To see the other types of publications on this topic, follow the link: SEM mikroskopie.

Journal articles on the topic 'SEM mikroskopie'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'SEM mikroskopie.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Sputh, Sebastian, Sabine Panzer, Christian Stigloher, and Ulrich Terpitz. "Superaufgelöste Mikroskopie: Pilze unter Beobachtung." BIOspektrum 27, no. 4 (June 2021): 380–82. http://dx.doi.org/10.1007/s12268-021-1592-6.

Full text
Abstract:
AbstractThe diffraction limit of light confines fluorescence imaging of subcellular structures in fungi. Different super-resolution methods are available for the analysis of fungi that we briefly discuss. We exploit the filamentous fungus Fusarium fujikuroi expressing a YFP-labeled membrane protein showing the benefit of correlative light- and electron microscopy (CLEM), that combines structured illumination microscopy (SIM) and scanning election microscopy (SEM).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Parlina, Iin. "Pengamatan Efek Pratritmen Tandan Kosong Sawit sebelum Proses Konversi Biogas dengan Analisis Mikroskopi." Jurnal Teknologi Lingkungan 20, no. 1 (January 31, 2019): 57. http://dx.doi.org/10.29122/jtl.v20i1.3184.

Full text
Abstract:
ABSTRACTConversion of lignocellulosic biomass such as Oil Palm-Empty Fruit Bunch (OP-EFB) into bioenergy is a promising solution to mitigate the impact of climate change and avoid an energy crisis that have been globally anticipated. The abundance amount of OP-EFB as a biomass waste from oil palm processing in Indonesia has opened more chance to produce bio-energy and other valuable products without having competition with the food sector. It has a high content of cellulose and hemicellulose that can be processed generating bio-energy such as biogas or bioethanol. However, to be processed into bio-energy, and other products, EFB should be pretreated first to break the recalcitrant characteristic and increase the yield and conversion rate. Alkaline pretreatment is widely known for its effectivity on lignin removal to open more access of the lignocellulose, especially for the Anaerobic Digestion (AD) process. There are several ways to evaluate Pratritmen performance before the AD process, for example by chemical analysis as well as visual observation using a microscope. Visual observation emphasizes the change in microstructure or morphology of the pretreatment process so that it can be a method for physically explaining what is happening at the microscopic level. This research’s objective is to perform microscopy observation on the OP-EFB component’s changes during the low concentrated alkaline pretreatment using NaOH 6% and mixture of NH4OH and (NH4)2CO3 10% as long as 24 hours. The result from using CLSM shows the process of delignification, while SEM shows 3 major visual changes i.e. silica bodies removal, surface degradation and the enhanced bacteria’s affinity to the OP-EFB’s surface.Keywords: Microscopy analysis, Oil palm empty fruit bunch, alkaline pretreatment, Anaerobic Digestion, visual changes ABSTRAKKonversi biomasa lignoselulosa seperti Tandan Kosong Sawit (TKS) menjadi bioenergi adalah solusi yang menjanjikan untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan menghindari krisis energi yang telah diantisipasi secara global. Jumlah kelimpahan TKS sebagai residu dari proses produksi minyak kelapa sawit telah membuka banyak peluang untuk menghasilkan bioenergi dan produk nilai lainnya tanpa bersaing dengan sektor pangan. TKS memiliki kandungan selulosa dan hemiselulosa tinggi yang dapat diproses menghasilkan bioenergi seperti biogas atau bioetanol. Namun, untuk diproses menjadi bio-energi, dan produk lainnya, substrat ini harus dipratritmen terlebih dahulu untuk mengatasi karakteristik rekalsitransi yang menjadi penghambat utama dalam proses biokonversi. Pratritmen dengan menggunakan reagent basa (alkalin) secara luas dikenal karena efektifitasnya pada penghilangan lignin untuk membuka lebih banyak akses lignoselulosa, terutama untuk proses produksi biogas (AD). Terdapat beberapa cara untuk mengevaluasi kinerja Pratritmen sebelum proses AD, misalnya dengan analisis kimia juga pengamatan visual dengan menggunakan mikroskop. Observasi visual menekankan adanya perubahan mikrostruktur atau morfologi dari proses pratritmen sehingga bisa menjadi metode untuk menjelaskan secara fisik apa yang terjadi dalam tataran mikroskopis. Tujuan dari penelitian adalah melakukan analisis mikroskopi dengan menggunakan confocal dan SEM pada TKS sebelum dan setelah dilakukan pratritmen dengan alkalin NaOH 6% dan campuran NH4OH dengan (NH4)2CO310% selama 24 jam juga TKS hasil pratritmen yang digunakan untuk proses produksi biogas. Hasil dari Confocal memperlihatkan adanya perubahan dari TKS sebelum dan setelah pretreatmen yaitu terjadinya proses delignifikasi, sementara hasil SEM memperlihatkan 3 perubahan visual utama yang dapat dianalisis yaitu penghilangan silika, degradasi permukaan dan peningkatan afinitas bakteri pada permukaan TKS yang dilakukan pratritmen.Kata kunci : analisis mikroskopi, tandan kosong kelapa sawit, pratritmen alkalin, Anaerobic Digestion, perubahan visual
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Lewicka, Ewa, and Wojciech Franus. "Study of the reasons for heterogeneity in feldspar-quartz material after firing." Gospodarka Surowcami Mineralnymi - Mineral Resources Management 30, no. 1 (March 1, 2014): 69–83. http://dx.doi.org/10.2478/gospo-2014-0002.

Full text
Abstract:
Streszczenie Artykuł przedstawia wyniki badań dwóch pastylek uformowanych z surowców skaleniowo- -kwarcowych o różnym uziamieniu i składzie chemicznym, na powierzchni których po wypaleniu w 1200°C ujawniły się różnej wielkości (odpowiednio 7-8 i 500-600 \im) ciemne wrostki o meta- licznym połysku. W celu identyfikacji mineralogicznej tych niejednorodności oraz ustalenia przyczyn ich zróżnicowania przeprowadzono badania metodą mikroskopii scanningowej (SEM/EDS) oraz obserwacje mikroskopowe w świetle przechodzącym i odbitym. Badania te pozwoliły na powiązanie genezy powstania wrostków ze składem mineralnym i chemicznym próbek w stanie surowym, a zwłaszcza udziałem w nich faz żelazistych. Jako główną fazę mineralną budującą wrostki zidenty- fikowano hematyt. Wysnuto przypuszczenie, że powstanie jego skupień w procesie wypalania mogło być skutkiem rozpadu minerałów będących nośnikami żelaza (biotyt, chloryt) oraz wydzielenia z powstałego stopu wtórnej, skoncentrowanej żelazonośnęj fazy mineralnej. Różnicę wielkości wytrąceń autorzy wiążąz różnym uziamieniem surowców wykorzystanych do sporządzenia pastylek. Istnienie zależności pomiędzy wielkością ziaren a stopniem spieczenia i jednorodnością tworzywa ceramicznego po wypaleniu potwierdzają opublikowane badania innych autorów. Optymalne roz- drobnienie surowców stosowanych zwłaszcza w procesie szybkiego wypalania mas ceramicznych ma kluczowe znaczenie dla uzyskania tworzywa pozbawionego niepożądanych wrostków, o zwartej mikrostrukturze i wymaganych parametrach.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Donik, Č. "Do the latest scanning electron microscopes with a variety of analytical and imaging techniques provide us with realistic images and compositions?" Materiali in tehnologije 53, no. 6 (December 19, 2019): 929–36. http://dx.doi.org/10.17222/mit.2019.269.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Rahayu, Sri, and MUldarisnur Muldarisnur. "Morfologi Dan Sifat Optik Lapisan Tipis Opal yang Dideposisi Menggunakan Metode Modified Vertical Deposition." Jurnal Fisika Unand 8, no. 1 (January 2, 2019): 1–5. http://dx.doi.org/10.25077/jfu.8.1.1-5.2019.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan pembuatan lapisan tipis opal dengan menggunakan metode modified vertical deposition. Pada penelitian ini dilakukan analisis pengaruh kecepatan penarikan substrat dari suspensi koloid polysterene terhadap sifat optik dan homogenitas ketebalan lapisan tipis opal. Pembuatan sampel dilakukan dengan kecepatan penarikan 1 mm/jam, 5 mm/jam, 10 mm/jam dan 12 mm/jam. Sampel dikarakterisasi menggunakan mikroskop optik, spektrofotometer UV-Vis dan SEM (Scanning Electron Microscopy). Mikroskop Optik menunjukkan ketebalan lapisan opal yang tidak homogen. Karakterisasi UV-Vis menunjukkan adanya puncak absorbansi pada lapisan opal pada kecepatan 1 mm/jam sedangkan SEM menunjukkan adanya lapisan opal yang multilayer (berlapis banyak) pada kecepatan penarikan 1 mm/jam. Kata kunci: Lapisan tipis opal, Mikroskop Optik, SEM, UV-Vis, variasi kecepatan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Zaini, Erizal, Vike Zulia Putri, Maria Dona Octavia, and Friardi Ismed. "Peningkatan Laju Disolusi Dispersi Padat Amorf Genistein dengan PVP K-30." Jurnal Sains Farmasi & Klinis 4, no. 1 (December 15, 2017): 67. http://dx.doi.org/10.29208/jsfk.2017.4.1.197.

Full text
Abstract:
Sistem dispersi padat amorf senyawa obat yang sukar larut air genistein dalam PVP K-30 dibuat dengan metode penguapan pelarut menggunakan pelarut metanol. Sistem dispersi padat dibuat dengan variasi perbandingan obat : polimer 2:1, 1:1 dan 1:2 b/b. Sifat padatan serbuk sistem dispersi padat dievaluasi dengan metode analisa difraksi sinar-X, termal DSC, spektrokopik FT-IR dan mikroskopik SEM. Profil disolusi dilakukan dalam medium air suling dengan alat uji disolusi tipe II USP. Hasil analisa difraksi sinar-X, termal DSC dan mikroskopik SEM, fase kristalin genistein mengalami penurunan derajat kristalinitas dan pembentukan fase amorf. Profil laju disolusi menunjukkan bahwa sistem dispersi padat genistein memiliki laju disolusi yang lebih tinggi dibandingkan genistein murni. Studi ini membuktikan bahwa pembentukan sistem dispersi padat genistein dengan polimer PVP K-30 efektif memperbaiki laju disolusi genistein.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Sari, Yeni Novita, Erizal Zaini, and Friardi Ismed. "Peningkatan Laju Disolusi Piperine dengan Pembentukan Multikomponen Kristal Menggunakan Asam Nikotinat." Jurnal Sains Farmasi & Klinis 6, no. 2 (August 28, 2019): 180. http://dx.doi.org/10.25077/jsfk.6.2.180-185.2019.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan laju disolusi piperin dengan pembentukan multikomponen kristal piperin dan asam nikotinat (1:1) dengan metode pelarutan menggunakan pelarut etanol. Multikomponen kristal dikarakterisasi sifat padatannya dengan Difraksi sinar-X, analisa termal Differential Scaning Calorimetry (DSC), spektroskopi FT-IR, analisa mikroskopik Scanning Electron Microscopy (SEM), uji kelarutan dan profil laju disolusi menggunakan Aparatus USP 2. Dari penelitian serbuk multikomponen kristal piperin-asam nikotinat diperoleh hasil pola difraksi sinar-X menunjukkan puncak difraksi yang baru, analisa termal termogram DSC menunjukkan puncak endotermik pada 126,117 ºC, spektrum FTIR terdapat bilangan gelombang 3349,94 cm-1, analisa mikroskopik SEM menunjukkan sudah terbentuk agregat, uji kelarutan menunjukkan peningkatan 1,5 kali lipat dibandingkan piperin murni, profil laju disolusi piperin menunjukkan peningkatan secara signifikan dibandingkan piperin murni yaitu sekitar 2,5 kali lipat. Secara umum preparasi multikomponen kristal piperin-asam nikotinat dapat meningkatkan laju disolusi piperin
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Lewicka, Ewa. "Colour After Firing Versus Mineral Composition of Feldspar Raw Materials from the Sobótka Region." Gospodarka Surowcami Mineralnymi - Mineral Resources Management 29, no. 1 (March 1, 2013): 35–51. http://dx.doi.org/10.2478/gospo-2013-0001.

Full text
Abstract:
Streszczenie Artykuł zawiera charakterystykę mineralogiczno-petrograficzną granitoidów występujących w czterech zło­żach eksploatowanych przez Strzeblowskie Kopalnie Surowców Mineralnych w Sobótce, ze szczególnym uw­zględnieniem minerałów będących nośnikami żelaza oraz innych pierwiastków, których obecność ma wpływ na barwę kopaliny po wypaleniu. W tym celu wykonano badania mikroskopowe w świetle przechodzącym, analizę składu chemicznego oraz obserwacje przy użyciu mikroskopu scanningowego (SEM/EDS). Te ostatnie okazały się kluczowe dla pełnej identyfikacji składników mineralnych badanych skał. Stwierdzono, że głównymi nośnikami żelaza są: pobiotytowy chloryt i biotyt, jasne miki (serycyt, muskowit) oraz granaty i inne minerały ciężkie (rutyl, apatyt, epidot, monacyt, cyrkon, piryt, tytanomagnetyt, sfaleryt), występujące w postaci drobnych ziaren roz­proszonych w skale bądź tworzące większe skupienia i wypełnienia przecinających ją spękań i szczelinek. Badania te wykazały również, że w strukturze zidentyfikowanych faz mineralnych tkwią inne pierwiastki barwiące, takie jak: mangan (granaty, chloryty, miki), tor i uran (monacyt, ksenotym, cyrkon), cer (monacyt), neodym (monacyt, ksenotym). Ich obecnością można tłumaczyć odmienne parametry barwy L*a*b* oznaczone dla badanych próbek po wypaleniu metodą spektrofotometryczną, mimo zbliżonej lub identycznej zawartości tlenku żelaza. Po­twierdzenie tej hipotezy wymagałoby jednak przeprowadzenia badań składu chemicznego skał na zawartość pierwiastków podrzędnych i śladowych, a w szczególności oznaczenie Mn i REE (Ce, Pr, Nd). Minerały będące nośnikami tych pierwiastków występują bowiem w badanych kopalinach w niewielkich ilościach.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Irwanda, Cecep, and Mulda Muldarisnur. "Pengaruh Vibrasi Terhadap Kualitas Lapisan Tipis Opal yang Disintesis dengan Metode Deposisi Horizontal." Jurnal Fisika Unand 7, no. 4 (October 1, 2018): 299–304. http://dx.doi.org/10.25077/jfu.7.4.299-304.2018.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan sintesis dan karakterisasi lapisan tipis opal menggunakan metode deposisi horizontal dengan penambahan vibrasi. Sintesis dilakukan pada suhu ruang dengan variasi kecepatan vibrasi 0, 1000, 1250, dan 1500 rpm menggunakan magnetic stirrer. Karakterisasi dilakukan menggunakan Mikroskop Optik, SEM (Scanning Electron Microscopy) dan Spektrofotometer UV-Vis. Hasil mikroskop optik menunjukkan permukaan sampel dengan vibrasi lebih homogen dan tebal dibandingkan tanpa vibrasi. Hasil SEM menunjukkan lapisan multilayer terbentuk pada sampel vibrasi dengan kecepatan putaran 1500 rpm. Spektrum absobsi spektrofotometer UV-Vis menunjukkan nilai absorbansi maksimum tertinggi pada panjang gelombang 564 nm dengan nilai absorbansi 0,1526. Semakin tinggi kecepatan vibrasi yang digunakan, semakin tinggi nilai absorbansi maksimum dan semakin tinggi nilai FWHM.Kata kunci: Deposisi horizontal, lapisan tipis, opal, polystyrene, vibrasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Ady, Jan, and Eka Viandari. "STUDI MIKROSKOPIK MEMBRAN BERPORI TIO2 BERBASIS POLYMETHYL METHACRYLATE SEBAGAI TEMPLATE." JURNAL ILMIAH SAINS 16, no. 1 (May 11, 2016): 12. http://dx.doi.org/10.35799/jis.16.1.2016.12250.

Full text
Abstract:
STUDI MIKROSKOPIK MEMBRAN BERPORI TIO2 BERBASIS POLYMETHYL METHACRYLATE SEBAGAI TEMPLATEABSTRAK Salah satu sumber pencemaran air adalah limbah industri karena limbah industri menghasilkan polutan yang megandung zat-zat berbahaya bagi tubuh manusia seperti mikroba patogen. Selama ini, proses pengolahan air cenderung memanfaatkan senyawa-senyawa kimia yang mengakibatkan terbentuknya limbah baru yang lebih berbahaya. Teknik yang lebih aman untuk menanggulangi tersebut adalah menggunakan membran. Penelitian ini fokus pada pembuatan membran yang lebih tahan terhadap kerusakan melalui pengaturan pori-porinya. Metode yang digunakan untuk membuat membran adalah metode template leaching dengan PMMA sebagai template. Metode template leaching diawali dengan melapisi substrat menggunakan PMMA yang telah dilarutkan ke dalam aseton, setelah mengering, substrat tersebut dicelupkan ke dalam sol TiO2 yang telah disintesis. Substrat didiamkan selama 17 jam agar partikel sol TiO2 dapat menginterstisi ke dalam celah-celah PMMA dengan sempurna untuk kemudian dikalsinasi pada suhu 5500C selama 4 jam. Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan SEM-EDX dan XRD. Berdasarkan hasil uji SEM didapatkan ukuran pori terhadap konsentrasi PMMA 0, 2%, 3%, 4% berturut-turut adalah 1900 – 2000 nm, 860,5 – 1669 nm, 312,8 – 382,5 nm, dan 136,1 – 269,7 nm sedangkan dari hasil EDX menunjukkan adanya unsur-unsur Ti dan O presentase atom masing-masing 3,03 % dan 66,81%. Hasil analisis XRD menunjukkan bahwa TiO2 yang terbentuk selama proses sol gel adalah 100% dengan fase anatase pada sudut difraksi 25,4060. Kata kunci: Membran, TiO2, PMMA, template leaching MICROSCOPIC STUDY TIO2 POROUS MEMBRANE BASED POLYMETHYL METHACRYLATE AS TEMPLATE ABSTRACT One source of water pollution is industrial waste as industrial waste produces pollutants that lack the substances harmful to the human body such as microbial pathogens. During this time, water treatment processes tend to use chemical compounds that cause the formation of a new, more dangerous waste. This study focused on the manufacture of membranes that are more resistant to damage by setting the pores. The method used to make the membrane is a template leaching method with PMMA as a template. This study focused on the manufacture of membranes that are more resistant to damage by setting the pores. The method used to make the membrane is a template leaching method with PMMA as a template. Template leaching method begins by coating a substrate using a PMMA which has been dissolved in acetone, after dries, the substrate is dipped into the TiO2 sol was synthesized. Substrate allowed by stand for 17 hours in order to be able interstitials TiO2 sol particles into crevices PMMA perfectly calcination for temperature of 5500C for 4 hours. The samples were cooled at room temperature in the furnace. Finally, characterized the samples with SEM-EDX and XRD. Based on SEM Characterized Obtained porous size was about PMMA concentration of 0%, 2%, 3%, 4% respectively from 1900 to 2000 nm, 860.5 to 1669 nm, 312.8 to 382.5 nm, and 136.1 to 269 , 7 nm and the EDX Indicated that the element of Ti and O with the percentage of 3.03% and 66.81%. Output has been show of XRD that during sol-gel TiO2 forming process was 100% within diffraction angle 25.4060 in anatase forming. Keywords: Membrane, TiO2, PMMA, template leaching
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Mohd. Akhir, Nur Atiqah, Maizatulnisa Othman, Yose Fachmi Buys, Norhashimah Shaffiar, Dzun Noraini Jimat, and Sharifah Imihezri Syed Shaharuddin. "CHARACTERISATION AND PRODUCTION OF POLY (LACTIC ACID)/POLY(ETHYLENE GLYCOL) MICROFIBER VIA MELT DRAWN SPINNING PROCESS." IIUM Engineering Journal 22, no. 1 (January 4, 2021): 201–12. http://dx.doi.org/10.31436/iiumej.v22i1.1364.

Full text
Abstract:
In this study, melt blended compositions of pure PLA with additions of polyethylene glycol (PEG) up to 30 wt% were prepared. Fourier-transform infrared spectroscopy (FTIR), differential scanning calorimeter (DSC), and thermogravimetric analysis (TGA) were used to investigate the properties of PLA/PEG blends, such as structural, thermal, and morphological properties. The results showed that further increments of PEG cause the -OH group of PLA/PEG blends to show a broad peak, indicating that there is hydrogen bonding interaction between PEG and PLA chains. DSC result revealed that the addition of PEG decreases the glass transition temperature from 57 °C to 46 °C and crystallization temperature from 107 °C to 87 °C. Such trends suggest enhanced chain mobility of PLA chains. TGA thermograms showed that further additions of PEG into PLA resulted in a consistent shift to lower temperature and decrease in thermal stability. Optical microscopy (OM) and scanning electron microscopy (SEM) observations of the melt spun PLA/PEG microfibers revealed that the diameter of the microfibers averaged between 15 to 80 microns. ABSTRAK: Kajian ini menganalisa komposisi adunan lebur PLA asli bersama tambahan polietilena glikol (PEG) sebanyak 30%. Penjelmaan Fourier spektroskopi inframerah (FTIR), kalorimeter pengimbasan pembezaan (DSC) dan analisis termogravimetri (TGA) telah digunakan bagi mengkaji sifat-sifat adunan PLA/PEG, seperti struktur, terma dan sifat-sifat morfologi. Keputusan menunjukkan penambahan PEG seterusnya menyebabkan kumpulan -OH campuran PLA/PEG memberikan puncak yang lebar, ini menunjukkan ada interaksi ikatan hidrogen antara rantaian PEG dan PLA. Keputusan DSC menunjukkan penambahan PEG mengurangkan perubahan gelas dari 57 °C kepada 46 °C dan suhu kristalisasi dari 107 °C kepada 87 °C. Trend ini mencadangkan peningkatan pergerakan rangkaian pada rantaian PLA. Termogram TGA menunjukkan dengan penambahan berterusan PEG ke dalam PLA menghasilkan penurunan konsisten pada suhu dan pengurangan kestabilan haba. Pemerhatian mikroskop optik (OM) dan mikroskopi elektron penskanan (SEM) mikrofiber spun lebur PLA/PEG menunjukkan purata diameter mikrofiber ini antara 15 ke 80 mikron.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Pielesz, Anan, Alicja Machnicka, and Ewa Sarna. "Modified orthosilicic acid as an inhibitor of thermally induced burn incidents – characterization by microbiological procedure, electrophoresis and SEM." Leczenie Ran 12, no. 2 (July 25, 2015): 73–81. http://dx.doi.org/10.15374/lr2015009.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Mahmoud, Elham, and Ola Omar. "Erosive and cariogenic potential of various pediatric liquid medicaments on primary tooth enamel: A SEM study." Dental and Medical Problems 55, no. 3 (September 28, 2018): 247–54. http://dx.doi.org/10.17219/dmp/91539.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Nadolny, Krzysztof, Walery Sienicki, Michał Wojtewicz, Krzysztof Rokosz, Wojciech Kapłonek, Marion Wienecke, and Jan Heeg. "Analysis of the state of amorphous carbon treated grinding wheel active surface after grinding of Titanium Grade 2® using SEM-EDS technique." Mechanik, no. 8-9 (September 2016): 1106–7. http://dx.doi.org/10.17814/mechanik.2016.8-9.270.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

CINKOWSKA, MARZANNA. "Zastosowanie skaningowej mikroskopii elektronowej (SEM) do szybkiej analizy morfologicznej włókien celulozowych oraz oceny ich jakości." PRZEGLĄD PAPIERNICZY 1, no. 8 (August 5, 2018): 59–64. http://dx.doi.org/10.15199/54.2018.8.2.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Zairawati, Oktaviani, and Dahyunir Dahlan. "Pengaruh Konsentrasi SiO2 dalam Komposit TiO2-SiO2 sebagai Lapisan Swabersih pada Katun Tekstil." Jurnal Fisika Unand 7, no. 3 (July 2, 2018): 240–45. http://dx.doi.org/10.25077/jfu.7.3.240-245.2018.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan pembuatan lapisan swabersih dari komposit TiO2-SiO2 di permukaan katun tekstil menggunakan metode dip-spin coating. Bahan yang digunakan berupa TiO2 dan SiO2 serbuk. Variasi TiO2-SiO2 yaitu 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5;3. TiO2-SiO2 yang telah dibuat dilarutkan sebanyak 1% (b/v). Sebelum dicampurkan dengan larutan TiO2-SiO2, katun disterilkan dan direndam dalam asam asetat glasial yang berfungsi sebagai cross linking agent selama 15 menit. Katun terlapis TiO2-SiO2 diuji menggunakan larutan noda asam palmitat 15 ppm serta disinari selama 12 jam dibawah lampu UV. Absorban awal dan absorban akhir noda dihitung menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Sampel yang telah dibuat dikarakterisasi menggunakan mikroskop optik, XRD dan SEM. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh persentase pengurangan noda asam palmitat tertinggi dan terendah adalah 91,34% untuk penambahan 1,5 g SiO2 dan 3,80% untuk penambahan 3 g SiO2. Gambar dari mikroskop optik memperlihatkan lapisan TiO2-SiO2 pada katun mengalami peningkatan ketransparanan seiring meningkatnya penambahan komposisi SiO2. Morfologi katun terlapis TiO2-SiO2 dapat terlihat lebih jelas menggunakan SEM, dimana penambahan 1,5 gr SiO2 memiliki lapisan yang lebih tebal dan terjadi aglomerasi pada permukaan katun dibandingkan penambahan 3 g SiO2. Berdasarkan hasil XRD penambahan SiO2 mengakibatkan puncak TiO2 tertutupi.Kata kunci: lapisan swabersih, cross lingking agent, asam asetat glasial, asam palmitat
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

ZA, Muchlisin. "ULTRA STRUCTURE OF BAUNG (Mystus nemurus) SPERMATOZOA." Berkala Penelitian Hayati 9, no. 2 (June 30, 2004): 75–77. http://dx.doi.org/10.23869/bphjbr.9.2.20043.

Full text
Abstract:
Ultra struktur sperma ikan baung (Mystus nemurus) telah diamati dengan menggunakan transmisi dan imbas elektron mikroskop (TEM dan SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa spermatozoa normal ikan baung terbagi atas tiga bagian yaitu; kepala, leher yang pendek, dan bagian ekor. Kepala sperma ikan baung berbentuk bulat yang diseliputi oleh membran sitoplasma, pada bagian leher terdapat mitokondria, sedangkan ekornya bersifat tunggal dan irisan melintangnya menunjukkan bahwa centriol mikrotubulusnya terbentuk atas 9 plus 2 axoneme.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Ponjević, Nikola, and Dragan Rajnović. "METALNI BIOMATERIJALI - KOROZIJA, ISPITIVANJE, PREVENCIJA I MONITORING." Zbornik radova Fakulteta tehničkih nauka u Novom Sadu 35, no. 11 (October 25, 2020): 1879–82. http://dx.doi.org/10.24867/10am08ponjevic.

Full text
Abstract:
U ovom radu su detaljno opisane osobine i mikrostruktura metalnih biomaterijala sa ak­centom na koroziji ovih materijala, njihovim ispitivanjem, prevencijom i monitoringom. Ispitivane su tri legure: nerđajući čelik 316LVM, titanijumova legura Ti‑6Al‑4V i kobaltova legura Co‑Cr‑Mo. U eksperimentalnom delu uzorci su potopljeni u rastvor soli i kiseline, te su nakon toga posmatrani na SEM i svetlosnom mikroskopu. Utvrđeno je da su sva tri materi­jala otporna u većoj meri na koroziju u rastvoru kiselina ili slanom rastvoru.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Hanif, Mas'ud Nur, Dody Ariawan, and Wijang Wisnu Raharjo. "Pengaruh Pemaparan Cuaca Terhadap Kekuatan Impak Komposit rHDPE Berpenguat Serat Pelepah Salak." Mekanika: Majalah Ilmiah Mekanika 19, no. 2 (September 29, 2020): 68. http://dx.doi.org/10.20961/mekanika.v19i2.43204.

Full text
Abstract:
<p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemaparan cuaca terhadap kekuatan impak dari komposit rHDPE - serat pelepah salak. Fraksi volume pada komposit adalah 30%<em>.</em> Spesimen dibuat menjadi 3 variasi, yaitu spesimen rHDPE murni sebagai spesimen kontrol, komposit rHDPE berpenguat serat pelepah salak dengan perlakuan alkali, dan komposit rHDPE berpenguat serat pelepah salak tanpa perlakuan alkali. Pemaparan cuaca dilakukan selama 6 bulan. Untuk mengetahui kerusakan mikroskopis spesimen, pengamatan menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM) dilakukan. Setelah 6 bulan pemaparan cuaca, hasil pengujian menunjukkan bahwa perlakuan alkali hanya berpengaruh sebelum pemaparan cuaca. Sedangkan setelah dipaparkan cuaca, hasil antara komposit dengan perlakuan dan tanpa perlakuan alkali menunjukkan kesetaraan.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Etxabide, Alaitz, Jone Uranga, Pedro Guerrero, and Koro De la Caba. "Manufaktura metodoen eta saretze-erreakzioaren eragina gelatinazko materialen propietateetan." EKAIA Euskal Herriko Unibertsitateko Zientzia eta Teknologia Aldizkaria, no. 35 (May 2, 2019): 71–84. http://dx.doi.org/10.1387/ekaia.19635.

Full text
Abstract:
Plastikoen erabilerak eta haien zabor-tratamenduak sortutako kezkek jasangarriagoak diren iturrien erabilera bultzatzeko ordezko materialen garapena sustatu dute. Azkeneko urteotan, proteinen ikerketaren arloan gelatinan oinarritutako materialenganako interesa handitu da. Proteinen merkatu-bideragarritasuna sustatzeko helburuarekin, gelatinazko filmak, scaffold-ak eta biokonpositeak prestatu ziren, hurrenez hurren disoluzio metodoaren bidez, liofilizazioz eta estrusio-injekzio tekniken bidez. Gainera, gelatinaren urarekiko sentikortasuna txikitzeko, materialak laktosarekin erreakzionarazi zituzten, Maillard saretze-erreakzioa bero tratamendu bidez bultzatuz (105 °C, 24 ordu). Fourierren transformatuaren bidezko espektroskopia infragorriaren (FTIR) bidez gelatinaren eta laktosaren arteko interakzioak baieztatu ziren. Bestetik, gelatinazko materialen ura xurgatzeko gaitasunen balio ezberdinek eta ekorketazko elektroi-mikroskopia (SEM) bidez ikusitako egitura desberdinek saretze erreakzioak eta manufaktura prozesuek materialen propietateetan eragin zutela baieztatu zuten.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Chadijah, Siti, Dahyunir Dahlan, and Harmadi Harmadi. "Pembuatan Counter Electrode Karbon Untuk Aplikasi Elektroda Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC)." JURNAL ILMU FISIKA | UNIVERSITAS ANDALAS 8, no. 2 (January 26, 2017): 78–86. http://dx.doi.org/10.25077/jif.8.2.78-86.2016.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan pembuatan counter electrode karbon di atas substrat Indium Tin Oxide (ITO) untuk aplikasi DSSC. Counter electrode karbon dibuat dari; goresan pensil 7B, jelaga api lilin, serta kombinasi goresan pensil dangan jelaga api lilin. Komposisi bahan dasar terdiri dari serbuk karbon dari pensil, cetyl trymetil ammonium bromide (CTAB) dan TiO2. Hasil karakterisasi mikroskop optik memperlihatkan sumber karbon yang berasal dari jelaga api lilin menghasilkan morfologi permukaan sangat halus dan homogen serta terdistribusi merata pada substrat ITO. Sementara dari foto mikroskop electron (Scanning Electron Microscope, SEM) sampel tersebut memperlihatkan adanya pori-pori. Dari pengukuran karakteristik I-V dihitung efisiensi sel surya yang menggunakan elektroda karbon tersebut. Efisiensi counter electrode yang diperoleh dari goresan pensil adalah 0,064 %, jelaga api lilin adalah 0,163%, goresan pensil dan jelaga api lilina dalah 0,088%, jelaga api lilin baru digores pensil 0,008%, campuran serbuk karbon dengan 3 mL air serta 0,1 gram CTAB serta 0,1 gram TiO2 0,065%. Kata Kunci: Karbon, ITO, Counter electrode, DSSC, Efisiensi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

MORKVĖNAITĖ-VILKONČIENĖ, Inga, Sigitas PETKEVIČIUS, Gabrielė KERAITĖ, Paulius ŠAKALYS, and Tadas LENKUTIS. "Positioning and control of scanning electrochemical microscopy / Skenuojančiojo elektrocheminio mikroskopo pozicionavimas ir valdymas." Mokslas - Lietuvos ateitis 9, no. 6 (December 29, 2017): 602–6. http://dx.doi.org/10.3846/mla.2017.1093.

Full text
Abstract:
Positioning problems of scanning electrochemical microscopy (SECM) are very important by means of living cells damaging by moving ultramicroelectrode (UME). The working principle and operating modes of SECM are introduced. Investigation of redox activity of living cells are outlined. Problems, which arise in investigations of living cells by constant distance and constant height modes are discussed. Technical challenges and advances in application of SECM in living cell investigations are provided.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Bohinc, Klemen, David Kekec, and Marko Petrič. "Adhezija bakterij na lesne premaze." Les/Wood 68, no. 2 (December 30, 2019): 45–58. http://dx.doi.org/10.26614/les-wood.2019.v68n02a04.

Full text
Abstract:
Bakterijska adhezija na površinah in pozneje nastanek biofilma predstavljata glavni vzrok kroničnih okužb z negativnim vplivom na zdravje ljudi. S tem izzivom se srečujemo tudi pri izbiri in izdelavi pohištva, kjer stremimo k razvoju izdelkov s takšnimi površinami, na katere naj se bakterije ali drugi mikroorganizmi praviloma ne bi oprijemali. Predmet naše raziskave je bil testirati izbrana premazna sredstva za les (laneno olje, vodna lazura, nitrocelulozni lak, nanopremaz) na adhezijo bakterij vrste Pseudomonas aeruginosa, kjer smo kot testno površino uporabili vezano bukovo ploščo. Topografijo testne površine in število oprijetih bakterij P. aeruginosa smo opazovali z vrstičnim elektronskim mikroskopom (SEM) in na posnetkih SEM identificirali in prešteli bakterije. Rezultati nakazujejo, da se je največje število bakterij oprijelo na površini, premazani z lanenim oljem. Za potrditev in pridobitev relevantnih rezultatov bodo v prihodnosti potrebne obširnejše in bolj poglobljene študije.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Santoso, Uripto Trisno, Rodiansono Rodiansono, Ahmad Budi Junaidi, Citra Ariyanti, Radhina Oktari, Puput Nopitasari, and Hasanah Hasanah. "Pengaruh Penyaringan dan Pengeringan Terhadap Ukuran Partikel Oksida Besi: Tinjauan Karakterisasi Kualitatif Menggunakan Mikroskop Optik." Jurnal Fisika FLUX 1, no. 1 (January 16, 2019): 31. http://dx.doi.org/10.20527/flux.v1i1.6144.

Full text
Abstract:
Karakterisasi ukuran partikel menjadi salah satu parameter yang sangat penting dalam uji keberhasilan sintesis mikro- maupun nanomaterial. Walaupun secara teori sudah diketahui bahwa beberapa perlakuan fisika seperti proses penyaringan dan pengeringan dapat berpengaruh terhadap ukuran partikel sampel, tetapi perlakuan ini sering diabaikan sehubungan dengan beberapa teknik karakterisasi, misalnya SEM (scanning electron microscopy) mempersyaratkan sampelnya berbentuk serbuk kering.Penelitian ini bertujuanuntukmendapatkan data imiahtentang pengaruh penyaringan dan pengeringan terhadap ukuran partikel oksida besidengan karakterisasi secara kualitatif menggunakan mikroskop optik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penyaringan dan pengeringan dapat mempengaruhi ukuran partikel.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Łasińska, Anna. "Analiza SEM czarnego tonera na wydrukach. Część II." Przegląd Bezpieczeństwa Wewnętrznego 13, no. 24 (2021): 221–49. http://dx.doi.org/10.4467/20801335pbw.21.002.13559.

Full text
Abstract:
Eksperci w zakresie badań dokumentów są często proszeni o określenie, czy wydruk pochodzi z określonej drukarki laserowej. Drukarkę rzadko można zidentyfikować, chyba że na wydruku są widoczne jej unikalne wady lub nieprawidłowości. W artykule przedstawiono możliwości identyfikacji i weryfikacji tonerów na wydrukach uzyskanych z rożnych drukarek laserowych przy użyciu skaningowej mikroskopii elektronowej. W sumie 21 wydruków uzyskano z 21 rożnych modeli maszyn drukujących Brother i Konica Minolta. Szesnaście wydruków uzyskano z drukarek, w których były oryginalne kasety z tonerem, a pięć z drukarek z zamiennikami. Ustalono jasne kryteria oceny indywidualnej. Na podstawie zdjęć SEM oraz tych kryteriów ujawniono szczegóły topografii struktury tonera. Na podstawie przeprowadzonych badań określono różnice lub podobieństwa tonerów na badanych wydrukach. SEM analysis of black toner on printouts. Part II Document examiners are frequently asked to determine whether or not a printout originated from a particular laser printer. The printer can rarely be identified unless some unique defects or irregularities of the printing are present on the printout. This article presents an overview of a systematic approach to characterizing and discriminating the toner of different laser printers using scanning electron microscopy. A total of twenty-one collected printouts were printed on twenty-one different Brother and Konica Minolta printing machine models. Sixteen printouts were obtained using printers with original toner cartridges while five printouts were obtained using printers with compatible cartridges. Clear criteria were established for individual assessment. Based on the SEM images and established criteria the details of topography of the toner structure were revealed. Due to this study, the differences or similarities of toners on tested printouts were determined. The SEM technique can be successfully, simply, and rapidly applied to the analysis of toners on paper documents.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Bodrova, Liudmyla, Halyna Kramar, Yaroslav Kovalchuk, Sergiy Marynenko, and Ihor Koval. "Structure Formation of Polycarbide-Based TiC-VC(NbC)-WC/nano WC Hard Alloys." Boundary Field Problems and Computer Simulation 57 (January 18, 2019): 35–40. http://dx.doi.org/10.7250/bfpcs.2018.005.

Full text
Abstract:
The process of structure formation in the alloys of the system TiC-VC(NbC)-NiCr with the alloying additions of the fine or nano WC, depending on the chemical composition and sintering temperature using the optical microscopy, SEM and XRD analysis, is investigated in this paper. The core/rim structure alloys were found irrespective of the amount of tungsten carbide additions. The research suggests that the adding of nano WC causes decrease in carbide grains, redistribution of the elements in the core and rim, and decrease in sintering temperature by 50–100 °С. Tika pētīts struktūru veidošanas process sakausējumos TiC-VC(NbC)-NiCr ar smalku vai nano WC sakausējuma papildinājumiem atkarībā no ķīmiskā sastāva un saķepināšanas temperatūras, izmantojot optisko mikroskopiju, SEM un XRD analīzi. Centru/aptvērumu struktūras sakausējumi tika konstatēti neatkarīgi no volframa karbīda piedevu daudzuma. Pētījums liecina, ka nano WC pievienošana samazina karbīda graudus, elementu pārdali centros un aptvērumos, kā arī notiek saķepināšanās temperatūras samazināšanās par 50–100° С.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Syafar, Suryadi, Mirza Wibisono, Amilatin Rohmah, Hernadi Hernadi, and Kirman Kirman. "PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA SIFAT MEKANIK DAN DAYA HANTAR LISTRIK PADUAN AlZrCe SETELAH HOT ROLLING DAN DILANJUTKAN DENGAN COLD ROLLING." Majalah Ilmiah Pengkajian Industri 12, no. 1 (April 30, 2018): 33–38. http://dx.doi.org/10.29122/mipi.v12i1.2582.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan percobaan hot rolling, dilanjutkan dengan cold rolling terhadap dua jenis sampel paduan AlZrCe dengan komposisi serium (Ce) 0,2% dan 0,3% serta komposisi Zr 0,13% yang sebelumnya diproduksi melalui proses gravity casting. Setelah proses rolling dilanjutkan dengan perlakuan panas terhadap sampel dengan temperatur pemanasan 150, 230 dan 350 °C yang ditahan selama 2 dan 4 jam. Untuk mengetahui perubahan sifat mekanis sampel telah dilakukan uji kekerasan dengan metode Vickers dan uji tarik. Untuk mengetahui perubahan struktur mikro dilakukan proses metaloggrafi sampel yang dilanjutkan dengan pengamatan menggunakan mikroskop optik (OM) dan scanning electron microscopy (SEM) mikroskop tarstem. Selanjutnya dilakukan pengukuran koduktivitas listrik menggunkan metode Edy current. Proses cold rolling setelah hot rolling meningkatkan nilai kekerasan dan kekuatan tarik sampel. Selanjutnya proses perlakuan panas meningkatkan nilai kekerasan kekuatan untuk temeperatur pemanasan sampai 230 °C selama 2 jam namun pada pemanasan pada temepratur yang sama selama 4 jam terjadi sedikit penurunan, namun cenderung meningkatkan konduktivitas listrik. Pemanasan pada temperatur yang lebih tinggi dengan waktu tahan yang lebih lama signifikan menurunkan nilai kekerasan dan kekuatan, namun signifikan menaikan konduktifitas listrik. Kadar Ce yang lebih tinggi signifikan meningkatkan kekuatan namun kunduktifitas listrik lebih rendah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Zaini, Erizal, Netty Novitasari, and Maria Dona Octavia. "Pembentukan Sistem Dispersi Padat Amorf Azitromisin Dihidrat dengan Hikroksipropil Metilselulosa (HPMC)." Jurnal Sains Farmasi & Klinis 3, no. 2 (May 29, 2017): 165. http://dx.doi.org/10.29208/jsfk.2017.3.2.140.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan sistem dispersi padat azitromisin dihidrat dengan pembawa hidroksipropil metilselulosa E5 LV agar laju disolusi azitromisin dihidrat meningkat. Dispersi padat amorf dibuat dengan metode pelarutan pada perbandingan obat : polimer 1:1; 1:2 and 2:1. Sifat padatan dispersi padat amorf dievaluasi dengan analisa difraksi sinar-X, mikroskopik SEM dan spekroskopi FT-IR. Lebih lanjut, profil laju disolusi dilakukan dengan alat uji disolusi tipe II USP. Menurut analisa difraksi sinar-X, azitromisin dihidrat mengalami transformasi sebagian dari fase kristalin ke fase amorf, yang diindikasikan dengan penururan secara signifikan puncak-puncak difraksi pada difraktogram. Analisis spektroskopi FT-IR membuktikan tidak terjadi interaksi secara kimiawi antara obat dan pembawa. Laju disolusi azitromisin dihidrat dari sistem dispersi padat amorf lebih tinggi dibandingkan azitromisin dihidrat murni dan campuran fisika. Laju disolusi azitromisin dihidrat meningkat dengan peningkatan rasio obat : polimer.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Priambodo, Toni Agung, and Kuntari Adi Suhardjo. "ANALISA KEGAGALAN KERETAKAN PERMUKAAN LUAR SUDUT ANTARA KEPALA DAN BADAN KOMPONEN YOKE ROTOR GF21." Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik 4, no. 1 (January 16, 2019): 27. http://dx.doi.org/10.37209/jtbbt.v4i1.44.

Full text
Abstract:
Terjadinya kegagalan komponen peralatan harus dicari penyebab kerusakan yang terjadi untuk mencegah kerusakan yang sama dimasa mendatang. Dengan mengetahui penyebab kerusakan tersebut maka dapat dilakukan pencegahan awal dan dapat dilakukan perbaikan dari produk yang dihasilkan. Analisa kegagalan ini dilakukan pada komponen Yoke Rotor GF21, yaitu kerusakan oleh terjadinya retakan pada permukaan luar sudut antara kepala dan badan. Pengujian yang dilakukan adalah makroskopis, mikroskopis, komposisi kimia, kekerasan, SEM dan EDS. Berdasarkan hasil analisa kegagalan dari bahan baku dan proses pembentukan disebabkan oleh desain proses tempa yang kurang baik khususnya pada desain dies, terjadinya dekarburisasi dan adanya inklusi di jalur retak sehingga retakan dapat menjalar dengan lebih mudah. Analisa ini didukung oleh hasil streography retakan yang terlihat bahwa retakan tidak bercabang dan menandakan bahwa retakan ini terjadi ketika dilakukan proses pembentukan dengan forging.Kata kunci: Yoke Rotor GF21, tempa, dekarburisasi, retak
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Buczko, Zofia, Ewa Osuchowska, Klaudia Olkowicz, Piotr Tomassi, Tadeusz Żółciak, Aleksandra Błażejewska, and Anna Grudniak. "Wytwarzanie powłok kompozytowych z nanomateriałami węglowymi na różnych podłożach, badanie ich struktur oraz oddziaływań mikrobiologicznych." Inżynieria Powierzchni 24, no. 1 (April 16, 2019): 11–18. http://dx.doi.org/10.5604/01.3001.0013.1488.

Full text
Abstract:
Otrzymano powłoki kompozytowe z materiałem węglowym dwu rodzajów. Pierwszy rodzaj to grupa próbek na bazie tlenku glinu zawierająca warstwy porowatego tlenku glinu z cienką warstewką węgla, warstwy porowatego tlenku glinu z wbudowaną miedzią jako fazą dyspersyjną oraz warstwy porowatego tlenku glinu z wbudowaną miedzią i dodatkową warstewką węgla. Druga grupa to powłoki cynkowe na stali oraz kompozytowe powłoki cynkowe z płatkowym grafenem jako fazą dyspersyjną. Do otrzymywania materiału węglowego w postaci płatków grafenowych oraz jako węglowej warstwy wierzchniej zastosowano metodę CVD. Powłoki charakteryzowano za pomocą mikroskopii SEM oraz spektroskopii Ramana. Oddziaływanie mikrobiologiczne wytworzonych próbek zbadano na bakteriach Escherichia coli oraz Staphylococcus aureus. Powłoki na bazie tlenku glinu nie wykazały właściwości przeciwdrobnoustrojowych. Obiecujący wynik otrzymano natomiast dla próbek cynkowych. Na powierzchni powłoki cynkowej wbudowany był proszek grafenowy. Zaobserwowano antybakteryjne działanie tych powłok. Również sama powłoka cynkowa działała mikrobiologicznie, lecz o wiele słabiej niż kompozytowa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Azizah, Sapta Nur, Rahmad Nuryanto, and Taslimah Taslimah. "Pengaruh Variasi pH Sol terhadap Karakteristik Produk pada Pembuatan Elektrolit Padat NaMn2−xCoxO4 dengan Metode Sol-Gel." Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 18, no. 2 (August 1, 2015): 39–43. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.18.2.39-43.

Full text
Abstract:
Penelitian tentang pengaruh variasi pH sol terhadap karakteristik elektrolit padat NaMn2−xCoxO4 telah dilakukan. Keuntungan penggunaan elektrolit padat adalah material ini tidak menyebabkan kebocoran elektrolit sebagaimana elektrolit cair yang digunakan pada baterai, sehingga dapat meningkatkan keselamatan baterai. Pembuatan elektrolit padat dilakukan dengan metode sol-gel, yaitu dengan mencampurkan larutan natrium asetat, mangan asetat, kobalt asetat dan polivinil alkohol (PVA), pengadukan larutan selama 1 jam, penambahan NH4OH 0,5 M untuk mengkondisikan pH sol mejadi 8,3; 9,3 dan 10,3. Lalu, sol diaduk kembali selama 2 jam dan selanjutnya diuapkan pada suhu 60°C selama 40 jam. Gel yang diperoleh dikeringkan pada suhu 175°C selama 12 jam dan dikalsinasi pada suhu 800°C selama 4 jam. Hasil yang diperoleh dikarakterisasi menggunakan difraktrometer sinar-X (XRD), mikroskop elektron (SEM-EDS) dan LCR meter. Disimpulkan bahwa senyawa komponen penyusun elektrolit padat terdiri dari NaMnO2, Co2O3 dan Co3O4. Variasi pH sol mempengaruhi konduktivitas listrik elektrolit padat, peningkatan pH meningkatkan nilai konduktivitas listrik. pH 9,3 merupakan pH optimum untuk menghasilkan produk, dengan nilai konduktivitas listrik tertinggi yaitu 373 × 10-8 Scm-1, dengan formula NaMn1,557Co0,443O4 dan ukuran aglomerat 1,591 μm.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Hernawan, Undang, and Kris Budiono. "KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI LUMPUR SIDOARJO SEPANJANG SUNGAI, ESTUARI DAN PERAIRAN PORONG." JURNAL GEOLOGI KELAUTAN 11, no. 2 (February 16, 2016): 91. http://dx.doi.org/10.32693/jgk.11.2.2013.234.

Full text
Abstract:
Semburan lumpur Sidoarjo (Lusi) di daerah Porong menambah fungsi Sungai Porong menjadi sarana untuk mengalirkan lumpur ke arah laut, karena kemampuan tanggul – tanggul penghalang di sekitar lokasi semburan sangat terbatas. Kondisi ini berdampak pula terhadap terbawanya lumpur lapindo ke perairan Porong. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui sebaran sedimen di sungai, muara dan perairan sekitar Porong terutama yang bersumber dari luapan lumpur Sidoarjo. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 sampel sedimen hasil sampling yang diambil di lokasi sungai – muara sungai Porong dan 30 sampel sedimen permukaan dasar laut di perairan sekitar muara sungai Porong. Distribusi umum sebaran sedimen di perairan Porong menunjukkan sedimen lumpur ditemukan di pinggir sungai dan sedimen pasir ditemukan di bagian tengah sungai. Distribusi umum sedimen dasar perairan di sekitar muara Porong berupa pasir, lempung dan lempung lanau pasiran. Hasil analisis mikroskopik dan SEM menunjukkan bahwa sedimen yang berasal dari luapan lumpur Sidoarjo ditemukan di sepanjang aliran Sungai Porong sampai muara, namun belum ditemukan di perairan luar sekitar muara Porong. Sedimen Lusi yang sampai ke muara Porong berukuran butir sampai 2,5 mikron. Deskripsi megaskopis menunjukkan sedimen Lusi pasir - kerikil umumnya berbentuk pipih (halus– agak halus). Hasil SEM menunjukkan bahwa sedimen yang berasal dari lumpur Sidoarjo umumnya seragam dan didominasi berupa smectite. Berbeda dengan sedimen sungai, hasil SEM yang diperoleh dari sampel laut yang menunjukkan sedimennya beragam, berupa montmorilonite, kaolinite dan illite. Kata Kunci : Sedimen, Porong, lumpur Sidoarjo The Sidoarjo mudflow in the Porong area increases the functions of Porong River as media to drain the muds towards the sea, because the ability of embankments in the area as a barrier is very limited. This condition intends to determine the presence and distribution of sediment in rivers, estuaries and waters originating from the Lusi mudflow. The materials used in this study are the sediment sampling results as many as 30 samples taken from the river and off the river mouth and 30 samples of sea surface sediments in the surrounding waters. General distribution of sediments in the Porong River shows the form of mud sediments are generally found in the riverside and sandy sediment found in the middle of the river, while the distribution of sediments in waters Porong form of sand, clay and sandy silt clay. The results of microscopic and SEM analysis showed that the sediments derived from the Lusi mudflow found along Porong River till estuaries, but they have not reach surrounding water of Porong estuary. The Lusi sediment that reached the estuary Porong sized to 2.5 micron. General megascopic description show the shape of the Lusi sediment as sand-gravel is a flat-shaped (rounded - sub rounded). SEM results showed that the sediments derived from the Lusi is generally uniform and dominated by smectite. In contrast to stream sediments, the SEM results obtained from marine sediment samples show a variety of sediments, in the form of montmorillonite, caolinite and illite. Key words: Sediment, Porong, Sidoarjo, Mud Overflow (Lusi)
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Mukhlis, Mukhlis, and Bambang Widyanto. "ANALISA KOROSI MATERIAL PADA PROSES HYDROTREATING POLY FATTY ACID DESTILLATE." Jurnal Teknologi Maritim 1, no. 1 (May 18, 2018): 43–48. http://dx.doi.org/10.35991/jtm.v1i1.424.

Full text
Abstract:
Kajian ini bermaksud untuk menentukan material yang tahan korosi untuk peralatan proses hydrotreating Poly Fatty Acid Distillate (PFAD). Pengujian korosi ini dilakukan terhadap baja tahan karat feritik dan austenik dengan metode imersi dalam autoclave. Hasil pengujiaa ini untuk melengkapi pengujian yang sama yang telah dilakukan pada material baja karbon, baja krom-moly dan baja tahan karat martensitic. Autoclave dioperasikan pada tekanan sekitar 15,7÷ 29,42 bar, temperatur 140 ÷ 300°C, kadar TAN 45 ÷ 169,19 mg KOH/ml per sampel minyak dan kadar air 0 ÷ 17% volume. Kemudian, karakterisasi material dan media digunakan FTIR-GCMS, mikroskop cahaya, scanning electron microscope, dan uji kehilangan berat material. Dari hasil FTIR-GCMS diketahui adanya agen korosi berupa asam karboksilat, namun belum dapat dipastikan secara signifikan bahwa asam tersebut adalah asam naftanik. Sementara itu, hasil pengamatan dengan mikroskop cahaya dan SEM terlihat profil permukaan material yang terkorosi. Ketika uji imersi dilakukan pada temperatur 300°C, tekanan 29,42s/d 34,3, kadar air 17% volume and nilai TAN 169,19 mg KOH / gr sampel minyak, terlihat bahwa temperature dan nilai TAN berpengaruh signifikan terhadap laju korosi. Setelah membandingkan hasil penelitian ini dan sebelumnya, baja tahan karat austenik memilik ketahanan korosi yang baik pada proses hydro-treating media yang mengandung Poly Fatty Acid Distillate (PFAD).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Yunasz, Iing Farihin (Parikin), Mohammad Dani, Bambang Sugeng, Novita Dwi Permatasari, Syahfandi Ahda, and Sulistioso Giat Sukaryo. "METODE ARITMETIKA FORMULA BRAGG PADA PENGKAJIAN STRUKTUR KRISTAL BAJA SUPERALOI TIPE F1, A2 DAN A2-APS." Majalah Ilmiah Pengkajian Industri 12, no. 3 (December 19, 2018): 135–44. http://dx.doi.org/10.29122/mipi.v12i3.3018.

Full text
Abstract:
Perekayasa material BATAN telah berhasil mensintesis serial baja superaloi tipe Austenitik (A2) dan tipe Feritik (F1). Beberapa bahan telah dilakukan treatments dengan memvariasi waktu penyinaran menggunakan arc plasma sintering (APS). Dalam studi ini dilakukan pengukuran difraksi sinar-X untuk menginvestigasi bentuk bangun struktur kristal dan parameter kisi dari baja feritik F1, baja austenitik A2 dan baja austenitik A2 yang disintering APS selama 2 detik penyinaran. Perhitungan dilakukan menggunakan formula Bragg dengan membandingkan deret aritmetika (hitung) S2 dan jarak interplanar dhkl. Diketahui bahwa: baja feritik F1 berstruktur body centered cubic (BCC) dengan parameter kisi a = 2,87 Å. Baja austenitik A2 berstruktur  face centered cubic (FCC) dengan parameter kisi a = 3,59 Å. Baja austenitik A2 yang disintering APS selama 2 detik berstruktur  face centered cubic (FCC) dengan parameter kisi a = 3,60 Å. Pengamatan struktur mikro permukaan bahan menggunakan Mikroskop Optik (OM) dan Mikroskop Elektron (SEM) memperlihatkan mikrografi yang menarik. Mengasumsikan kondisi proses peleburan (casting) sama, kedua tipe bahan uji memiliki struktur cor yang mirip. Baja feritik F1 menampakkan batas butir (grain boundary) yang lebih halus jika dibandingkan dengan batas butir dalam baja austenitik A2 yang cenderung terlihat lebar garis batasnya. Sedang baja austenitik A2 yang disintering APS selama 2 detik, menampakkan pola butiran yang semula memanjang berubah struktur butiran (grain)-nya menjadi agak bulat-bulat (globular). Uji SEM memetakan sebaran presipitat pada baja feritik F1 di batas butir dan di dalam butir, sedangkan pada baja autenitik A2 tersebar di batas butir saja. Spektrum EDX menunjukkan komposisi presipitat pada baja feritik F1 meliputi C, Cr, dan Fe. Sedangkan pada baja austenitik A2: C, Cr, Fe, dan Ni. Dimungkinkan, krom karbida (Cr23C6) terbentuk sebagai precipitat di batas butir, karena bahan didominanasi konten unsur Cr dan C.Kata Kunci : feritik F1, austenitik A2, XRD, aritmetika, formula Bragg, struktur mikro.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Rizka, Muftahul, and Muldarisnur Muldarisnur. "Infiltrasi Opal dengan Titanium Dioksida (TiO2) Menggunakan Metode Sol Gel." Jurnal Fisika Unand 7, no. 3 (July 2, 2018): 260–65. http://dx.doi.org/10.25077/jfu.7.3.260-265.2018.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan infiltrasi opal dengan metode sol-gel. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan opal adalah polystyrene dengan ukuran diameter 252 nm. Opal polystyrene diinfiltrasi menggunakan Titanium Tetraisopropoxide (TTIP) dan etanol untuk menghasilkan lapisan tipis TiO2. Konsentrasi TTIP divariasikan 3%, 6% dan 10%. Polystyrene yang telah diinfiltrasi dihilangkan dengan perlakuan panas pada suhu 600 °C. Hasil karakterisasi mikroskop optik, UV-Vis dan SEM menunjukkan bahwa opal dan lapisan TiO2 terbentuk dengan ukuran partikel ± 0,68 μm. Opal yang terbentuk memiliki nilai absorbansi 1,8943 pada panjang gelombang 598 nm. Ukuran partikel TiO2 yang besar disebabkan karena penggunaan suhu yang terlalu tinggi pada saat kalsinasi yang menyebakan rongga pada polystyrene tidak dapat diinfiltrasi sehingga TiO2 hanya tumbuh pada permukaan substrat. Kata kunci: Opal, kalsinasi, infiltrasi, sol-gel, polystyrene, TiO2.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Dewi, Citra Ayu, and Hulyadi Hulyadi. "Pengaruh Pendekatan Simple Explicit Animation (SEA) Terhadap Kemampuan Berpikir Logika Mahasiswa Pada Matakuliah Kimia Organik." Hydrogen: Jurnal Kependidikan Kimia 3, no. 1 (June 4, 2015): 235. http://dx.doi.org/10.33394/hjkk.v3i1.665.

Full text
Abstract:
Karakteristik matakuliah kimia organik banyak mengandung konsep abstrak yang berimpilikasi pada rendahnya motivasi, minat belajar mahasiswa, dan dosen pengampu matakuliah seringkali kesulitan dalam menguraikan konsep pada tataran mikroskopis yaitu proses perpindahan elektron dalam sebuah reaksi senyawa organik. Berdasarkan fakta tersebut maka diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan materi mekanisme reaksi organik. Salah satu pendekatan yang efektif untuk diterapkan adalah pendekatan pembelajaran SEA (Simple Explicit Animation). Pembelajaran SEA memiliki media animasi yang mampu memvisualisasikan konsep abstrak yang tidak dapat diamati indera penglihatan secara langsung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran SEA terhadap kemampuan berpikir logika mahasiswa pada matakuliah kimia organik. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah posttest only control group design. Dalam rancangan penelitian ini, tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah tehnik purposive sampling, sehingga diperoleh sampel sebanyak dua kelompok yaitu satu kelompok dengan eksperimen dan satu dengan kelompok kontrol. Pada penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir logika melalui soal essay. Berdasarkan hasil uji coba insrumen, diperoleh validitas soal sebesar 0,80 dengan kategori tingkat validitas tinggi sedangkan reliabelitas soal sebesar 0,86 dengan kategori reliabelitas sangat tinggi. Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kemampuan berpikir logika mahasiswa yang diajar menggunakan pendekatan SEA dibandingkan pembelajaran konvensional. Skor kemampuan berpikir logika mahasiswa lebih tinggi yang diajar menggunakan pendekatan SEA dibandingkan pembelajaran konvensional.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Budianto, Anwar, Kristina Purwantini, and BA Tjipto Sujitno. "PENGAMATAN STRUKTUR MIKRO PADA KOROSI ANTAR BUTIR DARI MATERIAL BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK SETELAH MENGALAMI PROSES PEMANASAN." Jurnal Forum Nuklir 3, no. 2 (November 1, 2009): 107. http://dx.doi.org/10.17146/jfn.2009.3.2.3297.

Full text
Abstract:
PENGAMATAN STRUKTUR MIKRO PADA KOROSI ANTAR BUTIR DARI MATERIAL BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK SETELAH MENGALAMI PROSES HEAT PEMANASAN. Telah dilakukan pengamatan korosi antar butir pada material baja tahan karat austenitik jenis SS 304 setelah mengalami proses perlakuan panas (heat treatment) pada selang suhu (400-950) oC dengan variasi waktu pemanasan (holding time) yaitu 1 jam, 3 jam, 3,5 jam, dan 4 jam. Sebelum dan sesudah proses perlakuan panas, struktur mikro sampel dianalisis menggunakan mikroskop optik dan SEM (Scanning Electron Microscope). Komposisi kimia pada daerah di sekitar batas butir diamati menggunakan SEM-EDS (Energy Dispersive X-ray Spectrometer). Hasil pengamatan menunjukkan bahwasampel yang mengalami perlakuan panas di bawah suhu sensitisasi yakni pada suhu400 oC, ternyata korosi antar butir tidak teramati. Untuk sampel yang mengalami perlakuan panas pada suhu sensitisasi yakni pada selang suhu (500-900) oC, ternyata korosi antar butir dapat teramati dengan jelas. Sedangkan untuk sampel yang mengalami perlakuan panas di atas suhu sensitisasi yaitu pada suhu 950 oC, ternyata korosi antar butir masih dapat teramati tetapi tidak sejelas sampel yang mengalami perlakuan panas pada suhu sensitisasi. Dari analisis komposisi kimia di sekitar batas butir ditemukan adanya penurunan kandungan karbon (C) yaitu dari 0,61 % massamenjadi 0,47 %massa, dan untuk khrom (Cr) dari 18,37 % massa menjadi 17,76 %massa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Makhas, Khesyia A., N. Gustaf F. Mamangkey, and Desy M. H. Mantiri. "PERKEMBANGAN MUTIARA MABÉ PADA PINCTADA MARGARITIFERA DI PERAIRAN ARAKAN, SULAWESI UTARA." JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS 2, no. 1 (December 8, 2014): 13. http://dx.doi.org/10.35800/jplt.2.1.2014.6726.

Full text
Abstract:
Pinctada margaritifera adalah spesies kerang mutiara yang umumnya menghasilkan mutiara berwarna hitam sehingga dikenal sebagai mutiara hitam. Di Sulawesi Utara, spesies ini banyak menempati daerah laguna di perairan Arakan, Kabupaten Minahasa Selatan. Salah satu jenis mutiara yang bisa diproduksi dari spesies kerang ini adalah mutiara jenis mabé. Namun, kajian ilmiah tentang struktur dan senyawa mutiara yang dihasilkan dari kerang P. margaritifera yang berasal dari perairan Arakan belum pernah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat ketebalan lapisan mutiara jenis mabé berdasarkan pertambahan waktu dan mendeskripsikan bentuk struktur pada lapisan mutiara jenis mabé berdasarkan pertambahan waktu. Penelitian ini dilakukan selama tujuh bulan dengan tiga kali masa sampling yaitu pada bulan kedua, keenam dan ketujuh. Pada bulan awal dilakukan penyisipan/penempelan inti mutiara setengah bulat berbahan plastik pada dinding bagian dalam dari cangkang kerang P. margaritifera. Pertumbuhan lapisan diamati dengan mikroskop stereo dan Scanning Electron Microscope (SEM). Hasil pengamatan yang didapat adalah tebal rata-rata lapisan mutiara bulan kedua adalah 0,201 mm, bulan keenam adalah 1,026 mm dan 0,914 mm pada bulan ketujuh. Berdasarkan analisis SEM menunjukkan bahwa struktur bangunan lapisan mutiara seperti susunan batu bata dengan ukuran platelet aragonite rata-rata pada bulan kedua adalah 0,511 µm dan pada bulan keenam adalah 0,604 µm.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Setiajit, Sahid Bayu, Heru Sukanto, and Wijang Wisnu Raharjo. "Pengaruh waktu pengepresan terhadap sifat mekanik komposit kenaf / polypropylene." Jurnal Teknik Mesin Indonesia 11, no. 2 (March 6, 2018): 89. http://dx.doi.org/10.36289/jtmi.v11i2.60.

Full text
Abstract:
Komposit serat alam adalah salah satu komposit ramah lingkungan. Serat alami seperti rami, pisang, rosella, rami dan kenaf mampu menjadi bahan penguat yang baik untuk komposit termoset atau termoplast. Komposit yang menggunakan penguat serat alami dapat ditingkatkan dengan menambahkan waktu pressing dalam proses pembentukannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan variasi waktu tekan terhadap sifat mekanik komposit mat serat kenaf - PP. Mat komposit serat kenaf-PP diolah dengan metode hot press sederhana. Suhu yang digunakan dalam proses pengepresan 180 0C dengan tekanan 7bar. Variasi waktu tekan adalah 5, 10, 15, 20,25 menit. Sifat mekanis yang telah diuji adalah tensile, bending, impact dan density. Fakta komposit diamati dengan menggunakan mikroskop elektron scanning (SEM). Variasi waktu 25 menit yang menekan menghasilkan kekuatan lentur dan tarik komposit tikar serat kenaf-PP masing-masing: 39,37 MPa dan 25,27 Mpa. Kekuatan benturan tertinggi adalah 20,25 kJ/ m2 dari 5 menit variasi waktu tekan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Setiadji, Soni, Ani Sri Wahyuni, Dede Suhendar, Citra Deliana Dewi Sundari, and Atthar Luqman Ivansyah. "Pemanfaatan Rumput Gajah sebagai Sumber Silika untuk Sintesis Zeolit T." al-Kimiya 4, no. 2 (June 26, 2019): 51–60. http://dx.doi.org/10.15575/ak.v4i2.5085.

Full text
Abstract:
Zeolit T merupakan salah satu tipe zeolit yang digunakan sebagai bahan membran untuk pemisahan gas. Penggunaan silika sebagai prekursor untuk mensintesis zeolit perlu dioptimalkan. Dalam studi ini, sumber silika diperoleh dengan memanfaatkan bahan yang alami, yakni dari rumput gajah. Silika diperoleh dengan cara isolasi dari abu rumput gajah menggunakan NaOH. Silika yang diperoleh dari hasil isolasi rumput gajah memiliki persentase sebesar 71,91%. Zeolit T di sintesis dengan komposisi molar 1 SiO2 : 0,025 Al : 0,15 Na2O : 0,15 K2O : 15 H2O : dan 0,06 TMAOH dengan proses hidrotermal selama 4 hari, yaitu 2 hari pertama pada temperatur 60oC, dilanjutkan 2 hari berikutnya pada temperatur 120 oC. Proses inkubasi tersebut mentransformasi silika amorf menjadi kristal zeolit T. Zeolit yang dihasilkan dikarakterisasi dengan difraksi sinar-X (XRD) untuk mengkonfirmasi terbentuknya zeolit T, spektroskopi inframerah (FTIR) untuk mengkonfirmasi jenis ikatan yang terbentuk dan mikroskop pemindai elektron (SEM) untuk melihat morfologi zeolit T.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Tiandho, Yuant. "ANALISIS KUANTITATIF PORI BERDASARKAN PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN WOLFRAM MATHEMATICA." KLIK - KUMPULAN JURNAL ILMU KOMPUTER 4, no. 1 (February 28, 2017): 15. http://dx.doi.org/10.20527/klik.v4i1.65.

Full text
Abstract:
<p><em>Currently, a porous material has been extensively developed in many areas of applied science and engineering. The characteristics of porous material is most often determined by its porosity. In this paper, we present a quantitative analysis of pores in a material according to image processing methods. An micrograph from electron microscopy (SEM) was analyzed by using Wolfram Mathematica. From our study can be obtained some informations about pore percentage (porosity), pore size, ratio aspect, and distribution of pore size in the materials.</em></p><p><em><strong>Keywords</strong></em><em>: pore, image processing, Wolfram Mathematica</em></p><p><em><br /></em></p><p><em>Saat ini, material berpori telah dikembangkan secara luas di banyak bidang sains terapan dan teknik. Karakteristik dari material berpori seringkali ditentukan oleh porositasnya. Dalam makalah ini, kami menyajikan menyajikan analisis pori dalam suatu material berdasarkan metode pengolahan citra. Suatu mikrograf dari mikroskopi elektron (SEM) kami analisis dengan menggunakan Wolfram Mathematica. Dari penelitian kami dapat diperoleh beberapa informasi tentang persentase pori (porositas), ukuran pori, aspek rasio, dan distribusi ukuran pori dalam material.</em></p><p><em><strong>Kata kunci</strong></em><em>: pori, pengolahan citra, Wolfram Mathematica</em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Sinaga, P. "PENGARUH TEMPERATUR ANNEALING TERHADAP STRUKTUR MIKRO, SIFAT LISTRIK DAN SIFAT OPTIK DARI FILM TIPIS OKSIDA KONDUKTIF TRANSPARAN ZnO:Al YANG DIBUAT DENGAN TEKNIK SCREEN PRINTING." Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 14, no. 2 (January 13, 2015): 51. http://dx.doi.org/10.18269/jpmipa.v14i2.301.

Full text
Abstract:
Film tipis ZnO:Al transparan telah dibuat dengan menumbuhkannya di atas substrat dari kaca mikroskop dengan menggunakan metode sol gel teknik screen printing. Partikel ZnO:Al dibuat dengan cara mencampurkan ZnAc dengan Aluminium nitrat nanohidrat ( Al/Zn = 1.0x10-2) dalam larutan etanol dan dietilen glikol (etanol/DEG = 1/3). Pasta ZnO:Al yang terbentuk dicetakkan pada substrat kaca dan masing masing di anealing pada temperatur 300 hingga 600oC. Hasil karakterisasi XRD mengindikasikan struktur kristal wurtzite ZnO dengan parameter kisi a = 3,249953 Å dan c = 5,241091 Å. Hasil pemotretan SEM memperlihatkan film oksida konduktif transparan ZnO:Al yang terbentuk memiliki struktur morfologi permukaan butiran dan berpori, dimana semakin tinggi temperatur anealing semakin besar ukuran butir. Hasil pengukuran four-point probe menunjukan bahwa resistivitas film ZnO:Al minimum ialah 0,87 Ω·cm untuk film yang dibakar pada temperatur anealing 500 ºC. Hasil pengukuran spektroskopi UV-Vis memperlihatkan semua sampel ZnO:Al memiliki transmitansi cahaya yang tinggi yaitu antara 70-90 %.Kata kunci: AZO, Oksida Konduktif Transparan, ZnO:Al, Screen Printing, Sifat Listrik, Sifat Optik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Kosasih, Kosasih, and Kuntari Adi Suhardjo. "ANALISIS KEGAGALAN PADA WHEEL HEAD SPOOL." Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik 3, no. 1 (June 30, 2013): 7. http://dx.doi.org/10.37209/jtbbt.v3i1.31.

Full text
Abstract:
Kegagalan dari suatu komponen dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kesalahan pemilihan material sampai dengan kesalahan operator dalam servisnya. Kasus yang disajikan disini adalah analisis terhadap Wheel Head Spool yang mengalami pecah disebabkan oleh korosi erosi dan aliran turbulensi gas pada daerah yang bersifat anodik akibat adanya logam yang dissimilar (korosi galvanis). Disamping itu pada permukaan dalam hasil pengelasan (daerah akar las) terbentuk takikan dimana arus aliran gas akan menabrak daerah tersebut, sehingga terjadi arus turbulensi yang sifatnya menahan/stagnasi. Beberapa pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui penyebabnya dilakukan analisis kegagalan melalui pemeriksaan yaitu : (1) Visual dan dimensi, (2) Makroskopis dan mikroskopis, (3) komposisi kimia bahan, (4) kuat tarik dan kekerasan, (5) SEM dan EDS. Hasil analisis membuktikan bahwa kegagalan pada Wheel Head Spool karena adanya korosi pada sambungan las flange, reducer dan pipa penyalur. Sambungan pengelasan logam yang berbeda menyebabkan kekerasannya berbeda sehingga terjadi galvanik karena adanya HAZ bersifat anodik yang mempunyai kekerasan lebih tinggi dan lainnya bersifat anodik. Untuk mencegah kegagalan di masa yang akan datang maka direkomendasikan sebagai berikut : (1) hindari terjadinya pengelasan dengan material yang berbeda, (2) jika akan dilakukan dengan pengelasan yang berbeda, maka pengelasan metode buttering harus dilakukan, (3) hindari daerah penyempitan pada daerah flange dan line pipe.Kata kunci: analisis kegagalan, wheel head spool, korosi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Wardhani, Gladys Ayu Paramita Kusumah, Agus Taufiq, and Putri Hawa Syaifie. "SINTESIS DAN KARAKTERISASI ZEOLIT BERBAHAN DASAR ABU SEKAM PADI KARAWANG." Jurnal Sains dan Terapan Kimia 13, no. 2 (August 18, 2019): 89. http://dx.doi.org/10.20527/jstk.v13i2.6261.

Full text
Abstract:
Salah satu pemanfaatan limbah sekam padi yaitu sebagai bahan dasar dalam sintesis zeolit. Zeolit berbahan dasar abu sekam padi yang diperoleh dari daerah Karawang, Jawa Barat telah berhasil disintesis melalui reaksi antara natrium silikat dan natrium aluminat dengan variasi rasio Si/Al = 1,5 (L1) ; 1 (L2) ; dan 0,67 (L3). Natrium silikat diperoleh dari reaksi antara abu sekam padi dengan NaOH sedangkan natrium aluminat diperoleh dari reaksi antara NaOH dengan Al(OH)3. Sintesis zeolit melibatkan proses sol-gel dan hidrotermal. Zeolit diidentifikasi ikatan dan strukturnya menggunakan spektroskopi infra merah (FTIR) dan difraksi sinar-X (XRD). Struktur morfologi permukan zeolit diamati menggunakan mikroskop elektron (SEM). Ikatan yang terbentuk pada zeolit L1, L2 dan L3 menunjukkan ada interaksi antara Si-Al yang dapat dilhat pada spektra FT-IR. Interaksinya meliputi vibrasi tekuk Si-OH, vibrasi ulur asimetri O-Si-O dan O-Al-O, vibrasi ulur simetri O-Si-O dan O-Al-O, dan vibrasi ikatan cincin ganda. Hasil karakterisasi XRD menunjukkan bahwa zeolit L1 memiliki mineral penyusun berupa Faujasit dan Sodalit sedangkan Zeolit L2 dan L3 memiliki mineral penyusun berupa Zeolit Na-A dan Albit. Berdasarkan hasil SEM, Zeolit Na-A, sodalit dan faujasit memiliki bentuk unit struktural berupa bangun ruang segi enam,sedangkan kristal Albit berbentuk seperti bunga terbuka karena tersusun dari trigonal bipiramida.Kata kunci: rasio Si/Al, hidrotermal, zeolit Na-A, sodalit, faujasit, albit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Zusfahair, Zusfahair, Amin Fatoni, and Dian Riana Ningsih. "PEMANFAATAN PROTEASE DARI KULIT NANAS (Ananas comosus, L) DALAM DEGUMMING BENANG SUTERA." Jurnal Kimia Riset 1, no. 1 (June 1, 2016): 22. http://dx.doi.org/10.20473/jkr.v1i1.2438.

Full text
Abstract:
AbstrakProtease dalam bidang industri tekstil dapat berperan pada proses degumming benang sutera. Salah satu protease yang dapat digunakan untuk degumming benang sutera dapat diisolasi dari kulit nanas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi protease dari kulit nanas dalam proses degumming benang sutera. Isolasi protease dari kulit nanas dilakukan dengan ekstraksi menggunakan buffer fosfat dilanjutkan dengan sentrifugasi untuk memisahkan debrisnya. Ekstrak protease dari kulit nanas selanjutnya digunakan dalam proses degumming benang sutera pada suhu dan waktu perendaman tertentu. Benang sutera hasil proses degumming diamati secara visual, menggunakan mikroskop cahaya dan mikroskop electron (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses degumming benang sutera yang optimal dilakukan pada suhu 50 °C, dan waktu inkubasi selama 4 jam. Benang sutera yang dihasilkan dengan protease ini lebih lembut dan berkilau, jika dibandingkan dengan benang sutera yang diolah secara tradisional menggunakan sabun dan pemanasan. Kata kunci: degumming, protease, kulit nanas, sutera AbstractProtease could be used in the textile industry for degumming of silk fabric. One of prospective proteases for silk degumming that of from a pineapple peels. This study was performed to determine the potential of protease from pineapple peels for silk degumming. The protease was extracted from pineapple peels using phosphate buffer, continued by separating the crude protease from the debris using centrifugation. The crude protease was then used to degum the raw silk, by soaking it in certain of incubation time and temperature. Silk degumming results observed visually, also by light microscope and electron microscope. The results showed that the optimum degumming process is at 50 ° C incubation for 4 hours. In comparison to the traditional silk degumming using soap and heating, the protease based degumming showed a softer and shiny silk fabric. Keyword: degumming, protease, pineapple peel, silk.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Anuar, Nurfaisal, and Dahlan Dahyunir. "Pengaruh Jenis Larutan Terhadap Morfologi dan Energi Gap Lapisan TiO2 yang Dideposisi dengan Metode Spincoating." Jurnal Fisika Unand 5, no. 3 (July 3, 2016): 228–32. http://dx.doi.org/10.25077/jfu.5.3.228-232.2016.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan deposisi lapisan TiO2 dari berbagai jenis larutan. Larutan yang dihasilkan kemudian dideposisikan dengan menggunakan spincoater selama 30 detik. Lapisan yang terbentuk pada substrat kaca preparat diberi perlakuan panas pada suhu ruang (27 oC) dan suhu 400 oC untuk melihat pengaruh temperatur pada masing-masing sampel. Hasil karakterisasi mikroskop optik dan SEM menunjukkan bahwa morfologi lapisan TiO2 dengan penambahan PEG-6000 terlihat partikelnya tersebar merata serta permukaan lapisan yang halus. Penambahan CTAB menyebabkan lapisan tidak terdeposisi secara merata. Aquabides (H2O) menyebabkan larutan TiO2 lebih homogen. Etanol (C2H5OH) menyebabkan penyebaran partikel pada lapisan TiO2 lebih merata (homogen). Asam asetat (CH3COOH) menyebabkan lapisan TiO2 terlapisi pada substrat kaca preparat. Asam nitrat (HNO3) menyebabkan lapisan TiO2 tidak terlapisi pada substrat kaca preparat. Berdasarkan hasil karakterisasi UV-Vis, energi gap TiO2 dengan variasi larutan H2O, C2H5OH, CH3COOH, dan C2H5OH penambahan PEG-6000 berturut-turut dengan suhu ruang (27 oC) adalah 3,2 eV, 3,25 eV, 3,0 eV dan 3,6 eV. Sedangkan energi gap ketika diberi suhu 400 oC berturut-turut adalah 3,1 eV, 3,6 eV, 3,6 eV, dan 3,65 eV.Kata kunci : TiO2, metode spincoating dan energi gap
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Arshad, Syamsurina, Mohd Afiq Aizat Juhari, Noraini Talip, Nor Azilah Abdul Wahab, and Jumaat Adam. "Anatomi dan Mikromorfologi Tetrastigma rafflesiae (Vitaceae)." Sains Malaysiana 50, no. 4 (April 30, 2021): 897–905. http://dx.doi.org/10.17576/jsm-2021-5004-02.

Full text
Abstract:
Kajian anatomi dan mikromorfologi telah dilakukan ke atas Tetrastigma rafflesiae (Miq.) Planchon, perumah kepada bunga pakma di Perak, Pahang dan Kelantan. Penglibatan kajian ini merangkumi anatomi keseluruhan tumbuhan ini, iaitu bahagian daun, batang, sulur paut dan akar kerana kajian anatomi masih dangkal di Malaysia amnya dan dunia khasnya. Sampel tumbuhan ini diperoleh dari Sungai Bongor, Grik, Perak, Sungai Yol, Raub, Pahang dan Lojing, Kelantan. Teknik piawai dalam anatomi tumbuhan digunakan dan ini melibatkan penggunaan mikroskop cahaya dan mikroskrop imbasan elektron (SEM). Hasil kajian anatomi menunjukkan T. rafflesiae mempunyai corak bekas vaskular dengan sistem tertutup pada petiol, tulang daun, batang dan akar; hablur didapati hadir pada petiol, tulang daun, lamina, peruratan, batang dan akar dan dinding antiklin abaksial dan adaksial adalah daripada lurus ke melengkung. Hasil mikromorfologi memperlihatkan spesies ini mempunyai stomata homostomatik dan hipostomatik daripada jenis diasitik. Lilin epikutikel berbentuk lembaran dan lapisan filem pada bahagian adaksial manakala berbentuk granul, lapisan filem dan lembaran pada bahagian abaksial. Hasil kajian ini dapat digunakan sebagai perintis kepada kajian anatomi spesies Tetrastigma yang lain.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Puttaswamy, Savina J. P., and Bommanahalli Venkatagiriyappa Raghavendra. "INVESTIGATION ON INFLUENCE OF ANIONIC SURFACTANT FOR HOMOGENISATION OF MWCNT IN ALUMINIUM 6065 MATRIX." IIUM Engineering Journal 21, no. 2 (July 4, 2020): 186–96. http://dx.doi.org/10.31436/iiumej.v21i2.1317.

Full text
Abstract:
In the proposed work, sodium dodecyl sulfate (SDS) is used as a surfactant for carbon nanotubes, to fabricate multi walled carbon nanotube-aluminium metal matrix composites (MMCs). This paper presents the comparison study of SDS coated and non-coated multi walled carbon nanotube (MWCNT) mixed with Al6065 by stir casting technique. The presence of low molecular weight surfactant treated with MWCNT was investigated by Fourier Transform Infrared (FTIR) spectroscopy analysis. About 1 wt. % of MWCNT is used as a filler metal in Aluminium and the dispersion characteristics of SDS coated and non-coated Carbon Nanotubes in the composite is examined using a scanning electron microscope (SEM). The comparison study of SEM analysis showed thatthe MWCNT coated with SDS has good dispersion stability and considerable reduction in agglomeration to obtain agglomeration free composites. The mechanical properties and wear characteristics of the MWCNT-Aluminium matrix were studied as per the American Society for Testing and Materials (ASTM) standards. The results of SDS coated MWCNT exhibits exceptional properties with increase in the tensile strength, compressive strength, hardness, and wear characteristics of the reinforced metal matrix. ABSTRAK:Natriumdodesilsulfat (SDS) digunakan sebagai surfaktan pada karbon nanotiub, bagi menghasilkan multi dinding karbon nanotiub-komposit matriks logam aluminium (MMCs). Perbandingan dibuat dalam kajian ini dengan membandingkan salutan SDS dengan bukan-salutan multi dinding karbon nanotiub (MWCNT) yang bercampur A16065 melalui teknik kacauan acuan. Kahadiran berat surfaktan molekul ringan terawat dengan MWCNT dikaji mengguna pakai analisis spektroskopi Penjelmaan Fourier Inframerah (FTIR). Kira-kira 1 wt.% MWCNT digunakan sebagai pengisi besi dalam Aluminum dan ciri-ciri penyebaran salutan SDS dan bukan-salutan karbon nanotiub dalam komposit diteliti menggunakan pengimbas mikroskop elektron (SEM). Perbandingan analisis SEM menunjukkan, salutan MWCNT dengan SDS mempunyai kestabilan penyebaran dan berkurang dengan banyak dalam pengaglomeratan bagi mendapatkan komposit bebas pengaglomeratan. Ciri-ciri mekanikal dan haus matrik Aluminium-MWCNT dikaji berdasarkan piawai Persatuan Pengujian Bahan Amerika (ASTM). Keputusan MWCNT salutan SDS mempunyai ciri-ciri luar biasa dengan kenaikan kekuatan tegangan, kekuatan mampatan, kekerasan, dan ciri-ciri haus pada kekuatan matrik logamn.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Herbirowo, Satrio, Vinda Puspasari, M. Iqbal Primatama, Hendrik Hendrik, I. Nyoman Gede Putrayasa Astawa, Bintang Adjiantoro, and Andika Widya Pramono. "Pengaruh Perlakuan Panas Karburisasi Austemper pada Baja Laterit Paduan Cr-Mo terhadap Sifat Mekanik dan Struktur Mikro." Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik 10, no. 1 (June 30, 2020): 19. http://dx.doi.org/10.37209/jtbbt.v10i1.165.

Full text
Abstract:
This research was aimed to do heat treatment of austemper carburization and investigate the effect of various cooling media on mechanical properties and microstructure of Cr-Mo alloy lateritic steel. Heat treatment was conducted to austenisation temperature at 950o C for 1 hour and austemper carburization at 400o C for 1 hour. Variation of cooling media included air blowing for 1 hour, water, and furnace cooling for 24 hours. Hardness and impact test were done using Hardness Rockwell and Charpy methods. Microstructure was observed using optical microscope. Fracture surface characterization was using SEM-EDX. The results showed the highest hardness of 65.48 HRC in sample that cooled by air blowing for 1 hour. The microstructure of this sample showed phases of ferrite, pearlite and martensite which causing higher hardness. The highest impact strength of 20 Joule took place in the furnace cooled sample. Characterization of the fracture surface using SEM-EDX showed dimple of ductile fractures.Penelitian ini bertujuan untuk melakukan proses perlakukan panas karburisasi austemper dan mempelajari pengaruh media pendinginan terhadap sifat mekanik dan struktur mikro baja laterit paduan Cr-Mo. Perlakuan panas yang dilakukan yaitu pemanasan sampel pada temperatur austenisasi (950o C) selama 1 jam dan proses karburisasi austemper dengan media serbuk arang halus pada temperatur 400o C selama 1 jam. Variasi pendinginan yang digunakan yaitu air blowing (semburan udara) selama 1 jam, air dan tungku selama 24 jam. Pengujian kekerasan dilakukan dengan metode Rockwell Hardness dan pengujian impak dilakukan dengan metode charpy. Karakterisasi struktur mikro dilakukan dengan proses metalografi dan mikroskop optik. Karakterisasi permukaan patahan pengujian impak dilakukan dengan SEM-EDX. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai kekerasan tertinggi yaitu 65,48 HRC terjadi pada sampel dengan air blowing selama 1 jam. Struktur mikro sampel tersebut menunjukkan adanya fasa ferit, perlit dan martensit yang membuat sampel menjadi keras. Nilai kekuatan impak tertinggi sebesar 20 Joule terjadi pada sampel dengan pendinginan di dalam tungku selama 24 jam. Karakterisasi permukaan patahannya menggunakan SEM-EDX menunjukkan adanya dimple dari patah ulet.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Elisa, Elisa, S. H. Purwanto, A. T. Aman, Y. Pranoto, and Kusmono Kusmono. "Evaluasi Mikrobiologi dan Sifat Mekanik Kateter Penghisap yang Dipakai Ulang: Perbandingan antara Dua Prosedur Pemrosesan." Sari Pediatri 12, no. 5 (November 18, 2016): 328. http://dx.doi.org/10.14238/sp12.5.2011.328-34.

Full text
Abstract:
Latar belakang. Pemakaian ulang kateter penghisap telah biasa dilakukan di Indonesia, namun sejauh inibelum ada penelitian mengenai sterilitas dan keamanannya.Tujuan. Mengevaluasi sterilitas, sifat mekanik, dan permukaan serta kualitas matriks kateter penghisap yangdipakai ulang setelah diproses dengan dua jenis prosedur pengolahan yang berbeda.Metode. Kateter penghisap yang dipakai ulang setelah diproses dan disterilisasi menggunakan gas etilen oksida(EO), atau menggunakan sterilisasi pemanasan kering (kelompok B). Semua sampel dibersihkan dan didesinfeksidengan prosedur yang hampir sama. Kateter penghisap baru dipakai sebagai standar. Mikroba yang tumbuh padamedium kultur diidentifikasi. Semua sampel menjalani uji tarik dan kompresi. Analisis mikrostruktur dilakukandengan menggunakan mikroskop elektron (SEM) dan energi-dispersif spektroskopi sinar-X (EDX).Hasil. Kultur positif bakteri komensal pada 6 di antara 15 sampel pada kelompok A, dan 6 dari 17 sampelpada kelompok B. Terdapat perbedaan yang bermakna dari sifat mekanik sampel penelitian (p<0,05).Sampel dari kelompok A memiliki kekuatan yang paling rendah. Sampel dari kedua kelompok penelitianmengalami perubahan kelenturan dan keuletan dibanding standar. Analisis mikrostruktur menggunakanXPS dan EDX pada permukaan dalam ujung kateter penghisap yang dipakai ulang menunjukkan degradasikomponen matriks. Analisis SEM mendeteksi beberapa partikel tambahan dan rekahan. Analisis EDX padapartikel tambahan menunjukkan pengayaan sinyal na+ dan ca++. Secara keseluruhan, didapatkan tandakontaminasi serta kerusakan material.Kesimpulan. Kedua metode pengolahan ulang kateter penghisap memberikan hasil sterilitas yang sebanding.Sampel yang dipakai ulang mengalami penurunan kekuatan, menjadi lebih lentur, dan tidak ulet.Ditemukan tanda kontaminasi, perubahan sifat permukaan dan kerusakan matriks dari kateter penghisapyang dipakai ulang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography