To see the other types of publications on this topic, follow the link: Unsur Fe.

Journal articles on the topic 'Unsur Fe'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Unsur Fe.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Rosyida, Eka, Enang H. Surawidjaja, Sugeng H. Suseno, and Eddy Supriyono. "TEKNOLOGI PENGKAYAAN UNSUR-UNSUR N, P, Fe PADA RUMPUT LAUT Gracilaria verrucosa." Jurnal Kelautan Nasional 8, no. 3 (2014): 127. http://dx.doi.org/10.15578/jkn.v8i3.6232.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji respon pertumbuhan Gracilaria verrucosa melalui teknologi pengkayaan N,P dan Fe sebagai unsur hara makro dan mikro ke dalam media budidaya. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu tanpa pengkayaan nutrien/non-enriched (A), pengkayaan N (B), pengkayaan N+P (C) dan pengkayaan N+P+Fe (D). Hasil penelitian menunjukkan pengkayaan N+P+Fe memberi pengaruh yang lebih tinggi terhadap pertumbuhan G. verrucosa dan berbeda secara signifikan dengan perlakuan lainnya (p<0.05). Disamping itu, klorofil dan konsentrasi N, P, Fe pada rumput laut juga terdeteksi lebih tinggi pada perlakuan tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan teknologi pengkayaan dengan menggunakan kombinasi unsur hara makro (N,P) dan mikro (Fe) dalam budidaya G. verrucosa dapat meningkatkan pertumbuhan secara signifikan sehingga dapat dipertimbangkan untuk diaplikasikan dalam budidaya rumput laut tersebut. Meskipun secara umum kadar dan karakteristik physico-kimia agar lebih baik pada perlakuan pengkayaan N+P, namun kadar agar dan gel strengthnya tidak berbeda dengan perlakuan pengkayaan N+P+Fe.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Susanto, Dira, Melinda Dwi Erintina, Aji Syailendra Ubaidillah, Andi Faesal, Syamsul Hidayat, and Ahmad Imam Ananda Ilham. "Analisis Pengaruh Morfologi Terhadap Ketebalan dan Zona Pengkayaan Endapan Nikel Laterit PT. X di Desa Ganda-Ganda, Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah." Jurnal Ilmiah Giga 27, no. 2 (2025): 105–13. https://doi.org/10.47313/jig.v27i2.3926.

Full text
Abstract:
Nikel laterit adalah proses oksidasi atau pelapukan batuan ultramafik pembawa Ni-Silikat umunya di daerah sub tropis-tropis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh morfologi terhadap ketebalan dan zona pengkayaan endapan nikel laterit. Metode penelitian mencakup studi literatur; Mengamati morfologi dan mengumpulkan sampel bawah perkmukaan; analisis laboratorium menggunakan fluoresensi sinar X (XRF); dan analisis data. Hasil penelitian menjelaskan morfologi pada lokasi penelitian termasuk perbukitan rendah/perbukitan memiliki slope agak landai-landai dengan ketebalan lapisan ore yang relatif tebal yaitu 10-13 meter dan slope agak curam-curam ketebalan lapisan ore relatif tipis yaitu 5-12 meter. Distribusi kandungan unusr Fe dan Ni meningkat pada morfologi perbukitan rendah/perbukitan dengan slope yang agak landai-agak curam dengan rata-rata unsur Fe 41.1-31.1% dan unsur Ni dengan rata-rata 1.4-1.3% sedangkan slope yang curam unsur Ni rendah dengan rata-rata 1.1% dimana morfologi mempunyai peran/pengaruh terhadap pelapukan dan pengayaan supergene enrichment sehingga air tanah yang mengandung nikel masuk melalui rekahan/celah batuan dan membawa unsur nikel turun ke lapisan saprolit, karena disebabkan unsur Ni sifatnya mobile/mudah larut terbawa oleh air. Sementara unsur Fe terjadi proses pengayaan di lapisan limonit disebabkan unsur Fe sifatnya immobile atau tidak dapat terbawa atau larut oleh air.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Novriyanisti, Anggi, Riesna Prassanti, and Kurnia Setiawan Widana. "Pemisahan Unsur-unsur pada Monasit Bangka dengan Pengendapan Bertingkat." EKSPLORIUM 42, no. 1 (2021): 69. http://dx.doi.org/10.17146/eksplorium.2021.42.1.6093.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Monasit merupakan mineral hasil samping pengolahan timah yang memiliki kandungan utama unsur uranium (U), torium (Th), logam tanah jarang (LTJ), dan senyawa fosfat (PO4). Di samping unsur-unsur utama tersebut, monasit juga mengandung logam-logam lain seperti aluminium (Al), besi (Fe), bismut (Bi), galium (Ga), dan talium (Tl). Unsur-unsur pada monasit harus dipisahkan agar dapat dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi pH dalam pemisahan unsur-unsur pada monasit dengan pengendapan bertingkat serta menentukan unsur apa saja yang dihasilkan dari setiap variasi pH. Variasi pH yang digunakan dimulai dari pH 0,5 sampai 10 dengan selisih antar-pH sebesar nol koma lima. Unsur-unsur dalam monasit dipisahkan secara bertahap dimulai dari proses dekomposisi menggunakan natrium hidroksida (NaOH), pelarutan dengan asam klorida (HCl), dan pengendapan bertingkat dengan amonium hidroksida (NH4OH). Unsur dianalisis menggunakan instrumen Inductively Coupled Plasma Optical Spectroscopy (ICP-OES) dan Spektrofotometer UV-Visible. Pengaruh variasi pH menghasilkan endapan pada pH 3, pH 6, pH 6,5, dan pH 7. Unsur yang dihasilkan pada setiap variasi pH adalah uranium, torium, logam tanah jarang, aluminium, besi, bismut, galium, dan talium. Uranium dan torium paling banyak berada pada endapan pH 3 dengan recovery U 72,3% dan Th 46,33% serta logam tanah jarang pada pH 6,5 dengan recovery 41,87%. Unsur Fe dan Bi paling banyak mengendap pada pH 3 dengan kadar 37,9 ppm dan 100,9 ppm. Unsur Al, Ga, dan Tl paling banyak mengendap pada pH 6,5 dengan kadar 30,2 ppm, 69,8 ppm, dan 8 ppm.ABSTRACT Monazite is a mineral side product of tin processing, which mainly contains uranium (U), thorium (Th), rare earth elements (REE), and phosphate compounds (PO4). Besides these main elements, monazite also contains other metals such as aluminum (Al), iron (Fe), bismuth (Bi), gallium (Ga), and thallium (Tl). The elements in monazite must be separated to be used. This study aims to determine the effect of pH variations in the separation of components in monazite with multilevel precipitation and determine elements produced from each pH variation. The variation pH starts from pH 0,5 to 10 with a different pH of zero points five. The elements in monazite are separated gradually, beginning from the decomposition process using sodium hydroxide (NaOH), dissolving with hydrochloric acid (HCl), and graded deposition with ammonium hydroxide (NH4OH). The elements were analyzed using the instrument Inductively Coupled Plasma Optical Spectroscopy (ICP-OES) and UV-Visible Spectrophotometer. The effect of pH variations produced precipitated pH 3, pH 6, pH 6.5, and pH 7. The elements produced at each pH variation are uranium, thorium, rare earth elements, aluminum, iron, bismuth, gallium, and thallium. Uranium and thorium were mostly at pH 3 with the recovery of U 72.3% and Th 46.33% and rare earth elements at pH 6.5 with 41.87% recovery. The elements Fe and Bi mostly settle at pH 3 with levels of 37.9 ppm and 100.9 ppm. The elements Al, Ga, and Tl, precipitate most at pH 6.5 with grades of 30.2 ppm, 69.8 ppm, and 8 ppm respectively.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Siregar, Adha, and Wahida Annisa. "Ameliorasi Berbasis Unsur Hara Silika di Lahan Rawa." Jurnal Sumberdaya Lahan 14, no. 1 (2020): 37. http://dx.doi.org/10.21082/jsdl.v14n1.2020.37-47.

Full text
Abstract:
<p><strong>Abstrak</strong>. Unsur hara Silika (Si) memiliki peranan penting pada pertumbuhan dan produktivitas tanaman padi. Tanaman padi menyerap Si dalam jumlah yang besar yaitu sekitar 10 kali N, 20 kali P, 6 kali K dan 30 kali Ca. Budidaya padi di lahan rawa memiliki beberapa faktor pembatas yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas padi diantaranya keracunan unsur toksik seperti Fe dan Al. Kadar unsur toksik terutama Fe di lahan rawa menyebabkan tanah menjadi masam, sehingga banyak tanaman yang tidak dapat beradaptasi dengan kondisi tersebut. Kondisi ini dapat diatasi diantaranya dengan aplikasi Si, yang berperan menurunkan serapan Fe dan Al yang berada dalam kondisi toksik. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa Si berpengaruh dalam menurunkan tingkat toksisitas Al dan Fe di tanah. Aplikasi Si sebagai amelioran mengurangi kandungan Fe pada permukaan akar padi serta menurunkan serapan Fe pada tanaman padi sawah melalui peningkatan kekuatan oksidasi akar. Lebih lanjut, aplikasi Si pada budidaya tanaman padi dapat meningkatkan hasil gabah sebesar 50,8%.</p><p> </p><p><strong>Abtract.</strong> Silicon (Si) has an important role on rice crops growth and productivity. Rice crops absorbs enormous amount of Si as much as ten times of N, twenty times of P, six times of K and thirty times of Ca. Rice cultivation in swampland has several limiting factors such as Fe and Al toxicity. Fe toxicity could increase soil acidity in swampland. However, most plants could not adapt to this condition. Si application as soil ameliorant could be an option to overcome this problem. Si could reduce the toxicity level of Fe and Mn in soil. Previous research proved that Si could decrease Fe and Al toxicity. Si application as ameliorant could reduce Fe concentration in root zone which lead to decreasing Fe uptake through increasing oxidation capability of the root. Moreover, Si application could increase rice yield up to 50.8%.<em></em><sup>.</sup></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Faisal, Reza Mochammad, Irfan Budiaji Nugroho, and Bambang Priadi. "ANALISIS UNIVARIAT DAN MULTIVARIAT CONTO SEDIMEN SUNGAI DALAM PENENTUAN POTENSI MINERALISASI LOGAM DI HALMAHERA BAGIAN TIMUR, PROVINSI MALUKU UTARA." Buletin Sumber Daya Geologi 15, no. 1 (2020): 19–38. http://dx.doi.org/10.47599/bsdg.v15i1.285.

Full text
Abstract:
Penelitian geokimia dengan mengunakan metode analisis kandungan unsur dari conto endapan sungai aktif -80 mesh merupakan salah satu fase awal eksplorasi terutama untuk menemukan cebakan mineral logam. Halmahera bagian timur dengan tataan geologi yang kompleks dan berada dalam jalur metalogenik yang berpotensi membentuk cebakan logam, menghasilkan rona geokimia yang sangat bervariasi dan menarik. Data geokimia sedimen sungai aktif yang tertuang dalam bentuk peta sebaran unsur menyajikan informasi awal yang penting tentang indikasi mineralisasi untuk ditindaklanjuti ke tahap penelitian lebih rinci, khususnya mineralisasi nikel yang berasosiasi dengan litologi Komplek Ultrabasa.
 
 Penafsiran data geokimia di wilayah penelitian dengan pendekatan analisis statistik univariat dan multivariat yang terdiri dari unsur Cu, Pb, Zn, Co, Ni, Mn, Ag, Fe, Cr, dan Au, proses pengayaan unsur geokimia di lingkungan permukaan diperlihatkan oleh asosiasi spasial Co, Ni, Fe dan Mn, yaitu pengayaan unsur disebabkan pengikatan kimiawi (scavenging) oleh oksida Fe dan Mn. Berdasarkan kekerabatan unsur atau hubungan antar unsur diperoleh dua kelompok unsur yaitu ikatan unsur Cu-Pb-Zn-Ag-Cr dan Co-Ni-Mn-Fe-Au, akan tetapi tidak semua kelompok asosiasi unsur dapat dihubungkan dengan litologi di daerah penelitian.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Hasyyati, Nurul Amalina, Nurmi Nurmi, and Zulzain Ilahude. "ANALISIS KANDUNGAN UNSUR HARA MIKRO (Mn, Fe, Zn), C-ORGANIK DAN KADAR AIR PADA LAHAN JAGUNG (Zea mays L.) DI KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO." Jurnal Lahan Pertanian Tropis (JLPT) 2, no. 2 (2023): 104–9. http://dx.doi.org/10.56722/jlpt.v2i2.21707.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kandungan unsur hara mikro (Mn, Fe, Zn) dan C-Organik pada lahan jagung di Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. Penelitiandilaksanakanbulan Maret sampai bulan Mei 2023 diDesa Tabongo Barat,Kecamatan Tabongo,Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode survei lapangan untuk menentukan titik pengambilan sampel pada lahan pertanaman jagung. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada dua lokasi. Masing-masing lokasi dilakukan pengambilan sampel secara diagonal lalu di komposit untuk selanjutnya dianalisis di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dua lokasi penelitian beberapa unsur mikro tidak tersedia diantaranya unser Mangan (Mn), Besi (Fe) di Desa Tabongo Barat. Selain itu beberapa unsur teridentifikasi namun pada kategori rendah seperti di Desa Teratai besi (Fe) dan C-Organik tergolong kategori sangat rendah, serta ada juga unsur dengan kategori tinggi yaitu kadar hara seng (Zn) yang sangat tinggi yang terletak did esa Teratai. Disamping itu tanah di dua desa masing memiliki kandungan kadar air yang berbeda yaitu di Desa Tabongo Barat lebih tinggi (14,16) dan di Desa Teratai (3,52). Kondisi ini secara tidak langsung berpengaruh pada produksi tanaman jagung di dua lokasi tersebtu, dimana berdasarkan hasil wawancara produksi tanaman jagung, di Desa Tabongo sebesar 16 ton ha-1 dan di Desa Teratai sebesar 15 ton ha-1.Kata Kunci : Hara Mikro, C-Organik. Kadar Air, Jagung
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Yashar, Aliyas, Alwahab Alwahab, Muh Edihar, Alimin Alimin, and Ahmad Zaeni. "Distribusi Beberapa Logam Transisi dan Logam Runutan di Wilayah Pertambangan Mandiodo Konawe Utara Sulawesi Tenggara." Jurnal Sains dan Edukasi Sains 8, no. 1 (2025): 20–26. https://doi.org/10.24246/juses.v8i1p20-26.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebaran unsur logam transisi dan logam runutannya di area pertambangan Mandiodo, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi keberadaan serta konsentrasi unsur-unsur logam, yaitu Ni, Fe, Co, Cr2O3, dan MnO di wilayah tersebut. Berdasarkan hasil uji XRF, unsur Fe menunjukkan kadar yang lebih tinggi dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya. Kadar tertinggi unsur Fe ditemukan pada sampel dengan kedalaman 0-1 m di lokasi tiga, yaitu sebesar 20,73%. Sementara itu, konsentrasi unsur Ni, Co, Cr2O3, dan MnO ditemukan pada nilai tertinggi di kedalaman dan lokasi yang berbeda. Kadar Ni tertinggi adalah 0,80% di lokasi satu pada kedalaman 7-8 m, Co tertinggi sebesar 0,05% di lokasi tiga pada kedalaman 3-4 m, Cr2O3 tertinggi 0,87% di lokasi dua pada kedalaman 7-8 m, dan MnO tertinggi 0,58% di lokasi satu pada kedalaman 3-4 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah pertambangan Mandiodo menyimpan potensi besar dalam kandungan mineral logam, seperti Ni, Fe, Co, Cr₂O₃, dan MnO, yang bernilai ekonomi tinggi. Dengan cadangan yang melimpah, wilayah ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan pertambangan yang efisien. Potensi ini memberikan peluang strategis dalam mendukung kemajuan sektor industri, mendorong pertumbuhan perekonomian daerah, menciptakan lapangan kerja, serta berkontribusi secara signifikan terhadap pembangunan berkelanjutan yang inklusif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Hasria, Anshari Erwin, and Binajaya Rezky Tri. "Pengaruh Batuan Dasar dan Geomorfologi Terhadap Laterisasi dan Penyebaran Kadar Ni dan Fe Pada Endapan Nikel laterit PT. Tambang Bumi Sulawesi, Desa Pongkalaero, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara." JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) 3, no. 1 (2019): 47–58. https://doi.org/10.5281/zenodo.3355821.

Full text
Abstract:
Penelitian ini terletak di wilayah PT. Tambang Bumi Sulawesi, Desa Pongkalaero Kecamatan Kabaena Selatan Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara. Tujuan dari Penelitian ini yaitu untuk mengindentifikasi hubungan batuan dasar terhadap sebaran kadar nikel, hubungan morfologi terhadap laterisasi dan kondisi sebaran kadar Ni dan Fe pada profil endapan nikel laterit. Metode yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan melakukan survey lapangan secara langsung mencakup pengambilan data litologi dan geomorfologi serta data hasil pengeboran PT. Tambang Bumi Sulawesi berupa kadar Ni, Fe dan kedalaman pengeboran pada daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa batuan dasar pada daerah penelitian terdiri atas batuan peridotit yakni lherzolit dan batuan piroksinit yaitu olivin websterit dan olivin klinopiroksinit dengan sebaran kadar Ni paling banyak terdapat pada daerah yang memiliki batuan dasar jenis peridotit. Analisis kelerengan daerah penelitian terbagi atas lereng datar, lereng landai, lereng miring dan lereng curam, dimana pada daerah yang datar dan landai memiliki ketebalan laterit yang tebal sedangkan pada daerah yang curam ketebalan lateritnya tipis. Kadar Ni terdapat paling banyak pada zona saprolit sedangkan kadar Fe paling banyak terdapat pada zona limonit hal ini dikarenakan unsur Ni yang bersifat mobile dan unsur Fe yang bersifat immobile.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Mulwandari, Meike, Harry Supriadi, and Febi Indah Fajarwati. "Penentuan Kadar Logam B3 Dalam Pupuk Cair Dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)." INDONESIAN JOURNAL OF CHEMICAL RESEARCH 3, no. 2 (2019): 59–66. http://dx.doi.org/10.20885/ijcr.vol3.iss2.art3.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penentuan kadar logam B3 dalam sampel pupuk cair dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN). Metode ini dilakukan dengan proses penembakan sinar gamma pada selongsong-selongsong yang sudah dipersiapkan. Selongsong yang terdiri dari sampel, standar dan blanko dimasukkan dalam Reaktor Kartini untuk diiradiasi dengan menggunakan sumber neutron (fluks neutron 5,85 . 1010 n cm-2 s-1) pada fasilitasi radiasi Lazy Susan selama 2 x 6 jam dengan daya 100 kW. Setelah itu dilakukan pendinginan sesuai dengan waktu paruh suatu unsur. Kemudian dilakukan pencacahan dengan menggunakan detektor HPGe pada umur menengah dan umur panjang. Berdasarkan hasil analisis secara kualitatif pada umur menengah mengandung unsur-unsur logam B3 seperti Sm, Ce, La, U, Th, Cd, K, As, Br dan Na untuk standar sedangkan unsur-unsur logam B3 yang terkandung didalam sampel 1, sampel 2 dan blanko yaitu Sm, Ce, La, Th, As, Br, K dan Na. Berdasarkan hasil analisis kualitatif pada umur panjang terdapat unsur-unsur logam B3 seperti Cr, Cs, Fe, Zn dan Co pada standar. Pada sampel 1 terdapat unsur-unsur logam Cr, Fe, Zn dan Co. Pada sampel 2 terdapat unsur-unsur logam Fe, Zn dan Co sedangkan pada blanko hanya terdapat unsur logam Cr. Hasil analisis kuantitatif pada umur menengah diperoleh unsur yang paling banyak yaitu unsur K dengan kadar sebesar 44121,6370 ± 948,966 dan presisi 2,1508%. Sedangkan unsur yang paling sedikit yaitu unsur Sm diperoleh nilai kadar sebesar 0,0190 ± 0,003 dan presisi 14,3074%. Adapun hasil analisis kuantitatif pada umur panjang diperoleh unsur yang paling banyak yaitu unsur Zn dengan kadar sebesar 267,1754 ± 7,384 dan presisi 2,7638%. Sedangkan unsur yang paling sedikit yaitu unsur Cr diperoleh nilai kadar sebesar 0,2250 ± 0,270 dan presisi 0,1215%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Samin, C. Supriyanto, Sukirno,. "UJI BANDING METODE SSA DAN AAN PADA ANALISIS UNSUR MAYOR DAN MINORDALAM MINERAL ZIRKON KALIMANTAN." GANENDRA Majalah IPTEK Nuklir 18, no. 1 (2015): 35. http://dx.doi.org/10.17146/gnd.2015.18.1.2825.

Full text
Abstract:
UJI BANDING METODE SSA DAN AAN PADA ANALISISUNSUR MAYOR DAN MINORDALAM MINERAL ZIRKON KALIMANTAN. Telah dilakukan perbandingan metode spektrometri serapan atom (SSA) dan analisis aktivasi neutron (AAN) pada analisis unsur mayor dan minor (Cr, Fe, Al, Si, Hf dan Zr) dalam cuplikan mineral zirkon dari Kalimantan. Validasi metode uji SSA dan AAN dilakukan dengan melakukan analisis unsur Cr, Fe, Al, Si, Hf dan Zrdalam CRM pasir zirkon buatan PTAPB-BATAN tahun 2009. Berdasarkan perhitungan secara statistik, diperoleh nilai akurasi dan presisi dengan metode SSA dan AAN masing-masing berada pada rentang persyaratan 95 – 110 % dengan presisi masing-masing < 5 %. Diperoleh kadar unsur Cr, Fe, Al,Si, dan Zr dalam cuplikan dengan metoda SSA masing-masing Cr : 0,123 ± 0,004 %, Fe : 3,522 ± 0,119 %, Al : 0,345 ± 0,002%, dan Zr : 38,161 ± 1,022 %, dengan metode AAN Cr : 0,110 ± 0,007 %, Al : 3,764 ± 0,320 %, Al : 0,549 ± 0,006 %, dan Zr : 38,986 ± 0,330 %. Hasil uji t menunjukkan rerata konsentrasi unsur Cr, Fe, dan Zr pada tingkat perbedaan dengan signifikansi 5 %, tidak ada perbedaan rerata konsentrasi unsur karena masing-masing nilai t0< tt(5%). Sedangkan unsur Al terdapat perbedaan rerata konsentrasi karena nilai t0> tt(5%) (2,793 > 2,28), meskipun demikian pada tingkat perbedaan dengan signifikansi 1 % tidak ada perbedaan rerata konsentrasi karena nilai t0< tt(1%) (2,793 < 3,169). Hasil uji F terhadap kedua metode uji menunjukkan untuk analisis unsur Cr dan Zr pada tingkat perbedaan dengan signifikansi 5 % tidak ada perbedaan kecermatan, karena masing-masing diperoleh nilai F0< Ft(5%),(3,063 dan 0,104 < 5,05). Sedangkan unsur Fe dan Al terdapat perbedaan kecermatan karena masing-masing diperoleh nilai F0> Ft(5%)(7,231 dan 9,0 >5,05), meskipun demikian pada tingkat perbedaan dengan signifikansi 1 % tidak ada perbedaan kecermatan uji karena masing-masing diperoleh nilai F0<Ft(1%), (7,231 dan 9,0 <10,97).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Rinawan, Fiandri Indragunawan, Mega Fatimah Rosana, Mohammad N. Heriawan, and Euis Tintin Yuningsih. "KETERKAITAN KELIMPAHAN UNSUR MAJOR DAN MINOR DENGAN ZONASI LATERIT NIKEL BLOK HZ (HARZBURGIT) DAN DN (DUNIT) DAERAH PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR." Buletin Sumber Daya Geologi 13, no. 3 (2018): 155–75. http://dx.doi.org/10.47599/bsdg.v13i3.230.

Full text
Abstract:
Keterkaitan kelimpahan unsur pada profil laterit nikel dilakukan berdasarkan hasil analisis kimia unsur major (Fe, SiO2, MgO, dan Al2O3) dan minor (Ni, Co, MnO, dan Cr2O3) menggunakan analisis univariat dan multivariat. Profil berupa tanah atau hancuran batuan hasil lapukan litologi ultrabasa harzburgit (Blok HZ) dan dunit (Blok DN) berumur Kapur hingga Jura, terletak di daerah Pulau Pakal, Halmahera Timur. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antar unsur kimia major dan minor terhadap nilai koefisien korelasi kuat hingga sangat kuat baik negatif maupun positif yang terdistribusi pada profil laterit nikel Blok HZ dan DN. Penelitian ini fokus pada identifikasi fisik mineralogi bedrock dan analisis kimia profil laterit nikel. Identifikasi fisik di Blok HZ melibatkan 436 conto berasal dari 19 pemboran, kedalaman 10 m hingga 40 m. Adapun identifikasi fisik di Blok DN melibatkan 650 conto berasal dari 16 pemboran, kedalaman 11 m hingga 57 m. Komposisi mineral di Blok HZ terdiri dari mineral oksida besi limonit, gutit, jarosit, dan oksida mangan (zona limonit); krisopras, garnierit, magnetit, hematit, serpentin-krisotil, dan stiktit (zona saprolit); olivin-forsterit, piroksen-ortopiroksen, dan kromit (zona boulder/bedrock). Sedangkan di Blok DN terdiri dari mineral oksida besi limonit, gutit, dan oksida mangan (zona limonit); krisopras, jarosit, garnierit, magnetit, hematit, mineral lempung montmorilonit, kuarsa, serpentin-krisotil, dan talk (zona saprolit), olivin-forsterit, piroksen-hastingsit, dan kromit (zona boulder/bedrock). Analisis statistik univariat menunjukkan distribusi data relatif tidak normal dengan koefisien variasi > 0,5. Pada analisis statistik multivariat mengindikasikan nilai koefisien korelasi positif maupun negatif pada zonasi laterit nikel berupa hubungan unsur yang sangat kuat (± 0,80 - 1,00) dengan jumlah korelasi dominan. Koefisien korelasi pada Blok HZ diantaranya mengindikasikan pasangan unsur yang berkorelasi sangat kuat yaitu: unsur major-major (Fe vs MgO, Fe vs SiO2, SiO2 vs MgO, dan MgO vs Al2O3), minor-minor (Co vs MnO) serta major-minor (Al2O3 vs Cr2O3, Fe vs Co, Fe vs MnO, dan SiO2 vs Co). Sedangkan pada Blok DN pasangan unsur yang berkorelasi sangat kuat yaitu: unsur major-major (Fe vs MgO), minor-minor (Co vs MnO) dan major-minor (Fe vs Co, Fe vs Cr2O3, Fe vs MnO, MgO vs Co, dan MgO vs MnO). Hal ini berkaitan dengan posisi masing-masing korelasi distribusi unsur kimia major dan minor tersebut pada zona profil laterit nikel Limonit, Saprolit dan Boulder/Bedrock.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Hakim, Fauzi Sukma Nur, and Rachmad Setijadi. "Karakteristik Batuan Mesozoikum di Daerah Bengkayang : Berdasarkan Kandungan Unsur Anorganik." Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral 22, no. 1 (2021): 59. http://dx.doi.org/10.33332/jgsm.geologi.v22i1.572.

Full text
Abstract:
Pengetahuan tentang kondisi geologi pada umur Mesozoikum mengalami perkembangan yang cukup lambat, karena keterbatasan data geologi yang cukup jarang tersingkap di lapangan. Daerah Bengkayang dan sekitarnya secara tektonik merupakan bagian dari Sundaland. Daerah ini dilalui oleh beberapa struktur geologi, menyebabkan batuan yang berumur Mesozoikum tersingkap ke permukaan. Data meassuring section pada lokasi penelitian menunjukkan adanya perubahan fluktuatif suplai sedimen yang ada di daerah penelitian, dari lingkungan transisi hingga ke laut. Hasil analisis XRF pada umur Trias akhir - Jura, ditemukan kelimpahan unsur Si dan Fe, baru kemudian diikuti dengan unsur Ca dan K, sedangkan pada umur Kapur terjadi penurunan sedikit unsur Si dan Fe, untuk unsur Ca dan K masih relatif sama. Pada umur Kapur Akhir - Oligosen terjadi penurunan kelimpahan unsur Fe, namun terjadi penaikan kelimpahan unsur Si dan C, mengindikasikan suplai sedimen pada umur Trias - Jura berasal dari lingkungan transisi, sedangkan pada umur Kapur suplai sedimen semakin menuju ke arah laut.Katakunci: Mesozoikum, XRF, Sundaland, Bengkayang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Suprapto, Sabtanto Joko, Iidrem Syafri, and Yoga Andriana. "ZONASI POTENSI MINERALISASI BESI-TEMBAGA-TIMBAL-SENG GUNAKAN DATA GEOKIMIA DAN GEOLOGI BERBASIS SISTEM INFORM GEOGRAFIS DI KABUPATEN SOLOK, PROVINSI SUMATERA BARAT." Buletin Sumber Daya Geologi 9, no. 1 (2014): 8–19. http://dx.doi.org/10.47599/bsdg.v9i1.117.

Full text
Abstract:
Kabupaten Solok, Provinsi Sumatra Barat mempunyai potensi sumberdaya minerallogam. Studi ini bertujuan untuk menentukan daerah potensi mineralisasi mineral logam Fe-Cu-Pb-Zn di Kabupaten Solok dengan menggunakan kombinasi model statistik rasio frekuensi dan sistem informasi geografis. Analisis dilakukan terhadap data sebaran litologdan struktur geologi serta data 4 jenis unsur unsur dari 433 sampel geokimia endapan sungai aktif. Hasil kajian menghasilkan sebaran spasial sebelas daerah potensi mineralisaslogam Fe-Cu-Pb-Zn. Penelitian lapangan dilakukan di daerah potensi Pisauilang, Kotanarudan Air Bertumbuk, ditemukan cebakan bijih besi di tiga lokasi dengan Fe sebagai unsupenyusun utama serta Cu, Pb, dan Zn, sebagai unsur ikutan. Kandungan bijih besi berupa Fe 18,15-70,9 %, Cu 0,025-2,34 %, Pb <0,001-0,004%, dan Zn 0,033-0,58%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Lasoma, Prawiro, Nurmi ,, and Fitriah S. Jamin. "KAJIAN KANDUNGAN UNSUR HARA MIKRO Fe, Mn dan Zn PADA BERBAGAI KANTONG LUMPUR DI BENDUNGAN LOMAYA DAN ALOPOHU." Jurnal Lahan Pertanian Tropis (JLPT) 1, no. 2 (2023): 1–4. http://dx.doi.org/10.56722/jlpt.v1i2.17174.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur hara Fe, Mn, Zn pada kantong lumpur pasir Bendungan Alopohu Lomaya. Penelitian dilakukan di dua Bendungan Lomaya yaitu Bendungan Bulango Bolango Kabupaten Bone Utara dan Bendungan Alopohu Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Sampling diambil dari kantong lumpur pada titik koordinat Lomaya 00037'33.7N'' E123004'54.8'' dan Bendungan Alopohu diambil pada sediment trap (cekdam) di desa pada titik koordinat Iloponu 00040'01.6N'' E122 051' 14,3'. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret sampai April 2014 Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Analisis besi menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom, Mangan kami menggunakan Spektrohotometri Serapan Atom dan Spektrofotometri Serapan Atom Seng. Analisis data di analisis menggunakan uji t membandingkan kandungan gizi dua kantong mudin terhadap objek pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kedua Damsand Alopohu Lomaya mengandung unsur hara Fe, Mn dan Zn. Rata-rata konsentrasi unsur hara pada mudbagdam Lomaya adalah Fe = 2253,6 (ppm), Mn =25,2 (ppm), Zn = 963,6 (ppm). Sedangkan rata-rata konsentrasi hara dalam kantong adalah sebagai ludgedam Alopohu Fe = 2357,6 (ppm), Mn = 27,8 (ppm), Zn = 723,3 (ppm). Dari hasil analisis statistik uji t menunjukkan bahwa kandungan hara rata-rata Bendungan kedua tidak nyata disproporsi pada parameter elyon Fe, Mn dan Zn. Rata-rata konsentrasi unsur hara pada mudbagdam Lomaya adalah Fe = 2253,6 (ppm), Mn =25,2 (ppm), Zn = 963,6 (ppm). Sedangkan rata-rata konsentrasi hara dalam kantong adalah sebagai ludgedam Alopohu Fe = 2357,6 (ppm), Mn = 27,8 (ppm), Zn = 723,3 (ppm). Dari hasil analisis statistik uji t menunjukkan bahwa kandungan hara rata-rata Bendungan kedua tidak nyata disproporsi pada parameter elyon Fe, Mn dan Zn. Rata-rata konsentrasi unsur hara pada mudbagdam Lomaya adalah Fe = 2253,6 (ppm), Mn =25,2 (ppm), Zn = 963,6 (ppm). Sedangkan rata-rata konsentrasi hara dalam kantong adalah sebagai ludgedam Alopohu Fe = 2357,6 (ppm), Mn = 27,8 (ppm), Zn = 723,3 (ppm). Dari hasil analisis statistik uji t menunjukkan bahwa kandungan hara rata-rata Bendungan kedua tidak nyata disproporsi pada parameter elyon Fe, Mn dan Zn.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Hasria, Hasria, Arifudin Idrus, and I. Wayan Warmada. "Perubahan Komposisi Batuan Metamorf Akibat Proses Alterasi Hidrotermal pada Endapan Emas di Pegunungan Rumbia, Pada Lengan Tenggara Pulau Sulawesi." Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral 21, no. 3 (2020): 119. http://dx.doi.org/10.33332/jgsm.geologi.v21i3.477.

Full text
Abstract:
Pada proses alterasi hidrotermal, reaksi batuan samping dengan fluida hidrotermal yang melewatinya akan menyebabkan perubahan komposisi (oksida/unsur) pada batuan yang dilewati maupun pada fluida itu sendiri. Perhitungan perubahan oksida/unsur bertujuan untuk menentukan oksida/unsur dalam batuan yang bertambah atau berkurang karena proses alterasi hidrotemal, dilakukan dengan menggunakan analisis ICP-AES (Inductively Coupled Plasma Atomic Emission Spectroscopy) dan ICP-MS (Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry). Hasil penelitian menunjukkan bahwa oksida/unsur yang immobile umumnya relatif tidak mengalami perubahan komposisi selama proses alterasi hidrotermal berlangsung, sedangkan oksida/unsur mobile umumnya mengalami penambahan dan pengurangan selama proses alterasi hidrotermal berlangsung. Pada alterasi propilitik, oksida/unsur mobile yang mengalami penambahan adalah As, Zr, Cu, Sb, Ca, CaO, MgO, MnO dan SiO2 dan yang mengalami pengurangan adalah U, Th, Co, Sn, Sr, Nb, Ba, K, Au, Pb, Zn, V, Fe, K2O, Na2O dan Fe2O3. Pada alterasi serisitik, oksida/unsur mobile yang mengalami penambahan adalah Sb, Zr, Ag, Pb, K, Na2O, SiO2 dan yang mengalami pengurangan adalah U, Th, Co, As, Nb, Ba, Sn, Sr, Ca, S, Au, V, Zn, Cu, Fe, K2O, MnO, CaO, MgO, Fe2O3. Pada alterasi argilik, oksida/unsur mobile yang mengalami penambahan adalah Sb, Fe, S, Cu, Zr, Ba, As, Au, Zn, V, dan SiO2 sedangkan yang cenderung mengalami pengurangan adalah Ca, U, Th, Nb, Sn, Sr, Co, Pb, K, CaO, Na2O, MnO, MgO, K2O dan Fe2O3.Katakunci : Alterasi hidrotermal, Pegunungan Rumbia, Kabupaten Bombana, perubahan oksida/unsur, mobile, immobile.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Kurniasih, Ratih, and Herik Sugeru. "SISTEM DETEKSI UNSUR HARA MIKRO ESSENSIAL Fe DAN Mn PADA TANAH UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN CERDAS DAN PRESISI." Jurnal Agrotek Tropika 13, no. 1 (2025): 178. https://doi.org/10.23960/jat.v13i1.8335.

Full text
Abstract:
Unsur hara mikro essensial dalam tanah sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Unsur hara mikro dibutuhkan dalam jumlah sedikit sehingga harus terukur secara presisi di dalam tanah agar tidak terjadi defisiensi ataupun toksisitas pada tanaman. Dalam perkembangan dunia pertanian yang cerdas dan presisi maka sistem deteksi hara menjadi salah satu teknologi yang tepat guna untuk mengatasi permasalahan analisis di laboratorium yang mahal, lama dan tidak spesifik lokasi. Tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu mendapatkan model optimasi untuk sistem deteksi unsur hara mikro essensial dalam tanah berbasis potensial redoks. Tahapan penelitian yang dilakukan yaitu merancang hardware berupa prototipe alat deteksi unsur hara mikro dan perancangan software. Selanjutnya uji kalibrasi dan validasi alat dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu uji kalibrasi dan validasi alat menggunakan alat ukur portabel pH dan EC meter. Aproksimasi dari uji kalibrasi dan validasi digunakan untuk source code pada sistem deteksi hara. Model aproksimasi yang digunakan pada prototipe ini adalah persamaan regresi kubik. Dari model aproksimasi yang digunakan maka dapat menghasilkan prototipe sistem deteksi unsur hara mikro essensial dengan persentase akurasi yang tinggi pada indikator pH yaitu sebesar 95.63% sedangkan pada indikator EC memiliki akurasi sebesar 79.64%. Berdasarkan pendekatan nilai Eh–pH maka didapatkan bahwa pada 7 lokasi pengamatan menunjukkan terdapat 4 titik lokasi yang unsur Fe berada dalam bentuk Fe2+ dan terdapat 3 titik lokasi pengamatan yang unsur Fe berada dalam bentuk Fe(OH)3. Pada diagram pH-Eh untuk unsur hara mikro Mn menunjukkan bahwa unsur Mn tersedia berada dalam bentuk Mn2+.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Sudaryo, Sudaryo, and Sutjipto Sutjipto. "Penentuan kandungan logam di dalam sedimen waduk Gajah Mungkur dengan metode analisis aktivasi neutron cepat." Jurnal Forum Nuklir 5, no. 1 (2011): 47. http://dx.doi.org/10.17146/jfn.2011.5.1.3325.

Full text
Abstract:
Penentuan kandungan logam di dalam sedimen waduk Gajah Mungkur dengan metode analisis aktivasi neutron cepat. Penelitian mengenai kandungan logam pada sedimen waduk Gajah Mungkur kabupaten Wonogiri telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan unsur logam di dalam waduk Gajah Mungkur kabupaten Wonogiri dengan metode AANC. Pencuplikan sedimen dilakukan di 3 (tiga) lokasi di daerah waduk tersebut. Pencuplikan pada bulan April 2008 dengan waktu pencuplikan pada jam 10.00-14.00 WIB. Kandungan unsur logam di waduk ditentukan dengan menggunakan Generator Neutron SAMES J-25 serta peralatan spektrometer gamma dengan detektor NaI(Tl) serta standar pembanding SRM 2704 (buffalo river sediment, BRS) dari NIST. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi kandungan unsur logam yang tersebar di dalam waduk pada lokasi 1 hingga 3 untuk Fe:7,4-32% Al: 12-16%; Si: 40% dan Cr total : 3-16 ppm. Adapun akurasi untuk unsur logam Fe, Al, Si dan Cr total mempunyai kisaran: 5,25 -10,75%; presisi : 10,99-14,25% dan batas deteksi untuk Al=1%, Na=0,14%, Mg=0,05%, Si=2%, Fe=1 % dan Cr=0,01 ppm. Didasarkan data penelitian menunjukkan bahwa di dalam sedimen waduk telah mengalami pencemaran unsur logam berat, utamanya unsur Cr total.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Husain, Husain, Yana Taryana, Wisnu Ari Adi, Nurhayati Nurhayati, Muhammad Saleh, and Nurmala Dewi. "ANALISIS X-RAY FLOURESENCE DAN X-RAY DIFFRACTION MINERAL PASIR DAN BATU BESI INDONESIA SEBAGAI MATERIAL MAGNETIK." Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika 20, no. 1 (2024): 105. http://dx.doi.org/10.35580/jspf.v20i1.53907.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kimia dan fisis mineral batu dan pasir besi di Indonesia. Sampel batu besi dalam penelitian ini diperoleh dari Kalimantan sedangkan sampel pasir besi diperoleh dari Pasir Pantai Takalar. Pengujian XRF (X-ray Flouresence) dan X-ray diffraction dikombinasikan untuk mengetahui unsur penyusun dan struktur kristal kedua sampel. Proses separasi magnetik menggunakan hard permanent magnetic dilakukan untuk memisahkan unsur magnetik dan non-magnetik sampel untuk selanjutnya dilakukan pengujian XRF dan XRD. Hasil pengujian dan analisis menunjukkan bahwa unsur dominan penyusun sampel adalah Fe (besi). Kandungan Fe pada batu dan pasir besi masing-masing adalah sekitar 76 dan 43 %. Sedangkan hasil pengujian XRD menunjukkan bahwa fase dominan kedua sampel adalah Fe3O4 (magnetite) dan Fe2O3 (hematite). Hasil penelitian ini mengimplikasikan bahwa batu dan pasir besi dapat dijadikan sebagai sumber material untuk aplikasi material magnetik karena memiliki unsur dominan Fe dan senyawa besi oksida seperti magnetite.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Safitri, Rina Amalia. "Analisis Kandungan Mineral Logam Besi (Fe) Batuan Dikawasan Pertambangan Emas Desa Sekotong dengan Menggunakan Metode AAS." GRAVITY EDU ( JURNAL PENDIDIKAN FISIKA ) 3, no. 1 (2020): 8–10. http://dx.doi.org/10.33627/ge.v3i1.334.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian dengan judul: “analisis kandungan mineral logam besi (Fe) batuan dikawasan pertambangan emas desa sekotong lombok barat dengan menggunakan metode AAS”. Yang bertujuan untuk menentukan konsentrasi unsur logam besi (Fe) pada sampel batuan yang berada dikawasan pertambangan emas Desa sekotong Lombok barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode Atomic Absorption Spectroskopi (AAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel batuan memiliki konsentrasi unsur logam besi (Fe) sebesar 1,39 % dari 0,5 gram sampel batuan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

., Harwan, A. B. Thamsi, Firdaus ., I. Nur, A. Maulana, and A. F. Heriansyah. "GEOKIMIA ENDAPAN BIJIH BESI DAERAH PAKKE KECAMATAN BONTOCANI, KABUPATEN BONE, SULAWESI SELATAN." Jurnal Pertambangan 6, no. 4 (2023): 161–64. http://dx.doi.org/10.36706/jp.v6i4.1212.

Full text
Abstract:
Potensi endapan bijih besi di Indonesia dijumpai di Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sumatera barat. Di Sulawesi Selatan, endapan sumberdaya bijih besi yang melimpah terdapat di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan tepatnya di Daerah Pakke, Kecamatan Bontocani. Sifat geokimia atau persentase unsur dan senyawa dari endapan bijih besi tersebut dapat digunakan sebagai data awal untuk menentukan apakah bijih besi tersebut layak untuk dieksploitasi atau dilakukan penambangan serta menjadi acuan proses ekstrasi dari bijih besi yang ada pada daerah penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kehadiran senyawa oksida dan persentase kehadiran unsur Fe, Mn, dan unsur logam dasar. Metodologi penelitian dilakukan dengan pengambilan data di lapangan dan analisa laboratorium yaitu melalui pengamatan secara langsung endapan bijih besi yang tersingkap di permukaan dan pengambilan sampel bijih dengan metode chip sampling dan rock sampling. Analisa laboratorium menggunakan metode XRF untuk mengetahui persentase senyawa utama (major element) dan metode ICP-OES untuk mengetahui kadar unsur Fe, Mn dan Unsur logam dasar (Cu, Pb dan Zn). Hasil penelitian menunjukan kehadiran Fe2O3 pada semua sampel dengan persentase 43,18% - 50,40%. Hal ini sesuai dengan dijumpainya mineral-mineral pembawa bijih besi (primer) yaitu hematit dan magnetit. Persentase kehadiran unsur Fe sangat tinggi dan berpotensi untuk dieksplorasi lebih lanjut. Unsur logam dasar lokasi penelitian sangat tinggi sehingga dapat dipastikan bahwa endapan bijih besi pada daerah penelitian adalah tipe calcic skran.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Ferdinandus, Ferdinandus, I. Putu Putrawiyanta, Novalisae Novalisae, Noveriady Noveriady, Immanuel Nababan, and Matius Yosefhin. "Identifikasi Kandungan Unsur Mineral Pada Area Bekas Tambang Emas Placer Dengan Metode X-Ray Fluorescence." G-Tech: Jurnal Teknologi Terapan 8, no. 4 (2024): 2921–28. http://dx.doi.org/10.70609/gtech.v8i4.5604.

Full text
Abstract:
Kurangnya pengetahuan dan teknologi yang dipakai pada penambangan emas rakyat skala kecil menyebabkan banyaknya konsentrasi unsur mineral berharga lainnya tidak dapat diketahui dan terambil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur yang masih tersisa pada area bekas pertambangan emas rakyat skala kecil. Metode penelitian yaitu dengan mengambil material sisa penambangan di lokasi penelitian untuk kemudian dipreparasi dan dianalisis dengan metode X-ray Fluorescence (XRF). Hasil penelitian dari 9 titik sampel yang diambil menunjukkan bahwa konsentrasi unsur Si (Silika) dan Fe (Besi) adalah yang paling dominan dengan nilai rata-rata Silika (Si) 85% dan Besi (Fe) 7,37%. Dapat disimpulkan pada lokasi penelitian masih ada unsur mineral lainnya yang bernilai ekonomis selain emas yang tidak tertambang dan termanfaatkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Agus Taftazani, Sri Murniasih,. "PERBANDINGAN HASIL ANALISIS DUA LABORATORIUM MENGGUNAKAN METODE YANG BERBEDA." GANENDRA Majalah IPTEK Nuklir 20, no. 1 (2017): 23. http://dx.doi.org/10.17146/gnd.2017.20.1.3115.

Full text
Abstract:
PERBANDINGAN HASIL ANALISIS DUA LABORATORIUM MENGGUNAKAN METODE YANG BERBEDA. Telah dilakukan perbandingan hasil analisis suatu sampel abu vulkanik pada dua laboratorium dengan metode analisis yang berbeda. Pekerjaan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu suatu laborotorium pengujian serta menjalin kerjasama dengan laboratorium pengujian dari Negara lain. Sampel diuji di laboratorium AAN – PSTA menggunakan metode AAN, sedangkan pada Universitas Texas menggunakan ICP-MS dan ENAA. Dari target 12 unsur, laboratorium AAN – PSTA mampu menyajikan data analisis 11 unsur. Berdasarkan hasil perbandingan diketahui bahwa analisis unsur K, Mn, Ti dan Fe dari kedua laboratorium mempunyai perbandingan yang sangat baik dan saling berdekatan. Hal ini diketahui dari nilai RSD dan koefisien korelasi hasil analisis kedua laboratorium. Sedangkan dilihat dari perbedaan hasil diketahui bahwa hasil analisis unsur Al, Na, K, Fe, V, Mn, Ti, Cr dan As dari kedua laboratorium tidak beda signifikan. Dari 11 unsur yang dilaporkan, hanya unsur Zn yang mempunyai nilai berbeda signifikan untuk dua laboratorium.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Purnamaruslia, Yudistira, Dicky Muslim, and Teuku Y. W. M. Iskandarsyah. "Geokimia dan Umur Absolut Sebagai Penanda Dominasi Sistem Laut dan Perubahan Fasies Aluvium di Daerah Pesisir Gresik." Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral 23, no. 1 (2022): 17. http://dx.doi.org/10.33332/jgsm.geologi.v23i1.661.

Full text
Abstract:
Endapan aluvium tersebar di sepanjang pantai utara Jawa Timur termasuk di Kabupaten Gresik. Penyelidikan ini bermaksud untuk menganalisis unsur geokimia endapan aluvial untuk mengetahui pengaruh dominasi sistem laut atau darat, dan pentarikhan radiokarbon pada lapisan aluvium untuk mengetahui perubahan fasies pengendapan pada kala Holosen. Pengeboran dilakukan pada tujuh titik dengan sebaran empat titik di sebelah barat sungai Bengawan Solo dan tiga titik di sebelah timur sungai ke arah pantai. Untuk menentukan umur lapisan digunakan metode pentarikhan radiokarbon. Sampel batuan ke-tujuh titik bor dianalisis XRF untuk mengetahui unsur geokimia seperti Ca, Ti, Fe, Sr, K, Mn, V. Unsur Ca dan Sr mengindikasikan dominasi pengaruh laut, sedangkan kelimpahan unsur Fe dan K mengindikasikan adanya pengaruh darat. Pada titik bor 22 paling dekat dengan laut terlihat rata-rata logam berat Fe, Mn dan V yang semakin dalam semakin rendah, berbanding terbalik dengan unsur logam ringan Ca dimana semakin dalam semakin besar nilainya. Pada titik bor 19 yang letaknya jauh dari pantai terlihat logam berat Fe, Mn dan V semakin dalam semakin besar nilainya dan unsur logam ringan trendnya semakin dalam semakin kecil. Tujuh sampel lempung telah dilakukan analisa pentarikhan radiokarbon menghasilkan rentang umur 7.210 hingga 3.840 tahun yang lalu. Pada umur lebih dari 7.210 lingkungan pengendapan didominasi oleh endapan nearshore. Pada umur antara 7.000 dan 3.000 tahun yang lalu lingkungan pengendapan berupa endapan rawa, rawa pasang surut, dan endapan pantai. Lebih muda dari 3.000 tahun yang lalu lingkungan pengendapan didominasi oleh endapan pasang surut dan limpah banjir, setempat berupa lingkungan rawa.Katakunci: Aluvium, geokimia, Gresik, Holosen, radiokarbon.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

., Jamaluddin, and Emi Prasetyawati Umar. "IDENTIFIKASI KANDUNGAN UNSUR LOGAM BATUAN MENGGUNAKAN METODE XRF (X-RAY FLOURESCENCE) (STUDI KASUS: KABUPATEN BUTON)." JURNAL GEOCELEBES 2, no. 2 (2018): 47. http://dx.doi.org/10.20956/geocelebes.v2i2.4829.

Full text
Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi unsur logam besi (Fe), Mangan Mn), and nikel (Ni). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode X-Ray (Fluoresence (XRF). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi rata-rata unsur logam besi (Fe) pada sampel Buton 1, Buton 2, Buton 3 dan Buton 4 berturut-turut adalah 48.17 %, 49.49 %, 56.64 % dan 41.63 %. Mangan (Mn) 1.78 %, 1.81 %, 0.985 % dan 1.69 %. Nikel (Ni) 3.34 % , 3.18 %, 9.22 % dan 3.88 % . Dari hasil karakterisasi X-Ray Fluorenscence (XRF) didapatkan besi (Fe) dominan terkandung dalam sampel dengan konsentrasi sekitar 41.63% sampai 56.64%. Bijih besi mengandung material magnetik berbasis besi (Fe) dalam bentuk mineral oksida besi yaitu Hematit (Fe2O3).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Pangesti, Thiara Ayu, I. Ketut Berata, and Anak Agung Gde Arjana. "HEAVY METAL LEVELS, LEAD AND IRON AND THEIR RELATIONSHIPS IN GOAT BLOOD SLAUGHTERED IN DENPASAR CITY." Indonesia Medicus Veterinus 9, no. 6 (2020): 879–88. http://dx.doi.org/10.19087/imv.2020.9.6.879.

Full text
Abstract:
Daging kambing merupakan sumber protein hewani yang penting untuk diperhatikan guna menjamin keamanan konsumen. Peternakan kambing yang tercemar logam berat Pb dapat menurunkan kadar Fe dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya cemaran logam berat timbal (plumbum/Pb) dan unsur zat besi (Ferrum/Fe) dalam darah kambing yang dipotong di Kota Denpasar. Dalam penelitian ini digunakan 20 sampel darah kambing yang diambil di rumah pemotongan kambing di Kota Denpasar. Darah kambing yang diambil pada proses penyembelihan dimasukkan ke dalam vacuum tube dengan Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) yang kemudian diperiksa kadar logam berat Pb dan unsur Fe di Laboratorium Analitik Universitas Udayana. Pemeriksaan kadar logam berat Pb dan unsur Fe digunakan metode Atomic Absorption Spectrophotometric (AAS). Hasil uji menunjukkan bahwa 12 dari 20 sampel positif mengandung logam berat Pb dengan rerata 0,098 dan rerata kadar Fe 34,389±8,447 ppm . Kadar Fe pada sampel yang negatif Pb adalah 37.622 ± 3.697 ppm. Uji sidik ragam menunjukkan bahwa kadar Fe tidak ada perbedaan signifikan antara sampel positif dan negatif mengandung logam berat Pb. Hasil analisis korelasi juga menunjukkan tidak ada korelasi antara kadar logam berat Pb terhadap kadar Fe. Simpulannya adalah masih terdapat darah kambing yang tercemar logam berat Pb yaitu 12 dari 20 kambing yang diperiksa. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara kadar Fe darah sampel yang negatif dan positif mengandung logam berat Pb.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Inaya, Nur, Devi Armita, and Hafsan Hafsan. "Identifikasi masalah nutrisi berbagai jenis tanaman di Desa Palajau Kabupaten Jeneponto." Filogeni: Jurnal Mahasiswa Biologi 1, no. 3 (2021): 94–102. http://dx.doi.org/10.24252/filogeni.v1i3.26114.

Full text
Abstract:
Nutrisi tanaman adalah unsur kimia penting yang dibutuhkan oleh tanaman dan secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam metabolisme serta aktivitas fisiologis dalam tubuh tanaman. Berdasarkan tingkat kebutuhan tanaman, nutrisi dibedakan menjadi 3 yaitu nutrisi dasar, nutrisi makro yaitu Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg) dan Belerang (S) serta nutrisi mikro yaitu Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Molibdenum (Mo), Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl). Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi gejala defisiensi dan toksisitas nutrisi yang dialami oleh tanaman di Desa Palajau Kabupaten Jeneponto. Identifikasi gejala dilakukan secara visual (pengamatan langsung). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa jenis tanaman yang mengalami masalah nutrisi yaitu tanaman kacang hijau menunjukkan gejala defisiensi unsur Fe dan toksisitas unsur Zn, jagung menunjukkan gejala defisiensi unsur K, kelapa menunjukkan gejala defisiensi unsur Mg dan K, jeruk menunjukkan gejala defisiensi unsur N, S, dan Ca, mangga menunjukkan gejala defisiensi unsur K dan gangguan unsur B, serta tanaman srikaya yang menunjukkan gejala defisiensi unsur K. Pengamatan visual merupakan langkah awal untuk mengetahui masalah nutrisi pada tanaman, sehingga perlu dilakukan analisis laboratorium berupa analisis tanah (soil testing) dan analisis jaringan tanaman untuk mendukung data yang diperoleh di lapangan.Kata Kunci: idefisiensi, identifikasi visual, nutrisi tanaman, toksisitas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Rettob, Abraham Laurens, and Martasiana Karbeka. "PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN HF PADA PROSES PREPARASI TERHADAP KADAR UNSUR BAHAN MAGNETIK PASIR BESI." Walisongo Journal of Chemistry 2, no. 1 (2019): 6. http://dx.doi.org/10.21580/wjc.v3i1.3877.

Full text
Abstract:
<p class="E-JournalAbstractBodyIndo">Bahan magnetik (BM) pasir besi alam merupakan salah satu sumber adsorben magnetik. Selain BM, pasir besi alam juga mengandung bahan non-magnetik . Preparasi BM pasir besi dilakukan pada penelitian ini dengan tujuan untuk meningkatkan kadar unsur magnetik di dalamnya. Pasir besi alam yang digunakan berasal dari pesisir pantai Lansilowo. Preparasi dilakukan dengan pencucian menggunakan larutan HF dengan konsentrasi 0, 2, 5 dan 10%. Hasil analisis kadar unsur dengan XRF menunjukkan bahwa unsur dominan pada pasir besi Lansilowo adalah Fe dan Cr, yang merupakan unsur penyumbang sifat kemagnetan pada BM. Pencucian dengan larutan HF berbagai konsentrasi menyebabkan terjadinya perubahan kadar unsur pada BM. Semakin tinggi konsentrasi larutan HF mengakibatkan terjadinya peningkatan kadar Fe dan Cr total (89,56%) serta penurunan kadar Si (2,60%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi larutan HF optimum yang digunakan adalah 10%.</p><p> </p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Basmal, Jamal, Irma Hermana, and Sardino Sardino. "Pemanfaatan Tepung Ampas dari Ekstraksi Agar untuk Bahan Pupuk Tanaman." Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 11, no. 2 (2017): 195. http://dx.doi.org/10.15578/jpbkp.v11i2.301.

Full text
Abstract:
Penelitian pembuatan dan karakterisasi pupuk dari campuran tepung ampas ekstraksi agar dan tepung silase telah dilakukan dengan maksud untuk menyediakan bahan pupuk alternatif dari limbah padat ekstraksi agar. Perlakuan yang diberikan adalah rasio antara tepung ampas dari ek strak si agar : tepung silase (tepsil) : pasta Sargas s um yaitu 98,6%:0%:1,4%; 95,8%:2,8%:1,4% ; 93,1%:5,5%:1,4% dan 90,6%:8%:1,4%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung ampas dari ekstraksi agar mempunyai kandungan unsur hara N sebesar 2,2 ±0,03% dan tepsil 9,18±0,15%. Kombinasi perlakuan yang diberikan menggunakan pasta Sargassumsebagai perekat menghasilkan kandungan unsur hara makro dan mikro yang bervariasi. Penambahan tepsil ke dalam tepung ampas dari ekstraksi agar dapat meningkatkan unsur hara makro N, unsur hara mikro Zn dan Cu, serta meningkatkan nilai kadar abu, tetapi menurunkan unsur hara K, P, Fe, dan Mn. Perlakuan terbaik berdasarkan kandungan unsur hara makro N ditemukan pada perlakuan rasio antara tepung ampas dari ekstraksi agar : tepsil : pasta sargassum = 90,6% : 8%: 1,4% yang mempunyai nilai unsur hara N 6,72%, P 0,34%; K 0,014%; Cu 0,22 ppm; Fe 386,3 ppm; Mn 9,5 ppm; Zn 394,5 ppm; nilai kadar abu 20,72%, kadar air 6,20% dan kemampuanmenyerap air selama 50 menit perendaman sebesar 324%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Syihabuddin, Dimas Muhamad, and Munasir Munasir. "GREEN SYNTHESIS NANOPARTIKEL Fe3O4 DENGAN BIOREDUKTOR EKSTRAK DAUN MIMBA (Azadirachta indica): APLIKASI SEBAGAI MATERIAL FOTOKATALIS DEGRADASI METHYLENE BLUE." Inovasi Fisika Indonesia 13, no. 3 (2024): 118–23. https://doi.org/10.26740/ifi.v13n3.p118-123.

Full text
Abstract:
Beberapa tahun terakhir masalah pencemaran lingkungan udara di Indonesia cukup meyakinkan, sehingga diperlukan material semikonduktor yang mampu mengatasi hal tersebut, salah satunya dengan menggunakan aktivitas fotokatalis untuk mengatasinya. Tujuan penelitian ini yaitu (1) menganalisis karakteristik nanopartikel Fe 3 O 4 yang dibuat dengan green sintesis menggunakan daun Mimba ( Azadirachta indica ); (2) menganalisis nilai persentase degradasi zat warna metilen biru oleh nanopartikel Fe 3 O 4 pada aktivitas fotokatalis menggunakan sinar UV. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa persentase atomik dari unsur besi (Fe) dan oksigen (O) yang berturut-turut turut sebesar 53,64% dan 46,36%. Hal ini menunjukkan keberhasilan dalam sintesis nanopartikel Fe 3 O4 dengan metode green sintesis berdasarkan kandungan komposisi unsur Fe dan O yang tinggi dan memiliki ukuran butir Fe 3 O 4 sebesar 80 nm. Hasil penelitian pada aktivitas fotokatalik methylene blue dengan waktu penyusunan 210 menit pencampuran katalis Fe 3 O 4 memiliki presentase degradasi sebesar 98,97%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Ramdani, Fasya Zahra Fauziyyah Ramdani, Ayumi Hana Putri Ramadhani, Andhi Cahyadi, Ernowo, and Wahyu Widodo. "DERAJAT LATERITISASI DAN PENGAYAAN UNSUR FE-NI-CO PADA BATUAN HARSBURGIT DI PULAU SEBUKU, KALIMANTAN SELATAN." Buletin Sumber Daya Geologi 18, no. 3 (2024): 171–82. http://dx.doi.org/10.47599/bsdg.v18i3.411.

Full text
Abstract:
Iklim tropis di Indonesia menyebabkan tingginya tingkat pelapukan kimiawi atau lateritisasi pada batuan ultrabasa menghasilkan pengayaan unsur-unsur ekonomis diantaranya Fe, Ni dan Co yang terakumulasi pada zona limonit maupun saprolit. Penelitian ini dilakukan di Pulau Sebuku yang didominasi oleh batuan ultrabasa diantaranya adalah harsburgit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh derajat lateritisasi pada zona limonit, saprolit dan batuan asal terhadap pengayaan Fe, Ni dan Co. Sebanyak 95 sampel diambil dari 9 lubang bor dan dianalisis menggunakan XRF untuk mengetahui unsur utama dan unsur ekonomis. Derajat lateritisasi dihitung dari kandungan SiO2 dibagi dengan akumulasi total SiO2, Al2O3 dan Fe2O3 atau S/SAF indeks menggambarkan intensitas dari reaksi kimia. Nilai terendah dari S/SAF indeks menunjukkan derajat lateritisasi yang lebih tinggi. Masing-masing zona limonit, saprolit dan batuan dasar memiliki nilai indeks S/SAF berkisar dari 0,16 s.d. 0,58 (lateritisasi kuat), 0,27 s.d. 0,85 (lateritisasi sedang-kaolinisasi) dan 0,77 s.d. 1,24 (batuan induk). Zona dengan derajat lateritisasi kuat mengandung kadar Fe antara 36% s.d. 51%, Ni 0,80% s.d. 1,38 % dan Co 0,07% s.d. 1,17%. Harsburgit mengandung kadar Fe 4,86% s.d. 7,99%, Ni 0,20% s.d. 1,76% dan Co 0,005% s.d. 0,015%. Derajat lateritisasi di zona limonit lebih tinggi dibandingkan dengan zona saprolit dan batuan dasar harsburgit disebabkan oleh dekomposisi dari mineral silika, pembentukan mineral sekunder pembawa besi dan aluminium oksida-hidroksida. Derajat lateritisasi memiliki hubungan positif dengan pengayaan Fe dan Co, tetapi tidak berkorelasi terhadap pengayaan Ni.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Andika, Clensaint, Indreswari Suroso, and Noviana Utami. "KARAKTERISTIK KOMPONEN FUEL NOZZLE GASKET PESAWAT CESSNA GRAND CARAVAN 208B." Teknika STTKD: Jurnal Teknik, Elektronik, Engine 7, no. 2 (2021): 293–98. http://dx.doi.org/10.56521/teknika.v7i2.341.

Full text
Abstract:
Pesawat Cessna Grand Caravan 208B merupakan pesawat angkut ringan bermesin tunggal dengan penggerak propeller atau engine turboprop. Ada banyak komponen yang saling berhubungan pada mesin pesawat, salah satunya adalah fuel nozzle gasket yang berada diantara fuel nozzle dan combustion chamber yang berfungsi untuk menjaga tekanan yang dihasilkan dari ruang bakar agar tidak keluar dari mesin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik komponen fuel nozzle gasket pesawat Cessna Grand Carravan 208B yang meliputi 1). Komposisi kimia, 2.) Kekerasan Vickers, 3). Laju keausan, 4). Struktur mikro, dan 5). Laju korosi. 
 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif melalui pengujian: 1). komposisi kimia yang digunakan untuk mempelajari unsur-unsur dan persentase, 2). kekerasan Vickers yang digunakan untuk mempelajari tingkat kekerasan. 3). keausan yang digunakan untuk mempelajari laju keausan, 4). struktur mikro yang digunakan untuk mempelajari fasa-fasa yang terjadi, dan 5). korosi yang digunakan untuk mempelajari laju korosi.
 Karakteristik komponen fuel nozzle gasket pesawat Cessna Grand Carravan 208B meliputi 1). komposisi kimia dengan unsur-unsur dominan adalah unsur-unsur Fe 69,6500%; Cr 17,600%; Ni 9,1190%; Mn 1,7230%; Si 0,4920% dan termasuk dalam paduan baja austenitik AISI 304 dengan unsur-unsur C < 0,07%; Mn <2%; Cr 17 - 19%; dan Ni 8,5 - 10,5%, 2). kekerasan Vickers rata-rata sebesar 162,26 VHN yang dipengaruhi unsur-unsur Cr, Mn, dan C, 3). struktur mikro menunjukkan fasa perlit (yang tersusun oleh unsur Fe dan unsur C) lebih dominan dibandingkan dengan fasa ferit (yang tersusun oleh unsur Cr), 4). laju keausan sebesar 0,56020 mm3/kgm dan tergolong rendah yang dipengaruhi adanya unsur Mn. 5). laju korosi sebesar 0,036 MPY dan dikategorikan sebagai relative corrosion resistance “outstanding” yang dipengaruhi oleh unsur Cr dan unsur Ni.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Supriyono, Haryono, and Daryono Prehaten. "Kandungan Unsur Hara dalam Daun Jati yang Baru Jatuh pada Tapak yang Berbeda." Jurnal Ilmu Kehutanan 8, no. 2 (2016): 108. http://dx.doi.org/10.22146/jik.10169.

Full text
Abstract:
Seresah di lantai hutan memegang peranan penting dalam menjaga produktivitas dan kelestarian hutan selain dapat mengendalikan erosi, mempengaruhi daur hidrologi dan unsur hara juga berfungsi sebagai penyimpan karbon. Kandungan unsur hara dalam seresah/daun sangat dipengaruhi oleh: spesies, genetik, bahan induk, tanah, dan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur-unsur hara C, N, P, K, Ca, Mg, Na, Fe, Mn, dan Cu dalam seresah daun jati yang baru jatuh pada beberapa tapak. Sampel seresah (daun) diambil dari tanaman jati berumur 10 tahun, dari klon-klon unggul yang berasal dari tapak yang berbeda di Jawa. Analisis C dilakukan dengan metode Walkley dan Black dan N dengan metode Kjeldahl. Analisis P, K, Ca, Mg, Na, Fe, Mn, dan Cu dilakukan dengan mengekstrak sampel dengan campuran asam keras (HClO4 + HNO3), P terekstrak diukur dengan spektrofotometer sedangkan unsur logam dengan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS).Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan C tidak jauh berbeda berkisar 46,49-52,32%, sedangkan kandungan N dan P agak berbeda dengan nilai 0,52-1,28% dan 0,04-0,14%, sedangkan kandungan K, Ca, dan Mg agak berbeda secara berturutan mempunyai nilai 0,06-0,52%, 1,69-2,64% dan 0,10-0,45%, sedangkan Na hampir tidak berbeda berkisar antara 0,018-0,025%. Kandungan Fe dan Mn mempunyai perbedaan yang cukup besar berkisar antara 185-898 ppm dan 63-202 ppm, sedangkan Cu dan Zn tidak banyak berbeda berkisar antara 54-126 ppm dan 32-58 ppm. Hubungan antara kadar unsur yang bersifat mobile (C, N, dan P) pada seresah dan tanah tidak menunjukkan tren yang nyata, sebaliknya unsur yang bersifat immobile (K, Ca, Mg, dan Na) selalu konsisten antara kadar unsur hara di seresah dengan kadar unsur hara di tanah.Kata kunci: : jati, seresah daun, unsur hara, tapak, JawaNutrients content from new fallen leaves of teak from different sitesAbstractLitter on forest floor plays a very important role to maintain forest productivity and sustainability. The litter can control soil erosion, hydrology and nutrient cycles and has a function as carbon storage. The nutrients content in the leaf litter is affected by species, genetic, parent material, soil and climate. The objective of this research was to investigate the nutrient content of C, N, P, K, Ca, Mg, Na, Fe, Mn, and Cu in the litter from different sites. The newly fallen leaves samples were taken from the clonal teak plantation at ten years old, which planted at seven different sites in Java. The carbon (C) analysis was done with Walkley and Black and N with Kjeldahl method. Meanwhile for total P, K, Ca, Mg, Na, Fe, Mn, and Cu, the samples were extracted with mixture between HClO4 and HNO3, extracted P was measured with spectrophotometer and the metals of K, Ca, Mg, Na, Fe, Mn, and Cu were measured with Atomic Absorption Spectroscopy (AAS). The result showed that carbon content was not much different, valued 46.49-52.32%, and N and P had a little bit different value 0.52-1.28% and 0.04-0.14%, respectively. K, Ca, and Mg content was slightly different valued 0.06-0.52%, 1.69-2.64%, and 0.10-0.45%, respectively, while Na almost had not different ranged between 0.018-0.025%. Fe and Mn content were much different among the sites ranged 185-898 ppm and 63-202 ppm, respectively, while Cu and Zn were not much different valued 54-126 ppm and 32-58 ppm, respectively. The relationship between levels of elements that are mobile (C, N, and P) on litter and soil do not indicate a real trend. Otherwise immobile elements (K, Ca, Mg, and Na) are always consistent between the levels of nutrients in the litter with high levels of nutrients in the soil.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Suroso, Indreswari, and Ahmad. "PENGARUH TEKANAN 150 MPa DAN SUHU SINTERING 495OC TERHADAP KARAKTERISTIK GREENBODY METAL MATRIX COMPOSITE Fe-Cr-Mn-Al-Si-Cu." Teknika STTKD: Jurnal Teknik, Elektronik, Engine 10, no. 2 (2024): 273–82. https://doi.org/10.56521/teknika.v11i1.1344.

Full text
Abstract:
Metal Matrix Composite adalah material komposit yang terdiri dari dua atau lebih material logam. Material logam sebagai matriks dan lainnya sebagai penguat. Penguat dapat berupa serat alami, alumina, SiC, dan serat karbon. Matriks dalam penelitian ini adalah Fe. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik green body MMC FeCrMnAlSiCu. MMC memberikan inovasi dalam meningkatkan sifat material. Dalam penelitian ini menggunakan MMC sebagai material pembuatan greenbody brake lining pesawat. Brake lining pesawat, saat ini masih import dan harga mahal. Penelitian ini menguatkan bahwa brake lining pesawat layak dibuat didalam negeri dengan berbagai penelitian pendukung Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode mixing serbuk selama 1 jam dengan kecepatan putaran 75 RPM, kompaksi dengan cold compaction sebesar 150 MPa, dan sintering pada suhu 445oC selama 1 jam. Hasil EDS spot 1 menunjukkan unsur dominan adalah 36,42 Cu dan hasil SEM spot 1 menunjukkan unsur carbon tinggi karena ada oksidasi dari oksigen sehingga menimbulkan korosi. Hasil EDS spot 2 menunjukkan unsur dominan adalah Fe. Hal ini disebabkan pengujian EDS pada titik spot 2 terdapat unsur dominan Fe yaitu 69,900. Hasil SEM pada spot 2 adalah pada spot 2 unsur Ni nol karena terlalu kecil sehingga tidak terdistribusi pada spot 2. Kekerasan rata-rata green body MMC FeCrMnAlSiCu adalah 174,87 VHN memiliki ketahanan keausan yang baik dan mengalami deformasi plastis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Sholikha, Munawarohthus, Fauziah Cinta Natasya, and Lia Puspitasari. "Analisis Kandungan Logam Timbal (Pb), Besi (Fe) Dan Magnesium (Mg) Pada Pakan Ayam Ras Petelur Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)." SAINSTECH FARMA 14, no. 2 (2021): 109–13. http://dx.doi.org/10.37277/sfj.v14i2.1014.

Full text
Abstract:
Pakan dibutuhkan oleh ayam ras petelur, namun dalam pakan tersebut dapat mengandung unsur logam seperti timbal, besi, magnesium, dan lain–lain. Hal ini akan berpengaruh terhadap produk ternak yang dihasilkan dari ayam tersebut. Jika unsur–unsur logam tidak terkontrol akan memberikan efek negatif untuk manusia yang mengonsumsi telur tersebut seperti kanker dan penyakit lainnya. Untuk mengetahui unsur–unsur logam yang terdapat di dalam pakan, dilakukan pengujian dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Sampel uji diperoleh dari dua distributor berbeda yaitu sampel A dan sampel B yang terletak di daerah Jakarta. Dari pengujian tersebut didapatkan hasil, logam Pb (sampel A = 0,0276 mg/kg dan sampel B = Tidak Terdeteksi), logam Fe (sampel A = 134,79 mg/kg dan sampel B = 117,9 mg/kg), logam Mg (sampel A = 413,6 mg/kg dan sampel B = 363,7 mg/kg). Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa pakan tersebut mengandung logam Pb tetapi masih di bawah nilai ambang batas, sedangkan kandungan logam Fe dan Mg nilainya berada di atas nilai ambang batas yang direkomendasikan oleh SNI 0,05 mg/kg.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Hariyani, Hariyani, Vandalita M. M. Rambitan, Elsje Theodora Maasawet, Herliani Herliani, Evie Palenewen, and Masitah Masitah. "Analisis Kandungan Unsur Hara Tumbuhan Sembung Rambat (Mikania Micrantha Kunth) yang Berpotensi Sebagai Pupuk Organik (Sebagai Penunjang Materi Keanekaragaman Hayati SMA Kelas X)." Bioed : Jurnal Pendidikan Biologi 12, no. 2 (2024): 114. http://dx.doi.org/10.25157/jpb.v12i2.16156.

Full text
Abstract:
Sembung rambat (Mikania micrantha Kunth) merupakan tumbuhan yang memiliki pertumbuhan invasif yang sulit dikendalikan dan dapat merusak ekosistem lingkungan alami. Upaya pengendalian sembung rambat (Mikania micrantha Kunth) dengan memanfaatkannya sebagai pupuk organik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kandungan unsur hara pada tumbuhan sembung rambat (Mikania micrantha Kunth) dan mengetahui kadar unsur hara pada tumbuhan sembung rambat (Mikania micrantha Kunth). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang dilaksanakan di Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. Sampel yang diteliti terdiri dari tumbuhan sembung rambat (Mikania micrantha Kunth) yaitu daun (100 gram), batang (100 gram) dan akar (100 gram). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tumbuhan sembung rambat (Mikania micranthaKunth) pada daun, batang dan akar memiliki kandungan unsur hara makro dan mikro yang berpotensi sebagai pupuk organik. Kandungan unsur hara makro pada daun terdiri dari C-Organik 46,34%, N 4,32%, P 0,31%, K 1,48%, Ca 0,58%, Mg 0,25% dan Na 0,22%, batang yaitu C-Organik 48,4%, N 1,57%, P 0,26%, K 1,92%, Ca 0,15%, Mg 0,09% dan Na 0,25%, dan akar yaitu C-Organik 19,04%, N 2,22%, P 0,26%, K 2,38%, Ca 0,31%, Mg 0,19% dan Na 0,32%. Kandungan unsur hara mikro pada daun terdiri dari Fe 0,07%, Mn 28,14 mg∕kg, Cu 17,90 mg∕kg dan Zn 49,13 mg∕kg, batang yaitu Fe 0,08%, Mn 13,32 mg∕kg, Cu 76,1 mg∕kg dan Zn 11,38 mg∕kg, dan akar yaitu Fe 1,09%, Mn 80,56 mg∕kg, Cu 24,75 mg∕kg dan Zn 52,64 mg∕kg.Kata Kunci: Pupuk organik, Sembung rambat (Mikania micrantha Kunth), Unsur hara
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Sulaiman, Al Faathir Rasyid, Pou Anda, and Syamsul Razak Haraty. "ANALISIS KARAKTERISTIK TANAH MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK DAN X-RAY FLUORESCENCE DI KECAMATAN OHEO." JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi) 8, no. 3 (2022): 171–85. http://dx.doi.org/10.23960/jge.v8i3.225.

Full text
Abstract:
Tanah adalah benda alam yang memiliki kemampuan dalam menyediakan unsur hara. Jika tanah kekurangan unsurhara maka akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsurhara mikro adalah unsur yang memiliki sifat kemagnetan yang tinggi dari unsure lainnya, sehingga dalam menganalisis tingkat kesuburan tanah dapat menggunakan metode Suseptibilitas Magnetik. Penelitian ini telah dilakukan di Kecamatan Oheo, Kabupaten Konawe Utara, pengambilan sampe lterdiri 2 stasiun dengan topografi yang berbeda. Setiap stasiun terdiri atas 6 titik sampel dengan kedalaman 20, 40, dan 60 cm dan jarak antar titik sampel 100 m. Sampel tersebut kemudian diolah menggunakan instrumen MS2B dan XRF. Hasil pengukuran suseptibilitas magnetik yang tinggi berada di stasiun 1 topografi berbukit memiliki nilai suseptibilitas magnetik(χLF) berkisar 604,3–3414,5(10-8 m3/kg). Sedangkan stasiun 2 topografi datar memiliki nilai suseptibilitas magnetik (χLF) berkisar antara 109,8–342,6(10-8m3/kg). Hasil pengukuran XRF menunjukkan kedua stasiun tersebut masih kekurangan unsur hara mikro Co dan unsur Fe melebihi kadar konsentrasi yang diinginkan. Stasiun 1 memiliki nilai χFD (%) yang menunjukkan 75% mengandung bulir super paramagnetik, sedangkan stasiun 2 terlihat beberapa titik hanya 10% mengandung bulir super paramagnetik. Sehingga dapat dikatakan bahwa stasiun 1 telah mengalami penurunan kesuburan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Napisah, Khairatun, and Wahida Annisa. "Peran Purun Tikus (Eleocharis dulcis) sebagai Penyerap dan Penetral Fe di Lahan Rawa Pasang Surut." Jurnal Sumberdaya Lahan 13, no. 1 (2020): 53. http://dx.doi.org/10.21082/jsdl.v13n1.2019.53-59.

Full text
Abstract:
<strong>Abstrak</strong>. Lahan rawa pasang surut merupakan salah satu agroekosistem potensial untuk pengembangan pertanian, khususnya tanaman pangan. Kendala yang dihadapi antara lain yaitu: kemasaman tanah yang tinggi, ketersediaan unsur hara dalam tanah yang relatif rendah serta kandungan unsur beracun seperti Al, Fe dan H<sub>2</sub>S. Purun tikus (<em>Eleocharis dulcis</em>) merupakan tanaman hiperakumulator lahan rawa pasang surut yang memiliki kemampuan dalam menyerap atau menetralisir unsur-unsur meracun. Purun tikus memang memiliki kemampuan menyerap logam berat sebanyak 1% dari bobot keringnya atau setara dengan 1,560 mg kg<sup>-1</sup> Fe. Secara umum tanaman hiperakumulator mampu mengakumulasi logam mencapai 11 % dari berat kering. Pada kondisi tergenang logam Fe dapat hilang dari larutan tanah melalui beberapa cara antara lain dengan pengendapan, terjerap pada permukaan liat atau Fe<sup>3+</sup> oksida, teroksidasi menjadi Fe<sup>3+</sup>dan terbawa bersama air drainase.<p> </p><p><strong>Abstract</strong>. Tidal swamp land is one of the potential agroecosystem for agricultural development, especially food plants. The found obstacles here are: high acidity of soil, the availability of nutrients in the soil is relatively low and the content of toxic elements such as Al, Fe and H<sub>2</sub>S. Purun tikus (<em>Eleocharis dulcis</em>) is a tidal swamp hyperacumulator plant that has the ability to absorb or neutralize poisonous elements. Purun Tikus has the ability to absorb heavy metals as much as 1% of the dry weight or equivalent to 1.560 mg kg<sup>-1</sup> Fe. In general, hyperacumulator plants are able to accumulate metals reached 11% of dry weight. In the inundated conditions, Fe metal can be lost from the soil solution in several ways, among others by precipitation, absorbed on the clay surface or Fe<sup>3+</sup> oxide, oxidized to Fe<sup>3+ </sup>and carried along with drainage water.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Prianata, Yogi La Ode, La Ode Dzakir, Muhamad Karnoha Amir, and Muhammad Ilham Kadar. "Pemetaan Distribusi Konsentrasi Besi (Fe) Berdasarkan Karakteristik Endapan Dengan Pengaplikasian Metode IDW (Inverse Distance Weighting), Palangga Konawe Selatan." Mining Science And Technology Journal 2, no. 2 (2023): 118–26. http://dx.doi.org/10.54297/minetech-journal.v2i2.486.

Full text
Abstract:
Konsentrasi besi (Fe) terkadang ditemukan sebagai kandungan logam tanah (residual). Di Indonesia jenis endapan sekunder ditemukan di Halmahera, Sulawesi Timur (Morowali), Sulawesi Selatan (Sorowako) dan Sulawesi Tenggara (Pomalaa Kolaka), termasuk wilayah Konawe Selatan. Guna mengetahui distribusi konsentrasi Fe yang terkandung dalam endapan nikel laterit, penerapan metode Inverse Distance Weighting (IDW) dipilih dalam melakukan penaksiran distribusi konsentasi Fe. Tentunya hal ini berkaitan dengan kegiatan selanjutnya termaksud menentukan karakter unsur Fe yang terdapat pada daerah penelitian. Distribusi nilai konsentrasi Fe terendah adalah 0-4.85% dan yang tertinggi adalah 25.31-40.47% dengan frekuensi 5-12% yang menunjukan skewness positif. Berdasarkan arah distribusi konsentrasi Fe dengan menggunakan metode IDW cenderung mengarah pada arah 315o (BT) dan 135o (TG), hal tersebut dikarenakan proses sampling yang hanya terpusat pada titik tertentu. Sehingga dalam memperkirakan nilai distribusi hanya tertuju pada suatu titik berdasarkan nilai titik sampel yang mengelilinginya. Karakteristik konsentrasi Fe dipengaruhi oleh kehadiran batugamping di permukaan, sehingga menyebabkan kandungan air hilang dan larutan Fe akan bersenyawa dengan oksida dan terendapkan sebagai ferri hidroksida. Kehadiran mineral pembewa unsur Fe seperti: magnetite (Fe3O4), hematite (Fe2O3), kromite (FeCr2O4), and gutite (FeO(OH)) semakin memperkuat konsentrasi Fe pada daerah penelitian.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Noviati, Abdul Rahim Sya`ban, Juslan, and Muhammad Ramdan. "Mobilisasi Unsur Logam terhadap Kejadian Dermatitis ditinjau dari Personal Hygiene Masyarakat pada Lingkar Tambang Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe." Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandala Waluya 3, no. 2 (2023): 75–82. http://dx.doi.org/10.54883/jikmw.v3i2.650.

Full text
Abstract:
Aktivitas pertambangan di Kecamatan Amonggedo membawa dampak terhadap kondisi kesehatan masyarakat dan lingkungan diantaranya data 10 penyakit tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Amonggedo setelah hadirnya aktivitas pertambangan menunjukkan 2 jenis penyakit akibat persebaran logam yang terus meningkat dalam 3 tahun terakhir yaitu Penyakit Kulit dan Jaringan Bawah Kulit.
 Hasil Penelitian menunjukkan Kadar logam pada unsur tanah dominan melebihi nilai ambang batas baik di inlet maupun outlet yaitu Ni, Fe, Mg, Al, Si, Ca, Cr, Kadar logam pada unsur air beberapa unsur melebihi nilai ambang batas baik di inlet maupun outlet yaitu TSS, Fe, Ni, Co, Pb, sehingga dapat diketahui ada hubungan yang kuat antara Personal Hygiene dengan kejadian penyakit dermatitis di Wilayah Kerja Puskesmas Amonggedo Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Stevanus, Charlos Togi, Jamin Saputra, and Thomas Wijaya. "PERAN UNSUR MIKRO BAGI TANAMAN KARET." Warta Perkaretan 34, no. 1 (2015): 11. http://dx.doi.org/10.22302/ppk.wp.v34i1.59.

Full text
Abstract:
Pemupukan merupakan kegiatan penting bagi perkebunan karet. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemupukan pada tanaman karet berpengaruh pada pertumbuhan, status hara, peningkatan produksi dan ketahanan terhadap penyakit. Pemupukan yang intensif pada masa tanaman belum menghasilkan karet akan meningkatkan ''nutrient bank”, sehingga setidaknya beberapa tahun setelah tanaman masuk ke tahap tanaman menghasilkan, pemupukan dapat diminimalkan sepanjang status hara yang tinggi dapat dipertahankan. Namun demikian, umumnya kegiatan pemupukan tanaman karet hanya mempertimbangkan unsur makro saja (N, P, K, Ca, dan Mg) sehingga mulai gejala defisiensi unsur mikro (B, Cu, Zn, Mn, Mo, dan Fe) terlihat di beberapa perkebunan karet setelah beberapa kali siklus penanaman karet.Selain itu, sistem manajemen budidaya perkebunan karet untuk beberapa dekade terakhir ini seperti penggunaan klon-klon unggul, penerapan tanaman sela diantara tanaman karet dan lahan yang telah digunakam beberapa kali siklus penanaman karet juga ikut menjadi penyebab terjadi defisiensi unsur mikro. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji peran penting unsur mikro pada pertumbuhan karet dan bagaimana gejala defisiensi unsur mikro yang terjadi di perkebunan karet.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Mangallo, Bertha, Roy Klivorth Max Raturoma, and Markus Heryanto Langsa. "Komposit Kitosan-Silika Abu Sekam Padi Sebagai Pupuk Lepas lambat Fe2+ dan Mn2+." Jurnal Natural 17, no. 2 (2022): 97–103. http://dx.doi.org/10.30862/jn.v17i2.149.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi kitosan dari limbah kulit udang, sintesis komposit kitosan-abu sekam padi sebagai pupuk lepas lambat yang mampu melepaskan unsur hara secara slow release serta menguji pelepasan ion Fe²⁺ dan ion Mn²⁺ dari komposit kitosan-abu sekam padi. Metode yang digunakan untuk mengisolasi kitosan meliputi tahap deproteinasi menggunakan NaOH 2,5% , tahap demineralisasi menggunakan HCl 1,5 N, dan tahap deasetilasi menggunakan NaOH 50%. Rendemen kitosan yang dihasilkan dari cangkang udang asal Bintuni adalah 58,63%. Uji pelepasan Fe²⁺ dan Mn²⁺ dari komposit kitosan-abu sekam padi menunjukkan bahwa pelepasan Fe²⁺ dan Mn²⁺ dari media tanah terjadi secara bertahap atau secara perlahan, dimana pelepasan ion Fe²⁺ lebih cepat terlepas dibandingkan dengan ion Mn²⁺ yang disebabkan oleh perbedaan massa atom. Dengan demikian sintesis komposit kitosan-abu sekam padi sebagai pupuk lepas lambat dapat dikatakan mampu melepaskan unsur hara secara perlahan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Susetyo, Ferry Budhi. "STUDI KARAKTERISTIK LIMBAH RUST REMOVER XYZ." Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur 2, no. 1 (2015): 1–7. http://dx.doi.org/10.21009/jkem.2.1.1.

Full text
Abstract:
Rust remover XYZ adalah produk yang relatif aman, efektif serta tidak berbahaya bagi lingkungan. Produk ini jugatidak memberikan efek pada plastik, karet dan PVC. Produk ini berbahan dasar air (water based) bekerja pada pH6,0 sampai 7,1 (Rust Remover XYZ Technical Data Sheet). Untuk itu maka akan dilakukan penelitian secaraakademisi guna mengetahui kandungan limbah dari rust remover XYZ.Langkah yang pertama adalah mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian. Bahan yangdigunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yang pertama adalah pelat besi berkarat yang belum diketahuijenisnya. Kemudian yang kedua limbah hasil dari rendaman pelat besi berkarat tersebut. Pelat besi yang berkaratdengan ketebalan 1,2 mm kemudian dipotong dengan dimensi 31 mm x 29 mm. Analisis XRF dilakukan pada pelatbesi berkarat guna mengetahui unsur-unsur apa saja yang terdapat pada pelat tersebut. Kemudian limbah hasilperendamaan pelat besi berkarat tersebut kemudian di lakukan analisis XRF.Unsur-unsur pada plat besi berkarat yang terdeteksi oleh XRF adalah Al 2,09 %, Si 4,33 %, S 0,23 %, Ca 1,04 %,Mn 0,07 %, Fe 92,19 %. Unsur-unsur pada waste rust remover XYZ yang terdeteksi oleh XRF adalah P 26,03 %, S12,44 %, Ca 0,38 %, Mn 0,98 %, Fe 59,96 %, dan Zr 0,21 %.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Sarni Afrianti, Sarni Afrianti, La Ode Ngkoimani La Ode Ngkoimani, and Irawati Irawati Irawati. "Analisis Sifat Kerentanan Magnetik Pencemaran Logam Berat Di Wilayah Pesisir Perairan Konawe Selatan." Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia 4, no. 03 (2022): 166. http://dx.doi.org/10.56099/jrgi.v4i03.28846.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan pengukuran menggunakan metode suseptibilitas magnetik untuk menganalisis kerentanan magnetik pencemaran logam berat di wilayah pesisir perairan Konawe Selatan. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang sifat kerentanan magnetik pencemaran logam berat pada sedimen sebagai indikator pencemaran. Dalam penelitian ini dilakukan dengan mengukur nilai suseptibilitas magnetik, uji (XRF) dan metode penilaian kualitas sedimen pesisir. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan diperoleh nilai suseptibilitas magnetik 13x 10-8 m3/ kg sampai dengan 1051.5 x 10-8 m3/kg. Hasil pengukuran XRF rata – rata diketahui bahwa konsentrasi logam berat yang tinggi adalah Ni (2710ppm) dan Fe (54396.67 ppm). Tingkat pencemaran logam berat berdasarkan nilai CF kandungan unsur logam (Ni) memiliki nilai minimum sebesar (0.588 ppm) berada di ST 3.2 termasuk kontaminasi rendah dan nilai maksimum (101.764 ppm) berada di ST 5.1 termasuk kontaminasi tinggi. Sedangkan unsur logam (Fe) dengan nilai minimum (0.389 ppm) berada di ST 3.2 termasuk kontaminasi rendah dan nilai maksimum sebesar (2.097) berada di ST 5.1 termasuk kontaminasi sedang. Nilai minimum indeks beban pencemaran untuk unsur Ni dan Fe sebesar (0.63 ppm) dan nilai maksimum (14.610 ppm).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

F, Firdaus, Alam Budiman Thamsi, and Harianto Badduwahe. "Korelasi MgO dan SiO2 Terhadap Kadar Ni dan Fe Pada Endapan Nikel Laterit di PT MKAL." Jurnal GEOSAPTA 10, no. 1 (2024): 25. http://dx.doi.org/10.20527/jg.v10i1.15264.

Full text
Abstract:
Nikel laterit merupakan salah satu tipe endapan nikel yang ada di dunia selain nikel sulfida. Lokasi penelitian terletak di Desa Ungkaya, Kecamatan Witaponda, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis korelasi MgO dan SiO2 terhadap kadar Ni dan Fe pada zona limonit dan saprolit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengelompokkan data berdasarkan titik lokasi. Setelah masuk ke dalam Microsoft Excel kemudian diolah untuk mendapatkan hasil berupa data kadar MgO, SiO2, Ni dan Fe dari zona limonit hingga saprolit. Kemudian dilakukan analisis korelasi antara kadar MgO, SiO2, Ni dan Fe menggunakan grafik, dengan menggunakan software Microsoft Excel. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah korelasi terbalik antara MgO dan Ni. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kandungan MgO maka kandungan Ni semakin rendah begitu pula sebaliknya. Hubungan kandungan SiO2 dengan Ni menunjukkan bahwa bijih nikel terkonsentrasi oleh SiO2. Dimana terlihat bahwa kandungan Ni menurun saat mendekati batuan ultrabasa sedangkan unsur SiO2 meningkat. Korelasi antara MgO dan Fe berbanding terbalik. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar MgO maka kandungan Fe semakin rendah begitu pula sebaliknya. Hubungan SiO2 dengan Fe dimana terlihat bahwa kandungan Fe menurun ketika mendekati batuan ultrabasa sedangkan unsur SiO2 meningkat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Sulanjari, Sulanjari, and Didik Aryanto. "FABRIKASI PADUAN Fe-Al DARI SAMPAH LOGAM HOME-INDUSTRI-LOKAL." Jurnal Teknik Mesin Cakram 3, no. 1 (2020): 26. http://dx.doi.org/10.32493/jtc.v3i1.5062.

Full text
Abstract:
Paduan Fe-Al merupakan senyawa intermetalik yang menarik untuk dipelajari. Hal tersebut karena dapat diaplikasikan sebagai struktur tahan korosi pada suhu tinggi. Daur ulang skrap Fe dan Al secara langsung untuk menjadi paduan FeAl memiliki keuntungan diantaranya murah dan dapat menggunakan bahan lokal. Pada penelitian ini telah dilakukan fabrikasi paduan Fe-Al dengan menggunakan material daur ulang skrap Fe dan Al. Skrap Fe dan Al dibersihkan dengan standar pembersihan dan dikeringkan dalam vakum oven. Skrap Fe dan Al dicampur dan dimilling dengan komposisi yang berbeda yaitu, 50%Fe50%Al, 75%Fe-25%Al, 87,5%Fe-12,5%Al. Campuran serbuk Fe-Al dikompaksi dalam bentuk pelet dan di sinter pada suhu 500°C selama 1 jam didalam tungku pemanas vakum dengan tekanan vakum 32 mbar. Hasil analisis XRD menunjukkan bahwa puncak difraksi memiliki kesesuaian dengan puncak difraksi unsur murni besi (Fe) dan alumunium (Al). Selain itu, reaksi Fe-Al, Fe-O dan Al-O juga terjadi. Hal itu ditandai dengan munculnya beberapa puncak kecil yang menunjukkan fasa Al13Fe4, Fe3Al, FeAl2, Al2O3 dan Fe2O3. Hasil karakterisasi morfologi menunjukkan bahwa semua sampel paduan Fe-Al masih tersusun oleh unsur Fe (abu-abu terang) dan Al (gelap). Hasil morfologi permukaan sampel paduan Fe-Al menguatkan hasil XRD. Nilai kekerasan berubah dengan perubahan komposisi Fe dan Al. Nilai kekerasan yang diperoleh dalam rentang 52,94 HV – 94,81 HV (pengukuran) dan 56,88 HV – 95,45 HV (perhitungan). Hasil pengukuran dan perhitungan nilai kekerasan menguatkan dari data XRD dan morfologi dari sampel paduan Fe-Al. Paduan Fe-Al yang disintering dengan suhu 500°C belum terbentuk intermetalik Fe-Al.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Sabtanto Joko Suprapto, Suparno, and Umi Yuliatin. "POTENSI KANDUNGAN UNSUR KIMIA EKONOMIS PADA LARUTAN PANAS BUMI DENGAN STUDI KASUS DI PLTP DIENG, KABUPATEN WONOSOBO DAN KABUPATEN BANJARNEGARA, PROVINSI JAWA TENGAH." Buletin Sumber Daya Geologi 15, no. 2 (2020): 89–100. http://dx.doi.org/10.47599/bsdg.v15i2.299.

Full text
Abstract:
Fluida panas bumi mempunyai kandungan unsur terlarut yang sangat tinggi. Metode geokimia digunakan untuk mengetahui indikasi potensi unsur kimia ekonomis yang terlarut. Eksplorasi panas bumi telah dilakukan di seluruh wilayah Indonesia terutama oleh Badan Geologi, menghasilkan data geokimia dari mata air panas, dengan menganalisis SiO2, Al, Fe, Ca, Mg, Na, K, Li, As, NH4, B, F, Cl, SO4, HCO3, dan CO2. Berdasarkan hasil kompilasi data geokimia dari 256 titik lokasi mata air panas di Indonesia, diolah secara statistik untuk mengetahui tipe fluida yang mempunyai potensi unsur terlarut tinggi serta, kelompok asosiasi unsur. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Dieng dengan permasalahan terbentuknya kerak silika, menarik untuk studi kasus potensi unsur ekonomis yang terlarut. Peninggian kandungan terlarut pada fluida panas bumi selain terbentuk secara alami, dipicu lebih kuat lagi oleh sistem operasi pembangkit panas bumi, yang mengubah fasa cair menjadi fasa uap, sehingga fasa cair yang tersisa menjadi semakin pekat. Potensi kandungan unsur kimia ekonomis ditentukan dengan pengukuran debit fasa cair terproduksi yang tersisa dan hasil analisis konsentrasi unsur terlarutnya. Hasil clustering data geokimia mata air panas diperoleh empat kelompok asosiasi unsur, kelompok SiO2–F, Al-Fe-SO4, Ca-Mg-Cl-Na-K, dan kelompok Li-B-HCO3. Kandungan litium terlarut tinggi di beberapa daerah panas bumi di Indonesia, terdapat pada mata air panas dengan fluida tipe khlorida. Brine terproduksi dari reservoir di PLTP Dieng berasal dari fluida tipe meteorik yang telah intensif bereaksi dengan batuan sekitar dan fluida tipe magmatik. Brine tersisa yang berasal dari beberapa separator dan keluar melewati silencer, di PLTP Dieng, mempunyai total debit 457,1 m3/jam, dengan kandungan kadar tinggi beberapa unsur kimia, litium 77,31-99,4 mg/l, silika 1109,25-1220,9 mg/l, boron 404,16-589,4 mg/l, kalium 2532,2-4536,5 mg/l, dan mangan 5,49-15,82 mg/l.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Ismawati, Sulfianti, and Mustar. "HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL RENTANG TABLET FE DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI POSYANDU DESA UNRA." Jurnal Suara Kesehatan 9, no. 1 (2023): 17–22. http://dx.doi.org/10.56836/journaliskb.v9i1.70.

Full text
Abstract:
Kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) masa depan, karena pertumbuhan dan perkembangan seorang anak sangat pasti sejak dalam kandungan. Salah satunya adalah status gizi ibu hamil, karena biasanya ibu hamil mengalami anemia. (Fanny L, 2011:79). Tablet zat besi (Fe) merupakan tablet mineral yang diperlukan oleh tubuh untuk pembentukan sel darah merah atau hemoglobin. Unsur Fe merupakan unsur paling penting dalam pembentukan sel darah merah. Tablet zat besi (Fe) sangat dibutuhkan oleh ibu hamil, sehingga ibu hamil diharuskan untuk mengonsumsi tablet Fe minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilannya (Kemenkes, 2018). Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Penelitian ini dilaksanakan di posyandu Desa Unra. Penelitian ini menggunakan crossectional dengan jumlah sampel 37 orang. Penentuan sampel menggunakan rumus uji hipotesis. Tehknik analisis data yaitu analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji chi square. Setelah uji statistic diperoleh hasil bahwa variable umur memiliki hubungan yang signifikan dengan pengetahuan ibu hamil tentang tablet FE dengan p-value = 0,011 p < 0,05. Sedangkan variable pendidikan tidak ada hubungan antara dengan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tablet FE dengan p-value = 0,089 p < 0,05.
 Kata Kunci : Ibu hamil, tablet FE, anemia
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Maya Falentina I Msiren, Endang Hartiningsih, and Karl Karoluz Wagab Meak. "Studi Keterdapatan Unsur Logam di Daerah Kampung Nafri, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua." Manufaktur: Publikasi Sub Rumpun Ilmu Keteknikan Industri 2, no. 4 (2024): 29–39. https://doi.org/10.61132/manufaktur.v2i4.756.

Full text
Abstract:
This research aims to identify the presence of metal elements in sandstone, laterite and clay minerals from Nafri Village, Abepura, Jayapura. The method used is X-Ray Fluorescence (XRF) at the Hydrology and Hydrogeochemistry Laboratory, ITB Bandung. Three field samples (ST-1, ST-2, ST-3) showed significant metal content. ST-1: contains, Fe(28.7%), Mn(0.0761%), Ti(0.692%), Ni(0.0297%), Cr(0.0907%), Na(trace), Mg(1.95%), Al(21.5 %), Cu(0.0565%), Zn(0.0294%), Rh(0.554%) ;ST-2 contains Na(0.493%), Mg(1.07%), Al(4.55%), K(0.801%), Ca (62.6%), Ti(0.364%), Mn(0.148%), Fe(14.0%), Cu(0.0342%), Sr(0.218%), Ag(0.135%); and ST-3 contains Na(0.625%), Mg(1.38%), Al(3.87%), K(0.937%), Ca(64.5%), Ti(0.409%), Mn(1.38%), Fe(7.37%). %), Sr(0.305%). The results show potential metal resources, particularly nickel and iron, in the area for further exploration and mining. This research provides important basic information for the study of geology and resource management in Jayapura
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Aryasa, Komang, and Wilem Musu. "Sistem Pakar Otomatisasi Baku Mutu Limbah Pertambangan Nikel Menggunakan Algoritma Supervised Mechine." CogITo Smart Journal 2, no. 1 (2016): 28. http://dx.doi.org/10.31154/cogito.v2i1.12.28-41.

Full text
Abstract:
Metode buka tutup pintu pembuangan limbah secara manual berdasarkan hasil uji laboratorium membutuhkan waktu relatif lama. Ketika hasil uji laboratorium menyatakan proses pembuangan harus dihentikan, limbah yang tidak memenuhi standar kelayakan sudah ikut terbuang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang sistem pakar menggunakan algoritma Supervised Learning untuk otomatisasi standar baku limbah pertambangan nikel, algoritma ini digunakan untuk mengklasifikasikan besaran nilai kandungan unsur dalam limbah, dan digunakan untuk mengoptimalkan proses penentuan kelayakan buang limbah. Algoritma ini bekerja setelah menerima data dalam bentuk nilai-nilai kandungan unsur yang dibangkitkan oleh sebuah aplikasi simulator yang mendeteksi kadar kandungan unsur dalam air limbah. Hasil analisis tersebut digunakan untuk menentukan kelayakan pembuangan limbah. Dari 11 unsur yang dianalisis tujuh unsur memiliki bobot nilai tertinggi dalam setiap pengukuran yaitu pH, TSS, Cu, Zn, Cr(6+), Cr Total, dan Fe., sementara Support Vector Machine hanya empat unsur yang memiliki nilai bobot tertinggi dari setiap pengukuran, yaitu unsur Cd, Pb, Ni dan Co.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Hasria, Hasria, Erwin Anshari, La Ode Restele, et al. "Pengaruh Struktur Geologi Terhadap Endapan Nikel Laterit Di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara." JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) 5, no. 1 (2021): 95. http://dx.doi.org/10.33772/jagat.v5i1.17079.

Full text
Abstract:
Abstrak: Penelitian yang dilakukan di daerah Morombo, Kabupaten Konawe Utara Sulawesi Tenggara, Indonesia bertujuan untuk mengindentifikasi struktur geologi yang berkembang dan menganalisis hubungan struktur geologi dengan kadar nikel (Ni) dan besi (Fe) pada endapan nikel laterit daerah penelitian. Penelitian ini melakukan pengamatan dan pengambilan sampel yang representatif secara langsung di lapangan pada bulan Juli-Desember tahun 2019. Sampel dianalisis menggunakan analisis X-Ray Fluoresence (XRF), untuk mengetahui sebaran kadar nikel (Ni) dan (Fe) dan pengaruh struktur terhadap endapan nikel laterit. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebaran kadar Ni dan Fe sangat bervariasi dengan kadar rata-rata sebesar 15.42 %. Struktur geologi yang berkembang adalah kekar berupa kekar gerus dan kekar tarik. Hasil analisis tegasan umum struktur geologi dengan kadar Ni dan Fe menunjukkan bahwa kadar Ni meningkat pada daerah yang memiliki struktur dengan mengikuti orientasi struktur geologi karena unsur ini memiliki tingkat daya larut yang tinggi sehingga mudah bergerak ke arah sepanjang struktur geologi. Sebaliknya, kadar Fe tidak terlalu berpengaruh terhadap orientasi struktur geologi karena unsur ini bersifat immobile dan tidak mudah larut karena memiliki kestabilan yang lebih tinggi. Kata Kunci : Struktur geologi, nikel, besi, nikel laterit, X-Ray Fluoresence.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!