To see the other types of publications on this topic, follow the link: Negara Brunei Darussalum.

Journal articles on the topic 'Negara Brunei Darussalum'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Negara Brunei Darussalum.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Dosch, Jörn, and Jatswan S. Sidhu. "Negara Brunei Darussalam in 2018." Asian Survey 59, no. 1 (2019): 204–8. http://dx.doi.org/10.1525/as.2019.59.1.204.

Full text
Abstract:
After four years of economic gloom, the Bruneian economy began showing signs of recovery, mainly thanks to improved global oil prices and the fruits of government policies introduced three years ago. In the meantime, the sultan’s seriousness in combating corruption has taken center stage, with young new faces introduced in the recent cabinet reshuffle. Implementation of sharia law remains slow. On the international front, Brunei appears to be moving closer to China, which is emerging as the country’s largest foreign investor.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Ika, Marina Sari. "KONTRIBUSI SUMBER DAYA ALAM DALAM DIPLOMASI PERTAHANAN: STUDI KASUS BRUNEI DARUSSALAM." Jurnal Pertahanan & Bela Negara 9, no. 2 (2019): 51. http://dx.doi.org/10.33172/jpbh.v9i2.564.

Full text
Abstract:
<p>Brunei Darussalam merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam seperti minyak bumi dan gas alam. Sumber pendapatan negaranya sangat bergantung pada sektor migas. Ketika harga minyak dunia turun, hal ini juga berpengaruh pada perekonomian Brunei Darussalam sehingga pemerintah Brunei Darussalam memangkas anggaran pertahanannya pada tahun 2015 sebesar 25%. Namun, pada tahun 2018, anggaran pertahanan Brunei Darussalam mencapai B$ 492,754,700, meningkat 12,9% dari anggaran tahun sebelumnya. Penelitian ini berfokus kepada sektor migas Brunei Darussalam yang memiliki pengaruh terhadap anggaran pertahanan Brunei Darussalam. Besaran anggaran pertahanan suatu negara akan mempengaruhi kekuatan pertahanan, termasuk aktivitas diplomasi pertahanan didalamnya. Konsep yang digunakan untuk menganalisis studi ini adalah konsep diplomasi pertahanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat key results area dalam pertahanan Brunei Darussalam, yaitu integritas wilayah, kapasitas militer, mendukung pendekatan whole-of-nation, diplomasi pertahanan yang efektif, keterlibatan militer dalam misi internasional, sumber daya manusia berkualitas tinggi, dan image pertahanan yang berwibawa dan kredibel.</p><p><strong>Kata Kunci :</strong> Brunei Darussalam, diplomasi pertahanan, sumber daya alam</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Haji Muhammad, Haji Johar Bin. "Kontribusi Syariah Dalam Pembentukan Undang-Undang di Negara Brunei Darussalam." Al-Risalah: Forum Kajian Hukum dan Sosial Kemasyarakatan 13, no. 02 (2018): 1–31. http://dx.doi.org/10.30631/alrisalah.v13i02.413.

Full text
Abstract:
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis posisi dalam sistem hukum syariah di Brunei. Studi ini penting untuk mengenal hukum yang dilaksanakan di Brunei, dimana sebagiannya berasal daripada Inggris. Sebelum kedatangan Inggris, Brunei pada prinsipnya memiliki hukum Islam sendiri yang tertulis dalam Qanun Brunei, Hukum Adat Brunei dan juga memiliki pengadilan syariah sendiri. Tetapi ketika Inggris datang, sedikit demi sedikit mereka diperkenalkan hukum Islam ke dalam hukum mereka sendiri. Kadi Pengadilan diwujudkan pada tahun 1906 ditiadakan, ketika hukum mereka terus mengalami perubahan. Walaupun demikian, upaya untuk menjaga hukum Islam terus dilakukan. Faktor-faktor yang mempengaruhi praktek hukum Islam di Brunei tidak hanya masyarakat tetapi juga keinginan dari Raja Brunei. Dengan keinginan kuat antara pemerintah dan masyarakat, hukum Islam bisa ditegakkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Christian, Natalis, Felicia Aw, Fiorentina Fiorentina, Alice Alice, and Anisah Aufah. "PERKEMBANGAN AKUNTANSI BRUNEI DARUSSALAM DAN ANALISIS SHENANIGANS DALAM LAPORAN KEUANGANNYA." Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis 6, no. 1 (2021): 32–43. http://dx.doi.org/10.38043/jiab.v6i1.3017.

Full text
Abstract:
Brunei adalah satu-satunya negara berdaulat sepenuhnya di Kalimantan, sisa wilayah pulau dibagi antara negara Malaysia dan Indonesia. Menurut Dana Moneter Internasional (IMF), Brunei menempati urutan kelima di dunia berdasarkan produk domestik bruto per kapita pada paritas daya beli. Ada dua jenis Standar Akuntansi yang akan diadopsi di Brunei Darussalam, yaitu Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) dan Standar Akuntansi Brunei Darussalam (BDAS) yang dikeluarkan oleh BDASC untuk entitas lain yang tidak memiliki akuntabilitas publik (entitas kepentingan non-publik). Dengan analisis yang penulis lakukan berdasarkan laporan tahunan dan laporan keuangan dengan memakai objek Bank Islam Brunei Darussalam (BIBD) selama 5 tahun terakhir, hasil analisa menunjukkan bahwa perusahaan tidak melakukan praktik Shenanigans 1, Shenanigans 2, Shenanigans 4, Shenanigans 5, Shenanigans 6, Shenanigans 7. Bank Islam Brunei Darussalam (BIBD) melakukan teknik Shenanigans 3 dalam pencatatan laporan keuangannya tanpa pengaruh yang signifikan (jumlah yang kecil) sehingga laporan keuangan masih wajar dan tidak merugikan pihak yang bersangkutan. Kata Kunci: Brunei Darussalam, Perkembangan Akuntansi, Teknik Shenanigans.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Syaparuddin, Syaparuddin, Selamet Rahmadi, and Yusnita Yusnita. "Study komperasi struktur ekonomi Negara ASEAN." e-Jurnal Perspektif Ekonomi dan Pembangunan Daerah 9, no. 1 (2020): 37–50. http://dx.doi.org/10.22437/pdpd.v9i1.12481.

Full text
Abstract:
This study aims to analyze: 1) changes in the economic structure of ASEAN countries; 2) comparison of the economic structure of ASEAN countries. The data used in this research is secondary data which includes 2000-2016 time-series data and 10 countries cross-sections. Based on the results of the analysis, it shows that changes in the economic structure of ASEAN countries from 2000 to 2016 fluctuated each year. It can be seen from the GDP data on the average contribution of sectors based on business fields and based on shifting sub-sectors, namely the agricultural sector, the industrial sector, and the service sector. From the economic structure of ASEAN countries apart from (Singapore) for the agricultural sector, the largest contribution was Myanmar 40.55%, and the lowest contribution was Brunei Darussalam 0.89%. For the industrial sector, the largest contribution was Brunei Darussalam 66.79%, and the lowest contribution was Myanmar 23.22%. The service sector with the largest contribution was the Philippines at 54.91%, and the lowest contribution was Brunei Darussalam 32.31%.
 Keywords: Leading sector, Shift-share, Economic Structure, GDP
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Aminnuddin, Abdul Qayyuum, and Mohd Anuar Ramli. "Penggunaan Mazhab Selain Syafi‘I dalam Fatwa Negara Brunei Darussalam." Journal of Fatwa Management and Research 7, no. 1 (2018): 37–56. http://dx.doi.org/10.33102/jfatwa.vol7no1.58.

Full text
Abstract:
Negara Brunei Darussalam is known as a country that strongly adhere and follow the Syafi‘ite School of Islamic law (madhhab). Both in daily practice of its Islamic society as well as in the Islamic legal pronouncements (fatwa) that have been issued. Hence, this study aims to demonstrate the existence of opinion from madhhabs other than the Syafi‘ite in the justifications of the State Mufti of Brunei for issuing fatwa. Therefore, library research was conducted to gather suitable fatwas, while content analysis method was performed to identify fatwas that comprised the opinion of madhhabs other than the Syafi‘ite. As a result of this study, those opinions that were brought up in the fatwas are caused by several factors. Namely to show the similarities and differences of opinion between those madhhab and the Syafi‘ite, to meet the demand of the one seeking fatwa (al-mustafti) and when the State Mufti was giving guidance (irsyad) at the end of his fatwa.
 Keywords: Madhhab, Hanafi, Maliki, Syafi‘i, Hanbali, Fatwa, Brunei.
 Abstrak
 Negara Brunei Darussalam dikenali dengan negara yang berpegang kuat dengan mazhab Syafi‘I sama ada dalam amalan seharian masyarakat Islamnya mahupun dalam keputusan-keputusan fatwa yang dikeluarkan. Justeru kajian ini bertujuan untuk memperlihatkan kewujudan pendapat mazhab selain Syafi‘I dalam hujah-hujah Mufti Kerajaan Brunei bagi mengeluarkan fatwa. Kaedah perpustakaan dijalankan untuk mengumpul fatwa yang dikaji dan kaedah analisis kandungan digunakan untuk mengenal pasti fatwa yang terdapat di dalamnya pendapat dari luar mazhab Syafi‘i. Hasil kajian mendapati pendapat-pendapat mazhab selain Syafi‘I yang dikemukakan dalam fatwa-fatwa tersebut adalah disebabkan oleh beberapa faktor iaitu bagi menunjukkan persamaan dan perbezaan pendapat, bagi memenuhi permintaan orang yang bertanya dan apabila Mufti Kerajaan Brunei mengemukakan irsyad di hujung teks fatwanya.
 Kata kunci: Mazhab, Hanafi, Maliki, Syafi‘i, Hanbali, Fatwa, Brunei.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Purwantoro, Yehuda. "BANDWAGONING BRUNEI DARUSSALAM TERHADAP REPUBLIK RAKYAT CINA PADA TAHUN 2018 DALAM KONFLIK LAUT CINA SELATAN." Indonesian Journal of International Relations 4, no. 1 (2020): 1–24. http://dx.doi.org/10.32787/ijir.v4i1.114.

Full text
Abstract:
Abstract
 The South China Sea dispute involves People’s Republic of China (PRC) against Vietnam, Malaysia, Philippines, Indonesia, and Brunei Darussalam. The South China Sea Dispute was caused by claimant state and nine dashed line which made by PRC. Instead of resist, Brunei Darussalam in South China Sea Conflict took considerable different gesture other than the rest belligerent parties like Vietnam, Malaysia, Philipines, and Indonesia. Brunei did not show any resistance to PRC regarding territorial claimants and instead cooperates with Asian giants controversial move. Brunei Darussalam took a stand by bandwagoning against the PRC. Brunei’s behaviour was identified by Balance of Threat theory by Stephen Walt. As a result, there is a very unbalanced capability and power capacity measure between the combined power capacity of Brunei Darussalam, Vietnam, Malaysia, the Philippines, and Indonesia with PRC. It made worse by the Brunei’s economic crisis.
 Keywords: south china sea; brunei darussalam; people republic of china; bandwagoning.
 Abstrak
 Konflik Laut Cina Selatan melibatkan Republik Rakyat Cina (RRC) dengan Vietnam, Malaysia, Filipina, Indonesia, dan termasuk Brunei Darussalam. Konflik Laut Cina Selatan disebabkan oleh claimant state dan pembuatan sembilan garis putus-putus (nine dashed line) secara sepihak oleh RRC. Dalam menyikapi agresifitas RRC yang mengklaim wilayahnya di Laut Cina Selatan, Brunei Darussalam mengambil sikap yang berbeda dibanding yang dilakukan oleh Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Brunei Darussalam mengambil sikap dengan tidak menentang klaim RRC dan melakukan bandwagoning terhadap RRC. Sikap bandwagoning yang dilakukan Brunei Darussalam disebabkan oleh tiga kondisi negara dan empat faktor ancaman dalam teori Balance of Threat Stephen Walt, dimana ukuran kapabilitas dan kapasitas kekuatan yang sangat tidak berimbang antara Brunei Darussalam, Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Indonesia dengan RRC , bahkan jika kekuatan lima negara tersebut digabungkan. Kondisi tersebut ditambah dengan krisis ekonomi yang dialami Brunei Darussalam sehingga bandwagoning dianggap sebagai pilihan yang rasional.
 Kata Kunci: laut cina selatan; brunei darussalam; republik rakyat cina; bandwagoning.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Haji Muhammad, Haji Johar Bin. "kontribusi Syariah Dalam Pembentukan Undang-Undang Di Negara Brunei Darussalama." Al-Risalah 13, no. 02 (2018): 1. http://dx.doi.org/10.30631/al-risalah.v13i02.413.

Full text
Abstract:
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis posisi dalam sistem hukum syariah di Brunei. Studi ini penting untuk mengenal hukum yang dilaksanakan di Brunei, dimana sebagiannya berasal daripada Inggris. Sebelum kedatangan Inggris, Brunei pada prinsipnya memiliki hukum Islam sendiri yang tertulis dalam Qanun Brunei, Hukum Adat Brunei dan juga memiliki pengadilan syariah sendiri. Tetapi ketika Inggris datang, sedikit demi sedikit mereka diperkenalkan hukum Islam ke dalam hukum mereka sendiri. Kadi Pengadilan diwujudkan pada tahun 1906 ditiadakan, ketika hukum mereka terus mengalami perubahan. Walaupun demikian, upaya untuk menjaga hukum Islam terus dilakukan. Faktor-faktor yang mempengaruhi praktek hukum Islam di Brunei tidak hanya masyarakat tetapi juga keinginan dari Raja Brunei. Dengan keinginan kuat antara pemerintah dan masyarakat, hukum Islam bisa ditegakkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Awang Jambol, Dg Junaidah Binti, and Baszley Bee Bin Basrah Bee. "Perubahan Tradisi Penempatan Masyarakat Melayu Brunei di Kawasan Pantai Barat Borneo Utara: Impak Terhadap Sosioekonomi (1881-1941)." Malaysian Journal of Social Sciences and Humanities (MJSSH) 6, no. 11 (2021): 38–50. http://dx.doi.org/10.47405/mjssh.v6i11.1143.

Full text
Abstract:
Makalah ini adalah berkaitan dengan perubahan tradisi penempatan masyarakat Melayu Brunei di kawasan pantai barat Borneo Utara (1881-1941) dan impaknya terhadap sosioekonomi masyarakat ini semasa zaman pentadbiran British North Borneo (Charted) Company (BNBC). Tujuan utama makalah ini ialah untuk menjelaskan perubahan serta pengekalan penempatan masyarakat ini selepas tamatnya pemerintahan Kesultanan Brunei. Pengambilalihan BNBC terhadap Borneo Utara menyebabkan wujudnya pemisahan pemerintahan di antara masyarakat Melayu Brunei di Borneo Utara dengan masyarakat Melayu di negara Brunei Darussalam dalam aspek sosial dan ekonomi. Perubahan dan pengekalan penempatan inilah yang akan cuba dibahaskan dalam penulisan ini adalah bagi memahami ajukan masyarakat Melayu Brunei wujud sebagai sebuah entiti masyarakat yang berbeza daripada masyarakat Melayu yang berada di negara Brunei Darussalam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Noorashid, Najib. "Vitaliti Semasa Bahasa Melayu di Negara Brunei Darussalam." KEMANUSIAAN The Asian Journal of Humanities 28, no. 2 (2021): 159–87. http://dx.doi.org/10.21315/kajh2021.28.2.7.

Full text
Abstract:
Perdebatan mengenai “pertelingkahan bahasa Melayu dan bahasa Inggeris” sentiasa wujud di alam Melayu. Walaupun bahasa Melayu merupakan bahasa rasmi/bahasa kebangsaan dan juga bahasa penanda budaya dan identiti orang Melayu, masih terdapat kekhuatiran terhadap kemungkinan kepupusan bahasa tersebut dalam kalangan para sarjana dan masyarakat Melayu. Perkara ini terjadi kerana peningkatan kepentingan bahasa Inggeris dalam era globalisasi. Dengan mengaplikasikan Model Sikap Bahasa dan metode Skala Penilaian Gangguan Antara Generasi Luasan serta Rangka Kerja Keberdayaan dan Kepupusan Bahasa, makalah ini membincangkan sikap bahasa dan daya hidup semasa bagi dua variasi bahasa Melayu iaitu bahasa Melayu standard dan bahasa Melayu Brunei dalam persekitaran dwibahasa di Negara Brunei Darussalam, berdasarkan bukti-bukti kajian analisis terhadap penutur bahasa Melayu Brunei dan tanggapan beberapa sarjana bahasa Melayu. Hasil analisis mendapati sikap para belia terhadap kedua-dua variasi bahasa adalah positif dan kewujudan dilestarikan melalui usaha-usaha penyelenggaraan setempat, selain kedua-dua variasi bahasa ini saling melengkapi dengan bahasa Inggeris mengikut kesesuaian konteks dan audiens. Makalah ini turut menyangkal tanggapan yang menyatakan kedudukan dan daya hidup semasa bahasa Melayu terancam, selain turut menyanggah dakwaan kewujudan bahasa Inggeris mengancam status dan pengekalan bahasa Melayu.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Kamis, Abdul Malik, and Thirunaukarasu Subramaniam. "SEJARAH EKONOMI NEGARA BRUNEI DARUSSALAM, 1906-2011 (ECONOMIC HISTORY OF BRUNEI DARUSSALAM, 1906-2011)." Journal of Southeast Asian Studies 21, no. 1 (2016): 72–107. http://dx.doi.org/10.22452/jati.vol21no1.4.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Jaeni, Ahmad, and Muhammad Musadad. "Tipologi Mushaf Kuno Nusantara di Brunei Darussalam." SUHUF 11, no. 2 (2018): 215–36. http://dx.doi.org/10.22548/shf.v11i2.417.

Full text
Abstract:
Artikel ini menyajikan hasil kajian mushaf kuno Nusantara pada koleksi Arkib Negara Brunei Darussalam yang sejauh ini belum dilakukan secara khusus. Kajian ini penting dilakukan untuk melengkapi kajian terdahulu yang dilakukan oleh Annabel Teh Gallop dalam memotret sebaran mushaf kuno di Asia Tenggara. Kajian yang telah dilakukan Annabel mampu memotret mushaf Asia Tenggara ke dalam beberapa tipologi berdasarkan hasil kajian kodikologis. Hanya saja, kajian tersebut belum merata di seluruh wilayah, termasuk di wilayah Brunei Darussalam yang mempunyai koleksi mushaf kuno yang cukup banyak. Melalui pendekatan kodikologis dan tekstual, kajian ini dapat memetakan tipologi mushaf mushaf kuno yang terdapat dalam koleksi Arkib Negara. Hasil kajian menunjukkan bahwa mushaf kuno koleksi Arkib Negara mempunyai tipologi yang dapat diduga kuat berasal dari Patani dan Jawa, dua pusat penyalinan mushaf kuno di Asia Tenggara. Kenyataan ini sekaligus menegaskan bahwa kebanyakan mushaf kuno Nusantara telah bermigrasi dari daerah asalnya ke sejumlah tempat koleksi.
 
 Kata kunci: Tipologi, mushaf kuno Nusantara, Arkib Negara Brunei.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Ramli, Mohd Anuar, and Abdul Qayyum Aminuddin. "Fatwa Kepenggunaan Di Negara Brunei Darussalam: Satu Analisis." Ulum Islamiyyah 22 (December 29, 2017): 42–52. http://dx.doi.org/10.33102/uij.vol22no0.7.

Full text
Abstract:
The development of consumerism issues currently occurring together with the rapid technology that encourage manufacturers to produce a wide range of consumer products to meet the needs of current demand. Furthermore, entrepreneurs are trying to attract consumers to use these products to gain revenue. Thus, the Islamic legal pronouncement (fatwa) is a current mechanism for the Muslim community to seek clarification on arise matters so that their life does not contradict with the Islamic law. Therefore, this study is to explore the theoretical concept of consumerism fatwa along with its examples that have been issued in Brunei Darussalam. Documentation method as well as interview and content analysis method are performed to assist this study as means to gather and analyses data. The finding of this study specifies that consumerism fatwa covers entire aspects pertaining the activity associated with food products, non-food products and non-good products.
 Abstrak
 Perkembangan isu-isu kepenggunaan masa kini berlaku selari dengan kepesatan teknologi yang mendorong pengeluar menghasilkan pelbagai jenis produk kepenggunaan untuk memenuhi kehendak semasa. Pengusaha pula berusaha menarik minat pengguna untuk menggunakan produk-produk tersebut bagi mengaut keuntungan. Justeru, fatwa merupakan suatu mekanisme semasa untuk masyarakat Islam mendapatkan penjelasan bagi permasalahan hukum yang timbul agar kehidupan tidak bercanggah dengan hukum syarak. Dengan itu, kajian ini adalah sebagai penerokaan kepada teori konsep fatwa kepenggunaan di samping mengemukakan contoh fatwa-fatwa kepenggunaan yang telah dikeluarkan di Negara Brunei Darussalam. Kajian ini menggunakan kaedah dokumentasi, temu bual dan analisis kandungan untuk mengumpul dan menganalisis maklumat. Hasil kajian mendapati fatwa kepenggunaan itu meliputi seluruh aspek berkenaan aktiviti kepenggunaan yang berkaitan dengan produk barangan makanan, produk barangan bukan makanan dan produk bukan barangan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Tan, Benito C., and Haji Mohamed. "A New Moss Checklist of Negara Brunei Darussalam." Polish Botanical Journal 58, no. 1 (2013): 259–66. http://dx.doi.org/10.2478/pbj-2013-0026.

Full text
Abstract:
Abstract A new moss checklist with updated nomenclature is given for the small country of Brunei Darussalam located in the northern part of Borneo. A total of 103 species in 50 genera are now collected and reported. The country’s moss flora is still very much undercollected, judging from our present results: (i) the absence of cosmopolitan and common paleotropical species such as Bryum apiculatum Schwägr., Callicostella papillata (Mont.) Mitt., Funaria hygrometrica Hedw., Isopterygium minutirameum (Müll. Hal.) A. Jaegr., Octoblepharum albidum Hedw. and Philonotis hastata (Duby) Wijk & Margad.; (ii) the absence of widespread families such as Pottiaceae and Ditrichaceae; and (iii) the under-representation of speciose genera such as Ectropothecium, Macromitrium, Thuidium and Trichosteleum, with only one species collected. The incompleteness of our knowledge of the moss flora makes it impossible to assess the country’s endangered moss species.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Zin, Razali Mat. "ACHIEVING PRODUCTIVITY THROUGH BUDGETARY REFORM : A PROPOSAL FOR NEGARA BRUNEI DARUSSALAM." Indonesian Management and Accounting Research 12, no. 2 (2013): 1–18. http://dx.doi.org/10.25105/imar.v12i2.1165.

Full text
Abstract:
The principle budget and productivity reforms of recent decades have shared a common error whereby they have been preoccupied with measurement while ignoring the incentive environment of public organization and their managers. This paper is an attempt to discuss issues pertaining to Negara Brunei Darussalam budgeting process which focus on a pervasive set of disincentives that penalize productivity improvements. The future of both productivity improvement and the country planning depends upon the incentives we create for the public organizations through the budgetary process. Some strategies to remedy the situation in Brunei are recommended.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Smith, Brian D. "Language choice and terminology for national development in Negara Brunei Darussalam." Terminology 1, no. 2 (1994): 291–301. http://dx.doi.org/10.1075/term.1.2.05smi.

Full text
Abstract:
This paper considers the problems of development and use of new Malay terminology in Brunei Darussalam in the context of policies which have established Malay as the official language but given English a central role in the education system. While the National Bureau for Language and Literature is responsible for the creation and cultivation of new terminology and discourse, it has little influence on language use in the education system or in society generally. It seems likely that Brunei will follow Singapore in accepting English as the language of economic and commercial development, leaving Malay to fulfill a ritual and subsidiary role in which new Malay terms serve only as a passive record of equivalents.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Ansori, Isa. "Kedudukan Fatwa di Beberapa Negara Muslim (Malaysia, Brunei Darussalam dan Mesir)." Analisis: Jurnal Studi Keislaman 17, no. 1 (2017): 137. http://dx.doi.org/10.24042/ajsk.v17i1.1790.

Full text
Abstract:
Di negara mayoritas Islam atau Muslim, posisi institusi dan produk fatwa memiliki banyak perbedaan. Perbedaan ini dipengaruhi oleh masing-masing sistem hukum, pemerintahan dan administrasi negara. Ada negara-negara yang menempatkan fatwa atau lembaga fatwa dalam sistem hukum dan struktur pemerintahan, sementara yang lain berada di luar sistem hukum dan struktur pemerintahan. Alhasil, posisi institusi dan kekuatan produk fatwa berbeda untuk masing-masing negara. Lembaga dan produk fatwa yang berada di dalam struktur hukum atau pemerintahan memiliki posisi yang lebih legal dan mengikat daripada yang berada di luar sistem hukum dan pemerintahan. Di Brunei, Lembaga fatwa termasuk dalam sistem pemerintahan, sehingga Mufti di Brunei nampaknya kurang independen, karena ada campur tangan Sultan dalam mengambil keputusan, namun hasil produk fatwa di Brunei sangat mengikat. Di Malaysia, Mufti adalah badan yang berkuasa setelah Sultan dalam urusan agama. Mufti Malaysia memiliki pendapat yang lebih independen, walaupun keputusannya dianggap sah jika mendapat persetujuan Duli Yang Maha Mulia Sultan atau Yang di-Pertuan Agong pada saat pewartaan fatwa, produk fatwa juga mengikat. Sementara di Mesir, Institusi untuk fatwa dipisahkan dari sistem hukum atau pemerintahan, namun merupakan salah satu pilar utama institusi Islam bersama Al-Azhar Al-Sharif, Universitas Al-Azhar dan Kementerian Wakaf. Posisi fatwa di Mesir serupa dengan kondisi di Indonesia bahwa produk fatwa mengikat saat menjadi hukum positif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Mani, A. "Negara Brunei Darussalam in 1992 : Celebrating the Silver Jubilee." Southeast Asian Affairs 1993 1993, no. 1 (1993): 95–109. http://dx.doi.org/10.1355/seaa93e.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Horton, A. V. M. "Negara Brunei Darussalam: Economic Gloom and the APEC Summit." Southeast Asian Affairs 2001 2001, no. 1 (2001): 95–109. http://dx.doi.org/10.1355/seaa01g.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Siddique, Sharon. "Negara Brunei Darussalam: “A New Nation but an Ancient Country”." Southeast Asian Affairs 1985 1985, no. 1 (1985): 99–108. http://dx.doi.org/10.1355/seaa85g.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Damit, Mohamad Yusop bin Awang. "Negara Brunei Darussalam: Light at the End of the Tunnel." Southeast Asian Affairs 2002 2002, no. 1 (2002): 81–91. http://dx.doi.org/10.1355/seaa02e.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Sulaiman, Hamzah. "Negara Brunei Darussalam: Socio‑Economic Concerns Amid Stability and Plenty." Southeast Asian Affairs 2003 2003, no. 1 (2003): 71–79. http://dx.doi.org/10.1355/seaa03e.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Fadil, Khaidir, Suhendra Suhendra, and Amran Amran. "Analisis Kebijakan Pendidikan Negara-negara ASEAN dalam Mendukung Suistanable Developments Goal." ISLAMIKA 5, no. 1 (2023): 279–95. http://dx.doi.org/10.36088/islamika.v5i1.2778.

Full text
Abstract:
The purpose of this study was to determine education policies that support quality education SDGs in several ASEAN countries, especially Indonesia. The method used is library research by taking references from books, websites, and international journals. Sustainable Development Goals or commonly abbreviated SDGs are sustainable development goals resulting from the UN Summit in 2012. One of the 17 resulting goals is regarding quality education. Several ASEAN countries such as Singapore, Malaysia, Brunei Darussalam, and Indonesia have demonstrated that education policies have been issued to support quality education SDGs. In Singapore, it is proven by ensuring that all children of Singapore Citizens over the age of six must be enrolled in a national primary school. The six-year primary school education, which is heavily subsidized, aims to provide Singaporean children with a general core of knowledge that serves as a solid foundation for further education and training. While it is proven by the policies and priorities of education in Malaysia which are systematically related to the national development plan. As such, the ministry of education is committed to providing education and training services in line with the main thrust of the National Line Perspective Plan and the 5-Year Development Plan. Then, in Brunei Darussalam, it was proven that Through the '2018-2022 Strategic Plan', the ministry of education has set its mission to provide holistic education to achieve maximum potential for all in line with its vision of 'Quality Education, Dynamic Nation'. Whereas in Indonesia the implementation of quality education policies in support of the SDGs can be seen based on reports of regional action plans, one of which is West Java and East Java, namely: Increasing lifelong learning opportunities for all people free of charge, equal and quality which leads to the achievement of effective and relevant learning. while basic services are of high quality. Namely free quality education and health Tis-Tas (Free and Quality)
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Abdullah, Wan Hasiah. "Petrographic features of oil-prone coals from the Brunei-Muara District, Negara Brunei Darussalam." Bulletin of the Geological Society of Malaysia 43 (December 1, 1999): 621–27. http://dx.doi.org/10.7186/bgsm43199961.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Jones, Gary M. "The Evolution of a Language Plan." Language Problems and Language Planning 21, no. 3 (1997): 197–215. http://dx.doi.org/10.1075/lplp.21.3.01jon.

Full text
Abstract:
KESIMPULAN Perkembangan Peranchangan Bahasa: Penur.ipuan ke arah Brunei Darussalam Kertas ini telah menunjukkan bahawa peranchangan bahasa di Brunei Darussalam telah berkembang mengikut keperluan mesyarakat, terutama perniagaan dan perindustrian. Di samping mempertahankan bahasa kebangsaan, Bahasa Melayu, Brunei juga mahukan penduduknya untuk mahir di dalam menggunaken Bahasa Inggeris. Kementerian Pendidiken telah memper kenal kan sistem dwibahasa, yang diharapkan dapat menenahi keperluan bahasa negara. Kertas ini juga membandingkan pengertian, isu perancangan universal bahasa dan imperialisma bahasa dengan apa yang sedang terjadi di Brunei. RESUMO La evoluigo de lingvoplano: Fokuso al Brunejo Darusalamo La artikolo analizas la evoluigon de lingvoplano en Brunejo. Ĝi montras, ke intenca ago por influi la elekton de lingvo uzata en la lando estas relative nova fenomeno, instigita de komercaj konsideroj. La artikolo analizas difinojn, variablojn kaj universalajojn de lingvoplanado en rilato al Brunejo. Ĝi ankaŭ studas kelkajn el la pli ĝeneralaj problemoj de lingvoplanado enkondukitajn de Tollefson kaj Phillipson.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Haji Hirmond, Ummi Amnah, and Hj Abdurrahman Raden Aji Haqqi. "DRINKING LIQUOR CRIME IN BRUNEI DARUSSALAM: LEGAL ANALYSIS ON LIQUOR INTERPRETATION AND STANDARD LIMIT OF ALCOHOL CONTENT." International Journal of Law, Government and Communication 5, no. 21 (2020): 298–315. http://dx.doi.org/10.35631//ijlgc.5210025.

Full text
Abstract:
The enforcement of the Syariah Penal Code Order, 2013 brought major changes in the criminal law of drinking liquor in Brunei Darussalam with the increase in provisions related to it together with increased rates of fine and additional whipping. The absence of interpretation in relation to the provisions of drinking liquor in the Syariah Penal Code Order, 2013 opens up space to various interpretations and assumptions in regard to the element within the proof of offence. The objective of the study is to analyse the provisions of drinking liquor offenses and related thereto, thus showing the current development of the shariah criminal law and the extent to which its implementation has therefore clarified the need for a more specific and clear definition. The methodology used is a legal study with a qualitative approach. Data were obtained from documentation materials through library-based methods, statute content analysis, journals, articles, case reports, research on investigation papers, and interview methods. The findings showed a difference in liquor interpretation among the scholars of the sects and not explicitly interpreted in shariah criminal law in comparison to the civil criminal law which gives interpretations with a different standard limit of alcohol content. The lack of interpretation of drinking liquor and the difference in the standard limit of alcohol content in the legislation may cause confusion among the practitioners and in determining the element of proof of the crime, thus possibly affecting the proof of the case. The loopholes found in the law need to be given appropriate attention and amendments so that the implementation of this criminal law is more effective. With specific improvement and explanation, the enactment and enforcement of this law are not wasted in responding to the religious demands and government aspirations to combat the crime.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Dahlan, Siti Salwana Syarfa. "Radio dan perkembangan konsep Melayu Islam Beraja di Brunei." Jurnal Pengajian Media Malaysia 24, no. 1 (2022): 51–74. http://dx.doi.org/10.22452/jpmm.vol24no1.4.

Full text
Abstract:
Malay Islamic Monarchy (MIB) is a concept of philosophy that belongs to Brunei Darussalam, practiced by all levels of society whether in the state affairs or everyday life. MIB was officially proclaimed as a nation’s philosophy in 1984. MIB is defined as the national philosophy which holds three essential elements or integral components, Malay, Islam, and Monarchy. Hence, this study was conducted to identify the extent and how the concept of MIB in Brunei’s radio broadcasts is being disseminated from the perspectives of Bruneians. As a result, it is shown that the MIB values are there being implemented and disseminated to the society through radio broadcasts. The dissemination consists of various aspects that are aligned with MIB which are Malay values, Islamic values, monarchial and statehood aspects, knowledge enhancement, and kinship. Melayu Islam Beraja (MIB) merupakan satu konsep falsafah yang menjadi milik Negara Brunei Darussalam, diamalkan oleh semua lapisan masyarakat sama ada dalam urusan negara mahupun kehidupan seharian. MIB telah diisytiharkan secara rasmi sebagai falsafah negara pada tahun 1984. MIB ditakrifkan sebagai falsafah negara yang mengandungi tiga elemen penting atau komponen integral, Melayu, Islam dan Beraja. Justeru, kajian ini dijalankan untuk mengenal pasti sejauh mana dan bagaimana konsep MIB dalam siaran radio Brunei disebarkan dari perspektif rakyat Brunei. Hasilnya, menunjukkan nilai-nilai MIB yang ada di sana sedang dilaksanakan dan disebarkan kepada masyarakat melalui siaran radio. Penyebarannya terdiri daripada pelbagai aspek yang diselaraskan dengan MIB iaitu nilai-nilai Melayu, nilai-nilai Islam, aspek beraja dan kenegaraan, peningkatan ilmu, dan persaudaraan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Maswandi, Elmy, Zulfadzlee Zulkiflee, and Wafiqah Asnola. "ANALISIS PERISTIWA TUTUR MODEL SPEAKING HYMES (1972) DALAM SIDANG MEDIA COVID-19 NEGARA BRUNEI DARUSSALAM." Jurnal Pengajian Melayu 33, no. 1 (2022): 39–54. http://dx.doi.org/10.22452/jomas.vol33no1.3.

Full text
Abstract:
ABSTRACT The daily press conferences on COVID-19 infection updates in Brunei titled Sidang Media Status Terkini Jangkitan COVID-19 Negara Brunei Darussalam have been a platform for the public to access information on the pandemic. Using Hymes’s (1972) SPEAKING model, this study aims to examine speech incidences and their similarities and differences during the conference and subsequent question-and-answer (Q&A)s between the media and ministries. The study utilised the qualitative descriptive method by analysing data retrieved from the Q&A transcripts between the journalists and ministries. These transcripts were produced from live telecasts of the conferences via Radio Televisyen Brunei (RTB). The journalists covered in this study came from agencies such as The Scoop, Shianghuan Residency, The Bruneian, @ranoadidas, RTB and Borneo Bulletin. The findings of the study proved that the SPEAKING model was highly effective in examining various speech events and their similarities and differences in the Q&As. Six components of SPEAKING showed similarities – the setting and scene, participants, ends, instrumentalities, norms and genres. However, the balance two components, act sequences and key, demonstrated specific differences. The component of instrumentalities was also placed under further investigation because there were similarities detected during the conversations and differences in language use. In this case, the phenomenon of varied code-switching that occurred was identified in the data. Results showed that there were implicit elements in the questions asked. Overall, utterances in the conferences fulfilled all aspects of the SPEAKING model; hence, the Q&A could be easily followed by the audience. As such, all eight components of the model were found to have contributed to the speech incidences. Consequently, the study can measure an individual’s interacting abilities and competence in communicating and understanding societal norms. Keywords: press conference, COVID-19, speech events, language, question ABSTRAK Sidang Media Situasi Terkini Jangkitan COVID-19 Negara Brunei Darussalam menjadi platform untuk menyampaikan maklumat kepada masyarakat mengenai status terkini jangkitan COVID-19 di Negara Brunei Darussalam. Kajian ini mendeskripsikan peristiwa tutur dengan menggunakan Model SPEAKING oleh Hymes (1972) serta membandingkan persamaan dan perbezaan peristiwa tutur daripada setiap agensi penyiaran semasa sesi soal jawab bersama pihak kementerian berlangsung. Kajian ini menggunakan kaedah kualitatif deskriptif dengan menganalisis data kajian berbentuk transkripsi sesi soal jawab antara pihak wartawan dengan pihak kementerian. Data telah dikumpulkan daripada tayangan sidang media COVID-19 yang diadakan pada setiap hari di Radio Televisyen Brunei (RTB) melalui siaran langsung. Pihak wartawan mewakili agensi media The Scoop, Shianghuan Residency, The Bruneian, @ranoadidas, Radio Televisyen Brunei dan Borneo Bulletin. Dapatan kajian menunjukkan bahawa keberkesanan dalam memahami peristiwa tutur menggunakan model SPEAKING ialah dengan meneliti persamaan dan perbezaan aspek yang digunakan semasa pertuturan berlangsung, iaitu semasa sesi soal jawab diadakan. Dapatan kajian menunjukkan terdapat enam komponen yang mengandungi persamaan, iaitu Setting dan Scene, Participants, Ends, Instrumentalities, Norms dan Genre. Dua komponen yang mengandungi perbezaan pula ialah Act Sequences dan Key. Komponen Instrumentalities juga dibandingkan kerana terdapat persamaan aspek saranan perbualan, namun berbeza daripada aspek penggunaan bahasanya. Dalam hal ini, perbezaan peralihan kod bahasa telah dikenal pasti semasa ujaran berlangsung. Hasil kajian juga mendapati wujudnya unsur-unsur implisit dalam soalan-soalan yang diajukan. Kesimpulannya, peristiwa tutur dalam sidang media tersebut telah menepati kesemua komponen model SPEAKING dan kelangsungan sesi soal jawab dapat diikuti oleh pendengar. Oleh itu, kelapan-lapan aspek dalam model SPEAKING didapati menyumbang kepada proses peristiwa tutur semasa Sidang Media Situasi Terkini Jangkitan COVID-19 Negara Brunei Darussalam. Implikasi kajian ini bukan hanya mengukur keupayaan individu dalam interaksi, tetapi kecekapan dalam berkomunikasi dan kefahaman yang baik tentang norma sosial turut diambil kira. Kata kunci: sidang media, COVID-19, peristiwa tutur, bahasa, soal jawab.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Maswandi, Elmy, Zulfadzlee Zulkiflee, and Wafiqah Asnola. "ANALISIS PERISTIWA TUTUR MODEL SPEAKING HYMES (1972) DALAM SIDANG MEDIA COVID-19 NEGARA BRUNEI DARUSSALAM." Jurnal Pengajian Melayu 33, no. 1 (2022): 39–54. http://dx.doi.org/10.22452/jomas.vol33no1.3.

Full text
Abstract:
ABSTRACT The daily press conferences on COVID-19 infection updates in Brunei titled Sidang Media Status Terkini Jangkitan COVID-19 Negara Brunei Darussalam have been a platform for the public to access information on the pandemic. Using Hymes’s (1972) SPEAKING model, this study aims to examine speech incidences and their similarities and differences during the conference and subsequent question-and-answer (Q&A)s between the media and ministries. The study utilised the qualitative descriptive method by analysing data retrieved from the Q&A transcripts between the journalists and ministries. These transcripts were produced from live telecasts of the conferences via Radio Televisyen Brunei (RTB). The journalists covered in this study came from agencies such as The Scoop, Shianghuan Residency, The Bruneian, @ranoadidas, RTB and Borneo Bulletin. The findings of the study proved that the SPEAKING model was highly effective in examining various speech events and their similarities and differences in the Q&As. Six components of SPEAKING showed similarities – the setting and scene, participants, ends, instrumentalities, norms and genres. However, the balance two components, act sequences and key, demonstrated specific differences. The component of instrumentalities was also placed under further investigation because there were similarities detected during the conversations and differences in language use. In this case, the phenomenon of varied code-switching that occurred was identified in the data. Results showed that there were implicit elements in the questions asked. Overall, utterances in the conferences fulfilled all aspects of the SPEAKING model; hence, the Q&A could be easily followed by the audience. As such, all eight components of the model were found to have contributed to the speech incidences. Consequently, the study can measure an individual’s interacting abilities and competence in communicating and understanding societal norms. Keywords: press conference, COVID-19, speech events, language, question ABSTRAK Sidang Media Situasi Terkini Jangkitan COVID-19 Negara Brunei Darussalam menjadi platform untuk menyampaikan maklumat kepada masyarakat mengenai status terkini jangkitan COVID-19 di Negara Brunei Darussalam. Kajian ini mendeskripsikan peristiwa tutur dengan menggunakan Model SPEAKING oleh Hymes (1972) serta membandingkan persamaan dan perbezaan peristiwa tutur daripada setiap agensi penyiaran semasa sesi soal jawab bersama pihak kementerian berlangsung. Kajian ini menggunakan kaedah kualitatif deskriptif dengan menganalisis data kajian berbentuk transkripsi sesi soal jawab antara pihak wartawan dengan pihak kementerian. Data telah dikumpulkan daripada tayangan sidang media COVID-19 yang diadakan pada setiap hari di Radio Televisyen Brunei (RTB) melalui siaran langsung. Pihak wartawan mewakili agensi media The Scoop, Shianghuan Residency, The Bruneian, @ranoadidas, Radio Televisyen Brunei dan Borneo Bulletin. Dapatan kajian menunjukkan bahawa keberkesanan dalam memahami peristiwa tutur menggunakan model SPEAKING ialah dengan meneliti persamaan dan perbezaan aspek yang digunakan semasa pertuturan berlangsung, iaitu semasa sesi soal jawab diadakan. Dapatan kajian menunjukkan terdapat enam komponen yang mengandungi persamaan, iaitu Setting dan Scene, Participants, Ends, Instrumentalities, Norms dan Genre. Dua komponen yang mengandungi perbezaan pula ialah Act Sequences dan Key. Komponen Instrumentalities juga dibandingkan kerana terdapat persamaan aspek saranan perbualan, namun berbeza daripada aspek penggunaan bahasanya. Dalam hal ini, perbezaan peralihan kod bahasa telah dikenal pasti semasa ujaran berlangsung. Hasil kajian juga mendapati wujudnya unsur-unsur implisit dalam soalan-soalan yang diajukan. Kesimpulannya, peristiwa tutur dalam sidang media tersebut telah menepati kesemua komponen model SPEAKING dan kelangsungan sesi soal jawab dapat diikuti oleh pendengar. Oleh itu, kelapan-lapan aspek dalam model SPEAKING didapati menyumbang kepada proses peristiwa tutur semasa Sidang Media Situasi Terkini Jangkitan COVID-19 Negara Brunei Darussalam. Implikasi kajian ini bukan hanya mengukur keupayaan individu dalam interaksi, tetapi kecekapan dalam berkomunikasi dan kefahaman yang baik tentang norma sosial turut diambil kira. Kata kunci: sidang media, COVID-19, peristiwa tutur, bahasa, soal jawab.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Kholis, Kholis Bidayati, Muhammad Alwi Al Maliki Alwi, and Suci Ramadhan Suci. "DINAMIKA PEMBAHARUAN HUKUM KELUARGA ISLAM DI NEGARA MUSLIM." ADHKI: Journal of Islamic Family Law 3, no. 1 (2021): 51–68. http://dx.doi.org/10.37876/adhki.v3i1.45.

Full text
Abstract:
The intertpersions between Islamic law and Western law that occurred due to colonialism demanded that Muslims reform the law once they were free. This law reform is done in order to maintain the existence of Islamic law. Although in some Muslim countries do not apply the concept of Islamic law traditionally at least in their legal legislation substantively reflects Islamic values. One of them is Malaysia and Brunei Darussalam. Based on the concept of law reform that the two countries did they tried to bring together the point of agreement between Islamic law, western law and customary law in their respective countries.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Fitrianah, Rossi Delta. "Sistem Pendidikan Islam Berwawasan Multikultural Di Negara Negara Asean (Malaysia, Filipina, Singapura Dan Brunei Darussalam)." At-Ta'lim : Media Informasi Pendidikan Islam 17, no. 2 (2018): 231. http://dx.doi.org/10.29300/attalim.v17i2.1414.

Full text
Abstract:
In the world of education, multicultural discourse is a relatively new phenomenon. Multicultural education began to be known after World War II. In other words multicultural education is a new symptom in the association of humanity who longs for equal rights, including he right to get the same education, for all people (education for all). Southeast Asia has its own history that is rich in diversity and participation. Some Western researchers describe the West as a carrier of pluralist world tolerance, Western Imperialism will have a direct influence on the four Southeast Asian societies, namely the deterioration and rigidity of ethnoreligious differences such as those in West Colonial.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Likuayang, Allenly Aldo, and Ernest Cornelius Matindas. "KOMPARASI MAKRO EKONOMI NEGARA-NEGARA ASEAN TAHUN 2015-2018." Klabat Journal of Management 2, no. 1 (2021): 57. http://dx.doi.org/10.31154/kjm.v2i1.559.57-85.

Full text
Abstract:
Ekonomi global yang semakin kompetitif membuat setiap negara bekerja keras untuk meningkatkan kinerja ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kondisi makro ekonomi negara-negara ASEAN yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam selama tahun 2015 - 2018 yaitu di masa periode pemerintahan Presiden RI Ir. H. Joko Widodo. Kondisi makro ekonomi setiap negara ASEAN digambarkan melalui beberapa indikator yaitu pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita, tingkat inflasi, dan tingkat pengangguran. Perbandingan makro ekonomi pada negara ASEAN dilakukan melalui analisis komparasi uji beda One Way ANOVA untuk menjawab apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara indikator makro ekonomi Indonesia dan 9 negara ASEAN, dan teknik uji lanjut (post hoc test) menggunakan uji Tukey Honestly Significant Difference untuk menjelaskan pola perbedaan dalam hasil uji One Way ANOVA. Hasil uji beda One Way ANOVA menununjukan pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita, tingkat inflasi dan tingkat pengangguran di Indonesia dan 9 negara ASEAN masing-masing memiliki nilai signifikansi α kurang dari 0.05 sehingga disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita, tingkat inflasi dan tingkat pengangguran di Indonesia dan 9 negara ASEAN memiliki perbedaan yang signifikan.
 Kata kunci: ASEAN, makro ekonomi, pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita, tingkat inflasi, tingkat pengangguran
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Sudrajat, Budi. "APLIKASI MULTIMEDIA INTERAKTIF PENGENALAN NEGARA ASEAN UNTUK SISWA KELAS VI SD." Jurnal Interkom: Jurnal Publikasi Ilmiah Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi 13, no. 1 (2021): 11–18. http://dx.doi.org/10.35969/interkom.v13i1.40.

Full text
Abstract:
ABSTRAKAplikasi pengenalan Negara ASEAN ditujukan untuk siswa-siswi sekolah dasar dalam mempelajaridan mengenal Negara Anggota ASEAN, dimana siswa-siswi dapat lebih mudah mempelajarinyadibanding dengan hanya membacanya melalui buku saja yang kadang isinyapun kurang menarik danjuga untuk menambah pengetahuan mereka. Dengan membuat suatu aplikasi pembelajaran mengenaiNegara ASEAN dengan Adobe Flash, diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut karenatampilannya menggunakan efek animasi yang membuat tampilanya tidak bersifat monoton dan dapatmenarik perhatian penggunanya. Negara Anggota ASEAN yang akan ditampilkan di Aplikasi iniadalah Negara Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, Kamboja,Laos, Myanmar, dan Vietnam. Informasi yang ada dalam aplikasi ini adalah hanya sejarah singkatdari masing-masing Negara, lambang Negara, informasi negara, sejarah, Bendera Negara, sejarahmengenai ASEAN, dan terdapat kuis yang berisi tentang ASEAN.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Fanselow, Frank. "The anthropology of the state and the state of anthropology in Brunei." Journal of Southeast Asian Studies 45, no. 1 (2014): 90–112. http://dx.doi.org/10.1017/s0022463413000611.

Full text
Abstract:
This article provides a detailed account of the process of invention of a nationalist tradition for Brunei, the most tradition-conscious nation in Southeast Asia. It shows how Brunei's nationalist tradition emerged at the interface of colonial records, indigenous oral and written sources, ethnographic fieldwork, and anthropological theories. For this purpose the article traces the history of anthropological research in northern Borneo from its colonial beginnings to its postcolonial role in nation-building and shows how anthropology and anthropologists have — sometimes unknowingly, sometimes deliberately — played an active role in the shaping of Negara Brunei Darussalam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Asnola, Wafiqah, Elmy Maswandi, and Zulfadzlee Zulkiflee. "Analisis Kesalahan Bahasa dalam Karangan Bahasa Melayu Pelajar Menengah Bawah di Negara Brunei Darussalam." Melayu: Jurnal Antarabangsa Dunia Melayu 15, no. 2 (2022): 261–82. http://dx.doi.org/10.37052/jm.15(2)no6.

Full text
Abstract:
Kajian ini dilakukan untuk mengenal pasti kesalahan bahasa dari aspek morfologi, semantik dan ortografi dalam penulisan karangan pelajar menengah bawah di Negara Brunei Darussalam (NBD). Pendekatan analisis yang digunakan ialah Taksonomi Kategori Linguistik (TKL) yang diperkenalkan oleh Burt, Dulay dan Krashen (1982). Kajian ini menggunakan kaedah kualitatif dan kuantitatif untuk mengenal pasti kesalahan dan jumlah kekerapan kesalahan bahasa yang ditemukan. Sebanyak tiga sampel karangan dipilih secara rawak daripada tugasan pelajar menengah bawah yang dikumpulkan dari sekolah berlainan di daerah Brunei Muara, NBD. Hasil kajian menunjukkan bahawa terdapat sebanyak 104 kesalahan bahasa. Kesalahan aspek ortografi ialah kesalahan yang paling kerap dilakukan (73%), diikuti oleh kesalahan morfologi (25%) dan kesalahan semantik (2%). Antara kesalahan yang paling banyak ditemukan termasuklah kesalahan penggunaan huruf besar dan huruf kecil, kesalahan penggunaan tanda baca, kesalahan penggunaan kata yang dipengaruhi oleh bahasa ibunda dan bahasa asing dan kesalahan penggunaan imbuhan. Dapatan kajian menunjukkan bahawa pelajar masih lemah dalam penguasaan rumus tatabahasa yang betul dan belum dapat menguasai tatabahasa. Sebagai saranan, pengajaran dan latihan intensif perlu diterapkan kepada pelajar. Di samping itu, guru juga perlu mengambil pelbagai inisiatif yang kreatif sebagai teknik pengajaran yang berkesan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Horton, A. V. M. "Brunei in 2004: Window-Dressing an Islamizing Sultanate." Asian Survey 45, no. 1 (2005): 180–85. http://dx.doi.org/10.1525/as.2005.45.1.180.

Full text
Abstract:
Negara Brunei Darussalam continued to enjoy tranquillity in 2004. The principal events in the country during the year were the wedding of the Crown Prince al-Muhtadee Billah and Dayangku (Lady) Sarah and the resurrection of the Legislative Council. Twenty years of independence have witnessed significant progress in many fields, but political and religious freedom remains wanting.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Pauzi, Norhidayah, and Saadan Man. "Haiwan Jallalah dari Perspektif Islam: Analisis Fatwa Malaysia dan Negara Brunei Darussalam." Jurnal Fiqh 12, no. 1 (2015): 57–78. http://dx.doi.org/10.22452/fiqh.vol12no1.3.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Santoso, H., and D. Murdianto. "Analisis Pengenalan Bendera Negara Rumpun Melayu Menggunakan Metode Feed Forward Neural Network." Jurnal Teknologi dan Informasi 10, no. 2 (2020): 144–52. http://dx.doi.org/10.34010/jati.v10i2.2702.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan analisis pada sistem pengenalan gambar empat buah bendera negara rumpun melayu secara digital. Negara tersebut adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai bentuk langkah awal dalam melatih sistem Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan) dalam membedakan empat buah negara rumpun melayu berdasarkan warna dan motif bendera pada sebuah peta digital. Proses analisis dan pelatihan pengenalan bendera tersebut menggunakan metode Feed Forward Neural Network (FFNN). Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan 4 buah Hidden Layer, serta penggunaan Learning Rate 0,5 memberikan kemampuan pengenalan citra bendera secara tepat dengan persentase akurasi rata-rata mencapai 74,15%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Masuriyati, Yahya, and Sa‘ari Che Zarrina. "Dhikrullah (Remembrance of Allah) Programs and Spiritual Activities as the Fundamental of Spiritual Development for Belia Perlu Perhatian (The Youth Need Attention) in the Realization of the Idea of a Zikir Nation Brunei Darussalam." Global Journal Al Thaqafah 6, no. 1 (2016): 101–12. http://dx.doi.org/10.7187/gjat10720160601.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Nasruddin, Nasruddin, and Nor Aufa Azizah. "ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI NEGARA ASEAN." Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah) 3, no. 1 (2022): 45. http://dx.doi.org/10.20527/jgp.v3i1.5031.

Full text
Abstract:
Indeks Pembangunan Manusia merupakan indikator untuk mengukur mutu (derajat perkembangan manusia) berdasarkan hasil pembangunan ekonomi. Indeks Pembangunan Manusia atau pertama kali diperkenalkan oleh United Nation Development Programme pada tahun 1990. Berdasarkan penelitian mengenai analisis Indeks Pembangunan Manusia di Negara ASEAN pada tahun 2020 dengan kriteria sangat tinggi Indeks Pembangunan Manusia ≥ 80 dimiliki oleh Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura. Disusul dengan Indonesia, Filipina, Thailand dan Vietnam yang masuk kriteria tinggi Indeks Pembangunan Manusia 70 – 79. Kondisi kriteria sedang Indeks Pembangunan Manusia 61 – 69 hanya dimiliki oleh Laos. Sedangkan dengan kriteria rendah Indeks Pembangunan Manusia ≤ 60 dimiliki oleh Kamboja. Memadukan kualitas sumber daya manusia penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai Indeks Pembangunan Manusia karena akan mempermudah suatu negara untuk meningkatkan nilai Indeks Pembangunan Manusia sehingga dapat mengurangi ketidakseimbangan antar negara di kawasan Asia Tenggara
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Sudrajat, Budi. "Aplikasi Multimedia Interaktif Pengenalan Negara Asean Untuk Siswa Kelas Vi Sd." Jurnal Interkom: Jurnal Publikasi Ilmiah Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi 13, no. 1 (2018): 11–18. http://dx.doi.org/10.35969/interkom.v13i1.18.

Full text
Abstract:
Aplikasi pengenalan Negara ASEAN ditujukan untuk siswa-siswi sekolah dasar dalam mempelajari dan mengenal Negara Anggota ASEAN, dimana siswa-siswi dapat lebih mudah mempelajarinya dibanding dengan hanya membacanya melalui buku saja yang kadang isinyapun kurang menarik dan juga untuk menambah pengetahuan mereka. Dengan membuat suatu aplikasi pembelajaran mengenai Negara ASEAN dengan Adobe Flash, diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut karena tampilannya menggunakan efek animasi yang membuat tampilanya tidak bersifat monoton dan dapat menarik perhatian penggunanya. Negara Anggota ASEAN yang akan ditampilkan di Aplikasi ini adalah Negara Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam. Informasi yang ada dalam aplikasi ini adalah hanya sejarah singkat dari masing-masing Negara, lambang Negara, informasi negara, sejarah, Bendera Negara, sejarah mengenai ASEAN, dan terdapat kuis yang berisi tentang ASEAN.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Yahya, Masuriyati, and Che Zarrina Sa'ari. "Sistem Pendidikan Negara Abad ke-21 Brunei Darussalam dalam Melestari Ketamadunan Islam Negara Zikir: Cabaran dan Harapan." Jurnal Akidah & Pemikiran Islam 16, no. 1 (2015): 61–92. http://dx.doi.org/10.22452/afkar.vol16no1.3.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Aspar, Sablee, and Anna Coote. "Implementation of a Bar Code System at RIPAS Hospital in Negara Brunei Darussalam." Australian Medical Record Journal 21, no. 3 (1991): 85–87. http://dx.doi.org/10.1177/183335839102100303.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Lim, L. B. L., H. I. Chieng, and F. L. Wimmer. "Nutrient Composition of Artocarpus champeden and Its Hybrid (Nanchem) in Negara Brunei Darussalam." ASEAN Journal on Science and Technology for Development 28, no. 2 (2011): 122. http://dx.doi.org/10.29037/ajstd.39.

Full text
Abstract:
The flesh and seeds of ripened and unripened Artocarpus champeden and its ripened hybrid (Nanchem) were analyzed for their moisture, ash, crude fibre, crude protein, crude fat, total carbohydrate, energy and mineral content. Generally, unripened A. champeden which is always treated and cooked as a vegetable contains higher amounts of moisture, ash, crude fibre and crude protein for its flesh than ripened A. champeden and Nanchem. Ripened A. champeden and Nanchemhave higher total carbohydrates and energy content than the unripe fruit. Similarly, the unripened A. champeden seed has more nutritional components in terms of moisture, ash, crude fibre, crude protein, crude fat, total carbohydrate and energy compared to the ripened A. champeden and Nanchem seeds. Potassium and magnesium are the prevalent minerals in this fruit species. Nanchem has the characteristics of both jackfruit (A. heterophyllus) and A. champeden.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Bintarsari, Nuriyeni Kartika. "The Compatibility of International Law and Islamic Law (Shari'a): A Case Study of Indonesia." Insignia Journal of International Relations 1, no. 01 (2014): 41. http://dx.doi.org/10.20884/1.ins.2014.1.01.428.

Full text
Abstract:
Tulisan ini menganalisa apakah ada persamaan antara hukum internasional yang bersumber dari Barat dan hukum Islam (Syariah) yang banyak diterapkan di negara-negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam antara lain Negara-negara di Timur Tengah, sebagian Afrika (NegaranegaraMagribi), dan sebagian negara di Asia Tenggara antara lain Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Hukum internasional dan Hukum Islam (Shari�a) memiliki persamaan mendasar dalam hal hak asasi manusia terutama jika dikaitkan dengan perlakuan yang sama apapun jenis kelaminnya. Tulisan ini mencoba menganalisa persamaan antara hukum internasional dan hukum Islam terkait hak-hak perempuan dalam pernikahan. Propinsi Aceh, Propinsi Sulawesi Selatan dan Propinsi Jawa Barat adalah 3 (tiga) propinsi di Indonesia yang menjadi studi kasus dari tulisan ini.
 Kata-kata kunci: Indonesia, Hukum Internasional, Hukum Islam (Syariah), Hak -hak perempuan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Yusril Izha Mahendra, Marselina, Heru Wahyudi, and Ukhti Ciptawati. "Pengaruh Populasi Penduduk, FDI dan Control of Corruption terhadap Emisi CO2 di 9 Negara ASEAN." Jurnal Multidisiplin Madani 2, no. 10 (2022): 3741–53. http://dx.doi.org/10.55927/mudima.v2i10.1462.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak populasi penduduk, foreign direct investment (FDI) dan control of corruption terhadap emisi karbon dioksida. Sampel penelitian mencakup sembilan negara anggota ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Myanmar dan Kamboja) periode tahun 2011 hingga 2020. Metode regresi panel menggunakan model Fixed Effect digunakan untuk menyelidiki dampak populasi penduduk, foreign direct investment (FDI) dan control of corruption terhadap emisi karbon dioksida. Hasil penelitian menunjukkan, variabel populasi penduduk, foreign direct investment (FDI) masing-masing mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap emisi karbon dioksida, sedangkan variabel control of corruption berpengaruh negatif dan signifikan terhadap emisi karbon dioksida.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Deuraseh, Nurdeng, Norkhairiah Hashim, Raihana Mohd Raffi, Noor Rabiatul Fikriyah, and Nurul Husna Abu Bakar Ahmad. "The potential job opportunities for Halal Science Graduates in education sector in Negara Brunei Darussalam." Technium Social Sciences Journal 28 (February 9, 2022): 236–45. http://dx.doi.org/10.47577/tssj.v28i1.5760.

Full text
Abstract:
A concern for graduates in Brunei Darussalam is the difficulty of finding a stable career after graduation. Although Brunei is considered one of the richest countries in the world with a relatively small population, the unemployment rate keeps increasing, which is a problem for future graduates from various universities in this country. Therefore, this research focuses on studying the potential employment opportunities for Halal Science Graduates specifically in the education sector as it is well known that education plays an important role in enabling people of all ages and religions to engage in quality learning throughout their lives. Education is the process of acquiring knowledge, values, skills, beliefs and moral habits. For this reason, it is absolutely important for people to learn Halal education in order to gain more knowledge about Halal and apply it in their daily lives. The issue here is Halal education is not emphasized enough in primary and secondary education. It should be addressed earlier to lay a foundation of the Halal theory among the potential workforce. As the demand for Halal qualified manpower is increasing, Halal education should be given more significant in general education. Hence, this study seeks opportunities for Halal Science Graduates, to make a career in the education sector by conducting a survey on people's opinion about Halal education. In this study, it is found that many people agree with studying halal education from an early age or starting it in primary education. Moreover, majority of the respondents preferred a teacher from Halal Science Graduates with Master of Teaching to teach them about Halal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Kresnayana, I. Made, and I. Nyoman Bagiastra. "Studi Perbandingan Legalitas Pengaturan E-Cigarettes di Indonesia dengan Beberapa Negara Asia Tenggara." Jurnal Magister Hukum Udayana (Udayana Master Law Journal) 10, no. 1 (2021): 125. http://dx.doi.org/10.24843/jmhu.2021.v10.i01.p10.

Full text
Abstract:
The purpose of this study is to analyze the provisions of e-ciggarette in several countries in Southeast Asia and then to examine the existing regulations in Indonesia to date. The research method used in this study is a normative legal research method with an invitation approach and a comparative approach. Results from smoking studies (show) that in neighboring countries, policies towards e-cigarettes vary. In Brunei Darussalam, Malaysia, Singapore and Vietnam, e-cigarettes are equated with tobacco cigarettes so that they use existing regulations in terms of importation, sale, and so on. Meanwhile in Cambodia, there are new regulations at the level of a Circular, Ministry of Assistance that increase sales, and places where e-cigarettes are not permitted. Thailand chose to combine existing regulations and issue new regulations related to e-cigarettes. However in Indonesia this has not been done and is only profit-oriented 57% of the customs according to the country.
 Tujuan studi ini adalah untuk menganalisis ketentuan e-ciggarette pada beberapa Negara di Asia Tenggara yang kemudian dikaitkan dengan regulasi yang ada di Indonesia hingga saat ini. Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah metode penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan perbandingan. Hasil dari penelitian menyatakan (menunjukkan) bahwa di negara-negara tetangga, kebijakan terhadap rokok elektrik bervariasi. Di Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura dan Vietnam rokok elektrik disamakan dengan rokok tembakau sehingga menggunakan aturan yang sudah ada baik itu dalam hal importasi, penjualan, dan sebagainya. Sementara di Kamboja, ada ada aturan baru setingkat Surat Edaran Kementerian yang mengatur impor, penjualan, dan tempat-tempat yang tidak diperbolehkan mengonsumsi rokok elektrik. Thailand memilih mengombinasikan antara aturan yang sudah ada dan menerbitkan regulasi baru terkait rokok elektrik. Namun di Indonesia hal tersebut belum dilakukan dan hanya berorientasi pada keuntungan 57% dari bea cukai yang dibayarkan kepada negara.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Widyawati, Retno Febriyastuti, Ermatry Hariani, Andi Lopa Ginting, and Elisabeth Nainggolan. "Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Populasi Penduduk Kota, Keterbukaan Perdagangan Internasional Terhadap Emisi Gas Karbon Dioksida (CO2) Di Negara ASEAN." Jambura Agribusiness Journal 3, no. 1 (2021): 37–47. http://dx.doi.org/10.37046/jaj.v3i1.11193.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, populasi penduduk kota (urban population), dan keterbukaan perdagangan internasional (trade openness) terhadap emisi karbon dioksida (CO2) di Negara ASEAN. Penelitian ini menggunakan data panel mulai dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2014. Unit analisis yaitu Negara ASEAN: Brunei Darussalam, Indonesia, Kamboja, Laos, Myanmar, Malaysia, Philippines, Singapore, Thailand, dan Vietnam. Tehnik analisis data menggunakan regresi linier data panel, dengan bantuan software Eviews-9. Hasil penelitian menunjukkan, variabel pertumbuhan ekonomi dan keterbukaan perdagangan internasional masing-masing mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap emisi gas karbon dioksida, sedangkan variabel populasi penduduk kota berpengaruh positif dan signifikan terhadap emisi gas karbon dioksida di Negara ASEAN tahun 2000-2014. Variabel-variabel dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya dalam mengurangi emisi karbon dioksida di Negara ASEAN dengan memperhatikan kebijakan pembangunan berkelanjutan ramah lingkungan, penekanan angka kelahiran untuk menekan jumlah penduduk kota, dan berspesialisasi keunggulan komparatif dalam menghasilkan produk negara.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Prawira Hutama, Muhammad Danang. "INTERVENSI NEGARA KETIGA DAN PERAN INDONESIA BERSAMA ASEAN PADA PENYELESAIAN ISU LAUT CINA SELATAN (LCS)." Jurnal Dinamika Global 4, no. 02 (2020): 329–46. http://dx.doi.org/10.36859/jdg.v4i02.136.

Full text
Abstract:
This paper discusses the development of the issue of the South China Sea (SCS), which until now it is still unclear the direction of its resolution, and over time finally got intervention from a third country, such as the United States (US) through Freedom of Navigation Operations (FONOPS). This is certainly received strong opposition from China that the US action has violated the SCS boundary which is claimed as China's sovereign territory. Indonesia as an ASEAN member country together with other ASEAN countries that claim SCS (Philippines, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam) is also working to resolve the SCS problem which is still in the process of discussion and signing of the draft SCS Code of Conduct (CoC) with China.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography