To see the other types of publications on this topic, follow the link: Maha rajah.

Journal articles on the topic 'Maha rajah'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Maha rajah.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Budiono, Eko Muhammad Arif, Bambang Soepeno, and Rully Putri Nirmala P. "Nilai Edukasi Candi Jabung Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo dalam Pembelajaran Sejarah." SINDANG: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Kajian Sejarah 1, no. 2 (July 31, 2019): 23–27. http://dx.doi.org/10.31540/sdg.v1i2.278.

Full text
Abstract:
Candi Jabung adalah candi peninggalan sejarah dari kerajaan majapahit dikabupaten probolinggo yang berada di desa jabung candi, situs peninggalan candi ini masih belum maksimal digunakan dalam pembelajaran sejarah. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai edukasi yang terdapat pada candi jabung sehingga dapat membantu dalam pembelajaran dikelas untuk peserta didik. Penelitian ini adalah penelitian analisis/deskriptif tentang nilai edukasi yang terkandung pada candi jabung. Tempat penelitian adalah desa jabung candi kecamatan paiton tempat candi jabung berdiri. Metode penelitian yaitu dengan langkah langkah 1. heuristik (pengumpulan data) memalui tahapan observasi, studi dokumen, dan wawancara 2. Kritik sumber 3. Interpretasi memalui deskriptif kualitatif dan 4. Historiografi. Kajian yang diteliti adalah nilai edukasi yang terkandung pada candi dalam penggunaanya di pembelajaran sejarah. Candi jabung pernah disinggahi oleh Maha Raja Hayam Wuruk ketika mengadakan perjalanan kedaerah timur Jawa. Perjalanan yang dilakukan maha raja di ikuti oleh pimpinan, mentri, keluarga dan Maha Patih gajah Mada dengan memimpin pasukan bayangkari, perjalanan juga bertujuan dalam melihat dan menyatukan wilayaj kerajaan Majapahit pada kawasan jawa bagian timur. Ketika sampai di Paiton dapat dimanfaatkan diantaranya sebagai sumber belajar dikelas dan sebagai bukti nyata peninggalan sejarah disekitar peserta didik. Simpulannya tentu ada nilai edukasi yang terkandung dalam candi jabung ini dalam pembelajaran sejarah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Redaksi, Dewan. "Pengantar Redaksi." Jantra. 15, no. 2 (December 14, 2020): i—ii. http://dx.doi.org/10.52829/jantra.v15i2.136.

Full text
Abstract:
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-Nya Jantra Volume 15, No. 2 Desember 2020 dapat hadir kembali di hadapan pembaca. Edisi jantra kali ini memuat 6 (enam) artikel di bawah tema “Kiprah Perempuan dalam Ranah Budaya”. Tema ini dipandang penting mengingat pentingnya peran perempuan dalam segala lini kehidupan, termasuk dalam ranah budaya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Suyanta, Sri. "KISAH IBRAHIM MENCARI TUHAN DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN." Jurnal Ilmiah Islam Futura 6, no. 2 (April 25, 2018): 100. http://dx.doi.org/10.22373/jiif.v6i2.3051.

Full text
Abstract:
Dari segi pendidikan, pada kisah Ibrahim mencari Tuhan kita dapat menghubungkannya dengan tiga ranah yang lazim dikembangkan, yaitu aspek jasmani (ranah psikomotorik), aspek akal (ranah cognitif) dan aspek hati (ranah affektif). Dari pengembangan yang seimbang ketiga aspek inilah diharapkan terbentuk manusia sempurna (insan kamil) dan paripurna (syamil). Di antara nilai yang mampu ditangkap dari tema utama, Ibrahim mencari Tuhan dapat diklasifikasi kepada dua, yaitu secara vertikal dan secara horisontal, Secara vertikal kita mendapatkan adanya gerak transendensi manusia kepada Tuhan penciptanya. Hal ini tergambar jelas dalam perjalanan spiritual Ibrahim dalam mencari dan menemukan Allah sebaga Yang Maha Benar. Sedangkan secara horinsontal kita mendapati hikmah dalam sosialisasi kebenaran kepada sesama manusia. Hal ini juga jelas terlihat bagaimana etika dan strategi Nabi Ibrahim dalam menjalankan dakwahnya
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Ismail, Roni. "KONSEP KETUHANAN MENURUT KRISTEN SAKSI YEHUWA." Jurnal Sosiologi Agama 10, no. 2 (July 20, 2017): 83. http://dx.doi.org/10.14421/jsa.2016.1002-04.

Full text
Abstract:
Ajaran Kristen mainstream meyakini Tritunggal secara dogmatis. Dogma Tritunggal mengimani ketuhanan Allah, Yesus Kristus, dan Roh Kudus sekaligus sebagaimana tercantum dalam kredo iman rasuli. Ketiga pribadi itu adalah pribadi Allah dan ketiga pribadi tersebut adalah Allah. Allah adalah Tuhan, Yesus adalah Tuhan, dan Roh Kudus juga Tuhan. Terdapat aliran Kristen yang bernama Saksi-Saksi Yehuwa yang menolak dogma Tritunggal ini. Menurut Saksi-Saksi Yehuwa, Tuhan itu Satu bernama Yehuwa. Hanya Yehuwa Yang Maha Kuasa dan Pencipta. Konsekwensinya, Yesus bukanlah Tuhan karena ia diciptakan atau makhluk. Konsep ketuhanan Saksi-Saksi Yehuwa ini bersifat monoteistik. Konsep ketuhanan yang monoteistik ini dijelaskan bahwa Hanya ada Satu Tuhan, Tidak ada Tuhan selain Yehuwa dalam ajaran Kristen Saksi Yehuwa (Kejadian 17:1); Tuhan memiliki sifat-sifat; dalam Alkitab dijelaskan Allah Yehuwa itu Maha Tinggi (Mazmur 83:18), Maha Kuasa (Penyingkapan 15:3), Raja kekekalan (Mazmur 90:2), Pencipta (Penyingkapan), dan Kudus (Yesaya 6:3). Key Words: Kristen Saksi Yehuwa, Yehuwa, monoteisme
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Damanik, Hernawaty. "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TENTANG SEKOLAH RAMAH ANAK PADA MATA KULIAH MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH." JURNAL KELUARGA SEHAT SEJAHTERA 16, no. 31 (June 20, 2018): 37–50. http://dx.doi.org/10.24114/jkss.v16i31.10172.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Alpiyah, Ni'mah, and Iis Purnengsih. "Karakter Gajah Mada: Simbol Kejayaan Majapahit." Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya 1, no. 02 (January 3, 2019): 147–53. http://dx.doi.org/10.30998/vh.v1i02.29.

Full text
Abstract:
Kerajaan Majapahit merupakan sebuah kerajaan tertua di Indonesia, Berdiri tepatnya di daerah Tarik, Sidoarjdo Jawa Timur. Berjayanya Kerajaan Majapahit yaitu pada masa kepemimpinan Raja Hayam Wuruk, berkat jasa Mahapatih Gajah Mada dalam sumpahnya yang terkenal dengan sumpah Palapa. Karena itu Mahapatih Gajah Mada adalah tokoh sejarah Kerajaan Majapahit yang memiliki pengaruh besar dalam memperluas kekuatan Kerajaan Majapahit. Gagasannya yaitu menyatukan wilayah – wilayah di Nusantara. Artikel ini akan membahas perancangan visual karakter Gajah Mada dalam film animasi “Kejayaan Majapahit” dengan tujuan untuk mengetahui karakter visual Gajah Mada sebagai Mahapatih yang berpengaruh di Kerajaan Majapahit. Analisis visual artikel ini menggunakan analisis Kualitiatif, sehingga dengan analisis ini dapat diketahui karakter visual Gajah Mada sesungguhnya. Dan film animasi dibuat sebagai media mendukung agar karakter visual Gajah Mada lebih menarik perhatian khususnya audience yaitu remaja.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Susanto, Susanto, Yoyon M. Darusman, Bachtiar Bachtiar, Rizal S. Gueci, and Bambang Santoso. "MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL RAMAH HUKUM." Jurnal Abdimas Tri Dharma Manajemen 2, no. 1 (January 7, 2021): 72. http://dx.doi.org/10.32493/abmas.v2i1.p72-78.y2021.

Full text
Abstract:
Seiring dengan zaman yang serba modern ini, banyak dijumpai nyinyiran, hinaan,cacian, serta makian beredar di mana-mana khususnya di media sosial. Padahalkonsekuensi dari perbuatan itu akan didapati konflik panjang antara pelaku dan korban.Bahkan ghibah yang sudah jelas-jelas dilarang agama, malah sudah menjadi tradisipameran di media sosial. Bangsa kita sudah tidak asing lagi dengan adanya ghibahyang beredar di media sosial. Mulai meng-ghibahkan tokoh politik, tokoh ekonomi,bahkan tokoh agama sekalipun. Fenomena seperti itu membuat para pendukung korbansemakin membenci pelaku dan klimaks pun tak bisa dihindari. Hingga akhirnyamuncul perpecahan sesama saudara. Hal tersebut terjadi akibat kurang cerdasnyaseseorang dalam menggunakan media sosial. Bahaya ghibah secara langsung sudahtermaktub dalam al-Quran surat al-Hujurat ayat 12 Allah berfirman: “Wahai orangorang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagianprasangka itu dosa dan janganlah kamu mencaricari kesalahan orang lain dan janganlahada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamuyang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik.Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, MahaPenyayang.” Adapun, pelaksanaan kegiatan terbagi dari beberapa kategorisasi seperti:1. Tahap Pra Pelaksanaan: a. bahwa tim pengabdi men-survey lokasi ke DesaPedeslohor, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal guna berdiskusi perihal jadwal,peserta dan tema. b. bahwa tim pengabdi, mempersiapakan peralatan dan perlengkapanseperti laptop, spidol, dan papan tulis/kertas besar, proyektor dan plakat penghargaankepada tuan rumah serta konsumsi untuk seluruh peserta dan pihak terkait. c. bahwatim menghitung dan merencanakan anggaran belanja termasuk modal awal, post biayaoperasional dan biaya lain yang dianggap perlu. 2. Tahap Pelaksanaan: bahwa timpengadbi akan menggunakan metode ceramah, metode tanya-jawab interaktif danmenggunakan metode role playing; 3. Tahap Paska Pelaksanaan: bahwa tim akanmembuat laporan akhir kepada tiga pihak yakni: Desa Pedeslohor, tim pengabdi danpihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.Kata Kunci : Media Sosial, Manfaat, Mudarat
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Ridwan, Muhammad. "Kedudukan Mahar Dalam Perkawinan." Jurnal Perspektif 13, no. 1 (June 30, 2020): 43–51. http://dx.doi.org/10.53746/perspektif.v13i1.9.

Full text
Abstract:
Mahar suatu Pemberian dari calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita, baik berbentuk barang, uang atau jasa yang tidak bertentangan dengan hukum Islam. Namun mahar tidak masuk dalam ranah syarat dan rukun nikah tetapi wajib harus ada dalam perkawinan. Meski begitu, kewajiban menyerahkan mahar dari mempelai pria ke mempelai wanita ini bukan rukun dalam perkawinan. Sebab, sesuai Pasal 14 KHI jo Pasal 2 UU Perkawinan rukun dan syarat pernikahan ada lima yakni calon suami, calon istri, wali nikah, dua orang saksi, ijab dan kabul. Namun, praktiknya mahar selalu digunakan calon pasangan suami-istri terutama yang beragama Islam, dengan ketentuan bahwa mahar atas kesepakatan dari calon suami istri. Tetapi kenyataanya di masyarakat masih ada penyimpangan bahwa dari fihak calon pengantin perempuan meminta mahar kepada calon pengantin laki-laki yang sangat memberatkan sehingga calon pengantin laki-laki tidak sanggup untuk mengadakanya yang akhirnya calon pengantin laki-laki dan perempuan mengambil jalan pintas belarian ke tempat Penghulu. Maka untuk mengungkap hal tersebut , penulis menggunakan pendekatan Penelitian Pustaka dengan metode penelitian yang dilakukan untuk mempelajari literatur-literatur dan tulisan-tulisan yang mempunyai kaitan erat dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Pada hal fungsi mahar adalah; a. Pembeda antara pernikahan dengan mukhadanah;, b. Bentuk penghormatan, penghargaan, dan perlindungan terhadap wanita;, c. Bentuk keseriusan laki-laki terhadap wanita yang akan dinikahinya;, d. Simbol tanggung jawab wanita terhadap mahar yang diberikan;, e. Simbol tanggung jawab pihak laki-laki, dan f. Simbol persetujuan dan kerelaan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Ali, Syaukat, and Suwardo Suwardo. "Mempertahankan Bangunan Lama Ramah Lingkungan Di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta." Jurnal Nasional Teknologi Terapan (JNTT) 3, no. 1 (June 29, 2020): 25. http://dx.doi.org/10.22146/jntt.56615.

Full text
Abstract:
This study aims to (1) analyze of the old buildings in the green building environment of Green Building Council Indonesia (GBCI); and (2) looking for best alternatives in managing the building by maintaining the old building in order to meet the criteria of environmentally friendly. The sample in this research is building at Civil Engineering Building Vokasi Universitas Gadjah Mada. Methods in eco-friendly building measurements use the criteria in greenship GBCI version 1.1 through observation. The best alternative model in eco-friendly building used best available and best achievable technology for buildings. The results showed that: (1) the building at the Department of Civil Engineering Vocational School of Gadjah Mada University meets the criteria of environmentally friendly in accordance with GBCI greenship of 29.63%; and (2) eco-friendly model of green building management on maintenance of buildings by saving energy, reducing waste and pollution, and using non-toxic materials.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Pandey, Anjali. "ORCHHA- THE ARCHITECTURAL HERITAGE OF MADHYA PRADESH." International Journal of Research -GRANTHAALAYAH 8, no. 4 (May 1, 2020): 262–74. http://dx.doi.org/10.29121/granthaalayah.v8.i4.2020.32.

Full text
Abstract:
Orchha is a historically famous site of Bundelkhand region in Niwari district of Madhya Pradesh. It has the wide collection of tremendous Imperial monuments with historic importance and natural and living heritage at National and international level. The Jahangir Mahal, Raj Mahal and Sheesh Mahal are the three sections of Orchha Palace Complex. The blend of Mughal and Bundelkhandi style of architecture is really appreciable for its harmony, intelligent engineering and magnificent building. Jahangir Mahal was built in honour of Mughal Emperor Jahangir. Orchha is also famous for the Ram Raja temple where the Bhagwan Ram is worshipped as a king. Lakshmi Narayan temple and Chaturbhuj Temple have unique Temple designs. There are 14 Chhatri or cenotaphs of the rulers of Orchha. The art, architecture, legends and the myths celebrate the glory of Orchha.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Chichi, Chichi, Salimin A, and Syahbuddin Syahbuddin. "PERBEDAAN JUMLAH MAHAR DALAM PERKAWINAN PINANG PADA MASYARAKAT SUKU MUNA (Studi di Kelurahan Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna)." SELAMI IPS 12, no. 1 (January 10, 2019): 38. http://dx.doi.org/10.36709/selami.v12i1.10836.

Full text
Abstract:
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab perbedaan jumlah mahar dalam perkawinan pinang pada masyarakat suku Muna di Kelurahan Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna.Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian ini terdiri berjumlah 4 orang yang terdiri dari 3 orang tokoh adat Muna sebagai pelaku yang mengatur tata cara adat dalam pelaksanaan perkawinan pinang (doangka ne mata), dan 1 orang Imam Masjid/Khatib Kelurahan Wapunto. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor perbedaan jumlah mahar dalam perkawinan pinang pada masyarakat suku Muna di Kelurahan Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna; faktor perbedaan jumlah mahar dalam perkawinan pinang disebabkan karena adanya pembagian martabat tujuh (7) golongan pada masyarakat suku Muna pada pemerintahan Raja Sugi Manuru sejak zaman dahulu kala. Dimana golongan Kaomu jumlah maharnya 20 bhokaadalah simbol sifati raafuluno yang diwujudkan dalam jabatan kerajaan Muna sebagai Kino atau Kepala Kampung. Golongan Walaka jumlah maharnya 10 bhoka 10 suku adalah simbol jabatan adat kerajaan Muna yaitu dua Hatibi, empat Modhi Kamokula, dan empat Modhi Anahi, golongan Anangkolaki jumlah maharnya 7 bhoka 2 suku adalah sebagai simbol jabatan adat kerajaan Muna yang diemban oleh golongan Kodasano yaitu sebagai Bhontono Kampo, Parabhela, dan Kamokulano Liwu, dan golongan Kodasano jumlah maharnya 3 bhoka 2 suku adalah simbol 7 orang petani Raja Sugi Manuru dalam perkawinannya dengan Wa Saorone yang beranakkan 7 orang sebagai kepala kampung.Kesimpulan penelitian ini, perkawinan adat Muna pada masyarakat Muna menurut praktek hukum adat Muna yang tidak tertulis didasarkan pada stratifikasi sosial/golongan pada masyarakat Muna, pembagian stratifikasi sosial masyarakat Muna dengan jumlah mahar antara golongan tersebut berbeda-beda: golongan Kaomu maharnya sebesar 20 bhoka, Walaka 10 bhoka 10 suku, Anangkolaki 7 bhoka 2 suku, dan golongan Kodasano 3 bhoka 2 suku. Kata Kunci : Stratifikasi Sosial, Jumlah Mahar, dan Perkawinan Pinang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Suharyadi, R., Iswari Nur Hidayati, and Wuri Handayani. "Penyusunan Basis Data Spasial Fasilitas Bangunan Gedung bagi Penyandang Disabilitas (Universitas Gadjah Mada Menuju Kampus Inklusi)." Majalah Geografi Indonesia 34, no. 1 (September 24, 2020): 19. http://dx.doi.org/10.22146/mgi.50199.

Full text
Abstract:
Sebagai universitas terkemuka di tanah air, Universitas Gadjah Mada harus siap menjelma sebagai kampus inklusi. Artinya, kampus yang ramah terhadap penyandang diasbilitas. Untuk menjadi kampus inklusi, maka pengelola kampus harus menyediakan fasilitas yang ramah terhadap penyandang disabilitas. Untuk itu penyusunan database spasial bangunan Gedung dengan informasi fasilitas penyandang disabilitas perlu diwujudkan. Basis data yang disusun akan bersumber dari data penginderaan jauh, dan memanfaatkan fasilitas sistem informasi geografis untuk pemanfaatan data spasial. Tujuan penelitian adalah (1) inventarisasi dan menyusun basis data bangunan gedung dan bangunan fasilitas untuk penyandang disabilitas di Kampus Universitas Gadjah Mada, (2) memberikan rekomendasi penyediaan bangunan fasilitas untuk penyandang disabilitas kampus UGM. Interpretasi visual digunakan sebagai metode untuk ekstraksi bangunan Gedung di UGM. Citra penginderaan jauh yang digunakan berupa mosaic foto udara format kecil yang dipotret dengan menggunakan wahana tanpa awak. Survey lapangan dilakukan dengan cara sensus pada seluruh bangunan Gedung di kampus UGM. Penyusunan basis data spasial menggunakan fasilitas sistem informasi geografi. Hasil penelitian berupa data base spasial bangunan Gedung dan bangunan fasilitas untuk penyandang disabilitas di kampus UGM. Atribut yang menyertadi data base tersebut antara lain aksesibilitas bagi penyandang disabilitas berupa ramp atau lift, guiding block, dan fasilitas toilet.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Syahreza, Andre. "The topicality of pre-colonial Indonesian heroes: Recent popular fiction from Indonesia." Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde / Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia 168, no. 1 (2012): 118–29. http://dx.doi.org/10.1163/22134379-90003573.

Full text
Abstract:
Review of: Agus Sunyoto, Dhaeng Sekara: Telik sandi tanah pelik Majapahit. Yogyakarta: DIVA Press, 2010, 488 pp. ISBN 9786029782820. Price: IDR 55.000. Bagus Dilla, Bumi Sriwijaya. Yogyakarta: DIVA Press, 2010, 483 pp. ISBN 9786029782738. Price: IDR 58.000. Daryanto, Raden Fatah: Bara di atas Demak Bintara. Jakarta: Tiga Kelana, 2009, vi + 472 pp. ISBN 9786028535304. Enang Rokajat Asura, Prabu Siliwangi: Bara di balik terkoyaknya Raja Digdaya. Depok: Edelweiss, 2009, ix + 457 pp. ISBN 9789791962438. Enang Rokajat Asura, Wangsit Siliwangi: Harimau di tengah bara. Depok: Edelweiss, 2009, 444 pp. ISBN 9786028672009. Gamal Komandoko, Panembahan Senopati: Geger ramalan Sunan Giri. Yogyakarta: DIVA Press, 2009, 400 pp. ISBN 9789799637086. Langit Kresna Hariadi, Gajah Mada. Solo: Tiga Serangkai, 2004, x + 582 pp. ISBN 9796685582. Langit Kresna Hariadi, Gajah Mada: Bergelut dalam kemelut takhta dan angkara. Solo: Tiga Serangkai, 2006, xii + 508 pp. ISBN 9793301902. Langit Kresna Hariadi, Gajah Mada: Hamukti palapa. Solo: Tiga Serangkai, 2006, x + 694 pp. ISBN 9793303166. Langit Kresna Hariadi, Gajah Mada: Perang Bubat. Solo: Tiga Serangkai, 2006, xii + 448 pp. ISBN 9793304499. Langit Kresna Hariadi, Gajah Mada: Madakaripura Hamukti moksa. Solo: Tiga Serangkai, 2007, x + 582 pp. ISBN 9793307129. Nassirun Purwokartun, Penangsang: Tembang rindu dendam. Jakarta: Tiga Kelana, 2010, xvi + 704 pp. ISBN 786028535847. SW. Warsito and Harmadi, Airlangga. Yogyakarta: Flash Books, 2010, 389 pp. ISBN 9786029556735.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Hantoro, Ramandha Rudwi. "EPISTEMOLOGI ISLAM: Kajian Terhadap Teks al-Qur’an Surah al-‘Alaq." RUSYDIAH: Jurnal Pemikiran Islam 1, no. 1 (June 8, 2020): 1–10. http://dx.doi.org/10.35961/rsd.v1i1.123.

Full text
Abstract:
Pengetahuan Barat menitik beratkan keilmuannya pada rasionalisme, empirisme dan idealisme yang menjadikan mereka krisis keyakinan yang berakibat pada krisis kemanusiaan yang mereka. Pada titik ini agama memiliki sumber pengetahuan yang tidak mampu dicapai oleh rasio maupun akal manusia, pada ranah epitimologis agama menawarkan solusi dan jawaban dari semua pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh akal manusia. Paper ini bertujuan menggali lebih dalam pesan dan panduan berpikir dari Sang Maha Esa untuk manusia dari wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi-Nya Muhammad -salallahu ‘alaihi wa sallam- dalam Q.S al-‘alaq. Perintah membaca oleh Sang Khalik tidak berhenti pada bacaan teks, tetapi ada tiga “kitab” yang harus dibaca oleh manusia agar memiliki pengetahuan yang komprehensif. Disinilah manusia dituntut untuk membaca tiga “kitab” yang disediakan oleh sang Khaliq, yaitu: kitabullahi Masthur (kitab yang tertulis), kitabullahi makdzur (kitab yang berupa ciptaan-Nya), dan kitabullahi mansyur (kitab dalam bentuk peradaban manusia dan peraturannya). Pembacaan dari kitab inilah yang kemudian menjadikan manusia memiliki pengetahuan yang valid dan komprehensif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Ganvit, Tejal J., Himanshu Kanzaria, Anamika Soni, and Surendra A. Soni. "A STUDY OF NIDANAS (AETIOLOGICAL FACTORS) OF TAMAKA SHWASA i.e. BRONCHIAL ASTHMA WITH AN ANALYTICAL VIEW." International Ayurvedic Medical Journal 8, no. 9 (September 23, 2020): 4497–503. http://dx.doi.org/10.46607/iamj3208092020.

Full text
Abstract:
In general meaning, difficulty in breathing or shortness in breathing is termed as ‘Shwasa’. As per Ayurve-da Shwasa Roga is mainly caused by vitiated Vata Dosha and Kapha Dosha. Maha- Urdhva-Chhinna-Tamaka and Kshudra are the types of Shwasa Roga. Shwasakashtata (Breathlessness), Ativege Kasate (Cough), Pinasa (Running nose), Ghurghurukam (Wheezing), Shayane Shwasa Pidita (Worsen in supine position), Asino Labhate Saukhyam (Relaxing in sitting position), Ush-nabhinanditam are the symptoms of Tamaka Shwasa. Raja-Dhuma (Pollens, Smoke/fumes), Megha-Ambu-Shita-Pragvata (Seasonal changes) are triggering factors of the Tamaka Shwasa. In this condition, patient becomes incapable to do his routine work. Incidences of Bronchial Asthma have been raised in recent dec-ades due to increased industrialization and pollution and this miserable condition can be compared with Tamaka Shwasa described in Ayurveda. In current review article an effort has been made to explain the aetiological factors (Nidana) of Shwasa Roga described in Ayurvedic classical texts with applied and mor-den perspective.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Intisari, Intisari, Srida Mitra Ayu, Rosnina Rosnina, and Dewi Marwati Nuryanti. "ANALISIS PERSEPSI PETANI TERHADAP PUPUK ORGANIK DI KECAMATAN WALENRANG UTARA KABUPATEN LUWU UTARA." Journal TABARO Agriculture Science 3, no. 2 (January 17, 2020): 354. http://dx.doi.org/10.35914/tabaro.v3i2.296.

Full text
Abstract:
Persepsi dapat mempengaruhi petani dalam mengambil keputusan pada kegiatan usahataninya. Persepsi yang keliru atau negatif terhadap suatu produk akan menyebabkan sikap yang negatif, perilaku yang kurang bagus terhadap produk tersebut dan tentunya akan mempengaruhi pada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan produk tersebut. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menganalisis persepsi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi petani terhadap pupuk organik. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 258 orang petani padi yang ada di Kecamatan Walenrang Utara Kabupaten Luwu. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa persepsi petani terhadap pupuk organik adalah ramah lingkungan, tidak ada kandungan zat kimianya, harganya lebih murah, mudah di dapat, mudah di buat, produk yang dihasilkan lebih banyak di cari orang, simbol dari gaya hidup yang sehat, harga dari produk yang dihasilkan lebih mahal, hasil yang banyak dalam jangka panjang, pupuk yang dianjurkan oleh pemerintah, harga dari produk yang dihasilkan mahal, produk yang dihasilkan lebih bergengsi, pupuk yang terbuat dari kotoran hewan dan bahan alami lainnya serta tidak mengandung bahan kimia, pupuk organik terbatas produksinya dan susah didapatkan apabila dibutuhkan dalam jumlah yang banyak sekaligus. Dan tingkat persepsi petani terhadap pupuk organik adalah negatif (35,3).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Asnawi, Shofiyah Fauzi. "REVITALISASI TATA RIAS PENGANTIN KERATON SUMENEP (PENGEMBANGAN MATERI MATA KULIAH TATA RIAS PENGANTIN INDONESIA)." Sosial Budaya 15, no. 2 (December 30, 2018): 91. http://dx.doi.org/10.24014/sb.v15i2.6600.

Full text
Abstract:
Jenis penelitian kualitatif pendekatan etnografi. Tujuan penelitian memberikan catatan dan dokumentasi atas bentuk dan makna tata rias pengantin Keraton, Sumenep Legha. Rias wajah pengantin wanita menggunakan conda’ dan godhek. Keduanya menggunakan kaco’ di dahi dan sanggul malang yang dihias rangkaian bunga (Rambai ganggung, rengpereng dan Tongcontong/duk remmek) dan aksesoris (Peces, Jamang, Soroy/ jungkat, dan Coconduk/Cunduk Mentul). Busana pengantin wanita Legha/kemben, dan Sarong songket/samper bine, Odhet, Sabbu’ dan Rape’, perlengkapannya selop. Busana pengantin laki-laki Celana Lake, Rape’, Lok elokan dan Sabbu’, perlengkapannya selop dan keris dihias to’or. Keduanya menggunakan bunga buntal di bagian pinggang. Perhiasan kedua pengantin: Kalung Kalamangga (Kolomonggo), Klap Bahu dan Ghelleng. Pada kuping pengantin perempuan menggunakan Kerabu/Anting-anting. Pengantin laki-laki menggunakan Puspa Karma (Jangoleng) di kupingnya dan Renteng Melati di bahu.Tata rias wajah dan rambut pada pengantin pria memiliki kesan gagah (seorang raja), pengantin putri berkesan cantik dan anggun (ratu). Tampilan busana dan perhiasan memiliki makna religis dan simbol-simbol pengakuan kebesaran, kemurahan dan pengharapan/doa-doa untuk sepasang pengantin kepada Tuhan Yang Maha Esa
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Hidayat, R. Aris. "Masjid sebagai Pelestari Tradisi." Analisa 18, no. 2 (December 16, 2011): 228. http://dx.doi.org/10.18784/analisa.v18i2.135.

Full text
Abstract:
Masjid memiliki peran strategis dalam perkembangan kebudayaan Islam di Jawa. Secara historis, masjid-masjid yang didirikan oleh keraton tidak hanya berfungsi secara religi, tetapi juga ada kepentingan politik keraton untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang diinginkan. Penelitian ini ingin mengetahui sejauhmana masjid keraton itu memiliki fungsi historis sebagai pelestari tradisi. Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah dengan metode deskriptif kualitatif. Sasaran penelitian ini Masjid Taqwa Wonokromo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa Masjid Taqwa Wonokromo berdasarkan inskripsi yang ditemukan, diperkirakan telah berusia sekitar<br />dua abad. Salah satu tradisi yang masih dipertahankan di masjid ini yaitu tradisi kirab lemper pada hari Rabu terakhir bulan Sapar dalam penanggalan Islam. Tradisi ini disebut Rebo Pungkasan atau Rebo Wekasan. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan mengenang pertemuan Sultan Hamengku Buwana I dengan Kyai Fakih Usman, tokoh<br />yang penting dalam masuknya Islam di Wonokromo dan berjasa menyembuhkan<br />wabah penyakit. Masyarakat berharap agar melalui tradisi Rebo Wekasan akan berkah dari raja Yogyakarta.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Lubis, Muhammad Zainuddin, Yeni Rokhayati, Supardianto Supardianto, Danar Irianto, Wenang Anurogo, Budiana Budiana, Siti Noor Chayati, et al. "Pemberian Mini House (Destilator) Air laut kepada masyarakat Pantai Setokok, Batam, Guna membantu dalam penyediaan stok air bersih (Air Tawar), dan mendukung Parawisata." JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (AbdiMas) 2, no. 2 (June 11, 2021): 112–20. http://dx.doi.org/10.30871/abdimas.v2i2.2601.

Full text
Abstract:
Water destilator merupakan alat yang digunakan untuk menyuling air laut menjadi air tawar. Konsepnya sederhana dan serupa dengan siklus hidrologi, yaitu dengan menguapkan air laut dengan cara dipanaskan, yang kemudian uap air tersebut diembunkan dan dikumpulkan ke dalam suatu wadah penampung sehingga didapatkan air tawar. Sumber panas yang dipergunakan berasal dari energi yang beragam: minyak, gas, listrik, tenaga matahari dan lainnya, namun dikarenakan menerapkan konsep ramah lingkungan alat ini hanya mengandalkan cahaya matahari sebagai energinya. Alat destilator ini adalah alternatif sederhana yang ekonomis dan dapat digunakan dalam skala rumah tangga serta ramah lingkungan. Alat ini merupakan pengganti sistem destilasi pabrik dengan harga yang relatif mahal dan masih sulit dijangkau oleh penduduk Indonesia. Jenis teknologi tersebut cukup sulit karena teknologinya rumit dan membutuhkan investasi dan estimasi dana yang tinggi dalam skala rumah tangga. Destilasi dapat terjadi dengan memanfaatkan potensi alam yaitu sinar matahari menggantikan bahan bakar minyak dan gas alam untuk mengubah fase uap air laut. Karena suhu yang diperlukan untuk mengubah fase air laut menjadi uap tidak terlalu besar (dibawah 100oC) atau di bawah satu tekanan atmosfir (1 atm), maka pemanfaatan energi matahari adalah solusi alternatif yang dipilih sesuai dengan kondisi Indonesia yang terletak pada daerah katulistiwa dan beriklim tropis mempunyai jumlah sinar matahari yang cukup.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Sumaryono, Sumaryono. "Persebaran Cerita Panji dalam Spirit Kenusantaraan." Dance and Theatre Review 3, no. 1 (October 19, 2020): 46. http://dx.doi.org/10.24821/dtr.v3i1.4414.

Full text
Abstract:
The Creation of the Character of Xiao Mei in the Play Script of Senja dan Penantian by Hernandes Saranela Inspired by the Chinese Widow Film. The Panji story that appeared around the XIII century at the end of King Airlangga in Singasari, East Java, became popular in the golden age of the Majapahit kingdom. In 1330 Gajah Mada was appointed by King Putri Majapahit Tribhuanatunggadewi as the ‘Mahapatih’ of the Majapahit kingdom. One year later, in 1331, to be precise, Mahapatih Gajah Mada made an oath known as the “Palapa Oath.” The “Palapa Oath” stated, among other things, that Gajah Mada would not enjoy/eat a palapa before “Nusantara” could be unified. As Mahapatih, every effort was made to realize the ideals contained in the “Palapa Oath.” Mahapatih Gajah Mada increasingly found a clear path after Tribhuanatunggadewi died, and was replaced by his first son named Hayam Wuruk. When he was crowned, king Hayam Wuruk was 16 years old. Under the inexperienced ‘Raja Muda,’ Mahapatih Gajah Mada’s power grew even more remarkable. It is even said that the real king of Majapahit was Gajah Mada. Due to the tremendous efforts of Mahapatih Gajah Mada, the expansion of the Majapahit empire was influential in various regions throughout the Archipelago. Furthermore, with a synchronic approach, it can be assumed that the spread and existence of the Panji story in various regions in Indonesia can be considered as traces of Mahapatih Gajah Mada’s expansionary politics in realizing his ideals as pronounced in the famous ‘Palapa Oath.’ As it is known, the distribution of the Panji story then adapted to local cultures, which made the Panji story have various versions. For example, the Panji story’s performance in Central Java, Malay, Lombok, Kalimantan, and even to countries on the Southeast Asian peninsula. So two important things to note are that the spread of the Panji story in various regions is in line with Gajah Mada’s expansionary politics. It contains the spirit of ‘Kenusantaraan.’ Various versions of the Panji story in the multiple areas show the nature of diversity in the Archipelago’s unity, which is centered in the Majapahit Kingdom. That is what inspired the founders of this republic to adopt the philosophy of “BHINEKA TUNGGAL IKA,” including the color of the flag “red and white” derived from “coconut sugar,” which has been known since the Majapahit era.Keywords: the distribution of the Panji story; the Palapa Oath; the Archipelag
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Rosmilawati, Rosmilawati, Asri Hidayati, Abdullah Usman, and I. G. L. Parta Tanaya. "Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Pemanfaatan Limbah Pertanian Di Desa Gumantar Kabupaten Lombok Utara." Jurnal PEPADU 1, no. 4 (October 15, 2020): 485–92. http://dx.doi.org/10.29303/jurnalpepadu.v1i4.139.

Full text
Abstract:
Akhir-akhir ini berkembang wacana untuk kembali ke alam (back to nature) dalam kegiatan pertanian, di antaranya dengan pemanfaatan bahan-bahan alam (sumberdaya hayati) untuk kebutuhan pupuk dan pestisida (pengendali hama) yang terkenal dengan sistem pertanian organik yang ramah lingkungan. Sekarang ini banyak dijual di pasaran berbagai macam pupuk organik dengan harga yang bervariasi, dari yang murah sampai dengan yang mahal untuk ukuran petani. Kendala yang dirasakan oleh petani dalam pemakaian pupuk organik buatan pabrik adalah harganya yang cukup mahal, sementara bahan-bahan untuk membuat pupuk organik tersedia sangat banyak disekitar mereka. Oleh karena itu, para petani perlu diberi pengetahuan dan keterampilan tentang manfaat dari pupuk organik dan cara-cara pembuatannya, sehingga mereka dapat menerapkan usahatani organik, menjaga kelestarian lahan dan lingkungan, dan sekaligus dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah melalui tiga tahap yaitu pertama : penyampaian materi dan diskusi untuk memberikan pemaha tentang manfaat pupuk organic bagi usahatani, lingkungan dan dapat meningkatkan pendapatan; kedua : Praktik pengolahan pupuk organic dan ketiga : bantuan teknologi sederhana cara pengolahan pupuk organik . Sasaran kegiatan adalah ketua-ketua kelompoktani berjumlah 20 orang. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman masyarakat sasaran mengenai manfaat pupuk organik bagi keberlangsungan usahatani mereka dan sekaligus dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan, meningkatnya keterampilan mereka dalam mengolah pupuk organic berbahan baku limbah pertanian dan peternakan serta penguasaan mereka akan teknologi tepat guna dalam pengolahan pupuk organik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Camerling, Billy J. "PEMILIHAN ALTERNATIF BAHAN BAKAR MESIN PEMBANGKIT PLTD MENGGUNAKAN METODE VALUE ENGINEERING." ALE Proceeding 2 (July 17, 2021): 261–68. http://dx.doi.org/10.30598/ale.2.2019.261-268.

Full text
Abstract:
Abstrak Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) adalah pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel berbahan bakar High Speed Diesel (HSD) atau solar. Dengan digunakannya bahan bakar konvensional selain dilihat dari sisi kadar polusi pada gas buang kemungkinan pembangkit ini sulit untuk dioperasikan di masa mendatang dikarenakan persediaan minyak bumi dunia yang semakin menipis. Selain itu pasar minyak dunia yang tidak stabil menjadikan bahan bakar utama PLTD ini semakin mahal. Padahal di sisi lain, PLN dipaksa untuk menjual energi listrik dengan harga yang murah dan ramah lingkungan. Apabila hal ini tidak diantisipasi maka PLN akan mengalami kerugian serta mendapat label sebagai perusahaan yang tidak ramah lingkungan. Saat ini PLTD Namlea dihadapkan terhadap lima pilihan alternatif bahan bakar. Penelitian ini mencoba untuk menganalisa keputusan pemilihan alternatif bahan bakar menggunakan metode Value Engineering sehingga bahan bakar terpilih merupakan alternatif bahan bakar terbaik yang digunakan PLN khususnya PLTD Namlea dalam proses produksi energi listrik. Dari ke lima pilihan alternatif bahan bakar tersebut, alternatif bahan bakar terpilih adalah alternatif ke 4 yaitu Penggunaan Bio Solar (B20) + Thermol D yang memiliki performansi 58.2249387440 dan value 1.13270657 atau lebih unggul dari alternatif awal (Campuran HSD dan Bio Solar) serta terbukti dapat menurunkan biaya pokok produksi sebesar Rp. 54,- per kWh dan subsidi pemerintah sebesar Rp. 1.229,- per kWh dari alternatif awal yang sedang digunakan saat ini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Tejomurti, Kukuh. "Memberdayakan Koperasi Sampah Berbasis Otonomi Desa Dalam Mewujudkan Desa Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan." Law Review 17, no. 3 (May 4, 2018): 272. http://dx.doi.org/10.19166/lr.v17i3.810.

Full text
Abstract:
<p>Artikel ini akan mengkaji tentang bagaimana membentuk model tata kelola lembaga koperasi sampah berbasis otonomi desa sebagai upaya menciptakan desa ramah lingkungan dan berkelanjutan. Sampah merupakan material sisa yang “tidak dipergunakan” setelah berakhirnya suatu proses. Sebagai contoh di Yogyakarta berdasarkan data tercatat 532 meter kubik per hari pada tahun 2005,. Kemudian meningkat menjadi 1.571 meter kubik per hari pada tahun 2007 dan sampai tahun 2015 terus meningkat. Sekitar 13 persen dari jumlah tersebut berupa sampah plastik. Dari seluruh sampah yang ada, 57 persen ditemukan di pantai berupa sampah plastik. Sebanyak 46.000 sampah plastik mengapung di setiap mil persegi samudera. Sampah tidak hanya menjadi persoalan pemerintah namun juga harus menjadi persoalan diri pribadi warga yang menghasilkan sampah. Upaya pembuatan Tempat Pembuangan Akhir tidak bisa menyelesaikan masalah sampah dikarenakan ketersediaan lahan yang berbeda-beda tiap daerah dan fasilitas perlindungan lingkungan yang cukup mahal. Adanya otonomi desa (menurut UU Nomor 6 Tahun 2014) desa memiliki otonomi untuk mengatur rumah tangganya sendiri, termasuk mengelola sampah menjadi suatu barang yang memiliki nilai ekonomi bagi warganya. Oleh karena itu perlu dibentuk lembaga khusus berbentuk koperasi berbasis otonomi desa yang dapat mengelola sampah dan memberikan manfaat (seperti jaminan kesehatan dan jaminan lain) yang bisa memberi stimulan bagi warga desa untuk bersedia mengelola sampah. Artikel ini menggunakan penelitian hukum normatif bersifat preskriptif. Metode pengumpulan data melalui studi pustaka, observasi lapangan, wawancara, dan melakukan kuisioner di desa Sukun, kabupaten Malang. </p><p><em>Kata kunci: koperasi sampah, Otonomi desa, Lingkungan</em></p><p><em> </em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Artika, Kurnia Dwi, and Rudiansyah Rudiansyah. "PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTALITE TERHADAP EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR EMPAT TAK SATU SILINDER 108 CC." Jurnal Elemen 4, no. 2 (December 22, 2017): 54. http://dx.doi.org/10.34128/je.v4i2.48.

Full text
Abstract:
Kontribusi emisi gas buang sepeda motor sebagai sumber polusi udara sebesar 60–70%, sangat memberipengaruh terhadap kehidupan. Seiring dengan meningkatnya volume kendaraan sepeda motor yang menambah parah permasalahan polusi dan kemacetan baik di desa maupun di ibukota. Salah satu langkah alternative untuk mengatasi permasalahan tingkat polusi udara yaitu dengan menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Meski dari segi harga relatif lebih mahal, namun dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh penggunaan bahan bakar premium dan pertalite terhadap karakteristik dari emisi gas buang yang terkandung (HC, CO, CO2 , λ) dengan menggunakan sepeda Motor Honda Beat 108 cc pada tiga variasi tahun pembuatan yaitu tahun 2010, 2011, dan 2012. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kualitas emisi gas buang pertalite sebesar 18 % lebih baik dari pada penggunaan bahan bakar premium, dan hasil ini masih berada di bawah nilai ambang batas emisi gas buang kendaraan berdasarkan keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2006.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Ruwana, Iftitah, Dayal Gustopo, and Anang Subardi. "Implementasi Penggunaan Ergonomic Body Protector Serabut Kelapa Terhadap Efek Pengedara Motor." JURNAL TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN INDUSTRI 3, no. 2 (August 30, 2017): 8–11. http://dx.doi.org/10.36040/jtmi.v3i2.177.

Full text
Abstract:
Pada saat ini pengendara kendaraan bermotor sebagaian mengabaikan safety equipment dan pemakaian pelindung atau body protector sangat minim disaat berkendaraan. Produk pelindung sebenarnya sudah banyak tersedia dipasaran, namun harganya mahal, desain kurang ergonomis, bahan terbuat dari serat sintetis sehingga tidak ramah lingkungan. Fungsi protector yang kurang kuat dan kurang nyaman saat dipakai sehingga pengguna motor lebih sering memakai jaket biasa saat berkendara. Berdasarkan masalah tersebut pengunaan produk ergonomic body protector serabut kelapa dapat mempengerahui pengendara motor secara fisik dan dapat memberikan kenyamanan pada saat berkendaraan. Karakteristik fisik serabut kelapa yaitu mempunyai kekuatan tarik, elastisitas, biodegradable, dan insulasi yang baik terhadap suhu. Ergonomi body protector serabut kelapa meliputi kualitas bahan dan disain produk yang sesuai kebutuhan pengendara motor. Kualitas produk protector meliputi mouisture kekuatan tarik, impac dan kekerasan. Rancangan disain produk dilakukan dengan pengukuruan antropometri pada orang dewasa. Penggunaan ergonomic body protector mempunyai efek terhadap pengendara motor yaitu dengan memberikan rasa hangat dan kenyamanan pada pengendara motor.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Alfianti, Dewi, and Ahsani Taqwiem. "Intertekstual Dekonstruktif Novel Lambung Mangkurat atas Hikayat Banjar dan Tutur Candi." Alinea: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran 9, no. 1 (April 30, 2020): 1. http://dx.doi.org/10.35194/alinea.v9i1.771.

Full text
Abstract:
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui interteksualitas dan dekonstruksi novel “Lambung Mangkurat”, dan dua hipogramnya, “Hikayat Banjar” dan “Tutur Candi”. Penelitian dilakukan menggunakan analisis intertekstual model Julia Kristeva dan dekonstruksi Jaqcues Derrida. Hasil analisis menunjukkan ada sejumlah perbedaan pada bagian jalan cerita dan penokohan. Pada novel tidak ada hal-hal gaib, berbeda dengan dalam kedua hipogram. Tokoh Lambung Mangkurat dan Junjung Buih dalam novel diberi atribut serba sempurna sementara di dalam novel muncul dengan segala kekurangan dan kelemahan sebagaiman manusia biasa yang memiliki ambisi, kelemahan, dan ketakutana yang di dalam dua hipogram tidak ada. Di dalam novel Lambung Mangkurat diceritakan berhasil menjadi Raja Nagara Dipa berkat bantuan Gajah Mada, juga dicerita terjadi pemberontakan Kerajaan Kuripan yang di dua hipogram tidak. Perbedaan ini terjadi sebagai upaya pengarang untuk menafsirkan ulang dan memaknai kembali cerita Lambung Mangkurat dalam perspektif yang lebih sesuai dengan zamannya.Kata kunci: dekonstruksi, intertekstual, Lambung Mangkurat
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Nggala, Irenius Sines, Petrus Jhon Alfred Depa Dede, and Fabiola T. A. Kerong. "Pusat Pengelolahan Bambu Di Kabupaten Nagekeo Dengan Tema Eko Arsitektur." TEKNOSIAR 14, no. 2 (October 31, 2020): 48–57. http://dx.doi.org/10.37478/teknosiar.v14i2.1151.

Full text
Abstract:
Sejalan dengan perkembangan jaman, kebutuhan kayu untuk konstruksi dan mebel semakin langka dan mahal. Maka dari itu muncul ide-ide dasar untuk mencari alternatif pengganti kayu untuk konstruksi dan mebel. Bambu adalah alternatifnya. Namun perlu di lakukan proses pengawetan agar menghasilkan bambu yang kuat dan tahan lama. VSD (Vertical Soak Diffusion) merupakan proses pengawetan bambu dengan menggunakan borax yang ramah lingkungan. Selain VSD, sekarang sering dijumpai produk-produk bambu komposit atau lebih dikenal bambu laminasi. Bambu laminasi merupakan proses pembuatan bilah-bilah bambu menjadi balok-balok bambu dengan menggunakan mesin-mesin tertentu. Kabupaten Nagekeo adalah salah satu daerah agro-industri bambu di Pulau Flores. Sebagai daerah agro-industri bambu, pemerintah Kabupaten Nagekeo harus bisa memanfaatkan potensi bambu di wilayahnya sendiri agar bisa bermanfaat bagi mereka sendiri, baik untuk peningkatan pendapatan daerah maupun penyediaan lapangan pekerjaan. Sehingga perlu ada sebuah wadah milik pemerintah untuk mengelolah bambu di Kabupaten Nagekeo. Dalam ilmu arsitektur, pemanfaatan potensi dalam suatu wilayah sering di sebut eko-arsitektur. Eko-artsitektur secara umum merupakan disiplin ilmu perancangan arsitektur yang berwawasan lingkungan dan pemanfaatan potensi wilayah. Perencanaan dan perancangan pusat pengelolahan bambu di Kabupaten Nagekeo dengan tema eko-arsitektur ini penulis menggunakan metode penelitian berupa wawancara, observasi, studi pustaka/literature dan studi banding. Pada hasil rancangannya, pusat pengelolahan bambu di Kabupaten Nagekeo dengan tema eko-arsitektur ini menerapkan beberapa kaidah-kaidah eko-arsitektur yakni penekanan pada penggunaan material bambu, pemanfaatan sumber air sungai sekitar tapak sebagai sumber air bersih, penggunaan solar panel untuk energi listrik, pemanfaatan material ramah lingkungan dan tetap membiarkan kontur dalam keadaan alami.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

yanti, yanti. "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXPLISIT INTRUCTION (EI) TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA TINGKAT II PADA MATA KULIAH PELAYANAN KELUARGA BERENCANA (KB) DI PRODI DIII KEBIDANAN STIKES RANAH MINANG PADANG." JIK- JURNAL ILMU KESEHATAN 1, no. 1 (October 30, 2017): 110–16. http://dx.doi.org/10.33757/jik.v1i1.37.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Supriatin, Yeni Mulyani. "PERANG BUBAT, REPRESENTASI SEJARAH ABAD 14 DAN RESEPSI SASTRANYA." Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya 10, no. 1 (March 4, 2018): 51. http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v10i1.335.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan mengungkap peristiwa Perang Bubat yang terjadi pada abad ke-14 atau tahun 1357 M dan resepsi sastranya. Masalah yang dibahas adalah bagaimana latar belakang terjadinya Perang Bubat, reaksi, dan tanggapannya. Teori yang digunakan adalah resepsi sastra. Metode untuk pengumpulan data adalah kualitatif dengan menerapkan prinsip resepsi sastra. Hasil penelitian menggambarkan bahwa terjadinya Perang Bubat adalah Raja Sunda tidak tunduk pada kehendak Gajah Mada dan Gajah Mada ingin menyatukan Nusantara. Resepsi sastra terhadap Perang Bubat dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu resepsi dari aspek kesejarahannya, resepsi pengaruhnya terhadap penciptaan karya baru, dan resepsi terhadap struktur sastra. Simpulan penelitian ini adalah peristiwa Bubat diresepsi setelah dua abad berlalu, yaitu pada abad ke-16 dan peristiwa tersebut diresepsi ulang pada abad ke-20-an. Hasil resepsi sastra dari abad ke-18 sampai dengan abad ke-20 cukup beragam. Keberagaman resepsi itu menunjukkan bahwa terdapat perbedaan horizon harapan pembaca. This study aims to reveal the events of the Bubat War that occurred in the 14th century or the year 1357 AD and literary receptions that emerged after the incident occurred. The issue discussed is how the background of the Bubat War and the reactions and responses to the event through literary receptions. The theory used in analyzing data is literary receptions. The method used for data collection is qualitative by applying the principle of literary receptions. The results of this study illustrate that the background of the Bubat War have two versions and both controversial, the first version because the King of Sunda entourage do not obey to the will of Gajah Mada, on the other hand, the second version is that Gajah Mada tactics in unifying the archipelago while the Kingdom of Sunda is a state that has not been submitted. Literary receptions to the War of Bubat can be grouped into three, they are the reception of its historical aspect, the reception of its influence on the creation of new works, and the reception of the literary structure. The conclusion of this research is Bubat event was perceived after two centuries passed, in the 16th century and the event was redrawn in the 20th century. Results of literary receptions in the 18th century until the 20th century quite diverse. The diversity of the receptions shows the difference in the horizon of readers' expectations.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Sannya Pestari Dewi and Firman Asharudin. "PENGEMBANGAN UMKM DI RW 03 MRICAN MELALUI PENGENALAN PROMOSI DIGITAL." AMALIAH: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 4, no. 1 (April 29, 2020): 33–39. http://dx.doi.org/10.32696/ajpkm.v4i1.350.

Full text
Abstract:
Salah satu daerah yang menunjukkan perkembangan usaha kecil menengah yang singnifikan adalah kabupaten Sleman sebab daerah ini merupakan lokasi strategis dimana terdapat banyak kampus-kampus besar di Yogyakarta, terutama Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sebagai penyumbang terbesar konsumen produk dan jasa di wilayah ini. Namun, usaha kecil dan menengah di wilayah ini memiliki pasang surut dikarenakan pengelola usaha masih menggunakan media promosi konvensional seperti menjual door to door ataupun dari perbincangan sehari-hari. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan terget konsumen ke arah pasar global. Selain itu pelatian keterampilan membuat website terintegrasi diharapkan dapat membekali pengetahuan masyarakat mengenai promosi dengan media digital. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah dengan memberikan pendampingan dan pembuatan website untuk pengembangan promosi bagi UMKM di RW 03 Mrican. Pengabdian ini menghasilkan sebuah website UMKM RW 03 Mrican sebagai promosi awal bagi pelaku UMKM RW 03 Mrican untuk meraih konsumen global, sehingga mereka tidak hanya bergantung pada konsumen di wilayah RW 03 Mrican dan sekitarnya, melainkan meluas hingga ke ranah internasional.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Wandiyo, Wandiyo, Ida Suryani, and Kabib Sholeh. "Nilai-Nilai Dealektika Hubungan Sriwijaya dengan Dinasti Umaiyah Pada Abad VIII Masehi." Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah 9, no. 2 (August 13, 2020): 162–78. http://dx.doi.org/10.36706/jc.v9i2.10261.

Full text
Abstract:
Abstrak: Hubungan Sriwijaya dengan Dinasti Umayah sudah terjadi pada abad VIII Masehi yang ditandai dengan saling mengirimkan surat sebagai bentuk hubungan kerjasama. Untuk lebih dalam membahas topik tersebut, penelitian ini mengangkat permasalahan bagaimana nilai-nilai dealektika hubungan Sriwijaya dengan Dinasti Umayah?. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai-nilai dealektika hubungan Sriwijaya dengan Dinasti Umayah pada abad VIII Masehi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode historis yaitu heuristik, verifikasi sumber, interpretasi dan historiografi. Penelitian ini mengungkapakan hubungan Kerajaan Sriwijaya dengan penguasa Arab yaitu Dinasti Umayah, tepatnya pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz (717 M) pada abad VIII Masehi. Dalam hubungan tersebut dibuktikan dengan pengiriman surat oleh Sriwijaya kepada pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, yang menyebutnya Sriwijaya sendiri sebagai kerajaan maha raja, rajanya sendiri keturunan dari para raja. Pengiriman surat tersebut terjadi sampai dua kali, yang menariknya salah satu isi surat tersebut terdapat dealek dari raja Sriwijaya yang menginginkan untuk dikirimkannya seorang ulama atau ahli dalam agama Islam ke pusat Sriwijaya di Palembang. Dalam dealektika hubungan keduanya terdapat nilai-nilai yang terkandung baik secara politik, ekonomi dan agama.Kata kunci : Nilai, Dealektika, Sriwijaya, Umayah. Abstract: The relationship between Srivijaya and the Umayyad dynasty occurred in the VIII century AD which was marked by sending letters to each other as a form of cooperative relations. To further discuss this topic, this study raises the issue of how are the dealectical values of Srivijaya's relationship with the Umayyad dynasty. The purpose of this study was to analyze the dealectic values of the relationship of Srivijaya with the Umayyad dynasty in the VIII century AD. The method used in this study is the historical method, namely heuristics, source verification, interpretation and historiography. This study reveals the relationship of the Kingdom of Srivijaya with the Arab rulers of the Umayyad dynasty, precisely during the reign of Umar bin Abdul Aziz (717 AD) in the VII century AD. In this connection, it was proven by sending a letter by Sriwijaya to the government of Umar bin Abdul Aziz, who called him Srivijaya himself as the kingdom of the king, his own king descended from the kings. The sending of the letter happened twice, interestingly, one of the contents of the letter contained a deal from the Srivijaya king who wanted to send an ulama or expert in Islam to the Srivijaya center in Palembang. In the dealectics of the two relations there are values contained both politically, economically and religiously.Keywords: Dealectic value, Srivijaya, Umayah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Saifuddin, Saifuddin, Nahar Nahar, and Indra Mawardi. "EKSTRAKSI RESIN DARI BUAH JERNANG (DRAGON BLOOD) METODE UNDER KRITIS PELARUT UNTUK PENINGKATAN KUALITAS MUTU RESIN JERNANG SESUAI SNI 1671:2010." Jurnal Teknologi Kimia Unimal 6, no. 1 (March 23, 2018): 1. http://dx.doi.org/10.29103/jtku.v6i1.464.

Full text
Abstract:
Resin jernang (dragon blood) merupakan getah termahal di dunia. Resin tersebut diperoleh dari buah jernang yang tumbuh hanya di pulau Sumatra dan kalimatan. Resin jernang sangat diminati oleh Negara Cina, Hongkong, dan Singapura, karena mengandung senyawa dracohordin yang berpotensi sebagai bahan obat secara biologis dan aktivitas farmakologis seperti antimikroba, antivirus, antitumor, dan aktivitas sitotoksik. Proses ekstraksi resin jernang dari buah jernang secara konvensional secara basah dengan metode maserasi merupakan salah satu cara pengolahan buah jernang yang dilakukan oleh masyarakat pengolah jernang di Kabupaten Bireuen Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Namun masih ada kendala yang cukup signifikan yaitu.mutu rendemen yang diperoleh lebih rendah dibandingkan dengan rendemen resin jernang .dari.teknologi Inovasi yang dilakukan oleh Bambang, dengan proses ekstraksi maserasi menggunakan pelarut metanol menghasilkan rendemen yang lebih tinggi dari pada proses ekstraksi metode maserasi yang dilakukan oleh kelompok pengolah jernang di Kabupaten Bireuen, akan tetapi penggunaan metanol sebagai pelarut akan menaikkan biaya produksi karena harganya relatif lebih mahal dan tidak ramah lingkungan. Penelitian ini melakukan proses ekstraksi dua tahap yaitu metode maserasi .dan metode under kritis pelarut dengan menggunakan pelarut air, karena harganya murah, jumlah melimpah dan ramah lingkungan. Hasil penelitian diperoleh mutu resin jernang yang lebih baik dari resin jernang yang diperoleh kelompok pengolah jernang di kabupaten Bireuen. Dengan metode maserasi didapatkan kelas mutu resin jernang kelas A berdasarkan spesifikasi persyaratan mutu jernang (SNI 1671:2010) dengan kadar.resin(b/b) 73%, Kadar air(b/b) 6,8%, Kadar abu(b/b) 7%, kadar pengotor(b/b) 32%, titik leleh 88oC dan bewarna merah. Sedangkan perlakuan dua tahap diperoleh kelas mutu antara kelas A dan Mutu super dengan.kadar.resin(b/b).86%, Kadar air(b/b) 6,5%, Kadar abu(b/b) 2,8%, kadar pengotor(b/b) 9%, titik leleh 88oC dan bewarna merah tua.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Purna, I. Made, and Kadek Dwikayana. "BETUTU BALI : MENUJU KULINER DIPLOMASI BUDAYA INDONESIA." Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya 11, no. 2 (June 30, 2019): 265. http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v11i2.478.

Full text
Abstract:
Etnis Bali yang beragama Hindu, telah memiliki sumber daya budaya berupa kuliner tradisional betutu dari bahan ayam dan bebek. Kuliner betutu dimasak dengan bumbu “jangkep” (lengkap). Kuliner ini pada awalnya difungsikan sebagai makanan persembahan terhadap Ida Hyang Widhi Wasa/Tuhan Hyang Maha Esa, dan hasil persembahannya disantap bersama-sama. Namun, perkembangan selanjutnya difungsikan sebagai hidangan kaum raja-raja dan keluarganya, dan kebutuhan sosial. Dalam menghadapi politik global dan pariwisata, maka Betutu difungsikan sebagai kebutuhan biologis anggota masyarakat secara umum, pariwisata dan diplomasi. Tujuan dari penulisan artikel ini (1) melestarikan kuliner Betutu Bali (2) mempopulerkan kuliner Betutu sebagai media identitas, toleransi (kerukunan, keharmonisan) antar umat beragama, etnis dan bangsa. Artikel ini menggunakan konsep kuliner, gastro diplomasi dan teori fungsional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik sampling menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan kuliner Betutu dapat diterima oleh semua kalangan dengan terbukti dapat ditemukan atau disajikan di hotel-hotel berbintang, restauran, dijual di warung-warung makanan dengan omset yang selalu meningkat.Hindus Balinese ethnic has cultural resources in the form of betutu, a traditional culinary from chicken and duck. Betutu is cooked with "jangkep" (complete) spices. This food was originally functioned as a food offering to Ida Hyang Widhi Wasa (Hyang the One God), and the results of her offerings were eaten together. However, further developments functioned as a dish for the kings and their families, and social needs. In the face of global politics and tourism, Betutu functioned as the biological needs of community members in general, tourism and diplomacy. The purpose of writing this are (1) preserving Betutu Bali culinary (2) popularizing Betutu culinary as a medium of identity, tolerance (harmony) between religious and ethnic groups. This article uses concepts such as culinary, gastro diplomacy and functional theory. This study uses descriptive qualitative methods with sampling techniques like purposive sampling and snowball sampling. The results of this study show that Betutu culinary can be accepted by all people, proven to be found or served in starred hotels, restaurants, sold in food stalls with an ever-increasing turnover.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Syaiful, Ferry Lismanto, Uyung Gatot S. Dinata, and Yondra Hidayattullah. "PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR KOMPOR SEKAM YANG RAMAH LINGKUNGAN DI KINALI, PASAMAN BARAT." BULETIN ILMIAH NAGARI MEMBANGUN 1, no. 03 (September 29, 2018): 62–69. http://dx.doi.org/10.25077/bnm.1.03.62-69.2018.

Full text
Abstract:
Kompor merupakan suatu alat yang digunakan masyarakat untuk memasak. Bahan bakar yang digunakan kompor berupa gas elpiji ataupun minyak tanah, gas elpiji. Kelangkaan minyak tanah sudah terjadi mulai dari beberapa tahun yang lalu. Pada saat itu untuk mendapatkan minyak tanah masyarakat harus membayar dengan sangat mahal dan bahkan harus rela melakukan antrian yang sangat panjang untuk mendapatkan beberapa liter minyak tanah. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka sudah selayaknya kita memikirkan energi alternatif pengganti minyak tanah. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan solusi dalam mengatasi permasalahan pencemaran limbah sekam padi sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan melalui pembuatan kompor sekam untuk penghematan bahan bakar minyak dan gas Kegiatan KKN dilaksanakan pada tanggal 28 Juni hingga 8 Agustus s/d September 2018. Jumlah mahasiswa yang dilibatkan adalah 24 orang. Bentuk kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan, demonstrasi dan pelatihan pembuatan kompor sekam dengan memanfaatkan sekam padi dilakukan oleh dosen Unand dan mahasiswa KKN PPM Unand dengan melibatkan masyarakat di Nagari Kinali Pasaman Barat. Dari kegiatan ini terlihat masyarakat sangat antusias dan mampu membuat kompor sekam dan mengolah limbah sekam padi menjadi bahan bakar kompor sekam tersebut. Disamping itu, kompor sekam dapat digunakan masyarakat untuk memasak dalam mengatasi kelangkaan minyak tanah serta pemanfaatan limbah sekam padi sebagai bahan bakarnya. Kompor dirancang untuk membakar sekam padi menggunakan jumlah udara terbatas untuk pembakaran yang menghasilkan api bercahaya biru, yang hampir mirip dengan kompor LPG. Dari kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat mengoptimalkan penggunaan kompor sekam dalam kehidupan sehari-hari untuk menghemat biaya dan mengatasi kelangkaan dan mahalnya gas elpiji maupun minyak tanah serta mengatasi pencemaran lingkungan dari limbah sekam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Megah, Suswanto Ismadi, Desi Surlitasari Dewi, and Eka Wilany. "PEMANFAATAN LIMBAH RUMAH TANGGA DIGUNAKAN UNTUK OBAT DAN KEBERSIHAN." MINDA BAHARU 2, no. 1 (July 31, 2018): 50. http://dx.doi.org/10.33373/jmb.v2i1.2275.

Full text
Abstract:
Ekoenzim menggunakan bahan baku yang mudah didapat dan murah. Proses fermentasinya yang selama 3 bulan, memang membutuhkan kesabaran tersendiri. Namun, larutan yang dihasilkan memiliki khasiat yang sangat banyak. Dalam proses fermentasinya saja, sudah terus dihasilkan gas O3 (ozon) yang sangat dibutuhkan atmosfer bumi. Larutan ekoenzim bila dicampur dengan air, akan bereaksi serta dapat digunakan sebagai cairan pembersih mulai dari piring, lantai, pakaian, kakus, sampai dengan pencuci rambut dan sabun mandi. Bila dibutuhkan, juga bisa melancarkan saluran air yang tersumbat. Campuran dengan air bila digunakan untuk menyiram tanaman akan memberi hasil buah, bunga, atau panen yang lebih baik.disamping itu juga dapat mengusir serangga-serangga pengganggu. Ampas sampah organik yang sudah difermentasi bisa digunakan sebagai pupuk organik yang baik. Selain ramah lingkungan limbah rumah tangga bisa menjadikan nilai ekonomis bagi warga RW 07 Kec.Sagulung Kota Batam karena selain lingkungan menjadi bersih juga tidak memerlukan biaya yang mahal untuk memperolehnya. Dengan memperkenalkan pengelolan limbah rumah tangga dengan ekoenzim. Manfaat yang ada dari ekoenzim adalah bisa melancarkan saluran air yang tersumbat. Elain itu, bisa juga digunakan untuk menyiram tanaman akan memberi hasil buah, bunga, atau panen yang lebih dan dapat mengusir serangga-serangga pengganggu. Ampas sampah organik yang sudah difermentasi bisa digunakan sebagai bahan untuk kebersihan dan juga sebagai pupuk organik yang baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Arpiwi, N. L. "PEMBUATAN KOMPOS MENGGUNAKAN STARTER MIKROBA UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN BIBIT DURIAN KANI DI DESA SUDAJI KECAMATAN SAWAN KABUPATEN BULELENG BALI." Buletin Udayana Mengabdi 17, no. 2 (July 14, 2018): 150. http://dx.doi.org/10.24843/bum.2018.v17.i02.p26.

Full text
Abstract:
Tujuan kegiatan pengabdian Ipteks bagi Masyarakat ini adalah untuk memanfaatkan kotoran sapi dan limbah pertanian seperti hijauan menjadi pupuk organik Starkompos dengan penambahan starter mikroba. Penggunaan kompos yang ramah lingkungan diharapkan meningkatkan pertumbuhan bibit durian Kani, mengurangi pemakaian pupuk kimia yang harganya mahal, mengurangi polusi tanah dan lingkungan dari residu kimia. Kegiatan melibatkan dua kelompok tani, yaitu kelompok tani Kembang Dwi Suaji di Dusun Rarangan dan kelompok tani Sari Murni di Dusun Kubukili Desa Sudaji Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali. Starkompos dibuat dengan cara mencampur kotoran sapi dengan hijauan yang telah dicacah dengan perbandingan 8:2. Starter mikroba bubuk yang disebut StarTmik@OK ditaburkan, pada campuran bahan lapis demi lapis, disiram dengan air, kemudian ditutup rapat dengan terpal. Setelah 14 hari terpal dibuka, kompos dibolak balik dengan cangkul kemudian ditutup lagi. Setelah 30 hari Starkompos matang yang ditandai dengan nilai rasio C : N sebanyak 14,92. Starkompos diberikan kepada bibit durian Kani dengan dosis 2 ton per hektar. Pemberian Starkompos pada bibit durian Kani meningkatkan pertumbuhan secara nyata (P<0,05). Kesimpulan kegiatan pengabdian ini adalah pembuatan kompos dari kotoran sapi dicampur hijaun dengan penambahan starter mikroba bubuk meningkatkan kandungan nitrogen, fosfat dan kalium yang tersedia bagi tumbuhan. Pemberian Starkompos pada bibit durian Kani meningkatkan keliling batang, tinggi tanaman dan jumlah cabang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Misbah, Aflahal. "POTRET LANSKAP HARMONI DALAM PROSES PROPAGASI SUFISME DI WARUNG KOPI YOGYAKARTA." Harmoni 17, no. 1 (June 30, 2018): 88–104. http://dx.doi.org/10.32488/harmoni.v17i1.286.

Full text
Abstract:
Berangkat dari tesis bahwa sufisme dianggap sebagai media alternatif untuk membangun masyarakat yang ramah, toleran, dan menghargai keragaman, tulisan ini berusaha mencoba melihat kembali sejauh mana kekuatan tesis itu dengan meneropong fenomena baru tentang propagasi sufisme yang berlangsung di warung kopi. Diversitas masyarakat di warung kopi akan semakin memberikan gambaran lebih jelas terkait tesis tersebut. Bagaimana potret akseptasi masyarakat di warung kopi terhadap propagasi sufisme adalah sasaran utama dalam tulisan ini, di samping mendeskripsikan bentuk dan karakteristik sufisme yang di diseminasikan –meski bukan menjadi titik tekan utama. Pada sisi lain, tulisan ini juga semakin memperkuat asumsi tentang fenomena kebangkitan Islam sejak Akhir Abad 20, yang dipandang kian mampu menjangkau berbagai sektor ruang publik yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Hasil akhir studi menunjukkan bahwa bersamaan dengan berlangsungnya propagasi sufisme di warung kopi, ada lanskap yang menarik yang ditampilkan oleh masyarakat warung kopi. Akseptasi di antara pengikut (jama’ah), pengopi, dan pengunjung memberi gambaran bagaimana cara mereka menyikapi keragaman dan perbedaan. Masing-masing melakukan aktivitas dalam satu ruang tanpa ada yang merasa terganggu satu sama lainnya. Beberapa pengunjung dan pengopi -terlepas dari afiliasi organisasi keagamaannya di luar warung kopi- bahkan memberikan penghormatan yang tinggi, seperti; ikut berdiri ketika proses ritual penghormatan dalam sesi Maulid Nabi (mahal al-qiyam). Situasi ini tentu semakin memperkuat tesis di atas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Rinawati, Rinawati, Agung Abadi Kiswandono, Ni Luh Gede Ratna Juliasih, and Ferdian Dicky Permana. "Pemanfaatan Karbon Aktif Sekam Padi sebagai Adsorben Phenantrena dalam Solid Phase Extraction." al-Kimiya 6, no. 2 (May 10, 2020): 75–80. http://dx.doi.org/10.15575/ak.v6i2.6495.

Full text
Abstract:
Teknik ekstraksi fase padat (solid phase extraction, SPE) telah banyak menggantikan ekstraksi cair-cair karena sifatnya yang lebih ramah lingkungan dengan menggunakan volume pelarut lebih sedikit, waktu yang cepat dan proses yang mudah. Namun demikian, selama ini adsorben yang umum digunakan pada SPE adalah silika atau polimer dari bahan kimia yang memerlukan teknologi tinggi sehingga harga SPE di pasaran relatif masih mahal untuk digunakan di laboratorium yang ada di Indonesia. Oleh karena itu dalam penelitian ini dipelajari pemanfaatan karbon aktif sekam padi untuk penentuan salah satu senyawa polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH), yaitu fenantrena. Limbah sekam padi diketahui dapat dimanfaatkan menjadi karbon aktif sebagai alternatif adsorben unggulan dari limbah pertanian yang terbarukan, murah dan melimpah di Indonesia termasuk di Lampung. Faktor yang mempengaruhi ekstraksi SPE seperti waktu ekstraksi, massa adsorben, konsentrasi adsorbat dan pH akan dievaluasi. Uji kinerja metode SPE untuk penentuan PAH akan ditentukan berdasarkan parameter akurasi, presisi dan linearitas. Hasil penelitian menunjukkan kondisi optimum untuk waktu ekstraksi adalah 60 menit, massa konsentrasi adsorbat 10 ppm, massa adsorben 25 mg pada pH 3. Hasil uji kinerja analitik menggunakan parameter akurasi, presisi, dan linearitas telah memenuhi syarat keberterimaan yang menunjukkan bahwa metode SPE sebagai preparasi sampel untuk menentukan fenantrena di perairan dapat digunakan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Marzuki, Marzuki. "Efisiensi mesin dan analisis biaya teknologi mobil hybrid." Jurnal POLIMESIN 7, no. 2 (August 30, 2009): 648. http://dx.doi.org/10.30811/jop.v7i2.1382.

Full text
Abstract:
Upaya meningkatkan efisiensi pembakaran pada mesin telah menjadi subjek riset pengembangan untuk banyak perusahaan yang berhubungan dengan emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar. Melalui kombinasi tebih dari satu teknologi ke teknologi yang lain adalah salah satu cara yang sangat menjanjikan untuk meningkatkan efisiensi mesin. Teknologi ini bias jadi teknologi hybrid yang mengkombinasikan sistem elektrik atau sistem pneumatic dengan mesin diesel atau bensin yang tersedia secara series atau paralel.Sistem elelctrik akan menyimpan energi sisa ke dalam baterai dan system pneumatik akan menyimpan sisa energi dalam bentuk. tekanan dalam tanki kompressor. Di satu sisi, ada banyak keuntungan penggunaan teknologi hybrid dalam meningkatkan efisiensi penggunaan mesin seperti, meningkatkan jarak tempuh, penghematan energi, mengurangi emisi efek rumah kaca, mengurangi pemborosan encrgi dan ramah lingkungan. Di sisi lain, kebutuhan biaya pemeliharaan yang lebih tlnggi, orang yang ahli dalam perawatan; teknologi tinggi dalam pembuatan. waktu yang lama untuk. pengisian baterai dan harga yang lebih mahal jika dibandingkan dengan mobil ekonomis dan tradisional menjadi kelemahan dari teknologi hybrid Bagaimanapun dengan penggunaan teknologi hybrid dapat meningkatkan efisiensi mesin dan sesuai dengan peraturan EPA (Enviromentally Protection agency},dalam analisa ekonomi juga memiliki manfaat untuk pemakaian jangka panjang.Kata kunci: Efisiensi mesin, Teknologi hybrid, jenis Paralel dan Seri, Hybrid sistem elektrik, Hybrid sistem pneumatic, Baterai.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Imron, Imron, Dermiyati Dermiyati, Nanik Sriyani, Slamet Budi Yuwono, and Erdi Suroso. "PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN FITOREMEDIASI MENGGUNAKAN KOMBINASI BEBERAPA GULMA AIR: STUDI KASUS KOLAM RETENSI TALANG AMAN KOTA PALEMBANG." Jurnal Ilmu Lingkungan 17, no. 1 (May 29, 2019): 51. http://dx.doi.org/10.14710/jil.17.1.51-60.

Full text
Abstract:
Limbah domestik (greywater) sebagian besar dibuang langsung dalam badan air tanpa adanya pengolahan karena biaya yang mahal, penerapan yang sulit dan teknologi yang belum terjangkau masyarakat, sehingga dapat mencemari lingkungan. Pengolahan air limbah domestik yang efisien, murah, mudah dan ramah lingkungan harus dikembangkan. Fitoremediasi merupakan salah satu pengolahan air limbah dengan menggunakan agen biologi gulma air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas fitoremediasi menggunakan kombinasi beberapa jenis gulma air Eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart)), Kiambang (Salvinia molesta) dan Kayu apu (Pistia Stratiotes L.) dalam memperbaiki kualitas air limbah domestik. Rancangan percobaan yang digunakan perlakuan faktorial 8 x 2 dalam Rancangan Acak Kelompok dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah jenis gulma dengan 8 level yaitu tunggal, kombinasi 2 gulma dan kombinasi 3 gulma Faktor kedua adalah waktu pengamatan dengan 2 level yaitu 4 hari dan 8 hari. Parameter yang diukur adalah pH, COD, BOD, TSS, amonia dan minyak lemak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gulma Eceng gondok, Kiambang, Kayu apu perlakuan tunggal, kombinasi 2 jenis gulma dan kombinasi 3 jenis gulma sangat efektif dan sama baiknya dalam menaikan pH dan menurunkan COD, BOD, TSS, amonia dan minyak lemak air limbah domestik pada hari ke-4 maupun hari ke-8 sampai memenuhi baku mutu yang disyaratkan oleh kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 68 Tahun 2016.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Bintang, Aisyah Surya, Arif Wibowo, and Tri Harjaka. "KERAGAMAN GENETIK Metarhizium anisopliae DAN VIRULENSINYA PADA LARVA KUMBANG BADAK (Oryctes rhinoceros) (GENETIC DIVERSITY of Metarhizium anisopliae AND VIRULENCE TOWARD LARVAE OF RHINOCEROS BEETLE (Oryctes rhinoceros))." Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia 19, no. 1 (November 16, 2016): 12. http://dx.doi.org/10.22146/jpti.16015.

Full text
Abstract:
Rhinoceros beetle (Oryctes rhinoceros) is one of the important pests of coconut tree. One of eco-friendly control applied for this pest is by using entomopathogenic fungiMetarhizium anisopliae. There is not much information about the variability and virulence ofM. anisopliae toward O. rhinoceros. M. anisopliae isolates obtained from Biological Control Laboratory, Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada were cultured on PDA medium.M. anisopliae isolates was isolated from O. rhinoceros larvae (MaOr), Lepidiota stigma larvae (MaLs), Brontispa longissima beetle (MaBl).O. rhinoceros beetles were obtained from Kulon Progo, DIY. This study used molecular test, and virulence test toward 3rd stadium of O. rhinoceros larvae by using dipping method. Molecular test by sequence and phylogenetic analysis, showed that MaOr was located at different group (out group) with MaLs and MaBr. On the density 107 conidium/ml MaOr and MaLs were more virulent than MaBl towards 3rd stadium of O. rhinoceros larvae.Keywords: genetic diversity, Metarhizium anisopliae, Oryctes rhinoceros, virulenceKumbang badak (Oryctes rhinoceros) merupakan salah satu hama penting pada tanaman kelapa. Salah satu upaya pengendalian yang ramah lingkungan adalah dengan menggunakan jamur entomopatogen, yakni Metarhizium anisopliae. Belum banyak diketahui mengenai keragaman dan juga virulensi dari M. anisopliae terhadap O. rhinoceros. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman genetik M. anisopliae dan virulensinya pada larvakumbang badak. Isolat yang digunakan berasal dari Laboratorium Pengendalian Hayati, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada dalam bentuk kultur murni pada medium PDA. Isolat yang gunakan diisolasi dari larvaOryctes rhinoceros (MaOr), larva Lepidiota stigma (MaLs), dan kumbang Brontispa longissima (MaBl). Serangga yang diuji berasal dari daerah Kulon Progo, DIY. Pengujian secara molekuler dengan analisis sekuensing dan filogenetik, menunjukkan bahwa isolat MaOr terletak pada grup yang berbeda dengan MaLs dan MaBl berdasarkan pada urutan basa DNA. Pada kerapatan 107 konidium/ml isolat MaOr dan MaLs lebih virulen terhadap larva O. rhinoceros instar 3 dibandingkan dengan MaBl.Kata kunci: keragaman genetik, Metarhizium anisopliae, Oryctes rhinoceros, virulensi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Muhammad, Muhammad. "PARTISIPASI MASYARAKAT MUSLIM BANDA ACEH DALAM PERAYAAN RITUAL PANGGHUNI UTHIRAM." Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama 1, no. 1 (April 27, 2021): 69. http://dx.doi.org/10.22373/arj.v1i1.9486.

Full text
Abstract:
Participation of the Muslim community in the celebration of the Panghuni Uthiram Ritual (case study in Banda Aceh). In 2014, to be precise on Sunday, April 20 2014, the Hindus of Banda Aceh celebrated a religious ritual called Maha Puja Panghuni Uthiram Triruvila at the Palani Andawer Temple, Gampong Keudah, Kuta Raja District, Banda Aceh City. The religious procession received widespread attention from the majority Muslim Banda Acehnese, so they came in droves to witness the ritual up close. The formulation of the problem is to find out how the form and level of participation of the Muslim community in Banda Aceh City in the celebration of the Panghuni Uthiram Ritual and what are the factors that encourage and prevent the Muslim community in Banda Aceh from participating in the celebration of the Panghuni Uthiram Ritual. To answer the problems that arise and the achievement of objectives, this research is a field study (Field Research), the method used in the preparation of this thesis uses qualitative and descriptive methods and for data collection is done by interviewing several respondents who are in accordance with the discussion, observation, and documentation. . Judging by the current phenomenon, both Muslim and non-Muslim communities in Gampong Keudah have been able to form a good participation in the celebration of the Panghuni Uthiram Ritual in Hinduism. The form of participation that occurs in Gampong Keudah is in the form of personnel participation. This happens because energy is considered the easiest and most effective form of participation. The participation of energy also prevents the Muslim community from directly interacting with the Panghuni Uthiram ritual celebration activities.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Ruslana, Khairul Abdi, Ichwana Ichwana, and Agus Arip Munawar. "Deteksi Kualitas Air Sumur Masyarakat Akibat Penumpukan Limbah di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Menggunakan Laser Photo-Acoustics Spectroscopy di Gampong Jawa Kecamatan Kuta Raja Banda Aceh." Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian 3, no. 4 (November 1, 2018): 869–78. http://dx.doi.org/10.17969/jimfp.v3i4.9396.

Full text
Abstract:
Abstrak. Dalam menguji kualitas air di Laboratorium biasanya memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang lama. Laser Photo-Acoustics Spectroscopy adalah salah satu metode terbaru untuk uji cepat kualitas air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji keakuratan laser fotoakustik sebagai metode baru yang cepat, efektif, dan efisien dalam mendeteksi kualitas air sumur masyarakat akibat penumpukan limbah di sekitar Tempat Pembuangan Akhir di Gampong Jawa Kecamatan Kuta Raja Banda Aceh dengan menggunakan Laser Fotoakustik. Hasil penelitian ini menunjukkan panjang gelombang relevan untuk prediksi kualitas air sumur menggunakan rentang panjang gelombang 4000 – 10000 cm-1 dimana parameter suhu, kekeruhan, TSS, pH, DO, BOD-5 dan nitrat (NO3-) berada pada rentang panjang gelombang tersebut. Metode koreksi spektrum yang paling baik digunakan untuk prediksi suhu, kekeruhan, TSS dan DO ialah metode koreksi cutting edge filtering, prediksi pH dan NO3- paling baik menggunakan data raw spektrum sementara prediksi BOD-5 paling baik mengggunakan metode koreksi peak normalization. Pada data raw spektrum nilai r berkisar pada 0.8349537 - 0.9926958, nilai RMSEC berkisar pada 0.0387916 - 3.7519751, nilai R2 0.6971 - 0.9854453, nilai RPD 1.942375418 - 6.949700451. Pada metode koreksi peak normalization nilai r berkisar pada 0.8151091 - 0.9910417, nilai RMSEC 0.0447571 - 5.7055745, nilai R2 0.65995 - 0.98216, nilai RPD 1.833200928 - 6.668034607. Pada metode koreksi cutting edge filtering nilai r berkisar 0.882751 - 0.9980677, nilai RMSEC 0.0410234 - 1.9323903, nilai R2 0.76829 - 0.9961392, nilai RPD 2.22078388 - 17.20520953.Detection of Water Quality of Wells of Communities Due to Waste Accumulation Around Final Disposal Site Using Photoacoustics Laser in Gampong Jawa Kecamatan Kuta Raja Banda AcehAbstract. In testing the quality of water in the Laboratory usually requires a high cost and a long time. The Photo-Acoustics Spectroscopy Laser is one of the newest methods for rapid water quality testing. The purpose of this research is to test the accuracy of photoacoustic laser as a new method that quickly, effectively and efficiently in detecting the quality of well water of society due to the accumulation of waste around the Final Disposal Site in Gampong Jawa, Kuta Raja Raja sub-district by using Laser Fotoakustik. The results of this study show the relevant Wavelength for well water quality prediction using the 4000 - 10000 cm - 1 wavelength range where the temperature, turbidity, TSS, pH, DO, BOD - 5 and nitrate (NO3 -) parameters are in the wavelength range. The best spectral correction methods used for prediction of temperature, turbidity, TSS and DO are cutting edge filtering correction methods, pH and NO3 predictions-best using raw spectrum data while BOD-5 predictions best use peak normalization correction methods. In raw data spectrum r value ranges from 0.8349537 - 0.9926958, RMSEC value ranges from 0.0387916 - 3.7519751, value R2 0.6971 - 0.9854453, RPD value 1.942375418 - 6.949700451. In peak correction method normalization r value ranges from 0.8151091 - 0.9910417, RMSEC value 0.0447571 - 5.7055745, value R2 0.65995 - 0.98216, RPD value 1.833200928 - 6.668034607. In correction method of cutting edge filtering r value ranges from 0.882751 - 0.9980677, RMSEC value 0.0410234 - 1.9323903, value R2 0.76829 - 0.9961392, RPD value 2.22078388 - 17.20520953.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Burhanuddin, Burhanuddin, Asni Anwar, Andi Khaeriyah, Akmaluddin Akmaluddin, Sitti Arwati, Muhammad Ikbal, and Hamsah Hamsah. "Meningkatkan Pemahamanan Pembuatan Pakan Ikan Pada Anggota Kelompok Jenber Sistem Keramba Jaring Apung di Kelurahan Tanjung Merdeka, Kota Makassar." To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat 4, no. 1 (February 1, 2021): 26. http://dx.doi.org/10.35914/tomaega.v4i1.434.

Full text
Abstract:
AbstrakPemanfaatan aliran sungai menjadi lahan budidaya ikan air tawar sangat digemari warga sekitar bantaran sungai. Masyarakat disekitar aliran sungai Je’neberang telah memanfaatkan aliran sungai menjadi lahan budidaya system keramba jaring apung (KJA) dengan membudidayakan ikan air tawar seperti ikan Lele, ikan Nila dan ikan Patin. Permintaan ikan Lele, Nila dan Patin sangat tinggi, namun dilapangan produksi ikan belum mampu memenuhi kebutuhan pasar. Beberapa faktor penyebab rendahnya produksi adalah lambatnya pertumbuhan dan sintasan akibat kurangnya nutrisi ikan budidaya sebagai dampak dari meminimalisirkan penggunaan pakan komersial yang relatif mahal bagi pembudidaya. Penggunaan pakan buatan yang berkualitas tinggi dengan memanfaatkan limbah organik rumah tangga sangat membantu untuk menyelesaikan bebarapa permasalahan pembudidaya, khusunya pada kelompok pembudidaya ikan “Jenber” di Kota Makassar. Berdasarkan hasil kegiatan yang dilakukan diketahui bahwa tehnik budidaya ikan air tawar khususnya ikan Lele, Nila, dan Patin dilakukan masyarakat dengan memanfaatkan aliran sungai dengan cara yang sederhana tanpa pemanfaatan teknologi tepat guna. Melalui kegiatan penyuluhan ini, kelompok mitra menjadi mengetahui tehnik pembuatan pakan dengan bahan dasar limbah rumah tangga yang tidak bernilai menjadi pakan ikan yang bernilai tinggi serta ramah lingkungan. Saran yang diberikan untuk kegiatan selanjutnya adalah pendampingan yang intensif agar kelompok budidaya ikan dapat konsisten menerapkan metode budidaya ikan yang ramah lingkungan, murah dan efektif, seperti penggunaan pakan dari limbah limbah organik rumah tangga.Kata Kunci : Pakan ikan,ramah lingkungan, budidaya, sungai.AbstractThe Utilization of river flow into freshwater fish cultivation is very popular among residents around the riverbanks. Communities around the Je’ neberang river have used the river to become a floating net cage system (KJA) cultivation by cultivating freshwater fish such as Catfish, Tilapia and Silver Catfish. The demand for Catfish, Tilapia and Silver Catfish are very high, but the fish production field has not been able to meet the market needs. Some of the factors causing the low production are slow growth and low survival rate due to the lack of nutrition for cultured fish as a result of minimizing the use of commercial feed which is relatively expensive for farmers. The use of high-quality artificial feed by utilizing household organic waste is beneficial to solve some problems for farmers, especially in the “Jenber” fish farmer group in Makassar City. Based on the results of the activities carried out, it is known that freshwater fish cultivation techniques, especially Catfish, Tilapia, and Silver Catfish are carried out by the community by utilizing river flow efficiently without the use of appropriate technology. Through this outreach activity, the partner groups learned about the technique of making feed with non-valuable household waste as high value and environmentally friendly fish feed. Suggestions given for further activities are intensive assistance so that fish farming groups can consistently implement environmentally friendly, inexpensive and effective fish farming methods, such as the use of feed from household organic waste.Keyword : fish feed, environmentally friendly, cultivation, the river
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Deanna, Deanna, and Maria Veronica Gandha. "FASILITAS KEMATIAN BAWAH TANAH : NARASI SEBAGAI PENDEKATAN DESAIN ARSITEKTUR." Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) 1, no. 2 (January 26, 2020): 1325. http://dx.doi.org/10.24912/stupa.v1i2.4476.

Full text
Abstract:
Funeral process with flammable method and crematorium is a funeral culture that was applied from ancient times until now. Milennial generation as a 21st century most dynamic population has been changing the system and technology towards sustainable future and space customization. The Cremation Proccess based on Hydolisis and Electricity are amied to reduce the use of open land burial and decreasing carbon emission. Situation that is currently occur at DKI Jakarta is the concept of die as luxury and denying human death as a part of natural cycle which destroy the ecosystem and biodiversities. The Expensive amount of luxury funeral service and separated funeral process has made the process becoming inefficient. With the planning and design of Underground funeral parlour facilities based on hydrolysis and electric cremation in North Jakarta, Penjaringan is expected to fulfil the efficient needs of funeral process with millennial eco-friendly way. Eliminating a traumatic and sad impression into a liberating moment for the death. Also, breaking the boundaries between life of the city and death through nature access so it can change the perspective of neighbourhood through timeless crematorium millennial style.AbstrakProses pemakaman dengan membakar jenasah dalam perapian dan krematorium merupakan sebuah metode pemakaman yang sudah diterapkan oleh manusia dari jaman dahulu kala. Generasi millennial pada abad 21 telah mengubah sistem dan teknologi yang ada kearah yang lebih ramah lingkungan dan kustomisasi. Pelaksanaan proses kremasi berbasis hidrolisis dan elektrik ini bertujuan untuk mengurangi pengunaan lahan terbuka sebagai makam dan mengurangi emisi karbon. Keadaan yang saat ini terjadi di DKI Jakarta yaitu adanya konsep fasilitas krematorium yang bersifat meninggal “luxury” dan mengabaikan kematian manusia sebagai siklus yang berbasis pada alam, telah merusak ekosistem. Biaya yang mahal dan proses pemakaman yang terpisah-pisah menjadikan proses pemakaman tidak efisien. Dengan dilakukan perencanaan dan perancangan Fasilitas Kematian Bawah Tanah berbasis pada metode kremasi hidrolisis dan kremasi elektrik di daerah Penjaringan Jakarta utara diharapkan dapat memenuhi kebutuhan proses pemakaman dengan cara millennial yang lebih ramah lingkungan. Menghilangkan kesan traumatik dan menyedihkan menjadi sebuah pengalaman yang membebaskan. Serta menghilangkan batas antara kehidupan kota dan kematian lewat alam sehingga dapat merubah sudut pandangan masyarakat terharap gaya krematorium generasi Milennial yang tidak terkekang oleh waktu.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Nahraeni, Wini, Siti Masitoh, Arifah Rahayu, and Latifah Awaliah. "PENERAPAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES (GAP) JERUK PAMELO (Citrus maxima (Burm.) Merr.)." JURNAL AGRIBISAINS 6, no. 1 (June 2, 2020): 50. http://dx.doi.org/10.30997/jagi.v6i1.2804.

Full text
Abstract:
Good Agricultural Practices (GAP) merupakan panduan cara budidaya yang baik, benar, ramah lingkungan dan aman dikonsumsi. Penerapan GAP dapat meningkatkan produktivitas, pendapatan maupun kesejahteraan petani. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa penerapan GAP belum diterapkan secara optimal karena membutuhkan biaya yang mahal, prosedur rumit sementara keadaan sosial ekonomi petani rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen GAP yang diterapkan petani, tingkat penerapan GAP, faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat penerapan GAP dan alternatif strategi untuk menerapkan GAP. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bageng Kecamatan Gembong Kabupaten Pati, dengan sampel petani sebanyak 40 orang menggunakan metode acak sederhana (simple random sampling). Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif, korelasi rank spearman dan tingkat penerapan GAP menggunakan indikator Permentan No 48 Tahun 2009 dan SOP budidaya pamelo Madu Bageng Kabupaten Pati (2008) dengan uji skoring menggunakan Skala Likert 1 sampai 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penerapan GAP jeruk pamelo di Desa Bageng berada pada kategori sedang (80%). Komponen GAP yang paling tinggi diterapkan petani adalah ketersediaan air, kesesuaian lahan, kesuburan lahan, pemberian pupuk dan perlakuan persiapan lahan. Komponen GAP dengan penerapan rendah adalah fasilitas kebersihan, pelaksanaan pembinaan, ketersediaan formulir pengaduan, pencatatan dan pembuatan sertifikasi. Faktor internal yang berhubungan positif dengan tingkat penerapan GAP yaitu luas lahan, pendidikan dan sifat usahatani. Komponen GAP yang memiliki hubungan kuat yaitu penjarangan buah, kelengkapan alsintan dan kualifikasi tenaga kerja. Penerapan GAP jeruk pamelo dapat ditingkatkan dengan mengadakan pelatihan dan penyuluhan, perbaikan manajemen usahatani dan perbaikan teknik budidaya.Kata kunci : komponen GAP, kemiringan lahan, skoring skala likert.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Komalasari, Komalasari, Evelyn Evelyn, Edy Saputra, and Syelvia Putri Utami. "Pembuatan pupuk organik dari limbah agro industri sebagai alternatif pengganti pupuk sintetis." Unri Conference Series: Community Engagement 1 (October 11, 2019): 506–10. http://dx.doi.org/10.31258/unricsce.1.506-510.

Full text
Abstract:
Limbah dari pertanian dan peternakan pada kawasan yang masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani ataupun peternak akan menimbulkan permasalahan lingkungan jika dibiarkan terus menerus tanpa adanya pengolahan terhadap limbah tersebut. Salah satu metode pengolahan limbah agro industri adalah pupuk organik. Pupuk organik adalah pupuk yang diproduksi dari materi makluk hidup seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan dan manusia. Pupuk organik ini dapat beruapa padatan dan cairan. Kandungan yang terdapat pada pupuk ini lebih kepada bahan organik dari pada kadar haranya. Penggunaan pupuk organik ini dapat meningkatkan perkembangan tumbuhan dan dapat mengurangi efek samping dari pupuk berbahan baku kimia yang lebih mahal. Pupuk organik dapat dibuat secara mandiri dan berkelompok dan lebih ramah lingkungan dan ekonomis dibandingkan pupuk sintetis. Tujuan kegiatan ini adalah untuk melatih keterampilan masyarakat pedesaan untuk membuat pupuk organik dengan menggunakan limbah agro industri mereka secara mandiri. Pengabdian dilaksanakan di Kecamatan Rambah Hilir Desa Pasir Utama Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Proses pembuatan pupuk organik adalah dengan mencampur kotoran sapi dan cacahan jerami padi kemudian disiram dengan EM4 yang sudah diaktifkan dengan larutan air gula merah. Campuran ini kemudian didiamkan selama 4 minggu dan setiap 3 hari diaerasi agar proses fermentasinya berjalan baik. Metode yang digunakan dalam kegiatan adalah mengadakan pelatihan dan penyuluhan mengenai Teknologi pembuatan pupuk organik dari limbah agro industri masyarakat Desa Pasir Utama. Kegiatan ini juga mendukung program pemerintah untuk mendorong pertumbuhan pemanfaatan kembali limbah agro yang akan meningkatkan produktifitas pertanian masyarakat pedesaan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Anjayani, Destirana, and Erlina Ambarwati. "Mutu dan Daya Simpan Buah Cabai Merah (Capsicum annuum L.) sebagai Tanggapan terhadap Berbagai Jenis Pupuk Hayati." Vegetalika 10, no. 3 (August 27, 2021): 159. http://dx.doi.org/10.22146/veg.47817.

Full text
Abstract:
Cabai merah tergolong komoditas yang mudah rusak dengan tingkat kerusakan mencapai 40%. Tindakan yang dapat dilakukan untuk memperpanjang daya simpan dan mempertahankan mutu buah cabai dengan memanfaatkan pupuk hayati selama budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk hayati saat budidaya tanaman cabai terhadap daya simpan dan mutu buah cabai merah. Penelitian dilakukan di Sub Laboratorium Hortikultura Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada pada bulan Maret sampai April 2017. Buah cabai merah yang dihasilkan dari tanaman yang diberi pupuk hayati Bacillus spp., Mikoriza, Streptomyces spp., serta buah cabai yang dihasilkan dari tanaman yang tidak diberi pupuk hayati (kontrol) digunakan sebagai bahan penelitian. Buah cabai merah sesuai perlakuannya disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan tiga blok sebagai ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah cabai merah hasil tanaman yang diberi pupuk hayati Bacillus spp., Mikoriza, dan Streptomyces spp. dapat memperpanjang daya simpan selama satu hari, dengan rata-rata daya simpan selama 14 hari. Penggunaan Streptomyces spp. pada tanaman cabai dapat meningkatkan panjang buah cabai hingga 1,05 cm serta meningkatkan padatan terlarut total hingga 0,45 oBrix dibandingkan buah cabai yang dihasilkan oleh tanaman kontrol. Penggunaan Mikoriza pada tanaman cabai dapat meningkatkan pH dengan rata-rata sebesar 0,085. Pemanfaatan Bacillus spp., Mikoriza, dan Streptomyces spp. pada budidaya cabai merah dapat memperpanjang umur simpan dan meningkatkan mutu buah cabai merah. Pemanfaatan ketiga macam pupuk hayati tersebut menghasilkan buah cabai yang sehat, tidak ada residu pestisida, dan ramah lingkungan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Djafar, Romi, Yunita Djamalu, Siradjuddin Haluti, and Sjahril Botutihe. "ANALISIS PERFORMA KOMPOR GASIFIKASI BIOMASSA TIPE FORCED DRAFT MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH BAHAN BAKAR TONGKOL JAGUNG." Jurnal Technopreneur (JTech) 5, no. 2 (January 7, 2018): 90. http://dx.doi.org/10.30869/jtech.v5i2.120.

Full text
Abstract:
Ketersediaan energi semakin sedikit mendorong peningkatan harga bahan bakar minyak yang pada akhirnya menyusahkan masyarakat terutama kelompok ekonomi lemah. Guna mengatasi masalah harga minyak dan gas yang semakin mahal dan cadangannya yang terbatas maka diperlukan usaha yang terprogram dan terarah untuk mencari energi alternatif. Salah satu upaya yaitu penggunaan biomassa digunakan pada sektor rumah tangga misalnya untuk keperluan memasak. Namun masyarakat umumnya menggunakan biomassa dengan cara dibakar secara langsung. Sehingga metode pembakaran yang dihasilkan kurang efesien dan tidak ramah lingkungan. Maka dari itu, sejak dahulu kompor gasifikasi biomassa telah dibuat dan tingkat pengembangannya sampai dengan sekarang ini. Berbagai desain dan model telah banyak dikembangkan untuk mengkonversi biomassa sebagai sumber energi alternatif untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik. Namun rancangan kompor gasifikasi yang sudah ada tersebut masih memiliki berbagai kendala antara lain proses gasifikasi yang belum optimal dan kualitas pembakaran yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah fabrikasi kompor gasifikasi biomassa tipe forced draft menggunakan blower sebagai udara primer untuk skala laboratorium. Gasifikasi biomassa menarik untuk dikembangkan mengingat Propinsi Gorontalo telah menetapkan pertanian sebagai program unggulan yang berbasis jagung. Saat ini limbah hasil pertanian berupa tongkol jagung yang melimpah tersebut tidak dimanfaatkan dan hanya dibakar secara langsung oleh masyarakat. Terutama masyarakat yang tinggal dipemukiman pelosok desa bahkan daerah terisolir sehingga dipastikan bahwa jangkauan suplai energi listik dari PLN tidak terdapat pada daerah tersebut. Oleh karena itu, Teknologi kompor gasifikasi yang dapat mengkonversi biomassa menjadi energi panas yang hemat energi dan ramah lingkungan sebagai solusi yang tepat untuk diperkenalkan kepada pemerintah daerah maupun komunitas masyarakat yang ada. Tujuan Penelitian ini adalah rancang bangun dan fabrikasi kompor biomassa dengan bahan baku tongkol jagung. Hasil fabrikasi telah diuji kinerjanya dengan variasi ukuran jumlah bahan bakar yaitu 1; 2 dan 3 kg masing-masing dengan ukuran bahan bakar 1 cm. Metode yang digunakan adalah water boiling test (WBT) terhadap 3 liter air. Berdasarkan pengujian didapatkan hasil berupa start-up tercepat terjadi pada menit ke 4 dan waktu terlama pada menit ke 8, komsumsi bahan bakar yang dihasilkan berturut-turut 2.65 kg/h; 1.92 kg/h dan 2.6 kg/h. Power input berturut-turut 8.2 kWh; 5.9 kwh dan 9.3 kwh. Power output yang didapatkan adalah terendah sebesar 1.36 kWh dan tertinggi sebesar 2.1 kWh. Total operating time dari kompor masing-masing sebesar 56; 78 dan 85 menit. Sedangkan efesiensi termal kompor gasifikasi dihasilkan sebesar 23.6%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Fajria, Fatha. "ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) KONSUMEN TERHADAP SAYURAN ORGANIK DI PASAR MODERN PURWOKERTO DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI." SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 17, no. 1 (September 28, 2020): 40. http://dx.doi.org/10.20961/sepa.v17i1.39863.

Full text
Abstract:
<p>Pola hidup sehat yang ramah lingkungan telah menjadi <em>trend</em> baru. Sayur organik sebagai salah satu bahan pangan yang merujuk pada pola hidup sehat. Sayur organik cenderung memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan sayur anorganik, sehingga sebagian konsumen menganggap produk sayur organik sebagai produk pangan yang mahal. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan karakteristik konsumen sayuran organik, 2) menganalisis besarnya nilai rata-rata kesediaan membayar atau <em>Willingness to Pay</em> maksimum, dan 3) menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kesediaan membayar sayuran organik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Penelitian dilaksanakan di pasar modern Purwokerto pada bulan Agustus 2019 sampai September 2019. Pengambilan sampel secara <em>Purposive Sampling </em>yaitu sebanyak 100 orang. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, <em>Contingent Valuation Method</em> (CVM) dan Analisis Regresi Logistik. Variabel yang diamati adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan, pekerjaan, pendapatan, harga dan kualitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Karakteristik konsumen sayur organik di Purwokerto mayoritas adalah perempuan rata-rata berusia 27 tahun, pendidikan terakhir adalah Strata 1, berstatus menikah, rata-rata bekerja, dan pendapatan perbulan rata-rata Rp4.500.000, 2) Nilai rata-rata maksimum WTP sayur organik untuk jenis sayur selada lebih tinggi 9,15%, sawi lebih tinggi 8,70%, kangkung lebih tinggi 8,35%, bayam lebih tinggi 10,50%, dan brokoli lebih tinggi 10,05% dari harga saat penelitian, dan 3) Faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar secara signifikan pada selang kepercayaan 95% adalah pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan sedangkan usia, jenis kelamin, status pernikahan, harga, dan kualitas tidak memiliki pengaruh signifikan.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography