Academic literature on the topic 'Mikrohabitate'
Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles
Consult the lists of relevant articles, books, theses, conference reports, and other scholarly sources on the topic 'Mikrohabitate.'
Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.
You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.
Journal articles on the topic "Mikrohabitate"
1
Wahyuni, Titik Tri, Rahayu Widyastuti, and Dwi Andreas Santosa. "KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN MIKROARTHROPODA PADA MIKROHABITAT KELAPA SAWIT." Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 17, no. 2 (2015): 54. http://dx.doi.org/10.29244/jitl.17.2.54-59.
Full textAbstract:
Acari dan Collembola merupakan mikroarthropoda yang hidup di tanah dan lapisan serasah. Dalam ekosistem mikroarthropoda berperan aktif dalam proses dekomposisi yaitu dalam fragmentasi bahan organik sehingga dapat mempercepat penghancuran bahan organik. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kelimpahan dan keanekaragaman mikroarthropoda pada berbagai mikrohabitat kelapa sawit. Penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu pengambilan sampel, ekstraksi dan identifikasi fauna tanah. Plot pengambilan sampel diambil dengan jarak 50 x 50 m yang terdiri dari 5 titik, setiap titik terdiri dari 11 mikrohabitat. Sampel diambil pada beberapa mikrohabitat kelapa sawit yaitu tanah dengan jarak 0 m; 1 m; 3m dari tanaman kelapa sawit, gawangan kompos, pelepah pada ketinggian 30 cm; 90 cm; 150 cm, epifit pada ketinggian 30 cm; 90 cm; 150 cm dan tonggak. Sampel diambil pada bulan Januari 2014. Ekstraksi mikroarthropoda menggunakan Kempson Extractor, sedangkan identifikasi dilakukan sampai tingkat subordo untuk Acari dan famili untuk Collembola. Kelimpahan dan keanekaragaman mikroarthropoda dihitung menggunakan rumus kelimpahan menurut Meyer dan indeks keanekaragaman Shanonn (Shannon’s diversity index). Untuk mengetahui perbedaan kelimpahan dan keanekaragaman mikroarthropoda di berbagai mikrohabitat digunakan analisis sidik ragam satu arah (one-way ANOVA) dan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan mikroarthropoda tertinggi ditemukan pada pelepah dan epifit. Kelimpahan Acari tertinggi ditemukan pada mikrohabitat epifit dengan ketinggian 30 cm yaitu 4,408 individu m-2, sedangkan kelimpahan Collembola tertinggi ditemukan pada mikrohabitat pelepah dengan ketinggian 150 cm yaitu 6,173 individu m-2. Kondisi mikroklimat pada mikrohabitat pelepah dan epifit lebih sesuai untuk kehidupan mikroarthropoda dibandingkan dengan mikrohabitat yang diteliti. Keanekaragaman mikroarthropoda pada mikrohabitat kelapa sawit tergolong rendah berdasarkan indeks keanekaragaman Shannon.<br />Kata kunci: Kelimpahan, keanekaragaman, mikroarthropoda, mikrohabitat, kelapa sawit
2
Yusron, Eddy, and Edward. "DIVERSITAS EKHINODERMATA (ASTEROIDEA, ECHINOIDEA DAN HOLOTHUROIDEA) DI PERAIRAN PULAU OSI, SERAM BARAT-MALUKU TENGAH." Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis 11, no. 2 (2019): 437–46. http://dx.doi.org/10.29244/jitkt.v11i2.20109.
Full textAbstract:
Penelitian keanekaragaman jenis fauna ekhinodermata (Asteroidea, Echinoidea dan Holothuroidea) di perairan Pulau Osi, Seram Barat, Maluku Tengah dilakukan pada Juli 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai struktur komunitas fauna ekhinodermata di perairan Pulau Osi, Maluku Tengah. Pengambilan contoh biota dilakukan dengan menggunakan transek kuadrat ukuran 1m x 1m. Hasil penelitian diperoleh 16 jenis ekhinodermata yang mewakili empat jenis Asteroidea, lima jenis Echinoidea dan tujuh jenis Holothuroidea. Kelompok teripang atau Holothuroidea merupakan kelompok yang paling menonjol pada tiga stasiun. Pada tiga stasiun yang diamati, ternyata kelompok teripang (Holothuroidea) menempati tingkat kekayaan jenis relatif tinggi. Analisa kuantitatif diperoleh nilai indeks keanekaragaman dan indeks kemerataan tertinggi ditemukan di stasiun dua (H = 1,117; J = 0,974) dan nilai indeks kekayaan jenis tertinggi didapatkan pada stasiun satu (D = 0,079). Secara umum ekhinodermata menyukai mikrohabitat lamun (14 jenis), mikrohabitat pasir (9 jenis) dan mikrohabitat rumput laut (8 jenis).
3
Kehr, Virginia, and Gerhard Kost. "Mikrohabitat Pflanzengalle: Das Zusammenleben von Gallmxsücken und Pilzen." Biologie in unserer Zeit 29, no. 1 (1999): 18–25. http://dx.doi.org/10.1002/biuz.960290105.
Full text
4
Pribadi, Didik Utomo, Arika Purnawati, and Noni Rahmadhini. "Penerapan Sistem Pertanaman Refugia sebagai Mikrohabitat Musuh Alami pada Tanaman Padi." Jurnal SOLMA 9, no. 1 (2020): 221–30. http://dx.doi.org/10.29405/solma.v9i1.3108.
Full textAbstract:
Budidaya tanaman padi merupakan salah satu pekerjaan utama bagi masyarakat di Desa Kuluran, Kalitengah, Lamongan. Petani di Desa Kuluran dalam melakukan usaha pertaniannya sering berhadapan dengan adanya serangan hama yang menjadi faktor pembatas dalam meningkatkan produksi padi. Petani mengaplikasikan pestisida kimia sebagai tindakan pencegahan dan pengendalian hama yang menyerang tanaman padi. Program pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada petani tentang bahaya pengaplikasian pestisida terus menerus dan memberikan solusinya berupa cara pemanfaatan tanaman refugia sebagai mikrohabitat musuh alami di ekosistem sawah. Program pengabdian terdiri dari 4 tahapan yaitu sosialisasi dan penyuluhan; 1) sosialisasi dan penyuluhan; 2) pendampingan penanaman tanaman refugia; 3) pengamatan kelimpahan musuh alami; dan 4) evaluasi kegiatan pengabdian. Kegiatan penanaman tanaman refugia dilakukan secara demonstration plotting di lahan salah satu peserta. Hasil yang diperoleh adalah kesadaran petani akan bahaya pengaplikasian pestisida kimia secara terus menerus dan meningkatnya pemahaman petani tentang pemanfaatan tanaman refugia di sawah. Hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan 2 jenis serangga yaitu Collembola dan Branconidae yang berada di sekitar tanaman refugia. Tim pengabdian masyarakat telah menyusun modul dan melakukan koordinasi dengan ketua gabungan kelompok tani untuk mendukung keberlanjutan program. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa proses kegiatan telah berjalan baik dan petani akan menanam tanaman refugia di lahannya masing-masing pada musim tanam mendatang.
5
Ihsan, Muhsinul, Suhirman Suhirman, Edi M. Jayadi, et al. "ANALISIS MAKANAN ALAMI DALAM LAMBUNG DAN MIKROHABITAT LOBSTER PASIR (Panulirus homarus) FASE PUERULUS DI TELUK AWANG." Jurnal Riset Akuakultur 14, no. 3 (2019): 183. http://dx.doi.org/10.15578/jra.14.3.2019.183-191.
Full textAbstract:
Pulau Lombok memiliki potensi dalam industrialisasi lobster. Aspek makanan alami larva perlu dipahami untuk mendukung pembenihan lobster. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis makanan alami dalam lambung dan mikrohabitat lobster pasir (Panulirus homarus) fase Puerulus. Cairan lambung dari sepuluh ekor Puerulus dianalisis dengan metode analisis plankton. Makanan alami di mikrohabitat dikoleksi dengan menyaring seratus liter air laut dari alat tangkap dengan jaring plankton. Makanan alami dalam lambung meliputi fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton terdiri atas satu kelas yaitu bacillariophyceae, tiga ordo yaitu rhabdonematales; naviculales; fragilariales; dan tiga spesies yaitu: Grammatophora marina, Navicula cancellata, dan Synedra radians. Zooplankton terdiri atas kelas oligothriceae ordo choreotrichi spesies Tintinnopsis lobiancoi. Makanan alami di mikrohabitat juga terdiri atas fitoplankton dan zooplankton. Struktur komunitas fitoplankton terdiri atas enam kelas; 26 ordo; dan 39 spesies, sedangkan komunitas zooplankton terdiri atas 10 kelas; 10 ordo; dan 20 spesies. Indeks keanekaragaman makanan alami dalam lambung sebesar 1,39. Rata-rata nilai kelimpahan, indeks keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi fitoplankton, serta zooplankton di mikrohabitat berturut-turut 65.744 sel/50 mL; 3,03; 0,82; 0,08; serta 182 sel/50 mL; 1,89; 0,62; 0,3. Grammatophora marina, Navicula cancellata, Synedra radians, dan Tintinnopsis lobiancoi berpotensi sebagai pakan alami larva lobster pasir (Panulirus homarus).Lombok Island has a high potential to be developed as a central area for lobster farming industry due to the abundance of puerulus in the area. One of the requirements to support the industry is by providing the biological aspect information of spiny lobster (Panulirus homarus) especially its local natural diet during the puerulus phase, which is required to develop a sustainable operation of lobster hatchery. This research was aimed to determine the natural diet in the stomach and microhabitat of puerulus of spiny lobster. The natural diet in the stomach fluid of ten Puerulus was determined using plankton analysis method, while the natural diet in the lobster microhabitat was collected by filtering one hundred liters of seawater in the catching media by using plankton nets. The natural diet in the stomach of puelurus includes phytoplankton and zooplankton. Phytoplankton consisted of one class, bacillariophyceae; three ordines, rhabdonematales, naviculales, fragilariales; and three species, Grammatophora marina, Navicula cancellata, and Synedra radians. Zooplankton consisted of class oligothriceae, ordo choreotrichi, species Tintinnopsis lobiancoi. The natural diet in the microhabitat also consisted of phytoplankton and zooplankton. The community structure of phytoplankton consisted of six classes; 26 ordines; and 39 species, while zooplankton consisted of 10 classes; 10 ordines; and 20 species. The diversity index of the natural diet in the puerulus stomach was classified as moderate H’ 1.39. The averages of abundance, diversity, similarity, and dominance index of phytoplankton and zooplankton in the microhabitat were 65,744 cell/50 mL; 3.03; 0.82; 0.08; and 182 cell/50 mL; 1.89; 0.62; 0.3 respectively. Grammatophora marina, Navicula cancellata, Synedra radians, and Tintinnopsis lobiancoi were found to be dominant and have the potential to be developed as the natural hatchery diet for spiny lobster larvae.
6
Rahmadhini, Noni, Didik Utomo Pribadi, and Arika Purnawati. "Efek Refugia terhadap Keberadaan Musuh Alami di Sawah di Desa Kuluran, Kalitengah, Lamongan." BERKALA ILMIAH AGROTEKNOLOGI - PLUMULA 6, no. 2 (2019): 104–8. http://dx.doi.org/10.33005/plumula.v6i2.8.
Full textAbstract:
Refugia adalah mikrohabitat bagi musuh alami (predator dan parasitoid) untuk berkembangbiak yang ditanam di sekitar tanaman budidaya. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efek keberadaan refugia terhadap kelimpahan musuh alami di sawah. Metode yang digunakan adalah metode survai. Pengamatan populasi musuh alami dilakukan secara visual dan diamati langsung. Alat perangkap yang digunakan yaitu pitfall dan sweep net. Hasil pengamatan didapatkan 2 famili serangga yaitu Branconidae yang berperan sebagai parasitoid dan Collembola yang berperan sebagai dekomposer.
7
Cintra, Allsay K. A., Selvia Oktaviyani, Tyani Fitrian, and Nurul D. M. Sjafrie. "Pengaruh Liang Boleophthalmus pectinirostris (Linnaeus, 1758) (Actinopterygii:Gobiidae) terhadap Biomassa Mikrofitobenthos di Ekosistem Mangrove Pandansari Brebes Jawa Tengah." Jurnal Kelautan Tropis 23, no. 2 (2020): 183–90. http://dx.doi.org/10.14710/jkt.v23i2.6977.
Full textAbstract:
Mudskippers (Boleophthalmus pectinirostris) in temperate climates make burrows and shallow ponds surrounded by mud walls as a provider of microhabitats for microphytobenthos. In the mangrove ecosystem of Pandansari Brebes there are also Boleophthalmus pectinirostris which make burrows. The purpose of this study is to determine the effect of the Boleophthalmus pectinirostris burrow as a microhabitat for microphytobenthos in the mangrove ecosystem of Pandansari, Kaliwlingi village, Brebes. This research was conducted in mangrove and mudflat beach areas with three transects and three replications each. Samples were taken were burrow structures, temperature, and microphytobenthos biomass in the inner and outer area of the burrow. The results showed a total area of burrows in mudflat beach areas 71.93 ± 24.9cm2/m2 was greater than in mangrove areas 50.51 ± 46.9cm2/m2 because the beach has more mud than in mangrove. Microphytobenthos biomass was fewer in mudflat beach areas than mangrove areas because the density of Boleophthalmus pectinirostris was more on the mudflat. There was no difference in microphytobenthos biomass inside the burrow (mangrove: 1623 ± 1108µg/mm2; mudflat beach: 94.5 ± 67.5µg/mm2) from outside the burrow (mangrove: 2484 ± 3161µg/mm2; mudflat beach: 145 ± 151µg/mm2). This shows that the Boleophthalmus pectinirostris burrow in Pandansari Brebes does not provide microhabitats for microphytobenthos. This is because in the tropics the temperature is almost the same every year so that microphytobenthos can always live every year. Ikan gelodok (Boleophthalmus pectinirostris) di daerah beriklim temperate membuat liang dan juga kolam dangkal yang di kelilingi oleh dinding lumpur sebagai penyedia mikrohabitat bagi mikrofitobenthos. Di ekosistem mangrove Pandansari Brebes juga terdapat B. pectinirostris yang membuat liang. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh liang ikan gelodok jenis B. pectinirostris sebagai mikrohabitat bagi mikrofitobenthos di ekosistem mangrove daerah Pandansari desa Kaliwlingi Brebes. Penelitian ini dilakukan di daerah mangrove dan daerah pantai berlumpur dengan masing tiga transek dan tiga ulangan. Sampel yang diambil berupa struktur liang, suhu dan biomassa mikrofitobenthos di area dalam dan luar liang. Hasil menunjukan luas liang total lebih besar di daerah pantai 71,93±24,9 cm2/m2 karena pantai memiliki lumpur yang banyak daripada di daerah mangrove 50,51±46,9cm2/m2. Biomassa mikrofitobenthos lebih sedikit di daerah pantai daripada daerah mangrove karena kepadatan B. pectinirostris lebih banyak di pantai. Tidak ada perbedaan biomassa mikrofitobenthos secara signifikan di dalam liang (mangrove: 1623±1108µg/mm2; pantai: 94,5±67,5µg/mm2) dengan di luar liang (mangrove: 2484±3161µg/mm2; pantai:145±151µg/mm2) hal ini menunjukan liang B. pectinirostris di Pandansari Brebes tidak menyediakan mikrohabitat bagi mikrofitobenthos. Hal ini disebabkan di daerah tropis suhu tiap tahun yang hampir sama sehingga mikrofitobenthos dapat selalu hidup tiap tahun
8
Abubakar, Salim, Masykhur Abdul Kadir, Nebuchadnezzar Akbar, and Irmalita Tahir. "ASOSIASI DAN RELUNG MIKROHABITAT GASTROPODA PADA EKOSISTEM MANGROVE DI PULAU SIBU KECAMATAN OBA UTARA KOTA TIDORE KEPULAUAN PROVINSI MALUKU UTARA." JURNAL ENGGANO 3, no. 1 (2018): 22–38. http://dx.doi.org/10.31186/jenggano.3.1.22-38.
Full textAbstract:
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis asosiasi dan relung mikrohabitat gastropoda pada ekosistem hutan mangrove di Pulau Sibu Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara. Pengambilan sampel dilakukan pada saat air surut dengan menggunakan metode line transect. Hasil penelitian diperoleh komposisi jenis-jenis gastropoda di Pulau Donrotu sebanyak 12 jenis yaitu Littrorina scabra, Littorina undulata, Turbo agryrostoma, Turbo chrysostoma, Turbo breneus, Nerita costata, Nerita planospira, Strombus luhuanus,, Cerithiidea cingulata, Telescopium telescopium, Telebralia sulcata dan Terebralia palustris. Pasangan jenis gastropoda yang diperoleh memiliki tipe asosiasi positif sebanyak 14 pasangan, asosiasi negatif sebanyak 11 pasangan dan tidak ada asosiasi sebanyak 42 pasangan. Jenis gastropoda yang mempunyai relung habitat terlebar adalah Terebralia sulcata dan tersempit adalah Turbo chrysostomus.
9
Rina, Rina, Nursanti Abdullah, and Salim Abubakar. "Kajian Pola Kekayaan Spesies dan Relung Mikrohabitat Ekosistem Padang Lamun Di Pulau Manomadehe Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat." Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan 2, no. 1 (2019): 63–71. http://dx.doi.org/10.33387/jikk.v2i1.1196.
Full text
10
Origia, Kevin, Wilson Novarino, Muhammad Silmi, and Djong Hon Tjong. "Homerange Ophiophagus hannah Cantor, 1836 di Perkebunan Kelapa Sawit Kalimantan Tengah." Metamorfosa: Journal of Biological Sciences 6, no. 1 (2019): 113. http://dx.doi.org/10.24843/metamorfosa.2019.v06.i01.p18.
Full textAbstract:
Fragmentasi habitat mempengaruhi daerah jelajah beberapa jenis hewan, salah satunya adalah ular king kobra (Ophiophagus Hannah Cantor, 1836). King kobra saat ini sering ditemukan di daerah sekitar perkebunan sawit karena perkebunan sawit menyediakan habitat baru bagi king kobra. Daerah jelajah king kobra di area perkebunan sawit perlu diketahui luasnya, agar dapat dimanfaatkan sebagai indikator lingkungan dan pengendali populasi hewan lainnya termasuk hama. Untuk mendapatkan data luas daerah jelajah king kobra dapat dilakukan dengan cara observasi dan teknik radiotelemetri. King kobra memiliki daerah jelajah yang saling berhimpitan antara satu dan yang lainnya namun luas daerah jelajahnya berbeda, disebabkan oleh perbedaan waktu pengamatan. Suhu mikrohabitat, suhu lingkungan dan kelembapan memberikan pengaruh terhadap luas daerah jelajah king kobra. Faktor lingkungan juga mempengaruhi luas daerah jelajah king kobra. Aktifitas harian king kobra dan aktifitas harian manusia juga mempengaruhi luas daerah jelajah king kobra. Aktifitas berburu king kobra merupakan pemberi dampak terbesar terhadap perubahan luas daerah jelajah king kobra tersebut. Banyaknya ketersedian makanan menyebabkan area berburu menjadi kecil dan mempersempit ruang berburu dari king kobra.Kata kunci: Radiotelemetri, king kobra, daerah jelajah, faktor lingkungan
Dissertations / Theses on the topic "Mikrohabitate"
1
Großmann, Josef Verfasser], Jürgen [Akademischer Betreuer] [Bauhus, and Ilse [Akademischer Betreuer] Storch. "Occurrence and development of microhabitats at the single tree and forest stand scale = Mikrohabitate auf Einzelbaum- und Bestandesebene: Vorkommen und Entwicklung." Freiburg : Universität, 2021. http://d-nb.info/1239556381/34.
Full text
2
Křivan, Lukáš. "Vliv doby lovu na výběr mikrohabitatu u jelena evropského v Doupovských horách." Master's thesis, Česká zemědělská univerzita v Praze, 2017. http://www.nusl.cz/ntk/nusl-316012.
Full textAbstract:
This master thesis is focused on GPS telemetry of red deer (Cercus elaphus) in the environment of the Doupov Mountains in the Military training Hradiště. In the first part of the thesis are solution of introduction to general issues preferences and the occurrence of red deer and other related ungulates. The second part of the thesis is focused on my own research.
The Positional data monitored hind Dorothy was collected in the period 1. 7. 30. 3. 2014. The aim was to determine, if the time hunting have to influence to microhabitat preferences on the hind of red deer and if the selection of posts are accidental or is influenced by the characteristics of the post. The Research conducted of data inventory from GPS using collar and of data, which arised laser air scanning the surface (technology LiDAR). For comparison and finding the preferences of the hind was created the network accidental comparative points. Field exploration and LiDAR technology consider the dependence of the average height of vegetation around of Dorothy positions the period of the year and the time of day. Data was evaluated ANOVA for the non-parametric data distribution (Kruskal-Wallisova) and the program Microsoft Excel. At each station has been carefully identified information about the location including visibility of the hunting-game device and height of stand.
The results indicate that the average height of the vegetation was at the stands searched by the hind of red deer during a sunrise and a day. The lowest was in night and at sunset. The hind of red deer prefer, in hunting time during the day, thick scrub and during the night more open spaces with larger views properties, where she actively looking for food. The most preferred visibility at the time of hunting and off time hunting was to the eastern direction. The most least preferred visibility was always to the western direction. Minimum presence of the hunting-game device is in the time of hunting during at the day and sunrise, maximum at night. This behavior was probably caused increased hunting activity.
The results of the thesis may be used in forestry management, for forest protection and by planning of hunting management of the red deer populations.
3
Daněk, Tomáš. "Preference mikrohabitatu rybích druhů v prostředí malých vodních toků." Master's thesis, 2008. http://www.nusl.cz/ntk/nusl-272627.
Full text
4
Jourová, Barbora. "Mrtvá těla velkých obratlovců jako faktor mikrohabitatu v půdě." Master's thesis, 2017. http://www.nusl.cz/ntk/nusl-368054.
Full textAbstract:
Microhabitats are a very interesting phenomenon in nature. They can be studied on many levels. Nevertheless, their common characteristic is the fact, that they create a unique community of organisms that are very different from the surroundings. One of the most interesting types of microhabitat is the dead body of a large vertebrate. Oasis of nutrients is formed on the small area on, beneath and around the body. It provides a space for living to many thousands of animals, mainly from phylum Arthropoda. The dead body is also an unpredictable factor. That is why many animals, mainly from order Diptera, specialized their life strategy on seeking of those dead bodies. The reaction of soil community on the decomposing body is fascinating, but it received in Czech republic a very little attention among scientists. Many body fluids are released into the soil beneath the body, and those fluids change pH in the soil that causes substantial changes in the composition of the soil community. This work is focused on the decomposition of pig carcass (Sus domestica). It captures all the stages of decomposition from the fresh body to skeletal remains. Furthermore, the change of soil mite community is described here. Mites were chosen because of their high species diversity and large abundance in soil. In this...
5
Pechoušková, Eva. "Terénní studie preferencí hnízdního mikrohabitatu plšíka lískového (Muscardinus avellanarius) pomocí alternativní metody hnízdních tabulek." Master's thesis, 2009. http://www.nusl.cz/ntk/nusl-274442.
Full text
6
Duchoslav, Vojtěch. "Mikrodomény ve sladkovodním sedimentu jako řídící faktor biogeochemických procesů." Master's thesis, 2016. http://www.nusl.cz/ntk/nusl-348338.
Full textAbstract:
A natural arsenic anomaly at Mokrsko is a site of biogenic precipitation of realgar (As4S4) in stream sediment. The extent of the phenomenon in Mokrsko is globally unique. A previous study showed the ability of microorganisms to solubilize arsenic from its secondary minerals and to produce realgar precursors, i.e. sulfides and arsenites, by anaerobic respiration. The study also raised questions about the mechanism of realgar precipitation since physicochemical conditions favoring this reaction were never detected despite significant sampling efforts. We chemically and microbiologically analyzed sedimentary profiles to the depth of ca. 120 cm in order to understand the functioning of the biogeochemical system. The profiles comprised both the unsaturated and the saturated zone. We distinguished six different domains representing environments from the surface soil to anoxic sedimnent containing realgar-encrusted wood. An analysis of phylogenetic dissimilarity revealed that microbial communities from the various domains form distinct clusters. This suggests that different conditions prevail in the various domains, and that different biogeochemical processes take place there. Incubation (microcosm) experiments showed that bioprecipitation of realgar can be conducted in vitro. It requires a suppression...
7
Holz, Ingo. "Diversity and Ecology of Bryophytes and Macrolichens in Primary and Secondary Montane Quercus Forests, Cordillera de Talamanca, Costa Rica." Doctoral thesis, 2003. http://hdl.handle.net/11858/00-1735-0000-0006-B682-0.
Full textAbstract:
Folgende Themenkomplexe wurden behandelt:
Biogeographie, Pflanzendiversität, Verbreitungsmuster
von Lebensformen und Arten in Mikrohabitaten sowie
entlang ökologischer Gradienten,
Epiphyt-Porophyt-Beziehungen, Vergesellschaftung,
Sekundärsukzession und die Auswahl von Indikatorarten.
Zum ersten Mal wird bei einer derartigen Untersuchung
die sekundäre Sukzession von Kryptogamengesellschaften
in tropischen Bergregenwäldern voll berücksichtigt. Die
Untersuchung wurde im Einzugsgebiet des Río Savegre auf
der pazifikseitigen Abdachung der westlichen Cordillera
de Talamanca (Costa Rica) durchgeführt.Kapitel 1 gibt eine generelle Einführung in
Tropische Bergregenwälder und die Bedeutung von Moosen
und Makroflechten als wichtige Komponenten dieser
Ökosysteme. Der Leser wird in das Untersuchungsgebiet,
sein Klima, seine Geologie und seine Vegetation
eingeführt.Im Kapitel 2 werden die pflanzengeographischen
Muster der Moose montaner Eichenwälder der Cordillera
de Talamanca dargestellt und diskutiert.Kapitel 3 diskutiert Diversität,
Mikrohabitatdifferenzierung und Lebensformenspektren
der Moose in einem hochmontanen Eichenwald Costa Ricas.
Es wurde versucht, die Moosflora aller Mikrohabitate
eines Eichenwaldes, inklusive der Strauch- und
Bodenschicht zu erfassen. Kapitel 4 und 5 beinhalten
die Beschreibung epiphytischer
Kryptogamengesellschaften (Moose und Makroflechten) in
Primär- und Sekundärwäldern. Mit Hilfe einer aus dem
Alpinismus abgeleiteten Klettertechnik wurden Bäume von
der Stammbasis bis in die Zweige der äußeren Krone
beprobt. Die Vegetationsaufnahmen repräsentieren die
Variation der epiphytischen Vegetation. Prozentuale
Deckungsgrade der rindenbewohnenden Moose und
Makroflechten wurden geschätzt und mit Hilfe einer
Detrended Correspondence Analysis (DCA)' und
nicht-metrischer Multi-response Permutation Procedure
(MRPP)' verglichen. Rindenproben der untersuchten Bäume
wurden mit deionisiertem Wasser extrahiert und der
pH-Wert bestimmt.Kapitel 4 behandelt die epiphytischen
Kryptogamengemeinschaften auf den dominierenden
Baumarten (Quercus copeyensis und Q. costaricensis)
primärer, hochmontaner Eichenwälder Costa Ricas.
Kapitel 5 vergleicht Artenreichtum, Vergesellschaftung
und Ökologie der epiphytischen Kryptogamen in primären
und sekundären hochmontanen Eichenwäldern Costa Ricas.
Quercus copeyensis-Bäume der oberen Baumschicht von
Primär- und Sekundärwäldern wurden beprobt mit dem Ziel
einen Einblick in Regenerationspotential, -muster und
-prozesse der Epiphytensukzession nach anthropogener
Störung zu erhalten.
8
Chmelař, Jan. "Ekologie, etologie a variabilita ještěrky zelené, Lacerta viridis v Přírodní rezervaci Tiché údolí." Master's thesis, 2014. http://www.nusl.cz/ntk/nusl-337667.
Full textAbstract:
The European green lizard, Lacerta viridis, is in the Bohemia region stated as critically endangered species. Populations in this region are located beyond the northern border of continuous range of this species and are closely related to the "riverine phenomenon", and deeply engorged river valleys. The chosen locality in Tiché údolí is a subject to a long-term conservational management aimed to strengthen and maintain abundance of the local population. This management is a direct output of a previous study of this population performed in years 1995-1997. Main goal of the presented study is to compare current population characteristics with the older study. The locality has been visited 119 times in years from 2011 to 2014. The studied population now displays higher abundance and inhabits a larger area. The author also performed a spatial analysis of the places with presence of an observed individual in order to determine and evaluate significance of the chosen abiotic factors for habitat discrimination. The results indicate that positive discrimination is based on the presence of a rock debris and a hiding place. Strongest factors towards negative discrimination were high percentages of grass and high vegetation coverage. This study also contains and discusses ecological, ethological and...
Conference papers on the topic "Mikrohabitate"
1
Slavikova, Lucie. "SEASONAL PREFERENCES OF MIKROHABITATS OF SELECTED ORDERS OF MACROZOOBENTOS IN OSTRAVICE RIVER." In 18th International Multidisciplinary Scientific GeoConference SGEM2018. STEF92 Technology, 2018. http://dx.doi.org/10.5593//sgem2018v/1.5/s02.056.
Full text
2
Slavikova, Lucie. "SEASONAL PREFERENCES OF MIKROHABITATS OF SELECTED ORDERS OF MACROZOOBENTOS IN OSTRAVICE RIVER." In 18th International Multidisciplinary Scientific GeoConference SGEM2018. STEF92 Technology, 2018. http://dx.doi.org/10.5593/sgem2018v/1.5/s02.056.
Full text