To see the other types of publications on this topic, follow the link: Tingkat Kerentanan.

Journal articles on the topic 'Tingkat Kerentanan'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Tingkat Kerentanan.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Noverma, Noverma, Oktavi Elok Hapsari, and Yusrianti Yusrianti. "Zonasi Tingkat Kerentanan Terhadap Banjir Berdasarkan Parameter Sosial,Ekonomi, Fisik, dan Lingkungan di Pesisir Pasuruan, Jawa timur." Jurnal Kelautan Nasional 19, no. 3 (2024): 167. https://doi.org/10.15578/jkn.v19i3.13129.

Full text
Abstract:
Pasuruan adalah kota pesisir yang aktivitas ekonomi masyarakatnya rentan terhadap bencana alam seperti banjir. Bencana banjir terjadi hampir setiap tahun dan berdampak pada banyaknya kerugian, sehingga diperlukan upaya untuk menguranginya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengetahui tingkat kerentanan terhadap bencana tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah memetakan tingkat kerentanan wilayah pesisir Pasuruan terhadap ancaman bencana banjir. Metode penelitian mengacu pada Perka BNPB No. 02 Tahun 2012 dan berbagai penelitian yang relevan dengan memperhitungkan kerentanan sosial, fisik, ekonomi dan lingkungan. Hasil penelitian menginformasikan bahwa sebagian besar pesisir Kota Pasuruan, diantaranya desa Panggungrejo, Ngemplakrejo, Mandaranrejo, dan Kepel mempunyai tingkat kerentanan sedang. Sementara 2 desa lainnya yaitu desa Desa Tambaan dan desa Gadingrejo mempunyai tingkat kerentanan tinggi dan hanya 1 desa yaitu desa Blandongan yang mempunyai tingkat kerentangan rendah. Berdasarkan hasil analisis ini maka upaya tindak lanjut untuk meminimalkan risiko terjadinya bencana perlu dilakukan terutama untuk wilayah dengan kerentanan tinggi dan sedang, seperti perencanaan pemanfaatan ruang wilayah dan upaya mitigasi baik secara struktur maupun non-struktur untuk meminimalkan dampak bencana.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Yonvitner, Yonvitner, Mennofatria Boer, Isdradjad Setyobudiandi, Masykur Tamanyira, A. Habibi, and Destilawaty Destilawaty. "KERENTANAN SPESIES NON TARGET (RETAIN) DALAM PERIKANAN TUNA LONGLINE BERBASIS DATA PRODUKTIVITAS DAN SUSCEPTABILITAS." TECHNO-FISH 4, no. 1 (2020): 22–37. http://dx.doi.org/10.25139/tf.v4i1.2241.

Full text
Abstract:
Pemanfaatan ikan tuna begitu intensif sehingga potensial menyebabkan kerentanan. Namun dalam perikanan multi spesies, kelompok non target (retain) sering tertangkap dalam jumlah lebih besar sehingga turut berpengaruh pada tingkat kerentanyan. Penelitian yang dilakukan selama 2013 di Bali, Jakarta dan Pelabuhan ratu bertujuan melihat potensi kerentanan tersebut dari alat tangkap longline. Pendekatan analisis PSA (producitivity dan susceptabilitas) dilakukan pada jenis ikan retain tuna yaitu ikan tenggiri, cakalang (Katsuwonus pelamis), bawal dan Ikan lemadang (Coryphaena hippurus). Tingkat kerentanan kelompok retain alat longline secara keseluruhan masih rendah dari 1,8 dan dan ikan masih berpotensi berkelanjutan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Danianti, Rizsa Putri, and S. Sariffuddin. "TINGKAT KERENTANAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI PERUMNAS TLOGOSARI, KOTA SEMARANG." Jurnal Pengembangan Kota 3, no. 2 (2015): 90–99. https://doi.org/10.14710/jpk.3.2.90-99.

Full text
Abstract:
Perumnas Tlogosari merupakan salah satu perumahan skala besar di Kota Semarang yang terdampak persoalan ekologi kota, yaitu banjir. Persoalan ekologi ini terjadi bersamaan dengan peningkatan pertumbuhan penduduk sekitar 1,4% pertahunnya, yang menjadikan pertumbuhan Kota Semarang mengarah pada kondisi rentan. Oleh sebab itu sangat perlu untuk mewujudkan Kota Semarang sebagai kota tangguh dengan melakukan penilaian tingkat kerentanan, karena hasil dari penilaian kerentanan tersebut dapat menjadi tolak ukur pencapaian sebuah kota tangguh. Penelitian ini dilakukan untuk menilai tingkat kerentanan masyarakat di Perumnas Tlogosari dalam menghadapi banjir pada saat siang dan malam. Penilaian kerentanan ini dibedakan berdasarkan waktu, karena ada perbedaan jumlah masyarakat yang berada di rumah pada saat siang dan malam. Penilaian kerentanan dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis skoring pembobotan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kerentanan siang masyarakat lebih tinggi, dibandingkan kerentanan malam. Hal ini dibuktikan dengan penurunan jumlah masyarakat di kuadran 3 dan 5 pada saat malam, diikuti dengan kenaikan jumlah masyarakat di kuadran 1 dan 2 sebesar 2-3%. Banyaknya masyarakat yang berada di kuadran 1, 2 dan 3 mengartikan bahwa masyarakat berada pada selang toleransi dari kemampuan mereka dalam menghadapi banjir. Oleh karena itu, masing-masing rumah tangga telah berketahanan dalam menghadapi banjir.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Putranto, Thomas Triadi. "STUDI KERENTANAN AIRTANAH TERHADAP PENCEMARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRASTIC PADA CEKUNGAN AIRTANAH (CAT) KARANGANYAR-BOYOLALI, PROVINSI JAWA TENGAH." Jurnal Ilmu Lingkungan 17, no. 1 (2019): 159. http://dx.doi.org/10.14710/jil.17.1.159-171.

Full text
Abstract:
Cekungan Airtanah (CAT) Karanganyar-Boyolali merupakan CAT yang terletak di Jawa Tengah yang terdiri dari Kota Surakarta, Kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Wonogiri dengan luasan CAT sebesar 3.877km2. Penelitian ini memiliki tujuan menganalisis kerentanan airtanah terhadap pencemaran secara spasial. Penilaian kerentanan airtanah terhadap kontaminan dapat diketahui dengan menggunakan metode DRASTIC. Metode DRASTIC merupakan metode pembobotan dari hasil berbagai macam parameter diantaranya yaitu : Kedalaman muka airtanah (D), Recharge (R), Media akuifer (A), Media tanah (S), Topography (T), Zona vadoze (I), dan Konduktivitas hidrolika (C). Dari hasil tumpeng tindih pembobotan setiap parameter, nantinya akan dijumlahkan untuk mendapatkan nilai rentang DRASTIC Indeks. Berdasarkan hasil analisis didapatkan rentang nilai DRASTIC Indeks (DI) dari 106-184 yang dibagi dalam empat tingakt kerentanan. Tingkat kerentanan sangat rendah memiliki nilai DI 106-120 dimana pada kerentanan sangat rendah memiliki sifat tidak memungkinkan terjadinya kontaminasi pencemaran. Daerah tingkat kerentanan rendah memiliki nilai DI 121-140 dimana pada tingkat kerentanan ini memiliki sifat dapat tercemar dengan intensitas kecil dikarenakan pembuangan sebagian kecil polutan yang dilakukan secara berkala. Daerah tingkat kerentanan sedang memiliki nilai DI 141-150 dimana memiliki sifat dapat tercemar oleh sebagian polutan yang dibuang secara terus-menerus. Daerah tingkat kerentanan tinggi memiliki nilai DI 151-184 dimana pada tingkat pencemaran ini memiliki sifat dapat tercemar oleh semua polutan, kecuali memerlukan daya serap yang tinggi dan mudah berubah, dengan berbagai macam skenario.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Sari, Chudiana Mega, Hari Siswoyo, and Moh Sholichin. "PEMETAAN TINGKAT KERENTANAN AIR TANAH TERHADAP PENCEMARAN BERDASARKAN METODE SVV DI KECAMATAN PETERONGAN KABUPATEN JOMBANG." CERMIN: Jurnal Penelitian 8, no. 2 (2024): 591. https://doi.org/10.36841/cermin_unars.v8i2.4835.

Full text
Abstract:
Air tanah digunakan sebagai salah satu sumber persediaan air di Kecamatan Peterongan beresiko terjadi pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas industri dan air lindi dari pembuangan sampah sembarangan. Untuk meminimalisir tingkat resiko tersebut, dilakukan penelitian tingkat kerentanan air tanah berdasarkan hasil pengamatan di lokasi penelitian. Analisis kerentanan bertujuan untuk mengetahui persebaran tingkat bahaya kerentanan air tanah terhadap pencemaran yang menentukan efektifitas perlindungan lapisan batuan. Metode analisis tingkat kerentanan air tanah yang digunakan adalah metode Simple Vertical Vulnerability (SVV) yang terdiri dari 3 parameter yaitu ketebalan zona tidak jenuh air (Z), perkolasi atau imbuhan tanah (Wu), dan tipe material zona tidak jenuh air (La). Lokasi penelitian ini dilakukan di Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang dengan 22 titik sumur gali selama 5 bulan dari bulan Juli 2023 sampai bulan November 2023. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 3 kelas tingkat kerentanan air tanah yaitu tingkat kerentanan air tanah sedang dengan luasan terbesar pada bulan November (11,94%), tingkat kerentanan air tanah tinggi dengan luasan terbesar pada bulan Oktober (72,11%), dan tingkat kerentanan air tanah sangat tinggi dengan luasan terbesar pada bulan Agustus (27,62%). Persebaran tingkat kerentanan air tanah didominasi oleh tingkat kerentanan air tanah tinggi dari total luas Kecamatan Peterongan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Pamungkas, Rifky Jati, Gusti Diansyah, and Teungku Zia Ulqodry. "PEMETAAN KERENTANAN PESISIR MENGGUNAKAN METODE COASTAL VULNERABILITY INDEX (CVI) DI PESISIR PANTAI KALIANDA, KABUPATEN LAMPUNG SELATAN." Marlin 2, no. 1 (2021): 1. http://dx.doi.org/10.15578/marlin.v2.i1.2021.1-9.

Full text
Abstract:
Wilayah pesisir merupakan kawasan strategis yang memiliki potensi yang sangat besar. Kalianda merupakan salah satu kawasan pesisir di Lampung Selatan yang memiliki potensi besar dengan kegiatan utama perikanan tangkap dan wisata bahari, namun pesisir juga rentan terhadap aspek fisik yang mempengaruhi wilayahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nilai kelas setiap parameter fisik kerentanan dan menganalisis tingkat kerentanan pesisir di Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan menggunakan perhitungan Coastal Vulnerability Index (CVI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kerentanan di Pesisir Kalianda berdasarkan parameter laju perubahan garis pantai dan geomorfologi dominan berada pada tingkat kerentanan yang sangat tinggi. Sedangkan berdasarkan parameter rerata tinggi gelombang signifikan, rerata tunggang pasang surut dan kemiringan pantai, Pesisir Kalianda berada pada tingkat kerentanan yang rendah. Secara keseluruhan, hasil analisis menggunakan perhitungan Coastal Vulnerability Index (CVI), nilai perhitungan berkisar antara 3,10 – 9,94 yaitu pada tingkat kerentanan rendah dan menengah. Distribusi tingkat kerentanan pesisir Kalianda yaitu sepanjang 3,30 km (11,29%) berada pada tingkat kerentanan rendah dan sepanjang 25,98 km (88,71%) berada pada tingkat kerentanan menengah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Marlina, Ayu. "ANALISIS TINGKAT KERENTANAN BANJIR DI KOTA PALEMBANG." Jurnal Teknik Sipil 13, no. 1 (2023): 22–29. http://dx.doi.org/10.36546/tekniksipil.v13i1.961.

Full text
Abstract:
Palembang mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan memiliki potensi bahaya banjir, hal tersebut berdampak negatif kepada masyarakat yang terdampak baik secara sosial, fisik bangunan dan lingkungan. Sehingga perlu adanya analisis mengenai tingkat kerentanan terhadap bahaya banjir di Kota Palembang. Tinggi genangan banjir di Kota Palembang antara 0,1-1,4 m, tingkat kerentanan berdasarkan parameter kerentanan sosial, ekonomi dan lingkungan.Berdasarkan tingkat kerentanan sosial, semakin besar indeks maka semakin besar tingkat kerentanannya. Indeks 1 (Rendah), Indeks 2 (Sedang) dan Indeks 3 (Tinggi). Dari hasil analisis kerentanan terhadap kepadatan penduduk terpapar yaitu termasuk kategori indeks 3 yang berarti >1000 jiwa/km2, rasio jenis kelamin yaitu termasuk kategori indeks 3 atau >40% dan rasio kemiskinan yaitu dari hasil analisis di beberapa sub DAS maka termasuk kategori indeks 2 hingga 3. Sehingga tingkat kerentanan sosial terhadap bahaya banjir di Kota Palembang terlihat bahwa Kota Palembang termasuk kategori sedang sampai tinggi. Tingkat kerentanan bangunan/fisik seluruh di daerah bahaya banjir di Kota Palembang termasuk kategori sangat rentan yaitu indeks 3 (> 1 M). Tingkat kerentanan lingkungan bahwa sub DAS Gandus, Lambidaro, Keramasan, Jakabaring, Juaro dan Batang termasuk kategori indeks 3 (Sangat rentan). Berdasarkan beberapa parameter tersebutyang menunjukan Kota Palembang termasuk indeks 3 (Sangat Rentan). Apabila tingkat kerentanan tinggi maka dapat mengakibatkan tingkat risiko yang tinggi pula maka membutuhkan penanganan yang serius baik dari pihak pemerintah ataupun peran masyarakat agar dapat mengurangi dampak negatif tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Sayudin, Sayudin, Pipit Wijayanti, and Rahning Utomowati. "Analisis Resiliensi Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Pandemi Covid-19 di Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo Tahun 2022." GEADIDAKTIKA 5, no. 1 (2025): 90. https://doi.org/10.20961/gea.v5i1.69795.

Full text
Abstract:
<p>Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo merupakan salah satu wilayah di Jawa Tengah yang rentan terjadi penularan virus Covid-19. Peningkatan resiliensi perlu dilakukan untuk menekan tingkat kerentanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk 1). Menganalisis tingkat kerentanan penyebaran bencana Pandemi Covid-19 di Kecamatan Wonosobo 2). Menganalisis tingkat resiliensi masyarakat terhadap bencana Pandemi Covid-19, 3). Menganalisis hubungan antara tingkat kerentanan penyebaran bencana Pandemi Covid-19 terhadap tingkat resiliensi masyarakat di Kecamatan Wonosobo. Penelitian ini menggunakan metodes deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan keruangan. Penelitian ini menerapkan teknik surve untuk memperoleh data. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, angket, dan kajian dokumen. Hasil penelitian ini menunjukan 1). Tingkat kerentanan penyebaran virus Covid-19 di dikategorikan menjadi dua yaitu kerentanan tinggi dan tingkat kerentanan sedang, (2). Tingkat resiliensi masyarakat dikategorikan menjadi dua yaitu tingkat resiliensi sedang dan tingkat resilensi tinggi (3). Perbedaan penilaian pada setiap indikator penentu resiliensi akan menghasilkan pengurangan kerentanan penyebaran virus Covid-19 yang berbeda pula pada setiap wilayah.<br /> Kata Kunci: Resiliensi Masyarakat, Kerentanan, dan virus Covid-19</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Suhana, Mario Putra, Risandi Dwirama Putra, Leica Febby Shafitri, et al. "TINGKAT KERENTANAN PESISIR DI UTARA DAN TIMUR PULAU BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2020." Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan 11, no. 1 (2021): 11–27. http://dx.doi.org/10.24319/jtpk.11.11-27.

Full text
Abstract:
Wilayah pesisir sangat unik, dinamis, dan kompleks karena merupakan zona interaksi antara daratan, lautan, dan atmosfer. Hal ini menjadikan wilayah pesisir sebagai wilayah yang paling rentan di Bumi. Untuk mengetahui seberapa besar kerentanan di suatu wilayah pesisir, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat kerentanan wilayah pesisir dan faktor yang mempengaruhi. Penelitian mengenai tingkat kerentanan pesisir di lokasi ini pernah dilakukan pada tahun 2016 dan diperoleh simpulan bahwa tingkat kerentanan pesisir berada pada kategori sedang. Dengan semakin berkembangnya pemanfaatan potensi di daerah tersebut maka dirasa perlu dilakukan penelitian serupa dengan tahun 2016 untuk mengetahui apakah terdapat perubahan tingkat kerentanan antara tahun 2016 dengan tahun 2020. Data-data yang digunakan terdiri dari Data-data yang digunakan terdiri dari geomorfologi pantai, pasang surut, citra satelit Landsat 7 ETM+ dan 8 OLI, kenaikan muka laut dan DEM. Analisis data menggunakan metode Coastal Vulnerability Index (CVI). Hasil penelitian menunjukkan tingkat kerentanan pesisir di lokasi penelitian berada pada kategori rendah-sedang, dengan kisaran skor CVI 9,93-25,86. Topografi, geomorfologi, intensitas perubahan garis pantai, dan kemiringan pantai merupakan faktor yang dapat menyebabkan tingkat kerentanan di lokasi penelitian menjadi sangat tinggi. Namun, keterhubungan antara parameter lain yang dapat menjadi faktor penghambat tingginya tingkat kerentanan, menyebabkan tingkat kerentanan pesisir di lokasi penelitian hanya berada dalam kategori rendah-sedang. Terdapat perubahan kondisi tingkat kerentanan antara tahun 2016 dengan tahun 2020 dimana pada tahun 2020 tingkat kerentanan di pantai timur mengalami penurunan menjadi kategori rendah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Fitria, Lulu Mari. "ANALISIS KERENTANAN BENCANA LONGSOR DI LERENG GUNUNG WILIS KABUPATEN NGANJUK." KURVATEK 1, no. 1 (2016): 8. http://dx.doi.org/10.33579/krvtk.v1i1.104.

Full text
Abstract:
Bencana longsor yang terjadi di Lereng Gunung Wilis Kabupaten Nganjuk meliputi Desa Ngetos dan Sawahan. Bencana longsor yang terdapat di Lereng Gunung Wilis tersebut telah mengakibatkan kerugian baik materi maupun jiwa. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menilai tingkat kerentanan bencana longsor di Lereng Gunung Wilis Kabupaten Nganjuk. Penilaian faktor-faktor yang menjadi variabel tingkat kerentanan ini dilakukan dengan metode impact assessment. Analisis tingkat kerentanan bencana longsor dilakukan dengan menggunakan metode overlay. Berdasarkan hasil analisis kerentanan diketahui bahwa kerentanan bencana longsor dinilai berdasarkan kerentanan fisik, kerentanan sosial, kerentanan ekonomi, dan kerentanan lingkungan. Tingkatan kerentanan bencana longsor dibagi menjadi tiga tingkatan yakni ringan, sedang, berat. Kata kunci: longsor, kerentanan, fisik, sosial, ekonomi, lingkungan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Shoimah, Fadhilatus. "PEMETAAN RISIKO BENCANA PANDEMI COVID-19 DI KOTA MALANG BERDASARKAN ASPEK ANCAMAN, KERENTANAN, DAN KAPASITAS." PANGRIPTA 5, no. 1 (2022): 830–43. http://dx.doi.org/10.58411/nqmgtw83.

Full text
Abstract:
Penelitian bertujuan untuk mendapatkan pengkajian risiko bencana pandemi COVID-19 melalui analisis tingkat ancaman, analisis kerentanan, dan analisis kapasitas pada masing-masing kelurahan di lima kecamatan di Kota Malang. Analisis tingkat ancaman pandemi COVID-19 menggunakan data yang dikeluarkan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang per Tanggal 16 Mei 2021. Analisis tingkat kerentanan masyarakat pada penelitian memperhatikan tiga variabel meliputi kerentanan fisik, ekonomi, dan kerentanan sosial. Masing-masing variabel kerentanan dipetakan dan dioverlay untuk membentuk kerentanan wilayah rawan bencana di Kota Malang dengan klasifikasi kerentanan tinggi, sedang, dan rendah. Pengkajian kapasitas dilakukan dengan mengidentifikasikan status kemampuan individu, masyarakat, lembaga pemerintah atau non-pemerintah, dan aktor lain dalam menangani ancaman dengan sumberdaya yang tersedia untuk melakukan tindakan pencegahan, mitigasi, dan mempersiapkan penanganan darurat, serta menangani kerentanan yang ada dengan kapasitas yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Teknik weighted overlay peta ancaman dengan peta kerentanan, kemudian weighted overlay peta ancaman-kerentanan dengan peta kapasitas menggunakan Arc GIS dilakukan untuk mendapatkan peta risiko bencana. Berdasarkan pengkajian risiko bencana pandemi COVID-19 melalui analisis tingkat ancaman, analisis kerentanan, dan analisis kapasitas pada masing-masing kelurahan di Kota Malang diketahui bahwa sebagian besar wilayah Kota Malang berisiko rendah terhadap bencana pandemi COVID-19. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat ancaman pandemi COVID-19 pada masing-masing kelurahan didominasi rendah dengan tingkat kerentanan sedang dan tingkat kapasitas rendah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Shoimah, Fadhilatus. "Pemetaan Risiko Bencana Pandemi COVID-19 DI Kota Malang Berdasarkan Aspek Ancaman, Kerentanan, Dan Kapasitas." PANGRIPTA 5, no. 1 (2022): 830–43. http://dx.doi.org/10.58411/pyxctx27.

Full text
Abstract:
Penelitian bertujuan untuk mendapatkan pengkajian risiko bencana pandemi COVID19 melalui analisis tingkat ancaman, analisis kerentanan, dan analisis kapasitas pada masingmasing kelurahan di lima kecamatan di Kota Malang. Analisis tingkat ancaman pandemi COVID-19 menggunakan data yang dikeluarkan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang per Tanggal 16 Mei 2021. Analisis tingkat kerentanan masyarakat pada penelitian memperhatikan tiga variabel meliputi kerentanan fisik, ekonomi, dan kerentanan sosial. Masingmasing variabel kerentanan dipetakan dan dioverlay untuk membentuk kerentanan wilayah rawan bencana di Kota Malang dengan klasifikasi kerentanan tinggi, sedang, dan rendah. Pengkajian kapasitas dilakukan dengan mengidentifikasikan status kemampuan individu, masyarakat, lembaga pemerintah atau non-pemerintah, dan aktor lain dalam menangani ancaman dengan sumberdaya yang tersedia untuk melakukan tindakan pencegahan, mitigasi, dan mempersiapkan penanganan darurat, serta menangani kerentanan yang ada dengan kapasitas yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Teknik weighted overlay peta ancaman dengan peta kerentanan, kemudian weighted overlay peta ancaman-kerentanan dengan peta kapasitas menggunakan Arc GIS dilakukan untuk mendapatkan peta risiko bencana. Berdasarkanpengkajian risiko bencana pandemi COVID-19 melalui analisis tingkat ancaman, analisis kerentanan, dan analisis kapasitas pada masing-masing kelurahan di Kota Malang diketahui bahwa sebagian besar wilayah Kota Malang berisiko rendah terhadap bencana pandemi COVID19. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat ancaman pandemi COVID-19 pada masing-masing kelurahan didominasi rendah dengan tingkat kerentanan sedang dan tingkat kapasitas rendah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Shoimah, Fadhilatus. "PEMETAAN RISIKO BENCANA PANDEMI COVID-19 DI KOTA MALANG BERDASARKAN ASPEK ANCAMAN, KERENTANAN, DAN KAPASITAS." PANGRIPTA 5, no. 1 (2022): 830–42. http://dx.doi.org/10.58411/pangripta.v5i1.112.

Full text
Abstract:
Penelitian bertujuan untuk mendapatkan pengkajian risiko bencana pandemi COVID-19 melalui analisis tingkat ancaman, analisis kerentanan, dan analisis kapasitas pada masing-masing kelurahan di lima kecamatan di Kota Malang. Analisis tingkat ancaman pandemi COVID-19 menggunakan data yang dikeluarkan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang per Tanggal 16 Mei 2021. Analisis tingkat kerentanan masyarakat pada penelitian memperhatikan tiga variabel meliputi kerentanan fisik, ekonomi, dan kerentanan sosial. Masing-masing variabel kerentanan dipetakan dan dioverlay untuk membentuk kerentanan wilayah rawan bencana di Kota Malang dengan klasifikasi kerentanan tinggi, sedang, dan rendah. Pengkajian kapasitas dilakukan dengan mengidentifikasikan status kemampuan individu, masyarakat, lembaga pemerintah atau non-pemerintah, dan aktor lain dalam menangani ancaman dengan sumberdaya yang tersedia untuk melakukan tindakan pencegahan, mitigasi, dan mempersiapkan penanganan darurat, serta menangani kerentanan yang ada dengan kapasitas yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Teknik weighted overlay peta ancaman dengan peta kerentanan, kemudian weighted overlay peta ancaman-kerentanan dengan peta kapasitas menggunakan Arc GIS dilakukan untuk mendapatkan peta risiko bencana. Berdasarkan pengkajian risiko bencana pandemi COVID-19 melalui analisis tingkat ancaman, analisis kerentanan, dan analisis kapasitas pada masing-masing kelurahan di Kota Malang diketahui bahwa sebagian besar wilayah Kota Malang berisiko rendah terhadap bencana pandemi COVID-19. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat ancaman pandemi COVID-19 pada masing-masing kelurahan didominasi rendah dengan tingkat kerentanan sedang dan tingkat kapasitas rendah
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Fitria, Lulu Mari. "Analisis Tingkat Kerentanan Sosial Akibat Perkembangan Permukiman di Kawasan Perkotaan Yogyakarta." REKA RUANG 1, no. 1 (2018): 17–27. http://dx.doi.org/10.33579/rkr.v1i1.776.

Full text
Abstract:
Penelitian ini diangkat berdasarkan latar belakang perkembangan kawasan permukiman di KPY yang berhubungan dengan adanya perkembangan jumlah penduduk. KPY merupakan kawasan yang dikelilingi oleh berbagai bencana yakni gunung berapi, gempa, banjir, kekeringan dan lainnya. Dengan adanya perkembangan permukiman ini pula mengakibatkan tingkat kerentanan kawasan di KPY. Berdasarkan Perka BNPB No.2 tahun 2012 diketahui bahwa tingkat kerentanan sosial diidentifikasi berdasarkan variabel kepadatan penduduk, jumlah penduduk rentan, keretanan penduduk berdasarkan jenis kelamin, penduduk miskin. Akibat perkembangan permukiman tersebut diperlukan analisis terhadap kerentanan sosial di KPY melalui analisis GIS. Kerentanan sosial tingkat tinggi terdapat pada 31 desa, kerentanan sosial tingkat sedang terdapat pada 36 desa, dan kerentanan sosial tingkat rendah terdapat pada 5 desa. Adapun kecamatan yang memiliki tingkat kerentanan sosial tinggi adalah Kecamatan Banguntapan, Danurejan, Gamping, Gedongtengen, Gondomanan, Kotagede, Kraton, Mantrijeron, Mergangsan, Ngampilan, Pakualaman, Tegalrejo, Umbulharjo, Wirobrajan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Nur Rachman, Ahmad Firman, Hari Siswoyo, and Andre Primantyo Hendrawan. "Pemetaan Sebaran Kerentanan Air Tanah Terhadap Potensi Pencemaran Berdasarkan Metode DRASTIC di Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang." JURNAL TECNOSCIENZA 8, no. 2 (2024): 182–93. http://dx.doi.org/10.51158/tecnoscienza.v8i2.1146.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memetakan sebaran tingkat kerentanan air tanah terhadap pencemaran di Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang. Penelitian ini dilakukan terhadap 25 contoh sumur gali yang tersebar di 15 desa pada Kecamatan Tembelang dan dilakukan secara periodik selama 5 bulan yaitu dari bulan Juli 2023 hingga November 2023. Penilaian tingkat kerentanan air tanah terhadap pencemaran dilakukan dengan metode DRASTIC berdasarkan 7 parameter yaitu kedalaman muka air tanah (D),curah hujan (R), media akuifer (A), jenis tanah (S), kemiringan lereng (T), zona tak jenuh (I), dan konduktivitas hidraulik (C). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa nilai indeks DRASTIC selama kurun waktu penelitian berkisar antara 143-180 dengan kategori 2 kelas kerentanan yaitu tingkat kerentanan sedang dan tingkat kerentanan tinggi. Sebaran tingkat kerentanan air tanah di lokasi penelitian didominasi oleh tingkat kerentanan tinggi dengan prosesntase luas 72,95% - 80,57% dari luas Kecamatan Tembelang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Suherman, Hermitha Nuraini, Asma Irma Setianingsih, and Rayuna Handawati. "Analysis of Social Vulnerability to Rob Floods in North Semarang District." Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha 11, no. 2 (2023): 179–87. http://dx.doi.org/10.23887/jjpg.v11i2.59398.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kerentanan sosial banjir rob di Kecamatan Semarang Utara, Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah empat kelurahan yang terdapat di Kecamatan Semarang Utara, yaitu Kelurahan Bandarharjo, Kelurahan Panggung Lor, Kelurahan Kuningan dan Kelurahan Tanjungmas. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik pengumpulan data sekunder. Indikator kerentanan sosial dalam penelitian ini yaitu kepadatan penduduk, rasio jenis kelamin, rasio kelompok umur, rasio penduduk cacat dan rasio penduduk miskin. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Untuk menentukan tingkat kerentanan, data sekunder yang diperoleh kemudian dilakukan skoring dan pembobotan berdasarkan indeks kerentanan sosial dari PERKA BNPB No.02 Tahun 2012 yang kemudian diolah menggunakan ArcGIS 10.6 untuk menghasilkan peta kerentanan. Berdasarkan hasil skoring dan pembobotan dari tiap parameter kerentanan sosial, hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kerentanan sosial di Kecamatan Semarang Utara dari empat kelurahan yang ada, ada tiga kelurahan yang memiliki tingkat kerentanan sosial tinggi dengan nilai indeks kerentanan sosial 3 dan satu kelurahan yang memiliki tingkat kerentanan sedang dengan nilai indeks kerentanan sosial 2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kerentanan sosial bencana banjir rob di Kecamatan Semarang Utara adalah dominasi sedang dan tinggi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Ratu Nabillah, Iwan Setiawan, and Bagja Waluya. "Kerentanan Sosial pada Wilayah Potensi Bencana Tsunami di Pesisir Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan." Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) 4, no. 2 (2020): 96–112. http://dx.doi.org/10.29405/jgel.v4i2.4318.

Full text
Abstract:
Wilayah pesisir Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan memiliki potensi bencana tsunami karena berbatasan langsung dengan Selat Sunda Utara yang terdapat Gunung Anak Krakatau. Wilayah ini memerlukan adanya pembangunan sumberdaya manusia dalam upaya pengentasan kerentanan terhadap bencana. Penelitian ini membahas mengenai tingkat kerentanan sosial, faktor-faktor yang dapat memperbesar dan memperkecil peluang kerentanan sosial, dan upaya mengatasi kerentanan sosial. Tujuan penelitian ini 1) mengidentifikasi tingkat kerentanan sosial, 2) menganalisis faktor-faktor yang dapat memperbesar dan memperkecil peluang kerentanan sosial, 3) menganalisis upaya pengentasan kerentanan sosial. Analisis penskoran digunakan untuk pemetaan tingkat kerentanan sosial dan analisis persentase digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat memperbesar dan memperkecil peluang terjadinya kerentanan sosial. Hasil penelitian yaitu tingkat kerentanan sosial dengan rentang nilai 53,37-168,86. Desa Tanjung Gading merupakan desa dengan kerentanan sosial tertinggi dan Desa Sukaraja merupakan desa dengan kerentanan sosial terendah. Faktor-faktor yang dapat memperbesar peluang kerentanan sosial diantaranya pendapatan kepala keluarga yang masih tergolong rendah, tidak memiliki pekerjaan sampingan, belum adanya integrasi pengentasan kerentanan bencana dengan posyandu balita dan Kelas Lansia, tidak adanya data detail mengenai penduduk disabilitas, sedikitnya jumlah wanita yang bekerja, dan belum terlibat aktifnya para wanita dalam forum kebencanaan. Upaya pengentasan kerentanan sosial yang telah dilakukan masih secara umum, dan belum menyentuh seluruh golongan masyarakat rentan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Zamzamy, Ary, Denny Helard, and Benny Hidayat. "Penilaian Indeks Kerentanan Infrastruktur Sanitasi Kota Padang dalam Menghadapi Skenario Bencana Gempa dan Tsunami." CIVED 10, no. 1 (2023): 1. http://dx.doi.org/10.24036/cived.v10i1.120973.

Full text
Abstract:
Kota Padang berada pada jalur Ring of Fire yang memiliki risiko yang cukup besar terhadap ancaman gempa dan tsunami yang juga berdampak terhadap fasilitas infrastruktur sanitasi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian kerentanan infrastruktur sanitasi saat menghadapi skenario bencana gempa dan tsunami di Kota Padang. Metode yang dipakai dengan memberikan bobot nilai kerentanan melalui pendekatan & penyesuaian. Nilai kerentanan yang diperoleh berupa 1 untuk tingkat kerentanan rendah dan 3 untuk kerentanan tinggi dengan menghitung setiap parameter fasilitas sanitasi. Hasil penilaian kerentanan fasilitas sanitasi terhadap skenario gempa berada pada tingkat kerentanan rendah. Hasil penilaian kerentanan terhadap skenario tsunami memiliki nilai yang beragam, diantaranya 26,3% sistem drainase primer memiliki kerentanan rendah, 68,4% lainnya memiliki kerentanan tinggi. TPA memiliki kerentanan rendah. 78,7% kontainer sampah memiliki kerentanan tinggi dan 21,2% memiliki kerentanan rendah. IPLT memiliki kerentanan kerentanan tinggi. 44,7% TPST3R memiliki nilai kerentanan tinggi dan sisanya memiliki tingkat kerentanan rendah. 55% IPAL komunal memiliki nilai kerentanan rendah dan 45% memiliki kerentanan tinggi. Rekomendasi yang diberikan kepada Pemkot Padang yaitu mengaplikasikan metode pembangunan sesuai standar dan peraturan terkait cara membangun fasilitas di daerah rawan bencana gempa dan tsunami serta mengaplikasikan teknologi yang diperlukan pada banguunan sanitasi agar mampu bertahan terhadap bencana gempa dan tsunami.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Zamzamy, Ary, Denny Helard, and Benny Hidayat. "Penilaian Indeks Kerentanan Infrastruktur Sanitasi Kota Padang dalam Menghadapi Skenario Bencana Gempa dan Tsunami." CIVED 10, no. 1 (2023): 1–12. http://dx.doi.org/10.24036/cived.v10i1.356112.

Full text
Abstract:
Kota Padang berada pada jalur Ring of Fire yang memiliki risiko yang cukup besar terhadap ancaman gempa dan tsunami yang juga berdampak terhadap fasilitas infrastruktur sanitasi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian kerentanan infrastruktur sanitasi saat menghadapi skenario bencana gempa dan tsunami di Kota Padang. Metode yang dipakai dengan memberikan bobot nilai kerentanan melalui pendekatan & penyesuaian. Nilai kerentanan yang diperoleh berupa 1 untuk tingkat kerentanan rendah dan 3 untuk kerentanan tinggi dengan menghitung setiap parameter fasilitas sanitasi. Hasil penilaian kerentanan fasilitas sanitasi terhadap skenario gempa berada pada tingkat kerentanan rendah. Hasil penilaian kerentanan terhadap skenario tsunami memiliki nilai yang beragam, diantaranya 26,3% sistem drainase primer memiliki kerentanan rendah, 68,4% lainnya memiliki kerentanan tinggi. TPA memiliki kerentanan rendah. 78,7% kontainer sampah memiliki kerentanan tinggi dan 21,2% memiliki kerentanan rendah. IPLT memiliki kerentanan kerentanan tinggi. 44,7% TPST3R memiliki nilai kerentanan tinggi dan sisanya memiliki tingkat kerentanan rendah. 55% IPAL komunal memiliki nilai kerentanan rendah dan 45% memiliki kerentanan tinggi. Rekomendasi yang diberikan kepada Pemkot Padang yaitu mengaplikasikan metode pembangunan sesuai standar dan peraturan terkait cara membangun fasilitas di daerah rawan bencana gempa dan tsunami serta mengaplikasikan teknologi yang diperlukan pada banguunan sanitasi agar mampu bertahan terhadap bencana gempa dan tsunami.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Hezron, Yoel Dongan, Runi Asmaranto, and Riyanto Haribowo. "Analisis Kerentanan Intrinsik dan Spesifik Airtanah Terhadap Pencemaran di Sub DAS Amprong, Malang, Jawa Timur Analysis of Intrinsic and Specific Groundwater Vulnerability to Pollution in Amprong Sub-watershed, Malang, East Java." Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air 3, no. 1 (2023): 1–225. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jtresda.2022.003.01.19.

Full text
Abstract:
Airtanah menjadi sumber air yang dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Perkembangan aktivitas masyarakat di daerah Sub DAS Amprong mengakibatkan potensi airtanah untuk tercemar semakin tinggi. Tujuan adanya penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kerentanan intrinsik dan spesifik airtanah di wilayah Sub DAS Amprong dan mengetahui zonasi kerentanan airtanah berdasarkan klasifikasi kerentanan di wilayah Sub DAS Amprong. Metode analisis pada penelitian kali ini yaitu kerentanan airtanah dengan metode Susceptibility Index (SI) oleh Ribeiro. Parameter yang digunakan pada penelitian ini adalah kedalaman muka airtanah, media akuifer, imbuhan airtanah, kemiringan lereng, dan penggunaan lahan. Klasifikasi kerentanan airtanah dibagi menjadi tiga kelas berdasarkan tingkat kerentanan airtanah terhadap pencemaran yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Hasil penelitian ini adalah (1) kerentanan intrinsik terdiri atas tingkat kerentanan rendah seluas 149.702 km² kerentanan sedang seluas 173.698 km² dan kerentanan tinggi seluas 9.203 km². (2) Kerentanan spesifik terdiri atas tingkat kerentanan rendah seluas 113.34 km², kerentanan sedang seluas 119.471 km² dan kerentanan tinggi seluas 99.792 km². (3) Kerentanan rendah terdapat di bagian hulu, kerentanan sedang terdapat di bagian tengah dan hilir, dan kerentanan tinggi terdapat pada bagian hilir Sub DAS Amprong.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Hezron, Yoel Dongan, Runi Asmaranto, and Riyanto Haribowo. "Analisis Kerentanan Intrinsik dan Spesifik Airtanah Terhadap Pencemaran di Sub DAS Amprong, Malang, Jawa Timur Analysis of Intrinsic and Specific Groundwater Vulnerability to Pollution in Amprong Sub-watershed, Malang, East Java." Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air 3, no. 1 (2023): 213–25. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jtresda.2023.003.01.19.

Full text
Abstract:
Airtanah menjadi sumber air yang dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Perkembangan aktivitas masyarakat di daerah Sub DAS Amprong mengakibatkan potensi airtanah untuk tercemar semakin tinggi. Tujuan adanya penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kerentanan intrinsik dan spesifik airtanah di wilayah Sub DAS Amprong dan mengetahui zonasi kerentanan airtanah berdasarkan klasifikasi kerentanan di wilayah Sub DAS Amprong. Metode analisis pada penelitian kali ini yaitu kerentanan airtanah dengan metode Susceptibility Index (SI) oleh Ribeiro. Parameter yang digunakan pada penelitian ini adalah kedalaman muka airtanah, media akuifer, imbuhan airtanah, kemiringan lereng, dan penggunaan lahan. Klasifikasi kerentanan airtanah dibagi menjadi tiga kelas berdasarkan tingkat kerentanan airtanah terhadap pencemaran yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Hasil penelitian ini adalah (1) kerentanan intrinsik terdiri atas tingkat kerentanan rendah seluas 149.702 km² kerentanan sedang seluas 173.698 km² dan kerentanan tinggi seluas 9.203 km². (2) Kerentanan spesifik terdiri atas tingkat kerentanan rendah seluas 113.34 km², kerentanan sedang seluas 119.471 km² dan kerentanan tinggi seluas 99.792 km². (3) Kerentanan rendah terdapat di bagian hulu, kerentanan sedang terdapat di bagian tengah dan hilir, dan kerentanan tinggi terdapat pada bagian hilir Sub DAS Amprong.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Adji, Tjahyo Nugroho, Afifudin Afifudin, Anggun Nurzahwa Haris, et al. "Kajian Kerentanan Airtanah di Cekungan Airtanah (CAT) Wates Kabupaten Kulon Progo." Media Komunikasi Geografi 23, no. 1 (2022): 25–43. http://dx.doi.org/10.23887/mkg.v23i1.42198.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran tingkat kerentanan airtanah di cekungan airtanah (CAT) Wates terhadap pencemaran. CAT Wates memiliki luas total sebesar 152,67 m2 dan terletak di bagian Selatan Kabupaten Kulon Progo. Kerentanan airtanah terhadap pencemaran dipengaruhi oleh karakteristik geologi, akuifer, serta keterdapatan sumber pencemar dilihat dari penggunaan lahan. Tingkat kerentanan ditentukan dengan metode perhitungan DRASTIC-LU menggunakan 9 parameter melalui proses overlay. Parameter yang digunakan dalam perhitungan kerentanan yaitu kedalaman muka airtanah, imbuhan, media akuifer, tanah, kemiringan lereng, zona tak jenuh, konduktivitas hidraulik, dan penggunaan lahan. Data sekunder dari literatur dan instansi terkait digunakan dalam perhitungan kerentanan, lalu hasil kerentanan divalidasi dengan data kualitas air pada parameter nitrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAT Wates didominasi oleh tingkat kerentanan sedang dengan luas 11933,013 hektar atau dengan persentase 79,68 % dari keseluruhan luas CAT Wates. Tingkat kerentanan tinggi memiliki persentase 11,66 % dan tingkat kerentanan rendah memiliki persentase 8,67 %. Area dengan kerentanan tinggi memiliki kedalaman muka airtanah yang dangkal dan memiliki penggunaan lahan berupa area urban dan semi urban karena area urban dan semi urban yang menghasilkan limbah domestik dan limbah industri, sedangkan sawah menghasilkan limbah pertanian yang menjadi sumber pencemar potensial. Kondisi tersebut berimplikasi pada pemanfaatan air. Pada lokasi dengan kerentanan tinggi, sebaiknya tidak dimanfaatkan secara masif untuk kebutuhan konsumsi. Air masih dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan lain. Selain itu, perlindungan airtanah di lokasi kajian perlu ditingkatkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Agasi Purnama Jatti and Djati Mardiatno. "Analisis Kerentanan Wilayah Pesisir Terhadap Kenaikan Muka Air Laut Di Kabupaten Bantul." Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) 7, no. 1 (2023): 47–58. http://dx.doi.org/10.22236/jgel.v7i1.10088.

Full text
Abstract:
Wilayah pesisir di Kabupaten Bantul merupakan wilayah pesisir yang memiliki ancaman berupa kenaikan muka air laut sebagai akibat dari pemanasan global. Kenaikan muka air laut ini secara lebih lanjut dapat berdampak pada penurunan potensi sumberdaya di wilayah pesisir. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kerentanan di wilayah pesisir Kabupaten Bantul sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran ancaman kenaikan muka air laut di wilayah setempat untuk dapat menjadi pertimbangan dalam pengelolaan wilayah pesisir. Penelitian ini menggunakan metode Indeks Kerentanan Pesisir (IKP) untuk menilai tingkat kerentanan di wilayah setempat. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data morfologi pesisir, kemiringan lereng, dinamika garis pantai, tinggi gelombang, pasang surut, dan kenaikan muka air laut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kerentanan pesisir di Kabupaten Bantul bervariasi dengan nilai indeks berkisar antara 12,65 – 28,28. Wilayah pesisir dengan tingkat kerentanan tinggi berada pada wilayah dengan kemiringan landai dan tingkat abrasi yang tinggi. Tingkat kerentanan yang bervariasi memerlukan perhatian khusus dalam pengelolaan wilayah pesisir baik oleh pemerintah maupun masyarakat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Yonvitner, Yonvitner, Rahmat Kurnia, Mennofatria Boer, Helmy Akbar, and Surya Gentha Akmal. "Kerentanan Bycatch Tuna Dari Perikanan Handline di Selatan Samdera Hindia: Pencatatan Pelabuhan Sendang Biru-Malang." Tropical Fisheries Management Journal 4, no. 2 (2020): 66–78. http://dx.doi.org/10.29244/jppt.v4i2.32945.

Full text
Abstract:
Bycatch tuna merupakan komoditas ikan komersial penting dalam perikanan tuna Samudera Hindia. Aktivitas penangkapan bycatch tuna juga berdampak pada penurunan stok sehingga menjadi rentan dan potensial tidak berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan di Sendangbiru Malang pada Bulan Juli 2013. Analisis kerentanan dengan pendekatan jarak Euclidean dengan data produkitivitas dan susceptabilitas menggunakan software PSA NOAA. Hasil tangkap bycacth tuna adalah ikan cakalang (Katsuwonus pelamis), Ikan lemadang (Coryphaena hippurus), baby tuna (Thunnus albacores). Hasil kerentana menunjukan tingkat kerentanan yang diperoleh sebesar 1,66 untuk baby tuna, 1,27 untuk lemadang dan 1,42 untuk cakalang. Secara keseluruhan nilai indek kerentanan masih rendah dari 1,8 dimana stok tergolong rentan rendah dan potensi ikan bycatch tuna masih berpotensi berkelanjutan di Sendang Biru.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Ramadhan, Aditya, Mangapul Parlindungan Tambunan, and Rudy Parluhutan Tambunan. "Kajian Spasial Tingkat Kerentanan COVID-19 Di Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan." Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) 6, no. 1 (2022): 58–73. http://dx.doi.org/10.22236/jgel.v6i1.7535.

Full text
Abstract:
Pandemi COVID-19 di Jakarta mengalami lonjakan tinggi dikarenakan provinsi ini merupakan tingkat interaksi sosial yang tinggi, salah satunya di Kecamatan Pesanggrahan. Jakarta Selatan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menganalisa kerentanan penularan COVID-19 dari beragam parameter. Metode yang digunakan berbasis spasial berdasarkan klasifikasi yang telah dibuat dengan skoring dan pembobotan metode rangking berdasarkan enam variabel kerentanan fisik, sosial dan ekonomi. Selanjutnya, diintegrasikan Sistem Informasi Geografi untuk analisis overlay. Data penelitian menggunakan data sekunder yang berasal dari instansi terkait, sedangkan data primer diperoleh dari kegiatan langsung ke lapangan seperti melakukan penandaan lokasi dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Kelurahan Petukangan Utara dan Kelurahan Ulujami, seluruh wilayahnya terklasisfikasi kerentanan tinggi. Selanjutnya, Kelurahan Petukangan Selatan sebagian besar wilayahya memiliki kerentanan rendah namun terdapat wilayah dengan kerentanan sedang seluas ± 1,19 km². Kelurahan Bintaro seluruh wilayahnya memiliki kerentanan sedang ditambah sebagian kecil wilayah Kelurahan Pesanggrahan seluas ± 4,64 km² sedangkan sisanya terklasifikasi kerentanan rendah. Untuk kerentanan rendah secara keseluruhan terdapat pada Kelurahan Pesanggrahan dan Petukangan Selatan. Secara persentase keruangan Kecamatan Pesanggrahan, sebesar 20,88% luas wilayah memiliki kerentanan rendah, kerentanan sedang sebesar 43,33%, dan 35,8% terklasifikasi kerentanan tinggi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Wijayanto, Danur, and Arizona Firdonsyah. "Analisis Tingkat Resiko Pada Website Xyz Menggunakan Metode Owasp." Digital Transformation Technology 4, no. 1 (2024): 644–51. http://dx.doi.org/10.47709/digitech.v4i1.4485.

Full text
Abstract:
Website adalah salah satu platform yang digunakan untuk menunjukkan beberapa jenis informasi. XYZ website adalah sebuah website Company Profile dari Studi Tari. Website XYZ masih menggunakan keamanan web standar yang digunakan untuk mengamankan data pribadi. Web tersebut pernah diserang menggunakan serangan XSS (Cross-Site Scripting), namun kerentanannya masih belum diketahui. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode OWASP (Open Web Application Security Projects) untuk memindai web tersebut. Untuk menentukan tingkat resiko, peneliti menggunakan likelihood dan impact. Pemindaian kerentanan keamanan menghasilkan 11 kerentanan dengan tingkat resiko yang berbeda – beda seperti 9 kerentanan mempunyai kategori sedang dan 2 kerentanan mempunyai kategori rendah. Tingkat kerentanan tersebut dihitung setelah mementukan tingkatan likelihood dan impact dari hasil pemindaian menggunakan OWASP ZAP.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Siswoyo, Hari. "Identifikasi Tingkat Kerentanan Akuifer terhadap Pencemaran di Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang dengan Menggunakan Metode GOD." Jurnal Sains dan Edukasi Sains 1, no. 2 (2018): 1–6. http://dx.doi.org/10.24246/juses.v1i2p1-6.

Full text
Abstract:
Bahaya pencemaran terhadap potensi air tanah yang dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi perlu diantisipasi agar tidak mengakibatkan degradasi kualitas air tanah. Langkah awal dalam tindakan antisipasi tersebut adalah dengan cara identifikasi tingkat kerentanan akuifer terhadap bahaya pencemaran. Identifikasi tingkat kerentanan akuifer terhadap pencemaran dapat dilakukan dengan menggunakan metode GOD berdasarkan jenis akuifer, litologi lapisan pembatas akuifer, dan kedalaman akuifer. Berdasarkan analisis dengan menggunakan metode GOD dapat dinyatakan bahwa di lokasi kajian tingkat kerentanan akuifer terkekang terhadap bahaya pencemaran dapat diabaikan dan tingkat kerentanan akuifer semi terkekang terhadap bahaya pencemaran adalah rendah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Ghozali, Achmad, and Erlangga Kautsar. "Tipologi wilayah berdasarkan tingkat kerentanan di wilayah perkotaan Kabupaten Kutai Timur." Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif 17, no. 1 (2022): 181. http://dx.doi.org/10.20961/region.v17i1.51580.

Full text
Abstract:
<p class="Abstract">Tingkat kejadian bencana kebakaran di wilayah perkotaan Kabupaten Kutai Timur dari tahun 2012 – 2019 mengalami peningkatan jumlah kejadian yang signifikan, terutama pada Kawasan Perkotaan Kabupaten Kutai Timur. Di sisi lain, pemerintah daerah setempat hingga saat ini belum memiliki instrumen pengendalian kejadian kebakaran. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan kerentanan kebakaran di wilayah perkotaan Kabupaten Kutai Timur. Untuk menghasilkan tipologi, analisis overlay pada software ArcGIS digunakan dengan mempertimbangkan faktor fisik, sosial, sarana permukiman, dan kebijakan. Selain itu, pembobotan faktor dengan AHP yang melibatkan tujuh <em>stakeholder</em> kunci digunakan untuk mengetahui faktor prioritas sesuai dengan kondisi kawasan. Hasil analisis diperoleh bahwa kerentanan fisik memiliki bobot 0,45, kerentanan sosial memiliki bobot 0,33, dan kerentanan ekonomi memiliki bobot 0,22. Dari prioritas faktor ini diperoleh bahwa Kawasan Perkotaan Kutai Timur terdapat tiga tipologi kerentanan kebakaran. Desa Swarga Bara, Desa Singa Gembara, dan Desa Sangatta Selatan memiliki tingkat kerentanan rendah, sedangkan Kelurahan Teluk Lingga memiliki kerentanan sedang, serta Kelurahan Singa Geweh dan Desa Sangatta Utara memiliki tingkat kerentanan tinggi.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Friti Yulandari, Desia, Erna Juita, and Arie Zella Putra Ulni. "Analisis Kerentanan Bencana Banjir Bandang Di Solok Selatan." Jurnal Multidisiplin Indonesia 1, no. 3 (2022): 938–43. http://dx.doi.org/10.58344/jmi.v1i3.88.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk: 1). Mengkaji tingkat kerentanan lingkungan bencana banjir bandang di Solok Selatan, 2). Mengkaji tingkat kerentanan sosial bencana banjir bandang di Solok Selatan 3). Mengkaji tingkat kerentanan ekonomi bencana banjir bandang di Solok Selatan, dengan mengunakan metode deskritif. Analisis data menggunakan analisis overlay. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa 1). Aspek Lingkungan adalah Hasil dari penelitian Kecamatan yang memiliki kerentanan banjir bandang tinggi yaitu penggunaan lahan hutan yang terletak pada kemiringan lereng V (>45%), mempunyai jenis tanah andosol dengan kategori agak peka dengan banjir bandang, yang memiliki jarak dari sungai >21-meter dan mempunyai curah hujan tinggi adalah >2500 mm/tahun. Kecamatan dengan kategori bahaya sedang pada pengunaan lahan sawah, yang terletak pada jenis tanah latosol peka terhadap banjir bandang, mempunyai jarak dari sungai 15 meter, dan berada pada curah hujan 1000-1200mm/tahun. Kecamatan yang terletak pada kemiringan lereng antara 15-25 atau setara dengan kelas III, memiliki jenis tanah argonosol yang peka terhadap kerentanan banjir bandang, berada pada jarak dari sungai 0-5m, mempunyai penggunaan lahan tegalan dan memiliki curah hujan <1000mm/tahun. 2). Aspek sosial memiliki tingkat kerentanan yang rentan terhadap banjir bandang dengan total kerentanan 8.2 berada di kelas tinggi pada kabupaten Solok Selatan. 3). Aspek ekonomi memiliki tingkat kerentanan yang rentang pada banjir bandang dengan total skor 21.2 termasuk kedalam kelas kerentanan tinggi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Syailendra, Andrean, Denny Helard, and Taufika Ophiyandri. "PENILAIAN INDEKS KERENTANAN INFRASTRUKTUR AIR MINUM KOTA PADANG TERHADAP POTENSI BENCANA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI (Studi Kasus : Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi Utama SPAM Gunung Pangilun Perumda Air Minum Kota Padang)." CIVED 9, no. 2 (2022): 149. http://dx.doi.org/10.24036/cived.v9i2.117807.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan memberikan angka indeks dan tingkat kerentanan fisik sekaligus rekomendasi terhadap infrastruktur SPAM Gunung Pangilun Perumda Air Minum Kota Padang (khususnya pipa transmisi dan distribusi utama) akibat potensi bencana gempa bumi dan tsunami. Jaringan pipa ini melayani area dataran rendah dekat pesisir pantai sekaligus lokasi institusi dan perkantoran penting tingkat provinsi Sumatera Barat dan kota Padang. Penilaian indeks kerentanan dilakukan dengan cara melakukan pembobotan dan skoring dari faktor-faktor kerentanan yang telah ditentukan terhadap potensi bencana gempa bumi dan tsunami. Tingkat kerentanan jaringan pipa tersebut diklasifikasikan menjadi rendah, menengah dan tinggi. Hasil dari indeks kerentanan yang telah didapatkan disajikan ke dalam peta tingkat kerentanan setelah sebelumnya dilakukan perhitungan total nilai vulnerability index (VI) dari masing-masing parameter kerentanan. Dari hasil penilaian didapatkan tingkat kerentanan jaringan pipa transmisi terhadap gempa bumi dan tsunami “rendah” dan “rendah”serta jaringan pipa distribusi utama untuk gempa bumi 68,82% nya “menengah” dan tsunami 83,24% nya “tinggi”. Rekomendasi yang diberikan yaitu teknis dan non teknis, secara teknis adalah dengan mengaplikasikan teknik rekayasa pada infrastruktur jaringan pipa yang tahan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami, serta secara non teknis/administratif seperti memberikan pelatihan pada pihak terkait dan membentuk sebuah divisi yang khusus menangani perawatan infrastruktur jaringan pipa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Ariani, Dwi Mega, Armijon Armijon, and Fauzan Murdapa. "KAJIAN RISIKO BENCANA TANAH LONGSOR DAN GEMPA BUMI KABUPATEN PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG." Datum: Journal of Geodesy and Geomatics 3, no. 1 (2023): 42–53. https://doi.org/10.23960/datum.v3i1.3573.

Full text
Abstract:
Potensi bencana pada daerah Kabupaten Pringsewu berdasarkan RTRW daerah tersebut diantaranya tanah longsor dan gempa bumi, sehingga diperlukannya Kajian Risiko Bencana terhadap dua bencana tersebut agardapat dilakukan kesiapsiagaan penanggulangan bencana. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat ancaman, tingkat kerentanan, tingkat kapasitas dan risiko pada bencana tanah longsor dan gempa bumi.Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung pada bulan Juni sampai September 2022. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menerapkan metode skoring dan overlay dalampelaksanaannya. Tingkat ancaman dihasilkan dari RTRW Kabupaten Pringsewu namun divalidasi dengan data-data yang lebih terkini. Tingkat kerentanan dapat dihasilkan jika tingkat ancaman telah dihasilkan juga,dimana tingkat kerentanan disusun dari potensi jumlah penduduk terpapar dan potensi kerugian. Tingkat kapasitas dihasilkan melalui wawancara dengan narasumber dari berbagai instansi terkait seperti BPBD Kabupaten Pringsewu. Tingkat risiko dihasilkan dari penggabungan tingkat kapasitas dan tingkat kerugian. Penyusunan tingkat risiko mengacu pada Peraturan Kepala BNPB Nomor 02 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ancaman tanah longsor yang paling dominan berada di kelas rendah untuk seluruh Kecamatan di Kabupaten Pringsewu, sedangkan untuk kelas tinggi yang memiliki luasan paling tinggi berada di Kecamatan Pagelaran Utara yaitu sebesar 7.489,310 Ha dan Kecamatan Pardasuka dengan luas sebesar 855,504 Ha. Tingkat ancaman gempa bumi menghasilkan bahwa Kabupaten Pringsewu tidak memiliki tingkat ancaman pada kelas tinggi. Tingkat kerentanan tanah longsor menghasilkan potensi jumlah penduduk terpapar tinggi dan potensi kerugian berada pada kelas sedang, untuk tingkat kerentanan gempa bumi pada potensi jumlah penduduk terpapar dan potensi kerugian berada pada kelas sedang. Tingkat kapasitas menghasilkan Kabupaten Pringsewu berada pada level 2 untuk seluruh bencana yang berarti pada kelas sedang. Tingkat risiko tanah longsor dan gempa bumi di Kabupaten Pringsewu berada pada kelas rendah.Kata kunci: Kabupaten Pringsewu, Tingkat Ancaman, Tingkat Kapasitas, Tingkat Kerentanan dan Tingkat Risiko.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Yonvitner, Yonvitner, Masykur Tamanyira, Wawan Ridwan, A. Habibi, Destilawati Destilawati, and Surya Gentha Akmal. "Kerentanan Perikanan Bycatcth Tuna dari Samudera Hindia: Evidance dari Pelabuhan Perikanan Pelabuhanratu." Tropical Fisheries Management Journal 2, no. 1 (2019): 1–10. http://dx.doi.org/10.29244/jppt.v2i1.25309.

Full text
Abstract:
Perikanan tuna dengan alat tangkap tonda, longline dan payang juga turut menangkap bycatch tuna. Bycatch tuna yang sering tertangkap adalah baby tuna, lemadang dan ikan cakalang yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan resiko dan kerentanan. Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk menentukan tingkat resiko kerentanan dengan pendekatan analsisi produktivitas dan suseptabilitas. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2013 di Pelabuhanratu. Analisis kerentanan dengan data produkitivitas dan suseptabilitas menggunakan software PSA NOAA. Tingkat kerentanan menunukan hasil yang relatif sama yaitu ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) 1,14, ikan lemadang (Coryphaena hippurus) 1,38, baby tuna (Thunnus albacores) 1,41. Secara keseluruhan nilai menunjukan tingkat resiko rendah dan kerentanan ikan bycatch tuna masih berpotensi berkelanjutan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Imaduddina, Annisaa Hamidah, and Widiyanto Hari Subagyo Widodo. "Identifikasi Kawasan Rawan Bencana Longsor di Kota Malang." REKA RUANG 2, no. 2 (2020): 46–52. http://dx.doi.org/10.33579/rkr.v2i2.1040.

Full text
Abstract:
Kota Malang merupakan kota yang memiliki intensitas kegiatan tinggi sehingga berimplikasi pada tingginya tingkat kerentanan bencana baik dari aspek sosial, ekonomi dan fisik. Tingginya potensi kerentanan ini mengindikasikan potensi kerugian yang besar dan dapat berdampak sistemik terhadap pembangunan dan perkembangan Kota Malang apabila tidak ada tindakan mitigasi. Penelitian ini mengadopsi pendekatan deskriptif kualitatif dimana terdapat tiga tahapan dalam penyusunan zonasi kerentanan bencana longsor di Kota Malang. Tahap pertama adalah mengidentifikasi faktor yang berpengaruh terhadap kerentanan bencana mementukan skala prioritas sesuai dengan kondisi eksiting kebencanaan di Kota Malang. Tahap kedua adalah merumuskan pembobotan atau derajat kepentingan dari setiap variable penyusunan kerentanan dimana bobot ini digunakan untuk menyusun peta kerenatanan bencana longsor. Tahap akhir dari penelitian ini adalah penyusunan zonasi kerentanan bencana longsor di Kota Malang. Penelitian ini menghasilkan distribusi spasial dari tingkat kerentanan di Kota Malang. Dengan dilakukannya identifikasi distribusi spasial tingkat kerentanan ini diharapkan pemerintah mampu melakukan penentuan lokus yang didahulukan sebagai upaya pengurangan risiko bencana longsor di Kota Malang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Wahyudin, Wahyudin, Heri Kuswara, Resti Resti, and Sopiyan Dalis. "Metode Vulnerability Assesment Dalam Pengujian Kinerja Sistem Keamanan Website Points of Sales." Computer Science (CO-SCIENCE) 4, no. 1 (2024): 44–52. http://dx.doi.org/10.31294/coscience.v4i1.2978.

Full text
Abstract:
Perkembangan perdagangan elektronik melalui website berbasis point of sales terkait erat dengan tingkat pertumbuhan internet, karena perdagangan elektronik berjalan melalui jaringan dan koneksi Internet. Namun, semakin banyaknya website berbasis point of sale yang dibangun, semakin besar pula kemungkinan terjadinya serangan cyber yang dapat merugikan website tersebut. Oleh karena itu, keamanan website menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menjaga keamanan website adalah dengan melakukan Vulnerability Assessment. Vulnerability Assessment adalah sebuah proses pencarian celah keamanan pada sistem informasi atau jaringan computer dengan tujuan untuk mengidentifikasi potensi kerentanan keamanan dan mengambil langkah pencegahan sebelum serangan terjadi. Berdasarkan pengujian dengan tool Owasp ZAP, hasil dari scanning yang telah dilakukan pada website sakupos.com yang merupakan website berbasis points of sales bahwa terdapat kerentanan pada website tersebut. Hasil pengujian menunjukkan Level Kerentanan (Risk Assessment) serta Rekomendasi solusi yang bisa digunakan untuk mencegahnya. Terdapat ada 10 kerentanan yang terdeteksi, ditemukan 7 kerentanan dengan level/tingkat resiko Medium, 2 kerentanan dengan tingkat resiko Low, Serta 2 kerentanan lainnya di tingkat resiko Informational.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Febriarta, Erik, Sutanto Trijuni Putro, and Ajeng Larasati. "Kajian Spasial Kerentanan Airtanah terhadap Pencemaran di Kota Jember dengan Menggunakan Metode SINTACS." Media Komunikasi Geografi 22, no. 1 (2021): 113. http://dx.doi.org/10.23887/mkg.v22i1.32795.

Full text
Abstract:
Pemetaan spasial kerentanan airtanah terhadap pencemaran merupakan bagian dari pengelolaan keberlangsungan sumber daya air. Kerentanan airtanah terhadap pencemaran dapat diketahui dari parameter geologi dan sifat hidrogeologi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui zona kerentanan airtanah terhadap pencemaran di Kota Jember. Metode yang digunakan adalah pemodelan multi kriteria dengam mempertimbangan sifat hidrogeologi airtanah dengan metode SINTACS. Parameter yang digunakan untuk penilaian kerentanan antara lain Kedalaman freatik/soggiacenza (S), infiltrasi/infiltrazione (I), kondisi tak jenuh/non saturo (N), tekstur tanah/tipologia della copertura (T), media akuifer/acquifero (A), kondivitas hidrolik/hydrolic conductivity (C), kemiringan lereng/superficie topografica (S). Setiap nilai dari masing-masing parameter kerentanan diberi faktor pembobot untuk mendapatkan skenario kerentanan airtanah terhadap pencemaran. Perhitungan dengan penilaian bobot diperlukan untuk pemodelan atau sekenario dampak pencemaran. Perhitungan dari nilai dan bobot diperoleh dari penilaian linier seluruh variabel dengan menghasilkan nilai indeks kerentanan kemudian dikelaskan terhadap tingkat kerentanan airtanah. Berdasarkan hasil penelitian diketahui dua kelas kerentanan. Tingkat kerentanan airtanah terhadap pencemaran agak tinggi dengan luas 26 km2 (70%) dan kerentanan tinggi seluas 11 km2 (30%) dari luas wilayah kota Jember. Faktor yang dominan mempengaruhi antara lain parameter kedalaman freatik airtanah, laju infiltrasi dan zona tak jenuh. Secara umum tingkat kerentanan airtanah terhadap pencemaran agak tinggi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Ningsih, Shita Widya. "Analisis Pengujian Kerentanan Situs Pemerintahan XYZ dengan PTES." JATISI (Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi) 8, no. 3 (2021): 1543–56. http://dx.doi.org/10.35957/jatisi.v8i3.1224.

Full text
Abstract:
Pesatnya perkembangan teknologi sejalan dengan perkembangan aplikasi berbasis web, serta meningkatkan serangan keamanan dan berbagai teknik ancaman yang menyerang web. Kantor layanan terpadu pada pemerintah daerah XYZ telah menggunakan website untuk membantu salah satu proses bisnisnya. Dengan begitu, diperlukan vulnerability assessment dan penetration testing untuk mengetahui celah keamanan pada wwebsite. Vulnerability Assessment adalah metode untuk mencari kerentanan keamanan yang ada pada sebuah website dan penetration testing adalah metode untuk menguji kerentanan keamanan pada sebuah website. Pada penelitian ini akan dilakukan vulnerability assessment dan penetration testing pada situs layanan terpadu pemerintahan daerah XYZ menggunakan standar PTES dengan beberapa tools yang digunakan yaitu OWASP ZAP, Acunetix, dan Paros pada Kali Linux. Hasil penilaian kerentanan yang diperoleh pada website layanan terpadu memiliki jenis kerentanan dan tingkat risiko yang berbeda-beda sesuai dengan tools yang digunakan. Pada pengujian yang dilakukan pada tool OWASP ZAP didapatkan kerentanan dengan tingkat risiko tinggi sebesar 10%. Tool Acunetix mendapat tingkat risiko tinggi 16.6%, dan tool Paros mendapat kerentanan dengan tingkat risiko tinggi 20%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Kristy, Ray, and Friskilia Kiki. "Analisis Geografi Terhadap Kerentanan Bencana Tsunami Di Wilayah Pesisir Utara Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur Menggunakan Sistem Informasi Geografis." Jurnal Latar 2, no. 2 (2024): 134–41. https://doi.org/10.69749/jl.v2i2.78.

Full text
Abstract:
Kabupaten Sikka merupakan kabupaten yang berada di provinsi Nusa Tenggara Timur dengan tingkat rentan tsunami yang cukup tinggi. Hal ini karena Kabupaten Sikka berada dekat dengan zona subduksi lempeng tektonik Australia dan Eurasia serta dipengaruhi oleh sesar- sesar aktif di sepanjang Pulau Flores. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan overlay dengan scoring antara parameter-parameter yang berpengaruh pada kerentanan bencana tsunami, kemudian dilakukan overlay menggunakan software ArcGIS 10.7.1. Penggunaan software ini memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG). Berdasarkan hasil analisis tersebut pesebaran kerentanan bencana tsunami di wilayah pesisir utara Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur memiliki sebaran wilayah yang termasuk dalam tingkat tingkat kerentanan sangat tinggi mempunyai luasan sebesar 30.55 km dengan presentase 1,8% yang meliputi sebagian dari Kecamatan Magepanda, Alok barat, Alok, Alok Timur, Kangae, Kewapante, Waigete, Talibura. Wilayah dengan kategori tingkat kerentanan tinggi mempunyai luasan sebesar 76,63 km dengan presentase 4,5% yang meliputi sebagian dari Kecamatan Magepanda, Alok barat, Alok, Alok Timur, Kangae, Kewapante, Waigete, Talibura. Wilayah dengan kategori tingkat kerentanan menengah mempunyai luasan sebesar 137,82 km dengan presentase 8,1% yang meliputi sebagian dari Kecamatan Magepanda, Alok barat, Alok, Alok Timur, Kangae, Kewapante, Waigete, Talibura. Wilayah dengan kategori tingkat kerentanan rendah mempunyai luasan sebesar 362,29 km dengan presentase 21,4% yang meliputi sebagian dari Kecamatan Magepanda, Alok barat, Alok, Alok Timur, Kangae, Kewapante, Waigete, Talibura. Wilayah dengan kategori tingkat kerentanan sangat rendah mempunyai luasan sebesar 1087,34 km dengan presentase 64,2% yang meliputi sebagian dari Kecamatan Magepanda, Alok barat, Alok, Alok Timur, Kangae, Kewapante, Waigete, Talibura.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Tunas Rancak, Gendewa, Lalu Auliya Akraboe Littaqwa, and Cahayani Agustiningrum. "Pendekatan Partisipatif Untuk Menentukan Tingkat Kerentanan Desa Pesisir Terhadap Dampak Perubahan Iklim Di Kabupaten Lombok Utara." JURNAL ENVIROTEK 15, no. 1 (2023): 66–70. http://dx.doi.org/10.33005/envirotek.v15i1.223.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini mengukur tingkat kerentanan desa pesisir terhadap dampak perubahan iklim yang diukur dan dianalisis menggunakan metode dan indikator yang telah dikembangkan. Metode yang digunakan Total Vulnerability Index (TVI) yang merupakan gabungan nilai coastal vulnerability index (CVI) dan Socio-Economi Vulnerability Index (SoVI). Metode partisipatif dapat membantu dalam menilai level kerentanan pada daerah pesisir. Lokasi penelitian 23 desa pesisir namun dipilih 10 sampel desa kajian. Masyarakat menilai fungsi kerentanan seperti exposure, sensitivity, dan adaptive capacity. Hasil penilaian tingkat exposure desa pesisir di Kabupaten Lombok Utara menunjukkan tingkat bervariasi. Sebanyak 4 desa yaitu desa mengalami paparan sedang, 4 desa tinggi, dan 2 desa rendah. Tingkat sensitivity menunjukkan bervariasi. Tujuh desa memiliki sensitivitas tinggi sedangkan dua desa sedang, dan satu desa rendah. Ancaman terbesar dirasakan membebani masyarakat pesisir Kabupaten Lombok Utara adalah ketinggian gelombang air laut signifikan yang dipengaruhi angin. Masyarakat nelayan kehilangan akses melaut akibat air laut tinggi. Semakin tinggi potensi dampak dan semakin rendah tingkat adaptasi, maka tingkat kerentanan masyarakat desa akan semakin tinggi atau sebaliknya. Secara menyeluruh, paparan berada pada tingkat sedang, kepekaan tinggi sampai sedang. Tingkat dampak potensial yang timbul dalam kategori sedang dan tingkat adaptasi masyarakat juga sedang, sehingga dapat disimpulkan tingkat kerentanan masyarakat adalah sedang
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Rohmadiani, Linda Dwi. "Kerentanan Banjir Berdasarkan Tingkat Urban Sprawl." Jurnal Planoearth 5, no. 1 (2020): 52. http://dx.doi.org/10.31764/jpe.v5i1.1267.

Full text
Abstract:
Daerah rentan banjir adalah daerah yang berpotensi tinggi untuk terlanda banjir. Tingkat kerentanan banjir dapat ditentukan berdasarkan curah hujan, kelerengan lahan, struktur tanah dan penggunaan atau tutupan lahan. Wilayah Gresik Selatan merupakan daerah periphery Kota Surabaya tertutama untuk bidang perumahan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat kerentanan banjir berdasarkan tingkat urban sprawl dengan menggunakan metode skoring, overlay dan crastabulation. Metode pengumpulan data dilakukan melalui survei instansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah Gresik Selatan 56,6% sangat rentan terhadap banjir yang terdiri atas 3,3% urban sprawl rendah, 36,1% urban sprawl sedang dan 17,2% urban sprawl tinggi. Urban sprawl di wilayah Gresik Selatan tidak bisa dicegah tetapi pemerintah perlu antisipasi dampaknya terhadap lingkungan, lalu lintas, sosial dan ekonomi.Abstract: Flood prone areas are areas with high potential for flooding. Flood susceptibility can be determined based on rainfall, slope, soil structure and land use or cover. South Gresik Region is the periphery of Surabaya City especially in the housing sector. The purpose of this study is to analyze the level of flood vulnerability based on the level of urban sprawl by using scoring, overlay and crastabulation methods. The method of data collection is done through agency surveys. The results showed that 56.6% of South Gresik area was very vulnerable to flooding which consisted of 3.3% low urban sprawl, 36.1% medium urban sprawl and 17.2% high urban sprawl. Urban sprawl in the South Gresik region cannot be prevented but the government needs to anticipate its impact on the environment, traffic, social and economy.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Partama, I. GD Yudha, Okti Krishna Wardhani, Sang Putu Kaler Surata, Putu Edi Yastika, and I. Komang Tri Wijaya Kusuma. "Pemetaan Kerentanan Ekosistem Mangrove Berdasarkan Aspek Fisik, Biologi dan Antropogenik di Kawasan Taman Hutan Raya Ngurah Rai- Bali Berbasis SIG." Jurnal Ilmu Lingkungan 22, no. 3 (2024): 648–57. http://dx.doi.org/10.14710/jil.22.3.648-657.

Full text
Abstract:
Ekosistem mangrove di Tahura Ngurah Rai berada di Kawasan strategis pariwisata Pulau Bali, yaitu antara Nusa Dua, Sanur, dan Kuta, sehingga ekosistem ini banyak mengalami tekanan. Peningkatan aktivitas di Kawasan tersebut meningkatkan kerentanan ekosistem mangrove terhadap beberapa aspek yaitu fisik, biologi, dan antropogenik. Selain itu, beberapa faktor seperti pembangunan proyek reklamasi, jarak terhadap TPA, aktivitas Pelabuhan, pencemaran lingkungan, dan perubahan iklim menyebabkan fenomena dieback dan kerusakan ekosistem mangrove. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) mengetahui Indeks Nilai Penting (INP) ekosistem mangrove berdasarkan parameter fisik mangrove, dan 2) memetakan tingkat kerentanan ekosistem mangrove berdasarkan aspek biologi, dan antropogenik. Pada penelitian ini lokus penelitian dibagi menjadi tiga stasiun. Parameter fisik mangrove dianalisis melalui perhitungan INP yang merupakan akumulasi kerapatan relatif, frekuensi relative, dan dominansi relative. Pemetaan kerentanan dilakukan dengan menghitung Indeks Kerentanan Mangrove (MVI) yang terdiri dari Indeks Biologi Mangrove (BMI), dan Indeks Antropogenik Mangrove (AMI). Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis Rhizophora apiculata, Sonneratia alba dan Rhizophora mucronata, memiliki nilai indek tertinggi pada stasiun A, B dan C. Indek terendah pada stasiun A didominasi oleh jenis Sonneratia alba, stasiun B jenis Rhizophora stylosa dan stasiun C didominasi oleh jenis Ceriops tagal. Tingkat kerentanan mangrove bervariasi pada masing-masing stasiun, Stasiun A menunjukkan dominasi kerentanan tingkat sedang hingga sangat tinggi, stasiun B menunjukan tingkat kerentanan sedang, tinggi dan sangat tinggi. Sedangkan tingkat kerentanan stasiun C didominasi kategori sedang dan tinggi. Luas hutan mangrove yang termasuk dalam kategori kerentanan sangat rendah adalah sebesar 2,52 Ha, rendah sebesar 26,81 Ha, sedang 769,80 Ha, tinggi 241,57 Ha dan sangat tinggi sebesar 31,12 Ha.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Arief, Syaiful Maliki, Rima Herlina Siburian, and Wahyudi Wahyudi. "Tingkat Kerentanan Banjir Kota Sorong Papua Barat." Median : Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta 11, no. 2 (2019): 23. http://dx.doi.org/10.33506/md.v11i2.456.

Full text
Abstract:
Kota Sorong merupakan salah satu kota di Provinsi Papua Barat yang sering menghadapi masalah banjir. Namun seberapa luas daerah yang rentan terhadap kondisi ini, belum ada data mengenai hal tersebut. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sebaran tingkat kerentanan bencana banjir di kota Sorong. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan analisis dan sebaran pola tingkat kerentanan banjirdengan teknik analisa data menggunakan overlay, scoring, dan layout berdasarkan software Arc View 10.5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kerentanan banjir di Kota Sorong diklasifikasikan dalam 4 tingkat kerentanan banjir yang meliputi sangat rentan, rentan, kurang rentan, dan tidak rentan. Seluas 4, 53 % wilayah kota Sorong tergolong sangat rentan terhadap banjir, rentan banjir seluas 33,65 % yang kurang rentan sebasar 42.11 % dan daerah tidak rentan sebesar 19,71 %. Wilayah yang harus diwaspadai karena rentan dan sangat rentan banjir adalah seluas 38,18 % meliputi Distrik Sorong Timur, Manoy, Sorong, Sorong Kota dan Sorong Barat. Daerah tersebut adalah pusat pemerintahan dan termasuk daerah padat pemukiman penduduk.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Dahlia, Siti, and Fadiarman Fadiarman. "ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS PENDIDIKAN DI DKI JAKARTA." Jurnal Geografi Gea 20, no. 2 (2020): 185–96. http://dx.doi.org/10.17509/gea.v20i2.24113.

Full text
Abstract:
Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibu Kota negara, memiliki fungsi startegis yaitu sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan bisnis, pusat pemerintahan, dan pusat pendidikan. Akan tetapi, DKI Jakarta merupakan area yang rawan terhadap bencana banjir, yang berdampak pada berbagai elemen berisiko salah satunya yaitu sekolah. Dampak terjadi banjir pada lingkungan sekolah berpotensi menghambat proses pembelajaran, kerugian, kerusakan, bahkan korban jiwa. Upaya penanggulangan banjir merupakan penting sebagai upaya penurunan tingkat risiko kerugian, kerusakan, dan korban jiwa. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian yaitu: 1). Untuk memetakan tingkat bahaya banjir DKI Jakarta; 2). Menilai tingkat kerentanan sekolah terhadap banjir; 3). Analisis risiko banjir terhadap fasilitas pendidikan khususnya Sekolah Menengah Atas di DKI Jakarta. Metode penelitian yang digunakan yaitu untuk memetakan banjir yaitu analisis spasial berdasarkan data elevasi, bentuklahan, penggunaan lahan, dan historis kejadian banjir. Metode penilaian kerentanan menggunakan system pembobotan dan skoring pada setiap parameter dengan skala 0-1. Analsisi risiko menggunakan analisis secara kualitatif menggunakan matrkis risiko. Hasil analisis yaitu daerah dengan tingkat kerawanan banjir rendah seluas 13.613,40 ha, sedang seluas 23.238,67 ha, dan tinggi seluas 27.216,72 ha. Berdasarkan penilaian kerentanan sekolah terhadap banjir menunjukkan bahwa terdapat 8 sekolah tidak rentan, 22 sekolah dengan tingkat kerentanan rendah, 16 sekolah kerentanan sedang, dan 4 sekolah kerentanan tinggi. Berdasarkan analisis risiko sekolah terhadap banjir yaitu risiko rendah 10 sekolah, risiko sedang 27 sekolah, dan risiko tinggi 13 sekolah. Hasil analsisi teridentifikasi adanya konsisten antara area tertinggi tingkat kerentanan dan risiko yaitu area Jakarta Utara dan Barat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Fitria, Lulu Mari, Novi Maulida Ni'mah, and Leonardus K. Danu. "Kerentanan Fisik Terhadap Bencana Banjir di Kawasan Perkotaan Yogyakarta." REKA RUANG 2, no. 1 (2019): 1–9. http://dx.doi.org/10.33579/rkr.v2i1.1048.

Full text
Abstract:
Analisis risiko bencana dapat diniliai berdasarkan tingkat ancaman bahaya dan kerentanan. KPY berada di kawasan yang rawan terhadap bencana banjir. Berdasarkan InaRisk BNPB (2016) diketahui bahwa tingkatan bahaya banjir di KPY yakni meliputi bahaya banjir rendah dan tinggi. Pengukuran risiko bencana melalui pemetaan tingkat keretenanan juga dapat dinilai berdasarkan karakteristik fisik. Kerentanan fisik ini meliputi parameter rumah, fasilitas umum dan fasilitas kritis. Adapun penilaian terhadap kerentanan fisik ini diukur berdasrkan standar dari BNPB yang meliputi kelas dan bobot masing-masing parameter. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat keretanan fisik di KPY memiliki tingkatan rendah, sedang, dan tinggi yang tersebar di sekitar kawasan terbangun KPY. 
 kerentanan, fisik, KPY, bencana
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Mustaqiman, Aulia Nur, Kurniawan Kurniawan, and Yuliana Farkhah. "Pemetaan Zona Kerentanan Bahaya Kebakaran Sebagai Upaya Mitigasi Awal Kebakaran Kota Yogyakarta." Dinamika Rekayasa 15, no. 1 (2019): 57. http://dx.doi.org/10.20884/1.dr.2019.15.1.247.

Full text
Abstract:
<p>Kota Yogyakarta merupakan kota padat penduduk dengan sejumlah aktivitas manusia yang sangat padat, serta konstruksi bangunan dengan potensi bahaya kebakaran yang tinggi, oleh karena itu perlu adanya upaya pemetaan sebagai langkah awal dari upaya mitigasi bahaya kebakaran (pencegahan dan pengurangan resiko bahaya kebakaran). Beberapa faktor yang dapat memicu bahaya kebakaran yaitu jenis aktivitas penduduk, material konstruksi bangunan, kerapatan antar bangunan, aksesibilitas jalan, jumlah mobil pemadam kebakaran, dan sumber air sebagai pemadaman. Faktor-faktor utama di atas menjadi latar belakang utama dalam penelitian ini, yaitu memetakan bahaya kebakaran di Kota Yogyakarta secara spasial tahun 2017 sebagai upaya mitigasi bahaya kebakaran. Metode yang digunakan dalam penentuan zonasi dan penanggulangan dini berupa metode kuatitatif dengan teknik scoring serta analisis spasial berbasis ArcGIS yang dilakukan dengan teknik overlay dengan beberapa variabel. Hasil penelitian membagi Kota Yogyakarta menjadi 3 (tiga) zona bahaya, yaitu kawasan rawan kebakaran kelas tinggi, sedang, dan rendah. Kawasan kerentanan tingkat tinggi diperoleh sebesar 53,08%, kawasan kerentanan tingkat sedang sebesar 15,65%, dan kawasan kerentanan tingkat rendah (aman) sebesar 31,26%. Kerentanan kebakaran tingkat tinggi membutuhkan upaya mitigasi yang ketat dan kompleks, sedangkan kerentanan kebakaran tingkat sedang membutuhkan upaya mitigasi yang sedang, namun untuk kerentanan tingkat rendah berarti zona tersebut sudah aman dan tetap upaya mitigasi tidak boleh diabaikan, sehingga bahaya kebakaran di Kota Yogyakarta dapat ditekan sebaik mungkin</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Prihanto, Danang, Adkhan Sholeh, Chanief Budi Setiawan, and M. Abu Amar Al Badawi. "Analisis Kerentanan Menggunakan Vulnerability Assessment pada Situs Web Perguruan Tinggi." Teknomatika: Jurnal Informatika dan Komputer 16, no. 2 (2023): 66–72. http://dx.doi.org/10.30989/teknomatika.v16i2.1248.

Full text
Abstract:
Abstrak - Di Indonesia, terdapat beberapa fenomena yang menunjukkan rendahnya tingkat keamanan digital. Pada tahun 2021, terdapat 5.940 kasus web defacement dari beberapa sektor yang menjadi sasaran. Salah satunya dari sektor akademik, yaitu perguruan tinggi dengan total 2.217 kasus, menjadikannya sektor dengan kasus terbanyak. Oleh karena itu, peneliti melakukan pemindaian pada ketiga website FTTI. Penelitian dilakukan dengan tujuan dapat menganalisis dan mengetahui tingkat keamanan serta bentuk-bentuk kerentanan pada website FTTI di Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, yaitu ftti.unjaya.ac.id, elearning.ftti.unjaya.ac.id, dan app.ftti.unjaya.ac.id. Dengan hasil yang diperoleh dari analisis, peneliti harus melaporkan kepada Kepala Pusat Sistem Informasi (PUSI) FTTI. Menggunakan metode vulnerability assessment dengan beberapa alat seperti Nmap, Nessus, dan WPScan. Pada metode ini terdapat beberapa tahapan, seperti persiapan (instalasi alat dan pengumpulan data yang diperlukan), mengidentifikasi kerentanan, dan analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari ketiga website, terdapat berbagai tingkat kerentanan seperti Critcal, High, Medium, Low, dan Info. Pada website ftti.unjaya.ac.id yang menggunakan WordPress, tidak terdapat kerentanan yang parah setelah dilakukan pemindaian menggunakan ketiga alat yang digunakan. Sementara itu, pada elearning.ftti.unjaya.ac.id dan app.ftti.unjaya.ac.id, menunjukkan hasil penilaian VPR Top Threats bahwa keduanya berada pada tingkat Medium. Pada ketiga website yang telah dipindai, ditemukan bahwa ftti.unjaya.ac.id adalah website dengan tingkat kerentanan paling aman. Menurut hasil pemindaian, website elearning.ftti.unjaya.ac.id maupun app.ftti.unjaya.ac.id memiliki beberapa kerentanan dengan tingkat risiko High bahkan Critical.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Suhana, Mario Putra, I. Wayan Nurjaya, and Nyoman Metta Natih. "ANALISIS KERENTANAN PANTAI TIMUR PULAU BINTAN, PROVINSI KEPULAUAN RIAU MENGGUNAKAN DIGITAL SHORELINE ANALYSIS SYSTEM DAN METODE COASTAL VULNERABILITY INDEX." Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan 7, no. 1 (2017): 21–38. http://dx.doi.org/10.24319/jtpk.7.21-38.

Full text
Abstract:
Kerentanan pantai merupakan kondisi dimana terdapat peningkatan proses kerusakan di wilayah pantai yang diakibatkan oleh berbagai faktor seperti aktivitas manusia dan faktor alami seperti pengaruh kenaikan muka laut, gelombang laut serta arus menyusur pantai yang mengakibatkan terjadinya proses abrasi maupun sedimentasi yang merupakan salah satu indikator adanya tekanan terhadap suatu kawasan pantai walaupun bukan berarti sebagai degradasi kondisi kawasan pantai. Analisis kerentanan pantai sangat penting untuk dilakukan, dengan melakukan kajian kondisi suatu kawasan pantai khususnya kajian mengenai kerentanan suatu kawasan pantai akan memudahkan dalam menyoroti bagian-bagian mana saja dari suatu pantai yang dinilai memiliki tingkat kerentanan yang tinggi dan faktor-faktor apa saja yang mengakibatkan kerentanan kawasan pantai tersebut. Penelitian mengenai kerentanan pantai timur Pulau Bintan dilaksanakan pada Bulan September-Oktober 2015 dengan mengamati variabel fisik dan variabel oseanografi yang terdiri dari geomorfologi pantai, kemiringan pantai, perubahan garis pantai dan rata-rata tinggi gelombang laut serta rata-rata kisaran pasang surut per tahun. Analisis kerentanan pantai menggunakan metode coastal vulnerability index (CVI) dengan memberikan skor terhadap masing-masing variabel yang digunakan sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan oleh United States Geological Survey (USGS). Hasil analisis kerentanan pantai menunjukan geomorfologi pantai dan kemiringan pantai merupakan variabel tingkat kerentanan tinggi hingga sangat tinggi dengan skor kerentanan masing-masing variabel adalah 4.75 dan 5 (rentang skala skor berkisar antara 1-5). Indeks kerentanan pantai timur Pulau Bintan berkisar antara 3.16-3.54 dengan rata-rata 3.33 yang menunjukan bahwa tingkat kerentanan pantai timur Pulau Bintan berada dalam kategori rendah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Yolanda Ruchiyani, Bambang Suriadi, Nisya Nainita, Nilam Cahaya, and Nauval al-ridho. "FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERENTANAN EKONOMI INDONESIA." Jurnal Cakrawala Ilmiah 1, no. 6 (2022): 1575–84. http://dx.doi.org/10.53625/jcijurnalcakrawalailmiah.v1i6.1524.

Full text
Abstract:
Kemiskinan juga diartikan suatu keadaan dimana seseorang tidak mampu mencapai salah satu tujuannya atau lebih, tujuan-tujuan yang dimaksud di sini tentunya dapat diinterpretasikan sesuai persepsi seseorang. Dengan demikian, kemiskinan dapat diartikan berdasarkan kondisi seseorang dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Dengan kemiskinan ini tentunya membawa dampak negatif bagi penyandangnya untuk memicu tindakan tindakan kriminal, buruknya kesehatan dan pendidikan yang rendah. Risiko terjadinya krisis yang terus berulang sebenarnya telah disadari bersama sehingga perlu ada kesadaran untuk mengelola arsitektur keuangan internasional yang lebih baik. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari publikasi resmi pemerintah. Data yang digunakan adalah data panel yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementrian Keuangan. Data dari BPS berasal dari data pengangguran terbuka menurut provinsi pada tahun 2020-2021. Data yang digunakan merujuk pada presentasi tingkat kemisknan di Indonesia . Pengaruh Angka Partisipasi Kasar (APK) Terhadap Tingkat Kemiskinan Koefisien regresi dari variabel angka partisipasi kasar (APK) tingkat SMA yaitu -1.096064. Maknanya adalah setiap peningkatan yang terjadi sebesar 1% pada APK, maka tingkat kemiskinan (DR) mengalami penambahan sebanyak 1.096064% per tahun, serta menggunakan asumsi yang berlaku yaitu variabel lainnya tetap. Pengaruh APK tingkat SMA terhadap tingkat kemiskinan provinsi di Indonesia tahun 2016-2020 itu negatif dan tidak signifikan. APK melihat usia pendidikan secara kasar, maksudnya penduduk yang bukan termasuk usia suatu tingkat pendidikan pun ikut dihitung. Sehingga, APK mengindikasikan suatu keterlambatan yang menyebabkan tidak sesuainya usia dengan tingkat pendidikan yang ditempu. Masih rendahnya APK juga menjadi penyebab meningkatnya tingkat kemiskinan di Indonesia.
 Tidak berpengaruhnya Dependency ratio terhadap tingkat kemiskinan dikarenakan Indonesia didominasi oleh penduduk dengan usia kerja yang masih dapat memenuhi kebutuhan hidup penduduk bukan usia kerja sehingga secara keseluruhan tidak mempengaruhi tingkat kemiskinan. Hasil ini didukung penelitian yang dibuat oleh Lukitasari (2015) bahwa pengaruh dependency ratio terhadap tingkat kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat itu negatif dan tidak signifikan. Pengaruh APS tingkat SMA terhadap tingkat kemiskinan provinsi di Indonesia tahun 2016-2020 itu positif dan signifikan. Jika kita amati angka partisipasi sekolah dengan tingkat kemiskinan masih memiliki pergerakan yang cenderung sama dari tahun 2016-2020.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Fitri, Yulia, Lidya Rahayu Lidya, and Sri Fitria Retnawaty. "Tingkat Kerentanan Kota Pekanbaru terhadap Perubahan Iklim." Photon: Jurnal Sain dan Kesehatan 13, no. 2 (2023): 28–34. http://dx.doi.org/10.37859/jp.v13i2.4823.

Full text
Abstract:
Sekitar 60% bencana alam ialah bencana alam akibat dari kejadian iklim ekstrem seperti banjir, kekeringan, kebakaran hutan, angin kencang/badai, tanah longsor, gelombang pasang tinggi dan meledaknya penyakit. Perubahan iklim menyebabkan meningkatnya ancaman terhadap ketahanan pangan, kesehatan manusia, ketersediaan air, dan juga ancaman keragaman hayati. Sebanyak 23 dari 323 kabupaten/kota di Indonesia rentan terhadap perubahan iklim yang dikarakterisasi sebagai tingginya nilai rasio rendaman, nilai kepadatan penduduk, nilai kawasan permukiman dan nilai kawasan non permukiman. Kota Pekanbaru mengalami perubahan iklim yang berdampak cukup nyata terhadap masyarakat Pekanbaru. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat kerentanan Kota Pekanbaru terhadap perubahan iklim. Metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat kerentanan yaitu metode Centre for Climate Risk and Opportunity management (CCROM). Software Arc Gis 9.3 untuk memperoleh peta tingkat kerentanan Kota Pekanbaru. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil dari perhitungan tingkat kerentanan bahwa terdapat 49 kelurahan di Kota Pekanbaru tidak kategori rentan, 6 kelurahan dalam kategori agak rentan yaitu Kelurahan Kampung Tengah, Rejosari, dan Sukajadi, Industri Tenayan, Limapuluh dan Tanjung Rhu. Daerah yang dalam kategori rentan hanya satu yaitu Kelurahan Meranti Pandak.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Rachman, Taufiqur, and Muhammad Alif Alim Arifki. "Indeks Kerentanan Wilayah Pesisir Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar." Jurnal Penelitian Enjiniring 26, no. 1 (2023): 9–17. http://dx.doi.org/10.25042/jpe.052022.02.

Full text
Abstract:
Permasalahan di wilayah pesisir sangat sensitif dan rentan terhadap fenomena alam karena merupakan suatu wilayah yang rentan terhadap faktor lingkungan antara lain laju perubahan garis pantai, kemiringan pantai, gelombang, pasang surut dan kenaikan muka air laut. Analisis penentuan kerentanan wilayah pesisir dapat dilakukan dengan penilaian terhadap kondisi fisik daerah pesisir. Penilaian tingkat kerentanan pesisir pada penelitian ini menggunakan metode CVI (Coastal Vulnerability Index). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerentanan pesisir Kecamatan Galesong dan menentukan solusi atas tingkat kerentanan pesisir Kecamatan Galesong. Pada penelitian ini dilakukan studi dokumenter, yaitu menyaring dan menganalisis data sekunder dari berbagai aplikasi, web dan jurnal yang relevan dengan penelitian ini serta dilakukan survei lapangan secara langsung untuk mengetahui kondisi eksisting terkait fenomena yang ada. Tingkat kerentanan pesisir Kecamatan Galesong menggunakan metode CVI berada di satu kategori yaitu kerentanan tinggi. Terdapat lima desa yang ada di kawasan pesisir Kecamatan Galesong yaitu Desa Palalakkang, Desa Galesong Baru, Desa Galesong Kota, Desa Boddia dan Desa Mappakalompo. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kerentanan kawasan pesisir Kecamatan Galesong yaitu dengan melakukan penataan pemukiman/fasilitas umum, memodifikasi bangunan pelindung pantai yang telah ada dan membangun struktur pelindung pantai. Struktur pelindung yang disarankan untuk dibangun adalah revetment dan detached breakwater.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Irawati and Harimudin Jamal. "Kajian Risiko Bencana Longsor Di Kota Baubau." JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) 2, no. 2 (2018): 11–20. https://doi.org/10.5281/zenodo.3354726.

Full text
Abstract:
Kota Baubau merupakan daerah yang rawan terhadap bencana tanah longor dengan kelas resiko tinggi, sehingga perlu dilakukan penelitian yang berhubungan tingkat ancaman, tingkat kapasitas, tingkat kerentanan dan tingkat resiko bencana. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis tingkat ancaman, tingkat kapasitas, tingkat kerentanan dan tingkat risiko terhadap bencana tanah longsor. Hasil penelitian yaitu tanah longosr menduduki tingkat ancaman rendah lebih dominan dbandingkan dengan tingkat ancaman sedang dan tinggi. Tingkat Kapasitas sedang tanah longsor lebih dominan di Kota Baubau dan tingkat resiko bencana tanah longsor berada pada tingkat sedang
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography