To see the other types of publications on this topic, follow the link: Mesin tetas.

Journal articles on the topic 'Mesin tetas'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Mesin tetas.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Pradana Putra, Shidiq, Lusia Risyani, Adib Norma Respati, et al. "Perbandingan Penggunaan Mesin Tetas Dalam Penetasan Telur Burung Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica)." Bulletin of Applied Animal Research 6, no. 2 (2024): 80–86. https://doi.org/10.36423/baar.v6i2.1525.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan daya tetas masin tetas statis tanpa melakukan proses pemutaran telur dengan mesin tetas manual yang melakukan proses pemutaran telur. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2021, di Sanggrahan RT01 RW07, Kelurahan Krajan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo. Penelitian menggunakan dua buah mesin tetas manual dan sumber pemanas menggunakan lampu pijar dengan daya 5 watt 375 lumen. Mesin tetas diatur dengan suhu 37,5 C dan kelembaban 55-70%. Telur burung puyuh yang digunakan sebanyak 170 butir. Mesin tetas manual menggunakan metode statis yaitu telur diletakkan berdiri secara vertikal dengan bagian lancip berada dibagian bawah sehingga tidak dilakukan proses pemutaran telur. Mesin tetas manual dilakukan pembalikan telur dua kali dalam satu hari secara manual menggunakan tangan. Proses penetasan berlangsung selama 18 hari. Hasil penelitian menunjukkan, telur yang fertil yang ditetaskan dengan mesin tetas statis mencapai 65,8 % sedangkan dengan mesin tetas manual mencapai 67 %. Mortalitas yang ditetaskan dengan mesin tetas statis mencapai 37,5 % sedangkan dengan mesin tetas manual 31,5 %. Daya tetas telur burung puyuh yang ditetaskan menggunakan mesin tetas statis sebesar 62,5 %, sedangkan daya tetas telur burung puyuh yang ditetaskan dengan mesin tetas manual mencapai 68,5 %. Daya tetas telur burung puyuh yang ditetaskan menggunkan mesin tetas statis tanpa melakukan proses pemutaran telur lebih rendah 6% dibandingkan telur burung puyuh yang ditetaskan dengan mesin tetas manual dengan proses pemutaran telur, namun waktu dan tenaga penggunaan mesin tetas statis lebih efisien karena tidak perlu melakukan pemutaran telur. Kata kunci : Mesin tetas manual, Mesin tetas statis, Burung puyuh.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Nafiu, La Ode, Muh Rusdin, and Achmad Selamet Aku. "DAYA TETAS DAN LAMA MENETAS TELUR AYAM TOLAKI PADA MESIN TETAS DENGAN SUMBER PANAS YANG BERBEDA." Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis 1, no. 1 (2015): 32. http://dx.doi.org/10.33772/jitro.v1i1.359.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya tetas dan lama menetas telur ayam tolaki pada mesin tetas dengan sumber panas yang berbeda. Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan di kandang pembibitan Fakultas Peternakan UHO. Ayam tolaki yang digunakan terdiri atas 5 ekor jantan dan 15 ekor betina umur sekitar 20 bulan. Perkawinan ayam dilakukan dengan cara IB. Parameter yang diamati adalah: fertilitas, daya hidup embrio, daya tetas, bobot tetas dan lama menetas. Hasil penelitian menujukkan: (1) rataan fertilitas telur ayam tolaki pada mesin tetas PL adalah 58,57% dan mesin tetas PLM adalah 46,88%, namun kedua mesin tetas secara statistik tidak berbeda nyata, (2) rataan DHE pada mesin tetas PL adalah 96,67% dan mesin tetas PLM adalah 89,58%, (3) rataan daya tetas pada mesin tetas PL adalah 45,61% dan mesin tetas PLM adalah 64,81%, (4) rataan bobot tetas, pada mesin tetas PL adalah 26,47 g, sedangkan mesin tetas PLM 26,96 g, dan (5) lama menetas telur pada mesin tetas PL adalah 21.05 hari dan PLM adalah 21,09 hari. Secara statistik, penggunaan mesin tetas dengan sumber panas berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati.Mesin tetas dengan sumber panas berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap fertilitas, DHE, daya tetas, bobot tetas dan lama menetas telur ayam tolaki. Untuk meningkatkan daya tetas direkomendasikan menggunakan mesin tetas dengan sumber panas kombinasi listrik dan lampu minyak. Kata Kunci : Fertilitas, DHE, Fertilitas Lama Menetas, Mesin Tetas dan Ayam Tolaki.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Nadira Putri Sermalia, Mukh Arifin, and Mikael Sihite. "Pengaruh Letak Telur pada Mesin Tetas terhadap Persentase Susut Bobot Telur, Daya Tetas dan Bobot Tetas DOC (Day Old Chick)." Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian 2, no. 1 (2021): 151–64. http://dx.doi.org/10.47687/snppvp.v2i1.181.

Full text
Abstract:
Penetasan merupakan suatu bidang usaha peternakan dalam menghasilkan unggas yang berkualitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh letak telur pada bagian rak atas, tengah dan bawah di mesin tetas terhadap persentase susut bobot telur, daya tetas dan bobot tetas DOC. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memperbaiki desain mesin tetas atau memperbaiki teknis penataan telur di dalam mesin tetas, supaya mesin penetasan dapat berjalan efektif. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah telur ayam strain Ross dengan umur induk 43-45 minggu sebanyak 2.700 butir dan 5 unit mesin tetas otomatis dengan tipe Pearl 22. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu telur tetas yang diletakkan pada bagian rak atas, tengah dan bawah di mesin tetas. Batasan antara rak atas ke rak tengah berjarak 65cm, dari rak tengah ke rak bawah berjarak 65cm. Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan. Setiap perlakuan dilakukan 5 kali ulangan berupa 5 kali periode penetasan pada unit mesin tetas yang berbeda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan letak telur yang berbeda pada mesin tetas tidak menyebabkan perbedaan nyata (P>0,05) pada persentase susut bobot telur, daya tetas dan bobot tetas DOC. Efisiensi penetasan pada mesin tetas tidak dapat diperbaiki dengan cara mengubah manajemen peletakkan posisi telur, karena suhu dan kelembapan antar rak berada pada kisaran yang sempit dan sudah menyebar di semua sisi ruang penetasan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Suriani, Wa Ode Suriani, Heru Nugroho Heru Nugroho, I. Wayan Sura I Wayan Sura, and Sani Wanti Sani Wanti. "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MESIN TETAS SEMI OTOMATIS DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI AYAM ARAB (Gallus turcicus)." Journal of Scientech Research and Development 4, no. 2 (2023): 353–61. http://dx.doi.org/10.56670/jsrd.v4i2.85.

Full text
Abstract:
Mesin penetasan telur semi otomatis berfungsi untuk membantu peternak dalam menetaskan telur ayam arab secara efektif dan efisien. Tujuan penelitian efektifitas penggunaan mesin tetas semi otomatis yakni untuk mengetahui persentase fertilitas dan daya tetas telur ayam arab pada suhu yang berbeda. Penelitian dilaksanakan menggunakan telur ayam arab sebanyak 90 butir. Prosedur Penelitian pertama Penyiapan Telur Tetas yakni sebelum telur dimasukan kedalam mesin tetas otomatis, terlebih dahulu di bersihkan sehingga permukaan cangkang telur terlihat rapi dan bersih. Kedua sebelum telur dimasukan mesin tetas di jalankan kurang lebih selama 3 hari, untuk mendapatkan suhu yang stabil, setelah itu dibersihkan menggunakan larutan formalin atau fumigasi agar terhindar dari bakteri yang dapat mempengaruhi perkembangan emrio. Ketiga Penempatan Telur Dalam Mesin Tetas di bagi dalam tiga kelompok, yang di tempatkan dalam tiga buah mesin tetas semi otomatis dengan masing-masing suhu yang berbeda, yaitu 30 butir diletakkan padamesin tetas (P1) dengan suhu 36-3700C, dan 30 butir diletakkan pada mesin tetas (P2) dengan suhu 38-3900C, dan 30 butir diletakkan pada mesin tetas (P3) dengan suhu 40-4100C. (P1) dengan suhu 36-3700C, (P2) dengan suhu 38-390 0C, dan (P3) dengan suhu 40-4100C. Parameter yang diamati dalam penelitian yaitu fertilitas dan daya tetas. Hasil penelitian menunjukan bahwa suhu (P1) dengan suhu 36-3700C, adalah suhu yang terbaik untuk melakukan penetasan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Saili, Takdir, La Ode Nafiu, La Ode Arsad Sani, et al. "Pendampingan Teknis Aplikasi Teknologi Mesin Tetas di Kelurahan Labibia Kecamatan Mandonga Kota Kendari." Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Terapan (JPMIT) 3, no. 1 (2021): 27. http://dx.doi.org/10.33772/jpmit.v3i1.16027.

Full text
Abstract:
Peternak ayam kampung di Kelurahan Labibia Kecamatan Mandonga Kota Kendari belum ada sentuhan teknologi tepatguna dalam meningkatkan produktivitasnya. Peternak masih menggunakan sistem pengeraman alami, sehingga peningkatan produksi ayam menjadi rendah, disisi lainnya adalah produksi telur ayam kampung hanya mencapai 40 butir pertahun yang disebabkan induk ayam masih membutuhkan waktu untuk mengasuh anaknya setelah telur ditetaskan secara alami. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya penerapan teknologi melalui penetasan secara buatan (artificial incubation) dengan mesin tetas yang dapat memberikan manfaat dan memungkinkan tersedianya bibit ayam dalam jumlah yang banyak. Disisi lain penggunaan mesin tetas dapat menekan biaya pembelian DOC, sehingga dapat meningkatkan pendapatan bagi peternak ayam kampung. Pelaksanaan pengabdian Program Bina Desa Fakultas Peternakan UHO diharapkan dapat memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh peternak, yaitu dengan memperkenalkan inovasi teknlogi budidaya ayam kampung melalui pendampingan teknis aplikasi teknologi mesin tetas. Program Bina Desa Fakultas Peternakan UHO dilaksanakan di Kelurahan Labibia Kecamatan Mandonga Kota Kendari. Pelaksanaan program dilakukan dalam bentuk penyuluhan dan bimbingan teknis. Materi penyululuhan meliputi penguatan kelembagaan, konsep dasar inovasi teknologi mesin tetas sederhana dan ekonomis, metode pengoleksian telur tetas dan metode pengoperasian alat mesin tetas. Sedangkan materi pada bimbingan teknis meliputi tehnik pembuatan mesin tetas, tehnik pengoleksian telur tetas dan tehnik pengoperasian alat mesin tetas. Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan, hasil yang telah dicapai pada Program Bina Desa di Kelurahan Labibia Kecamatan Mandonga Kota Kendari dengan penerapan inovasi teknologi sederhana melalui bimbingan teknis pembuatan mesin tetas dapat meningkatakan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam pembuatan mesin tetas pada kelompok ternak, serta dapat menekan biaya pembelian DOC sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternak
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Andika Fitroh, Bagus, Andri Haryono Awalokta, Putri Awaliya Dughita, Abdul Hakim, and Agung Mudi Widodo. "The Use of Styrofoam Based Incubator on the Hatching Results of Nativ Chicken Eggs." Bulletin of Applied Animal Research 5, no. 1 (2023): 34–40. http://dx.doi.org/10.36423/baar.v5i1.1231.

Full text
Abstract:
Mesin tetas merupakan salah satu alat yang digunakan dalam bidang peternakan unggas. Mesin ini digunakan untuk meningkatkan kuantitas jumlah telur yang ditetaskan. Berbagai jenis mesin tetas yaitu manual, semiotomatis atau otomatis dan masing-masing memiliki keunggulan dalam penggunaanya tergantung penanganan ketika proses penetasan berlangsung. Komponen lain dari berbagai bahan bekas yang ada juga dapat dimanfaatkan sebagai mesin tetas, seperti kardus dan Styrofoam, sehingga dapat menekan biaya produksi dalam usaha penetasan. Styrofoam adalah material dari polytrene kemasan yang umumnya berwarna putih dan kaku yang serin digunakan sebagai kotak pembungkus makanan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara praktik dan pengukuran secara langsung penetasan menggunakan komponen media dari Styrofoam. Variabel yang diteliti yaitu fertilitas, daya tetas, dan bobot tetas. Model rancangan yang digunakan adala rancangan evaluasi yang meliputi penilaian terhadap telur tetas yang diberi perlakuan yaitu T0 : Telur tanpa perlakuan, T1 : Telur dengan perlakuan pencucian dengan air, T2 : Telur dengan pencucian menggunakan alkohol 90%, dan T3 : Telur dengan perlakuan penggosokan kerabang dengan amplas. Setiap perlakuan terdiri dari 10 butir telur ayam kampung dengan berat rata-rata 37 g/butir. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil terbaik ditunjukan pada T0, T1, dan T2 sedangkan pada T3 menunjukan hasil yang kurang baik terhadap fertilitas, daya tetas, dan bobot tetas pada uji coba penetasan menggunakan Styrofoam sebagai mesin tetas. Kata kunci: Mesin tetas, Penetasan, Telur tetas, Styrofoam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Tarmizi and Maimun. "PEMBERDAYAAN KELUARGA PETERNAK UNGGAS DESA MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN MESIN PENETAS BERBASIS MESIN JAM." Jurnal Pengabdian Bangsa 1, no. 1 (2022): 6–10. http://dx.doi.org/10.61992/jpb.v1i1.42.

Full text
Abstract:
Tujuan program PKM yaitu pemberdayaan keluarga peternak unggas desa melalui pelatihan pembuatan mesin penetas berbasis mesin jam, diharapakan mampu membuka pola fikir masyarakat untuk pembuatan breeding poultry. Memudahkan masyarakat melakukan penetasan telur ayam dan itik segingga menjadi lebih efesien, efektif dan ekonomis. Pengabdian Kepada Masyarakat dilaksanakan 9 s.d 11 Juni 2022 di Desa Kajhu Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar. Metode pelaksaan program PKM yang dilaksanakan yaitu dalam bentuk penyuluhan, pelatihan teknik pembuatan mesin tetas yang dirancang outomatis, efektif dan efesien. Mesin tetas dirancang dirakit sendiri sehingga peternak dapat menentukan berapa jumlah telur yang akan ditetaskan dalam satu kali periode. Mesin tetas dapat menetaskan telur 100 butir dengan keberhasilan 75 %. 25% yang tidak menetas kemungkinan karena tidak semua telur yang dimasukan dalam mesin tetas fertile. Desa Kajhu berpotensi besar untuk mengembangkan pembibitan itik. Antusias kelompok dapat dilihat dari semangat gotong royong dalam pembuatan mesin tetas dan banyaknya peserta yang hadir pada kegiatan PKM. Banyaknya limbah pertanian seperti dedak dapat menunjang sebagai sumber pakan ternak. Lahan kosong tidak berdaya guna dapat ditanami tanaman pendamping untuk dijadikan sebagai bahan pakan ternak.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Fazil Hidayat and Yayuk Kurnia Risna. "Daya Tetas Telur Ayam Kampung Pada Mesin Tetas Semi Otomatis dengan Perbedaan Lama SimpanTelur." Jurnal Ilmiah Peternakan 10, no. 1 (2022): 49–55. http://dx.doi.org/10.51179/jip.v10i1.1143.

Full text
Abstract:
Keberhasilan peternakan ayam kampung selain didorong dengan manajemen dan pakan , juga dipengaruhi oleh bibit. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh bibit unggul adalah dengan menggunakan mesin tetas semi otomatis. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui lama simpan telur terbaik dan persentase daya tetas telur ayam kampung dengan penetasan menggunakan mesin tetas semi otomatis.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap non Faktorial, 5 perlakuan dengan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari : Lama simpan 1 hari, 2 hari, 3 hari, 4 hari dan 5 hari. Hasil penelitiandiperoleh lama simpan telur terbaik untuk penetasan telur ayam kampung menggunakan mesin tetas semi otomatis adalah 1 sampai 2 hari. Persentase daya tetas telur ayam kampung dengan lama simpan 1 sampai 2 hari menggunakan mesin tetas semi otomatis diperoleh sebesar 93,75%, persentase daya hidup embrio 100% dan berat tetas 60,73 g, sedangkan persentase fertilitas lama simpan 4 dan 5 hari di peroleh sebesar 80%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Sandi, Sofia. "PENERAPAN SISTEM KAWIN SODOK DAN MESIN TETAS MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS ITIK PEGAGAN." Jurnal Pengabdian Sriwijaya 3, no. 2 (2015): 274–81. http://dx.doi.org/10.37061/jps.v3i2.2412.

Full text
Abstract:
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini dilaksanakan di Desa Kotodaro Kecamatan  Ranjau Panjang Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan. Tujuan dari kegiatan ini adalah . melatih peternak menggunakan mesin tetas dan kawin sodok pada itik pegagan. sehingga dapat menambah pengetahuan dan keterampilan serta memberikan wawasan berpikir masyarakat umumnya di desa kotodaro  dan khususnya kelompok peternak   untuk menggunakan kawin sodok dan mesin tetas dalam meningakatkan produksi itik pegagan yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan peternak. Karakteristik peserta menunjukkan bahwa peserta partisipasi aktif tidak hanya dalam bentuk kehadiran waktu penyuluhan dan pelatihan, tetapi aktif berkomunikasi atau berdialog mengenai cara menggunakan mesin tetas dan kawin sodok pada itik pegagan Petani-ternak merasa tertarik dengan teknik kawin sodok dan mesin tetas itik pegagan. Dengan ditemukannya inovasi tersebut diharapkan dapat meningkatan populasi itik pegagan  sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah  Pelatihan penggunaan sistem kawin sodok dan teknologi mesin tetas merupakan cara yang sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat khususnya peternak di kotodaro dalam upaya mengurangi biaya pemeliharaan dan meningkatkan Produksi itik pegagan. Peternak itik di kotodaro mampu menyerap dan dapat mengaplikasikan teknologi penggunaan teknologi mesin tetas dan sistem kawin sodok pada Itik pegagan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Jiyanto, Jiyanto, Pajri Anwar, Infitria Infitria, Imelda Siska, and Yoshi Lia Anggrayni. "Pelatihan Pembuatan Mesin Tetas Bagi Peternak Ayam Dan Itik Di Desa Sikakak Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantan Singingi." BHAKTI NAGORI (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) 1, no. 1 (2021): 16–21. http://dx.doi.org/10.36378/bhakti_nagori.v1i1.1406.

Full text
Abstract:
Tujuan program PKM yaitu pelatihan pembuatan mesin tetas, diharapakan mampu membuka pola fikir masyarakat untuk pembuatan breeding poultry. Memudahkan masyarakat melakukan penetasan telur ayam dan itik segingga menjadi lebih efesien, efektif dan ekonomis. Pengabdian Kepada Masyarakat dilaksanakan 15 Oktober 2019 di Kelompok Ternak Harapan jaya Desa Sikakak, Kecamatan Cerenti. Metode pelaksaan program PKM yang dilaksanakan yaitu dalam bentuk penyuluhan, pelatihan teknik pembuatan mesin tetas yang dirancang outomatis, efektif dan efesien. Mesin tetas dirancang dirakit sendiri sehingga peternak dapat menentukan berapa jumlah telur yang akan ditetaskan dalam satu kali periode. Mesin tetas dikelompok ternak harapan jaya dapat menetaskan telur 100 butir dengan keberhasilan 75 %. 25% yang tidak menetas kemungkinan karena tidak semua telur yang dimasukan dalam mesin tetas fertile. Desa sikakak berpotensi besar untuk mengembangkan pembibitan itik. Antusias kelompok dapat dilihat dari semangat gotong royong dalam pembuatan mesin tetas dan banyaknya peserta yang hadir pada kegiatan PKM. Banyaknya batang sagu, limbah pertanian seperti dedak dan ampas tahu dapat menunjang sebagai sumber pakan ternak. Lahan kosong tidak berdaya guna dapat ditanami jagung untuk dijadikan sebagai bahan pakan ternak. Progdi peternakan telah melakukan transfer ilmu, teknologi, sasialisasi, pelatihan dan pembinaan yang di butuhkan oleh masyarakat telompok ternak harapan jaya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Napirah, Astriana, Rahim Aka, Amiluddin Indi, Hamdan Has, Widhi Kurniawan, and Mardiana Napirah. "Pendampingan Penetasan Telur pada Peternak Ayam Kampung di Desa Cialam Jaya Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara." Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (JAPIMAS) 3, no. 1 (2024): 1–6. https://doi.org/10.33772/japimas.v3i1.39.

Full text
Abstract:
Penetasan merupakan tahapan yang pertama dalam usaha ternak unggas, untuk memperoleh bibit ayam yang berkualiatas harus ditunjang oleh proses penetasan yang benar. Banyak peternak unggas yang belum memahami tentang tata cara melakukan penetasan menggunakan mesin tetas sehingga memerlukan pendampingan atau pelatihan. Program Kemitraan Masyarakat Internal UHO (PKMI UHO) yang dilakukan merupakan salah satu wadah bagi perguruan tinggi untuk membantu masyarakat khususnya peternak untuk menyelesaikan permasalahan yang dimiliki. Kegiatan PKMI ini dilaksanakan di Desa Cialam Jaya Kabupaten Konawe Selatan dengan mitra adalah peternak ayam kampung. Permasalahan utama yang ditemukan adalah keterbatasan pengetahuan dan kemampuan mitra dalam melakukan penetasan menggunakan mesin tetas, solusi yang ditawarkan oleh Tim PKMI adalah melakukan pendampingan teknis terkait tahapan penetasan menggunakan mesin tetas sesuai dengan prosedur yang benar. Melalui Kegiatan ini mitra didampingi mengenai: seleksi telur, penyiapan mesin tetas, sanitasi telur, proses penetasan, peneropongan, dan panen DOC. Hasil yang dicapai oleh Tim PKMI dalam kegiatan ini yaitu mampu memberikan mitra tambahan pengetahuan dan keterampilan tentang teknis penetasan menggunakan mesin tetas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Dwi Fitri Rahmawati, Mukh Arifin, and Mikael Sihite. "Pengaruh Letak Telur pada Mesin Tetas terhadap Persentase Fertilitas, Kematian Embrio dan Dead in Shell." Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian 2, no. 1 (2021): 140–50. http://dx.doi.org/10.47687/snppvp.v2i1.179.

Full text
Abstract:
Penetasan merupakan proses perkembangan embrio di dalam telur sampai menetas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh letak telur pada mesin tetas terhadap persentase fertilitas, kematian embrio dan dead in shell. Penelitian ini bermanfaat untuk menyempurnakan desain mesin tetas, memperbaiki manajemen penetasan dan sebagai informasi penataan telur dalam mesin tetas. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2021 di PT. Super Unggas Jaya Unit Hatchey Solo, Dusun Sidorejo, Desa Polokarto, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Penelitian menggunakan alat mesin tetas model Pearl 22, timbangan digitasl, data logger, tray, egg candler, kamera handphone, dan alat tulis. Penelitian menggunakan 2.700 butir telur strain ross dengan umur 43-44 minggu. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 3x5. Perlakuan terdiri dari 3 kelompok dengan 5 ulangan dan setiap unit percobaan berubah 180 butir telur. Perlakuan tersebut yaitu pada rak bagian atas, tengah dan bawah. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan letak telur pada mesin tetas tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap fertilitas, kematian embrio dan dead in shell. Rata-rata nilai fertilitas, kematian embrio dan dead in shell tergolong baik yaitu fertilitas sebesar 94,032%, kematian embrio sebesar 6,02% dan dead in shell sebesar 1,84%. Letak telur pada bagian atas, tengah dan bawah pada penetasan telur ayam strain Ross tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase fertilitas, kematian embrio dan dead in shell. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan letak telur dalam mesin menghasilkan suhu dan kelembapan yang optimal sehingga dapat dikatakan mesin tetas mampu mendistribusikan panas dengan baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Allatif, Agung Muchlis, and Sunyoto Sunyoto. "Rancang Bangun Mesin Tetas Telur Otomatis Dengan Back Up Energi sebagai Sumber Listrik Cadangan." Jurnal Rekayasa Mesin 19, no. 2 (2024): 191–98. https://doi.org/10.32497/jrm.v19i2.4695.

Full text
Abstract:
Mesin tetas telur otomatis merupakan salah satu jenis teknologi tepat guna yang banyak digunakan oleh usaha peternakan penetasan telur ayam. Hasil studi literatur dan observasi menunjukkan adanya permasalahan seperti tidak adanya back up energi pada mesin tetas. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat mesin tetas telur otomatis dengan back up energi sebagai sumber listrik cadangan berkapasitas 100 butir telur, untuk mengetahui persentase tingkat keberhasilan penetasan (daya tetas), serta untuk mengetahui tingkat efisiensi back up energi menggunakan baterai pada saat pemadaman listrik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan dengan model 4 D (Define, Design, Development, dan Dessemenitation). Pada penelitian ini berhasil dirancang mesin tetas telur otomatis dengan back up energi. Spesifikasi mesin yang dihasilkan memiliki dimensi 790x420x640 mm, berkapasitas 100 butir telur, penggerak rak tetas motor AC synchronous sebanyak 2 buah memiliki daya masing-masing 4 watt dengan putaran 5/6 rpm, variasi lama putaran rak tetas 3 jam sekali dan 4 jam sekali, dengan pemanas lampu bohlam sebanyak 3 buah dengan daya masing-masing 55 watt dan berkapasitas 100 butir telur. Berdasarkan 2 kali uji coba penetasan, uji coba 1 menetaskan sebanyak 50 butir telur menetas 45 butir telur dan uji coba 2 menetaskan sebanyak 20 butir telur menetas 18 butir telur dengan kata lain rata-rata tingkat keberhasilan penetasan (daya tetas) 90%, serta tingkat efisiensi back up energi cadangan listrik selama 2 jam ketika sumber listrik PLN tidak tersedia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Prakoso, Hardi, Warnoto Warnoto, and Putra Karyadi. "Pengaruh Lama Pemadaman Sumber Pemanas Mesin Tetas terhadap Performa Penetasan Telur Ayam." Jurnal Sain Peternakan Indonesia 7, no. 2 (2012): 69–80. http://dx.doi.org/10.31186/jspi.id.7.2.69-80.

Full text
Abstract:
ABSTRAKPenggunaan mesin tetas skala kecil untuk penetasan telur ayam masih dihadapkan pada masalah rendahnya daya tetas dikarenakan salah satu kendala yaitu matinya sumber pemanas dengan lampu listrik ketika proses penetasan dilakukan. Berkaitan dengan masalah tersebut perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh lama pemadaman sumber pemanas terhadap daya tetas telur ayam. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh pemadaman sumber panas mesin tetas terhadap performa penetasan telur ayam. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Desember 2011 – 28 Februari 2012 di Kota Bengkulu dengan menggunakan 360 butir telur hasil persilangan ayam jantan kampung dan ras petelur. Penelitian terdiri 3 perlakuan pemadaman sumber pemanas dan setiap perlakuan terdiri 12 ulangan. Setiap ulangan terdiri 10 butir telur sehingga setiap perlakuan terdiri atas 120 butir telur. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAKL) dengan mesin tetas sebagai kelompok. Apabila hasil ANOVA berbeda nyata diuji lanjut dengan DMRT. Suhu dan kelembapan di analisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan lama pemadaman sumber pemanas 0, 2 dan 4 jam masing-masing rataan suhu mesin tetas 390C, 34.100C dan 34.350C. Rataan kelembapan 60%, 74.83% dan 74.84%. Rataan daya tetas telur 76.53% , 60.86% dan 47.97%. rataan bobot tetas 41.54 g, 39.48 g dan 40.49 g. Rataan kematian embrio 23.48%, 39.14% dan 52.03%. Rataan waktu menetas 467.05 jam, 487.36 jam dan 492.13 jam. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lama pemadaman sember panas menurunan daya tetas dan menambah lama waktu menetas serta menaikkan persentase kematian embrio akan tetapi tidak mempengaruhi bobot tetas.Kata kunci : lampu mati, ayam persilangan, daya tetas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Fitroh, Bagus Andika, Dimas Ilham Nur Rois, Nancy Oktyajati, Muhammad Munib Khusni Malik, and Bagas Wahyu Adhi. "Pelatihan Mesin Tetas Otomatis kepada Siswa dalam Menerapkan Kurikulum Peternakan dan Kewirausahaan di MI Hidayatul Insan Karanganyar Jawa Tengah." Jurnal Pengabdian Masyarakat Inovasi Indonesia 2, no. 5 (2024): 561–70. http://dx.doi.org/10.54082/jpmii.586.

Full text
Abstract:
Sektor perunggasan di Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat, baik peternakan rakyat maupun perusahaan telah banyak mengembangkan pembibitan Ayam. Guna meningkatkan populasi unggas perlu didukung dengan sistem breeding yang baik. Mesin tetas berfungsi untuk menggantikan indukan ayam dalam proses pengeraman. Penetasan telur ayam membutuhkan waktu selama 21 hari dengan suhu 37,5oC-38oC. Tujuan pelaksanaan pengabdian kepada masyrakat ini untuk mengetahui bagaimana tatacara penggunaan mesin tetas telur otomatis dan menghasilkan daya tetas yang lebih baik kepada siswa MI Hidayatul Insan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan di MI Hidayatul Insan Desa Bejen Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar. Program pengabdian disasarkan pada seluruh siswa. Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan selama 21 hari, dimulai pada agustus 2024 dengan tahapan sebagai berikut: edukasi dan pengenalan mesin tetas otomatis dan telur tetas serta aplikasinya, proses penetasan, dan proses candling telur tetas dilakukan selama dua kali. Pendampingan dilakukan secara berkala sampai telur menetas menghasilkan doc.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Badjowawo, Maria Dolorosa, and Daud Obed Bekak. "SISTEM KONTROL SUHU PADA MESIN TETAS TELUR AYAM BURAS HEMAT ENERGI DAYA TETAS OPTIMAL." Jurnal Ilmiah Flash 1, no. 1 (2015): 43. http://dx.doi.org/10.32511/jiflash.v1i1.16.

Full text
Abstract:
Ayam Buras merupakan jenis ternak yang banyak dipelihara masyarakat diindonesia pada umumnya khususnya kelompok ternak ayam buras di Desa Noelbaki Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur. Usaha ternak yang dilakukan bertujuan dapat meningkatkat ekonomi rumah tangga. Kenyataanya belum dapat memperdayakan ekonomi rumah tangga bagi kelompok ternak ayam buras karena proses kembang biaknya bersifat alamiah. Solusinya adalah pemodelan mesin tetas telur ayam buras yang dapat meningkatkan daya tetas telur ayam buras berkapasitas 100 butir telur ayam buras. Keunggulan mesin tetas telur ayam buras hasil penelitian adalah; daya tetas optimal mencapai 95%, suhu merata dan stabil, daya terpakai 50,6 watt.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Badjowawo, Maria Dolorosa, and Daud Obed Bekak. "SISTEM KONTROL SUHU PADA MESIN TETAS TELUR AYAM BURAS HEMAT ENERGI DAYA TETAS OPTIMAL." Jurnal Ilmiah Flash 1, no. 1 (2015): 43. http://dx.doi.org/10.32511/flash.v1i1.16.

Full text
Abstract:
Ayam Buras merupakan jenis ternak yang banyak dipelihara masyarakat diindonesia pada umumnya khususnya kelompok ternak ayam buras di Desa Noelbaki Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur. Usaha ternak yang dilakukan bertujuan dapat meningkatkat ekonomi rumah tangga. Kenyataanya belum dapat memperdayakan ekonomi rumah tangga bagi kelompok ternak ayam buras karena proses kembang biaknya bersifat alamiah. Solusinya adalah pemodelan mesin tetas telur ayam buras yang dapat meningkatkan daya tetas telur ayam buras berkapasitas 100 butir telur ayam buras. Keunggulan mesin tetas telur ayam buras hasil penelitian adalah; daya tetas optimal mencapai 95%, suhu merata dan stabil, daya terpakai 50,6 watt.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Sari, Hetty Elvina, Indah Palupi, Alfi Khusnita, Iza Dzul Fikar Amin, and M. Najib Zam Zami. "Peningkatan Poduktivitas Peternak Jangkrik (Gryllus bimaculatus) Melalui Inovasi Mesin Tetas Berbasis IoT Di Kabupaten Blitar." Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Nusantara (JPPNu) 6, no. 1 (2024): 125–30. https://doi.org/10.28926/jppnu.v6i1.245.

Full text
Abstract:
Anang farm merupakan peternak mandiri jangkrik (Gryllus bimmaculatus) yang berdiri sejak Maret 2015. Berdasarkan hasil diskusi dengan mitra diketahui mitra mempunyai 50 box kandang dengan kapasitas produksi per box mencapai 50-70 kg jangkrik yang berumur 35 hari. Omset yang didapat mitra kisaran 1-2 juta setiap 1 kali panen dengan masa panen 1-2 hari. Permasalahan mitra yang telah didiskusikan yaitu penetasan telur jangkrik dengan metode konvensional menggunakan media koran yang bersifat mudah rusak dan kesulitan dalam monitoring hasil tetas telur sebelum didistribusikan ke kandang pemeliharaan. Oleh karena hal ini tim PKM-PI membuat inovasi berupa mesin tetas berbasis IoT (Internet of Thing). Untuk mencapai tujuan inovasi dilakukan beberapa tahap kegiatan antara lain penyuluhan dan sosialisasi terkait dengan mesin tetas berbasis IoT, dilanjutkan dengan pembuatan alat, diseminasi alat kepada mitra, dan dilakukan pelatihan serta pendampingan penggunaan mesin tetas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Wijianti, Eka Sari, Saparin Saparin, and Sitti Nurul Aini. "PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PETERNAKAN AYAM DESA BENCAH MELALUI PROGRAM PEMANFAATAN MESIN TETAS TELUR." Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bangka Belitung 7, no. 2 (2020): 23–28. http://dx.doi.org/10.33019/jpu.v7i2.2086.

Full text
Abstract:
Program pengabdian ini adalah tentang pemanfaatan mesin tetas telur yang diaplikasikan di Desa Bencah Kabupaten Bangka Selatan untuk membantu masyarakat meningkatkan perekonomian mereka. Pengabdian dilakukan dengan beberapa tahapan, tahap pertama adalah observasi dan wawancara permasalahan mitra, tahap kedua penentuan fokus dan solusi permasalahan, tahap ketiga penerapan pengabdian dan tahap terakhir adalah pendampingan kegiatan. Berdasarkan observasi awal bahwa pada masa pandemi ini beberapa masyarakat Desa bencah sulit mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan wawancara dan survey awal juga, beberapa dari masyarakat menginginkan beternak ayam untuk mengatasi kondisi sulit ini, namun mereka kesulitan menetaskan telur karena kondisi cuaca yang tidak menentu sehingga tingkat keberhasilan penetasn relatif sangat rendah. Pengabdian yang dilakukan adalah dengan memberikan bantuan dua unit mesin tetas telur kepada dua kelompok mitra di desa Bencah sekaligus penyuluhan bagaimana sistem penggunaan mesin. Agar mendapatkan hasil yang maksimal, selain pemanfaatan mesin tetas telur, kegiatan yang dilakukan adalah memberikan pendampingan kepada masyarakat bagaimana cara pembiakan ayam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Neonnub, Jefrianus, Lovita Adriani, and Iwan Setiawan. "Pengaruh Level Suhu Mesin Tetas Terhadap Daya Tetas dan Bobot Tetas Telur Puyuh Padjadjaran." Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran 19, no. 2 (2020): 1. http://dx.doi.org/10.24198/jit.v19i2.23605.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

I Wayan Sura, Sani Wanti, La Ngkarisu, Wa Ira, and Arby’in Pratiwi. "Peningkatan Pengetahuan Peternak pada Pemanfaatan Mesin Tetas Hemat Listrik dalam Rangka Mendukung Budidaya Ayam di Kelurahan Lalodati Kecamatan Puuwatu Kota Kendari." Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian 5, no. 1 (2024): 504–10. http://dx.doi.org/10.47687/snppvp.v5i1.1132.

Full text
Abstract:
Budidaya ayam kampung merupakan salah satu sumber penghidupan utama bagi masyarakat di Kelurahan Lalodati, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari. Namun, produktivitas ternak ayam kampung di daerah ini masih tergolong rendah, terutama disebabkan oleh minimnya pengetahuan peternak mengenai teknologi penetasan yang efisien dan hemat energi. Penggunaan mesin tetas konvensional yang boros listrik telah meningkatkan biaya operasional dan mengurangi efisiensi produksi. Oleh karena itu, program pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam memanfaatkan mesin tetas hemat listrik guna mendukung budidaya ayam yang lebih produktif dan berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam program ini meliputi sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan teknis mengenai penggunaan mesin tetas hemat listrik. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan peternak, serta analisis dampak ekonomi setelah penerapan teknologi ini. Hasil program menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan peternak, yang diikuti dengan peningkatan tingkat penetasan telur dan pengurangan biaya operasional. Penggunaan mesin tetas hemat listrik terbukti efektif dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas budidaya ayam kampung di Kelurahan Lalodati. Program ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain yang menghadapi tantangan serupa dalam budidaya ternak. Peningkatan pengetahuan dan adopsi teknologi hemat energi oleh peternak berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mendukung ketahanan pangan di tingkat lokal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Ningsih, RR Yunita Bayu, and Rosihan Pebrianto. "PEMBUATAN MESIN TETAS LISTRIK SEDERHANA BAGI MASYARAKAT DESA PELABUHAN DALAM KECAMATAN PEMULUTAN KABUPATEN OGAN ILIR." Jurnal Pengabdian Sriwijaya 8, no. 3 (2021): 1083–86. http://dx.doi.org/10.37061/jps.v8i3.10265.

Full text
Abstract:
Desa Pelabuhan Dalam merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir. Dari kota Palembang berjarak sekitar 15 km kearah indralaya. Masyarakat Desa pelabuhan dalam mayoritas petani sawah dan beternak bebek sebagai pekerjaan sampingan, karena sebagian besar wilayah Desa Pelabuhan Dalam adalah rawa yang dimanfaatkan warga untuk menanam padi. Pengabdian ini mensosialisasikan bagaimana cara penetasan telur bebek menggunakan mesin tetas listrik. Bagi warga dan tim pengabdian, teknologi ini memang sudah lama ada, namun sosialisasi kepada warga Desa Pelabuhan Dalam belum pernah ada. Diharapkan setelah dilakukan sosialisasi ini banyak warga yang dapat melakukan penetasan telur bebek dengan mesin tetas sehingga dapat menjadi suatu pekerjaan yang menjanjikan. Setelah dilakukan sosialisasi banyak warga yang berhasil melakukan penetasan telur bebek. Dari keseluruhan telur yang dimasukkan kedalam mesin tetas, rata-rata 50% lebih menetas. Banyak juga warga yang akan menekuni penetasan telur bebek ini karena bisa menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Masrukin, Saiful Makit, Achmad Imam Agung, Nur Kholis, and Muhammad Syariffuddien Zuhrie. "Rancang Bangun Inkubator Penetasan Otomatis Guna Penyetabilan Suhu Dan Keberhasilan Penetasan Maksimal Berbasis Arduino Uno Dan Sensor DHT 11." JURNAL TEKNIK ELEKTRO 11, no. 1 (2021): 1–7. http://dx.doi.org/10.26740/jte.v11n1.p1-7.

Full text
Abstract:
Penetasan telur merupakan proses perkembangan telur hingga menetas menghasilkan anak unggas. Proses penetasan terbagi dua yaitu proses penetasan alami (menggunakan indukan), dan proses penetasan buatan ( menggunakan mesin tetas). Jika hanya mengandalkan penetasan alami persentase keberhasilan telur yang menetas hanya sekitar 41,67% - 63,89%. Kegagalan ini dapat disebabkan karena beberapa kondisi, 1.lingkungan yang tidak stabil dan dapat mengakibatkan embrio didalam telur tidak berkembang dengan sempurna 2. umur indukan dan 3.bobot tetas yang mengakibatkan ketebalan cangkang yang mempengaruhi kelembapan dan kurangnya panas suhu . Untuk itu dibuatlah mesin penetas telur otomatis dengan pengontrolan suhu dan kelembaban yang dikontrol langsung oleh Arduino uno dengan menggunakan sensor DHT11. Tujuan dari penelitian ini agar dapat menetaskan telur dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Mesin penetas telur otomatis ini menggunakan lampu pijar sebagai penghasil suhu dikontrol langsung oleh Arduino uno. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen mesin inkubator terhadap pengaruh penetasan telur serta rekayasa desain. Hasil penelitian menunjukan rancang bangun mesin penetas telur otomatis menggunakan mikrokontroler Arduino uno. Dengan pengujian yang dilakukan menggunakan telur ayam pada set point suhu : 37° – 38°C dengan kebehasilan lebih dari 90%. Kata Kunci : Mesin inkubator, Arduino uno, Sensor DHT 11
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

D., PRIYAMBODO, R. AFNAN, N. ULUPI, and HARIONO . "PENGARUH PENYIMPANAN TELUR TETAS TERHADAP PERFORMA PENETASAN BERBAGAI JENIS UNGGAS LOKAL : SUATU KAJIAN PUSTAKA." Majalah Ilmiah Peternakan 27, no. 1 (2024): 11. http://dx.doi.org/10.24843/mip.2024.v27.i01.p03.

Full text
Abstract:

 
 
 Penyimpanan telur tetas merupakan salah satu tahapan yang dilakukan sebelum proses penetasan. Penyimpan- an telur tetas dilakukan dengan tujuan untuk menyesuaikan jumlah telur dengan kapasitas maksimum mesin tetas. Penelitian perlakuan penyimpanan telur tetas berbagai unggas lokal sudah banyak dilakukan, namun belum banyak yang membuat rangkuman dari beberapa hasil penelitian tersebut. Artikel review ini bertujuan untuk membahas efek dari perlakuan penyimpanan telur tetas sebelum ditetaskan terhadap performa penetasan pada berbagai jenis unggas lokal. Artikel ini dibuat dengan mensintesis dan menganalisis data sekunder dari berbagai sumber yang berasal dari jurnal terakreditasi nasional dan internasional bereputasi yang temanya mengenai perlakuan penyim- panan telur tetas terhadap performa penetasan. Hasil penelitian penyimpanan telur tetas berbagai jenis unggas lokal dengan persentase daya tetas lebih dari 70% dapat diperoleh melalui penyimpanan telur tetas selama 7 hari pada suhu ruang. Daya tetas dapat ditingkatkan apabila suhu ruang penyimpanan dapat diatur kurang dari 20oC.
 
 
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Susetyo, Ferry Budhi, I. Wayan Sugita, Basori Basori, Muhammad Naufal Rifqi, Rois Wardiana, and Joko Prasetyo. "Rancang Bangun Rak Penetas Telur Otomatis Pada Mesin Tetas Bertenaga Hybrid." Jurnal Ilmiah Giga 23, no. 2 (2020): 69. http://dx.doi.org/10.47313/jig.v23i2.915.

Full text
Abstract:
Mesin penetas telur pada awalnya merupakan alat sederhana yang hanya menggunakan lampu untuk menghasilkan panasnya tanpa alat-alat pendukung lainnya yang hanya digunakan oleh para peternak tradisional dengan kapasitas yang kecil, namun seiring dengan perkembangan teknologi mesin ini dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan dan kemudahan dalam penetasan telur. Pembuatan rak pemutar telur otomatis pada mesin penetas telur ini dan mempunyai dua sumber energi, yaitu energi listrik PLN dan energi panas matahari dengan menggunakan panel surya. Dalam proses modifikasi mesin penetas telur tenaga <em>hybrid</em> ini memiliki beberapa tahapan yaitu diawali dengan tahap sketsa gambar sederhana rak telur otomatis, gambar kerja, proses pembuatan, modifikasi rangkaian kelistrikannya, dan perhitungan tahanan baterai serta ujicobanya pada <em>solar cell.</em> Dari hasil pengujian mesin penetas telur otomatis tenaga <em>hybrid</em> kami ini yaitu rak bergeser otomatis setiap 6 jam sekali dalam waktu 24 jam non-stop serta ketahanan baterai hingga 29,1 jam
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Azhar, Zul, Abdul Rafid Fakhrun Gani, Abdul Rasyid Fakhrun Gani, and Zul Mahadi Nata. "Inkubator Mesin Tetas Telur Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino." STRING (Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi) 8, no. 2 (2023): 156. http://dx.doi.org/10.30998/string.v8i2.16609.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Putri Lestari, Pradipta Bayu Aji Pramono, and Mikael Sihite. "Pengaruh Letak Telur terhadap Persentase Daya Hidup Embrio, Lama Menetas dan Gagal Menetas." Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian 2, no. 1 (2021): 177–85. http://dx.doi.org/10.47687/snppvp.v2i1.185.

Full text
Abstract:
Letak telur merupakan posisi penempatan telur dalam mesin tetas pada bagian rak atas, tengah dan bawah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan letak telur dalam mesin tetas terhadap daya hidup embrio, lama menetas dan gagal menetas telur ayam strain Ross. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2021 di PT. Super Unggas Jaya Unit Hatchery Solo, Jawa Tengah. Menggunakan 2.700 butir telur ayam strain Ross dengan umur induk 43-45 minggu. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri atas 3 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri dari letak telur bagian rak atas, tengah dan bawah dengan jumlah telur 180 setiap ulangan. Hasil penelitian ini memperoleh rata-rata daya hidup embrio telur ayam strain Ross 97,68%, lama menetas 475,59 jam dan gagal menetas sebesar 8,48%. Suhu yang dihasilkan pada penelitian adalah 36,88-36,97°C dan kelembapan sebesar 68,16-68,42%. Berdasarkan analisis keragaman menunjukkan bahwa pengaruh letak telur tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap daya hidup embrio, lama menetas dan gagal menetas. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu perbedaan letak telur dalam mesin tetas menyediakan panas yang optimal sehingga suhu dan kelembapan yang dihasilkan tersebar secara merata.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Br Barus, Bungaria Christian. "PENGARUH UMUR TELUR TETAS TERHADAP FERTILITAS, DAYA TETAS, DAN BOBOT DOQ BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)." Jurnal Ilmiah Peternakan 4, no. 2 (2025): 10–15. https://doi.org/10.36655/jip.v4i2.1891.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur telur tetas terhadap fertilitas, daya tetas dan bobot tetas DOQ burung puyuh. Penelitian ini dilaksanakan di Simalingkar A, Kecamatan Medan Tuntungan. Penelitian ini menggunakan 1 unit mesin tetas dengan kapasitas 200 butir, egg tray untuk tempat telur, candler untuk meneropong, lampu pijar 25 watt sebanyak 8 buah, thermometer dan hygrometer untuk mengukur suhu dan kelembaban, alat tulis untuk menulis data, timbangan digital dengan kapasitas 500 gr dengan ketelitian 0,01 gr untuk menimbang telur dan DOQ. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu P1 = Umur telur tetas 2 hari, P2 = Umur telur tetas 4 hari, P3 = Umur telur tetas 6 hari, P4 = Umur telur tetas 8 hari setiap perlakuan diulang 5 kali terdiri dari 10 butir telur tetas. Parameter yang diamati adalah fertilitas, daya tetas, dan bobot DOQ burung puyuh. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis dengan (ANOVA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh umur telur tetas terhadap fertilitas, daya tetas dan bobot tetas DOQ burung puyuh umur telur tetas berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap fertilitas dan bobot DOQ telur burung puyuh.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Yuhendri, Muldi, Risfendra Risfendra, Mukhlidi Muskhir, and Hambali Rasyid. "Peningkatan kapasitas itik petelur di Nagari Salareh Aia." KACANEGARA Jurnal Pengabdian pada Masyarakat 7, no. 1 (2024): 65. http://dx.doi.org/10.28989/kacanegara.v7i1.1789.

Full text
Abstract:
Peternakan itik petelur adalah salah satu usaha sampingan masyarakat nagari Salareh Aia Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Biasanya bibit itik di daerah ini diperoleh dari penetasan dengan induk ayam yang kapasitasnya terbatas. Untuk meningkatkan kapasitas itik petelur dilakukan peningkatan kapasitas bibit itik melalui program pengabdian Nagari Binaan yang difokuskan pada kelompok peternak itik Pondok Pesantren Jamaatul Muslimin Salareh Aia. Program ini mencakup beberapa kegiatan, yakni pengembangan kandang itik terpadu untuk pembibitan, pemasangan mesin tetas tenaga surya dan pemberian indukan dan pejantan itik petelur. Mesin tetas yang dipasang memiliki kapasitas 200 butir telur yang disuplai dengan panel surya 400 WP dan baterai 300 Ah. Semua program pengabdian ini telah sukses dilaksanakan selama dua tahun anggaran 2021 sampai tahun 2022.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Yuhendri, Muldi, Mukhlidi Muskhir, Risfendra Risfendra, and Hambali Hambali. "IMPLEMENTASI SISTEM KELISTRIKAN HIBRIDA UNTUK KANDANG AYAM TERPADU DI NAGARI SALAREH AIA." LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat 4, no. 1 (2020): 73. http://dx.doi.org/10.25077/logista.4.1.73-82.2020.

Full text
Abstract:
Sistem kelistrikan sangat berperan penting pada peternakan ayam, terutama untuk pembibitan anak ayam yang menggunakan mesin tetas telur dan untuk pemanasan dan penerangan pada kandang day old chicken (DOC). Dalam program pengabdian masyarakat ini diusulkan sistem kelistrikan hibrida untuk kandang terpadu di sentra peternakan ayam kampung di Nagari Salareh Aia. Kandang terpadu ini terdiri dari kandang DOC, kandang indukan, kandang pembesaran dan tempat mesin tetas telur untuk pembibitan DOC. Sistem kelistrikan hibrida yang diusulkan ini terdiri dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) 400 WP, baterai 200 Ah dan sumber listrik dari PLN. Sistem kelistrikan hibrida ini dirancang untuk menjaga kontiniutas penyediaan daya listrik pada kandang terpadu, karena ada beberapa peralatan yang tidak boleh terputus penyediaan listriknya, seperti untuk mesin tetas telur pada waktu penetasan, pemanasan dan penerangan untuk kandang DOC dan sebagainya. Hasil eksperimen di lokasi pengabdian masyarakat menunjukan bahwa sistem kelistrikan hibrida yang diusulkan telah sukses menjaga kontiniutas penyediaan daya listrik untuk kandang ayam terpadu, sehingga mesin tetas telur dapat bekerja dengan baik selama penetasan. Begitu juga temperatur kandang DOC dapat dipertahankan konstan sesuai dengan standar temperatur kandang DOC.
 Kata kunci : Kelistrikan Hibrida, Kandang Ayam, PLTS, Baterai, Mesin Tetas 
 ABSTRACT
 The electrical system plays an important role in chicken farming, especially for breeding chicks that use egg incubators and for heating and lighting in the cages of the day old chicken (DOC). In this community service program, a hybrid electricity system for integrated cages at the center of a chicken farm in Nagari Salareh Aia is proposed. This integrated cage consists of a DOC cage, breeding cage, rearing cage and an egg hatching machine for DOC breeding. The proposed hybrid electricity system consists of a 400 WP solar power plant, 200 Ah battery and a power source from PLN. This hybrid electrical system is designed to maintain the continuity of electricity supply in integrated cages, because there are some equipment that should not be interrupted, such as for hatching machines during hatching, heating and lighting for DOC cages and so on. The results of experiments at community service locations show that the proposed hybrid electrical system has been successful in maintaining continuity of electricity supply for integrated chicken coops, so that the egg hatching machine can work well during hatching. Likewise, DOC cage temperature can be kept constant according to DOC cage temperature standards.
 Keywords: Hybrid Electrical System, Chicken Cage, PLTS, Battery, Egg Incubator
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Tugiyanti, Elly, Rosidi Rosidi, Imam Suswoyo, and Nu’man Hidayat. "Aplikasi Fitobiotik Untuk Meningkatkan Produksi Telur Ayam Kampung." Journal Of Human And Education (JAHE) 4, no. 6 (2024): 261–66. https://doi.org/10.31004/jh.v4i6.1777.

Full text
Abstract:
Implementasi Pengabdian Kepada Masyarakat ini merupakan kelanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh tim pengabdi mengenai aplikasi jahe dan kunyit. Permasalahan di Karang Taruna “Sinar Kumolo” yang berlokasi di desa Ambalkumolo, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen selaku mitra adalah pengadaan bibit dan produksi telur yang rendah. Solusi yang ditawarkan adalah dengan melatih anggota Karang Taruna menetaskan sebagian telur yang dihasilkan dan pakan ayam disuplementasi fitobiotik dengan kombinasi jahe 2,1% dan kunyit 2,1%. Metode yang digunakan adalah penyuluhan/ alih teknologi, praktek/demo, evaluasi dan pengkaderan. Ayam kampung betina dan jantan mulai dikawinkan tanggal 3 Juni 2023, dan produksi telur tetas yang dihasilkan digrading, telur yang masuk seleksi kemudian ditetaskan selama 21-23 hari menggunakan mesin tetas. Hasil tetas pertama mencapai 53 %, kemudian meningkat menjadi 58% dan 60% selama 3 bulan pertama. DOC ayam kampung kemudian sebagian dipelihara oleh anggota Karang Taruna dan sebagian lagi dijual kepada masyarakat yang membutuhkan. Selain itu, Karang Taruna juga memelihara ayam untuk produksi telur konsumsi dalam 3 bulan terakhir rataan produksi telur mencapai 64% dan telurnya dijual, sebagian untuk membeli pakan dan sebagian lagi untuk keberlangsungan organisasi. Kesimpulannya Karang Taruna “Sinar Kumolo” mampu melakukan penetasan menggunakan mesin tetas serta mengaplikasikan jahe dan kunyit dalam pakan untuk meningkatkan produksi telur.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Fajri, Muhammad, Hidra Amnur, and Aldo Erianda. "Alat Pengatur Suhu pada Mesin Penetas Telur Ayam menggunakan Mikrokontroler, Android dan Server AWS (Amazon Web Service)." JITSI : Jurnal Ilmiah Teknologi Sistem Informasi 1, no. 3 (2020): 114–20. http://dx.doi.org/10.30630/jitsi.1.3.16.

Full text
Abstract:
Teknologi IoT saat ini sangat berkembang. Biasanya ayam mengerami telurnya secara alami oleh induknya. namun pada masa sekarang ini sudah banyak diproduksi mesin penetas telur. pengeraman melalui mesin penetas telur yang dibuat oleh manusia bisa dilakukan dengan jumlah telur yang sangat banyak. kedua teknik pengeraman tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Diantara mesin tersebut pengaturan panas dari mesin tersebut masih manual, yaitu dengan cek temperatur secara berkala agar tidak terlalu panas atau panasnya kurang untuk menetaskan telur tersebut dan itu akan sangat menguras tenaga. Alat penetas telur yang banyak beredar sekarang ini lebih boros listrik, dikarenakan penggunaan lampu pada alat tersebut tidak dikontrol sehingga akan menyala terus dan akan memakai listrik yang sangat banyak. Projek penelitian ini membuat alat untuk menetaskan telur dan menjaga temperatur tetap stabil. Alat yang dapat mengatur temperatur secara otomatis dan mengirim datanya ke user. Mengirim data yang sudah dikumpulkan dari sensor ke user lewat mikrokontroller nodeMCU. Serta dapat memonitoring keadaan dari alat tetas telur lewat Andrioid user yang telah dikirim data dari alat dan disimpan didatabase lalu dikirim keserver
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Fajri, Muhammad, Hidra Amnur, and Aldo Erianda. "Alat Pengatur Suhu pada Mesin Penetas Telur Ayam menggunakan Mikrokontroler, Android dan Server AWS (Amazon Web Service)." JITSI : Jurnal Ilmiah Teknologi Sistem Informasi 1, no. 3 (2020): 114–20. https://doi.org/10.62527/jitsi.1.3.16.

Full text
Abstract:
Teknologi IoT saat ini sangat berkembang. Biasanya ayam mengerami telurnya secara alami oleh induknya. namun pada masa sekarang ini sudah banyak diproduksi mesin penetas telur. pengeraman melalui mesin penetas telur yang dibuat oleh manusia bisa dilakukan dengan jumlah telur yang sangat banyak. kedua teknik pengeraman tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Diantara mesin tersebut pengaturan panas dari mesin tersebut masih manual, yaitu dengan cek temperatur secara berkala agar tidak terlalu panas atau panasnya kurang untuk menetaskan telur tersebut dan itu akan sangat menguras tenaga. Alat penetas telur yang banyak beredar sekarang ini lebih boros listrik, dikarenakan penggunaan lampu pada alat tersebut tidak dikontrol sehingga akan menyala terus dan akan memakai listrik yang sangat banyak. Projek penelitian ini membuat alat untuk menetaskan telur dan menjaga temperatur tetap stabil. Alat yang dapat mengatur temperatur secara otomatis dan mengirim datanya ke user. Mengirim data yang sudah dikumpulkan dari sensor ke user lewat mikrokontroller nodeMCU. Serta dapat memonitoring keadaan dari alat tetas telur lewat Andrioid user yang telah dikirim data dari alat dan disimpan didatabase lalu dikirim keserver
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Nirwana, Hafsah, Muh Fajri Raharjo, Fitriaty Pangerang, Zein T, and Syahrir Syahrir. "Monitoring Kinerja Mesin Tetas Otomatis Berbasis Internet Of Things." Jurnal Teknologi Elekterika 19, no. 1 (2022): 37. http://dx.doi.org/10.31963/elekterika.v6i1.3501.

Full text
Abstract:
This study aims to destroy an automatic egg incubator, where the performance parameters to be monitored are the temperature and humidity of the incubator. The monitoring system uses the Internet of Things (IoT) application. The egg incubator utilizes the lamp's heat to maintain the room temperature's stability. Utilizing the DHT11 sensor, the temperature data will be processed on the Wemos d1 microcontroller, which is then sent to the internet wirelessly. The temperature and humidity data results will be read in real-time using IoT with the Blynk platform, which can also be accessed using a smartphone. The results of this study apply IoT technology to the monitoring system for measuring conditions of the incubator temperature and humidity parameter values. All device modules will be packaged into embedded systems integrated with environmentally friendly IoT innovation rules and support the technological era of the industrial revolution 4.0. The results of measurements at the incubator's location and the monitoring using the Blynk application are relatively the same, and the success rate of hatching eggs reaches 74% of the total eggs put into the incubator
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Karim, Jihadul Akbar, and Edidas Edidas. "Perancangan Dan Pembuatan Mesin Tetas Telur Burung Puyuh Berbasis Mikrokontroler." Voteteknika (Vocational Teknik Elektronika dan Informatika) 8, no. 1 (2020): 18. http://dx.doi.org/10.24036/voteteknika.v8i1.107658.

Full text
Abstract:
Tujuan dari perancangan dan pembuatan alat ini adalah untuk menghasilkan software dan alat tetas telur burung puyuh otomatis dengan menggunakan arduino uno sebagai mikrokontroler. Arduino uno akan mengatur seluruh kerja sistem alat tetas telur sesuai dengan program yang diberikan. Pembuatan alat ini menggunakan metode rak geser untuk memutar telur secara otomatis. Dengan metode rak geser ini motor akan bergerak setiap 3 jam sekali selama 3 detik menggeser rak sehingga telur akan berputar. Hasil pembuatan alat ini adalah terciptanya sebuat alat tetas telur burung puyuh otomatis berbasis mikrokontroler. Setelah melakukan percobaan menetaskan telur burung puyuh alat ini memperoleh keberhasilan penetasan sebesar 85 %. Berdasarkan hasil percobaan dapat dinyatakan bahwa sistem penetasan telur burung puyuh menggunakan alat ini bekerja dengan baik dan bisa diimplementasikan sebagaimana tujuan pembuatan alat ini.Kata kunci : Arduino Uno, DHT 11, Passive Infra Red (PIR), dimmer. The purpose of the design and manufacture of this tool is to produce automatic quail egg software and hatching tools using Arduino Uno as a microcontroller. Arduino Uno will manage the entire work of the hatchery system in accordance with the given program. Making this tool uses a sliding rack method to rotate eggs automatically. With this sliding rack method the motor will move every 3 hours for 3 seconds to move the rack so the eggs will spin. The result of making this tool is the creation of a microcontroller-based automatic quail egg hatching tool. After conducting experiments, hatching quail eggs, this tool gained 85% hatch success. Based on the results of experiments it can be stated that the quail egg hatching system using this tool works well and can be implemented as the purpose of making this tool. Keywords: Arduino Uno, DHT 11, Passive Infra Red (PIR), dimmer.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Ramdani, Edon, Satiman, Suparmin, Rahma Wiyanti, and Maharani. "Penggunaan Mesin Tetas Untuk Meningkatkan Kewirausahaan Produksi Ternak Unggas Santri Alkamilah." PADMA 2, no. 1 (2022): 52–61. http://dx.doi.org/10.56689/padma.v2i1.582.

Full text
Abstract:
Terbatasnya daya tampung kerja diperusahaan, baik perusahaan milik pemerintah maupun swasta menyebabkan tidak semua angkatan kerja dapat tertampung. Hal ini memerlukan pemikiran dan pemecahan masalahnya agar angkatan kerja mendapat pekerjaan. Pada pasal 27 Ayat (2) Undang Undang Dasar 1945 telah memberi amanat bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Hal ini berarti bahwa negara harus mempunyai kewajiban untuk memberikan pekerjaan bagi para pencari kerja dan penghidupan yang layak bagi warga yang secara sosial ekonomi masih rendah. Sementara rakyat berhak menuntut pemerintah untuk menyediakan pekerjaan dan memberikan penghidupan yang layak. Salah satu solusi untuk mengurangi kekurangan kesempatan kerja adalah dengan meningkatkan peran kewirausahaan. Kewirausahaan dapat menyediakan lapangan kerja, untuk meningkatkan daya saing, mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Kewirausahaan diredifinisi sebagai “gairah mengembangkan bisnis baru”. Bisnis yang dikembangkan bisa berupa independen yang dimiliki oleh seseorang atau lebih wirausaha, atau bisa juga yang dikembangkan dalam perusahaan tempatnya bekerja. Yayasan Alkamilah sebagai lembaga yatim piatu dan kaum duafa, mengasuh para santri dengan memberikan pendidikan agama dan pengetahuan umum. Di Yayasan Alkamilah para santri juga diajarkan untuk aktif berwirausaha dengan mengembangkan beberapa produk, terutama makanan seperti olahan keripik pisang, singkong dan juga cemilan coklat. Dengan aktifnya Yayasan Alkamilah serta santri dalam berwirausaha mendorong kami kelompok PKM Universitas Pamulang untuk memberikan penyuluhan dan pemaparan mengenai produk mesin tetas telur unggas. Melalui PKM kami mengenai mesin tetas ini diharapkan akan menarik minat para santri untuk mengembangkan mesin tetas sebagai produk kewirausahaan lainnya, selain produk yang sudah dihasilkan saat ini yang lebih fokus ke makanan olahan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Montesqrit, Montesqrit, Haris Suryamen, and Aprizal Aprizal. "Pengembangan Usaha Penetasan Telur Itik “Regra Hatchery” di Nagari Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung." Jurnal Warta Pengabdian Andalas 28, no. 2 (2021): 115–21. http://dx.doi.org/10.25077/jwa.28.2.115-121.2021.

Full text
Abstract:
Usaha penetasan RegRa hatcherry dan farm di Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat telah mulai menjalankan usaha penetasan telur itik. Usaha penetasan yang dilakukan belum sesuai dengan standar penetasan yang baik serta belum mendatangkan keuntungan yang tinggi. Hal ini disebabkan karena tingkat daya tetas telur yang dihasilkan masih rendah, membutuhkan waktu tiap hari untuk membalikan telur tetas, anak itik setelah penetasan sebelum dikirim ke pembeli banyak yang kecil ditambah lagi telur fertil yang akan ditetaskan masih dibeli dari tempat lain. Permasalahan tersebut diberikan solusi oleh tim abdimas yaitu dengan saran merenovasi mesin tetas dengan pembalik telur otomatis, perbaikan kandang pembesaran serta renovasi kandang dan perawatan itik bibit. Solusi yang ditawarkan tersebut dijalankan dengan baik oleh mitra. Hasilnya daya tetas telur meningkat, anak itik yang dijual sehat dan lincah serta kedepannya ada keinginan untuk memelihara itik bibit sehingga dapat menghasilkan telur fertil sendiri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Nas, Juan Novansyah. "Penyemprotan Larutan Jeruk Nipis Dan Gula Dengan Dosis Berbeda Terhadap Lama Pipping, Daya Tetas Dan Mortalitas Telur Itik." JURNAL PETERNAKAN SABANA 3, no. 2 (2024): 102–9. http://dx.doi.org/10.58300/jps.v3i2.957.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyemprotan larutan jeruk nipis dan larutan gula pada dosis 15% dan 20% terhadap lama pipping, daya tetas dan mortalitas telur itik pada mesin tetas. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 2x2 dengan jenis larutan penyemprot (P1 : jeruk nipis dan P2 : gula) sebagai faktor pertama dan dosis larutan (D1 :15% dan D2 : 20%) sebagai faktor kedua, serta perlakuan kontrol (P0D0). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali dan setiap ulangan yang dilakukan terdiri dari 3 butir telur itik. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyemprotan larutan jeruk nipis mampu mempercepat lama piping pipping hingga 6,20 - 8,16 jam, meningkatkan daya tetas hingga 33,33% dan menurunkan mortalitas hingga 66,67% dibandingkan perlakuan kontrol, sedangkan penyemprotan menggunakan larutan gula memperlambat lama pipping hingga 4,30 – 7,27 jam, menurunkan daya tetas hingga 55,56% dan meningkatkan mortalitas hingga 44,44% dibanding perlakuan kontrol.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Arlina, Firda, Sabrina Sabrina, and Sri Devi Angraini. "FERRTILITAS DAN DAYA TETAS TELUR ITIK BAYANG YANG DIPELIHARA PADA SISTEM PEMELIHARAAN EKSTENSIF DAN SEMI INTENSIF." Jurnal Peternakan~Borneo 2, no. 1 (2023): 1–7. http://dx.doi.org/10.34128/jpb.v2i1.8.

Full text
Abstract:
Itik Bayang merupakan salah satu plasma nutfah ternak unggas yang dikembangkan di daerah Kabupaten Pesisir Selatan. Ternak itik ini sudah dimasukkan dalam rumpun ternak melalui Keputusan Menteri Pertanian No.2835/Kpts/Lb,430. Sulitnya memeproleh bibit merupakan kendala dalam pengembangan itik Bayang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sistem pemeliharaan ekstensif dan semi intensif terhadap fertilitas dan daya tetas telur itik Bayang. Total 960 butir telur itik Bayang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola split plot dengan 3 x 2 dengan 4 ulangan. Penetasan menggunakan tiga mesin tetas (A1, A2, A3) sebagai main plot dan 2 kelompok system pemeliharaan (B1, B2). Uji lanjut yang digunakan adalah Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Peubah yang diamati adalah fertilitas, daya tetas, bobot tetas dan daya hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa system pemeliharaan ekstensif dan semi intensif memberikan pengaruh yang sangay nyata (P<0.01) terhadap fertilitas dan daya tetas telur itik Bayang, namun tidak menununjukkan pengaruh (P>0.05) terhadap bobot tetas dan daya hidup selama satu minggu. Pada pemeliharaan ekstensif fertilitas telur itik Bayang 88.33%, daya tetas berdasarkan telur yang masuk 48.80% dan berdasarkan telur yang fertil 54.82%. Rataan bobot tetas DOD dan daya hidup selama satu minggu pada kedua sistem pemeliharaan adalah 42.17 gr dan 96.60%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Sari, Meisji L., Ronny R. Noor, Peni S. Hardjosworo, and Chairun Nisa. "Keragaan Telur Tetas Itik Pegagan." Jurnal Sain Peternakan Indonesia 6, no. 2 (2011): 97–102. http://dx.doi.org/10.31186/jspi.id.6.2.97-102.

Full text
Abstract:
ABSTRAKItik Pegagan sebagai itik lokal Sumatera Selatan merupakan salah satu sumber genetik ternak atau kekayaan hayati lokal Indonesia, yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Sejauh ini data ilmiah mengenai itik Pegagan sebagai sumber plasma nutfah relatif masih sedikit dibandingkan ternak itik lokal lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mengidentifikasi keragaan telur tetas itik Pegagan. Penelitian inidiawali dengan mengumpulkan telur tetas itik Pegagan sebanyak 500 butir yang didapat dari tiga kecamatan yaitu kecamatan Tanjung Raja, Inderalaya dan Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan. Telur itik yang dikumpulkan kemudian ditimbang dengan timbangan telur untuk mengetahui bobot telur (g), kemudian diukur panjang (mm) dan lebar telur (mm) untuk mengetahui indeks telur. Selanjutnya telur ditetaskan dengan mesin tetas yang sebelumnya dibersihkan dengan lisol 2.5%. Selama proses penetasan dilakukan pemutaran telur mulai hari ketiga sampai hari ke-25. Pemeriksaan telur (candling) dilakukan tiga kali yaitu pada hari kelima, ke-13 dan ke-25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan bobot telur tetas yang digunakan 65 g, warna kerabang telur itik Pegagan adalah hijau kebiruan, rataan indeks telur itik Pegagan 75±0,03%. Fertilitas telur itik Pegagan yang dikumpulkan dari peternak itik rendah yaitu sebesar 60%, dengan daya tetas 53% dan bobot tetas sebesar 36,37 ± 3,39 g.Kata Kunci: telur tetas, penetasan, Itik Pegagan, fertilitas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Darmike, Komang, Natsir Sandiah, and Amiluddin Indi. "Pengaruh Indeks Bentuk Telur Terhadap Daya Tetas, Bobot Tetas dan Mortalitas Telur Ayam Sensi." Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo 7, no. 3 (2025): 315–20. https://doi.org/10.56625/jipho.v7i3.240.

Full text
Abstract:
Dalam penelitian ini, bahan yang digunakan adalah telur.ayam sensi sebanyak 90 butir yang diperoleh dari peternakan unggas Alisa Farm, Desa Alebo Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan. Telur yang terkumpul dengan jumlah minimal 90 butir yang terdiri atas 30 butir bentuk telur bulat (BB), 30 butir bentuk telur normal (BN) dan 30 butir bentuk telur lonjong (BL). Dalam penelitian ini menggunakan 3 perlakuan dan 6 ulangan dengan total 18 satuan perlakuan. Alat pendukung penelitian ini antara lain mesin tetas otomatis dengan kapasitas 100 butir, jangka sorong, timbangan digital dengan ketelitian 0,001 g, nampan, alat tulis dan kamera. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam. Perlakuan yang berpengaruh terhadap variabel dilanjutkan dengan uji lanjut menggunakan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Perlakuan pada penelitian ini terdiri dari P1(Bentuk bulat), P2(Bentuk normal) dan P3(Bentuk Lonjong). Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks bentuk telur memiliki pengaruh yang signifikan (P) terhadap telur ayam sensi tetapi tidak terdapat pengaruh yang signifikan (P > 0,05) terhadap mortalitas DOC ayam sensi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Artiyasa, Marina, Waryani, Denden Muhammad Taufik, and Aryo De Wibowo. "SISTEM PENETASAN TELUR BERBASIS PLC." Jurnal Rekayasa Teknologi Nusa Putra 7, no. 1 (2021): 45–53. http://dx.doi.org/10.52005/rekayasa.v7i1.64.

Full text
Abstract:
Penetasan telur secara manual atau semi otomatis masih memerlukan waktu dan tenaga manusia setiap hari untuk memutar posisi telur, mengatur suhu, dan mengatur kelembaban oleh tangan sendiri yang tidak bisa ditinggalkan.Oleh karena itu dilakukan sistem penetasan telur yang bekerja secara otomatis. Dimasa sekarang ini telah banyak tersedia sistem penetasan telur otomatis baik yang berbasis mikro kontrol seperti ATMega8, Arduino, dan sistem lainnya.Sebagai varian sistem lainnya, maka dibuatlah suatu sistem penetasan telur berbasis PLC Omron CPM1A dan kontroler WSK-303. PLC Omron CPM1A ini digunakan untuk mengontrol pemutaran posisi telur dengan output berupa motor sinkron AC 220v, yang menggunakan inputan berupa limit switch dan saklar. Kontroler WSK-303 digunakan sebagai pengatur suhu dan kelembaban dengan input berupa sensor SHT 10 juga output berupa lampu sebagai pemanas dan humidifier untuk menghasilkan kelembaban didalam mesin tetas. Dari pembuatan mesin tetas ini dihasilkan data tingkat keberhasilan penetasan. Penetasan pertama menghasilkan 66,67%, penetasan kedua menghasilkan 75%, dan penetasan ketiga menghasilkan 100%. Jadi dari tiga kali percobaan penetasan telur didapatkan hasil tingkat keberhasilan menetas rata-rata mencapai 81%
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Pamungkas, Aditya. "Penyuluhan Peternak Tentang Pengunaan Mesin Tetas Pintar Di Desa Pagersari Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang." Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa 2, no. 9 (2024): 4231–37. https://doi.org/10.59837/jpmba.v2i9.1677.

Full text
Abstract:
Pemenuhan kebutuhan pangan berkualitas merupakan prioritas dalam menciptakan masyarakat yang sehat dan produktif. Di sektor peternakan unggas, itik menjadi salah satu komoditas unggulan karena kandungan gizi yang tinggi dan harga yang terjangkau. Namun, peningkatan produksi itik di tingkat peternak sering terhambat oleh keterbatasan bibit unggul akibat metode penetasan tradisional yang kurang efisien. Penyuluhan tentang penggunaan teknologi mesin tetas pintar dilaksanakan di Desa Pagersari, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, untuk meningkatkan pemahaman peternak terhadap teknologi modern.Hasil kegiatan menunjukkan bahwa dari 86 peternak yang terdata, sebanyak 29% menghadiri penyuluhan. Para peserta, terutama peternak dengan skala usaha menengah hingga besar, memberikan respon positif terhadap teknologi ini. Demonstrasi penggunaan mesin tetas pintar memberikan wawasan tentang keunggulan teknologi dalam meningkatkan tingkat keberhasilan penetasan hingga 85–95%. Kendati demikian, beberapa tantangan diidentifikasi, termasuk keterbatasan modal, aksesibilitas terhadap teknologi, dan kebiasaan menggunakan metode tradisional.Penyuluhan ini berhasil meningkatkan kesadaran peternak tentang pentingnya adopsi teknologi modern untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Langkah ini diharapkan dapat mendukung Desa Pagersari menjadi sentra peternakan itik berbasis teknologi di Jawa Tengah, sekaligus memperkuat daya saing dan kesejahteraan peternak secara berkelanjutan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Nur Widodo, Bakhroini Habriantono, Wahyu Subchan, Arif Muhammad Siddiq, and Hatmiyarni Tri Handayani. "INTENSIFIKASI USAHA PEMBIBITAN AYAM KAMPUNG UNGGUL BALITBANGTAN (KUB) MELALUI PENGUATAN KELEMBAGAAN KELOMPOK USAHA BERSAMA." J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 3, no. 1 (2023): 161–70. http://dx.doi.org/10.53625/jabdi.v3i1.5929.

Full text
Abstract:
Program pengembangan desa binaan ini dilakukan di Desa Purwoasri, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember yang merupakan salah satu desa binaan Universitas Jember. Tujuan yang ditetapkan pada program ini adalah terjadinya peningkatan atau intensivikasi budidaya ayam kampung unggul dengan menerapkan teknologi pembibitan dengan menggunakan mesin tetas otomatis, peningkatan Sumber daya peternak melalui pelatihan, praktek, dan pendampingan tentang manajeman budidaya ayam kampung unggul. Metode pelaksanaan pengembangan desa binaan diawali dengan: kegiatan sosialisai program pengabdian pada masyarakat, Pelatihan dan pendampingan manajeman pembibitan ternak (teknik penetasan telur menggunakan mesin tetas otomatis) untuk mendapatkan bibit ayam kampungunggul, pelatihan manajeman pemeliharaan, manajeman pakan (formulasi ransum berbahan pakan lokal), manajeman kesehatan ternak guna meningkatkan sekil dan ketrampilan peternak dalam hal budidaya ternak ayamkampung, pelatihan penguatan kelembagaan, Pembentukan kelompok usaha bersama (KUBE), meningkatkan akses pasar, disfersivikasi usaha untuk meningkatkan kemandirian dan kesejahteraanpeternak, dan pendampingan kegiatan untuk memastikan keberlanjutan Program Desa Binaan. Target dari kegiatan ini yaitu bersama dengan pemerintah Desa Purwoasri dan kelompok peternak ayam kampung unggul melakukan intensifikasi usaha budidaya ayam kampung unggul guna meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan peternak.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Surapati, Alex, Reza Satria Rinaldi, and Okta Wahyudi. "Perancangan Mesin Tetas Telur Otomatis Menggunakan Sensor Suhu dan Sensor Udara." JURNAL AMPLIFIER : JURNAL ILMIAH BIDANG TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER 10, no. 1 (2020): 18–25. http://dx.doi.org/10.33369/jamplifier.v10i1.15170.

Full text
Abstract:
ABSTRACTThe design of quail egg incubators is intended to facilitate the hatching process. The heat source used in the incubator is produced from heaters that use incandescent lamps and humidifiers are used as humidity regulators. The temperature regulator uses a fan to maintain air circulation and reduce the temperature when the temperature has exceeded the setpoint. This tool is equipped with a DHT11 temperature and humidity sensor, an incubator motor is used for the egg turning process, a sound sensor is used to detect if an egg has hatched and a GSM module will send an SMS notification to the farmer. The whole system is controlled by Arduino Mega 2560. During the hatching period, the temperature needed to incubate quail eggs is 39oC and humidity is 60%. The eggs in the hatching machine are rotated once every 3 hours with a 45o rotation angle. This is so that the egg can be heated evenly. The hatching process takes 18 days, with a hatching success rate of 98% of 50 eggs. The use of power in the hatching machine is on average 62.44 watts up to 83.45 watts and for 1 hatching period for 18 days, that is 25.2392kWh.Keywords: Arduino Mega 2560, DHT11, humidifier, GSM module
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Fitriyani, Hayu, Niken Ulupi, and Aryani Sismin Satyaningtijas. "Performa Reproduksi Ayam IPB-D1 Betina pada Konsentrasi IgY Berbeda." Acta VETERINARIA Indonesiana 11, no. 2 (2023): 156–59. http://dx.doi.org/10.29244/avi.11.2.156-159.

Full text
Abstract:
Ayam IPB-D1 merupakan hasil persilangan antara jantan F1 pelung-sentul dengan betina F1 kampung-broiler parent stock. Keunggulan yang dimiliki ayam IPB-D1 yaitu pertumbuhan yang cepat dan mencapai bobot potong (jantan 1.18 kg dan betina 1.04 kg) pada umur 10-12 minggu. Salah satu indikator ketahanan tubuh terhadap penyakit yakni konsentrasi Immonoglobulin Yolk (IgY) pada serum. Induk ayam yang memiliki konsentrasi IgY serum tinggi menghasilkan kuning telur dengan konsentrasi IgY yang tinggi . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi konsentrasi IgY yang berbeda terhadap reproduksi pada ayam IPB-D1 betina. Penelitian ini menggunakan 20 ekor ayam IPB-D1 7 bulan, terdiri dari 10 ekor dengan konsentrasi IgY tinggi dan 10 ekor dengan konsentrasi IgY rendah. Variabel yang diamati reproduksi meliputi fertilitas, daya tetas, dan bobot DOC ayam IPB D-1. Hasil penelitian mengenai performa reproduksi ayam IPB -D1 yang memiliki IgY rendah pada kondisi normal menghasilkan persentase fertilitas yang lebih tinggi dibandingkan ayam IPB-D1 IgY tinggi. Daya tetas dan bobot tetas pada telur ayam IPB-D1 yang menunjukkan data persentase daya tetas dan bobot DOC ayam IgY tinggi lebih rendah dibandingkan ayam IgY rendah. Bobot tetas pada penelitian dapat dikatakan kurang maksimal. Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya peningkatan suhu panas dan penurunan kelembaban pada mesin tetas yang menyebabkan daya tetas pada telur kurang maksimal. Dapat disimpulkan bahwa induk Ayam IPB-D1 yang memiliki IgY tinggi pada kondisi normal menghasilkan performa reproduksi yang lebih rendah dibandingkan ayam IPB-D1 IgY rendah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Aripriharta, Aripriharta, Agung Witjoro, Sunaryono Sunaryono, et al. "PENERAPAN TTG NDOK 4.0 SEBAGAI MESIN TETAS TELUR BEBEK UNTUK REVITALISASI KEMANDIRIAN EKONOMI ERA COVID19 PADA PESANTREN KABUPATEN JABUNG." ABDI KAMI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 6, no. 1 (2023): 069. http://dx.doi.org/10.69552/abdi_kami.v6i1.1595.

Full text
Abstract:
Kondisi pandemic yang berkepanjangan menyebabkan inflasi di kota malang meningkat 0.52% di tahun 2022. Hal ini menyebabkan masyarakat berjuang untuk bangkit secara ekonomi, termasuk mitra sasaran, yaitu pondok pesantren PPMU Jabung, kabupaten Malang. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengasuh pondok, situasi mitra saat ini dalam upaya untuk bergerak menuju kemandirian ekonomi (produktif). Mitra berkeinginan untuk menjadi supplier dalam bisnis bibit bebek sehingga mitra membutuhkan uluran tangan dari kampus sebagai produsen karya teknologi dengan membuat mesin tetas telur otomatis dengan kapasitas besar. Oleh sebab itu, dibuatlah Teknologi Tepat Guna (TTG) Ndok 5.0 yaitu mesin penetasan telur otomatis yang mampu menetas kan telur sebanyak 100 butir dalam 1 mesin yang dapat diatur besar suhu maksimal sesuai dengan kebutuhan mitra. Pengujian alat terdiri dari 3 tahapan yaitu peletakan telur bebek, peneropongan, dan penetasan, lama waktu pengujian adalah 24-30 hari dengan suhu maksimal ruangan sebesar 38,5oC.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Aruan, Nenni Mona. "Penerapan Teknologi Tepat Guna Untuk Meningkatkan Produksi Bibit Ayam (DOC)." TRIDARMA: Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) 5, no. 1 (2022): 118–34. http://dx.doi.org/10.35335/abdimas.v5i1.2279.

Full text
Abstract:
Usaha peternakan unggas seperti ayam kampung dan ayam potong di Kabupaten Toba sudah berlangsung sejak lama dan jumlah usaha ternak cukup banyak yang tersebar di beberapa kecamatan. Namun, produksi daging usaha ternak unggas belum maksimal untuk memenuhi kebutuhan daging di daerah Toba sendiri. Dari hasil studi lapangan di beberapa kecamatan di Toba ditemukan masalah utama yang sama yang dihadapi para peternak unggas tersebut diantaranya adalah keterbatasan dalam memproduksi bibit ayam yang dikenal dengan DOC (Day-Old Chick). Biasanya mitra harus membeli DOC dari luar kota yang jarak tempuh ke Toba sekitar 5 sampai 7 jam perjalanan, yang mana hal ini menyebabkan DOC menjadi stres selama di perjalanan sehingga saat sampai di Toba atau lokasi usaha mitra, kematian DOC sangat rentan terjadi. Selain proses perjalanan yang cukup lama tersebut, DOC juga tidak mampu beradaptasi dengan suhu di Toba karena perbedaan suhu yang cukup signifikan. Untuk mengatasi hal ini, kami ingin membantu peternak dengan memberikan mesin tetas otomatis. Diharapkan dengan adanya mesin tetas otomatis ini peternak dapat terbantu untuk menghasilkan DOC yang berkualitas dan tidak perlu lagi membeli DOC dari luar kota. Sehingga produksi daging maupun kebutuhan daging untuk masyarakat daerah Toba sendiri dapat terpenuh.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Sasongko, Heru. "Rancangan dan Uji Penetasan Mesin Tetas dengan Sistem Pemutar Telur Semi Otomatis." Buletin Peternakan 19, no. 2 (2013): 149. http://dx.doi.org/10.21059/buletinpeternak.v19i2.1697.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Lestariningsih, Lestariningsih, Fatra Nonggala Putra, and Mashudi Mashudi. "OPTIMALISASI PENINGKATAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK PUYUH TERHADAP PENYULUHAN MESIN TETAS PUYUH DAN SMART RECORDING BERBASIS IoT." Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Nusantara (JPPNu) 5, no. 2 (2023): 173–80. http://dx.doi.org/10.28926/jppnu.v5i2.212.

Full text
Abstract:
Kegiatan PKM ini dilatarbelakangi dengan tingkat pengetahuan mitra yang masih 10% dalam mengetahui mesin penetasan puyuh berbasis Arduino dan masih 7% dalam mengetahui system recording berbasis IoT. Hal tersebut disebabkan karena selama ini mitra tidak pernah menetaskan telur fertile puyuh secara langsung. Mitra mengambil DOQ dari solo untuk diternakkan hingga umur 40 hari siap bertelur. Mitra yang dimaksud dalam kegiatan penyuluhan ini adalah Azmi Puyuh yang merupakan peternak mandiri puyuh berlokasi di Desa Dayu Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Mitra selama ini beternak puyuh dan memulai dengann memelihara DOQ hingga puyuh afkir. Metode yang digunakan dalam kegiatan PKM ini yakni penyuluhan dengan ceramah dan diskusi. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan peternak terhadap penggunaan mesin penetasan puyuh berbasis Arduino dan smart recording berbasis IoT. Evaluasi tingkat pengetahuan mitra dilakukan melalui angket yang diberikan kepada mitra sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan. Selanjutnya data tersebut ditabulasi dan dibuat prosentase. Hasil penyuluhan menunjukkan jika tingkat pengetahuan mitra meningkat sebanyak 75% terhadap penggunaan mesin penetasan puyuh berbasis Arduino dan smart recording berbasis IoT. Kegiatan ini perlu dilanjutkan dengan kegiatan diseminasi alat, pelatihan dan pendampingan untuk mengetahuai keterampilan mitra dan efisiensi usaha mitra dengan adanya alat yang didiseminasikan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!