To see the other types of publications on this topic, follow the link: Muslimit.

Journal articles on the topic 'Muslimit'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Muslimit.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Hyökki, Linda. "Teemu Pauha and Johanna Konttori (eds): Suomalaiset muslimit." Temenos - Nordic Journal for Study of Religion 59, no. 1 (June 20, 2023): 137–39. http://dx.doi.org/10.33356/temenos.130470.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Muzdalifah and Ismail. "Implementation of The Role Playing Method to Improve Student Learning Outcomes in The Solar System Subject Science." Equator Science Journal 1, no. 2 (October 30, 2023): 50–56. http://dx.doi.org/10.61142/esj.v1i2.6.

Full text
Abstract:
The research began with observations in May 2023, the purpose of this study was to describe how the role playing method improves student learning outcomes on the solar system at MI Mu'awanah Muslimin Muslimat. This study uses a class action research method in four stages. Each stage has four activities, namely as follows: preparing, implementing, observing, and contemplating. With observation sheet instruments, documentation, and a ten-question essay test, the research data consisted of an analysis of quantitative descriptions of the application of the role of playing learning methods. MI Mu'awanah Muslimin Muslimat class VI students are the subject of this study. After the data was collected, qualitative and quantitative data analysis was carried out. The results showed that MI Mu'awanah Muslimin Muslimat students in Samirejo village had utilized the planning, action, observation, and reflection stages of the role-playing learning approach starting from Cycles 1 and 2. The application of the role-playing method to solar science subjects at MI Mu 'awanah Muslimin Muslimat has the potential to improve student learning outcomes, with the percentage of learning outcomes as evidenced by the class average starting at 69% in the first cycle, and increasing to 88% in the second cycle. The role playing learning method can also be used with different materials, as evidenced by the findings of published researchers and the results are quite satisfactory. Implementation in the field of Limnology education.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Abu Bakar, Sahlawati, Nazneen Ismail, Khairunnisa Ismail, and Norul Huda Bakar. "Peranan Dan Cabaran Muslimat Dalam Pengimarahan Masjid." e-Jurnal Penyelidikan dan Inovasi 10, no. 2 (September 29, 2023): 50–64. http://dx.doi.org/10.53840/ejpi.v10i2.131.

Full text
Abstract:
Masjid ialah sebuah institusi yang berperanan penting dalam melaksanakan aktiviti-aktiviti pengimarahan kepada masyarakat Islam. Semua aktiviti anjuran masjid didokong oleh ahli jawatankuasa yang dilantik sama ada dalam kalangan muslimin ataupun muslimat. Justeru, golongan muslimat turut berperanan dalam aktiviti-aktiviti pengimarahan masjid. Namun demikian, golongan muslimat ini mempunyai cabaran dalam penglibatan aktiviti-aktiviti anjuran masjid walaupun aktiviti-aktiviti tersebut turut melibatkan golongan ini. Kajian ini bertujan untuk membincangkan peranan muslimat dalam pengimarahan masjid dan mengenalpasti cabaran-cabaran mereka dalam penglibatan aktiviti-aktiviti di masjid. Kajian ini menggunakan rekabentuk kualitatif dan sumber dokumen sebagai kaedah pengumpulan data. Data dianalisis menggunakan kaedah analisis kandungan. Hasil kajian mendapati golongan muslimat berperanan dalam aktiviti berkaitan ibadah, pendidikan, dakwah, sosial dan ekonomi. Cabaran yang dihadapai mereka adalah dari aspek kecapaian ruang masjid bagi wanita, fasiliti, kelas-kelas khas untuk wanita dan dana. Kajian ini memberikan implikasi terhadap keterlibatan golongan muslimat dalam pengimarahan masjid dan pembangunan sosio agama.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Johansen Karman, Karen-Lise. "Fatwaer og forandringer: Islamisk lovpraksis i Vesten." Tidsskrift for Islamforskning 4, no. 1 (May 24, 2010): 5. http://dx.doi.org/10.7146/tifo.v4i1.24584.

Full text
Abstract:
Må muslimer i Vesten spise ikke-halal slagtet kød? Må en muslimsk kvinde gifte sig med en ikke-muslimsk mand? Må muslimer i Europa stemme ved politiske valg? Sådan lyder nogle af de spørgsmål, som det europæiske fatwaråd The European Council for Fatwa and Research (ECFR) gennem tiden har modtaget fra muslimer bosat i Vesten og besvaret i form af religiøse anvisninger (fatwaer). Denne artikel ser nærmere på ECFR og dets fatwaer og viser, hvordan The European Council for Fatwa and Research opfordrer til integration samtidig med, at det viser vejen for en øget institutionalisering af islam gennem blandt andet etablering af islamiske voldgiftsdomstole i Europa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Canger, Tekla. "Fortællinger om positionering og muslimsk identitet." Tidsskrift for Islamforskning 4, no. 2 (September 24, 2010): 30. http://dx.doi.org/10.7146/tifo.v4i2.24594.

Full text
Abstract:
I følgende artikel analyserer jeg, hvordan muslimsk identitet konstrueres i et samspil mellem unge muslimer og andres italesættelser af dem. Muslimsk identitet præsenteres her som en social konstruktion, der skabes over tid og i forskellige kontekster, og som konstrueres af såvel den enkelte som af den enkeltes omgivelser. Artiklen trækker på datamateriale bestående af livshistoriske interviews med unge kvinder med muslimsk baggrund. Argumentet er, at livshistorie som metode giver mulighed for at skabe blik for den enkeltes italesættelse af identitetskonstruktioner. I artiklen arbejdes der hen imod at vise hvilken betydning islam som identitetsparameter tillægges af såvel de interviewede som af de aktører, der tillægges betydning af og i de interviewedes liv.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Hasibuan, Kali Junjung Hasibuan. "Tradisi Memberi Imbalan Untuk Menyalatkan Jenazah Dalam Pandangan Hukum Islam Di Desa Mompang Kecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas." CENDEKIA : Jurnal Penelitian dan Pengkajian Ilmiah 1, no. 3 (March 7, 2024): 67–78. http://dx.doi.org/10.62335/bfd8yx19.

Full text
Abstract:
Bila seorang muslim dan muslimah meninggal dunia dalam syari’at islam, kaum muslimin yang lain memiliki kewajiban terhadap empat perkara yaitu: memandikan, mengkafani, mensholatkan dan menguburkan hukumnya fardhu kifayah. Artinya jika dikerjakan oleh sebahagian kaum, muslimin seorang saja, maka lepaslah kewajiban itu untuk seluruh ummat Islam, akan tetapi sebaliknya bila tidak dikerjakan oleh seorangpun maka berdosalah seluruh kaum muslimin yang ada di tempat itu. Masyarakat Desa Mompang merupakan desa yang memegang teguh adat istiadat. Salah satunya adalah adat memberi upah kepada orang yang mensholatkan mayit. Hal ini terbutkti dari angket serta hasil wawancara yang dilakukan penulis. Namun, dari berbagai studi literatur didapatkan bahwa praktek pemberian upah kepada orang yang melakukan shalat jenazah tidak diperbolehkan (makruh takhrim). Sehingga, sebaiknya praktek memberi upah pada shalat jenazah dapat kiranya dihentikan karena termasuk bid’ah dholalah (sesuatu yang tidak ada nash) dan juga bisa merusak eksistensi ibadah yang disyariatkan kepada Allah SWT dan Rasullnya. Oleh karena itu, kita sebagai seorang muslim hendaknya saling tolong menolong, meluruskan niat dan semua kegiatan selalu merujuk pada Al-quran dan Hadis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Ihsan, Mas Darul, and Fairuz Mahdiyah Irghani. "PENGARUH SUPERVISI KLINIS TERHADAP PENINGKATAN MUTU BELAJAR SERAYA BERMAIN DI TK MUSLIMAT NU 8 GRESIK." Jurnal Ilmiah Jendela Pendidikan 11, no. 1 (January 1, 2022): 12. http://dx.doi.org/10.55129/jp.v11i1.1579.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengetahui pelaksanaan supervisi klinis di TK Muslimat NU 8 Gresik. 2) Mengetahui pengaruh pelaksanaan supervisi klinis terhadap peningkatan mutu belajar seraya bermain di TK Muslimat NU 8 Gresik. Penelitian ini berjenis kualitatif dengan metode wawancara, observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah sebagai supervisor, 10 guru sebagai Supervised yang terdiri dari 5 guru kelompok A dan 5 guru kelompok B. Pengecekan keabsahan data pada penelitian ini menggunakan triangulasi teori dan menggunakan analisis data jenis Milles dan Huberman, Serta menggunakan teori Sagala dan Mulyasa. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan 1) Pelaksanaan supervisi klinis di TK Muslimat NU 8 Gresik ada 4 tahapan : a) Pra siklus. Guru terlebih dahulu membutuhkan bantuan dari supervisor guna menyelesaikan masalah pembelajaran. b) Siklus pertama. Supervisor dan guru membuat instrumen, jadwal yang diperlukan. c) Siklus kedua. Supervisor melakukan observasi proses belajar mengajar secara tatap muka. d) Siklus ketiga. Guru dan supervisor menyampaikan pendapat tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan. Supervisor tidak hanya memberi bimbingan tentang perbaikan pembelajaran saja. Tapi juga memberi motivasi dan semangat kepada guru. 2) Mutu belajar seraya bermain di TK Muslimat NU 8 meningkat dengan adanya supervisi klinis. Dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai presentase supervisi klinis dari semester I ke semester II. Sehingga supervisi klinis sangat berpengaruh positif dan dibutuhkan guru untuk peningkatan mutu belajar seraya bermain di TK Musliamat NU 8.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Larsen, Malik Christian Reimer. "Danmarks nye muslimske intellektuelle – en ny islamisk autoritet?" Religion i Danmark 9, no. 1 (June 2, 2017): 52–60. http://dx.doi.org/10.7146/rid.v9i1.26379.

Full text
Abstract:
Intellektuelle har altid spillet en central rolle i den islamiske historie og også i dag finder man muslimske intellektuelle i forskellige sammenhænge. I en dansk kontekst har sådanne optrådt iden offentlige debat fra så forskellige udgangspunkter som for eksempel talsmanden for Hizbut-Tahrir, Junes Kock, imamerne fra Dansk Islamisk Center, Waseem Hussain, Naveed Baig og Fatih Alev, eller samfundsdebattører med muslimsk baggrund som Tarek Ziad Hussein eller Ahmed Akkari. I det speciale, som ligger til grund for denne artikel, undersøgte jeg en række danske muslimer, som jeg har valgt at kalde for de nye muslimske intellektuelle i Danmark. De udgør ikke en organiseret gruppe, men kender udmærket hinanden. Det, som gør dem interessante, er, at de som nogle af de første dansk opvoksede muslimer har erhvervet sig formelle islamiske uddannelser fra muslimske majoritetslande ved siden af deres uddannelser til ingeniører, læger og jurister. På baggrund af begge dele mener de, som muslimske autoriteter, at have et bedre udgangspunkt for at balancere et muslimsk liv i en dansk sammenhæng end for eksempel de traditionelle imamer.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Fadillah, Rahmat. "HADIS-HADIS TENTANG JASA (FEE-BASED SERVED): WAKALAH, KAFALAH, HAWALAH." Indonesian Interdisciplinary Journal of Sharia Economics (IIJSE) 2, no. 2 (January 31, 2020): 125–46. http://dx.doi.org/10.31538/iijse.v2i2.511.

Full text
Abstract:
Pesatnya perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dirasa mulai mengalir disaat para muslimin-muslimat aktif terlibat dalam segala aspek perekonomian syariah. Berbagai aplikasi pelayanan berupa produk keuangan pun telah disediakan oleh masing-masing lembaga Keuangan Syariah baik yang Bank maupun yang non Bank (Baitul Mal Wattamwil, Koperasi Syariah, Takaful, Pegadaian Syariah, Reksadana Syariah, Pasar Modal Syariah, Obligasi Syariah/Sukuk, Lembaga ZISWAF). Wakalah, Kafalah, maupun Hawalah tiga materi ini merupakan praktik transaksi Syari’ah yang kita gunakan baik dalam perbankan maupun pada kehidupan sehari-hari, adapun dasar hukum yang melandasi tiga akad tersebut salah satunya dari hadits-hadits. Sehingga umat muslim patut untuk mengamalkan dan ikut turut andil dalam mengembangkan ekonomi yang berlandaskan asas syariah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Galal, Lise Paulsen, Monique Hocke, and Iram Khawaja. "Introduktion: Muslim og minoritet." Tidsskrift for Islamforskning 4, no. 2 (September 24, 2010): 3. http://dx.doi.org/10.7146/tifo.v4i2.24592.

Full text
Abstract:
Forholdet mellem det ’at være muslim’ og det ’at være en minoritet’ har blandt muslimer været et emne til debat, siden profeten Muhammed udvandrede eller flygtede fra Mekka til Medina for dér at leve i eksil i 8 år. I dag kan man blandt andet på arabiske islamiske satellit-kanaler følge med i, hvordan denne debat er blevet en del af muslimers hverdagspraksis i Europa, hvor de forsøger at finde svar på, hvordan de skal leve som muslimer i samfund, hvor islam ikke er majoritetsreligionen.At muslimer i Europa er en minoritet, er en commonsense betragtning, der florerer i den offentlige debat, i hverdagssproget, såvel som i forskningen på feltet. Ganske ofte tages denne betragtning af muslimers status for givet, uden at det udforskes nærmere, hvilke præmisser der ligger bag denne kategorisering, og hvad konsekvenserne er. For at komme nærmere en forståelse af sammenhængen mellem ’det at være muslim’ og at være ’en minoritet’, er det nødvendigt at udfordre denne commonsense forståelse af muslimer som værende en minoritet. Hvad menes der med, at de er en minoritet? Muslim er betegnelsen for en religiøs identitet, men hvad får det af betydning for det religiøse tilhørsforhold, den enkeltes hverdagslige tilværelse og selvforståelse, at muslimer betegnes som værende en minoritet? Er det overhovedet religionen, der er afgørende for deres minoritetsidentitet, og hvordan spiller den religiøse og den minoriserede kategorisering sammen? Set i forhold til majoritetens rolle må man blandt andet spørge, hvordan kategoriseringen af muslimer som værende en minoritet får betydning for lovgivning og institutionelle praksisser. Der er således rigtig mange aspekter af dette tema, som kunne være relevante at belyse.Dette temanummer belyser nogle udvalgte aspekter af dette omfattende emne om den religiøse og minoriserede identitet. Disse aspekter afspejler til dels den forskning, der aktuelt dominerer i det danske forskningsfelt, og er til dels influeret af politiske interesser for integration, antiradikalisering, muslimsk identitet etc. Ambitionen er en tværfaglig vinkling på konstruktioner af muslimske minoritetsidentiteter med en særlig opmærksomhed på samspillet mellem den religiøst definerede og den status- eller magt-definerede identitet, som minoritetsbegrebet refererer til. Temanummeret tager således udgangspunkt i en definition af minoriteter som en analytisk kategori, hvor minoriteten er defineret ved en asymmetrisk magtrelation til majoriteten. Det er dermed ikke det numeriske mindretal, der i sig selv gør muslimer til en minoritet, men tilskrivningen af betydning til gruppen af muslimer og dens størrelse i relationen til en majoritet. Denne – magtrelationelle – betydningstilskrivning tildeler minoriteten en anderledes, afvigende eller negativ identitet, der fratager minoriteten samfundsmæssig status og definitionsmagt. Hvilke forskelle i form af afvigelser fra normen, der konkret tillægges betydning, kan samtidig variere over tid og sted og være udgangspunkt for forhandlinger og kampe, som det tydeligt vil fremgå af dette temanummers artikler. Alle artikler i dette temanummer synes – eksplicit eller implicit – at tage udgangspunkt i denne definition af minoriteten. Daniel Henchen viser, hvordan danske missionærer i Syrien i begyndelsen af det 20. århundrede ikke blot definerer muslimer som objekter for mission, men definerer beduiner som særligt missionsmodtagelige. Definitionen af minoriteten blandt minoriteten – nemlig beduinen – bliver dermed en definition med et praktisk formål: mission, og dét er udgangspunktet for, hvordan beduinen og de andre muslimer betydningstillægges i relation til islam såvel som kristendom. Pointen, om at definitionen af minoriteten har et praktisk formål, er gennemgående for flere af artiklerne. Lasse Lindekilde spørger således til sammenhængen mellem særlige integrations- og antiradikaliseringsindsatser og radikalisering blandt muslimer. Integrationsindsatsen er formuleret på baggrund af udgrænsningen af en særlig gruppe, en minoritet i samfundet, der tilskrives et særligt behov for hjælp til at blive integreret. Spørgsmålet, som Lindekilde også rejser, er, om det er selve indsatsen, minoriteten reagerer på, eller kategoriseringen, idet denne netop af mange opleves og opfattes som en eksklusion snarere end et oprigtigt forsøg på inklusion. Minoritetsdefinitionen er altså ikke ligegyldig eller blot et spørgsmål om akademisk spilfægteri, men har direkte konsekvenser for social praksis, og er derfor også væsentlig at udforske som netop social praksis.I forlængelse af udpegningen af den ’praktiske’ minoritet, som eksempelvis enten skal omvendes eller integreres, rejser der sig et andet spørgsmål knyttet til temaet for dette nummer. Hvordan er islam – eller dét at være muslim – blevet det aspekt, der betydningstilskrives som anderledes, afvigende eller negativt, og hvordan finder det sted og opleves af de involverede parter? I denne forbindelse er det centralt at være opmærksom på, hvordan den muslimske identitet som forklaringsmodel konvergerer med andre faktorer, så som etnicitet, migrantstatus, køn, klasse etc. De fleste er opmærksomme på, at den dominerende ’praktiske’ minoritet de seneste 10-15 år i den danske politiske debat i stigende grad synes at være blevet muslimer, hvor det tidligere var flygtninge og længere igen tilbage, migrantarbejdere. Der er gode grunde til at hævde, at intersektionen af immigrant (og efterkommere heraf) og muslim derfor ikke kan adskilles. Den muslimske minoritet er stadig betydningsindskrevet i en integrationsdiskurs, der strukturerer rammerne for, hvordan den muslimske identitet tilskrives betydning. At det nu er religionen, snarere end tidligere kulturen eller klassetilhørsforholdet, der bliver tillagt betydning, ikke blot illustrerer, hvordan tilskrivningen af betydning ændres over tid og sted, men er vigtig for forståelsen af minoritetens strategier og handlemuligheder. Hvordan islam og kategorien muslim bliver til og forhandles er noget, som særligt Tekla Canger kommer ind på i sin artikel. På baggrund af livshistoriske interviews af minoriserede kvinder med muslimsk baggrund analyseres positioneringen ’muslim’ som en grundlæggende intersektionel og sammenvævet konstruktion, der på forskellig vis konvergerer med andre sociale kategorier og kontekstuelle positioneringer. Canger kommer blandt andet ind på de unges muligheder for at skabe et ”tredje rum” i deres forhandlinger af en muslimsk andethed.At skabe en ’praktisk’ minoritet indebærer for det tredje, at den tillægges betydning som anderledes, hvilket sker gennem specifikke kategoriseringer og repræsentationer. Det sker i mange forskelligartede kontekster, som herværende artikler hver især eksemplificerer. Gennem sammenligninger af fremstillinger af jøden i begyndelsen af det 20. århundrede med fremstillinger af muslimen i begyndelsen af det 21. århundrede, argumenterer Cora Alexa Døving således for, at selve konstruktionen af ’minoritetsstereotypen’ synes at have fællestræk på tværs af tid og rum. Fremstillingerne, der analyseres, er fra den norske offentlige debat i form af avisartikler, bøger, pamfletter mv. Signe Kjær Jørgensenundersøger muslimers betingelser for selvfremstilling i medierne gennem en analyse af et interview med Asmaa Abdol-Hamid i Politiken. Her argumenterer Kjær Jørgensen for, at minoriteten har stærkt afgrænsede muligheder for selvfremstilling, idet betingelserne herfor udstikkes af majoritetens normativitet og forforståelser. Medierne er således én kontekst for kategorisering og repræsentation. I Lindekildes artikel vises, hvordan det politiske tiltag om brugen af rollemodeller som integrationsfremmende og radikaliseringshæmmende redskab implicit opererer med kategoriseringer. Den institutionaliserede politiske praksis er således en anden kontekst for kategorisering. Den politiske diskurs om muslimer og særligt radikaliserede muslimer er ligeledes central i Iben Helqvists artikel, da embedsmandsværket indretter deres politiske praksis i forbindelse med valg af muslimske samtalepartnere efter politikeres og mediers offentlige kategoriseringer af specifikke muslimer og muslimske organisationer som værende radikale eller ekstreme i deres islamfortolkning. Her konvergerer de mediebårne kategoriseringer med institutionaliseret politisk praksis. Imidlertid viser Helqvists artikel, at minoritetens vilje til tilhørsforhold og krav om anerkendelse som ligeværdige borgere i det danske samfund blandt andet artikuleres gennem netop den demokratiske proces. Således peger Helqvist på muslimske organisationers forhandling af at repræsentere en dansk islam og indgå som samarbejdspartnere i en national politisk kontekst.Som det fremgår af dette bud på minoritetsperspektiver, som dette temanummers artikler kan læses med, handler temaet muslim og minoritet ikke så meget om islam, som det handler om muslimsk identitet i en særlig form for samfundsmæssighed. Adskillige af de boganmeldelser, som også rummes i dette nummer, har samme interessefelt. Det er med interesse for dette felt, at vi opfordrer læserne til at læse dette nummer af Tidsskrift for Islamforskning.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Nurmalasari, Inten, Ari Prayoga, and Irawan Irawan. "Staffing dan Fenomena Rangkap Jabatan di Sekolah Islam." Madrasa: Journal of Islamic Educational Management 2, no. 1 (August 1, 2019): 14–22. http://dx.doi.org/10.32940/mjiem.v2i1.111.

Full text
Abstract:
Some programs of Junior High School (SMP Muslimin 5 Kota bandung) were not implemented optimally because the position of teachers qualifications and competencies were not suitable for the mandate. In addition, double positions was unavoidable. This article aims to uncover the staffing process and the raising of double position phenomena in SMP Muslimini 5 Kota Bandung, West Java. The results showed that staffing had an impact on the raising of double positions. Double positions cannot be avoided because of the demands of fulfilling teaching hours, avoiding job vacancies and learning, inequality of competencies and potential teachers and the need for promotion and regeneration. Double or multiple positions have not optimized the potential SMP Muslimin 5 Bandung as an Islamic education institution (Islamic school). Positions related to the implementation of Islamic religious education have not attracted the interest of the teachers who wish to promote such as being the supervisor of the Madrasah Science Competition and Islamic religious extracurricular coaches.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Rihlah, Jauharotur, Destita Shari, and Andini Hardiningrum. "PENERAPAN MEDIA DIGITAL LIBRARY UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN LITERASI ANAK USIA DINI." Early Childhood: Jurnal Pendidikan 6, no. 2 (November 30, 2022): 116–24. http://dx.doi.org/10.35568/earlychildhood.v6i2.2558.

Full text
Abstract:
Budaya literasi sangat penting ditanamkan pada anak usia dini Namun saat ini minat literasi pada anak usia dini di TK Muslimat se-Kecamatan Paciran Lamongan sangat minim karena beberapa faktor yaitu Kebiasaan literasi di lingkungan keluarga belum menjadi prioritas utama, terkadang kegiatan membaca dimulai dengan paksaan hanya sekedar pemenuhan kewajiban semata bukan sebagai sarana hiburan yang menyenangkan dari setiap individu, Kurangnya buku bacaan/sumber bacaan yang tersedia, lingkungan yang tidak mendukung terhadap pembiasaan membaca. Banyak orang tua yang memilih mengenalkan gadget sejak dini sehingga gadget dianggap lebih praktis dan fiturnya menarik dari pada buku. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan media digital library dalam mengembangkan budaya literasi anak usia dini di TK Muslimast se-kecamatan Paciran. Metode penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis data menggunakan angket google form. Melihat pentingnya permasalahan di atas, maka perlu adanya solusi untuk mengatasi kurangnya literasi yaitu dengan adanya pengembangan media "Digital Library" dalam mengembangkan budaya literasi pada anak usia dini di TK Muslimat se-Kecamatan Paciran Lamongan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Shakoor, Tallat, and Inge Liengaard. "Islam, muslimer og uddannelse." Tidsskrift for Islamforskning 3, no. 3 (November 24, 2008): 3. http://dx.doi.org/10.7146/tifo.v3i3.24570.

Full text
Abstract:
Det tredje og sidste nummer af Tidsskrift for Islamforskning i 2008 drejer sig om islam, muslimer og uddannelse. Interessen for disse emner i en dansk/europæisk kontekst er ingenlunde ny. Faktisk har der i en længere årrække været forsket og skrevet adskilligt om netop dette. Der er en vældig samfundsmæssig interesse for de skole- og uddannel-sesvalg, som borgere med etnisk minoritetsbaggrund – og særligt de med muslimsk bag-grund – træffer. Det har bl.a. resulteret i flere undersøgelser af muslimske friskoler og redegørelser for unges uddannelsesmønstre. I takt med religioners stigende synlighed i det offentlige rum, bl.a. igennem social grænsedragning, sociale identiteter og en stigende religiøs og kulturel pluralisering i det danske samfund, har der samtidig været en øget opmærksomhed på repræsentationer af islam og muslimer i forskellige former for uddan-nelsesmateriale. Her har blikket i særdeleshed været rettet mod grundskolens materiale, der jævnligt har vist sig at rumme temmelig stereotype fremstillinger af islam (og meget få fremstillinger af muslimer), men også undervisningsmateriale i gymnasierne er kommet i fokus.I nærværende nummers artikler har vi valgt at fokusere på kontekster, hvor forskellige repræsentationer af islam og muslimer fremstilles: ud fra en minoritetsposition i det dan-ske samfund, igennem en ikke-muslimsk majoritets repræsentationer af islam i gymnasialt undervisningsmateriale, repræsentationer af islam og nationalitet i et land med en muslimsk majoritet samt konfliktuerende forestillinger om national og religiøs identitet i en dansk folkeskole.I dette nummer af Tidsskrift for islamforskning træder vi således delvist af kendte stier; bl.a. med dr. phil. Jørgen Bæk Simonsens artikel, der opdaterer billedet af, hvorledes is-lam portrætteres i dansk undervisningsmateriale for gymnasieklasser. Religionssociolog Tallat Shakoorbeskriver udviklingen i vægtningen af islam i vedtægter for muslimske friskoler inden for de sidste 25 år.Samtidig udvides perspektivet i en række artikler: Ph.d. Laura Gilliam fra Danmarks Pædagogiske Universitet analyserer på baggrund af feltarbejde i en dansk folkeskole, hvorledes både børn og voksne konstruerer ”muslim” og ”dansker” som identiteter, der gensidigt udelukker hinanden, og hvor ”muslim” har en negativ valør. Gymnasielektor Lars Visti Hansen giver i sin artikel et indblik i nyere, dansk undervisningsmateriale om korstogene, og hvilke overvejelser der ligger bag hans egen udgivelse Korstogene idé og virkelighed (Systime 2004). Post. doc. Thomas Hoffmann skitserer et forskningsprojekt, der undersøger betydningen af, at et stigende antal studerende og undervisere på islam-studier ved vesteuropæiske og amerikanske universiteter har muslimsk baggrund. Hypo-tesen er, at denne udvikling på sigt vil influere den islamiske eksegese, som allerede ud-foldes i Vesteuropa og USA. Slutteligt analyserer religionshistoriker Marie Louise Wammen, hvilken udvikling der har været i fremstillingen af religiøse og nationaliteter i iranske skolebøger for de mindste klasser i de senere år.Sidst men ikke mindst bringer vi også i dette nummer en række anmeldelser med en betydelig spændvidde: fra arabisk medicin over den poetiske Koran til kvinder i Koranen og muslimske skoler i Sverige. God læselyst!
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Nielsen, Helle Lykke. "Det sidste hvilested. Om tilhørsforhold og identitetsdannelse blandt muslimer i Danmark." Kulturstudier 5, no. 1 (January 2, 2015): 6. http://dx.doi.org/10.7146/ks.v5i1.19293.

Full text
Abstract:
Et stigende antal muslimske indvandrere og flygtninge vælger i dag at blive begravet i Danmark. Artiklen analyserer deres valg af sidste hvilested på henholdsvis en traditionel og en kommunal kirkegård samt på Danmarks eneste muslimske begravelsesplads i Brøndby, og indkredser derigennem en række markører, der kan udsige noget om identitetsdannelse og tilhørsforhold til den danske majoritetskultur. Analysen indkredser to tendenser i muslimsk begravelseskultur, henholdsvis en sakraliserings- og sekulariseringstendens, som kommer til udtryk der, hvor muslimer har et reelt valg mellem flere begravelsespladser. Det konkluderes, at muslimer i Danmark i al stilhed er i færd med en territorialiseringsproces, der foregår helt uden den turbulens, som ellers ofte præger den offentlige debat om muslimske indvandrere.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Jacobsen, Brian Arly. "Muslimske gravsteder i Danmark: En multireligiøs begravelsespraksis vinder frem." Tidsskrift for Islamforskning 10, no. 1 (November 28, 2016): 188. http://dx.doi.org/10.7146/tifo.v10i1.24881.

Full text
Abstract:
I artiklen undersøges muslimers begravelsesmuligheder og -praksis i Danmark. Det gælder både de formelle krav til religiøse minoriteters begravelsespraksis, herunder muslimers, samt hvordan muslimers egentlige begravelsespraksis ser ud. Undersøgelsen bygger på materiale indsamlet fra kirkegårde med muslimske afdelinger i Danmark samt fra den muslimske begravelsesplads i Brøndby. Analysen af muslimsk begravelsespraksis i Danmark viser, hvordan muslimer må tilpasse deres traditioner til de muligheder, som dansk lovgivning og tradition byder dem. Det favner muslimer i varierende grad – i højere grad på kirkegårdenes muslimske afdelinger end på den muslimske begravelsesplads i Brøndby. Dermed er den muslimske begravelsespraksis i Danmark med til at demonstrere, hvordan den danske religionsfrihed og deraf multireligiøsitet i praksis udfolder sig.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Mohd. Salleh, Norsaleha. "Peranan NGO Islam dalam menangani agenda Feminisme di Malaysia." al-Irsyad: Journal of Islamic and Contemporary Issues 1, no. 1 (December 30, 2016): 96–112. http://dx.doi.org/10.53840/alirsyad.v1i1.39.

Full text
Abstract:
Kajian ini bertujuan meninjau peranan Wanita Ikatan Muslimin Malaysia (Wanita Isma), sebuah NGISMA, kesamarataan, Agenda, kebebasan, feminisme, kempenO Islam yang terlibat secara langsung dalam usaha menolak agenda feminisme di Malaysia. Gerakan feminisme merupakan antara agenda musuh bertujuan untuk merosakkan keperibadian dan jati diri wanita muslimah. Ia datang dalam bentuk serangan pemikiran, seruan kebebasan, kesamarataan gender dan kemanusiaan. Slogan ini berjaya menipu dan mengaburkan mata wanita muslimah sehingga dilihat benar dan nyata seumpama fatamorgana. Kajian ini menggunakan pendekatan kajian tindakan sebagai metodologi dengan menggunakan Model Kajian Tindakan Kemmis & McTaggart. Kajian ini dilakukan berdasarkan empat langkah tindakan iaitu mereflek, merancang, bertindak dan memerhati. Dapatan menunjukkan penolakan ini ditonjolkan melalui Kempen Selamatkan Ummah (KSU), Kempen Tolak Comango, Kempen Muliamu Wanita Kerana Islam, Usrah Wanita , Fiqh Wanita serta melalui seminar dan konvensyen yang diadakan dari semasa ke semasa. Usaha penolakan juga diketengahkan melalui penulisan buku dan kenyataan balas terhadap golongan feminist dalam laman web wanita ISMA, laman buka buku, media ISMAweb serta media liberal seperti MalaysiaKini, Malaysia Insider dan lain-lain. Usaha yang dilakukan ini bagi memberikan kesedaran kepada masyarakat Islam di Malaysia agar semakin peka dan sensitif bagi sama-sama mempertahankan jatidiri dan keperibadian wanita muslimah daripada terpengaruh dengan agenda golongan feminis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Sampurno, Bambang. "Training of Trainers Metode Qiraah." Jurnal Ilmiah Islamic Resources 16, no. 2 (January 22, 2020): 212. http://dx.doi.org/10.33096/jiir.v16i2.25.

Full text
Abstract:
Tujuan yang ingin dicapai dalam program pengabdian ini adalah untuk memberikan kecakapan dalam mengajarkan Al-Quran bagi segenap imam dusun dan imam rawatib masjid se desa Kapita. Target khusus yang ingin dicapai adalah meningkatnya pengetahuan dan kecakapan dalam ilmu Al-Quran sehingga dapat ditularkan kepada anggota keluarganya masing-masing. Permasalahan dalam mempelajari Al-Quran adalah kurang tepat dan efektifnya metode belajar yang digunakan. Olehnya itu, permasalahan pada masyarakat sasaran ini perlu diatasi dengan peningkatan pengetahuan dan kecakapan melalui metode Qiraah yang mudah, sederhana dan menyenangkan. Metode yang dipakai dalam program pengabdian ini adalah metode partisipasi. Peserta diberikan pelatihan dan bimbingan intensif mengenai tatacara pembelajaran metode Qiraah bagi kaum muslimin-muslimat. Hasil dari kegiatan ini adalah peserta mampu memahami metode Qiraah dan mempunyai skil mengajar di lingkungannya masing-masing.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

AR, Khairan, Resi Rizki Nanda, Andika Prajana, and Mulyadi Abdul Wahid. "RANCANG BANGUN GAME EDUKATIF “MUSLIMAH ADVENTURE” SEBAGAI MEDIA DAKWAH MEMANFAATKAN APLIKASI SCRATCH 2.0." Jurnal Phi; Jurnal Pendidikan Fisika dan Fisika Terapan 1, no. 1 (March 4, 2020): 1. http://dx.doi.org/10.22373/p-jpft.v1i1.6497.

Full text
Abstract:
Penelitian dengan tajuk musliman adventure ini, dilakukan untuk membuat game dengan tema petualangan bagi muslimah menggunakan aplikasi scratch 2.0 dengan metode Riset and Development (R&D) dengan tahapan pengembangan game adalah: analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan pengujian. Selain itu, untuk memastikan bahwa game yang dirancang sesuai dengan yang diharapkan, penulis melakukan pengujian kelayakan serta penerimaan game oleh ahli media dan mahasiswa. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh hasil kelayakan materi sebesar 4.24 dengan kategori sangat layak. Sedangkan ahli media memberikan penilaian sebesar 4.33 dengan kategori sangat layak. Adapun angket yang disebarkan pada mahasiswi, diperoleh skor rata-rata 4.07 dengan prediket baik. Didasarkan pada hasil pengujian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa game dengan tema muslimah advanture ini layak untuk dijadikan media dakwah bagi mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Muhsin, Ilyya, Nikmah Rochmawati, and Muhammad Chairul Huda. "Revolution of Islamic Proselytizing Organization: From Islamism to Moderate." QIJIS (Qudus International Journal of Islamic Studies) 7, no. 1 (June 3, 2019): 45. http://dx.doi.org/10.21043/qijis.v7i1.5076.

Full text
Abstract:
<p>The Student Islamic proselytizing Organization (LDK) became a machine of cadre forming and expansion for Islamic political movements, <em>Ikhwanul Muslimim</em> (Muslim Brotherhood) and <em>Hizbut Tahrir </em>to achieve their ideological ambitions. These movements were believed to have harmful threat for Islamic moderate in Indonesia. Therefore, the adherents of Islamic moderate at IAIN were trying to take over LDK IAIN Salatiga from <em>Ikhwanul Muslimin</em>. This study aimed to describe and analyze revolutionary movement and its development in shaping moderate LDK networking. This study used descriptive qualitative method. The data were taken from the study of literature, interview and field observation. Research findings showed that taking over LDK IAIN Salatiga by moderate group was started with shaping LDK <em>Nusantara</em> as a means to form cadres. Having been successful in taking over LDK IAIN Salatiga, it then went out from the networking of LDK <em>Ikhwanul Muslimin</em> and planned to establish moderate LDK networking among universities which was called FKKDKN (Communication Forum for-in Campus Islamic proselytizing a whole Archipelago/<em>Nusantara</em>). This article is expected to inspire moderate movements on campuses believed to be machine to form cadres of Islamic political movement and radicalism.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Xhoxhi, Ledio. "Këndvështrim mbi debatin për shamitë, statutet dhe besimin fetar." Univers 24, no. 24 (August 25, 2023): 191–200. http://dx.doi.org/10.59164/univers.v24i24.2891.

Full text
Abstract:
Ferexheja është një mbulesë, me anën e së cilës femrat muslimane mbulojnë fytyrën dhe trupin kur dalin nga shtëpia. Veshja e ferexhesë nuk është detyrim nga Kurani, por një metodë veshjeje, e cila ka dalë nga traditat e disa vendeve arabe. Në Kuranin e shenjtë theksohet vetëm mbulimi i trupit të femrave muslimane. Sipas teologëve, femrat muslimane duhet të kenë veshje estetike, me qëllim që të mos ekspozojnë pjesë të ndryshme të trupit. Në mbledhjen e datës 6 mars 1937 u miratua ligji “Mbi ndalimin e mbulesës së gruas”. Ligji gjobiste kundravajtësit deri në 500 franga ari, gjithashtu parashikonte penalitete të tjera edhe për bashkëshortët, baballarët etj. Kongresi i I Musliman i përfundoi punimet më 12 mars 1923, i cili themeloi Komunitetin Musliman të Shqipërisë. Statuti i Komunitetit Musliman Shqiptar u miratua më 1 gusht të vitit 1929. Kongresi i III i Komunitetit Musliman Shqiptar, për sigurimin e mbarëvajtjes së punëve fetare dhe Vakfnore të komunitetit në fjalë, miratoi statutin e vitit 1945. Në statutin e Komunitetit Muslima Shqiptar të vitit 1950 thuhet se Komuniteti Musliman përbëhet nga muslimanët e çdo sekti. Në statutin e vitit 1993 thuhej se Komuniteti Musliman i Shqipërisë është një bashkësi jopolitike, e pavarur që përfshin muslimant e Shqipërisë, mjafton që të mos jenë në kundërshtim me parimet themelore të fesë Islame. Pas statusit të vitit 1998, Komuniteti Musliman i Shqipërisë miratoi statusin e vitit 2002, ku theksohej se Komuniteti Musliman i Republikës së Shqipërisë, përfaqëson të gjithë muslimanët e Republikës së Shqipërisë dhe mbron interesat e tyre fetare Islame. Në statutin e miratuar më 2005 theksohet se Islami është feja e shoqërisë njerëzore që u është shpallur të gjithë profetëve nga Ademi a.s. e deri tek Muhamedi a.s., ashtu siç thuhet në Kur’anin Fisnik. Kushtetuta e Shqipërisë siguron lirinë e besimit fetar dhe qeveria e respekton këtë të drejtë në praktikë. Shteti është laik dhe mbron lirinë fetare. Askush nuk ka të drejtë të shkelë të drejtat e njeriut, të cilat janë të garantuara në Kushtetutë.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Gafur, Abdul, Nurhasan Nurhasan, and Endang Switri. "Pembinaan Baca Tulis Al-Qur’an Bagi Anak-anak yang Berdomisili Di Kebon Raya Indralaya Ogan Ilir." To Maega | Jurnal Pengabdian Masyarakat 3, no. 1 (February 4, 2020): 15. http://dx.doi.org/10.35914/tomaega.v3i1.277.

Full text
Abstract:
Kegiatan pengabdian ini merupakan salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang sangat penting dilakukan karena materi tersebut sangat bermanfaat di dalam masyarakat. Karena belajar dan mengajarkan al-Qur’an merupakan kewajiban bagi kaum muslimin dan muslimat, membaca atau menuliskannya. Tujuan pengabdian ini adalah untuk memberikan informasi pengetahuan kepada masyarakat khusunya bagi anak-anak yang berdomisili di Kebon Raya kelurahan Indralaya Raya kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir bagaimana cara membaca dan menulis al-Qur’an dengan baik dan benar. Karena ketika kita salah membaca huruf al-Qur’an maka akan berpegaruh kepada makna atau arti dari ayat tersebut. Begitu juga dari segi tata cara memacanya dan hukum bacaan dari al-Qur’an tersebut sangatlah penting. Hasil dari kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mereka khususnya kepada mereka yang belum sama sekali pernah belajar membaca dan menulis al-Qur’an serta bagi mereka yang pernah belajar untuk mengingatkan kembali pelajaran mereka.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Musyafa, Muhammad Helma. "Manajemen Perubahan Dalam Menciptakan Mahasiswa Yang Berakhlakul Karimah." Transformasi Manageria: Journal of Islamic Education Management 4, no. 1 (August 9, 2023): 149–60. http://dx.doi.org/10.47467/manageria.v4i1.4032.

Full text
Abstract:
Dilihat dari masih adanya kekurangan perilaku yang baik pada mahasiswa menjadikan hal ini adalah persepektif negatif. Maka dari itu sebagai mahasiswa saya sendiri juga sangat merasa bahwa hal ini tidak pantas dilakukan oleh seorang mahasiswa, apalagi pada universitas islam. Merubah perilaku menjadi lebih sopan dan baik dalam islam merupakan nilai akhlakul karimah. Akhlakul Karimah sendiri menjadi patokan contoh perilaku bagi muslimin dan muslimat. Yang mana seperti dicontohkan Rasulullah Saw sebagai uswatun hasanah, yang mana Rasul sangat berhati-hati dalam berperilaku, dalam berbicara bahkan tetap berhati-hati pada saat menentukan hukum islam yang beliau laksanakan bersama sahabat-sahabatnya. Sudah sepantasnya kita sebagai umatnya mengikuti apa yang rasul ajarkan, katakan, dan perintahkan untuk segera kita laksanakan dan kita aplikasikan kepada kehidupan sehari-hari. Maka dari itu manajemen perubahan diperlukan agar bagaimana manajemen bisa masuk untuk merubah menjadi lebih baik lagi pada mahasiswa, yang mana demi terwujudnya pengamalan akhlakul karimah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Cevik, Neslihan. "The Muslimist Self and Fashion: Implications for Politics and Markets." Numen 66, no. 4 (June 18, 2019): 422–48. http://dx.doi.org/10.1163/15685276-12341547.

Full text
Abstract:
AbstractThis article introduces the rise of a new religious expression, Muslimism, in Turkey at the turn of the 21st century. I identify Muslimism as a prominent example of a new global category of religion, New Religious Orthodoxies (NRO). Muslimism and NROs neither reject nor submit to global modernity but engage aspects of it using religious categories. I then link Muslimism and NROs to the broader discussions on Muslim subjectivity formation, looking at Islamic fashion and how Muslimists respond to global modernity and its imaginaries, practices, and institutions. My empirical findings show that, historically, Islamic fashion has functioned as a site of hybridity, allowing pious Muslim females to resist binary patterns of identity, public space, and everyday activities, to challenge authoritarian formulations of religious community and redefine the (female) self as a legitimate moral and cultural agent by tapping into key Islamic notions. These findings have broad implications. Theoretically, they show that even in an area such as Islamic fashion, reduced by many as an oxymoron created by market forces, Muslim subjectivity formation goes beyond the choices of rejection of modernity or assimilation of Islam. Mapping these possibilities reveals greater insights into how religious groups engage modernity while remaining within the limits of orthodoxy, as well as their potent agency in challenging existing sources of self-formation and collective identity. Regarding policy, Muslimism illustrates a third way between fundamentalism and aggressive secularism that can negotiate tensions between religious orthodoxy and individual rights, the secular state and moral freedoms, and the West and Islam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Putra, Muh Yunan. "CADAR, JENGGOT DAN TERORISME SERTA SUDUT PANDANG ULAMA KLASIK, KONTEMPORER DAN ULAMA INDONESIA." SANGAJI: Jurnal Pemikiran Syariah dan Hukum 2, no. 2 (September 21, 2020): 202–32. http://dx.doi.org/10.52266/sangaji.v2i2.402.

Full text
Abstract:
Beberapa waktu lalu merebak di tengah masyarakat pobia terhadap para kaum muslimah yang menggunakan cadar atau niqab dan berjenggot untuk kaum muslimin, yang ternyata keadaan ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja tapi juga terjadi di negara-negara lain khususnya di kawasan Amerika dan Eropa. Tidak sampai disitu, di dua kawasan tersebut juga wanita yang menggunakan jilbab-pun mereka curagai. Maka akibatnya, banyak pelecehan-pelecehan terjadi di masjid-masjid bahkan di tempat umum terhadap orang Islam. Alasan yang disampaikan sederhana, bahwa setiap kali terjadi sebuah accident seperti pemboman masal, yang menjadi pelakunya berjenggot dan bercadar. Padahal tidaklah semua orang yang bercadar dan berjenggot adalah orang Islam, bahwa cadar dan jengget adalah salah satu simbol dan ciri orang Islam, maka tidak diragukan, namun memastikan mereka beragama Islam, maka itu merupakan sebuah kesalahan karena siapapun bisa mengenakan cadar dan bisa saja berjenggot. Dengan berpedoman pada beberapa literatur, maka pada tulisan ini penulis hendak menjelaskan sedikit tentang keterkaitan terorisme dengan kaum muslimin khususnya yang berpemahaman tentang wajibnya bercadar dan berjenggot serta beberapa pandangan para ulama terkait hukum menggunakan cadar; baik pandangan tersebut di angkat dari pendapat ulama klasik maupaun kontemporer serta ulama-ulama Indonesia, dengan harapan sedikit memberikan pencerahan terkait cadar dan berjenggot dalam Islam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Galal, Lise Paulsen, and Garbi Schmidt. "Indedning: Islam, muslimer og forskningen." Tidsskrift for Islamforskning 10, no. 1 (November 28, 2016): 7. http://dx.doi.org/10.7146/tifo.v10i1.24868.

Full text
Abstract:
I stedet for et abstract er her artiklens første side: Konflikter i Mellemøsten, terroranslaget mod USA i 2001 og Jyllands-Postens Muhammed-karikaturtegninger i 2005 er blot nogle af de begivenheder, der i første halvdel af det nye årtusinde skabte fornyet offentlig interesse for islam og muslimer. Det er samtidig også begivenheder, der ved deres dramatik har betydet, at forskning i islam og muslimer i en dansk og global sammenhæng siden da har været præget af eller implicit har været i dialog med skiftende politiske dagsordner og interesser. Islam og muslimer var dog også inden det nye årtusinde genstand for en offentlig og forskningsmæssig interesse i Danmark. Denne udsprang ikke mindst af nye migrationsmønstre, hvor indvandrere og flygtninge med muslimsk baggrund siden slutningen af 1960’erne var begyndt at bosætte sig i Danmark. Disse begivenheder, sammen med opblomstringen af nye islamiske bevægelser og genopblomstring af islam i mellemøstlige og andre muslimske lande, satte gang i en forskning, der nysgerrigt forsøgte at forstå disse udviklinger. Islam og muslimer var ikke længere kun objekter for islamologer, religionsforskere eller regionale forskere, men i stigende grad temaer, der dukkede op inden for forskellige fagligheder. Initiativområdet Islam i nutiden er et eksempel herpå. Dette var en forskningssatsning igangsat af Statens Humanistiske Forskningsråd, der udbød forskningsmidler til studier af muslimske indvandreres kulturelle og religiøse forhold i Danmark. Et resultat heraf var udgivelsen af ni bøger i perioden 1984-1991, der dækkede emner (...)
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Renders, Johannes. ""I want you to be a Muslim"." Tidsskrift for Islamforskning 12, no. 1 (September 16, 2018): 55–77. http://dx.doi.org/10.7146/tifo.v12i1.109130.

Full text
Abstract:
“Jeg kan ikke presse dig. Jeg vil have, at du bliver muslim. Du kunne dø i aften!” I denne artikel undersøges nogle tilbagevendende etiske og metodologiske tvetydigheder i antropologisk feltarbejde blandt danske muslimer, der involverer gentagende konfrontationer med muslimsk rekruttering og da’wā (invitation). Jeg argumenterer for, at etnografens religiøse subjektivitet samt den måde et etnografisk selv konstrueres, forhandles og placeres i felten på, direkte vedrører muligheden for et intimt engagement med den muslimske fortælling, hvilket påvirker analysens pålidelighed og etnografiens succes. Jeg introducerer også begrebet “diskursiv konvertering” for at beskrive det stadium, hvor internaliseringen af troens sprog og frivillig accept af lokale kategorier giver mulighed for direkte invitation til islam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Samsuniyah, Samsuniyah. "Dynamics of Muslimat Nahdlatul Ulama Under Mahmudah Mawardi Leadership In 1950-1979." Journal of Nahdlatul Ulama Studies 2, no. 2 (July 31, 2021): 138–50. http://dx.doi.org/10.35672/jnus.v2i2.138-150.

Full text
Abstract:
This research discussed about Muslimat Nahdlatul Ulama (Muslimat NU) in 1950-1979 AD led by Mahmudah Mawardi. Muslimat NU at that time experienced a significant development than before. This article starts the discussion by providing the condition of Muslimat Nahdlatul Ulama before the leadership of Mahmudah Mawardi, which were Chadidjah Dahlan period in 1946-1947 and Hindun period 1947-1950. Among the superior work program by Muslimat NU at that time was the eradication of illiteracy. In the social field, Muslimat NU established Muslimat NU Welfare Foundation that specifically handled Muslimat NU programs engaged in social affairs. When the government issued the Family Planning (KB) program, Muslimat NU gave a positive and active response in succeeding the program. In the field of politics, Muslimat NU participated in the struggle for the law on marriage that does not violate Islamic sharia and purposing to protect women. The results of this study explain that the Muslimat NU during Mahmudah Mawardi's leadership experienced rapid progress, this was supported by its members in developing the organization and the support of PBNU as its core organization.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Christensen, Tina Dransfeldt. "Forord." Tidsskrift for Islamforskning 11, no. 1 (December 19, 2017): 4. http://dx.doi.org/10.7146/tifo.v11i1.102864.

Full text
Abstract:
Vi er i redaktionen på Tidsskrift for Islamforskning glade for at kunne præsentere dette temanummer om islam, modernitet og subjektivitetsdannelse. Det kollektive forskningsprojekt “Modern Muslim Subjectivities” (2013-2018) indskriver sig i en langstrakt, men til stadighed aktuel postkolonial diskussion om brugen af såkaldt vestlig videnskabsteori i studiet af islam og den muslimske verden. Er moderne muslimsk subjektivitetsdannelse fundamentalt forskellig fra vestlig subjektivitetsdannelse, og kalder studier af islam og muslimer derfor på andre metoder og teorier end såkaldt vestlig videnskabsteori? Det er et af det kollektive forskningsprojekts hovedspørgsmål, som artiklerne i dette temanummer går kritisk til.Som Homi K. Bhabha allerede i 1984 argumenterede, er ideen om en universel og neutral videnskabsteori stærkt eurocentrisk, og den er sjældent kritisk bevidst om egne grundantagelser og blinde vinkler. Men modargumentet, at historisk og ideologisk bestemt vestlig modernitet, herunder individualisme, liberal humanisme, autonomi, fremskridt osv., ikke adækvat kan beskrive det “koloniale subjekts” (her: muslimers) erfaringer, indskriver sig, ifølge Bhabha, i det samme epistemologiske system, hvor modsætningen til vestlig videnskabsteori bliver blind imitation af en “autentisk” og “eviggyldig” tradition.I stedet for at lade kanoniske tekster og autoritative fortolkninger af disse være målestok for moderne muslimsk subjektivitetsdannelse – en metode, som har karakteriseret den orientalistiske forskningstradition – analyserer de delprojekter, som præsenteres i temasektionen, sociale praksisser og religiøse diskurser med udgangspunkt i såkaldt vestlig socialteori. Formålet er at udfordre den antagelse, at muslimsk subjektivitetsdannelse skulle være fundamentalt anderledes end vestlig subjektivitetsdannelse og at diskutere moderne subjektivitetsdannelse som en flertydig størrelse. Det vil sige, at delprojekterne opererer ud fra den antagelse, at man uden at universalisere kan anvende vestlig socialteori i studiet af islam og muslimer, og at ny empiri omvendt kan bidrage til en kritisk udvikling af eksisterende teorier om modernitet og subjektivitetsdannelse.Sociolog Abdelkébir Khatibi har i denne sammenhæng bl.a. peget på nødvendigheden af en dobbeltkritik. Det vil sige, en samtidig kritik af ideen om, at alene vestlig videnskabsteori er universaliserbar, mens ikke-vestlig teori altid er kulturspecifik og kun anvendelig i den kontekst, den er udtænkt. Khatibis dobbeltkritik har i den forstand til formål at dekonstruere det hierarkiske forhold mellem vestlig tænkning og arabisk tænkning og forestillingen om, at modernitet er et vestligt fænomen, som muslimer enten kan imitere på bekostning af deres egen kulturelle og religiøse tradition eller afvise for at beskytte sidstnævnte. I denne forstand hænger Mounir Ainouz’ artikel “Reformbevægelsen: Liberal salafiyya i Marokko” i den åbne sektion af dette nummer fint sammen med temanummerets artikler. Som et hybridfænomen er den marokkanske liberale salafisme netop et udtryk for, at modernitet kan antage mange former, og at ny empiri kan udfordre vores forståelse af forholdet mellem tradition og modernitet. Samtidig viser Ainouz, at arabiske kritikere som Muhammad ‘Ābed al-Jābrī kan bidrage med kritiske perspektiver på aktuel forskning i salafisme, som i høj grad har fokuseret på terror, militant aktivisme og ekstremisme på bekostning af salafistiske bevægelser, der udfordrer vores forståelse af salafisme og demokrati som hinandens modsætninge.Ph.d. og lektor ved Center for Mellemøststudier på Syddansk Universitet, Kirstine Sinclair, er gæsteredaktør på temasektionen, og artiklerne heri er præsenteret i hendes indledning.God læselyst!
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Pratiwi, Oktafiani C., Sofa Marwah, and Soetji Lestari. "Menata Organisasi melalui Pelatihan Penataan Administrasi untuk Meningkatkan Kapasitas Muslimat Banyumas." E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 13, no. 3 (September 30, 2022): 447–52. http://dx.doi.org/10.26877/e-dimas.v13i3.4911.

Full text
Abstract:
Muslimat Banyumas merupakan salah satu organisasi perempuan yang memiliki anggota cukup besar dan tersebar di seluruh pelosok desa. Namun, dalam pengelolaan organisasi, Muslimat Banyumas memiliki kelemahan dalam hal administrasi perkantoran. Karena kegiatan Muslimat Banyumas yang utama adalah kegiatan sosial dan dakwah yang mengutamakan keihklasan dalam bekerja bagi para pengurus dan anggotanya. Selain itu, Muslimat Banyumas sangat kental dalam hal kohesi sosial sehingga hubungan kekeluargaan lebih penting dibandingkan hal-hal yang bersifat formal dan administratif. Padahal, dengan modal sosial yang dimiliki Muslimat Banyumas tadi, Muslimat Banyumas akan lebih maju dan menjadi organisasi modern apabila pengelolaan organisasi lebih memperhatikan tertib administrasi sehingga akan mempermudah dalam mencapai tujuan berorganisasi. Oleh karena itu, tujuan dari pelatihan adalah untuk meningkatkan kapasitas Muslimat Banyumas dalam penataan administrasi organisasi. Metode yang digunakan dalam pelatihan adalah ceramah dan diskusi. Para peserta dituntut untuk mengetahui tentang macam-macam surat dinas serta mengetahui aplikasi surat dinas yang paling sederhana yang bisa diimplementasikan di Muslimat. Hasil kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan yang dimiliki oleh pengurus Muslimat tentang administrasi perkantoran yang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai post-test. Dari kegiatan ini, peserta pelatihan juga merasa mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk diterapkan dalam tata administrasi di Muslimat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Swarizona, Silkania, and Riaty Raffiudin. "Keterlibatan Jaringan Muslimat NU dalam Memenangkan Khofifah Indar Parawansa di Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018." LITERATUS 3, no. 1 (April 15, 2021): 1–9. http://dx.doi.org/10.37010/lit.v3i1.119.

Full text
Abstract:
Pada Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018, Khofifah Indar Parawansa akhirnya berhasil menjadi Gubernur Jawa Timur setelah mengalami kekalahan di dua Pilkada Jawa Timur Sebelumnya. Kemenangan Khofifah Indar Parawansa kali ini tidak lepas dari adanya pengaruh jaringan Muslimat NU Jawa Timur di mana Khofifah sebagai ketua umum dari organisasi Muslimat NU. Tujuan dari penelitian ini ingin melihat bagaimana keterlibatan jaringan Muslimat NU sebagai organisasi masyarakat sipil dan membantu Khofifah dalam memenangkan Pilkada Jawa Timur 2018. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan objek penelitian Muslimat NU. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa Jaringan Muslimat NU dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Khofifah Indar Parawansa demi menjadikannya sebagai Gubernur Jawa Timur Tahun 2018. Hal ini dapat dilihat dari dua aspek, pertama adalah Khofifah Indar Parawansa memiliki pengaruh yang cukup besar di dalam organisasi Muslimat NU. Kedua adalah ketaatan dari para pendukung Muslimat NU terhadap Khofifah memperlihatkan dominasi dirinya di dalam organisasi tersebut. Dengan pengaruh dan dominasi Khofifah yang sudah kuat di kalangan Muslimat NU, jaringan Muslimat NU dapat menjalankan strategi mobilisasi sumber daya untuk memastikan kemenangan Khofifah Indar Parawansa dalam pemilihan gubernur tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Luthfi, M. "Pelatihan Tilawatil Quran Untuk Memperbaiki dan Memperindah Bacaan al-Quran Komunitas Muslimat NU Desa Jatiroto Kayen Pati." Dharma: Jurnal Pengabdian Masyarakat 3, no. 2 (July 2, 2023): 14–28. http://dx.doi.org/10.35309/dharma.v3i2.6138.

Full text
Abstract:
Tilawatil Quran merupakan kegiatan membaguskan bacaan al-Quran sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku meliputi tajwid, suara, lagu, nafas serta fashahah. Komunitas Muslimat NU Desa Jatiroto Kayen Pati dalam menyelenggaran suatu acara selalu memasukkan tilawatil Quran dalam susunan acaranya. Kader yang solid dan militan menjadi potensi tersendiri yang dimiliki oleh Muslimat NU Desa Jatiroto. Dibalik potensi tersebut Muslimat NU Desa Jatiroto masih kekurangan kader yang bisa membawakan tilawatil Quran sehingga petugas yang membawakan tilawatil Quran sangat terbatas. Pelatihan ini menjadi salah satu solusi untuk mencetak stok kader Muslimat NU Desa Jatiroto agar bisa membawakan tilawatil Quran dalam suatu acara yang diselenggarakan. Sasaran pelatihan ini adalah kader Muslimat NU Desa Jatiroto yang berminat mengikuti pelatihan. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang berupa pelatihan ini menggunakan pendekatan Asset based comunity development (ABCD) dengan enam prosedur meliputi mengatur skenario, mengungkap masa lampau, mimpi masa depan, memetakan asset, perencanaan aksi serta evaluasi dan pembelajaran. Hasil akhir pelatihan ini terlaksana empat kali dan diikuti oleh lima kader Muslimat NU Desa Jatiroto. Kata Kunci: Tilawatil Quran, Muslimat NU, ABCD
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Ulfah, Novi Maria. "SEJARAH DAN STRATEGI DAKWAH IKHWANUL MUSLIMIN." SMART 2, no. 2 (December 22, 2016): 213. http://dx.doi.org/10.18784/smart.v2i2.397.

Full text
Abstract:
Ikhwanul muslimin termasuk organisasi Islam yang cukup berpengaruh di dunia Islam. Organisasi ini menginspirasi dan mempengaruhi berbagai gerakan Islam di banyak negara termasuk Indonesia. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui sejarah dan strategi dakwah yang dilakukan oleh Ikhwanul Muslimin. Metode penelitian menggunakan library research melalui buku-buku Ikhwanul Muslimin sebagai sumber data primer, sumber data sekunder dari buku-buku pendukung atau tulisan lain yang terkait dengan Ikhwanul Muslimin. Penelitian ini menemukan bahwa dakwah Ikhwanul Muslimin terbagi menjadi empat fase. Fase perintisan (1928-1932) yang ditandai pendirian madrasah, sekolah ma’had, penerbitan majalah serta panti asuhan. Fase pembinaan dan pengembangan (1932-1939) dengan melalui dakwah berupa kajiankajian di masjid dan menerbitkan surat kabar. Fase pembinaan dan perjuangan (19391952) dengan menerbitkan majalah al-Ikhwan al-Muslimin, membuat sistem usrah dan nizham khos. Fase revolusi (1952-1954) dimana dakwahnya ditandai pendirian sekolah Jumat dan berkembangnya aktifitas Jawwalah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Yudisthessar, Yudisthessar, Asri Andrias HB, and Elvina Sari Taufiq. "Penerapan Konsep Syariat Islam pada Perencanaan Gelanggang Olahraga Khusus Muslimat Di Kota Kendari." Jurnal PROYEKSI: Arsitektur dan Perencanaan 1, no. 1 (September 19, 2021): 41–50. http://dx.doi.org/10.51454/proyeksi.v1i1.175.

Full text
Abstract:
Kendari City is a taqwa city. Kendari is one of the areas with the majority Muslim population, which is about 93,27% or around 345.778 inhabitantas are Muslims and Muslimates. Muslims are encouraged to exercise in order to get good benefits such as good physical and healthy body. The Kendari City Goverment has provided sport facilities and infrastructure such as teh City Park, but specifically some Muslimates are contrained by the law in Islamic Shari'a. In Islamic Law, Muslims and Muslimates are required to be devoted to Allah subhanahu wataala. The Muslimats really want to implement religious advice to exercise but also very much want to carry out religious advice to keep the aurats, keep their eyes down and avoid interfering with the opposite sex who are not mahromes. Because of these problems, Kendari City Muslimates need special facilities and infrastructure for sports. The method used in the planning this Gelanggang Olahraga Khusus Muslimat is descriptive method, observation dan study of literature from various literary sourches. From the Islamic Shari'a approach taken in planning, a shar'i sports arena design can be produced in Kendari City.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Hanan, Abdul, Nurul Jumah Fathi, and Heru Sulistia. "IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN SISWA DI MTS ISHLAHUL MUSLIMIN SENTELUK LOMBOK BARAT." Jurnal Mitra Manajemen 2, no. 3 (May 31, 2018): 115–24. http://dx.doi.org/10.52160/ejmm.v2i3.82.

Full text
Abstract:
Manajemen Berbasis Sekolah merupakan suatu konsep pengelolaan yang menawarkan otonomi kepada sekolah untuk mengambil keputusan dalam upaya melibatkan seluruh komponen sekolah secara efektif dan efisien untuk meningkatan mutu pembelajaran siswa. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan bersifat kualitatif deskriptif yang mengkaji tentang penerapan Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah (MBS) dalam meningkatkan mutu pembelajaran siswa di Madrasah Tsanawiyah Ishlahul Muslimin Senteluk Lombok Barat. Penelitian tentang manajemen berbasis sekolah/madrasah di MTs Ishlahul Muslimin Senteluk memiliki tujuan, sebagai berikut: (1) mengetahui bentuk kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran di MTs Ishlahul Muslimin Senteluk, (2) mendeskripsikan implementasi manajemen berbasis sekolah/madrasah dalam meningkatkan mutu pembelajaran siswa MTs Ishlahul Muslimin Senteluk, dan (3) mengetahui faktor pendukung dan penghambat dari implementasi manajemen berbasis sekolah/madrasah di lingkungan MTs Ishlahul Muslimin Senteluk.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Ishomuddin, Ishomuddin. "UNDERSTANDING OF POLITICAL CULTURE IN CITIZEN OF MUSLIMAT NU IN EAST JAVA." EL HARAKAH (TERAKREDITASI) 21, no. 2 (December 3, 2019): 313. http://dx.doi.org/10.18860/el.v21i2.7398.

Full text
Abstract:
<p><em>In the context of its activities, since the NU Muslimat was established, it was almost all the archipelago had the same activities called religious activities, which included (1) manaqiban (2) dibaan, (3) reboan, (3) Muslimat Hajj Association and, (4) recitations with themes around the pillars of Islam. But there is a phenomenon of shifting understanding of the elite and NU Muslimat members to the themes of recitation and the movement of political da’wah, especially at the place where the research was conducted. The activities at NU Muslimat carried out not only as a routine activity of the Muslim community but also for the wider role of the NU Muslimat in general and its members to occupy strategic positions in the government or legislative members. From the above phenomena, the objectives of this study are to understand the culture and political understanding of NU Muslimat citizens in East Java. This research was conducted using a qualitative approach. Data collection uses observation, interviews, and documents. Data analysis was carried out using the Interactive Analysis Model of Miles, et al.</em></p><p><br /><em>Dalam konteks kegiatannya, sejak Muslimat NU didirikan memiliki kegiatan yang sama yang disebut kegiatan keagamaan, yang meliputi (1) manaqiban (2) dibaan, (3) reboan, (3) Ikatan Haji Muslimat , (4) kegiatan pengajian dengan tema seputar rukun Islam. Tetapi ada fenomena pergeseran pemahaman elit dan anggota Muslim NU dari kegiatan-kegiatan di atas ke tema-tema gerakan dakwah politik, terutama di tempat di mana penelitian dilakukan. Kegiatan-kegiatan Muslimat NU yang telah dilakukan tidak hanya sebagai kegiatan rutin, tetapi untuk peran yang lebih luas dari Muslimat NU pada umumnya dan anggotanya untuk menduduki posisi strategis di pemerintahan atau anggota legislatif. Dari fenomena di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: untuk memahami budaya dan pemahaman politik pada warga Muslimat NU di Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumen. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Model Analisis Interaktif Miles, Hubermen, Saldhana.</em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Setiawati, Santi, Uswatun Hasanah, Nurhidayat, Ajeng Tanjiah Setiamukti, Fauzan Dhiaulhaq, Meilina Silvi Imanika, and Ahmad Hafidin. "Kegiatan Organisasi Muslimat di Kecamatan Parigi Pangandaran." Al-fiqh 1, no. 3 (January 22, 2024): 130–34. http://dx.doi.org/10.59996/al-fiqh.v1i3.316.

Full text
Abstract:
Organisasi muslimat ialah organisasi kewanitaan yang bergerak dalam suatu pendidikan yakni agama ekonomi, sosial, budaya dan kemasyarakatan. Organisasi ini mempunyai beberapa bidang seperti bidang dakwah, bidang kesehatan, lingkungan hidup, pendidikan, advokasi hukum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji peran organisasi muslimat NU di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data wawancara dan observasi. Dengan kegiatan yang mencakup pendidikan agama, pemberdayaan ekonomi, dan kesejahteraan sosial, Muslimat NU berusaha menciptakan masyarakat yang adil, harmonis, dan berdasarkan nilai-nilai Islam. Penelitian ini menunjukkan bahwa peran organisasi muslimat NU sangat penting dalam kehidupan masyarakat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Makhrus and Devi Zulia Ilmawati. "Selawat yang Diiringi Nyanyian Majelis Syubbanul Muslimin (Studi Living Hadis)." Al-Manar: Jurnal Kajian Alquran dan Hadis 7, no. 1 (November 4, 2021): 69–90. http://dx.doi.org/10.35719/amn.v7i1.6.

Full text
Abstract:
Terdapat keunikan dalam kegiatan selawat majelis Syubbanul Muslimin, mereka berselawat dengan diiringi syair lagu zaman sekarang dengan motivasi untuk membumikan selawat di kalangan pemuda. Menyikapi hal tersebut da kalangan yang langsung menerima dan ada juga yang menyebutnya bid’ah. Fokus penelitian ini adalah: Latar belakang berdirinya majelis Syubbanul Muslimin dan Konstrusi sosial majelis Syubbanul Muslimin tentang selawat yang diiringi nyanyian. Metode penelitian yang digunakan adalah kajian lapangan, dengan pendekatan kualitatif. Hasil penilitian ini adalah: 1) Latar belakang berdirinya majelis Syubbanul Muslimin bila diteliti menggunakan teori Max Weber ialah termasuk kedalam 4 tipe. Pertama, tindakan rasional instrumental (zweck rational) yaitu tindakan gus Hafid Hakim Noer dalam berdakwah, beliau menggunakan selawat yang diiringi nyanyian agar para pemuda tertarik mengikuti selawatan. Kedua, tindakan rasional nilai (werk rational) yaitu selawat Syubbanul Muslimin dilakukan untuk selalu memuji Rasulullah SAW dan mengharap syafaat dari beliau. Ketiga, tindakan afektif (affectual action) yaitu kegiatan selawat Syubbanul Muslimin dilakukan untuk menumbuhkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW dimana beliau sangat berperan dalam membawa syiar agama Islam. Keempat,tindakan tradisional (traditional action) yaitu selawat Syubbanul Muslimin bisa dikatakan tradisi, hal ini bisa dilihat ketika masyarakat sering mengundang majelis Syubbanul Muslimin untuk mengisi selawatan di acara tertentu. 2) Konstrusi sosial selawat yang diiringi nyanyian majelis Syubbanul Muslimin ialah: a) eksternalisasi yaitu pemahaman gus Hafid Hakim Noer yang didapat dari pesantren tentang metode dakwah, dakwah wali songo dan hadis Nabi tentang Nyanyian yang kemudian didukung dengan faktor lingkungan bahwa kalangan pemuda suka menyanyi, lalu beliau menuangkan sebuah ide untuk mencapai dakwah tersebut dengan melakukan kegiatan selawatan yang diiringi nyanyian. b) objektivasi yaitu terdapat pro-kontra tentang selawat yang diiringi nyanyian. Masyarakat menerima serta mendukung dakwah tersebut, meskipun sebagian ada yang berpendapat bid’âh, namun mereka mengambil hukum bid’âh hasanah. sehingga dakwah selawat yang diiringi nyanyian diterima disemua kalangan. c) internalisasi selawat yang diiringi nyayian terbagi menjadi 3 yaitu: Pertama, selawat sebagai syariat ialah masyarakat berpedoman pada surah al-Ahzab ayat 56. Kedua, selawat sebagai dakwah milenial ialah ketika selawat Syubbanul Muslimin mulai populer di media sosial. Ketiga, sebagai budayaa atau tradisi masyarakat ialah ketika selawatan menjadi rutinitas atau kebiasaan masyarakat ketika mengadakan selametan atau acara tertentu. [There is a uniqueness in the Syubbanul Muslimin assembly's salawat activities, they are sung to the accompaniment of today's song lyrics with the motivation to ground selawat among youth. In response to this, there are those who immediately accept it and there are also those who call it heresy. The focus of this research is: The background of the establishment of the Syubbanul Muslimin assembly and the social construction of the Syubbanul Muslimin assembly about selawat accompanied by singing. The research method used is a field study, with a qualitative approach. The results of this research are: 1) The background of the establishment of the Syubbanul Muslimin assembly when examined using Max Weber's theory is included in 4 types. First, the instrumental rational action (zweck rational), namely the action of gus Hafid Hakim Noer in preaching, he uses selawat accompanied by singing so that young people are interested in joining selawatan. Second, the rational action of values ​​(werk rational), namely salawat Syubbanul Muslimin is carried out to always praise the Prophet Muhammad and expect intercession from him. Third, affective action, namely the Syubbanul Muslimin prayer activities carried out to foster love for the Prophet Muhammad SAW where he was very instrumental in bringing the symbols of Islam. Fourth, the traditional action, namely Syubbanul Muslimin prayer can be said to be a tradition, this can be seen when people often invite the Syubbanul Muslimin assembly to fill selawatan at certain events. 2) The social construction of selawat accompanied by the singing of the Syubbanul Muslimin assembly are: a) externalization, namely the understanding of Gus Hafid Hakim Noer obtained from the pesantren about the method of da'wah, wali songo da'wah and the Prophet's hadith about singing which is then supported by environmental factors that young people like to sing then he poured an idea to achieve the da'wah by carrying out selawatan activities accompanied by singing. b) objectivation, namely there are pros and cons about selawat accompanied by singing. The community accepts and supports the da'wah, although some are of the opinion that it is bid'âh, but they take the law of bid'âh hasanah. so that preaching salawat accompanied by singing is accepted in all circles. c) the internalization of selawat accompanied by singing is divided into 3, namely: First, selawat as sharia is that people are guided by surah al-Ahzab verse 56. Second, selawat as millennial da'wah is when Syubbanul Muslimin salawat becomes popular on social media. Third, as a culture or community tradition, when selawatan becomes a routine or habit of the community when holding a salvation or certain event.]
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Ma'ruf, Tholhah Ibnu. "STRATEGI POLITIK IKHWANUL MUSLIMIN TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH MESIR PASCA DIGULINGKANNYA MURSI." Jurnal Dinamika Global 5, no. 02 (December 10, 2020): 219–37. http://dx.doi.org/10.36859/jdg.v5i02.239.

Full text
Abstract:
Penelitian ini akan membahas sebuah gerakan politik di Timur Tengah, tepatnya di negara Mesir yang bernama Ikhwanul Muslimin. Penelitian ini hanya dibatasi strategi politik Ikhwanul muslimin setelah lengsernya Presiden Mursi. Teknik pengumpulan data dalam penulisan karya ini menggunakan metode riset perpustakaan (library research), yaitu melalui pengumpulan data dari referensi buku, majalah, jurnal ilmiah dan media cetak lainnya. Strategi politik yang diusung Ikhwanul Muslimin sebagai Gerakan Islam Transnasional dalam merespon penetapan mereka sebagai gerakan Teroris oleh pemerintah mesir pasca digulingkannya Mursi adalah dengan melakukan reaksi baik tingkat domestik (Mesir) dan Internasional karena Ikhwanul Muslimin adalah sebuah Gerakan Transnasional.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Fajarwati, Linda. "POLA PEMBINAAN PROGRAM PENDIDIKAN NON FORMAL." Pancaran Pendidikan 6, no. 1 (May 18, 2017): 119. http://dx.doi.org/10.25037/pancaran.v6i1.11.

Full text
Abstract:
Pembinaan program pendidikan non formal di Kabupaten Gresik masih lemah sehingga program belum dapat berkembang. Akan tetapi program PNF di Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik berkembang dengan baik dikarenakan pembinaan dari penilik PLS, tokoh masyarakat dan pengelola PKBM. Pembinaan dilakukan dengan maksud agar kegiatan atau program yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana atau tidak menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan. Berdasarkan rasional diatas betapa pentingnya suatu pembinaan yang dilakukan oleh pihak-pihak baik dari pemerintah maupun masyarakat. Sehingga pola pembinaan pada penyelenggaraan program pendidikan non formal di PKBM Baitul Muslimin sangat menarik untuk dikaji. Penelitian ini difokuskan pada pertanyaan besar yaitu bagaimana �Pola pembinaan penyelenggaraan program pendidikan non formal di PKBM Baitul Muslimin Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik�. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan: (1) bagaimana indikator keberhasilan PKBM Baitul Muslimin (2) bagaimana faktor pendukung keberhasilan PKBM Baitul Muslimin (3) bagaimana bentuk pembinaan penyelenggaraan program pendidikan non formal di PKBM Baitul Muslimin (4) rasional penerapan pola pembinaan di PKBM Baitul Muslimin. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif (studi kasus). Teknik yang digunakan untuk menentukan informan adalah Snowball Sampling Technique. Subyek penelitian adalah seluruh unsur yang mendukung terlaksananya program-program PNF di PKBM Baitul Muslimin antara lain penilik, tokoh masyarakat, pengelola PKBM, tutor, TLD dan penyelenggara program. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencakup tiga tahap kegiatan yaitu 1) reduksi data, 2) penyajian data dan 3) penarikan kesimpulan. Hasil temuanya adalah sebagai berikut: Pertama, ada sepuluh indikator keberhasilan PKBM Baitul Muslimin sesuai dengan indikator keberhasilan PKBM menurut patokan Diknas. Kedua, faktor pendukung keberhasilan PKBM Baitul Muslimin adalah (a) kelembagaan PKBM, (b) sarana prasarana yang memadai, (c) sumber daya manusia yang berkualitas, (d) strategi manajemen, (e) partisipasi masyarakat, (f) pendanaan dari kerjasama, (g) sosialisasi, (h) keterkaitan semua unsur, (i) manfaat untuk masyarakat. Ketiga, pola pembinaan penyelenggaraan program pendidikan non formal di PKBM Baitul Muslimin terdiri dari empat hal yaitu: a. penyelenggaraan program pendidikan non formal melibatkan tokoh masyarakat b. program pendidikan non formal berdasarkan pada kebutuhan masyarakat, c. program pendidikan non formal berbasis agama artinya pembelajaran disisipi dengan pengetahuan agama dan d. menerapkan strategi manajemen PDCA (Plan, Do, Check dan Action). Keempat, rasional penerapan pola pembinaan penyelenggaraan program pendidikan non forma di PKBM Baitul Muslimin adalah karena adanya kecocokan antara strategi manajeman yang digunakan dengan kondisi program pendidikan non formal dan di padukan dengan latar belakang masyarakat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Sulkanawatul, Agustina, Hendra Pradibta, and Indra Dharma Wijaya. "APLIKASI CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) PADA BALAI KESEHATAN MASYARAKAT (BKM) MUSLIMAT KEPANJEN." Jurnal Informatika Polinema 3, no. 2 (February 1, 2017): 56. http://dx.doi.org/10.33795/jip.v3i2.15.

Full text
Abstract:
Penelitian ini betujuan untuk merancang aplikasi CRM yang berfungsi untuk menyediakan informasi kepada pelanggan atau pasien BKM Muslimat. Semakin bertambahnya pelanggan atau pasien, maka perlu untuk meningkatkan mutu pelayanan terhadap pelanggan demi keberlangsungan bisnis di BKM Muslimat Kepanjen. BKM Muslimat Kepanjen berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan atau pasiennya dengan harapan untuk mendapatkan pelanggan atau pasien baru dan mempertahankan pelanggan atau pasien lama. Salah satu solusinya adalah aplikasi Customer Relationship Management (CRM) yang diterapkan dalam bentuk web. Aplikasi ini dibangun menggunakan bahasa pemrogaman PHP dan MySQL untuk perancangan database. Aplikasi ini dilengkapi dengan kuesioner online. Kuesioner ini berguna untuk mensurvey kepuasan pelanggan atau pasien BKM Muslimat Kepanjen. Dengan penerapan metode Algoritme K-means Clustering, penelitian ini menghasilkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan BKM Muslimat. Dengan penerapan metode Algoritme K-means Clustering dihasilkan 3 cluster akhir pada setiap kategori, dengan kategori empati yang memiliki prosentase kepuasan terendah, yaitu pada kategori empati dengan cluster tidak puas sebesar 63,64 %. Dengan tingkat kepuasan pelanggan yang telah diketahui maka pihak BKM Muslimat dapat mengambil suatu kebijakan evaluasi pada bidang-bidang pelayanan yang prosentase tingkat kepuasan pelayanannya kurang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Asy'ari, Asy'ari. "GAMPONG MUSLIMIN: STRATEGI PENCEGAHAN RADIKALISME BERBASIS HUKUM ISLAM DI ACEH BARAT." Jurnal Hukum Samudra Keadilan 18, no. 2 (December 16, 2023): 463–81. http://dx.doi.org/10.33059/jhsk.v18i2.7773.

Full text
Abstract:
Radikalisme merupakan ancaman nyata bagi masa depan Indonesia. Tindakan radikalisme menyebabkan lahirnya konflik-konflik antar kelompok dan juga bisa menyebabkan rusaknya tatanan sosial dan budaya dalam masyarakat. Menyadari bahaya yang sangat besar dari radikalisme, Pemerintah Aceh Barat berusaha keras mencegah terjadinya radikalisme melalui program Gampong Muslimin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi Pemerintah dalam upaya pencegahan radikalisme melalui program Gampong Muslimin berbasis hukum Islam di Aceh Barat dan kendala Pemerintah dalam melaksanakan program Gampong Muslimin terhadap upaya pencegahan radikalisme berbasis radikalisme di Aceh Barat. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian lapangan dengan pola kualitatif. Dalam pembahasannya menggunakan metode deskriptif analisis. Adapun hasil penelitian yang diperoleh yaitu Strategi Pemerintah Kabupaten Aceh Barat dalam upaya pencegahan radikalisme melalui Program Gampong Muslimin berbasis hukum Islam meliputi memperkuat pemahaman agama Islam yang benar sesuai dengan prinsip Islam yang rahmatan lil alamin, mengadakan sosialisasi tentang bahaya radikalisme ke sekolah dan pesantren dalam lingkup Gampong Muslimin, mengadakan Kongres Santri, melaksanakan Training of Trainer (ToT) Guru Dayah. Adapun kendala yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Aceh Barat dalam upaya pencegahan radikalisme melalui program Gampong Muslimin berbasis hukum Islam yaitu kurangnya anggaran yang tersedia dan sumber daya manusia yang berbeda antara kota dan desa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Widjajanti, Kristina, Galih Putra Riatma, Adi Candra Kusuma, Divac Nabiel Akbar, Arinalhaq Fatachul Aziiz, and Abdul Chalim. "Edukasi Peningkatan Asupan Gizi di TK Muslimat NU 15 Khodijah Kelurahan Sedayu - Turen." Jurnal Pengabdian Polinema Kepada Masyarakat 9, no. 2 (December 10, 2022): 178–84. http://dx.doi.org/10.33795/jppkm.v9i2.168.

Full text
Abstract:
TK Muslimat NU 15 Khodijah terletak di Kelurahan Sedayu, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. TK Muslimat NU 15 Khodijah memiliki 49 siswa dimana sebagian berlatar belakang tingkat pendidikan serta status sosioekonomi menengah ke bawah. Diantara siswa TK Muslimat NU 15 Khodijah tersebut, terdapat 6 siswa memiliki status berat badan rendah (underweight) dan 1 siswa berstatus pendek (stunted). Di era pandemi COVID-19 ini, siswa TK Muslimat NU 15 Khodijah yang telah divaksin COVID-19 hanya sebanyak 20 siswa. Dengan demikian, siswa yang belum divaksin sangat mengandalkan kesehatan dan kekebalan tubuhnya untuk melawan pandemi tersebut. Dengan didasari kenyataan itulah maka gagaan untuk melakukan PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) berupa diberikannya edukasi mengenai asupan gizi anak pada guru dan wali siswa TK Muslimat NU 15 Khodijah akan sangat membantu wali siswa untuk mengelola asupan menu gizi seimbang untuk anaknya dan diharapkan dapat meningkatkan status gizi serta menjaga kesehatan dan kekebalan tubuh siswa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Gama, Betty. "PERTARUNGAN WACANA REPRESENTASI PADA SPANDUK KAMPANYE PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TENGAH TAHUN 2018." Profetik: Jurnal Komunikasi 12, no. 1 (June 23, 2019): 129. http://dx.doi.org/10.14421/pjk.v12i1.1540.

Full text
Abstract:
Abstrak. Salah satu media yang digunakan untuk mengenalkan sosok kandidat kepala daerah adalah media luar ruang, misalnya spanduk. Media luar ruang yang dimaksud di sini adalah spanduk yang dipasang di jalan-jalan Kota Surakarta dengan menggunakan bahasa Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertarungan wacana representasi pada media luar ruang kampanye pemilihan Gubernur Jawa Tengah, yang terdiri dari pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin dan Sudirman Said-Ida Fauziyah. Representasi pada media luar ruang yang ditampilkan oleh para politikus menjelang pemilihan gubernur Jawa Tengah tahun 2018 menarik untuk diteliti dengan menggunakan pendekatan metode analisis wacana kritis (critical discourse analysis /CDA). Metode ini akan melibatkan kajian mengenai apa yang sebenarnya ada di balik teks spanduk para politikus yang dipasang di Kota Surakarta. Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis dari Norman Fairclough. Pada dasarnya, Fairclough menggunakan prinsip 3 dimensi dalam analisisnya, yaitu teks, praktik diskursus, dan praktik sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spanduk pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin lebih menekankan pada pemberian janji-janji untuk tidak melakukan korupsi dan membohongi masyarakat, sedangkan spanduk pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah lebih menekankan pada identitas sebagai seorang muslimin dan muslimat dan berjanji akan membangun provinsi Jawa Tengah, supaya masyarakat dapat hidup mulia. Penggunaan teks dalam spanduk kampanye dengan menggunakan bahasa daerah sangat tepat dilakukan untuk menarik simpati masyarakat setempat. Persamaan antara kandidat politik dan pemberi suara potensial dalam kondisi yang homophily memungkinkan seseorang untuk memberikan pilihannya secara sukarela.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Widodo, Wahyudi. "Strong Madrasah Education Management Strategy To Improve The Quality of Education In MTsn 2 Malang City." Asian Journal of Social and Humanities 2, no. 4 (January 27, 2024): 1013–20. http://dx.doi.org/10.59888/ajosh.v2i4.234.

Full text
Abstract:
Madrasah is a formal educational institution that has an important role in educating the nation's life. The quality of madrasa education needs to be continuously improved so that madrasas can play an optimal role in educating the nation's life. One effort that can be made to improve the quality of madrasa education is to implement strong madrasa education management. The aim of this research is to determine a strong madrasa education management strategy to improve the quality of education at MTSN 2 Malang City. This study used qualitative research methods. Data collection techniques in this research were carried out using literature study and observation. The collected data is then analyzed in three stages, namely reduction, data presentation and drawing conclusions. The research results show that strong madrasa education management is an important step in improving the quality of madrasa education. This step is carried out by implementing a good work ethic and performance, so that it can fulfill the mandate of Law no. 20 of 2003 concerning the National Education System. Apart from that, education management strategies can be implemented through implementing Allah SWT's command to print 'ulul albab' and Rasulullah SAW's command "thalabul ilmi faidhatun ala kullu muslimin wal muslimat." Thus, education or tarbiyah is directed at producing good student graduates, who are based on morals and have the main benchmarks, namely the Koran and hadith, not just ethics and morals.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Hamidah, Hamidah. "Kepemimpinan Demokratis Kepala Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) MIS Nurul Muslimin Sungai Raya Kuburaya." Arfannur 3, no. 2 (January 14, 2023): 111–20. http://dx.doi.org/10.24260/arfannur.v3i2.619.

Full text
Abstract:
The purpose of this study is to find out and explain about democratic leadership that is appropriate to be implemented in the Nurul Muslimin Private Madrasah Ibidaiyah (MIS). The urgent problem at MIS Nurul Muslimin is that the leadership has not demonstrated a democratic one yet. This research is a qualitative descriptive research, namely data analysis that emphasizes meaning, reasoning, defining certain situations (in certain contexts) and describing what is about the behavior of the object under study. Data collection tools used are interviews, observation, and documentation. While the results of the research can be concluded that democratic leadership is needed and important to overcome and realize quality MIS Nurul Muslimin Sungai Raya in the future. Democratic leadership that exists at MIS Nurul Muslimin, such as receiving opinions, suggestions and criticism from subordinates, prioritizing cooperation and teamwork, coordinating with subordinates, providing stimulation to subordinates to be productive, involving subordinates in solving problems, providing information about duties and responsibilities subordinate. ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menjelaskan tentang kepemimpinan demokratis yang tepat untuk diterapkan di Madrasah Ibidaiyah Swasta(MIS) Nurul Muslimin. Masalah yang ada di MIS Nurul Muslimin saat ini kepemimpinan belum menunjukkan yang demokratis. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif, yaitu analisis data yang menekankan pada makna, penalaran, pendefinisian situasi tertentu (dalam konteks tertentu) dan mendeskripsikan apa adanya tentang perilaku objek yang diteliti. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan hasil penelituan dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan demokratis sangat dibutuhkan dan penting untuk mengatasi serta mewujudkan MIS Nurul Muslimin Sungai Raya bermutu di masa depan. Kepemimpinan yang demokratis yang ada di MIS Nurul Muslimin, seperti menerima pendapat, saran dan kritik dari bawahan, mengutamakan kerjasama dan kerjasama tim, berkoordinasi dengan bawahan, memberikan rangsangan kepada bawahan untuk produktif, melibatkan bawahan dalam memecahkan masalah, memberikan informasi tentang tugas dan tanggung jawab bawahan. Kata kunci: kepemimpinan, demokratis
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Jarir, Abdullah. "Sejarah dan Gerakan Politik Ikhwanul Muslimin." Aqlania 10, no. 1 (July 31, 2019): 1. http://dx.doi.org/10.32678/aqlania.v10i01.1990.

Full text
Abstract:
Gerakan Ikhwanul Muslimin yang didirikan di Mesir tahun 1928 oleh Hassan Al-Banna dipersepsikan oleh sebagian penulis barat sebagai gerakan yang mengusung politik fundamentalisme Islam, yaitu sebuah gerakan yang menegaskan kembali kewajiban mendirikan Negara Islam serta penolakan terhadap pengaruh budaya, politik, dan ekonomi barat. Ikhwanul Muslimin juga dinilai telah melakukan politisasi agama, sangat agresif terhadap non Islam sekaligus umat Islam yang mengadopsi gaya hidup barat., melakukan praktek kekerasan dalam melaksanakan tuuan-tujuan politiknya, mengkafirkan para penguasa, dan melakukan praktek dinas rahasia dalam mencapai tujuan-tujuan politiknya. Persepsi politik fundamentalisme Ikhwanul Muslimin semakin diperkuat lagi dengan sebuah tindakan nyata, yaitu aksi penggulingan terhadap kekuasaan Monarki Mesir Pro Inggris tahun 1952. Tak cukup sampai di situ, Ikhwanul Muslimin juga pernah mengirim relawan jihad ke bumi Palestina tahun 1947 untuk membantu perjuangan rakyat Palestina melawan zionisme Yahudi. Cap fundamentalisme juga sempat dialamatkan oleh rezim Gamal Abdul Nasser yang berkuasa saat itu sehingga ia memasukan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi terlarang, bahkan para pemimpinnya dipenjarakan, disiksa, dan dieskekusi mati.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Abrar, Aidil, Nuryasin Abdillah, Halima Tusadiyah, Yusrizal Yusrizal, and Farly Walyadin. "SOLUSI PENANGANAN BANJIR DI SMP IT MUSLIMIN KOTA DUMAI." Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 6, no. 1 (February 8, 2023): 111. http://dx.doi.org/10.24198/kumawula.v6i1.42041.

Full text
Abstract:
Solusi Mengatasi banjir di SMP IT Muslimin Kota Dumai yang berlokasi di Jalan Melati Kelakap Tujuh Kelurahan Ratu Sima Kecamatan Dumai Selatan. Program Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) yang dilakukan dengan tujuan utama yaitu untuk memberikan Solusi Mengatasi Banjir di SMP IT Muslimin Kota Dumai dan menggambarkan alternatif solusi nya kepada pengurus yayasan, sehingga didapatkan feedback berupa saran dan masukan dalam pemilihan alternatif. Mencarikan Solusi Mengatasi Banjir di SMP IT Muslimin Kota Dumai ini berisikan beberapa materi diantaranya, Urgensi terhadap rencana mengatasi Banjir tahunan di SMP IT Muslimin Kota Dumai yang berlokasi di Jalan Melati Kelurahan Ratu Sima Kecamatan Dumai Selatan - Kota Dumai, Langkah-langkah yang akan diambil untuk mengatasi Banjir SMP IT Muslimin Kota Dumai . Setelah melakukan Analisa kapasitas/debit saluran dihitung dengan menggunakan persamaan kecepatan Manning. Diperoleh debit saluran (Qs)kecil dari debit rencana (Qr) yaitu dengan nlai Qs=12,42 m3/dt dan Qr = 90,551m3/detik, sehingga dibuatkan sumur resapan untuk menampung kelebihan air yang tidak tertampung oleh saluran yang ada.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Azisi, Ali Mursyid, Izzah Zulvia Noer, and Moch Qomaruddin. "Dinamika Peran Ikhwanul Muslimin dalam Dunia Pendidikan Islam di Qatar: Studi Pendekatan Sejarah." Al-Afkar : Manajemen pendidikan Islam 11, no. 01 (July 13, 2023): 1–12. http://dx.doi.org/10.32520/al-afkar.v11i01.589.

Full text
Abstract:
Artikel ini mengkaji tentang hubungan Qatar dan Ikhwanul Muslimin dalam dunia pendidikan yang dikaji dalam konteks sejarah. Diketahui bahwa dunia pendidikan Qatar dahulu diwarnai oleh peran Ikhwanul Muslimin sebagai tokoh pengajar dari Mesir. Tokoh-tokoh besar layaknya Yusuf Al-Qardhawi merupakan salah satu di antaranya yang turut berperan dalam perkembangan pendidikan di Qatar Nama besar Qardhawi pun menguntungkan Qatar sebagai negara yang membutuhkan sosok akademisi muslim besar kala itu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan studi kepustakaan. Penelitian ini menggunakan data primer diambil dari buku, jurnal, dan internet sebagai data pelengkap, yang kemudian diinterpretasikan dan disimpulkan. Artikel ini menemukan bahwa Qatar menjaga hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin terlebih dalam dunia pendidikan yaitu menjamin kalangan Ikhawan untuk tinggal di Qatar. Hal lain yang menjadi penguat adalah pengaruh Syekh Yusuf Qardhawi juga turut berperan dalam upaya memajukan pendidikan Islam di Qatar ala Ikhwanul Muslimin. Kata Kunci: Qatar, Ikhwanul Muslimin, Pendidikan Islam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Muhammad Jauzi, Villatus Sholikhah, and Alfian Izzat El-Rahman. "Pemberdayaan Ekonomi Ibu-Ibu Muslimat Di Dusun Jatirejo Desa Sidodadi Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember." Al-Ijtimā: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 1, no. 1 (October 2, 2020): 41–56. http://dx.doi.org/10.53515/aijpkm.v1i1.4.

Full text
Abstract:
Abstrak Pemberdayaan ini bertujuan untuk mendampingi ibu-ibu muslimat agar memiliki kemampuan berwirausaha di Dusun Jatirejo Desa Sidodadi Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Proses pemberdayaan ini menggunakan pendekatan Posdaya. Berdasarkan hasil dari pendampingan ibu-ibu muslimat di Dusun Jatirejo, maka ada beberapa simpulan sebagai berikut: Sasaran dari program Tim Pemberdayaan ekonomi ini adalah ibu-ibu muslimat RT.001 RW.004 Dusun Jatirejo yang memiliki latar belakang pendidikan rendah dan tidak memiliki pekerjaan lain selain menjadi buruh tani. Tujuannya adalah membantu keluarga prasejahtera untuk memiliki usaha kecil, meningkatkan perekonomian warga, dan mengolah hasil pertanian menjadi usaha kecil yang maju. Outcome yang diharapkan adalah menjadi ibu rumah tangga yang memiliki jiwa mandiri, menjadi ibu yang bisa membantu keuangan keluarga, dan menjadi ibu yang memiliki keterampilan usaha dan bisa mendirikan sebuah usaha kecil. Setelah melakukan beberapa kali praktek membuat keripik jagung akhirnya ibu-ibu muslimat bersedia untuk memulai kegiatan usaha dengan memproduksi keripik jagung dalam jumlah kecil. Karena adanya minat dan semangat dari ibu-ibu muslimat untuk mengembangkan usaha mikro kecil tersebut, maka Tim pemberdayaan ekonomi bermusyawarah untuk membentuk kepengurusan usaha mikro. Hari Senin tanggal 12 Agustus 2019 dimulailah produksi awal keripik jagung, dikemas, dan dijual atau dipasarkan. Penjualan atau pemasaran berhasil. Pemasaran dilakukan selain di toko-toko kecil, kami juga memasarkannya lewat media online. Pemasaran lewat media online ini dinilai lebih berhasil terbukti dengan semakin banyaknya pesanan. Dikarenakan usaha mikro/kecil ini dinilai cukup berhasil, akhirnya Tim Pemberdayaan ekonomi menyerahkan kegiatan produksi keripik jagung sepenuhnya kepada ibu-ibu muslimat. Keyword: Pemberdayaan, Ekonomi, Ibu-Ibu Muslimat
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Nurdin, Ali. "KOMPETENSI KOMUNIKASI WANITA DALAM ORGANISASI KEAGAMAAN MUSLIMAT DAN ‘AISYIYAH DI SURABAYA." Jurnal Riset Komunikasi 3, no. 1 (February 11, 2020): 34–50. http://dx.doi.org/10.24329/jurkom.v3i1.111.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kompetensi komunikasi pemimpin organisasi Muslimat dan ‘Aisyiyah di Surabaya. Penelitian menggunakan jenis deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pengamatan, dan telaah dokumen. Data dianalisis dengan model alir melalui proses reduksi data, penyajian, kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini mendeskripsikan bahwa kompetensi komunikasi yang dimiliki pemimpin Muslimat dan ‘Aisyiyah dalam pembinaan anggota diimplementasikan dalam pembagian tugas dan kewenangan yang terstruktur dalam organisasi. Kompetensi komunikasi pemimpin diimplementasikan dalam proses pengkaderan formal dan informal yang dilakukan secara terkendali dan berdasar kesepakatan kolektif yang dilakukan antara pengurus dan anggota. Model komunikasi kepemimpinan organisasi Muslimat dan ‘Aisyiyah ditandai dengan adanya saling menghargai keputusan yang logis dan kreatif dari kesepakatan anggota organisasi. Faktor pendukung keberhasilan komunikasi organisasi Muslimat dan ‘Aisyiyah adalah adanya kolektivitas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography