To see the other types of publications on this topic, follow the link: Rotari.

Journal articles on the topic 'Rotari'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Rotari.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Hakim, Fiqri Muhamad, I. Wayan Tika, and Pande Ketut Diah Kencana. "Efisiensi Kinerja Traktor dengan Bajak Rotari untuk Pengolahan Tanah Tahap Pertama pada Subak di Kabupaten Tabanan." Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) 11, no. 2 (2022): 364. http://dx.doi.org/10.24843/jbeta.2023.v11.i02.p14.

Full text
Abstract:
Abstrak
 Efisiensi kinerja merupakan perbandingan antara kapasitas kerja aktual dengan kapasitas kerja teoritis yang dinyatakan dalam persen (%). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi kinerja traktor rotari untuk pengolahan tanah tahap pertama pada subak di Kabupaten Tabanan dan menjadi data acuan untuk penelitian selanjutnya. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dimana pengambilan data dilakukan melalui survei, wawancara dan pengukuran langsung dilapangan yang disajikan secara deskriptif. Spesifikasi traktor rotari yang digunakan adalah traktor rotari dengan daya 10,5 pk dan beberapa batasan yang diterapkan seperti kondisi traktor dianggap serupa, kemampuan operator dianggap serupa, kemiringan lahan dianggap seragam, air untuk pengolahan tanah cukup dan hanya pengolahan tanah tahap pertama. Parameter yang diuji pada penelitian ini adalah kapasitas kerja aktual, kapasitas kerja teoritis, dan efisiensi kinerja traktor rotari. Hasil penelitian menunjukkan kapasitas kerja aktual sebesar 0,089 ha/jam, kapasitas kerja teoritis sebesar 0,155 ha/jam, dan efisiensi kinerja sebesar 57,091%.
 Abstract
 Performance efficiency is the ratio between actual working capacity and theoretical working capacity expressed in percent (%). The purpose of this study was to determine the efficiency of the performance of a rotary tractor for the first stage of tillage in subak in Tabanan Regency and become reference data for further research. The research method uses descriptive quantitative methods where data collection is carried out through surveys, interviews and direct measurements in the field which are presented descriptively. The specification of the rotary tractor used is a rotary tractor with a power of 10.5 hp and some limitations are applied such as the condition of the tractor is considered similar, the operator's ability is considered similar, the slope of the land is considered uniform, sufficient water for tillage and only the first stage of tillage. The parameters tested in this study were actual working capacity, theoretical working capacity, and efficiency of rotary tractor performance. The results showed the actual working capacity of 0.089 ha/hour, theoretical working capacity of 0.155 ha/hour, and performance efficiency of 57.091%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Aman, Wilson Palelingan, Abadi Jading, and Mathelda K. Roreng. "Konstruksi Dan Kinerja Prototipe Alat Pengering Pati Sagu Tipe Rotari Bersumber Panas Biomassa." Agritechnology 1, no. 1 (2019): 23. http://dx.doi.org/10.51310/agritechnology.v1i1.7.

Full text
Abstract:
Penelitian mengenai pengeringan pati sagu menggunakan alat pengering tipe rotari dengan sumber panas pengering berasal dari pembakaran biomassa melalui tungku telah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang prototipe alat pengeringan pati tipe rotari (rotary dryer) dengan panas pengering bersumber dari tungku pembakaran biomass, menguji kinerja alat pengering dan untuk mengetahui mengetahui sifat-sifat fisikokimia pati hasil pengeringan. Penelitian ini dilakukan dengan metode perancangan dan eksperimen. Hasil dari penelitian ini adalah berupa prototipe alat pengering pati tipe rotari dengan sumber panas pengering dari biomassa hasil pembakaran. Dimensi prototipe alat pengering yang dihasilkan adalah Diameter 0,5 m, Panjang 4 meter, dengan kapasitas 100-200 kg per proses. Kisaran suhu tungku pembakaran sebesar 219oC - 589oC, suhu pada bagian masukan sebesar 42 oC-52 oC dan suhu pada bagian keluaran alat berkisar 33oC-35 oC. Hasil pengukuran awal kadar air pati yang dihasilkan dalam proses pengeringan selama 2 jam adalah 16-18% basis basah. Kandungan amilosa dan amilopektin bervariasi pada kadar air pati yang berbeda. Kandungan Amilosa pati hasil penelitian berkisar 16,32-18,15%, sedangkan amilopektin berkisar 77,77-84,63%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Kahar, Kahar. "Desain Mesin Pemotong Rumput Tipe Rotari Dengan Mesin Penggerak Motor Listrik." Jurnal Pertanian Terpadu 6, no. 2 (2018): 76–87. http://dx.doi.org/10.36084/jpt..v6i2.169.

Full text
Abstract:
Mesin pemotong rumput tipe rotari adalah pemotong rumput yang memotong berdasarkan benturan (impact) pisau terhadap rumput (free cutting) dengan kecepatan putaran tinggi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2017. Tujuan penelitian adalah membuat desain mesin pemotong rumput tipe rotari dengan motor penggerak motor listrik serta mengetahui efisiensi dan kebutuhan daya alat dengan metode eksperimen yaitu melakukan uji coba alat yang telah di desain sehubungan dengan rancangan structural dan rancangan funsional dan menganalisis data uji coba alat yang diperoleh untuk mengetahui efisiensi dan kebutuhan daya alat.
 Bagian alat mesin pemotong rumput tipe rotari yang dibuat terdiri dari rangka, deck, dudukan mata pisau, mata pisau, motor penggerak, dan baterai sebagai sumber arus tenaga penggerak. Kapasitas kerja lapang teoritis mesin pemotong rumput tipe rotari sebesar 0,0186 ha/jam, kapasitas kerja lapang efektif rata-rata mesin pemotong rumput tipe rotari sebesar 0,0131 ha/jam, Efisiensi kerja lapang rata-rata mesin pemotong rumput tipe rotari sebesar 70,4 %, dan daya yang dibutuhkan motor penggerak mesin pemotong rumput tipe rotari adalah sebesar 179,67 Watt.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Panggabean, Tamaria, Ari Hayati, and Arjuna Neni Triana. "Uji Kinerja Pengeringan Gabah Menggunakan Pengering Rotari Berbahan Bakar Sekam Padi." Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) 12, no. 1 (2024): 197. http://dx.doi.org/10.24843/jbeta.2024.v12.i01.p22.

Full text
Abstract:
Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kelemahan pengeringan gabah menggunakan sinar matahari atau penjemuran. Kelemahan pengeringan menggunakan sinar matahari antara lain memerlukan waktu berhari-hari dan tempat yang luas. Penelitian ini bertujuan untuk menguji mesin pengering rotari yang sudah dirancang untuk mengeringkan gabah. Metode penelitian ini adalah eksperimental yang meliputi tahap pendekatan rancangan, rancangan struktural dan rancangan fungsional, setelah itu dilakukan pengujian kinerja pengering rotari. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah alat pengering rotari yang telah dirancang dan dikonstruksi telah dapat mengeringkan gabah sebanyak 20 kg dari kadar air awal 18 % menjadi ±14,27-14,73 % bb selama 5 jam, laju pengeringan yang dihasilkan sebesar 0,65-0,75 %/jam dan energi biomassa untuk pengeringan sebesar 22680 – 23040 kal serta massa 1 kg sekam padi dapat mengeringkan 2,5 kg gabah. Abstract This research is based on the limitation of drying paddy using sun drying. The weakness of sun drying, among others, takes days and a large space. This study aims to test rotary dryers that have been designed. The method of this research was experimental which consisted of design approach, structural design and functional design, followed by the performance test. The results obtained in this study were: rotary dryers that have been designed and constructed have been able to dry paddy as much as 20 kg from the initial water content of 18 % to 14.27-14.73 % bb for 5 hours, drying rate of 0.65-0.75 %/hour and the biomass energy required for drying of 22680 - 23040 cal, and the mass of 1 kg of rice husk was able to dry 2.5 kg of paddy.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Tika, I. Wayan, Ida Ayu Gede Bintang Madrini, Sumiyati Sumiyati, Ni Nyoman Sulastri, and Mentari Kinasih. "Efisiensi Kinerja Traktor Singkal dan Rotari pada Proses Nyacahin Di Subak." Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) 12, no. 2 (2024): 351. http://dx.doi.org/10.24843/jbeta.2024.v12.i02.p17.

Full text
Abstract:
Abstrak Kegiatan pengolahan tanah di subak dapat mengurangi perkembangan tanaman pengganggu (gulma), dapat menggemburkan tanah, dan mengondisikan sifat biofisik tanah. Pengolahan tanah pada kedalaman tertentu mampu memberikan hasil yang cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Saat ini pengolahan tanah sawah pada subak di Bali umumnya menggunakan traktor tangan baik yang berkomplemen bajak singkal maupun bajak rotari. Jika menggunakan bajak singkal tahapan pengolahan tanah meliputi makal (pembalikan tanah), nyacahin (memperkecil ukuran bongkahan tanah), dan selanjutnya ngasahan (meratakan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi pengolahan tanah pada pengolahan tanah tahap kedua di subak dengan menggunakan traktor singkal dan traktor rotari. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan pengukuran kapasitas keja riil (lapangan) dari traktor yang digunakan pada saat pengolahan tanah. Beberapa asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kondisi teknis dari traktor-traktor yang digunakan, komplemen-komplemen traktor yang digunakan, dan keterampilan operator diasumsikan sama. Hasil penelitian menunjukkan kinerja teoritis dan kinerja riil diperoleh efisiensi kinerja traktor rotari pada proses nyacahin (pengolahan tanah tahap kedua) pada subak sebesar 41% dan efisiensi kinerja traktor singkal sebesar 17,8%. Salah satu penyebab rendahnya efisiensi kinerja traktor singkal pada proses nyacahin adalah olahan tanah dalam sekali lintasan mendapatkan hasil yang kurang halus, sedangkan olahan tanah dengan traktor rotari menghasilkan tanah yang halus. Topografi lahan dan ketersediaan air merupakan faktor yang juga besar pengaruhnya terhadap nilai efisiensi kinerja traktor, selain faktor alat dan operator. Abstract Land processing activities in Subak can reduce the development of weeds, loosen the soil, and condition the biophysical properties of the soil. Subak in Bali is generally processed using hand tractors (either equipped with singkal plows or rotary plows). If using a singkal plow, the stages of tillage include makal (turning the soil), nyacahin (reducing the size of the chunks of soil), and then ngasahan (leveling). This research aims to determine the efficiency of land processing in the second stage of land processing in Subak using singkal tractors and rotary tractors. This research uses the observation method and measures the real (field) working capacity of the tractor used during land processing. Some of the assumptions used in this research are that the technical condition of the tractors used, the tractor accessories used, and the operator's skills are assumed to be the same. The results showed that the performance efficiency of the rotary tractor in the nyacahin process (second stage of tillage) in Subak was 41% and the performance efficiency of the singkal tractor was 17.8%. The low-performance efficiency of single tractors in the nyacahin process causes processing the soil in one pass to produce results that are less than fine, whereas processing the soil with a rotary tractor produces fine soil. Land topography and water availability are factors that also influence the efficiency value of tractor performance, apart from equipment and operator factors.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Tika, I. Wayan, Sumiyati Sumiyati, Ni Nyoman Sulastri, Ida Ayu Gede Bintang Madrini, and Mentari Kinasih. "Efisiensi Kinerja Traktor Singkal dan Traktor Rotari pada Pengolahan Tanah di Subak." Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) 11, no. 1 (2023): 10. http://dx.doi.org/10.24843/jbeta.2023.v11.i01.p02.

Full text
Abstract:
Abstrak
 Sebelum petani Subak mengenal traktor, pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan cangkul atau bajak singkal yang ditarik oleh ternak. Pengolahan tanah dengan traktor yang dilengkapi dengan komplemen bajak singkal atau bajak rotari tidak dapat dihindari terjadinya kasus tumpang tindih (overlap) hasil pengolahan, sehingga hasil tanah olahan menjadi tidak efisien. Tumpang tindihnya hasil pengolahan tersebut terlihat dari perbedaan hasil tanah yang diolah. Berdasarkan kondisi tersebut diperlukan kajian efisiensi pengolahan tanah pada Subak dengan menggunakan traktor singkal dan traktor rotari pada pengolahan tanah tahap pertama. Efisiensi kerja traktor diukur berdasarkan perbandingan antara kerja teoritis dan kerja riil. Kerja teoritis diukur berdasarkan lebar komplemen alat olah baik bajak singkal maupun rotary serta rata-rata kecepatan gerak maju traktor saat mengolah tanah. Kerja riil diukur berdasarkan hasil kerja secara nyata di lapangan yaitu luasan lahan yang berhasil diolah dalam rentang waktu tertentu. Data kerja riil juga dikonfirmasi berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa operator traktor. Dari hasil analisis data diperoleh efisiensi kerja traktor singkal sebesar 77,3% dan traktor rotari 55,2%.
 Abstract
 Before Subak farmers were familiar with tractors, land preparation was carried out using hoes or single-handed plows pulled by cattle. Land preparation with a tractor equipped with a complementary or rotary plow cannot be avoided in cases of overlap of processing results so that the processed soil results become inefficient. The overlapping results of the processing can be seen from the differences in the results of the processed soil. Based on these conditions, it is necessary to study the efficiency of tillage in Subak using single-axle tractors and rotary tractors in the first stage of tillage. Tractor work efficiency is measured based on a comparison between theoretical work and real work. Theoretical work is measured based on the width of the complement of the tiller, both short and rotary plows, and the average speed of the tractor's advance when cultivating the land. Real work is measured based on real work results in the field, namely the area of ??land that has been successfully processed within a certain time span. Real work data was also confirmed based on the results of discussions with several tractor operators. From the results of the data analysis, it was obtained that the work efficiency of the short tractor was 77.3% and that of the rotary tractor was 55.2%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Agusman, Agusman, Fateha Fateha, Asmanah Asmanah, and Niswatin Ulya. "IDENTIFIKASI DAN PERHITUNGAN KETIDAKPASTIAN PENGUJIAN VISKOSITAS KARAGINAN MENGGUNAKAN VISKOMETER ROTARI." Jurnal Standardisasi 23, no. 3 (2021): 295. http://dx.doi.org/10.31153/js.v23i3.940.

Full text
Abstract:
<p>Viskositas merupakan salah satu karakteristik mutu karaginan yang diprasyaratkan dalam SNI Karaginan <span style="text-decoration: underline;">8391-1:2017</span>. Pada pengukuran viskositas tersebut, laboratorium uji dan laboratorium sertifikasi harus melakukan evaluasi perhitungan ketidakpastian pengukuran sesuai yang disarankan dalam SNI ISO/IEC 17025:2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk evaluasi ketidakpastian pengukuran viskositas karaginan menggunakan viskometer rotari. Pada penelitian ini, sumber ketidakpastian berhasil diidentifikasi menggunakan diagram Ishikawa (<em>cause-effect</em>), dan kontribusi dari tahapan proses terhadap ketidakpastian berhasil dihitung. Sumber ketidakpastian pada pengukuran viskositas karaginan berasal dari tahapan proses penimbangan, pengendalian dan pengukuran suhu, serta dari alat viskometer rotari. Hasil menunjukkan viskometer rotari menyumbang ketidakpastian terbesar dari tahapan lainya, yaitu sebesar 61,59% dari total ketidakpastian gabungan. Hasil perhitungan besaran ketidakpastian gabungan adalah sebesar 0,000063. Hasil uji bahan acuan sekunder yang memiliki viskositas sebesar 71,5 cP, diperoleh ketidakpastian diperluas sebesar ± 0,01 cP. pada tingkat kepercayaan 95% dan faktor cakupan 2.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

SATRIATAMA, RISNANDA, DENNY DARLIS, and PORMAN PANGARIBUAN. "Sistem Kontrol Troli Rotari sebagai Tempat Penitipan Barang Otomatis menggunakan Fuzzy Logic." ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika 8, no. 3 (2020): 575. http://dx.doi.org/10.26760/elkomika.v8i3.575.

Full text
Abstract:
ABSTRAKTroli rotari memerlukan sistem kontrol untuk mengatur rak ke posisi yang diinginkan. Penelitian ini berfokus pada sistem kontrol posisi rak menggunakan metode Fuzzy Logic Controller (FLC) dengan beban berbeda dari setiap pengguna. Masukan pada sistem kontrol FLC adalah error dan delta error dari sensor rotary encoder. Keluaran dari FLC adalah Pulse Width Modulation yang digunakan untuk mengontrol kecepatan motor DC. Hasil penelitian dari tiga variasi fungsi keanggotaan keluaran dengan beban pada satu rak, pengujian tanpa beban memiliki settling time antara 3,11 s hingga 3,24 s dan error steady state antara 3 hingga 8 counter. Pengujian dengan beban 250 g memiliki settling time antara 3,92 s hingga 8,80 s dan error steady state antara –5 counter hingga 4 counter. Sedangkan pengujian dengan beban 500 g memiliki settling time antara 4,66 s hingga 7,39 s dan error steady state antara 8 counter hingga 12 counter.Kata kunci: tempat penitipan barang, troli rotari, Fuzzy Logic Controller. ABSTRACTRotary trolley needs control system that used for rack control to the position. The research focused on rack position control system using the Fuzzy Logic Controller (FLC) method with different loads from each user. Inputs to the FLC control system are error and delta error from the rotary encoder sensor. The output of the FLC is Pulse Width Modulation which is used to control the speed of the DC motor. The results from 3 variations of the meeting results, the no-load test had a completion time of between 3.11 s to 3.24 s and steady-state conditions between 3 counters to 8 counters. Testing with a load of 250 g has a completion time of 3.92 s to 8.80 s and steady-state conditions between -5 counters to 4 counters. While testing with a load of 500 g has a settling time of 4.66 s to 7.39 s and steady-state conditions between 8 to 12 counters.Keywords: deposit box, rotary trolley, Fuzzy Logic Controller.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Perdana, Mastariyanto, Hafni Hafni, Lusi Yulianti, et al. "PERFORMANSI ALAT PENGASAPAN IKAN DENGAN SISTEM ROTARI HORIZONTAL." Jurnal Teknologi dan Vokasi 2, no. 1 (2024): 69–77. https://doi.org/10.21063/jtv.2024.2.1.69-77.

Full text
Abstract:
Salah satu teknik pengawetan ikan yang sangat banyak dimanfaatkan pada saat ini adalah teknik pengasapan. Pada umumnya proses pengasapan ikan masih secara tradisional dan menggunakan oven konvensional. Metode tersebut merupakan cara yang mudah untuk melakukan pengasapan ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi alat pengasapan ikan dengan menggunakan sistem rotari horizontal. Alat pengasapan ikan ini terdiri dari ruang pengasapan, tungku pembakaran, dudukan lele sistem rotari, motor DC, roda gigi, dan rantai. Kapasitas alat pengasapan ikan system rotari ini adalah 9 kg ikan basah. Ikan yang digunakan pada penelitian ini adalah ikan lele dan ikan cakalang. Pengasapan ini menggunakan hasil dari pembakaran kayu kulit manis. Kayu kulit manis akan menghasilkan asap yang berguna untuk pengasapan ikan. Berat ikan basah dalam satu kali pengasapan pada penelitian ini adalah 8 Kg. Metode pengasapan mempunyai standar perbandingan berat ikan basah dan berat ikan kering sebesar 4:1. Untuk pengasapan ikan lele, setelah dilakukan pengasapan selama 2 jam dengan temperatur 80 oC – 90 oC, berat ikan lele menjadi 2 kg. Untuk pengasapan ikan cakalang, setelah dilakukan pengasapan selama 2,5 jam dengan temperatur 80 oC – 90 oC, berat ikan cakalang menjadi 2 kg. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa alat pengasapan ikan dengan sistem rotari sangat bagus untuk digunakan sebagai alat pengasapan ikan karena memiliki efisiensi yang cukup tinggi dibandingkan dengan alat tradisional seperti oven dimana metode pengasapan tradisional membutuhkan waktu selama 36 jam dan metode pengasapan sistem oven membutuhkan waktu selama 12 jam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Perdana, Mastariyanto, Hafni Hafni, Lusi Yulianti, et al. "PERFORMANSI ALAT PENGASAPAN IKAN DENGAN SISTEM ROTARI HORIZONTAL." Jurnal Teknologi dan Vokasi 2, no. 1 (2024): 69–77. http://dx.doi.org/10.21063/jtv.2024.2.1.8.

Full text
Abstract:
Salah satu teknik pengawetan ikan yang sangat banyak dimanfaatkan pada saat ini adalah teknik pengasapan. Pada umumnya proses pengasapan ikan masih secara tradisional dan menggunakan oven konvensional. Metode tersebut merupakan cara yang mudah untuk melakukan pengasapan ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi alat pengasapan ikan dengan menggunakan sistem rotari horizontal. Alat pengasapan ikan ini terdiri dari ruang pengasapan, tungku pembakaran, dudukan lele sistem rotari, motor DC, roda gigi, dan rantai. Kapasitas alat pengasapan ikan system rotari ini adalah 9 kg ikan basah. Ikan yang digunakan pada penelitian ini adalah ikan lele dan ikan cakalang. Pengasapan ini menggunakan hasil dari pembakaran kayu kulit manis. Kayu kulit manis akan menghasilkan asap yang berguna untuk pengasapan ikan. Berat ikan basah dalam satu kali pengasapan pada penelitian ini adalah 8 Kg. Metode pengasapan mempunyai standar perbandingan berat ikan basah dan berat ikan kering sebesar 4:1. Untuk pengasapan ikan lele, setelah dilakukan pengasapan selama 2 jam dengan temperatur 80 oC – 90 oC, berat ikan lele menjadi 2 kg. Untuk pengasapan ikan cakalang, setelah dilakukan pengasapan selama 2,5 jam dengan temperatur 80 oC – 90 oC, berat ikan cakalang menjadi 2 kg. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa alat pengasapan ikan dengan sistem rotari sangat bagus untuk digunakan sebagai alat pengasapan ikan karena memiliki efisiensi yang cukup tinggi dibandingkan dengan alat tradisional seperti oven dimana metode pengasapan tradisional membutuhkan waktu selama 36 jam dan metode pengasapan sistem oven membutuhkan waktu selama 12 jam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Tri Mulyanto and Supriyono. "PROSES MANUFAKTUR MESIN ROTARI TIPE HIBRIDA UNTUK PENGERING CABAI." Jurnal ASIIMETRIK: Jurnal Ilmiah Rekayasa & Inovasi 1, no. 2 (2019): 125–32. http://dx.doi.org/10.35814/asiimetrik.v1i2.821.

Full text
Abstract:
Kebutuhan akan suatu mesin tepat guna yang dapat dapat mengolah hasil pertanian sehingga meningkatkan pendapatan para petani. Salah satu komoditasnya adalah cabai yang harganya sangat tinggi saat pasokan kurang dan sangat rendah pada saat panen raya, hal ini karena perhitungan waktu tanam yang tidak tepat. Untuk itu diperlukan suatu mesin yang dapat mengolah kelebihan hasil panen menjadi bubuk cabai dengan mengeringkan terlebih dahulu. Mesin dioperasikan menggunakan sistem pengeringan tipe hibrida dengan memanfaatkan tenaga surya atau listrik sebagai sumber panas. Proses pengeringan dengan cara cabai dimasukkan kedalam tabung lalu dipanaskan dengan temperatur 60 C0, tabung diputar untuk mengaduk cabai dengan agar pengeringan merata. Waktu untuk mengeringkan cabai sekitar 4 jam dengan temperatur stabil. Kapasitas mesin pengering adalah 4 kg untuk sekali proses
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Zamri, Aidil. "Perancangan Mesin Penyangrai Kopi Tipe Rotari Berbasis Mikrokontroler Arduino." Jurnal Teknik Mesin 16, no. 1 (2023): 92–96. http://dx.doi.org/10.30630/jtm.16.1.1081.

Full text
Abstract:
Coffee is one of Indonesia's leading export commodities in the agricultural sector. Good coffee quality makes Indonesia one of the largest coffee exporting countries in the world. The process of making coffee involves many stages or processes, from harvesting to producing coffee grounds. One of the important stages in coffee production is the process of roasting the coffee beans. This study aims to design a rotary type coffee roaster based on Arduino Microcontroller. The working principle of this machine is to control the temperature and rotation of the roasting cylinder using the Arduino Uno as the controller for the temperature sensor and motor. The method used in this study is the design method, namely the design calculations are carried out on the supporting elements of the coffee roaster machine. From the design, the engine specifications are obtained with a cylinder size of 500 mm long, 130 mm radius, maximum rotation of 80 Rpm, 1HP electric motor and 28 mm shaft size.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Prastyo, Ahmad Bagus, Masruki Kabib, and Akhmad Zidni Hudaya. "Proses Manufaktur Mesin Oven Kopi Tipe Tray Rotary Dengan Bahan Bakar LPG." JURNAL CRANKSHAFT 5, no. 1 (2022): 1–11. http://dx.doi.org/10.24176/crankshaft.v5i1.5913.

Full text
Abstract:
Mesin oven kopi adalah mesin tepat guna, dimana mesin ini berfungsi untuk mengeringkan kopi yang baru dipetik. Mesin oven ini banyak ditemukan di pasaran, akan tetapi masih banyak dari mesin yang berskala besar dan belum mengutamakan kualits produk kopi tersebut. Tujuam penelitian ini adalah membuat mesin oven kopi tipe tray rotary berkapasitas 25 kg dengan metode pengeringan menggunakan bahan bakar gas LPG Metode eksperimen pada pembuatan mesin oven kopi tipe tray rotari ini meliputi kajian pustaka, gambar kerja, perancangan manufaktur, proses manufaktur, dan kemudian dilakukan uji fungsional untuk menguji kapasitas mesin dan lama waktu yang dibutuhkan dalam proses pengovenan. Hasil penelitian ini pada proses 5 jam pada temperature 45 ºC berat kopi 10 kg terjadi penguapan/pengurangan kadar air dan berat kopi sebesar 3,76 kg, pada kapasitas 15 kg waktu proses 5 jam temperatur 50 ºC terjadi pengurangan massa kopi sebesar 5,58 kg dan pada kapasitas 25 kg waktu proses 5 jam temperatur 55 ºC terjadi pengurangan mssa kopi sebesar 10.6 kg.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Cannon-Brookes, P. "Picture framing: frames for the genre paintings of Pietro Rotari." Museum Management and Curatorship 12, no. 3 (1993): 324–25. http://dx.doi.org/10.1016/0964-7775(93)90083-u.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Nelwan, Leopold O., I. Nengah Suastawa, and Sulikah Sulikah. "Mathematical Modelling and Simulation of Shelled Corn Drying Using Rotary Bed Dryer." Jurnal Keteknikan Pertanian 22, no. 2 (2008): 93–98. http://dx.doi.org/10.19028/jtep.22.2.93-98.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Simanjuntak, Melvin Emil, Nelson Manurung, Melvin B. H. Sitorus, et al. "Rancang Bangun dan Pengujian Mesin Pengering Rotari dengan Pemanas dan Penggerak Tenaga Surya pada Pengeringan Jamur Tiram." Jurnal Teknik Mesin 20, no. 2 (2023): 31–38. http://dx.doi.org/10.9744/jtm.20.2.31-38.

Full text
Abstract:
Jamur tiram sudah cukup banyak dikonsumsi masyarakat pada saat ini. Untuk dapat disimpan lebih lama kadar air jamur perlu diturunkan hingga kurang dari 10%. Pengeringan yang banyak digunakan untuk jamur adalah pengeringan surya. Penggunaan pengering rotary dapat mempersingkat waktu pengeringan. Penelitian ini meliputi rancang bangun dan pengujian pengeringan dari mesin pengering rotari yang menggunakan energi surya sebagai pemanas dan penggerak. Hasil rancang bangun memperoleh alat pengering yang dapat beroperasi dengan baik. Ukuran panjang, lebar dan tinggi ruang pengering masing masing 500 mm x 500 mm x 1250 mm dan memiliki 3 drum pemutar. Sel surya untuk menyerap energi matahari untuk memutar drum. Untuk menaikkan temperatur udara pengering digunakan dua buah kolektor surya Sampel jamur dicacah dengan ukuran sekitar 1 cm yang diletakkan dalam drum yang berputar 30 rpm. Setiap drum berisi 400 gr sampel. Kolektor surya yang diletakkan pada arah utara dan selatan. Pengukuran massa dilakukan setiap 30 menit. Hasil pengujian menunjukkan kadar air jamur pada drum 1, 2 dan 3 berkurang masing masing dari sebesar 96,8%, 92,2%, dan 96,7% menjadi masing masing sebesar 7,8%, 1,2% dan 4,7% pada pukul 16,25 di hari II. Kadar air mencapai 10% setelah pengeringan selama 5,5; 4,5 dan 6,5 jam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Sulikah, Sulikah, Leopold O. Nelwan, and I. Nengah Suastawa. "Design and Performance Test of Rotary Bed Dryer for Shelled Corn Drying." Jurnal Keteknikan Pertanian 22, no. 2 (2008): 99–104. http://dx.doi.org/10.19028/jtep.22.2.99-104.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Rachmawati, Cyntia Ayu, and Anna Muryani. "Perawatan gigi premolar kedua rahang atas dengan saluran akar bengkok menggunakan jarum NiTi rotary." Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran 32, no. 2 (2020): 17. http://dx.doi.org/10.24198/jkg.v32i2.27397.

Full text
Abstract:
ABSTRAKPendahuluan: Preparasi saluran akar dapat menjadi tantangan apabila dihadapkan pada morfologi sistem saluran akar yang kompleks. Gigi dengan saluran akar bengkok dapat menimbulkan kesulitan bagi dokter gigi dalam melakukan perawatan saluran akar. Perawatan saluran akar bengkok membutuhkan penggunaan alat, bahan dan teknik yang efektif untuk membersihkan saluran akar dengan baik. Tujuan laporan kasus ini adalah menjelaskan perawatan gigi premolar kedua rahang atas dengan saluran akar bengkok menggunakan jarum NiTi rotary. Laporan kasus: Pasien perempuan usia 16 tahun dengan rujukan dari bagian orthodontik untuk dirawat gigi kiri atas belakang yang berlubang besar dan terdapat benjolan pada gusi. Hasil pemeriksaan klinis terdapat karies besar pada gigi 25, tes perkusi positif, tes palpasi positif, dan vitalitas negatif. Hasil Pemeriksaan radiologi terdapat gambaran radiolusen difus pada ujung apikal dan menunjukkan konfigurasi saluran akar bengkok sebesar 54°. Diagnosa gigi 25 adalah nekrosis pulpa disertai abses apikalis kronis. Isolasi daerah kerja, kemudian preparasi akses kavitas. Negosiasi saluran akar menggunakan K-files #10 dan mengukur panjang kerja dengan apex locator. Saluran akar diirigasi dengan menggunakan NaOCl 2,5% lalu diikuti oleh EDTA 17%. Preparasi dilakukan dengan menggunakan instrument rotari hingga #25.06. Medikamen saluran akar menggunakan kalsium hidroksida. Kunjungan berikutnya dilakukan pengisian saluran akar diikuti preparasi pasak fiber dan restorasi direk komposit. Simpulan: Perawatan gigi premolar kedua rahang atas dengan saluran akar bengkok menggunakan jarum NiTi rotary, dengan bahan irigasi Sodium hipoklorit dan EDTA diaktifasi agitasi sonik, serta medikamen kalsium hidroksida menunjukkan keberhasilan perawatan pada kunjungan kedua.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Muhajir, M. Yusuf, Sukadi, and Sujono. "A FARMERS' INTEREST IN IMPLEMENTING THE JAJAR LEGOWO PLANTING SYSTEM BATURETNO VILLAGE, KAPANEWON BANGUNTAPAN, BANTUL REGENCY." Jurnal Penyuluhan Pertanian 17, no. 2 (2022): 93–100. http://dx.doi.org/10.51852/jpp.v17i2.537.

Full text
Abstract:
ABSTRAK
 Kajian ini bertujuan untuk mengetahui minat petani dalam melaksanakan sistem tanam jajar legowo di Kalurahan Baturetno Kapanewon, Banguntapan, Kabupaten Bantul. Variabel minat yang diukur dalam kajian ini adalah minat kesenangan, minat perhatian, minat kesadaran dan minat kemauan. Kajian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Juni 2022 di Kalurahan Baturetno dengan melibatkan 52 orang responden dari 7 perwakilan kelompok tani. Sampel dalam kajian ini ditentukan melalui Proportional Random Sampling dengan menggunakan rumus Nomogram Harry King dengan taraf signifikansi 90%. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam kajian ini menggunakan kuisioner, wawancara dan observasi. Teknik analisis kajian ini menggunakan analisis deskriptif.
 Hasil kajian minat petani dalam melaksanakan sistem tanam jajar legowo menunjukan bahwa untuk variabel minat kesenangan berada pada kategori tinggi dengan persentase capaian skor mencapai 68,83%, variabel minat perhatian berada pada kategori sedang dengan capaian skor 59,36%, variabel minat kesadaran mencapai 69,05% dan berada pada kategori tinggi, serta variabel minat kemauan memiliki nilai capaian skor 60,88% dengan kategori sedang. Berdasarkan hasil tersebut dilakukan penyuluhan dari desain pemberdayaan untuk meningkatkan minat perhatian petani melalui peningkatan pengetahuan dan sikap petani dalam melaksanakan sistem tanam jajar legowo sesuai rekomendasi. materi penyuluhan yang disampaikan adalah tentang pengaturan jarak tanam dan tanaman sisipan menggunakan alat caplak rotari dalam sistem tanam jajar legowo. Analisis hasil pemberdayaan dari pelaksanaan pre-test dan post-test menunjukan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan petani sebanyak 25,83% sedangkan untuk variabel sikap, meningkat sebanyak 22,45%.
 Kata Kunci: Caplak Rotari, Jajar Legowo, Minat
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Wirawan, Nanda Tommy. "P Pengimplementasian Artificial Inteligence Pada Sistem Keamanan Locker Otomatis Berbasis SMS Gateway dan Radio Frequency Identification." KOMTEKINFO 8, no. 1 (2021): 57–65. http://dx.doi.org/10.35134/komtekinfo.v8i1.1573.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilakukan untuk merancang sebuah sistem rotari pada loker dengan menggunakan RFID dan Keypad sebagai input sehingga dapat memberikan keamanan pada loker.
 Sistem ini dibuat dengan merancang, membuat dan mengimplementasikan komponen-komponen sistem yang meliputi arduino Uno sebagai pengendali proses, RFID sebagai input untuk keamanan menggunakan kartu ID Keypad sebagai setting password berperan sebagai input, dan menggunakan LCD sebagai media untuk tampilan informasi serta penggunaan Motor DC dan Motor Servo Sebagai Penggerak. Hasil penelitian menunjukkan alat yang dibuat dapat berfungsi dengan baik dan dapat dikembangkan untuk skala yang lebih besar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Ernes, Risa Nadia, Nanda Tommy Wirawan, and Defnizal. "Pengimplementasian Artificial Inteligence pada Sistem Keamanan Locker Otomatis berbasis SMS Gateway dan Radio Frequency Identification." Jurnal KomtekInfo 8, no. 1 (2021): 57–65. http://dx.doi.org/10.35134/komtekinfo.v8i1.98.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilakukan untuk merancang sebuah sistem rotari pada loker dengan menggunakan RFID dan Keypad sebagai input sehingga dapat memberikan keamanan pada loker.Sistem ini dibuat dengan merancang, membuat dan mengimplementasikan komponen-komponen sistem yang meliputi arduino Uno sebagai pengendali proses, RFID sebagai input untuk keamanan menggunakan kartu ID Keypad sebagai setting password berperan sebagai input, dan menggunakan LCD sebagai media untuk tampilan informasi serta penggunaan Motor DC dan Motor Servo Sebagai Penggerak. Hasil penelitian menunjukkan alat yang dibuat dapat berfungsi dengan baik dan dapat dikembangkan untuk skala yang lebih besar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Eka, Sari Wijianti, Novriyanda, and Saparin. "RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS BAWANG MERAH SISTEM MATA PISAU ROTARI SUMBU VERTIKAL." AUSTENIT 12, no. 2 (2020): 34–37. https://doi.org/10.5281/zenodo.4547834.

Full text
Abstract:
Bawang merah merupakan bahan yang digunakan untuk membuat bawang goreng. Salah satu tahap pengolahan bawang merah menjadi bawang goreng adalah dengan mengiris bawang dengan ketebalan tertentu kemudian digoreng menggunakan minyak panas. Produsen bawang goreng ataupun industri kuliner masih banyak yang memproduksi bawang goreng masih mengiris bawang secara manual. Oleh karena itu, dirancang teknologi tepat guna berupa mesin pengiris bawang merah dengan sistem mata pisau rotari sumbu vertikal. Cara kerja mesin adalah dengan memutarkan mata pisau menggunakan motor listrik 200 watt dengan putaran 350 rpm dan dimensi mesin dengan panjang 53 cm x lebar 42 cm x tinggi 105 cm. Hasil penelitian diperoleh kapasitas&nbsp;<em>output</em>&nbsp;mesin pengiris bawang merah mampu mengiris bawang merah dengan hasil rata-rata bawang kategori baik adalah 454,66 gram, 30 gram kategori tidak baik, dan kategori tertinggal 15,33 gram dengan waktu pengirisan 59,62 detik. Kapasitas produksi mesin pengiris bawang merah ini sebesar 27,432 Kg/jam dengan tingkat efisiensi produksi mesin mencapai 90,93%
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Maryani, Dita, and Mochamad Rafel Iskandar. "Perancangan Buku Latihan Menggambar Menggunakan Penggaris Putar." PAUDIA : Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini 12, no. 1 (2023): 1–15. http://dx.doi.org/10.26877/paudia.v12i1.14671.

Full text
Abstract:
Spirograph® is used to rotate repeatedly that can increase finger grips strength on a pencil, support coordinate eyes to hands and practice both of hand so that it is recommended to provide in children playground facilities. A similar tool like Spirograph® in Indonesia that already exist in ruler shape, or be known by penggaris putar, penggaris bunga or penggaris rotari. But in Indonesia however they haven't provided practice book to use this ruler. This study aims to design a drawing exercise book using a penggaris putar as a guide for teachers and parents when accompanying children to draw. The design of this book uses the Research and Development level 1 method, utilizes literature studies and produces designs for a number of 3 series of drawing practice books tittle are “Ayo menggambar dengan penggaris putar”.Keywords: Penggaris Putar; Spirograph®AbstrakSpirograph® penggunaannya dengan diputar secara berulang sehingga dapat meningkatkan kekuatan genggaman jari pada pensil, mendukung koordinasi mata-tangan dan melatih kedua tangan sehingga direkomendasi untuk disediakan di tempat fasilitas bermain anak. Alat serupa Spirograph® di Indonesia sudah ada dalam bentuk penggaris, dikenal dengan sebutan penggaris putar, penggaris bunga atau penggaris rotari. Namun di Indonesia belum tersedia buku latihan untuk menggunakan penggaris ini. Penelitian ini bertujuan untuk membuat rancangan buku latihan menggambar menggunakan penggaris putar sebagai panduan guru dan orang tua saat mendampingi anak menggambar. Perancangan buku ini menggunakan metode Research and Development level 1, memanfaatkan studi literatur dan menghasilkan rancangan sejumlah 3 seri buku dengan judul “Ayo menggambar dengan penggaris putar”.Kata kunci: Penggaris Putar;Spirograph®”.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Irfansyah, M., Zulkifli Lubis, Kamrul Oppusunggu, and Nurdiana Nurdiana. "Proses Pembuatan Mesin Pengiris Buah Pinang Model Pisau Rotari Kapasitas 25 Kg/Jam." IRA Jurnal Teknik Mesin dan Aplikasinya (IRAJTMA) 1, no. 2 (2022): 65–73. http://dx.doi.org/10.56862/irajtma.v1i2.12.

Full text
Abstract:
Mesin pengiris buah pinang dengan kapasitas 25 kg/jam, memiliki kontruksi mesin yang terdiri dari mekanisme pengerak, mekanisme saluran masuk,saluran keluar dan mekanisme pengiris. Untuk mekanisme pengiris buah pinang yang menggunakan komponen-komponen utama seperti handel penekan, saluran masuk, piringan pembawa mata pisau, dan pisau pengiris. Sedangkan mekanisme penggerak yang menggunakan komponen-komponen pendukung seperti poros perantara, reduser, roda gigi, pully dan belt. Pada pembuatan mesin ini menggunakan jenis-jenis mesin perkakas diantaranya adalah mesin bubut, mesin gerinda, mesin gerinda potong, mesin gurdi/bor, mesin milling dan mesin pengelasan. Sedangkan komponen-komponen yang dibuat meliputi rangka mesin, poros penggerak, handel penekan, mata pisau pengiris, piringan pembawa mata pisau, saluran masuk, saluran keluar, dan casing penutup. Perhitungan waktu dapat dilakukan dengan merencanakan langkah kerja proses pembuatanan setiap komponen termasuk pengadaan bahan, pengukuran, proses, interval waktu (waktu terbuang) dan finishing. Dari hasil pengerjaan diperoleh waktu total pembuatan untuk 8 komponen dan perakitan adalah 1094,48 menit (18,24 jam).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Pradhana, Rega Yuan, and Edi Widodo. "Analisa Pengaruh Variasi Diameter Pipa Tekan PVC Pada Pompa Rotari Untuk Kecepatan Gaya Dorong Air." R.E.M. (Rekayasa Energi Manufaktur) Jurnal 2, no. 1 (2017): 37. http://dx.doi.org/10.21070/r.e.m.v2i1.846.

Full text
Abstract:
This research is aimed to analyze the effects of the PVC rotary pipe’s diameter to the velocity of the viscous forces. The diameter of the PVC rotary pipe used in this research are (1 ½”, 1”, ¾”, ½” inch). The procedure of this reasearch is begin with designing the pipe’s installation, then continued with the pipe installation, then continued with data recording. After the data is collected from the experiment, analyzing the data is needed. Also, calculate if there’s any effects of the velocity of the viscous forces due to the changing of the dependent variables (which is the diameter of the PVC rotary pipe). In the process of the fluid conduction inside the pipe, head losses are usually happened. The manual calculation needed to complete the research are, surface area calculation, fluid velocity calculation, reynold number calculation and coeff. Losses calculation. After all of the calculation are collected, the result of the research will be obtained. After that, discussion and conclusion can be produced.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Muchammad, Muchammad. "PENGUJIAN PERFORMANCE DAN ANALISA PRESSURE DROP SISTEM WATER-COOLED CHILLER MENGGUNAKAN REFRIGERAN R-22 DAN HCR-22." ROTASI 8, no. 3 (2012): 11–19. https://doi.org/10.14710/rotasi.8.3.11-19.

Full text
Abstract:
Efek pemanasan Global (GWP) merupakan salah satu permasalahan yang disebabkan oleh penggunaan unsurfluor dalam refrigeran pendingin, yang mana unsur ini menyebabkab reaksi berantai yang dapat merusak lapisan ozon.Maka dikembangkan refrigeran Non-CFC sebagai pengganti refrigeran CFC, penggantian refrigeran CFC denganNon-CFC tanpa mengganti komponen dalam sistem pendingin akan memberikan perubahan karakteristik salah satukomponen utama yaitu, kompresor. Karakteristik itu berupa beban pendinginan dan daya yang dibutuhkan kompresordengan adanya perubahan temperatur kondensasi dan temperatur evaporasi.Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan data kurva karakteristik kompresor jenis rotari hermetik 0,5 PKterhadap kebutuhan konsumsi listrik untuk sistem pendingin water-cooled chiller dengan menggunakan refrigeranHCR-22. Dengan diketahuinya kurva karakteristik tersebut dimaksudkan untuk memberikan informasi dalampengembangan desain dan pensimulasian sistem pendingin. Selain itu juga membandingkan unjuk kerja antara sistemyang menggunakan refrigeran HCR-22 dengan sistem yang menggunakan refrigeran R-22 .Sebagai hasilnya, daya listrik yang dibutuhkan oleh kompresor dengan refrigeran R-22 lebih tinggi dari padaHCR-22 pada temperatur keluar kondensor yang sama dan COP dari sistem water-cooled chiller yang menggunakanrefrigeran HCR-22 lebih tinggi dibanding yang menggunakan refrigeran R-22.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Sebayang, Diki Fernando, Lucky Sandy Surbakti, T. Hasballah, and Saut Pardede. "RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG RING CUP MINUMAN SISTEM ROTARI KAPSITAS 5/KG PER JAM." Jurnal Teknologi Mesin UDA 4, no. 1 (2023): 214. http://dx.doi.org/10.46930/teknologimesin.v4i1.3313.

Full text
Abstract:
Limbah ring cup minuman biasanya dijual langsung oleh pengepul atau dikerjakan secara manual dengan membuang limbah ring cup limbah agar harga jualnya lebih tinggi. Pekerjaan membuang cincinnya membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak agar harga jual limbah lebih tinggi. Jika menggunakan mesin pemotong limbah botol minuman ukuran cangkir bergerak secara memutar dan mengiris dengan kapasitas 5 kg/jam. Pisau pengiris yang diam menggunakan bahan limbah per mobil dan poros yang berputar untuk menggerakan limbah gelas minuman. mekanisme penggerak yang merupakan komponen pendukung seperti motor listrik 0,75 HP, puli, dan bantalan keseluruhan pembuatan dan perakitan yaitu antara lain: pembuatan ragka mesin (2,363 jam), pembuatan mata pisau (0,5 jam), pembuatan penutup (0, 5 jam), perakitan komponen (1,5 jam), perakitan 1 jam, sehingga total pembuatan mesin adalah 6.283 jam 14 menit. Memlukan daya pemotongan 124.228 watt.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Ardiansyah, Dedi, Dwita Suartiyanti, and Ismojo . "Desain dan Uji Teknis Mesin Slicer Keripik Pisang Semi Otomatis." Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha 10, no. 1 (2022): 63–74. http://dx.doi.org/10.23887/jptm.v10i1.44690.

Full text
Abstract:
Pisang merupakan salah satu tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia dan sangat bervariasi jenisnya. Pisang dapat di konsumsi lansung atau diolah menjadi makanan ringan, diantaranya adalah keripik pisang. Untuk mempercepat proses produksinya maka diperlukan alat pengolahan yang efektif. Tujuan utama dari penelitian ini adalah merancang dan mebuat mesin pengiris pisang sehingga menghasilkan kualitas keripik yang baik dengan waktu yang optimal dan biaya rendah. Desain pisau yang digunakan berjenis rotari dengan 1 buah mata pisau. Dengan sistem transmisi puli dan sabuk menggunakan daya motor sebesar ½ HP, 372 watt yang menghasilkan putaran 1400 rpm yang direduksi oleh diameter puli penggerak atas 152 dan 203 mm, sebagai data perbandingan untuk menentukan hasil pengirisan terbaik. Hasil memperlihatkan bahwa diameter puli 152 menghasilkan irisan 6.46 gr/det dengan ketebalan 2 mm dengan bentuk irisan tidak beraturan, sedangkan pada puli 203 mm menghasilkan irisan 4,82 gr/det dengan ketebalan 1,5-2 mm dengan bentuk beraturan. Faktor yang mempengaruhi ketidak seragaman ketebelan irisan adalah kecepatan putaran pengirisan, karena itu dilakukan uji prestasi mesin dengan perbandingan kecepatan dan hasil pengirisan.Kata kunci: keripik pisang, mesin pengiris pisang, pengirisan pisau rotariBanana is one type of plant that grows in Indonesia with many variations. Bananas can be consumed directly or processed into snacks, including banana chips. To speed up the production process, an effective processing tool is needed. The main objective of this research is to design and manufacture a banana slicing machine so as to produce good quality chips with optimal time and low cost. The knife design used is a rotary type with 1 blade. With a pulley and belt transmission system using a motor power of HP, 372 watts which produces 1400 rpm rotation which is reduced by the diameter of the top drive pulleys of 152 and 203 mm, as comparison data to determine the best slicing results. The results showed that the diameter of pulley 152 produced slices of 6.46 gr/sec with a thickness of 2 mm with irregular slices, while pulley 203 produced slices of 4.82 gr/sec with a thickness of 1.5-2 mm with regular shapes. The factor that affects the non-uniformity of slice thickness is the rotational speed of slicing. Therefore, a machine performance test was carried out with a comparison of speed and slicing resultsKeywords : banana chips, banana slicing machine, rotary knife slicingDAFTAR RUJUKANAnwar, K., Lesmanah, U., &amp; Basjir, M. (n.d.). RANCANG BANGUN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 50 KG/JAM.Darmanto, D., &amp; Priangkoso, T. (2018). Peningkatan Kapasitas Produksi Pengrajin Keripik Singkong Dengan Menggunakan Mesin Perajang Rotari. Abdimas Unwahas, 3(2), 3–6. https://doi.org/10.31942/abd.v3i2.2494Eriyana, E., Syam, H., &amp; Jamaluddin P, J. P. (2018). MUTU DODOL PISANG BERDASARKAN SUBTITUSI BERBAGAI JENIS PISANG (Musa paradisiaca). Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 3(1), 34. https://doi.org/10.26858/jptp.v3i1.5195Eswanto, E., Razali, M., Siagian, D. T., &amp; Mesin, J. T. (2019). MEKANIK. In Teknik Mesin ITM (Vol. 5, Issue 2).Idkhan, A. M. (2017). Analisis Penerapan Mesin Pengiris Umbi untuk Olahan Keripik di Makassar. 16(1), 12–17.Nasution, A. A. (2019). Analisis Kelayakan Dan Nilai Tambah Buah Pisang Menjadi Keripik Pisang Hijrah. Universitas Medan Area.Nugraheni, M. (2018). Pengolahan pisang dan singkong. 1-18Nugraheni, M. (2018). Pengolahan pisang dan si.Sularso, &amp; Suga, K. (2004). Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin (sebelas). PT. Pradnya Paramita.Syaifudin, M., Rubiono, G., &amp; Qiram, I. (2020). Pengaruh Sudut Kerja Pisau Potong Terhadap Unjuk Kerja Mesin Perajang Singkong. Jurnal V-Mac, 5(1), 5–8.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Widyanto, Susilo Adi. "ANALISIS DISTRIBUSI ALIRAN SPRINKLE TEKANAN RENDAH." ROTASI 17, no. 3 (2015): 162. http://dx.doi.org/10.14710/rotasi.17.3.162-169.

Full text
Abstract:
Kebutuhan pangan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, tetapi pada sisi lainnya daya dukung alam termasuk luas lahan pertanian terus menurun dari tahun ke tahun, sedangkan perubahan iklim menunjukkan pola yang semakin ekstrim. Penerapan teknik irigasi yang mengacu pada analisis kondisi lingkungan perlu dipertimbangkan untuk mengatasi persoalan turunnya produktivitas hasil pertanian. Penggunaan sprinkle sebagai mekanisme pendistribusi aliran air irigasi telah lazim digunakan. Namun permasalahan distribusi aliran merupakan aspek penting yang harus diselesaikan agar dapat mendukung pengotomasian sistem irigasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan empat jenis sprinkle rotari. Setiap sprinkle diuji distribusi alirannya dengan metode mengukuran massa air sebagai fungsi radius posisi sprinkle. Pengujian dilakukan dengan memvariasikan ketinggian air suplai dalam kurun waktu 3 menit. Data karakteristik distribusi aliran sebagai fungsi dari jenis sprinkle dan ketinggian air suplai yang diperoleh digunakan sebagai dasar desain ulang salah satu jenis sprinkle yang akan dikembangkan untuk mendukung sistem irigasi terotomasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sprinkle yang dijual dipasaran hampir semuanya tidak memenuhi karakteristik distribusi aliran yang baik pada luasan pembasahan. Perbaikan desain secara umum dapat dilakukan dengan mengatur posisi lubang aliran keluaran yang disesuaikan dengan daerah pembasahan yang dituju serta mengubah diamater lubang efektif yang dikaitkan dengan luasan daerah pembasahan dan pertimbangan distribusi tekanan dalam konstruksi sprinkle
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Yasa, Aland Dewa, Muhammad Fitri Budi Utomo, and Nancy Oytajati. "Rancang Bangun Mesin Pengayak Sampah Organik dengan Mekanisme Sistem Rotari Studi Kasus PT. Kawan Jasa Sentosa." Journal Industrial Engineering and Management (JUST-ME) 5, no. 02 (2025): 17–24. https://doi.org/10.47398/justme.v5i02.80.

Full text
Abstract:
Pengelolaan sampah organik menjadi isu krusial dalam upaya mencapai pembangunan berkelanjutan, terutama di kawasan perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan Mesin Pengayak Sampah Organik dengan Mekanisme Sistem Rotari yang efisien, terjangkau, dan mampu meningkatkan proses pengolahan sampah. Pendekatan penelitian melibatkan Quality Function Deployment (QFD) untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna, yang kemudian diterjemahkan ke dalam spesifikasi teknis alat. Proses desain dilakukan menggunakan perangkat lunak SolidWorks dan dilakukan serangkaian uji coba untuk memastikan kinerja optimal mesin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mesin yang dikembangkan lebih ekonomis dengan biaya produksi sebesar Rp 20.000.000,00, jauh lebih terjangkau dibandingkan alat sejenis di pasaran. Mesin ini terbukti mampu mempercepat dan mempermudah proses pengayakan sampah organik, dengan hasil yang efektif dan efisien. Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan solusi teknologi untuk pengelolaan sampah organik di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Sirait, Jantri, Bernatal Saragih, and Anton Rahmadi. "Rekayasa alat pengering lada sisten rotary dengan pengontrol suhu untuk perbaikan mutu bubuk lada." Journal of Tropical AgriFood 5, no. 2 (2023): 80. http://dx.doi.org/10.35941/jtaf.5.2.2023.8901.80-88.

Full text
Abstract:
Rekayasa alat pengering lada sistem rotary (P, L dan T, 86, 59 dan 72 cm) dengan pengontrol suhu untuk perbaikan mutu bubuk Lada Borneo Samboja (LBS) bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pengolahan lada dengan mempersingkat waktu proses pengeringan.. Bahan rangka alat besi siku 4x4 cm, tabung alat pengering berbahan stainless steel diameter 70 cm panjang 50 cm dan pengaduk lada AS stainless steel. Menggunakan motor penggerak 1.380 rpm HP, 220/380 V. Sumber panas adalah LPG menggunakan pasir sebagai media transfer panas. Unjuk kerja mesin pengering rotari dicobakan pada suhu 40, 50 dan 60oC, putaran mesin 12,5; 13,0; 13,5 Hz, dan waktu pengeringan 6, 7 dan 8 jam. Kadar air lada kering 13,54% dan kadar piperin bubuk lada 6,6% sesuai dengan mutu bubuk lada hitam SNI 0005:2013 dengan waktu pengeringan 8 jam bekerja pada suhu 60oC dan putaran mesin 13,5 Hz. Asumsi proyeksi mesin pengering lada berproduksi 16 jam/hari, 15 hari kerja/bln, 20 kg/hari input lada basah dan output lada kering 17 kg/hari dengan harga lada/sachet (4 gram) Rp1.000, dan harga lada/kg Rp250.000. Investasi berdasarkan nilai Payback Period (PP) dinyatakan layak karena nilai PP (2 tahun 10 bulan 6 hari) lebih kecil dari umur ekonomis alat (10 tahun). Net Present Value (NPV) pengering lada dinyatakan layak (positif). Profitability Index (PI) pengering lada 7,01 lebih besar dari 1. Internal Rate of Return (IRR) pengering lada 61,08% lebih besar dari bunga pinjaman (14%). Dan nilai Accounting Rate of Return (ARR) pengering lada sebesar 140,85%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Tanu Jiwa, Fajar, Nanang Hadi P, Adhi Kusuma Negara, and Khoirol Imam Fatoni. "Prototipe Alat Ukur Arah dan Kecepatan Arus Laut Menggunakan Microcontroller Arduino Dengan Sensor Rotari Encoder Optocoupler." Jurnal HIDROPILAR 2, no. 2 (2016): 163–71. http://dx.doi.org/10.37875/hidropilar.v2i2.51.

Full text
Abstract:
Pengamatan arus laut merupakan bagian dari pengumpulan data yang dilaksanakan oleh Pushidrosal. Data arus laut digunakan sebagai pendukung untuk keselamatan bernavigasi dalam pelayaran. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam bidang survei dan pemetaan, banyak alat ukur arus otomatis yang tersedia untuk pengambilan data secara praktis. Namun kendala yang dihadapi saat ini adalah persediaan suku cadang yang sulit didapat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk merancang perangkat alat ukur kecepatan dan arah arus laut berbasis arduino Atmega328P yang dapat memberikan informasi data secara realtime.Prototype alat ukur arus ini menggunakan Sensor rotari encoder optocoupler untuk mengukur kecepatan, dan 3 axis compas untuk arah. Sebagai pembanding menggunakan alat current meter valeport 106. Script program menggunakan bahasa program C++. data arah dan kecepatan disimpan pada memory card. Uji coba dilakukan di kolam atlantis ancol dengan kedalaman 1 meter. Pengambilan data diambil per satu menit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Limbong, Ishak S., Hendra Bin Doni, and Verdy A. Koehuan. "Rancang Bangun Mesin Peniris Minyak Untuk Proses Produksi Abon Ikan." LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana 9, no. 02 (2022): 91–96. http://dx.doi.org/10.35508/ljtmu.v9i02.9505.

Full text
Abstract:
Penirisan minyak pada makanan gorengan secara tradisional dipandang kurang optimal. Selain itu membutuhkan waktu yang lebih lama namun, kadar minyak yang dikandung makanan masih relative tinggi sehingga makanan menjadi kurang awet. Penelitian ini bertujuan merancang dan membangun sebuah prototipe mesin peniris minyak dengan rotari yang memanfaatkan gaya sentrifugal yang mampu melakukan penirisan minyak lebih cepat dengan hasil yang lebih baik dibanding dengan cara tradisional. Kelebihan rancangan mesin peniris minyak dalam penelitian ini adalah bahan atau material yang digunakan untuk pembuatan mesin ini cukup murah dan lebih efektif dibandingkan dengan penirisan secara tradisional. Tahapan pembuatan mesin ini terdiri atas tahap perancangan, manufaktur, perakitan dan pengujian mesin. Mesin ini dirancang dan dibangun dengan spesifikasi: tinggi 55 cm, panjang 78,5 cm, lebar 43,5 cm dan hasil uji coba dari mesin peniris minyak abon ikan ini mencapai kapasitas 29,50 kg/jam
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Fajar, Muhammad, Ramayanty Bulan, and Syafriandi Syafriandi. "Uji Kecepatan Maju Pada Alat Kepras Tipe Mata Pisau Rotari Vertikal Bergerigi Pada Traktor Roda Dua Untuk Memotong Tunggul Tebu." Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian 5, no. 1 (2020): 431–40. http://dx.doi.org/10.17969/jimfp.v5i1.13735.

Full text
Abstract:
Abstrak. Tanaman tebu (Saccharum offcinarum) merupakan tanaman penghasil gula, selain itu daun-daunya juga dapat gunakan untuk pakan ternak. Meningkatnya kebutuhan gula ini harus diimbangi dengan peningkatan produksi gula yaitu harus meningkatkan produksi tebu. Sebagai alternatif untuk meningkatkan produksi tebu adalah meningkatkan bahan baku gula. Usaha yang dapat dilakukan untuk mencukupi kebutuhan gula nasional maka dapat dilakukan dengan budidaya tebu kepras, dimana pengeprasan dapat dilakukan dengan cara manual dan juga dapat dilakukan dengan cara mekanis. Pengeprasan tebu merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam budidaya tebu ratoon. Penanganan pengeprasan tebu tentunya memerlukan penerapan teknologi mekasinasi yang tepat guna demi memperoleh hasil yang terbaik. Pengunaan alat kepras pada traktor roda dua diharapkan mampu meningkatakan hasil pertumbuhan tanaman tebu dari proses pengeprasan mengunakan traktor roda dua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hasil keprasan Tunggul tebu yang terbaik dari beberapa kombinasi perlakuan antara kecepatan maju 0,4 m/s, 0,5 m/s dan 0,6 m/s dengan menggunakan tenaga traktor roda dua. Pengamatan dilakukan yaitu profil guudan, tunggul hasil keprasan dan pertumbuhan tunas selama 28 hari. Alat pengepras ini menggunakan mata pisau rotari vertikal bergerigi dengan diameter mata pisau 40 cm. Pengeprasan dilakukan dengan tiga kali pengulangan di setiap kecepatanya. Hasil tertinggi pertumbuhan tunas dari perlakuan adalah dengan kecepatan maju traktor 0,5 m/s menghasilkan kedalaman keprasan 10,01 cm dan lebar keprasan 40 cm, pertumbuhan tunas 85 tunas. Forward Speed Test on Serrated Vertical Rotary Blade Tools with Two Wheel Tractors to cut sugar cane stumpsAbstract. Sugarcane (Saccharum offcinarum) is a plant that can produce sugar, besides the leaves can also be used for animal feed. The increasing need for sugar must be balanced with an increase in sugar production which must increase the production of sugar cane. As an alternative to increase sugarcane production is to increase the raw material of sugar. Efforts that can be made to meet the needs of national sugar can be done with the cultivation of ratoon cane, where cutting the stumps can be done manually and can also be done by mechanical. Cutting sugar cane stumps is one of the keys to success in ratoon sugarcane cultivation. The handling of sugarcane shredding certainly requires the application of appropriate mechanization technology in order to obtain the best results. The use of a cutting sugarcane tools with two-wheeled tractor is expected to be able to increase the results of the growth of sugarcane from the cutting stumps process. This study aims to determine the best results of sugarcane stumps from a number of combinations of treatments between forward speed 0.4 m/s, 0.5 m/s and 0.6 m/s using two-wheeled tractor power. Observations were carried out, namely mound profile, stump results and growth of shoots for 28 days. This tool uses a vertical serrated rotary blade with a blade diameter of 40 cm. Cutting the sugar cane stump is done with three repetitions in each speed. The highest yield of shoot growth from the treatment was a tractor forward speed of 0.5 m/s resulting in a depth of 10.01 cm and a cutting width of 40 cm with 85 shoots growing.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Rikomah, Setya Enti, and Elmitra Elmitra. "IDENTIFIKASI SENYAWA SAPONIN EKSTRAK ETANOL PELEPAH PISANG ULI (Musa Paradisiaca L)." Scientia : Jurnal Farmasi dan Kesehatan 7, no. 1 (2017): 56. http://dx.doi.org/10.36434/scientia.v7i1.107.

Full text
Abstract:
Pisang merupakan hasil pertanian utama dunia yang tumbuh dan dikonsumsi oleh lebih dari 100 negara yang memiliki iklim tropis dan subtropis. Pisang merupakan tanaman yang dapat dijadikan bahan dasar dalam pengobatan. Tujuan penelitian mengidentifikasi senyawa saponin pada ekstrak etanol pelepah pisang uli. Metode penelitian dilakukan dengan cara maserasi simplisia pelepah pisang uli yang sudah kering dengan menggunakan etanol 96 %, dilanjutkan dengan rotari evaporator untuk mendapatkan ekstrak kental. Ekstrak pelepah pisang uli yang didapatkan dilakukan identifikasi menggunakan spektrofotometri UV-Vis dibandingkan dengan baku saponin Calbiochem®. Hasil penelitian menunjukkan identifikasi dengan Spektrofotometri UV-Vis didapatkan panjang gelombang maksimum 220 nm dengan nilai absorbansi 0,639 dan dengan metode Kromatrografi lapis tipis (KLT) didapatkan nilai Rf senyawa saponin dari ekstrak pelepah pisang uli yaitu 0,825, nilai Rf baku saponin Calbiochem 0,84. Range Rf saponin yaitu 0,79-0.84. Disimpulkan bahwa ekstrak pelepah pisang uli mengandung senyawa saponin yang telah dibandingkan dengan baku saponin Calbiochem®.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Marta, Eko, Miftah Miftah, and Cahyadi Jati Mintarso. "Sistem Monitoring Putaran Generator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut." Wave: Jurnal Ilmiah Teknologi Maritim 3, no. 1 (2010): 19–23. http://dx.doi.org/10.29122/jurnalwave.v3i1.4108.

Full text
Abstract:
Dalam rangka pengembangan energi alternatif untuk pembangkit energi listrik, maka telah dilakukan penelitian pemanfaatan energi arus laut sebagai pembangkit energi listrik terbarukan. Untuk menghasilkan energi listrik dibutuhkan sebuah generator yang digerakkan oleh arus laut melalui blade turbin yang dipasang didalam laut. Berdasarkan pemetaan / survei yang telah dilakukan dapat diketahui besarnya arus laut yang ada di perairan indonesia. Dari hasil survei maka generator yang digunakanadalah type Low Speed agar didapatkan konversi energi yang optimal. PMG 3500 adalah generator low speed dengan permanen magnet mempunyai kapasitas sampai 3500 VA. Dari data sheet PMG 3500dapat diketahui bahwa putaran maksimal yang diijinkan adalah 250 Rpm dan bila melebihi putaran maksimalnya akan menyebabkan kerusakan pada belitan generator tersebut. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut maka putaran generator harus di monitoring karena generator tersebut tidak dilengkapi dengan sistem pengaman terhadap over speed. Sistem monitoring ini menggunakan Rotari encoder sebagai sensor pendeteksi Rpm generator dan rangkaian mikrokontroller untuk memproses data darirotary encoder agar bisa ditampilkan dalam display LCD.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Petrescu, Ioana Maria, and Andreea Pop. "La maison Robescu de Bucarest, une oeuvre architecturale de Ioan Mincu, jusque-là ignorée." CaieteARA. Arhitectură. Restaurare. Arheologie, no. 6 (2015): 191–98. http://dx.doi.org/10.47950/caieteara.2015.6.11.

Full text
Abstract:
Parmi les oeuvres architecturales de jeunesse de l’architecte Ioan Mincu, on compte un immeuble ignore jusqu’apresent par les etudes consacrees a l’histoire de l’architecture roumaine moderne: la Maison Robescu (Fig. 1) situee dans l’ancienne rue Rotari, actuellement rue I. L. Caragiale, a Bucarest. L’edifi ce – bati en meme temps que les somptueux palais Monteoru et Vernescu, ainsi que la residence du docteur Vitzu ou encore celle du magistrat Vlădoianu, ces deux dernieres n’existant plus aujourd’hui – a ete realise suite a la commande de la famille Robescu, parente eloignee et cliente fi dele de l’architecte Ioan Mincu. Souvent consideree comme disparue, la Maison Robescu de Bucarest existe toujours et se trouve dans un etat de conservation satisfaisant, gardant en bonne partie son aspect d’origine. N’etant pas bati dans le style qui avait consacre Mincu, l’edifi ce a suscite l’interet des specialistes dans une moindre mesure. Marque par l’empreinte indubitable de son architecte, l’immeuble merite d’etre etudie avec le plus grand interet.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Syahrizal, Iman Iman, Irma Fahrizal Butsi Ningsih, and Kurniawan Kurniawan. "Rancang bangun mesin pengering buah pinang tipe rotari dengan sumber panas api kompor berbahan bahar oli bekas." ARMATUR : Artikel Teknik Mesin & Manufaktur 4, no. 1 (2023): 47–53. http://dx.doi.org/10.24127/armatur.v4i1.3297.

Full text
Abstract:
This study aims to describe the working system and test the performance of the machine, to find out an overview of reducing the moisture content of betel nut dried with a rotary type betel nut dryer machine with a heat source from a used oil-fueled stove fire. The methods used in the study consist of the design stage and the performance test stage. The design stage was to carry out the construction design process, material selection, and fabrication process. While the performance test stage aims to determine the ability of the machine to carry out the betel nut drying process. The results of the design of the rotary type betel nut dryer machine consist of a heating system and a drive system. The heating system uses heat from the used oil-fueled stove and the drive system uses an electric motor connected to the reducer gearbox to rotate the cylinder of the drying chamber. The maximum air temperature generated during the 7-hour performance test process was 108oC with an air flow speed of 3,8 m/s. The results of the design of the drying machine are able to reduce fruit mass by 5.5 kg with a drying rate of 0.785 kg / hour on wet betel nut. The reduction in the moisture content of dried betel nut is directly proportional to the reduction in mass. During the 7-hour drying process, the moisture content of the betel nut is reduced by 55% with a reduction rate of 7.85% / hour
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Wirawan, Yuris Bahadur, Budi Purnomo, and Ratna Dwi Kurniawan. "ANALISA KERUSAKAN HYDRAULIC PUMP TIPE ROTARI VANE PADA DECK CRANE TYPE MITSUBISHI 30.5T X 26M (R) HDC." Jurnal Teknik Informatika dan Elektro 5, no. 1 (2022): 110–21. http://dx.doi.org/10.55542/jurtie.v5i1.456.

Full text
Abstract:
Crane merupakan salah satu komponen di kapal yang berfungsi untuk mengangkat atau memindahkan barang yang cukup besar dan beban yang cukup berat. Proses bongkar muat kapal dari laut ke darat membutuhkan bantuan crane agar kegiatan berlangsung lebih cepat dan efisien. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui penyebab kerusakan crane dengan studi kasus pada kapal MV Rashad PT. Gurita Lintas Samudera yang mengakibatkan proses bongkar muat nikel terhambat. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap subyek penelitian, wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab dengan crew maupun penanggung jawab kamar mesin, serta studi pustaka. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terhambatnya proses bongkar muat di kapal MV Rashad PT. Gurita Lintas Samudera disebabkan oleh kerusakan pada catridge pump bagian rotor. Rotor pecah akibat filter hydraulic rusak dan masuk ke sistem hydraulic serta penyebab lainnya adalah operator crane yang tidak menjalankan SOP dalam bekerja.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Nur, Yusra M., Rifelino Rifelino, Jasman Jasman, and Hendri Nurdin. "ANALISIS KEKUATAN TARIK HASIL SAMBUNGAN PENGELASAN GESEK PADA BAJA ST42." Jurnal Vokasi Mekanika (VoMek) 3, no. 2 (2021): 41–46. http://dx.doi.org/10.24036/vomek.v3i2.191.

Full text
Abstract:
Pengelasan gesek adalah metode pengelasan dengan menggunakan energi panas yang dihasilkan dari pergesekan antara permukaan kedua ujung benda kerja dan/atau mata pahat yang bergerak. Parameter dari pengelasan gesek meliputi, kecepatan putaran, waktu pengelasan, dan tekanan tempa. Keuntungan dari pengelasan gesek adalah penghematan logam pengisi, waktu pelaksaan yang cepat, dapat menyambungan dua buah material yang sama maupun berbeda, dan menghasilkan kekuatan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hasil sambungan pengelasan gesek rotari melalui uji tarik. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan melakukan pengelasan gesek berdasarkan kecepatan putaran dan waktu pengelasan. Kecepatan putaran yang digunakan dari 1080 dan 1800 rpm, waktu pengelasan yang digunakan dari 60, 75, dan 90 detik. Spesimen yang digunakan pada penelitian ini merupakan baja st42 dengan diameter 16mm dan panjang 150mm. Uji Tarik digunakan untuk mengetahui bagaimana kekuatan tarik dari hasil sambungan las gesek. Untuk kekuatan tarik tertinggi dari hasil sambungan las gesek kecepatan 1800 rpm dan waktu 75 detik dengan nilai 41,523Kg/mm2. Untuk kekuatan tarik terendah didapat dari hasil sambungan las gesek kecepatan 1080 rpm dan waktu 60 detik dengan nilai 37,913 Kg/mm2.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Khiari, Tubagus Irfan, Musthofa Lutfi, and Gunomo Djoyowasito. "Modifikasi dan Uji Kinerja Implement Rotavator untuk Mencacah Serasah dan Tunggul Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) untuk Ratoon." Jurnal Teknotan 14, no. 1 (2020): 25. http://dx.doi.org/10.24198/jt.vol14n1.4.

Full text
Abstract:
Tebu merupakan salah satu komoditi unggulan yang ada di Indonesia, industri perkebunan tebu di Indonesia memiliki luas 420,146 hektar. Penanganan serasah sisa panen tanaman tebu di Indonesia selama ini dilakukan dengan cara dibakar. Hal ini menimbulkan lebih banyak kerugian. Oleh karena itu dilakukan modifikasi untuk merubah bajak rotari menjadi trash mulcher untuk mencacah serasah tebu. Untuk mengetahui hasil kualitas dari pencacahannya dilakukan pengukuran berat panjang serasah, persentase hasil pencacahan, dan persentase perubahan ketinggian tumpukan. Dilakukan juga pengukuran kapasitas dan efisiensi lapang, konsumsi bahan bakar dan slip roda untuk menentukan kinerja implement. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil caahan berada pada kategori kualitas kurang baik dan perlakuan yang memunjukkan hasil paling baik adalah perlakuan dengan kecepatan maju traktor 4,13 km/jam. Pengujian analisi statis struktural yang meliputi deformasi total dan tegangan von mises dilakukan dengan menggunakan software ANSYS dengan material mild steel. Nilai total deformasi pada desain sebelum dan sesudah modifikasi adalah 0,494 mm dan 0,052 mm. Sementara nilai tegangan von mises pada desain sebelum dan setealah modifikasi didaptakan sebesar 416,78 MPa dan 77.02 MPa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Irdam, Irdam, Dani Setiawan, Ade Irmayanti, and Aditya Aditya. "Rancang Bangun Mesin Peniris Minyak." Dinamika : Jurnal Ilmiah Teknik Mesin 11, no. 2 (2020): 77. http://dx.doi.org/10.33772/djitm.v11i2.11799.

Full text
Abstract:
Penirisan minyak pada makanan gorengan secara manual dipandang kurang optimal. Penelitian ini bertujuan merancang dan membangun sebuah prototipe mesin peniris minyak dengan sistem rotari yang memanfaatkan gaya sentrifugal yang mampu melakukan penirisan minyak secara lebih cepat dengan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan cara manual. Kelebihan rancangan mesin peniris minyak dalam penelitian ini adalah dalam hal portabilitas dan kemudahan untuk membersihkan tabung peniris karena dapat dibongkar pasang. Tahapan pembuatan mesin ini terdiri atas tahap perancangan, manufaktur, perakitan dan pengujian mesin. Mesin dirancang dan dibangun dengan spesifikasi: tinggi 1155 mm, panjang 945 mm, dan lebar 600 mm. Hasil uji coba penirisan keripik dan kacang goreng menunjukkan bahwa penirisan menggunakan mesin peniris minyak terbukti lebih efektif dibandingkan penirisan secara manual. Penirisan keripik menggunakan mesin dengan kecepatan putaran 500 rpm selama 1 menit menghasilkan pengurangan massa sebesar 4,5%, sedangkan penirisan manual hanya menghasilkan pengurangan massa sebesar 1,8%. Penirisan kacang goreng menggunakan mesin selama 1 menit menghasilkan pengurangan massa sebesar 0,91%, sedangkan penirisan manual hanya menghasilkan pengurangan massa sebesar 0,45%. Untuk kacang goreng dibutuhkan waktu 5 menit agar diperoleh pengurangan massa sebesar 1,8%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Barus, Brema Sanjaya, and Junaidi Junaidi. "ANALISA PRODUKSI MESIN PERAJANG SINGKONG KAPASITAS 60 KG/JAM DENGAN VARIASI SUDUT POTONG." Buletin Utama Teknik 19, no. 2 (2024): 118–23. http://dx.doi.org/10.30743/but.v19i2.9857.

Full text
Abstract:
Mesin pengupas serabut kelapa adalah mesin yang digunakan untuk memisahkan buah dari serabut kelapa. Pada mesin sebelumnya mempunyai kekurangan pada mata pisau pengupas yang berbentuk runcing seperti mata tombak yang terletak pada sisi roller,dengan adanya kekurangan pada mata pisau maka dilakukan desain rancangan ala pengupas serabut kelapa model roller axial dengan tujuan untuk Merancang sistem kerja mesin pengupas serabut kelapa,Perencanaan gaya pengupasan kelapa dan putaran,Perhitungan komponen elemen mesin pengupas serabut kelapa seperti: pisau pengupas yang berbentuk gancu ,Poros, Bantalan, Roda gigi,Penetapan tipe elektromotor dan daya mesin yang digunakan mesin pengupas serabut kelapa. dengan menggunakan pisau pengupas yang bergerak rotari terbuat dari S 24 C dengan tinggi mata pisau 18 mm,lebar 23 mm.berdasarkan karakteristik dari buah kelapa, gaya pengupasan serabut kelapa sebesar 155,2 kg dan putaran 6 rpm.dalam perancangan mesin pengupas serabut kelapa daya yang direncanakan sebesar 1164 watt atau 2 Hp dengan putaran aktualnya 940 rpm. dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa dalam merancang mesin pengupas serabut kelapa perancang dapat menentukan komponen yang sesuai untuk digunakan dan dapat melakukan perhitungan setiap komponen.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Husni, Henny, Windi Septiani, and Fitri Tamzi. "Dinamika Simpanan Karbon dan Kepadatan Tanah Setelah Pengolahan Tanah." Jurnal Agroecotania : Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian 4, no. 1 (2022): 38–48. http://dx.doi.org/10.22437/agroecotania.v4i1.20434.

Full text
Abstract:
&#x0D; &#x0D; &#x0D; Tanah yang gembur setelah diolah hanya sementara dan mempengaruhi proses dekomposisi bahan organik di dalam tanah sekaligus simpanan karbon dan kepadatan tanah. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Desa Mendalo Darat, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi. Analisis tanah di LaboratoriumKimiadanKesuburanTanahFakultasPertanianUniversitasJambi. Penelitian menggunakan Metode Eksploratif-deskriptif pada lahan yang dibedakan menjadi enam petakan sesuai perlakuan (tidak diolah, diolah dengan cangkul, bajak piring dan bajak rotari menggunakan traktor mini). Data yang dihimpun (sebelum dan sesudah diolah) menggunakan contoh tanah utuh dan contoh tanah komposit pada kedalaman 0-40 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah di areal penelitian bertekstur lempung liat berpasir dengan C-organik rendah. Kandungan C-organik dan simpanan karbon tanah yang tidak diolah relatif tidak berubah hingga empat minggu. Namun pengolahan tanah baik menggunakan cangkul dan bajak dengan traktor menyebabkan penurunan C-organik dan simpanan karbon tanah yang jauh lebih besar akibat pengolahan sempurna (primary dan secondary tillage) masing-masing 36.94 % dan 41.62 % empat minggu setelah pengolahan tanah. Akibatnya kepadatan tanah juga meningkat sejalan dengan penurunan kandungan bahan organik tanah.&#x0D; &#x0D; &#x0D;
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Manta, Faisal, Sena Sukmananda Suprapto, Ridhwan Haliq, et al. "MEKANISASI PROSES PRODUKSI PUPUK ORGANIK PADA KELOMPOK TANI SUMBER REJEKI BALIKPAPAN." Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat ITK (PIKAT) 3, no. 2 (2022): 116–22. http://dx.doi.org/10.35718/pikat.v3i2.707.

Full text
Abstract:
Usaha pengolahan sampah sebagai upaya untuk dapat meminimalisir dampak negatif dan meningkatkan nilai kemanfaatan dari sampah terus digalakan. Kelompok tani Sumber Rejeki di Kecamatan Balikpapan Utara Kalimantan Timur fokus terhadap pertanian organik dengan mengolah sampah menjadi berbagai jenis pupuk padat dan cair. Proses pengolahan dilakukan secara manual sehingga berdampak terhadap kualitas dan kuantitas pupuk yang dihasilkan. Pelaksanaan program pengabdian masyarakat ITK terhadap mekanisasi proses pengolahan sampah organik dilakukan untuk mampu menghasilkan produk pupuk berkualitas baik dengan kapasitas mampu memenuhi kebutuhan petani. Proses mekanisasi diwujudkan dengan membuat alat pengolah pupuk organik (APPO) mampu menghaluskan bahan organik dengan kekerasan tinggi seperti ranting pohon, pelepah kelapa, hingga sabut kelapa. Alat Pengolahan Pupuk Organik telah dirancang dengan sistem rotari dilengkapi mata pisau menyudut. Pengujian terhadap unjuk kerja alat tersebut dilakukan terhadap bahan serabut kelapa dan pelepah pisang yang merupakan bahan pembuatan pupuk organik. Hasil pengujian menggunakan APPO diperoleh bahwa hasil pemotongan yang lebih halus dengan waktu yang lebih singkat, sehingga berdampak terhadap peningkatan kualitas dan kapasitas produksi pupuk kelompok tani Sumber Rejeki.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Hutasoit, Keny Repeu, Ardiantoni Saragih, Hasballah Hasballah, and Hodmiantua Sitanggang. "RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS BUAH NANGKA HORIZONTAL MENGGUNAKAN METODE PIRING ROTARI DAN MATA PISAU PEELER KAPASITAS 35 BUAH/JAM." Jurnal Teknologi Mesin UDA 4, no. 1 (2023): 11. http://dx.doi.org/10.46930/teknologimesin.v4i1.3268.

Full text
Abstract:
ABSTRAK&#x0D; Pada umumnya proses pengupasan kulit buah nangka muda masih menggunakan peralatan manual yaitu dengan menggunakan pisau, hal tersebut bisa saja membuat pedagang mengalami luka akibat dari pisau saat mengupas kulit buah nangka muda tersebut. Tujuan Tugas Akhir ini adalah (1) Agar dapat membantu memudahkan masyarakat dalam pengolahan buah nangka dengan maksimal dari hasil produksinya, (2) Agar masyarakat dapat meningkatkan produktivitas pengolahan dari buah nangka, yang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, (3) Dapat mengetahui hasil atau kinerja dari mesin pengupas buah nangka yang telah selesai pembuatannya. Dari hasil analisa, maka didapatkan daya motor ialah 5,5 HP dengan putaran 3600 rpm. Panjang sabuk yang digunakan ialah 914 mm dan 1041 mm dari perhitungan besar puly pada mesin adalah 3 inchi berjumlah 2, 3,5 inchi ,dan 8 inchi dan puly pada poros berjumlah 4. Gearbox reducer yang digunakan ialah WPA 40. Panjang poros mata pisau 70 mm. Poros pada cak pemutar berdiameter 30 mm, bahan poros diperkirakan dari baja ST37 dengan kekuatan tarik ( .
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Tihara, Assifa Yuichiro. "DESAIN SPESIFIKASI GEOMETRIK CETAKAN EMPING ALAT PRESS BUAH MELINJO MENGGUNAKAN TEKNOLOGI COMPRESSED AIR DENGAN TEKANAN MAX 4 BAR." ALMIKANIKA 2, no. 2 (2021): 58–62. https://doi.org/10.32832/almikanika.v2i2.5168.

Full text
Abstract:
Emping yang bermutu tinggi adalah emping yang memiliki diameter seragam. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan desain cetakan emping untuk diameter 40mm, mendapatkan emping dengan diameter yang seragam, dan mendapatkan konstruksi cetakan yang kuat. Melinjo Kualitas emping melinjo sangat ditentukan oleh kualitas biji melinjo. Biji melinjo yang bermutu baik adalah biji melinjo yang berukuran besar dan tua. Biji melinjo yang sudah benar-benar tua mengandung sedikit air sehingga bila diolah menjadi emping tidak akan mengalami banyak penyusutan berat. Biji melinjo yang sudah tua dapat diidentifikasi dengan kulit luar berwarna merah, bji melinjo disangrai menggunakan mesin sangrai rotari dengan lama penyangraian 15 menit, selanjutnya biji melinjo dikupas kulit luarnya dalam keadaan panas menggunakan palu dan dibersihkan kulit arinya setelah itu biji melinjo dipress. Melinjo dipipihkan menggunakan mesin press pneumatik dan cetakan yang terbuat dari material stainless steel 304. Diameter emping diukur menggunakan mistar ingsut dengan sampel sebanyak 10 buah. Cetakan ini mampu menghasilkan emping dengan diameter yang seragam diameter terkecil, rata-rata, dan terbesar adalah 40, 41, dan 42. Tegangan yang terjadi pada cetakan sebesar 1 MPa ini lebih kecil dari nilai tegangan material SS304 yaitu sebesar 225MPa dapat dikatakan konstruksi aman.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Prasetyo, Joyo, Safaruddin Tohir, and Heru Purwanto. "PENGAPLIKASIAN VARIABLE SPEED DRIVE UNTUK MENGONTROL KECEPATAN MAIN MOTOR DRIVE DC PADA ROTARI KILN PADA PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk." Jurnal Multidisipliner Kapalamada 1, no. 04 (2022): 447–55. http://dx.doi.org/10.62668/kapalamada.v1i04.351.

Full text
Abstract:
Motor induksi tiga phasa Banyak digunakan sebagai penggerak peralatan dengan kecepatan penuh atau relatif konstan. Konsumsi daya pada motor induksi dengan kecepatan konstan lebih besar,hal tersebut menyebabkan pemborosan energi listrik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan suatu cara untuk menghemat energi listrik. Salah satu cara untuk menghemat pemakaian energi listrik pada pengoperasian motor induksi tiga phasaadalah menggunakan Variable Speed Drive (VSD). VSD mengurangi konsumsi listrik motor sebesar 30-60%. Potensi penghematan energi motor listrik sangat besar karena sistem motor menggunakan lebih dari 60% daya listrik yang dikonsumsi oleh industri. Dari kelebihan inilah VSD dapat digunakan untuk mengontrol kecepatan motor, wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dan mencari sumber-sumber yang relevan untuk mendukung secara teoritis, dengan menggunakan urutan yang memiliki tahapan sebagai berikut: 1). Mengamati dan mempelajari komponen sistem Variable Speed Drive pada motor DC. 2) Memahami prinsip kerja Variable Speed Drive. 3). Memahami perancangan sistem kontrol sistem Variable Speed Drive pada rotary kiln.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Syahrizal, Iman, and Irma Fahrizal Butsi Ningsih. "KAJIAN PENGERINGAN BUAH PINANG BELAH MENGGUNAKAN MESIN PENGERING TIPE ROTARI DENGAN SUMBER PANAS DARI API KOMPOR BERBAHAN BAKAR OLI BEKAS." Prosiding Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 6, no. 1 (2024): 15–23. https://doi.org/10.47767/sehati_abdimas.v6i1.685.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengeringan buah pinang belah menggunakan mesin pengering tipe rotari dengan sumber panas dari api kompor. Variabel yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari periode waktu perubahan fase pengeringan, laju pengeringan, susut bobot, perubahan tekstur dan perubahan warna biji pinang yang dihasilkan dari proses pengeringan. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah eksprimen dengan memperhatikan dua faktor utama yang dapat mempengaruhi proses pengeringan yaitu suhu dan laju aliran udara yang dihembuskan ke dalam ruang pengering. Penguragan bobot buah dari proses pengeringan dihitung berdasarkan bobot awal dikurang dengan bobot akhir setelah dikeringkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengeringan buah pinang mengalami tiga fase yang terdiri dari fase penyesuaian awal yang terjadi pada periode waktu pengeringan jam ke 1 sampai jam ke 3 dengan laju pengeringan maksimum 0.8 kg/jam, fase laju konstan yang terjadi pada periode waktu pengeringan jam ke 3 sampai jam ke 4 dengan laju pengeringan 1 kg/jam, dan fase laju menurun yang terjadi pada periode waktu pengerigan jam ke 4 sampai jam ke 10 dengan rata-rata laju pengeringan sebesar 0,1 kg/jam. Perubahan fase pengeringan berbanding lurus dengan penyusutan bobot buah pinang, susut bobot terbesar terjadi pada fase penyesuaian awal yaitu sebesar 12% di periode waktu pengeringan jam ke 3. Pada fase penyesuaian awal, kulit luar (epicarp) mulai mengerut, warna kulit berubah menjadi kecoklatan, biji (endocarp) mulai terlepas dari lapisan sabut (mesocarp), warna biji masih normal. Pada fase laju konstan warna kulit luar semakin gelap dan kusam, biji mulai ada yang retak akibat kadar air yang semakin berkurang. Pada fase laju menurun lapisan biji yang terpisah dari lapisan sabut semakin besar, retak pada biji smakin bertambah, serat putih pada biji berubah menjadi warna hitam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Ambiyar, Ambiyar, Budi Syahri, and Febri Prasetya. "PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN JAGUNG MELALUI INOVASI MESIN CORN SHELLER." Jurnal Vokasi Mekanika (VoMek) 2, no. 4 (2020): 76–79. http://dx.doi.org/10.24036/vomek.v2i4.149.

Full text
Abstract:
Penangan jagung pada pasca panen merupakan kegiatan penting karena akan menentukan kualitas dari biji jagung yang akan dijual. Kegiatan ini juga membutuhkan banyak tenaga karena pada kegiatan ini petani harus melepaskan biji jagung dari tongkolnya. Dalam 1 Ha lahan jagung bisa menghasilkan 10 hingga 12 ton jagung. Jumlah ini akan diproses pelepasan biji dari tongkolnya. Petani jagung di kenagarian Andiang belum menemukan teknologi yang dapat membantu kerja petani pada proses ini. Mayoritas perani masih menggunakan ban sepeda dan terkadang masih dilakukan dengan cara manual tanga dalam proses pelepasan biji jagung dari tongkolnya. Petani membutuhkan waktu 8 hingga 10 hari mengerjakan pekerjaan sebanak itu. Pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat kali ini tim pengabdian melakukan inovasi membuat alat corn sheeler yang dapat membantu kerja petani proses pelepasan biji jagung dari tongkolnya. Corn sheller yang akan dibuat menggunakan sistem rotari dengan motor penggerak adalah motor bensin 5,5 HP. Pemilihan mesin ini dimaksudkan agar alat ini mudah di pindah-pindahkan sesuai dengan lokasi pengolahan jagung yang akan dilakukan petani. Harapan tim pengabdian dengan adanya alat ini permasalahan yang dihadapi petani jangung di kenagarian Andiang Kecamatan Suliki Kabupaten 50 Kota dalam peroses pelepasan biji jagung dari tongkolnya akan terselesaikan. Alat ini akan efektif secara waktu dan tenaga. Biaya operasinal dari alat inipun tidak mahal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!