To see the other types of publications on this topic, follow the link: Mikroskop BAM.

Journal articles on the topic 'Mikroskop BAM'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 16 journal articles for your research on the topic 'Mikroskop BAM.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Hutapea, Jhon Harianto, Gusti Ngurah Permana, and Retno Andamari. "PERKEMBANGAN EMBRIO IKAN TUNA SIRIP KUNING ( Thunnus albacares )." Jurnal Riset Akuakultur 2, no. 1 (November 15, 2016): 9. http://dx.doi.org/10.15578/jra.2.1.2007.9-14.

Full text
Abstract:
Pemeliharaan induk ikan tuna sirip kuning dalam bak beton telah berhasil dilakukan di Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gondol-Bali bekerja sama dengan Overseas Fishery Cooperation Foundation (OFCF) Jepang. Pemijahan induk secara alami juga telah berhasil. Untuk mendukung program pembenihan ikan tuna, maka perlu diketahui informasi dasar yang dimulai dengan pengamatan perkembangan embrio. Telur yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil pemijahan secara alami dari induk-induk yang dipelihara dalam bak beton. Telur yang terkumpul dalam kolektor telur dipanen lalu diinkubasi dalam bak penetasan bervolume 200 L yang dilengkapi dengan aerasi dan sistem pergantian air secara kontinyu. Pengamatan dilakukan dengan mengambil sampel telur dari bak penetasan lalu diamati di bawah mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan dari pemijahan hingga telur menetas adalah 18 jam 55 menit pada suhu air alami (27oC—28oC).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Nurhasanah, Nurhasanah, Intan Tsamrotul Fu’adah, Heri Satria, and Suripto Dwi Yuwono. "ANALISIS EKSOPOLISAKARIDA DARI BAKTERI ASAM LAKTAT HASIL FERMENTASI KEFIR KOLOSTRUM." ANALIT:ANALYTICAL AND ENVIRONMENTAL CHEMISTRY 5, no. 01 (April 30, 2020): 65–73. http://dx.doi.org/10.23960/aec.v5.i1.2020.p65-73.

Full text
Abstract:
Eksopolisakarida (EPS) merupakan polisakarida yang disekresikan oleh mikroba keluar dinding sel, salah satunya oleh bakteri asam laktat (BAL). Kefir kolostrum merupakan minuman fermentasi yang berpotensi sebagai sumber BAL. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan EPS dari BAL hasil kefir kolostrum. Untuk mencapai tujuan tersebut, isolat BAL hasil fermentasi kefir kolostrum diuji kemampuannya dalam menghasilkan EPS melalui pengamatan morfologi pada media MRSA dan karakter isolat ditentukan melalui identifikasi mikroskopik. Produksi EPS dilakukan dengan menumbuhkan kultur pada media MRSB dan dipisahkan dengan metode sentrifugasi. Analisis kandungan kadar total gula EPS diuji dengan metode fenol-sulfat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 13 isolat BAL penghasil EPS yaitu BEK 1-13 dengan 9 isolat berbentuk mucoid dan 4 isolat ropy. Produksi EPS tertinggi diperoleh dari isolat BEK 13 yaitu 4840 mg/L, sedangkan kadar gula EPS tertinggi diperoleh dari isolat BEK 1 sebesar 579,56 mg/L.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Elly, Elly, and Fandi Halim. "EVALUASI TATAKELOLA INFRASTRUKTUR TI DENGAN FRAMEWORK COBIT 5 (STUDI KASUS: STMIK–STIE MIKROSKIL)." Sebatik 22, no. 2 (December 4, 2018): 74–82. http://dx.doi.org/10.46984/sebatik.v22i2.311.

Full text
Abstract:
Evaluasi tatakelola infrastruktur TI menggunakan framework COBIT 5, studi kasus pada STMIK-STIE Mikroskil di Medan yang bertujuan untuk mengevaluasi infrastruktur TI yang diadopsi dan digunakan oleh sekolah tinggi apakah telah memenuhi standar framework COBIT 5. Evaluasi dilakukan oleh Pusat Sistem Informasi (PSI) sebagai pusat manajemen data. Data dikumpulkan lewat wawancara, kuesioner dan pemeriksaan dokumen, observasi dan investigasi kinerja. Sepuluh proses dalam lima domain – EDM, APO, BAI, DSS dan MEA – dievaluasi menggunakan Process Assessment Model (PAM) seperti yang ditentukan oleh ISACA. Rentang skor dari Level 0 (Non-existent) sebagai skor terendah menuju Level 5 (Optimizing) sebagai skor tertinggi. Skor dikumpulkan kemudian diterjemahkan ke dalam domain COBIT 5 dalam bentuk evaluasi penilaian kapabilitas untuk setiap domain. Penelitian menunjukkan saat ini STMIK-STIE Mikroskil memiliki beberapa hasil. Pertama, ada lima proses mencapai level 1 seperti EDM02, EDM04, APO04, BAI02, MEA01. Kedua, ada empat proses mencapai level 3 seperti EDM01, APO01, APO03, APO07. Ketiga, dan ada satu proses mencapai target level 4 seperti DSS05.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Kochari Gasimov, Eldar, Fuad Huseynali Rzayev, Murad Akif Alibeyov, Aygun Aliyarbayova, and Sabina Aliaga Israfilova. "KRİPTORXİZM ZAMANI XAYA SÜKANININ QİDALANMASINDA İŞTİRAK EDƏN ARTERİOLALARIN VƏ ƏZƏLƏVİ VENULALARIN STRUKTURLARINDA BAŞ VERƏN DƏYİŞİKLİKLƏRİN MORFOLOJİ XARAKTERİSTİKASI. İŞIQ VƏ ELEKTRON MİKROSKOPİK TƏDQİQAT." NATURE AND SCIENCE 01, no. 02 (January 30, 2020): 4–12. http://dx.doi.org/10.36719/aem/2020/02/4-12.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Indrayati, Sri, and Reszki Intan Sari. "GAMBARAN Candida albicans PADA BAK PENAMPUNG AIR DI TOILET SDN 17 BATU BANYAK KABUPATEN SOLOK." JURNAL KESEHATAN PERINTIS (Perintis's Health Journal) 5, no. 2 (December 31, 2018): 133–38. http://dx.doi.org/10.33653/jkp.v5i2.148.

Full text
Abstract:
Air merupakan bahan yang paling penting untuk kebutuhan manusia. Kegunaan air misalnya untuk keperluan masak, mencuci, mandi, dan lain lain. Tetapi selain bermanfaat ternyata air juga mempunyai peranan dalam penularan penyakit salah satunya adalah yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Jamur Candida albicans adalah organisme komensal dan flora normal yang berperan dalam keseimbangan mikroorganisme dalam tubuh kita, serta ditemukan dalam traktus intestinal, kulit, dan traktus genito urinaria. Keseimbangan flora normal tergantung dari berbagai faktor predisposisi yang dapat meningkatkan jumlah populasi, sehingga dapat menimbulkan penyakit yang disebut Kandidiasis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Candida albicans pada bak penampung air toilet di SDN 17 Batu Banyak Kabupaten Solok. Penelitian ini telah dilakukan pada Bulan Februari- Juni 2018 di Balai Laboratorium Kesehatan Padang. Penelitian ini dilakukan terhadap 3 bak penampung air di Toilet SDN 17 Batu Banyak Kabupaten Solok. Penelitian ini menggunakan metode bersifat deksriptif. Pemeriksaan dan pengamatan dilakukan secara makroskopis menggunakan media Potato Dextrose Agar dan dilanjutkan dengan pengamatan secara mikroskopis menggunakan pewarnaan gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sampel air bak penampung yang diperiksa didapatkan hasil negatif mengandung jamur Candida albicans.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Irawan, Mega Pratiwi, Siti Juariah, and Syarifah Rukmaini. "IDENTIFIKASI JAMUR PATHOGEN PADA AIR BAK TOILET SPBU DI KECAMATAN RUMBAI KOTA PEKANBARU." Health Information : Jurnal Penelitian 11, no. 2 (December 30, 2019): 117–25. http://dx.doi.org/10.36990/hijp.v11i2.128.

Full text
Abstract:
Air merupakan salah satu sumber penularan penyakit, Banyak penyakit yang di tularkan melalui air yang di sebabkan dari kontaminasi bakteri, virus, parasit dan jamur. Kontaminasi jamur pada air berasal dari sumber air yang tidak dijaga dengan baik. larutan Lacto Phenol Cotton Blue (LPCB) berfungsi mewarnai jamur menjadi biru. Tujuan dari penelitian ini mengetahui jamur patogen yang terdapat pada air bak toilet SPBU di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode experimen di laboratorium. Pemeriksaan laboratorium meliputi penanaman pada media PDA (Potato Dextrose Agar) dengan melakukan metode pour plate. Identifikasi dilakukan secara makroskopis dengan melihat bentuk dan warna koloni, serta secara mikroskopis menggunakan larutan LPCB. Hasil yang didapat dari penelitian ini paling banyak ditemukan jamur Candida dan ada juga jamur lain seperti Aspergillus, Trichophyton, Penicillium. Dari hasil yang didapat, disimpulkan bahwa pada air bak toilet SPBU di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru ditemukan adanya jamur patogen.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Zha Oktaviana Dela Putri, Zha, Kardiman Kardiman, and Rizal Hanfi. "Pelapisan Baja Karbon Jis S50c Menggunakan Metode Elektroplating: Variasi Pelapisan Nickel (NI) dan Chrom (CR) Terhadap Sifat Fisik dan Sifat Kimia." Jurnal Indonesia Sosial Teknologi 2, no. 6 (June 21, 2021): 1056–83. http://dx.doi.org/10.36418/jist.v2i6.179.

Full text
Abstract:
Pelapisan menjadi bagian akhir dari proses produksi dari suatu produk dengan melakukan pemberian sifat tertentu pada suatu permukaan benda kerja dengan mengharapkan benda tersebut akan mengalami perbaikan terhadap sifat fisiknya mencapai bentuk setelah 6 proses pengerjaan mesin serta penghalusan terhadap permukaan benda kerja. Nikel terdapat besi dan kobalt yang sering digunakan untuk tujuan pencegahan karat dan menambah keindahan.Tujuan penelitian ini mencari pengujian sem, pengujian korosi, pengujian ketebalan dan pengujian kekerasar dari Pelapisan Baja Karbon JIS S50C dengan metode electroplating nikel dan krom dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin Universitas Sigaperbangsa Karawang, sedangkan pengujian serta analisa hasil eksperimen material di Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Bandung dan pusat Penelitian Fisika di LIPI Serang. Penelitian ini menggunakan alat electroplating dan komponen bak penampung elektrolit, power supply, penjepit anoda dan katoda, heater, aerator, gerinda listrik, alat pengujur kekerasan vickers, Salt Spray Chamber dan mikrosop optik
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Sutanto, Dionisius Darmawan, Deny Suhernawan Yusup, and Joko Wiryatno. "Pengaruh Pemberian Pakan Alami Kopepoda Jenis Acartia sp. Terhadap Pertumbuhan Nener Bandeng (Chanos chanos)." Metamorfosa: Journal of Biological Sciences 6, no. 2 (December 3, 2019): 244. http://dx.doi.org/10.24843/metamorfosa.2019.v06.i02.p15.

Full text
Abstract:
Kopepoda merupakan zooplankton yang umum ditemukan di perairan laut dan salah satu makanan utama larva ikan. Kopepoda dianggap sebagai salah satu kunci untuk perkembangan budidaya perikanan karena memiliki nutrient yang tinggi. Salah satu jenis kopepoda yang banyak diteliti saat ini adalah Acartia sp. dikarenakan memiliki siklus hidup yang lebih cepat dan paling mudah dijumpai dibandingkan jenis kopepoda lainnya. Namun informasi tentang pertumbuhan kopepoda masih sedikit. Penelitian pertumbuhan kopepoda jenis Acartia sp. bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai beberapa aspek pertumbuhan Acartia sp. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2017 di Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP). Sampel Acartia sp. diperoleh dari bak kultur massal Acartia sp. yang berada di BBRBLPP Gondol. Sampel diambil melalui pipa outlet bak kultur massal sebanyak 250 mL dengan tiga kali ulangan sehingga total sampel sebanyak 750 mL lalu dipipet sebanyak 1 mL untuk diamati dibawah mikroskop dissecting set yang dilengkapi dengan mikrometer dengan perbesaran 64 kali untuk proses pengukuran. Variabel yang diamati adalah panjang dan lebar tubuh dari Acartia sp. Berdasarkan hasil penelitian diketahui Acartia sp. memiliki empat fase siklus hidup yaitu telur, nauplii, kopepodit, dan induk. Telur Acartia sp. berukuran sekitar 0,04 mm hingga 0,05 mm, lalu nauplii berukuran sekitar 0,069 mm hingga 0,182 mm, sedangkan kopepodit berukuran sekitar 0,363 mm hingga 0,584 mm, dan induk memiliki ukuran sekitar 0,865 mm. Acartia sp. memiliki laju pertumbuhan populasi yang cepat karena satu induk Acartia sp. mampu memproduksi 16 butir telur.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

,, Sriyadi, and Ria Ika Maharani. "Rancang Bangun E-Atlas Histologi menggunakan Digital Image Creator For Miroscope (DIGICOM) sebagai upaya adaptasi kebiasaan Baru." BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) 4, no. 2 (December 25, 2021): 325–31. http://dx.doi.org/10.30743/best.v4i2.4525.

Full text
Abstract:
Salah satu aktivitas yang dilakukan di Laboratorium Biologi FMIPA UNNES adalah kegiatan Praktikum Struktur Jaringan Hewan. Kegiatan praktikum membutuhkan mikroskop untuk mengamati objek preparat secara mendetail, dan Atlas Histologi sebagai pendukung pembelajaran. kebijakan kuliah daring menyebabkan praktikan tidak dapat datang ke laboratorium dan mereka tidak bisa menggunakan Atlas dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini, menantang peneliti untuk merancang media pembelajaran berupa E-Atlas Histologi. E-Atlas Histologi disusun menggunakan Digital Image Creator for Optical Microscope (Digicom) dalam format pdf dan terdiri dari 15 bab. seluruh file Atlas diunggah di https://drive.google.com. tahap selanjutnya adalah mengubah Link URL Atlas Histologi pada google drive menjadi Short link menggunakan bitly.com. Short link digunakan dengan tujuan memudahkan mahasiswa/praktikan mengingat URL atau link yang panjang menjadi link pendek yang mudah dihafal. sehingga E-Atlas Histologi dapat diakses dengan mudah secara online oleh praktikan baik melalui sosial media atau website jurusan biologi FMIPA UNNES. Hasil evaluasi Ahli materi terhadap kualitas E-Atlas Histologi mendapatkan kategori sangat baik dan layak digunakan. Berdasarkan Hasil pengujian keberfungsian (blackbox) E-Atlas Histologi menggunakan Digital Image Creator For optical Miroscope (DIGICOM) berfungsi dengan baik dan dapat dijadikan sumber belajar pendukung praktikum secara virtual.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Rahmah, Widya. "KARAKTERISASI BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) DARI FERMENTASI TAPE SINGKONG." Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia 10, no. 1 (June 25, 2021): 1–5. http://dx.doi.org/10.51887/jpfi.v10i1.1166.

Full text
Abstract:
Indonesia terkenal dengan berbagai macam makanan tradisional fermentasi. Jenis makanan tradisional fermentasi yang banyak dijumpai adalah tape singkong yang berbahan pangan karbohidrat menggunakan ragi khamir yang termasuk kelompok bakteri asam laktat (BAL). Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakteristik BAL sebagai probiotik dari makanan fermentasi tape singkong. Metode penelitian yang dilakukan yaitu pembuatan suspensi sampel, isolasi dan pemurnian mikroba, pengamatan sifat morfologi koloni, pengecatan gram isolat bakteri, uji ketahanan terhadap keasaman, serta uji ketahanan terhadap garam empedu. Berdasarkan hasil penelitian dari 4 jenis sampel dengan pengenceran yang berbeda-beda, uji makroskopik pada semua sampel memiliki bentuk tepi koloni irregular dengan 3 jenis sampel bentuk evelasi koloni umbonate dan 1 sampel spreading, serta 2 sampel bentuk koloni umbonate dan 2 lainnya spreading. Pada uji mikroskopik, semua sampel termasuk dalam golongan bakteri Gram positif dan berbentuk batang. Sedangkan pada uji karakteristik isolat probiotik terhadap pH dan garam empedu menggunakan medium MRSB dengan dua variasi pH yang berbeda yaitu pH 2,5 dan pH 3, didapatkan hasil bahwa terdapat endapan pada pertumbuhan isolat dimana uji terhadap keasaman yang menyatakan bahwa BAL telah memenuhi semua persyaratan pengujian probiotik. Tetapi pada uji ketahanan garam empedu, keseluruhan isolat lebih optimal tumbuh pada medium yang mengandung ox bile 1% dibandingkan dengan konsentrasi 5%. Oleh karena itu tape singkong dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bakteri asam laktat sebagai probiotik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Horowidi, Christina, Hermalina Sinay, Ritha Lusian Karuwal, and Lona Parinussa. "Struktur Sel Sekresi Daun Jeruk Kalamansi (Citrus microcarpa Bunge.) di Pulau Ambon." Buletin Anatomi dan Fisiologi 6, no. 2 (September 8, 2021): 138–45. http://dx.doi.org/10.14710/baf.6.2.2021.138-145.

Full text
Abstract:
Perbedaan lokasi tumbuh dapat mengakibatkan perbedaan penampilan fenotipik tanaman yang dapat diamati secara morfologi dan anatomi seperti struktur anatomi sel sekretori. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur sel sekretori daun jeruk kalamansi di pulau Ambon. Metode jelajah dilakukan pada 13 lokasi di Pulau Ambon untuk koleksi sampel, dan pada setiap lokasi diambil 3 tanaman sebagai 3 ulangan. Tiap tanaman diambil 5 daun pada setiap sisi pohon tanaman jeruk kalamansi dengan ukuran panjang 5-7 cm dan warna hijau tua. Pembuatan preparat mengikuti metode free hand section. Pengamatan menggunakan kamera Optilab pada mikroskop Olympus dengan perbesaran 400x. Pengukuran diameter sel menggunakan fitur measure pada software Image Ruster. Data kualitatif berupa struktur sel sekresi daun jeruk Kalamansi ditampilkan dalam bentuk gambar dan dideskripsikan sesuai hasil yang terlihat, sedangkan data hasil pengukuran diameter sel sekresi adalah rerata 3 ulangan dan ditampilkan sebagai mean ± standar deviasi (SD). Hasil penelitian menunjukkan adanya sel sekretori yang berjumlah satu sel. Struktur sel sekretori terdiri dari sel epitel, sel selubung, dan rongga sekretori. Bentuk sel sekresi ada yang bulat dan lonjong. Diameter rongga sekretori berkisar antara 106,08-167,60 µm. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa sel sekresi pada daun jeruk kalamansi pada lokasi-lokasi berbeda di Pulau Ambon bervariasi baik bentuk maupun ukurannya. Differences in habitat can induce differences in the phenotypic appearance of plants that can be observed morphologically and anatomically such as the anatomical structure of secretory cells. The purpose of this study was to determine the structure of the secretory cells in the leaves of Calamansy citrus in Ambon island. Tracking method was done for sample collections, and at each location 3 plants were taken as replicates. Each plant was taken 5 leaves with a length of 5-7 cm and dark green color. Prior to be observed, the fresh sample was done with free-hand section method. Microscopy observations were done by a light microscope at 400x magnification. Measurement of cell diameter was done by the measure feature in Image Ruster software. Qualitative data such as secretory cell structures of Calamansy citrus leaves were shown in form of images and described according to the results, while the data of the measurement of secretory cell diameters is the average of 3 replications and was shown as mean ± standard deviation (SD). The results showed the presence of secretory cells which amounted to one cell. The secretory cell structure is composed of epithelial cells, sheath cells, and secretory cavities. Cell shapes vary, including round and oval. The diameter of the secretory cell cavity ranges from 106.08-167.60 µm.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Ompusunggu, Sahat, and Maria Fransiska Oktomalia Habu Karangora. "Angka Infeksi Nematoda Usus Yang Ditularkan Melalui Tanah Dan Hubungannya Dengan Higiene Perorangan Pada Anak-Anak Di Bawah 15 Tahun Di Rw 003, Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten." Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan 5, no. 2 (September 30, 2019): 162–74. http://dx.doi.org/10.37012/anakes.v5i2.344.

Full text
Abstract:
Kecacingan yang sering berdampak sangat merugikan adalah infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah atau disebut “Soil Transmitted Helminthes” (STH). STH merupakan penyebab kecacingan terbanyak di dunia, terutama spesies cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris Trichiura) dan cacing tambang (Necator americanusdan Ancylostoma duodenale). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya angka infeksi STH dan hubungannya dengan kebiasaan higiene perorangan pada anak-anak di bawah 15 tahun di RW 003, Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten. Bahan pemeriksaannya adalah feses anak-anak usia di bawah 15 tahun yang berjumlah 76 spesimen. Pemeriksaan feses dilakukan secara mikroskopis dengan gabungan metode langsung dan metode sedimentasi.Disimpulkan bahwa angka infeksi nematoda usus yang ditularkan melalui tanah pada anak-anak di bawah 15 tahun di RW 003, Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten adalah 23,7% (18/76). Jenis cacing yang menginfeksi adalah infeksi tunggal oleh Ascaris lumbricoides 16,7% (3/18)dan infeksi tunggal oleh Trichuris trichiura 83,3% (15/18). Ada hubungan antara kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dengan sabun, mencuci tangan sesudah BAB dengan sabun, defekasi di sembarang tempat dan jenis jamban untuk BAB dengan infeksi nematoda usus yang ditularkan melalui tanah (masing-masing P0,05), sedangkan kebiasaan memakai alas kaki dan kebiasaan memotong kuku tidak berhubungan dengan infeksi nematoda usus yang ditularkan melalui tanah (masing-masing P0,05). Disarankan agar orang tua lebih memperhatikan kebersihan diri anak-anaknya. Kata Kunci : infeksi cacing, STH, Nematoda usus
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Szabó, Viktor, Ferenc Lakosi, Máté Nagy, Tamás Dóczi, András Büki, and Attila Schwarcz. "Minimálisan invazív és O-arm asszisztált en bloc gerincdaganat-reszekciók." Ideggyógyászati szemle 75, no. 1-2 (2022): 65–72. http://dx.doi.org/10.18071/isz.75.0065.

Full text
Abstract:
A gerincdaganatok en bloc eltávolítása szükséges primer gerincdaganatok, illetve metasztázisok válogatott eseteiben, amikor az alapbetegség jó prognózisú, onkológiailag jól kontrollált. Három esetet mutatunk be, amelyekben az en bloc reszekciót O-arm asszisztált navigációval vagy minimálisan invazív ventralis feltárással végeztük. O-arm navigáció segítségével végzett osteotomiákkal, az ép csigolyarészek megkímélésével egy emlődaganatos beteg szoliter Th.V. metasztázisát távolítottuk el en bloc. Egy chordomás (L.IV.) és egy carcinoid tumoros (L.V.) betegnél kétoldali minimálisan invazív retroperitonealis feltárásból corpectomiát végeztünk mikroszkóp segítségével. Az emlődaganatos betegnél morbiditás nem következett be, 1 évvel a műtét után lokális recidíva nem ábrázolódott, azonban több csigolyában is metasztázisok jelentek meg az aktív onkológiai kezelés ellenére. Az L.IV. chordomás betegnél a műtét után morbiditást tapasztaltunk, bal alsó végtagi paresis, járásnehezítettség jelentkezett. Másfél évvel a műtét után lokális recidíva nem ábrázolódott. A csak ventralis feltárásnak köszönhetően a gerinc dorsalis, ép struktúráit meg tudtuk őrizni. A carcinoid tumoros beteg esetében morbiditást nem tapasztaltunk. A kontrollvizsgálatokkal lokális recidíva 1 évvel a műtét után nem ábrázolódott. Mind az O-arm navigáció, mind a minimálisan invazív elülső gerincfeltárások segíthetnek a sebészi morbiditás csökkentésében és az ép, nem daganatos gerincstruktúrák megőrzésében. Ez utóbbi fontos szerepet játszhat a gerinc hosszú távú stabilitásának biztosításában. Az új módszerek alkalmazása csak akkor fogadható el, ha onkológiai szempontból, hosszú távon, legalább azonos eredményt tudnak elérni a hagyományos megközelítésekhez képest.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Prakoso, Vitas Atmadi, and Kurniawan Kurniawan. "PENGARUH STRESSOR SUHU DAN SALINITAS TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO IKAN NILEM (Osteochilus hasselti)." Jurnal Sains Natural 5, no. 1 (December 3, 2017): 49. http://dx.doi.org/10.31938/jsn.v5i1.99.

Full text
Abstract:
Effects of Temperature and Salinity as Stressors on Embryo Development of Hard-Lipped Barb (Osteochilus Hasselti) Exposure to environmental stressors on fish is an aspect of concern to researchers because its effects can be detrimental to metabolism, growth, disease resistance, reproductive ability, health, and survival of the fish. Although, according to the researchers that stress can be bad for the fish, but this stress phenomenon remains to be studied more deeply. Based on this information, this paper is made to assess the effects of environmental stressors on fish, especially in hard-lipped barb (Osteochilus hasselti) on the embryonic developmental stages. The data collected comes from the results of research conducted at Institute for Freshwater Aquaculture Research and Development (IFARD), Bogor. This paper discussed about temperature and salinity as environmental stressors related to development of early life stage of hard-lipped barb. Hatching, mortality, and survival rates were the indicators of environmental stressors decisive influence on the development of the embryo. In addition, the observation of embryonic development through the microscope is also used as supporting data. Based on research data, it was concluded that environmental stressors such as temperature and salinity beyond the limits of tolerance could interfere with embryonic development of fish nilem. The stressor temperatures for the embryonic development of hard-lipped barb were 25oC and 31oC, while the salinity stressor for hard-lipped barb embryos was above 5 ppt. The results of this study could be used as reference in fish farming activities of hard-lipped barb to optimize seedling production.Key Words: Osteochilus hasselti, embryo development, environmental stressors, temperature, salinity ABSTRAK Paparan terhadap stressor lingkungan pada ikan merupakan aspek yang menjadi perhatian bagi peneliti karena efeknya dapat merugikan metabolisme, pertumbuhan, ketahanan terhadap penyakit, kemampuan reproduksi, kesehatan, dan kelangsungan hidup ikan. Meskipun menurut para peneliti bahwa stress dapat berakibat buruk bagi ikan, namun fenomena stress ini masih perlu dipelajari lebih dalam lagi. Berdasarkan informasi tersebut, tulisan ini dibuat untuk mengkaji pengaruh stressor lingkungan terhadap ikan, khususnya pada spesies ikan nilem (Osteochilus hasselti) pada fase perkembangan embrio. Data yang dikumpulkan berasal dari hasil penelitian yang dilaksanakan di BPPBAT, Bogor. Jenis stressor lingkungan yang akan dibahas pada tulisan ini yaitu suhu dan salinitas. Derajat penetasan, mortalitas, dan tingkat kelangsungan hidup merupakan indikator penentu pengaruh stressor lingkungan terhadap perkembangan embrio. Selain itu, pengamatan perkembangan embrio melalui mikroskop juga dijadikan sebagai data pendukung. Berdasarkan data penelitian, dapat disimpulkan bahwa stressor lingkungan berupa suhu dan salinitas di luar batas toleransi dapat mengganggu perkembangan embrio ikan nilem. Suhu yang bersifat stressor bagi perkembangan embrio ikan nilem yaitu 25oC dan 31oC, sedangkan stressor salinitas bagi embrio ikan nilem yaitu di atas 5 ppt. Hasil dari studi ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam kegiatan budidaya ikan nilem untuk mengoptimalkan produksi benih.Kata Kunci: Osteochilus hasselti, Perkembangan embrio, stressor lingkungan, suhu, salinitas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Juhairiyah, Juhairiyah, Liestiana Indriyati, Budi Hairani, and Deni Fakhrizal. "Kontaminasi Telur Dan Larva Cacing Usus Pada Tanah Di Desa Juku Eja Kabupaten Tanah Bumbu." Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia 19, no. 2 (July 25, 2020): 127–32. http://dx.doi.org/10.14710/jkli.19.2.127-132.

Full text
Abstract:
Latar belakang: Soil Transmitted Helminth merupakan penyakit infeksi oleh nematode usus masih menjadi neglected diseases yang dapat menyebabkan kekurangan gizi, anemia, hambatan pertumbuhan dan perkembangan kognitif khususnya pada anak-anak. Penularan STH terjadi melalui kontak dengan telur parasit atau larva yang berkembang di tanah yang hangat dan lembab sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan telur dan larva cacing usus yang ada di dalam tanah di Desa Juku Eja yang merupakan penyebab dari tingginya prevalensi kecacingan di SDN Juku Eja.Metode: Penelitian menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel tanah dilakukan di 5 titik di SDN Juku Eja dan 17 titik di sekitar area pemukiman warga Desa Juku Eja. Pemeriksaan sampel tanah menggunakan metode pengapungan dan preparat kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Hasil: Ditemukan 2 sampel positif larva cacing tambang (hookworm) di SDN Juku Eja dan satu titik positif telur cacing Trichuris trichiura di area pemukiman. Kondisi tanah pada kedua lokasi yaitu berpasir dipinggir pantai. Kontaminasi tanah oleh telur dan larva cacing STH disebabkan oleh kebiasaan BAB di tepi pantai oleh masyarakat, ketidaktersediaan jamban keluarga dan kebiasaan tidak menggunakan alas kaki di tanah.Simpulan: Kontaminasi tanah oleh telur dan larva cacing dapat menjadi sumber risiko penularan infeksi STH jika terjadi kontak manusia dengan tanah tanpa perlindungan diri dan kebiasaan hidup bersih dan sehat. ABSTRACT Title: Contamination Of Worm Egg And Larvae In Soil At Juku Eja Village Tanah Bumbu RegencyBackground: Soil Transmitted Helminth (STH) is an infectious disease by intestinal nematode. This neglected disease can cause nutritional deficiencies, anemia, growth barriers and cognitive development, especially in children. STH transmission occurs through contact with parasitic eggs or larvae that develop in warm and moist soils, so this study aims was determine the presence of intestinal helminth eggs and larvae in the soil of Juku Eja Village, which is the cause of the high prevalence of helminthiasis in SDN Juku Eja.Method: Research using cross sectional design. Soil sampling was carried out at 5 points at SDN Juku Eja and 17 points around the residential area of Juku Eja Village. Soil samples examination was using the flotation method and then the preparations are examined under a microscope.Result: Result was found 2 positive samples of hookworm larvae (hookworm) at SDN Juku Eja and 1 spot positive of Trichuris trichiura egg in the residential area. Soil conditions at both locations are sandy beach. Soil contamination by eggs and STH worm larvae is caused by the habit of defecating on the beach by the community, the unavailability of family latrines and the habit of not using footwear on the ground Conclusion: Contamination of soil by eggs and worm larvae can be a source of risk of transmission of STH infections if there is human contact with the soil without self-protection and clean and healthy living habits.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Efendy, Jauhari, Peni Wahyu Prihandini, Tri Agus Sulistya, and Almira Primasari. "Evaluasi Status Reproduksi Sapi Hasil Persilangan Peranakan Ongole dengan Bali." Jurnal Agripet 21, no. 2 (October 1, 2021): 207–14. http://dx.doi.org/10.17969/agripet.v21i2.20409.

Full text
Abstract:
ABSTRACT. Tujuan penelitian untuk mengetahui status reproduksi hasil persilangan sapi peranakan ongole (PO) dan sapi bali (yang selanjutnya dinamakan sapi POBA) jantan dan betina melalui beberapa kegiatan lapang. Penelitian ini bersifat non eksperimental yang dilakukan secara eksploratif; menggunakan 20 ekor sapi berumur antara 32 sampai 36 bulan. Parameter yang diamati meliputi kualitas semen, kondisi organ reproduksi sapi betina dan angka kebuntingan. Hasil penelitian menunjukkan, kualitas semen sapi POBA rendah atau jelek berdasarkan hasil analisis secara mikroskopis maupun makroskopis; namun memiliki libido yang cukup tinggi yaitu rata-rata sekitar 4 menit 25 detik dari mulai mengendus atau didekatkan dengan ternak pemancing (teaser) sampai ejakulasi. Secara umum kondisi organ reproduksi sapi POBA betina normal, sehingga siap dijadikan indukan yang produktif. Sebanyak 66,67% menunjukkan perilaku estrus yang tampak terutama keluar lendir yang terlihat jelas menggantung di bibir vagina bahkan diantaranya mengejar dan/atau menaiki sapi-sapi lain. Namun hasil pemeriksaan kebuntingan (PKB) melalui palpasi rektal menunjukkan tidak ada sapi betina yang bunting. Dapat disimpulkan bahwa sapi POBA jantan infertil, yang diindikasikan melalui hasil pemeriksaan semen dan tidak adanya sapi betina yang berhasil bunting melalui perkawinan alam selama 3 (tiga) bulan. Sedangkan sapi betina POBA memiliki organ reproduksi normal serta menunjukkan ekspresi estrus yang baik. (The evaluation of cattle reproduction status between crosses Ongole Crossbreed with Bali cows) ABSTRAK. The purpose of this research was to determine the reproductive status of the crossbred PO and Bali cattle (hereinafter referred to as POBA cattle) through several field activities. This research is non-experimental and carried out exploratory using 20 cattle aged 32 to 36 months. Parameters observed included semen quality, cows' reproductive organ condition, and pregnancy rate. The quality of POBA bulls semen was low or bad as indicated by the results of microscopic and macroscopic analysis; but had pretty high libido, which was an average of about 4 minutes and 25 seconds, starting to sniff or being brought near to teaser until ejaculation. In general, the reproductive organs of POBA cows were normal so that they were ready to become productive sires. As many as 66.67% showed estrus behavior, especially visible mucus that was hanging on the lips of the vagina, even among them chasing and/or riding other cattle. However, the results of pregnancy examination through rectal palpation showed that there were no pregnant cows. It can be concluded that POBA bulls are infertile, which was indicated by the results of semen examination and the absence of successfully conceived cows through natural mating for 3 (three) months. Meanwhile, POBA cows have normal reproductive organs and show good estrus expression.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography