To see the other types of publications on this topic, follow the link: Lantliv.

Journal articles on the topic 'Lantliv'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Lantliv.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Ingwersen, Niels, and Stig Claesson. "Lantlif i Budapest." World Literature Today 61, no. 2 (1987): 305. http://dx.doi.org/10.2307/40143179.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Schweickard, Wolfgang. "Port. lanchara/lancha, Sp. lancha, It. lancia ‘barca leggeraʼ e voci correlate." Zeitschrift für romanische Philologie 139, no. 3 (September 11, 2023): 881–91. http://dx.doi.org/10.1515/zrp-2023-0034.

Full text
Abstract:
The article deals with four types of 16th/17th-century Romance boat-terms: (1) Port. lanchara ‘a kind of small rowing boatʼ, known in South-East Asia since the early 16th century, from Malay lanǧaran (< lanǧar ‘to pass, proceed swiftly, quicklyʼ); (2) Port. lancha, a shortened variant of lanchara, which originated in Portuguese (1553) and then also passed into Italian (1561), Spanish (1577) and French (1621); (3) Port./Sp. lantea ‘a small galleyʼ, used in the 16th century in Chinese contexts, of uncertain origin (maybe it is derived by metonymy from Malay lantei/lantai ‘floorʼ, lantai perahu ‘bottom of the shipʼ, or from Chinese ling-t'ing ‘a small boatʼ), and (4) It. lentino and Port. lan chuem ‘a small Chinese boat used by people of rank or used to transport people of rankʼ, which go back to Chinese ling-t'ing (with its variant lang t'eng).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Wijiyanto, Wijiyanto, and Samsudin Raidi. "KENYAMANAN LIFT BAGI KAUM DIFABLE STUDI KASUS DI R.S KASIH IBU, R.S ISLAM YARSIS DAN R.S MOEWARDI SURAKARTA." Sinektika: Jurnal Arsitektur 13, no. 2 (March 10, 2015): 90–104. http://dx.doi.org/10.23917/sinektika.v13i2.752.

Full text
Abstract:
Transportasi vertikal adalah transportasi yang digunakan untuk mengangkut sesuatu benda dari bawah ke atas atau moda transportasi yang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan para penghuni untuk mendukung aktivitas pada gedung bertingkat. Transportasi vertikal terdiri dari lift (Elevator), tangga berjalan (Escalator), ramp, tangga,lift barang (Dumbwaiter) serta travator (Conveyor). Lift (Elevator) adalah suatu alat transportasi untuk mengangkut barang atau penumpang dari satu lantai ke lantai lainnya. Dalam setiap perencanaan lift harus diadakan dengan ketentuan perencanaan yang baik. Rumah sakit adalah sarana yang menyelenggarakan pelayanan jasa kesehatan kepada masyarakat. Untuk memberikan pelayanan yang baik, salah satu alat transportasi vertikal yang harus disediakan adalah lift yang mampu membawa pasien dari lantai satu ke lantaiu lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti akan mencoba untuk mengetahui bagaimana kualitas transportasi vertikal dengan menggunakan metode perbandingan antara studi literatur tentang standar perencanaan transportasi vertikal dengan kondisi perencanaan transportasi vertikal (lift) yang ada di lapangan. Dengan mengetahui perbandingan antara literatur standar perencanaan lift dengan kondisi lift yang ada di lapangan maka dapat dikaji suatu persepsi, dengan melakukan perhitungan empiris dari kumpulan data yang ada dengan menggunakan formula hitung; sehingga diperoleh tabel perbandingan antara standar dengan kondisi eksisting lift di lapangan.Pengukuran kualitas transportasi vertikal dengan melakukan evaluasi menggunakan kriteria evaluasi. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa penilaian tingkat keberhasilan pemakaian lift suatu bangunan dalam memberikan kepuasan kepada pemakai terutama untuk penyandang cacat fisik adalah cukup nyaman atau penggunaan elevator (lift) adalah sangat vital.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Cahyani, Rinova Firman, Aunur Rafik, and Sahlan Hadi. "PERBANDINGAN ANGGARAN BIAYA (RAB) PELAT LANTAI KONVENSIONAL DENGAN PELAT LANTAI KOMPOSIT (BONDEK)." Jurnal Gradasi Teknik Sipil 5, no. 1 (June 21, 2021): 1–12. http://dx.doi.org/10.31961/gradasi.v5i1.981.

Full text
Abstract:
Penggunaan kayu/plywood untuk bekisting pada proses pengecoran pelat lantai konvensional dalam sudut pandang konstruksi dianggap memiliki beberapa kelemahan serta berdampak pada kerusakan ekosistem. Sehingga perlu dicari alternatif dan inovasi material lain yang memiliki keunggulan dan dapat mengurangi bahkan menggantikan penggunaan kayu pada pembangunan konstruksi. Produk material yang dimaksud adalah bondek yaitu jenis baja ringan berlapis galvanis dengan tekstur bergelombang yang rapi dan kokoh. Pada penelitian ini dibahas perbandingan biaya(RAB) pembangunan pelat lantai konvensional menggunakan bekisting kayu dengan biaya(RAB) pembangunan pelat lantai komposit menggunakan bekisting bondek pada pembangunan Aula Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah(BPSDMD) Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarbaru. Berdasarkan shop drawing, data spesifikasi bahan, harga satuan bahan dan upah, serta referensi lainnya dibuat analisa harga satuan pekerjaan dengan mengacu pada standar Analisa Harga Satuan Pekerjaan SNI Tahun 2016 dan Harga Satuan Bahan dan Upah Banjarbaru Tahun 2019 oleh Kementerian PUPR kemudian dilakukan perhitungan biaya(RAB) pembangunan pelat lantai. Menggunakan metode komparatif biaya(RAB) pembangunan biaya pelat lantai konvensional dibandingkan dengan biaya pembangunan pelat lantai komposit(bondek). Dari hasil perhitungan diperoleh biaya pembangunan pelat lantai konvensional sebesar Rp. 2.850.731.000,- dan biaya pembangunan pelat lantai komposit(bondek) sebesar Rp. 2.138. 501.000,- dengan selisih Rp. 230.230.000,- atau 24.98% lebih murah pelat lantai komposit(bondek).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Dharmawan, R., H. S. Prayogi, and V. M. A. Nurgiartiningsih. "Penampilan produksi ayam pedaging yang dipelihara pada lantai atas dan lantai bawah." Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 26, no. 3 (December 5, 2016): 27–37. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jiip.2016.026.03.05.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Suyuti, Ahmad, and Muhamad Ryanto. "ANALISIS PERENCANAAN PENULANGAN DIAFRAGMA PELAT LANTAI UNTUK STUDI KASUS GEDUNG 10 LANTAI." Sistem Infrastruktur Teknik Sipil (SIMTEKS) 2, no. 2 (September 23, 2022): 174. http://dx.doi.org/10.32897/simteks.v2i2.1230.

Full text
Abstract:
Pada penelitian tugas akhir ini akan dilakukan analisis perencanaan penulangan diafragma pada pada gedung 10 lantai dengan sistem penahan gaya seismik Sistem ganda . gedung difungsikan sebagai Apartemen, terletak di Bandung sehingga tergolong kategori II dan termasuk kelas situs tanah sedang. Analisis dan pemodelan dilakukan menggunakan perangkat lunak ETABS 17 dengan metode analisis yang di gunakan adalah respon spektra mengikuti persyaratan gempa SNI 1726 : 2019. tujuan Analisis yang dilakukan untuk mengetahui perencanaan tulangan pada komponen diafragma pada gedung. Dari Hasil analisis diketahui bahwa dengan adanya gaya desain diafragma, menghasilkan tulangan elemen kolektor dengan dimensi tulangan 2D13 per lantai, dan terdapat balok kolektor dengan dimensi tulangan seragam 12D22 di setiap lantainya, terkecuali pada lantai 2 yang tidak terdapat balok kolektor. Kord pada balok dengan dimensi tulangan 3D16 pada lantai 1-9 dan 6D16 pada lantai 10. Diafragma yang dianalisis memiliki ketahanan geser yang baik dengan tebal pelat 130 mm, sehingga dapat mendistribusikan gaya lateral dengan baik pada elemen-elemen vertikal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Tjendani, Hanie Teki, and Khairul Ramadhan. "CRITICAL PATH METHOD PADA PROYEK MYZE HOTEL SUMENEP UNTUK MENGENDALIKAN BIAYA DAN WAKTU." Jurnal Kacapuri : Jurnal Keilmuan Teknik Sipil 5, no. 1 (June 6, 2022): 240. http://dx.doi.org/10.31602/jk.v5i1.7524.

Full text
Abstract:
Penyelesaian proyek Myze Hotel Sumenep dapat terlambat karena perubahan spesifikasi tiang pancang dan terhambatnya pengadaan tiang pancang. Jaringan kerja yang efektif dan efisien serta percepatan kegiatan dibutuhkan untuk mengantisipasi keterlambatan penyelesaian proyek. Penelitian ini menggunakan metode Critical Path Method dengan menggunakan software Microsoft Project 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa kegiatan pada jalur kritis proyek, menghitung biaya kegiatan pada jalur kritis proyek, menghitung durasi percepatan penyelesaian proyek. Kegiatan yang terdapat pada jalur kritis proyek adalah mobilisasi alat, pembersihan site, pengukuran dan bowplank, pembuatan kantor direksi dan kontraktor, pekerjaan urugan tanah dan pemadatan, pengadaan tiang pancang spun pile D600 mm, pemancangan dan sambungan tiang pancang spun pile D600 mm, pemancangan dan sambungan tiang pancang spun pile D400 mm, potong kepala tiang pancang spun pile D400 mm dan D600 mm, pekerjaan tanah, pekerjaan pile cap, pekerjaan balok dan plat lantai pada lantai GF, pekerjaan kolom lantai GF, pekerjaan balok dan plat lantai pada lantai 1, pekerjaan dinding lantai GF, pekerjaan dinding lantai 1, pekerjaan dinding lantai 2, pekerjaan dinding lantai 3, pekerjaan lantai tangga pada lantai 1, pekerjaan lantai tangga pada lantai 2, pekerjaan lantai pada lantai 3, pekerjaan lantai pada lantai 4, pekerjaan ceiling fasad, dan pekerjaan fasad hotel utama. Alokasi biaya pekerjaan pada jalur kritis proyek Myze Hotel Sumenep adalah Rp.31.096.200.396,59. Penyelesaian proyek Myze Hotel Sumenep dapat dipercepat 96 hari lebih cepat dari durasi normal.Kata Kunci: Critical Path Method, Microsoft Project 2013, Percepatan proyek
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Kusmila, Widya, Mas Herni, and Sari Utama Dewi. "ANALISIS STRUKTUR PELAT LANTAI BETON KONVESIONAL DAN PELAT LANTAI BONDEK (GEDUNG KULIAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN RADEN INTAN LAMPUNG)." JUMATISI: Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil 1, no. 2 (December 29, 2020): 74–80. http://dx.doi.org/10.24127/jumatisi.v1i2.3664.

Full text
Abstract:
Pekerjaan pelat merupakan salah satu elemen dari konstruksi yang membutuhkan waktu lama dalam proses pembuatannya dan merupakan elemen pada konstruksi gedung yang memiliki biaya besar. Salah satu alternatif pelat tersebut adalah pelat lantai bondek (steel deck). Analisa yang dilakukan adalah membandingkan pekerjaan pelat lantai beton konvensional dan pelat lantai bondek. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan tugas ini adalah menganalisis struktur dari pelat lantai beton konvensional dan pelat lantai bondek serta menentukan metode mana yang lebih efektif dan efisien. Dari penelitian yang sudah dilakukan maka didapatkan (1) untuk tulangan pelat lantai beton konvensional menggunakan (Ø10 – 125) arah x, dan (Ø10 – 150) arah y. Sedangkan untuk tulangan wiremesh menggunakan M8 – 150 dan menggunakan bondek dengan tebal standar 0,75 mm; (2) Pelat lantai beton konvensional lebih murah dibandingkan pelat lantai bondek; (3) Pelat lantai beton konvensional lebih hemat 11% dibandingkan pelat lantai bondek (4) Pelat bondek lebih cepat dalam waktu pelaksanaannya dibandingkan pelat beton konvensional. Berdasarkan dari hasil tersebut, untuk pemilihan pekerjaan pelat lantai direkomendasikan untuk menggunakan pelat bondek untuk menghemat waktu pekerjaan dan pelat lantai konvensional untuk menghemat biaya pekerjaan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Jasmardin, Jasmardin, Nini H. Aswad, Edward Ngii, and Abdul Kadir. "EVALUASI KEMAMPUAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR DINAS KESEHATAN." STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil 9, no. 3 (January 23, 2022): 119. http://dx.doi.org/10.55679/jts.v9i3.23310.

Full text
Abstract:
Kekuatan Gedung Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki dimensi eksisting gedung 2 lantai akan di kembangkan sesuai kebutuhan yakni dengan menambah jumlah lantai menjadi 4 lantai, kajian ini menjelaskan pengaruh kekuatan akibat beban gempa terhadap struktur gedung tersebut dengan bantuan analisis menggunakan SAP 2000 v.12 sehingga dapat di desain kembali dimensi pada tulangan struktur pelat, balok dan kolom pada lantai 3 dan lantai 4, dari analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa struktur exsisting bangunan yang terdiri dari kolom dan balok induk lantai 1 dan lantai 2 masih mampu menahan beban tambahan akibat penambahan jumlah lantai.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Lundy, Fiashriel, Tavip Dwi Wahyuni, and Tri Johan Agus Yuswanto. "Efektifitas Pembersihan Lantai Kamar Operasi Zona 4 dan Jumlah Koloni Bakteri di Instalasi Bedah Sentral." Journal of Applied Nursing (Jurnal Keperawatan Terapan) 3, no. 2 (December 28, 2017): 80. http://dx.doi.org/10.31290/jkt.v(3)i(2)y(2017).page:80-87.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan pembersihan lantai kamar operasizona 4 terhadap jumlah koloni bakteri di Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini observatif analitik Cross Sectional. Sampeldari penelitian ini ialah lantai kamar operasi bersih terkontaminasi dan lantai kamar operasi kotoryang diambil dengan swab lantai pada 3 ronde di IBS RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Pengumpulan datamenggunakan lembar observasi jumlah koloni bakteri dan lembar observasi pembersihan lantai kamaroperasi zona 4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa p value < 0,05 yaitu 0,004 < 0,05yang berartibahwa ada efektivitas pembersihan lantai kamar operasi zona 4 terhadap jumlah koloni bakteri dilantai. Rekomendasi hasil penelitian ini ialah perlunya perhatian dalam hal melakukan pembersihanterutama lantai untuk menekan jumlah angka bakteri di lantai khususnya lantai kamar operasi zona 4.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Bere, Gracensia, Rizal Maulana, Oggi Heical Ardian, and Sely Novita Sari. "ANALISIS PENJADWALAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE PERT (Proyek Pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta)." STORAGE: Jurnal Ilmiah Teknik dan Ilmu Komputer 3, no. 1 (February 10, 2024): 63–71. http://dx.doi.org/10.55123/storage.v3i1.3140.

Full text
Abstract:
Keterlambatan proyek terjadi akibat kurangnya penjadwalan yang baik, sehingga mengakibatkan ketidaksesuaian jadwal rencana dan kelangsungan dilapangan. Oleh sebab itu perlunya mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan demi kelancaraan pelaksanaan proyek. hal ini yang mendasari peneliti menggunakan metode PERT untuk me-reschedule penjadwalan pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Sleman yang masih menggunakan metode kurva S. Analisis data dilakukan dengan menghitung triple duration estimate, rata-rata durasi, standar deviasi, varians, penentuan predecessor kegiatan, dan penentuan kurva probabilitas. Hasil analisis dengan metode PERT diperoleh jalur lintasan kritis yaitu pembersihan lokasi, pengukuran dan bouwplank, loading test bore pile, galian dan pengurukan tanah basement, galian tanah pondasi stall, beton kolom K1, beton plat dinding lift tebal 20 cm (lantai basement dan lantai 1), beton plat lantai tebal 12 cm (lantai 1 dan lantai 2), Perkerjaan pasangan, plesteran dan waterproofing (lantai basement, lantai 2 dan lantai atap), pekerjaan plafon dan tumpang sari (lantai atap), instalasi kabel feeder dan toevoer, instalasi kabel interkoneksi interface control module, instalasi fire alarm (lantai 3), public address ruang IT lantai 3, instalasi kabel feeder MDF sound System (lantai 3) dan test and commissioning. Kemungkinan proyek terselesaikan dengan durasi waktu 345 hari adalah 99,97%. Sehingga dengan penerapan metode PERT proyek mengalami perubahan waktu dari 380 hari menjadi 345 hari, maka lebih cepat 35 hari dari durasi awal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Prakasa, Ersa, and Akhmad Dofir. "EVALUASI PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEKERJAAN PELAT LANTAI SEMI SISTEM DENGAN PELAT LANTAI BAJA KOMPOSIT PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG BARU RSUD CENGKARENG." Jurnal ARTESIS 1, no. 1 (May 25, 2021): 1–6. http://dx.doi.org/10.35814/artesis.v1i1.2701.

Full text
Abstract:
Pekerjaan struktur pelat lantai pada bangunan pada umumnya masih menggunakan metode pelat lantai konvensional maupun metode pelat lantai semi sistem dimana seluruh tahapan pekerjaan pelat lantai dikerjakan di tempat. Cara ini merupakan cara yang paling banyak digunakan pada pembangunan proyek gedung tinggi yang prosesnya membutuhkan waktu yang cukup lama. Dengan semakin berkembangnya dunia konstruksi di Indonesia, sudah banyak metode alternatif yang digunakan pada pekerjaan struktur pelat lantai, salah satunya adalah penggantian material dengan menggunakan pelat floordeck. Pelat floordeck memiliki beberapa keunggulan yaitu proeses pekerjaannya bisa lebih cepat, menghemat penggunaan besi baja tulangan karena bekisting floordeck mempunyai fungsi sebagai tulangan positif pada pelat lantai, lalu dapat menghemat volume dari pengecoran karena floordeckmemiliki gelombang pelat yang dapat mereduksi volume pengecoran menjadi lebih sedikit. Penelitian ini dilakukanuntuk mengetahui Rencana Anggaran Biaya (RAB) pelat lantai metode semi sistem dengan pelat lantai metode pelatbaja komposit pada proyek pengembangan gedung baru RSUD Cengkareng pada lantai 2, 3, 4, dan 5. Hasil analisa diperoleh biaya pekerjaan struktur pelat lantai dengan menggunakan metode semi sistem adalah Rp. 5.557.702.365,00. Sedangkan untuk pelat lantai dengan metode pelat baja komposit yaitu Rp. 5.199.074.400,00. Dengan Selisih biaya pekerjaan sebesar Rp. 358.627.965,00. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode pelat lantai baja komposit dapat menghemat biaya sebesar 6,45%. Untuk durasi pekerjaan pelat lantai dengan metode semi sistem dalam satu lantainya dapat dikerjakan dalam waktu 42 hari, sedangkan dengan metode pelat baja komposit dalam satu lantainya dapat diselesaikan dalam waktu 23 hari. Penggunaan metode pelat lantai baja komposit dapat menghemat waktu 19 hari atau 45,23%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Lestari, Pramulani Mulya, Supandi Supandi, and Ani Pahriyani. "Pembuatan Karbol sebagai Desinfektan Lantai." Jurnal SOLMA 8, no. 2 (October 21, 2019): 193. http://dx.doi.org/10.29405/solma.v8i2.3183.

Full text
Abstract:
Sehat adalah impian semua manusia, tubuh manusia memiliki pertahanannya sendiri, dengan cara-cara tertentu bagian dari tubuh sudah mampu untuk bertahan dan melawan penyakit.Mencegah suatu penyakit dan penyebarannya dapat dilakukan mulai dari diri sendiri dan lingkungan sebagai sarana untukmengurangi penyebaran penyakit karena mikroorganisme. Untuk menunjang kesehatan maka perlu dilakukan pembekalan kepada ibu-ibu dalam pengenalan kerbersihan dan pelatihan pembuatan karbol. Produk karbol ini dibuat dengan metode sederhana sesuai dengan kemampuan Perumahan Villa Mutiara Gading 3. Pembuatan diawali dengan melarutkan arpus ke dalam cairan NaOH hingga larut, kemudian tambahkan campuran antara pine oil, teepol dan propilenglikol hingga semua tercampur homogen.Karbol siap digunakan. Produk yang dihasilkan merupakan karbol desinfektan lantai. Karbol yang baik adalah yang dapat membersihkan sekaligus dapat membunuh kuman, tidak licin dan aman digunakan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

ABBOTT-JAMIESON, SUSAN, and JOHN VAN WILLIGEN. "Margaret L. Lantis (1906?2006)." American Anthropologist 109, no. 2 (June 2007): 428–30. http://dx.doi.org/10.1525/aa.2007.109.2.428.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Andriawan, Aan, and Winna Tan. "ANALISIS PERBANDINGAN BETON PRACETAK PRATEGANG DENGAN BETON KONVENSIONAL DITINJAU DARI ASPEK BIAYA DAN WAKTU (STUDI KASUS: RUMAH TINGGAL 2 LANTAI PERUMAHAN PERMATA RIVER VIEW)." Jurnal Kacapuri : Jurnal Keilmuan Teknik Sipil 4, no. 1 (June 29, 2021): 190. http://dx.doi.org/10.31602/jk.v4i1.5156.

Full text
Abstract:
Pengenalan berbagai macam metode dalam pembangunan infrastruktur, dimulai dari cara konvensional hingga cara pracetak beton sehingga pekerja hanya perlu memasang di lapangan. Pada karya ilmiah ini, peneliti akan membandingkan pelat lantai konvensional yang dikerjakan di lapangan dengan pelat lantai prategang pracetak yang akan didesain dengan bentuk double tee slab dari segi biaya dan waktu dengan tujuan untuk menentukan metode yang paling efisien yang bisa digunakan pada proyek yang ditinjau. Pada penelitian ini, peneliti akan membandingkan pelat lantai konvensional yang dikerjakan di lapangan dengan pelat lantai prategang pracetak yang akan didesain dengan bentuk double tee slab dari segi biaya dan waktu. Pelat lantai prategang pracetak double tee slab akan diperhitungkan dengan anggapan single tee beam atau yang biasa kita kenal dengan balok T. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pengerjaan pelat lantai beton prategang pracetak membutuhkan pertambahan biaya sebanyak 28,21% dibandingan pelat lantai beton bertulang konvensional dan pengerjaan pelat lantai beton bertulang konvensional membutuhkan pertambahan waktu sebanyak 55,56% dibandingan pelat lantai beton prategang pracetak.Kata kunci : pelat lantai, double tee slab, waktu, biaya, prategang
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Nugraha, Beny, Yudistiro Yudistiro, Dian Widi Astuti, and Setiyo Budiyanto. "PERANCANGAN DAN PENGUJIAN MINIATUR LIFT BERBASIS ARDUINO DENGAN MENGGUNAKAN RFID SEBAGAI SISTEM IDENTIFIKASI LANTAI." SINERGI 19, no. 3 (October 1, 2015): 211. http://dx.doi.org/10.22441/sinergi.2015.3.008.

Full text
Abstract:
Lift biasa diaplikasikan di gedung-gedung bertingkat merupakan pengembangan dari katrol yang menggunakan energi listrik untuk menggerakkannya dari satu lantai ke lantai yang lain. Penggunaan lift masih menggunakan tombol sebagai penanda lantai, di mana setiap orang yang masuk ke dalam lift dapat menekan tombol lantai yang ingin mereka tuju. Hal ini akan membuat privasi para penghuni di apartemen tersebut menjadi terganggu dan terbuka peluang seorang penyusup yang berniat jahat terhadap penghuni apartemen. Untuk mengatasi masalah tersebut, penelitian ini membuat sebuah miniatur lift berbasis Arduino Uno dengan menggunakan kartu RFID sebagai penanda setiap lantai. Setiap penghuni apartemen memiliki kartu RFID yang berisikan data lantai kamar mereka masing-masing. Hasil pengujian yang didapatkan, dengan menggunakan sistem indentifikasi kartu RFID, lift hanya bergerak ke lantai yang sesuai dengan kartu RFID tersebut sehingga para penghuni apartement dapat langsung menuju ke kamarnya masing–masing tanpa perlu menekan tombol lantai. Untuk pengujian waktu tempuh miniatur lift ini, didapatkan hasil waktu tempuh rata-rata lift bergerak dari satu lantai ke lantai yang lain adalah 1 menit dan 34 detik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Horse, Vernondo, and Ade Jaya Saputra. "Analisis Dampak Penambahan Lantai Terhadap Perkuatan Struktur Kolom dan Pondasi Bangunan Ruko 9 Lantai." Jurnal TESLINK : Teknik Sipil dan Lingkungan 6, no. 1 (March 31, 2024): 142–56. http://dx.doi.org/10.52005/teslink.v6i1.345.

Full text
Abstract:
Perkuatan struktur bangunan harus dipertimbangkan ketika sebuah bangunan mengalami perubahan atau penambahan dalam segi pembebanan yang dapat berupa penambahan lantai gedung, alih fungsi bangunan, perubahan tata ruang bangunan. Penambahan lantai atau alih fungsi bangunan dapat menyebabkan beban tambahan pada elemen struktur bangunan eksisting seperti kolom, balok, dan pondasi. Tujuan penelitian ini yaitu evaluasi struktur bangunan berupa kolom dan pondasi ruko terhadap penambahan lantai. Metode yang digunakan pada penelitian yaitu pemodelan dengan bantuan aplikasi ETABS v20.10. Hasil penelitian menunjukkan elemen struktur kolom dan pondasi tidak mampu menahan beban tambahan dan diperlukan perkuatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kolom berukuran 25×50 cm mengalami kegagalan sehingga kolom lantai 1-3 perlu diperbesar menjadi 50×80 cm dan kolom lantai 4-9 perlu diperbesar menjadi 40×60 cm. Pondasi dan pile cap memerlukan perkuatan yaitu perlu ditambahkan pondasi bored pile berdiameter 40 cm dengan tulangan 8D16. Pile cap eksisting berukuran 80×80×75 cm perlu diperbesar menjadi 240×160×75 cm dengan tulangan D22 jarak 150 mm. Pile cap yang didesain telah mampu menahan gaya geser baik dari kolom maupun bored pile.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Bachroni, Cecep Bakheri. "Penanggulangan Getaran pada Pelat Lantai Beton Bertulang." Jurnal Permukiman 10, no. 1 (May 22, 2015): 1. http://dx.doi.org/10.31815/jp.2015.10.1-10.

Full text
Abstract:
Getaran pada sistem pelat lantai gedung bertingkat dapat terjadi akibat eksitasi yang timbul dari kegiatan manusia yang bersifat ritmik seperti gerakan berlari, menari dan aerobik. Getaran yang berlebihan pada sistem pelat lantai gedung bertingkat, umumnya tidak terkait dengan keamanan gedung, tapi terkait dengan ketidaknyamanan penghuninya. Getaran yang berlebihan pada sistem pelat lantai dapat terjadi pada gedung bertingkat yang memiliki : (a) sistem pelat lantai yang ringan karena penggunaan bahan bangunan mutu tinggi atau bahan komposit pada elemen-elemen struktur gedung seperti balok yang memungkinkan elemen-elemen struktur tersebut dirancang lebih kecil atau lebih tipis, (b) sistem lantai berbentang panjang dengan kekakuan yang rendah dimana frekuensi alami lantai yang dominan cenderung rendah dan mendekati frekuensi eksitasi, dan (c) sistem lantai dengan nilai damping yang rendah sebagai akibat dari penggunaan partisi dan barang-barang furnitur yang lebih sedikit. Ketiga hal tersebut menyebabkan getaran pada sistem pelat lantai menjadi berlebihan dan menyebabkan rasa tidak nyaman dan gangguan bagi penghuni gedung. Getaran pada sistem pelat lantai yang menimbulkan ketidaknyamanan tersebut dapat terjadi pada sistem pelat lantai yang memiliki frekuensi getar (fn) kurang dari 8 Hz. Untuk mengurangi getaran tersebut frekuensi (fn) sistem pelat harus ditingkatkan hingga mendekati 8 Hz. Makalah ini membahas metode reduksi getar pada sistem pelat lantai beton bertulang melalui penambahan kekakuan pada balok induknya dengan menggunakan rangka baja hollow yang ditempelkan di kedua sisi badan balok induk tersebut. Sebagai studi kasus, metode ini diterapkan pada gedung yang berfungsi sebagai tempat ibadah, berlokasi di Indonesia bagian timur. Lantai-2 gedung ini mengalami getaran yang berlebihan ketika digunakan untuk kegiatan yang bersifat ritmik. Dalam studi ini, sistem lantai dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis modal pada program SAP.2000. 11.1. Hasil analisis memperlihatkan bahwa penanggulangan getaran menggunakan rangka batang baja hollow yang ditempelkan dikedua sisi badan balok induk cukup efektif dalam mengubah frekuensi getar sistem lantai dari semula 3,6 Hz menjadi 8,62 Hz.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Soetoyo, Soetoyo. "VULCANO TEKTONIC DEPRESTION DI LAPANGAN PANAS BUMI SEMBALUN, LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT." Buletin Sumber Daya Geologi 3, no. 3 (November 14, 2008): 46–57. http://dx.doi.org/10.47599/bsdg.v3i3.168.

Full text
Abstract:
Vulkano Tektonik yang terjadi pada Zaman Kuarter mengakibatkan Gunungapi tua Sembalun ini terbentuk sebuah kaldera pada bagian puncaknya. Pada saat ini lantai kaldera dengan ketinggian lebih dari 1000 meter diatas permukaan laut berupa dataran dan morfologi bergelombang lemah berada di sekitar Sembalun Bumbung dan Sembalun Lawang. Kaldera berbentuk tapal kudamembuka ke arah utara bergaris tengah lebih dari 1 km. Satuan batuan tertua dibentuk oleh Satuan Lava Sembalun terdiri dari lava andesit, andesit piroksen (dominan) dan basaltik, serta breksi lava dan piroklastik sebagai hasil erupsi gunungapi tua Sembalun. Penyebarannya sepanjang satuan geomorfologi sisa tubuh gunungapi tua Sembalun, merangkai dari G. Pergasingan, G. Batujang, G. Anakdare, G. Asah, G. Seladare, G. Nangi, G. Bonduri dan G. Lelonten membentuk dinding Kaldera Sembalun. Satuan Endapan Aliran Piroklastik Sembalun merupakan hasil erupsi paroksisma Gunungapi tua Sembalun, menyebar ke arah barat, baratlaut dan berada di atas satuan lava Sembalun, serta di bukaan Kaldera Sembalun yang mempunyai ketebalan 10 – 15 meter. Satuan ini memiliki ciri warna putih kotor kekuningan sampai coklat kemerahan serta coklat gelap dan merah muda, melapuk kuat, tekstur breksi dengan matriks halus – kasar, banyak mengandung juvenile pumice yang melapukdengan diameter 5 – 30 cm. Sesar – sesar berkembang yang dikelompokkan menjadi Dinding Kaldera Sembalun, Kawah Propok, Sesar Normal Pusuk, Bonduri, Seribu, Tanakiabang, Lantih, Sesar Lentih, Orok, Libajalin, Batujang, Grenggengan dan Berenong.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Darmayuda, I. Gusti Putu. "Makna Simbolik Elemen-Elemen Lantai Teras Arupadhatu Candi Borobudur." CARAKA : Indonesian Journal of Communications 1, no. 2 (December 30, 2020): 52–62. http://dx.doi.org/10.25008/caraka.v1i2.45.

Full text
Abstract:
Penelitian ini menganalisis makna simbolik elemen-elemen lantai teras Arupadhatu candi Borobudur menggunakan Semiotika Charles Sanders Peirce, dan Susanne Langger. Metode pendekatannya adalah kualitatif. Hasil penelitian adalah makna simbolis lantai teras Arupadhatu serta elemen-elemennya berdasarkan ajaran filosofis Buddha. Makna simbolik lantai teras Arupadhatu adalah unsur yang tak berwujud, merupakan simbol dari tahapan perjalanan spritual sang Buddha menuju kesempurnaan. Jalan menuju kesempurnaan disimbolkan dengan lantai teras melingkar bersusun tiga. Lantai teras lingkar terbawah adalah teras 7, lantai di atasnya teras 8. Di lantai teras 7 dan 8 terdapat stupa terawang belah ketupat, merupakan simbol dari jiwa yang masih terikat unsur-unsur pikiran dualisme. Di lantai teras 9 terdapat elemen stupa terawang bujur sangkar, merupakan simbol dari pencapaian keseimbangan jiwa, sehingga roh suci mampu masuk ke tahapan berikutnya menuju pencerahan tertinggi: sang roh suci berada di Alam kesunyata atau nirwana, terbebas dari ikatan reinkarnasi sesuai dengan tujuan utama ajaran Buddha. Perjalan akhir menuju ke-Buddhaan disimbolkan dengan elemen teras lantai 10, ditandai dengan elemen stupa Agung di puncak bangunan: simbol dari alam semesta.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Purnama, Risky Andika, Paksitya Purnama Putra, and Hernu Suyoso. "ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PERCEPATAN PEKERJAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN PELAT BONDEK." Jurnal Ilmiah MITSU 8, no. 2 (October 15, 2020): 97–105. http://dx.doi.org/10.24929/ft.v8i2.990.

Full text
Abstract:
Pelat bondek merupakan pelat komposit yang terdiri dari pelat baja galvanis, wiremesh dan beton. Dibanding dengan pelat lantai konvensional, pelat bondek sendiri masih jarang diterapkan di Indonesia, karena membutuhan perhitungan khusus untuk menggunakannya. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung biaya dan waktu pekerjaan pelat lantai dengan menggunakan metode pelaksanaan pelat lantai bondek dan menentukan efisiensi biaya dan waktu penggunaan metode pelaksanaan pekerjaan pelat lantai konvensional dengan metode pelat bondek. Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan analisa mulai dari analisa struktur, analisa volume, analisa biaya dan analisa waktu. Hasil analisa menunjukan pelat bondek dapat memangkas biaya pelaksanaan pelat lantai sebesar 35.45% atau Rp. 1.223.932.278,33 dan mempercepat waktu pekerjaan pelat lantai sebesar 36.21% atau 63 hari, yang semula menggunakan pelat lantai konvensional membutuhkan biaya sebesar Rp. 3.452.222.761,32 dan durasi pekerjaan selama 174 hari. Sedangkan jika menggunakan pelat lantai bondek hanya membutuhkan biaya sebesar Rp. 2.228.290.482,99 dan durasi pekerjaan selama 111 hari.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Alfianda, Rendra Dirga, Koespiadi ., and Florianus Rooslan Edy Santosa. "METODE KERJA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN RANGKA BETON MENGGUNAKAN SISTEM LONCAT LANTAI (SLL)." NAROTAMA JURNAL TEKNIK SIPIL 5, no. 1 (September 1, 2021): 36–45. http://dx.doi.org/10.31090/njts.v5i1.1485.

Full text
Abstract:
Pembangunan gedung bertingkat tinggi permintaan yang hadir semakin banyak dan banyak juga tuntutan akan pekerjaan konstruksi yang lebih cepat, metode yang biasa digunakan dalam proses pelaksanaan bisa disebut metode konvensional menerapkan tahap pelaksanaan berurutan mulai dari lantai 1 hingga lantai tertinggi. Metode Sistem Loncat Lantai memiliki tahapan pelaksanaan yang berbeda dengan metode konvensional, dimana metode loncat lantai akan meloncat 2 lantai keatas. Penggunaan metode seperti ini dapat memberikan ruang kerja yang lebih luas untuk pekerjaan balok di lantai yang sebelumnya sengaja ditinggalkan. Hasil analisis menunjukkan jika menggunakan metode loncat lantai faktor buckling yang didapat dengan membagi axial dan momen ultimate dengan axial dan momen kapasitas kolom didapat nilai < 1 dan tidak akan terjadi tekuk kolom atau buckling dan kelangsingan kolom yang didapat adalah < 40 atau bisa dikategorikan sebagai kolom pendek. Tingkat kecepatan metode loncat lantai lebih cepat dibanding dengan metode konvensional, 21,8% lebih cepat pada pekerjaan pembesian, 14,9% lebih cepat pada pekerjaan bekisting, dan 21,2% lebih cepat pada pekerjaan pengecoran.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Ayubianto, Rahman, and Mulyono Mulyono. "Analisis Kualitas Jaringan 4G LTE Studi Kasus PT.Ramayana Sudirman Pekanbaru." remik 7, no. 1 (January 3, 2023): 246–58. http://dx.doi.org/10.33395/remik.v7i1.12040.

Full text
Abstract:
Kawasan PT.Ramayana Sudirman adalah sebuah pusat perbelanjaan (mall) yang berada di pusat kota Pekanbaru. Walaupun lokasinya berada dikawasan pusat kota pekanbaru, akan tetapi banyak keluhan yang menyatakan bahwa kondisi jaringan di kawasan ini sangat buruk. Pada penelitian ini akan dilakukan sebuah uji performansi jaringan di kawasan PT.Ramayana Sudirman ini dengan metode Walk-Test. Walk-Test merupakan sebuah metode pengumpulan atau pengukuran performansi suatu jaringan yang dilakukan dengan berjalan tanpa menggunakan kendaraan. Dan untuk operator penyedia layanan telekomunikasi yang digunakan yaitu Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, dan XL-Axiata. Sedangkan untuk parameter performansi jaringan yang dilihat dari Walk-Test yang dilakukan adalah RSRP, SINR, dan Throughput jaringan. Dari hasil walk-test yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut; untuk parameter RSRP di lantai 1 performa terbaik dimiliki oleh provider Telkomsel = -89 dBm, lantai 2 Indosat = -74 dBm, lantai 3 Indosat = -62 dBm. Untuk parameter SINR performa terbaik di lantai 1 dimiliki oleh Indosat = -10 dB, lantai 2 Indosat = -9dB, lantai 3 Indosat = -5 dB. Sedangkan untuk parameter Throughput performa terbaik di lantai 1 dimiliki oleh provider Indosat = 396 kbps, lantai 2 Telkomsel = 322 kbps, dan lantai 3 Telkomsel = 446 kbps. Sehingga dari hasil pengukuran tersebut dapat disimpulkan bahwa dibeberapa titik performa jaringan berada dalam kondisi yang buruk. Terutama untuk di lantai dasar kondisinya hampir menyeluruh dalam kondisi yang buruk.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Sekaryadi, Yudi, and Asep Hermawan. "EVALUASI PELAT LANTAI BETON PRACETAK (PRECAST) KE PELAT LANTAI BETON KONVENSIONAL PADA GEDUNG RUSUNAWA SUKABUMI." JURNAL MOMEN TEKNIK SIPIL 3, no. 1 (July 28, 2020): 49. http://dx.doi.org/10.35194/momen.v3i1.1022.

Full text
Abstract:
Pelat beton bertulang merupakan bagian stuktur bangunan yang menahan permukaan (beban vertical),biasanya memiliki arah horizontal,dengan permukaan atas dan bawahnya sejajar.pelat dapat di tumpu oleh balok bertulang.dinding pasangan batu atau beton bertulang,batang batang stuktur baja,di tumpu secara langsung oleh kolom,atau tertumpu secara menerus oleh tanah.pelat dapat di tumpu biasanya pada dua sisi yang berlawanan saja.yang biasanya di sebut pelat satu arah,(one way).pelat juga dapat di tumpu pada ke empat sisi yang biasanya di sebut pelat dua arah (two way) pada kondisi ini beban lantai di pikul dalam kedua arah oleh ke empat balok pendukung seluruh panel.apabila perbandingan panel pelat lebih besar atau sama dengan 2 maka sebagian besar beban akan di tahan oleh pelat dalam arah pendek terhadap balok-balok penunjang dan sebagainya mengakibatkan di proleh aksi pelat satu arah,walaupun ke empat sisinya di beri tumpuan.Penelitian ini di tunjukan untuk meninjau pelat lantai yang menggunakan pelat lantai precast dengan pelat lantai konvensional .dari hasil Analisa pelat lantai yang mengunakan pelat precastlebih evesien dalam pelaksanaan pekerjaan sebuah gedung dan dari segi kekeuatan beton precast dan beton konvensional sama kuat Cuma proses pekerjaan lebih cepat dan evisien waktu pada saat pengerjaan pelat lantai di lapangan.Kata Kunci : evaluasi, pelat lantai, precast, beton
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Astariani, Ni Kadek, and I. Gusti Made Sudika. "Perbandingan Perilaku Struktur Gedung Beton Bertulang dengan Pelat Lantai Beton Konvensional dan Pelat Lantai Kalsi." MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 24, no. 2 (February 22, 2019): 176. http://dx.doi.org/10.14710/mkts.v24i2.20568.

Full text
Abstract:
The Structure of Reinforced concrete building using kalsi floor plate is one alternative for reduced the weight of the building structure. The floor plate usually used conventional concrete, can be replaced with kalsi floor 20. The aim of the research is to analysis of the behavior of reinforced concrete building using conventional concrete slabs and kalsi floor 20. The building structure as the model in this research is the building structure of four floors and was designed to follow the rules of SNI 2847: 2013. Evaluation of seismic behavior in accordance with the SNI 1726: 2012 was conducted out by applying pushover analysis using SAP 2000 software. The analysis results showed that drift ratio of plates floor structure models smaller than the kalsi floor plate structure. The pushover analysis results show the level of performance of all structural models according to FEMA-356 / ATC-40 able to provide nonlinear behavior which is indicated by the initial phase of the majority of plastic joints on beam elements and beam sway mechanism. The performance level of the structure with conventional concrete slab includes at immediate occupancy level, while the performance level of the structure with with kalsi floor plate includes at life safety level.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Admin, Admin. "N Implementasi Jaringan Serat Optik Untuk Backhaul 4G Frekuensi 1800 MHz Dengan Menggunakan Pendekatan Link Budget." Journal of Informatics and Communication Technology (JICT) 1, no. 1 (July 17, 2019): 35–48. http://dx.doi.org/10.52661/j_ict.v1i1.14.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas sinyal di Gedung Plaza 89 Kuningan Jakarta Selatan, dengan cara menganalisis jaringan serat optik menggunakan pendekatan link budget. Penulis memanfaatkan hasil perhitungan yang telah ada , setelah hasil pengukuran dimiliki maka selanjutnya langsung dapat dilakukannya suatu analisa. Sesuai atau tidak sesuai hasil dengan data atau standar SFP, maka tetap perlu dilakukan analisa. Penelitian ini lebih memperhatikan tentang bagaimana cara menganalisis jaringan 4G LTE ke Gedung Plaza 89 Jakarta Selatan dan diperlukan pula perhitungan yang tepat. Pada Proyek Akhir ini analisis jaringan LTE dilakukan pada Gedung Plaza 89 Kuningan Jakarta Selatan dengan jarak 9,8 km dari lokasi MME. Gedung tiga belas lantai ini hanya diambil tiga lantai saja yaitu lantai lima, empat dan tiga. Telah didapatkan hasil perhitungan total redaman masing-masing lantai, pada lantai lima sebesar 6,789 dB, lantai empat 6,764 dB dan terakhir pada lantai tiga sebesar 6,735 dB.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Karel Agung, Jonie Tanijaya, and Olan Jujun Sanggaria. "Analisis Pengaruh Penempatan Balok Anak pada Perencanaan Pelat Lantai Gedung Toko Satu Sama." Paulus Civil Engineering Journal 3, no. 4 (December 29, 2021): 538–47. http://dx.doi.org/10.52722/pcej.v3i4.333.

Full text
Abstract:
Salah satu model perencanaan struktur yang dapat dipakai untuk mengefisienkan struktur gedung ialah dengan menambahkan balok anak. Berdasarkan asumsi tersebut maka tulisan ini dibuat untuk menganalisis pengaruh penempatan balok anak pada struktur lantai gedung untuk mengetahui besarnya efisiensi yang terjadi terhadap tebal pelat dan material beton bertulang yang digunakan. Pada kasus perencanaan gedung Toko Satu Sama di Jl. Perintis Kemerdekaan Kota Makassar denah lantai diberi satu balok anak pada arah-x dan menghasilkan tebal pelat 150 mm. Denah lantai tersebut direncanakan ulang dengan membuat denah lantai tanpa balok anak, denah lantai dengan balok anak arah-y dan denah lantai dengan balok anak arah-x dan y. Momen lentur yang terjadi pada pelat lantai dihitung menggunakan metode PBI 1971, namun dengan tetap mempertimbangkan ketentuan terbaru dalam SNI 2847, 2019. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa denah lantai dengan pola penempatan balok anak arah-x dan y (h = 120 mm) dapat mengefisienkan pelat sebesar 20 % dari tebal pelat dengan pola penempatan balok anak arah-x. Sejalan dengan itu kebutuhan beton pun dapat diefisienkan sebesar 15,359 % (12,284 m3). Sekalipun memiliki kebutuhan tulangan yang lebih banyak, pola penempatan balok anak arah-x dan y merupakan pola yang paling efisien.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Widnyana, I. Nyoman Suta. "ANALISIS STRUKTUR BETON BERTULANG TERHADAP PERUBAHAN FUNGSI BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT." Widya Teknik 16, no. 01 (October 1, 2021): 63. http://dx.doi.org/10.32795/widyateknik.v16i02.1908.

Full text
Abstract:
Perubahan fungsi bangunan merupakan hal yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur konstruksi karena efisiensi yang dihasilkan dari penggantian fungsional bangunan yang ada untuk digunakan dengan fungsi baru. Perubahan fungsi gedung pada masa layan akan mengakibatkan perubahan terhadap beban-beban yang bekerja pada sebagian maupun seluruh komponen gedung. Peralihan fungsi gedung yang terjadi di daerah Badung membawa dampak terhadap adanya perubahan fungsi dari bangunan pribadi menjadi bangunan komersial. Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan software SAP2000. Hasil analisis struktur existing gedung, setelah dilakukan perubahan fungsi bangunan dari laboratorium menjadi perpustakaan, diketahui semua type balok dan type kolom mampu menahan beban-beban yang bekerja. Hasil analisis terhadap fondasi telapak didapatkan tinjauan geser arah x ϕVc = 854,103 kN > Vux = 487,339 kN, tinjauan geser arah y ϕVc = 1890,984 kN > Vuy = 127,695 kN dan tinjauan geser dua arah (ponds) ϕVnp = 2843,48 kN > Pu = 1318,209 kN. Struktur fondasi masih mampu menahan beban-beban yang bekerja. Hasil analisis struktur didapatkan simpangan antar lantai arah x Δlantai 1 = 4,297 mm < Δijin = 31,385 mm, Δlantai 2 = 13,450 mm < Δijin = 31,385 mm, Δlantai 3 = 8,671 mm < Δijin = 31,385 mm, simpangan antar lantai arah y Δlantai 1 = 4,937 mm < Δijin = 31,385 mm, Δlantai 2 = 15,944 mm < Δijin = 31,385 mm, Δlantai 3 = 10,483 mm < Δijin = 31,385 mm dan waktu getar = 0,603 < Ta .Cu = 0,813, sehingga memenuhi syarat sesuai dengan SNI 1726:2019. Hasil analisis struktur didapatkan pelat lantai 2 dan lantai 3 pada ruangan perpustakaan dibutuhkan perkuatan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Rinaldo, Deydra Aradea, and Lia Rosmala Schiffer. "Kajian Hubungan Ruang dan Pola Sirkulasi pada Museum Bank Indonesia Jakarta." Jurnal Arsitektur Wastu Padma 2, no. 1 (June 15, 2024): 61–68. http://dx.doi.org/10.62024/jawp.v2i1.33.

Full text
Abstract:
Jakarta, salah satu kota terkenal di Indonesia dengan gedung-gedung bersejarah, termasuk museum. Museum adalah lembaga permanen yang menampilkan warisan budaya untuk tujuan pendidikan dan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif naratif untuk mengungkap pola sirkulasi dan hubungan ruang di Museum Bank Indonesia Jakarta. Temuan menunjukkan bahwa setiap lantai memiliki berbagai jenis hubungan ruang, seperti ruang yang berdekatan, yang terhubung melalui ruang bersama, dan ruang dalam ruang di lantai satu. Lantai dua hanya memiliki ruang yang berdekatan dan yang terhubung melalui ruang bersama. Pola sirkulasi meliputi linear dan terpusat di lantai satu, sementara lantai dua hanya memiliki pola sirkulasi linear.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Darmayuda, I. Gusti Putu. "Analisis Semiotika Terhadap Makna Simbolik Elemen-Elemen Lantai Teras Arupadhatu Pada Candi Borobudur." Jurnal Ilmiah Komunikasi (JIKOM) STIKOM IMA 12, no. 03 (December 17, 2020): 1. http://dx.doi.org/10.38041/jikom1.v12i03.145.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna simbolik elemen-elemen lantai teras Arupadhatu pada candi Borobudur dengan teori Semiotika. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian literature atau pustaka (library research) menggunakan pendekatan interpretative untuk menganalisis keterkaitan antara makna symbol elemen-elemen yang ada dengan ajaran Buddha. Penelitian ini menghasilkan analisis makna simbolis terhadap lantai teras 6 berdenah bujursangkar yang mempunyai makna simbolis bumi dan merupakan ruang transisi menuju unsur alam Aruphadhatu. Lantai teras 7, 8, 9, dan 10 mempunyai denah lantai melingkar merupakan simbolisasi kepala, alam atas atau langit merupakan unsur tanpa wujud ( Arupadhatu). Denah lantai melingkar mempunyai makna simbolisasi sebagai bentuk perjalanan rohani manusia naik menuju pencerahan. Elemen stupa terawang lantai teras 7 dan 8 berbentuk celah belah ketupat mempunyai makna simbolis bahwa sang Buddha masih terikat oleh unsur-unsur duniawi. Elemen Stupa terawang lantai teras 9 celah bujursangkar mempunyai makna simbolis bahwa Sang Buddha tidak lagi terpengaruh oleh unsur duniawi dan mampu mencapai keseimbangan batin. Elemen stupa puncak lantai 10 mempunyai makna simbolis bahwa sang Buddha sudah mencapai pencerahan tertinggi dimana sang roh suci berada di Alam kesunyata atau nirwana (nibbana) terbebas dari ikatan reinkarnasi (kelahiran dan kematian) sesuai dengan tujuan utama ajaran Buddha.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Hutapea, Henny Parida, and Nur Arifah Hidayati. "Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Purbayan Sukoharjo Melalui Pelatihan Pembuatan Cairan Pembersih Lantai Ekstrak Daun Sereh." Jurnal Masyarakat Madani Indonesia 2, no. 1 (February 6, 2023): 64–68. http://dx.doi.org/10.59025/js.v2i1.68.

Full text
Abstract:
Pemanfaatan tanaman sereh yang berada di sekitar menjadi tambahan nilai guna untuk menjadi suatu produk cairan pembersih lantai yang dapat digunakan masyarakat dan menjadi produk yang dapat dijual sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi kepada masyarakat Purbayan dalam memanfaatkan tanaman sereh yang berada disekitar menjadi produk cairan pembersih lantai. Metode kegiatan ini diawali dengan pemberian materi mengenai ekstrak daun sereh dan manfaatnya, dilanjut dengan pelatihan kepada masyarakat dengan membuat kelompok kecil agar dapat terlibat langsung dalam pembuatan cairan pembersih lantai sambil diskusi dan tanya jawab, kemuadian diakhiri dengan evaluasi dan tindak lanjut. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah setiap warga dapat membuat cairan pembersih lantai ekstrak daun sereh dan menujukkan adanya peningkatan pemahaman mengenai bahan- bahan dan fungsi masing-masing bahan dalam pembuatan cairan pemebrsih lantai. Cairan pembersih lantai ini sangat menjanjikan untuk dapat diproduksi masal menjadi usaha mandiri warga. Harapannya melalui pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan dan kreatifitas masyarakat Purbayan Sukoharjo dalam pembuatan cairan pembersih lantai ekstrak daun sereh, sehingga menjadi produk yang bernilai guna.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Rendi, Rendi, Ishak Ishak, and Deddy Kurniawan. "PERENCANAAN STRUKTUR ATAS GEDUNG FAKLTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SUMATERA BARAT." Ensiklopedia Research and Community Service Review 1, no. 1 (November 5, 2021): 121–29. http://dx.doi.org/10.33559/err.v1i1.1101.

Full text
Abstract:
Pembangunan Gedung Fakutas Hukum universitas Muhammadiyah Sumatera Barat ini merupakan sebagai prasarana pendidikan yang diharapkan dapat menunjang kelengkapan sarana dan prasarana kuliah yang aman nyaman serta dapat dipergunakan semaksimal mungkin. Maksud dari penulisan tugas akhir ini, adalah untuk merencanakan struktur gedung agar tercapai perencanaan yang memenuhi ketentuan yang disyaratkan, serta mendapatkan hasil pekerjaan struktur yang aman dan ekonomis.Dari hasil analisis struktur inilah maka didapatkan penulangan struktur berdasarkan analisis penulis. Hasil yang didapat material yang digunakan baja fy = 300 Mpa dan mutu beton fc’ = 24,90 Mpa. Untuk pemulangan plat lantai dipakai tulangan untuk arah x D10 – 150 dan untuk arah y D10 – 150 . Perencanaan balok menggunakan mutu baja fy = 300 Mpa dan mutu beton fc’ = 29,90 Mpa dengan ukuran balok untuk lantai 3 40cm x 25cm, lantai 2 40cm x 25cm, dan lantai 1 40cm x 25cm. Sedangkan untuk perencanaan kolom memakai butu baja fy = 300 Mpa dan mutu beton fc’ = 29,90 Mpa dengan ukuran untuk lantai 1 60cm x 40cm, untuk lantai 2 50cm x 30cm dan, lantai 2 50x30cm.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Hadjarati, Hartono, and Arief Ibnu Haryanto. "MOTIVASI UNTUK HASIL PEMBELAJARAN SENAM LANTAI." Multilateral Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga 19, no. 2 (December 19, 2020): 137. http://dx.doi.org/10.20527/multilateral.v19i2.8646.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Siregar, Hotman Fery. "DESAIN SIKAT LANTAI MULTIFUNGSI DENGAN GAGANG." Narada : Jurnal Desain dan Seni 8, no. 1 (April 30, 2021): 113. http://dx.doi.org/10.22441/narada.2021.v8.i1.009.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Rahayu, Tanjung. "PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN 7 LANTAI." JURNAL MOMEN TEKNIK SIPIL 4, no. 01 (June 30, 2021): 17. http://dx.doi.org/10.35194/momen.v4i01.1564.

Full text
Abstract:
Gedung merupakan tempat untuk melakukan aktifitas dalam berbagai bidang, contohnya adalah gedungperkantoran. Dilihat dari fungsinya maka dibutuhkan ruang yang memadai agar kegiatan perkantorannyaman dan aman. Dalam membangun sebuah gedung diperlukan perencanaan yang matang terutamadalam perencanaan strukturnya. Hasil analisis didapatkan mutu beton sebesar 25 MPa, mutu tulangan bajauntuk diameter <12 mm sebesar 240 MPa dan diameter >13 mm sebesar 390 MPa, pelat tangga dan bordesdengan tebal 150mm (tulangan 2D13), balok bordes dengan dimensi 250x300mm (tulangan 2D13 dansengkang 010-120mm), balok penggantung lift dengan dimensi 250x300mm (tulangan 4D13 dan sengkangD13-100mm), pelat lantai dengan tebal 150mm (tulangan arah x 012-160 mm dan y 012-120 mm), balokBA1 dengan dimensi 300x450mm (tulangan tumpuan dan 2D25 dan sengkang 010-150mm), balok BA2dengan dimensi 250x350mm (tulangan tumpuan dan 2D25 dan sengkang 010-150mm), balok B1 dengandimensi 400x650mm (tulangan tumpuan 10D25, lapangan 5D25 dan sengkang D13-100mm), balok B2dengan dimensi 300x500mm (tulangan tumpuan 6D25, lapangan 3D25 dan sengkang D13-130mm), balokB3 dengan dimensi 250x300mm (tulangan tumpuan 2D25, lapangan 2D25 dan sengkang 010-110mm),kolom K1 dengan dimensi 700x700mm (tulangan 36D25 dan sengkang 012-150mm), dan kolom K2 dengandimensi 400x400mm menggunakan tulangan (tulangan 8D25 dan sengkang 012-150mm).Kata kunci : Gedung, Perencanaan, Struktur, Gempa, SPRMK
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Rohana, Novia Siti, and Mahfuz Hudori. "Analisis Pelat Lantai Menggunakan Metode Hirzfeld." Racic : Rab Construction Research 6, no. 1 (June 30, 2021): 48–58. http://dx.doi.org/10.36341/racic.v6i1.1513.

Full text
Abstract:
At this time construction of the royal house is growing very fast at Batam City. The matter proves that are people's construction is successfully for planning the building at Batam City. Floor Slab Analysis with Hirzfeld Method done for knowing the main deflection coefficient and flexible moment of the floor slabs with different dimensions are have different four cases. After analyzed then, obtain results that are the higher dimension of the floor slab then obtain the higher deflection coefficient and flexible moment also.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Mowaviq, Muhammad Imbarothur, Andi Junaidi, and Sugeng Purwanto. "LANTAI PERMANEN ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN PIEZOELEKTRIK." Energi & Kelistrikan 10, no. 2 (January 28, 2019): 112–18. http://dx.doi.org/10.33322/energi.v10i2.219.

Full text
Abstract:
Penelitian ini menggambarkan bagaimana Piezoelektrik sebagai generator listrik dirancang di lantai. Piezoelektrik adalah transduser yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik atau energi mekanik menjadi listrik. Dengan merancang piezoelektrik di lantai, energi limbah dari langkah kaki dapat dimanfaatkan. Piezoelektrik menghasilkan daya yang rendah akibat dari tekanan. Untuk mengkompensasi daya yang sangat rendah dari generator piezoelektrik, maka daya dapat dihasilkan lebih banyak daya dengan menghubungkan piezoelektrik secara paralel. Piezoelektrik menghasilkan daya listrik dalam arus bolak-balik. Oleh karena itu, agar baterai dapat menyimpan energi, listrik yang dihasilkan piezoelektrik harus diperbaiki oleh sirkuit penyearah. Piezoelektrik memiliki karakteristik bahwa lebih besar tekanan dapat menghasilkan daya yang lebih besar. Untuk mengisi baterai ukuran ponsel, lantai pemanenan energi listrik harus mendapatkan banyak langkah kaki. Oleh karena itu, harus dirakit di fasilitas umum seperti stasiun kereta api.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Yudin, Ayudila, Muh Asnan Habib, Hamdani Hamdani, and Wisna Saputri Alfira WS. "Prototype Elevator 5 Lantai Berbasis PLC." Jurnal Teknologi Elekterika 20, no. 2 (November 1, 2023): 113. http://dx.doi.org/10.31963/elekterika.v20i2.4632.

Full text
Abstract:
Penelitian ini melibatkan perancangan dan pengujian prototype sistem elevator 5 lantai yang berbasis pada PLC. Dalam tahap perancangan, menggambarkan struktur utama elevator, termasuk kerangka elevator, sangkar elevator dengan sistem pendeteksi beban dan pemberat, serta komponen kunci dalam pintu elevator seperti gear, rel, dan dudukan motor DC. Selain itu, merancang rangkaian kontrol yang kompleks yang melibatkan PLC, tombol push button, sensor proximity, sensor infrared (IR), serta motor AC dan motor DC. Tombol pengendalian dapat memindahkan sangkar naik dan turun sesuai dengan tujuan yang dipilih oleh pengguna, dengan sensor proximity yang secara otomatis menghentikannya di lantai yang dituju. Pintu elevator juga berfungsi dengan baik, membuka secara otomatis ketika mendeteksi keberadaan objek di depannya dan menghentikan motor ketika pintu mencapai limit switch. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menciptakan prototype elevator yang mendekati fungsi lift yang digunakan di gedung bertingkat, dengan menggunakan PLC sebagai pengendali utama dan motor oriental 3 phasa sebagai komponen penggerak utama yang handal. serta memasukkan sensor load cell dengan kapasitas 1 kg untuk mengukur beban yang dimasukkan ke dalam lift, serta sistem pintu otomatis untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan. Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan alat peraga dan pengujian sistem elevator yang canggih
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Hari, Ngudi Hari Crista. "PERBANDINGAN ANALISIS STRUKTUR PELAT LANTAI BETON KONVENSIONAL DAN PELAT LANTAI HASILPERHITUNGAN SOFTWARE SAP 2000 (MENARA USM)." Journal of Civil Engineering and Technology Sciences 1, no. 2 (January 13, 2023): 25–38. http://dx.doi.org/10.56444/jcets.v1i2.369.

Full text
Abstract:
The floor slab is designed to behave as a diaphragm during an earthquake (Ultimate limit states). Floor slabs are designed in such a way that deflection and vibration are within serviceability limit states. The criteria for the maximum plate deflection are used according to SNI 2847-2019. The analysis carried out is to compare the work of conventional concrete floor slabs and floor slabs as a result of the output analysis from the SAP 2000 software. The goal to be achieved in this study is to analyze the structure of conventional concrete slabs with the results of computer software to obtain the difference in plate reinforcement spacing so that it will be obtained optimal distance. From the conclusions of the research that has been carried out, it is obtained that conventional concrete floor slabs are narrower than the results of the spacing of the reinforcement from the software results, for the SAP output the spacing is more tenuous. Based on these results, for the selection of reinforcement spacing, it is recommended to use the smallest spacing. obtained by Manual analysis is at moment 11 of Mu = 11.109 kNm with a diameter used for Ø 10-100 mm reinforcement, while analysis with SAP 2000 software is obtained at moment 11 for M11 = 9.876 kN.m with a diameter used for plain reinforcement Ø10-150 .Based on the plate moment obtained by Manual analysis is at moment 22 of Mu = 7.454 kNm with a diameter used for reinforcement Ø 10-150 mm, while analysis with SAP 2000 software is obtained at moment 22 of Mu = 6.507 kN.m with a diameter used plain reinforcement Ø10-200.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Setiawati, Kadek Sri, I. Gusti Lanang Agung Parwata, and Suratmin Suratmin. "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM LANTAI." JURNAL PENJAKORA 7, no. 1 (May 14, 2020): 17. http://dx.doi.org/10.23887/penjakora.v7i1.24444.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh model pembelajaran dan minat belajar terhadap hasil belajar senam lantai. Jenis penelitian ini adalah penelitian true experiment dengan rancangan “treatment by level” dengan dua ketegori 2x2. Sampel penelitian berjumlah 48 orang dipilih berdasarkan kategori minat belajar tinggi dan minat belajar rendah. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis varian (ANAVA) dua jalur dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Terdapat perbedaan pengaruh hasil belajar senam lantai pada siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif jigsaw dan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional dengan 9,092 > 2,014, 2) Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan minat belajar terhadap hasil belajar senam lantai dengan 164,229 > 2,014, 3) Terdapat perbedaan pengaruh hasil belajar senam lantai (jigsaw dan konvensional) dengan kelompok siswa yang memiliki minat belajar tinggi yang nilai signifikansi differentnya = 9,141 > 2,063 dan 4) Terdapat perbedaan pengaruh hasil belajar senam lantai (jigsaw dan konvensional) dengan kelompok siswa yang memiliki minat belajar rendah yang nilai signifikansi = 4,949 > 2,063.Simpulan dari penelitian ini: : 1) hasil belajar senam lantai pada siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif jigsaw lebih tinggi daripada siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional, 2) Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan minat belajar terhadap hasil belajar senam lantai, 3) Untuk siswa yang memiliki minat belajar tinggi, hasil belajar senam lantai siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional dan 4) Untuk siswa yang memiliki minat belajar rendah, hasil belajar senam lantai menggunakan model pembelajaran konvensional lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Sandi, Dora Melati Nurita Sandi, Erna Suryani, and Wahyu Naris Wari. "PENDAMPINGAN PELAKSANAAN APLIKASI PLAT BETON CAMPURAN KERAMIK KNOCKDOWN PADA JALAN DUSUN KEDUNGDANDANG DESA TAPANREJO KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI." EJOIN : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1, no. 3 (March 20, 2023): 130–36. http://dx.doi.org/10.55681/ejoin.v1i3.651.

Full text
Abstract:
Plat lantai beton dengan menggunakan sistem Knockdown ini adalah panel lantai beton yang dapat dibongkar pasang dengan mudah, sehingga siapapun dapat mudah memasang maupun membongkarnya. Fungsi dari plat lantai beton ini selain sebagai plat lantai jalan juga berfungsi sebagai pelat lantai rumah. plat lantai jalan yang biasanya menggunakan aspal yang mudah rusak lantainya karena air hujan akan jauh lebih tahan lama jika menggunakan panel lantai beton knockdown dengan campuran limbah keramik. Karena plat lantai sudah jadi dan tinggal memasang. Selain kemudahan dalam pemasangan, mutu beton yang dihasilkan juga seragam dan ramah lingkungan karena menggunakan material yang ramah lingkungan. Tanah di Dusun Kedungdandang Desa Tapanrejo Kecamatan Muncar, Banyuwangi merupakan tanah yang memiliki potensi kembang susut tinggi. Tanah dengan kembang susut tinggi biasa disebut dengan tanah ekspansif. Tanah ekspansif memiliki dampak negatif pada bangunan di atasnya, baik gedung, rumah maupun jalan. Hal tersebut diakibatkan karena sifat tanah ekspansif yang mengalami perubahan volume akibat perubahan kadar air, sehingga bangunan di atas tanah ekspansif akan mengalami kerusakan. Dari proses studi lokasi dan wawancara terhadap warga sekitar, didapatkan bahwa kerusakan infrasturktur terutama jalan yang diakibatkan oleh tanah ekspansif sangatlah tinggi. Kerusakan terjadi terutama saat musim penghujan. Akibat musim penghujan, kadar air didalam tanah menjadi tinggi sehingga tanah menjadi mengembang atau swelling. Hal tersebut mengakibatkan lapisan lentur penutup jalan menjadi retak, dan bergelombang
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Pangestu, Kukuh Dwi, Remi Cornelis, and Elsy Hangge. "Analisis Kinerja Struktur Pada Model Bangunan Setback Menggunakan Metode Time History Analysis." JURNAL FORUM TEKNIK SIPIL (J-ForTekS) 1, no. 2 (September 30, 2021): 1–12. http://dx.doi.org/10.35508/forteks.v1i2.4817.

Full text
Abstract:
Bencana gempa bumi dapat menelan banyak korban jiwa. Oleh karena itu desain bangunan tahan gempa sudah menjadi kewajiban dalam merancang suatu bangunan sebagai antisipasi apabila terjadi gempa bumi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui level kinerja dari sistem struktur setback dan sistem struktur non setback menggunakan metode time history analysis. Terdapat 3 model struktur yang dikaji yaitu struktur non setback dengan sistem struktur 6 lantai, dimana bentang terpanjang 20 m, bentang terpendek 15 m, dan tinggi setiap lantai 3,5 m, Sedangkan model setback1, setback di aplikasikan pada lantai 6 dan model setback2, setback diaplikasikan pada lantai 5 dan lantai 6. Hasil penelitian ini menunjukan kapasitas penahan gempa lateral terbesar adalah bangunan setback satu lantai pada arah x (timur-barat), dengan perbedaan sebesar 1,07%, sedangkan pada arah y (utara-selatan) kapasitas penahan gempa terbesar adalah bangunan non setback, dengan perbedaan sebesar 4,79%. Level kinerja struktur yang dihasilkan dari bangunan setback dan non setback bervariasi, dari immediate occupancy sampai damage control.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Sudono, Riani, and Fadli Kurnia. "ANALISIS STRUKTUR ATAS PADA SKY HOUSE APARTMENT ALAM SUTERA BERDASARKAN SNI 2847-2019 DAN SNI 1726-2019." Jurnal ARTESIS 1, no. 2 (November 30, 2021): 177–86. http://dx.doi.org/10.35814/artesis.v1i2.3225.

Full text
Abstract:
Pembangunan hunian apartemen mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dikarenakan tingginya minat masyarakat di bidang investasi hunian, serta properti menjadi salah satu latar belakang dibangunnya Sky House Apartment, Alam Sutera Tangerang dengan total lantai sebanyak 39 lantai terdiri dari 1 lantai basement + 38 lantai dan roof. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dimensi serta penulangan dari struktur bangunan Sky House Apartment Alam Sutera serta untuk melakukan perhitungan beban gempa dengan menggunakan analisa beban gempa SNI 1726-2019. Dalam analisa struktur bangunan apartemen dibantu dengan menggunakan software SAP 2000 v22 untuk mencari gaya dalam. Dari analisis yang telah dilakukan, analisa respon spektrum di peroleh nilai geser static ekivalen V = 8.397.008.48 kN. Didapatkan nilai gaya geser dasar arah X dan gaya geser dasar arah Y yang dihasilkan SAP 2000 sudah sesuai yakni Fx pada Ex kondisi Max sama dengan Fy pada Ey Kondisi Max = 839700.48 kN. Dimensi struktur pelat diperoleh sebesar 12cm untuk tebal pelat lantai basement hingga lantai 38, serta pelat lantai dengan tebal 15cm untuk pelat lantai atap apartemen. Pada kedua jenis pelat diperoleh tulangan arah x-x dan arah y-y tulangan Ø22 – 250mm dengan fy tulangan 420 Mpa. Dimensi struktur balok diperoleh ukuran 600x900 mm dengan tulangan longitudinal 3D32 untuk arah lapangan dan tumpuan serta tulangan transversal D25-150mm untuk lapangan dan tumpuan. Dimensi struktur kolom diperoleh ukuran 600x1200 mm dengan tulangan longitudinal D32 untuk arah lapangan dan tumpuan serta tulangan transversal D25- 200mm untuk lapangan dan tumpuan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Irawan, Teddy, and Ikahariya Pratiwi Matra Matra. "Pengaruh Penggunaan Kolom Tipis Pada Bangunan Beton Untuk Rumah Tinggal Betingkat 2." Jurnal Deformasi 9, no. 1 (June 30, 2024): 76–85. http://dx.doi.org/10.31851/deformasi.v9i1.15927.

Full text
Abstract:
Rumah sebagai kebutuhan utama pada zaman sekarang ini. Kebutuhan tempat tinggal sangat penting seiring dengan pertumbuhan ekonomi. renovasi perumahan juga banyak dilakukan yang awalnya dari satu lantai menjadi dua lantai atau lebih. Pada perubahan renovasi tersebut banyak terjadi perubahan beban beban bangunan seperti beban mati dan beban hidup dikarenakan adanya penambahan ruangan-ruangan. Kolom merupakan salah satu komponen dari struktur bangunan yang berfungsi untuk menyangga beban aksial tekan vertikal. Kolom memiliki peran penting dalam struktur bangunan, yang apabila kolom mengalami kegagalan struktur dapat berakibat langsung pada struktur bangunan yang akan mengakibatkan robohnya bangunan tersebut. Penelitian ini difokuskan pada Analisis struktur dengan perbandingan ukuran dimensi kolom bantuan aplikasi program SAP2000 versi 14. Analisa struktur kolom yg ditinjau adalah pada bangunan Rumah 2 lantai Ukuran penampang kolom yang digunakan kolom tipis 15 cm x 40 cm dan kolom tebal 30 cm x 30 cm. Hasil analisis menggunakan program aplikasi Sap2000 selisih yang terjadi pada momen lantai 1 menggunakan kolom tipis 4894 kNmm dan kolom tebal 4895 kNmm dengan selisih 0,02% dan momen lantai 2 kolom tipis 125 kN dan kolom tebal 130 kN dengan selisih 3,84%. Pada Lantai 1 momen. Momen lantai 2 menggunakan kolom tipis 13753 kNmm dan kolom tebal 12327 kNmm dengan selisih 11,5% dan momen lantai 2 kolom tipis 37 kN dan kolom tebal 39 kN dengan selisih 5,12%. Hal itu terjadi karena kapasitas tahanan momen pada kolom tebal lebih besar untuk menahan momen dan gaya aksial.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Devina D, Felisitas, and Ariani Mandala. "OPTIMALISASI NILAI ILUMINASI DENGAN SKYLIGHT DAN MATERIAL TRANSPARAN UNTUK BANGUNAN DERET-BERTINGKAT PADA RUKO GAIA DI AYODHYA, ALAM SUTERA, TANGERANG." Riset Arsitektur (RISA) 6, no. 04 (October 5, 2022): 384–403. http://dx.doi.org/10.26593/risa.v6i04.6149.384-403.

Full text
Abstract:
Abstrak - Bangunan deret-bertingkat seperti ruko (rumah-toko) memiliki permasalahan dalam mengakomodasi kebutuhan pencahayaan alami akibat tipologi bangunan yang linear, keterbatasan untuk membuat bukaan samping, dan terdiri dari dua lantai atau lebih. Tipologi bangunan demikian menghasilkan distribusi cahaya yang tidak merata, terutama pada bagian tengah ke belakang bangunan dan lantai-lantai selain lantai teratas. Salah satu upaya untuk memasukkan cahaya alami atau daylight ke dalam bangunan ruko yang bentuknya memanjang adalah dengan menggunakan bukaan atas (top lighting). Namun keberadaan bukaan atas pun tidak memungkinkan untuk menerangi lantai selain lantai teratas dari bangunan ruko akibat terhalang permukaan lantai. Material transparan seperti kaca memungkinkan transmisi cahaya yang lebih tinggi daripada material opaque, sehingga dengan menggunakan material kaca dapat meningkatkan iluminasi pada ruang di balik kaca tersebut. Tujuan studi ini adalah untuk mengkaji kesesuaian tingkat iluminasi pada desain pencahayaan alami Ruko Gaia terhadap nilai Daylight Factor (DF), Spatial Daylight Autonomy (sDA), dan Annual Sunlight Exposure (aSE) sesuai standar BREEAM dan IES LM-83-12, mengkaji pengaruh perubahan posisi skylight-tangga dan penggunaan material transparan pada bidang lantai-tangga terhadap tingkat iluminasi, serta melakukan optimalisasi desain untuk meningkatkan nilai DF sesuai standar yang digunakan. Penelitian diawali dengan melakukan evaluasi pada desain pencahayaan alami Ruko Gaia. Dengan melakukan simulasi alternatif, kemudian akan dilakukan pengkajian pengaruh perubahan posisi skylight-tangga dan penggunaan material transparan pada bidang lantai-tangga terhadap tingkat iluminasi. Apabila tingkat iluminasi yang dihasilkan belum mencapai standar yang ditentukan, dilakukan optimalisasi dengan pengingkatan nilai Visible Light Transmittance (VLT) atau penambahan dimensi skylight. Metode yang digunakan adalah metoda kuantitatif berupa evaluasi desain perencanaan dan simulasi alternatif. Teori-teori maupun data Ruko Gaia dikumpulkan dari studi literatur, website, brosur, maupun pihak agen properti, serta pengolahan data simulasi dengan software SketchUp dan Lightstanza. Berdasarkan evaluasi, tingkat iluminasi pada Ruko Gaia belum memenuhi standar BREEAM dari nilai DF dalam kondisi langit overcast, terutama pada lantai dasar. Berbagai studi alternatif menghasilkan kesimpulan bahwa walaupun meningkatkan nilai DF, perubahan posisi tangga-skylight dan penggunaan lantai-tangga transparan belum menghasilkan nilai DF yang sesuai standar BREEAM. Optimalisasi nilai DF dapat dicapai dengan meningkatkan nilai VLT atau memperbesar dimensi skylight. Kata Kunci: bangunan deret-bertingkat, pencahayaan alami, daylight, skylight, material transparan, tingkat iluminasi, Daylight Factor
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Barus, Anggi, Fadrizal Lubis, and Widya Apriani. "Uji Eksperimental Respon Struktur 3D Modelling Struktur Portal Open Frame dan Struktur Portal Bresing Terhadap Beban Gempa." Journal of Infrastructure and Civil Engineering 1, no. 01 (April 15, 2022): 1–12. http://dx.doi.org/10.35583/jice.v1i01.2.

Full text
Abstract:
Salah satu kendala dalam pengujian laboratorium adalah ketersediaan kapasitas pengujian. Sehingga dikembangkan metode similitude yang bertujuan untuk mereplikasi keaadaan prototipe dengan cara menskalakan variabel agar dapat dilakukan pengujian di laboratorium. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui selisih hasil uji numerik dan uji eksperimental respon struktur portal open frame dan struktur portal bresing terhadap parameter perpindahan dan drift ratio struktur portal baja pada bangunan gempa. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode uji eksperimental. Dari hasil analisis selisih hasil perpindahan terbesar antara uji numerik dan uji eksperimental struktur portal open frame terdapat pada lantai 4 yaitu dengan selisih 21.8 mm, sedangkan selisih hasil perpindahan terbesar pada struktur bresing terdapat pada lantai 6 yaitu dengan selisih 14.54 mm, Selisih perpindahan paling tinggi antara uji numerik dan uji eksperimental yang terjadi pada struktur open frame terdapat pada lantai 3, 4, dan 5 sedangkan yang terjadi pada struktur bresing terdapat pada lantai 5, 6, dan 7 tetapi perpindahan uji eksperimental masih dalam batas izin untuk perencanaan struktur dan jika di tinjau dari hasil drift ratio, hasil melebihi batasan izin drift ratio 2% dari tinggi tiap tingkat bangunan yang terdapat pada lantai 1 dan lantai 6 struktur portal open frame dan pada lantai 5 struktrur portal bresing.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Andrian, Yudhi, Rika Rosnelly, and Utawi Handika Sari. "PERANCANGAN MINIATUR SISTEM LIFT 4 LANTAI DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51." CCIT Journal 3, no. 1 (September 7, 2009): 19–31. http://dx.doi.org/10.33050/ccit.v3i1.298.

Full text
Abstract:
Bangunan yang memiliki lebih dari satu lantai diperlukan tangga yang dapat menghubungkan satu lantai ke lantai lain. Namun, dengan menggunakan tangga masih belum efisien. Oleh karena itu, diperlukan sebuah lift yang dapat digunakan untuk menghubungkan seluruh lantai di gedung. Untuk mengontrol sebuah elevator butuh motor dan sistem kontrol. Dalam penelitian ini, sebuah motor yang digunakan adalah bahwa Motor Stepper AT89S51. Motor Stepper digunakan untuk mengangkat ke atas dan ke bawah lift. Sementara Microcontroller digunakan untuk memberi sinyal data ke Stepper Motor sehingga dapat bergerak searah dengan jarum jam atau sebaliknya (mengangkat ke atas dan ke bawah lift). Untuk tahu bahwa harus ke bawah atau ke atas menggunakan tombol manual. Tombol ini ditempatkan pada setiap lantai sehingga dapat mendeteksi Microcontroller menekan tombol untuk memutuskan lift yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Ardianti Sabtalistia, Yunita, and Sintia Dewi Wulanningrum. "OPTIMALISASI MODEL LANTAI DAN JENDELA UNTUK PERBAIKAN WAKTU DENGUNG RUANG KULIAH." Pawon: Jurnal Arsitektur 4, no. 02 (September 3, 2020): 53–62. http://dx.doi.org/10.36040/pawon.v4i02.2805.

Full text
Abstract:
Ruang kuliah membutuhkan persyaratan akustik yang optimal agar kegiatan belajar-mengajar bisa berjalan dengan baik. Waktu dengung yang terlalu panjang menyebabkan suara dari dosen menjadi kurang jelas terdengar oleh mahasiswa. Kaca jendela mempunyai nilai α (koefisien absorbsi bunyi) yang rendah sehingga dapat memperpanjang waktu dengung. Lantai mempunyai luas permukaan dominan dalam suatu ruangan. Rendahnya nilai α kaca jendela dan luasnya permukaan lantai berpengaruh besar terhadap nilai waktu dengung. Tujuan penelitian ini adalah menemukan model lantai dan jendela di ruang kuliah yang paling optimal waktu dengungnya. Ruang kuliah Wastu 1, Universitas Tarumanagara, Jakarta dijadikan sampel penelitian. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Ruang kuliah kondisi eksisting dan 5 model lantai dan jendela disimulasikan ke dalam Autodesk Ecotect Analysis 2011 untuk mengetahui perbandingan waktu dengungnya. Hasil penelitian membuktikan bahwa model ruangan yang menggunakan lantai karpet dan panggung karpet setinggi 30 cm dan jendela yang menggunakan double glazed aluminium frame mempunyai RT paling mendekati standard. Penggunaan karpet pada lantai dan double glazed aluminium frame pada jendela mampu menurunkan waktu dengung karena kedua material tersebut mempunyai nilai α yang cukup tinggi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Ramadhani, Suci Fadhilah, Jonathan Saputra, and Anis Rosyidah. "Efek Torsi Bangunan Terhadap Respon Struktur Pada Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus dan Sistem Ganda." Dinamika Rekayasa 18, no. 1 (January 20, 2022): 1. http://dx.doi.org/10.20884/1.dr.2022.18.1.392.

Full text
Abstract:
<p>Dalam penelitian ini dilakukan analisis pengaruh ketidakberaturan torsi terhadap struktur dengan menggunakan metode <em>Force Based Design</em> sebagai perencanaan gaya gempa. Penelitian dilakukan pada bangunan tidak beraturan tipe diskontinuitas diafragma pada lantai 3. Pemodelan pertama menggunakan struktur sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK) kemudian pemodelan kedua menggunakan struktur sistem ganda (dinding geser dan SRPMK). Hasil penelitian diperoleh gaya geser dasar gempa pada bangunan dengan struktur sistem ganda lebih besar 47% dibandingkan dengan struktur SRPMK. Pada kedua model bangunan, adanya opening plat lantai yang lebih dari 50% di lantai 3 mempengaruhi kekakuan kolom di lantai 4, sehingga simpangan di lantai 4 lebih besar daripada lantai lainnya. Adanya ketidakberaturan torsi mempengaruhi gaya dalam yang terjadi. Dari hasil uji <em>i</em><em>ndependent</em> T dan <em>Mann Whitney</em> U yang dilakukan pada gaya dalam balok dan kolom didapat bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan setelah penggunaan struktur sistem ganda.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

OKTARINDA, DARA, Sitti Safiatus Riskijah, and Nawir Rasidi. "ANALISIS PERBANDINGAN APLIKASI FASAD DINDING PRACETAK DENGAN DINDING KALSICLAD 12 PADA TOWER X PROYEK APARTEMEN Y SURABAYA." Jurnal JOS-MRK 2, no. 2 (June 25, 2021): 117–23. http://dx.doi.org/10.55404/jos-mrk.2021.02.02.117-123.

Full text
Abstract:
Dunia konstruksi harus meningkatkan kualitas perencanaan dengan berbagai metode konstruksi. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan material yang paling efektif digunakan antara fasad dinding pracetak dan fasad dinding kalsiclad 12 dengan menganalisis dan mendesain struktur, menghitung durasi pekerjaan, dan menghitung biaya konstruksi. Data yang dibutuhkan adalah produktifitas pekerjaan, gambar kerja dan spesifikasi teknis pekerjaan dinding proyek Apartemen Y, dan Harga Satuan Pekerjaan Kota Surabaya tahun 2019. Analisis struktur dilakukan menggunakan software staadpro V8i dan analisis biaya berdasarkan Harga Satuan Pekerjaan Kota Surabaya Tahun 2019. Dari hasil perhitungan diperoleh durasi pekerjaan fasad pracetak setiap lantai yaitu 80 hari dengan total durasi seluruh lantai 2.634 hari, sedangkan durasi pekerjaan fasad kalsiclad 12 setiap lantai yaitu 79,5 hari dengan total durasi seluruh lantai 2.624 hari. Sehingga durasi pekerjaan fasad kalsiclad 12 lebih cepat 0,5 hari setiap lantai dengan total durasi seluruh lantai lebih cepat 11 hari dibandingkan dengan fasad pracetak. Total biaya pekerjaan fasad pracetak yaitu Rp 4.149.421.406, sedangkan total biaya pekerjaan fasad kalsiclad 12 yaitu Rp 5.558.961.873. Fasad dinding pracetak lebih murah Rp 1.409.540.468 atau 33,97% dibandingkan dengan fasad kalsiclad 12.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography