Academic literature on the topic 'Sistemi ORC'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the lists of relevant articles, books, theses, conference reports, and other scholarly sources on the topic 'Sistemi ORC.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Journal articles on the topic "Sistemi ORC"

1

Azkiya, M. Zainu, and Eka Maulana. "PERANCANGAN ALAT PENUKAR KALOR UNTUK PEMBANGKIT SISTEM ORC." JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI 5, no. 2 (2020): 99. http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v5i2.7364.

Full text
Abstract:
<p>Konsumsi energi listrik nasional yang terus meningkat merupakan tantangan bagi warga negara Indonesia untuk dapat menemukan atau memberikan ide gagasan yang dapat dilakukannya penghematan sumber energi listrik. Dengan adanya energi biomassa, banyak variabel-variabel yang dapat dimanfaatkan munculnya sistem penghasil energi listrik salah satunya ialah sistem <em>Organic Rankine Cycles (ORC)</em>. Tujuan dari penelitian ini untuk rancangan alat penukar kalor yang terdapat dalam sistem ORC menggunakan refrigerant, memanfaatkan gas buang dari proses pirolisis yang merupakan salah satu proses biomassa dan merencanakan kontruksi alat penukar kalor yang berada dalam siklus ORC dengan jenis Shell and Tube. Alat penukar kalor yang direncanakan berjenis evaporator. Perencanaan ini menghitung perpindahan kalor dan kontruksi alat penukar kalor tipe Shell and Tube. Sistem <em>ORC</em> ini merupakan sebuah kesamaan pada sistem siklus <em>rankine</em>, yang membedakannya ialah jika siklus <em>rankine</em> menggunakan fluida kerjanya adalah air, <em>ORC</em> menggunakan fluida kerja refrigerant. Refrigerant dipanaskan sehingga menjadi uap yang akan memutar turbin. Ukuran utama yang didapatkan dari hasil perhitungan alat penukar kalor yaitu diameter dalam <em>Shell</em> 488,95 <em>mm</em> (19,25 in), dan panjang <!--?mso-application progid="Word.Document"?--> 143657,6 mm"> . Fluida yang mengalir pada <em>Shell</em> adalah gas buang, dan fluida yang mengalir pada <em>Tube</em> adalah refrigerant jenis R-134a, material 304 Stainless Steel dengan jumlah 73 <em>Tube</em>, tebal <em>Tube</em> 18 BWG, diameter luar <em>Tube</em> <!--?mso-application progid="Word.Document"?--> 1431,75 mm"> . Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa system OCR dapat ditukar dengan jenis sheel dan tube dengan spesifikasi diameter dalam Shell 19,25 in , menggunakan jumlah 73 tube, dengan tebal 18 BWG, berbahan 304 Stainless Steel, fluida yang mengalir adalah R 134a.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Telaumbanua, Janet S., and Eka Maulana. "PERANCANGAN SISTEM TERMAL PADA ORC KAPASITAS 10 KW." JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI 5, no. 2 (2020): 51. http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v5i2.7358.

Full text
Abstract:
<p>Tujuan perancangan sistem ini adalah untuk mengetahui penggabungan sistem dalam memanfaatkan energi panas yang terbuang dari teknologi pirolisis dan siklus organik rankine menggunakan metode perancangan Pahl & Beitz. Pada proses sistem kerja siklus organik rankine menggunakan fluida kerja R-134a dengan mempertimbangkan ODP, GWP, Life Time Atmosphere serta komponen yang digunakan pada sistem ini adalah jenis turbin uap impuls, kondensor berkependinginan air, pompa sentrifugal, alat penukar kalor Shell and Tube. Efisiensi penggabungan pirolisis dengan sistem siklus organik rankine bernilai 16% dengan kadar uap masuk turbin 96% dan hasil kerja turbin 38,7 kJ/kg, kerja kondensor 194,51 kJ/kg, kerja pompa 1 kJ/kg dan evaporator 234,2 kJ/kg. Hasil perhitungan dengan laju aliran massa 2kg/s, Temperatur masuk turbin 40 oC dan tekanan 1,6 MPa adalah 77,37 MW. Dari hasil perhitungan dan perkiraan perancangan daya yang dihasilkan turbin memiliki nilai beda yang besar disebabkan oleh entalpi dan entropi pada tabel properties fluida kerja memiliki nilai yang besar.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Perangin-angin, Siwan Ediamanta, and Sindak Hutauruk. "Perbandingan Performansi Sistem ORC Dengan Varian R-216CA, R-112a, R-141b dan n-Pentane Menggunakan Aspen HYSYS." SPROCKET JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING 2, no. 2 (2021): 42–48. http://dx.doi.org/10.36655/sproket.v2i2.526.

Full text
Abstract:
One of the generation systems that are widely used in various power generation industries is the Organic Rankine Cycle. This cycle has the advantage of a low evaporation point compared to the ordinary steam turbine cycle. The use of refrigerants is the key to the ORC system. Refrigerant is a fluid with quite unique characteristics and many types. This study discusses the use of various types of refrigerants used in the ORC system, namely R-216CA, R-112a, R-141b and n-pentane. By using the Aspen Hysys luna device, we can compare the performance of each Refrigerant Variant of the ORC system. With the same input parameters in each variant, namely for the incoming refrigerant temperature is 600C with a pressure of 450 Kpa, the pump exit pressure is 4000 Kpa, the results are obtained from the Pump Work, Q Condenser, Q Boiler and the resulting turbine power. The result is that the ORC system with refrigerant n-Pantene has a high value for Pump Work, Q Condenser, Q Boiler and Turbine Power produced, but when compared to performance, the System with Refrigerant with R-112a has a higher efficiency value when assessed from its performance.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Iwan Gunawan and Nazaruddin Sinaga. "WORKING FLUID REVIEW ON THE SYSTEM ORGANIC RANKINE CYCLE." Scientific Journal of Mechanical Engineering Kinematika 6, no. 1 (2021): 53–64. http://dx.doi.org/10.20527/sjmekinematika.v6i1.188.

Full text
Abstract:
Pada penelitian ini, penulis melakukan review penggunaan fluida kerja ORC yang disimulasikan menggunakan EES dan melakukan review pada beberapa jurnal yang dilakukan sebelumnya. Fluida kerja yang dianalisa adalah isopentane sebagai fluida kerja yang dipakai, isobutane dan R245fa, dimana isobutane menghasil power output yang lebih tinggi dibandingkan dengan fluida sekunder lainnya karena enthalpi uap yang masuk ke turbine dan enthalpi uap yang masuk ke kondenser yang dihasilkan lebih tinggi dan ini menyebabkan kalor yang masuk ke dalam sistem ORC lebih tinggi dibandingkan dengan fluida kerja lainnya. Pada sistem ORC banyak pilihan fluida kerja dan bisa diaplikasikan dalam sistem baik secara aktual maupun masih dalam research, baik dalam off design dalam bentuk paper, jurnal maupun aplikasi teknologi secara langsung dalam pembangkit listrik panas bumi, waste heat recovery plant atau tipe combine cycle lainnya. Pada beberapa sistem yang diteliti, R227ea memiliki efisiensi thermal yang lebih baik daripada fluida sekunder lainnya. Sedangkan pada waste heat power plant, R134a memiliki efisiensi yang lebih baik dari fluida sekunder yang diteliti. Dan pada research lainnya HFE-301 memiliki efisiensi thermal sebesar 85% pada aplikasi Radial inflow turbine dengan kecepatan sekitar 60.000 rpm dan menghasilkan daya sebesar 1,5 kW.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Maulana, Yahya, Yogi Sirodz Gaos, and Irvan Wiradinata. "ANALISIS KESEIMBANGAN TERMAL SISTEM PENDINGIN MESIN PEMBANGKIT LISTRIK ORC (ORGANIC RANKINE CYCLE) KAPASITAS 500 kW." AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin 5, no. 1 (2019): 24. http://dx.doi.org/10.32832/ame.v5i1.2354.

Full text
Abstract:
<p>Sistem pendingin <em>O</em><em>rganic </em><em>R</em><em>ankine </em><em>C</em><em>ycle</em> (ORC) merupakan komponen sistem pendingin yang sangat penting. Sistem ini terdiri dari kondensor, <em>dry cooler</em><em>,</em> dan pompa yang berfungsi untuk memaksimalkan efisiensi pada sistem ORC. Jenis kondensor yang digunakan yaitu jenis <em>one shell one pass tube</em> fluida yang juga digunakan pada sistem pendingin, n-pentane (sebagai fluida panas) dan air (sebagai fluida dingin). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan keseimbangan termal pada kondensor, <em>dry</em><em> </em><em>cooler</em>, dan pompa serta mendapatkan hasil perhitungan analisis termal pada laju perpindahan panas fluida n-pentane dan fluida air pendingin pada kondensor, <em>dry cooler</em><em>,</em> dan pompa ORC 500 kW. Proses pendinginan pada sistem pendingin ORC pada <em>dry cooler</em> telah mencapai temperatur pendingin optimum pada nilai temperatur 25°C sampai 35°C. Hal ini ditunjukkan pada nilai temperatur pendingin <em>dry cooler</em> berkisar pada temperatur 31°C sampai 32°C. Keseimbangan energi pada laju perpindahan panas n-pentane Q<sub>dc</sub> = 2,34 kW sedangkan laju energi yang diterima fluida air dingin yaitu Q<sub>c</sub> = 1,70 kW dan laju energi pada <em>dry cooler</em> Q<sub>eq</sub> = 0,64 kW menurut perhitungan diagram p-h.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Figueredo, Thiago De Souza, João Luiz De Medeiros Neto, Adriano Da Silva Marques, and Carlos Antônio Cabral Dos Santos. "Análise Exergoeconômica de um sistema de trigeração de energia operando com um Ciclo Rankine Orgânico." Revista Principia - Divulgação Científica e Tecnológica do IFPB 1, no. 54 (2021): 20. http://dx.doi.org/10.18265/1517-0306a2021v1n54p20-31.

Full text
Abstract:
<span class="fontstyle0">This work presents the results of the energetic, exergetic and exergoeconomic evaluation of a trigeneration system which is composed of an Organic Rankine Cycle (ORC), a simple effect Absorption Refrigeration System (SRA) and a boiler. The proposed system is driven by the residual heat of an industrial process. A computational code was developed on the EES (Engineering Equation Solver) platform to solve the thermodynamic and exergoeconomic equation of each equipment. The SPECO method (Specific Exergy Costing) was used for the exergoeconomic evaluation. Results indicated which equipment needs optimization in order of priority. The results show that the greatest destruction of exergy occurs in the ORC steam generator (56% of the total), followed by the condenser that presented an exergy destruction of 33%. Conversely, the pump and expander performed better, with low exergy destruction values. The results of the exergoeconomic evaluation also indicate that the steam generator and condenser from ORC need to be optimized before any other equipment, as they obtained the lowest values of the exergoeconomic factor (f</span><span class="fontstyle0">k</span><span class="fontstyle0">) and the highest values of the specific relative cost (r</span><span class="fontstyle0">k</span><span class="fontstyle0">).</span> <br /><br />
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Hanafi, Mamik Fatkul. "RANCANG BANGUN SISTEM INSTALASI OVERHEAD CRANE KAPASITAS 5 TON BEBRBASIS CUPID RADIO REMOTE CONTROL." Mechonversio: Mechanical Engineering Journal 2, no. 2 (2019): 39. http://dx.doi.org/10.51804/mmej.v2i2.617.

Full text
Abstract:
Overhead crane ( Ohc ) adalah alat yang digunakan untuk memindahkan benda atau material dari satu tempat ke tempat lain dengan mekanisme gerakan angkat turun, menyamping dan memanjang, yang umumnya banyak dipakai di dunia industri khususnya pabrik baja kontruksi. Tujuan dari penulisan artikel ini untuk merancang konsep mekanisme pengangkatan Ohc yang meliputi tali baja, sistem puli majemuk dengan empat suspensi, drum penggulung, motor pengangkat (hoist), pengaman beban dan sistem instalasi menggunakan cupid radio remote control. Untuk persyaratan keamanan peracangan Ohc, antara beban maksimal yang di digunakan dengan material yang dipakai untuk sistem instalasi harus sesuai, dengan memperhitungkan diameter dan kekuatan tali baja, sebagai acuan untuk merancang mekanisme pengangkatan, sehingga diketahui daya, kapasitas beban untuk selanjutnya dipakai memilih motor, pengaman, dan material yang digunakan pada sistem instalasi. Dari hasil rancangan sistem instalasi, selanjutnya pengujian menggunakan sistem cupid radio remote kontrol sehingga diketahui jarak aman pengoperasian Ohc.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Gusman, Ranji, Sujarwono Sujarwono, Heri Suherkiman, and Sunarko Sunarko. "PERANCANGAN MODIFIKASI SISTEM INSTRUMENTASI DAN KENDALI PADA SISTEM IRADIASI RABBIT HIDROLIK REAKTOR RSG-GAS BERBASIS OPC SERVER DAN LABVIEW." REAKTOR - Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir 15, no. 2 (2018): 1. http://dx.doi.org/10.17146/bprn.2018.15.2.5227.

Full text
Abstract:
PERANCANGAN MODIFIKASI SISTEM INSTRUMENTASI DAN KENDALI PADA SISTEM IRADIASI RABBIT HIDROLIK REAKTOR RSG-GAS BERBASIS OPC SERVER DAN LABVIEW. Sistem iradiasi rabbit hidrolik adalah salah satu fasilitas iradiasi yang terletak pada berilium reflektor teras reaktor yang digunakan untuk produksi radioisotop dan Analisa Aktivasi Neutron (AAN). Saat ini sistem iradiasi rabbit hidrolik tersebut, pada sistem instrumentasi dan kendalinya telah menggunakan PLC Siemens S7-300 CPU tipe 315-2DP dengan komunikasi serial MPI sebagai pengendali dan HMI menggunakan perangkat lunak WinCC. Pada sistem tersebut, belum semua parameter operasi diproses PLC dan masih menggunakan perangkat keras untuk melakukan pengaturan waktu iradiasi. Pada tulisan ini, dilakukan perancangan modifikasi sistem instrumentasi dan kendali sistem iradiasi rabbit hidrolik. Metode perancangan dilakukan dengan mempelajari sistem iradiasi rabbit hidrolik, pengumpulan data I/O dan parameter operasi, mengganti dan menambahkan perangkat keras yang diperlukan, pengaturan koneksi PLC dan pembuatan HMI. Pada perancangan dilakukan pengolahan parameter operasi secara keseluruhan seperti data sensor temperature, konduktivitas, level air, dan tekanan serta optimasi PLC Siemens S7-300 dengan mengganti CPU lama dengan CPU baru tipe 315-2PN/DP yang dilengkapi fasilitas komunikasi LAN dan menggunakan antarmuka OPC server. Pada perancangan digunakan perangkat lunak LabVIEW sebagai HMI untuk tampilan pengaturan waktu dan start iradiasi, perekaman data iradiasi, status posisi kapsul iradiasi, status sensor dan visualisasi sistem proses rabbit hidrolik. Kata kunci : perancangan modifikasi, sistem iradiasi rabbit hidrolik, OLE for Process Control (OPC), LabVIEW.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Suratno, Suratno, Dewi Narsen, and Abdurrahim Abdurrahim. "Analisis Kerja Relay OCR pada Jaringan Distribusi Tegangan Menengah 20 kV Penyulang T-13 GI Tengkawang." Just TI (Jurnal Sains Terapan Teknologi Informasi) 13, no. 2 (2021): 67. http://dx.doi.org/10.46964/justti.v13i2.737.

Full text
Abstract:
Masalah proteksi adalah hal yang penting dalam menjaga pendistribusian tenaga listrik secara kontinu pada sistem distribusi. Dengan sistem proteksi, deteksi ketika terjadi suatu gangguan dapat dilakukan secepat mungkin untuk mengisolasi bagian yang terganggu sehingga tidak mempengaruhi seluruh sistem. Sistem proteksi berperan penting dalam peningkatan keandalan sistem listrik pada jaringan tegangan menengah 20 kV GI Tengkawang. Melihat masalah itu, penelitian analisis Over Current Relay (OCR) di jaringan distribusi tegangan menengah 20 kV penyulang T-13 GI Tengkawang penting untuk dilakukan. Adanya penggunaan perangkat lunak ETAP 12.6.0 sangat membantu untuk merencanakan diagram satu garis, menghitung arus hubungan pendek minimum dan maksimum, serta simulasi operasi OCR. Pengaturan OCR diperoleh dari hasil perhitungan secara manual dengan karakteristik standard inverse, pick up 0,5 detik, time dial 1,29 detik, instan 19,51 dan time delay 0,8 detik. Berdasarkan simulasi, OCR bekerja dengan baik dan mampu mengatasi gangguan dengan secepat mungkin
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Sousa, Leonardo Cordeiro, and Saul Duarte Tibaldi. "O Papel do Brasil no Sistema Interamericano de Direito Humanos." Revista de Direitos Humanos em Perspectiva 2, no. 2 (2016): 99. http://dx.doi.org/10.26668/indexlawjournals/2526-0197/2016.v2i2.1397.

Full text
Abstract:
Este trabalho, através do método de pesquisa bibliográfico, tem como objetivo analisar o papel do Brasil no Sistema Interamericano de Direitos Humanos ao explicitar sua postura em diferentes momentos que contribuíram ora para o fortalecimento, ora para o enfraquecimento do Sistema de Proteção. Para tanto, será estudada a atuação do Estado Brasileiro no período anterior à redemocratização (1948-1985); a postura do Brasil no período posterior à redemocratização (1985 até março de 2011); a atuação do Brasil a partir de abril de 2011; e a influência da ação penal 470 na postura diplomática do país.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
More sources
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography