To see the other types of publications on this topic, follow the link: Material tanah.

Journal articles on the topic 'Material tanah'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Material tanah.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

HES, Yudha, Kinanto Prabu, and Vina Delya. "ANALISIS PEMBENTUKAN TANAH DARI BATUAN PENUTUP OVERBURDEN PADA AREA REKLAMASI PT BORNEO INDOBARA GUNA MENDUKUNG KEBERHASILAN REKLAMASI SECARA BERKELANJUTAN." Indonesian Mining Professionals Journal 4, no. 2 (2022): 123–34. http://dx.doi.org/10.36986/impj.v4i2.80.

Full text
Abstract:
PT Borneo Indobara telah melakukan kegiatan reklamasi dan revegetasi sejak 2009 di area pit Batulaki, Sebamban, Kusan dan Girimulya. Permasalahan yang dihadapi adalah kegiatan penimbunan material batuan penutup (overburden) di area rencana reklamasi memiliki tantangan keterbatasan ketersediaan material tanah pucuk (topsoil) yang akan ditimbun sebagai media tanam yang akan digunakan untuk kegiatan revegetasi, sehingga membutuhkan material overburden untuk menjadi tanah guna mendukung pertumbuhan tanaman di area reklamasi PT Borneo Indobara. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembentukan tanah pada material overburden di area reklamasi tahun tanam 2013, 2015 dan 2018, guna mendukung keberhasilan reklamasi secara berkelanjutan di PT Borneo Indobara. Bagaimana hubungan antara umur tanam, pertumbuhan tanaman, morfologi serta kondisi cuaca di area penelitian dapat mempengaruhi proses pembentukan tanah. Proses pembentukan tanah pada material overburden membutuhkan bantuan material organic dari serasah . Serasah merupakan lapisan tanah bagian atas yang terdiri dari bagian tumbuhan yang telah mati seperti guguran daun, ranting dan cabang, bunga dan buah, kulit kayu serta bagian lainnya, yang menyebar di permukaan tanah di bawah hutan sebelum bahan tersebut mengalami dekomposisi (Departemen Kehutanan, 1997).Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan membandingan data parit uji dari beberapa lokasi sampel tanah di area reklamasi, kualitas tanah pada kedalaman tertentu di setiap parit uji, selain itu juga melakukan perhitungan biomassa pada daerah penelitian. Korelasi antara beberapa variable disebut diatas dapat memberikan input bagi perusaahaan untuk dapat mempercepat proses pembentukan tanah agar keberhasilan reklamasi dapat dapat dicapai sesuai target. Hasil penelitian menunjukkan proses pembentukan tanah di batuan penutup overburden terlihat pada parit uji tahun tanam 2013, indikatornya adalah adanya akar yang sudah mampu menembus lapisan overburden pada kedalaman 40 – 60 cm. Hubungan antara tahun tanam dengan keasaman tanah (pH tanah) korelasi (a=0.001, r2 =0.6819) Hubungan tahun tanam dengan tinggi tanaman (cm) juga ada hubungan (a=0.001, r =0.677). Hubungan dengan diameter tanaman (a=0.001, r =0.697) artinya memiliki tingkatan hubungan yang kuat. Area tanam 2013, 2015 dan 2018 memiliki bulan basah rata-rata 10 – 10,2 bulan tiap tahunnya, dengan curah hujan rata-rata 218 – 235 mm, sehingga masuk kategori sangat basah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Simatupang, Pintor Tua, and Eka Nur Fitriani. "Interaksi Antara Parameter Kuat Geser Tanah dan Adhesi Tanah Geosintetik pada Tanah Berpasir." Konstruksia 15, no. 2 (2024): 30. https://doi.org/10.24853/jk.15.2.30-38.

Full text
Abstract:
Material geosintetik telah diterapkan sebagai bahan material teknik sipil di bidang geoteknik. Dalam perencanaan perkuatan tanah dengan geosintetik diperlukan parameter kekuatan geser antara geosintetik dengan tanah. Telah dilakukan studi sebelumnya mengenai parameter kuat geser tanah dengan menggunakan pengujian uji geser langsung, akan tetapi pengujian masih terbatas pada material geosintetik berupa woven geotextile, nonwoven geotextile, dan geomembran sedangkan saat ini sudah berkembang material geosintetik lainnya yang digunakan sebagai perkuatan pada tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter kuat geser tanah antara geosintetik dan tanah dengan menggunakan pengujian uji geser langsung. Material geosintetik yang digunakan yaitu woven geotextile, nonwoven geotextile, geomembran, geocomposite, dan geogrid. Jenis tanah yang digunakan merupakan tanah pasir yang ada di pantai Pangandaran dan 2 sampel tanah yang terdapat di daerah Kabupaten Pangandaran. Analisis dilakukan terhadap hasil pengujian uji geser langsung antara geosintetik dan tanah. Jenis tanah yang digunakan merupakan tanah pasir yang ada di pantai Pangandaran, tanah Cijulang dan tanah Cimerak. Analisis dilakukan terhadap hasil pengujian uji geser langsung antara geosintetik dan tanah. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa kekuatan geser antar muka yang terjadi tidak hanya dipengaruhi oleh jenis material geosintetik saja, akan tetapi butiran tanah juga mempengaruhi pada kekuatan geser antar muka yang dihasilkan. Ketiga sampel tanah merupakan tanah yang mengandung pasir, sehingga untuk tanah berpasir nilai rasio d/f pada geogrid berkisar antara 0,83 – 0,96; geotekstile woven nilai rasio d/f berikisar antara 0,78 – 0,88; pada geocomposite yang merupakan gabungan antara geotekstile non woven yang diperkuat dengan serat-serat polyester memiliki nilai rasio d/f berkisar antara 0,70 – 0,80; pada geotekstil non woven berkisar antara 0,69 – 0,79 sedangkan geomembrane nilai rasio d/f berkisar antara 0,54 – 0,62.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Sanniyah, Salwa Siti, Atmy Verani R. Sihombing, Lindung Zalbuin Mase, Ambar Susanto, Andri Krisnandi Somantri, and Yulianto Petrus Krisologus. "PENGARUH NANO-MATERIAL DAN BIOPOLIMER TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LUNAK UNTUK DESAIN PERKERASAN JALAN." Jurnal HPJI 10, no. 1 (2024): 53–64. http://dx.doi.org/10.26593/jhpji.v10i1.7648.53-64.

Full text
Abstract:
Abstract
 
 The effect of soft soil modification using nano-materials and biopolymers on road pavement design is discussed in this paper. The nano-materials and biopolymers used in this research are nano-lime and nano-silica, with the biopolymer in the form of chitosan from shrimp shells. First, soil mixed with nano-materials with 1-5 matrix variations and 4 variations of biopolymer mixture (0.05%, 0.1%, 0.15%, and 0.2%) were tested in the laboratory to determine the effect of nano-materials and biopolymers on soft soil characteristics, which are expressed by the Atterberg Limit and California Bearing Ratio. Next, the data obtained was used to design road pavement. This study shows that the addition of nano-materials and biopolymers improves soil characteristics, both at the Atterberg Limit and the California Bearing Ratio of the soil. This soil improvement can reduce the thickness of the road pavement by 18.18%.
 
 Keywords: soft soil; nano-materials; biopolymers; road pavement; road
 
 
 Abstrak
 
 Pengaruh modifikasi tanah lunak menggunakan nano-material dan biopolimer terhadap desain perkerasan jalan dibahas pada tulisan ini. Nano-material dan biopolimer yang digunakan pada penilitian ini adalah nano-kapur dan nano-silika, dengan biopolimer berupa chitosan dari kulit udang. Pertama, tanah campuran nano-material dengan variasi matriks 1-5 dan 4 variasi campuran biopolimer (0,05%, 0,1%, 0,15%, dan 0,2%) diuji di labora-torium untuk mengetahui pengaruh nano-material dan biopolimer terhadap karakteristik tanah lunak, yang dinya-takan dengan Atterberg Limit dan California Bearing Ratio. Selanjutnya, data yang diperoleh digunakan untuk merancang perkerasan jalan. Penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan nano-material dan biopolimer memperbaiki karakteristik tanah, baik pada Atterberg Limit maupun pada California Bearing Ratio tanah tersebut. Perbaikan tanah ini dapat mengurangi tebal perkerasan jalan sebesar 18,18%.
 
 Kata-kata kunci: tanah lunak; nano-material; biopolimer; perkerasan jalan; jalan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

AUDINA, FITRIA, and MUHAMMAD RUSMIN NURYADIN. "ANALISIS PRODUKSI USAHA AMPLANG DI DESA TABANIO KABUPATEN TANAH LAUT." JIEP: Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan 2, no. 3 (2019): 619. http://dx.doi.org/10.20527/jiep.v2i3.1196.

Full text
Abstract:
Fitria Audina (2019), Analysis of Amplang Production in Tabanio Village, Tanah Laut Regency. Advisor: M.Rusmin Nuryadin, SE, M.Si.This study was conducted to (1) analyze what factors influence the amount of production in the Amplang business in Tabanio Village, Tanah Laut Regency; (2) analyze the scale of the amplang roduction business in Tabanio village, Tanah Laut Regency; and (3) analyzing the level of efficiency of the amplang production business in Tabanio Village, Tanah Laut Regency. By using the Cobb-Douglas model.The results of this study indicate that simultaneous production factors (main raw material 1, main raw material 2, supporting raw materials 1, supporting raw materials 2 and labor wages have no significant effect. The results of the envelope production scale in Tabanio Village, Tanah Laut Regency are decreasing return ti scale with a production elasticity of 0,936. While the efficiency of input use is the main raw material 2 and supporting raw material 1 is still inefficient, while the efficiency of raw material input main 1, supporting raw material 2 and labor wages are inefficient. Keywords : Factor of Production, Return To Scale, Marginal Product Value
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Fahriani, Ferra, and Roby Hambali. "Analisis Karakteristik FABA Sebagai Material Layering Timbunan Sampah." Bentang : Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil 11, no. 2 (2023): 227–34. http://dx.doi.org/10.33558/bentang.v11i2.6957.

Full text
Abstract:
Timbunan sampah yang berada pada Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) seharusnya dilakukan layering (penutupan) dengan tanah secara rutin sesuai dengan ketentuan pengelolaan TPA. Penyedian material (tanah) sebagai material penutup timbunan sampah memerlukan biaya yang tidak sedikit, sehingga kegiatan penutupan timbunan sampah di TPA sering mengalami kendala. Pada kajian ini dilakukan suatu penelitian terhadap material pengganti tanah sebagai lapisan penutup timbunan sampah berupa Fly ash dan Bottm Ash (FABA). Sebagian material tanah yang biasa digunakan sebagai material layering timbunan sampah digantikan dengan FABA yang dicampur dengan kapur, kapur berfungsi untuk mengikat material tanah timbunan dan FABA. Komposisi campuran yaitu FABA 75% + 5% kapur + 20% tanah timbunan, FABA 75% + 10% kapur + 15% tanah timbunan serta FABA 90% +5% kapur + 5% tanah timbunan. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah FABA dapat digunakan sebagai material substitusi lapisan penutup (layering) dalam pengembangan teknologi layering timbunan sampah. Material campuran diuji karakteristik kekuatannya dilaboratorium berupa uji permeabilitas, berat isi tanah, kuat geser, analisa saringan, Atterberg Limit, dan CBR serta pemadatan. Parameter kekuatan material ini selanjutnya digunakan dalam pemodelan layering (timbunan sampah) dengan bantuan software geoteknik. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa campuran material FABA tidak memenuhi syarat sebagai material layering sampah dikarenakan nilai permeabilitas yang tidak memenuhi syarat dalam sistem sanitary Landfill, walaupun memiliki nilai daya dukung yang baik berdasarkan nilai kohesi dan sudut geser tanah serta nilai stabilitas Landfill.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Alfhat, Muhmmad, Masayu Widiastuti, and Mardewi Jamal. "ANALISIS PENGGUNAAN MATERIAL TANAH DAN MATERIAL PASIR LAUT PADA BEBAN PRELOADING TERHADAP WAKTU PELAKSANAAN DAN BIAYA." Teknologi Sipil : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 7, no. 2 (2023): 29. http://dx.doi.org/10.30872/ts.v7i2.13185.

Full text
Abstract:
Dalam dunia proyek, waktu dan biaya merupakan tolak ukur keberhasilan suatu proyek. Semakin singkatpenyelesaian suatu proyek dan semakin murah biaya yang dikeluarkan, tanpa memperburuk mutu dankualitas hasil dari pekerjaan proyek, maka semakin berhasil proyek tersebut terjalankan. Namun padakenyataan di lapangan saat ini, banyak proyek – proyek konstruksi yang menjadi tidak menguntungkankarena berbagai macam faktor. Pada studi kasus pekerjaan proyek yang diambil kali ini terdapat beberapahal yang dirasa menarik mulai dari Manajemen Proyek hingga penggunakan material pada prosespreloading itu sendiri yang pada perencanaannya menggunakan material dari laut (pasir laut). Penelitianini bertujuaan untuk mengetahui perbedaan waktu dan biaya pada penggunaan material tanah dan pasir laut.Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan terhadap material tanah dan pasir laut padapelaksanaan proyek. Durasi waktu pelaksanaan timbunan material tanah dengan volume pekerjaan76.432,72 m3 adalah 100 hari sedangkan durasi waktu pelaksanaan timbunan material pasir laut denganvolume pekerjaan 69.229,64 m3 adalah 91 hari. Sehingga perbedaan selisih waktu pada material tanah danpasir laut adalah selama 9 hari atau 9,00%. Biaya pelaksanaan timbunan dengan material tanah adalahRp.11.413.706.749,00 sedangkan biaya pelaksanaan timbunan dengan material pasir laut adalahRp.11.391.072.018,00. Sehingga perbedaan selisih biaya pada material tanah dan pasir laut adalahRp.22.634.731. atau 0,19%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Agussalim Patola DM and Raden Wirawan. "PERENCANAAN PENCEGAHAN TANAH LONGSOR DENGAN METODE DINDING PENAHAN TANAH." Jurnal Karajata Engineering 3, no. 1 (2023): 59–63. http://dx.doi.org/10.31850/karajata.v3i1.2104.

Full text
Abstract:
A landslide is the displacement of slope-forming material in the form of rock, material, soil, or mixed material moving down or out of the slope. The causes of landslides vary from one location to another. The purpose of this study is to determine the characteristics of soil mechanics in determining the carrying capacity of the soil in planning landslide handling with the method of building a retaining wall. The methods used in this study started from visual identification, field testing and laboratory testing. The results of this study obtained that the condition of the soil at the coordinate point S.02041'47.25" ; E.118052'48.97'' Mamuju of West Sulawesi Province in the form of limestone, loose and sandy chunks based on the test results of the core drilling soil laboratory so that a good type of construction is recommended is to use a semi-gravity type soil retaining wall.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Dzakir, La Ode, Nurkhalis Mahmudah Dullah, and Hariono Hariono. "Analisis Sifat Fisik Tanah Limonit Dan Saprolit Dengan Pengujian Konsistensi Atterberg." Mining Science And Technology Journal 1, no. 2 (2022): 104–9. http://dx.doi.org/10.54297/minetech-journal.v1i2.379.

Full text
Abstract:
Pelapukan yang terjadi pada batuan ultramafik (batuan pembawa nikel) menyebabkan terjadinya perbedaan zona laterisasi. Perbedaan zona tersebut menyebabkan adanya perbedaan sifat fisik material tanah pada masing-masing zona laterisasi, khususnya material zona limonit dan saprolit. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk melihat perbedaan sifat fisik tanah limonit dan saprolit dengan pengujian konsistensi Atterberg.Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai batas cair (liquid limit), batas plastis (plastic limit) dan Indeks Plastisitas (Plasticity Index) material tanah saprolit lebih besar dibandingkan dengan material tanah limonit. Hal ini menunjukan bahwa material tanah saprolit cenderung lebih plastis dibandingkan dengan material tanah limonit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Aprizal, Dani, Iswan Iswan, and Rahayu Sulistyorini. "Pengukuran Aktivitas Subgrade Jalan Terhadap Nilai Daya Dukung Yang Disubtitusi Material Pasir." Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain 8, no. 4 (2021): 703–14. https://doi.org/10.23960/jrsdd.v8i4.1529.

Full text
Abstract:
Umumnya kerusakan pada perkerasan jalan disebabkan tanah dasar pada perkerasan jalan memiliki daya dukung tanah yang buruk, hal ini dikarenakan sifat tanah yang berpotensi mengalami pengembangan tanah akibat dari faktor cuaca dan lingkungan. Oleh sebab itu, perlu dilakukannya perkuatan pada tanah tersebut, salah satunya menggunakan materialpasir. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan berasal dari Ruas Jalan R.A.Basyid, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan pada STA 3+100 dan variasi pasir yang digunakan yaitu 0, 5, 10, & 15 % dari berat tanah. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian CBR dari efek pegembangan tanah, lalu berdasarkan hasil pengujian tersebut, dilakukan perhitungan tebal perkerasan dengan metode analisa komponen SKBI 2.3.26.1987. Tanah pada penelitian ini termasuk kelompok A-7 atau jenis tanah yang buruk. Nilai aktivitas tanah pada setiap penambahan pasir 0%, 5%, 10%, dan 15% berturut-turut yaitu 0,5920; 0,4612; 0,2961; dan 0,2177. Nilai aktivitas tanah menurun seiring dengan menurunnya fraksi lempung.Hubungan nilai aktivitas tanah dan sifat-sifat fisik tanah terganggu (disturbed) pada tiap persentase penambahan pasir dengan kadar 0%, 5%, 10%, dan 15% memengaruhi tebal perkerasan jalan yang direncanakan. Dan Hasil perhitungan tebal perkerasan yang paling efisien didapatkan pada sampel tanah dengan persentase +15% pasir dan nilai aktivitas tanah yang rendah yaitu 0,2177.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Bikram, Akram. "PEMANFAATAN TANAH SEKITAR SEBAGAI MATERIAL INTERLOCK BLOCK." Jurnal Proyek Teknik Sipil 3, no. 2 (2020): 50–59. http://dx.doi.org/10.14710/potensi.2020.9229.

Full text
Abstract:
Soil characteristics around Kendari City are included in the clay soil category. So far, clay has not been used optimally. Clay is only used as pile material in buildings. Land around the city of Kendari can be made of brick interlock material. This research is important to be carried out to utilize the surrounding land as building wall material, to obtain an economical and effective wall material.This study aimed to test the quality of interlock brick material from the surrounding soil in Kendari City. In this study three treatments were made. Each treatment made 10 test specimens. Test specimens are made with a size of 25 cm x 12.5 cm x 10 cm. The steps of conducting research are the preparation of work tools, preparation of work materials, dry stirring process, moist stirring process, printing, drying, watering, testing, and data analysis. Data collection techniques carried out in the laboratory. Testing includes compressive strength and water absorption. Based on the results of tests in the laboratory that interlock block material from surrounding soil is suitable for use as building wall material in a simple house on condition that the quality of the concrete frame structure is improved.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Pranoto, Haikun, Adip Mustofa, and Kartini Kartini. "Aspek geoteknik pemanfaatan lempung kaolin sebagai material lapis badan jalan tambang Kabupaten Banjar." Jurnal Himasapta 6, no. 2 (2021): 85. http://dx.doi.org/10.20527/jhs.v6i2.3964.

Full text
Abstract:
Desa Limamar merupakan desa yang terletak di Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Desa Limamar memiliki tanah lempung kaolin dan pasir kuarsa dengan pontensi yang sangat berlimpah. Tanah lempung kaolin sering dimanfaatkan warga setempat untuk dijadikan bahan bangunan dan sering dimanfaatkan sebagai material alternatif jalan, karena potensi tanah lempung kaolin sangat berlimpah di desa tersebut, sehingga memiliki kecenderungan tanah setempat dapat digunakan untuk lapis tanah urug jalan. Untuk mengetahui kuat atau tidaknya suatu jalan dalam menahan alat diatas permukaan maka perlu adanya daya dukung tanah yang baik guna sebagai aspek geoteknik jalan. Daya dukung tanah didapatkan dengan pengujian pemadatan tanah dan uji CBR.Hasil pemadatan dan uji CBR di laboratorium didapatkan nilai daya dukung izin tanah menggunakan variasi tumbukan 10, 25 dan 56 dengan rincian tumbukan 10 menghasilkan daya dukung tanah terendah sebesar 147,10 Kpa dan tertinggi sebesar 223,27 Kpa. Tumbukan 25 menghasilkan daya dukung tanah terendah sebesar 195,47 Kpa dan tertinggi sebesar 237. Kemudian tumbukan 56 menghasilkan daya dukung tanah terendah sebesar 231,77 Kpa dan tertinggi sebesar 277,87 Kpa serta rekomendasi ketebalan minimum lapis tanah urug daerah penelitian sebesar 0,28 meter dan ketebalan maksimum sebesar 0,37 meter. Berdasarkan nilai daya dukung izin tanah daerah penelitian, maka material tersebut tidak dapat dimanfaatkan sebagai tanah urug badan jalan untuk dilewati alat angkut Hino tipe ringan hingga berat dengan kapasitas 5,2 sampai 44 ton dan memiliki kelemahan tingkat gerusan dan kembang susut tanah. Kata-kata kunci: daya dukung tanah, CBR, beban alat, tebal lapisan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Hitipeuw, Heicke Gloria, Aryanti Virtanti Anas, and Rini Novrianti Sutardjo Tui. "Penentuan Laba Pemindahan Material Tanah Penutup untuk Kesetimbangan Biaya Pemindahan Material Lumpur dengan Metode Break Even Point." Jurnal Penelitian Enjiniring 22, no. 2 (2018): 175–84. http://dx.doi.org/10.25042/jpe.112018.10.

Full text
Abstract:
Cipta Kridatama merupakan anak perusahaan dari PT. ABM Investama Tbk yang bergerak sebagai perusahaan kontraktor pertambangan pada area IUPOP (Izin Usaha Penambangan Operasi Produksi) milik PT. Trisensa Mineral Utama. PT. Cipta Kridatama melakukan aktivitas pengupasan lapisan tanah penutup pada luas wilayah ± 3.414 ha. Proses kegiatan pengupasan tanah penutup sering sekali terjadi ketidaksesuaian hasil produksi aktual di lapangan dengan target yang direncanakan. Salah satu kendala yaitu material lumpur yang menutupi seam target dari Pit 5B21. Produksi perusahaan pada bulan Desember yang direncanakan yaitu sebesar 895.000 BCM. Masalah pemindahan material lumpur menyebabkan produksi aktual tanah penutup pada bulan Desember hanya sebesar 845.262 BCM dan tidak sesuai yang direncanakan oleh perusahaan. Fleet pemindahan material lumpur (mud) pada Pit 5B21 terdiri dari 1 (satu) unit excavator tipe 349DL, 8 (delapan) unit Off Highway Truck tipe 773, 1 (satu) unit bulldozer tipe D9R, dan 1 (satu) unit grader tipe 14M. Tujuan penelitian ini adalah menghitung biaya pemindahan lumpur dan volume tanah penutup yang harus dikupas agar memeroleh laba untuk menutupi biaya pemindahan lumpur tersebut. Analisis titik impas adalah solusi alternatif yang dapat digunakan untuk mengetahui laba yang diperoleh dari pemindahan material tanah penutup yang dapat menutupi biaya pemindahan material lumpur. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data biaya bahan bakar, biaya opeasi dan biaya kepemilikan bulan Desember 2017. Hasil analisis menunjukkan bahwa volume tanah penutup yang dapat menghasilkan pendapatan untuk kesetimbangan biaya pemindahan lumpur sebesar US$ 47,109 adalah 238.130 BCM.
 
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Putri, Christy Anandha. "ANALISA PERILAKU PENURUNAN TANAH 1D PADA MATERIAL CAMPURAN YANG DIPADATKAN." INDONESIAN JOURNAL OF CONSTRUCTION ENGINEERING AND SUSTAINABLE DEVELOPMENT (CESD) 2, no. 2 (2020): 74. http://dx.doi.org/10.25105/cesd.v2i2.6485.

Full text
Abstract:
<span>Penurunan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari bagi setiap proses konstruksi. Dimana, tanah akan <span>mengalami penambahan beban yang bekerja diatasnya. Penurunan diperbolehkan untuk terjadi dengan<br /><span>memperhatikan kondisi yang disyaratkan untuk setiap ketentuan. Idealnya, penurunan tanah terjadi tidak dalam <span>waktu yang lama, karena akan sangat mempengaruhi waktu pembangunan. Pulau Jawa memiliki jenis tanah yang<br /><span>residual, hal ini terbentuk akibat dari pelapukan batuan yang keluar dari semburan gunung berapi dan tidak <span>berpindah tempat. Sifatdan karakteristik tanah residual umumnya memiliki kandungan butir halus yang sangat<br /><span>banyak, sehingga mampu untuk menyerap air lebih tinggi dan dapat dikategorikan sebagai tanah lunak jika kadar <span>air didalamnya cukup tinggi. masalah yang sering dialami oleh tanah lunak adalah besarnya penurunan yang <span>terjadi jika diberikan beban diatasnya. Pengujian terhadap material campuran dengan menggunkan tanah residual <span>dan pasir yang berasal dari Lagadar, Jawa Barat dilakukan untuk mengetahui koefisien kompresibilitas (Cc) yang <span>sangat menentukan penurunan tanah. Material uji dibuat dengan komposisi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 70%, dan <span>100% kandungan tanah residual yang dipadatkan pada berat volume kering 1,36 gr/cm <span>3<span>. Dari hasil pengujian <span>tersebut diketahui bahwa nilai Cc meningkat seiring dengan bertambahnya kandungan tanah residual didalam <span>material campuran. Serta penurunan tanah cenderung stabili hingga kandungan tanah residual mencapai 40%</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br /><br class="Apple-interchange-newline" /></span></span></span>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Wahyuni, Nanda Dwi, Andius Dasa Putra, Aminudin Syah, and Iswan Iswan. "Kinerja Fly Ash terhadap Stabilisasi Tanah Lunak sebagai Material Perbaikan Tanah Dasar (Subgrade)." Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain 9, no. 3 (2021): 547–58. https://doi.org/10.23960/jrsdd.v9i3.1976.

Full text
Abstract:
Subgrade has an important role in road construction work planning. However, a problem may appear because the soil which is used as the subgrade material has low quality, such as soft soil. One of the parameters to know the quality of the soil is by CBR testing and Atterberg Limit to know the index properties of soil that affect the quality. It is necessary to improve the subgrade soil through stabilization to produce construction materials based on standards by using additives in the form of fly ash. In this study, some variations of fly ash as a stabilization material are 0%, 5%, 10%, and 15% with curing time of 0 days, 7 days, and 14 days at room temperature. The results showed CBR value increased along with the increase in fly ash percentage as well as the length of curing time. The optimum CBR is 23.89% which is occurred in the addition of 15% fly ash with a 14-day curing time of at room temperature. The addition of fly ash percentage also affects the plasticity index of soils that have decreased from native soil by 28.19% to 9.02% in the addition of 15% fly ash. Key words : fly ash, soil stabilization, soft soil, CBR
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Urip Santoso, Urip Santoso. "PEROLEHAN TANAH DALAM PENGADAAN TANAH BERSKALA KECIL." AL-IHKAM: Jurnal Hukum & Pranata Sosial 6, no. 1 (2013): 141–60. http://dx.doi.org/10.19105/al-lhkam.v6i1.306.

Full text
Abstract:
Abstract: Government is a side or party that needs land in terms of trivial scale of land provision. The way of land acquisition in trivial scale must pass through the way of referential settlement release by the land owner. It is not allowed to have it by purcahsing and saling and also exchanging. The later way of land acquisition cannot be done due tp in adequacy of term of material of purcahsing and saling as well as exchanging. Key Words: Pengadaan tanah, berskala kecil, jual beli, tukar-menukar, dan pelepasan hak atas tanah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Imbiri, Kosmus, Asmanur Jannah, and Andi Masnang. "Respon Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) Pada Beberapa Media Tumbuh Organik." Agrisintech (Journal of Agribusiness and Agrotechnology) 2, no. 1 (2021): 01. http://dx.doi.org/10.31938/agrisintech.v2i1.310.

Full text
Abstract:
AbstrakMedia tanam adalah bagian dari faktor penting untuk menentukan perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Kualitasnya sangat menentukan produktivitas tanaman. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh kombinasi beberapa material organik, yaitu arang sekam, kompos, dan rabuk kandang buangan kambing sebagai media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy dan menentukan kombinasi material organik terbaik. Pelaksanaan penelitian berada di Green House Universitas Nusa Bangsa, Bogor. Waktu penelitian di bulan April sampai dengan Juni 2020. Metode pada kajian menggunakan metode penelitian eksperimental, dengan tujuh perlakuan yang dirancang secara acak lengkap (RAL). Perlakuan yang dicobakan adalah: 1) P0: tanah (kontrol), 2) P1: tanah dan kompos perbandingan volume 1:1, 3) P2: tanah dan arang kulit padi perbandingan volume 1:1, 4) P3: tanah dan rabuk kandang kotoran kambing perpaduan isi 1:1, 5) P4: tanah, kompos dan arang kulit padi dengan perpaduan volume 1:1:1, 6) P5: tanah, humus, dan rabuk kandang kotoran kambing perbandingan volume 1:1:1, dan 7) P6: tanah, kompos, arang kulit padi dan rabuk kandang kotoran kambing volume perpaduan 1:1:1:1. Percobaan diulang 3 kali untuk setiap unit. Hasil kajian menunjukkan bahwa kombinasi material organik memberikan respon berbeda terhadap kemajuan dan hasil tanaman pakcoy (Brassica rapa L.). Pola pertumbuhan (tinggi tanaman dan kuantitas daun) pada P3, P5 dan P6 sama. Perlakuan terbaik adalah P5 (kombinasi tanah, humus, rabuk kandang kotoran kambing dengan pepaduan volume media 1 : 1 : 1 (P5) yang sama nyata dengan perlakuan P3 dan P6. AbstractPlanting media is part of the important factors to determine the development and growth of plants. The quality will determine the productivity of the plant. This study aims to examine the effect of a combination of several organic materials, namely husk charcoal, compost, and goat manure as a planting medium on the growth and yield of pakcoy plants and determine the best combination of organic materials. The research was conducted at the Green House of Nusa Bangsa University, Bogor. The time of the study was from April to June 2020. The method in this study used an experimental research method, with seven treatments designed at completely randomized (CRD). The treatments were: 1) P0: soil (control), 2) P1: soil and compost volume ratio 1:1, 3) P2: soil and rice husk charcoal volume ratio 1:1, 4) P3: soil and manure goat manure a mixture of 1:1 content, 5) P4: soil, compost and rice bran charcoal with a volume combination of 1:1:1, 6) P5: soil, humus, and goat manure ratio 1:1:1, 7) P6: soil, compost, rice husk charcoal and goat manure manure mixed volume 1:1:1:1. The experiment was repeated 3 times for each unit. The results of the study showed that the combination of organic materials gave different responses to the progress and yield of pakcoy (Brassica rapa L.). The growth pattern (plant height and leaf quantity) at P3, P5 and P6 were the same. The best treatment was P5 (a combination of soil, humus, goat manure manure with a mix of 1:1:1 (P5) media volume which was as significant as P3 and P6 treatments.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Renaldi, Ignatius Ega, and Aniek Prihatiningsih. "EFEKTIVITAS PENAMBAHAN CAIRAN ADITIF DALAM PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH ORGANIK." JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil 3, no. 4 (2020): 1125. http://dx.doi.org/10.24912/jmts.v3i4.8750.

Full text
Abstract:
Organic soil is soil with a mixture of organic materials and the remain of plants and animals. Organic soil is classified as soft soil and divided into several parts, namely organic clay, organic silt, and peat. Carrying capacity of soil is the strength of soil to hold a load acting on soil that is normally distributed through the foundation. In calculating the carrying capacity of the soil, parameters greatly affect are cohesion and angle of shear. Cohesion is the force between particles in rocks with the same molecule. Meanwhile, the angle of shear is the angle formed from normal stress and shear stress in the soil or rock material. Calculation of cohesion and angle of shear of soil can be done with direct shear and triaxial test based on American Standard in Test and Materials (ASTM). In this study, an analysis conducted to determine the best waste liquid additive material. Beside being able to increase the carrying capacity of organic soils, this study can reduce existing waste. The result of this test is all additive can be increasing the value of soil compressive strength. Oil is the best additive which effective to increasing about 300% value of compressive strength.[KS1] [IR2] [KS1]Maks. 200 kata [IR2]okTanah Organik adalah tanah yang memiliki campuran bahan-bahan organik dan sisa-sisa pelapukan tumbuhan dan hewan. Tanah organik merupakan tanah yang tergolong tanah lunak dan terbagi menjadi beberapa bagian yaitu tanah lempung organik, lanau organik, dan gambut. Daya dukung tanah adalah kekuatan tanah untuk menahan suatu beban yang bekerja pada tanah yang biasa disalurkan melalui fondasi. Dalam perhitungan daya dukung tanah, parameter yang sangat mempengaruhi adalah kohesi dan sudut geser dalam tanah. Kohesi adalah gaya tarik menarik antar partikel dalam batuan yang molekulnya sama. Sementara itu, sudut geser dalam tanah merupakan sudut yang terbentuk dari hubungan antara tegangan normal dan tegangan geser dalam material tanah atau batuan. Cara mendapatkan nilai kohesi dan sudut geser dalam tanah dapat dilakukan dengan tes direct shear dan triaxial berdasarkan standar amerika. Bahan aditif yang digunakan dalam penelitian ini digunakan bahan cairan yang merupakan bahan sisa atau sampah yang ada dalam masyarakat. Sehingga, selain meningkatkan daya dukung tanah organik penelitian ini dapat mengurangi sampah yang ada. Kesimpulan pada penelitian adalah penambahan cairan aditif dinilai mampu meningkatkan kekuatan geser tanah. Oli bekas dinilai sebagai bahan aditif terbaik yang mampu meningkatkan sebesar 300% nilai kekuatan geser tanah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Hamzah, Hamzah, Rizky Ayu Hardiyanti, Rajjitha Handayani, Jenny Rumondang, and Indah Tri Utari. "Pengaruh Penambahan Berbagai Bahan Organik pada Media Tanam Sub Soil Terhadap Pertumbuhan Bibit Petai (Parkia speciosa)." Jurnal Silva Tropika 8, no. 1 (2024): 41–51. http://dx.doi.org/10.22437/jurnalsilvatropika.v8i1.35826.

Full text
Abstract:
ABSTRACT Petai is a plant that belongs to the MPTS (Multi Purpose Tree Species) plant type which can be used multiple times for both wood and non-wood. Petai also has benefits from an economic perspective (fruit and wood) and ecology (legume plants fertilize the soil) so it needs to be cultivated well. There are several factors that influence the quality of cultivation results, one of which is the planting media. The planting medium used is soil in the sub-soil layer as an alternative to top soil. However, this layer is not as fertile as the top soil layer, so it is necessary to add soil improving materials (Ameliorants), for example organic materials. This research aims to analyze the effect of adding various organic materials to sub-soil planting media on the growth of Petai seedlings and to obtain the best organic material composition to add to sub-soil planting media which can have a real influence on the growth of Petai seedlings. This research was carried out for 3 months using a completely randomized design (CRD) method with 1 factor, namely planting media (M) consisting of 5 treatments, namely m1 (Sub soil + compost 3:1), m2 (Sub soil + husk charcoal 2:1), m3 (Sub soil + Cocopeat 2:1), m4 (Sub soil + Boiler ash 4:1) and m5 (Sub soil + Laying chicken manure + Sand 1:2:1). The best organic material composition to add to the sub soil planting medium is cocopeat (2:1). Keywords: petai, planting media, organic materials. ABSTRAK Petai merupakan tumbuhan yang tergolong dalam jenis tanaman MPTS (Multi Purpose Tree Species) yang dapat dimanfaatkan secara ganda baik kayu maupun non kayunya. Petai juga memiliki manfaat dari segi ekonomi (buah dan kayunya) maupun ekologi (tumbuhan legum menyuburkan tanah) sehingga perlu dibudidayakan dengan baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas hasil budidaya salah satunya media tanam. Media tanam yang digunakan adalah tanah pada lapisan sub soil sebagai alternatif pengganti tanah top soil. Namun, lapisan ini tidak sesubur lapisan top soil sehingga diperlukan penambahan bahan pembenah tanah (Amelioran) contohnya bahan organik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan berbagai bahan organik pada media tanam sub soil terhadap pertumbuhan bibit petai serta untuk mendapatkan komposisi bahan organik terbaik untuk ditambahkan ke media tanam sub soil yang dapat memberikan pegaruh nyata dalam pertumbuhan bibit Petai. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan dengan menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) 1 faktor yaitu media tanam (M) yang terdiri dari 5 perlakuan yaitu m1 (Sub soil + kompos 3:1), m2 (Sub soil + arang sekam 2:1), m3 (Sub soil + Cocopeat 2:1 ), m4 (Sub soil + Abu boiler 4:1 ) dan m5 (Sub soil + Pupuk kandang ayam petelur + Pasir 1:2:1). Komposisi bahan organik terbaik untuk ditambahkan ke dalam media tanam sub soil adalah cocopeat (2:1). Katakunci: petai, media tanam, bahan organik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Sugianto, Agus, Irna Hendriyani, Gunaedy Utomo, and Rahmat Rahmat. "ANALISIS STABILISASI TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN MATERIAL SEMEN SEBAGAI BAHAN CAMPURAN." Jurnal Ilmiah Teknik Sipil TRANSUKMA 4, no. 2 (2022): 114–23. http://dx.doi.org/10.36277/transukma.v4i2.135.

Full text
Abstract:
Dalam suatu proyek konstrusi khususnya pekerjaan jalan harus memiliki daya dukung tanah yang baik, karena beban yang bekerja adalah beban statis dan beban dinamis. Salah satu parameter yang dapat kita ketahui apakah daya dukung tanah dasar itu baik atau tidak yaitu dengan mengetahui nilai CBR nya. Karena seringkali tidak ada pilihan untuk material timbunan, sehingga tanah dengan plastisitas tinggi seperti tanah jenis lempung digunakan sebagai material timbunan, sedangkan persyaratan Standart dari Bina Marga untuk nilai CBR tanah timbunan tidak kurang dari 6%, maka salah satu usaha yang akan dilakukan dalam perbaikan tanah yaitu dengan metode stabilisasi kimiawi menggunakan bahan adiktiv yaitu semen portland. Variasi semen yang digunakan 0%, 5%, 10% dan 15% berdasarkan berat tanah dan umur perendaman selama 4x24 jam, dengan kondisi air optimum. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian sifat fisik tanah asli dan sifat mekanik tanah. Dari hasil penelitian laboratorium dapat diketahui bahwa nilai CBR tanah lempung mengalami peningkatan dengan bertambahnya prosentase semen dibandingkan dengan nilai CBR tanah asli. Nilai CBR maksimum pada prosentase semen 5% sebesar 22,78% dibandingkan dengan nilai CBR tanah asli sebesar 4,88%.
 
 In a construction project especially road works must have good ground bearing capacity, because the load that works is a static load and dynamic loads. One parameter that we can use to determine whether the soil bearing capacity is good or poor is by knowing the CBR value. Often there is no option for the hoarding material, While the standard requirements from Bina Marga for the CBR value of landfill are not less than 6%, one of the efforts to be made in soil improvement is the chemical stabilization method using an active ingredient, namely Portland cement. The variation of cement used is 0%, 5%, 10% and 15% based on soil weight and immersion age for 4x24 hour, optimum water condition. The test carried are include physical properties of the original soil and the mechanical properties of the soil. From the results of laboratory research, it can be seen that the CBR value of clay soil has increased with increasing the percentage of cement compared to the original soil CBR. The maximum CBR in 5% cement is 22.78%, the CBR value of the undisturbed soil is 4.88%
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Rinaldi, M. Fahmi, Iswan Iswan, and Ahmad Zakaria. "Studi Hubungan Pengembangan (Swelling) dengan Tebal Perkerasan pada Subgrade Jalan Yang Dicampur dengan Material Pasir." Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain 8, no. 2 (2021): 291–302. https://doi.org/10.23960/jrsdd.v8i2.1319.

Full text
Abstract:
Tanah lempung dengan plastisitas tinggi, kohesifitas yang besar berakibat fluktuasi kembang susut yang relatif besar. Hal ini yang menyebabkan kondisi jalan yang dibangun diatas tanah lempung sering kali mengalami kerusakan. Untuk mengatasi masalah tanah tersebut, dalam merencanakan bangunan teknik sipil di Indonesia memerlukan beberapa perlakuan untuk membuat tanah menjadi lebih stabil. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan perbaikan tanah dengan cara memperbaiki gradasinya yaitu mencampur lempung (tanah asli) dengan pasir (gradasi lebih besar). Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini berasal dari Ruas Jalan R.A.Basyid, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan pada STA 3+100 dan variasi pasir yang digunakan yaitu 0, 5, 10 dan 15 % dari berat tanah. Adapun pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian CBR dari efek pegembangan tanah, lalu dilakukan perhitungan tebal perkerasan dengan metode analisa komponen SKBI 2.3.26.1987. Pada penelitian inisampel tanah yang digunakan termasuk kelompok A-7-6atau jenis tanah yang buruk. Setelah penambahan variasi pasir, batas plastis tanah tersebut meningkat sedangkan batas cair dan indeks plastisitas menurun, hal ini mengakibatkan pengembangan tanah terjadi penurunan pada 15% kapur yaitu dari 0,65% menjadi 0,15%, sedangkan nilai CBR mengalami peningkatan yang signifikan pada pasir 15% yaitu dari 2,0% menjadi 25,4%. Dengan hal ini tebal lapis menjadi lebih tipis, pada 0% kapur yaitu tebal D1=7,5 cm, D2=25 cm dan D3=44 cm, sedangkan pada 15% kapur tebal D1=5 cm, D2=18 cm dan D3 tidak digunakan.Kata kunci : CBR, Pengembangan Tanah, Tebal Perkerasan, Stabilisasi, Pa
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Mulyanto, Djoko. "MATERIAL VOLKANIK SEBAGAI PENYUSUN UTAMA TANAH MERAH DI ATAS BATUAN KARBONAT KARANGSARI WONOSARI." JURNAL TANAH DAN AIR (Soil and Water Journal) 17, no. 2 (2021): 45. http://dx.doi.org/10.31315/jta.v17i2.4234.

Full text
Abstract:
Gejala kewarnaan tanah yang berkembang pada batuan karbonat yang secara umum berwarna putih sangat menarik untuk dikaji mineralnya. Tujuan penelitian ini adalah menelaah komposisi mineral tanah. Analisis sifat mineral meliput: mineral fraksi pasir halus (bubuk) dan fraksi lempung tanah, serta batugamping yang membawahi tanah tersebut. Identifikasi mineral mengunnakan XRD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mineral haloisit 7 oA sangat mendominasi fraksi lempung tanah, disamping oksida-oksida besi khususnya gutit. Fraksi pasir halus menunjukkan mineral feldspar, biotit, kristobalit dan kuarsa pada lapisan pertama sedangkan lapisan bawah terdiri atas gutit, maghemit-magnetit, kuarsa, dan rhodokrosit. Analisis mineral batugamping (powder) menunjukkan mineral kalsit sangat dominan, sedangkan mineral yang lain adalah kuarsa dan maghemit-magnetit. Berdasarkan komposisi mineral baik fraksi pasir maupun lempung, serta nisbah Fe tanah/ batuan, diduga bahwa bahan induk tanah banyak dipengaruhi oleh material volkanik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Mulyanto, Djoko. "MATERIAL VOLKANIK SEBAGAI PENYUSUN UTAMA TANAH MERAH DI ATAS BATUAN KARBONAT KARANGSARI WONOSARI." JURNAL TANAH DAN AIR (Soil and Water Journal) 17, no. 2 (2021): 45. http://dx.doi.org/10.31315/jta.v17i2.4234.

Full text
Abstract:
Gejala kewarnaan tanah yang berkembang pada batuan karbonat yang secara umum berwarna putih sangat menarik untuk dikaji mineralnya. Tujuan penelitian ini adalah menelaah komposisi mineral tanah. Analisis sifat mineral meliput: mineral fraksi pasir halus (bubuk) dan fraksi lempung tanah, serta batugamping yang membawahi tanah tersebut. Identifikasi mineral mengunnakan XRD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mineral haloisit 7 oA sangat mendominasi fraksi lempung tanah, disamping oksida-oksida besi khususnya gutit. Fraksi pasir halus menunjukkan mineral feldspar, biotit, kristobalit dan kuarsa pada lapisan pertama sedangkan lapisan bawah terdiri atas gutit, maghemit-magnetit, kuarsa, dan rhodokrosit. Analisis mineral batugamping (powder) menunjukkan mineral kalsit sangat dominan, sedangkan mineral yang lain adalah kuarsa dan maghemit-magnetit. Berdasarkan komposisi mineral baik fraksi pasir maupun lempung, serta nisbah Fe tanah/ batuan, diduga bahwa bahan induk tanah banyak dipengaruhi oleh material volkanik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Desiani, Asriwiyanti, Robby Yussac Tallar, and Christy Anandha Putri. "Studi Awal Perilaku Tanah Residual Tropis yang di Padatkan." Jurnal Teknik Sipil 12, no. 2 (2019): 146–59. http://dx.doi.org/10.28932/jts.v12i2.1421.

Full text
Abstract:
Salah satu persyaratan penting yang diperlukan dalam suatu struktur pondasi bangunanadalah karakteristik media tanah yang terdapat di area tersebut. Secara garis besar, tanah hanyaterbagi dua menjadi tanah butir kasar maupun butir halus. Namun pada kenyataannya, kondisidilapangan memperlihatnya kondisi yang berbeda. Pada kedalaman-kedalaman dibawahpermukaan tanah tidak lagi dijumpai material murni, baik pasir, lempung, maupun lanau. Yangada merupakan material campuran baik lempung pasiran, pasir lempungan, pasir lanauan, maupunlanau pasiran, dan sebagainya. Hal ini mempengaruhi perilaku material, tidak lagi berperilakusebagai material asli yang membentuknya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perilakutanah residual tropis baik agregat kasar maupun halus yang dipadatkan. Untuk agregat kasarpengujian yang dilakukan meliputi specific gravity (Gs) dan analisa ukuran butir. Sedangkan untukagregat halus dilakukan pengujian kadar air, specific gravity (Gs), analisa ukuran butir,hidrometer, atterberg limits. Karena merupakan material terganggu, maka kedua material tidakdilakukan pengujian index properties. Berdasarkan pengujian awal yang dilakukan, dapatdisimpulkan sementara bahwa perubahan perilaku material butir kasar menjadi perilaku materialbutir halus terjadi pada komposisi material campuran 25% tanah merah Lagadar dan 75% pasirPadalarang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Irvan Ustuchri, Anita Setyowati Srie Gunarti, Sri Nuryati, et al. "Pemanfaatan abu serbuk kayu dan serbuk cangkang kerang sebagai material stabilisasi tanah lunak." PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa 12, no. 2 (2023): 166–71. http://dx.doi.org/10.22225/pd.12.2.6602.166-171.

Full text
Abstract:
Kecamatan Muara Gembong Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat banyak dijumpai jalan yang rusak dan bergelombang. Wilayah ini merupakan pesisir laut dan beberapa bagian wilayahnya merupakan tanah rawa yang memiliki kuat dukung yang rendah, tidak memenuhi kuat dukungyang dipersyaratkan yaitu CBR minimum 6%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan abu serbuk kayu dan serbuk cangkang kerang sebagai material stabilisasi tanah terhadap kuat dukung, dalam hal ini yaitu nilai California Bearing Ratio. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu eksperimen laboratorium stabilisasi tanah lunak yang dicampurkan dengan material aditif berupa abu serbuk kayu dan serbuk cangkang kerang pada proporsi 2% dan 4% terhadap berat kering tanah. Pengujian yang dilakukan meliputi uji batas Atterberg, pemadatan, dan CBR kondisi tidak terendam. Hasil analisis menunjukkan bahwa tanah yang dicampur dengan 4% serbuk cangkang kerang tanpa abu serbuk kayu mengalami peningkatan nilai CBR sebesar 84.32% terhadap CBR tanah asli. Tanah yang dicampur dengan serbuk cangkang kerang dan abu serbuk kayu juga mengalami peningkatan kuat dukung namun tidak sebaik tanah yang dicampur dengan serbuk cangkang kerang saja.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Pamuttu, Dina Limbong, Eko Budianto, Hairulla Hairulla, and Parulian Tumanggor Simbolon. "Pengujian Nilai CBR Campuran Material Lokal Dan Semen Sebagai Lapisan Pondasi Bawah." Musamus Journal of Civil Engineering 4, no. 02 (2022): 70–75. http://dx.doi.org/10.35724/mjce.v4i02.4445.

Full text
Abstract:
Bandara Udara Okaba merupakan salah satu bandara yang terletak di Distrik Okaba Kabupaten Merauke. Distrik Okaba merupakan wilayah dengan kondisi tanah lunak. Bandara ini memerlukan pembangunan dan pengembangan fasilitas bandar udara dalam hal perpanjangan runway, pengembangan taxiway, dan perluasan apron bandara dalam hal ini landasan pacu (runway). Dalam penelitian ini digunakan material subbase dari Distrik Okaba. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa nilai CBR pada LPB Bandar Udara Okaba dengan menggunakan material lokal. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Pengujian yang dilakukan antara lain pengujian sifat fisis dari tanah asli dan bahan campur pasir lokal dari distrik okaba antara lain pengujian berat jenis, kadar air, bobot isi, distribusi butiran. Dan pengujian sifat mekanis dari tanah asli antara lain pengujian pemadatan serta pengujian California Bearing Ratio laboratorium dengan menggunakan bahan tambah pasir lokal. Pada pengujian CBR, tanah yang sudah di campur kemudian langsung di uji tanpa pemeraman.Berdasarkan hasil pengujian sifat fisis tanah jenis tanah pada lokasi Distrik Okaba Kampung Wambi sesuai AASTHO pada hasil Hand bor adalah tanah bergolong A-3 dengan tipe material paling dominan adalah pasir halus, dan mendapatkan nilai CBR tanah asli nilai beban 0,1 in sebesar 5 % dan nilai beban 0,2 in sebesar 4 %, kemudian hasil pengujian CBR tanah asli ditambah bahan tambah 10% pasir sebesar 10 % kemudian bahan tambah pasir 10% dan 5% PC sebesar 36%, kemudian bahan tambah 10% pasir, dan 7% PC sebesar 80% kemudian bahan tambah 10% pasir dan 9% PC sebesar 85%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Waruwu, Aazokhi, and Ebtanas Murni Waruwu. "KAJIAN INTERAKSI TANAH-BAMBU DITINJAU DARI PARAMETER KUAT GESER." Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi 20, no. 2 (2021): 150–60. http://dx.doi.org/10.35760/dk.2021.v20i2.4388.

Full text
Abstract:
Stabilitas lereng memerlukan perkuatan untuk meningkatkan kuat geser. Perkuatan dari material bambu dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengganti peran geotekstil yang biasa digunakan. Parameter kuat geser pada tanah terdiri dari kohesi dan sudut gesek, sedangkan parameter kuat geser antar muka dari dua material antara tanah dengan perkuatan terdiri dari adhesi dan sudut gesek antar muka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku interaksi tanah-bambu dari berbagai tipe dilihat dari perubahan parameter kuat geser. Penelitian ini menggunakan tanah lempung dan pasir dengan perkuatan dari material bambu. Material bambu terdiri dari grid bambu uniaksial, grid bambu biaksial, dan matras bambu. Interaksi tanah-bambu diuji dengan menggunakan uji kuat geser langsung untuk mendapatkan parameter kuat geser dan kuat geser antar muka. Hasil penelitian didapatkan bahwa parameter yang dominan untuk tanah lempung adalah kohesi, sedangkan tanah pasir memiliki parameter sudut gesek yang lebih dominan. Parameter kuat geser untuk tanah lempung terdiri dari nilai kohesi (c) sebesar 21,72 kPa dan sudut gesek (j) sebesar 7,40o, untuk parameter tanah pasir terdiri dari sudut gesek 36,44o dan tanpa kohesi. Parameter adhesi (ca) pada tanah lempung dengan grid bambu lebih kecil dari nilai kohesi, sedangkan parameter sudut gesek interface (d) pada tanah pasir dengan grid bambu lebih kecil dari parameter j. Nilai adhesi lempung-bambu ditemukan lebih rendah, karena kontak permukaan lempung-bambu hampir tidak mengakibatkan lekatan antara permukaan tanah lempung dengan bambu. Namun demikian, sudut gesek antar muka jauh lebih tinggi dari sudut gesek tanah lempung. Sudut gesek antar muka antara pasir dengan bambu didapatkan lebih kecil dari sudut gesek tanah pasir. Ini menunjukkan bahwa kekasaran pada interaksi pasir-bambu lebih rendah dari tanah pasir.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Yisrel, Yisrel, Andromeda Dwi Laksono, and Rohini Rohini. "Review Jenis Sensor yang Dapat Mendeteksi Tanah Longsor." SPECTA Journal of Technology 4, no. 2 (2020): 75–83. http://dx.doi.org/10.35718/specta.v4i2.221.

Full text
Abstract:
Tanah longsor merupakan kejadian alam yaitu perpindahan suatu material yang berbentuk lereng berupa batuan, rombakkan tanah atau material campuran yang bergerak jatuh keluar lereng. Tanah longsor dapat terjadi secara tiba-tiba dan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Maka diperlukan alat untuk membantu memberikan peringatan dasar bahwa akan terjadi tanah longsor yang datang secara tiba-tiba. Ada alat yang dinamakan LDR (Light Dependent Resistor) yaitu sensor cahaya untuk membaca pergeseran tanah. Dan dengan pemrograman mikrokontroler, meliputi dua bagian yaitu bagian sensor potensiometer dan sebagai tanda peringatan dini terjadinya tanah longsor. Adapun alat ini akan bekerja secara bertahap dalam menyalurkan informasi peringatan terjadinya tanah longsor. Di Indonesia sendiri alat pendeteksi tanah longsor menggunakan sensor cahaya belum diterapkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

S P, Aininda Yoga, Sari Bahagiarti Kusumayudha, and Andi Sungkowo. "Analisis Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Gerakan Massa Tanah di Dusun Nglinggo, Desa Pagerharjo, Kec. Samigaluh, Kab. Kulonprogo, D.I Yogyakarta." Jurnal Mineral, Energi, dan Lingkungan 4, no. 1 (2020): 14. http://dx.doi.org/10.31315/jmel.v4i1.3034.

Full text
Abstract:
Gerakan tanah merupakan salah satu peristiwa alam yang sering menimbulkan bencana dan kerugian material (Fitriadi, 2017), berdasarkan artikel yang diterbitkan Kementerian ESDM tentang Pengenalan Gerakan Tanah, gerakan massa tanah adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut bergerak ke bawah atau keluar lereng. Bencana yang ditimbulkan oleh gerakan massa tanah di Kecamatan Samigaluh pada tahun 2017 mengakibatkan terputusnya jalur transportasi, rusaknya infrastruktur, rusaknya sanitasi lingkungan dan keselamatan masyarakat terancam. Berdasarkan hasil observasi pada 17 April 2018 ditemukan tiga titik lokasi gerakan massa tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gerakan massa tanah di Dusun Nglinggo juga kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman gerakan massa tanah.Metode penelitian yang digunakan yaitu, kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan survei, pengumpulan data populasi yang besar, menggunakan sampel yang relatif kecil. Serta pemetaan guna melengkapi data sebaran gerakan massa tanah dan kerentanannya, metode wawancara digunakan untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab berdasarkan undang-undang no.24 tahun 2007. Hasil pada penelitian ini yaitu, ancaman gerakan massa tanah di Dusun Nglinggo tidak meliputi seluruh daerah tersebut. Karena Dusun Nglinggo dan sekitarnya memiliki material yang cukup kuat seperti batuan vulkanik berupa breksi andesit, lava andesit dan tuf-lapili, kesiapsiagaan masyarakat Dusun Nglinggo terhadap gerakan massa tanah termasuk dalam kategori kurang siap, namun untuk pengetahuan masyarakat sangatlah baik serta koordinasi antar masyarakat dan aparat sangatlah kondusif.Kata kunci: Kesiapsiagaan, Bencana, Gerakan Massa Tanah, Dusun Nglinggo, Kulonprogo.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Trisnoyuwono, Diarto, Abia Erasmus Mata, and Welem MWL Daga. "Kajian Kelayakan Penggunaan Material Tanah Putih Dari Pulau Rote Sebagai Pengganti Pasir Alam Dalam Produk Mortar Dan Beton." JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil 6, no. 1 (2021): 24. http://dx.doi.org/10.32511/juteks.v6i1.781.

Full text
Abstract:
Di Provinsi NTT juga dapat ditemukan wilayah dengan keterbatasan ketersediaan material agregat (terutama pasir) yang memenuhi standar untuk konstruksi bangunan, daerah tersebut adalah Kabupaten Rote Ndao. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dengan tetap bisa memanfaatkan potensi daerah maka dibutuhkan suatu rekayasa material. Di Pulau Rote terdapat deposit batu gamping (tanah putih) di daerah diperbukitan. Sehingga pemanfaatan tanah putih patut dipertimbangkan. Tanah putih sebagai pengganti fraksi pasir alam, sedangkan untuk fraksi agregat kasar tetap mengambil dari quary setempat. Terhadap material tanah putih diberi dua jenis perlakuan, pertama menggunakan material sesuai kondisi fisik asli dari hasil galian di quary dan kedua, fraksi halus butiran yang lolos saringan No.200 tidak dipakai dalam campuran. Hasilnya tanah putih ketika tanah putih dipakai dalam produk mortar, dapat memenuhi kelas mortar M, S dan N, artinya mortar tersebut bisa dipakai dari aplikasi plesteran sampai dengan pasangan batu pondasi dan tembok penahan. Aplikasi tanah putih untuk produk beton dapat menghasilkan kuat tekan beton hingga K300 sehingga dapat dipakai untuk pembangunan box culvert, perkerasan kaku, jembatan komposit sampai rumah tinggal
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Adam, Tommy, and Andryan Suhendra. "APLIKASI MATERIAL GEOSINTETIK PADA KONSTRUKSI TIMBUNAN DI ATAS TIANG (PILED EMBANKMENT)." JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil 1, no. 1 (2018): 231. http://dx.doi.org/10.24912/jmts.v1i1.2262.

Full text
Abstract:
Timbunan di atas tanah lunak merupakan tantangan bagi insinyur geoteknik karena karakteristik tanah yang tidak diinginkan. Perkuatan geosintetik dengan dukungan tiang adalah salah satu cara yang bisa menyelesaikan karakteristik tanah yang tidak diinginkan ini. Skripsi ini akan membandingkan kuat tarik geosintetik dengan menggunakan metode BS 8006 dengan metode elemen hingga dua dimensi dan bagaimana geosintetik mempengaruhi timbunan. Skripsi ini membahas mengenai perbedaan antara perhitungan kuat tarik geosintetik dengan metode BS 8006 dengan metode elemen hingga karena metode perhitungan BS 8006 tidak memperhitungakan tanah dasar dalam memperhitungkan kuat tarik geosintetik. Skripsi ini juga membahas mengenai peningkatan nilai faktor keamanan sebesar 20% yang disebabkan oleh pemasangan geosintetik pada dasar timbunan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Haryanta, Dwi, Moch Thohiron, and Bambang Gunawan. "KAJIAN TANAH ENDAPAN PERAIRAN SEBAGAI MEDIA TANAM PERTANIAN KOTA." Journal of Research and Technology 3, no. 2 (2017): 1–10. http://dx.doi.org/10.55732/jrt.v3i2.236.

Full text
Abstract:
Siltation of the river, ditches, reservoirs in urban areas is a problem because it causes flooding. The government annually undertakes dredging of the precipitate for the flow of water to flow smoothly. Soil sedimentary water potential to be utilized as a medium of planting in the development of urban agriculture. The research was conducted by survey method in water area of Surabaya. The sample was taken using random method of choosing, that is choosing condition of place environment and soil condition which is possible for planting medium. Soil sediment samples were observed for pH, color,structure, texture, organic matter content, Nitrogen (N-total), K2O and P2O5. The result of research showed that all of the textured sedimentary soil content of clay was about 89,87-92,14%, organic material was about 5,96-7,60%, total N was about 0,09-0,13%, K2O was about 0,88-1,12%, and P2O5 was about 2,08-2,44%. The color of soil was grayish-black. The mud deposits of the housing sewer were the most crumbling and the most consumptive reservoir was sludge. Sewage soil sludge is potentially used as a planting medium in the development of urban agriculture.
 Keywords: Planting Media, Urban Agriculture, Soil Sedimentary.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Dwi, Haryanta, Thohiron Moch., and Gunawan Bambang. "KAJIAN TANAH ENDAPAN PERAIRAN SEBAGAI MEDIA TANAM PERTANIAN KOTA." Journal of Research and Technology 3, no. 2 (2017): 1–10. https://doi.org/10.5281/zenodo.2581752.

Full text
Abstract:
Siltation of the river, ditches, reservoirs in urban areas is a problem because it causes flooding. The government annually undertakes dredging of the precipitate for the flow of water to flow smoothly. Soil sedimentary water potential to be utilized as a medium of planting in the development of urban agriculture. The research was conducted by survey method in Surabaya city waters. The sample was taken using random method of choosing, that is choosing condition of place environment and soil condition which is possible for planting medium. Soil sediment samples were observed for pH, color, structure, texture, organic matter content, Nitrogen (N-total), K2O and P2O5. The result of this research shows that all of the textured sedimentary soil content of clay is 89,87- 92,14%, organic material content is about 5,96-7,60%, total N-content is 0,09-0,13%, K2O content between 0,88-1,12%, and P2O5 content between 2,08-2,44%. The color of soil was grayish-black-black. The mud deposits of the housing sewer are the most crumbling and the most consumptive reservoir are sludge. Sewage soil sludge is potentially used as a planting medium in the development of urban agriculture.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Ma'ruf, Muhammad Afief. "Alternatif Perkuatan Tanah Timbunan Dengan Anyaman Sabut Kelapa (Cocos nucifera L.)." AGREGAT 8, no. 2 (2023): 872–77. http://dx.doi.org/10.30651/ag.v8i2.19886.

Full text
Abstract:
Jaringan jalan umumnya dibangun diatas tanah dasar yang dibentuk dari tanah timbunan biasa. Masalah yang seringkali dihadapi adalah daya dukung tanah dan kuat geser tanah yang tidak mencukupi. Salah satu alternatif penyelesaian masalah ini adalah memberikan perkuatan dengan geotextile atau material lainnya. Selama ini telah banyak penelitian yang mencoba menggantikan geotextile dengan material lain contohnya menggunakan anyaman kulit bambu ataupun kulit purun. Material alternatif yang dipilih dalam penelitian ini adalah anyaman dari sabut kelapa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah lapis perkuatan sabut kelapa terhadap daya dukung tanah pada tanah timbunan. Pengujian pembebanan dilakukan dalam skala laboratorium dengan memberikan perkuatan sabut kelapa dalam beberapa variasi dalam tanah timbunan. Data yang diperoleh adalah kurva hubungan antara beban dan penurunan untuk memperoleh variasi yang memberikan hasil perkuatan maksimum. Dari hasil analisa diperoleh hasil bahwa penggunaan lapis sabut kelapa memberikan pengaruh terhadap nilai daya dukung tanah dalam kondisi ultimit. Variasi jumlah lapis sabut memberikan peningkatan terhadap nilai daya dukung batas tanah, dimana konfigurasi yang menghasilkan daya dukung paling tinggi pada penelitian kali ini adalah 3 lapis perkuatan. Peningkatan nilai daya dukung ultimit tanah kondisi dengan 3 perkuatan anyaman sabut kelapa dibandingkan kondisi tanpa perkuatan adalah sebesar 296,974%. Dari keseluruhan uji pembebanan dapat diketahui bahwa seiring bertambahnya jumlah lapis sabut kelapa, maka daya dukung tanah akan terus bertambah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Sumarno, Agung, Agus Mudo Prasetyo, Fazhar Akbar, et al. "Pemanfaatan Limbah Spent Bleaching Earth pada Stabilisasi Tanah Lempung dengan Clean Set Cement." Jurnal Teknologi Lingkungan 22, no. 1 (2021): 104–10. http://dx.doi.org/10.29122/jtl.v22i1.4125.

Full text
Abstract:
ABSTRACT The utilization of waste as soil stabilization materials is a solution to reduce the amount of waste and improve the building materials quality. This research is using Spent Bleaching Earth (SBE) materials from the palm oil industry waste. SBE can be reused to be pozzolan materials. This research aimed to investigate the SBE waste effect as an admixture on clay stabilization used 10% Clean Set Cements (CS-60) on density and California Bearing Ratio (CBR). A combination of CS-60 and SBE waste was expected to increase the CBR value of clay. Furthermore, SBE waste would decrease cementitious material for clay stabilization. Variation comparison of Clay : CS-60 : SBE on ST03, ST04, and ST05 were 67.5% : 10% : 22.5%; 45% : 10% : 45% and 22.5% : 10% : 67.5% respectively. The test was conducted on water content, density, and load penetration based on SNI 1744:2012. Generally, the CBR value of subgrade and improved subgrades oil with the moderate and good category are about 5-20%. As a result, the CBR value of ST 01 as original clay and ST 02 as clay with 10% CS-60 was 3.24% and 5.01%, respectively. Using SBE waste as an admixture material on clay stabilization increased CBR value better than clay stabilization used CS-60. ST03, ST04, and ST05 with CBR's value were 5.39%, 8.52%, and 17.99%, respectively. Furthermore, the density value decreased when SBE waste is used. Keywords : california bearing ratio, clay, clean set cement, spent bleaching earth, stabilization. ABSTRAK Pemanfaatan limbah sebagai bahan stabilisasi tanah lempung merupakan solusi dalam mengurangi jumlah limbah dan meningkatkan mutu dari bahan bangunan. Penelitian ini menggunakan material Spent Bleaching Earth (SBE) dari limbah industri pengolahan minyak kelapa sawit. SBE dapat dimanfaatkan sebagai material pozzolan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah SBE sebagai bahan tambah pada stabilisasi tanah lempung yang menggunakan 10% Clean Set Cements (CS-60) terhadap densitas dan California Bearing Ratio (CBR). Kombinasi limbah SBE dengan CS-60 diharapkan mampu meningkatkan nilai CBR tanah lempung. Selain itu, juga mengurangi penggunaan bahan berbasis semen untuk stabilisasi tanah lempung. Variasi perbandingan tanah lempung : CS-60 : SBE yang digunakan pada sampel ST03, ST04, dan ST05 berturut-turut 67,5% : 10% : 22,5%, 45% : 10% : 45% dan 22,5% : 10% : 67,5%. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian kadar air, densitas, dan penetrasi beban yang mengacu pada SNI 1744:2012. Secara umum, nilai CBR tanah dasar dan tanah timbunan dengan kategori sedang dan baik berkisar antara 5-20%. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa sampel ST01 yang berupa tanah lempung asli memiliki nilai CBR 3,24% dan sampel ST02 yang berupa tanah lempung yang distabilisasi dengan 10% CS-60 menghasilkan nilai CBR 5,01%. Penambahan limbah SBE dapat meningkatkan nilai CBR dengan nilai yang lebih tinggi bila dibanding dengan hanya distabilisasi dengan CS-60, hal ini terlihat pada sampel ST03, ST04, dan ST05 dengan nilai CBR berurutan sebesar 5,39%, 8,52%, dan 17,99%. Selain itu, penambahan limbah SBE juga akan menurunkan densitas dari tanah lempung. Kata kunci : california bearing ratio, clean set cement, spent bleaching earth, stabilisasi, tanah lempung.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Hasan, Muh Tsabit, Lambang Basri Said, and Andi Alifuddin. "Stabilisasi Subgrade dengan Kapur Tohor dan Aktivator untuk Struktur Perkerasan Jalan." Jurnal Teknik Sipil MACCA 6, no. 3 (2021): 175–85. http://dx.doi.org/10.33096/jtsm.v6i3.343.

Full text
Abstract:
Stabilisasi tanah-kapur masih menyisakan masalah pada aspek stabilitas dan durabilitasnya. Untuk meningkatkan kinerja kapur, pada studi ini digunakan resin damar dan oksida besi sebagai aktivator. Tujuan: (1) Mengetahui efektifitas metode stabilisasi kapur tohor dan aktivator dalam peningkatan daya dukung untuk lapis perkerasan jalan. (2) Mengetahui tingkat daya dukung tanah dengan metode tersebut untuk durabilitas pada lapisan konstruksi jalan. (3) Mengetahui perbedaan daya dukung tanah dari hasil pengujian CBR terhadap tanah tanpa bahan stabilisator dengan tanah dengan tambahan bahan stabilisator dan aktivator untuk lapis perkerasan jalan. Metode eksperimental dilakukan pada skala laboratorium. Hasil studi memperoleh bahwa pada stabilisasi kapur tohor dengan aktivator resin damar dan oksida besi, terjadi trasformasi mikrostruktur tanah secara signifikan, berdampak pada peningkatan kuat tekan dan daya tahan terhadap retak, sehingga kombinasi antara keduanya dapat melahirkan material unggul yang kedap dan berkekuatan relatif tinggi sehingga material tanah setempat di lokasi pekerjaan dapat dioptimalkan sebagai bahan material tanah sub-grade yang dapat memenuhi standar spesifikasi teknis yang ditentukan berdampak pada efisiensi waktu pelaksanaan pekerjaan yang lebih efektif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Suluh, Sallolo. "ANALISA KARAKTERISASI KOMPOSISI CAMPURAN TANAH LIAT, ALUMINA, KANJI SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN ISOLATOR." Machine : Jurnal Teknik Mesin 11, no. 1 (2025): 79–83. https://doi.org/10.33019/jm.v11i1.6240.

Full text
Abstract:
Abstrak Pemanfaatan tanah liat kebanyakan digunakan untuk membuat berbagai kerajinan seperti vas bunga, kendi tempayak dan juga dibuat menjadi gerabah, batu bata dan genteng. Tujuan dari peneltian ini mengetahuai pengaruh komposisi campuran tanah liat, alumina dan tepung kanji terhadap porositas, densitas dan kadar air silinder isolator panas. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimental dengan membuat material dari campuran tanah liat, alumina, kanji sebagai alaternatif bahan isolator. Serangkaian proses dilakukan dalam pembuatan material. Selanjutnya setelah material berhasil dibentuk, dilakukan pengujian kadar air, porositas, dan densitas terhadap material. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran tanah liat, alumina dan tepung kanji yang terbaik didapatkan pada sampel E dengan komposisi 20% tanah liat, 60% alumina, dan 20% tepung kanji. Kadar air, porositas, dan densitas pada campuran tersebut adalah sebesar 9,49%; 26,97%; dan 1.514,80 . Kata kunci : alumina, isolator, komposisi, porositas, dan tepung kanji
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Toyeb, Muhammad, Husni Mubarak, Puspa Ningrum, and Jefri Gunawan Tanjung. "PENURUNAN KEKUATAN TANAH TERSTABILISASI PALM OIL FUEL ASH BERBASIS ALKALI AKTIVATOR MATERIAL DILINGKUNGAN GAMBUT." Racic : Rab Construction Research 8, no. 1 (2023): 148–57. http://dx.doi.org/10.36341/racic.v8i1.3530.

Full text
Abstract:
Air gambut mengandung pH rendah dan bersifat asam yang korosif pada benda tersementasi seperti tanah terstabilisasi Palm Oil Fuel Ash (POFA) berbasis larutan alkali aktivator. Tanah dicampur POFA dengan kadar 5%, 10% dan 15% dan kemudian ditambahkan sodium silika (Na2SiO3) dan sodium hidroksida (NaOH). Benda uji dipersiapkan untuk uji propertis dan uji tekan bebas. Benda uji tekan bebas direndam terlebih dahulu kedalam air gambut selama 0, 7, 14 dan 28 hari. Hasil uji dari sifat fisik tanah menunjukkan campuran POFA menurunkan indeks plastisistas dan meningkatkan kadar air optimum (OMC) serta menurunkan berat volume kering (MDD). Sedangkan hasil uji tekan bebas antara campuran tanah, POFA dan alkali yang menunjukkan terjadi peningkatan kekuatan tanah pada kadar POFA 5% dan 10% diumur 7 hari, masing-masing 760 kPa dan 1312 kPa. Kemudian kekuatan terus turun dengan signifikan lebih dari 50% diumur 28 hari menjadi 365 kPa dan 372 kPa. Sedikit peningkatan kekuatan tanah dengan konsisten terjadi pada penambahan kadar POFA 15% selama umur perendaman. Meskipun kekuatan tanah yang diperoleh diumur 28 hari hampir sama dengan kadar campuran lainnya sebesar 356 kPa. Proses sintesis aluminasilikat dengan kadar POFA 15% dapat menambah kekuatan ikatan antar butir tanah yang menjadikan benda uji lebih tahan terhadap serangan asam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Putra, Bayu Setiawan Hendri, and Arief Suryono. "KEDUDUKAN SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH SEBAGAI JAMINAN KEBENDAAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH BESERTA BENDA-BENDA YANG BERKAITAN DENGAN TANAH." Jurnal Privat Law 8, no. 1 (2020): 57. http://dx.doi.org/10.20961/privat.v8i1.40367.

Full text
Abstract:
<p>Abstract<br />This article aims to find out the position and legal protection of holders of land title certificates as a material guarantee. This normative legal research is prescriptive and applied. The types and sources of material for this study include primary legal materials and secondary legal materials. Data collection techniques used are literature studies or document studies. Data analysis techniques are carried out by examining research from literature studies or secondary data studies. The results of this study explain that the position of Land Rights as collateral is regulated in the Basic Agrarian Law which states that land rights can be used as collateral for debt by encumbering Mortgage Rights. Land rights that can be used as Mortgage Rights objects must fulfill two elements, namely, must be registered with the Land Office and according to their nature must be transferable. Creditors have a strong position against collateral objects. Legal protection for the holder of the land rights certificate as a material guarantee if the debtor defaults, the creditor has the right to sell collateral for repayment of the receivables regulated in the Mortgage Right Act. The Mortgage Rights Act is a manifestation of the objectives of the Basic Agrarian Law in providing and guaranteeing legal certainty and legal protection in preventive and repressive forms.<br />Keywords: Collateral; Mortgage Right; Legal Protection; Land Right</p><p>Abstrak<br />Artikel ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan dan perlindungan hukum terhadap pemegang sertifikat hak atas tanah sebagai suatu jaminan kebendaan. Penelitian hukum normatif ini bersifat preskriptif dan terapan. Jenis dan sumber bahan penelitian ini meliputi bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi kepustakaan atau studi dokumen. Teknik analisis data dilakukan dengan cara mengkaji penelitian dari studi kepustakaan atau studi data sekunder. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa kedudukan Hak Atas Tanah sebagai jaminan diatur dalam UU Pokok Agraria yang menyatakan bahwa hak atas tanah dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani Hak Tanggungan. Hak Atas tanah yang dapat dijadikan obyek Hak Tanggungan harus memenuhi dua unsur yaitu, wajib didaftarkan pada Kantor Pertanahan dan menurut sifatnya harus dapat dipindah tangankan. Kreditur memiliki kedudukan yang kuat terhadap benda jaminan. Perlindungan hukum terhadap pemegang sertifikat hak atas tanah sebagai suatu jaminan kebendaan apabila debitur wanprestasi, kreditur berhak menjual benda jaminan untuk pelunasan piutangnya yang diatur dalam UU Hak Tanggungan. UU Hak Tanggungan merupakan wujud dari tujuan UU Pokok Agraria dalam memberikan dan jaminan kepastian hukum dan perlindungan hukum dalam bentuk preventif dan represif. <br />Kata Kunci: Jaminan; Hak Tanggungan; Perlindungan Hukum; Hak Atas Tanah</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Amran, Yusuf, Sigit Sugiarto, and Agus Surandono. "ANALISIS STABILITAS TANAH BERBUTIR HALUS BERPLASTISITAS TINGGI MENGGUNAKAN DIFA SOIL STABILIZER UNTUK MENCEGAH PENURUNAN MASSA TANAH." TAPAK (Teknologi Aplikasi Konstruksi) : Jurnal Program Studi Teknik Sipil 11, no. 2 (2022): 135. http://dx.doi.org/10.24127/tp.v11i2.2025.

Full text
Abstract:
Perubahan sifat mekanis tanah dengan nilai plastisitas tinggi yang distabilisasi menggunakan difa soil stabilizer yang diparameterkan melalui nilai – nilai kuat geser tanah (tegangan tanah,cohesi tanah, sudut geser tanah) serta tingkat kepadatan tanah (berat isi tanah maksimum dan kadar air optimum) terhadap penurunan massa tanah.Stabilisasi mekanis atau stabilisasi mekanikal dilakukan dengan mencampur atau mengaduk dua macam tanah atau lebih yang bergradasi berbeda untuk memperoleh material yang memenuhi syarat yang telah ditentukan komposisi tambahannya. Bahan bahan adiktif adalah hasil olahan pabrik yang bila ditambahkan kedalam tanah dengan perbandingan yang telah ditentukan akan memperbaiki sifat – sifat teknis tanah. Seperti, kekuatan, tekstur, kemudahan dikerjakan (workability) dan plastisitas. Contoh – contoh bahan tambahan adalah : kapur, semen ,abu terbang, limbah sawit, garam dapur, difa soil stabilizer dan aspal.Soil stabilization adalah metode perbaikan tanah untuk dapat memenuhi spesifikasi teknis material dalam aplikasi teknik stabilisasi tanah dapat dilakukan secara mekanis dan kimiawi. Stabilisasi secara mekanis adalah dengan memperbaiki sifat tanah secara fisik, biasanya dilakukan dengan mengurangi volume rongga udara pada kadar air yang optimum saat pemadatan (compaction) dilakukan. Sedangkan stabilisasi secara kimiawi dilakukan dengan memperbaiki gaya ikatan secara mikro antara butir tanah dan bahan pembantu yaitu difa soil stabilizer.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Ibrahim, M. M., S. N. Jati, and A. F. H. Surbakti. "PARAMETER KONDISI AREA DISPOSAL SAAT UNIT ANGKUT DUMPING, JOBSITE KDC, KALIMANTAN TIMUR." Jurnal Pertambangan 6, no. 1 (2022): 19–24. http://dx.doi.org/10.36706/jp.v6i1.1000.

Full text
Abstract:
Suatu kegiatan penambangan secara konvensional adalah pemindahan lapisan tanah penutup untuk mengeruk bahan galian tambang. Proses kegiatan tambang terbuka dilakukan penggalian material tanah penutup oleh alat gali muat dan alat angkut. Proses penggalian dan pemuatan material tanah penutup dilakukan oleh alat gali muat dan pengangkutan material tanah penutup ke disposal dilakukan oleh alat angkut. Disposal merupakan lokasi yang dirancang dan direncanakan untuk menampung material tanah penutup dari tambang. Pembuatan disposal harus dilakukan dengan parameter-parameter aman dan situasi keadaan di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan parameter kondisi aman dumping (jarak dan tinggi jenjang tanggul) terhadap kestabilan lereng area disposal, menguji kekuatan tanah dan menetapkan faktor pengontrol saat aktivitas dumping. Penelitian ini menggunakan metode ekuilibrium batas yang disederhanakan (Bishop) untuk analisis faktor keamanan (FK) kestabilitas lereng dengan piranti lunak Rocscience Slide. Pengujian kekuatan tanah dilakukan dengan alat CBR (California Bearing Ratio) pada area disposal. Hasil analisis kestabilan lereng pada simulasi pertama dengan jarak 3 m didapatkan nilai FK sebesar 1,5 dan simulasi kedua dengan jarak 5 m didapatkan nilai FK sebesar 2,3. Tanah dasar (subgrade) pada area disposal mencapai kepadatan 30% - 46% dari kepadatan maksimum berdasarkan hasil analisis nilai CBR. Simulasi aktivitas dumping digunakan untuk mengetahui unit angkut berpotensi terbalik saat melakukan dumping di area disposal. Parameter-parameter yang dipergunakan dalam penelitian ini seperti ekuilibrium batas, kestabilitas lereng, pengujian kekuatan tanah dan menetapkan faktor pengontrol saat aktivitas dumping. Maka dapat dipastikan area disposal tergolong kategori aman dan stabil.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Toyeb, Muhammad, and Puspa Ningrum. "PENGARUH RASIO ALKALI AKTIVATOR DALAM CAMPURAN TANAH-POFA BERDASARKAN UJI TEKAN BEBAS." Racic : Rab Construction Research 9, no. 1 (2024): 239–47. http://dx.doi.org/10.36341/racic.v9i1.4579.

Full text
Abstract:
Stabilisasi tanah modern telah menyertakan faktor bahan ramah lingkungan dalam desain campurannya. Penambahan larutan Alkali aktivator dalam campuran tanah terstabilisasi memberikan alternatif pilihan pada inovasi material pengikat untuk butir-butir tanah. Tujuan penalitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tambahan alkali aktivator pada campuran tanah-POFA dalam perubahan karakteristik kekuatan tanah melalui uji tekan bebas. Alkali aktivator berupa Sodium silika (Na2SiO3) dan sodium hidroksida (NaOH) yang disiapkan dengan rasio (Si/Al: 1.0, 1.5, 2.0, 2.5) serta konsentrasi molaritas NaOH sebesar 10M. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stabilisai tanah-POFA hanya memberikan sedikit peningkatan kekuatan tanah untuk pasir berlempung gradasi buruk. Tetapi dengan penambahan larutan alkali aktivator memberikan peningkatan kekuatan yang signifikan. Dimana kuat tekan bebas tertinggi diperoleh dari rasio 2.5 dan memiliki karakteristik sebagai material pengikat yang cepat mengeras diawal umur perawatan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Rusdiansyah, Rusdiansyah. "PENGARUH ADANYA MATERIAL BERPORI TERHADAP KARAKTERISTIK KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG LUNAK LAHAN BASAH." Jurnal Kacapuri : Jurnal Keilmuan Teknik Sipil 1, no. 2 (2018): 127. http://dx.doi.org/10.31602/jk.v1i2.1788.

Full text
Abstract:
Salah satu cara untuk mempercepat aliran air maupun laju konsolidasi tanah lempung lunak lahan basah yaitu dengan menambahkan material porous didalam tanah maupun menggunakan drainasi vertical. Selama ini telah berkembang teknologi percepatan konsolidasi dengan vertical drain berbahan geosintetis. Selain berbahan geosintetis, bahan lainnya untuk material vertical drain masih terus dikembangkan untuk mencari keandalan yang ekonomis.Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana derajat konsolidasi yang dihasilkan dari hasil pengujian konsolidasi tanah lempung lunak lahan basah yang ditambahkan adanya material berpori (berbahan pasir, sekam padi, dan arang kayu). Selain itu juga bagaimana pengaruh drainase (material berpori) radial, n (perbandingan diameter benda uji dan diameter drainase (material berpori)dari masing-masing material berpori.Dalam penelitian ini dilakukan uji konsolidasi dengan benda uji menggunakan tanah lempung lunak lahan basah. Pada bagian tengah benda uji diberi lubang berdiameter 0,75cm, 1cm, dan 1,5cm, kemudian ditambahkan material berpori berbahan pengisi berupa pasir, sekam padi, dan arang. Dari ketiga material berpori tersebut, selanjutnya akan dibandingkan sesamanya terkait kinerja material berpori sebagai sistem drainase (material berpori) didalam tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa material sekam padi, pasir, dan arang dapat digunakan sebagai bahan drainase (material berpori) untuk tanah yang berkonsolidasi karena mampu meningkatkan nilai derajat konsolidasi (U%).Apabila ditinjau pada satu satuan waktu maka untuk jenis material drainase (material berpori)) berbahan sekam dapat menghasilkan derajat konsolidasi yang lebih besar dibandingkan material drainase (material berpori) berbahan pasir maupun arang.Material drainase (material berpori) berbahan sekam dapat menghasilkan nilai koefisien konsolidasi (Cv), nilai koefisien permeabilitas (k), dan nilai koefisien perubahan volume (mv) yang lebih besar dibandingkan dengan material drainase (material berpori) berbahan pasir dan arang.Nilai koefisien konsolidasi (Cv) semakin meningkat seiring dengan peningkatan nilai rasio diameter (n) hingga mencapai rasio diameter yang optimum (nopt), selanjutnya sesudah nilai rasio diameter optimum tercapai maka koefisien konsolidasi akan mengalami penurunan. Rasio diameter optimum pada tanah lempung lunak yang berkonsolidasi didapat pada nilai 6(enam).Kata kunci : Konsolidasi tanah, drainase (material berpori) vertical,derajat konsolidasi,koefisien permeabilitas, koefisien konsolidasi dan tanah lempung lunak lahan basah.One way to accelerate water flow and the rate of consolidation of wetland soft clay soil is by adding porous material in the soil and using vertical drainage. So far there has been a development of consolidation acceleration technology with a vertical drain made from geosynthetics. Apart from geosynthetics, other materials for vertical drain material are still being developed to find economical reliability. The problem in this research is how the degree of consolidation resulting from the consolidation test of wetland soft clay soil is added by the presence of porous material (made from sand, rice husk, and wood charcoal). In addition, also the effect of radial drainage (porous material), n (comparison of the diameter of the specimen and drainage diameter (porous material) of each porous material. In this study a consolidation test was carried out with specimens using soft soil wetlands. the center of the specimen was given a hole with a diameter of 0.75cm, 1cm, and 1.5cm, then added porous material made from fillers in the form of sand, rice husk, and charcoal. porous material) in the soil The results showed that rice husk, sand and charcoal material can be used as drainage material (porous material) for the soil that consolidates because it can increase the value of the consolidation degree (U%). for the type of drainage material (porous material) made from chaff can produce console degrees idasi which is bigger than drainage material (porous material) made from sand or charcoal. Drainage material (porous material) made from chaff can produce consolidated coefficient values (Cv), permeability coefficient value (k), and volume change coefficient value (mv) which is greater than the drainage material (porous material) made from sand and charcoal. The value of the consolidation coefficient (Cv) increases along with the increase in the diameter ratio (n) until it reaches the optimum diameter ratio (nopt), then after the optimum diameter ratio value is reached, the coefficient of consolidation will decrease. The optimum diameter ratio in soft clay that consolidates is obtained at a value of 6 (six). Keywords: Soil consolidation, vertical drainage (porous material), degree of consolidation, permeability coefficient, consolidation coefficient, and wetland soft clay soil.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Roza, Naina, Jupriah Sarifah, and Darlina Tanjung. "Stabilisasi Tanah Gambut Dengan Menggunakan Campuran Semen Terhadap Nilai CBR." Journal of Management Education Social Sciences Information and Religion 2, no. 1 (2025): 37–49. https://doi.org/10.57235/mesir.v2i1.5477.

Full text
Abstract:
Tanah gambut merupakan material organik yang berasal dari tumbuhan dan terbentuk dalam tanah basah yang berubah secara kimia akibat pengaruh cuaca dan kondisi topografi. Material organik yang terkandung didalam tanah gambut mempunyai daya dukung yang relatif rendah dan memiliki kompresibiltas yang sangat besar, sehingga jika menerima atau memikul beban yang besar diatasanya akan terjadi penurunan yang besar dalam waktu yang relatif pendek, maka masalah penurunan yang besar menjadi masalah utama bagi struktur kontruksi jalan yang akan dibangun diatasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penambahan daya dukung tanah dari segi nilai California Bearing Ratio (CBR). Penelitian ini dilakukan di laboraturium, dengan melakukan pengujian sifat - sifat fisis tanah dan sifat - sifat mekanis tanah. Dalam hal ini untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan metode stabilisasi tanah dengan semen terhadap nilai California Bearing Ratio sebagai nilai yang menyatakan kualitas tanah dan juga salah satu parameter dalam menentukan kemampuan tanah dalam memikul beban struktur kontruksi jalan. Dari hasil penelitian didapat nilai California Bearing Ratio (CBR) untuk tanah asli sebesar 0,4%. Untuk tanah asli + 2% semen sebesar 1%. Untuk tanah asli + 4% semen sebesar 3%. Untuk tanah asli + 6% semen sebesar 3,4%. Untuk tanah asli + 8% semen sebesar 8%. Dan dapat disimpulkan bahwa kenaikan nilai CBR unsoaked tertinggi terjadi pada penambahan variasi campuran 8% semen.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Hidayat, Muhammad Nurjati. "Studi Material Tanah Longsor Akibat Gempa Lombok 2018." TERAS JURNAL 10, no. 2 (2020): 235. http://dx.doi.org/10.29103/tj.v10i2.330.

Full text
Abstract:
<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p> </p><p class="11daftarpustaka">Pada umumnya, tanah longsor terjadi dengan skala yang kecil dan dampak yang dihasilkan tidak parah sebagaimana letusan gunung berapi, gempa atau tsunami. Namun, perhatian terhadap bencana ini seringkali diabaikan oleh masyarakat dan perencanaan pembangunan kota. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam meneliti tanah longor, salah satunya adalah mineral tanah. Dalam studi ini, sampel tanah diambil dari Lombok Utara akibat dari gempa Lombok 2018. Penelitian ini dilakukan dengan mengelompokkan tanah berdasarkan USCS dan AASTHO, kemudian dilanjutkan dengan analisis mineralogi menggunakan XRD (X-Ray Diffraction) dan SEM (Scanning Electron Microscope). Berdasarkan klasifikasi USCS, tanah termasuk kategori pasir berlanau dan campuran lanau (SM); dan lempung anorganik dengan plastisitas rendah sampai sedang, lempung berkerikil, lempung berpasir, lempung berlanau, lempung kurus (lean clays). Pada klasifikasi AASHTOO, hasilnya adalah tanah berlanau (A-4); kerikil dan pasir yang berlanau atau berlempung (A-2-4); dan pasir halus (A-3). Berdasarkan hasil mineralogi menggunakan XRD dan SEM, material utama pada sampel tanah adalah Albite Calcian, Microline and Kuarsa.</p><p class="11daftarpustaka"> </p><p class="11daftarpustaka">Kata kunci: <em>longsor,</em><em> mineralogi, XRD, SEM</em><em></em></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p class="11daftarpustaka"> </p><p class="11daftarpustaka">Landslides generally occur on a small scale and the impact is not as severe as volcanic eruptions, earthquakes, or tsunamis. However, attention to these disasters is often ignored by the community and city development planning. In assessing the factors causing landslides there are many factors that need to be considered, one of which is soil minerals. The samples of soil in this study were taken from North Lombok as a result of the 2018 earthquake. This research is conducted by classifying the soil based on USCS and AASHTO, then proceed with mineralogical analysis using XRD (X-Ray Diffraction) and SEM (Scanning Electron Microscope). Based on USCS classification, the result of the analysis shows that soil samples have a classification of silty sand, and silt mixtures (SM); and inorganic clays or low to medium plasticity, gravelly clays, sandy clays, silty clays, lean clays (CL). For AASHTO classification, the result shows the sample belong to silty soil (A-4), silty or clayey gravel sand (A-2-4) and fine sand (A-3). Based on the results of mineralogical analysis using XRD and SEM, it is known that the dominant minerals making up the soil in the sample are Albite Calcian, Microline and Quartz</p><p class="11daftarpustaka"> </p><p class="11daftarpustaka">Keywords: <em>landslide, mineralogy, XRD, SEM</em><em></em></p><em></em><em></em>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Agung, Putera, and Ardianto A. "ANALISIS STABILITAS MENGGUNAKAN MODEL MATERIAL PERALIHAN TANAH-BATUAN." Construction and Material Journal 1, no. 3 (2019): 225–30. http://dx.doi.org/10.32722/cmj.v1i3.2420.

Full text
Abstract:
AbstractAn analysis of stability needs to predict stress-strain values of soil, rock, and/or intermediate material (soil-rock) layers around the gate shaft during excavation works. Selection of stress-strain of intermediate material foccused on this paper will affect to the analysis result. This analysis concerned on some consideration to the selection the stress-strain parameters in determination of c’ and f’ parameters. In excavation works,the parameters were applied to the stability analysis of gate shaft construction of dam construction. The stability analysis used a 2 D software of PLAXIS. Each condition of gate shaft was reinforcement and un-reinforcement wall types. From several analyses, the parameters of c’ and f’ from stress-strain of soil was smaller than intermediate material.Keywords: Cohesion; angle of internal friction, stress, strain, gate shaft.Abstrak Suatu analisis stabilitas perlu untuk memperkirakan besarnya tegangan-regangan tanah, batuan, dan atau lapisan material peralihan tanah-batuan (intermediate material) di sekitar lubang galian vertikal. Pemilihan tegangan-regangan dari material peralihan tanah-batuan yang difokuskan pada paper ini akan berpengaruh terhadap hasil analisis. Analisis ini memusatkan perhatian pada beberapa pertimbangan pemilihan parameter tegangan-regangan dalam analisis stabilitas saluran pengalihn vertikal pada konstruksi dam. Analisis stabilitas ini menggunakan software Plaxis 2 D (dimensi). Masing-masing tipe dinding saluran vertikal ini adalah dengan dan tanpa perkuatan tulangan. Dari beberapa analisis, parameter c’ dan f’ dari tanah adalah lebih kecil dari material peralihan. Katakunci: Kohesi, sudut geser dalam, tegangan, regangan, saluran pengalihan vertikal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Samosir, Ade Agnesia, Felicitas Sri Marniati, and Yudha Cahya Kumala. "TANGGUNG JAWAB PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH SEMENTARA (PPATS) AKIBAT KELALAIAN DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI TANAH ATAS PERALIHAN HAK ATAS TANAH." SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah 3, no. 4 (2024): 1822–31. http://dx.doi.org/10.55681/sentri.v3i4.2554.

Full text
Abstract:
An agreement concluded by agreement between the policyholder and the insurance company as an insurer and providing benefits to third parties, is valid as law. However, the provision of disbursement of insurance claim funds can only be made if the insured dies. So there is often a misunderstanding among family members who think that life insurance claims funds are considered an inheritance and must automatically be handed over to their heirs. Beneficiaries in life insurance do not refer to heirs but to those whose names are listed in the life insurance agreement. How is the legal provision of the rights of beneficiaries of life insurance on the claim of heirs ab intestato in Civil Law and how is the legal certainty of the life insurance agreement that regulates the beneficiaries in the life insurance policy? The theory used in this study is the theory of legal certainty from Jan Michael Otto and Mulhadi insurance theory The method used in this study is the normative juridical method, namely legal research conducted by researching library materials or secondary data only. The research approach used is the approach of legislation, case approach, analytical approach and conceptual approach. The technique of collecting legal materials is carried out by identifying and inventorying positive legal rules, researching library materials (books, scientific journals, research reports) and other sources of legal materials that are relevant to the legal issues under study. For technical analysis of legal material is done by systematic and grammatical interpretation. Based on the results of research conducted by the author, the life insurance agreement is not based on the provisions of inheritance law, so that the disbursement of insurance claim funds is given to beneficiaries as the contents of the agreement in the policy.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Maizir, Harnedi, Reni Suryanita, and Raihan Arditama Harnedi. "Peningkatan Kepadatan dan Daya Dukung Tanah dengan Pencampuran Tanah Lempung dan Pasir." Jurnal Teknik Sipil 31, no. 3 (2024): 267–74. https://doi.org/10.5614/jts.2024.31.3.4.

Full text
Abstract:
Kepadatan dan daya dukung tanah merupakan permasalahan yang harus diperhatikan dalam perencanaan struktur bangunan konstruksi. Hal ini disebabkan tanah berperan sebagai media yang menahan beban ataupun aksi dari konstruksi yang akan dibangun di atasnya. Perbaikan tanah dengan mencampurkan dua material merupakan salah satu cara untuk memenuhi kekuatan yang dibutuhkan. Perubahan cuaca dan suhu di lapangan menjadi faktor yang menjadikan tanah tidak stabil. Perbaikan tanah yang dilakukan berasal dari Proyek pekerjaan Tol Pekanbaru – Bangkinang yang berasal dari empat lokasi pengamatan. Penelitian ini dilakukan dengan mencampurkan dua material tanah dengan perbandingan 1:1 dari lokasi yang berbeda. Setelah itu dilakukan pengujian CBR, Berat Jenis, Batas-batas Atterberg dan berat volume untuk setiap benda uji. Hasil penelitian berupa nilai CBR yang menunjukkan bahwa nilai CBR tertinggi berada pada tanah campuran Pasir 2 dengan Tanah 2 dengan nilai CBR 34.34 %. Nilai CBR terendah didapatkan pada campuran Tanah Pasir 1 dengan Tanah 1 dengan 21.5%. Campuran antara Pasir 1 dengan Tanah 2 memiliki nilai CBR 25.3%, sedangkan Pasir 2 dengan Tanah 1 memiliki nilai CBR 24.8% tidak terlalu jauh dengan Pasir 1 dengan Tanah 2. Kepadatan kering maksimum untuk pasir 1 tanah 1 adalah 1.944 Gr/cc. Pasir 1 dengan tanah 2 adalah 1.943 Gr/cc. pasir 2 dengan tanah 1 adalah 1.996 Gr/cc. Sedangkan pasir 2 dengan tanah 2 adalah 1.930 Gr/cc. Perbedaan relatif kepadatan kering maksimum dipengaruhi oleh ukuran butiran dan tidak dipengaruhi oleh energi pemadatan dan ukuran mold pada metode kepadatan ringan (standar).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Saputra, Asrul, Rokhman Rokhman, Iqbal Iqbal, Alan Suherman, and Muhammad Rusmin. "Pengaruh Penambahan Serat Serabut Kelapa Terhadap Stabilitas Tanah Lempung Ditinjau Dari Kuat Geser Tanah." Konstruksia 15, no. 2 (2024): 85. https://doi.org/10.24853/jk.15.2.85-91.

Full text
Abstract:
Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui kuat geser tanah lempung sebelum dan setalah ditambahkan serabut kelapa. Namun, bila stabilisasi dimaksudkan untuk merubah tanah agar mempunyai kekuatan tinggi, maka diperlukan bahan-tambah yang terukur. Material yang telah dicampur dengan bahan-tambah ini harus dihamparkan dan dipadatkan dengan baik. Berdasarkan pengujian mekanis, pengaruh penambahan serabut kelapa akan meningkatkan nilai kuat geser tanah yang semula sebesar 0,43 kg/cm2 menjadi 0,65 kg/cm2, untuk nilai tegangan geser mengalami peningkatan dari 0,43 kg/cm2 menjadi 0,65 kg/cm2, untuk nilai kohesi tanah mengalami peningkatan dari 0,03 kg/cm2 menjadi 0,23 kg/cm2, peneliti memfokuskan kohesi (c) stabilisasi mengunakan serabut kelapa yang berarti serabut kelapa dapat digunakan sebagai material stabilisasi tanah lempung dan kuat geser tanah lempung meningkat sejalan dengan penambahan kadar serabut kelapa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Horman, Juanita, Mohammad Fauzi, and Clasina Mayaindrawati. "ANALISA DISTRIBUSI UKURAN BUTIRAN TANAH UNTUK MENENTUKAN JENIS TANAH." Cyclops : Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan 1, no. 2 (2023): 54–62. http://dx.doi.org/10.55098/jtsp.v1i2.479.

Full text
Abstract:
Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel tersebut. Butiran tanah sangat mempengaruhi sifat-sifat tanah, sehingga besarnya butiran akan membedakan tanah dalam kategori-kategori penamaan dan klasifikasinya, tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui distribusi ukuran butir tanah dengan menggunakan metode Analisis Saringan dan pengujian Hidrometer serta menentukan jenis tanah berdasarkan distribusi ukuran butir tanah. Dari hasil pengujian Laboratorium diperoleh Distribusi ukuran butir sampel tanah pada daerah Gedung Keuangan Jayapura menurut ASTM D 653 memiliki analisis butiran 0% Kerikil, 54,545% pasir, 20,186% Lanau dan 25,269% Lempung. Tanah yang ada pada daerah Gedung Keuangan Jayapura berdasarkan ukuran butir tahan termasuk jenis tanah berpasir
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Firman, Annas, Pribadi Agung, Nauval Rabbani, et al. "ZONASI JENIS MATERIAL DAN POTENSI AMBLESAN LAHAN SEBAGAI INSTRUMEN MITIGASI TATA RUANG WILAYAH DI KOTA SEMARANG." SEMINAR TEKNOLOGI MAJALENGKA (STIMA) 8 (October 1, 2024): 43–54. http://dx.doi.org/10.31949/stima.v8i0.1234.

Full text
Abstract:
Kemampuan lahan untuk pemanfaatan ruang selama ini berdasarkan perhitungan kemampuan lahan untuk pertanian dan dari aspek fisik lahan, belum terkait kemampuan lahan ditinjau dari karakteristik massa tanah pembentuk hamparan lahan yang menjadi faktor penentu seluruh faktor kemampuan lahan. Karakteristik massa tanah lebih ditentukan oleh stratigrafi massa tanah di bawah permukaan fisik yaitu komposisi jenis material, distribusi perlapisan, konsistensi dan densitas massa tanah yang menentukan potensi amblesan. Tuntutan tata ruang Kota Semarang sebagai ibukota Jawa Tengah diperlukan wilayah-wilayah yang siap untuk dibangun sarana dan prasarana kota. Kecenderungan demikian yang menyebabkan terus diadakan usaha-usaha rekayasa lahan dan wilayah rawan untuk konstruksi menjadi daerah-daerah yang harus siap dibangun lengkap dengan prasarananya. Rekayasa lahan dan perencanaan konstruksi sangat dipengaruhi karakteristik tanah setempat yang sangat beragam kondisinya, sehingga efektifitasnya akan diperoleh jika telah diketahui pasti sifat-sifat tanah tertentu pada zona-zona tertentu dalam hubungannya dengan stratifikasi kemampuan lahan. Penelitian dilakukan di Kota Semarang, secara geografis terletak di antara 6°50' – 7°10' LS dan 109°50' – 110°35' BT terletak di kawasan pantai utara pulau Jawa. Penelitian dengan pengeboran, sondir, diskripsi strata lapisan tanah pada seluruh titik uji tersebar di wilayah Kota Semarang dan selanjutnya disusun peta zona material lahan. Sampel tanah tidak terganggu dari bor dianalisis di laboratorium untuk mengetahui parameter karakteristik fisik tanah guna menganalisis potensi amblesan dengan indikator kemampuan / daya dukung lahan, besar dan lama waktu amblesan. Dari penelitian ini diperoleh zonasi jenis material dan potensi amblesan lahan yang dapat digunakan sebagai instrumen mitigasi tata ruang wilayah di Kota Semarang
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!