To see the other types of publications on this topic, follow the link: Oksidasi.

Journal articles on the topic 'Oksidasi'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Oksidasi.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Nastiti, Gemi, Sri Handani, and B. Bandriyana. "PENGARUH PROSES OKSIDASI PADA LOGAM PADUAN ZR-2,5NB UNTUK MATERIAL BIOIMPLAN." Jurnal Fisika Unand 3, no. 4 (2024): 205–13. https://doi.org/10.25077/jfu.3.4.205-213.2014.

Full text
Abstract:
ABSTRAKPenelitian tentang pengaruh proses oksidasi pada logam paduan Zr-2,5Nb untuk material bioimplan telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stuktur mikro, kekerasan, ketahanan korosi dan toksisitas paduan logam Zr-2,5Nb sebelum dan sesudah dioksidasi. Pengujian stuktur mikro dengan mikroskop optik memperlihatkan paduan homogen berbentuk equiaxial. Proses oksidasi dilakukan menggunakan alat MSB selama 5 jam dengan variasi suhu 500ºC, 600ºC dan 700ºC. Pada oksidasi suhu 500°C tebal lapisan oksida berkisar antara 4,06 – 5,02 µm, pada suhu 600°C tebal lapisan antara 4,20 – 7,80 µm danpada suhu 700°C tebal lapisan oksida 19,00 – 23,60 µm. Sebelum oksidasi kekerasan sebesar 233,7 VHN. Pada logam setelah dioksidasi 500°C kekerasan rata-rata sebesar 242,4 VHN. Pada oksidasi 600°C kekerasan sebesar 261,2 VHN dan 700°C kekerasan sebesar 399,1 VHN. Nilai laju korosi sebelum oksidasi sebesar 0,0695 mpy. Setelah proses oksidasi nilai korosi sampel jauh lebih rendah yaitu sebesar 0,0094 mpy. Persentasi inhibisi paduan sebelum oksidasi sebesar 13,3 % dan setelah oksidasi memiliki persentasi inhibisi sebesar 0 %, yang sangat baik dimanfaatkan sebagai material bioimplan.Kata kunci : paduan zirkonium, oksidasi MSB, kekerasan, korosi, metode in vitro, bioimplanAbstractResearch on the effect of oxidation on the metal alloy Zr-2,5Nb for bioimplant material has been done. This research aims to find out the micro structure, hardness, corrosion resistance and toxicity of metal alloys Zr-2,5Nb before and after being oxidized. The micro structure tested by optical microscopy show a homogeneous alloy shaped equiaxial. The oxidation process is done using a MSB for 5 hours with temperature variations of 500ºC, 600ºC and 700ºC. Oxide layer thickness was measured by using SEM. At the oxidation temperature of 500°C the oxide layer thickness ranged from 4,06 to 5,02 µm, at a temperature of 600°C layer thickness between 4,20 and 7,80 µm and at temperature of 700°C the oxide layer thickness from 19,00 to 23,60 µm. Alloy hardness before oxidation  is 233,7 VHN, whereafter oxidized of 500 °C the average of metal hardness is 242,4 VHN. At 600°C oxidation the hardness is 261,2 VHN and 700°C is 399,1 VHN. Corrosion rate value before oxidation is 0,0695 mpy. After the oxidation process the corrosion rate value is much lower than before oxidation and equal to 0,0094 mpy. This is due to the presence of oxygen contained in the oxide layer. The percentage inhibition of oxidation of the alloy before oxidation is 13.3% and after oxidation is 0%, which is well used as material bioimplant.Keywords : zirconium alloys, oxidation MSB, hardness, corrosion, in vitro methods, bioimplant
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Hafizhah, Amir Awaluddin, and Muhdarina. "PENGARUH SUHU TERHADAP OKSIDASI FENOL MENGGUNAKAN MANGAN OKSIDA HASIL SINTESIS DARI MALTOSA DAN KMNO4 DENGAN METODE SOL-GEL." Photon: Jurnal Sain dan Kesehatan 6, no. 01 (2015): 79–85. http://dx.doi.org/10.37859/jp.v6i01.475.

Full text
Abstract:
Mangan oksida hasil sintesis menggunakan metode sol-gel dengan perbandingan prekursor KMnO4 dan maltosa (4: 1). Karakterisasi struktur mangan oksida menggunakan difraksi sinar-X untuk menentukan struktur, tingkat kristalinitas dan tingkat kemurnian, Scanning Electron Microscopy (SEM) untuk menentukan morfologi dan ukuran partikel, dan luas permukaan dengan metode metilen biru. Hasil menunjukkan bahwa mangan oksida hasil sintesis merupakan campuran mangan oksida berongga type cryptomelane dan hausmanite, adapun karakterisasi dengan SEM menunjukkan partikel mangan oksida berbentuk seperti gumpalan-gumpalan awan dengan ukuran partikel + 1 μm dan luas permukaan 10,716 m2/g. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kemampuan mangan oksida sebagai katalis pada proses oksidasi fenol. Oksidasi fenol dilakukan pada variasi suhu reaksi (300C, 400C, 500C dan 600C) dan waktu reaksi (30, 60, 90, 120, 150 dan 180 menit). Hasil optimum menunjukkan bahwa katalis mangan oksida sebanyak 0,1 g dapat mengoksidasi fenol pada konsentrasi 100 ppm sebesar 92,7% pada suhu 600C di menit ke-150. Kajian kinetik menunjukkan bahwa oksidasi fenol mengikuti orde satu dengan energi aktivasi sebesar 2,19 kJ/mol.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

SUDIARTI, SUDIARTI. "PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KIMIA MELAUI PENERAPAN KOMBINASI METODE DISKUSI KELOMPOK DAN PENUGASAN TERSTRUKTUR." ACADEMIA: Jurnal Inovasi Riset Akademik 1, no. 1 (2021): 11–19. http://dx.doi.org/10.51878/academia.v1i1.381.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar kimia siswa kelas X IPA 3 MAN 2 Sragen dalam memahami materi Reaksi Reduksi Oksidasi dan Tata Nama Senyawa melalui penerapan Kombinasi Metode Diskusi Kelompok dan Penugasan Terstruktur. Hasil penelitian ini mendiskripsikan proses dan hasil penerapan Kombinasi Metode Diskusi dan Penugasan Terstruktur. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan Kombinasi Metode Diskusi dan Penugasan Terstruktur dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X IPA 3 MAN 2 Sragen dalam materi Reaksi Reduksi oksidai dan Tata nama Senyawa. Secara kuantitatif terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I sebesar 69,25 dengan ketuntasan klasikal sebesar 65% ke siklus II sebesar 77,50 dengan ketuntasan klasikal sebesar 87,5%. Hasil ini menunjukkan terjadinya peningkatan pemahaman peserta didik terhadap materi Reaksi Reduksi oksidasi dan Tata nama Senyawa sebesar 22,5%. Secara kualitatif kemampuan peserta didik dalam memahami materi Reaksi Reduksi Oksidasi dan tata nama Senyawa meningkat dari kualifikasi sedang ke tinggi. Dengan demikian, Penerapan Kombinasi Metode Diskusi Kelompok dan Penugasan Terstruktur dapat meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap memahami materi Reaksi Reduksi Oksidasi dan Tata nama Senyawa peserta didik kelas X IPA 3 MAN 2 Sragen Tahun Pelajaran 2017/2018
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Pratiwi, Mega Silvia, Anang Mohamad Legowo, and Yoga Pratama. "Pengaruh Oksidasi Menggunakan Ozon Terhadap Sifat Fisik Pati." Jurnal Teknologi Pangan 5, no. 1 (2022): 24–26. http://dx.doi.org/10.14710/jtp.2021.23461.

Full text
Abstract:
Review ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai pengaruh perubahan struktur pati akibat dari proses oksidasi pati menggunakan ozon terhadap sifat fisik pati, seperti daya kembang, kelarutan, viskositas, dan freeze-thaw stability. Pati alami yang selama ini banyak digunakan sebagai bahan pengental, pengisi, pembentuk gel pada berbagai produk memiliki banyak kelemahan, seperti kelarutan terbatas, viskositas tidak seragam, dan tidak tahan suhu tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan modifikasi pada pati alami untuk mendapatkan pati dengan karakteristik yang diinginkan. Ozon merupakan salah satu zat oksidan yang dapat digunakan untuk memodifikasi pati melalui proses oksidasi. Selama proses oksidasi, terjadi perubahan gugus hidroksil dari molekul pati menjadi gugus karbonil dan karboksil sehingga berpengaruh terhadap peningkatan daya kembang, kelarutan, dan freeze-thaw stability serta penururnan viskositas pati.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Wijaya, Triyadi Hendra, Elisa Issusilaningtyas, and Maziyatul Faiqoh. "Analisis Pengaruh Wadah, Suhu Dan Lama Penyimpanan Minyak Hati Ikan Cucut Botol Terhadap Bilangan Peroksida." Pharmaqueous: Jurnal Ilmiah Kefarmasian 1, no. 1 (2020): 23–28. https://doi.org/10.36760/jp.v1i1.14.

Full text
Abstract:
Stabilitas oksidatif digunakan untuk mengukur perubahan kualitas minyak seiring dengan cara, suhu dan lama waktu simpan. Stabilitas oksidatif dapat diukur menggunakan bilangan peroksida. Dalam penelitian ini telah diteliti mengenai pengaruh cara, suhu, lama waktu penyimpanan terhadap stabilitas oksidatif minyak hati ikan cucut botol. Bilangan peroksida diukur menggunakan titrasi iodimetri. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan Anova yang diikuti dengan uji Tukey untuk mengetahui perbedaan antar kelompok perlakuan. Kelompok dengan suhu 25 0C dengan wadah semi transparan dan transparan menunjukkan kenaikan bilangan peroksida yang cukup tajam dibandingkan dengan kelompok dengan wadah gelap dan pada kelompok dengan suhu -28 0C dan 5 0C. Wadah gelap dapat melindungi dari cahaya matahari (sinar uv) sehingga dapat meminimalisir terjadinya oksidasi. Suhu -28 0C dan 50C dapat melindungi minyak hati ikan cucut botol dari oksidasi dan tidak tergantung pada wadah yang digunakan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Gufron, Moh Thoyful, Yuris Setyoadi, Didik Aryanto, and Agus Sukarto Wismogroho. "Perilaku Oksidasi dari Lapisan Komposit Al-MoSi2 yang Difabrikasi Di Atas Baja Karbon Rendah Dengan Teknik Paduan Mekanik." ROTASI 26, no. 2 (2024): 29–37. https://doi.org/10.14710/rotasi.26.2.29-37.

Full text
Abstract:
Lapisan komposit Al-MoSi2 telah dideposisikan di atas permukaan baja karbon rendah. Lapisan komposit Al-MoSi2 di uji oksidasi siklik selama 100 jam dengan lingkungan udara. Setiap siklik, lapisan komposit berada dalam tungku muffle selama 20 jam. Efek suhu pada uji oksidasi siklik terhadap perilaku oksidasi dari lapisan komposit dipelajari berdasarkan hubungan pertambahan berat terhadap siklik dan laju oksidasi. Hasil uji oksidasi siklik menunjukkan bahwa lapisan komposit AlMoSi2 dapat meminimalisir terjadinya oksidasi pada baja karbon rendah pada suhu 600 dan 700 °C. Namun, Hal tersebut tidak berlaku ketika oksidasi siklik pada suhu 800 °C, dimana terjadi retakan dan kerusakan pada lapisan coating Al-MoSi. Hal tersebut berarti bahwa lapisan komposit Al-MoSi2 memiliki ketahanan oksidasi yang baik pada suhu 600 dan 700 °C.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Nurmaida, Nurmaida, Bustami Ibrahim, and Wini Trilaksani. "Peningkatan stabilitas oksidatif minyak mata tuna dengan metode purifikasi dan penambahan natural astaxanthin (NAst)." Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27, no. 2 (2024): 89–103. http://dx.doi.org/10.17844/jphpi.v27i2.48961.

Full text
Abstract:
Minyak ikan merupakan sumber nutrisi asam lemak tak jenuh ganda, khususnya eicosapentaenoic acid (EPA, C20:5 n-3) dan docosahexaenoic acid (DHA, C22:6 n-3) yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Mata tuna mengandung DHA yang tinggi dan unggul, sehingga dapat diolah menjadi minyak mata tuna. Kekurangan minyak mata tuna adalah mudah mengalami kerusakan oksidatif. Astaxanthin sebagai pigmen karotenoid memiliki aktivitas antioksidan kuat dan menghambat peroksidasi lipid penyebab kerusakan oksidatif. Tujuan penelitian ini menentukan konsentrasi terbaik penambahan astaxanthin pada minyak mata tuna hasil permurnianPemurnian minyak mata tuna dilakukan melalui netralisasi dengan NaOH 16oBe, dilanjutkan dengan bleaching menggunakan magnesol 5%. Minyak mata tuna hasil pemurnian, dicampur dengan astaxanthin kulit udang pada konsentrasi berbeda, yaitu 0; 0,2: 0,4: dan 0,6%. Parameter yang dianalisis meliputi asam lemak bebas, bilangan peroksida, bilangan p-anisidin, dan total oksidasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa purifikasi dengan netralisasi NaOH 16oBe dan bleaching magnesol 5% memiliki nilai asam lemak bebas 0,33±0,08%, bilangan peroksida 4,12±0,82 meq/kg, p-Anisidin 2,83±0,22 meq/kg, dan total oksidasi 11,08±1,62 meq/kg. Astaxanthin memiliki nilai IC50 14,14 ppm. Perlakuan penambahan astaxanthin terbaik adalah konsentrasi 0,6% dengan nilai asam lemak bebas 1,03±0,05%, bilangan peroksida 8,08±0,14 meq/kg, bilangan p-Anisidin 9,12±0,02 meq/kg; dan total oksidasi 25,29±0,31 meq/kg terkecil selama 60 hari penyimpanan. Purifikasi dan penambahan natural astaxanthin mampu memperbaiki kualitas mutu dan stabilitas minyak mata tuna selama penyimpanan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Husin, H., and Marwan Marwan. "Studi Penggunaan Katalis Tembaga Molybdenum Oksida Berpenyangga Silica (CuMoO3/SiO2) Untuk Oksidasi Metana Menjadi Methanol Dan Formaldehida." REAKTOR 8, no. 1 (2017): 37. http://dx.doi.org/10.14710/reaktor.8.1.37-42.

Full text
Abstract:
Studi penggunaan katalis tembaga molybdenum oksida berpenyangga silica (CuMoO3/SiO2) untuk oksidasi parsial metana menjadi methanol dan formaldehida telah dilakukan. Preparasi katalis dilakukan dengan metode impregnasi. Hasil identifikasi dengan XRD menunjukkan bahwa komponen katalis terdiri dari senyawa MoO3, Cu2Odan SiO2. Uji kinerja katalis dilangsungkan dalam reaktor pipa lurus berunggun tetap, beroperasi pada temperature 400, 450 dan 500 0C dan tekanan 1 atm. Produk reaksi dianalisis menggunakan gas kromatografi buatan Shimadzu dengan kolom mole sieve 5A dan porapak Q. Konversi metana tertinggi diperoleh 34,1% menggunakan katalis dengan rasio Cu: Mo 1: 3, temperatur reaksi 400 0C. Perolehan methanol tertinggi 3,4 % dan perolehan formaldehida tertinggi 7,3%.Kata kunci : oksidasi parsial metana, katalis (CuMoO3/SiO2), impregnasi, methanol, formaldehida
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Martides, Erie, Candra Dewi Romadhona, Djoko Hadi Prajitno, and Budi Prawara. "Pengaruh Proses Oksidasi Lapisan Metal Matrix Composite pada Substrat SS316." JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa) 4, no. 2 (2019): 277. http://dx.doi.org/10.31544/jtera.v4.i2.2019.277-282.

Full text
Abstract:
Material SS316 seringkali digunakan untuk komponen yang bekerja pada temperatur tinggi dengan resiko mengalami oksidasi yang menyebabkan penurunan sifat material dan umur pakai dari komponen. Deposisi Metal Matrix Composite (MMC) NiCr+Cr3C2+Al2O3 dan NiCr+WC12Co+Al2O3 menggunakan metode High Velocity Oxygen Fuel (HVOF) thermal spray coating dengan parameter konstan dilakukan sebagai proses perlakuan pada permukaan SS316 untuk meningkatkan nilai kekerasan dan ketahanan terhadap oksidasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proses oksidasi lapisan MMC pada material substrat SS316. Proses oksidasi dilakukan dengan variasi temperatur 500° dan 600°C, penahanan temperatur selama 6 jam, kemudian diteruskan dengan karakterisasi serta perhitungan laju oksidasi. Hasil penelitian menunjukkan spesimen MMC NiCr+Cr3C2+Al2O3 yang dilakukan proses oksidasi pada suhu 500°C memiliki laju oksidasi terendah yaitu 6,67 x 10-7 gram/mm2 jam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Nengsi, Sisri Wahyu, Arif Budiman та Dwi Puryanti. "Karakterisasi Struktur Kristal dan Sifat Magnetik Maghemit (γ-Fe2O3) yang Dioksidasi dari Magnetit (Fe3O4 ) dari Pasir Besi Batang Sukam Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat dengan Variasi Waktu Oksidasi". Jurnal Fisika Unand 5, № 3 (2016): 248–51. http://dx.doi.org/10.25077/jfu.5.3.248-251.2016.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian tentang karakterisasi struktur kristal dan sifat maghemit hasil oksidasi magnetit (Fe3O4) pasir besi dengan waktu oksidasiyang bervariasi. Pasir besi yang digunakan berasal dari Batang Sukam Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat. Oksidasi dilakukan pada iffraction 400°C dengan variasi waktu oksidasi 1 jam, 5 jam, 10 jam, dan 15 jam. Karakterisasi struktur kristal sampel dilakukan dengan metoda X-Rays Difraction (XRD). Nilai suseptibilitas sampel diukur dengan alat Bartington Susceptibility Meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mineral iffract pasir besi Batang Sukam didominasi oleh magnetit. Hasil oksidasi magnetit pasir besi adalah maghemit dan iffract, tetapi maghemit yang mendominasi. Maghemit hasil oksidasi magnetit dengan waktu oksidasi yang bervariasi memiliki nilai suseptibilitas yang iffra sama. Nilai suseptibilitas maghemit hasil oksidasi tersebut adalah 9437,5×10-8 m3/kg sampai 10030,7 ×10-8 m3/kg.Kata kunci : magnetit, maghemit, XRD dan suseptibilitas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Fahmi, Muhammad Rizki Hifdzia, Sutrisno Sutrisno, Bambang Hermanto, and Toto Sudiro. "LAPISAN FLAME SPRAYED SS430-AL PADA BAJA KARBON: STRUKTUR DAN KETAHANAN OKSIDASI TEMPERATUR TINGGI." Metalurgi 35, no. 1 (2020): 19. http://dx.doi.org/10.14203/metalurgi.v35i1.550.

Full text
Abstract:
Pada penelitian ini, telah dilakukan proses pelapisan serbuk SS430 murni dan SS430-10Al pada substrat baja karbon rendah dengan teknik flame spray guna meningkatkan ketahanannya terhadap oksidasi pada temperatur tinggi. Untuk menganalisa ketahanan oksidasi dari lapisan tersebut, masing-masing sampel diuji oksidasi pada temperatur 550°Cselama 10 siklus dengan sampel pembanding adalah baja karbon tanpa pelapisan. Struktur lapisan yang terbentuk pada permukaan sampel sebelum dan sesudah uji oksidasi dianalisa dengan menggunakan X-Ray Diffractometer (XRD) danScanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (SEM-EDX). Analisis XRD lapisan hasil flame spray sebelum uji oksidasi menunjukkan bahwa lapisan SS430 murni tersusun atas fasa (Fe-Cr) dan lapisan SS430-10 Al terdiri atas fasa (Fe-Cr) dan Al. Hasil analisis mikrostruktur pada lapisan hasil flame spray menunjukkan bahwa dengan penambahan alumunium, lapisan yang terbentuk lebih tebal dan mengikat dengan tingkat porositas yang lebih sedikit. Namun, evaluasi oksidasi menunjukkan bahwa lapisan SS430 murni memiliki ketahanan terhadap oksidasi yang lebih baik dibandingkan dengan lapisan SS430-10Al dan substrat tanpa coating.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Rohmat, Muhammad Lathiful Hidayatul, and Nuniek Herdyastuti. "REVIEW ARTIKEL: ISOLASI DAN PENGUKURAN AKTIVITAS ENZIM XANTIN OKSIDASE." Unesa Journal of Chemistry 10, no. 1 (2021): 96–108. http://dx.doi.org/10.26740/ujc.v10n1.p96-108.

Full text
Abstract:
Abstrak. Xantin oksidase adalah enzim yang mengkatalisis oksidasi hipoxantin menjadi xantin dan kemudian xantin menjadi asam urat yang memerankan peran penting dalam katabolisme purin. Xantin oksidase dapat diisolasi dari berbagai sumber susu, jaringan hewan, dan mikroorganisme baik mesofilik maupun termofilik. Pemurnian enzim xantin oksidase untuk mendapatkan aktivitas enzim yang tinggi telah dilakukan dengan berbagai metode antara lain, presipitasi amonium sulfat, dialisis, dan berbagai macam metode kromatografi. Pengukuran aktivitas enzim xantin oksidase dapat dilakukan secara in vintro dengan mengukur kadar produk ataupun kadar substrat yang beraksi. xantin oksidae berpotensi diaplikasikan dalam bidang medis sebagai kit, bidang industri sebagai biosensor dan penyiapan makanan sehat rendah purin, serta dalam bidang lingkungan hidup sebagai bioremediasi senyawa heterogen siklik yang berbahaya.
 
 Kata kunci: Xantin oksidase, isolasi, pengukuran aktivitas, aplikasi
 
 Abstract. Xanthine oxidase is an enzyme that catalyzes the oxidation of hypoxanthine to xanthine and then xanthine to uric acid which be an important role in purine catabolism. Xanthine oxidase can be isolated from various sources of milk, animal tissue, and mesophilic and thermophilic microorganisms. Purification of xanthine oxidase to obtain high enzyme activity has been carried out by various methods include ammonium sulfate precipitation, dialysis, and various chromatographic methods. Measurement of xanthine oxidase enzyme activity can be doing by in vitro with measuring product levels or substrate levels in action. xanthine oxide has the potential to be applied in the medical field as a kit, in the industrial field as a biosensor and preparation of low purine healthy foods, as well as in the environmental field as a bioremediation of dangerous cyclic heterogeneous compounds.
 
 Keywords: Xanthine oxidase, isolation, activity measurement, application
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Khaqiqi, Taib, Umar Hafidz Asy’ari Hasbullah, Rizky Muliani Dwi Ujianti, Fafa Nurdyansyah, Rini Umiyati, and Jaya Mahar Maligan. "KARAKTERISTIK KIMIA TEH DAUN JAMBU AIR AKIBAT PERLAKUAN OKSIDASI DAN NON-OKSIDASI DENGAN PERBEDAAN METODE PENGERINGAN." Jurnal Pangan dan Agroindustri 12, no. 3 (2024): 154–64. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jpa.2024.012.03.4.

Full text
Abstract:
Produk teh dapat dibuat dari bahan non teh seperti daun jambu air. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mempelajari sifat kimia teh daun jambu biji delima melalui perlakuan non-oksidasi dan oksidasi enzimatik menggunakan berbagai teknik pengeringan seperti pengering kabinet, oven, dan sangrai. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah metode pengeringan dengan Pengering kabinet, oven dan Sangrai dengan kwali dari tanah. Faktor kedua adalah dengan oksidasi enzimatis dan non-oksidasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan non-oksidasi enzimatis dengan metode pengering oven memberikan pengaruh hasil tertinggi teh daun jambu air delima pada sifat kimia meliputi kadar abu (5.70%), pH (4.61). Selanjutnya, perlakuan non-oksidasi enzimatis dengan metode pengering pengering kabinet memberikan hasil tertinggi teh daun jambu air delima pada sifat dan kimia meliputi kadar air (10.44%), kadar tannin (13.74%), dan total fenol (186.97 mg GAE/gr).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Wardani, Nur Indah, Septi Purwaningsih, Annisa Yuliana Angeline, Sari Sekar Ningrum, Muhamad Sofi Ardani, and Zhilal Shadiq. "Prinsip Kerja Sensor Elektrokimia dalam Penentuan Chemical Oxygen Demand (COD): Review." SCISCITATIO 6, no. 1 (2025): 15–23. https://doi.org/10.21460/sciscitatio.2025.61.189.

Full text
Abstract:
Peningkatan kebutuhan sumber air akibat tingginya populasi masyarakat memerlukan perhatian terhadap uji kualitas air. Chemical Oxygen Demand (COD) adalah indikator jumlah limbah organik di dalam air. Penggunaan sensor elektrokimia dalam pengukuran COD memberikan keuntungan lebih, seperti sensitivitas tinggi dan biaya murah. Pengukuran COD menggunakan sensor elektrokimia didasarkan pada reaksi oksidasi elektrokimia senyawa organik melalui reaksi dengan radikal hidroksil (.OH) pada elektroda kerja (WE). Terdapat 2 prinsip kerja yang digunakan dalam reaksi oksidasi limbah organik, yaitu degradasi fotokatalitik dan oksidasi elektrokatalitik. Melalui degradasi fotokatalitik, limbah organik dioksidasi pada permukaan material fotokatalitik di bawah pencahayaan (light illumination) yang telah menghasilkan radikal hidroksil (.OH). Pada oksidasi elektrokatalitik menggunakan anoda (BDD, PbO2, dan Cu) yang mempunyai kemampuan elektrokatalitik untuk melakukan proses reaksi oksidasi limbah organik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Fitria, Fitria, R. I. N. K. Retno Triandhini, Jubhar C. Mangimbulude, and Ferry Fredy Karwur. "Merokok dan Oksidasi DNA." Sains Medika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan 5, no. 2 (2013): 113. http://dx.doi.org/10.30659/sainsmed.v5i2.352.

Full text
Abstract:
Cigarette smoke consists of a mix of chemical substances in the form of gases and dispersed particles. Recently, more than 4000 compounds presented incigarette smoke have been isolated. Most of these compounds are toxic to our body’s cells. Toxic gases including carbon monoxide (CO), hydrogen cyanide(HCN), nitrogen oxides, and volatile chemicals such as nitrosamines, formaldehyde are found in in cigarette smoke. besides toxic compounds, cigarettesmoke also containsfree radicalsincluding peroxynitrite, hydrogen peroxide, and superoxide. These free radicals may accelerate cellular damage due tooxidative stress. Targets od free radical attacks include DNA, protein and lipids. The harmful chemicals in form of gases and volatile substances in cigarettescause multiple genetic mutations. the combination of genetic mutations and DNA damage lead to genetic instability and it may cause cancer. OxidativeDNA damage caused by cigarette smoke can be identified with the presence of 8-oxoguanosine used as one of the biomarkers for oxidative DNA damage.Increased concentration of 8-oxoguanosine in DNA has an important role in carcinogenesis and triggers tumor cells. both active and passive smokers havebeen reported to have an elevated concentration of 8-oxoguanosine in their lung tissue and peripheral leukocytes as well as for passive smokers. This paperprovide informations and understanding of the effects of smoking on the genetic stability, especially in the DNA molecule.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Kurniawan, Allen, Oktavian Wahyu Pratama Ajie, Azizzah Shofiatunnisa’, Teuku Devan Assiddiqi, and Alimah Hasyyati Sahda. "Optimalisasi Rancangan Unit Kontak Stabilisasi dan Parit Oksidasi untuk Pengolahan Air Limbah Industri Batik berdasarkan Variabel Desain Operasional." Jurnal Ilmu Lingkungan 22, no. 5 (2024): 1338–48. http://dx.doi.org/10.14710/jil.22.5.1338-1348.

Full text
Abstract:
Industri batik menghasilkan limbah cair dengan volume besar sebesar 80% dari total kebutuhan air. Integrasi pengolahan biologi dan fisikokimia merupakan alternatif terbaik untuk mereduksi kontaminan organik dan bahan kimia dari proses pewarnaan batik. Optimalisasi pengolahan biologi dari tipe konvensional lumpur aktif dapat menerapkan opsi unit kontak stabilisasi dan parit oksidasi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai efisiensi polutan organik, ketersediaan lahan, dan pengaruh waktu detensi/hydraulic retention time (HRT) untuk perencanaan unit kontak stabilisasi dan parit oksidasi. Tahapan desain dimulai dengan estimasi debit, konsentrasi polutan, dan penentuan nilai kriteria disain. Karakteristik air limbah industri batik memiliki konsentrasi BOD, COD, dan TSS berturut-turut dalam rentang 2050-2710 mg/L, 3855-78178 mg/L, dan 1180-1315 mg/L. Nilai efisiensi penyisihan bahan organik pada unit kontak sebesar 58,8%; unit stabilisasi sebesar 28,8%, serta unit parit oksidasi 96%. Kapasitas atau volume unit kontak stabilisasi sebesar 520 m3, lebih besar dibandingkan unit parit oksidasi sebesar 115,37 m3. Kontak stabilisasi membutuhkan luas area pengolahan sebesar 130 m2,sedangkan parit oksidasi 96,15 m2. HRT unit kontak stabilisasi (unit kontak sebesar 0,97 jam dan unit stabilisasi sebesar 4,67 jam) jauh lebih singkat dibandingkan parit oksidasi sebesar 27,6 jam. Dengan demikian, HRT singkat dan pada unit kontak stabilisasi dapat mengolah air limbah industri batik dalam kuantitas yang lebih besar dibandingkan unit parit oksidasi. Tergantung dari pencapaian kinerja pengolahan, kontak stabilisasi dan parit oksidasi memberikan solusi alternatif selain unit konvensional lumpur aktif untuk meningkatkan kualitas efluen air olahan. Desain unit ini dapat diimplementasikan untuk skala lapangan sebagai bagian dari integrasi pengolahan biologi dan fisikokimia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Ajiriyanto, Maman Kartaman, and Anawati Anawati. "Kajian Literatur Karakteristik Lapisan Keramik Oksida yang Ditumbuhkan Diatas Paduan Zirkonium dengan Metode Plasma Electrolytic Oxidation." INDONESIAN JOURNAL OF APPLIED PHYSICS 12, no. 1 (2022): 19. http://dx.doi.org/10.13057/ijap.v12i1.49853.

Full text
Abstract:
Bahan Zircaloy-4 telah digunakan sebagai bahan kelongsong elemen bakar reaktor nuklir tipe <em>pressurized water reactor</em>, PWR. Kelongsong Zr-4 tersebut menghadapi kondisi temperatur dan tekanan tinggi, iradiasi neutron, dan penyerapan gas (hidrogen, oksigen). Pada suhu dan tekanan tinggi, paduan Zr-4 mudah mengalami oksidasi dan kecepatan oksidasi meningkat pada suhu 800-1200°C. Upaya untuk meningkatkan ketahanan oksidasi kelongsong Zr-4 adalah pelapisan permukaan dengan metode seperti <em>thermal spray, physical vapor deposition, cladding, heat treatment,</em> dan <em>chemical vapor deposition</em>. Pada artikel review ini menggambarkan dan menjelaskan metode pelapisan alternatif yaitu plasma electrolytic oxidation (PEO) yang secara khusus diaplikasikan pada substrat zirkonium. Aspek lain yang dibahas adalah parameter proses yang mempengaruhi kualitas lapisan, dan karakteristik yang khas dari lapisan yang dihasilkan dengan metode PEO. <em>Plasma electrolytic oxidation</em> (PEO) merupakan metode pelapisan yang menjanjikan untuk menghasilkan lapisan oksida keramik dengan kekuatan mekanik dan termal yang tinggi. Proses PEO menggunakan peralatan yang sederhana dan bahan yang ramah lingkungan. Lapisan oksida zirkonium (ZrO<sub>2</sub>) yang terbentuk pada permukaan substrat Zr-4 mempunyai titik lebur sangat tinggi yaitu 2715°C dan tampang lintang neutron termal sangat rendah yaitu 0,18 barn. Karakteristik lapisan oksida keramik yang dihasilkan dipengaruhi oleh parameter proses PEO yaitu rapat arus, jenis dan konsentrasi elektrolit, bahan aditif pada elektrolit dll. Hingga saat ini, proses pelapisan metode PEO pada paduan Zirkonium (Zr) relatif belum banyak dibahas secara mendalam jika dibandingkan dengan logam lainnya seperti Al, Mg, dan Ti. Salah satu permasalahan yang masih dihadapi dalam pelapisan PEO terhadap substrat Zr-4 adalah porositas relatif tinggi dan jumlah fasa t-ZrO<sub>2</sub> pada <em>inner</em> dan <em>outer</em> <em>layer </em>yang relatif rendah yang dapat mengurangi kekuatan mekanik dan ketahanan korosinya. Penyelesaian masalah untuk meningkatkan kualitas lapisan PEO adalah dengan optimasi parameter proses PEO yaitu rapat arus ,dan jenis dan konsentrasi elektrolit. Dalam kajian literatur ini didiskusikan strategi optimasi rapat arus, penggunaan variasi elektrolit, dan penambahan aditif pada proses PEO untuk meningkatkan sifat mekanik dan korosi lapisan Modifikasi permukaan dengan proses PEO dapat diaplikasikan pada paduan zirkonium termasuk paduan Zr-4 sebagai komponen atau kelongsong bahan bakar reaktor nuklir tipe PWR. Metode PEO ini sangat potensial digunakan pada kelongsong Zr-4 untuk meningkatkan ketahanan oksidasi suhu tinggi dan meningkatkan efisiensi bahan bakar didalam reaktor nuklir.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Lestari, Imelia Rizki, Rino Andias Anugraha, and Muhammad Iqbal. "PERANCANGAN MATERIAL HANDLING EQUIPMENT PADA PROSES PENGGILINGAN KE OKSIDASI ENZIMATIS BUBUK TEH MENGGUNAKAN METODE PERANCANGAN PRODUK RASIONAL PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII RANCABALI." Jurnal Rekayasa Sistem & Industri (JRSI) 3, no. 03 (2016): 18. http://dx.doi.org/10.25124/jrsi.v3i03.17.

Full text
Abstract:
PT Perkebunan Nusantara VIII Rancabali merupakan salah satu perusahaan pengolahan teh hitam ortodoks di Indonesia yang menghasilkan dua belas jenis teh hitam untuk dijual di dalam negeri maupun diekspor ke beberapa negara. Kualitas teh yang dihasilkan oleh perusahaan ini tentunya akan mempengaruhi harga teh yang akan dijual. Dalam proses pengolahan teh hitam ortodoks, proses oksidasi enzimatis merupakan proses yang paling menentukan kualitas bubuk teh yang akan dihasilkan nantinya, sehingga dibutuhkan pengawasan ketat terhadap ketentuan teknis proses tersebut. Proses oksidasi enzimatis pada PT Perkebunan Nusantara VIII Rancabali mulai terjadi saat bubuk teh digiling pada proses penggilingan dan akan berhenti saat bubuk teh dikeringkan pada proses pengeringan. Pada proses penggilingan ke oksidasi enzimatis ditemukan pelaksanaan ketentuan teknis proses oksidasi enzimatis bubuk teh yang tidak sesuai. Dengan menggunakan metode perancangan produk rasional oleh Nigel Cross diharapkan dapat memperbaiki sistem material handling existing menjadi continue dan sesuai dengan ketentuan teknis proses tersebut, sehingga dapat memaksimalkan kualitas bubuk teh yang akan dihasilkan. Perumusan rekomendasi disusun berdasarkan pengolahan data, analisis data, dan diskusi dengan pihak perusahaan yang bertujuan untuk memaksimalkan proses oksidasi enzimatis. Rekomendasi yang diberikan adalah desain perancangan material handling equipment dengan jenis industrial truck khususnya four-wheel hand truck yang disesuaikan dengan ketentuan dalam proses oksidasi enzimatis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Endah Purnamasari, Endang Purwaningsih, Diniwati Mukhtar, and Astuti Giantini. "PENGARUH STRES OKSIDATIF PADA GINJAL TERHADAP KADAR KLOTHO." Medika Alkhairaat: Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan 6, no. 3 (2024): 623–30. https://doi.org/10.31970/ma.v6i3.218.

Full text
Abstract:
Pada stres oksidatif terjadi peningkatan produksi reactive oxygen species (ROS) dan penurunan antioksidan. Akumulasi ROS dan ketidakseimbangan redoks menyebabkan disregulasi dan atau oksidasi protein, asam nukleat, karbohidrat, dan lipid yang semuanya berkontribusi terhadap apoptosis dan nekrosis sel. Stres oksidatif pada ginjal dapat menyebabkan disregulasi yang berlanjut menjadi kerusakan sel tubulus ginjal, terlibat dalam patofisiologi kerusakan ginjal akut maupun kronis, serta bertanggungjawab terhadap progresifitas penyakit ginjal. Klotho adalah protein transmembran single-pass yang diekspresikan terutama di tubulus distal dan sedikit di tubulus proksimal ginjal. Setelah dipecah oleh protease, Klotho dapat ditemukan di dalam darah dan urin. Klotho mempunyai peran perlindungan yang potensial melalui mekanisme anti inflamasi, aktivasi autofagi, meredam stress oksidatif, dan melindungi fungsi mitokondria. Bila sel tubulus ginjal mengalami stres oksidatif, maka kadar Klotho di darah dan urin menurun secara signifikan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Astutik, Trining Puji. "Identifikasi Konsep Sukar dan Kesalahan Konsep Reaksi Redoks." Jurnal Zarah 5, no. 1 (2017): 22–28. http://dx.doi.org/10.31629/zarah.v5i1.155.

Full text
Abstract:
Tujuan pembelajaran kimia adalah siswa dapat memahami konsep kimia. Reaksi redoks merupakan salah satu konsep kimia bersifat abstrak dan berjenjang yang diperlukan dalam mempelajari konsep lebih kompleks. Kesukaran siswa dalam mempelajari konsep dapat menimbulkan konsep sukar dan kesalahan konsep. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi: konsep sukar dan kesalahan konsep yang dialami siswa. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah tes diagnostik sebanyak 14 butir soal tes pilihan ganda, 5 pilihan jawaban disertai alasan jawaban, dan diperkuat hasil wawancara. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Konsep sukar adalah (a) reaksi oksidasi berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen; (b) reaksi reduksi berdasarkan transfer elektron; (c) oksidator; (d) reduktor; dan (e) bilangan oksidasi, dan (2) Jenis kesalahan konsep yang dialami siswa adalah siswa menganggap: (a) oksidator mengalami peningkatan bilangan oksidasi; (b) reduktor adalah zat yang mengalami reaksi reduksi; (c) bilangan oksidasi ion monoatomik tidak sama dengan muatan ionnya dan angka indeks menunjukkan bilangan oksidasi; dan (d) reaksi redoks apabila terjadi perubahan muatan pada ion poliatomik menjadi senyawa.
 Kata kunci: konsep sukar, kesalahan konsep, reaksi redoks
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Sujatno, Agus, Rohmad Salam, Bandriyana Bandriyana, and Arbi Dimyati. "STUDI SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM) UNTUK KARAKTERISASI PROSES OXIDASI PADUAN ZIRKONIUM." Jurnal Forum Nuklir 9, no. 1 (2017): 44. http://dx.doi.org/10.17146/jfn.2015.9.1.3563.

Full text
Abstract:
STUDI SCANNING ELEKTRON MICROSCOPY (SEM) UNTUK KARAKTERISASI PROSES OXIDASI PADUAN ZIRKONIUM. Studi analisis Scanning Electron Microscopy (SEM) telah dilakukan untuk mengkarakterisasi struktur mikro dan lapisan oksida paduan zirkonium, bahan yang prospektif digunakan sebagai material kelongsong bahan bakar reaktor nuklir generasi ke IV dan struktur reaktor fusi modern. Tujuan penelitian adalah guna mendapatkan informasi yang detil dan akurat yang diperlukan untuk mendukung analisis ketahanan korosi paduan zirkonium yang disebabkan oleh proses oksidasi suhu tinggi dengan menggunakan berbagai metode analisis pada SEM. Sampel uji yang digunakan adalah ingot paduan zirkonium ZrNbMoGe setelah tes oksidasi dalam Mass Suspension Balance (MSB) pada temperatur 500 dan 700 oC masing-masing selama 5 jam. Komposisi unsur dalam sampel paduan adalah 96,9 %Zr, 2,5 %Nb, 0,5 %Mo dan 0,1 %Ge. Pengujian SEM dilakukan dengan JEOL JSM-6510LA yang dilengkapi dengan perangkat Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDS) untuk analisis komposisi kimia. Metode Secondary Electron (SE) dan Backscattered Electron (BSE) dengan opsi Low-Vacuum dilakukan untuk mendapatkan kontras yang optimal. Hasil analisa menunjukan bahwa pada kedua sampel telah tumbuh lapisan oksida berupa ZrO2 dengan ketebalan maksimal 2.4 dan 3.5 mm untuk masing-masing temperatur 500 dan 700 oC. Gambar BSE telah menunjukan batas lapisan dengan jelas, tidak memberikan ruang untuk interpretasi ganda.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Suparno, Ono, E. Gumbira Sa’id, Ika A. Kartika, M. Muslich, and Shiva Amwaliya. "Chamois leather tanning accelerated by oxidizing agent of Hydrogen Peroxide." Jurnal Teknik Kimia Indonesia 11, no. 1 (2018): 9. http://dx.doi.org/10.5614/jtki.2012.11.1.2.

Full text
Abstract:
A weakness of chamois leather production practiced nowadays is its oxidation process taking relatively long time, i.e. nine days to two weeks. The use of an oxidizing agent was reported to shorten the oxidation process of the tanning. Appropriate condition for the tanning needs to be applied in order to improve the process efficiency and to obtain satisfactory quality leather. In this study, the best oxidation times inside and outside the rotary drum of the tanning accelerated by hydrogen peroxide were investigated. The experiment was conducted by tanning of pickled goatskin for 4, 6, and 8 hours oxidation times inside the rotary drum and 1, 2, and 3 days of oxidation times outside the drum. The physical and organoleptic properties of the leathers were tested. The physical and organoleptic properties of the leathers resulted by this study met the quality requirements for the chamois leather. The best conditions for the tanning were oxidation times of eight hours inside the rotary drum and one day outside the rotary drum. Keywords: acceleration, chamois leather, hydrogen peroxide, oxidation time, rubber seed oil, tanningAbstrakKelemahan dari produksi kulit samoa yang dipraktekkan saat ini adalah proses oksidasinya yang memerlukan waktu yang relatif lama, yaitu sembilan hari sampai dua minggu. Penggunaan bahan pengoksidasi dilaporkan dapat mempersingkat proses oksidasi pada penyamakan tersebut. Kondisi yang sesuai untuk penyamakan tersebut diperlukan untuk meningkatkan efisiensi proses dan untuk mendapatkan kulit samak bermutu tinggi. Dalam studi ini, diteliti waktu oksidasi terbaik di dalam dan di luar drum berputar pada penyamakan kulit samoa yang dipercepat menggunakan hidrogen peroksida. Penelitian dilakukan dengan menyamak kulit pikel kambing selama 4, 6, dan 8 jam waktu oksidasi di dalam drum berputar dan 1, 2, dan 3 hari waktu oksidasi di luar drum. Sifat-sifat fisik dan organoleptik dari kulit samak diuji. Sifat-sifat fisik dan organoleptik dari kulit samoa yang dihasilkan dari peneltian ini memenuhi persyaratan mutu kulit samoa. Waktu oksidasi terbaik adalah delapan jam oksidasi di dalam drum berputar dan satu hari oksidasi di luar drum berputar.Kata kunci: percepatan, kulit samoa, hidrogen peroksida, waktu oksidasi, minyak biji karet, penyamakan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Rachmania, Rizky Arcinthya, Dwitiyanti Dwitiyanti, Qisthi Wulandari Iriansyah, and Fitri Fergiana Putri. "Potensi Fraksi Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) terhadap Penghambatan Xantin Oksidase dalam Menurunkan Kadar Asam Urat pada Hiperurisemia." PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) 18, no. 1 (2021): 21. http://dx.doi.org/10.30595/pharmacy.v18i1.8085.

Full text
Abstract:
Hiperurisemia adalah kondisi peningkatan kadar asam urat di atas normal sehingga dapat menyebabkan penumpukan kristal asam urat di jaringan. Xantin oksidase merupakan enzim yang berperan dalam mengkatalisis oksidasi hipoxantin menjadi xantin dan asam urat. Kayu secang (Caesalpinia sappan L.) secara tradisional digunakan secara empiris untuk menurunkan asam urat. Kayu secang memiliki kandungan antara lain brazilin, alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan terpenoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas fraksi n-heksan dan fraksi etil asetat kayu secang terhadap penghambatan enzim xantin oksidase. Pengujian penghambatan dilakukan dengan menggunakan microplate reader pada panjang gelombang 570 nm. Hasil inhibisi dari pengujian yang didapatkan pada allopurinol adalah IC50 sebesar 2,2095 μg/ml, sedangkan pada fraksi n-heksan dan etil asetat kayu secang secara berturut-turut didapatkan IC50 sebesar 51.331,32 μg/ml, dan 9.236 μg/ml. Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa fraksi etil asetat kayu secang lebih berpotensi menghambat xantin oksidase dalam menurunkan kadar asam urat pada hiperurisemia dibandingkan fraksi n-heksan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Rachmania, Rizky Arcinthya, Dwitiyanti Dwitiyanti, Qisthi Wulandari Iriansyah, and Fitri Fergiana Putri. "Potensi Fraksi Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) terhadap Penghambatan Xantin Oksidase dalam Menurunkan Kadar Asam Urat pada Hiperurisemia." PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) 18, no. 1 (2021): 21. http://dx.doi.org/10.30595/pharmacy.v18i1.8085.

Full text
Abstract:
Hiperurisemia adalah kondisi peningkatan kadar asam urat di atas normal sehingga dapat menyebabkan penumpukan kristal asam urat di jaringan. Xantin oksidase merupakan enzim yang berperan dalam mengkatalisis oksidasi hipoxantin menjadi xantin dan asam urat. Kayu secang (Caesalpinia sappan L.) secara tradisional digunakan secara empiris untuk menurunkan asam urat. Kayu secang memiliki kandungan antara lain brazilin, alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan terpenoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas fraksi n-heksan dan fraksi etil asetat kayu secang terhadap penghambatan enzim xantin oksidase. Pengujian penghambatan dilakukan dengan menggunakan microplate reader pada panjang gelombang 570 nm. Hasil inhibisi dari pengujian yang didapatkan pada allopurinol adalah IC50 sebesar 2,2095 μg/ml, sedangkan pada fraksi n-heksan dan etil asetat kayu secang secara berturut-turut didapatkan IC50 sebesar 51.331,32 μg/ml, dan 9.236 μg/ml. Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa fraksi etil asetat kayu secang lebih berpotensi menghambat xantin oksidase dalam menurunkan kadar asam urat pada hiperurisemia dibandingkan fraksi n-heksan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Muflihati, Iffah. "SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORIS ROTI HASIL SUBSTITUSI PATI GANYONG YANG DIMODIFIKASI MELALUI IRRADIASI SINAR UV-C." Jurnal Ilmiah Teknosains 4, no. 1 (2018): 11. http://dx.doi.org/10.26877/jitek.v4i1.2390.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh oksidasi pati ganyong melalui irradiasi UV-C terhadap karakteristik roti yang dihasilkan. Pati ganyong dengan ukuran partikel 80 mesh hasil ekstraksi dari umbi ganyong diirradiasi dalam tumbler UV-C selama 10 menit dengan variasi intensitas penyinaran UV-C 20, 40, dan 60 watt. Pati ganyong hasil oksidasi selanjutnya diaplikasikan dalam pembuatan roti melalui substitutusi dengan gandum sebesar 30:70 dan 70:30. Analisis yang dilakukan meliputi analisis volume pengembangan, tekstur, proksimat, dan sensoris. Hasil menunjukkan bahwa oksidasi pati ganyong akan menghasilkan roti dengan volume pengembangan yang lebih besar. Oksidasi cenderung mampu menghasilkan roti dengan kekerasan yang lebih tinggi daripada kontrol. Pengujian proksimat roti menunjukkan hasil yang berbeda pada tiap perlakuan. Uji sensoris secara hedonik menunjukkan bahwa panelis cenderung menyukai roti dari pati ganyong hasil modifikasi jika dibandingkan dengan kontrol.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Anggorowati, Adriana Anteng, and Suratno Lourentius. "Degradasi Sianida Dalam Limbah Cair Menggunakan Oksidator NaOCL." Widya Teknik 5, no. 2 (2022): 75–81. http://dx.doi.org/10.33508/wt.v21i2.4479.

Full text
Abstract:
Sianida merupakan senyawa yang sangat bersifat toksik jika melebihi nilai ambang batas yang diijinkan oleh Pemerintah. Sianida dipergunakan pada proses sianidasi khususnya pada proses pengolahan bijih emas di bidang pertambangan. Sianidasi dilakukan oleh para penambang emas yang berskala kecil sebagai pengganti proses amalgamasi. Limbah cair dari proses sianidasi mengandung kadar sianida yang tinggi hingga 35 – 45 mg/L. Oleh sebab itu konsentrasi sianida yang masih tinggi ini perlu diturunkan supaya memenuhi syarat baku mutu sebelum dibuang ke lingkungan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendegradasi sianida dalam limbah adalah oksidasi. Oksidator yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah NaOCl. Proses oksidasi dalam degradasi sianida ini dilakukan dengan variasi konsentrasi oksidator (% v/v) mulai dari 0,4%, 0,8%, 1,2%, 1,6% dan 2% dan variasi waktu oksidasi 0,5 jam, 1 jam, 1,5 jam, dan 2 jam. Proses oksidasi menggunakan NaOCl berlangsung 2 tahap, yaitu pembentukan senyawa sianat kemudian hidrolisis sianat yang menghasilkan gas nitrogen dan bikarkonat yang tidak toksik. Setiap proses oksidasi, pH selalu dijaga 12, sebab jika keasaman larutan tinggi dikhawatirkan akan menghasilkan senyara sianogen khlorida yang bersifat toksik. Berdasarkan hasil penelitian, limbah cair proses sianidasi yang mengalami pengenceran 15 kali, sehingga memiliki konsentrasi sianida 2,8740 mg/L dapat turun konsentrasinya menjadi 0,1095 mg/L dengan menggunakan oksidator NaOCl sebesar 2% (v/v) selama waktu oksidasi 2 jam. Konsentrasi sianida ini hampir mendekati baku mutu yang diijinkan dalam Permenkes No. 32 Tahun 2017 yaitu 0,
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Apriadi, Ni Ngh Sangging, and I. Wayan Redhana. "IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK REAKSI REDOKS." Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia 2, no. 2 (2019): 70. http://dx.doi.org/10.23887/jpk.v2i2.16617.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada topik reaksi redoks serta mendeskripsikan sumber miskonsepsi siswa pada topik reaksi redoks. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa adalah metode CRI (Certainty of Response Index) yang dimodifikasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang disertai kriteria CRI, observasi dan wawancara. Data yang diperoleh berupa persentase miskonsepsi siswa, transkrip wawancara dan observasi yang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi dalam (1) menentukan bilangan oksidasi berdasarkan jumlah atom yang terdapat dalam molekul atau ion; (2) elektron yang terlepas saat terjadinya oksidasi adalah elektron yang berada di sekitar atau di dekat inti atom; (3) reaksi pada katoda adalah reaksi oksidasi; (4) reaksi pada anoda baterai adalah reaksi redoks; (5) pembentukan ion negatif pada saat reduksi terjadi karena elektron pada atom berkurang; (6) menentukan nama senyawa tidak sesuai dengan bilangan oksidasi; (7) reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi; (8) oksidator adalah zat yang mengalami reduksi; (9) muatan ion sama dengan nol; (10) reaksi redoks sama dengan reaksi autoredoks (11) sumber miskonsepsi siswa adalah kemampuan siswa, penalaran, guru, dan LKS.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Herawan, Ratu Syifa Khaerun Nisa, Muhammad Nurul Hana, and Heli Siti Halimatul. "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS SMARTPHONE PADA MATERI KONSEP REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI." Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia 11, no. 1 (2023): 21–27. http://dx.doi.org/10.17509/jrppk.v11i1.57946.

Full text
Abstract:
Perkembangan teknologi di era digital seperti sekarang memberikan kemudahan bagi kita untuk belajar dan memperoleh informasi yang kita butuhkan hanya melalui smartphone. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis smartphone berupa aplikasi pada materi konsep reaksi reduksi dan oksidasi. Metode yang digunakan adalah Developmental Research dengan model pengembangan ADDIE. Penentuan karakteristik media dilakukan menggunakan analisis wacana. Kualitas dari segi materi dan media dinilai menggunakan lembar review dosen ahli. Uji coba terbatas dilakukan menggunakan lembar tanggapan peserta didik dan pendidik terhadap 5 (lima) orang peserta didik dan 3 (tiga) orang pendidik. Berdasarkan penentuan karakteristik media diperoleh bahwa media gambar digunakan untuk menjelaskan konsep reaksi reduksi dan oksidasi berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen, serta media animasi digunakan menjelaskan materi Konsep reaksi reduksi dan oksidasi berdasarkan transfer elektron dan perubahan bilangan oksidasi, penentuan bilangan oksidasi, oksidator dan reduktor, serta reaksi autoredoks. Hasil lembar review dosen ahli dan lembar tanggapan pendidik menunjukkan bahwa konten, navigasi, tampilan, dan kualitas media dari media pembelajaran berbasis smartphone yang dikembangkan sudah kayak sehingga dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, hasil tanggapan peserta didik menunjukkan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan menarik dan mudah digunakan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Puteri, Juliana, Anni Anggraeni, Ari Hardianto, and Husein H. Bahti. "Oksidasi Serium Berdasarkan Agen Pengoksidasi." Jurnal Sains dan Kesehatan 5, no. 3 (2023): 409–19. http://dx.doi.org/10.25026/jsk.v5i3.1722.

Full text
Abstract:
Rare earth elements (REEs) is the name given to 15 elements from the lanthanide group and 2 elements have the same chemical properties that make them included in the REEs, namely scandium and yttrium. The use of rare earths triggers the development of new materials for application, one of which is cerium metal. Currently, cerium is widely applied in industry to improve product quality, one example is as a catalyst to increase the power output of Ni-MH batteries. In the world of health, cerium has been developed for use in electrochemical sensing and electrochemical biosensors, as well as drug delivery systems, antioxidants, and detection of various diseases by utilizing the characteristics of cerium. Separation of cerium from REEs can be done by oxidation of cerium(III) to cerium(IV), so it is very important to take advantage of the valence property of cerium which can be changed so that cerium is separated from other REEs(III). In acidic solutions, the oxidation of Ce(III) to Ce(IV) can occur by chemical oxidation with strong oxidizing agents such as persulfate, permanganate, or perchlorite by electrochemical oxidation or by direct oxidation. This review discusses some commonly used oxidizing agents, such as potassium permanganate (KMnO4), sodium hypochlorite (NaOCl), hydrogen peroxide (H2O2), sulfuric acid (H2SO4), and caroic acid (H2SO5).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Ngadiwiyana, Ngadiwiyana, Ismiyarto Ismiyarto, and Ayu Ratri Kartika Iriany. "Oksidasi 3-(3,4-dimetoksifenil)-propanol dengan Menggunakan Oksidator Piridinium Klorokromat (PCC)." Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 10, no. 3 (2007): 68–71. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.10.3.68-71.

Full text
Abstract:
3-(3,4-dimetoksfenil)-propanol mudah dioksidasi menjadi bentuk aldehida-nya menggunakan piridinium klorokromat (PCC) tanpa menimbulkan oksidasi lebih lanjut membentuk asam karboksilat. PCC telah disintesis dengan mereaksikan reacting HCl dan CrO3, diikuti dengan penambahan piridin dalam larutan pada suhu 0oC dan hasilnya 85%. Sedangkan, reaksi oksidasi dari 3-(3,4-dimetoksfenil)-propanol dengan PCC sebagai oksidator dilakukan dalam diklorometan selama 3 jam dan direfluks pada suhu 30oC dan rasio mol alkohol:PCC adalah 1:2. Produk oksidasi diekstraksi menggunakan dietileter dan diuapkan, menghasilkan 71,3% dari produk oksidasi dengan indeks refraksi sebesar 1,57. Data FT-IR menunjukkan adanya penyerapan yang kuat pada gugus karbonil (C=O) pada bilangan gelombang 1724,2 cm-1 dan penyerapan CH aldehida pada 2723,3 cm-1, diperkuat oleh data GC-MS di tR = 20.797 menit yang menunjukkan ion molekuler pada m/e = 194 dan puncak dasar pada m/e = 151 yang mewakili struktur 3-(3,4-dimetoksfenil)-propanal
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Ngadiwiyana, Ngadiwiyana, Ismiyarto Ismiyarto, and Ayu Ratri Kartika Iriany. "Oksidasi 3-(3,4-dimetoksifenil)-propanol dengan Menggunakan Oksidator Piridinium Klorokromat (PCC)." Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 10, no. 3 (2007): 72–77. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.10.3.72-77.

Full text
Abstract:
3-(3,4-dimetoksfenil)-propanol mudah dioksidasi menjadi bentuk aldehida-nya menggunakan piridinium klorokromat (PCC) tanpa menimbulkan oksidasi lebih lanjut membentuk asam karboksilat. PCC telah disintesis dengan mereaksikan reacting HCl dan CrO3, diikuti dengan penambahan piridin dalam larutan pada suhu 0oC dan hasilnya 85%. Sedangkan, reaksi oksidasi dari 3-(3,4-dimetoksfenil)-propanol dengan PCC sebagai oksidator dilakukan dalam diklorometan selama 3 jam dan direfluks pada suhu 30oC dan rasio mol alkohol:PCC adalah 1:2. Produk oksidasi diekstraksi menggunakan dietileter dan diuapkan, menghasilkan 71,3% dari produk oksidasi dengan indeks refraksi sebesar 1,57. Data FT-IR menunjukkan adanya penyerapan yang kuat pada gugus karbonil (C=O) pada bilangan gelombang 1724,2 cm-1 dan penyerapan CH aldehida pada 2723,3 cm-1, diperkuat oleh data GC-MS di tR = 20.797 menit yang menunjukkan ion molekuler pada m/e = 194 dan puncak dasar pada m/e = 151 yang mewakili struktur 3-(3,4-dimetoksfenil)-propanal
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Anggorowati, Adriana Anteng, and Aning Ayucitra. "Degradasi Fenol Dalam Limbah Cair Secara Fotooksidasi." Widya Teknik 21, no. 1 (2022): 8–13. http://dx.doi.org/10.33508/wt.v21i1.3905.

Full text
Abstract:
Pengolahan limbah cair telah dikembangkan dengan suatu teknologi yang disebut dengan Advance Oxidation Processes (AOPs). Dalam proses ini digunakan radikal hidroksil (●OH) sebagai pengoksidnya. Radikal hidroksil ini memiliki kemampuan oksidasi yang besar yaitu 2,8 V. Dalam penelitian ini dilakukan degradasi polutan fenol dengan membandingkan dua proses yaitu oksidasi dengan dan tanpa fotofenton, dan fotooksidasi dengan ozon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan persentase penurunan konsentrasi fenol akibat oksidasi dan fotooksidasi. Sampel larutan fenol dioksidasi dengan reagen Fenton yaitu campuran oksidator H2O2 dan FeSO4 kemudian diradiasi dengan UV. Ozonisasi dilakukan dengan cara sampel larutan fenol dialiri ozon. Hasil dari penelitian ini adalah radiasi UV saja tanpa tambahan oksidator-kimia hanya mampu menurunkan kadar fenol hingga 20,34 % pada menit ke 50. Sedangkan jika menggunakan oksidator H2O2 dan radiasi UV, persentase penurunan konsentrasi fenol mencapai hingga 60,59 %. Pada proses oksidasi menggunakan reagen Fenton yang tanpa radiasi UV dan reagen Fenton yang dengan radiasi UV (Fotofenton) masing-masing dapat mendegradasi fenol hingga persentase penurunan konsentrasinya 74,26 % dan 79,99 %. Sedangkan pada proses ozonisasi fenol, tanpa dan dengan radiasi UV masing-masing dapat mendegradasi fenol hingga persentase penurunan konsentrasi fenolnya mencapai 88,61 % dan 92,48 %. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa radiasi UV sangat berpengaruh positif dalam mendegradasi fenol dalam limbah cair secara oksidasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Purwanto, W. W., Slamet Slamet, and E. Swarandani. "Pengaruh Loading Ni Pada Karakter,Aktivitas, Dan Satbilitas Katalis Ni-CeO2/MgO/Al2O3 Untuk Reaksi Oksidasi Parsial Metana." REAKTOR 7, no. 02 (2017): 52. http://dx.doi.org/10.14710/reaktor.7.02.52-57.

Full text
Abstract:
Reaksi oksidasi parsial metana mempunyai potensi menggantikan reaksi reformasi kukus untuk menghasilkan gas sintesis yang selama ini banyak digunakan yang prosesnya membutuhkan energy dan biaya yang besar. Reaksi parsial oksidasi metana merupakan reaksi eksotermis yang membutuhkan sedikit energy. Loading Ni yang rendah diharapkan dapat mengurangi pembentukan deposit karbon, tetapi tetap memiliki kinerja yang baik karena diameter partikel kecil dan disperse tinggi. Ni-CeO2/MgO/Al2O3 dengan loading Ni 3,5 dan 10% di@reparasi dengan metode preparasi sol gel-impregnasi. Karakterisasi yang dilakukan adalah, BET, XRD dan chemisorptions. Selanjutnya digunakan pada reaksi oksidasi parsial metana pada temperatur 800 0C, tekanan atmosferik, rasio CH4/O2 sebesar 1,67 dan waktu tinggal 0,2 g.detik/l selama 8 jam reaksi. Loading Ni 5%menunjukkan aktivitas terbaik dengan konversi CH4 sebesar 97,06%, selektivitas CO 73,14%, selektivitas H2 83,38% yield CO 70,99% yield H2 80,93% dan rasio H2/CO 2,28. Uji stabilitas menunjukkan kestabilan selama 48 jam reaksi.Kata kunci : gas sintesis, katalis, oksidasi parsial metana
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Nensi, Wihelmina, Yakob Robert Noach, and Heri Armadianto. "Kualitas Kimia dan Total Plate Count (TPC) Bakso Daging Babi Yang Diproses Menggunakan Tepung Ubi Jalar Ungu Sebagai Substitusi Tapioka." COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 4, no. 1 (2024): 238–46. http://dx.doi.org/10.59141/comserva.v4i1.1304.

Full text
Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung ubi jalar ungu sebagai pengganti tapioka terhadap pH, aktivitas antioksidan, oksidasi asam lemak dan TPC bakso babi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan adalah: P0 = Tapioka 25%. P1 = 2,5% tepung ubi jalar ungu + 22,5% tapioka; P2 = 5% tepung ubi jalar ungu + 20% tapioka, P3 = 7,5% tepung ubi jalar ungu + 17,5% tapioka. Variabel yang diperiksa antara lain pH , aktivitas antioksidan, oksidasi asam lemak, dan TPC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai pH, aktivitas antioksidan dan oksidasi lemak dan tidak nyata (P>0,05) terhadap TPC. Penelitian disimpulkan bahwa penggunaan tepung ubi jalar ungu sebagai substitusi tapioka pada bakso babi dapat menghasilkan pH, aktivitas antioksidan dan oksidasi lemak yang baik dan untuk TPC dalam penelitian ini tidak berbeda atau sama. Penggunaan level terbaik adalah 7,5% menghasilkan bakso daging babi dengan kualitas kimia dan TPC yang baik
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Sarjono, Purbowatiningrum Ria, Damin Sumardjo, Wuryanti Wuryanti, and Nies Suci Mulyani. "Oksidasi Lemak Dalam Daging Kelinci dan Ayam pada Kondisi Penyimpanan yang Berbeda." Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 2, no. 4 (1999): 128–32. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.2.4.128-132.

Full text
Abstract:
Ketengikan akibat oksidasi merupakan masalah yang serius pada daging selama penyimpanan. Telah dilakukan penelitian untuk mengukur tingkat oksidasi pada daging kelinci dan ayam selama 1 sampai 9 hari penyimpanan dengan angka TBA sebagai parameter. Aldehid hasil oksidasi dari lemak akan membentuk kompleks berwarna dengan TBA yang intensitas warnanya diukur dengan UV -Vis pada panjang gelombang 450 nm untuk daging ayam dan 447 nm untuk daging kelinci. Kondisi penyimpanan dilakukan dengan pembungkus plastik dan pembungkus kedap udara pada suhu 4°C terhadap daging cacah dan utuh. Pada daging kelinci dengan pembungkus plastik dan pembungkus kedap udara baik cacah maupun utuh memiliki angka TBA yang lebih tinggi dibandingkan daging ayam. Namun daging kelinci dan ayam mengalami penurunan angka TBA dengan menggunakan pembungkus kedap udara.Dari hasil eksperimen diperoleh lemak total daging kelinci 2,949% dan daging ayam 7,2902%. Sedangkan daging kelinci memiliki lebih banyak asam lemak tak jenuh dibandingkan daging ayam. Semakin lama penyimpanan oksidasi lemak yang terjadi semakin besar. Tetapi dapat dihambat dengan menggunakan pembungkus kedap udara
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Prihartini, R., R. Syaputra, and G. J. Kusuma. "KARAKTERISTIK PEMBENTUKAN AIR ASAM TAMBANG PADA ENDAPAN HIGH SULPHIDATION EPITHERMAL." Jurnal Pertambangan 6, no. 3 (2022): 107–14. http://dx.doi.org/10.36706/jp.v6i3.1306.

Full text
Abstract:
Kegiatan penambangan meliputi aktivitas penggalian dan penimbunan batuan sisa pada tambang emas dengan tipe endapan high sulphidation epithermal (HSE), memungkinkan terdedahnya material sulfida kontak dengan udara dan air berpotensi untuk menimbulkan air asam tambang (AAT). Tujuan penelitian untuk mengetahui studi pembentukan AAT dengan meninjau karakteristik laju oksidasi mineral sulfida dengan pendekatan mol besi total, mol sulfat, dan mol pirit dari hasil pemodelan geokimia PHREEQC. Sebanyak empat sampel batuan yang digunakan dan dikelompokkan berdasarkan domain geologi tingkat oksidasi sempurna (COX) dan tidak teroksidasi (UOX). Metode penelitian menggunakan uji mineralogi dan unsur, serta uji geokimia (statik dan kinetik). Pemodelan geokimia menggunakan PHREEQC dilakukan untuk mensimulasikan perubahan pH dan konsentrasi zat terlarut yang dihasilkan selama uji kinetik. Hasil air lindian memiliki pH relatif rendah yang diiring oleh peningkatan konsentrasi sulfat, besi, aluminium, dan konstituen lainnya. Laju oksidasi pembentuk AAT berdasarkan mol sulfat (1,172 x 10-10 – 5,453 x 10-10 mol/m2s) lebih mendekati nilai transfer mol pyrite hasil pemodelan geokimia (4,260 x 10-11 – 5,561 x 10-10 mol/m2s), dibandingkan laju oksidasi mol besi total (3,102 x 10-18 – 9,090 x 10-09 mol/m2s). Kondisi ini disebabkan oleh kandungan besi dalam air lindian yang lebih banyak mengendap dibandingkan sulfat. Laju reaksi pyrite pada sampel COX jauh lebih rendah dari UOX, hal ini disebabkan oleh sampel COX yang lebih sedikit mengalami laju reaksi oksidasi dibandingkan UOX.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Tandri, Arnoldus, Gemini E. M. Malelak, and Sulmiyati Sulmiyati. "Kualitas Mikrobiologi, Oksidasi Lemak, Aktivitas Antioksidan, dan Kolesterol Se’i Daging Sapi yang diasapi dengan Cara Berbeda." JAS 8, no. 2 (2023): 38–42. http://dx.doi.org/10.32938/ja.v8i2.3798.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kualitas mikrobiologi, aktivitas antioksidan, oksidasi lemak, dan kolesterol se’i daging sapi yang diasapi dengan cara berbeda. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Peternakan UPT Laboratorium Lapangan Lahan Kering Kepulauan Univesitas Nusa Cendana. Rancangan yang digunakan ialah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan ini terdiri dari P1 = pengasapan terbuka, P2 = pengasapan tertutup drum diletakan di atas tanah, dan P3 = pengasapan tertutup drum ditanam di dalam tanah. Variabel yang diukur meliputi kualitas mikrobiologi (total plate count dan kandungan Escherichia coli), oksidasi lemak, serta aktivitas antioksidan dan kolesterol. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap total plate count (TPC), aktivitas antioksidan, dan oksidasi lemak, serta hasil negatif (tidak terdeteksi) pada Escherichia coli dan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kolesterol. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode pengasapan yang berbeda memberi pengaruh terhadap kualitas mikrobiologi, aktivitas antioksidan, oksidasi lemak, dan kolesterol se’i daging sapi. Hal ini terlihat dari perlakuan pengasapan tertutup dengan drum ditanam dalam tanah (P3) yang sangat baik dalam menurunkan tingkat cemaran (TPC) serta meningkatkan aktivitas antioksidan; namun tidak dapat menurunkan nilai oksidasi lemak. Ketiga perlakuan (P1, P2, dan P3) sangat baik dalam menurunkan bahkan menghilangkan cemaran bakteri Escherichia coli dan ketiga perlakuan (P1, P2, dan P3) memberikan pengaruh yang sama terhadap kolesterol se’i daging sapi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Muhammad, Muhammad, Eko Nurcahya Dewi, and Retno Ayu Kurniasih. "OKSIDASI LEMAK PADA IKAN EKOR KUNING (Caesio cuning) ASIN DENGAN KONSENTRASI GARAM YANG BERBEDA." Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan 1, no. 2 (2019): 67–75. http://dx.doi.org/10.14710/jitpi.2019.6748.

Full text
Abstract:
Ikan ekor kuning asin mengandung asam lemak tidak jenuh sebesar 0,2% sehingga mudah mengalami oksidasi. Pemberian garam yang terlalu banyak bisa menjadi salah satu faktor terjadinya oksidasi lemak pada ikan asin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perbedaan konsentrasi garam terhadap oksidasi lemak tidak jenuh dan mengetahui konsentrasi garam terbaik pada ikan ekor kuning asin. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan konsentrasi garam yang berbeda (0%, 20%, 30%, dan 40%). Data parametrik dianalisis menggunakan analisa sidik ragam (ANOVA) dan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Data non parametrik dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney U. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi garam memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<5%) pada nilai PV, FFA, kadar air, Aw, kadar garam, dan TPC. Konsentrasi garam yang semakin tinggi menghasilkan nilai kadar garam, PV dan FFA semakin tinggi. Sebaliknya, pada parameter kadar air, Aw, dan TPC menghasilkan nilai yang rendah. Perlakuan konsentrasi terbaik terdapat pada ikan ekor kuning asin dengan konsentrasi garam 20% yang menunjukkan nilai PV yang rendah yaitu sebesar 9,60 meq/kg, FFA sebesar 0,83%, kadar air sebesar 36,99%, Aw sebesar 0,75, kadar garam sebesar 22,12% dan TPC sebesar 4,9x105 CFU/g. Berdasarkan hasil uji dapat disimpulkan bahwa perbedaan konsentrasi garam mempengaruhi proses oksidasi lemak dan konsentrasi garam terbaik ialah sebesar 20% berdasarkan nilai oksidasi lemak pada ikan ekor kuning asin.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Fauziah, Silva, Wini Trilaksani, and Tati Nurhayati. "Efektivitas jenis adsorben pada pemurnian bertingkat minyak mata tuna kaya DHA." Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27, no. 1 (2024): 75–88. http://dx.doi.org/10.17844/jphpi.v27i1.48865.

Full text
Abstract:
Docosahexaenoic acid (DHA) merupakan asam lemak omega-3 pada minyak ikan yang berperan penting dalam perkembangan otak dan retina. Minyak ikan kaya DHA belum diproduksi secara massal di Indonesia. Mata tuna yang menjadi hasil samping industri perikanan dapat menjadi sumber potensial DHA dan eicosapentaenoic acid (EPA). Minyak mata tuna dengan karakteristik tinggi DHA dan polyunsaturated fatty acid (PUFA) rentan mengalami oksidasi, sehingga proses pemurnian perlu dilakukan untuk menghilangkan pengotor penyebab oksidasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perlakuan pemurnian terbaik melalui parameter mutu minyak ikan guna menghasilkan minyak mata tuna dengan penurunan pengotor yang maksimal. Minyak mata tuna diperoleh melalui ekstraksi secara sentrifugasi. Minyak yang dihasilkan selanjutnya dimurnikan dengan beberapa tingkatan perlakuan permurnian, yaitu netralisasi (N1), netralisasi bleaching (N1B1), netralisasi bleaching netralisasi (N1B1N2), dan netralisasi bleaching netralisasi bleaching (N1B1N2B2). Pemurnian menggunakan jenis adsorben yang berbeda, yakni alumina aktif 8%, arang aktif 10%, dan magnesol XL 5%. Parameter yang dianalisis meliputi asam lemak bebas (FFA), bilangan asam, bilangan peroksida, anisidin, dan total oksidasi (TOTOX). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis adsorben dan perbedaan tingkat ekstraksi berpengaruh secara nyata (p<0,05) terhadap bilangan peroksida, bilangan anisidin, total oksidasi, asam lemak bebas dan bilangan asam. Perlakuan dengan tingkat pemurnian N1B1N2B2 dengan adsorben magnesol XL 5% merupakan perlakuan terbaik. Proses pemurnian menghasilkan penurunan paramater oksidasi mencapai 50-80% meskipun minyak yang dihasilkan masih belum sesuai standar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Husain, Rahim, Suparmo Suparmo, Eni Harmayani, and Chusnul Hidayat. "Kinetika Oksidasi Protein Ikan Kakap (Lutjanus sp) Selama Penyimpanan." Agritech 37, no. 2 (2017): 199. http://dx.doi.org/10.22146/agritech.25926.

Full text
Abstract:
Fish protein is oxidased easily during storage. The oxidation reaction rate can be approached through the order to zero or first order. The objective of this research was to study the oxidation rate during storage by determining the amount of activation energy (Ea) and constant change (k). The results showed that the increased of temperature storage from 0 °C to 40oC can increased the k value from 0.0617 to 0.311. The carbonyl content of red snapper protein isolate can be increased to higher level as storage temperature increase to 40 °C with higher level increase at higher temperature. The activation energy of oxidation reactions that cause oxidation of the protein is 42.015 Kj/mol.K to zero order. Kinetics increase in protein carbonyls: the higher the temperature storage protein isolate red snapper (Lutjanus sp), the greater the value of a constant (k) is obtained. Kinetics studies show that an increase in the rate of reaction of oxidative damage fish protein (Lutjanus sp) during storage by following zero order reactions. ABSTRAKProtein ikan mudah rusak akibat oksidasi selama penyimpanan. Kecepatan reaksi oksidasi dapat didekati melalui orde ke nol maupun orde pertama. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari oksidasi selama penyimpanan dengan menentukan besaran energi aktivasi (Ea) dan konstanta perubahan (k). Hasil menunjukkan bahwa nilai k meningkat dari 0,0617 menjadi 0,311 dengan peningkatan suhu dari 0 °C ke 40 °C. Energi aktivasi reaksi oksidasi yang menyebabkan terjadinya oksidasi protein adalah 42,015 Kj/mol.K untuk orde nol. Kinetika peningkatan protein karbonil: semakin tinggi suhu penyimpanan protein ikan kakap (Lutjanus sp) semakin besar nilai konstanta (k) yang diperoleh. Studi kinetika juga memperlihatkan bahwa peningkatan laju reaksi kerusakan oksidasi protein ikan kakap (Lutjanus sp) selama penyimpanan mengikuti reaksi orde ke nol atau reaksi berjalan lambat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Sri, Wahyuni. "Sosialisasi Fitofarmaka Daun Salam (Syzygium Polyanthum) di Desa Nga Matang Ubi, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara." Academica : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2, no. 4 (2024): 297–305. https://doi.org/10.5281/zenodo.14271718.

Full text
Abstract:
Beberapa penyakit metabolik dan penyakit degeneratif yang berkaitan dengan usia berkaitan erat dengan proses oksidatif di dalam tubuh. Penggunaan fitofarmaka sebagai sumber antioksidan untuk memerangi oksidasi perlu mendapat perhatian lebih lanjut. Pengabdian ini dilakukan di desa Nga Matang Ubi, Kecamatan Lhoksukon dengan edukasi menggunakan media audio visual tentang alternatif pengobatan menggunakan tanaman daun salam (<em>Syzygium polyanthum</em>). Sosialisasi yang diberikan oleh tim pengabdi meningkatkan pemahaman masyarakat tentang fitofarmaka dan cara pengolahan daun salam. Pengabdian ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi masyarakat untuk mulai memanfaatkan tanaman herbal daun salam sebagai bagian dari pengobatan alami dan pencegahan penyakit
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Idris, Muhammad, Tino Hermanto, Rahmad Syah, Muhammad Husein, and Sapriadi Sitinjak. "PEMBUATAN BIODIESEL DARI LIMBAH MINYAK GORENG: STUDI PERBANDINGAN BERBAGAI WAKTU REAKSI." SINERGI POLMED: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin 5, no. 1 (2024): 64–71. http://dx.doi.org/10.51510/sinergipolmed.v5i1.1537.

Full text
Abstract:
Biodiesel berbasis minyak goreng limbah telah menarik perhatian sebagai sumber energi alternatif yang berkelanjutan. Penelitian ini menganalisis pengaruh waktu reaksi terhadap karakteristik kualitas biodiesel, termasuk titik nyala, viskositas, densitas, bilangan oksidasi, bilangan asam, dan bilangan iodin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu reaksi memiliki dampak signifikan pada titik nyala, dengan nilai yang lebih tinggi mengindikasikan stabilitas termal yang lebih baik. Sementara itu, viskositas menunjukkan konsistensi, menandakan ketepatan dalam proses produksi biodiesel. Densitas biodiesel tetap stabil pada nilai target standar, menunjukkan konsistensi dalam produksi. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi densitas. Peningkatan bilangan oksidasi mengindikasikan pentingnya penanganan yang tepat untuk mengendalikan stabilitas oksidatif biodiesel. Meskipun bilangan asam cenderung bervariasi, penelitian ini menunjukkan bahwa waktu reaksi mungkin tidak secara signifikan mempengaruhi nilai tersebut. bilangan iodin, penelitian mengungkapkan hubungan positif antara waktu reaksi dan bilangan iodin. Secara keseluruhan, temuan ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang karakteristik biodiesel, namun menunjukkan bahwa faktor-faktor kompleks juga memengaruhi sifat-sifat biodiesel secara keseluruhan. Oleh karena itu, analisis lebih lanjut diperlukan untuk memastikan kinerja optimal dan keamanan biodiesel dalam aplikasi praktis, sekaligus menekankan perlunya mempertimbangkan berbagai faktor yang memengaruhi produksi biodiesel secara keseluruhan. Temuan ini dapat membantu pengembangan lebih lanjut dalam produksi biodiesel yang efisien dan ramah lingkungan dari minyak goreng limbah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Sriyanti, Sriyanti. "Bilangan Oksidasi dan Reaksi-Reaksi Mangan." Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 3, no. 1 (2000): 171–76. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.3.1.171-176.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan pembuatan tris (2,4-pentanadionato) Mangan (III), Kalium manganat dan Kalium permanganat untuk mempelajari bilangan oksidasi mangan. Dilakukan pula reaksi-reaksi sederhana terhadap mangan untuk mengamati mangan pada berbagai keadaan tingkat oksidasi. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa Mangan (II) stabil dalam suasana asam, Mangan (III) tidak stabil dan dapat distabilkan dengan pembentukan kompleks mangan-acetylacetonat, Mangan (IV) stabil dalam bentuk oksidanya (MnO2), Mangan (VI) atau manganat stabil dalam suasana basa kuat dan Mangan (VII) atau permanganat hanya stabil dalam suasana asam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Tanubrata, Maksum, and Hendaryanto Wiryopranoto. "Penjalaran Kebakaran pada Suatu Konstruksi Bangunan Gedung Akibat Sumber Panas." Jurnal Teknik Sipil 12, no. 1 (2019): 14–43. http://dx.doi.org/10.28932/jts.v12i1.1412.

Full text
Abstract:
Kebakaran adalah peristiwa oksidasi dari material yang berlangsung cepat, serta menghasilkanpanas dan cahaya. Timbulnya kebakaran ditandai dengan penjalaran atau penyulutan suatumaterial oleh sumber panas. Penyulutan tersebut merupakan suatu permulaan dari pembakaranyang digunakan dalam peristiwa oksidasi. Bila api yang terjadi sangat terbatas, maka gejalatersebut belum dinyatakan sebagai kebakaran. Tetapi bila api mulai memungkinkan terjadinyapenjalaran maka gejala itu dapat dikatakan sebagai kebakaran.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Harikedua, Silvana Dinaintang. "PENGHAMBATAN OKSIDASI LIPIDA IKAN TUNA OLEH AIR JAHE SELAMA PENYIMPANAN DINGIN." JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS 8, no. 1 (2012): 7. http://dx.doi.org/10.35800/jpkt.8.1.2012.231.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek suplementasi ekstrak air jahe pada oksidasi lipida daging ikan tuna yang disimpan selama 9 hari. Oksidasi lipida ikan tuna beku dievaluasi berdasarkan nilai bilangan peroksida dan pembentukan malonaldehyde (nilai TBA) pada hari ke 0, 3, 6 dan 9 penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi ekstrak air jahe meningkatkan stabilitas ikan tuna beku terhadap oksidasi lipida dibandingkan dengan kontrol. Ekstrak air jahe 2% dan 3% lebih efektif dalam menghambat oksidasi lipida daging ikan tuna selama penyimpanan dibandingkan ekstrak air jahe 1%. Kata kunci: Tuna, ekstrak jahe, antioksidan, penyimpanan dingin, peroksida, malonaldehid.Inhibition of Tuna Lipid Oxidation by Ginger Extract during Refrigeration The effects of ginger extract supplementation on lipid oxidation of raw tuna during refrigerated storage for 9 days were examined. Lipid oxidation was assessed by monitoring peroxide and malonaldehyde formation in raw tuna at 0, 3, 6 and 9 days of refrigerated storage. Results showed that all ginger extracts treatments significantly increased the stability of frozen tuna to lipid oxidation compared with the control. Ginger extracts of 2% and 3% was more effective in inhibiting lipid oxidation of raw tuna than 1% extract. Keywords: Tuna, ginger extract, antioxidant, refrigerate storage, peroxide, malonaldehyde.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Haryati, Kristina, Irja Sepriyanto Jenmau, Yohana Yana Sinaga, and Irfan Wandikbo. "PEMURNIAN MINYAK IKAN SARDIN (<i>Sardinella sp.</i>) HASIL SAMPING PENEPUNGAN DARI BALI." ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua 7, no. 2 (2024): 90–96. https://doi.org/10.31957/acr.v7i2.4208.

Full text
Abstract:
Ikan sardin atau lemuru adalah kelompok dari ikan pelagis yang banyak dijumpai di perairan Selat Bali. Ikan ini dimanfaatkan dalam industri pengalengan maupun industri penepungan, dimana hasil samping pengolahan tersebut menghasilkan limbah berupa minyak ikan. Minyak ikan yang dihasilkan dapat dimanfaatkan kembali, namun memiliki kualitas yang rendah dikarenakan banyaknya komponen pengotor (asam lemak bebas, bilangan peroksida dan sebagainya), sehingga perlu dilakukan pemurnian. Tahapan pemurnian yang dilakukan meliputi degguming, netralisasi, dan bleaching. Tahapan degumming dilakukan untuk menghilangkan senyawa berlendir atau fosfatida dengan menggunakan asam sitrat, tahapan netralisasi untuk menghilangkan asam lemak bebas yang direaksikan dengan NaOH, tahapan bleaching untuk memperbaiki warna dan menghilangkan komponen pengotor yang tidak hilang saat tahapan netralisasi menggunakan magnesol XL. Pengujian parameter oksidasi yang dilakukan meliputi pengujian kadar asam lemak bebas (FFA), bilangan peroksida (PV), bilangan asam (AV), nilai anisidin (AnV), dan total oksidasi (Totox). Hasil menunjukkan bahwa terjadi penurunan nilai parameter oksidasi setelah dilakukan pemurnian yaitu FFA 0,17%; PV 3,99 meq/kg; AV 0,38 mg KOH/g; AnV 8,54 meq/kg; Totox 16,52 meq/kg. Dengan demikian, disimpulkan bahwa serangkaian teknik pemurnian dapat menurunkan nilai parameter oksidasi minyak ikan kasar sehingga memenuhi International Fish Oil Standard (IFOS).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Khaerudin, Rizky Brehnaputrifajar, Asep Supriatna, Sumar Hendayana, and Herwantono Herwantono. "Desain Didaktis Konsep Reaksi Reduksi Oksidasi." Orbital: Jurnal Pendidikan Kimia 7, no. 1 (2023): 25–40. http://dx.doi.org/10.19109/ojpk.v7i1.17524.

Full text
Abstract:
The lack of didactic anticipation as reflected in lesson plans can have an impact on the less optimal learning process for each student so that learning obstacles arise. One effort to overcome this is to design learning through didactic design. This study aims to develop a didactic design in reducing learning obstacles in the concept of redox reactions. The method used in this research is a qualitative research method. The research design used is Didactical Design Research (DDR). Data collection techniques used are tests, observations, interviews and documentation. Respondents in this study were 30 students of the UPI Pilot Laboratory High School in class XI IPA 2 and 28 students in class X. Based on the results of the study, it was found that the didactic design developed in the form of Chapter Design and Lesson Design included providing an understanding of concepts through the provision of phenomena followed by experiments or demonstrations in general, which ran smoothly. The existence of Chapter Design and Lesson Design components aims to make students obtain the material. The other goal is to make it easier for teachers to achieve better educational goals by bringing out predictions of student responses and prepared teacher anticipation. This didactical design can reduce learning barriers and can improve students' abilities. It can be concluded that the didactic design of the concept of oxidation-reduction reactions is effective as an alternative teaching material used in the learning process.&#x0D;
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Khoerunnisa, Nurul, Raden Siti Nurlaela, and Mia Karmeliana Putri. "Studi Literatur : Aktivitas Antioksidan Bunga Kecombrang Pada Minyak Sawit." Karimah Tauhid 3, no. 6 (2024): 6990–96. http://dx.doi.org/10.30997/karimahtauhid.v3i6.13959.

Full text
Abstract:
Minyak sawit merupakan salah satu bentuk minyak yang digunakan untuk menggoreng. Oksidasi lemak adalah salah satunya penyebab utama kerusakan pada makanan yang mengandung lemak atau minyak. Oksidasi lemak juga dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak dapat diterima mengurangi umur simpan. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mempelajari pengaruh alam penambahan antioksidan (kecombrang) pada sifat fisiko-kimia minyak sawit yaitu diamati; 2) Untuk mempelajari pengaruh lama pemanasan terhadap fisika-kimia minyak sawit karakteristik yang diamati. 3) Untuk mempelajari pengaruh antioksidan alami (kecombrang) penambahan dan lama pemanasan terhadap karakteristik fisiko-kimia minyak sawit yang diamati. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor. Faktor yang diberi perlakuan adalah jenis antioksidan (K): tanpa penambahan antioksidan (K0), BHT (K1), ekstrak kecombrang (K2); serta lama pemanasan (P) : 0 jam (P0), 8 jam (P1), 16 jam (P2), dan 24 jam (P3). Tiap kombinasi dilakukan rangkap dua sehingga menghasilkan 24 ancaman unit. Hasil dari Penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) telah diketahui dapat menghambat gangguan kerusakan oksidatif pada minyak goreng sawit yang dipanaskan selama 24 jam, namun Penambahan antioksidan BHT belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kerusakan oksidatif obstruksi minyak goreng sawit. Minyak goreng sawit dipanaskan pada suhu 200◦C selama 24 jam dapat memperbaiki kondisi tersebut kandungan asam lemak bebas (dari 3,07 persen hingga 9,39 persen). Pemanasan selama 24 jam pada 200◦C menyebabkan peningkatan viskositas minyak sawit (dari 69 cP menjadi 355,33 cP). Penyebab minyak dipanaskan, juga dapat meningkatkan daya serap warna minyak sawit (dari 0,51 hingga 0,75). Penambahan antioksidan dan lama pemanasan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kandungan asam lemak bebas dan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel lain.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Nurminabari, Ina Siti. "PENDUGAAN UMUR SIMPAN TEH HITAM (Camellia sinensis) CELUP GRADE FANNING DALAM KEMASAN PRIMER BERBEDA." Pasundan Food Technology Journal 8, no. 3 (2021): 106–12. http://dx.doi.org/10.23969/pftj.v8i3.4648.

Full text
Abstract:
Teh hitam merupakan salah satu minuman yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Teh hitam dibuat dari daun teh Camellia sinensis melalui proses oksidasi enzimatis oleh enzim polifenol oksidase, sehingga memberi ciri khas teh hitam berwarna merah dan berasa tajam. Teh hitam pada penelitian ini diperoleh dari Laboratorium Mini Processing PPTK Gambung, diolah menggunakan metode orthodox. Proses pengolahan teh hitam secara orthodox meliputi penerimaan pucuk teh segar, pelayuan, penggilingan, oksidasi enzimatis, pengeringan, sortasi, dan pengepakan. Tujuan penelitian adalah pendugaan umur simpan teh hitam celup dikemas dengan kemasan primer kertas, nilon, dan poliester, pada suhu penyimpanan 15oC, 25oC, dan 35oC dengan metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) model Arrhenius. Manfaat penelitian ini adalah mengetahui umur simpan teh hitam yang dikemas dengan model kantung (celup) dari kertas, nilon, poliester. Metode penelitian terdiri dari rancangan perlakuan jenis kemasan (kertas, nilon, dan poliester) dan suhu penyimpanan (15oC, 25oC, dan 35oC); rancangan percobaan meliputi pengemasan teh dan lama penyimpanan pada hari ke-0, 7, 14, 21, dan 28; rancangan respon terdiri dari kadar air; dan rancangan analisis data menggunakan metode Arrhenius. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) dapat digunakan untuk memprediksi umur simpan teh hitam celup dalam kemasan primer berbeda. Teh hitam yang dikemas menggunakan kemasan kertas, nilon, dan polyester dalam suhu berbeda memiliki umur simpan yang berbeda. Teh hitam celup grade fanning dikemas kertas pada temperatur 35oC mempunyai umur simpan 2 hari, dikemas dengan nilon 14 hari, dan dikemas dengan poliester 15 hari.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Zecha, Rosa Nurul, Julia Windi Gunadi, and Albert Manggading Hutapea. "Pengaruh Pemberian Vitamin C dan E terhadap Stres Oksidatif pada Olahraga Renang." Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan 11, no. 6 (2024): 1235–43. http://dx.doi.org/10.33024/jikk.v11i6.14513.

Full text
Abstract:
Pada olahraga renang dapat terjadi stres oksidatif apabila terjadi kerusakan otot skelet, terkait dengan intensitas, durasi, frekuensi latihan, dan kondisi kesehatan perenang. Ketidakseimbangan jumlah radikal bebas menyebabkan stres oksidatif. Aktivitas fisik yang berat, radikal bebas dan stres oksidatif menyebabkan kerusakan jaringan dan sel, yang merugikan otot. Vitamin E dan C penting dalam melindungi sel dari stres oksidatif yang dihasilkan oleh olahraga renang yang intens. Studi ini bertujuan untuk memaparkan mekanisme vitamin C dan vitamin E dalam memengaruhi biomarker stres oksidatif pada olahraga renang. Metode yang dilakukan adalah telaah pustaka, dengan mencari sumber literatur dari pubmed, google scholar dengan kata kunci “stres oksidatif”, “vitamin C”, “vitamin E”, dan “renang”. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 7 artikel yang membahas pengaruh renang, vitamin C, dan atau vitamin E terhadap biomarker stres oksidatif. Hasil kajian diperoleh bahwa olahraga renang dapat menimbulkan terjadinya kerusakan otot yang dibuktikan dengan peningkatan marker stres oksidatif. Penurunan stres oksidatif dapat dicapai dengan pemberian vitamin C dan atau E, namun tingkat signifikansi dari pengaruhnya dapat bervariasi tergantung dosis dan tingkatan stres oksidasi yang terjadi. Simpulan yang dapat diambil dari telaah pustaka ini adalah vitamin C dan vitamin E dapat memperbaiki stress oksidatif yang terjadi pada olahraga renang melalui mekanisme antioksidan. Kombinasi vitamin C dan E dapat memberikan efek sinergis yang memperkuat efek penurunan stres oksidatif dan peningkatan level antioksidan pada olahraga renang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography