To see the other types of publications on this topic, follow the link: Ordo.

Journal articles on the topic 'Ordo'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Ordo.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Rahma, Ade Novia, Rahmawati Rahmawati, and Siti Mardhiyah Jauza. "Determinan Matriks Centrosymmetric Bentuk Khusus Ordo Berpangkat Bilangan Bulat Positif Dengan Kofaktor." Jurnal Sains Matematika dan Statistika 6, no. 2 (July 1, 2020): 89. http://dx.doi.org/10.24014/jsms.v6i2.10552.

Full text
Abstract:
Penelitian ini membahas tentang bentuk umum matriks centrosymmetric bentuk khusus ordo 3x3 dan bentuk umum determinannya menggunakan metode kofaktor. Dalam menentukan bentuk umum matriks dan determinan matriks centrosymmetric tersebut, terdapat beberapa langkah yang dikerjakan. Pertama diperhatikan bentuk pola matriks dan determinan dari matriks centrosymmetric bentuk khusus orde 3x3. Kedua membuktikan bentuk umum matriks menggunakan metode induksi matematika dan determinan matriks menggunakan metode langsung. Hasil akhirnya didapatkan bentuk umum dari matriks dan determinan matrik centrosymmetric bentuk khusus ordo 3x3. Aplikasi juga dibahas dalam bentuk contoh.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Müller, Ludger. "Ordo Ecclesiae." Archiv für katholisches Kirchenrecht 163, no. 1 (June 12, 1994): 96–120. http://dx.doi.org/10.30965/2589045x-16301008.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Cameron, Kenneth, and Hildegard of Bingen. "Ordo Virtutum." Theatre Journal 38, no. 4 (December 1986): 484. http://dx.doi.org/10.2307/3208296.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Haastrup, Niels. "Ordo Naturalis." NyS, Nydanske Sprogstudier 16, no. 16-17 (April 2, 1986): 229. http://dx.doi.org/10.7146/nys.v16i16-17.13352.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Tanjung, Nasral, Suwarti, Santoso, and Nopriyeni. "KEANEKARAGAMAN IKAN DI SUNGAI LEMO NAKAI KECAMATAN HULU PALIK KABUPATEN BENGKULU UTARA." Jurnal Riset dan Inovasi Pendidikan Sains (JRIPS) 1, no. 2 (July 29, 2022): 96–109. http://dx.doi.org/10.36085/jrips.v1i2.3600.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Keanekaragaman Ikan Di Sungai Lemo Nakai Kecamatan Hulu Palik Kabupaten Bengkulu Utara. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode survey langsung ke lokasi penelitian, pengambilan sampel di bagi menjadi tiga stasiun menurut karakteristik sungai yang berbeda-beda. Pada Stasiun A karakter sungai berbatuan, berpasir, berkoral, dan lebih dangkal, jernih terletak di hulu. Stasiun B karakter sungai berbatuan, berpasir, berkoral dan jernih terletak di tengah, dan Stasiun C karakter sungai berpasir, berkoral, berbatuan dan keruh terletak di hulu. Memiliki indeks keanekaragaman yang berbeda-beda stasiun A 1,613, stasiun B dengan Indeks keanekaragaman 1,672 dan stasiun C dengan indeks keanekaragaman 1,813. Jenis ikan yang didapat di sungai Lemo Nakai yaitu: 8 Ordo, 10 Famili, dan 11 Spesies, jenis hewan tersebut adalah: ordo Angulliformes, ordo Siluriformes, ordo Cypriniformes, ordo Anabantiformes, ordo Perciformes,ordo Gobioidae, ordo Synbranchiformes, ordo Cyprinodontiformes. Monopterus albus (Belut), Anguilla bicolor (Sidat), Sicyopterus cynocepinalus.C.V (Mukus), Channa striata (Gabus), Mystacoleucus marginatus (Wader), Cyprinus carpio (Mas), Oreochromis niloticus (Nila), Clarias batrachus (Lele), Aplocheilus panchax (Kepala timah), Gambusia affinis (Cere/perut buncit) dan Anabas testudineus (Betok). Kata kunci: Keanekaragaman Ikan, Sungai Lemo Nakai, Bengkulu Utara
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Villar, José Ramón. ""Ordo presbyterirum" y "presbyterium"." Teologia w Polsce 6, no. 1 (April 2, 2020): 31–44. http://dx.doi.org/10.31743/twp.2012.6.1.03.

Full text
Abstract:
El Ordo presbyterorum y los presbyteria no son realidades adecuadamente distintas, porque el Ordo presbyterorum existe y se realiza en el conjunto de todos los presbyteria. Todos los presbíteros forman parte sacramentalmente del Ordo Presbyterorum y simultáneamente de los presbiterios particulares en los que aquél se realiza existencialmente. Por ello, los presbíteros no poseen «dos» pertenencias separadas niuna pertenencia «doble» a uno y otros, sino una pertenencia sacramental única y «simultánea» al Ordo presbyterorum y a los presbyteria. El vínculo sacramental «numéricamente uno» origina la pertenencia simultánea al Ordo presbyterorum y a los presbyteria. En virtud de ese mismo y único título sacramental, tan sacramental e inmediata es la pertenencia al Ordo presbyterorum como a los presbyteria en que aquél existe y se realiza.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Aini, Qurratu. "KERAGAMAN JENIS SERANGGA DIURNAL DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH SEBAGAI MEDIA PEMBEJARAN ZOOLOGI INVERTEBRATA." Jurnal Jeumpa 8, no. 2 (November 8, 2021): 631–43. http://dx.doi.org/10.33059/jj.v8i2.4408.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilaksanakan di kawasan kampus Universitas Muhammadiyah Aceh pada bulan Mei sampai Agustus 2015 yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga diurnal, tingkat keragaman dan menjadikan jenis serangga diurnal sebagai media pembelajaran zoologi invertebrata. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan insect net, pitfall trap, areal bait trap, dan aspirator pada tiga stasiun pengamatan yang telah ditentukan. Analisis data dilakukan dengan cara mendeskripsikan setiap jenis serangga diurnal yang ditemukan. Selanjutnya untuk mengetahui tingkat keragaman jenis serangga diurnal di kampus Universitas Muhammadiyah Aceh digunakan indeks keragaman Shannon Wiener (H’). Hasil penelitian di peroleh serangga diurnal sebanyak 1580 individu yang terdiri dari 8 ordo, 17 familia dengan 26 jenis. 26 jenis serangga diurnal masing – masing terdiri masing - masing 7 jenis dari ordo Hymenoptera famili Formicidae, Apidae, dan Perilampidae, 4 jenis ordo Hemiptera famili Lygaeidae, Alydidae, Coreidae dan Pentatomidae, 2 jenis dari ordo Diptera famili Calliphoridae dan Muscidae, 2 jenis dari ordo Coleoptera famili Coccinellidae, 4 jenis dari ordo Lepidoptera famili Nymphalidae dan Pieridae , 3 ordo jenis dari Orthoptera famili Acrididae dan Tetrigidae, 1 jenis dari ordo Mantodea famili Mantodidae dan 3 jenis dari ordo Odonata famili Libellulidae dan Coenagrionidae. Hasil analisis indeks keragaman menunjukkan nilai 1,68 yang berarti tingkat keragaman serangga diurnal di kawasan kampus Universitas Muhammadiyah Aceh tergolong sedang, dengan indeks kemerataan 0,51 artinya bahwa distribusi jumlah individu setiap jenis serangga diurnal di masing - masing stasiun penelitian relatif terdistribusi secara merata
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Aseran, Khalid Atthariq Wiraguna, and Akhmad Rizali. "KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN ORDO COLEOPTERA PADA PERKEBUNAN KOPI DI JAWA TIMUR." Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan 10, no. 3 (September 16, 2022): 119–32. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jurnalhpt.2022.010.3.2.

Full text
Abstract:
Ordo Coleoptera memiliki peranan penting di perkebunan kopi diantara sebagai herbivor, predator, mycophagous dan detritrivor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan Ordo Coleoptera, dan faktor-faktor yang mempengaruhi keanekaragaman, kelimpahan, dan komposisi spesies Ordo Coleoptera di perkebunan kopi Jawa Timur. Penelitian lapangan dilakukan dari bulan Desember 2020 hingga April 2021 pada 12 perkebunan kopi di Jawa Timur. Di setiap perkebunan ditentukan plot untuk pengambilan contoh serangga yang terdiri atas 1 subplot untuk metode fogging dan 1 subplot untuk metode perangkap pitfall. Keanekaragaman vegetasi diobservasi dan didokumentasikan dalam subplot berukuran 1mx1 m. Selain itu dilakukan juga pengukuran tutupan kanopi, suhu, kelembaban dan cara budidaya kopi pada setiap lokasi penelitian juga diobservasi. Analisis ragam, analisis regresi dan analisis kemiripan digunakan untuk mengetahui perbedaan keanekaragaman, kelimpahan, dan komposisi spesies dari Ordo Coleoptera berdasarkan kondisi habitat dan cara budidaya. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 22 famili, 58 morfospesies, dan 277 individu Ordo Coleoptera. Famili dominan yang ditemukan adalah Anthicidae, Coccinellidae, dan Staphylinidae. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa jenis vegetasi berpengaruh terhadap keanekaragaman dan kelimpahan Ordo Coleoptera khususnya untuk kelompok detritivor. Faktor kondisi habitat lain tidak menunjukkan pengaruh terhadap keanekaragaman, kelimpahan, dan komposisi spesies Ordo Coleoptera.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Cipta, Hendra. "Completion of Matrix Inversions Using Elementary Matrix Inverse Multiplication Method." International Journal of Science, Technology & Management 1, no. 2 (July 30, 2020): 37–45. http://dx.doi.org/10.46729/ijstm.v1i2.8.

Full text
Abstract:
Abstract. Given a matrix A is ordo . Elementary matrix inverse multiplication produces inverse matrix A which is where I is an identity matrix and is an inverse matrix A. The problem discussed in this research is to find a solution the ordo of matrices by using inverse elementary matrix inversion method with the steps given in solving by completing the smallest ordo matrix first up until the ordo matrix . Keywords: Matrix, Inverse Matrix, Multiplication of Elementary Matrix.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Pratt, David. "The making of the Second English Coronation Ordo." Anglo-Saxon England 46 (December 2017): 147–258. http://dx.doi.org/10.1017/s0263675118000078.

Full text
Abstract:
AbstractThis article reassesses the Second English Coronation Ordo in the light of its relationship to Carolingian sources. The dependence of the Ordo on a distinctive West Frankish source, here termed the Leiden Ordo, has many implications, since the Leiden Ordo seems likely to have been composed for the anointing of Charles the Straightforward by Fulk of Rheims in January 893. This finding provides a probable context for the importing of West Frankish ordines in King Alfred's dealings with Rheims. It also strengthens the case for placing the Second Ordo in the mid- or late 890s, rather than early in Athelstan's reign. Anointing practices were directly implicated in the ‘crisis of authority’ affecting the Carolingian world in the late ninth century. The new understanding of the Second Ordo adds a further dimension to King Alfred's efforts to promote the ‘kingdom of the Anglo-Saxons’, and has wider implications for the development of royal ordines in western Europe.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

PINTO, IRAJÁ DAMIANI, GRACIELA PIÑERO, and MARIANO VERDE. "First Permian Insects Forom Uruguay." Pesquisas em Geociências 27, no. 1 (June 30, 2000): 89. http://dx.doi.org/10.22456/1807-9806.20183.

Full text
Abstract:
For the first time insects and crustaceans from the Mangrullo Member of the Melo Formation (Permian) of Uruguay are registered. The insects belong to the species of Ordo Hemiptera – Sub-Ordo Homoptera – Paracicadopsis mendezalzolai gen. et sp. nov. of the family Cicadopsyllidae Martinov, 1931 and from Ordo Perlaria Perlapsocus formosoi gen. et sp. nov. of the new Perlapsocidae family. Associated to these insects, crustaceans belonging to the Ordo Pygocephalomorpha were for the first time found and are study, beside fish scales, plant remains and Mesosaurideos already registered.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Sepe, Muslimin, and Muh Iqbal Djafar. "Perpaduan Tanaman Refugia Dan Tanaman Kubis Pada Berbagai Pola Tanam Dalam Menarik Predator Dan Parasitoid Dalam Penurunan Populasi Hama." AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian 3, no. 2 (December 1, 2018): 55. http://dx.doi.org/10.35329/agrovital.v3i2.206.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perpaduan tanaman refugia dan tanaman kubis pada berbagai pola tanam di sekitar pertanaman kubis dalam menarik arthropoda dan populasi hama. Penelitan dilaksanakan di Desa Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang dan Laboratorium Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar. Berlangsung dari Mei sampai Agustus 2018. Pola tanam yang digunakan dalam penelitian ini pola tanam pinggir petak lahan (Perimeter Refuge) , pola tanam Sistem Blok (Blok Refuge) dan tanpa pola tanam sebagai kontrol. Pada setiap lahan diberikan pupuk kandang yang bertujuan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik jarak antar setiap lahan ± 500 m. Pengamatan yang dilakukan diantaranya pengamatan arthropoda, pengamatan populasi hama, dan produksi kubis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umlah serangga yang dikoleksi selama penelitian berjumlah (1242) individu yang terdiri dari (537) di lahan Perimeter Refugia, (472) di lahan Blok Refugia, dan (233) di lahan Kebiasaan petani (Tabel 1). Jumlah individu serangga yang banyak tertangkap berasal dari Ordo Lepidoptera (356) individu , Ordo Orthoptera (208) individu, Ordo Hymenoptera (177) individu, Ordo Coleoptera (133) individu, Ordo Dermaptera (190), Ordo Symphypleona (19) individu, dan Ordo Blattodea (7) Individu). Rata-rata populasi hama lebih tinggi pada sistem blok yaitu (1.48) dari pada perimeter refugia (0,91) dan Kebiasaan petani (1.32). Rata-rata produksi tertinggi pada kebiasaan petani (1,02).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

FIELD, JAMES A. "Novus Ordo Seclorum." Diplomatic History 13, no. 1 (January 1989): 113–22. http://dx.doi.org/10.1111/j.1467-7709.1989.tb00046.x.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

&NA;. "Novus Ordo Seclorum." Cornea 10, no. 1 (January 1991): 1. http://dx.doi.org/10.1097/00003226-199101000-00001.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

&NA;. "Novus Ordo Seclorum." Cornea 10, no. 1 (January 1991): 1. http://dx.doi.org/10.1097/00003226-199110010-00001.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

GREENBERG, DAVID F. "Novus Ordo Saeclorum?" Punishment & Society 3, no. 1 (January 2001): 81–93. http://dx.doi.org/10.1177/14624740122228267.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Moore-Keish, Martha. "A Christian Ordo?" Interpretation: A Journal of Bible and Theology 64, no. 3 (October 2010): 246–56. http://dx.doi.org/10.1177/002096431006400303.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Rahma, Ade Novia, Rahmawati Rahmawati, and Ricken Husnudzan Vitho. "Determinan Matriks Segitiga Atas Bentuk Khusus Ordo 3×3 Berpangkat Bilangan Bulat Positif Menggunakan Kofaktor." Jurnal Sains Matematika dan Statistika 6, no. 2 (July 1, 2020): 30. http://dx.doi.org/10.24014/jsms.v6i2.10524.

Full text
Abstract:
Determinan mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan beberapa persoalan dalam matriks dan banyak dipergunakan dalam ilmu matematika maupun ilmu terapannya. Salah satu cara sederhana dalam menentukan determinan suatu matriks menggunakan ekspansi kofaktor. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan determinan dari suatu matriks segitiga atas bentuk khusus ordo 3×3 dengan mengguanakan ekspansi kofaktor. Dalam menentukan determinan matriks segitiga atas bentuk khusus ordo 3×3 tersebut, terdapat beberapa langkah yang dikerjakan. Pertama perhatikan bentuk pola perpangkatan matrikx segitiga atas bentuk khusus ordo 3×3 pangkat 1 sampai 10. Dan kemudian, membuktikan bentuk umum pola perpangkatan menggunakan metode induksi matematika. Selanjutnya perhatikan bentuk pola determinan dari matriks segitiga atas bentuk khusus ordo 3×3 pangkat 1 sampai 10. Kemudian membuktikan bentuk umum determinan dengan pembuktian langsung. Hasil yang diperoleh adalah didapatnya bentuk umum determinan dari matriks segitiga atas bentuk khusus ordo 3×3.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Kusuma, Erwin Triwida, Sugeng Widodo, and Siti Aminah. "Peramalan Pembelian Barang Menggunakan Metode Single Moving Average Studi Kasus Toko LADIES.ID." J-INTECH 9, no. 01 (June 29, 2021): 11–16. http://dx.doi.org/10.32664/j-intech.v9i01.553.

Full text
Abstract:
Perkembangan teknologi sangatlah pesat, salah satunya pemanfaatan penggunaan internet dan sistem-sistem online yang terdapat didalamnya. Salah satu sistem yang terus dikembangkan dan terasa manfaatnya adalah sistem penunjang keputusan. Sistem penunjang keputusan sangat membantu dalam mengambil suatu keputusan atau mencarikan solusi terbaik, pada toko Ladies.id masih melakukan pencatatan penjualan barang secara manual. Pembelian barang yang dilakukan secara perkiraan manual sehingga mengakibatkan penumpukan stok barang dikarenakan pembelian barang yang terlalu banyak. Pada penelitian ini menggunakan metode Single Moving Average dengan membandingkan perhitungan 3, 4 dan 5 ordo, sedangkan untuk perhitungan kesalahan menggunakan RMSE (Root Mean Squared Error) dan juga MAPE (Mean Absolute Squared Error). Hasil dari contoh perhitungan celana penelitian ini adalah dengan menghitung menggunakan 3 ordo didapatkan hasil RMSE sebesar 41.3797 dan juga MAPE sebesar 37.1934. Kemudian dengan menggunakan perhitungan 4 ordo didapatkan hasil RMSE sebesar 38.2624 dan MAPE sebesar 34.8641 dan yang terakhir perhitungan menggunakan 5 ordo mendapatkan hasil RMSE sebesar 39.6775 dan MAPE sebesar 36.8851. Kesimpulan yang didapat adalah perhitungan menggunakan 4 ordo mendapatkan hasil yang terkecil sehingga dapat disimpulkan bahwa 4 ordo adalah rekomendasi terbaik untuk meramalkan pembelian celana selanjutnya. Setiap barang dalam toko Ladies.id menggunakan perhitungan 3, 4 dan 5 ordo untuk mendapatkan hasil, dari perhitungan tersebut dibandingkan dan hasil yang memiliki nilai RMSE dan MAPE terkecil yang akan digunakan untuk rekomendasi pembelian selanjutnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Pariyanto, Pariyanto, Rahmi Rahmi, and Dindi Antarsyah. "Keanekaragaman Jenis Reptilia di Kecamatan Seginim Kabupaten Bengkulu Selatan." SIMBIOSA 9, no. 2 (August 3, 2020): 90. http://dx.doi.org/10.33373/sim-bio.v9i2.2458.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keanekaragaman jenis reptilia yang terdapat di Kecamatan Seginim Kabupaten Bengkulu Selatan Propinsi Bengkulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengambilan sampel dilakukan dengan menjelajahi lokasi penelitian dan memasang perangkap serta menangkap secara langsung semua jenis reptilia yang ditemukan di lokasi penelitian. Pada penelitian ini ditemukan 10 spesies reptilian, yang termasuk ke dalam 2 ordo dan 8 famili, yaitu Ordo Squamata dan Ordo Terstudinata. Spesies yang termasuk ordo Squamata, famili Varanidae: Varanus salvator, famili Gekkonidae: Gekko gecko dan Hemidactylus frenatus, famili Colubridae: Ahaetulla prasina dan Dendrealaphis pictus, famili Pythonidae: Python reticulatus, famili Agamidae: Bronchocella cristatella, famili Xenopeltidae: Xenopeltis unicolar, dan famili Scincidae: Mabouya multifasciata. Spesies yang termasuk ordo Testudinata, famili Geoemydae: Siebenrockiella crassicollis. Indeks Keanekaragaman jenis hewan reptilian di lokasi penelitian sebesar 0,823, yang termasuk kategori rendahyang menunjukkan habitat dan populasi reptil di Kecamatan Seginim dalam keadaan tertekan dan tidak seimbang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Rahmi, Rias, Herlda Orbani Rosa, and Yusriadi Marsuni. "Inventarisasi dan Identifikasi Serangga Pada Tanaman Rockmelon (Cucumis melo Var Reticulatus)." JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA 4, no. 2 (May 4, 2021): 299–305. http://dx.doi.org/10.20527/jptt.v4i2.760.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis serangga pada pertanaman rockmelon (Cucumis melo var reticulatus). Penelitian ini dikerjakan dari bulan Maret - Agustus 2020, pada fase vegetatif dan generative, Penelitian dilaksanakan di lahan pertanaman rockmelon di Daerah Jalan Aneka Tambang Kelurahan Loktabat Selatan Kota Banjarbaru. dan di Laboratorium Entomologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru. Dengan menggunakan metode survey eksploratif. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan perangkap lalat buah, perangkap likat kuning, pengambilan secara langsung menggunakan tangan dan jaring serangga. Serangga yang diperoleh diletakan didalam botol koleksi yang telah berisi alkohol 70%. Hasil akhir menunjukkan serangga tertangkap di fase vegetatif ada 216 ekor, terdiri atas 10 ordo, 10 famili. sedangkan pada fase generatif serangga yang tertangkap terdiri dari 10 ordo dan 23 famili dengan jumlah populasi serangga lebih besar yaitu 666 ekor. Status serangga yang paling dominan pada pertanaman rockmelon adalah sebagai hama, dengan persentase 56%, terdiri 7 ordo, 19 spesies serta 14 famili, serangga predator sebanyak 26%, 4 ordo, 9 spesies dan 6 famili. Polinator sebanyak 18 %, 3 ordo, 6 spesies dan 4 famili.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Putri, Rizqi Adekayanti, Sari Novida, Baiq Nurul Hidayah, and Sri Puji Astuti. "IDENTIFIKASI SPESIES SERANGGA HAMA PADA TANAMAN JAGUNG HIBRIDA." BioWallacea 5, no. 1 (April 30, 2019): 18–22. http://dx.doi.org/10.29303/biowal.v5i1.104.

Full text
Abstract:
Jagung hibrida merupakan jagung hasil persilangan bibit unggul, yang dapat membentuk atau menghasilkan tanaman jagung yang diinginkan, seperti tanaman jagung tahan hama dan jagung tahan kering, meskipun jagung hibrida merupakan hasil persilangan tanaman terbaik tetapi tetap ada beberapa serangga hama yang dapat menyerangnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis serangga hama yang terdapat pada jagung hibrida, penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa Tenggara Barat. Sampel dikoleksi secara acak pada masing masing varietas jagung, yaitu yang berada di pinggir dan bagian tengah tanaman jagung, Sampling dilakukan selama dua pekan pada tanaman jagung varietas Bima 14, 19 dan 20. Pengamatan meliputi ciri morfologi tanaman dan spesies serangga yang ditemukan pada bagian tanaman. Total sampel yang diperoleh sebanyak 20 sampel untuk masing-masing varietas. Diperoleh 4 spesies dari 4 ordo yaitu ordo Coleoptera, ordo Orthoptera, ordo Diptera dan ordo Lepidoptera. Hasil identifikasi menujukkan bahwa spesies serangga hama yang ditemukan yaitu Holotrichia helleri, Valanga nigricornis, Atherigona sp., dan Helicoverpa armigera. Morfologi tanaman yang terserang serangga hama mengalami robek.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

M. Farkhan M, Ani Choirun Nisa,. "SIMBOL ORDO ILLUMINATI DALAM KEHIDUPAN SOSIO KULTURAL MUSLIM DI ARAB SAUDI: ANALISIS SEMIOTIK SIMBOLIK." Jurnal CMES 9, no. 1 (June 14, 2017): 100. http://dx.doi.org/10.20961/cmes.9.1.11732.

Full text
Abstract:
<p>Illumination Ordo is one of the international secret organization. The aim of this organization is to build a new world arrangement which has a significant role in several countries. And Saudi Arabia is one of those countries.This study discussed the history factors that lie behind the phenomenon of the use of Ordo Illuminati symbols by moslem in Saudi Arabia and Aspects of life that associated with the use of Ordo Illuminati symbols in Saudi Arabia.The method of this study was descriptive qualitative by using library research technique which followed 4 steps; they are: (1) making a research plan, (2) collecting the data, (3) analyzing the data, (4) and writing the report. Moreover, the theory used in this study was semiotic symbolic which is proposed by Charles Sander Pierce. Based on this study, there are two conclusions; they are: (1) the history factor that lie behind the phenomenon of the use of Ordo Illuminati symbols by moslem in Saudi Arabia. (2) Aspects of life that associated with the use of Ordo Illuminati symbols in Saudi Arabia.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Weigand, Rudolf. "Linda Fowler-Magerl, Ordo iudiciorum vel ordo iudiciariue, Begriff und Literaturgattung." Zeitschrift der Savigny-Stiftung für Rechtsgeschichte: Romanistische Abteilung 103, no. 1 (August 1, 1986): 586–89. http://dx.doi.org/10.7767/zrgra.1986.103.1.586.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Villar, José Ramón. ""Ordo presbyterorum" y "presbyterium"." Scripta Theologica 42, no. 1 (February 11, 2016): 79–95. http://dx.doi.org/10.15581/006.42.3811.

Full text
Abstract:
La mutua inmanencia entre Iglesia universal e Iglesia particular se refleja en que todo bautizado se incorpora simultáneamente por un único y mismo acto (fe-bautismo) a la Iglesia universal en una Iglesia particular. De manera análoga, el vínculo que une en el Ordo presbyterorum a todos los presbíteros, en su conjunto, con el Ordo episcoporum, en su conjunto, es el mismo vínculo sacramental que une a los presbíteros entre sí en un presbyterium y con el Obispo que lo preside. Los presbíteros poseen una pertenencia sacramental única y «simultánea » al Ordo presbyterorum y a los presbyteria.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Hamid, Hasmiandy, Damayanti Buchori, Syafrida Manuwoto, and Hermanu Triwidodo. "Komunitas serangga pada tanaman orok-Orok (Crotalaria striata) di berbagai habitat." Jurnal Entomologi Indonesia 4, no. 2 (February 23, 2017): 86. http://dx.doi.org/10.5994/jei.4.2.86.

Full text
Abstract:
To study insect community at orok-orok plantation (Crotalaria striata) from different habitat, we observed insects that interacted with Crotalaria plantation. There were four habitat type that used in this research, habitat open area and others were agroforestry habitat. We counted about nine ordo from insect that interacted with Crotalaria plant. More than 70% member of ordo, include to Hymenoptera, specially Formicidae. Not all function member of the ordo that known, but some of them are pollinator, parasitoid, predator and herbivore.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Usman, Muhamad Shabir, Janny D. Kusen, and Joice R. T. S. L. Rimper. "Struktur Komunitas Plankton Di Perairan Pulau Bangka Kabupaten Minahasa Utara." JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS 1, no. 2 (July 9, 2013): 51. http://dx.doi.org/10.35800/jplt.1.2.2013.2149.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilakukan di perairan Pulau Bangka, Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Pengambilan sampel plankton dilakukan pada 6 (enam) titik dengan 2 (dua) kedalaman berbeda yaitu pada lapisan permukaan dan kedalaman 10 meter yang dilakukan pada bulan Februari 2012. Pengambilan sampel menggunakan plankton net dengan penarikan secara horizontal dan vertikal. Proses pengawetan plankton menggunakan formalin 4%, selanjutnya proses identifikasi dilakukan di Laboratorium Biologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi Manado. Hasil penelitian menunjukkan bahwa plankton yang ditemukan di perairan Pulau Bangka pada dua titik kedalaman terdiri dari 6 genera dari 5 ordo yaitu ordo Gonyaulacales 1 genus, ordo Bacillariales 1 genus, ordo Centrales 2 genus, dan ordo Oscillatoriales 1 genus, Penales 1 genus. Jenis plankton yang ditemukan pada setiap stasiun menunjukkan bahwa hampir semua daur hidupnya adalah holoplankton, plankton dari jenis diatom adalah yang banyak ditemukan. Indeks nilai penting yang diperoleh berdasarkan hasil analisis pada lapisan permukaan adalah Pseudoenotis doliolus dengan nilai tertinggi yaitu 86,017 dan jenis Skeletonema sp, memiliki nilai penting tertinggi di kedalaman 10 meter dengan nilai 88,627. Keanekaragaman plankton di perairan Pulau Bangka menunjukkan suatu bentuk keanekaragaman yang sedang. Dominansi plankton di perairan Pulau Bangka menunjukkan suatu bentuk dominansi rendah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Azwir, Azwir, Said Nazaruddin, Chairuni AR, and M. Rezeki Muamar. "INVENTARISASI HAMA INSEKTA PADA TANAMAN RAMBUTAN(Nephelium lappaceum, Linn) DAN UPAYA PEMBERANTASANNYA SECARA ALAMI DI GAMPONG SEUOT KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR." Jurnal Biology Education 9, no. 2 (November 26, 2021): 114–24. http://dx.doi.org/10.32672/jbe.v9i2.3720.

Full text
Abstract:
Spesies tanaman dapat ditemui beragam spesies serangga hama seperti yang ditemukanpada tanaman rambutan (Nephelium lappaceum). Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui spesies serangga hama yang terdapat pada Tanaman rambutan (Nepheliumlappaceum) di Gampong Seuot Baroh Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar, danuntuk mengetahui manfaat serangga hama pada tanaman rambutan (Nepheliumlappaceum) di Gampong Seuot Baroh Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar .Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratifdengan metode purposive sampling. Penelitian ini dilakukan dalam tiga periode waktuyaitu pada pagi (pukul 07.00-09.00 WIB), siang (10.00- 12.00 WIB) dan sore hari(15.00- 17.00 WIB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat spesies seranggahama pada tanaman rambutan (Nephelium lappaceum) yaitu 16 spesies yang terdiri dari5 ordo. Ordo coleptera terdapat 4 jenis yaitu, Henosepitachcaria sparsa, Sitonawaterhouse, Apogonia sp, Dytisticus marginalis. Ordo Hemiptera terdapat 3 jenis yaitu,Leptocorisa aratonus, Planococcus citri, Vilius melanopterus. Ordo Homopteraterdapat 3 jenis yaitu, Dundunbia manifera, Aphis gossypii, Nephotettix verescens. OrdoLepidoptera terdapat 3 jenis yaitu, Smarothglacia rupi, Plutella xylostella, lymantria sp.Ordo Orthoptera terdapat 3 jenis yaitu, Mantis religiosa, Oxya chirensis, Grayllusbimaculatus. Pemanfaatan hasil penelitian dibuat dalam bentuk buku saku, berdasarkanserangga yang teridentifikasi jenis pada setiap ordo serangga hama pada tanamanrambutan (Nephelium lappaceum).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Kahn, Charles E. "Integrating ontologies of rare diseases and radiological diagnosis." Journal of the American Medical Informatics Association 22, no. 6 (April 1, 2015): 1164–68. http://dx.doi.org/10.1093/jamia/ocv020.

Full text
Abstract:
Abstract Purpose The author sought to integrate an ontology of rare diseases with a large ontological model of radiological diagnosis. Materials and Methods The Orphanet Rare Disease Ontology (ORDO) comprised 6794 rare diseases. The Radiology Gamuts Ontology (RGO) incorporated 16 197 terms and 53 425 causal relations linking disorders to imaging manifestations. Semi-automated string-matching was used to match ORDO terms to RGO terms. Results Of 6794 ORDO terms, 1587 (23.3%) were matched to RGO terms. An additional 700 ORDO terms whose names were hyphenated lists of phenotypic features were added to RGO with causal links from the disease name to the various features. Matched terms were more likely to have higher disease prevalence. Conclusions Integrating these ontologies expanded the set of terms and scope of knowledge available for radiological differential diagnosis, and can support translational rare-disease research by linking knowledge of genetics and imaging phenotypes.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Pont, Jeanne-Marie. "Homo angelorum decimus ordo." Cahiers de civilisation médiévale 31, no. 121 (1988): 43–48. http://dx.doi.org/10.3406/ccmed.1988.2399.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Belin, Christian. "« Ordo saeculorum … carmen pulcherrimum … »." Courrier Blaise Pascal, no. 41-42 (December 16, 2020): 41–57. http://dx.doi.org/10.4000/cbp.376.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Ramaidani, Ramaidani, Vivi Mardina, Mulia Safrida Sari, Kartika Aprilia Putri, Yeni Rimadeni, and Meri Andriani. "INVENTARISASI FAUNA PADA TAMAN HUTAN KOTA LANGSA UNTUK TUJUAN EKOWISATA." Jurnal Jeumpa 8, no. 2 (November 7, 2021): 565–76. http://dx.doi.org/10.33059/jj.v8i2.4251.

Full text
Abstract:
Penelitian ini telah bertujuan menginventarisasi dan mengidentifikasi jenis fauna pada Hutan Lindung Kota Langsa yang bertujuan sebagai ekowisata. Penelitian menggunakan metode observasi jelajah yaitu melakukan pengamatan langsung ke lokasi penelitian. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian ini adalah terdapat 21 spesies fauna yang terdapat di Hutan Lindung kota Langsa. Dari 21 spesies fauna yang paling banyak dilindungi di penangkaran tersebut adalah dari ordo Acciptriformes sebanyak 4 spesies, ordo Artiodactyla sebanyak 2 Spesies, dan ordo Columbiformes sebanyak 2 spesies. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal tentang keanekaraagaman fauna di kawasan Hutan Lindung Kota Langsa
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Maula, Yuliana Musrifatul, Ari Hayati, and Hasan Zayadi. "Identifikasi Serangga Pada Lahan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Benih Palawija Singosari Kabupaten Malang." BIOSAINTROPIS (BIOSCIENCE-TROPIC) 5, no. 2 (December 30, 2019): 24–29. http://dx.doi.org/10.33474/e-jbst.v5i2.208.

Full text
Abstract:
Corn is a seasonal plant. Corn is one of the crop commodities that has an important role in agriculture and the economy in Indonesia. Problems that often occur in the cultivation of corn (Zea mays) are such as water availability, land area, weather, disease and pest attacks. Insects are animals which include an important role in the agricultural ecosystem, but not all insects are beneficial for these plants. Insects also consist of several types of Orders, namely the Order of Coleoptera, Order of Diptera, Order of Lepidoptera, Order of Homoptera, Order of Hemiptera, and Order of Thysanoptera. Insects also have their respective statuses as predators, pests, pollinators, and suckers. This study aims to identify the types of insects on cornfields and determine the effect of abiotic factor correlations on the number of insects on cornfields. This research uses quantitative descriptive method, the retrieval of insects with the absolute method and this study makes direct observations (visual) and the determination of plots using purposive sampling. The results showed 5 orders (Odonata, Lepidoptera, Orthoptera, Coleoptera, and Hemiptera), 6 families (Libellulidae, Nymphalidae, Pieridae, Acrididae, Coccinellidae, and Pentatomidae) and 9 kinds of insects. The most common insects are found in the Odonata Order, as many as 51 birds and the least insects found were found in the order of 2 Lepidoptera Familia Acrididae. Abiotic factors measured are temperature, humidity, wind speed and light intensity. Wind speed is related to the arrival of insects that come on cornfields. Keywords:corn plant (Zea mays),Insects, abiotic factor. ABSTRAK Jagung merupakan tanaman musiman. Jagung termasuk salah satu komoditas tanaman yang mempunyai peranan penting dalam pertanian dan juga perekonomian di Indonesia. Masalah yang sering terjadi dalam budidaya tanaman jagung (Zea mays) yaitu seperti ketersediaan air, luas lahan, cuaca, serangan penyakit dan hama. Serangga merupakan hewan yang termasuk memegang peranan penting dalam ekosistem pertanian, tetapi tidak semua serangga menguntungkan untuk tanaman tersebut. Serangga juga terdiri dari beberapa jenis Ordo yaitu Ordo Coleoptera, Ordo Diptera, Ordo Lepidoptera, Ordo Homoptera, Ordo Hemiptera, dan Ordo Thysanoptera. Serangga juga memiliki status masing-masing yaitu sebagai predator, hama, penyerbuk, dan penghisap. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi macam-macam serangga pada lahan tanaman jagung dan mengetahui pengaruh korelasi faktor abiotik terhadap jumlah serangga pada lahan tanaman jagung. penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, pengambilan serangga dengan metode mutlak dan penelitian ini melakukan pengamatan secara langsung (visual) dan penentuan plot menggunakan Purposive Sampling. Hasil penelitian menunjukkan 5 ordo (Odonata, Lepidoptera, Orthoptera, Coleoptera, dan Hemiptera), 6 familia (Libellulidae, Nymphalidae, Pieridae, Acrididae, Coccinellidae, dan Pentatomidae) dan 9 macam serangga. Serangga yang paling banyak ditemukan yaitu terdapat pada Ordo Odonata yaitu sebanyak 51 ekor dan serangga yang paling sedikit ditemukan yaitu terdapat pada Ordo Lepidoptera Familia Acrididae sebanyak 2 ekor. Faktor abiotik yang diukur yaitu suhu, kelembaban, kecepatan angin dan intensitas cahaya. Kecepatan angin berhubungan terhadap kedatangan serangga yang datang pada lahan tanaman jagung. Kata kunci: tanaman jagung (Zea mays), Serangga, faktor abiotik
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Irfanti, Defa Yulia, Yusriadi Marsuni, and Elly Liestiany. "Uji Antagonis Bacillus sp. dan Pseudomonas berfluorescens dari Rhizosfer Bambu, Rumput Gajah dan Putri Malu dalam Menekan Bakteri Ralstonia solanacearum." JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA 4, no. 1 (January 27, 2021): 292–98. http://dx.doi.org/10.20527/jptt.v4i1.671.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis serangga pada pertanaman rockmelon (Cucumismelo var reticulatus). Penelitian ini dikerjakan dari bulan Maret - Agustus 2020, pada fase vegetatif dangenerative, Penelitian dilaksanakan di lahan pertanaman rockmelon di Daerah Jalan Aneka TambangKelurahan Loktabat Selatan Kota Banjarbaru. dan di Laboratorium Entomologi Fakultas PertanianUniversitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru. Dengan menggunakan metode survey eksploratif.Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan perangkap lalat buah, perangkap likat kuning,pengambilan secara langsung menggunakan tangan dan jaring serangga. Serangga yang diperolehdiletakan didalam botol koleksi yang telah berisi alkohol 70%. Hasil akhir menunjukkan seranggatertangkap di fase vegetatif ada 216 ekor, terdiri atas 10 ordo, 10 famili. sedangkan pada fase generatifserangga yang tertangkap terdiri dari 10 ordo dan 23 famili dengan jumlah populasi serangga lebih besaryaitu 666 ekor. Status serangga yang paling dominan pada pertanaman rockmelon adalah sebagai hama,dengan persentase 56%, terdiri 7 ordo, 19 spesies serta 14 famili, serangga predator sebanyak 26%, 4ordo, 9 spesies dan 6 famili. Polinator sebanyak 18 %, 3 ordo, 6 spesies dan 4 famili.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Bartoszek, Antoni. "Odpowiedzialność za bliźnich w potrzebie w kontekście kategorii ordo caritatis (z uwzględnieniem problemu migracji)." Teologia i Moralność 12, no. 1(21) (December 17, 2017): 59–72. http://dx.doi.org/10.14746/tim.2017.21.1.4.

Full text
Abstract:
Artykuł analizuje, obecną w tradycji chrześcijańskiej od św. Augustyna, kategorię ordo caritatis. Przedstawia ją z perspektywy historycznej i podejmuje próbę wykazania jej aktualności, a także możliwości odniesienia jej do współczesnych problemów migracyjnych. W artykule zauważa się bowiem, że kategorię ordo caritatis przywoływało się zawsze wtedy, gdy trzeba było znaleźć odpowiedź na pytanie: Jak i komu pomóc w sytuacji, kiedy nie można pomóc wszystkim? Autor przekonuje, że kategoria ordo caritatis jest stale aktualna (także w duchu soborowej odnowy) i może być odnoszona do współczesnych problemów migracyjnych. Kategoria ta zabezpiecza przed kierowaniem się w procesie pomagania jedynie emocjami i przypomina o konieczności racjonalności działań i konieczności zachowania w nich logiki oraz porządku.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Nocoń, Arkadiusz. "„Uporządkujcie we mnie miłość” (Pnp 2, 4, LXX) w egzegezie wybranych autorów wschodu i zachodu." Vox Patrum 67 (December 16, 2018): 477–97. http://dx.doi.org/10.31743/vp.3410.

Full text
Abstract:
“You set charity in order in me” (Song 2:4, LXX) is one of the most funda­mental biblical texts for the concept of the ordo caritatis. The Author seeks to examine how this text was read in the East and West, analysing the commen­tary of three Greek authors (Origen, Gregory of Nyssa and Theodoret of Cyrus), and three Latin authors (Augustine of Hippo, John Cassian and Apponius). There commentaries, he notes, agree with one another for the most part, and refer more or less to Origen’s exegesis of this verse. However, some differences can be noted. The Eastern Fathers, for example, hold that, in the order of charity, the criterion of merit is more important than the criterion of blood relationship; that is to say, the greater love is to be shown to those who have been born in Christ (cf. 1Cor 4:15) over those born of the flesh. Only the Eastern Fathers explore what the ordo caritatis means also in relation to one’s enemies. The Western Fathers, for their part, tend to underline the moral aspect of the ordo caritatis, insofar as upholding that order is virtue, while infringing it is sin. In this regard, a casuistic approach can occur in their commentary more frequently than in those of the Eastern Fathers. The novelty of the commentaries of the Western Fathers is also found in their reflection on the ordo caritatis within the Holy Tri­nity, as well as the manner in which they expand the embrace of this order to other categories of people: friends, fellow citizens, strangers. Some of the Western Fathers (Apponius) apply the ordo caritatis not only to people but also to works of mercy, while others (Augustine) bring out the aesthetic element in the ordo caritatis, noting that the effect of order of any kind, including the order of charity, is beauty.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Pierpauli, José Ricardo. "Ordo naturae et ordo politicus en la filosofía política de M. T. Cicerón." Intus-Legere Filosofía 4, no. 1 (March 1, 2010): 105–28. http://dx.doi.org/10.15691/0718-5448vol4iss1a99.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Fepila, Lilik, and I. Ketut Budayasa. "HIMPUNAN KONVEKS DAN MATRIKS BISTOKASTIK." MATHunesa: Jurnal Ilmiah Matematika 10, no. 1 (April 30, 2022): 76–83. http://dx.doi.org/10.26740/mathunesa.v10n1.p76-83.

Full text
Abstract:
Misal C sebuah himpunan. Himpunan C disebut konveks jika untuk setiap dua titik x_1 dan x_2 di C, ruas garis 〖(1-λ)x〗_1 + λx_2, dengan 0≤λ≤1, menghubungkan dua titik tersebut terletak dalam C, dimana λ adalah sebarang bilangan dalam bilangan real. Misalkan S sebuah himpunan. Galangan konveks atau hull konveks dari S dilambangkan conv (S), yang merupakan himpunan semua kombinasi konveks dari titik-titik di S. Jika S adalah himpunan finit dari titik-titik, maka conv (S) dinamakan sebuah politop. Sebuah politop sering didefinisikan sebagai sebuah polihedron terbatas dan sangat penting dalam permasalahan program linear, karena himpunan fisibel dari kebanyakan program linear adalah politop. Jika ada sebuah titik x∈C sedemikian hingga titik x tidak dapat ditulis sebagai titik tengah dari dua titik x_1 dan x_2 di C, sedemikian hingga x=1/2 x_1+1/2 x_2 tidak ada. Maka dikatakan x sebuah titik ekstrim dalam himpunan C, titik ekstrim tersebut sebagai titik dalam suatu politop. Galangan konveks dari himpunan independen disebut sebuah simpleks dengan himpunan titik {x_1,x_2,…,x_t}. Himpunan semua matriks bistokastik ordo n x n dilambangkan Ω_n, disebut politop Birkhoff. Himpunan Ω_n adalah konveks. Matriks A berordo n x n disebut matriks permutasi ordo n jika A diperoleh dari matriks identitas ordo n (I_n) dengan mempermutasikan kolom-kolom atau baris-barisnya. Himpunan semua matriks permutasi ordo n, dilambangkan P_n. Terdapat sebanyak n! matriks permutasi ordo n. Kata Kunci: Himpunan Konveks, Galangan Konveks (Hull Konveks), Matriks Bistokastik, Politop Birkhoff
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Lydia Rosmaretta Gayatri, Muhammad Nurul, and Fakhrun Nisak. "Keanekaragaman Hama Tanaman Padi dari Ordo Orthoptera pada Ekosistem Sawah di Desa Mantingan Kabupaten Ngawi." JURNAL PENDIDIKAN MIPA 11, no. 2 (December 27, 2021): 151–57. http://dx.doi.org/10.37630/jpm.v11i2.479.

Full text
Abstract:
Beragam jenis hama yang hidup di sekitar tanaman padi, salah satunya berasal dari ordo Orthoptera. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis-jenis hama tanaman padi dari ordo Orthoptera di Desa Mantingan, Kabupaten Ngawi dan cara yang baik untuk memberantas hama tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Metode dalam penelitian ini adalah pengamatan atau observasi dan studi literatur. Hasil dari penelitian ini, ditemukan tiga spesies hama dari ordo Orthoptera, diantaranya Oxya chinensis (belalang hijau), Gryllotalpa hirsuta (anjing tanah atau orong-orong), dan Atractomorpha crenulata (belalang kukus hijau). Ketiga hama tersebut menyerang tanaman padi dengan cara menggigit dan mengunyah pada bagian tanaman padi. Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk memberantas hama, salah satunya yaitu menggunakan pestisida berbahan kimia dan pestisida nabati, contohnya adalah mindi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Fefiani, Yusri. "Komunitas Makrozoobentos di Aek Hisa, Aek Doras, dan Aek Sigeon Kecamatan Lintong Ni Huta Tapanuli Utara." Best Journal (Biology Education, Sains and Technology) 1, no. 1 (August 3, 2018): 37–42. http://dx.doi.org/10.30743/best.v1i1.624.

Full text
Abstract:
Penelitian Tentang Komunitas Makrozzobentos pada Aek Hisa, Aek Doras, dan Aek Sigeon di Kecamatan Lintong Ni Huta Tapanuli Utara telah dilakukan dari bulan Oktober sampai dengan November 1994. Makrozoobentos yang didapatkan pada Aek Hisa terdiri dari 701 individu dari 18 Fmili dari 8 Ordo. Pada Aek Doras ditemukan 652 individu dari 15 famili dari 5 Ordo dan pada Aek Sigeon ditemukan 736 individu dari 24 Famili dari 11 ordo, Kepadatan dan Kepadatan Relatif hewan bentos yang tertinggi dari ketiga strata itu adalah Diptera kemudian diikutiTrichoptera. Komposisi Genus Makrozoobentos Aek Hisa dengan Aek Doras, Aek Hisa dengan Aek Sigeon tidak berbeda nyata, tetapi antara Aek Doras dengan Aek Sigeon berbeda nyata pada P = 0,01. Indeks diversitas makrozoobentos pada ketiga strata tidak berbeda nyata
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Aningrum, Liska, and FNU Herlinawati. "Pengaruh Teknik Budidaya Konversi Organik dan Konvensional Terhadap Keanekaragaman Arthropoda Herbivora dan Predator Tanaman Kedelai Edamame." Agriprima, Journal of Applied Agricultural Sciences 4, no. 1 (March 31, 2020): 83–93. http://dx.doi.org/10.25047/agriprima.v4i1.352.

Full text
Abstract:
Keanekaragaman arthropoda merupakan hal penting dalam pengelolaan hama, karena didalamnya mencakup herbivore, predator, dan parasioid yang menentukan teknik pengelolaan hama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekargaman arthropoda herbivor dan predator tanaman kedelai Edamame pada teknik budidaya konversi organik dan konvensional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2019 di desa Dukuh Mencek, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember dengan membandingkan dua lokasi berbeda. Lokasi pertama yaitu budidaya kedelai Edamame konversi organik yang menggunakan pestisida nabati kombinasi, pupuk organik padatan. Lokasi kedua yaitu lahan teknik budidaya konvensional menggunakan pupuk anorganik dan pestisida sintetik. Analisa data menggunakan uji non parametrik statistik menggunakan perangkat lunak SPPS versi 25,0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa herbivora pada budidaya konversi organik terdapat 4 ordo, 9 famili, 14 spesies, 2426 individu dan predator 6 ordo, 8 famili, 8 spesies, 831 individu, Indeks Diversitas (H’) yaitu 1,18, Indeks Dominansi (C) yaitu 0,53, jumlah polong 26,500, dan untuk berat polong yaitu 46,960 g. Sedangkan pada budidaya konvensional menunjukkan herbivora terdapat 4 ordo, 9 famili, 15 spesies, 1622 individu, dan predator 6 ordo, 10 famili, 11 spesies, 730 individu, Indeks Diveritas (H’) yaitu 1,52, Indeks Dominansi (C) yaitu 0,38, jumlah polong 30,020, dan berat polong yaitu 52,720 g.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Hartati, Retno. "Keberadaan Krustasea di Kawasan Vegetasi Mangrove Tugurejo, Semarang." BULETIN OSEANOGRAFI MARINA 5, no. 2 (October 9, 2016): 127. http://dx.doi.org/10.14710/buloma.v5i2.15732.

Full text
Abstract:
Hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik karena terjadi akibat perpaduan antara habitat darat dan laut. Ekosistem mangrove juga merupakan tempat hidup berbagai jenis hewan benthos termasuk krustasea yang memegang peranan penting dalam ekosistem tersebut. Adanya perubahan fungsi lahan untuk berbagai kepentingan manusia diduga akan berpengaruh terhadap kondisi kelimpahan krustaseayang terdapat di kawasan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisais komposisi dan struktur komunitas makrozoobenthos krustasea di kawasan mangrove Tugurejo, Semarang. Pengambilan sampel dilakukan dengan 2 metode yaitu kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 22 jenis makrozoobenthos krustasea, dari Infra Ordo Brachyura ditemukan 14 jenis yang termasuk ke dalam 5 famili, Infra Ordo Macrura ditemukan 4 jenis yang termasuk ke dalam 4 famili, dari Isopoda ditemukan 3 jenis dan dari Copepoda ditemukan satu jenis biota. Nilai indeks keanekaragaman semua stasiun termasuk kategori sedang. Indeks keseragaman rendah sampai tinggi. Terdapat dominansi species di Stasiun B (vegetasi pohon) dan C (vegetasi sapling). Pola sebaran krustasea mengelompok. Nilai indeks kesamaan komunitas termasuk kategori rendah dan tinggi. Secara umum jumlah krustasea pada infra ordo Brachyura jantan lebih banyak dari betina, dan jumlah infra ordo Brachyura betina yang bertelur 23,07% dari jumlah betina yang ditemukan. Kata Kunci : Mangrove, Krustasea, Komposisi dan Kelimpahan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Harmoko, Harmoko, Dian Samitra, Sepriyaningsih Sepriyaningsih, Indra Yustian, and Arum Setiawan. "The Diversity Of Anura Order At Lake Gegas Of Musi Rawas Regency, South Sumatera Province." Biosfer: Jurnal Tadris Biologi 11, no. 1 (June 29, 2020): 11–16. http://dx.doi.org/10.24042/biosfer.v1i1.6284.

Full text
Abstract:
The purpose of this study was to analyze the diversity of the Anura order in Lake Gegas of Musi Rawas Regency, South Sumatra Province. The research method employed was the cruising method. The cruise was done in every part of Lake Gegas to record the Anura species. Based on the results of the study, 7 species of Anura were found consisting of 5 families and 6 genera. The most commonly found species was the Fejervarya cancrivora. One species found in the IUCN’s Near Threatened (NT) category was the Limnonectes paramacrodon. Based on the results of the study, it can be concluded that the Anura order in Lake Gegas of Musi Rawas Regency, South Sumatra Province was in the moderate diversity category. It was also found a species in the near-threatened category called Limnonectes paramacrodon. Keanekaragaman Ordo Anura di Danau Gegas Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keanekaragaman ordo Anura di Danau Gegas Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan metode jelajah. Jelajah dilakukan di setiap bagian Danau Gegas untuk mendata spesies ordo Anura. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 7 spesies ordo Anura yang terdiri dari 5 famili dan 6 genus. Individu paling banyak ditemukan adalah Fejervarya cancrivora. Ditemukan 1 spesies yang dalam IUCN kategori Near Threatened (NT) atau “hampir terancam”yaitu Limnonectes paramacrodon. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: keanekaragaman ordo Anura di Danau Gegas Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan dalam kategori keanekaragaman sedang. Dan ditemukan spesies dalam kategori hampir terancam yaitu Limnonectes paramacrodon.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Sari, Martala. "IDENTIFIKASI SERANGGA DEKOMPOSER DI PERMUKAAN TANAH HUTAN TROPIS DATARAN RENDAH (Studi Kasus di Arboretum dan Komplek Kampus UNILAK dengan Luas 9,2 Ha)." Bio-Lectura 2, no. 2 (October 25, 2015): 140–49. http://dx.doi.org/10.31849/bl.v2i2.324.

Full text
Abstract:
ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman serangga dekomposer permukaan tanah hutan tropis dataran rendah di Arboretum dan komplek kampus UNILAK dengan luas 9,2 Ha. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret – Juli 2014 di Hutan Arboretum dan Kawasan Kampus UNILAK Pekanbaru. Metode Penelitian dengan menggunakan pitfall trap atau perangkap jebakan yang diletakkan di hutan homogen (kawasan kampus) dan hutan heterogen (Arboretum). Teknik pengumpulan data dengan menggunakan purposive sampling. Sampel serangga yang diperolehi diidentifikasi dan Data Analisis di Laboratorium pendidikan Biologi. Hasil yang diperolehi hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwasanya terdapat sebanyak 6 ordo yaitu Formicidae, Vespidaceae, Gryllinae, Coleoptera, Siphonoptera, Diptera. Kelompok ordo yang tertinggi jumlah individu yang ditemukan adalah pada ordo Formicidae dengan jumlah 114 individu pada hutan heterogen sedangkan 16 pada hutan homogen. Sedangkan Keanekaragamannya pada hutan heterogen tergolong tinggi sedangkan hutan homogeny tergolong rendah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Stypułkowska, Beata. "Formacja teologiczna w ordo virginum." Analecta Cracoviensia 52 (October 31, 2021): 89. http://dx.doi.org/10.15633/acr.4047.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Murawski, Roman. "Karolińskie "Ordo de catechizandis rudibus"." Vox Patrum 57 (June 15, 2012): 419–26. http://dx.doi.org/10.31743/vp.4142.

Full text
Abstract:
The document presented in the article dates from the time of Charlemagne and was part of his reform program of religious and intellectual life. Its origins must be sought in Alcuins’ letter of 796, addressed to Charlemagne (a copy of this letter was also sent to Arno, the Archbishop of Salzburg), which – after a failed mission to the Saxons – offered rulers a new form of evangelising the Avars. Recalling the disappointment of attempts to evangelise in Saxony, he warns against making too rapid and violent actions. They have to be taught first, and then baptised. At the end of the letter, referring to St. Augustine’s De catechizandis rudibus, he states what teachings in the truths of the faith they must receive before baptism. This letter sent to both the king and the bishop Arno gave the unknown author (editor) a frame­work and plan for the drafting of Ordo de catechizandis rudibus. The document appeared in the surroundings of the bishop Arno about the year 800. The word Ordo used in the title indicates that it is a kind of guide with guidelines for teaching adults before baptism. Although the title of the document was taken from the work of Saint Augustine of the same title, it differs substantially from its original. The Carolingian Ordo can be divided into four parts or sections. The first part (1-13) is a comprehensive introduction showing the need to instruct catechu­mens and the overall characteristics of the process of Christian initiation. The second part (14-44) includes the initiatory catechesis and provides topics covered in teaching converts. The content consists of biblical texts and the writings of various Fathers of the Church and practical instructions derived from the work of St. Augustine. The third part (45-74) presents the liturgical rites of baptism. In the fourth part (75-94), the document explains the baptismal rite itself and the other celebrated sacraments of Christian initiation – the Eucharist and Confirmation. The Ordo text ends with a call to neophytes to faithfully fulfil in practice what has been communicated to them.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Doğan, Şaban. "Ordo Uluş, Solmı ve Beşbalık." Abant Izzet Baysal University Graduate School of Social Sciences 25, no. 25 (January 1, 2012): 199. http://dx.doi.org/10.11616/abantsbe.281.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

West, Fritz. "ORDO, DRAMA, SCRIPT, AND BOOK." Liturgy 20, no. 2 (January 2005): 53–60. http://dx.doi.org/10.1080/04580630590898258.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Levy, Jacob T. "Not So Novus an Ordo." Political Theory 37, no. 2 (December 18, 2008): 191–217. http://dx.doi.org/10.1177/0090591708329668.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Zieme, Peter. "Ordo Uluš, Solmi and Bešbalik." Acta Orientalia Academiae Scientiarum Hungaricae 62, no. 3 (September 2009): 255–66. http://dx.doi.org/10.1556/aorient.62.2009.3.1.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography