To see the other types of publications on this topic, follow the link: Mikro kompozit.

Journal articles on the topic 'Mikro kompozit'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Mikro kompozit.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Pertiwi, Oniel Syukma, Darmawangsa Darmawangsa, and Widyawati Widyawati. "PERBEDAAN KEBOCORAN TUMPATAN RESIN KOMPOSIT NANOFILLER DENGAN KOMPOSISI YANG BERBEDA." B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah 4, no. 2 (March 6, 2019): 104–9. http://dx.doi.org/10.33854/jbdjbd.101.

Full text
Abstract:
Resin komposit merupakan salah satu bahan kedokteran gigi yang terus berkembang hingga saat ini. Pengerutan selama polimerisasi merupakan salah satu kekurangan dari resin komposit sehingga dapat menyebabkan kebocoran mikro. Perbedaan komposisi berpengaruh terhadap terjadinya kebocoran mikro. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan tingkat kebocoran tumpatan resin komposit nanofiller komposisi A dengan resin komposit nanofiller komposisi B. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan mengukur derajat kebocoran mikro pada gigi setelah diberi perlakuan kemudian membandingkan derajat kebocoran mikro antar kelompok. Analisa statistik menggunakan uji Mann-Whitney diperoleh nilai p= 0,014
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Sundari, Iin, Viona Diansari, and Eka Julianti. "PERBANDINGAN TINGKAT KEBOCORAN MIKRO ANTARA RESIN KOMPOSIT DAN GLASS IONOMER CEMENT SEBAGAI BAHAN PENUTUPAN FISURA (EVALUASI IN-VITRO SETELAH SATU BULAN APLIKASI)." Cakradonya Dental Journal 10, no. 2 (October 4, 2018): 121–28. http://dx.doi.org/10.24815/cdj.v10i2.11713.

Full text
Abstract:
Penutupan fisura merupakan metode pencegahan non-invasif yang efektif pada permukaaan gigi dengan pit dan fisura yang dalam dan sempit untuk mencegah terjadinya karies. Bahan penutupan fisura yang sering digunakan adalah resin komposit dan Glass Ionomer Cement (GIC). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang perbandingan tingkat kebocoran mikro antara resin komposit dan GIC sebagai bahan penutupan fisura melalui evaluasi in vitro setelah satu bulan aplikasi. Spesimen penelitian berjumlah 16 gigi premolar rahang atas dengan pit dan fisura yang dalam dan sempit. Spesimen ini dikelompokkan menjadi 2 kelompok perlakuan. Kelompok pertama menggunakan resin komposit (3M ESPE Clinpro) dan kelompok kedua menggunakan GIC (Fuji VII). Spesimen dilakukan pengkondisian selama satu bulan didalam inkubator dan direndam dalam larutan methilene blue 5% selama 24 jam. Spesimen kemudian diamati dengan menggunakan stereo mikroskop dan diukur tingkat kebocorannya. Skor kebocoran mikro menggunakan penetrasi dye dengan tiga kriteria skor yaitu 0, 1, dan 2. Data dianalisis menggunakan statistik nonparametrik (uji Mann Whitney). Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan skor kebocoran mikro yang signifikan antara bahan penutupan fisura resin komposit dan GIC (p<0,05). Kelompok penutupan fisura dengan resin komposit memiliki rerata skor kebocoran mikro lebih kecil (0,25) dibandingkan kelompok penutupan fisura dengan GIC (1,875) setelah penutupan fisura satu bulan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Kusumo, Grahardian Adi, Purwadi Joko Widodo, and Wahyu Purwo Raharjo. "Analisa pengaruh fraksi massa penguat sio2 terhadap kekuatan impak dan struktur mikro pada komposit matrik aluminium menggunakan metode stir casting." Jurnal Teknik Mesin Indonesia 11, no. 2 (March 5, 2018): 56. http://dx.doi.org/10.36289/jtmi.v11i2.53.

Full text
Abstract:
AMC (Aluminium Matrix Composite) dengan metode stir casting merupakan salah satu cara terbaik untuk menghasilkan material yang superior. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fraksi massa penguat SiO2 terhadap kekuatan benturan dan struktur mikro pada komposit matriks aluminium. Pada penelitian ini, fraksi massa tulangan bervariasi antara 3%, 6% dan 9%. Pembuatan metode pengadukan menggunakan komposit. Uji spesimen menggunakan optik microsope dan impact charpy testing machine. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan SiO2 dapat meningkatkan kekuatan benturan. Kekuatan benturan tertinggi terjadi pada spesimen 9% fraksi massa SiO2 (0,363 J / mm2). Pengamatan struktur mikro menunjukkan ikatan yang baik antara penguatan dan matriks pada komposit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Ratih, Diatri Nari, and Andina Novitasari. "Kekerasan mikro resin komposit packable dan bulkfill dengan kedalaman kavitas berbeda." Majalah Kedokteran Gigi Indonesia 3, no. 2 (December 7, 2017): 76. http://dx.doi.org/10.22146/majkedgiind.22798.

Full text
Abstract:
Microhardness of packable and bulkfill composite resin with different cavity depths. Bulkfill composite resin restorations are increasingly popular because the material can be irradiated with a thickness reaching 4 mm, making it easier to apply. The objective of this study was to determine the differences in the microhardness between packable and bulkfill composite resin restorations with a cavity depth of 2 mm and 4 mm. This study was done using 32 Teon molds (5 mm diameter), and grouped randomly into 4 groups in which each consisted of 8 samples. Group 1A, packable composite resin was applied to the mold with a cavity depth of 2 mm. Group 1B, bulkfill composite resin was applied to the mold with a cavity depth of 2 mm. Group 2A, packable composite resin was applied with a depth of 4 mm. Group 2B, bulkfill composite resin was applied with a depth of 4 mm. Each sample was immersed in articial saliva with a pH of 6.8 and stored in an incubator at a temperature of 37°C for 24 hours. The hardness of each sample was tested using Vickers indenter microhardness tester. The data obtained were then analyzed by using two-way ANOVA, followed by Tukey’s test. The results showed that bulkfill composite resin with a cavity depth of 2 mm has the highest average of microhardness (31.09 ± 2.02 VHN), followed by packable composite resin with a depth of 2 mm (17.52 ± 1.25 VHN), bulkfill with a depth of 4 mm (11.97 ± 1.23 VHN) and packable with a depth of 4 mm (3.18 ± 0.85 VHN). The two-way ANOVA analysis showed that there are significant differences between the types of composite resin and cavity depths (p < 0.05), and there is interaction between the types of composite resin and cavity depth (p<0.05). In conclusion, the microhardness of packable composite resin is lower than that of bulkfill at a cavity depth of 2 and 4 mm. ABSTRAKRestorasi resin komposit dengan bulkfill semakin populer karena material tersebut dapat disinar dengan ketebalan sampai 4 mm, sehingga mudah diaplikasikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kekerasan mikro restorasi resin komposit packable dan bulkfill dengan kedalaman kavitas 2 mm dan 4 mm. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 32 cetakan Teflon (diameter 5 mm), dan dikelompokkan secara random menjadi 4 kelompok yang masing-masing terdiri dari 8 sampel. Kelompok 1A, cetakan diaplikasikan resin komposit packable dengan kedalaman kavitas 2 mm. Kelompok 1B, diaplikasikan komposit bulkfill dengan kedalam 2 mm. Kelompok 2A, diaplikasikan komposit packable dengan kedalaman 4 mm. Kelompok 2B, diaplikasikan komposit bulkfill dengan kedalaman 4 mm. Setiap sampel direndam dalam saliva buatan dengan pH 6,8 dan disimpan dalam inkubator dengan suhu 37 °C selama 24 jam. Setiap sampel diuji kekerasannya menggunakan Vickers indenter microhardness tester. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA dua jalur, dilanjutkan uji Tukey’s. Hasil penelitian menunjukkan resin komposit bulkfill dengan kedalaman kavitas 2 mm memiliki rerata kekerasan mikro tertinggi (31,09 ± 2,02 VHN), diikuti oleh resin komposit packable dengan kedalaman 2 mm (17,52 ± 1,25 VHN), bulkfill dengan kedalaman 4 mm (11,97 ± 1,23 VHN) dan packable dengan kedalaman 4 mm (3,18 ± 0,85 VHN). Analisis ANOVA dua jalur menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara jenis resin komposit dan antara kedalaman kavitas (p < 0,05), serta terdapat interaksi antara jenis resin komposit dan kedalaman kavitas (p < 0,05). Kesimpulannya, kekerasan mikro resin komposit packable lebih rendah dibandingkan bulkfill baik pada kedalaman kavitas 2 dan 4 mm.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Csepeli, Zsolt, Zoltán Gácsi, Árpád Kovács, and Gábor Buza. "Volfrám szálerősítésű kompozitok mikro szerkezete." Fiatal Műszakiak Tudományos Ülésszaka 1. (1997) (1997): 21–24. http://dx.doi.org/10.36243/fmtu-1997.08.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Syafri, Edi, Anwar Kasim, Hairul Abral, Alfi Asben, and Sudirman Sudirman. "PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT BIOPLASTIK BERBASIS FILLER CELLULOSE MICRO FIBERS RAMI." Jurnal Sains Materi Indonesia 19, no. 2 (January 31, 2018): 66. http://dx.doi.org/10.17146/jsmi.2018.19.2.4146.

Full text
Abstract:
Pada penelitian ini telah diproduksi dan dikarakterisasi komposit bioplastik dari partikel selulosa serat rami (Cellulose Micro Fibers/CMF) untuk memperkuat komposit bioplastik bermatriks pati tapioka. CMF rami diproduksi menggunakan metode milling (CMFM) dan ultrasonikasi (CMFU) dengan ukuran masing-masing adalah 3,51 µm dan 0,388 µm. Pembuatan dan karakterisasi komposit bioplastik dilakukan dengan metode casting menggunakan gliserol sebagai plastisizer, dan penambahan filler CMF rami. Sifat fisik, kekuatan tarik, struktur dan termal komposit bioplastik dikarakterisasi menggunakan SEM, UTM, XRD, dan DSC. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ukuran dan konsentrasi CMF secara signifikan mempengaruhi fisik bioplastik komposit. Dari hasil SEM menunjukkan bahwa filler CMF berinteraksi dengan matriks pati tapioka, dimana bioplastik dengan CMF rami berukuran kecil memperlihatkan struktur kompak dan permukaan yang lebih homogen. Nilai optimum kekuatan tarik terjadi pada penambahan 8% (w/w) CMF rami dari hasil ultrasonikasi dan milling masing-masing meningkat menjadi 3,31MPa dan 2,71MPa dari 1,64 MPa. Sebaliknya pada sifat termal sedikit berpengaruh dengan penambahan CMF rami. Analisis Difraksi Sinar-X menunjukkan kristalinitas komposit bioplastik meningkat dengan penambahan CMF rami dari 8,65 % menjadi 20,21 % untuk CMFM dan 15,12% untuk CMFU.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Sadi, Sadi, M. Waziz Wildan, and Suyitno Suyitno. "ANALISIS PENGARUH KANDUNGAN SIC, TEMPERATUR CAIRAN, KECEPATAN PUTAR DAN DURASI WAKTU PENGADUKAN PADA KEKUATAN TARIK KOMPOSIT AL-SIC." ROTASI 16, no. 1 (January 1, 2014): 7. http://dx.doi.org/10.14710/rotasi.16.1.7-13.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kandungan SiC, temperatur cairan, kecepatan putar dan durasi waktu pengadukan pada kekuatan tarik komposit Al-SiC menggunakan metode Taguchi. Material komposit yang digunakan adalah aluminium paduan Al-Si sebagai matrik dan partikel SiC (silicon carbide) ukuran -400 mesh sebagai penguat. Spesimen komposit Al-SiC dibuat menggunakan proses stir casting. Kekuatan tarik spesimen komposit Al-SiC diuji menggunakan mesin uji tarik servopulser. Kandungan SiC, temperatur cairan, kecepatan putar dan durasi waktu pengadukan, masing-masing menggunakan 4 variasi. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa menaikkan kecepatan putar pengadukan sampai 300 rpm dan durasi waktu pengadukan sampai 30 menit mampu menaikkan kekuatan tarik komposit Al-SiC, tetapi menaikkan kandungan SiC di atas 5 % berat dan temperatur cairan di atas 680oC dapat menurunkan kekuatan tariknya. Kandungan SiC pengaruhnya paling besar pada kekuatan tarik komposit Al-SiC dengan kontribusi 68,86 %. Sruktur mikro coran komposit Al-SiC diamati menggunakan scanning electron microscope (SEM).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Pancarana, I. Dewa Made, and I. Nyoman Budiartana. "Pengaruh Temperatur Cetakan terhadap Kualitas Produk Komposit Aluminium - Multiwall Karbon Nanotube yang Dipabrikasi dengan Proses Stir Casting." Prosiding Seminar Nasional Teknoka 5 (December 21, 2020): 249–59. http://dx.doi.org/10.22236/teknoka.v5i.366.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan menyelidiki pengaruh temperatur cetakan terhadap kualitas produk komposit aluminium – multiwall karbon nanotube yang dipabrikasi dengan methode liquid state processing (stir casting). Komposisi campuran aluminium dengan multiwall karbon nanotube adalah 98:2 persen berat. Proses peleburan bahan komposit menggunakan rangkaian pemanas induksi. Temperatur peleburan dipertahankan pada 700 oC selama 10 menit dan kecepatan pengaduk (stirrer) 200 rpm. Leburan komposit dituangkan pada cetakan logam (steel) berbentuk silinder dengan temperatur cetakan bervariasi, 25, 50, 75, 100, 125, dan 150 oC. Hasil produk komposit pada awalnya diamati secara visual, untuk selanjutnya dilakukan beberapa pengujian, antara lain : uji densitas, porositas, dan kekerasan komposit di Lab Metalurgi Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana, dan morfologi/struktur mikro menggunakan alat uji SEM-EDS di Lab. SEM Teknik Mesin ITS. Dari pengamatan diperoleh beberapa kesimpulan, antara lain : semakin tinggi temperatur cetakan, massa jenis komposit aluminium – multiwall karbon nanotube semakin meningkat, namun porositasnya semakin menurun. Sementara semakin tinggi temperatur cetakan, kekerasan komposit aluminium – multiwall karbon nanotube semakin meningkat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Nafili, Ahmad Ibnu, Sri Mulyo Bondan Respati, and Budi Santoso. "Pengaruh kandungan alumina terhadap kekasaran permukaan dan foto mikro permesinan pada komposit Al-Al2O3." Jurnal Teknik Mesin Indonesia 12, no. 2 (March 7, 2018): 94. http://dx.doi.org/10.36289/jtmi.v12i2.79.

Full text
Abstract:
Alumunium merupakan unsur yang paling melimpah di bumi dan terdapatnya selalu berupa kombinasi dengan unsur lain. Salah satu dari jenis komposit yang dipakai luas dalam berbagai aplikasi adalah komposit Al-Al203. Komposit ini adalah pengembangan dari komposit bermatriks logam yaitu aluminium, Dengan alumina (Al203) sebagai fasa penguat. Untuk menghasilkan produk cor yang unggul dengan menggunakan bahan daur ulang dapat dilakukan dengan metode pengecoran squeeze. Pengecoran squeeze sering disebut juga penempaan logam cair (liquid metal forging). Proses pemadatan logam cair dilaksanakan di dalam cetakan yang ditekan dengan tenaga hidrolis. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh alumina terhadap kekasaran permukaan akibat permesinan hasil pengecoran squezze dengan variasi campuran alumina 5, 10 dan 15% berat. Cetakan di panaskan pada temperatur 200C dan dengan tekanan hidrolik 100 MPa. Dari hasil pengujian kekasaran permukaa campuran alumina 5, 10 dan 15% berat, memiliki kekasaran berturut turut 1,10; 1,16 dan 1,27 Ra. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak campuran alumina semakin tinggi nilai kekasaran tetapi pada foto mikro juga menunjukkan semakin banyak cacatnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Hermawati, Lilin, Iman Mujiarto, and Padang Yanuar. "KOMPOSIT Al7Si–SiC DENGAN PERTAMBAHAN TiB MEMPENGARUHI STRUKTUR MIKRO." Simetris: Jurnal Teknik Mesin, Elektro dan Ilmu Komputer 10, no. 1 (April 1, 2019): 75–82. http://dx.doi.org/10.24176/simet.v10i1.2768.

Full text
Abstract:
Metal Matrix Composite Method (MMC) menjadi bahan pertimbangan setiap peneliti dalam melakukan pengecoran. Atau sering disebut dengan pencampuran matrik paduan dan matrik murni untuk menghasilkan bahan campuran yang lebih baik. Sifat aluminium yang ringan, tahan terhadap korosi serta mudah dibentuk, aluminium banyak dipergunakan untuk beberapa penelitian dan produksi, namun dari beberapa proses pengecoran banyak sekali kendala untuk pencampuran matrik Al dan beberapa matrik lainnya. Maka dalam penelitian ini penulis mencoba dengan Proses Stir Casting agar mendapat hasil yang homogen dalam pencampuran SiC dengan komposit Al7Si dengan diberi serbuk SiC dengan penambahan 5%, 7,5% dan 10% sebagai penguat. Serbuk SiC mempunyai sifat yang tidak homogen dengan permukaan SiC yang tidak bisa membasahi oleh matrik cair. Selain SiC sebagai penguat pada penelitian ini juga menambahkan TiB 1% yang berfungsi penghalus butir. Dari penelitian ini penulis melakukan beberapa pengujian untuk mengetahui hasil dari pencampuran matrik yang ada. Pengujian yang dilakukan stru ktur mikro, densitas, kekerasan dan potensial.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Nulhakim, Lukman, Muhammad Audrian, Rahmat Hidayat, and Dody Guntama. "Pembuatan Butiran Silika Mikro Pori dari Prekusor THEOS dengan Adiktif Natrium Alginate." Jurnal Teknologi 8, no. 2 (June 1, 2021): 133–42. http://dx.doi.org/10.31479/jtek.v8i2.59.

Full text
Abstract:
Biogas merupakan salah satu alternatif energi terbarukan yang potensial untuk digunakan. Kualitas biogas dapat ditingkatkan dengan cara megurangi kadar CO2 yang terkandung di dalam biogas, kadar CO2 dapat dikurangi dengan cara menyerap CO2 dengan larutan amine yang diembankan dalam butiran silika berpori. Pada penelitian ini bertujuan untuk membuat butiran silika dengan pori berukuran mikro. Butiran silika dibuat dengan metode sol-gel dengan pelarut alkohol dan katalis asam klorida. Pertama - tama butiran alginat dibuat dengan metode eksternal dan internal gelasi. Selanjutnya butiran alginat dimasukkan ke dalam larutan THEOS, Akohol, HCl. Setelah itu proses hidrolisis dan kondensasi terjadi di dalam pori-pori butiran alginat sehingga terbentuk butiran komposit silika-alginat. Komposit ini kemudian dimasukkan ke dalam lartuan NaCl untuk melarutkan polimer alginat sehingga terbentuk pori dalam butiran silika. Pada penelitiaan ini dihasilkan butiran silika mikropori dengan rata - rata diameter butiran sebesar 2,72 mm dengan metode ekstenal gelasi. Diameter pori – pori butiran silika sebersar 30,6 µm untuk konsentasi NaCl 5% dan 23,4 µm untuk konsentasi NaCl 2,5%. Jumlah katalis tidak mempengaruhi pembentukkan butir silika. Butiran Silika mikropori dengan metode internal gelasi terjadi aglomerasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Sjahriza, Ahmad, Surya Herlambang, and Indah Fajar Wati. "Modifikasi Karakteristik Kuat Tarik pada Komposit Film Poli(Vinil Pirolidon) dan Karagenan Melalui Pembentukan Komposit Karbon Nano Dot." al-Kimiya 5, no. 2 (January 30, 2019): 52–56. http://dx.doi.org/10.15575/ak.v5i2.3756.

Full text
Abstract:
Polimer merupakan material yang banyak dijadikan komposit sekarang ini. Teknologi nano dapat berperan sebagai agen komposit yang lebih baik dari pada agen komposit konvensional. C-dot yang merupakan material nano yang dikompositkan dengan polimer alam dan sintetik dengan model berturut-turut karagenan dan poli(vinilpirolidon) (PVP). Pada penelitian ini C-dot disintesis dari asam sitrat dan urea dengan iradiasi gelombang mikro, kemudian produk dimurnikan dan dikarakterisasi. Karagenan diekstraksi dari rumput laut Eucheuma cottonii. Selanjutnya polimer dan C-dot dikompositkan dengan metode Gel-Casting. Sintesis C-dot dari asam sitrat dan urea menghasilkan larutan berwarna hitam yang menandakan C-dot terbentuk, terdapat absorbsi di panjang gelombang 340 nm pada daerah UV yang membuktikan C-dot berhasil disintesis karena serapan tersebut tidak ditemukan pada bahan baku. C-dot yang disintesis memiliki ukuran partikel 90,61 nm dan indeks polidispersitas (PI) sebesar 0,0396. Komposit C-dot dengan polimer dapat meningkatkan kuat tarik dan modulus elastisitas film polimer. Konsentrasi optimum C-dot sebagai pengisi (filler) untuk PVP sebesar 0,7% b/b dan Karagenan 1.5% b/b. C-dot dapat berperan sebagai pengisi (filler) dalam kuat tarik pada film polimer. Penambahan C-dot pada film polimer sintetik maupun alam dapat meningkatkan sifat mekanik dari film polimer dan tidak memberikan hasil yang berbeda.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Suka, Ediman Ginting, Ira Sudarsono Putri, Reka Puspitasari, Reza Arsela, Simon Sembiring, and Iqbal Firdaus. "Karakteristik Struktur Mikro dan Gugus Fungsi Komposit Silika Sekam Padi dan Aspal." Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika 8, no. 1 (January 31, 2020): 93–100. http://dx.doi.org/10.23960/jtaf.v8i1.2449.

Full text
Abstract:
Composite of rice husk and asphalt silica was carried out at a ratio of 1: 0.7; 1: 0.8 and 1: 0.9 and heated at 150oC for 3 hours. The characteristics of the phase structure, microstructure, and functional groups were analyzed using X-ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS) and Fourier Transform Infrared (FTIR), physical properties analysis (density, porosity) and mechanics (compressive strength). The XRD results showed that the phase in asphalt silica composites detected amorphous carbon at 2θ = 18º and amorphous silica with the amorphous silica peak shifted from 2θ = 22º to 2θ = 20º. Microstructure analysis shows that cracks and clusters are bigger with grain sizes of 7,742 µm, 8,495 µm and 10,921 µm respectively, and the sample composition shows percentage of silicon (Si), Oxygen (O) and sodium (Na), respectively. decreases and the percentage of carbon (C), sulfur (S) increases. The results of FTIR show that the functional groups of Si-OH, Si-O-Si and Si-O bonds are decreasing and the functional groups of C-H bonds are increasing. The addition of asphalt causes the value of density increases, the value of porosity and compressive strength decreases.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Wirawan, Edy Purwanto, and Agus Hariyano. "ANALISIS ORIENTASI SUDUT SERAT DAN JUMLAH LAMINA SERAT TERHADAP KEKUATAN LELAH (FATIQUE) LAMINATED COMPOSITE." Jurnal Teknik Ilmu Dan Aplikasi 9, no. 2 (April 28, 2021): 31–38. http://dx.doi.org/10.33795/jtia.v9i2.30.

Full text
Abstract:
Komposit adalah suatu material yang terdiri dari campuran atau kombinasi dua atau lebih material baik secara mikro atau makro dimana sifat material tersebut berbeda bentuk dan komposisi kimia dari zat asalnya (Smith, 1996). Pada penelitian ini dilakukan pengujian fatigue terhadap komposit fiber metal untuk mengetahui laju rambatan retak sehingga dapat diketahui umur dari spesimen komposit fiber metal tersebut. Dengan variable bebas adalah orientasi sudut serat karbon dan kekasaran permukaan aluminium dengan respon variable terikatnya dalah laju rembatan retak. Pembuatan spesimen fiber metal laminates menggunakan metode V acuum Resin Infuse. (V ARI) yang menggunakan pompa vacuum sebagai alat untuk meengalirkan resin dari reservoir ke cetakan. Metode ini digunakan untuk meminimalisir terjadinya gelembunug udara yang terjebak pada spesimen yang menyebabkan terjadinya cacat porositas yang akan menurunkan kekuatan spesimen fiber metal laminates itu sendiri. Pengujian fatigue dilakukan dengan metode stress amplitude. Yaitu besar pembebanan saat uji tarik nilainya adalah sepertiga dari kekuatan tariknya. Setelah pengujian fatigue dilakukan, didapatkan hasil pada spesimen dengan orientasi sudut serat 0/90°, laju rambatan retak melambat dengan nilai siklus 90000 pada spesimen dengan nilai kekasaran permukaan 2,128 μm kemudian mengalami penurunan siklus pada spesimen dengan nilai 2,887 μm yaitu 11000 siklus.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Yudistian, Ilma. "BULK FILL COMPOSITE RESIN RESTORATION TECHNIQUES REPLACE INCREMENTAL TECHNIQUES." Interdental Jurnal Kedokteran Gigi (IJKG) 17, no. 1 (June 22, 2021): 9–14. http://dx.doi.org/10.46862/interdental.v17i1.2110.

Full text
Abstract:
Introduction. Shrinkage during the polymerization process is the main disadvantage of using composite resins because it creates pressure between the tooth and the restoration which causes failure of the adhesion of the composite resin to the tooth, micro-fissures, and cuspid deflection. Review. To reduce shrinkage that occurs, it is known that conventional composite resins must be inserted into the cavity incrementally or in layers with a maximum thickness of 2 mm per layer. However, the incremental insertion method has several disadvantages, namely that it requires a longer clinical time for restoration. To overcome the shortcomings of these conventional composites, Bulk-fill composite resin was introduced. Composite bulk fill is a sophisticated technology that allows composites to be directly placed on the restoration, has a low polymerization shrinkage to reduce micro-leakage, reduces stress in the presence of elasticity, increases the depth of at least 4 mm translucent at the time of application, is very conducive to light transmission, is more flowable to allow adaptation to the cavity, including cervical margins, it is easy to apply with minimal handling and is resistant to large stresses. Conclusion. With the characteristics possessed by the Bulk-fill composite resin, it is known that the bulk-fill technique in addition to reducing the clinical application time, can also improve the edge adaptation between the restoration and the tooth compared to the incremental technique, without reducing its physical strength
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Raja, Pada Mulia. "KARAKTERISASI KOMPOSIT POLIURETAN DENGAN PENGISI (FILLER) MIKRO KARBON AKTIF DARI CANGKANG KELAPA SAWIT." Jurnal Agro Fabrica 2, no. 1 (June 29, 2020): 7–15. http://dx.doi.org/10.47199/jaf.v2i1.133.

Full text
Abstract:
Polyurethane is a type of polymer made by reacting polyol (OH) groups with isocyanate (NCO) groups. The purpose of this study was to determine the mechanical properties of a mixture of polyol and toluene sources as well as by adding the composition of activated carbon of palm shell as a filler to determine the best results. The materials used in making composites are PPG (Polypropylene Glycol), TDI (Toluent DiIsocyanate) and Palm Oil Shell Activated Carbon. Palm shells are carbonated at 600 ◦C, then made into powder using a ball mill and then sieved with 110 mesh particle sieve and activated using 10% H2SO4. Furthermore Polyurethanes are made by mixing, PPG (Polypropylene Glycol), TDI (Toluent in Isocyanate) with a ratio of 60%: 40% and then added the activated carbon of palm oil shell as a filler with polyurethane: 95% active carbon (P1), 90 %: 10% (P2), 80%; 20% (P3), and 75%: 25% (P4), then the functional group (FT-IR) and mechanical properties testing consisted of tensile strength and elasticity values. The results of the characterization of amine (NH), methyl groups (C-H3), Acetyl groups (CN), carbonyl groups (C = O), isocyanate groups (N = C = O), and Aromatic Rings (C = C) . This can be concluded after the addition of activated carbon palm shell does not cause chemical reactions in the functional group. While the results of the characterization of the tensile strength of P0 to P1 with a value of 0.1966 MPa to 0.0317 MPa, then increased in the composition of 90 P2, P3, and P4 with values of 0.0985 MPa, 0.2318 MPa, 0.2981MPa, and finally occurred decrease again in the composition of P5. While the highest elasticity value on composites with a ratio of P4 is 0.05196 MPa, while the lowest elasticity value on the composition of P5 with a value of 0.0475 MPa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Dewi, Laras Rifiana, Wahyu Widanarto, and Mukhtar Effendi. "Pengaruh temperatur sintering terhadap komposisi, sifat magnetik dan absorpsi gelombang mikro komposit nano zinc-ferit." Jurnal Teras Fisika 2, no. 1 (February 25, 2019): 18. http://dx.doi.org/10.20884/1.jtf.2019.2.1.1514.

Full text
Abstract:
Material penyerap gelombang mikro mempunyai peran penting dalam perkembangan teknologi anti-radar, anti-electromagnetic interference dan komunikasi tanpa kabel. Pembuatan komposit nano zn-ferit dilakukan menggunakan metode reaksi padatan dengan komposisi 80 Fe3O4 : 20 ZnO dalam persen mol dan pengaruh medan magnet luar. Zn-Ferit disintering pada temperatur 500, 800 dan 1100 �C. Karakterisasi struktur, sifat magnetik dan absorpsi gelombang mikro pada ferit dilakukan masing-masing menggunakan XRD, VSM dan VNA. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa intensitas fasa nano kristal ZnFe2O4 yang terbentuk meningkat dengan peningkatan temperatur sintering. Sifat magnetik yang meliputi magnetisasi remanen (Mr) dan magnetisasi saturasi (Ms) mengalami penurunan, sedangkan medan koersivitas (Hc) mengalami peningkatan dengan meningkatnya temperatur sintering. Ferit yang disintering pada 800 �C menujukkan performa yang baik dengan ditandai nilai reflection loss (RL) sebesar -69 dB pada frekuensi 16,9 GHz.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Yunasfi, Yunasfi. "ANALISIS STRUKTUR KRISTAL DAN SIFAT MAGNET BAHAN ABSORBER Ni(0,5-x)NdxFe2,5O4 HASIL SINTESIS DENGAN METODE KOPRESIPITASI." Majalah Ilmiah Pengkajian Industri 12, no. 1 (April 30, 2018): 25–32. http://dx.doi.org/10.29122/mipi.v12i1.1805.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan analisis struktur mikro dan sifat magnet bahan penyerap gelombang mikro Ni(0,5-x)NdxFe2,5O4 hasil sintesis dengan dengan metode kopresipitasi. Serbuk Ni(0,5-x)NdxFe2,5O4 (x = 0,0; 0,2 dan 0,4) disintesis dengan mencampurkan serbuk NiCl2, NdCl3 danFeCl3 sesuai dengan perbandingan molnya masing-masing. Identifikasi fasa dengan XRD (X-ray diffraction) menunjukkan telah terbentuknya komposit  Ni(0,5-x)NdxFe2,5O4 dengan munculnya fasa NiFe2O4, NdFeO3 dan Fe2O3. Pengamatan morfologi dengan SEM (Scanning Electron Microscope) menunjukkan terbentuknya butiran yang tidak homogen dengan ukuran antara 100 nm – 200 nm. Sifat magnet sampel yang dianalisis dengan VSM (vibrating sample magnetometer) menunjukkan bahwa sampel berperilaku ferromagnetik, nilai Ms semakin rendah (pada rentang 36,6 – 21,8 emu/g) sedangakan nilai Hc semakin besar (pada rentang 140,5 – 191,5 Oe) seiring dengan penambahan kandungan ion Nd3+. Sedangkan kemampuan penyerapan gelombang mikro yang diukur dengan VNA (Vector Network Analyzer) menunjukkan nilai RL (reflection loss) maksimum oleh sampel x = 0,2 sekitar -24 dB pada frekuensi 10,60 GHz. Berarti bahwa serbuk Ni(0,3)Nd0,2Fe2,5O4 mampu menyerap gelombang mikro sebesar ~94 % pada frekuensi 10,60 GHz. Â
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Permana, Dimas Puja, Billy Sujatmiko, and Rinda Yulianti. "Perbandingan tingkat kebocoran mikro resin komposit bulk-filldengan teknik penumpatan oblique incremental dan bulk." Majalah Kedokteran Gigi Indonesia 2, no. 3 (December 30, 2016): 135. http://dx.doi.org/10.22146/majkedgiind.11668.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Zharvan, Vicran, Muris Muris, and Subaer Subaer. "Studi Struktur Mikro dan Kuat Lentur Komposit Geopolimer Serat Bambu dengan Temperatur Curing Berbeda." Jurnal Fisika dan Aplikasinya 9, no. 3 (October 17, 2013): 100. http://dx.doi.org/10.12962/j24604682.v9i3.849.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Hasib, Fatin Fadhilah, and Fachri Akbar. "PROSES MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL DI BNI SYARIAH KC MIKRO RUNGKUT SURABAYA." NISBAH: JURNAL PERBANKAN SYARIAH 3, no. 1 (August 10, 2017): 326. http://dx.doi.org/10.30997/jn.v3i1.782.

Full text
Abstract:
Subyeknya adalah BNI Syariah KC Micro Rungkut Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan proses manajemen risiko operasional yang dilakukan oleh BNI Syariah KC Micro Rungkut Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metodologi studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara open-ended. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa BNI Syariah KC Micro Rungkut telah melakukan proses manajemen risiko operasional. Proses manajemen risiko operasional juga sesuai dengan ISO 31000 (2009) di Wahyudi, dkk (2013: 61). Mulai dari tahap pembentukan konteks, tahap identifikasi risiko, tahap analisis risiko, tahap evaluasi risiko, tahap perawatan risiko hingga tahap pemantauan dan peninjauan. Namun pada tahap analisis risiko, BNI Syariah KC Micro Rungkut tidak membuat daftar risiko bahwa ada Indeks Risiko Komposit (CRI) dan matriks risiko seperti yang diusulkan oleh Wahyudi, dkk (2013: 69-70)
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Patel, Y., G. Janušas, A. Palevičius, A. Vilkauskas, and P. Lepsik. "Investigation of the hydrophobic properties of piezoelectric nanocomposites and applications in biomedical micro-hydraulic devices." Materiali in Tehnologije 54, no. 3 (June 20, 2020): 407–15. http://dx.doi.org/10.17222/mit.2019.249.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Fatharani, M. Fahri, and Yulianto P. Krisologus. "Kinerja Pelat Beton Komposit Floor Deck Terhadap Lentur." Potensi : Jurnal Sipil Politeknik 22, no. 2 (October 30, 2020): 179–87. http://dx.doi.org/10.35313/potensi.v22i2.2245.

Full text
Abstract:
Penggunaan lembaran baja gelombang atau yang disebut dengan floor deck dalam dunia konstruksi berkembang dengan pesat. Salah satu kelebihan yang dimiliki floor deck selain bahan yang ringan dan metode kerja yang mudah adalah adanya embossment atau profil yang timbul pada permukaan floor deck hal ini bertujuan untuk mengurangi slip yang terjadi antara beton dengan floor deck. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lendutan, regangan dan slip yang terjadi pada beton komposit akibat pembebanan statis. Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 3 buah model pelat lantai dengan ukuran 1800 x 500 x 120 mm dengan mutu beton K-300 serta menggunakan floor deck setebal 0,75 mm berjenis floor deck dengan nama Di Deck. Pengujian dilakukan dengan skema pembebanan three point loads dengan kapasitas alat 100 KN. Deteksi respon akibat beban dalam pengujian menggunakan potensiometer sebagai pendeteksi defleksi yang terjadi dan strain gauge digunakan untuk mendeteksi regangan yang terjadi pada beton, steel deck dan wiremesh. Analisis yang dilakukan berdasarkan metode American Standard Institute/Steel Deck Institute C-2017. Hasil pengujian menunjukan bahwa lendutan maksimum yang terjadi sebesar 35 mm dengan slip maksimal mencapai 24,64 mm. Regangan yang terjadi maksimum terjadi pada tengah bentang untuk regangan beton mencapai 44,3 mikron.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Aprilia, Dodik, I. Nyoman Pasek Nugraha, and Kadek Rihendra Dantes. "ANALISA KEKUATAN IMPACT DAN MODEL PATAHAN KOMPOSIT POLYESTER-SERAT ECENG GONDOK DI TINJAU DARI TIPE PENYUSUNAN SERAT." Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha 6, no. 1 (March 26, 2018): 58. http://dx.doi.org/10.23887/jjtm.v6i1.11412.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui orientasi serat yang terbaik yang dapat digunakan sebagai komposit matrik polyester berpenguat serat eceng gondok. Sifat mekanik yang dimaksud adalah kekuatan impact dan foto patahan mikro permukaan dan standar ukuran specimen sesuai ASTM D6110-4. Penelitian ini merupakan penelitian metode eksperimen dengan variabel terikat kekuatan impak, dan variabel bebas yaitu orientasi serat continuous, discontinuous, dan hybride.selanjutnya akan dianalisis menggunakan anava Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa nilai impact tertinggi ada pada orientasi serat hybride yaitu 2.441,25 J/m3 , sedangkan kekuatan impact terendah pada orientasi serat continous yaitu 1.085,002 J/m3. Berdasarkan dari uji Scheffe yang sudah didapat, bahwa terdapat perbedaan kekuatan impak komposit polyester berpenguat serat alam eceng gondok antara orientasi serat continuous dengan discontinuous dengan nilai 12,86 orientasi serat continuous dengan hybride dengan nilai 24,03 dan orientasi serat discontinuous dengan hybride dengan nilai 11,02 .Kata Kunci : Kata kunci :orientasi serat, impak, model patahan.komposit,polyester This research was conducted to find out the best fiber orientation that can be used as a fiber-reinforced polyester composite of water hyacinth. The mechanical properties in question are the impact strength and photo surface micro-fracture and standard sized specimens according to ASTM D6110-04. This research is a research of experimental method with dependent variable of impact strength, and independent variable that is continuous fiber orientation, discontinuous, and hybride. Then will be analyzed using anava From the research, it is known that the highest impact is on the orientation of the fiber hybride is 2,441,25 J / m3, while the lowest impact strength on continuous fiber orientation is 1,085,002 J / m3.Based on the further test Scheffe has been obtained, that there is a difference of impact strength of polyester composite fiber-made natural hyacinth between continuous fiber orientation with discontinuous with value 12,86 continuous fiber orientation with hybride with value 24,03 and orientation fiber discontinuous with hybride with value 11,0.keyword : Keywords: fiber orientation, impact, fracture model.composite, polyester
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Nabilla, Karina, Defriman Djafri, and Dedi Sumantri. "PERBANDINGAN KEBOCORAN MIKRO PADA RESTORASI KOMPOSIT DENGAN PEMAKAIAN BONDING GENERASI KELIMA DAN BONDING GENERASI KETUJUH." Andalas Dental Journal 5, no. 2 (December 5, 2017): 122–28. http://dx.doi.org/10.25077/adj.v5i2.78.

Full text
Abstract:
Composite resin is the most frequently material used for restoring teeth but still failure cases are seen which leading to microleakage. Microleakage might be attributed to various factors, one of them is bonding agent. Various generations of bonding agents have been introduced to overcome the microleakage. The aim of this study was to evaluate the microleakage of composite restorations using the fifth and seventh bonding agent. Class I cavities (3X2X2 mm) were prepared on the occlusal surfaces of 32 human upper premolars. Teeth were classified into two groups according to the type of bonding agent used (n =16). Group I: Fifth Generation of Bonding Agent-Adper Single Bond2. Group II: Seventh Generation of Bonding Agent-Single Bond Universal. All cavities were restored with Filtek Z250 XT composite resin, stored in sterile aquades water at 370C for 24 h. The root apices were sealed with sticky wax, and all the surfaces, except for 2 mm from the margins, were coated with nail varnish. The teeth were immersed in a 1% methylene blue dye solution for 24 h, and then rinsed in running water, blot-dried and sectioned longitudinally through the center of restorations from the buccal to palatal surface. The sections were blindly assessed for microleakage of dye penetration by using a stereomicroscope. Data were collected and statistically analyzed by independent t -test. There was no significant difference (p>0,05) between two groups. The conclusion is fifth generation of bonding agent revealed less leakage compared to the seventh generation even statistically there was no significant difference. Keywords:Microleakage, fifth generation of bonding agent, seventh generation of bonding agent.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Fadilah, Rizki. "ANALISIS KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR MIKRO MATERIAL KOMPOSIT PADA BODY MOBIL LISTRIK PROSOE KMHE 2019." Jurnal Teknik Mesin 9, no. 1 (October 25, 2020): 129. http://dx.doi.org/10.22441/jtm.v9i2.6199.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Yatmani, Sri Yat. "Pengaruh Beberapa Bahan Penguat clay Terhadap Daya Serap Air SAPC." Jurnal IPTEK 1, no. 2 (December 30, 2017): 41–48. http://dx.doi.org/10.31543/jii.v1i2.126.

Full text
Abstract:
Pengaruh Kapasitas Daya Serap Air SAPC dengan berbagai bahan clay. Berbagai macam penguat dari berbagai tanah liat (clay) dipakai untuk membuat Superabsorban polimer komposit(SAPC) untuk melihat pengaruh daya serap air SAPC. Superabsorbent Polymers Composites (SAPC) yang dibuat dengan reaksi kopolimerisasi menggunakan polimer akrilat dengan filler bentonit , zeolit, montmorillonit( Ksf dan K10), filedsfar, kaolin ,pirofillit, , batu apung, abu terbang ,SiO2,amylum dan tepung maezena. Dalam penelitian ini , semua bahan clay yang digunakan untuk memastikan terbentuknya SAPC dengan tekstur yang stabil dan punya daya serap air yang optimum. Hasil sintesis SAPC di identidikasi dan ditentukan struktur mikronya dengan spektroskopi FTIR dan SEM dan dilakukan uji daya serap air semua polimer komposit yang disintesis. Hasil pengukuran daya serap air SAPC menunjukkan dengan filler bentonit 0.164, zeolit 0,205, pirofilit 1.078, , montmorillonite Ksf 0.636, feldsfar 1,171, kaolin 0.727, batu apung 0,410, abu terbang 1,081. Dari bahan clay yang digunakan maka SAPC pirofilit SAPC fildsfar dan SAPC abu terbang menunjukkan daya serap air optimum. Spektra FTIR untuk SAPC ditunjukkan adanya gugus fungsi dari  penguat clay yang digunakan.  Pengamatan SEM dari SAPC menunjukan struktur mikro yang merata dan isotropik serta homogenisasi bahan. Kata kunci : SAPC, Penguat bahan clay ,daya serap air
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Blanke, M. "GKL Tagung zur Bestandesaufnahme von Mikro- und Makroplastik im Gartenbau." Erwerbs-Obstbau 62, no. 4 (October 27, 2020): 489–97. http://dx.doi.org/10.1007/s10341-020-00529-3.

Full text
Abstract:
Zusammenfassung Die GKL-Tagung zum Nachhaltigen Einsatz von Kunststoffen im Gartenbau im September 2019 bei FVG in Dernbach informierte über den aktuellen Wissensstand 1) Nach der GKL-Erhebung von Freyer und Lampe in 2018 wird der Einsatz von Agrarfolien (LD-PE einschl. Netze aus HD-PE) im Obstbau auf ca. 16.000 ha und im Gemüsebau auf ca. 40.000 ha (einschl. Vlies) geschätzt; die Daten sind stimmig mit den zeitgleichen Gartenbau-Anbaustatistiken des JKI in 2018 und BMEL in 2014 und entsprechen ca. 22 % der Anbaufläche im Obstbau und ca. 29 % im Gemüsebau. 2) Bei 4,07 Mio. t Kompost jährlich mit einer Fracht von 817 t Mikroplastik liegen die Mikroplastik Einträge für die ca. 200.000 ha Obst- und Gemüsebaufläche (einschl. Baumschulen) in Deutschland im theoretischen Durchschnitt bei ca. 61 t/Jahr. 3) Diese Kunststoffeinträge mit dem Kompost lassen sich durch eine Änderung des Verhaltens der Verbraucher reduzieren, die ihren Biomüll in Plastiktüten sammeln und dann mit diesen und ebenso Blumen mit (Plastik‑) Blumentopf in der braunen Biotonne entsorgen – dazu bedarf es Aufklärung durch den Grünen Punkt, die in Planung ist; 4) Für gebrauchte Hagelnetze (HD-PE) ist eine Ausdehnung des bereits am Bodensee bestehenden Rückführungssystems auf die anderen Obstbauregionen geplant sowie eine Ausweitung der Rückführung (und Recycling) von Agrarfolien im bestehenden (freiwilligen) ERDE Rückführsystem europäischer Kunststoffhersteller, so dass die Entstehung von Mikroplastik aus Agrarfolien bei der Folien-Entsorgung vermieden wird. Insgesamt kann eine validierte Einschätzung der Emissionen von Mikroplastik aus Agrarfolien noch nicht vorgenommen werden und erfordert weitere Forschung sowie eine Recherche von Daten, die schwierig zu erheben sind, und vor allem Kenntnisse über die Abbauraten von Mikro- und Makroplastik in unterschiedlicher Umgebung.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Maryam, Maryam, Dedy Rahmad, and Yunizurwan Yunizurwan. "Sintesis Mikro Selulosa Bakteri Sebagai Penguat (Reinforcement) Pada Komposit Bioplastik Dengan Matriks PVA (Poli Vinil Alcohol)." Jurnal Kimia dan Kemasan 41, no. 2 (September 17, 2019): 110. http://dx.doi.org/10.24817/jkk.v41i2.4055.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Lokantara, I. Putu, and Ngakan Putu Gede Suardana. "Biokomposit Limbah Plastik Polypropylene Berpenguat Serat Lidah Mertua: Proses Ekstraksi dan Kekuatan Mekanis." Jurnal METTEK 5, no. 2 (November 30, 2019): 128. http://dx.doi.org/10.24843/mettek.2019.v05.i02.p10.

Full text
Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kekuatan tarik dan kekuatan bending biokomposit limbah plastik polypropylene berpenguat serat lidah mertua. Lidah mertua yang digunakan adalah lidah mertua yang pinggirannya daunnya kuning dengan usia yang seragam. Daun lidah mertua direndam dengan metode water retting selama 7 hari dan proses ekstraksi serat dilakukan secara manual. Polypropylene daur ulang yang digunakan berasal dari limbah plastik minuman gelas. Perlakuan kimia serat lidah mertua dengan konsentrasi 5% NaOH dan waktu perendaman 2 jam. Komposit dicetak dengan menggunakan press panas dengan suhu 200oC dan waktu penahanan 2 jam. Komposit dilakukan pengujian tarik dengan menggunakan ASTM D-570 dan uji bending dengan ASTM 790-03. Hasil uji tarik menunjukkan bahwa kekuatan tarik tertinggi pada fraksi volume 35% sebesar 71,606 MPa. Kekuatan tarik meningkat sebesar 28,9% dari fraksi volume 25% ke fraksi volume 35%. Hasil uji bending menunjukkan bahwa kekuatan bending tertinggi pada fraksi volume 35% sebesar 74,55 MPa. Kekuatan bending meningkat sebesar 22,9% dari fraksi volume 25% ke fraksi volume 35%. Dengan pengamatan foto mikro SEM, ikatan adhesi antara serat dan matrik terjadi dengan baik pada fraksi volume 35%. The purpose of this study was to determine the tensile strength and bending strength of lidah mertua fiber reinforced polypropylene. Lidah mertua is used whose leaf margins are yellow with a uniform age. Lidah mertua leaves were soaked by water retting method for 7 days. Fiber is extracted manually by hand. Recycled polypropylene used comes from glass beverage plastic waste. The chemical treatment of lidah mertua fibers 5% NaOH and a soaking time of 2 hours. Composites are molded using a hot press with a temperature of 200oC and a holding time of 2 hours. Composite tensile testing was carried out using ASTM D-570 and bending test with ASTM 790-03. Tensile test results showed that the highest tensile strength at 35% volume fraction was 71,606 MPa. Tensile strength increased by 28.9% from 25% volume fraction to 35% volume fraction. Bending test results showed that the highest bending strength at 35% volume fraction was 74.55 MPa. The bending strength increased by 22.9% from the 25% volume fraction to the 35% volume fraction. By observing SEM micro photographs, the bond between the fiber and the matrix occurs well at 35% volume fraction
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Tarigan, Alesandro, I. D. G. Ary Subagia, and A. A. I. A. Sri Komaladewi. "Eksperimental Adsorpsi dan Absorpsi Air Permukaan menggunakan Komposit hibrida Batu Basalt/ Moringa oleifera/ Tepung Lengket." Jurnal Energi Dan Manufaktur 12, no. 1 (April 30, 2019): 22. http://dx.doi.org/10.24843/jem.2019.v12.i01.p04.

Full text
Abstract:
Pada penelitian ini, komposit hibrida sebagai adsorbsi dan absorpsi polutan pada air permukaan telah dibuat. Komposisi hibrida terdiri dari batu basalt (BB) dan moringa oleifera (MO) sebagai pengisi dan tepung lengket (TL) sebagai matrik. Komposisi fraksi berat yaitu 40 wt% pengisi dan 60 wt% matrik telah diaplikasikan. Proses pencetakan panas (hot-press) telah digunakan untuk memproduksi komposit hibrida masing-masing variasi dengan melalui suhu 200° Celcius dan tekanan 2000 psi. Tujuan penelitian menginovasi kemampuan bahan dalam fungsi sebagai penyerap dan pengikat polutan pada air permukaan. Perendaman komposit hibrida selama 14 hari pada air permukaan telah dilakukan untuk menguji sifat adsorpsi dan absorpsi. Turbidity dilakukan untuk menentukan nilai kekeruhan dan nilai kandungan micro-organisme pada air permukaan sebelum dan setelah penambahan komposit hibrida. Hasil pengujian ditunjukan pertambahan paling tinggi yaitu pada spesimen dengan komposisi 40% batu basalt dan 60% tepung lengket dengan pertambahan berat sebesar 21,11 gram selama 336 jam dan paling kecil pada spesimen dengan komposisi 40% moringa oleifera dan 60% tepung lengket dengan pertambahan berat sebesar 4,15 gram selama 336 jam. Pada air dilakukan pengujian terhadap kekeruhan, pH dan bakteri pada air setelah dilakukan pengujian, dimana hasil pada spesimen dengan komposisi 40% moringa oleifera dan 60% tepung dapat mengurangi bakteri coliform sebesar 78,6%. hybrid composition is consisted of basalt and moringa oleifera with filler wood flour as a matrix. The composition of heavy fractions is 40 wt% filler and 60 wt% matrix has been applied. The hot-press process has been used to produce hybrid composites of each variation through a temperature of 200° Celsius and a pressure of 2000 psi. The purpose of this research is to inovate the ability of materials to function as absorbent and as binder of pollutants in surface water. Immersion of hybrid composites for 14 days in surface water has been carried out to test the characteristic of adsorption and absorption. Turbidity is done to determine the turbidity value and the value of micro-organism content in surface water before and after the addition of hybrid composites. The test results showed the highest increase in the specimens with a composition of 40% basalt stone and 60% sticky flour with a weight gain of 21.11 grams for 336 hours and the smallest in specimens with a composition of 40% moringa oleifera and 60% wood flour with weight gain amounting to 4.15 grams for 336 hours. In the water testing of turbidity, pH and bacteria on water after testing, the results on specimens with a composition of 40% moringa oleifera and 60% wood flour can reduce coliform bacteria by 78.6%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Abbas, Basril, and Yessy Warastuti. "Preparasi dan Karakterisasi Kitosan-Karboksi Metil Selulosa Iradiasi untuk Scaffold." Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi 14, no. 1 (June 2, 2018): 41. http://dx.doi.org/10.17146/jair.2018.14.1.3537.

Full text
Abstract:
Scaffold umumnya digunakan sebagai matrik pelepasan obat, penelitian perilaku sel dan material dalam bidang rekayasa jaringan. Scaffold berdimensi tiga (3D) biasanya berupa material berpori, biokompatibel, biodegradable dan berfungsi untuk memberikan lingkungan mikro yang cocok, yaitu dukungan mekanik, fisik, dan rangsangan biokimia untuk pertumbuhan sel optimal. Pada penelitian ini scaffold dibuat dari kitosan dan karboksimetil selulosa (KMS) dengan teknik liofilisasi. Selanjutnya, scaffold diiradiasi dengan sinar gamma dan dikarakterisasi dengan Fourier-Transform- Infrared, Scanning Electron Microscope (SEM), serapan air dan porositas. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada spektrum FTIR diperoleh kedua bahan tersebut tanpa terjadi reaksi, ukuran pori berkisar 130-467 µm, serapan air 803-1722%, dan porositas berkisar 70-74%. Iradiasi mempengaruhi ukuran pori, porositas, dan serapan air. Berdasarkan besaran porinya, komposit ini layak menjadi scaffold.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Kafalia, Rusna Fiki, Muh Dian Firdausy, and Arlina Nurhapsari. "PENGARUH JUS JERUK DAN MINUMAN BERKARBONASI TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN RESIN KOMPOSIT." ODONTO : Dental Journal 4, no. 1 (August 9, 2017): 38. http://dx.doi.org/10.30659/odj.4.1.38-43.

Full text
Abstract:
Background: Orange juice and Carbonat drink contains an acid agent which can affect the surface hardness of composite resin. Changes of surface hardness of composite resin is caused by infiltration of water containing the acid agent that affect the bonding of matrix to filler composite resin. This study purpose to determine the effect of immersed orange juice and carbonat drink on surface hardness of composite resin. Method: This was experimental laboratory study with a pre and post test control group design. The samples of composite resin had 12 mm in diameters and 2 mm in thickness (n=27). Composite resin used is FiltexTM Z350 XT shades A2. Samples were divided into three groups : group A immersed with orange juice, group B immersed with carbonat drink, and group C immersed with aquadest as the negative control. Samples were immersed for 24 hours. The pre and post immertion of composite resin surface hardness were measured with Micro Vickers Hardness Tester. Results: Post immertion Vickers hardness was compared by using one way anova test. The result showed that immersed orange juice and carbonat drink significantly reduced the surface hardness of composite resin (p < 0,05). Concluision: The conclusion Immersed carbonat drink more reduced the surface hardness of composite than orange juice. It is suggested to reduce the duration direct exprossure of consumption carbonat drink.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Dewi, Qori Sari, Simon Sembiring, Syafriadi Syafriadi, and Ediman Ginting. "Karakteristik Struktur Mikro Komposit Aspal Silika Sekam Padi Dengan Variasi Komposisi (20%:80%, 15%:85% dan 10%:90%)." Journal of Energy, Material, and Instrumentation Technology 1, no. 2 (August 31, 2020): 58–63. http://dx.doi.org/10.23960/jemit.v1i2.23.

Full text
Abstract:
Synthesis and characterization of rice husk and asphalt silica composites with various compositions have been carried out 20%: 80%, 15%: 85% and 10%: 90%. Silica synthesis from rice husk wa carried out using the sol-gel method. The materials used are rice husks, solid asphalt, distilled water, gasoline, NaOH and HNO3. This research was conducted of variations in the composition the effect of silica and asphalt on the microstructure and structure of the sample. The characterization results of Scanning Electron Microscopy and Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS) on the surface of silica asphalt composites in the form of erratic clots and cracks on the surface of the sample with an average grain size of 3.483 µm, 8,127 µm, and 7,192 µm. The analysis EDS results in the elements content contained in the sample elements of carbon (C), silicon (Si), oxygen (O), a little element of sulfur (S) and aluminum (Al). Then, the results of the X-Ray Diffraction (XRD) characterization obtained the structure of amorphous silica and amorphous carbon.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Kusumaningrum, Saputri, and Risni Julaeni Yuhan. "Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Indonesia Berdasarkan Indeks Komposit Pertumbuhan Inklusif dan Faktor yang Memengaruhinya." Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik 10, no. 1 (July 9, 2019): 1–17. http://dx.doi.org/10.22212/jekp.v10i1.1150.

Full text
Abstract:
Pada tahun 2016, pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang tinggi di beberapa provinsi di Indonesia ternyata diikuti pula ketimpangan pendapatan, kemiskinan, dan penganggurannya yang tinggi, seperti di Papua, Gorontalo, dan Sulawesi Tenggara. Kondisi tersebut tentu saja belum sesuai dengan konsep pertumbuhan inklusif, di mana dalam mencapai pertumbuhan ekonomi maka seluruh lapisan masyarakat harus ikut serta dalam prosesnya dan dapat menikmati hasilnya. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat capaian pertumbuhan inklusif provinsi di Indonesia pada tahun 2016 dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi capaian tersebut. Pendekatan penelitian menggunakan 2 metode, yaitu indeks komposit pertumbuhan inklusif yang diadopsi dari McKinley (2010) dan regresi berganda untuk menjawab terkait faktor-faktor yang memengaruhinya. Data yang digunakan bersumber dari Badan Pusat Statistik, Kementerian Kesehatan, dan Bank Indonesia.Hasil analisis menujukkan bahwa ternyata belum ada provinsi di Indonesia yang memiliki capaian pertumbuhan inklusif berkategori unggul (nilai indeks: 8-10) selama tahun 2016. Sebagian besar provinsi di Indonesia mencapai pertumbuhan inklusif dengan kategori memuaskan (nilai indeks: 4-7) dan terdapat dua provinsi yang memiliki kategori tidak memuaskan (nilai indeks: < 4), yaitu ProvinsiPapua dan Nusa Tenggara Timur. Selain itu, penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan inklusif provinsi di Indonesia menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa pembentukan modal tetap bruto, keterbukaan perdagangan, dan rasio kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terhadap PDRB memengaruhi pertumbuhan inklusif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Espressivo, Aufia, Dyah Irnawati, and Purwanto Agustiono. "Pengaruh pH Saliva terhadap Kelarutan Ion Aluminium Pada Resin Komposit Nanohybrid." Jurnal Material Kedokteran Gigi 6, no. 2 (September 1, 2017): 25. http://dx.doi.org/10.32793/jmkg.v6i2.268.

Full text
Abstract:
Nanohybrid composite resin is a type of composite resin restorative material containing micro-sized filler particles incorporated with nanoparticles. Composite resin restoration in the oral cavity can release its filler particles, one of them is aluminum ion. The pH of saliva is varied. This research aimed to determine the influence of salivary pH on aluminum ion solubility of nanohybrid composite resin. The materials used were nanohybrid composite resin Tetric Evoceram (Ivoclar Vivadent, Austria) and artificial saliva with pH of 5.6, 6.7, and 8.0. Twelve disc-shaped composite resin samples sized 5 mm in diameter and 2 mm thick were made. Samples were polymerized using light curing unit for 20 seconds. Composite resin samples were divided into three pH groups (n=4) and then each sample was soaked in 10 mL artificial saliva inside of polyethylene bottle. The immersion was done in the incubator for 14 days at 37ºC. The concentration of aluminum ion in artificial saliva solutions subsequently was calculated using AAS. Data were analyzed using One-way ANOVA (a=0,05). The mean concentration of aluminum ion released into saliva with pH 5.6, 6.7, and 8.0 were 0.538 ± 0.996 ppm, 0.431 ± 0.981 ppm, and 0.350 ± 0.071 ppm respectively. The result of One-way ANOVA showed a significant influence of salivary pH variation to the solubility of aluminum ion on nanohybrid composite resin (p<0,05). LSD test showed a significant difference only between saliva pH 5,6 and 8,0. The conclusion of this research was that low salivary pH increased the solubility of aluminum ion on nanohybrid resin composite in saliva.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Handayani, Devi Puspita, Dewi Puspitasari, and Nurdiana Dewi. "Efek perendaman rebusan Daun Sirih Merah (Piper crocatum) terhadap kekerasan permukaan resin komposit." Majalah Kedokteran Gigi Indonesia 2, no. 2 (August 29, 2016): 60. http://dx.doi.org/10.22146/majkedgiind.11265.

Full text
Abstract:
The effect of immersion of decoction water of Red Betel Leaf (Piper crocatum) on the surface hardness of composite resin. The purpose of this study was to determine the effect of immersion of decoction water of red betel leaf on the surface hardness of composite resin compared to alcoholic mouth rinse. It was a pure experimental study with post-test only with control group design. The total samples were 27 samples divided into 2 treatment groups and 1 control group, each of which consisted of 9 samples. The treatment groups were immersed in the decoction water of red betel leaf and alcoholic mouth rinse. The control group was immersed in aquadest. After the immersion, the samples were measured using Vickers Micro hardness Tester. Analysis with one way anova and post hoc Bonferroni showed a significant difference (p<0.05) on the surface hardness of composite resin after being immersed in decoction water of red betel leaf(79,81±3,76) kg/mm2 and alcoholic mouth rinse (67,11±2,51) kg/mm2. Based on this research, it can be concluded that there was an effect of immersion of decoction water of red betel leaf if compared with alcoholic mouth rinse. The value of surface hardness of composite resin immersed in alcoholic mouth rinse was lower than the decoction water of red betel leaf.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek perendaman dalam rebusan daun sirih merah terhadap kekerasan permukaan resin komposit bila dibandingkan dengan obat kumur beralkohol. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post-test only with control group design. Jumlah sampel sebanyak 27 yang dibagi dalam 2 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol dengan masing-masing kelompok sebanyak 9 sampel. Kelompok perlakuan direndam dengan air rebusan daun sirih merah dan obat kumur beralkohol. Kelompok kontrol direndam dengan akuades steril. Setelah itu dilakukan pengukuran menggunakan Vickers Microhardness Tester. Hasil uji One Way Anova dan Post Hoc Bonferroni menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna nilai kekerasan permukaan resin komposit yang direndam dengan air rebusan daun sirih merah (79,81±3,76) kg/mm2 dan obat kumur beralkohol (67,11±2,51) kg/mm2 dengan nilai kemaknaan (p<0,05). Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat efek lebih rendah pada perendaman dalam rebusan daun sirih merah terhadap kekerasan permukaan resin komposit bila dibandingkan dengan obat kumur beralkohol. Nilai kekerasan permukaan resin komposit yang direndam obat kumur beralkohol lebih rendah dibandingkan air rebusan daun sirih merah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Vellingiri, Suresh. "An experimental and investigation on the micro-structure hardness and tensile properties of Al-GrFe3O4 hybrid metal matrix composites." FME Transactions 47, no. 3 (2019): 511–17. http://dx.doi.org/10.5937/fmet1903511s.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Budimulia, Bernardo, and Mirza Aryanto. "Kebocoran mikro tumpatan resin komposit bulkfill flowable pada berbagai jarak penyinaranMicroleakage of bulkfill flowable composite resin at various irradiation distances." Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran 30, no. 1 (April 27, 2018): 1. http://dx.doi.org/10.24198/jkg.v30i1.17878.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Ayudia, Thesi Kurnia, Kuswardani Susari Putri, and Ivony Fitria. "PERBANDINGAN KEBOCORAN MIKRO PADA RESTORASI RESIN KOMPOSIT MIKROFILLER DENGAN RESIN-MODIFIED GLASS IONOMER CEMENT (RMGIC) PADA KAVITAS KLAS V GIGI ANTERIOR." Andalas Dental Journal 3, no. 2 (December 3, 2015): 83–91. http://dx.doi.org/10.25077/adj.v3i2.54.

Full text
Abstract:
Microleakage defined as the clinically undetectable passage of bacteria, fluids, molecules or ions between a cavity wall and the restorative material. Microleakage tends to occur in Class V cavities. It is caused by marginal adaptation which is more difficult in class V cavities. Microfiller composite resin is developed and indicated for areas that not require a large pressure. As the development of dental materials, it has been developed a composite resin base material that is known as resin-modified glass ionomer cement. This material has purposed to reduce the limitation of conventional glass ionomer cement and take the advantage of the composite resin material. The aim of this study was to evaluate microleakage difference of microfiler composite resin restoration with resin-modified glass ionomer cement restorations in class V anterior teeth cavities. The methode of this study used experimental laboratory through in vitro process . Thirty two class V cavities were prepared on labial surfaces of extracted human anterior teeth. Samples were divided into two groups. Group I included sixteen samples that have had restorated with microfiller composite. Group II included sixteen samples that have had restorated with resin-modified glass ionomer cement. The samples were immersed into aquabides solution for 24 hours. After that, the samples were immersed into 1% methylene blue solution for 24 hours. All samples sectioned longitudinally and analyzed for microleakage as dye penetration using a stereomicroscope. Student t-test were used for statistical analysis. The resulting data showed no significantly difference between two groups. Key Word : Microleakage, microfiller composite resin, resin-modified glass ionomer cement (RMGIC), class V cavities.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Sihombing, Yuan Alfinsyah, and Kamsul Abraha. "Kajian Pengaruh Nanopartikel Magnetik Fe3O4 Pada Deteksi Biosensor Berbasis Surface Plasmon Resonance (SPR)." JURNAL ILMU FISIKA | UNIVERSITAS ANDALAS 9, no. 2 (November 9, 2017): 121–31. http://dx.doi.org/10.25077/jif.9.2.121-131.2017.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan kajian berkaitan dengan pengaruh nanopartikel Fe3O4 pada deteksi biosensor berbasis surface plasmon resonance (SPR). Penelitian ini bertujuan untuk melihat penyebab munculnya dip baru atau pergeseran dip ke arah kanan pada kurva ATR (AttenuatedTotalReflection) setelah adanya penambahan nanopartikel magnetik Fe3O4.Sifat magnetik nanopartikel berupa permeabilitas magnet disubstitusikan pada kurva ATR dan sudut SPR terbentuk pada sudut 51,8º; 47,3º; 46,0º dan 45,6º untuk ketebalan perak 10 nm, 20 nm, 30 nm dan 40 nm berturut-turut dengan ketebalan nanopartikel 10 nm.Untuk melihat pengaruh permeabilitas magnet, diplot kurva ATR tanpa permeabilitas magnet. Hasilnya menunjukkan bahwa sudut SPR terbentuk pada sudut yang sama. Sehingga kemunculan dip baru pada panjang gelombang sinar laser 632,8 nm bukan dikarenakan sifat magnetnya. Sifat magnet ini akan muncul pada rentang gelombang mikro. Dengan pendekatan Teori Medium Efektif (TME) Landauer dan Bruggeman untuk sistem empat lapisan prisma/perak/komposit (nanopartikel+udara)/udara, diperoleh kurva relasi dispersi surface plasmon pada angka gelombang ; ;; dan untuk variasi fraksi volume 0,1; 0,2; 0,3; 0,4 dan 0,5 berturut-turut mengalami kopling dengan gelombang evanescent. Ini menunjukkan bahwa pergeseran dip muncul dengan pendekatan teori medium efektif Landauer dan Bruggeman. Kata Kunci : Surface Plasmon Resonance (SPR), nanopartikel magnetik Fe3O4,Evanescent, , TME Landauer dan Bruggeman.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Suwandi, Suwandi, Rahmat Sutarya, and Wiwin Setiawati. "Eksplorasi, Karakterisasi, dan Pemanfaatan Cendawan Berguna untuk Memperbaiki Pertumbuhan Sayuran." Jurnal Hortikultura 23, no. 2 (May 20, 2016): 143. http://dx.doi.org/10.21082/jhort.v23n2.2013.p143-152.

Full text
Abstract:
<p>Penggunaan mikrob efektif sebagai komponen habitat alam mempunyai peran dan fungsi penting mendukung keberhasilan usahatani ramah lingkungan, melalui proses seperti dekomposisi dan mineralisasi senyawa organik, fiksasi hara, pelarut hara, dan nitrifikasi hara tanaman. Penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengisolasi sumber daya hayati lokal berupa cendawan berguna sebagai pupuk hayati pelarut fosfat untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman sayuran. Eksplorasi dilaksanakan di daerah sentra produksi sayuran dataran tinggi dan dataran rendah mulai Bulan Juli sampai dengan Desember 2011. Metode pengambilan contoh tanah dilakukan secara komposit pada areal pertanaman sayuran dengan kondisi pertanaman sehat, kemudian cendawan berguna dari contoh tanah diisolasi dan diseleksi di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Jenis cendawan yang diidentifikasi pada media tumbuh ialah Aspergillus dan Penicillium, sedangkan pengujian efektivitasnya dilakukan pada pertanaman di rumah sere. Dari hasil eksplorasi ditemukan spesies cendawan potensial yang berguna sebagai pelarut fosfat sebanyak 20 isolat dari spesies Aspergillus spp. dan tiga isolat spesies Penicillium spp.. Adapun 12 isolat lainnya tergolong spesies cendawan Trichoderma sp. yang tidak termasuk mikrob pelarut fosfat. Beberapa spesies cendawan teridentifikasi sebagai pelarut fosfat mempunyai indeks melarutkan fosfat (IMP) yang cukup tinggi, yaitu isolat Kb-3-lg-as-1, Bm14-mj-pe-1, dan Cb9-gt-as-3 dengan nilai IMP &gt; 2,50. Hasil uji efektivitas spesies cendawan Aspergillus spp. dan Penicillium spp. memberikan pengaruh/rangsangan positif terhadap pertumbuhan tanaman tomat, kubis, dan beet.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Purboputro, Pramuko Ilmu, and Diki Awaluddin. "VARIASI UKURAN MESH (Al-Si) DAN KARBON TEMPURUNG KELAPA DENGAN MENGGUNAKAN POLYESTER BQTN 157 TERHADAP NILAI PENGUJIAN KEKERASAN." Media Mesin: Majalah Teknik Mesin 19, no. 2 (January 9, 2019): 84–89. http://dx.doi.org/10.23917/mesin.v19i2.7501.

Full text
Abstract:
Pada penelitian ini peneliti ingin memahami dan membuat sampel kampas rem sepeda motor dengan menggunakan bahan komposit ramah lingkungan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu fiberglass, karbon, serbuk Al-Si variasi mesh 50, 60, 100, kalsium karbonat, barium sulfat dan resin polyester dengan katalis sebagai matriks. Kemudian di uji gesek dengan uji kering, uji air, uji air garam, uji oil dan uji minyak rem dengan beban 20 kg selama 3 jam dan di uji kekerasan menggunakan Durometer dengan standar ASTM D2240. Dari hasil uji kekerasan nilai tertinggi pada variasi Al-Si mesh 100 yaitu 92,7 ShoreD. Hasil pengujian gesek nilai keausan tertinggi pada semua kondisi dari variasi Al-Si mesh 100 yaitu 33,171 mm³/jam, 29,025 mm³/jam, 29,025 mm³/jam, 30,393 mm³/jam, 37,310 mm³/jam. Dari hasil pengujian gesek di dapat nilai koefisien gesek nilai tertinggi pada semua kondisi dari variasi Al-Si mesh 100 yaitu 0,7084, 0,6322, 0,6025, 0,6393, 0,6345. Pada foto mikro setelah uji gesek kampas rem variasi mesh 50 mengalami kegagalan bonding adhesive sedangkan variasi mesh 60, 100 dan pasaran x mengalami kegagalan bonding kohesive. Dari hasil pebahasan dapat di simpulkan besar kecil butiran Al-Si mempengaruhi nilai kekerasan, keausan dan koefisien gesek kampas rem.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Hairiyah, Nina, R. Rizki Amalia, and Aprilia Widyastuti. "Pembuatan Mikrokomposit Dari Serat Alam Purun Tikus (Eleocharis Dulcis) Dan Eceng Gondok (Eichornia Crassipes)Sebagai Filler Dengan Limbah Plastik Polyethylene Terephthalate (PET) Sebagai Matriks." Jurnal Teknologi Agro-Industri 4, no. 2 (January 26, 2018): 61. http://dx.doi.org/10.34128/jtai.v4i2.50.

Full text
Abstract:
Komposit adalah suatu material yang terdiri dari campuran atau kombinasi dua atau lebih material baik secara mikro atau makro, dimana sifat material yang tersebut berbeda bentuk dan komposisi kimia dari zat asalnya.Kombinasi antara dua atau lebih dari material pembentuk melalui pencampuran yang tidak homogen yang terdiri dari matriks sebagai pelindung dan filler sebagai pengisi. Purun tikus dan eceng gondok merupakan salah satutanaman yang memiliki kandungan selulosa. Bahan selulosa murni yang berasal dari purun tikus dan eceng gondok dapat menjadi bahan pengisi alternatif karena sifat seratnya yang kuat(modulus tinggi) sehingga menghasilkan struktur kristalin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi filler antara serat alam dari purun tikus dan eceng gondok dengan menggunakan polimer polyethylene terephthalate (PET) sebagai matriks untuk menghasilkan mikrokomposit dengan karakteristik mekanik terbaik, dilihat dari tekstur, porositas dan daya rekat. Proses pembuatan mikrokomposit terdiri dari 4 tahap yaitu pembuatan serbuk purun tikus dan eceng gondok kemudian dianalisis kadar air dan densitas, fraksi selulosa tongkol jagung, pembuatan matriks dari limbah PET dan pembuatan mikrokomposit. Hasil penelitian menunjukkan kadar air sebuk purun tikus 2.47% dengan rendemen 26.89% dan densitas 0.28 g/ml dan mikrokomposit terbaik yaitu MKP1 dengan filler tongkol jagung 30% dan matrikslimbah plastik PET 70%, dan hasil kadar air serbuk eceng gondok 1.99% dengan rendemen 10.24 % dan densitas 1 g/ml dan mikrokomposit terbaik yaitu MKE 3 dengan filler eceng gondok 50% dan matriks limbah plastik PET 50%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Faza, Yanwar, Nina Djustiana, Arief Cahyanto, I. Made Joni, and Kosterman Usri. "Nilai pH hidrolisis pada teknik sol-gel terhadap ukuran dan zeta potensial partikel keramik mullite sebagai bahan pengisi komposit kedokteran gigi." Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students 1, no. 2 (October 30, 2017): 90. http://dx.doi.org/10.24198/pjdrs.v1i1.22298.

Full text
Abstract:
Pendahuluan: Kecenderungan aggregasi dan aglomerasi partikel keramik ukuran nano di dalam resin (komposit kedokteran gigi) menjadi suatu tantangan untuk dapat mensintesis nano partikel mullite dengan teknik solution gelation (sol-gel). Nilai pH hidrolisis pada teknik sol-gel diketahui mempengaruhi ukuran dan zeta potensial partikel keramik sehingga mempengaruhi kestabilan distribusi partikel keramik di dalam cairan. Metode: Desain penelitian berupa penelitian deskriptif. Partikel mullite dihasilkan melalui prekursor tetraethyl orthosilicate (TeOS) dan aluminium nitrate (Al2(NO3)3) yang di dicampurkan pada tahap hidrolisis dengan pengaturan pH yang bervariasi: pH 2, pH 3 dan pH 4. Partikel mullite yang dihasilkan di karakterisasi menggunakan Dynamic light scattering (DLS) untuk mengetahui ukuran dan zeta potensial partikel mullite. Hasil: Ukuran rerata partikel mullite yang dihasilkan pada pH 2, 3 dan 4 berturut-turut adalah 2349,7 nm, 1281 nm dan 245,9 nm. Hasil memperlihatkan penurunan ukuran partikel seiring dengan peningkatan pH. Mulite dengan pH hidrolisis 4 berukuran nanometer, sementara mullite dengan pH 2 dan 3 berukuran mikron. Sementara itu, nilai zeta potensial pada keramik mullite yang dihasilkan pada pH 2, 3 dan 4 berturut-turut adalah 31,7 mV, 40,7 mV dan 29,2 mV. Nilai zeta potensial pada semua kelompok mullite, masuk pada kategori stabil. Simpulan: Partikel mullite yang dihasilkan dengan pH hidrolisis 4 dapat menjadi alternatif bahan pengisi kedokteran gigi karena memiliki ukuran nano dan kestabilan partikel yang baik.Kata kunci: Mullite, pH hidrolisis, ukuran partikel, zeta potensial, sol-gel
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Syafri, Muhammad, and Tunjung Nugraheni. "Pengambilan Lentulo Patah Pada Perawatan Saluran Akar Gigi Molar Satu Kiri Bawah Nekrosis Pulpa." Majalah Kedokteran Gigi Indonesia 20, no. 1 (June 1, 2013): 78. http://dx.doi.org/10.22146/majkedgiind.8384.

Full text
Abstract:
Selama prosedur preparasi saluran akar, kemungkinan patahnya instrumen selalu ada. Saat ini instrumen yang patah dapat dikeluarkan dengan menggunakan alat ultrasonik seperti jarum Miller yang dihubungkan dengan tip ultrasonik endo, selain itu diperlukan juga akses dan visibilitas yang baik sehingga memudahkan operator untuk mengeluarkan instrumen yang patah tersebut. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk melaporkan keberhasilan pengambilan lentulo patah di dalam saluran akar menggunakan jarum miller yang dihubungkan dengan tip ultrasonik endo dikombinasikan dengan hedstroem no 25. Dalam makalah ini dilaporkan satu kasus perawatan saluran akar gigi molar satu kiri bawah pulpitis irreversibel pada pasien wanita 20 tahun, namun terjadi patah lentulo saat pengaplikasian bahan sterilisasi saluran akar. Pengambilan lentulo berhasil dilakukan pada kunjungan kedua dengan menggunakan jarum miller yang dihubungkan dengan tip ultrasonik endo serta hedstroem file no 25. Visibilitas didapatkan dengan melakukan coronal flaring menggunakan heroshaper dari mikro mega yang dihubungkan dengan alat rotary. Setelah 1 minggu, gigi diobturasi dengan teknik single cone pada saluran akar distal dan teknik kondensasi lateral pada saluran akar mesiobukal dan mesiolingual. Pada kunjungan berikutnya, gigi direstorasi dengan resin komposit disertai pasak dentatus screw. Setelah 2 bulan diamati secara radiografis dan klinis, tidak ada keluhan dari pasien.Broken Lentulo Removal During Root Canal Treatment On The First Molar Mandible Sinistra With Pulp Necrosis. During root canal preparation procedure, there is always potential for instrument breakage. Nowadays, broken instruments can be removed using ultrasonic instruments such as a needle miller connected to endo ultrasonic tip, but it needs good access and visibility in order to make it easier for the operator to remove the broken instruments. The aim of this case report is to present the successful removal of a broken lentulo left in a root canal by using smooth broach connected to a ultrasonic endo tip combined with an hedstroem file no 25. This paper reports a case of molar root canal treatment of the lower left irreversible pulpitis in 20 year-old female patient, but the incident of broken lentulo occured while applying root canal medicament. The effort to remove lentulo was successful on the second visits using a needle miller connected to endo ultrasonic tip and headstrom file no 25. Visibility was obtained by using a coronal flaring of micro mega hero shaper associated with the rotary tool. In the following week, the teeth was obturated with single cone technique on the distal root canal applying the lateral condensation technique on mesiolingual and mesiobuccal root canal. In the next visit, the teeth were restored with composite resin with dowel dentatus screw. After 2 months of being observed radiographically and clinically, there is no more complaint from the patient
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Purboputro, Pramuko Ilmu, and Bayu Aji Prabowo. "ANALISA PENGARUH SERAT RAMI DAN FIBERGLASS DENGAN VARIASI BUTIRAN KUNINGAN (Cu-Zn) MESH 40,50,60 TERHADAP NILAI KEKERASAN, KEAUSAN, DAN KOEFISIEN GESEK KAMPAS REM." Media Mesin: Majalah Teknik Mesin 20, no. 2 (July 29, 2019): 32–40. http://dx.doi.org/10.23917/mesin.v20i2.8533.

Full text
Abstract:
Pada penelitian ini peneliti membuat kampas rem sepeda motor dengan menggunakan bahan komposit serat alam dan serat buatan yang ramah lingkungan dengan beberapa variasi komposisi bahan untuk mengetahui nilai kekerasan, keausan, dan koefisien gesek. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu serat rami, fiberglass, serbuk kuningan mesh 40, 50, dan 60, kalsium karbonat, barium sulfat, dan resin polyester dan katalis sebagai matrik nya. Kemudian kampas rem diuji gesek dengan beban 16 kg selama 3 jam dengan uji kering, air, oli, air garam, dan minyak rem dan kemudian dihitung keausan dan koefisien geseknya, dan diuji kekerasan dengan menggunakan Durometer dengan standar ASTM D2240. Dari hasil pengujian kekerasan didapatkan nilai tertinggi didapatkan pada kampas rem Indopart dengan nilai 86,7 HD, sedangkan kekerasan yang mendekati kampas Indopart didapatkan pada kampas rem variasi mesh 60 dengan nilai kekerasan 84,6 HD. Hasil pengujian keausan menunjukan nilai keausan kampas rem terendah terjadi pada variasi kampas Indopart, sedangkan keausan terendah dibawahnya terjadi pada kampas variasi kuningan mesh 60 dengan nilai 81,25 mm3/jam kondisi kering, 51,63 mm3/jam kondisi air, 59,37 mm3/jam kondisi oli, 46,87 mm3/jam kondisi air garam, dan 69,37 mm3/jam pada kondisi minyak rem. Hasil data yang diperoleh nilai koefisien gesek tertinggi didapatkan variasi kampas rem indopart, sedangkan yang mendekati didapatkan kampas rem variasi kuningan mesh 60 dengan nilai 0,6226, 0,5725, 0,5383, 0,5754, dan 5718 . Pada foto mikro setelah dilakukan uji gesek kampas mesh 50 mengalami kegagalan bonding kohesive, sedangkan mesh 40 dan 60 mengalami bonding kohesive dan adhesive. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa besar kecil ukuran serbuk yang digunakan mempengaruhi nilai kekerasan, keausan, dan juga koefisien gesek.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Refliaty, Refliaty, and Endriani Endriani. "Kepadatan Tanah Pasca Tambang Batu Bara Setelah di Revegetasi." Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universitas Jambi|JIITUJ| 2, no. 2 (December 13, 2018): 107–14. http://dx.doi.org/10.22437/jiituj.v2i2.5981.

Full text
Abstract:
Penelitian tinjauan kepadatan lahan paska tambang batu bara yang sudah direveggetasi dilaksanakan di lahan bekas tambang batubara milik PT. Nan Riang, di Kota Muara Tembesi, Provinsi Jambi. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Fisika Tanah dan Mineralogy Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan dari bulan Juni 2016 sampai November 2016. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode survey dan data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif analitik pada lahan bekas tambang yang telah ditanami vegetasi reklamasi (jabon umur 6 tahun, jambu umur 5 tahun , rambutan umur 4 tahun, dan karet umur 2 tahun). Contoh tanah utuh diambil pada kedalaman 0-20 cm dengan menggunakan ring sample (core samplers), lalu ditutup pada kedua sisinya agar air di dalam sampel tidak mengalami penguapan selama disimpan. Pada saat bersamaan, resistensi penetrasi tanah, yakni suatu variabel yang menggambarkan besarnya hambatan penetrasi akar ke dalam tanah, diukur pada kedalaman 0-5 cm, 5-10 cm, 15-20 cm dengan menggunakan penetrometer. Contoh tanah utuh digunakan untuk menganalisis berat volume, porositas total, dan kadar air tanah pada kondisi lapangan, sdangkan contoh tanah komposit digunakan untuk analisis kandungan bahan organik tanah. Data dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan interval variabel kualitas tanah timbunan bekas tambang pada setiap umur vegetasi reklamasi. Interval variabel tersebut selanjutnya dibandingkan dengan kebutuhan tanaman pangan berdasarkan beberapa hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa revegetasi lahan paska tambang mempengaruhi kepadatan tanah. Kepadatan tanah berkurang dengan semakin bertambah umur tanaman revegetasi yang digunakan (jabon umur 6 tahun, jambu umur 5 tahun , rambutan umur 4 tahun, dan karet umur 2 tahun). Semakin dalam tanah kepadatan semakin meningkat, namun semakin berkurang pada tanaman yang lebih tua. Reklamasi lahan paska tambang batubara dengan tanaman jabon, jambu, rambutan dan karet mempengaruhi iklim mikro.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Pulunggono, Heru Bagus, Moh Zulfajrin, and Arief Hartono. "Distribusi Sifat Kimia Gambut di Perkebunan Sawit dan Hubungannya dengan Kedalaman Lapisan Gambut dan Jarak dari Tanah Mineral Berbahan Induk Batuan Ultrabasa." Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 22, no. 1 (April 1, 2020): 22–28. http://dx.doi.org/10.29244/jitl.22.1.22-28.

Full text
Abstract:
Lahan gambut di lokasi penelitian yang digunakan untuk perkebunan sawit berdampingan dengan tanah mineral berbahan induk ultrabasa berkadar Mg tinggi. Tanah berkadar Mg tinggi dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman dan gangguan serapan hara. Penelitian ini bertujuan mempelajari distribusi beberapa sifat kimia tanah seperti pH; kandungan unsur kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na) dapat ditukar; besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn) total dan terekstrak DTPA dalam gambut dan hubungannya dengan kedalaman lapisan gambut dan jarak terhadap tanah mineral berbahan induk batuan ultrabasa. Contoh gambut sekitar 1,0 kg diambil secara komposit dari setiap kedalaman gambut 0 – 30, 30 – 60 dan 60 – 90 cm pada transek toposekuen dari setiap jarak 100, 200, 300, 400, 500 dan 600 m dari perbatasan tanah mineral ultrabasa. Analisis contoh gambut dilakukan untuk menetapkan (i) kapasitas tukar kation (KTK) dan pH H2O 1:5; (ii) kandungan hara makro K, Ca, Mg dan benefisial Na menggunakan amonium asetat 1 N pH 7; dan (iii) kandungan total unsur mikro Fe, Cu, Zn, Mn serta kandungan unsur-unsur tersebut dengan pengekstrak DTPA. Hasil penelitian menunjukkan nilai pH gambut menurun sangat nyata berdasarkan kedalaman lapisan gambut dan cenderung menurun dengan semakin jauh dari tanah mineral. Nilai KTK berfluktuasi dan cenderung meningkat sesuai peningkatan kedalaman lapisan gambut dan jarak dari tanah mineral. Berdasarkan hasil pengukuran Mg dan Fe, hara yang berasal dari tanah mineral mempengaruhi gambut hingga jarak 600 m dari batas gambut. Tanah gambut mengandung Mg, Na, Fe, Mn, dan Zn tersedia dalam kadar tinggi dan K and Ca tersedia dalam kadar rendah. Hara Cu tersedia tergolong cukup pada semua kedalaman dan jarak kecuali kedalaman 60 – 90 cm dan jarak 600 meter. Kandungan hara benefisial Na menunjukkan korelasi positif dengan kedalaman lapisan gambut yang mengindikasikan pengaruh marin pada tanah mineral bawah gambut. Disparitas yang besar antara Mg dengan kation lain dapat mengganggu penyerapan hara oleh akar tanaman dan memungkinkan pencucian K dan Ca keluar dari solum.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Erçetin, Ali, Kubilay Aslantaş, and Mustafa Perçin. "Toz metalurjisi yöntemiyle üretilen tungsten-bakır kompozit malzemelerin mikro frezelenmesi: Kompozisyon ve sinterleme sıcaklığının etkisi." Gazi Üniversitesi Mühendislik-Mimarlık Fakültesi Dergisi 2018, no. 2018 (April 6, 2018). http://dx.doi.org/10.17341/gazimmfd.416434.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography