To see the other types of publications on this topic, follow the link: Ratada.

Journal articles on the topic 'Ratada'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Ratada.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Oliveira, Stefan Vilges de, Ivânia Folster, Suzana Zeccer, Lidsy Fonseca, Simone Costa Pereira, and Eduardo Pacheco de Caldas. "Investigação de ratada associada a florescimento e frutificação de taquaras em São Francisco do Sul, Santa Catarina, Brasil, 2012." Revista Baiana de Saúde Pública 37, no. 4 (July 31, 2014): 1071. http://dx.doi.org/10.22278/2318-2660.2013.v37.n4.a629.

Full text
Abstract:
A reprodução e morte massiva de plantas de longa vida como taquaras e bambus estão associadas históricamente a episódios de ratadas. A superpopulação de roedores que é favorecida pelo evento reprodutivo deste vegetal trás consigo grandes prejuizos e riscos de emergências de doenças. Nesta nota relatamos o episódio de Ratada, ocorrido no município de São Franscico do Sul, Santa Catarina. Para subsidiar esta comunicação foram feitas observações de campo, entrevistas não estruturadas e coleta de material biológico em novembro de 2012. Foi constatada a reprodução da taquara do genero Mirostachys e a invasão subsequente aos domicilios de roedores dos Gêneros Oligoryzomys e Akodon, reservatórios de hantavirus no sul do Brasil.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Pérez López, María Ángeles. "Rosabetty Muñoz: entre el agua y la furia." América sin nombre, no. 16 (December 15, 2011): 113. http://dx.doi.org/10.14198/amesn2011.16.11.

Full text
Abstract:
En el presente artículo se analizan los poemarios Hijos (1991), Ratada (2005) y En nombre de ninguna (2008) de Rosabetty Muñoz (Ancud, 1960) para señalar los elementos que conforman el carácter distópico de su obra y la atraviesan como si fuera un cuerpo: el cuerpo físico del país –la geografía de Chiloé y su cultura depredada–; el cuerpo de la mujer que es sujeto del poema y en su condición de madre engendra el agua y la furia, pues será convertida por el poema en archipiélago y dará lugar a una desazonada revisión del mito materno dentro de lo que he llamado poética de la culpa; y por último, el cuerpo del poema como espacio horadado en el que los tres libros propuestos entran sin temor en las zonas del tabú o lo siniestro y sorprenden y conmocionan por su violencia verbal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Mustaqim, Muhammad Mirza, Ruswahyuni, and Suryanti. "KELIMPAHAN JENIS BULU BABI (ECHINOIDEA, LESKE 1778) DI RATAAN DAN TUBIR TERUMBU KARANG DI PERAIRAN SI JAGO – JAGO, TAPANULI TENGAH." Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) 2, no. 4 (October 29, 2013): 61–70. http://dx.doi.org/10.14710/marj.v2i4.4269.

Full text
Abstract:
Penelitian tentang kelimpahan ikan, moluska dan bentos pada daerah terumbu karang sudah banyak dilakukan, tetapi dalam kenyataannya belum banyak yang meneliti tentang kelimpahan bulu babi di daerah terumbu karang. Adapun daerah rataan terumbu karang dan tubir terumbu karang adalah sebagai habitat atau tempat hidup dari bulu babi, maka dimungkikan kelimpahan bulu babi pada kedua lokasi tersebut. Aktivitas di perairan Si Jago – Jago baik berupa penangkapan ikan maupun pariwisata diduga telah mempengaruhi keseimbangan ekosistem terumbu karang dan organisme yang berasosiasi di dalamnya khususnya bulu babi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan dan jenis bulu babi (Echinoidea) pada daerah rataan terumbu karang dan tubir terumbu karang di Perairan Si Jago – Jago, Tapanuli Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012. Metode pengambilan data persentase penutupan terumbu karang menggunakan metode line transek berukuran 30 meter, sedangkan pengambilan data kelimpahan bulu babi (Echinoidea) menggunakan metode kuadran transek berukuran 5 x 5 meter. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu bahwa nilai persentase penutupan karang hidup pada daerah rataan terumbu karang sebesar 45,51 %. Sedangkan nilai persentase penutupan karang hidup pada daerah tubir terumbu karang sebesar 46,2 %. Nilai tersebut termasuk dalam kategori sedang. Pada daerah rataan terumbu karang didapatkan kelimpahan individu bulu babi sebanyak 298 individu/ 450 meter2, sedangkan kelimpahan individu bulu babi pada daerah tubir terumbu karang sebanyak 122 individu/ 450 meter2. Jenis bulu babi yang ditemukan pada lokasi penelitian yaitu Diadema antilarum, Diadema setosum, dan Echinotrix calamaris. Kelimpahan jenis bulu babi yang paling banyak ditemukan pada daerah rataaan dan tubir adalah jenis Diadema antilarum. Berdasarkan hasil Uji “T” test dapat disimpulkan bahwa kelimpahan jenis bulu babi yang paling tinggi adalah pada daerah rataan terumbu karang. Hal tersebut didapatkan dari nilai signifikasi yaitu 0,043, yang kurang dari < 0,05 sehingga terima H1 tolak H0, bahwa ada perbedaan kelimpahan bulu babi pada daearah rataan dan tubir terumbu karang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Vajagić, Predrag. "War propaganda in Vojvodina during World War II." Vojno delo 69, no. 7 (2017): 493–516. http://dx.doi.org/10.5937/vojdelo1706493v.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Lecœur, Bernard. "Ratage." La Cause Du Désir N° 91, no. 3 (2015): 76. http://dx.doi.org/10.3917/lcdd.091.0076.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Sumitraben Fulsinghbhai, Rathva. "Rathva Adivasi Samaj." RESEARCH REVIEW International Journal of Multidisciplinary 5, no. 10 (October 15, 2020): 159–61. http://dx.doi.org/10.31305/rrijm.2020.v05.i10.035.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Danto, Isabelle. "Fluxus, un ratage fécond." Esprit Décembre, no. 12 (2012): 134. http://dx.doi.org/10.3917/espri.1212.0134.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Strauss, Marc. "Le ratage du psychanalyste." La clinique lacanienne 21, no. 1 (2012): 51. http://dx.doi.org/10.3917/cla.021.0051.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Lee, Shing M., Nolan A. Wages, Karyn A. Goodman, and A. Craig Lockhart. "Reply to M. Ratain." JCO Precision Oncology, no. 5 (May 2021): 937–38. http://dx.doi.org/10.1200/po.21.00146.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Gaina, Cynthia D., and Nancy D. F. K. Foeh. "STUDI PERFORMA UMUM TUBUH DAN STATUS FISIOLOGIS KUDA SUMBA." JURNAL KAJIAN VETERINER 6, no. 2 (June 11, 2019): 38–44. http://dx.doi.org/10.35508/jkv.v6i2.376.

Full text
Abstract:
Penelitian mengenai studi performa umum dan status fisiologis kuda Sumba di dilaksanakan pada tanggal April-September 2018 bertempat di Peternakan kuda sumba, Pulau Sumba, NTT. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui performa umum kuda sumba dalam kaitannya dengan status fisiologisnya. Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan objek sesuai dengan apa adanya, pengambilan sampel dilakukan selama dua minggu. Dalam penelitian ini peubah yang diamati adalah frekuensi respirasi, frekuensi denyut jantung dan suhu tubuh yang dilakukan pada 30 ekor indukan kuda sumba memiliki riwayat pernah digunakan untuk olahraga kuda pacuan baik kuda dengan jenis kelamin jantan dan betina dan 5 ekor anakan. Hasil dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa frekuensi respirasi indukan memiliki nilai rataan 33±6.7 per menit dan anak memiliki nilai rataan 44±5.7 per menit. Frekuensi denyut jantung indukan memiliki nilai rataan 44±8.0 per menit dan 62±2.8 per menit . Suhu tubuh kuda indukan memiliki rataan yaitu 37.5±0.60C dan suhu anak memiliki rataan yaitu 38.2 ± 0.30C. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa kuda indukan memiliki rataan tinggi badan 138.8 ±8.4 cm dan anakan memiliki rataan 106.2 ± 7.1 cm; indukan memiliki rataan panjang badan 139.4 ± 9.0 cm dan anakan rataan 94.4 ± 3.0; indukan memiliki rataan lebar dada 41.3 ±57.1 cm dan anakan memiliki rataan lebar dada 21.2 ± 3.1 cm; indukan memiliki tinggi punggung 133.9 ± 8.8 cm dan anak memiliki rataan tinggi punggung 104.4 ± 8.6 cm dan indukan memiliki panjang bahu 58.5 ± 5.5 cm dan anak memiliki rataan panjang bahu 40.0 ±5.6 cm
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Bilal, Nagihan, Ergül Belge Kurutaş, Abdulkadir Yasir Bahar, Bora Bilal, Selman Sarıca, İsrafil Orhan, Adem Doğaner, and Meltem Güngör. "Ratlarda cisplatin ototoksisitesinde adrenomedüllinin etkinliği." Cukurova Medical Journal 44, no. 2 (June 30, 2019): 642–52. http://dx.doi.org/10.17826/cumj.425549.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Pieper, B., H. P. Grossmann, M. Weiss, T. M. Fliedner, A. V. Akleyev, R. Wedel, H. Schrezenmaier, et al. "Project RATEMA—one year's experience." Journal of Telemedicine and Telecare 5, no. 1_suppl (March 1999): 89–90. http://dx.doi.org/10.1258/1357633991932711.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Al - Kubaisi, Manal Shakir, and Musaab Mahdi Ahmed. "Geometry Analysis of Ratawi Field." International Journal of Advanced Engineering Research and Science 4, no. 12 (2017): 22–26. http://dx.doi.org/10.22161/ijaers.4.12.4.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Lasano, Willy Fredy, Fontje Georis Kaligis, and Janny Dirk Kusen. "Distribusi Vertikal Karang Batu (Scleractinia) Di Perairan Desa Kalasey, Kabupaten Minahasa." JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS 3, no. 1 (May 2, 2015): 20. http://dx.doi.org/10.35800/jplt.3.1.2015.8046.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui struktur komunitas dan distribusi vertikal karang scleractinia di perairan Desa Kalasey.Jumlah spesies yang ditemukan pada lereng terumbu berjumlah 48 dan pada rataan terumbu 38.Jumlah koloni pada lereng terumbu berjumlah 190 dan pada rataan terumbu 133.Spesies Porites lobata memiliki kepadatan relatif tertinggi pada lereng terumbu dan Favites halicora pada rataan terumbu, masing-masing dengan nilai 20%. Nilai indeks keanekaragaman menunjukkan keanekaragaman tinggi pada lereng terumbu (3,12) dan keanekaragaman sedang pada rataan terumbu (2,95). Secara umum, kedua loaksi tersebut memiliki pola penyebaran seragam. Hasil indeks kemerataan pada lereng terumbu 0,80 dan rataan terumbu 0,81. Kedua nilai tersebut digolongkan pada komunitas yang stabil.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Hatidja, Djoni, and Redianus Daman. "PEMETAAN SMP-SMP DI KABUPATEN MINAHASA TENGGARA, SULAWESI UTARA BERDASARKAN STANDAR PENDIDIKAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN, STANDAR SARANA DAN PRASARANA, STANDAR PENGELOLAAN DAN STANDAR PEMBIAYAN PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT." d'CARTESIAN 1, no. 1 (September 30, 2012): 25. http://dx.doi.org/10.35799/dc.1.1.2012.532.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Penelit ian ini dilakukan dengan tujuan untuk memetakkan keunggulan serta kekurangan SMP-SMP di Kabupaten Minahasa Tenggara berdasarkan indikator standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan dan standar pembiayaan pendidikan. Data penelit ian ini diperoleh dari sampel 13 SMP di Kabupaten Minahasa Tenggara dan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Minahasa Tenggara. Peubah yang digunakan adalah peubah standar pendidikan dan tenaga kependidikan, peubah standar sarana dan prasarana, peubah standar pengelolaan dan peubah standar pembiayaan pendidikan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SAS 9.13. Hasilnya menunjukkan bahwa sekolah-sekolah yang dikategorikan sudah memiliki kualitas yang baik berdasarkan standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan dan standar pembiayaan pendidikan diantaranya SMPN 1 Ratahan, SMPN 2 Ratahan, SMPN 4 Ratahan, SMPN 5 Ratahan, SMPN 6 Ratahan, SMPN 1 Tombatu, SMPN 1 Belang, MTs Muhammadiyah Belang, SMPN 3 Pusomaen dan SMP Kristen Pantekosta Touluaan. Sedangkan sekolah-sekolah yang memiliki kualitas yang kurang baik yaitu SMP PGRI Ratahan, SMPN 2 Tombatu dan SMPN 7 Tombatu. Kata kunci: analisis biplot, sekolah menengah pertama ABSTRACT The aim of this research was conducted map the advantages and disadvantages of Junior High Schools in Southeast Minahasa Regency based standard indicators of education and educational personnel, facilit ies and infrastructure standard, management standard and standard of education financing. The research data was obtained from a sample of 13 High Schools in Southeast Minahasa Regency and the Office of Nat ional Education of Southeast Minahasa Regency. Variables used were the standard variables of education and educational staff, standard of facilities and infrastructure variables, management standard and standard of education financing. Data analysis was performed using SAS 9.13. The results showed that the schools are categorized already have good quality based on standard of education and educational personnel, facilities and infrastructure standard, management standard and standard of education financing among SMPN 1 Ratahan, SMPN 2 Ratahan, SMPN 4 Ratahan, SMPN 5 Ratahan, SMPN 6 Ratahan, SMPN 1 Tombatu, SMPN 1 Belang, MTs Muhammadiyah Belang, SMPN 3 Pusomaen and SMP Kristen Pantekosta Touluaan. Schools that have a poorer quality of SMP PGRI Ratahan, SMPN 2 Tombatu dan SMPN 7 Tombatu. Keywords: Biplot Analysis, Junior High School
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Yektiningtyas, Wigati. "TRADISI RATAPAN (HELAEHILI) MASYARAKAT SENTANI, PAPUA." Jurnal Penelitian Arkeologi Papua dan Papua Barat 12, no. 2 (January 21, 2021): 259–72. http://dx.doi.org/10.24832/papua.v12i2.296.

Full text
Abstract:
Tradisi ratapan (helaehili) adalah kebiasaan masyarakat Sentani meratapi orang yang meninggal dalam perkabungan. Helaehili ini dilantunkan secara spontan dalam bahasa Sentani. Akan tetapi, ratapan ini sudah tidak dipraktikkan lagi seiring dengan hilangnya para pelantun heleahili dan tidak ada pewarisannya. Studi ini membahas (1) mengapa ada tradisi ratapan? (2) cara pelantunan ratapan (3) pentingnya pewarisan tradisi ratapan. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan kelompok diskusi terfokus dengan para informan, yaitu para pemangku adat, tua-tua adat dan para sesepuh Sentani di wilayah Sentani Timur dan Sentani Tengah pada tahun 2019. Studi menggunakan pendekatan sosial budaya dan menyimpulkan bahwa (1) ratapan (helaehili) dilantunkan sebagai ungkapan duka masyarakat Sentani yang “menolak” adanya kematian, rasa kehilangan dan hormat kepada yang meninggal, (2) lantunan dilakukan oleh orang tertentu, spontan, menggunakan bahasa Sentani tinggi, dan formula tertentu, (3) pewarisan helaehili penting karena lantunan ini sarat akan filosofi, pengetahuan tradisional, sejarah, nilai sosial-budaya, dan berbagai pesan moral sebagai identitas masyarakat Sentani.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Laubach, Ernst. "Christlich-indigene Kirche und politische Kraft in Neuseeland: die Ratana-Bewegung." Saeculum 61, no. 1 (January 2011): 141–60. http://dx.doi.org/10.7788/saeculum.2011.61.1.141.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Watipah, Yosneni. "Peningkatan Proses Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Menggunakan Model Discovery Learning di Kelas IV Sekolah Dasar." Journal on Teacher Education 1, no. 1 (February 18, 2020): 12–23. http://dx.doi.org/10.31004/jote.v1i1.501.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan proses belajar siswa dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan model Discovery Learning dengan tema kayanya negeriku di kelas IV SD Negeri 07 Teladan Kec. Guguk Panjang Kota Bukittinggi. Pendekatan yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah guru dan 36 orang siswa kelas IV SDN 07 Teladan Kec. Guguk Panjang Kota Bukittinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I penilaian RPP rata-rata 77,75% (baik) ,Aspek guru rata-ratanya 79,65% (baik), Aspek siswa rata-ratanya 81,15% (baik), Penilaian terhadap siswa dari aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan rata-rata 74,80 dengan konversi nilai 3,24 (B+). Pada siklus II penilaian RPP rata-ratanya 94,4% (sangat baik), Aspek guru rata-ratanya 93,75% (sangat baik), Aspek siswa rata-ratanya 93,75% (sangat baik), Penilaian terhadap siswa dari aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan rata-ratanya 82,18 dengan konversi nilai 3,46 (B+). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model Discovery Learning dapat meningkatkan proses pembelajaran tematik terpadu di kelas IV SD Negeri 07 Teladan Kec. Guguk Panjang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Septyadi, Kiai Agoes, Ruswahyuni, and Niniek Widyorini. "ANALISIS PERBEDAAN MORFOLOGI DAN KELIMPAHAN KARANG PADA DAERAH RATAAN TERUMBU (Reef Flate) DENGAN DAERAH TUBIR (Reef Slope) DI PULAU PANJANG, JEPARA." Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) 2, no. 3 (August 29, 2013): 258–64. http://dx.doi.org/10.14710/marj.v2i3.4223.

Full text
Abstract:
Pulau Panjang merupakan kawasan wisata di Jepara yang memiliki potensi salah satunya adalah ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang mempunyai fungsi ekologis yaitu sebagai habitat untuk berkembang biak, mencari makan dan berlindung bagi biota lain. Terumbu karang juga mempunyai fungsi melindungi pantai dari hempasan ombak dan arus laut. Selain itu keindahan alam laut dan terumbu karang sendiri dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sebagai daerah pariwisata bahari.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan morfologi karang pada zona rataan (reef flat) dengan terumbu karang daerah tubir (reef slope) di perairan pulau Panjang, Jepara. Dan mengetahui kelimpahan terumbu karang pada zona rataan (reef flat) dan terumbu karang pada zona tubir (reef slope) di perairan pulau Panjang, jepara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Dimana metode yang digunakan tergolong dalam metode survei yang bersifat deskriptif. Metode yang digunakan pada pengambilan data adalah Line Intercept Transect (LIT). Penelitian dilakukan pada dua lokasi yaitu daerah rataan terumbu dan daerah tubir. Panjang line transek adalah 10 m, di letakkan sejajar garis pantai, transek yang digunakan di daerah rataan terumbu sebanyak 3 line dan daerah tubir sebanyak 3 line. Jarak antara line dimasing-masing lokasi sampling 5 m.Hasil penelitian jenis karang yang ditemukan di rataan terumbu dan tubir yaitu adalah jenis Porites sp., Acropora sp., Echinopora sp., Turbinaria sp., Goniastrea sp., Pavona sp., Favites sp., Leptoseries sp., Pectinia sp., dan Goniopora sp. Prosentase penutupan karang hidup tertinggi di rataan terumbu yaitu jenis Porites sp. 26,73% , Goniastrea sp. 4,10% dan Acropora sp 3,67%. Sedangkan presentase penutupan karang hidup tertinggi di tubir yaitu jenis Porites sp. 35,67%, Echinopora sp. 6,50% dan Acropora sp. 6,33%. Nilai prosentase penutupan karang hidup di daerah rataan terumbu sebesar 36,40% yang termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan nilai prosentase penutupan karang hidup di tubir sebesar 65,50% termasuk kategori baik. Pada rataan terdapat jenis morfologi Acropora yaitu jenis Acropora Branching (ACB) sebesar 3,67%, sedangkan pada tubir sebesar 6,33%. Jenis morfologi yaitu jenis Acropora terdapat satu jenis yaitu Acropora Branching (ACB), Baik daerah rataan dan tubir. Sedangkan untuk non Acropora yang paling banyak adalah jenis Coral Encrusting (CE) baik pada rataan dan tubir.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Fadli, Muhamad, Ruswahyuni, and Suryanti. "KELIMPAHAN JENIS TERIPANG (Holothuroidea) DI RATAAN TERUMBU KARANG DAN LERENG TERUMBU KARANG PANTAI PANCURAN BELAKANG PULAU KARIMUNJAWA JEPARA." Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) 2, no. 3 (August 29, 2013): 288–97. http://dx.doi.org/10.14710/marj.v2i3.4227.

Full text
Abstract:
Kepulauan Karimun Jawa Jepara Jawa Tengah sangat terkenal akan kekayaan sumberdaya alam yang ada di dalam laut. Jenis-jenis biota yang beragam hidup di dalamnya.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kelimpahan teripang pada lokasi rataan terumbu karang dan lereng terumbu karang serta mengetahui hubungan antara kelimpahan teripang dengan penutupan terumbu karang di lokasi penelitian. Metode yang digunakan adalah metode line transek.Hasil penelitian didapatkan prosentase penutupan karang hidup pada rataan terumbu karang 65,69 % dan pada lereng 69,26 %. Kelimpahan individu teripang pada daerah rataan terumbu karang 37 ind/ 300 m2 dan pada lereng terumbu karang 11 ind/ 300 m2. Berdasarkan hasil Uji Test “T” di dapatkan kelimpahan jenis teripang yang paling banyak adalah pada stasiun A rataan terumbu karang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Barbéris, Jeanne-Marie, and Bruno Maurer. "Sur le « ratage » en discours oral." L Information Grammaticale 77, no. 1 (1998): 43–47. http://dx.doi.org/10.3406/igram.1998.2875.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Shabariram, C. P., V. Srinath, C. S. Indhuja, and M. Vidhya. "Ratatta: Chatbot Application Using Expert System." International Journal of Advanced Research in Computer Science and Software Engineering 7, no. 3 (March 30, 2017): 8–14. http://dx.doi.org/10.23956/ijarcsse/v7i3/0147.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Burgu, Ayşe. "RATLARDA TRİCHOSOMOİDES CRASSİCAUDA'YA BAZI ANTELMİNTIKLERİN ETKİSİ." Ankara Üniversitesi Veteriner Fakültesi Dergisi 50, no. 1 (1990): 1. http://dx.doi.org/10.1501/vetfak_0000002204.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Berrin, SALMANOĞLU. "Lateks bandajı kullanarak ratlarda hareketsizliğin sağlanması*." Ankara Üniversitesi Veteriner Fakültesi Dergisi 49, no. 1 (2002): 1. http://dx.doi.org/10.1501/vetfak_0000001643.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Yuliana, Dina. "Analisis Persepsi Petugas Operasional Dalam Pelaksanaan Baggage Handling System (Bhs) Di Bandara Kualanamu – Medan." Warta Penelitian Perhubungan 26, no. 4 (January 31, 2019): 191. http://dx.doi.org/10.25104/warlit.v26i4.881.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi petugas operasional terhadap pelaksanaan sistem pelayanan bagasi dengan teknologi Baggage Handling System (BHS) di Bandara Kualanamu – Medan. Jenis penelitian adalah penelitian deskripsi/survey dan metode analisis menggunakan analisis persepsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan baggage handling system (BHS) telah dapat mempercepat proses pelayanan dengan skor rataan sebesar 4,39 (sangat setuju), gangguan dalam proses penanganan bagasi telah dapat diatasi dengan menggunakan baggage handling system (BHS) dengan skor rataan sebesar 3,68 (setuju/sanggup), gangguan carouse atau konveyor dapat diatasi oleh petugas bagian penanganan bagasi (maskapai penerbangan/groundhandling) skor rataan sebesar 3,01 (cukup setuju), dan kebijakan terhadap penerapan baggage handling system (BHS) perlu dilakukan di bandara lain terutama bandara yang saat ini sedang dalam proses pembangunan dengan skor rataan sebesar 4,40 (sangat setuju).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Naray, Astri Vandalia Elisabeth, Johan Alexander Rombang, and Jaelani ,. Husain. "PEMANFAATAN LAHAN DI KECAMATAN RATAHAN, KECAMATAN RATAHAN TIMUR DAN KECAMATAN PASAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA BERDASARKAN ZONA AGROEKOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS." AGRI-SOSIOEKONOMI 15, no. 2 (July 19, 2019): 225. http://dx.doi.org/10.35791/agrsosek.15.2.2019.24188.

Full text
Abstract:
This study aims to determine the direction of land use in Ratahan Subdistrict, Ratahan Timur and Pasan, Southeast Minahasa Regency, based on the Agroecology Zone using the application of Geographic Information Systems (GIS). The type of research used in this study is quantitative research with a method of data and spatial interpretation. The types of data used in the study are primary data and secondary data. The data generated is arranged in the form of information and spatial. The study was conducted in 3 (three) subdistricts namely Ratahan Subdistrict, Ratahan Timur Subdistrict and Pasan Subdistrict, Southeast Minahasa Regency, North Sulawesi Province, which were included in 1 (one) sub-district, Ratahan Sub-district. While the implementation time in April to June 2018. Analysis of the data used in this study where the resulting data is arranged in the form of data and spatial information, then compiling and analyzing data using the Quantum ArcGIS version 10.2 program application. Besides that, biophysical data analysis and agricultural potential data will be carried out. The results of the study based on the concept of land use in Ratahan Subdistrict, East Ratahan and Pasan results of agroecological zone maps using GIS obtained 32 zones from the results of analysis of soil type and slope data and climate type. The results of the analysis of the allocation in accordance with the conditions of land use (land cover) as well as the output of the map of Southeast Minahasa Regency RTRW space map in 2013, the agroecological zone can be divided into two main uses, namely protected zone and cultivation zone. In protected areas recommended in protected forests, water catchment areas, river borders and lake bordersaround the springs. Whereas in the cultivation area it is recommended to use land for agroforesty, rice fields, settlements, mixed farming, conservation settlements, plantations and production forest.*eprm*
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Prakoso, Hardi, Warnoto Warnoto, and Putra Karyadi. "Pengaruh Lama Pemadaman Sumber Pemanas Mesin Tetas terhadap Performa Penetasan Telur Ayam." Jurnal Sain Peternakan Indonesia 7, no. 2 (December 26, 2012): 69–80. http://dx.doi.org/10.31186/jspi.id.7.2.69-80.

Full text
Abstract:
ABSTRAKPenggunaan mesin tetas skala kecil untuk penetasan telur ayam masih dihadapkan pada masalah rendahnya daya tetas dikarenakan salah satu kendala yaitu matinya sumber pemanas dengan lampu listrik ketika proses penetasan dilakukan. Berkaitan dengan masalah tersebut perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh lama pemadaman sumber pemanas terhadap daya tetas telur ayam. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh pemadaman sumber panas mesin tetas terhadap performa penetasan telur ayam. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Desember 2011 – 28 Februari 2012 di Kota Bengkulu dengan menggunakan 360 butir telur hasil persilangan ayam jantan kampung dan ras petelur. Penelitian terdiri 3 perlakuan pemadaman sumber pemanas dan setiap perlakuan terdiri 12 ulangan. Setiap ulangan terdiri 10 butir telur sehingga setiap perlakuan terdiri atas 120 butir telur. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAKL) dengan mesin tetas sebagai kelompok. Apabila hasil ANOVA berbeda nyata diuji lanjut dengan DMRT. Suhu dan kelembapan di analisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan lama pemadaman sumber pemanas 0, 2 dan 4 jam masing-masing rataan suhu mesin tetas 390C, 34.100C dan 34.350C. Rataan kelembapan 60%, 74.83% dan 74.84%. Rataan daya tetas telur 76.53% , 60.86% dan 47.97%. rataan bobot tetas 41.54 g, 39.48 g dan 40.49 g. Rataan kematian embrio 23.48%, 39.14% dan 52.03%. Rataan waktu menetas 467.05 jam, 487.36 jam dan 492.13 jam. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lama pemadaman sember panas menurunan daya tetas dan menambah lama waktu menetas serta menaikkan persentase kematian embrio akan tetapi tidak mempengaruhi bobot tetas.Kata kunci : lampu mati, ayam persilangan, daya tetas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Karina, Rahmadia Maudy Putri, and Rinitami Njatrijani. "PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK MEREK DAGANG IKEA ATAS PENGHAPUSAN MEREK DAGANG." Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia 1, no. 2 (May 29, 2019): 194–212. http://dx.doi.org/10.14710/jphi.v1i2.194-212.

Full text
Abstract:
Kasus sengketa merek yang ramai dibicarakan di Indonesia adalah kasus antara PT Inter IKEA System BV Swedia VS PT Ratania Khatulistiwa. Adanya sengketa tersebut menyebabkan PT Ratania Khatulistiwa mengajukan gugatan penghapusan merek IKEA atas produk barang kelas 20 dan 21 yang dimiliki oleh PT Inter IKEA System BV Swedia dikarenakan merek tersebut tidak digunakan dan tidak terlihat dipasaran dalam kurun waktu 3 tahun berturut-turut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kapan PT Inter IKEA System BV Swedia kehilangan hak atas mereknya dan untuk mengetahui perlindungan hukum bagi pemegang hak merek dagang IKEA. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah yuridis normatif, yaitu menggunakan bahan kepustakaan sebagai data utama. Hasil dari penelitian ini adalah merek IKEA milik PT Inter IKEA System BV Swedia dinyatakan telah dihapus setelah Mahkamah Agung RI mengeluarkan Putusan Nomor 264/K/PDT.Sus-HKI/2015. PT Ratania Khatulistiwa memperoleh perlindungan hukum dari perbuatan hukum pendaftaran merek IKEA yang didaftarkannya di Direktorat Jenderal HKI, serta berdasarkan hukum PT Ratania Khatulistiwa dapat menjadi pihak ketiga yang diizinkan untuk mengajukan permohonan penghapusan merek IKEA yang tidak digunakan oleh PT Inter IKEA System BV Swedia, walaupun PT Ratania Khatulistiwa bukan merupakan pendaftar pertama atas merek IKEA tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Rangkang, Jenita R. C., Theo Mautang, and Achmad Paturusi. "HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PT CAHAYA NATAAN DI RATAHAN 2020." PHYSICAL: Jurnal Ilmu Kesehatan Olahraga 2, no. 1 (June 30, 2021): 123–30. http://dx.doi.org/10.53682/pj.v2i1.1128.

Full text
Abstract:
Penyebab kecelakaan ditempat kerja biasanya terjadi karena kurangnya memperhatikan pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja. Menurut penelitian di Indonesia kecelakan kerja 80 – 85% disebabkan oleh program keselamatan dan kesehatan kerha yang kurang. Tujuan pada penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara program keselamatan dan kesehatan kerja dengan terjadinta kecelakaan kerja pada PT. Cahaya Nataan di Ratahan, penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Populasi yaitu seluruh kariawan di PT. Cahaya Nataan di Ratahan yang berjumlah 15 orang. Sampel yang diteliti sebanyak 15 masyarkat, diambil dengan menggunakan metode total sampling pada PT. Cahaya Nataan di Ratahan. Penilaian pelaksanaan program k3 dan kecelaakaan kerja menggunakan kuesioner. Hasil uji korelasi dengan uji statistic spearman antara pengetahuan dengan pencegahan pada PT. Cahaya Nataan di Ratahan terdapat hubungan yang signifikan dengan nilai p-value = 0,005 (p-value ≤0,05) dan koefisien korelasi r =0,769 atau korelasi dengan arah hubungan positif (+). Kesimpulan terdapat hubungan antara hubungan program keselamatan dan kesehatan kerja dengan terjadinta kecelakaan kerja pada PT. Cahaya Nataan di Ratahan yaitu semakin kurang pelaksanan program k3 maka akan semakin banyak kejadian kecelakaan kerja. Berdasarkan penelitian ini disarankan sebaiknya diberikan pengetahuan kepada kariawan tentang pelaksanaan K3.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Soto Blanco, Roberto, and Sergio Abarca Monge. "Emisión de metano entérico en ganado Brahman en el trópico de Costa Rica." Alcances Tecnológicos 12, no. 2 (February 1, 2019): 17–26. http://dx.doi.org/10.35486/at.v12i2.87.

Full text
Abstract:
En Costa Rica laproducción bovina es la más difundida de las actividades agropecuarias, con la mayor área en uso agrícola bajocobertura de pastizales (INEC 2014). Se realizaron dos experimentos para medir la emisión de metano de lafermentación entérica de bovinos cebú en la Estación Experimental Los Diamantes (EELD) del Instituto Nacionalde Innovación y Transferencia en Tecnología Agropecuaria (INTA), entre noviembre de 2015 y febrero de 2017 enuna zona de vida de Bosque Muy Húmedo Tropical Basal Holdridge (1978). El primero fue con vacas cebú adultasde la raza Brahman pastoreando Ratana (Ischaemum indicum); el segundo con machos Brahman en crecimientoen pasturas de Cayman híbrido (Hernández et al. 2014) en Pastoreo Racional Voisin con 42 días de rebrote. Enel caso de los machos la carga animal durante la evaluación inició con 1,67 y finalizó con 2,47 UA ha-1 año-1. Losfactores de conversión fueron 6,1% y 4,6% de EB a metano y las emisiones en relación con el consumo de MSfueron de 20,0 y 14,5 g CH4/kg MS para vacas en Ratana y machos en Cayman respectivamente.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Sperveslage, Gunnar. "Die Stele Ramses’ II. von Tell er-Rataba und die vermeintlichen Städte der Shasu*." Journal of Egyptian History 4, no. 1 (2011): 118–28. http://dx.doi.org/10.1163/187416611x580732.

Full text
Abstract:
AbstractConventional research has credited the Shasu beduins with an urban lifestyle. However, this view is based on a single piece of evidence, a stele of Ramses II from Tell er-Rataba. As the corrrect interpretation is of considerable relevance for neighbouring disciplines of Egyptology, the present article proposes a reassessment of the pertinent text passage.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

I P. G. G., Adnyana, I. G. Mahardika, and I. W. Sukanata. "PERBANDINGAN DUA SISTEM KEMITRAAN AYAM BROILER PADA KANDANG CLOSED HOUSE." Jurnal Peternakan Tropika 8, no. 2 (July 13, 2020): 396. http://dx.doi.org/10.24843/jpt.2020.v08.i02.p14.

Full text
Abstract:
Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbandingan dua sistem kemitraan ayam broiler pada kandang closed house yang dilaksanakan selama 2 bulan dari bulan Oktober sampai dengan bulan November 2019. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, deplesi, Feed convertion ratio (FCR), Indeks performa (IP), kontrak sistem A dan sistem B. Penelitian menggunakan data selama 7 periode pemeliharaan. Data penelitian dianalisis secara deskriptif pada aspek pola kemitraan dari sitem A dan B serta performa produksi. Hasil penelitian ini menunjukkan sistem A dan B sama-sama menerapkan kemitraan inti plasma dan terdapat perbedaan pada pemberian bonus, sistem A memberikan bonus FCR, deplesi dan IP sedangkan sistem B memberikan bonus FCR dan harga pasar. Hasil penelitian ini juga menunjukan bobot rata-rata ayam pada umur 29 hari sebesar 1,317 kg/ekor, rataan pertambahan bobot badan 1,278 kg/ekor, rataan konsumsi rasum 1,920 kg/ekor, rataan nilai FCR 1,488, rataan tingkat deplesi 2,276 dan rataan indeks performa ayam broiler sebesar 297,490. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem A dan sistem B memiliki perbedaan pada sistem pembagian bonus serta rata-rata performa produksi dari 7 periode pemeliharaan masih di bawah standar sistem A dan sistem B. Kata kunci: sistem kemitraan, ayam broiler, closed house
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Sandag, Agnes Mariana Veronica, Charles E. Mongi, and Mans L. Mananohas. "Pengelompokan Sekolah Menegah Atas (SMA) di Kabupaten Minahasa Tenggara Berdasarkan Stadar Kompetensi Lulusan Tahun 2018 Menggunakan Analisis Gerombol." d'CARTESIAN 9, no. 2 (January 2, 2021): 113. http://dx.doi.org/10.35799/dc.9.2.2020.28755.

Full text
Abstract:
Standar Nasional Pendidikan merupakan sistem pendidikan yang diterapkan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk Mengelompokan Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Minahasa Tenggara berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Sampel yang diambil adalah 8 Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Minahasa Tenggara. Pengambilan sampel menggunakan Purposive Random Sampling untuk menetukan sekolah-sekolah yang dijadikan sampel. Penelitian ini dilakuan pada bulan April-Juni 2019. Metode yang digunakan adalah Analisis Komponen Utama dan Analisis Gerombol. Hasil Analisis komponen Utama yaitu KU1,KU2 , dan KU3 yang mewkaili 86,5% dari total variabel dan terbentuk 3 kelompok Sekolah Menengah Atas dengan Menggunakan Analisis Gerombol. Gerombol pertama terdiri dari 6 SMA yaitu SMA N 1 Ratahan, SMA SMA N 1 Tombatu, SMA N 1 Belang, SMA N 1 Pusomaen, SMAAdvent Ratahan, dan SMA N 1 Ratahan TImur. Gerombol kedua terdiri dari 1 SMA yaitu SMA 1 Toluaan. Gerombol ketiga terdiri dari 1 SMA yaitu SMA N 2 Ratahan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Laurand, Valéry. "L’enfance chez les stoïciens. L’histoire d’un ratage." Archives de Philosophie 80, no. 4 (2017): 677. http://dx.doi.org/10.3917/aphi.804.0677.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Vassilkov, Yaroslav. "The Mah?abh?rata's typological definition reconsidered." Indo-Iranian Journal 38, no. 3 (July 1995): 249–56. http://dx.doi.org/10.1007/bf00890575.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Sawel, Ariny Irma, Agustinus Lomboan, Jantje Paath, and Jouke Manopo. "PENAMPILAN REPRODUKSI TERNAK SAPI POTONG YANG DI INSEMINASI BUATAN DI KECAMATAN TOMBATU UTARA DAN KECAMATAN RATAHAN." ZOOTEC 39, no. 2 (July 31, 2019): 394. http://dx.doi.org/10.35792/zot.39.2.2019.25703.

Full text
Abstract:
REPRODUCTIVE PERFORMANCE BEEF CATTLE OF ARTIFICIAL INSEMINATION IN THE DISTRICT OF NORTH TOMBATU AND SUB DISTRICT OF RATAHAN. The porpose of this study to know appearance of reproduction beef cattle artificial insemination in the northern Tombatu District and the Sub District of Ratahan in the Southeast Minahasa Regency. Research the everage valve standard deviation and coefficient of diversity. Based on research results that service preconception 1.25-1.30, conception rate 70-75%, calving interval 366.4-377.55 and length of pregnancy 279.25-281.1 day. It can be colcluded that the reproductive performance of artificial insemination beef cattle in North Tombatu and Ratahan Districts already quite good. Keywords: Reproduction, beef cattle, artificial insemination
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Mehta, Manish, D. P. Dobhal, and M. P. S. Bisht. "Change of Tipra Glacier in the Garhwal Himalaya, India, between 1962 and 2008." Progress in Physical Geography: Earth and Environment 35, no. 6 (June 30, 2011): 721–38. http://dx.doi.org/10.1177/0309133311411760.

Full text
Abstract:
Systematic observations of Himalayan glaciers over the last few decades provide reliable indications of continuous shrinkage of most of the glaciers. Changes in mass, volume, area and length of glaciers are reported, but an up-to-date regional assessment of glacier changes is lacking. In the present study, satellite data, maps and ground-based measurements have been used to obtain the snout retreat and surface changes of the Tipra Glacier in the Alaknanda river basin of the Garhwal Himalaya for the period 1962–2008. The study reveals that a large part of the glacier has been detached from the main trunk and separated into the Tipra (7.5 km2) and Rataban (7.4 km2) Glaciers as it had one outlet (snout) in 1987. Between 1962 and 2002 estimated surface area reduced by ~18% and snout retreat was ~535 m with an average rate of 13.4 m a−1. Measurement of snout positions of the Tipra and Rataban Glaciers from 2002 to 2008 indicates an enhanced annual retreat of 21.3 and 21.2 m a−1, respectively. Total frontal area vacated during this period was calculated to be 0.084 km2 for Tipra Glacier and 0.028 km2 for Rataban Glacier. The estimated Equilibrium Line Altitude (ELA) rise was 76 m for the Tipra Glacier and 57 m for the Rataban Glacier. Accumulation Area Ratio (AAR) was calculated as 0.47 for the Tipra Glacier and 0.49 for the Rataban Glacier, during the study period. The observations compared with the other studies carried out in the region show a significant reduction in glacier areas. The increased retreat rate of glacier snouts is probably a direct consequence of global warming. The present snouts of the Tipra and Rataban Glaciers are located at altitudes of 3865 and 4120 m, respectively.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Sio, Aristo Kurniawan, Oktovianus Rafael Nahak, and Agustinus Agung Dethan. "Perbandingan Penggunaan Dua Jenis Ransum terhadap Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH), Konsumsi Ransum dan Konversi Ransum Ayam Broiler." JAS 1, no. 01 (January 18, 2016): 1–3. http://dx.doi.org/10.32938/ja.v1i01.28.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan membandingkan kualitas ransum yang dibuat sendiri dengan ransum konvensional terhadap penampilan (PBBH ), konsumsi ransum, dan konversi ransum ayam broiler, dilaksanakan di kandang peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Timor, Kabupaten Timor Tengah Utara selama 1 (satu) bulan lebih berlangsung dari tanggal 17 Februari sampai dengan 24 Maret 2015. Masing-masing ransum di berikan pada ayam Broiler dari umur 0-35 hari atau 5 minggu dengan melihat penampilan ayam broiler dan PBBH. Jumlah ayam broiler yang digunakan sebanyak 80 ekor. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan ransum buatan memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertambahan bobot badan, konsumsi dan konversi ransum. Bobot badan akhir umur 35 hari pada perlakuan ransum buatan dengan rataan pada kisaran 184,58-223,15 gram/ekor; dengan rata- rata akhir 205,39 gram/ekor lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan ransum konvensional yang menghasilkan kisaran rataan 181,88-209,91 gram/ekor; dengan rata-rata 194,62 gram/ekor. Konsumsi ransum selama 35 hari pada perlakuan ransum buatan pada kisaran rataan 629,39-658,78 gram/ekor, dengan rata-rata 640,43 gram/ekor, lebih rendah dibandingkan pada perlakuan ransum konvensional yang menghasilkan rataan 695,15-728,48, dengan rata-rata 713,81 gram/ekor. Konversi ransum pada perlakuan ransum buatan berada pada kisaran ratan 2,81-3,48 gram/ekor, dengan rata- rata konversi ransum 3,12 gram, lebih baik dibandingkan pada perlakuan ransum konvensional yang menghasilkan kisaraan rataan 3,08-3,88 gram/ekor, dengan rata-rata konversi 3,67 gram. ©2016 dipublikasikan oleh JAS.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Kaharuddin, Desia, Kususiyah Kususiyah, and Mulya Adi Saputra. "Performa Fase Awal Produksi pada Ayam Ketarras dan Ayam Arab Betina." Buletin Peternakan Tropis 1, no. 1 (April 25, 2020): 25–34. http://dx.doi.org/10.31186/bpt.1.1.25-34.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performa fase awal produksi pada ayam Ketarras dan ayam Arab betina. Penelitian terdiri 2 perlakuan dan 25 ulangan. Faktor jenis ayam digunakan sebagai perlakuan, yaitu : P1 = ayam Ketarras betina dan P2 = ayam Arab betina. Setiap ulangan menggunakan 1 ekor ayam, yang ditempatkan pada kandang batteray individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan umur dewasa kelamin ayam Ketarras lebih cepat dibandingkan dengan umur dewasa kelamin ayam Arab. Berat dewasa kelamin ayam Ketarras dan ayam Arab berbeda tidak nyata. Rataan berat dewasa kelamin ayam Ketarras lebih ringan dari berat dewasa kelamin ayam Arab. Rataan berat telur pertama ayam Ketarras dan ayam Arab nyata lebih tinggi. Konsumsi ransum kumulatif ayam Ketarras nyata lebih tinggi dari Arab. Rataan produksi telur selama penelitian ayam Ketarras nyata lebih tinggi dari ayam Arab. Rataan berat telur kumulatif pada ayam Ketarras nyata lebih tinggi dari ayam Arab berbeda nyata lebih tinggi. Berat telur pada ayam Ketarras lebih tinggi dibandingkan. Nilai konversi ransum awal pada masing-masing jenis ayam relatif lebih tinggi, untuk selanjutnya konversi ransum cenderung menurun diakhir penelitian ayam Ketarras dan ayam Arab. Warna kerabang telur ayam Ketarras 92,65% berwarna putih kecoklatan. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dewasa kelamin ayam Ketarras lebih cepat, dengan berat dewasa kelamin lebih ringan, berat telur pertama lebih berat, konsumsi ransum tidak berbeda nyata, produksi telur lebih tinggi serta konversi ransum lebih rendah dibandingkan ayam Arab, kerabang telur ayam Ketarras 92,65% berwarna putih kecoklatan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Ajie, Dhanang, and Asep Setiawan. "Pengaruh Sumber dan Posisi Penanaman Stek terhadap Produksi Ubi Cilembu." Buletin Agrohorti 5, no. 2 (May 22, 2017): 283–92. http://dx.doi.org/10.29244/agrob.v5i2.20210.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh sumber dan posisi penanaman stek terhadap produksi ubi cilembu. Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Leuwikopo IPB mulai dari bulan Desember 2015 hingga Mei 2016. Percobaan disusun dalam rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah sumber stek, terdiri dari sumber stek yang berasal dari pucuk dan batang. Faktor kedua adalah posisi tanam, terdiri dari posisi tanam vertikal (tegak), miring 45° dan horizontal. Sumber stek yang berasal dari pucuk menghasilkan pertumbuhan tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan sumber stek yang yang berasal dari batang. Sumber stek yang berasal dari pucuk menghasilkan rataan bobot umbi total 7,87 ton ha-1 dan rataan jumlah umbi tanaman-1 1,8 umbi sementara sumber stek yang berasal dari batang menghasilkan rataan bobot umbi total 4,17 ton ha-1 dan rataan jumlah umbi tanaman-1 1,3 umbi. Stek yang ditanam dengan posisi miring 45° cenderung menghasilkan umbi berbentuk bulat dan stek yang ditanam dengan posisi vertikal (tegak) dan horizontal cenderungmenghasilkan umbi berbentuk lonjong memanjang. Terdapat korelasi positif antara jumlah cabangdenganbobot umbi total dan jumlah umbi serta terdapat juga korelasi positif antara jumlah umbidengan jumlahumbi grade A dan indeks panen.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Sitanggang, Imas Sukaesih, and Raden Fityan Hakim. "Pendeteksian Penjiplakan Kode Program C dengan Menggunakan Algoritme K-Medoids." Jurnal Ilmu Komputer dan Agri-Informatika 7, no. 2 (November 30, 2020): 74–83. http://dx.doi.org/10.29244/jika.7.2.74-83.

Full text
Abstract:
Pada era globalisasi ini, aksi penjiplakan lebih sering dan lebih mudah dilakukan, termasuk penjiplakan terhadap kode program. Pendeteksian manual terhadap aksi penjiplakan memakan banyak waktu maupun tenaga. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem yang dapat membantu proses pendeteksian. Pendeteksian dapat dilakukan dengan mengelompokkan kode-kode program yang mirip berdasarkan struktur kode program. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan algoritme K-Medoids pada 4 buah dataset kode program C dan menganalisis hasil pengelompokan yang diperoleh. Hasil percobaan menunjukkan bahwa clustering terbaik pada dataset 1 (Kondisi If-Else dan Pengulangan While) diperoleh pada k (jumlah cluster) 10 dengan rataan dissimilarity 2.655, dimana 18.9% tugas mahasiswa memiliki kelompok yang sama. Pada dataset 2 (Pengulangan While), clustering terbaik diperoleh pada k = 9 dengan rataan dissimilarity 2.227, dimana 32.6% tugas mahasiswa memiliki kelompok yang sama. Untuk dataset 3 (Pengulangan For Bersarang dan Kondisi If), tugas mahasiswa terbagi menjadi dua buah cluster dengan rataan dissimilarity 0.719, dimana 87% tugas mahasiswa berada pada cluster yang sama. Hasil clustering terbaik pada dataset 4 (Kondisi If-Else dan Pengulangan For) diperoleh pada k = 6 dengan rataan dissimilarity 3.199, dimana 61% tugas mahasiswa berada pada kelompok yang sama. Kata Kunci: clustering, K-medoids, N-gram, pendeteksian penjiplakan, program C.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Fahmi, Arizal. "TINGKAT KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DI MADRASAH ALIYAH." Pedagogik : Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh 7, no. 2 (October 31, 2020): 206–16. http://dx.doi.org/10.37598/pjpp.v7i2.809.

Full text
Abstract:
Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan tingkat pemahaman konsep matematis dan kreatif siswa dalam memecahkan masalah matematika setelah mengikuti pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian semi eksperimen dengan populasi penelitian adalah siswa kelas X MAN 2 Pidie Jaya, kemudian secara acak dipilih dua kelas dari tiga kelas. Instrumen yang digunakan terdiri dari tes kemampuan pemahaman konsep matematis dan kemampuan kreatif. Instrumen tersebut dinyatakan telah memenuhi syarat validitas isi, serta koefisien reliabilitas sebesar 0,952 berturut-turut untuk kemampuan pemahaman konsep matematis dan kreatif. Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian diperoleh bahwa: (1) tingkat kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw rata-ratanya adalah 72,15, sedangkan dengan pembelajaran konvensional rata-ratanya adalah 46,34. Jika ditinjau ketuntasan secara klasikal nilai kemampuan pemahaman konsep matematis minimal kategori cukup pada kelas kontrol sebesar 5%, sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 85%. (2) tingkat kemampuan kreatif dalam pemecahan masalah matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw rata-ratanya adalah 50,25 sedangkan dengan pembelajaran konvensional rata-ratanya adalah 44,09. Jika ditinjau ketuntasan secara klasikal nilai kemampuan kreatif dalam pemecahan masalah minimal kategori cukup pada kelas kontrol hanya sebesar 0,00%, sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 10%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Ilmawati, Musdalifah Mahmud, and Syamsinar. "Motivasi Peternak Dalam Mengikuti Program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS)." Tarjih : Agribusiness Development Journal 1, no. 01 (June 22, 2021): 18–25. http://dx.doi.org/10.47030/agribisnis.v1i01.49.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana pelaksanaan program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) (2) motivasi peternak terhadap program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) dan (3) Faktor Internal dan eksternal apa saja yang berhubungan dengan motivasi peternak pada program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) di Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tellilimpoe, Kabupaten Sinjai. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dan wawancara menggunakan kuisioner terhadap 41 responden/peternak yang dipilih secara acak sederhana. Data dianalisis dengan analisis statistik deskriptif berupa frekuensi, persentase, median, rataan skor dan total rataan skor. Data mengenai hubungan antara peubah dianalisis dengan menggunakan uji korelasi rank Spearman.Hasil Penelitian menunjukkan, pelaksanaan Program Asuransi usaha Ternak Sapi (AUTS) di Kecamatan Tellulimpoe berjalan dengan baik yang ditandai jumlah peserta (sapi) terbanyak di Kabupaten Sinjai yang berjumlah 992 pada Tahun 2017. terjadi peningkatan sebesar 164 peserta setiap tahunnya. Motivasi Peternak terhadap Program AUTS didasari atas keinginan untuk memenuhi kebutuhan dasar dengan nilai rataan skor responden sebesar 2,33 (tergolong sedang), kebutuhan berhubungan sosial dengan nilai rataan skor responden sebesar 2,68 (tergolong tinggi), dan pengembangan usaha dengan nilai rataan skor responden sebesar 2,95 (tergolong tinggi). Faktor internal peternak yang mempunyai hubungan cukup dengan motivasi peternak dalam mengikuti program AUTS adalah hubungan aspek sosial dengan umur responden (r = 0,545), hubungan aspek kebutuhan dasar dengan jumlah tanggungan keluarga (r = 0,675) dan hubungan aspek pengembangan usaha dengan tingkat Pendidikan (r = 0,705). Sedangkan Faktor eksternal yang mempunyai hubungan kuat dengan motivasi peternak mengikuti program AUTS adalah aspek kebutuhan dasar (0,601) dan pengembangan usaha (0,580) adalah factor pasar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Purwanto, Chandra, Djoni Hatidja, and Marline Paendong. "Pemetaan SMA/SMK Di Kabupaten Minahasa Tenggara Berdasarkan Empat Indikator Standar Nasional Pendidikan Dengan Menggunakan Analisis Biplot." d'CARTESIAN 4, no. 1 (February 10, 2015): 34. http://dx.doi.org/10.35799/dc.4.1.2015.7533.

Full text
Abstract:
Analisis Biplot merupakan Analisis statistika deskriptif dimensi ganda yang menyajikan secara simultan n objek pengamatan dan p peubah dalam suatu grafik pada suatu bidang dua dimensi, sehingga ciri-ciri dan posisi relatif peubah tersebut dapat dianalisis.Tujuan penelitian ini adalah: 1) mendeskripsikan karakteristik/mutu dari SMA/SMK di Kabupaten Minahasa Tenggara berdasarkan empat indikator standar nasional pendidikan, yaitu: Standar Isi, Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, dan Standar Pengelolaan; 2) melakukan pemetaan, baik keunggulan maupun kekurangan dari SMA/SMK di Kabupaten Minahasa Tenggara berdasarkan indikator standar Nasional Pendidikan dengan menggunakan Analisis Biplot. Data Penelitian ini diperoleh dari populasi 15 SMA/SMK di Kabupaten Minahasa Tenggara sebagai Objek yang diamati. Peubah yang digunakan adalah Peubah Standar Isi, Peubah Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Peubah Standar Sarana dan Prasarana, dan Peubah Standar Pengelolaan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak statistika. Hasilnya menunjukkan bahwa SMA/SMK yang dikategorikan memiliki keunggulan terhadap keempat indikator standar nasional pendidikan adalah SMA Negeri 1 Ratahan, SMK Negeri 1 Ratahan, SMK Negeri 1 Pusomaen, SMA Negeri 1 Touluaan, SMK Negeri 1 Touluaan, SMA Negeri 1 Tombatu, SMK Kristen Tombatu, SMA Negeri 1 Belang. Sedangkan SMA/SMK yang dikategorikan memiliki standar yang kurang unggul terhadap dua indikator standar nasional pendidikan (Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dan Standar Sarana dan Prasarana) adalah SMA Negeri 2 Ratahan, SMA Advent Ratahan, SMA Negeri 1 Pusomaen, SMA Kristen Ratatotok, SMA Muhammadiyah Ratatotok, SMK Muhammadiyah Ratatotok, SMK Nasional Molompar.Sekolah yang dikatakan unggul pada jumlah dan luas ruang kelas, jumlah LCD juga jumlah buku dalam perpustakaan adalah SMK N 1 Ratahan. Kata kunci: Analisis Biplot, Standar Nasional Pendidikan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Purwandatama, Rizqi Waladi, Suryanti, and Churun Ain. "KELIMPAHAN BULU BABI (SEA URCHIN) PADA KARANG MASSIVE DAN BRANCHING DI DAERAH RATAAN DAN TUBIR DI LEGON BOYO, PULAU KARIMUNJAWA, TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA." Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) 3, no. 1 (January 29, 2013): 17–26. http://dx.doi.org/10.14710/marj.v3i1.4282.

Full text
Abstract:
Bulu babi (sea urchin) merupakan spesies kunci bagi ekosistem terumbu karang. Menurunnya populasi bulu babi diduga akan menyebabkan matinya terumbu karang karena populasi mikroalga akan meningkat dengan drastis sehingga mikroalga akan mendominasi menutupi karang. Oleh sebab itu, dengan mengamati kelimpahan bulu babi, persentase penutupan karang, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan bulu babi dapat diketahui apakah perairan tersebut masih stabil atau telah rusak sehingga keseimbangan ekosistem di wilayah perairan tersebut dapat terjaga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan bulu babi (sea urchin) pada karang massive dan branching di daerah rataan terumbu karang dan tubir di Legon Boyo, Pulau Karimunjawa, Balai Taman Nasional Karimunjawa. Metode sampling yang digunakan dalam pengambilan data penutupan karang adalah line transek. Adapun pengambilan data kelimpahan bulu babi menggunakan kuadran transek yang berukuran 1 x 1 m. Penelitian ini dilakukan pada dua lokasi yaitu stasiun A (rataan terumbu) dan stasiun B (tubir). Panjang line transek adalah 50 meter yang di letakkan sejajar garis pantai, transek yang digunakan di daerah rataan terumbu sebanyak 3 line dan daerah tubir sebanyak 3 line. Jarak antara line di masing-masing lokasi sampling 5 m. Nilai persentase penutupan karang hidup di daerah rataan terumbu sebesar 66,36 %. Sedangkan nilai persentase penutupan karang hidup di tubir sebesar 73,00 %. Nilai tersebut termasuk dalam kategori baik. Pada rataan terumbu didapatkan kelimpahan individu bulu babi sebanyak 426 ind/150 m2, Sedangkan untuk kelimpahan individu bulu babi pada tubir yaitu sebanyak 193 ind/150 m2. Nilai signifikasi uji Independent T Test yang didapat adalah 0,008 sehingga 0,008 ≤ 0,05. Ini berarti H1 diterima yang berarti terdapat perbedaan pada jumlah bulu babi pada karang massive dan karang branching.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

ALhakeem, Naseem Sh, Medhat E. Nasser, and Ghazi H. AL-Sharaa. "3D Geological Modeling for Yamama Reservoir in Subba, Luhias and Ratawi Oil Fields, South of Iraq." Iraqi Journal of Science 60, no. 5 (May 26, 2019): 1023–36. http://dx.doi.org/10.24996/ijs.2019.60.5.12.

Full text
Abstract:
3D geological model for each reservoir unit comprising the Yamama Formation revealed to that the formation is composed of alternating reservoirs and barriers. In Subba and Luhais fields the formation began with barrier YB-1 and four more barriers (YB-2, YB-3, YB-4, YB-5), separated five reservoirs (YR-A, YR-B, YR-C, YR-D, YR-E) ranging in thickness from 70 to 80 m for each of them deposited by five sedimentary cycles. In the Ratawi field the formation was divided into three reservoir units (YR-A, YR-B, and YR-C) separated by two barrier units (YB-2 and YB-3), the first cycle is missing in Ratawi field. The study involves 1 well in Luhais field (Lu-12), 3 wells in Subba field (Su-7, Su-8, and Su-9), and 5 wells in Ratawi field (Rt-3, Rt-4, Rt-5, Rt-6 and Rt-7), the Luhais, Subba, and Ratawi fields located in the Mesopotamia zone (Zubair subzone). The reservoir units (YR-C and YR-D) in Subba oil field, and YR-B in Ratawi oil field represent the major reservoir units that characterized by the best Petrophysical properties (the highest porosity, the lowest water saturation, and the best Net Pay Thickness), Luhais oil field has poor to moderate Petrophysical properties and low oil bearing in YR-A, YR-B and YR-C units, and produce heavy oil and salt water from YR-D and YR-E as indicated by low resistivity log reading, and according to the Drill Steam Test (DST) with the description of cutting in final geological reports.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

OKUYUCU, Ali, Abdulkerim BEDİR, and Zeliha Cansel ÖZMEN. "RATLARDA ROZİGLİTAZON’UN TELOMER DİNAMİĞİNE ETKİSİNİN MOLEKÜLER YÖNTEMLERLE ARAŞTIRILMASI." Journal of Experimental and Clinical Medicine 28, no. 4 (December 30, 2011): 162–67. http://dx.doi.org/10.5835/jecm.omu.28.04.008.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Erekli, Özlem, and Kenan Çınar. "Ratlarda Kardiyak Mastositlerinin İstatistiksel Olarak Dağılımı ve Heterejonitesi." Uludağ Üniversitesi Veteriner Fakültesi Dergisi 34, no. 1-2 (December 12, 2015): 25–33. http://dx.doi.org/10.30782/uluvfd.393183.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Habibie, Nouval, Akbar Rizki, and Pika Silvianti. "Penggerombolan Hasil Ujian Nasional Menggunakan K-Rataan Samar." Xplore: Journal of Statistics 10, no. 1 (December 24, 2020): 41–54. http://dx.doi.org/10.29244/xplore.v10i1.365.

Full text
Abstract:
National examination scores can be a basis for the government to make a mapping of education quality in order to increase it. The mapping can be done by using fuzzy cluster analysis. The objective of this experiment is to cluster districts/cities in Indonesia based on national examination score in natural and social science in 2014/2015 until 2017/2018 school year by using the fuzzy c-means method. The evaluation criteria that will be used are the standard deviation ratio, silhouette coefficient, and Xie Beni index. The best cluster size is two clusters, A and B. The clustering result shows cluster A has a higher mean from each subject than cluster B. Therefore, cluster A will be categorized as good, whereas cluster B as bad. The proportion of districts/cities that belong to cluster A decreased each year. The final cluster result can be determined by the mean of its degree of membership from those four school years. The analysis results show that the distribution of education quality is dominated in Java Island and squatter cities. East Nusa Tenggara, West Sulawesi, Central Sulawesi, and North Kalimantan don’t have any districts/cities belong to cluster A.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Emre; YILMAZ, KAYA. "Ratlarda siklofosfamidin sebep olduğu kardiyotoksisitede propolisin koruyucu rolü." Ankara Üniversitesi Veteriner Fakültesi Dergisi 66, no. 1 (2019): 13–20. http://dx.doi.org/10.1501/vetfak_0000002882.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography