To see the other types of publications on this topic, follow the link: MISI.

Journal articles on the topic 'MISI'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'MISI.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Putra, Adi, and Tony Salurante. "MISI HOLISTIK:." Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi 3, no. 2 (February 25, 2021): 191–203. http://dx.doi.org/10.47457/phr.v3i2.115.

Full text
Abstract:
Abstract: This research was conducted to provide a new understanding to the church about holistic mission, especially based on the description in the text of Luke 9: 1-6. By using qualitative methods, the researcher then found several principles about the holistic mission as the conclusion of this study. First, a holistic mission is a mission that is carried out through a mission and is a continuation of God's mission to Jesus. Second, a holistic mission is a mission carried out by the apostles and furthermore by the Church as a mandate from Jesus to provide significant social change or impact in the midst of society. Third, a holistic mission is a mission that focuses on a clear mission object and requires transformation or change. Fourth, a holistic mission is a mission that preaches the Kingdom of God. Fifth, "I send you into the world to preach the kingdom of God" is an expression of the great mission of the Son of God. Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk memberikan pemahaman yang baru kepada gereja tentang misi yang holistik, khususnya berdasarkan uraian dalam teks Lukas 9:1-6. Dengan menggunakan metode kualitatif, peneliti kemudian menemukan beberapa prinsip tentang misi holistik sebagai kesimpulan dari penelitian ini. Pertama, misi yang holistik adalah misi yang dilakukan melalui sebuah pengutusan dan merupakan kelanjutan dari misi Allah kepada Yesus. Kedua, misi yang holistik adalah misi yang dilaksanakan oleh para rasul dan selanjutnya oleh Gereja sebagai amanat dari Yesus untuk memberikan perubahan atau dampak sosial yang signifikan di tengah-tengah masyarakat. Ketiga, misi yang holistik adalah misi yang fokus kepada sebuah objek misi yang jelas dan membutuhkan transformasi atau perubahan. Keempat, misi yang holistik adalah misi yang memberitakan tentang Kerajaan Allah. Kelima, “Ku utus Engkau ke dunia untuk memberitakan Kerajaan Allah” merupakan sebuah ungkapan misi yang begitu Agung dari Sang Anak Allah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Lilo, Deflit Dujerslaim. "MISI GEREJA:." Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi 3, no. 2 (March 1, 2021): 204–16. http://dx.doi.org/10.47457/phr.v3i2.118.

Full text
Abstract:
Penyebaran virus Corona berdampak pada pelaksanaan misi gereja. Gereja yang selama ini melakukan berbagai aktivitas keagamaan secara fisik terpaksa harus menggunakan berbagai media digital agar orang Kristen tetap dapat mendapatkan pelayanan. Meskipun begitu, pelayanan-pelayanan gereja yang bersifat virtual tersebut belumlah maksimal menjangkau kelompok-kelompok masyarakat seperti Generasi Z dan mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk mengaksesnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan solusi yang dapat gereja lakukan untuk menjangkau komunitas yang belum terjangkau oleh pelayanan gereja secara digital. Berdasarkan kajian dengan menggunakan metode deskriptif-analisis, penulis berkesimpulan bahwa penatalayanan gereja di sosial media janganlah hanya berfokus pada aspek ibadah tetapi juga pada pemuridan yang akan mendewasakan iman orang percaya dan pada akhirnya anggota jemaat baik yang tua maupun muda dapat dilibatkan untuk membantu gereja dalam mengembangkan pelayanan di masa pemberlakuan jarak fisik bahkan setelahnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Tumanggor, Raja Oloan. "Misi dan Evangelisasi dalam Diskursus Teologi." New Perspective in Theology and Religious Studies 2, no. 1 (May 31, 2021): 69–78. http://dx.doi.org/10.47900/nptrs.v2i1.32.

Full text
Abstract:
Pengertian misi menjadi perdebatan. Pendekatan yang berbeda dalam memahami misi akan mempengaruhi pengertian seseorang mengenai misi. Pendekatan biblika biasanya digunakan untuk memahami misi. Tulisan ini akan memperlihatkan pengertian misi dilihat dari sudut pandang sejarah pemikiran gereja tentang misi dan menunjukkan perkembangan pemahaman gereja mengenai misi. Pengertian misi dan evangelisasi akan dibahas dalam konteks Dewan Gereja Sedunia, Dewan Gereja Injili Sedunia, dan Gereja Katolik. Walaupun terdapat perbedaan penekakan dalam memahami misi, gereja-gereja sedunia memiliki pemahaman yang sama dalam memahami misi, bahwa misi adalah missio Dei.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Camerling, Yosua Feliciano, and Hengki Wijaya. "Misi dan kebangkitan Rohani: Implikasi Misi Allah Bagi Gereja." Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) 1, no. 1 (June 18, 2019): 57–71. http://dx.doi.org/10.37364/jireh.v1i1.11.

Full text
Abstract:
The purpose of this writing is to explain the close relationship between mission and spiritual awakening. The method used is qualitative description with library studies seen from the history of spiritual awakening that has happened and Christian mission's understanding of spiritual awakening. In conclusion, spiritual awakening can revive the passion for mission, and mission is one of the concrete steps manifested by missionaries in the event of a spiritual resurrection. For this reason, the signs that arise when spiritual awakening occurs are the heart of the mission involved. The relationship between mission and spiritual awakening is a spiritual awakening to evoke the spirit of mission. This is marked by so many missionaries who are involved in missionary service. Tujuan penulisan ini untuk menjelaskan hubungan yang erat antara misi dan kebangkitan rohani. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskripsi dengan studi kepustakaan dilihat dari sejarah kebangkitan rohani yang pernah terjadi dan pemahaman misi Kristen terhadap kebangkitan rohani. Sebagai kesimpulannya adalah kebangkitan rohani dapat menghidupkan kembali gairah untuk bermisi, dan misi adalah salah satu langkah yang kongkret yang diwujudnyatakan oleh para misionaris ketikaterjadinya kebangkitan rohani. Untuk itu, tanda-tanda yang muncul saat kebangkitan rohani terjadi adalah hati misi ikut di dalamnya. Hubungan antara misi dan kebangkitan rohani ialah kebangkitan rohani membangkitkan semangat bermisi. Hal ini ditandai dengan begitu banyaknya misionaris yang terjun dalam pelayanan misi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Arifin, Ferdi. "MISI PENYELAMATAN BUDAYA." Jantra. 14, no. 1 (December 4, 2019): 1–8. http://dx.doi.org/10.52829/jantra.v14i1.77.

Full text
Abstract:
Reforma agraria menjadi hal penting bagi Indonesia karena negara ini merupakan negara agraris. Isu ini menjadi sangat penting karena fakta yang ada menunjukkan bahwa reforma agraria tidak hanya sekedar upaya penyelamatan sumber daya agraria sebagai lahan produktif melainkan juga sebagai revitalisasi bahasa yang ada di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan mengkaji beberapa data kuantitatif yang sudah dilakukan oleh lembaga resmi pemerintah maupun swasta untuk disintesiskan dengan pendekatan linguistik antropologis dalam upaya melihat proses revitalisasi bahasa melalui reforma agraria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reforma agraria sangat lekat dengan revitalisasi bahasa karena kebudayaan merupakan suatu sistem yang melekat dalam proses kehidupan masyarakat sehingga reforma agraria menjadi misi penyelamatan untuk sumber daya agraria, budaya, dan bahasa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Tampubolon, Yohanes Hasiholan. "Misi Gereja di Era Kapitalisme Global: Eksplorasi Pelayanan Misi Yesus." Societas Dei: Jurnal Agama dan Masyarakat 7, no. 2 (October 19, 2020): 197–217. http://dx.doi.org/10.33550/sd.v7i2.137.

Full text
Abstract:
Gereja perlu mempertimbangkan cara bermisi di era kapitalisme global. Dampak negatif dari zaman kapitalisme global saat ini adalah terciptanya kesenjangan ekonomi dan politik. Kerusakan alam secara masif juga merupakan dampak dari kapitalisme global. Artikel ini akan menjelaskannya melalui studi literatur. Tulisan ini melihat gereja menghadapi jenis realitas global yang berbeda di setiap zaman, namun gereja dapat bercermin dari pelayanan Yesus. Pelayanan Yesus memperlihatkan kepeduliannya kepada orang yang miskin, terpinggirkan, dan tak berdaya. Yesus bukanlah orang yang tidak peduli terhadap persoalan ekonomi dan politik. Pelayanan yang dikerjakan juga memiliki relevansi pada kehidupan individual dan struktural. Tidak ada perubahan struktural tanpa perubahan individual, demikian juga sebaliknya. Gereja juga perlu membangun jejaring kolektif demi mengusahakan kehidupan yang lebih baik.Kata-kata kunci: misi; kapitalisme global; pelayanan;Yesus.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Saidah, Ida. "Implementasi Supervisi Manajerial melalui Penyusunan Visi Misi TK dengan Metode Delphi." Aulad : Journal on Early Childhood 3, no. 1 (April 15, 2020): 1–7. http://dx.doi.org/10.31004/aulad.v3i1.44.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan program supervisi manajerial menyusun visi misi lembaga Taman kanak-Kanak (TK) dengan metode Delphi. Jenis penelitian yang dipergunakan adalah penelitian deskritif menggunakan metode Delphi dimana proses pengumpulan datanya memungkinkan objek dan subjek penelitian dalam hal tim penyusun visi misi menghasilkan konsensus yang paling reliabel atas produk visi misi. pelaksanaan supervisi manajerial melalui penyusunan visi misi TK dilaksanakan di TK Nurul Amanah Cianjur. Dari hasil penelitian didapatkan pada pelaksanaan pembuatan visi misi mengintegrasikan nilai-nilai utama karakter : religius, nasionalis, mandiri, dan gotong royong pada visi misi yang telah berhasil dibuat. Hasil yang diperoleh adalah tersusunya visi. misi TK Nurul Amanah yaitu “ Menjadi Lembaga PAUD yang “KAMU BISA“ (Kreatif – Aktif – Mandiri – Unggul – Berguna – Inovatif – Smart – berAkhlaq mulia).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Nuban, Eliezer. "Konstanta dalam Konteks: Teologi Misi pada Era Postmodern." Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 2, no. 1 (June 15, 2021): 53–64. http://dx.doi.org/10.38189/jan.v2i1.118.

Full text
Abstract:
Efforts to write articles related to "Constants in the Context of Mission Theology" are very important, because mission is always loyal to its six constants, namely: "Christology, ecclesiology, soteriology, eschatology, anthropology and diology with human culture". Constructing a mission theology that is inspired by God's continuous act of mission in the world and is imperative to write a history of the Christian movement in a multi-directional world. The important foundation in what is stated here is mission that comes from the heart of God. This means that the land and mission must be properly understood. Stevri Lumintang wrote, "Understanding mission without a fundamental understanding of mission theology will fall into two tendencies, namely mission without meaning and mission losing meaning". On the other hand, the correct understanding will help us to see mission as the infinite work of God in, “God's infinite mercy establishes mission, (mission) and gospel, (mission) first through Israel and now through His church " Furthermore, Paul David said, "To get the news, you must understand the story". That means there is no need for an interpretation process between willing and unwilling in the task of carrying out God's mission, but it is the duty of His Church, because the gospel is an eternal heavenly treasure entrusted to us, and we owe it to those who have not heard the gospel, (Romans 1 : 16-17). It is necessary to build the awareness that, our time is limited, (John 9: 4), from this the Constants in Context: "Mission Theology in the Postmodern Era". Stay relevant, keep changing, and be faithful to the biblical text as a guide for the mission of the church until Christ returns.Upaya menuangkan tulisan yang ada kaitan dengan “Konstanta dalam konteks teologi Misi” sangat penting, karena misi senantiasa setia kepada enam konstantanya yakni: “Kristologi, eklesiologi, soteriologi, eskatologi, antropologi dan dialog dengan kebudayaan manusia”.Stephen Menyusun teologi misi yang diilhami oleh tindakan misi Allah yang terus-menerus di dalam dunia dan sangat perlu menulis sejarah gerakan Kristen di dunia yang bersifat multi-directional. Landasan penting dalam apa yang dituangkan di sini adalah Misi bersumber dari hati Allah. Hal ini berarti landasan misi harus dipahami secara benar. Stevri Luminang menulis, “Memahami misi tanpa pemahaman secara mendasar mengenai teologi misi, maka akan jatuh pada dua kecenderungan yaitu misi tanpa arti dan misi kehilangan arti”. Sebaliknya dalam pemahaman yang benar akan menolong kita untuk melihat misi sebagai karya Allah yang tak terbatas dalam, “belas kasihan yang tak terbatas Allah menetapkan pengutusan, (misi) dan pekabaran Injil, (mission) mula-mula melalui Israel dan sekarang melalui gereja-Nya”. Selanjutnya Paul David mengungkapkan, “Untuk mendapatkan berita itu maka harus memahami ceritanya”. Itu artinya tidak perlu adanya proses interpretasi antara mau dan tidak dalam tugas pelaksanaan misi Allah, tetapi itu adalah kewajiban dari Gereja-Nya, karena Injil adalah harta kekal sorgawi yang dipercayakan kepada kita, dan kita berhutang kepada orang yang belum mendengarkan Injil, (Roma 1:16-17). Perlu membangun kesadaran bahwa, waktu kita terbatas, (Yohanes 9:4), dari hal inilah Konstanta Dalam Konteks: “Teologi Misi Pada Era Postmodern”. Tetap relevan, terus berubah, dan setia pada teks Alkitab sebagai pedoman misi gereja sampai Kristus datang kembali. Upaya menuangkan tulisan yang ada kaitan dengan “Konstanta dalam konteks teologi Misi” sangat penting, karena misi senantiasa setia kepada enam konstantanya yakni: “Kristologi, eklesiologi, soteriologi, eskatologi, antropologi dan dialog dengan kebudayaan manusia”.Stephen Menyusun teologi misi yang diilhami oleh tindakan misi Allah yang terus-menerus di dalam dunia dan sangat perlu menulis sejarah gerakan Kristen di dunia yang bersifat multi-directional. Landasan penting dalam apa yang dituangkan di sini adalah Misi bersumber dari hati Allah. Hal ini berarti landasan misi harus dipahami secara benar. Stevri Luminang menulis, “Memahami misi tanpa pemahaman secara mendasar mengenai teologi misi, maka akan jatuh pada dua kecenderungan yaitu misi tanpa arti dan misi kehilangan arti”.[1] Sebaliknya dalam pemahaman yang benar akan menolong kita untuk melihat misi sebagai karya Allah yang tak terbatas dalam, “belas kasihan yang tak terbatas Allah menetapkan pengutusan, (misi) dan pekabaran Injil, (mission) mula-mula melalui Israel dan sekarang melalui gereja-Nya”.[2] Selanjutnya Paul David mengungkapkan, “Untuk mendapatkan berita itu maka harus memahami ceritanya”.[3] Itu artinya tidak perlu adanya proses interpretasi antara mau dan tidak dalam tugas pelaksanaan misi Allah, tetapi itu adalah kewajiban dari Gereja-Nya, karena Injil adalah harta kekal sorgawi yang dipercayakan kepada kita, dan kita berhutang kepada orang yang belum mendengarkan Injil, (Roma 1:16-17). Perlu membangun kesadaran bahwa, waktu kita terbatas, (Yohanes 9:4), dari hal inilah Konstanta Dalam Konteks: “Teologi Misi Pada Era Postmodern”. Tetap relevan, terus berubah, dan setia pada teks Alkitab sebagai pedoman misi gereja sampai Kristus datang kembali.[1] Stevri Indra Lumintang, Misiologi Kontemporer, Menuju Ke Rekonstruksi Theologia Misi Yang Seutuhnya (Batu: Departemen Multi Media, YPPII, 2009),125.[2] George W. Peters, Theologia Alkitabiah Tentang Pekabaran Injil (Malang: Gandum Mas, 2006),19.[3] Paul David Tripp, Alat Di Tangan Sang Penebus (Surabaya: Momentum, 2014),2.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Boiliu, Noh Ibrahim. "Kesinambungan Panggilan Misionaris Bangsa Israel dengan Panggilan Pelayanan Misi dan Pemuridan." TE DEUM (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) 4, no. 2 (April 12, 2021): 209–23. http://dx.doi.org/10.51828/td.v4i2.63.

Full text
Abstract:
Tulisan ini bertujuan membahas kesinambungan panggilan misi bangsa Israel dengan panggilanpelayanan misi dan pemuridan. Misi dan pemuridan tidak boleh dipisahkan atau hanya menekankan salah satu. Di dalam misi harus ada pemuridan sebagai proses mendidik orang mengenal Tuhan. Sedangkan pemuridan sebagai reaksi dan respons orang yang mengenal Tuhan yang pada akhirnya dinyatakan dalam tindakan bermisi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Manullang, Megawati. "MISI DALAM MASYARAKAT MAJEMUK." Jurnal Teologi Cultivation 3, no. 2 (December 18, 2019): 49–63. http://dx.doi.org/10.46965/jtc.v3i2.267.

Full text
Abstract:
AbstractThis paper tells about mission which doing in the different condition. Thedifferent is explained in this paper are about race, gender, skin color,language and religion. Religious diversity is about how if the mission isstated in the sensitivity of different without give rise to problem and conflict. There is challenge when doing the Jesus‟s mission in Indonesia which have religious diversity. When we talk about the truth of Jesus, we preface to the condition of religion pluralism. The data is using in this paper rise up from the method. The method is library studying. The presentation of the material is using by bible‟s study analysis.Keywords: Mission, Pluralism
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Manullang, Megawati. "MISI DALAM PERJANJIAN LAMA." Jurnal Teologi Cultivation 3, no. 1 (July 14, 2019): 79–87. http://dx.doi.org/10.46965/jtc.v3i1.258.

Full text
Abstract:
AbstractGenerally, missiology can be understood as the study of the Gospel messagespreading or what is better known as Sending. Thus, this Gospel spreading isconsidered as one of the main task or function of churchestht is to share the good news about Jesus Christ worldwide. Therefore, this comprehension cannot be taken wrong, however in the Old Testament, missiology has to be seen from the standpoint on “how God the Father called and sent his servants to carry out all the tasks assigned to them in order to turn the people of Israel from their stubborness so that they could be saved and not be perished in the punishment that were bounded to them’’ In the old Testament there is an obvious assignment to do the outreach mission to all nations all around the world. The main focus in the Old Testament is the choosing of Israel and its relations to the other nations.Key words: Mission, Old Testament
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Sampurno, Yoga Guntur, Ibnu Siswanto, and Yosep Efendi. "KARAKTERISTIK MAHASISWA BIDIK MISI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF." Jurnal Pendidikan Vokasi Otomotif 1, no. 1 (November 6, 2018): 1–11. http://dx.doi.org/10.21831/jpvo.v1i1.21779.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik dan prestasi mahasiswa bidik misi di jurusan Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Subjek penelitian adalah mahasiswa bidik misi (S1 dan D3) angkatan 2012/2013 dan 2013/2014. Pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi pencapaian prestasi belajar mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa bidik misi memiliki sikap, minat, dan motivasi belajar yang baik. Rerata prestasi mahassiwa bidik misi juga lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa regular walaupun terdapat juga mahasiswa yang memiliki prestasi yang kurang. Mahasiswa-masahsiswa tersebut perlu mendapatkan perhatian dan pembinaan dari dosen supaya tidak tertinggal dibandingkan teman-teman mahasiswa satu angkatan.Kata kunci: Sikap belajar, Minat belajar, Motivasi belajar, Prestasi, Bidik misiPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik dan prestasi mahasiswa bidik misi di jurusan Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Subjek penelitian adalah mahasiswa bidik misi (S1 dan D3) angkatan 2012/2013 dan 2013/2014. Pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi pencapaian prestasi belajar mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa bidik misi memiliki sikap, minat, dan motivasi belajar yang baik. Rerata prestasi mahassiwa bidik misi juga lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa regular walaupun terdapat juga mahasiswa yang memiliki prestasi yang kurang. Mahasiswa-masahsiswa tersebut perlu mendapatkan perhatian dan pembinaan dari dosen supaya tidak tertinggal dibandingkan teman-teman mahasiswa satu angkatan.Kata kunci: Sikap belajar, Minat belajar, Motivasi belajar, Prestasi, Bidik misi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Pongajouw, Louisa Mathilda, and Veydy Yanto Mangantibe. "BISNIS SEBAGAI PENOPANG KEGIATAN MISI." BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 2, no. 1 (June 26, 2021): 115–33. http://dx.doi.org/10.46558/bonafide.v2i1.63.

Full text
Abstract:
Banyak orang Kristen beranggapan bahwa bisnis dan misi bertentangan. Misi berkaitan dengan kehidupan rohani, sedangkan bisnis merupakan kehidupan duniawi, bahkan dianggap kotor. Padahal fakta menunjukkan bahwa di berbagai komunitas, misi ditopang oleh para pebisnis. Sebab itu, penelitian ini ingin mengetahui apakah bisnis dapat menjadi alat atau strategi misi? Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bisnis sebagai alat atau strategi misi memiliki dasar teologis dalam Alkitab yang sangat kuat. Pada zaman Perjanjian Lama maupun dalam Pelayanan Yesus dan para rasul, tampak bahwa bisnis selalu menopang kegiatan pelayanan. Sebab itu, bisnis dapat menjadi strategi misi. Penting juga memahami bisnis sebagai alat misi dari keberadaan etika bisnis Kristen. Pertanyaannya apakah bisnis itu salah ? dikatakan bisnis menjadi suatu yang salah bukan disebabkan oleh bisnis itu sendiri melainkan pelaku bisnis. Kesalahan tersebut dikarenakan manusia yang berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah (bdk. Kej. 3). Maka perlu dipahami dari pendekatan etika bisnis Kristen, bisnis serta pelaku bisnis haruslah berdasarkan pada dasar kebenaran firman Tuhan, diwujudkan dengan pertobatan kepada Yesus, cara hidup yang takut Tuhan yang berdampak pada iman kepada Yesus kristus dan diwujudnyatakan dalam tindakan kasih Allah, ketaatan pada kehendak Allah. Sehingga tujuan dari pada pendekatan bisnis sebagai alat misi injil diberitakan nama Tuhan dipermuliakan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Vellyana, Diny. "IN HOUSE TRAINING PERUMUSAN VISI MISI RUANGAN PERAWATAN PERINATAL RSUD PRINGSEWU." Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan 5, no. 2 (September 30, 2019): 1–3. http://dx.doi.org/10.33023/jpm.v5i2.431.

Full text
Abstract:
Penentuan arah strategi dimulai dengan penentuan dan pengakuan identitas yang terdiri dari perumusan visi dan misi, keyakinan dasar, nilai-nilai dasar dan tujuan organisasi, mengingat bahwa dalam garis manajerial rumah sakit terdiri dari berbagai jenis ruang perawatan yang berarti bahwa Setiap kamar memiliki karakteristik layanan yang berbeda, sehingga harus memiliki tujuan khusus tersendiri. Tujuan dari kegiatan pelatihan in-house adalah perumusan visi dan misi ruangan, yaitu untuk meningkatkan pemahaman pemangku kepentingan dalam perumusan Visi dan Misi ruang perawatan Perinatal di Rumah Sakit Umum Pringsewu. Metode pelaksanaannya dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi perumusan visi dan misi hingga kepala ruang Perinatal, koordinator ruang, praktisi perawat dan petugas kesehatan serta semua jalur kesehatan yang ada di Ruang Perinatal di Rumah Sakit Umum Pringsewu. Hasil dari kegiatan tersebut mampu menjadikan visi dan misi ruangan dengan baik. Keberadaan kegiatan ini mampu memberikan contoh ke ruangan lain untuk menciptakan visi dan misi secara mandiri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Anisa, Citra, and Rahmatullah Rahmatullah. "Visi Dan Misi Menurut Fred R. David Perspektif Pendidikan Islam." journal EVALUASI 4, no. 1 (March 7, 2020): 70. http://dx.doi.org/10.32478/evaluasi.v4i1.356.

Full text
Abstract:
fokus penelitian ini pada usaha mendeksripsikan visi dan misi berdasarkan pandangan Fred R. David, yang kemudian ditelaah kembali serta dideskripsikan visi dan misi dengan perspektif pendidikan Islam. Metode yang digunakan dalam penulisan karya jurnal ini adalah studi pustaka dengan mempelajari, dan menelaah kembali dari literatur karya Fred R. David dan literatur – literatur lain yang terkait dengan tema karya tulis ini. Dalam karya jurnal ini, visi dan misi merupakan satu konsep dasar dalam memulai manajemen strategi yang akan selalu berkaitan antara satu sama lain. Dalam perspektif pendidikan Islam visi dan misi juga diartikan sama dengan hal tersebut, karena dalam visi mengandung cita – cita atau goal kemenangan yang dibutuhkan lembaga pendidikan Islam untuk bisa terus berkembang dan meningkat, sedangkan misi mengandung kegiatan – kegiatan yang direncanakan untuk mewujudkan cita – cita atau goal dari lembaga pendidikan Islam. Pada perspektif pendidikan Islam memandang visi dan misi memiliki konsentrasi tersendiri yaitu keseimbangan antara pembinaan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dengan pembinaan akhlak islam dalam bersikap dan bertingkah laku. Hasil uang diperoleh dari studi pustaka pada jurnal ini terdapat 11 (sebelas) hal yang terbagi dalam penyusunan visi dan penyusunan misi jika mengunakan perspektif pendidikan Islam. Pada visi yaitu goal lembaga pendidikan ke masa depan, berjangka waktu panjang tetapi juga memiliki batasan waktu, fokus pada kualitas dan akhlak peserta didik, partisipasi seluruh anggota, dan visi yang mudah dipahami. Dan pada misi yaitu konten yang mendukung visi, sesuai dengan tujuan maupun program pendidikan nasional, fokus pada pembinaan kemampuan dan penanaman akhlaqul karimah, berjangka waktu panjang, sedang serta pendek, partisipasi seluruh anggota, dan susunan misi yang jelas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Sopacuaperu, Eklepinus Jefry. "Misi Rekonsiliasi dalam Konteks Kemajemukan Agama di Indonesia: Analisis Naratif Yohanes 20:19-23 dan Implikasi Misiologisnya." KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi 6, no. 1 (June 25, 2020): 64–84. http://dx.doi.org/10.37196/kenosis.v6i1.85.

Full text
Abstract:
Tulisan ini merupakan upaya untuk menelusuri kembali jejak-jejak awal pengutusan gereja yang terepresentasi melalui pengutusan para murid pada saat Yesus menampakkan diri kepada para murid dalam kisah Yohanes 20:19-23. Kajian ini bertujuan untuk menemukan gambaran orientasi pengutusan Gereja dan relevansinya dalam konteks kemajemukan di Indonesia. Kajian terhadap cerita penampakan diri Yesus kepada murid-murid dilakukan melalui pendekatan naratif dan berfokus pada unsur-unsur narasi seperti latar, tokoh dan penokohan, alur maupun aspek kontras yang muncul di dalam cerita. Selain itu, teks Yoh. 20:19-23 dianalisis menggunakan perspektif tahapan rekonsiliasi yang dikembangkan oleh Robert J. Schreiter. Studi ini menunjukkan bahwa berdasarkan kisah Yoh. 20:19-20 misi pengutusan gereja dapat dikembangkan dari misi tradisional ke misi rekonsiliasi. Pengutusan gereja bukan hanya dengan misi tradisional, seperti kristenisasi, melainkan pengutusan untuk misi rekonsiliasi dan perdamaian di dunia. Pengutusan gereja dengan misi rekonsiliasi dan perdamaian inilah yang penting dan harus dijalankan dalam konteks kemajemukan agama di Indonesia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Isthifa Kemal and Rahmatullah. "ANALISIS SWOT SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH." Visipena Journal 6, no. 1 (June 30, 2015): 122–32. http://dx.doi.org/10.46244/visipena.v6i1.361.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keterkaitan visi dan misi masing- masing prodi dalam STKIP Bina Bangsa Getsempena sebagai induk organisasi secara keseluruhan dan analisis SWOT. Visi yang direncanakan sudah sesuai dengan misi untuk semua prodi . Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa visi dan misi masing-masing prodi secara keseluruhan mendukung visi dan misi STKIP Bina Bangsa Getsempena. Hasil analisis SWOT dapat disimpulkan bahwa STKIP Bina Bangsa Getsempena secara mutlak adalah sebuah sekolah tinggi yang memiliki keunggulan tanpa kelemahan untuk berkembang dan mampu memanfaatkan kesempatan tanpa ada rintangan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Bangun, Maraike Joanna Belle. "Menantang Paradigma Misi Kristen yang Bersifat Kognitif-Proposisional dengan Mengembangkan Pengetahuan Historis Misi." Indonesian Journal of Theology 3, no. 1 (September 10, 2015): 77–93. http://dx.doi.org/10.46567/ijt.v3i1.66.

Full text
Abstract:
Mission, a basic facet of Christianity, has been deployed in many different ways. One strategy has been by means of violence, rooted as this approach has been in a cognitive-propositional mode of thinking. In this article, I show the importance of maintaining a historical understanding of mission, in order to challenge certain realizations of Christian mission-driven by such a cognitive-propositional paradigm. This article appropriates aspects of George A. Lindbeck’s thought, in order to explain the characteristics of the cognitive-propositional paradigm and its implications for Christian mission.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Listari, Listari, and Yonatan Alex Arifianto. "Prinsip-prinsip Misi dari Teks Amanat Agung bagi Pelaksanaan Misi Gereja Masa Kini." JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO 3, no. 1 (September 8, 2020): 42–55. http://dx.doi.org/10.46929/graciadeo.v3i1.47.

Full text
Abstract:
The missionary fulfillment of the Great Commission as applied to churches today. Mission shares the same principle in the Great Commission, which is to bring souls to salvation. In the text of the Great Commission, there are three important parts, namely salvation, development, and assignment. This great commission has been applied in various churches today, but the principles of the mission itself have not been fully understood by church members. By using descriptive qualitative methods, the writer can define the Great Commission and its objectives, then describe the principles of mission in the Great Commission in the study of Matthew 28: 19-20 and apply the mission in everyday life. A mission that has an agenda and objectives and mission principles from the text of the Great Commission, understands carefully the theological study of the Great Commission and knows the mission of God in the life of every believer, recognizes the mandate in the person and fulfills it. And the last, most important thing is how the church recognizes the problems in mission and strives to be a mission church that relies on God and is able to get through every challenge that exists in implementing its evangelistic mandate. Abstrak Pelaksanaan misi dari Amanat Agung yang diterapkan pada gereja-gereja masa kini. Misi memiliki prinsip yang sama dalam Amanat Agung, yaitu untuk membawa jiwa-jiwa kepada keselamatan. Dalam teks Amanat Agung terdapat tiga bagian penting, yaitu penyelamatan, pengembangan dan penugasan. Amanat Agung ini telah diterapkan di dalam berbagai gereja saat ini, hanya saja prinsip dari misi itu sendiri belum dipahami secara menyeluruh oleh anggota gereja. Dengan melalui metode kualitatif deskritif, penulis dapat mendeskritifkan Amanat Agung dan tujuannya, lalu menjabarkan prinsip misi Amanat Agung dalam kajian Matius 28: 19- 20 dan mengaplikasikan misi dalam kehidupan sehari-hari. Misi yang memiliki agenda tujuan dan prinsip- Prinsip misi dari teks Amanat Agung, memahami dengan seksama kajian teologis Amanat Agung serta mengenal misi Allah di dalam kehidupan setiap orang percaya, mengenal amanat dalam diri pribadi dan menunaikannya. Dan yang terakhir yang paling penting adalah bagaimana gereja mengenal masalah-masalah dalam misi serta berusaha menjadi gereja yang bermisi dengan bersandar Tuhan dan mampu melewati setiap tantangan yang ada dalam menerapkan mandat penginjilan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Kohar, Wakidul, and Novri Hardian. "POTENSI YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM ADZKIA DALAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KOTA PADANG." Al-Hikmah: Jurnal Dakwah dan Ilmu Komunikasi 1, no. 2 (April 16, 2019): 53–63. http://dx.doi.org/10.15548/al-hikmah.v1i2.105.

Full text
Abstract:
Yayasan Pendidikan Islam Adzkia telah melaksanakan misi dakwah dan misi sosial kemasyarakatan, hal ini berdasarkan keterangan dari pihak yayasan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : pertama, untuk mengungkapkan bentuk-bentuk pengembangan masyarakat Islam sesuai dengan misi dakwah Yayasan Pendidikan Islam Adzkia terhadap masyarakat sekitar. Kedua untuk mengungkapkan bentuk-bentuk pengembangan masyarakat Islam sesuai dengan misi sosial kemasyarakatan Yayasan Pendidikan Islam Adzkia terhadap masyarakat yang ada di Kota Padang. Potensi apa saja yang di dapat didalam yayasan Adzkia sumetara barat ini yang di gali oleh penulis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Bambangan, Malik. "IMPLEMENTASI MENJADI JEMAAT YANG MISIONER." Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi 2, no. 2 (August 5, 2020): 30–45. http://dx.doi.org/10.47457/phr.v2i2.37.

Full text
Abstract:
Misi dalam konteks Asia adalah suatu pelayanan yang berbeda dengan pola misi yang dikembangkan di wilayah barat secara khusus bagian Eropa. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan budaya, bahasa serta religiusitas masyarakat setempat. Khusus bagian Asia dalam melaksanakan misi memiliki tantangan tersendiri dengan budaya masyarakat yang masih memiliki kepercayaan khusus kepada agama asal masing-masing. Hal ini menjadi mengakibatkan perkembangan gereja menjadi terhambat secara kuantitas ditambah lagi dengan penolakan keras dari beberapa daerah bagi pelayanan misi. Gereja terpanggil untuk mengambil sikap berdasarkan firmn Tuhan sebagai murid Kristus agar melaksanakan amanat Tuhan Yesus. Menjadi jemaat yang misioner itulah yang menjadi panggilan bagi anggota jemaat, sehingga pemberitaan Injil dapat disampaikan kesetiap suku dan daerah menurut budaya dan bahasa lokal mereka tanpa menemui kendala apapun. Tujuan penelitian ini adalah untuk memotivasi jemaat Tuhan agar berperan serta dalam pelayanan misi agung Tuhan Yesus. Metode yang digunakan adalah dengan menkaji setiap literatur yang berkaitan dengan sumber-sumber yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Dan sebagai hasil dari penelitian ini bahwa jemaat memiliki potensi untuk mengambil bagian dalam pelayanan misi dengan menjadi jemaat yang misioner. Sebagai kesimpulan dari Jemaat jemaat yang misioner adalah jemaat sebagai murid Kristus bertanggung jawab untuk ikut dalam melaksanakan misi Kritus di muka bumi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Putrawan, Bobby Kurnia, and Ramot Peter. "Misi di Tengah Krisis Multidimensi." JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO 2, no. 2 (March 28, 2020): 70–79. http://dx.doi.org/10.46929/graciadeo.v2i2.38.

Full text
Abstract:
Technological developments and changes in civilization in the era of globalization sweeping the world today has caused a multidimensional crisis so that the necessary mission service activities for outreach souls that need to be saved. Mission activities are the fulfillment of God's mission for the salvation of all humanity. The Holy Spirit must be present in every mission of mission, not just with funds and resources. This article discusses mission in a biblical perspective in the midst of a multidimensional crisis sweeping the world and its impacts with a qualitative descriptive method from literature study. The results and discussion show how important the role of mission is by involving church leaders who have a vision to mobilize local congregations involved in missionary activities for the salvation of God's people. Abstrak Perkembangan teknologi dan perubahan peradaban pada era globalisasi melanda dunia saat ini telah menimbulkan krisis multidimensi sehingga diperlukan kegiatan pelayanan misi untuk penjangkauan jiwa-jiwa yang perlu diselamatkan. Kegiatan misi merupakan penggenapan misi Allah bagi keselamatan seluruh umat manusia. Roh Kudus harus dihadirkan dalam setiap pengutusan kegiatan misi, bukan hanya sekedar dengan dana dan daya. Artikel ini membahas misi dalam perspektif alkitab di tengah krisis multidimensi yang melanda dunia serta dampak-dampaknya dengan metode deskriptif kualitatif dari kajian pustaka. Hasil dan pembahasan menunjukkan betapa pentingnya peranan misi dengan melibatkan pemimpin jemaat yang memiliki visi untuk memobilisasi jemaat lokal terlibat dalam kegiatan misi untuk keselamatan umat Tuhan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Purwanto, Heri. "Misi Ekologis: Memaknai Ulang Misi Gereja Kristen Muria Indonesia di Tengah Bencana Alam dan Krisis Ekologi." Aradha: Journal of Divinity, Peace and Conflict Studies 1, no. 2 (August 31, 2021): 181. http://dx.doi.org/10.21460/aradha.2021.12.705.

Full text
Abstract:
AbstractThe mission will always change. This change occurs because of a shift in the mission paradigm in line with the context. The mission is not anymore understood and defined in a traditional, exclusive, and singular way, otherwise the mission needs to be modified to be more open, inclusive, and have multiple meanings. In fact, the mission will always follow its context and locality. The mission of the ecological vocation of the church is needed by the world amid the global ecological crisis and various natural disasters that occured at this time. One of factors that causes ecology crises and natural disasters is natural damaged. It is caused by human who does exploitation to the nature massively. Theologically, the church is called to work on God’s kingdom mission as a work of salvation for the world. The mission of salvation is not only for humans but also for whole of creation as a universal union with God. In implementing this ecological mission, Gereja Kristen Muria Indonesia through the Mennonite Diakonia Service (MDS) have participated in carrying out various forms of the church’s mission, including ecological, as a church integral mission to overcome crisis and natural disasters in Indonesia. AbstrakMisi akan selalu mengalami perubahan. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran paradigma misi seiring dengan konteksnya. Misi tidak lagi dipahami dan didefinisikan secara tradisional, eksklusif, dan tunggal. Sebaliknya, misi perlu dimodifikasi agar lebih terbuka, inklusif, dan memiliki banyak arti. Faktanya, misi itu akan selalu mengikuti konteks dan lokalitasnya. Misi panggilan ekologi gereja sangat dibutuhkan oleh dunia di tengah krisis ekologi global dan beragam bencana alam yang terjadi saat ini. Salah satu faktor yang menyebabkan krisis ekologi dan bencana alam adalah kerusakan alam yang terjadi berbagai tempat. Ini disebabkan oleh manusia yang melakukan eksploitasi terhadap alam secara besar-besaran. Secara teologis, gereja dipanggil untuk mengerjakan misi kerajaan Allah sebagai karya keselamatan bagi dunia. Maka, misi keselamatan itu bukan hanya bagi manusia tetapi juga bagi seluruh ciptaan sebagai kesatuan universal dengan Tuhan. Dalam menjalankan misi ekologis, Gereja Kristen Muria Indonesia melalui Mennonite Diakonia Service (MDS) turut serta menjalankan berbagai bentuk misi gereja, termasuk ekologis, sebagai misi integral gereja untuk mengatasi krisis ekologi dan bencana alam di Indonesia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Hasyim, Churin ‘Ain, and Luki Wijayanti. "Implementasi Visi dan Misi Organisasi Induk ke dalam Moto Perpustakaan Kementerian “Artha”." Lentera Pustaka: Jurnal Kajian Ilmu Perpustakaan, Informasi dan Kearsipan 5, no. 1 (August 4, 2019): 65. http://dx.doi.org/10.14710/lenpust.v5i1.24763.

Full text
Abstract:
Penelitian ini membahas implementasi visi dan misi Perpustakaan Kementerian “Artha” dalam moto perpustakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan visi dan misi Kementerian “Artha” pada moto Perpustakaan Kementerian Artha. Identifikasi penerapan moto ini akan dilihat dari koleksi perpustakaan, layanan yang diberikan, dan kegiatan yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Kementerian “Artha”. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kecenderungan bahwa perpustakaan Kementerian “Artha” hanya mengimplementasikan misi nomor 5 (lima) Kementerian Artha yang berkaitan dengan pengembangan diri pegawai. Hal ini merupakan suatu strategi awal perpustakaan untuk menunjukkan kebetradaannya sebelum mereka mampu memenuhi 4 (empat) misi lainnya agar perpustakaan dapat bertahan di lingkungan Kementerian Artha.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Margaret, Carmia. "Sumbangsih Pemikiran Poskolonial Bagi Gagasan Misi Injili." TE DEUM (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) 10, no. 2 (June 25, 2021): 139–60. http://dx.doi.org/10.51828/td.v10i2.34.

Full text
Abstract:
Artikel ini membahas sebuah pertanyaan: apa sumbangsih pemikiran poskolonial, jika ada, bagi pengayaan wawasan misi Injili? Prasuposisi yang dimiliki adalah bahwa sejatinya kaum Injili sudah memiliki wawasan misi yang utuh dan komprehensif tetapi dalam praktiknya seringkali tidak holistik. Gagasan poskolonial dapat memberi sumbangsih bagi wawasan misi Injili dalam hal penajaman kesadaran misional, perluasan cakupan misi dan keterlibatan misional, pengembangan hermeneutika orang lokal dan penyetaraan antara yang menginjili dan yang diinjili. Sumbangsih ini dapat dielaborasi dari keprihatinan utama gagasan poskolonial yang ingin menghapuskan dominasi, menghapuskan biner, dan mengupayakan peleburan identitas. Akan tetapi, gagasan poskolonial itu sendiri tetap perlu dicermati, agar tidak serta-merta menjadi kolonialisme baru sebagaimana yang dikritisinya sendiri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Wahyudi, Amien, and Siti Partini. "RESILIENSI MAHASISWA PENERIMA BIDIK MISI." Advice: Jurnal Bimbingan dan Konseling 1, no. 2 (December 31, 2019): 113. http://dx.doi.org/10.32585/advice.v1i2.594.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Panjaitan, Firman, and Hendro Siburian. "Misi Kristologi dalam Konteks Kebudayaan." Logia 1, no. 1 (2019): 44–61. http://dx.doi.org/10.37731/log.v1i1.19.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Novalina, Martina. "Misi Umat Allah (Book Review)." PASCA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen 16, no. 2 (November 5, 2020): 183–87. http://dx.doi.org/10.46494/psc.v16i2.111.

Full text
Abstract:
This book describes the link between biblical theology and mission. The contributors' description of biblical theology is the basis for carrying out their mission, where the mission will not be completed if it has not been translated through the implications of practical theology in a contemporary context. Contributors combine descriptions of biblical theology with contemporary contextualization. The mission of God's people is more than just biblical theology. Wright provides the reader with a complete Bible with a complete theology for a complete missionary task related to the creation, redemption, and the new creation.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Barker, Ailsa. "Teologi, Studi Biblika, dan Misi." Indonesian Journal of Theology 5, no. 1 (June 24, 2018): 99–131. http://dx.doi.org/10.46567/ijt.v5i1.36.

Full text
Abstract:
Missional hermeneutics is the interpretation of Scripture as it relates to the missionary task of the church. Four elements comprise a missional hermeneutics: 1) the missional trajectory of the biblical story being the foremost element, which also underlies the other three, 2) a narrative throughout Scripture centered on Christ and intended to equip the people of God for their missional task, 3) the missional context of the reader, in which attention moves from the task of equipping to the community being equipped, a community that is active, and 4) a missional engagement with culture and the implications thereof. Through the life of God’s people an alternative is offered, together with an invitation to come and join. Because the separation of theology from the mission of the church has distorted theology, all theology needs to be reformulated from the perspective of missio Dei and from the realization that the church is a sent community, missional in its very being. A missional hermeneutics bears implications upon the congregation, worship, preaching, discipleship, education, ministerial training, and the missionary task in multicultural contexts.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Hulu, Elisua. "Misi Allah pada Masa Intertestamental." Jurnal Teologi Berita Hidup 3, no. 1 (October 8, 2020): 110–19. http://dx.doi.org/10.38189/jtbh.v3i1.49.

Full text
Abstract:
The people of God of the Old Testament and the people of God in the New Testament were linked during what is called the intertestamental age. This period is referred to as a state of vacuum which is marked by the absence of a demonstrative role of the prophet. The 400 year period of development, destruction, success and decline of the ruling nations was prophesied by God. The Old Testament Book of Daniel shows clearly that world history is proceeding according to God's sovereignty. Mission is God's work. The important thing from God’s mission is talking about God as a sender, where He is the source, initiator, dynamist, implementer and fulfiller of His mission. The method of study related to God's mission in the Interstestamental era is the method of studying literature, which describes it descriptively. The intertestamental period is the time when other nations know the God of Israel through their existence among them. This is a different way from what happened in the days of Solomon's kingdom where there was a temple in Jerusalem which became an attraction for Gentiles. The political, social, and economic situation in intertestamental times was a preparation for the mission of the church in New Testament times.Umat Allah Perjanjian Lama dan Umat Allah Perjanjian Baru dihubungkan dalam masa suatu yang sebut masa intertestamental. Masa ini disebut sebagai keadaan adanya kevakuman yang ditandai oleh tidak nampaknya peranan nabi secara demonstratif. Masa waktu 400 tahun mengalami perkembangan, kehancuran, kesuksesan dan kemerosotan negara-negara yang menguasai sudah dinubuatkan oleh Tuhan. Kitab Daniel dalam Perjanjian Lama memperlihatkan dengan jelas bahwa sejarah dunia berjalan sesuai dengan kedaulatan Allah. Misi adalah karya Allah. Hal penting dari misi atau pengutusan Allah berbicara tentang Allah sebagai pengutus, dimana Ia adalah sumber, inisiator, dinamisator, pelaksana dan penggenap misi-Nya. Metode pengkajian terkait misi Allah pada masa Interstestamental adalah dengan metode kajian pustaka, yang menguraikan secara deskriptif. Masa intertestamental adalah masa di mana bangsa-bangsa lain mengenal Allah Israel melalui keberadaan mereka di tengah bangsa-bangsa lain. Ini adalah cara yang berbeda dari yang terjadi pada masa kerajaan Salomo di mana ada bait suci di Yerusalem yang menjadi daya tarik bagi bangsa-bangsa lain. Situasi politik, sosial, dan ekonomi pada masa intertestamental merupakan persiapan bagi misi gereja pada masa Perjanjian Baru.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Haryono, Timotius. "Misi Kristus di Bumi Jawa." Pengarah: Jurnal Teologi Kristen 3, no. 1 (March 5, 2021): 1–15. http://dx.doi.org/10.36270/pengarah.v3i1.47.

Full text
Abstract:
Indonesia merupakan negara multietnis dan salah satu suku yang besar adalah suku Jawa. Orang Jawa pada masa kini memiliki kencenderungan pola hidup yang berbeda dengan orang Jawa pada masa lalu. Melihat hal ini perlu upaya mengimplementasikan misi Yesus kepada orang Jawa melalui pemuridan pada masa kini, sehingga mengalami kehidupan rohani yang sejati. Langkah yang penting yaitu dengan memikirkan ulang bagaimana misi Yesus di bumi Jawa pada masa kini. Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif, sedangkan cara untuk mengumpulkan data memakai metode studi literatur. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan analisis interaktif melalui tiga tahap yaitu penyajian data, reduksi data serta penarikan kesimpulan. Penelitian ini menghasilkan Model Misi Kreatif-Holistik di Bumi Jawa Pada Masa Kini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Talan, Yesri. "MENGKAJI HAKEKAT MISI INKLUSIF YESUS BERDASARKAN INJIL LUKAS DAN APLIKASINYA BAGI MISI MASA KINI." Manna Rafflesia 6, no. 2 (April 30, 2020): 200–219. http://dx.doi.org/10.38091/man_raf.v6i2.116.

Full text
Abstract:
Luke introduces Jesus' inclusive ministry to preach the gospel, fellowship and serve the excluded. In this context, people who are paralyzed, blind, deaf, poor, tax collectors who are considered sinful, they are the center of His attention. By observing the current mission which is oriented to the church planting mission, it is necessary to transform. The intended transformation is to change the motive of the church planting mission to a mission that is not an anthropocentric mission but a mission to glorify God. The method used in writing this scientific paper is a qualitative method. Literature study and the Bible as the main source in explaining. Aside from literature and Bible study sources, the sources obtained are based on facts from field observations.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Tjatur Raharso, Alphonsus Tjatur Raharso. "Sollicitudo omnium ecclesiarum: Kepedulian Dan Kerjasama Gerejawi Untuk Tanah Misi Dan Di Tanah Misi." Seri Filsafat Teologi 30, no. 29 (December 7, 2020): 408–33. http://dx.doi.org/10.35312/serifilsafat.v30i29.5.

Full text
Abstract:
The concern to the situation and condition to all other members of the Church and the collaboration for the welfare of the entire Church is the expression of communio (communion) which is the character of Christ Church. The arise of Church in the mission land and its development which like the mustard seed is the fruit of the concern and collaboration of the missionaries showed by the community and Church which have been founded along the history. Considering Church resources are always limited, every form of across continents concern and collaboration should be done effectively. In the process of the evangelization in the mission land, these concern and collaboration encounter various forms of initiatives; starting from the simple, spontaneous, sporadic and individual to the consistent, coordinated organizations. These concern and collaboration often find frictions, conflicts of interest, impartialities, and injustice; especially concerning the implementation of the power of jurisdiction in the mission land and the submission to the superiority of the mission leaders. The negative excesses are seen and observed objectively and corrected to attain the more effective concerns and collaboration for the sake of the development of the mission work. The apostolic see is the central organ has explored and successfully founded an effective and sustainable missionary collaboration system, from the commissio to the mandate system. Nowadays, the missionary concern and collaboration across particular churches have not been centralized, but assigned to each local communities and particular Churches, to develop mutual collaboration according to the mutual need and projects through the written agreement to mutual minister
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Yunma, Yunma, Fauziah Endah Pahlevi, Mega Jessica, and Siti Nur Apipah. "KETERKAITAN VISI DAN MISI TERHADAP KINERJA DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN SOLOKANJERUK." Komitmen: Jurnal Ilmiah Manajemen 2, no. 1 (March 31, 2021): 64–74. http://dx.doi.org/10.15575/jim.v2i1.12479.

Full text
Abstract:
Penelitian ini terfokus pada kinerja staf Kantor Urusan Agama Solokanjeruk di kecamatan Solokanjeruk. Jenis penilitian ini menggunakan peniltian deskripsi kualitatif dari beberapa data sebagai kunci informasinya. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara kepada dua orang informan. Misi merupakan interpretasi dari visi dalam mewujudkanya. Kemudian visi itu sendiri pandangan ideal masa depan yang akan diwujudkan dalam upaya upaya yang realistik dan konkret. Menurut Imam Mchali dan Ara Hidayat mengatakan bahwa sebuah lembaga akan terfokus, terarah dan teratur termasuk didalamnya visi dan misi dalam kehumasan. Yang nantinya jelas memberikan pengaruh kolektif atas kinerja di dalam instansi tersebut. Saperti yang dikutip dalam hasil wawancara “visi misi sangat penting bagi sebuah intsansi karena berkaitan dengan kinerja dan kinerja staf itu sendiri yang akan menentukan visi misi tercapai dan tidaknya kemudian maksimal dan tidaknya.” Implementasi dari pandangan idel berbetuk visi misi harus mampu terejawantahkan dalam bentuk aktivitas yang kongkret dan nyata. Agar tidak sebagai kata semu yang mitos dalam suatu instansi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Yeniretnowati, Tri Astuti, and Yakub Hendrawan Perangin Angin. "Integrasi Iman dan Pekerjaan sebagai Sebuah Strategi Misi." DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1, no. 1 (April 22, 2021): 1–11. http://dx.doi.org/10.52879/didasko.v1i1.3.

Full text
Abstract:
Penulis Kitab Kejadian menggambarkan penciptaan dunia oleh Allah sebagai kegiatan bekerja, dan umat manusia sebagai ciptaan Allah juga bekerja di firdaus. Setiap anak Tuhan dimanapun berada dalam segala kegiatannya harus menjadi terang dan garam dunia. Misi bukan hanya sebagai usaha memberitakan keselamatan tetapi juga menghadirkan kerajaan Allah di tengah-tengah dunia. Setiap orang percaya harus turut menanggung beban dan terlibat dalam misi Allah atau pelayanan pekerjaan Tuhan, karena amanat agung Tuhan Yesus yang harus dikerjakan dengan setia, terus-menerus dan sampai akhir. Respon terhadap tanggung jawab misi ini adalah sesuai dengan panggilan masing-masing. Setiap orang memiliki fungsi dan peran yang berbeda – beda sesuai dengan panggilan Allah, setiap orang percaya harus menemukan secara tepat dimana dan bagaimana ia harus berkarya bagi Tuhan. Untuk menggenapi rencanaNya Tuhan menempatkan setiap orang percaya pada tempat yang spesifik dan unik, sehingga dalam menggenapi misi Allah semua orang percaya baik rohaniawan maupun pekerja sekuler/profesional memiliki panggilan yang sama dalam penggenapan misi Allah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Silalahi, Haposan. "Bermisi dalam Aksi." TE DEUM (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) 10, no. 1 (December 26, 2020): 25–47. http://dx.doi.org/10.51828/td.v10i1.32.

Full text
Abstract:
Artikel ini membahas tentang bagaimana misi kristiani harus memiliki blue print tentang konteks solidaritas manusia dan komunikasi antar budaya. keterlibatan dalam kehidupan sosial, berdialog dengan orang lain dan bukan menghafal dan memegang teguh doktrin, adalah langkah pertama dalam berteologi, langkah pertama yang harus diayunkan jika ingin akhirnya menemukan kebenaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana menjalankan misi Tuhan yang tepat di tengah-tengah masyarakat pluralis-religius di Indonesia. Pendekatan artikel ini dilakukan dengan kajian studi pustaka. Adapun yang menjadi kesimpulan artikel ini adalah Keristenan harus menjalankan misi Tuhan dengan menjunjung tinggi welas asih, dan menjadikan tujuan utamanya adalah memanusiakan manusia yang bermartabat dan berusaha mengembangkan teologi misi kontekstual di Indonesia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Azhar, Azhar. "Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Satu Atap Mikrajussibyan NW Selanglet Desa Penujak Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah." MANAZHIM 1, no. 1 (February 5, 2019): 110–41. http://dx.doi.org/10.36088/manazhim.v1i1.172.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menggambarkan, mengungkapkan dan menjelaskan dua hal yaitu Implementasi visi, misi, Madrasah Tsanawiyah Satu Atap Mikrajussibyan NW Selanglet dan strategi kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Satu Atap Mikrajussibyan NW Selanglet. Adapun Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi; wawancara, observasi, dokumentasi. Data yang terkumpul melalui teknik tersebut diorganisasi, ditafsirkan, dan dianalisis secara berulang-ulang sesuai dengan pendekatan yang digunakan guna menyusun konsep dan abstraksi temuan penelitian. Kredibilitas data dicek dengan prosedur triangulasi, pengecekan anggota, dan diskusi teman sejawat sedangkan kebergantungan (dependability) dan kepastian (compermability) dilakukan oleh para pembimbing sebagai dependent auditor. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kepala Madrasah Tsanawiyahh Satu Atap Mikrajussibyan NW Selanglet, mengimplementasikan visi misinya dengan mendorong segenap komponen madrasah untuk bekerjasama mewujudkan visi misi madrasah. Adapun cara Kepala Madrasah mendorong segenap komponennya adalah, dengan mengarahkan semua komponen untuk memiliki budaya-budaya unggul dan islami, menjadikan visi madrasah sebagai alat untuk mengarahkan haluan dan tujuan madrasah, mewujudkan standar nasional pendidikan, memahami dan menjiwai visi misi madrasah, menjadikan misi madrasah sebagai penjabaran visi untuk mewujudkan tujuan madrasah, Mengupayakan agar misi Madrasah tetap sejalan dengan perkembangan teknologi dan informasi, menjadikan misi sebagai pendorong untuk menggali potensi, kreasi, dan inovasi yang dimiliki warga Madrasah demi terwujudnya tujuan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Hadianto, Goenawan Susanto. "KINGDOM-CENTERED MISSION IN INDONESIAN CONTEXT." Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen, dan Musik Gereja 2, no. 2 (October 29, 2018): 1–14. http://dx.doi.org/10.37368/ja.v2i2.28.

Full text
Abstract:
Paper ini mendiskusikan konsep misi yang berpusat pada kerajaan allah dan aplikasinya dalam konteks indonesia. Pemaparannya tulisan ini dibagi ke dalam dua bagian, yakni pertama menjelaskan konsep misi yang berusat pada Kerajaan Allah: munculnya konsep ini dalam sejarah, dan artinya dari pengajaran biblika. Bagian kedua mendiskusikan empat bagian yang meliputi: hubungan agama Kristen dengan agama-agama; memahami misi dalam konteks Indonesia; konsep holistik pertumbuhan gereja; dan dialog antara agama dan kesaksian Kristen.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Kartini, Dede Sri, Rahman Mulyawan, and Iyep Saefulrahman. "KONSISTENSI ANTARA PROGRAM PARTAI DENGAN KEBIJAKAN PUBLIK DI KABUPATEN BANDUNG (2011—2015)." CosmoGov 1, no. 2 (April 14, 2017): 336. http://dx.doi.org/10.24198/cosmogov.v1i2.11842.

Full text
Abstract:
Visi misi Kepala Daerah terpilih yang pada umumnya diusung oleh partai politik, secara otomatis menjadi visi misi yang nantinya diturunkan ke dalam program-program pemerintah daerah yang bersangkutan selama periode pemerintahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis konsistensi antara program partai politik Golkar yang mengusung Bupati Kabupaten Bandung periode 2010-2015 dengan program-program pemerintah daerah. Dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat misi dari Bupati Kabupaten Bandung yang tidak dapat diturunkan kedalam produk kebijakan publik dalam hal ini Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati, selain itu kebijakan-kebijakan pada tahun tertentu tidak mencerminkan aspek pelayanan sebagai salah satu dari fungsi pemerintahan. Program partai belum sepenuhya konsisten dapat diturunkan kedalam kebijakan, karena misi yang dibuat partai belum operasional. Untuk itu, partai pemenang sebaiknya mengawal kebijakan-kebijakan kepala daerahnya
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Windaningrum, Fadillah. "Analisis Relevansi Visi, Misi, Tujuan, dan Kurikulum Antara SMKN 1 Kedawung Sragen dan SMKN 1 Bawen Semarang." AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Islam 17, no. 2 (December 13, 2019): 123–40. http://dx.doi.org/10.35905/alishlah.v17i2.1017.

Full text
Abstract:
Sekolah merupakan institusi pendidikan yang memiliki visi, misi, tujuan, dan kurikulum sebagai identitas dan kepribadian sekolah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memahami substansi visi, misi, tujuan, dan kurikulum kedua sekolah, dan untuk mengetahui kesesuaian antara visi misi tujuan serta kurikulum yang diterapkan di kedua sekolah kejuruan berbasis pertanian. Metode penelitian ini yakni deskriptif-komparatif yang bersifat kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah komparatif konstan, yaitu tahap membandingkan kejadian yang dapat diterapkan pada tiap kategori, tahap memadukan kategori-kategori serta ciri-cirinya, tahapmembatasi lingkup teori, dan tahap menulis teori. Hasil Penelitian menunjukkan kesesuaian visi, misi, tujuan, dan kurikulum yang menjadi.cita-cita atau impian yang dicapai di masa depan oleh SMK N 1 Kedawung Sragen dan SMK N 1 Bawen Semarang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Kinanda, Rezky, M. Gasali M., and Roberta Zulfhi Surya. "KAJIAN STRATEGI PENCAPAIAN MISI TATA KELOLA PEMERINTAHAN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR DENGAN KONSEP GOOD GOVERNANCE." Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir 7, no. 1 (April 29, 2021): 9–13. http://dx.doi.org/10.47521/selodangmayang.v7i1.195.

Full text
Abstract:
Pemimpin daerah Kabupaten Inhil memiliki misi tersendiri terkait tata kelola pemerintahan. Sektor yang merupakan sektor dasar yang menjadi landasan seluruh tindakan pemerintahan daerah. Sektor yang menjadi kendaraan utama bagi sektor-sektor pembangunan daerah lainnya. Tempat dimana manajemen ditegakan guna menghasilkan tata kelola pemerintahan yang baik. Pemerintah Kabupaten Inhil 2018-2023 menetapkan salah satu misi yaitu “Memantapkan tata kelola pemerintahan yang makin responsif, partisipatif, inovatif, efektif dan berketaatan hukum”. Misi ini tentu membutuhkan strategi perencanaan yang baik guna menghasilkan capaian misi yang baik pula. Jurnal ini akan menyajikan rekomendasi strategi good governance untuk diterapkan di Kabupaten Indragiri Hilir menyesuaikan dengan potensi dan sumberdaya yang dimiliki oleh Kabupaten Indragiri Hilir. Kata-kunci : Tata Kelola, Good Governance, responsif, partisipatif, inovatif, efektif, berketaatan hokum, Indragiri Hilir
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Murwanto, Triadi, Masyhudzulhak Masyhudzulhak, and Hadri Mulya. "BAGAIMANA HARMONISASI DAMPAK PENILAIAN KINERJA DAN PENGEMBANGAN KARIR KEWARGANEGARAAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KEWARGANEGARAAN: SURVEY DI TENTARA NASIONAL INDONESIA DALAM MISI PERDAMAIAN PBB." Jurnal Riset Akuntansi 11, no. 2 (October 1, 2019): 47–58. http://dx.doi.org/10.34010/jra.v11i2.2674.

Full text
Abstract:
Sumber Daya Manusia merupakan individu produktif yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik itu di dalam institusi maupun perusahaan yang memiliki fungsi sebagai aset Negara sehingga harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya. Sumber daya manusia makro merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus dimiliki dalam upaya mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Sumber daya manusia merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen sumber daya yang lain seperti modal, teknologi, karena manusia itu sendiri yang mengendalikan faktor yang lain. Keterlibatan personel TNI dalam Misi Perdamaian PBB relatif terus bertambah dari tahun ke tahun. Namun pertambahan jumlah personel TNI yang terlibat dalam Misi Perdamaian PBB belum diimbangi dengan pertambahan jumlah Perwira menengah/tinggi TNI yang mampu menduduki jabatan strategis di Misi Perdamaian PBB. Tujuan dari penulisan ini, untuk menyampaikan suatu pandangan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengembangan karir Perwira TNI dalam Misi Perdamaian PBB. Peneltian ini menggunakan metode kualitatif melalui studi pustaka dan wawancara. Temuan menunjukkan adanya faktor-faktor lain di pengembangan karir yang mempengaruhi keberhasilan Perwira menengah/tinggi TNI dalam bersaing menduduki jabatan strategis di Misi Perdamaian PBB. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikasi, dengan menggunkan alat analisis Regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian kinerja, pengembangan karir berpengaruh terhadap motivasi kerja. Katakunci : Penilaian Kinerja, Pengembangan Karir, Motivasi Kerja Kewarganegaraan. Sumber Daya Manusia merupakan individu produktif yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik itu di dalam institusi maupun perusahaan yang memiliki fungsi sebagai aset Negara sehingga harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya. Sumber daya manusia makro merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus dimiliki dalam upaya mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Sumber daya manusia merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen sumber daya yang lain seperti modal, teknologi, karena manusia itu sendiri yang mengendalikan faktor yang lain. Keterlibatan personel TNI dalam Misi Perdamaian PBB relatif terus bertambah dari tahun ke tahun. Namun pertambahan jumlah personel TNI yang terlibat dalam Misi Perdamaian PBB belum diimbangi dengan pertambahan jumlah Perwira menengah/tinggi TNI yang mampu menduduki jabatan strategis di Misi Perdamaian PBB. Tujuan dari penulisan ini, untuk menyampaikan suatu pandangan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengembangan karir Perwira TNI dalam Misi Perdamaian PBB. Peneltian ini menggunakan metode kualitatif melalui studi pustaka dan wawancara. Temuan menunjukkan adanya faktor-faktor lain di pengembangan karir yang mempengaruhi keberhasilan Perwira menengah/tinggi TNI dalam bersaing menduduki jabatan strategis di Misi Perdamaian PBB. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikasi, dengan menggunkan alat analisis Regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian kinerja, pengembangan karir berpengaruh terhadap motivasi kerja. Katakunci : Penilaian Kinerja, Pengembangan Karir, Motivasi Kerja Kewarganegaraan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Setiawan, David Eko. "Menjembatani Injil dan Budaya dalam Misi Melalui Metode Kontektualisasi." Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika 3, no. 2 (December 18, 2020): 160–80. http://dx.doi.org/10.34081/fidei.v3i2.132.

Full text
Abstract:
Perjumpaan injil dan budaya dalam misi ada kalanya menimbulkan ketegangan. Bahkan tidak sedikit muncul penolakan akibat kurang pekanya sang pewarta injil terhadap budaya dari masyarakat tertentu. Kepekaan tersebut perlu dibangun agar injil dapat dikomunikasi kepada mereka sesuai konteks budayanya masing-masing. Tujuannya adalah untuk mengurangi kesalahpahaman disampaikan. Melalui metode kontekstualisasi, diharapkan ketegangan dapat teratasi serta akan terbangun jembatan yang dapat menghubungkan injil dan budaya.Rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah bagaimanakah metode kontekstualisasi dapat menjembatani injil dan budaya dalam misi? Adapun Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana metode kontektualisasi dapat menjembatani injil dan budaya dalam misi. Sedangkan metode yang dipakai oleh penulis adalah menggunakan literature reasech. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa metode kontekstualisasi dapat digunakan dalam menjembatani injil dan budaya dalam misi bahkan juga dapat mengurangi ketegangan antara injil dan budaya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Setiawan, David Eko. "Menjembatani Injil dan Budaya dalam Misi Melalui Metode Kontektualisasi." Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika 3, no. 2 (December 18, 2020): 160–80. http://dx.doi.org/10.34081/fidei.v3i2.132.

Full text
Abstract:
Perjumpaan injil dan budaya dalam misi ada kalanya menimbulkan ketegangan. Bahkan tidak sedikit muncul penolakan akibat kurang pekanya sang pewarta injil terhadap budaya dari masyarakat tertentu. Kepekaan tersebut perlu dibangun agar injil dapat dikomunikasi kepada mereka sesuai konteks budayanya masing-masing. Tujuannya adalah untuk mengurangi kesalahpahaman disampaikan. Melalui metode kontekstualisasi, diharapkan ketegangan dapat teratasi serta akan terbangun jembatan yang dapat menghubungkan injil dan budaya.Rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah bagaimanakah metode kontekstualisasi dapat menjembatani injil dan budaya dalam misi? Adapun Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana metode kontektualisasi dapat menjembatani injil dan budaya dalam misi. Sedangkan metode yang dipakai oleh penulis adalah menggunakan literature reasech. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa metode kontekstualisasi dapat digunakan dalam menjembatani injil dan budaya dalam misi bahkan juga dapat mengurangi ketegangan antara injil dan budaya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Wibowo, Moses. "ROH KUDUS DALAM TEOLOGI PERJANJIAN BARU I:." Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi 1, no. 1 (July 14, 2020): 48–58. http://dx.doi.org/10.47457/phr.v1i1.5.

Full text
Abstract:
Teologi Perjanjian baru adalah bidang yang luas. Namun demikian fokus dari teologi PB adalah Allah dan karya-Nya dalam rangka misi penyelamatkan manusia berdosa dengan membentuk komunitas baru. Karya keselamtan ini datang dari Allah, dikerjakan oleh dan dalam Yesus Kristus dan direalisasikan bagi orang percaya oleh Roh kudus dan karya-Nya. Artikel ini akan mengulas secara khusus tentang Roh kudus dan karya-Nya sebagai agen misi Allah kedua secara berkala dan berkesinambungan. Dalam mengulas, akan menggunakan pendekatan historis-teologis dengan menjadikan Alkitab dan khususnya PB sebagai dokumen kanonik yang Allah berikan kepada gereja sebagai sang pemelihara. Pengungkapan dan pengulasan pribadi Roh kudus dan karya-Nya sebagai agen misi Allah kedua dalam rangka menuntaskan misi penyelamatan akan dimulai dari dokumen Injil Sinoptik dan Kisah Para Rasul dengan menjadikan karya Marshall: New Testament Theology sebagai sebuah patron.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Floribertus, Hasto Rosariyanto. "MISI DI ZAMAN KITA MENURUT SURAT-SURAT BENEDIKTUS XVI PADA HARI MISI SEDUNIA 2006-2011." Jurnal Teologi 1, no. 2 (November 25, 2012): 169–80. http://dx.doi.org/10.24071/jt.v1i2.428.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Nugroho, Teguh. "Misi dalam Gereja Anabaptis Abad XVI: Tinjauan dari Perspektif Paradigma Misi menurut David J. Bosch." Jurnal Teologi 10, no. 1 (May 30, 2021): 85–104. http://dx.doi.org/10.24071/jt.v10i1.3392.

Full text
Abstract:
The birth of Anabaptist movement appeared in the context of church reformation by Martin Luther in the sixteenth century in Europe.Anabaptist movement was aimed to renewing the Church according to the Scriptures, because many Protestant reformers, such as Luther and Zwingli, were not radical. They still practice some of the rules and teachings of the Roman Catholic church, such as infant baptism and maintaining the Church's relationship with the State. The Anabaptists movement rejects these practices. The Anabaptists attempted to carry out a more radical reform than their predecessors. The Anabaptist group itself has a membership of about 1.7 million worldwide. The data raises the question of how they made their mission. The facts show that the Anabaptists were persistent missionaries in preaching their Faith. The Anabaptist mission is based on three Anabaptist beliefs: Jesus became the center of faith, Mennonite who put peace and community as the center of life. These three beliefs will be analyzed using David J. Bosch's three paradigms to see the correlation between "Mission as Mediating Salvation” and the belief that Jesus is the center of faith, "Mission as Evangelism" with Mennonite beliefs that promote peace, and "Mission as Ministry by the Whole People of God” with community is the center of live. The results of this analysis will show the radicalism of the Anabaptist movement.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Lilinurinda Daud, Nursaid. "PELAKSANAAN VISI DAN MISI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN AMBON." al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam 3, no. 2 (December 4, 2018): 109. http://dx.doi.org/10.33477/alt.v3i2.600.

Full text
Abstract:
Abstrak : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon merupakan lembaga yang bergerak di bidang pendidikan dan pengajaran. Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan dibutuhkan suatu perencanaan yang strategis guna mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Perencanaan tersebut digambarkan dalam visi dan misi Program Studi Pendidikan Agama Islam. Namun kenyataan yang dijumpai dalam proses pembelajaran adalah masih terdapat beberapa dosen yang melaksanakan pembelajaran tidak mengarah kepada pelaksanaan visi dan misi Program Studi. Hal ini terlihat ketika dalam proses perkuliahan masih banyak dosen yang tidak disiplin sehingga proses perkuliahan tidak berjalan dengan efektif. Hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan visi dan misi Program Studi Pendidikan Agama Islam dalam proses pembelajaran dilakukan dengan mengganti kurikulum lama dengan kurikulum baru yakni kurikulum KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) yang disesuaikan dengan visi dan misi Program Studi. Sedangkan faktor penghambatnya adalah minat belajar mahasiswa yang masih kurang, sarana dan prasarana yang belum memadai, buku-buku penunjang mata kuliah yang masih kurang, serta dosen yang tidak disiplin dalam perkuliahan. Kata Kunci: Pelaksanaan Visi dan Misi Program Studi, Proses Pembelajaran.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

RUMAHURU, YANCE ZADRAK. "MENGEMBANGKAN DIALOG UNTUK PENGUATAN MISI AGAMA YANG TRANSFORMATIF." KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi 2, no. 1 (December 17, 2018): 23–35. http://dx.doi.org/10.37196/kenosis.v2i1.31.

Full text
Abstract:
Artikel ini bertujuan mengembangkan pemikiran tentang dialog, secara khusus diantara umat beragama. Dialog antar agama bukan hal baru tetapi tetap relevan dan penting dikaji hingga kini karena praktik dialog yang terjadi diantara umat beragama menunjukkan bahwa hakekat dialog belum dipahami secara tepat sehingga kebanyakan dialog menampilkan pemaksaan pemikiran dari satu pihak atau kalangan yang cenderung juga mendominasi dan menghegemoni pihak lain. Dalam kaitan itu, artikel ini menawarkan pemikiran pengembangan dengan membangun kesadaran kritis setiap orang untuk bersikap tepat dalam membangun dialog diantara pemeluk agama yang beragam ini. Dialog sebagaimana dimaksud dikaitkan pula dengan pelaksanaan misi atau dagwah terutama di kalangan Agama Kristen dan Islam sebagai agama-agama misi yang sangat memperhatikan aspek misi dan dagwah, tetapi cenderung mengabaikan eksistensi yang lain. Padahal misi yang transformatif justeru peduli terhadap kemanusiaan yang melampaui batas-batas agama, etnik, gender dan sebagainya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Hendrawan, Ari Yunus, Mambang Mambang, Riang Hati Waruwu, and Eva Wulani Pebrianti. "Peran Kepemimpinan Visioner yang Melayani dalam Mendidik dan Menghasilkan Calon Pemimpin yang Memiliki Karakter Kuat pada Masa Pandemi COVID-19." Jurnal Pendidikan Indonesia 2, no. 4 (April 25, 2021): 577–97. http://dx.doi.org/10.36418/japendi.v2i4.151.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peran kepemimpinan visioner dalam menghasilkan calon pemimpin atau guru yang mempunyai karakter yang kuat pada masa pandemi COVID-19 dan mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dan solusi atau upaya apa yang dilakukan oleh kepemimpinan visioner dalam mendidik dan menghasilkan calon pemimpin yang kuat dan berkarakter. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan analisis document. Validitas data yang digunakan adalah dengan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif mengalir. Berdasarkan hasil penelitian Peran kepemimpinan visioner dalam pembinaan calon pemimpin masa depan yang tangguh dilaksanakan sesuai dengan berbagai tahapan tindakan kepengurusan.Tahapan tersebut antara lain: (a) Pemimpin visioner menyusun visi dan misi Organisasi berperan sebagai inspiratif, motivator dan konsultan, membimbing visi dan misi agar sejalan dari konsep awal; (b) Peran pemimpin visioner dalam menyebarkan visi dan misi Organisasi baik secara langsung atau melalui berbagai media (c) Peran visioner Pimpinan dalam melaksanakan visi dan misi Organisasi dicapai dengan pemberdayaan Pemimpin yang lain, untuk memaksimalkan kebijakan di bidangnya masing-masing; (d) Pimpinan visioner mengevaluasi pelaksanaan visi dan misi Organisasi dengan menggunakan teknik evaluasi berdasarkan pelaku dan berdasarkan waktu; Kendala yang dihadapi para pemimpin visioner dalam membina calon pemimpin yang bertalenta kuat dan cerdas di Organisasi antara lain: (a) Pemikiran orang yang dipimpin dalam memahami visi dan misi pembinaan pemimpin akhlak yang tangguh dan cerdas Perbedaan kemampuan; (b) Adanya konflik dalam peraturan perundang-undangan yang ada, sehingga rencana kerja tertentu kurang lancar untuk dilaksanakan; (c) Masih adanya Pemimpin yang kurang inovatif dan kreatif dalam pembelajaran selama perkuliahan; (d) Pembelajaran berbasis IT Ada adalah penggunaan media dan infrastruktur yang kurang optimal. (3) Upaya mengatasi kendala yang dihadapi oleh pemimpin visioner dalam pembinaan calon pemimpin yang tangguh dan cerdas di Organisasi meliputi: (a) Melakukan kegiatan sosialisasi secara terus menerus dan sistematis agar semua orang yang dipimpin memiliki pemahaman yang sama terhadap visi dan misi yang ada; (b) Merencanakan dengan cermat rencana kerja agar tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku; (c) Melakukan Evaluasi secara berkala dan memotivasi Para pemimpin untuk selalu inovatif selama melalui proses visi dan misi yang dijalankan; (d) Memberikan pelatihan TI untuk memanfaatkan media dan infrastruktur pembelajaran yang tersedia dengan sebaik-baiknya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography