelai, air limbah ampas tahu ABSTRACT Limited forage causes the need for alternative feed to meet the needs of livestock, one of the alternative feeds that can be used is fermented cassava peels. This study aimed to determine the effect of adding various media substrates of local microorganisms (MOL) on the nutrient and cyanide acid content of cassava peels anaerobic fermentation. The research was conducted in September-December 2022 at the Laboratory of the Faculty of Agriculture, Tidar University, CV. Chemmix Laboratory, Bantul, Yogyakarta, Bogor Agricultural Institute Laboratory. The study used a completely Randomize Method. Cassava peels were given 4 treatments and 5 replications, namely (P0) cassava peels + 1% EM4; (P1) cassava peels + 1% MOL1; (P2) cassava peels + 1% MOL 2; (P3) cassava peels + 1% MOL3. Data were analyzed using a Completely Randomized Design (CRD) and continued with the Dunnet test. The results showed that the addition of MOL had a significant effect (P<0.05) on crude protein content and HCN content but had no significant effect (P>0.05) on water content and ash content in the anaerobic fermentation of cassava peels. Keywords: Cassava peels, rice-washing water, soybean-boiled water, tofu wastewater
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Salbiah, Salbiah, Yusup Hidayat, and Sudarjat Sudarjat. "Araecerus fasciculatus (De Geer) (Coleoptera: Anthribidae): Biologi dan Kerusakannya pada Singkong Kering (Manihot esculenta Crantz)." Agrikultura 33, no. 2 (2022): 225. http://dx.doi.org/10.24198/agrikultura.v33i2.40347.

Full text
Abstract:
Araecerus fasciculatus merupakan hama yang menginfestasi komoditas pertanian di gudang penyimpanan. Pada singkong kering, hama ini menyebabkan kerusakan sebesar 20,6-91,51%. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari biologi A. fasciculatus pada singkong kering dan tingkat kerusakan yang ditimbulkannya. Pengujian lama perkembangan telur dilakukan dengan menginfestasikan imago A. fasciculatus sebanyak 100 ekor ke masing-masing 50 potong singkong kering selama 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 hari. Pengujian lama perkembangan larva, pupa, dan imago ke masing-masing 305 potong singkong kering selama 1, 2, 3, 4, 5 hari, selanjutnya singkong kering 5 potong didestruksi setiap hari selama dua bulan. Pengamatan dilakukan setelah lama hari infestasi. Pengamatan dilakukan terhadap morfologi, morfometri, lama perkembangan setiap stadia, tingkat kerusakan singkong kering akibat infestasi A. fasciculatus. Pada pengujian ini, dilakukan analisis kandungan nutrisi singkong kering, pengukuran suhu, dan kelembapan ruang pengujian. Hasil penelitian menunjukkan lama perkembangan telur 5,82 hari. Perkembangan larva instar pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima selama 3,40; 3,80; 4,60; 5,80; 7,80 hari. Sedangkan pupa dan imago selama 7,20 dan 28,34 hari. Pada pengujian ini, disajikan morfologi gambar berwarna dan morfometri semua stadia. Periode penyimpanan 3 bulan menyebabkan persentase kehilangan singkong kering berlubang 61,58% dan bubuk singkong 11,08%. Pengujian biologi ini akan menjadi dasar dalam identifikasi dan pengendalian A. fasciculatus untuk setiap stadianya pada singkong kering.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Noviyani, Tiara, Ni Made Wartini, and Bambang Admadi Harsojuwono. "PENGARUH PERBANDINGAN MALTODEKSTRIN DAN GUM ARAB TERHADAP KARAKTERISTIK ENKAPSULAT EKSTRAK PEWARNA DAUN SINGKONG (Manihot esculenta C.)." JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI 11, no. 1 (2023): 1. http://dx.doi.org/10.24843/jrma.2023.v11.i01.p01.

Full text
Abstract:
Daun singkong dapat dijadikan sebagai pewarna alami karena mengandung klorofil. Senyawa klorofil dapat diperoleh dengan cara ekstraksi dan diproses lebih lanjut menjadi bubuk enkapsulasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan enkapsulan maltodekstrin dan gum arab terhadap karakteristik enkapsulat ekstrak pewarna daun singkong (Manihot esculenta C.) dan untuk menentukan perbandingan enkapsulan maltodekstrin dan gum arab terbaik dalam menghasilkan enkapsulat ekstrak pewarna daun singkong (Manihot esculenta C.). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan perbandingan maltodekstrin dan gum arab yang terdiri dari 9 taraf yaitu (3:1), (2:1), (3:2), (1:0,75), (3:2,5), (1:1), (2:3), (1:2), dan (1:3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbandingan maltodekstrin dan gum arab berpengaruh sangat nyata terhadap rendemen, kadar air, kelarutan, tingkat kecerahan (L*), tingkat kemerahan (a*), tingkat kekuningan (b*), kadar klorofil total, kadar klorofil a, efisiensi enkapsulasi namun tidak berpengaruh terhadap kadar klorofil b. Perlakuan terbaik dalam menghasilkan enkapsulat ekstrak pewarna daun singkong adalah pada perbandingan maltodekstrin dan gum arab (1:3) dengan karakteristik rendemen 79,76%, kadar air 9,20%, kelarutan 38,13%, tingkat kecerahan (L*) 41,75, tingkat kemerahan (a*) 2,85, tingkat kekuningan (b*) 14,79, kadar klorofil total 10,58 ppm, kadar klorofil a 4,39 ppm, kadar klorofil b 6,19 ppm dan efisiensi enkapsulasi 69,92%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Wiyono, Andi Eko, Winda Amilia, Retha Talia Shasabillah, Rifqoh Anggarani Mulyana, and Vinka Oktavia Pramesti. "Potensi Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz) sebagai Pewarna Alami." TEKNOTAN 17, no. 1 (2023): 27. http://dx.doi.org/10.24198/jt.vol17n1.4.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Budiarti, Retni S., Harlis Harlis, and Hari Kapli. "Optimasi Pembentukan Gula Cair Dari Limbah Kulit Singkong (Manihot utilisima Pohl) Oleh Bacillus Licheniformis dalam Usaha Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan." Biospecies 11, no. 2 (2018): 108–14. http://dx.doi.org/10.22437/biospecies.v11i2.5745.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi Bacillus licheniformis optimal yang dibutuhkan dalam penbentukan gula cair dari limbah singkong, nilai kadar gula serta nilai amilum yang terkandung dalam limbah kulit singkong yang terdegradasi. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan konsentrasi ekstrak daun singkong (Manihot utilissima Pohl.), yaitu 0 konsentrasi, 1,5 ml konsentrasi, 2,5 ml konsentrasi dan 3,5 ml konsentrasiB. Licheneformis. Data dianalisis dengan menggunakan analisis (ANOVA) yang dilanjutkan dengan uji duncan’s range test (DMRT) dengan taraf kepercayaan 5%. Hasil Penelitian memperlihatkan bahwa seluruh perlakuan pengaruh nyata terhadap pemberian konsentrasi B.licheniformis. Perlakuan dengan menggunakan konsentrasi 1,5 ml B. licheniformispada substrak kulit singkong seberat 1 gram setelah uji Duncan’s range test (DMRT) dengan taraf kepercayaan 5% menghasilkan nilai gula reduksi sebesar 6.07 %.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Puspitarini, Cicilia Novian, Yusnita Yusnita, Sandi Asmara, Agus Karyanto, and R. A. Diana Widyastuti. "APLIKASI NAA PADA SETEK SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) MENINGKATKAN JUMLAH AKAR PRODUKTIF." Jurnal Agrotek Tropika 12, no. 4 (2024): 786. https://doi.org/10.23960/jat.v12i4.8488.

Full text
Abstract:
Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu komoditas pangan yang memiliki nilai ekonomis. Produktivitas ubi kayu masih tergolong rendah. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi ubi kayu adalah aplikasi auksin untuk memacu pembentukan akar karena hal yang paling penting dari ubi kayu adalah umbi yang akan di hasilkan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui pengaruh NAA dan konsentrasi yang terbaik dalam meningkatkan jumlah akar produktif dan pertumbuhan tunas setek singkong. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan sebanyak 6 perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Perlakuan pada percobaan ini terdiri dari: A0=0 ppm NAA, A1=200 ppm NAA, A2=400 ppm NAA, A3=600 ppm NAA, A4=800 ppm NAA, dan A5=1000 ppm NAA. Hasil penelitian yang didapatkan adalah NAA berpengaruh terhadap pertumbuhan tunas dan pengakaran setek singkong. Konsentrasi 200-1000 ppm NAA meningkatkan pengakaran dan pertumbuhan tunas setek singkong, dimana konsentrasi terbaik adalah 1000 ppm NAA menghasilkan jumlah akar total, jumlah akar produktif, panjang akar, dan bobot segar akar tertinggi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Fibarzi, Wiza Ulfa, Rizka Nurlaila, Fitriyani Sirait, Sulhatun Sulhatun, and Ishak Ibrahim. "PRODUKSI GLUKOSA CAIR MENGGUNAKAN METODE HIDROLISIS ASAM KLORIDA DARI BAHAN DASAR SINGKONG (MANIHOT ESCULENTA)." Jurnal Teknologi Kimia Unimal 12, no. 1 (2023): 49. http://dx.doi.org/10.29103/jtku.v12i1.11624.

Full text
Abstract:
Singkong (Manihot esculenta) merupakan sumber bahan makanan ketiga di Indonesia sestelah padi dan jagung. Singkong merupakan salah satu umbi-umbian yang memiliki sumber karbohidrat lokal Indonesia. Singkong sebagai sumber pati selama ini diketahui masyarakat hanya sebagai sumber karbohidrat, sampai munculnya inovasi proses yang dapat memproses singkong menjadi berbagai produk lain salah satunya glukosa cair. Glukosa cair merupakan cairan jernih dan kental yang mengandung D-glukosa, maltose, dan polimer D-glukosa yang diperoleh dari hidrolisis pati. Penelitian ini sudah pernah dilakukan dengan menggunakan variasi suhu hidrolisis dibawah 100oC, oleh karena itu pada penelitian ini menggunakan variasi suhu diatas 100oC untuk mendapatkan kadar glukosa yang terbaik. Pati singkong dapat dibuat menjadi glukosa cair dengan metode hidrolisis asam menggunakan asam klorida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar glukosa tertinggi pada suhu 125oC dan waktu hidrolisis 100 menit yaitu sesbesar 29,3%. Kadar air yang terendah diperoleh pada suhu 125oC dan waktu hidrolisis 100 menit yaitu sebesar 3,62%. Yield yang tertinggi diperoleh pada suhu 105oC dan waktu hidrolisis 80 menit yaitu sebesar 64,20%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu dan waktu hidrolisis maka produk glukosa cair yang dihasilkan akan semakin bagus.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Putra, I. Gusti Ngurah Agung Dewantara, Retno Murwanti, Abdul Rohman, and Teuku Nanda Saifullah Sulaiman. "Pengaruh Amilum Singkong (Manihot esculenta, Crantz) Native dan Pregelatinized Terhadap Laju Disolusi Tablet Parasetamol." Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) 7, no. 1 (2019): 1–12. http://dx.doi.org/10.37013/jf.v7i1.44.

Full text
Abstract:
AbstractAmilum banyak digunakan sebagai eksipien dalam formulasi farmasi, salah satunya karena dapat dicampur dengan obat apapun dan bersifat inert tanpa menimbulkan reaksi kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode preparasi amilum singkong (Manihot esculenta, Crantz) native dan pregelatinized yang digunakan sebagai pengikat terhadap laju disolusi tablet parasetamol dengan metode granulasi. Amilum native dan amilum pregelatinized yang dihasilkan dari singkong diuji karakteristik sifat fisik untuk mengetahui kemampuan sebagai pengikat tablet. Tablet parasetamol yang dihasilkan dari ke dua metode dibandingkan laju disolusi dengan menggunakan medium buffer phosphate pada suhu 37 ± 0,5 °C (pH 5,8; 50 rpm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode preparasi amilum singkong berpengaruh terhadap laju pelarutan tablet. Amilum pregelatinized sebagai pengikat pada tablet paracetamol menunjukkan nilai Q (93,17 ± 0,01)% sedangkan amilum native menunjukkan nilai Q (81,76 ± 0,20)%. Penggunaan amilum singkong pregelatinized sebagai pengikat pada tablet parasetamol menghasilkan sifat karakteristik fisik yang lebih baik dibandingkan dengan amilum native.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography