To see the other types of publications on this topic, follow the link: Matius.

Journal articles on the topic 'Matius'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Matius.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Siahaan, Rospita. "Yesus adalah Mesias Penyembuh dalam Injil Matius." SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan 16, no. 1 (2023): 36–45. http://dx.doi.org/10.36588/sundermann.v16i1.115.

Full text
Abstract:
Tulisan ini bertujuan untuk mempresentasikan karakteristik Injil Matius dalam menggambarkan Yesus sebagai Mesias Penyembuh yang membedakan Yesus dari magician pada zamanNya. Penyembuhan yang dilakukan Yesus adalah untuk menggenapi nubuatan Perjanjian Lama tentang kedatangan Mesias. Penulis menggunakan metode tafsir kritik redaksi dalam menganalisa susunan Injil Matius serta dua perikop terkait mujizat penyembuhan. Untuk mencapai tujuan ini, pertama-tama penulis memaparkan kesatuan antara pengajaran dan penyembuhan Yesus dalam Injil Matius dimana hal ini tidak ditemukan dalam praktek penyembuha
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Saragih, Erman Sepniagus. "Hipokrit Pemuka Agama (Matius 23:1-12)." Integritas: Jurnal Teologi 3, no. 2 (2021): 107–19. http://dx.doi.org/10.47628/ijt.v3i2.68.

Full text
Abstract:

 Tindakan Penguasa Agama (Matius 23:1-12). Matius 23 terkenal sebagai teks kontroversial, dimana pasal ini merupakan antitesis khotbah Yesus di bukit (pasal 5-7). Yesus mengakui otoritas ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, namun mereka menentang eksistensi-Nya sebagai Mesias. Keberadaan Yesus baik dari aspek popularitas pelayanan maupun pada masa depan membuat kecemasan bagi para pemuka agama di Yudea. Metodologi yang digunakan adalah prinsip hermeneutik dengan menggunakan historis kritis, struktur teks dan analisis sosial komunitas Matius. Dengan demikian Matius 23 menggambarkan pe
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Timotius, Timotius, and Marthin Steven Lumingkewas. "Eskatologis Matius dalam Perspektif Nubuatan Hosea." CHARISTHEO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen 2, no. 2 (2023): 126–39. http://dx.doi.org/10.54592/jct.v2i2.77.

Full text
Abstract:
This study aims to straighten out the accusation that Matthew as the author of the Gospel of Matthew has misinterpreted Hosea 11:1 which is quoted by him in Matthew 2:15. There are scholars accusing Matthew of misinterpreting Hosea 11:1 when saying Matthew 2:15 is the fulfillment of what was prophesied by the prophet Hosea, because Hosea 11:1 is actually a historical reflection not prophecy. On the other hand, other scholars say that Matthew did not misinterpret Hosea 11:1, because this is the way the New Testament writers used the Old Testament. Where they can direct to Christ. In this study,
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Siswanto, Krido, Yelicia, Kristian Karipi Takameha, and Sabda Budiman. "Respon Gereja Terhadap Penganiayaan Berdasarkan Matius 10:17-33." Skenoo : Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen 1, no. 1 (2021): 11–22. http://dx.doi.org/10.55649/skenoo.v1i1.1.

Full text
Abstract:
Penganiayaan merupakan sesuatu yang nyata dan benar-benar terjadi dalam kekristenan. Penganiayaan juga bukan hal yang asing bagi kehidupan iman Kristen. Gereja mula-mula juga merasakan sensasi. Namun pada saat ini, seringkali orang Kristen merasa kecewa dan ditinggalkan karena pengalaman yang dialaminya. Dengan demikian, penelitian ini hendak memaparkan tanggapan yang diterapkan dalam Alkitab dalam menghadapi situasi, secara khusus yang terdapat dalam Matius 10:17-33. Oleh karena itu bagaimanakah tanggapan orang dalam menghadapi penilaian berdasarkan Matius 10:17-33? Adapun tujuan dari penelit
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Siburian, Carel. "Benarkah Hamba Ketiga Malas dan Jahat?" SANCTUM DOMINE: JURNAL TEOLOGI 13, no. 1 (2023): 37–58. http://dx.doi.org/10.46495/sdjt.v13i1.200.

Full text
Abstract:
Pembacaan “klasik” terhadap Matius 25:14-30 selalu mengarah pada kesimpulan bahwa hamba ketiga adalah hamba yang tidak setia kepada tuannya dan pada apa yang dipercayakan tuannya kepadanya. “Talenta” selalu dianggap sebagai “karunia” yang diberikan oleh Tuhan yang harus selalu dikembangkan oleh manusia. Pembacaan tersebut juga “seolah” meniadakan keberatan yang justru muncul dalam teks, saat hamba ketiga memberi perlawanan kepada sang tuan. Namun benarkah perumpamaan ini menunjukkan bahwa hamba ketiga adalah hamba yang malas dan jahat, dan benarkah “hanya” berbicara mengenai karunia Allah? Mel
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Hutasoit, Parulian, and Junior Natan Silalahi. "Pengaruh Pengajaran Kerajaan Surga dalam Persepektif Injil Matius bagi Pertumbuhan Iman Jemaat." Voice of HAMI: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen 7, no. 1 (2024): 1–14. https://doi.org/10.59830/voh.v7i1.109.

Full text
Abstract:
Artikel ini mengkaji tentang pengajaran Kerajaan Surga menurut perspektif Injil Matius. Dalam Injil Matius, pegajaran tentang Kerajaan Surga sangat unik karena berkaitan dengan tema dari Injil tersebut yaitu Yesus adalah Mesias Raja. Berkaitan dengan tema ini menegaskan bahwa Yesus memerinta di Kerajaan Surga. Adapun metode penelitian dalam artikel ini adalah kualitatif, bersifat penelitian kepustakaan bertujuan untuk mengetahui pengajaran tentang Kerajaan Surga khususnya pada Injil Matius dan implikasinya bagi pertubuhan iman jemaat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Adiatma, Daniel Lindung, and Eldad Mesakh Pramono. "Konsep Mesianik dan Apologetik Matius melalui Perumpamaan Mesianik Menurut Matius 21:33-43." HUPERETES: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 4, no. 1 (2022): 80–90. http://dx.doi.org/10.46817/huperetes.v4i1.154.

Full text
Abstract:
Studi tentang perumpamaan dalam Injil Sinoptik merupakan proses yang rumit. Matius 21:33-44 telah menyatakan suatu perumpamaan yang berpotensi membiaskan pemahaman para pembacanya. Tidak adanya penjelasan penulis terhadap makna perumpamaan menjadikan para pembacanya memahami perumpamaan tersebut secara berbeda, tergantung pada sudut pandang pembaca. Perumpamaan tersebut juga telah menimbulkan perdebatan pada kalangan sarjana Perjanjian Baru. Bahkan para sarjana injili pun tidak menemukan kesepakatan terkait pemaknaan perumpamaan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menemukan suatu rumusan ma
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Kather, David Jullen. "Pernikahan Kristen Menurut Matius 19:6 terhadap Implementasinya di Jemaat." JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 6, no. 9 (2023): 7277–89. http://dx.doi.org/10.54371/jiip.v6i9.2839.

Full text
Abstract:
Pernikahan Kristen Menurut Matius 19:6 terhadap Implementasinya di Jemaat Dalam Matius 19:6, Yesus mengemukakan apa yang dimaksud dengan pernikahan, “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” Ayat ini merupakan gambaran atau prinsip pokok pernikahan Kristen. Prinsip ini mempunyai arti makna yang dapat dijadikan pedoman bagi pernikahan Kristen yang harus diketahui oleh setiap pasangan suami isteri. Yang menjadi pertanyaan adalah Apakah makna pernikahan kristen menurut Matius 19:6 dipahami dengan baik dan da
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Retjelina, Dorkas, and David Ferryanto. "Prinsip-prinsip Penggembalaan Yesus dalam Injil Matius." LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta 5, no. 1 (2024): 144–72. https://doi.org/10.37731/log.v5i1.159.

Full text
Abstract:
Tujuan artikel ini adalah agar setiap gembala mengetahui tentang prinsip-prinsip penggembalaan Yesus dalam Injil Matius yang dapat diterapkan dalam pelayanan penggembalaan masa kini. Seorang Gembala bertanggung jawab untuk menjalankan fungsinya sebagai gembala yang menggembalakan jemaat Tuhan. Itu sebabnya sebagai seorang gembala membutuhkan prinsip-prinsip yang baik untuk dapat mengembangkan potensi dirinya dalam pelayanan penggembalaannya. Beberapa artikel sudah menuliskan tentang prinsip-prinsip penggembalaan, namun penekanan mengenai prinsip-prinsip penggembalaan Yesus di dalam Injil Matiu
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Saragih, Erman Sepniagus. "“Janganlah Kamu Disebut Rabi”: Sebuah Pendekatan Hermeneutik-Pedagogis terhadap Matius 23:8." Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan 23, no. 2 (2024): 175–86. https://doi.org/10.36421/veritas.v23i2.691.

Full text
Abstract:
Matius 23:8 merupakan teks yang rumit dan sarat dengan hal-hal kontroversial. Perbandingan prinsip pengajaran Yesus dan pengajaran para rabi Yahudi yang tersebar luas di balik teks-teks Matius harus jelaskan, sebab sangat bermanfaat untuk memaknai maksud teks. Mengabaikan tugas mengajar ahli Taurat dan orang Farisi dalam Matius 23:8 dapat menghasilkan distorsi penafsiran, bahkan salah menggali makna teks Alkitab. Esai ini memberikan perspektif baru atas pembacaan larangan Yesus “janganlah kamu disebut Rabi” dalam Matius 23:8 dengan menggunakan Hermeneutik pendekatan pedagogis. Tujuan penelitia
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Marpaung, Sri Rizki. "Kecerdasan Emosional Menurut Matius 5:1-48 dan Implikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Untuk Remaja di Era Digital." Regula Fidei : Jurnal Pendidikan Agama Kristen 8, no. 2 (2023): 147–63. http://dx.doi.org/10.33541/rfidei.v8i2.174.

Full text
Abstract:
Masalah dalam penelitian ini adalah kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi secara efektif dan membangun hubungan sosial dengan orang lain sangat minim. Hal ini merupakan esensi dari kecerdasan emosional. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi kecerdasan emosional menurut Matius 5. Bagian ini diimplikasinya ke dalam Pendidikan Agama Kristen di era digital, karena kecerdasaan emosional merupakan salah satu esensi dari ajaran Tuhan Yesus dalam Matius 5 dan bagian ini masih jarang yang membahasnya secara khusus. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan mengun
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Ziraluo, Theophylus Doxa. "Analisis Multidimensi Narasi Matius 8." KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta 7, no. 1 (2024): 43–65. http://dx.doi.org/10.47167/kharis.v7i1.253.

Full text
Abstract:
The background of the research is, First, Jesus is considered as a pro-Jewish person. Secondly, this text is considered within the framework of religious moderation. Thirdly, it emphasises Roman culture when explaining the term ‘pais’ (child). Fourthly, it doubts the healing that Jesus did - it was just a pretence. Considering this, the method used in this research is qualitative hermeneutic with Grant R. Osborne's narrative criticism steps. Based on the literature review, this research is important because previous studies did not discuss narrative texts based on Grant R. Osborne's aspects. T
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Simangunsong, Bestian, Erman Saragih, Frimus Y. Nababan, Jihan Panggabean, and Lukas Van El Manik. "KESALEHAN SOSIAL MENURUT MATIUS 23." CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika 3, no. 2 (2022): 216–30. http://dx.doi.org/10.46348/car.v3i2.126.

Full text
Abstract:
Perubahan perilaku pergaulan dan meningkatnya presentasi muda-mudi gereja dalam ruang media sosial tentunya menjadi tantangan bagi gereja. Tujuan penelitian ini adalah mengargumentasikan konstruksi prinsip Etika Kristen berupa kesalehan sosial berdasarkan pembacaan Matius 23 sebagai konsep penatalayanan adaptif bagi muda-mudi gereja. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan kajian kritis dan konstruktif pada buku dan jurnal (studi literatur) yang terkait dengan hasil tafsiran Matius 23 dan penatalayanan muda-mudi gereja. Kesimpulannya adalah kesalehan sosial sebagai konstruksi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Selvia Selvia, Lelo Lelo, Defi Solestina, and Sarmauli Sarmauli. "Kerajaan Allah dalam Injil Matius." Nubuat : Jurnal Pendidikan Agama Kristen dan Katolik 2, no. 1 (2025): 24–32. https://doi.org/10.61132/nubuat.v2i1.811.

Full text
Abstract:
The concept of the Kingdom of God in Matthew's Gospel is a central theme of the Teaching of Jesus Christ. The Kingdom of God can be understood as the reign of God that has entered this age through the presence of Jesus and will be perfect at His second coming. This research aims to understand the concept of the Kingdom of God in the Gospel of Matthew and its implications for the lives of believers. This research method uses textual and historical analysis to understand the concept of the Kingdom of God in the Gospel of Matthew. The results of the study show that the Kingdom of God has some ver
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Telaumbanua, Arozatulo, Jan Lukas Lombok, and Otieli Harefa. "Perspektif Etika Kristen tentang Standar Mengasihi dan Penerapannya bagi Orang Kristen Masa Kini." Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika 5, no. 2 (2022): 233–49. http://dx.doi.org/10.34081/fidei.v5i2.321.

Full text
Abstract:
Perspektif etika Kristen tentang standar sikap mengasihi berdasarkan Matius 22:37-40 merupakan standar moral terhadap setiap tindakan, perkataan dan kehidupan orang Kristen. Perubahan zaman dan perkembangan teknologi mempengaruhi sikap dan perilaku manusia tentang mengasihi Tuhan Allah dan manusia. Manusia lebih mengasihi berdasarkan perspektif dan standar mereka daripada perspektif Allah. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan, menemukan makna dan bentuk sikap mengasihi berdasarkan Matius 22:37-40. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi p
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Sinaga, Janes, Juita Lusiana Sinambela, Rudolf Weindra Sagala, and Raden Deddy Kurniawan. "SILSILAH YESUS KRISTUS, ANAK DAUD, ANAK ABRAHAM BERDASARKAN MATIUS 1:1 DARI SUDUT PANDANG BIBLICAL DAN HISTORICAL." DA'AT : Jurnal Teologi Kristen 4, no. 1 (2023): 15–28. http://dx.doi.org/10.51667/djtk.v4i1.1043.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah agar setiap orang Kristen memahami keberadaan Yesus Kristus sebagai Mesias atau Juruselamat, denga napa yang dituliskan pada Kitab Matius. Melalui kitab Matius 1:1 dipaparkan mengenai silsilah Yesus Kristus sebagai anak Daud dan Anak Abraham. Sepintas seakan-akan itu hanya sebuah informasi bagi setiap pembaca, namun di dalamnya ada makna teologis dan historical mengenai silsilah tersebut. Kitab Matius pada zamannya ditujukan kepada orang Yahudi. Pemaparan mengenai silsilah Yesus kristus dalam Kitab Matius sangat penting bagi orang Yahudi, untuk mengetahui keakurata
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Suryadi, Suryadi, and Exson Eduaman Pane. "PENGARUH KEROHANIAN ANGGOTA JEMAAT TERHADAP KEMAJUAN PENGINJILAN GEREJA GMAHK NARIPAN BANDUNG BERDASARKAN MATIUS 28:19-20." EZRA SCIENCE BULLETIN 2, no. 1A (2024): 37–45. http://dx.doi.org/10.58526/ez-sci-bin.v2i1a.103.

Full text
Abstract:
Menurut Matius 28:19-20, penelitian ini menyelidiki bagaimana kerohanian anggota jemaat berdampak pada kemajuan penginjilan di Gereja GMAHK Naripan Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan survei dan analisis jalur. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang bertanya tentang kerohanian anggota jemaat, aktivitas penginjilan, persepsi mereka tentang kemajuan gereja, dan tanggapan terhadap Matius 28:19-20. Menurut hasil penelitian, sebagian besar jemaat terlibat dalam aktivitas gereja dan memiliki kebiasaan berdoa dan meditasi Alkitab. Namun, beberapa orang ku
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Kalauserang, Jimmy Piter, and Paulus Kunto Baskoro. "Pola Kurikulum Yang Terstruktur Sebagai Dasar Misi Menurut Matius 28:19-20 Di Gereja Morning Star Indonesia." Jurnal Teologi Berita Hidup 7, no. 2 (2025): 249–67. https://doi.org/10.38189/jtbh.v7i2.909.

Full text
Abstract:
Amanat agung adalah perintah yang harus dilakukan. Amanat Agung bukanlah suatu anjuran atau saran yang bersifat opsional. Jadi melakukan Amanat Agung adalah bukti bagi setiap orang Kristen bahwa mereka menjadikan Yesus sebagai Tuhan. Kegagalan dalam melakukan Amanat Agung adalah salah satu faktor penghambat pertumbuhan gereja dan kegagalan dalam menunaikan perintah agung Tuhan Yesus. Oleh sebab itu gereja perlu memikirkan bagaimana bisa mengatasi setiap hambatan yang timbul dalam pelaksanaan Amanat Agung, dimana banyak gereja-gereja yang belum memiliki pola kurikulum pelaksanaan amanat agung.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Tampubolon, Benny. "Makna “Bertobatlah” Berdasarkan Matius 3:2." Jurnal Teologi Amreta (ISSN: 2599-3100) 5, no. 2 (2022): 23–34. http://dx.doi.org/10.54345/jta.v5i2.75.

Full text
Abstract:
“Bertobatlah” merupakan bentuk kata kerja aktif yang dilakukan baik bersifat perorangan atau banyak orang. Perintah ini ditujukan kepada obyek pelaku yang tidak berjalan sesuai dengan kehendak Allah. Maka bertobat adalah tindakan yang harus dilakukan seluruh umat manusia karena seluruh umat manusia telah berdosa kepada Allah. Sebab dari kata bertobat sendiri secara etimologi dalam bahasa Yunaninya memiliki pengertian Μετανοεῖτε (Metanoeite) mengubah pikiran, dan tujuan hidup yang mengacu kepada penerimaan terhadap kehendak Allah. Bicara pikiran dan tujuan ialah berurusan dengan batiniah. Dari
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Andar G, Pasaribu, Geby N Sinaga, Naomi Butar-Butar, and Anabella Pashya. "Pembinaan Warga Gereja Menurut Kitab Matius." Jurnal Magistra 1, no. 4 (2023): 150–58. http://dx.doi.org/10.62200/magistra.v1i4.66.

Full text
Abstract:
Church Community Development is a church activity that aims to mature the faith of church members, and by carrying out this activity it is hoped that the congregation's faith will experience growth towards maturity in life as believers. The formation of church members based on the Book of Matthew explores the principles of Christian life contained in the depths of the Gospel. The focus includes understanding the teachings of Jesus, developing spirituality, and applying spiritual values ​​in everyday life. Through in-depth reflection on the teachings of the Book of Matthew, this training aims t
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Kailuhu, Christin Destalia, and Yesi Damita. "PRINSIP KEPEMIMPINAN BERDASARKAN MATIUS 25:14-30 SEBAGAI LANDASAN BAGI GURU SEBAGAI PEMIMPIN DALAM DUNIA PENDIDIKAN." Inculco Journal of Christian Education 2, no. 3 (2022): 239–54. http://dx.doi.org/10.59404/ijce.v2i3.112.

Full text
Abstract:
Penulisan ini bertujuan untuk mendapatkan hakekat prinsip kepemimpinan sebagai hamba yang berguna berdasarkan Matius 25:14-30 dalam aplikasi membangun guru sebagai pemimpin dalam dunia pendidikan. Metode yang digunakan adalah studi kualitatif dengan menganalisa pendekatan kajian biblika dari Kitab Matius 25:14-30. Adapun prinsip tersebut adalah (1) mengerjakan tugas dengan segera atau tanpa penundaan; (2) mengerjakan tugas dengan berkarakter hamba yang baik; (3) mengerjakan tugas dengan kesetiaan; (4) tunduk pada pemberi otoritas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Taung, Marson. "KONSEP DUKACITA MENURUT INJIL MATIUS 5:4." BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 3, no. 1 (2022): 61–78. http://dx.doi.org/10.46558/bonafide.v3i1.81.

Full text
Abstract:
Di kalangan orang percaya masa kini, masih banyak yang salah mengerti tentang dukacita yang dimaksud oleh Tuhan Yesus dalam Matius 5:4. Penelitian ini ingin mengeksplorasi makna yang sesungguhnya agar diperoleh pemahaman yang benar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode tafsir atau eksegese. Hasilnya ditemukan bahwa maksud Yesus tentang dukacita dalam Matius 5:4 adalah dukacita rohani, yaitu berduka yang disebabkan dosa, berduka pada saat melihat orang lain berbuat dosa, dan berduka pada saat orang lain di aniaya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Surbakti, Noel. "Yesus Sang Imanuel sebagai Pembebas: Pencarian Gagasan Pembebasan dalam Injil Matius dan Implikasinya bagi Gereja di Indonesia." Mitra Sriwijaya: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 2, no. 2 (2022): 13–26. http://dx.doi.org/10.46974/ms.v2i2.43.

Full text
Abstract:
Abstract: Liberation Theology once a new hope for the Third World theology. Not only for its efforts to “liberate” Third World theology from domination of West Theology, but also for its concerns of social prolems in society. Lately, there many critics come from scholars which addressed to Liberation Theology. They declared that Liberation Theology was nurtured from wrong biblical interpretation. I see that statement not completely true. Because of that, I will observe the bible to find a liberation theme in the bible. Therefore, the purpose of this paper is to find liberation theme in the bib
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Kawira, Jack. "PANDANGAN ESKATOLOGI INJIL MATIUS 27:51-54." VERBUM CHRISTI: JURNAL TEOLOGI REFORMED INJILI 2, no. 1 (2020): 87–114. http://dx.doi.org/10.51688/vc2.1.2015.art4.

Full text
Abstract:
Matius 27:51-54 memberitahukan kepada kita beberapa peristiwa luar biasa yang terjadi ketika Yesus mati di atas kayu salib. Beberapa teolog mengatakan bahwa kita tidak dapat melihat peristiwa- peristiwa yang dicatat di dalam perikop tersebut benar-benar terjadi secara literal melainkan hanya sebagai konsep teologis yang dinyatakan di dalam peristiwa. Mereka mengatakan karena Matius sebenarnya telah dipengaruhi oleh budaya Helenistik yang kemudian menggunakan perangkat puisi Helenistik untuk menekankan bahwa Raja yang besar telah mati. Tetapi tentu saja pengertian semacam ini akan sangat menjad
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Istiqomah, Riski Alita, Fitria Ramdani, and Adis Subarkah. "Model Pembelajaran Flute pada Siswa Kelas 6 di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Matius Bandung." Jurnal Pendidikan Indonesia 2, no. 6 (2021): 1086–96. http://dx.doi.org/10.36418/japendi.v2i6.197.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses model pembelajaran Flute Pada Siswa Kelas 6 di Sekolah Dasar Bina Bakti 2 Matius Bandung. Berawal dari rumusan masalah yang bertujuan untuk mengetahui, menggambarkan dan mendeskripsikan pembelajaran Flute kelas 6 di Sekolah Dasar Kristen 2 Bina Bakti Matius Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk menggambarkan dan menyebutkan berbagai data yang berhasil dikumpulkan dari lapangan secara terperinci dan fokus pada pokok bahasan yang telah diteliti melalui bantuan teknik pengumpulan data berupa obs
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Istiqomah, Riski Alita, Fitria Ramdani, and Adis Subarkah. "Model Pembelajaran Flute pada Siswa Kelas 6 di Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Matius Bandung." Jurnal Pendidikan Indonesia 2, no. 06 (2021): 1086–96. http://dx.doi.org/10.59141/japendi.v2i06.197.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses model pembelajaran Flute Pada Siswa Kelas 6 di Sekolah Dasar Bina Bakti 2 Matius Bandung. Berawal dari rumusan masalah yang bertujuan untuk mengetahui, menggambarkan dan mendeskripsikan pembelajaran Flute kelas 6 di Sekolah Dasar Kristen 2 Bina Bakti Matius Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk menggambarkan dan menyebutkan berbagai data yang berhasil dikumpulkan dari lapangan secara terperinci dan fokus pada pokok bahasan yang telah diteliti melalui bantuan teknik pengumpulan data berupa obs
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Sinambela, Pison, Pelita Hati Surbakti, and Esther Widhi Andangsari. "Mengingat Masa Lalu di Saat Krisis: Pemaknaan terhadap Sosok Anak Kecil dalam Matius 18:2." Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen dan Musik Gereja 5, no. 2 (2021): 209–23. http://dx.doi.org/10.37368/ja.v5i2.259.

Full text
Abstract:
Injil Matius ditujukan bagi komunitas yang tengah mengalami krisis yang sangat hebat. Dalam merespons situasi tersebut, penulis injil menuliskan peraturan komunitas (Gemeindeordnung), yang tertulis dalam Matius 18. Hal yang menarik dari peraturan tersebut adalah, Matius mengawali tulisannya dengan mengangkat kisah Yesus yang menempatkan seorang anak kecil (Mat.18:2). Kisah ini menjadi sebuah kisah yang sangat fenomenal mengingat pada masa itu anak kecil adalah kelompok masyarakat yang rendah dan dianggap tidak begitu penting. Dari kisah yang menarik dan fenomenal ini memunculkan pertanyaan: Me
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

GEA, IBELALA. "5 (LIMA) NILAI BUDAYA KERJA KEMENTRIAN AGAMA (Analisis dari Injil Sinoptis)." KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi 2, no. 1 (2018): 1–22. http://dx.doi.org/10.37196/kenosis.v2i1.30.

Full text
Abstract:
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil penelitian tentang konsep teori 5 (lima) nilai budaya kerja Kementerian Agama dan bagaimana analisis aplikasinya menurut Injil Sinoptis. Temuan penelitian menunjuk bahwa Injil Sinoptis (Matius, Markus, dan Lukas) memberitakan bahwa jauh sebelum ada teori nilai budaya kerja (integritas, profesionalitas, inovasi, tanggungjawab dan keteladanan), Yesus telah mengajarkan dan melakukannya. Injil sinoptis memberitakan bahwa Yesus telah mengajarkan kejujuran baik perkataan dan perbuatan (Matius 5:37; Markus 12:13; Lukas 16:8). Profesionalitas mendapat
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Niansari, Ruth Madhu, and Jacob Arifan M.Th. "APLIKASI TALENTA (MATIUS 25:14-30) DALAM MISI KRISTEN MELALUI MEDIA SOSIAL FACEBOOK." FILADELFIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 2, no. 2 (2021): 130–43. http://dx.doi.org/10.55772/filadelfia.v2i2.35.

Full text
Abstract:
Banyak orang Kristen enggan menggunakan talenta yang dimilikinya untuk misi Kristen melalui Facebook dikarenakan malu, gengsi dan takut. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mencari arti talenta dalam Matius 25:14-30 dan menemukan aplikasinya dalam misi Kristen melalui media sosial Facebook. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan kajian biblika dengan pendekatan analisis, buku-buku teologi. Juga studi kuantitatif dengan penyebaran angket. Eksposisi Matius 25:14-30 dipergunakan untuk menarik kesimpulan mengenai talenta di dalam Kitab Matius. Kemudian mengaplikasikannya dalam misi Kr
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Kaunang, Albertina Nomay Baramuli, and Yogi Tjiptosari. "Persekutuan Doa sebagai Ruang Pemuridan: Implikasi Teologis Matius 28:18-20." Jurnal Teologi Berita Hidup 5, no. 1 (2022): 219–30. http://dx.doi.org/10.38189/jtbh.v5i1.359.

Full text
Abstract:
Amanat Agung merupakan sebuah kata kunci dalam kegiatan misi, yang diartikulasikan dari nas yang sangat populer Matius 28:19-20; sekalipun judul perikop tidak memuat diksi itu. Namun demikian, spirit “menjadikan segala bangsa murid Kristus” seolah meninggalkan jejak “menjadikan Kristen” atau yang lebih populer dengan stigma kristenisasi, sehingga mengakibatkan ekses sentimen agama. Ada perbedaan sikap yang muncul, yakni dengan tetap melakukan penginjilan dengan semangat menobatkan sebagai inti pesan amanat agung seperti yang telah dilakukan dari masa ke masa, atau merekonstruksi misi di era se
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Pardede, Harold. "Analisis Etis-Teonomi Terhadap Frasa “Kecuali Karena Zinah” Teks Matius 19:9." Vox Dei: Jurnal Teologi dan Pastoral 5, no. 2 (2024): 221–34. https://doi.org/10.46408/vxd.v5i2.487.

Full text
Abstract:
Perceraian adalah salah satu hal yang tidak inginkan oleh setiap keluarga Kristen. Apalagi di dalam iman kekristenan, umumnya perceraian adalah hal yang dilarang. Namun tidak bisa dipungkiri di zaman sekarang banyak terjadi kasus perceraian di kalangan keluarga Kristen. Penelitian ini ingin memberikan perspektif berbeda mengenai perceraian dalam iman Kristen sesuai teks Matius 19:9. Dengan menggunakan metode kualitatif serta analisis kontekstual teks Matius 19:9, penelitian ini ingin melihat perceraian dikarenakan zina. Analisis teks Matius 19:9 dikaitkan juga dengan pemahaman etika teonomi se
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Nelly, Nelly, Nicholas Raja Hatigoran Nababan, and Jeffry Johanis Rindengan. "IMPLEMENTASI POLA PEMURIDAN MENURUT INJIL MATIUS BAGI GPPS JEMBER." Jurnal Misioner 2, no. 1 (2022): 87–112. http://dx.doi.org/10.51770/jm.v2i1.40.

Full text
Abstract:
Pemuridan adalah amanat agung Yesus Kristus. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data-data penelitian diperoleh melalui observasi dan wawancara. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pola pemuridan menurut Injil Matius dan implimentasinya bagi GPPS Jember agar berdampak bagi pertumbuhan jemaat baik secara kualitas maupun kuantitas. Dalam Injil Matius menjelaskan pola pemuridan yaitu, berdoa sebelum memanggil murid, mengajar dan keteladanan hidup, pengawasan pelayanan dan pengajaran, serta mengutus untuk memberitakan Injil. Keempat hal ini dapat
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Wardoyo, Gregorius Tri. "AMANAH AGUNG TUHAN YESUS DALAM KEEMPAT INJIL DAN IMPLIKASINYA DALAM MEMAHAMI INJIL, BUDAYA DAN PEWARTA INJIL." LOGOS 18, no. 1 (2021): 31–47. http://dx.doi.org/10.54367/logos.v18i1.1175.

Full text
Abstract:
Injil Matius 28:16-20 kerap kali dijadikan dasar misi murid-murid Yesus di dunia ini. Ada bahaya misi disempitkan pada tindakan membaptis saja. Melalui studi intertekstual yakni dengan membandingkan Injil Matius dengan ketiga Injil lainnya, ditemukan bahwa misi tidak sekadar tindakan  membaptis  tetapi lebih-lebih mewartakan  Injil yang berisi  bahwa Allah senantiasa menyertai umat manusia dan bahwa Allah yang sama menawarkan kepada umat manusia pertobatan dan pengampunan dosa dari Allah. Inilah kabar sukacita yang hendaknya diwartakan oleh pewarta Injil dalam budaya dimana mereka hidup
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Belo, Yosia. "PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MATIUS 28:19-20." JURNAL LUXNOS 5, no. 2 (2019): 127–33. http://dx.doi.org/10.47304/jl.v5i2.21.

Full text
Abstract:
Abstract: This article talks about a biblical study of the text of Matthew 28: 19-20. This study was conducted to gain an understanding of Christian Religious Education in Matthew 28: 19-20. So that every PAK teacher can apply in applying and teaching students.
 Abstrak: Artikel ini berbicara tentang kajian biblika terhadap teks Matius 28:19-20. Kajian ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman tentang Pendidikan Agama Kristen dalam Matius 28:19-20. Supaya dapat diterapkan oleh setiap guru PAK dalam menerapkan dan melakukan pengajaran terhadap peserta didik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Supriyanto, Eko, and Ayub Sugiharto. "Peran Majelis Dalam Pelaksanaan Disiplin Gereja Berdasarkan Matius 18:15 Bagi Anggota Jemaat Yang Melakukan Pelanggaran Dosa." Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani 3, no. 2 (2024): 172–86. http://dx.doi.org/10.38189/jtk.v3i2.860.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran majelis gereja dalam pelaksanaan disiplin gereja berdasarkan Matius 18:15. Gereja ada karena kehendak Tuhan dan menjadi komunitas orang percaya untuk mengalami pertumbuhan rohani. Walaupun sudah menjadi anak-anak Allah, faktanya kuasa dosa tidak secara otomastis hilang dalam diri anak-anak Allah. Melakukan dosa berarti melenceng dari aturan Tuhan dan akibatnya adalah keterpisahan dengan Allah, walaupun seperti dekat dengan-Nya. Oleh karena itu majelis sebagai pemimpin gereja memiliki tanggungjawab tidak hanya mengawasi pertumbuhan rohani jema
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Rahelia, Vika, and Ihan Martoyo. "Yesus, Eunuch, dan Kesucian." Indonesian Journal of Theology 11, no. 2 (2023): 384–405. http://dx.doi.org/10.46567/ijt.v11i2.347.

Full text
Abstract:
Artikel ini menyajikan beberapa pandangan yang berkaitan dengan tafsir mengenai kasim (eunuch) pada Matius 19:12. Alternatif tafsir yang ditemukan menyediakan kemungkinan untuk variasi gender inklusif dalam penggalian kata dari bahasa asli ayat ini, khususnya tafsir mengenai kondisi eunuch yang tak bisa menikah atau tak memiliki kemampuan untuk memiliki keturunan, baik yang disebabkan secara natural dari rahim ibunya, oleh orang lain maupun sukarela atas keinginan diri sendiri untuk pelayanan atau Kerajaan Allah. Kala itu, masalah “ketidakjantanan” adalah hal yang memalukan/tidak terhormat, te
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Nehe, Evarisman, Desy Mintin, Amanda Kilala, and Talizaro Tafonao. "Metode Diskusi Yesus Sebagai Pola Dasar Pembentukan Karakter Religius dalam Keluarga." Jurnal Ilmiah Multidisiplin 1, no. 2 (2024): 138–56. http://dx.doi.org/10.62282/juilmu.v1i2.138-156.

Full text
Abstract:
Penanaman karakter religius sebagai dasar dari seluruh karakter tengah mengalami kemandekan dibeberapa keluarga zaman ini. Salah satu penyebanya adalah monotonnya model pembelajaran dari orang tua dalam mendidik anak dalam keluarga. Oleh karenannya masalah yang dirumuskan adalah pertama, bagaimanakah metode diskusi yesus dalam proses pengajarannya dalam matius 16:13-20? Kedua, apakah pentingnya karakter religius anak dalam keluarga? Dan tujuan penelitian hendak mengekspos makna metode pengajaran yesus dalam matius 16:13-20 sebagai pola dasar bagi orang tua melaksanakan pendidikan karakter reli
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Kardiansyah and Lydia Weniati Augustiana. "GERAKAN PEMURIDAN MENURUT INJIL MATIUS BAGI KAUM MUDA DI GKKA-I JELMU SIBAK." JURNAL PENABIBLOS 15, no. 3 (2024): 59–73. https://doi.org/10.61179/jurnalpenabiblos.v15i3.673.

Full text
Abstract:
Kaum muda adalah generasi penerus gereja dan aset berharga bagi gereja. Mereka yang akan membawa warisan iman dan pelayanan bagi gereja. Salah satu strateginya melalui gerakan pemuridan dapat menumbuhkan iman dan kedewasaan rohani mereka. Tetapi yang menjadi masalahnya kurangnya pelaksanaan gerakan pemuridan dan kurangnya pembinaan penginjilan serta gerakan pemuridan dari gereja. Tujuan penelitian untuk menjelaskan tentang prinsip pemuridan Yesus menurut Injil Matius dan untuk menjelaskan gerakan pemuridan kaum muda GKKA-I Jelmu Sibak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini pendekatan kual
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Togatorop, Andri Rifai, Steven Phang, and Tan Winda. "Hubungan Kerajaan Allah dengan Revolusi Industri." MODERATE: Journal of Religious, Education, and Social 2, no. 1 (2024): 1–20. https://doi.org/10.46362/moderate.v2i1.11.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Sembiring, Johannes. "Implementasi Pola Pemuridan Yesus Menurut Injil Matius." KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta 2, no. 2 (2020): 113–26. http://dx.doi.org/10.47167/kharis.v2i2.34.

Full text
Abstract:
Matthew does not emphasize the apostle's understanding of Jesus' disciples in his writings, but instead uses the term "disciple." Matthew, dealing with Jews who are peculiar to discipleship, certainly considers the root importance of the term "disciple", a learner. A person who serves God should be a disciple of Christ, who loves and follows Christ and lives according to the character of the Lord Jesus with all his heart. This is a literature review article that uses descriptive methods. Descriptive study was applied to the pastors of the GPdI session in Jember Regency which numbered 28 people
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Putra, Adi. "Memahami Bangsa-bangsa Lain dalam Injil Matius." BIA': Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual 1, no. 2 (2018): 243–52. http://dx.doi.org/10.34307/b.v1i2.59.

Full text
Abstract:
This article described one of the uniqueness of the Gospel of Matthew, namely: the emergence of systemic and consistent elements of other nations (gentile). Though Matthew's Gospel is a gospel written for Jews with an emphasis on fulfilling the Old Testament in Jesus and His ministry. Then, why are the elements of other nations in it? This paper answers it by looking more at the salvation (soteriology) aspects designed by God and also includes other nations in it. Abstrak: Artikel ini menjelaskan salah satu keunikan dari Injil Matius, di mana secara sistematis dan konsisten menjelaskan unsur b
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Putra, Adi. "Problematika Teks dan Makna Matius 19:9." Missio Ecclesiae 9, no. 2 (2021): 1–16. http://dx.doi.org/10.52157/me.v9i2.122.

Full text
Abstract:
Abstract: The problematic text and meaning of Matthew 19: 9 is the focus of this study. Because this verse not only causes polemic in its meaning, it is also needed in the text. Because based on the notes to Nestle Aland 28 (NA28), there are so many variations on this verse. By using qualitative, specifically using analysis and exegesis tools with accuracy in analyzing, it is concluded that the text provided by NA28 is much better (stated or) and suitable to be used as translated text in exegesis studies. In addition, in this study, it was found as a phrase "except for adultery" asking for rea
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Manafe, Yanjumseby Yeverson, and Yenny Anita Pattinama. "KONSEP INTEGRITAS MENURUT MATIUS 5: 17-20." Missio Ecclesiae 9, no. 1 (2020): 59–78. http://dx.doi.org/10.52157/me.v9i1.117.

Full text
Abstract:
Integritas merupakan suatu karakter yang mencakup harga diri seseorang, karena dasar dari integritas adalah karakter. Pada dasarnya hakikat pribadi yang berintegritas dapat dilihat dalam diri Yesus Kristus yang dapat dibaca dalam Alkitab. Dari hasil eksegese ditemukan bahwa Yesus adalah pribadi yang berintegritas. Yesus ingin para murid dan orang percaya lainnya memiliki integritas. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep integritas dalam Matius 5:17-20. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan paradigma naturalistik yang didasarkan pada metode fe
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Derung, Teresia Noiman. "Upaya Pengampunan Keluarga Kristiani Menurut Injil Matius." In Theos : Jurnal Pendidikan dan Theologi 1, no. 3 (2022): 74–83. http://dx.doi.org/10.56393/intheos.v1i3.530.

Full text
Abstract:
Peristiwa memprihatinkan selalu terjadi dalam hidup bermasyarakat, seperti pertengkaran, memukul, saling mendiamkan, bahkan membunuh sesama diakibatkan karena sakit hati dan dendam yang berkepanjangan. Hal ini terjadi karena tidak ada pengampunan. Tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan dan mendeskripsikan konsep pengampunan yang ada di dalam Injil Matius dan upaya umat Kristiani agar mendorong para pelaku penyimpangan pengampunan untuk kembali ke jalan Tuhan sehingga memperoleh ampunan dari Tuhan dan sesama. Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif tentang pengampunan m
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Binar, Sri, and Adi Sucipto Chandra Wijaya. "Kajian Teologis Tentang Misiologi Menurut Matius 10." Kaluteros Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen 5, no. 2 (2023): 113–25. http://dx.doi.org/10.60146/kaluteros.v5i2.66.

Full text
Abstract:
Penulisan ini adalah suatu bentuk kajian teologis mengenai topik misiologi yang tertulis dalam teks Alkitab Injil Matius pasal 10, yang menguraikan dan mengelaborasi poin-poin penting dan makna-makna yang terkandung dalam teks tersebut terkait dengan pengutusan injil atau misiologi. Jenis penelitian ini termasuk dalam kualitatif dengan menggunakan metode Analisa topikal untuk menggali, menguraikan, dan menjelaskan dengan lebih rinci isi pesan daripada teks yang dipelajari. Adapun instrument daripada studi ini menyangkut analisa teks bahasa asli yang digunakan dalam penulisan Kitab Injil yakni
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Setianto, Yusak, Melvin Abrillian, and Valentino Wariki. "Jalan Herodes atau Majus? Implikasi Kisah Kelahiran Kristus di Matius Matius 2:1-12 Bagi Penuntasan Amanat Agung." TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen 3, no. 2 (2023): 89–99. http://dx.doi.org/10.53674/teleios.v3i2.62.

Full text
Abstract:
Abstract: The church today often experiences difficulties completing the Great Commission because most only move from one congregation to another. This research aims to explore the responses of the magi and Herod to the news of Christ's birth in Matthew 2:1-12 which is associated with the completion of the Great Commission. The research method used is descriptive qualitative based on a literature study. The study results show that the story offers two paths: the "way of the magi," which supports the Great Commission, and the "Herod's way," which rejects the Great Commission. So, the conclusion
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Pasulu, Alpius. "ANTARA DISIPLIN ATAU PENGGEMBALAAN: REKONSTRUKSI AJARAN DISIPLIN GEREJAWI PADA GEREJA TORAJA BERDASARKAN REINTERPRETASI TERHADAP TEKS MATIUS 18:15-17." Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen, dan Musik Gereja 4, no. 1 (2020): 62–76. http://dx.doi.org/10.37368/ja.v4i1.122.

Full text
Abstract:
Artikel ini membangun sebuah model baru teologi disiplin gereja yang didasarkan pada penafsiran ulang atas Matius 18: 15-17. Dalam artikel ini, saya menyimpulkan bahwa sudut pandang dan tindakan yang paling tepat untuk orang berdosa di gereja berdasarkan pada teks Matius 18: 15-17 bukanlah disiplin tetapi untuk memberikan perhatian khusus secara intensif, yaitu penggembalaan khusus. Penggembalaan adalah cerminan kasih Allah bagi dunia yang tidak terbatas dan tak terhingga. Pengampunan harus diberikan terus menerus untuk orang lain karena manusia terbatas dan tidak ada potensi untuk kesempurnaa
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Silalahi, Haposan. "Dimensi Soteriologi Kata Poieō dalam Matius 7:21." DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani 7, no. 1 (2022): 411–28. http://dx.doi.org/10.30648/dun.v7i1.907.

Full text
Abstract:
Abstract. In Matthew 7:21, Jesus proclaimed that in order to enter the Kingdom of Heaven, one must do the will of God. This statement seems contradictory to Christian soteriology which believes that salvation is solely by grace. Thus, this paper aimed to examine this statement and its suitability with Christian soteriology. This study used a biblical diachronic-historical approach to the text of Matthew 7:21. Through this study, it was found that the statement was addressed to the Matthew community with the aim of providing a standard of living as citizens of the Kingdom of God and not a condi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Samarenna, Desti. "Penghayatan dan Pengalaman Pancasila dalam Refleksi Matius 22:37-40." JURNAL TERUNA BHAKTI 3, no. 1 (2020): 36. http://dx.doi.org/10.47131/jtb.v3i1.55.

Full text
Abstract:
The Law of Love is at the heart of the Christian faith mentioned by Jesus in Matthew 22: 37-40. Within the framework of national life, Christians also continue to carry out their responsibility to live and practice the values of Pancasila as the basis of national life. As Christians, the practice of Pancasila cannot be separated from implementing the Law of Love. This article is a literature review with a qualitative approach to the text of Matthew 22: 37-40 about love for God and love for humans. The purpose of writing is to apply the text of Matthew 22: 37-40 in the context of living Pancasi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Lutuh, Grasela Anci Amelia, Asih Rachmani Endang Sumiwi, and Julianto Prasetya. "Makna Pengampunan Menurut Matius 18:21-35 Bagi Pemuda Kristen." Miktab: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani 3, no. 1 (2023): 74. http://dx.doi.org/10.33991/miktab.v3i1.486.

Full text
Abstract:
In the daily lives of Christian youth, there is difficulty in letting go of forgiveness, even experiencing bitterness that especially occurs in one's own family. The bitterness experienced every day made him hate even more and continued to keep the root of bitterness. The formulation of the problem in this study is to find the meaning of forgiveness Matthew 18:21-35, and its application to Christian youth. Researchers used qualitative research with a hermeneutic approach, namely multiplying the meaning of forgiveness from Matthew 18:21-35 from the original language applied to Christian youth.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!