To see the other types of publications on this topic, follow the link: Pengering Pakaian.

Journal articles on the topic 'Pengering Pakaian'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Pengering Pakaian.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Edy Susanto, Eko, Febi Rahmadianto, and Gerald Adityo Pohan. "Optimalisasi Laju Pengeringan Pada Alat Pengering Pakaian Yang Tidak Terpengaruh Waktu Dan Cuaca." JURNAL FLYWHEEL 12, no. 2 (2021): 1–9. http://dx.doi.org/10.36040/flywheel.v12i2.4276.

Full text
Abstract:
Penggunaan energi matahari unruk proses pengeringan pakaian tidak dapat dihandalkan ketika musim hujan tiba.Dimana proses pengeringan menggunakan energi matahari. Penggunaan energi matahari unruk proses pengeringan pakaian tidak dapat dihandalkan dikarenakan Perubahan cuaca yang tidak menentu karena itu dibuatlah “Alat Pengering Pakaian”. Pembuatan alat pengering pakaian bertujuan untuk membantu proses pengeringan diwaktu cuaca tibak bagus.
 Alat pengering pakaian mempunyai dua fungsi yang berbeda yaitu alat pemanas dan lemari pemanas atau pengering pakian. Alat pemanas terdapat Hand Blower dengan kecepatan 6 Speed dengan tujuan agar pengguna dapat menyesuaikan kecepatan udara panas yang ingin dialirkan ke lemari pemanas untuk mendapatkan hasil yang efisien untuk mengeringkan pakaian, dan menggunakan panas kompor sebagai sumber energi panas.
 Temperature panas kompor 400 °C pada temperature ruangan 28°C, Kemudian didapatkan Temperatur udara panas yang masuk ke lemari pemanas atau pengering 53 – 72 °C pada kecepatan putaran blower yang digunakan. Dan temperature udara panas Hasil pengujian dari alat pengering pakaian didapat efisiensi pada ruang pengering yang terbesar pada kecepatan putaran blower 3000 Rpm sebesar 6,42 % dan efisiensi terkecil pada kecepatan putaran blower 9000 Rpm sebesar 0,38.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Muchtar, Ginting, Karmin, and Yunus Moch. "APLIKASI UDARA BUANG AC UNTUK PENGERING PAKAIAN." AUSTENIT 4, no. 2 (2012): 21–28. https://doi.org/10.5281/zenodo.4544364.

Full text
Abstract:
<em>Proses pengeringan pakaian merupakan kegiatan rutin di rumah tangga. Pengeringan pakaian di sinar matahari tergantung pada cuaca sedangkan pengeringan dengan mesin pengering yang sudah ada&nbsp; memerlukan energi yang akan menambah biaya.&nbsp; Untuk menyelesaikan masalah tersebut maka dirancang alat pengering pakaian yang hemat energi. Alat pengering pakaian yang dibuat terdiri dari dua ruangan yaitu ruang pemanas dan ruang tempat pakaian basah. Sumber pemanas alat ini menggunakan udara panas dari buangan AC window 0,75 Hp. berkapasitas sekitar 5&nbsp; kg pakaian basah. Proses pencucian pakaian secara manual kemudian diperas dan dikibaskan dan selanjutnya dikeringkan dalam alat ini. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :proses pengeringan 8 baju daster membutuhkan waktu 40 menit, 8 baju kaos membutuhkan waktu 45 menit dan 8 celana panjang butuh waktu 55 menit dan kebersihan pakaian terjamin karena udara panas tidak bersentuhan dengan pakaian.</em>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Sumanto, Sumanto, Sentot Achmadi, and Ali Mahmudi. "PERANCANGAN LEMARI PENGERING PAKAIAN YANG ERGONOMIS DI LAUNDRY SI DOEL BATU." Industri Inovatif : Jurnal Teknik Industri 11, no. 1 (2021): 14–21. http://dx.doi.org/10.36040/industri.v11i1.3409.

Full text
Abstract:
Sumber energi terbesar di bumi ini adalah matahari. Tidak ada kehidupan di bumi ini jika tidak ada matahari. Ketergantungan kehidupan manusia di segala bidang kehidupan terhadap matahari tidak dapat dihindari. Salah satu ketergantungan manusia terhadap energi matahari adalah proses pengeringan pakaian yang telah dicuci. Pemanfaatan sinar matahari untuk pengeringan pakaian kadang terkendala dengan musim. Ketika musim penghujan, hamper setiap hari sinar matahari terhalang awan, sehingga tidak dapat menjangkau bumi. Kondisi seperti ini kerap merugikan para pelaku usaha laundry. Untuk mengatasi hal ini dirancang sebuah alat pengering yang didesain untuk mengeringkan pakaian setelah dicuci dengan memanfaatkan panas buangan dari air conditioner (AC). Hasil rancangan berdasarkan data antropometri adalah sebuah lemari/cabinet pengering dengan dimensi tinggi 92 cm, lebar 60 cm dan panjang 55 cm. Data untuk menentukan efisiensi alat adalah menimbang massa pakaian yang telah dicuci dan dikeringkan dengan mesin cuci dan dimasukkan ke dalam lemari pengering. Selama proses pengeringan panas buangan dari AC dimasukkan ke dalam lemari pengering. Setelah selang waktu10 menit pakaian diangkat dan ditimbang massanya kemabli. Laju pengurangan air dihitung dengan selisih massa pakaian dibagi dengan selang waktu yang diperlukan. Hasil pengeringan dengan lemarin pengering dibandingkan denagn hasil pengeringan alami untuk menentukan efisiensi alat. Hasil uji coba alat menunjukkan efisiensi laju pengurangan kadar air dalam pakaian dibandingkan dengan pengeringan alami dengan cuaca mendung pakaian adalah sebagai berikut: (1) Handuk 64,15%, (2) Baju 188,10%, (3) Kaos tebal 113,56% dan (4) Kaos tipis 155,00%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Rosmanila, Rosmanila, Teuku Radillah, and Amat Sofiyan. "PROTOTYPE LEMARI PENGERING PAKAIAN OTOMATIS." I N F O R M A T I K A 10, no. 1 (2018): 32. http://dx.doi.org/10.36723/juri.v10i1.90.

Full text
Abstract:
&lt;em&gt;Pemanasan Global yang menyebabkan perubahan cuaca yang tidak menentu. Perubahan cuaca yang tidak menetukan ini yang menyebabkan kerepotan jika hujan turun menerus, sehingga pakaian yang sudah di cuci tidak bisa kering. Karena hal inilah yang memunculkan ide untuk menciptakan alat pengering pakaian otomatis. Mikrokontroler ATMega328 digunakan sebagai pengontrol dalam proses pengeringan secara elektronik. Hal ini lebih mudah untuk mengeringkan pakaian tanpa harus menunggu cuaca cerah. Sensor suhu dan kelembaban DHT-11 digunakan sebagai pendeteksi suhu didalam ruangan pengeringan pakaian. Lampu bholam yang digunakan sebagai komponen pengering dan kipas fan digunakan untuk menyebarkan panas dalam ruangan pengeringan pakaian. Sedangkan Arduino Uno sebagai software untuk mengontrol Mikrokontroler ATMega328. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat mampu mengeringkan 1pakaian dengan jumlah waktu 17 menit dan panas matahari memerlukan waktu 1 jam 5 menit. Jadi jarak waktu pengeringan otomatis dengan panas matahari sekitar 1 jam. Dengan demikian alat pengering pakaian ini dapat di gunakan sebagai pengganti sinar matahari jika cuaca hujan. &lt;/em&gt;
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

A., Cakra M., Himsar Ambarita, Taufiq B. N, Alfian Hamsi, Terang UHS Ginting, and Pramio G. S. "KARAKTERISTIK LAJU PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING PAKAIAN SISTEM POMPA KALOR." DINAMIS 4, no. 3 (2016): 13. http://dx.doi.org/10.32734/dinamis.v4i3.7085.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah yang sering dihadapi jasa laundry pada penyediaan mesin untuk pengering pakaian. Selama ini mesin pengering pakaian yang beredar di pasaran, sumber panasnya beragam, mulai dari uap panas (steam), gas (api) atau listrik (heater). Energi yang digunakan untuk prosedur ini sangat besar (energi yang dihasilkan lebih besar daripada yang dapat dimanfaatkan). Melalui pembuatan model fisik mesin portable pengering pakaian berdasarkan pompa kalor ini, diharapkan dapat menghemat energi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui performansi siklus kompresi uap pada mesin pengering pakaian sistem pompa kalor daya 1 PK serta mengetahui karakteristik laju pemgeringan pakaian. Penelitian ini menggunakan metode perhitungan termodinamika dengan refrigeran yang dipakai Hydro Chloro Fluoro Carbon (HCFC-22). Hasil dari penelitian ini diperoleh koefisien performansi siklus kompresi uap atau Coefficient of Perfomance (COP) dan karakteristik laju pengeringan pakaian.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Tiya Adita Oktavia. "Rancang Bangun Alat Pengering Pakaian Menggunakan Metode Fuzzy Logic." Electrician 16, no. 3 (2022): 332–37. http://dx.doi.org/10.23960/elc.v16n3.2385.

Full text
Abstract:
Perubahan iklim dan pemanasan global dapat mengakibatkan terjadinya perubahan kondisi cuaca yang tidak menentu berkaitan dengan hal tersebut maka manusia membutuhkan alat pengering pakaian otomatis untuk membantu dalam proses pengeringan pakaian ketika musim hujan. Pada penelitian ini dibuat alat pengering pakaian menggunakan metode fuzzy logic yang terdiri dari sensor DHT22 dan sensor load cell 5 kg. Input kendali logika fuzzy adalah kelembaban dan suhu udara di dalam lemari pengering. Output yang dihasilkan oleh kendali fuzzy logic berupa sinyal untuk mengendalikan motor fan dan heater. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa pada kondisi kelembaban kering 20% dan suhu dingin 15 maka heater akan off dan motor fan akan on. Heater dan motor fan akan on ketika kelembaban mencapai kondisi lembab 25 dengan kondisi suhu sejuk 35 sedangkan heater dan motor fan akan off secara bersamaan ketika kondisi kelembaban kering 29 dengan kondisi suhu panas 35. Pengeringan dengan alat pengering membutuhkan rata-rata waktu 204 menit sedangkan proses pengeringan secara konvensional membutuhkan rata-rata waktu 390 menit, sehingga dapat disimpulkan tingkat keberhasilan pada perancangan adalah100.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Syalimono S, Himsar Ambarita, Farida Ariani, Alfian Hamsi, Tugiman, and Syahril Gultom. "ANALISA PERHITUNGAN KONSUMSI DAN BIAYA ENERGI UNTUK MESIN PENGERING PAKAIAN SISTEM POMPA KALOR DENGAN DAYA 1 PK." DINAMIS 4, no. 3 (2016): 12. http://dx.doi.org/10.32734/dinamis.v4i3.7104.

Full text
Abstract:
Analisa ini bertujuan untuk mengatasi masalah yang dihadapai usaha laundry pada penyediaan mesin untuk pencuci dan pengering yang dapat bekerja cepat. Oleh sebab itu dilakukan perancangan yang bertujuan untuk menghasilkan suatu unit mesin pengering pakaian portable dengan menggunankan AC rumah yang berorientasikan pada upaya efisiensi energi listrik yang dapat diaplikasikan pada skala kecil dan besar . Analisa perhitungan konsumsi dan biaya energi untuk mesin pengering pakaian sistem pompa kalor dengan daya 1 Pk didasarkan pada hasil perhitungan teoritis dan pompa kalor yang digunakan beroperasi menggunakan siklus kompresi uap menjadi batasan masalahnya. Manfaat penelitian ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pengeringan pakaian pada sektor rumah tangga, khususnya usaha laundry di Indonesia. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan melalui perhitungan termodinamika dengan refrigeran yang dipakai HCFC-22. Kesimpulan perancangan ini diperoleh Spesific Energy Consumption (SEC) berbanding terbalik dengan Spesific Moisture Extraction Rate (SMER). Untuk pengujian pengeringan kemeja memiliki rata-rata 22 kWh/kg dan pengeringan 1 pc celana jeans 41 kWh/kg. Dengan Biaya yang dibutuhkan untuk proses pengeringan dengan menggunakan sistem pompa kalor berikut berkisar Rp 46,625,- per kilogram air.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Nasution, Dian Morfi, Himsar Ambarita, and Farel H. Napitupulu. "Optimasi Pengering Pakaian Sistem Pompa Kalor dengan Penambahan Alat Penukar Kalor." Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) 1, no. 1 (2018): 020–27. http://dx.doi.org/10.32734/ee.v1i1.106.

Full text
Abstract:
Tingginya kesibukan masyarakat saat ini memacu banyaknya usaha laundry yang menawarkan jasa pencucian dan pengeringan pakaian dengan waktu yang singkat. Dalam hal ini sangat dibutuhkan sistem pengeringan pakaian yang efisien dari segi waktu dan energi serta tidak bergantung kepada cuaca. Penelitian ini bertujuan melakukan optimasi pengering pakaian sistem pompa kalor dengan menambahkan sebuah alat penukar kalor tipe plat datar untuk mendapatkan karakteristik pengeringan pakaian dan kinerja mesin pengering. Alat penukar kalor plat datar ditempatkan di antara ruang pengering dan evaporator. Pengeringan dilakukan terhadap 4 jenis bahan pakaian yang berbeda pada setiap variasi kecepatan udara. Diperoleh temperatur udara pada ruang pengering 48,24⁰C dengan kelembaban 24,6%. Laju pengeringan tertinggi diperoleh pada pengeringan 4 bahan pakaian secara bersamaan yaitu 0,3529 kg/jam yang menghasilkan nilai SMER sebesar 1,4537 kg/kWh dan SEC sebesar 0,6879 kWh/kg. Total prestasi pengering diperoleh 6,40 dengan efektivitas penukar kalor 62,24%. Semakin tinggi jumlah kadar air dengan waktu pengeringan yang singkat akan meningkatkan laju pengeringan. Laju pengeringan yang tinggi dengan konsumsi energi yang rendah akan menghasilkan nilai SMER yang tinggi dan menghasilkan nilai SEC yang rendah.&#x0D; &#x0D; The high level of public activity is currently spurring the many laundry businesses that offer laundry and drying services in a short time. In this case, it needs efficient drying system in time and energy and not depending on weather. This study aims to optimize the heat pump system in drying clothes by adding a flat plate type heat exchanger to obtain the drying characteristic of clothes and the performance of the drying machine. Flat plate heat exchanger was placed between the drying chamber and the evaporator. The drying process was carried out in 4 different types of clothing material in each variation of air velocity. Air temperature was obtained in drying chamber of 48.24 ⁰C with a humidity of 24.6%. The highest drying rate was obtained from drying 4 clothing materials simultaneously, namely 0.3529 kg/hour which resulted in an SMER value of 1.4537 kg/kWh and SEC of 0.6879 kWh/kg. The total dryer performance was obtained at 6.40 with the effectiveness of heat exchanger 62.24%. The higher the amount of water in short drying time would increase the drying rate. A high drying rate with low energy consumption would result in a high SMER value and produce a low SEC value.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Setiawan, Yudi. "KINERJA PENGERING PAKAIAN DENGAN MEDIA AIR PANAS MENGGUNAKAN ALAT PENUKAR KALOR BERBAHAN TEMBAGA." Machine : Jurnal Teknik Mesin 6, no. 1 (2020): 34–38. http://dx.doi.org/10.33019/jm.v6i1.1659.

Full text
Abstract:
Abstrak&#x0D; Pemandian Air Panas Tirta Tapta Pemali yang merupakan salah satu aset wisata alam yang terletak di desa Pemali Kecamatan Pemali, sekitar 20 km dari Kota Sungailiat.Salah satu sumber energi yang dapat dimanfaatkan untuk mengeringkan pakaian pada obyek wisata Pemali yaitu ketersedian sumber air panas alami, dimana volume air yang keluar berlimpah. Alat pengering pakaian adalah sebuah alat/mesin yang berfungsi untuk mengeringkan pakaian dengan menggunakan sumber panas tertentu. Penelitian ini membuat Alat pengering pakaian adalah sebuah model (prototype) alat/mesin yang menggunakan sumber panas dengan suhu yang sama dengan suhu yang ada di pemandian air panas pemali. Air panas yang digunakan disamakan dengan kondisi air panas pada pemandian Tirta Tapta Pemali yaitu sekitar ±40oC.Penelitian dilakukan dengan mengalirkan air panas ke pipa-pipa tembaga pada ruang pengeringan, uap panas yang dihasilkan akan digerakkan oleh angin dari blower untuk ditujukan kepakaian. Variasi penelitian yaitu debit alir air 2,4-3 liter/menit, 5,4 - 6 liter/menit, dan 10,9 - 11,5 liter/menit. Parameter yang diuji yaitu berapakah penurunan massa pakaian dan suhu pada ruang pengeringan setiap 5 menit sekali. Dari hasil penelitian menunjukkan rata-rata waktu tercepat untuk mengeringkan 7 buah pakaian yaitu selama 293,3menit dengan debit alir air 10,9 -11,5 liter/menit dengan rata-rata suhu ruangan teringgi 42,33 oC.&#x0D; Kata Kunci : pengering, air panas , tembaga &#x0D; &#x0D;
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Priyandha, Herendra, and Dwi Ana Ratna Wati. "Perancangan Prototipe Sistem Kendali Otomatis Pada Pengering Pakaian Berbasis Air Heater." Jambura Journal of Electrical and Electronics Engineering 5, no. 1 (2023): 71–78. http://dx.doi.org/10.37905/jjeee.v5i1.17212.

Full text
Abstract:
Pengering pakaian diharapkan dapat bekerja secara otomatis dan dapat menjaga kualitas pakaian yang dikeringkan. Terdapat parameter penting pada proses pengeringan pakaian yaitu temperatur dan kelembaban. Untuk menjaga kualitas pakaian, perlu diperhatikan nilai temperatur pengeringan agar tidak melebihi batas temperatur pengeringan yang ditentukan pada setiap jenis pakaian. Oleh karena itu, diperlukan pengaturan setpoint temperatur pengeringan pakaian pada alat pengering pakaian. Pada penelitian ini dirancang prototipe pengendali yang dapat bekerja secara otomatis pada sebuah sistem pengering berbasis air heater. Prototipe yang dirancang terdiri atas air heater, sensor temperatur, sensor kelembaban, Arduino, dan tampilan antarmuka menggunakan LabVIEW. Proses pengeringan dioperasikan oleh pengguna melalui antarmuka dimana pengguna memasukan dua input yaitu jenis pakaian yang akan dikeringkan dan jumlahnya. Input tersebut digunakan pada penentuan nilai temperatur operasi pada air heater. Selama proses pengeringan, nilai temperatur maupun nilai kelembaban pada bilik pengering diukur menggunakan sensor tipe DHT22. Kedua nilai lalu tersebut ditampilkan melalui antarmuka LabVIEW. Nilai temperatur tersebut dibandingkan dengan nilai temperatur setpoint yang ditentukan berdasarkan jenis dan jumlah pakaian yang akan dikeringkan. Berdasarkan nilai perbandingan tersebut, LabVIEW mengirimkan nilai kendali berupa nilai PWM secara serial ke Arduino, yang merupakan sinyal kendali ke air heater. Kemudian, air heater bekerja menjaga temperatur pada bilik pengeringan agar sesuai setpoint selama proses pengeringan berjalan atau kondisi timer on. Jika nilai kelembaban telah mencapai kriteria kondisi kering dan waktu pengeringan telah habis, maka air heater akan masuk pada mode off. Berdasarkan hasil pengujian, prototipe sistem kendali yang dirancang mampu bekerja secara otomatis dan hasil pengeringan dapat mempertahankan kualitas pakaian. Selain itu penghematan energi listrik juga dimungkinkan dengan penggunaan pengendali otomatis pada pengering pakaian tersebut.The clothes dryer is expected to work automatically and can maintain the quality of the clothes. Temperature and humidity are the two main parameters in the process of drying clothes. The drying temperature affects the clothes conditions because each type of clothing has a certain temperature limit to maintain its quality. Therefore, it is necessary to set the temperature setpoint for drying clothes operation. This study designed a controller prototype that can work automatically in an air heater-based clothes dryer. The designed prototype consists of an air heater, temperature sensor, humidity sensor, Arduino, and an interface using LabVIEW. The drying process is operated by the user through an interface where the user inputs the type of clothing and the amount of clothing to be dried. The input is used to determine the temperature setpoint on the air heater. During the drying process, the temperature and humidity values in the drying chamber are read by the DHT22 sensor and then displayed on the interface. This temperature value is compared with the setpoint temperature which is determined based on the type and amount of clothes to be dried. Based on the comparison value, LabVIEW sends control values in the form of PWM values serially to Arduino, which are control signals to the air heater. Then, the air heater works to maintain the temperature in the drying chamber to match the setpoint during the drying process or when the timer is on. The air heater will turn off when the humidity has reached dry conditions and the drying time has been over. Based on the testing results, the control system prototype is able to work automatically, and the drying process can maintain the quality of the clothes. In addition, saving electrical energy is also possible with the use of the automatic controller.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

N, Ricardo, Himsar Ambarita, M. Sabri, et al. "RANCANG BANGUN KONDENSOR UNTUK MESIN PENGERING PAKAIAN SISTEM POMPA KALOR DENGAN DAYA 1PK." DINAMIS 4, no. 2 (2016): 11. http://dx.doi.org/10.32734/dinamis.v4i2.7062.

Full text
Abstract:
Perancangan ini bertujuan untuk mengatasi masalah yang dihadapai usaha loundry pada penyediaan mesin untuk pencuci dan pengering yang dapat bekerja cepat. Oleh sebab itu dilakukan perancangan yang bertujuan untuk menghasilkan suatu unit mesin pengering pakaian portable dengan menggunankan AC rumah yang berorientasikan pada upaya efisiensi energi listrik yang dapat diaplikasikan pada skala kecil dan besar . Perancangan model fisik semua komponen pada unit mesin pengering pakaian ini didasarkan pada hasil perhitungan teoritis dan Pompa kalor yang digunakan beroperasi menggunakan siklus kompresi uap menjadi batasan masalahnya. Manfaat perancangan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pengeringan pakaian pada sektor rumah tangga, khususnya usaha laundry di Indonesia. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah melalui perhitungan termodinamika dan perhitungan kondensor dengan refrigerant yang dipakai R-22. Kesimpulan perancangan ini diperoleh Koefisien performansi (COP) dan mendapatkan hasil beban kondensor pada saat superheated dan pada saat kondensasi, selisih temperatur rata rata logaritmik ( LMTD) dan panjang pipa kondensor. Koefisien Performansi yang tinggi sangat diharapkan karena hal itu menunjukkan bahwa sejumlah kerja tertentu refrigerasi hanya memerlukan sejumlah kecil kerja dalam proses pengeringan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Udin, Fachrudin, Adhi Kusmantoro, and Amirudin. "PERANCANGAN PERANGKAT KERAS PENGERING PAKAIAN." JETI (Jurnal Elektro dan Teknologi Informasi) 1, no. 1 (2024): 1–4. http://dx.doi.org/10.26877/jeti.v1i1.578.

Full text
Abstract:
Seiring berjalannya waktu, teknologi terus berkembang. Indonesia mempunyai dua musim, musim panas dan musim hujan. Di musim panas, sumber energi terbesar untuk menjemur pakaian adalah sinar matahari. Saat musim hujan tiba, sebagian orang mempunyai permasalahan atau kendala yang sama dalam menjemur pakaian. Menjemur pakaian merupakan salah satu contoh rutinitas sehari-hari yang biasa dilakukan di rumah. Dulu dan sekarang, pakaian kebanyakan dijemur di luar ruangan dan di bawah sinar matahari langsung. Dari permasalahan pengeringan pakaian tersebut maka di rancanglah sebuah alat lemari pengering pakaian dengan mengimplementasikan sistem kontrol menggunakan pemanas yang dihasilkan melalui burner LPG. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dan studi Pustaka. Hasil penelitian ini menghasilkan respon output suhu dari suhu ruangan kisaran 30℃ kemudian naik sampai keadaan tunak dengan Waktu awal naik sebesar 32 detik serta setlingtime sebesar 362 detik dan suhu tunak sebesar 109-110℃.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Kadriadi, Kadriadi, Kadex Widhy Wirakusuma, Angga Bahri Pratama, Jeri Ariksa, and Welly Yandi. "RANCANG BANGUN ALAT PENGERING BAJU MENGGUNAKAN UDARA PANAS." Machine : Jurnal Teknik Mesin 9, no. 1 (2023): 18–22. http://dx.doi.org/10.33019/jm.v9i1.3950.

Full text
Abstract:
Pengeringan adalah proses perpindahan panas dan uap air secara simultan yang memerlukan energi panas untuk menguapkan kandungan air. Energi panas ini biasanya bisa didapatkan dari sinar matahari. Namun ketika musim penghujan, kondisi ini menghambat proses pengeringan yang memanfaatkan sinar matahari, sehingga proses pengeringan membutuhkan waktu yang cukup lama. Maka dari itu diperlukan suatu alat bantu yang dapat mengeringkan baju tanpa tergantung pada sumber panas dari pancaran sinar matahari. Alat pengering Baju adalah Alat yang digunakan untuk mengeringkan pakaian dengan energi panas buatan, salah satu penghasil panas buatan adalah elemen pemanas atau yang sering disebut dengan heater. Elemen pemanas buatan yang digunakan pada penelitian ini adalah Electric Heater. Electric Heater ini dilengkapi dengan kipas yang dapat menghasilkan suhu dalam ruangan hingga ± 52,3º C sehingga panas yang dihasilkan Electric Heater dapat mengubah air yang terkandung dalam pakaian menjadi uap air yang kemudian akan dilepas ke lingkungan dengan bantuan kipas. Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian, Kemampuan alat ini mampu menguapkan massa air rata-rata 535.8 gram/jam dan mesin ini mencapai titik optimumnya untuk jumlah pengeringan pakaian yang dapat dikeringkan sebanyak 6 baju.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

M., Tyson, Himsar Ambarita, Farida Ariani, Tugiman, Farel H. Napitupulu, and Syahril Gultom. "RANCANG BANGUN EVAPORATOR UNTUK MESIN PENGERING PAKAIAN SISTEM POMPA KALOR DENGAN DAYA 1PK." DINAMIS 4, no. 2 (2016): 10. http://dx.doi.org/10.32734/dinamis.v4i2.7066.

Full text
Abstract:
Rancang bangun ini bertujuan untuk mengatasi masalah yang dihadapi industri usaha laundry pada khususnya atau kegiatan lain yang membutuhkan pengering pakaian yang dapat bekerja dengan cepat. Oleh karena itu dilakukan rancang bangun yang bertujuan untuk menghasilkan satu unit mesin pengering pakaian portable dengan menggunakan AC rumah yang berorientasikan pada upaya efisiensi energi listrik yang dapat diaplikasikan pada skala kecil atau besar. Rancang bangun mesin pengering pakaian didasarkan pada perhitungan teoritis dan pompa kalor yang beroperasi menggunakan siklus kompresi uap menjadi batasan masalhnya. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah melalui perhitungan termodinamika dengan menggunakan refrigeran HCFC – 22 dan evaporator natural convection. Dari hasil perhitungan didapat koefisien performansi sangat tinggi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Muharom, Muharom, and Krisnadhi Hariyanto. "UKM Loundry Untuk Peningkatan Kesejahteraan Di Kampung Gebang Sidoarjo." Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) 2 (December 15, 2019): 68–72. http://dx.doi.org/10.37695/pkmcsr.v2i0.380.

Full text
Abstract:
Kelurahan Gebang merupakan salah satu kelurahan yang berada disisi paling timur dari Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo. Perkembangan kelurahan Gebang ini sangat pesat setelah dibangunnya jalan lingkar timur Sidoarjo yang membelah perkampungan Gebang menjadi dua yaitu disisi timur dan sisi barat jalan. Dengan adanya jalan lingkar timur tersebut warga Kelurahan Gebang meningkat sangat signifikan, diantaranya karena banyak dibangun perumahan dan kawasan pergudangan dan industri. Pada UKM Izzah yang ada dikelurahan Gebang khususnya yang bergerak dibidang jasa loundry sebagian dari mereka membutuhkan area penjemuran untuk membantu proses pengeringan. Bagi masyarakat yang mempunyai mata pencaharian sebagai jasa loundry sangatlah mutlak membutuhkan panas setiap hari untuk membantu pengeringan cucian. Untuk mengatasi masalah faktor cuaca yang sering hujan dan lahan yang sempit team kami melakukan inovasi desain pembuatan alat pengering baju untuk mempercepat proses pengeringan dan menanggulangi lahan yang sempit tadi. Disamping itu juga memberikan pelatihan menejemen administrasi dan keuangan serta inovasi produk. Hasil pengukuran di laboratorium /bengkel mesin Teknik mesin UWP memperlihatkan bahwa mesin pengering pakaian bekerja dengan beban 50 baju basah hasil perasan tangan, kondisi udara masuk di dalam lemari pengering mampu mencapai suhu udara kering sekitar 74oC, dengan suhu udara basah sekitar 34oC. Dari data hasil pengukuran, dengan kondisi udara seperti tersebut , udara mempunyai kemampuan untuk mengeringkan baju- baju yang ada di dalam ruang pengering.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Ardi, Marlius, and Hikmatul Amri. "Analisa Rancang Bangun Alat Pengering Pakaian Otomatis." JEECAE (Journal of Electrical, Electronics, Control, and Automotive Engineering) 4, no. 1 (2019): 253–56. http://dx.doi.org/10.32486/jeecae.v4i1.326.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Mureja, Alfin, Khairuman Khairuman, Dirja Nur Ilham, Oktrison Oktrison, and Erwinsyah Sipahutar. "SMART CABINET PENGERING PAKAIAN BAYI BERBASIS ARDUINO." SULIWA: Jurnal Multidisiplin Teknik, Sains, Pendidikan dan Teknologi 1, no. 1 (2024): 7–12. https://doi.org/10.62671/suliwa.v1i1.13.

Full text
Abstract:
Humans depend on sunlight for the need to dry clothes, but changes in the dry season and rainy season are now unpredictable, resulting in clothes that are dried not being able to dry perfectly, and causing bacteria to grow on the clothes. Especially for baby clothes, where the baby's body is still sensitive, and babies who wear a lot of clothes. This study aims to dry and sterilize baby clothes automatically using the DHT22 sensor. This study created a Smart cabinet for drying baby clothes consisting of making hardware including Arduino Uno, Bulb Lamps, UV Lamps, DHT22 Sensors, Fans, Relays, Buzzers, and LCDs, and Arduino Uno software is used as the controller center of this tool. After several experiments, all components in this system were able to work according to the objectives of the study. This study can help housewives dry and sterilize clothes, especially baby clothes automatically.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Pratama, Alaska Prisma Yoga, Eka Dwi Nurcahya, and Didik Riyanto. "DESIGN OF ARDUINO BASED SUNLIGHT DRYING ROOM SYSTEM RANCANG BANGUN SISTEM RUANG PENGERING MENGGUNAKAN SINAR MATAHARI BERBASIS ARDUINO." KOMPUTEK 2, no. 2 (2018): 92. http://dx.doi.org/10.24269/jkt.v2i2.183.

Full text
Abstract:
Atap ruang pengering berfungsi untuk melindungi pakaian yang sedang dikeringkan di dalamnya dari hujan. Sedangkan ruang pengering berguna untuk melindungi pakaian dari tindak kejahatan yaitu pencurian. Sistem ruang pengering dirancang agar atapnya dapat membuka dan menutup secara otomatis, sehingga pemilik rumah merasa nyaman dan aman ketika hujan yang datang tiba – tiba mengguyur pakaian yang sedang dikeringkan, maupun pada saat ditinggal pergi keluar rumah. Sebagai pengolah data pada sistem menggunakan Arduino. Sensor yang yang digunakan untuk mendeteksi adanya hujan adalah sensor air YL-83 dan sensor untuk mendeteksi gerakan adalah sensor PIR. Dalam sistem kerja alat terdapat dua mode pengaturan, yaitu mode normal dan mode keamanan. Mode normal berfungsi untuk mendeteksi adanya hujan saja, sehingga sensor yang aktif bekerja adalah sensor air. Sedangkan pada mode keamanan akan mengaktifkan kedua sensor untuk mendeteksi sesuai fungsinya masing – masing, yaitu jika terjadi hujan atau terdeteksi adanya gerakan maka atap akan menutup dan jika tidak terjadi hujan ataupun tidak terdeteksi adanya gerakan, maka atap tetap akan membuka. Kemudian sebagai kunci untuk membuka kode keamanan yaitu menggunakan password yang harus dimasukkan secara manual melalui keypad.Keseluruhan sistem kerja alat dapat berfungsi dengan baik. Sensor maupun komponen penggerak atap yaitu motor dc dapat berjalan sesuai dengan perancangan dan LCD sebagai penampil informasi karakter juga berjalan dengan baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Haryanto, Aris, Edi Sutoyo, and Setya Permana Sutisna. "STUDI FAKTOR PERSEBARAN SUHU DAN ALIRAN FLUIDA DALAM PENGERING PAKAIAN MENGGUNAKAN METODE NUMERIK DAN CFD." AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin 5, no. 1 (2019): 38. http://dx.doi.org/10.32832/ame.v5i1.2361.

Full text
Abstract:
&lt;p&gt;Pada desain sistem pengering supaya mendapatkan desain dengan kinerja efisiensi tinggi memerlukan lebih banyak biaya dan waktu karena terdapat banyak variabel yang perlu diperhitungkan. Untuk mengatasi masalah ini, penelitian ini melakukan simulasi distribusi suhu di ruang pengering menggunakan metode CFD. Ruang pengering akan dianalisis menggunakan 3 skenario geometri yaitu kotak (balok), bulat (tabung), dan poligon (prisma). Pada dasarnya, perbedaan dalam skenario ke-1 hingga ke-3 adalah dalam posisi geometri dan kipas &lt;em&gt;inlet&lt;/em&gt;, sedangkan komponen dan dimensi (volume) dari ruang pengering dibuat sama sehingga data yang diperoleh lebih valid. Hasil simulasi skenario 1 mendapatkan suhu rata-rata 39,08 °C, hasil simulasi skenario 2 mendapatkan suhu rata-rata 38,98 °C, hasil simulasi skenario 3 mendapatkan suhu rata-rata 34,77 °C sehingga disimpulkan bahwa simulasi suhu paling seragam berada di skenario 2 dengan ruang pengering bulat.&lt;/p&gt;
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Budiarso, Zuly, Eddy Nurraharjo, Antono Adhi, and Hersatoto Listiyono. "Alat Pengatur Aliran Panas pada Pengering Pakaian Berbasis Arduino." STRING (Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi) 7, no. 3 (2023): 310. http://dx.doi.org/10.30998/string.v7i3.15291.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Nizami, Taufik, Budi Susarianto, and Tahta Ruli Ramadhani. "Prototype Jemuran Dan Pengering Buatan Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno." Progresif: Jurnal Ilmiah Komputer 19, no. 1 (2023): 241. https://doi.org/10.35889/progresif.v19i1.1134.

Full text
Abstract:
&lt;p&gt;&lt;em&gt;The factor that is always worrying when drying is when it rains during the day and the owner of the clothesline is not at home so no one can take clothes to a place that is protected from rainwater, then an automatic clothesline dryer is needed so that the clothes stay dry even though they are in a room that is protected from sunlight due to continuous rain. In the research on Prototype of Automatic Clothesline and Dryer Based on Arduino Uno Microcontroller, a control system for opening and closing the roof of the clothesline and automatic dryer is needed using a servo motor, rain sensor, light sensor, humidity sensor dht11, bulb and fan. The way the system works is when the light sensor detects sunlight, the clothesline automatically opens, if when the rain sensor detects rainwater during the day, the clothesline closes automatically, when the light sensor detects night conditions, the roof closes automatically, when the roof closes. during the day or night with the clothesline still wet, the additional dryer using a bulb and fan turns on automatically and stops turning on when the clothes are dry based on the numbers that have been determined on the humidity sensor. The results of the study show that the ability of the dht11 humidity sensor, light sensor, and rain sensor is reliable enough to respond to weather changes, both at night and during the day, when the weather is sunny and rainy, when the clothesline is wet and dry, only 2 to 3 seconds of the roof. clothesline opens or closes automatically. And the ability of the fan and bulb is reliable enough to dry clothes, as in the study it was able to dry wet wipes and cloth well.&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;&lt;p&gt;&lt;strong&gt;&lt;em&gt;Keywords&lt;/em&gt;&lt;/strong&gt;&lt;strong&gt;&lt;em&gt;:&lt;/em&gt;&lt;/strong&gt;&lt;em&gt; Clothesline; Automatic Dryer; Rain Sensor; Light Sensor; DHT11 Sensor&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;&lt;p align="center"&gt;&lt;strong&gt;Abstrak&lt;/strong&gt;&lt;/p&gt;&lt;p&gt;Faktor yang selalu mengkhawatirkan disaat menjemur adalah ketika hujan pada siang hari dan pemilik jemuran sedang tidak ada dirumah maka tidak ada yang dapat membawa pakaian ketempat yang terlindung dari air hujan, kemudian diperlukan pengering jemuran otomatis agar pakaian tetap kering meskipun sedang berada didalam ruangan yang terhindar dari cahaya matahari karena terjadi hujan terus menerus. Pada penelitian Prototype Jemuran Dan Pengering Buatan Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno diperlukan sistem kontrol buka tutup atap jemuran dan pengering otomatis memakai motor servo, sensor hujan, sensor cahaya, sensor kelembapan dht11, bohlam dan kipas. Cara kerja sistem yaitu ketika sensor cahaya mendeteksi adanya cahaya matahari maka atap jemuran otomatis terbuka, jika ketika sensor hujan terdeteksi adanya air hujan pada siang hari maka atap jemuran menutup secara otomatis, disaat sensor cahaya mendeteksi kondisi malam atap kemudian tertutup secara otomatis, ketika atap menutup saat siang atau malam dengan jemuran yang kondisinya masih basah maka pengering tambahan dengan memakai bohlam dan kipas menyala otomatis dan berhenti menyala ketika kondisi pakaian telah kering berdasarkan angka yang telah ditentukan pada sensor kelembapan. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa kemampuan sensor kelembapan dht11, sensor cahaya, dan sensor hujan sudah cukup handal untuk merespon perubahan cuaca baik cuaca malam hari dan siang hari, saat cuaca cerah dan cuaca hujan, saat jemuran basah dan kering, cukup 2 sampai 3 detik atap jemuran terbuka ataupun tertutup secara otomatis. Dan Kemampuan kipas dan bohlam sudah cukup handal untuk mengeringkan pakaian seperti dalam penelitian sudah dapat mengeringkan tisu basah dan kain dengan baik.&lt;/p&gt;&lt;p&gt;&lt;strong&gt;Kata kunci&lt;/strong&gt;&lt;strong&gt;:&lt;/strong&gt; &lt;em&gt;Jemuran Pakaian; Pengering Otomatis; Sensor Hujan; Sensor Cahaya; Sensor DHT11&lt;/em&gt;&lt;/p&gt;
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Irhamsah, Muhammad, Sirly Afifah Putri, and Supomo Supomo. "Sistem Pengering Pakaian Otomatis dengan Pengkondisian Suhu dan Kelembapan Berbasis ESP 32." JoMMiT : Jurnal Multi Media dan IT 7, no. 2 (2023): 083–96. http://dx.doi.org/10.46961/jommit.v7i2.854.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Yuwana, Yuwana, Wuri Marsigit, and Lukman Hidayat. "Pengenalan Alat Pengering Energi Surya Serbaguna Untuk Pengeringan Pakaian dan Herbal di Madrasah Aliyah Mambaul ‘Ulum Kabupaten Bengkulu Tengah." Dharma Raflesia : Jurnal Ilmiah Pengembangan dan Penerapan IPTEKS 20, no. 2 (2022): 311–22. http://dx.doi.org/10.33369/dr.v20i2.21565.

Full text
Abstract:
The difficulty faced by the target group of Madrasah Aliyah Mambaul Ulum in drying clothes, and herbs needed to be solved. This community service activity aimed to adopt a multi-purpose solar dryer to solve this problem. The activities consisted of counseling, manufacturing, and testing the dryer, demonstration of the clothes and herb dryings, herb packaging and utilization, and assistance on the use of dryer by the target group to dry cloths and herbs independently. The counseling activities were delivered by the community service team (students and lecturers) to the target group consisting of a class of selected students along with the Madrasah Principal and 3 teachers. The manufacture and operation testing were carried out by a mechanic and students under the supervision of lecturers. The demonstration of drying was carried out by students and the target group. The dryer was then operated to dry cloth by the target group. Packaging and serving of dried herbs were practiced by students and the target group. Assistance in the utilization of the dryer to dry clothes and herbs independently was carried out by students under the supervision of the lecturers. All the community service activities were completed. It is suggested that the introduced appropriate technology may be adapted to wider target groups.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Erniyani, Erniyani, Nidya Wisudawati, and Nurham Elok Pratiwi. "Analisis Penerapan Manajemen Risiko Berdasarkan ISO 31000:2009 (Studi Kasus: Jasmini Laundry)." Integrasi : Jurnal Ilmiah Teknik Industri 5, no. 1 (2020): 34. http://dx.doi.org/10.32502/js.v5i1.2972.

Full text
Abstract:
Usaha laundry merupakan bisnis yang berkaitan dengan pelayanan jasa pencucian dengan bantuan mesin cuci. Bisnis ini sangat diminati oleh masyarakat sebagai peluang untuk mencari pendapatan. Meningkatnya dunia persaingan dan tantangan dibidang bisnis saat ini menjadikan jasmini laundry perlu mengatur strategi perencanaan dalam menjalankan bisnis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengelola risiko terhadap jasmini laundry dengan menggunakan pendekatan manajemen risiko ISO 31000:2009. ISO 31000 ‘’Risk Management-Principle and Guidelines on Implementation’’ adalah standar internasioanal pedoman penerapan manajemen risiko yang diterbitkan oleh International Organization for Standadzitation (ISO) yang dimulai dari kegiatan komunikasi dan konsultasi, membangun konteks, mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, merawat, memantau dan meninjau risiko. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada empat risiko yang harus dimitigasikan karena memiliki risiko tinggi dan sedang yang terdiri dari banyaknya jenis usaha laundry disekitaran jasmini laundry, bau tidak sedap pada pakaian saat musim hujan, keterlambatan proses laundry akibat mesin rusak, tangan terkena setrika saat menyetrika, adapun penanganannya yaitu meberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan, memberikan bonus kepada pelanggan yang paling sering melakukan pencucian pakaian, menggunakan mesin pengering sehingga membantu pakaian cepat kering, melakukan maintenance pada mesin, dan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Suryadi, Akmal, Mega Cattleya P.A. Islami, and Muhammad D.A.S. "DESIGN JEMURAN PAKAIAN BEBAS HUJAN DENGAN METODE DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA) DAN PAHL AND BEITZ." WALUYO JATMIKO PROCEEDING 15, no. 1 (2022): 115–20. http://dx.doi.org/10.33005/waluyojatmiko.v15i1.26.

Full text
Abstract:
Untuk mendukung aktivitas dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat pasti menginginkan produk yang berkualitas, praktis saat digunakan serta harga yang terjangkau. Tidak hanya itu, suatu produk yang berkualitas juga diharapkan dapat memenuhi beberapa aspek seperti aspek keamanan, aspek kenyamanan dan nilai tambah lainnya. Untuk menciptakan produk berkualitas yang memenuhi banyak aspek permintaan dari masyarakat, maka dibutuhkan peran teknologi dalam perancangannya. Peran teknologi berfungsi untuk membantu peneliti dalam proses perancangan serta pengembangan suatu produk, sehingga dapat memberikan inovasi produk secara sederhana ataupun kompleks yang memiliki nilai tepat guna. Penelitian ini didasarkan pada keluhan masyarakat tentang harga produk pengering pakaian yang cukup tinggi, sehingga dicrancanglah jemuran bebas hujan dengan sensor hujan dan cahaya serta harga yang lebih terjangkau. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab keluhan masyarakat Gunung Anyar yang menginginkan penjemur pakaian yang bebas hujan dengan harga yang terjangkau. Pada proses perancangan digunakan metode Design for Assembly (DFA) &amp; Pahl and Beitz. Melalui proses perancangan maka dihasilkan rancangan produk penjemur pakaian bebas hujan dengan spesifikasi berat 15 kg, dimensi panjang x lebar x tinggi adalah 180 cm x 160 cm x 200 cm, bahan yang digunakan adalah aluminium hallow yang dilengkapi dengan sensor hujan serta sensor cahaya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Sukma Wijaya and Windarto Windarto. "Prototipe Sistem Otomasi Jemuran Pintar Menggunakan Mikrokontroler Arduino Uno dan Modul ESP32 dengan Monitoring Berbasis Aplikasi Android." Jurnal Ticom: Technology of Information and Communication 11, no. 1 (2022): 55–61. http://dx.doi.org/10.70309/ticom.v11i1.74.

Full text
Abstract:
Sebagai salah satu negara yang terletak didaerah khatulistiwa, Indonesia memiliki dua musim yaitu, musim penghujan dan musim kemarau. Pada musim kemarau panas matahari yang didapat lebih banyak daripada musim penghujan. Sehingga pada setiap musim, panas matahari sangat dibutuhkan untuk berbagai kebutuhan, salah satunya adalah untuk menjemur atau mengeringkan pakaian. Namun, pemanasan global yang terjadi menyebabkan musim di Indonesia sulit untuk diprediksi lagi. Oleh karena itu dampak yang ditimbulkan dari masalah tersebut yaitu ada kekhawatiran pada masyarakat terhadap terjadinya perubahan cuaca secara tiba-tiba pada saat sedang menjemur pakaian di luar ruangan. Oleh karena itu, adanya kemajuan teknologi yang berkembang pesat, maka dari itu berdasarkan permasalahan tersebut maka dirancang sebuah Sistem Otomasi Jemuran Pintar menggunakan mikrokontroler Arduino Uno yang bertujuan untuk meminimalisir kekhawatiran pada masyarakat terhadap perubahan cuaca secara tiba-tiba ketika sedang menjemur pakaian di luar ruangan tanpa harus menggunakan pakaian secara manual. Sensor yang dipakai dalam pembuatan alat ini adalah RainDrop sensor yang berfungsi untuk mendeteksi air hujan, DHT22 sensor berfungsi untuk mendeteksi suhu dan kelembaban, Light Dependent Resistor sensor berfungsi untuk mendeteksi intensitas cahaya, Motor DC sebagai penggerak jemuran, dan Fan 12V sebagai pengering ketika jemuran berada di dalam. Hasil dari pengujian penelitian ini adalah RainDrop sensor dapat mendeteksi adanya air hujan, Light Dependent Resistor sensor dapat mendeteksi intensitas cahaya, DHT22 sensor dapat mendeteksi suhu dan kelembaban, Motor DC dan Fan 12V dapat bekerja sesuai kondisi yang telah ditentukan, status jemuran dan cuaca dapat di monitoring melalui aplikasi android yang dibuat penulis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Astuti, Desi Silvia, Ahmad Aminudin, and Waslaluddin Waslaluddin. "ANALISIS KARAKTERISTIK SISTEM KONTROL TEMPERATUR BERBASIS AUTONICS TK4S-14RN UNTUK PROTOTIPE PENGERING BAHAN PAKAIAN." Wahana Fisika 4, no. 1 (2019): 12. http://dx.doi.org/10.17509/wafi.v4i1.15053.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Surbakti, Antonius, Juandi Muhammad, Erman Taer, Ramondia Setiadi, and Usman Malik. "Teknologi mesin pengering pakaian berbasis limbah tempurung kelapa untuk meningkatkan ekonomi bagi UKM yang bergerak dalam bidang laundry di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru." Unri Conference Series: Community Engagement 2 (January 14, 2021): 550–58. http://dx.doi.org/10.31258/unricsce.2.550-558.

Full text
Abstract:
The potential of the laundry sector, the entrepreneur community / UKM Laundry in Tampan District, which has very potential business potential. This clearly saves the huge potential of the Laundry / UKM business sector. The clothes drying system, which is carried out through the traditional drying method, has long been practised by Laundry UKM entrepreneurs. In particular, the clothes drying activity has long been a source of livelihood for the Laundry UKM community in Panam District. However, in general, the process of drying clothes through a drying method that relies solely on sunlight is not optimal. The process of drying clothes by laundry entrepreneurs in the Tampan District is still done traditionally, namely drying in the sun. This process takes a long time, it takes 2 to 4 days to dry clothes and it also depends on the presence of sunlight. The drying machine is designed to utilize heat from burning coconut shell waste which functions as a heat collector. So that the drying process can take place quickly, at any time and without depending on the sun. Control of the drying temperature is done by opening and closing the air ducts in the dryer. This dryer consists of a solar collector, biomass burning furnace, and drying room (box). The drying room functions as a place for clothes to be dried. The flow of heat from burning coconut shell waste to the drying chamber. The result of drying clothes is better than traditional drying. The drying technology based on coconut shell waste to dry clothes will be applied in the Laundry UKM community in Tampan District, Pekanbaru which is the livelihood of some UKM in Tampan District, Pekanbaru City
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Dzulkifli, Muhammad, Milawaty, Uystka Hikmatul Kamiliyah NH, and Lely Dian Utami. "Rintisan Usaha Jasa Penatu (Laundry) di TEFA Perhotelan Terpadu Politeknik Negeri Jember." PEKAT: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 3, no. 2 (2024): 66–76. https://doi.org/10.37148/pekat.v3i2.42.

Full text
Abstract:
Program pengabdian masyarakat ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan perintisan usaha jasa penatu atau laundry di TEFA Perhotelan Terpadu Politeknik Negeri Jember. Perintisan usaha jasa laundry ini dirasa penting dan dibutuhkan mengingat layanan jasa laundry tamu hotel serta perawatan bedding dan housekeeping TEFA Perhotelan masih menggunakan pihak eksternal yang menyebabkan adanya kebocoran pendapatan. Untuk itu, kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan harapan nilai manfaatnya dapat dirasakan secara langsung khususnya oleh mitra, yakni TEFA Perhotelan Terpadu Politeknik Negeri Jember. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menggunakan tiga tahapan, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahapan tersebut dijabarkan dalam lima tahapan yang lebih detail meliputi tahap analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Berdasarkan kegiatan pengabdian ini, diperoleh rancangan usaha jasa laundry TEFA Perhotela Terpadu yang meliputi rancangan unit usaha laundry, rancangan daftar harga layanan laundry, dan rekomendasi logo unit usaha laundry. Rancangan unit laundry meliputi renovasi laundry room, sumur baru, mesin cuci, mesin pengering, setrika uap, gas LPG, jemuran, detergen, parfum laundry, papan setrika, busa alas setrika, kursi, dan gaji karyawan. Rancangan daftar harga layanan laundry meliputi harga pakaian dari para pelanggan jasa usaha laundry. Rekomendasi logo unit usaha laundry ada tiga logo yang dapat digunakan. Dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan usaha jasa laundry dapat terbentuk guna meningkatkan layanan di TEFA Perhotelan Terpadu Politeknik Negeri Jember. Kata Kunci: penatu, layanan, perancangan, TEFA Perhotelan Terpadu, usaha
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Sirait, Jupiter Sirait, Tekad Sitepu, Andianto P., Mahadi, and Farida Ariani. "ANALISA SALURAN PENGERING PAKAN TERNAK DENGAN BENTUK BALOK PADA SISTEM POMPA KALOR DENGAN DAYA 1 PK." DINAMIS 6, no. 4 (2018): 12. http://dx.doi.org/10.32734/dinamis.v6i4.7178.

Full text
Abstract:
Analisa ini bertujuan untuk mengatasi masalah yang sering di hadapi para produsen pakan ternak untuk mengeringkan pakan ternak yang sudah dicacah dalam keadaan lembab menjadi kering agar tahan lebih lama.Oleh sebab itu dilakukan perancangan ulang saluran pengering dari yang sebelumnya yaitu suatu saluran pengering bentuk balok dengan ukuran tinggi 100 cm, tinggi kaki 104 cm, luas penampang 40 x 40 cm, ukuran pipa masuk saluran udara 3 inc, dengan kapasitas 1kg. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui laju perpindahan panas pada saluran pengering,mengetahui laju pengeringan pakan ternak ,untuk mengetahui laju ekstraksi air spesifik,untuk mengetahui komsumsi energi spesifik dan mengetahui biaya yang dibutuhkan dalam proses pengeringan pakan ternak per kilogram .adapun parameter-parameter yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah luas permukaan,kecepatan udara,kelembapan udara dan waktu. Nilai laju perpindahan panas pada saluran pengering pakan ternak berbentuk balok dengan tinggi 100cm dengan luas penampang 40x40 cm adalah 9,286 w,nilai laju pengeringan pakan ternak adalah 0,1145 kg/jam sedangkan penurunan kadar air pada pakan ternak 25,9% . nilai laju air spesifik (Spesific Moisture Extraction Rate ) adalah 0,108671 kg/kwh,nilai komsumsi energi spesifik (Spesific Energi Comsumption) adalah adalah 9,202059 kwh/kg.Biaya yang dibutuhkan untuk proses pengeringan pakan ternak dengan pengering sistem pompa kalor daya 1PK selama 1,6 jam adalah Rp 10481 –per kilogram.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Ginting, Dunan, Himsar Ambarita, Farel H. Napitupulu, A. Husein Siregar, and Andianto P. "ANALISA SALURAN PENGERING BERBENTUK SILINDER PADA MESIN PENGERING PAKAN TERNAK SISTEM POMPA KALOR." DINAMIS 6, no. 2 (2018): 14. http://dx.doi.org/10.32734/dinamis.v6i2.7131.

Full text
Abstract:
Analisa ini bertujuan untuk mengatasi masalah yang dihadapai para produsen pakan ternak untuk mengeringkan pakan ternak yang sudah dicacah dalam keadaan lembab menjadi kering agar tahan lebih lama.Adapun yang menjadi tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai rasio humiditas udara yang terdapat pada saluran pengering, untuk mengetahui laju perpindahan panas disaluran pengering, untuk mengetahui laju pengeringan pakan ternak, untuk mengetahui laju ekstraksi penguapan spesifik, untuk mengetahui kebutuhan energi spesifik, dan untuk mengetahui biaya yang dibutuhkan saat proses pengeringan.Sebelum pengujian dilakukan terlebih dahulu disiapkan alat dan bahan pengujian ,kemudian pakan ternak ditimbang hingga massanya 1000 gram.Pakan ternak tersebut dijatuhkan dari masuk saluran menuju keluar saluran dan ditimbang pengurangan massa yang terjadi .Hasil analisa diperoleh bahwa nilai rata –rata rasio humiditas pada masuk saluran sebesar 22,04 g/kg dan pada keluar saluran sebesar 21,84 g/kg . Nilai laju perpindahan panas pada saluran pengering adalah 155,76 W dan nilai koefisien geseknya sebesar 23,1887. Nilai laju pengeringan pakan ternak pada saluran pengering adalah 0.1374 kg/jam.Nilai laju ekstraksi air spesifik adalah 0.096 kg/kWh. Konsumsi energi spesifik untuk adalah 10,407 kWh/kg.Biaya yang dibutuhkan untuk proses pengeringan adalah Rp 10.053,71,- per kilogram.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Natalies, Grislend Gloria, Denny Darlis, and Suci Aulia. "IMPLEMENTASI SISTEM IDENTIFIKASI PAKAIAN MENGGUNAKAN RFID DAN NOTIFIKASI SMS PADA LAYANAN BINATU." Jurnal Elektro dan Telekomunikasi Terapan 1, no. 1 (2016): 7. http://dx.doi.org/10.25124/jett.v1i1.73.

Full text
Abstract:
Bagi orang-orang yang sibuk setiap harinya, menggunakan jasa binatu memberikan keuntungan bagi kehidupan mereka. Namun, salah satu kerugian menggunakan jasa ini adalah terjadinya kehilangan atau tertukarnya pakaian kita dengan pakaian orang lain. Salah satu penyebabnya adalah karena penyedia layanan binatu tidak menggunakan sistem atau alat yang dapat mengidentifikasi kepemilikan pakaian tersebut secara otomatis.Untuk mengatasi kelemahan tersebut diperlukan sistem identifikasi pakaian dengan menggunakan RFID dan notifikasi melalui SMS. Pada sistem identifikasi ini, pakaian pelanggan yang telah dipasangi tag RFID akan diidentifikasi menggunakan pembaca RFID yang sama-sama bekerja pada frekuensi 13.56MHz. Selanjutnya ID yang terdapat di tag tersebut diproses oleh mikrokontroler untuk dikirimkan ke PC dan disimpan pada database pelanggan dengan tampilan berbasis web. Setelah proses pencucian dan pengeringan selesai, pakaian diidentifikasi ulang agar tidak tertukar dengan pakaian dari pelanggan lainnya serta dibandingkan jumlahnya agar sesuai dengan identifikasi awal. Setelah dipastikan jumlahnya sesuai sistem akan mengirimkan notifikasi SMS ke pelanggan untuk menginformasikan bahwa pakaiannya telah siap diambil.Sistem ini dapat mengidentifikasi pakaian dengan prosentase keberhasilan pembacaan ID 100%. Waktu yang dibutuhkan sistem dalam mengirimkan notifikasi SMS ke pelanggan secara rata-rata adalah 30 detik.Â
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Ronal P Hutagalung, Himsar Ambarita, Tulus B. Sitorus, et al. "ANALISA KONSUMSI DAN BIAYA ENERGI PADA MESIN PENGERING PAKAN TERNAK SISTEM POMPA KALOR DENGAN DAYA 1 PK." DINAMIS 4, no. 3 (2016): 9. http://dx.doi.org/10.32734/dinamis.v4i3.7103.

Full text
Abstract:
Analisa ini bertujuan untuk mengatasi masalah yang dihadapai para produsen pakan ternak untuk mengeringkan pakan ternak yang sudah dicacah dalam keadaan lembab menjadi kering agar tahan lebih lama. Oleh sebab itu dilakukan perancangan yang bertujuan untuk menghasilkan suatu unit mesin pengering pakan ternak portable dengan menggunakan AC rumah yang berorientasikan pada upaya efisiensi energi listrik yang dapat diaplikasin pada skala kecil dan besar . Analisa konsumsi dan biaya energi pada mesin pengering pakan ternak sistem pompa kalor dengan daya 1 PK ini didasarkan pada hasil perhitungan teoritis dan pompa kalor yang digunakan beroperasi menggunakan siklus kompresi uap menjadi batasan masalahnya. Manfaat penelitian ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pengeringan pada sektor peternakan, pertanian, maupun home industry khususnya bagi wilayah- wilayah yang memiliki tingkat curah hujan yang tinggi di Indonesia. Kesimpulan perancangan ini diperoleh bahwa nilai laju ekstraksi air spesifik (Spesific Moisture Extraction Rate) untuk mesin pengering pakan ternak sistem pompa kalor adalah 0.0106 kg/kWh. Besarnya konsumsi energi spesifik (Spesific Energi Consumption) pada mesin pengering pakan ternak ini adalah 22,787 kWh/kg. Biaya Pokok Produksi yang dibutuhkan untuk proses pengeringan 1 kg pakan ternak dengan menggunakan sistem pompa kalor adalah Rp 20,012,- per kilogram.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Nadeak, Iko M., Himsar Ambarita, Syahril Gultom, Zulkifli L, Pramio Garson Sembiring, and M Sabri. "RANCANG BANGUN MESIN PENGERING PAKAN TERNAK SISTEM POMPA KALOR DENGAN DAYA 1 PK." DINAMIS 4, no. 3 (2016): 10. http://dx.doi.org/10.32734/dinamis.v4i3.7087.

Full text
Abstract:
Perancangan ini untuk mengatasi masalah yang dihadapai usaha peternakan pada penyediaan mesin untuk pengering pakan ternak berbahan pelepah kelapa sawit. Oleh sebab itu dilakukan perancangan yang bertujuan untuk menghasilkan suatu unit mesin pengering pakan ternak portable dengan menggunankan AC rumah yang berorientasikan pada upaya efisiensi energi listrik yang dapat diaplikasikan pada skala kecil dan besar . Perancangan model fisik semua komponen pada unit mesin pengering pakan ternak ini didasarkan pada hasil perhitungan teoritis dan Pompa kalor yang digunakan beroperasi menggunakan siklus kompresi uap menjadi batasan masalahnya. Manfaat perancangan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pengeringan pakan ternak pada industri besar atau kecil, khususnya komoditas peternakan sapi di Indonesia. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah melalui perhitungan termodinamika dan perhitungan kondensor, kompresor dan evavorator dengan refrigerant yang dipakai R-22. Kesimpulan perancangan ini diperoleh Koefisien performansi (COP) didapat 2,90 dan mendapatkan hasil beban kondensor pada saat superheated dan pada saat kondensasi, selisih temperatur rata rata logaritmik ( LMTD) dan panjang pipa kondensor, daya kompresor sebesar 1,0108 kW Koefisien Performansi yang tinggi sangat diharapkan karena hal itu menunjukkan bahwa sejumlah kerja tertentu refrigerasi hanya memerlukan sejumlah kecil kerja dalam proses pengeringan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Nur, Survidia, M. Fadhlirrahman Latief, Abdul Alim Yamin, and Jasmal Ahmari Syamsu. "KUALITAS FISIK HASIL PENGERINGAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PAKAN MENGGUNAKAN MESIN VERTICAL DRYER." AGRIBIOS 20, no. 2 (2022): 171. http://dx.doi.org/10.36841/agribios.v20i2.2280.

Full text
Abstract:
Pengeringan merupakan proses penurunan kadar air sampai batas tertentu sehingga dapat menghambat laju kerusakan biji jagung. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kualitas jagung pipil serta standar sebagai bahan pakan yang terdapat di pabrik pengering pakan. Tahapan penelitian yaitu pengambilan sampel awal, penimbangan sampel, pemeriksaan kadar air dan karakteristik fisik (biji berjamur, biji rusak, biji pecah, biji berlubang dan benda asing) dan proses pengeringan. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, Uji T dua sampel berpasangan dan Analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik fisik jagung pipil dengan waktu pengeringan sampai dengan 330 menit menghasilkan rata-rata persentase biji berjamur sebesar 1,5% biji rusak 1,94%, biji pecah 1,67%, biji lubang 0,08% dan benda asing 0,39%. Hasil Uji T menunjukkan bahwa terdapat pengaruh waktu pengeringan terhadapat karakteristik fisik jagung pipil yang dikeringkan. Proses pengeringan memiliki pengaruh yang yang tidak signifikan terhadap biji berjamur, biji rusak, biji pecah, biji lubang dan benda asing, tetapi berpengaruh terhadap kadar air.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Jaelani, Achmad, Aris Triwiyatno, and Sudjadi Sudjadi. "PERANCANGAN KENDALI SUHU PADA PURWARUPA PENGERING PAKAN IKAN MENGGUNAKAN METODE KONTROL PI BERBASIS MIKROKONTROLER." TRANSIENT 7, no. 3 (2019): 745. http://dx.doi.org/10.14710/transient.7.3.745-752.

Full text
Abstract:
Metode kontrol yang digunakan pada alat pengeringan pakan ikan di Lab FPIK (Fakultas Perikanan dan ilmu Kelautan) Universitas Diponegoro ini masih menggunakan metode kontrol On-off yang kurang efektif serta pengendalian suhu masih menghasilkan keluaran yang tidak stabil dan susah untuk mencapai referensi suhu yang diinginkan terlebih jika mendapat gangguan. Oleh karena itu, dibutuhkan metode kontrol yang baik untuk menangani permasalahan kurang efektifnya metode kontrol pada alat pengering pakan ikan di Lab FPIK UNDIP. Pada penelitian ini dirancang kendali suhu pada purwarupa pengering pakan ikan menggunakan sensor DHT22 dan sensor SEN0193, mikrokontroler Atmega328P sebagai otak pengendalian utama, modul bluetooth HC-05 sebagai media komunikasi antara mikrokontroler dengan interface. Metode kontrol yang digunakan untuk mengendalikan suhu pada purwarupa pengering pakan ikan adalah PI (Proporsional Integral). Parameter kontrol PI diperoleh melalui metode tuning Ziegler Nichols 1 dengan nilai Kp = 18,4 dan Ti = 133,2. Hasil pengujian metode kontrol PI terhadap tiga variasi referensi suhu 55°C, 57°C, dan 53°C serta pemberian gangguan pada referensi suhu 55°C, yaitu mampu menghasilkan respons sistem yang stabil meskipun masih berosilasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Fauzi, Moch Zulfi, Helfy Susilawati, and Sifa Nurpadillah. "Rancang Bangun Alat Penjemur Pakaian Semi Otomatis Berbasis Arduino Uno." Fuse-teknik Elektro 4, no. 2 (2024): 125–34. https://doi.org/10.52434/jft.v4i2.41950.

Full text
Abstract:
Umumnya proses penjemuran dan pengeringan pakaian dilakuakan di bawah sinar matahari langsung. Cuaca yang mendung dan berawan atau hujan akan meperlambat proses pengeringan, selain itu terkadang kita lupa mengambil jemuran ketika tiba-tiba hujan mulai turun karena suatu aktivitas yang sedang kita lakukan. Pada penelitian skripsi ini, dirancang sebuah sistem yang dapat memindahkan pakaian yang kita jemur ke tempat panas maupun teduh secara otomatis. Sensor Ultrasonik digunakan sebagai pendeteksi ada atau tidaknya pakaian yang dijemur pada jarak 200cm, Sensor Cahaya digunakan untuk mendeteksi cahaya cerah atau mendung, dan Sensor Raindrop digunakan sebagai pendeteksi hujan. Kondisi cuaca dikatan terang apabila nilai intensitas cahaya dari sensor cahaya BH1750 &gt;400 lux, dan dikatakan mendung apabila nilai intensitas cahayanya &lt;400 lux. Dan untuk dikatakan kondisi cuaca hujan apabila nila resistansi dari sensor raindrop &lt;900 ohm. Cara kerja alat ini yaitu memindahkan pakaian yang dijemur secara otomatis dengan input dari ketiga sensor yang yang kemudian diproses oleh Arduio Uno untuk dapat menggerakan motor DC. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa, sensor ultrasonik HC-SR04 memiliki rata-rata error sebesar 1.84% dan sensor cahaya BH1750 memiliki rata-rata error 0.467% untuk kondisi cerah dan 1.81% untuk kondisi mendung atau hujan. Alat penjemur pakaian semi otomatis ini akan menarik pakaian ke tempat panas apabila kondisi cuaca terang. Serta sebaliknya apabila cuaca mendung, hujan atau bahkan hujan panas pakaian akan ditarik ke tempat teduh. Dan alat ini dapat menarik pakaian yang dijemur dengan total berat pakaian keseluruhan 1.17kg.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Novchi, Raja Widya, Khusnul Hanafi, Aidil Haris, Asrinda Amalia, and Hardin . "PENERAPAN TEKNOLOGI PENGERING UBI KAYU UNTUK PAKAN TERNAK PADA KELOMPOK TANI BERINGIN MAKMUR KOTA PEKANBARU." Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat MEMBANGUN NEGERI 6, no. 1 (2022): 194–202. http://dx.doi.org/10.35326/pkm.v6i1.2508.

Full text
Abstract:
&#x0D; &#x0D; &#x0D; Kelurahan Sungaisibam terletak di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, merupakan salah satukelurahan yang mengandalkan hasil pertanian berupa ubi kayu. Kawasan ini terkenal denganhasil ubi kayu dan terdapat beberapa kelompok tani didalamnya, salah satunya adalahkelompok tani beringin makmur. Tujuan dibuatnya pengabdian berawal dari pelaksanaanKuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah. Ketua kelompok tani beringinmakmur meminta bantuan menyelesaikan persoalan terkait dengan banyaknya bahan bakuubi kayu namun terkendala dari segi pengolahan, proses pengeringan dan pemasaran hinggapada akhirnya pengabdi melahirkan sebuah ide untuk membuat sebuah teknologi yangdiperuntukkan bagi petani ubi kayu. Permasalahan terbesarnya yaitu kelompok tani BeringinMakmur masih mengandalkan cahaya matahari untuk proses pengeringan ubi yang sudah dicincang. Tentunya ini memerlukan waktu yang cukup lama apalagi jika cuaca kurangmendukung dalam proses pengeringan maka dapat menimbulkan kerugian yang besar sepertimunculnya jamur pada permukaan ubi kayu. Maka dari itu tim pengabdi memberikan 1 unitteknologi tepat guna berupa alat pengering ubi kayu yang diperuntukkan untuk membuatgaplek/pakan ternak. Hal tersebut sangat membantu kelompok tani karena dari hasilobservasi dan wawancara tim pengabdi sebelumnya, kelompok tani mengaku hanyamengandalkan terik matahari dan proses pengeringan bisa memakan waktu 3-7 hari. Pihakyang terlibat dalam pengabdian ini yaitu mitra, ketua pengabdian, anggota pengabdian,dosen teknik mesin, dosen komunikasi digital dan empat orang mahasiswa. Kegiatanpengabdian telah dilakukan dari bulan Mei-Desember 2021 meliputi survey lokasi,kerjasama dengan mitra, workshop digital marketing, pengenalan, pendampingan danpemberian 1 unit teknologi dehidrator, publikasi kegiatan pengabdian di media online sertamengunggah video kegiatan pengabdian pada channel youtube.&#x0D; &#x0D; &#x0D; &#x0D;
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Wijayanti, Indriyas Kukuh, Nurchim, and Joni Maulindar. "PERANCANGAN SMART HOME JEMURAN OTOMATIS BERBASIS INTERNET OF THINGS." INFOTECH journal 9, no. 1 (2023): 183–89. http://dx.doi.org/10.31949/infotech.v9i1.5344.

Full text
Abstract:
Perubahan iklim yang terjadi akhir-akhir ini menyebabkan sulitnya memprediksi cuaca, sehingga pengeringan pakaian di luar ruangan menjadi kurang efektif ketika hujan tiba-tiba datang. Untuk mengatasi masalah tersebut, penggunaan teknologi Internet of things (IoT) dapat memberikan kemudahan dalam mengelola jemuran pakaian. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengembangkan system yang dapat melakukan control dan monitoring terhadap jemuran pakaian berbasis IoT dengan memanfaatkan sensor yang akan mengirimkan sinyal ke perangkat yang terhubung dengan jaringan internet untuk memberikan informasi tentang kondisi cuaca secara tepat, akurat serta dapat melkukan informasi secara realtime. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan model Waterfall untuk merancang sistem jemuran pakaian otomatis berbasis IoT dengan kontrol dan monitoring yang terhubung ke perangkat seluler. Sistem ini dilengkapi dengan, sensor cahaya, dan sensor air hujan yang akan memberikan informasi secara real-time pada aplikasi seluler. Dengan sistem ini, pengguna dapat mengatur jemuran pakaian dari jarak jauh dan menghindari pakaian yang terkena hujan, sehingga menghemat waktu dan tenaga. Hasil perancangan yang dilakukan menunjukan sistem dapat dirancang dengan baik
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Musabbikhah, Musabbikhah, and Samsul Bachri. "Pelatihan Pembuatan Pelet dari Limbah Sayuran dan Kepala Ikan Teri Sebagai Pakan Alternatif Lele." Surya Abdimas 7, no. 2 (2023): 272–81. http://dx.doi.org/10.37729/abdimas.v7i2.2793.

Full text
Abstract:
Pelet yang harganya semakin melambung menjadi permasalahan utama bagi pembudidaya lele seperti KUBE Ngudi Rejeki. Kondisi ini perlu segera ditemukan solusinya agar tidak merugi. Tujuan kegiatan ini yaitu pelatihan pemanfaatan dan pengelolaan limbah sayuran dan kepala ikan teri sebagai pakan alternatif lele agar dapat meningkatkan keuntungan mitra PKM. Metode kegiatan meliputi: 1) pelatihan pembuatan pakan alternatif dari limbah sayuran sebagai protein nabati dan kepala ikan teri sebagai protein hewani yang digiling menggunakan mesin disk mill, 2) pelatihan pencampuran bahan baku dengan dedak hingga homogen menggunakan mesin mixer rotary, 3) pelatihan fermentasi dari adonan dicampur Suplemen Organik Cair (SOC), 4) Adonan hasil fermentasi dimasukkan corong mesin pelet. Adonan turun menuju screw, selanjutnya screw menggilas dan mendorong adonan keluar melalui cetakan pelet dengan ukuran sesuai kebutuhan, 5) Hasil pelet keluar melalui outlet dan ditampung pada nampan, 6) pengeringan pelet menggunakan sinar matahari langung agar tidak tidak lembab dan tidak berjamur serta menurunkan kadar air. Namun jika musin hujan pengeringan menggunakan pengering kabinet. Hasil kegiatan PKM antara lain: 1) Mitra dapat mandiri memproduksi pelet sebagai pakan alternatif berbahan baku limbah sayuran dan ikan teri, 2) penghematan biaya pakan untuk 1000 ekor lele/kolam/60 hari sebesar Rp. 1.135.500, 3) keuntungan setiap anggota dari 15 anggota meningkat dari Rp. 843.600 menjadi Rp. 1.752.000/anggota/panen, sehingga kesejahteraan meningkat, 4) produksi pelet dan budidaya lele berkembang dan meluas ke wilayah lain yaitu Andong, Kedungdowo dan Beji.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Hidayah, Wiby Tri, and Nurwijayanti K. N. Nurwijayanti K.N. "Monitoring Tingkat Kekeringan Pakaian Pada Laundry Berbasis IoT (Internet of Things)." IKRA-ITH Teknologi Jurnal Sains dan Teknologi 9, no. 1 (2024): 1–9. http://dx.doi.org/10.37817/ikraith-teknologi.v9i1.4168.

Full text
Abstract:
Pengeringan pakaian adalah tahapan yang krusial dalam bisnis laundry untuk menjagakualitas layanan, karena proses yang tidak tepat dapat membuat pakaian lembap, berbau, ataukaku. Teknologi Internet of Things (IoT) menawarkan solusi untuk meningkatkan efisiensidengan menggunakan sensor suhu, kelembaban, dan cahaya yang terhubung ke platformHome Assistant untuk pemantauan real-time dan estimasi waktu pengeringan. Penelitianmenunjukkan bahwa metode manual dengan cara diperas memiliki tingkat kesalahan yangtinggi: 23,34% untuk katun, 22,32% untuk rayon, dan 26,86% untuk jeans di dalam ruangan;serta 27,42% untuk katun, 19,30% untuk rayon, dan 24,36% untuk jeans di luar ruangan.Pengujian pengurangan massa kain menunjukkan pengurangan 71 gram untuk katun, 133gram untuk rayon, dan 281 gram untuk jeans akibat penurunan kelembaban dari 90% menjadi75%. Sistem IoT terbukti efektif dalam memberikan informasi real-time, mengurangi waktutunggu pelanggan, dan menjaga kualitas cucian.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Saputra, Dwi Agus, and Akmal Suryadi. "Pengembangan Produk Penjemur Pakaian Portable Anti Hujan dengan Metode Design For Assembly (DFA) dan Pahl and Beitz." JUMINTEN 2, no. 6 (2021): 1–12. http://dx.doi.org/10.33005/juminten.v2i6.333.

Full text
Abstract:
Produk yang baik merupakan produk yang bisa dibuat berdasarkan permasalahan yang terjadi dikalangan masyarakat dengan berbagai macam tujuan seperti keamanan, kenyamanan dan kegunaan sehingga membuat produk tersebut bernilai lebih. Teknologi banyak membantu peneliti untuk mendesain dan mengembangankan suatu produk, hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya inovasi dan penemuan yang sederhana hingga yang rumit. Penelitian ini sebelumnya juga didasari dari hasil wawancara beberapa warga Medokanayu yang menginginkan produk penjemur pakaian portable anti hujan yang dapat membantu mempermudah pengeringan pakaian, yang sebelumnya warga tidak memilikinya atau sesuatu hal baru bagi warga. Penjemur pakaian portable anti hujan ini dirancang menggunakan metode design for assembly (DFA) dan Pahl And Beitz. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan produk penjemur pakaian portable anti hujan. Yang nantinya bisa digunakan sebagai pilihan lain untuk desain pengembangan produk penjemur anti hujan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Elbita, Siska Elbita, and Fivia Eliza. "Perancangan Ruang Jemur Pakaian Berbasis Mikrokontroler." MSI Transaction on Education 2, no. 2 (2021): 85–96. http://dx.doi.org/10.46574/mted.v2i2.57.

Full text
Abstract:
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Dengan bantuan teknologi pekerjaan yang semula dilakukan manusia secara manual dan membutuhkan waktu yang lama bisa diubah menjadi otomatis dan praktis. Salah satu teknologi yang terus berkembang sampai saat ini adalah mikrokontroler. Mikrokontroller merupakan keluarga mikroprosesor yang berupa chip yang dapat melakukan pemrosesan data secara digital melalui program. Mikrokontroler digunakan untuk membuat suatu alat dengan biaya yang lebih murah. Salah satu aplikasi mikrokontroler adalah dalam perancangan alat penjemur pakaian otomatis. Sensor SHT11 digunakan sebagai pendeteksi suhu dan kelembapan yang hasil pengukurannya akan ditampilkan pada LCD. Alat ini dapat mengeringkan tiga jenis bahan pakaian yang berbeda yaitu pakaian jenis kaos, jaket dan jeans. Pakaian yang akan dikeringkan adalah pakaian basah yang sudah diperas dengan tangan. Sistem pengeringan pakaian ini menggunakan lampu pijar 20Watt sebagai alat pemanas dan kipas 12V untuk menghembuskan angin secara menyeluruh dalam ruangan. Dari hasil pengujian alat diperoleh bahwa untuk mengeringkan pakaian kaos memerlukan waktu 3-4 jam, jaket 4,5-5,5 jam dan jaket 5-6 jam. Sensor SHT11 dapat mendeteksi suhu dan kelembapan dengan baik, relay dapat bekerja dengan baik untuk menghidupkan lampu dan kipas dc, buzzer berfungsi dengan baik sehingga dapat memberi pertanda bahwa kain telah kering dan ditampilkan pada layar LCD. Dari hasil pengujian alat dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan alat ini dapat bekerja dengan baik dalam mengeringkan pakaian.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Berlian Agustina, Anggun, Taufik Ridho, and Pramono. "Simulasi Rancang Bangun Kontrol Jemuran dan Monitoring Suhu dengan ESP32 pada Wokwi dan Blynk." Journal Information & Computer 2, no. 2 (2024): 164–71. http://dx.doi.org/10.32493/jicomisc.v2i2.43389.

Full text
Abstract:
Jemuran merupakan perangkat rumah tangga yang sering digunakan, terutama dalam proses pengeringan pakaian. Namun, penggunaan yang tidak terkontrol dapat memengaruhi kualitas pengeringan dan menghabiskan energi secara berlebihan. Dengan teknologi IoT danperangkat cerdas ESP32, kita dapat merancang sistem kontrol yang mampu mengatur proses pengeringan secara otomatis dan efisien serta monitoring berkala secara real time. Tujuan dari simulasi Rancang Bangun ini adalah mengintegrasikan ESP32 ke dalam sistem kontrol jemurandengan memanfaatkan layanan cloud seperti Blynk memungkinkan monitoring dan kontrol jarak jauh melalui aplikasi seluler, memberikan fleksibilitas dan kemudahan penggunaan yang tinggi. Dengan menggabungkan teknologi IoT, simulasi sistem kontrol jemuran ini dapat meningkatkan efisiensi energi, memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik, dan menjadi contoh nyata dari penerapan IoT dalam kehidupan sehari-hari.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Kurniawan, Ferry, and Rahmad Zainul Abidin. "RANCANG BANGUN SISTEM BUKA TUTUP ATAP JEMURAN OTOMATIS PADA BISNIS LAUNDRY MENGGUNAKAN WEMOS D1." JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika) 8, no. 5 (2024): 10529–36. http://dx.doi.org/10.36040/jati.v8i5.11106.

Full text
Abstract:
Menjemur pakaian menjadi rutinitas sehari-hari, terutama bagi pengusaha laundry, yang menggunakan sinar matahari untuk mempercepat pengeringan. Namun, di era modern yang sibuk, kegiatan menjemur pakaian sering terlupakan. Akibatnya, pemilik laundry tidak selalu punya waktu untuk mengambil jemuran saat hujan tiba. Selain itu, pemanasan global menyebabkan cuaca menjadi tidak stabil dan sulit diprediksi, sehingga menjemur pakaian menjadi tantangan bagi pengusaha laundry. Penelitian ini menggunakan metode prototype dalam perancangan dan pembuatan dengan memanfaatkan sensor soil moisture untuk mendeteksi terjadinya hujan dan dengan bantuan servo motor untuk membuka dan menutup atap, mikrokontroller ini menggunakan Wemos D1 yang sudah didukung menggunakan Wi-Fi. Jika kelembapan pada tanah menunjukan nilai dibawah 700 maka atap tertutup (terjadi hujan) begitupun sebaliknya Ketika nilai menunjukkan diatas 700 maka atap terbuka (terang) dan Sistem ini juga didukung oleh Mit App Inventor untuk notifikasi pada smartphone kepada pengguna yang sudah terhubung internet. Dengan adanya sistem ini dapat mempermudah pengusaha laundry ketika berpergian tidak perlu khawatir terhadap jemurannya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Sirait, Juanto, and Soni Prayogi. "Implementasi Teknologi Otomatisasi Jemuran Pakaian Berbasis Arduino Nano." Techno.Com 23, no. 4 (2024): 804–13. http://dx.doi.org/10.62411/tc.v23i4.11607.

Full text
Abstract:
Pada perumahan padat penduduk, ruang terbatas menjadi salah satu tantangan utama bagi penghuni dalam melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk dalam proses menjemur pakaian. Jemuran konvensional sering kali memakan ruang yang signifikan dan kurang efisien saat kondisi cuaca berubah tiba-tiba, seperti hujan atau kekurangan sinar matahari. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengimplementasikan sistem jemuran pakaian otomatis berbasis Arduino Nano yang dapat dioperasikan secara mandiri untuk memaksimalkan penggunaan ruang dan meningkatkan efisiensi pengeringan pakaian. Sistem ini dilengkapi dengan sensor hujan dan sensor cahaya yang secara otomatis mengendalikan pergerakan jemuran. Ketika terdeteksi hujan, jemuran akan ditarik secara otomatis untuk melindungi pakaian, dan akan kembali terbuka saat kondisi cuaca kembali cerah. Metode penelitian melibatkan desain perangkat keras dan perangkat lunak yang terintegrasi dengan Arduino Nano, serta pengujian performa sistem dalam berbagai kondisi cuaca. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem jemuran otomatis ini berhasil berfungsi secara optimal dalam merespons perubahan cuaca, dengan waktu respons cepat dan penghematan ruang yang signifikan di area perumahan padat penduduk. Implementasi teknologi ini diharapkan dapat menjadi solusi praktis untuk meningkatkan kenyamanan penghuni dan efisiensi penggunaan ruang di hunian urban yang terbatas. Kata kunci: Jemuran Otomatis, Arduino Nano, Sensor Cuaca, Hunian Padat, Efisiensi Ruang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Prasetiya, Eriska Hadi, Miftakhul Maulidina, M. Dewi Manikta Puspitasari, and Agus Suwardono. "Pengering Maggot berbasis IoT (POTbIoT) untuk Mengatasi Keterbatasan Pakan Ternak." Nusantara of Engineering (NOE) 7, no. 2 (2024): 187–94. https://doi.org/10.29407/noe.v7i2.23268.

Full text
Abstract:
Currently, there is an urgency for the need for quality animal feed that can meet the needs of all farmers. One way to overcome this is to design an efficient tool to produce quality animal feed. This study aims to design and build an IoT-based maggot dryer to increase the efficiency of the maggot drying process. Maggots, larvae of the Black Soldier Fly, are a potential alternative source of protein for livestock and fish feed. The tool designed uses a DS18B20 sensor to detect temperature and heat the maggots automatically using a Tubular Heater. This tool can be controlled remotely and provides notification when the drying process is complete by utilizing IoT. The method used is procedural development with testing carried out on several parameters such as temperature and drying time. The results of the study showed that the IoT-based maggot dryer is more efficient than the manual drying method because it can reduce the time and energy required, and produce high-quality dry maggots. This tool is expected to help farmers improve the quality and quantity of maggot production.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Priyanto, Sugeng. "RANCANG BANGUN DRUM OVEN MESIN PENGERING LIMBAH IKAN UNTUK PAKAN TERNAK." JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN 2, no. 2 (2018): 128–32. http://dx.doi.org/10.52447/jktm.v2i2.977.

Full text
Abstract:
Minimnya pengetahuan tentang pemanfaatan limbah ikan dan belum adanya penerapan teknologi dalam pengelolaan limbah ikan. Hal ini yang menyebabkan limbah ikan hanya dibuang ke laut atau dijual ke pengepul dengan harga murah. Limbah ikan dapat diolah menjadi tepung ikan yang sangat baik sebagai nutrisi tambahan pakan hewan ternak maupun ikan. Penelitian ini membuat”Rancang Bangun Mesin Penggiling Limbah Ikan Menjadi Tepung Ikan”. Pembuatan mesin penggiling limbah ikan ini dimulai dari melakukan studi literatur dan observasi untuk merencanakan dan menentukan mekanisme penggilingan limbah ikan. Setelah itu menyiapkan komponen alat dan bahan untuk pembuatan dan perakitan alat. Setelah alat sudah jadi dilakukan pengujian. Rancang bangun mesin mengunakan motor Type YAL 632 – 4, puli dengan putaran motor 1370rpm, Poros pada pisau berdiameter 18 mm dan system pemanas berupa blower dan heater. Setelah dilakukan perhitungan, rancang bangun alat menggunakan motor 180 watt, dengan gear reduksi 1 : 25 dengan kecepatan akhir 55 rpm, dengan kecepatan sabuk 12.3 m/s. poros memiliki tegangan geser 4 kg/mm2 dan torsi 1279.7 kg.mm. sedang drum yang digunakan memiliki kapasitas 60 liter dan kapasitas ikan yang dikeringkan sebanyak 9 liter.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Tanggasari, Devi, and Ahmad Reza Jatnika. "Pengaruh Pengeringan Lapis Tipis Jagung (Zea mays L) sebagai Bahan Pakan dengan Suhu yang Berbeda." Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem 11, no. 1 (2023): 73–81. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jkptb.2023.011.01.07.

Full text
Abstract:
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air sehingga dapat meningkatkan daya tahan dan kualitas bahan pakan terutama jagung. salah satu metode pengeringan yang dapat digunakan yaitu pengeringan lapis tipis. Metode ini dapat menghilangkan air atau pelarut dari lapisan tipis bahan yang diterapkan pada suatu permukaan, sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengeringan lapis tipis pada jagung (kadar air, moisture ratio, dan laju pengeringan) sebagai bahan pakan dengan tingkat suhu pengeringan yang berbeda-beda yaitu pada suhu 50, 60 dan 70 °C. Kadar air konstan yang diperoleh pada pengeringan suhu 50 °C mencapai 22.92%, pada suhu 60 °C mencapai 21.58%, sedangkan pada suhu 70 °C mencapai 17.58%, namun kadar air yang dihasilkan pada penelitian ini belum memenuhi standar kadar air yang dibutuhkan dalam penyimpanan bahan pakan (14%). Semakin tinggi suhu pengeringan yang digunakan maka akan semakin singkat proses pengeringannya dan pengurangan air bahan akan semakin cepat, mengakibatkan nilai Ln MR semakin menurun. Pada suhu pengeringan 50 °C diperoleh nilai rata-rata Ln MR= -2.4796 (R2=0.969), suhu 60 °C diperoleh nilai Ln MR= -2.7369 (R2=0.951), sedangkan pada suhu 70 °C dengan rata-rata Ln MR= -4.2102 (R2=0.977). Pada laju pengeringan pada suhu 60 °C lebih rendah dibandingkan dengan suhu 70 °C yaitu berkisar 0.44 gram/jam, sedangkan laju pengeringan pada suhu 70 °C yaitu mencapai 0.73 gram/jam. Dari hasil uji statistik dari ketiga level suhu pengeringan menunjukkan bahwa estimasi intercept tidak signifikan secara statistik pada level signifikansi 0.05.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Hanejohan, Hanejohan, Budiharto Budiharto, Haderah Haderah, Helendra Helendra, Ilyasmadi Ilyasmadi, and Zuraedah Indah. "MENINGKATKAN OMZET UMKM JASA ZAHRA LAUNDRY DI ERA NEW NORMAL DENGAN INOVASI LAYANAN SELF-LAUNDRY DI SAOK LAWEH KECAMATAN KUBUNG KABUPATEN SOLOK." DEVOTE: Jurnal Pengabdian Masyarakat Global 2, no. 1 (2023): 74–78. http://dx.doi.org/10.55681/devote.v2i1.1116.

Full text
Abstract:
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan penting untuk suatu negara atau daerah. UMKM merupakan kegiatan ekonomi kecil yang berpengaruh besar dalam industri rumahan dan kegiatan ekonomi yang memiliki peran besar dalam menyerap tenaga kerja yang besar. Bisnis laundry merupakan salah satu jenis UKM dalam industri rumahan bidang jasa yang sedang berkembang saat ini. Laundry menyediakan jasa pencucian pakaian mulai proses pencucian hingga pengeringan dan hingga tahap penyelesaian dimana pakaian diberikan kepada konsumen sesuai dengan yang diharapkan. Namun, pada massa pandemi bisnis laundry tersebut terkena dampak dari adanya Covid-19 sehingga mengalami penurunan omzet. Pada Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk Meningkatkan omzet penjualan UMKM jasa Zahra Laundry selama masa Pandemi Covid-19. Sasaran pengabdian kepada masyarakat ini di tujukan kepada salah satu warga Saok Laweh Kecamatan Kubung Kabupaten Solok yang mempunyai UMKM, yaitu penyedia jasa Laundry. Solusi agar laundry tidak mengalami penurunan omzet adalah membuat packaging agar menarik dan pelanggan merasa puas setelah memakai jasa Zahra Laundry tersebut. Serta membuat suatu sistem pelayanan yang baru guna mempercepat pelayanan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography