To see the other types of publications on this topic, follow the link: Kumit.

Journal articles on the topic 'Kumit'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Kumit.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

MADHI, Qusai Hattab, Mohammed Hamza ABASS, and Abdulnabi Abdul Ameer MATROOD. "HEAVY METALS POLLUTION OF WHEAT FIELDS (SOIL AND LEAVES) SAMPLED FROM BASRAH AND MAYSAN PROVINCES." Periódico Tchê Química 17, no. 35 (July 20, 2020): 315–26. http://dx.doi.org/10.52571/ptq.v17.n35.2020.28_madhi_pgs_315_326.pdf.

Full text
Abstract:
This study was conducted to estimate the level of some heavy metals, mainly Lead (Pb), cadmium (Cd), chromium (Cr) and cobalt (Co) in the soil and wheat leaves of some wheat fields in Basra and Maysan province; the sampling areas were Al-Qurna, Al-Madinah, Al-Amara, Kumit, Ali Al-Sharqi, and Ali Al-Gharbi. It was performed the analysis using the Flame Atomic Spectrophotometer. The results indicated an increase in the concentrations of above mentioned these heavy metals in all examined areas; the levels in agricultural soils were found to be exceeding the internationally permissible limits according to EU-2000 standards, the highest levels of pollution were observed at Al- Qurna site with significant differences than other sites for both available and total HMs concentrations in soils. Indicating that the arrangement of the metals according to their available concentrations in the analyzed soil was as follows: lead (21.32 )˃ cobalt (14.63) ˃ chromium (11.06) ˃ cadmium (1.15) as mg/Kg of soil. Additionally, results showed that the highest lead content in the wheat leaves was examined in the Qurna fields (0.175 mg/kg), followed by Amara with a concentration of 0.136 mg/kg. The lowest concentration of lead was observed in wheat leaves in the Kumit fields (0.007 mg/kg). In terms of Cd concentration in wheat leaves, the highest level was observed in Al-Qurna, with a significant difference from other fields, reaching 0.009 mg/kg. The lowest concentration of this HM was recorded in Ali Al-Gharbi, which reached 0.002 mg/kg. The results of the correlation between the available concentration of heavy metals elements and soil characteristics revealed a significant correlation between the soil pH and lead, cadmium, and chromium available concentrations, whereas no correlation with cobalt and a significant correlation between soil EC and lead was observed and a highly significant negative correlation with the cobalt. Results proved the high levels of pollution in all examined areas in Basra and Maysan provinces.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Ishak, Nuning Irnawulan, Kasman Kasman, and Chandra Chandra. "Efektivitas Ekstrak Kulit Buah Limau Kuit (Citrus Amblycarpa) sebagai Larvasida Aedes Aegypti Instar III." Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 15, no. 3 (September 7, 2019): 302. http://dx.doi.org/10.30597/mkmi.v15i3.6533.

Full text
Abstract:
Berbagai dampak negatif penggunaan larvasida kimia mendorong penelitian mengenai larvasida alami salah satunya adalah ekstrak limau kuit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas ekstrak kulit limau kuit sebagai larvasida alami terhadap kematian larva Aedes aegypti. Penelitian ini menggunakan desain true experiment dengan rancangan post test only control group. Objek penelitian adalah ekstrak kulit buah limau kuit. Besar sampel penelitian adalah 450 ekor jentik instar III dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling dan diberi perlakuan dengan berbagai konsentrasi ekstrak kulit limau kuit (2ml/100ml, 3ml/100ml, 4ml/100ml, dan 5ml/100 ml) selama 10 jam. Kontrol positif menggunakan abate 0,01 gr/100ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua kelompok perlakuan dapat mematikan 100% larva. Pada konsentrasi 4,0 ml/100ml dan 5,0 ml/100ml mengalami kematian 100% setelah 6 jam pengukuran dan kelompok kontrol positif mengalami kematian 100% setelah 4 jam pengukuran. Analisis data menggunakan uji Kruskal Wallis dan analisis probit. Hasil analisis probit menunjukkan bahwa nilai LT50 konsentrasi 5,0% adalah 2,58 jam dan nilai LT99 adalah 5,86 jam. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan tidak terdapat perbedaan secara signifikan (p>0,05) rerata kematian jentik antar kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Pemberian ekstrak kulit buah limau kuit dapat menjadi alternatif larvasida alami yang dapat digunakan masyarakat
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Safitri, Fenthy Marlina, Yunda Maymanah Rahmadewi, and Mulono Apriyanto. "PENGARUH VARIASI BAHAN SUSU KACANG TOLO TERHADAP SIFAT KIMIA DAN KADAR SERAT KASAR." JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN 6, no. 1 (May 12, 2017): 48–59. http://dx.doi.org/10.32520/jtp.v6i1.101.

Full text
Abstract:
Penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kandungan kimia dan serat kasar dengan variasi bahan susu kacang tolo.Penelitian ini adalah eksperimental murni dengan sampel desain acak menggunakan 3 perlakuan, 2 ulangan dan 2 unit coba. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik One Way Anova dilanjutkan dengan analisis Tukey jika ada perbedaan. Variasi bahan susu kacang tolo dibedakan menjadi kulit kacang tolo, kacang tolo tanpa kulit dan kacang tolo dengan kulit.Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis pH dari ketiga bahan susu kacang tolo memiliki rentang nilai 6,6-6,8 dan tidak berbeda secara signifikan, namun pada parameter kadar lemak, protein dan serat kasar berbeda secara signifikan. Rerata kadar lemak sebesar 0,29% untuk susu kacang tolo dari kulit kacang tolo, susu kacang tolo dari kacang tolo tanpa kulit 0,48% dan sebanyak 0,78% pada susu kacang tolo dari kacang tolo dengan kulit. Rerata protein didapatkan 4,49%, 7,06% dan9,81% secara berurutan untuk susu kacang tolo dari bahan kulit kacang, kacang tolo tanpa kulit dan kacang tolo dengan kulit. Rerata kandungan serat kasar padasusu kacangtolo dari kulit kacang tolo, kacang tolo tanpa kuit dan kacang tolo dengan kulit secara berurutan adalah 3,71%, 2,40%, 5,35%. Susu kacang tolo yang terbuat dari kacang tolo dengan kulit memiliki konsentrasi tertinggi pada parameter lemak dan protein secara berurutan yaitu 0,78% dan 9,81%.Sementara susu kacang tolo yang terbuat dari kulit kacang tolo mengandung serat kasar paling tinggi yaitu 5,35%
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Kuitenbrouwer, Vincent. "De geografie van de stamverwantschap - Op zoek naar Nederlandse plaatsen van herinnering in Zuid-Afrika." Tijdschrift voor Geschiedenis 124, no. 3 (October 1, 2011): 334–49. http://dx.doi.org/10.5117/tvgesch2011.3.kuit.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Kuitenbrouwer, Vincent. "De oorlog die Zuid-Afrika vormde - Martin Bossenbroek, De Boerenoorlog (Athenaeum-Polak & Van Gennep; Amsterdam 2012) 613 p., €24,95 ISBN 9789025369934." Tijdschrift voor geschiedenis 127, no. 2 (June 1, 2014): 349–51. http://dx.doi.org/10.5117/tvgesch2014.2.kuit.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Saputra, Detri, Entang Inoriah Sukarjo, and Masdar Masdar. "EFEK KONSENTRASI DAN WAKTU APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR KULIT PISANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus)." Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia 22, no. 1 (May 22, 2020): 31–37. http://dx.doi.org/10.31186/jipi.22.1.31-37.

Full text
Abstract:
[EFFECT OF CONCENTRATION AND APPLICATION TIME OF ORGANIC FERTILIZER LIQUID BANANA PEELS ON GROWTH AND YIELD OF JAVA TEA (Orthosiphon aristatus)]. Java tea are medicinal plants that have many health benefits but java tea production is very low. Efforts are made to increase the growth and yield of java tea, namely the use of liquid organic fertilizer (LOF) banana peels. This study aims to obtain concentration, application time of LOF banana peels, and interactions between the two that produce high growth and yield of java tea. The study was conducted from November 2018 to February 2019 in the city of Bengkulu. The experiments were arranged based on a completely randomized design factorial pattern. The first factor is the LOF concentration of banana peels 25 mL/L, 50 mL/L, 75 mL/L, and 100 mL/L. The second factor is the time of LOF application which consists of 1 week application, 2 weeks application, and 3 weeks application. The results showed that independently giving concentration and application time and interaction did not significantly influence the variable thickness of leaves, total leaf area, shoot length, number of leaves, fresh plant weight, root length, and dry plant weight.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Untari, Sri, Dwi Setyowati, and Endang Sri Jatmikowati. "Penyamakan Kulit Fur dan Kulit Glace dari Kulit Kelinci dengan Menggunakan Reduced Chrome." Buletin Peternakan 28, no. 2 (December 18, 2012): 87. http://dx.doi.org/10.21059/buletinpeternak.v28i2.1495.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Romaniuk, Ryszard. "KUBIT FIZYCZNY." ELEKTRONIKA - KONSTRUKCJE, TECHNOLOGIE, ZASTOSOWANIA 1, no. 3 (March 24, 2021): 22–29. http://dx.doi.org/10.15199/13.2021.3.5.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Oetojo, Bambang, Muchtar Lutfi, Widari Widari, and Hasan Basalamah. "Mutu kulit glase dari kulit domba peranakan merino." Majalah Kulit, Karet, dan Plastik 5, no. 9 (December 1, 1990): 5. http://dx.doi.org/10.20543/mkkp.v5i9.457.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Oetojo, Bambang, Muchtar Lutfi, Widari Widari, and Hasan Basalamah. "Mutu kulit jaket dari kulit domba peranakan merino." Majalah Kulit, Karet, dan Plastik 5, no. 9 (December 1, 1990): 15. http://dx.doi.org/10.20543/mkkp.v5i9.458.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Oetojo, Bambang. "Mutu kulit chamois dari kulit domba peranakan merino." Majalah Kulit, Karet, dan Plastik 7, no. 12-13 (January 1, 1992): 29. http://dx.doi.org/10.20543/mkkp.v7i12-13.473.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Wiryodiningrat, Suliestiyah. "Penentuan kriteria cacat kulit untuk tingkat kualitas kulit." Majalah Kulit, Karet, dan Plastik 8, no. 14 (June 1, 1992): 42. http://dx.doi.org/10.20543/mkkp.v8i14.483.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Woelan, Sekar, Sayurandi Sayurandi, and Syarifah Aini Pasaribu. "KARAKTER FISIOLOGI, ANATOMI, PERTUMBUHAN DAN HASIL LATEKS KLON IRR SERI 300." Jurnal Penelitian Karet 31, no. 1 (June 1, 2013): 1. http://dx.doi.org/10.22302/jpk.v31i1.128.

Full text
Abstract:
Karakter fisiologi, anatomi kulit, pertumbuhan dan produksi karet merupakan parameter penting di dalam seleksi klon karet unggul. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakter fisiologi lateks, anatomi, pertumbuhan dan produksi lateks klon IRR Seri 300. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan dan Laboratorium Fisiologi Baai Penelitian Sngei Putih pada tahun 2011. Klon yang diuji dalam penelitian ini yaitu sebnayak 21 klon seri 300 dengan 3 klon pembanding (PB 260, RRIC 100, BPM 24) pada umur 12 tahun. Penelitiqn ini disusun dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter fisiologi lateks (kadar sukrosa, kadar fosfat anorganik, kadar tiol, panjang alur sadap, indeks penyumbatan, kecepatan aliran lateks dan indeks produksi) memiliki perbedaan nyata diantara klon yang diuji. Demikian juga dengan karakter anatomi (jumlah pembuluh lateks dan diameter pembuluh lateks), pertumbuhan (lilit batang, tebal kulit), dan produksi lateks menunjukkan adanya perbedaan yang nyata. Hasil analisis korelasi menunjukkn bahwa indeks penyumbatan, indeks produksi, lilit batang, tebal kukit, jumlah pembuluh lateks dan diameter pembuluh latejs mempunyai korelasi cukup nyata terhadap hasil lateks, sedangkan panjang alur sadap, kecepatan aliran lateks, kadar sukrosa, kadar tiol, kadar fosfat anorganik, dan kadar karet kering tidak berkorelaso nyata terhadap hasil lateks. Diterima : 21 Desember 2012; Disetujui : 8 Maret 2013 How to Cite : Woelan, S., Sayurandi., & Pasaribu, S. A. (2013). Karakter fisiologi, anatomi, pertumbuhan dan hasil lateks klon IRR seri 300. Jurnal Penelitian Karet, 31(1), 1-12. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/128
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Amiruddin, Wilma. "Analisis Teknis Ekonomis Penggunaan Kulit Plastik HDPE Sebagai Pengganti Kulit Kayu Pada Lambung Perahu Katamaran." Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan 16, no. 1 (May 29, 2019): 33–40. http://dx.doi.org/10.14710/kapal.v16i1.22339.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Kasmudjiastuti, Emiliana, Emy Sulistyo Astuti, Widhiati Widhiati, Suharjono Suharjono, Jaka Susila, Kuwatno Kuwatno, and Suryadi Suryadi. "Penelitian pembuatan kulit nappa dari kulit domba untuk garmen." Majalah Kulit, Karet, dan Plastik 12, no. 22 (December 1, 1996): 10. http://dx.doi.org/10.20543/mkkp.v12i22.339.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Akhadiarto, Sindu. "PEMANFAATAN LIMBAH KULIT SINGKONG, KULIT PISANG DAN KULIT KENTANG SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK MELALUI TEKNIK FERMENTASI." Jurnal Teknologi Lingkungan 10, no. 3 (December 14, 2016): 257. http://dx.doi.org/10.29122/jtl.v10i3.1471.

Full text
Abstract:
Indonesia as an agricultural country have many agriculture waste that usefull for feedingredients, contained high energy but low protein. The constraints from the use of thosefeed ingredients are that they have low nutrient content, low economic value as feed,unavailable continously, hard to handle, need certain facility, need high transportationcost, low storage periode and high toxin contamination. Microbiology can handle thoseconstraints by the use of microbes, which recently used in feed industry. This reseachhave goal for improving protein contain of cassava peel, bananas peel and potatos peelwhich fermented by Aspergillus niger. The methodology done by solid fermentation asORTSOM method and IRCHA method.Cassava peel, bananas peel and potatos peelsterilized by boiling and nitrogen analyzed by Kjeldahl method. The result show thatprotein contains of cassava peel, bananas peel and potatos peel increase significantly.(p<0.05.) and they can be as substrat for Aspergillus niger medium for industry
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Sari, Ria Eka, and Dahri Yani Hakim Tanjung. "Sistem Pendukung Keputusan Dalam Memilih Kulit Ular yang Layak dijadikan Kerajinan Kulit." CogITo Smart Journal 6, no. 1 (June 11, 2020): 12. http://dx.doi.org/10.31154/cogito.v6i1.200.12-24.

Full text
Abstract:
Kerajinan kulit adalah kerajinan yang menggunakan kulit hewan sebagai bahan baku utama dalam menghasilkan sebuah karya seni. Kerajinan kulit juga mempunyai nilai jual yang tinggi yang dapat meningkatkan perekonomian pengrajin itu sendiri. Kulit yang digunakan pada penelitian ini adalah kulit ular. Kulit Ular merupakan bahan baku utama dalam pembuatan kerajinan, tetapi dalam pengolahan kulit ular tidak banyak orang yang paham dalam memilih kulit ular layak untuk dijadikan produk kerajinan kulit. Dikarenakan minimnya pengetahuan pengrajin dalam memilih kulit yang layak sehingga menyulitkan dalam menentukan keputusan pemilihan kulit yang akan dibuat menjadi bahan baku produk seperti kerajinan kulit yang layak, maka dari permasalahan tersebut diperlukan perhitungan yang sistematis dan akurat untuk membantu para pengrajin/pengambil keputusan dalam mengambil keputusan yang tepat. Berdasarkan permasalahan yang ada penggunaan Sistem Pendukung Keputusan dengan metode Analytical Hierarchy Proces sebagai solusi dalam memilih kulit ular yang layak. Dalam menentukan kulit ular yang layak terdapat pengembangan kriteria, terdapat empat kriteria yaitu kriteria Ukuran kulit, Fisik kulit, Warna Kulit, Corak Kulit dan ada empat Alternatives jenis kulit ular yaitu : Python, Sunbeam, Radiataa dan Magroves. Setelah mendapatkan data Criteria dan Alternatives. Penelitian ini nantinya akan memberikan keputusan kulit mana yang layak untuk dijadikan kerajinan kulit. Kata kunci — SPK, AHP, Pemilihan, Kulit Ular, Kerajinan, Kulit
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Lutfie, Muchtar, Esti Rahayu, and Widhiati Widhiati. "Kulit ikan balida sebagai industri bahan baku industri barang kulit." Majalah Kulit, Karet, dan Plastik 15, no. 2 (December 19, 1999): 19. http://dx.doi.org/10.20543/mkkp.v14i26.295.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Lutfi, Muchtar, and Widhiati Widhiati. "Pemanfaatan kulit skrotom sapi sebagai bahan baku industri barang kulit." Majalah Kulit, Karet, dan Plastik 15, no. 2 (December 18, 1999): 34. http://dx.doi.org/10.20543/mkkp.v15i2.261.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Rosta Natalia Sinaga and Rosdanelli Hasibuan. "PEMBUATAN BRIKET DARI KULIT KAKAO MENGGUNAKAN PEREKAT KULIT UBI KAYU." Jurnal Teknik Kimia USU 6, no. 3 (October 10, 2017): 21–27. http://dx.doi.org/10.32734/jtk.v6i3.1585.

Full text
Abstract:
This study aims to determine the effect of temperature variation carbonization, carbonization time and adhesive variation to charcoal characteristics of cocoa skin using cassava skin adhesive. Briquette is usually made using binder. Binder can embed charcoal each other to form strong and compact briquettes. Some other variables beside binder that influence the quality of briquettes include raw material, compacting presseure and carbonization process. This research used cocoa leather as raw material with cassava skin leaves as binder. All variables affect the content of fixed carbon of the briquettes that influence the caloricvalue of the briquettes. The caloricvalue is the most important factor for determining the quality of the briquettes. In this research, the highest caloricvalue of the briquettes was 4.375 cal/g. It was achieved when cocoa leather were carbonized by method 1 with compaction pressure of 85 kg/cm2 and binderconcentration of 15% where as raw material with particle size of 100 mesh. The caloricvalue of the briquettes was still very low and did not meet the qualification of Indonesian standard for briquettes. Based on the strength test, cassava skin leaves couldn’t be used as briquette’s binder. The produced briquettes that used cassava skin leaves as binder had soft structure and easily destroyed.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Yusharyahya, Shannaz Nadia. "Mekanisme Penuaan Kulit sebagai Dasar Pencegahan dan Pengobatan Kulit Menua." eJournal Kedokteran Indonesia 9, no. 2 (September 1, 2021): 150. http://dx.doi.org/10.23886/ejki.9.49.150.

Full text
Abstract:
Seiring dengan meningkatnya populasi geriatri di Indonesia, masalah penuaan kulit juga turut meningkat. Pada populasi tersebut terjadi berbagai perubahan kulit sehingga kelainan yang ditimbulkan juga berbeda. Stres oksidatif merupakan mekanisme yang diduga kuat sebagai penyebab utama penuaan kulit. Penuaan kulit merupakan proses kompleks yang melibatkan faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik yang berperan adalah genetik, metabolisme sel, dan perubahan hormonal. Selain itu, terdapat faktor ekstrinsik seperti radiasi ultraviolet, inframerah, dan karsinogen lingkungan yang turut berperan pada penuaan kulit. Kedua faktor tersebut menyebabkan perubahan di seluruh lapisan kulit. Untuk mengatasi penuaan kulit, kini telah tersedia berbagai modalitas terapi, namun untuk menentukan terapi yang paling sesuai perlu diketahui fisiologi kulit menua, mekanisme penuaan kulit, dan manifestasi kelainan klinis kulit menua. Secara fisiologi terjadi perubahan permeabilitas, biokimia, vaskularisasi, termoregulasi, respons terhadap iritan, respons imunitas, kapasitas regenerasi, respons terhadap cedera, persepsi neurosensori dan pada tingkat genom. Jumlah sel epidermal dan laju pergantian epidermal menurun sedangkan di adneksa terjadi penurunan jumlah kelenjar sebasea yang mengakibatkan kulit kering dan mudah pecah. Penurunan jumlah melanosit menyebabkan warna rambut menjadi abu-abu keputihan dan muncul pigmentasi atipik di kulit. Folikel rambut kurang aktif sehingga meningkatkan kerontokan dan kebotakan. Di lapisan basal ukuran sel berkurang dan rerata ukuran sel bertambah. Sel keratinosit menjadi lebih pendek dan besar di kulit yang menua. Kata kunci: geriatri, mekanisme penuaan kulit, patofisiologi. Skin Aging Mechanism as A Basic Prevention and Treatment of Skin Aging Abstract Growing geriatric population generates a rise of aging issues. Process of aging develops multiple skin changes that further emerge other related skin problems. Oxidative stress is believed playing vital role related to aging. The aging process in the skin is complex and influenced by intrinsic and extrinsic factors. Intrinsic factors can be in the form of genetics, cell metabolism, and hormonal changes. Meanwhile, for extrinsic factors, such as exposure to ultraviolet, infrared, and carcinogenic agent also have crucial part in aging process. These factors contribute to all layers of the skin. Nowadays, many treatment modalities available to reverse skin aging, however, better understanding on skin aging mechanism, the pathophysiology, and clinical manifestations of aging skin is important to choose the appropriate treatment for patients. In aging, there are physiological changes in permeability, biochemical structures, vascularisation, thermoregulation, irritative response, immunity response, regenerative capability, inflammatory response, neurosensory perception and in genom level. The number of epidermal cells and epidermal overturn rate decline while there is also reduction of sebaseous glands at adnexa which both are accounted for skin xerosis. Decreasing melanocytes can caused gray hair and atypical pigmentation. Hair follicles also show less activity resulting in hair loss. Basal layer cells are downsizing and rise of average cells size are occured. Keratinocyte becomes shorter and bigger in aging skin. Keywords: geriatric, mechanism, skin aging, pathophysiology.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Supriyono, Bambang. "Penelitian konversi hubungan timbal balik antara kulit domba segar menjadi kulit domba awetan dan kulit domba pikel." Majalah Kulit, Karet, dan Plastik 9, no. 17 (August 1, 1994): 16. http://dx.doi.org/10.20543/mkkp.v9i17.405.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Buchori, A., Rosma Radja Gukguk, and Asrilah Asrilah. "Penelitian konversi hubungan timbal balik antara kulit kambing segar menjadi kulit garaman dan kulit pikel sebagai produk perdagangan." Majalah Kulit, Karet, dan Plastik 14, no. 26 (December 18, 1999): 1. http://dx.doi.org/10.20543/mkkp.v14i26.292.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Argentina, Fifa. "UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT KULIT PADA BAYI MELALUI PENYULUHAN PERAWATAN KULIT SEHAT." Jurnal Pengabdian Sriwijaya 4, no. 1 (May 4, 2016): 302–9. http://dx.doi.org/10.37061/jps.v4i1.5484.

Full text
Abstract:
Kulit merupakan organ tubuh terluar yang berhubungan langsung dengan lingkungan sehingga berperan sebagai pelindung organ dalam. Untuk menjaga kesehatan kulit diperlukan perlindungan dan perawatan secara tepat dan teratur dengan memperhatikan berbagai aspek termasuk usia dan kondisi kulit. Berdasarkan usia kronologik, kulit dibagi menjadi kulit bayi (0-1 tahun), kulit anak-anak (2-12 tahun), kulit remaja (13-19 tahun), kulit dewasa muda (20-40 tahun), kulit dewasa usia pertengahan (40-60 tahun), dan kulit usia lanjut (>60 tahun). Penggolongan lain berdasar kondisi kulit meliputi kulit normal, berminyak, dan kering.Cara perawatan kulit yang baik dan benar tidak selalu sama untuk setiap orang. Perawatan kulit bayi berbeda dengan kulit remaja atau usia lanjut. Dalam melakukan perawatan kulit bayi harus diingat bahwa kulit bayi berbeda dengan kulit dewasa. Kulit bayi relatif lebih tipis dan perlekatan antar sel masih longgar. Produksi kelenjar keringat dan kelenjar sebasea lebih sedikit. Hal tersebut menyebabkan potensi mengalami iritasi meningkat, dan lebih rentan terhadap infeksi, terutama yang disebabkan bakteri. Kulit bayi memiliki kemungkinan lebih rendah mengalami alergi kontak. Meningkatnya permeabilitas perkutan terjadi terutama pada bayi prematur, kulit yang rusak, dan kulit daerah skrotum. Perbandingan luas permukaan kulit terhadap volume cairan tubuh relatif lebih besar sehingga risiko peningkatan bahan toksik di dalam darah lebih tinggi. Tujuan perawatan kulit pada bayi berhubungan dengan fungsi-fungsi pertahanan kulit bayi yang masih belum sempurna. Perawatan kulit bayi ditujukan untuk mencegah atau mengurangi terjadinya iritasi, serta mempertahankan fungsi utama kulit sebagai pelindung.Kegiatan yang dilaksanakan di Pos Kesehatan Kelurahan Tanjung Jering dengan sasaran kader kesehatan, bidan desa, dan ibu-ibu yang memiliki balita. Pelaksanaan kegiatan berupa penyuluhan dan demonstrasi cara memandikan bayi dan perawatan bayi setaelah mandi dan dalam keihidupan sehari-hari. Pelaksana kegiatan terdiri dari Dokter spesialis Kulit dan Kelamin, dokter umum, serta dibantu oleh dua orang mahasiswa yang telah memiliki pengetahuan dan ketrampilan mengenai perawatan kulit bayi. Peserta kegiatan akan mendapatkan leaflet yang berisi informasi tata cara perawatan bayi, menonton video perawatan bayi, serta memperagakan langsung cara perawatan bayi menggunakan alat peraga. Peserta dapat berdiskusi langsung dengan narasumber dan mendapatkan salinan informasi dalam bentuk CD untuk dipelajari ulang Dari kegiatan yang dilakukan terlihat warga masyarakat yag hadir sangat antusias untuk mengikuti kegiatan pengabdian ini. Hal ini dapat diketahui dengan banyaknya pertanyaan yang muncul setelah penyuluhan diberikan. Pertanyaan tidak hanya terbatas pada penyakit kulit pada bayi, tetap peserta yang hadir juga melakukan konsultasi serta diperiksa kulitnya. Akhir kegiatan berupa penyerahan alat perawatan kesehatan bayi, leaflet, dan brosur kepada bidan dan kader kesehatan. Perlu dilakukan kegiatan pengabdian yang berkesinambungan dengan topik-topik penyakit yang berbeda juga pengabdian berupa pelayanan pemeriksaan dan pengobatan gratis kepada masyarakat sehingga selain mendapatkan pengetahuan yang baru juga dapat menikmati langsung pelayanan kesehatan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Aiska, Grace Sabilla, and Aryu Chandra Kusumastuti. "PERBEDAAN PENURUNAN TEKANAN DARAH SISTOLIK LANJUT USIA HIPERTENSI YANG DIBERI JUS TOMAT (Lycopersicum commune) DENGAN KULIT DAN TANPA KULIT." Journal of Nutrition College 3, no. 1 (January 27, 2014): 158–62. http://dx.doi.org/10.14710/jnc.v3i1.4547.

Full text
Abstract:
Latar Belakang : Hipertensi meningkatkan peluang terjadinya penyakit ginjal dan kardiovaskuler serta gangguan sistem saraf dan retinopati. Likopen berperan dalam menurunkan tekanan darah dengan cara mencegah penebalan dan pengerasan dinding arteri dengan mengendalikan tonus otot polos pembuluh darah.Tujuan : Menganalisis perbedaan penurunan tekanan darah sistolik lanjut usia hipertensi yang diberi jus tomat (Lycopersicum commune) dengan kulit dan tanpa kulit. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan rancangan pre-post grup design. Subyek penelitian ini adalah 34 lanjut usia hipertensi yang memiliki tekanan darah sistolik 120 – 190 mm Hg. Subyek dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan I (jus tomat dengan kulit) dan kelompok perlakuan II (jus tomat tanpa kulit) dengan dosis 150 g tomat yang diblanch, air 50 ml, dan gula 2 g selama 7 hari. Uji normalitas menggunakan uji Saphiro-Wilk. Uji Wilcoxon untuk melihat perbedaan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah perlakuan pada kedua kelompok karena distribusi data tidak normal. Data perbedaan penurunan tekanan darah sistolik diuji dengan Mann-Whitney karena distribusi data tidak normal.Hasil : Pada kelompok perlakuan I rata-rata tekanan darah sistolik sebelum perlakuan 144,71 + 18,07 mmHg menjadi 134,71 + 17,72 mmHg setelah perlakuan sehingga terjadi penurunan tekanan darah sistolik sebesar 10,00 + 7,91 mmHg dengan p=0,001. Sedangkan pada kelompok perlakuan II rata-rata tekanan darah sistolik sebelum perlakuan 140,59 + 20,45 mmHg menjadi 134,71 + 15,46 mmHg setelah perlakuan sehingga terjadi penurunan tekanan darah sistolik sebesar 5,88 + 7,12 mmHg dengan p=0,008. Uji Man-Whitney menunjukkan penurunan tekanan darah sistolik kedua kelompok memiliki p=0,218.Kesimpulan : Terdapat penurunan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah perlakuan pada masing-masing kelompok (p<0.05), tetapi antara kelompok I dan II tidak terdapat perbedaan penurunan tekanan darah sistolik yang bermakna (p>0,05).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Sari, Kartika, Teti Indrawati, and Shelly Taurhesia. "Pengembangan Krim Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Pepaya (Carica papaya L.) dan Ekstrak Kulit Buah Rambutan (Nephelium lappaceum L)." PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) 16, no. 1 (August 8, 2019): 27. http://dx.doi.org/10.30595/pharmacy.v16i1.4286.

Full text
Abstract:
Limbah kulit buah yang selama ini dibuang, ternyata memiliki nilai nutrisi yang cukup baik bagi manusia dan makhluk hidup lainnya, beberapa penelitian telah dilakukan pada limbah kulit buah-buahan untuk diolah menjadi makanan, obat, dan kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formula sediaan krim yang mengandung ekstrak kulit buah pepaya dan ekstrak kulit buah rambutan sebagai antioksidan yang aman, efektif, dan stabil. Kulit buah pepaya dan kulit buah rambutan masing-masing diekstraksi menggunakan etanol 70% dengan metoda maserasi. Maserat yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator. Ekstrak dikombinasi dan dibuat sediaan krim menggunakan metode pencampuran dan peleburan. Krim yang dihasilkan dievaluasi. Ekstrak memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 untuk ekstrak kulit buah rambutan, ekstrak kulit buah papaya, campuran ekstrak kulit buah pepaya 2,5% dan kulit buah rambutan 2%, campuran ekstrak kulit buah pepaya 3% dan kulit buah rambutan 2%, campuran ekstrak kulit buah pepaya 3,5% dan kulit buah rambutan 2%, berturut-turut adalah 1,324; 13,769; 2,186; 2,525; dan 2,648 µg/ml. Ekstrak kulit buah pepaya dan ekstrak kulit buah rambutan dapat dibuat sediaan krim minyak dalam air dengan karakteristik berwarna cokelat, berbau khas manis, homogen, pH 5,02±0,218 sampai 5,11±0,206, sifat alir pseudoplastis tiksotropik, viskositas 11.000-130.000 cPs. Aktivitas antioksidan krim sangat kuat dengan nilai IC50 untuk F1, F2, F3, dan F4, berturut-turut adalah 9,071; 13,824; 15,914; dan 16,407 µg/ml.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Prayitno, Prayitno, Emiliana Kasmudjiastuti, and Nur Wachid Sahadi. "Pemanfaatan limbah kulit ikan nila dari industri filet untuk kulit jaket." Majalah Kulit, Karet, dan Plastik 28, no. 1 (June 20, 2012): 51. http://dx.doi.org/10.20543/mkkp.v28i1.205.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Jusmiati, Jusmiati, Rolan Rusli, and Laode Rijai. "Aktivitas Antioksidan Kulit Buah Kakao Masak dan Kulit Buah Kako Muda." Jurnal Sains dan Kesehatan 1, no. 1 (March 31, 2015): 34–39. http://dx.doi.org/10.25026/jsk.v1i1.13.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

García Díez, Juan María. "Kárate superior 1. Kumite 1 & Kárate superior 2. Kumite 2." Revista de Artes Marciales Asiáticas 1, no. 4 (July 17, 2012): 118. http://dx.doi.org/10.18002/rama.v1i4.275.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Susilowati, Susilowati. "Penelitian kulit belahan (split leather) untuk barang kulit atau atasan sepatu." Majalah Kulit, Karet, dan Plastik 8, no. 15 (December 1, 1992): 31. http://dx.doi.org/10.20543/mkkp.v8i15.497.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Andarini, Faizah, Sedarnawati Yasni, and Elvira Syamsir. "PENGEMBANGAN MINUMAN FUNGSIONAL DARI EKSTRAK KULIT MUNDAR." Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 29, no. 1 (June 2018): 49–57. http://dx.doi.org/10.6066/jtip.2018.29.1.49.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Kurniawati, Ni Made Ayu, Ni Luh Eka Setiasih, and Putu Suastika. "ISTOLOGY STRUCTURE AND HISTOMORPHOMETRY KINTAMANI DOGS SKIN OF BALI ORIGIN." Jurnal Veteriner 21, no. 4 (December 30, 2020): 646–53. http://dx.doi.org/10.19087/jveteriner.2020.21.4.646.

Full text
Abstract:
Kintamani dog is the only Balinese breed has been recognized by Federarion of International Cynology (Fédération Cynologique Internationale). Kintamani dogs live around Sukawana Village, Kintamani District, Bangli Regency, of Bali. The purpose of this study was to determine the hystologycal structure and histomorphometry of kintamani dog skin. The kintamani dog used in this study were 1-2 years old. Histological structure observed by carlzeiss teaching microscope with objective lens magnification 5, 10, 20, 40, and 100x. In this study, the hystologycal structure of kintamani dog consists of the epidermis, dermis, and hypodermis, except on planum nasale. Planum nasale of kintamani dogs do not have hypodermis. The other components found in the hystologycal structure is sebaseous gland, sweat gland, hair follicles and blood vessels. While the histomorphometry of kintamani dog skin have a different thickness depending on location of the body and gender. In this study, Kintamani dog skin is the thickest in female planum nasale with thickness from epidermis to dermis at 6437.040 ?m and the thinnest in male stomach at 2047.378 ?m.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Christina, Chyntia, Rama R Sitinjak, and Bayu Pratomo. "Pengaruh Tingkat Kematangan Pupuk Organik Cair (POC) Kulit Semangka (Citrullus Vulgaris Schard.) Terhadap Pembibitan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis jacq.) di pre nursery." Jurnal Indonesia Sosial Teknologi 2, no. 7 (July 21, 2021): 1123–33. http://dx.doi.org/10.36418/jist.v2i7.197.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui konsentrasi terbaik dari pemberian POC kulit semangka (Citrullus vulgaris Schard.) terhadap pembibitan kelapa sawit, mengetahui tingkat kematangan terbaik POC kulit semangka (Citrullus vulgaris Schard.) yang optimal untuk pertumbuhan bibit kelapa sawit, dan mengetahui pengaruh interaksi antara pemberian POC kulit semangka dengan tingkat kematangan POC kulit semangka (Citrullus vulgaris Schard.) terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit. Penelitian ini dilaksanakan di area Pertanaman Masyarakat di Martubung. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 Faktorial. Faktor I adalah tingkat kematangan POC kulit semangka dengan 3 taraf yaitu : T0 = 0 hari, T1 = 2 minggu, dan T2 = 4 minggu. Faktor II adalah konsentrasi POC kulit semangka dengan 4 taraf yaitu : K1 = 5%, K2 = 10%, K3 = 20%, dan K4 = 40%. Data hasil pengamatan dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA). Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tingkat kematangan, konsentrasi, dan interaksi POC kulit semangka tidak berpengaruh positif terhadap tinggi bibit, namun POC kulit semangka dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi bibit kelapa sawit di pre nursery dan pertumbuhan tinggi bibit yang terbaik ada pada perlakuan T2K3 (dengan tingkat kematangan POC kulit semangka umur 4 minggu dan dosis POC kulit semangka 20%) dengan rataan 20,61 cm. Tingkat kematangan, konsentrasi, dan interaksi POC kulit semangka juga tidak berpengaruh positif terhadap diameter batang, namun POC kulit semangka dapat meningkatkan ukuran diameter batang bibit kelapa sawit di pre nursery dan diameter batang yang terbaik ada pada perlakuan T0K1 (dengan tingkat kematangan POC kulit semangka 0 hari dan dosis POC kulit semangka 5%) dengan rataan 6,54 cm. Tingkat kematangan, konsentrasi, dan interaksi POC kulit semangka juga tidak berpengaruh positif terhadap jumlah daun, namun POC kulit semangka dapat meningkatkan jumlah daun bibit kelapa sawit di pre nursery dan pertumbuhan jumlah daun yang terbaik ada pada perlakuan T0K1 (dengan tingkat kematangan POC kulit semangka 0 hari dan dosis POC kulit semangka 5%) dengan rataan 2,78 cm.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Rahmawaty, Adira. "Peran Perawatan Kulit (Skincare) Yang Dapat Merawat Atau Merusak Skin Barrier." Berkala Ilmiah Mahasiswa Farmasi Indonesia (BIMFI) 7, no. 1 (September 4, 2020): 005–10. http://dx.doi.org/10.48177/bimfi.v7i1.32.

Full text
Abstract:
Perawatan kulit merupakan hal yang sangat diagungkan pada masa sekarang. Tidak hanya wanita namun perawatan kulit kini mulai merambah pada pria. Memiliki kulit yang cerah, putih, bebas jerawat serta bebas dari minyak berlebih merupakan idaman bagi semua kaum. Sebelum dikenalnya perawatan kulit, istilah makeup lebih pertama populer dikarenakan hasil nyata yang terlihat secara jelas dalam waktu yang singkat. Namun dunia makeup yang senantiasa memberikan perbaikan bagi penggunanya dengan cara menutupi atau mempoles bagian tertentu dari tubuh seseorang kini lambat laun mulai ditinggalkan dan berganti dengan perawatan kulit. Hal ini dikarenakan banyaknya bermunculan penelitian dan opini bahwa perawatan kulit lebih menyehatkan dan hasil yang didapat lebih bertahan dalam jangka waktu yang lebih panjang dibanding makeup. Banyaknya variasi produk perawatan kulit yang bermunculan menimbulkan kontroversi dan perilaku konsumtif pada penggunanya. Hal ini juga tidak terlepas dari dampak yang terasa setelah penggunaan perawatan kulit dalam jangka waktu yang lama. Artikel ini dibuat untuk membahas dampak yang timbul dari penggunaan perawatan kulit terhadap skin barrier atau lapisan kulit terluar yang menjaga kulit secara alami dari berbagai macam faktor luar yang dapat merusak kulit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Aniago, Deosa Putra C., Sumijan Sumijan, and Julius Santony. "Akurasi dalam Mendeteksi Penyakit Kulit Menular menggunakan gabungan Metode Forward Chaining dengan Certainty Factor." Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Bisnis 2, no. 2 (July 1, 2020): 200–210. http://dx.doi.org/10.47233/jteksis.v2i2.145.

Full text
Abstract:
Kulit menjadi organ pelindung terluar bagi manusia yang paling sering berinteraksi, interaksi yang terjadi tidaklah selalu aman seperti interaksi pada bakteri, virus, jamur dan parasit. Interaksi yang buruk ini yang dapat menjadikan terjadinya penyakit kulit. Penyakit kulit sering kali dianggap lumrah terjadi, namun dalam beberapa kasus penyakit kulit dapat menjadi berbahaya dan mematikan , terlebih lagi penyakit kulit dapat menular. Kurangnya ketersediaan tenaga medis khususnya dokter spesialis penyakit kulit membuat penderita enggan dalam memeriksa kesehatan kulitnya. Dari permasalahan tersebut maka dibangunlah sebuah Sistem Pakar (Expert System) dalam membantu pasien menentukan jenis penyakit kulit dan penanganan yang tepat bagi penyakit tersebut dengan cepat berdasarkan gejala yang diarasakan oleh pasien tersebut. Dalam mendukung pembangunan aplikasi ini menggunakan Metode Forward Chaining (FC) untuk penelusuran dari gejala – gejala yang dirasakan pasien dalam bentuk pertanyaan, selanjutnya penelusuran tersebut akan diolah menggunakan Metode Certainty Factor (CF) untuk menentukan nilai keyakinan dari jenis penyakit kulit yang diderita oleh pasien. Hasil penelitian ini dapat menampilkan jenis penyakit kulit menular yang diderita oleh pasien, solusi dan penanganan pasien serta dilakukan perhitungan Algoritma Certainty Factor (CF) nilai keyakinan dari jenis penyakit kulit menular yang diderita. Dari hasil CF pasien penyakit kulit menular dapat menentukan langkah awal yang tepat dalam menangani penyakit kulit menular menggunakan aplikasi Sistem Pakar Penyakit Kulit Menular.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Kemalasari, Nurisma, Sumardi Sumardi, and Yessi Febriani. "THE EFFECTIVENESS OF TOTAL FLAVONOID EFFECT OF ETHANOL EXTRACTS OF NANGKA STONE (Artocarpus heterophyllus Lam) ON HEALING OF PASS Wounds IN BROILER CHICKEN (Gallus domesticus)." Journal of Pharmaceutical And Sciences 1, no. 1 (February 14, 2019): 1–6. http://dx.doi.org/10.36490/journal-jps.com.v1i1.1.

Full text
Abstract:
Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam) merupakan tumbuhan lokal yang terdapat di berbagai daerah di Indonesia. Pohon nangka ini biasanya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk menguji ekstrak etanol kulit batang nangka terhadap penyembuhan luka sayat pada kulit ayam broiler dan penetapan kadar flavonoid total menggunakan metode kalorimetri.Penelitian ini dimulai dengan identifikasi tumbuhan, pengambilan kulit batang nangka, pengolahan simplisia kulit batang nangka, pembuatan ekstrak etanol kulit batang nangka (Artocarpus heterophyllus Lam), pengukuran kandungan flavonoid total ekstrak etanol kulit batang nangka, penyiapan hewan uji, penyayatan luka pada kulit ayam, uji efektivitas flavonoid total ekstrak etanol kulit batang nangka (Artocarpus heterophyllus Lam) terhadap penyembuhan luka sayat pada ayam broiler (Gallus domesticus), analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol kulit batang nangka (Artocarpus heterophyllus Lam) terhadap penyembuhan luka sayat pada kulit ayam broiler (Gallus domesticus) memberikan efek daya penyembuhan yang lebih baik dari kontrol negatif. Hasil pengolesan 4 kali dalam 24 jam paling cepat memberikan efek penyembuhan terhadap luka sayat pada kulit ayam broiler (Gallus domesticus). Berdasarkan hasil statistik terdapat 86,1% flavonoid yang mempengaruhi luas kurva dan mempengaruhi kesembuhan luas luka sayat pada ayam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Rumbang, Nyahu, Whendy Trissan, Karelius Karelius, and Retno Agnestisia. "PEMANFAATAN SELULOSA DARI KULIT UMBUT ROTAN (Calamus sp) SEBAGAI ADSORBEN METILEN BIRU." Jurnal Sains dan Terapan Kimia 15, no. 2 (August 9, 2021): 164. http://dx.doi.org/10.20527/jstk.v15i2.8266.

Full text
Abstract:
Kulit umbut rotan merupakan bahan berlignoselulosa. Kandungan selulosa yang cukup tinggi pada kulit umbut rotan, menjadikan selulosa kulit umbut rotan (Calamus sp) dapat dipertimbangkan sebagai sumber adsorben metilen biru. Persiapan Sampel Kulit Umbut Rotan (Calamus sp) dimulai dari pemotongan, pengeringan, penghalusan, dan pengayakan 60 mesh hingga diperoleh sampel kulit umbut rotan yang selanjutnya akan dilakukan isolasi selulosa. Dilanjutkan tahapan untuk memisahkan selulosa kulit umbut rotan (Calamus sp) dari komonen-komponen kimia yang lain dapat menggunakan pelarut NaOH 20% panas. Tahap terakhir adalah Uji adsorpsi terhadap metilen biru dilakukan dengan kajian pengaruh pH, kinetika adsorpsi dan kesetimbangan adsorpsi terhadap serbuk kulit umbut rotan dan selulosa kulit umbut rotan. Isolasi selulosa dari kulit umbut rotan dapat dilakukan dengan menggunakan pelarut basa (NaOH) panas yang dapat menyerang dan merusak struktur lignin pada bagian kristalin dan amorf serta memisahkan sebagian hemiselulosa. Proses adsorpsi serbuk selulosa kulit umbut rotan terhadap metilen biru mencapai optimum pada pH 8, dengan waktu optimum 40 menit. Kajian kinetika dan kesetimbangan adsorpsi menunjukkan bahwa adsorpsi metilen biru oleh selulosa kulit umbut rotan mengikuti kinetika orde dua semu dengan pola isoterm Langmuir.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Hindrawan, Feliks, Agusly Irawan, and Fanny Lesmana. "REPRESENTASI WHITENESS DALAM FILM DOCTOR STRANGE." Scriptura 8, no. 2 (June 13, 2019): 41–48. http://dx.doi.org/10.9744/scriptura.8.2.41-48.

Full text
Abstract:
Penelitian semiotika pada film Doctor Strange yang mengalami perubahan jalan cerita serta pemerannya dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif untuk melihat penggambaran Whiteness sebagai permasalahan yang terjadi di masyarakat Amerika. Melalui analisis menggunakan kode-kode televisi John Fiske ditemukan bahwa film Doctor Strange mengukuhkan permasalahan Whiteness terkait hegemoni kulit putih atas kulit hitam. Secara intelektual dan akademik kulit putih lebih cerdas dan logis, dalam perekonomian kulit putih lebih kaya dan makmur, secara sosial kulit putih lebih diterima, dan dalam aspek politik kulit putih berpeluang lebih akan hak kekuasaan dibanding kulit hitam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Purnamayati, Lukita, Eko Nurcahya Dewi, Sumardianto Sumardianto, Laras Rianingsih, and Apri Dwi Anggo. "Kualitas Kerupuk Kulit Ikan Nila Selama Penyimpanan." Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian 2, no. 2 (January 16, 2019): 162. http://dx.doi.org/10.26877/jiphp.v2i2.3216.

Full text
Abstract:
Kulit ikan nila merupakan hasil samping dari produk filet ikan nila yang kurang dimanfaatkan, sedangkan apabila tidak segera diproses, kulit ikan nila akan mengalami kebusukan. Salah satu pemanfaatan kulit ikan nila adalah diolah menjadi kerupuk kulit. Kualitas kerupuk kulit ikan nila dipengaruhi oleh kandungan minyak setelah penggorengan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas kerupuk kulit ikan nila yang diproses dengan perlakuan spinner maupun tanpa spinner selama penyimpanan. Kerupuk kulit ikan nila dilakukan pengamatan kadar air, angka TBA dan analisis sensoris selama penyimpanan. Pengamatan dilakukan pada hari ke 0, 5, 10, dan 15. Hasil menunjukkan bahwa selama penyimpanan, kerupuk kulit ikan nila baik dengan perlakuan spinner maupun tanpa spinner mengalami peningkatan kadar air dan angka TBA tetapi masih memenuhi standar sampai pada penyimpanan hari ke 15, yaitu kadar air 5,43% dan angka TBA 0,36 mg malonaldehid/kg untuk kerupuk kulit ikan nila dengan perlakuan spinner sedangkan kerupuk kulit ikan nila tanpa perlakuan spinner memiliki kadar air 6,53% dan angka TBA 0,40 mg malonaldehid/kg. Secara keseluruhan, kerupuk kulit ikan nila dengan perlakuan spinner masih diterima panelis sampai pada penyimpanan hari ke 15 sedangkan kerupuk kulit ikan nila tanpa perlakuan spinner masih diterima panelis pada penyimpanan hari ke 10.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Haslindah, Andi, Andrie Andrie, and Dian Pratiwi Efendi. "PENGEMBANGAN PRODUK SEMIR SEPATU DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG KEPOK (Musa Paradisiaca L.)." ILTEK : Jurnal Teknologi 14, no. 01 (April 14, 2019): 1998–2001. http://dx.doi.org/10.47398/iltek.v14i01.356.

Full text
Abstract:
Kota Makassar yang terkenal dengan kuliner olahan buah pisang yang dapat menghasilkan limbah organik, memanfaatkan limbah kulit pisang sisa olahan kuliner agar dapat digunakan dengan baik dan meminimalisir sampah organik yang ada di lingkungan sekitar dengan membuat semir sepatu dari bahan baku limbah kulit pisang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan dan pengembangan pemanfaatan produk semir sepatu dari limbah kulit pisang. Dengan menggunakan metode destruksi kering (Pengabuan) untuk proses pembuatan semir sepatu dimulai dari pengumpulan bahan baku dengan mengeringkan kulit pisang lalu mengukur semua bahan yang akan digunakan dalam proses pembuatan semir sampai dengan hasil produk menjadi semir sepatu, metode regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui korelasi responden terhadap tanggapan penggunaan semir sepatu dari bahan baku limbah kulit pisang. Hasil dari penelitian ini memperoleh produk semir sepatu berbahan alami dengan teksture yang padat, tidak lengket, tidak beraroma menyengat dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit manusia. Hasil pengaplikasian semir sepatu digunakan pada bahan sepatu kulit asli dan kulit sintetis. Hasil dari penggunaan produk menghasilkan sepatu yang mengkilap dan produk tidak menimbulkan iritasi pada kulit Sepatu mengkilap, teksture semir sepatu padat, respon terhadap kulit manusia tidak menimbulkan alergi atau iritasi pada kulit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Wilvestra, Silvia, Sri Lestari, and Ennesta Asri. "Studi Retrospektif Kanker Kulit di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RS Dr. M. Djamil Padang Periode Tahun 2015-2017." Jurnal Kesehatan Andalas 7 (October 17, 2018): 47. http://dx.doi.org/10.25077/jka.v7i0.873.

Full text
Abstract:
Latar Belakang: Di Indonesia, kanker kulit menempati urutan ketiga setelah kanker leher rahim dan kanker payudara. Faktor peningkatan radiasi sinar ultraviolet, faktor genetik, pola hidup yang tidak sehat, dan infeksi human papillomavirus dapat menjadi pencetus untuk timbulnya kanker kulit. Tujuan: Mengetahui profil kanker kulit di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RS Dr. M. Djamil Padang dari Januari 2015 – Desember 2017. Metode: Penelitian retrospektif dengan desain deskriptif dari data rekam medis pasien baru. Hasil: Selama periode Januari 2015 – Desember 2017, terdapat 38 kasus kanker kulit dari 1.003 kunjungan ke Divisi Tumor dan Bedah Kulit Poli IK. Kulit dan Kelamin RS Dr. M. Djamil Padang. Penelitian ini menemukan kanker kulit pada laki-laki 20 kasus (53%) dan perempuan 18 kasus (47%). Karsinoma sel basal 31 kasus (81%), karsinoma sel skuamosa 6 kasus (16%), karsinoma sel basoskuamosa 1 kasus (3%) dan tidak terdapat kasus melanoma maligna. Usia pasien kanker kulit terbanyak adalah usia 45-64 tahun (58%). Kesimpulan: Karsinoma non-melanoma merupakan kanker kulit yang paling banyak ditemukan di dunia. Pada penelitian ini kanker kulit yang paling banyak ditemukan adalah karsinoma sel basal dengan pasien laki-laki lebih banyak daripada perempuan, dan kelompok usia terbanyak adalah 45-64 tahun.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Sunaryo, Ignatius, Sri Waskito, Syakir Hasyimi, and Kasmin Nainggolan. "Pembuatan kulit untuk label." Majalah Kulit, Karet, dan Plastik 17, no. 1-2 (December 19, 2001): 17. http://dx.doi.org/10.20543/mkkp.v17i1-2.253.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Kharisma, Virgananda Ulfa, Indah Werdiningsih, and Muryoto Muryoto. "SANITASI TEPUNG KULIT SINGKONG." Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan 8, no. 3 (April 11, 2017): 131. http://dx.doi.org/10.29238/sanitasi.v8i3.21.

Full text
Abstract:
Limbah kulit singkong yang tidak ditangani dengan baik akan menjadi tempat berkembang-biak-nya bakteri dan kuman yang akan mengakibatkan gangguan kesehatan. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, karena kulit singkong masih mempunyai kandungan gizi yang cukup, maka dapat dimanfaatkan kembali sebagai tepung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk me-ngetahui perbedaan lama waktu simpan dan penerimaan keadaan fisik (warna, bau, tekstur) dari tepung kulit singkong yang dibuat dengan empat perlakuan secara sanitasi dengan mengguna-kan 10 tahap pengolahan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen dengan desain post test only. Analisis dilakukan secara deskriptif dan analitik dengan uji one way Anova pada α 0,05. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa secara analitik ada perbedaan rerata peneri-maan keadaan fisik (bau, warna, tekstur) tepung kulit singkong antara perlakuan P1, P2, P3 dan P4, dengan formulasi F1 sampai dengan F6. Pada perlakuan P3, formulasi F3, F4 dan F5 me-rupakan formulasi yang dapat menggantikan tepung terigu sebesar 20- 60 % dan ada perbeda-an lama waktu simpan tepung kulit singkong antar perlakuan P1, P2, P3 dan P4. Dengan meng-gunakan metoda perhitungan ESS, lama waktu simpan terlama adalah perlakuan P1, yaitu sela-ma 120 hari 18 jam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Untari, Sri. "Penelitian pemanfaatan kulit itik." Majalah Kulit, Karet, dan Plastik 9, no. 17 (August 1, 1994): 9. http://dx.doi.org/10.20543/mkkp.v9i17.404.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Stevenson, Deborah. "Lizzie! by Maxine Kumin." Bulletin of the Center for Children's Books 67, no. 9 (2014): 463–64. http://dx.doi.org/10.1353/bcc.2014.0304.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

N. W. A., Ningsih, G. A. M. K. Dewi, and I. W. Wijana. "KUALITAS TELUR AYAM ISA BROWN UMUR 95 MINGGU YANG DIBERI RANSUM KOMERSIAL DENGAN TAMBAHAN GRIT KULIT KERANG SEBAGAI SUMBER KALSIUM." Jurnal Peternakan Tropika 8, no. 2 (July 10, 2020): 381. http://dx.doi.org/10.24843/jpt.2020.v08.i02.p13.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas telur ayam Isa Brown umur 95 minggu yang diberi ransum komersial dengan tambahan grit kulit kerang sebagai sumber kalsium. Penelitian dilaksanakan selama 4 minggu di Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem Bali dan dilanjutkan analisis sampel di Laboratorium Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Rancangan yang digunakan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan dimana tiap ulangan terdiri dari 5 ekor ayam. Perlakuan yang diberikan yaitu ayam yang diberikan ransum komersial (P0), ayam yang diberikan ransum komersial ditambah 1% kulit kerang (P1), ayam yang diberikan ransum komersial ditambah 2% grit kulit kerang (P2) dan ayam yang diberikan ransum komersial ditambah 3% grit kulit kerang (P3). Variabel yang diamati meliputi berat telur, indeks telur, tebal kulit telur, berat kulit telur, warna kuning telur, pH telur dan Haugh Unit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ransum komersial dengan tambahan grit kulit kerang 1%, 2% dan 3% sebagai sumber kalsium dapat menghasilkan berat telur, indeks telur, tebal kulit telur, berat kulit telur, warna kuning telur, pH telur dan haugh unit telur yang berbeda tidak nyata (P>0,05) daripada ayam yang yang diberikan ransum komersial (P0). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian ransum komersial dengan tambahan grit kulit kerang sebagai sumber kalsium tidak dapat meningkatkan berat telur, indeks telur, tebal kulit telur, berat kulit telur, warna kuning telur pH telur dan Haugh Unit. Kata kunci : kalsium, grit kulit kerang, isa brown, telur
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Rista, Eka, Marianah Marianah, and Yeni Sulastri. "SIFAT KIMIA DAN ORGANOLEPTIK BISKUIT PADA BERBAGAI PENAMBAHAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH." Jurnal Agrotek UMMat 5, no. 2 (February 10, 2019): 127. http://dx.doi.org/10.31764/agrotek.v5i2.704.

Full text
Abstract:
Buah naga merupakan tumbuhan yang banyak memiliki manfaat. Selain daging buahnya, kulit buah naga dapat bermanfaat dalam produksi pangan sebagai pewarna makanan alami, karena kulit buah naga mengandung antioksidan salah satunya adalah antosianin. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui : 1). pemanfaatan kulit buah naga yang berperan sebagai pewarna pada pembuatan biskuit dalam bentuk ekstrak, 2). Mengetahui pengaruh substitusi ekstrak kulit buah naga merah terhadap beberapa komponen mutu biskuit.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Eksperimental dengan percobaan di Laboratorium. Penelitian ini di rancang dengan menggunakkkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan faktor tunggal yaitu penambahan ekstrak kulit buah naga merah yang terdiri dari 5 taraf perlakuan yaitu T0 (ekstrak kulit buah naga merah 0%, T1(10% ekstrak kulit buah naga merah), (T2 20% ekstrak kulit buah naga merah), (T3 30% ekstrak kulit buah naga merah), dan T4 ( 40% ekstrak kulit buah naga merah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak kulit buah naga merah berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat dan sifat organoleptik warna, aroma, dan tekstur biskuit, sedangkan rasa tidak berpengaruh secara nyata. Semakin tinggi penambahan ekstrak kulit buah naga merah maka kadar air, kadar abu, dan kadar serat biskuit semakin meningkat. Perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan T4 (penambahan ekstrak kulit buah naga merah 40%) dengan kadar air 9,7%, kadar abu 10,7%, kadar serat kasar 28,7%. Sedangkan sifat organolepti rasa 3,65 (suka), aroma 4,15 (suka), warna 4 (merah), dan tekstur 3,85 (renyah).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Wijaya, Dina Permata. "EDUKASI MELINDUNGI KULIT DARI SINAR UV DAN PEMANFAATAN TUMBUHAN PACHYRHIZUS EROSUS SEBAGAI TABIR SURYA DI DESA PULAU SEMAMBU INDRALAYA." Jurnal Pengabdian Sriwijaya 7, no. 3 (September 6, 2019): 840–43. http://dx.doi.org/10.37061/jps.v7i3.10223.

Full text
Abstract:
Sinar matahari merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Namun sinar matahari dapat menyebabkan beberapa kerugian pada kulit manusia yang akan menimbulkan efek yang merugikan seperti kulit terbakar bahkan bisa lebih parah dapat menyebabkan kanker kulit jika terpapar terlalu lama. Dalam sinar matahari terkandung sinar ultraviolet yang dapat berdampak buruk pada kulit. Tidak semua sinar ultraviolet dapat merusak jaringan kulit manusia tergantung dari rentang panjang gelombang nergi sehingga kerusakan yang timbul terjadi dalam beberapa tahap. Untuk melindungi bahaya dari radiasi ultraviolet maka kulit perlu dilindungi meskipun kulit memiliki sistem perlindungan alami. Sistem perlindungan alami pada kulit adalah melanin yang berperan memberikan warna kulit. Salah satu perlindungan tehadap sinar ultraviolet yaitu menggunakan tabir surya. Masyarakat Pulau Semambu Indralaya perlu untuk melindungi kulitnya dari sinar ultraviolet karena rata-rata temperatur sekitar 28-33oC. Semakin tinggi temperatur udara maka paparan sinar ultraviolet akan semakin tinggi. Maka dari itu, masyarakat sekitar Pulau Semambu perlu mengetahui cara melindungi kulit dari sinar ultraviolet dan cara pembuatan tabir surya yang memanfaatkan tanaman sekitar yaitu bengkoang. Masyarakat sangat antusias dengan penyuluhan dan demonstrasi yang dibagikan di Pulau Semambu Indralaya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Fajrin, Fitriana Ikhtiarinawati, and Ida Susila. "Antioxidant Potential In Petai Peel (Parkia Speciosa)." Jurnal Midpro 11, no. 2 (December 31, 2019): 161. http://dx.doi.org/10.30736/md.v11i2.123.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Bagian kulit petai (Parkia speciosa) yang tidak dimanfaatkan biasanya dibuang sehingga menjadi limbah. Padahal limbah kulit petai (Parkia speciosa) ini diketahui memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi. Tujuan dari kajian ini adalah menganalisis potensi kulit petai (Parkia speciosa)sebagai sumber antioksidan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi literatur yang mengkaji mengenai senyawa bioaktif antioksidan yang terdapat pada limbah kulit petai (Parkia speciosa). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari publikasi ilmiah seperti jurnal, buku maupun media internet. Data yang diperoleh, kemudian dianalisis secara dengan cara memaparkan dan membandingkan hasil-hasil penelitian eksternal terkait pemanfaatan limbah kulit petai (Parkia speciosa) sebagai antioksidan. Hasil penelitian membuktikan bahwa bagian kulit petai (Parkia speciosa) diketahui memiliki manfaat sebagai antioksidan karena di dalam kulit petai (Parkia speciosa) mengandung senyawa fenol dan flavonoid. Kulit petai (Parkia speciosa) berpotensi sebagai senyawa antioksidan alami karena memiliki aktivitas antioksidan terhadap radikal bebas DPPH dan ABTS. Berdasarkan hasil kajian, dapat disimpulkan bahwa kulit petai (Parkia speciosa) memiliki potensi sebagai sumber antioksidan. Kata kunci: Kulit petai, Parkia speciose, antioksidan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Rismanto, Ridwan, Yoppy Yunhasnawa, and Mauliwidya Mauliwidya. "PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT KULIT PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES." Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Robotika 1, no. 1 (September 18, 2019): 18–24. http://dx.doi.org/10.33005/jifti.v1i1.8.

Full text
Abstract:
Kulit merupakan organ terluar yang menjadi pelindung pertama bagi tubuh manusia. Kulit yang tidak terjaga kesehatannya dapat menimbulkan berbagai penyakit kulit. Salah satu penyebab penyakit ini adalah bakteri yang bersarang pada kulit.Tetapi, penyakit kulit sering dianggap remeh karena sifatnya yang cenderung tidak berbahaya dan tidak menyebabkan kematian. Hal tersebut sangat salah karena jika penyakit kulit terus menerus dibiarkan dapat menyebabkan penyakit tersebut semakin menyebar dan sulit untuk diobati. Kurangnya informasi dan pengetahuan tentang penyakit kulit dan cara penanganan awal mengakibatkan seseorang dapat terkena penyakit kulit tingkat akut. Dari permasalahan di atas, perlu adanya pengembangan sistem pakar untuk diagnosa penyakit kulit pada manusia menggunakan metode Naive Bayes. Metode ini adalah bagian dari teknik probabilitas yang mampu menangani masalah ketidakpastian dengan memprediksi probabilitas data baru berdasarkan pengalaman dari data lama. Dari hasil implementasi didapatkan data terdiri dari 366 kasus gejala dan 6 jenis penyakit kulit,sehingga kesimpulannya adalah sistem yang dikembangkan menjadi sebuah Pengembangan Sistem Pakar untuk Diagnosa Penyakit Kulit pada Manusia Menggunakan Metode Naive Bayes dengan nilai akurasi sebesar 92 %.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography