To see the other types of publications on this topic, follow the link: Smektyt.

Journal articles on the topic 'Smektyt'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 27 journal articles for your research on the topic 'Smektyt.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Panna, Wojciech, Piotr Wyszomirski, and Ryszard Myszka. "Characteristics of the Clayey-Siliceous Rock From The Dylągówka–Zapady Deposit (Polish Flysch Carpathians) as a Mineral Raw Material." Gospodarka Surowcami Mineralnymi 30, no. 2 (June 1, 2014): 85–101. http://dx.doi.org/10.2478/gospo-2014-0012.

Full text
Abstract:
Streszczenie Badaniom zostały poddane trzy próbki z nieeksploatowanego dotąd złoża Dylągówka-Zapady. Charakterystyka surowcowa tych próbek, pochodzących z różnych głębokości złoża, polegała na określeniu ich składu fazowego (przy użyciu takich metod jak: analiza rentgenograficzna, spek- troskopia w podczerwieni oraz analiza termiczna), składu chemicznego, ziarnowego oraz określenia właściwości sorpcyjnych. Badania te wykazały, że kopalina w przekroju pionowym złoża wykazuje zmienny skład chemiczny i mineralny, aczkolwiek generalnie jest zasobna w minerały grupy smektytu (montmorillonit). Zawartość tego minerału ilastego mieści się w przedziale 28^3%. Kolejną fazą mineralną, która ma istotny wpływ na właściwości technologiczne omawianej kopaliny jest opal. Obecność tej fazy krzemionkowej została potwierdzona analizą rcntgenograficzną i termiczną. Stwierdzono, że w próbkach pobranych z różnych głębokości złoża występuje zarówno opal-A jak i opal-CT. Ponadto, w próbce pobranej z nadkładu złoża, stwierdzono także obecność innego minerału palinic podwyższonej ilości smektytów, opalu i zcolitów, wiąże się jej wybitna drobnoziarnistość i dobre właściwości sorpcyjne, co predysponuje ją do wykorzystania jako sorbentu różnego rodzaju zanieczyszczeń.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Gentana, Dewi, Nana Sulaksana, Emi Sukiyah, and Euis Tintin Yuningsih. "ALTERASI HIDROTERMAL GUNUNG RENDINGAN BERDASARKAN ANALISIS PETROGRAFI DAN X-RAY DIFFRACTION (XRD)." Buletin Sumber Daya Geologi 13, no. 3 (November 30, 2018): 177–98. http://dx.doi.org/10.47599/bsdg.v13i3.231.

Full text
Abstract:
Daerah penelitian terletak di daerah panas bumi Gunung Rendingan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Daerah penelitian dipengaruhi oleh Sesar Semangko, mempunyai pola sesar berarah Barat Laut -Tenggara dan Timur Laut – Barat Daya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui himpunan mineral alterasi berdasarkan analisis petrografi dan X-Ray Diffraction (XRD). Analisis petrografi digunakan untuk mengetahui mineral alterasi sebagai indikator temperatur dan fluida hidrothermal di daerah penelitian. Analisis XRD dilakukan untuk mengindentifikasi jenis mineral lempung. Berdasarkan analisis petrografi dan XRD pada batuan permukaan di daerah penelitian menghadirkan mineral kelompok lempung yang terdiri dari smektit, ilit, serisit dan kaolinit. Hasil analisis petrografi dan XRD terhadap serbuk bor (cutting) dari sumur XD-1, XD-2 dan XD-3 memperlihatkan himpunan mineral alterasi hidrotermal smektit-kaolinit-serisit dan ilit-epidot pada sumur XD-1, himpunan mineral serisit-smektit, smektit-ilit dan ilit-epidot pada sumur XD-2, himpunan mineral smektit-kaolinit dan ilit-smektit-epidot pada sumur XD-3. Berdasarkan himpunan mineral alterasi tersebut dapat diperkirakan temperatur bawah permukaan di daerah penelitian berkisar 150°-300°C pada kedalaman 700 – 1900 mKu sebagai zona reservoir. Kehadiran mineral kalk-silikat yaitu epidot bersama wairaikit dan prehnit sebagai indikator zona reservoir memiliki temperatur yang baik. Batuan di daerah penelitian memiliki permeabilitas yang baik dengan kehadiran mineral adularia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Hombrink, Jörg, Dietmar Fröhlich, Michael Glatzel, Alfred Krauß, Hans-Joachim Thiel, Johann Meier, Dieter Hamann, Ralph Mücke, Felix Herbert Glaser, and Sabine Köst. "Prophylaxe der strahleninduzierten Diarrhö durch Smektit." Strahlentherapie und Onkologie 176, no. 4 (April 1, 2000): 173–79. http://dx.doi.org/10.1007/s000660050053.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Purbiyantoro, Aldila Jasmine, Agus Didit Haryanto, Euis Tintin Yuningsih, and Haris Siagian. "KARAKTERISTIK ZONASI BATUAN RESERVOAR BERDASARKAN PETROGRAFI, SERBUK BOR, UJI TEKANAN DAN TEMPERATUR DI LAPANGAN PANAS BUMI SOKORIA, KABUPATEN ENDE, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR." Buletin Sumber Daya Geologi 15, no. 2 (August 31, 2020): 129–39. http://dx.doi.org/10.47599/bsdg.v15i2.291.

Full text
Abstract:
Lapangan Panas Bumi Sokoria terletak di Desa Sokoria, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik zonasi secara vertikal batuan penudung, transisi dan reservoar pada sumur W-1 dan W-2. Pendekatan yang digunakan adalah analisis petrografi dan analisis metilen biru (MeB) untuk mengetahui rasio ilit-smektit dan kehadiran mineral alterasi dalam batuan sebagai indikator batas zona batuan penudung, transisi dan reservoar. Uji tekanan dan temperatur (P&T Test) juga digunakan sebagai panduan dalam penentuan zonasi. Hasil yang didapat bahwa zona penudung panas bumi berada dari permukaan hingga kedalaman 700 mVD (meter vertical depth), dibuktikan oleh indeks MeB sedang – tinggi (20 – 80%) penciri smektit serta temperatur batuan sekitar 100°C. Zona transisi berada dari kedalaman 700 mVD – 1100 mVD, dibuktikan oleh indeks MeB rendah (6 – 20%) sebagai penciri ilit dan ilit-smektit serta temperatur uji mencapai 200°C. Zona reservoar berada pada kedalaman 1100 mVD, dicirikan oleh indeks MeB sangat rendah (<10 %) sebagai penciri ilit serta kemunculan epidot pada sumur W-1 di kedalaman 1119 mMD (meter measured depth) dan sumur W-2 di kedalaman 1338 mMD, uji P&T menunjukkan temperatur reservoar dapat mencapai 250°C.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Samuels, Theresia Fernandha, and Arifudin Idrus. "Geologi, Karakteristik Alterasi Hidrotermal dan Mineralisasi Bijih pada Pit Purnama Martabe, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara." PROMINE 9, no. 1 (September 22, 2021): 37–44. http://dx.doi.org/10.33019/promine.v9i1.2118.

Full text
Abstract:
Tingginya angka kebutuhan logam berupa emas, perak, dan tembaga serta keterdapatannya yang terbatas menyebabkan pemahaman mengenai kondisi geologi, karakteristik alterasi, dan mineralisasi bijih diperlukan dalam proses eksplorasi yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi, karakteristik dan persebaran alterasi serta mineralisasi bijih di Pit Purnama Martabe berdasarkan hasil pemetaan, deskripsi intibor dan pengambilan sampel yang kemudian dianalisis dengan XRF (X-Ray Fluorescenes), ASD (Analytical Spectral Device), petrografi, dan mikroskopi bijih. Litologi di daerah penelitian tersusun satuan lava andesit, satuan kubah intrusi diorit, dan satuan breksi freatomagmatik polimiktik. Berdasarkan analisis ASD, zona alterasi yang berkembang terdiri atas alterasi silika vuggy-masif, zona alterasi silika+dikit±alunit, ilit+smektit, dan smektit+klorit. Berdasarkan analisis mineragrafi dan ditunjang oleh data XRF, dapat diketahui bahwa mineralisasi di daerah penelitian berupa pirit, enargit, hematit, goetit, dan jarosit. Kondisi geologi yang mengontrol persebaran alterasi dan mineralisasi yang terjadi adalah adanya struktur berarah timur laut – barat daya berupa urat kuarsa dan barat laut – tenggara, serta litologi yang memiliki porositas bervariasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Sukaesih, Sukaesih, Yuanno Rezky, Mega Fatimah Rosana, and Undang Mardiana. "ALTERASI DI SUMUR PENGEBORAN SMN-1 DAN SMN-2 DI DAERAH PANAS BUMI SUMANI, KABUPATEN SOLOK, PROPINSI SUMATERA BARAT." Buletin Sumber Daya Geologi 10, no. 3 (November 8, 2015): 20–33. http://dx.doi.org/10.47599/bsdg.v10i3.145.

Full text
Abstract:
Daerah penelitian berada di lokasi sumur pengeboran SMN-1 dan lokasi sumur pengeboran SMN-2 berada di daerah panas bumi Sumani, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat. Penelitian dilakukan untuk mengetahui tipe alterasi bawah permukaan dalam lingkungan sistem panas bumi daerah Sumani. Metode yang digunakan adalah melakukan deskripsi megaskopis, mikroskopis dananalisis karakterisasi terhadap batuan inti dari sumur SMN-1 (702 meter) dan SMN-2 (428 meter). Dilakukan juga pengukuran suhu pada sumur SMN-1 dan SMN-2 untuk mengetahui anomali gradien geothermal. Berdasarkan hasil penelitian diketahui jenis-jenis mineral yang terbentuk dalam batuan bawah permukaan dan tipe ubahan serta korelasi zonasi alterasi bawah permukaan. Mineral ubahan yang dijumpai dalam batuan inti sumur SMN-1 terdiri dari; montmorilonit, smektit, sulfat, silika, halit, hematit, oksida vanadium, arsenat, karbonat, zeolit, ilit, pirofilit, klorit, muskovit, dan opal. Mineral ubahan yangterbentuk dalam sumur SMN-2 terdiri dari; kaolinit, montmorilonit, smektit, hematit, posfat, silikat, zeolit dan karbonat. Berdasarkan hasil pengelompokan mineral ubahan yang terbentuk dalam batuan bawah permukaan, sumur SMN-1 didominasi oleh tipe argilik (hingga kedalaman 100 meter) dan tipe propilitik (100-702 meter), sedangkan Sumur SMN-2 merupakan tipe ubahan argilik. Gradien geothermal dari permukaan hingga kedalaman 700 m di sumur SMN-1 menunjukkan ratarata 12,86 o C/100 meter, sedangkan di sumur SMN-2 diperoleh rata-rata 7 derajat C/100 meter.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

BREEZE, ANDREW. "MIDDLE ENGLISH CAMMEDE ‘BOWLEGGED’ IN SWARTE SMEKYD SMETHES." Notes and Queries 41, no. 2 (June 1, 1994): 148—b—150. http://dx.doi.org/10.1093/nq/41-2-148b.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

OLEKSY, MARIUSZ, and HENRYK GALINA. "Thixotropic unsaturated polyester resins of prolonged durability with modified smectites added." Polimery 45, no. 07/08 (July 2000): 541–47. http://dx.doi.org/10.14314/polimery.2000.541.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Mitsurina, E. A., and L. N. Gamko. "Milk quality indicators, productivity in cows and changes in blood composition when feeding mineral supplements." Agrarian science 344, no. 1 (March 13, 2021): 26–29. http://dx.doi.org/10.32634/0869-8155-2021-344-1-26-29.

Full text
Abstract:
Relevance. This article shows the influence of the same doses of natural mineral supplements "Stimul" and smectite trepel, their positive impact on increasing productivity, as well as changes in the hematological parameters of the blood of lactating cows.Results. Feeding natural zeolites provided the need for biologically active substances and improvement of individual indicators of dairy products.The mass fraction of fat in the 1st experimental group was 0.1% higher, and the amount of protein was in the range of 2.9–3.1%. At the same time, it should be noted that the most stimulating effect on mineral metabolism in the body of lactating cows with the same composition of rations was better used in the mineral part of the diet was better used, which included 3.0% smekty trepel from dry matter.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Nursyamsi, Dedi, Komaruddin Idris, Supiandi Sabiham, Djunaedi Abdul Rachim, and Agus Sofyan. "NH4+, dan Fe3+ terhadap Ketersediaan K Jerapan dan Pengaruh Na+, NH4+ pada Tanah-tanah yang Didominasi Mineral Liat Smektit." JOURNAL OF TROPICAL SOILS 14, no. 1 (January 1, 2009): 33. http://dx.doi.org/10.5400/jts.2009.v14i1.33-40.

Full text
Abstract:
Total content of potassium in smectitic soils is commonly high, however its availability for plant growth is frequently problem because it is fixed at interlayer space of 2:1 type of clay mineral. The research was aimed to study the sorption and effect of Na+, NH +, and Fe3+ on soil available K at smectitic soils. It was conducted in Laboratory of Research and Soil Test, Indonesian Soil Research Institute by using four of soil samples taken from Bogor (Typic Hapludalfs), Cilacap (Chromic Endoaquerts), Ngawi (Typic Endoaquerts), and Blora (Typic Haplustalfs). Incubation experiment used Randomized Completely Block Design, 4 treatments, and 5 replications. The treatment consisted of without cation, application of Na+, NH +, and Fe3+ from NaCl, NH Cl, and FeCl respectively at 50% of maximum adsorption level. The results showed that soil sorption, buffering capacity, and maximum sorption of Fe3+ were higher than NH + and Na+, while the variables of NH + were similar with those of Na+. Among the treatments,bond energy constant was in order of Na+ > Fe3+ > NH + at Alfisols and it was in order of Fe3+ > Na+ > NH + at Vertisols. Among the soils, the soil sorption, buffering capacity, and maximum sorption were in order of Vertisols > Alfisols. The application of Na+ significantly increased soil soluble-K at Chromic Endoaquerts and Typic Endoaquerts; NH + significantly increased soil exchangeable K at Typic Hapludalfs, Chromic Endoaquerts, and Typic Endoaquerts; while Fe3+ significantly increased both variables in all tested soils.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Oktaviany, Vina, Johanes Hutabarat, and Agus Didit Haryanto. "ESTIMASI TEMPERATUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN KEHADIRAN MINERAL ALTERASI PADA SUMUR “X” LAPANGAN PANAS BUMI WAYANG WINDU, PANGALENGAN, KABUPATEN BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT." Buletin Sumber Daya Geologi 12, no. 2 (August 31, 2017): 123–33. http://dx.doi.org/10.47599/bsdg.v12i2.39.

Full text
Abstract:
Temperatur merupakan aspek penting dalam sistem panas bumi untuk pengembangan panas bumi sebagai sumber energi. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui jenis litologi, mineral alterasi, tipe dan intensitas alterasi serta penyebarannya pada sumur X, dan bertujuan menentukan temperatur berdasarkan geotermometer mineral yang kemudian dibandingkan dengan data hasil pengukuran temperatur (T) sumur. Objek dalam penelitian ini berupa serbuk bor (cutting) dari sumur X yang dianalisis dengan metode petrologi, petrografi, dan XRD. Hasilnya menunjukkan, bahwa litologi sumur X terdiri atas andesit terubah, tuf litik terubah, dan tuf kristal terubah. Mineral alterasi yang berkembang didominasi oleh mineral alterasi dengan pH netral yang berupa kuarsa sekunder, kalsit, epidot, montmorilonit, illit, smektit, klorit, oksida besi, dan pirit, serta beberapa mineral ber-pH asam seperti kaolinit, kristobalit, anhidrit, dan haloysit. Berdasarkan asosiasi mineralnya, alterasi pada sumur X dibagi menjadi tiga tipe, yaitu alterasi argilik dengan perkiraan temperatur antara 150oC hingga 180oC, alterasi subpropilitik antara 150oC s.d. 220oC, dan alterasi propilitik antara 210oC s.d. 280oC. Secara umum, hasil geotermometer mineral ini menunjukkan data temperatur yang lebih tinggi dibandingkan data T berdasarkan pengukuran sumur.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Winarno, Tri, Anis Kurniasih, Jenian Marin, and Ari Istiqomah Kusuma. "Identifikasi Jenis dan Karakteristik Lempung di Perbukitan Jiwo, Bayat, Klaten dan Arahannya sebagai Bahan Galian Industri." Teknik 38, no. 2 (January 2, 2018): 65. http://dx.doi.org/10.14710/teknik.v38i2.12942.

Full text
Abstract:
Perbukitan Jiwo di Bayat, Klaten, merupakan suatu inlier dari batuan Pra-Tersier dan Tersier di sekitar endapan Kuarter. Perbukitan Jiwo tersebut mempunyai kondisi geologi yang kompleks. Salah satu batuan yang menyusun Kompleks Perbukitan Jiwo adalah batuan metamorf berupa sekis dan filit. Batuan metamorf tersebut telah mengalami pelapukan yang intensif, ditandai dengan hadirnya soil yang berwarna merah. Hasil pelapukan batuan metamorf tersebut berupa lempung yang telah dimanfaatkan oleh penduduk sekitar sebagai bahan pembuatan gerabah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis mineral lempung di Perbukitan Jiwo dan juga karakteristik fisik dan kimia dari mineral lempung tersebut untuk melihat potensi lempung untuk bidang industri. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode analisis XRD untuk mengetahui karakteristik mineralogi lempung, analisis XRF untuk mengetahui kandungan kimia lempung dan metode analisis fisik untuk mengetahui karakteristik fisik dan megaskopis lempung. Berdasarkan hasil analisis, jenis mineral lempung yang dijumpai adalah kaolinit, smektit dan serisit. Lempung tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan gerabah. Lempung tersebut tidak dapat digunakan dalam industri lain seperti farmasi, kosmetik dan kertas karena tidak memenuhi persyaratan kadar kimia
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Nada Salsabila Deva, Euis Tintin Yuningsih, Kurnia Arfiansyah Fachrudin, Nur Afrianti Saala, and Ade Triyunita. "KARAKTERISTIK ALTERASI DAN TEKSTUR URAT KUARSA PADA PIT BARANI, CEBAKAN EMAS MARTABE, KABUPATEN TAPANULI SELATAN, PROVINSI SUMATRA UTARA." Buletin Sumber Daya Geologi 15, no. 3 (November 30, 2020): 156–68. http://dx.doi.org/10.47599/bsdg.v15i3.303.

Full text
Abstract:
Pit Barani merupakan bagian dari wilayah kontrak karya PT Agincourt Resources yang terletak di Kelurahan Aek Pining, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara. Pit Barani berupa tambang terbuka, dengan tipe cebakan epitermal berupa urat-urat yang menjadi tempat konsentrasi lebih banyak unsur logam. Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik alterasi dan variasi tekstur urat kuarsa yang banyak terdapat pada daerah Pit Barani dan mengidentifikasi tekstur urat kuarsa pembawa mineralisasi yang ekonomis. Pengambilan conto batuan dilakukan pada saat pemetaan pit dan identifikasi mineral alterasi menggunakan analisis laboratorium berupa analytical spectral devices (ASD), serta analisis geokimia untuk mengetahui kadar unsur Au, Ag, dan Cu. Hasil penelitian menunjukkan zona alterasi yang berkembang terdiri dari zona alterasi argilik (kaolinit+illit+smektit), argilik lanjut (kuarsa+kaolinit+dikit), dan silisifikasi (kuarsa+kalsedon+kaolinit). Tekstur urat kuarsa yang berkembang pada daerah penelitian terdiri dari masif, crustiform, crustiform-colloform, brecciated, bladed, dan saccharoidal. Tekstur urat kuarsa pembawa mineralisasi dengan kadar emas tinggi berupa crustiform-colloform, banded diikuti oleh massive quartz oxide, dan lattice bladed. Urat kuarsa tersebut berasosiasi dengan mineral lempung kaolinit+dikit dengan tingkat oksidasi sedang sampai tinggi, serta berasosiasi dengan sulfida abu-abu yang mengandung kadar tertinggi mencapai Au 76,65 ppm dan Ag 34 ppm.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Mawardi, M., Putu Sudira, Bambang Hendro Sunarminto, Totok Gunawan, and Benito Hadi Purwanto. "Pengaruh Pasang Surut terhadap Pengendapan Lumpur di Lahan Sawah Rawa Kawasan Sungai Barito Kalimantan Selatan." agriTECH 38, no. 3 (March 12, 2019): 273. http://dx.doi.org/10.22146/agritech.33863.

Full text
Abstract:
Swamp land has a great potential to be developed as a paddy field area. However it has many constraints such as-phyrite (FeS2) at the depth of 30–60 cm and lack of soil nutrition. On the other hand, supply of marine clay from the sea which contains a lot of smektit clay mineral can be used to netralize this condition. Mud clay is very important for the development of rice root because it contains much nutrition and to enlarge the top of soil reducing the oxidation of phyrite. This study was conducted from January 2016 to June 2017 in swamp land area of Barito River of South Kalimantan. Data was collected by measuring the difference between maximum and minimum sea tide (tidal amplitude) and the deposition of mud clay. The results indicated that the distribution of mud clay deposit vary depends on the geography and the tidal amplitude of the zone. Zone VII has higher concenration of mud clay than the other one. The distribution pattern of mud clay deposit follows the parabola type, verticaly and horizontaly type, as well. Increasing of mud clay at all of the zone areas are not significantly effected by the daily tidal amplitude, only depends on climate condition/the season change.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Verdiansyah, Okki. "PERUBAHAN UNSUR GEOKIMIA BATUAN HASIL ALTERASI HIDROTERMAL DI GUNUNG WUNGKAL, GODEAN, YOGYAKARTA." KURVATEK 1, no. 1 (April 29, 2016): 9. http://dx.doi.org/10.33579/krvtk.v1i1.198.

Full text
Abstract:
Daerah Godean merupakan daerah perbukitan yang terdiri dari batuan beku yang diikuti oleh adanya alterasi hidrotermal dan pelapukan batuan yang cukup intensif. Litologi daerah Gunung Wungkal terdiri dari Andesit dasitik sampai dasit hornblenda, yang teralterasi lemah (klorit-pirit ) sampai kaolinit-smektit kuat kemudian terlapukan. Perubahan batuan terlihat dari adaya perubahan mineral, massa, volume dan geokimia mineral yang selanjutnya dihitung dengan metode Isocon - Grant (1986, 2005). Kemiringan (slope) isocon diperoleh dari nilai unsur ‘immobile’ (Ga, Y, Dy, Tm, Th) sebesar 1.01. Geokimia batuan alterasi lemah menuju argilik menunjukan adanya perubahan massa sebesar -0.76% , perubahan volume +13.29 %, dengan penambahan oksida utama P2O5, TiO2, Fe2O3, Al2O3 mencapai 0.24, penurunan oksida utama Na2O, K2O, MnO, MgO, CaO mencapai 0.65 serta diikuti perubahan signifikan unsur tanah jarang Ho, Lu, Yb dan Er mencapai 0.24, sedangkan penurunan unsur tanah jarang Ce, Nd, Pr, La mencapai 0.15, sedangkan penabahan unsur jejak Pb, Tl, As, Cs mencapai 2.24. Perubahan unsur – unsur diinterpretasi sebagai faktor adanya perubahan mineralogi dari peningkatan pengaruh hidrotermal yang diikuti pelapukanl dengan bukti keberadaan sulfida (pirit) yang teroksidasi menjadi limonit, pengkayaan mineral lempung berupa kaolinit dan halloysit pada daerah Godean. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai pembuktian adanya alterasi hidrotermal, serta dapat digunakan untuk penelitian mengenai hal terkait lebih lanjut pada daerah Godean, ataupun daerah setipe lainnya. Kata kunci: Geokimia, Isocon, Alterasi hidrotermal, Mineral, Yogyakarta
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Arsha Maulana and Ferian Anggara. "KARAKTERISTIK BATUBARA TERPENGARUH INTRUSI DI TAMBANG AIR LAYA, SUMATRA SELATAN DAN POTENSINYA SEBAGAI MATERIAL UNTUK PEMBUATAN GRAFIT SINTETIS." Buletin Sumber Daya Geologi 15, no. 3 (December 1, 2020): 184–200. http://dx.doi.org/10.47599/bsdg.v15i3.310.

Full text
Abstract:
Grafit dapat diaplikasikan dalam berbagai macam kegunaan misal sebagai material tahan panas, baterai, dan elektroda. Material grafit bisa didapat melalui grafit sintetis yang berasal dari batubara antrasit yang terpanaskan pada suhu di atas 2000ºC. Kondisi batubara yang terpanaskan secara alami dapat ditemui pada batubara yang terpengaruh intrusi batuan beku di Tambang Air Laya (TAL), Tanjung Enim, Sumatra Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik batubara terpengaruh intrusi batuan beku dan potensinya sebagai material untuk pembentukan grafit sintetis. Empat sampel batubara yang berasal dari 4 seam dengan jarak bervariasi terhadap intrusi diambil dan dipreparasi untuk dilakukan analisis sayatan poles, random vitrinite reflectance (Rvr), proksimat, X-Ray Diffractometry (XRD), Total Carbon (TC), Total Organic Carbon (TOC), Total Inorganic Carbon (TIC), serta analisis micro-Raman spectroscopy. Batubara terpengaruh intrusi batuan beku di lokasi penelitian mengalami kenaikan vitrinite reflectance dan kandungan fixed carbon (karbon tertambat) serta penurunan nilai moisture (kadar lengas) dan volatile matter (zat terbang) seiring berkurangnya jarak terhadap tubuh intrusi. Batubara seam A1 berperingkat low volatile bituminous coal (%Ro= 2,01%) yang memiliki jarak terdekat dengan tubuh intrusi memiliki derajat pembatubaraan dan kandungan presentase mineral tertinggi. Batubara seam A1 memiliki banyak asosiasi mineral lempung yang dijumpai seperti ilit, smektit, dan rektorit sehingga dapat meningkatkan derajat kristalinitas dalam proses pembatubaraan dan akan mempermudah pada proses pembentukan grafit sintesis dalam proses selanjutnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Suparman, Suparman. "SUMUR INJEKSI MT- 6 DI LAPANGAN PANAS BUMI MATALOKO, KABUPATEN NGADA – NUSA TENGGARA TIMUR." Buletin Sumber Daya Geologi 4, no. 2 (August 10, 2009): 58–67. http://dx.doi.org/10.47599/bsdg.v4i2.181.

Full text
Abstract:
Litologi sumur MT-6 disusun oleh Breksi Tufa Terubah dan Andesit Terubah. Mineral ubahan didominasi oleh oksida besi dan mineral lempung (kaolinit, smektit dan montmorilonit), dengan/tanpa, pirit, karbonat/kalsit, kuarsa sekunder, dan anhidrit dengan Intensitas ubahan bervariasi dari sedang sampai sangat kuat, termasuk dalam tipe ubahan argilik dikelompokkan menjadi lapisan over burden dan lapisan penudung. Mulai kedalaman 42.45 m terjadi hilang sirkulasi total (TLC), atasi TLC dengan berbagai macam material loss (LCM) dan beberapa kali semen sumbat, tidak berhasill. Operasi pemboran dilanjutkan dengan bor buta sampai kedalaman 123.76 m. Zona loss diperkirakan berupa rongga besar terutama pada interval kedalaman 43 s/d 48 m, ditunjukkan dengan terjadinya “drilling break”, rekahan diperkirakan menerus tidak teratursampai dasar, interpretasi ini diperkuat oleh terjadinya TLC walaupun telah dimasukan puluhan meter kubik LCM dan lebih dari 2000 M3 air serta lumpur.Temperatur sumur injeksi MT-6 di kedalaman 123 m terukur = 63.2 C, menunjukkan adanya gradien panas di kedalaman tersebut, tetapi tidak akan menimbulkan semburan karena masih jauh ke temperatur “boilling point”.Sumur MT-6 cocok digunakan sebagai sumur injeksi di lapangan panas bumi Mataloko, karena tidak berpengaruh terhadap sumur-sumur terdahulu (MT-2, MT-3, MT-4, dan MT-5), tidak ada aliran balik (TLC), serta tidak Tengkontaminasi mata air di sekitar lokasi sampai jarak  4 km dengan beda ketinggian lebih dari 300 m.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Arifin, Asri, Mega Fatimah Rosana, Euis Tintin Yuningsih, and Boy Yoseph. "GEOLOGI DAN KARAKTERISTIK BIJIH PIT RAMBA JORING DEPOSIT MARTABE, SUMATERA UTARA." Buletin Sumber Daya Geologi 14, no. 2 (August 19, 2019): 79–95. http://dx.doi.org/10.47599/bsdg.v14i2.247.

Full text
Abstract:
Deposit Ramba Joring merupakan bagian dari wilayah Kontrak Karya (KK) pertambangan umum PT Agincourt Resources yang terletak di Kelurahan Aek Pining, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi meliputi geomorfologi, stratigrafi dan struktur geologi serta karakteristik bijih yang mengandung emas-perak pada deposit Ramba Joring. Penelitian dilakukan pada 44 lubang bor dan 15 conto permukaan. Penelitian menggunakan metode analisis petrografi sayatan tipis dan poles, Analytical Spectral Devices (ASD), Scanning Electron Microscopy with Energy Dispersive (SEM EDS) serta pengolahan statistik data geokimia assay berupa nilai kadar kandungan Au, Ag, Cu, SxS (sulfide sulphur) yang didapatkan melalui analisis Atomic Absoption Spectrometry (AAS). Daerah penelitian tersusun oleh litologi, diurutkan dari tua ke muda, berupa satuan andesit hornblende dan breksi polimik-monomik. Satuan batuan andesit hornblende dan breksi polimik-monomik teralterasi kuat oleh empat jenis alterasi yaitu, silisifikasi (kuarsa-kalsedon-alunit-kaolinit±dikit), argilik lanjut (alunit±kuarsa-kaolinit±dikit-pirofilit), argilik (ilit±smektit-alunit-kaolinit-kuarsa) dan propilitik (klorit-epidot-kalsit). Terdapat enam jenis mineral sulfida pada daerah penelitian, paragenesa dimulai dari pirit, enargit, tennantit, tetrahedrit dan kovelit bersamaan dengan pengendapan emas-perak serta pirit dengan kristal berbentuk sempurna yang terbentuk paling akhir. Hasil uji pada data assay geokimia menunjukkan adanya korelasi antara kandungan unsur Au, Ag, Cu dan SxS (sulfide sulphur) terhadap jenis alterasi. Diketahui bahwa mineralisasi emas dan logam lainnya berasosiasiasi dengan mineral sulfida yang melimpah pada alterasi silisifikasi namun semakin berkurang pada jenis alterasi argilik hingga menghilang pada alterasi propilitik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Ramadhan, Agus M. "Tekanan Luap di Bagian Darat dan Cekungan Jawa Timur Utara dan Implikasinya terhadap Kondisi Tegasan pada Masa Kini." Lembaran publikasi minyak dan gas bumi 55, no. 2 (April 30, 2021): 115–27. http://dx.doi.org/10.29017/lpmgb.55.2.609.

Full text
Abstract:
Cekungan Jawa Timur Utara merupakan salah satu cekungan sedimen di Indonesia dengan kondisi tekanan fluida di bawah permukaan yang overpressure. Beberapa sumur yang dibor di cekungan ini mengalami berbagai masalah pengeboran seperti kick, caving, dan stuck pipe. Untuk menghindari masalah-masalah tersebut, maka karakteristik overpressure harus diketahui dengan baik. Selain itu, tekanan fluida juga mempengaruhi kondisi tegasan di bawah permukaan dan kondisi tegasan tersebut dapat mempengaruhi kestabilan sumur bor. Studi ini dilakukan untuk menganalisis karakteristik overpressure di Cekungan Jawa Timur Utara dan pengaruh overpressure terhadap kondisi tegasan pada masa kini di cekungan tersebut. Data yang digunakan dalam studi ini berasal dari delapan sumur, yang terdiri atas data tekanan langsung dan tidak langsung, leak-off test (LOT), dan wireline log. Dalam studi ini, tekanan fluida dianalisis berdasarkan data tekanan langsung dan tidak langsung serta respons wireline log. Adapun pengaruh overpressure terhadap kondisi tegasan pada masa kini dianalisis menggunakan kriteria kegagalan pada Mohr-Coulomb. Profil tekanan/tegasan terhadap kedalaman menunjukkan bahwa tekanan fluida pada zona overpressure relatif paralel dengan tegasan vertikal yang mengindikasikan bahwa mekanisme pembentukan overpressure adalah pembebanan (loading). Respons log densitas dan sonik yang relatif konstan terhadap kedalaman juga mengindikasikan hal tersebut. Meskipun demikian, plot silang antara log sonik dan log densitas mengindikasikan bahwa mekanisme unloading berupa transformasi mineral smektit menjadi ilit juga berperan dalam pembentukan overpressure di cekungan ini. Sementara itu, kriteria kegagalan pada Mohr-Coulomb menunjukkan bahwa overpressure menyebabkan tegasan pada masa kini berada dalam kondisi kritis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Nurcholis, Mohammad, and Aris Buntoro. "Pertumbuhan Material Interlayer di Mineral Lempung Smekit di Tanah Leptic Hapludert yang Berkembang di atas Ca-Bentonit di Nanggulan Kulon Progo." Forum Geografi 26, no. 2 (December 20, 2012): 178. http://dx.doi.org/10.23917/forgeo.v26i2.5071.

Full text
Abstract:
The objective of this study was to understand the mineralogical characteristics of the bentonite and its upper developed soil, at Nanggulan Kulonprogo. Separation and collection of clay fraction were done by fractionation on suspension at pH 10 after organic matter was oxidized using H2O2. Characteristics of clay mineral was analyzed using X-ray diffraction on parallel oriented samples after Mg saturation, glycerol solvation, or K saturation, and its following successive heating at 100°C, 300°C and 550°C. Cation exchange capacity (CEC) and the exchangeable bases were analyzed using saturation of NH4OAc 1N pH 7. Results showed that clay materials of both samples were Ca-bentonite. Comparing with clay from soil, bentonite had peak intensity of the semctite minerals and low value of CEC and exchangeable Ca. Potassium saturation caused incompletely shrinkage of the studied smectite minerals, and it was reflected by a broader peaks at 13,11 Å. The presence of these broader peaks was interpreted as a growth of interlayer materials that it may alter to smectite-chlorite intergrade minerals.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Winarno, Tri. "Perbandingan Karakteristik Lempung Kasongan dan Godean Sebagai Bahan Baku Industri Gerabah Kasongan." Teknik 37, no. 1 (July 30, 2016): 41. http://dx.doi.org/10.14710/teknik.v37i1.10087.

Full text
Abstract:
Kasongan adalah salah satu sentra industri keramik dan gerabah di Yogyakarta yang terletak di Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Pada saat ini industri keramik dan gerabah Kasongan mengalami kesulitan bahan baku lempung dikarenakan cadangan lempung di Desa Bangunjiwo yang selama ini digunakan semakin berkurang jumlahnya. Berdasarkan studi pustaka diketahui bahwa di Godean terdapat cadangan lempung, sehingga perlu diteliti apakah bisa digunakan sebagai bahan baku dalam industri keramik dan gerabah. Metode yang digunakan untuk menguji karakteristik lempung tersebut adalah dengan analisis XRD, XRF, analisis tingkat kecerahan, analisis ukuran butir dan pengujian pembuatan gerabah dari lempung tersebut. Hasil penelitian menunjukkan mineral lempung penyusun lempung Bangunjiwo adalah kaolinit dan haloisit, sedangkan di Godean terususun atas kaolinit, haloisit dan smektit. Dalam pengujian pembuatan gerabah dengan lempung dari kedua daerah tersebut menunjukkan perbedaan hasil, dimana lempung dari Godean menghasilkan gerabah yang tidak menyerupai ciri khas gerabah Kasongan yang berwarna merah terang. Dengan demikian lempung dari Godean tidak bisa digunakan sebagai pengganti bahan baku industri gerabah Kasongan. [Title: The Characteristic Comparison of Kasongan Clay and Godean Clay as Raw Material in Kasongan pottery Industry] Kasongan is the center of ceramics and pottery industry in Yogyakarta,located in Bangunjiwo village, Kasihan District, Bantul Regency. Nowadays, the ceramics and pottery industry is difficult to find the raw material because of the decrease of the Bangunjiwo clay deposit. Based on literature review, there are clay deposits found in Godean which can be observed their characteristics as basic commodity in the ceramics and pottery industry. The methods apllied in this research are XRD and XRF analysis,brightness analysis, grain size analysis and making pottery from those clays.The result of the research shows that the clay in Bangunjiwo consists of kaolinite and halloysite, while clay in Godean consists of kaolinite, halloysite and smectite. The pottery products made from those clays show different characteristics. The clay from Godean does not show bright red colour as the Kasongan clay. So the clay from Godean can not be used as the alternative raw material for the Kasongan pottery industry.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Chizhikova, N., N. Khitrov, and Yu Cheverdin. "EVOLUTION OF THE HUMUS CLAYEY MATERIAL OF THE CHERNOZEM HORIZON DURING LAND RECLAMATION OF SOLONETZES BY GROUNDING." Dokuchaev Soil Bulletin, no. 68 (December 30, 2011): 19–28. http://dx.doi.org/10.19047/0136-1694-2011-68-19-28.

Full text
Abstract:
Under the influence of the saline process (sodium exchange rate of 5-15% and specific electrical conductivity of the extract from the water-saturated paste ECse < 2 dSm/m) the well aggregated black earth material used for soil reclamation by means of hydromorphous black earth salt complexes starts to turn into a peptized state and is evolutionarily transformed into a texture-differentiated profile of saline soil. Part of the previously aggregated silt passes to the water-performed state and begins to move down the profile from 0-4 cm layer. Water-performed sludge consists of highly ordered complex mixed mica-smektite formations with a high content of smectite packets, hydro-mica, kaolinite, chlorite, as well as highly dispersed quartz. A distinctive feature of the soil surface horizons of the solonetz complex is the increased content of highly dispersed quartz of micron dimension. The composition of mineral components in the aggregated muds remains the same, but the share of hydro-mica increases, and mixed-layer mica-smektites have a more perfect structure due to less disordered structure in crystallites. The share of finely dispersed quartz in the aggregated silt fraction is less than that of water-peptized silt, and is more similar to that of loess-like loess-like loam, which is a soil-forming rock.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Rohendi, Rohendi, and Noor C. D. Aryanto. "SEAFLOOR SEDIMENT CHARACTERISTICS AND HEAVY MINERAL OCCURENCES AT BETUMPAK CAPE AND ADJACENT AREA, BANGKA STRAIT, BANGKA BELITUNG PROVINCE." BULLETIN OF THE MARINE GEOLOGY 27, no. 1 (February 15, 2016): 7. http://dx.doi.org/10.32693/bomg.27.1.2012.41.

Full text
Abstract:
Thirty seafloor of sediment samples have been taken by using gravity corer and grab sampler at Betumpak Cape, and adjacent area of Bangka Belitung. The result of grain size analyses show that there are four sediment units: gravelly sand, gravelly muddy sand, silt and silty sand. Identification of Scanning Electron Microscope (SEM) image on several samples shows the presence of clay mineral such as smectite, alunite, chlorite etc., may resulted from plagioclase weathering of granite. Based on heavy mineral analyses, its highest content is found at MTK-27 (northwest of Betumpak Cape). High content of apatite (0.94% wt and 1.07% wt) is found on coarse sand fractions (115-170 mesh) at MTK-29 (northeast Ular Cape) and MTK-30 (north of Ular Cape). Generally, the heavy mineral accumulation is occurred on medium sand fraction (60-80 mesh) as magnetite (7.86% wt), ilmenite (4.9% wt) and zircon (1.32% wt). Based on these data, it shows that heavy mineral is accumulated on medium to coarse sand. Keywords: sea floor sediment, grain size analysis, heavy minerals, and Betumpak Cape, Bangka strait. Sebanyak 30 sampel sedimen dasar laut telah diambil dengan menggunakan pemercontoh jatuh bebas dan comot di Perairan Tanjung Betumpak dan sekitarnya, Bangka Belitung. Hasil analisis besar butir menunjukkan adanya 4 satuan sedimen, yaitu pasir kerikilan, pasir lumpuran sedikit kerikilan, lanau dan pasir lanauan. Hasil identifikasi citra Scanning Electron Microscope (SEM) terhadap beberapa sampel, memperlihatkan kehadiran mineral lempung seperti smektit, alunit, klorit dll., kemungkinan sebagai hasil pelapukan plagioklas dari granit. Berdasarkan analisis mineral berat kandungan tertinggi terdapat di lokasi MTK-27 (baratlaut Tanjung Betumpak). Akumulasi mineral berat umumnya terdapat pada fraksi pasir ukuran sedang (60-80 mesh) berupa magnetit, ilmenit dan zirkon masing-masing dengan kandungan 7,86 % berat. 4,9% berat dan 1,32% berat. Pada fraksi pasir kasar (115-170 mesh) dijumpai kandungan apatit tertinggi di MTK-29 (timurlaut Tanjung Ular) dan MTK-30 (utara Tg. Ular) sebesar 0,94% berat dan 1,07% berat. Dari data tersebut terlihat, bahwa secara umum mineral berat terakumulasi pada pasir sedang hingga pasir kasar. Kata kunci: Sedimen permukaan dasar laut, analisis besar butir, mineral berat, dan Tanjung Betumpak, Selat Bangka.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Raharjo, Purnomo, and Lili Sarmili. "KETERDAPATAN MINERAL LEMPUNG SMEKTIT YANG MEMPUNYAI SIFAT PLASTISITAS TINGGI DI PERAIRAN CIREBON, JAWA BARAT." JURNAL GEOLOGI KELAUTAN 14, no. 1 (February 3, 2017). http://dx.doi.org/10.32693/jgk.14.1.2016.339.

Full text
Abstract:
Salah satu masalah dalam pembangunan infrastruktur di atas tanah lempung adalah sifatnya yang mengembang (swelling). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sifat fisik dan keteknikan tanah lempung di perairan Cirebon. Metode penelitian meliputi pemboran, besar butir, analisis mineral dan uji Atterberg. Hasil analisis ukuran butir dari contoh tanah tidak terganggu didominasi oleh lempung, sedangkan mineral lempungnya menunjukkan jenis smektit yang lebih banyak dari pada kaolinit. Kaolinit dan montmorilonit mempunyai kadar air yang tinggi. Nilai plastisitasnya tinggi sampai sangat tinggi dengan nilai aktifitas di atas 0,5. Berdasarkan hasil uji Atterberg plastisitas Index lempung dengan nilai >17 dapat dikategorikan bersifat plastisitas tinggi dan kompak (High Plasticity and cohesive). Kata kunci : Mineral smektit, plastisitas tinggi, uji Atterberg, analisis mineral lempung, perairan Cirebon.One of the problems in the construction of infrastructure on top of clay is that it is expanding (swelling). The research objective was to determine the physical and engineering properties of clay in the waters of Cirebon. Methods of research include drilling, grain size analyses, mineral analysis and Atterberg test. The results of the analysis of the grain size of the sample undisturbed soil dominated by clay which are indicated and dominated by smectite rather than kaolinite. Kaolinite and monmorilonite are high in water content. The plasticity value is high to very high with activity value above 0.5. Based on the results of Atterberg test, clay plasticity index with values >17 can be considered to be of high plasticity and compact (High Plasticity and cohesive).Keywords: smectite minerals, high plasticity, Atterberg test, clay minerals analysis, Cirebon waters.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

ŠKVARLOVÁ, Anna, Mária KAŇUCHOVÁ, Ľubica KOZÁKOVÁ, Tomáš BAKALÁR, Andrea ORAVCOVÁ, and Jiří ŠKVARLA. "Badanie z użyciem XPS (roentgenowskiej spektroskopii fotoelektronowej) usuwania jonów z wody za pomocą zeolitów i bentonitów." Inżynieria Mineralna 2, no. 1 (December 31, 2020). http://dx.doi.org/10.29227/im-2020-01-67.

Full text
Abstract:
Zeolity należą do rodziny uwodnionych minerałów glinowokrzemianowych, zawierających metale alkaliczne oraz alkaliczno-ziemne.Są zauważane ze względu na ich zdolność wymiany jonowej oraz odwrotnej dehydratacji. Ich struktura zawiera wewnętrznie połączonewgłębienia zajęte przez duże kationy metali oraz cząsteczki wody. Bentonity to iły tworzone często poprzez alterację popiołu wulkanicznego, zawierające głównie minerały smektytu a zazwyczaj montmorillonitu. Wykazują silne właściwości koloidalne a ich objętośćwzrasta kilkukrotnie podczas wejścia w kontakt z wodą, tworząc w ten sposób galaretowatą i lepką ciecz. Specjalne właściwości bentonitu(hydratacja, puchnięcie, absorpcja wody, lepkość, tiksotropia) powodują, że jest to cenny materiał dla szerokiej gamy zastosowań. Celemtego artykułu jest udokumentowanie zdolności zeolitów oraz bentonitów do usuwania jonów żelaza oraz różnych innych zanieczyszczeńz wody. Analiza powierzchni zeolitu i bentonitu została wykonana za pomocą bardzo czułego urządzenia analitycznego – XPS (roentgenowska spektroskopia fotoelektronowa)
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Lestianingrum, Devi, and Budi Wijaya. "PEMBAGIAN ZONA ALTERASI DAERAH TAJURSINDANG DAN SEKITARNYA PROVINSI JAWA BARAT." Journal of Geoscience Engineering & Energy 1, no. 02 (August 26, 2020). http://dx.doi.org/10.25105/jogee.v1i02.7696.

Full text
Abstract:
Daerah penelitian secara administratif terletak di daerah Tajursindang dan Sekitarnya Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Alterasi hidrotermal memiliki peranan yang penting dalam tahap eksplorasi awal untuk mempelajari bagaimana persebaran alterasi di suatu daerah. Morfologi perbukitan yang ada pada daerah penelitian diinterpretasikan sebagai sisa dari gunungapi yang berumur tua. Hal ini yang memungkinkan adanya ubahan hidrotermal dan endapan mineral ekonomis didalamnya yang sangat menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Metode penelitian dilakukan dengan pemetaan geologi dan selanjutnya analisa petrografi serta untuk menentukan tipe-tipe alterasi pada daerah penelitian. Batuan di daerah penelitian terdiri dari atas 6 satuan, yaitu satuan intrusi andesit porfiritik, satuan batulempung karbonatan, satuan intrusi andesit piroksen, satuan intrusi andesit hornblenda, dan terakhir satuan intrusi dasit yang diperkirakan memiliki umur pleistosen. Berdasarkan analisa petrografi pada sampel batuan, hadir 4 zona alterasi di daerah penelitian yaitu zona alterasi kuarsa-klorit-epidot dengan kisaran suhu sekitar 280°-320°C, zona kuarsa-serisit-klorit dengan temperature 260°-300°C, zona kuarsa-serisit-karbonat dengan kisaran suhu sekitar 260°-300°C diikuti dengan zona kuarsa-illite-smektite muncul diakhir dengan kisaran temperatur 110°-220°C dengan pH lebih rendah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Susantoro, Tri Muji, Ketut Wikantika, Asep Saepuloh, and Agus Handoyo Harsolumakso. "Identifikasi Potensi Rembesan Mikro di Lapangan Migas Melalui Deteksi Mineral Lempung Menggunakan Citra Landsat 8 OLI/TIRS, Studi Kasus Lapangan Migas Cekungan Jawa Barat Bagian Utara." Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital 15, no. 1 (July 20, 2018). http://dx.doi.org/10.30536/j.pjpdcd.2018.v15.a2779.

Full text
Abstract:
Clay minerals in the oil and gas field have changed with an increase of the quantities in the middle of the oil and gas field and reduction in the edges. This reduction is the effect of micro seepage from oil and gas from the subsurface. The aims of the research is to identify the potential oil and gas seepage through clay mineral mapping. The data used where Landsat 8 OLI/TIRS with recording dated September 25, 2015. The method used in the mapping of clay minerals using the ratio of 1.55-1.75 µm (Short Wave Infrared 1) and 2.08-2.35 µm (Short Wave Infrared 2). The result of Landsat 8 OLI/TIRS data processing shows the potential of anomalies in edges of the oil and gas field. The anomaly is a change in the index value of clay minerals that tend to be lower with values 1.0 to 1.5 than the middle of oil and gas field with values 1.5 to 2.0. The potential pattern of the anomaly follows the border of the oil and gas field. Field surveys show that oil and gas field based on grain size analysis is dominated by clay-sized soil. The dominant clay minerals from X-Ray Diffraction analysis are smectite (56%) and kaolinite (6%).ABSTRAKMineral lempung di lapangan migas mengalami perubahan dengan terjadinya peningkatan kandungannya pada tengah lapangan migas dan pengurangan di tepinya. Pengurangan ini merupakan efek adanya rembesan mikro dari migas yang berasal dari bawah permukaan. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya potensi rembesan migas melalui pemetaan mineral lempung. Adapun data yang digunakan adalah Landsat 8 OLI/TIRS dengan perekaman tanggal 25 September 2015. Metode yang digunakan pada pemetaan mineral lempung menggunakan perbandingan panjang gelombang 1.55-1.75 µm (Short Wave Infrared 1) dengan 2.08-2.35 µm (Short Wave Infrared 2). Hasil pengolahan data Landsat 8 OLI/TIRS menunjukkan adanya potensi anomali di tepi lapangan migas. Anomali tersebut berupa perubahan nilai indeks mineral lempung yang cenderung lebih rendah yaitu dengan nilai 1,0 – 1,5 dibandingkan lokasi di tengah lapangan yaitu dengan nilai 1,5 – 2,0. Pola potensi anomali tersebut mengikuti batas tepi lapangan migas. Survei lapangan menunjukkan bahwa pada lapangan migas berdasarkan analisis ukuran butir didominasi oleh tanah berukuran lempung. Adapun mineral lempung yang dominan dari hasil analisis XRD berupa smektit (56%) dan terdapat kaolinit (6%).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography