Academic literature on the topic 'Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the lists of relevant articles, books, theses, conference reports, and other scholarly sources on the topic 'Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Journal articles on the topic "Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo"

1

Yunizaf, Rahmanofa, Elvie Zulka, Susyana Tamin, and Guntur Surya. "Penggunaan esofagoskopi transnasal di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo." Oto Rhino Laryngologica Indonesiana 47, no. 1 (July 10, 2017): 65. http://dx.doi.org/10.32637/orli.v47i1.197.

Full text
Abstract:
Latar belakang: Esofagoskopi transnasal merupakan teknik diagnostik baru yang memberikankesempatan kepada spesialis Telinga Hidung Tenggorok untuk melakukan pemeriksaan traktus aerodigestif,dari vestibulum nasi sampai kardia. Tindakan ini dilakukan di poliklinik rawat jalan, dengan anestesi lokaltopikal dan tanpa sedasi.Tujuan: Mendapatkan gambaran tentang penggunaan esofagoskopi transnasaldi Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok – Bedah Kepala Leher Rumah Sakit Dr.Cipto Mangunkusumo.Laporan kasus: Dilaporkan 32 pasien yang dilakukan esofagoskopi transnasalselama Februari 2014 hingga Maret 2015, terdiri dari 20 laki-laki (63%) dan 12 perempuan (37%),dengan rentang usia 11-82 tahun. Keluhan terbanyak adalah sulit menelan sebanyak 18 pasien. Indikasiterbanyak adalah disfagia, globus atau refluks sebanyak 12 pasien. Diagnosis terbanyak adalah akalasiaesofagus sebanyak 7 pasien.Metode: Pencarian literatur dilakukan pada database EBSCO Host Medline,Cochrane dan Pubmed Medline sesuai pertanyaan klinis. Setelah dilakukan penapisan dengan kriteriainklusi dan ekslusi, didapatkan didapatkan 2 jurnal yang relevan.Hasil: Dari jurnal yang didapatkan,merupakan laporan kasus serial yang dilakukan esofagoskopi transnasal pada pasien dengan keluhantraktus aerodigestif.Kesimpulan: Esofagoskopi transnasal telah menghasilkan layanan satu pintu yangmengurangi keterlambatan diagnosis, pembiusan umum dan pemeriksaan menelan barium.Kata kunci: Esofagoskopi transnasal, esofagoskopi kaku, esofagoskopi transoral, anestesi lokal topikal ABSTRACTBackground: Transnasal esophagoscopy (TE) is a new diagnostic technique that provides theopportunity for ENT specialists to examine the aerodigestif tract, from the nasal vestibulum until the cardia,at the outpatient clinic, with topical local anesthesia and without the need for sedation. Purpose: To obtaindata of transnasal esophagoscopy in Otorhinolaryngology-Head and Neck Surgery Department, CiptoMangunkusumo Hospital. Cases: Reported 32 patients which had undergone transnasal esophagoscopyfrom February 2014 to March 2015, consisted of 20 male and 12 female, age ranged between 11-82years. Most chief complaints were difficulty of swallowing in 18 patients. Most common indications ofTE were dysphagia, globus or reflux in 12 patients. Most common diagnosis was achalasia esophagus in7 patients. Methods: The evidence based literature were searched from EBSCO Host Medline, Cochraneand Pubmed Medline database according to clinical question. After filtered with inclusion and exclusioncriteria, we found 2 journals that relevant to our case. Results: From the journals, we found reports ofserial cases of transnasal esophagoscopy on patiens with aerodigestive problems. Conclusion: Transnasalesophagoscopy provides an ‘one stop’ diagnosis service, reducing diagnostic delays, the need for endoscopyunder general anaesthesia and barium swallows.Keywords: Transnasal esophagoscopy, rigid esophagoscopy, transoral esophagoscopy, topical localanesthesia
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Agasani, Febrini, Soedjatmiko Soedjatmiko, and Endang Windiastuti. "Kualitas Hidup Anak dengan Hemofilia di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo." Sari Pediatri 21, no. 2 (September 6, 2019): 73. http://dx.doi.org/10.14238/sp21.2.2019.73-80.

Full text
Abstract:
Latar belakang. Hemofilia merupakan salah satu penyakit kronik yang dapat memengaruhi kualitas hidup. Tujuan. Mengetahui prevalensi, gangguan kualitas hidup, kesesuaian kualitas hidup berdasarkan laporan anak dan laporan orangtua serta pengaruh faktor medis terhadap kualitas hidup anak hemofilia di RSCM.Metode. Penelitian potong lintang pada pasien hemofilia usia 5-18 tahun di Poliklinik Hematologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM selama September-Desember 2016. Pengisian kuesioner PedsQLTM 4.0 dilakukan dengan wawancara. Faktor risiko dianalisis secara multivariat. Hasil. Gangguan kualitas hidup menurut laporan anak 52,9% (rerata 64,37±11,75) dan menurut orangtua 60,8% (rerata 64,37±13,87) dari total 102 anak hemofilia. Dimensi yang paling terganggu adalah dimensi fisik menurut kelompok 5-7 tahun, sedangkan menurut kelompok 8-18 tahun adalah dimensi fisik dan sekolah. Terdapat ketidaksesuaian antara laporan kualitas hidup anak dan orangtua pada kelompok usia 5-7 tahun. Kekakuan sendi merupakan faktor risiko terjadinya gangguan kualitas hidup menurut laporan anak (p=0,005, RP 4,335, IK 95% 1,550-12,126) dan orangtua (p=0,04, RP 2,902, IK 95% 1,052-8,007).Kesimpulan. Terdapat 52,9% (laporan anak) dan 60,8% (laporan orangtua) anak hemofilia yang kualitas hidupnya terganggu. Kekakuan sendi merupakan faktor yang paling memengaruhi kualitas hidup. Untuk menilai kualitas hidup anak usia 5-7 tahun diperlukan laporan anak dan orangtuanya, sedangkan anak usia 8-18 tahun cukup laporan anak atau orangtua saja.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Suwarba, I. Gusti Ngurah, Dwi Putro Widodo, and RA Setyo Handryastuti. "Profil Klinis dan Etiologi Pasien Keterlambatan Perkembangan Global di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta." Sari Pediatri 10, no. 4 (November 30, 2016): 255. http://dx.doi.org/10.14238/sp10.4.2008.255-61.

Full text
Abstract:
Latar belakang. Perkembangan anak meliputi aspek motorik halus, motorik kasar, bahasa/berbicara, personal sosial, kognitif, dan aktivitas sehari-hari. Keterlambatan perkembangan global (KPG) adalah keterlambatan bermakna pada lebih dari dua domain perkembangan. Etiologi sangat bervariasi, angka kejadian sekitar 1%-3% anak-anak di seluruh dunia, sedangkan di Indonesia sampai saat ini belum pernah dilaporkan.Tujuan. Mengetahui prevalensi, karakteristik, etiologi, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan etiologi KPG di RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.Metode. Penelitian retrospektif dilakukan pada 151 anak KPG di Poliklinik Neurologi anak RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta pada Januari 2006-Juli 2008. Kriteria inklusi anak didiagnosis KPG, berumur <5 tahun.Hasil. Prevalensi KPG di Poliklinik Neurologi Anak RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta pada Januari 2006-Juli 2008 didapatkan pada 151(2,3%) dari 6487 kunjungan. Keluhan terbanyak, belum bisa berjalan dan berbicara 71 (47,1%) kasus, 84 (55,6%) laki-laki, dan rerata umur (21,8 ± 13,1) bulan. Riwayat kelahiran 33(21,9%) kurang bulan, 45(29,8%) BBLR, 125(79,2%) lahir pervaginam, 46(30,%) tidak segera menangis. Gangguan perkembangan dalam keluarga ditemukan pada 20(13,2%) kasus. Karakteristik klinis 81(53,6%) mikrosefali, 67 (44,4%) kasus gizi kurang dan gizi buruk. Gambaran dismorfik 19 (12,6%) kasus, riwayat kejang 57(37,7%) kasus. Etiologi dapat diidentifikasi pada 97(64,2%) kasus. Lima etiologi terbanyak 33(21,9%) disgenesis cerebral, 18(11,9%) palsi cerebral, 15(9,9%) infeksi TORCH, 11(7,3%) sindrom genetik, dan 7(4,6%) kelainan metabolik kongenital. Analisis bivariat, ditemukan perbedaaan bermakna pada riwayat kejang, jenis kelamin, mikrosefali, dan gambaran dismorfik antara etiologi yang diketahui dan etiologi tidak diketahui dengan p=0,025; 0,016; 0,018; <0,0001. Analisis multivariat, ada hubungan bermakna antara keberhasilan identifikasi etiologi dengan jenis kelamin, mikrosefali, dan gambaran dismorfik dengan p=0,003; <0,0001 dan 0,006.Kesimpulan. Prevalensi keterlambatan perkembangan global di poliklinik anak RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta 2,3%. Karakterisitik klinis yang berhubungan bermakna dengan keberhasilan identifikasi etiologi adalah jenis kelamin laki-laki, mikrosefali, dan adanya gambaran dismorpik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Hustrini, Ni Made. "Pengelolaan Predialisis Pasien Penyakit Ginjal Kronik." Jurnal Penyakit Dalam Indonesia 7, no. 2 (June 30, 2020): 78. http://dx.doi.org/10.7454/jpdi.v7i2.440.

Full text
Abstract:
Hingga saat ini, fenomena memulai dialisis kronik dalam situasi emergensi untuk pasien penyakit ginjal kronik (PGK) stadium akhir/gagal ginjal masih banyak ditemukan. Hal ini dikonfirmasi dengan temuan Lydia, dkk. bahwa di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) – Jakarta, sebagai rumah pusat rujukan nasional, persentase pasien PGK stadium 5 yang memulai dialisis tidak terencana sangat tinggi, yakni sebesar 90%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Indrawan, Doddy Kurnia, Antonius H. Pudjiadi, and Abdul Latief Latief. "Insidens Kandidemia di Paediatric Intensive Care Unit Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo." Sari Pediatri 18, no. 3 (January 22, 2017): 182. http://dx.doi.org/10.14238/sp18.3.2016.182-6.

Full text
Abstract:
Latar belakang. Kandidemia menjadi salah satu masalah di PICU, angka ejadiannya meningkat setiap tahun dengan angka kematian yang tinggi, serta memperpanjang masa rawat di rumah sakit. Sampai saat ini, data insidens kandidemia pada anak masih terbatas.Tujuan. Mengetahui insidens kandidemia di PICU RSCM.Metode. Penelitian retrospektif dilakukan di RS Cipto Mangunkusumo dengan mencatat data rekam medis pasien kandidemia pada anak periode 1 Januari 2013 sampai 31 Desember 2014. Hasil. Didapatkan 32 kejadian kandidemia dalam kurun waktu pengambilan data. Median usia pasien 12,8 bulan, 57,7% berjenis kelamin laki-laki. Sebagian besar pasien mengalami gizi kurang, 69,2% kasus bedah dan 30,8% non bedah. Penggunaan steroid 11,5%. Selama perawatan di PICU, 96,2% pasien menggunakan ETT, 100% menggunakan kateter vena sentral dan kateter urin. Pasien yang menggunakan antibiotik >15 hari 80,8%. Median skor awal PELOD adalah 12. Median waktu pemberian anti jamur 15,8 hari perawatan di PICU, luaran hidup 65,4%, rerata lama rawat PICU 25,8 hari. Penyakit yang mendasari perawatan di PICU 7,7% infeksi saluran pernapasan, 3,8% infeksi sistem saraf, 19,2% syok sepsis, 3,8% pascabedah kepala leher, 11,5% pasca bedah dada, dan 53,8 pasca bedah abdomen. Rerata lama pemggunaan ETT 10,04 hari, kateter vena sentral 15,65 hari, dan kateter urin 11,15 hari. Jenis kandida terbanyak adalah kandida parapsilosis. Lebih dari dua antibiotik diberikan pada 76,8% pasien sebelum mendapatkan anti jamur.Kesimpulan. Kejadian kandidemia serupa dengan negara berkembang lainnya dan ditemukan meningkat pada pasien dengan status gizi kurang, pasacabedah, penggunaan alat medis invasif, dan penggunaa antibiotik >15 hari.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Ismandari, Fetty, and Helda Helda. "Kebutaan pada Pasien Glaukoma Primer di Rumah Sakit Umum Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta." Kesmas: National Public Health Journal 5, no. 4 (February 1, 2011): 185. http://dx.doi.org/10.21109/kesmas.v5i4.140.

Full text
Abstract:
Glaukoma adalah penyebab kebutaan permanen nomor dua di Indonesia yang sering tidak disadari oleh penderita. Proporsi pasien baru glaukoma yang datang ke RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) dalam kondisi buta cukup tinggi. Tujuan penelitian ini mengetahui berbagai faktor yangberhubungan dengan kebutaan tersebut. Penelitian ini dilakukan terhadap 420 pasien glaukoma primer yang berkunjung di poliklinik penyakit mata RSCM pada Januari 2007-Oktober 2009 dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis Cox’s Proportional Hazard Model untuk mendapatkan nilai prevalence ratio (PR). Penelitian ini didapatkan hubungan bermakna antara antara kebutaan akibat glaukoma primer tekanan intraokular (PR = 1,01; 95% CI = 1,01-1,02), jenis glaukoma, pengobatan sebelumnya dan interaksi antara jenis glaukoma dan pengobatan sebelumnya (PR 2,09 95% CI 1,36-3,22 ). Untuk sudut terbuka yang pernah mendapat pengobatan sebelumnya (PR = 1,72; 95% CI = 1,20-2,46) untuk sudut tertutup yang belum mendapat pengobatan; PR= 1,79 untuk sudut tertutup yang pernah mendapat pengobatan; dibandingkan sudut terbuka yang belum mendapat pengobatan) serta pendidikan (PR = 1,49; 95% CI = 1,06-2,08 untuk pendidikan rendah dan PR = 1,37; 95% CI = 0,97-1,92 dibandingkan dengan pendidikan tinggi). Kata kunci: Glaukoma, buta, mataAbstractGlaucoma is the second largest cause of blindness in Indonesia. Blindness caused by glaucoma is irreversible and most of the patients are unaware of the symptoms. The proportion of blindness in new glaucoma patients at Cipto Mangunkusumo General Hospital Jakarta was found high, resulting the need to explore factors related to it. The Study involved 420 samples consisted of new primary glaucoma patients visiting Eye Clinic of this hospital from January 2007 to October 2009, who fulfilled inclusion and exclusion criteria. To calculate the Prevalence Ratio (PR), Cox’s ProportionalHazard Model Analysis was used. As result, variables that is significantly associated with blindness among new patients with primary glaucoma at this hospital were intraocular pressure (PR = 1,01; 95% CI = 1,01-1,02), glaucoma type, treated patients, interaction between glaucoma type and treated patients (PR = 2,09; 95% CI = 1,36-3,22 for POAG-treated patients; PR = 1,72; 95% CI = 1,20-2,46 for PACG-untreated patients; PR = 1,79 for PACG-treated patiens; compared with POAG-untreated patients), and education level (PR = 1,49; 95% CI = 1,06-2,08 for low level education and PR = 1,37; 95% CI = 0,97-1,92 for no answer compared with high level education).Key word: Glaucoma, blindness, eyes
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Sihombing, Tumpal Y., Endang Windiastuti, and Djajadiman Gatot. "Osteosarkoma pada Anak di RS. Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta." Sari Pediatri 11, no. 3 (November 24, 2016): 179. http://dx.doi.org/10.14238/sp11.3.2009.179-83.

Full text
Abstract:
Latar belakang. Osteosarkoma merupakan tumor primer tulang yang paling sering dijumpai terutama pada remaja. Tata laksana osteosarkoma saat ini meliputi modalitas operasi dan kemoterapi yang diberikan pada preoperasi/neoajuvan maupun pasca operasi/adjuvan.Tujuan. Mengetahui karakteristik pasien osteosarkoma untuk membantu mengembangkan pengelolaan pasien anak dengan osteosarkoma di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.Metode. Penelitian retrospektif terhadap seluruh anak dengan osteosarkoma yang dirawat di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM dari tahun 1998-2008. Data dikelompokkan berdasarkan umur, jenis kelamin, lokasi tumor, pemeriksaan penunjang, pemberian kemoterapi, metastasis, dan hasil akhir/outcome.Hasil. Ditemukan 23 kasus osteosarkoma, yang berusia 9-16 tahun. Kadar alkalin fosfatase (ALP) dan laktat dehidrogenase (LDH) diperiksa pada 22 pasien, 20 pasien dengan ALP tinggi dan 15 pasien LDH tinggi. Pada 22 pasien dilakukan kemoterapi, 15 neoadjuvan, 5 adjuvan dan 2 mendapat kombinasi kemoterapi neoajuvan dan ajuvan. Sepuluh pasien diamputasi, 4 meninggal. Pada 5 pasien dilakukan limb sparing. Pada akhir pengamatan terdapat 10 pasien hidup terdiri dari 2 pasien telah selesai pengobatan dan 8 pasien masih dalam pengobatan. Lima pasien dengan metastasis ke paru, satu di antaranya meninggal.Kesimpulan. Pada umumnya pasien datang dengan keadaan inoperable, meskipun demikian kemoterapi memberikan outcome yang lebih baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Putranto, Rudi, Laksono Trisnantoro, and Yos Hendra. "Penghematan Biaya Perawatan Pasien Kanker Terminal Dewasa melalui Konsultasi Tim Paliatif di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo." Jurnal Penyakit Dalam Indonesia 4, no. 1 (March 30, 2017): 35. http://dx.doi.org/10.7454/jpdi.v4i1.111.

Full text
Abstract:
Pendahaluan. Meningkatnya penderita kanker terminal di Indonesia akan meningkatkan kebutuhan perawatan paliatif dan akhir kehidupan (palliative and end of life care). Pelayanan kesehatan pada pasien kanker membebani rumah sakit, karena menyebabkan biaya tinggi dan lama rawat memanjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan lama rawat inap dan tarif pelayanan rawat inap pasien kanker terminal dewasa dengan intervensi paliatif di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM).Metode. Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain kasus kontrol dan dilakukan di ruang rawat inap RSCM Jakarta selama bulan Januari–Desember 2015. Subjek adalah pasien kanker terminal dewasa di rawat inap kelas III pada tahun Januari-Desember 2015 dengan penjamin Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Data diperoleh dari data rekam medis dan billing dan dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney.Hasil. Diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara intervensi paliatif dengan pengeluaran pasien sesuai tarif RS (p=0,041), sedangkan tidak terdapat hubungan signifikan antara intervensi paliatif dengan lama hari rawat (p=0,873). Terdapat hubungan bermakna antara intervensi paliatif dan tarif pengeluaran kamar, visite, tindakan dan obat dan intervensi paliatif.Simpulan. Terdapat hubungan yang signifikan antara intervensi paliatif dengan pengeluaran pasien sesuai tarif RS. Terdapat hubungan bermakna antara intervensi paliatif dan tarif pengeluaran kamar, visite, tindakan dan obat dan intervensi paliatif.Kata Kunci: intervensi, lama rawat, perawatan paliatif, tarif Cost of Care Saving of Terminal Cancer Adult Patient Using Palliative Care Consultation in Cipto Mangunkusumo HospitalIntroduction. Terminal cancer patients was increasing in Indonesia, and need attention to approach palliative and end of life care. Terminal cancer management was burden the hospital, because it causes high costly and the length of stay This study aimed to get a general picture of service palliative at Cipto Mangunkusumo, then to evaluate the relationship hospitalization and rates of inpatient services people with terminal cancer adults who received the intervention palliative care and to evaluate the relationship variable rates for accommodation (room), doctor visit, procedure/surgery, medicines and consumables, laboratory and radiology to palliative interventions in patients with terminal cancer in inpatient Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital. Methods. This research was descriptive study with case control design and performed in the inpatient unit, Dr Cipto Mangunkusumo Hospital, during the month of January to December 2015. The subjects were medical records and billing of terminal cancer patients were .hospitalized adults in class III in January - December 2015 with National Health Insurance (BPJS). Inclusion criteria are terminal cancer patients, beusia ≥ 18 years, received palliative care consultation team while exclusion criteria are patients receiving palliative consultation on treatment days ≥ 25 days.Results. It is known that there is a significant relationship between palliative interventions to patients with hospital rates (p= 0.041), whereas there was no significant relationship between palliative interventions by the length of stay (p = 0.873). There is a significant relationship between palliative interventions and expenditures room rates, visite, action and medicine and palliative interventions.Conclusions. There is a significant relationship between palliative interventions with hospital rates. There is a significant relationship between palliative interventions and expenditures room rates, visite, action and medicine and palliative interventions. These data showed that palliative care intervention was saving money for hospital.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Alfiansyah, Gamasiano, Andar Sifa’il Fajeri, Maya Weka Santi, and Selvia Juwita Swari. "Evaluasi Kepuasan Pengguna Electronic Health Record (EHR) Menggunakan Metode EUCS (End User Computing Satisfaction) di Unit Rekam Medis Pusat RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo." Jurnal Penelitian Kesehatan "SUARA FORIKES" (Journal of Health Research "Forikes Voice") 11, no. 3 (April 3, 2020): 258. http://dx.doi.org/10.33846/sf11307.

Full text
Abstract:
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo is one of the hospitals whose services have used Electronic Health Record (EHR). The implementation of EHR is frequent loading and errors during service and lacking for several menus. The research purpose was to evaluate user satisfaction related to reporting on the Electronic Health Record (EHR) in the central medical records unit Dr. RSUPN. Cipto Mangunkusumo. This research was quantitative descriptive with population of all Electronic Health Record users in the central medical record unit, with 50 sample of respondents. The sampling technique was conducted by sistematic random sampling. Data was analyzed through scoring and presented in table form. The results showed that the dimension of accuracy was 73.28%, format was 71.6%, ease of use was 69.2%, content was 69.2 %, and timelines was 65.66%. These dimension scores indicated good criteria or the user was satisfied with the current Electronic Health Record (EHR) condition, but it requires the development of information systems by adding and adjusting modules contained in the EHR so that user satisfaction continues to increase. Keywords: evaluation; electronic health record (HER); end user computing satisfaction (EUCS) ABSTRAK Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo merupakan salah satu rumah sakit yang pelayanannya sudah menggunakan SIMRS yang disebut Electronic Health Record (EHR). Penggunaan EHR sering loading dan error pada saat pelayanan dan ada beberapa menu yang masih kurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kepuasan pengguna terkait pelaporan pada Electronic Health Record (EHR) di unit rekam medis pusat RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan populasi seluruh pengguna Electronic Health Record di unit rekam medis pusat, dan sampel berjumlah 50 responden. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan sistematic random sampling. Analisa data dilakukan melalui skoring dan disajika ndalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi keakuratan memiliki nilai tertinggi, yaitu 73,28%, tampilan 71,6%, kemudahan pengguna 69,2%, isi 69,2%, dan waktu 65,66%. Skor dalam dimensi tersebut termasuk dalam kriteria baik atau pengguna puas terhadap konsisi Electronic Health Record (EHR) saat ini, namun masih diperlukan pengembangan sistem informasi serta menambahkan dan menyesuaikan modul yang ada di dalam EHR sehingga kepuasan pengguna terus meningkat. Kata kunci: evaluasi; electronic health record (HER); end user computing satisfaction (EUCS)
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Nurleili, Rezky Aulia, Intan Airlina, and Anna Mira Lubis. "Problem Diagnostik dan Tata Laksana Primary Sclerosing Cholangitis." Jurnal Penyakit Dalam Indonesia 3, no. 3 (January 23, 2017): 158. http://dx.doi.org/10.7454/jpdi.v3i3.27.

Full text
Abstract:
Primary sclerosing cholangitis (PSC) merupakan penyakit hati kolestasis kronik dengan insiden yang cukup tinggi di Amerika yaitu sebesar 1/100.000 penduduk namun angka kejadiannya di Indonesia belum pernah dipublikasikan. Belum didapatkan tatalaksana yang terbaik pada penyakit ini. Pada artikel ini akan dibahas mengenai kasus PSC pada pasien laki-laki berusia 49 tahun di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dan tatalaksana yang dilakukan.Kata Kunci: PSC, tata laksana Diagnostic and Treatment Problems of Primary Sclerosing CholangitisPrimary sclerosing cholangitis (PSC) is a chronic cholestatic liver disease with high incidence reported in America (1/100.000 population), but there is still no data available in Indonesia. The best management of this disease is still not found. Thus, in this article author will discuss about the case of PSC in 49-years male patients hospitalized in Cipto Mangunkusumo hospital Jakarta and its treatment. Keywords: PSC, treatment
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
More sources
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography