Relevant bibliographies by topics / Spatial kognition

Contents

  1. Journal articles
  2. Dissertations / Theses
  3. Books

Academic literature on the topic 'Spatial kognition'

Author: Grafiati
Published: 4 June 2021
Last updated: 18 February 2022

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the lists of relevant articles, books, theses, conference reports, and other scholarly sources on the topic 'Spatial kognition.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Journal articles on the topic "Spatial kognition"

1

Smuđa, Mirjana, Biljana Stojanović-Jovanović, and Stevan Jovanović. "Motor and cognitive abilities of children born before term." PONS - medicinski casopis 17, no. 2 (2020): 75–82. http://dx.doi.org/10.5937/pomc17-25369.

Full text
Abstract:
With the development of modern perinatal medicine and medical technology, the survival rate of premature infants has increased. However, premature birth is a risk factor for developmental delays. This paper evaluates the available literature to look at dominant developmental domains that reflect dysfunction of premature infants. Studies in which the subject of the study was to monitor the development of premature infants confirmed a lag in motor and cognitive development, and their interrelation. These results can be explained by: the early negative and unpleasant sensory experiences to which the immature nervous system was exposed ahead of time and the lack of adequate interaction of biological and environmental factors. Even after the prematurity has stabilized and with environmental stimuli that accelerate overall biological processes, many developments have been delayed. The first domain to identify developmental delays in premature infants is motor development. Studies show that babies born before 32 gestational weeks very often show persistent delays in motor development (gross and fine motor skills, perceptual-motor skills). Another domain that identifies developmental delays in premature infants is cognitive development. Empirical studies reveal that children under 26 weeks of gestational maturity show deficits or developmental delays in maintaining attention during the toddler period. Also, in these children, during the adolescence period, lower capacities of active and passive visual-spatial working memory were observed, which influences the acquisition of knowledge in mathematics, as well as the general achievement in school.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Aini, Rahma Nur, Yanuar Hery Murtianto, and Dina Prasetyowati. "Profil Kemampuan Spasial Ditinjau dari Gaya Kognitif Reflektif pada Siswa Kelas VIII SMP." Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika 1, no. 5 (September 1, 2019): 90–96. http://dx.doi.org/10.26877/imajiner.v1i5.4455.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan spasial siswa pada materi lingkaran ditinjau dari gaya kognitif reflektif siswa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif yang dilaksanakan di SMP Negeri 9 Semarang tahun ajaran 2018/2019, dengan subjek penelitian kelas VIII B. Untuk mengetahui jenis gaya kognitif siswa, maka dilakukan MFFT (Matching Familiar Figure Test). Sedangkan, untuk dapat mengetahui kemampuan spasial siswa maka dilakukan dengan pemberian tes yang mencakup 3 komponen kemampuan spasial yaitu Spatial Visualization, Spatial Orientation, dan Spatial Relation. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes gaya kognitif, soal tes kemampuan spasial dan pedoman wawancara. Penelitian ini dimulai dengan penentuan subjek penelitian yaitu 2 siswa reflektif, kemudian pemberian tes kemampuan spasial dan dilanjutkan dengan wawancara mendalam terhadap subjek penelitian. Dari hasil penelitian menggunakan triangulasi metode, yaitu dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informan yang diperoleh dengan membandingkan hasil tes tertulis dengan hasil wawancara. Dalam penelitian menunjukkan bahwa subjek reflektif menunjukkan ketercapaian kemampuan spasial pada tingkatan tinggi karena subjek reflektif berpikir lama dan mendalam untuk mempertimbangkan keputusan jawaban.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Suleman, Suleman. "PENGARUH TEKNIK PEMBERIAN BALIKAN DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP HASIL BELAJAR IPA (Suatu Penelitian Eksperimen di Kelas VIII SMP Negeri 2 Bongomeme)." Akademika : Jurnal Ilmiah Media Publikasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 7, no. 2 (June 25, 2019): 77. http://dx.doi.org/10.31314/akademika.v7i2.313.

Full text
Abstract:
The study aimed to find out: (1) differences in science learning outcomes between students who were taught with delayed and direct feedback giving techniques, (2) the interaction effects of feedback techniques and spatial cognitive style on science learning outcomes, (3) differences in science learning outcomes in the group of students who have high spatial cognitive style, those who are taught using delayed and direct feedback giving techniques, (4) differences in science learning outcomes in students who have a low spatial cognitive style, are taught using delayed and reversed direct giving techniques . The method used is tretment by level with 2 x 2 ANAVA design. The results of this study show that the learning outcomes of science in students who are taught by the technique of giving direct natural science learning outcomes are higher than the delayed giving technique. There is an influence of the interaction between the reciprocal giving technique and the cognitive style of the students towards the learning outcomes of science. Students who have a high spatial cognitive style learned by the technique of giving direct feedback to science learning outcomes are higher than the delayed giving technique. For students who have a low spatial cognitive style, learning techniques for giving direct feedback to science learning outcomes are lower than delayed feedback techniques. Penelitian bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan hasil belajar IPA antara peserta didik yang dibelajarkan dengan teknik pemberian balikan langsung dan balikan tertunda, (2) pengaruh interaksi teknik pemberian balikan dan gaya kognitif spasial terhadap hasil belajar IPA, (3) perbedaan hasil belajar IPA pada kelompok peserta didik yang memiliki gaya kognitif spasial tinggi, yang dibelajarkan dengan menggunakan teknik pemberian balikan langsung dan balikan tertunda, (4) perbedaan hasil belajar IPA pada peserta didik yang memiliki gaya kognitif spasial rendah, dibelajarkan dengan menggunakan teknik pemberian balikan langsung dan balikan tertunda. Metode yang digunakan adalah tretmen by level dengan rancangan desain ANAVA 2 x 2. Hasil dari penelitian ini menunjukan hasil belajar IPA pada peserta didik yang dibelajarkan dengan teknik pemberian balikan langsung hasil belajar IPA lebih tinggi daripada teknik pemberian balikan tertunda. Terdapat pengaruh interaksi antara teknik pemberian balikan dan gaya kognitif peserta didik terhadap hasil belajar IPA. Peserta didik yang memiliki gaya kognitif spasial tinggi yang dibelajarkan dengan teknik pemberian balikan langsung hasil belajar IPA lebih tinggi daripada teknik pemberian balikan tertunda. Untuk peserta didik yang memiliki gaya kognitif spasial rendah, dibelajarkan dengan teknik pemberian balikan langsung hasil belajar IPA lebih rendah daripada teknik pemberian balikan tertunda.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Luthfiana, Anna, and Harliansyah Harliansyah. "Pemeriksaan Indeks Memori, MMSE (Mini Mental State Examination) dan MoCA-Ina (Montreal Cognitive Assestment Versi Indonesia) Pada Karyawan Universitas Yarsi." Jurnal Kedokteran YARSI 27, no. 2 (December 17, 2019): 062–68. http://dx.doi.org/10.33476/jky.v27i2.1116.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk memeriksa indeks memori melalui alat QRMA (Quantum Resonance Magnetic Analyzer) ,pemeriksaan MMSE (Mini Mental State Examination) dan MoCA Ina (Montreal Cognitive Assestment versi Indonesia) terhadap karyawan Universitas YARSI. Hasil penelitian Indeks Memori terhadap 30 karyawan Univerisitas YARSI secara QRMA diperoleh nilai normal (Z score 0,442 – 0, 871) adalah 9 orang (30%) , menurun ringan 17 orang (56,67%) dan menurun sedang-berat 4 orang (13,33%). Selanjutnya hasil analisa MMSE dengan nilai normal (26 sampai 30) adalah 18 orang (60%) dan penurunan ringan 12 (40%) . Adapun analisa secara MoCA Ina dengan nilai normal (26 sampai 30) menunjukkan tingkatan normal 9 orang (30%), menurun ringan 17 orang (56,67%) dan menurun sedang-berat 4 orang (13,33%). Dari ketiga parameter di atas terdapat 7 orang (23,33%) dengan semua pemeriksaan menunjukkan hasil yang normal. Terdapat 11 orang (36,67%) dari ke tiga hasil pemeriksaan menunjukkan penurunan fungsi kognitif dan penurunan indeks memori terutama pada mereka yang berusia di atas 45 tahun. Selanjutnya 10 orang (33,33%) dengan ke dua parameter pemeriksaan yang mengalami penurunan, serta 2 orang (6,67%) dengan satu parameter pemeriksaan mengalami penurunan memori. Berdasarkan kepustakaan, usia berhubungan dengan penurunan fungsi memori/daya ingat. Tapi pada penelitian ini kami menemukan responden usia kurang dari 40 tahun mengalami penurunan kognitif pada ke 3 parameter terutama fungsi atensi dan fungsi visuo spatial. Pemeriksaan MMSE terutama untuk menilai fungsi kognitif secara umum (fungsi atensi, bahasa,memori/daya ingat, visuo spatial dan fungsi eksekutif. Sedangkan MoCA Ina merupakan parameter untuk menilai gangguan fungsi kognitif dengan kekhususan fungsi atensi dan visuo spatial. Dari pemeriksaan Indeks memori secara QRMA, pemeriksaan MMSE dan pemeriksaan MoCA Ina, menunjukkan telah terjadi penurunan indeks memori pada karyawan yang umumnya berusia lebih dari 45 tahun, hal ini di pastikan akibat adanya sel neuron yang mengalami degeneratif akibat pengaruh stres oksidatif sehingga berpengaruh terhadap kualitas kesehatan secara keseluruhan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Ardian, Aan, and Zainur Rofiq. "Pengaruh Strategi Pengorganisasian Elaborasi dan Gaya Kognitif Spasial Mahasiswa Terhadap Hasil Belajar Gambar Mesin." JURNAL DINAMIKA VOKASIONAL TEKNIK MESIN 1, no. 1 (October 28, 2016): 17. http://dx.doi.org/10.21831/dinamika.v1i1.11451.

Full text
Abstract:
The purpose of this study are: (1) to determine the effect of elaboration organization strategy and textbook for students with distinct spatial cognitive style on learning outcomes of Mechanical Drawing course, (2) interaction between the learning strategy and the cognitive style in effect to the learning outcomes of Mechanical Drawing course. The methods being used was quasi experiment with 2 by 2 factorial design and Pretest-Posttest Control Group Design. Research population was all student enrolled in the Mechanical Drawing course. Results show that elaboration learning strategy perform better in the learning outcomes of mechanical drawing compared to using textbook, for students with high spatial cognitive. It also confirmed that there is an interaction between learning strategy and spatial cognitive which affects mechanical drawing skills of the students.--------------------------------------------------------------------------------------Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui pengaruh strategi pengorganisasian elaborasi dan buku teks pada mahasiswa yang memiliki gaya kognitif spasial berbeda terhadap hasil belajar mata kuliah Gambar Mesin, (2) interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya kognitif dalam pengaruhnya terhadap hasil belajar mata kuliah Gambar Mesin. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimen yang dilaksanakan dengan rancangan faktorial 2 x 2 dan Prestest-Posttest Control Group Design. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik UNY yang mengikuti perkuliahan Gambar Mesin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai keterampilan gambar mesin mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Elaborasi sebesar 63,13 dan rerata nilai untuk strategi pembelajaran buku teks sebesar 57,97. Strategi pembelajaran secara elaborasi memberikan hasil keterampilan gambar mesin yang lebih tinggi daripada menggunakan buku teks bagi mahasiswa yang berkemampuan spasial tinggi. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan spasial yang mempengaruhi keterampilan gambar mesin mahasiswa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Seidler, Rachael D., and Nadja Schott. "Mechanismen altersassoziierter Abnahmen im motorischen Lernprozess." Zeitschrift für Sportpsychologie 20, no. 1 (January 2013): 18–24. http://dx.doi.org/10.1026/1612-5010/a000089.

Full text
Abstract:
Ältere Menschen müssen unter Umständen neu lernen, wie sie mit technischen Geräten umgehen können oder sie müssen nach einer Verletzung wieder lernen, sich um sich selbst zu kümmern (z. B. Anziehen von Kleidung). Eine Reihe von Studien und auch unsere eigene Arbeit zeigen eine nachlassende Fähigkeit von älteren Personen, neue manuelle motorische Fertigkeiten zu lernen. Wir konnten nachweisen, dass das räumliche Arbeitsgedächtnis („spatial working memory“, SWM) in beiden Formen des motorischen Lernens eine bedeutende Rolle spielt, nämlich der sensomotorischen Adaptation und im Lernen von motorischen Sequenzen. Unsere Arbeiten zeigten, dass die Leistung des SWM prädiktiv für das Ausmaß in Bezug auf das motorische Lernen bei jungen Menschen ist. Des Weiteren beobachteten wir signifikante neuronale Überlappungen während der Ausführung einer SWM-Aufgabe in frühen, aber nicht späten Phasen der Adaptation. Im Gegensatz dazu zeigte sich, dass ältere Menschen nicht die gleichen Gehirnareale aktivierten wie jüngere Menschen, wenn eine neue Aufgabe gelernt werden sollte. Es konnten keine Korrelationen zwischen den Leistungen des SWM und dem Ausmaß der sensomotorischen Adaptation noch zwischen den Leistungen des SWM und dem Ausmaß im Erlernen motorischer Sequenzen bei älteren Personen gefunden werden. Daraus kann geschlossen werden, dass ältere Personen das SWM in frühen Phasen des motorischen Lernens nicht erfolgreich einsetzen und dass sie bei der Kontrolle einfacher Aufgaben stärker auf kognitive Prozesse angewiesen sind. Im Gegensatz dazu greifen sie bei komplexeren Aufgaben jedoch weniger auf diese kognitiven Prozesse zurück. Ein Verständnis darüber, wie das motorische Lernen erhalten bleiben kann bzw. welche Limitationen es gibt ist u. a. dann wichtig, wenn geeignete Rehabilitationsmaßnahmen generiert werden sollen.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Loescher, Jens. "Kognitive Karten lesen. Spatial turn in der Literargeschichtsschreibung der Wende (Uwe Tellkamp, Hanns-Josef Ortheil, Wolfgang Hilbig)." Zeitschrift für Literaturwissenschaft und Linguistik 43, no. 2 (June 2013): 123–34. http://dx.doi.org/10.1007/bf03379700.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Mufidah, Imroatul. "Profil Number Sense Siswa SD pada Materi Pecahan Ditinjau dari Gaya Kognitif Object Imagery, Spatial Imagery dan Verbal." Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif 8, no. 2 (December 13, 2017): 208–14. http://dx.doi.org/10.15294/kreano.v8i2.9545.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Rukmana, Ika Siti. "DISMILARITAS GENDER PADA KOGNITIF DAN SOSIAL-EMOSIONAL ANAK USIA DINI." Martabat: Jurnal Perempuan dan Anak 4, no. 2 (December 29, 2020): 219–38. http://dx.doi.org/10.21274/martabat.2020.4.2.219-238.

Full text
Abstract:
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dismilaritas anak lelaki dan anak perempuan pada kognitif dan sosial emosionalnya. Metodenya menggunakan library research. pengumpulan data dari jurnal, buku, dll. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dismilaritas gender pada kognitif anak usia dini adalah anak lelaki lebih unggul dalam matematika dan visualspasial. Sedangkan. dismilaritas gender pada sosial-emosional anak usia dini, yakni anak perempuan lebih dalam membaca dan writing, anak lelaki kurang mengikuti nuraninya, anak lelaki lebih agresif fisiknya, anak perempuan lebih bisa mempengaruhi dalam bergosip, anak perempuan lebih bisa kontrol diri, anak lelaki lebih sering mendapat masalah dari eksternalnya, dan anak perempuan lebih memperhatikan guru di kelas. Terdapat strategi mendidik anak lelaki, yaitu ajaklah anak lelaki agar lebih sensitif, mengurangi keagresifan fisiknya, dan tingkatkanlah prestasi di sekolah. Adapun strategi dalam mendidik anak perempuan, yaitu apresiasilah dan dukunglah anak perempuan dalam kepekaannya dan pengasuhan, serta ajaklah anak perempuan agar lebih aktif dalam mengungkapkan aspirasinya. Kata kunci: Dismilaritas, gender, kognitif, sosial-emosional, anak Abstract: T The aim of this study is to identify boys and girls in cognitive and social emotional. The method uses library research. data from journals, books, etc. The results showed that gender dysmillarity in early childhood cognitive was that boys were superior in mathematics and visual spatial. While. gender dysmillarity in the socio-emotional early childhood, namely girls who read and write more, boys follow their conscience less, boys are more physically aggressive, girls are more able to influence gossip, girls are more self-controlling, boys more often get into trouble from externals, and girls pay more attention to teachers in class. There is a strategy to educate boys, namely to invite boys to be more sensitive, reduce physical aggressiveness, and increase achievement in school. As for the strategy in educating girls, namely appreciating and supporting girls in their sensitivity and nurture, and encourage girls to be more active in expressing their aspirations Keywords: Dysmilarity, gender, cognitive, social-emotional, child.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Putri, Rizky Oktaviana Eko, and Ulil Nurul Imanah. "Studi tentang Kemampuan Spasial Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Mojokerto." MAJAMATH: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika 1, no. 2 (September 30, 2018): 135. http://dx.doi.org/10.36815/majamath.v1i2.235.

Full text
Abstract:
Kemampuan spasial adalah aktivitas kognitif untuk menvisualisasikan objek dalam pikiran termasuk kemampuan untuk mengubah sudut pandang ketika melihat sebuah objek. Kemampuan spasial sangat penting dalam pembelajaran Geometri. Namun, ada kecenderungan dalam pembelajaran tidak memperhatikan aspek ini. Hal ini dapat dilihat dari guru yang hanya focus pada kemampuan siswa dalam penyelesaian masalah. Penelitian ini dilakukan untuk menginvestigasi kemampuan spasial dari siswa SMP. Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VIII SMP di kota Mojokerto. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. The Purdue Spatial Visualization Test (PSVT) digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan spasial siswa. Subjek penelitian dikelompokkan ke dalam tiga kategori kemampuan spasial, yaitu kemampuan spasial tinggi, sedang dan rendah. Dari analisis statistik diperoleh data bahwa mayoritas siswa berada pada tingkat kemampuan spasial sedang, dengan presentase sebesar 69%. Sedangkan sisanya berada pada tingkat kemampuan spasial tinggi, yaitu 16%, dan kemampuan spasial rendah, yaitu sebesar 15%. Selanjutnya, berdasarkan analisis data disarankan pada guru untuk menciptakan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan spasial siswa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
More sources

Dissertations / Theses on the topic "Spatial kognition"

1

Karlström, Carl. "Barns kognitiva kartor av sträckan mellan hem och skola : En studie om spatial kognition och fri rörelse." Thesis, Mittuniversitetet, Avdelningen för turismvetenskap och geografi, 2018. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:miun:diva-33749.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Ebbesen, Christian Laut. "Cortical circuits underlying social and spatial exploration in rats." Doctoral thesis, Humboldt-Universität zu Berlin, 2018. http://dx.doi.org/10.18452/19231.

Full text
Abstract:
Um zu verstehen, wie das Gehirn von Säugetieren funktioniert, untersuchen wir wie neuronale Aktivität einerseits zu Kognition beträgt und andererseits komplexe Verhaltensweisen ermöglicht. Im Fokus dieser Doktorarbeit stehen dabei zwei Regionen der Großhirnrinde der Ratte: der parahippocampale Cortex und der motorische Cortex. Im ersten Teil haben wir neuronale Schaltkreise im parahippocampalen Cortex und in den oberen Schichten des enthorhinalen Cortex untersucht, während Ratten ihre Umgebung räumlich erkunden. Diese beiden Regionen tragen wesentlich zum Orientierungssinn bei. Dabei haben wir herausgefunden, dass anatomische Identität und Einbindung in den Microschaltkreis einerseits räumliche neuronale Signale, wie zum Beispiel der Aktivität von grid cells, border cells und head-direction cells, bestimmen. Andererseits tragen diese beiden Eigenschaften auch zur temporalen Präzision neuronaler Signale bei, wie zum Beispiel in Form von spike bursts, theta Modulation und phase precession. Im zweiten Teil dieser Doktorarbeit untersuchen wir die Aktivität von Neuronen im Vibrissen Motorcortex während komplexer Bewegungsabläufe der Schnurrhaare, die dem natürlichen Repertoire der Ratte entstammen: eigeninitiierte Bewegungen in freier Luft, Berührung von Artgenossen zur sozialen Interaktion und das Abtasten von Objekten. Dabei haben wir herausgefunden, dass neuronale Aktivität im Motorcortex während der Bewegung der Schnurrhaare unterdrückt ist, dass elektrische Microstimulation zum Rückzug der Schnurrhaare führt und, dass pharmakologische Blockade Bewegung der Schnurrhaare fördert. Um diese überraschende Beobachtung in einen breiteren Kontext zu integrieren, endet dieser Teil mit einer Bewertung der Literatur zu der bewegungsunterdrückenden Wirkung von Motorcortex Aktivität bei Nagetieren, Primaten und Menschen.
In order to understand how the mammalian brain works, we must investigate how neural activity contributes to cognition and generates complex behavioral output. In this thesis I present work, which focuses on two regions of the cerebral cortex of rats: parahippocampal cortex and motor cortex. In the first part of the thesis we investigate neural circuits in the parasubiculum and the superficial medial enthorhinal cortex, two structures that play a key role in spatial cognition. Briefly, we find that the in these regions, anatomical identity and microcircuit embedding is a major determinant of both spatial discharge patterns (such as the discharge patterns of grid cells, border cells and head-direction cells) and temporal coding features (such as spike bursts, theta-modulation and phase precession). In the second part of the thesis we investigate the activity of neurons in vibrissa motor cortex during complex motor behaviors, which play a vital role in rat ecology: self-initiated bouts of exploratory whisking in air, whisking to touch conspecifics during social interactions and whisking to palpate objects. Briefly, we find that neural activity decreases during whisking behaviors, that microstimulation leads to whisker retraction and that pharmacological blockade increases whisker movement. Thus, our observations collectively suggest that a primary role of vibrissa motor cortex activity is to suppress whisking behaviors. The second part of the thesis concludes with a literature review of motor suppressive effects of motor cortical activity across rodents, primates and humans to put this unexpected finding in a broader context.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Velasco, Ramos Irene. "Rumslig dramaturgi : Ett verktyg för att främja den kognitiva tillgängligheten i utställningssammanhang." Thesis, Mälardalens högskola, Akademin för innovation, design och teknik, 2019. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:mdh:diva-44656.

Full text
Abstract:
Rumslig dramaturgi är ett examensarbete inom informationsdesign och inriktningen rumslig gestaltning.   I dag finns enligt kulturplaner utsatta regionala mål för kultur och även lagstadgade tillgänglighetskriterier vilka genom demokratin är en värdegrund som regional museiverksamhet behöver möta. Det informationsdesignproblem som förekommer är att sträva mot att uppnå dessa mål och lagar, och samtidigt ta människans processer för informationsinhämtning och tolkning i beaktande. Om denna kunskap inte finns, eller bortses från, riskeras både tillgänglighetskraven och de regionala målen. Därför är syftet med detta arbete att undersöka på vilket sätt berättartekniska metoder och dramaturgi kan användas till informations- och budskapsförmedling som stödjer den kognitiva tillgängligheten inom utställningssammanhang. Arbetet grundar sig i teorier som kognition, perception, berättelser och dramaturgi samt utförda kvalitativa undersökningsmetoder. Resultat av dessa redovisas, och används slutligen som utgångspunkt i ett förslag där en modell för rumslig dramaturgi exemplifieras i utställningen Historiska ögonblick på Sörmlands museum beläget i Nyköping, Södermanlands län.   Nyckelord: Informationsdesign, rumslig gestaltning, utställningar, kognition, tillgänglighet, dramaturgi.
Rumslig dramaturgi is a thesis in information design, with a focus on spatial design.   Today, according to governing regional documents, there are cultural goals and statutory accessibility criteria, which through democracy are a value base that regional museum operations need to face. The information design is to work towards these goals and laws, while considering the human processes for collecting information and rendering. If this knowledge does not exist or is disregarded, both the accessibility requirements and the regional goals are at risk. Therefore, the purpose of this work is to investigate how narrative techniques and dramaturgy can be used for information and message mediation that supports the cognitive accessibility within exhibition contexts.   The work is based on theories such as cognition, perception, narratives and dramaturgy, as well as performed qualitative research methods. The results of these are outlined, and furthermore used as a starting point to a proposal where a model for spatial dramaturgy is exemplified in the exhibition Historiska ögonblick at Sörmlands Museum located in Nyköping, Södermanlands County.   Keywords: Information design, spatial design, exhibitions, cognition, accessibility, dramaturgy
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Knauff, Markus. "Räumliches Wissen und Gedächtnis : zur Wissenspsychologie des kognitiven Raums /." Wiesbaden : Deutscher Universitäts-Verlag, 1997. http://catalogue.bnf.fr/ark:/12148/cb37083409x.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Liberg, Malin. "Trädgårdstider : En studie om att stödja användandet av en trädgård på ett demensboende." Thesis, Mälardalens högskola, Akademin för innovation, design och teknik, 2018. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:mdh:diva-40094.

Full text
Abstract:
Det här är ett examensarbete med inriktning mot rumslig gestaltning. I studien undersöks vilka aspekter som är viktiga vid utformning av en trädgård på ett demensboende. Projektet har genomförts tillsammans med Stureby vård- och omsorgsboende i Svedmyra i Stockholm. Utformningen av deras trädgård är i dagsläget, enligt personal på boendet, inte anpassad för personer med demens och miljön stödjer inte de aktiviteter som sker i trädgården. Syftet med projektet har varit att formge en tillgänglig utomhusträdgård med tydliga funktioner som stödjer målgruppens användning. Miljön ska dessutom anpassas efter de aktiviteter som sker i trädgården. Målet är att miljön ska uppmuntra till ökad användning hos de boende oavsett kognitiva förmågor. För att söka svar på frågeställningen har kvalitativ data samlats in i form av platsanalys, gruppintervju, observation och omvärldsanalys. En analys av tidigare forskning tillsammans med den insamlade datan resulterade i fyra huvudområden: Passivitet, Aktivitet, Tillgänglighet och Året runt inne/ute. Med utgångspunkt i dessa områden har ett gestaltningsförslag tagits fram med förändringar i den befintliga trädgården. Resultatet riktar sig främst till boende och personal på Stureby vård- och omsorgsboende, men förhoppningen är att resultatet av studien även ska kunna överföras till sjukhusmiljöer och andra liknande institutioner där utsatta personer vistas.
This is a bachlors thesis focusing on spatial design. The study examines which aspects are important in designing a garden for a residential care facility. The project has been carried out together with Stureby carehome in Svedmyra, Stockholm. The design of their garden is currently, according to staff at the accommodation, not adapted for people with dementia and the environment does not support the activities that take place in the garden. The purpose of the project has been to design an accessible outdoor garden with clear features that support the residents with dementia. In addition, the environment must be adapted to the activities that take place in the garden. The goal is that the environment should encourage increased use by residents regardless of cognitive capacity. To seek answers to the research question, qualitative data has been collected in the form of site analysis, group interview, observation and a comparison study with similar gardens at care homes. An analysis of previous research together with the collected data resulted in four main focus areas: Passivity, Activity, Availability and Year-round inside/outside. Based on these areas, a design proposal has been made with changes to the existing garden. The result is mainly aimed at residents and staff at Stureby care home, but the hope is that the study, with any adjustments, can also be transferred to hospital environments and other similar institutions where vulnerable persons reside.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Nilsson, Björn. "Effekter av en pedagogiskt förbättrad vr-simulator för ortopedisk kirurgi. : Experimentell validering av lärande, minne och hågkomst under och efter kirurgisk simulatorträning." Thesis, Linköping University, Department of Computer and Information Science, 2004. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:liu:diva-2619.

Full text
Abstract:

En simulator ger inte bara möjligheten att efterlikna verkligheten, den kan också förbättra och förstärka viktig information för den som tränar. Inom medicinsk simulatorutveckling är strävan efter att efterlikna verkligheten till fullo mycket stark och de möjligheter tekniken ger har i stort förbisetts.

I denna studie lades fokus på de två förbisedda områdena pedagogisk förstärkning och spatial kognition. I en experimentell studie undersöktes effekter av införandet av ett visuellt pedagogiskt verktyg (förstärkande hjälplinjer) under träning i en vr-simulator för ortopedisk kirurgi. De erhållna resultaten sattes också i relation till deltagarnas spatiala förmåga.

24 läkarstudenter genomgick en timmes introduktion och träning följt av eftertest både direkt efter träning och en respektive två veckor efter träning. Resultaten i simulatorn gavs genom en objektiv automatgenererad medicinsk poäng, samt även genom tid, millimeter fel och självskattning av prestation. Studenternas spatial-kognitiva förmågor mättes genom två generella intelligenstest.

Resultaten visar på positiva effekter på operationspoäng tack vare hjälplinjerna. De som tränar med hjälplinjer presterar lika bra vid alla tillfällen, medan de som tränar utan hjälplinjer har en signifikant försämring över tid. Sambanden mellan poäng, tid och spatial-kognitiva förmågor är över lag stora.

Implikationerna av studien är att det är kan vara tillrådigt att inkludera pedagogiska hjälpmedel för att öka förståelsen och accelerera inlärningen vid träning i en medicinsk simulator, samt att ifrågasätta de metoder där enbart ett eftertest används för kontroll av inlärning. De i studien tydliga sambanden mellan spatial förmåga och inlärningseffekt vid simulatorträning pekar på att detta är ett område relevant för ytterligare forskning.

APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

El-Zein, Yasmine. "Vad säger rumsformen? : En studie om hur rumsformer kan kommunicera olika aktivitetszoner i ett aktivitetsbaserat utomhuskontor för högskolestudenter." Thesis, Mälardalens högskola, Akademin för innovation, design och teknik, 2021. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:mdh:diva-55009.

Full text
Abstract:
This is a thesis in the field of information design with a spatial design focus. The purpose of the study has been to investigate how methods and theories in information design can be applied to communicate and inform activity zone functions in activity-based outdoor offices within the spatial form of the room.  The methodological work includes a physical site analysis, one survey, interviews and workshops, and a scenario-based evaluation. The methods conducted to examining users’ attitudes towards study-related work in an outdoor environment, analyze demands and needs of activity zones and investigate different spatial forms’ informative attributes, what they communicate and why. Together with support from collected empirical evidence and relevant theories, a design has been created that exemplifies an activity-based outdoor office for university students, focusing on the use of informative spatial forms. This to facilitate a correct use of space and to enable a good working environment. The idea is to create a spatial design that guides users with a communicative spatial form of the room towards the appropriate activity zone.
Denna studie är ett examensarbete inom informationsdesign med inriktning rumslig gestaltning. Syftet med studien har varit att undersöka huruvida metoder och teorier inom informationsdesign kan tillämpas för att aktivitetszoner i ett aktivitetsbaserat utomhuskontor ska kunna kommunicera och informera dess funktion med hjälp av rumsformer. Studien inkluderar ett metodiskt arbete som innefattar en fysisk platsanalys, enkätundersökning, semistrukturerade intervjuer och workshops samt en scenarioutvärdering. Metoderna genomfördes med syfte att undersöka användarnas attityder gentemot studierelaterat arbete i utomhusmiljö, efterfrågan och behov av aktivitetszoner, samt vad olika rumsformer kommunicerar och varför.Baserat på teori kombinerat med insamlade data och empiri, har ett gestaltningsförslag tagits fram som exemplifierar utformningen av ett aktivitetsbaserat utomhuskontor för högskolestudenter, med fokus på användningen av informativa rumsformer. Detta för att kontorsformen ska kunna brukas enligt korrekt syfte och därmed möjliggöra en god arbetsmiljö som både verkar funktionellt i den mening att de tillmötesgår användarbehoven, samtidigt som rumsformen ska vägleda användarna till sin plats i det nya rummet.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Örnkloo, Helena. "Fitting objects into holes : on the development of spatial cognition skills /." Uppsala : Acta Universitatis Upsaliensis, 2007. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:uu:diva-8316.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Melkstam, Karolina. "Är generella kognitiva nedsättningar orsaken till matematiksvårigheter?" Thesis, Linköpings universitet, Institutionen för beteendevetenskap och lärande, 2019. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:liu:diva-161943.

Full text
Abstract:
Orsakerna till matematiksvårigheter är fortfarandeomdiskuterade. Vissa forskare lyfter fram domänspecifika förklaringar som grundar sig i kvantitativa och numeriska funktioner medan andra inriktar sig mer på generella kognitiva förmågor som arbetsminne och uppmärksamhet. Syftet med studien var att studera vissa generella kognitiva funktioner hos elever med matematiksvårigheter och på det sättet testa den domängenerella förklaringsgrunden till matematiksvårigheterna. Som utgångspunkt valdes en kvantitativ ansats där elever i åldern 12-14år har deltagit genom att göra ett antal tester. Vid analysen har elever med matematiksvårigheterjämförts med jämnåriga som är typiskt presterande i ämnet. I testbatteriet ingick bl a tester av aritmetiska förmågor, jämförelse av mängder och tal samt några utvalda generella kognitiva funktioner. De utvalda domängenerella förmågorna var logisk icke-verbal förmåga, läsförmåga, verbalt arbetsminne, exekutiva funktionen att skifta uppmärksamhet samt spatial förmåga. Resultatet av undersökningen visade att elever med matematiksvårigheter har en signifikant sämre läsförmåga samt logisk, exekutiv och spatial funktion. Däremot visade de inte på något nedsatt verbalt arbetsminne. Resultatet visade inte heller på någon signifikant skillnad i den domänspecifika förmågan att jämföra mängder och tal mellan eleverna med matematikssvårigheter och kontrollgruppen. Detta ger stöd för den domängenerella hypotesen om matematiksvårigheternas orsak. Eftersom det finns kopplingar mellan flera generella kognitiva förmågor och matematiksvårigheter är det viktigt att dessa beaktas vid pedagogiska utredningar av elevers behov av stödinsatser i matematik. Om fokus endast hamnar på matematiska förmågor vid kartläggning blir inte bilden komplett, vilket kan leda tillbristfälliga bedömningar av elevensbehov av anpassningar och åtgärder samt mindre adekvata och effektiva stödinsatser.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Wallgrün, Jan Oliver. "Hierarchical Voronoi graphs spatial representation and reasoning for mobile robots." Berlin Heidelberg Springer, 2008. http://d-nb.info/99728210X/04.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
More sources

Books on the topic "Spatial kognition"

1

Peter, Gould. Mental maps. 2nd ed. London: Routledge, 1992.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Peter, Gould. Mental maps. 2nd ed. Boston: Allen & Unwin, 1986.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Peter, Gould. Mental maps. 2nd ed. London: Routledge, 1993.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
You might also be interested in the extended bibliographies on the topic 'Spatial kognition' for particular source types:
Journal articles Dissertations / Theses
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography