To see the other types of publications on this topic, follow the link: Perum ASTEK.

Journal articles on the topic 'Perum ASTEK'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 45 journal articles for your research on the topic 'Perum ASTEK.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Baskoro, Mulyono S., Roza Yusfiandayani, and Sutia Yuningsih. "ASPEK BIOLOGI HASIL TANGKAPAN PANCING ULUR PADA RUMPON PORTABLE." Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis 11, no. 2 (August 21, 2019): 399–412. http://dx.doi.org/10.29244/jitkt.v11i2.19577.

Full text
Abstract:
Rumpon portable merupakan rumpon yang tidak diletakkan secara tetap di perairan, tetapi diletakkan pada saat akan melakukan kegiatan penangkapan ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi tingkat kematangan gonad, menganalisis hubungan isi perut hasil tangkapan dengan kelimpahan plankton yang tertarik pada rumpon portable, menganalisis indeks keanekaragaman, keseragaman, dan dominan plankton yang terdapat pada isi perut ikan dengan plankton yang terdapat pada perairan, menganalisis trofik level jenis ikan di sekitar rumpon portable. Metode penelitian dilakukan dengan cara experimental fishing dan uji laboratorium. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis tingkat kematangan gonad, stomach content analysis, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks dominansi, serta analisis trofik level. Total hasil tangkapan ikan sebanyak 165 ekor didominasi oleh jenis ikan kembung dan ikan tongkol. Ikan-ikan lainnya yang tertangkap yaitu jenis ikan todak, barakuda dan selar kuning. Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil tangkapan didominasi oleh ikan dengan TKG II sebanyak 53%, dan disusul ikan dengan TKG I sebanyak 38% dari total hasil tangkapan. Ikan-ikan yang tertangkap pada penelitian ini terdiri dari ikan pemakan plankton atau plankton feeders dan ikan karnivora. Organisme yang ditemukan dalam isi perut ikan yaitu ikan kecil, cumi-cumi, fitoplankton yang terdiri dari 7 genus, serta beberapa genus dari zooplankton. Hasil tangkapan ikan terbanyak ditangkap pada pengamatan hari ke-2 dengan jumlah tangkapan sebanyak 34 ekor.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

BANTACUT, TADJUDDIN. "LOGISTIK 4.0 Dalam Manajemen Rantai Pasok Beras Perum BULOG." JURNAL PANGAN 27, no. 2 (October 24, 2018): 141–54. http://dx.doi.org/10.33964/jp.v27i2.371.

Full text
Abstract:
Artikel ini bertujuan untuk merumuskan gagasan Logistik 4.0 yang diaplikasikan pada manajemen rantai pasok beras, khususnya pada Perum BULOG yang mendapat mandat untuk dapat mengendalikan dan menjamin ketersediaan beras di Indonesia. Pengembangan Logistik 4.0 beras mencakup perencanaan sumberdaya, sistem manajemen gudang, sistem manajemen transportasi, sistem taransportasi cerdas, dan keamanan informasi. Berkaitan dengan hal ini, Perum BULOG perlu mengembangkan sistem pengelolaan yang telah ada mengikuti aspek tersebut dengan mengembangkan Sistem-Fisik-Cyber (Cyber-Physical-Systems) sebagai basis Logistik 4.0. Dalam perspektif ini, dua masalah terbesar yang dihadapi Perum BULOG saat ini adalah pengendalian persediaan beras di pasaran dan kinerja rantai pasok. Untuk itu perlu digunakan berbagai teknologi, agar kemampuan pengendalian dan rantai pasok beras Perum BULOG dapat memegang peranan yang strategis dengan memenuhi kualitas pangan (food quality), responsif (responsiveness), efisiensi (efficiency), dan fleksibelitas (flexibility). Diantara teknologi yang dapat digunakan adalah teknologi Radio Frequency Identification (RFID). Penggunaan teknologi seperti RFID, diharapkan dapat menjadikan Perum BULOG lebih menguasai pasar, dan mampu mengendalikan rantai pasok beras sebagai perwujudan tanggung jawabnya sebagai penyedia dan pengendali logistik beras.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Dewi Wulanningrum, Sintia, and Yunita Ardianti Sabtalistia. "REDESAIN TAMAN PERUM P&K KEMANGGISAN , JAKARTA BARAT." Pawon: Jurnal Arsitektur 4, no. 02 (September 3, 2020): 79–94. http://dx.doi.org/10.36040/pawon.v4i02.2807.

Full text
Abstract:
Taman Perum P&K berada di Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat. Taman Perum P&K memiliki fungsi utama sebagai tempat bermain anak bagi warga sekitar Kemanggisan. Pada eksisting Taman Perum P&K masih kurang tertata dan terawat, serta fasilitas bermain anak yang telah rusak, sehingga membuat kenyamanan dan keamanan pengguna khususnya anak-anak menjadi kurang optimal. Salah satu wujud Kota Layak Anak (KLA) adalah adanya Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang aman dan nyaman, sehingga dapat digunakan anak-anak sebagai tempat bermain mereka. Tujuan penelitian adalah untuk merencanakan dan mendesain kembali (Redesain) Taman Perum P&K yang aman dan nyaman. Metode penelitian yang dipakai yaitu kualitatif deduktif untuk merumuskan konsep yang sesuai untuk redesain Taman Perum P & K Kemanggisan. Hasil penelitian yaitu penerapan aspek fisik, kognitif dan sosial pada desain taman , serta penerapan desain yang memperhatikan kenyamanan dan keamanan anak melalui kegiatan yang memperhatikan perkembangan anak antara lain ; social play, imaginative play, constructive play, experimental play, sensory experience, challenging play dan learning skills.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Wibowo, Satrio, and Gunawan Gunawan. "KEGIATAN USAHA PERUM PEGADAIAN DAN PERANANNYA DALAM MENDUKUNG PEMBERDAYAAN EKONOMI RAKYAT." Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan 1, no. 4 (October 11, 2003): 55–105. http://dx.doi.org/10.21098/bemp.v1i4.187.

Full text
Abstract:
Krisis ekonomi yang terjadi sejak pertengan tahun 1997 telah berdampak luas terhadap segala aspek perekonomian, khususnya sektor perbankan yang berakibat terhentinya aliran kredit perbankan. Dalam kondisi krisis tersebut, Perum Pegadaian (PP) merupakan salah satu lembaga keuangan yang masih mampu bertahan, bahkan menunjukkan peningkatan kinerja baik operasional maupun keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan dengan peer-groupnya (BPR dan BRI Udes) secara umum kinerja PP relatif lebih baik. Porsi kredit yang diberikan oleh PP semakin meningkat walaupun secara nominal relatif lebih kecil dibandingkan dua lembaga tersebut.Dalam masa krisis ini, Perum Pegadaian menghadapi permasalahan temporer berupa lonjakan nasabah (puncaknya terjadi pada Juni 1998) yang mendorong Perum Pegadaian melakukan overdraft sangat besar atas fasilitas kredit yang diperoleh dari BRI, serta kekurangan likuiditas juga disebabkan karena obligasi yang diterbitkan untuk membayar obligasi yang jatuh tempo, kurang diminati masyarakat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut Perum Pegadaian telah menerima bantuan dalam bentuk RDI dari pemerintah dan KLBI. Permasalahan lain yang bersifat struktural antara lain rentang kendali yang terlalu luas namun tidak ditunjang sistem pengawasan yang memadai, sistem manajemen yang sentralistik sehingga berpotensi menghambat kinerja, beberapa kelemahan prosedur yang berpotensi menimbulkan penyimpangan, serta tidak adanya sistem yang mampu mengantisipasi resiko fluktuasi harga barang jaminan khususnya emas.Potensi Perum Pegadaian untuk lebih berperan dalam pemberdayaan ekonomi rakyat dapat dilihat dari keberpihakan terhadap masyarakat berpendapatan rendah (mayoritas nasabah), relatif kecilnya skala kredit yang diberikan (Rp 5.000 s.d. Rp 20 juta), suku bunga yang dikenakan relatif rendah, serta mudahnya prosedur gadai. Untuk mewujudkan potensi tersebut terlebih dahulu harus dibenahi berbagai kelemahan khususnya kelemahan struktural yang ada. Sedangkan untuk meningkatkan efisiensi pembiayaan usaha kecil perlu dikaji kemungkinan pemberian izin bagi perusahaan/lembaga lain untuk bergerak dalam usaha pegadaian.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Nuraeni, Sitti, and Beta Putranto. "ASPEK BIOLOGIS ULATSUTERA (Bombyx mori L.) DARI DUA SUMBER BIBIT DI SULAWESI SELATAN." PERENNIAL 4, no. 1 (January 1, 2008): 10. http://dx.doi.org/10.24259/perennial.v4i1.177.

Full text
Abstract:
The purpose of this research to compared the biological aspect of silkworm seeds with two resources of seeds in South Sulawesi are Perum Perhutani (P1) and China hybrid (P2). The result of this research can be information for user of the sericulture. The observation will be done the hatchability of eggs, resistance of larva, and the characteristic of the larval. The observation of the cocoon quality such as whole fresh cocoon weight, the cocoon without pupa weight, the presentation of shell cocoon, the presentation of abnormal cocoon, and the characteristic of the cocoon. The data was analyzed with using proportion different test and t-student test. The result of this research was showed that hatchability of kind eggs as not significant. The resistance of larva as the higher from P2 and presentation of abnormal cocoon was lower. So the cocoon without pupa was not significant with the seeds from P1, but the cocoon weight and size of cocoon are bigger than from P2. Both larva motif and cocoon characteristic from P1 and from China hybrid is significant, but larva stadia from P2 was shorter than from P1. Key words : Biological aspect, silkworm (Bombyx mori), seeds resources References
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Saliem, Handewi Purwati, Adreng Purwoto, and Gatoet Sroe Hardono. "Kebijakan Pengelolaan Cadangan Pangan pada Era Otonomi Daerah dan Perum Bulog." Forum penelitian Agro Ekonomi 23, no. 2 (August 18, 2016): 73. http://dx.doi.org/10.21082/fae.v23n2.2005.73-83.

Full text
Abstract:
<strong>English</strong><br />This paper aims at assessing the food security policy, especially the stock management aspect in the era of regional autonomy and change in status of the Logistic Agency (Bulog) from a Government Agency into a Public Company. The description consists of concept, role, and food security management policy aspects in the said era. Data and information come from research results and references related with the topic. To meet people’s demand for food physically and economically, it is necessary to manage food stock at all government’s lines and community’s components. The central government manages rice stock centrally for the purposes of operating, buffer, and pipe line stocks. The local governments manage decentralized reserve stock for emergency purposes, such as natural disasters and regional conflicts, and also handle non-rice food reserve in accordance with local food stuff. Community’s food stocks are developed through: (1) Encouraging and maintaining community’s tradition to take aside some of harvest for food stock individually, and (2) Promoting community’s tradition to establish collective food stock, i.e. food warehouses construction. <br /><br /><br /><strong>Indonesian</strong><br />Tulisan ini bertujuan untuk menelaah kebijakan pengelolaan ketahanan pangan khususnya aspek pengelolaan cadangan pangan di era otonomi daerah dan Bulog menjadi Perum (Perusahaan Umum). Bahasan mencakup konsep, peran, dan aspek kebijakan pengelolaan ketahanan pangan dalam era tersebut. Sumber data dan informasi berasal dari hasil penelitian dan pustaka yang relevan dengan bahan kajian. Untuk menjamin pemenuhan kebutuhan konsumsi penduduk secara fisik maupun ekonomi, maka diperlukan pengelolaan cadangan pangan di semua lini pemerintahan dan di seluruh komponen masyarakat. Pemerintah pusat mengelola cadangan pangan beras dengan sistem sentralistik untuk pengelolaan stok operasi, stok penyangga, dan pipe line stock. Pemerintah daerah mengelola reserve stock keperluan emergensi seperti bencana alam dan konflik sosial yang tidak bersifat nasional dengan pendekatan terdesentralisasi (bukan terpusat) , serta mengelola cadangan pangan non-beras sesuai makanan pokok masyarakat setempat. Sementara itu pengembangan cadangan pangan masyarakat dilakukan dengan: (1) Menumbuhkembangkan dan sekaligus memelihara tradisi masyarakat secara perorangan menyisihkan sebagian hasil panen untuk cadangan pangan, dan (2) Menumbuh- kembangkan tradisi masyarakat melakukan cadangan pangan secara kolektif dengan membangun lumbung pangan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Hazanah, Lydia, Wiryo Setiana, and Dyah Rahmi Astuti. "Implementasi Human Relations melalui Kegiatan Informal." Reputation: Jurnal Hubungan Masyarakat 2, no. 1 (July 9, 2020): 81–100. http://dx.doi.org/10.15575/reputation.v2i1.51.

Full text
Abstract:
Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten merupakan perusahaan atau instansi yang melaksanakan Human Relations melalui kegiatan informal, kegiatan informal tersebut dilakukan oleh Unit Seksi Humas dan Protokoler pada Bidang Ekspert Madya Komunikasi dan Pelaporan. Peneliti tertarik melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk menetahui bagaimana gambaran impelementasi Human Relations melalui kegiatan informal di Perum Perhutani. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah konstruktivisme yang bertujuan untuk memaknai makna-makna yang diungkapkan informan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian secara utuh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, karena penulis ingin mengetahi aspek “how” dan “why”yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik setiap manusia dengan cara berinteraksi secara langsung dan mendalam. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Human Relations melalui kegiatan informal tersebut menggunakan konsep POAC yaitu perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pelaksanaan (Actuating), dan pengawasan (Controling), sehingga dalam kegiatan informal di Perum Perhutani menerapkan atau mengimplementasi Human Relations melalui kegiatan informal tersebut dengan sebaik mungkin. Implementasi yang tercipta di Perum Perhutani dapat menciptakan kenyamanan, merasa dihargai dalam melaksanakan setiap pekerjaan, sehingga dapat dipahami pula bahwa implementasi Human Relations melalui kegiatan informal di Perum Perhutani telah dilaksanakan dengan baik sehingga dapat menciptakan serta meningkatan produktivitas dalam bekerja. Perum Perhutani Regional Division of West Java and Banten is a company or agency that carries out Human Relations through informal activities, informal activities are carred out by the Public Relations and protocol section unit in the field of experts in intermediate communication and reporting. Researchers are interested in doing this research with the aim to find out how the descripyion of Human Relations implementation through informal activities in Perhutani Public Division West Java and Banten Regional Division through the concept of POAC from planning, organizing, implementing to monitoring (controlling) the activity. The paradigm used in this study is contructivism which aims to interpret the meanings expressed by informants. The approach used is a qualitative approach that aims to understand the phenomenon experienced by the research subject in its entirety. The method used in this study is a case study, because the author wants to know the “how” and “why” aspects that aim to find out the caracteristics of each human being by interacting directly and deeply. Based on the results of the study showed that the implementation of Human Relations throught informal activities using the consept of POAC namely planning, organizing, actuating, and controlling, so that in informal activities in the Perhutani public corporate to implement Human Relations throught informal activites as well as possibl. The implementation created in Perum Perhutani can create comfort, feel valued in carrying out every job, so that it can be understood also that the implementation of Human Relations throught informal activites in Perum Perhutani has been carried out properly so as to create and improve productivity in work.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Usman, Usman, and Sapril Sapril. "Pemanfaatan Budaya Posoropu dalam Perawatan Masa Nifas oleh Perempuan Buton Utara." Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 14, no. 3 (September 20, 2018): 268. http://dx.doi.org/10.30597/mkmi.v14i3.4453.

Full text
Abstract:
Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perempuan Buton memanfaatkan tradisi posoropu sebagai perawatan masa nifas yang dapat mempengaruhi status kesehatan. Penelitian bertujuan mengeksplorasi pemanfaatan tradisi posoropu saat masa nifas perempuan di Kecamatan Kulisusu, Kecamatan Bonegunu, dan Kecamatan Kulisusu Utara di Kabupaten Buton Utara. Sebuah studi kualitatif dengan pendekatan Etnografi, dilakukan dengan wawancara mendalam pada 14 informan yang didapatkan dengan purposive sampling. Dari hasil analisis tradisi posoropu saat masa nifas perempuan Buton, terdiri dari aspek sosial dan aspek budaya. Adapun aspek sosial, yaitu perempuan Buton memiliki self concept bahwa perawatan yang dilakukan oleh Bisa (dukun beranak) menimbulkan sentuhan magis, dipercaya, dan kepuasan pelayanan dalam mengembalikan fungsi organ reproduksi sediakala. Indentifikasi individu terhadap kelompok sosial yaitu adanya ketertarikan dan kebiasaan turun temurun memilih pengobatan dilakukan Odhe (hatra) dan “Bisa”. Aspek budaya dari tradisi perawatan masa nifas yang harus dilakukan, yaitu pidaho wee musodo (mandi air panas), pirarai (panggang), kabongkoi (ikat pinggul/perut), dan meminum ramuan tradisional. Ditinjau dari aspek sosial masyarakat Buton Utara masih mempertahankan tradisi masa nifas sedangkan aspek budaya masyarakat masih berpegang teguh terhadap budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang secara turun temurun.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Annisa, Winanda Rizky, and Siti Zunariyah. "PERUBAHAN POLA PENGELOLAAN HUTAN OLEH MASYARAKAT DI DESA KALIGUNTING (Studi Kasus PHBM di Desa Kaligunting, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur)." Journal of Development and Social Change 1, no. 1 (April 29, 2018): 76. http://dx.doi.org/10.20961/jodasc.v1i1.20744.

Full text
Abstract:
<h1>Abstract : The existence of forest in Indonesia nowadays could be identified as under critical condition. It was not only caused by illegal logging phenomenon, but also the habit of forest village community which implicitly gives contribution towards the decay of forest ecosystem. This research used qualitative-descriptive method with approach case studies. The change that occurred in Kaligunting Village could be identified as two aspect, including physical aspect and non-physical aspect. Related to physical aspect, cultivating pattern that turned to 3m x 3m impacted on forest sustainability and level of society participation in tumpangsari. Whereas, non-physical aspect change, including social change, economics change, and cultural change. Social change could be seen by the emergence of LMDH Sumber Tani which made level of participation, interaction and social distance, and social network increased. Economic change is visible through the emergence of business opportunity such as cassava flour which became main product of the village, up to the existence of production sharing form Perum Perhutani. Then, in the cultural aspect, the change is occurred in cultivation and harvesting ritual.</h1><h1><strong style="font-size: 10px;">Keyword : </strong><span style="font-size: 10px;">Social change, forest management, Forestry Departmen, PHBM, civil institutions</span></h1><p> </p><p><strong>Abstrak</strong><strong> </strong>: Keberadaan hutan di Indonesia saat ini dapat diidentifikasi karena berada dalam kondisi kritis. Bukan hanya disebabkan oleh fenomena illegal logging, tetapi juga kebiasaan masyarakat desa hutan yang secara implisit memberikan kontribusi terhadap kerusakan ekosistem hutan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Perubahan yang terjadi di Desa Kaligunting dapat diidentifikasi sebagai dua aspek, termasuk aspek fisik dan non-fisik. Terkait dengan aspek fisik, pola budidaya yang berubah menjadi 3m x 3m berdampak pada kelestarian hutan dan tingkat partisipasi masyarakat dalam tumpangsari. Sedangkan, aspek non fisik berubah, termasuk perubahan sosial, perubahan ekonomi, dan perubahan budaya. Perubahan sosial dapat dilihat dengan munculnya LMDH Sumber Tani yang membuat tingkat partisipasi, interaksi dan jarak sosial, dan jejaring sosial meningkat. Perubahan ekonomi terlihat melalui munculnya peluang bisnis seperti tepung ubi kayu yang menjadi produk utama desa, hingga adanya bentuk bagi hasil Perum Perhutani. Kemudian, dalam aspek budaya, perubahan itu terjadi dalam ritual kultivasi dan panen.</p><p><br /> <strong>Kata Kunci</strong>: Perubahan sosial, pengelolaan hutan, Departemen Kehutanan, PHBM, lembaga sipil</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Raharjo, S. Agung S., Baharinawati W. Hastanti, and Nana Haryanti. "Dinamika Kelembagaan Perhutanan Sosial di Wilayah Pehutani: Studi Kasus di KPH Telawa, Jawa Tengah." Politika: Jurnal Ilmu Politik 11, no. 2 (January 30, 2020): 183–97. http://dx.doi.org/10.14710/politika.11.2.2020.183-197.

Full text
Abstract:
Perhutanan Sosial pada awalnya merupakan inisiatif Perum Perhutani yang mulai diimplementasikan pada tahun 1972. Pada tahun 2017, ada perkembangan baru terkait Perhutanan Sosial di area Perhutani yang dipelopori oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Izin Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial (IPHPS). Karena inisiatif dari kementerian, sementara implementasi IPHPS ada di dalam Kawasan Perhutani, maka di lapangan terdapat implikasi-implikasi kelembagaan yang menarik untuk dikaji. Kajian ini menggambarkan dinamika kelembagaan Perhutanan Sosial di dalam kawasan Perum Perhutani setelah keluarnya kebijakan IPHPS. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode pengumpulan data yang menggunakan studi literatur, wawancara dan observasi. Analisis data deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran dinamika kelembagaan sebelum dan setelah penerapan IPHPS. Tulisan ini difokuskan pada aspek kelembagaan pemerintah dan petani (yang menggarap perhutanan sosial) di level bawah (tanah garapan). Hasil penelitian ini menunjukkan struktur kelembagaan pemerintah di dalam program IPHPS lebih kompleks dibandingkan dengan program sebelumnya, yakni program Pengelolaan Sumber Daya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Kelembagaan petani, di sisi lain, tidak terlalu banyak perbedaan, baik selama masa penerapan program PHBM maupun IPHPS. Kelembagaan petani masih belum mampu mandiri sehingga penguatan kelembagaan petani perlu menjadi prioritas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Pujiastuti, Lani, Muhammad Firdaus, and Deni Achmad Soeboer. "PORTOFOLIO DAN KINERJA BISNIS PERIKANAN DI PERUM PERIKANAN INDONESIA." ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut 2, no. 2 (June 30, 2018): 161–71. http://dx.doi.org/10.29244/core.2.2.161-171.

Full text
Abstract:
Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya perikanan dan pengembangan sistem bisnis perikanan menjadi tantangan bagi Perum Perikanan Indonesia sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor perikanan. Guna menangkap peluang tersebut diperlukan pemetaan portofolio bisnis untuk mempertimbangkan prioritas alokasi sumberdaya finansial dan evaluasi kinerja perusahaan untuk menilai efektifitas dan efisiensi operasional sebagai bahan pengambilan keputusan oleh manajemen. Pengalaman masa lalu bahwa 4 perusahaan BUMN sektor perikanan memiliki kinerja keuangan yang buruk dan kesulitan memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjangnya sehingga dilakukan penggabungan pada tahun 1998 (Tenny et al 2007). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi porfotolio tiga bisnis utama Perum Perikanan Indonesia (perikanan tangkap, perikanan budidaya dan jasa pelabuhan perikanan) dan mengevaluasi kinerja keuangan tahun 2013 sampai dengan 2017. Analisis portofolio menggunakan Matriks Boston Consulting Group (BCG) untuk menentukan posisi setiap unit bisnis dalam sebuah diagram berdasarkan pangsa pasar relatif dan pertumbuhan pasar. Analisis rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kinerja keuangan dari aspek likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Usaha perikanan tangkap berada pada kuadran tanda tanya atau perlu alokasi sumberdaya finansial tambahan untuk meningkatkan pangsa pasar agar mampu menempati kuadran bintang, usaha jasa pelabuhan perikanan berada pada kuadran sapi perah atau menjadi penghasil kas untuk mendanai bisnis lainnya, sedangkan usaha perikanan budidaya berada pada kuadran anjing atau posisi lemah sehingga disarankan untuk mengurangi alokasi sumberdaya finansial pada bisnis tersebut. 2) Rasio profitabilitas cenderung menurun menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan upaya efisiensi melemah, rasio solvabilitas meningkat tajam pada tahun 2017 menunjukkan peningkatan beban utang atau kewajiban perusahaan kepada pihak lain, dan rasio likuiditas cenderung menurun menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi utang atau kewajiban jangka pendek melemah.Kata kunci: Bisnis Perikanan, Portofolio Bisnis, Kinerja Keuangan, BUMN.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Hamdan, Hamdan, Yudhi Lestanata, and Amil Amil. "Analisis Peran Dinas Pariwisata Dalam Kegiatan Promosi Pariwisata Di Kabupaten Lombok Tengah." Journal of Government and Politics (JGOP) 1, no. 2 (January 27, 2021): 86. http://dx.doi.org/10.31764/jgop.v1i2.3959.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan kepala desa dalam meningkatkan kemampuan pelaksanaan tugas dan fungsi perangkat desa di desa meraran kecamatan seteluk kabupaten sumbawa barat), yang selama ini belum di ketahui, menyangkut Kemudahan syarat, Kelengkapan Sarana dan Prasaran, Informasi Akurat, peran pemimpin, Keramahan dan Kesopanan, Permasalahan, Kenyamanan, Faktor Penyebab. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan narasumber terdiri dari pegawai pegawai kantor desa bagian penaksir dan masyarakat yang ada di Desa Meraran sebagai pengguna pelayanan di perum pegadaian. Pengumpulan data dilakukan dengan teknis observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknis analisis data yang digunakan meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, kemudian menarik kesimpulan. Keabsahan data yang digunakan adalah teknis triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan kepala desa dalam meningkatkan kemampuan pelaksanaan tugas dan fungsi perangkat desa di desa meraran kecamatan seteluk kabupaten sumbawa barat menyatakan kualitas pelayanan sudah cukup memuaskan pada berapa aspek. Beberapa aspek yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik yang di berikan pegawai kantor desa kepada masyarakat, yaitu aspek Kemudahan syarat (sangat di permudah dan tidak berbelit-belit), aspek Kelengkapan Sarana dan Prasaran Kelengkapan Sarana dan Prasarana sudah cukup baik segi sarana (sepiker pemanggilan, toilet, ruang tunggu dan kursi tunggu yang yang banyak), Informasi Akurat , Keramahan dan Kesopanan (secara keseluruhan keramahan dan kesopanan pegawai kantor Desa sudah ramah dan sopan), Permasalahan (dalam pengumplan data), Kenyamanan (secara keseluruhan kenyamanan dalam pelayanan sudah cukup baik), Faktor Penyebab (Faktor kemampuan dan keterampilan setiap aparat pada bidangnya masing-masing merupakan salah satu penentu efektif atau tidaknya pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada pegawai pada bidangnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Ramos, Yuddy, Kalifa Goïta, and Stéphane Péloquin. "Mapping advanced argillic alteration zones with ASTER and Hyperion data in the Andes Mountains of Peru." Journal of Applied Remote Sensing 10, no. 2 (June 7, 2016): 026031. http://dx.doi.org/10.1117/1.jrs.10.026031.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Siahaan, Sudirman. "SEKOLAH MENENGAH TINGKAT PERTAMA TERBUKA (SMP TERBUKA) SEBAGAI BENTUK PENDIDIKAN YANG MERAKYAT." Jurnal Teknodik 13, no. 1 (August 31, 2018): 052. http://dx.doi.org/10.32550/teknodik.v13i1.439.

Full text
Abstract:
Dalam kondisi perekonomian yang sulit, yang menjadi prioritas adalah bagaimana dapat bertahan hidup. Atau, yang menjadi prioritas dalam kehidupan sehari-hari adalah makan atau urusan “perut”. Setiap orang berupaya dengan berbagai cara mendapatkan makanan. Yang dipentingkan adalah “perut kenyang”. Berbagai kebutuhan hidup sehari-hari lainnya cenderung disisihkan untuk sementara dan baru menjadi perhatian apabila perut sudah kenyang. Dalam kondisi yang demikian ini, aspek kesehatan dan pendidikan menjadi “kurang mendapat perhatian”. Penghasilan difokuskan untuk membuat “perut” kenyang. Berbagai bentuk pengeluaran lainnya terpaksa ditunda atau ditekan menjadi seminimal mungkin. Di antara berbagai biaya pengeluaran lainnya yang dinilai sangat mendasar adalah memenuhi kebutuhan akan kesehatan dan pendidikan. Bagaimana menyekolahkan anak-anak apabila kondisi keuangan (a) tidak atau kurang mendukung, atau (b) hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari? Sejalan dengan Wajib Belajar 9 Tahun, para orang tua seyogianya mengupayakan anak-anak mereka dapat menyelesaikan pendidikan 9 Tahun. Sekalipun kondisi masyarakat kurang menguntungkan secara finansial, namun anak-anak usia SMP sebenarnya masih dapat menyelesaikan pendidikan SMP, yaitu melalui Sekolah Menengah Pertama Terbuka (SMP Terbuka) yang tersebar di setiap propinsi. SMP Terbuka dikatakan sebagai bentuk pendidikan yang merakyat karena antara lain: (a) pendidikan yang mendatangi anak-anak, (b) anak-anak tetap dapat membantu orang tua mencari nafkah sehari-hari, (c) anak-anak tidak harus datang setiap hari belajar di SMP, (d) anak-anak tidak perlu memakai seragam, (e) orang tua tidak dibebani berbagai bentuk biaya pendidikan, dan (f) kegiatan pembelajaran mengoptimalkan pemanfaatan berbagai sumber belajar di lingkungan sekitar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Brandmeier, M., S. Erasmi, C. Hansen, A. Höweling, K. Nitzsche, T. Ohlendorf, M. Mamani, and G. Wörner. "Mapping patterns of mineral alteration in volcanic terrains using ASTER data and field spectrometry in Southern Peru." Journal of South American Earth Sciences 48 (December 2013): 296–314. http://dx.doi.org/10.1016/j.jsames.2013.09.011.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Iswanto, Bambang, and Rommy Suprapto. "ABNORMALITAS MORFOLOGIS BENIH IKAN LELE AFRIKA (Clarias gariepinus) STRAIN MUTIARA." Media Akuakultur 10, no. 2 (December 31, 2015): 51. http://dx.doi.org/10.15578/ma.10.2.2015.51-57.

Full text
Abstract:
Ikan lele Mutiara merupakan strain baru ikan lele Afrika (Clarias gariepinus) hasil pemuliaan yang memiliki keunggulan-keunggulan karakteristik budidaya, terutama pertumbuhan. Selain karakteristik budidayanya, karakteristik morfologis ikan lele Mutiara juga perlu dieksplorasi. Salah satu aspek morfologi yang perlu dieksplorasi tersebut adalah abnormalitas morfologis benihnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui abnormalitas morfologis benih ikan lele Mutiara dibandingkan dengan benih strain-strain ikan lele Afrika lain yang digunakan dalam kegiatan budidaya di Indonesia, yakni ikan lele Sangkuriang, Dumbo, Sukhoi, Burma, Paiton, Phyton dan Masamo. Karakteristik yang diamati adalah abnormalitas bentuk morfologis (deformitas) dan fluktuasi asimetri sirip dada dan sirip perut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat deformitas (4,00%) dan fluktuasi asimetri (sirip dada 0,14 dan sirip perut 0,02) benih ikan lele Mutiara lebih rendah daripada benih-benih ikan lele Sangkuriang, Dumbo, Sukhoi, Burma, Paiton, Phyton dan Masamo (deformitas berkisar 6,00-42,00%, fluktuasi asimetri sirip dada berkisar 0,30-0,68 dan sirip perut berkisar 0,12-0,62). Hasil tersebut menunjukkan bahwa bentuk morfologis benih ikan lele Mutiara lebih normal daripada benih-benih ikan lele Sangkuriang, Dumbo, Sukhoi, Burma, Paiton, Phyton dan Masamo. Hal tersebut mengindikasikan bahwa mutu dan keragaman genetis ikan lele Mutiara lebih tinggi daripada strain-strain ikan lele Afrika lain yang digunakan dalam kegiatan budidaya di Indonesia tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Winarso, Aji. "Laporan pertama infeksi larva Anisakidae pada kerapu merah (Cephalopholis miniata) dari perairan Nusa Tenggara Timur." ARSHI Veterinary Letters 4, no. 3 (December 24, 2020): 47–48. http://dx.doi.org/10.29244/avl.4.3.47-48.

Full text
Abstract:
Penyediaan pangan asal hewan yang sehat merupakan faktor pendukung dalam pembangunan. Demikian pula dalam penyediaan industri jasa pariwisata yang didalamnya tercakup wisata kuliner. Infeksi larva Anisakidae pada ikan laut yang dikonsumsi harus menjadi perhatian penting dalam penyediaan jasa kuliner makanan laut dari aspek kesehatan masyarakat veteriner. Kajian ini merupakan deskripsi temuan pertama infeksi larva anisakid pada seekor ikan kerapu merah (Cephalopholis miniata). Infeksi larva anisakid pada C. miniata ini ditemukan pada peritoneum dan otot perut. Penting bagi masyarakat yang memasak ikan agar memastikan bagian dalam ikan juga matang sempurna agar terhindar dari anisakiasis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Vining, Benjamin. "Reconstructions of local resource procurement networks at Cerro Baúl, Peru using multispectral ASTER satellite imagery and geospatial modeling." Journal of Archaeological Science: Reports 2 (June 2015): 492–506. http://dx.doi.org/10.1016/j.jasrep.2015.05.001.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Sudarmono, Sudarmono, and Sahromi Sahromi. "POLLEN ATAU SERBUK SARI : ASPEK MORFOLOGI, SISTEMATIKA DAN APLIKASINYA PADA TUMBUHAN KELUARGA MENTOL." Jurnal Sains Natural 2, no. 1 (November 25, 2017): 12. http://dx.doi.org/10.31938/jsn.v2i1.30.

Full text
Abstract:
Pollen Powder or Sari : Aspects of Morphology, Systematics and Application on Menthol Family Plant Pollen is the important component of plant to develop through reproductive. Pollen is the male organ of plants that plays an important role in the process of the evolution of plants. Menthol family plants (the Family Lamiaceae) is one of biggest families after Asteraceae. The process of the cross breeding often dominates the process of the evolution to the ment al Family. The research on the menthol Family's pollen aimed to know the affinity and the process of his pollination. The form of pollen of the Family Lamiaceae, was round and hexacolpate, the form was the same as the species member with their relatives. In the process of pollination often helped by the bee where pollen that clung to the abdomen part and the chest of the bee and moved to the other flower where the cross-pollination happen. The process of the cross-pollination happened also because of the same of maturity time between pollen of male and the stigma surface of female. The seed was still being the dominant factor in the reproductive in the Family Lamiaceae. Key words : Pollen, Pollination, Lamiaceae, the Mint family, the bee, the seed Abstrak Serbuk sari atau dikenal dengan pollen merupakan komponen penting tanaman untuk berkembang melalui reproduktif. Serbuk sari merupakan organ jantan pada tumbuhan yang berperan penting dalam proses evolusi tumbuhan. Tumbuhan Keluarga Mentol (Famili Lamiaceae) merupakan salah satu Famili yang terbesar setelah Asteraceae. Proses perkawinan silang banyak mendominasi proses evolusi pada Keluarga Mentol. Penelitian terhadap serbuk sari Keluarga Mentol bertujuan untuk mengetahui kekerabatan dan proses penyerbukannya. Bentuk morfologi serbuk sari pada Famili Lamiaceae, yaitu bulat dan heksakolpat (hexacolpate), bentuk yang sama dengan jenis – jenis anggota Famili Lamiaceae. Pada proses penyerbukan banyak dibantu oleh lebah dimana pollen yang menempel pada bagian perut dan dada lebah penyerbuk dan berpindah pada bunga yang lain sehingga terjadi penyerbukan silang. Proses penyerbukan silang terjadi juga karena adanya waktu pemasakan yang sama antara serbuk sari sebagai organ jantan dan kepala putik sebagai organ betina. Biji masih merupakan faktor yang dominan pada perbanyakan Famili Lamiaceae.Kata kunci : Serbuk sari, Pollen, Lamiaceae, Keluarga Mentol, Lebah, biji.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

YANG, Rihong, Zhizhong LI, and Xiufa CHEN. "Information Extraction of Typical Alteration Mineral Assemblage in Porphyry Copper Using ASTER Satellite Data, Arequipa Province of South Peru." Geo-information Science 14, no. 3 (November 6, 2012): 411–18. http://dx.doi.org/10.3724/sp.j.1047.2012.00411.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Putri, Masayu Rahmia Anwar, Yayuk Sugianti, and Krismono Krismono. "BEBERAPA ASPEK BIOLOGI IKAN NILEM (Osteochillus vittatus) DI DANAU TALAGA, SULAWESI TENGAH." BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap 7, no. 2 (August 31, 2015): 111. http://dx.doi.org/10.15578/bawal.7.2.2015.111-120.

Full text
Abstract:
Ikan nilem (Osteochillus vittatus) merupakan ikan introduksi diDanau Talaga,Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Studi tentang biologi populasi suatu spesiesakanmembantu dalammemahami pengelolaannya. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui beberapa aspek biologi ikan nilem(Osteochillus vittatus)sebagai informasi dasar dalam langkah pengelolaan sumberdaya ikan di Danau Talaga. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret, Mei, Juli dan Oktober Tahun 2013. Sampel ikan nilem diperoleh dengan melakukan percobaan penangkapan menggunakan 2 set jaring insang (ukuran mata jaring 1, 1½, 2, 3 dan 4 inci). Ikan yang didapat, diukur panjang total (cm) dan beratnya (g). Pengamatan isi perut dan gonad dilakukan di laboratorium Biologi Ikan, Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan.Ikan nilem merupakan ikan yang dominan tertangkap di Danau Talaga dengan kisaran ukuran panjang antara 11-22,7 cmdan ukuran berat antara 15,79 – 171,43 g, dimana ikan dengan kelompok panjang antara 14-15 cmmendominasi tangkapan. Pola pertumbuhan ikan nilembersifat alometrik negatif. Ikan nilemdikategorikan sebagai ikan herbivor dengan makanan utamanya adalah tumbuhan. Ikan nilem yang dominan tertangkap berada pada tingkat kematangan gonad (TKG) IV, dimana ukuran pertama kali matang gonad (Lm) baik jantan atau betina lebih kecil dibandingkan Lm ikan nilem pada beberapa referensi. Hal ini mengindikasikan bahwa ikan nilem di Danau Talaga matang gonad pada ukuran yang lebih kecil. Tipe pemijahan ikan nilemdi Danau Talagaadalah total spawner dan dapat memijah sepanjang tahun.Bonylip barb (Osteochillus vittatus) was one of introduction fish species in Sulawesi waters, including Lake Talaga, Donggala,Central Sulawesi. Study on biology populationof species will assist in understanding of its management. The aim of this research is to know some biological aspects of bonylip barb as basic information in fish resource management of Lake Talaga. The researchwas conducted on March, May, July and October 2013. The fish samples werecaptured by 2 sets experimental gillnet(mesh size 1, 1½, 2, 3 and 4 inch). These samples then measured its length and weight. The stomach content and gonad was observed at biological laboratory of Research institute for Fisheries Enhancement and Conservation. Bonylip barb is a dominant fish at Lake Talaga with the length range between 11-22.7 cm and weight range between 15.79 – 171.43 g. The fishes with the length group 14-15 cm were dominatedin fish catch. Bonylip barbwas an herbivore fish with plants as the main food. Thefish with stage IV of gonadsmaturitywere dominated, with the first length of maturity (Lm) in Lake Talagawas smaller than other references, either male or female fish.It was indicatedthat in Lake Talaga, bonylip barb fishwas matured in smaller size. Thebonylip barb is a total spawner and the spawning period of it may occurred throughout the year.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Hidayat, Aceng, Arya Had Dharmawan, and Danang Pramudita. "KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA KOPI CIBULAO DALAM PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT." RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan 4, no. 2 (July 12, 2018): 85–95. http://dx.doi.org/10.29244/jkebijakan.v4i2.22028.

Full text
Abstract:
Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) merupakan suatu program pengelolaan sumberdaya hutan yang dilakukan bersama oleh Perum Perhutani dan Kelompok Tani Hutan (KTH) Cibulao Hijau berdasarkan Surat Keputusan Perhutani Nomor 682/KPTS/DIR/2009. Program ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan pencurian tegakan pada kawasan hutan lindung disekitar Kampung Cibulao. KTH Cibulao Hijau memanfaatkan kawasan semak belukar di hutan menjadi lahan untuk ditanami tanaman kopi. Program PHBM ini memberikan manfaat kepada masyarakat Kampung Cibulao dalam aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Berdasarkan hasil persepsi masyarakat Cibulao terhadap manfaat program PHBM menggunakan skala likert menunjukan bahwa program ini telah memberikan perubahan yang lebih baik. Masyarakat juga telah merasakan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung walaupun manfaat yang dirasakan belum cukup merata kepada seluruh masyarakat cibulao. Budidaya kopi Cibulao yang dijalankan oleh KTH Cibulao Hijau menunjukan bahwa program ini layak secara finansial maupun ekonomi. Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode Cost and Benefit Analysis dengan kriteria NPV, Net B/C, dan IRR menunjukan bahwa program PHBM ini secara finansial dan ekonomi layak untuk dijalankan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Carrino, T. A., A. P. Crosta, C. L. B. Toledo, A. M. Silva, and J. L. Silva. "Geology and Hydrothermal Alteration of the Chapi Chiara Prospect and Nearby Targets, Southern Peru, Using ASTER Data and Reflectance Spectroscopy." Economic Geology 110, no. 1 (November 25, 2014): 73–90. http://dx.doi.org/10.2113/econgeo.110.1.73.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Mainaki, Revi, and Anita Eka Putri. "Paleogeografi: Perkembangan Keanekaragaman Hayati Dalam Ruang Dan Waktu (Biodiversity In Time And Space)." Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) 4, no. 1 (January 30, 2020): 17–24. http://dx.doi.org/10.29405/jgel.v4i1.3927.

Full text
Abstract:
Kajian tentang permukaan bumi tidak lepas dari aspek biosfer yang membahas keanekaragaman hayati. Dalam memahami perlu mengetahui sejarah perkembangan kenaekaragaman hayati di permukaan bumi. Paleogeografi merupakan cabang kajian aspek biosfer berbicara mengenai aspek tersebut. Melalui kajian pustaka artikel ini berusaha menguraikan dan mendeskripsikan perkembangan keanekaragaman hayati di dunia berdasarkan kala geologi. Hasil penelitian menunjukan perkembangan flora di dunia diawali dengan munculnya algae, fungi dan schizophyta sebagai spesies pertama dan stabil di setiap masa, spesies lain muncul di Era Paleozoikum tepatnya masa silur yakni nemathopytale dan psilopsida, pada masa devon muncul spesies lain dengan jumlah terbatas dan Masa Karbon flora mulai berkembang menjadi heterogen sampai kepunahan masal di Masa Perm, tetapi kembali berkembang di Era Mesozoikum. Sedangkan fauna diawali dengan munculnya cacing dan protozoa yang berkembang dari masa tersier hingga kambrium jenis porifera, coelenterata, bryozoa, brachiopoda, echinodermata, mollusca, cacing, anthropoda dan chordata. Pada Masa Kambrium muncul hewan bertulang belakang, diawali dengan jenis ikan diikuti oleh placedorm di Masa Silur dan punah pada Masa Trias terus berfluktuatif juga dengan kemunculan jenis amfibi. Pada Masa Permian muncul jenis reptile disusul mamalia di Masa Trias dan burung di Masa Jura sebagai hasil evolusi reptile, jenis primata dan manusia mulai muncul di Era Keneozoikum, pada Masa Tersier, Zaman Paleosen yang ditemukan muncul di Benua Eropa, Amerika Utara dan Asia. Teori evolusi masih menjadi salah satu acuan perkembangan keanekaragaman hayati dari masa ke masa yang didasarkan oleh perubahan DNA dan RNA pada makhluk hidup.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Mappaware, Nasrudin, Abd Rahman, Nugraha U. P, and Nuraini Abidin. "Preeklamsia Berat dengan Prematuritas dan Post Sectio Sesarea Ditinjau dari Aspek Medis, Kaidah Dasar Bioetik, dan Perspektif Islam." UMI Medical Journal 4, no. 2 (December 31, 2019): 40–49. http://dx.doi.org/10.33096/umj.v4i2.72.

Full text
Abstract:
Latar Belakang : Tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia yang mencapai 305/100.000 orang (Kemenkes, 2015). Dimana preeklamsia merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya AKI. Selain itu, preeclampsia juga berdampak pada bayi yang dilahirkan seperti berat badan lahir rendah, pertumbuhan janin terhambat serta turut menyumbangkan besarnya angka morbiditas dan mortalitas perinatal. Salah satu upaya untuk meminimalkan faktor resiko preeklamsia terhadap ibu dan bayi dengan melakukan pemeriksaan berkala secara rutin pada ibu hamil. Selain sarana dan prasarana yang belum mamadai, patogenesis yang belum jelas juga menjadi faktor kualitas penanganan preeklampsia masih beragam. Laporan Kasus : Seoarang Perempuan, 25 tahun, G2P1A0 datang ke IGD RS “Ibnu Sina” dengan keluhan nyeri kepala yang dirasakan sejak 1 hari sebelum masuk RS, nyeri perut tembus kebelakang tidak ada, tidak ada pelepasan darah, lendir dan air. Gerakan janin masih dirasakan ibu. BAB normal. BAK lancar. Riwayat SC 1x atas indikasi PEB. Riwayat penggunaan kontrasepsi (-). HPHT 12/05/2017. Tanda Vital TD: 200/100 mmHg, nadi: 87x/m, pernapasan: 20x/m, suhu: 36,5 °c. Pemeriksaan laboratorium dalam protein urin +3. Di Diagnosis dengan Preeklamsia Berat dengan Prematuritas (gravid 31 minggu) dan post operasi sectio cesarea anak pertama. Rencana penatalaksanaan adalah terminasi kehamilan dengan tindakan operasi section cesarean. Pembahasan : Berdasarkan kasus, kondisi tersebu dapat mengancam jiwa ibu dan bayi sehingga ditinjau dari aspek medis maka penanganan yang tepat dilakukan sesuai dengan pedoman terapi preemlamsia berat dan terminasi kehamilan yang preterm. Namun berdasarkan analisa bioetik, dilema etik yang muncul yaitu prinsip beneficience dan non-maleficence dengan pengambilan keputusan etik berdasarkan pendekatan Medical Indication dan Quality of Life. Analisa berdasarkan sudut pandang islam yang terkandung dalam surat Al-Isra ayat 7;Ar-Rahman ayat 60; Al-Mu’minun ayat 61; dan Al-Maidah ayat 32 serta teori etik islam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Tohjiwa, Agus Dharma. "STRATEGI ADAPTIVE REUSE PADA BANGUNAN TUA DI KAWASAN REVITALISASI Studi Kasus: Restoran Oeang di Kawasan M Bloc, Jakarta." Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi 20, no. 1 (2021): 34–47. http://dx.doi.org/10.35760/dk.2021.v20i1.4303.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi adaptive reuse pada bangunan lama di kawasan revitalisasi. Sebagai studi kasus dipilih bangunan bekas gudang percetakan uang milik Perum Peruri yang sudah lama di tinggalkan. Bangunan lama yang berlokasi di M Bloc Jakarta ini diubah fungsinya menjadi restoran. Penelitian studi kasus ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Terdapat tiga aspek yang akan dijelaskan melalui penelitian ini yaitu (1) proses restorasi bangunan, (2) implementasi adaptive reuse, dan desain interior. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan adaptive reuse dilandasi keinginan mengembalikan kondisi kawasan Blok M ke era 1980-an di mana kawasan tersebut menjadi pusat berkumpul (pergaulan) dan trendsetter anak-anak muda di Jakarta. Strategi Adaptive reuse diterapkan dengan mengubah fungsi bangunan tetapi masih menjaga nilai historisnya. Perubahan fisik dilakukan tanpa mengubah kondisi aslinya walaupun ada beberapa renovasi seperti penambahan skylight dan pemanfaatan beranda sebagai ruang makan tambahan. Adanya intervensi desain yang tepat dan cermat telah berhasil mengubah fungsi bangunan gudang menjadi restoran dan bar yang unik. Arsiteknya tetap berupaya melakukan konservasi bangunan seperti layaknya cagar budaya. Elemen interior yang diterapkan dalam restoran ini mempertahankan gaya dan material pada bangunan aslinya. Secara keseluruhan desain interior restoran ini berkonsepkan industrial tropical vintage di mana elemen lantai, dinding, plafon, dan pendukung lainnya cenderung diekspos untuk menciptakan keunikan tetapi tetap menjaga kenyamanan fungsional.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Yusuf, Teguh Wiguna, Dang Eif Saeful Amin, and Ratna Dewi. "Manajemen PR dalam Publikasi Produk Melalui Media Sosial." Reputation: Jurnal Hubungan Masyarakat 2, no. 3 (July 9, 2020): 321–40. http://dx.doi.org/10.15575/reputation.v2i3.618.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen publikasi produk yang dilakukan oleh PR Perum Perhutani divisi regional Jawa Barat dan Banten sehingga manajemen yang dikelolanya itu bisa berhasil dan sukses dilakukan tanpa adanya hambatan yang berarti sehingga bisa mengganggu keberlangsungan publikasi tersebut. Penelitian ini menggunakan konsep dari Menurut Cutlip-Center-Broom (Morrisan, 2008 : 108), yaitu terdapat empat fungsi manajemen, yaitu “(1)penentuan masalah (2)perencanaan (3)pelaksanaan (4)evaluasi”. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif serta menggunakan metode fenomenologi dan untuk mengumpulkan data penulis melakukan wawancara serta observasi. Hasil yang penulis dapat ketika melakukan penelitian adalah dalam penentuan masalah menentukan pembuatan publikasi produk, persetujuan oleh direksi. Perencanaannya dengan menunggu anggaran dana, menentukan konsep dan kesiapan produk. Pelaksanaannya yakni menggunakan media sosial instagram dan facebook untuk publikasi produk, kerjasama antar berbagai pihak, lalu penempatan dan pembaharuan. Dengan demikian evaluasinya semua aspek internal, analisis memakai data statistic dan koreksi pada publikasi ini apakah dikenal dan diminati oleh masyarakat atau tidak. Kata Kunci: Manajemen PR; Publikasi; Media Sosial ABSTRACT The research was conducted aimed at finding out how the management of product publications was carried out by PR Perum Perhutani, the regional division of West Java and Banten so that the management they managed could succeed and succeed without any significant obstacles that could disrupt the continuity of the publication. This study uses the concept of According to Cutlip-Center-Broom (Morris, 2008: 108), namely there are four management functions, namely "(1) determination of the problem (2) planning (3) implementation (4) evaluation". The approach used is a qualitative approach and uses the phenomenology method and to collect data the author conducts interviews and observations. The results that the author can when conducting research are in determining the problem of determining the manufacture of product publications, approval by the directors. Planning by waiting for the budget, determining the concept and product readiness. The implementation is using Instagram social media and Facebook for product publication, collaboration between various parties, then placement and renewal. Thus the evaluation of all internal aspects, the analysis uses statistical data and corrections to this publication whether or not it is known and sought by the public. Keywords: PR Management; Publication; Social media
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Ranuh, Reza, and Badriul Hegar. "Bifidobakterium dan Kesehatan Saluran Cerna Anak." Sari Pediatri 22, no. 3 (October 27, 2020): 190. http://dx.doi.org/10.14238/sp22.3.2020.190-6.

Full text
Abstract:
Kolonosisasi mikrobiota saluran cerna yang didominasi oleh mikrobiota sehat merupakan aspek penting dalam optimalisasi kesehatan anak. Komposisi mikrobiota saluran cerna selalu berubah pada setiap keadaan karena banyak faktor yang memengaruhinya. Bifidobacteria terdapat dalam Air Susu Ibu dan mendominasi saluran cerna bayi yang mendapat ASI eksklusif, seringkali dikaitkan dengan kesehatan bayi dan anak dikemudian hari. Bifidobacteria dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu (1) spesies Bifidobacteria berasal dari manusia (human residential bifidobacteria/HRB) dan (2) spesies Bifidobacteria yang secara alami berkoloni di hewan/ lingkungan (non-HRB). Bifidobacteria breve, B. longum subsp.infantis, dan B. bifidum adalah HRB yang terdapat pada bayi. Kolonisasi usus bayi ASI eksklusif didominasi oleh HRB saat berusia 2 minggu. Suplementasi HRB memberikan efek protektif NEC pada bayi dengan usia gestasi <34 minggu. Resolusi sakit perut bermakna terlihat pada irritable bowel syndrome yang mendapat suplementasi HRB, walaupun demikian belum cukup kuat bukti untuk menyatakan bahwa probiotik lebih efektif dalam mencegah kolik infantil.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

McFadden, E. M., J. Ramage, and D. T. Rodbell. "Landsat TM and ETM+ derived snowline altitudes in the Cordillera Huayhuash and Cordillera Raura, Peru, 1986–2005." Cryosphere Discussions 4, no. 4 (October 6, 2010): 1931–66. http://dx.doi.org/10.5194/tcd-4-1931-2010.

Full text
Abstract:
Abstract. The Cordilleras Huayhuash and Raura are remote glacierized ranges in the Andes Mountains of Peru. A robust assessment of modern glacier change is important for understanding how regional change affects Andean communities, and for placing paleo-glaciers in a context relative to modern glaciation and climate. Snowline altitudes (SLAs) derived from satellite imagery are used as a proxy for modern (1986–2005) local climate change in a key transition zone in the Andes. Clear sky, dry season Landsat Thematic Mapper (TM) and Enhanced Thematic Mapper (ETM+) satellite images from 1986–2005 were used to identify snowline positions, and their altitude ranges were extracted from an Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer (ASTER) DEM. Based on satellite records from 31 glaciers, mean snowline altitudes (SLAs), an approximation for the equilibrium line altitudes (ELAs), for the Cordillera Huayhuash (13 glaciers) and Cordillera Raura (18 glaciers) were 5046 m a.s.l. and 5013 m a.s.l., respectively, from 1986–2005. The rate of SLA rise was 25 m/decade in the Cordillera Huayhuash and 62 m/decade in the Cordillera Raura.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Andriani, Lili, Santi Perawati, and Awaliatuwelda. "Studi Etnofarmasi Tumbuhan Jernang Pada Suku Anak Dalam Di Desa Muara Kilis." Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian 8, no. 1 (April 29, 2021): 15–21. http://dx.doi.org/10.22236/farmasains.v8i1.5195.

Full text
Abstract:
Jernang adalah salah satu hasil hutan pada Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Muara kilis, Kecamatan Tengah ilir, Kabupaten Tebo, Jambi yang bernilai ekonomis tinggi serta dapat dijadikan sebagai obat tradisional. Salah satu cara pengembangan obat tradisional ini dengan melakukan etnofarmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek etnofarmasi jernang serta bagaimana cara pengolahannya sebagai obat tradisional. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap informan dengan pengambilan sampel berupa teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 2 spesies jernang di Desa Muara Kilis, yaitu jernang kuau (Daemonorops draco (Willd) Blume.) dan jernang kelukup (Daemonorops sp). Jernang tersebut memiliki khasiat yang sama dalam hal pengobatan tradisional pada bagian getahnya yaitu untuk pengobatan penyakit sakit perut, batuk berdarah, buang air besar berdarah, pendarahan pasca melahirkan dan luka, sedangkan fungsi ekologis dari buah jernang adalah sebagai pewarna pakaian alami. Proses pengolahan buah rotan jernang untuk mengobati berbagai penyakit dengan cara mengolahnya menjadi jus yang dicampur dengan kunyit. Selain itu untuk mengatasi luka buah rotan jernang dibuat menjadi serbuk dan dioleskan pada bagian kulit yang luka. Jadi jernang dapat dijadikan sebagai obat tradisional yang menyembuhkan berbagai penyakit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

McFadden, E. M., J. Ramage, and D. T. Rodbell. "Landsat TM and ETM+ derived snowline altitudes in the Cordillera Huayhuash and Cordillera Raura, Peru, 1986–2005." Cryosphere 5, no. 2 (May 23, 2011): 419–30. http://dx.doi.org/10.5194/tc-5-419-2011.

Full text
Abstract:
Abstract. The Cordilleras Huayhuash and Raura are remote glacierized ranges in the Andes Mountains of Peru. A robust assessment of modern glacier change is important for understanding how regional change affects Andean communities, and for placing paleo-glaciers in a context relative to modern glaciation and climate. Snowline altitudes (SLAs) derived from satellite imagery are used as a proxy for modern (1986–2005) local climate change in a key transition zone in the Andes. Clear sky, dry season Landsat Thematic Mapper (TM) and Enhanced Thematic Mapper (ETM+) satellite images from 1986–2005 were used to identify snowline positions, and their altitude ranges were extracted from an Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer (ASTER) digital elevation model (DEM). Based on satellite records from 31 glaciers, average snowline altitudes (SLAs), an approximation for the equilibrium line altitude (ELA), for the Cordillera Huayhuash (13 glaciers) and Cordillera Raura (18 glaciers) from 1986–2005 were 5051 m a.s.l. from 1986–2005 and 5006 m a.s.l. from 1986–2002, respectively. During the same time period, the Cordillera Huayhuash SLA experienced no significant change while the Cordillera Raura SLA rose significantly from 4947 m a.s.l. to 5044 m a.s.l.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Hanzalová, Karolína, Jaroslav Klokočník, and Jan Kostelecký. "New discoveries on astronomical orientation of Inca site in Ollantaytambo, Peru." Geoinformatics FCE CTU 14, no. 2 (December 8, 2015): 37–46. http://dx.doi.org/10.14311/gi.14.2.4.

Full text
Abstract:
<p>This paper deals with astronomical orientation of Incas objects in Ollantaytambo, which is located about 35 km southeast from Machu Picchu, about 40 km northwest from Cusco, and lies in the Urubamba valley. Everybody writing about Ollantaytambo, shoud read Protzen. (1) He devoted his monograph to description and interpretation of that locality. Book of Salazar and Salazar (2) deals, among others, with the orientation of objects in Ollantaytambo with respect to the cardinal direction. Zawaski and Malville (3) documented astronomical context of major monuments of nine sites in Peru, including Ollantaytambo. We tested astronomical orientation in these places and confirm or disprove hypothesis about purpose of Incas objects. For assessment orientation of objects we used our measurements and also satellite images on Google Earth and digital elevation model from ASTER. The satellite images were used to estimate the astronomical-solar-solstice orientation, together with terrestrial images from Salazar and Salazar (2). The digital elevation model is useful in the mountains, where we need the actual horizon for a calculation of sunset and sunrise on specific days (solstices), which were for Incas people very important. We tested which astronomical phenomenon is connected with objects in Ollantaytambo. First, we focused on Temple of the Sun, also known the Wall of six monoliths. We tested winter solstice sunrise and the rides of the Pleiades for the epochs 2000, 1500 and 1000 A.D. According with our results the Temple isn´t connected neither with winter solstice sunrise nor with the Pleiades. Then we tested also winter solstice sunset. We tried to use the line from an observation point near ruins of the Temple of Sun, to west-north, in direction to sunset. The astronomical azimuth from this point was about 5° less then we need. From this results we found, that is possible to find another observation point. By Salazar and Salazar (2) we found observation point at the corner (east rectangle) of the pyramid by <em>Pacaritanpu,</em> down by the riverside. There is a line connecting the east rectangular “platform” at the river, going along the Inca road up to vicinity of the Temple of the Sun and then in the direction to the Inca face. Using a digital elevation model we found the astronomical azimuth, which is needed for confirm astronomical orientation of the Temple. So, finally we are able to demonstrate a possibility of the solar-solstice orientation in Ollantaytambo.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Hanzalová, K., J. Klokočník, and J. Kostelecký. "New knowledge in determining the astronomical orientation of Incas object in Ollantaytambo, Peru." ISPRS - International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences XL-5 (June 6, 2014): 273–76. http://dx.doi.org/10.5194/isprsarchives-xl-5-273-2014.

Full text
Abstract:
This paper deals about astronomical orientation of Incas objects in Ollantaytambo, which is located about 35 km southeast from Machu Picchu, about 40 km northwest from Cusco, and lies in the Urubamba valley. Everybody writing about Ollantaytambo, shoud read Protzen (1993). He devoted his monograph to description and interpretation of that locality. Book of Salazar and Salazar (2005) deals, among others, with the orientation of objects in Ollantaytambo with respect to the cardinal direction. Zawaski and Malville (2007) documented astronomical context of major monuments of nine sites in Peru, including Ollantaytambo. We tested astronomical orientation in these places and confirm or disprove hypothesis about purpose of Incas objects. For assessment orientation of objects we used our measurements and also satellite images on Google Earth and digital elevation model from ASTER. The satellite images used to approximate estimation of astronomical orientation. The digital elevation model is useful in the mountains, where we need the really horizon for a calculation of sunset and sunrise on specific days (solstices), which were for Incas people very important. By Incas is very famous that they worshiped the Sun. According to him they determined when to plant and when to harvest the crop. In this paper we focused on Temple of the Sun, also known the Wall of six monoliths. We tested which astronomical phenomenon is connected with this Temple. First, we tested winter solstice sunrise and the rides of the Pleiades for the epochs 2000, 1500 and 1000 A.D. According with our results the Temple isn't connected neither with winter solstice sunrise nor with the Pleiades. Then we tested also winter solstice sunset. We tried to use the line from an observation point near ruins of the Temple of Sun, to west-north, in direction to sunset. The astronomical azimuth from this point was about 5&deg; less then we need. From this results we found, that is possible to find another observation point. By Salazar and Salazar (2005) we found observation point at the corner (east rectangle) of the pyramid by <i>Pacaritanpu</i>, down by the riverside. There is a line connecting the east rectangular "platform" at the river, going along the Inca road up to vicinity of the Temple of the Sun and then in the direction to the Inca face. Using a digital elevation model we found the astronomical azimuth, which is needed for confirm astronomical orientation of the Temple. So, finally we are able to demonstrate a possibility of the solar-solstice orientation in Ollantaytambo.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Brandmeier, Melanie. "Remote sensing of Carhuarazo volcanic complex using ASTER imagery in Southern Peru to detect alteration zones and volcanic structures – a combined approach of image processing in ENVI and ArcGIS/ArcScene." Geocarto International 25, no. 8 (December 2010): 629–48. http://dx.doi.org/10.1080/10106049.2010.519787.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Chodrijah, Umi, and Tri Wahyu Budiarti. "BEBERAPAASPEKBIOLOGI CUMI-CUMI JAMAK(Loligo duvaucelli) YANGDIDARATKAN DI BLANAKAN, SUBANG, JAWABARAT." BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap 3, no. 6 (February 2, 2017): 357. http://dx.doi.org/10.15578/bawal.3.6.2011.357-362.

Full text
Abstract:
Cumi-cumi (Loligo sp.) merupakan salah satu sumber daya hayati laut yang memiliki nilai ekonomis penting dan mengandung nilai gizi tinggi dengan cita rasa yang khas. Pengamatan terhadap beberapa aspek biologi cumi-cumi jamak (Loligo duvaucelli) telah dilakukan pada bulan Juni 2005 sampai Nopember 2006 di Pusat Pendaratan Ikan Blanakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran panjang mantel, nisbah kelamin, komposisi makanan, serta hubungan panjang mantel dan bobot cumi-cumi jamak. Pengukuran karakter biologi meliputi panjang mantel (ML), bobot tubuh (W), dan isi perut. Hasil penelitian ini menunjukkansebaran panjang mantel cumi-cumi yang tertangkap berkisar antara 3,0-36,0 cm dengan modus 15 cm dan panjang mantel rata-rata 13,3 cm. Nisbah kelamin cumi-cumi pada bulanApril dan Juni 2006 dalamkeadaan tidak seimbang. Pola pertumbuhan cumi-cumi baik jantanmaupun betina bersifat alometrik negatif. Cumi-cumi merupakan karnivora yang makanan utamanya adalah ikan-ikan kecil. The squid is one of living marine resources that have important economic value and conyain high nutrional value with a distinctive taste. Observation on the biological aspect of squid jamak) was performed in June 2005 to November 2006 in Blanakan, Subang,West Java. This study aims to determine the distribution of mantle length, sex ratio, food composition, and the relationship mantle and weight of squid. Measurement of biological characters include mantle length (ML), body weight (W), and stomach contents. The results showed that the distribution of squid mantle length capture at Blanakan, ranges from 3.0-36.0 cm with a mode at 15 cm and an average mantlelength of 13.3 cm. The squid sex ratio in April and June 2006 in a state of imbalance. The growth rate of the squid both males and females are allometric negative. The squid is a carnivorous diet is primarily small fish.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Pilakoannu, Rama Tulus. "Perempuan Dalam Konteks Ritual Agama Kaharingan Pada Suku Dayak Maanyan." Jurnal Teologi Kontekstual Indonesia 1, no. 1 (June 29, 2020): 67. http://dx.doi.org/10.46445/jtki.v1i1.289.

Full text
Abstract:
Women today have advanced and developed in showing their existence in various lines of life. But on the other hand there are still many women who experience injustice. One aspect that causes this injus-tice is the patriaki culture system. Because it is necessary to explore various aspects of community life to show the real existence of women. Kaharingan religious ritual among the Dayak Maanyan com-munity is one phenomenon that deserves to be explored in relation to the existence of women in these rituals. Therefore it is necessary to question how women are in rituals. From there then this paper aims to identify the rituals in which there is a figure of a woman who plays an important role. The study was conducted with library research. Based on the data obtained shows that women are very important even the highest position in the ritual which in this case looks at the figure of Wadian. Wadian plays a role not only in relations with humans, but more than that in relationships with the divine. AbstrakKaum perempuan saat ini telah maju dan berkembang dalam menunjukkan eksistensinya di berbagai lini kehidupan. Namun pada sisi lain masih banyak juga kaum perempuan yang mengalami ketidak adilan. Salah satu aspek yang menyebabkan ketidakadilan itu adalah sistem budaya patriaki. Karena itu perlu mengeksplorasi berbagai sisi kehidupan masyarakat untuk menunjukkan eksistensi perem puan yang sesungguhnya. Ritual agama Kaharingan di kalangan masyarakat Dayak Maanyan salah satu fenomena yang patut untuk dieksplorasi terkait keberadaan perempuan dalam ritual-ritual tersebut. Karena itu perlu untuk mempertanyakan bagaimana keberadaan perempuan dalam ritual-ritual. Dari situ kemudian tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi ritual-ritual yang didalamnya terdapat sosok perempuan yang memegang peranan penting. Penelitian dilakukan dengan penelitian pustaka. Berdasarkan data yang didapat menunjukkan bahwa perempuan berkedudukan sangat penting bahkan tertinggi dalam ritual yang dalam hal ini tampak pada sosok Wadian. Wadian berperan tidak hanya dalam hubungan dengan manusia, namun lebih daripada itu dalam hubungan dengan ilahi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Setia, Dwi Yuda, and M. E. Winarno. "Survei Tingkat Kebugaran Jasmani Tim Bola Basket." Sport Science and Health 3, no. 3 (May 4, 2021): 107–16. http://dx.doi.org/10.17977/um062v3i32021p107-116.

Full text
Abstract:
Abstract: Researchers who found that most of the basketball athletes of the State University of Malang had poor body condition. The purpose of this study was to determine and assess the level of physical fitness of the basketball team, State University of Malang. The research method used is survey method. The results showed that the highest category of physical fitness in men's basketball team athletes mostly in the medium category with a percentage gain of 56.7%, for the less category got a percentage of 36.7%, and for the good category it was 3.3% and for the poor category the percentage was 3.3%. The conclusion of the research results is that physical fitness level of the men's basketball team at the State University of Malang for the speed aspect is in the medium category while the women's team is in good category, arm muscle strength is in low category while the women's team is poor, the abdominal muscle strength for the men's team and women's team in good category, the muscle explosive power of the men's team and women's team in moderate category, the heart endurance of the men's team in moderate category, while the women's team was in poor category. Abstrak: Kebugaran jasmani dalam sebuah permainan bola basket sangat dibutuhkan karena olahraga ini bersifat aktif, dinamis dan memiliki tempo tinggi. Peneliti menemukan sebagian besar atlet bola basket Universitas Negeri Malang memiliki kondisi tubuh yang kurang prima. Hal ini disebabkan oleh intensitas latihan yang kurang sehingga kondisi fisik atlet kurang prima. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji tingkat kebugaran jasmani tim bola basket Universitas Negeri Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebugaran jasmani atlet tim bola basket Universitas Negeri Malang secara keseluruhan yaitu pada kategori sedang memperoleh persentase sebesar 56,7%, kategori kurang memperoleh persentase sebesar 36,7%, kategori baik memperoleh persentase sebesar 3,3% dan kategori kurang sekali memperoleh persentase sebesar 3,3%. Simpulan hasil penelitian yaitu tingkat kebugaran jasmani tim bola basket putra Universitas Negeri malang untuk aspek kecepatan termasuk dalam kategori sedang sedangkan tim putri termasuk kategori baik, kekuatan otot lengan termasuk kategori kurang sekali sedangkan tim putri termasuk kategori kurang, kekuatan otot perut tim putra dan tim putri termasuk kategori baik, daya ledak otot tim putra dan tim putri termasuk dalam kategori sedang, daya tahan jantung tim putra termasuk kategori sedang sedangkan tim putri termasuk kategori kurang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Nurhudariani, Rose. "PERSEPSI IBU TERHADAP PERSALINAN DENGAN DUKUN BAYI DI DESA TUNDAGAN KECAMATAN WATUKUMPUL KABUPATEN PEMALANG." Jurnal SMART Kebidanan 3, no. 1 (July 25, 2017): 69. http://dx.doi.org/10.34310/sjkb.v3i1.54.

Full text
Abstract:
Latar Belakang: AKI dan AKB merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam mendeskripsikan tingkat pembangunan manusia di suatu negara dari sisi kesehatan masyarakatnya. Angka Kematian Ibu di Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 116,34 per 100.000 kelahiran hidup, di Puskesmas Watukumpul Persalinan dengan nakes dari bulan januari sampai agustus 2015 adalah 60 ibu bersalin sedangkan persalinan dengan non nakes sebanyak 34 ibu bersalin. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi persepsi ibu bersalin, faktor-faktor yang mempengaruhi dan dukungan keluarga ibu bersalin dengan dukun bayi. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomologi. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Jumlah partisipan 3 ibu bersalin dengan dukun bayi dan triangulasi suami partisipan, tokoh agama, bidan desa dan dukun bayi Desa Tundagan. Hasil: Hasil wawancara mendalam pada partisipan sudah mengetahui tentang persalinan dengan dukun bayi. Pertolongan persalinan dengan dukun bayi yang masih tradisional yaitu jika bayi sudah lahir cara memotong tali pusar dengan silet dan melahirkan placenta dengan cara di perut ditekan supaya placenta bisa keluar. Semua ibu bersalin setuju persalinan dengan dukun bayi dan semua keluarga mendukung ibu bersalin dengan dukun bayi.Pihak puskesmas lebih sering melakukan penyuluhan bagaimana pentingnya bersalin dengan tenaga kesehatan di Desa Tundagan. Kata Kunci : Persepsi; Ibu bersalin; Dukun bayi.Daftar Pustaka : 38 (2002-2013) MOTHER PERCEPTIONS OF CONFINEMENT by TRADITIONAL HEALTH PRACTITIONAR IN TUNDAGAN VILLAGE ABSTRACT Background: AKI and AKB constitute one of aspect that very important to described level of human development in a country from social sanitary side. The number of mother death in Center of Java on 2012 in the amount of 116.34 per 100.000 birth of life, in Watukumpul health center. The confinement by midwife since January until August 2015 amount of 60 maternity. Meanwhile, the confinement without a midwife amount of 34 maternity. Purpose: The purpose of this research is to explore perception of mothers about the factors that influencing and support mother maternity by midwife. Method: This research was using qualitative method with phenomonology approach. Data accumulation technique with visceral interview, 3 mothers maternity by midwife and triangulation participant husband, religion personage, midwife in Tundagan village. Result: Result of visceral interview into participant had known already about confinement with a midwife. Aid of confinement by a midwife that still traditional namely if baby was born, the way to cutting an umbilical cord is using razor blade and give birth of placenta by belly pressed, so the placenta can be out. All of mother maternity agree with confinement by midwife, and all of family were support it. The health center more often do counseling how important maternity with health workers or midwife in Tundagan village. Key word: Perception; Mother Maternity; MidwifeBibliography: 38 (2002-2013)
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Cigna, Francesca, Deodato Tapete, and Zhong Lu. "Remote Sensing of Volcanic Processes and Risk." Remote Sensing 12, no. 16 (August 10, 2020): 2567. http://dx.doi.org/10.3390/rs12162567.

Full text
Abstract:
Remote sensing data and methods are increasingly being embedded into assessments of volcanic processes and risk. This happens thanks to their capability to provide a spectrum of observation and measurement opportunities to accurately sense the dynamics, magnitude, frequency, and impacts of volcanic activity in the ultraviolet (UV), visible (VIS), infrared (IR), and microwave domains. Launched in mid-2018, the Special Issue “Remote Sensing of Volcanic Processes and Risk” of Remote Sensing gathers 19 research papers on the use of satellite, aerial, and ground-based remote sensing to detect thermal features and anomalies, investigate lava and pyroclastic flows, predict the flow path of lahars, measure gas emissions and plumes, and estimate ground deformation. The strong multi-disciplinary character of the approaches employed for volcano monitoring and the combination of a variety of sensor types, platforms, and methods that come out from the papers testify the current scientific and technology trends toward multi-data and multi-sensor monitoring solutions. The research advances presented in the published papers are achieved thanks to a wealth of data including but not limited to the following: thermal IR from satellite missions (e.g., MODIS, VIIRS, AVHRR, Landsat-8, Sentinel-2, ASTER, TET-1) and ground-based stations (e.g., FLIR cameras); digital elevation/surface models from airborne sensors (e.g., Light Detection And Ranging (LiDAR), or 3D laser scans) and satellite imagery (e.g., tri-stereo Pléiades, SPOT-6/7, PlanetScope); airborne hyperspectral surveys; geophysics (e.g., ground-penetrating radar, electromagnetic induction, magnetic survey); ground-based acoustic infrasound; ground-based scanning UV spectrometers; and ground-based and satellite Synthetic Aperture Radar (SAR) imaging (e.g., TerraSAR-X, Sentinel-1, Radarsat-2). Data processing approaches and methods include change detection, offset tracking, Interferometric SAR (InSAR), photogrammetry, hotspots and anomalies detection, neural networks, numerical modeling, inversion modeling, wavelet transforms, and image segmentation. Some authors also share codes for automated data analysis and demonstrate methods for post-processing standard products that are made available for end users, and which are expected to stimulate the research community to exploit them in other volcanological application contexts. The geographic breath is global, with case studies in Chile, Peru, Ecuador, Guatemala, Mexico, Hawai’i, Alaska, Kamchatka, Japan, Indonesia, Vanuatu, Réunion Island, Ethiopia, Canary Islands, Greece, Italy, and Iceland. The added value of the published research lies on the demonstration of the benefits that these remote sensing technologies have brought to knowledge of volcanoes that pose risk to local communities; back-analysis and critical revision of recent volcanic eruptions and unrest periods; and improvement of modeling and prediction methods. Therefore, this Special Issue provides not only a collection of forefront research in remote sensing applied to volcanology, but also a selection of case studies proving the societal impact that this scientific discipline can potentially generate on volcanic hazard and risk management.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Kusmini, Irin Iriana, Fera Permata Putri, and Vitas Atmadi Prakoso. "BIOREPRODUKSI DAN HUBUNGAN PANJANG-BOBOT TERHADAP FEKUNDITAS PADA IKAN LALAWAK (Barbonymus balleroides)." Jurnal Riset Akuakultur 11, no. 4 (January 17, 2017): 339. http://dx.doi.org/10.15578/jra.11.4.2016.339-345.

Full text
Abstract:
Eksploitasi ikan lalawak (Barbonymus balleroides) yang berlebihan dari alam mengakibatkan langkanya jenis ikan ini di beberapa perairan aslinya. Sebelum ikan ini diperkenalkan sebagai komoditas budidaya, masih diperlukan lebih banyak lagi informasi mengenai aspek bioreproduksi ikan lalawak yang telah dipelihara pada lingkungan budidaya. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengevaluasi produktivitas ikan lalawak yang dipelihara pada lingkungan budidaya melalui pengamatan bioreproduksi dan hubungan panjang-bobot terhadap fekunditas. Sampel induk ikan lalawak betina yang diambil sebanyak 15 ekor, kemudian dipilih lima ekor induk betina yang telah matang gonad dengan ciri-ciri seluruh badannya terasa kasar apabila diraba, perut membesar ke arah posterior dan terasa lunak, genital mengembang, serta berwarna kemerahan. Data yang dikoleksi berupa panjang total, bobot badan, bobot gonad, fekunditas, diameter telur, dan indeks kematangan gonadnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kisaran fekunditas ikan lalawak adalah 1.920-2.236 butir/g bobot gonad, dan 83-352 butir/g bobot badan induk dengan rata-rata diameter telur 0,87-1,10 mm. IKG berkisar 3,73%-18,36% dari kisaran bobot induk 85,32-264,8 g. Hubungan antara bobot badan dengan bobot gonad ikan lalawak digambarkan dengan persamaan linear y= 5,829ln (x) + 0,691 (r= 0,874); sedangkan hubungan panjang badan terhadap bobot gonad digambarkan dengan persamaan y= 28,52ln (x) - 38,10 (r= 0,7487). Pada ikan lalawak, hubungan bobot badan dengan fekunditas lebih erat dibandingkan dengan hubungan panjang badan terhadap fekunditas. Hasil pengamatan juga menyimpulkan bahwa ikan lalawak tergolong ikan yang memijah secara parsial.Over-exploitation of lalawak (Barbonymus balleroides) from its natural habitat had significant negative impacts on its availability. Before it is introduced as aquaculture commodity, more information about its reproductive biology in aquaculture environment needs to be well observed. The aim of this study was to determine the productivity of lalawak reared in aquaculture environment through observation of bioreproductionand relationship between fecundity and body length-weight of lalawak. Samplewas randomly taken from fifteen individuals female. From those samples, gonads were taken from five mature females for reproduction observation, by which the mature females were selected following specific criteria such as : their body feels rough if touched;enlarged abdomen posteriorly and felt soft; fluffy and reddish genital. Data collection consisted of measurement of the total length, body weight, gonad weight, fecundity, egg diameter and gonadosomatic index (GSI). The results revealed that the fecundity of lalawak ranged from 1,920 to 2,236 eggs/gof gonad weight and 83 to 352 eggs/g of body weight with average diameters of eggs ranged from 0.869 to 1.10 mm. GSI values ranged from 3.73 to 18.36% of 85.32 to 264.8g of body weight. The relationship between body weight and gonad weight of lalawak was described by the linear equation of y= 5,829ln (x) + 0.691 (r= 0.874), while the body length relationship to the gonad weight was described by the equation of y= 28,52ln (x) - 38.10 (r= 0.7487). Fecundity relationship with body weight of lalawak was closer than the length. The observations also concluded that lalawak is classified as partial spawning.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

RUSONO, NONO. "Kebijakan Strategis Pengelolaan Cadangan Pangan Beras Nasional." JURNAL PANGAN 28, no. 3 (January 28, 2020). http://dx.doi.org/10.33964/jp.v28i3.450.

Full text
Abstract:
I. Pendahuluan 1. Stabilisasi pasokan dan harga pangan merupakan aspek penting untuk mencapai ketahanan pangan. Salah satu upaya untuk menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan adalah dengan memperkuat cadangan pangan. 2. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 48 tahun 2016 tentang Penugasan Kepada Perum BULOG dalam rangka ketahanan pangan, perum BULOG ditugaskan untuk menjaga ketersediaan pangan dan stabilisasi harga tiga komoditas pangan pokok yaitu beras, jagung dan kedelai. Sementara untuk 8 komoditas pangan lainnya yaitu gula, minyak goreng, tepung terigu, bawang merah, cabai, daging sapi, daging ayam ras, dan telur ayam dapat ditangani oleh BUMN lainnya atau Perum BULOG atas penugasan melalui Menteri Perdagangan dengan persetujuan Menteri BUMN dan berdasarkan rapat koordinasi. 3. Sesuai Perpres tersebut, Perum BULOG diberikan tugas sebagai berikut : 1) pengamanan harga pangan di tingkat produsen dan konsumen; 2) pengelolaan cadangan pangan pemerintah; 3) penyediaan dan pendistribusian pangan; 4) pelaksanaan impor pangan dalam rangka pelaksanaan tugas; 5) pengembangan industri berbasis pangan; dan 6) pengembangan pergudangan pangan. 4. Sampai saat ini kebijakan cadangan pangan yang bertujuan untuk stabilisasi pasokan dan stabilisasi harga pangan masih kurang efektif yang disebabkan beberapa permasalahan diantaranya jumlah cadangan pangan yang dikelola oleh pemerintah melalui BULOG tidak cukup dan peranan Pemerintah daerah masih kurang optimal. 5. Studi kebijakan ini hanya difokuskan pada kebijakan pengelolaan cadangan pangan beras. Tujuan dari studi kebijakan ini adalah untuk menganalisis efektivitas dampak kebijakan pengelolaan cadangan pangan beras terhadap harga di tingkat produsen dan konsumen, serta menganalisis permasalahan dan merumuskan rekomendasi kebijakannya agar pengelolaan cadangan pangan beras lebih efektif dan efisien.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Dwi Agustini, Endang. "Kebutuhan Teknisi Telekomunikasi Penerbangan Dalam Peningkatan Pelayanan Navigasi Penerbangan di Perum Lembaga Penyelenggara Pelayan Navigasi Penerbangan Indonesia Cabang Palembang." Warta Penelitian Perhubungan 28, no. 3 (October 18, 2018). http://dx.doi.org/10.25104/warlit.v28i3.598.

Full text
Abstract:
Dalam rangka mendukung sistem lalu lintas penerbangan yang aman, lancar dan selamat dibutuhkan sistem manajemen yang berbasis teknologi komunikasi.Untuk mendukung pelayanan air trafficservice dan sistem koordinasi terpadu dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi diseluruh wilayah, dibutuhkan penguatan sumber daya manusia terutama personel teknisi telekomunikasi penerbangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kebutuhan sumber daya manusia dalam mendukung system telekomunikasi untuknavigasi penerbangan. Analisis dengan metode SWOT dan peramalan pergerakan pesawat hingga tahun 2030 menunjukkan adanya kenaikan yang signifikan atas kebutuhan navigasi penerbangan. Hasil analisis SWOT menyebutkan bahwa faktor internal dari aspek kekuatan mendapat nilai 2,40 dibandingkan terhadap unsur kelemahan yang nilainya hanya 0,40. Sedangkan faktor eksternal dari aspek peluang mendapat nilai sebesar 2,50 lebih tinggi dibandingkan unsur ancaman yang nilainya 0,10.Trend pergerakan yang meningkat menjadi unsur kekuatan dalam SWOT, namun unsur kekuatan ini masih membutuhkan penguatan dalam hal sumber daya manusia
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Putra, Muhammad Aditya, and Iveline Anne Marie. "RANCANGAN PERAWATAN BUS TRANSJAKARTA MENGGUNAKAN PENDEKATAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DI PERUM DAMRI SBU BUSWAY KORIDOR I & VIII." Jurnal Ilmiah Teknik Industri 3, no. 3 (May 22, 2017). http://dx.doi.org/10.24912/jitiuntar.v3i3.472.

Full text
Abstract:
Transportasi telah berkembang pesat dan menjadi salah satu aspek penting dari kehidupan masyarakat saat ini. PERUM DAMRI SBU Busway Koridor I & VIII adalah perusahaan transportasi yang memenuhi kebutuhan transportasi umum. Perusahaan membutuhkan 60 unit bus untuk beroperasi setiap hari. Pemeliharaan adalah hal yang penting untuk memastikan bahwa seluruh bus beroperasi dengan baik, untuk meminimalkan kegagalan komponen bus secara probabilitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan metode pemeliharaan yang lebih baik dengan metode RCM (Reliability Centered Maintenance), yang bisa mengembangkan jadwal pemeliharaan. Penelitian ini menggunakan data komponen kegagalan Transjakarta Bus Koridor VIII dalam setahun. Tiga komponen penting untuk yang harus diperhatikan adalah rem, ban, dan kemudi. Tujuannya adalah memberikan kebijakan perawatan dengan pendekatan RCM. Titik dan tingkat risiko kritis masing-masing komponen diidentifikasi dengan metode Analisis Mode dan Efek Kegagalan Kritis (FMECA). Penggunaan metode RCM akan memberikan kebijakan perawatan untuk setiap komponen kritis dengan hasil tugas yang dijadwalkan. Kebijakan menyarankan perusahaan untuk mengganti komponen penting secara berkala dengan interval waktu tertentu sebelum terjadi kegagalan. Perubahan Interval perawatan preventif untuk rem, ban, dan kemudi pada 370 jam (8.064 km), 1988 jam (41.832 km), dan 661 jam (14.112 km). Jadwal ini memberikan peningkatan kehandalan rem dari 70,5% (0,256 ke 0,961), 12,5% untuk keandalan ban (0604 ke 0,186) dan 59,5% untuk keandalan steering (0,193 ke 0,788). Kata Kunci: Pemeliharaan, FMECA, RCM, Preventive Mengubah Interval, Keandalan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Utami, Nisa Nimah. "PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DITINJAU DARI PERSPEKTIF ASSETS BASED COMMUNITY DEVELOPMENT." Share : Social Work Journal 5, no. 2 (December 20, 2015). http://dx.doi.org/10.24198/share.v5i2.13142.

Full text
Abstract:
Penelitian ini menganalisa mengenai Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) melalui kegiatan pembinaan masyarakat ditinjau dari perspektif Asset Based Commmunity Development. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pulosari Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan pelaksanaan PHBM dan pemanfaatan aset yaitu kapital manusia, kapital sosial, kapital fisik, kapital keuangan, dan kapital lingkungan dalam suatu program.Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Data yang diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap perwakilan masyarakat desa hutan diantaranya Lembaga Masyarakat Desa Hutan, Kelompok Tani Hutan, Koperasi, dan Perum Perhutani. Penelitian ini menemukan bahwa semua tahapan dalam pembinaan masyarakat berupa sosialisasi, dialog, negosiasi, aspek legal, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta rencana tindak lanjut telah dilaksanakan. Demikian pula dengan PHBM melalui kegiatan pembinaan masyarakat telah sesuai dilaksanakan sesuai pengembangan masyarakat berbasis aset. Dimana kapital manusia, sosial, fisik, keuangan dan lingkungan telah dimanfaatkan pada setiap tahapan pembinaan masyarakat desa hutan. Adapun kelemahan berupa kurangnya partisipasi secara aktif dari anggota dan rendahnya kualitas sumber daya manusia belum ditangani secara baik.Penelitian ini merekomendasikan perlunya upaya peningkatan kapasitas koperasi masyarakat desa hutan untuk mengatasi masalah dalam kegiatan pembinaan masyarakat desa hutan di desa Pulosari. Hal ini termasuk peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dari para anggota kelompok tani hutan sehingga mereka dapat memiliki tingkat partisipasi yang tinggi dan peningkatan strategi komunikasi antar para pemangku kepentingan. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan PHBM dalam kegiatan pembinaan masyarakat desa hutan serta pemanfaatan keseluruhan aset secara optimal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Sukmono, Chiesa Utomo, and ,. Hendratno. "Analisis Perbandingan Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Menggunakan Teknologi Informasi." SOSIOHUMANITAS 20, no. 1 (March 5, 2018). http://dx.doi.org/10.36555/sosiohumanitas.v20i1.50.

Full text
Abstract:
Kemajuan teknologi mendorong segala sektor bisnis d i Indonesia untuk terus berinovasi salah satunya adalah sektor bisnis ritel. Munculnya bisnis–bisnis ritel baru ( startup ) yang berbasiskan teknologi informasi dapat menjadi suatu ancaman bagi perusahaan ritel konvensional seperti PT. Mitra Adiperkasa, Tbk atau yang biasa disebut dengan disruption. Hal tersebut menjadi dorongan bagi perusahaan untuk mengembangkan sektor bisnisnya. Teknologi informasi yang digunakan perus ahaan adalah e-commerce. Perusahaan meluncurkan situs penjualan online bernama MAP EMALL pada awal tahun 2016 dan pada pertengahan tahun yang sama perusahaa n sudah mendapatkan manfaat positif yaitu terjadinya peningkatan laba. Peneliti an ini bertujuan untuk mengetahui seberapa signifikan perbedaan profitabilitas yang d itimbulkan oleh penerapan teknologi informasi. Berdasarkan peningkatan laba, penelitian ini dikaitkan dengan rasio profitabilitas perusahaan yang diantara nya adalah NPM, ROI, dan ROE. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah laporan keuang an dari tahun 2014 hingga tahun 2017. Periode Maret 2016 ditetapkan sebagai periode pisah batas karena pada periode tersebut perusahaan mulai menerapkan teknologi info rmasi. Pengujian data yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji hipotesis komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan profitabilita s setelah penerapan teknologi informasi dilihat dari ketiga aspek yaitu NPM, ROI, dan ROE. Perusahaan mendapatkan manfaat positif dari penerapan teknologi informasi. Tetapi, dilihat dari hasil uji beda perbedaan profitabilitas sebelum dan sesudah penera pan teknologi informasi dinilai kurang signifikan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography