To see the other types of publications on this topic, follow the link: Pisau.

Journal articles on the topic 'Pisau'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Pisau.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Sukadi, Sukadi, and Novarini Novarini. "PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG." TEKNIKA: Jurnal Teknik 4, no. 1 (2017): 31. http://dx.doi.org/10.35449/teknika.v4i1.53.

Full text
Abstract:
Kecepatan putaran pisau dalam proses perajangan memiliki pengaruh terhadap hasil perajangan keripik singkong. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kecepatan putaran pisau pada alat perajang singkong yang tepat agar ketebalan hasil perajangan singkong homogen dan didapatkan kapasitas maksimal. Penlitian ini menggunakan mesin hasil rancang berdimensi 600 mm x 455mm x 505 mm, beban pendorong umpan 900 gram di Bengkel Mesin Politeknik Jambi. Data yang diambil adalah ketebalan dan waktu hasil perajangan dengan menggunakan putaran pisau 310 rpm,363 rpm dan 390 rpm. Dari penelitian didapatkan ketebalan hasil perajangan untuk semua beban homogen yaitu 1 mm, sedangkan untuk putaan piasau 310 rpm, 363 rpm, 390 rpm, masing-masing kapasitas 123,28 kg/jam, 127,05 kg/jam dan 156,97kg/jam. Disimpulkan bahwa perajangan yang tepat guna mendapatkan hasil yang homogen dan kapasitas yang paling maksimal menggunakan putaran pisau 390 rpm.
 Kata kunci: putaran pisau,kapasitas, perajangan singkong
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Arif, Syaiful, and Koswara. "KARAKTERISASI PISAU DARI BAHAN WIRE ROPE TEMPA MANUAL." JTTM : Jurnal Terapan Teknik Mesin 1, no. 2 (2020): 85–95. http://dx.doi.org/10.37373/msn.v1i2.36.

Full text
Abstract:
Pisau banyak dijumpai pada pengolahan makanan, untuk pembuatan pisau dilakukan oleh pande besi tradisional memproduksi pisau dengan pengetahuan metalurgi yang terbatas dimana pisau yang dihasilkan berkualitas rendah. Kualitas pisau yang di produksi pande besi tradisional dapat ditingkatkan dengan cara pemilihan material dasar, proses pembuatan, perlakuan panas serta proses akhir yang tepat, dengan memanfaatkan berbagai limbah salah satunya wire rope. Wire rope terbuat dari kawat baja yang disebut piano wire memiliki baja karbon C : 0,8 %. dengan campuran boraks dan amonium klorida sebagai fluks ketika pencampuran untuk memudahkan peleburan. Kualitas pisau sangat dipengaruhi oleh tingkat kekerasan dan ketangguhan material pisau. Pengujian dilakukan meliputi pengujian komposisi kimia, uji metalografi, uji kekerasan. Bagian tepi pisau memiliki kekerasan 712 HV sedangkan pangkal pisau 241 HV dikarenakan proses heat treatment pada tepi tajam, sedangkan komposisi kimia Fe-98,6 %, C-0,42 %, Si-0,206 %, Mn-0,505 %, Cr-0,05% dan P-0,0149 %. Fasa yang terjadi pada tepi tajam lebih dominan martensite sedangkan pangkal pisau ferrite, menunjukan bahwa pisau dapat digunakan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Wicaksono, Pintien, Braam Delfian P, Setyawan Bekti W, and Budi Basuki. "Analisis Pengaruh Variasi Sudut Mata Pisau (Blade) Pada Perancangan Mesin Pencacah Sampah Organik Pelepah Kelapa Sawit Menggunakan Metode Elemen Hingga." Jurnal Mekanik Terapan 4, no. 2 (2023): 117–26. http://dx.doi.org/10.32722/jmt.v4i2.5854.

Full text
Abstract:
Mesin pencacah sampah organik digunakan untuk menghaluskan sampah organik terutama pelepah kelapa sawit, menjadi partikel yang lebih kecil dan halus. Salah satu komponen utama mesin ini adalah mata pisau. Sudut ketajaman mata pisau menjadi faktor penting dalam menentukan kekuatan dan ketahanan mesin saat mengolah pelepah kelapa sawit sehingga dalam mengatasi permasalahan ini digunakan metode numerik yaitu metode elemen hingga. Pada penelitian ini dilakukan analisis tiga variasi sudut mata pisau terhadap pembebanan statis. Variasi sudut mata pisau yaitu 25o,30o,45o dengan menggunakan material JIS SUP9. Hasil dari penelitian ini diperoleh sebaran von-mises stress sudut mata pisau 25o sebesar 12,43 Mpa, sudut mata pisau 30o sebesar 14,78 Mpa, sudut mata pisau 45o sebesar 19,918 MPa. Selain itu, nilai safety factor terendah terjadi pada sudut mata pisau 45o sebesar 5,3, sedangkan nilai safety factor tertinggi terjadi pada sudut mata pisau 25o sebesar 8,5, serta nilai sebaran total deformation setiap sudut mata pisau memiliki perbedaan yaitu 0,0021409 mm – 0,0024555 mm dan nilai safety factor pada sudut mata pisau 300 adalah 7,17.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Siregar, Erwin Agustinus, Jiswil Bastian Naibaho, T. Hasballah, and Saut P. Pardede. "RANCANG BANGUN MESIN PEMIPIL JAGUNG DIAGONAL DENGAN MATA PISAU BADSAW KAPASITAS OLAH 80 KG/JAM." Jurnal Teknologi Mesin UDA 4, no. 1 (2023): 237. http://dx.doi.org/10.46930/teknologimesin.v4i1.3316.

Full text
Abstract:
Mesin pemipil jagung metode mata pisau badsaw dengan sistem mata pisau pemipil adalah model mesin yang menggunakan mata pemipil yang bertujuan untuk mengurangi kerugian energi pada mesin. Sistem langsung digunakan untuk melepaskan biji jagung dari tungkulnya dan juga dilengkapi dengan mata pisau pemipil berbentuk badsaw dan kontruksi mesin pemipil jagung yang menggunakan mata pisau pemipil sekaligus sebagai poros penggerak yang dapat mengatur kecepatan produksi mencapai kapasitas 80 kg/jam. Ukuran mata pisau pemipil direncanakan menggunakan mata pisau jenis baru yang didesain dan dibuat berdasarkan pengujian di bengkel yg diharapkan pemipilan berjalan sempurna dan mendapatkan hasil kapasitas produk. Untuk sistem mata pisau badsaw menggunakan pipa besi yang telah direncanakan atau di perhitungkan berdasarkan analisa tungkul. Putaran kerja mata pisau badsaw pemipil dan puli sebagai pemutar yang langsung menepel di poros mata pisau dianalisa dan direncanakan sesuai kapasitas produksi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Choliq, Abdul. "PENGARUH PENEMPAAN BERULANG TERHADAP KEPADATAN STRUKTUR MIKRO DAN POTENSI KOROSI PADA PISAU SEMBELIH TERNAK." Jurnal Teknik Mesin Cakram 3, no. 1 (2020): 8. http://dx.doi.org/10.32493/jtc.v3i1.5060.

Full text
Abstract:
Korosi pada pisau sembelih menjadikan pisau harus diasah kembali agar dapat dipakai. Material bilah pisau yang terbuat dari baja biasanya mengandung inklusi/pengotor. Apabila inklusi itu ada dalam jumlah banyak, maka dapat menyebabkan kerapuhan pada bilah dan menimbulkan potensi korosi. Penelitian dilakukan terhadap pegas daun mobil untuk dibuat pisau sembelih ternak melalui proses tempa taradisional secara berulang. Sebagai acuan pembuatan pisau adalah pisau sembelih merk Z. Dari hasil pengamatan struktur mikro menunjukkan bahwa pada material pegas tampak banyak inklusi berupa flek-flek menyebar rata. Di sekitar inklusi juga tampak potensi korosi akibat oksidasi antara sisa air saat preparasi yang terjebak pada celah di sekitar inklusi dengan oksigen. Setelah kedua pegas tersebut ditempa secara berulang untuk dibentuk menjadi bilah pisau dan diberikan perlakuan panas, maka struktur mikro pisau menjadi lebih padat dan halus. Inklusi dan oksidasi pada material tidak tampak jelas lagi. Kekerasan pada sampel heat treatment dan sampel pisau mencapai ±700HV, mendekati kekerasan pisau merk Z sebagai acuan. Maka disimpulkan bahwa penempaan yang dilakukan berulang-ulang memberikan efek kepadatan struktur mikr
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Amri Hidayat and Rabiul Aldi Tri Pramudia. "Pembuatan Dan Pengujian Posisi Dudukan Pisau Mesin Chopper Pencacah Batang Jagung." Jurnal Gear : Energi, Perancangan, Manufaktur & Material 1, no. 1 (2023): 20–30. http://dx.doi.org/10.36761/gear.v1i1.1979.

Full text
Abstract:
Jagung merupakan salah satu tanaman pangan primer kedua sehabis padi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan ternak sebab hampir keseluruhan bagian tumbuhan ini bisa dimaafatkan, selain sebagai komuditas pangan, juga dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan, batang dan daun tanaman yang muda dapat digunakan untuk pakan ternak kebanyakan peternak skala kecil menggunakan pencacahan secara manual dengan sabit, parang atau alat pertanian lainnya. Mesin pencacah (chopper) merupakan alat (dimensi) yang digunakan untuk membantu pertenakan dalam penyediaan tanaman hijauan yang dirajang menggunakan mesin pencacah bahan yang masih berukuran besar untuk dikecilkan. Pada penelitian ini terfokus pada dudukan mata pisau, jenis mata pisau yang digunakan pada modifikasi mesin chopper pencacah batang jagung yaitu planer terbuat dari material high speed steel (HSS) tipe aisi m2 dengan dimensi panjang 102mm x lebar 29mm x tebal 3mm. Pemilihan jenis mata pisau planer ini dikarenakan jenis mata pisau planer mempunyai ketahanan ketajaman mata pisau lebih tahan lama di bandingkan mata pisau dengan material besi. Kata Kunci: dudukan pisau, mesin chopper, pisau planer Jagung merupakan salah satu tanaman pangan primer kedua sehabis padi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan ternak sebab hampir keseluruhan bagian tumbuhan ini bisa dimaafatkan, selain sebagai komuditas pangan, juga dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan, batang dan daun tanaman yang muda dapat digunakan untuk pakan ternak kebanyakan peternak skala kecil menggunakan pencacahan secara manual dengan sabit, parang atau alat pertanian lainnya. Mesin pencacah (chopper) merupakan alat (dimensi) yang digunakan untuk membantu pertenakan dalam penyediaan tanaman hijauan yang dirajang menggunakan mesin pencacah bahan yang masih berukuran besar untuk dikecilkan. Pada penelitian ini terfokus pada dudukan mata pisau, jenis mata pisau yang digunakan pada modifikasi mesin chopper pencacah batang jagung yaitu planer terbuat dari material high speed steel (HSS) tipe aisi m2 dengan dimensi panjang 102mm x lebar 29mm x tebal 3mm. Pemilihan jenis mata pisau planer ini dikarenakan jenis mata pisau planer mempunyai ketahanan ketajaman mata pisau lebih tahan lama di bandingkan mata pisau dengan material besi.Kata Kunci: dudukan pisau, mesin chopper, pisau planer
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Rony Kurniawan, Angga Setiawan, and Rahmat Wijaya. "Perancangan Mesin Bubur Sampah Organik dan Pemilah Sampah Plastik Kapasitas 180 Kg/Jam." V-MAC (Virtual of Mechanical Engineering Article) 9, no. 1 (2024): 1–6. http://dx.doi.org/10.36526/v-mac.v9i1.3437.

Full text
Abstract:
Sampah adalah limbah atau buangan yang dihasilkan dari proses produksi baik domestik ( rumah tangga ) maupun industri, dalam pengolahan sampah harus di pisah terlebih dahulu berdasarkan jenisnya, yaitu sampah organik dan sampah an organik. Dalam proses pemilahan sampah akan memakan waktu dan tempat. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang mesin pencacah sampah organik dan pemilah sampah plastik. Dan dengan perancangan ini diharapkan proses pengolahan sampah lebih cepat , tidak memakan tempat. Sedangkan hasil cacahan sampah organik ini bisa dimanfaatkan untuk pakan magot, briket sampah, pupuk kompos dll. Berdasarkan pengumpulan data dan perhitungan mesin ini terdiri dari pisau pencacah , pisau penumbuk, dan blade pendorong plastik , dengan bahan poros S45c dan penggerak utama mesin diesel . Dengan Rancangan mesin ini mampu mengolah 180 kg/jam sehingga proses pengolahan sampah lebih cepat . tidak memakan tempat dan efisien.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Muhammad, Nurdiansyah, Saparin, Setiawan Yudi, and Sari Wijianti Eka. "RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH SAMPAH ORGANIK." MACHINERY: Jurnal Teknologi Terapan 4, no. 2 (2023): 60–66. https://doi.org/10.5281/zenodo.8048925.

Full text
Abstract:
<em>Penelitian ini tentang membuat mesin pencacah sampah organik. Tujuan penelitian adalah merancang mesin pencacah sampah organik, menghitung kapasitas produksi dan efisiensi produksi mesin. Dimensi mesin dengan panjang, lebar, dan tinggi berturut-turut adalah 1035 mm, 320 mm, dan 955 mm. Terdapat 3 jenis mata pisau yaitu mata pisau pencacah, mata pisau tetap, dan mata pisau penarik. Mata pisau pencacah terdapat empat buah, dengan dimensi panjang 240 mm, lebar 50 mm dan tebal 50 mm. Jarak mata pisau pencacah ke mata pisau tetap adalah 2 mm. Kemiringan sudut mata pisau pencacah adalah 20 derajat. Mesin digerakkan oleh motor bakar dengan daya 7 PK. Kriteria keberhasilan pencacahan yaitu ukuran cacahan maksimal 4 cm. Kapasitas produksi mesin menggunakan ranting ketapang adalah 103,29 kg/jam, pelepah kelapa 282,96 kg/jam. Efisiensi produksi mesin menggunakan ranting ketapang adalah 88,83% dan pelepah kelapa adalah 76,4%.</em>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Ahmad Kholil, Ahmad, Aam Amaningsih Jumhur, and Wahyu -. "HUBUNGAN DIAMETER MATA PISAU DAN RING TERHADAP HASIL CACAHAN MESIN PENCACAH GELAS PLASTIK 220 mL DENGAN METODE VDI 2221." Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur 5, no. 1 (2018): 19–25. http://dx.doi.org/10.21009/jkem.5.1.4.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan diameter mata pisau dan ring terhadap hasil cacahan pada mesin pencacah gelas plastic sehingga akan diperoleh ukuran pisau dan ring yang dapat memotong. Metode VDI 2221 digunakan untuk rancangan sistem pemotongan pada mesin pencacah gelas plastic. Eeksperimen dilakukan mendapatkan hubungan diameter mata pisau dan ring terhadap hasil cacahan. Hasil penelitian yaitu pisau menggunakan bahan SS 400, memiliki 16 mata pisau, diameter 57 mm, tebal 3 mm, serta ring yang berdiameter 41 mm dan tebal 3 mm. Untuk menghasilkan pemotongan maka jarak antar mata pisau yang digunakan harus berkisar 0 .
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Yansuri, Daeny Septi, Sofiah Sofiah, and Sri Adinda Chairun Nissah Chairun Nissah. "Pengaruh Variasi Mata Pisau Pada Mesin Pencacah Rumput Terhadap Kecepatan Putaran Motor Dc (rpm) Berbasis Panel Surya." Jurnal Ampere 9, no. 1 (2024): 55–64. http://dx.doi.org/10.31851/ampere.v9i1.15490.

Full text
Abstract:
Penggunaan mesin pencacah pakan ternak sapi telah banyak digunakan oleh peternak. Namun, kurangnya pemahaman mengenai pentingnya variasi mata pisau dalam mempengaruhi kecepatan motor DC dan ukuran hasil cacahan menyebabkan hasil yang tidak sesuai dengan standar SNI peternakan (2-5 cm). Pemilihan motor DC adalah pilihan yang tepat karena kecepatan motor ini mudah dikendalikan. Penelitian ini menggunakan dua jenis mata pisau: variasi 2 mata pisau dan 4 mata pisau. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh variasi mata pisau terhadap kecepatan putaran motor DC pada mesin pencacah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variasi mata pisau dengan pengontrolan dimmer yang sama menghasilkan kecepatan yang berbeda, disebabkan oleh bentuk dan jumlah mata pisau. Meskipun ada variasi kecepatan putaran, motor DC tetap mampu menjaga kestabilan dalam menggerakkan mata pisau untuk mencacah pakan hingga 200 Kg/jam. Dengan variasi 4 mata pisau, alat ini dapat menghasilkan cacahan berukuran 2-5 cm sebesar 48%, menjadikannya pilihan terbaik untuk menghasilkan ukuran cacahan sesuai standar SNI. Penelitian ini memberikan manfaat besar bagi peternak dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas pencacahan pakan ternak
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Slamet, Moch, and Haryono Haryono. "Perbaikan Kualitas Pengasahan Pisau 5 Feet di Subsi Grinder Dengan Seven Quality Control Tools (Studi Kasus di PT. Kutai Timber Indonesia)." Energy : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik 14, no. 2 (2024): 137–45. https://doi.org/10.51747/energy.v14i2.2268.

Full text
Abstract:
Dalam menghadapi era yang globalisasi yang semakin kompetitif, suatu perusahaan dituntut untuk mampu menyusun bersaing dalam rangka agar mampu bertahan dan memenangkan persaingan. Karena itu diperlukan suatu solusi untuk meningkatkan kualitas produk sehingga dapat membantu dalam memenangkan persaingan dengan kompetitornya. PT. Kutai Timber Indonesia (KTI) sebagai perusahaan yang bergerak dibidang perkayuan dan produksi terbesarnya adalah plywood harus mampu bertahan dalam persaingan yang semakin ketat.Plywood dibentuk oleh lapisan lembaran – lembaran kayu yang disebut veneer. Kualitas veneer akan berpengaruh besar terhadap kualitas plywood yang dihasilkan oleh PT. Kutai Timber Indonesia. Untuk mendapatkan kualitas veneer yang baik maka diperlukan kombinasi yang baik antara pisau dengan mesin. Peneliti melakukan penelitian terhadap kondisi pisau. Tempat utuk pengashan pisau adalah subsi Grinder.Penyebab pisau mayoritas adalah pisau cepat tumpul, sehingga kualitas veneer yang dihasilkan akan menjadi jelek. Peneliti mencoba mencari masalah – masalah yang dihadapi dan segera melakukan upaya peningkatan hasil asah dengan seven quality control. Untuk hasil penelitiannya adalah sebelum ada perbaikan didapatkan 22 kasus pisau cepat tumpul dari 72 pisau, setelah ada perbaikan, hanya ditemukan 1 kasus saja pisau cepat tumpul dari 72 pisau.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Yudi Candra, Andreas, Angger Bagus Prasetiyo, and Dandung Rudy Hartana. "Desain Dan Analisis Varian Sudut Pisau Terhadap Uji Kinerja Mesin Pencacah Rumput." Journal of Energy, Materials, & Manufacturing Technology 3, no. 01 (2024): 41–50. http://dx.doi.org/10.61844/jemmtec.v3i01.751.

Full text
Abstract:
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki potensi besar di sektor peternakan. Salah satunya adalah sektor perternakan sapi. Untuk membantu mempercepat dalam pengolahan pakan ternak dibutuhkan mesin pencacah rumput. Salah satu komponen mesin pencacah rumput yang memiliki pengaruh besar terhadap kinerjanya adalah mata pisau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja mata pisau mesin pencacah rumput. Hal ini dapat dilihat dari hasil cacahan, efisiensi, dan tingkat keberhasilan cacahan. Pada penelitian akan dilakukan uji kinerja mesin pencacah rumput dengan variasi mata pisau lancip tengah dan lancip samping yang meliputi uji kapasitas efektif, kapasitas kerja teoritis, efisiensi kerja mesin dan uji rendemen. Kecepatan putar mesin yang digunakan pada penelitian ini sebesar 5400rpm, bahan yang digunakan adalah rumput gajah dengan diameter sebesar 10cm, panjang 30cm dengan berat sebesar 1kg. Hasil perhitungan dan pembahasan diperoleh nilai rata-rata kapasitas kerja efektif mata pisau lancip tengah sebesar 126,87Kg/Jam dan mata pisau lancip samping sebesar 153,83 Kg/jam. Nilai kapasitas kerja teoritis sebesar 181,44 Kg/Jam. Nilai rata-rata efisiensi kerja mata pisau lancip tengah sebesar 70% dan mata pisau lancip samping sebesar 84%. Rekomendasi pisau yang baik untuk mesin pencacah rumput adalah pisau lancip samping.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Muslimin, Muslimin, Iman Setyadi, Aminudin Zuhri, and Dhiya Luqyana. "Redesain dan Fabrikasi Bilah Pisau Shredder SKD-11 untuk Pemotongan Limbah Plastik." Jurnal Mekanik Terapan 4, no. 2 (2023): 53–59. http://dx.doi.org/10.32722/jmt.v4i2.5887.

Full text
Abstract:
Polusi plastik telah menjadi perhatian global karena pembuangan sampah plastik yang buruk mencemari lingkungan. Pengelolaan limbah plastic secara mandiri dapat dilakukan ditingkat lokal sebagai alternatif upaya daur ulang mandiri. Mesin Shredder plastic sederhana banyak digunakan secara lokal dengan design yang mudah, perawatan dan suku cadang yang tersedia secara lokal. Mesin shredder plastic adalah mesin yang digunakan paling awal untuk memotong sampah plastik menjadi potongan-potongan kecil. Konsep desain sederhana mesin shredder yang ada saat ini adalah cukup umum. Poros dan bilah pisau adalah komponen paling penting dalam mesin shredder yang menentukan kinerjanya. Geometri bilah pisau dan orientasi bilah pisau yang dipasang ke dalam poros tunggal atau ganda secara langsung mempengaruhi kinerja mesin shredder. Permasalahan utama mesin shredder adalah pisau yang cepat tumpul sehingga menurunkan produktifitas mesin. Tulisan ini bertujuan untuk meninjau berbagai faktor yang memberikan efek langsung pada kinerja pisau shredding, serta menguji bilah pisau yang sudah diredesain dan difabrikasi. Berdasarkan data down time untuk pengasahan 9-bilah pisau orbital adalah 11-jam dan down time 2-bilah pisau stasioner adalah 3,5-jam sehingga total selama 150 Jam operasional atau 10% operasi. Sedangkan penggunaan pisau baru, selama 300 jam operasi masih bisa digunakan tanpa diasah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Suhendry, Irwan, Andi Wijaya, and Sayurandi Sayurandi. "PENGGUNAAN PISAU SADAP Bi-Cut UNTUK MENUNJANG EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PADA PERKEBUNAN KARET." Warta Perkaretan 37, no. 2 (2018): 87–96. http://dx.doi.org/10.22302/ppk.wp.v37i2.576.

Full text
Abstract:
Lateks tanaman karet dipanen melalui proses penyadapan. Penyadapan dilakukan dengan cara mengiris kulit menggunakan pisau sadap dengan sistem tertentu. Produksi tanaman karet selain ditentukan oleh potensi genetik masing-masing klon juga sangat ditentukan oleh sistem eksploitasi. Dalam sistem eksploitasi, kualitas penyadapan berkaitan dengan luka kayu maupun konsumsi kulit yang memperpanjang umur ekonomis sehingga produksi karet dalam satu siklus dapat lebih tinggi. Konsumsi kulit yang terkendali mempengaruhi umur ekonomis karet menjadi lebih lama sehingga produksi karet satu siklus dapat lebih tinggi. Pada 10 tahun terakhir perusahaan perkebunan mengalami kesulitan mendapatkan penyadap terampil. Upaya mengatasi hal tersebut sangat diperlukan rancangan pisau sadap yang mampu mengendalikan konsumsi kulit dan luka kayu. Tim peneliti Balai Penelitian Sungei Putih sejak tahun 2016 telah berhasil merancang pisau sadap ergonomis yang diberi nama pisau sadap Bi-cut untuk penyadapan panel sadap bawah (BO). Berdasarkan hasil pengujian pisau tersebut dapat dilihat bahwa kecepatan penggunaan prototipe pisau sadap Bi-cut lebih lambat dibandingkan penggunaan pisau sadap konvensional yaitu sebesar 4.69 detik per pohon. Konsumsi kulit menggunakan pisau sadap konvensional lebih tebal yaitu sebesar 2,73 mm dibandingkan dengan pisau sadap ergonomis yaitu sebesar 1,40 mm, namun tidak berbeda nyata terhadap produksi lateks. Keunggulan pisau sadap Bi-cut ini adalah dapat mencegah pelukaan kayu dan tebal irisan sadapan lebih tipis. Bi-cut mampu menyadap satu panel sadap BO selama 7,74 tahun/panel sadapan atau sekitar 30,96 tahun selama siklus produksi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Pujono, Pujono, Joko Setia Pribadi, Agung Firmansyah, and Ipung Kurniawan. "RANCANG BANGUN PISAU PEMOTONG JERAMI PADA MESIN PENGHANCUR JERAMI PADI." Bangun Rekaprima 7, no. 2 (2021): 1. http://dx.doi.org/10.32497/bangunrekaprima.v7i2.2992.

Full text
Abstract:
&lt;p&gt;Pengolahan limbah padi (jerami) kering masih sangat minim, mayoritas petani akan membakar jerami padi kering supaya lahan dapat ditanami kembali. Padahal jika dikelola dengan baik, jerami padi kering dapat dibuat tepung yang digunakan sebagai campuran pakan bagi hewan ternak unggas. Untuk mengubah sampah jerami padi kering menjadi campuran pakan hewan unggas diperlukan alat teknologi tepat guna yang efektif dan praktis, sehingga mudah diopersikan dan menghasilkan bentuk produk pengolahan jerami yang sesuai kebutuhan. Beberapa studi dan pembuatan alat sudah dilakukan dengan menggunakan berbagai mekanisme. Pada penelitian kali ini akan dibuat mesin penghancur jerami padi dengan mengoptimalkan bentuk dan dimensi pisau potong sehingga dapat menghasilkan ukuran potongan yang sesuai dan mempunyai kapasitas dan kecepatan potong yan besar. Proses rancang bangun pisau pemotong jerami pada mesin penghancur jerami padi ini menggunakan metode perancangan VDI 2222 untuk mempermudah dalam proses perancangan, yaitu dengan melakukan tahapan merencana, mengkonsep, merancang, penyelesaian. Dari hasil perancangan didapatkan bahwa pisau penghancur pada mesin penghancur jerami padi memiliki beberapa komponen yaitu bilah pisau, piringan atas, ring kipas, kipas pendorong, pilar penopang, dan piringan bawah. Pisau potong berbentuk serrated edge atau mata pisau yang bergerigi. Hasil perencanaan pisau penghancur pada mesin penghancur jermi padi, ditetapkan jumlah pisau sebanyak 8 (delapan) buah. Dengan jumlah pisau tersebut kecepatan hasil potong yang dihasilkan adalah 0,018 m3/menit serta kapasitas pemotonganya sebanyak 25,9 kg/menit. Ukuran hasil potongan menunjukkan bahwa penggunaan pisau bergerigi menghasilkan ukuran potong antara 7-10 mm, sedangkan bentuk pisau rata menghasilkan potongan 10 – 15 mm.&lt;/p&gt;
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Zahwa Azzahra, Gita, Ilham Okta Putra, Yuliarman Yuliarman, Zulhendri Zulhendri, and Yuli Yetri. "Perancangan Mesin Pengupas Sabut Kelapa." Manutech : Jurnal Teknologi Manufaktur 15, no. 02 (2023): 183–90. http://dx.doi.org/10.33504/manutech.v15i02.224.

Full text
Abstract:
Kelapa Merupakan hasil bumi yang besar di Indonesia. Proses pengupasan kelapa terdiri dari beberapa tahapan, yaitu pengupasan sabut dan batok kelapa. Proses-proses ini menggunakan alat manual, sehingga memakan waktu yang lama dan membutuhkan tenaga manusia.Untuk mangatasi masalah tersebut maka penulis merancang dan menganalisa mesin pengupas sabut kelapa yang mana mesin ini proses pemisahannya tidak bercampur dengan sabut kelapa yang telah dikupas dan mesin yang aman digunakan saat bekerja. Mesin ini menggunakan sistem otomatis sehingga tidak membutuhkan tenaga manusia yang extra. Mesin Pengupas Sabut Kelapa digerakkan oleh motor listrik. Motor Listrik yang memutar poros mata pisau dengan cara mentranmisikan daya ke poros melalui puli dan sabuk sehingga mata pisau pengupas berputar. Kapasitas mesin yaitu, daya 1,5 HP kecepatan putaran 1.400 rpm. Puli sistem transmisi adalah puli penggerak dengan diameter (d1) = 4 inchi dan puli yang digerakkan (d2) = 8 inchi dengan Sabuk Tipe A. Pisau pengupas yang digunakan adalah pisau berbentuk segitiga pipih yang melingkar tersusun seperti ulir dengan mata pisau 50 buah diletakan pada pipa pisau, dimana diameter pipa mata pisau 100 mm dan tinggi mata pisau 40mm.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Priyanto, Andri, Allan Restu Jaya, and Hendro Suyanto. "PREDIKSI KEBUTUHAN AIR BERSIH PDAM PUSAT PULANG PISAU DAN UNIT DESA MANTAREN I TAHUN 2029." Spektrum Sipil 8, no. 2 (2021): 128–37. http://dx.doi.org/10.29303/spektrum.v8i2.220.

Full text
Abstract:
PDAM Kota Pulang Pisau merupakan Badan Usaha Milik Daerah di Kota Pulang Pisau yang menyediakan jasa pelayanan dan pendistribusian air bersih ke konsumen di wilayahnya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan layanan PDAM Pulang Pisau dan Unit Desa Mantaren I terhadap jumlah penduduk Kota Pulang Pisau pada tahun 2029. Penelitian diharapkan dapat membantu PDAM Kota Pulang Pisau mengetahui besar kebutuhan air bersih serta prediksi jumlah penduduk pada tahun 2020 sampai tahun 2029. Penelitian ini bersifat studi kasus dengan melakukan analisis data. Pengolahan data menggunakan metode aritmatik. Data-data yang digunakan adalah data jumlah penduduk serta data produksi air PDAM Kota Pulang Pisau dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2029. Tahapan penelitian meliputi proyeksi penambahan jumlah penduduk, dan analisis kebutuhan air serta kemampuan layanan air bersih PDAM Kota Pulang Pisau tahun 2020 sampai dengan tahun 2029. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan air yang diperlukan PDAM Kota Pulang Pisau pada tahun 2029 sebesar 26,630 lt/dt. Tingkat pelayanan penduduk dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2029 mengalami peningkatan, akan tetapi jika ditinjau dari aspek kebutuhan air bersih yang harus dipenuhi oleh PDAM kota Pulang Pisau masih mencukupi setiap tahunnya, karena kapasitas IPA saat ini 60 lt/dt dan kapasitas intake 70 l/dt.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Fauzan, Muhammad Resky. "Rancang Bangun Mesin Pengasah Pisau Ketam Kayu." Enthalpy : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin 8, no. 2 (2023): 55. http://dx.doi.org/10.55679/enthalpy.v8i2.38046.

Full text
Abstract:
Di Indonesia, industri mebel berkembang sangat pesat. Hal ini disebabkan oleh melimpahnya bahan baku kayu yang berkualitas dan pengerajin-pengerajin yang terampil. Salah satu mesin yang digunakan dalam industri mebel adalah mesin ketam kayu. Mesin ketam kayu merupakan alat yang sangat penting dalam membentuk dan membersihkan kayu. Namun dalam pengasahan pisau ketam masih dikerjakan secara manual dengan tangan dan batu asah. Sehubungan dengan itu diperlukan mesin pengasah mata pisau ketam yang praktis. Hal ini diharapkan proses pengasahan mata pisau ketam kayu menjadi lebih cepat, efektif dan efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang mesin pengasah pisau ketam kayu, sehingga didapatkan hasil mata pisau yang tajam dan permukaannya datar, rata dan halus. Metode penelitian meliputi perancangan, penghitungan daya motor, pemilihan bahan serta pembuatan mesin pengasah. Perancangan mesin pengasah pisau ketam kayu ini didapatkan hasil Spesifikasi mesin pengasah pisau ketam kayu dengan panjang 320 mm, lebar 300 mm, dan tinggi 415 mm. Penggerak mesin ini adalah motor listrik dengan daya 810 Watt dengan putaran 5000 Rpm.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Wati, Putu Eka Dewi Karunia, and Hery Murnawan. "PERANCANGAN ALAT PEMBUAT MATA PISAU MESIN PEMOTONG SINGKONG DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ASPEK ERGONOMI." JISI: Jurnal Integrasi Sistem Industri 9, no. 1 (2022): 59. http://dx.doi.org/10.24853/jisi.9.1.59-69.

Full text
Abstract:
UD Doa Emak merupakan sebuah UKM yang memproduksi mesin-mesin yang digunakan untuk industri skala rumah tangga. Produk yang dihasilkan oleh UKM ini antara lain mesin pemotong singkong, mesin pemarut kelapa, mesin pemeras santan, mesin pencabut bulu ayam dan masih banyak lagi. Inovasi keripik singkong yang ada dipasar saat ini semakin beragam terutama yang telah diproduksi oleh perusahaan-perusahaan besar yang banyak dijual di pasar ataupun supermarket. Penelitian ini merancang sebuah alat yang dapat membuat mata pisau berbentuk gelombang yang dapat digunakan untuk mata pisau mesin pemotong singkong yang diproduksi oleh UKM Doa Emak. Rancangan alat dibuat dengan mempertimbangkan aspek ergonomi dengan menggunakan ukuran antropometri 25 pekerja. Hasil uji coba menunjukkan bahwa alat pembuat mata pisau gelombang yang telah dirancang mampu menghasilkan mata pisau gelombang dengan kualitas yang baik dan hanya membutuhkan waktu 20 detik untuk menghasilkan satu mata pisau. Alat pembuat mata pisau bentuk gelombang ini mampu memproduksi pisau gelombang hingga 1.260 pcs per hari yang dapat digunakan untuk membuat 315 mesin pemotong singkong. Sehingga hasil produksi pisau berbentuk gelombang tersebut dapat menjadi stock untuk pembuatan mesin pemotong singkong dalam 20 hari ke depan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Reza, Aulia Fachri, and Donan Satria Yudha. "- STUDI SPESIES DAN STATUS KONSERVASI IKAN PISAU (FAMILI: NOTOPTERIDAE) YANG DIPERDAGANGKAN DI PASAR IKAN HIAS PARUNG, KABUPATEN BOGOR." Berkala Ilmiah Biologi 15, no. 1 (2024): 31–42. http://dx.doi.org/10.22146/bib.v15i1.8450.

Full text
Abstract:
Indonesia memiliki 4 spesies ikan pisau endemik yaitu: Chitala borneensis, Chitala hypselonotus, Chitala lopis, dan Notopterus notopterus. Persebaran alami keempat spesies tersebut meliputi Jawa, Riau, Sumatera, Jambi, Bengkulu, Lampung, dan Kalimantan. Ikan pisau atau belida (Notopteridae) merupakan ikan hias yang cukup diminati di kalangan pecinta ikan hias Indonesia. Aktivitas penangkapan ikan pisau yang berlebihan (overfishing) di alam serta perubahan maupun kerusakan lingkungan perairan, bisa mengakibatkan kelestarian ikan ini terancam punah. Penurunan populasi ikan pisau lokal ini dibuktikan oleh data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Riau melalui data penangkapan ikan belida (Chitala spp. dan Notopterus spp.) di Riau pada tahun 2009. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-April 2023 di Pasar Ikan Hias Parung, Kabupaten Bogor. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi spesies ikan pisau (Notopteridae) apa saja yang diperdagangkan di Pasar Ikan Hias Parung, Kabupaten Bogor; Status konservasi dari setiap spesies ikan pisau dan asal-usul ikan pisau yang diperdagangkan di Pasar Ikan Hias Parung, Kabupaten Bogor. Metode yang digunakan adalah komparasi morfologi ikan dan wawancara. Hasil yang didapatkan menunjukkan dari 3 spesies ikan pisau yang diperdagangkan, 1 diantaranya termasuk spesies lokal (N. notopterus) yang dilindungi penuh oleh Surat Keputusan Menteri Perikanan dan Kelautan Nomor 1 Tahun 2021 dengan status konservasi Least Concern (LC). Dua spesies lainnya merupakan spesies dari luar Indonesia (C. ornata dengan status konservasi LC dan C. blanci dengan status konservasi Near Threatened (NT)). Ikan pisau lokal yang dipasarkan oleh penjual berasal dari alam liar, diduga kuat berasal dari daerah Jambi, tepatnya daerah aliran Sungai Batanghari beserta anak sungainya. Sementara spesies ikan pisau luar mayoritas stoknya diimpor dari Vietnam dan Thailand, serta beberapa lokasi pembesaran benih ikan di daerah Parung.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Santoso, Dwi, Abdul Waris, Apriliansyah Apriliansyah, Sudirman Sirait, and Aditya Murtilaksono. "DESAIN DAN UJI KINERJA MATA PISAU MODIFIKASI PADA MESIN PENCACAH LIMBAH PERTANIAN." Jurnal Teknologi Pertanian Andalas 25, no. 2 (2021): 205. http://dx.doi.org/10.25077/jtpa.25.2.205-214.2021.

Full text
Abstract:
Mesin pencacah memiliki berbagai macam komponen, salah satu komponen utama yang mempengaruhi kinerja mesin pencacah adalah mata pisau. Adapun yang mendasari dilakukannya modifikasi mata pisau mesin pencacah limbah pertanianyaitu, mata pisau yang digunakan pada sebelumnya memiliki kinerja yang kurang optimal sehingga dapat menyebabkan kualitas pemotongan bahan belum optimal dan seragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja mesin pencacah limbah pertanian setelah digunakan mata pisau yang dimodifikasi. Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan November hingga Maret 2021. Bertempat di Laboratorium Mekanisasi, Fakultas Pertanian, Universitas Borneo Tarakan. Penelitian ini terdiri beberapa tahapan yaitu identifikasi masalah, modifikasi mata pisau, uji kinerja dan analisis data. Parameter penelitian yang digunakan adalah menghitung kapasitas efektif alat (kg/jam), kecepatan linear (m/s), rendemen (%), suhu mesin penggerak (t), dan kecepatan electromotor (RPM). Dari hasil analisis data berdasarkan parameter yang digunakan diperoleh nilai kapasitas efektif alat 9,14 kg/jam, kecepatan linear 5,28 m/s, rendemen 91,4%, rata – rata suhu 68,3 °C dan rata – rata kecepatan electromotor 234,9 rpm pada mata pisau standar. Kinerja tebaik mesin pencacah limbah pertanian yaitu pada saat menggunakan mata pisau hasil modifikasi dengan sudut kemiringan mata pisau 10° dengan nilai kapasitas efektif alat 16,35 kg/jam, kecepatan linear 6,20 m/s, rendemen 96,5%, rata – rata suhu 55,5 °C dan rata – rata kecepatan electromotor 275,4 rpm.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Anggi Dina Pratiwi, Hartman Nugraha, and Aryati. "MODEL PERMAINAN AKURASI LEMPAR PISAU PADA ANAK USIA 10 - 12 TAHUN." Journal Olahraga Rekat (Rekreasi Masyarakat) 2, no. 1 (2023): 38–49. http://dx.doi.org/10.21009/jor.21.38-49.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk membuat model permainan akurasi lempar pisau pada anak usia 10–12 tahun. Pendekatan penelitian pengembangan model permainan akurasi lempar pisau ini menggunakan model penelitian dan pengembangan (Research and Development) dari ADDIE. Subjek pada penelitian ini adalah anggota PORLEMPIKA dengan jumlah 15 anak. Pada penelitian ini peneliti bekerjasama dengan satu dosen ahli, dan dua pelatih lempar pisau PORLEMPIKA sebagai expert judgement. Uji validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan uji justifikasi ahli dan pelatih, dimana model permainan yang telah dibuat dan diuji cobakan kemudian dikonsultasikan serta dinilai oleh dosen ahli dan para ahli dalam bidang olahraga lempar pisau. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat model permainan akurasi lempar pisau pada anak usia 10–12 tahun. Model permainan ini juga bertujuan untuk dapat dijadikan bahan referensi atau pedoman bagi para pelatih dalam melatih akurasi lempar pisau. Melalui uji validitas yang dilakukan dengan menggunakan uji justifikasi ahli dan pelatih, menghasilkan produk model membuat model permainan akurasi lempar pisau pada anak usia 10–12 tahun sebanyak 15 model permainan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Tarage, Frando P. O., and VINA N. VAN HARLING. "ANALISIS PERBANDINGAN KECEPATAN DAN HASIL PEMOTONGAN BAJA LUNAK JENIS ST-37 DENGAN MENGGUNAKAN PISAU PAHAT HSS DAN CARIBIDA." SOSCIED 3, no. 1 (2020): 14–19. http://dx.doi.org/10.32531/jsoscied.v3i1.181.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan kecepatan dan hasil pemotongan baja lunak jenis ST-37 dengan menggunakan pisau pahat jenis High Speed Steel (HSS) ø: 16 mm dan Pisau Pahat jenis Caribida, ø: 16 mm. Penelitian dilakukan di Balai Latihan Kerja (BLK) Sorong. Berdasarkan data penelitian diperoleh hasil: kecepatan maksimum dan minimum untuk masing – masing pisau pahat dengan kedalaman pemakanan 0,5mm, 1mm. dan 1,5mm berbeda - beda, dengan hasil pemotongan pisau pahat jenis High Speed Steel (HSS) baja yang dipotong menjadi lebih baik (halus), sebaliknya dengan pisau frais jenis Caribida dapat membuat hasil akhir dari pemotongan baja tersebut menjadi kasar atau tampak seperti semula (normal).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Fathurrohman, Muhammad, Martin Doloksaribu, and Adhe Aries Priatna. "Studi Karakteristik Pisau Sadap Karet Manual Produksi Industri Kecil Menengah (IKM) di Indonesia." Metal Indonesia 44, no. 1 (2022): 11. http://dx.doi.org/10.32423/jmi.2022.v44.11-17.

Full text
Abstract:
Indonesia memiliki potensi menjadi negara produsen karet terbesar tidak hanya di Asia Tenggara namun di dunia. Untuk memaksimalkan potensi tersebut, diperlukan upaya agar dapat memproduksi karet secara optimal. Salah satu faktor penting dalam produksi karet adalah sistem eksploitasi. Sistem eksploitasi yang baik dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu: tenaga penyadap yang terampil dan peralatan pisau sadap karet yang berkualitas. Indikator kualitas pisau sadap karet dapat ditentukan dari dimensi dan bentuk pisau sadap, serta pemilihan material logam. Namun, sampai saat ini belum ada standardisasi pisau sadap karet secara nasional. Studi karakteristik geometri, berat dan sifat mekanik pada 8 macam sampel pisau sadap produksi Industri Kecil Menengah (IKM) sebagai representasi produk pisau sadap karet manual di Indonesia dilakukan pada penelitian ini. Parameter pengambilan data yang diuji adalah pengukuran geometri pisau sadap, pengukuran berat, pengujian sifat mekanik dengan uji kekerasan, serta uji komposisi kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan sebagai acuan indikator pada pisau sadap karet manual, yaitu: geometri pisau sadap karet, terutama panjang total dan sudut mata pisau yang membentuk alur/ paritan sadap, berat pisau sadap, pemilihan material pada bilah pisau sadap, serta nilai kekerasan pada pada pisau sadap. Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan rujukan dalam merumuskan standar pisau sadap karet di Indonesia. Indonesia has the potential to become the largest rubber producer not only in Southeast Asia but in the world. Therefore, more efforts are needed in order to produce optimally. One of the important factors in rubber production is the exploitation system. A good exploitation system is affected by two factors: skilled tappers and rubber tapping knife quality. The quality indicator of a rubber tapping knife can be determined by the dimensions and shape of the tapping knife and the material selection. However, there is no national standard for rubber tapping knife yet. This research studied the characteristics of the geometry, weight, and mechanical properties of eight kinds of manual tapping knives produced by IKM in Indonesia. The parameters tested were tapping knife geometry, weight, mechanical properties with hardness, and chemical composition. The results showed that some references that can be used as indicators of the quality of manual rubber tapping knife are the geometry of the rubber tapping knife, especially the total length and the angle of the blade that formed tapping groove, the weight of the tapping knife, the material of the tapping knife, and the hardness value of the tapping knife. The results of this study can be used as a reference in formulating standards for rubber tapping knife in Indonesia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Habibullah, Muhammad, Mohamad Zaenudin, and M. Untung Zaenal Priyadi. "Pengaruh Variasi Jumlah Lubang Pisau Pemotong Kentang Pada Mesin Pengupas Dan Pemotong Kentang Sederhana Terhadap Kapasitas Dan Kualitas Pemotongan." Integrated Mechanical Engineering Journal 2, no. 2 (2024): 84–91. https://doi.org/10.56904/imejour.v2i2.60.

Full text
Abstract:
Pada industri pengolahan makanan, efisiensi dan kualitas mesin pemotong kentang menjadi faktor krusial dalam produktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variasi jumlah lubang pada pisau pemotong kentang terhadap kapasitas efektif pemotongan, efisiensi pemotongan, dan keseragaman hasil potongan. Eksperimen dilakukan menggunakan mesin pengupas dan pemotong kentang sederhana dengan tiga variasi pisau pemotong (36, 64, dan 144 lubang) dan tiga variasi tekanan pneumatik (6, 7, dan 8 bar). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pisau dengan 144 lubang pada tekanan 8 bar menghasilkan kapasitas efektif pemotongan tertinggi (123,51 kg/jam) dan efisiensi pemotongan tertinggi (97,71%). Namun, peningkatan jumlah lubang juga menyebabkan sedikit penurunan dalam keseragaman hasil potongan, dengan nilai error tertinggi 0,5048% pada pisau 144 lubang dan terendah 0,5019% pada pisau 36 lubang. Penelitian ini menyimpulkan bahwa peningkatan jumlah lubang pada pisau pemotong kentang dapat meningkatkan kapasitas dan efisiensi pemotongan secara signifikan, meskipun dengan sedikit dampak pada keseragaman hasil potongan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Setiawan, Arif, Supriyono Supriyono, Pratomo Setiaji, and Putri Kurnia Handayani. "Peningkatan Pemasaran UMKM Pisau Desa Hadipolo Kudus di Masa Pandemi Melalui Media Web dan Youtube." E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 13, no. 2 (2022): 328–32. http://dx.doi.org/10.26877/e-dimas.v13i2.7066.

Full text
Abstract:
Industri kerajinan pisau merupakan salah satu industri kreatif di Kabupaten Kudus, khususnya di Desa Hadipolo yang menghasilkan beraneka ragam hasil logam seperti pisau, cangkul, dan sabit. Permasalahan yang dihadapi UMKM kerajinan pisau di Desa Hadipolo adalah keterbatasan alat produksi dan strategi pemasaran online dalam menghadapi pandemi Covid-19. Melalui Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPUD), Universitas Muria Kudus (UMK) bekerja sama dengan UMKM UD. Hasil Logam merancang alat pembuat gagang pisau berbahan dasar limbah plastik dengan gas LPG sebagai sumber energi dan membuat serta menerapkan strategi pemasaran online melalui media web dan channel youtube. Kegiatan PPPUD ini bertujuan untuk memacu pertumbuhan produk unggulan daerah melalui pertumbuhan pasar yang kompetitif, meningkatkan peluang pasar ekspor, mempercepat difusi teknologi dan manajemen masyarakat perguruan tinggi ke pengrajin pisau dan meningkatkan kesejahteraan pengrajin pisau di tengah pandemi Covid-19. Metode yang digunakan dalam kegiatan PPPUD ini adalah pengembangan kemitraan untuk mendapatkan bahan baku yang murah, penguatan produksi dengan membuat alat pembuat gagang pisau menggunakan limbah plastik dengan bahan baku dan sumber energi yang murah, perluasan pemasaran melalui web dan channel youtube UMKM pisau, memperkuat infrastruktur internet di UMKM, serta peningkatan kualitas SDM dengan pendampingan pengelolaan web. Target luaran kegiatan PPPUD ini diharapkan dapat meningkatkan aset dan omzet UMKM, meningkatnya mutu produk yang dihasilkan, meluasnya pasar produk dengan penerapan strategi pemasaran yang lebih baik, dan perbaikan kesejahteraan lingkungan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Nugraha, Nurcahya. "Rancang Bangun dan Pengaruh Susunan Pisau Setengah Helix pada Mesin Pencacah Limbah Sayur." Jurnal Elektro dan Mesin Terapan (ELEMENTER), Vol. 9 No. 1 (2023) (May 31, 2023): 132–40. http://dx.doi.org/10.35143/elementer.v9i1.5991.

Full text
Abstract:
Limbah sayur adalah sisa sayuran yang layu dan membusuk. Biasanya limbah sayur cenderung hanya menjadi sampah yang berujung di tempat pembuangan. Sampah-sampah tersebut masih mengandung kadar air yang tinggi dan memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau pupuk kompos. Namun terdapat kendala dalam pemanfaatannya, kendala utama dalam pemanfaatan limbah sayur yang akan dijadikan sebagai pakan ternak adalah ukuran limbah sayur yang masih cenderung terlalu besar sehingga tidak dapat dimanfaatkan langsung sebagai pakan ternak. Oleh karena itu, diperlukan teknologi yang dapat mempermudah proses pencacahan. Salah satu teknologi pencacah yang tepat untuk memanfaatkan limbah sayur adalah mesin pencacah limbah sayur. Mesin pencacah limbah sayur dirancang menggunakan poros horizontal dan digerakkan oleh motor listrik AC dengan daya 1 hp. Digunakan mekanisme pulley dan belt untuk mereduksi putaran dan mentransmisikan daya dari motor ke pisau pencacah. Pada mesin pencacah ini digunakan susunan pisau setengah helix dan susunan sejajar. Pada mesin ini dilakukan pengujian untuk mengetahui kelebihan pemilihan pola susunan pisau setengah helix dibandingkan dengan pola susunan pisau sejajar, serta untuk mengetahui kapasitas pencacahan yang dimiliki oleh mesin. Pada penelitian ini dilakukan percobaan menggunakan kecepatan putar 1800 rpm. Mesin pencacah dengan susunan pisau setengah helix memiliki kapasitas pencacahan sebesar 231,4 kg/jam, lebih besar dibandingkan dengan susunan pisau sejajar yang memiliki kapasitas 89 kg/jam. Oleh karena itu kapasitas pencacahan susunan pisau setengah helix lebih besar dibandingkan kapasitas pencacahan susunan pisau sejajar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Supono, Agus, Agus Umar Ryadin, and Fadhlem Bassar Minta. "MODIFIKASI DESAIN TRAKTOR TANGAN “TEMBESI” (STUDI KASUS DI PERKEBUNAN “TEMBESI”)." SIGMA TEKNIKA 1, no. 2 (2018): 150. http://dx.doi.org/10.33373/sigma.v1i2.1500.

Full text
Abstract:
Traktor tangan tembesi merupakan alat bantu dibidang pertanian yang digunakan untuk menggemburkan tanah yang digerakan oleh motor bakar gasoline dengan daya motor penggerak 6,5 Hp. Dari hasil pengujian desain rev_00 ditemukan adanya masalah, yaitu traktor sulit bergerak dan saat pisau berputar kemudian diberi beban pisau berhenti berputar. Penelitian ini bertujuan memperbaiki desain traktor tangan “Tembesi” yang di fokuskan untuk menurunkan jumlah putaran pisau guna meningkatkan nilai momen dan perbaikan pada bagian roda traktor.Dari hasil modifikasi desain, jumlah putaran pisau dimodifikasi dari 1333 rpm menjadi 450 rpm. Dari nilai momen rencana sebesar 6.925 kg.mm, gaya yang dihasilkan oleh pisau traktor tangan tembesi sebesar 378,786 Newton. Modifikasi roda dilakukan dengan menggunakan roda ban karet berdiameter 12 inchi (304,8 mm).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Kharisma, Aji Abdillah, and Mahesa Dikta Ajiwiratama. "Pengaruh kekuatan mata pisau mesin pencacah kompos menggunakan metode finite element analysis." Jurnal Teknik Mesin Indonesia 18, no. 1 (2023): 90–95. http://dx.doi.org/10.36289/jtmi.v18i1.432.

Full text
Abstract:
Sampah adalah limbah yang terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan, khususnya untuk sampah kompos. Kompos merupakan produk akhir suatu proses fermentasi tumpukan sampah atau bagian dari tanaman (jerami, rumput, daun pisang, daun tebu, dll). Salah satu alternatif yang perlu dilakukan terhadap sampah kompos yaitu merancang pembuatan mesin pencacah kompos dan menganalisis komponen yang digunakan seperti pisau pencacahnya. Mata pisau merupakan bagian komponen penting untuk melakukan proses pencacahan. Metode analisis simulasi model desain mata pisau dilakukan untuk menganalisis kinerja dari mata pisau berdasarkan kekuatan pembebanan yang diberikan. Permodelan simulasi dilakukan menggunakan software dan akan dibandingan dengan perhitungan secara teoritis. Jenis material mata pisau adalah SS41, dan poros adalah S45C. Hasil yang diperoleh dari analisis permodelan desain menggunakan software meliputi tegangan maksimum (von misses stress) pada pembebanan 2,5 N untuk setiap 24 mata pisau totalnya sebesar 157 MPa, hasil displacement adalah 0,161 mm, serta hasil safety factor bernilai 3,05, sedangkan hasil perhitungan teoritis dari von misses stress adalah 168 MPa, displacement 0,03 mm, dan safety factor sebesar 3,18. Berdasarkan hasil nilai safety factor pada simulasi model mata pisau dinyatakan aman dan dapat dilanjutkan ke tahap proses manufaktur.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Maghfurah, Fadwah Maghfurah. "Aplikasi Penggunaan Tiga Varian Pisau Serta Perencanaan Transmisi Pada Mesin Slicer Stick Bambu Diameter 4mm." Suara Teknik : Jurnal Ilmiah 11, no. 2 (2020): 52. http://dx.doi.org/10.29406/stek.v11i2.2313.

Full text
Abstract:
Pada Penelitian sebelumnya kebanyakan mesin pembuat slicer tusuk sate hanya berujung bulat, oleh karenanya penelitian ini membuat mesin yang mampu membuat slicer tusuk sate yang runcing dengan mengaplikasikan 3(tiga) varian pisau serta mendesain transmisi yang sesuai dengan kebutuhan mesin slicer ini. Pemilihan bahan pisau yang digunakan yaitu baja TCT (Total Coating Thickness) untuk pisau belah, baja karbon 5160 dengan kandungan karbon 0,60% untuk pisau pembulat dan batu gerinda White Alumunium Oxide (warna putih / abu-abu) untuk peruncing. Sedangkan pemilihan transmisinya seperti poros, pasak, bantalan, sabuk-V, puli dan konveyor direncanakan sematang mungkin. Mekanisme proses mesin yaitu ditarik dan didorong menggunakan roller dengan melewati pisau bulat berdiameter 4 mm dan dilanjutkan peruncingan dengan digerakkan konveyor melewati pisau gerinda sehingga stick bambu tusuk sate berbentuk runcing pada salah satu ujungnya. Mesin slicer bambu stick tusuk sate ini mempunyai kapasitas 1541 tusuk sate/jam, mengalami peningkatan 71,2% dari hasil kapasitas yang direncanakan. Dengan tacktime produksi mesin adalah 2,41 detik/pcs.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Hasan, Andi Rinaldi, Aries Karyadi, and Yudi Nata. "PERANCANGAN PISAU MESIN PEMANEN BAYAM CINA DENGAN PENDEKATAN CAD." Jurnal Rekayasa Teknologi Nusa Putra 3, no. 2 (2017): 36–40. http://dx.doi.org/10.52005/rekayasa.v3i2.182.

Full text
Abstract:
Traktor tangan adalah sumber penggerak peralatan pertanian populer di Indonesia. Oleh karena itu, traktor tangan dapat digunakan sebagai sumber mesin pemanen listrik. Salah satu alat panen yang perlu dirancang hari ini adalah mesin panen bayam Cina (Ipomoea reptans Poir.). Unit terpenting dari mesin panen adalah pisau. Keberhasilan desain mesin pemanenan ditemukan dalam bentuk dan bahan mata pisau yang digunakan. Penelitian eksperimental lebih mahal dan lebih banyak waktu. Oleh karena itu, makalah ini menjelaskan desain konseptual pisau untuk mesin panen bayam Cina melalui pendekatan CAD. Bentuk mata pisau terbaik ditentukan oleh sudut mata pisau dan kekuatan mata pisau ditentukan oleh bahan. Sudut bilah yang disimulasikan adalah 15 °, 45 ° dan 60 ° hingga 1060 Alloy meter, AISI 316 SS, Phenol-Formaldehyde Resin (PF). Gaya maksimum yang dibutuhkan untuk memotong bayam Cina diberikan 0,1019 kgf. Hasil simulasi menggunakan FEM menunjukkan bahwa semakin besar sudut blade akan semakin besar untuk menerima tegangan dan perpindahan. Hasil simulasi juga menunjukkan bahwa penggunaan bahan AISI 316 SS dapat digunakan sebagai bilah mesin pemanen bayam Cina
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Purnama, Ichsan, Atin Sumihartati, Liana Dwi Fitriani, and Zyad Ramadhan. "PENETAPAN STANDAR LIFE TIME PENGGUNAAN PISAU AUTO CUTTING MACHINE SINGLE PLY PADA KAIN DRILL DI POLITEKNIK STTT BANDUNG." Texere 22, no. 2 (2024): 121–32. https://doi.org/10.53298/texere.v22i2.05.

Full text
Abstract:
Mesin auto cutting merupakan mesin pemotongan kain dengan mengikuti pola yang terdapat pada kertas marker atau kain secara otomatis dengan digerakkan oleh sistem komputer yang dapat mengontrol jalannya proses produksi. Ketepatan dan kebersihan pemotongan menjadi persyaratan terhadap kualitas hasil pemotongan. Untuk mencapai proses pemotongan kain yang baik, salah satu bagian penting yang harus diperhatikan adalan penggunaan pisau potong. Tujuan penelitian ini adalah melakukan percobaan terhadap penggunaan pisau potong decagonal dengan ukuran 45 mm untuk mendapatkan usia pakai pisau potong dengan memperhatikan cutting length. Setelah melakukan penelitian usia pakai pisau potong mesin autocutting diperoleh kesimpulan bahwa total panjang cutting length sampai pisau tidak dapat memotong dengan sempurna adalah Cutting length 6760,03 meter untuk gramasi kain 209 gsm dan Cutting length 6341,25 meter untuk gramasi kain 216 gsm.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Rahmadsyah, Tengku Jukdin Saktisahdan, Ali Hasimi Pane, Dani Saputra, and Moraida Hasanah. "Analisis Variasi Mata Pisau Pada Mesin Pencacah Kulit Kelapa." G-Tech: Jurnal Teknologi Terapan 7, no. 3 (2023): 904–12. http://dx.doi.org/10.33379/gtech.v7i3.2596.

Full text
Abstract:
Pengolahan kulit kelapa menjadi media tanam adalah usaha untuk meningkatkan nilai jual kulit kelapa itu sendiri. Untuk membuat kulit kelapa menjadi media tanam dibutuhkan mesin pencacah agar dapat menghancurkan kulit kelapa tersebut agar lebih halus dan efektif dalam penggunaannya. Dalam proses pencacahan, jumlah mata pisau mempunyai peranan yang sangat penting. Mesin pencacah yang digunakan mempunyai variasi jumlah mata pisau sebanyak 12, 15, dan 18. Serta daya motor penggerak yang digunakan sebesar 5,5 Hp dan putaran 3600 rpm. Penggunaan 18 mata pisau mendapatkan hasil yang terbaik dibandingkan jumlah mata pisau yang lain. Dari jumlah mata pisau 18 mendapatkan rata-rata hasil cacahan terbanyak yaitu 1,78 kg untuk setiap 2 kg yang dicacah dengan waktu tercepat selama 12 menit 27 detik atau 747 detik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Sinta, Maretina Eka. "Penanganan Sampah di Kota Pulang Pisau Kabupaten Pulang Pisau." Media Ilmiah Teknik Lingkungan 3, no. 1 (2019): 6–12. http://dx.doi.org/10.33084/mitl.v3i1.638.

Full text
Abstract:
Sampah merupakan benda yang sudah tidak terpakai, baik berasal dari rumah tangga maupun pabrik sisa proses industri. Pengelolaan sampah merupakan suatu bidang yang berhubungan dengan pengaturan terhadap penimbunan, penyimpanan sementara, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pembuangan sampah dengan cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik.penilitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana jumlah volume sampah dan cara penanganan sampah. Penanganan masalah sampah adalah sampel penilitian, sistem pengumpulan sampah, sistem pengumpulan sampah dan upaya pengelolaan sampah. Lokasi penelitian di Jl. Pulang Pisau. Objek penelitian adalah pengelolaan sampah. Sumber data berupa data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengamati langsung petugas sampah lapangan. Analisis data berdasarkan metode aritmatik. Untuk menghitung proyeksi jumlah penduduk Pulang Pisau tahun 2013-2020 menggunakan metode aritmatik yang dianggap lebih efesien karena menghasilkan standar deviasi terkecil. Bertambahnya jumlah penduduk sangat mempengaruhi jumlah sampah yang hasilkan setiap tahun. Berdasarkan Standar Departemen Kesehatan Republik Indonesia volume sampah per jiwa penduduk Indonesia adalah 0,0025 m�/jiwa/hari. Berdasarkan hasil proyeksi pertumbuhan penduduk, jumlah penduduk Pulang Pisau pada tahun 2020 yaitu 128.279 dengan volume sampah 320 m�/hari, sedangkan Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau hanya mampu mengangkut sampah sebesar 18 m�/hari. Sedikitnya Tempat Penampungan sementara (TPS) di Kota Pulang Pisau membuat sampah-sampah banyak yang masih berserakan dijalan untuk itu Pemkab Pulang Pisau harus menambah jumlah TPS, serta menambah jumlah dump truck agar penanganan sampah di kota Pulang Pisau berjalan dengan lancar dan tidak ada lagi sampah yang berserakan. Pada Tempat Pembuangan Akhir TPA perlu adanya petugas yang mengawasi TPA tersebut sehingga para pemulung tidak menghambur sampah di TPA.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Hidayat, Togik, and Teguh Raharja. "Perbaikan Kualitas Mata Pisau Mesin Irat Bambu Dengan Proses Heat Treatment Melalui Baja Fasa Ganda." Jurnal Teknik Mesin 12, no. 2 (2019): 69–73. http://dx.doi.org/10.30630/jtm.12.2.263.

Full text
Abstract:
Mata pisau mesin irat bambu berperan penting dalam menentukan kualitas produk industri kreatif bambu di desa Kebonagung Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro. Alat pemotong harus memiliki karakteristik menghasilkan kualitas pemotongan baik [9] . Kualitas pisau mesin irat bambu dapat dilihat dari hasil potongan dan life time. Faktor yang mengurangi kualitas dan life time mata pisau adalah gesekan dan panas. Cara meningkatkan kualitas dan life time dapat dilakukan dengan memperbaiki sifat mekanisnya. Perbaikan sifat mekanis dapat dilakukan melalui heat treatment, surface treatment, coating dan lain-lain [5]. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas mata pisau mesin irat bambu dengan mengetahui perubahan sifat mekanis melalui perubahan struktur mikro, nilai kekerasan optimal, dan kekuatan tarik maksimal. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen menggunakan analisis skala laboratorium. Proses heat treatment mata pisau irat bambu dilakukan pada temperatur 725°C dengan holding time 10 menit, 20 menit, 30 menit, proses tempering pada temperatur 600°C selama 20 menit. Hasil uji struktur mikro mata pisau dengan holding time 30 menit memiliki ukuran butir logam yang lebih halus dan merata. Nilai kekerasan tertinggi adalah 59,13 HRC pada mata pisau dengan holding time 30 menit. Nilai rata – rata modulus elastisitas tertinggi adalah pada specimen dengan holding time 20 menit yaitu 6,87 N/mm2.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Wadud, Ach, Nur Robbi, and Mochammad Basjir. "perancangan desain mesin penyuir daging ikan tongkol kapasitas 10kg." Ring Mechanical Engineering 2, no. 2 (2023): 119–25. http://dx.doi.org/10.33474/rm.v2i2.19914.

Full text
Abstract:
Menyuir merupakan proses mencabik atau menghancurkan ikan secara merata dan untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Pada umumnya orang melakukan penyuiran dengan cara manual yang tentunya membutuhkan waktu yang sangat lama, oleh karena itu maka perlu adanya solusi pembuatan mesin penyuir daging yang mampu menyuir dengan cepat dan hasil yang sangat bagus. Proses penyuiran daging ikan dilakukan dengan satu set pisau yang berputar sehingga bahan yang akan dilakukan proses penyuiran itu akan cepat terjadi perubahan bentuk yang awalnya utuh menjadi suiran yang halus. Dalam perencanaan perancangan ini menggunakan 25 mata pisau, pisau satu kepisau dua memiliki jarak 10 mm sampai ke pisau terakhir, dan mesin ini berkapasitas 10 kg dimensi rangka 65 x 38 x 64 cm, mampu digerakkan oleh motor listrik daya 2 hp, dengan putaran poros pisau 710 rpm.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Yaqin, Rizqi Ilmal, Bambang Hari Priyambodo, Angger Bagus Prasetiyo, and Mega Lazuardi Umar. "PENERAPAN METODE ELEMEN HINGGA DALAM PEMILIHAN BAHAN PADA DESAIN PISAU MESIN PENCACAH PLASTIK." Scientific Journal of Mechanical Engineering Kinematika 6, no. 2 (2021): 85–98. http://dx.doi.org/10.20527/sjmekinematika.v6i2.190.

Full text
Abstract:
Sampah merupakan masalah yang belum terselesaikan dimana 14% dari jumlah 30% sampah anorganik merupakan sampah plastik. Upaya dalam mengelola sampah plastik yaitu mengurangi ukuran sampah plastik untuk di kelola. Mesin pencacah plastik merupakan alat yang digunakan untuk mengurangi ukuran sampah plastik. Salah satu komponen penting dalam mesin pencacah plastik yaitu pisau. Penentuan bahan pada penggunaan pisau adalah salah satu langkah dalam proses pembuatan pisau. Simulasi model dalam pemilihan bahan dapat digunakan untuk memprediksi bahan yang tepat secara segi mekanis. Penelitian yang telah dilakukan memiliki tujuan menentukan bahan yang efektif dengan menggunakan FEM dari segi pemenuhan standar karakteristik desain mekanis dari desain pisau. Hasilnya semua bahan yang diajukan memenuhi syarat desain dalam pembuatan pisau dengan kondisi pembebanan operasi. Namun, bahan yang direkomendasikan secara segi teknis mekanik dalam pembuatan pisau pencacah plastik yaitu JIS SUP 9. Hal tersebut dikarenakan memiliki nilai Equivalent (Von-Mises) Stress (27,695 x 10-2 MPa), Equivalent Elastic Strain (12,882 x 10-7 m/m), Total Deformation (17,722 x 10-10 m) dan Safety Factor (15) hasil simulasi yang optimal dari bahan lainnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Yaqin, Rizqi Ilmal, Bambang Hari Priyambodo, Angger Bagus Prasetiyo, and Mega Lazuardi Umar. "PENERAPAN METODE ELEMEN HINGGA DALAM PEMILIHAN BAHAN PADA DESAIN PISAU MESIN PENCACAH PLASTIK." Scientific Journal of Mechanical Engineering Kinematika 6, no. 2 (2021): 85–98. http://dx.doi.org/10.20527/sjmekinematika.v6i2.190.

Full text
Abstract:
Sampah merupakan masalah yang belum terselesaikan dimana 14% dari jumlah 30% sampah anorganik merupakan sampah plastik. Upaya dalam mengelola sampah plastik yaitu mengurangi ukuran sampah plastik untuk di kelola. Mesin pencacah plastik merupakan alat yang digunakan untuk mengurangi ukuran sampah plastik. Salah satu komponen penting dalam mesin pencacah plastik yaitu pisau. Penentuan bahan pada penggunaan pisau adalah salah satu langkah dalam proses pembuatan pisau. Simulasi model dalam pemilihan bahan dapat digunakan untuk memprediksi bahan yang tepat secara segi mekanis. Penelitian yang telah dilakukan memiliki tujuan menentukan bahan yang efektif dengan menggunakan FEM dari segi pemenuhan standar karakteristik desain mekanis dari desain pisau. Hasilnya semua bahan yang diajukan memenuhi syarat desain dalam pembuatan pisau dengan kondisi pembebanan operasi. Namun, bahan yang direkomendasikan secara segi teknis mekanik dalam pembuatan pisau pencacah plastik yaitu JIS SUP 9. Hal tersebut dikarenakan memiliki nilai Equivalent (Von-Mises) Stress (27,695 x 10-2 MPa), Equivalent Elastic Strain (12,882 x 10-7 m/m), Total Deformation (17,722 x 10-10 m) dan Safety Factor (15) hasil simulasi yang optimal dari bahan lainnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Nurfaridah, Siti, and Lina Suherty. "Analisis Sektor-Sektor Unggulan Perekonomian Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2010-2020." JIEP: Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan 6, no. 2 (2023): 583. http://dx.doi.org/10.20527/jiep.v6i2.11013.

Full text
Abstract:
This study aims to determine what sectors are the leading sectors of the economy of Pulang Pisau Regency and to find out how Pulang Pisau Regency's economic performance is regarding GRDP. By knowing the top sectors in Pulang Pisau Regency, the local government can predict all available resources to improve the economy in Pulang Pisau Regency. The method used in this research is analysis; (1) LQ is used to find out the primary and non-basic sectors; (2) Shift Share is used to determine shifts and changes in the structure of the economy; (3) MRP is used to compare the amount of income in an economic sector in a small area with a larger area. This study uses secondary data on GDP based on constant prices in Pulang Pisau Regency. The combined identification results from the analysis of LQ, Shift Share, and MRP are known to be the Agriculture, Forestry and Fisheries, Construction, Accommodation, and Food and Drink Providers, Information and Communication sectors, which are the leading sectors in Pulang Pisau Regency.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Rahayu, Santi, and Budi Basuki. "Analisa Optimasi Kebutuhan Daya Mesin Pencacah Sampah Kering Organik dengan Variasi Parameter Sudut Mata Pisau." Jurnal Mekanik Terapan 5, no. 2 (2024): 87–96. https://doi.org/10.32722/jmt.v5i2.6024.

Full text
Abstract:
Sampah organik adalah permasalahan lingkungan dengan nilai presentase tertinggi di Indonesia. Umumnya sampah organik dimanfaatkan menjadi kompos untuk lahan pertanian, karena penggunaan pupuk kimia secara berlebihan pada ladang memberikan dampak buruk pada tumbuhan. Perancangan yang dilakukan adalah pengembangan mesin pencacah sampah organik menjadi kompos. Mesin dirancang dengan kapasitas 500 kg/jam, menggunakan transmisi pulley dan v-belt serta motor listrik satu fasa dengan daya 7.5 HP dan putaran 1450 rpm. Analisa dilakukan dengan menggunakan parameter variasi sudut mata pisau dan variasi feeding. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa mesin memiliki kecepatan putaran 416.67 rpm dan daya mesin 14.65 HP untuk sudut mata pisau 25 o, 18.52 HP untuk sudut mata pisau 30 o, dan 23.72 HP untuk sudut mata pisau 45o. Selain itu, ukuran cacahan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dengan menentukan feedingnya. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan data bahwa semakin tinggi nilai feeding maka semakin besar ukuran cacahan. Sementara itu v-belt yang digunakan adalah sabuk jenis B dan material mata pisau adalah AISI 5155 serta material dudukan pisau dan poros adalah AISI 1045.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

As Sakhi, Agil Hamdi Azbi. "PERENCANAAN MESIN PENCACAH RUMPUT KAPASITAS 250 KG/JAM DENGAN DAYA MOTOR 1 HP DAN PUTARAN 1500 RPM." JURNAL PERSEGI BULAT 3, no. 2 (2025): 42–47. https://doi.org/10.36490/jurnalpersegibulat.v3i2.1642.

Full text
Abstract:
Prinsip kerja mesin pencacah rumput ini adalah dengan menghidupkan electromotor mesin langsung memutar mata pisau yang diputar melalui 2 buah pulli melalui sabuk mesin sehingga mata pisau akan secara langsung dapat mencacah rumput yang ada di dalam tabung dan melemparkannya keluar dalam keadaan tercacah kecil dan banyak. Perencanaan awal adalah putaran mesin yang diperoleh 1500 rpm, setelah itu perhitungan pulli yang digerakan sekalian memutar poros dan mata pisau dengan putaran 600 rpm. Dari data-data diatas akan diperoleh gaya potong rumput sebesar 12,2 kg. Dimana mata pisau yang dipakai adalah adalah 5 baris dalam 1 baris berisikan mata pisau sebanyak 3 buah, maka gaya untuk 1 mata pisau adalah 0,8133 kg. Hasil percobaan dari lapangan bahwa dengan volume tabung 0,12 m3 dapat diisi rumput seberat 8 kg dapat di cacah selama 0,555 detik atau dalam 1 kg akan mencacah rumput yang seberat 8 kg membutuhkan waktu selama 0,0694 detik lalu dikalikan 3600 per jam, maka kapasitas mesin pencacah diambil 250 kg/jam. Dari hasil daya motor dan putaran mesin untuk selanjutnya akan dipakai untuk menghitung elemen-elemen mesin lainnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Umartono, Agus Setiyo, and Agung Setiawan. "ANALISA KEKUATAN MEKANIK DARI PISAU DOBBY PADA MESIN TENUN." Wahana Teknik 2, no. 1 (2013): 56–71. https://doi.org/10.5281/zenodo.3693304.

Full text
Abstract:
Dalam dunia industri tekstil produktivitas yang tinggi adalah harapan dari semua industri, sedikit banyak terkait oleh keterbatasanketerbatasan yang disebabkan oleh tuntutan target produksi, namun dari segi kualitas harus tetap dijaga. Hal ini menuntut pihak produksi melakukan efisiensi (penyesuaian) dari segala aspek, khususnya pada proses produksi. Hal yang menjadi fokus perusahaan dalam melakukan efisiensi adalah dengan mengoptimalkan proses produksi, yaitu mengurangi pemborosan dan mengoptimalkan tooling-tooling pada mesin tenun dalam proses produksi. Untuk mencapai hal itu tentu harus didukung oleh sistem pemeliharaan mesin yang baik, banyak hal yang selalu menjadi permasalahan dan banyak juga masalah yang ada pada mesin tenun di PT. BEHAESTEX Gresik, prosentase kerusakan pada mesin tenun diantaranya : Plat box pecah prosentase kerusakannya 15 %, Pisau dobby aus prosentase kerusakannya 65 %, Jack lever putus prosentase kerusakannya 10 % . Penelitian ini dilakukan untuk mencari kekuatan mekanik dari pisau dobby pada mesin tenun. Dan melakukan pengumpulan data waktu analisa Hardness,strukturmicro, dan komposisi kimia. Hasil uji kekerasan (Hardness) terlihat perbedaan pada tiap &ndash; tiap material pisau dobby yang sesudah di quenching, adapun data Hardnesstersebut sebagai berikut : Hardness pisau dobby asli = 15,15HRC, Hardness pisau dobby after quenching udara = 41,66HRC, Hardness pisau dobby after quenching oli =47,64HRC, Hardness pisau dobby after quenching air = 57,35 HRC, HardnessLower Draw Hook= 23,19HRC. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan meneliti Hardness, strukturmicro, komposisi kimia, maka didapatkan rancanganmaterial pengganti bisa menggunakan material AISI 1040 yang telah dilakukan proses Heat Treatment, untuk dijadikan acuan pelaksanaan program pemeliharaan mesin tenun di PT. BEHAESTEX Gresik. Kata kunci: Pisau dobby, Hardness, struktur micro &nbsp;
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Suling, Carolina I. S., Malisa Ariani, and Umi Hanik Fetriyah. "Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Stunting pada Balita." Jurnal Keperawatan Jiwa 12, no. 4 (2024): 1009. https://doi.org/10.26714/jkj.12.4.2024.1009-1022.

Full text
Abstract:
Permasalahan yang kerap melanda Indonesia ialah mengenai isu pemenuhan gizi dan kejadian stunting. Permasalahan stunting berdampak pada kualitas sumber daya manusia yang menyebabkan kegagalan dalam pertumbuhan anak, mengalami hambatan dalam perkembangan kognitif dan motorik, tinggi badan yang rendah, turunnya kapasitas intelektual pada usia dewasa dan munculnya berbagai penyakit. Pola pemberian makanan merupakan faktor penentu salah satu penyebab kejadian stunting. Pola makan pada anak sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian stunting pada balita di Desa Anjir Pulang Pisau wilayah kerja Puskesmas Pulang Pisau. Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel berjumlah 31 balita di Desa Anjir wilayah kerja UPT Puskesmas Pulang Pisau pada bulan Agustus 2024. Pengambilan data menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Kuesioner Child Feeding Questionnaire (CFQ). Telah dinyatakan valid dengan nilai rhitung (0,736 – 0,986) dan nilai reliabilitas jenis makanan 0,902 &gt; 0,6, jumlah makanan 0,769 &gt; 0,6 dan jadwal makanan 0,911 &gt; 0,6. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Pola makan balita secara tepat sebanyak 25 orang (80,6%). Kejadian stunting pada balita di Desa Anjir sebanyak 16 orang (51,6%). Hubungan pola makan dengan kejadian stunting pada balita di Desa Anjir Pulang Pisau wilayah kerja Puskesmas Pulang Pisau dengan nilai p-value (0,018 &lt; 0,05). Ada hubungan pola makan dengan kejadian stunting pada balita di Desa Anjir Pulang Pisau wilayah kerja Puskesmas Pulang Pisau.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Rambe, Arif Rahman. "STRUKTUR DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM LEGENDA ASAL MULA NAMA PULANG PISAU (STRUCTURE AND EDUCATIONAL VALUES CONTAINED IN THE LEGEND OF ASAL MULA NAMA PULANG PISAU)." JURNAL BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA 11, no. 2 (2021): 262. http://dx.doi.org/10.20527/jbsp.v11i2.11722.

Full text
Abstract:
Abstract Structure and Educational Values Contained in the legend of Asal Mula Nama Pulang Pisau. The research is aimed to describe (1) The structure of The Legend of Asal Usul Nama Pulang Pisau (The Origin of The Name Pulang Pisau) and (2) The educational values contained in The Legend of Asal Usul Nama Pulang Pisau. This research applied a qualitative approach and descriptive method. The data of The Legend of Asal Usul Nama Pulang Pisau were obtained through interviews with informants. Based on the analysis of the structure of the legend and the educational values, the description of the intrinsic elements is obtained, such as themes, plot, characters, settings, mandates, values of moral education, religion, heroism, history, and customs / traditions which contained in The Legend of Asal Usul Nama Pulang Pisau. The conclusions of this research are: The Legend of Asal Usul Nama Pulang Pisau conveys the theme of the origin of place names, uses chronological plot, does not mentions too many characters and names of characters, the place sets along the rivers and in the forest, the time setting is in the Asang era, and delivers the message of cooperation and mutual respect. The Legend of Asal Usul Nama Pulang Pisau contains several values such as moral education of being careful in making decisions, traditional education of nomadic traditions and mutual cooperation, religious education which takes form in the rituals, the historical education which can be seen in the distribution of the indigenous Dayak Ngaju community, and the value of heroism and perseverance which is reflected in the character’s attitude. Key words: legendary, structure, education values, ngaju Abstrak Struktur dan Nilai Pendidikan dalam Legenda Asal Mula Nama Pulang Pisau. Penelitian bertujuan mendeskripsikan (1) Struktur Legenda Asal Mula Nama Pulang Pisau, dan (2) nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam Legenda Asal Mula Nama Pulang Pisau. Metode penelitian pada penelitian ini, yaitu penelitian kualitatif dan menggunakan metode deskriptif dari sumber data Legenda Asal Mula Nama Pulang Pisau yang diperoleh melalui hasil wawancara dengan informan/narasumber. Berdasarkan analisis struktur cerita dan nilai pendidikan, maka diperoleh deskripsi unsur intrinsik, seperti tema, alur, tokoh, latar, amanat, nilai-nilai pendidikan moral, agama, kepahlawanan, sejarah, dan adat/tradisi yang terkandung dalam Legenda Asal Mula Nama Pulang Pisau. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu: Legenda Asal Mula Nama Pulang Pisau mengusung tema asal usul nama tempat, menggunakan alur maju, tidak terlalu banyak menyebutkan tokoh dan nama tokoh, berlatar tempat di sekitar aliran sungai dan hutan, berlatar waktu di zaman Asang, menyematkan amanat gotong Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya Vol 11, No 2, Oktober 2021 ISSN 2089-0117 (Print) Page 262 - 274 ISSN 2580-5932 (Online) Rambe, / Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 11 (2) 2021, 262-274 Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 263 royong dan hormat-menghormati. Mengandung nilai pendidikan moral tidak gegabah dalam mengambil keputusan, nilai pendidikan adat/tradisi nomaden dan gotong royong, nilai pendidikan agama berupa ritual, nilai pendidikan sejarah persebaran masyarakat adat Dayak Ngaju, dan nilai pendidikan kepahlawanan pantang menyerah yang tercermin dari sikap para tokoh. Kata-kata kunci: legenda, struktur, nilai pendidikan, ngaju
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Yuni Nur Diana, Catur Pramono, and Sri Hastuti. "ANALISIS VARIASI BENTUK MATA PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN EFISIENSI PERAJANGAN UBI PADA MESIN GRUBI." JURNAL FOUNDRY 6, no. 2 (2023): 1–8. http://dx.doi.org/10.62944/jf.v6i2.72.

Full text
Abstract:
Grubi adalah salah satu makanan oleh-oleh dari Jawa Tengah yang terbuat dari ubi jalar yang dirajang menyerupai bentuk lidi. Proses perajangan ubi jalar masih dilakukan secara manual menggunakan peralatan konvensional melalui dua tahap pengerjaan dengan kapasitas perajangan 5 kg/jam. Peralatan konvensional dinilai kurang efektif dan efisien untuk melakukan proses perajangan ubi jalar sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) grubi. Oleh karena itu diperlukan teknologi mesin otomatis yang mampu melakukan perajangan ubi jalar dalam satu kali tahap pengerjaan dengan kapasitas produksi dan efisiensi perajangan yang tinggi. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil perajangan adalah bentuk mata pisau perajang, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang analisis variasi bentuk mata pisau terhadap kapasitas produksi dan efisiensi perajangan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh masing-masing bentuk mata pisau terhadap kapasitas produksi grubi dan efisiensi perajangan yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen menggunakan tiga variasi bentuk mata pisau, yaitu bentuk cakram, tabung, dan horizontal dengan prinsip pengulangan sebanyak 5 kali pengulangan sehingga diperoleh 15 hasil percobaan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif dengan parameter dan perhitungan berdasarkan BSN SNI 0838:2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi bentuk mata pisau horizontal menunjukkan hasil paling optimal dengan kapasitas perajangan mencapai 52,03 kg/jam dengan efisiensi perajangan sebesar 89,71%. Kapasitas perajangan yang dihasilkan pada bentuk mata pisau tabung mencapai 37,51 kg/jam dengan nilai efisiensi perajangan sebesar 78,15%. Kapasitas perajangan paling rendah terdapat pada pengujian dengan bentuk mata pisau cakram yaitu sebesar 35,69 kg/jam dengan nilai efisiensi perajangan sebesar 68,63%. Kata kunci: efisiensi, grubi, kapasitas, mata pisau, perajangan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Iqbal, Muhamad, and Nurwathi Nurwathi. "Perancangan Alat Perajang Singkong Otomatis Dan Manual." Rekayasa Industri dan Mesin (ReTIMS) 2, no. 2 (2021): 34. http://dx.doi.org/10.32897/retims.2021.2.2.1498.

Full text
Abstract:
Alat perajang singkong merupakan alat yang berfungsi untuk mengiris singkong yang awalnya berbentuk bulat lonjong, kemudian diisi sehingga berbentuk berbentuk lempengan yang tipis, kemudian siap digoreng untuk dijadikan keripik. Alat perajang singkong dibuat untuk memudahkan dan mempersingkat proses pengirisan, meningkatkan kualitas pengirisan, serta untuk memperoleh ukuran ketebalan dan bentuk irisan yang mirip. Proses kerja mesin ini yaitu dengan memasukan singkong yang telah dikupas ke dalam saluran pengumpan, maka singkong akan teriris secara otomatis oleh mata pisau pemotong, kemudian singkong yang telah diiris akan berputar dan tertampung ke penampungan di bawah piringan pisau pemotong. Pisau pemotong dapat diputar dengan dua cara, yaitu putaran motor (otomatis) dan putaran pedal (manual). Apabila digunakan putaran otomatis, maka putaran puli motor diteruskan ke puli perajang oleh sebuah sabuk, kemudian putaran puli perajang diteruskan ke piringan pisau pemotong oleh sebuah poros. Sedangkan jika digunakan putaran pedal (manual), maka putaran gear besar diteruskan ke gear kecil perajang oleh rantai, kemudian putaran gear kecil diteruskan ke piringan pisau pemotong oleh sebuah poros. Maka pisau pemotong akan berputar dan terjadi perajangan. Motor penggerak yang digunakan adalah motor listrik dengan daya 0.5 HP atau 0.37285 kW atau 372.85 Watt.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Kristian, Erwin, Mohamad Zaenudin, and Ida Bagus Indra. "Pengaruh Jumlah Pisau dan Kecepatan Penggilingan Terhadap Kapasitas Produksi dan Tingkat Kehalusan Jagung Pada Mesin Penggiling Jagung Sederhana." Techno (Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto) 26, no. 1 (2025): 11–18. https://doi.org/10.30595/techno.v26i1.23744.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti mengenai pengaruh variasi jumlah mata pisau, kecepatan putaran mesin, dan ukuran saringan terhadap kinerja mesin penggiling jagung. Mesin penggiling jagung yang digunakan dilengkapi dengan motor gerinda dan dilengkapi dengan tiga variasi jumlah mata pisau (2, 3, dan 4 bilah), dua kecepatan putaran mesin (50% dan 100%), serta dua ukuran saringan (3 mm dan 6 mm). Pengujian dilakukan untuk mengukur kapasitas produksi dan kecepatan penggilingan berdasarkan kombinasi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi jumlah mata pisau dan kecepatan putaran berpengaruh signifikan terhadap waktu penggilingan. Penggunaan 2 bilah mata pisau dengan kecepatan putaran 100% pada saringan 6 mm menghasilkan waktu penggilingan tercepat, yaitu 14,93 detik. Sementara itu, peningkatan jumlah mata pisau justru mengurangi efisiensi produksi, terutama pada kecepatan putaran yang lebih tinggi. Selain itu, saringan berukuran 6 mm cenderung menghasilkan kapasitas produksi yang lebih besar dibandingkan dengan saringan 3 mm. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai efisiensi maksimal dalam penggilingan jagung, kombinasi yang paling optimal adalah penggunaan 2 bilah mata pisau, kecepatan putaran 100%, dan saringan 6 mm. Hasil ini menunjukkan bahwa mesin penggiling jagung yang diuji mampu memberikan hasil yang stabil dan dapat diandalkan dengan variasi parameter yang berbeda.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Prayitno, Dody, E. Shintadewi Julian, and Rosalina Tjandrawinata. "PERANCANGAN ALAT PEMUSNAH PISAU BEDAH TERKONTAMINASI VIRUS CORONA." JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI 6, no. 2 (2021): 172–81. http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v6i2.9523.

Full text
Abstract:
Pandemik virus corona di Indonesia menyebabkan banyak tenaga medis meninggal dunia. Penyebaran virus Corona di klinik atau rumah sakit dapat melalui alat medis yang tercemar. Pemusnahan alat medis (seperti pisau bedah) yang tercemar perlu ada untuk memutus rantai penyebaran virus. Mesin penghancur alat medis yang tersedia dipasaran tidak mampu melakukan pemusnahan. Tujuan penelitian adalah merancang alat pemusnah pisau bedah yang tercemar virus corona. Metodologi penelitian. Tahap pertama adalah pemilihan metode pemusnahan yang kemudian didiskusikan dengn calon pengguna. Tahap kedua, pembuatan gambar kerja dan pemilihan bahan serta peralatan pendukung. Tahap terakhir adalah fabrikasi di bengkel sehingga prototipe terwujud. Kesimpulan. Metode pemusnahan adalah metode peleburan. Prototipe alat pemusnah pisau bedah yang tercemar virus corona merupakan satu kesatuan desain (set) yang terdiri frame, ruang desinfektan dan tungku peleburan. Frame berfungsi untuk menyokong ruang desinfektan dan tungku peleburan. Ruang desinfektan berfungsi sebagai ruang sterilisasi pisau bedah dan tungku peleburan berfungsi untuk memusnahkan pisau bedah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Bella, Diah Yonita, Kadek Devi Kalfika Anggria Wardani, and Dewa Ayu Putu Adhiya Garini Putri. "Usaha Peningkatan Penjualan UMKM Pisau Tradisional Di Desa Tonja Melalui Pendampingan Pemasaran Online." To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat 5, no. 3 (2022): 365. http://dx.doi.org/10.35914/tomaega.v5i3.1093.

Full text
Abstract:
Desa Tonja merupakan desa yang terkenal dengan pengrajin pandai besi. Terjadinya wabah pandemi covid-19 dan kurangnya edukasi dalam penggunaan media sosial di Desa Tonja sebagai sarana untuk mempromosikan produk menyebabkan terjadinya penurunan penjualan produk di desa ini. Pengabdian ini berfokus pada media instagram sebagai sarana untuk penjualan produk pisau tradisional. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan penjualan produk pisau tradisional melalui kegiatan pemasaran online di Desa Tonja. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah wawancara dan observasi. Penurunan hasil penjualan menyebabkan desa mitra tidak dapat menjalankan usahanya seperti dahulu. Melalui serangkaian kegiatan pengabdian yang dilakukan secara terencana terjadi peningkatan penjualan produk pisau tradisional dan pengetahuan pengelola UMKM dalam menerapkan pemasaran secara online serta pembuatan konten produk pisau tradisional yang menarik. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan melalui pengabdian kepada masyarakat ini dapat membantu untuk memanfaatkan media sosial yang ada dan dapat menjadi peningkatan pada penjualan produk pisau tradisional.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Tarigan, Nurlianna, and Erick Tampubolon. "Analisis Penyebab Penurunan Kecepatan Putaran Mata Pisau Akibat Speed droop pada Proses Pencacahan Ubi di PT. Hutahaean." IRA Jurnal Teknik Mesin dan Aplikasinya (IRAJTMA) 3, no. 3 (2024): 17–22. https://doi.org/10.56862/irajtma.v3i3.149.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilakukan di PT. Hutahaean dengan tujuan untuk menganalisis penyebab tidak stabilnya kecepatan putaran mata pisau akibat speed droop selama proses pencacahan ubi di stasiun cutting. Mesin cutting dilengkapi dengan delapan mata pisau yang digunakan untuk mencacah ubi menjadi bagian-bagian kecil sebelum diproses lebih lanjut. Dari pengamatan yang dilakukan, beberapa faktor utama yang menyebabkan ketidakstabilan kecepatan putaran mata pisau adalah fluktuasi tegangan listrik, keausan motor penggerak, kalibrasi yang kurang tepat, serta penumpukan kotoran di sekitar komponen mesin. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa speed droop pada putaran mata pisau mencapai 5%, yang berkontribusi terhadap penurunan efisiensi produksi. Untuk mengatasi hal ini, perawatan rutin pada komponen mesin dan penyesuaian pengaturan dianjurkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography