To see the other types of publications on this topic, follow the link: Perinæum.

Journal articles on the topic 'Perinæum'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Perinæum.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Mutmainnah, Annisa Ul, and Siti Noorbaya. "PENGARUH PENGGUNAAN ASI PADA PERAWATAN LUKA PERINIEM DENGAN LAMA WAKTU PENYEMBUHAN LUKA PERINIUM." Jurnal Kebidanan Mutiara Mahakam 7, no. 2 (September 28, 2019): 67–73. http://dx.doi.org/10.36998/jkmm.v7i2.61.

Full text
Abstract:
Childbirth is a natural process, but sometimes labor can also cause birth canaltrauma, especially in the aluminum region, this trauma can be injuries to the periniumarea, the cause can be intentional biases such as episiotomy or unintentional actions such as spontaneous tears in the process of removing the baby. Injury to the perineum if not treated properly can cause postpartum infection because the wound area will be a medium for developing germs. The purpose of this study was to analyze the effect of the use of breast milk in the treatment of periniem wounds with the duration of perinium wound healing at the Ramlah Parjib Clinic in Samarinda. The method used in this study was Posttest Only Control Group Desigen research subjects were postpartum motherswith a sample of 60 respondents taken by random sampling and grouped based on treatment using ASI. Data analysis using ANOVA test. The results showed that the use of ASI had a significant effect on the treatment of periniem wounds with a healing time seen from the P value of 0,000. Conclusion: Periniuem wound care techniques are factors that influence the duration of perinieum wound healing
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Nurulicha, Nurulicha. "FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU BERSALIN." Jurnal Kesehatan 7, no. 2 (April 11, 2020): 815–20. http://dx.doi.org/10.38165/jk.v7i2.124.

Full text
Abstract:
Perdarahan post partum menjadi penyebab utama 40% kematian ibu di Indonesia. Robekan Jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan pasca persalinan setelah atonia uteri. Ruptur perineum merupakan perlukaan jalan lahir yang terjadi pada saat kelahiran bayi baik menggunakan alat maupun tidak menggunakan alat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ruptur perinium pada ibu bersalin di Bidan Praktek Swasta Desa Mekarsari Kabupaten Bogor tahun 2015. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, analisa data dengan uji Chi-square. Data yang dikumpulkan berupa data sekunder yang di dapat dari rekam medik pasien. Sampel yang diambil berjumlah 86 orang, teknik total sampling. Analisa yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Hasil penelitian tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor paritas dengan kejadian rupur perineum, dari 86 responden 58 orang (67%) ibu dengan multipara/grande multipara dengan Pvalue=0,058, sedangkan terdapat hubungan yang signifikan antara jarak kehamilan dengan ruptur perinem, dari 86 responden 50 orang (58%) pada jarak kehamilan ≥2 tahun dengan Pvalue=0,038,OR=1,023,terdapat hubungan yang signifikan antara berat badan bayi dengan ruptur perineum, dari 86 responden 69 orang (80%) ibu bersalin dengan berat badan bayi 2500-4000 dengan Pvalue=0’028,OR=1,144, terdapat hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan ruptur perineum, dari 86 responden 73 orang (85%) melahirkan pada kelompok umur 20-35 tahun dengan Pvalue= 0,046, OR=0,046dan terdapat hubungan yang signifikan antara episiotomi dengan ruptur perineum dari 86 responden 70 orang (81%) tidak dilakukan episiotomi dengan Pvalue=0,034, OR= 1,141dengan kejadian ruptur perineum.Kata kunci : Ruptur perinium, paritas, jarak kehamilan, berat badan bayi, umur, episiotomy ABSTRACTPostpartum hemorrhage is a major cause 40% of maternal deaths in Indonesia. Rips Road birth is the second most common cause of postpartum hemorrhage after an atonic. Rupture of the perineum is the birth canal injury that occurred at the time of birth either using or not using a tool. The purpose of this study was to determine the factors associated with rupture perinium on maternity midwife mother Private Practice Bogor Regency Village Mekarsari 2015. Penelitian year was conducted by the method of analytic research with cross sectional data analysis with Chi-square test using SPSS 22.Data collected in the form of secondary data obtained from patient records. Samples were taken totaling 86 people, total sampling technique. The analysis used is univariate and bivariate. The results of the study there was no significant relationship between the factors of parity with incident rupur perineum, of 86 respondents 58 people (67%) of mothers with multiparous/grande multipara with pvalue = 0.058, whereas there is a significant correlation between the distance pregnancy with rupture perinem, of 86 respondents 50 people (58%) at a distance of pregnancy ≥ 2 years with pvalue = 0.038, OR = 1.023, there is a significant relationship between infant weight with rupture perineum, 69 of 86 respondents (80%) of mothers with a birth weight babies 2500- 4000 with pvalue = 0'028, OR = 1.144, there is a significant relationship between mother's age at rupture perineum, 73 of 86 respondents (85%) gave birth to the age group of 20-35 years with pvalue = 0.046, OR = 0.046 and contained a significant association between episiotomy to perineal rupture of 86 respondents 70 people (81%) did not do an episiotomy with pvalue = 0.034, OR = 1,141dengan rupture perineum.Keywords: Ruptured perinium, parity, spacing of pregnancy, the baby's weight, age, episiotomy
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Afrilia, Eka Mardiana, and Heliyanah Sari. "HUBUNGAN METODE PENYULUHAN SMALL GROUP DISCUSSION (SGD) DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI RUMAH BERSALIN GEBANG MEDIKA KOTA TANGERANG." Jurnal JKFT 3, no. 1 (October 3, 2018): 79. http://dx.doi.org/10.31000/jkft.v3i1.1020.

Full text
Abstract:
Pendahuluan Infeksi masa nifas masih merupakan penyebab tertinggi AKI. Ibu post partum yang mengalami luka perineum sangat rentan terhadap terjadinya infeksi, karena luka perineum yang tidak dijaga dengan baik akan sangat berpengaruh terhadap kesembuhan luka perineum. Perawatan dan pengetahuan teknik perawatan luka yang baik akan membantu proses penyembuhan luka. Kurang pengetahuan ibu tentang perawatan luka perineum menyebabkan angka kejadian infeksi ruptur perinium mencapai 6,3 kasus Perawatan luka ruptur Perineum Dengan Kesembuhan Luka Perinium Pada Ibu Nifas semakin baik perawatan luka perineum, semakin cepat kesembuhan luka perineum. Metode penelitian Penelitian ini termasuk penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluru ibu nifas yang memiliki luka ruptur perineum sebanyak 60 orang sedangkan sample yang di gunakan pada penelitian ini sebanyak 30 responden. Data yang di kumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder dengan cara menggunakan kueisoner. Hasil penelitian di peroleh tingkat pengetahuan baik sebanyak 12 responden (40,0%) pengetahuan yang kurang sebanyak 18 responden (60,0%)dan penyembuhan luka perineum yang cepat sebanyak 13 responden (43,3%) dan yang mengalami lambat penyembuhan17 responden (56,7%). Kesimpulan ada hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka ruptur perineum dengan kesembuhan luka dengan p value0,01. Kata kunci : pengetahuan, perawatan luka, nifas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Sigalingging, Muslimah, and Sri Rintani Sikumbang. "Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Rupture Perineum Pada Ibu Bersalin di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan." Jurnal Bidan Komunitas 1, no. 3 (December 18, 2018): 161. http://dx.doi.org/10.33085/jbk.v1i3.3984.

Full text
Abstract:
Latar Belakang; Ruptur perineum adalah perlukaan jalan lahir yang terjadi pada saat kelahiran bayi baik menggunakan alat maupun tidak menggunakan alat. Menurut World Health Menurut (WHO)terdapat 2,7 juta kasus rupture perineum pada ibu bersalin, diperkirakan akan mencapai 6,3 juta ditahun 2050. Di Asia rupture perineum dalam masyarakat, 50% dari kejadian rupture perineum di dunia.Tujuan; penelitian untuk mengetahui Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Rupture Perineum Peda Ibu Bersalin Di Rsu Imelda Pekerja Indonesia Medan. Metode; Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin dari bulan Juni-Oktober 2017 sebanyak 97 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan total populasi. Analisa data menggunakan analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan data sekunder dengan hasil uji chi square. Hasil; Hasil penelitian di ketahui bahwa dari hasil uji chi-square diperoleh nilai ρ-value 0,022 < α (0,05), artinya ada hubungan paritas dengan rupture perineum. hasil uji chi-square diperoleh nilai ρ-value 0,038<0,05. berarti ada hubungan umur rupture perineum. Hasil uji chi-square diperoleh nilai ρ-value 0,043<0,05. berarti ada hubungan jarak kehamilan dengan rupture perineum. Hasil uji chi-square diperoleh nilai ρ-value 0,019<0,05. berarti ada hubungan berat badan bayi lahir dengan rupture perineu. di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan. Kesimpulan; Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada Hubungan Paritas, Umur, Jarak Kehamilan, berat badan bayi lahir dengan rupture perineum di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

., Ferinawati, and Marjuani . "FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERENIUM PADA PERSALINAN NORMAL DI BPM Hj.ROSDIANA, S.SiT KECAMATAN JEUNIB KABUPATEN BIREUEN." JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE 6, no. 2 (December 11, 2020): 1065. http://dx.doi.org/10.33143/jhtm.v6i2.1121.

Full text
Abstract:
AbstrakLatar Belakang : World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 memperkirakan di seluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Di Asia ruptur perineum dalam masyarakat, 50% dari kejadian ruptur perineum di dunia. Tujuan : Untuk mengetahui Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Ruptur Perineum Pada Ibu Persalinan Normal di BPM Hj. Rosdiana, S.SiT Kecamatan Jeunieb Kabupaten Bireuen. Metode : Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan di BPM Hj. Rosdiana, S.SiT Kecamatan Jeunib Kabupaten Bireuen. Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu nifas berusia 0-44 hari yang melakukan persalinan normal di BPM Hj. Rosdiana, S.SiT sebanyak 36 orang dengan teknik pengambilan sampel total population yaitu seluruh populasi dijadikan sampel. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer dan sekunder dan diolah ke dalam analisis univariat dan bivariat. Hasil : Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistik chi square yang telah dilakukan pada bulan agustus 2020 menunjukkan ada hubungan antara berat badan bayi lahir dengan kejadian ruptur perineum (nilai p value 0,000), tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian ruptur perineum (nilai p value 0,377) dan tidak ada hubungan antara jarak kelahiran dengan kejadian ruptur perineum (nilai p value 0,289). Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara berat badan bayi lahir dengan kejadian ruptur perineum, Tidak ada hubungan yang signifikan antara paritas dan jarak kelahirak dengan kejadian ruptur di BPM Hj. Rosdiana, S.SiT Kecamatan Jeunib Kabupaten Bireuen. Diharapkan kepada BPM Hj.Rosdiana, S.SiT agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, bidan juga diharapkan dapat bekerja sama dengan ibu dalam proses persalinan dan lebih memperhatikan faktor-faktor risiko yang dapat mempengaruhi kejadian ruptur perineuem sehingga kejadian ruptur perineum dapat dicegah. Kata kunci : Berat Badan Bayi Lahir, Paritas, Jarak Kelahiran, Ruptur Perenium
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Idaman, Meldafia, and Niken .,. "PENGARUH PIJATAN PERINEUM DAN SENAM KEGEL TERHADAP PENGURANGAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU BERSALIN." Jurnal Kesehatan Medika Saintika 10, no. 1 (June 1, 2019): 39. http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v10i1.307.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Sekitar 70% ibu melahirkan pervaginam mengalami trauma perineum. Berbagai cara untuk mengurangi ruptur pada perineum antara lain dengan senam kegel (kegel exercise) dan pijatan perineum pada ibu hamil trimester tiga. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari pengaruh pijatan perineum dan senam kegel terhadap pengurangan ruptur perineum pada ibu bersalin. Jenis penelitian ini pre-experimental menggunakan pendekatan Post Test Only Control Group Design. Penelitian dilakukan pada ibu hamil dengan usia kehamilan ≥ 34 minggu hingga persalinan di Bidan Praktek Mandiri (BPM) Kota Padang pada bulan Juni sampai September 2018. Populasi dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 21 orang yang dibagi 3 kelompok perlakukan yaitu kelompok pijat perineum, senam kegel dan kombinasi. Analisis data menggunakan uji Kruskal Wallis. Hasil penelitian didapatkan peringkat rata-rata pengurangan kejadian ruptur perineum lebih banyak pada perlakuan yang melakukan latihan kombinasi pijat perineum dan senam kegel yaitu 6,29 dari pada responden yang melakukan latihan pijat perineum yaitu 12,93. Peringkat rata-rata pengurangan kejadian ruptur perineum lebih banyak pada perlakuan latihan pijat perineum dibandingkan perlakuan yang melakukan latihan senam kegel yaitu 13.73. Berdasarkan uji statistik p value 0,03 (p< 0,05) didapatkan ada pengaruh pijatan perineum dan senam kegel terhadap pengurangan ruptur perineum pada ibu bersalin. Simpulan penelitian ini adalah ada pengaruh pijatan perineum dan senam kegel terhadap pengurangan ruptur perineum pada ibu bersalin.Kata Kunci : Pijatan, Perineum, Senam, Kegel, Ruptur Effect Of Perineum Massage and Kegel Exercise On Reduction Perineum Rupture ABSTRACT About 70% women giving birth to vaginal have perineal trauma. Kegel exercise, perineal massage in third trimester of pregnant reduce rupture of the perineum. The purpose of study was to identify the effect of perineum massage and kegel exercise on the reduction of perineum rupture in women after giving birth. This type of research was pre-experimental using Post Test Only Control Group Design. The study was conducted on pregnant women with gestational age ≥ 34 weeks until delivery in Independent Practice Midwife (IPM) of Padang from June to September 2018. Population and sample in this study was 21 people divided into 3 treatment group : perineum massage, kegel exercise and combination group. Data was analyzed by using the kruskal Wallis test. The average rate of perineum rupture reduction was 6.29 more in the respondent who did combination treatment (both perineum massage and kegel exercise), than respondents who did perineum massage exercises (12.39). Average rating of the reduction in incidence of perineum rupture was more in treatment of perineum massage training compared to Kegel exercise treatment (13.73). Based on statistical test p value 0.03, it can be concluded that there is an effect of perineum massage and kegel exercise on reduction perineum rupture.Keywords : Massage, Perineum, Kegel, Exercise, Rupture
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Mayer, So. "MEDEA'S PERINEUM." Angelaki 23, no. 1 (January 2, 2018): 188–93. http://dx.doi.org/10.1080/0969725x.2018.1435397.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Purba, Juliani, and Tengku Sri Wahyuni. "EFEKTIVITAS PERINEUM MASSAGE DENGAN MODIFIKASI HANDS-OFF DAN PERINEUM MASSAGE DENGAN MODIFIKASI HANDS-ON TERHADAP RUPTUR PERINEUM DI BPM KOTA PEMATANGSIANTAR." Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) 12, no. 1 (November 5, 2018): 92–95. http://dx.doi.org/10.36911/pannmed.v12i1.56.

Full text
Abstract:
Berbagai metode telah dilakukan untuk mengurangi terjadinya ruptur perineum, baik sejak kehamilan maupun pada proses persalinan. Beberapa hasil penelitian di berbagai daerah di Indonesia tentang perineum massage mendapatkan hasil yang signifikan terhadap penurunan kejadian ruptur perineum. Pada masa persalinan hasil penelitian juga mendapatkan perbedaan antara persalinan dengan hands on atau hands off terhadap kejadian keutuhan perineum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektifitas perineum massage dengan modifikasi hands-off dan perineum massage dengan hands- on terhadap ruptur perineum pada primipara di BPM Kota Pematangsiantar. Jenis penelitian quasi experiment design dengan analisis data yang digunakan Chi-Square. Berdasarkan hasil uji statistic dengan menggunakan Chi-Square diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara perineum massage dengan modifikasi hands-off dan perineum massage dengan modifikasi hands-on terhadap ruptur perineum yaitu sig(2-tailled) = 0,002 < 0,05, maka dari penelitian ini diketahui bahwa lebih efektif perineum massage dengan modifikasi hands-off daripada perineum massage dengan modifikasi hands-on untuk mencegah terjadinya ruptur perineum pada ibu primipara di BPM Kota Pematangsiantar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Astuti, Lestari Puji, Sri Harmiati, and Tri Ismu Pujianto. "Perbedaan Efektifitas Pijat Perineum dan Supercrowning terhadap Derajat Ruptur Perineum pada Ibu Bersalin Primipara." Jurnal SMART Kebidanan 7, no. 1 (June 19, 2020): 35. http://dx.doi.org/10.34310/sjkb.v7i1.343.

Full text
Abstract:
ABSTRAKRuptur perineum merupakan robekan pada perineum yang terjadi pada saat bayi lahir secara spontan maupun menggunakan alat atau tindakan. Ruptur perineum pada primipara terjadi karena kondisi perineum kaku, jalan lahir belum pernah dilewati oleh bayi. Upaya pencegahan ruptur perineum bisa dilakukan dengan cara pijat perineum dan supercrowning. Tujuan Penelitian untuk mengetahui perbedaan efektifitas pijat perineum dan supercrowning terhadap derajat ruptur perineum . Jenis penelitian adalah quasi experiment, desain penelitian menggunakan post-test only control group. Populasi Penelitian ini adalah ibu bersalin primipara di UPT Puskesmas Kragan II sebanyak 59 ibu bersalin. Sampel Penelitian ini adalah ibu bersalin primipara sebanyak 36 ibu bersalin dengan accidental sampling. Analisa data menggunakan Mann Whitney untuk melihat adanya perbedaan efektifitas pijat perineum dan supercrowning terhadap derajat ruptur perineum pada ibu bersalin primipara. Hasil penelitian nilai mean rank pada kelompok yang diberikan perlakuan pijat perineum 12,33 dan pada kelompok yang diberikan perlakuan supercrowning 24,67 dan nilai p-value=0,000 (<0,05). Ada perbedaan efektifitas pijat perineum dan supercrowning terhadap derajat ruptur perineum pada ibu bersalin primipara. Pijat perineum lebih efektif mencegah derajat ruptur perineum pada ibu bersalin primipara.Kata kunci: pijat perineum; supercrowning; ruptur perineum. EFFECTIVENESS DISTICNTION OF PERINEUM MASSAGE AND SUPERCROWNING TOWARDS DEGREE OF PERINEUM RUPTURES IN PRIMIPARA MOTHERS ABSTRACTPerineal rupture is a tear in the perineum that occurs when a baby is born spontaneously or uses tools or actions. Perineal ruptur in primipara occurs because of a rigid perineum, the birth canal has never been passed by the baby causing ruptur of the perineum. The efforts to prevent perineal rupture can be done by massaging the perineum and supercrowning. The purpose of this study was to determine the differences in the effectiveness of perineal massage and supercrowning on the level of perineal rupture. The type of research used is quasi experiment. The design of this study used a post-test only control group. The population of this research was 59 primiparous mothers in Kragan II Health Center. The sample of this research was 36 primiparous mothers. Sampling technique in this study used accidental sampling. Data analysis used Mann Whitney to see differences in the effectivness of perineum massage and supercrowning on the level of perineal ruptur in primiparaous mothers. Mean rank in the interventionof perineal massage is 12,33, while in supercrowning group is 24.67 and p-value = 0,000 (<0.05). There is a difference in the effectiveness of perineum massage and supercrowning on the level of perineal rupture in primiparous mothers. From the results of this study the perineum massage is more effective in preventing the level of perineal rupture in primiparous maternal Keywords: perineum massage; supercrowning; perineum rupture
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Nisa, Hainun. "HUBUNGAN PENERAPAN PIJAT PERINEUM UNTUK MENGURANGI RUPTUR PERINEUM SAAT PERSALINAN DI KLINIK PRATAMA RATNA KOMALA TAHUN 2018." JURNAL KESEHATAN BIDKESMAS RESPATI 2, no. 11 (August 28, 2020): 1–7. http://dx.doi.org/10.48186/bidkes.v2i11.296.

Full text
Abstract:
Pendahuluan: ketegangan pada otot otot dasar panggul yang berperan dalam proses persalinan sering mengakibatkan terjadinya robekan perineum, terutama pada persalinan primigravida . ini dikarenakan pada primigravida jalan lahir belum dilalui oleh kepala janin. Untuk mengurangi robekan perineum terutama derajat 2 dan derajat 3 terdapat suatu metode yang sangat sederhana dan singkat yaitu metode pijat perineum. Ketegangan otot perineum dan mental ibu hamil dapat dikurangisaat perawatan prenatal yaitu dengan kegiatan pijat perineum yang teratur selama kehamilan sampai saat melahirkan. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan penerapan pijat perineum untuk mengurangi ruptur perineum saat persalinan dengan ibu bersalin yang ikut kelas penerapan pijat perineum. Metode : Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni – Juli 2018. Dimana dilakukan pengambilan data ibu bersalin dan melakukan observasi juga penyebaran kuesioner. Dengan menggunakan tehnik Purpose Sampling. Dimana responden berjumlah 33 responden. Hasil : ini menunjukan terdapat hubungan yang bermakna antara penerapan pijat perineum untuk mengurangi ruptur perineum saat persalinan di klinik pratama ratna komala ( p Value = 0,002). Kesimpulan: Pijat perineum efektif untuk mengurangi ruptur perineum
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Yulianti, Emy, and Utin Siti Candra Sari. "Efektivitas Pijat Perineum pada Ibu Primigravida Terhadap Robekan Perineum di Wilayah Puskesmas Selakau Kabupaten Sambas." Jurnal Kebidanan Khatulistiwa 7, no. 1 (January 31, 2021): 27. http://dx.doi.org/10.30602/jkk.v7i1.712.

Full text
Abstract:
Latar Belakang: Infeksi merupakan salah satu penyebab penting dalam kematian dan kesakitan ibu. Faktor risiko terjadinya infeksi nifas salah satunya disebabkan tindakan pada saat persalinan seperti episiotomi dan robekan perineum. Perineum adalah tempat yang paling sering terjadi robekan pada proses persalinan. Robekan perineum dialami 85% wanita selama masa kelahiran dan 60-70% membutuhkan penjahitan. Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama. Untuk itu diperlukan upaya untuk pencegahan robekan perineum salah satunya dengan metode yang sederhana yang dapat dilakukan semua orang dengan melakukan pijat perineum. Tujuan :Untuk mengetahui efektivitas pijat perineum pada ibu primigravida dengan robekan perineum di wilayah Puskesmas Selakau Metode: Desain yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan rancangan Perbandingan Kelompok Statis (Static Group Comparison). Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Selakau pada tanggal 28 Maret sampai dengan 28 April 2019. Populasi seluruh ibu primigravida usia kehamilan 37-40 minggu berjumlah 28 orang. Teknik sampel menggunakan Total Sampling yang dibagi menjadi 14 subjek kelompok intervensi dan 14 orang kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan lembar cheklist. Data dianalisis dengan menggunakan Fisher Exact Test. Hasil: Penelitian menunjukkan pijat perineum berhubungan dengan robekan perineum dengan p=0,041 dan OR= 16,8. Kesimpulan: Pijat perineum efektif menurunkan risiko robekan perineum. Disarankan untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan ibu dalam melakukan pijat perineum pada masa kehamilan melalui pendidikan kesehatan, dan menjadikan pemijatan perineum sebagai bahan masukan pada program kelas ibu hamil.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Eliyana, Yayuk, and Emi Yunita. "GAMBARAN PERILAKU IBU POST PARTUM YANG MENGALAMI KETERLAMBATAN DALAM PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA TAHAP INFLAMASI." SAKTI BIDADARI (Satuan Bakti Bidan Untuk Negeri) 1, no. 2 (September 28, 2017): 42–46. http://dx.doi.org/10.31102/bidadari.2017.1.2.42-46.

Full text
Abstract:
Luka perineum adalah luka pada perineum karena adanya robekan pada jalan lahir baik spontan maupun karena episiotomy saat persalinan. Idealnya luka perineum sembuh pada hari ke 6-7 post partum, namun pada kenyataannya masih ada ibu post partum yang mengalami keterlambatan penyembuhan luka perineum. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Tehnik sampling yang digunakan adalah total populasi, dengan sampel sebanyak 13 ibu post partum yang mengalami keterlambatan dalam penyembuhan luka perineum pada tahap inflamasi di BPS Ririn Wahyuningsih, Amd. Keb Wilayah Kerja Puskesmas Panagguen Kabupaten Pamekasan. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Variabel penelitiannya yaitu gambaran perilaku ibu post partum yang mengalami keterlambatan dalam penyembuhan luka perineum pada tahap inflamasi meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan. Pengolahan data menggunakan table distribusi frekuensi. Hasil penelitian ibu yang berpengetahuan kurang sebanyak 7 orang (53,85%), sikap ibu yang negatif sebanyak 8 orang (61,54%), tindakan ibu yang tidak melakukan perawatan luka perineum sebanyak 9 orang (69,23%). Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa gambaran perilaku ibu post partum yang mengalami keterlambatan dalam penyembuhanluka perineum pada tahap inflamasi di BPS Ririn Wahyuningsih, Amd.Keb Wilayah Kerja Puskesmas Panagguen Kabupaten Pamekasan berperilaku kurang dalam perawatan luka perineum. Diharapkan ibu post partum tidak tarak makan, melakukan mobilisasi, menjaga personal hygiene dan melakukan perawatan perineum. Bagi petugas kesehatan diharapkan meningkatkan mengalami luka perineum. Program penyuluhan atau konseling tentang perawatan luka perineum, perawatan pasca persalinan, tujuan dan manfaat perawatan perineum serta gizi pada ibu nifas terlebih ibu yang mengalami luka perineum
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Damayanti, Dewi Suri, and Dewi Fajar Wati. "Hubungan Perineum Massage, Paritas, Dan Berat Badan Bayi Baru Lahir Dengan Kejadian Rupture Perineum." Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS) 5, no. 1 (April 30, 2021): 52–60. http://dx.doi.org/10.52643/jukmas.v5i1.1119.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Pada proses persalinan normal terdapat resiko perdarahan penyebab terjadinya perdarahan salah satunya dikarenakan adanya ruptur perineum. Ruptur perineum yang tidak tertangani dengan baik akan meningkatkan resiko infeksi, sehingga dapat meningkatkan angka mobiditas dan mortalitas ibu . Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui angka kejadian ruptur perineum serta faktor yang berhubungan dengan terjadinya ruptur perineum pada ibu bersalin. Metode penelitian kuantitatif secara cross sectional, jumlah responden penelitian ini adalah 169 responden . Pengumpulan data menggunakan data primer dengan mengisi kuesioner melalui google form. Teknik analisis yang digunakan univariat dan bivariate (Uji Chi Square). Hasil penelitian ini didapatkan reponden yang mengalami rupture perineum pada saat bersalin sebesar 94,7%, tidak melakukan massage uterus sebesar 68%, paritas primipara sebesar 42%, dan berat badan lahir bayi normal sebesar 94.1%. Pada analisa bivariat diperoleh faktor yang berhubungan dengan kejadian rupture perineum yaitu massage uterus ( p value 0.031 dengan nilai OR=4.667, artinya ibu yang tidak melakukan massage perineum mempunyai pelung 4.67 kali untuk mengalami rupture perineum. Dengan menerapkan asuhan massage perineum pada saat kehamilan dapat menggurangi resiko terjadinya rupture perineum pada ibu bersalin
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Fajrin, Fitriana Ikhtiarinawati, and Elis Fitriani. "HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR PADA PERSALINAN FISIOLOGIS DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM Studi di BPS Ny.Yuliana,Amd.Keb Banjaranyar Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan 2015." JURNAL KEBIDANAN 7, no. 2 (December 1, 2015): 8. http://dx.doi.org/10.30736/midpro.v7i2.28.

Full text
Abstract:
Berat bayi lahir merupakan faktor resiko yang meningkatkan kejadian perlukaan perineum. Semakin besar bayi yang dilahirkan beresiko terjadinya rupture perineum. Di BPS Ny.Yuliana masih tinggi angka kejadian rupture perineum 60,3% ibu bersalin fisiologis. Peneliti bertujuan untuk mengetahui hubungan berat badan bayi baru lahir dengan kejadian rupture perineum. Persalinan fisiologis masih beresiko terhadap kejadian rupture perineum.Desain penelitian menggunakan Analitik observasional pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ibu bersalin fisiologis sebanyak 25 responden. Jumlah sampel sebanyak 24 responden, diambil dengan cara Simple Random Sampling. Instrumen penelitiannya adalah patograf. Variabel independent berat badan bayi baru lahir dan variabel dependent kejadian rupture perineum. Analisa Data korelasional, Data yang diperoleh diolah menggunakan SPSS dengan uji Koefisien kontingensi tingkat kemaknaan p<0,05.Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruhnya responden. Kejadian rupture perineum terbesar pada berat badan normal 2500-3500gram 90,5%, yang mengalami rupture perineum terkecil pada berat badan kecil<2400gram 0%. Kemudian dilakukan uji statistik koefsien kontingensi didapatkan Ch=0,487 Ct= 0.024 lalu dibandingkan dengan nilai p<0,05 hasilnya Ho ditolak.Kesimpulan penelitian yakni ada hubungan antara berat badan bayi baru lahir pada persalinan fisiologis dengan kejadian rupture perineum. Kejadian ruptur perineum tidak hanya terjadi disebabkan berat badan bayi, ada beberapa faktor yang mengakibatkan ruptur yaitu perineum kaku dan elastisitas perineum. Maka diharapkan ada penelitian berikutnya yang meneliti tentang berat badan yang mengakibatkan ruptur.Keywords: Berat Badan Bayi Baru lahir, Ruptur Perineum Spontan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Choirunissa, Risza, Suprihatin Suprihatin, and Han Han. "PENGARUH PIJAT PERINEUM TERHADAP KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU BERSALIN PRIMIPARA DI BPM NY “I” CIPAGERAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI JAWA BARAT." Jurnal Ilmiah Kesehatan 11, no. 2 (September 13, 2019): 124–33. http://dx.doi.org/10.37012/jik.v11i2.77.

Full text
Abstract:
Salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu adalah infeksi pada masa nifas dimana infeksi tersebut berawal dari ruptur perineum. Berdasarkan hasil data di BPM “I” tahun 2017 terdapat ibu hamil 1.201, jumlah ibu bersalin sebanyak 290 orang. Jumlah ibu yang mengalami ruptur perineum saat persalinan sebanyak 155 orang (53,5%). Jumlah ibu bersalin primipara yang mengalami ruptur perineum sebanyak 109 orang (37,6%), dan jumlah ibu bersalin multipara yang mengalami ruptur perineum sebanyak 46 orang (15,9%). Tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk mengetahui pengaruh pijat perineum terhadap kejadian ruptur perineum pada ibu bersalin primipara di BPM Ny.“I” Cipageran Cimahi Utara Kota Cimahi. Metodologi Penelitian ini menggunakan rancangan pre-eksperimen the static Group Comparison dengan membagi dua kelompok, yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang ibu hamil yang terdiri dari 15 orang kelompok intervensi dan 15 orang kelompok kontrol. Teknik pemilihan sampel dengan menggunakan total sampling. Instrumen penelitian terdiri dari dokumentasi, booklet, lembar observasi serta lembar partograf. Data dianalisis menggunakan Independent t test untuk mengetahui perbedaan pengaruh antar kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara pijat perineum dengan kejadian ruptur perineum dengan hasil signifikansi 0,028 (p0.05). Simpulan dan Saran yang dapat diberikan yaitu pijat perineum dapat mencegah terjadinya ruptur perineum pada persalinan normal. Program ini dapat diaplikasikan di praktik klinik kebidanan khususnya pada ibu hamil primigravida. Kata Kunci: Pijat Perineum, Ruptur Perineum
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Muchtar, Asrianti Safitri. "HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DENGAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL." Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis 14, no. 2 (May 29, 2019): 152–55. http://dx.doi.org/10.35892/jikd.v14i2.145.

Full text
Abstract:
Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum sewaktu persalinan. Diklasifikasikan menjadi Ruptur perineum spontan dan ruptur perineum yang disengaja (episiotomi) yang disebabkan oleh: kepala anak terlalu cepat lahir, anak besar, persalinan buatan, arkus pubis sempit, vagina sempit, perineum yang kaku, posisi oksipito posterior, persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya, sebelumnya pada perineum terdapat banyak jaringan parut, pada persalinan dengan distosia bahu. Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang pula pada persalinan berikutnya. Berat badan lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang 24 jam pertama kelahiran. Semakin besar berat bayi yang dilahirkan meningkatkan risiko terjadinya ruptur perineum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara berat badan lahir bayi dengan ruptur perineum pada persalinan normal. Populasi penelitian ini adalah ibu yang melahirkan normal di Puskesmas Dua Boccoe bulan Januari - Agustus Tahun 2011. Jumlah keseluruhan sampel dalam penelitian ini adalah 216 yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode survei analitik. Dari Hasil penelitian diperoleh kasus ruptur perineum sebanyak 71 (32,9%), terdiri dari 46 ibu yang melahirkan dengan BB lahir > 3.200 gr (64,8 %) dan 25 ibu yang melahirkan dengan BB lahir ≤ 3.200 gr (35,2 %). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara berat badan bayi baru lahir dengan kejadian ruptur perineum. Semakin besar berat badan bayi baru lahir, semakin besar pula peluang untuk terjadi ruptur perineum.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Tirta Anggraini. "1035325 Hubungan Berat Badan Bayi Lahir dengan Tingkat Robekan Perineum Pada Ibu Bersalin Normal di Rumah Sakit Pusri Palembang Tahun 2019." Jurnal Kebidanan : Jurnal Medical Science Ilmu Kesehatan Akademi Kebidanan Budi Mulia Palembang 10, no. 1 (June 19, 2020): 53–59. http://dx.doi.org/10.35325/kebidanan.v10i1.224.

Full text
Abstract:
Robekan perineum adalah luka pada perineum yang sering terjadi saat proses persalinan. Hal ini karena desakan kepala atau bagian tubuh janin secara tiba-tiba, sehingga kulit dan jaringan perineum robek. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 terjadi 2,7 juta kasus rupture perineum pada ibu bersalin. Berat bayi lahir merupakan faktor resiko yang meningkatkan kejadian perlukaan perineum. Semakin besar bayi yang dilahirkan beresiko terjadinya rupture perineum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan berat badan bayi terhadap robekan perineum pada ibu bersalin di Rumah Sakit Pusri Palembang Tahun 2019. Penelitian menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu bersalin normal Pada November – 9 Desember 2019 di Rumah Sakit Pusri Palembang terkumpul sampel 38 orang responden. Pada analisa univariat dari 38 orang responden ibu bersalin normal yang mengalami tingkat robekan perineum normal lebih banyak yaitu 23 orang (60,5%), di bandingkan dengan ibu bersalin yang mengalami tingkat robekan perineum tidak normal yaitu sebanyak 15 orang (39,5%). Hasil uji statistik Chi-Square didapatkan nilai p_value = 0,012 < α (0,05) yang berarti ada hubungan antara berat badan bayi lahir dengan tingkat robekan perineum normal dan tingkat robekan perineum tidak normal pada ibu bersalin normal di Rumah Sakit Pusri Palembang Tahun 2019.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Lisa, Nurul Indah Sari ,. "HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DI WILAYAH KERJA UPT. PUSKESMAS GAJAH MADA DAN WILAYAH KERJA UPT. PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU." Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir 5, no. 3 (December 27, 2019): 141. http://dx.doi.org/10.47521/selodangmayang.v5i3.132.

Full text
Abstract:
Perineum wound is the area which is diffcult to maintain to keep it dry and clean. Special observation and treatment is needed to ensure the area can heal by doing proper perineum care and it will cause infections complications due to errors in perineum wound care. From initial survey that was done by doing interview method in Public Healt Center of Gajah Mada and Tembilahan Hulu with 6 patients (100%) only knew how to treat perineum wound by changing sanitary pads at least twice a day whitout washing hands before and after doing treatment perineum wound. This research design is anlytic observational by using cross sectional approach. The popolation in this research is puerperium mother is 2019 in UPT of public Healt Center Gajah Mada and Tembilahan Hulu with total per month is 134 persons. Taking sampel by using accidental sampling by the amount 32 persons. Data collecting tool is using cheklist sheet of observation sheet. The test result chi square in knowledge and attiude of perineum mother toward perineum wound treatment and perineum wound healing was obtain 0,000 it means there is relationship between knowledge and attiude of perineum mother toward perineum wound treatmen and perineum wound healing. It is expected to increase perineum mother’s knowladge by doing promotive effort like counseling at first visiting on puerperium period by using media that can be brought to go home by patients like brochurenor leaflet so that patiens can read again after they are at home.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Syamsiah, Siti, and Rosita Malinda. "DETERMINAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM DI BPM E.N SURABAYA." Jurnal Ilmiah Kesehatan 10, no. 2 (September 13, 2019): 190–98. http://dx.doi.org/10.37012/jik.v10i2.54.

Full text
Abstract:
Data SDKI thn 2012 bahwa perdarahan merupakan penyebab utama dari kematian ibu 27 %, diikuti oleh eklampsia 23%, infeksi 11%, abortus 5%, persalinan lama 5%, emboli obstetrik 3%, komplikasi puerperium 8%. Salah satu penyebab perdarahan adalah ruptur perineum. Ruptur perineum adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat persalinan.Tujuan mengetahui hubungan umur ibu, paritas dan BB bayi dengan kejadian ruptur perineum di BPM E.N Surabaya pada bulan November - Desamber 2015.Desain yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Data penelitian ini merupakan data sekunder dengan menggunakan partograf. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden. Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia ibu dengan kejadian ruptur perineum dengan nilai p = 0,018 berarti p0,05.Tdk terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian ruptur perineum dengan nilai p = 0,076 berarti p 0,05.Tdk ada hubungan antara BB bayi dengan kejadian ruptur perineum dengan nilai p = 0,169. Saran bagi BPM E.N agar lebih memberikan konseling saat ANC khususnya memberikan penyuluhan tentang senam hamil dan menyarankan kepada ibu hamil untuk sering jalan pagi untuk mempercepat terjadinya penurunan kepala bayi serta melatih otot perineum selama kehamilan.Agar kejadian ruptur perineum tidak semakin meningkat. Kata kunci: Determinan, Ibu Bersalin, Ruptur Perineum
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Meta Rosdiana. "HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS DENGAN LAMA PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DI BPM NANI SURYANTI PALEMBANG TAHUN 2019." Jurnal Kesehatan : Jurnal Ilmiah Multi Sciences 9, no. 01 (June 10, 2019): 27–32. http://dx.doi.org/10.52395/jkjims.v9i01.143.

Full text
Abstract:
Luka perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum pada saat persalinan, lama penyembuhan luka perineum yang baik adalah ≤ 7 hari dikatakan sembuh apabila luka kering, tidak ada kemerahan, tidak ada pembengkakan dan jaringan menyatu. Ibu nifas yang mengalami luka perineum terjadi peningkatan setiap tahun di Bidan Praktik Mandiri Nani Suryanti Palembang yaitu sebesar 70,77% pada tahun 2018 dan 66,20% pada tahun 2017. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan pengetahuan dan sikap ibu nifas dengan lama penyembuhan luka perineum di Bidan Praktik Mandiri Nani Suryanti Palembang Tahun 2019. Penelitian dilakukan pada tanggal 13 April s/d 07 Mei 2019. Metode penelitian menggunakan desain survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Besar sampel adalah 31 responden diambil dengan teknik Accidental Sampling. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan Chi Square. Hasil univariat didapatkan lama penyembuhan luka perineum baik sebesar 19 (61,3%) dan kurang baik sebesar 12 (38,7%) dan hasil bivariat menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu nifas dengan lama penyembuhan luka perineum dengan nilai p value = 0,010 < α 0,05 dan terdapat hubungan antara sikap ibu nifas dengan lama penyembuhan luka perineum dengan nilai p value =0,002 < α 0,05. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan bagi Bidan Praktik Mandiri Nani Suryanti agar dapat mengupayakan dan meningkatkan pelayanan kesehatan terutama pada ibu nifas yang mengalami luka perineum dengan memberikan asuhan tentang cara menjaga dan melakukan perawatan luka perineum sampai luka perineum sembuh dan membaik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Purnani, Weni Tri. "Perbedaan Efektivitas Pemberian Putih Telur dan Ikan Gabus Terhadap Penyembuhan Luka Perineum Ibu Nifas." Journal of Public Health Research and Community Health Development 2, no. 2 (April 1, 2019): 126. http://dx.doi.org/10.20473/jphrecode.v2i2.12190.

Full text
Abstract:
Luka perineum adalah luka pada perineum karena adanya robekan jalan lahir maupun karena episiotomi pada waktu melahirkan janin. Penyembuhan luka perineum yang lambat dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi, sehingga diperlukan asupan nutrisi khususnya protein yang mendukung pertumbuhan sel baru pada luka perineum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kecepatan penyembuhan luka perineum dengan pemberian putih telur dan ikan gabus pada ibu nifas.Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre eksperimen dengan one-shot case study. Populasi penelitian adalah seluruh ibu nifas yang mengalami ruptur perineum. Sampel diambil dengan teknik random simple sampling, dengan responden berjumlah 32. Data dikumpulkan menggunakan instrumen lembar pengumpulan data dan lembar observasi. Variabel bebas dalam peneletian ini adalah pemberian putih telur dan pemberian ikan gabus, variabel terikat dalam penelitian ini adalah penyembuhan luka perineum. Analisis data dengan Uji Mann Whitney Hasil uji Mann Whitney diperoleh Z = -2,626; ρ=0,009 berarti terdapat perbedaan efektivitas pemberian putih telur dan ikan gabus terhadap penyembuhan luka perineum. Putih telur lebih cepat jika dikonsumsi untuk penyembuhan luka perineum. Dengan demikian diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan konseling tentang manfaat putih telur dan ikan gabus secara maksimal sehingga status kesehatan ibu nifas semakin baik
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Steen, Mary. "The abused perineum." British Journal of Midwifery 6, no. 7 (July 2, 1998): 428–29. http://dx.doi.org/10.12968/bjom.1998.6.7.428.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Kristianti, Shinta, and Yohanita Putriyana. "Hubungan Senam Kegel Pada Ibu Hamil Primigravida TM III Terhadap Derajat Robekan Perineum Di Wilayah Puskesmas Pembantu Bandar Kidul Kota Kediri." Jurnal Ilmu Kesehatan 3, no. 2 (June 13, 2017): 91. http://dx.doi.org/10.32831/jik.v3i2.63.

Full text
Abstract:
Chiilddbirt injuries often result in the birtht canal, or tearing of the perineum or perineum rupture. Perineum laceration can be caused by maternal parity, estimated fetal weight, and so on becaused the perineum is elastic, but can also be found on the perineum rigid, especially on the first pregnancy (primigravida). Doing Kegel exercises can increase elastisitasion maternal perineum area. Kegel exercises to strengthen pelvic muscles before delivery, and can flex muscle of perineum as delivery baby. The purpose of this study was to determine the relationship of kegel exercises for pregnant women primigravida TM III with the degree of rupture perineum on normal deliveries at Puskesmas Bandar Kidul district of kediri. The design of this study using Analitic Correlation study with cross- sectional approach. Population from this study were 19 respondent and Samples were 16 respondents pregnant women primigravida TM III with Consecutive Sampling. Instrument in this study using a cheklist sheet and observation sheets. From the result, the results of most respondents do kegel exercise with frequency =5x each day. From the analysis of the data using the Spearman Rank r count showed 0.12 ; t table 0.506 means Ho received no relationship kegel exercise with degree of rupture perineum in Puskesmas Bandar Kidul of Kediri. Kegel execises should be done on healing perineal wound.; Keywords : Kegel exercises, Primigravida, Degree of rupture perineum
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Afni, Rita, and Risa Pitriani. "PENCEGAHAN INFEKSI PERINEUM DENGAN PERAWATAN LUKA PERINEUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER III - NIFAS." Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin 2, no. 3 (June 16, 2019): 221–26. http://dx.doi.org/10.36341/jpm.v2i3.812.

Full text
Abstract:
Latar Belakang: Luka perineum adalah robekan yang terjadi di daerah perineum secara spontan atau sengaja digunting (episiotomi) untuk mempermudah kelahiran bayi. Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Hampir 90 % dari proses persalinan mengalami robekan perineum, baik dengan atau tanpa episiotomi.Tujuan:Diharapkan ibu hamil trimester III dan nifas ini nanti dapat mengetahui, melakukan, dan mensosialisasikan perawatan luka perineum pada masa nifas dengan tepat di wilayah kerja Puskesmas Rumbai Pesisir. Metode: Kegiatan yang dilakukan dengan cara memberikan pelatihan, penyuluhan, dan pemantauan evaluasi cara pewaratan luka perineum benar. Hasil: Pelaksanaan sudah terlihat bahwa tenaga kader cukup berperan dalam kegiatan ini yaitu terbukti pada saat pelaksanaan kegiatan tersebut ada 8 orang kader yang hadir dan membantu pelaksanaan kegiatan ini. Sedangkan penyuluhan bagi ibu hamil trimester III dan nifas memahami tentang pentingnya perawatan luka perineum pada masa nifas. Kesimpulan: Disarankan kepada pihak puskesmas agar melaksanakan kegiatan serupa di tempat yang berbeda serta mengadakan praktik cara perawatan luka perineum minimal1 kali dalam setahun dan bagi kader yang telah mengikuti pelatihan agar dapat mensosialisasikan kepada ibu hamil pada saat kunjungan posyandu.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Mursyida, Rikhly Faradisy. "ANALISIS PENGARUH PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS PANGARENGAN (Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang)." EMBRIO 10, no. 1 (May 24, 2018): 26–35. http://dx.doi.org/10.36456/embrio.vol10.no1.a1037.

Full text
Abstract:
Salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas pada masa ibu nifas adalah infeksi pada masa nifas, dimana infeksi tersebut berawal dari luka perineum atau rupture perineum. Rupture perineum dapat terjadi karena adanya ruptur spontan maupun episiotomi perineum yang dilakukan atas indikasi antara lain: bayi besar, perineum kaku, persalinan yang kelainan letak, persalinan dengan menggunakan alat baik forceps atau vacum. Tujuan penelitian menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di Puskesmas Pangarengan. Desain penelitian meggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi sejumlah 35 ibu nifas. Variabel independen adalah faktor pengetahuan, status gizi, pendapatan, usia dan personal hygiene dengan variabel dependen adalah penyembuhan luka perineum. Pengumpulan data dengan kuesioner. Analisa data menggunakan kolerasi Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu nifas baik rata-rata sebanyak 22 orang (62,9%), hampir setengah status gizi ibu nifas normal sebanyak 16 orang (45,7%), sebagian besar status sosial ekonomi (pendapatan) antara Rp.100.000-500.000 sebanyak 30 orang (85,7%), hampir setengah usia ibu nifas antara 20-30 tahun sebanyak 16 orang (45,7%), rata-rata yang mempunyai personal hygiene baik sebanyak 24 orang (68,6%). Hasil penelitian didapatkan nilai pengetahuan (p=0,216), status gizi (p=0,717), pendapatan (p=0,376), usia (p=0,185),personal hygiene (p=0,000). Jadi yang mempengaruhi penyembuhan luka perineum adalah personal hygiene. Rata-rata pada ibu nifas dengan personal hygiene baik, penyembuhan luka perineumnya baik. Upaya yang dilakukan untuk penyembuhan luka perineum dengan memberi konseling atau penyuluhan tentang penyembuhan luka perineum
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Damanik, Syahroni, and Nurshabrina Siddik. "Hubungan Karakteristik Ibu Bersalin dengan Ruptur Perineum di Klinik Bersalin Hj. Nirmala Sapni Krakatau Pasar 3 Medan." Jurnal Bidan Komunitas 1, no. 2 (December 15, 2018): 95. http://dx.doi.org/10.33085/jbk.v1i2.3967.

Full text
Abstract:
Pendahuluan ; Persalinan adalah proses yang normal dan merupakan kejadian yang sehat. Namun demikian potensi terjadinya komplikasi seperti ruptur perineum selalu ada, sehingga tenaga kesehatan terkhusus bidan harus mengamati dengan ketat pasien dan bayi sepanjang proses melahirkan. World Health Organization (WHO) mengatakan pada tahun 2012 terjadi 2,7 juta kasus ruptur perineum pada ibu bersalin. Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti di Klinik Bersalin Hj. Nirmala Sapni Krakatau Pasar 3 Medan pada bulan Januari-Februari tahun 2017 terdapat 16 ibu bersalin dan 12 diantaranya mengalami ruptur perineum. Tujuan ; untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu bersalin dengan ruptur perineum di Klinik Bersalin Hj. Nirmala Sapni Krakatau Pasar 3 Medan Tahun 2017. Metode ; Desain penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu bersalin yang mengalami ruptur perineum sebanyak 100 ibu bersalin. Cara pengambilan sampel dengan teknik total populasi. Penelitian ini menggunakan data sekunder, selanjutnya dianalisa dengan menggunakan uji chi-square. Hasil ; Berdasarkan analisa data menggunakan uji chi-square antara umur ibu bersalin dengan ruptur perineum didapati hasilp=0.634 (p>0,05), paritas ibu bersalin dengan ruptur perineum didapati hasilp=0,000 (p<0.05) dan berat badan bayi baru lahir dengan ruptur perineum p=0,000 (p<0,05). Kesimpulan ; penelitian yakni tidak ada hubungan antara umur ibu bersalin dengan ruptur perineum. Ada hubungan antara paritas ibu bersalin dan berat badan bayi baru lahir dengan ruptur perineum. Diharapkan bagi tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan pendidikan kesehatan tentang jarak kehamilan yang aman, meningkatkan kewaspadaan dalam melakukan pertolongan persalinan dan menjadikan ini sebagai bahan masukan sehingga dapat meminimalisir kejadian ruptur perineum.Kata Kunci : Umur, Paritas, Berat Badan Bayi Baru Lahir, Ruptur Perineum
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Manuntungi, Andi Ernawati, Irmayanti Irmayanti, and Ratna Ratna. "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lamanya Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas di Ruang Perawatan Rumah Sakit Mitra Manakarra Mamuju." Nursing Inside Community 1, no. 3 (August 30, 2019): 96–103. http://dx.doi.org/10.35892/nic.v1i3.231.

Full text
Abstract:
Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi di daerah perineum sewaktu persalinan.Perineum berperan dalam persalinan karena merupakan bagian luar dari dasar panggul. Perineum yang terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm. Tujuan : Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di Ruang perawatan Rumah Sakit Mitra Manakarra Mamuju Kabupaten Mamuju. Metode : Analitik dengan pendekatan studi cross sectional yang dilaksanakan di ruang perawatan Rumah Sakit Mitra Manakarra Mamuju. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang mengalami luka jahitan akibat ruptur perineum. Jumlah populasi dalam penelitian adalah 36 dan teknik penarikan sampel menggunakan total sampling. Pengumpulan data dengan membagikan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang faktor - faktor yang mempengaruh lamanya penyembuhan luka perineum pada ibu nifas. Hasil Penelitian : berdasarkan uji Chi-Squaredidapatkan P value 0,878>0,05 : tidak terdapat hubungan antara usia dengan lama penyembuhan luka perineum. Hasil uji analisis Fisher’s Exact Test diperoleh ρvaluelebih kecil dari nilai ɑ (0,018<0,05) artinya terdapat hubungan antara status gizi dengan lama penyembuhan luka perineum. Hasil uji analisis chi square diperoleh ρvaluelebih besar dari nilai ɑ (0,221<0,05) artinya tidak ada hubungan antara pendidkan dengan lama penyembuhan luka perineum. Kesimpulan :makan makanan yang tinggi protein baik selama hamil sampai masa nifas seperti makan makanan yang berprotein tinggi seperti ikan gabus, karena makanan tinggi protein dapat meregenerasi luka dengan cepat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Yuliyanik, Yuliyanik. "PENGARUH POSISI LITHOTOMI DAN DORSAL RECUMBENT TERHADAP DERAJAD ROBEKAN PERINEUM PADA IBU BERSALIN PRIMI GRAVIDA." Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada 3, no. 2 (March 2, 2015): 81–88. http://dx.doi.org/10.33475/jikmh.v3i2.152.

Full text
Abstract:
Angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi. Di Jawa Timur jumlah kematian ibu tahun 2012 sebesar 97,40 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di Kabupaten Malang tercatat 25 orang ibu meninggal pada tahun 2012(63,39 per 100.000 kelahiran hidup). Salah satu penyebab adalah terjadinya laserasi perineum pada ibu bersalin. Laserasi perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum sewaktu persalinan. Laserasi perineum dapat mengakibatkan perdarahan sesuai derajat laserasi yang terjadi. Penatalaksanaan posisi pada persalinan ada bermacam-macam antara lain posisi lithotomi, posisi duduk, posisi setengah duduk, posisi berdiri. Perdarahan pada laserasi perineum dapat menjadi hebat khususnya pada laserasi derajat tiga dan empat atau jika laserasi meluas kesamping atau naik ke vulva mengenai klitoris. Posisi yang paling umum digunakan dalam proses persalinan adalah posisi lithotomi dan dorsal recumbent. Mengetahui derajad laserasi yang terjadi pada ibu bersalin dengan posisi lithotomi dan posisi dorsal recumbent. Penelitian dilakukan pada 20 ibu bersalin primipara, 10 responden bersalin dengan posisi lithotomi dan 10 responden bersalin dengan posisi dorsal recumbent. Metode yang dilakukan dengan cara observasi langsung pada ibu saat bersalin. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu bersalin primigravida. Setelah persalinan dengan posisi yang dipilih ibu bersalin, kita melihat derajad laserasi yang terjadi. Derajad laserasi perineum yang terjadi adalah 12 responden mengalami laserasi perineum derajad I dan 8 responden mengalami laserasi perineum derajad II. Responden dengan posisi lithotomi mengalami laserasi perineum lebih ringan daripada responden dengan posisi dorsal recumbent. Posisi lithotomi lebih nyaman dan aman pada ibu bersalin primigravida dan mengurangi risiko terjadinya laserasi perineum daripada posisi d. Peneliti sedang menyelesaikan luaran berupa publikasi pada jurnal ilmiah nasional.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Prasetyorini, Heny, and Niken Sukesi. "Pengaruh Pijat Perineum Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Trimester III Di Puskesmas Manyaran." Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas 1, no. 1 (September 23, 2018): 26. http://dx.doi.org/10.32584/jikm.v1i1.106.

Full text
Abstract:
Pendahuluan : Kehamilan merupakan periode krisis situasi yang menimbulkan stress oleh karena perubahan psikologi saat kehamilan. Ibu cemas akan adanya rasa nyeri proses persalinan serta cemas akan kondisi bayi yang dilahirkannya (Bobak,2006). Rasa cemas akan menimbulkan kondisi abnormal saat proses persalinan. Intervensi yang bisa diberikan adalah dengan memberikan penyuluhan kesehatan persiapan menjelang persalinan seperti pijat perineum. Pijat adalah intervensi yang masuk dalam pendekatan nonfarmakologi untuk mengurangi rasa sakit yang dilakukan saat kehamilan (Gadysa, 2009). Apabila pijat perineum dilakukan secara tepat akan menurunkan nyeri persalinan yang disebabkan karena nyeri robekan perineum dan jahitan sekaligus mengurangi rasa khawatir terhadap persalinan yang akan dihadapi (Indivara, 2009 dan Aprilia, 2010). Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh pijat perineum terhadap tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester 3. Metode : Menggunakan metode penelitian analitik komparasi karena peneliti mencoba mengkaji adanya pengaruh pijat perineum terhadap kecemasan pada ibu trimester 3 dengan pendekatan cross sectional. Hasil : Responden penelitian rerata memiliki riwayat persalinan tidak bermasalah, pendidikan SLTA, Pekerjaan IRT, Kehamilan Pertama dan usia < 25 tahun. Uji statistik menggunakan Uji Mc Nemar menunjukan terdapat pengaruh pada ibu hamil trimester 3 yang melakukan pijat perineum terhadap penurunan tingkat kecemasan, ibu yang sebelum diajarkan pijat perineum dengan tingkat kecemasan ringan sebanyak 4 menurun menjadi 0 atau tidak memiliki kecemasan setelah ibu melakukan pijat perineum sedangkan ibu yang sebelumnya memiliki tingkat kecemasan sedang sebanyak 11 menurun menjadi kecemasan ringan sebanyak 3 setelah diajarkan pijat perineum. Diskusi : Hasil penelitian menyarankan bahwa pijat peineum bisa dijadikan intervensi keperawatan mandiri dalam menurunkan tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester 3. Kesimpulan : Terdapat pengaruh pijat perineum terhadap tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester 3.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Marbun, Uliarta. "HUBUNGAN ANTARA MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM RUPTUR TINGKAT I DAN II PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS TURIKALE MAROS." Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis 14, no. 4 (December 31, 2019): 385–89. http://dx.doi.org/10.35892/jikd.v14i4.297.

Full text
Abstract:
Ibu yang melahirkan dengan ruptur perineum sampai saat ini perlu di perhatikan karena kurangnya pengetahuan ibu tentang perawatan luka perineum, kebersihan diri yang mengakibatkan infeksi. Karena itu mobilisasi sangat penting dalam mempercepat penyembuhan luka dan mengurangi resiko terjadinya infeksi masa nifas, menganjurkan ibu mobilisasi dini karena tidak hanya mempercepat penyembuhan luka perineum tetapi juga memulihkan kondisi tubuh ibu jika dilakukan dengan benar dan tepat, mobilisasi dini atau gerakan mungkin bisa mencegah aliran darah terhambat, hambatan aliran darah bisa menyebabkan terjadinya infeksi pada luka perineum. Tujuan penelitian ini Mengetahui hubungan antara mobilisasi dini pada ibu nifas dengan penyembuhan luka perineum. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan metode fieid reseach, Sampel pada penelitian ini adalah semua ibu post partum yang mengalami ruptur perineum sebanyak 34 responden. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, data di kumpulkan melalui lembar observasi,Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang bermakna antara mobilisasi dini dan proses penyembuhan luka perineum dengan uji Chi-Square nilai ρ= 0,002, nilai ρ < α 0.05.Dapat disimpulan bahwa ada hubungan antara mobilisasi dini terhadap penyembuhan luka pereneum pada ibu nifas di puskesmas turikale kabupaten maros. Sehingga di sarankan agar meneliti hubungan antara mobilisasi dini dengan penyembuhan luka perineum guna meningkatkan pengetahuan dan kemajuan dimasa yang akan datang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Wigati, Putri Wahyu, and Dewi Kartika Sari. "The Effect of Egg White Consumption on the Healing Process of Perineum Wounds." STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan 9, no. 2 (November 1, 2020): 1285–90. http://dx.doi.org/10.30994/sjik.v9i2.458.

Full text
Abstract:
The slow healing process of perineum wounds can increase the risk of infection, so it is necessary to intake proteins that support the growth of new cells in the perineum wound. This research is based on the high incidence of perineum need with delay in the healing process of perineum wounds in the Kediri Regency. The purpose of this study is to find out the effect of egg white consumption on the healing process of perineum wounds in postpartum mothers. The design used in this study is a Quasi Experiment with Nonequivalent Control Group design. The sampling technique used is purposive sampling. Mann Whitney statistical test results showed that the value of ρ value (0,000) < α (0.05) its means that there is an effect of egg white consumption on the process of welcoming perineum wounds on postpartum mothers.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Salsalina Yuniarty G, Salsalina, and Triswanti Triswanti. "THE RELATIONSHIP OF PARITIES AND WEIGHT WITH BABY BORN EVENT OF PERINEUM RUPTURS IN AI ARIANTI BPM." Jurnal Ilmiah Wijaya 10, no. 2 (June 22, 2020): 97–103. http://dx.doi.org/10.46508/jiw.v10i2.29.

Full text
Abstract:
The background: Rupture the perineum is ripping was born. Ripping perineum occur in nearly all births, and it is not uncommon for delivery next. Ripping it can be prevented and reduced by keeping and you will pass the flanks by the head of the fetus quickly.Based on indonesia ' s demographic health survey (SDKI) in 2007, maternal mortality rate in the country reached 248 / 100,000 of life. The purpose : Prove the existence of the relation of parity and weight infants born with the rupture of the perineum in BPM Ai Arianti 2018..The methods : Methods used analytic with the approach of cross sectional.The sample collection technique by using techniques of sampling is a total of commentary on the number of deliveries totaled 40 people mother . Data collection in this research is fill a sheet observation.The result : The results of research with the use the chi square showed p-value based on the relationship of parity with the genesis of rupture the perineum of p-value 0,008 and because of pvalue 0,008 <( 0.05 ), then there is rejected meaning of this relationship parity with the rupture of the perineum, relationship based on weight infants born with the incident because of rupture of the perineum of p-value 0,005 and because of p-value 0,116> ( 0.05 ), and Ho no accepted which means there is a weight infants born with the rupture of the perineum in the BPM Ai Arianti 2018. The conclusion: there is a relationship parity and weight infants born with rupture of the perineum in the BPM Ai Arianti 2018. Advice: Expected for pregnant women to growing awareness to do gymnastics pregnant regularly can train to the perineum muscles during childbirth dan teaching how to gymnastics pregnant do the best, so it can reduce the risk of rupture of the perineum. And for the BPM Ai Ariant in the hope more can increase vigilance in doing help childbirth thus reducing the rupture of the perineum in the BPM.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Gustirini, Ria. "PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM NORMAL TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM." JURNAL KEBIDANAN 10, no. 1 (April 9, 2021): 31–36. http://dx.doi.org/10.35890/jkdh.v10i1.173.

Full text
Abstract:
Masa postpartum merupakan masa yang sangat penting karena sering terjadi komplikasi diantaranya adalah infeksi nifas. Salah satu faktor penyebab terjadinya infeksi nifas bisa berasal dari perlukaan jalan lahir yang merupakan media yang baik untuk berkembangnya kuman. Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kencing ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat munculnya komplikasi infeksi jalan lahir sehingga perawatan luka perineum sangat diperlukan. Kurangnya pengetahuan ibu postpartum ditambah dengan faktor budaya yang kurang tepat dalam perawatan perineum dapat membawa dampak negatif bagi ibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan ibu postpartum normal tentang perawatan luka perineum. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, teknik pengumpulan sampel menggunakan consecutive sampling. Sampel pada penelitian ini adalah semua ibu postpartum normal dengan luka perineum maksimal derajat 2 sebanyak 30 responden. Hasil penelitian diketahui sebanyak 8 responden (26,67%) memiliki pengetahuan yang baik, 12 responden (40%) sebanyak memiliki pengetahuan cukup dan sebanyak 10 responden (33,33%) yang memiliki pengetahuan yang kurang terhadap perawatan luka perineum. Konseling yang baik tentang perawatan luka perineum sangat penting diberikan oleh bidan sebagai upaya dalam meningkatkan kesehatan ibu postpartum dan menurunkan angka kejadian infeksi pada masa nifas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Nikmah, Khusnul, Eka Sarofah Ningsih, and Vita Yushofa. "Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil terhadap Senam Hamil sebagai upaya mengurangi kejadian Ruptur Perineum." Journal of Community Engagement in Health 4, no. 2 (September 23, 2021): 295–97. http://dx.doi.org/10.30994/jceh.v4i2.234.

Full text
Abstract:
Senam hamil merupakan suatu bentuk latihan guna memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligament-ligament, otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses persalinan. Persalinan seringkali mengakibatkan robeknya perineum atau ruptur perineum. Persalinan dengan ruptur perineum apabila tidak ditangani secara efektif menyebabkan perdarahan dan infeksi menjadi lebih berat, serta pada waktu panjang dapat mengganggu ketidaknyamanan ibu dalam berhubungan seksual. Salah satu hal untuk mencegah terjadinya ruptur perineum yaitu dengan menjaga keelastisan perineum. Peningkatan elastisitas perineum dapat dilakukan dengan senam hamil. Mengetahui Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil terhadap Senam Hamil sebagai Upaya Mengurangi Kejadian Ruptur Perineum di BPM Miftahul Khoiriyah Surabaya. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah dalam bentuk ceramah atau penyuluhan dan diskusi atau tanya jawab. Dengan kita memberikan penyuluhan dan melakukan senam hamil diharapkan pengetahuan ibu hamil dapat meningkat dan akan mencegah terjadinya rupture pada persalinan, hal ini sangat penting sekali untuk disosialisasikan kepada ibu - ibu hamil yang lain supaya lebih bersemangat jika hamil lebih baik melakukan senam hamil. Maka dari itu kita sebagai tenaga kesehatan (Bidan) harus memberikan penyuluhan dan motifasi yang banyak kepada pasien untuk melakukan senam hamil selama masa kehamilan agar memperkuat dan mempertahankan elastisitas saat mengejan pada waktu bersalin.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Ratnaningsih, Ester. "Kualitas Fungsi Seksual Ibu Postpartum Dengan Jahitan Perineum Diukur Menggunakan Female Sexual Function Index." Jurnal SMART Kebidanan 6, no. 2 (December 16, 2019): 93. http://dx.doi.org/10.34310/sjkb.v6i2.277.

Full text
Abstract:
Aktivitas seksual wanita berubah pada berbagai tahap kehidupan, salah satunya karena proses persalinan. Masalah seksual wanita setelah melahirkan adalah trauma perineum saat melahirkan seperti ruptur perineum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran indeks fungsi seksual ibu postpartum dengan jahitan perineum di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang tahun 2019. Desain penelitian ini adalah study deskritif, dengan besar sampel 45 orang, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik aksidental sampling. Disfungsi seksual dinilai dengan kuesioner FSFI.Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berumur 20-35 tahun sebanyak 40 responden (88,9%), mayoritas ibu multipara sebanyak 28 responden (62,2%), mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak 30 responden (66,7%), dan mayoritas responden menyusui sebanyak 41 responden (91,1%) dan mayoritas responden melakukan hubungan seksual 3 bulan setelah bersalin sebanyak 24 responden (53,3%), Skor indeks fungsi seksual ibu postpartum dengan jahitan perineum dengan rentang 4 – 34,2. Kejadian disfungsi seksual pada ibu nifas dengan jahitan perineum sebanyak 86,7%.Kata kunci : disfungsi seksual; postpartum; jahitan perineum
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Tri Maharani. "1035325 Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Luka Jahitan Perineum." Jurnal Kebidanan : Jurnal Medical Science Ilmu Kesehatan Akademi Kebidanan Budi Mulia Palembang 10, no. 2 (December 28, 2020): 66–70. http://dx.doi.org/10.35325/kebidanan.v10i2.242.

Full text
Abstract:
Persalinan seringkali mengakibatkan perlukaan jalan lahir. Luka biasanya ringan, tetapi dapat juga terjadi luka yang luas dan berbahaya sehingga dapat menyebabkan infeksi. Setelah persalinan harus selalu dilakukan pemeriksaaan vulva dan perineum. Sebagai akibat persalianan, terutama pada seorang primipara, biasa timbul luka pada vulva. Begitu juga pada robekan perineum terjadi hampir semua persalinan pertama dan juga persalinan berikutnya (Sarwono, 2008). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka jahitan perineum di BPS Fransiska Pontianak. Desain Penelitian menggunakan metode deskritif dengan pendekatan survey. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 26 juni 2018 sampai 8 juli 2018 dengan subjek penelitian ibu nifas yang dirawat di BPS Fransiska Pontianak. Teknik pengambilan sampel menggunakana accidental sampling. Sampel sebanyak 31 orang.Secara umum pengetahuan ibu nifas tentang pengertian dan tujuan perawatan luka jahitan perineum dikategorikan baik yaitu sebanyak 17 responden (54,8%). Berdasarkan pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda infeksi luka jahitan perineum sebanyak 18 responden (58,1%) dikategorikan kurang. Berdasarkan cara perawatan luka jahitan perineum yaitu sebanyak 13 responden (41,9%) dikategorikan cukup
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Lestari, Gangsar Indah, Muhamad Ridwan, and Firda Fibrila. "Pemberian Propolis terhadap Mempercepat Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Postpartum." Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai 13, no. 1 (July 1, 2020): 27. http://dx.doi.org/10.26630/jkm.v13i1.1961.

Full text
Abstract:
<p><strong>Background</strong>: The management of the perineum wound is not good to cause infections that affect the prolonged healing of perineum wounds. <strong>Purpose</strong>: Research aims to determine the effect of giving propolis on the length of healing of perineum wounds in postpartum mothers. <strong>Method</strong>: This study used a quasi-experimental design. The subject of the study was the postpartum mother who suffered perineum wounds. Sample cases as much as 39 and control samples as much as 39, the total samples of 79 postpartum mothers. Samples taken in the Non-Random sample in the form of Accidental sampling initiated a sample group of cases then sample control group according to criteria of inclusion and exclusion of research. Data analysis using T-Test (Paired T-Test). <strong>Result</strong>: Research shows the average degree of wound perineum in mothers group given propolis of 1.82 whereas in mothers who are not given propolis of 1.85. The average length of wound healing of perineum in mothers group given Propolis is 3.38 day while on a mother who is not given propolis of 1.85 and obtained p-value = 0.000 (≤ alpha 0.05). <strong>Conclusion</strong>: Perineum wound in postpartum mothers given propolis will be healed faster than those who are not given propolis. Midwives while giving care to the mother postpartum with perineum wounds can utilize propolis to accelerate the healing process while observing nutrition, personal hygiene, and consider the economic and ethical aspects.</p><p><strong>Latar belakang</strong>: Penatalaksanaan luka perineum tidak baik menyebakan infeksi yang berpengaruh terhadap lama penyembuhan luka perineum. <strong>Tujuan</strong>: Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh pemberian propolis terhadap lama penyembuhan luka perineum pada ibu postpartum. <strong>Metode</strong>: Penelitian menggunakan rancangan <em>quasi eksperimen</em>. Subyek penelitian adalah ibu post partum yang mengalami luka perineum. Sampel kasus sebanyak 39 dan sampel kontrol sebanyak 39, total sampel 79 ibu postpartum. Sampel diambil secara <em>n</em><em>on </em><em>r</em><em>andom </em><em>s</em><em>ample </em>berupa <em>a</em><em>cidental sampling </em>dimulai sampel kelompok kasus lalu sampel kelompok kontrol sesuai kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Analisis data mengunakan <em>T-</em><em>t</em><em>est</em> (<em>paired t-test</em>). <strong>Hasil</strong>: Penelitian menunjukkan rata-rata derajat luka perineum pada kelompok ibu yang diberi propolis sebesar 1,82 sedangkan pada ibu yang tidak diberi propolis sebesar 1,85. Rata-rata lama penyembuhan luka perineum pada kelompok ibu yang diberi propolis adalah 3,38 hari sedangkan pada ibu yang tidak diberi propolis sebesar 1,85 dan didapatkan p <em>value</em> = 0,000 (≤ alpha 0,05). <strong>Simpulan</strong>: Luka perineum pada ibu postpartum yang diberi propolis akan lebih cepat sembuh dibanding dengan yang tidak diberi propolis. Bidan saat memberikan asuhan pada ibu post partum dengan luka perineum bisa memanfaatkan propolis guna mempercepat proses penyembuhan dengan tetap memperhatikan nutrisi, personal hygiene dan mempertimbangkan aspek ekonomis dan etika.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Wahyuni, Wahyuni, and All Fraida Adi Pratama. "KAJIAN PENGETAHUAN VULVA HYGIENE TERHADAP PERAWATAN PERINEUM DI KLINIK SUKO ASIH SUKOHARJO." Jurnal Kebidanan Indonesia : Journal of Indonesia Midwifery 10, no. 2 (August 8, 2019): 1. http://dx.doi.org/10.36419/jkebin.v10i2.274.

Full text
Abstract:
Latar belakang : melahirkan seorang anak memang menjadi kebahagiaan tersendiri bagi seorang wanita, Perawatan perineum pada wanita sehabis melahirkan merupakan suatu perilaku yang harus dilakukan. tetapi tidak dipungkiri perineum akan mengalami perlukaan saat proses persalinan. Untuk itu dibutuhkan masa untuk pemulihan yang disebut masa nifas dan selama masa tersebut seorang ibu harus benar-benar menjaga kebersihan terutama perineum untuk menghindari komplikasi yang terjadi setelah melahirkan. Tujuan : mengetahui perilaku perawatan perineum berkaitan pengetahuan ibu nifas mengenai vulva hygiene Metode : rancangan dalam penelian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian ibu nifas yang melahirkan sebanyak 80 orang teknik sampling menggunakan purposive sampling jumlah sampel total populasi. Analisa yang digunakan dalam analisa bivariat korelasi Kendal tau. Hasil : Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku perawatan perineum dengan nilai ρvalue
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Latifah, Anik. "HUBUNGAN PERILAKU IBU NIFAS DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM." EMBRIO 11, no. 1 (May 27, 2019): 17–22. http://dx.doi.org/10.36456/embrio.v11i1.1845.

Full text
Abstract:
Ruptur perineum dapat terjadi karena adanya ruptur spontan maupun episiotomi. Proses penyembuhan luka perineum dipengaruhi oleh banyak faktor terutama perilaku aktif ibu dalam menangani masalah kesehatan. Perilaku aktif yang ada misalnya perilaku personal hygiene yang baik, pengaturan pola makan yang baik, mobilisasi dan menjaga kondisi ibu (Suryo, 2016). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di BPS Ririn Z.A., Amd. Keb. di Desa Glagahwero Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember pada bulan Januari – Maret018, didapatkan 36 ibu melahirkan dimana 28 (72%) ibu melahirkan yang mengalami luka perineum. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional, uji yang dilakukan dalam penelitian ini uji chi square. Pengamatan dilakukan pada 36 orang responden. Sampling yang di gunakan yaitu secara non probability sampling dengan jenis consecutive sampling dimana setiap pasien yang memenuhi kriteria sampel dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu. Kriteria sampel yaitu ibu nifas yang mengalami rupture perineum. Instrumen yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah kuesioner. Analisa data menggunakan Chi Kuadrat / uji Chi square didapatkan nilai Asymp. Sig. (2-sided) = 0,00 dari hasil SPSS lebih kecil dari α = 0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan dari perilaku ibu nifas terhadap penyembuhan luka perineum di Desa Glagahwero Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember. Hasil penelitian hubungan perilaku ibu nifas terhadap penyembuhan luka perineum di Desa Glagahwero Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu memiliki perilaku aktif dalam mengatasi luka perineum. Sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang perilaku ibu nifas, meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka perineum.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Gannon, M. J. "Delivery through the perineum." Journal of Obstetrics and Gynaecology 11, no. 2 (January 1991): 114–15. http://dx.doi.org/10.3109/01443619109013531.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Benizri, E., P. Fabiani, G. Migliori, D. Chevallier, A. Peyrottes, M. Raucoules, J. Amiel, J. Mouiel, and J. Toubol. "Gangrene of the perineum." Urology 47, no. 6 (June 1996): 935–39. http://dx.doi.org/10.1016/s0090-4295(96)00058-1.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Nasu, Kaei, Mamiko Okamoto, Masakazu Nishida, and Hisashi Narahara. "Endometriosis of the perineum." Journal of Obstetrics and Gynaecology Research 39, no. 5 (March 17, 2013): 1095–97. http://dx.doi.org/10.1111/jog.12003.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Shuch, Brian, Veronica Triaca, and Shlomo Raz. "Leiomyoma of the Perineum." Journal of Pelvic Medicine and Surgery 13, no. 3 (May 2007): 145–47. http://dx.doi.org/10.1097/spv.0b013e3180622285.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Wong, David Sau-Yan. "Reconstruction of the Perineum." Annals of Plastic Surgery 73 (September 2014): S74—S81. http://dx.doi.org/10.1097/sap.0000000000000237.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Friedman, Jeffrey, Tue Dinh, and John Potochny. "Reconstruction of the perineum." Seminars in Surgical Oncology 19, no. 3 (2000): 282–93. http://dx.doi.org/10.1002/1098-2388(200010/11)19:3<282::aid-ssu10>3.0.co;2-b.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Heller, Debra S., Pierre Lespinasse, and Neena Mirani. "Endometriosis of the Perineum." Journal of Lower Genital Tract Disease 20, no. 3 (July 2016): e48-e49. http://dx.doi.org/10.1097/lgt.0000000000000203.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Segovis, Colin M., and Raymond B. Dyer. "The “watering can perineum”." Abdominal Radiology 41, no. 6 (March 21, 2016): 1214. http://dx.doi.org/10.1007/s00261-016-0710-2.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Losu, Fredrika N., Femmy Keintjem, and Sridayanti Binambuni. "Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado." JIDAN (Jurnal Ilmiah Bidan) 5, no. 2 (July 2, 2018): 68–75. http://dx.doi.org/10.47718/jib.v5i2.839.

Full text
Abstract:
Latar Belakang: Robekan perineum adalah robekan yang terjadi pada saat bayi lahir, baik secara spontan maupun dengan menggunakan alat atau tindakan persalinan. Robekan perineum terjadi pada hampir semua primipara. Perdarahan pasca persalinan dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh robekan serviks atau vagina. Tujuan: mengetahui Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado Metode: Jenis penelitian menggunakan observasional analitik. Penelitian ini dilakukan pada ibu nifas dengan luka perineum, dan teknik pengambikan sampel dengan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden. Hasil: Analisis uji chi square, diperoleh nilai Exact Sig. (2-sided) sebesar 0.021 menunjukkan hasil signifikan lebih kecil dari 0.05 (0.021<0,05 ). Kesimpulan: Ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap ibu nifas tentang perawatan luka perineum di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Latifah, Anik. "HUBUNGAN PERILAKU IBU NIFAS DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM." EMBRIO 11, no. 1 (May 27, 2019): 17–22. http://dx.doi.org/10.36456/embrio.vol11.no1.a1845.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Ruptur Perineum dapat terjadi karena adanya ruptur spontan maupun episiotomi. Proses penyembuhan luka perineum dipengaruhi oleh banyak factor terutama perilkau aktif ibu dalam menangani masalah kesehatan. Perilaku aktif yang ada misalnya perilaku personal hygiene yang baik, pengaturan pola makan yang baik mobilisasi dan menjega kondisi ibu (Suryo, 2016). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di BPS Ririn. Z.A, A.md. Keb Desa Glagahwero Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember pada bulan Januari - April 2019 didapatkan 39 ibu melahirkan dimana 28 (72%) ibu melahirkan yang mengalami luka perineum, Pengamatan dilakukan pada 36 orang responden untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam dari penyembuhan luka perineum. Pemelitian ini termasuk dalam penelitian observasional. Sedangkan penelitian berdasarkan ada tidaknya perlakuan, maka penelitian ini termasuk pemelitiam Non eksperimental atau penelitian deskriptif. Berdasarkan analisa data menggunakan Chi Kuadrat / uji Chi square didapatkan nlai X2 hitung = 12.173 lebih besar dari X2 0,05 = 3,841 artinya terdapat hubungan yang signifikan dari perilaku ibu terhadap penyembuhan luka perineum di Desa Glagahwero Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penyembuhan luka perineum pada ibu post partum dipengaruhi oleh perilaku ibu selama masa nifas misalkan perilaku ibu dalam menjaga personal hygiene, pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan tidak pantang makanan serta mau melkukan mobilisasi dini dengan baik maka proses penyemuhan luka akan semakin cepat dan baik. Kata Kunci : Perilaku Ibu, Penyembuhan Luka Perineum
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Desi Hariani. "1035325 Hubungan Berat Badan Bayi Baru Lahir dengan Rupture Perineum Pada Persalinan Normal di Ruang Shafa RSI Siti Khadijah Palembang Tahun 2019." Jurnal Kebidanan : Jurnal Medical Science Ilmu Kesehatan Akademi Kebidanan Budi Mulia Palembang 10, no. 1 (June 19, 2020): 23–30. http://dx.doi.org/10.35325/kebidanan.v10i1.215.

Full text
Abstract:
Persalinan seringkali mengakibatkan perlukaan jalan lahir atau yang disebut dengan rupture perineum. Berat badan bayi baru lahir berpengaruh pada peregangan perineum, namun rupture perineum masih terjadi meskipun bayi yang lahir dilahirkan tidak terlalu besar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan berat badan bayi baru lahir dengan rupture perineum pada persalinan normal di Ruang shafa RSI Siti Khadijah Palembang Tahun 2020. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 Januari -09 Maret Tahun 2020. Desain penelitian yang digunakan adalah metode Survey Analitik dengan pendekatan Cross Sectional dan menggunakan data analisis univariat dan bivariat, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggukan total sampling. Populasi dalam penelitian ini semua ibu bersalin yang melahirkan di Ruang shafa RSI Siti Khadijah Palembang pada Januari sampai dengan Maret 2020 sebanyak 40 responden. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 40 responden ibu yang mengalami rupture perineum sebanyak 30 responden (75,0%) dan yang tidak mengalami rupture perineum sebanyak 10 responden (25,0%). Terdapat hubungan yang signifikan antara berat badan bayi baru lahir dengan rupture perineum pada persalinan normal di Ruang shafa RSI Siti Khadijah Palembang dengan nilai p value 0,031 <ɑ 0,05. Adapun saran yang diberikan untuk ibu agar meningkatkan deteksi dini dan pemantauan tumbuh kembang janin serta memberikan KIE kepada ibu hamil tentang berat badan bayi baru lahir dengan laserasi jalan lahir.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography