Relevant bibliographies by topics / Pornografi

Contents

  1. Journal articles
  2. Dissertations / Theses
  3. Books
  4. Book chapters
  5. Conference papers

Academic literature on the topic 'Pornografi'

Author: Grafiati
Published: 4 June 2021
Last updated: 30 July 2024

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the lists of relevant articles, books, theses, conference reports, and other scholarly sources on the topic 'Pornografi.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Journal articles on the topic "Pornografi"

1

Wicaksono, Aditya, and Sailal Arimi. "Dominasi Maskulin dalam Akronim Pornografis." Deskripsi Bahasa 3, no. 2 (October 31, 2020): 127–36. http://dx.doi.org/10.22146/db.v3i2.4087.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, makna, dan dominasi maskulin dalam akronim pornografis. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiolinguistik, khususnya kajian bahasa dan gender. Data penelitian diperoleh di dalam media sosial twitter. Hasil penelitian ini adalah (1) bentuk akronim pornografis di twitter antara lain berupa, akronim tiga kata, akronim suku kata awal dengan suku kata awal, akronim suku kata awal dengan suku kata akhir, dan akronim dengan kata metatesis, campur kode ke dalam (bahasa Indonesia dengan bahasa daerah), campur kode ke luar (bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris), bahasa prokem, dan bahasa Inggris. (2) Makna akronim pornografis mengalami perluasan dari makna-makna leksikal yang menjadi unsur pembentuk akronim. Hal tersebut disebabkan oleh faktor-faktor di luar bahasa yang menjadi konteks pornografi, seperti foto dan video. (3) Dominasi maskulin dalam akronim pornografi dapat dilihat dari gender maskulin menciptakan dan mengembangkan pembentukan akronim pornografis, yang dapat dilihat berdasarkan frekuensi laki-laki membicarakan topik pornografi lebih besar dibandingkan perempuan. Lalu, terdapat pula kekerasan simbolik terhadap gender feminin karena berdasarkan referen akronim pornografi, feminin memiliki presentase lebih besar dibandingkan dengan maskulin, sehingga feminin dijadikan sebagai objektivikasi dalam pembentukan akronim pornografis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Ramsari, Nopi. "SOSIALISASI PEMBLOKIRAN SITUS PORNOGRAFI MENGGUNAKAN APLIKASI DI DESA NGAMPRAH KECAMATAN NGAMPRAH KABUPATEN BANDUNG BARAT." Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (ABDIMAS) 1, no. 1 (August 2, 2023): 12–24. http://dx.doi.org/10.56244/abdimas.v1i1.611.

Full text
Abstract:
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa mensosialisasikan mengenai perkembangan teknologi dan internet, seiring dengan kemajuan teknologi tersebut tentunya memberikan dampak bagi kehidupan dalam masyarakat. Tidak hanya dampak positif, teknologi juga dapat memberikan dampak negatif, seperti misalnya berkembangnya situs pornografi melalui berbagai macam media. Situs pornografi ini dapat memberikan pengaruh negatif bagi masyarakat terutama dikalangan anak-anak dan remaja. Khalayak sasaran dalam kegiatan PKM ini adalah warga desa ngamprah kecamatan ngamprah kabupaten bandung barat yang berjumlah 50 orang. Sosialisasi pemblokiran situs pornografi menggunakan aplikasi dilakukan dengan metode ceramah, demonstrasi dan latihan yang disertai tanya jawab. Metode ceramah digunakan untuk menjelaskan definisi dari pornografi, persentase pertumbuhan internet dan pornografi diIndonesia dan Dunia, Cyberporn, dampak yang ditimbulkan dari aksi pornografi, aturan hukum negara Indonesia untuk memberi aturan terhadap aksi pornografi dan pornoaksi, serta mengantisipasi pornografi dengan menggunakan aplikasi seperti secureteen parental control. Metode demonstrasi dipakai untuk menunjukkan bagaimana memblokir situs pornografi dengan menggunakan aplikasi seperti aplikasi secure teen parental control. Manfaat yang dapat diperoleh peserta dari kegiatan PKM ini antara lain dapat memahami bagaimana pengaruh situs pornografi dan undang-undang ITE yang mengatur pelanggaran penggunaan situs pornografi, sehingga menimbulkan kesadaran bahwa situs pornografi harus diblokir.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Rizky Isnia, Debby, and Amsori Amsori. "PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK OBJEK KEJAHATAN PORNOGRAFI ONLINE BERDASARKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI Studi Kasus Putusan Nomor 1363/Pid.Sus/2017/PN JKT.SEL." IBLAM LAW REVIEW 1, no. 1 (January 31, 2021): 51–77. http://dx.doi.org/10.52249/ilr.v1i1.11.

Full text
Abstract:
Masalah perlindungan hukum terhadap anak yang menjadi objek kejahatan di Indonesia sangat penting karena mereka adalah generasi penerus masa depan bangsa. Salah satu ancaman bagi anak adalah pengaruh pornografi online dimana dunia online saat ini adalah hal yang umum bagi masyarakat. Agar masyarakat mengetahui apakah negara telah berupaya memberikan perlindungan hukum terhadap anak objek kejahatan pornografi online melalui Undang-Undang Pornografi dan untuk mengetahui sejauh mana Undang-Undang Pornografi dijadikan sebagai acuan mendapatkan perlindungan hukum dari pelaku kejahatan pornografi online. Pada penelitian ini dianalisa secara yuridis dengan pemaparan deduktif mengenai ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang Pornografi dalam kaitannya dengan perlindungan hukum anak objek kejahatan pornografi. Didapati bahwa sejak bagian awal Undang-Undang Pornografi telah menunjukkan semangat perlindungan hukum terhadap anak dimulai dari definisi batasan usia yang dikategorikan anak, tujuan Undang-Undang yang dengan jelas memuat kata-kata melindungi anak, hingga ketentuan pidana yang mengatur adanya tambahan hukuman sepertiga dari maksimum ancaman pidana jika kejahatan pornografi melibatkan anak. Dalam putusan Nomor 1363/Pid.Sus/2017/PN JKT.SEL, Undang-Undang Pornografi disebutkan sebagai acuan dalam amar putusan selain Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik, namun dalam penjatuhan pidana penjara dan pidana denda dalam putusan tidak menunjukkan bahwa yang digunakan adalah ketentuan pidana dalam Undang-Undang Pornografi. Padahal menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, jika ada aturan yang berbeda maka yang lebih berat ketentuan pidananya yang digunakan. Dari hal tersebut di atas dapat terlihat bahwa Undang-Undang Pornografi sudah hadir untuk menjawab kebutuhan perlindungan hukum terhadap anak objek kejahatan pornografi online. Kemudian putusan pidana terkait kejahatan pornografi sebaiknya konsisten mengacu kepada Undang-Undang Pornografi agar dapat berperan optimal dalam pencegahan terjadinya kejahatan serupa terulang kembali dan menjamin perlindungan hukum bagi anak.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Hidayattullah, Muhammad Fikri, Slamet Wiyono, Dairoh Dairoh, and Yustia Hapsari. "EDUKASI SEPUTAR PENCEGAHAN PERSEBARAN PORNOGRAFI DI MEDIA ONLINE UNTUK SISWA SMKN 2 KOTA TEGAL." Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ 7, no. 3 (September 30, 2020): 238–41. http://dx.doi.org/10.32699/ppkm.v7i3.1075.

Full text
Abstract:
Pornografi merupakan musuh yang tidak terlihat. Tapi efeknya nyata dan berbahaya. Siapapun yang mencoba bersentuhan dengannya akan terkena efek adiksi. Saat ini konten pornografi menyebar dengan sangat cepat melalui media online. Sehingga siapa pun mampu mengaksesnya tanpa pandang usia. Usia remaja adalah masa yang rentan terpapar pornografi. Ditambah lagi merebaknya fasilitas gadget berupa smartphone yang banyak dimiliki para remaja. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) kali ini mengambil tema seputar edukasi dan pelatihan pemblokiran konten pornografi di media internet. Sesi edukasi berisi tentang pemaparan bahaya kontek pornografi. Sedangkan sesi kedua berisi cara penggunaan Blocksite untuk memblokir kontek pornografi di media online. Peserta kegiatan PKM ini adalah siswa-siswi SMKN 2 Kota Tegal. Kegiatan PKM dilaksanakan dengan memberikan edukasi mengenai dampak buruk pornografi dan pemberian pelatihan untuk mencegah persebaran konten pornografi di media internet. Setelah mengikuti kegiatan ini, para siswa mendapatkan pengetahuan baru mengenai metode untuk melakukan pemblokiran konten pornografi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Krisnalita, Louisa Yesami, and Sisi Rahayu. "Analisis Yuridis Mengenai Tindak Pidana Pornografi Secara Berlanjut." Justice Voice 1, no. 2 (January 2, 2023): 71–80. http://dx.doi.org/10.37893/jv.v1i2.187.

Full text
Abstract:
Kejahatan pornografi dari tahun ke tahun semakin memprihatinkan sehingga mengakibatkan semakin banyaknya kejahatan yang dilakukan di antaranya, pelecehan seksual, perkosaan, dan sebagainya. Perbuatan pornografi itu sendiri juga dapat memberikan dampak negatif terhadap moralitas bangsa Indonesia. Sehingga merugikan banyak orang. Oleh sebab itu perbuatan pornografi dilarang oleh norma agama, norma kesopanan, dan juga norma kesusilaan, maka perbuatan pornografi tersebut merupakan perbuatan yang tercela, maka perbuatan tersebut pantas untuk dinyatakan sebagai perbuatan kriminal (Tindak Pidana). Dalam praktiknya penyelesaian terhadap masalah pornografi belum sesuai dengan yang diharapkan. Seringkali kesulitan dalam mengatasi tindak pidana pornografi (pornoaksi) antara lain disebabkan oleh adanya pengertian dan penafsiran yang berbeda terhadap pasal KUHP yang mengatur masalah pornografi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Isnaini, Enik. "PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PORNOGRAFI DALAM MEDIA INTERNET." Jurnal Independent 2, no. 2 (September 1, 2014): 29. http://dx.doi.org/10.30736/ji.v2i2.25.

Full text
Abstract:
Salah satu problem besar yang dibawa oleh teknologi informasi global melalui jaringaninternet adalah adanya berbagai situs yang menampilkan adegan pornografi. Seolah-olahsekarang ini sangat sulit untuk memproteksi jaringan internet dari serbuan pebisnis hiburanyang menjual pornografi.Rumusan masalah yang diangkat penulis dalam skripsi ini adalah: (1) Bagaimana pelaksanaan penanggulangan tindak pidana pornografi dalam media internet, (2) Bagaimana sanksi hukum bagi pelaku tindak pidana pornografi dalam media internet. Maka metode pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan perundang-undangandan pendekatan kasus yang kemudian bahan hukumnya diolah secara deduktif yakni menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang bersifat umum terhadap permasalahan kongkrit yang dihadapi yakni pornografi dalam media internet.Dari rumusan masalah diperoleh jawaban bahwa pelaksanaan penanggulangan tindak pidana pornografi dalam media internet (Cyberporn) adalah dimulai dari dengan upaya membebaskan keluarga dari virus pornografi, menggugah kesadaran masyarakat, sampai peran serta aparatur pemerintah dalam pembuatan undang-undang tentang pornografi dan sanksi hukum bagi pelaku tindak pidana pornografi dalam media internet dimuat dalam KUHP, Undang-Undang Nomor 8 tahun 1992 Tentang Perfilman, Undang-undang nomor 40 tahun 1999 Tentang Pers, Undang-undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), Undang-undang No. 44 tahun 2008 Tentang Pornografi.Melihat semakin maraknya tindak pidana pornografi di media internet maka perlu adanya upaya dan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat yang terkait untuk menanggulangi pornografi karena masalah pornografi adalah suatu problema yang sangat kompleks dan memprihatinkan serta diperlukan suatu penanganan yang serius dari para penegak hukum untuk mengatasi masalah kasus pornografi yang semakin meresahkan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Keywords : Tindak Pidana, Pornografi, Internet
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Ul Haq, Muhammad Zia, Intan Prameswari, and Dana Waskita. "Edukasi Bahaya Pornografi Untuk Anak Laki-Laki Usia 11-13 Tahun (Analisis Pengetahuan Dan Persepsi Visual)." Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan 19, no. 2 (December 8, 2022): 175–85. http://dx.doi.org/10.25299/al-hikmah:jaip.2022.vol19(2).10634.

Full text
Abstract:
Adiksi pornografi internet adalah fenomena sosial yang merajalela saat ini. Internet yang semakin cepat dan privat, mengakibatkan anak-anak terkena paparan konten pornografi sejak usia belia. Di sisi lain, konten edukasi bahaya adiksi pornografi internet yang memadai terbilang masih minim, dan hanya berfokus pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan anak usia Sekolah Dasar terhadap pornografi internet dari segi tingkat pengetahuan dan persepsi visual, guna memperoleh insight untuk perancangan materi edukasi bahaya pornografi untuk anak yang lebih aman dan mudah dipahami baik dari segi narasi maupun visual. Penelitian ini melibatkan responden berjumlah 34 siswa kelas 4-6 Sekolah Dasar dari 4 sekolah dengan metode wawancara testruktur dan observasi langsung. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah bahwa rata-rata responden telah terpapar pornografi internet dengan pemahaman yang cukup eksplisit. Di sisi lain, responden juga telah memahami bahwa melihat konten pornografi adalah perbuatan yang buruk, sehingga materi edukasi dapat difokuskan kepada cara kerja pornografi mempengaruhi otak, efek negatif dan apa yang harus dilakukan saat menemukan konten pornografi, alih-alih nasehat yang bersifat agamis, moral ataupun larangan semata. Data penelitian ini dapat menjadi landasan pengembangan materi edukasi bahaya adiksi pornografi lebih lanjut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Tampubolon, Jou Earness, and Zaenal Abidin. "“PORNOGRAFI PADA REMAJA PUTRI” STUDI FENOMENOLOGIS DESKRIPTIF TENTANG PENGALAMAN PSIKOLOGIS REMAJA PUTRI YANG TERPAPAR TAYANGAN PORNOGRAFI." Jurnal EMPATI 10, no. 3 (June 25, 2021): 225–33. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2021.31293.

Full text
Abstract:
Pesatnya perkembangan teknologi menimbulkan berbagai dampak positif dan negatif. Salah satu dampak negatif dari kemajuan perkembangan teknologi ialah kemudahan akses informasi pornografi. Secara garis besar, penelitian kualitatif mengenai tayangan pornografi pada remaja putri di Indonesia masih terbatas. Padahal, dengan melakukan berbagai riset mengenai pornografi, dapat dibentuk preferensi program guna menanggulangi keterpaparan tayangan pornografi. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana pengalaman psikologis subjek dalam menonton tayangan pornografi, tahapan yang dilewati, dan proses pengambilan keputusan memasuki dunia pornografi. Subjek penelitian ini berjumlah tiga remaja putri dan didapatkan dengan menggunakan teknik purposif. Ketiga subjek berusia 20-21 tahun dan sudah terpapar tayangan pornografi lebih dari satu tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara semi-terstruktur. Penelitian ini dilakukan dengan studi fenomenologi dan dianalisis dengan menggunakan teknik eksplikasi data. Hasil penelitian mengungkap bahwa ketiga subjek pada saat sebelum hingga sesudah memasuki dunia pornografi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal dipengaruhi oleh keinginan pribadi subjek memasuki dunia pornografi, sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh keterbukaan dan dukungan yang didapat melalui kelompok sebaya. Dukungan sosial menjadi pengaruh terkuat yang kemudian mempengaruhi pengambilan keputusan ketiga subjek.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Darmawan, Andreas James, and Dyah Gayatri Putri. "Kampanye Online Anti Pornografi: “Pornografi” untuk Kalangan Anak Muda." Humaniora 5, no. 2 (October 29, 2014): 624. http://dx.doi.org/10.21512/humaniora.v5i2.3121.

Full text
Abstract:
Nowadays, the internet technology is getting an opportunity to visit pornographic sites. Thus, more and more people have a dependency with a pornography site that is not easy to be released. Campaign against pornography "porNOgraphy" aims to raise awareness of young people to know the risks as well as providing a solution to escape from addiction to pornography. Both impact and solutions to the campaign message is packaged in audio-visual communication, so it is very persuasive in getting people to stay away from pornography and is expected to be easily understood by the public. Hope on the impact of this campaign is that people are interested in trying the suggestions in order to break away from addiction to pornography and form a strong intention and determination to be able to obtain a successful outcome.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Tefiantoro Aji, Rangga Wais, Octa Reni Setiawati, Zulhafis Mandala, and Asri Mutiara Putri. "PENGARUH PORNOGRAFI MELALUI GADGET TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PADA SISWA SMP." Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan 11, no. 1 (February 1, 2024): 108–13. http://dx.doi.org/10.33024/jikk.v11i1.12857.

Full text
Abstract:
Abstrak : Pengaruh Pornografi Melalui Gadget Terhadap Perilaku Seksual Pada Siswa Smp. Pornografi dapat diartikan secara luas sebagai gambar atau video yang diproduksi secara profesional atau dibuat oleh penonton yang dimaksudkan untuk membangkitkan gairah seksual penonton. Pornografi tradisional bersumber pada tempat media tradisional seperti televisi, film, dan majalah. Menonton pornografi internet adalah melihat atau mengunduh gambar dan video secara online di mana alat kelamin terbuka, dan/atau orang-orang berhubungan seksual dengan tujuan untuk merangsang reaksi seksual pada penonton. untuk mengetahui apakah ada pengaruh pornografi melalui gadget terhadap perilaku seksual pada siswa smp. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik pendekatan cross sectional, pengolahan metode sampel dengan accidental sampling pada siswa SMPN 2 Bandar Lampung. Pengambilan data menggunakan google form hubungan paparan pornografi & google form Prilaku Seksual. Analisis bivariat dengan uji Normalitas. Sebanyak 217 responden dengan persentase 77% memiliki Perilaku seksual yang Tinggi. Kemudian sebanyak 65 responden dengan persentase 23% memiliki Perilaku seksual yang Rendah, dan sebanyak 137 responden dengan persentase 48,6% memiliki Perilaku Pornografi yang Tinggi. Kemudian sebanyak 113 responden dengan persentase 40,1% memiliki perilaku pornografi yang Sedang, dan 32 responden dengan persentase 11,3% memiliki perilaku pornografi yang Rendah. Hasil uji Normalitas didapatkan nilai signifikan 0,008<0,05. dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan paparan pornografi dengan Perilaku Seksual pada siswa SMP.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
More sources

Dissertations / Theses on the topic "Pornografi"

1

Nordqvist, Emma. "Reformerad pornografi : En intervjustudie i självidentifierade kvinnors upplevelse av audiovisuell feminisisk pornografi." Thesis, Stockholms universitet, Genusvetenskap, 2016. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:su:diva-126594.

Full text
Abstract:
Reformerad pornografi är en receptionsstudie vilken undersöker hur tre stycken självidentifierade kvinnor upplever audiovisuell feministisk pornografi, mot bakgrund av-samt kännedom om heteronormativ mainstreampornografi. Informanterna har i förväg fått tillgång till materialet att betrakta, detta består av feministiska pornografiska kortfilmerna i filmsamlingen Dirty Diaries, för att leda in till ett givande samtal i enskilda semistrukturerade djupintervjuer. Via Laura Mulveys teori om den voyeuristiska blicken analyseras hur dessa kvinnor antog materialet. Med stöd från Petra Östergren, som även diskuterar Rubin Gayle, kommer även slutsatsen som kan låta självklar att yttras. Det vill säga att individuella preferenser styr en del av betraktarens visuella lust. Studien resulterar i att feministisk pornografi förklaras som ett utrymme där den kvinnliga sexualiteten och njutningen tillåts figurera på egna villkor.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Jansson, Camilla, and Maria Nielt. "Vuxnas syn på pornografi : - En jämförande studie mellan kvinnors och mäns föreställningar av pornografi." Thesis, Stockholms universitet, Sociologiska institutionen, 2010. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:su:diva-75726.

Full text
Abstract:
Den radikala utveckling som skett inom teknologin har medfört att pornografiskt material har fått en spridning i samhället, vilket inneburit att synen på pornografi har förändrats. Syftet med denna studie är att undersöka vuxnas föreställningar av pornografi. För att få en djupare förståelse för dessa föreställningar består det empiriskt insamlade materialet av kvalitativa intervjuer med tio vuxna individer, där könsfördelningen varit jämn. Informanterna har gett sin subjektiva tolkning av vad sexualitet, erotik och pornografi är för dem, och delat med sig av sina erfarenheter av pornografi. Studiens resultat visar att det finns könskillnader i kvinnornas och männens föreställningar av pornografi. Denna distinktion märks framförallt i konsumtionsmönster, där männen är de som använder pornografi i större och mer regelbunden utsträckning. Kvinnorna påverkas av den framställning som görs av kvinnan som objekt i pornografiskt material varför majoriteten helt tagit avstånd från det. Skillnader märks även i själva talet om pornografi, där kvinnorna ser en svårighet i att prata om detta vilket även vissa män bekräftar då de väljer att inte tala om pornografi i kvinnors närvaro. Detta kan tyda på att genusstrukturer som existerar i samhället påverkar kvinnor, såväl som män, i synen på vad som förväntas av respektive kön.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Lindqvist, Jessika. "Erotik och Pornografi i spelfilmer." Thesis, Halmstad University, School of Humanities (HUM), 2006. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:hh:diva-141.

Full text
Abstract:

Den här uppsatsen handlar om sexualitet och sexuella normer i vårt samhälle och kring sexuella bilder på spelfilmer. Om man kan visa starka sexuella bilder i spelfilmer utan att man går över normernas gränser och hur långt man kan gå innan man gör det. När lagstiftningen anser att bilderna blir ett brott emot lagen eller när censur lagen går in och klipper bort scener. Det ingår även en analys på Larry Clarks filmer Kids, Bully och Ken Park, där alla filmerna har starka sexscener med tonåringar. Jag har valt att sätta bilderna i olika kontexter för att finna ut vart gränsen går innan en erotisk bild blir pornografi.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Andersson, Sofie. "Att konsumera pornografi som kvinna : En kvalitativ studie om unga kvinnors attityder och förhållningssätt till pornografi." Thesis, Linnéuniversitetet, Institutionen för samhällsstudier (SS), 2020. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:lnu:diva-101298.

Full text
Abstract:
This study aims to understand young women's attitudes and experiences regarding pornography and to provide a broader understanding of how young women relate to pornography. Itis also interpreted how young women reason about pornography from a power and gender perspective. The study is a qualitative interview study based on six interviews with women aged 20-30 years. Theories that have been used are Yvonne Hirdman's theory of gender systems and gender contracts, John H. Gagnon & William Simon's theory of sexual scripts and Norbert Elias' theory of shame. The results of the study show that there is a shame in consuming pornography as a young woman, as the societal perception is that women do not consume pornography. Furthermore, young women are ambivalent in their attitudes towards pornography, they highlight both positive and negative aspects of pornography. What seems to affect and complicate young women's pornography consumption is all the use of violence and dominance against women. There is also an ambivalence to the porn industry, where the knowledge of the actors' conditions makes it difficult to consume pornography with a good concisiousness. Finally, it can be stated that pornography provides young women with problematic ideals and norms that tend to affect them to a greater or lesser extent.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Haarvig, Martina, and Caroline Johansson. "Pornografi och kvinnlig sexualitet : En kvalitativ studie om hur det sexualiserade våldet från pornografin påverkar kvinnans sexualitet." Thesis, Högskolan i Halmstad, Akademin för hälsa och välfärd, 2020. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:hh:diva-42503.

Full text
Abstract:
Previous research shows that sexual violence is a central part when the study focus on pornography. The purpose of this study is to gain knowledge of how sexual violence that pornography mediates affect women in general. What consequences the pornography has for women's sexuality and the extent to which women feel objectified in today's society. The study also aims to investigate whether pornography has consequences or limited the woman's sexual relations and experiences and whether there is an experience of being exposed to sexualized violence or whether it’s considered normalized acts. To gain this knowledge we conducted a qualitative study which included interviews with eight women. The central theoretical points are de los Reyes & Mulinari's theory about intersectionality, Simone de Beauvoir's theory about women as the “Other” and Thomas J. Scheff's theory about social bonds and shame. The main result that emerged is that pornography contributes to an invisible power that works throughout society. It mediates sexualised violence that restricts the woman in choices over her own sexuality, since sexualized violence is what women “should” enjoy. It is norms of aggressiveness and sexualized violence that have become normalized to relate to, the woman's sexuality is limited to humiliation and abuse.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Landin, Annelie, and Corinne Nilsson. "Pornografi och aggressioner : En kvantitativ innehållsanalys av aggressioner, förnedrande beteende och samtycke inom populär pornografi bland svenska män." Thesis, Högskolan i Gävle, Kriminologi, 2020. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:hig:diva-33024.

Full text
Abstract:
Consuming pornography is common among Swedish men. The content is often problematized in the public debate because of the common reflection of it containing violence against women as well as depicting women as the subordinate gender. By conducting a quantitative content analysis, the study intended to examine the extent of degradation as well as depictions of physical and verbal aggression in mainstream pornography. An attempt was also conducted to assess whether pornography can be claimed to counteract a functioning consent culture by examining the extent of orchestrated consent expressed by the participating women. Out of 200 videos that were analyzed, degrading behavior and verbal and physical aggressions occurred in 114 (57%) videos. In total, 746 individual cases of aggressions and degradation were observed. Men were mostly the perpetrator committing 96.7% of the actions, whereas the victims were solely female. Consent was observed in 85.5% of the videos and was expressed mostly through a positive or neutral behavior by the woman.
Att ta del av pornografi är mycket vanligt bland svenska män. Innehållet problematiseras ofta i den offentliga debatten genom att det anförs innehålla våld mot kvinnor samt bidra till att reproducera föreställningar om kvinnors underordning. Med kvantitativ innehållsanalys undersöks i vilken utsträckning förnedring samt fysiska och verbala aggressioner förekommer mot kvinnor i pornografiska videor av konventionell karaktär. Dessutom gjordes ett försök att bedöma huruvida pornografi kan sägas motverka en fungerande samtyckeskultur genom att undersöka i vilken utsträckning kvinnan uttryckte ett iscensatt samtycke i det pornografiska materialet. Av de 200 videor som analyserades förekom förnedring samt fysiska och verbala aggressioner i 114 (57%) av videorna. Sammanlagt observerades 746 fall av aggressioner och förnedring. Män var majoriteten av förövarna och begick 96.7% av handlingarna där de utsatta enbart var kvinnor. Samtycke observerades i 88.5% av videorna och då främst genom att kvinnan gett uttryck för ett positivt eller neutralt beteende.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Niklasson, Johanna. "Feministisk pornografi? : En kvalitativ textanalys av Närstrid: Vanessa." Thesis, Linköping University, Centre for Gender Studies, 2007. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:liu:diva-10000.

Full text
Abstract:

Syftet med denna studie är att belysa feminismens mångfald i förhållande till pornografi och därmed undersöka om feministisk pornografi, är genomförbart att producera. Som bisyfte har jag även resonerat kring om detta fenomen är en positiv utveckling för feminismen. Genom en kvalitativ textanalys och utifrån en queer och radikalfeministisk teoribildning har novellsamlingen Närstrid: Vanessa, vilken utger sig för att innehålla feministisk pornografi, analyserats. Resultatet visar att antologin uppnår kriterierna för vad feministisk pornografi innebär, men dock ter sig de återkommande verbala som fysiska maktuttrycken paradoxala att använda i kampen för jämställdhet.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Ustad, Katinka. "Se på meg : Kvinnefremstilling i heterofil mainstream pornografi." Thesis, Norges teknisk-naturvitenskapelige universitet, Institutt for kunst og medievitenskap, 2014. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:no:ntnu:diva-24934.

Full text
Abstract:
Er det alltid snakk om en objektivering av kvinner i pornografi? Og i så tilfelle, må denne objektiveringen alltid oppleves som passiv og nedverdigende? Og gjør den kvinner til ofre? Dette er bare noen av spørsmålene denne oppgaven tar for seg ved å undersøke ulike kvinnefremstillinger i heterofil mainstream pornografi. Med utgangspunkt i dannelse av karakterengasjement, tilskuer, innlevelse og identifisering, illustrerer oppgaven at kvinner i pornografi kan oppleves som aktive, sterke og nedverdigende.
Can women in heterosexual, mainstream pornography only be understood as objectified and degraded victims? Or is it possible to understand these representations otherwise? These are just some of the questions this thesis addresses by examining different female representations in mainstream heterosexual pornography. Through character engagement, spectatorship, empathy and identification, this thesis illustrates that they may be understood as active, strong and degrading rather than degraded.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Mellqvist, David. "Pornografi och politik : Svenska riksdagsledamöters perspektiv 2015-2020." Thesis, Uppsala universitet, Statsvetenskapliga institutionen, 2020. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:uu:diva-413004.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Mäkinen, Sami, and Ofelia Ollila. "Pornografi och Sexualitet : En tvärsnittsstudie om studenters attityder." Thesis, Linköpings universitet, Socialt arbete, 2018. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:liu:diva-152501.

Full text
Abstract:
Syftet med studien var att undersöka studenters attityder till pornografisk film och sexualitet, både i vilken grad de upplever att pornografisk film sänder ett budskap till allmänheten samt i vilken grad de upplever att det påverkat deras egen sexualitet. Studiens resultat visar på en spridning av respondenternas uppfattningar. Majoriteten av respondenterna instämde delvis med att pornografisk film sänder ett budskap vad gäller den sexuella aktörens utseende och beteende, samt i vilka situationer som sex förväntas och är lämpligt. Respondenterna instämde helt med att pornografisk film gav en bild av vilka sexuella handlingar som förväntades vara upphetsande och vilka sexuella handlingar en sexuell aktör förväntades att göra. Vad gäller respondenternas upplevelse av att pornografisk film har påverkat deras egen sexualitet visade resultatet en spridning även här: 49% tog helt eller delvis avstånd, 43% instämde helt eller delvis, och 8% varken tog avstånd eller instämde med påståendet. Slutligen visade korrelationsanalyser av resultatet samband mellan respondenternas uppfattning och deras könsidentitet, nuvarande pornografikonsumtion, ålder vid pornografisk debut, samt föräldrarnas ursprung. Ett tydligt resultat utifrån dessa analyser var att män samt regelbundna konsumenter av pornografisk film inte upplevde att pornografisk film angav ramarna för sexualitet i lika stor utsträckning som kvinnor eller de som vid studiens tidpunkt sällan eller aldrig konsumerade pornografisk film. Korrelationsanalyserna fann inga signifikanta resultat mellan studiens index och bakgrundsfaktorerna ålder, civilstånd, trosuppfattning, om respondenten haft sin samlagsdebut och i så fall vid vilken ålder.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
More sources

Books on the topic "Pornografi"

1

Gombrowicz, Witold. Pornografi. Istanbul: Ayrinti Yayinlari, 1998.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Yustisia, Pustaka. Hukum pornografi: Kumpulan perundangan tentang pornografi. Sleman, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2010.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Subhan, Zaitunah. Pornografi & premanisme. Jakarta: el-Kahfi, 2005.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Indonesia, ed. Tindak pidana: Pornografi. Surabaya: PMN, 2009.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Basyir, Abu Umar. Membangun negeri bebas pornografi. Jakarta: Griya Ilmu, 2006.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Lesmana, Tjipta. Pornografi dalam media massa. Jakarta: Puspa Swara, 1995.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Arief, Barda Nawawi. Pornografi, pornoaksi dan cyberporn. Semarang: Pustaka Magister, 2011.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Soebagijo, Azimah. Pornografi: Dilarang tapi dicari. Jakarta: Gema Insani, 2008.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Syarifah. Kebertubuhan perempuan dalam pornografi. Jakarta: Yayasan Kota Kita, 2006.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Januar, Iwan. Pornografi bikin ngeri: Apa yang remaja nggak ketahui tentang jahatnya pornografi. Bantarjati, Bogor: Al Azhar Freshzone Publishing, 2014.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
More sources

Book chapters on the topic "Pornografi"

1

Allhutter, Doris. "Pornografie." In Handbuch Medien- und Informationsethik, 170–77. Stuttgart: J.B. Metzler, 2016. http://dx.doi.org/10.1007/978-3-476-05394-7_23.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Boll, Tobias. "Pornografie." In Handbuch Körpersoziologie 2, 345–57. Wiesbaden: Springer Fachmedien Wiesbaden, 2022. http://dx.doi.org/10.1007/978-3-658-33298-3_25.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Marx, Agnieszka. "Gombrowicz, Witold: Pornografia." In Kindlers Literatur Lexikon (KLL), 1–2. Stuttgart: J.B. Metzler, 2020. http://dx.doi.org/10.1007/978-3-476-05728-0_474-1.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Benkel, Thorsten. "Kulturindustrie der Pornografie." In Handbuch Kritische Theorie, 1317–30. Wiesbaden: Springer Fachmedien Wiesbaden, 2019. http://dx.doi.org/10.1007/978-3-658-12695-7_73.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Benkel, Thorsten. "Kulturindustrie der Pornografie." In Handbuch Kritische Theorie, 1–14. Wiesbaden: Springer Fachmedien Wiesbaden, 2016. http://dx.doi.org/10.1007/978-3-658-12707-7_73-1.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Rihl, Alexander. "Pornografie und Wirkung." In Medialisierung und Sexualisierung, 257–75. Wiesbaden: Springer Fachmedien Wiesbaden, 2014. http://dx.doi.org/10.1007/978-3-658-06427-3_12.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Wuttke, Gisela. "Einleitung." In Pornografie an Kindern, 13–29. Wiesbaden: VS Verlag für Sozialwissenschaften, 2003. http://dx.doi.org/10.1007/978-3-322-97580-5_1.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Wuttke, Gisela. "Problemaufriss." In Pornografie an Kindern, 31–66. Wiesbaden: VS Verlag für Sozialwissenschaften, 2003. http://dx.doi.org/10.1007/978-3-322-97580-5_2.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Wuttke, Gisela. "Diskursentwicklung." In Pornografie an Kindern, 67–108. Wiesbaden: VS Verlag für Sozialwissenschaften, 2003. http://dx.doi.org/10.1007/978-3-322-97580-5_3.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Wuttke, Gisela. "Die Expertinnen-Interviews." In Pornografie an Kindern, 109–72. Wiesbaden: VS Verlag für Sozialwissenschaften, 2003. http://dx.doi.org/10.1007/978-3-322-97580-5_4.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Conference papers on the topic "Pornografi"

1

Golder, S., C. Markert, F. Storz, B. Walter, and R. Stark. "Pornografie-Nutzungsstörung: Prävalenz und Versorgungssituation." In Deutscher Suchtkongress 2022. Georg Thieme Verlag, 2022. http://dx.doi.org/10.1055/s-0042-1755987.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Morreira, Marcelo da Silva, and Enrique Muriel-Torrado. "Pornografia infantil: análise de manuais de pedofilia." In II Workshop de Informação, Dados e Tecnologia - WIDAT. Faculdade de Ciências e Engenharia (UNESP), 2018. http://dx.doi.org/10.22477/ii.widat.145.

Full text
Abstract:
A transformação da sociedade, associada ao desenvolvimento tecnológico e da comunicação, provocou grandes mudanças nas inter-relações sociais. Novos paradigmas, como a Sociedade da Informação, surgiram com a universalização do acesso à informação e da propagação crescente do fluxo de dados, contudo a criminalidade não está alheia ao fenômeno das transformações da sociedade. O surgimento da Internet facilitou que criminosos pudessem propagar práticas ilícitas mais facilmente. Crimes relacionados à violência sexual de crianças e adolescentes ganharam um potencial lesivo muito maior com o advento da rede mundial de computadores, pois pedófilos passaram a compartilhar na Deep Web manuais e guias para ensinar práticas e técnicas de violência sexual infantil. Nesse contexto, a presente pesquisa tenta produzir um conjunto de diretrizes e princípios de prevenção do crime de Pornografia Infantil, através da análise de manuais de pedofilia disponibilizados na Deep Web. Esta pesquisa caracteriza-se como exploratória e qualitativa, sendo explorada através da análise e categorização de manuais de pedofilia; das percepções de policiais no enfrentamento ao problema; e, das percepções de profissionais da área psicossocial no acolhimento das vítimas. Dessa forma, busca-se fornecer um rol de diretrizes de prevenção que possam subsidiar ações de Estado na promoção de políticas públicas de combate à Pornografia Infantil. Artigo apresentado no II Workshop de Informação, Dados e Tecnologia, realizado nos dias 27 a 29 de novembro de 2018, na cidade de João Pessoa (PB), nas dependências da Universidade Federal da Paraíba (UFPB). Disponível originalmente em: https://dadosabertos.info/enhanced_publications/idt/. Acesso em: 25 set. 2023. Detentor do Copyright VI Workshop de Informação, Dados e Tecnologia - WIDaT 2023
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

CRUZ, CARLA SOUZA DA, LAVíNIA THEREZA, LUCAS LEãO GUALBERTO, MATHEUS PEREIRA DA SILVA, and FLáVIO MARCELO RODRIGUES BRUNO. "CONSIDERAÇÕES ACERDA DO CIBERESPAÇO COM O ECOPO NA PORNOGRAFIA INFANTIL." In II Brazilian Congress of Development. DEV2021, 2021. http://dx.doi.org/10.51162/brc.dev2021-0099.

Full text
Abstract:
É fato que os meios tecnológicos modificaram nossas relações sociais. A internet, por exemplo, trouxe inúmeros benefícios que facilitam operações cotidianas. No entanto, a facilidade, comodidade, interatividade, liberdade e, principalmente, o anonimato, proporcionado por esses meios digitais acarretou no aumento da criminalidade. Dito isso, o presente artigo propõe-se apresentar impressões acerca da potencialização da pornografia infantojuvenil diante do sistema de informática. Para tanto, a metodologia utilizada tem por base textos científicos, doutrinas e legislação, nos segmentos dos crimes cibernéticos e do Estatuto da Criança e do Adolescente. Frente ao exposto, é possível aferir que, a política de prevenção efetuada pelos pais e Estado às crianças e adolescentes são medidas ineficazes no combate a pornografia infantil. Com isso, o combate a tais práticas delituosas deve estar voltado para a prevenção da ocorrência desses crimes e punição dos criminosos.,
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

ORSI, DANIELLA, and Iara Aparecida Beleli. "Dos 'crimes de honra' à 'pornografia de vingança'." In XXV Congresso de Iniciação Cientifica da Unicamp. Campinas - SP, Brazil: Galoa, 2017. http://dx.doi.org/10.19146/pibic-2017-79187.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Thais de Oliveira Paula, Gabriela, Ilka Ramos Formoso, and Fausto Junqueira de Paula. "PORNOGRAFIA DE VINGANÇA E A APLICAÇÃO NO DIREITO PENAL." In INIC 2023. São José dos Campos: Universidade do Vale do Paraíba, 2023. http://dx.doi.org/10.18066/inic0143.23.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Silva Lima Ferreira, Caroline. "PORNOGRAFIA DE VINGANÇA: INSTRUMENTO DE CONTROLE PATRIARCALISTA NA CONTEMPORANEIDADE." In I Congresso Nacional Violência e Controle Social. ,: Even3, 2020. http://dx.doi.org/10.29327/violenciaecontrolesocial2020.276388.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Lima, MEVL, FCS Ferreira, IL Bigatão, YM Martinez, and L. Ksyvickis. "EFEITOS DA PORNOGRAFIA NA SAÚDE SEXUAL DE ADOLESCENTES: UMA REVISÃO BIBLIOGRÁFICA." In X CONGRESSO MÉDICO UNIVERSITÁRIO SÃO CAMILO. São Paulo: Editora Blucher, 2022. http://dx.doi.org/10.5151/xcomusc-06.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Pires, Danielle Costa, and Cláudia de Azevedo Aguiar. "CONSUMO DE PORNOGRAFIA E SEUS REFLEXOS SOBRE A SAÚDE DA MULHER." In II CONGRESSO LUSO-BRASILEIRO DE ATENÇÃO INTEGRAL À SAÚDE (ON-LINE). Editora Omnis Scientia, 2022. http://dx.doi.org/10.47094/iicolubrais2022/25.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Müller, KW, C. Marx, and ME Beutel. "Deviante Nutzung von Online-Pornografie und Kindheitstraumata – Eine vergleichende Betrachtung mit Verhaltenssüchten." In Deutscher Suchtkongress 2019. Georg Thieme Verlag KG, 2019. http://dx.doi.org/10.1055/s-0039-1696280.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Fernanda dos Santos, Adriele, and Marcos Vinícius Rodrigues Lima. "O RUÍDO SISTÊMICO E A REVITIMIZAÇÃO DAS VÍTIMAS DA PORNOGRAFIA DE VINGANÇA." In INIC 2023. São José dos Campos: Universidade do Vale do Paraíba, 2023. http://dx.doi.org/10.18066/inic0560.23.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
You might also be interested in the extended bibliographies on the topic 'Pornografi' for particular source types:
Journal articles Dissertations / Theses Books
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography