Academic literature on the topic 'Museum Sejarah Jakarta'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the lists of relevant articles, books, theses, conference reports, and other scholarly sources on the topic 'Museum Sejarah Jakarta.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Journal articles on the topic "Museum Sejarah Jakarta"

1

Nediari, Amarena. "Koleksi Mebel Antik Museum Sejarah Jakarta." Humaniora 1, no. 2 (2010): 512. http://dx.doi.org/10.21512/humaniora.v1i2.2892.

Full text
Abstract:
Collection of antique furniture is the most dominant type collection belongs to the Jakarta History Museum. The museum building is located in tourist areas Kotatua Jakarta, which became the center of historic and cultural development of the city. The purpose of this research is to determine the condition of furniture in the museum's collections so that the rescue of cultural heritage and history associated with the city through the exhibition can be done well. Methods of research conducted by collecting data from various literature sources, surveys and interviews with the management of Jakarta History Museum as a resource. Unfortunately, the furniture collection is currently not maintained and not well protected so that the high historical value of cultural heritage and history of the city of Jakarta is almost negligible. Conclusion from this research is to realign of the furniture collection at the Museum of History of Jakarta.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Putri, Dina Amelia, and Martin Halim. "MUSEUM KAPAL NUSANTARA DI JAKARTA UTARA." Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) 1, no. 1 (2019): 421. http://dx.doi.org/10.24912/stupa.v1i1.3999.

Full text
Abstract:
Sejarah maritim Indonesia adalah sejarah peradaban manusia secara umum. Peran laut, daratan, pelaut dan kapal tak bisa dilepaskan karena merupakan satu kesatuan pembentuk unsur maritim Indonesia. Kapal merupakan bagian sejarah besar maritim Indonesia, kapal adalah transportasi yang penting di Indonesia mengingat indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah 17.504 pulau. Peran kapal sangat penting bagi sejarah dan ekonomi, sosial, budaya Indonesia itu sendiri kapal memiliki nilai sejarah yang sangat kuat bagi Indonesia dan tentu nya masyarakat Indonesia perlu tau dan mengerti sejarah kapal di Indonesia. Namun pengetahuan mengenai perkapalan di Indonesia masih kurang bagi masyarakat awam. Oleh sebab itu salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah penyediaan sebuah “Museum Kapal Nusantara” sebuah wadah rekreasi yang mengedukasi masyarakat mengenai perkapalan di Indonesia. Terletak disebelah pelabuhan sunda kelapa bangunan seakan menjadi satu kesatuan dengan sejarah besar pelabuhan sunda kelapa dengan disediakan nya aktvitas luar ruang yang berorientasi pada pelabuhan sunda kelapa dimana pengunjung dapat mencoba mendayung perahu dan lainnya. Dalam wadah rekreasi ini disediakan ruangan seperti ruang pamer, area simulator, area audiovisual, cinema 4D, aquarium ikan karang, dan kegiatan pendukung lainnya. Ide-ide tersebut dibungkus dan di tampilkan secara interaktif, Dengan teknologi 2D, 3D dan 4D sebagai wadah penyampaian dalam museum kapal nusantara ini. Dengan dibangunnya proyek ini diharapakan masyarakat Indonesia lebih mengenal perkapalan indonesia dan terinsprasi untuk dapat ambil andil dalam perkembangan industri kapal di indonesia yang tentunya akan dapat mewujudkan cita-cita pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Maulana Yusuf A,, Nurzengky Ibrahim, and Kurniawati. "PEMANFAATAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH." Visipena Journal 9, no. 2 (2018): 215–35. http://dx.doi.org/10.46244/visipena.v9i2.455.

Full text
Abstract:
This aims of the research is for describes The Utilization of Museum as learning resources for history learning in DKI Jakarta. This research uses qualitative method with descriptive research type. The components of this research is: 1). What a collection of Museum Perumusan Naskah Proklamasi and Museum Kebangkitan Nasional that can be used as learning resources, 2). How teachers use museum collection as history learning resources, 3). What a problems in history learning by using history resources of Museum Perumusan Naskah Proklamasi and Museum Kebangkitan Nasional as learning resources. The research was conducted in SMAN 27 Jakarta, SMAN 4 Jakarta, SMAN 76 Jakarta, and SMAN 89 Jakarta. The data sources consist of informants ( Head of The Museum, Historical Resource Management, Headmaster, Historical Teachers, Students [Class XI IPS and MIPA]), documents (syllabus, RPP, and other documents that can support this research), as well as places and events. Data collection techniques used interview techniques, observation, and document analysis. Data validity using triangulation. Data analysis uses interactive analysis with three stages of analysis, namely data reduction, data presentation, and conclusion drawing that interact with data collection cycle. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemanfaatan museum sebagai sumber belajar dalam pembelajaran sejarah di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Komponen-komponen yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu: 1) Koleksi apa saja yang ada di museum Perumusan Naskah Proklamasi dan museum Kebangkitan Nasional yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, 2) Bagaimana guru memanfaatkan koleksi museum sebagai sumber belajar sejarah, dan 3) Apa saja kendala pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan sumber sejarah museum Perumusan Naskah Proklamasi dan museum Kebangkitan Nasional sebagai Sumber Belajar. Penelitian ini dilakukan di SMAN 27 Jakarta, SMAN 4 Jakarta, SMAN 76 Jakarta dan SMAN 89 Jakarta. Sumber data terdiri atas informan (Kepala Museum, Pengelola Museum, Kepala Sekolah, Guru Sejarah, Siswa [kelas XI IPS dan MIPA]), dokumen (silabus, RPP, dan dokumen lain yang dapat mendukung penelitian ini), serta tempat dan peristiwa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan analisis data dokumen. Validitas data menggunakan trianggulasi. Analisis data menggunakan analisis interaktif dengan tiga tahapan analisis, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan yang berinteraksi dengan pengumpulan data secara siklus. Kata Kunci: Museum, Sumber Belajar, dan Pembelajaran Sejarah
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Adhianti, Anissa Aprilia, and Herlinda Herlinda. "STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN 7P PENGELOLA MUSEUM SEJARAH JAKARTA DALAM UPAYA MENINGKATKAN DAYA TARIK WISATAWAN MANCANEGARA." Scriptura 10, no. 1 (2020): 34–42. http://dx.doi.org/10.9744/scriptura.10.1.34-42.

Full text
Abstract:
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif. Objek penelitian ini adalah strategi komunikasi pemasaran pengelola Museum Sejarah Jakarta dalam upaya meningkatkan daya tarik wisatawan mancanegara. Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Data dianalisis melalui tiga cara yaitu reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pengelola Museum Sejarah Jakarta diantaranya menggunakan brosur, pamflet, pemasaran langsung secara persuasif, menyelenggarakan event yang unik dan menarik, dan melalui social media seperti instagram dan facebook. Selain itu pengelola Museum Sejarah Jakarta menerapkan bauran komunikasi pemasaran 7p (product, price, promotion, place, people, process, physical evidence) dari manfaat informasi untuk para wisatawan mancanegara, potongan harga untuk rombongan, kemudahan akses untuk para wisatawan mancanegara yang ingin berkunjung, event yang diselenggarakan bertemakan sejarah maupun edukasi, dan koleksi yang berbeda dengan museum lainnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Salayanti, Santi. "ANALISA POLA BUDAYA SUNDA PRIMODIAL (Pola Tiga) PADA TATA RUANG DAN BENDA PAJANG DI MUSEUM NEGERI JAWA BARAT SRI BADUGA BANDUNG." Idealog: Ide dan Dialog Desain Indonesia 2, no. 1 (2018): 48. http://dx.doi.org/10.25124/idealog.v2i1.1176.

Full text
Abstract:
Fenomena keberadaan museum yang makin berkembang, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan beberapa kota lainnya, keduanya difungsikan sebagai sarana pendidikan dan informasi, juga dijadikan sarana rekreasi yang menarik. Di balik berkembangnya fasilitas publik museum ini ternyata kesadaran untuk berkunjung ke museum masih kurang, sehingga pemerintah membuat beberapa kampanye tentang museum seperti "ayo ke museum" dan "museum di hati" .Dari jenis jenis museum di Indonesia yang Dirilis oleh musem indonesia.net informasi resmi tentang situs tersebut sebagai museum di indonesia. Ada satu jenis museum khas yang menginformasikan tentang sejarah dan budaya daerah, yang difasilitasi oleh pemerintah, yaitu Museum Negara atau Museum Daerah, yang di Indonesia setidaknya ada 19 negara atau Museum Regional yang tersebar di seluruh Indonesia.Salah satu Museum Negara adalah Museum Sri Baduga (yang menjadi objek penelitian ini), Museum yang dikelola oleh provinsi Jawa Barat dan terletak di jalan BKR No. 185 Bandung didirikan pada tahun 1974, terdiri dari benda-benda koleksi sejarah khususnya Barat. Java area mulai koleksi geologika, Biologika hingga teknologika. Keputusan mengambil objek penelitian museum karena pentingnya memahami sejarah dan pengaruh kebijaksanaan filosofis (Sunda) dalam hal ini pola teori budaya Sunda (Tri tangtu Sunda), artefak modern dalam tata letak sistem ini. (tata letak) interior dan penempatan sistem objek koleksi sesuai dengan kategori koleksi arsitektur museum Sri Baduga Jawa Barat. Kondisi di atas merupakan objek kajian dalam penelitian, baik sebagai museum yang benar-benar menginformasikan tentang sejarah, budaya dan peradaban Sunda. Menggunakan nilai filosofis Sunda (konsep Sunda Tritangtu) dalam membuat tata letak dan mengatur objek pajangannya.Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif (metode penelitian deskriptif) yaitu kualitatif, dengan melihat bentuk artefak - ruang interior arsitektural. Penelitian ini ingin mengetahui penerapan tiga budaya Sunda di bagian ruang interior arsitektur Museun Sri Baduga Jawa Barat, serta untuk mengetahui pola koleksi objek koleksi ini mengikuti aturan filoosfis pola budaya atau tidak
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Elizandri, Bellanti Nur, Andhika Nurul Wahidah, Karina Indah Solihah, et al. "PEMODELAN KONEKTIVITAS SPASIAL TROTOAR BERKELANJUTAN ANTAR ZONA DI KOTA TUA JAKARTA." MAJALAH ILMIAH GLOBE 22, no. 1 (2020): 21. http://dx.doi.org/10.24895/mig.2020.22-1.1154.

Full text
Abstract:
<p>Kota Tua Jakarta adalah objek wisata sejarah di Kota Jakarta. Wilayah Kota Tua Jakarta terbagi ke dalam lima zona, yaitu Zona 1 Sunda Kelapa (Masjid Luar Batang, Museum Bahari, Menara Syahbandar, Gudang VOC, dll), Zona 2 Fatahillah (Museum Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia, Museum Sejarah Jakarta, Alun-alun Fatahillah, Museum Wayang, Museum Seni, Stasiun Jakarta Kota, dll), Zona 3 Pecinan (Komunitas Pelukis Jalanan, Pusat Obat Tradisional Cina, Pusat Perniagaan, dll), Zona 4 Pekojan (Kampung Arab, Langgar Tinggi, Mesjid An-Nawier, dll), dan Zona 5 Peremajaan (Pusat Perniagaan, Bangunan Cina, Gedung Tua, Wisata Kuliner). Namun, sebagian besar wisatawan domestik dan mancanegara hanya berkunjung ke Zona 2 sehingga penyampaian sejarah Kota Tua Jakarta menjadi kabur dan distribusi pendapatan pariwisata Kota Tua Jakarta juga tidak merata. Ketidakmerataan distribusi pendapatan menimbulkan berbagai permasalahan ekonomi dan sosial di Zona 1. Untuk menganalisis isu tersebut, metode yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur dan observasi partisipatori yang berorientasi spasial. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan analisis spasial yang dilakukan, wisatawan hanya mengunjungi Zona 2 karena kemudahan aksesibilitas di Zona 2 dibandingkan dengan zona lainnya serta buruknya kondisi trotoar yang menghubungkan Zona 2 dengan zona lainnya. Lebih dalam, buruknya kondisi trotoar berimplikasi pada terbentuknya area-area ruang mati (<em>death space</em>) di Jalan Kakap dan Ekor Kuning. Kehadiran ruang mati (<em>death space</em>) di Jalan Kakap dan Ekor Kuning mengundang terjadinya tindak kriminal dan masalah sosial lainnya di wilayah tersebut. Oleh karena itu, tulisan ini mencoba menawarkan solusi perbaikan pada trotoar-trotoar yang mengonekasikan zona-zona di Kota Tua Jakarta, khususnya Zona 1 dan Zona 2. Konsep desain yang digunakan pada perbaikan tersebut adalah <em>Green-sidewalks</em>.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Hidayat, Hedi, Muhammad Iqbal Qeis, and Rina Wahyu Winarni. "Perancangan Infografis Museum Tokoh Pahlawan di Jakarta Sebagai Museum Arkeologi dan Sejarah." Jurnal Desain 6, no. 01 (2018): 69. http://dx.doi.org/10.30998/jurnaldesain.v6i01.2899.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Farhany, Nadia Muis, Septi Andryana, and Ratih Titi Komalasari. "Aplikasi Augmented Reality Sebagai Media Informasi Museum Fatahillah Dan Museum Wayang Menggunakan Metode Markerless." Jurnal ELTIKOM 3, no. 2 (2019): 104–11. http://dx.doi.org/10.31961/eltikom.v3i2.140.

Full text
Abstract:
Museum Fatahillah dan Museum Wayang merupakan Museum Sejarah yang berada dikawasan kota tua Jakarta. Namun masalah yang terjadi saat ini adalah kurangnya media untuk mengenalkan kembali sejarah dan pengetahuan berdirinya Museum Fatahillah dan Museum Wayang Maka pada penelitian ini, dirancanglah sebuah aplikasi Augmented Reality berbasis Android sebagai media informasi menggunakan metode markerless 3D Object Tracking. Aplikasi Augmented Reality museum ini menyediakan ftur- fitur yang dapat menarik pengguna dalam mencari informasi. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini yaitu berupa sebuah 3D object dengan tambahan informasi berupa teks dan video Animasi, yang bertujuan sebagai salah satu pembelajaran alternativ berbasis teknologi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Nicholas, Nicholas, and Maria Veronica Gandha. "MUSEUM ARSITEKTUR JAKARTA DI KAWASAN MEDAN MERDEKA TIMUR." Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) 1, no. 2 (2020): 1303. http://dx.doi.org/10.24912/stupa.v1i2.4405.

Full text
Abstract:
As time went on, the Museum in the city of Jakarta was still limited. The works exhibited remain the same and tend not to be interactive. Most museums in Jakarta try to show the historical side of Dutch colonialism and their heritage. but there is no museum that discusses how architecture in the city of Jakarta has developed rapidly until now and left its story or history. In the historical exposures of its growth, where the city government alternates and the conditions of its society are very diverse. But in its journey to a more modern era, there needs to be a change to the concept of the museum. The decline in the number of visits to the museum should be a concern that the millennial generation has begun to abandon the trend of traveling to museums because the museum is considered too old and undeveloped. The presence of the Jakarta architecture museum tells the story of the architectural journey of the city of Jakarta which has developed since the Dutch colonial era to the present. The design of the Museum which is located in the East Merdeka area is directly adjacent to the old building which has historical value, the Immannuel Church and the National Gallery; In addition, this region is connected in one tourism path that is being developed, from the Istiqlal Mosque and the Cathedral Church (which has historical architectural value) to the Proclamation Monument on the Proclamation Road. With a relationship between two destination points. The project also interacts with its surroundings as a comfortable place with open space for the surrounding community. The general program is supported by space 3.0 in the form of amphitheater, which can be accessed by various groups both horizontally and vertically. This project is expected to increase the insight and interest of visitors to study architecture and its role in building cities. AbstrakSeiring berjalanya waktu, Museum di kota Jakarta masih tetap terbatas. Karya karya yang dipamerkan tetap sama dan cenderung tidak interaktif. Kebanyakan museum di Jakarta mencoba menampilkan sisi historis dari penjajahan Belanda dan peninggalannya. namun belum ada museum yang membahas bagaimana arsitektur di kota Jakarta berkembang pesat sampai sekarang dan meninggalkan cerita atau sejarahnya. Dalam paparan sejarah pertumbuhannya, dimana pemerintah kotanya silih berganti dan kondisi masyarakatnya sangat majemuk. Namun dalam perjalanannya menuju era yang lebih modern, perlu adanya sebuah perubahan terhadap konsep museum. Menurunya angka kunjungan ke museum harus menjadi perhatian bahwasanya generasi milenial mulai meninggalkan tren berwisata ke museum karena museum dinilai terlalu tua dan tidak berkembang. Hadirnya museum arsitektur Jakarta bercerita gambaran perjalanan arsitektur kota Jakarta yang berkembang sejak zaman penjajahan Belanda hingga saat ini. Perancangan Museum yang terletak di kawasan Merdeka Timur berbatasan langsung dengan bangunan tua yang memiliki nilai sejarah, Gereja Immannuel dan Galeri Nasional; Selain itu kawasan ini terhubung dalam satu jalur pariwisata yang sedang di kembangkan, dari Masjid Istiqlal dan Gereja katedral (yang mana memiliki nilai historis arsitektur) hingga Tugu Proklamasi di jalan Proklamasi. Dengan adanya satu hubungan lingkage antar dua titik tujuan. Proyek ini juga berinteraksi dengan sekitarnya sebagai tempat yang nyaman dengan ruang terbuka untuk masyarakat sekitar. Program kemduian didukung dengan ruang 3.0 yang berupa amphiteather, dimana dapat di akses oleh berbagai kalangan baik secara kelas horizontal maupun vertikal. Proyek ini diharapkan dapat menambah wawasan maupun minat pengunjung untuk mempelajari arsitektur dan peranannya dalam membangun kota.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Liputra, Steven. "AUDITORIUM SENI DI KOTA TUA JAKARTA." Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) 1, no. 1 (2019): 278. http://dx.doi.org/10.24912/stupa.v1i1.4008.

Full text
Abstract:
Kota tua merupakan sebuah wilayah kecil di Jakarta, Indonesia yang memiliki nilai sejarah yang tinggi karena menjadi pusat perdagangan benua asia karena lokasinya yang strategis dan sumber daya alam yang melimpah. Dan saat ini kawasan yang disebut Kota Tua sekaligus menjadi salah satu kawasan penting yang memiliki nilai sehingga bangunan-bangunan yang ada disana akan dipertahankan sebagai harta negara. Dan saat ini kawasan kota tua beralih fungsi menjadi kawasan yang memberikan pengetahuan sejarah dengan banyaknya bangunan museum, galeri, dan beberapa fungsi lainnya yang berhubungan dengan sejarah yang ada disana. Namun seiring berjalannya waktu, tidak adanya perkembangan program yang ada pada kawasan Kota Tua membuat para wisatawan mulai bosan dengan yang sudah ada saat ini. Dan beberapa mulai meninggalkannya. Berangkat dari permasalahan ini maka dibuat program baru yang diharapkan bisa mengubah Kota Tua menjadi kawasan yang memiliki program baru yang akan menarik wisatawan. Program proyek diharapkan bisa memberikan dampak positif dalam membantu meningkatkan daya tarik masyarakat baik di area kawasan maupun luar kawasan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
More sources

Books on the topic "Museum Sejarah Jakarta"

1

Jakarta Raya (Indonesia). Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Petunjuk Museum Sejarah Jakarta =: Guide book the Jakarta History Museum. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, 2010.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

(1986), Lokakarya Penyajian Tata Pameran Museum Sejarah Jakarta. Laporan Lokakarya Penyajian Tata Pameran Museum Sejarah Jakarta. Dinas Museum dan Sejarah, Pemerintah DKI Jakarta, 1989.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Chino, Nadrah. Jelajah 62 museum: Menelusuri jejak sejarah yang terukir di Jakarta. PT Bhuana Ilmu Populer, 2015.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Gaya (style) desain mebel antik koleksi Museum Sejarah Jakarta. Lembaga Penelitian, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 2007.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

A, Suhadiyatna, Museum Sejarah Jakarta, Indonesia Direktorat Permuseuman, Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kantor Wilayah DKI Jakarta., and Proyek Pengembangan Permuseuman DKI Jakarta (Indonesia), eds. Pameran Mengenal Persenjataan Abad XVII sampai Perang Kemerdekaan di Museum Sejarah Jakarta, Jalan Taman Fatahillah no. 1, Jakarta Barat (Kota): [katalog]. Direktorat Permeseuman [i.e. Permuseuman], Ditjen Kebudayaan, Depdidbud, Kantor Wilayah Depdikbud DKI Jakarta, Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta, Proyek Pengembangan Permeseuman [i.e. Permuseuman] DKI Jakarta, 1985.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Universitas Indonesia. Ikatan Kekerabatan Antropologi., ed. Pekan Budaya Betawi '85: Betawi di tengah Jakarta : katalog pameran etnografika, 8-12 Mei 1985, Gallery Pasar Seni Jaya Ancol, 17-26 Mei 1985, Museum Sejarah DKI. IKA FISIP-UI, 1985.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography