To see the other types of publications on this topic, follow the link: Tama nyū taun.

Journal articles on the topic 'Tama nyū taun'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 15 journal articles for your research on the topic 'Tama nyū taun.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Amira Putri, Rafitra, Liliana Dewi, Ines Windyarti, Alya Farika, and Yasmin Nur Sya’ban. "Dampak Pariwisata Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Di Taman Mini Indonesia Indah pada Era New Normal." Jurnal Syntax Transformation 2, no. 11 (November 23, 2021): 1630–38. http://dx.doi.org/10.46799/jst.v2i11.445.

Full text
Abstract:
Menurut UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Pariwisata adalah macam-macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Salah satu kawasan pariwisata yang dimiliki Indonesia adalah Wisata Taman Mini Indonesia Indah. Pada masa pandemi saat ini tingkat kunjungan pariwisata di indonesia khusus nya di wisata taman mini indonesia indah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak Ekonomi di Objek Wisata Taman Mini Indonesia Indah, mengetahui pebandingan pendapatan para Pedagang sebelum dan sesudah Era New Normal di Objek Wisata Taman Mini Indonesia Indah, Serta Mengetahui siapa saja yang terdampak Ekonomi di Objek Wisata Taman Mini Indonesia Indah. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif (Mix Method). Data kuantitatif diperoleh melalui kuesioner dan data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam menggunakan panduan wawancara serta observasi lapang. Teknik dalam penentuan responden penelitian menggunakan cluster accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan dan pedagang di wisata taman mini indonesia indah mengalami penurunan ekonomi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Ning, Karminingsih, Latifah Latifah, and Febriyanti Ade Saputri. "GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DI KELURAHAN WANASARI RW. O13 KABUPATEN BEKASI." Jurnal Kesmas Prima Indonesia 3, no. 1 (February 4, 2022): 1–6. http://dx.doi.org/10.34012/jkpi.v3i1.1505.

Full text
Abstract:
Masih rendahnya pemanfaatan buku KIA masih terkendala oleh rendahnya pengetahuan dan sikap ibu tentang manfaat dari buku KIA dan sebagian ibu juga menganggap hal-hal yang berhubungan dengan buku KIA hanya sekedar buku catatan pemeriksaan (Yayu, dkk,2015).4 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Kelurahan Wanasari Rw.013 Kabupaten Bekasi tahun 2020. Variabel independen nya adalah pengetahuan dan variabel dependen nya adalah pemanfaatan buku KIA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan potong lintang . Sampel penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai balita di Kelurahan Wanasari RW. 013 pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling dengan responden dalam kriteria inklusi berjumlah 30 responden.pengambilan data menggunakan data primer. Analisis data meliputi univariat dengan melakukan uji distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan karakteristik yaitu usia yang lebih banyak 26-30 tahun sebanyak 15 responden (50,0%). Berdasarkan karakteristik pendidikan adalah pendidikan rendah (tamat SD, tamat SMP) sebanyak 17 responden (56,7%). Berdasarkan menurut karakteristik pekerjaan yaitu yang tidak bekerja sebanyak 19 responden (63,3%). Berdasarkan Pengetahuan ibu yaitu berpengetahuan cukup sebanyak 12 responden (40,0%). Dan untuk pemanfaatan buku KIA sebanyak 19 responden (63,3%). Kesimpulannya di Kelurahan Wanasari RW.013 tahun 2020 responden memanfaatkan buku KIA dan memiliki pengetahuan dengan baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Soetoto, Erwin Owan Hermansyah, and Monica Graicila. "Perlindungan Hukum Bunga Edelweis di Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya." KRTHA BHAYANGKARA 16, no. 1 (April 3, 2022): 101–20. http://dx.doi.org/10.31599/krtha.v16i1.1088.

Full text
Abstract:
Artikel ini mendeskripsikan dan mengkaji permasalahan, Bagaimana upaya perlindungan Bunga Edelweis di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Dengan melatar belakangi maraknya perusakan ekosistem oleh tangan-tangan jahil manusia, penulis melihat dari sisi kehidupan hayati (tumbuhan) dalam lingkup kawasan konservasi, dimana yang tertuang dalam UUKH Nomor Tahun 1990. Perlu diberikan pemahaman khususnya pada keberlangsungan hidup Bunga Edelweis yang masuk dalam kawasan konservasi, serta perlindungan khususnya tertulis dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Karena mitos bunga abadi yang sangat di gemari oleh pendaki gunung hingga menimbulkan perbuatan memetik dan merusak tumbuhan Bunga Edelweis, serta memiliki nilai jual di mata masyarakat sekitar kawasan, oleh sebab itu keberadaan Bunga Edelweis ini perlu di perhitungkan kembali, perlu ditegakkan nya suatu perlindungan terhadap Bunga Edelweis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Darmu'in, Darmu'in. "Kurikulum Pendidikan Karakter di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Semarang." Nadwa 7, no. 1 (April 20, 2013): 45. http://dx.doi.org/10.21580/nw.2013.7.1.543.

Full text
Abstract:
The character education curriculum in Pembina Public Kindergarten Sema-rang was initiated since 2010 in the form of socializing ideas, internships at kindergarten Budi Mulia 2 Yogyakarta, testing, curriculum development: mapping the character values, aligning the vision, mission, and educational goals. The character values include: religious, honest, tolerance, discipline, hard work, creative, independent, democratic, curiosity, the spirit of natio-nalism, patriotism, respect for achievement, friendly, peace-loving, fond of reading, environmental care, social care , as well as responsibilities. The as-sessment of character education is done through observing students and ex-pressed in a qualitative statement. The simulation results of the character education assessment show that the majority of students (67.93%) have had a character (MK), others (23.82%) have begun to develop (MB), a small amount (6.50%) began to appear (MT), and the rests have not seen yet (1.14%) (CB).<br /><br /><strong>Abstrak</strong><br />Kurikulum pendidikan karakter di TK NPS dirintis sejak tahun 2010 berupa sosialisasi gagasan, magang di TK Budi Mulia 2 Yogyakarta, melakukan uji coba, penyusunan kurikulum: pemetaan nilai-nilai karakter, menyelaraskan visi, misi, dan tujuan pendidikan. Nilai-nilai karakter meliputi: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, serta tanggung ja-wab. Penilaian pendidikan karakter dilakukan melalui pengamatan terhadap anak didik, dinyatakan dalam pernyataan kualitatif. Hasil simulasi penilaian pendidikan karakter menunjukkan bahwa anak didik sebagian besar (67,93 %) telah memiliki karakter (MK), sebagian lainnya (23,82 %) sudah mulai berkembang (MB), sebagian kecil (6.50 %) mulai terlihat (MT), dan selebih-nya (1.14%) belum terlihat (BT).<br /><br />
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Siahaan, Sarma, Aditya Afriyanto, and Reine Suci Wulandari. "PENILAIAN DAYA TARIK WISATA TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI KELURAHAN BUNUT KABUPATEN SANGGAU." JURNAL HUTAN LESTARI 10, no. 2 (October 5, 2022): 462. http://dx.doi.org/10.26418/jhl.v10i2.50398.

Full text
Abstract:
Sanggau Regency has a Biodiversity Park area of ± 25 Ha according to the Decree of the Regent of Sanggau No. 551 of 2019 concerning establishing a Biodiversity Park in Bunut Village, Kapuas District, Sanggau Regency. The Biodiversity Park in Bunut Village, Sanggau Regency has the potential as a good tourist attraction to be developed as a tourist attraction. Because the area is still beautiful with cool air and away from the noise of urban activities. But in reality, the management and utilization of the existing potential are still not maximized to support the attractions of the Biodiversity Park tourist attraction. Therefore, research needs to be conducted to assess the potential of Biodiversity Park in Bunut Village, Sanggau District, and to find out its feasibility as a tourist destination. This research was conducted at the Biodiversity Park in Semboja II, Bunut Village, Kapuas District, Sanggau Regency. In this study used a survey method with a saturated sampling technique (census). The results of the research in the field and the results of the analysis of the Assessment of Attraction in Biodiversity Park in Bunut, Sanggau District have the results of the assessment of tourist attraction elements of 1,031.7 and are included in the medium category (B) and have the potential to be developed as a tourist attraction. Elements that can be highlighted based on the highest value are the elements of comfort, variety of activities, cleanliness of the air and clean location.Keywords: Tourist attraction, Biodiversity Park, Bunut Village. AbstrakKabupaten Sanggau memiliki kawasan Taman Keanekaragaman Hayati yang luas nya 25 Ha sesuai SK Bupati Sanggau No. 551 Tahun 2019 tentang penetapan Taman Keanekaragaman Hayati di Kelurahan Bunut Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau. Taman Keanekaragaman Hayati yang terdapat di Kelurahan Bunut Kabupaten Sanggau memiliki potensi daya tarik wisata yang bagus untuk dikembangkan sebagai objek wisata. Dikarenakan kawasannya yang masih asri dengan udara yang sejuk serta jauh dari kebisingan aktivitas perkotaan. Namun pada kenyataannya, pengelolaan dan pemanfaatan potensi yang ada, masih belum maksimal untuk mendukung objek daya tarik wisata Taman Keanekaragaman Hayati. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk menilai potensi-potensi yang ada di kawasan Taman Keanekaragaman Hayati Kelurahan Bunut Kabupaten Sanggau dan untuk mengetahui kelayakannya sebagai salah satu daerah tujuan wisata. Penelitian ini dilaksanakan di Taman Keanekaragaman Hayati yang berada di Kawasan Semboja II Kelurahan Bunut, Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau. Dalam penelitian ini menggunakan metode survey dengan teknik sampling jenuh (sensus). Hasil penelitian di lapangan dan hasil analisis mengenai Penilaian Daya Tarik Wisata Taman Keanekaragaman Hayati Kelurahan Bunut Kabupaten Sanggau memiliki hasil penilaian unsur daya tarik wisata sebesar 1.031,7 dan termasuk dalam katagori sedang (B) dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata. Unsur yang dapat ditonjolkan berdasarkan nilai tertinggi adalah unsur kenyamanan, variasi kegiatan, dan kebersihan udara dan lokasi bersih. Kata kunci: Daya Tarik Wisata, Taman Keanekaragaman Hayati, Kelurahan Bunut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Sudrajat, Ade, and Muhammad Fedryansyah. "PERAN PETUGAS K3L UNPAD DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA." Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial 1, no. 2 (August 10, 2018): 9. http://dx.doi.org/10.24198/focus.v1i2.18249.

Full text
Abstract:
Petugas Kebersihan, Keindahan, dan Kenyamanan Lingkungan atau biasa disebut petugas K3L ialah para pekerja yang bisa dibilang mempunyai jasa besar bagi lingkungan Universitas Padjadjaran. Mereka bekerja sejak pagi hari sampai matahari benar-benar berada di atas atau siang hari. Tanpa jasa mereka, lingkungan Unpad mungkin akan terlihat kotor, banyak sampah, serta tidak nyaman bagi berlangsungnya aktivitas akademik maupun non akademik di Universitas Padjadjaran. Selain peran tersebut ada lagi yang menjadi kewajiban mereka, kewajiban tersebut ialah dalam pemenuhan kebutuhan keluarga mereka, tidak dapat dipungkiri, memang kebanyakan dari mereka bekerja sebagai petugas K3L itu sendiri demi mendapatkan suatu upah tertentu dan dorongan faktor ekonomi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peran petugas K3L didalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga. Populasi petugas K3L yang sudah di wawancara yaitu sebanyak 12 orang dari keseluruhuan jumlah petugas K3L yang ada berjumlah kurang lebih 350 orang. Metode sampel menggunakan metode sampel jenuh. Totall sampel yang dipergunakan sebanyak 12 orang. Serta Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Ditemukan fakta bahwa 60% petugas K3L yang sudah diwawancarai ialah kaum perempuan dan 40% nya kaum laki-laki. Petugas K3L dalam penelitian ini mayoritas berada pada usia produktif, yaitu 32-51 tahun. Sedangkan tingkat pendidikan responden sangat rendah, yaitu tamat SD dan tidak sekolah sebesar 70%, dan sisa nya ialah tamatan SMP sebesar 30%. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dalam penelitian ini umur mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap sektor pendapatan keluarga petugas K3L, karena sebagian besar ada pada usia produktif. Sedangkan berdasarkan fakta diatas bahwa pendidikan sendiri tidak berpengaruh terhadap pendapatan keluarga petugas K3L, karena hampir sebagian besar petugas K3L masih berpendidikan rendah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Mallisza, Danyl. "RANCANG BANGUN PROTOTYPE PENGONTROLAN LAMPU DENGAN ARDUINO BERBASIS ANDROID." Unes journal of Information System 2, no. 2 (December 31, 2017): 077. http://dx.doi.org/10.31933/ujis.2.2.077-085.2017.

Full text
Abstract:
Mobilitas sosial ini terus berlangsung di semua negara khususnya dalam masyarakat industry karena dibutuhkannya sejumlah besar tenaga teknis dan profesional. Golongan sosial tinggi tidak sanggup memenuhi segala kebutuhan itu dan terpaksa mengambilnya dari lapisan sosial yang lebih rendah. Mereka yang lahir dalam golongan atas yang tidak mempunyai motivasi untuk memperoleh kemampuan teknis, profesional atau managerial akan dengan sendirinya turun dalam tangga sosial. Smartphone merupakan alat untuk komunikasi suara atau biasa disebut telepon genggam, Smartphonejuga dilengkapi dengan Mobile Outlook untuk membaca e-mail dan Mobile Web untuk internet browsing. Selain dapat menerima panggilan masuk dan SMS, seperti ponsel pada umumnya, Smartphone juga dapat menerima e-mail, dan juga dapat melakukan real time chatting dengan teman yang sedang online melalui MSN Messenger. Dengan kata lain, telepon genggam ini merupakan komputer mini yang mempunyai kapabilitas sebuah telepon. Pertumbuhan permintaan akan alat canggih yang mudah dibawa kemana-mana membuat kemajuan besar dalam prosesor, memori, layar dan sistem operasi yang di luar dari jalur telepon genggam sejak beberapa tahun ini. Arduino dikatakan sebagai sebuah platform dari physical computing yang bersifat open source. Pertama-tama perlu dipahami bahwa kata “platform” di sini adalah sebuah pilihan kata yang tepat. Arduino tidak hanya sekedar sebuah alat pengembangan, tetapi ia adalah kombinasi dari hardware, bahasa pemrograman dan Integrated Development Environment (IDE) yang canggih. IDE adalah sebuah software yang sangat berperan untuk menulis program, meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memory microcontroller. Ada banyak projek dan alat-alat dikembangkan oleh akademisi dan profesional dengan menggunakan Arduino, selain itu juga ada banyak modul-modul pendukung (sensor, tampilan, penggerak dan sebagainya) yang dibuat oleh pihak lain untuk bisa disambungkan dengan Arduino. Arduino berevolusi menjadi sebuah platform karena ia menjadi pilihan dan acuan bagi banyak praktisi. Salah satu yang membuat Arduino memikat hati banyak orang adalah karena sifatnya yang open source, baik untuk hardware maupun software-nya. Diagram rangkaian elektronik Arduino digratiskan kepada semua orang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Suprianto, Suprianto, Eka Agustiani, and Soenaryo Neneng. "Dampak Covid – 19 Terhadap Kegiatan Industri Rumah Tangga Umkm Di Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur." Elastisitas - Jurnal Ekonomi Pembangunan 3, no. 1 (April 22, 2021): 78–97. http://dx.doi.org/10.29303/e-jep.v3i1.38.

Full text
Abstract:
Penelitian ini mengambil judul “ Dampak COVID- 19 Terhadap Kegiatan Industri Rumah Tangga UMKM di Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur”.. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis Pendapatan dan Nilai tambah industri olahan rumah tangga pada era Covid -19. Metode penelitian dilakukan dengan cara survey dengan mengambil sampel sebanyak 15 unit usaha responden, dan penentuan responden ditentukan secara accidental dengan melihat karakteristik industri rumah tangga tersebut. Karakteristik dari pekerja informal dan formal sebagian besar melakukan kegiatannya dirumah responden dan berjualan ditempat-tempat keramaian yang padat penduduk dan pengunjung di kota Selong . Tingkat pendidikan responden rata-rata tamat SMP dan SMA dengan pengalam berusaha dalam industri olahan makanan terendah 3 tahun dan tertinggi 10 tahun. dengan rata-rata lama waktu bekerja di atas 10 jam sehari.. Rata-rata pendapatan yang diperoleh pekerja informal dibawah Rp 2.000.000,- sebanyak 46,67% dan 30,33 % pendapatannya di atas Rp 3.000,000,- Sedangkan pendapatan responden rata-rata di atas Rp 4.000.000, sebanyak 23 % . Secara keseluruhan analisis usaha industri rumah tangga UMKM, sebanyak 5 usaha tingkat efisiensinya rendah ( R/C Rasio < 1 ) yaitu pada usaha dan selebihnya usaha dari responden R/C rasio nya > 1 , secara ekonomi usahanya layak untuk diusahakan. Rata-rata Nilai Tambah usaha industri rumah tangga UMKM memiliki rasio di atas 50 ( RNT > 50 % ) berarti nilai tambah beberapa usaha industri rumah tangga dikategorikan tinggi ( kisaran 51,58 sampai dengan 86,46 % tertinggi) sebanyak 10 unit usaha industri rumah tangga olahan UMKM. Rasio Nilai Tambah (RNT) dibawah 50 % sebanyak 5 unit usaha atau 33,33 % dikategorikan memiliki nilai tambah kategori rendah , seperti olahan makanan serabi,kerupuk terigu, kue kemerodok, serbat jahe dan kacang goreng memiliki rasionilai tambah dibawah 50 % (RNT < 50 % ) artinya usaha industri yang dikelola oleh rumah tangga rasio nilai tambahnya rendah Untuk lebih meningkatkan pendapatan usaha industri olahan rumah tangga UMKM di masa pandemi COVID-19 kususnya lebih meningkatkan pangsa jual produk olahan dengan membuka layanan penjualan sistem digital via internet (go food , go jek ) sehingga omzet penjualannya akan meningkat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Qodriyatun, Sri Nurhayati. "Implementasi Kebijakan Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di Karimunjawa." Aspirasi: Jurnal Masalah-masalah Sosial 9, no. 2 (March 26, 2019): 240–59. http://dx.doi.org/10.46807/aspirasi.v9i2.1110.

Full text
Abstract:
Tourism has been the backbone of Indonesia’s economy in the last three years.Contribution of tourism to national GDP is expected to increase to 15% by 2019. Those target is encouraging the development of tourism in many tourist potential areas, such as Karimunjawa. Karimunjawa is an area of 27 small islands including 22 protected islands within the area (Karimunjawa National Park). The Government has made policies in the development of tourism on small islands. The problem is on the implementation of those policy in Karimunjawa from the point of view of policy maker, policy implementer, and target group (Karimunjawa community). The result of a qualitative research conducted in 2018 on tourism development in Karimunjawa showed that tourism development in Karimunjawa has not been sustainable. Even though it has opened up new jobs and added income to the community, there has been changes of community’s values and environmental damage on some spot areas. There is a need for an integrated plan that involves many sectors and stakeholders. The plan includes spatial planning, calculation of its carrying capacity (ecological, physical, and social), analysis or study on environmental impact, utilization of natural resources in an environmentally friendly manner, and roles and responsibilities of each stakeholder involved in tourism development. There is also a need for visitor quota based on the calculation of carrying capacity as well as additional attractions to increase the length of tourist visits. AbstrakPariwisata telah menjadi backbone perekonomian Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Pemerintah menargetkan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional meningkat menjadi 15% pada tahun 2019. Target tersebut mendorong dikembangkannya pariwisata di daerah-daerah yang memiliki potensi pariwisata, seperti Karimunjawa. Karimunjawa merupakan daerah kepulauan dengan 27 pulau kecil di dalamnya dengan 22 pulau di antaranya berada dalam kawasan konservasi (Taman Nasional Karimunjawa). Pemerintah telah menyusun kebijakan untuk pengembangan pariwisata di pulau-pulau kecil agar berkelanjutan. Permasalahannya adalah bagaimana implementasi kebijakan tersebut dalam pengembangan pariwisata di Karimunjawa dilihat dari sudut pandang penyusun kebijakan, pelaksana kebijakan, dan target group (masyarakat Karimunjawa). Penelitian kualitatif yang dilakukan pada tahun 2018 terhadap pengembangan pariwisata di Karimunjawa memperlihatkan bahwa pengembangan pariwisata di Karimunjawa belum berkelanjutan. Karena meskipun secara ekonomi telah membuka lapangan kerja baru dan menambah penghasilan di masyarakat, namun secara sosial telah terjadi perubahan nilai dalam masyarakat dan secara ekologis telah terjadi kerusakan lingkungan. Perlu ada satu perencanaan yang terintegrasi yang melibatkan berbagai sektor dan stakeholders. Perencanaan tersebut memuat penataan ruangnya, perhitungan daya dukungnya (daya dukung ekologis, daya dukung fisik, dan daya dukung sosial), studi AMDAL atau UKL/UPL nya, pemanfaatan sumber daya alam secara ramah lingkungan, serta peran dan tanggung jawab dari setiap stakeholders yang terlibat dalam pengembangan pariwisata. Selain itu, perlu ada penetapan kuota pengunjung didasarkan perhitungan daya dukung dan menambah atraksi untuk meningkatkan lama kunjungan wisata.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Erlina, Erlina, and Suryanto Suryanto. "ANALISIS KUALITAS PAVING HASIL HOME INDUSTRY DI BERBAGAI DAERAH (STUDI KASUS : SLEMAN, BANTUL DAN KOTA YOGYAKARTA)." CivETech 3, no. 2 (August 2, 2021): 1–10. http://dx.doi.org/10.47200/civetech.v3i2.1054.

Full text
Abstract:
Paving block mulai dikenal dan dipakai di Indonesia terhitung sejak tahun 1977/1978. Paving block sendiri mempunyai berbagai variasi bentuk untuk memenuhi selera pemakai. Bahan penyusun paving block yaitu semen portland atau bahan perekat hidrolis lainnya, air dan agregat halus dengan atau tanpa tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton tersebut. Untuk saat ini kebutuhan paving block sebagai penutup permukaan tanah sangatlah melonjak, khususnya di Kota Yogyakarta. Banyak perusahaan besar paving block di Yogyakarta yang masih belum bisa memenuhi permintaan konsumen, para konsumen harus memesan paving block jauh hari terlebih dahulu. Dari banyaknya tempat produksi paving block tersebut belum semuanya terjamin kualitas paving block nya, dan belum semua paving block dari industri rumahan tersebut memenuhi syarat dan ketentuan SNI yang berlaku. Tujuan penelitian ini meliputi Untuk mengetahui kualitas paving block home industry di 3 tempat di Yogyakarta dan untuk mengetahui kuat tekan dan daya serap air masing-masing sample paving block home industry. Penelitian ini dilakukan secara ekperimental, proses eksperimental dilakukan di Laboratorium Balai Pengujian, Informasi Pemukiman dan Bangunan, Pengembangan Jasa Konstruksi (PIPBPJK). Hasil pengujian kuat tekan rata-rata dari Marga Jaya (Sleman) adalah 16,94 Mpa memenuhi standar SNI 03-0691-1996 sehingga masuk ke dalam Bata Beton Mutu C atau bisa digunakan untuk pejalan kaki. Sedangkan kuat tekan rata-rata dari UD. Dwi (Yogya Kota) yaitu 9,17 Mpa juga sudah memenuhi standar SNI 03-0691-1996 dan masuk ke dalam Bata Beton Mutu D yang bisa digunakan untuk taman dan penggunaan lain. Dan untuk paving block dari TB. Dika Jaya (Bantul) memiliki kuat tekan rata-rata sebesar 2,04 Mpa sehingga tidak memenuhi standar SNI 03-0691-1996. Hasil pengujian daya serap air rata-rata dari Marga Jaya (Sleman) yaitu 5,82 % dan UD. Dwi (Yogya Kota) yaitu 7,94 % sudah memenuhi standar SNI 03-0691-1996. Sedangkan daya serap air rata-rata dari TB. Dika jaya yaitu 10,07 % melebihi syarat penyerapan air rata-rata maksimal SNI 03-0691-1996.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Damanik, Jon Mister R. "Dampak Dikeluarkannya Edik Milano 313 bagi Kebebasan Gereja." LOGON ZOES: Jurnal Teologi, Sosial dan Budaya 4, no. 1 (February 16, 2021): 35–45. http://dx.doi.org/10.53827/lz.v4i1.23.

Full text
Abstract:
Church history is not an outdated or outdated writing, but church history has an important role to play. Because in the history of the church there are important parts that can be used as a teaching for the church today. Chrestus is a term for followers of Christ, and Christians are used as an outlet for pleasure when they are persecuted, pitted against hungry animals, used as torches to light the garden, nearly 250 years of persecuted Christians have not been given freedom by the state even if there is a problem -problems like a fire whose cause is Christians because they do not worship their gods so that the gods are angry. The Edik Milan is a decree issued in 313 which greatly influenced the church's freedom to carry out religious activities. The meaning of Edik is: "an order carried out by the ruler." Milan is "the Roman state where Roman rule ruled." With the issuance of this Edict of Milan by Konstantin the Great, the ruler of the Roman empire gave a glimmer of hope in freedom of worship. Events that have occurred in the church in the past are a motivation for the church to keep carrying out the command of the Lord Jesus, namely to make all nations become His disciples. The church exists today because there was a church in the past, hope to continue learning about history because from history there will be a lot to know about what happened in the past as a positive lesson in the present.AbstrakSejarah Gereja bukan suatu tulisan yang tidak berlaku atau yang sudah usang, tetapi sejarah gereja memiliki peranan penting untuk dipelajari. Karena dalam sejarah gereja terdapat bagian-bagian yang penting untuk dapat dijadikan sebagai suatu pengajaran bagi gereja masa kini. Chrestus adalah suatu sebutan untuk pengikut Kristus, dan orang-orang Kristen dijadikan sebagai pelampiasan kesenangan pada saat mereka dianiaya, diadu dengan binatang lapar, dijadikan obor sebagai penerang taman, hampir 250 tahun orang-orang Kristen dianiaya tidak diberikan kebebasan oleh negara bahkan jika ada masalah-masalah seperti kebakaran yang penyebabnya itu adalah orang Kristen karena mereka tidak menyembah dewa mereka sehingga dewa murka. Edik Milan adalah suatu Surat Keputusan yang dikeluarkan pada tahun 313 yang sangat berpengaruh bagi kebebasan gereja untuk melaksanakan kegiatan ibadah-ibadah. Arti Edik adalah: ”perintah yang dilakukan oleh penguasa.” Milan adalah ”negara Roma tempat pemerintahan Romawi berkuasa.” Dengan dikeluarkan Edik Milan ini oleh Konstantinu Agung penguasa kekaisaran Romawi memberikan secercah harapan dalam kebebasan dalam melaksanakan ibadah. Peristiwa yang pernah terjadi pada gereja pada masa dulu adalah suatu motivasi bagi gereja untuk tetap menjalankan perintah Tuhan Yesus yaitu untuk menjadikan semua bangsa menjadi murid-Nya. Gereja ada pada hari ini karena ada gereja pada masa lalu, harapan teruslah belajar tentang sejarah karena dari sejarah akan banyak diketahui apa yang terjadi pada masa lalu sebagai suatu pembelajaran yang positif pada masa kini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Sri Mujiarti Ulfah. "MENCERMATI ARAH PENDIDIKAN INDONESIA." Journal Ilmu Sosial, Politik dan Pemerintahan 1, no. 2 (January 16, 2021): 1–9. http://dx.doi.org/10.37304/jispar.v1i2.346.

Full text
Abstract:
Pendidikan bukan lagi untuk semua orang, namun kini telah mengarah hanya untuk sekelompok orang yang memiliki ?kantongtebal?. Adagiomyangmengatakan?orang miskin dilarang sekolah‘ juga menjadi jargon yang sering kita dengar dan semakin nyaring ketika memasuki tahun ajaranbaru. Masuk ke perguruan tinggi pun seakan menjadi mimpi bagi banyak orang, bahkan tak jarang kita temukan fakta mahasiswa karena keterbatasan biaya terpaksa harus berhenti kuliah. Bahkan yang paling memprihatinkan bagaimana cerita sedih si anak pintar, dengan hati berbunga-bunga karena telah dinyatakan lulus seleksi di perguruan tinggi bergengsi di Indonesia dia melakukan daftar ulang namun apa mau dikata pihak perguruan tinggi bergengsi tersebut meminta uang untuk biaya gedung, sedangkan si anak pintar tadi bersama ibunya tidak memiliki uang sebesar itu, pada akhirnya semua keinginanya untuk kuliah diperguruan tinggi bergengsi di Indonesia itupun pudar. Ironismemang. Sekelumit cerita diatas belum menggambarkan bagaimana output pendidikan bangsa ini. Kita berbangga hati ketika ada sebagian generasi kita memiliki prestasi baik dibidang saints, tekhnologi, dll, atau kalau standarnya adalah banyaknya medali olimpiada ilmiah yang kita raih maka kita tetap berbangga. Namun, semua itu jauh lebih sedikit dibangding bagaimana gambaran generasi kita saat ini. Sek bebas, narkoba, mabuk-mabukan, tawuran, berani dengan orang tua, atau ketika dia bekerja perilaku korupsi dan suap menyuap menjadi hal yang biasa. semua hal itu menambah miris hati kita, akan kita bawa kemana bangsa ini dengan kondisi generasi yang untuk menentukan masa depannya pun dia tidak mampu? Namun pertanyaan lebih keras tertuju kepada pemeritah sebagai pihak yang memiliki otoritas dalam memegang kendali pendidikan, kemana arah pendidikanindonesia? Tulisan ini akan mencoba menganalisis untuk menjawab kemana arah pendidikanIndonesia. Komodifikasipendidikan Gambaran dunia pendidikan kita saat ini sungguh menyedihkan, sebagaimana dituturkan oleh Hanif Saha Ghafur, pengajar UI yang juga penasihat Menteri Pendidikan Nasional (Special Advisor for the Minister), mengatakan bahwa akses masyarakat terhadap perguruan tinggi rendah. Pada 2010, hanya 17% yang diterima masuk PTN. Selebihnya, kelas menengah-atas. Tragisnya, persentase itu terus turun menjadi 15%-16%1. Lebih ironis lagi apa yang di gambarkan oleh Darmaningtyas, pakar pendidikan dari Perguruan Tinggi Taman Siswa Yogyakarta, malah melihat kondisi sesungguhnya jauh lebih parah. Menurutnya, jumlah golongan miskin di PTN dan perguruan tinggi badan hukum milik negara (PT BHMN) tahun 2010 tinggal 4%saja2. Rendahnya akses masyarakat untuk melanjutkan pada jenjang lebih tinggi lebih disebabkan karena biaya pendidikan yang tidak terjangkau. Tak dapat dipungkiri bahwa konsep privatisasi PT BHMN merupakan penyebab mahalnya pendidikan di negarakita3. Berubahnya manajemen perguruan tinggi menjadi otonomi berawal dari dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 1999 Tentang Penetapan Perguruan Tinggi Negeri sebagai Badan Hukum. Pada tahun 2000 pemerintah menetapkan status BHMN pada empat PTN yang dipandang siap yaitu Universitas Indonesia dengan PP No. 152/2000. Universitas Gadjah Mada PP.No. 153/2000. IPB menjadi BHMN dengan dikeluarannya PP No.154/2000. Menyusul ITB dengan PP. No. 155/2000 menjadi BHMN. Beberapa tahun kemudian menyusul Universitas Sumatera Utara menjadi BHMN dengan PP.No.56/2003. Universitas Pendidikan indonesia menjadi BHMN dengan PP.No 6 tahun2004. Dan UNAIR menjadi BHMN dengan PP.No.30 tahun2006. Kemudian, tanggal 17 Desember 2008, melalui jalan yang cukup panjang, yang diwarnai pro dan kontra, DPR RI tetap mensahkan UU No. 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP). Keberadaan pihak yang pro dan kontra terhadap pengesahan UU BHP karena di satu sisi kehadiran UU BHP dianggap merupakan pencerahan bagi dunia pendidikan, sekaligus dijadikan sebagai payung hukum bagi penyelenggaraan pendidikan formal di Indonesia. Namun, di sisi lain justru kehadiran UU BHP dianggap sebagai bentuk kapitalisasi dunia pendidikan, yang berdampak pada liberalisasi penyelenggaraan pendidikan, dan sebagai jalan lepas tangannya pemerintah terhadap dunia pendidikan sedikit demisedikit. 1Sudarmadi. Menata Ulang Manajemen Perguruan Tinggi.2011 2ibid 3ibid Konsekuensi Perguruan Tinggi BHMN menyebabkan mahalnya biaya pendidikan tinggi sehingga semakin tidak terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Kondisi ini berlanjut dengan diajukannya tuntutan judicial review terhadap UU BHP ke Mahkamah Konstitusi oleh sekelompok masyarakat. Hasil judicial review dalam Amar Putusan Mahkamah Konstitusi RI No. 11-14-21-126-136/PUU-VII/2009 dinyatakan bahwa UU BHP tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. Alasan yan diberikan MK adalah bahwa UU BHP bertentangan dengan UUD 1945 yang mengamanatkan agar pemerintah dapat menyelenggarakan pendidikan untuk seluruh masyarakat, pertama karena secara yuridis UU BHP tidak sejalan dengan UU lainnya dan subtansi yang saling bertabrakan, kedua UU BHP tidak memberikan dampak apapun terhadap peningkatan kualitas peserta didik dan ketiga UU BHP melakukan penyeragaman terhadap nilai-nilai kebhinekaan yang dimiliki oleh badan hukum pendidikan yang telah berdiri lama di Indonesia, seperti yayasan, perkumpulan, badan wakaf danlain-lain. Lahirnya UU BHP merupakan bagian dari amanat UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003, hal ini dikemukakan pada Pasal 53 UU Sisdiknas yang memerintahkan agar penyelenggara dan/atau satuan pendidikan formal yang didirikan oleh pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan. Sehubungan dengan itu, Pasal 53 Ayat (4) UU Sisdiknas memerintahkan agar ketentuan tentang badan hukum pendidikan ditetapkan dengan undang-undang tersendiri. UU BHP yang telah disahkan merupakan sebuah konsep yang sudah 36 kali direvisidimulai sejak tahun 2003 dan baru di jadikan UU setelah 36 kali revisi di tahun2008.4 MenurutProf.Dr.Jimly Asshiddiqie, ?penerapanBHMNsamadengangejalakapitalis pendidkan yang memberatkan mahasiswa dan stakeholder?.5 Sedangkan menurut Darmaningtyas,pengurusMajelisLuhurTamansiswa Yogyakarta,mengatakan?Karenadiprivatisasi dalam bentuk PT BHMN, mereka lalu ingin cari untung karena berpikir bantuan pemerintah sewaktu-waktu dapat distop. BHMN berpikir cari dana abadi sehingga bayarnya mahal,?. Menurut Ichlasul Amal, guru besar di UGM, Perubahan besar terjadi setelah beberapa lembagapendidikanmenyandangstatusBHMNmulai2003.Statusinimembuatmanajemen 4Aryos Nivada.potensi bahaya laten UU BHP. http://www.achehpress.com/2009.diakses tgl 31 januari2012 5Edwin Tirani. Kelola Uang Di Universitas Idealnya BLU http://www.media-indonesia.com/Rabu, 28/3/ 2007. Diaksestgl 1/2/2012 lembaga PT harus kreatif menggali dana dari calon mahasiswa berhubung pasokan dari pemerintah terhitung minim. Apalagi, dengan status BHMN mereka diberi keleluasan melakukan seleksi mahasiswa sendiri. Tak mengherankan, manajemen PT pun kemudian membuat kebijakan menyaring mahasiswa plus-plus: pintar secara akademis dan mampu di sisi finansial. ?Kesalahanberada di pihak pemerintahyangmenerapkankebijakanBHMN,bukan pada PT-nya,?.6 Di banyak PTN, untuk masuk fakultas kedokteran tetap harus membayar uang pangkal di atas Rp 100 juta dan untuk jurusanekonomi-bisnis sekitarRp 50 juta.?Itumembuat masyarakat bingung karena seleksinya bersama tapi uang masuknya berbeda-beda, tergantung tingkat penghasilan orang tua. Apa bedanya dengan masuk ujian mandiri?? ujarDarmaningtyas. Harus diakui, kebijakan BHMN di tahun-tahun lalu telah membawa dampak komersialisasi PTN dalam skala massif. Betapa tidak, memang awalnya hanya beberapa perguruan tinggi yang menentukan uang pangkal dan biaya kuliah dengan nilai tinggi. Namun, tanpa disadari para pembuat kebijakan, apa yang dilakukan sejumlah BHMN diam-diam telah menciptakan standar pasar baru yang kemudian diikuti perguruan tinggi lain, baik yang negeri maupunswasta. Tentu ini sebuah ironi. Betapapun akses pendidikan tinggi harus diperluas karena merupakan pilar kemajuan bangsa ke depan. Bila komersialisasi pendidikan terus berlangsung dan warga miskin makin terpinggirkan, Indonesia diprediksi akan kehilangan SDM unggul dalam jumlah besar di masa depan. Kondisi yang tragis mengingat akses pendidikan tinggi di Indonesia masih rendah. Dari 237 juta penduduk RI, baru 5,2 juta orang yang mampukuliah. Memang tak tidak dapat dipungkiri bahwa untuk biaya operasional pengelolaan pendidikan mahal, ditambah dengan riset yang harus dilakukan. Menurut Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Rohmat Wahab, biaya operasional pendidikan untuk mahasiswa prodi IPS berkisar 22 juta per tahun dan untuk prodi IPA 26 juta-28 juta per tahun (Kompas,11/7) Memang anggaran untuk fungsi pendidikan sudah mencapai 20% dari APBN yang tahun ini sebesar 248 triliun (20,2 % APBN). Dari jumlah itu, 158 triliun (60%) ditransfer ke daerah. Hanya 89 triliun yang dikelola pemerintah pusat yang disebar untuk 18 kementerian/lembaga. 6 Rachmanto Aris D. Menata ulang manajemen perguruan tinggi/http://swa.co.id/2011/10/ diakses tgl31/1/2012 Yang dikelola Kemdiknas sendiri hanya 55 triliun yang dibagi untuk program pendidikan dasar 12,7 triliun (23%), pendidikan menengah 5 triliun (9,1%), dan pendidikan tinggi 28,8 triliun (51,9%). Anggaran Dikti (pendidikan tinggi) itu termasuk di dalamnya PNBP (penerimaan negara bukan pajak), sehingga terlihat sangat besar. Dan semua jumlah itu sebagian besarnya untuk gaji guru dandosen. Latarbelakang liberalisasiPendidikan Di negara-negara kapitalis besar, seperti AS, Kanada, Inggris, atau Australia, pendidikan merupakan penyangga peradaban mereka secara fundamental, sekaligus merupakan lahan industri strategis yang menjadi bagian dari dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara bersangkutan. Di negara-negara itu, industri pendidikan tinggi tumbuh pesat seperti industri jasa danperdaganganyanglain.AdalahAmerikaSerikatditahun60-an,melakukanpenelitiandan hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa investasi dalam dunia pendidikan jauh lebih menguntungkan dibandingkan investasi di bidang saham.7 Dengan dana tidak kurang dari 6 milyar dolar, AS lalu membiayai penelitian terapan (applied research) dalam bidang pendidikan. Hasilnya adalah Amerika Serikat memiliki sebuah sistem pendidikan yang pragmatis dan berorientasi pasar, yang meniscayakan standarisasi semua bidang ilmu terhadap kebutuhan industri. Akhirnya mulai tahun 70-an hingga sekarang, Amerika Serikat menjadi kiblat pendidikan didunia.8 Indonesia sendiri mulai mengikatkan diri dalam WTO sejak tahun 1994. Dengan diterbitkanya Undang-Undang No.7 Tahun 1994 tentangpengesahan(ratifikasi)?Agreement Establising the World Trade Organization”, maka Indonesia secara resmi telah menjadi anggota WTO dan semua persetujuan yang ada di dalamnya telah sah menjadi bagian dari legislasi nasional. Sebagai anggota WTO, Indonesia tentu saja tidak bisa menghindar dari berbagai perjanjian liberalisasi perdagangan, termasuk perdagangan jasa pendidikan. Kesepakatan ini dimotori oleh WTO, dimana pada tahun 2005 melalui General Agreement on Trade in Services (GATS) Indonesia sepakat untuk menandatangani kesepakatan tersebut. GATS mengaturliberalisasi 7Prof. Abuddin Nata, Pendidikan di Persimpangan Jalan,2009 8Rum Rosyid, Perselingkuhan Dunia Pendidikan dan Kepentingan Kapitalis,2010 perdagangan sektor jasa pendidikan berdampingan dengan liberalisasi layanan kesehatan, teknologi informasi dan komunikasi, jasa akuntansi, serta jasa-jasalainnya9. Logika perdagangan jasa pendidikan, sebagaimana diutarakan oleh Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Sofian Effendi mengikuti tipologi yang digunakan oleh para ekonom dalam membagi kegiatan usaha dalam masyarakat. Ilmu ekonomi membagi 3 sektor kegiatan usaha dalam masyarakat. Pertama adalah sektor Primer mencakup semua industri ekstraksi hasil pertambangan dan pertanian. Kedua, sektor sekunder mencakup industri untuk mengolah bahan dasar menjadi barang, bangunan, produk manufaktur dan utilities. Dan ketiga, sektor tersier yang mencakup industri-industri untuk mengubah wujud benda fisik (physical services), keadaan manusia (human services) dan benda simbolik (information and communication services). Sejalan dengan pandangan ilmu ekonomi tersebut, WTO menetapkan pendidikan sebagai salah satuindustrisektortersier,karenakgiatanpokoknyaadalahmentransformasiorangyangtidak berpengetahuan dan orang yang tidak mempunyai keterampilan menjadi orang yang berpengetahuan dan mempunyaiketerampilan10. Kontribusi sektor tersier terhadap produk nasional suatu bangsa memang cenderung meningkat seiring dengan kemajuan pembangunan bangsa tersebut. Sejak 1980-an di negara-negara maju, perdagangan jasa tumbuh pesat dan telah memberikan sumbangan yang besar pada produk domestik bruto (PDB), lebih besar dibandingkan dengan sector primer dan sekunder. Tiga negara yang paling mendapaatkan keuntungan besar dari liberalisasi jasa pendidikan adalah Amerika Serikat, Inggeris dan Australia (Enders dan Fulton, Eds., 2002, hh 104-105). Pada 2000 ekspor jasa pendidikan Amerika mencapai US $ 14 milyar atau Rp. 126 trilyun. Di Inggeris sumbangan pendapatan dari ekspor jasa pendidikan mencapai sekitar 4 persen dari peneimaan sector jasa negara tersebut. Menurut Millea (1998), sebuah publikasi rahasia berjudul Intelligent Exports mengungkapkan bahwa pada 1994 sector jasa telah menyumbangkan 70 persen pada PDB Australia, menyerap 80 persen tenaga kerja dan merupakan 20 persen dari ekpor total negara Kangguru tersebut, Sebuah survey yang diadakan pada 1993 menunjukkan bahwa industri jasa yang paling menonjol orientasi ekpornya adalah jasa komputasi, pendidikan dan pelatihan.Ekpor 9 Dani Setiawan, Liberalisasi Pendidikan danWTO. 10 Prof.Dr.SofianEffendi,StrategiMenghadapiLiberalisasiPendidikanTinggi.2005 jasa pendidikan dan pelatihan tersebut telah menghasilkan AUS $ 1,2 milyar pada 1993. Fakta tersebut dapat menjelaskan mengapa tiga negara maju tersebut amat getol menuntut liberalisasi sektor jasa pendidikan melaluiWTO11. Inilah pangkal masalah mahalnya biaya pendidikan itu. Yaitu negara ini menggunakan paradigma kapitalisme dalam mengurusi kepentingan dan urusan rakyat termasuk pendidikan. Ideologi Kapitalisme memandang bahwa pengurusan rakyat oleh Pemerintah berbasis pada sistem pasar (market based system). Artinya, Pemerintah hanya menjamin berjalannya sistem pasar itu, bukan menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat. Dalam pendidikan, Pemerintah hanya menjamin ketersediaan sekolah/PT bagi masyarakat; tidak peduli apakah biaya pendidikannya terjangkau atau tidak oleh masyarakat. Pemerintah akan memberikan izin kepada siapa pun untuk mendirikan sekolah/PT termasuk para investor asing. Anggota masyarakat yang mampu dapat memilih sekolah berkualitas dengan biaya mahal. Yang kurang mampu bisa memilih sekolah yang lebih murah dengan kualitas yang lebih rendah. Yang tidak mampu dipersilakan untuk tidakbersekolah. Jelas, kekhawatiran masyarakat mengenai kian mengentalnya paham neoliberalisme dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi bukan tanpa alasan. Bahkan pemikir-pemikir pendidikan di Amerika-negara asal kelahiran mazhab neoli-beralisme-sekalipun juga risau atas praktik pendidikan tinggi yang berazas pada ideologi kapitalisme pasar bebas yang menjelma dalam mazhab neoliberalisme itu. Seorang pemikir critical pedagogy, Henry Giroux, menyebut neoliberalisme telah meneror ruang-ruang publik ketika lembaga pendidikan tinggi berpraktik menyerupai korporasi yang bersifat dominatif, eksploitatif, danhegemonik. Proyek komersialisasi sekolah yang sedang berjalan sekarang sangat mungkin mencerminkan kesulitan, bahkan kegagalan pendidikan dalam melepaskan diri dari jerat kapitalisasi. Jerat kapitalisasi pendidikan, menurut Darmaningtyas (2005), menjadikan pendidikan harus 'menyembah' kepada aturan main pasar, sehingga kebijakan dunia pendidikan bukan lagi berorientasi kepada pencerdasan dan pemanusiaan manusia, tetapi justru menjadi ajang mengeruk keuntunganfinansial. 11idem bila sekadar terobsesi oleh motif ekonomi semata, perguruan tinggi akan cenderung mengabaikan fungsi utama sebagai lembaga produsen ilmu pengetahuan, pelopor inovasi teknologi, serta pusat eksperimentasi dan observatorium bagi penemuan-penemuanbaru. Skema pembiayaan pendidikangratis Pada tahun 2007 terdapat kesepakatan antara Pemerintah dan DPR tentang danaanggaran untuk sektor pendidikan hanya sebesar Rp. 51,3 trilyun (hanya 10,3 % dari total APBN), angka itu sedikit naik dari tahun 2006 yang sebesar Rp. 36,7 trilyun (9,1 % dari total APBN). Sepanjang tahun 2006 s/d 2009 alokasi anggaran pendidikan sebesar 210 trilyun, dimana angka tersebut jauh lebih sedikit dibanding beban pembayaran utang luarnegri. Alokasi pembayaran bunga utang dalam negri sebesar Rp. 38,84 trilyun, bunga utang luar negri Rp. 25,14 trilyun, cicilan pokok utang luar negri sebesar Rp. 46,84 trilyun. Jika ditotal, maka pembayaran utang luar negri telah menghabiskan 25,10 % dari total belanja negara yang berjumlah Rp. 441,61 trilyun, yang berarti juga memboroskan pendapatan negara sebesar 29,33%. Indonesia memiliki potensi besar untuk bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, dengan melihat letak geografis Indonesia sangat menguntungkan, karena kita memiliki kekayaan alam yang luar biasa kaya. Lihat saja pendapatan dari berbagai industri pertambangan asing di Indonesia seperti Exxon Mobil pada tahun 2007 berdasarkan laporannya, yang mencapai angka $ 40,6 Billion atau Rp3.723 trilyun serta Chevron ditahun 2007 mampu memperoleh keuntungan sampai $ 18,7 Billion atau Rp 171 trilliyun. Demikian pula dengan 137 pertambangan asing lainnya di Indonesia yang juga mengeruk keuntungan di negri berlahan subur ini. Bandingkan dengan keuntungan pemerintah dari hasil tambang yang telah dijual ke asing, tidak pernah menembus angka 3%. Tidak seharusnya negeri ini miskin, karena sama sekali tidak memiliki alasan untukitu.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Priyanti, Nita, and Jhoni Warmansyah. "The Effect of Loose Parts Media on Early Childhood Naturalist Intelligence." JPUD - Jurnal Pendidikan Usia Dini 15, no. 2 (November 30, 2021): 239–57. http://dx.doi.org/10.21009/jpud.152.03.

Full text
Abstract:
Naturalist intelligence of early childhood has a very big role in today's modern age as the basis for children to have environmental-loving behaviour. The purpose of this study was to determine the effect of Loose Parts learning media on the naturalist intelligence. This study uses a quasi-experimental method with data collection techniques through multiple intelligence tests of children's intelligence instruments. The subjects of this study were 17 children aged 5-6 years. The results showed that there was a significant effect of giving Loose Parts media to the naturalist intelligence of early childhood after seeing a difference between pre-test and post-test. The use of natural-based Loose Parts media can be a means for teachers to increase children's naturalist intelligence in kindergarten and be a development of conventional media made from manufacturers in the learning cycle so far. For further research, it is recommended to look at the influence of other factors on naturalist intelligence in early childhood. Keywords: Early Childhood, Loose Parts, Naturalist Intelligence References: Aljabreen, H. (2020). Montessori, Waldorf, and Reggio Emilia: A Comparative Analysis of Alternative Models of Early Childhood Education. International Journal of Early Childhood, 52(3), 337–353. https://doi.org/10.1007/s13158-020-00277-1 Anjari, T. Y., & Purwanta, E. (2019). Effectiveness of the Application of Discovery Learning to the Naturalist Intelligence of Children About the Natural Environment in Children Aged 5-6 Years. International Conference on Special and Inclusive Education (ICSIE 2018), 296, 356–359. https://doi.org/10.2991/icsie-18.2019.65 Armstrong, T. (2002). You’re Smarter Than You Think: A Kid’s Guide to Multiple Intelligences. Free Spirit Publishing Inc., 217 Fifth Ave., North, Suite 200, Minneapolis, MN 55401-1299. Asih, S., & Susanto, A. (2017). Peningkatan Kecerdasan Naturalis Pada Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Model Pembelajaran Di Sentra Bahan Alam. Yaa Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1). https://doi.org/10.24853/yby.1.1.33-38 Ata-Akturk, A., & Sevimli-Celik, S. (2020). Creativity in early childhood teacher education: Beliefs and practices. International Journal of Early Years Education, 1–20. https://doi.org/10.1080/09669760.2020.1754174 Azizah, E. N. (2021). Peningkatan Kecerdasan Naturalis Melalui Kolase Bahan Alam Pada Anak Kelompok A TK Kemala Bhayangkari 54 Ngawi. Journal of Childhood Education, 5(1). https://doi.org/10.30736/jce.v5i1.491 Damayanti, A., Akbar, M., & Yufiarti, Y. (2019). The Interaction Effect of Learning Methods and Naturalist Intelligence Toward Children’s Art Creativity. Proceedings of the First International Conference on Technology and Educational Science. https://doi.org/10.4108/eai.21-11-2018.2282278 Diana, H., Diana, S., & Wulan, A. R. (2019). Hubungan antara kecerdasan naturalis dengan sikap lingkungan. Konferensi Internasional Tentang Biologi Dan Sains Terapan (ICOBAS). Ebrahimi, T. (2017). Effect of Technology on Education in Middle East: Traditional Education Versus Digital Education. In Digital Transformation in Journalism and News Media (pp. 519–531). Springer International Publishing. https://doi.org/10.1007/978-3-319-27786-8_38 Faridy, F., & Rohendi, A. (2021). The Role of Parents in Engaging Early Childhood to Implement 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Proceedings of the International Conference on Engineering, Technology and Social Science (ICONETOS 2020), 529(Iconetos 2020), 483–486. https://doi.org/10.2991/assehr.k.210421.070 Fatonah, S., & Prasetyo, Z. K. (2018). Science Learning Model To Improve Naturalist Intelligence For Early Childhood. Sunan Kalijaga International Journal on Islamic Educational Research, 1(1), 34–50. https://doi.org/10.14421/skijier.2017.2017.11-03 Flannigan, C., & Dietze, B. (2018). Children, Outdoor Play, and Loose Parts. Journal of Childhood Studies, 53–60. https://doi.org/10.18357/jcs.v42i4.18103 Furi, A. Z., Harmawati, Denok, M., & B.A. (2019). Meningkatkan Kemampuan Kognitif melalui Penerapan Metode Eksperimen Menggunakan Media Loose Parts pada Anak Kelompok B. Emphaty Cons: Journal of Guidance and Counseling, 1(2), 7–19. Gardner, H. (1994). Frames Of Mind. New York, NY, Basic Books. Gibson, J. L., Cornell, M., & Gill, T. (2017). A Systematic Review of Research into the Impact of Loose Parts Play on Children’s Cognitive, Social and Emotional Development. School Mental Health, 9(4), 295–309. https://doi.org/10.1007/s12310-017-9220-9 Gold, Z. S., & Elicker, J. (2020). Engineering Peer Play: A New Perspective on Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) Early Childhood Education (pp. 61–75). https://doi.org/10.1007/978-3-030-42331-5_5 Gull, C., Bogunovich, J., Goldstein, S. L., & Rosengarten, T. (2019). Definitions of Loose Parts in Early Childhood Outdoor Classrooms: A Scoping Review Carla Gull Jessica Bogunovich Suzanne Levenson Goldstein Tricia Rosengarten. International Journal of Early Childhood Environmental Education Copyright, 6(3), 37–52. Hafizotun, L. (2017). Pemberdayaan Sentra Bahan Alam Untuk Mengembangkan Kecerdasan Naturalis Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu Nurul Ilmi Kota Jambi. Jurnal Al-Ashlah, 1(Vol 1, No 2 (2017)). Hapidin, Gunarti, W., Pujianti, Y., & Siti Syarah, E. (2020). STEAM to R-SLAMET Modification: An Integrative Thematic Play Based Learning with R-SLAMETS Content in Early Child-hood Education. JPUD - Jurnal Pendidikan Usia Dini, 14(2), 262–274. https://doi.org/10.21009/JPUD.142.05 Hartika, D., Diana, S., & Wulan, A. R. (2019). Relationship between naturalist intelligence with environmental attitude. 060017. https://doi.org/10.1063/1.5115717 Herwati, Y. (2019). Pengaruh Permainan Ludo Bergambar Terhadap Kecerdasan Naturalis Anak di Taman Kanak-kanak Tunas Bangsa Bukittinggi. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1), 428. https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i1.358 Houser, N. E., Cawley, J., Kolen, A., Rainham, D., Rehman, L., Turner, J., Kirk, S., & Stone, M. (2019). A Loose Parts Randomized Controlled Trial to Promote Active Outdoor Play in Preschool-aged Children: Physical Literacy in the Early Years (PLEY) Project. Methods and Protocols, 2(2), 27. https://doi.org/10.3390/mps2020027 Houser, N. E., Roach, L., Stone, M. R., Turner, J., & Kirk, S. F. L. (2016). Let the Children Play: Scoping Review on the Implementation and Use of Loose Parts for Promoting Physical Activity Participation. AIMS Public Health, 3(4), 781–799. https://doi.org/10.3934/publichealth.2016.4.781 Imamah, Z., & Muqowim, M. (2020). Pengembangan kreativitas dan berpikir kritis pada anak usia dini melalui motode pembelajaran berbasis STEAM and loose part. Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender Dan Anak, 263–278. https://doi.org/10.24090/yinyang.v15i2.3917 Jamaris, M. (2018). Pengembangan Instrumen Baku Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini. PARAMETER: Jurnal Pendidikan Universitas Negeri Jakarta, 25(2), 123–137. https://doi.org/10.21009/parameter.252.08 Juniarti, Y. (2015). Peningkatan Kecerdasan Naturalis Melalui Metode Kunjungan Lapangan (Field Trip). JPUD - Jurnal Pendidikan Usia Dini, 9(2). https://doi.org/10.21009/JPUD.092.05 Karwowski, M., Kaufman, J. C., Lebuda, I., Szumski, G., & Firkowska-Mankiewicz, A. (2017). Intelligence in childhood and creative achievements in middle-age: The necessary condition approach. Intelligence, 64, 36–44. https://doi.org/10.1016/j.intell.2017.07.001 Keniger, L., Gaston, K., Irvine, K., & Fuller, R. (2013). What are the Benefits of Interacting with Nature? International Journal of Environmental Research and Public Health, 10(3), 913–935. https://doi.org/10.3390/ijerph10030913 Kirkham, J. A., & Kidd, E. (2017). The Effect of Steiner, Montessori, and National Curriculum Education Upon Children’s Pretence and Creativity. The Journal of Creative Behavior, 51(1), 20–34. https://doi.org/10.1002/jocb.83 Kristiawan, M. (2016). Telaah Revolusi Mental Dan Pendidikan Karakter Dalam Pembentukkan Sumber Daya Manusia Indonesia Yang Pandai Dan Berakhlak Mulia. Ta’dib, 18(1), 13. https://doi.org/10.31958/jt.v18i1.274 Latifah, C. N., & Prasetyo, I. (2019). Effectiveness of Educational Game for the Intelligence of Early Childhood Naturalist. Advances in Social Science, Education and Humanities Research, 296(Icsie 2018), 310–314. https://doi.org/10.2991/icsie-18.2019.56 Liani, S., & Barsihanor. (2020). Strategies for Developing Naturalist Intelligence at Nature Schools. Journal of K6 Education and Management, 3(3), 401–410. https://doi.org/10.11594/jk6em.03.03.12 Marsden, E., & Torgerson, C. J. (2012). Article in Oxford Review of Education ·. May 2016. https://doi.org/10.2307/41702779 Maulisa, R., Israwati, & Amri, A. (2016). Meningkatkan Kecerdasan Naturalis Anak Melalui Media Bahan Alam Di Paud It Aneuk Shaleh Ceria Desa Neuheun Kebupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 99–107. Ningrum, Z. B., Soesilo, T. E. B., & Herdiansyah, H. (2018). Naturalistic Intelligence and Environmental Awareness among Graduate Students. E3S Web of Conferences, 68, 02004. https://doi.org/10.1051/e3sconf/20186802004 Nipriansyah, N., Rambat Nur Sasongko, Muhammad Kristiawan, E. S., & Hasanah, P. F. A. (2021). Increase Creativity And Imagination Children Through Learning Science, Technologic, Engineering, Art And Mathematic With Loose Parts Media. Al-Athfaal: Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1). https://doi.org/10.24042/ajipaud.v4i1.8598 Nurfadilah. (2020). Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Kolase Dengan Bahan Loose Part Pada Anak Usia 4-6 Tahun di Bangkinang Kota. Journal on Teacher Education, 2(1). https://doi.org/10.31004/jote.v2i1.1193 Nurhafizah, N. (2018). Development of Naturalist Intelligence of Children in Kindergarten. International Conference of Early Childhood Education (ICECE 2017), 169, 17–20. https://doi.org/10.2991/icece-17.2018.5 Nurjanah, N. E. (2020). Pembelajaran STEM Berbasis Loose Parts Untuk Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Anak Dan Media Informasi PUD, 1(1), 19–31. Olsen, H., & Smith, B. (2017). Sandboxes, loose parts, and playground equipment: A descriptive exploration of outdoor play environments. Early Child Development and Care, 187(5–6), 1055–1068. https://doi.org/10.1080/03004430.2017.1282928 Prameswari, T., & Anik Lestariningrum. (2020). Strategi Pembelajaran Berbasis STEAM Dengan Bermain Loose Parts Untuk Pencapaian Keterampilan 4c Pada Anak Usia 4-5 Tahun. Efektor, 7(1), 24–34. https://doi.org/10.29407/e.v7i2.14387 Rahmatunnisa, S., & Halimah, S. (2018). Upaya Meningkatkan Kecerdasan Naturalis Anak Usia 4 – 5 Tahun Melalui Bermain Pasir. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(1), 67–82. Ramdani, Z. (2017). Increased naturalist intelligence through the use of realia media. Jurnal Golden Age Hamzanwadi University, 1(1), 16–32. Rizkia, N., Hayati, F., & Amelia, L. (2020). Analisis Penggunaan Media Pasir Kinetik Dalam Menstimulasi Kecerdasan Naturalis Pada Anak Kelompok B1 Tk Pertiwi Lhoknga. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan, 1(1), 1–12. Rocmah, L. I. (2016). Peningkatan Kecerdasan Naturalis Melalui Bermain Messy Play terhadap Anak Usia 5-6 Tahun. PEDAGOGIA: Jurnal Pendidikan, 5(1), 47. https://doi.org/10.21070/pedagogia.v5i1.88 Rueda, L., Benitez, J., & Braojos, J. (2017). From traditional education technologies to student satisfaction in Management education: A theory of the role of social media applications. Information & Management, 54(8), 1059–1071. https://doi.org/10.1016/j.im.2017.06.002 Sari, N. E., & Suryana, D. (2019). Thematic Pop-Up Book as a Learning Media for Early Childhood Language Development. JPUD - Jurnal Pendidikan Usia Dini, 13(1), 43–57. https://doi.org/10.21009/10.21009/JPUD.131.04 Saripudin, A. (2017). Strategi Pengembangan Kecerdasan Naturalis Pada Anak Usia Dini. AWLADY : Jurnal Pendidikan Anak, 3(1). https://doi.org/10.24235/awlady.v3i1.1394 Siregar, N. M. (2018). Peningkatan Kecerdasan Interpersonal Melalui Aktivitas Fisik Anak Usia 4-5 Tahun. JPUD - Jurnal Pendidikan Usia Dini, 12(2), 291–300. https://doi.org/10.21009/JPUD.122.10 Smith-gilman, S. (2018). The Arts, Loose Parts and Conversations. Journal of the Canadian Association for Curriculum Studies, 16(1), 90–103. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, dan R&D. CV. Alfabeta. Suryani, L., & Seto, S. B. (2020). Penerapan Media Audio Visual untuk Meningkatan Perilaku Cinta Lingkungan pada Golden Age. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 900–908. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.601 Swadley, G. (2021). Any Which Way. . . Loose Parts Play in the Library. Children and Libraries, 19(1), 21. https://doi.org/10.5860/cal.19.1.21 Tremblay, M. S., Gray, C., Babcock, S., Barnes, J., Bradstreet, C. C., Carr, D., Chabot, G., Choquette, L., Chorney, D., Collyer, C., Herrington, S., Janson, K., Janssen, I., Larouche, R., Pickett, W., Power, M., Sandseter, E. B. H., Simon, B., & Brussoni, M. (2015). Position statement on active outdoor play. International Journal of Environmental Research and Public Health, 12(6), 6475–6505. https://doi.org/10.3390/ijerph120606475 Utami, Rohman, A., & Islamiyah, R. (2020a). Introduction of the Surrounding Environment to Stimulate Naturalist Intelligence of Early Childhood. Journal of Physics: Conference Series, 1511(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/1511/1/012070 Vardin, P. A. (2016). Montessori and Gardner’s theory of multiple intelligences. Montessori Life, 15(1), 40. Wahyuni, S., & Reswita, R. (2020). Pemahaman Guru mengenai Pendidikan Sosial Finansial pada Anak Usia Dini menggunakan Media Loose Parts. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2), 962. https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i2.493 Wahyuningsih, S., Pudyaningtyas, A. R., Nurjanah, N. E., Dewi, N. K., Hafidah, R., Syamsuddin, M. M., & Sholeha, V. (2020). The Utilization of Loose Parts Media in Steam Learning for Early Childhood. Early Childhood Education and Development Journal, 2(2), 1. https://doi.org/10.20961/ecedj.v2i2.46326 Wardhani, W. D. L., Misyana, M., Atniati, I., & Septiani, N. (2021). Stimulasi Perilaku Sosial Anak Usia Dini melalui Media Loose Parts (Bahan Lepasan). Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 1894–1904. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.694
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Yulyanti, Anggi, and Endang Hatma Juniwati. "Pengaruh Spin-off dan Konsolidasi Bank Umum Terhadap Market Share dan Kinerja Bank Syariah di Indonesia." Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan 9, no. 5 (September 30, 2022): 643–57. http://dx.doi.org/10.20473/vol9iss20225pp643-657.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Dalam penelitian ini, diduga dua kebijakan spin-off dan konsolidasi yang dicanangkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (Mikroprudensial) memiliki peran besar dalam mempengaruhi perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia. Kehadiran kedua kebijakan, menghasilkan opsi bagi perbankan syariah dalam menentukan strategi corporate action untuk mengembangkan skala bisnisnya. Oleh karena itu, perlu adanya analisis dampak penerapan kebijakan oleh UUS maupun BUS terdahulu agar menjadi acuan dalam menentuan strategi yang tepat. Selain itu, penelitian ini bermaksud untuk melakukan evaluasi atas penerapan kebijakan oleh pemangku kepentingan. Dalam penelitian ini, kedua kebijakan dijadikan variabel dummy kemudian dilihat pengaruh atau dampaknya secara parsial dengan metode difference-in-differences terhadap variabel DPK dan PYD (Pangsa Pasar), ROA (Rasio Profitaliblitas), NPF (Pembiayaan Bermasalah), BOPO (Fungsi Efisiensi), dan FDR (Fungsi Intermediasi) yang dikelompokan berdasarkan kasus masing-masing bank sesuai karakteristik dan periode yang berbeda. Secara umum regresi kedua kebijakan menunjukan hasil dan dampak yang berbeda-beda berdasarkan kelompok observasinya. Spin-off dan konsolidasi secara umum dapat menaikan pangsa pasar bank perlakuan meskipun masih terdapat kasus penurunan pangsa pasar pasca spin-off. Penerapan spin-off berpengaruh negatif terhadap NPF BJB Syariah namun berdampak positif pada NPF BNI Syariah, sedangkan BSI yang menerapkan konsolidasi tidak mempengaruhi NPF nya. Spin-off dan konsolidasi tidak mempengaruhi profitabilitas bank perlakuan namun spin-off bagi BTPN Syariah berdampak positif pada rasio profitabilitasnya. Konsolidasi, sebagai bentuk pelengkap dari kebijakan spin-off, belum mampu menunjukan dampak terhadap efisiensi bank perlakuan. Hal ini, bisa terjadi karena kasus konsolidasi melalui merger baru dilakukan tahun lalu dimana perubahan jangka panjangnya belum bisa terlihat. Berbeda dengan spin-off yang dilakukan BTPN Syariah dan BNI Syariah menunjukan dampak positif terhadap efisiensinya. Dari sisi fungsi intermediasi perbankan, konsolidasi yang diterapkan BSI berdampak positif yang menunjukan kemampuan likuiditasnya semakin baik. Sedangkan spin-off secara umum belum mampu menunjukan dampaknya terhadap fungsi intermediasi bank perlakuan, namun bagi bank BTPN Syariah spin-off yang diterapkannya berdampak positif dan menunjukan kemampuan likuiditasnya semakin baik. Kata Kunci: Spin-off, Konsolidasi, Pangsa Pasar, dan Kinerja Bank Syariah. ABSTRACT According to this study, the Financial Services Authority's (Microprudential) two spin-off and consolidation policies may have had a significant impact on the growth of Indonesia's Islamic banking sector. The existence of these two policies gives Islamic banking options when choosing corporate action plans to expand the scope of its operations. As a result, it's important to assess the effects of the policies that the previous UUS and BUS implemented so that it may be used as a guide when choosing the best action to take. Furthermore, the purpose of this research is to assess how stakeholders execute policies. The two policies are employed as dummy variables in this study, and the effect or influence is seen partially using the difference-in-differences approach on the variables of DPK and PYD (Market Share), ROA (Profitability Ratio), NPF (Problematic Financing), BOPO (Efficiency Function), and FDR (Intermediation Function), which are grouped based on the case of each bank according to distinct features and dates. In general, the results and implications of the two policies differ depending on the group of data. Spin-offs and consolidation in general can improve treatment banks' market share, while there have been cases of diminishing market share after the spin-off. The implementation of the spin-off has a negative impact on BJB Syariah's NPF but a positive one on BNI Syariah's NPF, whereas the BSI that executes consolidation has no effect on its NPF. The spin-off and consolidation had no effect on the treatment bank's profitability, however the spin-off for BTPN Syariah had a beneficial influence on its profitability ratio. Consolidation, as a complementary version of the spin-off policy, has had little effect on the efficiency of treatment banks. This is possible since a case of consolidation through a new merger was carried out last year, with no long-term impacts visible. It exhibits a favorable impact on efficiency in contrast to the spin-offs carried out by BTPN Syariah and BNI Syariah The consolidation that BSI undertook had a favorable effect on the banking intermediation function, showing that its liquidity capacity is expanding. While the spin-off has not been able to prove its impact on the treatment bank's intermediation function in general, it has had a favorable impact on BTPN Syariah bank and indicates that its liquidity capacity is expanding. Keywords: Spin-off, consolidation, market share, and Sharia bank performance. DAFTAR PUSTAKA Al Arif, M. N. R., Nachrowi, N. D., Nasution, M. E., & Mahmud, T. M. Z. (2018). Evaluation of the spinoffs criteria: A lesson from the Indonesian Islamic banking industry. Iqtishadia, 11(1), 85-104. https://doi.org/10.21043/iqtishadia.v11i1.3211 Arif, M. N. R. A. (2018). Does the spin-off policy can accelerate the deposit funds in the Indonesian Islamic banking industry? Journal of Business & Retail Management Research, 13(01), 1-7. https://doi.org/10.24052/JBRMR/V13IS01/ART-17 Arwani, M., & Zain, D. (2011). Peran karakteristik individu sebagai moderator dan pemasaran relasional sebagai mediator pengaruh kepuasan terhadap loyalitas (Studi pada nasabah bank syariah di Jawa Timur). JAM: Jurnal Aplikasi Manajemen, 9(3), 953-961. Gertler, P. J., Martinez, S., Premand, P., Rawlings, L. B., & Vermeersch, C. M. J. (2016). Impact evaluation in practice. The World Bank. Ginting, J. A. (2020). Analisis faktor kinerja perusahaan yang mempengaruhi market share perbankan periode 2016-2022. Skripsi tidak dipublikasikan. Banda Aceh: UIN Ar-Raniry. Gupitasari, N., Setyowati, R., & Muhyidin. (2016). Mekanisme konsolidasi bank syariah anak perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) dari perspektif yuridis. Diponegoro Law Journal, 5(3), 1-22. Hendra, S. T. N., & Hartomo, D. D. (2017). Pengaruh konsentrasi dan pangsa pasar terhadap pengambilan resiko bank. Jurnal Bisnis dan Manajemen (Journal of Business and Management), 17(2), 35–50. https://doi.org/10.20961/jbm.v17i2.17176 Hilman, I. (2019). Strategi spin-off untuk meningkatkan kinerja bisnis perbankan syariah di Indonesia. STIE ekuitas, 1-20. Iqbal, M. (2014). Kebijakan office channeling dan spin-off stimulan perbankan syariah. Jurnal Manajemen & Bisnis, 9, 37-44. Khandker, S. R., Koolwal, G. B., & Samad, H. A. (2009). Handbook on impact evaluation: Quantitative methods and practices. The World Bank. https://doi.org/10.1596/978-0-8213-8028-4 Khotibul, U., & Antoni, V. (2015). Corporate action pembentukan bank syariah (Akuisisi, konversi, dan spin-off). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Lemiyana, & Litriani. (2016). Pengaruh NPF, FDR, BOPO terhadap Return On Asset (ROA) pada bank umum syariah. I-Economics: A Research Journal on Islamic Economics, 2(1), 31–49. Mahmudah, N., & Harjanti, R. S. (2016). Analisis capital adequacy ratio, financing to deposit ratio, non performing financing, dan dana pihak ketiga terhadap tingkat profitabilitas bank umum syariah periode 2011-2013. Prosiding Seminar Nasional IPTEK Terapan, 1(1), 134-143. Nasuha, A. (2012). Dampak kebijakan spin-off terhadap kinerja bank syariah. Al Iqtishad, 4(2), 241-258. https://doi.org/10.15408/aiq.v4i2.2534 Nawangwulan, K. (2020). Pengaruh spin-off, NPF, BOPO terhadap dana pihak ketiga dan kinerja keuangan perbankan syariah. Skripsi tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Netyana, A. D. (2017). Analisis pengaruh kebijakan spin-off terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia. Skripsi tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya. Otoritas Jasa Keuangan. (2020). POJK No. 20 tahun 2020. Retrieved from https://www.ojk.go.id/id/regulasi/Pages/Konsolidasi-Bank-Umum.aspx Pambuko, Z. B. (2019). Kebijakan spin-off dan efisiensi perbankan syariah di indonesia. Ihtifaz: Journal of Islamic Economics, Finance, and Banking, 2(1), 21. https://doi.org/10.12928/ijiefb.v2i1.822 Poerwokoesoemo, A. (2017). Kinerja bank konvensional pasca spin off unit usaha syariah. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 12(2), 145–164. Putri, A. R. (2020). Pengaruh jumlah pembiayaan yang disalurkan (DPK), dana pihak ketiga (DPK), dan inflasi terhadap tingkat likuiditas (Financing to deposit ratio) BRI syariah periode 2010-2018. Skripsi tidak dipublikasikan. Tulungagung: UIN SATU. Rofiatun, N. F. (2016). Pengaruh pangsa pasar dan indikator perbankan terhadap profitabilitas bank umum syariah Indonesia. Journal of Islamic Economics Lariba, 2(1), 13-24. https://doi.org/10.20885/jielariba.vol2.iss1.art5 Sarifudin, M., & Faturohman, T. (2017). Spin-off efficiency analysis of Indonesian Islamic banks. Journal of Business and Management, 6(2), 192–202. Setiawan, S. (2018). Determinan penentu pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan syariah di Indonesia. Jurnal Maps (Manajemen Perbankan Syariah), 1(2), 1–9. http://dx.doi.org/10.32483/maps.v1i2.4 Sholihin, M., & Anggraini, P. G. (2021). Analisis data penelitian menggunakan software STATA. Yogyakarta: Penerbit Andi. Syafrida, I., & Aminah, I. (2015). Faktor perlambatan pertumbuhan bank syariah di Indonesia dan upaya penanganannya. Jurnal Ekonomi & Bisnis PNJ, 14(1), 7-20. https://doi.org/10.32722/eb.v14i1.753 Taga, A. A., Nawawi, K. L., & Kosim, A. M. (2019). Perkembangan perbankan syariah sebelum dan sesudah spin-off. Tafaqquh: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah dan Ahwal Syahsiyah, 4(1), 78–110. Trinugroho, I., Santoso, W., Irawanto, R., & Pamungkas, P. (2020). Is spin-off policy an effective to improve performance of Islamic bank evidence from Indonesia. Research in International Business and Finance, 56(April 2022). Yaya, R., Martawireja, A. E., & Abdurahim, A. (2014). Akuntansi perbankan syariah: Teori dan praktik kontemporer. Jakarta: Salemba Empat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Siregar, Ummi Aisyah. "ANALISIS PERKEMBANGAN BAHASA BATAK MANDAILING PADA ANAK USIA 3 TAHUN 6 BULAN DITINJAU DARI SEGI SINTAKSIS." EDUKASI KULTURA : JURNAL BAHASA, SASTRA DAN BUDAYA 1, no. 1 (December 17, 2018). http://dx.doi.org/10.24114/kultura.v1i1.11705.

Full text
Abstract:
ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan bahasa batak mandailing anak, memberikan pengetahuan tentang perkembangan bahasa batak mandailing pada anak usia 3 tahun 6 bulan dan tentunya untuk menambah pengetahuan tentang perkembangan bahasa batak mandailing pada anak usia prasekolah. Untuk mendapatkan data bahasa batak mandailing usia anak 3 tahun 6 bulan ini digunakan metode simak (Sudaryanto, 1993), yakni pengumpulan data yang dilakukan dengan menyimak dan merekam penggunaan bahasa anak. Setiap hari saat siang hari sampai sore hari saan anak tersebut sedang sibuk bermain dilakukan pengamatan, perekaman, dan pencatatan atas bentuk-bentuk bahasa Indonesia usia anak 3 tahun 6 bulan tersebut. Aspek linguistik yang dianalisis dalam kajian ini ialah sintaksis. Analisis akan dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Kaedah kuantitatif melibatkan analisis distribusi dan perkiraan MLU sebagai satu kaedah menentukan perkembangan bahasa anak. Simpulan yang dapat dibuat berdasarkan dapatan analisis terhadap Raziq Ananda Rabbani yang berusia 3 tahun 6 bulan adalah analisis tuturan menunjukkan Raziq mempunyai MLU 2,51 berada pada tahap rendah. Pada usia Tama tersebut seharunya MLU-nya berada pada tahan VIII yang MLU-nya antara 3,5—3,45. Jenis kata yang telah diperoleh dan dituturkan oleh Raziq antara lain nomina, verba, adjektiva, dan adverbia. Raziq telah mampu bertutur dari kalimat satu kata sampai kalimat lima kata yang berarti Raziq telah mampu bertutur kalimat lengkap. Raziq telah mampu bertutur membentuk pola kalimat dasar, seperti FN+FN, FN+FV, FN+FAdj, FN+FAdv.Kata kunci: analisis, bahasa batak, dan sintaksis
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography