To see the other types of publications on this topic, follow the link: Miskonsepsi.

Journal articles on the topic 'Miskonsepsi'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Miskonsepsi.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Sari, Herikeu Meidia, and Ekasatya Aldila Afriansyah. "Analisis Miskonsepsi Siswa SMP pada Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar." Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 9, no. 3 (2020): 439–50. http://dx.doi.org/10.31980/mosharafa.v9i3.626.

Full text
Abstract:
Rendahnya kemampuan pemahaman konsep siswa pada materi operasi hitung bentuk aljabar menjadi salah satu permasalahan yang ditemui saat belajar materi Aljabar. Banyak miskonsepsi yang ditemukan pada materi operasi hitung bentuk aljabar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk miskonsepsi yang dialami siswa pada materi operasi hitung bentuk aljabar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Cibatu kelas VII-H yang berjumlah sebanyak 32 siswa dengan 3 siswa dipilih secara purposive sampling untuk dijadikan partisipan pilihan. Teknik analisis data secara deskriptif melihat hasil jawaban siswa, hasil wawancara, serta dokumentasi menggunakan model Miles and Huberman, sehingga triangulasi data terpenuhi. Dari hasil penelitian ditemukan beberapa miskonsepsi yang dialami siswa pada materi operasi hitung bentuk aljabar yang dikategorikan dalam empat jenis, diantaranya miskonsepsi generalisasi, miskonsepi notasi, miskonsepsi pengartian huruf dan misonsepsi aplikasi aturan. Diketahuinya keempat miskonsepsi ini diharapkan guru-guru dapat lebih waspada saat mengajar materi aljabar terhadap keempat miskonsepsi ini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Utami, Rizki. "ANALISIS MISKONSEPSI SISWA DAN CARA MENGATASINYA PADA MATERI BENTUK ALJABAR KELAS VII-C SMP NEGERI 13 MALANG." JPM : Jurnal Pendidikan Matematika 3, no. 1 (2019): 37. http://dx.doi.org/10.33474/jpm.v3i1.2606.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis miskonsepsi siswa, penyebab miskonsespsi siswa, dan cara mengatasinya pada materi bentuk aljabar kelas VII-C SMP Negeri 13 Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian studi kasus. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-C SMP Negeri 13 Malang tahun ajaran 2016/2017 yang telah menempuh materi bentuk aljabar kemudian dipilih tiga siswa untuk dijadikan subjek penelitian. Penelitian ini berlangsung bulan Januari 2017. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, wawancara, dan dokumentasi. Pengecekan keabsahan data dengan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Analisis data melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan analisis data dan pembahasan, siswa mengalami miskonsepsi pada bentuk aljabar. Selanjutnya miskonsepsi tersebut diatasi dengan menggunakan strategi analogi dan metode penemuan terbimbing. Cara tersebut disesuaikan dengan miskonsepsi yang dialami masing-masing siswa. Setelah miskonsepsi diatasi, diberikan tes tertulis bentuk aljabar dan wawancara kepada siswa dan hasilnya siswa tidak mengalami miskonsepsi bentuk aljabar lagi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Septiana, Dwi, Zulfiani Zulfiani, and Meiry Fadilah Noor. "IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE." EDUSAINS 6, no. 2 (2015): 191–200. http://dx.doi.org/10.15408/es.v6i2.1151.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap miskonsespsi siswa mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria menggunakan two-tier multiple choice. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik Sekolah Menengah Atas ddi Jakarta pada tahun ajaran 2013-2014 yang berjumlah 35 orang siswa. Data tes diagnostik dikumpulkan menggunakan two-tier multiple choice untuk mengidentifikasi pemahaman konsep siswa ke dalam paham konsep, miskonsepsi, tidak paham dan menebak (4 kategori). Hasil menunjukkan 31.12% peserta didik mengalami miskonsepsi pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria sedangkan sisanya didominasi oleh kategori tidak memahami.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Silviani, Reny, Riski Muliyani, and Yudi Kurniawan. "Penerapan Three Tier-Test untuk Identifikasi Kuantitas Siswa Yang Miskonsepsi Pada Materi Magnet." JIPF (Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika) 2, no. 1 (2017): 10. http://dx.doi.org/10.26737/jipf.v2i1.197.

Full text
Abstract:
Proses pembelajaran yang bersifat informative dan hanya ditekankan pada konsep teoritik saja dapat menyebabkan siswa kurang menguasai konsep ilmiah.Faktor yang menyebabkan rendahnya penguasaan konsep siswa adalah miskonsepsi. Miskonsepsi merupakan kekeliruan dalam memahami suatu konsep materi pembelajaran yang tidak akurat, yang dapat menyebabkan ketidaksesuaian antara konsep yang dimiliki pribadi dengan konsep ilmiah. Dengan adanya miskonsepsi yang terjadi, hal ini dapat menghambat siswa untuk menerima informasi yang baru, sehingga siswa menolak untuk mengubah miskonsepsinya menjadi konsep ilmiah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mengenai kuantitas siswa yang miskonsepsi pada materi magnet. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel adalah <em>purposive sampling</em>.Instrumen penelitian yang digunakan adalah <em>three tier-test</em>. Penggunaan <em>three tier-test</em> yaitu untuk mengidentifikasi kuantita ssiswa yang miskonsepsi. Jawaban yang telah dianalisis, selanjutnya akan dihitung dalam bentuk persentase. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 konsep distribusi atau sebaran miskonsepsi pada materi magnet, yaitu; 1. Semua benda berwarna perak ditarik magnet; 2. Tarikan magnet yang lebih besar pasti lebih kuat dari tarikan magnet yang kecil; 3. Semua logam dapat ditarik magnet.Miskonsepsi tertinggi terdapat pada konsep tarikan magnet yang lebih besar pasti lebih kuat dari tarikan magnet yang kecil. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk mencari solusi dalam menurunkan kuantitas siswa yang miskonsepsik hususnya pada materi magnet.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Kohar, Soelastri, Budi Jatmiko, and Raharjo Raharjo. "PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN SIMULASI PhET UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA." JPPS (Jurnal Penelitian Pendidikan Sains) 6, no. 2 (2017): 1289. http://dx.doi.org/10.26740/jpps.v6n2.p1289-1301.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dengan menggunakan program simulasi PhET yang layak untuk mereduksi miskonsepsi siswa. Pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan model 4-D yang direduksi menjadi 3-D dan diujicobakan di tiga kelas XI SMAN 4 Surabaya tahun pelajaran 2015/2016 dengan one group pretest posttest design. Pengumpulan data menggunakan observasi, tes, dan angket.Data dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Temuan penelitian yaitu: (1) Validitas: (a) Validasi RPP kategori baik, BAS kategori cukup baik, LKS kategori baik, Tes Uji Miskonsepsi umumnya valid; (b) Rata-rata keterbacaan BAS sebesar 59,8% dan LKS sebesar 71,3%; (c) Rata-rata tingkat kesulitan BAS sebesar 32,5% dan LKS sebesar 34,3%; (2) Kepraktisan meliputi: (a) Perangkat pembelajaran ditinjau dari keterlaksanaan RPP berkategori baik, dan (b) Tingkat aktivitas siswa dikategorikan baik (3) Keefektifan yang meliputi: (a) hasil tes uji miskonsepsi dengan N(g) 0,73; dan hasil analisis uji statistik one-way ANOVA, yaitu : 1) tidak ada perbedaan yang signifikan penurunan miskonsepsi dari ketiga kelas, 2) N-Gain penurunan miskonsesi siswa dialami pada masing-masing kelas (b) Respon siswa terhadap KBM adalah positif. Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, disimulkan bahwa perangkat pembelajaran listrik dinamis dengan model inkuiri terbimbing layak digunakan oleh siswa SMA untuk menurunkan miskonsepsi siswa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Primayoga, Giat, Zainuddin Zainuddin, and Suyidno Suyidno. "Implementasi Model Generative Learning Untuk Mereduksi Miskonsepsi Fisika Pada Materi Ajar Dinamika Partikel." Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika 1, no. 3 (2013): 271. http://dx.doi.org/10.20527/bipf.v1i3.886.

Full text
Abstract:
Tingginya tingkat miskonsepsi siswa kelas X.1 MAN 2 Model Banjarmasin mendorong peneliti melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan RPP, tingkat miskonsespsi, hasil belajar, dan respon siswa terhadap pembelajaran generatif. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Tagart sebanyak 3 siklus. Hasil penelitian menunjukkan (1) keterlaksanaan RPP pada siklus I sebesar 55,71% (cukup baik), siklus II sebesar 74.30% (baik), dan siklus III sebesar 90,00% (sangat baik), (2) tingkat miskonsepsi fisika pada siklus I sebesar 48,57% (hampir setengahnya), siklus II 32,38% (hampir setengahnya), dan siklus III 19,59% (sebagian kecil), (3) hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I sebesar 68,60% (tidak tuntas), siklus II sebesar 80,00% (tidak tuntas), dan siklus III sebesar 91,43% (tuntas), dan (4) respon siswa positif terhadap proses model generative learning. Disimpulkan bahwa implementasi model generative learning dapat mereduksi miskonsepsi fisika siswa kelas X.1 MAN 2 Model Banjarmasin pada materi ajar dinamika partikel.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Arda, Fita Nofiana, Heni Pujiastuti, and Isna Rafianti. "Analisis Miskonsepsi Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Matematika Menggunakan Four Tier Diagnostic Test." JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika) 12, no. 1 (2023): 135. http://dx.doi.org/10.25273/jipm.v12i1.11035.

Full text
Abstract:
<p class="JRPMBody"><strong>Abstrak: </strong>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis miskonsespsi yang dialami siswa SMP dalam menyelesaikan soal matematika menggunakan Four Tier Diagnostic Test. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian dilaksanakan di SMPN 1 Kota Tangerang Selatan, subjek penelitian siswa kelas VII-2 SMN 1 Kota Tangerang Selatan. Pemilihan subjek dengan teknik purposive sampling. Intrumen yang digunakan berupa tes diagnostik empat tingkat, wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penelitian menujukkan bahwa subjek penelitian mengalami miskonsepsi teoritikal yang ditandai kesalahan siswa saat memilih alasan jawaban, kesalahan mendefinisikan konsep perbandingan senilai maupun berbalik nilai, kesalahan menuliskan satuan, salah dalam perhitungan serta tidak menuliskan kesimpulan diakhir. Miskonsepsi klasifikasional yang dialami siswa ditandai kesalahan siswa tidak menuliskan keterangan apa yang diketahui dan ditanya, tidak mengubah kalimat matematika kebentuk model matematikanya, kemudian miskonsepsi korelasional ditandai dengan kesalahan siswa dalam menentukan dan menggabungkan rumus yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan.</p><p class="JRPMBody"><strong>Kata kunci</strong>: Miskonsepsi; <em>Four Tier Diagnostic Test</em>; Perbandingan</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Ahmad, Listia Fauziyyah. "Studi Literatur: Analisis Permasalahan Pembelajaran Kimia SMA Pada Materi Stoikiometri." Jurnal Kajian Pendidikan IPA 2, no. 1 (2022): 19. http://dx.doi.org/10.52434/jkpi.v2i1.1670.

Full text
Abstract:
Hingga saat ini problematika miskonsepsi dan kesulitan siswa dalam memecahkan masalah numerik pada topik stoikiometri masih terjadi. Sebagian besar fokus penelitian hanya ditujukan pada cara mengungkap miskonsepsi siswa, padahal mengidentifikasi penyebab dan memberi solusi untuk mengatasi hal tersebut tidak kalah pentingnya. Kesulitan dalam stoikiometri disebabkan kurangnya pemahaman konsep mol, ketidakmampuan menyetarakan persamaan kimia, penggunaan hubungan stoikiometri yang tidak konsisten, mengidentifikasi pereaksi pembatas, penentuan hasil teoritis, dan identifikasi zat yang berlebihan. Pendidik perlu menganalisis serta menerapkan teknik pedagogis sebagai sarana untuk mengatasi miskonsepsi dan kesulitan siswa dalam memecahkan masalah numerik diantaranya memperbaiki prakonsepsi siswa, pembelajaran dengan model student centered learning, membuat peta konsep dan mind map, berlatih memecahkan soal dengan langkah-langkah algoritmik dan melakukan pembelajaran yang mencapai tingkat ketuntasan. Karena eberhasilan siswa dalam memahami materi stoikometri menjadi faktor penentu dalam mempelajari materi selanjutnya yang memerlukan konsep stoikiometri sebagai materi prasyarat.Kata kunci: stoikiometri, miskonsepi, kesulitan belajar, kompetensi pedagogik, pemecahan masalah
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Ahmad, Listia Fauziyyah. "Studi literatur: Analisis permasalahan pembelajaran kimia SMA pada materi stoikiometri." Jurnal Kajian Pendidikan IPA 2, no. 1 (2022): 117–25. https://doi.org/10.52434/jkpi11670.

Full text
Abstract:
Hingga saat ini problematika miskonsepsi dan kesulitan siswa dalam memecahkan masalah numerik pada topik stoikiometri masih terjadi. Sebagian besar fokus penelitian hanya ditujukan pada cara mengungkap miskonsepsi siswa, padahal mengidentifikasi penyebab dan memberi solusi untuk mengatasi hal tersebut tidak kalah pentingnya. Kesulitan dalam stoikiometri disebabkan kurangnya pemahaman konsep mol, ketidakmampuan menyetarakan persamaan kimia, penggunaan hubungan stoikiometri yang tidak konsisten, mengidentifikasi pereaksi pembatas, penentuan hasil teoritis, dan identifikasi zat yang berlebihan. Pendidik perlu menganalisis serta menerapkan teknik pedagogis sebagai sarana untuk mengatasi miskonsepsi dan kesulitan siswa dalam memecahkan masalah numerik diantaranya memperbaiki prakonsepsi siswa, pembelajaran dengan model student centered learning, membuat peta konsep dan mind map, berlatih memecahkan soal dengan langkah-langkah algoritmik dan melakukan pembelajaran yang mencapai tingkat ketuntasan. Karena eberhasilan siswa dalam memahami materi stoikometri menjadi faktor penentu dalam mempelajari materi selanjutnya yang memerlukan konsep stoikiometri sebagai materi prasyarat.Kata kunci:Â Â stoikiometri, miskonsepi, kesulitan belajar, kompetensi pedagogik, pemecahan masalah
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Susanti, Susanti. "PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENDEKATAN CTL UNTUK MEMINIMALISIR MISKONSEPSI FLUIDA DINAMIS." JPPS (Jurnal Penelitian Pendidikan Sains) 2, no. 2 (2017): 224. http://dx.doi.org/10.26740/jpps.v2n2.p224-230.

Full text
Abstract:
This Research purpose is to get the proof of the Development of teaching tool through CTL approach shows decrease of misconception after the learning. The amount of research subject contains 75 students from three classes, they are XII Scienc e 1, XII Science 4, and XII Science 5 in SMA Negeri 1 Surabaya. The research has been done with CRI (Certainty of Response Index) method for measuring the Student’s misconception. The research result shows the student’s misconception of Dynamic fluid happened on the concept at the beginning of learning before the CTL approach. The average percentage of misconcepti on on the three classes replication shows on the continuity equation shows 26.4 %, on the Bernoulli principal with the application of the Bernoulli, which is Torricelli theory shows 25.3 % of misconception , and on the next concept of application of Bernoulli principal which is Venture meter shows 30.7% of misconception, and on the Aircraft’s wing lifting shows 10.7% of misconception. On General Student Misconception happened on Dynamic fluid shows decrease level of misconception even though there are still few students on the three classes on the three replication classes shows increase of misconception level. The conclusion is Physic teaching and l earning through CTL approach can minimize the misconception level for Students on Dynamic fluid subject.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti dengan mengembangkan perangkat pembelajaran melalui pendekatan CTL agar terjadi penurunan miskonsepsi sesudah pembelajaran. Subyek penelitian berjumlah 75 siswa dari tiga kelas paralel yai tu kelas XII IPA1, XII IPA4, dan XII IPA5 di SMA Negeri 1 Surabaya. Penelitian dilakukan dengan metode CRI (Certainty of Response Index) untuk mengukur miskonsepsi siswa. Hasil penelitian menunjukkan miskonsepsi siswa pada materi fluida dinamis terjadi pada sebagian besar konsep di awal sebelum pemberian pembelajaran CTL. Persentase rata-rata miskonsepsi pada ketiga kelas replikasi, menunjukkan pada konsep persamaaan kontinuitas menyisakan miskonsepsi sebesar 26,4%, pada konsep asas Bernoulli beserta penerapannya yaitu Teori Torricelli masih menyisakan miskonsepsi sebesar 25,3%, dan pada konsep penerapan asas Bernoulli yang berikutnya yaitu pada pipa venturimeter masih menyisakan miskonsepsi sebesar 30,7%, dan gaya angkat sayap pesawat terbang masih menyisakan masing-masing 10,7%. Pada umumnya miskonsepsi siswa pada materi fluida dinamis mengalami penurunan meskipun ada beberapa siswa pada ketiga kelas replikasi mengalami kenaikan jumlah miskonsepi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika melalui pendekatan CTL dapat meminimalisir miskonsepsi siswa pada materi fluida dinamis
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Rahmiati, Khairiah, and Lessa Roesdiana. "Analisis Miskonsepsi Matematis Kelas IX SMPN 2 Teluk Jambe Barat Materi Kubus dan Balok." UNION: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika 9, no. 3 (2021): 243–56. http://dx.doi.org/10.30738/union.v9i3.9468.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi matematis siswa pada materi kubus dan balok berdasarkan indikator miskonsepsi menurut Sriati (dalam Ramadhan, 2017). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek penelitian yang digunakan adalah siswa kelas IX SMPN 2 Teluk Jambe Barat yang berjumlah 35 siswa dengan teknik pengumpulan data berupa observasi dan tes bentuk isian singkat serta uraian. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa masih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi matematis pada materi kubus dan balok, baik miskonsepsi terjemah, miskonsepsi konsep, miskonsepsi strategi, miskonsepsi sistematik, miskonsepsi tanda. Adapun berdasarkan pengkategorisasian yang dirumuskan Arikunto (2009) diperoleh sebanyak 29 siswa tergolong kategori sedang dan 6 siswa tergolong kategori rendah serta tidak ada siswa yang tergolong kategori tinggi. Miskonsepsi matematis pada subjek penelitian memperoleh persentase sebesar 52,38% untuk miskonsepsi terjemah, 86,75% untuk miskonsepsi konsep, 91,06% untuk miskonsepsi strategi, 68,92% untuk miskonsepsi sistematik, dan memperoleh 88,90% untuk miskonsepsi tanda.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Sari, Herikeu Meidia, and Ekasatya Aldila Afriansyah. "Analisis Miskonsepsi Siswa SMP pada Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar." Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 9, no. 3 (2020): 439–50. http://dx.doi.org/10.31980/mosharafa.v9i3.511.

Full text
Abstract:
AbstrakRendahnya kemampuan pemahaman konsep siswa pada materi operasi hitung bentuk aljabar menjadi salah satu permasalahan yang ditemui saat belajar materi Aljabar. Banyak miskonsepsi yang ditemukan pada materi operasi hitung bentuk aljabar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk miskonsepsi yang dialami siswa pada materi operasi hitung bentuk aljabar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Cibatu kelas VII-H yang berjumlah sebanyak 32 siswa dengan 3 siswa dipilih secara purposive sampling untuk dijadikan partisipan pilihan. Teknik analisis data secara deskriptif melihat hasil jawaban siswa, hasil wawancara, serta dokumentasi menggunakan model Miles and Huberman, sehingga triangulasi data terpenuhi. Dari hasil penelitian ditemukan beberapa miskonsepsi yang dialami siswa pada materi operasi hitung bentuk aljabar yang dikategorikan dalam empat jenis, diantaranya miskonsepsi generalisasi, miskonsepi notasi, miskonsepsi pengartian huruf dan misonsepsi aplikasi aturan. Diketahuinya keempat miskonsepsi ini diharapkan guru-guru dapat lebih waspada saat mengajar materi aljabar terhadap keempat miskonsepsi ini. Analysis of Middle School Students' Misconceptions on the Material of Calculating Operations in Algebraic Forms AbstractThe low ability of students to understand concepts in the algebraic arithmetic operation material is one of the problems encountered when learning algebra material. Many misconceptions are found in the arithmetic operation material in algebraic form. The purpose of this study was to determine the form of misconceptions experienced by students in the algebraic form of arithmetic operations. The research method used is qualitative. The research was conducted at SMP Negeri 1 Cibatu class VII-H, amounting to 32 students with 3 students selected by purposive sampling to be selected participants. The descriptive data analysis technique saw the results of students' answers, interviews, and documentation using the Miles and Huberman model so that data triangulation was fulfilled. From the results of the study, it was found that several misconceptions experienced by students in the algebraic arithmetic operation material were categorized into four types, including generalization misconceptions, notation misconceptions, letter interpreting misconceptions, and rule application misconceptions. Knowing these four misconceptions, it is hoped that teachers will be more vigilant when teaching algebraic material regarding these four misconceptions.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Anjani, Anggun Estyan Nur, Mujiyem Sapti, and Heru Kurniawan. "Analisis Miskonsepsi Siswa SMA Negeri 2 Purworejo Dalam Penyelesaian Soal Dimensi Tiga." Jurnal Multidisiplin Teknologi dan Arsitektur 2, no. 2 (2024): 536–44. http://dx.doi.org/10.57235/motekar.v2i2.3663.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui bagaimana miskonsepsi pada penyelesaian soal materi dimensi tiga, (2) Menganalisis jenis miskonsepsi yang dialami siswa pada materi dimensi tiga, dan (3) Menyelidiki faktor penyebab kesulitan siswa dan mungkin mengakibatkan miskonsepsi dalam menyelesaikan soal dimensi tiga. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan melakukan tes diagnostik miskonsepsi kepada 5 siswa kelas XII, reduksi data, dan melakukan wawancara kepada 3 subjek untuk mengetahui miskonsepsi dan faktor penyebab miskonsepsi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu Tes Diagnostik, Wawancara, dan Dokumentasi. Instrument penelitian ini yaitu Tes Diagnostik Three Tier Test, Pedoman Wawancara, dan Dokumentasi. Pada penelitian ini ditemukan beberapa kesalahan pada hasil tes diagnostic dan wawancara, kesalahan yang tergolong ke dalam miskonsepsi diantaranya (1) Miskonsepsi tanda, (2) Miskonsepsi teori diagonal ruang, (3) Miskonsepsi dalam mengidentifikasi jenis segitiga, (4) Miskonsepsi dalam menentukan jarak dengan memproyeksikan titik ke garis dan (5) Miskonsepsi dalam menentukan langkah penyelesaian soal, serta faktor penyebab miskonsepsi yang dilakukan Subjek utamanya disebabkan oleh reasoning(penalaran) yang tidak lengkap atau salah, dan faktor ketelitian dan penguasaan guru dalam memberikan materi. Pada penelitian ditemukan adanya bentuk miskonsepsi saling berkaitan yaitu jika mengalami miskonsepsi dalam mengidentifikasi jenis segitiga, maka akan mengalami miskonsepsi dalam menentukan jarak pada saat memproyeksikan titik ke garis, sehingga juga mengalami miskonsepsi dalam menentukan langkah penyelesaian.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Nurhidayatulah, Nurhidayatullah, and Anti Kolonial Prodjosantoso. "Miskonsepsi materi larutan penyangga." Jurnal Inovasi Pendidikan IPA 4, no. 1 (2018): 41–51. http://dx.doi.org/10.21831/jipi.v4i1.10029.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi materi larutan penyangga, persentase miskonsepsi pada setiap indikator materi larutan penyangga, dan penyebab terjadinya miskonsepsi materi larutan penyangga pada siswa SMA Negeri 2 Mataram. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang melibatkan 80 siswa kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 SMA Negeri 2 Mataram sebagai sampel dalam penelitian yang ditentukan secara purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk menganalisis miskonsepsi larutan penyangga yaitu instrumen multiple choice two tier diagnostic. Instrumen di validasi oleh expert judgment dan validasi empirik oleh 38 siswa kelas XII IPA 2 SMA Negeri 2 Mataram.. Hasil analisis miskonsepsi larutan penyangga menggunakan instrumen two-tier multiple choice diagnostic menunjukkan bahwa terjadi miskonsepi sebesar 47%, memahami konsep sebesar 37%, dan tidak memahami konsep sebesar 16%. Miskonsepsi terbanyak terjadi pada indikator konsep perhitungan pH larutan penyangga pada penambahan sedikit asam atau basa sejumLah 4 soal yaitu dengan rata-rata 64,08%. Miskonsepsi larutan penyangga terjadi karena guru kurang menekankan materi konsep, khususnya pada indikator larutan penyangga pada kehidupan sehari-hari, bahasa buku teks kimia yang terlalu sulit, dan siswa sendiri yang kurang fokus saat proses pembelajaran. Misconceptions on buffer solution AbstractThis study aims to determine the misconception on buffer solution, the percentage of misconceptions on each indicator, and the cause of the misconception of the student of SMA Negeri 2 Mataram.This research is a qualitative descriptive study involving 80 students of class XI of physics study (IPA) 4 and XI 5 of SMAN 2 Mataram as samples determined by purposive sampling. The instrument used to analyze the misconceptions of the buffer solution is two-tier instrument diagnostic multiple choice. The instrument is validated by expert judgment and empirical validation by 38 students of class XII physic study (IPA) 2 SMA Negeri 2 Mataram. The results of the data analysis showed that there is 47% misconceptions, 37% understand and as many as 16% do not understand concept. Misconceptions occurred in the calculation of the indicator concept pH buffer solution in the addition of a small amount of acid or base in an average of 64.08%. The misconception of the buffer solution occurred because the teachers did not emphasize the concept of matter, particularly on indicators of the buffer solution in everyday life, the language of chemistry textbooks that are too difficult, and the students themselves are less focused during the learning process.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Sinaga, Julius, Elvi Mailani, Naeklan Simbolon, Robenhart Tamba, and Imelda Free Unita Manurung. "ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI BILANGAN DESIMAL DENGAN METODE CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) DI KELAS V SEKOLAH DASAR." JGK (Jurnal Guru Kita) 8, no. 3 (2024): 527. http://dx.doi.org/10.24114/jgk.v8i3.57489.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis serta gambaran miskonsepsi siswa dalam materi bilangan desimal. Metode untuk menganalisis miskonsepsi pada siswa ialah metode CRI dengan menggunakan instrumen tes dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 11 dari 11 siswa atau 100% mengalami miskonsepsi dengan jenis miskonsepsi yang berbeda. Hasil analisis jawaban siswa ditemukan bahwa seorang siswa dapat mengalami lebih dari satu jenis miskonsepsi. Terdapat 6 siswa mengalami miskonsepsi perhitungan, 3 siswa miskonsepsi sistematika, 5 siswa miskonsepsi interpretasi bahasa dan 4 siswa miskonsepsi dasar. Adapun penyebab terjadinya miskonsepsi karena intuisi dan pemahaman dasar siswa yang salah serta minimnya minat belajar matematika.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Candraningrum, Erika, Suandi Sidauruk, and Abudarin Abudarin. "Identifikasi miskonsepsi menggunakan two-tier multiple choice pada konsep partikel materi untuk peserta didik kelas IX." Journal of Environment and Management 3, no. 2 (2022): 117–24. http://dx.doi.org/10.37304/jem.v3i2.5503.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan miskonsepsi peserta didik pada konsep partikel materi dengan menggunakan instrumen tes diagnostik berbentuk pilihan ganda two-tier. Penelitian ini melibatkan 300 peserta didik kelas IX dari MTsN 1 dan MTsN 2 Kota Palangka Raya. Instrument pada penelitian ini merupakan test diagnostic two-tier multiple choice (pilihan ganda beralasan) yang diberi nama TDPM (tes diagnostic partikel materi). Konsep yang diidentifikasi merupakan konsep partikel materi dengan 5 subkonsep yaitu atom, partikel penyusun materi, teori atom, konfigurasi elektron, dan ion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa miskonsepsi peserta didik MTsN 1 pada konsep partikel materi sebesar 57,51%. Dengan 41,23% miskonsepsi pada konsep atom, 53,34% miskonsepsi pada konsep partikel penyusun atom, 36,65% miskonsepsi pada konsep teori atom, 92,05% miskonsepsi pada konsep konfigurasi elektron, 64,3% miskonsepsi pada konsep ion. Miskonsepsi pada MTsN 2 sebesar 60,3%. Dengan 41,17% miskonsepsi pada konsep atom, 59,42% miskonsepsi pada konsep partikel penyusun atom, 38,49% miskonsepsi pada konsep teori atom, 91,6% miskonsepsi pada konsep konfigurasi elektron, 66,6% miskonsepsi pada konsep ion.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Pakpahan, Ruth Yolanda Sari, Pinta Deniyanti Sampoerno, and Leny Dhianti Haeruman. "Analisis Miskonsepsi Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematis pada Materi Aljabar Kelas VII SMPK Tirtamarta-BPK Penabur." JURNAL RISET PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH 8, no. 2 (2024): 20–27. http://dx.doi.org/10.21009/jrpms.082.03.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan miskonsepsi yang dilakukan oleh siswa dalam pemecahan masalah matematis pada materi aljabar kelas VII. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan tes tertulis kepada 47 siswa kelas VII SMPK-Tirtamarta BPK Penabur dan wawancara kepada delapan subjek penelitian dengan mikonsepi terbanyak dan bersedia untuk diwawancarai. Tes tertulis dan wawancara dilakukan untuk mengetahui letak miskonsepsi siswa berdasarkan jenis miskonsepsi yang dikemukakan oleh LEARN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis miskonsepsi yang dilakukan siswa, diantaranya 1) Miskonsepsi pengertian huruf; 2) Miskonsepsi notasi; 3) Miskonsepsi penggeneralisasian; serta 4) Miskonsepsi pengaplikasian aturan. Miskonsepsi yang paling banyak dilakukan oleh siswa adalah miskonsepsi pengaplikasian aturan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Kurniasih, Kurniasih, Tomo Djudin, and Hamdani Hamdani. "Analisis Miskonsepsi Peserta Didik Tentang Getaran dan Gelombang Menggunakan Four-Tier Diagnostic Test ditinjau dari Jenis Kelamin." Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan 8, no. 1b (2023): 1011–19. http://dx.doi.org/10.29303/jipp.v8i1b.1121.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini untuk melihat apakah jenis kelamin berpengaruh pada miskonsepsi siswa di kelas VIII SMP Negeri 18 Pontianak tentang getaran dan gelombang. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif. Pelaksanaan penelitian ini di SMP Negeri 18 Pontianak. Sampel yang digunakan sebanyak 126 orang terdiri dari 50 orang siswa laki-laki dan 76 orang siswa perempuan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes four tier diagnostic test kepada siswa kelas VIII. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase rata-rata siswa laki-laki yang mengalami miskonsepsi sebesar 12,85% dan persentase rata-rata siswa perempuan yang mengalami miskonsepi sebesar 17,75% dan termasuk dalam kategori rendah. Bentuk miskonsepsi siswa pada materi getaran dan gelombang yaitu ; 1) keliru dalam mendefinisikan getaran, 2) menganggap periode dan frekuensi getaran dipengaruhi oleh massa bandul, 3) beranggapan bahwa gaya pegas searah dengan arah simpangannya, 4) menganggap dalam perambatannya gelombang memindahkan materi sehingga partikel mediumnya terdorong ke segala arah dari sumber gelombang, 5) keliru dalam mendefinisikan gelombang transversal dan gelombang longitudinal, 6) beranggapan bahwa makin panjang tali bandul maka periode getaran bandul makin kecil dan frekuensi bandul makin besar. Dengan menggunakan uji proporsi dua pihak, dan derajat signifikansi yang digunakan α = 0,05 = 5%, dengan syarat yaitu apabila nilai -Z tabel < Z hitung < Z tabel, H0 diterima. Diperoleh Z hitung (2,033) lebih besar dari nilai Z tabel (1,96) dan -Z tabel (-1,96) serta terletak diluar daerah penerimaan H0, dapat disimpulkan terdapat perbedaan persentase miskonsepsi antara siswa laki-laki dan perempuan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Fitriani, Nelly, and Euis Eti Rohaeti. "MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GEOMETRI DI TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA." Teorema: Teori dan Riset Matematika 5, no. 1 (2020): 9. http://dx.doi.org/10.25157/teorema.v5i1.3267.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis miskonsepsi yang dialami oleh siswa SMP dalam mempelajari konsep geometri, menganalisis apa yang menjadi penyebabnya, dan mengetahui sejauhmana level geometri siswa yang mengalami miskonsepsi. Metode penelitiannya menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian yaitu siswa SMP Kelas 9. Instrumen yang digunakan yaitu tes diagnostik, tes geometri Van Hiele, pedoman wawancara. Pelaksanaan wawancara dilakukan untuk mengetahui jenis miskonsepsi apa saja yang dialami oleh siswa, serta buku ajar yang digunakan untuk mengetahui berbagai kemungkinan penyebab siswa mengalami miskonsepsi pada materi-materi tersebut. Untuk mengetahui jenis miskonsepsi apa saja yang dialami oleh siswa, data hasil tes diagnostik dianalisis, kemudian untuk mengetahui kemungkinan penyebab siswa mengalami miskonsepsi, data hasil wawancara dan buku ajar yang digunakan dianalisis. Miskonsepsi yang dihasilkan yaitu miskonsepsi klasifikasional, miskonsepsi korelasional dan miskonsepsi teoritikal. Setelah mengetahui jenis-jenis miskonsepsi yang diterjadi pada siswa, selanjutnya dianalisis level kemampuan geometrinya berdasarkan level geometri Van Hiele. Lima orang siswa mengalami miskonsepsi dan mereka berada pada level 1 berdasarkan level geometri Van Hiele. Kesimpulan yang diperoleh, bahwa siswa yang mengalami miskonsepsi merupakan siswa yang level geometri Van Hielenya berada di bawah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Mapada, Sarlin Melinda, Raden Roro Ariessanty Alicia Kusuma Wardhani, and Yasmine Khairunnisa. "IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA KELAS XI IPA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN TWO-TIER DIAGNOSTIC INSTRUMENT DI SMA SABILAL MUHTADIN BANJARMASIN." Dalton : Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia 5, no. 1 (2022): 69. http://dx.doi.org/10.31602/dl.v5i1.7520.

Full text
Abstract:
Kimia merupakan bidang kajian yang konsep-konsepnya banyak bersifatabstrak sehingga banyak menimbulkan miskonsepsi salah satunya materi larutanpenyangga. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasimiskonsepsi yang dialami siswa, (2) mengetahui persentase siswa yang mengalamimiskonsepsi, (3) mengetahui penyebab miskonsepsi yang dialami siswa padamateri larutan penyangga. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat miskonsepsi pada siswa kelas XIdi SMA Sabilal Muhtadin Banjarmasin dalam memahami materi larutanpenyangga (2) miskonsepsi siswa yang terjadi dalam memahami materi larutanpenyangga adalah miskonsepsi tipe-1 dan miskonsepsi tipe-2 dengan persentasepada tiap indikator adalah: (a) miskonsepsi tipe-1 sebesar 45,71% dan tidakterdapat miskonsepsi tipe-2 pada indikator menganalisis larutan penyangga danbukan penyangga (b) miskonsepsi tipe-1 sebesar 37,00% dan tidak terdapatmiskonsepsi tipe-2 pada indikator menghitung pH dan poH larutan penyangga (c)miskonsepsi tipe-1 sebesar 46,67% dan tidak terdapat miskonsepsi tipe-2 padaindikator pH larutan penyangga pada penambahan sedikit asam, basa ataupengenceran, (d) miskonsepsi tipe-1 sebesar 18,33% dan tidak terdapatmiskonsepsi tipe-2 pada indikator menjelaskan fungsi larutan penyangga.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Ayuni, Azhar, and Syaiful Arif. "Analisis Miskonsepsi Ditinjau dari Gaya Belajar dengan Certainty of Response Index." Jurnal Tadris IPA Indonesia 3, no. 1 (2023): 69–82. http://dx.doi.org/10.21154/jtii.v3i1.837.

Full text
Abstract:
Pada materi getaran, gelombang dan bunyi memiliki berbagai macam konsep yang dapat menimbulkan miskonsepsi pada peserta didik. Miskonsepsi dapat terjadi akibat tidak sama antara konsep peserta didik dengan konsep para ahli. Salah satu penyebab miskonsepsi ialah gaya belajar peserta didik. Miskonsepsi membuat peserta didik salah memahami konsep sehingga hasil yang diperoleh kurang maksimal. Peserta didik kelas VIII A MTsN 2 Ponorogo mendapatkan hasil diatas standar minimum yang ditetapkan kecuali materi getaran, gelombang dan bunyi. Sehingga perlu dilakukan analisis dengan pendekatan kualitatif metode deskriptif. Sehingga dapat didapatkan hasilnya ialah peserta didik gaya belajar visual memiliki miskonsepsi tertinggi pada miskonsepsi berdasarkan fakta, gaya belajar auditorial miskonsepsi yang tertinggi pada miskonsepsi konseptual yang salah dan gaya belajar kinestetik mempunyai miskonsepsi tertinggi pada miskonsepsi berdasarkan fakta.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Amira, Shopia, and Elvi Mailani. "ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG CAMPURAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPON INDEX (CRI) DI SDN 105300 DELI TUA T.A 2022/2023." Jurnal Handayani 14, no. 1 (2023): 68. http://dx.doi.org/10.24114/jh.v14i1.47090.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui gambaran miskonsepsi siswa pada soal cerita dalam materi operasi hitung dengan metode Certainty of respon index (CRI) dikelas IV SDN 105300 Deli Tua dan (2) Mengetahui jenis miskonsepsi yang dialami oleh siswa pada soal cerita dalam materi kecepatan dengan metode Certainty of respon index (CRI) dikelas IV SDN 105300 Deli Tua. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif (mixed method). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 21 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes esai yang dilengkapi dengan menggunakan metode Certainty of respon index (CRI) untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang dialami oleh siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak sebanyak 9%, siswa yang tidak paham konsep sebanyak 56%, dan siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 35%. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dari penelitian ini diperoleh 4 jenis miskonsepsi yang dialami oleh siswa kelas IV SDN 105300 Deli Tua yang meliputi miskonsepsi sistematika, miskonsepsi dasar, miskonsepsi perhitungan, dan miskonsepsi interpretasi bahasa. Hasil presentase menunjukkan bahwa sebanyak 36% siswa mengalami miskonsepsi sistematika, sebanyak 33% siswa mengalami miskonsepsi dasar, sebanyak 6% siswa mengalami miskonsepsi perhitungan, dan sebanyak 25% siswa mengalami miskonsepsi interpretasi bahasa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Widiastutik, Eka, and Isnawati Isnawati. "Profil Miskonsepsi Siswa Kelas XII SMA pada Submateri Sintesis Protein Berdasarkan Hasil Uji Four-Tier Diagnostic Test." Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi (BioEdu) 10, no. 1 (2020): 85–94. http://dx.doi.org/10.26740/bioedu.v10n1.p85-94.

Full text
Abstract:
Miskonsepsi merupakan perbedaan pemikiran seseorang dengan pendapat yang disepakati oleh ahli. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mencegah dan mengatasi miskonsepsi siswa agar tidak memengaruhi konsep selanjutnya yang akan diajarkan pada siswa. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan profil miskonsepsi siswa pada submateri sintesis protein menggunakan four-tier diagnostic test, (2) mendeskripsikan faktor penyebab terjadinya miskonsepsi yang dialami siswa, dan (3) mendeskripsikan upaya mereduksi miskonsepsi. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif evaluatif. Metode yang digunakan adalah tes objektif dan wawancara. Tes objektif berupa 15 butir soal four-tier diagnostic test yang dikerjakan oleh 60 siswa. Tes diagnostik berfungsi untuk mengetahui profil miskonsepsi siswa. Metode wawancara berupa angket yang berfungsi untuk mengetahui penyebab miskonsepsi. Angket wawancara dikerjakan oleh 30% siswa yang mengalami miskonsepsi tinggi, miskonsepsi sedang maupun rendah. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui sebesar 52,60% siswa mengalami miskonsepsi, 25,10% siswa termasuk tidak paham konsep, dan 22,60% siswa termasuk paham konsep. Indikator subkonsep yang mengalami miskonsepsi tinggi diantaranya adalah menentukan basa nitrogen dalam DNA, menentukan ciri tahapan terminasi translasi, merumuskan urutan proses sintesis protein, menganalisis jenis untai DNA pada inisiasi transkripsi, menentukan mekanisme sintesis protein. Penyebab miskonsepsi yang paling dominan pada penelitian ini adalah siswa itu sendiri, buku teks, dan guru. Berdasarkan hasil penelitian, kategori miskonsepsi pada subkonsep terminasi translasi, inisiasi transkripsi, dan mekanisme sintesis protein termasuk dalam kriteria tinggi.
 Kata Kunci: miskonsepsi, sintesis protein, four-tier diagnostic test.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Istiqomah, Firly, and Hepsi Nindiasari. "Misconceptions on Decimal Number Counting Operations and Learning Solutions in Class V at UPT SDN Panyirapan." Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika 9, no. 1 (2025): 203–12. https://doi.org/10.31004/cendekia.v9i1.3830.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk miskonsepsi siswa pada pembelajaran bilangan desimal pada siswa kelas V UPT SDN Panyirapan Kecamatan Baros Kabupaten Serang serta solusi pembelajarannya. Metode pada penelitian ini yaitu analisis kualitatif deskriptif. Penelitian ini melibatkan siswa kelas V UPT SDN Panyirapan yang berjumlah 15 siswa. Data dikumpulkan melalui tes tulis, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian berupa siswa salah memahami konsep menentukan bilangan desimal diantara dua bilangan bulat, dan siswa salah memahami konsep pada penempatan koma, serta beberapa siswa salah melakukan operasi penjumlahan bilangan desimal dan juga belum memahami konsep perkalian dan pembagian bilangan desimal. Penyebab miskonsepsi yaitu contoh soal kurang bervariasi sehingga generalisasi yang dilakukan menjadi keliru dan siswa belum memahami konsep dasar operasi hitung bilangan desimal terutama pada perkalian dan pembagian. Serta terdapat beberapa solusi yang didapatkan untuk mengatasi miskonsespi pada materi bilangan desimal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Mufti, Mohammad Bakhit, and Titin Sunarti. "Identifikasi Miskonsepsi Siswa Materi Usaha dan Energi Menggunakan Five Tier Diagnostic Test." IPF: Inovasi Pendidikan Fisika 13, no. 3 (2024): 191–200. https://doi.org/10.26740/ipf.v13n3.p191-200.

Full text
Abstract:
Dalam mempelajari fisika memerlukan pemahaman konsep yang baik. Namun, setiap siswa memiliki kemampuan pemahaman fisika yang berbeda-beda. Perbedaan kemampuan pemahaman siswa membuat siswa rentan mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi dapat terjadi diseluruh materi fisika, seperti materi usaha dan energi. Salah satu miskonsepsi materi usaha dan energi adalah siswa menganggap bahwa ketika memberikan gaya pada benda menunjukkan usaha, meskipun tidak terjadi perpindahan. Miskonsepsi dapat menghambat proses penerimaan oleh siswa tentang pengetahuan atau materi baru yang saling berkaitan dengan materi lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi miskonsepsi dan penyebabnya sebagai upaya awal dalam mengatasi miskonsepsi siswa. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi miskonsepsi siswa dan penyebabnya menggunakan instrumen five tier diagnostic test. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan diawali studi literatur melalui artikel penelitian, membuat instrumen tes, lalu validasi instrumen untuk menyatakan kelayakan instrumen, kemudian pengumpulan data kepada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cerme. Hasil tes siswa dianalisis secara deskriptif dan diperoleh hasil penelitian bahwa miskonsepsi usaha dan energi secara keseluruhan menunjukkan persentase sebesar 43%. Miskonsepsi paling banyak terjadi pada soal nomor 11 mengenai konsep usaha oleh gaya pegas, sedangkan butir soal yang paling sedikit miskonsepsinya adalah soal nomor 1, 12, dan 15 mengenai konsep usaha, daya, dan energi potensial. Identifikasi penyebab miskonsepsi usaha dan energi terbesar adalah karena prakonsepsi dengan persentase sebesar 38%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa materi usaha dan energi terdapat miskonsepsi dengan penyebab miskonsepsi yang teridentifikasi paling banyak karena prakonsepsi.Dalam mempelajari fisika memerlukan pemahaman konsep yang baik. Namun, setiap siswa memiliki kemampuan pemahaman fisika yang berbeda-beda. Perbedaan kemampuan pemahaman siswa membuat siswa rentan mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi dapat terjadi diseluruh materi fisika, seperti materi usaha dan energi. Salah satu miskonsepsi materi usaha dan energi adalah siswa menganggap bahwa ketika memberikan gaya pada benda menunjukkan usaha, meskipun tidak terjadi perpindahan. Miskonsepsi dapat menghambat proses penerimaan oleh siswa tentang pengetahuan atau materi baru yang saling berkaitan dengan materi lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi miskonsepsi dan penyebabnya sebagai upaya awal dalam mengatasi miskonsepsi siswa. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi miskonsepsi siswa dan penyebabnya menggunakan instrumen five tier diagnostic test. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan diawali studi literatur melalui artikel penelitian, membuat instrumen tes, lalu validasi instrumen untuk menyatakan kelayakan instrumen, kemudian pengumpulan data kepada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cerme. Hasil tes siswa dianalisis secara deskriptif dan diperoleh hasil penelitian bahwa miskonsepsi usaha dan energi secara keseluruhan menunjukkan persentase sebesar 43%. Miskonsepsi paling banyak terjadi pada soal nomor 11 mengenai konsep usaha oleh gaya pegas, sedangkan butir soal yang paling sedikit miskonsepsinya adalah soal nomor 1, 12, dan 15 mengenai konsep usaha, daya, dan energi potensial. Identifikasi penyebab miskonsepsi usaha dan energi terbesar adalah karena prakonsepsi dengan persentase sebesar 38%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa materi usaha dan energi terdapat miskonsepsi dengan penyebab miskonsepsi yang teridentifikasi paling banyak karena prakonsepsi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Firdaus, Noviah Rosa, and Wisanti Wisanti. "PROFIL MISKONSEPSI PADA MATERI KINGDOM PLANTAE KELAS X SMA DENGAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST." Jurnal Inovasi Pembelajaran Biologi 2, no. 1 (2021): 30–39. http://dx.doi.org/10.26740/jipb.v2n1.p30-39.

Full text
Abstract:
Pemahaman siswa terhadap suatu konsep sangat penting saat proses pembelajaran. Siswa yang memiliki pemahaman berbeda dengan pendapat para œahli berarti siswa tersebut mengalami miskonsepsi atau salah konsep. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil miskonsepsi siswa pada materi Kingdom Plantae kelas X MIPA 1 dan X MIPA 5 SMA Negeri 4 Sidoarjo serta penyebabnya. Metode penelitian secara deskriptif kuantitatif, dilakukan pada bulan Desember 2017 Mei 2018 dengan sampel 72 siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 5 serta satu guru Biologi. Instrumen penelitian berupa tes diagnostik three-tier test sebanyak 20 butir soal untuk mengetahui profil miskonsepsi dan pedoman wawancara untuk mengetahui penyebab miskonsepsi pada siswa. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa miskonsepsi siswa pada materi Kingdom Plantae dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu miskonsepsi tinggi 25%, miskonsepsi positif 10,2% dan miskonsepsi negatif 9,9%. Miskonsepsi paling banyak terjadi pada konsep komponen siklus hidup Gymospermae (75%); definisi arkegonium lumut (66,7%); ciri khusus paku (65,3%); dan ciri sporofit lumut (63,9%). Penyebab miskonsepsi siswa yaitu pemahaman terhadap istilah-istilah pada materi Kingdom Plantae, buku ajar siswa, dan penjelasan dari guru yang mengalami miskonsepsi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Solo, Maria Fransiska Venidora, Lailin Hijriani, and Meiva Marthaulina Lestari Siahaan. "Content Knowledge: Analisis Miskonsepsi Literasi Numerasi Siswa SMP Katolik St. Aloysius Niki – Niki." MATH-EDU: Jurnal Ilmu Pendidikan Matematika 9, no. 3 (2024): 649–61. https://doi.org/10.32938/jipm.v9i3.6691.

Full text
Abstract:
Miskonsepsi merupakan kesalahan pemahaman konsep dalam menyelesaikan masalah matematika yang tidak sesuai dengan pakar di bidangnya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis miskonsepsi literasi numerasi pada siswa SMP Katolik St. Aloysius Niki – Niki berdasarkan pada content knowledge. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan di SMP Katolik St. Aloysius Niki – Niki dengan subjek penelitian sebanyak 3 siswa yang mengalami enam jenis miskonsepsi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan wawancara. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh kesimpulan bahwa siswa mengalami miskonsepsi terjemahan, mikonsepsi konsep, miskonsepsi strategi, miskonsepsi sistematis, miskonsepsi tanda dan miskonsepsi berhitung. Diantara miskonsepsi dalam menyelesaikan permasalahan pada setiap soal siswa belum terbiasa menghadapi soal – soal model PISA akibatnya masih rendahnya kemampuan siswa dalam menghadapi konteks masalah sehingga hasilnya berdampak pada pembuatan strategi, menyusun langkah – langkah pengerjaan sampai pada perhitungan masih belum tepat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Apriyanto, Dwi, Tri Novita Irawati, and Sholahudin Al’Ayubi. "Miskonsepsi Konsep Matematika Menggunakan Metode Certainty Response Index (CRI) pada Pembelajaran dalam Jaringan." Jurnal Basicedu 6, no. 4 (2022): 5673–84. http://dx.doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3110.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang dialami oleh siswa kelas VII di SMP Negeri 8 Jember pada materi bilangan bulat dengan menggunakan metode CRI (Certainty Response Index). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes diagnostik dalam bentuk pilihan ganda yang dilengkapi dengan skala CRI dan wawancara. Berdasarkan data penelitian ditemukan sebanyak 32% siswa mengalami miskonsepsi. Jenis-jenis miskonsepsi yang teridentifikasi adalah (1) miskonsepsi terjemahan dialami oleh S14 yaitu tidak mampu memahami permasalahan, (2) miskonsepsi tanda dialami oleh S25 yaitu tidak mampu mengkorelasikan simbol, (3) miskonsepsi hitung dialami oleh S27 yaitu melakukan kesalahan perhitungan, (4) miskonsepsi sistematis dialami oleh S27 yaitu tidak mampu mengarahkan langkah-langkah penyelesaian secara logis, (5) miskonsepsi konsep dialami oleh S11 yaitu tidak mampu menghubungkan konsep materi, (6) miskonsepsi strategi dialami oleh S26 yaitu tidak dapat menghubungkan permasalahan dengan rumus. Faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami miskonsepsi yaitu guru hanya memberikan tugas dan siswa jarang berlatih soal pada saat pembelajaran dalam jaringan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Wiyono, Fia Maulida, S. Sugiyanto, and Erni Yulianti. "IDENTIFIKASI HASIL ANALISIS MISKONSEPSI GERAK MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE TIER PADA SISWA SMP." Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) 6, no. 2 (2016): 61. http://dx.doi.org/10.26740/jpfa.v6n2.p61-69.

Full text
Abstract:
Miskonsepsi adalah konsepsi siswa yang tidak sesuai dengan konsepsi para ilmuwan. Miskonsepsi terjadi secara konsisten di dalam pikiran siswa dalam menafsirkan konsep menjadi konsepsi dan atau dalam penerapannya menjadi fakta. Mata pelajaran IPA sering menimbulkan kesulitan siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak. Hasil analisis miskonsepsi menggunakan instrumen diagnostik three tier, selanjutnya dapat dilakukan identifikasi miskonsepsi untuk mengetahui jenis miskonsepsi yang terjadi. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif untuk mengidentifikasi miskonsepsi gerak pada siswa SMP. Miskonsepsi materi gerak yang ditemukan pada siswa berada pada konsep kecepatan, kelajuan, gaya aksi-reaksi, inersia, dan gerak.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Putri, Shafira Azzahra Nandira, and Wasis Wasis. "Remediasi Miskonsespsi Peserta Didik Pada Materi Hukum Hooke Melalui LKPD Discovery Learning Berbantuan PhET Simulation." Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika 13, no. 1 (2022): 41–52. http://dx.doi.org/10.26877/jp2f.v13i1.11530.

Full text
Abstract:
Peserta didik yang teridentifikasi miskonsepsi dapat ditangani dengan diberi remediasi pembelajaran. Sehingga riset ini bermaksud untuk menganalisis penurunan miskonsepsi peserta didik pada materi hukum hooke melalui pembelajaran remedial menggunakan LKPD Discovery Learning berbantuan PhET Simulation. Riset ini menggunakan metode pre-eksperimental dengan desain One Group Pretest-Posttest. Sampel riset terdiri dari 3 kelas yakni XI MIPA 2, XI MIPA 3, dan XI MIPA 4 di SMA Negeri 4 Sidoarjo. Teknik pengumpulan data menggunakan uji awal dan uji akhir berupa tes diagnostik berformat empat tingkat yang berjumlah 5 soal pada masing-masing tes yang telah dinyatakan valid oleh validator. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji wilcoxon dan uji mann-whitney. Hasil riset yang diperoleh : 1) Hasil uji wilcoxon diperoleh nilai probabilitas Asymp. Sig. (2-tailed) ketiga kurang dari 0,05, dimana hasil belajar peserta didik meningkat secara signifikan setelah mengikuti remediasi pembelajaran. 2) Peningkatan hasil belajar antar kelas tidak berbeda secara signifikan, dimana hasil uji mann-whitney nilai probabilitas Asymp. Sig. (2-tailed) ketiga kelas > 0,05. Hasil riset menyatakan bahwa peserta didik mengalami mengalami penurunan miskonsepsi pada materi hukum hooke melalui remediasi pembelajaran menggunakan LKPD discovery learning berbantuan PhET Simulation.Kata kunci: Remediasi, Miskonsespsi, Hukum Hooke, LKPD discovery learning, dan PhET Simulation.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Kurniati, Eliska, Ifa Safira, and Ahmad Swandi. "Implementasi Pendekatan Saintifik Untuk Mereduksi Miskonsepsi IPA Peserta Didik UPT SPF SD Inpres Galangan Kapal IV Kota Makassar." EMBRIO PENDIDIKAN: JURNAL PENDIDIKAN DASAR 7, no. 2 (2022): 292–312. http://dx.doi.org/10.52208/embrio.v7i2.797.

Full text
Abstract:
Eliska Kurniati. 2023. Implementasi Pendekatan Saintifik Untuk Mereduksi Miskonsepsi IPA Peserta Didik UPT SPF SD Inpres Galangan Kapal IV Kota Makassar. Skripsi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan dan Sastra, Universitas Bosowa. Penelitian ini bertujuan untuk mereduksi miskonsepsi peserta didik, serta mendeskripsikan miskonsepsi dengan pengimplementasian pendekatan saintifik pada mata pelajaran IPA. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Pada siklus I tingkat miskonsepsi peserta didik pada materi gaya dan gerak memiliki bobot 156 dengan persentasi kritera miskonsepsi tinggi 8%, sedang 80%, dan rendah 12%. Kemudiadan pada siklus II mengalami penurunan tingkat miskonsepsi memiliki bobot 81 dengan kriteria miskonsepsi tinggi 0%, sedang 36% dan rendah 64%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa dengan pengimplementasian pendekatan saintifik mampu mereduksi tingkat miskonsepsi peserta didik pada mata pelajaran IPA.
 Kata kunci: Pendekatan saintifik, Miskonsepsi IPA
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Jayanti, Dyah Novira Dwi, and Endang Susantini. "Profil Miskonsepsi Peserta Didik SMA pada Materi Kingdom Animalia Menggunakan Four-Tier Multiple Choice Diagnostic Test." Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi (BioEdu) 10, no. 3 (2021): 479–89. http://dx.doi.org/10.26740/bioedu.v10n3.p479-489.

Full text
Abstract:
Miskonsepsi merupakan pemerolehan konsep yang bertentangan dengan konsep yang benar menurut para ahli. Miskonsepsi dapat menghambat peserta didik untuk memahami suatu konsep karena sebenernya peserta didik sudah memiliki pengetahuan awal. Identifikasi konsep-konsep yang berpotensi mengalami miskonsepsi serta penyebabnya perlu dilakukan untuk mereduksi miskonsepsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik pada materi Kingdom Animalia menggunakan four-tier multiple choice diagnostic test dan mendeskripsikan faktor penyebab miskonsepsi peserta didik pada materi Animalia. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif evaluatif dengan menggunakan instrumen tes diagnostik 4 tingkat untuk mendapatkan profil miskonsepsi dan wawancara peserta didik untuk mengetahui sumber miskonsepsi. Pengumpulan data dilakukan secara daring dengan instrumen tes dalam bentuk google form. Sasaran penelitian ini adalah peserta didik SMAN 1 Gresik kelas XI MIPA 4 sebanyak 36 peserta didik. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa terjadi miskonsepsi sebesar 33,82% pada materi Kingdom Animalia. Miskonsepsi paling tinggi terjadi pada konsep Amphibi dan konsep lapisan tubuh hewan dengan persentase 55,56% pada masing-masing konsep, sementara itu miskonsepsi terrendah terdapat pada konsep Pisces yakni sejumlah 13,89%. Faktor yang menyebabkan miskonsepsi adalah kesalahan peserta didik dalam menggeneralisasikan konsep-konsep pada materi Animalia, guru yang memiliki keterbatasan waktu dalam mengajar sehingga terdapat penjelasan yang kurang mendetail, cara mengajar dengan metode ceramah, buku ajar yang belum dilengakapi contoh gambar pada sub-bab tertentu, dan konteks yang dapat disebabkan oleh diskusi materi dengan teman sebaya. Strategi dan media pembelajaran yang menarik perlu diterapkan untuk mereduksi miskonsepsi peserta didik pada materi Animalia.
 Kata Kunci: Miskonsepsi, Four-Tier Test, Kingdom Animalia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Safrina, Maya, and Puguh Darmawan. "KONSEPSI PENGETAHUAN MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG TAHUN 2015/2016 PADA MATERI GEOMETRI." JPM : Jurnal Pendidikan Matematika 2, no. 1 (2016): 31. http://dx.doi.org/10.33474/jpm.v2i1.204.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan konsepsi pengetahuan matematis mahasiswa program studi pendidikan matematika universitas kanjuruhan malang pada materi geometri. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksploratif. Lokasi penelitian di Universitas Kanjuruhan Malang dengan subjek 6 mahasiswa program studi pendidikan matematika. Instrumen penelitian meliputi peneliti, soal tes, rubrik penilaian tes, pedoman wawancara, lembar validasi dan alat rekam. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah: (1) dua mahasiswa mengalami miskonsepsi pengetahuan konseptual ukuran ruas garis, (2) tiga mahasiswa mengalami miskonsepsi pengetahuan konseptual ukuran sudut, (3) satu mahasiswa mengalami miskonsepsi pengetahuan konseptual definisi sudut bersuplemen, (4) satu mahasiswa mengalami miskonsepsi pengetahuan konseptual definisi sudut berkomplemen, (5) satu mahasiswa mengalami miskonsepsi pengetahuan konseptual sifat refleksif kongruensi, (6) satu mahasiswa mengalami miskonsepsi pengetahuan konseptual simbol kongruensi sudut, (7) satu mahasiswa mengalami miskonsepsi pengetahuan konseptual definisi dua garis saling tegak lurus, (8) empat mahasiswa mengalami miskonsepsi pengetahuan prosedural dalam memperoleh sudut lurus, (9) satu mahasiswa mengalami miskonsepsi pengetahuan prosedural postulat pengurangan, (10) satu mahasiswa mengalami miskonsepsi pengetahuan prosedural sifat refleksif dan (11) satu mahasiswa mengalami miskonsepsi pengetahuan prosedural kongruensi ruas garis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Sukardi, Ernawati, Abdul Gaffar, Randy Saputra Mahmud, and Andi Vitrah Ramadanti. "Analisis Miskonsepsi Siswa pada Materi Bentuk Aljabar dengan Menggunakan Three Tier Test." JKPM (Jurnal Kajian Pendidikan Matematika) 8, no. 1 (2023): 123. http://dx.doi.org/10.30998/jkpm.v8i1.15401.

Full text
Abstract:
Penelitian ini ialah penelitian kualitatif deskriptif dengan maksud untuk menganalisis miskonsepsi yang dialami siswa pada materi bentuk aljabar serta penyebab miskonsepsi siswa. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 22 Barru. Subjek penelitian ini ada 6 siswa yaitu 2 siswa <em>false positive</em>, 2 siswa <em>false negative</em> dan 2 siswa Miskonsepsi. Instrumen penelitian ini yaitu soal tes pilihan ganda dalam bentuk <em>three tier</em> <em>test</em> dan wawancara. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kondensasi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian miskonsepsi yang terjadi ialah miskonsepsi <em>false negative</em> dan miskonsepsi <em>false positive</em> tidak bisa memahami konsep dasar operasi penjumlahan dan pengurangan aljabar. Miskonsepsi dalam melakukan operasi perkalian dan pembagian aljabar salah satu siswa yang mengalami miskonsepsi <em>false positive</em>. Miskonsepsi dalam menyelesaikan pemfaktoran bilangan dan subtitusi bilangan aljabar satu siswa yang mengalami miskonsepsi <em>false positive</em> dan salah satunya mengalami miskonsepsi <em>false negative</em>.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Suranti, Tri, Suratsih Suratsih, and Victoria Henuhili. "MISKONSEPSI MATERI GENETIKA DALAM BUKU BIOLOGI SMA KELAS XII YANG DITULIS BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN KULON PROGO." Jurnal Edukasi Biologi 6, no. 2 (2017): 111–16. https://doi.org/10.21831/edubio.v6i2.6177.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada atau tidaknya miskonsepsi, (2) kategori miskonsepsi apa saja yang ditemukan, (3) persentase masing-masing kategori miskonsepsi, dan (4) tingkat persentase miskonsepsi yang ditemukan pada materi Genetika dalam buku biologi SMA Kelas XII yang ditulis berdasarkan Kurikulum 2013 di Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini termasuk penelitian analisis konten/isi dengan pendekatan deskriptif. Sampel penelitian ini adalah tiga buku pelajaran biologi yang ditulis berdasarkan Kurikulum 2013 di Kabupaten Kulon Progo. Objek penelitian adalah konsep-konsep dengan unit analisis berupa teks dan gambar. Analisis miskonsepsi dilakukan oleh tiga panelis didasarkan pada pengkategorian miskonsepsi menurut Hersey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat miskonsepsi pada ketiga buku yaitu buku A, B dan C. Ditemukan kelima kategori miskonsepsi. Persentase setiap kategori miskonsepsi pada konsep teks dan gambar dalam materi genetik dan pola heriditas secara berturut-turut yaitu misidentifications (78,41% dan 3,17 %), oversimplifications (6,47 % dan 7,93 %), overgeneralization (0,32 % dan 0 %), obsolete consepts and terms (1,29 %dan 0 %) dan undergeneralisation (0,32 % dan 0 %). Persentase miskonsepsi paling tinggi ditemukan pada buku B ( 18,99 %), buku A (17,90%) dan buku C (14,50%). Kata kunci: miskonsepsi, materi genetika, buku SMA
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Wahyuningasri, Nusa Devi, and Reni Ambarwati. "Pengembangan Instrumen Tes Miskonsepsi Siswa Menggunakan Four-Tier Test dalam Materi Animalia-Invertebrata Kelas X SMA." Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi (BioEdu) 11, no. 3 (2022): 679–90. http://dx.doi.org/10.26740/bioedu.v11n3.p679-690.

Full text
Abstract:
Miskonsepsi merupakan sebuah konsep yang bertentangan dengan konsep yang sebenarnya. Permasalahan miskonsepsi dapat diidentifikasi menggunakan beberapa cara, antara lain pengembangan tes diagnostik. Four Tier-Test merupakan satu instrumen yang dikembangkan dari metode Three-Tier Test. Four-Tier Test disusun menjadi empat tingkatan soal yang dapat digunakan untuk mendeteksi miskonsepsi yang terjadi pada siswa dalam materi Animalia-invertebrata. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan instrumen tes miskonsepsi menggunakan four-tier test yang bisa digunakan untuk mengukur miskonsepsi yang dialami oleh siswa dalam materi Animalia-invertebrata, serta untuk mengetahui profil miskonsepsi siswa selama pembelajaran daring dan penyebab terjadinya miskonsepsi pada siswa menurut perspektif guru. Uji coba tes dilakukan di tiga sekolah dengan 103 siswa kelas XI, serta wawancara satu Guru Biologi di setiap sekolah. Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai validitas teoretis dan nilai koefisien reliabilitas instrumen masing-masing adalah 98% dan 0,61, sehingga dinyatakan sangat valid dan reliabel. Siswa mengalami miskonsepsi rata-rata sebesar 20,3%. Materi yang paling banyak mengalami miskonsepsi adalah topik lapisan tubuh (40,78%), dan materi yang mengalami miskonsepsi terkecil adalah topik Cnidaria (11,17%). Sumber miskonsepsi yang dialami oleh siswa yaitu guru (7,6%); buku (25,67%); internet (48,96%); siswa itu sendiri (16,39%); serta teman dan lingkungan (1,34%). Penyebab miskonsepsi yang terjadi pada siswa antara lain karena ketidakmampuan siswa mengolah informasi dari sumber belajar secara mandiri pada pembelajaran daring.
 Kata kunci: penyebab miskonsepsi, dampak pembelajaran daring, invertebrata
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Agustina, Lia, and Sifak Indana. "Profil Miskonsepsi Siswa pada Materi Protista Menggunakan Four Tier Test." Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi (BioEdu) 11, no. 1 (2021): 60–67. http://dx.doi.org/10.26740/bioedu.v11n1.p60-67.

Full text
Abstract:
AbstrakMiskonsepsi adalah ide atau pandangan siswa tentang konsep yang berbeda dengan konsep ilmiah dan pemahaman tersebut sulit diubah. Miskonsepsi dapat terjadi pada materi protista. Miskonsepsi harus dideteksi secara dini dengan menggunakan tes diagnostik agar dapat direduksi. Tes diagnostik yang dapat digunakan adalah four tier tes. Four tier test memberikan informasi secara lengkap sehingga dianggap paling akurat dalam mendeteksi miskonsepsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan profil miskonsepsi siswa pada materi protista menggunakan instrumen tes diagnostik Four tier test dan mendeskripsikan penyebab miskonsepsi siswa pada materi protista. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif yang merupakan kegiatan pengumpulan data yang digunakan untuk mendeskripsikan profil miskonsepsi siswa pada materi protista. Sasaran penelitian adalah 64 siswa X MIPA yang terdiri dari 31 siswa X MIPA 4 dan 33 siswa X MIPA 5 SMA Negeri 1 Gondang. Instrumen penelitian berupa 20 butir soal Four Tier Test Protista, instrumen wawancara, dan lembar telaah validasi teoritis. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata miskonsepsi siswa pada materi protista sebesar 32,44 %. Persentase miskonsepsi paling rendah yaitu pada indikator mengidentifikasi cara reproduksi Amoeba sebesar 15,6 %. Persentase miskonsepsi paling tinggi yaitu pada indikator mengelompokkan protista mirip jamur ke dalam kelas berdasarkan struktur sel dan reproduksinya sebesar 54,7 %. Tingkat miskonsepsi protista yang banyak dialami siswa adalah tingkat miskonsepsi rendah yaitu sebesar 48,44 % siswa. Penyebab miskonsepsi siswa adalah dari siswa itu sendiri, cara mengajar guru, dan dari sumber belajar siswa. Kata kunci : profil miskonsepsi, four tier test, protista
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Zamista, Adelia Alfama. "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MEMINIMALISIR MISKONSEPSI MAHASISWA MENGENAI KONSEP CAHAYA." Journal of Education Informatic Technology and Science 2, no. 3 (2020): 55–61. http://dx.doi.org/10.37859/jeits.v2i3.1686.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk meminimalisir miskonsepsi mahasiswa pada materi cahaya melalui penerapan model pembelajaran experiential learning. Menggunakan metode eksperimen semu (quasi eksperiment), dilakukan dengan satu kelas kontrol dan satu kelas lainnya dengan desain nonequivalent groups pretest-posttest design. Instrumen penelitian yang digunakan untuk menyelidiki miskonsepsi siswa adalah tes penguasaan konsep yang menyertakan indeks keyakinan/certaint of response index (CRI). Perhitungan pengurangan miskonsepsi mahasiswa untuk setiap konsep dengan mengurangi persentase mahasiswa miskonsepsi saat pretest dengan persentase miskonsepsi mahasiswa saat posttest. Lalu akan dihitung persentase jumlah mahasiswa yang mengalami perubahan pengetahuan dari miskonsepsi menjadi paham konsep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan miskonsepsi siswa pada kelas eksperimen dengan kriteria sedang. Ppersentase perubahan miskonsepsi menjadi paham konsep paling tinggi terjadi pada pada sub-konsep perambatan dan pemantulan cahaya dengan 66,7% pada kategori sedang. Terlihat bahwa model pembelajaran experiential learning merupakan salah satu model pembelajaran alternatif untuk meminimalisir miskonsepsi pada mahasiswa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Laila, Ella. "IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN DIAGNOSTIC TEST BERFORMAT FIVE-TIER BERBASIS WEBSITE PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA." Jurnal Luminous: Riset Ilmiah Pendidikan Fisika 5, no. 1 (2024): 19–24. https://doi.org/10.31851/luminous.v5i1.11728.

Full text
Abstract:
Miskonsepsi seringkali terjadi pada proses pembelajaran terkhusus pada materi fisika yang banyak mengandung konsep-konsep. Untuk mengatasi miskonsepsi ini ada beberapa cara, langkah awal yang dilakukan yaitu identifikasi miskonsepsi terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat miskonsepsi peserta didik serta apa yang menyebabkan peserta didik mengalami miskonsepsi. Indentifikasi miskonsepsi ini diperlukan alat berupa instrument untuk menjadi pengukur miskonsepsi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan alat berbasis website atau digital yaitu diagnostic test berformat five-tier berbasis website. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan subjek penelitian peserta didik kelas VIII SMP 22 Sarolangun sebanyak 51 peserta didiik. Cara pengumpulan data dilakukan menggunakan website atau secara digital menggunaka link yang telah dimuat didalamnya intrumen miskonsepsi. Teknik analisis data menggunakan alur Milen & Hubamen yaitu diawali dengan mereduksi data, kemudian pengumpulan data dan terakhir kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa banyak peserta didik yang mengalami miskonsepsi pada materi pesawat sederhana yaitu pada konsep usaha, tuas dan katrol majemuk serta yang menyebabkan peserta didik mengalami miskonsepsi itu sendiri adalah pemikiran pribadi peserta didik itu sendiri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Pradina, Laily Eka, and Yuliani Yuliani. "Profil Miskonsepsi Siswa pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Menggunakan Three-Tier Multiple Choice Test." Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi (BioEdu) 9, no. 2 (2020): 310–18. http://dx.doi.org/10.26740/bioedu.v9n2.p310-318.

Full text
Abstract:
Kesulitan belajar seringkali dialami oleh siswa sehingga dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi. Siswa dapat mengalami miskonsepsi pada mata pelajaran biologi salah satunya materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, karena pada materi tersebut terdapat konsep yang memuat proses fisiologis yang abstrak. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan profil miskonsepsi siswa pada materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dan faktor penyebab miskonsepsi. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang terdiri atas tahap pengembangan instrumen three-tier multiple choice test dan pedoman wawancara yang divalidasi oleh para ahli, mengujikan soal tes, serta melakukan wawancara. Sasaran penelitian terdiri atas siswa kelas XII IPA 4 dan 5 SMAN 1 Waru Sidoarjo sebanyak 70 siswa dan seorang guru biologi. Analisis data dilakukan dengan deskriptif kuantitatif menggunakan tabel kategori miskonsepsi three-tier multiple choice test. Hasil penelitian berupa profil miskonsepsi yang terdiri atas siswa paham konsep sebesar 49,64%, siswa tidak paham konsep sebesar 15,57%, siswa mengalami miskonsepsi positif sebesar 10,00%, siswa mengalami miskonsepsi negatif sebesar 4,71%, dan siswa yang mengalami miskonsepsi sebesar 20,07%. Miskonsepsi dengan kategori tinggi terjadi pada indikator soal menentukan peran meristem interkalar sebesar 81,43% dan indikator soal mengaitkan pengaruh hormon (fitohormon) terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sebesar 72,86% dan 77,14%. Faktor penyebab terjadinya miskonsepsi yaitu siswa, guru, cara mengajar, konteks, dan buku ajar yang digunakan.
 Kata Kunci: miskonsepsi, three-tier multiple choice test, pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Wahab, Maimun, Ishak Isa, and Lukman Abdul Rauf Laliyo. "ANALISIS MISKONSEPSI LARUTAN PENYANGGA DENGAN TES PILIHAN GANDA EMPAT TINGKAT PADA SISWA." Quantum: Jurnal Inovasi Pendidikan Sains 13, no. 1 (2022): 118. http://dx.doi.org/10.20527/quantum.v13i1.12263.

Full text
Abstract:
Miskonsepsi adalah konsepsi siswa yang rancu dalam memahami suatu materi. Salah satu materi pelajaran kimia yang mengalami miskonsepsi yaitu larutan penyangga. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan miskonsepsi larutan penyangga siswa di Gorontalo yang dikategorikan dalam lima aspek yaitu paham konsep, miskonsepsi false positive, miskonsepsi false negative, miskonsepsi keseluruhan dan tidak paham konsep. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif menggunakan tes pilihan ganda empat tingkat. Responden adalah siswa (N=203) kelas XI di salah satu sekolah unggulan di Gorontalo. Data dianalisis dengan tiga cara: (1) menganalisis data konsepsi siswa berdasarkan kategori, (2) mencari data konsepsi siswa berdasarkan pola jawaban siswa, (3) menganalisis pilihan jawaban siswa yang sulit dipahami. Hasil penelitian ditemukan bahwa: (1) kategori miskonsepsi false positive 17,7 ditemukan pada konsep larutan penyangga, miskonsepsi false negative 10,3% ditemukan pada komponen larutan penyangga dan miskonsepsi keseluruhan ditemukan pada fungsi larutan penyangga 22,7%. (2) Berdasakan pola jawaban siswa miskonsepsi positif terdapat pada konsep larutan penyangga dan sifat larutan penyangga (soal nomor 1,5, dan 6), miskonsepsi false negative terdapat pada perhitungan pH larutan penyangga asam (soal nomor 4) dan miskonsepsi keseluruhan terdapat pada komponen larutan penyangga, sifat larutan penyangga, dan fungsi larutan penyangga (soal nomor 2,3,7,8,9 dan 10). (3) Berdasarkan persentase ditemukan pilihan jawaban yang sulit dipahami oleh siswa terdapat pada soal nomor 8 yaitu fungsi larutan penyangga dengan persentase 22,7%. Penelitian ini menjadi bahan evaluasi bagi pengembangan pembelajaran remedial.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Rizki, Christhina, and Woro Setyarsih. "Identifikasi Miskonsepsi Siswa dan Penyebabnya pada Materi Elastisitas Menggunakan Three–Tier Diagnostic Test." IPF: Inovasi Pendidikan Fisika 11, no. 3 (2022): 32–43. https://doi.org/10.26740/ipf.v11n3.p32-43.

Full text
Abstract:
Mata pelajaran fisika dianggap sangat sulit bagi siswa sehingga siswa sering mengalami pemahaman konsep yang berbeda dengan para Fisikawan. Perbedaan pemahaman tersebut dapat memicu terjadinya miskonsepsi, sehingga diperlukan upaya dan instrumen untuk mengukur miskonsepsi siswa yang biasa disebut tes diagnostik, salah satu diantaranya berbentuk three-tier. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa dan penyebabnya pada materi elastisitas. Penelitian miskonsepsi pada materi elastisitas belum banyak dijumpai, namun penelitian terkait dengan materi elastisitas banyak dilakukan pada pengembangan modul dan model pembelajaran. Dengan menerapkan desain penelitian deskriptif, penelitian ini diawali dari tahap identifikasi masalah melalui survei di sekolah dan kajian empiris berbagai artikel penelitian, menyiapkan instrumen tes diagnostik miskonsepsi three-tier dan angket konfirmasi pemahaman konsep hingga diperoleh kelayakan instumen, kemudian menjaring data miskonsepsi 30 siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Berbek Kabupaten Nganjuk Provinsi Jawa Timur. Data hasil tes dan angket siswa dianalisis secara deskriptif dan diperoleh temuan bahwa siswa telah mengalami miskonsepsi tertinggi pada konsep tegangan dan regangan 13 % miskonsepsi false positif, dan 50 % miskonsepsi murni. Miskonsepsi tersebut disebabkan oleh pembelajaran online yang mempengaruhi pemahaman siswa, serta disebabkan oleh false positif sebesar 8%. Dengan demikian, kandidat utama penyebab miskonsepsi adalah false positif dan pembelajaran daring, sehingga siswa tidak memahami konsep. Penelitian ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi pembelajaran siswa. Kataikunci: elastisitas, miskonsepsi, tes diagnostik three - tier
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Ramdan Gumilar, Muhamad, and Dede Sustri. "Upaya Perbaikan Miskonsepsi yang Terjadi pada Siswa Tentang Konsep Virus." Jurnal Pendidikan Indonesia 2, no. 6 (2021): 1062–69. http://dx.doi.org/10.36418/japendi.v2i6.206.

Full text
Abstract:
Penelitian ini mempunyai tujuan membenahi miskonsepsi tentang konsep virus. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu. Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA. Menggunakan sampel sebanyak dua kelas dari lima kelas. Berdasarkan hasil penelitian, memperbaiki miskonsepsi pada konsep virus yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan analogi dan simulasi konsep yang jarang terlihat dalam kehidupan sehari-hari seperti konsep virus dengan menggunakan media pembelajaran multimedia. Hasil penelitian memperbaiki miskonsepsi yang dilakukan pada miskonsepsi menggunakan media pembelajaran multimedia menunjukkan peningkatan miskonsepsi pada penyelesaian pembelajaran, miskonsepsi mengalami peningkatan yang relatif signifikan jika ditinjau berdasarkan persentase per-sub konsep dengan miskonsepsi awal 20,95% berubah menjadi 18,75% pada sub-konsep pengertian tentang virus.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Ramdan Gumilar, Muhamad, and Dede Sustri. "Upaya Perbaikan Miskonsepsi yang Terjadi pada Siswa Tentang Konsep Virus." Jurnal Pendidikan Indonesia 2, no. 06 (2021): 1062–69. http://dx.doi.org/10.59141/japendi.v2i06.206.

Full text
Abstract:
Penelitian ini mempunyai tujuan membenahi miskonsepsi tentang konsep virus. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu. Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA. Menggunakan sampel sebanyak dua kelas dari lima kelas. Berdasarkan hasil penelitian, memperbaiki miskonsepsi pada konsep virus yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan analogi dan simulasi konsep yang jarang terlihat dalam kehidupan sehari-hari seperti konsep virus dengan menggunakan media pembelajaran multimedia. Hasil penelitian memperbaiki miskonsepsi yang dilakukan pada miskonsepsi menggunakan media pembelajaran multimedia menunjukkan peningkatan miskonsepsi pada penyelesaian pembelajaran, miskonsepsi mengalami peningkatan yang relatif signifikan jika ditinjau berdasarkan persentase per-sub konsep dengan miskonsepsi awal 20,95% berubah menjadi 18,75% pada sub-konsep pengertian tentang virus.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Hasan, Meiske, Astin Lukum, and Erni Mohamad. "Identifikasi Miskonsepsi Menggunakan Tes Pilihan ‎Ganda dengan CRI Termodifikasi Materi Larutan ‎Elektrolit dan Non Elektrolit." Jambura Journal of Educational Chemistry 3, no. 1 (2021): 27–32. http://dx.doi.org/10.34312/jjec.v3i1.10185.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi siswa MAN 1 Kota Gorontalo tentang konsep larutan elektrolit dan non elektrolit dengan menggunakan Tes Pilihan Ganda dengan CRI Termodifikasi. Jenis Penelitian ini adalah deskriftif dengan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X MAN 1 Kota Gorontalo sebanyak 225 orang. Instrument berupa soal pilihan ganda beralasan terbuka menggunakan CRI Termodifikasi dengan 25 soal pilihan ganda. Data penelitian diperoleh dari hasil tes pilihan ganda beralasan terbuka. Hasil Penelitian menunjukan bahwa menggunakan Tes Pilihan Ganda Dengan CRI Termodifikasi diketahui siswa Kelas X MAN 1 Kota Gorontalo mengalami Miskonsepsi dengan Persentase tertinggi pada indikator menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit yakni Miskonsepsi 1 sebesar 25%, Miskonsepsi 2 sebesar 18% dan Miskonsepsi 3 sebesar 12%. Indikator dengan nilai presentase terendah adalah Indikator pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit yakni Miskonsepsi 1 sebesar 15%, Miskonsepsi 2 sebesar 10% dan Miskonsepsi 3 sebesar 6%. 
 
 Kata kunci: Miskonsepsi, CRI Termodifikasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Pristiwanti, Desi, and Yuyu Yuhana. "MISKONSEPSI PENYELESAIAN SOAL CERITA MATEMATIKA PADA KONSEP FPB DAN KPK SEKOLAH DASAR." Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti 11, no. 2 (2024): 512–25. http://dx.doi.org/10.38048/jipcb.v11i2.2693.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa peserta didik mengalami miskonsepsi terhadap materi FPB dan KPK. Serta akan semakin rumit jika miskonsepsi pada murid itu tidak segera ditangani, dan hal ini juga akan mempengaruhi semangat maupun motivasi siswa dalam belajar. Peneliatan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya miskonsepsi yang di alami oleh siswa dalam menyelesaikan soal cerita FPB dan KPK. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Serang 10 Kota Serang Banten, subjek adalah siswa kelas V dengan jumlah murid 31. Studi peneliti ini menggunakan metode tes, serta wawancara. Setelah memiliki data yang valid dan mengidentifikasi sumber miskonsepsi, penelitian ini dilanjutkan dengan mewawancarai guru wali kelas dari hasil tersebut terlihat bahwa terdapat miskonsepsi konsep, miskonsepsi sistematika, dan miskonsepsi hitung. Miskonsepsi terjadi karena salah pemahaman hitung, yaitu saat menjawab hasil FPB dan KPK atau menentukan hasil akhir. Penyebab miskonsepsi adalah siswa dan metode pengajaran mereka. Untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang FPB dan KPK, maka dapat menggunakan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan praktis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Dwijayanti, Ambar, Siti Umniyatie, and Anna Rakhmawati. "ANALISIS MISKONSEPSI ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA DALAM BUKU BIOLOGI SMA KELAS X DI KABUPATEN SLEMAN." Jurnal Edukasi Biologi 5, no. 8 (2017): 32–42. https://doi.org/10.21831/edubio.v5i8.6048.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi, macam kategori miskonsepsi, dan persentase masing-masing kategori miskonsepsi pada materi Achaebacteria dan Eubacteria dalam buku biologi SMA kelas X berdasarkan Kurikulum 2013 di Kabupaten Sleman. Jenis penelitian ini adalah penelitian analisis isi. Sampel penelitian berupa tiga buku teks biologi melalui random sampling dari populasi. Objek penelitian ini adalah konsep-konsep materi Archaebacteria dan Eubacteria. Analisis miskonsepsi berdasarkan 5 kategori menurut Hershey dan dilakukan oleh tiga panelis. Uji kehandalan data menggunakan analisis uji kanonik kemudian dilanjutkan analisis statistika deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan miskonsepsi di setiap buku pada konsep teks. Dalam buku A dan C ditemukan lima kategori miskonsepsi: undergeneralizations, obsolete concepts and term, oversimplifications, overgeneralizations, dan misidentifications, dalam buku B ditemukan tiga kategori miskonsepsi: undergeneralizations, overgeneralization, dan misidentifications. Persentase setiap kategori miskonsepsi yaitu: undergeneralizations (17,1 %), misidentifications (2,32 %), obsolete concepts and term (1,44 %), overgeneralizations (0,91 %), dan oversimplifications (0,79 %). Kata kunci: analisis isi, Archaebacteria dan Eubacteria, miskonsepsi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Wijiningsih, Tri Ayunda, Triharjana Triharjana, and Sukiya Sukiya. "ANALISIS MISKONSEPSI MATERI STRUKTUR-FUNGSI JARINGAN HEWAN DALAM BUKU BIOLOGI SMA KELAS XI." Jurnal Edukasi Biologi 5, no. 7 (2016): 70–79. https://doi.org/10.21831/edubio.v5i7.4637.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya miskonsepsi, kategori miskonsepsi apa saja yang ditemukan, dan persentase masing-masing kategori miskonsepsi. Penelitian ini termasuk penelitian analisis isi dengan pendekatan deskriptif yang dilakukan melalui dua tahapan, yaitu pengadaan data dan analisis data. Sampel penelitian ini adalah tiga buku pelajaran biologi yang beredar di toko buku di Kabupaten Sleman yang ditentukan secara simple random sampling. Objek penelitian adalah konsep-konsep dengan unit analisis berupa teks dan gambar. Analisis miskonsepsi dilakukan oleh tiga panelis didasarkan pada pengkategorian miskonsepsi menurut Hershey (2005: 1-3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat miskonsepsi, baik pada teks maupun gambar; kategori miskonsepsi yang ditemukan pada teks, meliputi misidentifications, oversimplifications, overgeneralizations, dan undergeneralizations, sedangkan pada gambar, antara lain misidentifications dan oversimplifications; dan persentase kategori miskonsepsi pada teks dan gambar secara berturut-turut, yaitu misidentifications (7,86% dan 37,84%), oversimplifications (21,87% dan 67,57%), overgeneralizations (3,68% dan 0%), undergeneralizations (0,25% dan 0%), dan obsolete concepts and terms (0% dan 0%). Kata kunci: analisis isi, miskonsepsi, struktur dan fungsi jaringan hewan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Muthia Hanifah. "Meta Analisis Miskonsepsi Buku Teks Biologi SMA Kelas XI." Jurnal Biologi dan Pembelajarannya (JB&P) 8, no. 1 (2021): 32–39. http://dx.doi.org/10.29407/jbp.v8i1.15735.

Full text
Abstract:
Miskonsepsi adalah perbedaan antara konsep yang dipahami dengan penjelasan para ahli. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kembali miskonsepsi pada buku teks Biologi SMA kelas XI. Penelitian ini menggunakan metode meta analisis. Meta Analisis merupakan penelitian yang membahas artikel sejenis. Teknik pengumpulan data yaitu dengan mengumpulkan artikel-artikel yang berkaitan dengan miskonsepsi pada buku teks Biologi. Penelitian spesifik dengan miskonsepsi pada buku teks Biologi kelas XI SMA berjumlah 8 artikel dari 23 artikel. Hasil penelitian ditemukan miskonsepsi pada buku teks pelajaran Biologi SMA kelas XI dengan kategori rendah dan sedang. Materi dengan miskonsepsi terbesar adalah sistem imun sebesar 58,8% (miskonsepsi kategori sedang). Untuk 6 jenis buku teks Biologi, nilai rata-rata miskonsepsi pada unit gambar adalah 6,44%, sedangkan pada unit teks adalah 3,86%. Urutan kategori miskonsepsi dari yang terbesar hingga terkecil dalam unit teks adalah misidentifications, oversimplifications, overgeneralizations, undergeneralizations, dan obselete concepts and terms. Sedangkan pada unit gambar urutan kategori miskonsepsi mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil yaitu oversimplifications, misidentifications, overgeneralizations, obselete concepts and terms, dan undergeneralizations. Kategori overgeneralizations dan obsolete concepts and terms memiliki nilai yang sama. Sedangkan urutan kategori miskonsepsi pada 12 jenis buku teks dari yang terbesar hingga yang terkecil adalah oversimplifications, misidentifications, overgeneralizations, undereneralizations, dan obsolete concepts and terms.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Azizah, Aida Nur, and Endang Susantini. "Pengembangam Instrumen Four-Tier Test untuk Mendetesksi Miskosnsepsi Siswa pada Materi Pembelahan Sel." Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi (BioEdu) 10, no. 1 (2020): 126–34. http://dx.doi.org/10.26740/bioedu.v10n1.p126-134.

Full text
Abstract:
Miskonsepsi merupakan pengetahuan siswa terhadap suatu konsep yang diperoleh tidak sesuai dengan konsep yang telah disepakati oleh para ilmuan. Miskonsepsi harus segera diatasi agar tidak menghambat siswa dalam memahami konsep yang benar. Pembelahan sel merupakan materi yang sulit dan jau dari kehidupan sehari-hari karena mempelajari unit terkecil. Miskonsepsi dapat dihilangkan apabila telah teridentifikasi. Banyak cara untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa, salah satunya dengan instrumen miskonsepsi berbentuk four-tier test. Instrumen Four-Tier Test merupakan pengembangan dari instrumen sebelumnya, namun ada penambahan tingkat keyakinan pada alasan jawaban yang akan menambah keakuratan profil pemahaman siswa terhadap suatu konsep. Produk yang dihasilkan pada penelitian ini ialah instruen four-tier test untuk mendeteksi miskonsepsi siswa pada materi pembelahan sel. Adapun tujuan penelitian antara lain, untuk mendeskripsikan validitas dan reliabilitas instrumen, profil miskonsepsi, dan mengatahui penyebab miskonsepsi. Jenis penelitian ini adalah pengembangan yang mengacu model ADDIE (Analysis,Design,Develop,Implement,Evaluate). Uji coba dilakukan di SMA Negeri 1 Driyorejo pada 70 siswa kelas XII yang telah menerima materi pembelahan sel. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata validitas sebesar 94,67 dan koefisien reliabiliatas 0,72 sehingga dinyatakan sangat valid dan reliabel. Rata-rata miskonsepsi yang dialami siswa lebih besar dari siswa yang paham konsep dan tidak paham konsep, yaitu sebesar 68,74%. Miskonsepsi tertinggi terjadi pada konsep spermatogenesis sebesar 78,57%, sedangkan miskonsepsi terendah sebesar 52,86% pada konsep proses pembelahan mitosis. Faktor-faktor penyebab miskonsepsi siswa diantaranya ialah, dari diri siswa, guru, cara mengajar, konteks, dan buku teks.
 Kata Kunci: miskonsepsi, four tier test, ADDIE, pembelahan sel
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!