To see the other types of publications on this topic, follow the link: Metakognitio.

Journal articles on the topic 'Metakognitio'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Metakognitio.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Dietrichkeit, Mona, Steffen Moritz, and Lena Jelinek. "Die Behandlung psychischer Störungen mittels metakognitiver Interventionen am Beispiel des Metakognitiven Trainings für Depression (D-MKT)." Zeitschrift für Psychiatrie, Psychologie und Psychotherapie 68, no. 3 (June 2020): 160–70. http://dx.doi.org/10.1024/1661-4747/a000415.

Full text
Abstract:
Zusammenfassung. In den letzten zehn Jahren sind eine Reihe von psychotherapeutischen Interventionen entstanden, die sich als „metakognitiv“ bezeichnen. Dazu zählen unter anderem die Metakognitive Therapie nach Wells, die Metacognitive Reflection and Insight Therapy und das Metakognitive Training. Begriffliche Unschärfe und Überschneidungen führten zunehmend zu Unsicherheiten, wie diese neuen Konzepte einzuordnen und von bereits bestehenden abzugrenzen sind. Der vorliegende Artikel hat das Ziel zunächst eine Übersicht über den Begriff „Metakognition“ zu geben, metakognitive Ansätze in Bezug zur klassischen kognitiven Verhaltenstherapie einzuordnen und schließlich die oben genannten metakognitiven Interventionen vorzustellen. Abschließend wird das Metakognitive Training für Depression (D-MKT) als Beispiel für ein metakognitives Training näher vorgestellt und über aktuelle Entwicklungen des D-MKTs berichtet (Zusatzmodule zu Suizidalität, spezielle Versionen für ältere Menschen und für die Zielgruppe von Flüchtlingen).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Mohiddin, Devitta Purnamasary. "Pengaruh Pendekatan Metakognisi Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Mahasiswa Mesin Dan Peralatan Pertanian Politeknik Gorontalo." Jurnal Teknologi Informasi Indonesia (JTII) 3, no. 1 (June 1, 2018): 12. http://dx.doi.org/10.30869/jtii.v3i1.181.

Full text
Abstract:
Abstract— Pendekatan metakognitif dalam pembelajaran matematika dapat dilaksanakan dengan berbagai cara, selama yang menjadi inti pembelajarannya adalah untuk mengevaluasi metakognisi siswa melalui pemberian-pemberian pertanyaan-pertanyaan metakognitif. Salah satu cara yang diusulkan oleh penulis adalah dengan menggunakan kartu metakognisi, yang berisi pertanyaan-pertanyaan metakognitif yang dapat disesuaikan dan disusun berdasarkan topik atau materi yang sedang dipelajari di kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1)Menganalisis dan menguji peningkatan pemahaman konsep mahasiswa melalui pendekatan metakognisi, (2)Menganalisis dan menguji peningkatan pemahaman konsep mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah integral melalui pendekatan metakognisi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Fadilla, Fany, and Jayanti Putri Purwaningrum. "Menumbuhkan Kemampuan Representasi Matematis dan Metakognitif Siswa Kelas XIII SMP Menggunakan Model CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, dan Extending)." AKSIOMA : Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika 12, no. 1 (April 27, 2021): 155–68. http://dx.doi.org/10.26877/aks.v12i1.7679.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah menumbuhkan kemampuan representasi matematis dan metakognitif siswa kelas VIII SMP melalui model CORE. Penelitian yang kami lakukan dengan mengkaji, mengaitkan karakteristik, dan indikator kemampuan representasi dan metakognitif. Pada dasarnya representasi matematis memiliki tiga indikator yang lebih abstrak dan memiliki tingkat kemampuan representasi pemecahan masalah yang lebih tinggi, yaitu representasi bahasa, representasi kata/ungkapan matematika dan representasi kata/teks tertulis. Fakta dilapangan membuktikan bahwa hasil kemampuan representasi matematika di Indonesia masih banyak yang kurang memuaskan. Jika strategi pada representasi yang digunakan sesuai dengan masalah, masalah yang dianggap kompleks menjadi lebih sederhana. Oleh karena itu, pemilihan model representasi memiliki pengaruh yang besar terhadap keputusan kebijakan dalam penyelesaian masalah. Selain keterampilan representasi pada penelitian ini juga mengkaji mengenai metakognitif, Metakognisi adalah pemikiran seseorang tentang pikirannya sendiri, termasuk pemahaman tentang hal-hal yang diketahui. Metakognisi meliputi pengetahuan metakognitif dan pengalaman atau regulasi metakognitif. Sehingga dari penelitian kajian pustaka ini dapat disimpulkan bahwa dari beberapa fakta dilapangan yang telah diteliti oleh peneliti lain, kemampuan representasi matematis dan metakognitif siswa masih banyak yang belum memuaskan dan beberapa siswa masih belum dapat menumbuhkan kemampuan representasi maupun metakognitif dalam pembelajaran. Dari analisis data dapat disimpulkan bahwa model CORE (Connecting, Organizing, Reflecting dan Extending) dapat menumbuhkan kemampuan representasi matematik dan metakognitif siswa kelas VIII SMP.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Zulyanty, Marni. "PENGGUNAAN PENGETAHUAN METAKOGNITIF PADA KOMPETENSI INTI SISWA SMA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA." Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan 10, no. 3 (April 16, 2019): 172–82. http://dx.doi.org/10.24832/jpkp.v10i3.243.

Full text
Abstract:
ABSTRAKMetakognisi merupakan hal yang penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pengetahuan metakognitif merupakan komponen dari metakognisi. Seseorang akan dipandu untuk memilih, mengevaluasi, meninjau kembali, dan memutuskan tugas kognitif dengan pengetahuanmetakognitif. Di Indonesia pengetahuan metakognitif merupakan salah satu jenis pengetahuan yang harus diperoleh oleh siswa SMA. Hal ini termuat dalam Kompetensi Inti SMA mata pelajaran matematika. Dalam proses pembelajaran matematika, memecahkan masalah merupakan salah satu standar proses yang harus ada. Hubungan pengetahuan metakognitif dan pemecahan masalah matematika adalah pengetahuan metakognitif dapat membantu siswa menentukan umpan balik saat memecahkan masalah dan umpan balik tersebut memberikan kesempatan untuk mencari kembali tindakan yang lebih tepat dari sebelumnya. Berdasarkan hubungan antara pengetahuan metakognitif dalam memecahkan masalah matematika tersebut, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Pengetahuan Metakognitif pada Kompetensi Inti Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Matematika”. Tujuannya untuk memberikan deskripsi penggunaan pengetahuan metakognitif dalam memecahkan masalahmatematika. Penelitian dilakukan pada mahasiswa semester III UIN STS Jambi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis deksriptif. Instrumen utama adalah peneliti dan instrumen pendukung adalah lembar pemecahan masalah dan pedoman wawancara. Dari hasilpenelitian disimpulkan bahwa pengetahuan metakognitif membantu seseorang mengetahui kebenaran dan kesalahan yang dilakukan dalam memecahkan masalah. Selain itu juga membantu mengetahui letak kesalahan dalam memecahkan masalah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Permatasari, Rindah, and M. Akip. "PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SELF-REGULATED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR DI NANGA PINOH." Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains 8, no. 1 (June 30, 2019): 90. http://dx.doi.org/10.31571/saintek.v8i1.1107.

Full text
Abstract:
<p>Kesadaran belajar siswa Sekolah Dasar di Nanga Pinoh, Kalimantan Barat masih rendah. Hasil observasi memperlihatkan rerata tingkat keterampilan metakognisi siswa SD terletak pada level 1 atau <em>at risk, </em>yang berarti siswa belum mengarah pada keterampilan metakognisi (perencanaan, monitoring, dan evaluasi) dalam menyelesaikan masalah pengetahuan alam. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan pembelajaran IPA berbasis <em>self-regulated learning </em>yang layak dan menganalisis keterampilan metakognisi siswa SD. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan mengadopsi model 4D Thiagarajan. Populasi penelitian ini adalah siswa SD di Kota Nanga Pinoh dengan teknik <em>cluster sampling </em>berjenjang. Teknik dan instrument penelitian adalah <em>non-tes</em> dan menggunakan angket keterampilan metakognitif. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan perangkat pembelajaran sangat valid dengan interval skor penilaian antara 3-4 dan reliabilitas antara 95,3%-98,4%. Keterlaksanaan pembelajaran berkategori sangat baik dengan interval skor penilaian antara 3,7-4 dengan rerata reliabilitas 96,5%. Rerata keterampilan <em>metakognisi pretest</em> siswa diperoleh skor 3,28 dengan level 1 atau <em>at risk</em> dan meningkat menjadi 12,79 dengan level 4 atau ok pada posttest. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran IPA berbasis <em>Self-Regulated Learning </em>dapat meningkatkan keterampilan metakognitif siswa Sekolah Dasar di Nanga Pinoh, Kalimantan Barat.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Sulastri, Nova Dwi Pratiwi. "DEVELOPMENT OF LEARNING MEDIA BASED ON WINDOWS PRODUCERS TO IMPROVE STUDENT METACOGNITIONAL AWARENESS." JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN SAINS 1, no. 3 (December 28, 2020): 79–84. http://dx.doi.org/10.51673/jips.v1i3.438.

Full text
Abstract:
Abstrak: Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Penelitian ini bertujuan mengetahui validitas, kualitas kepraktisan dan keefektifan media pembelajaran biologi berbasis Windows Produser untuk Meningkatkan Kesadaran Metakognitif Siswa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model ADDIE yang terdiri atas 5 tahap yaitu analisis, desain, development, implementasi dan evaluasi. Data yang diperoleh dari penelitan ini terdiri dari (1) data kevalidan diperoleh melalui penilaian ahli dan praktisi, (2) data kepraktisan diperoleh melalui angket siswa, (3) data keefektifan diperoleh melalui angket siswa, (4) data kesadaran metakognitif diperoleh melalui angket instrument MAI. Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran biologi berbasis Windows Produser untuk Meningkatkan Kesadaran Metakognitif Siswa yang dikembangkan mencapai kriteria kualitas yakni (1) Media pembelajaran berbasis Windows Produser pada konsep system reproduksi dinyatakan memenuhi criteria kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. (2) Media pembelajaran berbasis Windows Produser pada konsep system reproduksi dapat meningkatkan kesadaran metakognisi siswa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Sugiyanti, Sugiyanti, Rizky Esti Utami, and Kristi Indriana. "PROFIL METAKOGNISI MAHASISWA PEREMPUAN DALAM MENYELESAIKAN MASALAH BANGUN DATAR DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF REFLEKTIF DAN IMPULSIF." Jurnal Pendidikan Edutama 5, no. 1 (January 20, 2018): 91. http://dx.doi.org/10.30734/jpe.v5i1.144.

Full text
Abstract:
Abstract: This qualitative study described the metacognition of female students with reflective and impulsive cognitive style in solving the problems of plane. The subjects of the study were female students of the fourth semester in Universitas PGRI Semarang period 2016/2017 whom was given the problems of plane. Data collection applies think aloud method. The analysis of data focused on students' metacognitive ability in three steps, i.e. planning, monitoring, and evaluating.This research showed that: 1) metacognitive ability of female mathematics students with impulsive cognitive style in solving the problem was not able to realize the thinking process, causing student has not been able to answer all the given problems with the correct results; and 2) metacognitive ability of female mathematics students with reflective cognitive style in solving the problem was able to realize the thinking process well in the planning, monitoring and evaluating stages, causing subject is able to answer all the given problems with the correct result.Keywords: Profile; Metacognition; Reflective; ImpulsiveAbstrak: Penelitian kualitatif ini mendeskripsikan metakognisi mahasiswa perempuan dengan gaya kognitif reflektif dan impulsif dalam menyelesaikan masalah bangun datar. Subjek penelitian adalah mahasiswa perempuan semester IV Universitas PGRI Semarang periode 2016/2017 yang diberikan soal pemecahan masalah bangun datar. Teknik pengumpulan data menggunakan metode Think Aloud Method. Analisis data difokuskan pada kemampuan metakognitif mahasiswa dalam tiga tahap yaitu perencanaan, pemantauan, dan pengevaluasian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kemampuan metakognitif mahasiswa matematika berjenis kelamin perempuan dengan gaya kognitif impulsif dalam pemecahan masalah belum mampu menyadari proses berpikirnya dengan baik, menyebabkan subjek belum mampu menjawab semua permasalahan yang diberikan dengan hasil akhir yang benar; dan 2) kemampuan metakognitif mahasiswa matematika berjenis kelamin perempuan dengan gaya kognitif reflektif dalam pemecahan masalah mampu menyadari proses berpikirnya dengan baik pada tiga tahap metakognitif menyebabkan subjek mampu menjawab semua permasalahan yang diberikan dengan hasil akhir yang benar.Kata kunci: Profil; Metakognisi; Reflektif; Impulsif
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Fauzi, Kms Muhammad Amin. "PELEVELAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DENGAN PEMBIASAAN STRATEGI METAKOGNISI SISWA SMP." JURNAL PENELITIAN BIDANG PENDIDIKAN 23, no. 2 (June 21, 2018): 92. http://dx.doi.org/10.24114/jpp.v23i2.10006.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis perbedaan peningkatan kemampuan Penalaran matematis siswa antara yang diajar pendekatan metakognisi berbantuan teknik probing dengan teknik prompting; (2) bagaimana pembiasaan strategi metakognisi berpengaruh pada fase-fase pengaturan diri siswa dalam menyelesaikan masalah, khususnya masalah penalaran matematis; dan (3) proses jawaban siswa di tinjau pada level Tacit Use, Aware Use, Strategic Use dan Reflective Use. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperiment. Instrumen penelitian ini terdiri atas tes kemampuan awal, dan tes kemampuan penalaran matematis siswa berupa lembar proses jawaban siswa untuk dianalisis berdasarkan fase pengaturan diri dan level kogntif dan metakognitif siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis secara deskripstif dan inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa antara yang diajar dengan strategi metakognisi berbantuan teknik probing dan yang diajar dengan pendekatan teknik prompting; (2) Pembiasan strategi metakognisi berpengaruh pada fase pengaturan diri siswa terdiri fase pemikiran awal, fase kontrol kinerja dan fase refleksi diri. Dimana ketiga fase di atas berbeda satu dengan yang lain tetapi saling terkait dan terjadi secara siklus, baik dalam mengajukan dugaan, melakukan manipulasi matematika, menarik kesimpulan dan memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi dan menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat suatu generalisasi. (3) Level metakognisi siswa dapat digolongkan kedalam tiga level metakognisi dari empat level yang ada. Proses jawaban siswa yang berada ditingkat level rendah dapat tergolong pada tingkat metakognisi Aware Use. Siswa yang berada ditingkat level sedang tergolong pada tingkat metakognisi Strategic Use. Sedang siswa yang berada ditingkat level tinggi tergolong pada tingkat metakognisi Reflective Use.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Asyhari, Andi. "Pengaruh Pembelajaran Biologi Berbasis Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Metakognitif." Journal Of Biology Education 1, no. 2 (December 26, 2018): 165. http://dx.doi.org/10.21043/jobe.v1i2.4111.

Full text
Abstract:
<p class="Default" align="center"><em>Problem-based learning</em> (PBL) dalam pembelajaran biologidianggap sebagai salah satu desain pembelajaran innovatif kontekstual, karena mendorong siswa belajar biologi dari masalah-masalah (kasus) nyata yang dijumpai disekeliling kita, dan melatih siswa menjadi pembelajar reflektif (metakognitif). Penelitian ini bertujuan untuk menguji 1) Penerapan pembelajaran biologi berbasis PBL terhadap kemampuan metakognitif siswa, 2) seberapa efektif pengaruh pembelajaran biologi berbasis PBL terhadap kemampuan metakognitif. Penelitian dilakukan di SMA N 01 pecangaan, dengan sampel 33 siswa kelas XI IPA. Desainpenelitian yang digunakanadalah <em>One group single pre-test–post test</em>. Hasil data dianalisis menggunakan uji <em>uji paired simple t-test. </em>Dimana hasil kemampuan metakognitif di peroleh dari hasil angket metakognisi MAI (<em>Metacognition Awareness Inventory</em>). Data hasil penerapan pembelajaran PBL terhadap kemampuan metkognif rata-rata memperoleh penilaian positif dari siswa sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran PBL berhasil dilaksanakan dengan baik. Data kemampuan metakognitif mengalami peningkatan sebelum dan sesudah perlakuan sebesar 0,36 (sedang). Peningkatan kemampuan metakognitif tertinggi di dapati dari aspek perencanaan yaitu 0,42 (sedang), dan hasil sebaliknya didapat dari aspek kemampuan metakognitif dalam hal pelaksanaan yang hanya mendapat 0,29 (rendah). Dari hasil analisis data pre-test dan post-test yang di analiasis menggunakan <em>uji paired simple t-test didapati </em>t tabel (Pada a = 5% dengan db = 33-1 = 32 diperoleh t(0.95)(32)) didapati sebesar 2,04. Oleh karena t <sub>hitung</sub> (19, 34) &gt; t <sub>tabel</sub> (2,04) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata antara pembelajaran biologi berbasis PBL terhadap kemampuan metakognitif siswa, atau boleh dikatakan bahwa pembelajaran PBL efektif untuk meningkatkan kemampuan metakognitif siswa.</p><p> </p><p class="Default"><strong>Kata kunci</strong>: Metakognitif. Problem Based Learning</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Sundmark, Björn. "The Visual, the Verbal, and the Very Young: A Metacognitive Approach to Picturebooks." Acta Didactica Norge 12, no. 2 (May 29, 2018): 12. http://dx.doi.org/10.5617/adno.5642.

Full text
Abstract:
AbstractThe article draws on recent research into emergent literacy and metacognition, and charts a developmental trajectory from early concept books to picturebooks aimed at children and young teenagers. Methodologically, the study is a research synthesis, where the aim is to systematize current research findings and offer an overview of different types of picturebooks, and how they build literary and metacognitive competence. My thesis is that picturebooks are crucial in that process. The analysis focuses on the metacognitive affordances that can be found in picturebooks directed at different age groups/competence levels. Both the verbal and visual dimensions of the text are analyzed with the help of picturebook and comic book theory (iconotext, sequentiality). The results show that early concept books are surprisingly abstract; they stimulate the child’s aesthetic-affective response by using clear colours and easily discernible shapes. In the next stage, things (nouns) from the child’s close environment are represented. Naming and identifying are crucial activities at this stage. Verb-oriented concept books follow; these typically focus on simple actions from the child’s lifeworld, such as getting dressed, or eating. Next, we find narrative picturebooks, in which the fundamentals of story, plot, and characterization are introduced. Finally, the potential for advanced storytelling is explored with regard to symbolism, irony, and character development.Keywords: picturebooks, early concept books, metacognition, iconotext, narrative picturebooksBilderbokens berättelser: Ett metakognitivt perspektiv på bilderböckerSammanfattningDen här artikeln bygger på nyare forskning om literacyutveckling och metacognition, och kartlägger utvecklingslinjer från tidiga begreppsböcker riktade till spädbarn till bilderböcker som vänder sig till barn och tonåringar. Metodologiskt är arbetet ett forskningssyntes, där målet är att systematisera forskningsrön, erbjuda en ålders- och/eller utvecklingsindelad bilderboksöversikt, samt påvisa hur dessa böcker kan bygga litterär och metakognitiv kompetens. Min tes är att bilderböcker spelar en avgörande roll i den processen. Analysen sätter fokus på de metakognitiva meningserbjudanden som kan återfinnas i olika bilderböcker. Såväl bild och skrift analyseras med hjälp av bilderboks- och serieteori. Resultaten visar att tidiga begreppsböcker är förvånansvärt abstrakta; de syftar främst till at stimulera barnets estetisk-affektiva respons genom användande av klara primärfärger och tydliga kontraster. I nästa skede återges saker och ting (substantiv) från barnets närmiljö. Verb-orienterade bilderböcker följer; dessa visar framför allt aktiviteter som barnet kan känna igen, som att äta, klä sig, eller gå och lägga sig. I nästa steg återfinns berättande bilderböcker. Där hittar vi berättandets grundbegrepp såsom handling, karaktär, konflikt. Till sist, i de mest sofistikerade bilderböckerna hittar vi symbolik, ironi, fördjupad karaktärsteckning och komplex tematik.Nyckelord: bilderböcker, begreppsböcker, metakognition, ikonotext, bilderboksnarrativ
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Chandra, Iqbal Raka Aditya, and Purnamawati Tjhin. "Hubungan keterampilan berpikir kritis (metakognitif) dengan indeks prestasi kumulatif pada mahaasiswa fakultas kedokteran." Jurnal Biomedika dan Kesehatan 2, no. 2 (June 30, 2019): 51–57. http://dx.doi.org/10.18051/jbiomedkes.2019.v2.51-57.

Full text
Abstract:
LATAR BELAKANG Indeks prestasi kumulatif (IPK) adalah hasil pembelajaran atau penilaian capaian pembelajaran mahasiswa pada sebuah program studi. IPK digunakan sebagai sebuah parameter kemajuan proses pendidikan mahasiswa. Banyak faktor yang dapat memengaruhi IPK mahasiswa seperti metakognisi, karakteristik responden, durasi belajar, dan motivasi dalam memperoleh IPK tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara keterampilan berpikir kritis (metacognitive), usia dan tingkat perkuliahan dengan IPK pada mahasiswa fakultas kedokteran. METODE Penelitian menggunakan desain potong lintang pada 222 responden di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti pada bulan Maret 2018. Pengukuran keterampilan metakognitif menggunakan kuesioner Metacognitive Awareness Inventory (MAI) dan data IPK didapatkan dari data sekunder. Analisis data dilakukan dengan uji chi square menggunakan program SPSS versi 24. HASIL Sebagian besar responden berusia 19-20 tahun (56.3%) yang terbagi menjadi mahasiswa tingkat 1, 2 dan 3 masing-masing sebanyak 74 responden (33.3%). Responden memiliki kemampuan metakognitif development (20.7%), Ok (67.6%) dan Super (11.7%). IPK responden terbagi menjadi memuakan (36%), sangat memuaskan (41.4%) dan dengan pujian (22.5%). Analisis hubungan IPK dengan kemampuan metakognitif (p=0.000), usia (p=0.443) dan tingkat perkuliahan (p=0.200). KESIMPULAN Pada studi ini terdapat hubungan yang bermakna antara keterampilan berpikir kritis (metacognitive) dengan indeks prestasi kumulatif, tetapi antara karakteristik responden (usia, tingkat perkuliahan) tidak berhubungan dengan indeks prestasi kumulatif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Brüne, Martin, Cumhur Tas, Elliot C. Brown, Carina Armgart, Giancarlo Dimaggio, and Paul Lysaker. "Metakognitive und sozial-kognitive Defizite bei Schizophrenien. Funktionelle Bedeutung und Behandlungsstrategien." Zeitschrift für Psychiatrie, Psychologie und Psychotherapie 61, no. 4 (October 2013): 231–37. http://dx.doi.org/10.1024/1661-4747/a000165.

Full text
Abstract:
Die Gruppe der Schizophrenien umfasst heterogene psychopathologische Syndrome, die oft mit neurokognitiven Störungen und niedrigem psychosozialen Funktionsniveau assoziiert sind. Empirische Studien legen nahe, dass viele mit Schizophrenie assoziierte Symptome auf Störungen der sozialen Kognition bzw. metakognitive Störungen zurückgeführt werden können. Diese Konzepte beziehen sich auf die Fähigkeit, soziale Signale wahrnehmen und interpretieren, eigene und psychische Zustände Anderer reflektieren und dieses Wissen flexibel in sozialen Interaktionen und zur Problemlösung einsetzen zu können. Der vorliegende Artikel gibt eine Übersicht über sozial-kognitive und metakognitive Defizite bei Schizophrenien und wie über das Training dieser Kernkompetenzen das psychosoziale Funktionsniveau von Patienten mit Schizophrenie verbessert werden kann. Bei Schizophrenien sind soziale Kognition und Metakognition eng mit dem psychosozialen Funktionsniveau verbunden, zum Teil jedoch auch abhängig von neurokognitiven Fähigkeiten. Sozial-kognitives bzw. metakognitives Training kann zur Verbesserung des psychosozialen Funktionsniveaus beitragen, möglicherweise aber in Abhängigkeit vom Lernpotential und der Motivation der Patienten. Zukünftige Studien sollten untersuchen, welche Subtypen innerhalb des Schizophrenie-Spektrums am ehesten von sozial-kognitivem und metakognitivem Training profitieren können und welche Gruppen ggf. zusätzlich neurokognitives Training benötigen, um das psychosoziale Funktionsniveau zu verbessern.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Zulfikar, Ryan Nizar. "Analisis Strategi Metakognitif Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika." Jurnal Ilmiah Iqra' 13, no. 1 (June 25, 2019): 64. http://dx.doi.org/10.30984/jii.v13i1.937.

Full text
Abstract:
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan serta memaparkan strategi metakognitif siswa dalam memecahkan masalah matematika. Strategi metakognisi merupakan proses yang berurutan yang digunakan untuk mengontrol aktivitas kognitif dan memastikan bahwa tujuan kognitif telah dicapai. Penggunaan Strategi metakognitif dalam pemecahan masalah matematika akan menuntun siswa untuk memahami dan mengontrol proses berpikirnya, menganalisis, objektif, cermat dan logis dalam memecahkan masalah matematika yang sedang dihadapinya. Penelitian dilaksanakan di kelas VIII SMP N 16 Kupang, yang terdiri dari 34 siswa dengan menggunakan metode angket, soal tes dan dilengkapi dengan adanya wawancara. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari empat aspek metakognitif yaitu: aspek kesadaran, aspek strategi kognitif, aspek perencanaan dan aspek pengecekkan kembali mendapatkan respon siswa pada rata-rata 2.90, 2.74, 2.95, 2.90 serta diperkuat oleh hasil pengerjaan soal dan wawancara, maka dapat di simpulkan bahwa kemampuan strategi metakognitif siswa dalam memecahan masalah matematika siswa kelas VIII SMP N 16 Kupang dapat dikelompokan ke dalam katagori baik.Kata kunci: Pemecahan Masalah, Matematika, Strategi metakognitif AbstractThis study aimed to describe and explain the student metacognitive strategies in solving mathematical problems. Metacognitive strategies is a sequential process that is used to control the cognitive activity and ensure that the cognitive objectives have been achieved. The use of metacognitive strategies in solving mathematical problems will lead students to understand and control the process of thinking, analyzing, objective, accurate and logical in solving mathematical problems at hand. The experiment was conducted in class VIII SMP N 1 Kupang, which consists of 34 students by using questionnaires, test questions, and features an interview. Based on the results of the study showed that of the four aspects of metacognitive namely: Aspects of consciousness, aspects of metacognitive strategies, planning aspects and aspects checking back to get the average student response 2.90, 2.74, 2.95, 2.90, and reinforced by the workmanship about and interviews, it can be concluded that metacognitive strategies in a student's ability to solve mathematical problems in SMP N 16 Kupang can be grouped into either category.Keywords: Math , Problem Solving, Metacognitive Strategies
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Evivania, Ivana, Anita Anita, and Ira Nofita Sari. "PENERAPAN STRATEGI METAKOGNISI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU DI KELAS VII SMP NEGERI 3 SATU ATAP BALAI." VOX EDUKASI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 11, no. 1 (April 29, 2020): 58–67. http://dx.doi.org/10.31932/ve.v11i1.545.

Full text
Abstract:
ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan strategi metakognisi terhadap hasil belajar siswa pada materi suhu di kelas VII SMP Negeri 3 Satu Atap Balai. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Satu Atap Balai yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas VII A dan kelas VII B. Adapun sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII A sebagai kelas eksperimen berjumlah 29 siswa dan kelas VII B sebagai kelas kontrol berjumlah 29 siswa yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengukuran. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif. Alat pengumpulan data adalah tes posstest yang berbentuk essay. Berdasarkan dari hasil pengolahan data diperoleh rata-rata hasil belajar siswa data posstest sebesar 70,52 pengujian hipotesis dengan uji t-test independent sample dengan α = 5% diperoleh = 0,000 dan = 0,05 maka Ha diterima. Hal ini bearti terdapat pengaruh strategi metakognisi terhadap hasil belajar siswa pada materi suhu di kelas VII SMP Negeri 3 Satu Atap Balai. Perhitungan effect size diperoleh sebesar 2,15 sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi metakognisi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dengan kriteria tinggi. Kata Kunci: Strategi Metakognisi, Suhu, Hasil Belajar ABSTRACT The purpose of this study is to find out how the influence of the implementation of metacognition strategies on student learning outcomes in the temperature material in class VII SMP Negeri 3 Satu Atap Balai. The population in this study were all students of class VII SMP Negeri 3 Satu Atap Balai consisting of two classes, slass VII A and Class VII B The sample of this study was class class VII A as an experimental class totaling 29 students and class VII B as a control class totaling 29 students selected by cluster random sampling tecnique. The data collection tecnique used is the measurement technique. Data collection tools are posstest tests in the form of essays. Based on the results of data processing obtained an average student learning outcomes posstest data of 70,52 hypothesis testing with independent sample t-test with α = 5% obtained = 0,000 and = 0,05 then Ha is accepted. This means that there is an influence of metakognition strategis on student learning outcomes in the tempereture material, in class VII SMP Negeri 3 Satu Ata Balai. The calculatoin of the effect size obtained by 2,15 can be concluded that the metakognition strategy affects the learning outcomes of students with high criteria.Keywords: Metacognition Strategies, Temperature, Learning Outcomes
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Putri Sepdikasari Dirgantoro, Kurnia. "PENDEKATAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA." M A T H L I N E : Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika 3, no. 1 (February 20, 2018): 1–10. http://dx.doi.org/10.31943/mathline.v3i1.78.

Full text
Abstract:
Pola pikir zaman sekarang yang menuntut segala sesuatu menjadi serba cepat dan instan sering kaliterbawa oleh siswa di sekolah. Ketika mengerjakan soal, siswa akan merasa puas ketika merekasudah menemukan jawabannya. Entah jawabannya benar atau tidak, sangat jarang ditemui siswayang kembali mengecek pekerjaan mereka. Di dalam proses pembelajaran pun, siswa dinilaikurang mampu dalam menganalisa kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya untuk dapatmemaksimalkan proses belajar. Mengerjakan seadanya yang penting selesai seringkali menjadislogan para siswa saat ini. Padahal kemampuan menganalisa kelemahan maupun kelebihan yangdimiliki adalah kemampuan yang penting, khususnya dalam belajar matematika. Kesadaran akankelebihan dan kekurangan ini dinamakan kesadaran metakognisi. Dalam belajar matematikaketerampilan ini perlu dikembangkan. Untuk itu artikel ini akan membahas mengenai pembelajaranmatematika dengan menggunakan pendekatan keterampilan metakognitif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Siswati, Bea Hana, Slamet Hariyadi, and Aloysius Duran Corebima. "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RQAAD TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF MAHASISWA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BIOLOGI." Jurnal Pendidikan Biologi 12, no. 2 (June 24, 2021): 129. http://dx.doi.org/10.17977/um052v12i2p129-135.

Full text
Abstract:
Abstrak. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang dapat dengan mudah dipahami oleh peserta didik dan informasi-informasi yang diperoleh bisa bertahan lama di dalam Long Term Memory (LTM) peserta didik. Pembelajaran di masa pandemic Covid-19 yang dilakukan secara daring tentu tidak berbeda dengan pembelajaran yang dilakukan secara luring. Suatu model/strategi pembelajaran tetap bisa digunakan dalam pembelajaran, termasuk juga model pembelajaran RQAAD (Reading, Questioning, Answering, Analyzing, Discussing). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran RQAAD terhadap motivasi belajar dan keterampilan metakognisi mahasiswa. Penelitian ini menggunakan penelitian kuasi eksperimen yang membandingkan kelas yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran RQAAD dan yang tidak menggunakannya. Motivasi belajar mahasiswa diukur dengan skala motivasi sedangkan keterampilan metakognitif diukur dengan rubrik keterampilan metakognitif. Penelitian dilakukan pada mahasiswa semester 3 tahun akademik 2020/2021 yang terdiri dari 62 mahasiswa. Pembelajaran RQAAD terbukti berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar dan keterampilan metakognitif mahasiswa yang menempuh matakuliah Strategi Belajar Mengajar Biologi. Rerata skor terkoreksi motivasi belajar kelas eksperimen 5,61 persen lebih tinggi dari kelas kontrol dan rerata terkoreksi keterampilan metakognitif kelas eksperimen 16,01 persen lebih tinggi dibanding kelas kontrol.Abstract. Learning during the COVID-19 pandemic that is done online is certainly no different from learning that is done offline. A learning model/strategy can still be used in learning, including the RQAAD (Reading, Questioning, Answering, Analyzing, Discussing) learning model. This study aims to determine the effect of the RQAAD learning model on student motivation and metacognitive skills. The research method used is quasi-experimental by comparing classes that are treated using the RQAAD learning model and those who do not. Student learning motivation is measured by the motivation scale while metacognitive skills are measured by the metacognitive skills rubric. The research was conducted on 3rd semester students of the 2020/2021 academic year consisting of 62 students. Learning RQAAD proved to have a significant effect on learning motivation and metacognitive skills of students taking Biology Teaching and Learning Strategies Course. The mean score of corrected learning motivation in the experimental class is 5.61 percent higher than the control class and the average corrected metacognitive skill in the experimental class is 16.01 percent higher than the control class.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Stark, Robin, Michael Tyroller, Ulrike-Marie Krause, and Heinz Mandl. "Effekte einer metakognitiven Promptingmaßnahme beim situierten, beispielbasierten Lernen im Bereich Korrelationsrechnung." Zeitschrift für Pädagogische Psychologie 22, no. 1 (January 2008): 59–71. http://dx.doi.org/10.1024/1010-0652.22.1.59.

Full text
Abstract:
Ausgehend von einer Analyse von Verständnisschwierigkeiten und Fehlkonzepten Studierender im Bereich Korrelationsrechnung wurde auf der Basis eines Ansatzes situierten, beispielbasierten Lernens eine computerbasierte Lernumgebung («Koralle») konzipiert. Um einen reflektierten und metakognitiv kontrollierten Umgang mit Koralle zu induzieren, wurde eine Promptingmaßnahme in die Lernumgebung integriert. 57 Studierende der Pädagogik und Pädagogischen Psychologie wurden zufällig auf zwei experimentelle Bedingungen verteilt: 28 bearbeiteten Koralle mit Begründungsprompts (EG 1), 29 ohne (EG 2). 67 Studierende bildeten eine Kontrollgruppe (KG), die keinen Zugriff auf Koralle hatte. EG 1 schnitt in einem Nachtest signifikant besser ab als EG 2, die Promptingeffekte waren praktisch relevant und auch noch in einer Follow-up-Messung feststellbar. Der Einfluss der Begründungsprompts auf den Wissenserwerb wurde von der metakognitiven Kompetenz der Studierenden moderiert. Auf Lernzeit und Nutzungsverhalten hatten die Prompts keinen Einfluss. Qualitative Auswertungen der Begründungen sprechen dafür, dass die Prompts primär metakognitive Kontrollaktivitäten induzierten.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Rochmawati, Laila, and Aris Wijanarko. "Peningkatan Kesadaran Metakognitif, Kepercayaan Diri dan Pemahaman Listening Melalui Strategi Pembelajaran Shadowing." Jurnal Penelitian 3, no. 1 (March 1, 2018): 32–37. http://dx.doi.org/10.46491/jp.v3e1.25.32-37.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman listening pada taruna poltekbang Surabaya tingkat 3 semester 5 dengan menggunakan strategi pembelajaran shadowing dan juga bagaimana hal itu dapat mempengaruhi kesadaran listening metakognitf, pemahaman listening dan kepercayaan diri listening mereka.. Untuk tujuan ini, 43 taruna tingkat 3 semester 5 kelas D.III LLU 8AB pada poltekbang Surabaya dengan rentang usia 19-23 tahun pada tingkat kemampuan menengah dalam pelajaran bahasa inggris melalui metode convenience sampling. Mereka secara acak dibagi menjadi dua kelompok eksperimen (n = 21) dan kontrol (n = 22). Kelompok experimen diberikan strategi shadowing pada kelas listening. Data diperoleh melalui tes pemahaman mendengar dan dua kuesioner terkait. Hasil mengungkapkan bahwa strategi pembelajaran shadowing memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kinerja pendengaran peserta didik. Selanjutnya, korelasi antara stategi pembelajaran shadowing dan self-efficacy ditemukan cukup positif meski secara statistik tidak signifikan. Akhirnya, stategi pembelajaran shadowing ditemukan secara signifikan dan positif mempengaruhi frekuensi menggunakan strategi mendengarkan metakognitif. Temuan memiliki implikasi bagi pelajar dan guru bahasa
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Larasati, Rosmadhani Maya, Agung Nugroho, and Sri Harmianto. "Keterampilan Metakognitif Siswa Kelas V dalam Pembelajaran Jarak Jauh di SD Negeri 02 Badak." Jurnal Papeda: Jurnal Publikasi Pendidikan Dasar 2, no. 2 (July 29, 2020): 129–38. http://dx.doi.org/10.36232/jurnalpendidikandasar.v2i2.528.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui keterampilan metakognitif siswa kelas 5 dalam proses pembelajaran jarak jauh di SD Negeri 02 Badak. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif. Partisipan dalam penelitian yaitu guru, wali siswa, dan siswa kelas 5 dengan metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji keabsahan data yang digunakan yaitu triangulasi teknik dan sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran jarak jauh dalam rangka membentuk keterampilan metakognitif siswa dengan guru memberikan teknik pembelajaran kepada siswa untuk membentuk keterampilan metakognitif siswa, mempersiapkan materi yang akan dijelaskan kepada siswa, pengalaman belajar yang bermakna, serta memberikan proses pembelajaran jarak jauh yang menarik untuk membentuk keterampilan metakognitif siswa. Keterampilan metakognitif siswa, guru harus bisa menggunakan beberapa indikator yang menjadi faktor penunjang untuk membentuk keterampilan metakognitif siswa seperti mengidentifikasi tugas yang sedang dikerjakan, mengawasi kemajuan pekerjaan tugas siswa, mengevaluasi kemajuan pekerjaan siswa, serta memprediksi hasil yang akan diperoleh siswa. Keterampilan metakognitif siswa kelas 5 di SD Negeri 02 Badak mempunyai 3 kategori yaitu siswa yang mempunyai keterampilan metakognitif baik, siswa yang mempunyai keterampilan metakognitif sedang, dan siswa yang mempunyai keterampilan metakognitif rendah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Alifiani, Alifiani. "MAPPING MATHEMATICS UNTUK MENGANALISIS PROSES METAKOGNITIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH ALJABAR." JPM : Jurnal Pendidikan Matematika 1, no. 1 (February 14, 2015): 22. http://dx.doi.org/10.33474/jpm.v1i1.406.

Full text
Abstract:
Dalam proses pemecahan masalah terdapat peran metakognitif yang mempengaruhi proses pemecahan masalah. Proses pemecahan masalah menjadi lebih efektif apabila siswa melibatkan proses metakognitifnya. Oleh karena itu, perlu ada perhatian terhadap proses metakognitif siswa. Memahami proses metakognitif siswa sangat penting dilakukan dalam upaya menentukan model pembelajaran yang tepat. Dalam usaha memahami proses metakognitif siswa dapat digunakan metode analisis tematik dengan bantuan mapping mathematics. Mapping mathematics merupakan diagram yang menggambarkan struktur hasil analisis tematik. Berdasarkan hasil penelitian, mapping mathematics terbukti dapat membantu dalam memahami proses metakognitif siswa dalam memecahkan masalah aljabar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Indra, Wawan, Hilarius Jago Duda, and Markus Iyus Supiandi. "PENGARUH MODEL PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN METAKOGNITIF SISWA PADA METERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA." JPBIO (Jurnal Pendidikan Biologi) 3, no. 2 (December 18, 2018): 09–17. http://dx.doi.org/10.31932/jpbio.v3i2.296.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model problem solving terhadap kemampuan metakognitif siswa ditingkat Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Sungai Tebelian. Kemampuan metakognitif merupakan suatu potensis yang ada didalam diri peserta didik. Pendekatan penelitian yang digunakan berupa pendekatan kuantitatif, metode eksperimen dengan bentuk penelitian quasi eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sungai Tebelian terdiri dari 84 siswa dengan jumlah sampel sebanyak 42 siswa, kelas VIII A (21) sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII D (21) sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan metakognitif berupa soal essay sebanyak 6 item. Data yang diperoleh dari hasil analisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif berupa nilai rerata dan inferensial berupa hasil t-test. Hasil analisis statistik deskriptif pada kelas eksperimen menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai rerata hasil kemampuan metakognitif pretest dan posttest 38,15%, sedangkan dikelas kontrol terjadi peningkatan dengan rerata hasil kemampuan metakognitif 18,91%. Hasil analisis statistik inferensial menunjukkan bahwa nilai signifikansi hasil kemampuan metakognitif dan kesadaran metakognitif sebesar 0,00 dan lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan hasil kemampuan metakognitif dan melalui penerapan pembelajaran dengan menggunakan model problem solving.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Hermawan, Wawan, Zaenal Abidin, and Edi Junaedi. "PERAN GENDER DAN KESADARAN METAKOGNITIF SISWA SMA DI KABUPATEN KUNINGAN TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI." Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi 10, no. 2 (July 30, 2018): 12. http://dx.doi.org/10.25134/quagga.v10i2.904.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran gender dan kesadaran metakognitif siswaSMA terhadap hasil belajar kognitif biologi. Penelitian menggunakan metode survey denganpopulasi adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri di Kabupaten kuningan yang melaksanakankurikulum 2013. Sampel penelitian sebanyak 253 siswa dengan teknik cluster randomsampling. Instrumen penelitian adalah angket MAI (Metacognitive Awareness Inventory) untukmengetahui tingkat kesadaran metakognitif. Analisis data untuk mengetahui pengaruh genderdan kesadaran metakognitif terhadap hasil belajar menggunakan regresi linier berganda.Distribusi frekuensi setiap variabel di analisis menggunakan deskriptif frequencies. Analisisperbedaan rata- rata hasil belajar antara siswa laki-laki dan siswa perempuan mengunakan Ttest.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ; 1) tidak ada pengaruh gender terhadap hasilbelajar biologi siswa 2) terdapat pengaruh kesadaran metakognitif terhadap-hasil belajarbiologi dan 3) terdapat pengaruh gender dan kesadaran metakognitif secara bersama-samaterhadap hasil belajar biologi.Kata kunci: gender, kesadaran metakognitif, dan hasil belajar biologi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Mohd Khalid, Farhana Aida, Nik Nur Ainaa Athirah Rozaimi, and Hafsah Taha. "Perlakuan Metakognitif Pelajar Tingkatan Empat di Sekolah Hulu Selangor dalam Menyelesaikan Masalah Matematik." Journal of Science and Mathematics Letters 8, no. 2 (September 21, 2020): 74–85. http://dx.doi.org/10.37134/jsml.vol8.2.10.2020.

Full text
Abstract:
Kajian ini bertujuan mengenal pasti perlakuan metakognitif murid Tingkatan Empat dalam menyelesaikan masalah Matematik. Secara spesifiknya kajian ini mengenal pasti perbezaan tahap perlakuan metakognitif murid dalam menyelesaikan masalah Matematik berdasarkan jantina dan tahap pencapaian Matematik mereka. Kajian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan reka bentuk kaedah tinjauan. Instrumen yang digunakan ialah borang soal selidik metakognitif yang merangkumi konstruk kesedaran, strategi kognitif, perancangan dan pengesanan kendiri serta menggunakan instrumen ujian. Dapatan menunjukkan tahap perlakuan metakognitif murid Tingkatan Empat dalam menyelesaikan masalah bagi konstruk kesedaran, strategi kognitif, perancangan dan pengesanan kendiri adalah tinggi. Hasil analisis ujian-t menunjukkan bahawa tidak terdapat perbezaan signifikan antara tahap perlakuan metakognitif murid berdasarkan jantina. Kajian juga menunjukkanidak terdapat perbezaan yang signifikan antara tahap perlakuan metakognitif murid dalam menyelesaikan masalah Matematik berdasarkan tahap pencapaian mata pelajaran tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Pertiwi, Faninda Novika, Ahmadi Ahmadi, and Wirawan Fadly. "Analisis Tingkat Kemampuan Metakognitif Mahasiswa Melalui Mai (Metacognitive Awareness Inventory) Pada Eksperimen Berbasis Problem Solving." Kodifikasia 12, no. 1 (August 24, 2018): 35. http://dx.doi.org/10.21154/kodifikasia.v12i1.1417.

Full text
Abstract:
Pembelajaran fisika harus bermakna, yaitu didalamnya menekankan pada fisika sebagai produk, sebagai proses, dan sebagai sikap. Dua hal dalam pembelajaran fisika yang tidak dapat dipisahkan yaitu pengamatan dalam eksperimen dan telaah teori. Eksperimen fisika hendaknya memungkinkan mahasiswa terlibat langsung dalam segala proses mulai dari tahap merumuskan tujuan eksperimen sampai mengambil kesimpulan dari eksperimen yang telah dilakukan. Salah satu metode yang dapat memfasilitasi keberhasilan tujuan eksperimen fisika adalah dengan metode problem solving. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kemampuan metakognitif mahasiswa yang melaksanakan eksperimen fisika dasar berbasis problem solving di IAIN Ponorogo melalui MAI (Metacognitive Awareness Inventory) serta untuk menjelaskan keterkaitan antar indikator (perencanaan diri, pemonitoran diri, dan evaluasi diri) pada kemampuan metakognitif mahasiswa. Data yang dihasilkan penelitian ini adalah data kemampuan metakognitif mahasiswa yang telah diukur menggunakan lembar kuesioner MAI (Metacognitive Awareness Inventory). Analisis data yang digunakan yaitu analisis korelasi product moment. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu bahwa eksperimen fisika dasar berbasis problem solving ini sangat baik untuk mengoptimalkan kemampuan metakognitif mahasiswa. Hal ini terbukti ketika eksperimen fisika dasar yang dilaksanakan berbasis problem solving ternyata tingkat kemampuan metakognitif mahasiswa mencapai 153,459 yang artinya tingkat kemampuan metakognitif mahasiswa pada kategori super (berkembang sangat baik). Hal ini menandakan bahwa mahasiswa menggunakan kesadaran metakognitif secara teratur untuk mengukur proses berpikir dan belajarnya secara mandiri. Selain tingkat kemampuan metakognitif, ternyata ada keterkaitan antar ketiga indikator kemampuan metakognitif. Keterkaitan indikator perencanaan diri dan pemonitoran diri adalah sebesar 0,901, keterkaitan indikator pemonitoran diri dan evaluasi diri adalah sebesar 0,891, dan keterkaitan indikator perencanaan diri dan evaluasi diri adalah sebesar 0,926. Ketiganya menunjukkan korelasi positif yang sangat kuat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Susilawati, Susilawati. "Using Metacogntive Strategies To Monitor Second Language Reading Comprehension." DEIKSIS 11, no. 02 (May 10, 2019): 175. http://dx.doi.org/10.30998/deiksis.v11i02.3676.

Full text
Abstract:
<p class="5AbstrakIsi">Membaca merupakan sebuah proses yang aktif, membaca melibatkan kesadaran kognitif dan <em>metacognitif</em>. Penelitian ini dilkukan untuk menganalisis seberapa sering mahasiswa menggunakan strategi metakognitif untuk mengembangkan pemahaman mereka dalam memahami teks berbahasa Inggris. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif deskriptif untuk menggambarkan strategi metakognitif mahasiswa. Data dikumpulkan dari 104 mahasiswa yang merespon kuesioner strategi metakognitif. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa di bawah 50% dari mahasiswa yang menggunakan masing-masing strategi metakognitif mereka sebelum dan ketika membaca.</p><p align="center"> </p><p><strong>Kata Kunci:</strong> Membaca, pemhaman, strategi, metakognitif, manfaat</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Siswati, Bea Hana, Slamet Hariyadi, and Aloysius Duran Corebima. "HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR KRITIS DAN METAKOGNITIF TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RWRS." LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA 10, no. 2 (November 7, 2020): 74–82. http://dx.doi.org/10.24929/lensa.v10i2.110.

Full text
Abstract:
Pembelajaran daring bukan suatu alasan untuk para pendidik tidak menggunakan suatu model pembelajaran. Model pembelajaran diterapkan dengan tujuan untuk melatih kemampuan berpikir salah satunya adalah keterampilan berpikir kritis dan keterampilan metakognitif. Keterampilan abad 21 perlu dibelajarkan kepada peserta didik termasuk juga kepada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adakah hubungan antara keterampilan berpikir kritis dan keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar mahasiswa pendidikan biologi. Metode penelitian yang digunakan ialah penelitian korelasional yang melibatkan 64 mahasiswa semester 2. Data penelitian diambil menggunakan instrumen rubrik keterampilan berpikir kritis dan keterampilan metakognitif. Data yang didapatkan dianalisis dengan bantuan software aplikasi SPSS 23. Hasil analisis data menunjukkan ada hubungan positif antara keterampilan berpikir kritis dan keterampilan metakognitif dengan hasil belajar mahasiswa dengan nilai signifikansi 0,001. Besar sumbangan relative keterampilan berpikir kritis dan keterampilan metakognitif dengan hasil belajar sebesar 21,5%. Besar sumbangan efektif keterampilan berpikir kritis 3,5% dan sumbangan efektif keterampilan metakognitif 18% terhadap hasil belajar mahasiswa pendidikan biologi. Adanya hubungan yang signifikan ini maka disarankan untuk para pendidik khususnya dosen mempertimbangan model RWRS agar diterapkan di pembelajaran agar mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis, keterampilan metakognitif dan hasil belajar mahasiswa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Supriatna, Ecep, and Tuti Alawiyah. "Studi Keterampilan Metakognitif pada Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Margaasih Kabupaten Bandung." Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 7, no. 4 (December 31, 2019): 471–80. http://dx.doi.org/10.15575/irsyad.v7i4.1772.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat keterampilan metakognitif siswa (SMAN) 1 Margaasih Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan melibatkan 356 siswa sebagai partisipan yang terdiri 160 siswa laki-laki dan 196 siswa perempuan dari kelas X, XI, dan XII. Data dijaring dari dua instrument penelitian yaitu formulir informasi pribadi ( Personal Information Form) yang dikembangkan oleh peneliti untuk menjaring data yang berkaitan dengan tingkat kelas dan jenis kelamin serta Skala Keterampilan Metakognitif ( Metacognitif Skills Scale) yang diadaptasi dari Tuncer and Kaysi (2013). Temuan penelitian menunjukan bahwa siswa memiliki keterampilan metakognitif yang tinggi yang terdiri dari tiga aspek yaitu keterampilan berpikir reflektif untuk menyelesaikan masalah, keterampilan membuat keputusan dan keterampilan membuat evaluasi alternatif. Hasil keterampilan metakognitif berdasarkan level kelas menunjukan bahwa keterampilan metakognitif siswa mengingat seiring dengan meningkatnya level kelas mereka. Dari aspek gender, hasil penelitian menunjukan bahwa siswa laki-laki dan siswa perempuan memeiliki tingkat keterampilan metakognitif yang relatif sama.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Fredi Ganda Putra, Dwi Susanti, Chairul Anwar, Netriwati, Kiki Afandi, and Santi Widyawati. "Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Tipe POE dan Aktivitas Belajar terhadap Kemampuan Metakognitif." INOMATIKA 2, no. 2 (June 23, 2020): 1–13. http://dx.doi.org/10.35438/inomatika.v2i2.199.

Full text
Abstract:
Menghafal rumus-rumus tanpa memahami konsepnya merupakan suatu kendala dalam aktivitas belajar peserta didik saat ini. Oleh sebab itu, perlu diterapkannya pembelajaran yang bisa membuat peserta didik untuk aktif dalam memahami konsep materi yang pendidik berikan di kelas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) pengaruh model pembelajaran Discovery Learning tipe POE ( Preiction, observation, and Explanation) terhadap kemampuan metakognitif; (2) pengaruh aktivitas belajar terhadap kemampuan metakognitif; (3) interaksi antara model pembelajaran Discovery Learning tipe POE dan aktivitas belajar terhadap kemampuan metakognitif. Penelitian ini menerapkan penelitian eksperimen, yaitu dilaksanakan melalui eksperimentasi atau percobaan. Jenis eksperimen yang digunakan yaitu Quasy Experiment, yaitu desain yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak sepenuhnya berfungsi untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh model pembelajaran Discovery Learning tipe POE terhadap kemampuan metakognitif; (2) terdapat pengaruh aktivitas belajar terhadap kemampuan metakognitif peserta didik; (3) tidak ada interaksi antara model pembelajaran Discovery Learning tipe POE dan aktivitas belajar terhadap kemampuan metakognitif peserta didik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Yuliani, Yuliani, Mimin Nurjhani, and Suhara Suhara. "Pengaruh Metode Demonstrasi Berbasis Predict-Observe-Explain (POE) terhadap Kemampuan Metakognitif Siswa pada Materi Pemanasan Global." BIOEDUSCIENCE: Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains 3, no. 1 (June 27, 2019): 41. http://dx.doi.org/10.29405/j.bes/3141-472159.

Full text
Abstract:
Background: Kemampuan metakognitif merupakan kemampuan berpikir bagaimana untuk berpikir. Kemmapuan tersebut merupakan salah satu sasaran pembelajaran yang dituntut oleh kurikulum. Pada kenyataannya, di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung, kemmapuan metakognitif siswa jarang dikembangkan padahal kemampuan metakognitif sangat penting dan dapat menunjang kemampuan akademik siswa. Metode Untuk itu, dalam penelitian ini dilaksanakan sebuah pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi berbasis predict-observe-explain (POE) yang diharapkan dapat menunjang pencapaian kemampuan metakognitif siswa sesuai dengan tuntutan kurikulum. Siswa yang terlibat dalam penenlitian ini adalah satu kelas VII B yang dipilih secara acak. Pengukuran kemampuan metakognitif siswa dilakukan dengan menggunakan soal-soal jenis metakognitif yang dibuat oleh penulis sendiri dengan memperhatikan indikator. Pengukuran dilakukan sebelum dan setelah perlakuan. Hasil: Untuk mendukung data hasil penelitian, digunakan angket yang diadopsi dari Schraw & Dennison (1994) yaitu angket Metacognitive Awareness Inventory (MAI) yang diberikan setelah perlakuan. Kesimpulan: Uji T menunjukan menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata secara signifikan sebelum dan setelah perlakuan menggunakan metode demonstrasi berbasis POE.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Hartin, Alvionica, Tomo Djudin, and Nurussaniah Nurussaniah. "Kemampuan Metakognitif Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Ditinjau Dari Jenis Kelamin Pada Materi Listrik Statis." Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan (JPFK) 6, no. 1 (March 19, 2020): 39. http://dx.doi.org/10.25273/jpfk.v6i1.5472.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil kemampuan metakognitif siswa di dalam menyelesaikan soal pada materi listrik statis, mengetahui bagaimana kemampuan metakognitif siswa berdasarkan jenis kelamin. Metode yang digunkan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Bentuk penelitian adalah survei, instrumen adalah angket kemampuan metakognitif dan soal tes essai listrik statis. Sampel penelitian adalah siswa kelas XII MAN 1 Singkawang berjumlah 25 orang siswa laki-laki dan 30 orang siswa perempuan. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan statisik deskriptif dan uji t indenpendent sampel menggunakan SPSS. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, rata-rata kemampuan metakognitif pada aspek perencanaan sebesar 76,59%, aspek monitoring sebesar 73,09% dan evaluasi sebesar 67,64%. Terdapat perbedaan antara kemampuan metakognitif siswa laki-laki dan siswa perempuan dengan nilai (thitung = 2,236 &gt; ttabel = 2,005).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Mistianah, Mistianah. "Analisis Perbedaan Gender pada Kemampuan Marsi (Metacognitive Awarness Reading Strategy) Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi IKIP Budi Utomo Malang." Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya 26, no. 1 (April 7, 2020): 1–7. http://dx.doi.org/10.33503/paradigma.v26i1.639.

Full text
Abstract:
Kemampuan metakognitif dalam membaca merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gender dengan kemampuan metakognitif mahasiswa Pendidikan Biologi IKIP Budi Utomo Malangdalam membaca. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket Metacognitive Awareness of Reading Strategies Inventory (MARSI) yang diadaptasi dari Mokhtari dan Reichard (2002). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa perempuan memiliki kemampuan metakognitif dalam membaca lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa laki-laki. Temuan menunjukkan bahwa siswa menerapkan strategi pemecahan masalah yang paling tinggi dibandingkan dengan strategi membaca metakognitif lainnya, sedangkan strategi yang paling jarang digunakan adalah strategi pendukung membaca.Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita untuk kedua strategi ini.Penelitian selanjutnya seharusnya menyelidiki cara-cara untuk meningkatkan keterampilan metakognitif dalam membaca sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan prestasi akademik mahasiswa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Indarini, Endang, Tri Sadono, and Maria Evangeli Onate. "PENGETAHUAN METAKOGNITIF UNTUK PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK." Satya Widya 29, no. 1 (June 5, 2013): 40. http://dx.doi.org/10.24246/j.sw.2013.v29.i1.p40-46.

Full text
Abstract:
<p>Tulisan ini akan menghadirkan pemaparan singkat mengenai pengetahuan metakognitif yang merupakan dimensi terpenting dari Revisi Taksonomi Bloom. Pengetahuan Metakognitif sekiranya perlu menjadi perhatian penting di dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas di Indonesia yang sebenarnya<br />mampu diterapkan di dalam Kurikulum 2013. Hal itu bisa dilihat dari tujuan kurikulum 2013 yaitu untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui<br />setelah menerima materi pembelajaran. Oleh karena itu, menjadi penting apabila para pendidik dan peserta didik mempunyai pengetahuan metakognitif dalam dirinya. Pengetahuan metakognitif merupakan salah satu dimensi pengetahuan dari Taksonomi Revisi. Pengetahuan metakognitif meliputi<br />pengetahuan tentang strategi umum yang dapat digunakan untuk tugas yang berbeda, pengetahuan tentang kondisi di mana strategi ini dapat digunakan, pengetahuan tentang sejauh mana strategi yang efektif, dan pengetahuan tentang diri. Pengetahuan Metakognitif terdiri dari pengetahuan akan strategi<br />belajar, Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif dan pengetahuan diri.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Milama, Burhanudin, Ade Ira Nurjanah, and Dila Fairusi. "Students Metacognitive Level on Solving Chemistry Problems." TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society 4, no. 1 (June 7, 2017): 63–73. http://dx.doi.org/10.15408/tjems.v4i1.5846.

Full text
Abstract:
Abstract Metacognitive is knowledge and understanding of the cognitive process or knowledge of mind, and it’s work. Metacognitive is needed on solving the problem. Every student has different metacognitive abilities. This research is to describe students metacognitive level on solving chemicals molarity problem. This research was held in SMAN in South Tangerang, by 104 students as the subject research. This research is a quantitative descriptive by the essay results as the data. This result is analyzed, and the metacognitive level is stated based on the indicators. As the results of this research are 14.42% students are in Aware Use level, 73.08% in metacognitive Strategic Use level and 12.50% in metacognitive Reflective Use level. Metacognitive Reflective Use is the level for the high score students. Metacognitive Strategic Use is for middle score students. And metacognitive Aware Use for the low score students. Metacognitive Strategic Use level as the average. Most of the students can use and realized the right strategy on solving problems. Male students have a metacognitive level that is higher than for women. Abstrak Metakognitif adalah pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognisi, atau pengetahuan tentang pikiran dan cara kerjanya. Dalam memecahkan masalah kimia, memerlukan keterlibatan metakognitif. Setiap siswa memiliki kemampuan metakognitif yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan level metakognitif siswa dalam memecahkan masalah pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri di Tangerang Selatan dengan subjek penelitian sebanyak 104 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif sehingga datanya berupa hasil tes essai. Hasil tes essai tersebut dianalisis dan ditentukan level metakognitifnya berdasarkan indikator yang telah dibuat. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebanyak 14.42 % siswa berada pada level metakognitif Aware Use, sebanyak 73.08 % siswa berada pada level metakognitif Strategic Use dan sebanyak 12.50 % siswa berada pada level metakognitif Relective Use. Siswa yang memiliki hasil belajar yang tinggi di dalam kelas berada pada level metakognitif Reflective Use. Siswa yang memiliki hasil belajar yang sedang di dalam kelas berada pada level metakognitif Strategic Use. Dan siswa yang memiliki hasil belajar yang rendah di dalam kelas berada pada level metakognitif Aware Use. Rata-rata level metakognitif siswa berada pada level metakognitif Strategic Use, karena rata-rata siswa dapat menggunakan dan menyadari strategi yang tepat dalam menyelesaikan masalah, tidak hanya mampu memahami masalah. How to Cite : Nurjanah, A., I. Milama, B. Fairusi, D. (2017). Students Metacognitive Level on Solving Chemistry Problems. TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, 4(1), 63-73. doi:10.15408/tjems.v4i1.5846. Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/tjems.v4i1.5846
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Hidayat, Syarif, Yulanda Nur Rojabi, and Nida Audia Rahmawati. "Profil Keterampilan Metakognitif Peserta Didik Pada Konsep Bakteri Kelas X MIPA Di Kota Tasikmalaya." Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi 12, no. 2 (July 1, 2020): 176. http://dx.doi.org/10.25134/quagga.v12i2.2327.

Full text
Abstract:
Metakognitif adalah suatu tingkatan dalam proses berpikir yang digunakan peserta didik untuk memecahkan suatu permasalahan, memiliki kesadaran terhadap proses berpikirnya dan mengontrol cara berpikirnya. Peserta didik yang menggunakan metagoknitifnya ketika memecahkan suatu permasalahan akan lebih berhasil dibandingkan dengan peserta didik yang tidak menggunakan metakognitifnya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan keterampilan metakognitif peserta didik SMA menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran bakteri. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Partisipan adalah kelas X MIPA 5 di Kota Tasikmalaya sebanyak 40 peserta didik. Partisipasi ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data keterampilan metakognitif dilakukan dengan wawancara. Berdasarkan hasil wawancara peserta didik yang melakukan keterampilan metakognitif pada tahap planning sebesar 43.3%, monitoring sebesar 48.5% dan evaluating� sebesar 56.9%. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan metakognitif peserta didik SMA Terpadu di Kota Tasikmalaya pada mata pelajaran biologi sudah berkembang namun belum ditingkatkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Eriawati, Eriawati. "Aplikasi Keterampilan Metakognitif Dalam Pembelajaran Ekosistem Di MAN Rukoh." BIOTIK: Jurnal Ilmiah Biologi Teknologi dan Kependidikan 1, no. 1 (August 24, 2015): 60. http://dx.doi.org/10.22373/biotik.v1i1.214.

Full text
Abstract:
Penelitian ini berjudul aplikasi keterampilan metakognitif dalam pembelajaran ekosistem di MAN Rukoh, pada hakekatnya penelitian ini tentang keterampilan metakognitif pada siswa di MAN Rukoh, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas X MAN Rukoh serta untuk mengetahui hubungan antara keterampilan metakognitif dengan hasil belajar kognitif siswa kelas X MAN Rukoh. Metode yang digunakan adalah pra-eksperimental dengan jumlah sampel 23 orang siswa. Rata-rata hasil belajar siswa setelah Proses Belajar Mengajar (PBM) 71, rata-rata keterampilan metakognitif siswa adalah 27. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui hubungan keterampilan metakognitif dengan hasil belajar adalah uji korelasi product moment pada taraf signifikan 0,05. Korelasi antara keterampilan metakognitif dan hasil belajar kognitif diperoleh rhitung = 0.669, sedangkan rtabel = 0,413, dimana r hitung lebih besar dari pada r tabel yang berarti Ha diterima sedangkan Ho ditolah. Hubungan antara keterampilan metakognitif dengan hasil belajar diperoleh 0,669 yang berarti memiliki hubungan yang cukup diantara kedua variabel tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Keterampilan metakognitif mempengaruhi hasil belajar kognitif siswa kelas X-4 MAN Rukoh, dan ada hubungan positif antara keterampilan metakognitif dengan hasil belajar. Kata Kunci: Aplikasi, Keterampilan Metakognitif dan Pembelajaran Ekosistem The study is entitled the application of metacognitive skills in learning ecosystem in MAN Rukoh. This research has two aims, namelty to determine the effect of metacognitive skills on cognitive learning outcomes of students Class X MAN Rukoh and to investigate the relationship between metacognitive skills and cognitive learning outcomes of students Class X MAN Rukoh. The method used is pre-experimenta. The samples were 23 students. The average of students’ learning outcomes after Teaching and Learning (PBM) was 71, the average of students metacognitive skills was 27. The product moment correlation was used to analyze the data of the relationship of metacognitive skills to learning outcomes at the significance level of 0.05. The correlation between metacognitive skills and cognitive learning outcomes obtained rcounting = 0.669, while rtable = 0.413, where r-count is higher than the r-table meaning while Ha was accepted and Ho was rejected. The relationship between metacognitive skills to the learning outcomes obtained 0.669 which means having a sufficient relationship between the two variables. The conclusion of this study is the metacognitive skills affect cognitive achievement grade 4 X-MAN Rukoh, and there is a positive relationship between metacognitive skills to learning outcomes. Keywords: Application, Metacognitive Skills and Learning Ecosystems
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Fahmi, Nurdiana, Bornok Sinaga, and Wamington Rajagukguk. "ANALISIS KEMAMPUAN METAKOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DI SMP NEGERI 4 BENDAHARA ACEH TAMIANG." Paradikma: Jurnal Pendidikan Matematika 13, no. 2 (December 18, 2020): 68–72. http://dx.doi.org/10.24114/paradikma.v13i3.23713.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) kemampuan metakognitif siswa dalam menyelesaikan masalah, 2) jenis-jenis kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika, 3) proses jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk menganalisis kemampuan metakognitif siswa dalam menyelesaikan masalah matematika dengan pembelajaran berbasis masalah. subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bendahara Aceh Tamiang. Subjek yang dikenai wawancara mendalam terdiri dari 4 kategori yaitu : satu orang siswa dengan kemampuan tinggi, satu orang siswa dengan kemampuan sedang, satu orang siswa dengan kemampuan rendah dan satu orang siswa dengan banyak kesalahan. Data diperoleh dari tes yang diberikan dalam bentuk essay dan wawancara yang mendalam. Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan metakognitif siswa dalam menyelesaikan masalah matematika pada pembelajaran berbasis masalah pada materi penerapan konsep operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dalam menyelesaikan masalah sehari-hari.berdasarkan analisis data diperoleh bahwa : 1) Siswa dengan kemampuan penyelesaian masalah tinggi memiliki tingkat kemampuan metakognitif Strategic Use, siswa dengan kemampuan sedang memilikitingkat metakognitif Aware Use, dan siswa dengan kemampuan rendah memiliki kemampuan metakognitif Tacit Use. 2) jenis kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan kesulitan fakta, konsep, prinsip dan prosedur.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Sihaloho, Lasmita, Agus Rahayu, and Lili Adi Wibowo. "PENGARUH METAKOGNITIF TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI EFIKASI DIRI SISWA." JURNAL EKONOMI PENDIDIKAN DAN KEWIRAUSAHAAN 6, no. 2 (October 26, 2018): 121. http://dx.doi.org/10.26740/jepk.v6n2.p121-136.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh metakognitif terhadap hasil belajar ekonomi melalui efikasi diri. Pengukuran metakognitif menggunakan the metacognitive assessment inventory (MAI) yang mengukur pengaturan kognisi dan pengetahuan kognisi. Pengukuran hasil belajar menggunakan nilai Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran Ekonomi. Pengukuran efikasi diri mencakup magnitude atau level, strength, dan generality. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPS SMA di Bandung. Sampel sebanyak 362 siswa diambil dengan menggunakan teknik proporsional random sampling. Metode penelitian adalah survey menggunakan pendekatan deskriptif. Data dianalisis dengan analisis jalur (path anlysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Sebagian besar siswa kelas XI IPS SMA di Bandung memiliki: tingkat metakognitif tinggi, tingkat efikasi diri tinggi, dan hasil pembelajaran ekonomi dalam kategori sedang; (2) Metakognitif berpengaruh positif dan signifikan terhadap efikasi diri; (3) Metakognitif berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui efikasi diri).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Setiawan, Deny, Siti Zubaidah, and Susriyati Mahanal. "Minat baca dan keterampilan metakognitif pada pembelajaran biologi melalui model pembelajaran remap think pair share." JPBIO (Jurnal Pendidikan Biologi) 5, no. 1 (April 7, 2020): 88–95. http://dx.doi.org/10.31932/jpbio.v5i1.651.

Full text
Abstract:
Keterampilan metakognitif dan minat baca akan dapat diberdayakan melalui model pembelajaran yang sesuai. Penelitian bertujuan untuk mengetahui 1) peningkatan minat baca dan keterampilan metakognitif melalui penerapan model pembelajaran Remap Think Pair Share, dan 2) hubungan antara minat baca terhadap keterampilan metakognitif pada pembelajaran Biologi berbasis Remap TPS. Penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimental dengan menggunakan metode deskriptif-korelasional. Data minat baca diperoleh dengan instrumen angket minat baca, sedangkan keterampilan metakognitif diukur dengan menggunakan rubrik yang terintegrasi tes esai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) adanya peningkatan sebesar 1,80% pada aspek minat baca dan keterampilan metakognitif sebesar 122,19% melalui penerapan Remap TPS; 2) tidak terdapat hubungan antara minat baca dan keterampilan metakognitif pada Remap TPS. Oleh karena itu, model pembelajaran Remap TPS dapat digunakan sebagai alternatif dalam meningkatkan minat baca dan keterampilan metakognitif jika dilakukan secara berkelanjutan.Kata kunci: Minat baca, keterampilan metakognitif, remap TPS Reading interest and metacognitive skills on biology course through remap think pair share model. Metacognitive skills and reading interest could be empowered through spesific learning model. This current study aims to investigate 1) the improvement of reading interest and metacognitive skills during the process of learning in Remap Think Pair Share learning models, and 2) the relationship between reading interest to metacognitive skills through Remap TPS learning models. This research was a pra-experimental study using descriptive-correlational method. Reading interest data was obtained by reading interest questionnaire instruments, while metacognitive skills were used by using an integrated rubric essay test. The results showed that: 1) the improvement by 1.80% for students reading interest and metacognitive skills by 122.19% through Remap TPS; 2) there was no relationship between reading interest and metacognitive skills in TPS Remap. Therefore, the Remap TPS learning model can be used as an alternative in empower reading interest and metacognitive skills when used sustainably.Keywords: Reading interest, metacognitive skills, remap TPS
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Korn, J., U. Schweiger, and O. Korn. "Metakognitive Therapie." Nervenheilkunde 33, no. 04 (2014): 259–64. http://dx.doi.org/10.1055/s-0038-1633392.

Full text
Abstract:
ZusammenfassungZu den neueren Entwicklungen der Verhaltenstherapie zählt die Metakognitive Therapie (MCT), die von Adrian Wells entwickelt worden ist. Sie geht davon aus, dass es nicht die Inhalte von Kognitionen, sondern dysfunktionale und für den Patienten schwer zu kontrollierende Muster des Denkens und der Aufmerksamkeitslenkung sind, die psychische Störungen aufrechterhalten. Diese charakteristischen Muster werden als kognitives Aufmerksamkeitssyndrom (CAS) bezeichnet. Das CAS besteht aus einem exzessiven Grübeln und Sich-Sorgen-machen, Gedankenkontrollstrategien sowie einer ausgeprägten Lenkung der Aufmerksamkeit auf potentielle Gefahren. Den Hintergrund für den Einsatz dieser Strategien stellen nach Ansicht der MCT positive metakognitive Überzeugungen dar, die ihren Nutzen für den Patienten betonen. Über die Zeit bilden sich jedoch auch negative metakognitive Überzeugungen hinsichtlich der Unkontrollierbarkeit dieser Prozesse und ihrer Gefährlichkeit. Sie tragen zu einer Aufrechterhaltung der Strategien und dem Einsatz weiterer dysfunktionaler Bewältigungsstrategien bei. Zu ihnen zählen z. B. die Vermeidung von Situationen, der Konsum von Substanzen oder sozialer Rückzug. Diese führen zu einer weiteren Verschlechterung der Symptomatik.Die metakognitive Therapie zielt auf eine Steigerung des metakognitiven Bewusstseins des Patienten und der Wiedererlangung der flexiblen Kontrolle über kognitive Prozesse und Prozesse der Aufmerksamkeitslenkung. Das CAS und dysfunktionale Bewältigungsstrategien werden abgebaut, die ihnen zugrunde liegenden metakognitiven Überzeugungen verändert und alternative Pläne der kognitiven Verarbeitung generiert. Die vorhandenen Studiendaten zur Behandlung verschiedener Störungsbilder deuten darauf hin, dass die MCT trotz einer relativ geringen Sitzungszahl hinsichtlich ihres Therapieerfolges der kognitiven Verhaltenstherapie ebenbürtig sein könnte.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Moritz, Steffen. "Metakognitive Therapien." Zeitschrift für Psychiatrie, Psychologie und Psychotherapie 61, no. 4 (October 2013): 213–15. http://dx.doi.org/10.1024/1661-4747/a000163.

Full text
Abstract:
Metakognition ist ein dehnbarer Begriff, der von verschiedenen klinischen Störungsmodellen verwendet wird. Ein gemeinsamer Nenner dieser Theorien ist, dass es um das wie des Denkens von Menschen mit psychischen Störungen geht (Denken über das Denken), im Unterschied zu kognitiven Therapien, die v. a. auf was, also den Inhalt von Überzeugungen und anderen Kognitionen, abheben. Das vorliegende Heft bringt die unterschiedlichen theoretischen Vorstellungen zusammen und stellt ihre Behandlungsimplikationen vor. Das Themenheft startet mit dem generischen Modell von Adrian Wells. Die weiteren Beiträge fokussieren auf störungsspezifische Ansätze bei Schizophrenie, Depression und Borderline, welche auf die Bewusstwerdung kognitiver Verzerrungen bei Menschen mit psychischen Erkrankungen zielen. Für einige der berichteten Ansätze wurde ein Mehrwert über die Standardbehandlung hinaus gefunden. Für eine abschliessende Bewertung ist jedoch weitere Forschung nötig, insbesondere auch hinsichtlich der wirksamen Bestandteile der einzelnen Therapien.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Gindele, Christopher, and Bartosz Zurowski. "Metakognitive Therapie." PSYCH up2date 13, no. 04 (July 2019): 307–22. http://dx.doi.org/10.1055/a-0826-1115.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Teismann, Tobias, and Michael Simons. "Metakognitive Therapie." Zeitschrift für Klinische Psychologie und Psychotherapie 43, no. 4 (January 2014): 251–58. http://dx.doi.org/10.1026/1616-3443/a000279.

Full text
Abstract:
Die metakognitive Therapie (MCT) wurde von Adrian Wells als generische Therapieform emotionaler Störungen entwickelt. In der MCT gelten kognitive Prozesse sowie deren Steuerung durch metakognitive Überzeugungen als transdiagnostische Störungsdeterminanten. Die auf dem metakognitiven Modell emotionaler Störungen basierende metakognitive Therapie ist eine Kurzzeittherapie mit einem empfohlenen Umfang von fünf bis zwölf Sitzungen. Entsprechend der theoretischen Annahmen stellen die Infragestellung und Modifikation dysfunktionaler Metakognitionen und die Flexibilisierung von Denk- und Aufmerksamkeitsprozessen zentrale therapeutische Strategien dar. Die Wirksamkeit der metakognitiven Therapie wurde in Einzelfalluntersuchungen, unkontrollierten Studien und ersten randomisiert-kontrollierten Studien bestätigt. Die Störungstheorie, das praktisch-therapeutische Vorgehen und die bisherige Studienlage werden im vorliegenden Artikel beschrieben und kritisch diskutiert.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Prastyaninda, Farra Ardilla, Sukarmin Sukarmin, and Suparmi Suparmi. "PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN INKUIRI TERBIMBING DITINJAU DARI KETERAMPILAN METAKOGNITIF DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA." INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA 7, no. 2 (August 15, 2018): 209. http://dx.doi.org/10.20961/inkuiri.v7i2.22976.

Full text
Abstract:
<p>Pembelajaran berbasis masalah masih sulit dilakukan oleh guru maupun siswa. Oleh karena itu tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan hasil belajar: antara siswa yang diberi pembelajaran fisika berbasis <em>problem based learning </em>dengan menggunakan metode eksperimen dan inkuiri terbimbing, antara siswa yang memiliki keterampilan metakognitif tinggi dan rendah, antara siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah, serta mengetahui hasil belajar antara: pembelajaran fisika berbasis <em>problem based learning </em>dengan keterampilan metakognitif siswa, pembelajaran fisika berbasis <em>problem based learning</em> dengan kemampuan berpikir kritis, keterampilan metakognitif dengan kemampuan berpikir kritis siswa, pembelajaran fisika berbasis<em> </em><em>problem based learning</em>, keterampilan metakognitif, dan kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain faktorial 2x2x2. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1 Karangrayung tahun pelajaran 2015/ 2016. Sampel diperoleh dengan teknik <em>cluster random sampling</em> terdiri dari 2 kelas X<sub>4</sub> dan X<sub>5</sub>. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes untuk hasil belajar, keterampilan metakognitif, dan kemampuan berpikir kritis serta teknik dokumentasi untuk mendapatkan data kemampuan awal siswa. Analisis data menggunakan anava univariat. Hasil penelitian ini adalah: (1) pembelajaran fisika berbasis PBL menggunakan inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap hasil belajar siswa; (2) tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki keterampilan metakognitif tinggi maupun rendah; (3) siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi memiliki hasil belajar yang lebih baik dibanding dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah; (4) tidak terdapat interaksi antara pembelajaran fisika berbasis PBL dengan keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar siswa; (5) tidak terdapat interaksi antara pembelajaran fisika berbasis PBL dengan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar siswa; (6) tidak ada interaksi antara kemampuan metakognitif dengan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar; (7) ada interaksi antara pembelajaran fisika berbasis<em> </em>PBL, keterampilan metakognitif, dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar siswa.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Wilhelmsen, Ingvard. "Viktig om metakognitiv terapi." Tidsskrift for Den norske legeforening 131, no. 20 (2011): 2040. http://dx.doi.org/10.4045/tidsskr.11.0871.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Hendi, Asrean, Caswita Caswita, and Een Yayah Haenilah. "Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Strategi Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis siswa." Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika 4, no. 2 (September 25, 2020): 823–34. http://dx.doi.org/10.31004/cendekia.v4i2.310.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran interaktif berbasis strategi metakognitif. Media pembelajaran interaktif ini dikembangkan sebagai penunjang untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Media interaktif ini berbentuk file persentasi dalam bentuk powerpoint. Model penelitian pengembangan yang digunakan adalah Model DDD-E oleh Ivers dan Barron. Tahapan pengembangan peneltian dimulai dari decide, design, develope, dan evaluate. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X TKJ di SMK Harapan Bangsa Ulubelu Kabupaten Tanggamus, tahun pelajaran 2019-2020. Data penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara, angket respon guru terhadap media pembelajaran, dan tes kemampuan berpikir kritis siswa. Media pembelajaran interaktif yang dikembangkan telah valid menurut ahli media dari segi teori pendukung dan struktur pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis metakognitif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil uji di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis strategi metakognitif lebih tinggi dari pada kemampuan berpikir kritis siswa yang tidak menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis stategi metakognitif. Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran interaktif berbasis metakognitif yang dikembangkan lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Zakiah, Nur Eva. "MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNITIF SISWA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED." TEOREMA : Teori dan Riset Matematika 1, no. 1 (July 28, 2017): 27. http://dx.doi.org/10.25157/teorema.v1i1.125.

Full text
Abstract:
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan metakognitif antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open-ended dan siswa yang memperoleh pembelajaran biasa ditinjau dari keseluruhan maupun berdasarkan kategori kemampuan awal matematis (tinggi, sedang, dan rendah). Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan desain kelompok kontrol pretes-postes non equivalent. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMPN 2 Sukahaji Kabupaten Majalengka pada semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014. Penentuan kelas eksperimen dan kontrol menggunakan teknik purposive sampling. Untuk mendapatkan data hasil penelitian digunakan instrumen berupa tes kemampuan metakognitif, lembar observasi aktivitas siswa dan guru, serta pedoman wawancara. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji t, uji Mann-Whitney, dan uji ANOVA dua jalur. Hasil penelitian diperoleh: (1) peningkatan kemampuan metakognitif siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open-ended lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa; (2) ditinjau dari kemampuan awal matematis (KAM) terdapat perbedaan peningkatan kemampuan metakognitif siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open-ended dan siswa yang memperoleh pembelajaran biasa; (3) tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dan KAM terhadap peningkatan kemampuan metakognitif siswa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Bonitalia, Bonitalia, Hendrik Arung Lamba, and Sahrul Saehana. "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI MIA 4 SMAN 2 PALU." JPFT (Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online) 3, no. 1 (June 9, 2015): 23. http://dx.doi.org/10.22487/j25805924.2015.v3.i1.1551.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media powerpoint dengan pendekatan metakognitif berbasis masalah terhadap hasil belajar fisika siswa kelas XI. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuasi, dengan desain penelitian “The Non Equivalen Pretest-Posttest Design”. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI MIA 4 dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar dan angket inventori pendekatan metakognitif. Analisis data tes dilakukan dengan teknik statistik uji-t dua pihak untuk menguji pengaruh media powerpoint dengan pendekatan metakognitif berbasis masalah terhadap hasil belajar fisika. Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian, diperoleh rata-rata skor pretest 9,38 dan standar deviasi 1,93; sedangkan rata-rata skor untuk postest diperoleh 13,47 dan standar deviasi sebesar 2,14. Dari hasil pengujian hipotesis dua pihak (uji-t) diperoleh thitung = 3,55 dan ttabel = 2,00 dengan taraf nyata = 0,05. Dalam hal ini thitung > ttabel. Hal ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa yang diberi perlakuan menggunakan media powerpoint dengan pendekatan metakognitif berbasis masalah dengan kelas siswa yang diberi perlakuan secara konvensional. Dengan media yang digunakan dalam proses pembelajaran, siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan terampil dalam mengerjakan soal-soal yang dibangun oleh kesadaran dan kemampuan berpikirnya sendiri, maka pembelajaran dengan pendekatan metakognitif akan menyadarkan siswa tentang kognitif yang dimilikinya. Kata Kunci : Media Powerpoint, Pendekatan Metakognitif, Hasil Belajar Fisika
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Nurdianti Putri, Nuzul Kurnia, Muhammad Danial, and Nurdin Arsyad. "PENGARUH SIKAP, KONSEP DIRI, DAN KESADARAN METAKOGNITIF TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMAN DI KECAMATAN UJUNG BULU KABUPATEN BULUKUMBA." Chemistry Education Review (CER), no. 1 (March 29, 2018): 73. http://dx.doi.org/10.26858/cer.v0i1.5613.

Full text
Abstract:
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana gambaran deskriptif sikap peserta didik pada mata pelajaran kimia, konsep diri, kesadaran metakognitif, dan hasil belajar kimia peserta didik kelas XI Mia SMAN di Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba, apakah ada pengaruh sikap, konsep diri, dan kesadaran metakognitif, secara bersama-sama terhadap hasil belajar kimia peserta didik kelas, apakah ada pengaruh sikap terhadap hasil belajar kimia, apakah ada pengaruh konsep diri terhadap hasil belajar kimia, apakah ada pengaruh kesadaran metakognitif terhadap hasil belajar kimia, apakah ada interaksi sikap peserta didik pada mata pelajaran kimia dan konsep diri dalam mempengaruhi hasil belajar kimia, apakah ada interaksi konsep diri dan kesadaran metakognitif dalam mempengaruhi hasil belajar kimia peserta didik, apakah ada interaksi sikap peserta didik pada mata pelajaran kimia dan kesadaran metakognitif dalam mempengaruhi hasil belajar kimia peserta didik. Adapun tujuan dari penelitian ini sejalan dengan rumusan masalah Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui penyebaran angket dan tes hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil analisis menunjukkan p – value < 0,05 yang artinya model layak digunakan. Model yang digunakan adalah Y = - 75,003 + 0,171 X1 + 0,611 X­2 + 0,508 X3 + 0,000 X1X2 + 0,000 X1X3 – 0,003 X2X3 . Sikap siswa, konsep diri, dan kesadaran metakognitif siswa berpengaruh signifikan dan positif terhadap hasil belajar kimia baik secara teoritis maupun secara empirik. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa hasil interaksi antar variabel independent tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar kimia siswa, sehingga model terbaik yang dapat digunakan untuk menaksir hasil belajar kimia adalah model tanpa interaksi, yaitu: Y = - 32,875 + 0,113X1 + 0,217X2 + 0,200X3. Kata Kunci: Sikap Siswa, Konsep Diri, Kesadaran metakognitif, Hasil Belajar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Herlina Ahmad, Abdul Latif, Ahmad Al Yakin,. "Digital Classroom untuk Meningkatkan Kemampuan Metakognisi Mahasiswa dalam Pembelajaran Pkn." Celebes Education Review 1, no. 2 (October 29, 2019): 71–79. http://dx.doi.org/10.37541/cer.v1i2.254.

Full text
Abstract:
Abstract: Metacognition relates to students' thinking processes about their own thinking and their ability to use certain learning strategies appropriately in order to develop strategies for understanding and solving problems. Metacognition processes are (1) planning, (2) self-checking, (3) awareness and (4) cognitive strategies. To improve students' metacognition skills, strategies are needed to bridge the improvement. Digital classroom is very appropriate to be used in the 21st century because it is able to integrate ICT in the learning process. Digital classroom referred to in this research is an application made by Google that aims to help lecturers and students organize classes and communicate with students without having to be tied to class schedules in class, besides this application helps lecturers arrange and collect assignments from students and assess assignments the. This research is a development study with a Plomp development model with five stages namely (1) the preliminary investigation phase (Preliminary Investigation Phase), (2) the design phase, (3) the realization / construction phase, (realization / construction phase), ( 4) the test, evaluation and revision phase (test, evaluation and revision phase), and (5) the implementation phase. Based on the results of the analysis obtained by the development of Civics learning through digital classroom in improving students' metacognitive abilities are in a valid, practical, and effective category Abstrak: Metakognisi berhubungan dengan proses berpikir mahasiswa tentang berpikir mereka sendiri dan kemampuan mereka menggunakan strategi-strategi belajar tertentu dengan tepat dalam rangka membangun strategi untuk memahami dan memecahkan masalah. Proses metakognisi yaitu (1) perencanaan, (2) pengecekan sendiri, (3) kesadaran dan (4) strategi kognitif. Untuk meningkatkan kemampuan metakognisi mahasiswa diperlukan strategi yang dapat menjembatani peningkatan tersebut. Digital classroom sangat tepat digunakan dalam abad 21 sebab mampu mengintegrasikan ICT dalam proses pembelajaran. Digital classroom yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu aplikasi yang dibuat oleh google bertujuan untuk membantu dosen dan mahasiswa mengorganisasi kelas serta berkomunikasi dengan mahasiswa tanpa harus terikat dengan jadwal kuliah di kelas, selain itu aplikasi ini membantu para dosen menyusun dan mengumpulkan tugas dari mahasiswa serta menilai tugas tersebut. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan model pengembangan Plomp dengan lima tahapan yaitu (1) tahap pengkajian awal (Preliminary Investigation Phase), (2) tahap perancangan (design phase), (3) tahap realisasi/konstruksi (realization/construction phase), (4) tahap tes, evaluasi dan revisi (test, evaluation and revision phase), serta (5) tahap implementasi (implementation phase). Berdasarkan hasil analisis diperoleh pengembangan pembelajaran PKn melalui digital classroom dalam meningkatkan kemampuan metakognitisi mahasiswa berada pada kategori yang valid, praktis, dan efektif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Fauziana, Anis, Mega Teguh Budiarto, and Wiryanto Wiryanto. "METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION." Phenomenon : Jurnal Pendidikan MIPA 10, no. 2 (December 20, 2020): 160. http://dx.doi.org/10.21580/phen.2020.10.2.5740.

Full text
Abstract:
<p align="center">Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis <em>Realistic Mathematics Education </em>(RME) untuk melatihkan kemampuan metakognitif pada peserta didik di Sekolah Dasar (SD). Perangkat yang dikembangkan berupa Silabus, RPP, Penilaian Hasil Belajar/ PHB (istilah untuk THB dalam kurikulum 2013) dan Tes Kemampuan Metakognitif/ TKM berupa angket kemampuan metakognitif. Proses pengembangan perangkat tersebut mengacu pada model pengembangan Plomp yang terdiri dari lima fase yaitu: (1) fase investigasi awal, (2) fase desain, (3) fase realisasi, (4) fase tes, evaluasi dan revisi, serta (5) fase implementasi. Pada fase tes, evaluasi dan revisi, perangkat yang telah dikembangkan, kemudian diujicoba pada kelas ujicoba. Hasil ujicoba tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan berkualitas baik, dilihat dari: (1) keterlaksanaan kegiatan pembelajaran, yang berkategori terlaksana dengan sangat baik, (2) aktivitas peserta didik dalam pembelajaran yang berkategori aktif, (3) respon peserta didik terhadap pembelajaran yang berkategori positif, (4) ketuntasan belajar siswa secara klasikal juga tercapai. Kegiatan belajar yang terjadi pada setiap pembelajaran baik di kelas ujicoba maupun implementasi mengacu pada <em>learning trajectory</em> yang dikembangkan oleh peneliti. Melalui <em>learning trajectory</em> inilah metakognitif dilatihkan dalam pembelajaran RME dilihat dari aktivitas metakognitif yang dilakukan peserta didik selama pembelajaran, bahkan pada kelas implementasi menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan perangkat berbasis RME<em> </em>ini efektif untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan metakognitif.</p><p> </p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography