Academic literature on the topic 'Stetoskop'

Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) merupakan bakteri yang sering ditemukan sebagai bakteri penyebab infeksi nosokomial. Infeksi MRSA selain mengakibatkan bertambahnya mortalitas dan morbiditas juga menambah jumlah biaya perawatan karena semakin lamanya waktu rawat dan tambahan biaya pengobatan. Laporan RSUP Dr. M. Djamil Padang menunjukan kasus infeksi MRSA yang tinggi, terdapat 200 kasus yang tercatat sejak bulan Januari 2014 sampai Juni 2014. Stetoskop merupakan alat medis yang sering digunakan oleh dokter dan telah dilaporkan dapat mejadi sumber penyebaran infeksi MRSA. Tujuan penelitian ini adalah u tuk mengetahui gambaran MRSA pada diafragma stetoskop di Ruang Rawat Inap dan HCU, yang memiliki laporan kasus MRSA terbanyak daripada ruangan lainnya. Penelitian ini merupakan studi deskriptif yang menggunakan teknik total sampling dan dilakukan pada 74 sampel stetoskop di bagian Penyakit Dalam. Isolat diambil dari swab diafragma stetoskop lalu dilakukan uji resistensi menggunaka cefoxitin. Hasil penelitian didapatkan adanya koloni MRSA pada 22 stetoskop (64,7%) di ruang rawat inap dan 8 stetoskop (72,7%) di HCU. Persentase stetoskop positif MRSA lebih tinggi pada HCU daripada ruang rawat inap. Banyaknya stetoskop positif MRSA menunjukan pentingnya pembersihan stetoskop setelah berkontak dengan pasien

Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) merupakan bakteri yang sering ditemukan sebagai bakteri penyebab infeksi nosokomial. Infeksi MRSA selain mengakibatkan bertambahnya mortalitas dan morbiditas juga menambah jumlah biaya perawatan karena semakin lamanya waktu rawat dan tambahan biaya pengobatan. Laporan RSUP Dr. M. Djamil Padang menunjukan kasus infeksi MRSA yang tinggi, terdapat 200 kasus yang tercatat sejak bulan Januari 2014 sampai Juni 2014. Stetoskop merupakan alat medis yang sering digunakan oleh dokter dan telah dilaporkan dapat mejadi sumber penyebaran infeksi MRSA. Tujuan penelitian ini adalah u tuk mengetahui gambaran MRSA pada diafragma stetoskop di Ruang Rawat Inap dan HCU, yang memiliki laporan kasus MRSA terbanyak daripada ruangan lainnya. Penelitian ini merupakan studi deskriptif yang menggunakan teknik total sampling dan dilakukan pada 74 sampel stetoskop di bagian Penyakit Dalam. Isolat diambil dari swab diafragma stetoskop lalu dilakukan uji resistensi menggunaka cefoxitin. Hasil penelitian didapatkan adanya koloni MRSA pada 22 stetoskop (64,7%) di ruang rawat inap dan 8 stetoskop (72,7%) di HCU. Persentase stetoskop positif MRSA lebih tinggi pada HCU daripada ruang rawat inap. Banyaknya stetoskop positif MRSA menunjukan pentingnya pembersihan stetoskop setelah berkontak dengan pasien

Stetoskop merupakan alat medis akustik sederhana yang berfungsi untuk mendiagnosa suara dalam tubuh manusia. Tenaga medis sering menggunakan stetoskop akuistik ini untuk memeriksa suara jantung. Hasil pendengaran suara juga sangat subyektif, sehingga masing-masing orang bisa mengartikan berbeda. Dalam penelitian ini dibangun sebuah stetoskop elektronik untuk auskultasi jantung dengan tampilan TFT serta di rancang secara portable sehingga dapat mempermudah penggunaan alat. Stetoskop ini mampu mengambil data suara jantung pasien serta menampilkan data plot hasil pemeriksaan. Hasil data akan ditampilkan pada TFT serta ditampilkan juga nilai BPM dari pasien tersebut. Berdasarkan dari penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapat diperoleh data plot suara jantung dengan menggunakan filter pada frekuensi cut off 56,679 Hz – 88,646 Hz dan diperoleh nilai BPM dengan error terbesar ±0,72%. Nilai error alat masih dalam batas toleransi yaitu <1% berdasar ketetapan Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan (BPFK). Desain Stetoskop Elektronik ini bersifat portable sehingga tidak memerlukan pc saat melihat tampilan plot sinyal jantung dan nilai bpm.

Heart sounds are very important for the initial diagnosis of a disease. This article aims to modify the stethoscope's medical device by adding a Low Pass Filter (LPF) and a condenser sensor so that data can be recorded in a digital device. The stages of tool development begin with analysis, design, development and testing. At the analysis stage, it was stated that a conventional medical stethoscope can only be done by a medical expert directly, where data cannot be stored for detailed analysis purposes, the device is not equipped with LPF which can limit the frequency in a certain range, monitoring data can displayed in the Matlab GUI. The results of testing tools through functional tests indicate that the addition of LPF can reduce noise when retrieving heart sound data and data can be monitored through the Matlab GUI display. The results of the development of this tool are expected to improve accuracy in diagnosing heart sound abnormalities through monitoring data on the Matlab GUI display.

Abstrak Hipertensi penanganannya bisa secara farmakologi dan nonfarmakologi, secara non farmakologi salah satu olah raga yaitu senam ergonomis, senam ergonomis adalahnnsenam yangnngerakannya sesuainndengansusunannnfungsinnfisiologis tubuhnn (Sagiran, 2013). Jenisnnpenelitian ininnmenggunakan jenisnnpenelitiankuantitatifnndengan desain penelitiannnpra-experimental onenngroupnnpretest-posttest. Jumlah sampelsebanyak 48 penderita hipertensi primer dengan kasus baru. Pengumpulan data yaitu dengan menggunakantensimeter digital, spigmomanometer air raksa dan stetoskop untuk mengukur tekanan darah , untuk mengukurtingkat stress, analisis data menggunakan analisis multivariat dengan uji multivariate analisis of variance(MANOVA) dengannnmenggunakan programnnSPSSnn (Statistical PacgagennFor SosialnnScience) dengansignifikansi 0,05 atau 95%. Keywords: senam; ergonomic; tekanan darah

Denyut jantung merupakan suara berpola yang bersesuaian dengan kondisi detak jantung manusia yang dapat dihitung menggunakan satuan per menit (Beat Per Minute atau BPM). Untuk keperluan medis, detak jantung dapat didengarkan menggunakan stetoskop dengan teliti. Penelitian ini membuat suatu alat yang dapat mengenali suara detak jantung dalam bentuk gelombang dan BPM. Alat ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu: MAX9814 sebagai sensor suara detak jantung, ADC pada mikrokontroler arduino untuk mengidentifikasi jumlah BPM pengguna, dan amplifier sebagai penguat sinyal suara detak jantung. Data yang dihasilkan dari alat deteksi detak jantung manusia usia 20-24 tahun akan dikonversi sebagai sinyal suara digital. Kemudian sinyal yang ditransmisikan menggunakan kabel aux akan dibandingkan dengan sinyal melalui bluetooth. Dari hasil pengujian dengan kabel aux didapatkan rata-rata varians 0.028 dan rata-rata standar deviasi 0.166. Sedangkan pada sinyal suara menggunakan bluetooth didapatkan rata-rata varian 0.0444 dan rata-rata standar deviasi 0.2071.

Modul alat ukur medical check-up pada penelitian ini merupakan alat yang dapat mengukur temperatur tubuh, tekanan darah, dan detak jantung. Alat dirancang untuk usia dewasa dan dilengkapi dengan analisis hasil pengukuran. Pengukuran temperatur tubuh, tekanan darah, dan detak jantung secara berturut-turut menggunakan sensor temperatur LM35, sensor tekanan MPX5050DP dan pulse sensor. Alat ukur standar yang digunakan sebagai pembanding adalah termometer digital untuk pengukuran temperatur tubuh, sphygmomanometer analog untuk pengukuran tekanan darah, dan stetoskop untuk pengukuran detak jantung. Data masukan dari sensor diolah oleh mikrokontroler ATmega8535 dan ditampilkan pada layar LCD 2x16 karakter. Ketepatan pengujian modul alat ukur medical check-up untuk temperatur tubuh adalah 97,48%, tekanan darah systole adalah 97,40%, tekanan darah dyastole adalah 89,04%, dan detak jantung adalah 90,36%.

Stetoskopet är en stor och viktig del inom dagens sjukvård och diagnostik. Den medicinska undersökning som används för att lyssna på kroppens ljud kallas för auskultation. Genom att utföra auskultationer av hjärta och lungor har läkare möjlighet att upptäcka och diagnostisera vanligt förekommande sjukdomar. Att digitalisera stetoskop är till stor fördel eftersom ljuden då kan förstärkas, spelas in och skickas på distans. Medicinsk teknik, forskning och utveckling (MT-FoU) på Norrlands Universitetssjukhus har idag utvecklat och driftsatt ett mjukvarusystem som överför kroppsljud på distans. Idag används en annan tillverkares stetoskop tillsammans med det utvecklade mjukvarusystemet. Detta innebär en risk om produkten skulle tas ur bruk och ger även mindre möjlighet till vidareutveckling av systemet. I detta projekt ges en inblick i hur konstruktionen av de digitala stetoskopen som finns idag är uppbyggda samt en utvärdering av sensorer som är relevanta för att plocka upp dessa kroppsljud. En prototyp tillverkas för att ge en grund till hur ett digitalt stetoskop kan tillverkas. Olika jämförelser görs med hjälp av prototypen för att undersöka hur störningar kan elimineras och minskas med hjälp av olika material på de tillhörande komponenterna. Resultaten tyder på att ett enkelt digitalt stetoskop som använder sig av en piezoelektrisk sensor kan tillverkas och fånga upp de relevanta ljuden som vill uppnås för avlyssning av hjärtats ljud. Med den prototyp som tillverkats kan man höra ett normalt hjärtljud som är något förstärkt och andra ointressanta ljud och störningar är tillräckligt bortfiltrerade för att höra tydliga slag.
The stethoscope is a major and important part of today's healthcare and diagnostics. Askultation is the medical examination that is used to listen to the body's sounds. By performing auscultations of the heart and lungs, doctors have the ability to detect and diagnose common diseases. The development of electronic stethoscopes is a great advantage since the sounds can then be amplified, recorded and transfered to the doctor at a distance. Biomedical Engineering Research and Development (BE-R \& D) at Norrlands University Hospital has developed and implemented a software system that transmits body sounds remotely. Today, another manufacturer's stethoscope is used with the developed software system. This implies a risk of the product being taken out of use or a risk of having less opportunity for further development of the system. This project provides an insight in how the structures of the digital stethoscopes available today are designed. The report also gives an evaluation of sensors relevant to picking up these body sounds. A prototype is manufactured to provide a basis for how a digital stethoscope can be manufactured. Different comparisons are made using the prototype to evaluate how disturbances can be eliminated and reduced using different materials on the input components. The results indicate that a simple digital stethoscope using a piezoelectric sensor can be manufactured and capture the relevant sounds for interception of the heart's sound. With the prototype produced, you can hear a normal heart sound that is amplified. Other sounds that are not of interest and noise are sufficiently filtered to hear clear strokes.

Inom området för telemedicin efterfrågas praktiska sätt för läkare att snabbt och tillförlitligt kunna ställa preliminära diagnoser. Genom att använda GPRS kan stetoskopljud överföras över långa avstånd. På så vis kan en patient bli undersökt utan att behöva träffa sin läkare. Den här rapporten förklarar arbetet med att konstruera ett trådlöst stetoskop som använder sig av GPRS. In the area of telemedicine practical methods are wantedfor a doctor to quickly and reliably be able to set a preliminary diagnose. By using GPRS stethoscope sound can be sent over long distances. In that way a patient can be examined without having to meet his or her doctor. This report explains the work of constructing a wireless stethoscope using GPRS.

Syftet med denna uppsats har varit att studera hur mansroller uttrycks utifrån manlig vänskap i tv-serien ”House M.D.” Till min hjälp har jag använt mig av frågeställningarna: Hur skildras mansrollen hos karaktären Gregory House i umgänget med James Wilson? Hur skildras mansrollen hos karaktären James Wilson i umgänget med Gregory House? Hur skildras relationen mellan Gregory House och James Wilson? De centrala teorierna har utgått ifrån Connells beskrivning av maskuliniteter, med betoning på hegemonisk maskulinitet och underordnad maskulinitet samt Birds beskrivning av homosocialitet som beskriver sociala praktiker i manligt, heterosexuellt umgänge med utgångspunkt ur en hegemonisk maskulinitet. Fokus har också legat på att ge läsaren en tydlig bakgrund i hur synen på mannen förändrats, hur vänskap mellan män sett ut historiskt och förändrats över tid samt vilka mekanismer som legat till grund för dynamiker inom manlig vänskap. Materialet har analyserats utifrån en metod som är framtagen för just TV-program, ”How to Study Television” men jag har skapat en specifikt anpassad metod utifrån detta som fokuserar på narrativet. Studien visar på tydliga inslag av de homosociala reglerna i umgänget mellan House och Wilson, främst i form av tävlan och känslomässig otillgänglighet. Dock tycks detta samt den typ av hegemonisk maskulinitet som House följer vara förlegad och närmast självdestruktiv. Wilson som skildras som varande i god kontakt med sina känslor får hjälpa House med Houses känslomässiga hämningar, men Wilson gör det via verktyget tävlan – en homosocialt accepterad form. Slutsatsen är att ”House M.D.” kritiserar mansrollen som den skildras hos Gregory House samt visar på de svårigheter som följer av att umgås inom de homosociala ramarna.