To see the other types of publications on this topic, follow the link: Makam.

Journal articles on the topic 'Makam'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Makam.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Sarma, Jasnea. "Makam." Asian Ethnicity 14, no. 1 (December 17, 2012): 117–20. http://dx.doi.org/10.1080/14631369.2012.722450.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Pinem, Masmedia. "Inskripsi Islam pada Makam-Makam Kuno Barus." Jurnal Lektur Keagamaan 16, no. 1 (June 30, 2018): 101–26. http://dx.doi.org/10.31291/jlk.v16i1.484.

Full text
Abstract:
This article is an effort of re-reading of Islamic inscription in the tombs of Barus compared to the earlier works of the research. For this purpose, this research paper is limited to cultural traces over Arabic inscriptions drawn at the ancient tombs i.e. tomb of Mah­ligai, tomb of Tuan Makhdum, tomb of Ibrahimsyah, tomb of Papan Tinggi, and tomb of Sigambo-Gam­bo. In a course of reading such inscriptions of the tombs, he used several methods, such as des­criptive technique, reading, and transliteration of the inscriptions and being ended by describing and analysing the final result of the research. Descriptive studies done by description material culture, re­ligious inscrip­tion, scripts, languag­es and meaning. Further, analysis used by comparing to other works with the data in the fields.Keyword: Barus, islamic inscription, ancient tomb, historical tracesTulisan ini berupaya menggambarkan dan menjelaskan inskripsi yang terdapat pada makam-makam kuno di Barus dengan cara mem­ban­dingkan tulisan sebelumnya dengan titik bidiknya, seperti Makam Mahligai, Makam Tuan Makhdum, Makam Ibrahimsyah, Makam Papan Tinggi, dan Makam Sigambo-Gam­bo. Me­­­­­to­­­de dan tahapan-tahapan yang di­lakukan melalui bebe­rapa cara yaitu, penyajian data se­cara deskriptif, pembacaan dan trans­li­terasi inskripsi, dan terakhir pembahasan. Kajian des­krip­tif dilakuakan meliputi kondisi fisik, inskripsi keagamaan, aksara dan bahasanya, dan isi­nya. Se­men­tara, pembahasan atau analisis dilakukan dengan memban­dingkan dengan baca­an-baca­an lain yang diperkaya data lapangan.Kata Kunci: Barus, inskripsi Islam, makam kuno, tinggalan sejarah
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Hayati, Ridha. "MAKNA TRADISI ZIARAH DAN RITUAL MUBENG BETENG DI MAKAM RAJA-RAJA IMOGIRI, YOGYAKARTA." Dialog 42, no. 1 (February 12, 2020): 61–68. http://dx.doi.org/10.47655/dialog.v42i1.321.

Full text
Abstract:
Tulisan ini membahas tentang tradisi yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tepatnya di Makam raja-raja Mataram yang terletak di Dusun Pajimatan, Desa Girirejo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Tradisi tersebut adalah ziarah makam. Ziarah ini dilakukan tidak seperti ziarah makam pada umumnya yang dilaksanakan pada waktu-waktu khusus seperti pada malam 1 syura, jum’at kliwon, dan selasa kliwon. Selain berziarah ada hal yang menarik, yaitu masyarakat melakukan ritual “mubeng beteng”. Ritual ini dilakukan dengan mengelilingi pagar benteng dari makam raja-raja Mataram. Pelaksanaan ritual tersebut merupakan simbol-simbol keagamaan yang menarik dilihat untuk mengetahui apa makna dari tindakan dalam ritual mubeng beteng tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Azis, Donny Khoirul, and Tri Lestari. "Nilai-Nilai Religius dan Tradisi Ziarah Kubur Makam Syekh Baribin di Desa Sikanco Kecamatan Nusawungu Cilacap." PUSAKA 8, no. 1 (May 1, 2020): 113–24. http://dx.doi.org/10.31969/pusaka.v8i1.338.

Full text
Abstract:
Perlakuan sebagian masyarakat dalam menyakralkan atau mensucikan makam orang suci dilakukan dengan cara menziarahi makamnya yang dijadikan tradisi atau bagian dari ibadah. Seringkali mereka melakukan tawasul atau meminta sesuatu kepada Tuhan melalui perantara wali yang disucikan itu. Pada masa dahulu ziarah memang tidak diperbolehkan oleh Rasulullah lalu kembali diperbolehkan karena dalam ziarah terdapat banyak manfaat yang salah satunyadapat mengingat pada kematian. Intinya ziarah kubur bukan dimaksudkan untuk syirik. Tulisan ini merupakan penelitian analisis deskriptif, dengan studi lapangan yang bersifat kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya nilai-nilai religius dalam tradisi ziarah kubur makam Syekh Baribin yang dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu nilai Ibadah, Nilai Aqidah dan Nilai Akhlak. Tradisi Ziarah Kubur Makam Syekh Baribin di Desa Sikanco yaitu tahlil kubur pada malam Jumat yang dilaksanakan pada jam 12 malam dengan membaca yasin 40 kali, tahlil kubur pada malam Jumat setelah maghrib, hari keramat Kamis wage Jumat kliwon acaranya dilakukan dari siang sampai malam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Boedi, Oerip Brahmantyo. "MAKAM-MAKAM TUA DI NAGARATENGAH, CINEAM, KABUPATEN TASIKMALAYA." PANALUNGTIK 2, no. 2 (December 17, 2019): 127–38. http://dx.doi.org/10.24164/pnk.v2i2.29.

Full text
Abstract:
Nagaratengah Village, Cineam subdistrict, Tasikmalaya Regency in the past have a significant role. In the past, the village was once the capital of Galuh (Ciamis) Regency before it was transferred to Imbanagara. In Imbanagara, the center of Government was named Barunay, this name is the name of the center of Government while in Nagaratengah. As the center of Government, in Blok Barunay there are historicalarchaeological remains, such as the tomb of Raden Adipati Aryadikusumah, Raden Arya Panji Subrata, and Pangeran Arya Panjikusumah. Around this location there are suspected archaeological remains, such as Kyai Malanggedang's tomb and other tombs. The existence of these tombs should be examined about its shape, age, and location. Thus the study aims to answer these three things. The method for obtaining an appointment is to conduct a library study, observe directly in the field, and conduct interviews with selected speakers. Based on the study, there is an overview of old tombs with markers of upright rocks at the top or top of the hill. The tombs are derived from the same period, namely Islamic period, at the end of the Nagaratengah kingdom.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Chawari, Muhammad. "Bentuk Makam-Makam Belanda Di Cilacap Dan Purworejo." Berkala Arkeologi 23, no. 1 (May 28, 2003): 102–8. http://dx.doi.org/10.30883/jba.v23i1.865.

Full text
Abstract:
Makam-makam Belanda yang terdapat di Indonesia - khususnya Jawa, lebih khusus lagi di Cilacap dan Purworejo - mempunyai bentuk yang khas. Bentuk-bentuk tersebut sangat berbeda dengan bentuk-bentuk makam orang-orang pribumi pada umumnya. Perbedaan tersebut tidak hanya pada bentuk makam, tetapi juga ukuran, dan variasinya. Dengan mempelajari bentuk-bentuk makam Belanda tersebut dapat diketahui latar belakang adanya perbedaan bentuk makam antara satu individu dengan individu yang lain dalarn masyarakat Belanda di Indonesia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Chawari, Muhammad. "Inskripsi Berhuruf Arab Di Kompleks Makam Troloyo (Kajian Terhadap Gaya Penulisan, Arti dan Maksud Inskripsi, serta Kronologinya)." Berkala Arkeologi 17, no. 1 (May 28, 1997): 52–61. http://dx.doi.org/10.30883/jba.v17i1.761.

Full text
Abstract:
Dari Kompleks Makam Troloyo dapat diketahui berbagai aspek kepurbakalaan yang berhubungan dengan gejala perkembangan Islam khususnya di Jawa Timur. Lebih khusus lagi berkaitan erat dengan keberadaan Kerajaan Majapahit. Dari berbagai macam penelitian yang pernah dilakukan. baik oleb peneliti asing maupun peneliti pribumi terhadap data kronologi. data keletakan kompleks makam, data ragam hias, data inskripsi. dapat diketahui tentang nilai sejarah, nilai politik, nilai budaya, dan juga nilai agama yang melatarinya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Idham, Idham. "Makam Noto Igomo." Analisa 21, no. 1 (June 26, 2014): 117. http://dx.doi.org/10.18784/analisa.v21i1.32.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Akkoç, Can, William A. Sethares, and M. Kemal Karaosmanoğlu. "Experiments on the Relationship between Perde and Seyir in Turkish Makam Music." Music Perception 32, no. 4 (April 1, 2015): 322–43. http://dx.doi.org/10.1525/mp.2015.32.4.322.

Full text
Abstract:
“When I was a kid, the elders in the village could tell the makam of a piece just by listening.” While interviewing performers, enthusiasts, and experts in traditional Turkish taksims (improvisations), variations of this comment were made many times. Some of the respondents claimed to be able to identify the makam of a taksim, but others believed that this ability might now be a lost art. This paper documents a series of experiments (based on caricaturized or skeletonized taksim-like creations) designed to determine if it is possible to identify the makam from purely acoustical features, and, when possible, to determine the relative importance of the various audible features that may be used to establish the makam. Two basic classes of features are investigated: perde (the set of pitches used in the performance) and seyir (which relates to temporal motion within the piece, for instance, repetitive or common motives or melodic contour). The experiments provide evidence that both kinds of features contribute to the ability to recognize makams. Experiments that randomize the order of events show that pitch cues (perde) are often adequate to allow accurate identification of the makam. In experiments where both pitch and temporal cues are present but conflict (for example, a piece in which the perde is chosen from one makam and the seyir from another), experts often favor the temporal information.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Latifundia, Effie. "Unsur Religi pada Makam-makam Kuna Islam di Kawasan Garut." Jurnal Lektur Keagamaan 14, no. 2 (December 31, 2016): 479. http://dx.doi.org/10.31291/jlk.v14i2.509.

Full text
Abstract:
This work is based on field studies made in the year 2007 – a study of writings held by libraries and various govt. and semi-governmental bodies. Research reveals that many prominent people were buried in the Garut area, among them: Syech Sunan Rohmat (in the tomb of Godog), Raden Wangsa Muhamad (in the tomb of Cinunuk) and Syekh Jafar Sidiq, entombed at Cibiuk, one of the most charismatic religious leaders of his day. This third figure (Jafar Sidiq), and indeed his tomb, greatly helped the spread of Islam and even created Garut as a suitable place of pilgrimage, drawing even pilgrims from beyond Indonesia. The motivation for declaring these three tombs a suitable place for pilgrimage is based on the perception that these tombs are worthy places for meditation and for pondering a better life to come. It may be concluded that a number of religious observations, whether carried out individually or else as part of a group, are of great religious import. These pilgrimages continue to this day and may be reckoned as worthy of association with the greater pilgrimages to the Holy Land. Keywords: religion, pilgrimage, ancient tombs, Garut district. Tulisan ini diawali penelitian lapangan yang dilaksanakan pada tahun 2007, dengan metode survei dilengkapi studi kepustakaan, dan wawancara. Melalui tulisan ini berhasil diungkap bahwa tokoh-tokoh yang dimakam¬kan pada ketiga makam kuna di kawasan Garut, yaitu Syech Sunan Rohmat pada makam Godog, Raden Wangsa Muhamad pada makam Cinunuk, dan Syekh Jafar Sidiq pada makam Cibiuk merupakan tokoh yang kharismatik dan religius yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat setempat. Ketiga tokoh penyebar Islam tersebut makamnya dikeramatkan dan sakral serta ramai dikunjungi para peziarah yang datang baik dari dalam maupun luar kawasan Garut dan bahkan dari luar negeri. Motivasi para peziarah berkunjung pada tiga makam tersebut dilandasi persepi bahwa makam merupakan tempat untuk melakukan tafakur atau tempat yang tepat bagi peziarah yang mengutamakan kehidupan spiritual dengan harapan salah satunya hidup akan lebih baik. Dapat disimpulkan bahwa sejumlah upacara yang dilakukan sendiri-sendiri maupun bersama-sama secara serentak dengan penekanan pada upacara (ritus) berdoa, bersaji, atau upacara berupa pesta tahunan, selamatandan sebagainya hal ini menggambarkan unsur religi. Kegiatan religi tersebut masih terus berlangsung dan melekat pada kegiatan ziarah. Kata Kunci: religi, ziarah, makam kuna, kawasan Garut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Widyastuti, Endang, and Nanang Saptono. "MAKAM-MAKAM KUNO DI TASIKMALA Latar Belakang Konsep dan Tokoh." PANALUNGTIK 2, no. 1 (November 27, 2019): 17–32. http://dx.doi.org/10.24164/pnk.v2i1.25.

Full text
Abstract:
In the Tasikmalaya area many sites are found in the form of tombs and ancient grave complexes from the Islamic era. In archaeological studies, the tomb can be interpreted as a place where the body is buried and also the former location of the event by an important figure. The tomb can be interpreted as a grave and also petilasan. Through the tomb data can be revealed various aspects such as background concepts and figures buried. This study of ancient tombs in Tasikmalaya aims to reveal the background of the concept of site selection and the background of the buried figure. The research method is qualitative research through descriptive type. Disclosure of research problems is obtained through literature study and trace data reinforcement in the form of manuscripts. Ancient tombs in Tasikmalaya are on the plain and on top of a hill. The tomb at the top of the hill shows the continuity of previous cultural concepts, namely that high ground in the form of a hill or mountain is a sacred place. Some figures who are buried have a big role in the welfare of the community in the past, namely the opening of the Cibeureum situ.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Latifundia, Effie. "Perkembangan Awal Islam di Pamijahan Tasikmalaya: Kajian Makam-Makam Kuno." PURBAWIDYA: Jurnal penelitian dan Pengembangan Arkeologi 1, no. 2 (July 2, 2016): 213. http://dx.doi.org/10.24164/pw.v1i2.55.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Berkman, Esra. "The originality of transposed maqams with few composed works: Examples from Ruhnevaz and Reng-i DilAz eser bestelenmiş şed makamların özgünlüğü: Ruhnevaz ve Reng-i Dil örnekleri." Journal of Human Sciences 13, no. 3 (December 12, 2016): 5362. http://dx.doi.org/10.14687/jhs.v13i3.4164.

Full text
Abstract:
The Directorate General of Fine Arts of the Ministry of Culture and Tourism of the Republic of Turkey organized a “Competition for Compositions in Infrequently-Used Maqams and Usuls” with November 1, 2005 as the deadline of applications, and the competition ended with the awards ceremony in April 2006. Almost 500 composers applied with their compositions in 50 infrequently-used maqams determined by a board, and a total of 50 works from six groups received awards. The organizing institution emphasized that the objectives of the competition were to bring those 50 identified maqams to light, to encourage composers to compose works in these maqams, and to enrich the repertory of maqamic music.Grouped by their tonics and çeşni’s, only two of these 50 maqams were şed (transposed) maqams. One was Rûhnevâz, the transposed maqam of Bûselik, with the tonic in Hüseynîaşîran, and the other was Reng-i Dil, the transposed maqam of Neveser, with the tonic in Acemaşîran. This article seeks to explain why so few compositions have been made in the maqams Rûhnevâz and Reng-i Dil, which are compared for similarities and differences with other maqams that use the same scales in the context of maqamic analysis and transpositions, as well as the originality of these maqams. ÖzetT.C. Kültür ve Turizm Bakanlığı, Güzel Sanatlar Genel Müdürlüğü tarafından 2005 yılı 1 Kasım günü çağrılı “Az Kullanılan Makam ve Usûllerde Beste Yarışması” düzenlenir ve Nisan 2006’da bir ödül töreniyle sonlandırılır. Bir kurul tarafından belirlenen 50 az kullanılmış makamda yaklaşık 500 eser sahibi başvuru yapar ve altı gruptan toplam elli eser ödüllendirilir. Düzen­leyen kurumca, yarışma düzenleme amacının, belirlenen 50 makamın yeniden gün ışığına çıkarılması, bestecilerin bu makamlarda eser üretmelerini teşvik etmek ve makam müziği repertuarını zenginleştirme olduğu vurgulan­mıştır.Karar perdeleri ve karar çeşnileri üzerinden bir tabloda gruplandırılan bu 50 makamın sadece ikisinin şed makam olduğu görülmüştür. Bir tanesi Hüseynîaşîran perdesi kararlı Buselik makamı şeddi Rûhnevâz diğeri ise, Acemaşîran perdesi kararlı Neveser makamı şeddi olan Reng-i Dil’dir. Bu yazıda, makamsal analiz, göçürme uygulaması ve aynı dizileri kullanan diğer makamlarla arasındaki benzerlikler / farklılıklar bağlamında, bunlara ek olarak, özgünlük kavramı üzerinden irdelenmiş olan Rûhnevâz ve Reng-i Dil makamlarında, neden nicelik bakımdan az sayıda eser verilmiş olabileceği araştırılmıştır.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Rahman, Abdur, and Wildayati Wildayati. "Tipologi Makam dan Ornamen Nisan pada Kompleks Makam Sunan Ampel Surabaya." SULUK: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya 1, no. 2 (February 26, 2020): 105–12. http://dx.doi.org/10.15642/suluk.2019.1.2.105-112.

Full text
Abstract:
This study aims to determine (1) typology of the tomb of Sunan Ampel and (2) tombstone ornaments on the tomb of X in the tomb complex of Sunan Ampel. This study uses qualitative research methods through techniques (1) observation, (2) interviews, (3) and literature studies. Those data obtained are analyzed using archeological theory and the approach to artistic values. The results of this study are (1) typology of the tomb of Sunan Ampel, consisting of three elements: (a) sepulchre; (b) tombstone; and (b) the grave cupola, while (2) the tombstone ornaments on the tomb of X in the Sunan Ampel tomb complex are: (a) curly motifs, (b) vine decorations, and (c) stump decorations. Overall, it can be seen that the tomb complex of Sunan Ampel has the typology of tombs and tombstone ornaments that have characteristics and meanings in it.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Harmancı, Başak İlhan. "Şed Makam mı Şed İcra mı?" Rast Müzikoloji Dergisi 1, no. 1 (April 15, 2013): 22–77. http://dx.doi.org/10.12975/rastmd.2013.01.01.0003.

Full text
Abstract:
Arel-Ezgi-Uzdilek nazari sisteminin makam tasnifinde yer alan şed makam terimi, günümüzde halen tartışmalı bir kavram olmayı sürdürmektedir. Şed kavramı Safiyüddin tarafından makam manasında kullanılmış ise de, kendisinden sonra tabakat kavramının yerini alarak aktarım (transposition) anlamında kullanılmıştır. Edvârlar incelendiğinde şed makam adı altında bir sınıflandırma mevcut olmadığı görülmektedir. Gerek Şed olduğu iddia edilen makamlarda bestelenmiş eserler üzerinde Türk Mûsikîsi repertuarında yapılan incelemeler, gerekse edvarlarda yapılan makam incelemeleri Türk mûsikîsinde “şed (aktarılmış) makam” diye bir kavramın olmadığını, şed icrânın söz konusu olduğunu ortaya koymaktadır. Makalemizin amacı da halen sürmekte olan şed makam tartışmasına açıklık getirerek, şed olduğu iddia edilen makamların –makam akrabalıklarını da ortaya koyarak- başlı başına farklı seyir özellikleri olan makamlar olduğunu gözler önüne sermektir.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Mulyadi, Yadi, and Muhammad Nur. "Ragam Hias pada Makam di Komplek Mesjid Makam Turikale di Maros Sulawesi Selatan." KALPATARU 26, no. 1 (September 25, 2017): 27. http://dx.doi.org/10.24832/kpt.v26i1.222.

Full text
Abstract:
Ragam hias merupakan salah satu atribut pada makam Islam yang memiliki makna budaya dan menjadi objek kajian arkeologi Islam. Keberadaan ragam hias ditemukan juga pada makam di Komplek Mesjid Makam Turikale di Maros. Mesjid Turikale ini merupakan mesjid kuno dengan tipe mesjid makam, dimana arsitektur mesjid dengan arsitektur makam merupakan satu rangkaian bangunan secara utuh. Semua artefak kaligrafi pada makam di Komplek Mesjid Makam Turikale dapat digolongkan ke dalam aliran Tsulus atau Khat Tsulus. Tidak ada kaligrafi di komplek makam ini yang meniru atau memanipulasi bentuk makhluk hidup apalagi anthropomorphic. Gejala ini berbeda dengan beberapa komplek makam di Sulawesi Selatan. Adapun ragam hias pada bangunan makam, menganut paham representative art dan menghindari aktivitas pengkultusan pada sosok selain Allah. Sulur-suluran dan bunga ditampakkan sangat vulgar dengan kelopak bunga yang menengadah, yang dalam falsafah Bugis-Makassar, menyimbolkan pandangan hidup yang terbuka dan progressif. Abstract. Ornament is one of the attributes in the Islamic cemetery that has cultural significance and become the object of Islamic archaeological study. The existence of ornament were also found in the tomb at the Tomb Mosque Complex in Turikale in Maros. Mosque of Turikale is an ancient mosque by mosque-type tombs, where the architecture of the mosque with the tomb architecture is a series of buildings in their entirety. All artifacts calligraphy on a tomb in the Tomb Mosque Complex in Turikale can be classified into Khat Tsulus. No calligraphy in this tomb complex that mimics or manipulate living things especially anthropomorphic form. These symptoms differ with some graveyard in South Sulawesi. The ornaments on the tomb building, adopts representative art and avoid the cult activity on the figure besides Allah. Tendrils and flowers revealed a very vulgar with upturned petals, which in philosophy Bugis-Makassar, symbolizes a view of life that is open and progressive.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

TOKSOY, Atilla Coşkun. "İLKÖĞRETİMDE TÜRK MAKAM MÜZİĞİ." Journal of International Social Research 10, no. 48 (February 28, 2017): 529–38. http://dx.doi.org/10.17719/jisr.2017.1523.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Kruh, Daniela, Nira Benaim, and Aaron Moscovitch. "Computerized calibration system — Makam." Measurement 13, no. 3 (May 1994): 225–33. http://dx.doi.org/10.1016/0263-2241(94)90015-9.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Nihayah, Hamidatun. "BERBURU NOMER TOGEL DI MAKAM KERAMAT." At-Tuhfah 6, no. 1 (February 17, 2018): 22–33. http://dx.doi.org/10.36840/jurnalstudikeislaman.v6i1.78.

Full text
Abstract:
“Bagi orang Islam-Jawa, ziarah ke makam keramat adalah suatu tradisi keberagamaan. Makam-makam keramat di kecamatan Jetis merupakan makam para wali dan makam orang-orang berjasa kepada masyarakat semasa hidupnya. Dalam melakukan ziarah ini, ada beberapa motivasi yang melatar belakanginya. Perilaku spiritualitas mencari berkah ini sesuai dengan anjuran agama namun ada yang salah dalam motivasi yaitu untuk mencari nomer togel. Tulisan ini merangkum beberapa motivasi para penziarah di makam-makam keramat untuk mencari nomer togel. Mereka berkenyakinan orang yang diziarahi dalam makam tersebut adalah orang sakti. Sehingga ketika memohon nomer kepada orang yang diziarahi itu pasti tembus. Dapat menjadi tolak balak, rezeki atau uang yang diperoleh dari hasil perjudian togel bisa barokah atau bermanfaat, dan dosa dari perjudian togel diampuni oleh Allah SAW.”
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Padang, Yosefh Salli, Lilik Sumaryanti, and Yuliana Kolyaan. "Sistem Informasi Tempat Pemakaman Umum Tanah Miring Kabupaten Merauke Berbasis Web." Musamus Journal Of Research Information and Communication Technology 1, no. 1 (November 15, 2018): 18–29. http://dx.doi.org/10.35724/mjrict.v1i1.1007.

Full text
Abstract:
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) TPU Tanah Miring dalam pengelolaan makam, masih dilakukan dengan cara pencatatan dalam buku besar permohonan lahan makam serta data jenazah dan ahli waris. Banyaknya makam pada TPU tidak dapat diingat oleh penjaga makam. Hal ini membuat pihak pengelola kesulitan ketika melakukan pencarian data makam. Serta sulit bagi keluarga yang jauh ketika berziarah untuk mencari lokasi makam. Perlu dibangun sebuah sistem informasi yang dapat digunakan pihak pengelola untuk pendataan lahan pemakaman serta sistem yang dapat memberikan informasi data makam. Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan wawancara, observasi dan studi literatur dengan pengembangan sistem menggunakan metode waterfall. Bahasa pemrograman yang digunakan yaitu PHP (Hypertext Preprocessor) dan MySQL (My Structured Query Language) sebagai manajemen basis datanya. Berdasarkan hasil pengujian sistem yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Black box dan kuisioner, didapatkan bahwa sistem yang dibuat dapat digunakan untuk pendataan makam dan menampilkan informasi makam, serta informasi pelayanan makam pada TPU Tanah Miring. Kata kunci: TPU, Sistem Informasi, Makam
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Latifundia, Effie. "Situs Makam-Makam Kuna di Kabupaten Kuningan Bagian Timur: Kaitannya dengan Religi." Kapata Arkeologi 12, no. 1 (December 29, 2016): 59. http://dx.doi.org/10.24832/kapata.v12i1.311.

Full text
Abstract:
Site of ancient tombs in the eastern part of Kuningan regency, West Java shows the indication of religion and tradition. This is reflected in the lives of the communities that adopted the practice of honoring the well known figures of the past. The graves of these famous figures such as religious leaders, community leaders, ancestors receive certain treatments. The ancient tombs have been seen as the sacred site, as well as an object of pilgrimage, and used as the media to ask for something to include offerings. This paper aims to uncover these ancient tombs with their religious background. The data have been collected by a survey to gain information and describe the forms of ancient tombs. The results showed that although Islam flourishes, the belief in ancestors as religion before Islam still ongoing and sustained. Essentially any form of tribute to the ancestors is a continuation of the megalithic tradition in prehistoric times. It was concluded, at the time of the influence of Islamic religious life particularly associated with death there is a reduction in pre-Islamic era.Situs makam-makam kuna di Kabupaten Kuningan bagian timur, Jawa Barat menunjukkan adanya unsur religi dan tradisi. Hal ini tercermin dalam kehidupan sebagian masyarakat adanya suatu konsep penghormatan kepada tokoh yang sudah meninggal dunia. Makam para tokoh terkenal seperti pemuka agama, tokoh masyarakat, leluhur mendapat perlakuan tertentu. Makam-makam kuna tersebut dikeramatkan, sebagai objek ziarah, dan dijadikan media meminta sesuatu dengan dilengkapi sesaji. Tulisan ini bertujuan mengungkap makam-makam kuna berlatar religius. Metode pengumpulan data dilakukan dengan survei untuk mengumpulkan informasi dan mendeskripsikan bentuk-bentuk makam kuno. Hasil penelitian menunjukkan meskipun Islam berkembang namun kepercayaan terhadap leluhur sebagai religi sebelum Islam masih terus berlangsung dan dipertahankan. Secara esensial adanya bentuk penghormatan kepada leluhur merupakan kelanjutan tradisi megalitik pada masa prasejarah. Disimpulkan, pada masa pengaruh Islam kehidupan religi khususnya yang berkaitan dengan kematian terdapat suatu reduksi dengan masa pra Islam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Kurniawan, Helmi, Yusfrizal Yusfrizal, and Eka Purnama Sari. "PKM Sistem Informasi Pengelolaan Data Makam Sebagai Layanan Informasi Makam Kepada Masyarakat Berbasis Web dan Android." WIDYABHAKTI Jurnal Ilmiah Populer 3, no. 1 (December 30, 2020): 49–54. http://dx.doi.org/10.30864/widyabhakti.v3i1.221.

Full text
Abstract:
Badan Pengelola Perkuburan Islam (BPPI) Kecamatan Medan Helvetia terletak di jalan Beringin II No. 93 Helvetia Medan. Keberadaan BPPI sebagai wadah bagi STM_STM pengelola perkuburan dalam pengelolaan data makam. Selama ini STM dalam mengelola data makam dilakukan dengan pencatatan pada buku sehingga sering terjadi sulitnya dalam pencarian data dan sering tidak tercatatnya data makam di pembukuan. Hal ini yang menjadi permasalahan yang dihadapi oleh pengelola makam yaitu STM. Salah satu STM yang berada pada BPPI adalah STM Nurul Huda dimana dalam mengelola data makam masih dengan pencatatan ke buku sehingga data makam dan layanan informasi makam yang diberikan kepada masyarakat tidak tersampaikan dan layanan menjadi lambat. Berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi BPPI STM Nurul Huda, maka tim pelaksana kegiatan pengabdian melalui program PKM menawarkan solusi kepada BPPI STM Nurul Huda untuk membangun sistem informasi pengelolaan data makam sebagai layanan informasi makam kepada masyarakat berbasis Web dan Android. Untuk mendukung agar sistem berjalan sesuai yang diharapkan, maka Tim pelaksana memberikan pelatihan komputer dan teknologi internet berbasis mobile kepada pengurus dan petugas lapangan pemakaman yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pengurus dan tenaga bagian pemakaman dalam pemanfaatan teknologi berbasis web dan android. Dengan dihasilkannya sistem informasi pengelola data makam berbasis web dan android ini berkontribusi dalam memberikan nilai tambah kepada BPPI STM Nurul Huda untuk dapat mengelola data makam secara terkomputerisasi dan memberikan layanan dan informasi data makam dengan lebih cepat dan akurat kepada masyarakat. Disamping itu masyarakat terbantu dalam mencari dan menemukan lokasi makam yang akan dikunjungi dengan memanfaatkan sistem berbasis web dan android.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

P, Fatmawati. "PERSEPSI MASYARAKAT SOPPENG TERHADAP MAKAM PENYIAR ISLAM DI KABUPATEN SOPPENG." Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya 7, no. 1 (June 18, 2020): 241–56. http://dx.doi.org/10.36869/wjsb.v7i1.99.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilakukan di dua lokasi makam penyiar Islam yang ada di kabupaten Soppeng. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi masyarakat Soppeng terhadap makam Syekh Abdul Madjid dan makam PettaJangko. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui tehnik pengunpulan data, berupa : studi pustaka, observasi, dan wawancara. Wawancara dilakukan terhadap beberapa tokoh masyarakat, para peziarah, dan juru kunci makam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap kedua makam tersebut, merupakan salah satu jalan untuk memperoleh keberkahan, yaitu kesehatan, rezeki, jodoh, keselamatan lahir dan bathin. Pandangan masyarakat ini termanifestasi dalam bentuk ziarah ke makam secara rutin dan aktivitas ritual disekitar makam. Hal ini kemudian berimplikasi dengan munculnya aktivitas ekonomi masyarakat setempat yang menyediakan kebutuhan kepada peziarah. Munculnya mekanisme pasar disekitar makam membuktikan bahwa terdapat simbioisme yang saling menguntungkan antara kehadiran peziarah dengan masyarakat di sekitar makam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Kayış, Mert. "Artificial intelligence-based classification with classical Turkish music makams: Possibilities to Turkish music education." African Educational Research Journal 9, no. 2 (June 4, 2021): 570–80. http://dx.doi.org/10.30918/aerj.92.21.055.

Full text
Abstract:
Makams of Classical Turkish Music have been tried to be classified through various studies for the past years. Significant differences of opinion have emerged in the classification process of the makams in Music Education and Literacy from past to present. This situation creates problems in learning the makams related to music education and recognizing the makams heard. Additionally, there are uncertainties in the classification of the makam genre of the song, as individual mistakes were made while notating the musical notes. Apart from that, this situation constitutes a problem not only for the ones studying Turkish Classical Music but also for the ones interested in this certain type of Music. Therefore, the objective of the research is to contribute to the makam classification in Classical Turkish Music Education by developing an MIR system that determines the makam of the songs. Theoretically, we can extract the properties of sound signals with Time Wavelet Scattering Feature Extraction, classify them with SVM and distinguish between types of makams. In this study, upon eight different Makams, a Musical Information Retrieval system has been created via the Artificial Intelligence (AI) method of Support Vector Machines (SVM) and Time Wavelet Scattering Feature Extraction and through using a Graphics Processing Unit (GPU) accelerator for the sake of feature extraction. We performed the classification process by modeling it on the MATLAB program. The study's success rate was identified as 98.21% and it acquired a higher success rate compared to the other studies in the literature. After completing the classification procedure, the Makams were identified by sending samples belonging to different sound files from the system consisting of a database belonging to eight different Makams. In our study, the classification and detection processes were realized with nearly a hundred percent success. The difficulties encountered in classifying the makams in Classical Turkish Music mentioned above, with the application of artificial intelligence, the classification difficulty of individuals who have received this type of training or are interested in this subject has been overcome.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Keling, Gendro. "MAKAM KUNO DI SITUS ANGGAREKSA, KECAMATAN LOMBOK TIMUR, KABUPATEN LOMBOK: BUKTI PENGARUH AWAL ISLAM DI LOMBOK." Siddhayatra: Jurnal Arkeologi 24, no. 2 (December 16, 2019): 90. http://dx.doi.org/10.24832/siddhayatra.v24i2.153.

Full text
Abstract:
Islam masuk dan berkembang di Nusantara melalui wilayah pesisir. Demikian juga perkembangan Islam di Lombok, dimulai dari wilayah pesisir menuju ke pedalaman. Penelitian ini berusaha mengidentifikasi makam di Situs Anggareksa sebagai salah satu bukti awal berkembangnya Islam di melalui pesisir Lombok Timur. Dari beberapa teori mengenai masuknya Islam di Lombok, Situs Makam Anggareksa menjadi salah satu bukti pengaruh Islam dari Sulawesi Selatan yang masuk melalui Lombok Timur. Metode yang digunakan untuk membedah permasalahan adalah observasi, wawancara, dan studi pustaka. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis, dengan arsiktektural, komparasi, dan analisis gaya. Penelitian di lapangan didapatkan data komplek makam di Situs Anggareksa terdapat 13 makam, 5 diantaranya menunjukkan karakterisktik makam kuno, dan sisanya adalah makam umum. Setelah dianalisis didapatkan kesimpulan bahwa makam-makam kuno ini adalah type makam bugis. Hal ini menjadi salah satu bukti pengaruh Islam yang menyebar di wilayah timur Lombok adalah dari Sulawesi Selatan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Nasoichah, Churmatin. "MAKAM KUNO SUTAN NASINOK HARAHAP, POLA PENGUBURAN ETNIS BATAK ANGKOLA-MANDAILING DI PADANG LAWAS UTARA." Forum Arkeologi 30, no. 1 (April 28, 2017): 55. http://dx.doi.org/10.24832/fa.v30i1.120.

Full text
Abstract:
The purpose of this paper is to understand of the Ancient Tomb Complex of Sutan Nasinok Harahap and its relation to the tombs of ancient Batak in the territory of North Padang Lawas. In writing this paper uses inductive deductive reasoning which moved from the main data in the form of the Ancient Tomb of Sutan Nasinok Harahap associated pattern that is then analyzed by comparing burial tombs of other ancient Batak is also located in the region of North Padang Lawas. The Ancient tomb complex Sutan Nasinok Harahap an ancient Batak tomb and a burial place formed in a mound that is prepared and bounded by some flat stones. Burial patterns as it is also seen in the tombs of ancient Batak else in North Padang Lawas District, such as the ancient tomb of Raja Soritaon, Tuat Sohatembalon Siregar ancient tombs, and ancient tombs Lobu Dolok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai Kompleks Makam Kuno Sutan Nasinok Harahap dan kaitannya dengan makam-makam Batak Kuno lainnya di wilayah Padang Lawas Utara. Penelitian ini menggunakan penalaran induktif yang beranjak dari data utama yang berupa Makam Kuno Sutan Nasinok Harahap, dianalisis terkait pola penguburan dengan membandingkannya dengan makam-makam Batak kuno lainnya yang juga berlokasi di wilayah Padang Lawas Utara. Kompleks makam kuno Sutan Nasinok Harahap merupakan makam Batak Kuno dan sebuah tempat penguburan, dibentuk dalam sebuah gundukan yang disusun, dibatasi oleh beberapa batu pipih. Pola penguburan seperti itu juga terlihat pada makam-makam Batak kuno lain yang ada di Kabupaten Padang Lawas Utara, seperti makam kuno Raja Soritaon, makam kuno Tuat Sohatembalon Siregar, dan makam kuno Lobu Dolok.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Ünal, Erdem, Bariş Bozkurt, and M. Kemal Karaosmanoğlu. "A Hierarchical Approach to Makam Classification of Turkish Makam Music, Using Symbolic Data." Journal of New Music Research 43, no. 1 (January 2, 2014): 132–46. http://dx.doi.org/10.1080/09298215.2013.870211.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Najitama, Fikria. "ZIARAH SUCI DAN ZIARAH RESMI (Makna Ziarah pada Makam Santri dan Makam Priyayi)." IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya 11, no. 1 (January 16, 2013): 19–30. http://dx.doi.org/10.24090/ibda.v11i1.65.

Full text
Abstract:
This article studies the meaning of ziarah which is done by thepeople towards two cemetery in Kebumen, Syekh Anom Sidakarsa’s tomband Adipati Tumenggung Kolopaking’s tomb. Anthrophological approachis functioned as a method to get the belief dimensions, one’s belief, ritualand tradition that is followed by many people. It has been found that thepeople there has some beliefs, the rituals are identical, especially on theprayer and text they are almost the same. In general, the motivation ofthe people is to get barakah and the functions are as a prayer, problemsolver, a hope and a tour.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Hudaningsih, Ashmi, Ni Made Oka Karini, and Luh Gede Leli Kusuma Dewi. "STUDI KELAYAKAN MAKAM KERAMAT AGUNG PEMECUTAN SEBAGAI DAYA TARIK WISATA PILGRIM DI DENPASAR (ANALISIS ASPEK PASAR DAN PEMASARAN)." Jurnal IPTA 2, no. 1 (June 30, 2014): 1. http://dx.doi.org/10.24843/ipta.2014.v02.i01.p01.

Full text
Abstract:
Makam Keramat Agung Pemecutan is one of the pilgrim tourism potentials in Denpasar. To avoid stagnant or decline position of Makam Keramat Agung Pemecutan development as a pilgrim tourist attraction, it is necessary to do a feasibility study. The most important and first aspect in feasibility study is market and marketing aspects.This study aims to determine the feasibility of market and marketing aspects of Makam Keramat Agung Pemecutan wich views from the market potential and the position of Makam Keramat Agung Pemecutan compared with its competitors, and make the right marketing strategy for Makam Keramat Agung Pemecutan in its development into a pilgrim tourist attraction. The results of this study shows that potential market of Makam Keramat Agung Pemecutan is domestic tourists who are Muslims. From the analysis of the competitive profile matrix shows Makam Keramat Agung Pemecutans position more competitive than its competitors. Therefore, Makam Keramat Agung Pemecutan is feasible on the market and marketing aspects. The suggestions provided are should establish management organization, make promotional activities, add facilities, and maintaining product quality of Makam Keramat Agung Pemecutan, continue this research about feasibility of Makam Keramat Agung Pemecutan in the other aspects especially culture aspect.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Subri, Subri. "Ziarah Makam Antara Tradisi dan Praktek Kemusyikan." Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan 3, no. 1 (July 31, 2017): 67–87. http://dx.doi.org/10.32923/edugama.v3i1.684.

Full text
Abstract:
Abstract: Graves or tombs in the paradigm of belief are the final terminal of life after world life, even though the grave or tomb is considered as an inanimate object but it is one of the representations of socio-cultural phenomena in the Muslim community from the past until now, including people in Bangka Belitung. The tomb or tomb is a representation of the past and present patterns of thinking of the community in obtainingsolutions to various kinds of life problems both economic, social, political and cultural problems.Even more than that, he also as a representation of the attitude of religiosity of the community in interpreting the relationship between humans as beings with God as creator. The graves or tombs of the Kyai, Alim Ulama, the Habaibs and even the trustees have been interpreted as mediators between humans and God by means of a superstition. Tawassul is a way to utilize the mediator.Theoretically, Islam does emphasize the existence of mediators / wasilah between humans and God, but the cult of their tombs indicates that there has been a difference between theory and practice. Abstrak: Kuburan atau makam dalam paradigm keyakinan merupakan terminal akhir dari kehidupan setelah kehidupan dunia, meskipun kuburan atau makam itu dianggap sebagai benda mati namun ia salah satu representasi dari fenomena sosial budaya pada kalangan masyarakat muslim dari dulu hingga sekarang, termasuk masyarakat di Bangka Belitung. Kuburan atau makam tersebut merupakan representasi dari pola berpikir masyarakat yang lalu dan sekarang dalam memperoleh solusi dari macam ragam masalah kehidupan baik masalah perekonomian, sosial, politik dan budaya. Bahkan lebih dari itu, ia juga sebagai representasi sikap religiusitas masyarakat dalam memaknai hubungan antara manusia sebagai makhluk dengan Tuhan sebagai pencipta. Kuburan atau makam para Kyai, Alim Ulama, para Habaib bahkan para wali telah dimaknai sebagai mediator antara manusia dengan Tuhan dengan cara bertawassul. Tawassul adalah cara untuk memanfaatkan mediator itu. Secara teoritis, Islam memang menegaskan adanya mediator / wasilah antara manusia dengan Tuhan, tapi pengkultusan terhadap makam-makam mereka tersebut mengindikasikan bahwa telah terjadi perbedaan antara teori dan prakteknya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Muhaemin, Muhammad, and M. Muhlis Lugis. "DESAIN RAGAM HIAS PADA MAKAM WE PATTEKKE TANA DI KABUPATEN BARRU." JURNAL PAKARENA 3, no. 2 (March 10, 2020): 33. http://dx.doi.org/10.26858/p.v3i2.13063.

Full text
Abstract:
Masalah yang diangkat pada artikel ini yaitu ragam hias yang terapat pada makam We Patekke Tana di Kabupaten Barru. Penelitian ragam hias makam di Kabupaten Barru ini diharapkan dapat memperkaya informasi tentang sejarah lokal Kabupaten Barru pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara deskriptif-kualitatif ragam hias pada makam dan digitalisasi desain makam tersebut sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai ragam hias yang terdapat pada kompleks makam We Patekke Tana. Penelitian dilakukan dengan mengkaji pustaka dan melakukan observasi pada kompleks makam Patekke Tana.Pada kompleks makam We Pattekke Tana menunjukkan struktur bangunan beserta ragam hiasnya menampilkan motif hias geometris, tumbuh-tumbuhan, kaligrafi dan kombinasi. Dasar penggunaan motif hias tersebut berdasarkan prinsip estetika yang dianut seperti komposisi, proporsi, harmoni, kesatuan (unity), tekstur dan pertimbangan wujud suatu bangunan yang harmonis menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan antara elemen-elemen utama. Penggambaran digitalisasi desain ragam hiasnya dilakukan pada makam Hj. Datu Tenri Olle, We Pattekke Tana, dan Andi Audiwira Topariwusi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Rohimi, Rohimi. "HISTORIS DAN RITUALISME TRADISI ZIARAH MAKAM KELEANG DI DUSUN KELAMBI DESA PANDAN INDAH: STUDI TERHADAP PENDEKATAN ANTROPOLOGI." SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial 16, no. 2 (December 21, 2019): 161–71. http://dx.doi.org/10.21831/socia.v16i2.29720.

Full text
Abstract:
Ziarah makam adalah salah satu bentuk budaya atau adat istiadat bagi sebagian masyarakat di Indonesia. Dan ziarah makam, dilakukan dengan mengunjungi makam wali, para ulama, dan juga makam keluarga. Dan dalam penelitian ini bertujuan untuk mempelajari atau menganalisis terkait dengan tradisi masyarakat Dusun Kelambi, Kecamatan Praya Barat Daya, Lomok Tengah yang memiliki tradisi ziarah ke makam Keleang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif fenomena yang terjadi pada kebiasaan yang telah diturunkan dari leluhur masyarakat Dusun Kelambi terkait dengan ziarah ke makam Keleang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara dengan beberapa responden yang menjadi sumber data. Hasil dan diskusi dalam penelitian ini. Pertama, terkait dengan sejarah makam keleng, yang di klaim sebagai salah satu tempat persinggahan atau tempat pertapaan wali Allah ketika menyebarkan Islam di Lombok, dan di tempat itu salah satu dari wali tersebut ketinggalan sorbannya atau selsendangnya, yang dalam bahasa sasak selendang berarti “leang”. Jadi itulah asal muasal nama makam keleang. Kedua, kegiatan yang dilakukan oleh warga Dusun Kelambi saat melakukan kunjungan ziarah ke makam Keleang, yaitu seperti membakar timbung, membuat ketupat, menyemblih binatang, mempersiapkan sesajen untuk acara dzikir dan do’a (roah), mencuci muka dengan air ditambahkan ke tanah di dalam makam dan acara terakhir yakni dzikir dan do’a. Dan masyarakat Dusun Kelambi melakukan kunjungan ziarah ke makam sebanyak dua kali setahun yakni di awal musim hujan dan kedua di awal musim panas atau musim kemarau.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Doğan, Muzaffer. "Osmanlı İmparatorluğunda Makam Vergisi: CAİZE." Turk Kulturu lncelemeleri Dergisi 02, no. 07 (January 1, 2002): 35–74. http://dx.doi.org/10.24058/tki.93.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

BERKİ, İsmet KARADENİZ Türev. "BİR SAYGUN KESİTİNDE MAKAM SOYUTLAMALARI." Journal of Social Sciences 46, no. 46 (2020): 514–33. http://dx.doi.org/10.29228/sobider.43917.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Atmojo, Bambang Sakti Wiku. "MAKAM-MAKAM DAN CANDI DI NEGERI BARU DALAM PERKEMBANGAN SEJARAH BUDAYA DI KABUPATEN KETAPANG." Naditira Widya 7, no. 2 (August 10, 2016): 106. http://dx.doi.org/10.24832/nw.v7i2.95.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Rakhmat, Muhammad Aulia. "RAGAM HIAS MAKAM KUNO RAJA-RAJA KALOKKO’E." Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya 8, no. 2 (December 1, 2017): 409–17. http://dx.doi.org/10.36869/wjsb.v8i2.130.

Full text
Abstract:
Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis dan ciri khas ragam hias pada makam Raja-raja Kalokko’E di Kabupaten Bone. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis ragam hias yang diterapkan pada makam tersebut, yakni motif flora, motif geometris, dan kaligrafi arab. Ciri khas ragam hias pada makam Raja-Raja Kalokko’E adalah sebagian besar ragam hiasnya menggunakan motif flora yakni ragam hias bermotif tumbuhan yang menjalar atau merambat dimana daun dan tangkainya ikut menjalar. Ragam hias yang diterapakan juga telah mendapat pengaruh ajaran Islam. Sebagaimana dengan posisi makam yang menunjukkan ciri Islam yaitu membujur menghadap kiblat
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Mujib, Nfn. "Gelar "Al-Sahid" Pada Beberapa Nisan Makam Kuna Di Indonesia (Sebuah Interpretasi Baru)." Berkala Arkeologi 15, no. 1 (May 30, 1995): 33–45. http://dx.doi.org/10.30883/jba.v15i1.653.

Full text
Abstract:
Tiga nisan makam kuna, yaitu nisan makam Fatimah binti Maymun di Leran, Gresik, Jawa Timur berangka tahun 475 H (1082 M), nisan makam Sultan Al-Malik AI-Salih berangka tahun 726 H (1326 M) dan nisan makam ratu Nah-risah bin ti Sultan Al-'Abidin berangka tahun 831 H ( 1428 M) juga salah seorang keturunan Sultan Al-Malik AI-Salih di Samudera Pasai, Aceh Utara, mempunyai kekhususan tersendiri. Bila dibandingkan dengan nisan-nisan makam kuna lain yang pernah ditemukan dan diteliti di Indonesia yang mencapai ratusan, bahkan ribuan jumlahnya. Kekhususan itu tampak pada bentuk nisan, gaya inskripsi dan pemakaian laqb (gelar, abnome) yang dicerminkan adanya pengaruh Islam, dengan pemakaian gelar AI-Sahid di depan nama-nama tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Hasanah, Noviy, and Zuraidah Zuraidah. "UPACARA NADZAR BATUMBANG APAM DI MAKAM KERAMAT GAJAH DESA KUBAH SENTANG." Jurnal Socius: Journal of Sociology Research and Education 6, no. 1 (June 30, 2019): 42. http://dx.doi.org/10.24036/scs.v6i1.140.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upacara nadzar batumbang apam di makam Keramat Gajah Desa Kubah Sentang dusun I kecamatan Pantai Labu. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa upacara nadzar batumbang apam adalah upacara yang diyakini masyarakat desa Kubah Sentang sebagai pembayaran nadzar atau janji terhadap suatu keinginan yang tercapai. Misalnya jika seorang Ibu bernadzar ketika anaknya sakit, kelak jika anaknya sehat dia akan membawa anaknya batumbang ke makam keramat gajah yang terletak di desa Kubah Sentang Dusun I. Upacara nadzar batumbang apam tidak terlepas dari keberadaan Makam Keramat Gajah yang biasa dijadikan tempat dilakukannya upacara nadzar batumbang apam. Adapun hal yang harus dipersiapkan sebelum upacara ini adalah kue apam, pelepah kelapa yang nantinya akan ditusuki kue apam, uang koin, dan makanan lainnya seperti pulut, ayam panggang. Selanjutnya Prosesi dari upacara nadzar batumbang apam di makam keramat gajah yang pertama mendatangi rumah pemimpin doa sembari menyampaikan tujuan atau hajatnya untuk batumbang apam, kemudian berjalan menuju makam, sesampainya dimakam pelepah kelapa yang telah ditusuki kue apam di tancapkan tanah disisi makam yang diikuti dengan berdirinya orang yang akan dibatumbangkan, kemudian membaca basmallah, shalawat, al-fatihah, doa selamat, selanjutnya membagikan uang koin kepada anak-anak yang hadir pada saat upacara, dan diakhiri dengan memakan kue apam dan makanan lainnya yang telah didoakan bersama. Adapun pandangan masyarakat Desa Kubah Sentang terhadap upacara nadzar batumbang apam di makam Keramat Gajah yakni mereka menganggap adanya kekuatan ghaib di makam Keramat Gajah sehingga ketika melakukan nadzar mudah terkabul.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Sasongko, R. Widodo Djati. "DAMPAK EKONOMI WISATA ZIARAH MAKAM GUS DUR DALAM UPAYA PENGEMBANGAN PARIWISATA JOMBANG." Jurnal Nasional Pariwisata 9, no. 1 (September 3, 2020): 1. http://dx.doi.org/10.22146/jnp.59452.

Full text
Abstract:
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan terutama para Nahdliyin yang berkunjung keKabupaten Jombang tidak lepas dari keberadaan makam almarhum KH. Abdurrahman Wahidyang lebih familier dengan panggilan Gus Dur. Kunjungan untuk melakukan wisata ziarah kemakam Gus Dur, makam pendiri dan tokoh Nahdlatul Ulama. Dalam upaya pengembanganpariwisata Jombang, kita perlu mengetahui pengaruh ekonomi kinerja pariwisata sebelumdan sesudah adanya daya tarik wisata ziarah makam Gus Dur dan menyusun strategipengembangan pariwisata Jombang. Metode analisis data dengan menggunakan analisisdiskripsi, analisis uji Paired Samples T-test, dan analisis SWOT. Hasil rekomendasi memintakepada Pemerintah Kabupaten Jombang untuk segera menyusun peraturan daerah tentangpembangunan pariwisata yang kebijakan programnya mengakomodasi dari hasil StudiRencana Induk Pembangunan Pariwisata dan hasil “Kajian Strategi Pengembangan ObyekWisata Religi Di Kawasan Makam KH. Abdulrahman Wahid”. Strategi pengembanganpariwista: mengoptimalkan kegiatan pemasaran/promosi pariwisata daerah; menata kawasanwisata ziarah makam Gus Dur; mengembangkan daya tarik dan atraksi wisata potensialdalam satu paket wisata dengan wisata ziarah makam Gus Dur; mengembangkan usahapariwisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan; dan meningkatkan sumberdaya manusiapemangku kepentingan pariwisata; serta mengoptimalkan keberadaan Badan PromosiPariwisata Kabupaten Jombang dan asosiasi bersama pemerintah daerah mengembangkanpariwisata Jombang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Aprilia, Imelda Eka, and Anjar Mukti Wibowo. "Situs Sunan Rejodanu Desa Pucang Rejo Kecamatan Sawahan Kabupaten Madiun Sebagai Wisata Sejarah Dan Religi." AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA 11, no. 1 (January 31, 2021): 108. http://dx.doi.org/10.25273/ajsp.v11i1.8219.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap profil Sunan Rejodanu, mengidentifikasi peninggalan-peninggalan sejarah di situs Sunan Rejodanu di Desa Pucangrejo, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun dan menganalisis potensinya sebagai wisata sejarah dan religi. Hasil penelitian menunjukkan Sunan Rejodanu atau Muhammad Nur Ali Zaen berasal dari Rembang Jawa Tengah yang datang ke Madiun untuk mencari adiknya yang hilang pasca perang Jawa. Di Madiun, Sunan Rejodanu belajar dan menyebarkan agama Islam dan diberi gelar Sunan. Oleh gurunya ditugasi mengelola pondok pesantren dan mampu membawa perubahan besar, namun pondok tesebut hancur beserta masjidnya karena banjir bandang. Peninggalan Sunan Rejodanu yang tersisa adalah makam, batu kejen yang disakralkan oleh masyarakat setempat, dan sumur. Situs Sunan Rejodanu memiliki nama lain yang menarik perhatian, yaitu Makam Antik Tengah Sungai, disamping sosok dan perjalanan hidup Sunan Rejodanu yang menyejarah. Tradisi keagamaan juga masih kuat di Situs Makan Sunan Rejodanu sehingga potensial sebagai wisata sejarah dan wisata religi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

ÇOLAKOĞLU SARI, Gözde. "BİR BAYRAM VE BİR MAKAM: NEVRÛZ." Journal of International Social Research 12, no. 68 (December 30, 2019): 105–14. http://dx.doi.org/10.17719/jisr.2019.3809.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Pranata, Lexi, and Dewa Gde Satrya. "Makam Gus Dur, Ikon Pariwisata Jombang*." Business and Finance Journal 4, no. 1 (March 21, 2019): 25–32. http://dx.doi.org/10.33086/bfj.v4i1.1092.

Full text
Abstract:
Tebuireng Islamic Boarding School, Jombang district, which is integrated with the tombs of the founders of the Nahdlatul Ulama (NU) and national heroes, is increasingly visited by pilgrims since KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) died and was buried there. The arrival of the pilgrims was in addition to a form of homage to the scholars of the founders of Nadhlatul Ulama (NU), also to pray. This motivation is typical in pilgrimage tours. Gus Dur’s grave deserves to be designated as an icon of Jombang district tourism. As a pilgrimage tourist destination, the iconic tomb complex with Gus Dur’s Tomb has several advantages to be designated as Jombang tourism icons which are then expected to provide added value for Jombang district. This article is conceptual paper, giving a review of Gus Dur’s grave designation as an icon of Jombang tourism. The research approach is qualitatively descriptive, where primary data sources are obtained from data collection through interviews and supported by the observation process. Secondary data sources are carried out through the study of related literature. The formulation of the problem in this study is how the chances of Gus Dur’s grave becoming an icon of Jombang tourism? The conclusion of this study is that the tomb of Gus Dur is appropriate to be used as an icon of Jombang tourism, with consideration, first, the tomb of Gus Dur have an advantage as a heritage area that has high historical value, and is strategically significant for the progress of Jombang tourism in particular. Second, the geographical location of Gus Dur’s tomb which became one area with Tebuireng Islamic Boarding School, also higher education, and the National Islamic Museum K.H. Hasyim Asy’ari in one area will focus the relevant government agencies to carry out development programs as a follow-up to iconic tourism designation. Third, the Tomb of Gus Dur is important area in the establishment of NU, which is expected to have a positive impact on the surrounding area when arranged in such a way. Fourth, in terms of tourism components, Gus Dur’s Grave has complete appeal, good accessibility, existing facilities but needs to be developed.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

YALÇIN, Gökhan. "Haşim Bey Mecmuasının "Makam Ve Tonalite." Journal of Turkish Studies 8, Volume 8 Issue 6 (January 1, 2013): 753–68. http://dx.doi.org/10.7827/turkishstudies.4760.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Sani, Murjani. "KEPERCAYAAN TERHADAP PERPINDAHAN MAKAM DI TANJUNG." Jurnal Studia Insania 2, no. 1 (April 30, 2014): 33. http://dx.doi.org/10.18592/jsi.v2i1.1090.

Full text
Abstract:
Describing where the moving tomb of Syekh Timur Tengah (hereinafter abbreviated as STT) in Tanjung. The removal of STT was through mediation with the tomb. This tomb is managed to perpetuate the relationship with STT’s spirit and the pilgrims. There is ‘haulan’ tradition in every 14 of Sha’ban, at that time HA is busy to communicate to the STT’s spirit, showing his encounter with the spirit of the dead in ‘conscious’ condition. According to al-Jauzi, the alive people can meet the spirit of the dead through dreams/ conscious based on the al-Zumar verse 42. It said that death is not lost but it is the separation of the body with the spirit. Their meeting is based on Ali ‘Imron verse 169-171 when he gets the blessing from Allah and when his brother who livedin the path of His. This is recognized by the Sufism as Liqa Barzakhi, as experienced by al-Tijani, it is out of ratio range. Meeting of HA and STT’s spirit is assumed as liqa Barzakhi, although it requires further study.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Riyatno, Jagi, and Sukirno Sukirno. "PENYELESAIAN SENGKETA PENGELOLAAN MAKAM SUNAN MURIA." NOTARIUS 12, no. 1 (June 5, 2019): 12. http://dx.doi.org/10.14710/nts.v12i1.23759.

Full text
Abstract:
Horizontal conflict often occurs in people who have different interests. What often happens is a dispute over land ownership rights. But there are also conflicts in the form of tomb management disputes. As happened in the Tomb of Sunan Muria which is located in Colo Village, Dawe District, Kudus Regency. This study discusses how to settle cases before entering the judicial domain and after decisions from a number of levels of justice and whether the decision is in accordance with applicable regulations to the extent to which the local government acts on the case. This study uses a descriptive qualitative research method with a sociological juridical approach. Data collection is done by collecting data sources both primary and secondary data, which are adjusted to the research. The absence of enforcement of regulations on Cultural Heritage Objects. In each case, the court has not fully considered social factors and historical factors, it is seen that in terms of management of the object of the family dispute the caretaker is not involved at all. Keywords: Dispute Resolution, Management, Tomb of Sunan Muria AbstrakKonflik horizontal sering terjadi pada masyarakat yang mempunyai kepentingan berbeda-beda. Yang sering terjadi ialah sengketa perselisihan kepemilikan hak atas tanah. Namun terdapat pula konflik yang berupa sengketa pengelolaan makam. Seperti yang terjadi pada Makam Sunan Muria yang terletak di Desa Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Penelitian ini membahas bagaimana penyelesaian kasus sebelum masuk pada ranah peradilan maupun setelah adanya putusan dari sejumlah tingkat peradilan.serta apakah putusan tersebut telah sesuai dengan peraturan yang berlaku hingga sejauh mana PEMDA setempat bertindak atas kasus tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan dilakukan pendekatan yuridis sosiologis. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan sumber data baik data primer dan sekunder, yang disesuaikan dengan penelitian. Belum adanya penegakan terhadap peraturan tentang Benda Cagar Budaya. Dalam setiap putusanya, pengadilan belum sepenuhnya mempertimbangkan faktor sosial dan faktor historis, hal tersebut terlihat bahwa dalam hal pengelolaan atas objek sengketa pihak keluarga juru kunci sama sekali tidak dilibatkan.Kata Kunci : Penyelesaian Sengketa, Pengelolaan, Makam Sunan Muria
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Idrus L, Idrus L. "PEMINDAHAN MAKAM SEBAB PERBEDAAN PANDANGAN POLITIK." Al-Bayyinah 3, no. 2 (December 2, 2019): 235–51. http://dx.doi.org/10.35673/al-bayyinah.v3i2.468.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Köprülü, Gamze. "Benâî ve Mûsikî Risalesinde Makam Kavramı." Rast Müzikoloji Dergisi 4, no. 1 (April 15, 2016): 1142–52. http://dx.doi.org/10.12975/rastmd.2016.04.01.00071.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Kellermann, Arthur L., and Mircea Marcu. "In Reply to Nguyen and Makam." Academic Medicine 92, no. 12 (December 2017): 1655. http://dx.doi.org/10.1097/acm.0000000000002001.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Makmur, Nfn. "Tradisi Appanaung: Menjaga Keharmonisan Keluarga dan Kelestarian Makam Kuno." Tumotowa 3, no. 2 (December 18, 2020): 78–85. http://dx.doi.org/10.24832/tmt.v3i2.63.

Full text
Abstract:
Tradisi appanaung merupakan suatu tradisi yang wajib dilakukan oleh masyarakat di Kampung Sikapaya Desa Minasa Upa Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan dan dampak yang dihasilkan oleh tradisi appanaung khususnya pada aspek kelestarian budaya materil (makam kuno). Sehingga dapat memberikan gambaran bagaimana fungsi budaya tradisi lisan di tengah masyarakat. Metode yang digunakan ialah metode etnoarkeologi, merupakan penggabungan metode arkeologi dan antropologi. Data budaya tradisi appanaung menggunakan pengamatan terlibat (observation partisipation) dan wawancara mendalam (indepth intervieuw) terhadap orang-orang yang melaksanakan tradisi appanaung dan masyarakat di Kampung Sikapaya. Sedangkan dalam mendapatkan data budaya material dengan cara mengamati, mencatat, mengambar, dan memotret temuan bangunan makam kuno dengan jarak dekat, sehingga mendapatkan data arkeologi dalam konteks dan lingkungan sekitarnya. Hasil penelitian tentang tradisi appanaung di Kampung Sikapaya wajib dilakukan oleh setiap orang dan diselenggarakan setelah melangsungkan pernikahan. Tradisi ini diyakini oleh masyarakat dapat berfungsi sebagi penolak bala bagi rumah tangga yang baru. Harmonisasi rumah tangga yang baru dapat terwujud setelah mendapatkan restu dari leluhur, sehingga puncak tradisi appanaung diselenggarakan di makam-makam kuno. Dari tradisi appanaung yang kemudian menuntun dan menggerakkan masyarakat untuk melestarikan makam-makam kuno.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Triana Habsari, Novi. "Makam Kuno Belanda (Kerkhof) di Kabupaten Ngawi dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal." AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA 7, no. 2 (July 21, 2017): 68. http://dx.doi.org/10.25273/ajsp.v7i2.1490.

Full text
Abstract:
<em>Makam Kuno Belanda (Kerkhof) merupakan salah satu jejak peninggalan Kolonialisme Belanda di Kabupaten Ngawi. Latar belakangsejarah Makam Kuno Belanda (Kerkhof), memiliki nilai-nilai sejarah yang bisa diwariskan ke generasi sekarang sebagai sumber belajar sejarah. Lokasinya terletak Kelurahan Pelem Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi. Makam Kuno Belanda dibangun pada tahun 1885 dibawah pimpinan Gubernur Jendral Van Den Bosch pada waktu menjajah daerah Ngawi. Makam Kuno Belanda dibangun dengan tujuan untuk menguburkan tentara Belanda beserta keluarganya yang telah mati. Sebagai sumber belajar sejarah Ngawi dengan wilayahnya yang strategis merupakan daerah yang penting bagi Belanda untuk mendirikan benteng sehingga mempermudah untuk menguasai daerah sekitar.</em>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography