To see the other types of publications on this topic, follow the link: Sigma faktory.

Journal articles on the topic 'Sigma faktory'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Sigma faktory.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Fitriani, Lili Karmela, and Aglin Tiara Putry. "Pengendalian Kualitas Dengan Metode Six Sigma Untuk Menekan Tingkat Kerusakan Produk." Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia 5, no. 5 (May 20, 2020): 133. http://dx.doi.org/10.36418/syntax-literate.v5i5.1160.

Full text
Abstract:
Setiap perusahaan harus dapat bersaing dengan meningkatkan kualitas produk dan layanan yang diberikan kepada konsumen. Penelitian ini menggunakan metode Six Sigma untuk menentukan kontrol kualitas melalui beberapa tahap, yaitu definisi, pengukuran, analisis, peningkatan, kontrol. Hasil penelitian menggunakan metode Six Sigma, dapat dilihat bahwa tingkat sigma pada tahun 2018 oleh perusahaan DA berada pada level 3,9σ dengan nilai DPMO pada 8655,54. Cacat yang dialami oleh perusahaan dari 3 jenis utama, yaitu undangan yang mengalami warna buram, tulisan terpotong dan miring. Faktor-faktor yang menyebabkan cacat termasuk alat dan mesin, manusia, bahan baku, dan metode. Kata kunci: DMAIC, Tulang Ikan, Pareto, Kontrol Kualitas, Six Sigma
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Lesmana, Renaldy Sharin, Mulya Juarsa, and Arya Adhyaksa Waskita. "Model Analisis Numerik pada Sirkulasi Alam Fasa-Tunggal di Untai Rektangular FASSIP-01 MOD.1 Berdasarkan Posisi Heater." SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir 23, no. 2 (November 17, 2019): 70. http://dx.doi.org/10.17146/sigma.2019.23.2.5670.

Full text
Abstract:
Kecelakaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang terjadi di Fukushima tahun 2011 disebabkan karena gempa bumi yang menyebabkan tsunami yang kemudian merendam generator Diesel untuk pendingin reaktor sehingga terjadi ledakan hidrogen. Penggunaan sistem pasif mulai diperhatikan untuk membantu sistem reaktor ketika pendinginan aktif gagal berfungsi. FASSIP-01 merupakan alat uji eksperimen yang menggunakan konsep sirkulasi alam. Penelitian yang dilakukan adalah membuat model numerik dan menganalisis hasil numerik berdasarkan simulasi computer code (MATLAB) pada sirkulasi alam fasa-tunggal di untai rektangular FASSIP-01 Mod.1 berdasarkan posisi heater. Metode yang dilakukan adalah menentukan parameter, menyusun persamaan matematis, membuat algoritma numerik, dan menjalankan program MATLAB dengan variasi heater 0°, 30°, 45°, 60°. Hasil yang didapatkan adalah grafik hubungan antara faktor gesekan terhadap bilangan Reynolds. Semakin besar bilangan Reynolds, maka faktor gesekan semakin kecil, dikarenakan pertukaran kalor yang meningkat sehingga menyebabkan viskositas air menjadi lebih kecil. Viskositas air yang kecil akan menurunkan gesekan aliran. Kata kunci: PLTN, FASSIP-01, Sirkulasi alam, Bilangan Reynolds, Faktor Gesekan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Parianti, Ela, Irnanda Pratiwi, and Winny Andalia. "Pengendalian Kualitas Pada Produksi Karet Menggunakan Metode Six Sigma ( Studi Kasus : PT. Sri Trang Lingga Indonesia ( SLI))." Integrasi : Jurnal Ilmiah Teknik Industri 5, no. 1 (November 1, 2020): 24. http://dx.doi.org/10.32502/js.v5i1.2967.

Full text
Abstract:
Proses produksi di PT Sri Trang Lingga Indonesia berasal dari bahan baku sampai ke proses pengeringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui defect atau kecacatan produksi karet pada saat dry process dengan metode six-sigma pada PT. Sri Trang Lingga Indonesia (SLI). Six-sigma adalah suatu metode teknik pengendalian dan peningkatan kualitas pada suatu perusahaan. Metode Six Sigma bertujuan untuk memperbaiki kinerja, menemukan dan mengurangi faktor?faktor penyebab kecacatan dan kesalahan, mengurangi biaya operasi serta meningkatkan produktivitas, sehingga diharapkan perusahaan dapat mengurangi jumlah produk cacat yang dihasilkan dengan jumlah yang cukup signifikan.Hasil yang dihasilkan dengan metode six-sigma dapat diketahui nilai DPMO, sigma atau kapasitas produksi dan kemampuan produksi (Yield) pada saat dry process yaitu nilai DPMO sebesar 300 kemungkinan cacat atau rusak untuk sejuta kali proses produksi atau 30,0 % Defect Per Million Opportunities (DPMO), nilai sigma atau kapasitas produksi sebesar 4,92 dan nilai kemampuan produksi (Yield) sebesar 99,89 %. Persentase dari reject tersebut adalah Reject white spot 55 %, dirty 24 % dan lengket di trolley 21 %.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Bustomy, Andrean, Rr Rochmoeljati, and Iriani Iriani. "A ANALISIS KUALITAS PRODUK KERAMIK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DENGAN METODE SIX SIGMA DAN KAIZEN DI PT. ROMAN CERAMIC INTERNATIONAL." JUMINTEN 1, no. 2 (March 30, 2020): 152–61. http://dx.doi.org/10.33005/juminten.v1i2.83.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Persaingan industri manufaktur di Indonesia semakin ketat. Dengan adanya pengendalian kualitas yang baik kemudian dikaitkan dengan perbaikan berkelanjutan perlu dilakukan oleh banyak perusahaan agar dapat mendorong peningkatan pasar dan memenangkan persaingan. PT. Roman Ceramics International, merupakan perusahaan perintis dalam produksi keramik lantai di Indonesia. Perusahaan seringkali masih mendapati kejadian banyak Defect yang terjadi pada produk keramik lantai walaupun perusahaan telah melakukan usaha dalam meminimumkan jumlah Defect nya. Maka dari itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengurangi jumlah Defect dengan melakukan suatu perbaikan berkelanjutan menggunakan metode Six Sigma dan Kaizen. Berdasarkan data Defect akumulatif terbesar terjadi pada bulan April 2019 dengan jumlah produksi 421.422pcs kemudian jumlah Defect sebesar 20.521pcs dengan presentase Defect sebesar 18,50%. Dengan jenis Defect yang sering terjadi adalah Gupil. Berdasarkan analisa hasil yang didapatkan diketauhi bahwa dengan metode Six Sigma perusahaan mendapati hasil nilai rata-rata DPMO sebesar 10.670 yang berarti level sigma nya sebesar 3,803 atau sekelas dengan rata-rata industri Indonesia. Dari analisa hasil tersebut didapatkan hasil identifikasi akar penyebab terjadinya Defect dari jenis Defect terbesar yaitu Gupil menggunakan fishbone diagram berdasarkan 5 faktor yaitu faktor manusia, faktor lingkungan, faktor mesin, faktor metode dan faktor bahan baku. Berdasarkan fishbone diagram dapat diketauhi suatu usulan perbaikan dengan metode Kaizen yang direkomendasikan yaitu perusahaan memerlukan analisis keputusan untuk memilih supplier batch material maupun keramik lantai yang cacat dan masih memiliki kualitas baik. Kata kunci: Defect, Quality Control, Six Sigma, Kaizen
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Kurniawati, Sri, and Eddy Suratman. "Konvergensi Pendapatan Per kapitq di Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur Tahun 2001-2007 serta Faktor - Faktor yang Mempengaruhi." Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia 10, no. 1 (July 1, 2009): 35–52. http://dx.doi.org/10.21002/jepi.v10i1.108.

Full text
Abstract:
This research is aimed to identify -disparity of per capita income in of the Kasaba border area (Kalimantan-Sarawak-Sabah) in West Kalimantan and East Kalimantan over the period 2001-2007. It was done by observing the coefficient variation that shows whether the sigma convergence happened or not. The other aims are to examine the determinant of beta convergence using OLS regressions with panel data. The results show that sigma convergence was not happened in West Kalimantan and East Kalimantan over the period 2001-2007. This indicated that the disparity of per capita income was happened. Beta convergence analysis indicated that absolute convergence was happened with convergence rate is 4.46 percent per year and the half-life convergence is 15.45 years. Development expenditure variable, work force participation rate and educational attainment were gave positive influence. On the other hand population growth variable was gave negative influence to the conditional convergence with convergence rate is 4.39 percent per year and the half-life convergence is 15.71 years.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

HM, Gatot Basuki. "PERBAIKAN KUALITAS PRODUK ENTERTAINMENT CABINET HOWARD MILLER DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. SINGATA FURNITURE." MATRIK 19, no. 1 (September 29, 2018): 1. http://dx.doi.org/10.30587/matrik.v19i1.531.

Full text
Abstract:
Persaingan usaha manufaktur semakin ketat. Faktor kualitas menjadi prioritas utama yang harus dijaga dalam proses produksi. PT. Singata Furniture merupakan salah satu perusahaan furniture yang berorientasi eksport. Salah satu produknya adalah entertainment cabinet howard miller. Namun dalam proses produksinya sering terjadi kecacatan produk yang disebabkan oleh banyak faktor yang belum mendapatkan solusi untuk memperbaikinya. Dengan pendekatan six sigma melalui penerapan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) diharapkan dapat menganalisis faktor-faktor penyebab kecacatan yang terjadi dan memberikan usulan perbaikan sehingga dapat meningkatkan kualitas produksi. Hasil penelitian menunjukan terdapat 4 kriteria cacat yaitu salah potong, pecah, veneer menggelembung dan chipping coating. Dari hasil pengujian awal terhadap hasil produksi diperoleh nilai DMPO sebesar 15.716 dengan level sigma 3,68. Persentase cacat terbesar adalah cacat salah potong sebesar 36,8%. Kemudian cacat chipping coating sebesar 22,6%, cacat pecah 21,8% dan cacat veneer menggelembung sebesar 18,8%. Usulan perbaikan yaitu pengecekan MC kayu 12%, pengecekan density lem veneer dan permukaan roll, penyetelan mortizer harus simetris, aplikasi pencampuran cat sesuai dengan coating sheet. Nilai level sigma setelah tindakan perbaikan diperoleh sebesar 3,92.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Wulandari, Ismi, and Merita Bernik. "PENERAPAN METODE PENGENDALIAN KUALITAS SIX SIGMA PADA HEYJACKER COMPANY." EkBis: Jurnal Ekonomi dan Bisnis 1, no. 2 (November 8, 2018): 222. http://dx.doi.org/10.14421/ekbis.2017.1.2.1008.

Full text
Abstract:
Kota Bandung selama ini dikenal sebagai kota dengan destinasi wisata belanja yang menarik. Kota ini juga bertujuan untuk menjadi kota ekonomi kreatif, yang untuk mewujudkannya diperlukan UMKM yang terus bertumbuh. Heyjacker Company sebagai UMKM di bidang fashion harus bersiap dengan terus menjaga dan meningkatkan kualitas produknya agar bisa tetap bersaing dengan UMKM lain yang sejenis. Dalam proses produksi parka, Heyjacker Company kerap menghasilkan produk cacat hampir mencapai 10% dari jumlah produksinya pada setiap bulannya. Berdasarkan permasalahan tersebut dalam penelitian ini akan dilakukan penerapan pengendalian kualitas six sigma pada produksi parka di Heyjacker Company. Penelitian ini menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) dengan menggunakan New seven Tools dalam setiap tahapannya. Melalui metode six sigma , dapat diketahui bahwa nilai sigma sebesar 3.96 dengan DPMO 6.911,53. Pada tahap define digunakan diagram sipoc untuk mengetahui hubungan antara proses dengan input dan output. Tahap analyze digunakan tree diagram untuk mengetahui penyebab utama dari setiap kecacatan, tahap ini merupakan pengembangan dari factor umum penyebab cacat yang sebelumnya telah dicari menggunakan diagram afinitas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa six sigma dapat menurunkan tingkat kecacatan produk parka pada Heyjacker Company. Faktor penyebab timbulnya kecacatan dipengaruhi oleh pegawai, sarana & prasarana, teknik kerja, alat & bahan kerja. Namun, faktor pegawai dan teknik kerja mendominasi faktor penyebab timbulnya kecacatan produk parka pada Heyjacker Company. Kata kunci: Pengendalian Kualitas, Six Sigma, DMAIC, Diagram Sipoc, Tree Diagram
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Aziza, Nurul, and Muhammad Afandi. "ANALISIS DEFECT DAN KUALITAS PRODUK WRITING AND PRINTING PAPER DENGAN SIX SIGMA." Teknika: Engineering and Sains Journal 2, no. 1 (June 29, 2018): 73. http://dx.doi.org/10.51804/tesj.v2i1.266.73-78.

Full text
Abstract:
Persaingan di industri yang semakin ketat, mendorong perusahaan untuk lebih mengembangkan dan mencari cara agar proses produksi dapat berjalan efisien dan efektif. Salah satu produk yang dihasilkan oleh perusahaan adalah writing dan printing paper recycle (WPR) yang berusaha menekan angka defect yang dirasakan masih tinggi. Six sigma sebagai salah satu tool dalam peningkatan kualitas dengan target 3,4 kegagalan per sejuta kesempatan untuk setiap transaksi setiap produk barang dan jasa dengan mengaplikasikan siklus define, measure, analysis, improve, dan control (DMAIC) yang bersifat teknik pengendalian dan peningkatan kualitas dalam bidang manajemen kualitas. Dengan menggunakan metode six sigma, kualitas WPR dan dihasilkan perusahaan cukup baik yaitu 3,19 sigma dengan tingkat defect 45.005 untuk sejuta produksi (DPMO). Implementasi peningkatan six sigma pada penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat 5 (lima) faktor yang menyebabkan defect yaitu dirtcount sebanyak 41.670 ton, gramature sebanyak 32.103 ton, caliper sebanyak 30.799 ton, brightness sebanyak 28.909 ton, coppsize sebanyak 26.911 ton. Diantara kelima jenis defect yang dihasilkan, faktor dirtcount adalah penyebab dominan. Dengan six sigma dapat diketahui juga bahwa indeks Cpm sebesar 2,6140 yang berarti bahwa perusahaan dianggap kompetitif dalam persaingan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Aulawi, Hilmi, and Iqbal Try Maulana. "Pengendalian Kualitas Produksi Dengan Menggunakan Metode Six Sigma." Jurnal Kalibrasi 17, no. 2 (June 30, 2020): 69–77. http://dx.doi.org/10.33364/kalibrasi/v.17-2.696.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis produk cacat yang paling dominan, faktor-faktor yang menyebabkan produk menjadi cacat serta mengetahui jenis kecacatan yang paling dominan pada proses produksi sehingga dapat dilakukan pengendalian kualitas dengan memberikan usulan perbaikan mengenai cara untuk mereduksi kegagalan pada proses produksi OutSool. Pendekatan masalah yang digunakan yaitu menggunakan metode Six Sigma dengan melalui lima tahapan analisis yaitu Define, Measure, Analyse, Improve, dan Control (DMAIC). Hasil penelitian menunjukan teridentifikasi 3 jenis kecacatan yang terjadi pada proses produksi OutSool yaitu produk reject, cacat ketebalan dan cacat scrapt. Berdasarkan metode borda di dapatkan faktor penyebab yang paling berpengaruh dalam terjadinya kecacatan di sebabkan oleh faktor dari mesin dan faktor dari manusia. Sehingga dapat dilakukan prioritas penyebab kecacatan dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). FMEA berfungsi untuk menentukan nilai RPN (Risk Priority Number) berdasarkan terjadinya kecacatan, pengaruh dari kecacatan dan tingkat terdeteksinya kecacatan. Dari hasil akar permasalahan tersebut dapat ditentukan usulan perbaikan dan pengendalian agar dapat membantu perusahaan untuk mengurangi resiko kecacatan proses produksi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Ardhyani, Ika Widya, and Sugeng Santoso. "ANALISIS CACAT PRODUK KEMASAN WAFER DI PT. TKT MOJOKERTO." Teknika: Engineering and Sains Journal 4, no. 2 (December 30, 2020): 43. http://dx.doi.org/10.51804/tesj.v4i2.877.43-48.

Full text
Abstract:
PT. TKT merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kertas. Namun dalam proses produksinya masih ditemukan kendala dan permasalahan yakni masih adanya cacat produk yang dapat mempengaruhi kualitas produk. Produk kemasan wafer yang diproduksi oleh PT. TKT mengalami cacat produksi berupa: warna (tidak sesuai CT, ada bercak, pudar), kemasan (terkena oli, sobek, basah), lem (lem lepas dan lem penguci lepas). Untuk mengatasi masalah kualitas produksi tersebut perlu dilakukan pengendalian kualitas dengan metode Six sigma untuk meningkatkan kualitas produksi. Pada tahap define jenis cacat yang terjadi sebanyak delapan jenis. Pada tahap measure diperoleh nilai DPMO sebesar 134.298 dengan nilai sigma sebesar 2,8. Dari hasil analisis diperoleh faktor-faktor penyebab cacat pada produk diantaranya: cara pengeliman yang kurang efektif, kurangnya pemerikasaan terhadap proses, faktor operator, dan faktor lingkungan kerja.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Rajagukguk, Santo Paulus, Syaiful Bakhri, and Tukiran Surbakti. "PERHITUNGAN SEL BAHAN BAKAR REAKTOR PWR DENGAN PROGRAM WIMSD-5B." SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir 24, no. 2 (November 20, 2020): 79. http://dx.doi.org/10.17146/sigma.2020.24.2.5971.

Full text
Abstract:
Perhitungan sel bahan bakar teras reaktor PWR telah dilakukan dengan menggunakan program komputer WIMSD-5B. Perhitungan dilakukan untuk mengetahui karakteristik neutronik bahan bakar teras reaktor PWR dengan variasi daya. Karakteristik neutronik diketahui dengan memperoleh konstanta makroskopik seperti k-inf, koefisien difusi, tampang lintang serapan dan fisi. Generasi sel bahan bakar dilakukan dengan 69 grup energi neutron pada program transport satu dimensi (WIMSD-5B) menggunakan ENDF-BVII.1 data file. Sel satuan diperhitungkan pada perangkat elemen bakar dengan model cluster dengan susunan square pitch, kemudian dihitung dimensi satuan selnya. Satu satuan sel terdiri dari satu satuan bahan bakar dan moderator. Dari satu satuan sel ekivalen tersebut diperoleh data dimensi sel sebagai data masukan program WIMSD-5B yang dikenal dengan annulus. Bahan bakar yang digunakan adalah UO2 dan bentuk geometrinya pin cell bahan bakar. Hasil perhitungan faktor multiplikasi tak terhingga sel teras PWR yang dihitung dengan menggunakan paket program WIMSD-5B adalah 1,302338 dan fraksi bakar 37,12 GWD/TU. Dari hasil perhitungan dapat dinyatakan bahwa nilai faktor multiplikasi tak terhingga, konstanta difusi, tampang lintang serapan dan nu-fisi sangat dipengaruhi oleh bentuk model yang digunakan.Kata kunci: bahan bakar, teras PWR, WIMSD-5B, energi neutron, konstanta makroskopik
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Pardi, Pardi, and Purwadi Purwadi. "EVALUASI KESELAMATAN OPERASI REAKTOR RSG-GAS SETELAH 33 TAHUN." SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir 24, no. 2 (November 20, 2020): 92. http://dx.doi.org/10.17146/sigma.2020.24.2.5995.

Full text
Abstract:
Keselamatan operasi reaktor RSG-GAS merupakan faktor utama yang menjadi pertimbangan dalam mengoperasikan reaktor. Keselamatan operasi reaktor harus menjamin bahwa parameter neutronik dan termohidraulik teras RSG-GAS tidak melebihi batas keselamatan operasi (BKO) yang telah ditetapkan di dalam dokumen Safety Analysys Report (SAR). Setelah 33 tahun beroperasi banyak komponen dan sistem teras RSG-GAS yang sudah diganti namun harus dipastikan bahwa parameter operasi tidak ada yang melanggar batas operasi dan batas keselamatan. Evaluasi keselamatan operasi teras RSG-GAS dilakukan dalam rangka penilaian keselamatan periodik yang merupakan persyaratan untuk mendapat izin operasi dari pihak pengawas yaitu Bapeten. Evaluasi atau penilaian keselamatan dilakukan berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program komputer dan eksperimen langsung melihat parameter yang terukur pada panel sensor. Perhitungan parameter neutronik dilakukan dengan program WIMSD-5B/Batan-FUEL. Hasil eksperimen dan perhitungan parameter keselamatan operasi teras reaktor RSG-GAS tidak ada yang melampaui batas operasi dan batas keselamatan namun ada yang sudah berubah dari desain. Hal ini disebabkan oleh faktor umur reaktor yang telah beroperasi 33 tahun, namun masih dalam batas rentang operasi dan keselamatan yang ditetapkan. Kata kunci : keselamatan operasi, RSG-GAS, Batan-FUEL, WIMSD-5D, teras kerja .
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Melisty, Nova, Maiyastri Maiyastri, and Hazmira Yozza. "Penerapan Six Sigma dalam Upaya Menurunkan Jumlah Produk Cacat pada Proses Percetakan Surat Kabar Padang Ekspress." Jurnal Matematika UNAND 4, no. 3 (July 26, 2019): 49. http://dx.doi.org/10.25077/jmu.4.3.49-56.2015.

Full text
Abstract:
Salah satu program peningkatan kualitas yang dapat mengakomodasi tuntutan peningkatan kualitas adalah program Six Sigma dengan menggunakan metode DMAIC. Penelitian dilakukan pada PT. Padang Graindo Mediatama, salah satu perusahaan yang memproduksi surat kabar Padang Ekspres. Program digunakan untuk menurunkan persentase cacat produk. DPMO dari cacat koran dalam penelitian diperoleh nilai DPMO rata-rata sebesar 12.420 dengan nilai Sigma Level sebesar 3,76. Dari diagram pareto didapatkan tingkat kecacatan koran yang memberi kontribusi paling besar pada halaman menghitam. Dari diagram sebab akibat penyebab cacat terdiri dari faktor manusia, mesin, material dan metode.Kata Kunci: Six Sigma, DMAIC, DPMO, dan Sigma Level
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Habib Fiki Wahyudi. "Penerapan Six Sigma Dengan Menggunakan Pendekatan Taguchi Untuk Proses Produksi Elektroplating Produk Spring Tension 35086 Pada PT. Tetra Mitra Sinergis." Jurnal Indonesia Sosial Teknologi 1, no. 5 (December 21, 2020): 360–78. http://dx.doi.org/10.36418/jist.v1i5.48.

Full text
Abstract:
Faktor terpenting untuk mencapai kesuksesan perusahaan dalam persaigan industri adalah kualitas. Dalam dunia industri, kontrol kualitas adalah kunci untuk mempertahankan loyalitas pelanggan. Pengendalian kualitas sangat diperlukan oleh sebuah perusahaaan agar dapat melakukan tindakan koreksi terhadap terjadinya penyimpangan dalam proses produksi, sehingga perusahaan dapat melakukan tindakan antisipasi dengan melakukan langkah perbaikan untuk proses produksi berikutnya. Dengan melakukan kontrol kualitas diharapkan dapat mencapai tujuan perusahaan, terkait dengan management kualitas. PT. Tetra Mitra Sinergis melakukan upaya untuk peningkatan kualitas dengan mengurangi produk cacat. Metode Six Sigma dengan pendekatan Taguchi dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas benang produk. Dari hasil analisis dapat diketahui nilai sigma yang telah dicapai adalah 3,37 ini menunjukan perusahaan dalam kondisi cukup baik namun masih terdapat beberapa kekurangan yang mengakibatkan terjadi produk cacat. Jadi, kualitas produk harus di tingkatkan. Dengan metode Taguchi kita dapat mengetahui faktor-faktor dan level optimal untuk meningkatkan kualitas produk. Faktor dan level tersebut adalah faktor A level 3 dengan waktu pelapisan 4 menit. Kemudian faktor B level 1 dengan suhu reaksi 300C. Kemudian faktor C level 3 dengan tegangan/voltase 6 volt. Kemudian faktor D level 3 dengan konsentrasi larutan 1,4%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Pahlawan, Firman Mega, and Iwan Vanany. "Model Six Sigma Untuk Mengurangi Produk Cacat Karena Faktor Ketidakhalalan." Jurnal Ilmiah Teknik Industri 18, no. 1 (July 1, 2019): 17–24. http://dx.doi.org/10.23917/jiti.v18i1.7504.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Nursubiyantoro, Eko, and Darmawan Agus Setiawan. "PENERAPAN SIX SIGMA UNTUK PENANGANAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK." OPSI 11, no. 1 (May 25, 2018): 78. http://dx.doi.org/10.31315/opsi.v11i1.2241.

Full text
Abstract:
Kualitas lampu pijar secara umum ditentukan dari parameter terangnya lampu, bentuk bola lampu, dan bentuk filament yang berpijar saat lampu menyala. Jika lampu pijar pada tahap jauh dari ketiga kriteria tersebut maka lampu dikatakan tidak berkulitas dan dinyatakan reject. Penelitian dilakukan pada mesin exhaust departemen produksi lampu pijar PT GE Lighting Indonesia, data yang digunakan adalah jumlah produk jadi dan produk cacat di mesin exhaust, serta Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecacatan. Pengolahan data dilakukan dengan cara menghitung tingkat dan peluang kecacatan, menghitung DPMO, membuat paretto diagram, dan Fishbone diagram. Nilai sigma dari mesin exhaust berada pada kisaran 4,6 σ, nilai ini cukup bagus untuk proses produksi namun perlu ditingkatkan melalui perbaikan-perbaikan lain secara terus-menerus. Kecacatan paling banyak dijumpai pada mesin exhaust adalah patah poli dengan prosentase 69,8%. Faktor utama penyebab kecacatan adalah setting mesin yang kurang tepat dan bagian poli sendiri rapuh karena suhu pembakaran dari proses sebelumnya kurang tepat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Foresty, Karina, Maiyastri ., and Yudiantri Asdi. "PENERAPAN METODE SIX SIGMA PADA PENGENDALIAN KUALITAS AIR KEMASAN DI PT. GUNUNG NAGA MAS." Jurnal Matematika UNAND 7, no. 1 (February 14, 2018): 103. http://dx.doi.org/10.25077/jmu.7.1.103-108.2018.

Full text
Abstract:
Abstrak. PT. Gunung Naga Mas merupakan salah satu produsen air mineral kemasanlokal di Padang, dimana produk yang paling banyak diproduksi adalah air mineralkemasan cup 240 ml. Meningkatnya permintaan pasar berpengaruh terhadap kualitasproduksi produk tersebut. Untuk melihat apakah produk tersebut sudah terkendaliatau tidak, digunakan salah satu program peningkatan kualitas produk yaitu denganmenerapakan metode Six Sigma yaitu metode DMAIC. Penelitian ini bertujuan untukmengidentikasi masalah produksi, mengetahui faktor penyebab cacat, memperoleh solusidalam upaya mengurangi jumlah cacat, mengetahui jenis cacat dan faktor cacat yangpaling mendominasi pada produksi air mineral kemasan cup 240 ml dan membuat bagankendali untuk melihat hasil terkendali atau tidak. Karakteristik kualitas atau Criticalto Quality (CTQ) untuk produksi air mineral kemasan cup 240 ml ada 7 macam yaituair kotor/berisi benda lain, air kurang dari volume pack, lid tidak presisi/timpang, cuppp bocor, cup pp bocor sealer, cup pp rijek pemasok, dan bocor jarum. DPMO dari cacatair mineral kemasan dalam penelitian diperoleh dari nilai rata-rata DPMO sebesar26.547 dan rata-rata Sigma Level sebesar 3,49. Dari peta kendali u disimpulkan bahwahanya cacat bocor jarum yang berada dalam kendali statistik (terkendali) sedangkancacat lainnya tidak terkendali.Kata Kunci: Six Sigma, DMAIC, DPMO, Sigma Level
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Sepriandini, Frizkia, and Yustina Ngatilah. "ANALISIS KUALITAS PRODUK KORAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PT. XYZ BALIKPAPAN." Tekmapro : Journal of Industrial Engineering and Management 16, no. 2 (July 28, 2021): 48–59. http://dx.doi.org/10.33005/tekmapro.v16i2.203.

Full text
Abstract:
PT. XYZ adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang percetakan dan mempunyai beberapa anak cabang di seluruh wilayah Kalimantan Timur. Salah satu hasil produksi perusahaan ini adalah surat kabar harian atau koran. Adapun jumlah rata-rata produksi tahun 2019 adalah 908.489 eksemplar dan jumlah rata-rata produk cacat tahun 2019 sebesar 27.106 eksemplar. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui persentase kualitas dan nilai sigma, faktor-faktor penyebab kecacatan serta dampak yang ditimbulkan, dan memberikan usulan perbaikan kualitas produk. Metode yang diusulkan adalah Six Sigma dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Adapun tahapan Six Sigma adalah define, measure, analyze, improve, dan control (DMAIC). Untuk metode Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) digunakan pada tahap improve, yaitu untuk menganalisis akar penyebab tingginya kecacatan serta memberikan usulan perbaikan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki total jumlah kecacatan koran sebesar 198.606 eksemplar yang terdiri lembab, warna kabur, berbayang, dan tidak simetris. Saat ini, perusahaan berada di level 3,97 sigma sehingga perlu dilakukan perbaikan yang dilakukan untuk mencapai level 6 sigma. Dengan meenggunakan metode FMEA diketahui bahwa kecacatan yang mendominasi adalah cacat warna kabur. Adapun rekomendasi perbaikannya adalah mengganti tinta dengan tinta yang memiliki kepekatan lebih rendah, melakukan pengecekkan kembali sebelum menyalakan mesin dan memperketat pengawasan proses cetak koran, menetapkan aturan dalam standar pengisian tinta, dan memberi pengarahan pada operator mengenai standar pengisian tinta.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Robecca, Julian, and Gio Patria Mulia. "PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA PADA GENTENG PALENTONG." INAQUE: Journal of Industrial & Quality Engineering 6, no. 2 (March 4, 2019): 111–16. http://dx.doi.org/10.34010/iqe.v6i2.1479.

Full text
Abstract:
Kriteria penting yang menjadi faktor keberhasilan dalam suatu bisnis dan pertimbangan pelanggan dalam memilih produk adalah mutu produk itu sendiri. Metode Lean Six Sigma merupakan metode pendekatan untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan (waste) atau aktivitas –aktivitas yang tidak bernilai tambah untuk mencapai kinerja enam sigma. Lean merupakan metode pendekatan yang berfokus pada pemborosan. Six sigma berfokus pada peningkatan kualitas melalui siklus DMAIC yaitu Define, measure, analyze, improve dan control.Objek penelitian adalah genteng palentong, penelitian dilakukan di PG. Mulia Jatiwangi. Permasalahan yang terjadi pada perusahaan yaitu jumlah produksi tidak sesuai dengan yang diinginkan. Metode lean six sigma dibagi menjadi 4 tahapan yaitu define, measure, analyze dan improve. Pada tahap define menggunakan CTQ untuk mengindentifikasi faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap genteng dan diagram histogram untuk menentukan cacat paling dominan genteng, tahapan measure dilakukan penentuan cacat genteng, perhitungan level six sigma untuk mengukur kegalan dalam produksi genteng, dan pembuatan value stream mapping untuk mengetahui aliran informasi dan fisik dalam pembuatan genteng. Pada tahap analyze mencari akar penyebab terjadinya cacat dan pemborosan pada genteng dengan menggunakan fishbone, tabel identifikasi waste dan sub waste genteng, dan. Pada tahapan improve dilakukan perbaikan untuk masalah yang sudah dijabarkan dengan analisis 5 why untuk memberikan solusi dalam melakukan perbaikan genteng dengan menggunakan 5W+1H. Hasil dari penelitian diketahui bahwa pada produk genteng palentong mempunyai lima jenis cacat yaitu gopel, pecah, keropos,retak, dan gosong. Jenis cacat yang sering terjadi pada periode 2016 yaitu jenis cacat gopel. Faktor penyebab terjadinya kecacatan yaitu manusia dan metode yang mengakibatkan waste transportation dan waste motion pada proses produksi. Usulan diberikan peneliti untuk meminimalisir cacat pada produk dan meminimasi pemborosan dengan meningkatkan kesadaran dari operator untuk melakukan pekerjaan, memberikan pelatihan, dan membuat standar operasional prosedur dalam melakukan pekerjaan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Baldah, Nasrun. "ANALISIS TINGKAT KECACATAN DENGAN METODE SIX SIGMA PADA LINE TGSW." EKOMABIS: Jurnal Ekonomi Manajemen Bisnis 1, no. 01 (January 21, 2020): 27–44. http://dx.doi.org/10.37366/ekomabis.v1i01.4.

Full text
Abstract:
This study aims to defect analysis on the TGSW line. Research data the monthly report period Mei 2018 to April 2018. By using the six sigma method for the T4N-Case Group type in the DMAIC concept and what factors cause defect T4N-Case Group product type. The resulting number of production from Mei 2018 to April 2019 amounted to 838.519 pcs with the number of defect products that occurred in production amounted to 2.106 pcs. Based on the calculation, the TGSW line is at a sigma level of 4,32 with the possibility of damage to the level of 3.401 for one million productions (DPMO). Abstrak Pada penelitian ini bertujuan untuk analisis defect pada line TGSW. Data yang digunakan dalam penelitian ini periode Mei 2018 sampai dengan April 2019. Dengan menggunakan metode six sigma untuk type T4N-Case Group dalam konsep DMAIC dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya produk cacat pada type T4N-Case Group. Hasil penelitian jumlah produksi dari bulan Mei 2018 sampai bulan April 2019 adalah sebesar 838.519 pcs dengan jumlah produk cacat yang terjadi dalam produksi sebesar 2.106 pcs. Berdasarkan perhitungan, line TGSW berada pada tingkat sigma 4,32 dengan kemungkinan kerusakan sebasar 3.401 untuk sejuta produksi (DPMO).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Rosihin, Rosihin, Laksamana Mujaddid Ulinnuha, and Dadi Cahyadi. "Analisis Pengendalian Kualitas Super Absorbent Polymer Dengan Menggunakan Metode Six Sigma." Jurnal Sistem dan Manajemen Industri 1, no. 1 (July 31, 2017): 19. http://dx.doi.org/10.30656/jsmi.v1i1.170.

Full text
Abstract:
Quality control is an effort to increase customer satisfaction and minimize damage. Super Absorbent Polymer which is a product as a raw material for making baby diapers / elderly and sanitary napkins. In Super Absorbent Polymer, defects usually found in the colour contamination that there is a dark colour on the product, print labels mistakes and packaging defects. This study aims to determine the value of DPMO and sigma level, identify the efforts which is taken to reduce disability, identify the types of disability, and find the main factors causing disability. Six Sigma method is used to analyze data with define, measure, analyze, improve and control. The quantitative data obtained by direct observation of quality problems. By using the method of six sigma can be seen that the quality of the resulting product is quite good that is 3.07 sigma with a damage rate of 58,624 for a million production (DPMO). The three highest defect product causes are color contamination of 93.34%, misprint of 3.55%, and packaging damage as much as 3.11%. The main factor causing defects is the engine factor for the type of colour contamination defect,. The type of improper defects in the packaging labels and main factor for the packaging defects is the human factor.kecacatan rusaknya kemasan faktor utama ialah faktor manusia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Jawad, Aod Abdul. "MENGURANGI DEFECT GANTI SIZE BAN DARI PROSES TREAD DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA." Teknologi : Jurnal Ilmiah dan Teknologi 1, no. 2 (August 30, 2019): 86. http://dx.doi.org/10.32493/teknologi.v1i2.3049.

Full text
Abstract:
Ban merupakan bagian penting dari kendaraan dan digunakan untuk mengurangi getaran yang disebabkan oleh ketidakaturan permukaan jalan, melindungi roda dari kerusakan dan kerusakan, serta memberikan stabilitas antara kendaraan dan tanah untuk meningkatkan kecepatan dan memfasilitasi gerakan. Perusahaan selalu berupaya meningkatkan kualitas produknya agar dapat bersaing dengan produk ban lain dan dapat meningkatkan laba perusahaan. Tread adalah bagian dari ban yang berfungsi untuk melindungi ban dari benturan, tusukan dari benda luar yang dapat merusak ban. Dalam proses produksi untuk tread ada cacat yang masih tinggi dan di atas target yang ditetapkan oleh perusahaan. Persentase cacat mengubah ukuran yang terjadi saat ini yaitu rata-rata 4,9% sedangkan batas toleransi yang ditetapkan oleh perusahaan adalah maksimal 2,5%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan tread cacat tinggi dengan metode DMAIC, mengusulkan perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas tread dengan menggunakan metode Six Sigma dan menjelaskan hasil perbaikan yang dilakukan dan untuk mengetahui tingkat nilai sigma setelah proses perbaikan. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka nilai sigma yang terungkap sebelum perbaikan, kemudian dilakukan perbaikan dengan alat FMEA dan SMED. Setelah proses perbaikan diketahui ada peningkatan sigma dari 3,16 menjadi 3,46 dan penurunan persentase perubahan ukuran cacat menjadi 2,47%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Andesta, Deny. "CONTINUES PROCESS IMPROVEMENT DENGAN SIX SIGMA PADA PROSES PRODUKSI CaO." MATRIK (Jurnal Manajemen dan Teknik) 7, no. 2 (June 29, 2018): 39. http://dx.doi.org/10.30587/matrik.v7i2.370.

Full text
Abstract:
PT. Giri Mulya Jatim adalah perusahaan yang memproduksi kapur aktif (CaO) untuk industri.Perusahaan menghadapi kendala pada kualitas CaO yang dihasilkan dari proses pembakaranbatu kapur (CaCO3), berupa cacat mayor berupa batu curing sebesar 5% dan defect minor yangmerupakan jenis cacat kritis dan terdiri dari kadar persentase CaO dibawah standar sebesar45.6%, Insuluble Meter (28.4%) dan ukuran butir (26%). Penelitian ini mengaplikasikanpendekatan six sigma dengan satu siklus DMAIC. Faktor yang dominan yang teridentifikasisebagai penyebab ketidaksesuaian persentase kadar CaO adalah jenis bahan bakar, ukuranbatu kapur dan jenis batu kapur. Terjadi perubahan nilai DPMO dan level sigma antara kondisisebelum penelitian dan sesudah tahap improve. DPMO naik dari 37.133 menjadi 41.667.Sedangkan level sigma turun dari 3,3 menjadi 3,2.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Susmikanti, Mike, Entin Hartini, Abdul Hafid, Geni Rina Sunaryo, Endiah Puji Hastuti, Sriyono Sriyono, Muhammad Subekti, Aep Saefudin, and Purwadi Purwadi. "EVALUASI SISA UMUR KOMPONEN SISTEM KESELAMATAN REAKTOR RISET RSG-GAS." SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir 24, no. 2 (November 20, 2020): 54. http://dx.doi.org/10.17146/sigma.2020.24.2.5863.

Full text
Abstract:
Umur komponen merupakan hal terpenting bagi status komponen setelah beroperasi sekian lama dalam kurun waktu tertentu sehingga dapat diketahui apakah masih dapat berfungsi dengan baik dan apakah perlu dilakukan perawatan secara kontinyu. Saat ini umur komponen dalam kaitannya dengan keselamatan dan manajemen penuaan RSG-GAS masih belum dievaluasi khususnya untuk komponen yang mendukung sistim keselamatan. Penelitian ini bertujuan melakukan evaluasi umur komponen pendukung sistim keselamatan dalam kurun waktu tahun 2005-2015. Kegiatan penelitian meliputi pencarian informasi kegagalan, perbaikan dan perawatan komponen pendukung sistim keselamatan RSG-GAS pada teras nomor 55 - 88. Evaluasi umur komponen meliputi uji kecocokan (goodness of fit) dan karakteristik sebaran antara waktu kegagalan dan perbaikan. Selanjutnya dilakukan perhitungan fungsi peluang keandalan dan tingkat resiko yang berkaitan dengan faktor keselamatan, serta peluang komponen akan gagal pada waktu tertentu. Berdasarkan hasil evaluasi ini diperoleh bahwasanya perawatan secara berkala sangat diperlukan.Kata kunci : manajemen penuaan, umur komponen, komponen pendukung sistim keselamatan, kegagalan, perawatan, RSG-GAS
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Arsyanti, Roseta Afrina, and Tri Nugrahadi. "ANALISIS KONVERGENSI EKONOMI PADA LEVEL KAWASAN DAN NASIONAL SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHINYA." Seminar Nasional Official Statistics 2020, no. 1 (January 5, 2021): 717–27. http://dx.doi.org/10.34123/semnasoffstat.v2020i1.481.

Full text
Abstract:
Pembangunan ekonomi yang tidak merata menyebabkan adanya ketimpangan perekonomian antar wilayah di Kawasan Barat Indonesia (KBI), Kawasan Timur Indonesia (KTI), maupun Nasional. Nilai indeks williamsom KBI, KTI, dan Nasional selama periode 2011-2018 memperlihatkan ketimpangan yang terjadi masih tinggi. Dari ketimpangan ini perlu dilakukan analisis untuk menunjukkan apakah perekonomian akan konvergen atau divergen. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran perekonomian dan menganalisis terjadinya konvergensi ekonomi pada level KBI, KTI, dan Nasional. Analisis dilakukan dengan regresi data panel pada level KBI (17 provinsi), KTI (16 provinsi), dan Nasional (33 provinsi) tahun 2011-2018. Hasil yang diperoleh mengindikasikan perekonomian di KBI dan KTI masih timpang. Tingkat dispersi pendapatan perkapita mengalami perbaikan atau terjadi konvergensi sigma pada level KTI dan Nasional, sedangkan KBI tidak. Kemudian melalui analisis regresi data panel diperoleh konvergensi beta absolut dan kondisional terjadi pada level KBI, KTI, maupun Nasional. Laju konvergensi beta kondisional yang didapat menunjukkan bahwa karakteristik daerah mampu mempercepat laju konvergensi. Variabel yang memengaruhi pertumbuhan pendapatan dan proses konvergensi pada level Nasional yaitu panjang jalan, PMTDB, proporsi angkatan kerja yang bekerja, dan rata-rata lama sekolah; pada level KBI yaitu panjang jalan, PMTDB, dan proporsi angkatan kerja yang bekerja; sedangkan pada level KTI yaitu panjang jalan dan rata-rata lama sekolah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Nabila, Khusnun, and Rr Rochmoeljati. "ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DAN PERBAIKAN DENGAN KAIZEN." JUMINTEN 1, no. 1 (January 30, 2020): 116–27. http://dx.doi.org/10.33005/juminten.v1i1.27.

Full text
Abstract:
Pengendalian kualitas produk dapat meningkatkan produktivitas perusahaan yang berdampak pada kepuasan pelanggan. Permasalahan di PT. XYZ terkait kualitas produk yang diakibatkan oleh defect dengan rata-rata defect sebesar 8,77% pada bulan Januari 2019 sampai Juli 2019. Sedangkan perusahaan memiliki batas tolerir 5%. Six sigma diusulkan untuk diimplementasikan dalam upaya mengatasi defect yang ada. CTQ yang teridentifikasi di PT. XYZ adalah permukaan tidak rata, bentuk tidak sempurna, bintik,, dekok dan tidak glossi. Setelah dilakukan analisis, defect tertinggi terjadi pada defect jenis permukaan tidak rata dengan persentasi defect sebesar 36,170%. Pada bulan Januari 2019 sampai Juli 2019 diketahui defect tertinggi terjadi pada bulan Maret sebesar 1.198 batang dengan jumlah produksi sebesar 14.099 batang. Sehingga diperoleh DPMO rata-rata sebesar 17.531,93 dengan nilai sigma sebesar 3,61. Dari hasil DPMO dan nilai sigma tersebut dapat diketahui ada lima jenis factor yang mempengaruhi kecacatan, yaitu faktor man, milleu, machine, method, dan materials. Berdasarkan pemasalahn di tiap factor maka dlakukan continues improvement dengan metode Kaizen Five M-Checklist dan Five Step Plan atau 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke) yang digunakan rekomendasi perbaikan untuk menyelesaikan kelima faktor penyebab defect tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Fatriani, Rini, and Devita Sari. "PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI SIGMA KOMPUTER PEKANBARU." Jurnal Daya Saing 4, no. 2 (July 20, 2018): 248–58. http://dx.doi.org/10.35446/dayasaing.v4i2.247.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dimensi dalam kualitas pelayanan yaitu tangible ,emphaty, reliability, responsiveness,dan assurance berpengaruh terhadap kepuasan konsumen di Sigma Komputer Pekanbaru dan menganalisis faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi kepuasan konsumen Sigma Komputer Pekanbaru.Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Sigma Komputer Pekanbaru. Sampel yang diambil sebanyak 99 responden dengan menggunakan teknik Sampling bersifat random dengan melakukan Undian. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa data statistik, indikator-indikator pada penelitian ini bersifat valid dan variabelnya bersifat reliabel. Pada pengujian asumsi klasik, model regresi tidak multikolonieritas, tidak terjadi heteroskedastisitas, dan berdistribusi normal. Urutan secara individu dari masing-masing variabel yang paling berpengaruh adalah variabel assurance dengan koefisien regresi sebesar 0,291, lalu diikuti oleh variabel emphaty dan Responsiveness yang mempunyai nilai sama yaitu 0,164 kemudian diikuti oleh tangible dengan koefisien regresi sebesar 0,116 dan koefisien paling rendah yang mempengaruhi realibility dengan koefisien regresi sebesar 0,101. Sigma Komputer perlu mempertahankan elemen-elemen yang sudah dinilai baik oleh pelanggan serta perlu memperbaiki hal-hal yang masih kurang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Fauzia, Akhmad Iqbal, and Ni Luh Putu Hariastuti. "Analisis Pengendalian Kualitas Produk Beras dengan Metode Six Sigma dan New Seven Tools." Jurnal SENOPATI : Sustainability, Ergonomics, Optimization, and Application of Industrial Engineering 1, no. 1 (September 30, 2019): 1–10. http://dx.doi.org/10.31284/j.senopati.2019.v1i1.517.

Full text
Abstract:
CV. Bumi Putra adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang agrobisnis dengan produksi beras yang berdiri tahun 1985. Pada penelitian ini produk yang diteliti adalah beras jenis IR 64 dengan kemasan 25 Kg. Permasalahan yang ada pada perusahaan manufaktur ini adalah kecacatan produk yang disebabkan oleh kesalahan operator produksi, perawatan mesin yang kurang, dan menyepelekan inspeksi baik pada bahan baku atau mesin husker. Dari permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode six sigma dan new seventools untuk menyelesaikannya dan juga mendapatkan usulan perbaikan untuk mengendalikan yang berguana dalam peningkatan kualitas produk beras pada CV. Bumi Putra. Dalam melakukan penelitian didapat 5 kecacatan produk beras jenis IR 64 yaitu beras remuk 37%, banyak menir 23%, Remukan batu 22%, Terdapat potongan batang padi 15%, Terdapat serpihan tali rafia 4%. Pada metode six sigma diperoleh peningkatan nilai sigma sebesar 0,03 sigma sedangkan untuk improve menggunakan metode new seventools di dapat faktor yang menyebabkan kecacatan yaitu karyawan tidak menjalankan SOP (Standart operational prosedur) dan perawatan mesin yang hanya menunggu saat terjadi kerusakan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Aripradnyani, Putu Ayu, I. Wayan Widia, and I. Gusti Ketut Arya Arthawan. "Penerapan Metode Six Sigma untuk Menurunkan Jumlah Defect pada Produksi Fillet Ikan Kakap Putih (Lates Calcarifer bloch)." Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) 9, no. 1 (April 30, 2021): 35. http://dx.doi.org/10.24843/jbeta.2021.v09.i01.p04.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Setiap perusahaan seyogyanya berupaya memperkecil resiko kegagalan dalam berproduksi. Tingginya persentase produk defect dalam setiap siklus produksi selain berimplikasi terhadap menurunkan kepercayaan konsumen juga menaikkan biaya produksi sehingga berakibat menurunkan daya saing produk di pasar. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor kritis penyebab defect pada produk dan menemukan bentuk perbaikan kinerja dalam proses manajemen yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah produk defect pada proses produksi fillet ikan kakap putih kualitas ekspor pada salah satu perusahaan pengolahan ikan di Bali menggunakan metode six sigma. Penelitian ini mencakup lima tahapan implementasi six sigma yaitu DMAI (Define, Measure, Analyze, dan Improve) yang melibatkan pihak manajemen dan karyawan perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terindentifikasi dua faktor kritis penyebab tertinggi dari enam kategori defect fillet ikan kakap putih. Karakteristik kinerja yang dicapai oleh perusahaan saat ini dicirikan oleh angka DPU (Defect per Unit) sebesar 0,09, DPO (Defect per Opportunities) sebesar 0.045, DPMO (Defect per Million Opportunities) sebesar 45,463 yang setara dengan kinerja pada level 3,125-Sigma sehinga tergolong dalam kategori tingkat kinerja rata-rata industri. Perusahaan berpotensi meraih peningkatan kinerja hinga pada level 4,000-Sigma sepanjang bersedia melakukan sejumlah perbaikan secara berkesinambungan dalam manangani baik terhadap pengawasan mutu bahan baku ikan maupun ketidaksempurnaan pemberiaan gas CO pada produk. Dengan penerapan metode six-sigma, maka faktor kritis penyebab defect tertinggi yang ditemukan yakni daging pecah/lembek dan berbau serta pemberian gas CO yang kurang merata sehingga bentuk perbaikan kinerja dalam proses manajemen yang direkomendasikan adalah menjalankan formulir checklist pada setiap proses produksi, memberikan pelatihan-pelatihan bagi karyawan dan melakukan pemeriksaan terhadap kemasan. ABSTRACT Every company should try to minimize the risk of failure in production. The high percentage of defective products in each production cycle has implications not only reducing consumer confidence but also increasing production costs, which results in lower product competitiveness in the market. The objective of this study was to identify the critical factors that cause defects in the product and find a form of performance improvement in the management process that can be done to reduce the number of defect products in the export quality white snapper fillet production process at a fish processing company in Bali using the six-sigma method. This research consisted of Six-Sigma implementation stages, namely DMAI (Define, Measure, Analyze, and Improve) which involved management and company employees. The results showed that two critical factors were identified as the highest cause of the six categories of white snapper fillet defects. The performance characteristics achieved by the company are currently characterized by a DPU (Defect per Unit) number of 0.09, DPO (Defect per Opportunities) of 0.045, DPMO (Defect per Million Opportunities) of 45.463 which is equivalent to performance at the 3,125-Sigma level so that belongs to the category of industry average performance level. The company has the potential to achieve an increase in performance up to the 4,000-Sigma level as long as it is willing to make a number of continuous improvements in handling both the quality control of fish raw materials and imperfections in the supply of CO gas in the product. With the application of the six-sigma method, the critical factors causing the highest defects were broken / mushy and smelly meat and uneven distribution of CO gas so that the recommended form of performance improvement in the management process was running a checklist form at each production process, providing training for employees and conducting an inspection of packaging.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Kurniawan, Ardi. "Analisis Pengendalian Kualitas Proses Produksi Kue Lapis Kukus Surabaya Berdasarkan Metode Six Sigma." STATISTIKA: Journal of Theoretical Statistics and Its Applications 18, no. 1 (July 24, 2018): 21–29. http://dx.doi.org/10.29313/jstat.v18i1.3873.

Full text
Abstract:
Salah satu kue yang cukup dikenal dan ramai di Surabaya saat ini adalah kue Lapis Kukus Surabaya yang diproduksi oleh CV. Alam Boga Raya. Agar tetap bertahan dan tumbuh menjadi perusahaan industri yang besar CV. Alam Boga Raya perlu memperhatikan kualitas produksi dengan selalu menekan jumlah cacat produk menuju zero defect. Salah satu metode yang bisa digunakan untuk mengendalikan kualitas produksi atau quality control adalah metode Six Sigma. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas produksi dengan menggunakan metode Six Sigma yang terdiri dari tahap Define, Measure, Analyze, Improve and Control (DMAIC). Metode tersebut digunakan untuk menentukan arus produksi, melakukan pengukuran terkait proses produksi, menganalisis jenis kecacatan, menentukan faktor penyebab cacat dan melakukan usulan perbaikan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah empat kategori cacat produk yaitu kue pendek, kue rapuh, kue pisah dan kue mentah. Penelitian ini menggunakan data sekunder jumlah produksi bruto dan data jumlah cacat sedangkan untuk data primer dilakukan wawancara dengan pihak perusahaan untuk mendapatkan data yang terkait dengan proses produksi meliputi penyediaan bahan baku, proses produksi dan faktor penyebab kecacatan. Berdasarkan hasil analisis Six Sigma diketahui bahwa perusahaan berada pada level 4,46σ dan kategori cacat yang banyak dialami oleh perusahaan adalah kue mentah yang disebabkan oleh ketidakstabilan mesin steam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Adrial, Hery. "Analisis Kritikalitas Tinggi Teras Aktif HTGR-10 MWth Dengan Variasi Pengayaan pada Kernel Uranium Oksida." SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir 23, no. 1 (May 7, 2019): 31. http://dx.doi.org/10.17146/sigma.2019.23.1.5421.

Full text
Abstract:
ANALISIS KRITIKALITAS TINGGI TERAS AKTIF HTGR-10MWth DENGAN VARIASI PENGAYAAN PADA KERNEL URANIUM OKSIDA. HTGR-10MWth merupakan salah satu bentuk dari reaktor HTGR tipe pebble bed. Reaktor jenis ini memiliki reaktivitas negatif sebagai fungsi keselamatan melekatnya. Dalam fisika reaktor, parameter kritikalitas merupakan faktor penting untuk mengetahui kondisi kekritisan reaktor, yang menjadi penentu apakah reaktor dapat beroperasi atau tidak. Kritikalitas pada teras aktif suatu reaktor sangat dipengaruhi oleh ketinggian teras aktif, tingkat pengayaan bahan bakar, geometri teras reaktor dan parameter lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan parameter neutronik yang sesuai agar reaktor dapat beroperasi secara optimal. Metodologi yang dilakukan adalah dengan melakukan pemodelan kernel berlapis TRISO dengan model berbentuk kisi-kisi SC (simple cubic), dan pemodelan geometri reaktor. Bahan bakar dan moderator pebble pada teras reaktor dimodelkan dalam bentuk kisi BCC (body-centered cubic) dengan rasio perbandingan pebble bahan bakar dan pebble moderator sebesar 57:43. Paket program MCNP6 digunakan dalam analisis ini. Dari hasil perhitungan, didapat bahwa tinggi teras aktif kritis awal untuk pengayaan 17 % adalah 125 cm, pengayaan 14 % setinggi 141 cm, pengayaan 12 % adalah 161 cm dan pengayaan 10 % adalah 196,1 cm. Sementara, tinggi teras aktif penuh untuk pengayaan 8 % melebihi batas tinggi teras yang tersedia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Dewi, Shanty Kusuma, and Dyah Maslahatul Ummah. "PERBAIKAN KUALITAS PADA PRODUK GENTENG DENGAN METODE SIX SIGMA." J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri 14, no. 2 (May 31, 2019): 87. http://dx.doi.org/10.14710/jati.14.2.87-92.

Full text
Abstract:
Berkembangnya industri kecil dan menengah menimbulkan persaingan dalam industri. Hal ini membuat setiap usaha harus memperhatikan kebutuhan pelanggan. Kualitas merupakan salah satu faktor pemenuhan kebutuhan pelanggan dan merupakan jaminan yang harus diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan. Industri yang menghasilkan kualitas produk yang baik akan mengurangi kerugian karena kegagalan produk. Produk yang sesuai spesifikasi dan seragam dapat dihasilkan dengan cara memperkecil variasi proses. Tujuan dari penelitian ini adalah mengimplementasikan konsep six sigma pada suatu industri yang memproduksi genteng. Six sigma merupakan metode mengidentifikasi penyebab kecacatan pada produk maupun proses dengan memperbaiki permasalahan dan meningkatkan kualitas melalui siklus DMAIC (Define, Measure, Analysis, Improve, Control). Dari hasil penelitian didapatkan penurunan DPMO dari 29311 menjadi 8974,35 dan terjadi peningkatan nilai sigma level dari 3,35 menjadi 3,99 sigma. Abstract[Quality Improvement On Tile Products With Six Sigma Method] The development of small and medium industries has led to competition in the industry. Competitions make every business must pay attention to customer needs. Quality is one of the factors fulfilling customer needs and is a guarantee that must be given by the company to customers. Industries that produce good quality products will reduce losses due to product failure. Products that meet specifications and uniforms can be produced by minimizing process variations. The purpose of this study is to implement the concept of six sigma in an industry that produces tile. Six Sigma is a method of identifying causes of defects in products and processes by fixing problems and improving quality through the DMAIC cycle (Define, Measure, Analysis, Improve, Control). From the results of the study, there was a decrease in DPMO from 29311 to 8974.35 and an increase in the sigma level from 3.35 to 3.99 sigma.Keywords: quality; Six Sigma; DMAIC; taguchi method
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Susmikanti, Mike, Entin Hartini, Aep Saepudin, and Purwadi Purwadi. "Analisis Keandalan Perawatan Sub-sistem Elektrik, Instrumentasi dan Kontrol RSG-GAS." SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir 23, no. 2 (November 17, 2019): 79. http://dx.doi.org/10.17146/sigma.2019.23.2.5681.

Full text
Abstract:
Analisis keandalan sub-sistem merupakan faktor utama pada manajemen penuaan RSG-GAS. Laporan Operasi RSG-GAS belum digunakan secara optimal untuk kajian keandalan khususnya sub-sistem elektrik, instrumentasi, dan kontrol. Sistem basis data RSG-GAS belum digunakan untuk membantu pencarian data kegagalan dan perawatan sub-sistem. Demikian pula, analisis keandalan belum dilakukan untuk memantau kinerja sub-sistem elektrik, instrumentasi, dan kontrol. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis keandalan pada sub-sistem elektrik, instrumentasi dan kontrol. Kegiatan penelitian meliputi pencarian data dan informasi melalui sistem basis data, khususnya kegagalan untuk sub-sistem elektrik, instrumentasi, dan kontrol pada Teras nomor 53 sampai 88 pada rentang tahun 2005-2015. Dilakukan perhitungan frekuensi kegagalan pada sub-sistem elektrik, instrumentasi, dan kontrol, kemudian dilakukan uji kesuaian untuk bentuk sebaran data waktu kegagalan serta perhitungan parameter rata-rata waktu kegagalan. Hasil analisis dilakukan untuk memperoleh sebaran yang sesuai untuk masing-masing sub-sistem elektrik, instrumentasi, dan kontrol yang mengalami kegagalan dalam kurun waktu tersebut. Berdasarkan jenis sebaran yang sesuai diperoleh parameter rata-rata waktu kegagalan sub-sistem. Dilakukan perbandingan rata-rata waktu kegagalan terhadap interval waktu perawatan sub-sistem. Apabila rata-rata waktu kegagalan lebih lama dari interval waktu perawatan yang telah ditetapkan, maka perawatan untuk sub-sistem elektrik, instrumentasi, dan kontrol relatif baik. Melalui analisis keandalan perawatan, diperoleh bahwa sub-sistem elektrik, instrumentasi. dan kontrol relatif masih dalam kondisi baik.Kata kunci: Manajemen Penuaan, Analisis Keandalan, Perawatan dan Kegagalan, Sub-sistem Elektrik, Sub-sistem Instrumentasi dan Kontrol, RSG-GAS
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

F. Hutami, Rr Rieka, and Camelia Yunitasari. "ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SIX SIGMA PADA PERUSAHAAN PERCETAKAN PT. OKANTARA." KINERJA 20, no. 1 (August 24, 2016): 81. http://dx.doi.org/10.24002/kinerja.v20i1.699.

Full text
Abstract:
AbstractThis study aims to analyze the implementation of quality control in printing company, causes defective product brochures, as well as knowing the quality control measures that can be implemented based on the analysis of Six Sigma DMAIC approach. We used production data spesific on number of defective product brochures PT Okantara in the period May 2013 - April 2015. The results of this analysis indicate the performance of the production process during the month of May 2013 - April 2015 resulted in sigma level is at 3.78. The root causes of the five factors that cause deviation by a factor method. Priority proposed repairs done on the potential causes are worth RPN 859 are factors working procedures in the corporate environment is not running properlyKeywords: Six Sigma, Quality Control, Product Defects, DMAICAbstrakPenelitian ini memiliki tujuan untuk melakukan analisis dari implementasi kontrol kualitas pada perusahaan yang bergerak di bidang industri percetakan dan grafika yang memiliki tingkat rata-rata pencetakan brosur cacat yang tinggi. Dalam penelitian ini dilakukan analisis dengan pendekatan six sigma DMAIC. Data diperoleh dari PT Okantara pada periode Mei 2013 - April 2015. Hasil dari penelitian ini memperilhatkan kinerja proses produksi perusahaan pada periode Mei 2013 - April 2015 dengan sigma level 3.78. Terdapat lima faktor utama yang mempengaruhi deviasi dari pengendalian kualitas produk pada PT Okantara. Prioritas perbaikan yang dilakukan untuk RPN 859 adalah prosedur kerja pada lingkungan perusahaan yang tidak berjalan dengan baikKeywords: Six Sigma, Kontrol Kualitas, Cacat Produksi, DMAIC
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Rinjani, Ida, Wahyudin Wahyudin, and Billy Nugraha. "Analisis Pengendalian Kualitas Produk Cacat pada Lensa Tipe X Menggunakan Lean Six Sigma dengan Konsep DMAIC." UNISTEK 8, no. 1 (February 28, 2021): 18–29. http://dx.doi.org/10.33592/unistek.v8i1.878.

Full text
Abstract:
Salah satu metode untuk meningkatkan kualitas adalah Lean Six Sigma dengan konsep DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control). Hal ini berorientasi bahwa hanya akan ada 3,4 cacat produk dari setiap 1 juta produk yang diproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk lensa di PT. XYZ, terutama lensa tipe x yang sering terjadi cacat produk. Hasil penelitian menunjukan, ada 9 (sembilan) jenis cacat produk pada lensa tipe x selama periode Desember 2019. Diantaranya: Bubble, Mold Derty, Thicknes Out, Edge Problem, Crack, Rellease, Lint, Scratches dan Prishm. Dari hasil perhitungan didapatkan rata-rata level sigma yaitu 5,3 dengan nilai rata-rata DPMO sebesar 242. Berdasarkan diagram pareto, perbaikan diprioritaskan pada 3 (tiga) jenis cacat yang paling dominan. Yaitu jenis defect Bubble dengan persentase cacat 52%, Thicknes Out 30% dan Mold Derty 10%. Kemudian dilakukan analisis sebab akibat menggunakan fishbone, diketahui bahwa faktor manusia, material, tools, mesin, lingkungan dan metode menjadi faktor penyebab terjadinya ketiga jenis cacat. Tahap improvement dilakukan usulan perbaikan menggunakan metode 5W+1H sebagai bentuk perbaikan dalam peningkatan kualitas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Haryanto, Endi, and Bonivasius Prasetya Ichtiarto. "ANALISA PENURUNAN CACAT (defect) CAT BINTIK DEBU DENGAN METODOLOGI SIX SIGMA PADA PROSES PAINTING PRODUK FUEL TANK DI PT. SSO TANGERANG." Jurnal PASTI 13, no. 3 (January 24, 2020): 326. http://dx.doi.org/10.22441/pasti.2019.v13i3.009.

Full text
Abstract:
PT. Selamat Sempurna Other (SSO) adalah perusahaan yang bergerak pada bidang komponen otomotif khususnya dalam pembuatan Fuel Tank mobil khusus untuk mobil besar. Dalam upaya mempertahankan kualitas produk, PT. SSO berusaha untuk meminimalisasi jumlah kecacatan dalam setiap unit inspeksinya. Untuk itu diperlukan sebuah metode pengendalian dan peningkatan kualitas untuk mengidentifikasi cacat ke penyebab akar utamanya. Dari pengumpulan data yang dilakukan di PT. SSO dari bulan Januari sampai dengan Desember 2014, didapatkan bahwa cacat bintik debu (dirt) merupakan jenis cacat terbesar yang terjadi di PT.SSO yaitu sebesar 20,92% dan hal ini terjadi pada proses pengecatan Lalu pada tahap berikutnya setelah dilakukan proses brainstorming dengan pihak terkait di dalam perusahaan untuk mencari penyebab utama cacat bintik debu yang kemudian hasilnya ditampilkan melalui diagram fishbone. Untuk mengetahui prioritas perbaikan atau tindak lanjut terhadap penyebab-penyebab yang dipaparkan dalam diagram fishbone maka digunakanlah metode Six Sigma. Dari hasil pengolahan dengan metode Six Sigma didapatkan penyebab utama yang paling signifikan dalam terhadap cacat bintik adalah faktor Temperature dan Speed Conveyor dan faktor lingkungan. Pada tahap selanjutnya, dilakukan analisis perbaikan dengan menggunakan model DMAIC, setelah itu melalui hasil Analyze yang didapatkan, modus kegagalan potensial yang paling utama sebagai penyebab terjadinya kecacatan harus segera ditangani. Dalam hal ini modus kegagalan potensial terbesar yang menyebabkan cacat bintik debu (dirt), dengan nilai Level Sigma adalah, adalah parameter seting. Maka tindakan yang perlu dilakukan adalah membuat standar untuk parameter seting temperature dan speed conveyor dan frekuensi pembersihan secara teratur terutama di ruang aplikasi pengecatan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Suparno, Suparno, Roikhan Roikhan, and Nurul Hamidah. "ANALISIS KEPUASAN PASIEN DAN KARYAWAN DENGAN METODE HUMAN SIGMA STUDI KASUS DI PT RSI MABARROT MWC BUNGAH KABUPATEN GRESIK." Rekayasa 11, no. 1 (April 2, 2018): 31. http://dx.doi.org/10.21107/rekayasa.v11i1.4122.

Full text
Abstract:
Kepuasan pasien dan karyawan terhadap rumah sakit salah satu faktor yang penting karena dapat membentuk loyalitas karyawan terhadap rumah sakit dengan memberikan pelayanan terbaik untuk pasien yang akhirnya akan dapat membentuk loyalitas pasien terhadap rumah sakit itu sendiri. RSI Mabarrot MWC NU Bungah Gresik merupakan salah satu rumah sakit swasta yang selalu mengutamakan kepuasan pasien dan karyawan yang professional dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pasien, yang mana pada periode januari sampai desember 2016 tingkat kepuasan pasien masih belum stabil. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kepuasan karyawan dan pasien dengan human sigma serta perencanaan strategi dengan analisis SWOT. Berdasarkan analisis yang dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai human sigma rumah sakit sebesar 34.89 %, yang berada pada kuadran 2 dan human sigma 3. Artinya, RSI Mabarrot MWC NU Bungah memiliki kinerja keuangan yang dikatakan menengah atau rata-rata dan hanya salah satu dari subjek (dalam hal ini adalah pasien) yang hubungannya terhadap rumah sakit bernilai optimal (partial optimized). Selain itu, diperoleh nilai kepuasan perawat dan pasien yang sudah cukup tinggi yang ditunjukkan dengan nilai employee engagement (EE) sebesar 51,7% dan nilai customer engagement (CE) sebesar 47,1%. Berdasarkan hasil penelitian didapat rancangan strategi menggunakan IFE, EFE dan SWOT bagi rumah sakit guna meningkatkan nilai Human Sigma yang nantinya akan meningkatkan kinerja keuangan rumah sakit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Tupan, J. M., and Yordan F. Hatumena. "ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK KORAN DENGAN METODE SIX SIGMA DAN SWOT PADA PT. PERCETAKAN FAJAR UTAMA INTERMEDIA CABANG AMBON." ARIKA 11, no. 1 (March 9, 2017): 55–66. http://dx.doi.org/10.30598/arika.2017.11.1.55.

Full text
Abstract:
PT. Percetakan Fajar Utama Intermedia Cabang Ambon merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri percetakan yang menghasilkan produk Koran. Perusahaan ini juga merupakan salah satu media cetak (sebuah surat kabar) yang tertua dan terbesar di provinsi Maluku. Masalah yang dihadapi perusahaan ini adalah perlunya perbaikan- perbaikan pada prusahaan yaitu perbaikan secara teknis dan perbaikan secara general dimana PT. Percetakan Fajar Utama Intermedia Cabang Ambon perlu memperbaiki masalah kualitas produk Koran pada proses produksinya dan perlu mempersiapkan strategi - strategi perusahaan. Pada penelitian ini penulis menggunakan analisa pengendalian kualitas dengan pendekatan Six Sigma DMAIC ( define, measure, analyze, improve, control ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab tingkat kecacatan dan memberikan usulan perbaikan. Selain perbaikan secara internal, prancangan strategi secara general juga perlu dilakukan, metode yang digunakan adalah metode Swot. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman yang dimiliki PT. Percetakan Fajar Utama Intermedia Cabang Ambon. Hasil penelitian ini dengan mengambil data di PT. Percetakan Fajar Utama Intermedia Cabang Ambon, maka dapat dilihat untuk jumlah hasil produksi Koran pada tahun 2016 adalah 851775 eksemplar. dan produk Koran yang cacat adalah 37618 eksemplar. Berdasarkan perhitungan prusahaan memiliki tingkat sigma 3.20 dengan kemungkinan kerusakan 44386.30 untuk sejuta produksi (DPMO), presentase penyebab kecacatan berturut-turut adalah cacat kabur 61%, tidak register 21%, terpotong 18% dan faktor-faktor yang menyebabkan produk cacat adalah faktor manusia, material, mesin, metode, dan environment (lingkungan). dalam hal ini harus dilakukannya usulan perbaikan. Setelah suda melakukan perbaikan akan dilanjutkan dengan mengidentifikasi eksternal dan internal perusahaan agar dapat mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahan tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Anisa Rosyidasari and Irwan Iftadi. "Implementasi Six Sigma dalam Pengendalian Kualitas Produk Refined Bleached Deodorized Palm Oil." Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya 6, no. 2 (December 5, 2020): 113–22. http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i2.2420.

Full text
Abstract:
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis pengolahan minyak goreng, PT XYZ mengalami permasalahan dalam produksi Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) yaitu tidak terpenuhinya spesifikasi produk. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor utama penyebab terjadinya produk yang tidak memenuhi spesifikasi dan merekomendasikan alternatif usulan untuk mengurangi permasalahan tersebut. Berdasarkan perhitungan, didapatkan hasil RBDPO yang tidak memenuhi spesifikasi terjadi pada parameter nilai iodine value dan color dengan rata-rata Cpk sebesar 0,7355 dan sigma sebesar 3,7065. Nilai tersebut masih kurang baik karena belum mencapai target yaitu 6-Sigma. Untuk memaksimalkannya perlu dilakukan upaya perbaikan diantaranya melakukan seleksi pada bahan baku, melakukan pengawasan terhadap kinerja operator, melakukan maintenance mesin secara berkala, melakukan pencatatan terhadap perlakuan proses dan hasil sementara, serta melakukan pemeriksaan terhadap tangki penyimpanan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Kholil, Mohammad, and Eri Dwi Prasetyo. "TINJAUAN KUALITAS PADA AEROSOL CAN Ø 65 X 124 DENGAN PENDEKATAN METODE SIX SIGMA PADA LINE ABM 3 DEPARTEMEN ASSEMBLY." SINERGI 21, no. 1 (February 28, 2017): 53. http://dx.doi.org/10.22441/sinergi.2017.1.008.

Full text
Abstract:
Perkembangan dunia industri akan selalu terdapat persaingan. Kepuasan konsumen menjadi faktor utama yang mampu menentukan kemenangan dalam persaingan di dunia industri. Kepuasan konsumen dapat diraih salah satunya dengan menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Hal inilah yang mendasari untuk terus melakukan perbaikan kualitas. Penelitian ini difokuskan pada penurunan tingkat reject yang terdapat pada proses produksi Aerosol Can Ø65 X 124 dengan metode Six Sigma. Metode Six Sigma ini disusun berdasarkan sebuah metodologi penyelesaian masalah yang sederhana-DMAIC, yaitu: Define (merumuskan), Measure (mengukur), Analyze (menganalisa), Improve (memperbaiki) dan Control (mengendalikan), yang menggabungkan bermacam – macam perangkat statistik serta pendekatan perbaikan proses yang lainnya.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh DPMO sebesar 22.749,787 dengan nilai sigma 3,50. Dengan Weld Problem sebagai jumlah reject terbesar yaitu sebanyak 311.226 pcs atau 37,91% dari total reject keseluruhan. Dari analisa Fishbone Diagram dan FMEA didapat penyebab dari Weld Problem, yaitu: Ukuran material tidak standar, jenis Material yang berbeda-beda, kemampuan Operator kurang, SOP tidak dijalankan, profil Roll Weld aus dan kondisi mesin tidak normal, untuk itu perlu dilakukan perbaikan guna mengurangi jumlah kerusakan produk.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Basith, Al, Masrul Indrayana, and Jono Jono. "Analisis Kualitas Produk Velg Rubber Roll Dengan Metode Six Sigma Dan Kaizen." JURNAL REKAYASA INDUSTRI (JRI) 2, no. 1 (April 19, 2020): 23–33. http://dx.doi.org/10.37631/jri.v2i1.128.

Full text
Abstract:
PT.Mitra Rekatama Mandiri adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengecoran logam, non logam dan permesinan dengan hasil produksi berupa komponen pertambangan, komponen alat pertanian, dan komponen konstruksi. Dalam proses produksinya sering kali produk yang dihasilkan tidak dapat mencapai standar kualitas yang ditentukan oleh perusahaan. Salah satu produk yang dihasilkan adalah velg rubber roll. Dari pengamatan awal diketahui masih terdapat cacat produk sebesar 3% dari produk yang dihasilkan. Sehingga produksi velg rubber roll oleh PT.XYZ perlu dilakukan perbaikan kualitas agar mencapai zero defect atau tanpa cacat. Untuk mencapai produk tanpa cacat dapat melalui kajian menggunakan metode Six Sigma DMAIC dan Kaizen. Metode DMAIC digunakan untuk menganalisa faktor penyebab cacat. Sementara metode kaizen digunakan untuk mengupayakan perbaikan berkesinambungan. Hasil Penelitian menunjukkan Jenis cacat paling banyak terjadi yaitu, cacat mengsle. Faktor dominan penyebab cacat adalah keliru dalam pembuatan pola dan cetakan.Usulan perbaikan yang diberikan kepada pihak perusahaan yaitu: Melakukan pelatihan kerja bagi para operator, melakukan penilaian kinerja dan melakukan pengawasan pada setiap aktivitas kerja operator.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Nurrakhman, Fahmi Indra, Dwi Nurul Izzhati, and Rudi Tjahyono. "MEREDUKSI CACAT BOTOL PLASTIK DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DAN FUZZY." Applied Industrial Engineering Journal 3, no. 2 (April 20, 2021): 1–11. http://dx.doi.org/10.33633/aiej.v3i2.4606.

Full text
Abstract:
AkstrakCV Jordan Plastik adalah perusahan plastik yang berada di Semarang. Produk yang dihasilkan diantaranya adalah botol plastik PET. Perusahaan menargetkan maksimal produk cacat rata-rata 2% perbulan, namun realisasinya ada kenaikan produk cacat pada periode Oktober 2018 sampai Maret 2019 menjadi 4,69%. Untuk mengendalikan permasalahan ini dan mereduksi produk cacat, peneliti menggunakan pendekatan Metode Six Sigma.Tahapan dari metode Six Sigma meliputi Define, Measure, Analyze, Improve dan Control. Pada penelitian ini tidak membahas pada tahapan control hanya sampai tahap Improve. Pada tahap Define diketahui jenis cacatnya botol PET yaitu bocor, body menggumpal, drop test, garis motong, goyang, kepala cembung, kotor oli, leher miring, ring penyok, selip, semu gosong, semu putih, stretch miring, dan tebal tipis dan penyebab cacat dominan adalah suhu mesin preform berubah-ubah.Tahap Measure, DPMO selama periode Oktober 2018 sampai Maret 2019 sebesar 46.912 pcs dengan nilai sigma 3,18. Tahap Analyze, analisis faktor yang menyebabkan cacat pada tiga jenis cacat tertinggi yaitu ring penyok, semu putih dan goyang. Pada tahap Improve dilakukan penstabilan suhu mesin pemanas preform dengan metode logika fuzzy pada suhu 58 Celcius. Kata Kunci : PET, Six Sigma, Pengendalian Kualitas, DMAIC, Fuzzy
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Pratidina, Raisha, Muhammad Syamsun, and Nur Hadi Wijaya. "Analisis Pengendalian Mutu Jambu Kristal dengan Metode Six Sigma di ADC IPB-ICDF Taiwan, Bogor." Jurnal Manajemen dan Organisasi 6, no. 1 (May 27, 2016): 1. http://dx.doi.org/10.29244/jmo.6.1.1-18.

Full text
Abstract:
<p>Manajemen mutu merupakan salah satu kunci sukses perusahaan untuk memenangkan pasar dan mencapai tujuaannya. Begitu juga yang harus dilakukan oleh <em>Agribussiness Development Center</em><em> </em>(ADC)<em> </em>Institut Pertanian Bogor (IPB)<em>-Taiwan International Cooperative Development Fund</em> (ADC IPB-ICDF Taiwan). Produk unggulan dari perusahaan adalah jambu Kristal yaitu buah dengan biji yang sedikit, rasa manis dan renyah. Tahun 2012, perusahaan hanya mampu memenuhi sebesar 31% permintaan pasar atas jambu Kristal <em>grade</em> A, serta <em>grade</em> B+, B dan C mencapai 69%. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis <em>Defect per Opportunity</em> (DPO), Analisis <em>Defect per million Opportunity</em> (DPMO), Diagram alir proses (<em>Process Flow Diagram)</em><em>, </em>Diagram pareto (<em>Pareto Chart</em>), Peta kendali, Diagram Sebab Akibat<em> (Fishbone</em> <em>Diag</em><em>ram</em>), <em>Failure Mode and Effect Analysis</em> (FMEA) dan Metode Six Sigma. Berdasarkan hasil analisis, terdapat enam <em>Critical </em><em>T</em><em>o Quality</em> (CTQ) antara lain pembibitan, kondisi lingkungan, pemupukan, perawatan, panen dan pasca panen. Hasil perhitungan kapabilitas sigma selama tahun 2012 masih berada kisaran 2-sigma. Hal ini menunjukkan masih banyak <em>defect</em> dan kapabilitas sigma berada di bawah target (3,4 DPMO). Dengan demikian, untuk saat ini ADC IPB-ICDF Taiwan, Bogor masih belum realistis untuk mengaplikasikan <em>six sigma</em> dikarenakan produk agribisnis yang rentan dan dipengaruhi oleh berbagai faktor alam yang sulit untuk dikendalikan.</p>Kata kunci : jambu Kristal, pengendalian mutu, <em>six sigma </em>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Pratidina, Raisha, Muhammad Syamsun, and Nur Hadi Wijaya. "Analisis Pengendalian Mutu Jambu Kristal dengan Metode Six Sigma di ADC IPB-ICDF Taiwan, Bogor." Jurnal Manajemen dan Organisasi 6, no. 1 (May 27, 2016): 1. http://dx.doi.org/10.29244/jmo.v6i1.12180.

Full text
Abstract:
<p>Manajemen mutu merupakan salah satu kunci sukses perusahaan untuk memenangkan pasar dan mencapai tujuaannya. Begitu juga yang harus dilakukan oleh <em>Agribussiness Development Center</em><em> </em>(ADC)<em> </em>Institut Pertanian Bogor (IPB)<em>-Taiwan International Cooperative Development Fund</em> (ADC IPB-ICDF Taiwan). Produk unggulan dari perusahaan adalah jambu Kristal yaitu buah dengan biji yang sedikit, rasa manis dan renyah. Tahun 2012, perusahaan hanya mampu memenuhi sebesar 31% permintaan pasar atas jambu Kristal <em>grade</em> A, serta <em>grade</em> B+, B dan C mencapai 69%. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis <em>Defect per Opportunity</em> (DPO), Analisis <em>Defect per million Opportunity</em> (DPMO), Diagram alir proses (<em>Process Flow Diagram)</em><em>, </em>Diagram pareto (<em>Pareto Chart</em>), Peta kendali, Diagram Sebab Akibat<em> (Fishbone</em> <em>Diag</em><em>ram</em>), <em>Failure Mode and Effect Analysis</em> (FMEA) dan Metode Six Sigma. Berdasarkan hasil analisis, terdapat enam <em>Critical </em><em>T</em><em>o Quality</em> (CTQ) antara lain pembibitan, kondisi lingkungan, pemupukan, perawatan, panen dan pasca panen. Hasil perhitungan kapabilitas sigma selama tahun 2012 masih berada kisaran 2-sigma. Hal ini menunjukkan masih banyak <em>defect</em> dan kapabilitas sigma berada di bawah target (3,4 DPMO). Dengan demikian, untuk saat ini ADC IPB-ICDF Taiwan, Bogor masih belum realistis untuk mengaplikasikan <em>six sigma</em> dikarenakan produk agribisnis yang rentan dan dipengaruhi oleh berbagai faktor alam yang sulit untuk dikendalikan.</p>Kata kunci : jambu Kristal, pengendalian mutu, <em>six sigma </em>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

William, Ixnatius Avilla. "Penerapan Metode Six Sigma Untuk Perbaikan Kualitas Di PP Sinar Tani Palembang." SAINTEK: Jurnal ilmiah Sains dan Teknologi Industri 3, no. 1 (August 1, 2019): 41. http://dx.doi.org/10.32524/saintek.v3i1.546.

Full text
Abstract:
Perbaikan kualitas membantu perusahaan meningkatkan penjualan dan mengurangan biaya-biaya, dimana keduanya dapat meningkatkan profitabilitas. PP Sinar Tani Palembang merupakan industri manufaktur yang bergerak dibidang penggilingan beras. Pengendalian kualitas masih sangat kurang hal ini ditunjukkan dengan data hasil timbangan yang seluruhnya melewati standar yang telah ditetapkan yaitu 5 Kg, 10 Kg dan 20 Kg. produk yang cacat : untuk beras kemasan 5 Kg sebanyak 0,585 atau 58,5%, beras 10 Kg sebanyak 0,604 atau 60,4% dan beras 20 Kg sebanyak 0,612 atau 61,2%. Terlihat dari persentase setiap bulannya PP Sinar Tani Palembang mengalami kerugian 21,363 Kg atau 1,068 kg per hari dengan nominal rupiah mencapai Rp 228.390,00 per bulan. Dengan menggunakan metode Six Sigma didapat bahwa ada 2 faktor penyebab kerugian ini adalah terjadinya kelebihan pada saat pengisian dan timbangan neraca geser/timbangan minyak yang digunakan tidak memiliki keakuratan sehingga hasil timbangan semuanya melebihi batas yang ditetapkan. Salah satu usulan yang dapat dilakukan adalah mengganti timbangan neraca/timbangan geser/timbangan minyak dengan timbangan digital sehingga hasil ukur lebih akurat. Terjadi penurunan persentase cacat, yaitu untuk berat 5 kg dari 0,585 menjadi 0,166; berat 10 kg dari 0,604 menjadi 0,145; berat 20 kg dari 0,612 menjadi 0,139. Sedangkan dari DPMO didapat peningkatan dari 2 sigma menjadi 3 sigma.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Hermansyah, Dede. "PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PINTU KAYU MENGGUNAKAN METODE LEAN SIX SIGMA." JURNAL AGROINDUSTRI HALAL 2, no. 2 (October 20, 2016): 059–63. http://dx.doi.org/10.30997/jah.v2i2.451.

Full text
Abstract:
Pintu kayu merupakan produk unggulan yang ditujukan untuk dapat memenuhi kebutuhan ekspor hasil hutan. Permaslahan yang seringkali ditemui oleh perusahaan adalah terjadinya kecacatan produk dalam proses produksi pintu kayu serta ditemukannyabeberapa aktivitas yang termasuk tidak memberikan efek nilai tambah. Bentuk kecacatan yang umumnya ditemukan pada pintu kayu diantaranya ketidak sempurnaan proses perakitan, pengeleman, dan pewarnaan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menghasilkan perbaikankualitas pintukayudengan cara meminimalkan produk cacat. Lean Six Sigma digunakan sebagai metode mengidentifikasi penyebab kecacatan. Hasil analisis menunjukan bahwa faktor utama dari kecacatan disebabkan oleh kurang terampilnya operator serta adanya gangguan mesin saat pengoperasian sehingga produk tidak sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Usulan perbaikan untuk mengatasi permasalahan ini adalahmemberikan pelatihan dan ketrampilan kerjabagi operator, menyusun jadwal rencana perawatan mesin dan membuat prosedur aktifitas produksi pada bagian pengeleman, pewarnaan dan bagian perakitan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Damayanti, Ayu, and Yustina Ngatilah. "ANALISA DAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MANTEL ROLL GILING TEBU DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FUZZY FMEA STUDI KASUS PT. BIP." JUMINTEN 1, no. 5 (November 3, 2020): 168–78. http://dx.doi.org/10.33005/juminten.v1i5.177.

Full text
Abstract:
Pengendalian kualitas kini dianggap sebagai sustainable development untuk mendukung keberlangsungan jangka panjang suatu perusahaan. Begitu pula pada Pabrik Peralatan Industri Agro PT. BIP dimana 60% dari produk yang di produksi adalah komponen mantel roll giling tebu. Komponen Mantel Roll Gilingan yang diproduksi sendiri memiliki beberapa jenis cacat seperti Keropos, sinter, mismachining dan crack yang mencapai hingga 30 % dari total produksi sejumlah 358 unit. Dengan presentase defect tertinggi mismachining yaitu sebesar 38,63 %. Berdasarkan analisa hasil penelitian dengan metode six sigma dari rata-rata DPMO sebesar 30244 nilai sigma yang dihasilkan adalah 3,36 atau sekelas dengan rata-rata industri di Indonesia. Dengan analisis menggunakan Root Cuse Analysis (RCA), dan perhitungan FRPN mengidentifikasi faktor Penyebab yang paling dominan menyebabkan Defect adalah Waktu penahanan panas pada dapur krimp yang tidak terjadwal dengan nilai FRPN tertinggi yakni sebesar 6,012157897. Maka berdasarkan mode kegagalan yang terjadi,Usulan perbaikan yang dapat diberikan untuk mengurangi defect crack adalah dengan menjadwalkan waktu penahanan panas pada saat proses Assembly.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Erry, Mohammad, Pregiwati Pusporini, and Dzakiyah Widyanigrum. "Usulan Perbaikan Proses Produksi Tas Ransel Untuk Meminimalkan Kecacatan Produk Dengan Metode Six Sigma (Studi Kasus: UD Diechi )." JUSTI (Jurnal Sistem dan Teknik Industri) 1, no. 1 (November 12, 2020): 21. http://dx.doi.org/10.30587/justicb.v1i1.2028.

Full text
Abstract:
Salah satu perusahaan yang belum menerapkan pengendalian kualiatas adalah UD Diechi. UD Diechi didirikan pada tahun 19-09-1991 oleh bapak H. Tahal dan mampu memproduksi hingga 1000-2000 Unit Tas per bulan. UD Diechi terletak di kelurahan pekauman Jalan KH. Abdul Karim No 95, Gresik.adalah Usaha Micro Kecil dan Menengah yang bergerak di industri manufaktur memproduksi berbagai jenis Tas diantaranya adalah : Tas Anak, Tas Ransel, Tas Laptop, Tas Pinggang, dan juga Tas Pesanan Khusus dan Dll. Untuk pemasarannya UD. Diechi menjual produknya dari ritel ke ritel dan menjual produknya dari pemesanan konsumen serta melalui sosial media. Bertambahnya permintaan maka penyebarannya mulai merambah ke kota lain seperti Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto dan kota sekitar laninnya. Dalam hal ini memilih Tas Ransel untuk dilakukan adalah dikarenakan Produk Tas Ransel paling sering di produksi dan dicari konsumen serta memiliki kecacaatan yang cukup banyak. Pengendalian kualitas yang dilakukan pada UD Diechi belum baik yang terbukti dengan adanya produk cacat di batas toleransi dan belum mampu mengidentifikasikan faktor kecacatan dan penyebab kecacatan secara ideal. Kondisi saat ini UD Diechi belum melakukan tindakan apapun berkaitan dengan usaha meningkatkan kualitas produk. Dengan penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk mengambil konsep mengenai pengendalian kualitas dengan menggunakan metode Six Sigma. Untuk memahami strategi pengendalian kualitas bagi UD Diechi yaitu menurunkan jumlah kecacatan yang terjadi, maka dicoba untuk mengadopsi metode Six Sigma dalam menganalisis dan memperbaiki pengendalian kualitas. Dari hasil penelitian diketahui data hasil produksi UD. Diechi pada bulan Januari – Juni 2018 didapat nilai DPMO (Defect per Million opportunity) dan nilai Sigma Untuk perhitungan DPMO data jenis Atribut yaitu dalam 1.000.000 pcs terdapat 688Defect Atribut yang bisa dihasilkan dan diperoleh nilai Sigma sebesar 3,7.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Trizudha, Rony, Sri Rahayuningsih, and Ana Komari. "Studi Kualitas Puding Melalui Pendekatan Six Sigma Studi Kasus Di Pt. Keong Nusantara Abadi." JURMATIS : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Industri 1, no. 1 (March 21, 2019): 44. http://dx.doi.org/10.30737/jurmatis.v1i1.1009.

Full text
Abstract:
As technology advances at this time, players in business are aware of the importance of product quality in the increasingly fierce competition in the industrial world due to the emergence of many similar companies. Therefore, companies must be able to compete to meet customer desires and try to retain customers. To maintain customers and their marketing areas, companies must have high competitiveness in order to survive by prioritizing quality improvement, increasing efficiency and increasing productivity to improve quality because by increasing quality, products can be accepted among consumers so that company goals can be fulfilled. Therefore, the company must carry out effective quality control which will result in high productivity, lower overall cost of making goods and the factors that cause production failure to be minimized. To improve quality, use the six sigma method, DMAIC and seven tools so that it can be known the cause of the damage and what actions are taken so that there needs to be a controversy to stabilize the processes of the production process so that we can know what percentage of damage and what factors cause damage, therefore there must be measurements and recommendations for improvement and control to reduce the causes From the analysis, it was found that the dent cup was 20.36%, the lid was 21.36% less dense, the lid was damaged in the finished product 18.72%, the cup was 19.28% less thick, the packaging was flexible 20.55%Seiring kemajuan teknologi pada saat ini pelaku di bisnis menyadari akan pentingnya kualitas produk dalam persaingan dunia industri yang semakin ketat karena banyak bermunculan perusahaan-perusahaan sejenis. Oleh sebab itu perusahaan harus dapat bersaing untuk memenuhi keinginan pelanggan dan berusaha dapat mempertahankan pelanggan. Untuk mempertahankan pelangan dan wilayah pemasaranya perusahaan-perusahaan harus mempunyai daya saing yang tinggi untuk dapat bertahan dengan mengutamakan peningkatan mutu, peningkatan efisiensi dan peningkatan produktivitas untuk meningkatkan kualitas karena dengan peningkatan kualitas, produk dapat diterima di kalangan konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat terpenuhi. Maka dari itu perusahaan harus melakukan pengendalian kualitas yang efektif akan menghasilkan produktivitas yang tinggi, biaya pembuatan barang keseluruhan yang lebih rendah serta faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan produksi akan dapat ditekan sekecil mungkin. Untuk meningkatkan kualitas mengunakan metode six sigma, DMAIC dan seven tools agar dapat diketahui penyebab kerusakan dan tindakan apa saja yang dilakukan sehingga perlu ada kontror untuk menstabilkan peoses proses produksi sehinga dapat di ketahui berapa persen kerusakan dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kerusakan maka dari itu harus ada pengukuran dan rekomendasi perbaikan serta melakukan kontrol untuk mengurangi penyebab kerusakan. Dari hasil analisis di ketahui cup penyok 20,36%, lid kurang rapat 21,36%, lid rusak pada produk jadi 18,72%,cup kurang tebal 19,28 %kemasan lentur 20,55%
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Irma Dwiputranti, Made, and Yasinta Melati. "Upaya Pengurangan Kecacatan Produk Pertanian di Agro Industri Berbasiskan Metode Dmaic (Studi Kasus PT Bimandiri Agro Sedaya)." Jurnal Logistik Bisnis 11, no. 1 (May 30, 2021): 14–23. http://dx.doi.org/10.46369/logistik.v11i1.1374.

Full text
Abstract:
Pertumbuhan Agrobisnis sangat berkembang khususnya di Indonesia hal ini disebabkan karena banyaknya perusahaan – perusahaan agrobisnis yang muncul mulai dari yang kecil hingga yang besar, mereka berlomba – lomba mendapatkan konsumen dengan meningkatkan kualitas produk dari masing – masing perusahaan. Salah satunya adalah PT Bimandiri Agro Sedaya, perusahaan ini bergerak dibidang usaha pertanian. PT Bimandiri Agro Sedaya memasok kurang lebih 130 jenis komoditas sayuran, dari 130 jenis tersebut produk Jagung Kelobot, Brokoli, dan Bayam Hijau lebih banyak/sering dipesan oleh konsumen, akan tetapi banyak konsumen yang merasa kecewa karena tingginya jumlah produk sayuran yang cacat ,jika tidak dikendalikan akan mengurangi jumlah konsumen dan kerugian bagi perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan six sigma dalam mengurangi kecacatan produk sayuran di PT Bimandiri Agro Sedaya apakah masih dalam batas kendali serta upaya perbaikan pencegahan kecacatan produk sayuran di PT Bimandiri Agro Sedaya dengan menggunakan pendekatan Define, Measure, Analyze, Improve (DMAIC). Penelitian ini dilakukan karena adanya keluhan pelanggan terkait dengan kecacatan produk sayuran, metode penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, pengumplan data melalui observasi langsung, wawancara dan penyebaran kuesioner.Hasil dari penelitian ini adalah faktor penyebab kecacatan produk sayuran berasal dari faktor manusia, mesin produksi, metode kerja dan material/bahan baku. Adapun permasalahannya yaitu produk sayuran yang dikirim memiliki fisik yang tidak sempurna (ada luka) dan produk dikirim ke konsumen mengalami pembusukan. Kerusakan produk sayuran berada dalam batas kendali atau memiliki kapabilitas proses yang baik, nilai DPMO sebesar 30.136, 31 dan nilai sigma yang di dapat rata – rata sebesar 3, 39, untuk produk Bayam Hijau didapatkan level sigma yang paling rendah dibandingkan dengan produk sayuran lainnya yakni sebesar 3,29. Usulan perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kerusakan produk sayuran yaitu memberikan pelatihan dan peningkatan keterampilan karyawan dalam mengolah produk sayuran, membuat SOP penyortiran produk sayuran, SOP penyimpanan sayuran, SOP perawatan dan pembersihan alat. Membuat tempat ruang penyimpanan khusus untuk produk sayuran karena produk mudah rusak dan busuk sebelum didistribusikan kepada konsumen.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography