Academic literature on the topic 'Lugn teknologi'

Abstract: Although some common therapies for cancers are available, many patients experience relapse during therapy. Therefore, an understanding of the pathogenesis of lung adenocarcinomas is needed in lung cancer therapies, especially targeted therapies. Immunotherapy has been shown to be effective in the therapy of various tumors, including non-small cell lung cancer (NSCLC). This study was aimed to review the morphology, pathogenesis, and immunotherapy of lung adenocarcinomas. This was a literature review study using databases of Clinical Key, Pubmed, and Google Scholar. The results showed that morphology of lung adenocarcinomas was characterized by the presence of lesions consisting of several morphological spectra, starting with pre-invasive lesions, then minimally invasive adenocarcinomas to invasive adenocarcinomas. Pathogenesis of lung adenocarcinomas was associated with genetic changes of several genes such as EGFR, KRAS, ALK, and ROS1; however, the most frequently involved were EGFR, KRAS, and ALK. The immunotherapies used for lung adeno-carcinomas were nivolumab, pembrolizumab, atezolizumab, tremelimumab, durvalumab, avelumab, cemiplimab, cetuximab, panitumumab, and matuzumab; however, the most commonly used were nivolumab, pembrolizumab, and atezolizumab. In conclusion, morphological spectra of lung adeno-carcinomas are pre-invasive lesions, minimally invasive adenocarcinomas, and invasive adeno-carcinomas. Pathogenesis of lung adenocarcinomas is associated with the presence of genetic changes, especially mutations of EGFR, KRAS and ALK. The most widely used immunotherapies for lung adenocarcinomas are nivolumab and pembrolizumab, which are included in the PD-1 antibody group and atezolizumab in the PD-L1 antibody group.Keywords: lung adenocarcinoma morphology; pathogenesis; immunotherapy Abstrak: Telah tersedia beberapa terapi umum kanker namun banyak pasien mengalami kekambuhan saat terapi. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman tentang patogenesis adenokarsinoma paru dalam terapi kanker paru khususnya terapi target. Imunoterapi dianggap sebagai teknologi yang memberikan harapan dan telah terbukti efektif dalam terapi berbagai tumor, termasuk non-small cell lung cancer (NSCLC). Penelitian ini bertujuan untuk menelaah morfologi, patogenesis, dan imunoterapi dari kanker paru tipe adenokarsinoma. Jenis penelitian ialah literature review menggunakan database Clinical Key, Pubmed, dan Google Scholar. Hasil penelitian mendapatkan morfologi adenokarsinoma paru ditandai adanya lesi yang terdiri dari beberapa spektrum morfologik, diawali dengan lesi preinvasif, selanjutnya lesi adenokarsinoma invasif minimal sampai adenokarsinoma invasif. Patogenesis adenokarsinoma paru berhubungan dengan perubahan genetik beberapa gen, yaitu EGFR, KRAS, ALK, dan ROS1; namun yang paling sering terlibat ialah EGFR, KRAS, dan ALK Imunoterapi yang digunakan untuk terapi adenokarsinoma paru ialah nivolumab, pembrolizumab, atezolizumab, tremelimumab, durvalumab, avelumab, cemiplimab, cetuximab, panitumumab, dan matuzumab; namun terbanyak digunakan ialah nivolumab, pembrolizumab, dan atezolizumab. Simpulan penelitian ini ialah spektrum morfologi dari adenokarsinoma paru berupa lesi preinvasif, adenokarsinoma invasif minimal, dan adenokarsinoma invasif. Patogenesis dari adenokarsinoma paru berhubungan dengan adanya perubahan genetik, terutama mutasi EGFR, KRAS, dan ALK. Imunoterapi yang paling banyak digunakan untuk terapi adenokarsinoma paru ialah nivolumab dan pembrolizumab yang termasuk dalam golongan antibodi PD-1 serta atezolizumab yang masuk dalam golongan antibodi PD-L1.Kata kunci: morfologi adenokarsinoma paru; patogenesis; imunoterapi

ABSTRACTThis descriptive study illustrated the proportion of EGFR mutation in non-small cell lung cancer (NSCLC) at “Dharmais” National Cancer Hospital. Examination of EGFR mutation started in 2015, 196 data was collected and 68 data being analyses. Fixed Formalin Paraffin Embedded (FFPE) processed by cobas® 4800 real time polymerase chain reaction. The results shown 34% patients NSCLC with EGFR mutation and all of them was single mutation. EGFR mutation happens in Exon 21 L858R 10 cases (44 %), Exon 19del 12 cases (52 %) and the type of Exon 20 S768I 1 case (4 %). This study found a high proportion of EGFR mutation.ABSTRAKStudi deskriptif ini menggambarkan proporsi mutasi Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR) pada pasien dengan kanker paru di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”. Telah terkumpul 196 data, tetapi terdapat 68 data yang telah selesai dilakukan pemeriksaan mutasi EGFR. Mutasi EGFR diperiksa menggunakan Formalin-Fixed Paraffin-Embedded (FFPE) dengan teknologi cobas® 4800 real-time polymerase chain reaction. Ditemukan 34% pasien dengan mutasi EGFR. Pada kelompok tersebut hanya ditemukan single mutation. Mutasi EGFR terjadi pada Exon 21 L858R sebanyak 10 kasus (44%), Exon 19del 12 kasus (52%), dan tipe Exon 20 S768I sebanyak 1 kasus (4%). Studi ini masih berlangsung dan diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang mutasi EGFR pada kanker paru.

Extracorporeal Life Support (ECLS) merupakan suatu tindakan medis yang dilakukan untuk mempertahankan oksigenasi dan eliminasi dari karbon dioksida yang adekuat untuk mengembalikan fungsi pernapasan yang sudah terganggu. ECLS terdiri dari beberapa jenis, yaitu Extracorporeal lung assist (ECLA), Extracorporeal membrane oxygenation (ECMO), Extracorporeal carbon dioxide removal (ECOO2R), and Extracorporeal cardiopulmonary resuscitation (ECPR). Wabah virus H1N1 (flu babi) yang terjadi pada tahun 2009 dan 2010 menjadikan penggunaan ECMO menjadi popular. ECMO menggunakan teknologi yang diturunkan dari penggunaan cardiopulmonary bypass (CPB) yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas di luar tubuh, penggunaannya lebih praktis dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Indikasi penggunaan ECMO pada pasien dengan permasalahan jantung dan paru yang berat yang tidak respon terhadap terapi konvensional, permasalahan seperti acute respiratory distress syndrome, shock kardiogenik yang berulang atau henti jantung. Circuit ECMO terdiiri dari 3 pengaturan yang memiliki fitur masing-masing, yaitu veno-arterial ECMO, Veno-venous ECMO dan arterio-venous ECM). Survival rate penggunaan ECMO pada gagal napas akut berkisar antara 50-70 persen, tetapi belum cukup untuk menjadikan ECMO sebagai rekomendasi umum penatalaksanaan gagal napas akut, tetapi penggunaan ECMO dapat dipertimbangkan jika terapi lainnya gagal. Pemahaman tentang ECMO yang semakin meningkat menjanjikan luaran yang lebih .

<p>Berdasarkan data dari Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, di tahun 2012 sekitar 8,2 juta kasus kematian disebabkan oleh kanker. Perkembangan terakhir menunjukan bahwa teknologi DNA <em>microarray</em> mampu menangani masalah deteksi kanker sejak dini, namun kelemahan utama dari <em>microarray</em> adalah masalah <em>curse of dimensionality.</em></p>Analysis of Variance (ANOVA) merupakan salah satu metode seleksi fitur yang dapat mengatasi kelemahan <em>microarray</em>. ANOVA dapat menemukan pasangan gen informatif yang dapat membantu dalam proses pengklasifikasian yang dilakukan oleh Support Vector Machine (SVM). Dalam SVM, kernel <em>trick</em> saat <em>learning</em> model sangat membantu dalam mengatasi masalah <em>feature space</em>. Pemilihan kernel berpengaruh terhadap akurasi yang dihasilkan. Melalui serangkaian proses seperti perhitungan korelasi, seleksi fitur dan pengklasifikasian menggunakan SVM, didapatkan akurasi dari empat <em>dataset</em> yang digunakan. Untuk <em>dataset</em> leukimia dan <em>ovarian cancer</em>, akurasi terbesar dihasilkan oleh kernel polynomial yaitu sebesar 100% dan 97,54%. Sedangkan untuk <em>dataset</em> <em>lung cancer</em> akurasi terbesar diperoleh dari kernel linear yaitu sebesar 100% dan untuk <em>dataset</em> <em>colon tumor</em> akurasi terbesar diperoleh dari kernel RBF sebesar 85,15%. Perbedaan kernel yang menghasilkan akurasi tertinggi pada setiap <em>dataset</em> sangat bergantung kepada karakteristik <em>dataset </em>kanker itu sendiri.

<p class="Abstrak">Pengarsipan artikel ilmiah di Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negeri Malang menggunakan <em>platform</em> <em>Open Journal Systems</em> (<em>OJS</em>). Pengarsipan tersebut melalui tahapan penulisan <em>metadata</em> artikel ilmiah yang dilakukan satu-persatu. <em>Metadata</em> artikel ilmiah ini berupa judul, penulis, instansi, surel penulis, abstrak, kata kunci, dan daftar pustaka. Diperlukan waktu yang cukup lama untuk memasukkan <em>metadata </em>artikel ilmiah dalam <em>OJS</em> karena prosedur dalam <em>OJS</em> itu sendiri. Untuk itu penelitian ini mengusulkan sebuah sistem tambahan <em>OJS</em> yang bisa menyediakan <em>metadata</em> artikel ilmiah tersebut secara otomatis. Sistem dibangun menggunakan pendekatan <em>r</em><em>ule-b</em><em>ased t</em><em>ext p</em><em>arsing</em>. Dalam metode tersebut disusun beberapa aturan untuk mengambil teks yang diperlukan oleh isian <em>metadata</em> <em>OJS</em> yang mewakili sebuah artikel ilmiah. Artikel ilmiah diunggah ke dalam sistem tambahan tersebut untuk menghasilkan <em>metadata-</em>nya secara otomatis. <em>Metadata </em>tersebut selanjutnya disimpan dalam format <em>XML</em>. Pada sistem <em>OJS</em> terdapat perangkat <em>n</em><em>ative XML p</em><em>lugin</em> yang bisa melakukan <em>export – </em><em>import </em><em>metadata</em> suatu artikel ilmiah untuk <em>OJS</em>. Dari hasil pengujian, sistem bisa memudahkan pengarsipan artikel ilmiah lebih cepat 13 kali dibanding pengisian <em>metadata</em> secara manual.</p><p class="Abstract"><strong>Abstract</strong></p><p class="Abstract"><em>Department of information technology, State Polytechnic of Malang archives its scientific article with Open Journal Systems (OJS) platform. Archiving in OJS needs to write the scientific article metadata manually through a form. Metadata of this scientific article includes title, author, agency, writer e-mail, abstract, keywords and bibliography. Inserting scientific articles metadata in OJS manually takes quite a long time because of the procedure in OJS itself. Highlighting this problem, this research proposes a text processing add-on system for OJS that able to extract the scientific article's metadata automatically. The system is built with rule-based text parsing method. In this method, the authors composed some rules to obtain the metadata of scientific article. Scientific articles were uploaded into the system to capture the metadata of the scientific article automatically. The metadata was then stored in XML. In OJS add-on there is native XML plugin tool that able to export - import the scientific article metadata for OJS. The experimental results show the system able to facilitate the archiving of scientific articles 13 times faster.</em></p>

Abstract: The modern technology brings negative impact to human life that is the lack of physical activity which is not good for health and can cause varieties of diseases. Some studies show that lack of physical activity can lower pulmonary resistance and also a major cause of morbidity and mortality. Zumba is a Latine-inspired danse workout first developed in Columbia. The improvement of respiratory muscle endurance is gained from physical exercise . One asessment is a measurement of lung function FEV1 ( Forced expiratory volume in one Second ) which can provide information on the maximum rate of air flow in the lung. This study have a purpose to find out the influence of zumba exercise against FEV1 value of female students year 2013 Medical Faculty of Nursing Science Sam Ratulangi University hwo with less of physical or sport activities and meet the inclusion criteria. This was an experimental study with one group pre and post test design. Data was analyzed by paired t test using SPSS. The results showed significant differences between the average values of FEV 1 before and after 2 weeks of zumba exercise with P = 0,044 (P < 0.05). Conclusion: There was an increase of FEV 1 value after 2 weeks of Zumba exercise.Keywords: physical exercise, FEV1, Zumba.Abstrak: Kemajuan teknologi moderen membawa dampak negatif bagi masyarakat yaitu Kurangnya aktifitas fisik yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan yaitu timbulnya berbagai penyakit. Beberapa penelitian menunjukkan berkurangnya aktifitas fisik dapat menurunkan daya tahan paru serta merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Zumba merupakan latihan tari Latin yang terinspirasi pertama kali dan dikembangkan di Columbia. Peningkatan daya tahan otot pernapasan dapat diperoleh dari latihan fisik. Salah satu penilaian fungsi paru adalah pengukuran FEV1 (Forced Expiratory Volume in one Second) yang dapat memberikan informasi tentang laju aliran udara maksimal dalam paru. Penelitini ini ber tujuan untuk mengetahui pengaruh latihan zumba terhadap nilai FEV1 pada Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2013 Universitas Sam Ratulangi yang kurang melakukan aktivitas fisik atau olahraga dan memenuhi kriteria. Metode penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan one group pre and post test design. Data dianalisis dengan uji t berpasangan menggunakan SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan signifikansi antara nilai rata-rata FEV1 sebelum dan setelah 2 minggu latihan zumba P = 0,04 (P < 0,05). Simpulan: Terdapat peningkatan nilai FEV1 sesudah 2 minggu latihan zumba.Kata kunci : aktifitas fisik, FEV1, Zumba.

ABSTRAK <br />Angka kesakitan dan kematian akibat tuberkulosis paru di dunia maupun di Indonesia masih tinggi. Angka<br />keberhasilan pengobatan TB paru sebesar 81,3% pada tahun 2014 (Depkes RI, 2015). Sedangkan, standar<br />keberhasilan pengobatan TB menurut WHO adalah 85% dan target renstra angka keberhasilan pengobatan<br />TB paru pada tahun 2014 dari Kemenkes RI minimal 88% (Depkes RI, 2015). Hal ini menunjukkan bahwa<br />tingkat keberhasilan pengobatan pasien dengan TB paru di Indonesia belum sesuai target. Angka<br />keberhasilan pengobatan di Indonesia masih belum sesuai standar WHO. Peran Pengawas Minum Obat <br />sudah optimal namun keberhasilan minum obat belum sesuai target. Oleh karena itu, diperlukan suatu<br />inovasi berbasis teknologi informasi untuk mencapai target nasional keberhasilan pengobatan Tuberkulosis. <br />Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah telaah literatur. Literatur yang diambil berdasarkan kata<br />kunci yang dimasukkan “SMS gateway” “tuberculosis adherence treatment” “Directly-Observed Treatment<br />Short-course (DOTS)”.Rentang tahun yang dipilih berkisar tahun 2013-2017. Jenis penelitian yang<br />digunakan adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif, baik yang melakukan penelitian langsung, systematic<br />review, pilot study dan protocol study. Indeks tempat pencarian yang digunakan adalah pubmed, science <br />direct, proquest dan google scholar. Beberapa studi literatur mendapatkan hasil bahwa terdapat dampak yang<br />positif dalam pemanfaatan SMS gateway sebagai SMS reminders bagi pasien dengan tuberkulosis paru yang<br />sedang menjalani pengobatan tuberkulosis. Hal ini dibuktikan dengan penelitian-penelitian terkait dengan<br />topik, seperti yang dibahas oleh (Iribarren et al., 2013) yang mendapatkan peserta dalam kelompok<br />perlakuan (pemberian SMS reminder) memiliki nilai rata-rata kepatuhan sebesar 77% sedangkan hanya 53%<br />pada kelompok kontrol. Inovasi SMS gateway diharapkan dapat mencapai keberhasilan pengobatan/Success<br />Rate (SR) sesuai target nasional yaitu ≥ 85%. SMS gateway adalah sistem yang digunakan sebagai<br />pelengkap pengawasan minum obat pasien dengan tuberkulosis paru. Risiko loss to follow up diharapkan <br />tidak ada dengan adanya program ini. Pemanfaatan SMS gateway dalam pelayanan kesehatan berdampak<br />positif bagi keperawatan khususnya dalam lingkup keperawatan komunitas. Perawat dapat terbantu dalam<br />monitoring dan evaluasi pengobatan pasien dengan Tuberkulosis yaitu dengan cara mengelaborasi<br />pemanfaatan SMS gateway ini dengan program PMO yang sudah berjalan.SMS adalah fitur sederhana yang<br />dapat diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia. Karya tulis ini dapat dijadikan pertimbangan untuk<br />penulisan karya ilmiah dan penelitian selanjutnya untuk mengembangkan inovasi berbasis teknologi dalam<br />meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya penatalaksanaan tuberkulosis. <br /><br />Kata Kunci: SMS gateway, tuberkulosis paru, kepatuhan minum obat<br /> <br />ABSTRACT<br />Mortality and death rates from pulmonary tuberculosis in the world and in Indonesia are still high. The<br />success rate of pulmonary tuberculosis treatment is 81.3% in 2014 (MOH, 2015). Meanwhile, the standard<br />of TB treatment success according to WHO is 85% and the target of strategic plan of success rate of lung TB<br />treatment in 2014 from Ministry of Health RI at least 88% (MOH RI, 2015). This shows that the success rate <br />of treatment of patients with pulmonary TB in Indonesia has not been on target. The success rate of<br />treatment in Indonesia is still not according to WHO standard. The Role of Drinking Drugs Drugs have been<br />optimal but the success of taking the drug has not been on target. Therefore, it needs an information<br />technology-based innovation to achieve the national target of successful treatment of Tuberculosis. The<br />method used in this paper is the study of literature. Literature taken based on the keyword entered "SMS<br />gateway" "tuberculosis adherence treatment" "Directly-Observed Treatment Short-course (DOTS)." The<br />selected year ranges from 2013-2017. The type of research used is quantitative and qualitative research, <br />both doing direct research, systematic review, pilot study and protocol study. Search index index used is<br />pubmed, science direct, proquest and google scholar. <br />Results: Several literature studies have found out that there is a positive impact in the utilization of SMS<br />gateways as SMS reminders for patients with pulmonary tuberculosis undergoing tuberculosis treatment.<br />This is evidenced by studies related to the topic, as discussed by (Iribarren et al., 2013) that obtaining <br />participants in the treatment group (SMS reminder) had an average compliance rate of 77% while only 53%<br />in the control group . Innovation of SMS gateway is expected to achieve the success of treatment / Success <br />Rate (SR) according to national target that is ≥ 85%. SMS gateway is a system used as a complementary<br />supervision to take medication of patient with pulmonary tuberculosis. The risk of loss to follow up is not<br />expected with this program. Utilization of SMS gateway in health service has a positive impact for nursing,<br />especially in the scope of community nursing. Nurses can be helped in monitoring and evaluation of<br />treatment of patients with Tuberculosis is by elaborating the use of this SMS gat eway with PMO program<br />that has been running. SMS is a simple feature that can be accepted by all Indonesian people. This paper can<br />be considered for the writing of scientific papers and further research to develop technology -based <br />innovations in improving health services, especially the management of Tuberculosis. <br /><br />Keywords: SMS gateway, pulmonary tuberculosis, medication adherence<br /><br />

Med en ökad användning av digitala enheter i samhället ser vi också att fler drabbas av hållningsrelaterade hälsobekymmer. Ungdomar är särskilt drabbade även om de i många fall är omedvetna om det, men knappt ingen forskning fokuserar på den här målgruppen och deras behov. Den forskning som tagits fram är inte heller överens hur man på bästa sätt löser problematiken med hållning. Syftet med studien är därför att göra ungdomar mer medvetna om sin kroppshållning samt ta reda på hur digital design på bästa sätt kan motivera ungdomar att förbättra sin kroppshållning. För att ta reda på detta ställdes följande fråga: ”Hur kan en digital designlösning utformas för att skapa medvetenhet kring ungdomars kroppshållning, samt hjälpa att förbättra deras kroppshållning på ett underhållande och icke störande sätt?”. Studien genomfördes med metoden Konceptdriven Designforskning som inkluderar skapandet av en konceptuell prototyp förankrad i tidigare forskning. Prototypen består av en bärbar sensor som mäter hållning och en applikation i form av ett spel där användaren kan se sin hållning i realtid samt aktivt träna sin hållning. Prototypen värderades sedan genom en digital enkätundersökning. I resultatet framgick att designlösningen kunde tänkas användas av deltagarna, samt hjälpa att förbättra deras hållning eftersom den gjorde användaren mer medveten om sin kroppshållning. Många deltagare trodde att spelet kunde bidra med motivation och göra hållningsträningen mer underhållande men att fler spel-funktioner krävs för att behålla användarens intresse under en längre tid. Deltagarna ansåg att konceptet i sin helhet inte var störande men att mer tydlig feedback krävs för att indikera bra/dålig hållning. Utifrån detta resultat kan slutsatsen dras att konceptet i teorin kan skapa medvetenhet kring ungdomars kroppshållning och hjälpa de att träna den på ett underhållande sätt som inte är störande, men att mer studier och designarbete krävs för att komma fram till det bästa sättet att ge användaren feedback om sin hållning samt göra konceptet mer attraktivt att använda ur ett långsiktigt perspektiv.
With the increased use of digital devices in society, we can see that more people are affected by posture related health issues. Adolescents are especially affected although in many cases they are unaware of it, but hardly any research focuses on this group and their needs. The research that has been done also does not agree on how to best solve the problem with posture. The purpose of this study is therefore to make young people more aware of their posture and to find out how digital design can be used in the best way to motivate young people to improve their posture. To find this out, the following question was formed: “How can a digital design solution be formed to create awareness about young people's posture and help improve their posture in an entertaining and non-disturbing way”. The study was carried out with the method Concept driven design research which includes the creation of a conceptual prototype grounded in previous research. The prototype consists of a portable sensor that measures posture and an application in the form of a game where the user can see their posture in real time and actively train their posture. The prototype was then evaluated through a digital survey. The results showed that the participants could consider using the design solution and that it helped to improve their posture as it made the user more aware of their posture. Many participants thought that the game could contribute with motivation and make posture training more entertaining, but that more gaming features are required to keep the user's interest for a longer period. The participants felt that the concept as a whole was not disruptive, but that more clear feedback is required to indicate good/bad posture. Based on this result, it can be concluded that the concept in theory can create awareness of young people's posture and help them to exercise it in an entertaining way that is not disturbing, but that further studies and design work is needed to come up with the best way to give the user feedback on their posture and to make the concept more attractive to use from a long-term perspective.

Computer-aided systems in medical imaging nowadays play a crucial role to assist clinicians. Research shows that the use of computer-aided systems is indispensable to alleviate the workload of clinicians. In this thesis, a new framework, which interprets lung computed tomography (CT) volume images automatically is proposed to help clinicians. A common interpretation tasks of lung CT volume images involves segmentation and extraction of the organs in the thoracic cavity. The developed framework consists of six main steps to segment and extracts the major parts in the thoracic cavity. In thefirst step, the region of interest (ROI) was determined for following segmentation and extraction tasks. Then in the second step, the large airways were extracted from theROI mask. In the third step, the left and the right lungs were segmented from the ROImask. If the left and the right lungs touched each other, the separation process was performed in the fourth step. After that in the fifth step, mediastinum volume was extracted from the ROI mask. Finally, the vessels tree were segmented from inside of the lungs. The developed framework was tested against 133 computed tomography pulmonaryangiography (CTPA) volume images, and good results have been achieved according to the qualitative evaluation (The average success rate of all steps are over 85% whichgave satisfying results for all segmentation and extraction tasks). Besides, the average execution time for the developed framework is 83.46 seconds per cases and 0.195seconds per slices, which were provided low computational cost according to thecurrent studies and manual interpretation made by clinicians.

Denna studie undersöker hur en applikation för mental hälsa skulle se ut om den var skapad utifrån studenternas behov med fokus på användbarhet. Syftet med denna studien var att förstå studenters behov och krav de har på en applikation som skulle kunna förbättra deras mentala hälsa och möta dessa krav genom att använda prototyper och modeller för användbarhet. Metoderna som använts i denna studie är kvalitativa intervjuer, användartester samt prototyputveckling som en metod. Intervjuerna utfördes med sex studenter och en kurator på Malmö universitet för att förstå studenters mentala hälsa och behov. Resultatet från intervjuerna implementerades i en första version av prototypen som fick namnet LUGN. LUGN fick därefter utvärderas genom användbarhetstestet som sex andra studenter deltog i, responsen från detta test resulterade i den sista versionen av LUGN. Den sista versionen av LUGN är inte komplett på det sättet att den inte kan illustrera fullt ut hur den slutgiltiga applikationen skulle se ut. Den presenterar dock ett viktigt resultat från denna studie vilket är att anpassa utefter studenters mångfald när det kommer till vad som får dem att må bra. För att få ett mer detaljerat resultat, behöver ett flertal tester och iterationer av prototypen utföras.
This study examined how a mental health application would look like if it was created together with students and focused on usability. The purpose of this study was to understand the needs and demands that students have of an application that could have the ability to improve their mental health while using prototyping and usability models to meet these demands. The methods used were qualitative interviews, usability testing and prototyping. The interviews were conducted with six students and a counselor at Malmö university to understand student’s mental health and their needs. The results from the interviews were implemented in a first version of the prototype the authors named LUGN. LUGN were evaluated through the usability test that six other students participated in, the feedback from this resulted in the final version of LUGN. The final version of LUGN is not complete in the sense that it is not an accurate portrayal of how the finished application would look like. It does however portray an important result from this study and that is to cater to student’s diversity when it comes to what makes them feel better. To achieve a more detailed result, further tests and iterations of the prototype has to be made.

With advances in computer science, computational analytics and more specifically machine learning algorithms are increasingly being used in many fields of science. These algorithms are highly valuable for the analysis of large and complex biological data that has to be performed to convey the information the raw data contains so that it can be further interpreted. Cancer is one of the most significant health problems of our day due to its huge burden on mortality, quality of life and health expenditures. The etiology and mechanism of many types of cancer are yet to be elucidated, therefore research on the subject is of paramount importance. Lung cancer especially is of great significance because of high incidence and rate of mortality, being the leading cause of cancer-related deaths. Although smoking is considered as the most prominent risk factor for lung cancer, its mechanism of action has not been figured out comprehensively yet. The aim of this project is using machine learning algorithms to generate rule-based models and create rule networks which can help better understand the effects of smoking on gene expression and metabolite levels that are potentially associated with lung cancer. For this task, we tried two feature selection algorithms (Boruta and Monte Carlo) and the ROSETTA software to generate rule-based classifier models. The resulting rule networks were schematically visualized using VisuNet.

Thoracic surgical procedures require partial or complete airway separation and the opportunity to exclude one lung from ventilation (one-lung ventilation, OLV). OLV is commonly associated with profound pathophysiological changes that may affect the postoperative outcome. It is injurious in terms of increased mechanical stress including alveolar cell stretch and overdistension, shear forces secondary to repeated tidal collapse and reopening of alveolar units and compression of alveolar vessels. Ventilation and perfusion distribution may thus be affected during and after OLV. The present studies investigated the influence of OLV on ventilation and perfusion distribution, on the gas/tissue distribution and on the lung histomorphology in a pig model of thoracic surgery. Anaesthetised and mechanically ventilated piglets were examined. The ventilation and perfusion distribution within the lungs was assessed by single photon emission computed tomography. Computed tomography was used to establish the effects of OLV on dependent lung gas/tissue distribution. The pulmonary histopathology of pigs undergoing OLV and thoracic surgery was compared with that of two-lung ventilation (TLV) and spontaneous breathing. OLV induced hyperperfusion and significant V/Q mismatch in the ventilated lung persistent in the postoperative course. It increased cyclic tidal recruitment that was associated with a persistent increase of gas content in the ventilated lung. OLV and thoracic surgery as well resulted in alveolar damage.  In the present model of OLV and thoracic surgery, alveolar recruitment manoeuvre (ARM) and protective ventilation approach using low tidal volume preserved the ventilated lung density distribution and did not aggravate cyclic recruitment of alveoli in the ventilated lung. In conclusion, the present model established significant alveolar damage in response to OLV and thoracic surgery. Lung injury could be related to the profound pathophysiological consequences of OLV including hyperperfusion, ventilation/perfusion mismatch and increased tidal recruitment of lung tissue in the dependent, ventilated lung.  These mechanisms may contribute to the increased susceptibility for respiratory complications in patients undergoing thoracic surgery. A protective approach including sufficient ARM, application of PEEP, and the use of lower tidal volumes may prevent the ventilated lung from deleterious consequences of OLV.

IntroduktionSpirometri är en vanlig undersökningsmetod för att bedöma en persons lungfunktion och lungkapacitet, där total lungkapacitet (TLC) är av stort värde. Kroppspletysmografi och kvävgasutsköljning är två metoder som mäter statiska lungvolymer, däribland TLC. Syftet med studien var att jämföra kroppspletysmografi med kvävgasutsköljning och se om det förelåg någon signifikant skillnad på mätresultaten mellan metoderna. Material och metod Studien bestod av 32 försökspersoner, varav 22 kvinnor och 10 män där samtliga undersökningar utfördes på Fysiologkliniken på Västmanlands sjukhus Västerås under februari och mars 2021. Variablerna TLC, funktionell residualkapacitet/intrathorakal gasvolym (FRC/ITGV) och vitalkapacitet (VC) uppmättes och beräknades. Resultatet jämfördes mot Hedenströms referensmaterial. Ett parat t-test med signifikansnivå p<0,05 användes för att se om det förelåg signifikant skillnad.  Resultat och slutsats Vid jämförelse av kroppspletysmografi och kvävgasutsköljning föreligger signifikant skillnad mellan samtliga variabler (p<0,001). Där kvävgasutsköljning uppmäter lägre volymer än kroppspletysmografi.
Introduction Spirometry is a commonly used examination method for validating pulmonary function and lung capacities, where total lung capacity (TLC) is of great value. Body plethysmography and multiple breath nitrogen washout are two methods that measure statical lung volumes, including TLC. The purpose of the study was to compare body plethysmography and multiple breath nitrogen washout to examine if there was a significant difference between the two methods. Material and method The study consisted of 32 test subjects, 22 women and 10 men, all examinations were performed at the Physiological Clinic at Västmansland´s Hospital Västerås between February and Mars 2021. The variables TLC, functional residual capacity/intrathoracic gas volume (FRC/ITGV) and vital capacity (VC) were measured and calculated. The result was compared against Hedenströms reference material. A paired t-test with significance level p<0,05 was used to evaluate if there was a significant difference.  Result and conclusion When comparing body plethysmography and multiple breath nitrogen washout, there is a significant difference between all variables (p<0,001). Where multiple breath nitrogen washout measures lower volumes than body plethysmography.