To see the other types of publications on this topic, follow the link: Subkontrak.

Journal articles on the topic 'Subkontrak'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 37 journal articles for your research on the topic 'Subkontrak.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Fajarini, Dea Putri. "SUBKONTRAK DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH." Mimbar Keadilan 12, no. 1 (2019): 67. http://dx.doi.org/10.30996/mk.v12i1.2168.

Full text
Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui syarat keabsahan subkontrak dalam pengadaan barang/jasa pemerintah dan akibat hukum subkontrak terhadap para pihak. Sedangkan manfaat penelitian ini adalah untuk dijadikan sebagai bahan bacaan kepada para pembaca atas permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan peraturan perundang-undangan dan pendekatan konsep. Kesimpulan dari penilitian ini adalah terdapat 7 (tujuh) syarat yang bersifat kumulatif mengenai keabsahan subkontrak dalam pengadaan barang jasa pemerintah yaitu syarat yang tercantum dalam Pasal 1320 BW dan 3 (tiga) syarat tambahan: (1) bukan pekerjaan utama; (2) terdapat klausul subkontrak dalam kontrak induk; dan (3) persetujuan PPK. Berdasarkan penerapan asas privity of contract, hubungan hukum yang yang lahir dari subkontrak berpengaruh juga terhadap tanggung gugatnya yaitu antara penyedia barang/jasa dengan subkontraktor. Saran dari penelitian ini adalah perlu perubahan Perpres Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dengan menambahkan syarat keabsahan subkontrak dan perlunya kebijakan hukum mengenai adanya daftar khusus subkontrak yang gagal melaksanakan pekerjaan yang dialihkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Sujoko, Ajik. "Permasalahan Subkontrak Pada Pekerjaan Konstruksi di Pemerintah." Administrative Law and Governance Journal 2, no. 3 (2019): 413–35. http://dx.doi.org/10.14710/alj.v2i3.413-435.

Full text
Abstract:
Abstract The problem of subcontracting construction work in government is interesting to discuss because in practice, construction work is a common thing to do. Therefore it is necessary to understand what subcontracting in construction work in government can be applied, bearing in mind that the current construction work is carried out by a subcontractor network. Three things that need to be considered when implementing subcontracts in government construction work, namely the determination of subcontracts, contract design, and subcontracting provisions. Keywords: Subcontracting, Construction, Government Abstrak Permasalahan subkontrak pekerjaan konstruksi di pemerintah menarik untuk dibahas, karena dalam praktik pekerjaan konstruksi merupakan hal yang biasa dilakukan. Oleh karena itu perlunya pemahaman subkontrak seperti apa di dalam pekerjaan konstruksi di pemerintah yang dapat diterapkan, mengingat pelaksanaan konstruksi saat ini dilakukan oleh jaringan subkontraktor. Ada empat hal yang perlu diperhatikan ketika menerapkan subkontrak dalam pekerjaan konstruksi pemerintah yaitu penentuan subkontrak, rancangan kontrak dan ketentuan subkontrak. Kata Kunci: subkontrak, Konstruksi, Pengadaan Barang dan Jasa
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Ikromi, Eka Putri Fauzia, Zahry Vandawati Chumida, and Sinar Aju Wulandari. "Persekongkolan Tender Non Sub Kontrak dalam Perspektif Hukum Persaingan Usaha." Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan 17, no. 2 (2023): 619. http://dx.doi.org/10.35931/aq.v17i2.1976.

Full text
Abstract:
Persekongkolan non subkontrak kerap kali terjadi pada setiap proses pengadaan barang atau jasa, persekongkolan tersebut umumnya bisa terjadi dalam tiga jenis yaitu horizontal, vertikal, dan gabungan vertikal dengan horizontal. Penyedia tertentu telah menjalin hubungan transaksional pada oknum panitia tender untuk melakukan pengkondisian proses tender. Dalam hal ini penyedia tertentu menciptakan persaingan semu. Bahwa dengan kondisi demikian ini, sangat dirasa perlu pembahasan terkait Kedudukan tender yang terindikasi persekongkolan tender non sub kontrak pengadaan barang, dan akibat hukum atas persekongkolan tender non sub kontrak pengadaan barang. Penelitian hukum normatif berupa produk perilaku hukum. Penelitian yang dilakukan berfokus pada inventarisasi hukum positif. Penetapan jenis pekerjaan utama dan pekerjaan non utma oleh PPK akan berakibat pada penentuan subkontrak, Dengan ditentukannya jenis pekerjaan dan subkontrak, setiap perbuatan yang secara sengaja dan terang-terangan melanggar ketentuan hukum makan dapat dinyatakan sebagai perbuatan melawan hukum, khusunya panitia dan para penyedia barang dan jasa dalam proses tender. UKPBJ dapat melaporkan segala bentuk indikasi perbuatan peresekongkolan tender non subkontrak kepada KPPU untuk kemudian diproses secara pidana.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Agustina, Monica, Silvia Apriandani, and Asep Anwar. "PERENCANAAN AGREGAT PADA USAHA PEMBUATAN KERANJANG DESA BINJAI, KALIMANTAN BARAT." Jurnal LOGIC (Logistics & Supply Chain Center) 1, no. 1 (2022): 9–12. http://dx.doi.org/10.33197/logic.v1i1.896.

Full text
Abstract:
Usaha Kecil Menengah memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap sektor perekonomian. Tanpa pengendalian produksi yang baik, UKM berpotensi mengalami kerugian. Perencanaan agregat dapat menjadi upaya pengendalian produksi sehingga kegiatan produksi dapat berjalan dengan baik. Perencanaan agregat adalah perencanaan produksi untuk membuat rencana dalam jangka waktu 3 sampai 18 bulan. Berdasarkan salah satu metode perencanaan agregat, subkontrak merupakan metode yang efektif dan efisien digunakan oleh pengrajin keranjang di Desa Binjai Kalimantan Barat untuk rencana proses produksi. Dengan menggunakan metode subkontrak, biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 3.805.000,00, nilai ini lebih rendah dibandingkan penggunaan metode lembur dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 6.710.000,00.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Prastiya, Denny Suci, and Rossi Septy Wahyuni. "OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT PRODUK TUNGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KAPASITAS PRODUKSI." J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri 19, no. 2 (2024): 58–69. http://dx.doi.org/10.14710/jati.19.2.58-69.

Full text
Abstract:
Pertumbuhan pada industri air minum dalam kemasan mengalami peningkatan secara signifikan. Peningkatan pada industri air minum dalam kemasan dipengaruhi oleh tingginya permintaan akan produk air minum bersih. PT X pada studi kasus ini mengalami fluktuasi permintaan yang diakibatkan tingginya persaingan antara industri sejenis. Oleh karena itu PT X pada studi kasus ini menjalin kerja sama subkontrak dalam memenuhi permintaan. Permasalahan yang dialami oleh PT X adalah meningkatnya harga per unit saat melakukan subkontrak. Tingginya harga unit subkontrak dapat mengakibatkan tingginya biaya perencanaan produksi. Penelitian ini dilakukan untuk meminimasi jumlah unit subkontrak dengan mengoptimalkan produksi internal. Model optimasi dibangun dengan fungsi tujuan linear dan fungsi pembatas non linear sebagai usulan optimasi perencanaan produksi agregat. Di samping itu, berkurangnya jumlah unit subkontrak dapat mengakibatkan tingginya produksi internal perusahaan, sehingga model usulan perlu mempertimbangkan kapasitas produksi. Usulan evaluasi kapasitas dilakukan menggunakan pendekatan rough-cut capacity planning. Berdasarkan hasil optimasi model usulan dapat menghemat biaya perencanaan produksi agregat sebesar 5% dibandingkan dengan kondisi nyata. Abstract[Optimization of Single Product Aggregrate Production Planning Considering Production Capacity] Bottled drinking water industry growth has increased significantly. The increase in the bottled drinking water industry is influenced by the high demand for clean drinking water products. PT X in this case study experienced fluctuations in demand due to high competition between similar industries. Therefore, PT X established sub-contract cooperation to fulfill demand in this case study. The problem experienced by PT X was when carrying out sub-contract cooperation. The high price per unit of sub-contracted products can result in high production planning cost. The research is conducted to minimize the number of sub-contract units while optimizing internal production. The optimization model was built with a linear objective function and a nonlinear constraint function as an optimization proposal for aggregrate production planning. Besides that, the reduced number of sub-contract units can result in high internal production for the company, therefore it is necessary to consider production capacity. The proposed capacity evaluation is conducted using a rough-cut capacity planning approach. Based on the results of the optimization of the proposed model, it can save 5% of aggregrate production planning costs compared to actual conditions.Keywords: integer nonlinear programming; production capacity; aggregrate production planning
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Zulhida, Aulia Dwi, and Ragil Haryanto. "Spesialisasi Kegiatan Produksi dan Kemitraan Subkontrak pada Klaster Batik Kota Pekalongan." Jurnal Wilayah dan Lingkungan 4, no. 2 (2016): 95. http://dx.doi.org/10.14710/jwl.4.2.95-110.

Full text
Abstract:
<p class="Abstract"><em>Pekalongan City is known as the batik city. Thus it has the city branding as "Pekalongan World's City of Batik." This branding is a result of people’s daily activity related to batik. Pekalongan has 860 batik industries in 2013 and have the specialization in the production activities and subcontracting partnerships. Most of the batik industries do not do the production process entirely by themselves, but by joining to the other industries with a particular specialization. This study aims to determine the specialization of production activities and subcontracting partnership in Pekalongan batik cluster. The results of this study show that there is a majority of ‘batik cap’ industries that is equal to 82% of the total industries in Pekalongan. The specializations consist of making the batik, convection, and making of the canting. These specializations are geographically grouped into a center due to the endowment factors such as labors, land, and infrastructures. Specialization of production activities also leads to partnership subcontracting in the batik cluster, which is known by a factor of specialty subcontracting. The subcontracting partnership gives negative and positive impacts, such as the reliance between the subcontractor and the principal, efficiency of production factors, and cost efficiency.</em><em></em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Mulyadi, Akhmad, and Udisubakti Ciptomulyono. "PENGAMBILAN KEPUTUSAN "MENGERJAKAN SENDIRI" ATAU "SUBKONTRAK" PADA PELAKSANAAN PROYEK DENGAN PENERAPAN MODEL MULTIKRITERIA." Jurnal Teknobisnis 2, no. 1 (2017): 17. http://dx.doi.org/10.12962/j24609463.v2i1.2814.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Haslindah, Andi, Suradi Suradi, Suab Sahi, and Sartika Sartika. "PERENCANAAN AGREGAT UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN IKAN BANDENG TANPA DURI PADA IKM 88 MARIJO DI KABUPATEN PINRANG." ILTEK : Jurnal Teknologi 11, no. 02 (2016): 1607–10. http://dx.doi.org/10.47398/iltek.v11i02.427.

Full text
Abstract:
Perencanaan agregat (agregat planning) adalah suatu pendekatan yang biasanya dilakukan oleh perusahaan untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah ( biasanya antara 3 hingga 12 bulan ke depan). Perencanaan agregat dapat digunakan dalam menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerja lembur, subkontrak dan variable lain yang dapat dikendalikan. Untuk metode strategi murni perencanaan agregat didapatkan hasil biaya produksi yang beragam dimana Plan pertama adalah Rp 334.017.500, Plan kedua adalah Rp 338.021.050, Plan ketiga adalah Rp 300.803.500, dan Plan keempat adalah Rp 339.421.750. Sedangkan untuk metode Transportasi adalah Rp 211.851.636, Sehingga dapat dikatakan alternatif dengan biaya minimum adalah metode Transportasi. sehingga metode inilah yang akan digunakan sebagai rujukan dalam perencanaan produksi ikan bandeng tanpa duri pada IKM 88 Marijo
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Hairiyah, Nina, and R. Rizki Amalia. "Perencanaan Agregat Produksi Kelapa Parut Kering di PT. XYZ." Jurnal Teknologi Agro-Industri 5, no. 1 (2018): 32. http://dx.doi.org/10.34128/jtai.v5i1.67.

Full text
Abstract:
PT. XYZ adalah perusahaan yang memproduksi berbagai macam jenis kelapa parut kering yang berada di kota Ciamis, Jawa Barat. Permintaan produk yang berfluktuasi, sumber daya, dan kapasitas produksi yang terbatas mengakibatkan pihak manajemen perusahaan kesulitan dalam membuat rencana produksi. Tujuan penelitian ini adalah membuat perencanaan agregat produksi kelapa parut kering untuk memenuhi permintaan yang akan datang dengan biaya minimum. Pendekatan yang digunakan dalam membuat perencanaan agregat produksi adalah dengan metode heuristik. Langkah pertama adalah melakukan peramalan permintaan untuk 12 bulan ke depan dengan menggunakan berbagai metode time series. Metode linear regression terpilih dengan kriteria nilai mean square error terkecil. Langkah kedua dengan mengujicobakan tiga strategi (strategi produksi tetap, strategi menaikkan dan menurunkan produksi, dan strategi subkontrak atau outsourcing). Hasil perbandingan total biaya produksi ketiga strategi menunjukkan strategi produksi tetap dipilih karena merupakan strategi dengan total biaya produksi yang minimum.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Purnama, Edrio Magenda, Nurhayati Rauf, Arfandi Ahmad, Asrul Fole, and Erniyani Erniyani. "Analisis Perencanaan Kapasitas Produksi Minyak Kelapa Sawit Menggunakan Metode RCCP dan MPS Pada PT. Merbaujaya Indahraya di Konawe Selatan." Journal of Industrial Engineering Innovation 2, no. 02 (2024): 41–48. https://doi.org/10.58227/jiei.v2i02.124.

Full text
Abstract:
Penelitian ini memiliki tujuan dalam mengevaluasi perencanaan kapasitas produksi minyak kelapa sawit di PT. Merbaujaya Indahraya selama periode dua belas bulan menggunakan metode RCCP (Rough Cut Capacity Planning) dan MPS (Master Production Schedule). Fokus penelitian adalah pada identifikasi ketidakseimbangan antara kapasitas kerja perusahaan dan fluktuasi permintaan dari konsumen, serta eksplorasi strategi peningkatan kapasitas produksi guna mengakomodasi variasi permintaan pasar. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa kapasitas produksi perusahaan belum sesuai untuk memenuhi kebutuhan dari konsumen dengan permintaan yang beragam. Meskipun telah dilakukan penambahan jam kerja lembur dan strategi lainnya, kapasitas produksi hanya mencukupi pada beberapa bulan tertentu. Rekomendasi untuk menambah mesin produksi atau menggunakan subkontrak dengan perusahaan sejenis sebagai langkah-langkah untuk menjaga eksistensi perusahaan. Penelitian selanjutnya direkomendasikan untuk menggunakan metode RCCP dengan pendekatan CPOF guna mendalami analisis kapasitas produksi di PT. Merbaujaya Indahraya dan meningkatkan responsivitas perusahaan terhadap fluktuasi pasar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Utami, Desti Sari. "Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan UMKM." Jurnal Ekonomi Bisnis, Manajemen dan Akuntansi 2, no. 1 (2023): 33–43. http://dx.doi.org/10.58477/ebima.v2i1.78.

Full text
Abstract:
Usaha mikro kecil menengah adalah istilah umum dalam dunia ekonomi yang merujuk kepada usaha ekonomi produktif yang dimiliki perorangan mupun badan usaha sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh undang-undang No. 20 Tahun 2008. Kriteria UMKM berdasarkan undang undang tersebut, dari sudut pandang perkembangannya (Rahmana Arief 2008) mengelompokkan UMKM dalam beberapa kriteria yaitu; 1) Livelihood Activities, merupakan usaha kecil menengah yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima, 2) Mikro EnterPrise, merupakan usaha kecil menengah yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausaan, 3) Smaal Dynamic Enterprise, merupakan usaha kecil menengah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor (Sudaryanto & Wijayanti, 2014), 4) Fast Moving Enterprise, merupakan usaha kecil menengah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar (UB).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Hanifah, Dhiya 'ul, and Siti Mundari. "PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN KONSUMEN DI PT. BIP." JISO : Journal of Industrial and Systems Optimization 5, no. 2 (2022): 99. http://dx.doi.org/10.51804/jiso.v5i2.99-105.

Full text
Abstract:
ABSTRAK PT. BIP merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang kontraktor industri, & perdagangan yaitu memproduksi berbagai produk seperti bracket TV, pedal rem, dan lain sebagainya. Perusahaan mengalami kekurangan kapasitas terkait tenaga kerja dan kapasitas mesin yang terbatas, sehingga permintaan sering tidak terpenuhi saat terjadi lonjakan permintaan. Dalam mengatasi hal tersebut perusahaan melakukan subkontrak, tetapi terjadi penurunan kualitas produk dari pihak subkontrak yang mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian. Maka perusahaan membutuhkan perencanaan kapasitas produksi dengan tepat agar permintaan konsumen dapat terpenuhi seluruhnya. Solusi yang diberikan yaitu perusahaan dapat menghitung kebutuhan kapasitas yang diperlukan dengan kapasitas tersedia menggunakan metode Rough Cut Capacity Planning (RCCP), agar perusahaan dapat menentukan jumlah produksi optimal dengan biaya yang minimum. Hasil penyelesaian menunjukkan terjadi kekurangan kapasitas pada bulan maret sebesar 83 jam dan 77 jam pada bulan mei. Usulan yang disarankan adalah melakukan alternatif overtime dengan biaya produksi lebih rendah sebesar Rp186.541.392,- dan menghemat biaya produksi sebesar Rp2.889.248,- dibandingkan menggunakan alternatif persediaan dengan biaya lebih tinggi sebesar Rp189.430.640,- ABSTRACTPT. BIP is a manufacturing company engaged in industrial contracting, & trading,, namely producing various products such as TV brackets, brake pedals, and so on. The company suffers from capacity shortages related to labor and limited machine capacity, so demand is often not met when there is a surge in demand. In overcoming this, the company subcontracted, but there was a decrease in product quality from the subcontractor which resulted in the company experiencing losses. So the company needs to plan production capacity appropriately so that consumer demand can be fully met. The solution given is that the company can calculate the required capacity requirements with available capacity using the Rough Cut Capacity Planning (RCCP) method, so that the company can determine the optimal amount of production with minimum costs. The settlement results showed that there was a shortage of capacity in March of 83 hours and 77 hours in May. The suggestion is to do an alternative overtime with a lower production cost of Rp. 186,541,392, - and save production costs of Rp. 2,889,248, - compared to using an alternative inventory with a higher cost of Rp. 189,430,640, -
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Kadek Widyantari, Bahari, and Surni. "KAJIAN KEMITRAAN PADA PENGEMBANGAN KOMODITAS SAYURAN HIDROPONIK UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS USAHA DI KOTA KENDARI." Jurnal AGRIBIS 10, no. 2 (2024): 13–24. http://dx.doi.org/10.36563/agribis.v10i2.989.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kemitraan dan profitabilitas usaha pengembangan komoditas sayuran hidroponik di Kota Kendari. Populasi dalam penelitian ini, yaitu usaha hidroponik di Kota Kendari Sulawesi Tenggara berjumlah 39 usaha, dengan menggunakan metode purposive sampling diperoleh usaha hidroponik sebagai sampel penelitian, usaha kecil yaitu Usaha Hidroponik Tunas Baru, usaha menengah yaitu Usaha Hidroponik Puncak Puwatu, dan usaha besar yaitu Usaha Hidroponik Faperta. Analisis datamenggunakan analisis kualitatif dan rasio profitabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola kemitraan yang diterapkan usaha pengembangan komoditas sayuran hidroponik dalam meningkatkan profitabilitas di Kota Kendari mayoritas menggunakan pola kemitraan subkontrak dimana usaha hidroponik sebagai pemasok sayuran hidroponik untuk mitra-mitranya. Profitabilitas usaha pengembangan komoditas sayuran hidroponik melalui pola kemitraandi Kota Kendari adalah rata-rata NPM sebesar 43,12%,ROA sebesar 79,13%, ROE sebesar 36,17%, dan GPM sebesar 45,39%, sehingga dapat dikatakan bahwa usaha hidroponik di Kota Kendari sangat efesien dan menguntungkan untuk dijalankan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Yanita, Mirawati, Ardiyan Saputra, and Gina Fauzia. "Studi Pola Kemitraan Petani Kelapa Sawit Swadaya pada Koperasi Perkasa Nalo Tantan Kabupaten Merangin." Proceedings Series on Physical & Formal Sciences 5 (August 4, 2023): 241–50. http://dx.doi.org/10.30595/pspfs.v5i.729.

Full text
Abstract:
Pembangunan perkebunan kelapa sawit dilakukan untuk perbaikan kesejahteraan petani kelapa sawit salah satunya melalui kegiatan kemitraan. Namun implementasi bentuk pola kemitraan petani kalapa sawit swadaya masih menjadi isu yang menarik terkait kewajiabn dan hak dari masing maisg pihak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola kemitraan yang dilaksanakan antara petani kelapa sawit swadaya dengan koperasi Perkasa Nalo Tantan Kabupaten Merangin. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sungai Ulak Kecamatan Nalo Tantan Kabupaten Merangin yang ditentukan secara sengaja. Jumlah petani responden dalam penelitian ini sebanyak 33 petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola kemitraan yang terbentuk dari kemitraan yang dilaksanakan antara petani kelapa sawit dengan Koperasi Perkasa Nalo Tantan adalah pola subkontrak. Ke depan kedua belah pihak diharapkan memperhatikan kontrak perjanjian kerjasama antara petani kelapa sawit dengan Koperasi Perkasa Nalo Tantan agar kedua belah pihak memahami hak dan serta kewajiban masing-masing.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Husain Nusantara, Mustofa, and Indri Riesfandiari. "EVALUASI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN JAMINAN SECARA ELEKTRONIK PADA KPPBC TMP B YOGYAKARTA." JURNAL PERSPEKTIF BEA DAN CUKAI 7, no. 2 (2023): 338–59. http://dx.doi.org/10.31092/jpbc.v7i2.2288.

Full text
Abstract:
KPPBC TMP B Yogyakarta terus menciptakan inovasi untuk memudahkan pengguna jasa menggunakan layanan yang diberikan, salah satunya adalah aplikasi pengelolaan jaminan secara elektronik yang dinamakan Bejo Siblankon. Untuk memetakan kebutuhan pengguna jasa khususnya terkait pelayanan jaminan subkontrak, diperlukan evaluasi atas penggunaan Bejo Siblankon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesesuaian dan kesenjangan antara kinerja dengan kepentingan pengusaha kawasan berikat, serta mengidentifikasi prioritas pengembangan pada Bejo Siblankon. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif evaluasi dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan merupakan data primer yang bersumber dari jawaban responden atas pernyataan yang berhubungan dengan persepsi mereka. Data yang didapatkan dilakukan analisis tingkat kepentingan, tingkat kesenjangan, serta dilakukan pemetaan prioritas pengembangan dengan menggunakan metode Importance Performance Analysis. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tingkat kesesuaian sebesar 96,83%, rata-rata tingkat kesenjangan sebesar -0,15, dan perlu dilakukan pengembangan pada indikator conciseness, work more quickly, increase productivity, useful, dan effectiveness.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Mokodongan, Trisagia, Nining Yuniati, and Sarbini Sarbini. "Dampak Pola Kemitraan Pada Pertumbuhan Bisnis Perhotelan di Gorontalo." ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin 2, no. 7 (2023): 2630–41. https://doi.org/10.56799/jim.v2i7.1699.

Full text
Abstract:
Kemitraan pada bisnis perhotelan terbentuk tidak hanya dikarenakan adanya unsur saling membutuhkan dengan mitra namun juga memberikan dampak pada pertumbuhan bisnis hotel. Gambaran pola kemitraan dan dampak terhadap pertumbuhan bisnis hotel belum banyak ditelaah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pola kemitraan, serta dampak kemitraan pada bisnis perhotelan di Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam kepada informan terpilih, observasi lapangan, dan dokumentasi temuan. Data yang telah terkumpul selanjutnya direduksi dan disajikan melalui uraian serta bagan dan gambar. Berdasarkan hasil penelitian, pola kemitraan yang umum diterapkan oleh hotel dengan mitra berbentuk Pola Kemitraan Inti plasma dan Pola Kemitraan Subkontrak. Dampak yang dihasilkan dengan adanya bentuk kemitraan tersebut yaitu pertumbuhan bisnis hotel bertambah dari segi properti. Kemitraan yang terbangun perlu dilandasi kontrak kerja sama secara tertulis untuk memberikan dampak positif tidak hanya bagi bisnis hotel namun juga pemasok. Kerja sama yang terbangun menjadi dukungan satu sama lain untuk membuat perputaran ekonomi terus berjalan dan dapat dirasakan oleh semua pihak.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Panyuluh, Wahyu Adi, and Damara Dinda Nirmalasari Zebua. "KEMITRAAN PETERNAK SAPI PERAH, KELOMPOK TANI, KSU ANDHINI LUHUR DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEREKONOMIAN PETERNAK." Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto 24, no. 1 (2022): 44. http://dx.doi.org/10.30595/agritech.v24i1.12467.

Full text
Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) menggambarkan pola kemitraan peternak sapi perah, kelompok tani, dan KSU “Andhini Luhur”; 2) mengetahui faktor pendorong dan penghambat terjadinya kemitraan; dan 3) menggambarkan kondisi perekonomian masyarakat peternak sapi perah Desa Jetak. Penelitian ini dilakukan di Desa Jetak, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang pada bulan Agustus- September 2020. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Partisipan dalam penelitian ini adalah ketua kelompok tani, dan ketua KSU Andhini Luhur. Key informant adalah anggota kelompok tani, dan pengurus KSU Andhini Luhur. Hasil penelitian menunjukan bahwa pola kemitraan yang terjadi antara peternak, kelompok tani dan koperasi Andhini Luhur adalah pola kemitraan subkontrak. Faktor pendorong terjadinya kemitraan adalah harga yang layak, akses permodalan yang mudah, pelatihan dalam beternak dan ketersediaan pakan berkualitas. Faktor penghambat terjadinya kemitraan adalah kesadaran akan kualitas yang masih kurang dan fluktuasi harga pakan. Kondisi perekonomian peternak setelah menjalin kemitraan memiliki dampak yang positif, dapat dilihat secara fisik dari adanya kendaraan bermotor, rumah tempat tinggal permanen atau semi permanen dan pendidikan anak-anak keluarga peternak yang rata-rata berkuliah atau minimal SMA.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Widyatmoko, Fajar, and Ajeng Andriani Hapsari. "Tingkat Kepuasan Pengguna Aplikasi Sijapri pada Pelayanan Pengajuan Permohonan Subkontrak bagi Pengusaha Kawasan Berikat Di KPPBC TMP A Bogor." Operation Technology and Management (OPTIMA) Journal 1, no. 1 (2024): 1–13. http://dx.doi.org/10.33830/optima.v1i1.7074.

Full text
Abstract:
Indonesia termasuk negara yang tidak luput dari penyebaran Covid-19, berbagai sektor terkena imbas dari pendemi ini seperti kesehatan, ekonomi, pendidikan, dan bahkan pola hidup. Pemerintah diharuskan menerapkan perubahan secara signifikan dan cepat untuk merespon kondisi ini dan upaya bertahan ditengah pendemi. Kebijakan PSBB membuat masyarakat khusus pengusaha Kawasan berikat menjadi penghalang dalam mendapatkan pelayanan publik. Pemerintah dituntut mengimplementasikan e-government untuk dapat memberikan pelayanan kepada publik. KPPBC Bogor sebagai salah 1 (satu) kantor pelayanan publik menerapkan aplikasi perizinan online pengeluaran/pemasukkan sementara dan jaminan (SIJAPRI). Tujuan dari aplikasi ini adalah memudahkan pengusaha kawasan berikat untuk melakukan pengajuan permohonan izin subkontrak. Oleh sebab itu, manfat dari karya ilmiah ini adalah untuk menggambarkan tingkat kepuasan perusahaan Kawasan Berikat dalam menggunakan aplikasi SIJAPRI. Cara pengukuran yang dipakai dalam penulisan ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel yang diambil sebanyak 96 responden dari total 126 seluruh responden dengan menggunakan metode slovin. Metode pengumpulan data memnfaatkan google form. Hasil dari penelitian ini secara keseluruhan atas 4 (empat) aspek yaitu kemudahan, bebas biaya, efektivitas, dan transparansi dinilai 100% dikategorikan sangat puas, aspek efisiensi dinilai 97.50% dikategorikan sangat puas, sedangkan aspek kecepatan dinilai 93.96% dikategorikan sangat puas. Saran yang diberikan oleh peneliti antara lain perbaikan sistem, dan meningkatkan kecepatan respon layanan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

P.B.W., Yesi Nidya. "ANALISIS KETERLAMBATAN WAKTU PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN GEDOG KOTA BLITAR DENGAN METODE NETWORK CPM (CRITICAL PATH METHOD)." Journal of Science Nusantara 2, no. 3 (2022): 130–42. http://dx.doi.org/10.28926/jsnu.v2i3.526.

Full text
Abstract:
Proses perencanaan hingga pengendalian proyek selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi merupakan kegiatan penting dari suatu proyek. Keberhasilan atau kegagalan dari suatu proyek dapat disebabkan perencanaan yang tidak matang serta pengendalian yang kurang efektif, sehingga kegiatan proyek tidak efisien. Hal tersebut akan mengakibatkan keterlambatan, menurunnya kualitas, dan meningkatnya biaya pelaksanaan. Waktu kerja manajemen proyek dibatasi oleh jadwal yang ditentukan sehingga pimpinan yang terlibat dalam proyek harus dapat mengantisipasi perubahan kondisi yang terjadi. Metode CPM dapat digunakan untuk mengatur waktu penyelesaian proyek dengan lebih efisien dan efektif. Untuk dapat mengurangi dampak keterlambatan dapat diusulkan proses crashing dengan tiga alternatif pengendalian; penambahan tenaga kerja, kerja lembur, dan subkontrak. Percepatan durasi dilakukan pada pekerjaan- pekerjaan yang ada di lintasan kritis dan jumlah pemendekkan durasi tiap pekerjaan pada masing-masing alternatif disamakan. Dalam penelitian ini metode CPM ditujukan untuk mencari peluang dan probabilitas penyelesaian proyek. Batas waktu penyelesaian proyek adalah 120 hari, dan telah dilaksanakan kegiatan konstruksi hingga 127 hari, kemudian dilakukan percepatan durasi 118 hari. Disimpulkan dari segi waktu, metode CPM dapat mengalami percepatan selama 9 hari dibanding pelaksanaan pekerjaan dan mengalami percepatan selama 2 hari dibanding jadwal rencana.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Kusuma Ramda, Yogi, Japinal Sagala, and Syarif Hadiwijaya. "PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI ROTI MENGGUNAKAN METODE AGREGAT PLANNING HEURISTIK PADA PERUSAHAAN ROSARIA BAKERY." INDUSTRIKRISNA 14, no. 1 (2025): 26–36. https://doi.org/10.61488/industrikrisna.v14i1.630.

Full text
Abstract:
Perusahaan Roti Rosaria Bakery merupakan usaha bergerak dibidang makanan mengalami kesulitan dalam membuat perencanaan produksi yang terbaik untuk memenuhi permintaan pelanggan karena permintaan produk berfluktuasi dan perusahaan Roti Rosaria Bakery tidak dapat memprediksi berapa jumlah permintaan per produk untuk setiap konsumen pada bulannya. Hal ini mengakibatkan perusahaan kesulitan untuk memanfaatkan kapasitas produksi dan sumber daya yang dimiliki perusahaan secara maksimal, sehingga proses produksi tidak langsung menyebabkan kerugian bagi perusahaan karena kehilangan pendapatan disebabkan oleh permintaan konsumen yang tidak dapat terpenuhi. Maka diperlukan metode aggregate planning dengan heuristik untuk perencanaan dan pengendalian produksi roti secara menyeluruh untuk memenuhi tingkat permintaan dengan tujuan menimalisir biaya produksi. Perencanaan ini diusulkan sebagai upaya menentukan metode terbaik untuk memenuhi permintaan dengan menyesuaikan tingkat produksi dan meminimalisir biaya produksi pada perusahaan. Pada perhitungan agregat planning dengan heuristik dengan strategi pengendalian yaitu strategi pengendalian tenaga kerja, strategi pengendalian jumlah persediaan, strategi pengendalian subkontrak dan strategi pengendalian campuran. sehingga hasil yang paling optimal yaitu strategi pengendalian jumlah persediaan sebesar Rp1.371.450.000. Hasil kapasitas produksi yang mengalami fluktuasi adalah Roti Tawar Original dengan mencapai 32.200 pcs. Sedangkan total produksi yaang didapat pada tahun 2023-2025 mencapai 31.550 pcs.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Izdaharra Wijaya, Safira, Nofirza Nofirza, Harpito Harpito, Anwardi Anwardi, Misra Hartati, and Nazaruddin Nazaruddin. "Evaluasi Beban Kerja Fisik Pekerja Shutdown Area Fuji King Untuk Meminimasikan Waktu Produksi." INTECOMS: Journal of Information Technology and Computer Science 6, no. 2 (2023): 678–86. http://dx.doi.org/10.31539/intecoms.v6i2.6950.

Full text
Abstract:
Shutdown pada PT. X merupakan aktifitas kerja yang dilakukan oleh para teknisi engineering subkontrak yang melakukan maintenance terhadap mesin produksi secara team work, dimana kondisi mesin produksi dihentikan. Penelitian dilakukan pada bagian wood preparation, yaitu pada area Fuji King. Pada area tersebut dibentuk 4 grup pekerja pada bagian-bagian produksi yaitu grup A (plate linning), grup B (rotor modul), grup C (chipper) dan grup D (cyclone). Aktivitas tersebut melewati target yang telah ditetapkan dan dari observasi awal ditemui banyak keluhan dari pekerja tentang beban kerja yang berat. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung beban kerja fisik yang dialami pekerja area Fuji King menggunakan pendekatan Cardiovascular Load (%CVL) dengan cara menghitung denyut nadi dan konsumsi oksigen yang dikeluarkan (Energy Expenditure). Hasil dari penelitian diketahui bahwa beban kerja fisik berdasarkan konsumsi energi tertinggi terjadi pada pekerja bagian Cyclone. Sedangkan pada bagian lainnya, diperlukan perbaikan (tidak urgent) dan konsumsi energi yang rendah. Analisa dilakukan terkait dengan temuan penelitian, kondisi tidak tercapainya target yang diberikan disebabkan bukan dari beban kerja fisik tetapi demotivasi pekerja yang kurang, salah satunya yaitu upah yang diberikan tidak sesuai standar pekerjaan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi bagi perusahaan untuk dapat mengurangi beban kerja dan memperhatikan sistem penggajian atau upah SDM sesuai dengan standar kerja yang ditetapkan untuk mendapatkan kinerja yang baik dari para pekerja
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Mahfiraturrahmi, Mahfiraturrahmi, Widiyanto Widiyanto, and Suminah Suminah. "Pola Kemitraan Corporate Social Responsibility PT Sido Muncul Dalam Program ‘Desa Buah dan Rempah’ Di Desa Gudangharjo, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri." Journal of Integrated Agricultural Socio-Economics and Entrepreneurial Research (JIASEE) 3, no. 2 (2025): 75. https://doi.org/10.26714/jiasee.3.2.2025.75-82.

Full text
Abstract:
CSR Sido Muncul bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri melalui program kemitraan termasuk program 'Desa Buah dan Rempah' di Desa Gudangharjo. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menganalisis pola kemitraan; (2) Mengetahui bagaimana pelaksanaan kemitraan CSR yang dilakukan oleh perusahaan dan masyarakat; (3) Mengetahui sejauh mana dampak kemitraan dalam aspek ekonomi dan sosial pada program 'Desa Buah dan Rempah' di Desa Gudangharjo, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri. Metode dasar penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan analisis deskriptif. Lokasi penelitian dipilih secara purposive di Desa Gudangharjo, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, yang merupakan daerah lokasi program CSR dari Sido Muncul. Penentuan informan melalui purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, pencatatan langsung dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis interaktif Miles dan Huberman dan keabsahan data menggunakan triangulasi metode dan sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa awal mula kemitraan terbentuk karena Desa Gudangharjo memiliki potensi pengembangan cabai Jawa. Kemitraan ini dimulai dengan fokus pada Desa Gudangharjo untuk mengembangkan potensi cabai Jawa. Pola kemitraan yang dibentuk adalah pola kemitraan subkontrak. Program ini didukung oleh berbagai pihak. Program tersebut masih berjalan hingga saat ini, namun intensitasnya berkurang. Dampak kemitraan dalam program Kampung Buah dan Rempah dapat dilihat melalui dampak ekonomi dan dampak sosial.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Nur Rahmanti Ratih, Hazzel Mellya Nanda, and Putri Awalina. "PENERAPAN PERENCANAAN PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PRODUKSI DI ERA NEW NORMAL PADA HOME INDUSTRY AR BAKERY NGANJUK." GEMILANG: Jurnal Manajemen dan Akuntansi 2, no. 4 (2022): 46–68. http://dx.doi.org/10.56910/gemilang.v2i4.140.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilatar belakangi adanya permasalahan di home industry AR Bakery yang sempat tidak berproduksi selama pandemi Covid-19. Adanya kelonggaran aktivitas di era new normal membuat home industry AR Bakery memiliki strategi produksi baru dalam menghadapi lonjakan pembelian konsumen. Adanya permasalahan tersebut, peneliti bertujuan untuk mengetahui penerapan perencanaan produksi dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi di era new normal pada Home industry AR Bakery Nganjuk.
 Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data interview dan dokumenasi data penjualan selama periode 2021 akan dilakukan analisis perhitungan metode agregat dengan menggunakan level strategy, chase strategy dan mix strategy. 
 Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi dapat disimpulkan bahwa: metode agregat level strategy memiliki efisiensi tenaga kerja yang tetap, efisiensi biaya sebesar 34.2% efisiensi 0%, dan efektifitas 0,28%; chase strategy hire and layoff memiliki efisiensi biaya 50.2%, efisiensi waktu 0,49% dan efektivitas 0,28%; chase strategy subkontrak memiliki efisiensi tenaga kerja 20%, efisiensi biaya 45.3%,efesiensi waktu 20% dan efektifitas 0,22%; mix strategy overtime memiliki efisiensi biaya 40,2%, efisiensi waktu kurang dari 5.15% dan efektivitas 0,30% dan untuk mix strategy overtime dengan layoff memiliki efisiensi tenaga kerja 20%, efisiensi biaya 51.8%, efisiensi waktu 1.63% dan efektivitas 0.27%. Sehingga home industry AR Bakery dapat menerapkan perencanaan produksi metode agregat overtime dengan menggunakan 5 tenaga kerja dengan efektifitas biaya lebih rendah dan efektifitas produksi cukup.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Rudi, Rudi, Lukman Hakim, and Ansyari Mone. "Kemitraan Pemerintah Dengan Asita Dalam Promosi Kunjungan Wisata Di Dinas Kebudayaan Dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan." KOLABORASI : JURNAL ADMINISTRASI PUBLIK 3, no. 1 (2017): 95. http://dx.doi.org/10.26618/kjap.v3i1.896.

Full text
Abstract:
The purpose of this research is to know the partnership Government with Asita in the promotion of tourism visits in South Sulawesi. This type of research is qualitative. The source of data in this study is the primary and the secondary. The way of data collection used instruments in the form observation, interviews and documentation. This research result indicate that a partnership between the Government with Asita is good.. This can be seen from some of the partnership established the subcontracting partnership, the agenct partnership and the venture capital partnership. The partnership pattern most prominent of this partnership is the agent partnership. The success partnertship of governtment with Asita can be seen from an increase tourist arrivals in South Sulawesi.Keywords: partnership, governtment, visits tourism Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemitraan pemerintah dengan Asita dalam promosi kunjungan wisata di Sulawesi Selatan. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Tekhnik pengumpulan data menggunakan instrumen berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemitraan antara Pemerintah dengan Asita berjalan baik. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pola kemitraan yang terjalin yaitu pola kemitraan subkontrak, pola kemitraan keagenan dan pola kemitraan modal ventura. Pola kemitraan yang paling menonjol dari kemitraan ini adalah pola kemitraan keagenan. Keberhasilan mitra pemerintah dengan Asita dapat dilihat dari peningkatan kunjungan wisatawan di Sulawesi Selatan.Kata kunci: kemitraan, pemerintah, kunjungan wisatawan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Pasaribu, Sahat M. "Program Kemitraan dalam Sistem Pertanian Terpadu." Analisis Kebijakan Pertanian 13, no. 1 (2016): 39–54. https://doi.org/10.21082/akp.v13i1.39-54.

Full text
Abstract:
English Collaboration pattern for productive activities in the form of public - private partnerships in the agricultural sector is very important and could be an alternative program to improve farmer's income. Public - Private Partnership (PPP) is a policy instrument to gear up rural resources toward competitive produces. This paper describes the concept of partnerships program for integrated farm i ng systems and discusses its development orientation. Nucleus - plasma and sub - contract partnership patterns are mostly suitable for agricultural sector. PPP has its potential to strengthen institutional relationships between the farmers and private sectors through government facilities. PPP should be able to help the farmers to deal with agribusiness financial problems, improve product quality, and increase access to market. Energy and other high economic value products obtained from this partnerships business activities are expected to support food self - reliance and improve farmer's welfare. Indonesia Pola kerja sama untuk kegiatan produktif dalam bentuk kemitraan (public-private partnership atau PPP) di sektor pertanian sangat penting sebagai alternatif program dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat. PPP adalah salah satu instrumen kebijakan yang mampu menggerakkan sumber daya perdesaan untuk menghasilkan produk yang berdaya saing. Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep program kemitraan untuk sistem pertanian terpadu dan membahas orientasi pengembangannya. Pola kemitraan inti-plasma dan subkontrak dinilai relevan diaplikasikan untuk sektor pertanian. PPP berpotensi memperkuat hubungan kelembagaan antara petani dengan swasta yang difasilitasi pemerintah. PPP dapat membantu petani mengatasi masalah pembiayaan usaha pertanian, memperbaiki kualitas produk, dan meningkatkan akses pasar bagi produk yang dihasilkannya. Energi dan produk bernilai ekonomi tinggi lain yang dihasilkan dengan pola kerja sama ini diharapkan dapat mendukung kemandirian pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Pasaribu, Sahat M. "Program Kemitraan dalam Sistem Pertanian Terpadu." Analisis Kebijakan Pertanian 13, no. 1 (2016): 39. http://dx.doi.org/10.21082/akp.v13n1.2015.39-54.

Full text
Abstract:
<p><strong>English</strong></p><p>Collaboration pattern for productive activities in the form of public - private partnerships in the agricultural sector is very important and could be an alternative program to improve farmer’s income. Public - Private Partnership (PPP) is a policy instrument to gear up rural resources toward competitive produces. This paper describes the concept of partne rships program for integrated farm i ng systems and discusses its development orientation. Nucleus - plasma and sub - contract partnership patterns are mostly suitable for agricultural sector. PPP has its potential to strengthen institutional relationships betwe en the farmers and private sectors through government facilities. PPP should be able to help the farmers to deal with agribusiness financial problems, improve product quality, and increase access to market. Energy and other high economic value products ob tained from this partnerships business activities are expected to support food self - reliance and improve farmer’s welfare. </p><p> </p><p><strong>Indonesia</strong></p><p>Pola kerja sama untuk kegiatan produktif dalam bentuk kemitraan (public-private partnership atau PPP) di sektor pertanian sangat penting sebagai alternatif program dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat. PPP adalah salah satu instrumen kebijakan yang mampu menggerakkan sumber daya perdesaan untuk menghasilkan produk yang berdaya saing. Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep program kemitraan untuk sistem pertanian terpadu dan membahas orientasi pengembangannya. Pola kemitraan inti-plasma dan subkontrak dinilai relevan diaplikasikan untuk sektor pertanian. PPP berpotensi memperkuat hubungan kelembagaan antara petani dengan swasta yang difasilitasi pemerintah. PPP dapat membantu petani mengatasi masalah pembiayaan usaha pertanian, memperbaiki kualitas produk, dan meningkatkan akses pasar bagi produk yang dihasilkannya. Energi dan produk bernilai ekonomi tinggi lain yang dihasilkan dengan pola kerja sama ini diharapkan dapat mendukung kemandirian pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Andri, Kuntoro Boga, Prima Diarini Riajaya, Fitriningdyah Tri Kadarwati, Budi Santoso, and Suminar Diyah Nugraheni. "Studi Kelayakan Pengembangan Usaha Tani Tebu di Kabupaten Sampang." Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 7, no. 1 (2016): 15. http://dx.doi.org/10.21082/bultas.v7n1.2015.15-27.

Full text
Abstract:
<p>Dalam mendukung pencapaian swasembada gula, Pulau Madura menjadi salah satu sasaran lokasi pengembangan tebu. Di Kabupaten Sampang pengembangan usaha tani tebu dimulai sejak tahun 2009. Program ini<br />didukung oleh masuknya perusahaan perkebunan serta bantuan penganggaran dari APBN. Penelitian bertujuan mengetahui kelayakan secara sosial dan ekonomi serta potensi pengembangan usaha tani tebu ke depan dan untuk mengetahui peluang dari usaha tani tebu ini bagi masyarakat di Pulau Madura secara umum. Penelitian dilaksanakan mulai September sampai Desember 2013 di lokasi-lokasi kecamatan pengembangan tebu Kabupaten Sampang. Informasi dikumpulkan dengan memanfaatkan data sekunder dan data primer melalui wawancara dengan individu maupun grup/kelompok masyarakat, dinas/institusi terkait. Data dianalisa menggunakan analisis deskriptif untuk memperoleh gambaran kondisi yang dihadapi dan pemecahan dari masalah yang dihadapi di wilayah yang diamati. Analisis aspek usaha tani meliputi data input-output komoditas existing dengan analisis finansial. Untuk melihat kelayakan usaha tani digunakan R/C Ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kelayakan usaha tani tebu adalah kepemilikan lahan, insentif rangsangan dana bantuan sosial (Bansos) APBN dan subsidi pengembangan Tebu Madura (Dinas Perkebunan Provinsi), serta kerja sama kemitraaan dengan pabrik gula (PTPN X) yang menawarkan bantuan modal, subsidi saprotan, alat/mesin pertanian, serta jaminan pasar. Kemitraan yang telah ada antara PTPN X dengan petani tebu di Sampang dapat dikategorikan dalam tipe kemitraan subkontrak dan layak diteruskan. Skema yang sudah diterapkan dalam kontrak ini adalah pola kemitraan antara pemerintah daerah, swasta (PTPN X), dan petani tebu. Usaha tani tebu dengan R/C ratio sebesar 1,05 dan 1,68 dan pendapatan bersih Rp1.358.920,00/ha dan Rp14.024.360,00/ha pada usaha tani tebu awal dan tebu kepras I, membuktikan usaha tani tebu di lokasi penelitian sangat layak untuk diusahakan dan menguntungkan. Selain peluang bagi masyarakat memanfaatkan potensi lahan tidur dan sub-optimal untuk pengembangan usaha tani tebu yang memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat di Kabupaten Sampang.</p><p> </p><p>In order to achieve self-sufficient in sugar consumption, the Madura Island became one of the targets of sugar cane development area. In Sampang Regency, the development of sugar cane agribusiness have been started since 2009. This program was supported by the companies as well as financial supported from national budget (APBN). The study aims to determine the feasibility of social and economic as well as the potential<br />for future development of sugar cane farming and to understand the opportunities of the farming for community in Madura Island on the whole. The study was conducted from September to December 2013 at 14 districts of sugar cane developing area in Sampang. Information was collected by using secondary data and primary data through interviews with individual and group/community groups, agencies/institutions concerned. Data were analyzed using descriptive analysis to obtain a description of the conditions encountered and the solving of problems encountered in the observed region. The analysis covers aspects of farm commodity input-output data with the existing financial analysis. To look at the feasibility of farming used the R/C ratio. The results of the study showed that some factors which influenced the farmer to plant the cane were: land ownership; the stimuli of incentives from social grants (Bansos) from APBN and subsidy from project<br />development (from Provincial Agricultural office); the cooperation of partners through sugar company (PTPN X) which offered grants, input subsidy, equipments/agriculture machinery as well as market assurance. The partnership among PTPN X and the sugar cane farmers in Sampang was feasible and categorized a subcontract partnership type. Meanwhile, the scheme that had been implemented in this type of contract was the<br />partnership pattern between local government, private (PTPN X) and the sugar cane farmers. The sugar cane farming with R/C ratio of 1.05 and 1.68, or net income recieved of Rp1,358,920/ha and Rp14,024,360/ha at<br />the first harvested and second period harvested, proving that the farming in the study area is feasible to carry on and profitable. In addition, it is the opportunities to develop the potential of the unused and suboptial<br />land for sugar cane agribusiness development that provides economic benefits to the community in Sampang Regency.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Fauji, Egi Hasan, and Abdul Chalid. "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMILIHAN SUBKONTRAKTOR PADA KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI JAWA BARAT." Sistem Infrastruktur Teknik Sipil (SIMTEKS) 4, no. 1 (2024): 59–72. https://doi.org/10.32897/simteks.v4i1.3417.

Full text
Abstract:
Dalam industri konstruksi, subkontrakor adalah praktik yang sangat umum. Saat ini, sebagian besar kontraktor umum cenderung menyerahkan sebagian besar pekerjaan konstruksi kepada subkontraktor dan mereka hanya bertindak sebagai agen manajemen konstruksi. Dengan kata lain, sementara subkontraktor melaksanakan pekerjaan konstruksi yang sebenarnya, kontraktor umum mengatur dan mengoordinasikan subkontraktor dan mengendalikan pekerjaan mereka dalam hal waktu, biaya, dan kualitas. Dalam industri konstruksi, karena kontraktor umum bertanggung jawab kepada pemilik untuk pekerjaan yang dilakukan oleh subkontraktor. Alasan utama dari kontraktor utama memilih subkontraktor untuk melakukan pekerjaan proyek adalah untuk maksimalisasi keuntungan, memenuhi jadwal klien, dan adanya kekurangan sumber daya. Pemilihan subkontraktor yang kompeten dan sesuai tergantung pada instrumen evaluasi kontraktor utama. Instrumen evaluasi mencakup beberapa kriteria yang memandu kontraktor utama dalam memilih subkontraktor yang sesuai untuk suatu proyek. Subkontraktor yang tidak sesuai dapat dipilih atau diprakualifikasi jika kriterianya tidak memadai atau jika penilaian kriteria dievaluasi dengan buruk. Dalam pemilihan subkontraktor perlu adanya pertimbangan– pertimbangan berupa faktor – faktor yang mendasari pemilihan subkontraktor. Untuk tiap pekerjaan proyek maka faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan subkontraktor tentu berbeda, penelitian ini membahaas mengenai faktor- faktor penting dalam pemilihan subkontraktor dengan metode penelitian kuantitatif deskriptif menggunakan metode Relatif Important index (RII), untuk mengetahui faktor terpenting dengan cara memberi rangking terhadap seluruh faktor.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Dea, Putri Fajarini. "SUBKONTRAK DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH." February 25, 2019. https://doi.org/10.5281/zenodo.2576646.

Full text
Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui syarat keabsahan subkontrak dalam pengadaan barang/jasa pemerintah dan akibat hukum subkontrak terhadap para pihak. Sedangkan manfaat penelitian ini adalah untuk dijadikan sebagai bahan bacaan kepada para pembaca atas permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan peraturan perundang-undangan dan pendekatan konsep. Kesimpulan dari penilitian ini adalah terdapat 7 (tujuh) syarat yang bersifat kumulatif mengenai keabsahan subkontrak dalam pengadaan barang jasa pemerintah yaitu syarat yang tercantum dalam Pasal 1320 BW dan 3 (tiga) syarat tambahan: (1) bukan pekerjaan utama; (2) terdapat klausul subkontrak dalam kontrak induk; dan (3) persetujuan PPK. Berdasarkan penerapan asas <em>privity of contract, </em>hubungan hukum yang yang lahir dari subkontrak berpengaruh juga terhadap tanggung gugatnya yaitu antara penyedia barang/jasa dengan subkontraktor. Saran dari penelitian ini adalah perlu perubahan Perpres Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dengan menambahkan syarat keabsahan subkontrak dan perlunya kebijakan hukum mengenai adanya daftar khusus subkontrak yang gagal melaksanakan pekerjaan yang dialihkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Oetomo, Wateno. "KAJIAN TERHADAP RESIKO KUALITAS HUBUNGAN KONTRAKTUAL ANTARA KONTRAKTOR DAN SUBKONTRAKTOR BERKAITAN DENGAN PEKERJAAN SPESIALIS PADA PROYEK KONSTRUKSI." EXTRAPOLASI 8, no. 01 (2015). http://dx.doi.org/10.30996/exp.v8i01.980.

Full text
Abstract:
Pekerjaan spesialis yang tidak dilaksanakan sendiri oleh kontraktor pada proyek konstruksi merupakan keniscayaan. Salah satu kebutuhan kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan spesialis tersebut dibutuhkan subkontraktor, keberadaan subkontraktor untuk suatu kerjasama yang saling menguntungkan kedua belah pihak berkaitan dengan biaya, mutu dan waktu sangat diperlukan. Untuk dapat melaksanakan kegiatan tersebut harus didukung oleh suatu kerjasama yang diikat dengan subkontrak meskipun pada kenyataannya masih belum dapat dilaksanakan dengan seadil-adilnya, utamanya menyangkut ketentuan dalam subkontrak yang berkaitan dengan resiko kualitas. Dalam penelitian ini akan mengkaji kaitannya dengan ketentuan terhadap isi yang ada dalam pasal-pasal subkontrak antara kontraktor dengan subkontraktor yang ada di Jawa Timur. Metode penelitian adalah mengkaji dari berbagai kasus (case study) terhadap isi dokumen terhadap 20 (duapuluh) subkontrak yang diambil secara acak (random sampling), dengan cara accidental sampling yang ditetapkan dari penelitian ini dari pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan subkontrak. Temuan dari penelitian ini menunjukkan pasal-pasal terhadap adanya penghindaran resiko kualitas dari hasil pekerjaan yang tidak memnuhi persyaratan, dan yang terjadi adalah lebih banyak mengatur tentang kewajiban-kewajiban subkontraktor, dan kurang dapat menjelaskan dampak hasil kualitas. Hal ini menunjukkan bahwa kurang mencerminkan adanya kerjasama yang baik diantara kontraktor dan subkontraktor. Saran dari penelitian ini adalah supaya dalam menentukan pasal-pasal subkontrak dapat ditetapkan seadil-adilnya terhadap resiko kualitas untuk menghindari terjadinya ketidak sesuaian kualitas yang tidak diharapkan.Kata Kunci : Kontrak, Kontraktor, Subkontraktor.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Adhitama, Satria. "TINJAUAN TERHADAP PENGAWASAN PELAKSANAAN SUBKONTRAK BARANG IMPOR DARI KAWASAN BERIKAT KE TEMPAT LAIN DALAM DAERAH PABEAN DENGAN JAMINAN PADA WILAYAH KERJA KPPBC TMP A BANDUNG." JURNAL PERSPEKTIF BEA DAN CUKAI 3, no. 2 (2019). http://dx.doi.org/10.31092/jpbc.v3i2.552.

Full text
Abstract:
Dengan semakin banyaknya negara yang terlibat dalam perdagangan internasional, persaingan menjadi semakin ketat. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang memiliki peran penting dalam rangka pengawasan arus lalu lintas barang dan pemberian fasilitas terhadap industri dalam negeri agar dapat bersaing di kancah internasional. Pemberian fasilitas kepabeanan terhadap industri dalam negeri salah satunya Kawasan Berikat dan juga subkontrak khususnya diharapkan dapat membantu meningkatkan ekonomi negara. DJBC mengemban tugas mengawasi penyelenggaraan subkontrak dari Kawasan Berikat ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean (TLDDP). Tugas tersebut dilimpahkan ke unit vertikal DJBC tak terkecuali KPPBC Tipe Madya Pabean A Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pelaksanaan Pengawasan atas Penyelenggaraan Subkontrak Barang Impor dari Kawasan Berikat ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean (TLDDP) Pada Wilayah Kerja Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean A Bandung.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Devi, Shinta Prasetia, Siget Fitrianto Haribowo, and Sopiah. "THE EFFECT OF WORKLOAD, RELATIONSHIPS WITH SUPERIORS AND MOTIVATION ON JOB SATISFACTION." Jurnal Ilmu Manajemen, March 31, 2025, 13–22. https://doi.org/10.26740/jim.v13n1.p13-22.

Full text
Abstract:
Kepuasan kerja merupakan faktor penting yang mempengaruhi produktivitas, loyalitas, dan kesejahteraan karyawan dalam suatu organisasi. Studi ini menyelidiki bagaimana beban kerja, hubungan dengan atasan, dan motivasi berdampak pada kepuasan kerja karyawan di sektor subkontrak PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. Pada akhirnya, karyawan kurang puas dengan pekerjaan mereka karena stres dan kelelahan yang terkait dengan beban kerja yang tinggi. Sebaliknya, hubungan yang positif dengan bos dapat meningkatkan lingkungan kerja, meningkatkan keterlibatan, dan meningkatkan kesetiaan karyawan. Motivasi, baik intrinsik maupun ekstrinsik, mendorong karyawan untuk lebih terlibat dan produktif dalam pekerjaan mereka, yang berkontribusi pada peningkatan kepuasan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur bagaimana masing-masing variabel mempengaruhi kepuasan kerja seseorang. Selain itu, penelitian ini memberikan saran yang berbasis ilmiah tentang cara mengelola sumber daya manusia di industri subkontrak. Penelitian ini diharapkan dapat membantu organisasi membuat rencana yang lebih baik untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan karyawan mereka dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Jamila, Jamila, and Sri Hartati. "Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Subkontrak Menggunakan Metode Entropy dan TOPSIS." IJCCS (Indonesian Journal of Computing and Cybernetics Systems) 5, no. 2 (2011). http://dx.doi.org/10.22146/ijccs.2013.

Full text
Abstract:
Abstract— Outsourcing is a part of production process of manufacturing industry which contribute for suitainability of a manufacture process. Choosing appropriate subcontractor which match spesification is not easy. In order to help company in determining credible subcontractors is needed a decision support system.Selection of decision support system for the production of subcontracting gloves uses Entropy and TOPSIS methods. Entropy method is used to give weight to the criteria. TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution) method is used to select the best subcontractors, where subcontracting was elected not only has the shortest distance from the positive ideal solution but it also has the longest distance from the negative ideal solution. Designing of systems use ERD and DFD for identifying the needs of users and systems, and as for guiding the software implementation. The results of this research are the establishment of an application used to select subcontractors based on established criteria. Test results on the application can provide decision input/suggestion, although the criteria used in making decision is different. Subcontract selection decision support system can be an alternative to choose subcontractors for the production of gloves in PT. Adi Satria Abadi Yogyakarta.Keywords— DSS, Decision Support System, Entropy, TOPSIS, Subcontract
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Putri, Maulin Masyito. "MODEL INTEGRASI 2 STAGE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS-MONTE CARLO UNTUK PEMILIHAN PARTNER SUBKONTRAK." Heuristic 14, no. 02 (2017). http://dx.doi.org/10.30996/he.v14i02.1172.

Full text
Abstract:
With cheaper consideration, product subcontracting often becomes an option. So far the selection of subcontractors is based solely on the price of the cheapest contract offered. Apparently not enough, there are still some input and output variables that must be considered. So far, the existing methods still have some weaknesses. The classic DEA model often fails to work effectively because it is very sensitive to statistical changes. Meanwhile the AHP and DEMATEL methods are not appropriate when the unequal monthly risk frequency is encountered. So we need to develop new method, that is integration 2 Stage Data Envelopment Analysis (DEA) -Monte Carlo. Using VBA-excel based simulation assistance, it can be concluded that the most appropriate subcontract partner for UV process is DMU 1A (Central Coating) while subcontract partner for embossed process is DMU 1B (Super Indah Langgeng) and the most appropriate subcontracted laminating process partner is DMU 1C is (Central Coating), each having the best productivity with low risk level. Key Word: Subcontract Selection, Eficiency, Productivity, 2 Stage DEA-Monte Carlo
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Arifin, Zaenal, and Ade Haryani. "ANALISIS PENGADAAN BARANG DAN JASA." EPIGRAM (e-journal) 11, no. 2 (2015). http://dx.doi.org/10.32722/epi.v11i2.674.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Perjanjian pengadaan adalah perjanjian dimana pihak memegang pekerjaan untuk pihak tertentu yang diterima. Dalam prakteknya, perjanjian untuk pengadaan barang dan jasa dari pemasok sebagai penyedia penyelesaian tepat waktu dan bekerja sesuai dengan janji yang terkandung dalam dokumen. Selain itu,penyedia layanan wajib merumuskan kontrak yang diajukan oleh pengguna pendekatan akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan empiris untuk yuridis. Dalam pengadaan barang dan jasa menjadi penyedia layanan tetap bertanggung jawab atas semua konsekuensi yang timbul dari pekerjaan subkontrak, dan apabila terbukti dalam pelaksanaan penyedia jasa tenaga kerja, tidak sesuai dengan perencanaan atau keterlambatan dalam penyelesaian penyedia layanan akan dikenakan sanksi sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan. Kata kunci: barang dan jasakontrak,Politeknik Negeri Jakarta, Perjanjian, Pengadaan ABSTRACT The procurement agreement is an agreement by which the parties hold a job for a certain party received. In practice, the agreement for the procurement of goods and services from the supplier as a provider of completion on time and work in accordance with the promise contained in a document. In addition, service providers obliged to formulate a contract submitted by the user of the approach will be used in this study uses an empirical approach to juridical. In the procurement of goods and services into the service provider remains responsible for all the consequences arising out of the subcontract work, and if it is proven in the implementation of employment services provider, is not in accordance with planning or delays in the completion of the service providers will be subject to sanctions in accordance with the agreement has been established. Keywords:goods and services contracts.agreement, State Polytechnic of Jakarta, contract
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Kartika, Annisa Indah, and Sara R. Qanti. "KERAGAAN KEMITRAAN DI KOPERASI PRODUKSI SUSU (STUDI KASUS DI KPS BOGOR, KEDUNG BADAK, KOTA BOGOR)." Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad 1, no. 2 (2016). http://dx.doi.org/10.24198/agricore.v1i2.22702.

Full text
Abstract:
ABSTRAKPeningkatan produksi susu di Indonesia masih belum mencukupi kebutuhan konsumsi susu diIndonesia yang juga terus meningkat. Koperasi Produksi Susu (KPS) hadir untuk memfasilitasi parapeternak sapi perah. KPS tidak dapat menjalankan seluruh kegiatannya sendiri maka KPS menjalinkerja sama dalam memenuhi sarana produksi, distribusi, kualitas, dan kontinuitas. Tujuan penelitianini adalah untuk mengetahui pola dan keragaan kemitraan yang terjadi pada KPS Bogor. Penelitiandilakukan di KPS Bogor di Jln. Baru Kedung Badak, Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan TanahSareal, Kota Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan dengan desain deskriptif kualitatif dan teknikpenelitian studi kasus. Responden dan informan ditentukan dengan sengaja. Data yang digunakanadalah data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KPS Bogor memiliki enamperusahaan mitra yaitu PT. AMS, CV. MAJU, Cimory, Indolakto, Nutrifood, dan Unican. Hanya satudari enam perusahaan ini yang memiliki perjanjian tertulis yaitu PT. AMS dalam bentuk Kerja SamaOperasi (KSO). Perjanjian tidak tertulis dengan Indolakto, Cimory, Nutrifood, dan Unican dalambentuk kemitraan subkontrak, dan CV. MAJU dalam bentuk vertical forward linkage. Dalampelaksanaan kerjasama antara KPS dan mitra, banyak proses yang dilakukan secara spontan.Kata kunci: susu, keragaan, kemitraan, kerja sama bisnis, spontanABSTRACTMilk production in Indonesia is still insufficient to fulfil increasing milk consumption in Indonesia.West Java is one of the largest milk production centre in Indonesia and also place where there aremany milk production cooperatives (MPC). MPC presents to facilitates the dairy farmers. MPC wasnot able to run the entire business itself, then it cooperates with various partners in term ofproduction facilities, distribution, quality control, and continuity. The purpose of this study is todetermine the pattern and the performance of partnerships at the MPC in Bogor. The study wasconducted at the MPC in Bogor located at Jln. Baru Kedung Badak, Kedung Badak Village, TanahSareal District, City of Bogor, West Java. Descriptive design and a qualitative case study researchtechnique were used in this study. Primary data were collected by using participant observation andinterviews. Both primary and secondary data were used in this study. Important results suggest thatMPC in Bogor has six partner companies, namely PT. AMS, CV. MAJU, Indolakto, Cimory,Nutrifood, and Unican. Only one (PT. AMS) of these six companies has written agreement and inform of Joint Operation. The unwritten agreements with Indolakto, Cimory, Nutrifood, and Unicanare in subcontract partnerships form, and CV. MAJU is in vertical forward linkage form. In theimplementation of partnerships, many processes are carried out spontaneously.Keywords: milk, the performance, partnerships, business collaboration, spontaneous
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Suwandi, Chaznin R. Muhammad, and Reni Amaranti. "Pengurangan Work In Process Inventory di Stasiun Kerja Bottleneck Menggunakan Pendekatan Theory Of Constraint (TOC)." Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science 2, no. 1 (2022). http://dx.doi.org/10.29313/bcsies.v2i1.1956.

Full text
Abstract:
Abstract. CV. Pustaka Setia is a company engaged in publishing and printing books. The obstacle experienced by CV Pustaka Setia is the occurrence of accumulation (Work In Process inventory) at the folding work station. The buildup that occurs has resulted in the company not achieving the production target that has been set within a predetermined time limit. The problems faced by this company are solved by using theapproach Theory of Constraint (TOC). Thestage TOC carried out by identifying the constraint in the company by calculating the capacity, this is because the constraint contained in the company is a capacity constraint. The stages are continued with constraint exploitation using a linear program to find out the maximum number of companies producing books with the company's capacity.scheduling is Campbell dudeck and smith (CDS)done by changing the transfer system to abatch processequal to the transfer batch, in order to reduce stacking. The stage is continued on subordination of non-sources constraint by making print work stations able to maximize work stations that experience buildup and is carried out using themethod Drum Buffer Rope (DBR). Based on data processing until it reaches the stage of subordination, the stacking constraint still occurs, then the constraint elevation is carried out. The constraint elevation was carried out by adding the capacity of the folding work station to 3 work shifts and subcontracting 1815 copies of the book at the folding work station so that the company was able to reduce the buildup and meet existing needs.&#x0D; Abstrak. CV. Pustaka Setia perusahaan yang bergerak dibidang penerbitan dan percetakan buku. Kendala yang dialami oleh CV Pustaka Setia ialah terjadinya penumpukan (Work In Process inventory) pada stasiun kerja pelipatan. Penumpukan yang terjadi mengakibatkan perusahaan tidak mencapai target produksi yang telah ditetapkan dengan batas waktu yang telah ditentukan. Permasalahan yang dihadapi perusahaan ini diselesaikan dengan menggunakan pendekatan Theory of Constraint (TOC). Tahapan TOC dilakukan dengan cara mengidentifikasi constraint pada perusahaan dengan melakukan perhitungan kapasitas, hal ini dikarenakan constraint yang terdapat pada perusahaan ialah capacity constraint. Tahapan dilanjutkan dengan eksploitasi constraint menggunakan progama linier untuk mengetahui maksimal perusahaan memproduksi buku dengan kapasitas yang dimiliki perusahaan. Penjadwalan Campbell dudeck and smith (CDS) dilakukan dengan mengubah sistem transfer menjadi batch proses sama dengan batch transfer, guna mengurangi penumpukan. Tahapan dilanjutkan pada subordinasi sumber non constraint dengan membuat stasiun kerja cetak bisa memaksimalkan stasiun kerja yang mengalami penumpukan dan dilakukan dengan menggunakan metode Drum Buffer Rope (DBR). Berdasarkan pengolahan data hingga mencapai tahapan subordinasi constraint penumpukan masih terjadi maka dilakukan elevasi constraint. Elevasi constraint dilakukan dengan menambahkan kapasitas stasiun kerja pelipatan menjadi 3 shift kerja dan melakukan subkontrak 1815 eksemplar buku pada stasiun kerja pelipatan sehingga perusahaan mampu mengurangi penumpukan dan memenuhi kebutuhan yang ada.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography