To see the other types of publications on this topic, follow the link: Sampah plastik.

Journal articles on the topic 'Sampah plastik'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Sampah plastik.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Halim, Wandy, and Franky Liauw. "GALERI EDUKASI PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERANCANGAN PLASTIS." Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) 3, no. 2 (2022): 1361. http://dx.doi.org/10.24912/stupa.v3i2.12297.

Full text
Abstract:
In human life, waste is a problem that will inevitably become, and will never end. This waste problem is caused by high human consumptive behavior. Plastic waste is one of the waste problems that need serious attention because the problem of plastic waste has become a global environmental problem. To be able to overcome this large plastic waste, it takes speed in absorbing plastic waste and its use in the field of processing because plastic waste is waste that is very difficult to decompose. In Indonesia, public awareness and knowledge of plastic waste are still very lacking, so that the processing of plastic waste is still not optimal. RE-Plastic Gallery is a plastic educational gallery facility that applies the plastis design method. This plastis design method takes the nature of the plastic itself, namely plastis which means it is easy to form. With this plastis nature, plastis forms, plastis spaces, and plastis activities will be applied to the design of educational galleries. People's view of plastic waste will be changed through interactive exhibition activities, ranging from exhibitions on what plastic is, the impact of plastic on the environment, plastic artworks, plastic products, to research results on plastics aimed at fighting plastic waste. That way, people who initially dispose of plastic waste will hunt for plastic waste because they are aware that plastic is useful, valuable, profitable, and also fun.Keywords: educational gallery; plastic; plastis design method AbstrakDalam kehidupan manusia di dunia, permasalahan sampah merupakan permasalahan yang pasti akan dialami, dan tidak akan pernah ada habisnya. Permasalahan sampah ini disebabkan oleh tingginya perilaku konsumtif manusia. Sampah plastik merupakan salah satu masalah sampah yang perlu mendapat perhatian yang serius karena masalah sampah plastik ini sudah menjadi masalah lingkungan skala global. Untuk dapat mengatasi sampah plastik yang besar ini, dibutuhkan kecepatan dalam menyerap sampah plastik dan pemanfaatannya dalam bidang pengolahan karena sampah plastik merupakan sampah yang sangat sulit untuk terurai. Di Indonesia, kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan sampah plastik masih sangatlah kurang, sehingga pengolahan sampah plastik ini masih belum maksimal. RE-Plastic Gallery merupakan fasilitas galeri edukasi plastik yang menerapkan metode perancangan plastis. Metode perancangan plastis ini mengambil sifat dari plastik itu sendiri yaitu plastis yang berarti mudah untuk dibentuk. Dengan sifat plastis ini, akan diterapkan bentuk yang plastis, ruang yang plastis, dan kegiatan yang plastis pada desain galeri edukasi. Pandangan masyarakat mengenai sampah plastik akan diubah melalui kegiatan pameran yang interaktif, mulai dari pameran mengenai apa itu plastik, dampak plastik ke lingkungan, karya-karya seni plastik, produk-produk plastik, hingga hasil-hasil penelitian mengenai plastik yang bertujuan untuk memerangi sampah plastik. Dengan begitu masyarakat yang pada awalnya membuang sampah plastik akan memburu sampah plastik, karena tersadarkan bahwa plastik itu sebenarnya bermanfaat, berharga, menguntungkan, dan juga menyenangkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Hadi, Saiful. "Zero Plastic Campus: Fostering Vision and ‎Mission of Prophetic Values into The Behavior ‎of Campus Community." TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam 17, no. 1 (2022): 43–59. http://dx.doi.org/10.19105/tjpi.v17i1.5840.

Full text
Abstract:
Salah satu diantara nilai pendidikan Islam yang universal adalah menubuhkan perilaku manusia eksistensi lingkungan yang ramah belajar khususnya di kampus, melalui upaya menjaga dan memelihara lingkungan bebas dari sampah plasik, salah satunya melalui mendesain nilai profetik pada “lingkungan fisik” dan “lingkungan sosial” yang ada di kampus, kedua unsur lingkungan tersebut merupakan satu kesatuan yang harus didesain agar ramah untuk belajar.
 Menubuhkan perilaku individu dan kelompok menjaga lingkungan yang ramah bebas plastik masih sedikit yang membahas, khususnya dari sudut pandang keagamaan, sedangkan yang ada kebanyakan meninjau dari sudut pandang keterampilan motorik mengelola plasstik. 
 Penelitian ini mengungkap perilaku sivitas akademika fakultas tarbiyah lingkungan bebas plastic, menggunakan ancangan desain partisipatoris pendampingan membangun program yang bersumber dari potensi sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya di lingkungan fakultas sehingga membntuk perilaku sivitas akademika memiliki “nir sadar”terhadap lingkungan fisik dan sosial di fakultas tarbiyah IAIN Madura.
 Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: a) menubuhkan kesadaran perilaku sivitas akademika fakultas tarbiyah IAIN Madura melalui; program tarbiyah berseri terintegrasi pemeliharaan lingkungan zero plastik, melakukan habituasi zero plastik oleh pimpinan kepada sicitas akademika di tarbiyah, penyiapan sarana sampah yang cukup, b) Implementasi penataan lingkungan zero plastik di fakultas tarbiyah IAIN Madura dengan pendampingan keterampilan mengolah sampah dan bahan plastik, penyiapan regulasi untuk mengurangi dan menggati bahan plastik, memasukkan nilai zero plastic dalam kurikulum pembelajaran
 Saran yang diberikan adalah a) kepada pimpinan fakultas hendaknya pendampingan kearah perubahan perilaku sadar bebas dari bahan dan sampah plastic dilakukan secara serius dan berkelanjutan, b) kepada sivitas akademika fakultas tarbiyah IAIN Madura mendukung usaha nir sadar agar menjaga lingkungan terbebas dari bahan dan sampah plastik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Pratiwi, Fika Dewi, Hartoyo Notonegoro, and Jeanne Darc Noviayanti Manik. "Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) “Zero Waste School-Plastic”." RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 6, no. 1 (2025): 230–38. https://doi.org/10.46576/rjpkm.v6i1.5038.

Full text
Abstract:
Sampah plastik yang berakhir di wilayah perairan, mengancam kelestarian sumber daya perikanan dan kelautan, keamanan pangan komoditi perikanan serta kelestarian pariwisata Bahari di Pulau Bangka. Pendekatan strategis diperlukan untuk mengedukasi generasi muda di sekolah terhadap permasalahan sampah plastik yang ada di lingkungan sekitar. Kondisi eksisting, permasalahan internal yang dihadapi sekolah UPTD. SMPN 02 Merawang diantaranya minimnya literasi siswa tentang plastik dan mikroplastik, siswa terbiasa menggunakan single used plastic, tidak mampu mengidentifikasi kemasan plastik food grade. Permasalah eksternal yang dijumpai yaitu pengelolaan sampah dilakukan dengan cara dibakar, siswa juga belum pernah mendapatkan pelatihan daur ulang sampah plastik. Tumpukan sampah plastik juga terlihat di sekitar sekolah, menimbulkan bau dan risiko kesehatan. Tujuan kegiatan pengabdian yaitu penguatan terwujudnya profil pelajar pancasila pada siswa SMP terkait pengelolaan sampah plastik dan menumbuhkan kepeduliaan lingkungan pada siswa SMP 2 Merawang agar dapat menjaga kelestarian perairain dan biota air. Metode pelaksanaan kegiatan yaitu kombinasi antara sosialisasi, pendampingan disertai partisipasi aktif dari mitra. Program dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2024. Program edukasi, sosialisasi mendatangkan narasumber pakar dari akademisi, Universitas Bangka Belitung dan Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten Bangka. Kegiatan pengabdian berhasil dilakukan dengan indikator yang dapat diukur yaitu adanya output kegiatan berupa kerajinan sofa bulat dari ecobrick dan kerajinan alat tempat pensil dan vas bunga dari sampah plastik buatan siswa, serta hasil kuesioner menunjukkan pernyataan sebagian besar siswa setuju sampai dengan sangat setuju bahwa implementasi P5 Zero waste school-plastic dilaksanakan dengan efektif dan diperlukan keberlanjutan kegiatan yang mendukung implementasi P5 untuk mengatasi permasalahan sampah plastik
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Sukadi, Sukadi, and Novarini Novarini. "RANCANG BANGUN ALAT PIROLISIS UNTUK DAUR ULANG SAMPAH KANTONG PLASTIK." TEKNIKA: Jurnal Teknik 5, no. 2 (2019): 96. http://dx.doi.org/10.35449/teknika.v5i2.86.

Full text
Abstract:
ABSTRAK 
 Sampah merupakan masalah nasional yang belum terselesaikan sampai saat ini. Khususnya di kota Jambi penumpukan sampah cenderung meningkat dan tidak terkendali. Sampah plastik merupakan sampah yang tidak bisa teruarai sehingga dapat memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan. Perlu adanya teknologi untuk mengolah sampah plastik sehingga pencemaran terhadapa lingkungan dapat diminimalkan. Salah satu metode yang bisa dilakukan adalah metode pirolisis. Disini akan dibuat rancang bangun alat pirolisis dimana sampah yang digunakan sebagai bahan pirolisis adalah sampah kantong plastik yang tidak memiliki nilai ekonomis. Hasil dari pembuatan alat setelah dilakukan pengujian dengan sampah kantong plastic sebanyak 0,5 kg menghasilkan minyak pirolisis 46,67 ml. dan setelah dilakukan pengujian didaapatkan nilai kalor : 45,17, nilai densitas yaitu 1 dan viskositas 174,43. Berdasakan standar mutu BBM Indonesia maka minyak pirolisis yang dihasilkan memenuhi standar untuk menjadi bahan bakar.
 Kata Kunci : alat Pirolisis, Kantong plastik, , Bahan Bakar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Arsana, Made Ery, I. Kadek Ervan Hadi Wiryanta, I. Putu Adi Wiguna, and I. Nyoman Artha Gunawan. "Pengujian mekanis komposit rice starch – organic clay sebagai bahan alternatif kotak pendingin makanan." Journal of Applied Mechanical Engineering and Green Technology 2, no. 2 (2021): 85–90. http://dx.doi.org/10.31940/jametech.v2i2.2717.

Full text
Abstract:
Sampah plastik sudah menjadi permasalahan yang menjadi isu utama mengenai sampah di dunia saat ini. Produksi plastik di dunia sudah mencapai 8300 juta metrik ton (Mt) dari tahun 1950 sampai tahun 2015 dan 6.300 Mt adalah limbah berupa sampah plastik. Upaya yang bisa kita lakukan untuk mengurangi limbah plastik ini, dengan menggunakan plastik yang ramah lingkungan seperti bio-plastik. Bio-plastik dapat terurai di alam secara alami. Berbagai teknologi pembuatan bioplastik berdasarkan dari tumbuhan yang dapat tumbuh di Indonesia telah diperkenalkan, termoplastic tersebut menggunakan bahan dasar pati terutama corn starch (kanji) dan getah pohon pinus. Pembuatan plastic dari rice starch (beras) pada penelitian ini. dilakukan dengan bantuan penggunaan gliserol, citric acid dan clay (tanah liat) dan selanjutnya dilakukan pemanasan 100°C sampai 150°C. Komposit bioplastik yang terbentuk dicetak untuk pembuatan specimen uji tarik dan untuk material kotak pendingin makanan. Adanya campuran gliserol dan citric acid dapat membantu proses biodegradable komposit tersebut. Sedangkan campuran tanah liat digunakan untuk membantu matrik plastic agar lebih kuat secara struktur serta diharapkan akan dapat meningkatkan tahanan termalnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Cahyono, Gunawan Rudi, Apip Amrullah, and Pathur Razi Ansyah. "Pengolahan Sampah Plastik Menggunakan Metode Tsc-Pyrolysis Menjadi Bahan Bakar Plastic Oil Pada Bank Sampah Khalid Banjarbaru." Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul) 2, no. 3 (2023): 436. http://dx.doi.org/10.20527/ilung.v2i3.6450.

Full text
Abstract:
Dalam Rencana Strategis 2016 – 2021 Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru guna memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup, dimana Dengan jumlah penduduk Kota Banjarbaru perkiraan Tahun 2019 sebanyak 258.460 jiwa dengan angka pertumbuhan penduduk 2 % maka volume sampah di Kota Banjarbaru Tahun 2019 adalah : 258.460x 0.5 Kg = 129.230 Kg atau 129,23 Ton/Hari. Hal ini menggerakan kelompok masyarakat untuk membangun kelompok pengelolaan sampah dalam upaya manajemen sampah di lingkungan sendiri seperti Bank Sampah Khalid yang pernah berhasil meraih Peringkat 3 “Penilaian Lomba Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Provinsi Kalimantan Selatan”. Target penyetor adalah masyarakat sekitar. Berdasarkan hasil survey ke Bank sampah Khalid, bahwa selama ini plastik dengan berat jenis rendah seperti kantong plastik, stiker botol plastik, plastik bungkus makanan ringan dan lain-lain tidak dapat dijual secara langsung ke pengepul dan akhirnya menjadi masalah penumpukan sampah baik di Bank Sampah maupun di TPS terdekat. Untuk mengolah menjadi produk ekonomis lainnya, masih belum mempunyai pengetahuan dan teknologi yang memadai. Sehingga diperlukan alat atau teknologi yang memanfaatkan sampah plastik tersebut agar lebih bernilai ekonomis. Teknologi yang dibuat yaitu alat yang dapat mengubah sampah tersebut sebagai sumber masalah menjadi plastic oil (bahan bakar alternatif). Alat yang dibuat menggunnakan metode TSC (three state continuous cooling) Pyrolysis , dan mampu menghasilkan plastic oil dalam jenis minyak tanah , Mitra mampu menggunakan alat konversi dan melakukan perawatannya untuk menghasilkan plastic oil dari sampah plastic dan melakukan kegiatan edukasi kepada perwakilan siswa dari dua sekolah tentang teknologi pengolahan limbah sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif. Berdasarkan hasil survey, pemahaman tentang pengelolaan sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif yang mempunyai nilai ekonomis meningkat 75 %.. Kata kunci: bank sampah, sampah plastik , TSC Pyrolysis, plastic oil, bahan bakar alternatif,
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Zainuri, Zainuri. "Penanganan Sampah Plastik pada Produksi Paving Block." Jurnal Teknologi Lingkungan 22, no. 2 (2021): 170–77. http://dx.doi.org/10.29122/jtl.v22i2.4586.

Full text
Abstract:
ABSTRACT Efforts to handle waste are continuously carried out, starting from the lowest layer, namely households, to large factories that produce garbage every day. Waste production that is not balanced with the handlers causes waste to be a problem for the environment. One type of waste that is difficult to decompose by nature (non-biodegradable) is plastic waste, which occupies the most considerable quantity of other types of waste. Based on statistical data, the amount of non-biodegradable waste that is disposed of in the final disposal site every day in several cities in Indonesia is 6,598.23 tons/day. This study aims to calculate the reduction in plastic waste if it is used in making paving blocks. Almost all variations are included in quality D outlined in SNI 03-0691-1996. Only two variations have below the required standard, namely 10% plastic: 90% sand and 60% plastic: 40% sand. In the variation 70% plastic: 30% sand, the plastic weight needed is 796.32 kg and in the variation 80% plastic: 20% sand, the need for plastic waste drops to 793.60 kg. The variation 70% plastic: 30% sand is recommended for production because it absorbs the most plastic waste from the calculations made. This study concluded that the potential for reducing plastic waste if it is used for the production of paving blocks is 3.9816 tons/day in the job mix with a variation of 70% plastic: 30% sand. Keywords: inorganic, paving blocks, plastic, garbage ABSTRAK Upaya penanganan sampah terus dilakukan mulai dari lapisan terbawah yaitu rumah tangga hingga pabrik besar yang menghasilkan sampah setiap hari. Produksi sampah yang belum berimbang dengan penanganan menyebabkan sampah masih menjadi masalah bagi lingkungan. Salah satu jenis sampah yang sulit diuraikan oleh alam (non-biodegradable) adalah sampah plastik, menempati kuantitas terbesar dari jenis sampah lainnya. Berdasarkan data statistik, jumlah sampah non-biodegradable yang dibuang ke TPA sampah setiap hari di beberapa kota di Indonesia sebesar 6.598,23 ton/hari. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung potensi pengurangan sampah plastik apabila dimanfaatkan dalam pembuatan paving block. Hampir semua variasi masuk dalam mutu D yang digariskan dalam SNI 03-0691-1996. Hanya dua variasi memiliki kekuatan di bawah standar yang disyaratkan yaitu variasi 10% plastik: 90% pasir dan 60% plastik: 40% pasir. Pada variasi 70% plastik: 30% pasir, berat plastik yang dibutuhkan 796,32 kg dan pada variasi plastik 80%: 20% pasir, kebutuhan sampah plastik turun menjadi 793,60 kg. Dari perhitungan yang dilakukan maka variasi 70% plastik: 30% pasir yang direkomendasikan untuk diproduksi sebab menyerap paling banyak sampah plastik. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa potensi pengurangan sampah plastik jika dimanfaatkan untuk produksi paving block adalah sebesar 3,9816 ton/hari pada job mix dengan variasi 70% plastik: 30% pasir. Kata kunci: non-biodegradable, paving block, plastik, sampah
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Ervinawati, Ervinawati, Zulkifli Musannip Efendi Siregar, and Fadzil Hanafi Asnora. "Memberdayakan Limbah Kantong Plastik Menjadi Nilai Yang Ekonomis Di Madrasah Ibtidaiyah Al Ikhlas Dusun Sidomulyo." Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal 5, no. 2 (2022): 205–10. http://dx.doi.org/10.33330/jurdimas.v5i2.1493.

Full text
Abstract:
Abstract: The existence of plastic waste has always been a major problem that threatens environmental sustainability. Increased plastic pollution in the soil can cause adverse effects on crops, and affect soil fertility. Plants are important for the environment and ecosystem so that plastic damages plants in the ecosystem. Community service activities carried out are in the form of training. The methods used in this training are preparing tools and materials, presentation of training materials and product manufacturing techniques, and product manufacturing processes. This plastic waste recycling activity can help create a healthy environment free from plastic waste, promote the recycling movement of plastic waste, make new materials from recycled plastic waste, use recycled materials from plastic waste, implement marketing of materials recycled materials from plastic waste, as well as realizing consumer satisfaction from the use of recycled products from plastic waste. It turns out that plastic waste which is considered useless, worthless and dangerous because it cannot decompose quickly in the environment, can provide benefits and has economic value as well as can reduce the negative impact of using plastic waste.Keywords: plastic flowers; plastic waste recycling; plastic waste. Abstrak: Keberadaan sampah plastik selalu menjadi masalah utama yang mengancam kelestarian lingkungan hidup. Meningkatnya pencemaran plastik di tanah dapat menyebabkan dampak buruk pada tanaman, dan mempengaruhi kesuburan tanah. Tumbuhan penting bagi lingkungan dan ekosistem sehingga plastik merusak tanaman di ekosistem tersebut. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan adalah berupa pelatihan. Metode yang dilakukan dalam pelatihan ini yaitu menyiapkan alat dan bahan, presentasi materi pelatihan serta teknik pembuatan produk, dan proses pembuatan produk. Kegiatan daur ulang sampah plastik tersebut dapat membantu terwujudnya lingkungan yang sehat bebas dari sampah plastik, menggalakkan gerakan daur ulang dari sampah plastik, membuat bahan-bahan baru dari daur ulang sampah plastik, menggunakan bahan-bahan daur ulang dari sampah plastik, terlaksananya pemasaran bahan-bahan daur ulang dari sampah plastik, serta mewujudkan kepuasan konsumen dari pemanfaatan produk-produk daur ulang dari sampah plastik. Ternyata sampah plastik yang dianggap tidak bermanfaat, tidak berharga dan berbahaya karena tidak dapat terurai secara cepat di lingkungan, dapat memberi manfaat dan bernilai ekonomis serta dapat mengurangi dampak negatif dari penggunaan sampah plastik. Kata kunci: bunga plastik; daur ulang sampah plastik; limbah plastik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Sofiana, Tia, and Darumoyo Dewojati. "Pemanfaatan residu sampah plastik menjadi aksesori." Sungging 1, no. 2 (2022): 141–46. http://dx.doi.org/10.21831/sungging.v1i2.57562.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan latar belakang, proses, dan hasil pemanfaatan residu sampah plastik menjadi aneka aksesori di Yayasan Get Plastic Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Deskriptif kualitatif berupa pengambilan data yang dilakukan melalui proses observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah anggota Yayasan Get Plastic Indonesia dan objek penelitian ini adalah residu sampah plastik yang dijadikan aneka aksesori. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, serta verifikasi untuk menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa : Residu sampah plastik di Yayasan Get Plastic Indonesia dapat dijadikan karya seni berupa aksesori setelah melewati beberapa proses pengolahan menggunakan mesin pirolisis hingga dapat menjadi aksesori lokal yang berbentuk kalung, anting, hiasan meja, dan asbak. Program-program kegaitan dari Yayasan Get Plastic Indonesia dapat menjadi solusi yang bermanfaat dalam pengelolaan sampah plastik di Indonesia serta dapat menambah kepekaan masyarakat terhadap sampah plastik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Fitriani, Syifa, and Amalia Yuli Astuti. "PEMETAAN JARINGAN SAMPAH PLASTIK DI KOTA YOGYAKARTA." Jurnal PASTI 15, no. 1 (2021): 73. http://dx.doi.org/10.22441/pasti.2021.v15i1.007.

Full text
Abstract:
Sampah plastik merupakan salah satu contoh sampah jenis anorganik, yaitu merupakan jenis sampah yang tidak mudah terurai. Penyumbang sampah plastik ini terbanyak berasal dari sampah rumah tangga. Pada Kota Yogyakarta sendiri volume sampah plastik meningkat setiap tahunnya. Pengelolaan sampah plastik seperti Reduce, Reuse Dan Recycle atau yang dikenal dengan 3R perlu dilakukan guna meminimalisir volume sampah. Apabila aktivitas ini hanya berhenti di bank sampah, maka program pengelolaan sampah plastik belum terprogram dengan baik karena hanya menumpuk saja di bank sampah. Tujuan penelitian ini melakukan pemetaan jaringan sampah plastik berjenis botol PET dan sachet bungkus di Kota Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga saluran pada jaringan sampah plastik pelaku formal yang ikut berperan dalam pengelolaan sampah plastik pada bagian hulu sampai hilir. Pelaku ini terdiri dari rumah tangga, bank sampah kelurahan, pengepul, PKK, produsen ulang dan pengguna.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Hamzah, Mat. "Sampah Plastik Menjadi Briket Sebagai Bahan Bakar Alternatif Dengan Penambahan Paper Waste." ALKIMIA : Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan 3, no. 1 (2019): 20–25. http://dx.doi.org/10.19109/alkimia.v3i1.3139.

Full text
Abstract:
ABSTRAK
 
 Pembuatan briket dari sampah plastik dengan menambahkan sampah kertas mampu menjadikan briket sebagai bahan bakar alternatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana nilai kalor yang dihasilkan dari briket sampah plastik melalui uji bakar. Sampah plastik yang diperoleh dibakar sampai berbentuk butiran berwarna hitam. Plastik yang berbentuk butiran selanjutnya dicampur dengan tepung kanji 10% dengan 1:1 dan 2:1 (sampah plastik : sampah kertas) . Bahan dicetak menggunakan cup mineral, selanjutnya dikeringkan dibawah sinar matahari selama tiga hari. Nilai kalor yang dihasilkan dari briket sampah plastik melalui memasak air sebanyak 200 gram dan 300 gram menghasilkan kalor sebesar 78-102 oC.
 
 Kata kunci : Briket plastik, sampah kertas, sampah plastik, tepung kanji, uji bakar
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Azzaki, Dawud Abdullah, Dian Rahayu Jati, Aini Sulastri, Robby Irsan, and Jumiati Jumiati. "Analisis Pemanfaatan Sampah Plastik dengan Metode Buang, Pisah, dan Untung Menggunakan Sistem Barcode." Jurnal Ilmu Lingkungan 20, no. 2 (2022): 252–62. http://dx.doi.org/10.14710/jil.20.2.252-262.

Full text
Abstract:
Sampah yang meningkat tanpa adanya penanganan lebih lanjut akan mengakibatkan permasalahan serius. Penimbunan sampah dapat bertahan dengan waktu yang lama, yang disebabkan oleh lambatnya waktu dekomposisi dari timbunan sampah, khususnya sampah plastik. Penelitian bertujuan mengetahui jumlah sampah plastik yang dihasilkan, keuntungan yang dihasilkan dan keberlanjutan dari penerapan metode Buang, Pisah, Untung (Bungpitung) menggunakan sistem barcode. Penelitian mengambil metode purposive sampling. Pengumpulan data berupa data sekunder harga jual sampah plastik dan data primer timbulan sampah plastik dan wawancara. Penelitian menggunakan analisis metode gabungan (mixed methods) penelitian kuantitatif dan kualitatif. Total timbulan sampah plastik dari semua responden sebesar 136.508 gr dengan rata-rata timbulan sampah plastik 65 gr/orang/hari. Bentuk sampah plastik dominan terbanyak Gelas Bening Sablon (GBS) sebesar 35.526 gr. Bentuk sampah plastik dominan terbanyak dari total seluruh jenis yaitu Botol Bening Biru (BBB) sebesar 40.525 gr. Total keuntungan sampah plastik yang diperoleh dari semua responden sebesar Rp 128.945 dengan rata-rata keuntungan sampah plastik Rp 61,4 /hari. Tingginya nilai timbulan sampah plastik, tingginya nilai keuntungan yang dihasilkan, kontinuitas penerapan metode bungpitung, peningkatan wawasan mengenai pengelolaan sampah plastik, peningkatan perilaku dalam mengelola sampah plastik serta pendapat secara langsung oleh responden mengenai kelayakan metode Bungpitung merupakan bukti metode Bungpitung layak diterapkan pada masyarakat di masa yang akan datang.ABSTRACTIncreased waste without further handling will lead to serious problems. The landfill can last for a long time, which is caused by the slow decomposition time of the landfill, especially plastic waste. This study aims to determine the amount of plastic waste produced, the profits generated from the application of the Dispose, Separate, Profit (Bungpitung) method using a barcode system. The research took the purposive sampling method. Collecting data in the form of secondary data on the selling price of plastic waste and primary data on the generation of plastic waste and interviews. This study uses a combined analysis (mixed methods) of quantitative and qualitative research. The total generation of plastic waste from all respondents is 136,508 grams with an average plastic waste generation of 65 grams/person/day. The dominant form of plastic waste is Screen Printing Clear Plastic Cups (GBS) as much as 35.526 gr. The most common form of plastic waste of all types is Blue Clear Plastic Bottle (BBB) of 40,525 gr. The total profit from plastic waste obtained from all respondents is Rp. 128,945 with an average profit of Rp. 61.4/day for plastic waste. The high value of plastic waste generation, the increase in the value of the profits generated, the continuity of the application of the bungpitung method, increased insight into plastic waste management, increased behavior in managing plastic waste, and direct assessment by respondents about Bungpitung methods suitable for use in the community in the future.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Decy Arwini, Ni Putu. "Sampah Plastik Dan Upaya Pengurangan Timbulan Sampah Plastik." Jurnal Ilmiah Vastuwidya 5, no. 1 (2022): 72–82. http://dx.doi.org/10.47532/jiv.v5i1.412.

Full text
Abstract:
Plastik, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia saat ini. Berbagai produk yang digunakan manusia dalam kesehariannya seringkali berasal dari plastik. Pada awal penemuannya, plastik banyak digunakan untuk mengganti penggunaan bahan-bahan organik agar produk bisa bertahan lebih lama. Namun penggunaan plastik ternyata melebihi ekspektasi, semakin lama penemuan tentang pengolahan plastik semakin berkembang dan pemanfaatannyapun semakin meluas. Adapun 7 jenis plastik tersebut adalah PET (Polyethylene Terephthalate), DPE (High Density Polyethylene), PVC (Polyvinyl Chloride), LDPE (Low Density Polyethylene), PP (Polypropylene), PS (Polystyrene). Setiap jenis memiliki karakteristik dan manfaat yang berbeda-beda. Untuk membatasi timbulan sampah plastik yang muncul, pemerintah menggalakkan berbagai program diantaranya adalah program industri hijau dan sistem ekonomi sirkular. Industri Hijau adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat. Sedangkan ekonomi sirkular adalah sistem ekonomi dengan akhir siklus hidup produk dengan konsep utama mengurangi, memakai ulang, dan memperbaiki materi dalam proses produksi, distribusi dan konsumsi. Kedua program ini sangat tepat bila diaplikasikan untuk membantu penganggualangan timbulan sampah plastik yang muncul sebagai dampak pemanfaatan plastik oleh masyarakat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Hermawan, Roni, Ario Damar, and Sigid Hariyadi. "ECONOMIC IMPACT FROM PLASTIC DEBRIS ON SELAYAR ISLAND, SOUTH SULAWESI." Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis 9, no. 1 (2017): 327–36. http://dx.doi.org/10.29244/jitkt.v9i1.17945.

Full text
Abstract:
Sampah plastik dalam jumlah besar terdeposit di pesisir Pulau Selayar yang berhadapan langsung dengan Laut Jawa selama musim barat. Sampah plastik telah menimbulkan dampak sosial dan ekonomi bagi nelayan di Pulau Selayar. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji komposisi, kepadatan dan sebaran dari sampah plastik; dampak terhadap sosial dan ekonomi. Metode transek garis digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan jumlah dan sebaran sampah plastik. Ukuran sampah plastik yang diamati adalah >2,5 cm dikategorikan sebagai sampah makro. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2016. Dampak sampah plastik menurunkan pendapatan dari pariwisata, industri perikanan, mengganggu operasi penangkapan ikan, memerlukan pembersihan dan perbaikan pada alat langkap. Biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan pembersihan kapal ikan sekitar 192,9 juta rupiah tiap tahun dan perbaikan alat tangkap 156,2 juta rupiah per tahun. Sampah plastik terdiri dari botol plastik, gelas plastik, tali dan jaring ikan, korek gas, keranjang plastik, pelampung, kemasan plastik, sikat gigi dan alat suntik. Rata-rata sampah plastik adalah 9,5 ± 2,7 item/m2 dan berat sekitar 229,2 ± 109,9 g/m2.Kata kunci: dampak, manajemen, Pulau Selayar, sampah plastik, sosial-ekonomi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Suryantini, Putu Mitha, and Kadek Julia Mahadewi. "PEMANFAATAN ECOBRICK DALAM PENGELOLAAN SAMPAH PLASTIK UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN LINGKUNGAN KELURAHAN SANUR." Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat 6, no. 2 (2025): 1655–61. https://doi.org/10.31004/cdj.v6i2.42853.

Full text
Abstract:
Ecobrick penting dalam sebuah solusi daur ulang yang mengubah sampah plastik menjadi bahan bangunan yang berguna. Ecobrick dibuat dengan cara memasukkan plastik bekas (seperti botol plastik) yang telah dipadatkan ke dalam botol plastik kosong, sehingga menghasilkan blok padat yang bisa digunakan untuk membangun berbagai struktur, seperti dinding, taman, atau bangunan kecil. Pengelolaan sampah di Kota Denpasar khususnya di Kelurahan Sanur masih menghadapi tantangan besar, terutama terkait dengan sampah plastik yang sulit terurai dan kurangnya infrastruktur pengelolaan sampah yang memadai. Permasalahan yang terjadi yaitu bagaimana tingkat pemahaman dan kesadaran masyarakat kelurahan sanur terhadap dampak sampah plastic terhadap lingkungan? dan bagaimana efektivitas pemanfaatan ecobrick dalam mengurangi jumblah sampah plastic di kelurahan sanur? Program kerja ini mencangkup penyampaian materi secara interaktif, penggunaan media edukatif seperti gambar dan teknik, serta pemanfaatan pengelolaan sampah plastic yang ada di sekolah. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mengurangi jumblah sampah plastic yang mencemari lingkungan sehingga dapat mengurangi dampak negative dan memberikan alternatif bahan bangunan yang lebih ramah lingkungan dan berlanjutan. Namun, ada beberapa tantangan, seperti kurangnya infrastruktur yang memadai, serta tingginya volume sampah plastic yang ada di lingkungan sekitar. Sehingga sangat perlu diadakan edukasi yang berkelanjutan untuk memberikan pengetahuan teknik dalam pengelolaan sampah plastic sejak dini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Sulistiyani, Rina. "Pelatihan Daur Ulang Sampah Botol Plastik Sebagai Media Pembelajaran Pengelolaan Sampah Dan Kreativitas." Jurnal Pengabdian Masyarakat - PIMAS 1, no. 1 (2022): 10–21. http://dx.doi.org/10.35960/pimas.v1i1.736.

Full text
Abstract:
The volume of waste that continues to increase, especially plastic waste requires appropriate management strategies, one of which is through recycling. Plastic bottle recycling training aims to increase knowledge of dealing with plastic waste and develop the creativity of elementary school students through training on recycling plastic bottle waste. Implementation methods include environmental observations, problem identification, determination of service activities, coordination of service activities with prospective participants, implementation of training. The waste recycling training activity has been successful and running smoothly, able to develop creativity and increase participants' knowledge regarding plastic waste management. Supporting factors for success include the motivation of participants to use the training as a source of new knowledge, increase skills, as a means to relieve boredom during the pandemic and thanks to the support of parents.
 Keywords : creativity, learning, recycling, training, waste
 
 ABSTRAK
 Volume sampah yang terus meningkat, utamanya sampah plastik menuntut strategi pengelolaan yang tepat, salah satunya melalui daur ulang. Pelatihan daur ulang sampah botol plastik bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengatasi sampah plastik dan mengembangkan kreativitas siswa Sekolah Dasar melalui pelatihan daur ulang sampah botol plastik. Metode pelaksanaan mencakup pengamatan lingkungan, identifikasi masalah, penentuan kegiatan pengabdian, koordinasi kegiatan pengabdian dengan calon peserta, pelaksanaan pelatihan. Kegiatan pelatihan daur ulang sampah telah berhasil dan berjalan lancar, mampu mengembangkan kreativitas dan meningkatkan pengetahuan peserta terkait pengelolaan sampah plastik. Faktor pendukung keberhasilan antara lain motivasi peserta yang menjadikan pelatihan sebagai sumber pengetahuan baru, menambah ketrampilan, sebagai sarana untuk menghilangkan rasa jenuh selama pandemi dan berkat dukungan orang tua.
 Kata kunci : daur ulang, kreativitas, pelatihan, pembelajaran, sampah 
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Setiabudi, Azmi, Dea Aditria, Rini Handriani, et al. "Pemberdayaan Masyarakat Melalui Ecobrick Di Leles Tengah Ciawi Kabupaten Tasikmalaya." Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa 2, no. 10 (2024): 4319–25. https://doi.org/10.59837/jpmba.v2i10.1692.

Full text
Abstract:
Permasalahan sampah menjadi salah satu permasalahan yang terus menerus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat yang telah berpartisipatif dalam meningkatkan jumlah timbunan sampah. Permasalahan sampah akan semakin serius apabila tidak segera menerapkan penanganan yang tepat. Ecobrick merupakan solusi inovatif dalam menangani permasalahan lonjakan sampah plastik. Ecobrick merupakan pemanfaatan sampah plastik berupa botol plastik diisi dengan sampah plastik yang dipotong menjadi serpihan sampai padat, sehingga dapat diubah menjadi benda yang bermanfaat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat dalam memanfaatkan sampah plastik sebagai bahan bangunan ramah lingkungan. Melalui kegiatan ini, peserta diberikan pemahaman mengenai proses pembuatan ecobrick, mulai dari tahapan awal sampai tahapan pengisian jenis plastik untuk menciptakan ecobrick yang tahan lama. Hasil kegiatan ini menunjukkan antusiasme masyarakat yang tinggi sehingga hasil post-test meningkat hingga mencapai 68 persen dan peningkatan tertinggi peserta mencapai 266 persen. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih bersih, serta peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah secara berkelanjutan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Saila, Nurul, Uswatun Hasanah, and Misdiyanto Misdiyanto. "SOSIALISASI PENTINGNYA PENGURANGAN SAMPAH PLASTIK DAN BAHAYA PLASTIK." SUBSERVE: Community Service and Empowerment Journal 2, no. 1 (2024): 46–49. https://doi.org/10.36728/scsej.v2i1.18.

Full text
Abstract:
Plastik merupakan bahan yang selalu dipakai dalam kehidupan kita sehari-hari, karena plastik salah satu bahan yang digunakan untuk membungkus sesuatu, baik itu makanan ataupun barang. Masyarakat zaman sekarang memilih plastik sebagai pembungkus dikarenakan lebih praktis tanpa mengetahui dampak atau bahaya dari plastik itu sendiri. Kesadaran masyarakat atas bahaya plastik masih rendah, maka sangat diperlukan sosialisasi pengurangan sampah plastik dan bahayanya. Tujuan pelaksanaan sosialisasi atau edukasi tentang pentingnya pengurangan sampah plastik dan bahaya plastik adalah untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran masyarakat khusus nya ibu rumah tangga untuk dapat mengurangi sampah plastik dan mengetahui bahaya plastik untuk kesehatan dan bahaya sampah plastik pada lingkungan. Kegiatan ini sangat penting dilakukan, karena untuk menyadarkan masyarakat harus dilakukan berulang-ulang khususnya untuk merubah perilaku masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, sehingga tidak mencemari lingkungan yang berdampak pada kesehatan juga. Sudah saat nya masyarakat sadar untuk menjaga lingkungan agar selalu bersih dan rapi dari sampah plastic
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Gunawan, Asep Tata, and Zaeni Budiono. "PENERAPAN REKAYASAN ALAT PENGHANCUR SAMPAH DALAM MENUNJANG PENGELOLAAN SAMPAH." Buletin Keslingmas 39, no. 1 (2020): 40–45. http://dx.doi.org/10.31983/keslingmas.v39i1.5671.

Full text
Abstract:
Kampus 7 Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang, merupakan salah instansi pendidikan yang terintegrasi dengan kantin, perumahan dosen serta memiliki lahan terbuka yang mencapai 2,3 ha terdapat timbulan sampah organik rata-rata 4 m3/minggu dan sampah an-organik rerata 0,85 m3/minggu dengan dominasi plastik (GELISH, 2019). Jurusan Kesehatan Lingkungan dan memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dalam bidang pengolahan sampah telah merintis unit percontohan komposter dengan metode run way yang bersusun dalam 10 bak. Upaya menangai sampah organik telah terwujud dalam hasil produk pengolahan berupa kompos organik. Seiring berjalannya kegiatan pengomposan, dilakukan kegiatan evaluasi kegiatan. Hasil evaluasi terdapat catatan penting pada proses pengomposan yang dilakukan, seperti proses pembalikan sampah yang terlalu banyak, pemindahan sampah pada bak pengomposan yang banyak, keluhan bau yang menyengat dan risiko tertusuk dari sampah kaleng/ kaca dan hasil kompos kurang maksimal. Semua kondisi tersebut disebabkan karena kegiatan masih dilakukan secara manual oleh tenaga kebersihan. Desain penelitian ini adalah adalah pra eksperimen dengan rancangan penelitian Post Test Only Design.Lokasi penelitian ini dilakukan di lokasi pengolahan sampah (komposter) di Kampus 7 Poltekkes Kemenkes Semarang. Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud oleh peneliti adalah seluruh warga kampus 7 dan seluruh timbulan sampah. Sampel penelitian ini adalah sampah plastik yang terdapat pada bak pengolahan kompos, hasil pemanenan sampah plastik dengan rata-rata volume sebesar 0,3 m3/minggu. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dari hasil penghancuran sampah plastik. Alat pengahancur sampah yang telah dibuat memiliki kemampu dalam mencacah sampah mencapai 5 cm, dengan kapasitas penghancuran sekitar 10 kg/7,5 menit = 80 Kg/jam (10 kg paslik = 5 karung sampah plastic). Maka mesin tersebut mampu menghancurkan plastic sekitar 0,083 m3/jam. Jadi utk menghancurkan sampah plastik kampus 7 sekitar 0,3 m3/mg dibutuhkan waktu sekitar 3,6 jam. Diperlukannya penyesuaian lanjutan terhadap kemampuan mata pisau. Perlu ditingkatkan kemampuan motor penggerak, sehingga hasil pencacahan akan lebih cepat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Fitrya, Neneng, Sri Fitria Retnawaty, Noni Febriani, Yulia Fitri, Shabri Putra Wirman, and Delovita Ginting. "PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MENJADI ToSAPlas (TONG SAMPAH ASLI PLASTIK) UNTUK MENGURANGI RESIKO DARI SAMPAH PLASTIK." Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI 3, no. 1 (2019): 61–65. http://dx.doi.org/10.37859/jpumri.v3i1.1150.

Full text
Abstract:
Community service aims to provide training to the entire academic community of IT Fadillah High School, Pekanbaru, about the use of plastic waste into useful and feasible items. This aims to minimize the risk of plastic waste because plastic has properties that are non-biodegradable and take a long time to be decomposed naturally on the ground. The items to be made are handicrafts in the form of plastic trash cans (ToSAPlas). The implementation of the activity uses lecture, demonstration and discussion methods. The lecture was filled with training materials on making ToSAPlas covering preparation of raw materials for supporting tools and materials, plastic cleaning, plastic cutting, weaving, finishing. The demonstration method was carried out by the service team by dividing the participants into 6 groups. Each group was accompanied by one member of the service team and practiced directly how the process of making ToSAPlas. The target of this service program is to increase lecturers' awareness of the environment and society, while for the partners this activity is a forum for discussion in developing creative ideas in the field of recycling plastic waste and making business products that can be offered in the market.
 Keywords: Waste, Plastics, ToSAPlas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Setya, Dona, Rama Agus Mulyadi, Denta Tirtana, et al. "GERAKAN BERSIH PANTAI DARI SAMPAH PLASTIK DAN PENANAMAN MANGROVE DI PESISIR DERMAGA PRESTASI POLTEKPEL BANTEN." Diseminasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 6, no. 1 (2024): 43–48. http://dx.doi.org/10.33830/diseminasiabdimas.v6i1.6207.

Full text
Abstract:
Dermaga Prestasi yang dibuat dan akan difungsikan sebagai wilayah edukasi wisata (Eduwisata) mengalami pencemaran dengan banyaknya sampah plastik yang berserakan di sepanjang pesisir pantai. Sampah plastik merupakan jenis sampah yang sulit terurai dan satu jenis sampah plastik membutuhkan waktu kurang lebih 20 tahun agar sampah plastik tersebut dapat terurai. Sampah plastik merupakan masalah utama yang harus diselesaikan dengan serius karena selain mencemari laut, sampah plastik juga dapat mengganggu kehidupan biota yang ada di laut. Sampah plastik yang memenuhi pesisir pantai dermaga prestasi juga sangat mempengaruhi keindahan pantai. Kondisi sampah plastik di pesisir dermaga prestasi sudah cukup memprihatinkan dan menjadi perhatian pada pengabdian kepada masyarakat (PKM) kali ini. Kegiatan PKM ini difokuskan dengan melakukan bersih-bersih pantai dan penanaman pohon mangrove sebagai upaya melestarikan lingkungan pesisir laut dengan melibatkan taruna-taruni Kementrian Perhubungan. Tujuan dari PKM ini adalah ikut berkontribusi dalam mengatasi sampah plastik dan pelestarian sumberdaya pesisir laut. Kegiatan positif seperti ini diharapkan terus dilakukan, guna membentuk pola pikir masyarakat agar tidak membuang sampah plastik ke laut. The prestasi dock which was created and will function as a tourism education area (Eduwisata) has been polluted by the large amount of plastic waste scattered along the coast. Plastic waste is a type of waste that is difficult to decompose and one type of plastic waste takes approximately 20 years for it to decompose. Plastic waste is a major problem that must be seriously resolved because apart from polluting the ocean, plastic waste can also interfere with marine biota. Plastic waste that fills the coast of the prestasi dock also greatly affects the beauty of the beach. The condition of plastic waste on the coast of the prestasi dock is quite apprehensive and has become a concern for community service (PKM) this time. This PKM activity is focused on cleaning the beach and planting mangrove trees as an effort to preserve the coastal marine environment by involving cadets from the Ministry of Transportation. The aim of this PKM is to contribute to overcome plastic waste and preserving coastal marine resources. It is hoped that positive activities like this will continue to be carried out, in order to shape the mindset of the people so as not to throw plastic waste into the sea.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Tuahatu, Juliana W., and Novianty C. Tuhumury. "SAMPAH LAUT YANG TERDAMPAR DI PESISIR PANTAI HATIVE BESAR PADA MUSIM PERALIHAN 1." TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan 18, no. 1 (2022): 47–54. http://dx.doi.org/10.30598/tritonvol18issue1page47-54.

Full text
Abstract:
Marine debris is a pollution problem that has occurred everywhere, even in the waters of remote areas. Marine debris pollution has been detected from ocean waters to bay waters. The waters of Ambon Bay as part of the sea as a whole have also been polluted by marine debris. This is evidenced by the presence of debris stranded on the coast of Hative Besar. This research was conducted with the aim of knowing the composition of the type and density of debris stranded on the coast of Hative Besar. Sampling was carried out using the transect method. The results showed that there were eight types of waste, namely plastic, glass and ceramics, cloth, metal, paper, rubber, wood, and medical object. Plastic is the debris with the highest type composition, both on the coast of Wailaa at 90% and Batu Lobang at 89%. The density of plastic debris at the Wailaa area is 50 items/m2, while the Batu Lobang area is 44.91 items/m2. In addition, as a result of the pandemic that occurred, medical object was found, namely masks. The high level of plastic debris in Ambon Bay waters needs to be an important concern because this type of plastic waste is difficult to decompose and the residence time in the environment reaches hundreds of years. The existence of plastic debris is a threat to marine resources in Ambon Bay waters.
 
 ABSTRAK
 Sampah laut merupakan masalah pencemaran yang telah banyak terjadi dimana-mana, bahkan sampai pada perairan daerah terpencil. Pencemaran sampah laut telah terdeteksi dari perairan samudera hingga perairan teluk. Perairan Teluk Ambon sebagai bagian dari laut secara keseluruhan juga telah tercemar sampah laut. Hal ini terbukti dengan adanya sampah yang terdampar di pesisir pantai Hative Besar. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui komposisi jenis serta kepadatan sampah yang terdampar di pesisir pantai Hative Besar. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode transek. Hasil penelitian menunjukan terdapat delapan jenis sampah yaitu plastik, beling dan keramik, kain, logam, kertas, karet, kayu, dan medis. Plastik merupakan sampah dengan komposisi jenis tertinggi baik pada pesisir pantai Wailaa sebesar 90% maupun Batu Lobang sebesar 89%. Kepadatan sampah plastik pada lokasi Wailaa sebesar 50 item/m2, sedangkan lokasi Batu Lobang sebesar 44,91 item/m2. Selain itu, akibat dari pandemi yang terjadi sehingga ditemukan sampah medis yaitu masker. Tingginya sampah plastik di perairan Teluk Ambon, perlu menjadi perhatian penting karena jenis sampah plastik sulit terurai dan waktu tinggal di lingkungan mencapai ratusan tahun. Keberadaan sampah plastik merupakan ancaman bagi sumberdaya laut perairan Teluk Ambon. 
 Kata Kunci: Sampah laut, plastik, pencemaran, pantai, Hative Besar
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Nela, Karnelasatri. "Pemanfaatan Sampah Botol Plastik Di Sdn Batok 3, Tenjo, Kab. Bogor." Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) 2 (December 15, 2019): 706–12. http://dx.doi.org/10.37695/pkmcsr.v2i0.554.

Full text
Abstract:
Produksi sampah plastik terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di Indonesia. Sampah plastik merupakan salah satu masalah lingkungan yang besar dekade ini. Pemerintah Indonesia sendiri telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan sampah secara umum sejalan dengan target Sustainable Development Goals (SDGs). Pengelolaan sampah plastik di Indonesia harus dilakukan secara menyeluruh untuk mendapatkan hasil yang optimal. Untuk itu, seluruh elemen masyarakat perlu memberikan peran aktif dalam penanganan masalah di atas. Hal ini dapat dimulai dengan edukasi tentang masalah sampah dan lingkungan pada tingkat sekolah dasar. Edukasi tentang pengelolaan sampah plastik telah dilakukan di SDN Batok 3, Tenjo, Kabupaten Bogor. Edukasi dilakukan dengan penyampaian dampak samapah plastik bagi lingkungan, pengenalan sistem hidroponik sederhana yang memanfaatkan sampah botol plastik dari sekitar sekolah serta lomba kreatifitas pembuatan celengan dan mainan sederhana. Kegiatan tersebut diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran siswa tentang dampak sampah plastik pada lingkungan serta menambah pengetahuan siswa tentang cara-cara sederhana mendaur ulang sampah botol plastik untuk mengurangi jumlah produksi sampah plastik yang harus dibuang ke TPA maupun berakhir di ekosistem.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Alpiana, Alpiana, Diah Rahmawati, and Joni Safaat Adiansyah. "PEMBENTUKAN TAMAN HIJAU DENGAN MENGGUNAKAN SAMPAH PLASTIK." SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 3, no. 2 (2020): 147. http://dx.doi.org/10.31764/jpmb.v3i2.1897.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Sampah merupakan salah satu permasalahan yang ada di sekitar kita, dimana sumber sampah salah satunya berasal dari suatu kelompok dengan jumlah aktivitas manusia yang komposisinya 75% terdiri dari sampah organik dan 25% sampah anorganik. Sampah anorganik yang paling banyak dijumpai di masyarakat adalah sampah plastik. Pada tahun 2008 produksi sampah plastik untuk kemasan mencapai 925.000 ton dan sekitar 80% berpotensi menjadi sampah yang berbahaya bagi lingkungan. Karena potensi yang cukup besar, alangkah lebih baik untuk dimanfaatkan sampah plastik ini menjadi suatu produk yang mendukung kehidupan kita. Salah satu cara pemanfaatan sampah plastik khususnya yang berasal dari sampah botol minimum yaitu dengan penggunaan sampah botol menjadi pot untuk taman hijau akan membantu Universitas Muhammadiyah Mataram memiliki gerakan menanam dan mengurangi sampah plastik. Kegiatan pengabdian pada masyarakat menggunakan sampah plastik untuk dibuatkan menjadi pot yang dapat digantung atau dirangkai sehingga bisa menjadi taman hijau. Bahan-bahan yang digunakan yaitu sampah plastik dan kawat atau tali. Bahan-bahan yang digunakan dilakukan pengumpulan terlebih dahulu, dilakukan pemilahan, membersihkan plastik, membentuk pot, melakukan penanaman, dan dilakukan perawatan. Mitra dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat adalah pengelola kantin dan mahasiswa. Kegiatan pengabdian pada masyarakat melibatkan mitra pengelola kantin yang berperan untuk pengumpulan botol plastik yang nantinya akan dipilih sesuai dengan kebutuhan pot yang dibuat untuk taman hijau dan mahasiswa yang berperan menjadi pionir dalam membuat taman hijau dan perawatan untuk taman hijau. Taman hijau yang telah terbentuk telah menjadi langkah kecil untuk mencapai zero waste yang merupakan program NTB Gemilang. Kata kunci : sampah; plastik; taman hijau. ABSTRACT Garbage is one of the problems around us, where one source of waste comes from a group with a total of 75% of human activity consisting of organic waste and 25% inorganic waste. Inorganic waste that is most often found in the community is plastic waste. In 2008 the production of plastic waste for packaging reached 925,000 tons and around 80% has the potential to become hazardous waste for the environment. Because of its considerable potential, it would be better to make use of this plastic waste into a product that supports our lives. One way to utilize plastic waste, especially those originating from minimum bottle waste, is the use of bottle waste into pots for green parks will help the University of Muhammadiyah Mataram have a movement to plant and reduce plastic waste. Community service activities use plastic waste to be made into pots that can be hung or strung together so that they can become green parks. The materials used are plastic waste and wire or rope. The materials used are collected in advance, sorting, cleaning plastics, forming pots, planting, and carried out maintenance. Partners in community service activities are canteen managers and students. Community service activities involve canteen management partners whose role is to collect plastic bottles which will be selected according to the needs of pots made for green parks and students who play a pioneering role in making green parks and care for green parks. The green park that has been formed has become a small step towards achieving zero waste which is the NTB Gemilang program. Keywords : garbage; plastic; green garden.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Dinatha, Ngurah Mahendra, Maria Yuliana Kua, Dek Ngurah Laba Laksana, et al. "PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MELALUI KREATIVITAS PRODUK ECOBRICK." Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti 4, no. 4 (2023): 875–83. http://dx.doi.org/10.38048/jailcb.v4i4.2251.

Full text
Abstract:
Pengolahan sampah plastik semakin mengalami banyak perkembangan. Kini tidak hanya bisa dilakukan oleh berbagai perusahaan besar di dunia bahkan juga bisa dilakukan oleh perorangan atau kelompok kecil. Sampah plastik biasanya dibakar bersamaan dengan jenis sampah lainnya. Namun, sebenarnya hal tersebut tidak aman bagi kesehatan dan lingkungan di sekitarnya. Maka prinsip 3R yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang) selayaknya kita terapkan dalam mengatasi sampah plastik dengan cara simpel namun efektif, yaitu Ecobrick. Ecobrick adalah metode dengan cara botol plastik yang diisi secara padat dengan sampah anorganik, yaitu plastik. Ecobrick dapat digunakan sebagai solusi mengatasi sampah plastik menjadi produk baru yang memiliki nilai manfaat dan nilai jual dengan cara memberdayakan individu untuk bertanggungjawab atas sampah mereka dari sumbernya. Tekniknya sederhana dan sangat mudah, karenanya bisa menyebar dengan cepat melalui jaringan sosial (komunitas, desa, sekolah, dll). Proyek komunitas dengan ecobrick akan membawa masyarakat secara bersama-sama bergerak membersihkan dan menghijaukan lingkungan. Metode ini cocok diterapkan di kampus STKIP Citra Bakti karena adanya masalah sampah plastik di areal kampus. Adapun tujuan dari pengabdian ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan ecobrick dengan memanfaatkan botol dan sampah plastik serta untuk mengetahui cara pembuatan meja dan kursi menggunakan ecobrick. Sedangkan metode yang digunakan adalah pelatihan dan terjun langsung kelapangan. Kegiatan dilaksanakan dengan mengumpulkan sampah botol plastik dan juga plastik-plastik kemasan di wilayah kampus STKIP Citra Bakti dengan sasaran mahasiswa yang merasa tertarik dengan pengolahan sampah plastik menjadi produk ecobrick. Adapun hasil dari kegiatan ini adalah mahasiswa mampu membuat ecobrick dan memanfaatkan sampah plastic menjadi produk yang lebih bermanfaat
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Mas'ud, M. Imron, Misbach Munir, and Mochammad Rizal Ardiansyah. "PEMANFAATAN LIMBAH BOTOL PLASTIK MENJADI POT BUNGA SEBAGAI DEKORASI TAMAN." Abdi Masya 4, no. 1 (2023): 45–50. http://dx.doi.org/10.52561/abma.v4i1.236.

Full text
Abstract:
Penggunaan plastik saat ini sudah meluas. Plastik banyak digunakan untuk keperluan rumah tangga dan industri, khususnya untuk kemasan makanan dan minuman. Kemasan yang tersisa seringkali dibuang begitu saja sehingga terjadi peningkatan penumpukan sampah plastik. Setiap tahunnya sekitar 182,7 miliar kantong plastik dipakai di Indonesia, sehingga pada akhirnya berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat serta sampah botol plastik masih dianggap sebagai sampah yang kurang bernilai, termasuk pada permasalahan yang dihadapi mitra saat ini. Solusi untuk mengatasi permasalahan mitra ini salah satunya melalui pemanfaatan sampah botol plastik menjadi pot bunga. Kegiatan dan langkah ini jumlah sampah botol plastik bisa berkurang serta bernilai tinggi yang bisa digunakan sebagai media menanam tanaman dan bunga yang bisa dirangkai menjadi taman sederhana. Tujuan pengabdian ini yaitu pemanfaatan limbah botol plastik menjadi pot bunga sebagai dekorasi taman. Metode yang digunakan dalam program ini adalah melalui pendampingan kepada masyarakat selama satu minggu. Hasil pengabdian yaitu berkurangnya sampah botol plastic yang dibuang di tempat sampah dan terciptanya taman sederhana yang indah dari sampah botol plastik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Suasono, Edy, Arsy Linardi, M. Valdin Yudinata, Frida Juliany Hasibuan, Dedy Yunizar, and Subur Yohana. "PENGELOLAAN LIMBAH PLASTIK BERDASARKAN SISTEM HUKUM DI INDONESIA UNTUK MENCEGAH PENCEMARAN TANAH DI INDONESIA." Dialogia Iuridica 15, no. 1 (2023): 038–58. http://dx.doi.org/10.28932/di.v15i1.6596.

Full text
Abstract:
Semakin tingginya penggunaan dan konsumsi plastik di era modern ini menimbulkan berbagai permasalahan terhadap lingkungan. Sampah plastik sulit untuk terurai dan pengelolaannya yang kurang efektif, berdampak pada pencemaran tanah yang semakin hari semakin meningkat. Implementasi akan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pengelolaan sampah plastik ditemukan belum berjalan secara efektif. Artikel ini akan meninjau secara normative mengenai berbagai aturan mengenai pengelolaan sampah khususnya sampah plastik di Indonesia. Tinjauan dan analisis akan penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian hukum normative dengan menelaah berbagai peraturan perundang-undangan terkait. Temuan utama mengungkapkan, masih terdapat kurangnya efektivitas dari pengelolaan sampah dan belum adanya peraturan perundang-undangan yang secara khusus mengatur mengenai pengelolaan sampah plastik. Lebih lanjut, artikel ini mencoba untuk menguraikan arah kebijakan peraturan perundang-undangan dalam mengelola sampah plastic untuk mencegah penceran tanah lebih lanjut di Indonesia. Belum adanya pengaturan khusus akan pengelolaan sampah plastic menjadi suatu hambatan tersendiri bagi pemerintah untuk menerapkan pengelolaan sampah yang efektif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Hamidah, Emmy, Nina Lisanty, Djoko Rahardjo, Sindy Permata Sari, and Dea Anggraini. "Inovasi Terpadu: Mengubah Sampah Plastik menjadi Eco Bricks demi Keberlanjutan Lingkungan di Kelurahan Kepuhdoko, Jombang, Jawa Timur." JATIMAS : Jurnal Pertanian dan Pengabdian Masyarakat 3, no. 2 (2023): 109–17. http://dx.doi.org/10.30737/jatimas.v3i2.5110.

Full text
Abstract:
Sustainable management of plastic waste is an important issue in the context of the environment and community welfare. This community service activity is intended to develop a method for processing plastic waste into eco-bricks in Kepuhdoko Village, Jombang, East Java. A participatory approach was used throughout the process to actively involve the community. The implementing team collects, separates and processes plastic waste into eco-bricks that comply with construction standards. The result was increased public awareness regarding plastic waste management and eco-bricks that can be used in local construction projects. These findings also provide a logical continuation of previous plastic waste management efforts. The implication is that processing plastic waste into eco-bricks is quite a solution in reducing the negative impacts of plastic waste and supporting sustainable development. Pengelolaan sampah plastik yang berkelanjutan menjadi isu penting dalam konteks lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan community service ini dimaksud untuk mengembangkan metode pengolahan sampah plastik menjadi eco bricks di Kelurahan Kepuhdoko, Jombang, Jawa Timur. Pendekatan partisipatif digunakan dalam seluruh proses untuk melibatkan masyarakat secara aktif. Tim pelaksana mengumpulkan, memisahkan, dan mengolah sampah plastik menjadi eco bricks yang sesuai dengan standar konstruksi. Hasilnya adalah peningkatan kesadaran masyarakat terkait pengelolaan sampah plastik dan eco bricks yang dapat digunakan dalam proyek konstruksi lokal. Temuan ini juga memberikan kelanjutan logis dari upaya pengelolaan sampah plastik sebelumnya. Implikasinya adalah bahwa pengolahan sampah plastik menjadi eco bricks cukup solutif dalam pengurangan dampak negatif sampah plastik dan mendukung konsep pembangunan berkelanjutan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Suidarma, I. Made, and Ni Luh Ayu Sri Antini. "Penerapan Ecobrick Sebagai Solusi dalam Mengurangi Jumlah Sampah Plastik di Desa Pemogan." JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) 7, no. 1 (2023): 157. http://dx.doi.org/10.30595/jppm.v7i1.9918.

Full text
Abstract:
Saat ini dunia tengah dihadapkan permasalahan lingkungan terbesar, yakni masalah sampah plastik. Adanya peningkatan jumlah penggunaan plastik membuat jumlah sampah yang dihasilkan ikut meningkat. Berdasarkan pada sebuah riset yang dilakukan oleh Bali Partnership pada tahun 2019, menunjukkan bahwa Bali menghasilkan sampah sampai dengan 4.281 ton per hari. Desa Pemogan ialah salah satu desa yang juga masih berjuang dalam mengatasi permasalahan sampah ini. Beberapa masyarakat di Desa Pemogan memiliki kebiasaan membuang sampah ke sungai atau pun membakarnya. Dalam permasalahan sampah plastik di Desa Pemogan penulis memberi solusi dengan penerapan Ecobrick. Ecobrick merupakan pemanfaatan sampah plastik menjadi blok-blok yang dapat dimanfaatkan menjadi meja, tempat duduk maupun bangunan. Teknik ini dilakukan dengan cara mengisi botol plastik dengan limbah plastik yang sudah di cacah dengan padat. Ecobrick berfungsi untuk menambah usia plastik agar dapat diolah dan dipergunakan kembali. Penerapan Ecobrick ini diharapkan mampu mengurangi jumlah sampah yang terbuang ke lingkungan di sekitar Desa Pemogan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Satrivi, Nadila, and Chandra Purnama. "PEMBENTUKAN OPINI PUBLIK INDONESIA OLEH CABLE NEWS NETWORK (CNN) INDONESIA BERKENAAN DENGAN ISU SAMPAH PLASTIK." Padjadjaran Journal of International Relations 3, no. 2 (2021): 228. http://dx.doi.org/10.24198/padjir.v3i2.33515.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan upaya pembentukan opini publik yang dilakukan oleh CNN Indonesia berkenaan dengan isu sampah plastik melalui teori agenda-setting, framing, dan priming dengan menggunakan metode penelitian kualitatif Robert E.Stake. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, studi berbasis literatur dan internet.Hasil penelitian menunjukkan CNN Indonesia melakukan pembentukan opini publik dari sisi agenda setting, yaitu mencari tahu dan melihat langsung ke lapangan, lalu diidentifikasikan muncul fenomena sampah plastik di Indonesia. Hasilnya adalah respon publik atas pemberitaan sampah plastik masih sedikit dibandingkan dengan isu lainnya. Framing, CNN Indonesia menyadari permasalahan sampah plastik perlu diperhatikan oleh publik, sehingga mengemas berita sampah plastik di Indonesia sebagai ancaman lingkungan global. Lalu, mempublikasikan sebanyak 100 dari 829 berita, terdiri dari perkembangan sampah plastik dan tindakan beberapa pihak untuk meningkatkan kesadaran publik. Efek framing yaitu muncul gerakan sosial non straw movement. Priming, melakukan penekanan isu ancaman sampah plastik bagi dunia dan penanggulangan sampah plastik. Akibat pemberitaan sampah plastik oleh CNN Indonesia, mendapat respon dari negara-negara barat, ASEAN, dan World Economic Forum (WEF) yang peduli terhadap permasalahan sampah plastik. Kemudian, lahir efek pengaruh dalam bertindak secara sadar maupun tidak sadar, dapat dilihat dengan WEF menyadari permasalahan sampah plastik sudah menjadi perhatian dunia dan perlu adanya penanganan serius dengan dibentuknya National Plastic Action Partnership (NPAP).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Ismainar, Hetty, Hastuti Marlina, Beni Afriza, and Windi Atika. "Gerakan Mengurangi Sampah Plastik dan Resiko Membakar Sampah Dengan Pemberian Edukasi Kesehatan Melalui Penyuluhan." Jurnal Pengabdian Kesehatan Komunitas 1, no. 3 (2021): 188–95. http://dx.doi.org/10.25311/jpkk.vol1.iss3.1031.

Full text
Abstract:
Latar Belakang Di Indonesia, sampah domestik Indonesia, jenis sampah plastik menduduki peringkat kedua sebesar 5.4 juta ton per tahun atau 14 persen dari total produksi sampah. Tujuan kegiatan meningkatkan pengetahuan mengenai bahan yang ramah lingkungan dan jenis jenis plastik yang susah terurai serta mengedukasi masyarakat tentang resiko kesehatan saat membakar sampah. Metode Pemberian penyuluhan kesehatan berupa ceramah tentang mengurangi pengunaan plastik sekali pakai dan resiko memakar sampah dekat dengan empat tinggal. Media yang digunakan adalah leaflet yang dibagikan ke rumah warga dan spanduk atau poster. Total peserta sebanyak 30 Kepala Keluarga yang berdomisili di RT 01 RT 02 RW 06 Kelurahan Binawidya Kecamatan Tampan. Hasil Sebanyak 40% (12 KK) memiliki pengetahuan yang baik tentang resiko membakar sampah dan menerapkan tidak menggunakan plastik sekali pakai dan terdapat 60% (18 KK) yang memiliki pengetahuan kurang baik tentang resiko membakar sampah. Ada 20 KK (66,6%) dan yang tidak mendukung penerapan tidak menggunakan plasttik sekali pakai dan tidak membakar sampah sebanyak 10 KK (33,3%) dikarenakan kurangnya pengetahuan dan tuntutan masyarakat akan prasarana Tempat Pembuangan Sampah dan pengangkut sampah. Kesimpulan kegiatan penyuluhan ini dinilai efektif meningkatkan pengetahuan dan kesadaran warga tentang pengurangan pengguanaan sampah plastik serta dampak pembakaran sampah
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Ikhsan, Muhammad, and Wilda Syam Tonra. "Pengenalan Ecobrick di Sekolah Sebagai Upaya Penanggulangan Masalah Sampah." PATIKALA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 1, no. 1 (2021): 32–38. http://dx.doi.org/10.51574/patikala.v1i1.95.

Full text
Abstract:
Sampah adalah salah satu masalah di Kota Ternate. Dengan meningkatnya aktivitas penduduk, maka sampah yang dihasilkan semakin banyak. Masalah sampah ini terutama sampah plastik karena sulit untuk terurai, berdampak negatif bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah sampah adalah ecobrick. Ecobrick adalah teknik pengelolaan sampah plastik yang terbuat dari botol-botol plastik bekas yang didalamnya telah diisi berbagai sampah plastik hingga penuh kemudian dipadatkan sampai menjadi keras. Ecobrick merupakan salah satu upaya kreatif untuk mengelola sampah plastik menjadi benda-benda yang berguna, mengurangi pencemaran dan racun yang ditimbulkan. Kegiatan pengenalan ecobrick di sekolah ini perlu dilakukan untuk meningkatkan pemamahan dan kesadaran siswa SMPN 7 Kota Ternate agar mampu mengolah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna. Sehingga pada akhirnya siswa memahami bahwa sampah bukan hanya sekedar limbah, tetapi dapat dimanfaatkan kembali untuk kebutuhan manusia
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Tanjung, Ni Putu Pranasari, and Muhammad Wiman Wibisana. "Politik Hukum Penanganan Sampah Plastik Sekali Pakai." Jurnal Magister Hukum Udayana (Udayana Master Law Journal) 9, no. 1 (2020): 209. http://dx.doi.org/10.24843/jmhu.2020.v09.i01.p15.

Full text
Abstract:
Bali Governor Regulation No. 97 of 2018 concerning Limitation of Disposal of Disposable Plastic Waste has an impact that makes the Bali Local Government a dilemma. This is quite reasonable considering that on one hand the Local Government of Bali should preserve the environment, so the human right to a healthy environment can be achieved. But on the other side, with the issuance of Bali Governor Regulation No. 97 of 2018 concerning Limitation of Disposable Plastic Waste Disposal has an impact on the reduced income earned by plastic bag manufacturers. This study aims to understand the objectives to be achieved with the issuance of Bali Governor Regulation No. 97 of 2018 concerning Limitation of Disposable Plastic Waste Disposal and to know the environmental costs as a solution to the pollution of disposable plastic waste. This research is a normative study using a statutory approach. In this study, the authors found that the basis for consideration of the Bali Governor's Regulation Number 97 of 2018 concerning Limitation of Disposable Plastic Waste Disposal is a manifestation of the provisions of Article 12 paragraph (3) and Article 13 paragraph (2) of the Bali Provincial Regulation Number 5 of 2011 concerning Management Rubbish. The policy was then concretized in the provisions of Article 2 of the Bali Governor Regulation No. 97 of 2018 concerning Restrictions on the Arising of Plastic Waste. The aim is to preserve the environment. Environmental costs can be applied as an alternative in handling disposable plastic waste. Through internalization of the environmental costs of plastic bag businesses, businesses can still sell plastic bags, however, the price of plastic bags is increased from the original price. The profits are not taken entirely by businesses, but go to the local treasury to be used by the Provincial Government of Bali for handling disposable plastic waste for environmental maintenance purposes.
 Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai membawa dampak yang membuat Pemerintah Daerah Bali menjadi dilema. Hal ini cukup beralasan mengingat di satu sisi Pemerintah Daerah Bali memiliki kewajiban untuk menjaga kelestarian lingkungan, sehingga hak asasi terhadap lingkungan yang sehat dapat tercapai. Namun disisi lain, dengan dikeluarkannya Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai membawa dampak terhadap berkurangnya pendapatan yang diperoleh oleh produsen kantong plastik. Penelitian ini bertujuan untuk memahami tujuan yang hendak dicapai dengan dikeluarkannya Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai serta mengetahui biaya lingkungan sebagai solusi terhadap pencemaran sampah plastik sekali pakai. Penelitian ini merupakan penelitian normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan. Dalam penelitian ini, penulis menemukan bahwa dasar pertimbangan Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai merupakan pengejawantahan dari ketentuan Pasal 12 ayat (3) dan Pasal 13 ayat (2) Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah. Kebijakan tersebut kemudian dikonkretkan dalam ketentuan Pasal 2 Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik. Tujuannya adalah menjaga kelestarian lingkungan. Biaya lingkungan dapat diterapkan sebagai alternatif dalam penanganan sampah plastik sekali pakai. Melalui internalisasi biaya lingkungan pelaku usaha kantong plastik tetap dapat menjual kantong plastik namun, harga kantong plastik dinaikkan dari harga semula. Keuntungannya tidak diambil seluruhnya oleh pelaku usaha, namun masuk ke kas daerah yang akan digunakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Bali untuk penanganan sampah plastik sekali pakai untuk tujuan pemeliharaan lingkungan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Priyono, Priyono, Steve W. M. Supit, Arief Kumaat, and Artian Sirun. "DISEMINASI ALAT DESTILASI PEMBUATAN BAHAN BAKAR MINYAK DARI SAMPAH PLASTIK TIPE PP DAN LDPE DI DESA MINANGA TIMUR." Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) 4 (November 21, 2021): 200–209. http://dx.doi.org/10.37695/pkmcsr.v4i0.1261.

Full text
Abstract:
Abstrak. Sampah plastik yang tidak terurai telah menjadi permasalahan utama penduduk desa maupu perkotaan yang menyebabkan polusi lingkungan dan berdampak negatif pada kesehatan masyarat. Oleh karena itu perlu dilakukan langkah penanganan yang salah satunya adalah melalui inovasi teknologi pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak yang bertujuan selain sebagai solusi alternatif pengolahan sampah plastik juga dalam rangka meningkatkan keterampilan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan melalui hasil pengolahan sampah plastik. Diseminasi teknologi destilasi pembuatan bahan bakar dari sampah plastik dilakukan di Desa Minanga Timur, Kecamatan Pusomaen, Kabupaten Minahasa Tenggara dimana peralatan destilasi disiapkan di Laboratorium Pusat Unggulan Teknologi, Politeknik Negeri Manado yang kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi dan workshop yang melibatkan kelompok masyarakat di Desa Minanga Timur. Hasil dari pengolahan sampah plastik yang dilakukan dapat menghasilkan kurang lebih 1,5 liter bahan bakar minyak dari pembakaran 3 kg sampah plastik. Hal ini dapat mengurangi sampah plastik harian, meningkatkan keterampilan kelompok masyarakat dan diharapkan dapat membantu kesejahteraan dan perekonomian masyarakat melalui bahan bakar minyak pengganti minyak tanah yang dihasilkan. Dalam kegiatan ini sinergitas pemerintah dan masyarakat perlu ditingkatkan dalam rangka menciptakan masyarakat yang sadar lingkungan sehingga mampu berpartisipasi aktif mulai dari memilah sampah plastik sampai pada pengolahannya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Widodo, Sarno, Ni Nyoman Nepi Marleni, and Nitis Aruming Firdaus. "Pelatihan Pembuatan Paving Block dan Eco-Bricks dari Limbah Sampah Plastik di Kampung Tulung Kota Magelang." Community Empowerment 3, no. 2 (2018): 63–66. http://dx.doi.org/10.31603/ce.v3i2.2460.

Full text
Abstract:
Produksi sampah plastik di Indonesia mencapai 5.4 juta ton per tahun. Berdasarkan data statistik persampahan domestik Indonesia jumlah sampah plastik tersebut sebesar 14% dari total produksi sampah di Indonesia. Pemanfaatan sampah plastik telah dilakukan dengan cara membuat kerajinan, aspal, dan berbagai produk lainnya. Namun penggunaan plastik untuk produk kerajinan tidak menyelesaikan masalah karena pada satu saat produk tersebut akan rusak dan kembali lagi menjadi sampah. Maka dari itu di perlukan suatu teknologi yang dapat mengubah plastik menjadi produk yang berumur lama sehingga tidak kembali menjadi sampah dalam waktu yang singkat. Penggunaan sampah plastik untuk paving block merupakan salah satu solusi untuk mendaya gunakan plastik dalam jangka waktu yang lama. Demikian juga dengan penggunaan sampah dari botol plasti menjadi eco-brick. Pemberdayaan masyarakat untuk mengolah sampah plastik menjadi sesuatu yang berguna dalam jangka waktu yang lama adalah salah satu kunci keberhasilan program daur ulang limbah plastik. Maka dari itu dilakukan pelatihan dan pendampingan masyarakat dalam memanfaatkan sampah plastik sehingga menjadi sesuatu yang berguna. Dari hasil kegiatan ini warga kampung Tulung khususnya RW 2 mampu mempraktekkan pembuatan paving block dan eco-bricks. Selanjutnya Ecobricks ini akan digunakan untuk pembangunan fasilitas-fasilitas ruang publik dan ruang terbuka hijau. Sedangkan Pembuatan paving berbahan plastik akan ditindak lanjuti dengan melakukan konsultasi dengan Dinas Perindustrian Kota Magelang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Setiawan, Kadek Rizky, I. Gusti Ngurah Sura Ardana, and Gede Eka Harsana Koriawan. "LUKISAN KOLASE DARI SAMPAH PLASTIK MADE AGUS JANARDANA DI DESA BUNGKULAN,KECAMATAN SAWAN, KABUPATEN BULELENG, BALI." Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha 13, no. 3 (2023): 218–26. https://doi.org/10.23887/jjpsp.v13i3.73310.

Full text
Abstract:
Indonesia merupakan negara dengan memiliki kreativitas yang tinggi, salah satunya adalah lukisan kolase dari bahan sampah plastik. Penelitian Lukisan kolase Dari Sampah Plastik Made Agus Janardana Di Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang (1) alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan lukisan wajah dari bahan sampah plastik, (2) proses pembuatan lukisan wajah dari bahan sampah plastik (3) mencari nilai estetika dalam lukisan kolase dari bahan sampah plastik didesa bungkulan, kecamatan sawan, buleleng, bali. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan metode, observasi, wawancara, dokumentasi. Penulis menggunakan metode penelitiaan berjenis metode penelitian deskriptif kulitatif. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan lukisan kolase dari bahan sampah plastik ini antara lain gunting, pisau/cutter, laptop, aplikasi photoshop. Dan bahan yang digunakan damlam pembuatan lukisan kolase dari bahan sampah plastik ini adalah sampah plastik, lem fox, kertas, bingkai. Proses pembuatan lukisan kolase dari bahan sampah plastik ini adalah diawali dengann desain wajah menggunakan aplikasi photoshop di dalam laptop, lalu dilanjutkan dengan mencetak desain dengan dua rangkap cetakan yang dibutuhkan. Setelah itu cetakan yang pertama digunakan sebagai mal dan cetakan yang kedua di jadikan sebagai media. Mal dipotong sesuai warna. Lalu dilanjutjan dengan pemilihan sampah plastik yang cocok dengan mal dan langsung dipotong sesuai mal. Setelah itu sampah yang telah dipotong di tempel dengan cetakan desain yang dijadikan media. Begitu seterusnya sampai seluruh desain tertutupi oleh sampah plastik. Nilai estetika dalam lukisan kolase dari bahan sampah plastik ini antara lain dari unsur titik, garis, ruang tekstur, warna, dan gelap terang. Kata kunci: kolase, sampah, plastik
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Pratisti, Cahyani, Rina Milyati Yuniastuti, and Yusminar Wahyuningsih. "Trashion: Upaya Pengurangan Limbah Plastik dan Peningkatan Nilai Ekonomis Bagi Ibu Rumah Tangga." RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 6, no. 1 (2025): 279–89. https://doi.org/10.46576/rjpkm.v6i1.5075.

Full text
Abstract:
Ibu-ibu rumah tangga di sekitar objek wisata Batu Putuk memiliki sampah plastik dari rumah tangga dan para wisatawan yang belum dikelola dengan baik. Hal tersebut menimbulkan beberapa kerugian seperti polusi bau dan visual serta menjadi sumber penyakit. Hal tersebut dikarekan ibu-ibu rumah tangga tersebut belum mengetahui bahaya sampah plastik dan cara mengolah sampah plastik. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan peningkatan kesadaran mengenai bahaya sampah plastik, berbagai jenis dan pengolahan sampah plastik serta melatih ibu-ibu rumah tangga untuk membuat kreasi dari sampah plastk jenis PET menjadi produk trashion yang bernilai jual. Metode yang digunakan adalah penyadaran dan peningkatan pemahaman, pelatihan, serta penyuluhan kepada 15 orang ibu rumah tangga di sekitar objek wisata Kelurahan Batu Putuk. Terjadi peningkatan pemahaman mengenai jenis-jenis sampah plastik dan cara pengolahannya serta peningkatan keterampilan membuat kreasi berbahan dasar sampah plastik menjadi goodie bag, tempat tissue, dompet, dan bunga. Faktor pendorong keberhasilan program adalah peserta yang sudah memiliki keterampilan menjahit dan membuat pola sedangkan faktor penghambat adalah keterampilan menjahit yang minim. Peserta juga tertarik untuk membuat perkumpulan pembuat kreasi sampah plastik dan menjualnya
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Putra, Rendra Agviola, and Abdul Wahid. "PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE MESIN PENGEPRESS HIDROLIK LIMBAH PLASTIK." Journal Mechanical and Manufacture Technology (JMMT) 2, no. 1 (2021): 27–34. http://dx.doi.org/10.35891/jmmt.v2i1.2478.

Full text
Abstract:
Indonesia merupakan negara penghasil sampah terbesar kedua di dunia, oleh karena itu permasalahan sampah di Indonesia tidak bisa dianggap mudah. Berbagai inovasi telah dilakukan untuk mengurangi sampah di Indonesia. Pembuatan mesin press sampah plastik hidrolik dalam skala kecil memudahkan warga dan pemerintah yang bertugas untuk menekan sampah plastik dengan mesin press hidrolik, bahkan setiap hari bisa dilakukan untuk mengurangi volume sampah plastik. Tujaun dari penelitian ini Untuk mengurangi terjadinya penumpukan limbah plastic di tempat pembuangan sementara. Pemanfaatan limbah plastic agar bisa di olah lebih lanjut Mengurangi massa limbah plastic tersebut. Mesin press hidrolik yang dikerjakan sesuai kebutuhan masyarakat Indonesia. Semua desain dilakukan dengan memperhatikan cita-cita tubuh manusia Indonesia, pengembangan mesin press hidrolik terus dikembangkan agar mampu mengatasi volume penumpukan sampah di setiap daerah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Kamaliah, Kamaliah. "Pemanfaatan Limbah Sampah Plastik Menjadi Bata Beton." Media Ilmiah Teknik Lingkungan 4, no. 2 (2019): 41–46. http://dx.doi.org/10.33084/mitl.v4i2.1063.

Full text
Abstract:
Sampah juga merupakan masalah besar bagi negara Indonesia saat ini karena belum mendapatkan penyelesaian yang baik, sehingga meningkatkan jumlah timbunan sampah ditempat pembuangan. Sampah juga menjadi masalah yang kompleks dan susah ditanggulangi, termasuk sampah plastik. Plastik mulai digunakan sekitar 50 tahun lalu hingga kini diperkirakan adalah lebih 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia setiap tahunnya. Sampah plastik merupakan sampah dengan jumlah paling banyak dan memiliki sifat biodegradability (sulit terurai oleh alam). Dari berbagai macam jenis plastik, plastik yang paling banyak dibuang ke lingkungan adalah jenis polyethylene dan juga PET (polyethylene Terephtalate) yang biasanya dalam bentuk kantong plastic dan botol plastik. Penelitian terdahulu menyatakan plastik dapat dimanfaatkan menjadi material kontruksi dan jalan seperti aspal dan beton. Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian kuantitatif. Berdasarkan hasil nilai keseluruhan untuk penelitian di atas yaitu umur 28 hari yang mana nilai tertinggi adalah pada perlakukan jenis Pasir, LDPE dan PET konsentrasi 20%,20%, 60% dengan nilai 404 kg/cm2 (mutu A), sedangan nilai penelitian yang terendah adalah jenis PET konsentrasi 100% dengan nilai 161 kg/cm2 (mutu C). Dari hasil penelitian dapat dikatakan hampir semua perlakuan bisa memenuhi standar SNI untuk komposisi kuat tekan. Penelitian ini tidak melakukan uji penyerapan air dan uji density karena dalam proses pengerjaannya tidak menggunakan bahan air untuk campuran bahan paving blok/bata beton. Tetapi dalam perlakuan untuk sampel penelitian 7, 14, 21, dan 28 hari dilakukan proses perendaman namun hasil penelitian yang didapat adalah nilai tetap dari nilai hasil awalnya sehingga tidak dilakukan perhitungan uji penyerapan air.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Subandi, Adi, and Sartono Sartono. "Perubahan Karakteristik Campuran Aspal AC-WC dengan Penambahan Sampah Plastik." RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil 9, no. 1 (2023): 56. http://dx.doi.org/10.26760/rekaracana.v9i1.56.

Full text
Abstract:
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan sampah plastik terhadap kualitas campuran aspal AC-WC, serta mengetahui berapa besar prosentase sampah plastik yang bisa ditambahkan untuk campuran aspal AC-WC. Manfaat dari penelitian yaitu mengetahui kinerja atau kualitas dari campuran aspel AC-WC setelah ditambah sampah plastik dengan prosentase tertentu terhadap volume campuran, yang diharapkan juga akan mengurangi volume sampah plastik yang ada dimasyarakat serta meningkatkan kualitas dari campuran aspal panas itu sendiri. Dalam penelitian ini penulis bekerja sama dengan PT. ADHI KARYA AMP Kawasan Cirebon sebagai tempat laboratorium pengujian dan skaligus sumber bahan. Hasil penelitian berupa data laboratorium dengan variasi penambahan sampah plastik dengan beberapa skenario penambahan penambahan sampah plastik dengan besaran prosentase 0%, 2%, 4%, 6% dan 8% dengan kadar aspal optimum 5,9%.Kata kunci: campuran aspal, sampah plastik, aspal AC-WC ABSTRACTThe study has to investigate affect from the adding plastic waste to the AC-WC asphalt mixture quality, and to find out that percentage of plastic waste could be added to the AC-WC asphalt mixture. The research benefit is knowing the performance or quality of the AC-WC asphalt mixture after adding plastic waste with a certain percentage of the mixture volume, that is expected to reduce the plastic waste at community and also it can improve the hot asphalt mixture quality itself. In this study the authors cooperate with PT. ADHI KARYA AMP for Cirebon area is a testing laboratory and also a source of materials. The results are laboratory data with variations plastic waste addition with several scenarios of adding additional plastic waste with percentages of 0%, 2%, 4%, 6% and 8% with an optimum asphalt content of 5,9%.Keywords: asphalt mix, plastic waste, AC-WC asphalt
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

L.J, Hari Sabarno, Yulianti Yulianti, Selfiani Selfiani, et al. "PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI MEDIA TANAM DI SEKITARAN KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE." Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat 2, no. 3 (2022): 565–68. http://dx.doi.org/10.31004/cdj.v2i3.2467.

Full text
Abstract:
Limbah plastik merupakan permasalahan besar di Indonesia yang menjadi penyumbang kerusakan lingkungan. Hal ini dikarenakan kebutuhan plastik yang meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pemanfaatan kembali sampah plastik. Salah satunya yang terjadi di Kampus Universitas Muhammadiyah Parepare yaitu kurangnya lahan pembuangan dan pengolahan sampah menyebabkan banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan disekitaran Kampus Universitas Muhammadiyah Parepare. Artikel ini bertujuan memberikan informasi terkait pengolahan sampah yang telah dilakukan di Kampus Universitas Muhammadiyah Parepare yaitu dengan metode pengolahan limbah plastik. Metode ini dilakukan dengan cara membuat suatu karya kerajinan tangan  dengan menggunakan botol plastik. Dengan demikian, metode ini sangat efektif untuk mengurangi sampah plasik. Harapannya artikel ini dapat membantu mengurangi sampah plastik di Sekitaran Kampus Universitas Muhammadiyah Parepare.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Faranisa Salsabilah, Nathania As-Zhara Puspita Putri, Nihlatin Nufus Sutisna, and Mari Esterilita. "Pelatihan Pembuatan Ecobrick Sebagai Solusi Cerdas dan Kreatif dalam Mengurangi Sampah Non Organik di MTS Al Barokah Desa Cijagang." JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) 5, no. 2 (2024): 354–69. http://dx.doi.org/10.37339/jurpikat.v5i2.1532.

Full text
Abstract:
Permasalahan sampah yang kita alami saat ini semakin parah. Kota Cianjur merupakan salah satu tekena dampak peningkatan jumlah sampah hingga 210 ton per hari. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menyatakan bahwa mayoritas sampah yang dihasilkan di Kota Cianjur merupakan sampah plastik. Sampah plastik akan membahayakan ekosistem karena terurai secara perlahan dan dapat mengakibatkan banjir jika dibuang secara tidak benar. Salah satu metode pengelolaan sampah plastik terbaik yaitu ecobrick. Kami tim PPK Ormawa HMPKS mendapatkan hasil observasi bahwa, siswa/i Mts Al-Barokah desa Cijagang terlihat masih kurang dalam kesadaran serta perduli terhadap penanganan sampah plastik. Jadi, untuk menanggulangi permasalahan sampah plastic tersebut dibuat taman ecobrick di salah satu sekolah percontohan di MTs Al-Barokah. Dengan membuat besi bertuliskan MTs Al-Barokah kemudian di isi dengan botol ecobrick yang sudah dibuat di pelatihan sebelumnya. Dengan harapan, kegiatan ini agar dapat membuat generasi penerus bangsa dapat melanjutkan hal baik dan menjadi solusi alternatif dalam menanggulangi sampah plastic
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Fatmawati, Mila, Fatmawati Kaddas, Betty Kadir Lahati, and Haris Mahmud. "PENGELOLAAN SAMPAH PLASTIK TERPADU BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA AKEBAY PULAU MAITARA KOTA TIDORE KEPULAUAN." Jurnal Pengabdian Masyarakat Khatulistiwa 7, no. 2 (2024): 283–89. https://doi.org/10.31932/jpmk.v7i2.4173.

Full text
Abstract:
ABSTRACTOne effort to support environmental cleanliness and reduce the amount of plastic waste is by processing plastic waste. Plastic waste can also be used to make craft products by utilizing recycled plastic waste. This Community Service aims to provide knowledge and training to the community around Akebay Village Beach regarding the use of plastic waste into products that have economic value. This socialization and training activity uses lecture, demonstration, question and answer methods and direct practice regarding the use of plastic waste. The training results showed a success rate of 86.5%, namely that participants were able to develop skills well. The aim of this activity is to provide knowledge and improve skills in processing used bottles, plastic, paralon and other waste into sobotik crafts that are of marketable value.Keywords: Plastic Waste, Craft Products, Diversification, skills, handicrafts, sobotik ABSTRAKSalah satu upaya mendukung kebersihan lingkungan dan mengurangi jumlah sampah plastik yaitu dengan cara melakukan pengolahan terhadap sampah plastik. Limbah plastik juga bisa dimanfaatkan untuk membuat produk kerajinan dengan memanfaatkan limbah plastik yang didaur ulang. Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pelatihan kepada masyarakat sekitar Pantai Desa Akebay mengenai pemanfaatan sampah plastik menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis. Kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini menggunakan metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan praktek langsung tentang pemanfaatan sampah plastik. Hasil pelatihan menunjukan tingkat keberhasilan 86,5% yaitu peserta mampu membuat keterampilan dengan baik. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dan meningkatkan ketrampilan dalam mengolah sampah botol bekas, plastik, paralon dan lain-lain menjadi kerajinan sobotik yang bernilai jual.Kata Kunci: Sampah Plastik, Produk Kerajinan, Diversifikasi, keterampilan, kerajinan tangan, sobotik
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Hermawan, Sapto, and Athariq Wibawa. "EVALUASI PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM UPAYA MENGURANGI SAMPAH PLASTIK DI INDONESIA." Supremasi Hukum : Jurnal Penelitian Hukum 31, no. 1 (2022): 29–47. http://dx.doi.org/10.33369/jsh.31.1.29-47.

Full text
Abstract:
AbstractPlastic waste is a classic problem as a result of human activities. Mounds of plastic waste will have a significant negative impact so that if stranded rampant, it will affect various sectors of life such as health, the environment, and the economy. The plastic waste problem needs special attention from the government in each region. The regional regulations that have now been framed do not impact reducing plastic waste in each region. This study aims to analyze regulations in several regions related to reducing plastic waste and provide ideas to lessen it through the Penta Helix model. This research method uses normative methods. The study results show that many local governments still have not specifically made regulations related to reducing plastic waste. The results demonstrate that the Penta Helix elements have not been fulfilled. In addition, implementing local government regulations is still not optimal; hence the plastic waste concern is an assignment for each region to unravel.Keywords: Environmental preservation; Regional Regulation; Plastic waste.AbstrakPermasalahan sampah plastik merupakan problema klasik sebagai dampak aktivitas manusia. Timbulan sampah plastik akan berdampak negative secara signifikan, sehingga apabila dibiarkan akan berpengaruh terhadap ragam sector kehidupan seperti, kesehatan, lingkungan, dan ekonomi. Persoalan sampah plastik ini perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah di masing-masing daerah. Regulasi daerah yang sekarang sudah disusun tidak memiliki dampak apapun pada pengurangan sampah plastik di masing-masing daerah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis regulasi di beberapa daerah yang berkaitan dengan pengurangan sampah plastik sekaligus memberikan masukan dan gagasan untuk menguranginya melaui penggunaan model Penta Helix. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum yuridis normatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyak pemerintah daerah yang belum secara terkhusus membuat regulasi terkait pengurangan sampah plastik. Hasil penelitian menunjukan bahwa elemen-elemen Penta Helix belum terpenuhi. Selain itu, pelaksanaan regulasi oleh pemerintah daerah masih belum optimal sehingga persoalan sampah plastik masih menjadi pekerjaan rumah setiap daerah untuk menyelesaikannya.Kata kunci: perlindungan lingkungan; regulasi daerah; sampah plastik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Budilaksono, Sularso, Ilona Vicenovie Oisina, and Woro Harkandi Kencana. "Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Pemanfaatan Limbah Botol Plastik Pada Warga Kebon Kosong, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat." Intervensi Komunitas 3, no. 1 (2021): 53–58. http://dx.doi.org/10.32546/ik.v3i1.1143.

Full text
Abstract:
Sampah plastik yang terus bertambah merupakan salah satu masalah dalam kehidupan, namun pemakaian produk yang menghasilkan sampah plastic terus meningkat. Melihat fenomena ini dibutuhkan kesadaran bersama untuk menggunakan Kembali sampah plastik menjadi produk baru yang bermanfaat. Pelatihan ini merupakan salah satu program untuk mengedukasi masyarakat agar dapat manfaatkan Kembali sampah plastic menjadi barang yang bermanfaat. Pengelolaan sampah palstik ini didasarkan pada prinsip 3R (Reduce, Reuce, dan Recycle). Pelaksanaanya dilakukan dengan seminar online dan pelatihan dengan didampingi oleh lima orang pendamping. Kegiatan ini ditujukan untuk mengurangi sampah, mengedukasi masyarakat, menambah keterampilan, dan nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan produk baru yang dapat menambah penghasilan. Harapannya masyarakat dapat memahami pengolahan sampah plastik secara bijak.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Malo, Ferdinanda Gole, Marselina M. Girik Allo, and Prisko Yanuarius Djawaria Pare. "PENGURANGAN SAMPAH PLASTIK MELALUI INOVASI ECOBRICK SEBAGAI ALTERNATIF PENGELOLAAN SAMPAH PLASTIK DI DESA WAEBELA." Masyarakat: Jurnal Pengabdian 1, no. 2 (2024): 197–202. https://doi.org/10.58740/m-jp.v1i2.279.

Full text
Abstract:
Program Kemitraan Masyarakat (PkM) bertujuan untuk mengurangi sampah plastik di Desa Waebela melalui inovasi Ecobrick. Tujuan utama dari pelaksanaan PkM ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan sampah plastik serta menyediakan solusi praktis untuk mengurangi limbah plastik yang mencemari lingkungan. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan PkM meliputi pengumpulan sampah plastic, dan pelatihan pembuatan Ecobrick, Kegiatan ini dilaksanakan di rumah masyarakat Desa Waebela, dengan melibatkan peserta didik yang berada di sekitaran desa. Hasil dari pelaksanaan PkM menunjukkan bahwa masyarakat menjadi lebih memahami pentingnya pengelolaan sampah, dengan meningkatnya jumlah Ecobrick yang diproduksi dan digunakan sebagai kursi ataupun meja. Selain itu, kegiatan ini juga berhasil menciptakan rasa kebersamaan dan tanggung jawab kolektif dalam menjaga lingkungan. Implikasi dari pelaksanaan PkM ini adalah terbentuknya komunitas yang lebih sadar akan lingkungan, serta penurunan volume sampah plastik yang dihasilkan. Dengan demikian, inovasi Ecobrick diharapkan dapat menjadi model pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan dapat diterapkan di desa-desa di Indonesia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Sari, Ea, and Fika Dewi Pratiwi. "PENGETAHUAN MASYARAKAT DAN PENDATAAN TERHADAP KOMPOSISI SAMPAH PESISIR DI PANTAI PASIR PADI KOTA PANGKALPINANG." JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS 8, no. 1 (2020): 106. http://dx.doi.org/10.35800/jplt.8.1.2020.27558.

Full text
Abstract:
Coastal waste will have an impact on ecology, economy, safety and human health. High amount of waste can reduce the efficiency of Final Disposal Sites, so that it requires a better waste management concept in Pangkal Pinang City. In this study, we will reveal public knowledge of the garbage composition and compare the collection of the waste composition on Saturdays and Sundays and in the Pangkal Pinang Coastal Beach. Determination of public knowledge using a questionnaire with a Likert scale. The Instrument validity and reliability test used the product moment correlation and the Cronbach's alpha method, respectively. Both tests were analyzed using Microsoft Excel. Waste samples were obtained from 10 sampling points and classified according to the type and weight of the waste. Instrument shows valid results and reabelitation with high to very high categories. The community stated that the very frequent and frequently found waste compositions were cigarette butts, plant parts and plastic candy wrappers, snack plastic wrap, plastic dropper, asoy plastic, plastic bottles, paper, respectively. The total waste found on Saturdays tends to be higher compared to Sundays. The most collected of waste composition is organic rubbish i.e plant part and inorganic rubbish, i.e glass, plastic candy packaging and snack packs and plastic bottles. Sampling points 2, 10 and 1 are the most common rubbish found on Saturdays and Sundays. In order to maintain the cleanliness and comfort of Pasir Padi Beach, the society must have a high awareness to maintain the cleanliness of the beach environment and a good waste management system to reduce landfill waste at the final disposal site.Keywords: Pasir Padi Beach, Pangkalpinang, Coastal WasteAbstrakSampah pesisir akan berdampak bagi ekologi, ekonomi, keselamatan dan kesehatan manusia. Jumlah sampah tinggi dapat menurunkan efisiensi Tempat Pembuangan Akhir, sehingga memerlukan suatu konsep pengelolaan sampah lebih baik di Kota Pangkalpinang. Dalam penelitian ini, akan mengungkapkan pengetahuan masyarakat terhadap komposisi sampah serta membandingkan koleksi komposisi sampah pada hari Sabtu dan Minggu serta Pesisir Pantai Pasir Padi Kota Pangkalpinang. Penentuan pengetahuan masyarakat menggunakan kuisioner dengan skala Likert. Uji validitas instrumen menggunakan metode korelasi produk momen, sementara uji reabilitas menggunakan metode Cronbach’s alpha. Kedua uji dianalisis menggunakan Microsoft Excell. Sampel sampah diperoleh dari 10 titik sampling dan diklasifikasikan sesuai dengan jenis dan bobot sampah. Instrumen menunjukkan hasil yang valid dan reabelitasi dengan kategori tinggi sampai dengan sangat tinggi. Masyarakat mengemukakan bahwa kompoisi sampah yang sangat sering dan sering ditemukan masing-masing adalah puntung rokok, bagian tumbuhan dan plastik bungkus permen, plastik bungkus makanan ringan, pipet plastik, plastik asoy, botol plastik, kertas. Total sampah yang ditemukan pada hari Sabtu cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan hari Minggu. Komposisi sampah yang paling banyak dikoleksi adalah sampah organik berupa bagian tumbuhan dan sampah anorganik, berupa: kaca, plastik bungkus permen dan bungkus makanan ringan serta botol plastik. Titik sampling 2, 10 dan 1 merupakan yang paling banyak ditemukan sampah di hari Sabtu dan Minggu. Dalam rangka menjaga kebersihan dan kenyamanan Pantai Pasir Padi, masyarakat harus mempunyai kesadaran tinggi untuk menjaga kebersihan lingkungan pantai serta adanya sistem pengelolaan sampah yang baik untuk mengurangi timbunan sampah di tempat pembuagan akhir. Kata Kunci: Pantai Pasir Padi, Pangkalpinang, Sampah Pesisir
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Siregar, Rolan. "DESAIN MEKANIK SISTEM PEMILAH SAMPAH PLASTIK OTOMATIS DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPA)." Machine : Jurnal Teknik Mesin 8, no. 1 (2022): 1–7. http://dx.doi.org/10.33019/jm.v8i1.2125.

Full text
Abstract:
Plastik merupakan bahan kebutuhan yang banyak digunakan dalam kehidupan masyarakat modern. Dapat dilihat produk berbahan plastik mulai dari mainan, perlengkapan dapur, alat elektronik sampai sikat gigi yang digunakan setiap hari. Plastik banyak dimanfaatkan dikarenakan keunggulan plastik yang kuat, ringan, mudah dibentuk, merupakan isolator yang baik, tidak korosif dan tahan lama. Saat ini berdasarkan data statistik persampahan domestik indonesia, jenis sampah plastik menduduki peringkat kedua yaitu sebesar 64 juta ton per tahun atau 14% dari total produksi sampah. Konsumsi yang banyak tersebut tidak diimbangi dengan jumlah daur ulang yang sama besarnya. Sampah plastik dapat menimbulkan permasalahan bagi lingkungan karena sangat susah terurai. Waktu penguraian sampah plastik secara alami membutuhkan kurang lebih delapan puluh tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Maka dari itu merancang dan membuat sebuah alat sortir sampah plastik yang menggunakan sistem kerja kincir air dan koveyor, dimana nanti apabila rancangan ini sudah di aplikasikan dan berfungsi dengan baik dapat berguna mengsortir sampah plastik. Ketika alat ini sudah berfungsi maka akan sangat membantu di lingkungan tempat pembuangan akhir dan tempat lainnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Hikmawati, Hanifah, and Nofa Dwi Laksana. "Pendampingan Pembuatan Tas Cantik dari Sampah Plastik." Ngabekti: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 3, no. 1 (2025): 73–82. https://doi.org/10.32478/5bfpym56.

Full text
Abstract:
Abstract Assistance in training on making beautiful bags from plastic waste aims to provide insight and knowledge to the residents of Salamwates Village, Dongko District, Trenggalek Regency regarding environmental protection. It is hoped that this training can increase income in the form of profits (money). The waste that has been a problem all this time can be recycled back into something of value and worth. One of the main goals of the steps to make beautiful bags is to reduce the amount of plastic that ends up in landfills or pollutes the environment. By processing plastic waste into bags, this can indirectly reduce the volume of plastic that must be thrown away and minimize its negative impact on the environment. In the training process for making beautiful bags from plastic waste, there are no problems, namely difficulties in applying the procedures for making them, the thing that is difficult to do is when attaching the end of the lid of one plastic cup to another, but with the patience of the mothers and done repeatedly, finally the process runs well. Keywords: Training, Plastic Waste, beautiful bag. Abstrak Pendampingan pembuatan tas cantik dari sampah plastik bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada warga Desa Salamwates, Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek terhadap perlindungan lingkungan. Dari pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan penghasilan berupa cuan (uang). Sampah yang menjadi permasahalan selama ini, bisa didaur ulang kembali menjadi sesuatu yang bernilai dan berharga. Salah satu tujuan utama dari langkah-langkah membuat tas cantik adalah untuk mengurangi jumlah plastik yang berakhir di tempat pembuangan sampah atau mencemari lingkungan. Dengan mengolah sampah plastik menjadi tas, maka secara tidak langsung hal tersebut dapat mengurangi volume plastik yang harus dibuang dan meminimalkan dampak negatifnya terhadap lingkungan. Didalam proses pelatihan pembuatan tas cantik dari sampah plastik ini tidak luput dari masalah yaitu kesulitan dalam menerapkan tata cara pembuatanya, hal yang sulit untuk dilakukan yaitu pada saat pengaitan antara ujung tutup gelas plastik yang satunya dengan yang lain, tetapi dengan ketelatenan para ibu-ibu dan dilakukan berulang kali akhirnya proses berjalan dengan baik. Kata Kunci: Pendampingan, Sampah Plastik, Tas Cantik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Suparmin, Suparmin, and Sugeng Abdullah. "PENGGUNAAN ALAT REKAYASA PEMBERSIH SAMPAH PLASTIK DALAM MENUNJANG PROSES PENGOLAHAN SAMPAH DI KAMPUS 7 POLTEKKES KEMENKES SEMARANG." Buletin Keslingmas 39, no. 2 (2020): 60–64. http://dx.doi.org/10.31983/keslingmas.v39i2.5893.

Full text
Abstract:
Kampus 7 sebagai institusi pendidikan yang didalamnya terdapat Jurusan Kesehatan Lingkungan dan memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dalam bidang pengolahan sampah telah merintis unit percontohan komposter dengan metode run way yang bersusun dalam 10 bak. Upaya menangai sampah organik telah terwujud dalam hasil produk pengolahan berupa kompos organik. Seiring berjalannya kegiatan pengomposan, dilakukan kegiatan evaluasi kegiatan. Hasil evaluasi terdapat catatan penting pada proses pengomposan yang dilakukan, seperti proses pembalikan sampah yang terlalu banyak, pemindahan sampah pada bak pengomposan yang banyak, keluhan bau yang menyengat dan risiko tertusuk dari sampah kaleng/ kaca. Semua kondisi tersebut disebabkan karena kegiatan masih dilakukan secara manual oleh tenaga kebersihan.Jenis penelitian ini adalah pra eksperimen dengan rancangan penelitian Post Test Only Design. Penelitian ini dilakukan di lokasi pengolahan sampah (komposter) di Kampus 7 Poltekkes Kemenkes Semarang. Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud oleh peneliti adalah seluruh warga kampus 7 dan seluruh timbulan sampah. Sampel penelitian ini adalah sampah yang terdapat pada bak penimbulan, hasil timbulan sampah plastik dengan rata-rata volume sebesar 0,3 m3/ minggu. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel dan nilai rata-rata hitung dari hasil sampah plastik yang telah dicuci terbebas dari bahan pengotor lainya. Desain alat pembersih sampah plastik telah memenuhi kebutuhan dalam mendukung proses pengolahan sampah plastik pada tingkatan awal. Kapasitas pembersihan sekitar 10 kg/9,5 menit = 63 Kg/jam (10 kg paslik = 5 karung sampah plastic). Maka mesin tersebut mampu membersihkan plastic sekitar 0,0656 m3/jam. Jadi untuk membersihkan sampah plastik kampus 7 sekitar 0,3 m3/mg dibutuhkan waktu sekitar 4,5 jam. Diperlukannya alat untuk mempercepat memasukan sampah kotor ke lubang alat pembersih. Disediakan keranjang penangkapan sampah bersih. Pemeriksaan berkala ulir pembersih
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography